Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T11:44:39ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T00:44:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12289This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122892015-03-04T02:25:06ZDistribusi Batu Arkelogis dari Candi Palgading di Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dengan Menggunakan Metode MagnetikDalam bulan oktober 2007 dilakukan pengukuran medan magnet total di situs Palgading dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM). Pengukuran tersebut bermaksud untuk mencari sebaran batuan-batuan penyusun candi Palgading yang sekarang tersebar dan terpendam di sekitar situs Palgading. Anomali medan magnet totalnya diperoleh dengan mengkorekasi data pengukuran dengan medan magnet utama bumi dan variasi harian dan kemudian direduksi ke kutub. Data hasil reduksi ke kutub digunakan untuk menghitung interpretasi semikuanitatif dengan menggunakan signal analitik dan pemodelan 2,5D untuk memperoleh kedalam batuan situs Palgading yang terpendam. Hasilnya menunjukkan bahwa kedalaman batuan yang terpendam di daerah A-B, I-J, dan K-L adalah 3,7m, 4m, dan 3m- SismantoFerdinand Nau Nigers2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T08:03:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12354This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123542015-03-04T02:25:06ZMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA
TERINTEGRASI KEMAMPUAN GENERIK SAINSPembelajaran kimia masih banyak ditemukan sebatas mengenal konsep kimia
dan belum mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir, sehingga mahasiswa
belajar kimia dengan cara menghafal. Pada persaingan bebas saat ini, bangsa
Indonesia harus meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki
daya saing tinggi. Untuk itu menuntut perkembangan cepat pola berpikir setiap
individu; agar dapat memenangkan persaingan dan diakui keberadaannya. Bertalian
penyiapan SDM berkualitas tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran kimia (MPK) terintegrasi
kemampuan generik sains untuk meningkatkan kemampuan berpikir calon guru kimia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. (R&D). Obyek
penelitianya adalah mata kuliah Kimia Dasar I, Dasar pemisahan analitik, serta Kimia
Organik I, dimana ketiga materi subyeknya saling bersinambungan. Pada tahap awal
penelitian ini, maka dilakukan pengkajian teoritis untuk merumuskan model
pembelajaran, indikator kemampuan generik sains dan kemampuan berpikir yang akan
di-kembangkan, diikuti penetapan media dan bahan ajar yang efektif untuk
meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir mahasiswa calon guru
kimia. Pengkajian deskriptif naturalistik dan eksploratif MPK dilakukan melalui
validasi pakar, uji coba empiris, revisi, sehingga hasil akhir tersusunya MPK final
aplikatif siap diterapkan untuk pengambilan data. Hasil penelitian me-nunjukkan
penerapan MPK terintegrasi kemampuan generik saians mampu (a) meningkatkan
kemampuan berpikir calon guru kimia sampai pada tingkat capaian kategori sedang
berdasarkan harga N-gain, setelah dilacak dengan tes longeot, (b) meningkatkan
penguasaan konsep kimia mahasiswa sampai pada harga N-gain sedang untuk kimia
dasar dan kimia organik, sedangkan mata kuliah Dasar Pemisahan Analitik sampai
capain N-gain kategori rendah, (c) memperoleh tanggapan positif mahasiswa,
terutama MPK yang dikembangkang dapat mengajak mahasiswa untuk terlibat aktif
selama pembelajaran, pemberian layanan bimbingan dan pertambahan konsep.
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, disarankan perlunya tindak lanjut penelitian
ini yaitu penerapam MPK pada pembelajaran kimia yang lebih luas.- Sudarmin2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T08:21:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12398This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123982015-03-04T02:25:06ZSTUDI ADSORPSI ION Au (III) DENGAN MENGGUNAKAN
ASAM HUMATProses adsoprsi ion Au (III) dengan menggunakan asam humat yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode batch. Asam humat diperoleh dari hasil
isolasi tanah gambut yang diambil dari Danau Rawapening Salatiga Jawa Tengah dan
karakterisasinya digunakan metode spektroskopi infra merah untuk menentukan
kandungan gugus fungsi yang terdapat di dalam asam humat. Hasil karakterisasi
asam humat diperoleh adanyak peregangan gugus OH pada daerah 3444,64 cm-1 dan
peregangan C=O dari COOH pada daerah 1637,32 cm-1. Jumlah ion Au (III) yang
teradsorp mencapai 84,05% dengan waktu kontak selama 1500 menit.Huda ThorikulIsmilayli NurulJuari Santosa Sri2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T08:21:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12400This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124002015-03-04T02:25:06ZSINTESIS AMIDA DERIVATIF DARI ASAM HUMAT DAN
APLIKASINYA SEBAGAI IONOFOR PADA ELEKTRODA
SELEKTIF ION Ni2+ BERBASIS MEMBRAN CAIRSintesis amida derivatif dari asam humat dan aplikasinya sebagai ionofor pada
elektroda selektif ion Ni2+ berbasis membran cair, telah dikembangkan. Amida
derivatif dari asam humat disintesis melalui jalur esterifikasi asam humat dengan
optimasi variasi komposisi reagent maupun katalis dan mengevaluasi kondisi optimum
eksperimen. Sintesis secara kimia polimer membran cair dengan mengimmobilisasi
amida derivatif dari asam humat yang berfungsi sebagai reagent indikator. Amida
derivatif dari asam humat diimobilisasi ke dalam polimer membran dengan teknik
enkapsulasi. Polimer membran terdiri dari 32% PVC, 64% plasticizer berupa
dibenzileter (DBE), 2% anion lipofilik seperti sodium tetrafenilborat (NaTPB) dan
asam oleat, dan 2% ionofor. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon elektroda
selektif ion antara lain pH dan waktu respon membran.
Karakteristik analitik dari elektroda selektif ion Ni2+ meliputi koefisien
selektivitas potensiometri, kisaran linier dari pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi
membran ESI. Koefisien selektivitas potensiometri ditentukan dengan metode larutan
terpisah (SSM) dengan konsentrasi ion utama dan ion pengganggu 0,1 M. Kisaran
linier dari pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi membran ESI ditentukan dengan
pengukuran potential sel (emf) pada kisaran konsentrasi ion logam utama (ion Ni2+)
1×10-7-1×10-1 M.
Hasil penelitian ini menunjukkan respon membran selektif terhadap ion Ni2+
dengan waktu respon ± 80 detik. Respon potensiometri dari sensor bergantung pada
pH larutan sampel dengan pH optimum 4,5. Faktor Nernst membran ESI adalah
±28,25 mV per dekade pada kisaran l- MuhaliSiswanta Dwi2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T00:47:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12406This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124062015-03-04T02:25:06ZKONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATISJebolnya tanggul Situ Gintung terjadi karena salah satunya disebabkan oleh tekanan air.
Air yang kadang nampak bersahabat ternyata dapat pula menunjukkan kekuatannya
untuk menjebol tanggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi mahasiswa
tentang tekanan hidrostatis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memahami
bahwa tekanan hidrostatis sebanding dengan kedalamannya, namun masih terdapat
beberapa mahasiswa yang mengganggap volume air mempengaruhi besarnya tekanan
hidrostatis. Didapatkan pula bahwa mahasiswa Pendidikan Fisika memiliki pemahaman
tentang konsep tekanan pada air lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa Pendidikan
Matematika. Dapat disimpulkan bahwa konsepsi mahasiswa bervariasi dimana latar
belakang pendidikan mempengaruhi variasi tersebut.Ongga PetrusSanwaty YaniSemuel Rondonuwu FerdyHari Kristiyanto Wahyu2015-03-04T02:25:05Z2019-03-08T06:20:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12217This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122172015-03-04T02:25:05ZPREDIKSI DATA HILANG MENGGUNAKAN NEURAL NETWORKFakta menunjukkan bahwa tidak semua data di lapangan merupakan data yang
lengkap, sering kita jumpai adanya data yang hilang (missing data). Dalam penelitian
ini, neural network (NN) dipilih sebagai metode untuk prediksi data hilang. NN adalah
suatu sistem proses informasi yang mempunyai karakteristik tampilan seperti pada
jaringan syaraf biologis. Dalam penerapannya NN mengandung sejumlah parameter
(bobot) yang terbatas. Jumlah parameter yang optimal tergantung pada penentuan
kombinasi yang tepat antara jumlah variabel input dan jumlah unit pada lapisan hidden.
Untuk menentukan jumlah unit pada lapisan hidden didasarkan pada kriteria informasi
MSE.
Data yang digunakan berupa data lengkap, IHK periode Januari 2002 sampai
dengan Januari 2007 (terdapat sebanyak 61 data). Data dieliminasi secara random
sebanyak 5%, 10%, 15% dan 20% sebagai data hilang. Untuk prediksi data hilang
dengan NN dilakukan pelatihan dari sebanyak 55 data pertama dikurangi banyaknya
data hilang sehingga diperoleh model dengan bobot-bobot tertentu. Model ini
selanjutnya akan digunakan untuk prediksi data hilang. Dari 5 data terakhir akan
diketahui tingkat kebenaran NN dalam prediksi data IHK.
Lebih lanjut, penulis membandingkan metode NN dengan metode yang lain,
yaitu substitusi mean dan mean dua data terdekat. Kesimpulan yang diperoleh adalah
metode NN memberikan MSE paling kecil dibandingkan dengan metode lain (mean dan
mean dua data terdekat), dalam hal prediksi 5 data terakhir dari data IHK yang
digunakan.Sulandari WinitaPalgunadi Yohanes Sarngadi2015-03-04T02:25:05Z2019-03-08T06:21:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12250This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122502015-03-04T02:25:05ZHUBUNGAN ANTARA ORDER DERIVATIF-FαDARI FUNGSI :fF→ DENGAN DIMENSI-γ DARI HIMPUNAN FRAKTAL FKurva-kurva kontinu tetapi mempunyai struktur yang tidak teratur (fraktal) seperti fungsi anak tangga Lebesgue-Cantor (fungsi singular Lebesgue-Cantor) dimana fungsi ini tidak terdiferensial hampir dimana-mana, sehingga fungsi ini bukan merupakan solusi dari persamaan diferensial biasa. Sebagai konsekuensinya, kalkulus biasa tidak dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan fungsi ini . Sehingga perlunya dikonstruksikan suatu derivatif dalam hal ini derivatif-Fα,yang dapat bekerja pada suatu himpunan fraktal. Dalam makalah ini dibahas hubungan antara order derivatif-Fα fungsi :fF→ dengan dimensi-γ dari himpunan fraktal F. Dengan menggunakan sifat-sifat derivatif-Fα dan dimensi-γ, dapat dibuktikan bahwa dimensi-γ himpunan perfek-α F sama dengan order derivatif fungsi :fF→ terhadap derivatif -Fα.Wibowo Supriyadi2015-03-04T02:25:05Z2019-03-08T06:21:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12254This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122542015-03-04T02:25:05ZMENUNJUKKAN SIFAT SIFAT AFFINITAS PERSPEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRIMisalkan s suatu garis dalam bidang (Euclides), α menyatakan suatu besaran sudut , dan μ suatu bilangan real yang tidak sama dengan nol, affinitas perspektif φ (s, α, μ ) didefinisikan sebagai suatu pemetaan dalam R2 yang memenuhi : (1). garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang berpasangan membuat sudut α dengan garis s, (2). Untuk setiap pasang titik P dan P’ yang bersesuaian dipenuhi : **'PPPP = μ, dengan P* adalah titik potong PP’ dengan s. Garis s disebut sumbu affinitas, α disebut sudut affinitas, dan μ disebut faktor skala. Affinitas perspektif antara lain mempunyai sifat-sifat : (1) merupakan transformasi, (2). Merupakan kolineasi, (3). Tidak mengubah kesejajaran, (4). Tidak mengubah perbandingan, (5). Perbandingan luas poligon dengan bayangannya adalah 1 : μ. . (6) titik invarian nya adalah titik-titik pada sumbu affinitas (7). Garis invarian nya adalah sumbu affinitas dan garis-garis yang membuat sudut α dengan sumbu affinitas /garis-garis yang sejajar arah affinitas. Sifat-sifat affinitas perspektif ini dapat ditunjukkan secara visual dengan lukisan / gambar. Saat ini papan tulis hitam dengan menggunakan kapur sudah jarang ditemui, terutama di kota-kota , karena sudah diganti dengan white board. Hal ini menyebabkan lukisan-lukisan geometri sulit dibuat. Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan komputer program CABRI. Justru dengan program ini lukisan/visualisasi lebih jelas, dan akurat.- Sugiyono2015-03-04T02:25:05Z2019-03-09T07:46:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12284This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122842015-03-04T02:25:05ZPENGEMBANGAN BOARD GAME MATEMATIKA DI SD NEGERI WADASARI, KABUPATEN SERANGMatematika adalah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bahkan oleh sebagian pelajar dianggap menakutkan. Demikian itu terjadi karena adanya rasa takut akan matematika yang mendekam dalam fikiran (Buxton, 1984:1). Rasa takut ini terjadi dikarenakan adanya Mind in Chaos (Buxton, 1984:85), yaitu suatu kesan negatif yang dibiarkan terjadi sejak mereka masih kecil, yang pada akhirnya hingga dewasa kesan negatif tersebut, yang menyatakan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan tetap tertanam. Salah satu saran yang diajukan untuk mengatasinya adalah melalui permainan dan pengalaman menarik lain yang terkait dengan matematika. Metode penelitian ini adalah Penelitian Pengembangan atau R & D (Research and Development). Dengan mendapat bantuan expert judgement dari: 1).Dr. Budi Koestoro (Program Magister Pendidikan UNILA), 2).Drs. Edi Prajitno, M.Pd (FMIPA UNY) dan 3).Drs. Yuyu Yuhana, M.Si (FKIP Untirta) dengan percobaan lapangan di SDN Wadasari, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Hasil penelitian adalah board game matematika yang menyajikan permainan dan pengalaman menarik terkait dengan matematika bagi siswa sekolah dasar.Fathurrohman MamanNindiasari HepsiRahayu Ilmiyati2015-03-04T02:25:05Z2019-03-06T08:03:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12356This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123562015-03-04T02:25:05ZTITANIUM DIOKSIDA TERDOPING NITROGEN : KAJIAN
TENTANG SINTESIS, KARAKTERISASI DAN APLIKASINYATelah dilakukan kajian tentang material titanium dioksida (TiO2) terdoping
nitrogen berkaitan dengan sintesis, sifat fisik dan aplikasinya. Titanium dioksida
merupakan semikonduktor yang dominan digunakan untuk berbagai aplikasi antara
lain di bidang fotokatalis, fotoelektrokimia dan fotovoltaik. Meskipun memiliki banyak
kelebihan, TiO2 memiliki keterbatasan karena dengan energi beda pita 3,0–3,4 eV TiO2
hanya aktif di daerah UV (200–410 nm). Hal tersebut menjadi problem ketika TiO2
digunakan untuk aplikasi pemanfaatan sinar matahari, dimana UV hanya 4–5% saja
dari spektrum sinar matahari yang sampai di permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sinar matahari, perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan respon TiO2 terhadap sinar tampak (~45% dari sinar matahari).
Fotoaktivitas TiO2 dapat ditingkatkan hingga ke daerah sinar tampak dengan
melakukan modifikasi permukaannya melalui doping nitrogen. Berdasarkan kajian
yang dilakukan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotoaktivitas TiO2
terdoping nitrogen antara lain konsentrasi nitrogen terdoping dan ukuran partikel.
Metode preparasi TiO2 terdoping nitrogen sangat berpengaruh terhadap kedua sifat
fisik tersebut, dimana metode pendekatan sol-gel menjadi teknik yang paling efektif
untuk mengontrol tingkat doping nitrogen dan ukuran partikel. Adanya nitrogen yang
terdoping pada TiO2 mampu memberikan pergeseran serapan hingga panjang
gelombang 700 nm dan semakin banyak konsentrasi nitrogen terdoping memberikan
pergeseran serapan yang semakin lebar ke daerah visibel. Penggunaan material TiO2
terdoping nitrogen untuk aplikasi fotokatalis dan fotovoltaik memberikan hasil yang
jauh lebih efektif dibandingkan TiO2 murni.Kusumawardani Cahyorini2015-03-04T02:25:05Z2019-03-06T08:21:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12402This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124022015-03-04T02:25:05ZSINTESIS ESTER DERIVATIF ASAM HUMAT DAN
APLIKASINYA SEBAGAI IONOFOR PADA ELEKTRODA
SELEKTIF ION Fe3+ BERBASIS MEMBRAN CAIRSintesis ester derivatif asam humat dan aplikasinya sebagai ionofor pada
elektroda selektif ion Fe3+ berbasis membran cair telah dikembangkan. Sintesis ester
derivatif asam humat dilakukan dengan mengoptimasi variasi komposisi dan
mengevaluasi kondisi optimum eksperimen. Ester derivatif asam humat
diimobilisasikan ke dalam polimer membran dengan teknik enkapsulasi. Polimer
membran terdiri dari 32% PVC, 64% plasticizer seperti ortho-nitrofeniloktileter (o-
NPOE) dan di-oktilptalat (DOP), 2% anion lipofilik seperti sodium tetrafenilborat
(NaTPB) dan asam oleat, dan 2% ionofor. Beberapa faktor yang mempengaruhi
respon ESI antara lain pH, larutan dalam dan waktu.
Karakteristik analitik dari elektroda selektif ion Fe3+ meliputi koefisien
selektifitas potensiometri, kisaran linier dari pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi,
reprodusibilitas, dan usia pemakaian membran ESI telah diamati. Koefisien selektifitas
potensiometri ditentukan dengan metode larutan terpisah (SSM) dengan konsentrasi
ion utama dan ion pengganggu dibuat sama yaitu 0,1 M. Kisaran linier dari
pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi, dan reprodusibilitas membran ESI ditentukan
dengan pengukuran potential sel (emf) pada kisaran konsentrasi ion logam utama (ion
Fe3+) 10-1-10-7 M. Usia pemakaian membran elektroda mengindikasikan tidak adanya
perbedaan yang signifikan dari faktor Nernst.
Hasil penelitian ini menunjukkan respon membran selektif terhadap ion Fe3+
dengan waktu respon ± 50 detik. Respon potensiometri dari sensor bergantung pada
larutan pH sampel. Faktor Nernst membran ESI adalah ±19 mV per decade pada
kisaran linier 10-1 - 10-7 M dengan rata-rata koefisien variansi (Kv) lebih kecil 5%.
Usia pemakaian membran elektroda selektif ion Fe3+ adalah 5 minggu.Hermanto DhonySiswanta Dwi- Muhali2015-03-04T02:25:04Z2019-03-08T06:19:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12214This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122142015-03-04T02:25:04ZPEMILIHAN UJI TERBAIK NON-PARAMETRIK UNTUK DUA SAMPEL BEBAS MENGGUNAKAN METODE SIMULASITelah tersedia beberapa statistik uji non-parametrik, seperti uji Cramer-von Mises, uji Kolmogorov-Smirnov, uji Wilcoxon, uji peringkat baru yang dapat digunakan untuk menentukan apakah dua sampel bebas berasal dari populasi yang sama atau tidak. Secara analitik keempat uji tersebut tidak dapat dibandingkan , namun demikian dalam makalah ini secara simulasi dapat dibandingkan dalam rangka untuk mencari uji terbaik diantara uji-uji tersebut. Berdasarkan hasil simulasi menunjukkan bahwa uji peringkat baru mempunyai kepekaan tertinggi didalam menolak Ho bila ternyata Ho salah. Ini berarti uji peringkat baru merupakan uji terbaik diantara uji-uji tersebut.- Sugiyanto2015-03-04T02:25:04Z2019-03-08T06:20:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12233This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122332015-03-04T02:25:04ZKOMBINASI FUNGSI TRANSFER DAN WAVELET UNTUK DISKRIMINASI SINYAL ULF GEOMAGNETMakalah ini membahas suatu pendekatan fungsi transfer antar-stasion yang dikombinasikan dengan transformasi wavelet. Kegunaan kombinasi kedua metode ini adalah untuk memisahkan sinyal ULF geomagnet dari nois yang ditimbulkan oleh sumber eksternal (ionosfer) dan lainnya, dalam arti mampu mengeliminasi nois pulsa magnet yang berasal dari interaksi matahari-bumi dan nois buatan yaitu dari kenderaan bermotor dan pabrik. Selain itu kontribusi dari kedua metode di atas juga dapat digunakan pada data-data yang berindikasi anomali perubahan geomagnet terkait dengan aktivitas kerak bumi.Maspupu John2015-03-04T02:25:04Z2019-03-08T06:21:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12247This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122472015-03-04T02:25:04ZSISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN NILAIEIGEN DAN VEKTOREIGEN MULTIPLISITAS TIGA ATAU LEBIHPembelajaran sistem persamaan diferensial didukung alat bantu berupa software MAPLE merupakan suatu alternative pendekatan yang layak dikembangkan, mengingat cakupannya yang menuntut pengetahuan dasar nilaieigen-vektoreigen dan dekomposisi matrik. Pembahasan teori dan contoh soal biasanya terbatas pada ukuran matrik 2x2, sehingga mahasiswa kurang mampu memahaminya dan kurang termotivasi. Salah satunya adalah menentukan solusi sistem persamaan diferensial dengan nilaieigen dan vektoreigen yang mempunyai multiplisitas 3 atau lebih. Dengan bantuan MAPLE disertai petunjuk praktikumnya, mahasiswa dapat ditugaskan untuk menggali kemampuannya sendiri. Makalah ini menjelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun petunjuk praktikum tersebut.- L.H. Wiryanto2015-03-04T02:25:04Z2019-03-08T06:21:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12251This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122512015-03-04T02:25:04ZAUTOMATIC DECTECTION OF CORONAL MASS EJECTION FOR SPACE WEATHERCoronal mass ejection (CME) is an important event that influences significantly the condition in interplanetary space as well as the Earth’s magnetosphere. A traditional effort to detect CME event is by visual inspection of coronagraph images sequentially. In order to support space weather related services at LAPAN, computer software is developed to detect automatically the event based on running difference images of coronagraph data taken by LASCO (Large Angle and Spectrometric Coronagraph Experiment) instrument aboard SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) spacecraft. The intensity profiles of selected area at several locations around the occulting disk are extracted from the running difference images. CME event will be identified when there is abruptly change in the intensity profile at particular position around the occulting disk. The time and location are recorded into a file for further verification. As an initial experiment, the procedures were applied to LASCO data taken in November 2003. This paper describes the methods, software development as well as the preliminary results of CME detection.Anwar Bachtiar2015-03-04T02:25:04Z2019-03-09T07:45:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12264This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122642015-03-04T02:25:04ZPENGUASAAN GURU-GURU SMP TERBUKA PADA MATERI PREDIKSI UN 2009Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi prediksi UN SMP 2009 bagi guru-guru pamong murid SMP Terbuka. Penelitian dilakukan terhadap 70 guru Matematika SMP yang bertugas untuk memberikan tutorial kepada murid SMP Terbuka di provinsi-provinsi : Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Lampung, Banten , Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena dikenakan kepada semua guru-guru yang bertugas memberikan totorial kepada murid SMP Terbuka. Jumlah populasi sebanyak 60 guru terdiri dari 7 provinsi saat dilakukan pembinaan persiapan menghadapi UN 2009 yang dilaksanakan region Bandung dan region Surabaya Perhitungan dengan melihat persentase penguasaan materi prediksi UN . Hasilnya menunjukkan bahwa 14,93 % guru kurang menguasai masalah perhitungan jarak dan waktu, 11,94% kurang menguasai himpunan bagian, 17,91% kurang menguasai kesebangunan, 11,94% kurang menguasai kekongruenan, 14,93% kurang menguasai statistik, 19,407% kurang menguasai pertidaksamaan, 13,43 % kurang menguasai rumus fungsi, dan 14,93 % kurang mengetahui aplikasi unsur lingkaranPrajitno Edi2015-03-04T02:25:04Z2019-03-06T08:21:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12396This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123962015-03-04T02:25:04ZTINJAUAN MIKROSTRUKTUR KEREAKTIFAN ANATAS DAN
RUTIL SEBAGAI MATERIAL SUPERFOTOHIDROFIL
PERMUKAANTitanium dioksida (TiO2) memiliki sebelas polimorf atau alotrop. Tiga di
antaranya terdapat di alam dalam bentuk mineral stabil yaitu anatas, rutil dan brookit.
Tiga yang lain bersifat metastabil yang dihasilkan secara sintesis yaitu TiO2(B),
TiO2(H)-holandit, TiO2(R)-ramsdelit, sedangkan lima lainnya dihasilkan melalui
sintesis dengan perlakuan tekanan dan temperatur tinggi yaitu TiO2 tipe kolumbit a-
PbO2 (TiO2-II), TiO2 tipe badeleyit (TiO2-MI), TiO2-ortorombik (TiO2-OI), TiO2 tipe
fluorit CaF2 dan TiO2 tipe cotunit. Di antara ke sebelas polimorf TiO2 tersebut, anatas
dan rutil paling banyak digunakan untuk aplikasi dalam kehidupan. Nanopartikel
titanium dioksida digunakan secara luas sebagai: cat, penyaring, fotovoltaik berbasis
zat pewarna (sel Grätzel), fotokatalis, pembersih otomatis permukaan, pengembangan
hidrofil aktif atau superfotohidrofil permukaan, dan anti bakteri. Konsep dan prinsip
kinerja TiO2 berbeda satu sama lain berdasarkan fungsionalnya. Artikel ini akan
meninjau prinsip dan konsep fungsi anatas dan rutil sebagai superfotohidrofil yang
berkaitan dengan situs-situs aktif dari segi mikrostruktur atau bidang-bidang kristal.
Hasil kajian secara mikrostruktur bidang-bidang atau sisi-sisi kristal aktif yang
terdapat pada anatas menunjukkan bahwa sisi kristal (001) dan (011) yang mengikat
molekul air. Diantara kedua sisi kristal tersebut, kereaktifan sisi (001) lebih besar
daripada sisi (011) sebagai superfotohidrofil permukaan. Sisi-sisi kristal pada rutil
yang aktif mengikat air yaitu sisi (110) dan (001). Sisi (110) bersifat superfotohidrofil
lebih besar dengan adanya radiasi sinar ultra violet (UV) daripada sisi (001).Sutrisno Hari2015-03-04T02:25:03Z2019-03-08T06:20:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12219This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122192015-03-04T02:25:03ZKAJIAN MODEL REGRESI ASYMTOTICModel Regresi nonlinier memiliki sebaran data yang tidak linier, dugaan parameter yang menyimpang dari garis linier, berdistribusi normal dengan rata-rata nol dan varian 2σ. Model Regresi Asymtotic berbeda dengan model Regresi nonlinier lainnya, dimana bentuk umumnya ixiyβγα−=, mempunyai fungsi model yang terpisah antara parameter linier dan nonlinier. Karena itu, pendugaan parameternya dapat dipisah yaitu menggunakan Metode Kuadrat Terkecil (MKT) untuk parameter linier dan MKT linierisasi untuk parameter nonlinier. Disini akan dikaji cara menentukan dugaan parameter model Regresi Asymtotic dengan menggunakan MKT dan MKT linierisasi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dugaan parameter yang mengalami bias adalah γˆ. Untuk memperbaiki agar tidak bias dilakukan reparameterisasi terhadap γˆ. Ukuran bias ini merupakan ukuran penyimpangan γˆ terhadap persamaan garis linier yang besarnya ditentukan oleh fungsi diferensial pertama dan kedua dan letak biasnya pada suku kedua deret Taylor.Andriani YuliCahyawati DianYantini Novi2015-03-04T02:25:03Z2019-03-08T06:20:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12223This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122232015-03-04T02:25:03ZMaximum Likelihood Estimation Model Linear dan Log-Linear dalam Regresi PoissonRegresi Poisson digunakan untuk pemodelan pada respon berdistribusi Poisson. Parameter rata-rata merupakan fungsi dari variabel independen. Telah dilakukan estimasi terhadap parameter dalam regresi Poisson menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Estimasi didasarkan pada model linear dan model log-linear. Kedua model dibandingkan menggunakan data simulasi. Karena parameter rata-rata diasumsikan bernilai positif, hal ini mengakibatkan estimasi parameter dalam model log linear lebih sesuai dibanding model linear.Wibawati YuliNugraha Jaka2015-03-04T02:25:03Z2019-03-08T06:21:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12256This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122562015-03-04T02:25:03ZEFEK KEBERGANTUNGAN BUTIR LOKAL PADA VALIDITAS BUTIR MAUPUN TES DALAM TEORI RESPON BUTIR (STUDI PADA UJICOBA SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA)Salah satu asumsi dalam teori respon butir (TRB) yaitu respon-respon yang diberikan oleh peserta ujian pada butir-butir tes adalah bebas satu sama lain (Locally Independence). Akan tetapi, penelitian-penelitian sebelum ini telah menunjukkan bahwa banyak tes saat ini yang berisi kebergantungan butir lokal (Local Item Dependence). Apabila kebergantungan butir lokal ini tidak diperhitungkan dalam mengestimasi parameter-paramater butir, tes, maupun kemampuan peserta tes akan menyebabkan kesesatan dalam estimasi itu. Dalam kajian ini, penulis (a) mereviu metode-metode untuk mendeteksi kebergantungan butir lokal (KBL), (b) mendiskusikan penggunaan testlets untuk memperhitungkan adanya KBL dalam kontek himpunan-pimpunan butir yang bergantungan, dan (c) mengevaluasi hasil-hasil estimasi kemampuan peserta tes dan reliabilitas skor tes. Hasil kajian ini memberi peringatan bahwa kehadiran KBL akan memberi pengaruh yang kuat pada estimasi kemampuan peserta tes. Secara praktis, efek-efek dari kehadiran KBL didiskusikan pada tes-tes berdasar bagian (sub-tes) dengan menggunakan teori respon butir (TRB).- Abadyo2015-03-04T02:25:03Z2019-03-06T00:45:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12327This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123272015-03-04T02:25:03ZPEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN DI SEKOLAHTulisan ini akan memaparkan kajian tentang pembelajaran kolaboratif dan
berbagai implikasinya terhadap berbagai aspek belajar siswa terutama pada
kebermaknaan pembelajaran dan efisiensi proses pembelajaran. Pengkajian dilakukan
dengan menelaah beberapa literatur dan pengalaman empiris di lapangan. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran kolaboratif dapat memberikan
pembelajaran bermakna bagi seluruh siswa; (2) siswa mengalami lompatan
pemahaman; (3) pembelajaran dilakukan secara berkelompok; (3) ada keberanian dari
siswa dalam kelompok bawah yang kesulitan dalam memecahkan masalah untuk
minta bantuan kepada temannya dalam kelompok; (4) pembelajaran tidak terjadi
dalam kesatuan, namun pembelajaran merupakan hasil dari keragaman dan perbedaan;
(5) sangat efisien, karena semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, memberikan
peluang yang besar bagi siswa untuk mengembangkan pembelajaran yang telah
dialami; (6) siswa tidak mengalami kebosanan dari awal hingga akhir pembelajaran;
dan (7) menggairahkan siswa untuk belajar.Wiyatmo Yusman2015-03-04T02:25:03Z2019-03-06T00:46:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12374This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123742015-03-04T02:25:03ZPengembangan Asesmen Kinerja Melaksanakan Praktikum Elektromagnetik
di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri MalangPenelitian ini bertujuan mengembangkan asesmen kinerja untuk mengukur kinerja
melaksanakan praktikum elektromagnetik di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang. Pada penelitian ini dikembangkan asesmen kinerja yang diharapkan dapat
membantu pembimbing matakuliah praktikum elektromagnetik dalam meningkatkan
kualitas penilaian pelaksanaan praktikum. Pengembangan asesmen dilakukan dengan
rancangan penelitian dan pengembangan (Research and Development, R & D) yang terdiri
empat tahap yakni: penyusunan draf awal, judgment, uji coba awal dan uji coba akhir
(validasi produk). Metode penelitian yang digunakan adalah metode evaluatif. Penelitian
dilaksanakan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa asesmen yang dikembangkan telah memenuhi validitas isi dan
reliabilitas. Validitas isi dilakukan oleh pakar, dan reliabilitas ditunjukkan oleh adanya
kesesuaian skor dari tiga penilai.- Yudyanto2015-03-04T02:25:03Z2019-03-06T00:47:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12384This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123842015-03-04T02:25:03ZInterpretasi Mahasiswa Tentang Garfik KinematikaKesalahan dalam membuat dan membaca grafik kinematika masih banyak ditemukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan mahasiswa dalam
mengintepretasikan grafik kinematika. Delapan kombinasi Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLB) dipergunakan sebagai bahan uji diagnostik. Mula-mula sebanyak 52
orang mahasiswa MIPA diminta untuk melukiskan grafik posisi terhadap waktu dari
delapan gerakan yang berbeda. Selanjutnya delapan variasi grafik posisi terhadap
waktu yang dilukiskan sedikit berbeda tetapi dengan tingkatan kesulitan yang sama
ditunjukkan kepada mahasiswa dan diminta memperagakan gerakannya. Hasil
identifikasi menunjukkan bahwa mahsiswa lebih sulit melukiskan grafik berdasarkan
gerak yang diberikan ketimbang mendemonstrasikan gerak dari grafik yang
ditunjukkan. mahasiswa masih mengalami kesulitan menggambarkan grafik posisi
terhadap waktu untuk benda yang diam. Selain itu, terlihat bahwa terdapat banyak
mahasiswa yang mencapurkan ide tentang posisi dan lintasan. Hasil ini bermanfaat
dalam melakukan umpan balik proses pembelajaran terutama menyangkut konsep
gerak dan representasinya dalam bentuk grafik.Christian Yonathan- SolikhinA. Nugroho BangkitS. Rondonuwu Ferdy2015-03-04T02:25:02Z2019-03-08T06:20:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12245This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122452015-03-04T02:25:02ZOPTIMISASI SIDIK JARI KROMATOGRAFI EKSTRAK TANAMAN OBAT DENGAN MIXTURE DESIGNSidik jari kromatografi digunakan secara luas untuk kontrol kualitas tanaman obat. Proses ekstraksi merupakan salah satu penentu kebaikan sidik jari kromatografi yang dihasilkan. Campuran pelarut ekstraksi dengan komposisi yang dibangun menggunakan mixture design digunakan pada optimisasi sidik jari kromatografi. Hubungan antara respon (jumlah puncak pada sidik jari kromatografi) dengan komposisi pelarut membentuk persamaan polinomial. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menentukan komposisi pelarut ekstraksi yang menghasilkan sidik jari kromatografi terbaik. Melalui optimisasi sidik jari kromatografi dengan bantuan teknik statistika, jumlah eksperimen kimia dapat direduksi sehingga lebih efisien.Tri Wahyuni Wulan2015-03-04T02:25:02Z2019-03-06T00:44:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12287This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122872015-03-04T02:25:02ZSkrip GNU Octave sederhana untuk menghitung respon Magnetotellurik dengan algoritma rekursifPerhitungan maju respon magnetotellurik telah diimplementasikan dengan menggunakan skrip GNU Octave. Skrip dibuat menggunakan algoritma rekursif untuk sembarang jumlah perlapisan tanah di bawah permukaan bumi. Perhitungan model satu dimensi dilakukan secara rekursif dengan menghubungkan respon di permukaan dari 2 perlapisan yang saling berdekatan. Sebuah contoh perhitungan untuk kasus eksplorasi resorvoir geothermal diberikan pada paper ini.Suryanto WiwitHartantyo Eddy2015-03-04T02:25:02Z2019-03-09T07:47:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12321This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123212015-03-04T02:25:02ZPEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF
(STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MODEL KBR-I)Untuk mendesain pembelajaran yang sesuai, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah gaya kognitif siswa. Gaya kognitif pada tulisan ini difokuskan pada reflektif-impulsif yang diukur dengan MFF tes. Pada dasarnya gaya kognitif ini mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok, yaitu: a) Siswa dengan karakteristik cepat dalam menjawab dan jawaban cenderung benar, b) Siswa dengan karakteristik lambat dalam menjawab dan jawaban cenderung benar (reflektif), c) Siswa dengan karakteristik lambat dalam menjawab dan jawaban cenderung salah, dan d) Siswa dengan karakteristik cepat dalam menjawab dan jawaban cenderung salah (impulsif). Keempat karakteristik siswa ini, sebagai dasar untuk mendesain model pembelajaran baru untuk mengatasi kelemahan masing-masing karakteristik siswa dan juga memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing siswa dengan cara menggunakan kaidah pembelajaran kooperatif.- Warli2015-03-04T02:25:02Z2019-03-06T00:47:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12401This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124012015-03-04T02:25:02ZIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN
MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) DALAM UPAYA
PERBAIKAN URUTAN PEMBERIAN MATERI IPBA PADA KTSPPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi materi IPBA di
SMA dengan menggunakan CRI (Certainly Of Response Index). Pemberian materi
IPBA di SMA mengalami perubahan yang semula diberikan di mata pelajaran fisika
pada kurikulum 2004 ke mata pelajaran Geografi pada kurikulum 2006 (KTSP). Materi
IPBA dalam kurikulum 2004 terintergrasi pada mata pelajaran Fisika dan Geografi.
Materi kebumian masuk ke dalam pelajaran Geografi yang diberikan di kelas X dengan
porsi 55,55% dari keseluruhan materi pokok yang diberikan dikelas X, sedangkan untuk
materi astronomi terintegrasi ke dalam mata pelajaran fisika, mendapatkan porsi dua
bab dari 28 bab materi fisika yang diberikan di SMA. Pada kurikulum 2006 materi
IPBA dalam pelajaran geografi mendapat porsi 27,78% untuk program IPS dan 31.25%
untuk program IPAObjek penelitian ini adalah seratus orang siswa SMA kelas XI yang
tersebar di tiga sekolah di Bandung Jawa Barat secara random. Sebagai alat pengumpul
data digunakan instrumen penelitian berupa tes diagnostik dengan bentuk pilihan ganda.
Dalam menjawab soal selain diminta untuk memilih jawaban, para siswa juga diminta
untuk membubuhkan nilai CRI (0-5) yang besarnya sesuai dengan tingkat
kepercayaannya dalam menjawab soal-soal tersebut. Seorang siswa dapat dinyatakan
mengalami miskonsepsi atau tidak tahu konsep dengan cara membandingkan benar
tidaknya jawaban pertanyaan yang diberikan dengan nilai CRI yang diisi siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan CRI dapat dengan
mudah dibedakan siswa yang mengetahui konsep dengan baik, mengalami miskonsepsi,
maupun yang sama sekali tidak tahu konsep. Dari keseluruhan konsep-konsep materi
IPBA, cenderung banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak tahu konsep
mengenai materi IPBA dibanding dengan yang tahu konsep.Liliawati WinnyRamlan Ramalis Taufik2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T00:45:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12325This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123252015-03-04T02:25:01ZPENELITIAN OZON DI JAKARTAOzon di atmosfer bagian atas penting bagi kesehatan. Di stratosfer pada daerah atmosfer sekitar 12 sampai 45 km di atas permukaan dari Bumi, ozon ada dalam jumlah yang lebih besar. Pada ketinggian antara 20 dan 40 km ozon dibentuk sekitar 6 ppm di udara. Pada konsentrasi ozon tertinggi ini disebut lapisan ozon yang banyak menyerap radiasi ultraviolet (UV) dari matahari. Lapisan ozon membentuk suatu perisai yang tipis di atmosfer bagian atas, melindungi kehidupan di Bumi dari sinar UV matahari. Telah diteliti ozon total di Jakarta dari data satelit Earth Probe pada 2002, 2003 dan 2005, selanjutnya dibandingkan efek musim kering dan basah pada ozon total. Hasil rerataan harian menunjukkan konsentrasi ozon total 261,76 DU, maksimum 295,5 DU dan minimum 235,1 DU. Rerataan harian menunjukkan nilai tertinggi pada musim kering.Cahyono W. Eko2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T00:46:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12335This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123352015-03-04T02:25:01ZPENDEKATAN DISCOVERY-INQUIRY-AKTIVITAS-INTERAKTIF
DALAM PENGAJARAN SAINS DI SEKOLAH DASAR JAWA TENGAHArtikel ini tentang pengajaran sains di sekolah dasar yang secara pedagogi selaras
dengan budaya Jawa di Jawa Tengah, Indonesia. Pada umumnya pelaksanaan pengajaran
di kelas-kelas sekolah dasar di Jawa berpusat pada guru dan kurang menekankan
pentingnya aktivitas siswa. Di sisi lain, pustaka pendidikan saat ini menekankan bahwa
belajar merupakan proses yang bersifat personal – konstruktivisme atau belajar
konstruktivistik, yang ditinjau dari segi budaya tampaknya bertentangan dengan nilai
budaya Jawa yang menghargai adat ketimuran seperti kepatuhan (manut), menghargai
orang yang lebih tua (aji), kesopanan (sungkan), malu (isin), kerukunan (rukun),
kerendahhatian, toleransi, dan empati. Dengan menggunakan pendekatan otoetnografi dan
narasi personal, kajian awal menunjukkan bahwa pendekatan interaktif untuk mengajar
sains yang berdasar pada konteks keseharian dimungkinkan lebih efektif untuk
keberhasilan pembelajaran sains bagi anak-anak sekolah dasar. Pendekatan ini bermula
dengan eksplorasi dan aktivitas heuristik yang dirancang untuk menstimulasi siswa dalam
bertanya dan mengemukakan apa yang dipelajari.A. Tiarani Vinta2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12393This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123932015-03-04T02:25:01ZANALISIS HUJAN ASAM DAN CO2 ATMOSFERHujan asam adalah air hujan dengan pH (keasaman) 5,6 dimana air murni
berada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi CO2 global (350 ppm) di atmosfer.
Pengaruh keasaman air hujan selain dipengaruhi oleh unsur asam seperti SO4
2-, NO3
-,
Cl- juga dipengaruhi unsur basa seperti NH3 dan CaCO3. Dampak dari transportasi
dan industri akan mempengaruhi konsentrasi CO2 di atmosfer. Tahun 2004 di
beberapa lokasi di Bandung seperti Cipedes (Bandung Barat) dan Jl. Martadinata
(Bandung Timur) mewakili daerah padat transportasi dan Dago (Bandung Utara)
sebagai daerah perumahan mempunyai konsentrasi CO2 yang bervariasi. Konsentrasi
rata-rata CO2 bervariasi 330-426 ppm untuk Cipedes dan 307-372 ppm untuk
Martadinata, sedangkan Dago bervariasi 254-290 ppm. Ternyata terdapat korelasi
antara konsentrasi CO2 dan terjadinya hujan asam di Bandung umumnya kecuali
wilayah Dago.Budiwati Tuti2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12395This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123952015-03-04T02:25:01ZPENGARUH AEROSOL DAN AWAN PADA OZON TOTAL
DI INDONESIASalah satu parameter yang berpengaruh pada ozon adalah aerosol yang dapat
dinyatakan dengan indeks aerosol dan awan yang dinyatakan dalam fraksi awan. Data
ozon total, indeks aerosol dan fraksi awan diambil dari sensor Aura-OMI (Observation
Monitoring Instrument) dari NASA selama 4 bulan dari Januari sampai April 2009
untuk area Indonesia 6,5ºLU-11,5º LS dan 94,5º BT-141,5º BT, dengan resolusi 1o´1o.
Selanjutnya menggunakan software Grads data dibuat kontur atau peta. Letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan pada awal tahun 2009 di Indonesia merupakan
sumber dari aerosol dan SO2. Proses pembentukan aerosol sulfat dari oksidasi SO2
oleh ozon akan mengurangi konsentrasi ozon. Pada Januari dan Pebruari terdapat
penurunan ozon total dengan rata-rata 246,6 DU dan 241,5 dibandingkan bualn Maret
dan April yaitu 251,0 DU dan 255,2 DU, hal ini dikarenakan fraksi awan dan indeks
aerosol yang lebih tinggi pada Januari dan Pebruari dibandingkan Maret dan April
2009. Hasilnya menunjukkan bahwa terbentuknya aerosol dan awan pada Januari dan
Pebruari telah mempengaruhi konsentrasi ozon di Indonesia .Budiwati TutiSetyawati Wiwiek2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T00:47:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124042015-03-04T02:25:01ZPENANAMAN KONSEP HUKUM LENZ BERBASIS LABORATORIUM
MELALUI METODE SUNGSANGHukum Lenz menyatakan bahwa “Arus induksi akan muncul dengan arah sedemikian
rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan garis gaya yang
menghasilkannya” (Daday van den Berg, 1991:101). Pernyataan tersebut sulit dipahami
oleh sebagian besar mahasiswa, terlebih untuk menerapkannya dalam menentukan arus
induksi pada kumparan. Penelitian ini bertujuan mengupayakan cara menanamkan
konsep hukum Lenz berbasis percobaan menggunakan alat-alat laboratorium. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik analisa
deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 90 (sembilan
puluh) orang mahasiswa peserta mata kuliah Fisika Dasar 2 di FSM UKSW Salatiga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kumparan dengan arah lilitan tertentu yang
didekati/dijauhi oleh magnet dengan variasi kutub U dan S yang menghasilkan arus
induksi dengan arah tertentu yang dianalisa dengan tahapan sungsang sebagai berikut :
1) menentukan arah arus induksi Ii; 2) menentukan arah garis gaya magnetic Bi yang
dihasilkan oleh arus induksi; 3) menentukan arah garis gaya magnetic Bm yang
mempengaruhi simpal; 4) menentukan perubahan fluks magnetic yang
mempengaruhinya (bertambah atau berkurang); 5) membandingkan arah vector Bi dan
Bm; 6) menyimpulkan hasil analisa terhadap pernyataan hukum Lenz, dapat membantu
mahasiswa dalam menemukan sendiri dan memahami konsep hukum Lenz. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode sungsang terhadap analisa hasil
percobaan dapat membantu mahasiswa menemukan dan merumuskan sendiri
pemahaman konsepnya.Hari Kristiyanto Wahyu2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12412This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124122015-03-04T02:25:01ZSENYAWA ETIL p-METOKSISINAMAT DARI EKSTRAK
KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN
Aglaia elaeagnoidea (A.Juss.) Benth
(MELIACEAE)Aglaia elaeagnoidea (A.Juss) Benth merupakan salah satu tumbuhan dari famili
Meliaceae. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dari ekstrak kloroform
dari kulit batang tumbuhan Aglaia elaeagnoidea (A.Juss) Benth. Isolasi dimulai dari
residu ekstrak n-heksana dimaserasi dengan metanol. Kemudian, ekstrak metanol
dipartisi dengan kloroform untuk mendapatkan ekstrak kloroform. Ekstrak kloroform
difraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV), Kromatografi
Kolom Gravitasi (KKG), dan dimonitor dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Karakterisasi terhadap senyawa yang terkandung dalam fraksi dilakukan dengan
Spektroskopi Ultraviolet dan Sinar Tampak (UV-Vis), Infra Merah (IR), dan
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS). Berdasarkan data spektroskopi,
senyawa hasil isolasi merupakan jenis fenilpropanoid turunan dari asam
hidroksisinamat berupa ethyl 3-(4-methoxyphenil)acrilat.- Tukiran2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T00:43:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12215This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122152015-03-04T02:25:00ZImplementasi Sistem Agen Cerdas pada Sistem Penilaian Kesesuaian Komoditas dalam Suatu LahanPenilaian kecocokan komoditas pada suatu lahan merupakan salah satu proses yang penting yang bertujuan untuk menilai kecocokan suatu komoditas pada suatu lahan yang akan menjadi prioritas pemilihan bagi user. Agar proses penilaian dapat dilakukan dengan tepat dan efisien, maka digunakan sistem agen. Paper ini bertujuan untuk membangun suatu sistem agen untuk penilaian kesesuaian dan penentuan prioritas komoditas, serta diharapkan dapat membantu user dalam memutuskan komoditas yang paling cocok untuk menjadi prioritas pengerjaan bagi user. Dalam sistem ini dilakukan penilaian dan seleksi terhadap sejumlah komoditas dengan menggunakan 9 kriteria seleksi, yaitu kecepatan angin, curah hujan, intensitas cahaya matahari, suhu rata-rata, kelembaban udara, jenis tanah, derajat keasaman, kedalaman air tanah, dan ketinggian tempat, dengan menggunakan aturan bobot yang didapat dari perhitungan AHP. Keluaran dari sistem ini berupa rangking sejumlah komoditas berdasarkan prioritas dan total bobot komoditas terhadap kriteria seleksi. Pengujian sistem yang menggunakan data-data komoditas menunjukkan bahwa sistem yang dirancang telah dapat berfungsi dengan baik dan memberikan hasil yang benar.Kuntoro Priyambodo Tri2015-03-04T02:25:00Z2019-03-08T06:19:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12216This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122162015-03-04T02:25:00ZMetode Likelihood Lokal Dengan Pembobot Kernel
Pada Regresi Nonparametrik Dengan Respon NormalModel regresi nonparametrik berbentuk i ( i ) i y = s x + ε , untuk i = 1, 2, ..., n
dengan s(xi) adalah fungsi halus. Bermacam-macam metode pendugaan model regresi
nonparametrik telah dikembangkan oleh para peneliti. Kebanyakan metode pendugaan
yang digunakan merupakan metode bebas distribusi. Dalam paper ini kami bertujuan
untuk mendapatkan penduga model regresi nonparametrik menggunakan metode
berbasis distribusi yaitu likelihood lokal dengan pembobot kernel yang diterapkan pada
respon berdistribusi normal.Saifudin Toha2015-03-04T02:25:00Z2019-03-09T07:47:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12317This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123172015-03-04T02:25:00ZKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAPemecahan masalah dapat dipandang dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu
sebagai pendekatan pembelajaran dan sebagai tujuan pembelajaran. Sebagai
pendekatan pembelajaran artinya pemecahan masalah digunakan untuk
menemukan dan memahami materi matematika. Sebagai tujuan, dalam arti
pemecahan masalah sebagai suatu kemampuan yang akan dicapai siswa, yakni
siswa diharapkan mampu memahami masalah, merencanakan strategi dan prosedur
pemecahan masalah, melakukan prosedur pemecahan masalah, serta memeriksa
kebenaran jawaban dan hasil yang diperoleh. NCTM menempatkan kemampuan
pemecahan masalah sebagai tujuan utama dari pendidikan matematika dan
menganjurkan bahwa memecahkan masalah harus menjadi fokus dari matematika
sekolah. Melatih siswa dengan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika bukan hanya sekedar mengharapkan siswa dapat menyelesaikan soal
atau masalah yang diberikan, namun diharapkan kebiasaaan dalam melakukan
proses pemecahan masalah membuatnya mampu menjalani hidup yang penuh
kompleksitas permasalahan.Fadillah Syarifah2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T00:46:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12348This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123482015-03-04T02:25:00ZMODEL KESIAPSIAGAAN BENCANA (DISASTER PREPAREDNESS)
DALAM BENTUK PEMBELAJARAN SEKOLAH DARURAT DENGAN
PENDEKATAN FUN LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA
PEMBELAJARAN DARI LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK
PENANGANAN PENDIDIKAN DI DAERAH PASCA BENCANAPenelitian ini bertujuan untuk: 1)Mengembangkan pembelajaran tentang
deteksi dini dan resiko kebencanaan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran sains di
sekolah dasar wilayah bencana, 2)mendesain strategi belajar mengajar dengan
pendekatan fun learning , dalam upaya meningkatkan ketahanan mental dan motivasi
belajar siswa pasca bencana, 3)mengembangkan media pembelajaran dengan
memanfaatkan barang bekas atau limbah plastik dan logam yang mudah di dapat di
daerah pasca bencana.,4) mengembangkan media pembelajaran simulasi (audiovisual)
yang bersifat rekreatif untuk siswa di daerah bencana, 5) mengembangkan modul
pembelajaran berbasis fun learning dengan memanfaatkan media dari limbah plastik
dan logam.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research &
developmen) dengan model spiral yang mengadaptasi five phases of instructional
design’Populasi penelitian adalah semua siswa sekolah dasar di dareah pasca bencana di
Provinsi DIY Sampel penelitian diambil secara stratified random sampling. Melalui
cara ini diambil 2 sekolah dasar yang masing masing terletak di daerah berpotensi
bencana gempa tektonik di Kabupaten Bantul yaitu SDN Wojo di Kecamatan
Banguntapan, dan SDN Pangukrejo yang terletak paling dekat dengan gunung Merapi
dan berpotensi terkena bencana baik akibat gempa vulkanik maupun lelehan lava panas
Hasil penelitian tahun pertama telah dapat mengembangkan perangkat
pembelajaran sebagai berikut; (1) Perangkat Praktikum khusus daur ulang, (2) Rencana
Pembelajaran, (3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan (4) Instrumen Evaluasi.
Perangkat pembelajaran tersebut telah diujicobakan pada siswa di SDN Wojo dan SDN
Pangukrejo. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus dari penelitian yang berkaitan dengan
tujuan ketiga dan kelima yaitu, mengembangkan media pembelajaran dengan
memanfaatkan barang bekas atau limbah plastik dan logam yang mudah di dapat di
daerah pasca bencana, dan menghasilkan modul pembelajaran berbasis fun learning
dengan memanfaatkan media dari limbah plastik dan logam. Dengan demikian
rancangan ini dapat diterapkan sesuai dengan tujuan kedua yaitu, mengembangkan
strategi belajar mengajar dengan pendekatan fun learning , dalam upaya meningkatkan
ketahanan mental dan motivasi belajar siswa pasca bencana yang selanjutnya disertai
dengan terealisasinya tujuan penelitian pertama yaitu, mengembangkan pembelajaran
tentang deteksi dini dan resiko kebencanaan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran
sains di sekolah dasar wilayah bencana- SuyosoAstono JuliRosana Dadan2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T00:46:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12351This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123512015-03-04T02:25:00ZMENGGALI NILAI SPIRITUALITAS FISIKA UNTUK MENYUKSESKAN
PEMBELAJARAN DAN SEMANGAT HIDUP SISWA- Suwandi, M.Pd.2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T08:17:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12377This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123772015-03-04T02:25:00ZANALISIS RESIDU INSEKTISIDA KARBOFURAN
DALAM SAYURAN KACANG PANJANGPemakaian insektisida berlebihan dan tidak terkendali di sektor pertanian dan
perkebunan dapat menyebabkan tertinggalnya residu insektisida pada berbagai
produk pangan maupun lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar
residu insektisida karbamat yang terakumulasi dalam sayuran kacang panjang yang
beredar di beberapa pasar di Semarang, Jawa Tengah.
