Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T22:30:37ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2024-03-13T03:59:38Z2024-03-13T03:59:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/81353This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/813532024-03-13T03:59:38ZPengembangan Model Pembelajaran Realistik untuk Geometri Berbasis Artefak Candi Borobudur di SMP.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran realistik untuk geometri berbasis artefak Candi Borobudur di SMP yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Unsur-unsur dalam model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan etnomatematika pada artefak Candi Borobudur serta 6 prinsip realistik yaitu aktivitas, realitas, level, inter-twinement, interaksi, dan bimbingan. Model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan membantu siswa dalam pemahaman konsep dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan Plomp dengan tahapan pengkajian awal, perancangan produk, realisasi, uji produk hingga memenuhi persyaratan. Produk berupa model pembelajaran tertuang dalam buku model yang dilengkapi contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan instrumen penilaian. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran matematika SMP di Kabupaten Purworejo. Data diambil melalui observasi, angket, dan tes. Data dianalisis secara deskriptif.
Produk yang dihasilkan yaitu model pembelajaran PREDiC berbasis artefak Candi Borobudur untuk materi geometri SMP. Model pembelajaran ini memiliki tahapan yaitu menyajikan (presenting), mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), berdiskusi (discussing), dan konsolidasi (consolidating). Hasil validasi oleh ahli menyatakan bahwa model pembelajaran memenuhi kriteria valid. Berdasarkan hasil uji coba, model pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis. Keefektifan model pembelajaran yang telah dikembangkan ditunjukkan oleh ketercapaian siswa dalam pemahaman konsep dan kemampuan menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa model pembelajaran PREDiC berbasis artefak Candi Borobudur untuk materi geometri SMP yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya geometri di SMP.Puji NugraheniFarida Hanum2023-09-29T04:15:30Z2023-09-29T04:15:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64703This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/647032023-09-29T04:15:30ZPASIR BESI SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN KERAMIK KREASI TOPENG PANJI DENGAN FINISHING RAKUPembuatan Tugas Akhir Karya Seni (TAKS) dengan judul Pasir Besi Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Keramik Kreasi Topeng Panji Dengan Finishing Raku ini merupakan eksperimen untuk menguji dampak dari penggunaan grog berupa pasir besi pada tanah liat plastis ketika melewati proses pembakaran dan finishing dekorasi teknik Raku dengan mengambil bentuk dasar topeng Panji yang dikreasikan secara kreatif melalui Deformasi bentuk. Panji merupakan salah satu tokoh pewayangan yang memiliki sifat atau sosok kesatria seingga harapanya karya topeng kreasi yang dibuat akan mewarisi filosofi yang terkandung dalam tokoh Panji Asmorobangun.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah melalui Eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep, dan landasan penciptaan), Perancangan (rancangan desain karya) dan Perwujudan (pembuatan karya).
Hasil dari penciptaan karya keramik ini berjumlah 19 buah topeng kreasi. Seluruh karya topeng kreasi tersebut berhasil melewati proses Raku dengan baik sehingga memunculkan motif-motif yang memiliki kekhasannya masing-masing pada setiap karya yang dihasilkan. Hasil dari karya tersebut membuktikan bahwa pemberian campuran grog Pasir Besi dapat meningkatkan persentase keberhasilan dalam proses Pembuatan keramik dengan Finishing teknik Raku.
Kata Kunci : Keramik, Topeng, Panji Asmorobangun, Pasir besi, RakuDany NugrohoDany.nugroho2015@student.uny.ac.idMuhajirin Muhajirinmuhajirin65@yahoo.com2020-10-20T03:38:07Z2020-10-20T03:38:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69382This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/693822020-10-20T03:38:07ZPengembangan Modul Elektronik Motif Tradisional Lipa’ Sabbe Sengkang pada Pembelajaran Apresiasi dan Kritik Seni Rupa SMA.Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui potensi motif tradisional lipa sabbe Sengkang yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. (2) mengembangkan modul elektronik motif tradisional lipa sabbe Sengkang pada pembelajaran kritik seni rupa SMA. (3) mengetahui kelayakan modul elektronik motif tradisional lipa sabbe Sengkang pada pembelajaran kritik seni rupa SMA.
Metode penelitian ini adalah Research and Development merujuk pada pengembangan dengan pendekatan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini, (1) lipa’ sabbe merupakan wujud budaya dan seni tradisi masyarakat Bugis Wajo yang memiliki beragam makna dan nilai estetika yang menggambarkan pandangan hidup masyarakat Bugis Wajo. Potensi tersebut dapat menjadikan acuan dalam proses pembelajaran apresiasi dan kritik dalam menambah wawasan peserta didik terhadap kualitas budayanya sendiri, (2) hasil pengembangan produk modul elektronik dengan menggunakan aplikasi 3D pageflip standard dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk). Produk akhir modul ini berjudul “Konsep, Prosedur, dan Fungsi Kritik Seni Rupa dalam apresiasi Budaya Lokal Tenun Sutra Sengkang” Modul ini akan digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik pada pelajaran seni budaya kurikulum 2013 kelas X SMA (Sekolah Menengah Atas), (3) kelayakan modul dari hasil penilaian terakhir ahli materi, ahli media, penilaian respon siswa skala kecil dan skala besar, penilaian respon guru menunjukkan hasil sangat baik. Maka, modul ini dinyatakan layak digunakan guru dan peserta didik.Wahyudin RidwanMartono Martono2020-10-13T07:22:30Z2020-10-13T07:22:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69303This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/693032020-10-13T07:22:30ZIdentifikasi Jenis Ornamen Candi Sambisari dan Implementasinya pada Pembelajaran Batik di MI Sultan Agung Kabupaten Sleman.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan nilai simbolik ornamen candi Sambisari, (2) menghasilkan modul pembelajaran batik berbasis ornamen candi Sambisari untuk kebutuhan peserta didik ekstrakurikuler batik di MI Sultan Agung.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan pengembangan (R&D). Penelitian kualitatif yang menjadi objek penelitian adalah ornamen candi Sambisari, sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder, Teknik analisis terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Validasi data diperoleh dari ketekunan pengamatan dan teknik triangulasi. Prosedur penelitian pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) perancangan produk, dan (3) validasi produk. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Data diabsahkan dengan triangulasi oleh ahli media, ahli materi, guru dan siswa.
Hasil penelitian ini berupa: (1) identifikasi jenis ornamen candi Sambisari yaitu, motif Kala melambangkan penolak bala, motif Makara melambangkan simbol keselamatan, motif Sangkha Bersayap melambangkan kesuburan, motif Purnaghata melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, motif Purnakalasa melambangkan kemakmuran, motif Sulur Gelung merupakan simbol kehidupan, motif bunga matahari melambangkan kesetiaan dan kebahagiaan, motif bunga teratai melambangkan kemurnian dan kesucian. (2) modul pembelajaran batik berbasis ornamen candi Sambisari, yang diolah menggunakan CorelDraw X7. Modul ini telah divalidasi oleh ahli materi yang menilai aspek pembelajaran dan materi/isi, ahli media yang menilai aspek desain tampilan, guru batik menilai aspek keseluruhan yaitu pembelajaran, materi/isi, desain tampilan, dan kenyamanan penggunaan, hingga akhirnya para ahli menyatakan bahwa modul layak digunakan sebagai pembelajaran. Tahap uji coba dilakukan selama dua kali pertemuan kepada sebelas siswa kelas ekstrakurikuler. Pada pelaksanaan uji coba ditemukan melalui wawancara bahwa modul pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui modul pembelajaran ini siswa dapat lebih mudah memahami materi. Dengan demikian, modul pembelajaran batik berbasis ornamen candi Sambisari ini layak digunakan dalam pembelajaran batik di sekolah dasar.Nurasa Arief HerdionoTrie Hartiti Retnowati2020-10-13T02:39:18Z2020-10-13T02:40:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69301This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/693012020-10-13T02:39:18ZPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kreativitas dan Inovasi Siswa pada Pembelajaran Seni Rupa 2 Dimensi (Desain Batik) di SMA N Kabupaten Bantul.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran seni rupa 2 dimensi (desain batik) dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi, serta signifikansi antara kreativitas dan inovasi.
Penelitian ini dengan quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA di Kabupaten Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling berdasarkan wilayah, diperoleh SMA N 1 Pleret, SMA N 1 Imogiri, dan SMA N 1 Sanden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, tes, dan observasi. Instrumen yang digunakan terdiri dari: 1) tes kreativitas, 2) tes inovasi, dan 3) observasi keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek. Analisis yang digunakan yaitu menggunakan Manova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran seni rupa 2 dimensi (desain batik) di SMA N Kabupaten Bantul. Pengaruh terhadap kreativitas dengan peningkatan nilai rata- rata pretest-posttest dari 55 menjadi 80. Adapun pengaruh terhadap inovasi dengan peningkatan nilai rata-rata pretest-posttest dari 60 menjadi 65. Pengaruh model pembelajaran barbasis proyek secara signifikan antara kreativitas dan inovasi diperoleh nilai signifikansi 0,007<0,05, maka signifikan pada level kepercayaan 95%.Dian Puji RaharjoI Ketut Sunarya2020-10-13T02:14:16Z2020-10-13T02:14:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69299This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/692992020-10-13T02:14:16ZAksiologi Lukisan Kaca Srabad Cirebon Relevansinya Terhadap Pendidikan Karakter.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aksiologi, makna dan relevansi lukis kaca Srabad Cirebon terhadap pendidikan karakter yang dilihat dari hasil wawancara dan perkembangan yang terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan etnografi. Data yang di peroleh melalui observasi dan dokumentasi. Objek penelitian ini merupakan makna, nilai bentuk lukis kaca Srabad di Kota Cirebon. Sumber data dalam penelitian ini ialah budayawan sejarawan sekaligus pelukis kaca di Kota Cirebon. Teknik pengumpulan data ialah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta alat pendukung lain yaitu peralatan tulis, mp3, dan kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data ialah menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Adapun analisis data dengan tahapan membuat reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian lukisan kaca Srabad Cirebon (1) Lukis kaca Srabad dipengaruhi oleh budaya sebelum Islam. Srabad menjadi suatu bentuk adalah ketika Islam datang, dengan unsur rupa yang pokok adalah adanya tulisan kaligrafi Arab. Tema Srabad seperti Macan Ali, Insan kamil, Banteng Windu serta Srabad yang berbentuk figur wayang juga menjadi perkembangan Srabad dalam adopsi ke seni rupa tradisi yang lebih baru. (2) lukisan kaca Srabad memiliki bentuk yang berisi unsur sistem budaya dari pikiran, konsep, nilai-nilai, dan norma mengandung makna moral, dan keagamaan. (3) Akulturasi budaya dan agama menanamkan cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan alam semesta. Ruang lingkup pendidikan islam dan ceritera pewayangan pada dasarnya mengacu kepada sumber-sumber yang berada dalam pedoman hidup sebagai motivasi kepada apresian agar melakukan hal-hal yang positif merujuk pada karakter.Arif YunantoI Wayan Suardana2020-02-11T07:43:17Z2020-02-11T07:43:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67475This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/674752020-02-11T07:43:17ZPengembangan Modul Pembelajaran Motif Batik Kebumen untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Membatik bagi Siswa SMA.Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengembangkan modul pembelajaran ditinjau dari aspek pembelajaran, tampilan dan isi, fungsi, manfaat, dan pemilihan materi pembelajaran; (2) mengetahui penerapan modul pembelajaran motif batik Kebumen untuk meningkatkan kreativitas membatik siswa; (3) mengetahui penerapan modul pembelajaran motif batik Kebumen untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengembangan. Langkah- langkah penelitian ini meliputi identifikasi tujuan pembelajaran, analisis kebutuhan modul, desain pengembangan modul, modul awal, evaluasi modul/validasi, dan modul akhir. Proses validasi melalui ahli materi, ahli media, dan penilaian siswa. Subjek dalam penelitian ini 29 siswa yang terdiri atas 6 siswa untuk uji kelayakan terbatas, dan 23 siswa untuk uji coba lapangan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui lembar validasi, angket kreativitas, dan hasil belajar. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan hasilnya dinyatakan dengan angka berskala 1- 100.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Modul pembelajaran motif batik Kebumen dinyatakan layak untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar membatik bagi siswa SMA. (2) Modul pembelajaran motif batik Kebumen diimplementasikan dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan kriteria sangat baik. (3) Modul pembelajaran motif batik Kebumen yang diimplementaikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul pembelajaran motif batik Kebumen dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar membatik siswa bagi siswa SMA.Wrin Probo Tyas`Trie Hartiti Retnowati2020-02-11T02:53:53Z2020-02-11T02:55:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67451This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/674512020-02-11T02:53:53ZPengembangan Modul Hybrid Leraning Arsitektur Joglo dalam Pelajaran Seni Rupa di SMA.Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi nilai arsitektur rumah joglo dari aspek profil dan denah bangunan untuk menghasilkan materi modul pembelajaran, (2) menjabarkan pengembangan modul hybrid learning berupa website pembelajaran seni rupa, dan (3) mengungkapkan hasil pembelajaran seni rupa tiga dimensi maket diorama berbasis rumah Jawa.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode research and development. Tahap research yang dilakukan untuk mengkaji tentang arsitektur rumah joglo pada aspek tiga dimensi denah dan profil. Hasil penelitian rumah joglo diimplementasikan pada tahap development dalam materi modul hybrid learning berupa website. Pengembangan produk modul website hybrid learning dilakukan melalui 10 prosedur yaitu: (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (h) uji coba pemakaian, (i) revisi produk, dan (j) produksi massal. Subjek uji coba produk adalah siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta dengan jumlah sampel sebanyak 68 siswa yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, dokumentasi, observasi. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan data kuantitatif menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian rumah joglo ini menunjukkan bahwa fungsi rumah dalam masyarakat sebagai tempat tinggal, serta sebagai ungkapan nilai luhur masyarakat Jawa, tentang pandangan hidup yang harus selaras dengan alam yaitu makrokosmos dan kerukunan sosial atau mikrokosmos. Nilai luhur tersebut divisualisasikan dalam denah dan profil bangunan rumah joglo yang mampu memenuhi kebutuhan rumah tinggal penghuninya. Pengembangan modul hybrid learning menghasilkan modul berupa website rupaeduka.com dengan materi rumah joglo yang dapat diakses dengan sistem login oleh anak didik dan pendidik menunjukkan bahwa modul website rupaeduka.com Hasil penilaian modul hybrid learning yang dikembangkan dinilai layak, dilihat dari penilaian ahli media, ahli materi, serta hasil penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol.Rizqi AllamI Wayan Suardana2020-02-06T04:35:44Z2020-02-06T04:35:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67428This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/674282020-02-06T04:35:44ZGuide book Nilai-nilai Religius Ornamen Masjid Gedhe Mataram-Kotagede.Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan pendidikan nilai religius dalam ornamen Masjid Gedhe Mataram-Kotagede, dan membuat guide book tentang nilai- nilai religius ornamen Masjid Gedhe Mataram-Kotagede.
Penelitian pengembangan (Research and Development) dimulai dari studi lapangan, studi dokumentasi, dan wawancara yang menghasilkan sebuah produk berupa Guide Book. Penelitian R&D ini meliputi 5 tahapan, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan pembuatan Guide book, 3) Uji validasi produk, 4) revisi produk, dan 5) uji coba produk.
Hasil studi lapangan, studi dokumentasi dan wawancara menghasilkan data kajian ornament yang memuat nilai-nilai religius berupa Sawo Kecik memiliki makna ahklak yang baik, Gurda memiliki makna keseimbangan dalam kehidupan, Bunga Cengkih memiliki makna kerja keras, Blimbing Wuluh memiliki makna berprasangka baik, Bunga Teratai memiliki makna rendah hati, Bunga Sepatu memiliki makna sifat-sifat terpuji, Daun Pandan memiliki makna toleransi, Kala memiliki makna disiplin, Lung-Lungan memiliki makna tolong menolong, dan Hewan berkaki empat tidak teridentifikasi memiliki makna patuh. Kesepuluh ornamen tersebut dikembangkan dalam produk guide book dengan jenis pocket book berbentuk potrait menggunakan kertas art paper dengan ukuran c5 (16cm x 23cm) 120 gram, warna putih dan coklat mendominasi guide book. Berdasarkan validasi dengan ahli materi dan para pengujung, guide book Masjid Gedhe Mataram-Kotagede dinyatakan layak digunakan sebagai buku panduan wisata dalam memahami ornamen yang terdapat di area Masjid Gedhe Mataram-Kotagede.NImas Ayu PramestiHadjar Pamadhi2020-01-30T03:35:41Z2020-01-30T03:35:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67321This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/673212020-01-30T03:35:41ZPengembangan Multimedia Interaktif Batik Khas Sleman Untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Psikomotorik Pada Pembelajaran Seni Budaya di SMK Sleman.Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk: (1) mengetahui nilai- nilai yang terkandung pada motif batik khas Sleman, (2) mendeskripsikan prosedur pengembangan materi batik khas Sleman Parijotho Salak sebagai media pembelajaran seni budaya batik untuk mengetahui kelayakan media tersebut di SMK Sleman, dan (3) Menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni budaya khususnya batik berdasarkan aspek kognitif dan psikomotorik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan pengembangan (research and development). Pada penelitian kualitatif obyek penelitian adalah batik khas Sleman motif Parijotho Salak. Teknik analisis data pada penelitian kualitatif menggunakan Flow Model Miles dan Huberman. Penelitian dan pengembangan mengadaptasi metode ADDIE yang dikembangkan oleh Steven J. Mc Griff. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas Rekayasa Perangkat Lunak SMK YPKK 1 Sleman. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian R&D menggunakan dokumentasi, angket, wawancara, tes, dan observasi. Uji coba validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach alpha. Teknik analisis data untuk membuktikan hipotesis menggunakan uji paired-sample t test.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Ide dasar penciptaan motif batik Parijotho Salak diambil dari elemen tanaman parijotho dan tanaman salak yang mempunyai nilai karakter kerja keras, dan penggunaan warna yang digunakan sangat beraneka ragam seperti coklat, warna merah, ungu, hijau, dan orange. Makna simbolik batik Parijotho Salak menggambarkan harapan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sleman. (2) Tahapan dalam pengembangan multimedia interaktif batik khas Sleman untuk meningkatkan aspek kognitif dan psikomotorik pada pembelajaran seni budaya di SMK Sleman adalah sebagai berikut: a) analisis kebutuhan, b) tahap perencanaan, c) tahap pengembangan produk awal menghasilkan sebuah draft yang siap untuk diujicobakan; d) uji coba meliputi uji coba pendahuluan, uji coba terbatas, dan uji coba luas; e) revisi; dan (3) terdapat peningkatan aspek kognitif dan psikomotorik pada pembelajaran seni budaya khususnya batik berdasarkan aspek kognitif dan psikomotorik di SMK Sleman.Nawung Asmoro GirindraswariTrie Hartiti Retnowati2020-01-30T03:22:50Z2020-01-30T03:36:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67320This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/673202020-01-30T03:22:50ZPengembangan Buku Latihan Pewarnaan Ragam Hias Motif Encim untuk Pembelajaran Seni Budaya SMP.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku latihan pewarnaan ragam hias motif encim untuk pembelajaran seni budaya SMP kelas VII dan mendeskripsikan kelayakan buku yang dikembangkan tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 7 Kotagede, Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas VII. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, lembar tes respon peserta didik, dan angket untuk guru. Produk pembelajaran dinyatakan valid jika hasil penilaian para ahli minimal berkategori “baik”.
Penelitian ini menghasilkan buku latihan pewarnaan ragam hias motif encim untuk pembelajaran seni budaya SMP. Hasil validasi ahli media menunjukkan bahwa buku tersebut “sangat layak” dengan persentase 55,9%. Hasil validasi ahli materi menunjukkan bahwa buku tersebut “layak” dengan persentase 54,9%. Berdasarkan hasil uji normalitas, nilai signifikan uji produk 1 guru pertama sebesar 0,000, untuk uji produk 1 guru kedua sebesar 0,008, dan untuk uji produk pertama guru ketiga nilai signifikan 0,001, sedangkan dari output tersebut diketahui nilai signifikan uji produk 2 guru pertama sebesar 0,015, untuk uji produk 2 guru kedua sebesar 0,002, dan untuk uji produk kedua guru ketiga sebesar 0,000, serta dari output tersebut diketahui nilai signifikan uji produk 3 guru pertama sebesar 0,000, untuk uji produk 3 guru kedua sebesar 0,011, dan untuk uji produk 3 guru ketiga sebesar 0,000. Karena signifikan untuk ketiga uji produk tersebut kurang dari 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas Sharpiro-wilk disimpulkan bahwa data hasil uji coba produk untuk uji coba produk pertama, kedua dan ketiga berdistribusi normal.Nurul Ridha UtamiI Wayan Suardana2019-10-25T03:53:45Z2020-01-31T02:08:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66376This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/663762019-10-25T03:53:45ZMotif Iluminasi Naskah Jawa untuk Pembelajaran Seni Rupa Materi Ragam Hias melalui Aplikasi Android di SMP.Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi bentuk dan makna motif iluminasi naskah Jawa sebagai simbol kepemimpinan dari koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, (2) merekonstruksi motif iluminasi naskah Jawa sebagai media pembelajaran ragam hias berbasis android untuk siswa SMP IT Abu Bakar Yogyakarta, (3) mendeskripsikan hasil pembelajaran ragam hias berbasis motif iluminasi naskah Jawa melalui aplikasi android di kelas VII SMP IT Abu Bakar Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian mixed method yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan research and development. Penelitian kualitatif menjabarkan makna simbolik dan bentuk visual motif iluminasi manuskrip Jawa kuno. Desain pengembangan dilakukan melalui sepuluh prosedur yaitu: (a) analisis kebutuhan, (b) perencanaan, (c) mengembangkan produk awal, (d) uji coba pendahuluan, (e) revisi I, (f) uji coba terbatas, (g) revisi II, (h) uji coba luas, (i) revisi III, (j) produksi massal. Subjek uji coba produk adalah 32 siswa kelas VII G SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, dokumentasi, observasi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Motif iluminasi yang diambil merupakan simbol kepemimpinan di Yogyakarta diantaranya simbol mahkota, simbol payung, simbol naga dan simbol burung. Masing-masing simbol dijadikan motif dalam suatu iluminasi dan memliki berbagai makna tergantung isi atau konteks dari manuskripnya. Media aplikasi pembelajaran ragam hias pada motif iluminasi manuskrip Jawa kuno layak digunakan dengan hasil penilaian oleh ahli materi mencapai skor 3,78 dengan kriteria “Sangat Baik”, penilaian oleh ahli media mencapai skor 4,00 dengan kriteria “Sangat Baik”, penilaian oleh guru mencapai skor 3,86 dengan kriteria “Sangat Baik” dan penilaian oleh siswa mencapai 95% dengan kriteria “Sangat Baik”. Hasil Uji coba penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai karakter dan hasil belajar, yang dibuktikan perolehan uji Wilcoxon yaitu menunjukkan peningkatan nilai karakter religius sebesar 23,16%, nilai karakter nasionalis 24,50%, nilai karakter integritas 25,00%, nilai karakter mandiri 28,08%, dan nilai karakter gotong royong 28,66%. hasil penilaian tes tertulis menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 9,68% dan penilaian tes praktik/keterampilan menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 8,44%.Kholif Luqman MaulanaTrie Hartiti Retnowati2019-01-29T04:31:18Z2019-01-29T04:31:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62486This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/624862019-01-29T04:31:18ZANALISIS ILUSTRASI T-SHIRT PRODUK GEGOH PURBALINGGA-JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan gaya ilustrasi yang diterapkan pada desain ilustrasi t-shirt Gegoh, (2) mendeskripsikan prinsip-prinsip desain pada ilustrasi t-shirt Gegoh.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 8 desain ilustrasi t-shirt Gegoh, dengan objek material dalam penelitian ini adalah gaya ilustrasi dan prinsip-prinsip desain yang diterapkan pada desain ilustrasi Gegoh. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, peyajian data, kemudian penarikan kesimpulan. Keabsahan data didapatkan dengan trianggulasi dan validasi oleh pakar atau ahli.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ilustrasi yang diterapkan pada desain t-shirt produksi Gegoh bergaya non realistik yang ditunjukan dari beberapa desain ilustrasi Gegoh yaitu Laskar Ngapak, Purbalingga Emas, Mikir Karo Nyengir, dan Kerokan. 2) Ilustrasi yang dibuat memenuhi komposisi elemen- elemen visual berdasarkan prinsip dalam desain, yaitu keseimbangan yang sebagian besar menggunakan keseimbangan asimetris yang ditunjukan pada desain (“Laskar Ngapak”, “Purbalingga Jaman Kuna”, “Kerokan”, dan “Mikir Karo Nyengir”), irama yang sering muncul dalam desain mengarah pada irama variasi yang terlihat pada desain (“Laskar Ngapak”, “Purbalingga Jaman Kuna”, dan “Kerokan”), kemudian penekanan terlihat dari desain (“Laskar Ngapak”, “Abstrak”, dan “Kerokan”), dan kesatuan terlihat dari sebagian besar desain ilustrasi t-shirt Gegoh.Ega Mildan Risondang2019-01-29T04:28:58Z2019-01-29T04:28:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62485This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/624852019-01-29T04:28:58ZPENGEMBANGAN MEDIA BUKU POP UP PANCASILA DI SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN KASIHAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media buku pop up Pancasila sebagai media pembelajaran kelas IV SD Muhammadiyah Ambarbinangun, Kasihan, Bantul, serta mengetahui kelayakan media buku pop up Pancasila berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan praktisi pembelajaran (guru kelas).
