Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T21:15:07ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-07-12T06:41:33Z2019-01-30T14:26:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50657This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/506572017-07-12T06:41:33ZASPIRASI MASYARAKAT TENTANG PENDIDIKAN DI KAWASAN INDUSTRI BULU MATA KABUPATEN PURBALINGGAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Aspirasi Masyarakat Tentang
Pendidikan di Kawasan Industri Bulu Mata Kabupaten Purbalingga.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskripstif kualitatif. Subjek penelitian adalah
masyarakat kawasan industri bulu mata, teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data
Miles and Hubberman yang meliputi, pengumpulan data, reduki data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data mengunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan, (1) Pandangan masyarakat kawasan industri bulu
mata, bahwa pendidikan sangat penting, sebagai upaya meningkatkan wawasan, pola
pikir, dan intelektualitas, (2) Minat terhadap pendidikan yaitu pada pendidikan
keterampilan dan pendidikan formal, (3) Harapan masyarakat kepada pendidikan bahwa
pendidikan di Indonesia dapat lebih maju, terutama sarana, prasarana dan akses
pendidikan bagi masyarakat kelas bawah, sehingga SDM dan masyarakat dapat maju, (4)
Tingkat pendidikan minimal yang harus dienyam masyarakat sampai pada tingkat
Sekolah Menengah Atas, (5) Tujuan seseorang berpendidikan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan dan intelektual, agar masyarakat dapat maju dan mengikuti perkembangan,
(6) Pendidikan merupakan hak bagi semua masyarakat, baik yang mampu maupun tidak
mampu, baik laki-laki maupun perempuan, (7) Industri bulu mata memberi dampak
positif dapat mensejahterakan masyarakat dan dampak negatif menurunkan pasrtisipasi
sekolah masyarakat, (8) Masyarakat berpendapat ada kaitannya anatara tingkat
pendidikan masyarakat dengan tingginya keterlibatan masyarakat di industri bulu mata.
Kata Kunci : Aspirasi Masyarakat, PendidikanAgus Tina Nugraheni2016-05-11T06:32:43Z2016-05-11T06:32:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30416This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304162016-05-11T06:32:43ZPerguruan Tinggi Unggul Berbasis Tri Hita Karana"Dharmaning sajjana umerdhyaken widyaguna", kewajiban orang bijaksana adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan pekerti yang memberi manfaat kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua mahluk. “MELAYANI ADALAH NOMOR SATU, MEMIMPIN ADALAH NOMOR DUA” Pemimpin yang melayani dirinya sendiri akan usang. Kepemimpinan di seluruh dunia akan dibangun oleh orang-orang yang mampu melepaskan kekuatan dan potensi dirinya dan organisasi untuk kebaikan yang lebih besar.Sudira Putuputupanji@uny.ac.id2016-05-11T06:32:43Z2016-05-11T06:32:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304192016-05-11T06:32:43ZTri Hita Karana and Hinduism-based EducationHinduism-based Education is a education concept that is packaged as a modern education with the traditions truth doctrin of Veda "Veda Abyasa". Hinduism-based Education
packaged using the standardized quality management based on national qualification framework of each country to support the needs of learners as leaders and community members who have career skill, life skill, becoming a critical and creative learners to contribute to a sustainable development the society. Hinduism-based Education concept that resemble traditions of Vedic doctrine are expected to produce a modern educational praxis wisely in meeting the needs of the individual in relation to the fulfillment of personal needsSudira Putuputupanji@uny.ac.id2016-04-14T07:20:52Z2019-01-30T07:19:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31051This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/310512016-04-14T07:20:52ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XAKUNTANSI 2
SMK MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas dan Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran dan peneliti yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif dengan persentase yang dilakukan dengan mendeskripsikan data kuantitatif yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat Meningkatkan Aktivitas dan Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini didukung dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase skor Aktivitas Belajar Akuntansi yang didapat melalui observasi dengan pedoman observasi diperoleh skor sebesar 72,63 % pada siklus I kemudian meningkat menjadi 81,03% pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 8,4%. Dari data angket yang menunjukkan persentase Motivasi Belajar Akuntansi diperoleh skor 72,77% pada siklus I dan kemudain meningkat menjadi 78,78% pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 6,01%.Luluk Alhikmah2016-03-21T08:51:25Z2021-05-28T06:52:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304072016-03-21T08:51:25ZPendidikan Berkemajuan: Refleksi Praksis Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan.Tujuan penelitian ini untuk memahami, mengkaji dan menemukan: (a) biografi ringkas perintis pendidikan berkemajuan, K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923); (b) pilar-pilar pemikiran pendidikan berkemajuan; (c) ihwal dan periodisasi pertumbuhan gerakan pendidikan berkemajuan; dan (d) rekonstruksi pemikiran pendidikan berkemajuan yang dikembangkan dari fondasi, pilar-pilar pemikiran, dimensi pendidikan, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan K.H. Ahmad Dahlan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif-historis yang menggunakan metode sejarah model sinkronis dan pendekatan sosial-religius. Langkah-langkah penelitian meliputi: (a) pelacakan sumber-sumber sejarah; (b) seleksi sumber sejarah yang autentik; (c) interpretasi data; dan (d) merangkai data dan interpretasi menjadi tulisan utuh dan sistematis. Analisis data memakai analisis sejarah dengan pendekatan situasional model Berkhofer Jr.