Penentuan residu insektisida karbofuran mengacu pada metode pengujian
residu insektisida dalam hasil pertanian dari Komisi Insektisida Departemen
Pertanian RI. Insektisida diekstraksi dengan aseton. Pelumatan dilanjutkan setelah
penambahan diklorometana dan petroleum eter. Ekstrak dibersihkan dengan teknik
SPE pada kolom aminopropil yang terikat pada silika. N-metil karbamat dan
metabolitnya dielusi dengan diklorometana dan campuran diklorometana-metanol.
Eluat diuapkan sampai hampir kering dan residu dilarutkan kembali dalam campuran
asetonitril-air (fase gerak KCKT). Penetapan kuantitatif dilakukan secara KCKT yang
dilengkapi detektor fluoresens.
Hasil analisis menunjukkan adanya residu insektisida karbofuran pada kacang
panjang dengan kadar sebagai berikut : kacang panjang yang diambil dari Pasar
Ungaran mempunyai kadar 5,917 ppm, dari Pasar Sampangan berkadar 8,303 ppm
dan dari Pasar Johar mempunyai kadar 8,783 ppmSulistyaningsih Triastuti2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T00:47:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12394This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123942015-03-04T02:25:00ZPENINGKATAN PENGUSAAN KONSEP GETARAN MELALUI
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BUDAYA LOKALPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada
topik pembelajaran getaran. Penelitian menggunakan model rancangan kuasi
eksperimen Nonequivalent Group Pretest-postest Experimental Design. Pembelajaran
pada kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan pendekatan budaya
lokal, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Subyek
penelitian adalah siswa SMP di kabupaten Jayapura. Sampel penelitian dipilih tiga
sekolah secara random yaitu SPMN 2 Sentani, SMPN 1 Sentani, dan SMPN 4 Sentani
yang masing-masing berturut-turut termasuk sekolah kategori tinggi, sedang, dan
rendah pada pencapaian ujian nasional mata pelajaran IPA tahun ajaran 2007/2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan budaya lokal
mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa. Dari ketiga sekolah tersebut rata-rata
n-gain yang dicapai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Perhitungan uji perbedaan rata-rata n-gain pada taraf signifikansi 0,05 yang
dicapai oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa SMPN 1 Sentani dan
SMPN 2 Sentani menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perhitungan ANOVA satu
arah untuk n-gain kelompok eksperimen ketiga sekolah tersebut tidak memberikan
perbedaan yang signifikan, artinya bahwa pembelajaran dengan pendekatan budaya
lokal pada topik getaran yang mencakup konsep simpangan, amplitudo, periode dan
frekuensi mampu memberikan kontribusi yang sama untuk semua kelompok
kemampuan siswa.- Triwiyono- Liliasari2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T00:47:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12417This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124172015-03-04T02:25:00ZMenggali Nilai Spiritualitas Fisika untuk Menyukseskan
Pembelajaran dan Semangat Hidup Siswa- Suwandi, M.Pd.2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T00:45:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12329This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123292015-03-04T02:24:59ZIMPLEMENTASI LESSON STUDY MATA PELAJARAN IPA BERBASIS MGMP
SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY.Kegiatan Lesson Study pembelajaran IPA SMP berbasis MGMP dalam rangka
pelaksanaan SISTTEMS di Bantul bertujuan untuk menciptakan Learning Community bagi
para pendidik di Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan di MGMP IPA Home base – 3
yang meliputi wilayah kecamatan Kasihan, Pajangan , dan Sedayu dengan melibatkan 35
guru. Lesson Study dilaksanakan pada kelas dimana guru model mengajar. Evaluasi kegiatan
lesson study dilakukan dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process and Product
evaluation). Metode yang digunakan adalah analisis hasil dari monitoring selama kegiatan
berlangsung. Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan kegiatan diketahui bahwa lesson study
dapat menciptakan learning community bagi guru-siswa, dan guru-guru sehingga dapat
mengembangkan kemampuan/kualitas guru dalam pembelajaran IPA, meningkatkan
kerjasama antar guru IPA, meningkatkan kolaborasi antara dosen dan guru, dan dapat
membelajarkan siswa dalam belajar IPA sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.- Supahar2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T00:47:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12397This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123972015-03-04T02:24:59ZAnalisis Kognitif tentang Konsepsi Medan Listrik dan Medan Magnetik melalui
Respon Jawaban Spontan pada Mahasiswa Calon GuruPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan elemen kognitif tentang konsepsi
medan yang tersimpan di dalam long term memory (LTM) sebagai dasar pemecahan
masalah melalui respon jawaban spontan pada mahasiswa calon guru fisika. Data
diperoleh dengan menggunakan metode thinks-aloud. Responden penelitian terdiri atas
8 mahasiswa semester 2 yang telah menempuh fisika dasar dan 9 mahasiswa semester 6
yang telah menempuh mata kuliah pengayaan lisrik magnet. Mahasiswa tersebut diberi
pertanyaan real worlds yang menyangkut konsep dasar medan dan memerlukan
jawaban secara spontan. Hasil studi ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan tentang pola konsepsi medan yang segera dapat diaktivasi untuk pemecahan
masalah, antara mahasiswa semester 2 dan semester 6. Hal ini juga menunjukkan bahwa
pemahaman konsep medan pada mahasiswa selama perkuliahan pengayaan listrik
magnet tidak mampu membentuk resource aktif di dalam memori jangka panjang. Pola
berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah medan cenderung menggunakan
penalaran dan pendekatan intuitif. Penalaran lebih banyak digunakan oleh mahasiswa
semester 6 dibandingkan dengan semester 2.Eko Nugroho SunyotoSetiawan Agus2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T00:47:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12410This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124102015-03-04T02:24:59ZKONSEPSI MAHASISWA TENTANG PERPINDAHAN KALORPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi mahasiswa tentang perpindahan
kalor. Sampel pada penelitian ini adalah 54 (limahpuluh empat) orang mahasiswa
tingkat awal pada Program Studi Pendidikan Fisika dan Pendidikan Matematika UKSW
Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 11% mahasiswa mengganggap bahwa hanya udara yang bisa
merambatkan kalor, 11% mahasiswa mengganggap bahwa laju konduksi sebanding
dengan panjang penghantar, dan sebagian mahasiswa sudah memiliki konsep yang baik
mengenai pengaruh luas penampang dan jenis bahan terhadap laju konduksi. Dapat
disimpulkan bahwa masih ada kesalahan konsep yang dimiliki mahasiswa walaupun
mahasiswa tersebut dapat mengerjakan soal terkait yang berupa hitungan. Disarankan
kepada pengajar untuk lebih menekankan penanaman konsep di samping pemberian
persamaan/rumus.N. Paubun SusanaA. Kadiwano RammyO. B. Kambe EunikeHari Kristiyanto WahyuSemuel Rondonuwu Ferdy2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T08:22:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12415This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124152015-03-04T02:24:59ZKAJIAN TEKNIK ANALISIS MERKURI YANG SEDERHANA,
SELEKTIF, PREKONSENTRASI, DAN PENENTUANNYA
SECARA SPEKTROFOTOMETRIPencemaran suatu lingkungan oleh ion logam berat selalu menjadikan masalah
bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga sangat penting untuk
memonitor keberadaan ion logam berat dalam lingkungan. Salah satu ion logam berat
yang berbahaya bagi kesehatan adalah merkuri (Hg). Merkuri merupakan logam berat
yang toksik dan dapat diabsorpsi dengan mudah oleh manusia dan organisme lain.
Merkuri dalam bentuk unsur ataupun ionnya sudah merupakan racun dalam jumlah
yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap keberadaan spesies
merkuri dengan suatu teknik analisis yang tepat, sehingga dapat mendeteksi
keberadaan spesies merkuri tersebut. Batas konsentrasi ion merkuri yang
diperbolehkan sangat kecil dalam satuan mg mL-1.
Berbagai teknik analisis yang dapat menjangkau analit dalam jumlah yang
relatif kecil telah banyak dilaporkan, antara lain adalah ICP-MS (Inductively Coupled
Plasma Mass Spectrometry), ICP-AES (Inductively Coupled PlasmaAtomic Emission
Spectrometry), GC-AAS (Gas Chromatography Coupled to Atomic Absorption
Spectrometry) , CV-AAS (Cold Vapor Atomic Absorption Spectrometry), AFS (Atomic
Fluorescence Spectrometry), dan ASV (Anodic Stripping Voltammetry). Namun
demikian dengan teknik tersebut sangat mahal biaya analisis dan cukup rumit
prosesnya, sehingga dewasa ini dikembangkan teknik analisis dengan flotasispektrofotometri
dan asosiasi ion. Teknik ini lebih sederhana, selektif, prekonsentrasi
dan penentuannya secara spektrofotometri.Kristianingrum Susila2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T00:47:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12426This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124262015-03-04T02:24:59ZIMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DI SMPDengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru
dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar. Salah satu cara yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran adalah dengan menerapkan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh implementasi metode eksperimen dalam pembelajaran
fisika terhadap ketrampilan proses sains siswa pada materi pembiasan cahaya di SMP.
Hal ini dilatar belakangi oleh minimnya kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan
sarana laboratorium sehingga berdampak ketuntasan belajar siswa dalam pelajaran
fisika rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada hasil analisis
kinerja keterampilan proses sains, persentase rata-rata kemampuan proses sains
berkategori baik dan sangat baik yang dimiliki siswa pada eksperimen I sebesar 51,03
%, eksperimen II sebesar 68,72 % dan pada eksperimen III sebesar 80,26 %. Maka
dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen kinerja keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan.- Supardiyono2015-03-04T02:24:58Z2019-03-09T07:46:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12312This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123122015-03-04T02:24:58ZPEMANFAATAN KOMPUTER PROGRAM CABRI
DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI (II)Saat ini hampir setiap sekolah telah mempunyai komputer . Komputer di
sekolah pada umumnya hanya digunakan untuk kepentingan administrasi, seperti
mengetik surat, mengetik laporan, membuat daftar gaji, dan sebagainya. Masih jarang
sekolah yang menggunakan komputer untuk pembelajaran (selain untuk matapelajaran
computer itu sendiri).Mungkin hal ini disebabkan guru mata pelajaran (termasuk
Matematika), belum tahu program apa yang bisa digunakan atau belum mampu
menggunakannya.
Untuk bidang studi matematika, salah satu program computer yang dapat
digunakan untuk membantu pembelajaran khususnya Geometri adalah CABRI
Pemanfaatan computer program Cabri dalam pembelajaran Geometri antara lain pada
hal : (1) lukisan; yakni sebagai pengganti jangka dan penggaris, (2). Teorema; yakni
untuk menunjukkan kebenaran teorema /dalil secara visual, (3) tempat kedudukan:
yakni tempat kedudukan titik yang bergerak jika suatu garis atau titik tertentu
digerakkan. (4) pembelajaran dengan metode penemuan.- Sugiyono2015-03-04T02:24:58Z2019-03-09T07:46:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12314This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123142015-03-04T02:24:58ZPENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRIPenalaran dan pemecahan masalah merupakan dua kompetensi penting dalam pembelajaran matematika sekolah termasuk geometri. Karena kedua kompetensi ini saling terkait dan menjadi target tujuan dalam kurikulum matematika sekolah. Konsep matematika (geometri) akan dapat dipahami dengan baik bila seseorang (siswa) memiliki kompetensi penalaran yang baik. Demikian sebaliknya penalaran siswa dapat ditingkatkan melalui latihan- latihan yang memerlukan aktivitas penalaran seperti pemecahan masalah matematika (geometri). Jenis penalaran pada umumnya dikelompokan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Dalam matematika (geometri) pola pikir deduktif (penalaran deduktif) sangat ditekankan, karena hal ini merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang bersifat formal. Namun demikian, pola pikir induktif tetap diperlukan dalam pembelajaran matematika (geometri) guna untuk menjembatani (menyesuaikan) perkembangan intelektual siswa dengan sifat konsep matematika (geometri) yang begitu abstrak. Masalah dalam matematika (geometri) dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu masalah rutin dan masalah non rutin. Masalah non rutin merupakan jenis masalah yang memerlukan aktivitas pemikiran yang cukup kompleks bila untuk dipecahkan. Untuk memecahkan suatu masalah matematika (geometri) diperlukan beberapa tahap kegiatan yaitu: (1) memahami hakekat permasalahannya; (2) merencanakan cara penyelesaiannya; (3) melaksanakan rencana penyelesaian dan; (4) menafsirkan kembali penyelesaiannya. Pada setiap pembelajaran matematika (geometri) hendaknya mengintegrasikan pemecahan masalah. Karena dengan terbiasanya siswa memecahkan masalah matematika (geometri) mereka akan memperoleh beberapa manfaat antara lain: (1) terbiasa berpikir analitis dan sistematis; (2) kompetensi penalarannya terlatih (meningkat); (3) bersikap kritis terhadap masalah dan; (4) meningkatkan motivasi belajar matematika (geometri)..Penalaran dan pemecahan masalah merupakan dua kompetensi penting dalam pembelajaran matematika sekolah termasuk geometri. Karena kedua kompetensi ini saling terkait dan menjadi target tujuan dalam kurikulum matematika sekolah. Konsep matematika (geometri) akan dapat dipahami dengan baik bila seseorang (siswa) memiliki kompetensi penalaran yang baik. Demikian sebaliknya penalaran siswa dapat ditingkatkan melalui latihan- latihan yang memerlukan aktivitas penalaran seperti pemecahan masalah matematika (geometri). Jenis penalaran pada umumnya dikelompokan dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Dalam matematika (geometri) pola pikir deduktif (penalaran deduktif) sangat ditekankan, karena hal ini merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang bersifat formal. Namun demikian, pola pikir induktif tetap diperlukan dalam pembelajaran matematika (geometri) guna untuk menjembatani (menyesuaikan) perkembangan intelektual siswa dengan sifat konsep matematika (geometri) yang begitu abstrak. Masalah dalam matematika (geometri) dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu masalah rutin dan masalah non rutin. Masalah non rutin merupakan jenis masalah yang memerlukan aktivitas pemikiran yang cukup kompleks bila untuk dipecahkan. Untuk memecahkan suatu masalah matematika (geometri) diperlukan beberapa tahap kegiatan yaitu: (1) memahami hakekat permasalahannya; (2) merencanakan cara penyelesaiannya; (3) melaksanakan rencana penyelesaian dan; (4) menafsirkan kembali penyelesaiannya. Pada setiap pembelajaran matematika (geometri) hendaknya mengintegrasikan pemecahan masalah. Karena dengan terbiasanya siswa memecahkan masalah matematika (geometri) mereka akan memperoleh beberapa manfaat antara lain: (1) terbiasa berpikir analitis dan sistematis; (2) kompetensi penalarannya terlatih (meningkat); (3) bersikap kritis terhadap masalah dan; (4) meningkatkan motivasi belajar matematika (geometri)..- Sukayasa2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T00:46:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12343This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123432015-03-04T02:24:58ZMENUMBUHKAN LEARNING COMMUNITY
MELALUI LESSON STUDY MENUJU SEKOLAH BERPRESTASI
(Kasus Reformasi SMP N 3 Pandak)- Sumaryatun, M.Pd2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:03:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12363This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123632015-03-04T02:24:58Zsenyawa berkhasiat obat, analisis retrosintesis, modifikasi gugus
fungsionalTelah dilakukan penelitian terapan implementasi eko-efisiensi pada industri
printing batik yang melakukan proses scouring-bleaching dan printing, dengan
kapasitas produksi 5.000 meter produk batik per minggu. Permasalahan pada
perusahaan adalah masih banyak limbah cair hasil proses yang sesungguhnya dapat
dimanfaatkan kembali namun terbuang ke lingkungan. Tujuan dari penelitian terapan
implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan
lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di
perusahaan tersebut. Metoda yang dilakukan adalah observasi, wawancara, diskusi,
implementasi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Pada observasi lapangan
langsung dicari hotspot yaitu lokasi dimana memungkinkan diperolehnya eko-efisiensi.
Untuk industri printing batik, hotspot terjadi di lokasi scouring-bleaching dan printing.
Kemudian dilakukan wawancara dan diskusi baik dengan pimpinan maupun operator.
Selanjutnya dilakukan implementasi eko-efisiensi dan hasilnya dievaluasi. Evaluasi
hasil penelitian memperlihatkan bahwa banyak diperoleh keuntungan ekonomi dan
lingkungan bagi industri printing batik bila menerapkan eko-efisiensi secara terus
menerus. Tindakan eko-efisiensi yang dilakukan telah menghasilkan keuntungan
ekonomi dari pakai-ulang limbah scouring-bleaching sebesar Rp. 6.000.000,00,
penghematan air sebesar 610 m3, penghematan listrik sebesar 52,9 kwH per tahun.
Disamping itu diperoleh pula keuntungan lingkungan dengan adanya minimisasi
limbah yang terbuang.- SulaemanHadiyarto Agus2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:17:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123662015-03-04T02:24:58ZIMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK
CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDINGTelah dilakukan penelitian terapan implementasi eko-efisiensi pada industri
batik cap yang melakukan proses pencelupan padding dengan kapasitas produksi 300
meter produk batik per hari. Permasalahan pada perusahaan adalah masih banyak
limbah hasil proses baik limbah padat maupun limbah cair yang sesungguhnya dapat
dimanfaatkan kembali namun terbuang ke lingkungan. Tujuan dari penelitian terapan
implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan
lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di
perusahaan tersebut. Metoda yang dilakukan adalah observasi, wawancara, diskusi,
implementasi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Pada observasi lapangan
langsung dicari hotspot yaitu lokasi dimana memungkinkan diperolehnya eko-efisiensi.
Hotspot terjadi di lokasi pencelupan, pencucian dan proses batik sinaran. Kemudian
dilakukan wawancara dan diskusi baik dengan pimpinan maupun operator.
Selanjutnya dilakukan implementasi eko-efisiensi dan hasilnya dievaluasi. Evaluasi
hasil penelitian memperlihatkan bahwa banyak diperoleh keuntungan ekonomi dan
lingkungan bagi industri batik cap bila menerapkan eko-efisiensi secara terus
menerus. Tindakan eko-efisiensi yang dilakukan telah menghasilkan keuntungan
ekonomi dari pakai-ulang dan pungut-ulang limbah sebesar Rp. 11.520.000,-,
penghematan air sebesar 360 m3, penghematan listrik sebesar 37,5 kwH dan
keuntungan dari substitusi bahan bakar sebesar Rp. 1.500.000,- per tahun. Disamping
itu diperoleh pula keuntungan lingkungan dengan adanya minimisasi limbah yang
terbuang.- Sulaeman2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:17:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12388This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123882015-03-04T02:24:58ZPRAKTIKUM KIMIA DASAR SEBAGAI WAHANA UNTUK
MENGEMBANGKAN SIKAP WIRAUSAHA MAHASISWASikap wirausaha merupakan salah satu sikap yang harus dikembangkan untuk
mempersiapkan alumni program pendidikan Kimia untuk memasuki dunia kerja. Sikap
wirausaha bukan selalu berarti mendirikan usaha atau bisnis sendiri. Sikap wirausaha
berasosiasi dengan cara melibatkan inovasi yang benar-benar baru ke dunia yang
penuh resiko. Sikap wirausaha bukan sesuatu yang instant. Jiwa ini harus
ditumbuhkan sejak awal.
Praktikum Kimia Dasar yang mencakup banyak konsep memberikan
kesempatan inovasi yang luas untuk mengembangkan sikap wirausaha ini. Beberapa
pendekatan dapat diterapkan untuk mendukung hal tersebut, terutama yang searah
untuk memberikan tantangan sehingga membangkitkan sikap wirausaha. Salah
satunya adalah pendekatan praktikum berbasis projek
Sikap wirausaha sebagai outcome Praktikum Kimia Dasar dapat dinilai dengan
beberapa cara, baik dengan angket terbuka maupun angket tertutup. Penilaian juga
dapat dilakukan dengan memanfaatkan instrumen online atau dengan mengembangkan
sendiri instrumen berdasarkan indikator yang sudah ada.Purtadi SukismanPermana Sari Rr. Lis2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:21:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124032015-03-04T02:24:58ZPURIFIKASI DAN KARAKTERISASI KAOLIN ALAM
ASAL TATAKAN, TAPIN, KALIMANTAN SELATANMineralogi kaolin alam asal Tatakan, Kalimantan Selatan sebelum dan setelah
proses purifikasi dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR, difraktometer sinar-X
serta dianalisis harga kapasitas tukar kationnya (KTK) dengan metode pertukaran ion
amonium. Purifikasi dilakukan dengan metode sedimentasi dan dilanjutkan dengan
metode sifoning untuk memperoleh kaolin alam dengan komposisi kaolinit tinggi.
Hasil analisis terhadap sampel sebelum dan setelah proses purifikasi menggunakan
FTIR dan XRD menunjukkan proses purifikasi dengan metode sedimentasi mampu
meningkatkan komponen kaolinit mineral sampel dari 53,36% menjadi 73,03%.
Proses purifikasi juga mampu menurunkan kandungan mineral pengotor dari kaolin
alam berupa kuarsa dan klorit serta mampu meningkatkan harga kapasitas tukar
kation dari 7,93 meq/100 menjadi 10,47 meq/100g.- SunardiArryanto Yateman2015-03-04T02:24:57Z2019-03-06T00:44:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12225This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122252015-03-04T02:24:57ZALGORITMA FAST FOURIER TRANSFORM (FFT) DECIMATION IN TIME (DIT) DENGAN RESOLUSI 1/10 HERTZFenomena kebocoran sinyal selalu muncul pada DFT dan FFT. Penggunaan FFT pada beberapa software seperti MATLAB 6.51 dan Sound Forge 6.02 masih memiliki keterbatasan resolusi yaitu sebesar 1 Hz. Keterbatasan resolusi diatasi dengan menggunakan fungsi windows. Namun demikian sinyal hasil treatment belum sesuai dengan kenyataan atau frekuensi sesungguhnya yang dibawa dan tergantung pada pemilihan jenis fungsi windows. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persamaan DFT dan FFT dengan resolusi yang lebih tinggi yaitu 1/10 Hz, kemudian mengimplementasikan persamaan tersebut ke dalam suatu program. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputasi numerik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resolusi yang lebih tinggi ditentukan oleh faktor fs/N. Implementasi algoritma dan listing program DFT dan FFT dengan resolusi 1/10 Hz membawa konsekuensi N=10fs. Secara eksperimen dengan menambah N berarti memperlama waktu menyampling dari suatu sinyal. Lamanya waktu transformasi dapat diatasi dengan meningkatkan kelas Radix FFT yang lebih tinggi.Riyanto SugengPurwanto Agus- Supardi2015-03-04T02:24:57Z2019-03-08T06:20:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12243This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122432015-03-04T02:24:57ZSUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLISUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLIMakalah ini membahas tentang inverse problems yang berkaitan dengan hukum Torricelli. Jika suatu tangki berisi air yang pada bagian dasarnya terdapat sebuah lubang kecil, maka kecepatan air keluar dari lubang berubah sesuai dengan perubahan ketinggian air dalam tangki. Diberikan dua contoh inverse problems yang melibatkan hukum Torricelli. Berbeda dengan direct problems yang selalu menghasilkan solusi yang tunggal dan stabil, suatu inverse problems dapat mempunyai solusi yang tidak tunggal dan tidak stabil. Makalah ini tidak hanya membahas bagaimana menyelesaikan suatu inverse problems tetapi juga bagaimana sifat solusinya.- SuciatiAdji Sidarto Kuntjoro2015-03-04T02:24:57Z2019-03-09T07:46:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12309This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123092015-03-04T02:24:57ZSCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAIstilah ”scaffolding” berasal dari kata ”scaffold” yang biasa digunakan oleh pekerja bangunan; yang merupakan sruktur sementara yang mendukung pekerja untuk menyelesaikan pekerjaaan yang mereka tidak dapat lakukan. Scaffold memberikan pekerja tempat untuk bekerja dan untuk mencapai daerah pekerjaan yang tidak dapat mereka mencapainya sendiri. Kemudian, istilah scaffolding ini dikembangkan sebagai metaphora untuk menjelaskan bentuk-bentuk bantuan yang disediakan guru atau teman sebaya untuk mendukung belajar. Di dalam proses scaffolding, guru membantu siswa menuntaskan tugas atau konsep pada pada awalnya tidak mampu dia peroleh secara mandiri. Guru hanya memberikan bantuan berupa teknik./keterampilan tertentu dari tugas-tugas yang diluar batas kemampuan siswa. Ketika siswa telah melakukan tanggung jawabnya dalam tugas-tugas maka ketika itu guru mulai dengan proses ”fading”, atau melenyapkan bantuan, agar siswa dapat bekerja secara mandiri.
Ide scaffolding pertama kali dikemukakan oleh Lev Vygotsky, yang merupakan bagian dari teorinya ”ZDP”, atau Zone of Proximal Development. ZDP dapat diartikan sebagai daerah antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri pada actual developmental level (tingkat perkembangan saat ini) dan apa yang dicapai siswa tersebut untuk potential developmental level (tingkat perkembangan potensial) bila dibantu oleh orang dewasa/ahli; dan scaffolding memainkan peranan yang penting untuk mencapai level perkembangan potensial tersebut. Berdasarkan teori ZDP ini, scaffolding dapat juga dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran. Bagaimana aplikasi scaffolding sebagai suatu strategi pembelajaran diaplikasikan?. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana scaffolding diaplikasikan dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangan scaffolding, dan temuan atau hasil penelitian yang berkaitan dengan scaffolding.
Kata kunci: PembelajaranIstilah ”scaffolding” berasal dari kata ”scaffold” yang biasa digunakan oleh pekerja bangunan; yang merupakan sruktur sementara yang mendukung pekerja untuk menyelesaikan pekerjaaan yang mereka tidak dapat lakukan. Scaffold memberikan pekerja tempat untuk bekerja dan untuk mencapai daerah pekerjaan yang tidak dapat mereka mencapainya sendiri. Kemudian, istilah scaffolding ini dikembangkan sebagai metaphora untuk menjelaskan bentuk-bentuk bantuan yang disediakan guru atau teman sebaya untuk mendukung belajar. Di dalam proses scaffolding, guru membantu siswa menuntaskan tugas atau konsep pada pada awalnya tidak mampu dia peroleh secara mandiri. Guru hanya memberikan bantuan berupa teknik./keterampilan tertentu dari tugas-tugas yang diluar batas kemampuan siswa. Ketika siswa telah melakukan tanggung jawabnya dalam tugas-tugas maka ketika itu guru mulai dengan proses ”fading”, atau melenyapkan bantuan, agar siswa dapat bekerja secara mandiri.
Ide scaffolding pertama kali dikemukakan oleh Lev Vygotsky, yang merupakan bagian dari teorinya ”ZDP”, atau Zone of Proximal Development. ZDP dapat diartikan sebagai daerah antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri pada actual developmental level (tingkat perkembangan saat ini) dan apa yang dicapai siswa tersebut untuk potential developmental level (tingkat perkembangan potensial) bila dibantu oleh orang dewasa/ahli; dan scaffolding memainkan peranan yang penting untuk mencapai level perkembangan potensial tersebut. Berdasarkan teori ZDP ini, scaffolding dapat juga dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran. Bagaimana aplikasi scaffolding sebagai suatu strategi pembelajaran diaplikasikan?. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana scaffolding diaplikasikan dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangan scaffolding, dan temuan atau hasil penelitian yang berkaitan dengan scaffolding.Sutiarso Sugeng2015-03-04T02:24:57Z2019-10-03T03:38:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12311This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123112015-03-04T02:24:57ZKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP:
PROBLEMATIKA DAN CARA MELATIHKANNYAKemampuan pemecahan masalah matematik merupakan kemampuan esensial
yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran
matematika. Namun kenyataannya banyak siswa yang kurang mampu dalam
menyelesaikan masalah, terutama masalah yang non-rutin. Upaya untuk mengatasi hal
ini adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang melatih siswa melakukan
langkah-langkah pemecahan masalah matematik. Langkah-langkah tersebut, menurut
Polya, terdiri dari memahami masalah, menyusun strategi, melakukan strategi yang
dipilihnya, dan melihat kembali. Setidaknya, ada dua macam cara mengukur
kemampuan pemecahan masalah, yakni secara parsial dan secara terintegrasi.
Selanjutnya, berdasarkan analisis keterkaitan, implementasi Pendidikan Matematika
Realistik dengan lima karakteristikya dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah
matematik.Sugiman Sugiman2015-03-04T02:24:57Z2019-03-06T00:46:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12353This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123532015-03-04T02:24:57ZPEMBELAJARAN FISIKA DI SMP BERBASIS PADA STANDAR MUTUSebagai pendidikan yang bersifat strategis, maka pendidikan di SMP didasarkan
pada peningkatan mutu. Hal ini menunjukan adanya suatu tuntutan perubahan, salah
satu contohnya adalah perubahan evaluasi. Untuk itu maka ada beberapa permasalahan
perlu dikaji lebih mendalam, antara lain: (1) adanya tuntutan perubahan suatu
pembelajaran fisika yang mempunyai relevansi dengan model evaluasi yang digunakan
bedasarkan perundan-undangan yang belaku, (2) tuntutan adanya perubahan
peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPA-fisika, dan (3) adanya
tuntutan bahwa kita harus dapat dan berhasil melaksanakan pembelajaran fisika yang
berbasis pada pengendalian dan penjaminan mutu dalam usaha untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Meskipun sistem pembelajaran yang berbasis pada standar mutu memberi
peluang yang besar dalam pencapaian hasil belajar siswa, sistem pembelajaran ini akan
menghadapi beberapa kendala, sebagai contoh: dalam sistem pembelajaran ini setiap
kelas minimal dibutuhkan dua guru fisika untuk mengelola kelas jaminan mutu dan
kelas layanan pembelajaran tambahan dan ruang kelas tambahan yang akan digunakan
sebagai kelas layanan tambahan.- Subroto2015-03-04T02:24:56Z2019-03-08T06:20:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12237This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122372015-03-04T02:24:56ZUJI DISTRIBUSI INDEKS Ap GEOMAGNETIndeks Ap adalah suatu indeks magnet yang menggambarkan besarnya intensitas gangguan geomagnet. Dengan menggunakan data indeks Ap geomagnet dari 1932 hingga 1998 yang diperoleh dari bulletin Berthelier dan Menvielle (1992) dapat dinyatakan bahwa indeks Ap mengikuti distribusi lognormal. Dari hasil perhitungan dan analisis uji statistik dengan menggunakan uji χ2 (chi kuadrat) terbukti bahwa indeks Ap geomagnet mengikuti distribusi lognormal.Rachyany Sity2015-03-04T02:24:56Z2019-03-08T06:20:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12240This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122402015-03-04T02:24:56ZANALISIS INDEKS DISTURBANCES STORM TIME
DENGAN KOMPONEN H GEOMAGNETIndeks Disturbances storm time atau disingkat dengan Dst adalah suatu ukuran
aktivitas geomagnet sebagai indikator terjadinya gangguan geomagnet yang dikenal
dengan badai geomagnet. Sedangkan komponen H Biak adalah medan geomagnet yang
diterima di stasiun Biak. Dengan menggunakan metoda korelasi Pearson dengan
mengolah data komponen H geomagnet dan data indeks Dst saat terjadinya badai
geomagnet tanggal 15 Juli 2000 dan 5 Oktober 2000 serta tanggal 5 Oktober 2001,
diperoleh korelasi yang sangat tinggi sekitar 0,81 hingga 0,90. Artinya, indeks Dst sama
dengan komponen H atau indeks Dst dapat mewakili medan geomagnet komponen H
Biak.Rachyany Sity2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:03:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123402015-03-04T02:24:56ZPOTENSI SENYAWA ISOFLAVON DAN DERIVATNYA DARI
KEDELAI (GLYCINE MAX. L) SERTA MANFAATNYA UNTUK
KESEHATANIsoflavon tergolong kelompok senyawa flavonoid, yang banyak ditemukan
dalam buah–buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Kedelai merupakan bahan
pangan yang menempati urutan pertama mengandung senyawa isoflavon dan
derivatnya. Isoflavon dan derivatnya merupakan senyawa yang diketahui berfungsi
sebagai antioksidan, antitumor, antiosteroklerosis. Hasil penelitian menunjukkan
kedelai yang terfermentasi jamur Rhizopus oligosporus, seperti tempe menunjukkan
kandungan isoflavon dan derivatnya yang lebih tinggi dari pada dalam biji kedelai.
Kandungan isoflavon yang lebih tinggi tersebut diakibatkan oleh reaksi metabolisme
secara an aerob jamur Rhizopus oligosporus yang dapat mengubah senyawa flavonoid
menjadi isoflavonoid. Dalam makalah ini akan dibahas potensi senyawa isoflavon dan
derivatnya dari kedelai, serta manfaatnya untuk kesehatan.Atun Sri2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124132015-03-04T02:24:56ZKARAKTERISTIK KIT KIMIA “UNSUR, SENYAWA, DAN
CAMPURAN” UNTUK SISWA SMALB-BTujuan penelitian mengembangkan Kit Kimia untuk siswa SMALB-B
tentang topik “unsur, senyawa, dan campuran” sebagai penunjang materi kimia yang
terdapat dalam mata pelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (4-D models: Define, Design, Develop, dan Dissemination, dibatasi
sampai tahap Develop). Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi untuk
prototipe Kit Kimia. Sumber data diperoleh dari pakar bidang studi Kimia, Pendidikan
Luar Biasa (PLB), guru dan siswa SMALB-B. Dihasilkan prototipe Kit Kimia sesuai
dengan kebutuhan dan keterbatasan siswa tunarungu. Lembar Kerja Siswa (LKS)
dilengkapi seperangkat alat dan bahan kimia yang ramah lingkungan, mudah
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sajian dalam LKS mengutamakan visualisasi
dan kalimat yang pendek dan jelas. Digunakan ukuran huruf “16-20”, foto-foto
berwarna alat laboratorium kimia disertai namanya dan teknik eksperimen dasar. Ada
enam (6) topik kegiatan, dengan foto pada alat, bahan, dan cara kerja yang harus
dilengkapi oleh siswa, selain pengisian data pengamatan dan kesimpulan.Poedjiastoeti Sri- Liliasari2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124192015-03-04T02:24:56ZMODIFIKASI SILIKA GEL DALAM KAITANNYA
DENGAN PENINGKATAN MANFAATSilika gel merupakan salah satu bahan kimia yang dimanfaatkan sebagai
penjerap air yang terkandung dalam berbagai macam bahan yang bersifat
higroskopis. Sifat sebagai penjerap disebut juga sifat adsorptif berkaitan dengan
adanya situs aktif pada permukaan. Situs aktif pada permukaan silika gel terdiri atas
dua macam gugus fungsi, yaitu silanol dan siloksan.
Modifikasi silika gel berkaitan dengan proses perubahan situs aktif pada
permukaan, yaitu dengan merubah gugus silanol menjadi gugus fungsi yang lain.
Modifikasi dapat dilakukan dengan proses fisis dan proses kimia. Modifikasi dengan
proses kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain impregnasi, silanisasi
atau reaksi dengan pereaksi silan. Proses ini dilakukan terhadap silika gel. Proses
lain, yaitu proses sol – gel dilakukan dengan menambahkan pereaksi pada saat
terjadinya gelasi. Pada proses modifikasi, gugus silanol dapat diubah menjadi
berbagai macam gugus antara lain : amino ( -NH2 ), merkapto ( -SH ), fosfonato ( -
PO3H ) , sulfonato ( -SO3H) , dll. Berdasar hasil penelitian ternyata setelah modifikasi
, pemanfaatannya menjadi lebih luas.Sulastri Siti2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12425This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124252015-03-04T02:24:56ZPEMANFAATAN ION LOGAM BERAT TEMBAGA(II),
KROMIUM(III), TIMBAL(II), DAN SENG(II) DALAM LIMBAH
CAIR INDUSTRI ELECTROPLATING UNTUK PELAPISAN
LOGAM BESIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) beda potensial yang dapat
menurunkan kadar ion logam berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah
cair electroplating secara maksimal, 2) efisiensi penurunan kadar ion logam berat
Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair electroplating pada beda
potensial optimal dan 3) beda potensial yang menghasilkan kualitas lapisan yang
paling bagus penampilan fisiknya.
Penelitian ini diawali dengan persiapan: 1) sampel limbah cair, 2) elektroda
platina, dan 3) logam besi yang akan dilapisi. Alat electroplating yang dipakai berupa
potensiometer Merk Shimadzu Tipe NES_5F. Proses electroplating dilakukan pada
variasi beda potensial yaitu 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4,5; dan 5,0 volt. Analisis kadar ion
logam dalam limbah cair electroplating sebelum dan sesudah proses electroplating
secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengamatan hasil pelapisan dilakukan
secara visual oleh peneliti.
Kesimpulan penelitian ini adalah 1) beda potensial yang dapat menurunkan
kadar ion logam berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair
electroplating secara maksimal adalah 4 volt, 2) efisiensi penurunan kadar ion logam
berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair electroplating pada beda
potensial optimal berturut-turut adalah 21,30; 72,37; 51,00; dan 58,60 %. Beda
potensial yang menghasilkan kualitas lapisan yang paling bagus penampilan fisiknya
adalah 4 volt.Marwati SitiTutik Padmaningrum Regina- Marfuatun2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T00:43:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12220This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122202015-03-04T02:24:55ZEKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIANTelah dilakukan eksperimen gerak harmonik dua batang terkunci sebagian dengan bantuan teknik perekaman timelapsed. Dua batang pejal masing-masing panjangnya 30 cm disusun sebagai suatu sistem bandul. Pangkal batang pertama dapat bergerak bebas, tetapi pangkal batang kedua terkunci oleh ujung batang pertama. Pengamatan dan pengukuran untuk setiap batang secara bersamaan sulit dilakukan. Untuk itu, pengamatan dilakukan menggunakan teknik perekaman citra secara timelapsed dengan interval perekaman antar-citra 50 ms. Dengan teknik image substraction, posisi titik-titik pengamatan dari waktu ke waktu sebagaimana tampak pada dua citra berturutan yang diperoleh dapat diamati dan diukur. Dengan teknik timelapsed, pola osilasi gerak, simpangan (amplitude), periode, dan frekuensi untuk setiap batang pejal dan sistem batang keseluruhan dapat diamati dan diukur. Dari hasil eksperimen dapat diketahui bahwa periode kedua batang sama yaitu 0,6 s, frekuensi osilasi 1,64 Hz, dan kedua osilasi batang mengalami redaman. Ampitudo positif maksimum kedua batang selalu sama, sebaliknya amplitudo negatif maksimum batang kedua lebih besar daripada dari pada amplitudo batang pertama. Amplitudo negatif batang pertama lebih kecil daripada amplitudo positifnya. Sebaliknya, amplitudo negatif batang kedua lebih besar daripada amplitudo positifnya. Eksperimen dengan bantuan teknik perekaman timelapsed memudahkan pemahaman terhadap sistem kompleks seperti dua bandul terkunci sebagian.Ristianto SigitBayu Suparta Gede2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T00:44:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12224This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122242015-03-04T02:24:55ZEKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANGEksperimen laboratorium telah dilakukan untuk mengamati gerak harmonik sistem bandul dua batang pejal. Kedua batang pejal panjangnya sama yaitu 40 cm. Pengamatan dan pengukuran gerak kedua batang secara bersamaan dilakukan menggunakan teknik perekaman citra secara timelapsed. Hasil pengamatan timelapsed berupa suatu runtun citra sehingga posisi titik-titik pengamatan pada kedua batang dari waktu ke waktu dapat diamati dan diukur secara simultan. Dengan teknik timelapsed, pola gerak osilasi, amplitudo, periode, dan frekuensi untuk kedua batang dapat diamati dan diukur. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kedudukan awal masing-masing batang mempengaruhi pola osilasi berikutnya. Gerak kedua batang cenderung saling mempengaruhi yang ditandai dengan adanya perubahan amplitudo dan frekuensi.Asmah Khairiyah SitiBayu Suparta Gede2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T00:45:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12300This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123002015-03-04T02:24:55ZSISTEM TRANSFER DATA GEOMAGNET UNTUK OBSERVASI NEAR REAL TIME AKTIFITAS MEDAN MAGNETPengamatan terhadap aktifitas medan magnet dilakukan dengan menggunakan instrument Fluxgate Magnetometer. Tersebarnya lokasi observasi medan magnet di beberapa daerah yang letaknya saling berjauhan, merupakan suatu kendala dalam mendapatkan data aktifitas medan magnet yang update.. Untuk dapat melakukan observasi dan analisis aktifitas medan magnet secara near real time maka dibangunlah sebuah sistem transfer data aktifitas medan magnet dari lokasi lokasi observasi. Dalam makalah ini membahas mengenai pembangun sistem transfer data aktifitas medan magnet dengan menggunakan bahasa pemogrman Borland Delphi, jaringan GPRS dan protokol FTP. Sistem ini telah berjalan secara kontinyu selama dua puluh empat jam dengan pengiriman data setiap lima menit.C. P Setyanto- L. Musafar- Harry. BE.H Cucu2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T00:45:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12310This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123102015-03-04T02:24:55ZREKONTRUKSI FILE DATA MAGNETOMETER UNTUK OBSERVASI NEAR REAL TIME AKTIFITAS MEDAN MAGNETData hasil pengamatan yang dilakukan oleh magnetometer tersimpan dalam suatu media penyimpanan - compact flash dengan format text file. Ukuran file yang dibuat oleh file dengan format text selalu berubah-ubah sehingga susah memperkirakan kapan batas pergantian dari media penyimpanan - compact flash tersebut. Rekontruksi file data magnetometer kedalam format bineri file bertujuan untuk memperkirakan lama pemakaian memori media penyimpanan – compact flash pada magnetometer, memperkecil ukuran dari file data yang terbentuk, mempercepat pada saat transfer file. Dalam makalah ini membahas mengenai teknik rekontruksi file. Output yang dihasilkan dari sistem ini adalah memaksimalkan penggunakaan media penyimpanan – compact flash dengan memperkecil ukuran file data, pembuatan file setiap lima menit dan harian.C. P Setyanto2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T08:22:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12422This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124222015-03-04T02:24:55ZKAJIAN TENTANG KANDUNGAN LOGAM-LOGAM
BERHARGA DALAM LIMBAH ELEKTRONIK(E-WASTE) DAN
TEKNIK RECOVERYNYA MALALUI PROSES DAUR ULANGLimbah elektronik (E-Waste) merupakan suatu barang-barang yang terdiri dari
peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dikehendaki lagi. Komposisi bahanbahan
yang terkandung dalam limbah elektronik adalah bahan plastik, bahan oksida,
logam-logam seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Keberadaan limbah
elektronik semakin lama akan semakin menumpuk sehingga diperlukan penanganan
dan pengolahan yang ramah lingkungan.
Tujuan penulisan artikel kajian ini adalah untuk memberikan informasi tentang
kandungan logam-logam berharga dan teknik recoverynya melalui proses daur ulang.
Manfaat yang diharapkan adalah memberikan informasi tentang kandungan logamlogam
berharga dan proses recoverynya sehingga dapat digunakan sebagai tinjauan
untuk penanganan dan pengolahan limbah elektronik yang efektif dan ramah
lingkungan.
Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa dalam limbah elektronik
mengandung logam-logam yang relatif tinggi khususnya logam Cu dan mengandung
logam berharga yaitu Au dan Ag serta komponen berbahan plastik yang dapat didaur
ulang. Kandungan logam-logam yang relatif tinggi memberikan prospek untuk
pemakaian kembali (reuse) dengan cara pengambilan kembali (recovery). Teknik
recovery logam-logam dalam limbah elektronik dapat dilakukan melalui proses daur
ulang secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia.Marwati Siti2015-03-04T02:24:54Z2019-03-08T06:19:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12213This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122132015-03-04T02:24:54ZDISTRIBUSI PELUANG BANYAK KOMPONEN DALAM
RANDOM FUNCTIONDISTRIBUSI PELUANG BANYAK KOMPONEN DALAM
RANDOM FUNCTIONDalam makalah ini dibahas masalah yang terkait dengan random functions; yaitu mengenai banyak komponen yang terbentuk. Solusi aproksimatif untuk masalah ini diperoleh melalui pendekatan dalam population genetics.- S. Padmadisastra2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T00:45:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12313This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123132015-03-04T02:24:54ZRESPON IONOSFER TERHADAP GERHANA MATAHARI 26 JANUARI 2009 DARI PENGAMATAN IONOSONDAAdanya peristiwa gerhana matahari tanggal 26 januari 2009 yang melewati pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan merupakan kesempatan untuk mempelajari respon ionosfer terhadap terjadinya gerhana. Pengamatan dilakukan di 3 tempat menggunakan ionosonda yaitu dari Kotatabang, Pontianak dan Pameungpeuk. Gerhana terjadi mulai pukul 15:20 LT dan berakhir pukul 17:50 LT dengan puncak gerhana pada pukul 16:40 LT. Hasil dari pengamatan ionogram memperlihatkan (i) terlihatnya lapisan F1 yang pada hari biasa tertutup oleh lapisan E, (ii) tidak terjadinya kenaikan ketinggian dasar lapisan F (h′F) dan (iii) terjadinya penurunan foF2 pada saat terjadi gerhana sekitar pukul 16:00 LT sebesar ~2 MHz dari pengamatan ionosonda Pontianak dan ~0.5 Mhz dari ionosonda Kotatabang. Terlihatnya lapisan F1 pada saat terjadi gerhana merupakan efek dari berkurangnya intensitas radiasi matahari yang diterima, menyebabkan laju ionisasai berkurang sehingga kerapatan elektron di lapisan E berkurang. Berkurangnya kerapatan elektron di lapisan E ini menyebabkan sinyal dari ionosonda yang biasanya diserap dan atau dipantulkan oleh lapisan E dapat diteruskan dan dipantulkan oleh lapisan F1. Gerhana matahari 26 Januari 2009 tidak menyebabkan kenaikan h′F dikarenakan gravitasi bumi masih lebih dominan dibandingkan dengan gaya gravitasi bulan sehingga lapisan F tidak tertarik keatas. Nilai foF2 sebanding dengan kerapatan elektron di lapisan F sehingga penurunan intensitas radiasi menyebabkan penurunan foF2.Perwitasari SeptiMuslim Buldan2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T00:45:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12328This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123282015-03-04T02:24:54ZPENERAPAN SEVEN JUMP METHOD (SJM)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
MAHASISWAPembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen di depan kelas
telah banyak dikritik sebagai pembelajaran yang tidak membelajarkan. Namun pada
kenyataannya, mayoritas dosen, termasuk di lingkungan FMIPA UNY, masih
menggunakan pola teacher centered tersebut dalam pembelajarannya di kelas.
Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa
untuk melakukan proses sains. Akibatnya, mahasiswa tidak memiliki keterampilan
proses sains yang memadai. Oleh karena itu, perlu ada terobosan metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Kajian ini akan
mencoba mengurai penerapan Seven Jump Methods (SJM) sebagai upaya untuk
meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa.
Keterampilan proses sains terdiri dari: 1) Keterampilan mengamati, 2)
Keterampilan menafsirkan hasil pengamatan, 3) Membuat hipotesis, 4) Merancang
eksperimen, 5) Melakukan eksperimen, 6) Menganalisis data, dan 7)
Mengkomunikasikan hasil. Adapun SJM adalah sebuah metode pembelajaran yang
terdiri dari tujuh langkah, yaitu: 1) Klarifikasi terminologi dan konsep yang belum
dipahami, 2) Mendefinisikan Permasalahan, 3) Menganalisis permasalahan dan
menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasanan yang
dibutuhkan, 5) Menformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan informasi melalui
belajar mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya
untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan Melakukan refleksi penguatan hasil
belajar.
Berdasarkan kajian teoritis dengan menganalisis komponen keterampilan
proses dan sintak metode SJM, maka dapat disimpulkan bahwa: metode SJM memiliki
tahap-tahap pembelajaran yang selaras dengan pengembangan keterampilan proses
sains mahasiswa. Oleh karena itu, metode SJM secara teoritis dapat digunakan sebagai
sarana untuk meningkatkan keterampilan proses sains.Nurohman Sabar2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T00:47:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12386This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123862015-03-04T02:24:54ZINDUCTIVE TEACHING METHODS:
UPAYA INTERNALISASI SCIENTIFIC ATTITUDE MAHASISWA
PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR IKuliah Praktikum Fisika Dasar yang selama ini dilaksanakan, belum mampu
menumbuhkan sikap ilmiah secara optimal. Mahasiswa kebanyakan terjebak pada aspek
teknik-mekanik pada saat menjalanakan praktikum dan mengabaikan aspek scientific
attitude. Oleh karena itu butuh suatu terobosan dalam pembelajaran agar mampu
menumbuhkan scientific attitude mahasiswa melalui Praktikum Fisika Dasar I. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Inductive Teaching Methods pada
mata kuliah praktikum Fisika Dasar I agar dapat meningkatkan internalisasi Scientific
Attitude mahasiswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Classroom Action
Research (CAR). Melalui suatu tindakan bersiklus yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi diharapkan ditemukan suatu skenario pembelajaran
Inductive Teaching Methods yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan
internalisasi scientific attitude mahasiswa.
Setelah dilakukan dua siklus tindakan kelas diketahui bahwa (1) Skenario
pembelajaran pada tindakan siklus II telah berhasil menginternalisasikan aspek scientific
attitude mahasiswa, hal ini ditandai dengan perolehan nilai indikator scientific attitude
hingga pada taraf 66%, (2) Skenario pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari
langkah-langkah (a) asisten mengungkapkan permasalahan eksperimen, (b) mahasiswa
melakukan kajian teori, (c) mahasiswa merumuskan hipotesis, (d) mahasiswa merancang
percobaan, (e) dosen melakukan uji pemahaman konsep, (f) mahasiswa melakukan
percobaan, (g) Mahasiswa membuat laporan sementara, (h) dosen meminta mahasiswa
untuk membuat grafik hubungan antar variabel percobaan.Nurohman Sabar- Suharyanto2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T08:22:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12416This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124162015-03-04T02:24:54ZRAPID TEST TERHADAP INFEKSI DAN STRATEGI
MENGHADAPI WABAH VIRUS FLU BABI PADA MANUSIAPenulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara ringkas
mengenai keberadaan wabah virus flu babi beserta cara mendetekisnya secara cepat.
Virus yang sangat membahayakan ini termasuk dalam subtipe H1N1. Virus ini telah
banyak menimbulkan kematian bagi manusia. Asal usul virus ini belum jelas berasal
dari hewan atau manusia. Sementara ini diduga bahwa virus ini merupakan virus
mutan yang berasal dari virus influenza pada manusia, babi dan unggas.
Berdasarkan pembahasan memberikan gambaran bahwa asal usul maupun
mekanisme infek virus flu babi pada manusia belum diketahui secara pasti. Untuk
mencegah merebaknya virus flu babi ini dapat dilakukan dengan langkah yang positif,
melalui vaksinasi babi dan manusia, maupun pembersihan kandang babi secara
kontinu. Pembantaian babi merupakan langkah yang tidak tepat, karena dapat
menimbulkan kepunahan jenis babi lokal Indonesia serta memungkinkan virus flu babi
dapat langsung menyerang manusia. Deteksi cepat terhadap keberadaan virus flu babi
dapat dilakukan dengan metode polymerize chain reaction yang hanya memerlukan
waktu sekitar satu jam.- Senam, Ph.D.2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T08:22:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12418This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124182015-03-04T02:24:54ZPROSPEK BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR YANG
TERBARUKAN DAN RAMAH LINGKUNGANPenulisan makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai kelebihan
bioetanol yang dihasilkan dari aktivitas mikroorganisme untuk mengkonversi
karbohidrat menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.. Berdasarkan uraian dalam
makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa di bumi Indonesia tersedia melimpah
material hayati yang mengandung karbohidrat yang potensial menghasilkan bioetanol.
Bioetanol yang dihasilkan dapat digunakan melalui pencampuran dengan bensin.