Penelitian ini menggunakan penelitian Research and Development (R&D) dengan tahapan-tahapan yang disederhanakan, yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi pembelajaran, yaitu guru kelas IV SD Muhammadiyah Ambarbinangun, Kasihan, Bantul. Pengembangan produk media buku pop up Pancasila melalui beberapa proses: 1) Pembuatan story board sebagai dasar penyusunan layout, 2) Pembuatan unsur pictorial, 3) Pembuatan unsur non pictorial, 4) Penggabungan unsur pictorial dan non pictorial, 5) Pembuatan media buku pop up Pancasila.
Produk yang dihasilkan berupa media buku pop up yang berjudul “Ayo Menerapkan Pancasila Bersama-sama” berukuran 42cm x 25cm dengan tebal sekitar 2cm. Media buku pop up Pancasila ini dibuat dengan menggunakan software Corel Draw X7. Hasil penilaian ahli materi mendapatkan hasil presentase 98.62% dengan kategori sangat layak, penilaian ahli media mendapatkan hasil presentase 96.70% dengan kategori sangat layak, dan penilaian praktisi pembelajaran (guru) mendapatkan hasil presentase 90.62% dengan kategori sangat layak. Sehingga dapat disimpulkan media buku pop up Pancasila ini layak digunakan sebagai media pembelajaran.Yolanda Mega Astuti2019-01-29T04:27:09Z2019-01-29T04:27:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62484This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/624842019-01-29T04:27:09ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI ESTHY CAKE AND BAKERY PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTAPerancangan media promosi Esthy Cake and Bakery bertujuan untuk menghasilkan konsep media promosi yang, sesuai, efektif, efisien, kreatif, dan komunikatif sebagai pusat informasi dan daya tarik Esthy Cake and Bakery. Sehingga dapat menghasilkan media yang siap digunakan untuk promosi Esthy Cake and Bakery.
Proses perancangan media promosi Esthy Cake and Bakery melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun data visual dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, danThreaths). Data diolah menjadi konsep perancangan media promosi sehingga membentuk satu kesatuan dalam desain. Tahapan pembuatan media promosi dengan proses membuat layout gagasan, rough layout, comprehensive layout, dan final desain. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual yaitu, pensil, sket book, drawing pen, note book, dan perangkat digital yaitu, kamera, komputer, handphone, scanner.
Konsep perancangan media promosi produk Esthy Cake and Bakery secara umum adalah menghadirkan ilustrasi produk Esthy Cake and Bakery kedalam media promosi. Gaya modern ditampilkan dalam bentuk jenis font pada desain media promosi, dan warna hijau sebagai warna kunci media promosi Esthy Cake and Bakery yang diharapkan dapat menjadi daya tarik kepada masyarakat serta memunculkan kesan lezat untuk produk Esthy Cake and Bakery. Identitas perancangan media promosi Esthy Cake and Bakery berupa headline Esthy dengan cirri khas yang diambil dari logonya dengan tambahan warnamerah. Perancangan media promosi Esthy Cake and Bakery juga dapat dikenali dari segi desain, warna, logo, dan ilustrasi pengisi dalam semua media. Hasil dari perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Media utama yang digunakan adalah packaging, packaging dibuat menjadi dua jenis yaitu packaging box dan packaging paperbag. Media pendukung, antara lain x-banner, leaflet, kartunama, poster, table tent,baliho, kalender, apron, baker hat,piring cangkir, dan gantungan kunci.Rekyan Woro Widyasningtyas2018-12-28T06:14:46Z2019-01-30T17:40:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62213This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/622132018-12-28T06:14:46ZKAJIAN SENI LUKIS KARYA EKO RAHMY DALAM PAMERAN TUNGGAL URGENTPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) bentuk yang dihadirkan Eko Rahmy dalam pameran tunggal Urgent, 2) makna yang dihadirkan Eko Rahmy dalam pameran tunggal Urgent.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik seni. Data penelitian diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) bentuk ciri khas yang dihadirkan Eko Rahmy adalah garis-garis yang ekspresif, dibuat tanpa menggunakan alat bantu, spontan, dan cepat. Hal ini terlihat dalam lukisan “Kontemplatif”, “Serangga dalam Gua”, dan “Ilusi Benda dan Cahaya”, kedua keseimbangan asimetris, yakni keseimbangan yang menggunakan prinsip susunan ketidaksamaan agar karya terlihat tidak monoton. Hal ini terlihat pada “Moment” dan “Diamond”, ketiga tekstur nyata, yakni nilai permukaan yang nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya yang terdapat dalam lukisan “Moment” dan “Serangga dalam Gua”. 2) makna yang dominan pada lukisan Eko Rahmy yakni, pertama makna filosfi hidup Eko Rahmy yang memilih hidup di pinggiran kota terdapat pada lukisan “Kontemplatif” dan “Ilusi Benda dan Cahaya”, kedua makna tentang peristiwa yang penting dalam hidup Eko Rahmy yaitu peristiwa yang ikonik, sehingga dirasa penting oleh Eko Rahmy untuk diangkat ke dalam lukisan. Makna tentang peristiwa penting dalam hidup Eko Rahmy terdapat pada lukisan “Moment”, “Diamond”, dan “Serangga dalam Gua”.Kusuma Bagus Pribadi2018-12-28T06:06:28Z2019-01-30T17:39:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62207This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/622072018-12-28T06:06:28ZPENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN DENGAN PENERAPAN ELEMEN VISUAL BUDAYA YOGYAKARTA DI SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMANTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep perancangan desain interior perpustakaan sekolah dengan menerapkan elemen visual budaya Yogyakarta di SMP Negeri 5 Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan penegmbangan (research and development). Langkah-langkah meliputi analisis potensi dan masalah melalui studi pustaka dan studi lapangan. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Desain produk yang berupa pengembangan desain melalui pembuatan konsep desain, pembuatan gambar desain, serta pembuatan video animasi dan divalidasi pleh ahli desain I, ahli desain II, ahli desain III, dan praktisi. Hasil penilaian dari tahap uji validasi kemudian dijadikan bahan dalam melakukan revisi desain. Hasil dari penelitian ini berupa pengembangan desain interior perpustakaan dengan menerapkan elemen visual budaya Yogyakarta di SMP Negeri 5 Depok dan implementasinya berupa gambar desain 2D, 3D Modelling V-ray Sketch Up, dan video animasi menggunakan Sony Vegas Pro 1.3. Elemen budaya Yogyakarta yang diambil berupa : 1) warna dengan menggunakan warna khas Keraton Yogyakarta yaitu hijau, kuning, merah, cokelat dan putih, 2) pengolahan dinding dengan menambahkan poster-poster kebudayaan dan wallpaper dari motif kain cinde, 3) beberapa mebel yang dimodifikasi bentuknya dari angkringan, gamelan, dan motif pada batik parang, 4) perubahan rencana lantai menggunakan karpet, 5) penggunaan material mebel berbahan polywood, kayu solid, kain fabric, pipa besi, karpet polypropylene, dan kaca.Devi Muliawati2018-12-28T06:04:52Z2019-01-30T17:40:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62208This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/622082018-12-28T06:04:52ZKEHIDUPAN NELAYAN MUNCAR SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses visualisasi yang meliputi: konsep, tema, teknik dan bentuk lukisan tentang Kehidupan Nelayan Muncar. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi, eksplorasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan terhadap kehidupan nelayan Muncar yang dijadikan tema lukisan dan melakukan pengambilan foto dengan media fotografi. Selanjutnya eksplorasi dilakukan pengamatan terhadap hasil foto untuk menemukan bentuk dan komposisi yang paling baik saat proses visualisasi dan dilakukannya interpretasi terhadap objek sehingga mencapai hasil visual yang baik. Tahap terakhir adalah visualisasi lukisan di atas kanvas. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan dalam karya seni. Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan bahwa: 1) konsep penciptaan lukisan adalah melukiskan realita kehidupan nelayan Muncar menggunakan bantuan media fotografi dalam penciptaan lukisan dengan adanya penambahan dan pengurangan objek yang dirasa kurang mendukung sehingga menjadi lukisan realisme fotografis. Tema lukisan adalah tema sosial tentang realita kehidupan nelayan Muncar dalam melakukan berbagai kegiatan aktivitas sehari- hari. 2) Teknik pewarnaan menggunkan teknik basah, dengan media cat minyak di atas kanvas secara opaque, dan teknik penggunaan kuas secara impasto. 3) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan realisme fotografis yang menggambarkan objek kehidupan nelayan Muncar, dengan berbagai aktivitas dalam kegiatan mencari nafkah dan menunjukkan interaksi sosial antar nelayan, yang disusun dengan menyesuaikan komposisi sehingga terlihat harmoni. Karya dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan judul sebagai berikut; Iring-iringan Petik Laut (130 cm x 100 cm), Petik Laut (120 cm x 100 cm), Dodolan Iwyak (130 cm x 100 cm), Siap Nyebar Jaring (130 cm x 100 cm), Manol Iwyak (130 cm x 100 cm), Budyal Megawek (130 cm x 100 cm), Ayum-ayum (120 cm x 100 cm), Teko Ngelaut (130 cm x 100 cm).Dian Faqih Nur Amala2018-12-28T01:28:29Z2019-01-30T17:38:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62130This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/621302018-12-28T01:28:29ZPARTISIPASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi siswa SMA Negeri 2 Wonosari Kabupaten Gunungkidul dalam pembelajaran seni rupa (seni budaya). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 3 dan XI IPS 2 yang berjumlah 55 siswa. Instrumen pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara dan angket. Indikator penyusunan angket menggunakan teori partisipasi yang meliputi tahap perencanan dan persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, angket, dan wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi siswa di SMA Negeri 2 Wonosari Kabupaten Gunungkidul dalam pembelajaran seni rupa termasuk dalam kategori sedang dengan rata-rata 69,29. Skor rincian sebagai berikut : kategori sangat tinggi sebesar 5,45% dengan jumlah siswa 3 orang, kategori tinggi sebesar 27,27% dengan jumlah siswa 15 orang, kategori sedang sebesar 40% dengan jumlah siswa 22 orang, kategori rendah sebesar 20% dengan jumlah siswa 11 orang dan kategori sangat rendah sebesar 7,27% dengan jumlah siswa 4 orang. Hasil penelitian dihitung dengan 3 tahapan partisipasi siswa yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahap tersebut masing-masing termasuk dalam kategori sedang. Partisipasi siswa pada pembelajaran seni rupa di SMA Negeri 2 Wonosari belum dikategorikan tinggi atau baik. Hal tersebut dapat dilihat dari masih terdapat partisipasi rendah pada beberapa butir pernyataan yang terdapat dalam angket pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Erika Yuliana Trisnawati2018-12-17T02:06:34Z2019-01-30T17:36:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61902This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/619022018-12-17T02:06:34ZBUNDENGAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DAN OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS CETAK TINGGITujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses visualisasi, dan bentuk karya grafis cetak tinggi dengan judul “Bundengan Sebagai Inspirasi dan Objek Penciptaan Karya Seni Grafis Cetak Tinggi”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya yaitu: 1) Eksplorasi tema yaitu metode untuk menemukan ide dalam pembentukan objek dengan melakukan pengamatan secara langsung. 2) Eksplorasi bentuk yaitu pengolahan bentuk dilakukan melalui pembuatan sketsa. 3) Eksekusi dimulai dari memindahkan sketsa ke media hardboard, proses pencukilan, dan proses mencetak.
Setelah dilakukan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1) Konsep penciptaan karya yaitu memvisualisasikan proses awal mula digunakanya caping Kowangan hingga alih fungsi sebagai alat musik pengiring tari serta bentuk anatomi pada alat musik Bundengan, kemudian dalam penciptaan karya seni grafis cetak tinggi didasari oleh kebutuhan berkarya seni rupa, selain pada teknik dan gagasan visual. 2) Tema dalam karya terdiri dari lima yaitu: a) Kegiatan menggembala bebek dengan menggunakan caping kowangan, b) Kegiatan memainkan Bundengan di sawah, c) Kerumunan bebek, d) Kegiatan pentas seni Bundengan, e) Bentuk Bundengan. 3) Proses visualisasi diawali dengan membuat sketsa pada kertas, memindah sketsa pada media hardboard, proses membuat detail dengan menggunakan pisau cukil, proses pewarnaan atau mencetak klise diatas kertas, pencatatan edisi pada setiap karya. 4) Bentuk karya yang dihasilkan sebanyak 13 karya pada tahun 2018 antara lain: Penakluk Bebek, Angon Bebek, Pangeran Bebek, Penemu Bundengan, Pendengar Setia Bundengan, Tari Punjen, Tari Sontoloyo, The legend Of Bundengan, Bandulan, Instrumen Kendang, Memetik Kendang, Memetik Dawai dan Kendang, Bentuk Bundengan.Akhmad Khikmahtiyar Akmal2018-12-17T01:58:21Z2019-01-30T17:36:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61901This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/619012018-12-17T01:58:21ZKARAKTERISTIK TOPENG KLANA SEWANDANA GAYA YOGYAKARTATujuan penelitian dengan judul Karakteristik Topeng Klana Sewandana Gaya Yogyakarta untuk mengetahui Karakteristik Topeng klasik Klana Sewandana gaya Yogyakarta dikaji dari aspek bentuk motif, warna dan nilai estetik.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian Karakteristik Topeng Klana Sewandana Gaya Yogyakarta terkait dengan karakteristik bentuk dan nilai estetiknya. Karakteristik topeng Klana Sewandana merupakan gambaran stilasi dari perwatakan wajah manusia dengan karakter pemarah. Topeng ini berwarna merah dengan mata telengan, hidung pangotan, kumis craplang, mulut prengesan dan gigi tonnggos menunjukan watak raja yang keras, berani dan angkuh. Topeng Klana Sewandana memiliki bentuk jamang diantaranya: 1. Klana Sewandana tidak menggunakan jamang atau tanpa ornamen, 2. Topeng Klana Sewandana jamang lung, 3. Topeng Klana Sewanda jamang kala, 4. Topeng Klana Sewandana jamang crown memiliki taring, 5. Topeng Klana Sewandana jamang bawang sebungkul. Sedangkan nilai estetik pada topeng Klana Sewandana adalah kesatuan, kerumitan, dan kesungguhan yang terdapat pada keseluruhan topeng pada, warna, bentuk mata, hidung, mulut dan jamang.Maulana Wildan Hanif2018-12-13T07:33:56Z2019-05-09T09:09:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61956This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/619562018-12-13T07:33:56ZEstetika Eksperimental Ogoh-ogoh dan
Implementasinya pada Kreativitas Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi Siswa SMK
Bopkri 1 YogyakartaPenelitian ini bertujuan mendeskripsiskan Estetika eksperimental Ogoh-
ogoh patung Ogoh-ogoh dan mendeskripsikan hasil implementasi Ogoh-ogoh
pada kreativitas berkarya seni rupa tiga dimensi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif penelitian mendeskripsikan
penciptaan Ogoh-ogoh pada rangkaian hari raya Nyepi tahun 2018 di Pura
Jagatnatha, Sorowajan, Banguntapan, Bantul, DIY. Implementasu teknik
penciptaan di laksanakan pada pembelajaran seni rupa tiga dimensi di SMK
BOPKRI 1 Yogyakarta, Terban, Gondokusuman. Data di kumpulkan melalui
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan: (1) Ide penciptaan Ogoh-ogoh di mulai dari
studi pustaka tentang Upacara Hari Raya. Proses penciptaan meliputi tahapan
membuat rancangan sketsa Ogoh-ogoh, membuat kerangka dengan menggunakan
bahan dari besi atau kayu yang berfungsi sebagai penyangga Ogoh-ogoh
kemudian membentuk rangka dasar dengan menggunakan styrofoam atau bambu,
melapisi rangka body menggunakan kertas agar body Ogoh-ogoh mudah untuk
diwarna menggunakan cat. dengan bentuk mata melotot, gigi tajam, badan besar
yang merupakan tanda keberadaan sifat-sifat jahat dalam diri manusia. (2) Tema
konsep dan teknik Penciptaan Ogoh-ogoh di implementasikan pada
pembelajaran seni rupa tiga dimensi di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta. Peserta
didik menciptakan bentuk patung dengan teknik butsir dengan media tanah liat.Made Aditya Abhi Ganika2018-12-13T04:02:20Z2019-05-09T09:09:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61945This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/619452018-12-13T04:02:20ZFeminitas Lukisan Dyan Anggraini dan
Implementasinya dalam Pengarusutamaan Gender.Penelitian ini berfokus untuk mengetahui bagaimana Dyan Anggraini
mendayagunakan dirinya dalam menjalankan perannya sebagai Ibu, seniman, dan
birokrat serta proses kreatif dan representasi feminitas Dyan Anggraini dalam
karya lukisnya.
Penelitian ini merupakan jenis kualitatif berperspektif wacana kritis atau
“critical discourse analysis”. Critical discourse analysis digunakan sebagai metode
untuk membedah isu feminisme dan bagaimana wacana tersebut dibentuk,
dikonstruksi dan diinterpretasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara mendalam serta dokumentasi katalog pameran Dyan Anggraini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, feminitas yang dimiliki
Dyan Anggraini seperti keibuan, penyayang dan ketekunan tidak menghalangi
dirinya untuk peran ganda yang dijalankan. Kedua, penggunaan warna palet dan
objek visual dengan pose yang sederhana menjadikan karya lukisnya bernuansa
meditatif. Ketiga, representasi feminitas pada objek visual lukisan Dyan
Anggraini tampak selalu dihadirkan seperti lemah lembut, kasih sayang dan
ketekunan. Feminitas tersebut diimplementasikan dalam pengarusutamaan gender
khususnya dalam pendidikan formal dan nonformal melalui regulasi kebijakan
atau program yang dinilai berpihak pada salah satu jenis kelamin dan mengubah
perspektif mengenai feminitas yang dianggap membatasi seseorang untuk
melakukan banyak hal.Rangga Bagus Kusnanto2018-12-11T03:04:47Z2019-05-09T09:08:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61866This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/618662018-12-11T03:04:47ZKajian Múa Rối Nước Dalam Budaya Vietnam Dan
Implementasinya Pada Pengembangan Media Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni
Rupa di Sekolah Dasar Negeri Timuran Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan: (1) mengajikan pertunjukan Múa Rối Nước dalam
budaya Vietnam, dan (2) mengembangkan media Múa Rối Nước sebagai
pengenalan budaya Vietnam yang layak untuk meningkatkan minat terhadap
pertunjukan Múa Rối Nước dan kebudayaan Vietnam kepada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Timuran Yogyakarta.
Pengajian pertunjukan Múa Rối Nước dalam budaya Vietnam
dilaksanakan dengan cara studi literatur. Pengembangan produk dalam penelitian
ini mengikuti model penelitian dan pengembangan Borg & Gall. Langkah-langkah
penelitian dan pengembangannya meliputi: (1) penelitian dan pengumpulan data;
(2) perencanaan penelitian; (3) pengembangan produk awal; (4) uji kelayakan
terbatas; (5) revisi hasil uji kealayakan terbatas; (6) uji lapangan lebih luas (main
field testing); (7) revisi uji lapangan lebih luas; (8) uji kelayakan (operational field
testing); (9) revisi hasil uji kelayakan dan produk akhir. Pengumpulan data
menggunakan pedoman wawancara, kegiatan observasi, lembar penilaian ahli
materi dan ahli media, lembar angket pretest dan posttest pada angket respon
siswa, dan lembar angket respon guru. Teknik analisis data menggunakan
deskriptif kualitatif dan skala Likert yang dihitung manual.
Múa Rối Nước merupakan sebuah pertunjukan seni teater wayang air khas
Vietnam yang mengandung banyak nilai budaya di sana. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa media Múa Rối Nước – Wayang Air Vietnam yang
dikembangkan untuk kelas IV Sekolah Dasar Negeri Timuran Yogyakarta
dinyatakan layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Kelayakan tersebut
dilihat dari aspek materi, aspek media, aspek respon guru yang memperoleh skor
masing – masing yaitu 3,77, 3,32, 3,6 dengan kategori “sangat baik”. Serta dilihat
dari aspek respon siswa yang memperoleh skor 3,19 dengan kategori “baik”.
