PERUBAHAN FUNGSI TARI KINAI DALAM UPACARA KEJAI MENDUNDANG BENIH DI DESA AUR GADING KECAMATAN KERKAP KABUPATEN BENGKULU UTARA

Purbarini, Ginna Nafsyih (2013) PERUBAHAN FUNGSI TARI KINAI DALAM UPACARA KEJAI MENDUNDANG BENIH DI DESA AUR GADING KECAMATAN KERKAP KABUPATEN BENGKULU UTARA. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Ginna Nafsyih Purbarini 08209241017.pdf

Download (17MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang perubahan fungsi tari Kinai dalam upacara Kejai Mendundang Benih di desa Aur Gading Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara. Tari Kinai adalah salah satu jenis tari adat tradisional yang sebelumnya menjadi bagian dari tari upacara di dalam upacara Kejai Mendundang Benih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah dukun(Pawang) Kejai Mendundang Benih, seniman, penari Kinai, dan masyarakat di desa Aur Gading. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui tahapan-tahan reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk memperoleh data yang lebih akurat dilakukan uji keabsahan dengan menggunakan metode triangulasi data. Setelah dilakukan penelitian, maka dapat diproses hasil sebagai berikut; (1) Sejak tahun 1804-1950 upacara Kejai Mendundang Benih selalu dilaksanakan di desa Aur Gading. Upacara Kejai Mendundang Benih merupakan upacara adat masyarakat desa Aur Gading untuk memohon kesuburan tanah persawahan kepada Dewi Sri. Masyarakat setempat mempercayai bahwa upacara Kejai Mendundang Benih adalah upacara yang sakral. Hal itu dikarenakan dewa-dewa yang dipercayai masyarakat setempat hadir di dalam upacara tersebut dengan cara masuk kedalam jiwa penari yang menarikan 7 macam tarian.(2) Tari Kinai merupakan sarana utama dalam upacara Kejai Mendundang Benihyang dalam perkembangannya beralih fungsi sebagai pertunjukan. Tahun 1804 tari Kinai menjadi tari sakral dalam upacara Kejai Mendundang Benih, tahun 1969-1995 tari Kinai sudah dipertunjukan ke masyarakat dengan gerakan masih asli hanya saja rias dan busana lebih di perindah. Tahun 1996-sekarang tari Kinai sudah dipertunjukan keluar provinsi dan gerak, rias busana lebih dikreasikan. (3) Perubahan yang terjadi dalam tari Kinai disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang berubah, adanya dinamika kehidupan kesenian, dan sosialisasi pada masyarakat luas. (4) Perubahan fungsi tersebut mendapat tanggapan positif dari masyarakat, artinya masyarakat desa Aur Gading menyadari bahwa perubahan yang terjadi dalam rangka,menyesuaikan dengan perubahan jaman yang semakin maju. Masyarakat penerima warisan budaya, terus melakukan upaya untuk menjaga nilai-nilai budaya yang ada didalam upacara Kejai Mendundang Benih.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Tari Kinai, Perubahan fungsi, Upacara, Pertunjukan.
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Tari
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Tari
Depositing User: Admin Pendidikan Seni Tari FBS
Date Deposited: 27 Oct 2015 01:58
Last Modified: 30 Jan 2019 04:44
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27624

Actions (login required)

View Item View Item