Nurjannah, Rina (2013) MAKNA SIMBOLIK YANG TERDAPAT PADA KESENIAN TRADISIONAL BOKORAN DALAM UPACARA ADAT MITONI DI DESA SIDANEGARA KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
|
Text
Rina Nurjannah 09209241033.pdf Download (7MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik yang terdapat pada kesenian tradisional Bokoran dalam upacara adat mitoni (tujuh bulanan) di desa Sidanegara Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian adalah makna simbolik yang terdapat pada kesenian tradisional Bokoran dalam upacara adat mitoni. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni, subjek penelitian adalah pelatih kesenian Bokoran, penari, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang mengetahui kesenian tradisional Bokoran. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat makna simbolik dalam ragam gerak antara lain, (a) ragam gerak “sedhakep” memiliki makna ketenangan dalam berdoa untuk keselamatan bayi, (b) ragam gerak “lampah semar” memiliki makna hubungannya antara manusia dengan Alloh SWT dan manusia dengan sesama manusia, (c) ragam gerak “nyikut” memiliki makna untuk tidak menyakiti orang lain, (d) ragam gerak “jungglahan” memiliki makna optimis dalam melakukan sesuatu, (e) ragam gerak “golek” memiliki makna jadilah manusia yang luwes jangan kaku seperti boneka, (f) ragam gerak “mbalang sukerta” memiliki makna membuang kejelekan/kesialan, (g) ragam gerak “tabur bunga” memiliki makna menebar kebaikan bagi keluarga dan bangsanya, (2) makna simbolik dalam syair puji-pujian dan cakepan memiliki makna do’a/permohonan keselamatan bagi ibu dan calon bayi, (3) makna simbolik dalam ritual mitoni, antara lain : adus wuwung memilik makna membersihkan dan mensucikan diri dari rambut sampai kaki, nasi tumpeng berwarna putih mengandung makna suci serta bentuk kerucut merupakan simbol bahwa semua makhluk di dunia diciptakan oleh Tuhan, jledhug memilik makna membuka jalan lahirnya bayi dan mengusir roh-roh jahat.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | makna simbolik, kesenian tradisional, bokoran |
Subjects: | Seni dan Budaya > Seni Tari |
Divisions: | Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Tari |
Depositing User: | Admin Pendidikan Seni Tari FBS |
Date Deposited: | 17 Jun 2015 07:25 |
Last Modified: | 29 Jan 2019 23:43 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20862 |
Actions (login required)
View Item |