Bioetanol mampu menaikkan angka oktan bahan bakar serta dapat menurunkan
pencemaran lingkungan.- Senam, Ph.D.2015-03-04T02:24:52Z2019-03-09T07:46:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12301This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123012015-03-04T02:24:52ZMEMBANGUN SUATU SITUASI-DIDAKTIS DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWAAktivitas kreatif adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk mendorong atau memunculkan kreativitas siswa, sedangkan kata kreativitas sebagai produk dari berpikir kreatif. Melalui belajar matematika siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, kreatif, produktif. Kemampuan berpikir kreatif termasuk dalam matematika memuat indikator fluency (kefasihan), fleksibility (keluwesan), originality (keaslian), elaboration (keterincian) dan sensitivity (kepekaan). Berdasarkan beberapa penelitian tentang berpikir kreatif diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa dalam keaslian hampir selalu merupakan kemampuan terendah dari kelima indikator yang ada. Salah satu penyebab indikator ini masih merupakan kemampuan terendah adalah faktor budaya, siswa terbiasa untuk menunggu ide dari orang lain atau dari guru dan mereka hanya melanjutkan penyelesaian dari ide yang muncul tersebut. Untuk itu guru perlu menciptakan suatu situasi pembelajaran yang dapat memancing siswa mengeluarkan ide yang dimilikinya. Dalam teorinya Brousseau membedakan tiga situasi dalam proses pembelajaran yaitu Situasi Non-didaktis, Situasi Didaktis, dan Situasi A-Didaktis. Pada makalah ini disajikan suatu situasi didaktis dalam pembelajaran inkuiri yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep yang ada, sehingga diharapkan akan muncul ide-ide berdasarkan pemikirannya sendiri.- Risnanosanti2015-03-04T02:24:52Z2019-03-06T00:47:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12382This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123822015-03-04T02:24:52ZPEMAHAMAN KONSEP SISWA SETELAH MENGGUNAKAN MEDIA
PEMBELAJARAN ANIMASI FISIKA YANG TIDAK SESUAI FISIKAHasil penelitian Wahyu Hari Kristiyanto (2008a:18) menunjukkan bahwa tidak semua
isi animasi Fisika yang digunakan sebagai media pembelajaran sesuai dengan kebenaran
konsep Fisika. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media animasi sangat berpengaruh positif pada pembentukan konsep
siswa . Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemahaman konsep yang dimiliki
siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media animasi Fisika tetapi tidak
sesuai Fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel
yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas X sebuah SMA di Kab. Sleman
yang dipilih secara acak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 10% siswa
untuk topik Gaya Gesekan dan 30% siswa untuk topik Gaya Sentripetal mengalami
penurunan pemahaman konsep setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media
animasi Fisika yang tidak sesuai Fisika. Pada topik Gaya Gesekan, siswa kurang
memahami dengan baik adanya gaya gesekan statis pada benda yang diam,
, titik kerja dan arah gaya gesekan. Pada topik Gaya Sentripetal, dan
menganggap bahwa gaya sentripetal merupakan lintasan lingkaran itu sendiri, gaya
sentripetal adalah gaya yang muncul tersendiri dan tidak memahami bahwa gaya
sentripetal adalah julukan atau alias untuk gaya-gaya yang merupakan penyebab gerak
melingkar. Selain itu siswa juga mengalami kekeliruan dalam memahami konsep
munculnya gaya normal. Dapat disimpulkan bahwa media animasi yang diharapkan
dapat membantu peningkatan pemahaman konsep justru malah dapat menjerumuskan
siswa jika isi dari animasi tidak sesuai dengan konsep yang benar.Tri Kusyanti Rita Nunung2015-03-04T02:24:52Z2019-03-06T00:47:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12421This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124212015-03-04T02:24:52ZKONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN
KECEPATAN CAHAYAPada jaman Yunani, pengertian manusia mengenai cahaya dan proses melihat telah
diperbincangkan. Salah satu teori yang dikemukakan orang pada jaman itu adalah
tentang proses melihat yaitu untuk melihat sesuatu, ada cahaya yang keluar dari mata
menuju benda tersebut yang terkenal dengan ”teori sungut” Mereka menyamakan
dengan tangan kita yang harus mendatangi benda yang akan kita pegang, maka cahaya
itu juga mendatangi benda yang akan dilihat. Menarik untuk mengetahui apakah masih
ditemukan pemikiran tersebut pada jaman sekarang? Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsepsi siswa mengenai jalannya cahaya ketika melihat benda, rambatan
cahaya, dan kecepatan cahaya. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat awal
program studi Pendidikan Fisika dan Pendidikan Matematika. Soal tes diagnostik
dalam bentuk pilihan ganda diberikan kepada sampel. Kemudian jawaban siswa
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: Dalam
proses melhat, mata mengeluarkan cahaya dan bukannya menerima cahaya. Merambat
tidaknya cahaya tergantung pada lingkungan, dan intensitas sumber cahaya dan bukan
tergantung pada medium yang dilaluinya. Pada siang hari cahaya merambat lebih dekat
daripada malam hari. Kecepatan rambat cahaya dianggap sebanding dengan intensitas
sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, jarak merambatnya dan lingkungannya.
Semakin terang sumber cahaya semakin besar kecepatan cahaya. Semakin besar
panjang gelombangnya semakin besar kecepatan cahaya. Semakin dekat jarak yang
ditempuh cahaya semakin besar kecepatannya. Di tempat yang gelap, cahaya lebih cepat
merambatR.Bintoro RodemtusJ. Hambaora JaclynRadzumawarni PatrycyaSudarmi MarmiS.Rondonuwu Ferdy2015-03-04T02:24:51Z2019-03-08T06:19:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12210This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122102015-03-04T02:24:51ZCONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS UNTUK MELIHAT KARAKTERISTIK CALON INVESTOR POTENSIAL PT BURSA EFEK INDONESIA DI JAWA TIMURConfigural Frequency Analysis (CFA) adalah salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis data kategori. Banyak metode yang digunakan dalam mempelajari pola asosiasi antara sekelompok variabel kategori seperti log-linear dan regresi logistik. Pada pengaplikasiannya, kedua metode tersebut mempunyai perbedaan dengan metode CFA. Dalam CFA, parameter bukanlah fokus dari pengujian yang dilakukan serta tidak melihat apakah suatu model sudah dapat menjelaskan data dengan baik seperti yang terdapat pada metode log-linear. Hal lain yang menjadi perbedaan antara CFA dan Log-linear adalah bahwa CFA tidak hanya melihat adanya hubungan antara variabel-variabel tertentu yang biasanya menjadi output pada model Log-linear tetapi juga lebih memperhatikan pada konfigurasi-konfigurasi mana yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam pengaplikasiannya, metode ini akan digunakan untuk mengetahui secara jelas karakteristik dari calon investor potensial PT Bursa Efek Indonesia di daerah Jawa Timur.SEPTIANI PONTOH RESA2015-03-04T02:24:51Z2019-03-08T06:19:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12211This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122112015-03-04T02:24:51ZKEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIOTeori pembentukan portofolio diawali oleh Markowitz dengan mean-variancenya di tahun 50an. Selanjutnya bermunculan teori tentang portofolio seperti CAPM dan Single index model. Hingga pada tahun 90an muncul model portofolio yang popular dikenal dengan Black Litterman Model (BLM) oleh Robert Litterman dan Fischer Black.
Pada model Mean Variance, CAPM, Single Index Model diperlukan data historis sebagai komponen penghitungannya. Campur tangan investor dalam membentuk portofolionya tidak dilibatkan dalam model-model tersebut, padahal seorang investor mempunyai intuisi tertentu yang seharusnya mungkin dapat diperhitungkan. BLM muncul dengan rumusan yang tidak mengabaikan intuisi ‘views’ seorang investor atau manajer perusahaan. Sehingga diharapkan portofolio yang terbentuk lebih menguntungkan karena diperoleh bukan hanya hasil dari data historisnya saja tetapi meng-akomodir feeling dari investor yang dianggap merupakan akibat dari factor eksternal. Inilah yang membuat BLM tampak unik dalam pembentukan portofolionya.Subekti Retno2015-03-04T02:24:51Z2019-03-09T07:46:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12303This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123032015-03-04T02:24:51ZENAM TAHAPAN AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENDAYAGUNAKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWATahapan pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran siswa akan memudahkan guru untuk mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Enam tahapan aktivitas yang harus dilalui siswa agar dapat mengembangkan berpikir tingkat tinggi siswa adalah : 1) menggali informasi yang dibutuhkan; 2) mengajukan dugaan; 3) melakukan inkuiri; 4) membuat konjektur ;5) mencari alternatif ;6) menarik kesimpulan- R. Rosnawati2015-03-04T02:24:51Z2019-03-06T00:47:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12379This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123792015-03-04T02:24:51ZKonsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan AirSalah satu fenomena fisika yang paling dekat dengan kita adalah gelombang mekanis
seperti gelombang pada permukaan air. Parameter-parameter penting seperti kecepatan
rambat, panjang gelombang, frekuensi, amplitudo, dan media perambatan sering
dikaitkan berdasarkan konsepsi sederhana sehingga berpotensi terjadinya miskonsepsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi mahasiswa tentang cepat rambat
gelombang pada permukaan air. Sebanyak 53 mahasiswa tahun pertama pada program
studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Fisika yang telah mengikuti mata kuliah
fisika dasar dijadikan sampel uji tes diagnostik. Ditemukan bahwa lebih dari 80%
sampel secara konsisten mengalami miskonsepsi tentang kecepatan rambat gelombang.D. Astuti RahayuSanjaya BastenTriwijayanti NobitaS. Rondonuwu Ferdy2015-03-04T02:24:51Z2019-03-06T08:22:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12423This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124232015-03-04T02:24:51ZPERUBAHAN WARNA DAN KADARTelah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
larutan pemutih terhadap kadarTutik Padmaningrum Regina2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T00:44:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12248This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122482015-03-04T02:24:50ZSTRUKTUR MORFOLOGI DAN FOTOLUMINISENSI FILM TIPIS Ga2O3:MnTelah ditumbuhkan film tipis Ga2O3 yang didoping Mn 5% fraksi mol (Ga2O3:Mn) dengan menggunakan metode DC Magnetron sputtering. Film ditumbuhkan di atas substrat silikon pada suhu 600oC, tekanan gas argon 550 mtorr dan daya plasma masing-masing 25, 30 dan 35 watt. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa peningkatan daya plasma telah meningkatkan ukuran butir (grain size) yang lebih tinggi. Hasil karakterisasi dengan spektrometer fotoluminisensi menunjukkan bahwa film tipis Ga2O3:Mn (5%) memancarkan emisi pada warna hijau dengan puncak yang kuat ~ 490 nm. Dari eksperimen dapat ditunjukkan bahwa peningkatan daya plasma dapat meningkatkan intensitas fotoluminisensi.Marwoto PututD.P. Ng. MadeYulianto Agus- Sugianto- Sunarno2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T00:44:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12262This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122622015-03-04T02:24:50ZRANCANG BANGUN INSTRUMENTASI TEMPERATUR TINGGI MENGGUNAKAN PRINSIP DEFLEKSI LASER HE-NE SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM KENDALI OPERASI DI BIDANG INDUSTRIPemantauan dan pengendalian semua variabel proses seperti daya, temperatur, dan tekanan merupakan kebutuhan mutlak dalam bidang industri. Instrumentasi merupakan alat yang dapat digunakan untuk memantau dan mengendalikan variabel proses tersebut. Dari hasil pemantauan maka dapat diketahui apakah sistem berjalan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Bila terjadi penyimpangan, maka diperlukan tindakan kontrol sehingga proses dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan (sistem kendali operasi). Salah satu peralatan instrumentasi yang perlu diteliti adalah pemanfaatan defleksi Laser. Di dalam penelitian ini, diperkenalkan suatu metode pengukuran suhu nonkontak yang sederhana, yakni dengan mempergunakan prinsip defleksi. Ketika seberkas sinar dilewatkan di daerah yang berbeda suhu secara bertahap, maka sinar tersebut akan dibiaskan secara berulang, yang akan menyebabkan sinar tersebut terdefleksi (terbelokkan). Sesuai dengan hukum Snellius tentang pembiasan cahaya. Di dalam penelitian ini pada tahap pertama telah dilakukan penelitian skala laboratorium dengan menggunakan sinar laser He-Ne yang dilewatkan di atas pelat yang dipanaskan. Hasil penelitian pada tahun pertama adalah sebagai berikut : (1) Diperoleh fitting data dari hubungan antara perubahan suhu dengan simpangan defleksi sinar laser dengan panjang medium yang konstand dengan persamaan Y = A.T. (2) Diperoleh fitting data dari perubahan panjang medium pemanas dengan simpangan defleksi sinar laser pada suhu konstand dengan persamaan L = B.Y. dengan A dan B adalah konstanta hasil fitting, Y adalah simpangan defleksi dan L = paanjang medium pemenas serta T = suhu ruangan pemanas (3) Telah dikembangkan modeling dengan sistem elektronik untuk suhu non kontak temperatur tinggi sebagai sistem kendali dibidang industri dengan pengaturan menggunakan hasil (1) dan (2). Pola defleksi yang diterima oleh detektor yang dilengkapi dengan sistem akuisisi data. Sistem akuisisi data terdiri dari dua bagian yaitu sistem pengkondisi sinyal dengan pola sensor yang melingkar dengan jari-jari defleksi sesuai dengan suhu ruangan. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik - dalam hal ini fluks intensitas cahaya - menjadi besaran listrik dalam penelitian ini digunakan Foto Transistor. Pemilihan Foto Transistor sebagai detektor didasarkan pada akurasi, presisi, linieritas dan kestabilan temperatur. Jika detektor ini ditembus oleh sinar laser maka akan ditangkap oleh Foto Transisitor. Hal ini menyebabkan timbulnya arus listrik dan arus listrik yang dihasilkan bisa dirangkai dengan sistem alarm untuk setiap perubahan suhu medium yang terjadiKadarisman Nur2015-03-04T02:24:50Z2019-03-09T07:46:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12296This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122962015-03-04T02:24:50ZPENGGUNAAN MICROSOFT MATH 3.0 DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKADalam era digital saat ini diperlukan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran
matematika. Karakteristik matematika yang memiliki objek kajian abstrak dan
membutuhkan daya berpikir logis sehingga diperlukan media yang sesuai. Seiring
dengan perkembangan teknologi, kini hadir Microsoft Math 3.0 yang memiliki fitur
yang didesain untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan matematika, sains,
dan sejenisnya, sebaik mungkin untuk mendidik pengguna. Fitur aplikasi ini adalah
sebagai graphing calculator dan unit converter. Aplikasi ini juga memiliki triangle
solver, dan equation solver yang menyediakan penyelesaian langkah demi langkah
untuk setiap permasalahan. Dengan demikian, Microsoft Math sangat sesuai untuk
digunakan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Dalam makalah ini akan
diuraikan tentang penjelasan tentang Microsoft Math dan contoh pembelajaran
matematika yang menggunakan Microsoft Math.ANDRIANI PARHAINI2015-03-04T02:24:50Z2019-03-09T07:46:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12298This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122982015-03-04T02:24:50ZMATEMATIKA DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI MASYARAKAT BERPENDIDIKAN RENDAHMatematika adalah ilmu yang selalu digunakan oleh manusia sepanjang hidupnya. Manusia lahir dan agar tetap hidup harus makan dan minum. Jika anak-anak ditanya “Berapa kali makan nasi dalam sehari?”, maka anak akan menjawab tiga kali. Atau mungkin, jika ditanyakan tentang berapa kali mandi dalam sehari, maka tentulah jawabnya dua kali. Hal-hal tersebut, yaitu menyebut tiga dan dua, sebenarnya secara tidak langsung anak sudah menyebutkan fakta dalam matematika yaitu bilangan. Dengan demikian, kita tidak dapat menutup mata bahwa sebenarnya secara tidak langsung manusia itu telah menggunakan dan mengembangkan fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang merupakan objek matematika melalui aktivitas dalam hidupnya. Berdasarkan kenyataan di lapangan, jika seorang tukang bangunan yang melakukan pekerjaan membuat bangunan berbentuk lingkaran dengan jari-jari satu meter. Ternyata tukang tersebut dalam membuat lingkaran menggunakan kayu dengan salah ujungnya digunakan sebagai pusat putaran (pusat jangka) dan ujung yang lain digunakan sebagai tempat alat pemberi tanda (di jangka sebagai tempat pensil). Hal tersebut menunjukkan bahwa si tukang bangunan menggunakan pengembangan cara kerja jangka yang telah dipelajari di sekolah dulu. Selain itu, si tukang secara tidak sadar sebenarnya sudah menggunakan definisi lingkaran dan juga keterampilan matematika dalam melakukan aktivitas.Wijayanti Pradnyo2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T08:03:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12357This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123572015-03-04T02:24:50ZPENGGUNAAN INHIBITOR ORGANIK
UNTUK PENGENDALIAN KOROSI LOGAM DAN PADUAN
LOGAM
(Application of Organic Inhibitors
for Corrosion Control of Metals and Alloys)Penggunaan inhibitor organik untuk pengendalian korosi logam dan paduan
logam telah didiskusikan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan
inhibitor anorganik, seperti senyawa-senyawa kromat dan zink, telah menyebabkan
peningkatan penggunaan inhibitor organik. Inhibitor organik biasanya dirancang
sebagai “pembentuk lapisan adsorpsi” yang melindungi logam/paduan logam dengan
membentuk lapisan/film hidrofobik pada permukaan logam/paduan logam. Keefektifan
inhibitor organik bergantung pada susunan kimia, struktur molekul dan afinitasnya
terhadap permukaan logam/paduan logam. Kebanyakan inhibitor organik yang efektif
yang digunakan dalam industri adalah senyawa-senyawa organik yang mengandung
heteroatom seperti oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S) dan ikatan rangkap di
dalam molekul-molekulnya yang memfasilitasi adsorpsi pada permukaan
logam/paduan logam. Pada umumnya inhibitor organik dapat menginhibisi seluruh
permukaan logam/paduan logam yang terpapar dalam lingkungan korosif bila
konsentrasinya memadai.- P. Yatiman2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T08:21:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12392This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123922015-03-04T02:24:50ZADSORPSI-REDUKTIF ISOTHERM AUCL4
¯ MENGGUNAKAN
ASAM HUMAT HASIL ISOLASI TANAH GAMBUT RAWA
PENING AMBARAWATelah dilakukan adsorpsi reduktif isotherm AuCl4
¯ dengan menggunakan asam
humat. Asam humat diisolasi dari tanah gambut Rawa Pening, Ambarawa
menggunakan 0,1 M NaOH dan dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan 0,1 M
HCl/0,3 M HF. Asam humat hasil isolasi dikarakterisasi menggunakan spektroskopi
inframerah, ditentukan kadar abunya dan diaplikasikan untuk adsorpsi isotherm
larutan AuCl4
¯. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa asam humat hasil isolasi
memiliki kadar abu sebesar 1,13%. Data adsorpsi Au(III) dengan menggunakan asam
humat lebih menunjukkan kecocokan dengan persamaan Freundlich di banding
Langmuir, dengan harga R=0,92, n=1,7184 dan log KF= 4,1707. Reduksi Au(III)
menjadi Au(0) oleh asam humat ditunjukkan dengan terbentukkan partikel padatan
berwarna ungu.Ismillayli NurulJuari Santosa SriHuda Thorikul2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T00:44:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12228This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122282015-03-04T02:24:49ZPEMANFAATAN SERBUK BIJI, DAUN KELOR UNTUK PENURUNAN KADAR NIKOTIN PADA TEMBAKAU TROWONOPenelitian ini bertujuan menganalisis massa nikotin antara larutan tembakau trowono murni dengan larutan tembakau trowono yang dicampur dengan sebuk biji dan serbuk daun kelor Metodologi yang digunakan adalah metode analisis nikotin (21410NHC) dengan menggunakan titrasi adisimetri dan pengujian kadar N total. Titrasi adisimetri adalah pemberian asam pada larutan tembakau yang bersifat basa, indikasi adanya nikotin pada larutan adalah perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi merah muda. Pengujian kadar N total untuk menunjukkan bahwa penurunan nikotin dapat dilihat dari penurunan kadar N total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik titrasi adisimetri dan uji kadar N total mampu digunakan untuk menggambarkan besarnya massa nikotin. Serbuk biji kelor mampu menurunkan massa nikotin pada larutan sekitar 25 - 50 %, dan serbuk daun kelor menurunkan massa nikotin sekitar 60 % dari massa nikotin yang ada pada larutan tembakau murni.Leny Maulidiana NoorAstono Juli- Sumarna2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T00:44:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12241This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122412015-03-04T02:24:49ZSTUDI PERILAKU KOROSI BAJA SPHT PADA MEDIUM AIR LAUTBerdasarkan fakta dapat terlihat bahwa mempelajari masalah korosi sangatlah penting karena hal ini tidak hanya menyangkut upaya peningkatan kualitas baja yang dihasilkan tetapi juga menyangkut efisiensi penggunaan sumber daya alam yang tersedia. Metode yang paling sederhana untuk uji korosi adalah dengan teknik Immerse (pencelupan) atau yang lebih umum disebut sebagai uji korosi natural.Tujuan penelitian ini antara lain : (a) mempelajari perilaku korosi baja SPHT pada medium air laut. (b) mengetahui jenis baja SPHT yang memiliki laju korosi paling minimum. (c) melihat pola korosi baja SPHT yang telah mengalami korosi akibat medium air laut melalui foto makro. Adapun asumsi dan batasan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Baja SPHT yang digunakan memiliki permukaan yang rata sehingga tidak berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. (2) Air laut yang digunakan memiliki kadar garam yang tetap selama penelitian. Hasil penelitian ini diantaranya : (1) perilaku korosi baja SPHT 1 diakibatkan oleh faktor internal yaitu faktor diri baja itu sendiri yang berupa komposisi karbon yang sangat sedikit. Untuk perilaku korosi baja SPHT 2, SPHT 3, dan SPHT 4 menunjukkan bahwa korosi yang terjadi diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu media korosif yang berupa air laut Madura. (2) melalui uji immerse yang telah dilakukan diketahui bahwa baja SPHT yang memiliki laju korosi paling minimum adalah baja SPHT 3 dengan laju korosi sebesar (0,508 + 0,066) mmpy meskipun demikian, baja SPHT 2 yang paling cocok digunakan untuk daerah laut Madura. Hal ini dikarenakan laju korosi baja SPHT 2 tidak begitu besar, yaitu (0,508 + 0,066) mmpy dan ion Cl- yang terkandung pada air laut Madura tidak mampu merusak ion logam, sehingga korosi yang terjadi hanya korosi umum yang sangat mudah untuk diamati. (3) hasil foto makro menunjukan bahwa untuk baja SPHT 1 dan SPHT 2 mengalami korosi menyeluruh, sedangkan baja SPHT 3 dan SPHT 4 mengalami korosi sumuran.- Munasir- Yulie2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T00:44:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12244This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122442015-03-04T02:24:49ZLAJU KOROSI BAJA SC 42 DALAM MEDIUM AIR LAUT DENGAN METODE IMMERS TOTALBaja merupakan salah satu jenis logam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baja SC 42 adalah baja yang digunakan sebagai listrik magnet, rel kereta api dan industri automotif (JISG 5101). Baja SC 42 merupakan jenis baja karbon rendah dengan komposisi C = 0,15–0,23%; Si = 0,35–0,45%; P = < 0,050; Mn = 0,60–0,80%; S = < 0,050%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai laju korosi baja SC 42 pada medium air laut yang diambil di pantai Perak, Kenjeran, Madura, Gresik dan Lamongan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode immerse yaitu suatu metode uji simulasi ketahanan korosi terhadap media korosif dengan cara yang sangat sederhana. Metode eksperimen ini dengan mencelupkan keseluruhan (total) baja kedalam suatu larutan dalam hal ini larutan yang digunakan adalah air laut. Spesimen dalam penelitian berjumlah 15 buah yang dibagi kedalam 5 kelompok air laut (Perak, Kenjeran, Madura, Gresik dan Lamongan). Penelitian yang dilaksanakan di laboratorium Fisika ini mengambil variabel manipulasi adalah media yang berupa air laut yang diambil dari 5 tempat yang berbeda Perak, Kenjeran, Madura, Gresik dan Lamongan, variabel respon berupa massa sampel yang hilang selama penelitian berlangsung dan variabel kontrolnya meliputi dimensi sampel uji yaitu 25 x 12 x 2 mm, lamanya perendaman ( 3 minggu ) (ASTM G 31 : 1990) dan volume air laut sebesar 1000 cm3 (Julliana Anggono, Teknik Mesin Petra). Hasil pengujian korosi dari baja SC 42 adalah untuk wilayah perak laju korosi (CR) = 0.535 mmpy; Kenjeran (CR) = 0.485 mmpy; Madura (CR) = 0.471 mmpy; Gresik (CR) = 0.434 mmpy dan Lamongan (CR) = 0.421 mmpy.- Munasir2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T00:45:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12308This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123082015-03-04T02:24:49ZVARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD FIonosfer, yang merupakan daerah atmosfer terionisasi, dapat dibagi menjadi 4 daerah yaitu daerah D, E, F1 dan F2. Daerah D terletak pada ketinggian sekitar 50 – 90 km, daerah E antara 90 – 140 km, daerah F1 antara 140 – 210 km dan daerah F2 diatas 210 km. Daerah E dan F, berperan penting untuk memantulkan gelombang radio frekuensi tinggi, HF. Spread F merupakan penyebaran pemantulan gelombang radio didaerah F akibat ketidak teraturan ionosfer didaerah tersebut. Spread F dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penyebaran pantulan dalam rentang ketinggian ( range spread ), dalam rentang frekuensi ( frekuensi spread ) dan spread F campuran ( gabungan antara range spread dan frekuensi spread ). Salah satu cara untuk mengetahui kejadian spread F adalah membaca ionogram, yaitu grafik yang menggambarkan hubungan antara ketinggian dan frekuensi pantul lapisan ionosfer terhadap gelombang frekuensi tinggi,HF, yang dipancarkan secara tegak lurus. Dari hasil pengolahan data ionosfer di Tanjung sari ( 6054'10'' LS, 107050'24" BT ), diperoleh bahwa pada saat kejadian spread F, terjadi perubahan harga ketinggian lapisan F ionosfer.Tarigan MumenMuslim Buldan2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:03:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12352This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123522015-03-04T02:24:49ZKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TAHUN
PERTAMA TENTANG STRUKTUR ATOMStruktur atom merupakan topik yang penting sebagai dasar untuk memahami
berbagai konsep kimia yang lain, seperti sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsepsi mahasiswa pendidikan
kimia tahun pertama tentang struktur atom. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, dan pengumpulan datanya menggunakan instrumen tes respon terbatas.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia tahun pertama yang
telah mengikuti perkulliahan kimia dasar, yang berjumlah 94 orang. Sebanyak 23 item
instrumen diagnostik pilihan ganda dua tahap telah diteskan untuk mengungkap
konsepsi mahasiswa tentang struktur atom. Berdasarkan analisis terhadap jawaban
mahasiswa, teridentifikasi 447 konsepsi alternatif mahasiswa, 40 diantaranya adalah
konsepsi alternatif mayor, dan rata-rata persentase mahasiswa yang memiliki konsepsi
ilmiah hanya 16,37 %. Persentase konsepsi ilmiah paling tinggi adalah pada konsepsi
tentang hubungan antar bilangan kuantum (45,74 %), persentase konsepsi ilmiah
paling rendah adalah pada konsepsi tentang makna bilangan kuantum utama (0 %),
sedangkan persentase konsepsi alternatif paling tinggi adalah pada konsepsi tentang
jenis-jenis bilangan kuantum yang menentukan identitas/keberadaan suatu orbital
(60,64%). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemahaman mahasiswa tentang
struktur atom sangat rendah, sehingga perlu diperbaiki agar konsepsinya menjadi
lebih ilmiah.Fadiawati Noor- Liliasari2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:17:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123682015-03-04T02:24:49ZSeminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009Antihistamin merupakan salah satu jenis obat yang pemanfaatannya dalam
bidang medis dan farmasi sangat luas. Selain dipakai untuk mengobati bermacam
gangguan alergi juga dipakai sebagai antikolinergis, antiemetis, antiphlogistis,
sedativum, antiserotonin dan memiliki aktivitas anastetik lokal. Beragamnya
penggunaan dan prevalensi penyakit yang terus meningkat mendorong perlunya
pengawasan dan kontrol kualitas obat. Deksklorfeniramin maleat adalah antihistamin
derivat propilamin dan merupakan salah satu antihistamin yang banyak
direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan mempelajari perilaku antihistamin
deksklorfeniramin maleat di permukaan elektroda pasta karbon pada pengukuran
secara voltametri. Studi voltametri terhadap deksklorfeniramin maleat telah dilakukan
dengan menggunakan teknik voltametri siklik dan voltametri pulsa diferensial. Rentang
potensial pengukuran yang dapat dipakai untuk studi antihistamin deksklorfeniramin
maleat adalah -200 sampai dengan 600 mV terhadap potensial Ag/AgCl. Studi
voltametri dilakukan dengan menggunakan elektroda kerja pasta karbon dengan
perbandingan komposisi grafit : parafin adalah 70 % : 30 %. Berdasarkan data arus
puncak yang diperoleh dari voltamogram siklik dan kajian awal voltametri pulsa
diferensial, dapat disimpulkan bahwa penentuan deksklorfeniramin maleat dapat
dilakukan dengan menggunakan metode voltametri.Hattu Nikmans- BuchariNoviandri IndraAchmad Sadijah2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:17:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12381This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123812015-03-04T02:24:49ZPEMANFAATAN LIMBAH ABU DASAR BATUBARA SEBAGAI
BAHAN DASAR SINTESIS ZEOLIT DAN APLIKASINYA
SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Cu (II)Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah abu dasar batubara
PLTU Paiton sebagai bahan dasar sintesis zeolit untuk adsorpsi logam Cu (II) dan
hasilnya dibandingkan dengan adsorpsi oleh abu dasar. Kajian yang dilakukan
meliputi sintesis dan karakterisasi dan kajian adsorpsi Cu (II). Sintesis zeolit
dilakukan melalui peleburan abu dasar batubara dengan NaOH pada 550 oC selama 1
jam yang dilanjutkan dengan reaksi hidrotermal dalam larutan basa pada 100 oC
dengan penambahan natrium silikat. Karakterisasi zeolit hasil sintesis dilakukan
dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD) dan spektofotometer inframerah (FTIR).
Analisis jumlah Cu (II) yang teradsorpsi oleh adsorben menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS).
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa zeolit dapat di sintesis dari abu dasar
batubara yang ditandai dengan adanya nilai d dari analisis difraksi sinar-X yang
spesifik untuk zeolit yang didominasi oleh zeolit Na-P. Karakterisasi dengan
spektrofotometer inframerah menunjukkan adanya gugus-gugus fungsi pembangun
kerangka zeolit. Kondisi optimum adsorpsi 10 mL Cu (II) 10 ppm oleh abu dasar dan
zeolit hasil sintesis dicapai pada waktu kontak berturut-turut pada menit ke-30 dan ke-
90. Konsentrasi optimum abu dasar dan zeolit hasil sintesis dicapai pada 100 dan 80
ppm. Parameter kinetika adsorpsi menunjukkan bahwa konstanta laju adsorpsi Cu (II)
oleh abu dasar dan zeolit hasil sintesis adalah berturut-turut 4 x 10-5 menit-1 dan 6 x
10-4 menit-1. Besarnya konstanta kesetimbangan Cu (II) abu dasar dan zeolit hasil
sintesis adalah berturut-turut 6101 mol-1L dan 6957 mol-1L. Parameter adsorpsi
isotermal menunjukkan kapasitas adsorpsi Cu (II) untuk zeolit hasil sintesis (1,0 x 10-5
mol/g) lebih besar daripada abu dasar (6,9 x 10-6 mol/g). Tetapan kesetimbangan
adsorpsi Cu (II) untuk zeolit hasil sintesis (34141 L/mol) lebih besar dari abu dasar
(4793 L/mol). Proses adsorpsi oleh Cu (II) diduga melibatkan adsorpsi kimia
(kemisorpsi) dengan energi adsorpsi untuk zeolit berturut-turut adalah 26,04 kJ/mol
dan 21,14 kJ/mol.- MurniatiHidayat Nurul- Mudasir2015-03-04T02:24:48Z2019-03-08T06:19:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12205This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122052015-03-04T02:24:48ZSTUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VARVAR merupakan sistem persamaan dinamis yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel dengan menggunakan asumsi minimal atas strukturnya. VAR menjelaskan bahwa setiap variabel yang ada dalam model tergantung pada pergerakan masa lalu variabel tersebut dan juga pergerakan masa lalu seluruh variabel yang ada dalam sistem. Dalam paper ini diaplikasikan VAR untuk mencari model dari data nilai tukar rupiah terhadap USD dan AUD. Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 99% untuk variabel tak bebas USD, USD tidak Granger menyebabkan AUD sedangkan untuk variabel tak bebas AUD, AUD Granger menyebabkan USD. Hal ini menunjukkan apabila variabel USD dimasukkan dalam komponen variabel untuk memprediksi nilai USD, hasilnya secara statistik tidak signifikan. Namun,apabila variabel AUD dijadikan variabel untuk memprediksi besarnya USD, hasilnya secara statistik signifikan.Novita MegaSetiawan AdiBudi Nugroho Didit2015-03-04T02:24:48Z2019-03-08T06:19:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12208This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122082015-03-04T02:24:48ZREGRESI PROSES GAUSSIAN UNTUK PEMODELAN KALIBRASI SPEKTROSKOPI (STUDI KASUS : PENGUKURAN KONSENTRASI KURKUMIN, SEBUAH SENYAWA PENCIRI PADA TANAMAN OBAT TEMU LAWAK)Model-model kalibrasi multivariat telah dikembangkan dengan menggunakan metode regresi melalui pendekatan teknik regresi komponen utama dan kuadrat terkecil sebagian. Penelitian ini mengusulkan penerapan regresi proses gaussian sebagai metode alternatif. Sebuah proses gaussian diturunkan dari perspektif regresi nonparametrik bayesian dimana pendugaan nilai hyperparameternya dilakukan dengan metode kemungkinan maksimum. Untuk mengatasi banyaknya peubah bebas yang terlibat, pereduksian peubah dilakukan dengan metode analisis komponen utama. Regresi proses gaussian lebih fleksibel jika dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya, dalam arti bahwa dengan pemilihan fungsi peragam yang tepat dia mampu menangkap struktur linear maupun nonliner dari gugus-gugus data yang diteliliti.Mukid Moch. AbdulHamim Wigena Aji- Erfiani2015-03-04T02:24:48Z2019-03-06T00:44:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122772015-03-04T02:24:48ZPEMODELAN DAN SIMULASI JARINGAN PIPA GAS DENGAN DUA SUMBER SUMUR GASTelah dilakukan pemodelan dan simulasi jaringan pipa gas dengan dua sumber sumur gas. Pemodelan bertujuan untuk memperoleh desain jaringan pipa gas yang optimal dalam memenuhi kebutuhan konsumsi gas. Model yang dikembangkan berdasarkan metode perhitungan Weymouth dan Panhandle B. Asumsi dalam model adalah aliran steady state, gas satu fasa kering, posisi pipa horisontal tanpa efek elevasi, dan jaringan terdiri atas 2 inlet dan 1 outlet. Hasil simulasi menunjukkan pengaruh faktor laju alir, diamater pipa, panjang pipa, kehilangan tekanan, dan daya kompresor terhadap desain jaringan pipa gas. Selain itu, diperoleh juga besaran biaya investasi dan biaya operasi dari jaringan pipa gas tersebut. Adapun metode yang memberikan hasil yang optimal adalah Metode Panhandle B.Taufik Mohammad2015-03-04T02:24:48Z2019-03-06T00:44:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12280This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122802015-03-04T02:24:48ZPEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GASSebelum dilakukan eksplorasi terhadap sumur gas, perlu dianalisis kemampuan produksi sumur gas tersebut. Analisis mencakup kapasitas sumur dan kemampuan sumur dalam mengantarkan/menyalurkan gas ke konsumen. Dalam penelitian ini, telah dikembangkan suatu model matematis untuk menghitung kemampuan produksi sumur gas. Perhitungan meliputi tekanan pada dasar sumur dan permukaan sumur, pressure drop, absolute open flow (AOF), serta initial gas in place (IGIP). Model matematis yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan metode pengujian sumur yaitu Back Pressure, Isochronal, dan Modified Isochronal.Dalam tahap penelitian selanjutnya, hasil model matematis ini akan dikembangkan dalam bentuk simulasi.Taufik Mohammad2015-03-04T02:24:48Z2019-03-09T07:46:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12292This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122922015-03-04T02:24:48ZModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pengembangan Kemampuan Komunikasi MatematisKeberhasilan seseorang dalam hidup tidak hanya ditentukan oleh kemampuan hardskill, tetapi ditentukan juga oleh kemampuan softskill. Salah satu cakupan dalam kemampuan softskill adalah kemampuan komunikasi. Kemampuan komunikasi merupakan kunci sukses seseorang di bidang profesi apapun. Sebagai calon-calon tenaga professional kemampuan komunikasi, khususnya kemampuan komunikasi matematis mahasiswa pendidikan matematika perlu dikembangkan. Salah satu cara mengembangkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawSusanti Mathilda2015-03-04T02:24:48Z2019-03-06T08:17:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12373This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123732015-03-04T02:24:48ZPENINGKATAN MINAT BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI
MODUL KOMIK PADA KELAS X DI MAN 2 WATES
KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar kimia pada siswa
kelas X di MAN 2 Wates, Kulon Progo dengan metode penyajian materi pembelajaran
menggunakan modul belajar dalam bentuk komik.
Perumusan masalah adalah: Apakah ada peningkatan minat belajar kimia
dengan menggunakan modul komik pada siswa kelas X MAN 2 Wates Kulon Progo.
Lokasi penelitian ini di MAN 2 Wates. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas XB
di MAN 2 Wates dengan pokok bahasan yang diambil adalah Hukum-Hukum Dasar
Kimia. Waktu pelaksanaan penelitian bulan November – Desember 2008. penelitian ini
meliputi 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) penugasan pada
siswa, dan (4) pengisian angket dan evaluasi.
Hasil penelitian berupa peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil
pengumpulan tugas yang diberikan dalam bentuk PR (Pekerjaan Rumah) secara
berkelompok dimana semua kelompok siswa mengumpulkan tugasnya (100 %), dan
hasil angket menyatakan 76,2 % siswa menyatakan lebih berminat mempelajari kimia,
9,5 % menyatakan biasa saja, dan 14,3 % menyatakan berminat terhadap gambar /
tokoh yang ditampilkanNirwana Rini, M.Pd Merry2015-03-04T02:24:47Z2019-03-08T06:19:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12209This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122092015-03-04T02:24:47ZPOLA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD BERDASARKAN PROSES ARCHKurs rupiah to United State of America dollars (USD), is one indicator for Indonesian govertnement budgeting planning, then goods forecasting models must be building. Have a basis third daily data, from January 24, 2004 to September 26, 2008, accessing from Indonesian Central Bank (BI), thats kurs have models ARCH with orde one.- MULYANA2015-03-04T02:24:47Z2019-03-08T06:21:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12249This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122492015-03-04T02:24:47ZINTEGRAL MCSHANE-υ DI DALAM RUANG METRIK KOMPAK LOKALDiilhami oleh banyak ahli yang telah membangun Integral McShane di dalam ruang ukuran lengkap (X, A, μ), dibangun integral Integral McShane-υ di dalam ruang metrik kompak lokal, dengan υ adalah fungsi volume pada koleksi semua himpunan elementer di dalam ruang metrik kompak lokal. Selanjutnya dibahas beberapa sifat fungsi terintegral McShane-υ dan ekuivalensi antara integral McShane-υ dengan integral-μ, di mana μ adalah ukuran yang dibangkitkan oleh μ* melalui fungsi volume υ.- Manuharawati2015-03-04T02:24:47Z2019-03-06T00:44:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12265This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122652015-03-04T02:24:47ZRANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535Rancangan sistem parkir terpadu ini menggunakann sensor infra merah dan mikrokontroler ATMega8535. Rancangan sistem parkir ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan ketertiban area parkir. Rancangan sistem parkir ini terdiri dari empat komponen utama: sensor infra merah, mikrokontroler ATMega8535, driver, dan palang pintu. Sensor infra merah akan mendeteksi setiap objek yang masuk ke area parkir dan mengirimkan hasilnya ke mikrokontroler ATMega8535 untuk dihitung. Hasil hitungan kemudian dibandingkan dengan kapasitas area parkir. Apabila hasil hitungan sama dengan kapasitas area parkir, maka mikrokontroler akan menginstruksikan driver untuk menutup palang pintu masuk. Dan apabila terjadi perubahan seperti ada yang keluar, maka mikrokontroler akan menghitung ulang data yang masuk. Jika hasil hitungan < kapasitas, maka mikrokontroler akan menginstruksikan driver untuk membukan palang pintu masuk.- MasriadiAgung Rakhmadi Frida2015-03-04T02:24:47Z2019-03-09T07:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12283This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122832015-03-04T02:24:47ZMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP NEGERI I BULAKAMBA KABUPATEN BREBESPenyusunan penelitian tindakan kelas ini dengan judul : “Meningkatkan hasil belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi perbandingan kelas VII SMP Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes”, dikarenakan siswa kurang menyukai mata pelajaran Matematika sehingga hasil belajar mereka rendah. Untuk itu perlu diupayakan pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat termotivasi. Salah satu usaha untuk membangkitkan motivasi belajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk mengajar. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi perbandingan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Karena dalam proses pembelajaran didalam kelas secara individu siswa kurang aktif, sehingga rata-rata hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bulakamba tahun pelajaran 2008/2009 di bawah 60%. Untuk menimbulkan keaktifan siswa diperlukan motivasi dan minat belajar dari siswa. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi perbandingan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa mencapai nilai rata-rata minimum 60 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal ≥ 85%. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Ada peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi perbandingan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari :
1. Ditunjukkan peningkatan motivasi dan minat belajar pada siswa.
2. Diperoleh hasil tes yang baik dengan nilai rata-rata minimal 60 dan ketuntasan belajar ≥ 85 % secara klasikal.
Hasil atau simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar , rata-rata 68,5 %.
2. Dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD diperoleh hasil evaluasi yang baik, nilai rata-rata Siklus I adalah 60,75 dan Siklus II adalah 72,5 ada peningkatan 11,75. sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal pada Siklus I adalah 60% dan Siklus II adalah 85% ada peningkatan 25%.
Setelah mengetahui hasil ini maka peneliti berharap kepada para pembaca khususnya rekan-rekan guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai variasi dalam mengajar.Solikhati LiliMaimunah Siti- Malikhatun- SunantoWirabudi Bre2015-03-04T02:24:47Z2019-03-09T07:46:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12286This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122862015-03-04T02:24:47ZLESSON STUDY: SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMPDari penelitian pendahuluan di dua SMP Negeri di kawasan kota Surabaya Selatan yang pernah dilakukan, antara lain diperoleh: 65% dari siswa mengatakan bahwa pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang sangat ditakuti dan dianggap sebagai pelajaran yang membosankan; 61% guru mengatakan kesulitan dalam menciptakan pembelajaran Matematika yang menyenangkan dan tidak membosankan. Hasil penelitian ini memunculkan masalah: Bagaimanakah strategi dan pendekatan dalam pembelajaran Matematika di SMP yang menyenangkan dan yang berkualitas. Dari Pengalaman pelaksanaan Lesson Study berbasis MGMP di SMP Negeri kawasan kota Surabaya Selatan diperoleh bahwa Lesson Study yang merupakan pengkajian pembelajaran: yang dilakukan secara nyata di dalam kelas, pembelajarannya dirancang bersama-sama, dan diamati bersama-sama, dan hasil pengamatan tersebut didiskusikan secara bersama-sama untuk mencari alternatif perbaikan pembelajaran berikutnya merupakan salah satu pilihan (alternatif) dalam menjawap masalah pembelajaran, khususnya pembelajaran Matematika- Manuharawati2015-03-04T02:24:47Z2019-03-06T00:45:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12294This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122942015-03-04T02:24:47ZSTUDY ON RELATIONSHIP OF MAGNETOSPHERIC SUBSTORM AND MAGNETIC STORMMagnetic storm is generated magnetic reconnection between interplanetary magnetic field (IMF) and Earth’s magnetic field at the dayside. The magnetic reconnection is accompanied with growth of ring current. Magnetospheric substorm is night-time phenomena that generated by magnetic field reconnection at Earth’s magnetotail. The magnetospheric substorm related with auroral electrojet at the polar ionosphere. The magnetic storm could be diagnosed by Dst index and the magnetospheric substorm with AE index. In this paper we examined the relationship and shows the relationship magnetic storm and magnetospheric substorm by analyzing Dst and AE index.Musafar Kilowasid L. MuhammadCahyo P. Setyanto2015-03-04T02:24:47Z2019-03-09T07:46:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12295This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122952015-03-04T02:24:47ZKARAKTERISTIK PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMPELAJARI MATEMATIKA BERBASIS TIPE KEPRIBADIANSelama ini, matematika selalu dianggap mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Padahal, matematika merupakan mata pelajaran yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pemecahan masalah (problem solving). Pemecahan masalah bermanfaat dan dekat dengan kehidupan, dengan kata lain mengakomodasi pengertian “matematika adalah untuk hidup” bukan “hidup untuk matematika”. Dengan mempelajari pemecahan masalah matematika, diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang lebih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya kelak.
Kesulitan siswa untuk mempelajari matematika dikarenakan materi yang dipelajari sering dirasa abstrak. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan berbagai macam upaya diantaranya dengan memberikan metode mengajar yang sesuai bagi siswa. Hudojo (1988) menyatakan, metode mengajar ialah suatu cara atau teknik mengajar yang disusun secara sistematik dan logik ditinjau dari segi hakekat materi dan segi psikologiknya. Metode mengajar ditinjau dari segi psikologik erat hubungannya dengan jawaban pertanyaan ’kepada siapa’ materi tersebut akan diajarkan. Metode yang tidak sesuai dengan siswa tidak akan dapat dicerna oleh siswa, sehingga menimbulkan frustasi bagi siswa dalam mempelajari suatu materi.
Seperti kita ketahui, setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda, sehingga proses berpikirnyapun juga tergantung dari karakter masing-masing. Bisa terjadi seseorang dapat belajar dengan suatu cara tertentu, dan yang lainnya dengan cara yang berbeda. Menyadari hal itu, akan sangat membantu jika pengajar mengetahui karakteristik proses berpikir masing-masing siswa yang digolongkan berdasar tipe kepribadiannya. Keirsey menggolongkan tipe kepribadian seseorang ke dalam 4 tipe, yaitu tipe Guardian, Artisan, Rational dan Idealis.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik proses berpikir siswa, sesuai dengan tipe kepribadian masing-masing. Proses berpikir diperoleh dengan menggunakan metode penelitian kualitatif eksploratif, di mana data diperoleh dari hasil wawancara mendalam (indepth interview) dan Think Aloud terhadap siswa dengan tipe kepribadian tertentu dalam menyelesaikan masalah matematika.
Hasil penelitian menunjukkan siswa dengan tipe Idealist, cenderung dapat melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang luas, tipe Rational, sangat kaya akan imaginasi, serta bekerja berdasar daya nalar yang tinggi, tipe Artisan, merupakan siswa yang tidak mudah menyerah, tipe Guardian, merupakan siswa yang selalu ingin mengetahui kegunaan dari suatu materi maupun suatu soal.S M.J. Dewiyani2015-03-04T02:24:46Z2019-03-08T06:19:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12202This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122022015-03-04T02:24:46ZPEMODELAN KINERJA LEMBAGA PERANGKAT DAERAHPada tulisan ini akan dikaji rangkaian penggunaan analisis kelompok dilanjutkan dengan analisis diskriminan untuk mendapatkan model yang menggambarkan kinerja lembaga perangkat daerah. Studi kasus yang digunakan adalah data sekunder tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semester pertama tahun 2008, dan laporan hasil evaluasi penyerapan dana pelaksanaan pembangunan dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Kalimantan Selatan. Kinerja SKPD pada kajian ini dibatasi berdasarkan penyerapan dana dan realisasi pelaksanaan program kegiatan. Aplikasi indeks Krzanowski – Lai menghasilkan tiga kelompok SKPD, yang dikategorikan dalam kelompok wajar, terlambat, dan kritis. Berdasarkan tiga kelompok tersebut, dibangun model kinerja SKPD dengan menggunakan analisis diskriminan. Hasil kajian menunjukkan bahwa dari fungsi diskriminan yang terbangun mempunyai ketepatan prediksi yang sempurna. Selanjutnya fungsi diskriminan ini dapat digunakan untuk memprediksi letak kelompok dari suatu SKPD.- KARIYAM2015-03-04T02:24:46Z2019-03-08T06:19:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12204This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122042015-03-04T02:24:46ZANALISIS PEUBAH RESPONS KONTINU NON NEGATIF
DENGAN REGRESI GAMMA DAN REGRESI INVERSE GAUSSIANPeubah respons kontinu pada bidang asuransi seperti peubah waktu antara pelaporan klaim dengan penyelesaian biasanya merupakan bilangan non-negatif dan mempunyai ukuran kemiringan ke kanan. Sehingga apabila ingin mengetahui hubungan antara peubah respons (peubah tak bebas) kontinu non negatif dengan peubah bebas maka regresi linear klasik tidak tepat digunakan. Pada makalah ini akan mengkaji alternatif regresi yang mampu mengatasi permasalahan peubah respons kontinu non negatif dengan menggunakan regresi gamma dan regresi inverse gaussian.- Kismiantini2015-03-04T02:24:46Z2019-03-09T07:46:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12279This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122792015-03-04T02:24:46ZMENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SMP MELALUI PENGGUNAAN MASALAH KONTESTUAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAArtikel ini membahas tentang apa, mengapa, dan bagaimana mengembangkan keterampilan sosial siswa SMP dalam pembelajaran matematika. Keterampilan ini sangat penting dikembangkan untuk siswa SMP karena kondisi transisi perkembangan psikologi dan fisik mereka memerlukan pola interaksi yang normatif. Jika siswa pada usia seperti ini tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lingkungannya secara baik, maka berbagai permasalahan kehidupan akan dihadapinya dengan kesiapan mental yang rendah. Akibatnya, terjadi berbagai bentrok mental psikis pada dirinya yang mengarah pada kegiatan yang tidak bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain di sekitarnya. Melalui pengembangan keterampilan sosial, siswa diharapkan terampil dalam berhubungan dengan orang lain, terampil secara akademik, terampil dalam mengontrol dan mengarahkan dirinya, terampil dalam mematuhi segala aturan yang berlaku, dan terampil dalam menyatakan sesuatu yang dipandang benar secara tegas. Pertanyaannya adalah apakah keterampilan ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika yang serba simbolik? Bagaimana mengembangkannya dalam pembelajaran matematika? Artikel ini ditulis untuk menjawab permasalahan tersebut. Di samping itu, juga untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa dan guru bahwa dalam pembelajaran matematika dapat dikembangkan berbagai aspek positif kehidupan terutama terkait dengan pentingnya mengembangkan pola interaksi komunikatif yang normatif antar individu di kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kontekstual pesisir.- Kadir, S.Pd., M.Si.2015-03-04T02:24:46Z2019-03-09T07:46:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12281This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122812015-03-04T02:24:46ZKELEMAHAN PADA PEMBELAJARAN MELUKIS SUDUT DAN CARA MENGATASINYA PADA IMPLEMENTASI LESSON STUDY DI SMPN 9 SURABAYAMelukis sudut merupakan materi pembelajaran di SMP, yang pembelajarannya tidak mudah, karena selain siswa harus menguasai langkah-langkah melukisnya, siswa juga harus terampil menyiapkan dan menggunakan alat-alat melukis. SMPN 9 Surabaya, pada tahun 2009 semester 2 mengimplementasikan lesson study untuk mata pelajaran matematika dan IPA. Untuk mata pelajaran matematika, dilakukan 3 kali pertemuan, dan pada pertemuan ke 2 materi pembelajarannya adalah melukis sudut yang besarnya diketahui. Dalam KTSP di SMPN 9 Surabaya, materi melukis diajarkan di kelas 7 semester 2, yang diawali dengan melukis sudut yang besarnya diketahui. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah demonstrasi, tanya jawab, kerja kelompok, dan pemberian tugas. Kelemahan pembelajaran yang teramati ada pada cara guru menyajikan materi pembelajaran dan perilaku siswa pada waktu pembelajaran. Beberapa perilaku siswa yang kurang sesuai dengan pembelajaran dan teramati adalah: kesulitan cara memegang dan menggunakan jangka, jangka tidak pada posisi yang benar, ada siswa yang merekayasa hasil lukisan, banyak siswa yang tidak melaksanakan kerja kelompok ( banyak yang kerja individual), dan pada waktu guru memberi tugas menulis langkah-langkah melukis, beberapa siswa mengutip langkah-langkah melukis dari buku teks. Adapun kelemahan pada cara guru menyajikan materi adalah, guru memberikan contoh dengan menggambar di papan tulis tanpa menulis langkah-langkahnya, tetapi saat siswa diminta mengerjakan soal mereka diminta menulis langkah-langkahnya. Selain itu, dengan rancangan metode pembelajaran kerja kelompok tampak pelaksanaan pembelajarannya kurang sesuai, karena materi melukis lebih cocok tidak dengan kelompok, tetapi dengan individual. Saran pada guru untuk mengatasi kelemahan dalam membelajarkan melukis sudut yang besarnya diketahui adalah, guru sebaiknya tidak menggunakan metode kerja kelompok, tidak hanya membelajarkan cara melukis saja, tetapi juga menuliskan langkah-langkah melukis di papan tulis, membelajarkan cara menyiapkan alat-alat melukis dan ketrampilan menggunakan alat-alat melukis.- Kusrini2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T00:45:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12297This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122972015-03-04T02:24:46ZPc3 MAGNETIC PULSATION RECORDED BY GROUND-BASED MAGNETOMETER AT BIAKGround-based magnetometer at BIK records magnetic field variation with high sensitivity and 1-second time resolution. This paper will describe technique how to extract the Pc3 magnetic pulsation from data of ground-based magnetometer in BIK. We will also show that Pc3 magnetic pulsation has band-frequency in period between 10 – 45 second.Musafar K L. Muhammad2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12359This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123592015-03-04T02:24:46ZInhibitor organik, pengendalian korosi, logam dan paduan logam,
pembentuk lapisan adsorpsi.Unsur-unsur logam merupakan unsur dominan dalam Kimia. Pembahasan dan
pengembangan riset unsur logam selama ini lebih banyak diarahkan pada produksi,
penggunaan dalam industri dan penanganan limbah yang menjadi bagian dari industri
pula. Studi tentang peran unsur-unsur logam dalam sistem hidup merupakan topik yang
perlu dikaji dan dikembangkan. Unsur-unsur logam yang dikenal sebagai mineral
memiliki peran yang sangat penting dalam metabolisme tubuh manusia. Meskipun
diperlukan dalam jumlah relatif kecil, kekurangan salah satu unsur dapat
menimbulkan gangguan. Unsur-unsur mineral yang diperlukan tubuh tersebar di
hampir semua posisi dalam Tabel Periodik Unsur. Unsur-unsur alkali (seperti Na dan
K), alkali tanah (Ca, Mg, hingga unsur-unsur transisi (Cr, Fe, Zn) menunjukkan peran
masing-masing.
Unsur-unsur Alkali dan Alkali tanah yang banyak berperan sebagai mineral
nutrisi adalah K, Na, Ca serta Mg. Natrium (Na) yang umumnya diperoleh dari garam
dapur (NaCl) berperan dalam membuat bahan dasar antar sel dan bersama ion K
(kalium) berperan mengatur kelancaran keluar masuknya air dan sari makanan dari
dan ke dalam sel. Ca (kalsium) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
Magnesium (Mg) berperan untuk kelancaran kerja berbagai enzim.