Penelitian ini menghasilkan empat temuan. Pertama, penelusuran biografis perintis pendidikan berkemajuan menunjukkan bahwa latar belakang keluarga dan masyarakat berperan penting dalam mengaktualkan kepribadian pragmatis K.H. Ahmad Dahlan, dan itu diperkaya dengan radius pergaulan yang luas pada tingkat nasional (kebangkitan nasional) maupun internasional (diskursus pembaharuan Islam). Kedua, ditemukan tiga pilar pemikiran pendidikan berkemajuan, yaitu: agama, pendidikan, dan kehidupan yang dimaknai secara luas dan sebagai satu kesatuan. Ketiga, ihwal dan periodisasi pertumbuhan gerakan pendidikan berkemajuan melalui tiga tahap, yaitu masa babad alas (1905-1911), masa embrional (1911-1917), dan masa pematangan struktur (1917-1923). Struktur pendidikan berkemajuan yang matang tidak terbatas pada persekolahan, tetapi juga mencakup gerakan pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat, seperti: aktivitas tabligh, gerakan literasi (media cetak), pelayanan kesehatan (PKU), pemberdayaan perempuan (Sopotresno/Aisyiyah), pembelajaran anak-anak muda (HW), dan pemberdayaan kaum fakir miskin (panti asuhan). Keempat, dengan kerangka referensi pendidikan progresif John Dewey dan Islam berkemajuan, praksis pendidikan K.H. Ahmad Dahlan direkonstruksi menjadi pendidikan berkemajuan. Pendidikan berkemajuan dipahami sebagai praksis pendidikan progresif religius yang berlandasan agama, di atasnya berdiri tiga pilar pemikiran, yaitu: agama, pendidikan, dan kehidupan sebagai sumber filsafat pendidikan, dan atapnya teori pendidikan yang berdimensi tiga, yaitu: akal/kecerdasan (intelligence), pengamalan dalam kehidupan sosial (experience) dan berkemajuan (progress).Mohamad Ali2016-02-20T10:22:44Z2021-10-21T04:23:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29921This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/299212016-02-20T10:22:44ZPengembangan Pendidikan Humanis Religius di MadrasahPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji konsep pengembangan pendidikan humanis religius dalam proses belajar mengajar di kelas, 2) mengkaji dan menganalisis konsep pengembangan sikap humanis religius siswa di madrasah, 3) mengkaji dan menganalisis konsep pengembangan budaya kehidupan yang humanis religius di madrasah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan paradigma naturalistik. Fokus penelitian ini dilakukan di MAN Wonokromo Bantul dan MAN Lab UIN Yogyakarta. Sumber data dan informan dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru kelas, pegawai/karyawan, siswa, dan orang tua siswa. Semua informan tersebut merupakan sumber data primer untuk digali secara mendalam guna memperoleh data yang berkenaan dengan pengembangan pendidikan yang humanis religius di madrasah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua model analisis, yaitu analisis saat mempertajam keabsahan data, dan analisis melalui interpretasi data secara keseluruhan. Ada empat tahap yang sangat berkaitan, yaitu : 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian secara garis besar adalah 1) Konsep pendidikan yang humanis adalah konsep pendidikan yang berbasis pada lima nilai dasar, yaitu nilai kebebasan, kerja sama, kreativitas, kejujuran, dan aktualisasi diri. Sedangkan konsep pendidikan yang religius secara bertahap mengandung lima dimensi, yakni dimensi pengetahuan (ilmu keagamaan), keimanan (aqidah), praktik keagamaan (syariah), pengamalan keagamaan (akhlak), dan penghayatan keagamaan (ma’rifah). 2) Pengembangan pendidikan humanis religius dalam proses belajar mengajar di kelas dilakukan dengan menyediakan sarana yang memadai, menciptakan suasana belajar yang nyaman, membangun guru yang berwibawa dan berkarakter, menyelenggarakan proses pendidikan yang konstruktif, dan membangun lingkungan belajar yang kondusif. 3) Pengembangan sikap humanis religius siswa di madrasah dilakukan melalui proses belajar mengajar yang mengembangkan nilai, memberikan banyak pengalaman kepada siswa, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. 