Selanjutnya media tersebut juga dinyatakan efektif dalam aspek pengenalan
budaya. Hasil tersebut terlihat dalam butir soal keenam dan ketujuh dimana dari
34 siswa, 30 siswa menyukai dan ingin mengetahui lebih tentang pertunjukan
Múa Rối Nước - Wayang Air dan kebudayaan Vietnam. Dengan demikian maka
dapat disimpulkan bahwa media yang dikembangkan layak untuk kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Timuran Yogyakarta sebagai peningkatan pengetahuan dan
minat siswa untuk memperkenalkan kebudayaan dari negara lain yaitu Vietnam.Thi Pham Tran Minh2018-11-26T00:44:31Z2019-01-30T17:31:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61367This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/613672018-11-26T00:44:31ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF BATIK RIFAIYAH BATANGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik motif batik Rifaiyah Batang: (1) bentuk motif, (2) warna batik Rifaiyah Batang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah batik Rifaiyah Batang, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah makna simbolik bentuk motif dan warna batik Rifaiyah. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolik yang terkandung pada motif batik Rifaiyah yaitu menggambarkan kehidupan sehari-hari berdasarkan akidah Islam yang diajarkan oleh KH. Ahmad Rifai. (1) bentuk motif yang terdapat pada motif batik Rifaiyah yaitu terdiri dari motif utama, motif pendukung, dan isen-isen. Bentuk motif terinspirasi dari keadaan alam yang ada di Kabupaten Batang seperti flora dan fauna. (2) warna yang terdapat pada motif batik Rifaiyah dari keseluruhan motif berwarna merah dan biru, warna merah terinspirasi dari warna tanah di Kabupaten Batang yang cenderung berwarna merah kecoklatan, sedangkan warna biru terinspirasi dari warna air laut di Kabupaten Batang yang sebagian besar wilayah pesisir utara Jawa.Laras Setiya Asih2018-10-30T02:55:18Z2019-01-30T17:25:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60908This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/609082018-10-30T02:55:18ZPENGEMBANGAN SUPLEMEN PANDUAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI UNTUK GURU TK DI PONJONG, GUNUNG KIDULPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suplemen panduan menggambar dan mewarnai untuk guru TK di Ponjong, Gunung Kidul, serta mengetahui kelayakan sulemen panduan berdasarkan penilaian dari ahli media, ahli materi, dan guru TK. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg and Gall. Tahapan pengembangan yang dilakukan yaitu : 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumulan Data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Produk Akhir. Validasi dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Media yang dikembangkan di uji cobakan kepada guru TK Mayithoh Karangijo, TK ABA Padangan, TK ABA Sambirejo, TK ABA Karangijo, dan TK ABA Kuwon. Suplemen panduan menggambar dan mewarnai untuk guru TK berisikan materi teori warna, teknik mewarnai, langkah-langkah menggambar dan mewarnai dengan mengambil tema dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Semester Ganjil di TK. Suplemen panduan dibuat secara manual, kemudian difoto dan discan. Setelah melalui proses tersebut, materi dan hasil scan disusun dengan menggunakan software Corel Draw X7. Tingkat kelayakan suplemen panduan berdasarkan penilaian ahli media mendapatkan nilai sebesar 91,2% dan termasuk dalam kategori sangat layak. Penilaian dari ahli materi mendapatkan penilaian sebesar 94,25% dan termasuk dalam kategori sangat layak. respon guru terhadap suplemen panduan ini mendapatkan respon positif dengan mendapatkan penilaian sebesar 93,5%. Dari penilaian keseluruhan dapat disimpulkan bahwa suplemen panduan menggambar dan mewarnai ini layak digunakan sebagai media pembelajaran.Juliana Anggaini Nur Solekhah2018-10-30T02:23:07Z2019-01-30T17:25:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60904This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/609042018-10-30T02:23:07ZKAJIAN MOTIF KAIN CUAL KHAS BANGKA BELITUNGPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan bentuk pada motif kain cual khas Bangka Belitung. 2) Mendeskripsikan makna pada motif kain cual khas Bangka Belitung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kain cual khas Bangka Belitung yang ada di Ishadi Cual Museum. Penelitian ini difokuskan pada hal yang berkaitan dengan bentuk dan makna yang terdapat pada kain tenun cual khas Bangka Belitung. Data penelitian dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data didapat melalui teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bentuk motif kain cual khas Bangka Belitung terdiri dari motif berbentuk flora dan fauna. Motif flora adalah motif yang berasal dari alam dan motif fauna adalah motif hewan yang sudah diubah bentuknya menjadi abstrak supaya kain bermotif fauna dapat digunakan untuk beribadah umat Islam. 2) Makna pada motif kain tenun cual berhubungan dengan daur hidup manusia. Manusia diharapkan dapat mempelajari sesuatu dari alam dan hewan karena ada pelajaran yang dapat dipelajari dari mereka dan diterapkan di kehidupan sehingga manusia dapat menjadi makhluk yang baik di dunia. Seperti salah satu motif fauna yaitu motif bebek yang mengajarkan tentang kekompakan, persatuan dan kesatuan terhadap sesama.Fachri Hibatullah2018-10-30T02:21:36Z2019-01-30T17:25:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60903This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/609032018-10-30T02:21:36ZPERKEMBANGAN KOMIK STRIP DI ERA MEDIA SOSIAL TAHUN 2005-2015Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan komik strip di era media sosial selama satu dekade yaitu dari tahun 2005 hingga 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah komik strip di media sosial. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mendeskripsikan tentang (1) perkembangan komik strip di media sosial dengan lingkup perkembangan platform, visual, dan tema. Perkembangan platform dapat diikuti sejak tahun 2005 yaitu dimulai dari platform Deviantart, Blogger, Kaskus, Facebook hingga Instagram. Secara visual, komik strip media sosial mengalami perkembangan dimana komik strip dapat memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh platform media sosial. Tema-tema pada komik strip di media sosial umumnya mengangkat isu-isu yang sedang hangat di tengah masyarakat dan dapat ditemukan tidak jarang komikus menggabungkan antara tema satu dengan lainnya. (2) Komik strip media sosial juga memiliki peran dan fungsi yang signifikan sebagai karya seni rupa sosial dan komersial dimana komik strip media sosial memungkinkan pengguna dan komikus saling berinteraksi secara tidak langsung akan karya yang diunggah dan penyampaian pesan yang dimediasi oleh komik strip dinilai efektif dan efisien karena mengandung unsur visual dan verbal.Faatfir de Azzura2018-10-30T02:19:18Z2019-01-30T17:24:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60901This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/609012018-10-30T02:19:18ZVIDEO GAME NINTENDO SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI LUKISTujuan penulisan ini adalah untuk merepresentasikan:1) Mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan dengan ide penciptaan video game nintendo, 2) Mendeskripsikan teknik dan media yang akan digunakan dalam mewujudkan karya tersebut sehingga mendukung ide-ide yang akan dicapai, 3) Mewujudkan visualisasi bentuk video game nintendo menjadi objek-objek dalam lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ada tiga tahap yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Tahapan eksplorasi meliputi aktivitas penjelajahan menggali sumber ide gagasan. Tahap perancangan yaitu tahap memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data kedalam berbagai alternatif desain (sketsa). Tahap perwujudan yaitu mewujudan rancangan terpilih. Hasil dari penciptaan karya lukisan dapat ditemukan hal-hal berikut: Konsep yang akan disajikan dalam karya-karya ini merupakan visualisasi dari video game nintendo dengan gambaran ilustrasi latar belakang video game , warna yang cenderung soft atau pop, bentuk yang disederhanakan, memakai media kanvas. Tema penciptaan dalam lukisan-lukisan ini adalah penulis ingin bernostalgia dengan moment saat kecil nya, hobi dan ketertarikannya lah yang secara tidak langsung mengenalkan penulis terhadap dunia seni rupa sampai saat ini dalam bentuk latar belakang video game nintendo. Teknik pewarnaan yang dengan teknik yang dipakai adalah teknik opaque yang membuat kesan flat dan tidak bervolume. Media penciptaan lukisan menggunakan kanvas. Bentuk lukisan yang diciptakan adalah lukisan ilustratif bergaya Pop Art yang flat, pada objek utama yaitu character Super Mario Bros, Pacman, Gradius, dan figur ciptaan penulis sendiri. Dengan pilihan warna-warna pastel atau soft. Semua ini merupakan upaya untuk menampilkan visualisasi hasil pemahaman gagasan melalui pengamatan langsung dan pengalaman pribadi. Karya yang dihasilkan sebanyak 8 karya lukis yang dikerjakan pada tahun pembuatan 2017 - 2018, antara lain berjudul: Choice (110cm x 140cm), Bloom (110cm x 140cm), I Believe It (110cm x 140cm), Space Candy #1 (110cm x 140cm), Space Candy #2 (110cm x 140cm), Love and Journey (110cm x 140cm), 1% skill, 90% Pray, 9% Pasrah (110cm x 140cm), Montage (110cm x 140cm).Aldino Isnen Pamungkas2018-10-30T01:27:32Z2019-01-30T17:24:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60884This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/608842018-10-30T01:27:32ZPENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI FIGUR WAYANG DALAM PERANG BARATAYUDA SEBAGAI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTIPenciptaan buku ilustrasi ini bertujuan untuk : 1) Menggambarkan figur wayang dalam Perang Baratayuda serta nilai- nilai dan makna yang terkandung di dalamnya, 2) Mendeskripsikan teknik dan media yang akan digunakan dalam mewujudkan karya sehingga mendukung ide- ide yang akan dicapai. 3) Visualisasi ilustrasi yang dihasilkan dari teknik dan metode penciptaan buku ilustrasi Figur Wayang dalam Perang Baratayuda. Metode yang digunakan ada tiga tahap yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Tahapan eksplorasi meliputi aktivitas pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Tahap perancangan dan perwujudan adalah menyusun konsep kemudian dilanjutkan dengan visualisasi dari hasil pengumpulan data ke dalam berbagai alternatif desain/ sketsa, lalu tahapan selanjutnya adalah layout (rough sampai final) menjadi buku. Hasil dari penciptaan karya dapat ditemukan hal-hal berikut: Karya yang disajikan dalam buku ilustrasi ini merupakan visualisasi dari figur wayang dalam Perang Baratayuda. Gaya gambar menerapkan unsur realis karena menampilkan proporsi/ wujud seperti aslinya namun dengan pewarnaan yang datar (flat). Proses visualisasi diawali dengan mengolah interpretasi dari cerita Perang Baratayuda yang telah ada dan didasari oleh beberapa eksplorasi yang mencakup ekplorasi dalam bentuk tekstual maupun visual. Teknik gambar menggunakan teknik digital painting. Hasil karya ilustrasi berjumlah 9 buah yang berjudul : Srikandi dan Drupadi, Pandawa Lima, Ksatria Unggulan Pasukan Kurawa, Bisma Gugur, Abimanyu gugur, Pertempuran Gatotkaca, Pandita Durna, Adipati Karna, dan Pertempuran Terakhir.Syafrini Nabilla2018-10-30T01:26:11Z2019-01-30T17:24:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60883This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/608832018-10-30T01:26:11ZPENGEMBANGAN MODUL CETAK PEMBELAJARAN GAMBAR ILUSTRASI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMATujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan modul cetak pembelajaran gambar ilustrasi yang sesuai untuk siswa di kelas VIII di SMP N 3 Depok Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) adaptasi Borg dan Gall yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini menggunakan beberapa tahap yaitu: (1) pengumpulan data dan informasi; (2) melakukan perencanaan; (3) mengembangkan produk awal; (4) validasi ahli (validasi ahli media dan ahli materi); (5) uji coba kelayakan kelompok besar yang dilakukan kepada peserta didik kelas VIII SMPN 3 Depok, Sleman yang berjumlah 32 siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Bentuk produk adalah modul yang memenuhi kelengkapan (self- contained) dan kemudahan menggunakan (User-friendly). Modul tersebut berukuran kuarto/A4 (210 mm x 297 mm) dengan sampul kertas ivory ketebalan 190gr dan isi modul menggunakan kertas HVS 80gr disajikan secara potrait berisi sebanyak 42 halaman isi materi dan 2 lembar sampul. Modul memuat materi tentang sejarah gambar ilustrasi, pengertian ilustrasi, fungsi ilustrasi, ciri-ciri ilustrasi, jenis gambar ilustrasi, unsur gambar ilustrasi, teknik menggambar ilustrasi, dan menggambar komik strip. Modul telah melewati tahap validasi, dan telah memenuhi kriteria kelayakan media pembelajaran sebagai suplemen tambahan bagi peserta didik. Perolehan presentase dari ahli media sebesar 92,5 % dengan kriteria sangat baik, dari ahli materi sebesar 93,1 % dengan kriteria sangat baik, dan uji coba kelayakan kelompok besar memperoleh presentase sebesar 88,2% dengan kriteria sangat baik. Subjek uji coba yaitu peserta didik kelas VIII SMPN 3 Depok, Sleman, Yogyakarta.Warid Moga Nugraha2018-10-30T01:24:49Z2019-01-30T17:24:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60882This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/608822018-10-30T01:24:49ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RAGAM HIAS FLORA DAN FAUNA BERBASIS KOMIK EDUKASI UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMAPenelitian Tugas Akhir Skripsi ini bertujuan untuk mengembangkan media komik edukasi dan menghasilkan komik edukasi yang layak pada mata pelajaran ragam hias flora dan fauna untuk peserta didik Kelas VII di SMP N 3 Depok Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) adaptasi Borg dan Gall yang telah disesuaikan dengan penelitian dan pengembangan media pembelajaran yang meliputi tahapan-tahapan: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal ; (2) perencanaan; (3) pengembangan bentuk awal produk; (4) validasi produk (ahli materi, ahli media, dan praktisi guru); (5) uji lapangan (uji lapangan terbatas dan uji lapangan lebih luas); (6) produk akhir. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian pengembangan ini menghasilkan media pembelajaran ragam hias berbasis komik edukasi untuk peserta didik Kelas VII. Pembuatan media menggunakan aplikasi Paint Tool SAI dan CorelDraw X7. Sampul dan lembar kerja praktik peserta didik dicetak dengan kertas ivory 190 dilaminasi glossy dan isi komik dicetak dengan Art Paper 120. Hasil akhir validasi ahli materi sebesar 97,6%. Hasil akhir validasi ahli media sebesar 96,3%. Respon peserta didik pada uji coba terbatas menunjukkan respon yang positif, dengan penilaian rata-rata 97,76%. Hasil akhir uji lapangan lebih luas juga mendapat repon yang positif dengan penilaian rata-rata 89,38%. Media komik edukasi “Petualangan di Dunia Ragam Hias Flora dan Fauna” sangat layak untuk diterapkan pada proses pembelajaran. Media komik edukasi ini mampu menarik minat dan motivasi peserta didik dalam mempelajari materi ragam hias flora dan fauna sehingga menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan, serta menambah variasi media pembelajaran Seni Budaya di kelas.Dessy Dwi Annisa Setyawati2018-10-30T01:23:05Z2019-01-30T17:24:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60881This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/608812018-10-30T01:23:05ZMAKNA LUKISAN METAFORA KUDA KARYA SUBANDI GIYANTOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna lukisan metafora kuda karya Subandi Giyanto yang berfokus pada profil Subandi Giyanto, tema dan konsep karya, proses penciptaan, serta makna karya lukisnya. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik seni, pengumpulan data lukisan karya Subandi Giyanto tentang empat karya seni lukis pada media kanvas dan diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan alat bantu, yaitu: Kamera, Smartphone, alat perekam dan buku catatan. Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi data. Setelah dilakukan reduksi data serta penyajian data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Subandi yang telah dari kecil berada dilingkungan seniman membuat ia paham dan kreatif untuk mengekspresikan idenya melalui sebuah karya seni. Dalam berkarya seni ia selalu ingin membawa wayang yang sudah menjadi tradisi ke dalam setiap karya seninya. 2) Tema karya dari empat karya seni lukis Subandi menceritakan tentang pengalaman hidup dari pribadi Subandi Giyanto. Kuda dijadikan sebagai metafora dari diri Subandi Giyanto, karena menggambarkan sosok yang berani, kuat dan semangat. Konsep dari berkarya Subandi Giyanto yaitu memadukan unsur seni modern dan tradisional dalam karyanya 3) Proses penciptaan karya seni lukis Subandi Giyanto memiliki beberapa proses pengulangan dalam setiap teknik penggarapnya baik itu dalam melukis objek kuda maupun menggambar dekoratif wayang beber wonosari dan mengisi isen-isen pada objek wayang 4) Dibalik makna karya lukis metafora kuda yang berisikan pengalaman hidupnya, Subandi Giyanto juga menyampaikan beberapa pesan yang tersirat dalam setiap karya lukisnya untuk para penikmat lukisannya.Deni Anggit Hermawan2018-10-30T01:21:33Z2019-01-30T17:24:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60880This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/608802018-10-30T01:21:33ZANALISIS PATUNG KARYA AMBORO LIRING SETYAWAN DI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis patung karya Amboro Liring Setyawan yang berfokus pada kehidupan kesenimanan, proses penciptaan, bentuk visual serta makna ekspresi terhadap patung karya seninya. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan tentang data tiga patung karya Amboro Liring Setyawan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan alat bantu, yaitu: Kamera, alat perekam (handphone) dan buku catatan. Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi data. Setelah dilakukan reduksi data serta penyajian data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Amboro yang sejak kecil sudah berada dilingkungan seni membuat ia paham tentang berkesenian mengekspresikan idenya sehingga melahirkan bentuk baru yang unik dan menarik khususnya pada seni patungnya. Dalam berkarya ia berusaha mengangkat nilai-nilai budaya jawa. 2) Teknik dalam penciptaan patungnya yaitu biasanya memakai teknik modeling, cetak atau pengecoran (casting), kemudian finishing. 3) Keseluruhan bentuk ke tiga patung karya Amboro Liring Setyawan memilik bentuk yang representasional sehingga menghasilkan objek yang realis, tampak kesan gerak bentuk yang aktif sehingga melahirkan bentuk yang dinamis. Keseluruhan elemen membentuk kesatuan yang harmonis. 4) Di balik keunikan patung karya Amboro Liring Setyawan yang menimbulkan kesan lucu-lucuan, tetapi karya patung tersebut sebenarnya memiliki nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya.Agustin Tri Utami2018-10-24T06:50:32Z2019-01-30T17:23:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60790This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/607902018-10-24T06:50:32ZREPRESENTASI LEBAH DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS SILKSCREENTujuan penulisan ini adalah untuk merancang konsep, tema, teknik, bentuk, dan proses visualisasi karya seni grafis cetak Silkscreen dengan judul “Representasi Lebah Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis Silkscreen” Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni grafis 1) Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan melalui media cetak seperti buku, majalah, dan juga media elektronik seperti televisi dan internet, 2) Melakukan eksperimen, dengan cara membuat bentuk-bentuk, warna-warna serta komposisi yang sesuai dengan tema untuk diwujudkan menjadi karya seni grafis silkscreen, 3) Visualisasi karya, dimulai dari membuat sketsa ke atas kertas, lalu memindah sketsa menjadi digital melalui scaner dan mengolah ke dalam software coreldraw. yang dilanjutkan dengan proses afdruk, kemudian mencetak karya diatas kertas menggunakan ruber. Langkah terakhir yaitu finishing yang berupa pencatatan edisi, penulisan judul, dan tanda tangan. Bahan dan alat pada proses visualisasi yang digunakan meliputi: pensil,kertas,kuas, tinta, kertas, silkscreen, ruber, obat afdruk, rakel, cat sandy, laptop, scaner. Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1) Konsep penciptaan karya seni grafis terinspirasi dari Kehidupan Lebah 2) Tema yang di angkat dalam penciptaan tugas akhir ini adalah karakter dan tingkah laku Lebah, 3) Proses visualisasi diawali dengan membaca, mengamati, menghayati, eksplorasi, dan kemudian melakukan penerapan. Teknik yang digunakan adalah silkscreen dengan pengolahan warna monoprint, 4.) Bentuk karya dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah karya seni grafis silkscreen dengan pengolahan warna monoprint mengunakan pendekatan Pop Art. Adapun karya yang dihasilkan sebanyak 10 karya grafis dengan judul antara lain: (1) Koloni, (2) Drone, (3) Pupa, (4) Hunter, (5) Queen, (6) Give and Take, (7) Serve, (8) Kasta, (9) Construktion, (10) Pollination.Zohan Ely Kurniawan2018-10-24T04:05:29Z2019-01-30T17:22:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60721This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/607212018-10-24T04:05:29ZKERAJINAN BATIK PRODUKSI “SANGGAR BATIK CIKADU” KABUPATEN PANDEGLANGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) proses pembuatan batik produksi sanggar batik Cikadu, (2) motif batik produksi sanggar batik Cikadu, dan (3) warna yang diterapkan pada batik produksi sanggar batik Cikadu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data bersifat deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan triangulasi teknik. Metode analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Proses pembuatan batik produksi sanggar batik Cikadu berdasarkan teknik pembuatannya dibedakan menjadi batik cap dan batik tulis. proses pembuatan batik cap meliputi pemotongan kain, pengecapan, pewarnaan, nembok, pencelupan warna kedua, dan pelorodan. Sedangkan proses pembuatan batik tulis meliputi pemotongan kain, nyorek (memola), pencantingan, pewarnaan, penutupan warna (nembok), pencelupan warna kedua, dan pelorodan, (2) Motif batik produksi sanggar batik Cikadu terinspirasi dari berbagai potensi alam dan budaya di Kabupaten Pandeglang. Motif batik yang menjadi ciri khas batik produksi sanggar batik Cikadu adalah batik motif badak Jawa, batik motif Pandeglang, batik motif lauk laut, batik motif dudukuy, batik motif kalapa, batik motif rampak bedug, batik motif kembang tanjung, dan batik motif lemeung, (3) Warna yang diterapkan pada batik produksi sanggar batik Cikadu dikembangkan oleh para pengrajin atas dasar permintaan pasar. Selain itu tidak ada makna yang terkandung pada warna-warna batik produksi sanggar batik Cikadu. Sehingga setiap motif pada batik produksi sanggar batik Cikadu terdiri dari berbagai variasi warna.Alno Bima2018-10-11T01:19:59Z2019-01-30T17:18:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60425This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/604252018-10-11T01:19:59ZKAJIAN PATUNG KARYA MUHAJIRINPenelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembuatan patung yang dilakukan oleh Muhajirin, bentuk, tema dan isi patung karya Muhajirin. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan alat berupa: kamera, alat perekam (handphone). Sedangkan pemerikasaan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Proses penciptaan patung Muhajirin menggunakan teknik modelling, dengan menggunakan cetakan satu kali atau Waste mold. Pada tahap finishing menggunakan warna gelap, kesan perunggu. Unsur garis dan tekstur kasar, untuk menambah kesan mendramatisir dan lebih ekspresif. (2) Kelima bentuk patung yang diciptakan Muhajirin merupakan patung representatif dengan meniru figur manusia. Bentuk patung tidak proporsional. (3) Sedangkan tema yang diangkat Muhajirin adalah tarian dan kasih saying. Tarian yang diangkat sebagai tema merupakan tarian adat Jawa yang terlihat dari pakaian yang dikenakan. Karya patung pertama berjudul Kasih Sayang, menggambarkan kedekatan seorang nenek dengan cucunya dengan ekspresi bahagia. Karya kedua berjudul Ledhek menceritakan tentang penari wanita, tarian tersebut merupakan tarian tradisional Jawa lengkap dengan pakaian adat. Ekspresi gerakan serius, penuh dengan penghayatan. Pada karya kedua berjudul Gandrung menggambarkan penari laki-laki, penari ini merupakan pasangan dari penari perempuan (Ledhek). Ekspresi bahagia terlihat dari raut wajah, kesan terkesima melihat wanita pujaan. Karya keempat berjudul Tarian Bulan Purnama menggambarkan sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Yang terakhir adalah karya dengan judul Gadis Mengurai Rambut, menggambarkan tentang seorang gadis yang sedang membawakan tarian pantomim, ekspresi yang ditunjukan adalah perasaan bersyukur yang ditunjukan dengan gerakan yang anggun dan penuh penghayatan.Yohanes Setyo Napitupulu2018-09-27T02:24:54Z2019-01-30T17:14:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/60163This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/601632018-09-27T02:24:54ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SCRAPBOOK TENTANG TEKNIK JUMPUTAN PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI PLAOSAN 1 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan produk media pembelajaran scrapbook untuk menerapan tenik jumputan Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 dan (2) Mengetahui kelayakan media scrapbook untuk penerapan teknik jumputan peserta didik kelas IV SD Negeri Plaosan 1. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall dalam sepuluh tahap pemgembangan. Namun dalam penelitian ini hanya sampai tahap ke delapan yaitu: (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, dan 8) uji coba pemakaian. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validalitas oleh ahli media, ahli materi dan ahli praktisi pembelajaran. Uji coba dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1 dengan melibatkan 20 peserta didik kelas IV. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, analisis dokumentasi dan angket. Sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dari data kuantitatif untuk pengembangan produk media scrapbook dalam penerapan teknik jumputan dan deskriptif kualitatif untuk mengetahui hasil validasi ahli dan respon peserta didik. Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukan bahwa: (1) Menghasilkan media scrapbook dalam penerapan teknik jumputan peserta didik kelas IV. Hasil validasi ahli materi sebesar 39,00 dengan rerata 3,25, sehingga masuk dalam kategori sangat baik dan layak. Hasil validasi ahli media sebesar 66 dengan rerata 3,33, sehingga masuk dalam kategori sangat baik dan layak. Hasil validasi ahli praktisi pembelajaran sebesar 40,00 dengan rerata 3,33, sehingga masuk dalam kategori sangat baik dan layak. Hasil uji coba perorangan mendapatkan persentase 91,6 % sehingga dapat dikategorikan dengan “Respon positif”. Hasil uji coba kelompok kecil mendapatkan persentase 93,3% sehingga dapat dikategorikan dengan “Respon positif”. Kemudian hasil uji coba kelompok besar mendapatkan persentase 93,3 % sehingga dapat dikategorikan dengan “Respon positif”. (2) Kelayakan media scrapbook teknik jumputan yang telah dinilai oleh ahli materi, ahli media dan ahli praktisi pembelajaran menunjukkan bahwa media scrapbook teknik jumputan ini valid atau layak untuk digunakan dalam pembelajaran.Rizka Awalina2018-09-04T00:39:02Z2019-01-30T16:59:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59379This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593792018-09-04T00:39:02ZPEMBELAJARAN COMPLETION DRAWING BAGI SISWA BASIC CLASS EKO NUGROHO ART CLASS YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran completing drawing sebagai pengembangan deskripsi kreativitas awal dalam menggambar pada siswa basic di Eko Nugroho Art Class Yogyakarta.
Penilitan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa basic class Eko Nugroho Art Class. Objek penelitian yaitu hasil menggambar menggunakan media completion drawing. Penelitian difokuskan pada usaha pengembangan kreativtas simbol atau bentuk, kreativitas warna, kreativitas ide dan gagasan lukisan serta proses dan perilaku kreatif saat melukis dengan media completion drawing. Teknik pengumpulan data penelitian ini difokuskan pada penerapan media pembelajaran completion drawing yang dilanjutkan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terkait pengembangan kreatifitas pada basic class siswa Eko Nugroho Art Class.
Hasil penelitian kreativitas menggambar menggunakan media completion drawing mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Keberhasilan penelitian terlihat dari perbandingan hasil gambar anak sebelum menggunakan media completion drawing kurang mengembangkan kreativitasnya dari segi kreativitas ide dan gagasan, kreativitas simbol atau bentuk objek gambar, dan kreativitas warna. Sesudah menggunakan media completing drawing sebanyak dua kali gambar anak menjadi lebih berkembang kreativitasnya dari segi kreativitas ide dan gagasan, kreativitas memodifikasi dan menambahkan simbol atau bentuk objek gambar, dan kreativitas dalam mengolah warna yang digunakan. Pengembangan kreativitas juga terlihat pada kemampuan anak mengasosiasikan benda-benda disekitarnya.Mayang Astia Paramita2018-08-30T05:20:29Z2019-01-30T16:59:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59347This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593472018-08-30T05:20:29ZKAJIAN SENI LUKIS KARYA ABDUL CHAMIM BERJUDUL
“LUKISAN GUNDUL” PADA GALERI GENTONG MIRING,
KECAMATAN SLUKE, KABUPATEN REMBANGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Kesenimanan Abdul
Chamim, (2) Konsep, tema, dan proses penciptaan Lukisan Gundul, (3) Bentuk
dan makna Lukisan Gundul karya Abdul Chamim pada galeri Gentong Miring.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah Lukisan Gundul karya Abdul Chamim. Penelitian difokuskan pada
permasalahan yang berkaitan dengan kesenimanan, konsep, tema, proses
penciptaan, bentuk, dan makna Lukisan Gundul. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi sumber dan teknik triangulasi
metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Abdul Chamim adalah
seorang pelukis, sastrawan, dan seniman pertunjukan yang mendirikan galeri
Gentong Miring di Kabupaten Rembang. Abdul Chamim memiliki banyak
prestasi dan riwayat pameran di dalam dan luar kota. Karya lukisannya banyak
dikoleksi para kolektor. (2) Konsep penciptaan Lukisan Gundul karya Abdul
Chamim adalah representasi diri terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitar
lingkungan. Tema dalam lukisan adalah Sosial dan Religi. Sosial adalah hubungan
kemanusiaan dan Religi adalah hubungan kebenaran manusia menuju Tuhannya.
Proses penciptaan Lukisan Gundul karya Abdul Chamim meliputi beberapa
tahapan, yaitu tahap inspirasi, studi pustaka, diskusi, tahap perenungan, tahap
pematangan gagasan, dan tahap visualisasi atau tahap melukis. (3) Bentuk
Lukisan Gundul karya Abdul Chamim adalah figur orang gundul memakai kaos
putih polos dengan tubuh dipenuhi aksen-aksen rajah tulisan Arab gundul.
Lukisan Gundul karya Abdul Chamim memiliki makna tentang ajakan untuk
menjadi manusia yang berkemanusiaan, yaitu manusia yang menebarkan
kebenaran jalan menuju Tuhan. Sehingga sebagian besar karya-karyanya
merupakan bentuk kritis terhadap fenomena sosial, religi, politik, dan ekonomi.Siti Nurkholis2018-08-30T05:15:50Z2019-01-30T16:58:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59327This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593272018-08-30T05:15:50ZPERANCANGAN BRANDING dan MERCHANDISE PSS SLEMANTujuan perancangan adalah merancang branding dan merchandise
supporter PSS Sleman dan menjadikan 2 konsep desain yang berbeda yaitu konsep
desai laga home dan laga awaydays.
Metode yag digunakan yaitu eksplorasi, peracangan dan eksekusi. Metode
ekslorasi meliputi eksplorasi desain dan eksplorasi media.