Molekul yang mengandung unsur transisi juga menunjukkan peran yang
signifikan dalam proses biokimia di berbagai sistem hidup. Contoh yang populer
adalah kompleks besi haemoglobin, yang bertanggungjawab dalam transport oksigen
dalam darah pada semua vertebrata dan beberapa avertebrata. Selenium memiliki
variasi karakter menurut spesiesnya. Sejumlah bukti menyatakan bahwa sejumlah dosis
sedang dari vitamin E dan selenium dapat menghambat pertumbuhan tumor. Namun
demikian, selenium dalam konsentrasi besar bersifat racun bagi tubuh. Unsur-unsur
transisi menunjukkan variasi valensi atau tingkat oksidasi pada senyawa yang
dibentuknya, antara +1 hingga +8. Seringkali perbedaan valensi ini memberikan efek
yang kontradiktif dalam sistem hidup. Sebagai contoh,kromium heksavalen merupakan
spesies yang bersifat toksik, sementara ion paralelnya yang bervalensi III berperan
dalam metabolisme glukosa.Sri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12360This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123602015-03-04T02:24:46ZKARAKTERISASI KROMIUM (III) ASKORBAT PRODUK
INDUSTRI SEBAGAI UPAYA MENDAPATKAN DATA
PEMBANDING BAGI PRODUK SINTESISKromium bervalensi tiga, Cr (III) berguna sebagai mikronutrien yang
membantu proses mengaktifkan produksi hormon insulin. Karena sifat ini, kromium
(III) dipakai dalam produk nutrisi yang dibuat khusus untuk diabetesi. Beberapa
produk memakai kromium pikolinat (Cr Pic), bentuk garam dari asam pikolinat (asam
piridin-2- karboksilat). Kromium pikolinat (CrPic) merupakan produk yang tergolong
mahal. Ada pula alternatif pemanfaatan Cr (III) yang serupa dengan CrPic, dengan
mengganti anion pikolinat dengan anion yang lebih murah, melimpah dan aman untuk
dikonsumsi manusia, misalnya askorbat.
Sintesis Kromium (III) askorbat merupakan upaya yang sangat berguna. Produk
dari sintesis perlu dikarakterisasi dan dibandingkan dengan suatu data tertentu yang
berperan sebagai data pembanding. Data pembanding dapat diperoleh dari suatu
tabel data (jika tersedia) atau dengan melakukan karakterisasi terhadap suatu produk
standar. Karakterisasi secara kualitatif dan kuantitatif telah dilakukan dengan
Spektrofotometer Inframerah (Infra Red Spectrophotometer) dan Spektrofotometer
Serapan Atom (Atomic Absorbtion Spectrophotometer, AAS).
Analisis dengan Spektrofotometer inframerah terhadap sampel memberikan
hasil berupa beberapa puncak karakteristik, antara lain puncak yang menunjukkan
pemutusan ikatan hidrogen antarmolekul dalam asam askorbat (H2A) bebas,
pergeseran puncak stretching C=C ke arah frekuensi yang lebih rendah (dari 1670
cm-1), vibrasi ikatan C-O+ , vibrasi Cr-O, vibrasi cincin, dan air yang terkoordinasi.
Munculnya serapan pada AAS berhasil menunjukkan adanya kromium dalam produk
mineral askorbat ini. Dengan memasukkan data absorbansi pada persamaan y =
0,0287x (dari kurva standar), diperoleh konsentrasi Cr sebesar 0.465 ppm.Sri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:45Z2019-03-08T06:20:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12235This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122352015-03-04T02:24:45ZPENDEKATAN SISTEM PERSAMAAN MAXWELL UNTUK STUDI MODEL MEDAN GEOMAGNETStudi awal model medan magnet bumi yang dibahas dalam makalah ini, dimulai dengan suatu pendekatan yang mengarah pada sistem persamaan Maxwell. Topologi medan magnet dengan persamaan Maxwell ini nantinya ditulis menurut notasi-notasi kalkulus vektor yang diterjemahkan kedalam suatu bentuk persamaan diferensial parsial (PDP). Oleh karena itu metode analisis yang digunakan untuk membedah sistem persamaan Maxwell ini tentunya terkait dengan konsep-konsep PDP. Pendekatan sistem persamaan Maxwell ini pada dasarnya bertujuan untuk mendukung pembentukan model medan geomagnet regional di Indonesia. Dengan demikian pendekatan sistem tersebut juga mempunyai kontribusi yang cukup berarti didalam memunculkan informasi aktivitas geomagnet dari model medan geomagnet regional yang terbentuk.Maspupu John2015-03-04T02:24:45Z2019-03-06T00:45:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12304This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123042015-03-04T02:24:45ZANALISIS RAGAM OSILASI CURAH HUJAN DI PROBOLINGGO DAN MALANGDaerah Probolinggo (-7.980 LS; 113.210 BT) dan Malang (-7.980 LS; 112.60 BT) mempunyai pola curah hujan monsunal dengan dua puncak/maksimum yang terjadi pada awal dan akhir tahun. Berkaitan dengan pola curah hujan ini ada fenomena-fenomena atmosfer yang mempengaruhi karakteristik curah hujan seperti ISO (Intra Seasonal Oscillation), SAO (Semi Anual Osclilation), AO (Anual Ocsillation), TBO (Tropospheric Binual Ocsillation), QBO (Quasi Binual Ocsillation, ENSO (El-Nino Southern Oscillation). Oleh karena itu dalam penelitian ini dibahas pengaruh fenomena-fenomena tersebut diatas terhadap sifat dan karakteristik curah hujan di daerah Probolinggo dan Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan tahun 1951-2005 yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Dengan menggunakan software WWZ (the Weighted Wavelet Z-transform) yang di kembangkan oleh AAVSO (American Assosiation of Variable Star Observation) di gunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh gambaran spektra periodesitas curah hujan. Dari hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa dalam rentang waktu pengamatan selama 55 tahun (1951-2005) di Probolinggo diperoleh fenomena ENSO terjadi sebanyak 3 kali, TBO sebanyak 3 kali, AO 5 kali, SAO 3 kali dan ISO 3 kali. Jadi yang banyak mempengaruhi curah hujan di Probolinggo adalah fenomena osilasi tahunan (AO: Anual Oscillation) Sedangkan di Malang fenomena ENSO terjadi sebayak 2 kali, TBO 3 kali, AO sebanyak 5 kali, SAO 4 kali dan ISO terjadi sebanyak 8 kali. Jadi terlihat untuk daerah Malang curah hujan lebih banyak dipengaruhi oleh fenomena osilasi submusiman (ISO: Intra Seasonal Oscillation, yang dikenal juga sebagai MJO : Madden Julian Oscillation) yang berosilasi anata 20 sampai 90 hari , dimana perioda yang paling sering muncul adalah sekitar 45 hari.Visa Juniarti2015-03-04T02:24:45Z2019-03-06T00:45:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12306This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123062015-03-04T02:24:45ZPERUBAHAN KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN DI YOGJAKARTA, SEMARANG, SURABAYA, PROBOLINGGO DAN MALANGTelah dilakukan penelitian Perubahan Klimatologis Curah Hujan di daerah Yogyakarta (-7.490 LS; 112.240 BT), Semarang (6.960 LS; 110.420 BT), Surabaya (-7.390 LS; 112.870 BT), Probolinggo (-7.980 LS; 113.210 BT) dan Malang (-7.980 LS; 112.60 BT) dengan menggunakan data curah hujan bulanan selama 104 tahun (1901-2005) yang diperoleh dari BMG. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari perubahan iklim dalam kurun waktu 1901-2005. Untuk menunjukkan bahwa variasi curah hujan bersifat unik dan mengkaji ada tidaknya perubahan curah hujan klimatologis (kurun waktu 30 tahunan), Dalam penelitian ini difokuskan pada bulan basah (Desember Januari Februari) dan bulan kering (Juni Juli Agustus). Dari hasil analisis data diperoleh untuk daerah Yogyakarta rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 352 mm/bln, dan pada bulan kering (JJA) sebesar 55 mm/bln. Peluang curah hujan maksimum terjadi pada bulan basah DJF-2 (1911-1940) sebesar 42 %, Peluang pada bulan kering JJA-8 (1971-2000) sebesar 54 %. Daerah Semarang rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 349 mm/bln dan pada bulan kering (JJA) sebesar 95 mm/bln. Untuk peluang curah hujan maksimum pada bulan basah (DJF) sebesar 55 % pada periode DJF-4 (1931-1960) dan 48 % pada bulan – bulan kering (JJA) yang terjadi pada periode JJA-9(1981-2005). Selanjutnya rata-rata curah hujan pada bulan basah (DJF) di Surabaya sebesar 291 mm/bln dan pada bulan kering (JJA) sebesar 40 mm/bln. Untuk peluang curah hujannya maksimum sebesar 59 % pada periode DJF-4 (1931-1960) dan 45 % pada periode JJA-8 (1971-2000) di bulan kering. Kemudian daerah Probolinggo rata-rata curah hujan pada bulan basah (DJF) sebesar 261 mm/bln, pada bulan kering(JJA) sebesar 33 mm/bln. Sedangkan peluang curah hujan di daerah Probolinggo ini maksimum terjadi pada periode DJF-9 (1981-2005) sebesar 32 %. Peluang curah hujan bulan kering (JJA) di Probolinggo terjadi pada periode JJA-5(1941-1970) sebesar 51 %. Malang rata-rata curah hujan pada bulan basah(DJF) sebesar 321 mm/bln dan pada bulan kering(JJA) sebesar 49 mm/bln. Peluang curah hujan maksimum terjadi pada periode DJF-8 (1971-2000) sebesar 59 % dan peluang maksimum sebesar 56 % yang terjadi pada periode JJA-8 (1971-2000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan klimatologis curah hujan selama 104 tahun, diperolehnya pergeseran-pergeseran pola curah hujan klimatologis.Visa Juniarti2015-03-04T02:24:45Z2019-03-06T08:03:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12344This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123442015-03-04T02:24:45ZPENGARUH pH DALAM EKSTRAKSI ION LOGAM Fe3+ DAN
Ni2+ MENGGUNAKAN POLI(ETIL EUGENILOKSI ASETAT)Telah dilakukan ekstraksi ion logam Fe3+ dan Ni2+ menggunakan poli(etil
eugeniloksi asetat) sebagai ligan dalam kloroform. Ekstraksi dilakukan untuk
mempelajari pengaruh pH, menentukan Efisiensi ekstraksi (%E) poli(etil eugeniloksi
asetat) dengan kation Fe3+ dan Ni2+.
Pada setiap variasi pH 1, 3, 4 dan 5 , menggunakankan 10 mL larutan Fe3+ dan
Ni2+ dan 5 mL poli(etil eugeniloksi asetat) dengan konsentrasi 5 ´ 10-3 M. Konsentrasi
logam Fe3+ dan Ni2+ yang tersisa setelah ekstraksi di fasa air diukur menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi Fe3+ dengan poli(etil eugeniloksi asetat)
optimum pada pH 4, konsentraksi ligan 5 × 10-3 M, waktu ekstraksi 60 menit, efisiensi
ekstraksi (%E) = 94,77%. Ekstraksi Ni2+ dengan poli(etil eugeniloksi asetat) optimum
pada pH 4, konsentraksi ligan 5 × 10-3 M, waktu ekstraksi 60 menit, efisiensi ekstraksi
(%E) = 35,16%. Ligan poli(etil eugeniloksi asetat) dapat memisahkan besi dan nikel.Latupeirissa JolantjeSiswanta DwiHidayat Aprilita Nurul2015-03-04T02:24:45Z2019-03-06T00:47:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12391This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123912015-03-04T02:24:45ZKELAYAKAN PERCOBAAN SUSUNAN SERI – PARALEL SUMBER
TEGANGAN LISTRIK BATU BATERAI BERBASIS VOICE EQUIPMENT
UNTUK SISWA PENYANDANG TUNANETRAAstono Juli2015-03-04T02:24:44Z2019-03-08T06:19:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12197This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121972015-03-04T02:24:44ZPEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.AbstrakPemodelan volatilitas dapat dilakukan ketika terjadi heteroskedastisitas. Model Autoregressive Conditional Heteroscedastic (ARCH) dan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) digunakan dalam generalisasi asumsi heteroskedastisitas. Tujuan penelitian ini adalah menyusun model volatilitas untuk kasus inflasi serta ramalannya untuk beberapa periode ke depan. Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan proses heteroskedastisitas bersyarat yang paling sesuai untuk kasus inflasi adalah model ARIMA(3,2,(12)).Slamet IsnandarSusanto IrwanDewi Widyanti WahyuDiniyah Ismiyati2015-03-04T02:24:44Z2019-03-08T06:19:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12200This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122002015-03-04T02:24:44ZPEMODELAN RESPON MULTINOMIAL MENGGUNAKAN MODEL MIXED LOGITModel multinomial logit (MNL) disusun berdasarkan asumsi bahwa komponen errornya berdistribusi nilai ektreme tipe I (Gumbel) dan saling independen. Jika asumsi independen tidak terpenuhi akan mengakibatkan estimatornya menjadi bias. Model probit dapat digunakan untuk mengatasi adanya korelasi antar komponen errornya. Akan tetapi dalam implementasinya sangat jarang diaplikasikan karena keterbatasan komputasi. Dalam penelitian dibahas model Mixed logit sebagai alternatif model probit dalam mengatasi masalah korelasi. Estimasi dilakukan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE). Berdasarkan analisis pada data simulasi dapat disimpulakan bahwa model Mixed Logit dapat mengestimasi korelasi antar pilihan. Estimator yang dihasilkan dari model Mixed logit lebih baik (bias lebih kecil) dibanding model MNL.Nugraha Jaka2015-03-04T02:24:44Z2019-03-09T07:46:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12278This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122782015-03-04T02:24:44ZSTUDI TERHADAP PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MIPA DI INDONESIAPenggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pengajaran telah menjadi issu penting dalam beberapa tahun terakhir dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu penggunaan TIK tersebut adalah sebagai alat bantu pembelajaran yaitu dalam bentuk multimedia interaktif. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berkembang atas dasar pembelajaran konvensional yang tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Multimedia interaktif ini dapat menjadi suplemen dan komplemen dalam pembelajaran yang mewakili sumber–sumber belajar. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Multimedia interaktif telah banyak dibuat dan digunakan dalam pembelajaran MIPA di Indonesia. Dalam tulisan ini akan dilakukan studi terhadap penggunaan multimedia interaktif tersebut dalam pembelajaran pada bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam, untuk melihat perkembangan, metode pengembangan, kelemahan dan hasil yang telah dicapai..Jauhari Jaidan2015-03-04T02:24:43Z2019-03-08T06:19:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12195This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121952015-03-04T02:24:43ZPENDEKATAN REGRESI KUADRAT TERKECIL PARSIAL ROBUST MULTIRESPONS DALAM MODEL KALIBRASIRegresi Kuadrat Terkecil Parsial (RKTP) merupakan sebuah tehnik prediktif yang mampu mengatasi peubah bebas yang berdimensi besar, khususnya ketika terdapat masalah multikolinearitas. Skor dalam RKTP dihitung dengan memaksimalkan kriteria koragam antara peubah x dan y sehingga dalam teknik ini respons telah dilibatkan dalam analisis sejak awal. SIMPLS merupakan salah satu algoritma RKTP yang dikenalkan oleh De Jong (1993). Karena SIMPLS didasari dari matriks koragam silang empirik antara peubah respon dan peubah bebas dan dalam regresi linier kuadrat terkecil, maka SIMPLS tidak resisten terhadap pengamatan pencilan (outlier). Untuk mengatasi masalah pencilan diperlukan suatu metode penduga yang tegar terhadap pencilan yang disebut sebagai metode robust. Dua metode RKTP robust, RSIMCD dan RSIMPLS, yang dibangun dari matriks koragam robust untuk data berdimensi besar dan regresi linier robust, mampu mengatasi pengaruh pengamatan pencilan. Selanjutnya nilai RMSECV robust diperoleh untuk membangun model kalibrasi dan RMSEP robust digunakan untuk validasi model. Diagnosa plot akan dibuat sebagai visualisasi dan klasifikasi pencilan.- IsmahHamim Wigena AjiDjuraidah Anik2015-03-04T02:24:43Z2019-03-08T06:20:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12227This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122272015-03-04T02:24:43ZMODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIRSebuah tangki diisi air dengan ketinggian tertentu dan pada dasar tangki tersebut dibuat lubang kecil, sehingga air mengalir melalui lubang tersebut. Menurut Hukum Torricelli, apabila tangki dikosongkan maka kecepatan keluar air akan berubah secara kontinu dipengaruhi oleh ketinggian air. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengosongkan tangki apabila diisi air dengan ketinggian tertentu disebut waktu pengosongan. Waktu pengosongan juga dipengaruhi oleh bentuk tangki. Tulisan ini membahas tentang depletion ratio. Seandainya kecepatan keluar air adalah tetap, maka depletion ratio adalah perbandingan antara waktu pengosongan jika kecepatan keluar air berubah dipengaruhi oleh ketinggian air dengan waktu pengosongan jika kecepatan air keluar tetap. Selanjutnya jika diketahui depletion rationya maka dapat ditentukan bentuk geometri tangki tersebut.- IrmawatiAdji Sidarto Kuntjoro2015-03-04T02:24:43Z2019-03-06T00:45:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12326This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123262015-03-04T02:24:43ZPENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP-KONSEP DASAR SAINS
CALON GURU SD MELALUI PERANGKAT PERKULIAHAN
BERBASIS STRUKTUR PEMBELAJARAN SEQIP
(SCIENCE EDUCATION QUALITY IMPROVEMENT PROJECT)Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman
konsep-konsep dasar sains yang berimplikasi pada peningkatan self efficacy mahasiswa calon
guru menggunakan struktur pembelajaran SEQIP.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah classroom action research atau
penelitian tindakan kelas dengan subyek mahasiswa S-1 PGSD kelas S-6-C, prodi PGSD,
jurusan PPSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang berjumlah 30
mahasiswa. Penelitian setiap siklusnya terdapat perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa dan tanggapan
mengenai keyakinan mereka pada kemampuan masing-masing dalam mengajarkan sains
sesuai dengan hakikatnya. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Mahasiswa, sedangkan instrumen untuk
mengumpulkan data adalah angket dan lembar observasi, serta soal pretest dan postest.
Sebagaimana tujuan penelitian ini, maka data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk
menentukan keberhasilan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pembelajaran SEQIP mampu
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar sains dan meningkatkan self
efficacy mahasiswa calon guru daripada struktur pembelajaran menggunakan kurikulum
PGSD tahun 1995. Gain yang dicapai dalam peningkatan pemahaman konsep menurunkan
ketidakyakinan mahasiswa calon guru hingga 50,99%. Interpretasi kualitatif dari data tersebut
adalah struktur SEQIP mampu meningkatkan pemahaman konsep dasar sains dan self efficacy
mahasiswa.Wilujeng InsihK.P. ZuhdanPuji A. PratiwiArdi N Ikhlasul2015-03-04T02:24:43Z2019-03-06T00:46:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12331This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123312015-03-04T02:24:43ZSELF EFFICACY” AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA FMIPA UNY
UNTUK MENJADI CALON GURU IPA SMPPenelitian ini merupakan penelitian awal yang mempunyai tujuan untuk
mengungkap latar belakang mahasiswa dan seberapa tingkat keyakinan awal atau tingkat
percaya diri awal mahasiswa pendidikan IPA S1 di FMIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta untuk menjadi calon guru IPA SMP.
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan IPA semester III.
(sampel 88 mahasiswa). Penelitian ini dilakukan akhir semester III tahun perkuliahan
2008/2009. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana peneliti menggunakan
angket untuk menjaring data. Adapun angket yang digunakan ada dua macam, yaitu
angket pertama tentang riwayat pendidikan awal mahasiswa serta motivasi memilih
program studi pendidikan IPA yang diisikan dalam data curriculum vitae, sedangkat
angket kedua merupakan angket Self-efficacy Beliefs about Equitable Science Teaching
(SEBEST) yang dikembangkan Ritter tersebut terdiri dari 34 butir pertanyaan yang
berkaitan dengan personal self-efficacy dan outcome expectancy dalam Likert-scale.
Berdasarkan analisis data deskriptif dari angket hasil penelitian adalah sebagai
berikut 97,6% mahasiswa berlatar belakang SMA/MA IPA dan 2,4% mahasiswa berlatar
belakang SMK; 26,8% mahasiswa memilih prodi pendidikan IPA karena senang menjadi
guru IPA; 7,3% dorongan orang tua; 24,4% melihat prospektif tentang program studi
pendidikan IPA dan 41,5% memilih prodi pendidikan IPA bukan pilihan utama.
Persentase mahasiswa yang memilih bidang fisika sebagai materi subyek sains yang
paling mereka senangi ada 7,3%, paling senang materi subyek biologi sebanyak 41,5%,
paling senang materi subyek kimia sebanyak 12,2% dan paling senang materi subyek
kebumian dan astronomi sebanyak 3,9%. Self-efficacy Beliefs about Equitable Science
Teaching (SEBEST) yang berkaitan dengan personal self-efficacy dan outcome
expectancy mahasiswa dapat dikategorikan tinggi. Pertanyaan positip tentang personal
self efficacy untuk jawaban sangat setuju (22,0%); setuju (47,8%); biasa saja (18,1%),
sedangkan yang rendah dengan pilihan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju ratarata
(12,1%). Pertanyaan negatip tentang personal self-efficacy untuk jawaban sangat
tidak setuju (24,1%); tidak setuju (56,4%); biasa saja (15,2%), sedangkan yang rendah
untuk jawaban sangat setuju dan setuju rata-rata (4,3%). Pertanyaan positip tentang
outcome expectancy untuk jawaban sangat setuju (27,8%); setuju (40,3%); biasa saja
(11,3%), sedangkan jawaban yang rendah dengan pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju rata-rata(19,6%). Pertanyaan negatip tentang outcome expectancy untuk jawaban
sangat tidak setuju (26,6%); tidak setuju (54,2%); biasa saja (15,6%), sedangkan yang
rendah dengan jawaban sangat setuju dan setuju rata-rata (4,6%). Hasil deskripsi
penelitian ini dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan tentang pengembangan program
IPA terintegrasi guna membekali calon guru IPA SMP.Wilujeng Insih2015-03-04T02:24:43Z2019-03-06T08:03:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12347This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123472015-03-04T02:24:43ZVOLTAMETRI PULSA DIFERENSIAL UNTUK PENENTUAN
METAMFETAMIN MENGGUNAKAN MEMBRAN POLIANILIN
: PENGARUH pH DAN ELEKTROLIT PENDUKUNGPerkembangan metode analisis obat, khususnya yang termasuk golongan
psikotropika sangat berkembang. Hal ini perlu dilakukan karena banyaknya obat-obat
yang beredar secara ilegal di pasaran yang dapat disalahgunakan. Metode voltametri
pulsa diferensial merupakan metode yang sederhana yang dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi metamfetamin. Membran sensor yang digunakan adalah
polianilin yang dibuat secara elektropolimerisasi pada permukaan kawat emas.
Elektroda kerja yang digunakan adalah kawat emas dengan membran sensor
polianilin, kawat Pt sebagai elektroda bantu, dan Ag/AgCl sebagai elektroda
pembanding. Volume larutan uji sebanyak 5,0 mL dengan pH larutan 3 – 10, tanpa
elektrolit pendukung. Selanjutnya dilakukan pengukuran dalam beberapa macam
elektrolit pendukung, yaitu KCl, NaCl, dan NaClO4. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pengukuran menghasilkan arus puncak maksimum pada pH 8 dan elektrolit
pendukung KCl.Indra Noviandri Irdhawati- Buchari2015-03-04T02:24:42Z2019-03-08T06:19:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12187This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121872015-03-04T02:24:42ZKAJIAN ANALISIS REGRESI DENGAN DATA PANELData set yang merupakan kombinasi data cross section dan time series sering
sekali ditemukan dalam kajian ekonomi, disebut sebagai data panel. Dalam pemodelan
data panel kita dihadapkan pada komponen stokastik yang relatif kompleks. Analisis
regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data merupakan data panel.
Umumnya pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross section
dilakukan menggunakan pendugaan metode kuadrat terkecil (MKT). Metode ini akan
memberikan hasil pendugaan yang bersifat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE)
jika semua asumsi Gauss Markov terpenuhi diantaranya adalah non-autcorrelation.
Kondisi terakhir ini tentunya sulit terpenuhi pada saat kita berhadapan dengan data
panel. Sehingga pendugaan paramter tidak lagi bersifat BLUE. Jika data panel
dianalisis dengan pendekatan model-model time series seperti fungsi transfer, maka ada
informasi keragaman dari unit cross section yang diabaikan dalam pemodelan. Salan
satu keuntungan dari analisis regresi data panel adalah mempertimbangkan keragamaan
yang terjadi dalam unit cross section. Dalam penelitian ini penulis menerapkan analisis
regresi data panel untuk melakukan pemodelan penyerapan tenaga kerja industri kecil di
wilayah Jawa Barat dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat.Nyoman Mindra Jaya I GedeSunengsih Neneng2015-03-04T02:24:42Z2019-03-08T06:19:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121922015-03-04T02:24:42ZPENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN MULTIOBJEKTIFMasalah optimisasi yang mempunyai tujuan lebih dari satu dikenal dengan masalah optimisasi multiobjektif. Masalah linear multiobjektif mempunyai fungsi objektif dan kendala linear. Jika ada parameter stokastik dalam masalah multiobjektif, masalahnya dikenal dengan masalah multiobjektif stokastik. Masalah yang dikemukakan dalam paper ini masalah multiobjektif linear dengan koefisien fungsi tujuan merupakan parameter random. Masalah multiobjektif stokastik akan ditransformasi menjadi masalah deterministik dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan stokastik dan pendekatan multiobjektif.- IndarsihIndrati Ch. Rini2015-03-04T02:24:42Z2019-03-06T00:44:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12238This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122382015-03-04T02:24:42ZPembuatan Nanopartikel CeO2 dengan Metode Simple Heating : Efek Penambahan Massa Polyethyleneglycol (PEG) Terhadap Ukuran nanopartikel yang TerbentukNanopartikel CeO2 di dibuat dengan pemanasan sederhana (simple heating). Larutan dan polimer dalam kondisi asam dapat diubah menjadi nanopartikel melalui pemanasan pada suhu di atas suhu dekomposisi polimer. Disini dilaporkan studi awal preparasi nanopartikel cerium dioksida (CeO2) dengan menggunakan precursor cerium nitrat dengan penambahan variasi massa polyethyleneglycol. Akan dikaji efek penambahan massa polyetylneglycol terhadap morfologi dan kristalinitas nanopartikel yang dibentuk. Dari variasi massa PEG diperoleh ukuran nanokristal CeO2 terkecil yaitu 68,5 nm pada penambahan PEG 10 gram. Metode ini sangat berguna karena dapat menghasilkan nanopartikel dalam jumlah besar pada selang waktu yang pendek dan dapat diaplikasikan untuk elektrolit dalam Solid Oxide Fuel Cells (SOFCs)Sriyanti Ida2015-03-04T02:24:42Z2019-03-06T00:44:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12267This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122672015-03-04T02:24:42ZPEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS LISTRIK KONDUKTOR LOGAM MENGGUNAKAN METODE INDUKSI DAN PENABIRAN MAGNETIKPengukuran besaran konduktivitas listrik konduktor logam secara akurat tidaklah mudah, dan biasanya menggunakan teknik jembatan ganda atau teknik probe empat titik. Pada makalah ini, dipaparkan tentang pembuatan alat ukur konduktivitas listrik sederhana yang didasarkan pada metode induksi Faraday dan penabiran magnetik. Alat ini terdiri dari sebuah solenoid yang dialiri arus ac berfrekuensi rendah (< 2,5 kHz) sehingga menghasilkan medan induksi magnetik ac berfrekuensi rendah. Di dalam solenoid, besar medan induksi magnetik ini mengalami pengurangan ketika sampel konduktor logam yang berbentuk tabung terbuka diletakkan di dalam dan sesumbu dengan solenoid akibat dari adanya penabiran magnetik yang ditimbulkan oleh sampel tersebut. Dengan mengukur besar medan induksi magnetik di sumbu solenoid ketika ada sampel maupun tidak ada sampel, maka besar konduktivitias listrik sampel dapat dihitung. Pengujian alat ukur ini dilakukan melalui pengukuran konduktivitas listrik sampel aluminium dan kuningan. Hasil pengukurannya memiliki perbedaan kurang dari 9% dari nilai referensi. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya perbedaan suhu saat pengukuran dilakukan dengan suhu referensi.Setiawan IkhsanAbraha KamsulB.S. Utomo Agung2015-03-04T02:24:42Z2019-03-06T00:44:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12270This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122702015-03-04T02:24:42ZPEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK OSCILLOSCOPE 2.51 DAN CURVEEXPERT 1.3 DALAM PENGUKURAN FAKTOR KUALITAS AKUSTIK RESONATORPada makalah ini dipaparkan tentang pemanfaatan perangkat lunak Oscilloscope 2.51 dan CurveExpert 1.3 dalam pengukuran faktor kualitas akustik sebuah resonator. Oscilloscope 2.51 dapat digunakan sebagai storage oscilloscope untuk menampilkan bentuk gelombang sinyal yang masuk dari mikrofon melalui kartu suara pada komputer, maupun sebagai spectrum analyzer apabila fasilitas FFT (Fast Fourier Transform) yang tersedia padanya diaktifkan sehingga amplitudo relatif sinyal dapat diukur. Dalam eksperimen ini, amplitudo gelombang bunyi di dalam resonator diukur pada berbagai frekuensi bunyi di sekitar frekuensi resonansi resonator. Kurva resonansi dapat diperoleh dengan melakukan pengepasan kurva (curve fitting) terhadap data hasil eksperimen dengan menggunakan perangkat lunat CurveExpert 1.3. Faktor kualitas resonator akustik dapat dihitung dari konstanta-konstanta yang diperoleh dari hasil pengepasan kurva. Ditunjukkan juga tentang bagaimana pemahaman fisis dapat membantu kita dalam memilih nilai-nilai coba yang perlu dima-sukkan sebagai nilai awal iterasi dalam mencari konstanta-konstanta pengepasan kurva.Setiawan IkhsanB.S. Utomo Agung2015-03-04T02:24:41Z2019-03-08T06:18:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12186This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121862015-03-04T02:24:41ZKAJIAN PENANGANAN MULTIKOLENIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSIONSalah satu tujuan dari analisis regresi adalah meramalkan nilai variabel respon didasarkan pada beberapa variabel independen. Permasalahan yang sering ditemukan dalam analisis regresi adalah adanya korelasi yang tinggi antara variabel independen yang berakibat pada standar error pendugaan dari parameter regresi sangat besar yang berakibat pada model regresi tidak layak digunakan sebagai model peramalan karena modelnya tidak reliable. Beberapa metode diperkenalkan untuk menanggulangi multikolenieritas khususnya yang hampir sempurna, salah satunya adalah Principal Coponent Regression (PCR). Namun pendekatan ini memiliki kelemahan dalama proses pereduksian variabel independen tidak mempertimbangkan korelasi antar independen dengan variabel dependen. Kondisi ini menyebabkan pada saat pemodelan regresi, komponen utama pertama yang terbentuk dari proses reduksi tidak dijamin menjadi komponen yang paling mampu menjelaskan keragamana variabel respon, sedangkan komponen utama pertama merupakan komponen yang merangkum paling banyak informasi dari variabel independen. Satu metode baru diperkanalkan sebagai perbaikan dari metode PCR yaitu metode Partial least square Regression (PLSR). Metode ini dalam proses reduksi variabel independen telah mengakomodasi korelasi antara variabel respon dengan variabel bebasnya.Nyoman Mindra Jaya I Gede2015-03-04T02:24:41Z2019-03-09T07:45:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12271This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122712015-03-04T02:24:41ZIDENTIFIKASI KESULITAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPLB/BPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran matematika di SMPLB Tunarungu. Penelitian ini dilaksanakan di SLBN 4 Yogyakarta, SLBN 3 Yogyakarta, dan SLB Widya Dharma Sleman Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode observasi terhadap pembelajaran guru dan wawancara mendalam dengan guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami guru matematika SMPLB/B meliputi ketersediaan bahan ajar, kurikulum, karakteristik unik siswa, sistem evaluasi, dan pengaruh lingkungan.Retnawati HeriPrajitno Edi- Hermanto2015-03-04T02:24:41Z2019-03-09T07:45:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12272This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122722015-03-04T02:24:41ZPERBANDINGAN METODE CONCORDANCE BERDASARKAN TEORI TES KLASIKThis research is aimed at revealing the accuracy of concordance method in the classiccal test theory using parallel method, linear parallel method and equipercentil method, applying the concordance and making the conversion tables as result of concordance. The object of this study was the regional science examination tests at the JHSs in Yogyakarta city in 2006/2007 academic year. This study used tests and testees’ responses to the test. The analysis has done using 3 steps, they were estimated the characteristic items of tests, equated the tests and compare the methods of concordance, and then made convertion table to score testees’ achievement. The result indicated that equating without common item (concordance) from science score of SMPN 1 Paliyan Gunungkidul 2006/2007 to sciense score of SMPN 10 Yogyakarta using the linear method satisfied the equation plYk(x) = 1.22722 x + 5.0004, and the almost similar result is obtained using the equipercentile method, using linear method, obtained RMSE 9.333964, while with the method equipersentil, obtained RMSE 9.326277, indicating the equipercentil method is little more accurate compared with linear method, and the conversion tables as result of concordance in this research is enclosed.Retnawati HeriHidayati Kana2015-03-04T02:24:41Z2019-03-09T07:45:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12276This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122762015-03-04T02:24:41ZPENEMUAN TERBIMBING DALAM PEMAHAMAN KONSEPTujuan pembelajaran matematika adalah (1) mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, (2) mengembangkan kemampuan berpikir, (3)
mengembangkan sikap positip, (4) mengembangkan pemahaman konsep dan (5)
mengembangkan kemampuan kerjasama dan berkomunikasi. Tujuan ini juga bagi
pembelajaran kepada mahasiswa.
Dalam tulisan ini akan sedikit diuraikan tentang penemuan terbimbing
dalam pemahaman konsep. Pemahaman konsep berkaitan dengan bagaimana siswa
memahami konsep yaitu aktifitas mental yang dilakukan oleh siswa dalam
mengakitkan antar pengetahuan-pengetahuan yang ada ke dalam jaringan
pengetahuan. Mengkaitkan jaringan pengetahuan yang ada, akan lebih
memberikan makna, apabila dilakukan dengan aktifitas menemukan sendiri oleh
siswa. Namun karena siswa masih dalam taraf perkembangan, perlu untuk
dibimbing dalam proses penemuan selama pembelajaran. Inilah yang penting
dipahami oleh guru dan siswa.Agus Susanto Herry2015-03-04T02:24:41Z2019-03-06T08:03:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12338This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123382015-03-04T02:24:41ZKECEPATAN PENYERAPAN ZAT ORGANIK VINASE
DENGAN ECENG GONDOK KOMBINASI LUMPUR AKTIFLimbah vinase dengan konsentrasi zat organik yang tinggi merupakan hasil
samping produksi alkohol dari molase, berpotensi mencemari dan merusak lingkungan
sehingga harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Eceng gondok dimanfaatkan
untuk pengolahan limbah vinase. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
konsentrasi vinase maksimum di mana eceng gondok masih dapat tumbuh dan
kecepatan penyerapan zat organik vinase menggunakan eceng gondok (Eichhornia
Crassipes) dikombinasi lumpur aktif.
Eceng gondok kombinasi lumpur aktif ditanam pada limbah vinase dalam bak
berukuran 115 cm x 76 cm x 35 cm. Tinggi larutan vinase 31,5 cm. Massa eceng
adalah sekitar 800 g. Larutan vinase diaduk menggunakan pompa agar homogen.
Konsentrasi awal vinase antara 744 – 1880 mg/L. Setiap hari sampel diambil untuk
dianalisis COD-nya, selama 8 hari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat tumbuh pada vinase
dengan konsentrasi COD maksimum 1894 mg/L. Dengan model yang diajukan,
kecepatan penyerapan zat organik (RE ) oleh eceng gondok kombinasi lumpur aktif
adalah
S l
r l
E K C
kXC
V
Cl M
H
k
R
+
= + (mg/L)/jam, di mana nilai kr/H = 2,89x10-
6/(mg/L)jam. Cl adalah konsentrasi zat organik di larutan, H tetapan Henry, M massa
eceng gondok, V volum vinase, dan X adalah konsentrasi lumpur aktif. Kecepatan
penyerapan ini berlaku pada konsentrasi vinase berkisar antara 184 – 1880 mg/L dan
X berkisar 504 -520 mg/L. Efisiensi penyerapan kombinasi eceng gondok dengan
lumpur aktif sekitar 52,34 – 78,57%.- Hermawati- RochmadiMulyono Panut2015-03-04T02:24:41Z2019-03-06T08:03:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12349This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123492015-03-04T02:24:41ZKAJIAN PENGARUH ION Cd(II) TERHADAP EFEKTIVITAS
FOTOREDUKSI ION Cu(II) YANG TERKATALISIS OLEH TIO2Dalam penelitian ini telah dilakukan kajian pengaruh penambahan fotokatalis
TiO2 dan ion Cd(II) pada pH dan konsentrasi yang bervariasi, terhadap efektivitas
fotoreduksi ion Cu(II) yang terkatalisis oleh TiO2. Proses fotoreduksi dilakukan
dengan cara menyinari campuran yang terdiri dari larutan ion Cu(II) dan serbuk
fotokatalis TiO2 tanpa maupun dengan adanya ion Cd(II) dalam reaktor tertutup yang
dilengkapi dengan lampu UV yang disertai pengadukan. Kondisi proses fotoreduksi
adalah 50 mL larutan ion Cu(II) 10 ppm (0.157 mmol/L) ion Cd(II) dengan konsentrasi
dan pH yang bervariasi, dan TiO2 seberat 20 mg, dengan waktu reaksi selama 24 jam.
Hasil fotoreduksi ditentukan berdasarkan selisih konsentrasi ion Cu(II) awal dengan
konsentrasi ion Cu(II) sisa dalam larutan setelah proses fotoreduksi yang ditentukan
dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TiO2 dapat meningkatkan
efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) dari 12,18% menjadi 43,28%, yang diawali dengan
proses adsorpsi. Adanya ion Cd(II) dalam sistem reaksi fotoreduksi dengan
konsentrasi yang semakin besar menyebabkan penurunan fotoreduksi ion Cu(II) yang
relatif kecil karena adanya kompetisi dalam adsorpsi. Pada pH yang bervariasi
penambahan ion Cd(II) memberikan trend fotoreduksi ion Cu(II) yang sama dengan
trend fotoreduksi ion Cu(II) tanpa adanya ion Cd(II). Trend tersebut menunjukkan
bahwa kenaikan pH 1 sampai 7 dapat menurunkan fotoreduksi ion Cu(II), dan semua
ion Cu(II) hilang dari larutan pada pH lebih tinggi dari 8 karena terbentuknya
endapan Cu(OH)2. Fenomena ini berhubungan dengan spesiasi ion Cu(II), ion Cd(II),
dan permukaan fotokatalis TiO2.Hatimah HusnulTri Wahyuni EndangHidayat Aprilita Nurul2015-03-04T02:24:41Z2019-03-06T00:47:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12389This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123892015-03-04T02:24:41ZMEMANFAATKAN LIMBAH LAMPU LISTRIK UNTUK MEDIA
PEMBELAJARAN PAIKEM MATA PELAJARAN FISIKA SMATujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan pembelajaran PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) kepada siswa SMA
dengan cara memanfaatkan limbah lampu listrik untuk media belajar fisika. Berbekal lampu
listrik yang sudah mati/ tidak terpakai dapat dimanfaatkan sebagai media belajar fisika bagi
siswa SMA. Lampu SL tersebut dibuka dengan cara sederhana kemudian dibersihkan
bagian dalamnya menggunakan air sabun maka jadilah pipa U. Metode penggunaan pipa U
dari lampu SL sebagai upaya menciptakan pembelajaran PAIKEM adalah dengan cara
membagikan pipa U tersebut satu persatu kepada siswa. Selain melakukan kegiatan
eksperimen di kelas menggunakan pipa U, siswa juga masih diberi tugas terstruktur yang
dilakukan dirumah dengan dibekali pipa U. Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI
IPA tahun pelajaran 2008/2009 pada saat pembelajaran materi pokok massa jenis zat cair
menunjukkan bahwa penggunaan pipa U dari lampu SL bekas dapat meningkatkan
aktivitas, daya inovasi, kreativitas, efektifitas, dan suasana menyenangkan serta
kemandirian siswa dalam pembelajaran.Wahyudi Heru2015-03-04T02:24:40Z2019-03-08T06:20:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12229This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122292015-03-04T02:24:40ZAnalisis Variasi KomponenH Geomagnet Pada Saat Badai MagnetAnalisis karakteristik variasi komponen medan magnet bumi (geomagnet) akibat
pengaruh badai magnet, terutama variasi komponen H pada saat terjadi badai magnet.
Pengaruh badai magnet terjadi akibat proses-proses fisis transfer energi dari partikelpartikel
solar wind menuju ke magnetosfer bumi yang tersebar dalam sistem kopling
magnetosfer-ionosfer dalam bentuk arus listrik. Secara umum badai magnet terdiri dari
dua kategori yakni (1) badai berulang (recurrent storms) dan (2) badai tidak berulang
(non recurrent storms) berkaitan dengan badai magnet kuat yang diakibatkan CME
(Coronal Massa Ejection). Dengan ungkapan di atas pada uraian ini dibahas analisis
variasi komponen H pada saat badai magnet kuat terdepresi paling kecil -100 nT < Dst.
Hasil analisis perubahan variasi komponen H pada saat badai magnet kuat medan
magnet bumi terdepresi hingga mencapai -362.9 nT. Demikian pula hasil analisis pola
perubahan variasi komponen H pada saat badai magnet kuat umumnya mengikuti model
ARMA(2,2) dengan orde 2 Auto Regresive dan 2 orde Moving Average.- Habirun2015-03-04T02:24:40Z2019-03-08T06:20:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12231This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122312015-03-04T02:24:40ZModel Empiris Variasi Harian KomponenH Pola Hari TenangPerubahan karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang dari data stasiun pengamat geomagnet Tangerang dengan berdasarkan data rata-rata lima hari tenang pada bulan tertentu. Akibat dampak variasi diurnal (diurnal variation) dan variasi semi diurnal (semi diurnal variation), masing-masing berperiode 24 dan 12 jam. Oleh karena itu model empiris variasi harian komponen H pola hari tenang diidentifikasi menggunakan metode Harmonik analisis. Dengan model empiris yang diperoleh di atas maka perubahan karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang dari masing-masing bulan dapat diidentifikasi. Selain digunakan untuk mengidentifikasi perubahan karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang, model empiris dapat pula digunakan untuk memprediksi variasi harian komponen H pola hari tenang beberapa waktu kedepan. Akurasi model empiris variasi harian komponen H pola hari tenang dibandingkan terhadap data pengamatan sebesar 90 % dan galat 62.799 nT. Demikian pula digunakan untuk memprediksi variasi harian komponen H pola hari tenang dibandingkan terhadap model empiris dengan akurasi cukup tinggi hingga 95 % dengan galat 18.143 nT.- Habirun2015-03-04T02:24:40Z2019-03-09T07:45:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12274This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122742015-03-04T02:24:40ZMENGESTIMASI PARAMETER BUTIR PERANGKAT TES DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK MULTIVARIATEstimasi parameter butir perangkat tes biasanya dilakukan dengan pendekatan teori tes klasik atau teori respons butir (Item Response Theory, IRT) unidimensi. Untuk analisis ini, ada asumsi yang harus dipenuhi, salah satunya asumsi unidimensi, yakni suatu perangkat tes dianggap hanya mengukur satu kemampuan yang paling dominan saja. Pada kenyataannya di lapangan, asumsi ini sulit dipenuhi, karena sebagian besar tes kemampuan/psikologi bersifat multidimensi. Teori respons butir multidimensi mengatasi kelemahan ini, yang mengestimasi parameter butir melalui persamaan peluang menjawab benar dengan regresi logistik multivariat.Retnawati Heri2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T08:03:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12342This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123422015-03-04T02:24:40ZPILARISASI ANION TETRATITANAT STRUKTUR LAYER
OLEH SPESIES POLIKATION ZIRKONIUM (IV)Pilarisasi spesies zirkonium(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer
(Ti4O9
2-) berhasil dilakukan melalui 3 tahap: 1). pertukaran kation K+ pada kalium
tetratitanat dengan H+ dari HCl menjadi hidrogen tetrtatitanat, 2). interkalasi
butilamonium ke dalam layer anion tetratitanat dan 3). pertukaran kation
butilamonium dengan kation spesies zirkonium(IV). Prosedur tersebut lebih dikenal
sebagai metode Chimie Douce. Spesies polikation Zr(IV) diperoleh dengan cara
melarutkan kristal ZrOCl2.8H2O dalam pelarut air pada kondisi berbagai pH
lingkungan reaksi yaitu 0,1; 0,9 dan 1,8). Padatan yang dihasilkan dikarakterisasi
dengan difraktometer sinar-X (XRD). Secara khusus, analisis kadar Ti dan Zr dalam
padatan yang dihasilkan pada pH lingkungan reaksi = 0,9 dengan spektrometer
pendar sinar-X. Pilarisasi spesies Zr(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer
ditunjukkan bahwa spesies kationik Zr(IV) yang terpilar pada antar layer anion
tetratitanat (Ti4O9
2-) pada kondisi pH lingkungan reaksi: 0,1; 0,9 dan 1,8 terdiri dari
tiga jenis spesies yaitu [Zr(H2O)8]4+, [Zr(OH)(H2O)7]3+ dan [Zr(OH)2(H2O)6]2+.
Spesies [Zr(OH)(H2O)7]3+ mendominasi pada pH = 0,9 dan berkurang dominasinya
pada pH yang lebih rendah (pH = 0,1). Pada pH yang lebih tinggi (pH = 1,8)
dominasi dari kluster [Zr(OH)(H2O)7]3+ berkurang, dan muncul kluster lain yaitu
[Zr(OH)2(H2O)6]2+. Rumus molekul yang mungkin padatan yang dihasilkan pada pH
lingkungan = 0,9 dalam kondisi major didasarkan data spektrometer pendar sinar-X:
[Zr(OH)(H2O)7]0,089H1,911 Ti4O9.x H2O.Sutrisno HariDwi Siswani Endang2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T00:46:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12355This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123552015-03-04T02:24:40ZPENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY
BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATANPada saat ini masih banyak guru yang masih kurang berkompeten dalam
bidangnya, sehingga mereka dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensinya dengan
berbagai cara antara lain dengan mengikuti MGMP, pelatihan dan sebagainya. Lesson
study merupakan alternatif peningkatan kompetensi pendidik yang dilakukan secara
kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Dengan mengikuti lesson study
dapat diperoleh beberapa manfaat bagi guru seperti terbentuknya komunitas belajar,
tidak saling ego, kolegalitas, dan saling belajar. Pada pelaksanaan lesson study terutama
saat do-see sangat membantu guru IPA meningkatkan kualitas mengajar seorang guru.
