"BALIMAU" ABS-SBK IRREGULARITIES IN THE CIVIL SOCIETY IN WEST SUMATRA

Nur, Muhammad (2015) "BALIMAU" ABS-SBK IRREGULARITIES IN THE CIVIL SOCIETY IN WEST SUMATRA. In: 9th International Conference on Malaysia-Indonesia Relations (PAHMI 9) Faculty Of Social Sciences Yogyakarta State University.

[img] Text
Muhammad Nur, M.S, Dr. REVISI PAPER MNUR.doc

Download (341kB)

Abstract

Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat memiliki adat yang kuat dan agama yang kokoh. Ketika agama Islam masuk di Minangkabau dibuat kesepakatan antara Kaum penghulu dan Kaum Agama supaya adat dan agama saling menyesuaikan sehingga muncul pepatah “Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah”. Namun dalam perjalanannya ternyata tradisi lama yang bernuansa Hindu Budha masih diterapkan, karena masih terjadi praktek lama yang bertentangan dengan Islam. Balimau adalah suatu kepercayaan masyarakat Minangkabau terhadap pensucian diri. Ketika akan memasuki bulan Ramadhan, masyarakat mendatangi sungai-sungai untuk membersihkan diri. Mereka percaya bahwa mandi di sungai dapat mensucikan diri secara lahir dan batin. Pada mulanya peralatan mandi dibawa adalah jeruk nipis (limau) yang berfungsi untuk membersihkan rambut. Walaupun limau sudah digantikan oleh shampo, namun namanya masih “Mandi Balimau”. Masyarakat masih percaya bahwa pensucian diri harus dilakukan dalam sungai, dan tidak di lakukan di tempat lain. Para ulama di Sumatra Barat mengecam pelaksanaan “Mandi Balimau” tersebut, karena dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Agama Islam memerlukan suatu ajaran yang murni sesuai dengan ajaran Al Quran dan Hadis. Ceramah dan khotbah para ulama dalam menentangnya disampaikan pada saat malam Ramadhan atau Shalat Jumat. Namun kegiatan itu tetap dilakukan masyarakat Sumatra Barat. Aspek negatifnya adalah bahwa pada saat mandi balimau lebih didominasi oleh para remaja yang memiliki tujuan berbeda, seperti memadu kasih, berpacaran, dan sebagainya. Himbauan para ulama kepada mereka tidak dihiraukan. Tradisi itu tetap mereka lakukan setiap tahun ketika akan memasuki bulan Ramadhan. “Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah” secara murni belum bisa dijalankan dalam masyarakat Sumatra Barat yang dominan suku bangsa Minangkabau.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: Ilmu Sosial > Sejarah
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Admin Pendidikan Sosiologi FIS
Date Deposited: 30 Oct 2015 01:35
Last Modified: 12 Jan 2017 00:45
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27775

Actions (login required)

View Item View Item