PERANAN PEMUKA ADAT TERHADAP PELESTARIAN BUDAYA TABOT DI KOTA BENGKULU

Trisnadarti, Rani (2010) PERANAN PEMUKA ADAT TERHADAP PELESTARIAN BUDAYA TABOT DI KOTA BENGKULU. S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial.

[img]
Preview
Text
PERANAN PEMUKA ADAT TERHADAP PELESTARIAN BUDAYA TABOT DI KOTA BENGKULU.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) Seberapa besar peranan pemuka adat terhadap pelestarian budaya tabot, 2) Apa saja faktor-faktor penghambat dalam pelestarian budaya tabot. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan keruangan. Subyek penelitian ini adalah pemuka adat asal Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu yang sudah berumah tangga dan informan yang ditunjuk ebagai sumber data yang mampu memberikan informasi selengkap-lengkapnya serta relevan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) peranan pemuka adat terhadap pelestarian budaya tabot sang at besar, karena pemuka adat dalam hal ini adalah orang yang dituakan dan dijadikan pemimpin serta berperan penting dalam memimpin jalannya prosesi ritual tabot dari awal ritual sampai dengan akhir ritual. Pemuka adat juga berperan dalam memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan budaya tab at. 2) Faktor-faktor penghambat dalam melestarikan budaya tabot yaitu: a) Biaya, kurangnya bantuan dana dari pemerintah khususnya pada pembutan tabot sakral membuat Keluaga Keturunan Tabot harus mencari sendiri kekurangan dana untuk mencukupi segala kebutuhan dalam pembuatan tabot maupun pelaksanaan upacara tabot sampai dengan selesai, padahal sebagian besar Keluaga Keturunan Tabot hanya bekerja sebagai nelayan. b) Agama, pada prosesi ritual pengambilan tanah dan duduk penja, tokoh agama beranggapan hal tersebut tidak sesuai dengan syariat agama dan dianggap syirik, karena mempercayai tempat pengambilan tanah sebagai tempat keramat dan menganggap penja sebagai benda keramat. c) Tempat Upacara, Keluarga Keturunan Tabot kesulitan dalam ritual arak gendang, karena belum menemukan lokasi pengganti yang tetap atau lahan kosong yang luas seperti di lapangan Merdeka dulu.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Geografi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Geografi
Depositing User: Admin Pendidikan Geografi FIS
Date Deposited: 10 Dec 2015 02:04
Last Modified: 30 Jan 2019 05:46
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28724

Actions (login required)

View Item View Item