Di SMP Kawasan Surabaya Selatan untuk mata pelajaran IPA pada tahun 2009 telah
beberapa kali pelaksaan do-see fisika dilaksanakan bersama, sehingga guru biologi
dapat mengikuti pelajaran fisika dan kimia sebaliknya guru fisika dapat juga mengikuti
pelajaran biologi, ternyata sangat membantu guru yang mengajar fisika biologi dan
kimia secara terpadu.Rasid Achmadi Hainur2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T08:17:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12376This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123762015-03-04T02:24:40ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PESERTA
PERKULIAHAN ANALISIS INSTRUMENTASI MELALUI
PEMBUATAN PETA KONSEP SECARA
KOOPERATIF MODEL STADTujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar
mengajar ditinjau dari aspek kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian dirancang
sebagai penelitian tindakan kelas tiga siklus, dengan mengambil pokok bahasan
Hukum Dasar Absorpsi, Aplikasi Analisis Secara Spektrofotometri, dan
Spektrofotometri Infra Merah. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan
Kimia yang sedang mengambil perkuliahan Analisis Instrumentasi di semester pendek
2006–2007, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 orang. Instrumen penelitian
terdiri dari instrumen pembelajaran, yaitu bahan ajar yang diwajibkan dan suplemen
bahan ajar (hands out). Instrumen pengukuran dibedakan menjadi dua macam, yaitu
instrumen pengukuran kualitatif (lembar observasi), serta instrumen pengukuran
kuantitatif (peta konsep dan tes tertulis). Data kuantitatif dikelompokkan berdasarkan
rentangan skor tertentu, dan hasilnya disimpulkan berdasarkan patokan kemampuan
yang berlaku di Universitas Negeri Malang. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui pembuatan peta konsep secara
kooperatif model STAD pada matakuliah Praktikum Analisis Instrumentasi dapat
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ditinjau dari aspek kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif peningkatan dapat diketahui dari kemampuan kooperatif
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Indikator peningkatan tersebut
dapat dilihat dari aspek-aspek saling ketergantungan yang positif, interaksi langsung
antar mahasiswa, pertanggungjawaban individu, dan keterampilan berinteraksi antar
individu dan kelompok. Secara kuantitatif dapat diketahui dari penilaian aspek
kognitif, yaitu hasil peta konsep dan hasil ujian pada pokok bahasan Hukum Dasar
Absorpsi, Aplikasi Analisis Secara Spektrofotometri, dan Spektrofotometri Infra
Merah. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan
kemampuan mahasiswa siklus demi siklus.Retno Widarti Hayuni2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T00:47:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12399This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123992015-03-04T02:24:40ZPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI
PENDEKATAN BUZZ GROUP TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR
MAHASISWA JURUSAN FISIKA 2007 PADA MATERI PEMBIASAN
CAHAYA MATAKULIAH FISDAS IIUpaya untuk meningkatkan keaktifan mahamahasiswa dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode pembelajaran
yang tepat untuk suatu materi pembelajaran. Pembelajaran diskusi merupakan model
yang dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan proses interaksi antar
mahasiswa. Buzz group merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam
diskusi untuk mengembangkan partisipasi mahasiswa. Tujuan dalam penelitian ini
adalah mendeskripsikan ketuntasan belajar mahasiswa manakah yang lebih baik antara
mahamahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan buzz group model pembelajaran
diskusi dengan mahasiswa yang diajar tanpa menggunakan pendekatan buzz group
model pembelajaran diskusi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan
penelitian control group pre test post test design. Pengumpulan data menggunakan
metode tes dan observasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dengan subyek penelitian mahasiswa jurusan fisika 2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: ketuntasan belajar mahasiswa yang diajar menggunakan
pendekatan buzz group model pembelajaran diskusi lebih baik daripada ketuntasan
belajar mahasiswa yang diajar tanpa menggunakan endekatan buzz group model
pembelajaran diskusi. Pada kelas yang diajar dengan model diskusi pendekatan buzz
group secara klasikal dapat dinyatakan tuntas dengan prosentase 86%. Sedangkan pada
kelas yang diajar tanpa pendekatan buzz group model diskusi prosentase mahasiswa
yang tuntas sebesar 73%. Dengan demikian, dosen dapat menggunakan model
pembelajaran diskusi pendekatan buzz group sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan ketuntasan belajar mahasiswa.Rasid Achmadi Hainur2015-03-04T02:24:39Z2019-03-06T00:43:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12212This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122122015-03-04T02:24:39ZPENGUKURAN UMUR KEADAAN TEREKSITASI 3p23/2P ATOM NATRIUM DENGAN METODE FLUORESENSI TERIMBAS LASER DAN TEKNIK PENUNDAAN GERBANGPengukuran umur (lifetime) keadaan tereksitasi 3p23/2P atom natrium (Na) dipaparkan pada makalah ini. Penelitian dilakukan dengan metode fluoresensi terimbas laser atau Laser Induced Fluorescence (LIF) dan teknik penundaan gerbang atau time resolved.Berkas atom natrium terkolimasi diinteraksikan dengan berkas laser zatwarna pulsa secara saling tegak lurus. Radiasi fluoresensi dari titik interaksi dideteksi dengan PMT (Photo Multiplier Tube) dari arah yang tegak lurus dengan berkas atom dan berkas laser zatwarna. Luaran PMT berupa sinyal-sinyal tegangan listrik searah dimasukkan ke modul boxcar untuk diolah oleh unit boxcar. Luaran boxcar sebagai wakilan intensitas radiasi fluoresensi direkam dengan alat perekam (recorder atau plotter). Rekaman luaran boxcar sebagai fungsi panjang gelombang berkas laser merupakan spektrum radiasi fluoresensi atom-atom natrium. Pada spektrum yang diperoleh terdapat 2 puncak fluoresensi resonansi, masing-masing pada panjang gelombang 589,06 nm dan 589,0 nm, yang berturut-turut bersesuaian dengan garis 1D (transisi dari keadaan tereksitasi 3p21/2P) dan garis 2D (transisi dari keadaan tereksitasi 3p23/2P). Untuk melakuan pengukuran lifetime keadaan 3p23/2P panjang gelombang berkas laser ditetapkan pada garis 2D. Luaran boxcar direkam sebagai fungsi waktu tunda gerbang boxcar. (delay). Hasil rekaman ini adalah profil peluruhan (pulse form) radiasi fluoresensi dari keadaan 3p23/2P. Dari profil peluruhan ini, yang secara teori berupa fungsi eksponen dalam t. Dari profil peluruhan radiasi fluoresensi dihitung lifetime keadaan 3p23/2Pdengan metode pencocokan kurva, diperoleh hasik numerik sebesar (16,20,1±) ns. Jika dibandingkan dengan hasil-hasil komputasi maupun eksperimen dengan metode berbeda dari orang lain, hasil eksperimen ini masuk dalam kategori sangat baik.Maruto Guntur2015-03-04T02:24:39Z2015-03-04T02:24:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12252This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122522015-03-04T02:24:39ZTHE POSSIBLE USE OF K2CH2(SO3)2 AND NAHCO2 AS ALTERNATIVE MATERIALS IN EPR RADIATION DOSIMETRYThis paper reported the work on electron paramagnetic resonance (EPR) spectrometry of some inorganic materials in radiation dosimetry area. These materials are K2CH2(SO3)2 and NaHCO2. The aim was two: first, to access the EPR spectra measured from the radicals sulphur trioxide anion (SO3-) in γ-irradiated K2CH2(SO3)2 and carbon dioxide anion (CO2-) in γ-irradiated NaHCO2 and to justify whether their performance might approach the similar performance of alanine, a radiation dosimetry standard material. Thus far, the intensity of EPR spectrum of γ-irradiated alanine has been accepted by the International Atomic Energy Agency (IAEA) as a secondary standard for high-dose (10-105Gray) dosimetry. Second, to discover a dosimetry material that sensitive enough to function in the “clinical” dose range, that is below 10 Gray. A radiation plant of 60Co Gammacell 220 operates at room temperature was occupied to irradiate the samples. EPR measurement was carried out by a Varian E-12 EPR spectrometer. By using a readout parameter of the peak-to-peak excursion of the strongest line of the systems, some important findings were noted and reported in this paper.U. Ermawati Frida2015-03-04T02:24:39Z2019-03-09T07:45:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12266This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122662015-03-04T02:24:39ZMATEMATIKA MELALUI KONFLIK KOGNITIFBelajar merupakan pengintegrasian informasi ke dalam skema yang telah dimliki seseorang. Pengintegrasian ke dalam skema dapat terjadi melalui kerangka kerja asimilasi-akomodasi-ekuilibrium. Seseorang tidak selalu dapat mengintegrasikan informasi melalui asmilasi secara langsung. Pembelajaran melalui konflik kognitif dapat memfasilitasi siswa yang tidak dapat secara langsung melakukan asimilasi. Konflik kognitif terkait dengan terjadinya suatu ketidakpuasan pada aktivitas mental atau kognitif seseorang. Melalui konflik kognitif, siswa dapat merefleksi persepsinya hingga terjadi ekuilibrium pada skemanya.Tejo Dwi Cahyowati Ety2015-03-04T02:24:39Z2019-03-09T07:45:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12268This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122682015-03-04T02:24:39ZPENERAPAN JURNAL MATEMATIKA UNTUK MENDORONG KEMAMPUAN MEREFLEKSI DIRI SISWA SECARA TERTULISTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana jurnal matematika yang dapat mendorong kemampuan siswa dalam merefleksi diri secara tertulis sebagai salah satu bentuk asesmen alternatif. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal 2007/2008 dengan subjek penelitian 46 siswa kelas 8B SMP Laboratorium UM. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari enam siklus yang masing-masing mempunyai tahapan perencanaan (rencana pembelajaran, disain jurnal matematika, dan lembar observasi), implementasi tindakan, analisis,dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah jurnal matematika yang dapat mendorong kemampuan siswa dalam merefleksi diri secara tertulis.Tejo Dwi Cahyowati Ety2015-03-04T02:24:39Z2019-03-06T00:46:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12361This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123612015-03-04T02:24:39ZUPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN AKADEMIK (ACADEMIC SKILLS)
PADA PEMBELAJARAN IPA/FISIKA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN
MENGGUNAKAN PROBLEM BASE INSTRUCTION (PBI)Mukti Nugroho F.A. Suprapto2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:02:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12232This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122322015-03-04T02:24:38ZPENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCELTelah dilakukan penerapan metode integrasi Monte-Carlo pada lembarkerja Excel, yaitu penentuan nilai π, dan menentukan titik pusat massa suatu bentuk toroida terpotong. Hasil komputasi dapat langsung ditampilkan dalam lembarkerja setiap ada perubahan parameter masukan sehingga membantu dari segi pembelajaran komputasi. Pada penentuan π diperoleh π = 3,12 ± 0,04 untuk 2000 cacah bilangan acak, sesuai dengan nilai yang disepakati umum. Pada penentuan volume dan titik pusat massa suatu toroida terpotong, untuk 2000 cacah bilangan acak, diperoleh volume 21,6 ± 0,5 (satuan bebas) dan koordinat xcm = 2,43; ycm = 0,15; zcm = − 0,0001; dengan ketakpastian relatif pada semua titik sebesar 0,02. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa lembarkerja Excel dapat digunakan untuk komputasi.Sulistya Eko2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T00:44:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12255This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122552015-03-04T02:24:38ZANALISIS SIFAT MAGNETIK BAHAN YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING DAN QUENCHINGPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh temperatur annealing terhadap permeabilitas, koersivitas, remanensi bahan, (2) mengetahui pengaruh temperatur quenching terhadap permeabilitas, koersivitas, remanensi bahan, (3) memperoleh temperatur annealing optimum bahan ditinjau dari permeabilitas, koersivitas dan remanensinya, dan (4) memperoleh temperatur quenching optimum bahan ditinjau permeabilitas, koersivitas dan remanensinya. FCD yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari beberapa unsur dengan komposisi sebagai berikut: (1) Karbon 3,752 %, (2) Silikon 1,741 %, (3) Mangan 0,442 %, (4) Fosfor 0,043 %, dan (5) Belerang 0,026 %. Ukuran FCD yang digunakan sebagai benda uji panjang 60 mm dan diameter 8 mm. Untuk melakukan quenching digunakan furnice, dan untuk menguji kurva histerisis digunakan Magnetic Circuit Dari analisis data penelitian diperoleh bahwa: (1) semakin tinggi temperatur annealing, semakin rendah permeabilitas,, semakin tinggi koercivitas bahan maksimum pada 600 0C kemudian menurun lagi, semakin tinggi remanensi FCD dan maksimum pada 600 0C kemudian menurun lagi, (2) Semakin tinggi temperatur quenching, semakin tinggi permemeabilitas, semakin tinggi koersivitas, semakin tinggi remanensi FCD, (3) Kondisi optimum proses annealing pada temperatur 600 0C menghasilkan FCD dengan sifat kemagnetan yang keras yaitu permeabilitas tinggi, remanensi dan koersivitas tinggi, dan (4) Kondisi optimum proses quenching pada temperatur 1000 0C menghasilkan FCD dengan sifat kemagnetan yang keras yaitu permeabilitas rendah, remanensi dan koersivitas tinggi.Istiyono Edi2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T00:45:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12320This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123202015-03-04T02:24:38ZMEMBANGUN SISTEM INFORMASI DAMPAK ANOMALI IONOSFER UNTUK DETEKSI GANGGUAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI SATELITKebutuhan sebuah informasi pada saat ini menjadi lebih penting pada era sistem teknologi modern, antisipasi dan mitigasi dampak dari fenomena alam sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Menjelang peningkatan aktivitas matahari sumber informasi tentang gangguan di bumi berperan sangat penting pada kemajuan teknologi satelit saat ini. Salah satunya adalah informasi dampak anomali Ionosfer akibat ketidakteraturan Ionosfer pada wilayah regional Indonesia secara near real time maupun real time yang dapat diakses melalui Website, SMS center maupun media lainnya. Perkembangan teknologi satelit GPS tidak hanya terbatas untuk keperluan sistem navigasi dan geodesi saja, tetapi juga dapat memberikan sejumlah informasi mengenai kondisi dan tingkat gangguan yang diperlukan bagi pengguna GPS. Diberbagai tempat dibumi terdapat jaringan terintegrasi yang dapat digunakan sebagai sarana penelitian dinamika ionosfer secara simultan dan global, cakupan yang luas serta sampling rate orde detik, dan analisis pengukuran tersebut yang diperluas, dapat mendeteksi iregularitas Ionosfer berupa parameter waktu tunda, perubahan fasa dan amplitude maupun C/No yang diterima dibumi. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis data indeks Sintilasi dan variasi fluktuasi TEC secara simultan dari data GPS Ionospheric Scintillation TEC Monitor ( GISTM ),baik pada kondisi matahari relatif tenang maupun pada level aktif. Tujuannya adalah untuk memahami degradasi dan penurunan decibel sinyal, dimana Indonesia termasuk wilayah “crest region” ( -190 S equator magnit), kondisi demikian akan berpengaruh pada performance satellite ” transionospheric propagation”. Dari kajian parameter diatas diharapkan dapat memberikan sebuah informasi tentang adanya degradasi serta anomali yang berguna untuk antisipasi dan mitigasi fenomena cuaca antariksa yang dapat mengganggu navigasi dan komunikasi yang sangat diperlukan pada sistem teknologi modern bagi kehidupan manusia.- EffendyNuraeni Fitri2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:03:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12350This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123502015-03-04T02:24:38ZPENGUASAAN MATERI AJAR GURU KIMIA DI SULAWESI
TENGAH PASCA PENDAMPINGAN OLEH LPMPTelah dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas program pendampingan
yang dilakukan oleh LPMP dalam rangka meningkatkan kompetensi penguasaan
materi ajar guru kimia SMA di Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan metode
kuasi eksperimen dengan one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di
Kota Palu dan melibatkan 16 orang guru kimia SMA Negeri yang mengajar kelas X.
Materi ajar dibatasi pada Struktur Atom, Sistem Periodik dan Ikatan Kimia. Data
tentang kemampuan guru diperoleh dari sebelum dan sesudah kegiatan
pendampingan. Sebelum pendampingan guru diobservasi ke kelas dan sebelum
pendampingan diberikan tes awal. Setelah kegiatan pendampingan usai kepada guru
diberikan tes akhir. Nilai gain ternormalisasi rata-rata dari hasil penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan kualitas penguasaan materi guru sebesar 0,55
(SD=0,29). Penyerapan tertinggi terjadi pada materi ajar Struktur Atom sebesar 0.65
(SD=0,25) dan penyerapan terendah 0,52 (SD=0,29) pada materi Sistem Periodik.Eka Putra Erisda- LiliasariSopandi Wahyu2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:17:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12385This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123852015-03-04T02:24:38ZBIODEGRADASI POLIMER HASIL SINTESIS DARI
POLIOKSIETILEN GLIKOL DAN METILEN-4,4’-
DIFENILDIISOSIANAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA
PERKULIAHAN KIMIA FISIKA POLIMERPerkuliahan Kimia Fisika Polimer umumnya dilaksanakan melalui
pembelajaran di dalam kelas tanpa disertai dan didukung dengan metode
laboratorium. Dengan demikian materi polimer khususnya penananaman konsep
biodegradasi polimer akan menjemukan, tidak menarik untuk dipelajari, serta mudah
dilupakan. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran
biodegradasi polimer. Penggunaan media laboratorium sebagai sumber belajar
diharapkan mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran biodegradasi
polimer. Sebagai upaya mengembangkan sumber belajar biodegradasi polimer dapat
memanfaatkan bahan kimia yang ada di pasaran, yaitu polioksietilen glikol massa
molekul dan metilen-4,4’-difenildiisosianat (MDI) sebagai bahan dasar untuk sintesis
poliuretan. Pada kajian ini diungkapkan pemanfaatan biodegradasi poliuretan hasil
sintesis dari PEG dan MDI sebagai alternatif sumber belajar biodegradasi polimer.
Dengan memanfaatkan sumber belajar tersebut diharapkan mahasiswa akan
memahami secara nyata pengertian biodegradasi polimer, teknik karakterisasi dalam
biodegradasi polimer, serta karakter polimer akibat biodegradasi.Rohaeti Eli2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:17:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12387This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123872015-03-04T02:24:38ZKARAKTERISASI BIODEGRADASI POLIMERBiodegradasi polimer dapat terjadi akibat serangan secara mikrobiologis
terhadap material tersebut. Mikroorganisme mempunyai kemampuan memproduksi
bermacam-macam enzim yang dapat bereaksi dengan polimer. Fenomena
biodegradasi polimer terlihat dari fakta bahwa dalam siklus makanan di alam, secara
langsung atau tidak, cepat atau berangsur-angsur, material yang ada akan berkurang
jumlahnya, artinya material tersebut sebagian atau seluruhnya digunakan sebagai
sumber nutrisi oleh mikroorganisme. Pada kajian ini diungkapkan berbagai teknik
karakterisasi dalam biodegradasi polimer. Teknik karakterisasi yang akan dibahas
meliputi analisis kuantitatif melalui teknik penimbangan, analisis gugus fungsi dengan
Fourier Transform Infra Red, sifat termal melalui teknik Differential Thermal Analysis
(DTA), kristalinitas melalui teknik X-Ray Diffraction (XRD), serta pengamatan
permukaan dengan teknik Scanning Electron Microscopy (SEM). Berdasarkan hasil
analisis kuantitatif selama biodegradasi dapat ditentukan kehilangan massa dan laju
kehilangan massa (biodegradabilitas) polimer sehingga dapat diketahui kemudahan
biodegradasi dari polimer. Analisis gugus fungsi dengan teknik Fourier Transform
Infra Red dapat menunjukkan perubahan gugus fungsi akibat biodegradasi. Analisis
sifat termal dapat menunjukkan perubahan sifat termal meliputi perubahan transisi
gelas atau temperatur leleh serta temperatur degradasi akibat biodegradasi. Analisis
kristalinitas dapat menunjukkan perubahan keteraturan struktur polimer akibat
biodegradasi. Pengamatan permukaan dengan alat SEM dapat menunjukkan
kerusakan permukaan akibat biodegradasi.Rohaeti Eli2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T00:47:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12420This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124202015-03-04T02:24:38ZLESSON STUDY DENGAN TEKNIK GUIDED TEACHING
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN FISIKA ZAT PADAT LANJUTPenelitian ini bertujuan untuk: mengetahui apakah teknik guided teaching
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika Zat Padat Lanjut dan memperoleh
langkah-langlah teknik guided teaching yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Fisika Zat Padat Lanjut
Penelitian ini dilaksanakan di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek
penelitian adalah semua mahasiswa Program Studi Fisika kelas Non Reguler Jurusan
Pendidikan Fisika yang mengambil mata kuliah Fisika Zat Padat Lanjut tahun
2006/2007. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa: teknik guided teaching dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika Zat Padat Lanjut dan guided teaching yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika Zat Padat Lanjut dengan langkahlangkah:
Dosen mengulas kembali materi sebelumnya , Dosen melakukan tes
kemampuan awal (pre tes), Dosen memberikan garis besar materi perkuliahan, Dosen
membagi kelas menjadi 3 kelompok, Dosen memberikan Lembar Kegiatan Mahasiswa
(LKM) pada masing-masing kelompok dengan tugas yang berbeda untuk menyiapkan
bahan diskusi kelas, Dosen melakukan penilaian aktivitas mahasiswa secara individu
dalam diskusi kelas, Dosen bersama mahaiswa untuk menyimpulkan materi
perkuliahan, Dosen memberikan evaluasi dengan tes (post tes), dan Dosen memberikan
tugas untuk persiapan perkuliahan selanjutnyaIstiyono EdiAprian Sari R. Yossi- AriswanKuswanto Heru- Suparno2015-03-04T02:24:37Z2019-03-06T00:45:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12291This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122912015-03-04T02:24:37ZANALISIS PERILAKU CURAH HUJAN DI ATAS KOTOTABANG SAAT BULAN BASAH DAN BULAN KERINGAnalisis karakteristik curah hujan di atas Sumatera Barat, khususnya di atas Kototabang dapat ditinjau dari dua aspek. Pertama dari aspek data curah hujan hasil pengukuran Mini Automatic Weather Station (MAWS) dan Optical Rain Gauge (ORG). Hasilnya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan data MAWS dan ORG curah hujan yang terjadi di atas Kototabang tidak selalu berasal dari Kototabang itu sendiri, melainkan berasal dari daerah lain. Hal tersebut teramati dengan jelas dari data XDR (X-band Doppler Radar), yang menunjukkan distribusi atau sebaran awan yang ada di atas Kototabang relatif lebih banyak di saat musim kemarau dibandingkan dengan musim hujan. Walaupun demikian awan tersebut tidak menjadi hujan. Faktor utama yang menyebabkan hal tersebut diduga adanya adveksi udara panas dari Lautan Hindia yang membawa kumpulan awan-awan tadi bergerak ke arah timur dan jauh meninggalkan Kototabang dan kawasan sekitarnya. Berdasarkan hasil pemantauan data Temperature Black Body (TBB) untuk melihat atau menganalisis tinggi puncak awan, dan data X-Band Doppler Radar (XDR) untuk melihat kondisi dasar awan. Umumnya awan – awan yang terbentuk di atas Kototabang adalah awan – awan tinggi yang dicirikan oleh awan-awan dingin (< 0 oC) yang relatif konstan. Hasil kajian awal ini perlu ditindaklanjuti mengingat data dan waktu yang digunakan dalam studi ini sangatlah singkat. Oleh karena itu perlu dilakukan studi lebih lanjut.Hermawan Eddy2015-03-04T02:24:37Z2019-03-06T00:45:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12293This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122932015-03-04T02:24:37ZPENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA)Studi ini menekankan pentingnya pengembangan model prediksi Madden-Julian Oscillation (MJO) sebagai osilasi (embutan) dominan yang ada di kawasan Indonesia dan sekitarnya. Banyak metode yang digunakan, mulai yang berbasis dinamik, statistik ataupun kombinasi keduanya. Pada makalah ini, kami lebih mefokuskan kepada penggunaan metode analisis deret waktu (time-series) statistik Box-Jenkins dalam memprediksi perubahan atau fluktuasi besarnya radiasi gelombang panjang (dikenal sebagai OLR = Outgoing Longwave Radiation) sebagai salah satu parameter penting dalam memprediksi terjadinya MJO di atas kawasan Indonesia. Analisis metode ini ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu : identifikasi model, penaksiran parameter dan uji diagnostik yang digunakan untuk menganalisis data deret waktu stasioner maupun tidak stasioner. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa data time-series yang dianalisis, umumnya tidaklah bersifat stasioner (membentuk pola atau keteraturan tertentu). Padahal ini adalah syarat utama yang harus dipenuhi, bila kita ingin membuat model prediksinya. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan differencing atau transformasi untuk menstasionerkan data time-series tadi. Sebagai salah satu parameter utama dalam mengkaji fenomena MJO, maka dalam studi ini, digunakan data anomali pentad OLR (dalam satuan Watt/m2) yang berada di atas kawasan Indonesia, mulai dari 100o BT, 120o BT, dan 140o BT periode 3 Januari 1978 hingga 12 Juni 1980. Awalnya, ini merupakan data time-series OLR yang tidak stasioner. Setelah melalui tahapan analisis Box-Jenkins, maka model ARIMA yang cocok untuk posisi 100o BT dan 120o BT adalah sama, yakni ARIMA (2,1,1), sementara untuk posisi 140o BT adalah ARIMA (1,1,2). Informasi lebih lanjut tentang model Box-Jenkins yang digunakan, termasuk tahapan analisis yang dipakai dan berapa lama model tadi valid untuk dapat diterapkan, akan kami bahas dalam makalah ini.Hermawan Eddy2015-03-04T02:24:36Z2019-03-06T00:44:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12285This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122852015-03-04T02:24:36ZEfek Keberadaan Jebakan Minyak Bumi ’Trapped Fault’ Pada Rekaman Seismik dengan Penyelesaian Beda Hingga Model Bumi ElastikPemodelan rekaman data seismik di permukaan akibat keberadaan hidrokarbon (HC) murni yang terjebak pada berbagai model struktur telah dilakukan. Pemodelan menggunakan persamaan gelombang elastik untuk kasus 2 dimensi (P-SV) model yang diselesaikan dengan persamaan beda hingga terpusat. Syarat dirichlet menggunakan bidang redam pada sisi kiri, kanan dan bawah. Sebagai sumber titik, digunakan fungsi Gauss baik pada evolusi waktunya dan evolusi spasialnya. Model struktur yang ditampilkan adalah model ’fault trap’ yang mengandung HC dan tidak. Hasil evolusi waktu menunjukkan bahwa pada komponen horisontal terlihat penjalaran pada arah-x, dan pada komponen vertikal adalah penjalaran pada arah-z. Hal ini disebabkan karena fungsi sumber diterapkan pada komponen stress xx dan zz, sehingga hanya komponen transversal (gelombang P) saja yang merambat. Hasil pengurangan rekaman data di permukaan untuk model ber HC dan tidak menunjukkan bahwa pengaruh hidrokarbon sangat signifikan terhadap terjadinya banyak fase gelombang baru akibat yang terpantul dan terbiaskan oleh model strukturnya.Hartantyo Eddy- WaluyoSuryanto Wiwit2015-03-04T02:24:36Z2019-03-06T00:46:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123692015-03-04T02:24:36ZEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT)
PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMAGuru sebagai pendidik dan pengajar memiliki peran yang penting dalam
proses belajar mengajar. Diantaranya sebagai fasilitator, motivator dan komunikator,
demikian pula siswa berperan sebagai komunikan dan pebelajar. Bahan ajar yang
diberikan oleh guru sebagai pengajar merupakan pesan yang harus dipelajari oleh siswa
dan selanjutnya diadopsi sebagai bekal siswa setelah menyelesaikan studinya.
Pembelajaran fisika di sekolah masih mengalami beberapa kendala, guru lebih
dominan dan kurang sabar dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk
meningkatkan keterampilan belajar siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan kurang
mengambil peran. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) yang memungkinkan siswa menyampaikan
pendapatnya dan dalam kelompok belajar dengan proses belajar mengajar dengan
mengadakan tournament-tournament kecil. Masing-masing individu yang mengikuti
turnamen mendapat skor individu serta skor perkembangan yang dikumpulkan dan
menjadi skor kelompok untuk penghargaan kelompok. Di mana skor dasar sebelum skor
perkembangan diperoleh dari skor pre tes sebelum pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams games Tournament (TGT). Kelompok yang
mendapat nilai tertinggi akan mendapat penghargaan sebagai super team, diikuti oleh
great team dan good team. Sasaran penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1
Gresik. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan desain
penelitian “The One-Shot Case Study”. Metode pengumpulan data menggunakan
metode observasi, tes dan angket. Data dianalisis secara statistik dan deskriptif. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif
diterapkan pada pembelajaran fisika pada pokok bahasan alat-alat optik. Efektivitas ini
didasarkan pada (1)Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dinilai sangat
baik oleh pengamat dengan persentase penilaian sebesar 81,37%, (2)Aktivitas guru
selama proses pembelajaran telah sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT, di mana guru tidak mendominasi pembelajaran, (3)Aktivitas siswa di kelas
mencerminkan pembelajaran berpusat pada siswa, (4)Hasil belajar siswa telah mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 88,6% dan respon siswa positif siswa terhadap
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Kata kunci : Efektivitas, model pembelajaran kooperatif Tipe TGT, fisika- Dwikoranto2015-03-04T02:24:36Z2019-03-06T00:46:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12370This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123702015-03-04T02:24:36ZPERMAINAN HALMA DALAM PEMBELAJARAN
KONSEP SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA
KARYA MULIA SURABAYAPerhatian terhadap pendidikan anak tunarungu baik dari pihak pemerintah
pusat, pemerintah daerah maupun dari pihak masyarakat masih perlu ditingkatkan. Agar
tidak terjadi diskriminasi yang besar, maka peneliti mencoba memberi inovasi baru
dengan melakukan penerapan model pembelajaran konsep dengan metode permainnan
halma pada pelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah (1)mendiskripsikan keberhasilan
pengelolaan kelas dalam memberikan materi fisika untuk siswa tuna rungu SMALB
dengan menggunakan model pembelajaran konsep dengan metode permainan halma,
(2)mendiskripsikan ketuntasan belajar siswa, (3)mendiskripsikan respon siswa tuna
rungu SMALB terhadap materi fisika pada model pembelajaran konsep dengan metode
permainan halma. Desain penelitian menggunakan PTK dengan 3 kali siklus. Sasaran
penelitian sebanyak 11 siswa dalam satu kelas.
Dari hasil penelitian didapat data sebagai berikut: Penilaian lembar
pengamatan dalam tiap aspek pada pembelajaran konsep yaitu pada Aspek I
(Pendahuluan) secara keseluruhan mendapat nilai rata-rata 3,06 termasuk katagori
cukup baik, aspek II (Kegiatan Inti / pelaksanaan) nilai rata-ratanya adalah 3,12
termasuk dalam katagori cukup baik, aspek III (penutup) nilai rata-rata adalah 3,00
dengan katagori cukup baik, aspek IV (Pengelolaan Waktu) dengan nilai rata-rata 2,78
kategori cukup baik, aspek V (Pengamatan suasana Kelas) nilai rata-rata 3,28 dengan
katagori cukup baik. Ketuntasan siswa selama proses belajar pada putaran I diperoleh
nilai secara klasikal 55,6 % , Putaran II 77% , dan pada putaran III 79,0%. Dari angket
respon pada putaran I, II, III diperoleh dukungan setuju bahwa model pembelajaran
konsep dengan metode permainan halma dapat membantu meningkatan ketuntasan
belajar khususnya pada anak tunarungu.- Dwikoranto2015-03-04T02:24:36Z2019-03-06T08:17:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12390This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123902015-03-04T02:24:36ZADSORPSI MULTI LOGAM Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) DAN
Ni(II) PADA HIBRIDA ETILENDIAMINO-SILIKA DARI ABU
SEKAM PADIDalam penelitian ini telah dipelajari adsorpsi multi logam Ag(I), Pb(II), Cr(III),
Cu(II) dan Ni(II) pada silica gel (SG) dan hibrida etilendiamino-silika (HDS) yang
dihasilkan dari penelitian sebelumnya (Purwaningsih, 2007). Adsorpsi Ag(I), Pb(II),
Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) dilakukan dengan sistem batch selama 60 menit dengan
variasi konsentrasi ion logam. Ion logam yang teradsorpsi dihitung dari selisih
konsentrasi sebelum dan sesudah adsorpsi yang dianalisis dengan AAS. Data yang
dihasilkan, digunakan untuk menentukan parameter termodinamika dengan model
isotherm adsorpsi Langmuir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dibandingkan SG, kapasitas adsorpsi
pada HDS untuk Ag(I), Cr(III) dan Ni(II) mengalami peningkatan, sedangkan untuk
Cu(II) dan Pb(II) mengalami penurunan. Data energi adsorpsi ion logam secara
umum relatif rendah untuk Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) adalah 22,36;
22,70; 13,36; 23,45; dan 13,90 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa interaksi antara
HDS dengan ion logam terjadi melalui fisisorpsi untuk Cr(III) dan Ni(II) dan
kemisorpsi untuk Ag(I), Pb(II) dan Cu(II).Purwaningsih Dyah2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T00:43:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12218This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122182015-03-04T02:24:35ZPEMODELAN PASAR KEUANGAN DENGAN MEKANIKA KUANTUMMekanika Kuantum dicoba untuk digunakan dalam pemodelan pasar keuangan. Pasar finansial tersusun atas pelaku pasar, jumlah uang yang dimiliki penanam modal, sekuritas dan harga sekuritas. Penyusun pasar finansial tersebut dapat menjadi basis lengkap yang menyusun keadaan sistem pasar keuangan. Observabel dalam mekanika kuantum dinyatakan dalam bentuk operator Hermitian. Akan dicari operator-operator yang merubah keadaan pasar finansial dengan melakukan analog dengan operator-operator yang ada dalam fisika.Satya Palupi Dwi2015-03-04T02:24:35Z2019-03-09T07:45:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122692015-03-04T02:24:35ZSIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMAPenelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan, bagaimana sikap siswa terhadap matematika dalam pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended (POE) dan Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Penelitian eksperimen dengan kelompok pretes-postes. Subjek populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMP di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Sekolah SMP yang termasuk peringkat sedang, dipilih secara acak sebanyak dua sekolah sebagai sampel kemudian masing-masing dipilih dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan Pendekatan Open-Ended (POE), dan kelas kontrol diberi perlakuan Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Kelas eksperimen sebanyak 66 orang dan kelas kontrol sebanyak 67 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan POE secara signifikan memiliki sikap yang lebih positif terhadap matematika dibanding siswa yang mengikuti Pembelajaran Matematika Konvensional (PMK). Faktor pembelajaran dengan faktor kemampuan matematika siswa tidak mengalami interaksi dalam hal sikap siswa terhadap matematika.- Drs. Hartanto, M.Kes2015-03-04T02:24:35Z2019-03-09T07:47:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12332This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123322015-03-04T02:24:35ZPEMANFAATAN KAYU KARET UNTUK FURNITURETanaman karet (H.Brasilliensis) merupakan tanaman asli di daerah
AmazoneAmerika Selatan yang terpencar di seluruh hutan alam. Secara umum
tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis.Di Indonesia kayu karet banyak ditemukan
pada perkebunan besar dan perkebunan rakyat di daerah Sumatera dan Kalimantan
untuk diambil getahnya. Adanya pohon kayu karet yang sudah tidak produktif
merupakan potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan furniture, hanya saja kayu karet
mempunyai kelemahan yaitu mudah diserang hama jamur dan serangga bubuk. Pada
penelitian ini kayu yang berupa log dari perkebunan dilakukan pengawetan awal yaitu
menutupi bagian yang terpotong dibagian kedua ujungnya dengan parafin atau
direndam dalam larutan anti jamur, mengingat kayu karet yang basah dan masih
mengandung getah merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya jamur.
Dari hasil penelitian pengawetan berupa papan kayu karet, perendaman dengan
pengawetan cara perendaman menunjukkan hasil yang baik, sedang pengawetan
dengan cara perebusan dengan konsentrasi l kg per 50 liter air dalam waktu 24 jam
menunjukkan hasil yang baik dengan tidak terjadinya kerusakan pada kayu.
Pengawetan dengan kombinasi proses perebusan konsentrasi l kg per 50 liter air dan
perendamSuheryanto DwiHaryanto Tri2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T08:02:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12334This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123342015-03-04T02:24:35ZPENGARUH KONSENTRASI ZAT WARNA BASA TERHADAP
KETUAAN DAN KETAHANAN WARNA PADA PENCELUPAN
SERAT SABUT KELAPASerat sabut kelapa adalah serat (coir fibre) yang diperoleh dari buah kelapa
yang termasuk golongan serat selulosa, dan diperoleh dari hasil samping dari industri
kelapa dan diperkirakan 4-5 juta ton pertahun dapat dihasilkan. Pemanfaatannya
sebagai bahan baku industri jok, tekstil kerajinan, seperti untuk matras, karpet, produk
kerajinan, dan serat berkaret. Umumnya perhatian orang masih tertumpu kepada
pemanfaatan daging kelapa sementara hasil samping (coconut by product) berupa
serat sabut kelapa belum dimanfaat secara maksimal dan masih merupakan sumber
daya potensial yang terbuang (waste potensial resource). Pemanfaatan hasil ikutan ini
akan dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan bagi negara berupa
perolehan devisa, baik itu dikelola secara industri manufaktur maupun kerajinan
rakyat.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas bahan baku serat sabut
kelapa melalui proses pencelupan (pewarnaan) sebagai bahan baku siap untuk
industri. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat sabut kelapa yang
telah diputihkan dengan H2O2 cara perendaman dingin selama 20 jam. Pencelupan
menggunakan zat warna basa dengan variasi konsentrasi 2, 3, dan 4 g/l, waktu
pencelupan, 60 menit, dengan suhu 85 oC.
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa penurunan kekuatan tarik serat
sabut kelapa setelah proses pemutihan cara dingin sebesar 5,60 %, dan setelah proses
pencelupan dengan zat warna basa sebesar 7,14 %, setelah proses pencelupan dengan
zat warna basa dari bahan yang telah diputihkan sebesar 1,63%, persentase
penurunan kekuatan relatip kecil dibanding penurunan kekuatan tarik setelah proses
pemutihan. Ketuaan warna pencelupan dengan konsentrasi 2 g/l menunjukan nilai 5
yang artinya lebih tua. Sedang untuk ketahanan luntur warna terhadap gosokan,
untuk tahan gosok basah nilai 1-2, dan kering 3-4, terhadap sinar menunjukan nilai 3-
4; dan terhadap pencucian nilai 2.Suheryanto DwiHaryanto Tri2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T08:02:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123362015-03-04T02:24:35ZTEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN
DENGAN BAHAN BAKAR GASKeberhasilan suatu proses peleburan perak campuran pada industri kerajinan perak
tergantung pada cara peleburannya. Banyak ragam cara peleburan perak campuran
yang biasa dilakukan oleh perajin perak, yaitu cara hembusan( dengan alat gembosan)
dengan memakai bahan bakar arang kayu atau minyak tanah serta cara konvensional
lainnya. Peleburan perak campuran yang menggunakan alat blow-torch dengan
menggunakan bahan bakar gas memberikan hasil yang relatif lebih baik dilihat dari
segi tekno ekonominya bila dibandingkan dengan cara-cara konvensional, meliputi
temperatur yang dapat dicapai, kecepatan peleburan serta pemakaian bahan bakar
yang lebih ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap l kg perak
campuran diperlukan bahan bakar gas sebanyak 81,789 gr yang relatif pemakaiannya
lebih hemat bila dibandingkan dengan cara konvensional yang menggunakan 1,5 kg
arang kayu dan waktunya lebih cepat yaitu 4 menit dengan bahan baku gas dari 60- 75
menit untuk arang kayu.Suheryanto DwiHaryanto Tri2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T00:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12339This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123392015-03-04T02:24:35ZDESKRIPSI PELAKSANAAN PENGGABUNGAN LS DAN PTK
OLEH MAHASISWA PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
MELALUI JALUR PENDIDIKANLesson Study (LS) dapat diartikan suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community.
Implementasi LS di Indonesia masih sangat baru, yaitu mulai tahun 2005 di tiga
universitas (UPI, UNJ dan UM) melalui Program IMSTEP JICA. LS memiliki tiga
kegiatan utama, yaitu perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan melihat/refleksi (See).
Desain LS yang baik menghasilkan guru yang professional dan inovatif sehingga
kualitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa meningkat. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelas dengan suatu tindakan pembelajaran
(instruksional) sehingga kualitas pembelajaran siswa menjadi baik (efektif dan efisien).
PTK terdiri dari siklus-siklus yang mana tiap siklus meliputi tahapan perencanaan
(Plan), tindakan (Act), pengamatan (Observe), dan refleksi (Reflect). Ide pertama
penggabungan LS dan PTK diterapkan pada mahasiswa program sertifikasi guru dalam
jabatan melalui jalur pendidikan angkatan pertama 2008 pada matakuliah Pemantapan
Kemampuan Mengajar (PKM) selama 2 bulan mahasiswa melakukan praktik mengajar
di sekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif model survei. Data pelaksanaan
penggabungan LS dan PTK mahasiswa didapatkan melalui dua cara, yaitu sharing
seminggu sekali di kampus dan penyebaran angket di akhir kegiatan. Data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif. Berikut adalah deskripsi hasil analisis data pelaksanaan
penggabungan LS dan PTK mahasiswa. (1) Mahasiswa sebanyak 61,5% belum pernah
melakukan LS, dan sebanyak 69,2% pernah melakukan PTK dengan rata-rata 2 kali. (2)
Pelaksanaan LS sebagai bagian dari PTK sebanyak 72,7%. (3) Pelaksanaan PTK ratarata
2 siklus sebanyak 76,9% dengan 2 pertemuan setiap siklus sebanyak 61,5%. (4)
Plan LS dilakukan sebanyak 88,5% bersama mahasiswa, guru mitra, guru IPA, dan
dosen. (5) Observer Do LS dilakukan sebanyak 69,2% oleh mahasiswa, guru mitra,
guru IPA, dan dosen. (6) Posisi observer Do LS dilakukan sebanyak 65,4% dengan
berdiri pada posisi yang dapat melihat raut muka siswa dan sekali waktu mendekat ke
siswa. (7) Fokus utama observasi Do LS sebanyak 63,8% pada aktivitas dan kreativitas
belajar murid, dan cara siswa belajar kelompok dan berkooperasi. (8) See LS sebanyak
59,4% dilakukan langsung setelah Do LS. (9) Dukungan sekolah (guru mitra, guru IPA,
dan pimpinan sekolah) tehadap pelaksanaan gabungan LS dan PTK sebanyak 89,7%
sangat bagus atau bagus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggabungan LS
dan PTK pada program tersebut adalah cukup optimal. Penggabungan LS dan PTK juga
sedang dilakukan oleh mahasiswa program sertifikasi angkatan kedua tahun 2009.
Hampir mirip dengan penggabungan LS dan PTK, pada semester II 2008/2009 ini
FMIPA UM menerapkan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berbasis LS
di sekolah pada mahasiswa reguler prodi pendidikan semester terakhir.- Drs. Parno, M.Si2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T00:46:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12375This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123752015-03-04T02:24:35ZPERBEDAAN PENGUASAAN POKOK-POKOK FISIKA SEKOLAH
MAHASISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP
DAN MODEL PEMECAHAN MASALAH DENGAN MODEL STADMatakuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah (KSFS) 2 sks/4 js dimunculkan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2002 karena masih banyak didapati mahasiswa
yang belum menguasai materi fisika sekolah saat mereka melakukan praktik pengajaran
mikro PPL I di kampus. Sejak pertama disajikan hingga dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir telah diterapkan berbagai model pembelajaran, tetapi penguasaan pokok-pokok
fisika sekolah mahasiswa belum menunjukkan gain score ternormalisasi rata-rata <g>
yang optimal. Sajian pertama semester I 2004/2005 pembelajarannya menggunakan
pendekatan kontekstual model kelompok pola tutorial sebaya dan menghasilkan
<g>=0,22 kategori rendah. Sajian semester pendek 2006/2007 pembelajarannya
menggunakan peta konsep dan model PBI dan menghasilkan <g>=0,27 kategori rendah.
Sajian semester I 2007/2008 pembelajarannya menggunakan peta konsep dan model
pemecahan masalah dan menghasilkan <g>=0,46 kategori medium untuk kelas
eksperimen yang lebih tinggi daripada <g>=0,15 kategori rendah untuk kelas kontrol.
Meskipun penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa makin meningkat, namun
upaya harus terus dilakukan agar diperoleh peningkatan yang lebih tinggi lagi.
Alternatif solusinya adalah perlu diterapkan model pembelajaran lain yang makin
melibatkan mahasiswa lebih aktif dan dapat menghasilkan lingkup kajian masalah yang
lebih komprehensif. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Student Teams
Achievements Divisions (STAD) dengan urutan langkah (1) presentasi kelas, (2)
studi/diskusi kelompok, (3) pengetesan/kuis, dan (4) penghargaan kelompok. Penelitian
ini dilaksanakan pada semester I 2008/2009 dengan desain kuasi eksperimental
rancangan randomized control group pre-test post-test design. Kelas eksperimen diberi
perlakuan pembelajaran model STAD, sedangkan kelas kontrol pembelajaran yang
menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran model STAD dapat meningkatkan penguasaan
pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa dengan <g>=0,51 kategori medium untuk kelas
eksperimen yang lebih tinggi daripada <g>=0,42 kategori medium untuk kelas kontrol.
Mahasiswa kelas eksperimen tampak memiliki motivasi belajar tinggi karena belajarnya
dipandu oleh adanya lembar permasalahan diskusi yang telah disiapkan oleh dosen.
Sedangkan mahasiswa kelas kontrol tampak memiliki motivasi yang belum optimal
karena permasalahan yang didiskusikan dalam pemecahan masalah berasal dari
mahasiswa sendiri, yaitu dari diskusi peta konsep. Agar didapatkan peningkatan
penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa yang lebih tinggi lagi disarankan
pembelajaran matakuliah KSFS menggunakan peta konsep dan model STAD yang
merupakan gabungan perlakuan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.- Drs. Parno, M.Si2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T00:47:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12383This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123832015-03-04T02:24:35ZPENGEMBANGAN PERALATAN DAN ALAT EVALUASI PRAKTIKUM PADA
MATAKULIAH ELEKTRONIKA DASARUntuk mengantisipasi perubahan kurikulum di tingkat SMA maupun perguruan
tinggi perlu pengembangan sarana dan prasarana praktikum yang lebih memadai. Dalam
kurikulum di tingkat SMA semula pokok bahasan elekronika diberi ruang yang cukup
luas sekarang dipersempit atau bahkan ditiadakan, ini memberikan beban tersendiri
dalam pembelajaran praktikum elektronika dasar di perguruan tinggi. Karena
mahasiswa yang akan menempuh matakuliah praktikum elektronika sangat miskin
pengetahuan dan ketrampilannya berkaitan dengan peralatan, komponen pasif dan
komponen aktif serta mebaca dan membuat rangkaian elektronika.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dibukanya matakuliah praktikum lebih luas,
yang semula terintegrasi dalam teori menjadi mandiri pada tingkat perguruan tinggi,
perlu kiranya melakukan pengembangan peralatan dan alat evaluasi praktikum yang
lebih baik, khususnya untuk matakuliah elektronika dasar.
Untuk merealisasi keperluan tersebut, telah didesain Matrik Board untuk
praktikum elektronika dasar. Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan
praktikum tampak mahasiswa lebih mudah mengoperasikan alat, lebih mengasikan dan
dapat membangkitkan kreativitas untuk mengaplikasikan skema dalam bentuk
rangkaian. Untuk melihat hasil kegiatan ini telah dikembangkan alat evaluasinya,
berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, peralatan yang digunakan, dan
mengaplikasikan skema untuk membuat rangkaian dalam matrik board tersebut serta
akurasi data yang diperoleh.- Drs. Edi Supriono, M.S2015-03-04T02:24:34Z2019-03-08T06:21:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12258This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122582015-03-04T02:24:34ZPENGUNAAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI MATEMATISDalam tulisan ini akan dibahas tentang reciprocal teaching dan peranannya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Reciprocal teaching merupakan suatu pembelajaran di mana dalam pembelajaran tersebut diawali dengan membaca bahan bacaan yang disediakan, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan empat strategi yaitu: merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi materi maupun permasalahan lanjutan. Dalam pembelajaran tersebut siswa secara bergantian berperan seolah-olah menjadi guru menggantikan peran guru untuk memimpin pembelajaran dalam kelompoknya, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Komunikasi matematis sangat penting untuk dikembangkan karena diperlukan untuk memahami ide-ide matematika secara benar. Kemampuan komunikasi yang lemah akan berakibat pada lemahnya kemampuan-kemampuan matematika yang lain. Siswa yang punya kemampuan komunikasi matematis yang baik akan bisa membuat representasi yang beragam, hal ini akan lebih memudahkan dalam menemukan alternatif-alternatif penyelesaian yang berakibat pada meningkatnya kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika. Kemampuan komunikasi matematis siswa bisa dikembangkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan diskusi kelompok. Brenner (1998) menemukan bahwa pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan pengembangan kemampuan komunikasi matematis. Reciprocal teaching yang merupakan model pembelajaran yang menekankan aspek komunikasi dalam kelompok sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.Abd. Qohar2015-03-04T02:24:34Z2019-03-09T07:45:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12263This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122632015-03-04T02:24:34ZMENGEMBANGKAN KEYAKINAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIKBanyak faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam matematika. Salah satu di antara faktor tersebut adalah masih banyak siswa yang berkeyakinan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan sangat abstrak. Bagaimanapun, para guru memegang peran penting dalam membangun keyakinan (belief) siswa terhadap matematika. Apa yang diyakini siswa, sebagian besar berdasarkan pengalaman yang diperolehnya selama belajar matematika. Oleh karena itu, pengalaman belajar matematika yang menyenangkan, beragam, dan konstruktivis, sangat penting untuk menumbuhkan keyakinan yang positip terhadap matematika, khususnya di Sekolah Dasar. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menawarkan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang berpangkal pada falsafah bahwa mathematics as a human activity. Dengan falsafah yang demikian, menjadikan PMR sebagai pendekatan pembelajaran matematika yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR untuk siswa Sekolah Dasar terbukti menjadikan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. Siswa memperoleh kesempatan yang cukup untuk mengonstruksi atau menemukan pengetahuan matematikanya, melalui kegiatan yang dirancang guru, interaksi dengan temannya, dan bimbingan yang tepat dari gurunya. Pembelajaran dengan pendekatan yang demikian diyakini akan mampu mengembangkan keyakinan siswa SD terhadap matematika.Bondan Widjajanti Djamilah2015-03-04T02:24:34Z2019-03-09T07:46:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12305This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123052015-03-04T02:24:34ZPEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW II
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATISPada umumnya para siswa menganggap matematika sebagai salah satu ilmu
yang rumit, abstrak dan sulit, oleh karena itu perlu suatu penyajian dalam
pembelajarannya menggunakan metode dan pendekatan yang tepat. Metode dan
pendekatan yang digunakan harus dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa secara efektif dan efesien. Dengan demikian
konsep-konsep matematika yang telah dipelajari siswa dapat tertanam dalam benaknya
secara bermakna serta siswa dapat menerapkannya dalam memecahkan permasalahanpermasalahan
matematika di kehidupan nyata.Kurniawan, M.Pd Drs Rudy2015-03-04T02:24:34Z2019-03-09T07:46:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12307This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123072015-03-04T02:24:34ZKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Apa, Mengapa, dan Bagaimana?Pendidikan matematika mempunyai peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Hal ini dapat terwujud jika pendidikan matematika mampu melahirkan peserta didik yang cakap dalam matematika dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang saat ini masih kurang mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran matematika. Guru umumnya hanya melatih siswa dengan soal-soal rutin. Selain itu bagaimana mengukur dan menginterpretasikan hasil pengukuran kemampuan berpikir kreatif masih merupakan suatu hal yang dianggap sulit oleh sebagian besar guru. Dalam tulisan ini dipaparkan apa itu kemampuan berpikir kreatif matematis, mengapa kemampuan berpikir kreatif matematis itu penting, dan bagaimana mengukurnya.Hastuti Noer, M.Pd. Dra. Sri2015-03-04T02:24:34Z2019-03-09T07:47:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12319This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123192015-03-04T02:24:34Z‘STUDENT RECAP’ DENGAN FORMAT DG, DGS DAN SKS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKADalam berbagai forum seminar yang penulis ikuti muncul kritik; konsep pendidikan telah tereduksi menjadi pengajaran, dan pengajaran lalu menyempit menjadi kegiatan di kelas. Sementara yang berlangsung di kelas tak lebih dari kegiatan guru mengajar siswa dengan target kurikulum dan mengejar NUM (Nilai Ujian Nasional Murni). Pendidikan dan Pengajaran adalah dua hal yang berbeda. Sementara kita hanya menitikberatkan pengajaran sehingga mengesampingkan pendidikan. Proses pengajaran yang menitikberatkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata akan melahirkan manusia tukang dan bukan seorang pemimpin yang kaya dengan inovasi serta memiliki komitmen sosial yang kuat. Agar kegiatan di dalam kelas tercipta pendidikan yang diidamkan, maka salah satunya adalah dengan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan lebih memberdayakan kemampuan siswa kelas 7-5 SMPN 216 DKI yang memang sudah tinggi, rata-rata nilai matematika UASBN 8,75. Tujuan penelitian adalah untuk menyelesaikan masalah kurang aktifnya siswa kelas 7-5 SMPN 216 Jakarta pada saat pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan. Kegiatan dimulai dengan penelitian pendahuluan, dan dilanjutkan dengan penelitian tindakan yang terdiri dari 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data untuk memperoleh data yang valid, dimana menerangkan serta menyimpulkan data dari 3 pihak yaitu: guru, siswa, dan pengamat (kolaborator) serta menggali dari sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang sama. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Strategi pembelajaran “Student Recap” dengan format DG, DGS dan SKS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika. (2) Kemampuan siswa dalam membuat ‘Student Recap’ meningkat jika dibimbing secara bertahap menggunakan format DG, DGS dan SKS. (3) Pembentukan kelompok yang melibatkan siswa dan kelompok yang tidak berubah menjadikan tiap kelompok lebih kompak sehingga mempererat hubungan kerjasama.Cahyaning Pangestuti Dra Hj.Wahyu2015-03-04T02:24:33Z2019-03-08T06:18:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12182This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121822015-03-04T02:24:33ZMENGOPTIMALKAN KORELASI PADA MODEL PERGERAKAN NILAI TUKAR DOLLAR DENGAN ALGORITMA ACE (ALTERNATING CONDITIONAL EXPECTATIONS)Terdapat beberapa faktor fundamental dan sentimen yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pada suatu penelitian sebelumnya, model pergerakan nilai tukar rupiah tersebut menggunakan 11 faktor (peubah): GDP riil Indonesia, perbedaan tingkat suku bunga antara Indonesia dan Amerika, tingkat inflasi Indonesia, investasi asing, pembayaran utang luar negeri, cadangan devisa, jumlah uang beredar, capital inflow domestik, trade balance, harga minyak dunia, dan indeks keyakinan konsumen. Adapun model yang digunakan, regresi linear dengan korelasinya () sebesar 0,781. Sementara itu, di sisi lainnya, terdapat metode yang berbasis algoritma ACE (Alternating conditional expectations). yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan korelasi. Oleh karena itu, dalam paper ini, dilakukan pengoptimalan korelasi pada model nilai tukar rupiah yang telah diformulasikan oleh peneliti sebelumnya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yakni deduksi dan induksi, dengan melakukan penelusuran terhadap algoritma ACE. Penelusuran dilakukan terhadap penelitian terdahulu serta pada beberapa textbook dan jurnal ilmiah. Selanjutnya, dilakukan implementasi pada nilai tukar dolar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, melakukan reduksi terhadap faktor yang berpengaruh serta memperoleh nilai korelasinya. Berdasarkan penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat dikoreksi dengan 9 faktor : GDP riil Indonesia, perbedaan tingkat suku bunga antara Indonesia dan Amerika, tingkat inflasi Indonesia, investasi asing, pembayaran utang luar negeri, cadangan devisa, jumlah uang beredar, capital inflow domestik, trade balance. Selain itu, diperoleh juga peningkatan korelasi sebesar 0,94 dan dapat diidentifikasi bentuk fungsional antara peubah respon (nilai tukar dollar) dan peubah penjelas (9 faktor) secara akurat.Retno Sari Saputro Dewi2015-03-04T02:24:33Z2019-03-08T06:18:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12184This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121842015-03-04T02:24:33ZMEMPREDIKSI CURAH HUJAN (DATA SPATIO-TEMPORAL) DENGAN METODE BAYESIAN NETWORKSCurah hujan merupakan salah satu parameter yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, dalam penelitian klimatologi dan metereologi, parameter tersebut sering dilibatkan. Di Indonesia yang berada di kawasan tropis, simulasi curah hujan merupakan proses yang sukar untuk disimulasikan. Bahkan hingga saat ini, belum ada suatu model iklim yang mampu mensimulasikan curah hujan di Indonesia dengan baik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan belum mampu memberikan hasil yang cukup memadai. Namun begitu, beberapa metode telah dikembangkan untuk menduga curah hujan. Salah satu metode yang sering digunakan adalah ARIMA (Auto Regressive Integrated Moving Average) untuk data musiman. Kelemahannya, metode tersebut hanya dapat dipergunakan pada pendugaan curah hujan berdasarkan data curah hujan yang ada di stasiun penakar hujan (temporal) tanpa mempertimbangkan lokasi stasiunnya (spatial). Dengan demikian, diperlukan suatu metode yang mempertimbangkan keduanya, salah satu metode yang dimaksudkan adalah Bayesian Networks (BNs). Struktur BNs dibangun berdasarkan model peluang ketergantungan antar stasiun yang dinyatakan dalam directed acyclic graph (DAC) dan untuk mengoptimalkan peluangnya dipergunakan algoritma K2. Dalam paper ini, disampaikan tentang BNs dalam pendugaan curah hujan, kelemahan dan kelebihannya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yakni deduksi dan induksi, dengan melakukan penelusuran terhadap materi tentang iklim dan metode prediksi curah hujan, utamanya tentang BNs. Penelusuran dilakukan terhadap penelitian-penelitian terdahulu serta pada beberapa textbook dan jurnal ilmiah serta beberapa diskusi ilmiah. Selanjutnya, mengkaji dan me-review beberapa teoritisnya yang dikaitkan dengan pemodelan curah hujan. Berdasarkan kajian ini, dapat dinyatakan bahwa BNs merupakan salah satu metode yang dapat dipertimbangkan untuk memprediksi data curah hujan karena dalam metode ini, BNs memperhitungkan nilai peluang untuk setiap stasiun penakar hujan. Namun, BNs lemah, saat menentukan urutan stasiun dalam membentuk suatu jaringan Bayes.Retno Sari Saputro Dewi2015-03-04T02:24:33Z2019-03-06T00:45:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12315This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123152015-03-04T02:24:33ZVERIFIKASI MODEL ATMOSFER WILAYAH TERBATAS
DALAM SIMULASI CURAH HUJANModel numerik dinamika atmosfer memiliki dua fungsi penting, yaitu: (1) sebagai alat prediksi operasional cuaca dan iklim, dan (2) sebagai alat simulasi dalam kegiatan pendidikan maupun penelitian di bidang sains atmosfer dan meteorologi. Sebelum sebuah model atmosfer dapat digunakan sebagai alat prediksi ataupun simulasi, model tersebut harus terlebih dahulu diverifikasi dan divalidasi. Verifikasi dan validasi merupakan proses-proses untuk memastikan bahwa model tersebut merupakan replika yang cukup baik dapat diterima dari alam yang sesungguhnya. Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca dan iklim yang penting bagi berbagai sektor pembangunan. Dalam makalah ini, curah hujan konvektif hasil simulasi sebuah model atmosfer untuk wilayah terbatas telah dibandingkan dengan data pengamatan dari satelit dalam rangka verifikasi model tersebut terhadap data pengamatan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah DARLAM, yang dibangun oleh the Division of Atmosperic Research, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), Australia. Model ini telah dikembangkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sehingga dapat berjalan di atas mesin komputer PC X86 Intel Processor 32 bit yang menjalankan sistem operasi Windows XP. Sedangkan data pengamatan diperoleh dari satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) yang dioperasikan oleh the National Agency for Space Administration (NASA), Amerika Serikat. Data yang dibandingkan adalah curah hujan konvektif rata-rata Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2004. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pola-pola distribusi curah hujan yang pergerakannya yang disimulasikan oleh model secara umum mengikuti pola-pola yang diperlihatkan oleh data pengamatan satelit, di mana pengaruh posisi matahari dan keberadaan benua Australia sangat mempengaruhi pola curah hujan di benua-maritim Indonesia. Namun apabila diperhatikan secara lebih detil, ada perbedaan-perbedaan yang terutama disebabkan oleh kondisi batas lateral. Dengan demikian, penentuan kondisi batas lateral sangat penting dalam melakukan simulasi model atmosfer di wilayah benua-maritim Indonesia.Satiadi DidiAdikusumah Nurzaman2015-03-04T02:24:33Z2019-03-06T00:45:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12322This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123222015-03-04T02:24:33ZSIMULASI HUJAN FRONT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WRFFrontal rain is rain that comes from a weather front. For example, a cold front lifts warm, moist air. This parcel of air is raised to the LCL, and higher. Saturation occurs first, and then precipitation forms. The prevailing mesoscale model WRF (V2.2) is used to simulate a heavy rain case caused by interaction between a move-in front and topographical heterogeneities on plain land. It is found that both thermodynamic and dynamic fields along the front are heterogeneous in time and space. The heterogeneity becomes more significant as the effect of topography is added on. The heterogeneous distribution of physical variables along the front is the main reason for the heterogeneous frontal rain band; the optimum cooperation of the low level and upper level jet is another reason for the development of rain band. Topography can strengthen the rainfall and causes extremely heavy rain cells. Updraft induced by topography extends to a rather low level, while the uplifted air by frontal circulation can reach to higher levels. The quasi-steady topography circulation overlaps the frontal circulation when the front moves over plain land; the adventageous cooperation of various mesoscale condition causes the large upward velocity on windward side of the land.Subarna Dadang2015-03-04T02:24:33Z2019-03-06T00:45:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12324This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123242015-03-04T02:24:33ZSIMULASI DAN PRAKIRAAN SIKLON TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WRFThe Tropical Cyclone which is famously called as Typhoons in Western Pacific or Hurricane in America Atlantic regions are tropical cyclone that frequently occur in tropical regions (the tropics are the geographic region of the Earth centered on the equator and limited in latitude by the Tropic of Cancer in the northern hemisphere, at approximately 23°30' (23.5°) N latitude, and the Tropic of Capricorn in the southern hemisphere at 23°30' (23.5°) S latitude). Typhoons are frequently hit Japan, Taiwan, Philippines, Hongkong and Southern China in Northern Indonesia during northern hemisphere summer and autumn months. While in southern Indonesia, the tropical cyclone almost always occur and hit northern Australia region in southern hemisphere summer and autumn months. The storm clouds gather strength from warm seawater and tend to dissipate after making landfall. This paper examined the simulation and forecasting the Sepat Typhoon which begin to occur in August, 13 2007. The initial and boundary condition of model were taken from GFS NOAA and domain region of model are chose in the area which near coastal sea of Philippines country. The simulation period take 72 hours long time and time step every 3 hours. According to the model simulation and forecasting, the center of storm of Typhoon is expected to hit southern Taiwan by August, 18 2007 at 00.00 UTC. At the afternoon, the Typhoon should be close enough to the East China Coast to begin bringing the heavy rain. The WRF model has captured the tropical cyclone simulation and forecasting successfully, also in this paper it’s confirmed and validated by satellite data. The warning at that event time was inform to weather services of Philippines, Taiwan meteorological monitoring center and NEA singapore.Subarna Dadang2015-03-04T02:24:33Z2019-03-06T00:46:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12365This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123652015-03-04T02:24:33ZLessons Study Pada Mata Kuliah Gelombang Dalam Bentuk Penerapapan Model
Instruksional DDFK Problem Solving Untuk Mengembangkan Habit Of Mind MahasiswaTujuan dari penelitian ini adalah; (1). merancang strategi penerapan DDFK
(problem solving) dalam proses belajar mengajar Gelombang untuk menghasilkan suatu
pembelajaran bermakna, (2). mengembangkan perangkat pembelajaran yang tepat
digunakan untuk penerapan DDFK dalam pembelajaran Gelombang untuk meningkatkan
habit of mind, (3). mengembangkan sistem evaluasi yang mampu memberikan penilaian
secara integratif (proses dan hasil belajar sekaligus) dalam proses belajar mengajar
Gelombang dengan penerapan strategi DDFK, (4). mendesain penelitian dengan
rancangan Lessons Study yang dapat digunakan untuk menerapkan dan mengembangkan
DDFK untuk meningkatkan aktivitas habit of mindmahasiswa, (5). mengembangkan
koordinasi dan kolaborasi antara dosen LPTK dengan dosen Gelombang di Jurusan
Pendidikan Fisika dalam penerapan DDFK sehingga terdapat keuntungan timbal balik
(reciprocity of benefits), dan (5). menginventarisir kendala-kendala yang ada sebagai
bahan pertimbangan untuk refleksi dan pelaksanaan penelitian berikutnya.
