Dodhy Hyronimus, Ama Longgy (2015) BUDAYA PATRIARKI DAN PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN (Studi Pada Budaya Lamaholot di Waipukang Nusa Tenggara Timur). S1 thesis, UNY.
Text
Dodhy Hyronimus Ama Longgy_11110244015.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan antara anak laki- laki dan perempuan yang terjadi di desa Waipukang Nusa Tenggara Timur dan mengetahui dampak budaya Lamaholot terhadap kesenjangan gender dan pendidikan anak perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh melalui orang tua, tokoh masyarakat, kepala suku, pemerhati pendidikan, pemerhati perempuan, dan tokoh agama. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display, kesimpulan dan verifikasi. Teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data sumber dan teknik, meningkatkan ketekunan dan perpanjangan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan anak laki-laki dan perempuan di Waipukang Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh budaya Lamaholot yang menimbulkan kesenjagan antara anak laki-laki dan perempuan antara lain: (a) anak laki-laki diprioritaskan karena merupakan anak suku atau pewaris suku, (b) sedangkan anak perempuan disubordinasi karena orangtua merasa dirugikan jika menyekolahkan anak perempuan, sebab pasca menikah orangtua tidak mempunyai hak atas kehidupan anak perempuan. Budaya Lamaholot berdasarkan paham patriarki, berdampak pada kesenjangan gender oleh karena beberapa kesenjangan yang juga mempengaruhi pendidikan anak perempuan, diantaranya: (a) kesenjangan kedudukan antara anak laki-laki dan perempuan di masyarakat, (b) kesenjangan pengambilan keputusan, (c) kesenjangan hak dan kewajiban antara anak laki-laki dan perempuan, (d) perbedaan tugas antara anak laki-laki dan perempuan, (e) serta nilai anak dan peran budaya dalam mendidik anak di rumah. Dampak budaya patriarki terhadap pendidikan anak perempuan di Waipukang adalah, kurangnya perhatian dan prioritas orangtua akan pendidikan anak perempuan yang berimplikasi pada keterbelakangan anak perempuan di Waipukang. Selain itu ketika tidak diprioritaskan dalam pendidikan, anak perempuan melakukan protes baik secara fisik maupun non fisik terhadap orangtua, namun pada akhirnya anak perempuan menerimanya sebagai konsekuensi budaya yang harus dijalani. Kata kunci : Budaya Patriarki, budaya Lamaholot, pendidikan anak perempuan
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Perpustakaan |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) > Kebijakan Pendidikan |
Depositing User: | Admin Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP |
Date Deposited: | 13 Oct 2015 01:31 |
Last Modified: | 30 Jan 2019 03:54 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26868 |
Actions (login required)
View Item |