ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA, JAWA, DAN BANJAR:DASAR PENYUSUNAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS KULTUR

Suhardi, DR. (2010) ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA, JAWA, DAN BANJAR:DASAR PENYUSUNAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS KULTUR. [Experiment/Research]

[img] Text
14_Suhardi.doc

Download (30kB)

Abstract

Pada tahun pertama, penelitian ini bertujuan untuk (i) mengidentifikasi karakteristik kebahasaan dan budaya bahasa Indonesia, Jawa, dan Banjar, (ii) membandingkan karakteristik bahasa dan budaya tersebut secara sinkronis, dan (iii) menemukan kekhasan masing-masing, yaitu bahasa dan budaya Indonesia, Jawa, dan Banjar. Pada tahun kedua, penelitian bertujuan untuk menemukan model pembelajaran bahasa berbasis kultur berlandaskan hasil penelitian tahun pertama dan dikuatkan oleh hasil penelusuran pustaka yang relevan Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian research dan development (R &D). Pada tahun pertama, dilakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan kebahasaan dan budaya antara bahasa-bahasa yang diteliti. Data diperoleh melalui instrumen yang berupa daftar tanyaan bahasa dan budaya dengan metode wawancara, observasi, dan simak. Dengan analisis kontrastif, yang menggunakan metode sinkronis, data dianalisis secara deskriptif komparatif. Pada tahun kedua, dikembangkan model pembelajaran bahasa berbasis kultur. Indikator model dikembangkan melalui kajian pustaka dan focus group discussion (FGD), selanjutnya model hipotetik divalidasi oleh expert maupun pengguna melalui eksperimen di sekolah terpilih. Semangat cross culture studies ini berkembang dari ide menyatukan dan membangun bangsa. Penelitian ini diawali dari studi bahasa-budaya dan bermuara pada integrasi bangsa dan harmoni sosial. Pada penelitian tahun pertama ini dihasilkan deskripsi kemiripan dan kesamaan antara bahasa Indonesia, bahasa Banjar, dan bahasa Jawa. Kesamaan dan kemiripan ketiga bahasa itu berkenaan dengan aspek kebahasaan pada tataran kosakata, struktur frasa, dan struktur klausa/kalimat. Pada tataran kosakata, ketiga bahasa itu menampakkan (i) kesamaan kata dan (ii) kemiripan kosakata, baik dari aspek fonologis dan morfologisnya. Pada tataran frasa, ketiga bahasa menampakkan kesamaan struktur, yaitu berstruktur Diterangkan-Menerangkan (DM). Pada tataran klausa/kalimat, ketiga bahasa menampakkan struktur yang sama, baik pada klausa yang berstruktur S-P, S-P-O/PEL, maupun S-P-K. Artinya, ketiga bahasa itu termasuk kelompok bahasa yang berpola S-V-O. Dalam hal budaya, masyarakat tutur bahasa Indonesia, Jawa, dan Banjar memiliki kesamaan dalam hal penyebutan (i) bilangan atau angka, (ii) waktu dan musim, (iii) ukuran, (iv) bagian tubuh, (v) kata sapaan, (vi) nama hubungan kekerabatan, (vii) pakaian dan perhiasan, (viii) nama binatang atau hewan, (ix) nama tanaman, buah-buahan, dan bagiannya, (x) nama dan peristiwa alam, (xi) nama rumah dan bagian-bagiannya, (xii) nama alat dapur, perabot rumah tangga, alat pertanian, alat pertukangan, dan senjata tajam, (xiii) nama makanan, (xiv) nama aktivitas, dan (xv) nama warna, rasa, dan keadaan. Untuk aspek budaya yang berkenaan dengan penyebutan arah, masyarakat tutur bahasa Indonesia memiliki kesamaan dengan masyarakat tutur bahasa Banjar, tetapi bahasa Jawa tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar. Lebih lanjut, dalam hal pola penyusunan struktur frasa dan klausa/kalimat, masyarakat tutur bahasa Indonesia, Jawa, dan Banjar memiliki pola pikir yang sama. Hasil penelitian pada tahun pertama ini akan digunakan sebagai dasar penyusunan model pembelajaran bahasa pada tahun kedua. Kata kunci: analisis kontrastif, pembelajaran bahasa kedua, model pembelajaran bahasa berbasis kultur

Item Type: Experiment/Research
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
LPPM
Divisions: LPPM - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Date Deposited: 29 Jun 2012 07:24
Last Modified: 02 Oct 2019 02:15
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1318

Actions (login required)

View Item View Item