Rancangan riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan
rancangan Lessons Study ini di desain dalam Desain Random Sempurna (Completely
Randomised Design). Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable
bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara
random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen. Penelitian ini
dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY dengan melibatkan 4 orang
dosen peneliti dimana 1 orang dosen yang menjadi pengampu mata kuliah Gelombang
dalam penerapan DDFK. Kegiatan utama dilakukan di Jurusan Pendidikan Fisika yang
dijadikan tempat kegiatan yaitu Jurusan Pendidikan Fisikan. Kelas yang digunakan adalah
kelas yang terdiri dari 40 orang mahasiswa.
Dari hasil kegiatan penelitian teaching grant untul penerapan media animasi dalam
mata kuliah Gelombang ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; (1).
perangkat pembelajaran Gelombang berhasil dikembangkan dan mendukung kualitas
proses dan kualitas hasil belajar mengajar Gelombang dan mampu mereduksi miskonsepsi
mahasiswa, (2). dosen pengampu mampu melakukan keseluruhan aspek dalam sintaks
pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan animasi praktikum virtual seperti
yang telah dirancang bersama dengan tim peneliti, (3). aktivitas dosen didominasi dengan
kegiatan mengelola KBM sesuai dengan rancangan penelitian, mendorong atau
melatihkan mahasiswa keterampilan proses sains, (5). pada umumnya mahasiswa
menyatakan senang dan baru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran
Problem Solving DDFF yang telah dikembangkan oleh peneliti, dan (6). dosen pengampu
menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan peneliti cukup membantu
dan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar Gelombang.Rosana Dadan- SupriyadiIstiyono EdiPurwanto Agus2015-03-04T02:24:33Z2019-03-06T00:47:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12414This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124142015-03-04T02:24:33ZKemampuan Konsep dan Analisis Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Fisika
(Analisis Fenomenografi)The aim of this research entitled ”Concept and Analitical Scientivic Ability of
Physical Evidence of Student of Physics Teacher Candidate” is to know how teacher
candidate educating Institution to prepare its student with physiccal evidence concept
and analitical scientitia ability.
Phenomenography analysis has been used in this research. The Object of this
research is first level and end level student at one of private University. The data was
taken by test and documentation methods. The instrument wich is used in this reasearch
was validated by expert in physics and in physics education.
Assuming that the input quality of student in this university is the same for
each year, it can be found that the ability in multirepresentation of physical evidence
form 2nd semester student with score 7,31 are increase on 6th semester student with
score 8,67. This increation was still too small, so that pre service teacher training is
necessary to revise its curricula and eductional prosses.Artha K DianHinduan Ahmad2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T00:44:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12246This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122462015-03-04T02:24:32ZUji karakterisasi I-V Sel Surya Tersensitisasi Pewarna AlamiSel surya tersensitisasi zat warna (dye sensitised solar sel = DSSC) telah berhasil dibuat dengan memanfaatkan ekstraksi zat warna dari bagian tumbuh-tumbuhan (buah pohon Joho, kulit batang pohon Tingi dan Tegeran, buah Trembilu, buah Duwet dan kulit buah manggis). Sel surya berbasis konsep fotoelektrokimia ini tersusun atas 3 bagian yaitu elektroda kerja ( working elektrode = WE ), elektroda lawan (counter electrode = CE) dan larutan elektrolit. Elektroda kerja merupakan lapis tipis TiO2 pada substrat kaca transparan berkonduksi yang mengadsorp zat warna sebagai sensitiser..Elektroda lawan merupakan substrat kaca yang dilapisi emas. Larutan elektrolit yang digunakan adalah pasangan redoks I-/I3- dalam pelarut organik.. Konfirmasi fotoaktivitas sensitiser alam ditentukan melalui pengujian sel surya menggunakan solar simulator (white-light testing). Dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi I-V pada keadaan gelap dan terang pada masing-masing sel dengan sensitiser yang berbeda-beda secara tunggal maupun dalam modul yang tersusun dari 3 sel secara seri. Diperoleh hasil bahwa ekstrak zat warna tersebut mampu mensensitisasi semikonduktor TiO2 dengan rapat arus terbangkitkan antara 0,12 - 3,52 .10-3 mA/cm2; tegangan rangkaian terbuka antara 0,05-0,15 V dengan efisiensi antara 5,625 x 10-6 – 7,73 x 10-4 %. Modul sel surya rangkaian seri 3 sel tunggal dengan sistem counter electrode tertata zig-zag memberikan fotoaktivitas lebih tinggi dibanding sistem sel surya tunggalnya. Modul sel surya mampu menghasilkan rapat arus antara 1,24 – 4,40.10-3 mA/cm2; tegangan rangkaian terbuka antara 0,26 - 0,40 V dengan efisiensi antara 6,38 x 10-4 – 2,20 x 10-3 %.- ChotimahKartini Indriana- Ngadiwiyana2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T00:44:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12273This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122732015-03-04T02:24:32ZPenampil Matriks Titik 5x7 Bergerak Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535Telah dibuat penampil matriks titik 5 × 7 berbasis mikrokontroler ATMega8535. Data yang ditampilkan ke layar disimpan dan diolah melalui mikrokontroler ATMega8535. Metode scanning digunakan pada matriks titik ordo 5 × 7 untuk menampilkan efek animasi dan karakter berjalan. Papan penampil matriks titik ordo 5 × 7 mampu menampilkan efek animasi dan karakter berjalan dengan baik tanpa adanya flicker maupun ghosting pada waktu tunda optimal sebesar 0,000463 detik.- D. Lelono- J . Kurniawan2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T00:45:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12302This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123022015-03-04T02:24:32ZKomputasi TEC Ionosfer Mendekati Real Time Dari Data GPSIonosfer adalah bagian atmosfer atas terdiri dari ion-ion dan elektron-elektron dalam jumlah yang dapat mempengaruhi propagasi gelombang radio. Pengaruh ionosfer pada sinyal GPS berupa perlambatan kecepatannya saat menjalar melalui ionosfer sehingga waktu propagasi dari satelit sampai penerima GPS akan mendapat tambahan waktu yang tergantung pada total electron content (TEC) ionosfer dan frekuensi sinyal GPS yang digunakan. Pengukuran jarak satelit ke penerima GPS berdasarkan pengukuran waktu propagasi akan mengalami kesalahan sehingga penentuan posisi GPS menggunakan metode reseksi jarak akan mengalami kesalahan pengukuran karena adanya ionosfer. Untuk penentuan posisi presisi tinggi, TEC ionosfer perlu diestimasi sehingga dapat digunakan untuk koreksi kesalahan pengukuran jarak satelit GPS. Menggunakan GPS frekuensi ganda TEC ionosfer dapat diestimasi menggunakan kombinasi data kode dan fase GPS. Ionosfer bervariasi baik temporal maupun spasial karena pengaruh dari aktivitas matahari sebagai sumber energi ionisasi ionosfer. Oleh karena itu penentuan TEC ionosfer mendekati real time selain dapat digunakan untuk koreksi ionosfer juga dapat digunakan untuk monitoring cuaca antariksa. Makalah ini menjelaskan metode penentuan TEC ionosfer mendekati real time dari data GPS mendekati real time yang dapat diakses melalui FTP setiap jam secara otomatis.Muslim BuldanPerwitasari Septi2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T00:46:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12358This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123582015-03-04T02:24:32ZMODIFIKASI SUATU ALAT AGAR DAPAT DIPERGUNAKAN SEBAGAI
ALAT DEMONSTRASI ATAU ALAT EKSPERIMEN
FISIKA DI SEKOLAH MENENGAHPurwanto Budi2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:03:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12362This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123622015-03-04T02:24:32ZPENYEDIAAN SENYAWA BERKHASIAT OBAT SECARA
SINTESIS DENGAN ANALISIS RETROSINTESISSenyawa-senyawa berkhasiat obat dapat diperoleh baik dengan cara sintesis
maupun secara isolasi. Banyak obat modern yang berasal dari tanaman tertentu, obat
tersebut diketemukan berdasarkan kebiasaan nenek moyang kita menggunakan
tanaman tersebut. Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat obat sudah dimiliki
oleh nenek moyang kita, khasiatnyapun sudah banyak dibuktikan secara ilmiah.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengisolasi senyawa-senyawa
berkhasiat obat, serta melakukan uji farmakologis pada produk-produknya.
Penyediaan senyawa-senyawa berkhasiat obat secara isolasi dari tanaman
tertentu memerlukan ketelitian dan kecermatan tersendiri. Apalagi kandungan
senyawa-senyawa tersebut dalam tanaman sangat kecil. Di samping itu proses isolasi
memerlukan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama, sehingga penyediaan
senyawa secara isolasi dirasa kurang efektif dan efisien. Maka dilakukan upaya untuk
penyediaan senyawa berkhasiat obat tersebut secara sintesis dari senyawa-senyawa
lain.
Dengan ditemukannya teknik analisis retrosintesis atau pendekatan diskoneksi
(disconnection approach) semakin memudahkan para kimiawan organik sintesis dalam
sintesis senyawa organik. Senyawa-senyawa aktif yang telah berhasil diisolasi dari
tanaman berkhasiat obat dapat disintesis dengan pendekatan ini. Sintesis dengan teknik
analisis retrosintesis bersifat analitik, dimulai dari molekul yang akan disintesis
(molekul target) dan memecahnya/ memotongnya/ membelahnya dengan seri diskoneksi
ke bahan-bahan awal yang mungkin, kemudian merekayasa satu seri reaksi, langkahlangkah
reaksi dan rute yang dilalui, serta reagen-reagen yang diperlukan. Berbagai
modifikasi dapat dilakukan, misalnya dengan memodifikasi gugus-gugus fungsional
pada bahan awal untuk mendapatkan senyawa analog dengan berbagai aktivitasnya.- C. Budimarwanti2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:21:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12405This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124052015-03-04T02:24:32ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DENGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET SEBAGAI PENERAPAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA KULIAH
KIMIA DASAR 2Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan kualitas
pembelajaran mahasiswa dengan pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan
problem based learning (PBL) pada mata kuliah kimia dasar 2 ditinjau dari motivasi,
kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi, 2) tanggapan mahasiswa
pada pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan problem based learning
(PBL) pada mata kuliah kimia dasar 2.
Sejalan dengan tujuan di atas, penelitian ini didesain sebagai penelitian
tindakan kelas yang dikenakan pada mahasiswa peserta perkuliahan Kimia Dasar 2.
Data berupa nilai pemahaman konsep kimia, kemampuan berfikir kompleks dan
pemrosesan informasi serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Data motivasi
dan kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi dikumpulkan melalui
observasi objek, dan pemberian angket. Data sikap mahasiswa diambil dengan
menggunakan angket. Semua data dianalisis secara deskriptip
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kualitas pembelajaran Kimia dengan
menggunakan pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan PBL dapat dilihat
dari dua hal. Kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi mahasiswa
dengan mengguakan metode ini termasuk dalam criteria baik. Motivasi belajar Kimia
secara umum dapat ditingkatkan, 2) ada 23 (46,94%) mahasiswa yang dengan tegas
menyatakan menyukai metode ini dan 2 (4,08%)mahasiswa menyatakan tidak
menyukai model ini, meskipun tidak memberi pernyataan tegas, ada 16 (32,65%)
orang yang memberi pernyataan positip dan 8 (16,33%) orang memberi pernyataan
negatif.Fajar Partana Crys2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:21:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124072015-03-04T02:24:32ZEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN KIMIA
DI SMASalah satu metode pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan di negaranegara
maju adalah metode pembelajaran kooperatif, yaitu suatu metode yang
mendesain peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajarnya. Ada lima tipe metode pembelajaran kooperatif
yaitu: 1) Student Teams Achievement Division (STAD), 2) Teams Game Tournament
(TGT), 3) Jigsaw, 4) Team Accelerated Instruction (TA), dan 5). Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Salah satu tipe metode ini, yaitu tipe
STAD akan dilihat efektivitasnya pada pembelajaran kimia di SMA
Efektivitas metode kooperatif diuji coba dengan menerapkan metode kooperatif
tipe STAD pada mata pelajaranKimia di SMA untuk Kelas X dan Kelas XI. Metode
Kooperatif tersebt diterapkan pada dua Sekolah yag berbeda. Kelas X di SMAN Sewon
Bantul, sedangkan Kelas XI di SMAN 9 Yogyakarta. Masing-masing sekolah diambil
dua kelas, satu sebagai kelas eksperimen yang satu sebagai kelas kontrol.
Hasil uji coba setelah dibandingkan dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa
metode Kooperatitif tipe STAD memberikan hasil cukup efektif jika diterapkan pada
mata pelajaran Kimia baik untuk peserta didik kelas X maupun kelas XI SMA.Fajar Partana CrysPermana Sari LisPurtadi Sukisman2015-03-04T02:24:31Z2019-03-08T06:18:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12179This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121792015-03-04T02:24:31ZKEMIRIPAN WILAYAH DALAM MENGHASILKAN PRODUKSI BEBERAPA KOMODITAS PANGAN STRATEGISSimilarity of regions (provinces in Indonesia) in producing the strategic food production were analyzed based on seven serial data sets and each one consists of nine food commodities weighted by number of population. The food data sets were compiled from Food Security Agency, The Ministry of Agriculture, while the population data was collected from The Statistics Indonesia of the Republic of Indonesia. Main sources of variability on each data set were identified on loading values basis extracted using biplot (Gower and 1996). The similarity of the food production patterns to the overall data sets were evaluated using generalized Procrustes rotation (gPr). Results of this research showed there are two groups of production system pattern. In the first group, there are five commodities dominating the first two components, i.e., paddy, maize, soybean, peanut, and cassava−, while in the second group, there are six commodities dominating the first two components, i.e., paddy, maize, chicken eggs, beef, peanuts, and cassava. Hence, the gPr was applied in both groups separately. Applied the gPr to the first group showed there are seven commodities dominating the first two consensus axis −paddy, maize, soybean, peanut, cassava, chicken egg, and sweet potatoes. This means the chicken eggs and sweet potatoes are considered as common variances. Applied the gPr to the second group indicated that the commodities dominating the two consensus axis are same with ones dominating the first two components. But, if the third consensus axis is assumed important then soybean seem as common source of variability in the second group. Consequently, the similarities of the data sets in each group was established based upon identified sources of variability.- B. H. Priyanto- I. M. Sumertajaya2015-03-04T02:24:31Z2019-03-08T06:20:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12226This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122262015-03-04T02:24:31ZMATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA MEMPELAJARI ALAMManfaat fenomena astronomi untuk kehidupan manusia menyebabkan pengkajian astronomi telah menjadi perhatian sejak awal peradaban manusia. Salah satu fenomena astronomi yang banyak dikaji sejak awal peradaban adalah matahari. Sepanjang tahun, terjadi perubahan durasi siang hari yang bersinar di suatu tempat tertentu di permukaan bumi. Secara matematis, perubahan durasi siang hari tersebut dapat dihitung dengan menggunakan spherical trigonometry. Variable yang digunakan dalam spherical trigonometry adalah koordinat posisi pada permukaan bumi dan posisi relatif matahari terhadap bumi.Wijaya Ariyadi2015-03-04T02:24:31Z2019-03-08T06:21:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12253This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122532015-03-04T02:24:31ZDESIGN AND DEVELOPMENT OF WAP SERVICE ON GEOMAGNETIC ACTIVITYServices based on wireless application protocol (WAP) have increased significantly during the last several years. This kind of service provides flexibility to users in browsing information via a mobile phone. LAPAN has magnetometers installed at several stations (Biak, Tanjungsari, Pontianak, Kototabang, Manado, Parepare and Kupang) that can be used to derive local geomagnetic activity index, namely k index. In order to encourage the use of the index by public, we have recently developed a service based on Short Message Service (SMS). We expand the system so that the users are able to browse or query k index of any station and date directly from a mobile phone. In developing the system, we have made use of a WAP browser to connect to Apache web server and have used PHP to generate WML scripts to provide the user a capability in querying k index to MySQL database via a mobile phone. In this paper, we report the development of WAP service on geomagnetic activity and provide some examples of the results in querying the index.Anwar Bachtiar2015-03-04T02:24:31Z2019-03-06T00:44:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12259This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122592015-03-04T02:24:31ZStruktur dan komposisi kimia bahan semikonduktor Cd(Se,S) masif hasil preparasi dengan metode Bridgman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur, dan komposisi kimia bahan semikonduktor sel surya Cd(Se(1-x),Sx) hasil penumbuhan kristal dengan teknik Bridgman. Karakterisasi yang telah dilakukan meliputi struktur kristal menggunakan Difraksi Sinar- X dan Komposisi kimia bahan dengan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa Cd(Se(1-x),Sx) terkristalisasi dalam struktur orthorombik dengan parameter kisi a, b, dan c sebagai fungsi komposisi x atom suffur diberikan oleh persamaan (dalam angstroom) : a = 3.30678 + 0.0632 x – 0.1415 x2; b = 4.6915 – 0.2152 + 0.4464 x2; dan c = 3.3390 – 0.25742 x + 0.4925 x2.- Ariswan2015-03-04T02:24:31Z2019-03-06T00:46:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12333This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123332015-03-04T02:24:31ZUPAYA PENGOPTIMALISASIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SAINS
DAN IDENTIFIKASI ASPEK DIVERGENT THINKING DENGAN PENDEKATAN
INQUIRYPenelitian ini bertujuan mengetahui aspek divergent thinking yang muncul
atau yang berkembang pada kelompok mahasiswa selama mengikuti pembelajaran mata
kuliah Pendidikan Sains dengan menggunakan pendekatan inquiry.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi
penelitian observasi simulasi. Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan
Biologi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi divergent thinking.
Adanya indikasi belajar bermakna diungkap dari observasi saat pembelajaran,
analisis hasil laporan eksperimen secara tertulis ataupun lisan.
Pendekatan inquiry juga dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran. Dari
pengamatan identifikasi aspek divergent thinking diperoleh hasil bahwa kemampuan
divergent thinking mahasiswa dapat dikembangkan dengan cukup baik melalui penerapan
pendekatan inquiry.Widowati Asri2015-03-04T02:24:31Z2019-03-06T00:46:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12341This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123412015-03-04T02:24:31ZMETODE BERMAIN SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN
MEANINGFULL LEARNINGKajian ini bertujuan menggali bagaimana pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain. Pada dasarnya, diskusi ini difokuskan pada bagaimana metode bermain
sebagai suatu upaya dalam mengembangkan meaningfull learning.
Metode bermain baik secara teoritis maupun hasil penelitian mampu mendorong
kreativitas, memberikan nilai-nilai emosional dan spiritual dalam pembelajaran, serta dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan demikian, metode bermain selain
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas melalui meaningfull learning.Wijayanti Astuti2015-03-04T02:24:31Z2019-03-06T00:46:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12345This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123452015-03-04T02:24:31ZPENGEMBANGAN CRITICAL THINKING MELALUI
PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM
PEMBELAJARAN SAINSKajian ini bertujuan menggali bagaimana pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL). Pada dasarnya, diskusi ini difokuskan pada model
PBL sebagai suatu upaya dalam mengembangkan kemampuan kognitif, terutama berpikir
kritis (critical thinking).
Critical thinking termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order of
thinking) yang merupakan salah satu komponen dalam isu kecerdasan abad ke-21 (The
issue of 21st century literacy). Pengembangan kemampuan critical thinking dalam
pembelajaran sains sangat penting karena kemampuan tersebut digunakan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia sehari-hari. Suatu alternatif model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan critical thinking adalah Problem Based Learning (PBL).Widowati Asri2015-03-04T02:24:31Z2019-03-06T00:46:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12378This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123782015-03-04T02:24:31ZGAGASAN MENGAJARKAN FISIKA MATEMATIK DI SMARuwanto Bambang2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T00:44:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12234This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122342015-03-04T02:24:30ZProgram Fortran Untuk Menghasilkan Gambar Grafik Dalam Fisika KomputasionalDalam makalah ini kami melaporkan penyusunan program dalam Fortran 77 untuk menghasilkan grafik, baik untuk kerja analisis maupun untuk tampilan yang persuasif. Dengan tambahan perlengkapan ini maka Fortran 77, meskipun sudah cukup tua, masih tetap merupakan peralatan yang handal dalam fisika komputasional.Hermanto Arief2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T00:45:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12290This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122902015-03-04T02:24:30ZAPLIKASI INVERSI SEISMIK UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIRMetode inversi seismik adalah suatu teknik untuk memprediksi sebuah impedansi bawah permukaan dari data seismik sehingga dapat digunakan untuk perkiraan model geologi. Pada penelitian ini untuk menghasilkan AI (Acoustic Impedance), SI (Shear Impedance) dan densitas dilakukan dengan metode Amplitude Variation with Angle of Incidence Constrained Sparse Spike Inversion (AVA CSSI) dan Linear Programming Sparse Spike (LPSS). Studi karakterisasi reservoir karbonat Formasi Parigi pada lapangan ”ADIL”, Cekungan Jawa Barat Utara dilakukan dengan menggunakan teknik inversi simultan; sedangkan batupasir Telisa pada lapangan ”X”, Sumatra Selatan menggunakan metode inversi Linear Programming Sparse Spike (LPSS). Metode ini menghasilkan AI, SI, densitas serta beberapa parameter fisika untuk mengetahui penyebaran litologi, fluida serta porositas reservoir. Formasi Parigi pada lapangan ”ADIL” terdiri dari litologi tight carbonate yang ditunjukkan dengan AI, SI dan densitas yang relative tinggi, sedangkan litilogi porous carbonat relatif rendah. Batupasir Telisa pada lapangan “X” berada di bawah horizon Telisa SS. Nilai AI yang relative rendah dapat diartikan litologi tersebut lebih porus. Pada penampang SI, zona-zona yang bersesuaian dengan zona AI rendah menunjukkan nilai SI yang yang relative lebih tinggi.Setiawan AriKazainullah FasihBahar MH Antoni2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T00:45:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12316This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123162015-03-04T02:24:30ZANALISIS VARIABILITAS CURAH HUJAN MANADO 1951-2007 DAN FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHINYABenua Maritim Indonesia (BMI) yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, dipisahkan oleh banyak laut dan selat, terletak di daerah tropis yang menerima radiasi matahari paling banyak, terletak diantara dua benua yang besar (Asia dan Australia) dan dua lautan yang besar pula (samudera Hindia dan Pasifik) menyebabkan wilayah BMI ini rentan terhadap variabilitas dan perubahan iklim. Analisis variabilitas curah hujan Manado dalam rentang pengamatan 1951-2007 dan faktor utama yang mempengaruhinya dibahas dalam makalah ini. Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diketahuinya ragam variabilitas curah hujan dan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya variabilitas curah hujan tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa curah hujan daerah Manado memiliki variabilitas yang beragam, mulai dari musiman, tahunan dan antar tahunan (TBO : Tropospheric Biennial Oscillation, dan ENSO : El Nino Southern Oscillation). Variabilitas musiman curah hujan di Manado memiliki perioda sekitar 4-5 bulan. Faktor utama penyebab variabilitas curah hujan musiman adalah fenomena pergeseran pita konvergensi intertropis (ITCZ : InterTropical Convergence Zone). Selanjutnya, variabilitas tahunan curah hujan di Manado memiliki perioda sekitar 11-12 bulan. Faktor utama penyebab variabilitas curah hujan tahunan adalah fenomena monsun Asia dan monsun Australia. Selanjutnya, variabilitas antar tahunan curah hujan di Manado terjadi dengan perioda sekitar 23-38 bulan. Faktor utama penyebab variabilitas curah hujan antar tahunan ini adalah fenomena osilasi dua tahunan troposfer (TBO). Selain itu, variabilitas antar tahunan curah hujan di Manado terjadi dengan perioda sekitar 48-53 bulan. Faktor utama penyebab variabilitas curah hujan antar tahunan ini adalah fenomena ENSO. Hasil lain yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi antara curah hujan Manado dengan suhu muka laut di Samudera Pasifik Barat Tropis adalah r = 0,7468 yang terjadi di tahun 1997. Sedangkan koefisien korelasi antara curah hujan Manado dengan suhu muka laut di Samudera India tropis adalah r = - 0,7400 yang terjadi di tahun 1971.Suryantoro Arief2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T00:45:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12318This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123182015-03-04T02:24:30ZPEMANASAN GLOBAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN SIKLON TROPIS OBSERVASI RADAR PRESIPITASI SATELIT TRMMPemanasan global adalah istilah sebagai bagian dari beberapa contoh yang mewakili gejala perubahan iklim global, selain pendinginan global. Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim (termasuk di dalamnya adalah siklon tropis), serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Dalam makalah ini dibahas hubungan pemanasan global dengan kejadian siklon tropis di wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI) dan sekitarnya perioda 2008 berbasis observasi radar presipitasi satelit TRMM. Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diketahuinya keterkaitan pemanasan global (utamanya di wilayah-wilayah perairan/lautan yang dekat dengan BMI, yaitu Samudera India Tropis (5°LU-5°LS, 60°BT-120°BT), dan Samudera Pasifik Barat Tropis (5°LU-5°LS, 120°BT-160°BT) dengan jumlah kejadian bulanan siklon tropis dan reflektivitas maksimum butir curah hujan dalam sistem siklon tropis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa memang terdapat indikasi pemanasan global. Untuk skala waktu dan ruang yang lebih kecil, yaitu untuk wilayah Pontianak Supadio (0,15°LS; 109,40°BT) dalam rentang pengamatan 1973-2006 dan wilayah Jakarta Kemayoran (6,15°LS; 106,85°BT) dalam rentang pengamatan 1951-2002 juga menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan temperatur udara permukaan yang serupa dengan kecenderungan kenaikan temperatur global, masing-masing direpresentasikan dalam persamaan regresi y = 0,0019 x + 26,101 (Pontianak) dan y = 0,0018 x + 26,777 (Jakarta). Dalam kaitannya dengan kejadian siklon tropis, diperoleh gambaran bahwa selama perioda 2008 dari pemantauan satelit TRMM secara global telah terjadi 615 kali siklon tropis. Khusus untuk wilayah BMI yang membentang dari 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT pada perioda April 2008 juga banyak terjadi siklon tropis. Siklon tropis Rosie yang terjadi pada 22 April 2008 jam 02.30 UTC (sesuai dengan jam 09.30 WIB) yang berlokasi di 11,0°LS; 104,9 °BT (kurang lebih berada di Samudera India di sebelah barat daya Selat Sunda) merupakan siklon tropis terdahsyat.Suryantoro Arief2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T00:46:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12346This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123462015-03-04T02:24:30ZMENUMBUHKAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PERTANYAAN
TINGKAT TINGGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN
MENYENANGKANStudi ini bertujuan untuk: (1) membiasakan guru dalam memberikan pertanyaan yang dapat
memotivasi siswa berpikir tingkat tinggi, (2) menumbuhkan sikap kreatif siswa melalui pertanyaan
tingkat tinggi dalam pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, (3) menentukan besarnya
peningkatan sikap kreatif siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK), 3 siklus, yang setiap siklusnya terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 3 di Kota Ungaran. Instrumen
penelitian berupa lembar observasi dan lembar penilaian produk. Teknik analisis dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif dengan bantuan statistik deskriptif persentase. Peningkatan sikap kreatif
dari siklus ke siklus dihitung dengan rumus gain ternormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) guru dapat dibiasakan untuk memberikan pertanyaan tingkat tinggi. (2) Sikap kreatif
siswa dapat ditumbuhkan melalui kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas,
seperti pembuatan alat peraga sederhana. (3) Besarnya peningkatan (gain) sikap kreatif siswa dari
siklus 1 ke 2 adalah 0,386. Rata-rata skor sikap kreatif meningkat dari siklus 1 sebesar 45,88%
menjadi 66,78% pada siklus 2. Gain sikap kreatif dari siklus 2 ke 3 sebesar 0,396. Rata-rata skor
sikap kreatif meningkat dari 66,78% menjadi 79,9%. Gain sikap kreatif dari siklus 1 ke siklus 3
sebesar 0,629 berkategori sedang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kreatif dapat
ditumbuhkan, salah satunya dengan penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan, pemberian pertanyaan tingkat tinggi, serta pembuatan alat peraga sederhana yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP.Rusilowati Ani2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T08:17:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12380This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123802015-03-04T02:24:30ZPENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS MELALUI
PENYUSUNAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA SMA
KELAS XI IPA DI DIYPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan penilaian
penugasan melalui penyusunan peta konsep ditinjau dari pemahaman konsep kimia
siswa SMA kelas XI IPA di DIY, efektivitas penerapan penilaian penugasan melalui
penyusunan peta konsep ditinjau dari motivasi belajar siswa SMA kelas XI IPA di DIY,
kualitas peta konsep yang disusun oleh siswa SMA kelas XI IPA di DIY, dan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas peta konsep dengan pemahaman
konsep kimia siswa SMA kelas XI IPA di DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan beberapa desain
penelitian. Subjek penelitian adalah siswa-siswa SMA Negeri kelas XI IPA di Propinsi
DIY di 3 lokasi sekolah, yaitu SMA N 1 Ngaglik, SMA N 2 Bantul, dan SMA N 5
Yogyakarta. Objek penelitian meliputi; pemahaman siswa, motivasi belajar siswa dan
kualitas peta konsep yang disusun siswa. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji
anakova dan regresi, analisis deskriptif persentase serta analisis korelasi product
moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penilaian penugasan melalui
penyusunan peta konsep efektif ditinjau dari motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA
di SMA N 2 Bantul serta tidak efektif untuk siswa kelas XI IPA SMA N 1 Ngaglik dan
SMA N 5 Yogyakarta. Penerapan penilaian penugasan melalui penyusunan peta
konsep efektif ditinjau dari pemahaman konsep kimia materi kesetimbangan kimia
untuk siswa kelas XI IPA SMA N 5 Yogyakarta. Penerapan penilaian penugasan
melalui penyusunan peta konsep tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep kimia
materi laju reaksi untuk siswa kelas XI IPA di SMA N 2 Bantul dan SMA N 1 Ngaglik.
Kualitas peta konsep yang disusun siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Bantul sebagian
besar termasuk dalam kategori baik, sedangkan untuk siswa kelas XI IPA di SMA N 1
Ngaglik dan SMA N 5 Yogyakarta sebagian besar termasuk dalam kategori cukup baik.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas peta konsep dengan
pemahaman kimia siswa SMA kelas XI IPA .Wiyarsi Antuni- Sutiman2015-03-04T02:24:29Z2019-03-06T00:43:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12221This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122212015-03-04T02:24:29ZPENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWATBerdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar kemampuan mengangkat profil sayap pesawat pada sudut elevasi dengan menggunakan pemodelan airfoil sayap pesawat. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebasnya adalah sudut elevasi model sayap, massa, variabel terikat adalah kemampuan mengangkat beban maksimum sedangkan variabel kontrolnya adalah kecepatan angin, luasan permukaan pemodelan sayap pesawat. . Pengambilan data dilakukan dengan cara percobaan (eksperimen) menggunakan WIN TONEL. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus bernoulli dan nilai ketidakpastiannya . Selain itu data yang diperoleh dianalisis secara grafik menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sudut 100 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,237 kg, pada sudut 150 kemampuan mengangkat masimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,241 kg, sedangkan untuk sudut 200 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,268 kg.Tanwir AhmadAstono Juli- SubrotoP Rita2015-03-04T02:24:29Z2019-03-06T00:44:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12230This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122302015-03-04T02:24:29ZRapat Energi Akustik Dimensi SatuTelah berhasil ditunjukkan secara teoritis bahwa nilai ratio rapat Lagrangian terhadap rapat energi dimensi satu di titik ekstrem dapat digunakan untuk menentukan koefisien refleksi bunyi bahan akustik.Purwanto Agus2015-03-04T02:24:29Z2019-03-09T07:45:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12261This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122612015-03-04T02:24:29ZMENUMBUH KEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI TUGAS-TUGAS PEMECAHAN MASALAHPenelitian tentang keterkaitan antara kemampuan berpikir kreatif dengan IQ banyak dilakukan oleh ahli psikologi. Hasil penelitian tersebut pada umumnya menemukan bahwa kemampuan berpikir kreatif anak tidak sepenuhnya ditentukan oleh IQ. Dengan kata lain kemampuan berpikir kreatif anak yang mempunyai IQ sedang dapat ditumbuh kembangkan melalui latihan yang tepat. Dalam menyikapi hal ini, pemerintah memberi perhatian yang besar yang ditandai dengan dimasukkannya kemampuan berpikir kreatif sebagai salah satu butir dari tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan ini, maka peranan guru sebagai salah satu faktor penentu tumbuh kembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah diharapkan dapat lebih inovatif dan variatif dalam menerapkan model, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memicu dan memacu tumbuh kembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Khususnya dalam memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa. Bagaimana bentuk tugas-tugas pemecahan masalah yang dapat memicu dan memacu tumbuh kembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar pembahasan pada makalah ini yang dikhususkan pada mata pelajaran matematika- Alimuddin2015-03-04T02:24:29Z2019-03-06T00:46:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12337This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123372015-03-04T02:24:29ZPENGEMBANGAN MODEL KBSB (KETERAMPILAN BERPIKIR DAN
STRATEGI BERPIKIR) MELALUI PEMBELAJARAN SAINS REALISTIK
UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS HANDS-ON DAN MINDS-ON SISWAPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi KBSB yang dapat
meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan prestasi belajar. Adapun sebagai subjek
penelitian adalah siswa SMPN 2 Sentolo kelas 3 sebanyak 30 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan
menggunakan model 4D yang terdiri dari tahap define, design, develop dan disseminate.
Data dianalisis menggunakan sistem peningkatan skor melalui gain score. Aktivitas
siswa selama pembelajaran ditunjukkan dengan persentase kegiatan meliputi
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menanggapi pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan strategi KBSB telah dapat
meningkatkan aktivitas hands on dan minds on siswa. Peningkatan keterampilan
berpikir ditunjukkan dengan ketercapaian gain score sebesar 0,36.- Al. Maryanto- Pujianto2015-03-04T02:24:29Z2019-03-06T00:47:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12411This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124112015-03-04T02:24:29ZPERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA REGULER DAN
NON REGULER DALAM PERKULIAHAN
KAJIAN FISIKA SEKOLAH YANG MENERAPKAN
PENDEKATAN GENERIK DAN METODE IQRAPenelitian eksperimen ini bertujun untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar
mahasiswa reguler dan non reguler dalam perkuliahan Kajian Fisika Sekolah yang
menerapkan Pendekatan Generik dan Metode IQRA’. Prestasi belajar mahasiswa dibagi
menjadi empat ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, psikomotorik, serta ranah iman dan
taqwa.
Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa jurusan pendidikan fisika yang
menempuh matakuliah Kajian Fisika Sekolah pada semester genap tahun akademik
2007/2008. Populasi sebanyak 95 mahasiswa terdiri dari kelas reguler (kelas A)
sebanyak 50 mahasiswa dan kelas non reguler (kelas C) sebanyak 45 mahasiswa.
Sampel diambil secara acak dengan metode Cochran dan diperoleh jumlah sampel 76
mahasiswa yang dibagi menjadi 40 mahasiswa kelas reguler dan 36 mahasiswa kelas
non reguler. Data prestasi belajar pada ranah kognitif serta ranah iman dan taqwa
diambil dengan pretes dan postes. Prestasi belajar pada ranah afektif dan psikomotorik
diambil pada saat mahasiswa melaksanakan praktikum dengan menggunakan lembar
observasi kegiatan mahasiswa (LOKM). Sedangkan data pada ranah kognitif lainnya,
yaitu: aspek konseptualisasi, pemahaman konsep, dan aplikasi konsep diambil dari
laporan praktikum mahasiswa. Data prestasi belajar pada ranah kognitif serta ranah
iman dan taqwa dicari peningkatan rata-ratanya (gain rata-ratanya) untuk kelas reguler
dan non reguler dan kemudian diuji beda dengan t-test. Prestasi belajar pada ranah
kognitif lainnya yang terdiri dari aspek konseptualisasi, pemahaman konsep, dan
aplikasi konsep, serta ranah afektif dan psikomotorik untuk kelas reguler dan non
reguler dicari reratanya, kemudian diuji beda dengan t-test.
Temuan yang diperoleh adalah: tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa
dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik, serta iman dan taqwa di kelas reguler dan
non reguler pada perkuliahan Kajian Fisika Sekolah yang menerapkan Pendekatan
Generik dan Metode IQRA’. Disarankan kepada stake holders yang terkait untuk
menggunakan Pendekatan Generik dan Metode IQRA’ dalam pembelajaran fisika pada
kelas-kelas yang secara teoritis mempunyai perbedaan prestasi belajar.Abu Hamid Ahmad2015-03-04T02:24:28Z2019-03-08T06:18:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12175This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121752015-03-04T02:24:28ZANALISIS PREFERENSI KONSUMEN
TERHADAP KOMBINASI ATRIBUT PRODUK NOTEBOOK
DENGAN PENDEKATAN METODE ANALISIS CONJOINT
(Studi Kasus di Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia)Perkembangan bidang teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat dan selalu menuntut manusia untuk dapat mengikutinya. Notebook merupakan salah satu produk yang sangat populer di bidang teknologi, karena memiliki spesifikasi yang lengkap dan mudah untuk dibawa ketika bepergian. Namun untuk mendapatkan produk notebook konsumen tidak dapat memilih sesuai dengan keinginannya, karena spesifikasi notebook sudah ditentukan oleh produsen. Oleh karena itu, pendekatan terhadap konsumen menjadi syarat yang penting agar produk dapat diterima oleh konsumen. Untuk mengetahui tentang preferensi dari konsumen tersebut dapat menggunakan metode Analisis Conjoint.
Metode Analisis Conjoint pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya produk notebook yang paling diminati oleh konsumen dengan cara mengangkat atribut faktor dan subfaktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih sebuah produk notebook.
Dengan Analisis Conjoint pada penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa kombinasi produk notebook kelas middle-end yang sesuai dengan selera konsumen adalah produk notebook dengan harga Rp. 5,00 juta – Rp. 5,50 juta, mempunyai merek HP, memiliki daya tahan baterai 4 jam, kapasitas hard disk 80GB, memakai processor Intel, menggunakan memory (RAM) 512MB dan. sistem operasi memakai windows.Priyono AgusWidodo Edy2015-03-04T02:24:28Z2019-03-09T07:43:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12260This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122602015-03-04T02:24:28ZEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL REALISTIK BERBASIS UNSUR LOKAL BERACUAN KURIKULUM 2006 PADA PENGUASAAN STANDAR MATERIKurikulum 2006 mengamanatkan kepada guru agar memperhatikan kondisi alam, situasi sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk diber-dayakan dalam merancang pembelajaran matematika sedemikian sehingga para siswa dapat belajar sebagaimana ilmuwan menemukan pengetahuan dari masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam penelitian ini, unsur-unsur lokal yang telah dikenali oleh siswa dikembangkan sebagai bahan pembelajaran matematika kontekstual realistik dan masalah-masalah matematika sehingga para siswa belajar sesuai dengan pengalamannya. Hasil penelitian percobaan pada siswa SMP di Pontianak ini menghasilkan Effect Size (ES) sebesar 0.6191 dalam kategori sedang. Besarnya sumbangan pembelajaran matemátika kon-tekstual-realistik pada kemampuan siswa ádalah sebesar 23,24 %.Hartoyo Agung2015-03-04T02:24:28Z2019-03-06T00:46:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12367This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123672015-03-04T02:24:28ZANALISIS SILABUS FISIKA YANG DIKEMBANGKAN GURU
BERDASARKAN KTSP SESUAI PRINSIP
RELEVANSI TERHADAP KEBUTUHAN KEHIDUPAN
DI SMA SE-KABUPATEN KULON ROGOPenelitian ini ditujukan untuk mengetahui kesiapan guru-guru fisika SMA di
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, dalam menyusun silabus berdasarkan KTSP
untuk mengimplementasikan prinsip relevansi terhadap kebutuhan kehidupan.
Pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitan ini adalah (1)
berapa persen guru-guru Fisika telah menyusun silabus berdasarkan pedoman KTSP?;
(2) apakah silabus Fisika yang disusun guru dikembangkan telah sesuai dengan prinsip
relevansi terhadap kebutuhan kehidupan?; dan (3) faktor-faktor penghambat apa yang
dihadapi guru dalam penyusunan silabus Fisika.
Sampel pada penelitian ini adalah 9 (sembilan) SMA yang terdiri atas 3 (tiga)
SMA swasta yang mempunyai program studi IPA dan 6 (enam) SMA negeri yang
dipilih secara acak. Silabus Fisika yang disusun guru dianalisis kesesuaiannya dengan
indikator kebutuhan kehidupan siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penghambat dilakukan wawancara dengan guru Fisika.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1) semua guru Fisika Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta tidak ada yang menyusun silabus sendiri tetapi para guru
sudah mengembangkan kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar dalam pembuatan
silabus, 2) silabus yang dipergunakan guru disusun bersama teman MGMP atau tim
dalam pelatihan, 3) silabus yang disusun guru belum ada yang relevan dengan
kebutuhan kehidupan, 4) guru sering mendapat kesulitan dalam menyusun silabus
karena kurangnya buku panduan dan belum meratanya bimbingan teknis penyusunan
silabus. Saran yang disampaikan pada pemerintah daerah melalui dinas pendidikan
perlu lebih memperhatikan dan memfasilitasi guru dalam penyusunan silabus agar
sesuai dengan pedoman KTSP, perlu adanya perhatian dari Dinas pendidikan terhadap
nasib sekolah kategori rendah untuk diikutkan pada setiap pelatihan penyusunan KTSP,
perlu adanya supervisi dari Dinas Pendidikan terhadap pelaksanaan KTSP.A. Hinduan Achmad- Sumaji2015-03-04T02:24:28Z2019-03-06T08:17:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12371This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123712015-03-04T02:24:28ZMENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN
DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA
MELALUI KEGIATAN LESSON STUDYGuna meningkatkan kualitas perkuliahan di Jurusan Kimia FMIPA Unesa
telah dilakukan kegiatan lesson study berbasis jurusan pada dua matakuliah yaitu
Kimia Dasar dan Matakuliah Proses Belajar Mengajar II (MKPBM II) dengan
melibatkan seluruh tim dosen kedua matakuliah tersebut. Kegiatan lesson study
dilaksanakan mulai bulan 9 Pebruari hingga 30 April 2009 dengan tahapan plan, do
dan see.Setiap matakuliah dilakukan 4 kali open lesson dan setelah open lesson
diberikan angket kepada mahasiswa dan dosen yang terlibat serta dilakukan
wawancana kepada sebagian mahasiswa yang mengikuti lesson study.
Berdasar data dari angket mahasiswa memperlihatkan bahwa mahasiswa
berpendapat cara dosen mengajar berbeda dari biasanya ( 77 %) dan sebanayak 94%
menyatakan kegiatan perkuliahan lebih menyenangkan dari sebelumya, serta sebesar
82 % menyatakan setuju perkuliahan yang baru dilakukan diulang pada perkulihan
berikutnya. Demikian juga hasil angket terhadap dosen yang terlibat sebagai obsever
dan sebagai dosen model menunjukkan bahwa keseluruhan dosen (100%) menyatakan
lesson study yang dilaksanakan tidak sama (berbeda) dengan pelatihan yang lain,
sebesar 75 % dosen menyatakan mengikuti lesson study dengan antusias dan
berkeinginan mengikuti lagi/terus kegiatan tersebut serta 75 % dosen setuju ingin
menjadi dosen model dan 25 % menyatakan sangat setuju ingin menjadi dosen model.
Hasil wawancara terhadap 5-6 mahasiswa memperlihatkan bahwa sebagian besar
mahasiswa merasa tidak terganggu adanya kehadiran dosen sebagai observer selama
kegiatan do (perkuliahan), namun mahasiswa menambahkan, agak terganggu bila
observer mondar-madir di depan ruang kuliah. Juga sebagian mahasiswa menjawab
justru kehadiran dosen sebagai observer dapat memotivasi belajar dan tidak
mengantuk terutama pada posisi di belakang.
