PERUBAHAN KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN DI YOGJAKARTA, SEMARANG, SURABAYA, PROBOLINGGO DAN MALANG

Juniarti, Visa (2009) PERUBAHAN KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN DI YOGJAKARTA, SEMARANG, SURABAYA, PROBOLINGGO DAN MALANG. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009. ISSN 978-979-96880-5-7

[img]
Preview
Text
64_Fis_Juniarti_Visa1.pdf

Download (542kB) | Preview

Abstract

Telah dilakukan penelitian Perubahan Klimatologis Curah Hujan di daerah Yogyakarta (-7.490 LS; 112.240 BT), Semarang (6.960 LS; 110.420 BT), Surabaya (-7.390 LS; 112.870 BT), Probolinggo (-7.980 LS; 113.210 BT) dan Malang (-7.980 LS; 112.60 BT) dengan menggunakan data curah hujan bulanan selama 104 tahun (1901-2005) yang diperoleh dari BMG. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari perubahan iklim dalam kurun waktu 1901-2005. Untuk menunjukkan bahwa variasi curah hujan bersifat unik dan mengkaji ada tidaknya perubahan curah hujan klimatologis (kurun waktu 30 tahunan), Dalam penelitian ini difokuskan pada bulan basah (Desember Januari Februari) dan bulan kering (Juni Juli Agustus). Dari hasil analisis data diperoleh untuk daerah Yogyakarta rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 352 mm/bln, dan pada bulan kering (JJA) sebesar 55 mm/bln. Peluang curah hujan maksimum terjadi pada bulan basah DJF-2 (1911-1940) sebesar 42 %, Peluang pada bulan kering JJA-8 (1971-2000) sebesar 54 %. Daerah Semarang rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 349 mm/bln dan pada bulan kering (JJA) sebesar 95 mm/bln. Untuk peluang curah hujan maksimum pada bulan basah (DJF) sebesar 55 % pada periode DJF-4 (1931-1960) dan 48 % pada bulan – bulan kering (JJA) yang terjadi pada periode JJA-9(1981-2005). Selanjutnya rata-rata curah hujan pada bulan basah (DJF) di Surabaya sebesar 291 mm/bln dan pada bulan kering (JJA) sebesar 40 mm/bln. Untuk peluang curah hujannya maksimum sebesar 59 % pada periode DJF-4 (1931-1960) dan 45 % pada periode JJA-8 (1971-2000) di bulan kering. Kemudian daerah Probolinggo rata-rata curah hujan pada bulan basah (DJF) sebesar 261 mm/bln, pada bulan kering(JJA) sebesar 33 mm/bln. Sedangkan peluang curah hujan di daerah Probolinggo ini maksimum terjadi pada periode DJF-9 (1981-2005) sebesar 32 %. Peluang curah hujan bulan kering (JJA) di Probolinggo terjadi pada periode JJA-5(1941-1970) sebesar 51 %. Malang rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 321 mm/bln dan pada bulan kering(JJA) sebesar 49 mm/bln. Peluang curah hujan maksimum terjadi pada periode DJF-8 (1971-2000) sebesar 59 % dan peluang maksimum sebesar 56 % yang terjadi pada periode JJA-8 (1971-2000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan klimatologis curah hujan selama 104 tahun, diperolehnya pergeseran-pergeseran pola curah hujan klimatologis.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Curah hujan, bulan basah (DJF, bulan kering (JJA)
Subjects: Prosiding > Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Fisika > Fisika
Depositing User: Eprints
Date Deposited: 04 Mar 2015 02:24
Last Modified: 06 Mar 2019 00:45
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12306

Actions (login required)

View Item View Item