FENOMENA TARI RAYUB DI KECAMATAN JATIROGO KEBUPATEN TUBAN

Syahroni, Arim (2011) FENOMENA TARI RAYUB DI KECAMATAN JATIROGO KEBUPATEN TUBAN. S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial.

[img]
Preview
Text
FENOMENA TARI RAYUB DI KECAMATAN JATIROGO KEBUPATEN TUBAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tayub merupakan bentuk kesenian tradisional yang digemari di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Tayub sering dipentaskan dalam acara pernikahan, khitanan, dan bersih desa atau dengan tujuan untuk mendapatkan kesuburan. Pentas tari tayub ini tidak terlepas dari fenomena penyimpangan sosial, labeling dari masyarakat dan dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi pentas tari tayub dinilai menyimpang dari norma masyarakat sehingga menimbulkan labeling terhadap profesi ledhek dan mempengaruhi eksistensi ledhek serta dampak pentas tari tayub bagi ledhek dan masyarakat di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data utama yang terdiri dari ledhek, pengibing, dan tokoh masyarakat. sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari tayub diselenggarakan dua sesi yaitu siang dan malam hari. Eksistensi tari tayub dan ledhek masih terlihat yaitu Pemerintah Kabupaten Tuban setiap tahunnya mengirlmkan ledhek menjadi perwakilan Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti Anjungan Budaya di Jakarta, tampil di TMII dan menjadi salah satu acara wajib untuk hari jadi Kabupaten Tuban. Tari tayub yang dipentaskan dalam acara perkawinan, khitanan dan upacara bersih desa dipercaya dapat mempengaruhi kesuburan. Tari tayub mempunyai fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest dapat dilihat dari tujuan diadak:annya pentas tari tayub yaitu sebagai ungkapan rasa syukur, menjaga silaturahmi antara tokoh masyarakat dengan rakyatnya, sedangkan fungsi latent yaitu adanya penyimpangan, labeling dan dampak dari tari tayub. Bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi merupakan akibat dari pentas tari tayub yaitu sawer (sejak tahun 2003 dilarang oleh Pemerintah Kabupaten Tuban), minum-minuman keras, dan konflik serta perselingkuhan. Penyimpangan sosial tersebut, mengakibatkan munculnya labeling masyarakat terhadap ledhek baik positif maupun negatif. Tayub menimbulkan dampak positif dan negatif bagi ledhek dan masyarakat. Dampak positif dapat dilihat darl segi materl yang diperoleh ledhek cukup besar. Ledhek mempunyai pengalaman pentas di Jakarta. Dampak negatif yang dialami ledhek, yaitu mendapat labeling negatif dari masyarakat. Kata kunci: Tari tayub, ledhek, penyimpangan sosial, labeling, dampak

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Admin Pendidikan Sosiologi FIS
Date Deposited: 06 Oct 2015 06:29
Last Modified: 30 Jan 2019 03:45
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26643

Actions (login required)

View Item View Item