Adapun hasil dari perancangan yaitu adalah sebagai berikut:
1) Konsep penciptaan yaitu membuat 2 karkter desain yang berbeda yaitu karakter
laga home base dengan bentuk mengdopsi dari logo PSS (bentuk candi dan warna
hijau) sedangkan away days mengadopsi dari bentuk anak panas yang sejajar
berlawanan sebagai simbol bermain di luar kandang dan memvisualisasikan
desain produk berupa jaket, kaos, topi, ikat pinggang, kalender, mug, gantugan
kunci, syal, stiker. 2) Proses pembuatan desain melalui beberapa tahapan yaitu
skatsa manual, sketsa digital dan proses cetak pada media. 3) Karya dengan desain
PSS Sleman dikerjakan sebanyak 9 produk yaitu :
Jaket 2, kaos 4, topi 2, ikat piggng 1, syal 2, mug 2, kalender 2, gantungan kunci
2, stiker 3.Dwi Priyanto2018-08-30T05:14:17Z2019-01-30T16:58:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59320This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593202018-08-30T05:14:17ZRAMAYANA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN
SUREALISTIKPenulisan karya tulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Ramayana sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik.
Metode penciptaan lukisan melalui tahapan antara lain dengan pengamatan
(Observasi), studi pustaka dan konsep, selanjutnya tahap improvisasi yakni proses
berkarya melalui sketsa pada kertas, kemudian memindah sketsa pada kanvas
sesuai dengan konsep yang diinginkan oleh penulis, dan selanjutnya tahap
visualisasi yakni pengungkapan ide dan gagasan dalam bentuk lukisan, dalam
penggarapannya penulis menggunakan media cat minyak di atas kanvas melalui
teknik blok, opaque, plakat, dan transculent dengan menggunakan goresan kuas.
Setelah pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) konsep lukisan merupakan ilustrasi yang diambil dari cerita Mitologi
Ramayana yang diungkapkan melalui pendekatan fantasi penulis dengan objek
figur Rama dalam cerita Ramayana dengan wujud lebih modern dan kontemporer.
(2) tema lukisan merupakan pengilustrasian peristiwa peristiwa kehidupan
dramatis yang dihadapi Rama, (3) teknik visualisasinya menggunakan media cat
minyak pada kanvas dengan teknik sapuan kuas yang dipadukan dengan teknik
blocking, opaque, dan transculent. Proses pembuatan karya dimulai dari tahap
sketsa pada kertas, sketsa pada kanvas, blocking dengan kuas, pemberian warna
dasar pada objek dan tahap pembuatan detail gambar hingga finishing, (4) bentuk
lukisan ditampilkan dengan gaya fantasi Surealistik penulis yang menceritakan
kisah Ramayana yang berjumlah enam lukisan dengan judul: Rama Boy, Claim
The Rudra, Dandaka jungle cleansing , Subali’s Dead, The Great Battle of
Alengka), Take Back SintaYudha Yusitra Adiputra2018-08-30T05:13:14Z2019-01-30T16:58:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59315This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593152018-08-30T05:13:14ZANALISIS NILAI ESTETIKA DESAIN ILUSTRASI PADA T-SHIRT
PRODUKSI NJAWANI KAOSPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai estetika desain ilustrasi pada
t-shirt produksi Njawani Kaos sebagai salah satu produk fashion yang mengangkat
budaya tradisional Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah 5 macam kaos produk Njawani kaos, sedangkan objek material dalam
penelitian ini adalah nilai estetika berdasarkan prinsip-prinsip estetika dalam desain
ilustrasi produksi Njawani kaos. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
teknik reduksi data, penyajian data, kemudian penarikan kesimpulan. Keabsahan
data didapatkan dengan triangulasi dan validasi oleh pakar.
Hasil dari penelitian ini diperoleh adanya (1) Kesatuan warna pada
keseluruhan desain ilustrasi produksi Njawani kaos. (2) Keseimbangan radial yang
terlihat pada 2 desain Njawin kaos( “Anoman Barong” & “Nyi Blorong”). dan
keseimbangan informal yang terdapat pada 2 desain( “Kenyataan Harus
Digambarkan” dan “Naga Paksi”). dan keseimbangan formal yang terdapat pada
desain “Dewi Sri”. ( 3) irama silih dapat terlihat dari 3 desain( “Kenyataan Harus
Digambarkan”, “Naga Paksi”, dan “Dewi Sri”). dan irama berulang yang terdapat
pada 2 desain( “Anoman Barong” dan “ Nyi Blorong”) (4) Proporsi yang baik yang
terlihat pada keseluruhan desain Njawani kaos (5) aksentuasi berpusat yang terlihat
dari 2 desain (“Anoman Barong” dan “Nyi Blorong”) dan aksentuasi pengecualian
yang terdapat pada 2 desain( “Naga Paksi” dan “Dewi Sri”) dan aksentuasi arah
yang terlihat pada desain “ Kenyataan Harus Digambarkan”, (6) kesederhanaan
warna yang terlihat di setiap desain dari Njawani kaos. (7) prinsip semantik dalam
setiap desain produksi Njawani kaos yang memuat makna dan filosofi Budaya Jawa
dan Indonesia pada setiap desainnya.Hernovandanu Dimas Arizkyanto2018-08-30T05:12:17Z2019-01-30T16:58:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59314This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593142018-08-30T05:12:17ZANALISIS LUKISAN KARYA MULYO GUNARSOTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis latar belakang
penciptaan karya, tujuan penciptaan karya, dan visualisasi karya lukis Mulyo
Gunarso.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Sebagai subjek penelitian adalah latar belakang penciptaan karya, tujuan
penciptaan karya, dan visualisasi karya, dan yang dijadikan objek adalah tiga
lukisan karya Mulyo Gunarso, yaitu yang berjudul “Ironi Dalam Sarang”(dibuat
pada tahun 2008), “Impian Sarang” (dibuat pada tahun 2011), dan “Dibawah
Bayang-Bayang” (dibuat pada tahun 2016). Instrumen penelitian adalah si peneliti
sendiri, dan dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Tekhnik pemeriksaan keabsahan data adalah dengan menggunakan metode
peningkatan ketekunan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa:
Latar belakang penciptaan karya-karya lukis Mulyo Gunarso adalah
keprihatinannya terhadap permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang
ada di sekitarnya terutama permasalahan mengenai kebudayaan dan kerusakan
alam lingkungan. Makna lukisan yang merupakan tujuan penciptaan karya lukis
Mulyo Gunarso adalah untuk mengedukasi diri sendiri dan masyarakat agar peduli
dan mau untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan tempat
tinggalnya.Visualisasi karya lukis Mulyo Gunarso adalah dengan menggunakan
cat akrilik dengan teknik plakat (opaque). Dan corak yang dari karya-karya lukis
Mulyo Gunarso adalah realisme dengan penggarapan objek secara detail dan
dengan tekstur yang halus.Catur Setyawan2018-08-30T05:11:33Z2019-01-30T16:58:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59306This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/593062018-08-30T05:11:33ZKAJIAN LUKISAN KARYA YULA SETYOWIDIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian lukisan karya Yula
Setyowidi yang berfokus pada kehidupan kesenimanan, proses penciptaan, bentuk
visual serta makna terhadap karya lukisnya.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
pengumpulan tentang data lukisan karya Yula Setyowidi enam karya yang ada
dalam katalog Pesona On Persona dan diperoleh melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi dengan menggunakan alat bantu, yaitu: Kamera, alat perekam
(handphone) dan buku catatan. Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan
dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi data.
Setelah dilakukan reduksi data serta penyajian data diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: 1) Kampung halaman Yula Setyowidi berada di Banyuwangi
dekat dengan laut dan selalu berinteraksi dengan ikan dari situlah awal mula
ketertarikannya terhadap ikan. 2) konsep keseluruhan pada karya mengambil
metafor ikan dan alam, kemudian memadukan antara persepsinya tentang alam
dengan seekor ikan yang diibaratkan sebagai seorang pemimpin. 3) Terdapat
ruang kosong (blank space) pada setiap karya yang sengaja dibuat agar dapat
membuat point of interest pada objek serta ada makna tersendiri tentang ruang
kosong tersebut. Analisis secara keseluruhan dari enam karya lukisan Yula
Setyowidi dibuat dengan goresan yang halus sehingga menghasilkan objek yang
realis serta dipadukan dengan background bertekstur semu. Keseluruhan elemen
membentuk kesatuan yang harmonis. 4) Makna seekor ikan pada Lukisan Yula
Setyowidi digambarkan atau diibaratkan sebagai seorang pemimpin, dimana
apabila dalam suatu kelompok atau negara jika pemimpinnya busuk maka
kelompok atau rakyatnya juga ikut busuk.Melati Aisyiyah Putri2018-08-30T05:05:01Z2019-01-30T16:57:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59233This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/592332018-08-30T05:05:01Z“UNREQUITED”
PENCIPTAAN ILUSTRASI MONTASE FOTO
DALAM NOVEL GRAFISTujuan penulisan ini adalah untuk merepresentasikan : 1) Sebuah konsep
keadaan sosio-emosional yang dialami setiap individu pada masa dewasa awal, 2)
Ilustrasi yang dihasilkan melalui sebuah interpretasi dari sebuah narasi yang
ditulis oleh Adelya Dihardjo, 3) Visualisasi ilustrasi dihasilkan dari teknik dan
metode kolase yang bergeser pada montase foto yang diterapkan dalam bentuk
novel grafis yang berjudul “Unrequited”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah : 1) Kontemplasi ide,
tema, dan konsep yang dapat merepresentasikan narasi secara jelas dan
menyeluruh, yang didukung oleh beberapa referensi yang berkaitan, 2)
Penyesuaian dan pengolahan eksplorasi teknik montase foto sebagai konsep utama
visualisasi karya, 3) Eksekusi hasil teknik montase foto yang dikombinasikan
dengan narasi melalui proses desain dan tata letak.
Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan : 1) Tema yang
diangkat dalam penciptaan tugas akhir ini adalah penciptaan ilustrasi montase foto
untuk kebutuhan novel grafis yang merepresentasikan keadaan sosio emosional
pada masa dewasa awal, 2) Proses visualisasi diawali dengan mengolah
interpretasi diri sendiri terhadap narasi yang telah ada, dan didasari oleh beberapa
eksplorasi yang mencakup eksplorasi dalam bentuk tekstual maupun visual, 3)
Bentuk karya yang dihasilkan adalah sebuah novel grafis yang berbasis ilustrasi
dengan teknik montase foto sebagai teknik visualisasi utama.Kurniawan Ramadhan2018-08-30T05:04:19Z2019-01-30T16:57:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59222This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/592222018-08-30T05:04:19ZKARAKTERISTIK PRODUK TIEDYE ANAWESOME
SEBAGAI BRAND COMMUNICATIONPenelitian ini bertujuan untuk membahas karakteristik desain ilustrasi dan
motif pada kaos tiedye produk unggulan Anawesome yang mampu membangun
brand communication
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah produk Anawesome. Objek penelitian adalah produk kaos
Anawesome dengan teknik tiedye beserta ilustrasi didalamnya sebagai brand
communication. Data berupa uraian tentang karakteristik produk kaos Anawesome
sebagai brand communication.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek Anawesome memiliki
karakteristik berupa produk kaos dengan teknik tiedye dengan tambahan ilustrasi
yang sebagian besar kartun dan menggunakan warna-warna kontras sehingga
menciptakan value dari penggabungan antara ilustrasi dengan kaos. Elemen-
elemen seperti tipografi dan bentuk pada ilustrasi dibuat seirama menjadi satu
kesatuan agar ilustrasi dan tipografi tidak berdiri sendiri. Corak pada motif tiedye
membentuk tekstur semu dan membentuk irama memutar atau abstrak membuat
kaos nampak lebih menarik. Karakteristik tersebut menjadi brand communication
sehingga membangun reputasi merek dengan baik di masyarakat. Memiliki
karakteristik yang jarang dimiliki merek lain membuat Anawesome menjadi
mudah dikenali dan mudah dikomunikasikan di masyarakat.Wahyu Nurhidayat2018-08-30T04:54:03Z2019-01-30T16:56:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59184This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591842018-08-30T04:54:03ZTEMA LUKISAN DUNIA SENYAP KARYA SERUNI BODJAWATI DITINJAU
DARI ESTETIKA MONROE BEARDSLEYPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan estetika karya seni lukis Seruni
Bodjawati yang bertema “Dunia Senyap” ditinjau dari estetika Monroe Beardsley yang
meliputi kesatuan, kerumitan dan kesungguhan.
Penelitian menggunakan jenis studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif
dengan subyek penelitian berupa tiga buah judul lukisan Seruni Bodjawati yaitu : Dunia
Senyap Frida Kahlo, Anak-Anak Langit dan Sepasang Pemberontak. Objek berupa
pemaknaan tema lukisan, di dalam tema meliputi : teknik, media dan bahan. Di deskripsikan
berdasarkan estetika Monroe Beardsley : kesatuan (unity), kerumitan (complexity) dan
kesungguhan (intensity). Estetika Monroe terdiri dari unsur fisik dan non fisik, unsur fisik
berupa bentuk, warna, garis yang terletak pada nilai kesatuan (unity) sedangkan unsur non
fisik berupa penafsiran bentuk, warna dan garis sehingga menunjukkan suatu kesan kedalam
nilai estetik kesungguhan (intensity). Data diambil dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi yang dipandu dengan instumen berupa kisi-kisi pertanyaan. Pengabsahan
dilakukan dengan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (a) Tema dan makna karya Seruni Bodjawati
menceritakan “Dunia Senyap” yang artinya dunia perenungan atas pencapaian peristiwa
hidup seorang Frida Kahlo: 1). lukisan Dunia senyap Frida Kahlo menguraikan gambar
berupa dua figur Frida Kahlo, hutan, harimau, ikan dan tengkorak. Objek tersebut
menguraikan makna kesunyian, keberanian, kenyataan dan karya Frida yang akan terus
hidup. 2). Lukisan Anak-anak Langit menguraikan gambar figur Frida Kahlo dengan objek
pendukung baju, jantung, jarum suntik. Objek tersebut menguraikan makna cinta Frida
Kahlo, kehidupan, pewaris / keturunan, kesakitan, anak / anugrah, dan keguguran. 3).
Lukisan Sepasang Pemberontak menguraikan gambar figur Frida Kahlo dan Diego Rivera,
bunga, kupu-kupu, bayi raksasa, kuburan, gagak dan tengkorak. Objek tersebut menguraikan
makna keindahan, kebahagiaan, harapan dan kematian. (b) Hasil tinjauan berdasarkan
estetika Monroe Beardsley : Kesatuan (unity) dalam karya terdapat pada bentuk berupa objek
benda yang saling mendukung satu sama lain dan komposisi saling mengisi antara satu unsur
dengan unsur lainnya. Kerumitan (complexity) terletak pada penggunaan warna value antara
objek utama dan latar belakang, juga goresan garis outline antar objek yang sama kuat.
Kesungguhan (intensity) keseluruhan karya menonjolkan kesan dramatis baik dari segi
warna, garis dan bentuk.Ambar Rahayu2018-08-30T04:51:55Z2019-01-30T16:56:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591932018-08-30T04:51:55ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF BATIK MAGELANGAN DI KOTA MAGELANGTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai jenis motif Batik Magelangan sesuai dengan Ikon Kota Magelang dan yang bersifat umum di Kota Magelang kemudian mendeskripsikan makna simbolik motif Batik Magelangan.
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah makna simbolik dan obyek penelitian ini adalah motif Batik Magelangan. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman obesrvasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Validasi data yang digunakan adalah dengan triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan makna simbolik motif Batik Magelangan yang terdiri dari dua kategori, yaitu motif Batik Magelangan dengan ikon Kota Magelang yang meliputi : 1. Motif Bayeman, memiliki makna simbolik masyarakat yang sampai saat ini masih menanam daun bayam di pekarangan rumah berarti cinta dengan lingkungan; 2. Motif Jagoan, memiliki makna simbolik percaya akan hari kemenangan, orang di daerah ini zaman dulu memiliki kebiasaan menunjukkan kegagahannya dengan mengadu ayam jagonya; 3. Motif Sungai Elo, memiliki makna simbolik sesama manusia harus saling menghargai terutama orang tua dan anak, motif ini erat kaitannya dengan sejarah Pangeran Diponegoro dan Nyi Roro Kidul; 4. Motif Patung Pangeran Diponegoro, memiliki makna simbolik Kawula lan Gustinya manunggaling kawula lan gusti berarti tidak ada pembeda antara kaum darah biru dan rakyat jelata; 5. Motif Gethuk, memiliki makna simbolik rasa syukur kepada Sang Pencipta maka sering diadakan acara Festival Gethuk setahun sekali; 6. Motif Gunung Tidar, memiliki makna simbolik sapa salah seleh yang berarti siapa yang salah maka akan ketahuan; 7. Motif Watertorn, memiliki makna simbolik kehidupan tidak jauh dari rasa berbagi antar saudara maka watertorn menjadi sumber perairan bagi masyarakat Kota Magelang. Dan motif Batik Magelangan yang bersifat umum meliputi : 1. Motif Burung Gelatik, memiliki makna simbolik adalah rasa suka cita yang tumbuh pada diri seseorang karena usahanya yang berkaitan dengan meningkatnya populasi burung saat panen raya; 2. Motif Bunga Kantil, memiliki makna simbolik cinta kasih abadi yang sering digunakan oleh pengantin sebagai simbol agar kedua pasangan langgeng selamanya.Devinda Hayu Puspitasari2018-08-30T04:05:09Z2019-01-30T16:55:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58972This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/589722018-08-30T04:05:09ZPENGEMBANGAN BUKU CERITA DWI BAHASA UNTUK KELOMPOK B DI TK ASIH SEJATI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku cerita dwi bahasa untuk kelompok B di TK Asih Sejati Yogyakarta, serta mengetahui kelayakan buku cerita dwi bahasa berdasarkan penilaian ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan guru kelompok B.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg and Gall yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Produk Akhir. Validasi dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Media yang dikembangkan diujicobakan kepada guru kelompok B di TK Asih Sejati Yogyakarta.
Hasil penelitian berupa buku cerita dwi bahasa berjudul “Cimot Kucingku” cerita di dalamnya menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia, terdapat permainan dan kamus kecil yang berisi nama-nama hewan dalam bahasa Jawa. Buku cerita tersebut dibuat dengan software Corel Draw X5, kemudian tingkat kelayakan buku cerita dwi bahasa berdasarkan penilaian dari ahli media mendapatkan nilai 99,03%, sehingga termasuk dalam kategori “sangat layak”, dari ahli materi mendapat nilai 87,50%, sehingga termasuk kategori “sangat layak”, dan dari ahli bahasa mendapat nilai 90,00%, sehingga termasuk kategori “sangat layak”. Respon guru terhadap buku ini pada saat dilakukan uji coba menunjukkan respon positif dengan mendapatkan presentase ≥70% setiap indikatornya. Dengan demikian buku cerita dwi bahasa ini layak digunakan sebagai media pembelajaran.Nur Rahma Pangasti2018-08-29T08:34:00Z2019-01-30T16:55:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58820This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/588202018-08-29T08:34:00ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU DASARDASAR SENI LUKIS UNTUK SISWA KELAS IX SMP BINAJAYA BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran seni rupa untuk kelas IX SMP, yaitu mengembangkan materi seni lukis ke dalam buku pembelajaran berbentuk buku saku serta menguji tingkat kelayakan media pembelajaran buku saku seni lukis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and development) model 4D (Define ,Design, Development,Dissemination). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Bina Jaya Banguntapan tahun ajaran 2017/2018 dengan pengambilan subjek uji sebanyak 15 orang siswa dengan menggunkan instrumen pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dokumentasi, observasi, diskusi dan konsultasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi dan analisis deksriptif.
Media pembelajaran ini memenuhi kriteria layak oleh rata rata skor kelayakan ahli materi 80,305 ahli media memperoleh 65, 553, uji coba siswa mendapat skor 73,306. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan untuk pembelajaran seni rupa kelas IX SMP Bina Jaya Banguntapan.Subhan Abrori2018-08-29T08:30:46Z2019-01-30T16:55:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58817This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/588172018-08-29T08:30:46ZPENGEMBANGAN BUKU CERITA DESTINASI WISATA KOTA YOGYAKARTA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUNPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku cerita destinasi wisata kota Yogyakarta untuk anak usia 4 – 6 tahun dan untuk mengetahui tingkat kualitas buku cerita tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Proses pengembangan buku cerita itu sendiri melalui beberapa tahap, antara lain: 1) tahap analisis kebutuhan, 2) analisis karakteristik anak, 3) tahap desain, 4) tahap validasi, 5) tahap revisi, dan 6) tahap uji coba. Tahap validasi dilakukan oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media. Tahap uji coba dilakukan di Eko Nugroho Art Class pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan bersama guru dan murid kelas basic (3 – 6 tahun). Pada saat uji coba lapangan menggunakan kuisioner (5 pertanyaan) yang ditujukan kepada anak-anak.
Hasil penelitian pengembangan buku cerita “Dolan Ing Jogja” layak digunakan sebagai buku cerita anak dengan skor dari ahli materi 78,6 dan skor dari ahli media 84. Hasil uji coba penelitian pengembangan buku cerita “Dolan Ing Jogja” yang dilakukan pada 10 anak di Eko Nugroho Art Class adalah 10 anak senang dengan buku cerita tersebut, mereka tertarik dengan gambar yang ada di dalam buku cerita, mereka tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata yang terdapat di dalam buku, dan mereka mengatakan buku cerita “Dolan Ing Jogja” dapat menjadi teman belajar mereka. Namun hanya ada 6 anak yang mengatakan mereka ingin mengajak saudara ataupun temannya untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut, mereka lebih senang untuk datang bersama keluarga mereka.Katrin Nur Nafi'ah Ismoyo2018-08-28T06:46:28Z2019-01-30T16:56:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59194This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591942018-08-28T06:46:28ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK TULIS PADA ANAK
TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran keterampilan batik pada
anak tunarungu kelas X SLB Negeri Wonogiri tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
keterampilan batik tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui
triangulasi teknik. Instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran
memulainya dengan perancangan RPP sesuai kompetensi inti dan kompetensi
dasar serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa tunarungu. 2)
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan
salam, berdoa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, membangkitkan ingatan siswa pada pertemuan sebelumnya dan
memberi motivasi pada siswa). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
ceramah dengan menggunakan bahasa isyarat, demonstrasi, dan unjuk kerja.
Kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi), kegiatan penutup (umpan balik, menyimpulkan materi, penilaian,
refleksi dan ditutup dengan salam). 3) Evaluasi pembelajaran melalui karya yang
dihasilkan siswa tunarungu yang diaplikasikan pada taplak meja. Penilaian
dengan memperhatikan; a) aspek kognitif, melalui tanya jawab pada saat proses
pembelajaran batik berlangsung, b) aspek afektif, diperoleh guru dengan
mengamati sikap dan tingkah laku siswa, c) aspek psikomotorik, diperoleh guru
dengan melakukan evaluasi dengan cara menilai hasil karya siswa. Berdasarkan
hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan batik tulis
sudah memenuhi KKM yaitu 65 dengan nilai Joiya yaitu 79,5, Rafli yaitu 73,5,
Na’im yaitu 76,94.Isti Asoka Dewiasokaish@gmail.com2018-08-28T06:42:21Z2019-01-30T16:56:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591922018-08-28T06:42:21ZPEMBELAJARAN BATIK IKAT CELUP DI SLB AUTIS CITRA MULIA
MANDIRI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik ikat
celup pada siswa autis di SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta yang berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Prosedur
pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan, perpanjangan pengamatan, ketekunan
pengamatan, dan triangulasi. Analisis data diawali dari reduksi data, penyajian
data, dan kesimpulan atau verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pembelajaran batik
ikat celup pada siswa autis di SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta dengan
mempersiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta alat dan
bahan yang berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik. Media
pembelajaran menggunakan contoh alat, bahan, serta karya batik ikat celup siswa
terdahulu. (2) Pelaksanaan pembelajaran batik ikat celup menggunakan Metode
ceramah, demonstrasi, pemberian tugas, serta menyesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan peserta didik. Hal ini dirasa masih sulit bagi peserta didik,
sehingga dalam proses pembelajaran terkadang mengalami terhambat karena
keterbatasan peserta didik, sehingga masih diperlukan pendampingan secara
intensif. (3) Evaluasi pembelajaran batik ikat celup dilakukan oleh guru mata
pelajaran batik ikat celup menggunakan penilaian unjuk kerja, penilaian sikap,
dan hasil karya yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dengan kemampuan yang dapat dilihat melalui aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor peserta didik.Fajar Febriantyastutifajarfebri89@gmail.com2018-08-28T06:35:57Z2019-01-30T16:56:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59191This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591912018-08-28T06:35:57ZBUNGA ANGGREK SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK BUSANA WANITATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik tulis bahan sandang busana wanita yang terispirasi dari bunga anggrek
kemudian sudah dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Metode pembuatan karya batik tulis ini menggunakan tiga tahapan yaitu
eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Eksplorasi merupakan pengumpulan
informasi masalah, gagasan, pengalaman melalui tertulis atau studi pustaka dan
lapangan atau wawancara untuk mendapatkan pemahaman terkait penciptaan
karya seni. Perancangan merupakan proses, cara, perbuatan merancang,
sedangkan merancang adalah mengatur segala sesuatu sebelum bertindak,
mengerjakan, atau melakukan sesuatu. Perwujudan merupakan rupa atau bentuk
yang dapat dilihat, sesuatu yang nyata, pelaksanaan, barang yang terwujud.
