PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TRADISI KHITANAN ANAK PEREMPUAN (NGAYIK KA) DI DESA PAJAR BULAN, KECAMATAN KEDURANG, KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Windriana, Ellisa (2012) PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TRADISI KHITANAN ANAK PEREMPUAN (NGAYIK KA) DI DESA PAJAR BULAN, KECAMATAN KEDURANG, KABUPATEN BENGKULU SELATAN. S1 thesis, UNY.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI ELISSA JADI.PDF

Download (10MB) | Preview

Abstract

Tradisi khitanan anak perempuan (Ngayik ka) merupakan tradisi sunat pada anak perempuan yang ada di masyarakat Desa Pajar Bulan, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan. Tradisi khitanan anak perempuan (Ngayik ka) sampai saat ini masih eksis dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi khitanan anak perempuan, mengetahui faktor yang mendorong masyarakat berpartisipasi dalam tradisi khitanan (Ngayik ka), dan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam tradisi khitanan anak perempuan (Ngayik ka) di Desa Pajar Bulan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka. Subjek penelitian yakni ketua adat, orang tua, anak perempuan yang sudah dikhitan, dukun khitan, dan masyarakat. Sumber data yang digunakan seperti, sumber data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik Pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Validitas datanya menggunakan triagulasi sumber, sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif Miles dan Huberman, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan ada 3 kesimpulam pokok. Pertama, tradisi khitanan (Ngayik ka) ini hanya khusus untuk anak perempuan sekitar umur 3-12 tahun karena anak perempuan sudah menginjak remaja, proses khitanannya dengan memotong ujung klitoris anak perempuan oleh dukun khitan dan tempat proses khitanannya di sungai dengan melalui tahapan-tahapan pada proses khitanan serta upacara adat, fungsinya untuk membersihkan kotoran yang melekat pada klitoris anak perempuan. Kedua, faktor yang mendorong masyarakat berpartisipasi yakni masih ada ikatan saudara atau masih keluarga, masyarakat saling tolong menolong, peduli akan lingkungan serta tradisi khitanan di desa, dan hidup bermasyarakat. Faktor pendorong tersebut muncul karena adanya motivasi akan kesadaran untuk ikut serta dalam tradisi khitanan (Ngayik ka). Ketiga, bentuk partisipasi masyarakat dalam tradisi khitanan ada dua bentuk partisipasi yang nyata (berwujud), seperti uang, harta benda, beras, kelapa, barang dan tenaga, sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata (abstrak), seperti pikiran, ide dan penggambilan keputusan dalam menyiapkan upacara tradisi khitanan tersebut. Partisipasi masyarakat dalam tradisi khitanan (Ngayik ka) berawal dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan serta menilai sejauh mana persiapan proses tradisi khitanan. Kata Kunci: Tradisi Khitanan (Ngayik ka), Desa Pajar Bulan.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Admin Pendidikan Sosiologi FIS
Date Deposited: 12 Aug 2015 08:07
Last Modified: 30 Jan 2019 01:48
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24790

Actions (login required)

View Item View Item