MAKNA SIMBOLIS PAKAIAN ADAT PENGANTIN SUKU SASAK LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

Siandari, Apriliasti (2013) MAKNA SIMBOLIS PAKAIAN ADAT PENGANTIN SUKU SASAK LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Apriliasti Siandari 08206244002.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok, NusaTenggara Barat yang dilatar belakangi adat istiadat sosial dalam masyarakat Sasak. Subjek penelitian adalah Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak. Penelitian difokuskan pada makna simbolis bentuk dan warna pakaian adat pengantin suku Sasak. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi data yang melibatkan pakar atau pengamat seni yang mengetahui tentang pakaian adat pengantin suku Sasak didaerah tersebut yang telah di akui keberadaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Proses upacara adat pengantin suku Sasak Lombok dapat membantu untuk mengetahui makna simbolis pada unsur-unsur pakaian adat pengantin. (2) Pakaian adat pengantin golongan bangsawan dimaknai dari segi perhiasannya, dilihat dari ekstrinsik dan intrinsik kualitas bahan terbuat dari bahan emas. Sedangkan untuk masyarakat biasa terbuat dari bahan perak atau tembaga. (3) Pakaian adat pengantin wanita terbagi menjadi empat bagian yaitu; kepala, leher, badan dan lengan. Untuk bagian kepala terdiri dari: pangkak kedebong malang mengandung makana bahwa pemakainya diharapkan mempunyai ketetapan hati yang kokoh, sengkang gigi due olas memiliki makna kesuburan, onggar-onggar mengandung makna dapat menjaga dan menjunjung tinggi pernikahan dan tidak mudah goyah dari pernikahan, kembang emas semanggi memiliki makna bahwa kehidupan sang pengantin akan selalu harmonis, lenteran suku-suku mempunyai makna akan kesuburan, lenteran memiliki makna akan kesuburan. Bagian leher terdiri dari: kalong ringgit mempunyai makna persatuan dan kesatuan dalam rumah tangga. Bagian badan terdiri dari: kancing rupiah emas memiliki makna keindahan dan kelemah lembutan seorang wanita, pending/sabuk emas memiliki makna mempersatukan dan memperkuat, lempot mempunyai makna berbudi pekerti halus dan rendah hati, bendang mempunyai makna sebagai simbol kehidupan. Pada bagian lengan terdiri dari: selongkak gendit ime memiliki makna mempersatukan, selongkak gendit nae memiliki makna memperkuat. Kemudian juga pengantin laki-laki terdiri dari bagian kepala, leher, badan dan lengan. Untuk bagian kepala terdiri dari: sapu’ nganjeng memiliki makna penghormatan kepada Tuhan. Pada bagian badan terdiri dari: kelambi pegon memiliki makna pemakainya berhati teduh dan terbuka, keris memiliki makna kejantanan.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: makna simbolis, pakaian adat, suku sasak
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Rupa
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Rupa
Depositing User: Admin Pendidikan Seni Rupa FBS
Date Deposited: 04 Nov 2015 01:57
Last Modified: 30 Jan 2019 05:14
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27930

Actions (login required)

View Item View Item