Penciptaan motif merupakan hasil stilisasi dari bentuk bunga anggrek
menjadi sebuah motif baru. Bunga anggrek memiliki karakteristik yang indah,
kuat, dan proses menuju keindahannya memerlukan proses yang panjang. Batik
motif bunga Anggrek diterapkan pada bahan sandang untuk busana wanita
sebagai inovasi baru pakaian wanita pada saat ini. Batik tulis untuk bahan sandang
ini berjumlah delapan lembar kain, yaitu: (1) Batik Motif Anggrek Mekar, (2)
Batik MotifAnggrek Kawur (3) Batik Motif Anggrek Godongan, (4) Batik Motif
Anggrek Sulur Sambung, (5) Batik Motif Anggrek Ongkel, (6) Batik Motif
Anggrek Ceplok, (7) Batik Motif Anggrek Lereng Liris, dan (8) Batik Motif
Anggrek Tentrem. .Rahmad Agus Triyantorahmadagus14@rocketmail.com2018-08-28T06:30:58Z2019-01-30T16:56:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59190This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591902018-08-28T06:30:58ZKelelawar Sebagai Hiasan Macam-Macam Wadah
Keramik FungsionalTujuan penulisan ini yaitu mendeskirpsikan konsep, proses penciptaan dan
hasil karya dengan judul Kelelawar Sebagai Hiasan Macam-Macam Wadah
Keramik Fungsional
Metode yang digunakan yaitu eksplorasi, perancangan dan eksekusi.
Metode eksplorasi meliputi eksplorasi bentuk dan eksplorasi bahan.
Adapun hasil dari pembahasan adalah sebagai berikut:
1.) Konsep penciptaan yaitu membuat karya kriya keramik berupa wadah payung,
wadah majalah, dan vas dengan ornamen kelelawar. Bahan yang digunakan yaitu
tanah liat Malang. Teknik yang digunakan yaitu teknik slap, pijat, putar pilin dan
glatsir. 2.) Proses pembuatan keramik fungsional ini melalui beberapa tahapan
yakni pembuatan desain, pengolahan tanah, proses pembentukan, dekorasi
pembakaran biskuit, pengglasiran. 3.) Karya kriya keramik dengan ornamen
kelelawar yang dikerjakan sebanyak 12 karya yaitu:
Giant Bat (45x35x35cm), Two Bats on Rock (32x24x24cm), Bat on Leaves
(28x15x15cm), Bat in Hole (19x13x13cm), Bat and Flower (28x20x20cm), Rocky
Bat (37x30x30cm), Paper Bat (27x22x22cm), Flying Quitely (21x24x24cm),
Plank (31x16x16cm), B(e)A(s)T (33x21x21cm), Bat on the Roof (28x10x10cm).Jelang Regis Smaradanajelasreging@gmail.com2018-08-28T06:26:16Z2019-01-30T16:56:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59189This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591892018-08-28T06:26:16ZANALISIS SOUVENIR KERAMIK DI HOME INDUSTRY BURAT KRIASTA
BANTULTugas Akhir Skripsi ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan proses
produksi di Burat Kriasta; 2) mendeskripsikan nilai fungsi souvenir keramik di
Burat Kriasta; dan 3) mendeskripsikan nilai estetis souvenir di Burat Kriasta.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah souvenir keramik di Home Industry Burat Kriasta. Penelitian ini
difokuskan pada souvenir keramik untuk acara pernikahan yang diproduksi oleh
Burat Kriasta. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif induktif. Keabsahan data
diperoleh melalui teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses produksi yang digunakan
dalam pembentukan badan souvenir adalah teknik cetak tuang, teknik ini
digunakan untuk mempermudah proses produksi souvenir yang dibuat dengan
jumlah banyak, selain itu agar menghasilkan bentuk dan ukuran yang sama.
Keunikan proses produksi di Burat Kriasta terletak pada proses pengglasiran,
karena warna yang digunakan adalah hasil racikan pihak Burat Kriasta sendiri; (2)
produk souvenir pernikahan yang diproduksi, difungsikan sebagai tempat garam
dan merica yang diletakkan di meja makan dan sebagai penghias meja makan; (3)
nilai estetis yang terdapat dalam souvenir pernikahan dilihat dari aspek bentuk
yaitu bentuk yang dihasilkan tepat dengan tujuan acara yaitu pernikahan, karena
bentuknya berpasang-pasangan.Yuvincha Rievank Bryna Issant Poerwayuvinchagomok@gmail.com2018-08-28T06:20:02Z2019-01-30T16:56:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59188This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591882018-08-28T06:20:02ZBUNGA MATAHARI SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS PADA KAIN SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk motif
yang menarik dari pengembangan bentuk bunga matahari ke dalam bentuk karya
seni selendang. Mengetahui pembuatan dengan mengembangkan bentuk bunga
matahari dalam karya seni selendang yang menarik. Mengetahui pewarnaan yang
tepat dalam menciptakan karya selendang dari pengembangan bentuk bunga
mathari.
Metode penciptaan kain batik selendang melalui tiga tahapan utama, yaitu
eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep, dan landasan penciptaan), perancangan
(rancangan desain karya) dan perwujudan (pembuatan karya). Visualisasi karya
ini diawali pemmbuat motif, pola alternatif, pola terpilih, desain, persiapan bahan
dan alat, memola, mencanting nglowong, isen-isen maupun nembok, pencelupan
warna, dan proses finishing.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 10 selendang dengan
ukuran 50,075 cm x 200 cm, yakni: 1). Selendang rona merah, mengandung
makna semangat penuh optimisme. 2). Selendang ceplok peni, bermakna indah
menawan. 3). Selendang tuntum kuaci, sebagai simbol cinta yang tulus tanpa
syarat. 4). Selendang galaran kembang, kembali kepada kebenaran yang tuhan
tuntunkan. 5). Selendang bronta, mengandung makna suatu keinginan rasa untuk
memiliki dengan penuh kasih sayang, misalnya terhadap kekasih. 6). Selendang
miring cawang, bermakna dalam keadaan sesulit apapun harapan itu masih ada.
7). Selendang onengan, memiliki makna tersirat kerinduan terhadap sesuatu yang
dicintai. 8). Selendang sekar rante, memilki makna filosofi kesetiaan yang kuat
pada ikatan yang telah terjalin. 9). Selendang mekarkirana, bermakna pemimpin
berdedikasi tinggi terhadap pelayanan kepada rakyat dan tanah airnya. 10).
Selendang Selansang, mengandung makna musyawarah dan mufakat.Gafar Bababgafarbaba@gmail.com2018-08-28T06:15:09Z2019-01-30T16:56:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59186This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591862018-08-28T06:15:09ZKEMBANG BAKUNG SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
PENCIPTAAN ORNAMEN PADA KRIYA KULITTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
penciptaan tas dan dompet kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit yang telah
disamak dengan bahan nabati. Pembuatan dompet tersebut menggunakan teknik
carving dengan ornamen Kembang Bakung.
Penciptaan karya kriya kulit ini dilakukan sesuai dengan metode
penciptaan karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam
tahap eksplorasi kegiatan yang dilakukan adalah mencari data melalui observasi
di Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta dan studi pustaka. Tahap selanjutnya
adalah tahap perancangan, pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar kerja
dan pembuatan gambar ornamen dilakukan. Tahap yang terakhir adalah tahap
perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses berkarya sesuai dengan
rancangan. Karya dikerjakan dengan teknik carving dan handmade dalam
proses pembuatan setiap partisinya.
Hasil penciptaan karya berjumlah delapan. Karya tersebut adalah empat
buat tas selempang wanita dan empat buat dompet wanita. Semua karya berbahan
kulit nabati dengan ornamen Kembang Bakung yang dikerjakan dengan teknik
carving sebagai ciri khas. Kelebihan karya terlihat dari desain yang original dan
setiap bagian dikerjakan kehati-hatian dan ketelitian tinggi dengan tujuan
menghasilkan karya yang unik.Serapin Suciningtiasssuciningtias16@gmail.com2018-08-27T04:30:24Z2019-01-30T16:55:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58928This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/589282018-08-27T04:30:24ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK TULIS PADA ANAK
TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran keterampilan batik pada
anak tunarungu kelas X SLB Negeri Wonogiri tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
keterampilan batik tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui
triangulasi teknik. Instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran
memulainya dengan perancangan RPP sesuai kompetensi inti dan kompetensi
dasar serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa tunarungu. 2)
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan
salam, berdoa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, membangkitkan ingatan siswa pada pertemuan sebelumnya dan
memberi motivasi pada siswa). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
ceramah dengan menggunakan bahasa isyarat, demonstrasi, dan unjuk kerja.
Kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi), kegiatan penutup (umpan balik, menyimpulkan materi, penilaian,
refleksi dan ditutup dengan salam). 3) Evaluasi pembelajaran melalui karya yang
dihasilkan siswa tunarungu yang diaplikasikan pada taplak meja. Penilaian
dengan memperhatikan; a) aspek kognitif, melalui tanya jawab pada saat proses
pembelajaran batik berlangsung, b) aspek afektif, diperoleh guru dengan
mengamati sikap dan tingkah laku siswa, c) aspek psikomotorik, diperoleh guru
dengan melakukan evaluasi dengan cara menilai hasil karya siswa. Berdasarkan
hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan batik tulis
sudah memenuhi KKM yaitu 65 dengan nilai Joiya yaitu 79,5, Rafli yaitu 73,5,
Na’im yaitu 76,94.
Kata Kunci: Pembelajaran, Batik Tulis, Tunarungu.Isti Asoka Dewi Isti Asoka Dewiasokaish@gmail.com2018-08-27T03:07:55Z2019-01-30T16:55:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58816This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/588162018-08-27T03:07:55ZPENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN KANAK-KANAK (KB-TK) FULL DAY SCHOOL BERBASIS ISLAMITujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan desain interior pada
lembaga KB-TK full day school berbasis Islami di TKIM Bhakti Mulia.
Desain Interior Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak (KB-TK) full
day School berbasis Islami menggunakan metode penelitian R&D (Research and
Development) yang merujuk pada Sugiyono (2016). Langkah -langkah penelitian
meliputi analisis potensi masalah dengan cara studi pendahuluan melalui studi
pustaka dan studi lapangan. Tahapan selanjutnya berupa pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya pembuatan gambar desain
interior KB-TK full day school berbasis Islami. Produk desain tersebut divalidasi
oleh ahli desain, pakar PAUD, dan praktisi KB-TK Islam. Hasil uji validasi
kelayakan produk desain sebesar 95,33% dengan kriteria sangat layak dan sedikit
perubahan. Tahap validasi dijadikan sebagai masukan untuk melakukan revisi
produk. Produk akhir yang telah direvisi kemudian disosialisasikan dan
didiskusikan dalam kegiatan Focus Discusion Grup (FGD) bersama Kepala
Sekolah, Wakil kepala Sekolah, guru pendidik dan tenaga kependidikan di TKIM
Bhakti Mulia.
Hasil penelitian berupa desain interior KB-TK full day school berbasis
Islami dengan konsep ruang ramah anak dan ruang berbasis Islami. Hasil penelitian
berupa produk desain sebagai berikut: 1) konsep desain interior KB-TK berbasis
Islami 2) Gambar desain berupa gambar kerja, gambar 360° dan gambar perspektif
ruangan 3)Video presentasi ruangan.Manggar Gendro Biyen Wahyono2018-08-24T06:26:12Z2019-01-30T16:55:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58815This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/588152018-08-24T06:26:12ZFILM DONGENG SEBAGAI STIMULUS PENGEMBANGAN IMAJINASI
MENGGAMBAR ANAK DI TK NEGERI PONJONG GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan Film Dongeng sebagai Stimulus
Pengembangan Imajinasi Menggambar Anak di TK Negeri 1 Ponjong
Gunungkidul.
Jenis penelitian adalah penelitian deskripstif kualitatif. Subyek penelitian
adalah Siswa-siswi TK Negeri 1 Ponjong Kelompok B2, objek material penelitian
adalah karya siswa-siswi TK Negeri 1 Ponjong kelompok B2, sedangkan objek
formal penelitian adalah imajinasi menggambar anak. Penelitian ini diperoleh dari
hasil observasi, dokumentasi, wawancara, dan data tindakan kelas. Data dianalisis
menggunakan deskriptif analitik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa film dongeng berpengaruh dalam
mengembangkan imajinasi menggambar pada anak. Siswa kelompok B2 TK
Negeri 1 Ponjong mampu mewujudkan atau memvisualisasikan bentuk-bentuk
dari film dongeng yang telah diberikan dengan versi dan gaya yang berbeda-beda
sesuai dengan pengamatan, pemahaman karakter pada tokoh film dongeng yang
telah diputarkan serta imajinasi mereka masing-masing. Karakteristik dan tipe
hasil gambar juga bermacam-macam yakni tipe non-haptic, haptic, dan willing
type. Mayoritas tipe lukis anak pada pemutaran film dongeng ini adalah tipe non-
haptic, karena hampir seluruh anak kelas B2 di TK Negeri Ponjong sangat
antusias saat pemutaran film dongeng berlangsung sehingga meskipun mereka
berimajinasi dan memiliki pemahaman bentuk yang berbeda beda dalam
memvisualisasikan pengamatannya, anak-anak dapat menangkap dan memahami
alur dengan sangat baik. Disimpulkan bahwa siswa kelompok B2 TK Negeri
Ponjong mampu menangkap dan menerima film dongeng sebagai stimulus untuk
mengembangkan imajinasi sekaligus minat menggambar anak.Restia Ardiatna Ayu LarasatiHajar Pamadhi2018-08-20T00:47:55Z2019-01-30T16:50:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58322This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/583222018-08-20T00:47:55ZULAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN SUREALISTIKTujuan dari penulisan laporan dengan judul adalah untuk mendeskripsikan
konsep, tema, teknik, proses visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul “Ular
Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi,
eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu aktivitas pengamatan dan perenungan
secara langsung melalui peninjauan tentang objek ular dan tidak langsung dari
sumber sumber tertulis berupa buku, majalah, internet, foto, katalog pameran dan
lainnya. Metode eksperimen dilakukan melalui pembuatan sketsa untuk
menemukan berbagai bentuk baru yang berkarakter personal. Proses selanjutnya
diungkapkan dalam visualisasi lukisan diatas kanvas. Visualisasi merupakan proses
pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni.
Hasil dari penciptaan lukisan dalam tugas akhir karya seni ini adalah 1).
Konsep penciptaan adalah ular sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan,
2).Tema penciptaan adalah ular pada kehidupan realitas dan dipadukan dengan
pendekatan gaya lukisan surealistik, 3).Teknik yang diguanakan adalah
brushstroke, opaque dan Translucent,,4). Proses visualisasi diawali pembuatan
sketsa pada kertas selanjutnya memindahkan sketsa pada kanvas dilanjutkan
dengan proses pewarnaan, 5). Bentuk lukisan bergaya surealistik dengan ular
sebagai inspirasi. Karya yang dikerjakan sebanyak 7 lukisan dengan ukuran yaitu
PintuFana (100x120cm), PuncakDebat (80x50cm), PelajaranDiri (80x50cm),
Kenikmatan (80x50cm), Kehangatan (80x50cm), Berbenah(80x50cm), Mati Pudar
(80x50cm).Hasis SyarifudinI Wayan Suardana2018-08-18T05:16:57Z2019-01-30T16:50:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58286This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/582862018-08-18T05:16:57ZPERMAINAN ANAK DESA SOMOPURO
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANPenulisaan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan lukisan, proses visualisasi (alat bahan dan teknik) penciptaan
lukisan dan bentuk lukisan dengan objek Permainan Anak Desa Somopuro.
Dalam menciptakan karya seni lukis ini penulis menggunakan metode
eksplorasi, observasi dan visualisasi. Eksplorasi sangat penting karena penulis
akan mengumpulkan informasi baik yang berkaitan dengan tema maupun objek
karya lukis tersebut. Observasi untuk mengetahui ciri khas bentuk permainan anak
desa somopuro, dan juga untuk mengetahui beberapa gestur macam-macam
gerakan pada anak-anak yang sedang memainkan permainan anak desa somopuro,
misal Bal-Balan Lendhut yang menjadi ciri khas permainan di desa Somopuro.
Sedangkan pendekatan penciptaan lukisan menggunakan pendekatan naturalisme.
Kemudian visualisai bentuk dari pembuatan beberapa sketsa dikertas kemudian
melalui pemilihan sketsa tersebut kemudian diterapkan diatas kanvas, yang
selanjutnya melalui proses pewarnaan menggunakan cat minyak.
Hasil karya yang dihasilkan adalah lukisan Naturalistik dimana dalam
penciptaannya meniru objek langsung maupun menggunakan gambar foto yang
mana terdapat perubahan dimana sesuai dengan ide pelukis agar menimbulkan
kesan yang indah. Delapan lukisan tersebut yaitu: “Golek Iwak” (70 x 90),
“Nabok Banyu” (70 x 90), “Bal – Balan Lendhut” (80 x 90), “Benthik” (100 x
120), “Ngoyak Layangan” (100 x 120), “Egrangan” (110 x 130), “Mlintheng
Manuk” (110 x 130), “Sundlupan” (110 x 130).Satmoko SatmokoSigit Wahyu Nugroho2018-08-07T02:59:51Z2019-01-30T16:50:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58212This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/582122018-08-07T02:59:51ZPEMBELAJARAN BATIK KELAS XI
DI SMK N 3 KASIHAN (SMSR YOGYAKARTA)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik
kombinasi tulis, lukis dan cap (cap tembaga & cap kertas) secara bebas ekspresif
dengan menggunakan warna alam, di kelas XI SMK N 3 Kasihan (SMSR
Yogyakarta).
Penelitian ini termasuk dengan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti
mendapatkan data hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi dan pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis
data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa: 1) Perencanaan
pembelajaran batik dimulai dengan penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan masing-masing standar kompetensi dan kompetensi
dasar berdasarkan acuan kurikulum pembelajaran tahun 2013. 2) Pelaksanaan
pembelajaran batik kombinasi tulis, lukis dan cap (cap tembaga & kertas) secara
bebas ekspresif dengan menggunakan warna alam, dilaksanakan sesuai silabus
dan RPP yang telah dibuat oleh guru pembimbing, guru pembimbing
menggunakan pendekatan individual dengan menggunakan beberapa metode
pembelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi, dan penugasan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Hasil evaluasi pembelajaran batik dapat
diketahui bahwa nilai penguasaan kemampuan teori dan praktek hampir semua
peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan
indikator yang sudah ditetapkan.
Kata Kunci: Pembelajaran, Batik Kombinasi, Peserta DidikWahyu Astutiningsihwahyu25astuti@gmail.com2018-08-06T03:38:21Z2019-01-30T16:50:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58117This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/581172018-08-06T03:38:21ZPERANCANGAN DESAIN LOGO TUNJUNG ELEKTRONIK,
BANYUMAS-JAWA TENGAHPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
dan tema dalam perancangan logo Tunjung Elektronik serta proses perancangan logo
tersebut, dengan visi membuat identitas yang kuat sebagai usaha jasa di bidang
elektronik atau secara padat disebut dengan membranding usaha Tunjung Elektronik.
Metode yang digunakan dalam perancangan logo meliputi riset dan analisis,
thumbnails, computer, review, pendaftaran merek (opsional), system identitas, dan
produksi. Proses pendaftaran merek dalam kasus ini tidak dilakukan karena faktor
terbatasnya waktu dan tidak berfokus pada hal tersebut.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1) Proses
perancangan logo Tunjung Elektronik dengan pendekatan thumbnails (sketsa) pensil
manual dan computer (rendering) yang menggunakan drawing software yaitu corel
draw x5 dan Adobe Photoshop CS6, menghasilkan logo yang masuk dalam klasifikasi
bentuk picture mark dan letter mark. Logo ini juga termasuk dalam kategori gestalt
yaitu closure (40%), similarity (40%), dan impossible figure (20%). Logo ini di bentuk
dari basic shape yaitu lingkaran dan segi empat dengan variasi bentuk yang berbeda-
beda menyesuaikan desain logo, maka elemen gambar dan tulisan saling terpisah
namun melengkapi satu sama lain. 2) Tema dalam perancangan logo Tunjung
Elektronik adalah electrical sign, electronic equipment atau electronic logo. Maka
perancangan logo tersebut berfokus pada usaha itu sendiri yang bergerak di bidang jasa
yaitu perbaikan alat-alat rumah tangga khususnya TV, fokusnya yaitu membrandingkan
usaha tersebut agar memiliki identitas yang kuat secara visual tidak hanya tentang
pelayanan jasa dan kualitas perbaikan saja tetapi memiliki karakter visual yang kuat,
kemudian dari tema tersebut kita dapat mendekripsikan proses perancangan logo, mulai
dari sketsa kasar hingga proses produksi dan finishing media promosi.Muhammad Fajar Trianto2018-08-03T00:56:16Z2019-01-30T16:47:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57971This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579712018-08-03T00:56:16ZPEMBELAJARAN KOLASE HERBARIUM DI KELAS XI IPS 3 SMA N 3
KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran kolase
herbarium di kelas XI IPS 3 SMA N 3 Klaten dan mendeskripsikan hasil
pembelajaran berupa karya seni rupa dua dimensi menggunakan media herbarium.
Jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
human instrument, pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji
keabsahan data dilakukan dengan triangulasi pemeriksaan melalui sumber lain,
perpanjangan keikutsertaan, dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis datanya
terdiri dari beberapa tahap yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Proses pembelajaran kolase
herbarium di kelas XI IPS 3 SMA N 3 Klaten, meliputi: (a) kegiatan persiapan
(penyampaian materi); (b) kegiatan pelaksanaan dimulai dengan kegiatan
pendahuluan dengan memperlihatkan contoh karya dilanjutkan kegiatan inti
membuat sketsa penyusunan, kegiatan menempel, finishing karya, dan kegiatan
penutup dengan evaluasi hasil karya; (c) penilaian karya seni herbarium dengan
kualitatif menggunakan bahasa verbal; (2) Karya seni herbarium siswa yang
dikategorikan sangat baik (SB) berjumlah 6 karya, kategori baik (B) berjumlah 14
karya, kategori cukup baik (CB) berjumlah 7 karya, serta kategori kurang baik (KB)
berjumlah 3 karya.Karina Rahmaniar Maharani2018-07-26T03:50:13Z2019-01-30T16:47:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57974This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579742018-07-26T03:50:13ZPENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK MOTIF BATIK
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA ASPEK SENI RUPA SMAPenelitian ini bertujuan untuk (1) menciptakan produk modul elektronik
motif batik pada mata pelajaran seni rupa SMA, serta (2) mengetahui kelayakan
modul elektronik motif batik pada mata pelajaran seni rupa sebagai pendukung
proses pembelajaran di SMA Bopkri 2 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang
diambil dari prosedur pengembangan Sugiyono. Berikut tahapan yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu (1) melakukan observasi dan menemukan potensi
masalah, (2) pengumpulan data, (3) mendesain produk, (4) memvalidasi produk,
proses validasi dilakukan dengan memvalidasi instrumen, selanjutnya proses
validasi ahli materi dan ahli media, (5) revisi desain sesuai masukan dari
pembimbing, ahli materi dan media, (6) uji coba I, oleh 10 peserta didik di SMA
Bopkri 2 Yogyakarta, (7) revisi produk sesuai masukan dari peserta didik, (8) uji
coba II, oleh 20 peserta didik di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Teknik pengumpulan
data menggunakan diskusi, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
menggunakan cara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian pengembangan ini berupa (1) modul elektronik berjudul
Wawasan Motif Batik Nusantara yang dapat digunakan untuk peserta didik,
materi disesuaikan kelas XI SMA kurikulum 2013, dan menggunakan Software
Kvisoft Flipbook Maker yang dapat dibuka di PC (personal computer). (2) hasil
penilaian ahli materi memperoleh skor berjumlah 140, jika dikonversikan
menggunakan kriteria kualitatif memperoleh nilai baik. Hasil penilaian ahli media
memperoleh skor berjumlah 84, jika dikonversikan menggunakan kriteria
kualitatif memperoleh nilai sangat baik. Hasil dari uji coba mendapatkan skor
rata-rata 71,15 sehingga bila dikonversikan maka mendapatkan kriteria sangat
baik. Ketercapaian setiap tahapan yang dilakukan sesuai dengan pengembangan
media pembelajaran tersebut menghasilkan modul elektronik yang layak sehingga
dapat digunakan dalam proses pembelajaran seni rupa pada mata pelajaran seni
budaya kelas XI di SMA.
Kunci: Pengembangan Modul Elektronik, Motif BatikMaria Fertina Dewi Rosarifertina100@gmail.com2018-07-26T02:14:22Z2019-01-30T16:47:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57956This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579562018-07-26T02:14:22ZBATIK PADA BUSANA TARI BEDHAYA SEMANG DI KERATON
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batik pada busana Tari
Bedhaya Semang di Keraton Yogyakarta, dengan fokus: (1) bentuk dan warna,
serta (2) makna simbolik dari bentuk dan warna.
