Modal Sosial Pondok Pesantren Salafiyah Al-Qodir Tanjung Wukirsari Cangkringan Sleman Yogyakarta

Mushzabi, Hamdi Ahmadi (2015) Modal Sosial Pondok Pesantren Salafiyah Al-Qodir Tanjung Wukirsari Cangkringan Sleman Yogyakarta. S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial.

[img] Other (FIS Digital)
skripsi full 08413241028.swf - Accepted Version

Download (1MB)
Official URL: http://library.fis.ac.id

Abstract

Pondok pesantren merupakan lembaga keagamaan Islam yang unik dan khas Indonesia. Eksistensi pesantren yang bertahan melewati berbagai tekanan sejak berdirinya serta perannya yang terlampau banyak bagi bagi masyarakat menjadikan pesantren layak dijadikan sebagai obyek kajian. Pesantren yang rata-rata didirikan alumni santri, keterkaitan pesantren dengan organisasi tertentu, norma-norma keseharian unik dari pesantren, serta kepercayaan masyarakat terhadap pesantren mendasari kajian modal sosial ini. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial Pondok Pesantren Salafiyah Al-Qodir serta faktor-faktor penciptaan dan perusakan modal sosial pada pesantren ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif eksploratif serta partisipatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh observasi dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan pesantren, lurah pondok, santri, alumni, masyarakat sekitar serta beberapa pihak-pihak yang melakukan kerjasama dengan pesantren. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan subyek dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian modal sosial Pondok Pesantren Salafiyah Al-Qodir menunjukkan modal sosial terdiri dari tiga unsur norma, kepercayaan dan jaringan. Norma dibagi menjadi dua, norma tertulis dan tidak tertulis. Norma tertulis sesuai dengan norma yang tercantum dalam peraturan pesantren, sedangkan norma yang tidak tertulis tercermin dalam keseharian di pesantren. Kepercayaan menurut kemunculannya terdiri dari kepercayaan askriptif berdasarkan kedekatan dan prosesual berdasarkan proses pengalaman. Jaringan terbagi menjadi ikatan kuat (jaringan intern serta dengan lembaga yang memiliki kedekatan kultur dan ideologis dengan pesantren), serta jaringan lemah (jaringan dengan lembaga di luar pesantren). Faktor perusakan modal sosial meliputi: 1) Penutupan jaringan untuk memunculkan norma, karena kurangnya tata kelola jaringan yang ada jaringan yang dimiliki pesantren belum bisa mengahasilkan norma dan masih berserakan 2) Stabilitas struktur sosial, struktur terlihat stabil meski kurang fungsional serta kurangnya mobilitas struktur. Faktor penciptaan modal sosial meliputi: 1) Ideologi, Al-Qodir menganut ideologi Islam Ahlusssunnah wal jamaah ala NU dan tidak menutup hubungan dengan ideologi lain, ideologi yang terbuka dan sesuai kondisi masyarakat sekitar 2) Faktor kekayaan, faktor kekayaan yang tidak merata membuat banyaknya modal sosial di pesantren ini. kata kunci : Pondok Pesantren, Al-Qodir, Modal Sosial

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi Antropologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIPOL) > Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Admin Pendidikan Sosiologi FIS
Date Deposited: 29 Jun 2015 01:54
Last Modified: 30 Jan 2019 00:16
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21806

Actions (login required)

View Item View Item