KERAJINAN TENUN SONGKET DI PERUSAHAAN UD BIMA BERSINAR PENARAGA KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

Mardyah, Siti (2014) KERAJINAN TENUN SONGKET DI PERUSAHAAN UD BIMA BERSINAR PENARAGA KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Siti Mardyah 08207241011.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kerajinan kain tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar, Penaraga, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini di fokuskan pada proses pembuatan, motif, warna dan makna simbolik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan dari hasil pengamatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi serta menggunakan alat bantu lain berupa Mp4 dan kamera digital. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini di analisis secara deskriptif dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan menarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Proses pembuatan tenun songket dihasilkan dengan teknik menenun (benang pakan dan benang lungsi). Tahap pembuatannya terdiri dari empat tahap : a. Pembuatan pola, b. Memasang benang lungsi pada peralatan tenun, c. Membentuk motif pada tenun dan d. Finishing. 2. Motif yang diterapkan pada Kerajinan tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar antara lain: a. Nggusu waru tidak penuh, b. Isi mangge, c. Nggusu waru trali, d. Nggusu upa, dan e. Kapi keu, yang secara garis besar motif-motif di atas terdiri dari bentuk daun, belah ketupat, lingkaran dari susuna daun, persegi panjang, kotak-kotak dan kepiting. Warna yang digunakan tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar yaitu kuning tua, kuning emas, kuning muda, biru, biru tua, merah, merah muda, putih, hijau, hitam. Makna Simbolik kain tenun songket adalah di Kehidupan masyarakat Bima Nusa Tenggara Barat khususnya masyarakat kota bima tidak akan terlepas dari apa yang namanya simbol, diantaranya: a. Kain tenun songket Nggusu waru tidak penuh adalah delapan sifat, delapan sifat tersebut yaitu berbudi pekerti luhur, mementingkan kepentingan kelompok dari pada mementingkan golongan, suka membantu, sopan, jujur, bekerja keras dan mempunyai jiwa pemimpin. b. Kain tenun Isi mangge adalah dalam bahasa Bima di sebut dengan isi mangge, dimana asamnya juga sangat bermanfaat untuk para ibu-ibu rumah tangga yaitu untuk digunakan dalam kebutuhan memasak. c. Kain tenun songket Nggusu waru trali (berputar) yaitu hidup ini tidak selalu pada tempatnya, akan tetapi selalu berubah-berubah. d. Kain tenun songket Nggusu upa adalah banyaknya sudut atau bagian dari motif tersebut yaitu empat bagian dalam bahasa Bima disebut nggusu upa, dan e. Kain tenun songket Kapi keu yang makna nya diambil dari kepiting yang gerakkannya lambat.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: kerajinan tenun, kain tenun songket, teknik menenun
Subjects: Seni dan Budaya > Seni Rupa
Divisions: ?? fbs_kriya ??
Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya (FBSB) > Pendidikan Seni Rupa > Pendidikan Kriya
Depositing User: Admin Pendidikan Seni Kerajinan FBS
Date Deposited: 27 Apr 2015 03:37
Last Modified: 20 Sep 2023 01:04
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17575

Actions (login required)

View Item View Item