Metode penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Data
penelitian berupa data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama
penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan triangulasi teknik, sedangkan teknik analisis datanya
secara deskriptif kualitatif dengan tahapan analisis data berupa reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) bentuk dan warna pada
busana Tari Bedhaya Semang dapat disampaikan dengan mengidentifikasi
bentuk dan warna pada kampuh agêng. Pada kampuh agêng bermotif batik
semen dan berwarna cokelat sogan biru kehitaman serta berlapis emas pada
seluruh motifnya. (2) Makna simbolik dari bentuk dan warna motif batik pada
busana Tari Bedhaya Semang yaitu pada kampuh agêng. Pada kampuh agêng
bermotif semen/tumbuhan yang bersemi dan berwarna cokelat sogan biru
kehitaman berlapis emas yang berarti pola kehidupan manusia sejak di dalam
kandungan hingga meninggal. Sejak berada di dalam kandungan, calon
manusia itu ditanamkan bibit kehidupan yang baik, sehingga saat dilahirkan
dapat tumbuh dan berkémbang menjadi orang yang baik, mendapatkan
kehidupan yang sejahtera dan kedudukan yang tinggi/mulia, serta mampu
merawat dirinya dan menghasilkan keturunan yang baik, sehingga saat
meninggal ada pengganti baginya yang baik pula.
Kata-kata kunci: Makna Simbolik, Batik, Busana Tari Bedhaya Semang.Octafiana Mayangsarimayangsarioctaf@gmail.com2018-07-25T07:22:49Z2019-01-30T16:46:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57937This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579372018-07-25T07:22:49ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO STOP MOTION
PADA PELAJARAN DASAR-DASAR DESAIN KRIYA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) merancang dan membuat media
pembelajaran video stop motion yang dimanfaatkan dalam pembelajaran Dasar-
Dasar Desain Kriya bagi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan dan 2)
mengetahui kelayakan media pembelajaran video stop motion yang dimanfaatkan
dalam pembelajaran Dasar-Dasar Desain Kriya kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan dan respon dari peserta didik.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini
meliputi 10 tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan potensi masalah, 2)
pengumpulan data, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi desain, 5) revisi
desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi, dan
10) produksi massal. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh ahli
media dan ahli materi. Uji coba dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kalasan dengan
melibatkan 34 siswa kelas X Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit. Sedangkan
teknik analisis data menggunakan kualitatif dari data kuantitatif untuk
pengembangan produk media pembelajaran video stop motion pelajaran D3K ini
guna mengetahui kelayakan media yang dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) menghasilkan produk media
pembelajaran video stop motion pada mata pelajaran D3K bagi siswa kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan, 2) kelayakan video stop motion berdasarkan
penilaian dari ahli materi 95,2% masuk kriteria sangat layak, validasi oleh ahli
media sebesar 84% masuk dalam kriteria sangat layak, hasil uji coba kelas kecil
sangat layak, serta hasil uji coba kelas besar juga sangat layak dan sesuai
digunakan sebagai media pembelajaran bagi guru dan peserta didik kelas X di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, D3K, SMK.Sholichah Mila Wardanisholichahmilawardani@gmail.com2018-07-25T07:19:00Z2019-01-30T16:46:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57935This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579352018-07-25T07:19:00ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF BATIK PRING DI DESA SIDOMUKTI
MAGETAN, JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
perkembangan motif batik Sidomukti dan makna simbolik motif batik pring di
Desa Sidomukti Magetan Jawa Timur.
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif, yang
menghasilkan data bersifat deskriptif berupa kata-kata dan tindakan. Data tersebut
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrument utama dari penelitian ini adalah peneliti dengan dibantu pedoman
observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan alat bantu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perekam suara, kamera digital dan peralatan tulis.
Keabsahan data diperoleh dengan cara teknik trianggulasi data, hingga diperoleh
validasi.
Hasil penelitian meliputi perkembangan motif batik pring serta makna
simboliknya. Batik pring di Desa Sidomukti termasuk batik modern, sedangkan
motifnya mengandung nilai seni yang merupakan stilisasi dari tanaman Pring atau
bambu. Batik pring di Desa Sidomukti telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam bidang motifnya, hal ini dilakukan untuk menarik konsumen
agar tertarik untuk membeli. Batik pring dalam penelitian ini adalah 1.
Perkembangan motif batik pring di Desa Sidomukti semakin berkembang yang
dapat dilihat dari bertambahnya motif 2. Batik pring yang ada di Desa Sidomukti
tersebut ada yang tidak memiliki makna dan ada yang memiliki makna. Batik
motif pring yang mempunyai makna simbolik. Batik yang ada di sidomukti ada
yang memiliki makna dan ada yang tidak memiliki makna. Yang tidak memiliki
makna diantaranya meliputi batik motif pring kipas, pring jalak lawu, pring
kuning, pring sekar melati. Dan yang memiliki makna meliputi batik pring sulur,
pring bonggolan, pring ijen, pring kawung, pring kobar, pring magetan
kumandang, pring gunungan, pring naga, pring parang garuda, pring sedapur.
Kata Kunci : Motif, Warna, dan Makna Simbolik.Kartika Listyawardhani Sukarnokartika.sukarno@yahoo.com2018-07-25T07:15:55Z2019-01-30T16:46:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57934This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579342018-07-25T07:15:55ZKERAJINAN PERAK PRODUKSI RUMAHAN DI PAMPANG, PALIYAN,
GUNUNGKIDUL: Ditinjau dari Perkembangan Motif dan TeknikPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil kerajinan perak
ditinjau dari motif, dan teknik pembuatan karya kerajinan perak produksi rumahan
yang ada di desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang didapatkan
melalui teknik pengumpulan data dengan cara: teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisa data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui trianggulasi sumber data
dan trianggulasi teori.
Hasil dalam penelitian ini menanalis kerajinan perak produksi rumahan
yang ditinjau dari perkembangan motif dan perkembangan teknik. Diantaranya: 1)
desa Pampang terdapat karya-karya kerajinan perak yang dibagi kedalam lima
dusun yaitu dusun Pampang dengan karya filigree motif etnik dengan bahan lain,
dusun Kedungdowo Wetan dengan hasil karya filigree dengan motif-motif etnik
khas Yogyakarta serta replika-replika, di Kedungdowo Kulon dengan motif dan
teknik yang hampir sama dengan di Kedungdowo Wetan yang membedakan ialah
penggabunagn motif kontemporer dengan tradisional , dusun Jetis dengan rata-
rata kerajinan perak dengan mengadopsi motif flora dan fauna, dan di dusun
Polaman dengan hasil karya kerajinan perak dengan motif tradisional unthuk. 2)
Berbagai keteknikan yang diaplikasikan memakai cara-cara tradisional dan
mengembangkan teknik mulai dari proses pengecoran hingga pematrian dengan
peralatan sederhana. Pengerajin mulai berpikir kreatif dengan menggunakan
bantuan alat yang lebih modern seperti alat tumbler untuk proses finishingIlham Nasaiilhmanasai@life.com2018-07-25T03:08:37Z2019-01-30T16:44:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57822This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578222018-07-25T03:08:37ZSTEREOTIPE PADA GAMBAR ANAK USIA 7-9 TAHUN
DI KARANGMALANG, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis bentuk dan
penyebab stereotipe pada gambar anak usia 7-9 tahun di Karangmalang,
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian adalah anak usia 7-9 tahun sejumlah tujuh belas anak. Objek
penelitian adalah gambar anak usia 7-9 tahun sejumlah tujuh belas anak.
Penelitian difokuskan pada bentuk dan penyebab stereotipe pada gambar anak
usia 7-9 tahun di Karangmalang, Yogyakarta. Data diperoleh dengan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi pada beberapa hasil gambar anak usia
7-9 tahun di Karangmalang, Yogyakarta. Data dianalisis dengan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui
perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan.
Hasil penelitian menunjukan enam anak yang terlihat dominan
memiliki bentuk stereotipe dalam karyanya yakni: bentuk ikan, rumput,
gunung, matahari, awan, pohon, jalan dan alat transformasi. Pengulangan
objek yang sering muncul dalam karya anak-anak adalah bentuk rumput,
gunung, matahari, awan, dan pohon. Pengulangan unsur yang terjadi berupa
pengulangan objek mata, hidung, dan mulut pada matahari dan topeng sejarah.
Penyebab stereotipe pada gambar anak adalah ketertarikan terhadap
permainan dalam ponsel, permainan sepak bola, dan tokoh-tokoh tertentu,
lingkungan masyarakat, dan keluarga.Ines Frilyandini2018-07-25T03:08:36Z2019-01-30T16:43:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57821This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578212018-07-25T03:08:36ZPENGEMBANGAN MODUL TAPESTRI BERBASIS POP-UP
DI SMK N 3 KASIHAN (SMSR YOGYAKARTA)Penelitian Tugas Akhir Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tahapan
pengembangan modul pembelajaran tapestri dan mengetahui kelayakan media
pembelajaran berbasis pop-up pada mata pelajaran tenun tapestri untuk peserta
didik kelas XI Jurusan Kriya Tekstil di SMK N 3 Kasihan (SMSR Yogyakarta)
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D)
yang meliputi tahapan-tahapan: (1) mengidentifikasi potensi dan masalah; (2)
mengumpulkan informasi; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) perbaikan
desain; (6) uji coba produk. Pengumpulan data menggunakan cara observasi,
wawancara dan angket. Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah
validitas isi dengan berdasarkan pendapat para ahli materi dan ahli media dengan
analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Penelitian pengembangan ini menghasilkan modul tapestri berbasis pop-up
untuk peserta didik kelas XI. Pembuatan media menggunakan aplikasi CorelDraw
x7 dan dicetak menggunakan kertas Ivory 310 untuk halaman dan kertas ivory
230 untuk isi pop-up. Hasil akhir validasi ahli materi untuk aspek pendahuluan
mendapatkan rerata persentase sebesar 90%, aspek isi materi 96%, aspek
rangkuman dan pustaka 100%, Sedangkan hasil validasi media untuk aspek
ukuran dan sampul mendapat 100%, aspek tata letak mendapat 93%, jenis huruf
96%, aspek gambar 100%, dan aspek penggunaan 100%. Respon peserta didik
saat uji coba produk menunjukkan respon yang positif, dengan penilaian rata-rata
82%. Dilihat dari hasil akhir, pengembangan modul tapestri berbasis pop-up
sangat layak untuk diterapkan pada proses pembelajaran.Zainurrohmawan Zainurrohmawan2018-07-25T03:08:35Z2019-01-30T16:43:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57820This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578202018-07-25T03:08:35ZPENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR GAYA RETRO MINIMALIS
SEBAGAI OPTIMALISASI RUANG PADA RUMAH TINGGAL
TIPE 36Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan produk berupa gambar desain
2 Dimensi, gambar 3 Dimensi, dan video presentasi desain interior gaya retro
minimalis sebagai optimalisasi ruang pada rumah tinggal tipe 36.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam penelitian
meliputi analisis potensi dan masalah dengan cara pendahuluan melalui studi
pustaka dan studi lapangan. Tahap selanjutnya berupa pengumpulan data melalui
proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah selanjutnya yaitu
pembuatan gambar desain 2 dimensi, gambar 3 dimensi, dan video presentasi.
Produk tersebut selanjutnya divalidasi oleh Ahli Desain I, Ahli Desain II, dan
Praktisi sebagai pemilik rumah. Hasil dari penilaian tahap validasi dijadikan bahan
acuan dalam melakukan revisi produk.
Hasil penelitian berupa pengembangan desain interior gaya retro minimalis
sebagai optimalisasi ruang pada rumah tinggal tipe 36 di Perumahan Bumi Progo
Sejahtera sebagai berikut: 1) Pengolahan dinding (wall treatment) dengan
pemberian warna pastel pada dinding; 2) Penerapan gaya retro minimalis pada
furnitur baik dari segi bentuk, warna, dan material yang digunakan; 3) Penentuan
tata letak yang disesuaikan dengan aktivitas dan fasilitas yang terdapat pada rumah
yang terdiri dari daerah publik, semi publik, dan tenang; 4) Pengembangan ruang
multifungsi pada ruang utama berupa ruang keluarga/tamu serta dapur dan ruang
makan, dan pada halaman belakang berupa ruang cuci (laundry room); dan 5)
Penggunaan material furnitur dengan bahan polywood, pipa besi, kaca, dan HPL.
Implementasi produk pengembangan desain disajikan dalam bentuk gambar desain
2 dimensi, 3 dimensi, dan video presentasi.Mariani Shaqina2018-07-24T04:22:39Z2019-01-30T16:44:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57878This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578782018-07-24T04:22:39ZPENERAPAN MOTIF PARANG BARONG PADA AKSESORIS
BERBAHAN LOGAMTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
perancangan hingga terwujudnya aksesoris berbahan logam dengan motif Parang
Barong. Logam yang digunakan dalam pembuatan adalah beberapa janis logam
diantaranya kuningan, perak, dan tembaga. Pembuatan aksesoris logam sediri
menggunakan berbagai teknik antara lain filigre, wudulan, patri, scroll, dan etsa.
Dalam tugas akhir karya seni ini terdapat beberapa aksesoris yang dibuat antara
lain anting, cincin, gelang, kalung, tusuk konde, dan pin.
Penciptaan karya ini dilakukan sesuai dengan metode penciptaan karya
seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam tahap eksplorasi
kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan pasar dan menggali referensi dari
berbagai sumber pengetahuan. Tahap selanjutnya adalah perancangan, yang
dibangun berdasarkan perolehan analisis, diteruskan dengan memvisualisasikan
gagasan berbentuk sketsa sebagai acuan gambar kerja dalam proses perwujudan
produk aksesoris.
Hasil dari penciptaan karya TAKS ini terdiri dari lima 5 set karya berupa
anting, kalung, cincin, pin, tusuk konde dan gelang. Kelima 5 set karya tersebut
berjudul (1) Sisi Parang, (2) Nurani Parang, (3) Sinergi Parang, (4) Parang
Keabadian, serta (5) Nuansa Parang. Terdapat juga karya individu yaitu dua 2
kalung dengan judul (1) Lontar, dan (2) Segitiga Parang, serta satu 1 cincin
dengan judul (1) Rusa Parang dan satu 1 pin dengan judul (1) Komplementer.Faizun Mias Muliamias.mulia@gmail.com2018-07-23T07:49:55Z2019-01-30T16:44:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57849This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578492018-07-23T07:49:55ZBAHASA ISYARAT SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
PADA BATIK BAHAN SANDANG UNTUK REMAJA PUTRITugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik bahan sandang untuk remaja putri dengan ide dasar bahasa isyarat. Bahasa
isyarat adalah sebuah bahasa yang disampaikan secara visual untuk berkomunikasi.
Bahasa isyarat tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi, tetapi juga
sebagai alat transfer budaya Tuli.
Penciptaan karya batik bahasa isyarat ini menggunakan metode eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Kegiatan eksplorasi dilakukan penjelajahan atau
penyelidikan melalui pengamatan visual dan studi pustaka untuk mendapatkan ide
yang akan dijadikan dasar penciptaan. Kegiatan perancangan terdiri dari pembuatan
motif, pembuatan pola, dan perancangan warna. Kegiatan perwujudan meliputi
persiapan alat dan bahan, memola, membatik (mencanting), mewarnai, dan nglorod.
Penciptaan batik bahan sandang untuk remaja putri dengan ide dasar bahasa
isyarat merupakan hasil dari penggambaran beberapa bahasa isyarat yang
dikombinasikan atau dipadukan dengan bentuk-bentuk flora dan bentuk geometris.
Hasil karya batik bahan sandang berjumlah 10 karya, yaitu: 1) Batik Motif Bahasa
Isyarat Abjad, 2) Batik Motif Bahasa Isyarat Angka, 3) Batik Motif Bahasa Isyarat
I Love You, 4) Batik Motif Bahasa Isyarat I Love Batik Indonesia, 5) Batik Motif
Bahasa Isyarat UNY, 6) Batik Motif Bahasa Isyarat Yogyakarta, 7) Batik Motif
Bahasa Isyarat Semangat, 8) Batik Motif Bahasa Isyarat Tepuk Tangan, 9) Batik
Motif Bahasa Isyarat Jangan Menyerah, dan 10) Batik Motif Bahasa Isyarat Oke.Indhira Resky Imandariindhira.resky.imandari@gmail.com2018-07-23T06:10:02Z2019-01-30T16:44:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57843This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578432018-07-23T06:10:02ZPERKEMBANGAN BENTUK DAN MAKNA MOTIF OMPROG
GANDRUNG BANYUWANGIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan bentuk dan
makna motif Omprog Gandrung Banyuwangi. Omprog Gandrung adalah
perlengkapan utama untuk menarikan Tari Gandrung yang merupakan kesenian
khas Kabupaten Banyuwangi. Properti ini menggunakan kulit sapi perkamen
sebagai bahan utama.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Objek penelitian ini adalah bentuk motif yang terdapat pada Omprog Gandrung
banyuwangi. Data penelitian diperoleh melalui observasi Omprog Gandrung
Banyuwangi, wawancara dengan pengrajin dan seniman, dan dokumentasi Omprog
Gandrung Banyuwangi. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
reduksi data, penampilan data, dan penarikan kesimpulan. Uji Keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamatan.
Hasil dari penelitian yakni bentuk-bentuk yang terdapat pada Omprog
Gandrung Banyuwangi adalah : (1) Pilisan, (2) Bathukan, (3) Wayangan, (4)
Sumping, (5) Tebokan, (6) Nanasan, (7) Sabuk, (8) Ombyog, (9)
Keter/Kembang Goyang. Adapun pada bentuk dan bagian-bagian di atas
memiliki makna sebagai berikut: (1) Pilisan, pada bagian ini terdapat bentuk
melati yang melambangkan pemikiran yang jernih, (2) Pembatas antara
Pilisan dan Bathukan yang melambangkan bahwa hidup harus memiliki batasan,
(3) Gatotkaca berbadan ular naga pada bagian wayangan yang melambangkan
kehidupan baik seperti ksatria dan keabadian, serta merupakan perlambang dari
bumi pertiwi, (4) Nanasan yang merupakan gambaran sederhana dari gunungan
pada wayang yang merupakan simbol kehidupan, (5) Keter/ Kembang goyang
yang merupakan gambaran dari lika-liku kehidupan manusia, (6) Ombyog
atau rumbai-rumbai yang melambangkan bahwa kehidupan manusia
senantiasa bergerak. Makna Omprog Gandrung Banyuwangi secara keseluruhan
merupakan pelindung kepala dari Penari Gandrung dan juga melambangkan
kehidupan suci umat manusia.
Kata Kunci: Omprog Gandrung Banyuwangi, Bentuk Motif, Makna, MotifWidya Adi Ardhanaardhana975@gmail.com2018-07-23T01:56:30Z2019-01-30T16:41:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57692This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576922018-07-23T01:56:30ZKAJIAN ESTETIK BATIK SEKAR JAGAD
MOTIF MANCUNGAN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif dan warna batik
sekar jagad mancungan melalui pendekatan estetika Monroe Beardsley. Batik sekar
jagad motif mancungan merupakan batik khas Kebumen, Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian difokuskan pada motif dan warna batik sekar jagad
mancungan Kebumen. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Motif dan warna batik sekar jagad mancungan Kebumen melalui
pendekatan estetika Monroe Beardsley memiliki nilai tiga unsur estetik yaitu
keutuhan, kerumitan dan kesungguhan. (1) Kesatuan terdapat pada unsur visual
yang distilasi berdasarkan bentuk utama mancungan, yang dikombinasikan dengan
bluluk, manggar, daun kelapa (blarak), tutup kelapa tua, akar pohon kelapa, serta
unsur jagatan yang ada di Kebumen seperti kepundungan, jahe serimpang, bunga
cengkeh, dan ripandan dengan memanfaatkan warna hijau, putih, kuning, coklat,
dan biru. (2) Kerumitan yakni terlihat pada banyaknya ornamen dalam tiap
mancung yang tersusun sangat halus dan berulang-ulang. Variasi- variasi ornamen
pendukung cukup rumit, hal ini disebabkan upaya untuk menampilkan unsur pohon
kelapa dan jagatan di Kebumen sebagai ciri khas batik ini. Pewarnaan batik
mancungan membutuhkan 5 kali proses pewarnaan dengan motif dan ornamen yang
bervariasi dan sangat halus. (3) Unsur Kesungguhan dalam motif dan warna
terdapat pada karakter bentuk mancungan yang rumit dengan mempertimbangkan
kualitas dari berbagai sifat yang ada pada nilai/ filosofi bermakna keuletan,
kesabaran dan ketelatenan.Grenita Indah Susanti2018-07-18T02:00:07Z2019-01-30T16:42:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57784This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577842018-07-18T02:00:07ZPELATIHAN KETERAMPILAN KERAJINAN TANGAN BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PANTI ASUHAN BINA SIWI
PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelatihan
keterampilan kerajinan tangan bagi anak berkebutuhan khusus di Panti Asuhan
Bina Siwi Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan
pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi
data, penyajiaan data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa 1) Proses
pelatihan keterampilan kerajinan tangan bagi anak berkebutuhan khusus di Panti
Asuhan Bina Siwi meliputi kegiatan: a) Perencanaan pelatihan keterampilan
kerajinan tangan tidak terpaku pada RPP dan Silabus karena penerapannya di
Panti Asuhan, dan materinya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak
berkebutuhan khusus. b) Pelaksanaan pelatihan keterampilan kerajinan tangan
dilaksanakan setiap hari yang bertujuan agar materi dapat lebih cepat dipahami
oleh anak asuh. Langkah-langkah yang dilakukan pengasuh dalam pelaksanaan
pelatihan keterampilan kerajinan tangan adalah membuka kegiatan dengan
apersepsi berupa motivasi dan menjelaskan tujuan dari pelatihan keterampilan,
kegiatan inti dilakukan dengan proses pembelajaran secara bertahap dan monoton.
Kegiatan pelatihan keterampilan kerajinan tangan tidak mengharuskan anak asuh
untuk menguasai seluruh materi keterampilan dengan hasil yang sempurna,
namun hanya ditekankan pada pemahaman proses pembuatan karya kerajinan
tangannya saja. c) Kegiatan penutup pada pelatihan keterampilan kerajinan tangan
dilakukan oleh pengasuh secara langsung dengan memberi evaluasi berupa kritik
dan saran terhadap hasil karya anak asuh dengan penyampaian yang halus dan
diikuti oleh pujian. 2) Kendala yang terjadi dalam proses pelatihan keterampilan
kerajinan tangan terletak pada kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan
kesulitan dalam mengajarkan anak asuh yang sulit paham seperti anak tunagrahita
berat sehingga target pencapaian materi sering tidak tecapai.- Mufidahmuficsld@gamil.com2018-07-16T06:18:30Z2019-01-30T16:42:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57744This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577442018-07-16T06:18:30ZCANTING CAP BERBAHAN LIMBAH KERTAS KREASI NUROHMAD
DI DUSUN SAWIT, PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan canting cap berbahan
limbah kertas, kreasi Nurohmad di Dusun Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul
yang difokuskan pada: 1) proses pembuatan, 2) prosedur penggunaan, dan 3)
kelebihan serta kekurangannya dari segi proses pembuatan dan hasil produk
canting cap berbahan limbah kertas kemasan kreasi Nurohmad.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian diperoleh
dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian
ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah
triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Proses pembuatan canting
cap berbahan limbah kertas kemasan termasuk inovasi dari Teknologi Tepat
Guna, sehingga pembuatan canting cap tersebut tergolong sederhana. Berawal dari
mendesain motif diatas kertas karton, menggunting limbah kertas kemasan
menjadi bilah-bilah, mengelem bilah kertas sesuai motif, kemudian memperkuat
dasaran canting dengan kayu atau triplek, dan mengamplas permukaan canting
cap hingga rata. 2) Prosedur penggunaan canting cap berbahan limbah kertas
kemasan yaitu canting cap dipanaskan dalam loyang yang berisi malam panas,
jika dirasa sudah panas lalu canting cap diangkat dan dikibas-kibaskan sebelum
digunakan, melakukan percobaan mengecap di atas permukaan kertas atau kain
lain, sebelum mulai mengecap pastikan permukaan kain rata kemudian mulai
mengecap hingga selesai. 3) Kelebihan canting cap berbahan limbah kertas
kemasan dari segi proses pembuatan yaitu lebih cepat, sedangkan kekurangannya
yaitu dalam memotong bilah-bilah kertas limbah kemasan masih manual sehingga
hasilnya tidak stabil. Kelebihan canting cap berbahan limbah kertas kemasan dari
segi hasil produknya adalah dapat membuat motif cap yang detail, sedangkan
kekurangannya yaitu tidak seawet canting cap berbahan tembaga, karena bahan
utamanya yang dari kertas.Tri Nur Dwi Asihtrinurdwia@gamil.com2018-07-13T02:55:23Z2019-01-30T16:41:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57705This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577052018-07-13T02:55:23ZSEGO SEGAWE SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN BATIK TULIS
SERAGAM SEKOLAH & KERJATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan seragam sekolah
& kerja batik tulis dengan menerapkan slogan darisego segawe yang sudah
dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Hasil Tugas Akhir Karya Seni ini dapat diuraikan bahwa: (1) Terciptanya
motif batik tulis sego segawe untuk bahan seragam sekolah & kerja yang
berjumlah 9 motif. (2) Metode penciptaan karya ini dengan tahapan: a) Eksplorasi
meliputi pengamatan visual, studi pustaka, dan wawancara; b) Perancangan
meliputi penciptaan motif sego segawe dilanjutkan dengan pembuatan motif,
pembuatan pola, serta perancangan warna; c) Perwujudan meliputi:persiapan alat
dan bahan, mengolah kain, pembuatan pola, menyanting, pewarnaan, pelprodan,
penyelesaian akhir (finishing). (3) Hasil karya batik tulis sego segawe untuk
seragam sekolah & kerja meliputi: 1) Bahan Seragam Sekolah Sego Segawe
Kembang Padi, 2) Bahan Seragam Sekolah SegoSegawe Parang, 3) Bahan
Seragam Sekolah Sego Segawe Sulur, 4) Bahan Seragam Sekolah Sego Segawe
Kawung, 5) Seragam Sekolah Sego Segawe Beras Tumpah, 6) Bahan Seragam
Kerja Sego Segawe Ukel, (7) Bahan Seragam Kerja Sego Segawe Belah Ketupat,
(8) Bahan Seragam Kerja Sego Segawe Berkelok, (9) Bahan Seragam Kerja Sego
Segawe Lengkungan.