Atas dasar data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan lesson study
berbasis jurusan di Jurusan Kimia FMIPA Unesa dapat meningkatkan kualitas
perkuliahan.Lutfi Achmad2015-03-03T03:06:19Z2019-03-06T00:43:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12207This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122072015-03-03T03:06:19ZSISTEM TOMOGRAFI KOMPUTER DENGAN EMISI SINAR GAMMA UNTUK APLIKASI LABORATORIUMTelah dikembangkan Sistem Tomografi Komputer (TK) dengan emisi sinar gamma untuk aplikasi laboratorium. Sistem TK yang dikembangkan adalah sistem TK translasi-rotasi yang menggunakan emisi radiasi gamma dari radiofarmaka I-131. Pada konfigurasi bahan uji phantom, dilakukan proses pemayaran TK diikuti dengan proses rekonstruksi citra TK. Obyek uji berupa phantom berbentuk tabung berdiameter 45 mm dan dibagian tertentu dari tabung tersebut terdapat lubang dengan diameter 25 mm yang diisi dengan air mengandung radiofarmka I-131. Bahan uji phantom terbuat dari bahan plexsiglass. Hasil penelitian berupa sinogram TK emisi yang diperoleh kemudian dilakukan rekonstruksi untuk mendapatkan citra TK emisi yang merupakan citra bayangan distribusi radiofarmaka I-131 didalam obyek uji phantom.Gde Suastika Komang- Suhariningsih- Kusminarto2015-03-03T03:06:14Z2019-03-06T00:43:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12206This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122062015-03-03T03:06:14ZEKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDULEksperimen laboratorium gerak harmonik sistem kompleks dua bandul pejal telah dilakukan. Bandul pertama terikat oleh benang sepanjang 20 cm pada suatu titik gantung yang tetap, sedangkan bandul kedua terikat oleh benang lain juga sepanjang 20 cm pada bandul pertama. Kedua bandul dapat bergerak bebas. Pengamatan dan pengukuran perubahan posisi pusat kedua bandul dilakukan menggunakan teknik perekaman citra secara timelapsed sehingga suatu runtun citra yang menjelaskan titik-titik pengamatan dari waktu ke waktu dapat diperoleh. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pola osilasi dipengaruhi oleh keadaan awal setiap bandul sebelum memulai osilasi. Gerakan kedua bandul saling mempengaruhi kedudukan sesaat masing-masing bandul yang ditandai oleh perubahan amplitudo dan frekuensi.Sopiarini NelyBayu Suparta Gede2015-03-03T03:06:02Z2019-03-06T00:43:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12203This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122032015-03-03T03:06:02ZPENGUKURAN KONSENTRASI ETANOL PADA CAMPURAN ETANOL-AIR MENGGUNAKAN LED NIRKonsentrasi etanol dalam campuran air etanol dengan berbagai konsentrasi diukur menggunakan teknik serapan pada gelombang elektromagnetik di daerah NIR yaitu 1450 nm. LED dengan emisi maksimum pada 1450 nm dilewatkan pada sel sampel dengan panjang lintasan optik 10 mm. Cahaya yang diserap melalui sampel diukur dengan cara membandingkan tegangan keluaran fotodioda sebelum dan setelah sampel dimasukkan dalam sel. Konsentrasi etanol diatur secara sistematis yaitu 5, 10, 15, …, 100%. Masing-masing nilai serapan pada 1450 nm diukur pada masing-masing konsentrasi untuk mendapatkan kurva kalibrasi. Selanjutnya, kurva kalibrasi digunakan untuk memprediksi konsentrasi etanol pada sampel yang lain. Hasil analisis kurva validasi menunjukkan bahwa konsentrasi nyata dan konsetrasi prediksi NIR adalah konsisten dan akurat. Metode ini berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai alat ukur konsentrasi etanol pada skala besar dengan biaya yang sangat murah.M. Mogot DorceHariyani RetnoS. Rondonuwu Ferdy2015-03-03T03:05:51Z2019-03-06T00:43:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12201This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122012015-03-03T03:05:51ZPEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGATelah dibuat suatu sistem Pengkonversi sinar surya menjadi panas guna penyediaan air panas dalam rumah tangga. Sistem ini terdiri dari pengumpul sinar, serta penyerap panas . Pengumpul sinar terbuat dari lempengan cermin 10 cm x 61 cm sebanyak 28 lembar, yang dipasang melengkung dengan jarak fokus 100 cm. Penyerap panas terbuat dari lembaran tembaga dengan ketebalan 3 mm, dengan ukuran 100 cm x 25 cm dan 100 cm x 12 cm. Kedua lembaran ini disatukan sehingga membentuk rongga dengan volume 3,05 liter. Penyerap panas dikenai pantulan sinar surya yang mengumpul sehingga menjadi panas. Didalam rongganya diisi air, sehingga air inipun menjadi panas. Pada saat langit cerah antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00, maka dalam waktu 32 menit air dalam rongga bisa mendidih. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan sistem ini adalah 5,7 liter air panas dalam satu jam, serta efisiensi 5%. Sistem ini belum dilengkapi dengan pengendali pemantul, pengendali sirkulasi air panas serta penampung air panas, sehingga masih diperlukan kelanjutan untuk menjadi sistem yang bisa menyediakan air panas secara praktis. Perbaikan sistem juga diperlukan, supaya efisiensinya menjadi lebih tinggi.- Suharto2015-03-03T03:02:33Z2019-03-06T00:43:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12198This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121982015-03-03T03:02:33ZDETEKSI GAS C2H4 PERNAFASAN SEBAGAI BIO-MARKER PROSES LIPID PEROKSIDASI DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FOTOAKUSTIK LASER (DETECTION OF C2H4 GAS OF BREATH AS A BIOMARKER OF PROXIDATION LIPID PROSES VIA LASER-BASED PHOTOACOUSTIC SPECTROSCOPY METHOD)Telah dilakukan penyelidikan konsentrasi gas etilen (C2H4) secara real time dan insitu dari gas pernafasan manusia. Penyelidikan gas etilen dimaksudkan untuk alat bantu bagi diagnosa efektifitas treatment bagi kontrol efek radikal bebas di dalam tubuh. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan tiga kelompok relawan, yaitu kelompok relawan sehat usia muda (< 30 tahun), relawan sehat usia lanjut (> 50 tahun), dan relawan sakit (> 50 tahun). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode spektroskopi fotoakustik laser. Metode spektroskopi fotoakustik laser adalah sebuah metode untuk mendeteki konsentrasi gas tertentu dengan memanfaatkan pengubahan tenaga radiasi laser termodulasi yang terserap oleh molekul menjadi sinyal akustik. Hasil eksperimen menunjukkan secara nyata adanya perbedaan mencolok antara konsentrasi gas etilen (C2H4) dari relawan sehat usia muda (25 ± 51) ppbv, usia tua (59 ± 20) ppbv dan sakit (99 ± 28) ppbv.- MitrayanaWasono M.A.J.- W. Rochmah2015-03-03T03:02:26Z2015-03-03T03:02:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12196This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121962015-03-03T03:02:26ZSPEKTROMETER FOTOTERMALSpektroskopi Defleksi Fototermal merupakan sistem spektroskopi yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan unsur-unsur penyusun bahan dalam konsentrasi yang cukup rendah ( orde ppb bahkan dapat mencapai ppt). Prinsip kerja nya dengan memanfaatkan tenaga radiasi laser yang ditembakkan pada bahan sehingga terjadi serapan pada unsur-unsur penyusun bahan, yang akan berakibat adanya efek termal dalam bahan tersebut. Efek ini akan berakibat terjadinya perubahan indeks refraksi dalam bahan (untuk bahan yang bersifat transparan), atau medium di sekitar permukaan bahan bila bahan bersifat non-transparan. Hal ini akan mengakibatkan ada defleksi terhadap berkas cahaya yang dilewatkan dalam bahan tersebut (efek defleksi). Besar defleksi sebanding dengan besar serapan radiasi oleh unsur-unsur penyusun bahan.Dengan mengamati defleksi yang terjadi, dapat dianalisa se-berapa konsentrasi kandungan unsur dalam bahan. Pemanfaatan teknik Spektroskopi Defleksi Fototermal cukup luas seperti pada bidang pertanian, biologi, kedokteran, dan sebagainya.- SUNARTA2015-03-03T03:02:15Z2019-03-06T00:43:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12194This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121942015-03-03T03:02:15ZKESALAHAN PENGGUNAAN “METODE REGRESI LINEAR” DALAM ANALISA DATA EKSPERIMEN FISIKASering didapati kesalahan dalam analisa ekperimen dengan metode regresi linear. Hal ini kerena menganggap semua data pengamatan memenuhi kriteria linear tanpa mengecek terlebih dahulu secara plot grafik. Akhirnya diperoleh hasil analisa yang menyimpang jauh dengan harapan, bahkan cenderung salah. Pada tulisan ini dipaparkan secara cermat bagaimana menggunakan metode regresi linear untuk analisa data eksperimen secara benar, sehingga dapat diperoleh hasil analisa sesuai dengan teori yang diharapkan. Disampaikan juga contoh kasus sederhana dalam analisa data, untuk menunjukkan kesalahan dalam regresi data yang dihasilkan dari pengamatan.- Sunarta2015-03-03T02:55:27Z2019-03-06T00:43:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121932015-03-03T02:55:27ZSimulasi Terapi Termal Menggunakan Radio Frequency Ablation Pada Tumor Hati Berdasarkan Solusi Numerik Persamaan Kalor- BioRadio Frequency Ablation (RFA) merupakan teknik non-bedah dengan kerusakan yang minimal pada jaringan normal, mekanismenya seperti rangkaian listrik lup-tertutup. Jika resistansi listrik jaringan lebih tinggi daripada elektroda probe, maka akan terjadi agitasi ion dalam jaringan karena aliran tegangan AC berfrekuensi gelombang radio (460-550) kHz, kemudian ion-ion tersebut dengan segera mengelilingi elektroda. Agitasi ion ini menciptakan friksi dalam tubuh dan menghasilkan panas sehingga sel-sel tumor mengalami necrosis pada rentang temperatur (50–100)oC. Sebelum melakukan terapi, terdapat dua langkah yang harus dilakukan, pertama deteksi ukuran dan lokasi tumor, kedua adalah perencanaan terapi melalui simulasi. Simulasi ini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya ablasi jaringan normal yang berdekatan dengan jaringan tumor akibat daya dan waktu ablasi yang berlebihan, atau jaringan tumor tidak semuanya terablasi sehingga harus dilakukan ablasi yang berulang-ulang. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemodelan untuk mengamati profil temperatur pada jaringan dengan variasi daya, ukuran probe dan waktu ablasi. Semua variabel dan parameter pada mekanisme RFA dikarakterisasi dan dimodelkan dalam persamaan kalor-bio dengan menggunakan Metode Elemen Hingga (MEH). Hasil penelitian yang diperoleh adalah: untuk variasi probe jarum yang dipengaruhi faktor perfusi pada tegangan yang sama, hasil luas jaringan yang terablasi cenderung menurun sekitar 2% - 8% tiap pertambahan 1cm panjang bagian konduksi probe jarum, sedangkan tinggi jaringan yang terablasi cenderung naik sekitar 100% - 107% tiap pertambahan 1cm panjang bagian konduksi probe jarum. Perbandingan hasil luas jaringan yang terablasi pada tegangan dan waktu yang sama untuk probe jarum berdasarkan ada dan tidak adanya pengaruh faktor perfusi darah adalah sekitar 1:2.M Husneni- SuprijantoI.Muchtadi Farida2015-03-03T02:55:15Z2019-03-06T00:43:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12191This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121912015-03-03T02:55:15ZKarakterisasi Sejumlah Bulu Unggas Sebagai Bahan Sensor Kelembaban Udara Bambang Murdaka Eka Jati*) dan Adi PrasetioCharacterisation of resistivity water evaporation of fowl’s feather have been done. Feathers kind are: chiken, goose, duck, small turtledove, and also pigson. The background of this reseach is to find the cheapest and easier to find humudity material sensor. The aim of this reseach is to find those material which is the fastest to water evaporate at room temperature. The method of this research is measuring the resistivity and the speed of the feather’s mass going down from the wet condition. Finally, the research has been concluded that the fastest mass down is turtledove feather.Murdaka Eka Jati BambangPrasetio Adi2015-03-03T02:54:58Z2019-03-06T00:43:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12189This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121892015-03-03T02:54:58ZPEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK TERAPI GETARAN WARNA (COLOUR VIBRATION THERAPY) MENGGUNAKAN METODE DISPERSI DAN AMPLIFIKASI CAHAYADalam penelitian ini dikembangkan metode terapi getaran warna (Colour Vibration Therapy) dengan menggunakan sistem dispersi cahaya matahari menggunakan monokromator yang kemudian dikuatkan sehingga intensitasnya cukup tinggi. Energi yang terkandung pada setiap warna kemudian ditransmisikan melalui pandu gelombang fiber optik sehingga dapat diarahkan pada organ tubuh yang bersesuaian dengan frekuensi alamiahnya. Hasil yang didapatkan pada penelitian tahun pertama adalah sebagai berikut: (1) Telah dapat dikembangkan perangkat terapi yang mampu memisahkan masing-masing spektrum sinar matahari yang asalnya bersifat polikromatik menjadi monokromatik dengan rangkaian alat yang terdiri dari sistem cermin untuk memfokuskan sinar matahari, monokromator optik menggunakan prisma, amplifikasi cahaya, dan sistem transmisi menggunakan fiber optik. (2) Mendesain model miniatur untuk tempat terapi pasien agar dapat dikenai terapi getaran warna untuk mendapatkan energi akumulatif yang sesuai dengan frekuensi alamiah organ tubuh yang mengalami gangguan, (3) Melakukan identifikasi teoritis tentang sistem frekuensi organ tubuh manusia untuk menentukan kebutuhan energi warna yang diperlukan dalam terapi penyakit tertentu. Sedangkan hasil pengukuran intensitas cahaya monokromatik yang dihasilkan menunjukkan bahwa hasil pengujian intensitas setelah ditransmisikan dengan fiber otik menunjukkan bahwa tidak terjadi pengurangan intensitas yang signifikan meskipun telah melewati fiber sejauh 10 m. Hal ini membawa implikasi bahwa akan memudahkan tahapan berikutnya manakala alat ini digunakan untuk terapi karena dengan sangat mudah dapat diarahkan pada bagian dari organ tubuh yang akan diterapi.Kadarisman NurKuswanto HeruRosana Dadan2015-03-03T02:53:37Z2019-03-06T00:43:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12185This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121852015-03-03T02:53:37ZAPLIKASI TEORI LANDAU-DE GENNES PADA TRANSISI FASE NEMATIK-ISOTROPIK LIQUID CRYSTALMakalah ini bertujuan untuk mengkaji : (1). suhu batas pada keadaan transisi , (2). hubungan antara order parameter dengan suhu, (3) hubungan antara energi bebas dengan suhu dan, (4) hubungan antara energi bebas dengan order parameter, pada transisi fase nematik-isotropik liquid crystal melalui aplikasi teori Landau-de Gennes. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa pada transisi fase nematik-isotropik liquid crystal : (1). ada 3 suhu batas pada keadaan transisi yaitu TN*, TNI dan TI* dengan TN* < TNI < TI* yang menyebabkan ada 4 keadaan, yaitu : pada suhu T < TN* materi dalam keadaann fase nematik penuh, pada suhu TN* < T < TNI materi dalam keadaan paranematik (fase nematik lebih dominan), pada suhu TNI < T < TI*, materi dalam keadaan metastabil nematik (fase isotropik lebih dominan) dan pada suhu T > TI* materi dalam keadaan fase isotropik penuh, rentang suhu dalam keadaan paranematik dan metastabil nematik bernilai kecil (2). jika suhu dinaikkan, maka nilai order parameter akan turun secara kontinyu sampai suhu batas atas TI* dan kemudian turun tajam mencapai nol, di atas suhu TI* nilai orde paramater adalah nol, (3). hubungan antara energi bebas dengan suhu pada titik transisi bersifat kontinyu (4). hubungan antara energi bebas dengan order parameter tidak bersifat linear, nilai minimun energi bebas pada keadaan transisi berkaitan dengan order parameter 0=η atau 0≠η bergantung pada suhu.- WarsonoAbrahab KamsulYusuf YusrilNurwantoro Pekik2015-03-03T02:53:13Z2019-03-06T00:43:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12183This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121832015-03-03T02:53:13ZKonstruksi Model Multi-pita Pada Perhitungan Struktur Elektronik Semikonduktor dan Aplikasinya Pada Sistem Quantum Dot NanokristalTelah dilakukan penurunan model multi-pita untuk perhitungan struktur elektronik semikonduktor menggunakan pendekatan massa efektif k.p berbasis pada teori gangguan terdegenarasi. Hasil perhitungan menunjukkan adanya efek ketidakparabolikan dari pita valensi yang mana sangat berbeda ketika peninjauan yang sama dilakukan pada pita konduksi. Penggunaan model multi-pita pada perhitungan struktur elektronik CdTe quantum dot (QD) nanokristal juga dilakukan dalam paper ini yang dalam praktiknya melibatkan tehnik Clebs-Gordan dalam teori penjumlahan momentum sudut. Hasil perhitungan menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat antara struktur elektronik dan ukuran dot.Ulil Absor Moh. AdhibUmar Muh. DarwisAbraha Kamsul2015-03-03T02:53:05Z2019-03-06T00:43:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12181This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121812015-03-03T02:53:05ZStruktur Elektronik Elektron Tunggal dalam Sistem Quantum RingTelah dilakukan studi teoritis struktur elektronik quantum ring semikonduktor elektron tunggal dalam sistem 1D dan 2D dengan dan tanpa medan magnet secara analitik. Quantum ring direpresentasikan oleh potensial pengungkung berbentuk ()()20221rrmrV−=ω. Pengungkungan elektron dalam quantum ring 1D menunjukkan spektrum energi hanya bergantung pada kuadrat bilangan quantum magnetik 2mdan dalam pengaruh medan magnet menunjukkan fenomena menarik seperti efek Aharonov-Bohm, transport arus, dan arus kontinu (persistent current). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa transport arus dan arus kontinu periodik dalam fluks magnetik Φ dengan periode sebesar fluks quantum ehc=Φ0. Sementara itu quantum ring 2D menunjukkan bahwa pengungkungan ini dapat menghasilkan struktur atom buatan. Perhitungan quantum ring elektron tunggal menunjukkan bahwa struktur kulit atom buatan dapat digambarkan dengan set aras energi merosot yang terisi penuh oleh 2, 8, 18, 32 dan seterusnya yang dikenal sebagai ”bilangan magis” untuk atom buatan quantum ring.Priyono SlametUlil Absor M AdibUmar M DarwisAbraha Kamsul2015-03-03T02:52:47Z2019-03-06T00:43:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12180This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121802015-03-03T02:52:47ZPROPAGATION OF 1D ELECTRON WAVE EQUATIONS IN LATTICE SYSTEMThe propagation of one dimensional electron wave function in periodic potential have been simulated. Gaussian wave function was chose to simulate the wave packet for the electron. The simulation or periodic potential shows that it follows Bloch theorem. Many problems related with the shape of potential are simulated also. Initial energy chose as tested parameter, which correspond to the speed of wave packet and related with the energy of the electron, and its show that for greater energy the spreading of wave packet become slower. The dynamical parameter makes possibilities to evaluate the propagation every time we need.Nugroho FahrudinNurwantoro PekikArtha Kusumaningtyas Dian2015-03-02T05:42:36Z2019-03-06T00:43:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12176This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121762015-03-02T05:42:36ZDINAMIKA VORTEKS DAN ARUS KRITIS PADA SUPERKONDUKTOR DENGAN TAMBAHAN LUBANGVortices dynamics in superconductor has much information related to superconductor properties such as dissipation and pinning mechanism. Time dependent Ginzburg-Landau equation was used to study the vortices dynamics in superconductor having holes. Holes added to superconductor in the form of line-hole and arrays of hole. Numerical results and vortices visualization indicated that the addition of both type of holes producing different pinning mechanism. Both pinning mechanism can resist the vortices motion and therefore produce higher critical current densities. The result indicated that the superconductor having lines hole produced a higher critical current than the superconductor having holes arrays.- HarsojoAbraha KamsulNurwantoro Pekik2015-03-02T05:42:26Z2019-03-06T00:43:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12174This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121742015-03-02T05:42:26ZANALISIS NUMERIK PERSAMAAN GELOMBANG SCHRODINGER GAYUT WAKTU DENGAN METODE CRANK-NICOLSONTelah dilakukan penelitian tentang penyelesaian numerik persamaan Schrodinger bergantung waktu dan visualisasi fungsi gelombang ()tx,ψ dan probabilitas ()tx,P dengan metode Crank-Nicolson menggunakan bahasa pemograman Matlab 7.0. Fungsi gelombang ()tx,ψ itu sendiri tidak mempunyai arti fisis apa-apa, tetapi probabilitas ()tx,P diinterpretasikan sebagai kerapatan probabilitas yaitu kemungkinan (peluang) untuk mendapatkan partikel yang program komputer tersebut diperoleh nilai numerik dan visualisasi fungsi gelombang ()tx,ψ dan probabilitas ()tx,P penyelesaian persamaan Schrodinger bergantung waktu dengan menggunakan pendekatan metode Crank-Nicolson. Metode Crank-Nicolson mempunyai taraf ketelitian (akurasi) dan kestabilan yang tinggi. Untuk step waktu )(dt yang semakin kecil diperoleh nilai numerik yang mendekati (hampir sama) dengan solusi analitik sehingga taraf ketelitiannya (akurasi) tinggi. Sehingga dapat digunakan sebagai intrumen untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger bergantung waktu.- Supardiyono2015-03-02T05:42:18Z2019-03-06T00:43:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12171This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121712015-03-02T05:42:18ZMenuju Mekanika Kuantum Relativistik Melalui Aljabar CliffordTelah dilakukan upaya perluasan mekanika kuantum non-relativistik menuju mekanika kuantum relativistik melalui pendekatan aljabar Clifford. Dengan menganggap parameter waktu pada mekanika kuantum nonrelativistik merupakan swa-waktu pengamat inersial-γ0, maka ruang spasial tempat hidup sistem kuantum tersebut setara dengan ruang relatif pengamat-γ0. Dengan demikian, penentuan struktur tambahan untuk mendapatkan versi relativistik untuk sistem kuantum tersebut dapat diekplorasi menggunakan aljabar ruang-waktu. Pada kasus perluasan spinor pauli ke spinor Dirac untuk partikel bebas, perluasan ini dilakukan dengan cara menentukan multivektor iϕ’ setelah spinor Pauli ϕ telah dapat ditentukan.Hanang Setya Budhi Romy2015-03-02T05:40:50Z2019-03-06T00:43:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12168This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121682015-03-02T05:40:50ZDINAMIKA PION DARI INTERAKSI PROTON– NEUTRON
PADA MODEL POTENSIAL REIDTelaah teoretis interaksi sistem dua nukleon yang berupa proton dan neutron yang terikat akibat suatu potensial tak sentral ()r
V yang menghasilkan keadaan terikat suatu inti yang dikenal sebagai deuteron. Interaksi proton dan neutron dalam model potensial Reid diperoleh melalui teori medan meson dan analisis simetri. Interaksi antara dua nukleon melalui pertukaran meson bertanggung jawab terhadap adanya ikatan inti. Model potensial Reid yang digunakan ini, memuat bagian sentral maupun tensor yang mengandung factor Yukawa, rerμ. Dengan menggunakan potensial Reid tipe softcore dan hardcore, diperoleh masing-masing lebar core adalah 0,239 fm dan 0,400 fm, serta perkiraan massa pion πm untuk masing-masing tipe adalah sekitar 140,65 MeV/c2 dan 143,93 MeV/c2. Sebagai perbandingan dari data eksperimen untuk masing-masing tipe, lebar core adalah 0,30 untuk softcore dan 0,38383 fm untuk hardcore, serta massa pion netral adalah 134,9745 MeV/c2.Aprian Sari R. Yosi2015-03-02T05:40:39Z2019-03-06T00:42:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12165This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121652015-03-02T05:40:39ZPERSAMAAN SCHRÖDINGER DITINJAU DARI GERAK PSEUDO-BROWN: KONSTRUKSI EKSISTENSI KAUSALITAS DALAM TEORI KUANTUMTelah ditinjau persamaan gelombang Schrödinger berdasarkan hipotesa berlangsungnya gerak pseudo Brown dalam volume kuantum berorde ћ. Gerak pseudo Brown adalah gerak vibrasi acak hipotesa yang merupakan sifat intrinsik partikel. Dalam model kami gerak translasi volume kuantum, perubahan kecepatan vibrasi partikel dan diffusi partikel dalam volume kuantum dibangkitkan oleh gaya eksternal atau potensial interaksi. Kemudian dengan menggunakan persamaan Langevin dan juga teori kami tentang massa partikel diperoleh konstanta difusi partikel dalam volume kuantum yaitu m2=β. Peninjauan secara kualitatif menunjukkan bahwa interpretasi stokastik mensyaratkan kehadiran medium takterkompres dan tidak kental (unviscous) yang terkoneksi dengan interpretasi optik, ekuivalen dengan interpretasi hidrodinamika dan sejajar dengan interpretasi murni statistik tentang probabilitas. Selain itu sifat vibrasi acak intrinsik dalam volume kuantum dalam perspektif kami berpotensi untuk dapat berperan sebagai landasan pengertian interpretasi variabel tersembunyi (hidden variable).Darwis Umar Muhamad2015-03-02T05:40:29Z2019-03-06T00:42:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12160This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121602015-03-02T05:40:29ZMINIMALISASI OVERFLOW DAN UNDERFLOW DALAM KOMPUTASI KOEFISIEN REKOPLING MOMENTUM SUDUT PARTIKEL BERELEKTRON BANYAKTelah dilakukan operasi aljabar dalam upaya minimalisasi kemungkinan terjadinya overflow dan underflow dalam komputasi koefisien rekopling momentum sudut. Fokus penelitian ini pada komputasi simbol 6-j dan 9-j. Simbol 6-j muncul ketika terjadi kopling tiga momentum sudut dan simbol 9-j muncul ketika terjadi kopling empat momentum sudut. Penelitian ini menjadi sorotan peneliti khususnya peneliti di bidang komputasi karena kompleksnya persamaan simbol 6-j dan 9-j. Perhitungan secara analitik sulit dilakukan, bahkan tidak mungkin dilakukan karena banyaknya produk faktorial yang terkandung dalam persamaan yang terlibat. Sehingga perhitungan numerik merupakan satu-satunya solusi dalam perhitungan koefisien rekopling tersebut. Kompleksnya persamaan tersebut menyebabkan terjadinya overflow dan underflow dalam pemprograman. Dua kendala tersebut menuntut adanya metode komputasi yang efektif. Dalam makalah ini dipaparkan metode komputasi yang meliputi pembuatan kaitan rekursif aljabar, operasi aljabar dan konversi logaritmik pada pemprograman dalam upaya meminimalisasi terjadinya overflow dan underflow.- SholihunNurwantoro Pekik2015-03-02T05:39:21Z2019-03-06T00:42:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12157This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121572015-03-02T05:39:21ZKAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIFTetapan dielektrik ε dan permeabilitas μ merupakan kuantitas karakteristik dasar yang mampu merefleksikan interaksi antara gelombang elektromagnetik dan bahan. Penjalaran gelombang elektromagnetik pada bahan dengan indeks bias negatif (NIM, Negative Index Materials) memunculkan beberapa sifat – sifat elektrodinamika yang berbeda dibandingkan dengan penjalarannya pada medium berindeks bias positif. Dalam kajian ini dilakukan penelusuran secara teoritis perumusan relasi dispersi pada bahan berindeks bias negatif. Struktur dari susunan resonator cincin bercelah (Split Ring Resonator, SRR) dan susunan kawat logam tipis digunakan untuk merealisasikan bahan berindeks bias negatif. Dari relasi dispersinya, SRR memberikan kontribusi pada permeabilitas negatif sedangkan susunan kawat logam tipis memberikan kontribusi pada permitivitas negatif.Partini JuliasihAbraha Kamsul2015-03-02T05:33:06Z2019-03-06T00:42:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12155This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121552015-03-02T05:33:06ZWAKILAN DIAGRAMATIK UNTUK TEORI USIKAN DALAM MEKANIKA KUANTUMDiperkenalkan metode diagramatik untuk menghitung koreksi derajat pertama swanilai tenaga pada teori usikan mekanika kuantum. Metode tersebut diterapkan untuk perhitungan koreksi tenaga osilator harmonis kuantum yang disebabkan oleh usikan tak gayut waktu. Telah ditunjukkan bahwa metode tersebut lebih efisien daripada metode konvensional (aljabar). Telah ditelaah pula kemungkinan penerapan metode tersebut untuk koreksi dalam derajat yang lebih tinggi.Rosyid M FarchaniSatya Palupi Dwi2015-03-02T05:31:05Z2019-03-06T00:42:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12152This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121522015-03-02T05:31:05ZDINAMIKA NONGRAVITASIONAL ORBIT KOMETTerbentuknya ekor pada sebuah komet mengakibatkan komet itu kehilangan massa. Hal-hal yang memengaruhi laju kehilangan massa komet telah didiskusikan. Laju kehilangan massa komet sebagai fungsi posisi telah dihitung sebagai penghampiran. Komet kemudian diperlakukan sebagai sistem terbuka. Berdasarkan anggapan bahwa prinsip aksi terkecil Hamilton sebagai prinsip yang paling mendasar, persamaan gerak komet diturunkan secara analitik. Telah ditunjukkan bahwa hukum kelestarian momentum sudut tetap berlaku namun tidak untuk hukum kedua Kepler.Farchani Rosyid Muhammad2015-03-02T05:09:36Z2019-03-05T04:41:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12428This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124282015-03-02T05:09:36ZKELAYAKAN FORMULA DAN
DISTRIBUSI KOEFISIEN-KOEFISIEN REGRESI
UNTUK PENELITIAN BIDANG BIOLOGISudah diperlihatkan bagaimana χ 2
dapat digunakan dengan tepat untuk
menguji kebaikan dan kesesuaian terhadap frekuensi-frekuensi. Dan model yang
digunakan untuk penyelidikan kebaikan-kesesuaian adalah dengan garis-garis regresi.
Kenyataannya bahwa : Ini adalah suatu permasalahan yang lebih rumit. Dalam
penelitian ini diperlihatkan bahwa distribusi χ 2
hanya mensuplai suatu estimasi, dan
dalam analisis variansi diambil distribusi z atau F. Sebelum aplikasi, pada umumnya
dikenali lebih dahulu tentang distribusi z yang ternyata terus menguat secara tidak
terduga. Selain daripada itu dalam penelitian ini juga dikaji temuan-temuan para peneliti
pendahulu yang tertarik terhadap hubungan-hubungan dan penggunaan-penggunaannya
berkaitan dengan distribusi tersebut. Temuan-temuan tersebut juga diperlakukan dalam
penelitian ini sebagai distribusi χ 2
yang dimodifikasi. Diperlihatkan pula dalam
penelitian ini bahwa : Metode tersebut diperluas ke regresi non-linier, dan interpretasi
yang lebih akurat pada “rasio korelasi”. Pada bagian lain sebagai perluasan dari bagian
yang pertama dimunculkan data regresi. Diperlihatkan bahwa signifikansi koefisien-
koefisien pada formulasi regresi linier atau non-linier, sederhana atau multiganda, juga
yang bersifat bias diperlakukan secara tepat dengan “student’s” t-test.Djojoatmodjo Suhardi2015-03-02T05:01:49Z2019-03-05T04:40:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12427This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124272015-03-02T05:01:49ZSUATU KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS CACING TANAH DI LAHAN PERTANIAN ORGANIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTACacing tanah di daerah tropik mempunyai keragaman jenis dan populasi yang
rendah dibandingkan dengan daerah subtropis. Namun demikian pada akhir-akhir ini
diketemukan adanya populasi yang cukup signifikan di daerah Amerika latin yang
menjadi bagian darah beriklim tropis.Di Indonesia jenis-jenis cacing juga hanya
beberapa saja dan populasinya hanya sedikit. Namun dengan diketemukannya cacing
tanah dengan jumlah yang cukup signifikan di belahan tropis yang lain mungkin akan
diperoleh jenis, populasi yang cukup signifikan di Indonesia.
Di daerah Istimewa Yogyakarta ada system pertanian organic yang terdapat di
wilayah Bantul dan Yogyakarta. Sistem pertanian yang tanpa menggunakan masukan
bahan kimia dalam jumlah banyak diharapkan dapat menumbuhkan cacing yang cukup
banyak. Sehingga jenis dan populasinya dapat digunakan untuk menduga struktur
komunitas cacing tanah pada lahan pertanian organic di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tulisan ini merupakan hasil kajian terhadap hasil penelitian tentang keberadaan cacing
tanah di lahan pertanian organic di Daerah Istinewa Yogyakarta.
Hasil kajian menunjukkan bahwa cacing tanah yang terdapat di lahan pertanian
organik di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah berjenis epigeik dan strukturnya adalah
epigeik pula. Hasil kajian ini juga menunjukkan bahwa jaring-jaring makanan pada
lahan pertanian organik terdapat di bagian permukaan tanah.Yulipriyanto H.2015-03-02T04:04:34Z2019-03-05T04:40:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12173This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121732015-03-02T04:04:34ZPEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir)
KULTIVAR KENCANAPenelitian yang berjudul “Pemanfaatan limbah cair industri tempe untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir) kultivar
kencana” ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kangkung darat
(Ipomoea reptans, Poir) pada berbagai konsentrasi limbah cair industri tempe dan untuk
mengetahui konsentrasi limbah cair industri tempe yang efektif untuk pertumbuhan
tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir).
Penelitian ini menggunakan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir)
kultivar kencana yang diberi konsentrasi limbah cair industri tempe 0% (kontrol), 20%,
40%, 60%, 80%, dan 100% dengan tata letak Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
satu faktor yaitu, konsentrasi limbah cair industri tempe yang dilakukan dengan 5 kali
ulangan pada setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan selama 6 minggu yang meliputi
tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat basah
dan berat kering tanaman. Disamping itu dilakukan pengukuran terhadap kondisi
lingkungan abiotik yang meliputi pH, suhu dan kelembapan. Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan kemudian diambil rerata dan dibuat grafik serta analisis datanya
dilakukan dengan Analisis Varian (Anava). Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan
maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir)
pada berbagai konsentrasi limbah cair industri tempe menunjukkan hasil yang
bervariasi, konsentrasi limbah cair industri tempe yang efektif untuk pertumbuhan
tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans, Poir) adalah konsentrasi 60%.Salamah ZuchrotusTri Wahyuni SuciBudi Utami Listiatie2015-03-02T04:02:35Z2019-03-05T04:40:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12172This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121722015-03-02T04:02:35ZMETODE SIDIK JARI DNA DENGAN REP-PCRAnalisis repetitive genomic sequences- Polymerase Chain Reaction (rep-PCR)
adalah metode pelipatgandaan DNA menggunakan primer oligonukleotida untuk
mengamplifikasi urutan nukleotida repetitif dalam genom mikrobia. Setiap
mikroorganisme memiliki sekuen berulang (repetitive sequence) dengan jumlah dan
ukuran yang sangat bervariasi.
Sidik jari genomik rep-PCR yang sering digunakan ada tiga macam yaitu REPPCR,
ERIC-PCR, dan BOX-PCR. Tiga macam sekuen repetitif yang telah
diidentifikasi, yaitu elemen REP (Repetitive Extragenic Palindromic), ERIC
(Enterobacterial Repetitive Intergenic Consensus), dan elemen BOX. Primer rep-PCR
didesain untuk mengamplifikasi DNA diantara dua perbatasan fragmen DNA berulang
pada genom bakteri.
Teknik rep-PCR merupakan salah satu teknik untuk menghasilkan sidik jari
genom bakteri yang dapat digunakan untuk membedakan keragaman mikrobia
berdasarkan jumlah dan ukuran sekuen repetitif bakteri. Metode ini dapat digunakan
sebagai salah satu metode penapisan awal isolat-isolat bakteri yang belum
teridentifikasi. Selain itu juga untuk memilih isolat-isolat dengan pola amplifikasi yang
berbeda untuk keperluan identifikasi lanjut. Metode ini cukup efektif dan efisien
digunakan dalam sidik jari DNA bakteriFarida Yuyun2015-03-02T04:01:25Z2019-03-05T04:40:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12170This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121702015-03-02T04:01:25ZPOTENSI ANGGREK SPESIES DENDROBIUM ASAL INDONESIA
SEBAGAI TANAMAN INDUK BUNGA POTONGBunga anggrek tidak pernah menyebabkan orang bosan melihatnya, karena
bunga ini mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna dan corak. Hampir setiap
tahun dihasilkan jenis-jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya.
merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak dijumpai sebagai
anggrek alam di hutan-hutan Indonesia. Jenis-jenis anggrek tersebut mempunyai potensi
yang sangat penting sebagai tanaman induk untuk menghasilkan hibrida-hibrida yang
berkualitas sebagai bunga potong.
Sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat tanaman anggrek khususnya
yang akan dipakai sebagai induk tanaman penghasil bunga potong.
Kesalahan dalam memilih tanaman induk menyebabkan kekecewaan dan kerugian
waktu, karena untuk mengetahui keberhasilan persilangan apakah hasilnya sesuai yang
diharapkan memerlukan waktu lebih dari satu tahun.Henuhili Victoria2015-03-02T04:00:16Z2019-03-05T04:40:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12169This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121692015-03-02T04:00:16ZKARAKTERISTIK MARKA GENETIK DAERAH D-LOOP BAGIAN HVS-I
SEBAGAI ACUAN KONSERVASI GENETIK HARIMAU SUMATERAHarimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) saat ini jumlahnya semakin menurun dan
keberadaannya terancam punah. Oleh karena itu harus dilakukan usaha konservasi
termasuk juga konservasi genetiknya. Daerah Displacement loop (D-loop) pada DNA
mitokondria (mtDNA) yang telah banyak digunakan untuk mempelajari keragaman
genetik dan hubungan kekerabatan berbagai sub spesies. Tujuan dari penelitian ini
adalah (1) Untuk menganalisis keragaman genetik berdasarkan marka genetik daerah
D-loop bagian HVS-I pada Harimau Sumatera; dan (2) Untuk mengetahui hubungan
kekerabatan antar individu Harimau Sumatera dan antar subspesies Harimau Sumatera
dengan subspesies harimau lainnya di dunia. Metode penelitian yang dilakukan adalah
amplifikasi dengan metode PCR pada daerah D-loop bagian HVS-I menggunakan
primer UF-03 dan UF-04 (produk PCR sebesar 567 pb). Selanjutnya dilakukan proses
sekuensing dan data hasil sekuensing dianalisis menggunakan program MEGA IV
dengan menggunakan data dari Genbank sebagai pembanding. Rekonstruksi filogeni
menggunakan metode Neighbor-Joining (NJ) dengan 1000 kali pengulangan. Hasil dari
penelitian ini berdasarkan analisis keragaman genetik berdasarkan marka genetik daerah
D-loop bagian HVS-I pada Harimau Sumatera diperoleh 15 situs basa nukleotida
spesifik (situs basa nukleotida ke 24 (G), 74 (A), 76 (A), 136 (C), 138 (C), 179 (C), 212
(A), 302 (G), 318 (T), 395 (C), 406 (G), 417 (A), 430 (A), 484 (G), 488 (G)).
Sedangkan berdasarkan rekonstruksi filogeni menggunakan marka genetik daerah Dloop
bagian HVS-I diketahui bahwa hubungan kekerabatan antar individu Harimau
Sumatera dalam penelitian ini adalah Harimau Sumatera asal Jambi dekat dengan
harimau Sumatera asal Riau dibandingkan dengan Harimau Sumatera asal Medan.
Sedangkan hubungan kekerabatan subspesies Harimau Sumatera dengan subspesies
harimau lainnya adalah Harimau Sumatera paling dekat dengan Harimau India dan
paling jauh dengan Harimau China Selatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
marka genetik D-loop bagian HVS-I cocok digunakan untuk membedakan antar
subspesies dan antar individu dalam suatu kelompok Harimau Sumatera.Faizah Ulfi2015-03-02T03:58:55Z2019-03-05T04:40:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12167This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121672015-03-02T03:58:55ZMANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penambahan putih telur ayam
kampung pada pelet terhadap pertumbuhan ikan mas, dan untuk mengetahui komposisi
penambahan putih telur ayam kampung pada pelet yang paling baik untuk pertumbuhan
ikan mas.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu jalur
yaitu komposisi penambahan putih telur ayam kampung pada pelet yang terdiri 0%:
100%; 20% : 80%; 40%: 60%; 80% : 20%, parameter yang diamati berupa berat badan
dan panjang badan ikan mas yang dilakukan tiap 1 minggu sekali sampai minggu ke 6,
di awal penelitian dilakukan pengukuran kadar protein pakan ikan mas dan di akhir
penelitian dilakukan pengukuran kadar protein ikan mas dengan menggunakan metode
Lowry. Untuk mengetahui perbedaan perlakuan terhadap Berat dan panjang badan ikan
mas menggunakan analisis varian (ANAVA) dan untuk mengetahui kelompok yang
memiliki perbedaan signifikan dilanjutkan dengan Uji Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan putih telur ayam kampung
pada pelet bermanfaat untuk meningkatkan panjang dan berat badan ikan mas dengan
hasil paling baik masing-masing pada komposisi 40% putih telur ayam kampung : 60%
pelet dan 60% putih telur ayam kampung : 40% pelet. Penambahan putih telur pada
pelet dengan komposisi campuran 80%: 20% memberikan rerata kadar protein pakan
tertinggi sedangkan komposisi campuran 20%:80% memberikan rerata kadar protein
daging ikan tertinggiWidyaningrum Trianik2015-02-25T00:55:17Z2019-03-05T04:40:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12164This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121642015-02-25T00:55:17ZTEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN
DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGITelah dilakukan penelitian tentang teknik-teknik asesmen yang dikembangkan
dalam pendidikan guru biologi. Penelitian ini dilatarbelakangi atas pentingnya
asesmen di LPTK sebagai model asesmen bagi calon guru. Studi deskriptif
dilakukan di salah satu universitas pendidikan di Indonesia melalui wawancara
dengan mahasiswa, angket, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data
dilakukan secara kualitatif dan dengan bantuan statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa teknik asesmen yang paling banyak dikembangkan dalam
matakuliah di LPTK adalah tes essay, penilaian tugas, serta kombinasi tes selected
response dan essay. Asesmen kinerja dikembangkan pada sebagian (50 %)
matakuliah kependidikan. Penilaian tugas pada umumnya belum memiliki rubric
penilaian. Terdapat sebagian kecil matakuliah (8%) yang telah mengembangkan tes
performance dalam menilai kemampuan praktikum mahasiswa. Beberapa
matakuliah dapat menjadi model asesmen yang otentikbagi calon guru biologi.
Kata kunci : teknik asesmen, pendidikan guru biologiM.Pd. Dr. Ana Ratna Wulan2015-02-25T00:24:40Z2019-03-05T04:40:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12162This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121622015-02-25T00:24:40ZDETEKSI CEMARAN SALMONELLA SP PADA DAGING AYAM YANG DIJUAL
DI PASAR TRADISIONAL DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTASalmonella sp dikenal sebagai bakteri penyebab salmonellosis. Bakteri ini hidup
pada saluran pencernaan manusia dan dapat menyebar melalui makanan, terutama
daging, telur dan susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran
bakteri Salmonella sp pada daging ayam segar yang dijual di pasar tradisional di
wilayah kota Yogyakarta dan seberapa besar tingkat cemaran Salmonella sp pada
daging ayam.
Sampel diambil di 3 lokasi pasar tradisional di kota Yogyakarta yaitu pasar
Beringharjo, pasar Kranggan, dan pasar Lempuyangan. Masing-masing lokasi diambil
15 sampel dengan 3 kali pengambilan dengan waktu yang berbeda, sehingga total
keseluruhan sampel sebanyak 45. Sampel ditumbuhkan dalam medium Rappaport-
Vasilliadis Soya (RVS) Broth, diiinkubasi pada suhu 420C selama 24 jam. Kultur dari
medium RVS Broth kemudian ditumbuhkan pada medium medium Salmonella Shigella
Agar (SSA). Koloni yang dicuigai sebagai Salmonella sp, dipisahkan untuk diseleksi
pada medium Chromocult Coliform Agar (CCA), medium urease dan medium Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) yang diinkubasi pada suhu 370C selama 24−48 jam. Hasil uji
positif pada medium TSIA kemudian dilanjutkan uji fisiologis sampai aras genus
Salmonella sp.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 sampel yang diteliti, diperoleh
kisaran jumlah pertumbuhan bakteri pada medium SSA antara 1,5 x 107 – 7,7 x 107
CFU/ml dan pada medium CCA berkisar antara 4,2 x 107 – 2,62 x 108 CFU/ml. Isolat
tersangka Salmonella sp kemudian diseleksi pada medium TSIA, diperoleh 4 isolat
dari pasar Beringharjo dan 5 isolat dari pasar Kranggan sehingga total isolat ada 9 yang
bersal dari 9 sampel. Setelah dilakukan pengujian secara fisiologis sampai aras genus
menunjukkan semua positif Salmonella sp. Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti
tersebut diperoleh gambaran tingkat cemaran pada daging ayam segar di pasar
teradisional di kota Yogyakarta sebesar 20 % tercemar Salmonella sp.Budiarso Tri YahyaBelo Maria Jose Ximenes2015-02-25T00:21:08Z2019-03-05T04:40:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12161This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121612015-02-25T00:21:08ZPEMANFAATAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) UNTUK PERTUMBUHAN
DAN EFEKNYA PADA GAMBARAN HISTOLOGI USUS HALUS TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian daun papaya pada
pertumbuhan yaitu berat badab beserta gambaran histology usus halus tikus putih
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih sebagai sample, terbagi dalam 5
kelompok, yaitu 1 kelompok sebagai control dan 4 kelompok perlakuan. Tiap-tiap
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus sebagai ulangan. Variabel bebas adalag penambahan
daun papaya delam ransom. Berturut turut kelompok control (K1) : tanpa penambahan
daun papaya dalam ransom, kelompok 2 : 5 %, K 3 : 10 %, K 4 : 15 % dan K 5 :
penambahan daun papaya 20 % dalam ransom. Menggunakan Rancangan Acak
Lengkap data dianalisis dengan Analisis Varians , dilanjutkan dengan uji beda rata-rata
kelompok dengan Uji Duncant.
Hasil penelitian adalah terjadi kenaikan berat badan pada tikus putih dan
kenaikan tertinggi terjadi pada dosis 5 %, dan kenaikan berat badan selanjutnya
cenderung berkurang seiring dengan meningkatkan prosentase penambahan daun
papaya. Kelompok 1 dan kelompok 5 tidak berbeda nyata (P>0,05), tetapi keduanya
berbeda nyata (P<0,05) dengan kelompok 2, kelompok 3 dan kelompok 4. ada
pemeriksaan histologik diketahui terjadi diskwamasi jaringan epithelium usus halus
mulai kelompok 3 dan kejadiannya meningkat seiring kenaikan dosisHarjana Tri2015-02-25T00:20:32Z2019-03-05T04:40:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12158This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121582015-02-25T00:20:32ZPENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L) MUDA
TERHADAP JUMLAH, MORFOMETRI DAN GAMBARAN HISTOLOGIK HATI
DAN GINJAL FETUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun
jambu mete (Anacardium occidentale L) muda terhadap jumlah, morfometri dan
gambaran histologik hati dan ginjal fetus tikus putih (Rattus norvegicus)
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus bunting sebagai sample penelitian yang
dibagi dalam 5 kelompok yaitu 1 kelompok control dan 4 kelompok perlakuan, masingmasing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus sebagai ulangan. Kelompok control (KO)
diberi cekokan air putih saja, sedangkan pada kelompok perlakuan diberi cekokan
ekstrak daun jambu mete muda dengan dosis berturut-turut sbb. Kelompok I : 500
mg/kg BB/ekor/hari, Kelompok II : 750 mg/kg BB/ ekor/ hari, Kelompok III : 1000
mg/kgBB/ekor/hari, Kelompok IV : 1250 mg/kgBB/ekor/hari. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap. Hasil dianalisis dengan Analisis Varians, sedang uji beda
menggunakan uji Duncant, untuk mengetahui perubahan struktur histologik hati dan
ginjal fetus tikus putih dilakukan secara despripsi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05)
pemberian ekstrak daun jambu mete muda terhadap jumlah dan morfometri fetus tikus
putih, demikan juga tidak ditemukan perubahan struktur histologik hati dan ginjalnyaHarjana Tri2015-02-25T00:19:36Z2019-03-05T04:40:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12154This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121542015-02-25T00:19:36ZISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI AMILOLITIK PENYEBAB KEMASAMAN
PADA TEPUNG SAGU BASAH HASIL PENYEDIAAN SECARA TRADISIONALKemasaman pada tepung sagu basah disebabkan karena adanya asam organik
hasil perombakan tepung yang dilakukan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi bakteri amilolitik penyebab kemasaman berdasarkan seleksi kemampuan
amilolitik dan penghasilan asam organiknya. Sumber isolat diambil dari tempat
penyediaan tepung sagu basah di Jayapura dan sekitarnya. Kemampuan amilolitik
ditentukan dengan uji amilolitik menggunakan reagen iodium sedangkan analisa asam
organik dilakukan menggunakan perangkat gas kromatografi. Isolasi menghasilkan 114
isolat bakteri amilolitik penghasil asam organik. Sebagian besar isolat amilolitik
mampu menghasilkan asam laktat dengan kadar lebih tinggi dibanding empat jenis asam
organik lainnya. Meskipun demikian bau masam pada tepung sagu bukan hanya
disebabkan oleh kehadiran asam laktat saja tetapi juga oleh adanya asam asetat,
propionat dan butirat sebagai produk fermentasi bakteri amilolitik.Gunaedi TriMargino S.Sembiring L.Pratiwi R.2015-02-25T00:18:13Z2019-03-05T04:40:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12153This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121532015-02-25T00:18:13ZNILAI-NILAI KEARIFAN LINGKUNGAN PADA PENGELOLAAN SAWAH
SURJAN DI KULON PROGOSebagai suatu ekosistem yang kompleks, yang melibatkan komponen abiotik,
biotik, dan budaya manusia, maka pengelolaan sawah berarti pengelolaan ketiga
komponen tersebut. Hal ini tentunya tidaklah mudah dan memerlukan teknologi yang
tepat agar sawah bisa optimal dalam memproduksi padi dan tidak ada dampak negatif
yang merusak lingkungan akibat pengelolaan yang salah.
Banyak usaha telah dilakukan untuk pemecahan masalah tentang pengelolaan
sawah yang tepat yang didasarkan pada hasil penelitian yang diciptakan dan diusulkan
oleh para ilmuwan, tetapi transfer teknologi yang dilakukan secara top-down ini sering
mengalami kegagalan. Oleh karena itu, muncul pergeseran paradigma yang cukup
radikal ke arah partisipasi aktif petani dalam penelitian maupun pembangunan. Petani
yang dulu obyek menjadi subyek, harapannya, melalui pengembangan teknologi
partisipatif ini akan dihasilkan teknologi yang lebih tepat guna. Dengan demikian,
pengetahuan lokal (local knowledge) perlu dihargai dan dikolaborasikan dalam
penerapan teknologi budidaya pertanian.
Pengelolaan sawah surjan di pesisir Kulon Progo adalah suatu wujud kearifan
lingkungan yang bersumber dari local knowledge. Sawah surjan disebut demikian
karena morfologi dari lahan sawah ini jika dilihat dari atas tampak bergaris-garis seperti
baju surjan yang biasa dipakai orang Jawa tempo dulu, karena terdiri atas alur-alur
tinggi dan rendah. Alur yang rendah (bagian bawah) ditanami padi, sedangkan bagian
alur yang tinggi (guludan) ditanami palawija. Sistem ini khas daerah pesisir Kulon
Progo, sebagai adaptasi masyarakat petani terhadap topografi rendah dan mudah
tergenang air. Pembuatan guludan dan alur tersebut mnerupakan suatu cara petani dalam
mengatur drainase. Selain itu, penerapan pola tanam yang polikultur (padi dan
palawija) menjadikan ekosistem sawah surjan lebih stabil daripada sawah monokulktur.Aminatun Tien2015-02-25T00:11:54Z2019-03-05T04:40:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12149This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121492015-02-25T00:11:54ZKAJIAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGANKearifan lokal merupakan warisan nenek moyang kita dalam tata nilai
kehidupan yang menyatu dalam bentuk religi, budaya dan adat istiadat. Dalam
perkembangannya masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan
mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu
dengan norma adat, nilai budaya, aktivitas mengelola lingkungan guna mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi pedoman dalam
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungannya yang diketahui sebagai kearifan
lokal suatu masyarakat, dan melalui kearifan lokal ini masyarakat mampu bertahan
menghadapi berbagai krisis yang menimpanya. Maka dari itu kearifan lokal penting
untuk dikaji dan dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan
dengan lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. Bertahannya
kearifan lokal di suatu tempat tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang akan
mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya. Dalam memahami kearifan
lokal kita perlu mengetahui berbagai pendekatan yang bisa dilakukan antara lain : a)
Politik ekologi (Political Ecology), b) Human Welfare Ecology, c) Perspektif
Antropologi, d) Perspektif Ekologi Manusia, e) Pendekatan Aksi dan Konsekuensi
(Model penjelasan Konstekstual Progressif)
Banyak kearifan lokal yang sampai sekarang terus menjadi panutan masyarakat
antara lain di Jawa (pranoto mongso, Nyabuk Gunung, Menganggap Suatu Tempat
Keramat); di Sulawesi (dalam bentuk larangan, ajakan, sanksi) dan di Badui Dalam
(buyut dan pikukuh serta dasa sila). Kearifan lokal-kearifan lokal tersebut ikut berperan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya. Namun demikian kearifan
lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan seperti : bertambahnya terus jumlah
penduduk, Teknologi Modern dan budaya, Modal besar serta kemiskinan dan
kesenjangan. Adapun prospek kearifan lokal di masa depan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan masyarakat, inovasi teknologi, permintaan pasar, pemanfaatan dan
pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungannya serta berbagai kebijakan
pemerintah yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan serta peran masyarakat lokal- Suhartini2015-02-25T00:11:13Z2019-03-05T04:35:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12147This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121472015-02-25T00:11:13ZUPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SIKLUS HIDUP TUMBUHAN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN MENGGUNAKAN eSCenDolPenelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan siswa
pada konsep siklus hidup tumbuhan melalui model pembelajaran kooperatif
menggunakan eSCenDol (Slide presentasi, Catatan bimbingan dan Diskusi pasangan
belajar). Tujuan lain penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan keaktifan
siswa serta kemampuan dasar guru dalam pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan
penyampaian materi menggunakan media slide presentasi dan catatan bimbingan,
dilanjutkan diskusi dengan pasangan belajar untuk menguatkan konsep yang telah
didapat dari guru.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-1 SMA N 3 Purworejo. Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart dan terdiri dari tiga
siklus yang dilaksanakan selama satu bulan.. Guru dan siswa kelas X-1 sebagai subyek
penelitian, dan guru lain sebagai observer. Pengambilan data menggunakan metode
observasi. Aspek yang diamati meliputi (1)Perhatian dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, (2) kemampuan dasar guru dalam pembelajaran, (3) penguasaan konsep
siswa,, dan (4) temuan-temuan lain. Hasil refleksi tiap siklus digunakan sebagai bahan
perencanaan tindakan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan eSCenDol dapat meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa yaitu ratarata
3.00 pada siklus I, 3.33 pada siklus II dan 3.83 pada siklus III. Ketrampilan
mengajar guru juga meningkat, yaitu dari rata-rata 3.11 pada siklus I , 3.26 pada
siklus II, dan 3.63 pada siklus III. Peningkatan juga terjadi pada penguasaan konsep
siswa kelas X-1 SMA N 3 Purworejo semester genap Tahun Pelajaran 2007/2008, yaitu
pada siklus I 80,56% siswa dapat lulus KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), pada
siklus II 83.33% dan pada siklus III 88.89%.Atmawati Trisni2015-02-24T08:25:04Z2019-03-05T04:35:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12146This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121462015-02-24T08:25:04ZPERAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTANIndonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah
(genetik) yang berada di dalam setiap jenisnya. Namun demikian, Indonesia juga
merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama
terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat, yang menyebabkan menurunnya
keanekaragaman hayati. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas
konservasi keanekaragaman hayati dunia.
Dalam melakukan pembangunan selama ini kita ketahui adanya berbagai
masalah kerusakan habitat alam baik oleh aktivitas manusia, kesalahan kebijakan dan
ketidakjelasan pengaturan dalam mengelola kawasan hutan dan laut maupun karena
bencana alam. Beberapa kerusakan tersebut antara lain hilangnya hutan dataran rendah
Sumatra karena penyusutannya lebih dari 2.5 % per tahun, konversi hutan untuk kelapa
sawit, pertanian, transmigrasi, pertambangan, perumahan dan adanya logging baik yang
resmi maupun yang ilegal. Selain itu juga kerusakan pada sungai, danau dan pesisir
termasuk di dalamnya kerusakan sumber perikanan. Sementara itu dalam pembangunan
berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang. Maka dari itu untuk dapat mencapai tujuan
pembangunan yang berkelanjutan diperlukan strategi-strategi dalam konservasi
keanekaragaman hayati dengan tetap memperhatikan peningkatan potensi produksi
dengan pengelolaan yang ramah lingkungan hidup serta menjamin terciptanya
kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang
Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang
dapat memberikan manfaat serga guna, dan mempunyai manfaat yang vital dan
strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru dunia
yang mutlak dibutuhkan, baik di masa kini maupun yang akan datang. Maka dari itu
konservasi keanekaragaman hayati memegang peranan penting dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan mengingat Indonesia juga menjadi salah satu pusat
keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara mega-biodiversity- Suhartini2015-02-24T08:23:54Z2019-03-05T04:35:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12144This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121442015-02-24T08:23:54ZEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CIRI-CIRI INSEKTA MENGGUNAKAN
SPESIMEN AWETAN DALAM RESINTulisan ini dirangkum dari hasil penelitian yang berkolaborasi dengan guru SMP
N 2 Ngemplak Sleman. Siswa di sekolah tersebut mengalami kesulitan dalam belajar
tentang Ciri-ciri Insekta. Kesulitan terjadi terutama karena tidak semua fase insekta
yang digunakan sebagai obyek pembelajaran, dapat ditemukan dalam waktu yang
sama. Banyak siswa salah dalam mengidentifikasi serangga dalam bentuk fase muda.
Untuk mengatasi hal itu, awetan insekta dalam resin dapat digunakan sebagai media
pembelajaran karena mudah dilakukan, mudah digunakan, mudah disimpan, dapat
menampilkan semua fase insekta, dan tidak mengubah ciri insekta.
