ANALISIS KOMPARASI WACANA NARASI PADA CERITA ANAK DI BUKU SEKOLAH DASAR KELAS 4 DAN MEDIA MASSA

Fauzia, Agustina Kurniati (2014) ANALISIS KOMPARASI WACANA NARASI PADA CERITA ANAK DI BUKU SEKOLAH DASAR KELAS 4 DAN MEDIA MASSA. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Agustina Kurniati F 09210141032.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, struktur, dan makna hubungan antarklausa kalimat tunggal dan kompleks, serta produktivitas penggunaan kalimat tunggal dan kompleks wacana narasi pada cerita anak di buku sekolah dasar kelas 4 dan media massa. Hal tersebut agar dapat diketahui komparasi wacana fiksi dan nonfiksi yang ditemukan dalam penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah cerita pendek khusus untuk anak yang dikumpulkan dari berbagai buku ajar dan media massa, yang berupa cerita fiksi dan nonfiksi kemudian dibandingkan. Hal yang dibandingkan adalah penggunaan kalimat tunggal dan struktur kalimat kompleks dari cerita narasi fiksi dengan cerita narasi nonfiksi. Data diambil dari Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan beberapa surat kabar rubrik khusus anak. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, bentuk kalimat yang ditemukan dalam wacana narasi baik fiksi maupun nonfiksi adalah sama, yaitu kalimat tunggal dan kalimat kompleks (kalimat majemuk setara, dan kalimat majemuk bertingkat). Pada wacana narasi fiksi bentuk kalimat yang dominan ialah kalimat tunggal, yaitu 56,8%, sedangkan pada wacana narasi nonfiksi yang dominan ialah kalimat kompleks jenis majemuk bertingkat, yaitu 51,9%. Kedua, struktur kalimat tunggal yang ditemukan pada wacana narasi fiksi lebih banyak dari wacana narasi nonfiksi, yaitu sebanyak 13 macam, sedangkan pada wacana narasi nonfiksi hanya 9 macam. Struktur kalimat majemuk setara dibagi menjadi kalimat majemuk setara yang alat penghubung antarklausanya berupa konjungsi dan yang berupa tanda koma. Pada wacana narasi nonfiksi hanya ditemukan jenis kalimat majemuk setara yang alat penghubung antarklausanya berupa konjungsi. Struktur kalimat majemuk bertingkat dibagi menurut unsur yang diisi oleh klausa bawahan. Pada wacana narasi fiksi ditemukan sebanyak 9 macam, sedangkan pada nonfiksi sebanyak 6 macam. Ketiga, makna hubungan antarklausa yang ditemukan pada wacana narasi fiksi maupun nonfiksi ada 16 jenis. Pada wacana narasi fiksi ditemukan makna penjumlahan, perurutan, perlawanan, lebih, waktu, perbandingan, sebab, akibat, syarat, pengandaian, harapan, penerang, isi, cara, pengecualian, kegunaan. Pada wacana narasi nonfiksi ditemukan makna penjumlahan, perurutan, pemilihan, perlawanan, lebih, waktu, perbandingan, sebab, akibat, syarat, harapan, penerang, isi, cara, pengecualian, kegunaan.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: kalimat tunggal, kalimat kompleks, cerita anak, narasi fiksi, narasi nonfiksi
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Sastra Indonesia
Depositing User: Admin Pendidikan Bahasa Indonesia FBS
Date Deposited: 30 Apr 2015 02:31
Last Modified: 29 Jan 2019 21:53
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17870

Actions (login required)

View Item View Item