4) pengembangan budaya humanis religius di madrasah dilakukan dengan cara pemantapan visi madrasah, membentuk tim inti, membangun kelas inti, dan menciptakan kelas imbas.Hibana Hibana2015-03-17T03:17:53Z2019-10-09T01:06:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13162This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/131622015-03-17T03:17:53ZAKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA: MEMBANGUN KENEGARAWANAN MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANMakalah seminar nasional aktualisasi nilai-nilai Pancasila di Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun.Samsuri Samsurisamsuri@uny.ac.id2012-11-27T07:59:29Z2019-01-29T17:11:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7720This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/77202012-11-27T07:59:29ZPARTISIPASI WARGA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF
DI SD NEGERI GEJAYAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi warga sekolah
(kepala sekolah, guru, Guru Pendamping Khusus dan komite sekolah) dalam
pelaksanaan program pendidikan inklusif di SD N Gejayan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Subyek dalam penelitian ini adalah warga sekolah seperti kepala sekolah, guru,
Guru Pendamping Khusus dan komite sekolah di SD N Gejayan. Data
dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan
data dilakukan dengan cara triangulasi data. Data dianalisis dengan cara reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Partisipasi warga sekolah dalam
pelaksanaan program pendidikan inklusif belum ideal dari segi kurikulum dan
pembagian tanggung jawab kerja yang menghambat pelaksanaan program
pendidikan inklusif. (2) Dalam partisipasi pengambilan keputusan dilakukan
melalui rapat dengan penyampaian pendapat demi kepentingan bersama
khususnya dalam kualitas maupun pelayanan terhadap anak didik dengan
memperhatikan kondisi siswa. (3) Partisipasi warga sekolah terhadap perencanaan
program inklusif di SD Negeri Gejayan sudah baik dengan melibatkan semua
pihak. Warga sekolah juga melibatkan orang tua siswa. Warga sekolah dan orang
tua siswa memberikan pendapat mengenai perencanaan program, penyampaian
pendapat tersebut dilakukan melalui rapat yang biasanya diadakan pada awal
tahun. (4) Partisipasi pengawasan dan atau pengevaluasian program pendidikan
inklusif masih belum optimal karena kurikulum yang dipakai belum sesuai dengan
prinsip inklusif, guru masih menonjolkan rasa kemanusiaan dan kasihan dalam
memberi nilai kepada siswa. Pengevaluasian disampaikan pada rapat intern
sekolah yang biasanya dilakukan pada tengah semester, atau akhir semester. (5)
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program inklusif yaitu kurangnya waktu
GPK (Guru Pembimbing Khusus) dalam memberikan pelayanan kepada siswa,
dan kekurangan dana untuk melaksanakan program inklusif. Faktor pendukung
serta upaya yang dilakukan yaitu adanya partisipasi aktif dari semua pihak dalam
melaksanakan program dan menangani siswa baik siswa normal maupun
berkebutuhan khusus, serta semangat para guru dalam melakukan usaha untuk
mendukung tercapainya pelaksanaan program inklusif. B Tokan Ferdinand2012-11-08T00:45:33Z2022-10-11T03:27:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7303This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/73032012-11-08T00:45:33ZMembangun Konstruk Filosofi Pendidikan Nasional Pancasila: Sebuah Pendekatan Hermeneutika DialektisPenelitian ini bertujuan untuk Membangun Konstruk Filosofi Pendidikan Nasional Pancasila, yaitu sebuah Konstruk Filosofi Pendidikan Nasional Indonesia, yang diharapkan dapat membingkai secara dinamis kontekstual dalam upaya pengembangan teori, sistem dan praksis pendidikan nasional, dan juga sebagai acuan pemecahan masalah-masalah pendidikan nasional dari sudut pandang filosofis. Rumusan awal konstruk filosofi pendidikan nasional ini diharapkan dapat sebagai acuan dan fokus perhatian kita dalam menggunakan filosofi, teori, ajaran, sistem pendidikan asing dengan tidak hanya mengadopsi saja karena dapat berdampak negatif bagi kontinuitas praksis pendidikan nasional.