Kata kunci: Sego Segawe, Batik, SeragamDista Vitka Watidistavitkawati01@gamil.com2018-07-12T02:48:56Z2019-01-30T16:40:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57686This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576862018-07-12T02:48:56ZPEMBELAJARAN TEACHING FACTORY DI JURUSAN KRIYA KAYU
SMK N 1 KALASANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran
teaching factory di Jurusan Kriya Kayu SMK Negeri 1 Kalasan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data hasil
penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Subjek penelitian peserta didik yang berjumah 13 peserta didik dan guru.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri
(human instrument) dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan peneliti, yaitu menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian ini dapat diuraikan bahwa: (1) Konsep pembelajaran
teaching factory yang sudah sesuai, karena dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran teaching factory sudah melalui analisis kurikulum dan analisis
usaha pembuatan produk yang di sinkronisasi dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri. (2) Perencanaan pembelajaran teaching factory dimulai dari menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kompetensi dasar
berdasarkan acuan kurikulum pada kurikulum 2013 yang diterapkan sekolah,
media pembelajaran dan instrumen penilaian. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan silabus dan RPP yang disusun oleh guru. Guru
menggunakan metode Project based learning. Hasil evaluasi pembelajaran
teaching factory dapat diketahui bahwa nilai penguasaan kemampuan teori dan
praktik semua peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. Hasil karya peserta didik berupa
desain perabot kayu serperti meja, kursi. Kendala yang dihadapi pada saat proses
pembelajaran, yaitu dari faktor peserta didik dan guru.
Kata Kunci : Teaching Factory, keterampilan.Nofarida Sekaringsihnofarida18@gmail.com2018-07-11T04:59:15Z2023-09-20T01:04:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57663This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576632018-07-11T04:59:15ZBATIK WARNA ALAM SOGA DI HOME INDUSTRY LOUBY BATIK BANYURIPAN, BAYAT, KLATENKeberadaan warna alam soga secara umum cenderung gelap yakni, warna soga tua pekat, namun berbeda dengan home industry Louby Batik, warna soga yang dihasilkan lebih muda dan kekuning-kuningan “soga muda”, dari perbedaan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan proses pembuatan batik warna alam soga muda di home industry Louby Batik Banyuripan, Bayat, Klaten.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validasi atau keabsahan data dilakukan dengan menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data penelitian, penyajian data penelitian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik warna alam soga di home industry Louby Batik yaitu lebih muda dan kekuning-kuningan 2. Proses pembuatan batik warna alam soga muda sama dengan proses pembuatan batik warna alam pada umumnya, yang membedakan pada bahan zat warna alam dari kayu nangka yang menghasilkan warna soga lebih muda dan kekuning-kuningan.Hairotunisa Hairotunisahairotunisa371fbs@student.uny.ac.id2018-07-09T07:00:37Z2019-01-30T16:39:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57613This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576132018-07-09T07:00:37ZMOTIF DAN PEWARNAAN TEKSTIL DI HOME INDUSTRY
KAINE ART FABRIC “ECOPRINT NATURAL DYE”Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif, teknik pewarnaan
tekstil dan nilai estetis motif pada produk di home industry Kaine Art Fabric
“Ecoprint Natural Dye” yang terletak di Jangkang, Karangtengah, Nogotirto,
Gamping, Sleman.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif, data
yang dihasilkan berupa data deskriptif. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi. Teknik
analisis datanya dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
pengambilan kesimpulan. Teknik untuk mengecek keabsahan data dilakukan
dengan teknik triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) motif yang dihasilkan
dengan teknik ecoprint menunjukkan bentuk dari alam (karena bahan print
yang digunakan adalah bahan asli dari alam, misalnya daun) dengan susunan
motifnya yang bebas dan tidak mengandung makna simbolik sehingga
termasuk kedalam motif modern, motif hasil ecoprint ini digunakan untuk
desain tekstil, sehingga termasuk dalam desain tekstil flora; 2) teknik
pewarnaan ecoprint merupakan salah satu teknik hias permukaan tekstil yang
dilakukan seperti teknik cap dengan bahan pencetak motif/bahan print dari
alam, sehingga pada prinsipnya seperti pewarnaan dengan zat warna alami,
hanya saja perlu adanya pengukusan (steam), bahan yang diperlukan dalam
teknik ecoprint adalah kain, bahan print (bahan alam tumbuhan misalnya
daun), bahan mordant dan bahan fiksasi, hasil teknik ecoprint menunjukkan
bentuk dan tekstur seperti bahan print (tumbuhan asli), akan tetapi warna yang
tercetak akan berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kandungan masing-masing
tumbuhan yang dipengaruhi bahan treatment dan bahan fiksasi; 3) motif hasil
ecoprint pada produk bahan kain memuat nilai estetik yang dapat digali dari
wujudnya yaitu unsur seni rupa (tekstur, bidang, ruang, warna) dan prinsip
penyusunan unsur seni rupa (keutuhan, penonjolan, keseimbangan, dan
proporsi).Atika Maharaniatikamaharani39@gmail.com2018-07-06T03:24:57Z2019-01-30T16:38:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57561This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/575612018-07-06T03:24:57ZGAMBAR ILUSTRASI T-SHIRT PRODUKSI TROY COMPANY YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambar ilustrasi,
elemenilustrasi yang meliputi: corak, warna, tipografi, garis, titik dan bidangserta
unsur perseptual yang ditampilkan dalam produksi T-ShirtTroy Company.
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah
6 sample desain ilustrasi yang ada pada produk T-ShirtTroy Company. Data
diperoleh dengan wawancara terstruktur, observasi, studi kepustakaan dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan gambar ilustrasi yang ada pada desain kaos
Troy Company pada dasarnya mempunyai gambar ilustrasi dengan tema hasil
budaya Indonesia dan temabinatang, serta tema lain yang mengikuti trendtentang hal
yang digandrungi anak muda.Pada unsur teknis Ilustrasi, desain-desain Troy
Company mempunyai ciri lebih banyak menggunakan warna hangat atau warna
netral, warna hitam untuk memperkuat ilustrasi, corak lebih banyak dengan corak
realistik, penggunaan garis lebih banyak digunakan sebagai outline, titik digunakan
untuk memusatkan arah dan komposisi pewarnaan dengan teknik kepadatan yang
berbeda. Tipografi semuanya menggunakan jenis hand drawing yang disesuaikan
dengan tema ilustrasi, bidang yang digunakan didominasi dengan bidang non-
geometris meskipun terkadang masih ada bidang yang didominasi geometris. Unsur
perseptual yang diterapkan oleh Troy Company, unsur kesatuan yang menekankan
pada dominasi ukuran tertentu, unsur keseimbangan dengan teknik simetris dan
asimetris serta keseimbangan memusat dan menyebar, unsur irama dihadirkan
terutama pada jenis komposisi yang dibentuk dengan cara perulangan, unsur
harmoni cenderung dihadirkan dalam keselarasan komposisi unsur-unsur ilustrasi,
unsur intensitas dihadirkan dengan memperbesar ukuran obyek tertentu, unsur
ukuran dan proporsi yang ditonjolkan merupakan bagian yang mendukung tema
atau gambar dengan memperbesar ukuran, dan pada desain Troy Company
keseluruhan desainnya dikesankan mempunyai arah dan gerak agar menunjukkan
kedinamisan.Deri Heksa Putra perdana2018-07-05T06:35:23Z2019-01-30T16:38:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57557This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/575572018-07-05T06:35:23ZPEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR FLORA DAN
FAUNA SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN
BERBENTUK POP-UP BOOKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan media pembelajaran
menggambar flora dan fauna yang berbentuk pop-up book untuk siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Kalikotes Klaten, serta mengetahui kelayakan media pembelajaran
pop-up book berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, praktisi pembelajaran
Seni Rupa dan pendapat dari siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Borg and Gall
yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji
Coba Pemakaian. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, praktisi
pembelajaran Seni Rupa yaitu guru SMP Negeri 1 Kalikotes Klaten. Media yang
dikembangkan diujicobakan kepada 32 siswa Kelas VII B SMP Negeri 1
Kalikotes Klaten.
Hasil penelitian berupa media pembelajaran berbentuk pop-up book yang
didalamnya memuat materi menggambar flora dan fauna, alat dan bahan
menggambar, langkah-langkah menggambar, serta soal evaluasi. Penilaian
kelayakan media pembelajaran dari ahli materi, mendapat nilai 79,5%, sehingga
termasuk dalam kategori “sangat layak”, dari ahli media mendapat nilai 96,87%,
sehingga termasuk kategori “sangat layak”, dan dari praktisi pembelajaran seni
rupa mendapat nilai 91%, sehingga termasuk kategori “sangat layak”. Respon
siswa terhadap media pembelajaran ini pada saat dilakukan uji coba rata-rata
menunjukkan respon “Sangat Positif” dengan mendapatkan persentase ≥85%
setiap indikatornya. Dengan demikian media pembelajaran pop-up book ini layak
digunakan sebagai media pembelajaran.Anisa'Nuur Wakhidah2018-07-03T02:47:57Z2019-01-30T16:37:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57533This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/575332018-07-03T02:47:57ZBATIKTULISWASTRA TUNGGAL DUSUN TAPAN-KARANGLO, PURWOMARTANI,KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan: 1) Motif
ukel dan daun talas dengan format liris, dan 2) nilai estetis batik tulis Wastra Tunggal
Dusun Tapan-Karanglo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data
bersifat deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dibantu dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara dan
dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan teknik ketekunan pengamatan dan
triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Motif ukel dan daun talas dengan
format liris terdiri dari hasil inspirasi bentuk motif utama pada tumbuhan yaitu daun
talas dan ukel. Ide dasar pembuatan motif menggunakan unsur motif klasik yaitu
format liris. Ornamen pengisi bidangnya adalah ukel cantel yang membatasi semua
motif dan menjadi sebuah alur yang memiliki irama pada desain yang telah dibuat.
Ciri khas motif yang dibuat tidak penuh sehingga mempunyai spasi ruang yang
kosong dan hanya diberi warna saja. Terdapat isen-isen klasik/tradisional yaitu cecek
dan ukel, kemudian isen-isen gaya baru yaitu garis segitiga digambar secara
berulang-ulang/repetisi, kemudian hasil stilasi isen-isen daun krokot serta stilasi isen-
isen daun putri malu yang mengisi setiap bentuk motif pada daun talas. 2) nilai estetis
pada motif ukel dan daun talas dengan format liris yaitu jika dilihat dari segi
wujud/bentuk motif terdapat unsur titik pada motif ukel, garis lengkung daun talas
dan ukel, garis lurus segitiga dan memiliki bidang yang kosong. Struktur cara
penyusunan motif memiliki kesatuan bentuk berirama yang saling berjajar, dan
bentuk daun terlihat jelas. Jika dilihat dari segi penampilan warna yang dihasilkan
adalah satu warna yaitu biru muda cenderung kearah putih abu-abu, sehingga warna
yang dihasilkan memiliki intensitas rendah.Novita Saraswatinovitasaraswati1@gmail.com2018-06-26T07:38:37Z2019-01-30T16:36:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57463This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/574632018-06-26T07:38:37ZKAIN JUMPUTAN DI KAMPUNG TAHUNAN UMBULHARJO
YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kain Jumputan di Kampung Tahunan Umbulharjo Yogyakarta ditinjau dari keberadaan atau eksistensi kain jumputan tersebut, dan proses jumputan.
Jenis penelitian adalahdeskriptif kualitatif. Data dalam penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan berupa kamera digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi..
Hasil penelitian menunjukkan (1) Keberadaan kain jumputan di kampung Tahunan pada saat LPMK Tahunan (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) mengundang 45 LPMK sekota pada tahun 2010 dalam rangka mengenalkan jumputan dan pelatihan. Respon positif dari sebagian besar ibu-ibu tersebut ternyatamendapat dukungan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Tahunan. Alhasil LPMK Kelurahan Tahunan memfasilitasi para ibu-ibu tersebut dalam bentuk dana serta pelatihan pembuatan teknik jumput pada awal tahun 2011. Setelah adanya pelatihan pada awal tahun 2011 sekarang banyak ibu-ibu memiliki ketrampilan jumputan, meningkatkan ekonomi, menjadikan kampung Tahunan menjadi kampung wisata, meningkatkan pemberdayaan wanita, dan jumputan menjadi ikon pemberdayaan masyarakat kelurahan Tahunan (2) Dalam pembuatan jumputan, proses pertama membuat disain motif, dijiplak dikain, kemudian diikat atau dijelujur, kemudian kain di rendam di air yg sudah di campur dengan TRO, dan setelah itu celup kain dalam pewarna, kemudian kain yang telah dicelup warna dijemur, proses pewarnaan di lakukan tiga kali pencelupan warna, lalu bilas kain yg sudah dicelup warna tadi dengan air biasa, setelah kain sudah kering lepas ikatannya atau didedeli, setelah itu kain distrika dan kain jumputan siap jual. Keunikan dari proses jumputan yang ada di kampung tahunan ini pada saat meracik warna dan menyalin pola di kain menggunakan sepidol.HESA KURNIA JUWITAhesa.kurniajuwita@gmail.com2018-06-25T02:32:07Z2019-01-30T16:31:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57133This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571332018-06-25T02:32:07ZPENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR UNY HOTEL DENGAN
PENERAPAN UNSUR BUDAYA YOGYAKARTATujuan dari penelitian ini adalah pengembangan produk berupa gambar
desain 2 Dimensi, gambar 3 Dimensi dan video presentasi desain interior UNY
Hotel dengan menerapkan unsur budaya Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan R&D (Research and Development) yang merujuk pada Prof Dr
Sugiyono. Langkah - langkah penelitian meliputi analisis potensi masalah dengan
cara studi pendahuluan melalui studi pustaka dan studi lapangan. Tahapan
selanjutnya berupa pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya, pembuatan gambar
desain 2 dimensi, gambar 3 dimensi dan video presentasi. Produk tersebut
selanjutnya divalidasi oleh ahli desain I, Ahli desain II dan Praktisi Hotel. Hasil dari
penilaian tahap validasi dijadikan bahan acuan dalam melakukan revisi produk.
Produk akhir yang telah direvisi diujicobakan dalam bentuk kegiatan Focus
Discusion Grup (FGD) bersama dengan perwakilan dari UNY Hotel.
Hasil penelitian berupa pengembangan desain interior UNY Hotel dengan
penerapan unsur budaya Yogyakarta sebagai berikut: 1) Wall Treatment
(pengelohan dinding) dengan pengecatan dinding warna klasik, penerapan partisi
kayu dan gambar bercirikan budaya Yogyakarta 2) Penerapan motif batik
Yogyakarta pada furniture, dan ukiran motif Yogyakarta pada tiang, elemen estetis
serta elemen pelengkap ruang. Implementasi produk pengembangan desain
disajikan dalam bentuk gambar desain 2 Dimensi, 3 Dimensi dan video presentasi.Faiz Dila Attariqi2018-06-25T02:31:25Z2019-01-30T16:31:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57132This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571322018-06-25T02:31:25ZPENGEMBANGAN MEDIA BUKU SAKU UNTUK
PEMBELAJARAN EKTRAKURIKULER SENI LUKIS
DI SMP NEGERI 1 JETIS BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan media buku
saku untuk pembelajaran ekstrakurikuler seni lukis di SMP Negeri 1 Jetis Bantul,
mendeskripsikan kelayakan media, respon siswa dan efektifitas penggunaan
media buku saku.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Borg and Gall
yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji
Coba Pemakaian. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang
dikembangkan diujicobakan kepada 80 siswa. Penelitian ini juga menggunakan
desain penelitian the one groups pretest posttest. Hasil penilaian pretest posttest
diuji menggunakan N-gain dan uji-t untuk mengetahui peningkatan dan perbedaan
hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media.
Hasil penelitian berupa media buku saku yang didalamnya terdapat materi
seni lukis, tingkat kelayakan media buku saku sebagai media pembelajaran
berdasarkan penilaian dari ahli materi mendapat rerata nilai 4 dan dari ahli media
mendapat nilai 3,42 sehingga termasuk kategori “sangat layak”. Respon siswa
terhadap media ini pada uji coba rata-rata menunjukkan respon positif dengan
mendapatkan presentase ≥70% setiap indikatornya. Uji N-gain memperoleh nilai
0,706783 atau >0,7 menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar yang tinggi
setelah menggunakan media buku saku. Hasil uji-t menunjukan terdapat
perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah menggunakan media buku saku.
Dibuktikan dengan hasil uji t nilai signifikan 0,00 atau p<0,05. Media buku saku
dinilai efektif dan layak sebagai media pembelajaran ekstrakurikuler seni lukis
SMP N 1 Jetis Bantul.Wayan Wiwik Komalayanti2018-06-25T02:31:07Z2019-01-30T16:31:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57131This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571312018-06-25T02:31:07ZAKTIVITAS KELUARGA DI DALAM RUMAH SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN LUKISANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan konsep penciptaan
lukisan dengan ide penciptaan aktivitas keluarga di dalam rumah, 2)
Mendeskripsikan teknik dan media yang akan digunakan dalam mewujudkan
karya tersebut sehingga mendukung ide-ide yang akan dicapai, 3) Mewujudkan
visualisasi bentuk aktivitas keluarga di dalam rumah menjadi objek-objek dalam
lukisan.
Metode yang digunakan ada tiga tahap yaitu eksplorasi, perancangan dan
perwujudan. Tahapan eksplorasi meliputi aktivitas penjelajahan menggali sumber
ide gagasan. Tahap perancangan yaitu tahap memvisualisasikan hasil dari
penjelajahan atau analisa data kedalam berbagai alternatif desain (sketsa). Tahap
perwujudan yaitu mewujudan rancangan terpilih.
Hasil dari penciptaan karya lukisan dapat ditemukan hal-hal berikut:
Konsep yang akan disajikan dalam karya lukisan ini merupakan visualisasi dari
aktifitas keluarga di dalam rumah dengan gambaran ilustrasi suasana rumah ,
warna yang berdimensi flat dengan jumlah warna terbatas, bentuk yang
disederhanakan, memakai kanvas atau kayu yang non konsvensional, dengan
bentuk mewakili rumah atau komponen rumah. Tema penciptaan dalam lukisan-
lukisan ini adalah harapan-harapan terhadap bentuk ideal sebuah bentuk keluarga
dengan nilai-nilai keluarga dari sudut pandang pelukis .Pelukis memaknai
rutinitas keluarga sehari-hari sebagai potret-potret berharga. Teknik pewarnaan
yang dipakai adalah teknik opaque dengan gaya lukisan dekoratif fauvistik. Media
lukisan menggunakan 5 kanvas dan 3 kayu. 8 lukisan tersebut: Pagi Itu
(120x100cm) , Imajinasinya(130 x 100cm) Sudah Siap (140 x 100cm) ,Memulai
lagi Sampai Mati (180 x 90 cm), Tentang Bersama (200 x100 cm) , Bagi Tugas
(130 x 80 cm) , Satu Malam(100x 50 cm), Tinggal Menunggumu Pulang ( 130x
110 cm).Ummi Shabrina Damas2018-06-05T04:41:09Z2019-01-30T16:32:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57182This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571822018-06-05T04:41:09ZKARAKTERISTIK RELIEF BATUDI BENGKEL ART STONE KALASAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakterisik relief batu karya Bengkel Art Stone Kalasan Yogyakarta meliputi ide, bentuk, jenis , bahan, proses produksinya dan finishing.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data yang diperoleh menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta alat penunjang lain yaitu peralatan tulis, dan kamera. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamat dan triangulasi sumber. Adapun tahap analisis data dengan tahapan membuat reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian karakteristik dalam penelitian ini adalah dalam hal ide didapatkan dari lingkungan sekitar dan internet, bentuk relief motif ada bentuk wayang, tumbuhan, hewan, dan manusia. Jenis relief yang diproduksi merupakan hiasan dinding untuk interior dan eksterior. Bahan pembuatan relief menggunakan batu paras putih yang memiliki karakter berwarna putih, kuat, berpori-pori kecil, tekstur halus berpasir dan batu paras krem dengan karakternya berwarna krem, pori-pori lebih besar jika dibandingan dengan paras putih, tekstur halus berpasir. Terkait dengan hal teknik pembuatan relief batu adalah carvingatau menggunakan teknik ukir menggunakan pahat. Finishing coating. Hasil yang menunjukan karakter terbagi menjadi 4 macam motif yaitu: 1. Figur wayang diantaranya ada werkudara, anoman, semar, dan gunungan. 2. Motif flora, yaitu daun pisang dan bunga tulip. 3. Motif fauna diantaranya yaitu ada motif ikan koi dan ikan louhan. 4. Motif manusia yang berjudul putra bali dan jamuan malam terakhir.Andi Setiawanandisetiawan@gmail.com2018-05-28T04:48:12Z2019-01-30T16:30:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57108This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571082018-05-28T04:48:12ZPERANG OBOR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN HIASAN DINDING
TEKNIK BATIKTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan hiasan dinding dengan
perang obor sebagai sumber penciptaan motif.
Proses pembuatan karya batik ini divisualisasikan melalui a) eksplorasi,
pengamatan visual, studi pustaka, b) perancangan karya yang meliputi penciptaan
motif dilakukan melalui stilasi setiap tahapan perang obor, motif alternatif, desain
perancangan warna dan pembuatan pola. Kemudian dilanjutkan dengan c) proses
perwujudan karya meliputi 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Memola kain, 3) Proses
pembatikan meliputi nglowongi dan ngiseni, 4) Pewarnaan remasol dengan teknik
colet, 5) Pengeblokan, 6) Pelorodan, 8) Pembingkaian.
Hasil karya yang dibuat terdiri dari 8 karya yaitu : (1) Prosesi 1, merupakan awal
prosesi perang obor, (2) Prosesi 2, pemuka agama / modin desa membacakan doa-
doa Jawa (mantra) pada kemenyan, (3) Prosesi 3, prosesi pembakaran obor,
menandakan bahwa perang obor sudah bisa dimulai, (4) Prosesi 4, semua pemain
obor menyalakan obor masing-masing untuk bersiap-siap memulai perang obor, (5)
Prosesi 5, memberikan gambaran para pemain perang obor saling mengejar satu sama
lain, (6) Prosesi 6, memberikan gambaran dua pemain perang obor berhadapan satu
lawan satu, (7) Prosesi 7, memberikan gambaran suasana perang obor dari sudut
pandang penonton, (8) Prosesi 8, memberikan gambaran para pemain perang obor
sedang mengobati luka bakar. Nilai edukasi yang terkandung didalam tradisi perang
obor memiliki nilai perlambangan untuk menggambarkan hal-hal yang baik dan
buruk, serta bermakna untuk meminta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.Amin Nurin Nafi’ahaminnurinnafiah@gmail.com2018-05-28T04:38:02Z2019-01-30T16:30:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57107This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571072018-05-28T04:38:02ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK
SEBAGAI PEMBERDAYAAN NARAPIDANA PEREMPUAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II B
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan
batik di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II B Yogyakarta, dengan
fokus: 1) proses pembelajaran dan 2) bentuk serta makna batik yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif jenis studi kasus.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber, metode, dan teori. Teknik
analisis data adalah secara deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Proses
pembelajaran keterampilan batik di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II
B Yogyakarta terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan uraian
sebagai berikut: a) perencanaan pembelajaran dalam lembaga pemasyarakatan ini
ada perencanaan, tetapi tidak dilakukan secara tertulis; b) pelaksanaan terdiri dari
mengolah kain, mendesain, memola, mencanting, mewarna, melorod, dan finishing,
pada pelaksanaan ini tidak dilakukan secara utuh pada proses melorod; dan c)
evaluasi yang dilakukan relatif sama dengan pendidikan formal yakni evaluasi
proses dan hasil batik dengan penekanan mental, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan oleh pelatih batik. 2) Hasil batik narapidana dalam penelitian ini
dapat dilihat dari dua sisi, yakni a) bentuk dan b) makna. Pertama, dari sisi bentuk
terdiri dari: a) serbet dan b) syal, yang semua motifnya menggunakan ornamen
flora/tumbuhan. Kedua, dari sisi makna dapat dijabarkan sebagai berikut: a) serbet
batik milik SM mempunyai makna kehidupan manusia yang penuh warna. (b) Syal
batik milik SM mempunyai makna harapan SM untuk menjadi orang yang baik dan
bermanfaat bagi orang lain. (c) Serbet milik NH mempunyai makna rasa sayang
NH terhadap keluarga dan air mata/penyesalan. (d) Syal batik milik NH mempunyai
makna kehidupan manusia itu penuh dengan cobaan.Erna Suryanieryanijaw@gmail.com2018-05-23T02:39:36Z2019-01-30T16:29:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57070This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/570702018-05-23T02:39:36ZKARAKTERISTIK BATIK SEKAR MULYO KARYA SIPON
BAYAT KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1)
Karakteristik motif batik Sekar Mulyo. (2) Warna batik Sekar Mulyo. (3) Filosofi
batik Sekar Mulyo karya Sipon di Kecamatan Bayat, Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data bersifat
deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Keabsahan data dilakukan dengan teknik keajegan atau ketekunan pengamatan dan
triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Karakteristik batik Sekar Mulyo yaitu (1)
Motif batik Sekar Mulyo terdiri dari motif jagat cilik, motif jagat gedhe, motif
kunci dan motif tulisan aksara Jawa. Ukuran motif jagat cilik yaitu panjang 22 cm
dan lebar 28 cm, bentuk jagat cilik adalah ditengah motif terdapat lingkaran yang
saling berkaitan, stilisasi daun dan ukel yang diartikan sebagai isi dari raga setiap
manusia. Ukuran motif jagat gedhe yaitu panjang 28 cm dan lebar 31 cm, bentuk
dari motif jagat gedhe adalah terdapat spiral yang dikelilingi ukel, stilisasi daun dan
batang yang diartikan sebagai isi dari alam semesta. Motif kunci berukuran lebar 2
cm dan panjang 4 cm yang diibaratkan napas manusia. Motif tulisan aksara Jawa
berbunyi sekar mulya, sekar malilaku, pada bisa, sayang aku ya (2) Warna batik
Sekar Mulyo yakni dengan latar ireng dan biru. (3) Filosofi batik Sekar Mulyo yaitu
manusia harus memiliki hati yang mulia, manusia harus berperilaku yang baik
terhadap sesama dan selama manusia masih bernapas untuk selalu bersembahyang
dan menjauhi segala larangan dari Tuhan agar hidupnya selalu tentram dan damai.Noveri Titik Murtiningsihnovertitik@gmail.com2018-05-09T02:16:41Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567492018-05-09T02:16:41ZBULU BURUNG MERAK SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN
TAS KULIT WANITAPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskrpsikan proses
perancangan hingga terwujudnya tas kulit untuk wanita dengan penambahan ornamen
bulu burung merak yang digunakan dalam acara formal maupun nonformal.
