Tien, Aminatun (2009) NILAI-NILAI KEARIFAN LINGKUNGAN PADA PENGELOLAAN SAWAH SURJAN DI KULON PROGO. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009. ISSN 978-979-96880-5-7
|
Text
Bio_Tien A UNY.pdf Download (160kB) | Preview |
Abstract
Sebagai suatu ekosistem yang kompleks, yang melibatkan komponen abiotik, biotik, dan budaya manusia, maka pengelolaan sawah berarti pengelolaan ketiga komponen tersebut. Hal ini tentunya tidaklah mudah dan memerlukan teknologi yang tepat agar sawah bisa optimal dalam memproduksi padi dan tidak ada dampak negatif yang merusak lingkungan akibat pengelolaan yang salah. Banyak usaha telah dilakukan untuk pemecahan masalah tentang pengelolaan sawah yang tepat yang didasarkan pada hasil penelitian yang diciptakan dan diusulkan oleh para ilmuwan, tetapi transfer teknologi yang dilakukan secara top-down ini sering mengalami kegagalan. Oleh karena itu, muncul pergeseran paradigma yang cukup radikal ke arah partisipasi aktif petani dalam penelitian maupun pembangunan. Petani yang dulu obyek menjadi subyek, harapannya, melalui pengembangan teknologi partisipatif ini akan dihasilkan teknologi yang lebih tepat guna. Dengan demikian, pengetahuan lokal (local knowledge) perlu dihargai dan dikolaborasikan dalam penerapan teknologi budidaya pertanian. Pengelolaan sawah surjan di pesisir Kulon Progo adalah suatu wujud kearifan lingkungan yang bersumber dari local knowledge. Sawah surjan disebut demikian karena morfologi dari lahan sawah ini jika dilihat dari atas tampak bergaris-garis seperti baju surjan yang biasa dipakai orang Jawa tempo dulu, karena terdiri atas alur-alur tinggi dan rendah. Alur yang rendah (bagian bawah) ditanami padi, sedangkan bagian alur yang tinggi (guludan) ditanami palawija. Sistem ini khas daerah pesisir Kulon Progo, sebagai adaptasi masyarakat petani terhadap topografi rendah dan mudah tergenang air. Pembuatan guludan dan alur tersebut mnerupakan suatu cara petani dalam mengatur drainase. Selain itu, penerapan pola tanam yang polikultur (padi dan palawija) menjadikan ekosistem sawah surjan lebih stabil daripada sawah monokulktur.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kearifan Lingkungan, Sawah Surjan, Kulon Progo |
Subjects: | Prosiding > Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009 |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Pendidikan Biologi > Biologi |
Depositing User: | Eprints |
Date Deposited: | 25 Feb 2015 00:18 |
Last Modified: | 05 Mar 2019 04:40 |
URI: | http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12153 |
Actions (login required)
View Item |