IDENTITAS MASYARAKAT BAWEAN DALAM KUMPULAN PUISI BUWUN KARYA MARDI LUHUNG

Mutayasaroh (2014) IDENTITAS MASYARAKAT BAWEAN DALAM KUMPULAN PUISI BUWUN KARYA MARDI LUHUNG. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Mutayasaroh 09210141004.pdf

Download (825kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wujud kondisi sosial budaya masyarakat Bawean, (2) wujud identitas masyarakat Bawean, (3) unsur pembangun puisi yang digunakan penyair untuk menggambarkan identitas masyarakat Bawean dalam kumpulan puisi Buwun karya Mardi Luhung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kumpulan puisi karya Mardi Luhung yang berjudul Buwun. Penelitian difokuskan pada masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya masyarakat Bawean dan identitas masyarakat Bawean. Data diperoleh dengan teknik baca dan teknik catat. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif yang keabsahannya diperoleh melalui validitas referensial dan reliabilitas data dengan berlandaskan pada teori sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Kondisi sosial budaya masyarakat Bawean dalam kumpulan puisi Buwun dekat dengan alamnya dan terajdi interaksi antarwarga yang intim, sehingga masyarakat Bawean yang terekspresikan dalam kumpulan puisi Buwun ialah mereka berprofesi sebagai nelayan, sering merantau ke luar pulau untuk mencari ikan atau berdagang. Sehubungan dengan hal itu, terjadi kecemburuan sosial dan penarikan retribusi kapal secara liar. Masyarakat Bawean memberlakukan sistim gotong royong untuk membantu satu sama lain, misalnya dalam urusan kurban. Masyarakat Bawean menggunakan jukung, gudang beras, kenong batu, dan bumbung aren. Sistim kerabatan mereka adalah sistim kekerabatan patrilineal dan masyarakat Bawean memiliki kebiasaan membuat nasi hijau. (2) Masyarakat Bawean yang terekspresikan dalam kumpulan puisi Buwun tinggal di sebuah pulau terpencil, memiliki bahasa yang khas yang disebut bahasa Boyan sehingga untuk menyebut kapal layar mereka menggunakan istilah jukung dan kelotok, masyarakat Bawean juga percaya pada mitos tentang Kubur Panjang, Waliyah Zainab, serta legenda terjadinya Danau Kastoba. (3) Unsur pembangun puisi dalam kumpulan puisi Buwun mengekspresikan wujud identitas masyarakat Bawean. Unsur pembangun yang paling berperan dalam upaya penyampaian tersebut ialah diksi, bahasa kias, citraan, dan sarana retorika. Diksi terdiri atas pulau, pantai, pohon nyiur, ketam, dan lain-lain. Sarana Retorika terdiri atas hiperbola, paradoks, ironi, repetisi, pertanyaan retoris. Bahasa kias terdiri atas personifikasi, simile, dan metafora. Citraan terdiri atas citra gerak, penglihatan, dan pendengaran.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: kondisi sosial budaya, identitas masyarakat Bawean, masyarakat Bawean, puisi, sosiologi sastra
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Sastra Indonesia
Depositing User: Admin Pendidikan Bahasa Indonesia FBS
Date Deposited: 30 Apr 2015 07:15
Last Modified: 29 Jan 2019 21:55
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17942

Actions (login required)

View Item View Item