Jenis penelitian ini adalah penelitian filosofis, yaitu hermenutika filosofis. Objek penelitian ini adalah karya-karya ”founding fathers” (Bung Karno dan Bung Hatta), tentang Pancasila dan karya-karya Ki Hadjar Dewantara, Ahmad Dahlan, Notonagoro dan Driyarkara tentang filosofi Pancasila, dan tentang pendidikan nasional, serta dialog dengan karya-karya tokoh lain yang terkait, dan merefleksikan berbagai permasalahan pendidikan nasional yang bersifat filosofis. Metode penelitian yang digunakan adalah hermeneutika dialektis.
Hasil penelitian ini meliputi: (1) Pancasila yang digali dan dilahirkan Bung Karno yang dimengandung nilai-nilai yang sangat ideal dan sangat luar biasa keunggulannya sebagai dasar filosofi negara sampai saat ini belum diimbangi dengan pengamalan yang sungguh-sungguh; (2) Bangsa Indonesia harus berjuang terus dalam merevitalisasi, mereinovasi, merekonstruksi, merejuvenasi dan mereaktualisasi Pancasila; (3) Hakikat membangun konstruk filosofi pendidikan nasional Pancasila dapat dilakukan: (a) secara vertikal, yaitu melalui pengkajian bersifat hierarkhis reflektif-dialogis yang melihat dari segi kedalamannya pengetahuan tentang pendidikan dilakukan reflektif-deduktif-induktif (b) secara horizontal, dengan menggunakan pendekatan Panca-Kon, yang meliputi: Kontinuitas, Konvergensi, Konsentris , Kontekstual, dan Konstruktif, dan (c) vertikalhorizontal, dengan menggunakan pendekatan “eklektis-inkorporasi-harmonis” yang dilakukan secara dialektik-dinamik-antisipatif-reflektif-rejuvenatif dengan berdialog ”using critical reasoning” untuk menemukan fusi horizon makna yang lebih sesuai konsep ideal filosofi pendidikan nasional Pancasila; (4) Konstruk Filosofi Pendidikan Nasional Pancasila, yang meliputi muatan internal dan muatan eksternal. Muatan internal meliputi: (a) Kedudukan Filosofi Pendidikan Nasional Pancasila; (b) Hakikat Dasar Pendidikan Nasional Pancasila; (c) Citra Ideal Manusia Indonesia; (d) Hakikat Pendidikan Nasional Indonesia; (e) Tujuan Pendidikan Nasional Pancasila; (f) Isi Pendidikan Nasional Pancasila; (g) Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Nasional Pancasila; (h) Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Nasional Pancasila; (i) Lingkungan Pendidikan Nasional Pancasila; (j) Penerapan Filosofi Pendidikan Nasional Pancasila. Adapun muatan eksternal, mengkaji pendidikan sebagai sebuah sistem berkait erat dengan sistem institusi sosial lain yang masing-masing saling berhubungan dan “sharing” secara dialektik-dinamis.Dwi Siswoyo