Awetan Insekta dalam resin dipergunakan untuk pembelajaran materi tersebut,
dengan menggunakan 68 siswa kelas VII. Sebelum pembelajaran dilakukan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah pembelajaran dilakukan post tes
untuk mengetahui capaian kognitif siswa. Effect size diukur melalui selisih skor pre test
dan pos test. Capaian post tes dibandingkan dengan Standar Ketuntasan
Minimal(SKM). Selama pembelajaran juga diamati bagaimana proses pembelajaran
berlang, terutama dalam hal peningkatan motivasi belajar dan kemampuan
konsepsualisasi materi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Ciri-ciri Insekta dengan
media awetan serangga dalam resin, cukup efektif. Hal itu dapat ditunjukkan dengan
kenyataan bahwa pembelajaran dapat diselesaikan sesuai dengan alokasi waktu tersedia
(2 X40 menit) dan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 91%, dengan SKM 7,0,
(effect size 3.55). Selain itu pembelajaran dengan awetan Insekta dalam resin juga
meningkatkan motivasi dan membantu konsepsualisasi siswa.- TriatmantoMurdaningsih Hewi2015-02-24T08:22:58Z2019-03-05T04:35:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12143This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121432015-02-24T08:22:58ZPENGARUH GARAM EMPEDU TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI ASAM LAKTAT Streptococcus sp
DARI CYME USUS HALUS AYAM BROILER STRAIN LOHMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah garam empedu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi asam laktat Streptococcus sp dari chyme usus halus
ayam Broiler Strain Lohman.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Streptococcus sp ditumbuhkan dalam
medium MRS dengan penambahan garam empedu yaitu 0% (kontrol), 0.1%, 0.3%,
0.5%, 0.7%, dan 0.9% pada suhu 400C selama 24 jam.Variabel pertumbuhan yang
diamati adalah pola pertumbuhan (kurva pertumbuhan), kecepatan tumbuh spesifik,
nilai pH, dan produksi asam laktat. Pengamatan pola pertumbuhan Streptococcus sp
diukur tiap jamnya selama 24 jam dengan menggunakan spektrofotometer (λ 650nm),
nilai pH diamati pada awal (jam ke-0), fase eksponensial dan fase stasioner (jam ke-24)
serta produksi asam laktat diamati pada fase eksponensial dan fase stasioner. Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis varian dengan rancangan acak lengkap satu faktor
dan jika terdapat perbedaan diantara reratanya maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s
Multiple Range Test (DMRT).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Streptococcus sp mampu
tumbuh dengan baik pada berbagai konsentrasi garam empedu. Streptococcus sp mampu
memproduksi asam laktat. Produksi asam laktat tertinggi dihasilkan pada fase stasioner
yang ditandai dengan penurunan pH medium. Streptococcus sp yang diisolasi dari
Chyme usus halus ayam Broiler strain Lohmann dapat dijadikan sebagai kandidat
bakteri probiotik.Umniyati SitiOktavia BernaddettaPramiadi Drajat2015-02-24T08:22:19Z2019-03-05T04:35:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12142This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121422015-02-24T08:22:19ZPENGARUH PENGGUNAAN TIPE TGT DAN TIPE NHT
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGANPenggunaan model pembelajaran yang tepat pada suatu materi pelajaran akan
memberikan hasil belajar siswa yang optimal. Ada beberapa tipe pada model
pembelajaran kooperatif seperti tipe Teams-Games Tournament (TGT) dan Numbered-
Head-Together (NHT) yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi Pencemaran
Lingkungan pada siswa SMA kelas X .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tipe manakah antara tipe
TGT dan tipe NHT yang dapat memberikan hasil belajar siswa yang optimal.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang berbeda. Hasil belajar
siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe TGT memiliki rerata nilai
lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pencemaran lingkungan.
Simpulan dari penelitian hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pencemaran
lingkungan.Sujayanty Sri2015-02-24T08:21:43Z2019-03-05T04:35:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12141This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121412015-02-24T08:21:43ZDIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN
MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
kotaYogyakarta tentang ketahanan pangan khususnya diversifikasi pangan. Selain itu
juga untuk mengetahui tingkat diversifikasi konsumsi pangan remaja kota Yogyakarta
berdasar sekor mutu Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional deserta faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan pola konsumsi pangan remaja kota Yogyakarta.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP dan SMA negeri dan
swasta di wilayah kota Yogyakarta. Untuk memperoleh informasi pengetahuan
responden tentang ketahanan pangan, khususnya diversifikasi pangan, para responden
diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan secara tertulis. Untuk menjaring
informasi tentang pendapat dan sikap terhadap konsumsi pangan dilakukan dengan
angket.Selain itu juga melakukan rekaman diet responden 3 kali 24 jam untuk
mengetahui pola konsumsi pangan untuk dikonversi menjadi sekor mutu PPH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Persentase tingkat pengetahuan
remaja kota Yogyakarta tentang diversifikasi konsumsi pangan yang tergolong baik
adalah rendah; (2) Pola konsumsi pangan remaja kota Yogyakarta didominasi kelompok
pangan minyak/lemak tetapi rendah sayur dan buah; (3) Pengetahuan bukan faktor
penentu utama dalam pengembangan pola konsumsi pangan remaja kota Yogyakarta.
Masih banyak faktor yang lain antara lain adalah kebiasaan-kebiasaan yang terkait
dengan konsumsi pangan.Mariyam Siti- YuliatiHidayati Sukarni2015-02-24T08:21:04Z2019-03-05T04:35:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12139This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121392015-02-24T08:21:04ZKEMAMPUAN MELAKUKAN INKUIRI BEBAS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP SIKAP ILMIAH DARI CALON GURU BIOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan melakukan inkuiri
bebas/terbuka dari calon guru biologi yang terjadi di dalam perkuliahan Biologi Umum.
Sebanyak 29 mahasiswa tingkat satu semester satu mengikuti perkuliahan Biologi
Umum berbasis inkuiri yang terintegrasi. Sebelum melakukan inkuiri bebas, mahasiswa
dilatih melakukan inkuiri melalui kegiatan inkuiri terstruktur dan terbimbing. Kemudian
secara berkelompok (3 orang/kelompok) melakukan inkuiri bebas. Hasil kegiatan
inkuiri bebas diseminarkan dan dipamerkan dalam bentuk poster. Kemampuan
melakukan inkuiri bebas dijaring melalui tes tertulis, observasi kinerja, observasi hasil
rekaman video, serta angket terbuka. Hasilnya menunjukkan bahwa pada umumnya
kemampuan melakukan inkuiri mereka masih dalam tingkat pemula, namun mahasiswa
menunjukkan antusiasme dan keterlibatan yang cukup tinggi, serta meningkatnya
minat untuk melanjutkan kegiatan penelitian, terbiasa mengemukakan pendapat,
menerima kritik, mampu menjelaskan dan memuaskan rasa ingin tahu mereka.Anggraeni Sri2015-02-24T08:20:34Z2019-03-05T04:35:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12145This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121452015-02-24T08:20:34ZANALISIS UPAYA EKOEFISIENSI KEBUTUHAN AIR BERSIH KAMPUS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih dan
prinsip ekoefisien pada kehidupan kampus UNY. Dari jumlah perkiraan terdekat (JPT)
kebutuhan total dapat dihitung kebutuhan perkapita perhari. Dengan membandingkan
hasil-hasil penelitan kebutuhan standar air bersih penduduk yang pernah dilakukan
akan diketahui tingkat pemborosan penggunaan air bersih kampus UNY. Untuk
mengetahui ekoefisien diperlukan pula informasi (data) tentang dampak penggunaan air
bersih berupa data penurunan permukaan air tanah pada sumur-sumur di desa sekitar
kampus, yaitu Karangmalang, Kuningan, dan Mrican.
Data tentang total JPT kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan menghitung
isi bak-bak penampung air bersih yang diisi langsung dari sumur-sumur yang ada di
fakultas dan UPT, dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan subag Umum
dan Perlengkapan. Data tentang penurunan permukaan air tanah diperoleh dengan
observasi langsung pada sumur di tiga pedukuhan (desa) sekitar kampus dan wawancara
dengan penduduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan rata-rata JPT kebutuhan air
bersih perkapita perhari (jam kerja) melebihi jumlah kebutuhan standar air bersih, dan
terjadi penurunan permukaan air tanah di 3 desa sekitar kampus. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa terjadi pemborosan air bersih di kampus UNY. Upaya ekoefisiensi
disimpulkan dari kajian terhadap data pokok yang ada, sehingga dapat dihasilkan
rumusan alternatif (pilihan) yang kemungkinan dapat dilakukan, yaitu : (1).
memperbanyak sumur resapan, (2) mengatur jumlah kamar mandi yang difungsikan
berdasarkan kebutuhan, (3) mengatur cara penyiraman lahan dan taman, (4)
mengalihkan sumber air di kampus dari sumur dangkal menjadi sumur dalam, dan (5)
mengubah selokan pembuangan air limbah menjadi sungai buatan yang diatur
mendekati alami, sehingga memperindah lanskap kampus. Upaya ekoefisiensi ini akan
memberi keuntungan ekonomis berupa : (1) mengurangi biaya rekening listrik, (2)
mengurangi ongkos pendalaman sumur, dan (3) dapat dimanfaatkan untuk budidaya
ikan.- SudjokoMariyam SitiSetianingsih Wita2015-02-24T08:18:19Z2019-03-05T04:35:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12136This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121362015-02-24T08:18:19Z2,3,7,8-TETRAKLORODIBENZO-P-DIOKSIN (TCDD) MEMACU AKTIVITAS
BIOSINTESIS PROTEIN DI JARINGAN PALATUM EMBRIO MENCITBahan pencemar dioksin 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD) yang diberikan
pada mencit bunting menyebabkan janin yang dihasilkan menderita cacat cleft palate,
dengan ciri bilah palatum kerdil atau bilah palatum tumbuh pendek. Telah dilakukan
penelitian untuk menguji apakah pengurangan biosintesis protein terlibat sebagai
mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan bilah palatum oleh TCDD. Delapan
ekor mencit bunting dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing diberi TCDD
dosis 0, 5, 10, atau 20 μg/kg berat badan pada hari ke-12 kebuntingan. Besaran aktivitas
biosintesis protein jaringan palatum embrio ditentukan dengan teknik AgNOR pada
sediaan histologis irisan jaringan kraniofasial embrio usia kebuntingan hari ke-15.
Nucleolar Organizing Region (NOR) adalah tempat biogenesis ribosom di inti sel yang
jumlahnya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas biosintesis protein sel.
Rataan jumlah butir AgNOR sel-sel jaringan palatum yang terendah adalah 2,51±0,167
untuk perlakuan 0 μg/kg bb (kontrol), dan berturut-turut 2,87±0,146, 2,87±0,190, dan
2,88±0,160 untuk perlakuan dosis 5, 10, dan 20 μg/kg bb. Jumlah butir AgNOR pada
seluruh kelompok yang diberi TCDD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah butir
AgNOR pada kontrol (P < 0,05). Disimpulkan, pengurangan biosintesis protein
bukanlah mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan palatum mencit oleh
TCDD. Diduga, peningkatan biosintesis protein oleh TCDD menimbulkan kekacauan
keseimbangan protein-protein faktor tumbuh di jaringan palatum dan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan dan diferensiasiHutahaean SalomoMangkoewidjojo S.Sagi M.Asmara W.2015-02-24T08:16:43Z2019-03-05T04:22:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12135This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121352015-02-24T08:16:43ZBAKTERI YANG BERSIMBIOSIS DENGAN LANDAK LAUT
DI PANTAI MENTIGI, LOMBOK BARATluas. Kekayaan sumber daya hayati yang ada di laut sangat beragam termasuk
kekayaan jenis-jenis mikrobia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
bakteri yang bersimbiosis dengan landak laut di Pantai Mentigi, Lombok Barat.
Pengambilan sampel landak laut dilakukan pada daerah terumbu karang dan padang
lamun. Landak laut yang didapat diidentifikasi jenisnya. Isolasi bakteri yang
bersimbiosis dengan landak laut dilakukan dengan terlebih dahulu menanam sampel
jaringan landak laut pada media NA sea water, kemudian diinkubasi pada suhu kamar
selama 48 jam. Bakteri yang tumbuh diisolasi dengan metode goresan. Karakterisasi
isolat bakteri dilakukan dengan mengamati morfologi koloni dan sel bakteri serta
karakter fisiologis dan biokimianya. Hasil penelitian ini mendapatkan lima isolat bakteri
yang bersimbiosis dengan tiga spesies landak laut (Diadema sp, Diadema setosum,
Tripneustus gratilla). Kelima isolat mempunyai karakter gram positif, bentuk batang,
motil, membentuk endospopra, aerob dan katalase positif. Identifikasi dengan metode
profile matching menyimpulkan bahwa kelima isolat adalah anggota dari genus
Bacillus.Febrianti NoviTresnani Galuh2015-02-24T08:15:47Z2019-03-05T04:22:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12134This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121342015-02-24T08:15:47ZSUDAHKAH CALON GURU BIOLOGI MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
BIOLOGI YANG SESUAI DENGAN HAKEKAT SAINS ?Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan calon guru biologi dalam
merencanakan pembelajaran biologi yang sesuai hakekat sains pada saat melaksanakan
Program Latihan Profesi. Sebanyak 25 RPP mahasiswa yang diambil secara random
diteliti dan dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian kinerja guru menurut
Samani, dkk, (2006) yang telah mengalami sedikit modifikasi. Hasilnya menunjukkan
bahwa kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran secara struktur sudah baik namun
isi masih lemah terutama dalam memilih kata kerja operasional yang mengarah pada
kegiatan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan pembelajaran
masih terfokus pada penguasaan konsep. Pemilihan materi lebih bersifat teoritis, minim
dalam memilih materi yang kontekstual dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Cukup pintar memilih media pembelajaran yang murah dan mudah didapat,
namun masih jarang menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Kemudian
mahasiswa juga terlihat kurang kreatif membuat atau memodifikasi media. Pada
umumnya media pembelajaran yang paling banyak dipakai ialah buku atau Lembar
Kerja Siswa non eksperimental yang berisi materi dan pertanyaan yang tertutup. Metoda
dan strategi pembelajaran yang dipilih pada umumnya bersifat ceramah, dominansi guru
menonjol, sedikit sekali kegiatan yang mengajak siswa merumuskan hipotesis,
bereksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, menginterpretasi data, dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti. Penilaian umumnya masih konvensional, secara tertulis
atau lisan dalam hal penguasaan konsep dengan ranah kognitif tingkat pemahaman.
Dari hasil analisis rencana pembelajaran ini nampak bahwa calon guru biologi lebih
menekankan pada penguasaan fakta dan konsep biologi serta kurang terlatih
merencanakan pembelajaran biologi yang sesuai dengan hakekat sains. yaitu
pembelajaran mengarah pada penggunaan proses sains dan pemecahan masalah untuk
menemukan konsep-konsep ilmiah.Anggraeni Sri2015-02-24T08:14:06Z2019-03-05T04:22:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12133This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121332015-02-24T08:14:06ZDETEKSI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI MIKROALGA
KONTAMINAN PADA POLIMER EMULSI BERBASIS POLIVINIL ASETAT
(PVA)Produk polimer emulsi polivinil asetat (PVA) dilaporkan telah mengalami kontaminasi
oleh mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolat mikroalga
kontaminan setidak-tidaknya hingga aras genus, menguji kemampuan biodegradasi
isolat mikroalga terhadap senyawa polivinil asetat, dan menguji algisida yang dapat
mengatasi masalah kontaminasi pada polimer emulsi PVA. Isolasi dan purifikasi
mikrolaga dilakukan dengan teknik sentrifugasi bertingkat yang dimodifikasi
menggunakan pelarut akuades steril dan Tween-80 4%. Isolat dikarakterisasi secara
morfologis dengan metode matching profile. Uji biodegradasi dilakukan secara fisikawi
dengan mengukur berat kering dan uji penggerusan, dan secara kimiawi dengan metode
FTIR. Efektivitas algisida diuji berdasarkan pada metode In-Can Challenge Test yang
dimodifikasi. Isolat mikroalga kontaminan diidentifikasi sebagai anggota genus
Chlorobotrys. Mikroalga tidak mampu mendegradasi senyawa polivinil asetat, namun
pertumbuhan massa sel dianggap mengganggu warna dasar polimer. Larutan
CuSO4.5H2O maupun Nipacide BK yang digunakan sebagai algisida mampu mengatasi
mikroalga kontaminan pada polimer emulsi PVA.Mawardi Abdullah MuhammadSembiring Langkah2015-02-24T08:13:25Z2019-03-05T04:35:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12138This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121382015-02-24T08:13:25ZBAKTERI LAUT PANTAI SORONG PAPUA BARAT
PENDEGRADASI KOMPONEN crude oilPenelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi pencemaran di laut
akibat adanya tumpahan crude oil dengan cara mengisolasi bakteri yang dapat
mendegradasi komponen crude oil khususnya senyawa Polycyclic Aromatic
Hidrocarbon (Phenantrene dan DBT) serta parafin. Penelitian ini juga bertujuan
menemukan komposisi senyawa nitrogen yang sesuai yang dapat mengoptimalkan
pertumbuhan bakteri laut potensial pendegradasi komponen crude oil. Bakteri potensial
diisolasi dari pantai Sorong. Kemampuan bakteri tumbuh pada crude oil diuji pada
medium ONR7a padat. Isolat terseleksi diuji kemampuannya mendegradasi Polycyclic
Aromatic Hidrokarbon pada medium ONR7a padat yang disublimasi PAH. Sedangkan
kemampuan degradasi parafin diuji pada media air laut buatan (ONR7a cair). Setelah itu
dilakukan uji konfirmasi kemampuan mendegradasi komponen crude oil pada media air
laut steril yang sudah diberi nitrogen dalam berbagai bentuk dan sumber karbon berupa
parafin, DBT dan phenantrene. Tahap terakhir adalah karakterisasi dan identifikasi
isolat potensial yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strain E7a dan
E7d tidak dapat mendegradasi semua komponen crude oil sekaligus. Strain E7a
membutuhkan KNO3 untuk mendegradasi phenantrene dan DBT sedangkan E7d
membutuhkan (NH4)2SO4 sebagai sumber nitrogen untuk mendegradasi parafin.
Berdasarkan karakterisasi molekular menggunakan 16S rDNA, strain E7a paling dekat
kekerabatannya dengan Pseudomonas sp. Sw1, sedangkan strain E7d paling dekat
kekerabatannya dengan Marinobacter santoriniensiss T5054T. Tidak ditemukan bakteri
dari pantai Sorong yang dapat mendegradasi semua komponen crude oil (PAH dan
parafin) sekaligus.Eri Andriana ShintaSudiana I MadeSembiring Langkah2015-02-24T08:12:15Z2019-03-05T04:22:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12131This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121312015-02-24T08:12:15ZEFEKTIVITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN VIRUS
DENGAN STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP
PEROLEHAN KOGNITIF SISWA SMA KELAS XTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran Virus
dengan strategi metakognitif terhadap perolehan kognitif siswa SMA kelas X. Strategi
metakognitif diterapkan dengan menggunakan Lembar Penilaian Pemahaman diri
(LPPD). Ujicoba terbatas di laksanakan di SMA 6 Surabaya, kelas X sebanyak 39
siswa. Desain eksperimen dengan one group pretest-posttest design dengan
mempertimbangkan kemampuan siswa kelas atas dan kelas bawah. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kemampuan atas
dan kemampuan bawah terhadap perolehan kognitif pada materi Virus.Indana Sifak2015-02-24T08:11:32Z2019-03-05T04:22:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12130This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121302015-02-24T08:11:32ZKADAR INSULIN PLASMA MENCIT YANG DIKONDISIKAN DIABETES
MELLITUS SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN NIMBADiabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat dari kurangnya insulin atau
tubuh tidak mampu menggunakan insulin. Salah satu tanaman obat yang berpotensi
untuk menurunkan kadar glukosa darah penderita DM adalah nimba (Azadiractha
indica A.Juss). Pengujian pengaruh ekstrak air daun nimba terhadap insulin yang
berperan dalam penurunan kadar glukosa darah belum dilakukan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun nimba dan dosis yang
paling efektif terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar insulin plasma
mencit jantan yang dikondisikan DM.
Perlakuan yang diberikan terdiri dari dua kelompok kontrol dan tiga kelompok
perlakuan ekstrak air daun nimba. Kelompok kontrol terdiri dari kontrol negatif (DM
tanpa perlakuan apapun) dan kontrol obat (DM dengan pemberian metformin 195
mg/kg berat badan). Kelompok perlakuan ekstrak air daun nimba terdiri dari tiga dosis
perlakuan, yaitu 65 mg/kg berat badan (P1), 159 mg/kg berat badan (P2), dan 390
mg/kg berat badan (P3). Dalam penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah
membuat mencit menjadi DM dengan cara menginjeksikan mencit dengan alloxan 70
mg/kg berat badan secara intravena. Setelah mencit jantan menjadi DM dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar insulin plasma terhadap semua
kelompok uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak air daun nimba P1, P2, P3
menurunkan kadar glukosa darah, serta cenderung meningkatkan berat badan dan kadar
insulin plasma. Diduga senyawa aktif ekstrak air daun nimba berperan sebagai
antioksidan yang dapat mencegah dan mengurangi radikal bebas sehingga
meningkatkan sensitifitas reseptor insulin dan mengakibatkan glukosa dapat diambil
oleh sel untuk dimetabolisme. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa ekstrak air daun nimba berpengaruh terhadap kadar glukosa, berat badan dan
kadar insulin plasma dengan dosis P3 merupakan dosis yang paling efektif.Mhd. Tibrani Masagus2015-02-24T08:10:52Z2019-03-05T04:22:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12129This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121292015-02-24T08:10:52ZPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
INVESTIGASI KELOMPOK DAN PENGAJARAN BERDASARKAN
MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe investigasi kelompok dan Pengajaran berdasarkan masalah
terhadap hasil belajar kognitif siswa. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Candi, SMPN 3
Sidoarjo, SMPN 1 Porong, SMPN 2 Tanggulangin, SMPN 1 Jabon dan SMPN 2 Buduran.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) Tidak ada perbedaan
hasil belajar kognitif pada setiap pokok bahasan yang telah dipelajari oleh siswa. (2)
Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Investigasi kelompok dengan Pengajaran berdasarkan
masalah. (3)Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif sebagai pengaruh dari interaksi antara
kategori sekolah dengan jenis pokok bahasan yang dipelajari siswa.(4) Terdapat perbedaan
hasil belajar kognitif siswa sebagai pengaruh dari interaksi antara jenis model pembelajaran
dengan jenis pokok bahasan yang dipelajari siswa.(5) Terdapat kecenderungan bahwa pada
beberapa pokok bahasan hasil belajar kognitif siswa yang belajar dengan model kooperatif
investigasi kelompok lebih baik daripada model pengajaran berdasarkan masalah. (6)
Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif sebagai akibat interaksi antara kategori sekolah
dengan jenis model pembelajaran, dan (7) terdapat perbedaan hasil belajar kognitif sebagai
akibat interaksi diatara 3 faktor: jenis model pembelajaran, kategorisasi sekoah, dan jenis
pokok bahasan yang dipelajari siswa.- Raharjo2015-02-24T08:10:10Z2019-03-05T04:22:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12132This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121322015-02-24T08:10:10ZANALISIS SECARA BIOKIMIA METHANYL YELLOW PADA TAHU
YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KODYA BANDUNGTahu merupakan pangan yang popular di masyarakat Indonesia. Kepopuleran
tahu tidak hanya terbatas karena rasanya enak, tetapi juga mudah untuk membuatnya
dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah. Tahu juga
mengandung zat gizi yang penting, seperti lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah
yang cukup tinggi. Akan tetapi, masih segar dalam ingatan kita peristiwa
penyalahgunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Selain itu,
bahan pewarna tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Akibatnya
banyak masyarakat menjadi ragu-ragu menyantap makanan basah seperti, mie, tahu,
ayam, ikan, bakso dan jenis makanan dalam kemasan lainnya. Maka pada kesempatan
ini penulis ingin mengetahui dan membahas “Analisis Secara Biokimia Methanyl
Yellow Pada Tahu Yang Beredar Di Pasar Tradisional Kodya Bandung”. Tujuan dari
penelitian ini, yaitu untuk mendapatkan informasi apakah tahu yang diperjualbelikan di
pasar Tradisional Kodya Bandung mengandung Methanyl Yellow sebagai bahan
pewarna. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tahu kuning yang di peroleh dari lima wilayah yang ada di
Bandung (Barat, Timur, Selatan, Utara dan Tengah) . Penelitian mengenai uji
kandungan zat pewarna Methanyl Yellow pada tahu dengan menggunakan metode Spot
Test, yaitu tahu dititrasi dengan empat macam larutan yang berbeda, diantaranya HCL
pekat, H2SO4 pekat, NaOH 10%, dan NH4OH 10%. Hasil penelitian tahu yang telah
dititrasi dapat diketahui bahwa seluruh tahu sebanyak 30 sampel yang diambil dari lima
wilayah tidak terdapat Methanyl Yellow. Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh hasil
perhitungan persentase dari pewarna Methanyl Yellow ternyata 100% dari tiga puluh
sampel tahu negatif mengandung Methanyl Yellow. Maka disarankan agar perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai zat pewarna sintetis lainnya, mengenai bahan
tambahan pangan yang lainnya.Nurkanti Mia2015-02-24T08:09:21Z2019-03-05T04:22:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12128This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121282015-02-24T08:09:21ZPENGEMBANGAN METODE PENGINFEKSIAN SPODOPTERA LITURA
MULTIPLE NUCLEOPOLYHEDROSIS VIRUS (SpLtMNPV) PADA SEL
PRIMER EPITEL USUS LARVA SPODOPTERA LITURASpodoptera litura merupakan hama tanaman pertanian yang sulit diberantas karena
sudah mulai kebal dengan insektisida kimia. Oleh karena itu sekarang dikembangkan
insektisida biologi diantaranya adalah dengan menggunakan Virus. Pengembangan
virus hanya bisa dilakukan dengan menggunakan inang aslinya (in vivo). Sementara
perbanyakan inang aslinya banyak mengalami kendala sehingga dikembangkan Kultur
sel insekta (in vitro). Kultur sel primer insekta telah berhasil dikembangkan dari sel
epitel usus larva S. Litura. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode
penginfeksian Spodoptera litura Multiple Nucleopolyhedrosis Virus (SpLtMNPV) pada
sel Primer Epitel Usus Spodoptera litura. Penelitian ini merupakan penelitian observasi
untuk mengembangkan metode penginfeksian SpLtMNPV pada sel Primer Epitel Usus
Spodoptera litura. Data yang diperoleh meliputi metode penginfeksian virus yang
berupa 1. Pemurnian virus (in vivo) 2. Pemecahan Polyhedra Virus dengan
menggunakan larutan alkalis (Natrium karbonat 0,5 M). 3. Dosis infektif SpLtMNPV
dalam cawan kultur adalah 1,1 x 106 Multiple nukleocapsid/ml. 4. Sterilisasi
SpLtMNPV tanpa Polyhedra menggunakan filter bakteriologis (0,22 mikron). 5. Sel
kultur terinfeksi diinkubasi selama 3 hari. 6. Pemurnian virus (in vitro). Hasil dari
penelitian ini adalah adanya peningkatan jumlah virus yang berhasil diisolasi dari
medium kultur in vitro (2,367 x 107 PIBs/ml).Tri Asri MahananiDucha Nur2015-02-24T08:08:27Z2019-03-05T04:22:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12127This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121272015-02-24T08:08:27ZKAJIAN APLIKASI BAKTERI ENDOFIT DIAZOTROF
PADA TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS PS 851 DAN PS 864Aplikasi bakteri endofit diazotrof sebagai biofertilizer untuk tebu varietas PS
851 dan PS 864 perlu dilakukan untuk mengoptimalkan efek aplikasi bakteri terhadap
tebu. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dengan varietas tebu uji PS 851 dan PS
864, sedangkan isolat bakteri endofit diazotrof yang digunakan adalah Azospirillum
lipoferum JCM 1247T, Gluconacetobacter diazotrophicus DSM 5601T, isolat dengan
kode JAc 921 A dan JAc 951 A. Keempat isolat tersebut ditandai dengan penanda
molekular Green Fluorescent Protein (GFP) dan diinokulasikan melalui daun atau akar
pada tebu umur 15 hari dan 30 hari. Pengamatan yang dilakukan terhadap parameter
agronomis meliputi keragaan (tinggi dan jumlah anakan), keberadaan bakteri dalam
jaringan, berat kering tebu, dan serapan hara N, P, K tebu. Data yang didapatkan
kemudian dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap 4 faktor. Analisis yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa respon varietas PS 851 terhadap inokulasi bakteri lebih
baik dari varietas PS 864. Dari keempat isolat bakteri yang digunakan, bakteri
Azospirillum lipoferum JCM 1247T adalah isolat yang paling sesuai dengan varietas PS
851 dan PS 864 sedangkan bakteri JAc 951 cukup sesuai dengan varietas PS 851. Selain
itu, semua isolat bakteri yang digunakan dapat masuk dan berkembang dalam jaringan
tebu baik melalui daun maupun akar dan metode tidak berpengaruh terhadap jumlah
bakteri yang berhasil masuk dalam tebu. Aplikasi bakteri endofit diazotrof pada saat
tebu berumur 15 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan inokulasi
umur 30 hari. Kompatibilitas bakteri endofit diazotrof uji, terutama Azospirillum
lipoferum JCM 1247T terhadap kedua varietas tebu unggulan tersebut cukup tinggi dan
dapat diaplikasikan pada umur 15 maupun 30 hari melalui daun maupun akar tebu.Wardani KustiaEko Widayati WiwikSembiring Langkah2015-02-24T08:07:40Z2019-03-05T04:22:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12126This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121262015-02-24T08:07:40ZMENGAKOMODASI BIOETIKA DALAM KURIKULUM
BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM SARJANADalam era pembenahan kurikulum perguruan tinggi di Indonesia, termasuk di
Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY saat ini, di tengah-tengah merebaknya
berbagai isu lingkungan, polusi, malpraktik tenaga medis, kontaminasi dan malfungsi
berbagai bahan pangan imitasi, serta epidemi penyakit baru, maka pengakomodasian
bioetika dalam kurikulum di Jurusan ini menjadi sangat urgen. Isu-isu ini ada kaitannya
dengan bioetika, sebagai dampak perkembangan penelitian biologi dan bioteknologi dan
atau merupakan penyalahgunaan penerapan hasil-hasil penelitian bidang-bidang ini.
Namun demikian, banyaknya materi, ide, pemikiran, yang harus diakomodasi dalam
kurikulum, mengakibatkan sulitnya menambahkan nomen baru mata kuliah. Terlebih,
selama ini, bioetika belum pernah tercantum sebagai matakuliah pada kurikulum
program sarjana biologi dan atau pendidikan biologi. Oleh karenanya, mengingat
urgensi bioetika bagi calon sarjana biologi dan pendidikan biologi, perlu dicari alternatif
langkah untuk mengakomodasi bioetika, misalnya sebagai topik atau isu yang
dikembangkan dalam silabus atau kegiatan perkuliahan. Kajian kritis atas sebuah
artikel berjudul Ethical, Legal, and Social Issues in the Undergraduate Biology
Curriculum, dengan author: Thomas J. Lindell & Gavin J. Milczarek (University of
Arizona), memberikan dasar rasional dan empiris bagi perlunya bioetika diakomodasi
dalam kurikulum biologi dan pendidikan biologi. Beberapa contoh pengakomodasian
bioetika dalam kurikulum atau dalam kegiatan perkuliahan di beberapa universitas,
dapat dijadikan referensi tambahan dalam maksud yang sama di Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UNY. Tinjauan metodologis-pedagogik untuk perkuliahan dengan
materi kontekstual dan problematis, menjadi alternatif contoh dalam upaya
pengimplementasian bioetika pada perkuliahan di Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
UNY.- Paidi2015-02-24T08:06:38Z2019-03-05T04:21:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12125This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121252015-02-24T08:06:38ZDIVERSITAS GENETIK BURUNG MALEO (MACROCEPHALON MALEO)
BERDASARKAN INTRON SATU GEN RHODOPSIN NUKLEUS (RDP1)Burung maleo (Macrocephalon maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang
jumlah populasinya mengalami penurunan yang tajam, sehingga IUCN menggolongkan
burung ini ke dalam Endengered Species. Fenomena ini menggambarkan bahwa burung
maleo memiliki resiko kepunahan yang tinggi sehingga tindakan penyelamatan perlu
dilakukan, yaitu melalui tindakan konservasi. Data dan informasi diversitas genetik
merupakan aspek yang sangat penting untuk diketahui karena informasi tersebut dapat
digunakan sebagai landasan penentuan tujuan dan arah konservasi. Tujuan penelitian ini
adalah mengungkap diversitas genetik burung maleo berdasar sekuen intron satu gen
rhodopsin nukleus dalam rangka menyiapkan data molekular/data base untuk membantu
konservasi burung maleo dan anggota Megapoda yang lain bagi kepentingan penelitian
atau pertimbangan pelestarian satwa langka dimasa yang akan datang. Sampel darah
burung diperoleh dari habitat yang berbeda yaitu habitat pantai (coastal nesting
grounds) dan habitat hutan (in land nesting grounds). DNA darah diisolasi dan dipakai
sebagai cetakan untuk amplifikasi intron satu gen RDP dengan teknik PCR (Polymerase
Chain Reaction). Produk PCR selanjutnya disekuensing untuk mendapatkan sekuen
DNA kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengungkap diversitas genetik maleo.
Alignment (multiple alignment) dilakukan dengan menggunakan program Clustal-X,
identifikasi haplotipe dan diversitas nukleotida dilakukan dengan program MEGA versi
2.1 dan DnaSP versi 3.51. Hasil analisis menunjukkan adanya 7 haplotipe pada 12
daerah variabel dengan nilai diversitas nukleotida antara 0,0037-0,013 dan komposisi
basa 29,6% G, 26,9% C, 25,3% T dan 18,2% A.Budiarsa I MadeTunas Artama I WayanSembiring LangkahSitumorang Jesmandt2015-02-24T08:05:42Z2019-03-05T04:21:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12124This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121242015-02-24T08:05:42ZTEKNOBIOLOGI: SEL PUNCA TRANSGENIK
SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI PENYAKIT DEGENERATIFSel punca sebagai salah satu jenis sel manusia atau mamalia yang memiliki
kemampuan membelah diri (replikasi) secara sendiri menjadi sel sejenis atau
mengalami diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang sama sekali berbeda yang
berguna untuk memelihara fungsi jaringan tubuh seperti: otot jantung, jaringan hati, sel
ginjal bahkan sel-sel otak. Sel punca dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit
yang berkaitan dengan masalah pembaruan sel atau degeneratif. Tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk mengkaji teknobiologi untuk membuat sel punca yang
terekayasa genetika dalam pengobatan penyakit degeneratif.
Kajian ini difokuskan pada struktur dan sifat biomolekuler sel punca dan
teknologi untuk menghasilkan sel punca transgenic serta aplikasinya di dalam
pengobatan penyakit degeneratif. Sel punca transgenik merupakan salah satu teknik
pengobatan penyakit degeneratif dengan nilai harapan yang tinggi.
Karena sifat-sifat yang dimiliki sel punca, maka sel punca diyakini dapat
digunakan untuk meregenasi sel-sel di tubuh manusia yang rusak. Misalnya
memperbaiki bagian jaringan jantung yang mati pada pasien serangan jantung, atau
menumbuhkan jaringan otak atau saraf dan pembuluh darah baru pada pasien stroke
sehingga yang tadinya lumpuh dapat berjalan lagi. Diyakini pula sel punca dapat
meregenerasi organ ginjal yang rusak, mengganti kulit pada pasien luka bakar,
menyembuhkan pasien diabetes dan komplikasinya, Parkinson dan Alzheimer, arthritis,
cedera tulang belakang, dan masih banyak lagi mukjizat kesembuhan lainnya.Nurcahyo Heru2015-02-24T05:16:43Z2019-03-05T04:21:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12123This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121232015-02-24T05:16:43ZLAJU DEKOMPOSISI PENGOMPOSAN SAMPAH DAUN
DALAM SISTEM TERTUTUPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi filtrat buah nenas, pepaya dan
pisang sebagai aktivator dalam mempercepat penghancuran sampah daun yang
dikomposkan dalam kontainer berupe ember plastik.
4 kontainer yang masing-masing berukuran tinggi 40 cm, diameter atas 47 cm,
diameter dasar 45 cm yang terbuat dari plastic digunakan dalam percobaan. Kesemua
container dibagi menjad 4 kelompok yang setiap kelompok. Setiap container
dipergunakan untuk mengomposkan berbagai jenis sampah organik dengan 1perlakuan
yakni larutan buah nenas, pepaya dan pisang. Larutan buah dibuat dengan cara
merendam buah yang telah dikupas dalam air gula 4% selama dua hari. Bahan kompos
yang tela h disiapkan dilumuri dengan larutan buah secara merata dan kemudian
dimasukkan dalam kontainer sebanyak 6,5 kg setiap kontainernya. Bobot bahan yang
dikomposkan ditimbang setiap 2 minggu dan dianalisis sifat-sifat fisik dan kimianya.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa seresah organik berubah menjadi kompos
setelah 2 bulan dikomposkan dalam container. . Berdasarkan kualitas fisik yang
dicirikan oleh Warna, tekstur dan struktur maka secara umum kompos daun,
mempunyai sifat-sifat yang baik. Filtrat belum memperlihatkan potensinya sebagai
agen pemacu dekomposisi. Namun filtrat nenas dan pepaya dan pisang memiliki
potensi menjadi pemerkaya nutrisi pada sampah daun yang dikomposkan- H. Yulipriyanto2015-02-24T05:16:09Z2019-03-05T04:21:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12122This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121222015-02-24T05:16:09ZIMPLIKASI EVALUASI PROSES KULIAH EVOLUSI MANUSIA
PADA DOMAIN AFEKTIF MAHASISWATujuan penelitian ini adalah mengungkap domain afektif mahasiswa bila diajak belajar
dengan pendekatan pembelajaran konstruktivis pada materi evolusi manusia.
Pengungkapan implikasi psikologis dan motivasi mahasiswa yang dideteksi adalah
nurturant effects dan bukan efek instruksionalnya. Pendekatan pembelajaran
konstruktivis diwujudkan dengan student center activities, antara lain kerja langsung
(inkuiri, proyek, dan kerja lapangan), kegiatan kelompok (diskusi, debat), belajar
kooperatif, kegiatan mandiri meliputi menulis, membaca, berbicara, menjelaskan
konsep dan analisa data. Kegiatan yang lain adalah teacher center activities, meliputi
ceramah dengan demonstrasi. Peneliti secara kualitatif dan kuantitatif merekam
keaktifan, reaksi verbal, motivasi, semangat, keengganan, penolakan, dan penerimaan
siswa terhadap kegiatan belajar mengajar evolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada implikasi afektif mahasiswa selama kegiatan pembelajaran, yaitu adanya perubahan
sikap mahasiswa dari tingkat penerimaan ketingkat peresponan dan peningkatan
motivasi belajar mahasiswa dalam perkuliahan evolusi manusia.Sri Prastiwi, S.Pd., M.Pd. Muji2015-02-24T05:16:07Z2019-03-05T04:21:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12120This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121202015-02-24T05:16:07ZCEKAMAN SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMANMakalah ini merupakan kajian pustaka masalah salinitas yang terdapat di
permukaan bumi. Tanah salin tersebar hampir di seluruh permukaan bumi ini, namun
yang terbesar terdapat di daerah pasang surut. Kondisi tanah salin seperti ini merupakan
cekaman bagi tanaman yang tidak toleran. Berbagai jenis tanaman mempunyai daya
tahan yang berbeda dalam menghadapi kondisi salin dimana tanaman tumbuh, sehingga
pengaruhnya terhadap berbagai aktivitas kehidupan yang terkait dengan pertumbuhan
juga bervariasi. Pengaruh yang bervariasi tersebut karena akibat dari cara adaptasi
tanaman yang berbeda-beda. Cara adaptasi yang dilakukan tanaman agar mampu
bertahan hidup pada lahan dalam kondisi salin secara umum ada dua macam yaitu
penghindaran (avoidance) dan toleran (tolerance). Secara umum pertumbuhan tanaman
akan mengalami gangguan bila menghadapi lingkungan dengan kondisi salin, kecuali
bagi tanaman yang toleran. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi salin tersebut
karena efek dari Na+ dan Cl-. Efek dari kedua ion tersebut akan berakibat buruk bagi
pertumbuhan bahkan fatal bagi tanaman yang peka.- Djukri2015-02-24T05:16:04Z2019-03-05T04:21:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12119This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121192015-02-24T05:16:04ZKEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM
MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARANStudi deskriptif telah dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi untuk mengkaji
kemampuan calon guru dalam menyusun rubrik analitis pada penilaian kinerja.
Pengumpulan data dilakukan pula melalui studi dokumentasi, angket dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian (12,50%) calon guru menggunakan
penilaian kinerja dalam rencana pelajaran yang mereka buat. Kemampuan calon guru
dalam menyusun rubrik analitis masih sangat kurang. Para calon guru masih mengalami
kesulitan dalam memadukan konten dan proses biologi ke dalam standar kriteria (73 %).
Pada umumnya calon guru masih kesulitan dalam menentukan kriteria untuk rubrik
analitis (62%). Sebagian besar calon guru (87%) menyatakan bahwa penyusunan rubrik
analitis lebih sulit bila dibandingkan rubrik holistik. Pada umumnya para calon guru
tidak mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik holistik.Ratna Wulan Ana2015-02-24T05:16:03Z2019-03-05T04:21:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12118This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121182015-02-24T05:16:03ZBAKTERI LAUT ISOLAT PULAU PARI
PENDEGRADASI KOMPONEN CRUDE OILDalam upaya untuk melakukan bioremediasi tumpahan minyak bumi dilakukan
penelitian bakteri laut yang mampu mendegradasi komponen crude oil yaitu
phenanthrene, DBT, dan paraffin. Sampel air laut Pulau Pari, DKI Jakarta diaklimasi
dalam column reactor selama 2 bulan dengan 6 variasi fertilizer (Super IB, NH4NO3,
Uric Acid, Hi-Control, Osmocoat, dan Chitosan). Kemudian sampel bakteri diisolasi
pada medium ONR7a padat yang ditambah dengan 100 μl crude oil. Bakteri potensial
pendegradasi crude oil diisolasi dan dipurifikasi pada medium marine agar secara
streak plate dan disubkultur. Enambelas isolat terpilih diuji kemampuannya
mendegradasi phenanthrene, DBT, dan paraffin. Isolat bakteri terpilih yaitu Dn yang
terbukti dapat mendegradasi ketiga komponen crude oil. Selanjutnya isolat bakteri
tersebut diuji pertumbuhannya pada 5 macam medium yaitu marine broth, polypepton,
medium yang mengandung phenanthrene, DBT, dan paraffin. Uji pertumbuhan
dilakukan pada kadar NaCl 2% dan 5% pada suhu 30°C serta rasio C/N/P = 100:20:3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri tercepat pada medium yang
mengandung DBT dengan kadar NaCl 2% (g = 3,029 jam), sedangkan pada medium
yang mengandung paraffin kadar NaCl 2% memerlukan waktu pertumbuhan terlama (g
= 9,342 jam). Pengukuran kemampuan sel bakteri melekat pada hidrokarbon (MATH)
menunjukkan bahwa nilai adhesi tertinggi terhadap substrat phenanthrene yaitu 89,23%.
Berdasarkan karakterisasi morfologi koloni, morfologi sel, pengecatan gram,
karakterisasi fenotipik dengan kit API 20 NE, diketahui bahwa isolat Dn berbentuk
diplococcus, bersifat gram negatif, dan bersifat denitrifier. Identifikasi molekular
berdasarkan sequencing 16S rRNA dan konstruksi phylogenetic tree menunjukkan
bahwa isolat Dn sangat mirip dengan Marinobacter hydrocarbonoclasticus ATCC
27132T. Dapat disimpulkan bahwa isolat bakteri laut di perairan Pulau Pari yang
diaklimasi dalam colum reactor beranekaragam dan terdapat isolat bakteri Dn yang
mampu mendegradasi ketiga komponen crude oil dengan penambahan sumber N dan P.Susanthi DhamaSudiana I MadeSembiring Langkah2015-02-24T05:16:02Z2019-03-05T04:21:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12117This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121172015-02-24T05:16:02ZDIFUSI INOVASI INTENSIFIKASI BUDI DAYA
JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp) SEBAGAI
IMPLEMENTASI ILMU PERTANIANJamur Tiram merupakan salah satu komoditas pertanian organik, dalam
pengusahaannya efisien dari segi lahan dan tenaga kerja. Jamur Tiram merupakan
Natural food, dengan gizi cukup baik dilihat dari kandungan protein, vitamin, mineral,
asam amino dan lemak tidak jenuh, serta tanaman ini berkhasiat obat (Agro Medicine).
Di samping itu dengan pemeliharaan yang lebih intensif dapat memberikan nilai
ekonomi yang tinggi. Namun demikian sampai saat ini pemeliharaan dalam budi daya
jamur tiram belum intensif sehingga produksinya belum optimal.
Difusi inovasi intensifikasi dalam pemeliharaan Budi daya Jamur Tiram sangat
penting bagi petani, penyuluh serta peneliti sebagai penerapan Ilmu Pertanian. Dalam
pemeliharaan Budi daya Jamur Tiram dengan pola pengkabutan air yang lebih sering,
menyiram lantai ruangan, menjaga temperatur antara 280C-300C, kelembapan udara
diatur sekitar 90%, mengatur cahaya, mencegah kontaminasi dengan jamur asing,
perlakuan raising, serta pengendalian hama dan penyakit maka dapat menghasilkan
produksi yang lebih tinggi yaitu 60% daripada produksi rata-rata (1200 gr) per log
substrat tanam. Sehingga Difusi Inovasi Intensifikasi dalam pemeliharaan budi daya
jamur tiram sangat diperlukan untuk memperoleh produksi yang optimal dengan
keuntungan yang lebih tinggi.Retnowati Daru2015-02-24T05:16:00Z2019-03-05T04:21:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12115This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121152015-02-24T05:16:00ZPROSPEK PEMANFAATAN BAKTERI ENTOMOPATOGENIK
SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAYATI SERANGGA HAMAPengembangan budidaya tanaman sayuran merupakan salah satu unsur penting
dalam pembangunan pertanian untuk menunjang perekonomian Indonesia. Berbagai
jenis serangga hama dapat menyerang tanaman sayuran sehingga mengakibatkan
kerugian ekonomi yang besar. Untuk mengendalikan hama tersebut umumnya
digunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara luas dan terus
menerus memang dapat menekan kerusakan akibat serangan hama. Namun demikian,
seiring dengan penggunaan insektisida kimiawi, timbul pula masalah yang serius yaitu
terjadinya resistensi dan resurgensi serangga hama, terbunuhnya musuh-musuh alami
serangga hama yang kemudian menyebabkan timbulnya hama sekunder, terbunuhnya
serangga penyerbuk dan bahaya lain pada ternak dan manusia. Oleh karena itu,
diperlukan sekali adanya alternatif baru yang dapat dipakai untuk mengendalikan
populasi hama tersebut sampai di bawah batas nilai ambang ekonomi. Pengendalian
secara hayati (parasit, predator, agensia patogen) adalah salah satu alternatif yang
biasanya dicari karena telah terbukti banyak berhasil dinegara-negara maju. Salah satu
spesies bakteri entomopatogenik adalah bakteri pembentuk spora yaitu Bacillus
thuringiensis yang merupakan pilihan utama dalam pemanfaatan mikrobia sebagai
agensia pengendalianhayati serangga hama. B. thuringiensis dalam proses
pertumbuhannya menghasilkan badan inklusi parasporal berupa kristal protein yang
dikenal dengan delta-endotoksin dan telah diketahui bersifat toksik terhadap beberapa
serangga anggota ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Walaupun deltaendotoksin
bersifat toksik terhadap serangga sasaran, namun tidak toksik terhadap
serangga berguna lainnya, hewan, tanaman maupun manusia. Berdasarkan ciri-ciri khas
yang menguntungkan di atas, maka hasil eksplorasi strain-strain baru bakteri
entomopatogenik anggota spesies B. thuringiensis telah banyak dimanfaatkan sebagai
dasar untuk produksi bioinsektisida komersial. Pencaharian strain-strain baru bakteri
entomopatogenik yang bersifat endogenik perlu dilakukan di Indonesia sebagai upaya
untuk meningkatkan pengendalian serangga hama secara hayati sebagai alternatif
pengganti insektisida kimiawi. Pemanfaatan mikrobia indigenous ini sebagai agensia
pengendali hayati merupakan suatu terobosan dalam peningkatan pendayagunaan
sumberdaya hayati mikrobia secara lebih intensif untuk menyelamatkan lingkungan
hidup dari pencemaran. Makalah ini akan membahas berbagai upaya memperoleh strain
unggul B. thuringiensis indigenous Indonesia serta pemanfaatan dan pengembangannya
untuk produksi bioinsektisida. Dengan menggunakan dasar-dasar bioteknologi
diharapkan akan dapat dihasilkan suatu insektisida mikrobial yang bermanfaat untuk
mengendalikan hama tanaman sayuran di Indonesia.L. SALAKI CHRISTINASEMBIRING LANGKAH2015-02-24T05:15:58Z2019-03-05T04:21:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12113This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121132015-02-24T05:15:58ZSELEKSI BAKTERI SALMONELLA TYPHI DARI KULTUR DARAH
PENDERITA DEMAM TIFOIDSalmonella enterica subsp. enterica serotipe Typhi (Salmonella Typhi;
Salmonella typhi) merupakan agensia penyebab demam tifoid, bersifat patogenik hanya
pada manusia dan masih menjadi problema epidemiologik terutama di daerah tropik,
termasuk di Indonesia. Sebagai bagian dari anggota famili Enterobacteriaceae,
ketepatan untuk dapat memisahkan bakteri tersebut dari anggota famili
Enterobacteriacea memiliki arti sangat penting untuk identifikasi yang akurat dan
diagnosis yang tepat pada penderita tifoid. Dengan alasan ini, maka diperlukan
konfirmasi pemeriksaan laboratorium melalui isolasi/biakan kuman terhadap kultur
darah dari penderita demam tifoid. Pada penelitian ini seleksi bakteri S. Typhi dari
kultur darah penderita demam tifoid dilakukan secara selektif dan diferensial
menggunakan BacT/ALERT FA culture media (bioMérieux Inc.), Selenite cystine broth
(SC) (Oxoid Ltd.), dan Chromocult® Coliform Agar (CCA) (Merck), MacConkey Agar
(Oxoid Ltd.), serta Salmonella Shigella Agar (SS Agar) (Oxoid Ltd.). Dengan nilai
standar aglutinasi titer aglutinin O≥ 200 diperoleh kultur darah positif sebesar 78,83%
dengan keberhasilan memperoleh isolat S. Typhi sebesar 10,74%. Secara fenotipik,
penggunaan medium CCA terbukti lebih handal dalam memisahkan kelompok
Salmonella dengan bakteri lain dalam famili Enterobacteriaceae yang menunjukkan
kemiripan dengan Salmonella.Amarantini CharisAsmara WidyaKushadiwijaya HaripurnomoSembiring Langkah2015-02-24T05:15:47Z2019-03-05T04:21:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12112This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121122015-02-24T05:15:47ZPENGARUH PEMBERIAN BAKTERI ASAM LAKTAT Streptococcus thermophilus
TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH
AYAM BROILER STRAIN LOHMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian bakteri asam laktat
Streptococcus thermophilus secara force feeding dapat menurunkan kadar kolesterol
darah ayam broiler.
Materi penelitiannya sumber Mikrobia adalah Isolat BAL diisolasi dari limbah
ikan pada saluran pencernaan ikan. Dan Ayam yang digunakan adalah ayam broiler
jantan strain Lohmann produksi PT Multi Breeder Adirama sebanyak 40 ekor umur 1
minggu. yang dibagi menjadi 5 perlakuan dengan setiap perlakuan terdiri dari 8 ekor
sebagai ulangan, diambil secara acak dan dipelihara selama 42 hari
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi menggunakan rancangan
acak lengkap pola searah, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT).
Probiotik perlakuan Isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bakteri Streptococcus thermopillus dalam bentuk freeze drying
yang berasal dari Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan, UGM.
Perlakuan I sebagai kontrol ( tanpa BAL ) Perlakuan II jumlah sel BAL adalah 10 6
CFU/ml., perlakuan III jumlah Sel BAL adalah adalah 10 7CFU/ml. , perlakuan IV
jumlah sel BAL adalah adalah 10 8 CFU/ml
Hasil peneliitian: Perlakuan pemberian bakteri asam laktat Streptococcus
thermophillus menyebabkan menurunnya kadar kolesterol darah ayam broiler secara
signifikan. Diduga mekanisme penyebab turunnya kadar kolesterol darah adalah secara
tidak langsung dengan mekanisme dekonjugasi garam empedu..
Kata kunci : Bakteri asam laktat, kolesterol , Freeze drying, Streptococcus
thermophilus- AstutiBachruddin Zaenal- SupadmoHarmayani Eni2015-02-24T05:11:04Z2019-03-05T04:21:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12121This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121212015-02-24T05:11:04ZREGULASI ION KALSIUM (Ca++) DALAM TANAMAN
UNTUK MENGHADAPI CEKAMAN LINGKUNGANPemanfaatan tanaman toleran merupakan salah satu alternatif dalam mendukung
upaya untuk mengatasi cekaman lingkungan. Tanaman toleran tersebut sangat erat
kaitannya dengan peran kalsium (Ca) dan calmodulin (CaM). Calmodulin (calsium
modulated protein) yaitu suatu protein fungsional di dalam sel. Peran kalsium berkaitan
erat dengan kerja calmodulin yang mampu menginduksi dan sintesis enzim. Calmodulin
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap polipeptida membran plasma Ca++ATP-ase.
Kalsium diduga mempunyai peran aktif dalam meningkatkan integritas dan stabilitas
membran sel melalui pengaturan metabolisme sel. Dengan meningkatnya stabilitas
membran, maka tanaman mampu berdaptasi terhadap cekaman lingkungan. Rangsangan
dari lingkungan akan mengaktifkan ekspresi gen dan aktivitas metabolisme, sehingga
memunculkan sifat toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan.- Djukri2015-02-24T03:53:07Z2019-03-05T04:21:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12114This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/121142015-02-24T03:53:07ZRevitalisasi Pendidikan MIPAM.Sc., Ph.D. Prof. Ir. Lilik Hendrajaya