Penerjemahan Aspek Budaya dalam Para Priyayi Karya Umar Kayam ke Ein Hauch Von Macht oleh Peter Sternagel

Mala, Nila viayanti (2014) Penerjemahan Aspek Budaya dalam Para Priyayi Karya Umar Kayam ke Ein Hauch Von Macht oleh Peter Sternagel. S2 thesis, UNY.

[img] Text
tesis-nila-viayanti-mala-12706251026.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) aspek budaya pada teks Para Priyayi dan terjemahannya yang berjudul Ein Hauch von Macht, (2) ideologi yang digunakan untuk menerjemahkan aspek budaya dalam Para Priyayi ke dalam Ein Hauch von Macht, dan (3) teknik penerjemahan yang digunakan pada proses penerjemahan teks Para Priyayi ke dalam Ein Hauch von Macht. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah satuan lingual yang berupa kata, frasa, klausa dan kalimat yang mengandung unsur budaya. Sumber data penelitian ini adalah teks translasional yang berjudul Para Priyayi karya Umar Kayam dan terjemahannya yaitu Ein Hauch von Macht yang diterjemahkan oleh Peter Sternagel. Para Priyayi merupakan teks sumber (TSu), sedangkan Ein Hauch von Macht adalah teks sasaran (TSa). Validitas data penelitian ini adalah validitas semantik dan expert judgement. Reliabilitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabilitas interater dan intrarater. Instrumen yang yang digunakan berupa human instrument. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Terdapat 457 data yang diklasifikasikan ke dalam sembilan aspek budaya yang merupakan modifikasi dari klasifikasi Koentjaraningrat (1974) dan Newmark (1987). Aspek tersebut adalah aspek material (122 data), agama (51 data), kekerabatan (109 data), ekonomi (28 data), gestur dan kebiasaan (61 data), estetik dan rekreasi (39 data), politik (28 data), ekologi (14 data), dan pendidikan (4 data). (2) Ideologi yang digunakan pada proses penerjemahan teks translasional Para Priyayi dan Ein Hauch von Macht adalah ideologi foreignisation (240 data) dan domestication (217 data). Kedua ideologi tersebut digunakan bersama-sama. Oleh karena itu, TSa memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi sehingga pembaca TSa dapat memahami makna teks dan mendapatkan pengalaman yang sama dengan pembaca TSu. Ideologi foreignisation dan domestication yang digunakan bersama-sama bertujuan untuk mempertahankan budaya yang ada pada TSu. Selain memperkaya pengetahuan pembaca sasaran akan budaya lain, penggunaan kedua ideologi tersebut akan meminimalisir kesulitan dalam menerjemahkan konteks budaya yang berbeda, karena tidak semua budaya yang ada pada bahasa sumber memiliki padanan dalam bahasa sasaran.(3) Teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik borrowing (116 data), calque (1 data), literal (199 data) modulasi (3 data), ekuivalensi (7 data), adaptasi (4 data), deskripsi (36 data), reduksi (16 data), dan couplets (74 data).

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: aspek budaya, ideologi penerjemahan, teknik penerjemahan, teks sumber (TSu), teks sasaran (TSa)
Subjects: Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Filsafat. Psikologi. Agama > Etika
Divisions: Sekolah Pascasarjana (SPS) > Program Pascasarjana > Linguistik Terapan
Depositing User: Perpustakaan Pascasarjana
Date Deposited: 03 Feb 2015 00:41
Last Modified: 17 Nov 2022 03:05
URI: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12051

Actions (login required)

View Item View Item