Penciptaan karya kriya kulit tas wanita dengan ornamen bulu burung merak ini
berpedoman pada pendapatnya Gustami tentang tahapan penciptaan , yakni
eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi yang dilakukan berupa
studi pustaka, observasi dan wawancara. Tahap perancangan berupa pembuatan sket
alternatif, sket terpilih, gambar kerja dan gambar ornamen. Tahap yang terakhir
adalah tahap perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses pembuatan karya.
Hasil pembuatan karya berjumlah Sembilan tas dengan emapat tas berjenis
shoulder bag, tiga tas berjenis saddle bag, satu tas berjenis backpack, dan satu tas
lagi berjenis messenger bag. Hasil karya tersebut diantaranya: 1) Peacock Bud
Feather (Pebuf), 2)Feather Attack (Fetta), 3) Musing of Peacock Feathers (Mupfe),
4) The Eyes, 5) Feather Achievement (Fea), 6) The Flock, 7) Home, 8) Crowd of
Feathers, 9) Choppy.Nova Mardiatinomanovamardiati@mail.com2018-05-09T02:13:26Z2019-01-30T16:19:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56724This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567242018-05-09T02:13:26ZPENCIPTAAN KARYA LUKIS KALIGRAFI ASMAUL HUSNA.Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, proses, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Penciptaan Karya Lukis Kaligrafi Asmaul Husna.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, dan visualisasi. Observasi untuk mengetahui apa saja elemen-elemen
dan karakteristik bentuk khat dalam penulisan kaligrafi Arab untuk diangkat
sebagai objek lukisan. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat bentuk
lukisan yang diinginkan sehingga tercipta visual lukisan yang baik. Karya lukis
terinspirasi dari lukisan seniman Amri Yahya dan Syaiful Adnan.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa:1) Konsep visualisasi lukisan adalah pengembangan kaligrafi Arab
khususnya pada jenis gaya penulisan khat diantaranya khat naski, khat tsuluts,
khat farisi, khat, riq’ah, khat raihani, khat koufi, khat diwani, khat diwani jali. 2)
Tema lukisan adalah bentuk-bentuk khat sesuai gaya dengan pengembangan yang
ditampilkan dalam lukisan. Delapan khat yang dipakai dalam lukisan kaligrafi dan
tidak meninggalkan bentuk-bentuk asli dalam pengembangannya. 3) Teknik
penggambaran objek adalah teknik opaque atau teknik plakat. 4) Bentuk lukisan
yang dihasilkan adalah lukisan kaligrafi simbolik. Bentuk lukisan yang dihasilkan
berjumlah 13 buah. Ketigabelas lukisan yaitu: ―Penghendak Rahmat (Ar-
Rohman)‖ 90 cm x 70 cm, ―Penyelamat (As-Salam)‖ 90 cm x 70 cm, ―Kekuatan
Tak Tertera (Al-Aziiz)‖ 90 cm x 70 cm, ―Penunduk (Al-Jabbar)‖ 90 cm x 70 cm,
―Pelengkap Kebesaran (Al-Muttakabir)‖ 90 cm x 70 cm, ―Sang Pencipta (Al-
Khaliq)‖ 90 cm x 70 cm, ―Pembuka Semua Kunci (Al-Fattah)‖ 90 cm x 70 cm,
―Melimpahkan Kenikmatan (Al-Basith)‖ 90 cm x 70 cm, ―Pembawa Keadilan (Al-
Hakam)‖ 90 cm x 70 cm, ―Baik dengan yang Baik (Asy-Syakur)‖ 90 cm x 70 cm,
―Kebenaran (Al-Haq)‖ 90 cm x 70 cm, ―Sumber Segala Kelebihan (Al-Bar)‖ 90
cm x 70 cm, ―Keagungan dan Kemuliaan (Dzul Jalali wal ikhrom)‖ 200 cm x 100
cm.Luthfi Labib Kripsiawan2018-05-09T02:11:32Z2019-01-30T16:19:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56721This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567212018-05-09T02:11:32ZNILAI KERJASAMA DALAM MELUKIS BERKELOMPOK DENGAN
MEDIA CELENGAN PADA KELAS VII SMP N 1 PRAMBANAN,
KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kerjasama dalam
kegiatan melukis berkelompok dengan media celengan pada kelas VII SMP N 1
Prambanan Klaten.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah anak-anak kelas VII, sedangkan objek material dalam penelitian ini
adalah proses melukis berkelompok dengan media celengan. Objek formal dalam
penelitian ini adalah nilai kerjasama yang ada dalam proses melukis berkelompok
dengan media celengan. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi berupa catatan, rekaman suara dan foto. Analisis
data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, kemudian penarikan
kesimpulan. Keabsahan data didapatkan dengan triangulasi teknik dan validasi
oleh pakar.
Kesimpulan yang dapat dijabarkan dari penelitian ini adalah melukis
berkelompok yang dilakukan dalam kelompok ada tiga macam yaitu: a) objek
digambar bersama-sama dengan celengan diletakkan di tengah meja, b) objek
digambar secara bergiliran antar anggota, c) objek digambar dengan cara
gabungan yaitu dikerjakan secara bergilir namun kadang juga dikerjakan bersama-
sama. Nilai kerjasama ada dalam kegiatan melukis berkelompok dengan media
celengan. Hal ini dikarenakan untuk menyelesaikan gambar di sebuah celengan,
kelompok perlu adanya tujuan yang sama, interaksi dan komunikasi dalam
kelompok, melakukan usaha secara bersama-sama, dilandasi oleh sikap saling
membutuhkan, didasari oleh prinsip keadilan, tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugasnya, keterlibatan anggota kelompok saling membantu. Tugas
menggambar juga lebih cepat selesai jika dikerjakan bersama.Dwi Apriyono2018-05-09T02:04:26Z2019-01-30T16:18:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56691This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/566912018-05-09T02:04:26ZFOTOGRAFI LANDSCAPE KARYA WARIH SANJAYAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan komposisi yang ada dalam
karya fotografi landscape milik Warih Sanjaya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Objek yang diambil dalam
penelitian ada 8 karya fotografi landscape karya Warih Sanjaya. Penelitian di
rancang berdasarkan pedoman wawancara serta dokumentasi, dan dikembangkan
berdasarkan situasi yang ada dilapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada
narasumber agar dapat memperoleh data yang diperlukan. Analisis data dilakukan
pada masing-masing karya diawali dengan mendiskripsikan karya dari Warih
Sanjaya, menjabarkan elemen yang terdapat pada karya tersebut. Langkah
selanjutnya menjelaskan komposisi dari masing-masing karya. Untuk validasi
data digunakan triangulasi, dengan uji silang pendapat dari pakar fotografi yaitu
Philip Pandu Ashari Wibowo, S.E dan Yudi, S.Sn
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari karya fotografi landscape
tersebut terdapat elemen visual seperti garis, bentuk, bidang, ruang, dan warna.
Karya dari Warih Sanjaya memiliki komposisi seperti 1/3 bidang, komposisi
segitiga serta komposisi point of interest, Mayoritas karya Warih Sanjaya juga
terdapat foreground serta juga menonjolkan refleksi dari pantulan air dan
memperlihatkan garis cakrawala yaitu garis yang terletak di antara darat dan
langit.Ramadhan Tantowi Sugiharto2018-04-25T04:24:07Z2019-01-30T16:20:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56775This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567752018-04-25T04:24:07ZTUMBUHAN LONTAR SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK KEMEJA PRIA KHAS LAMONGANWriting of this artwork aims to describe the creation of batik motifs for men's shirts and technique motifs of batik shirts combination of lontar plants.
The creation of this work of batik is through several stages in the creation of art, the stages are exploration, design, and embodiment. The stages of exploration is in the form of searched for reference and related with the uniqueness and formed it as an idea, the shirt patterns and techniques for making batik motifs for shirts combination. In the design stages is in the form of sketches design patterns, make patterns, apply motifs on the pattern of shirts. The stage of embodiment is the process of making works from the preparation of tools and materials, materials processing, the process of casting, coloring, lorot process, drying, to the stage of measurement and manufacture of batik shirts.
The results of the creation of seven batik motifs applied to men's batik shirt, are namely: (1) Batik Nali, inspired by the form of palm leaves that have a philosophy that in social life we must always keep silaturrahmi among others; (2) Batik Petdong Bolong, inspired by the lontar leaves with a philosophy that we should as social beings which have to accept advice and listen to good advice from others; (3) Batik Kebut Cakar, inspired from the form of palm leaves that have a philosophy that we should as social beings leave a good impression on others; (4) Batik Kuntar, inspired from the form of palm leaves that has a philosophy that in life human should experience metamarfosis in a good direction; (5) Batik Maleh Apik, inspired by the shape of palm tree trunks that have a philosophy that do not easily give up when face life problems; (6) Batik Leyeh-leyeh, inspired from papyrus trees that have a philosophy that we should be grateful for the favors of God's creation; (7) Batik Banyu Ental, inspired from the water form of lontar fruit that has a philosophy to use our young age in good things.Feri Efendiferiefendi@yahoo.com2018-04-25T04:05:18Z2019-01-30T16:20:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56772This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567722018-04-25T04:05:18ZPENGEMBANGAN KLISE CANTING CAP KERTAS PADA PEMBELAJARAN BATIK BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS XI SMA LUAR BIASA YKGR BAYATTujuan dari penelitian ini adalah membuat klise canting cap kertas pada pembelajaran batik untuk siswa tunarungu kelas XI SLB YKGR Bayat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini ada 4 tahapan, sebagai berikut: (1) melakukan identifikasi terhadap rancangan rencana pembelajaran (RPP) pembelajaran batik cap kelas XI tunarungu; (2) melakukan pembuatan klise canting cap kertas di kelas; (3) membuat karya batik cap dengan menerapkan dan mendemonstrasikan pengecapan pada kain mori sampai dengan pewarnaan batik, penutupan lilin/malam, dan pewarnaan kedua; (4) melakukan evaluasi dengan cara melihat hasil pembuatan klise canting cap dan karya batik cap.
Hasil penelitian dan pengembangan berupa (1) klise canting cap yang terbuat dari kertas sejumlah 5 buah dengan konsep motif alat transportasi, flora dan fauna yang berbeda-beda; (2) karya batik cap sejumlah 5 buah dengan hasil ada yang tidak menembus dengan rata lilin/malam batik, terdapat bercak-bercak tetesan lilin malam, serta pewarnaan yang masih kurang rata menembus kain. Secara umum hasil penelitian pengembangan menyatakan bahwa pembuatan klise canting cap kertas mudah dilakukan oleh peserta didik tunarungu kelas XI. Klise canting cap dapat diterapkan sebagai media pembelajaran batik cap di SLB YKGR Bayat Klaten.Dwi Fitrianingsihdwifitrianingsh@Yahoo.com2018-04-18T01:57:42Z2019-01-30T16:16:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56584This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/565842018-04-18T01:57:42ZKEGIATAN BURUH GENDONG PASAR BERIGHARJO SEBAGAI OBJEK LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul “Kegiatan Buruh Gendong Pasar
Beringharjo Sebagai Objek Lukisan”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi,
eksperimentasi, visualisasi, dan pendekatan pada karya naturalisme.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah sebagai
berikut: 1) Konsep dalam penciptaan lukisan adalah melukiskan Kegiatan Buruh
Gendong. Kemudian divisualkan melalui penggambaran objek-objek yang ada di
dalamnya. Sehingga dalam penciptaan lukisan ini berusaha menampilkan nuansa
dramatik dengan pengolahan gelap terang melalui pencahayaan pada objek yang
dikerjakan secara mendetail dan latar belakang yang gelap. Serta divisualkan dengan
hitam putih dan menggunakan goresan scratching/scratcboard 2) Tema penciptaan
lukisan adalah menampilkan objek-objek Buruh Gendong Pasar Beringharjo berbagai
ragam gerak serta momen yang ada di dalamnya seperti mulai dari prosesi mengambil
barang yang ada di mobil box, mengangkut ke tempat tujuan, dan menata. 3) Proses
visualisasi diawali dari melapisi kanvas yang masih mentah kemudian membuat latar
belakang dengan teknik block menggunakan warna hitam, setelah itu membuat sketsa
diatas kanvas menggunakan pensil warna putih kemudian dilanjutkan dengan proses
menggores kanvas dengan menggunakan teknik scratching/scratboard dan dengan
menggunakan teknik cross-heatching dalam mengarsir dan proses yang terakhir
adalah finishing. 4) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan naturalistik dengan
interpretasi yaitu menggabungkan, menambah dan mengurangi objek serta mengolah
gelap terang, hal ini merupakan upaya untuk memberikan nuansa dramatik pada
lukisan. Karya yang dikerjakan sebanyak 9 lukisan dengan berbagai ukuran antara
lain yaitu; Ngatur Strategi (100x130 cm), Tak Sebanding, Hasil dengan Jumlah Kaki
Melangkah (100x130 cm), Kelewat Batas (80x100 cm), Ora Obah Ora Mamah I
(90x110 cm), Ku Jalani, Tanpa Retorika I (90x110 cm), Ku Jalani, Tanpa Retorika II
(110x140 cm), Ora Obah Ora Mamah II (110x150 cm), Tan Soyo Katah, Tan Soyo
Bungah (110x160 cm), The Journey Of The Mighty Buruh Gedong (150x180 cm).Miftachul Chanif2018-04-05T02:21:22Z2019-01-30T16:13:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56450This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/564502018-04-05T02:21:22ZKERAJINAN KULIT BATIK PADA HOME INDUSTRY AYU S LEATHER
DESA PRENGGAN, KOTAGEDE, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Macam dan motif batik
leather slippers product yang terdapat pada Home Industry Ayu S Leather; 2) proses
membatik pada leather slippers product pada Home Industry Ayu S Leather; 3) nilai
estetis motif batik leather slippers product pada Home Industry Ayu S Leather.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri
yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan ketekunan
pengamatan dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) jenis produk terbagi menjadi 5
produk, yaitu batik leather flip-flops product, jamur batik leather slippers product,
jempol batik leather slippers product, front side covered slippers, dan front side open
slippers; 2) proses membatik diatas kulit terdapat 6 proses yang sangat penting yang
perlu diperhatikan, yaitu: a) proses mencanting kulit harus dalam posisi lembab; b)
pemberian malam hanya pada permukaan atas kulit saja; c) teknik mewarnanya diusap
pada bagian permukaan atasnya saja menggunakan spon, (d) pemberian air pada
pewarna batik yang lebih sedikit dan cenderung pekat; e) proses menghilangkan
malam dilakukan dengan cara di press dengan mesin press panas atau secara manual
dengan cara menggosokkan dengan malam yang lembab; f) jika fiksasi pewarna
indigosol tidak dicelup melainkan dioles menggunakan spon; 3) jika dilihat dari segi
bentuk (the how) kesatuan dari motif yang nampak pada penggabungan antara stilisasi
daun dan batu tumpuk yang dipadukan dan diletakkan berdampingan tanpa adanya
garis pembatas, serta tambahan sentuhan cecek dan bunga jeruk di atas motif daun
sehingga motif terlihat beragam dan menyatu menjadi suatu motif yang utuh dan
kekurangannya yang terletak pada motif yang digunakan belum terdapat dinamika
irama besar kecil. Harmoni yang terbentuk dari peletakan ukuran motif yang tidak
terlalu besar ataupun terlalu kecil. Jika dilihat dari segi isi (the what) produk tersebut
bermakna agar slippers yang dibuat dapat seindah bunga sepatu serta dapat menarik
minat konsumen terutama konsumen perempuan.Aida Roihana Zuhroaidaroihana@gmail.com2018-04-04T02:23:00Z2019-01-30T16:12:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56425This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/564252018-04-04T02:23:00ZEKSPLORASI BENTUK HEWAN
DALAM ILUSTRASI T-SHIRTEksplorasi bentuk hewan dalam ilustrasi T-shirt bertujuan untuk
menghasilkan ilustrasi yang memiliki karakteristik tentang eksplorasi bentuk –
bentuk hewan yang diwujudkan dalam produk pakai yaitu kaos.
Eksplorasi bentuk hewan melalui tahapan pengumpulan data mengenai
isu - isu, kasus, berita tentang hubungan hewan dalam kehidupan manusia yang
dinamis. Data kemudian dianalisis dengan menginterpretasikan setiap objek
hewan yang telah dipilih beserta nilai yang terkandung didalamnya menjadi tanda
dan simbol sebagai acuan dalam pembuatan desain illustrasi T-Shirt. Langkah
visualisasi menggunakan teknik digital painting dengan beberapa instrumen
antara lain: perangkat komputer, pen tablet, digital camera, scanner, software,
Adobe Photoshop CS4 serta Word Office Mac 2011.
Hasil analisis data yang didapat menghasilkan ilustrasi yang berasal
dari isu-isu yang berbeda dari setiap hewan yang terpilih. Data tersebut
diaplikasikan pada produk pakai dibawah label Stuffmonger clothing dengan
target pasar utama yaitu masyarakat dengan rentang usia 19-30. Visualisasi
desain ilustrasi ditampilkan dengan gaya gabungan antara teknik scratchboard
dan engraving yang memiliki karakteristik garis dominan dan warna hitam putih.
Ciri khas desain diperkuat dengan penataan ilustrasi secara juxtaposisi dan
penggunaan warna monokrom antara hitam, putih, dan abu-abu . jumlah karya
yang dihasilkan yaitu 14 Ilustrasi dan telah dicetak pada kaos, sweater, dan scarf,
diantaranya yaitu Habitat, Hideous Regiment, Tired of Human, No More War,
Dog Not Food, Embalm Control, No Master I, No Master II, Born To Free,
Doomed World, Crab World, Black Water, Snake and Bird, No More Home.Muh Iqbal Arif S2018-04-02T08:01:38Z2019-01-30T16:12:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56411This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/564112018-04-02T08:01:38ZTENUN LURIK ATBM DESA JAMBAKAN, KECAMATAN BAYAT,
KABUPATEN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur pembentuk
motif tenun lurik ATBM Desa Jambakan; (2) nilai fungsi dari tenun lurik ATBM
Desa Jambakan; (3) nilai estetis dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian adalah perajin tenun lurik ATBM di Desa Jambakan
dan objek penelitian adalah tenun lurik ATBM Desa Jambakan. Data diperoleh
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data diperoleh dengan pengamatan dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif tenun lurik ATBM Desa
Jambakan terdiri dari 13 jenis: motif kluwung , motif tuluh watu , motif kembang
gedang , motif telu-pat , motif kijing miring, motif bribil putih, motif bribil merah,
motif lorok, motif yuyu sekandang , motif polos, motif udan liris , dan motif
pelangi dengan unsur pembentuk motif tersusun atas benang lungsi yang terdiri
dari dua jenis, yaitu lungsi polos dan lungsi ikat. Adapun benang pakan
menggunakan benang polos. Susunan warna benang pada lungsi menghasilkan
garis polos, garis dua warna benang berselingan, dan garis benang warna-warni.
(2) Nilai fungsi dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan awalnya digunakan
sebagai perlengkapan upacara adat seperti ruwatan dan labuhan , tenun lurik
ATBM Desa Jambakan sekarang ini digunakan sebagai selendang dan bahan
sandang. (3) Nilai estetis dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan terdiri dari nilai
intrinsik (bentuk) dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan dan nilai ekstrinsik
(isi/makna) yang disampaikan dari motif-motif tenun lurik ATBM Desa
Jambakan.Ayu Wulandari Arum Melatiayumelati79@gmail.com2018-03-21T01:57:18Z2019-01-30T16:09:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562772018-03-21T01:57:18ZPEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KRIYA KERAMIK DENGAN
TEKNIK PUTAR MIRING DI SMK N 1 ROTA BAYAT, KLATEN, JAWA
TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran putar miring di
SMK N 1 ROTA Bayat, Klaten, Jawa Tengah.Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
(human instrument) dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis
data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajiaan data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa:1) Perencanaan
pembelajaran putar miring dimulai dengan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembimbingan (RPP) dengan masing-masing standar kompetensi dan
kompetensi dasar berdasarkan acuan kurikulum pembelajaran. 2) Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sesuai silabus dan RPP yang telah dibuat oleh
pembimbing. Pembimbing menggunakan pendekatan individual dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, simulasi,
demonstrasi serta penugasan pada saat kegiatan belajar mengajar. 3) Hasil
evaluasi pembelajaran putar miring dapat diketahui bahwa nilai penguasaan
kemampuan teori dan praktik semua peserta didik telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. 4)
Hasil karya peserta didik pada berupa mangkok dengan ketepatan ukuran 10cm
dan diameter 15cmdenganteknik putar miring. 5) Kendala yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran berasal dari faktor peserta didik, faktor bahan ajar, dan faktor
sarana dan prasaranaRiska Apriliariska.aprilia33@gmail.com2018-03-20T07:16:32Z2019-01-30T16:09:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562692018-03-20T07:16:32ZJAMUR TIRAM SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK
TULIS UNTUK KEMEJA PRIATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskrpsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik tulis yang terinspiransi dari jamur tiram sebagai
bahan pembuatan kemeja pria.
Proses penciptaan batik motif jamur tiram sebagai ide dasar penciptaan
motif batik untuk kemeja pria mengunakan metode penciptaan seni kriya yang
terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama yaitu eksplorasi, dilakukan dengan
pengamatan secara langsung dan pengumpulan data yang relevan. Tahap kedua
adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang dilakukan adalah
pembuatan motif alternative untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun
menjadi pola. Tahap ketiga adalah tahap perwujudan, meliputi proses pembuatan
karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik adalah batik tulis.
Hasil karya yang dibuat penulis berjumlah delapan karya yaitu: (1) Batik
“Selamat Pagi Terang”, (2) Batik “Ad Astra Per Aspera”, (3) Batik “Familiya”,
(4) Batik “Lima Besar” (5) Batik “Balerina”, (6) Batik “Dwi Setyowati”, (7)
Batik “Atlantis”, (8) Batik “Bhineka jamur Ika”.Andi Suparnoandiwarholl123@gmail.com2018-03-19T02:41:18Z2019-01-30T16:09:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56253This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562532018-03-19T02:41:18ZTOPENG PANJI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK DRESS WANITA DEWASATugas Akhir Karya Seni bertujuan menciptakan dan mendeskripsikan
gagasan batik dengan motif yang terinspirasi dari bentuk topeng Panji untuk dress
wanita dewasa.
Proses penciptaan menggunakan metode penciptaan seni kriya yang terdiri
dari tiga tahapan, yaitu eksplorasi dilakukan dengan pengamatan dan
pengumpulan data mengenai sumber yang relevan dengan pokok bahasan. Tahap
kedua adalah perancangan yang dilakukan dengan pembuatan motif alternatif
untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola. Tahap ketiga
adalah tahap perwujudan yang meliputi proses pembuatan karya. Teknik yang
digunakan dalam pembuatan karya batik ini adalah teknik batik tulis.
Karya 1) Batik “Lembu Amiluhur” terinspirasi dari topeng Prabu Lembu
Amiluhur yang berwibawa. 2) Batik “ Panji Wanda Kuning” terinspirasi dari
bentuk topeng Panji polos (tanpa hiasan). 3) Batik “Panji Inu Kertapati”
terinspirasi dari topeng Panji hijau. 4) Batik “Kartolo” terinspirasi dari topeng
Kartolo pendamping setia Panji. 5) Batik “Sekartaji Macak” terinspirasi dari
topeng Dewi Sekartaji yang cantik jelita. 6) Batik “Ayuning Candrakirana”
terinspirasi dari topeng Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana) tampak samping. 7)
Batik “Kilisuci” terinspirasi dari topeng Dewi Kilisuci. 8) Batik “Ragil Kuning”
terinspirasi dari topeng Dewi Ragil Kuning adik Panji.Yoshinta Mei Kusumawatiyoshintameii@gmail.com2018-03-08T03:42:58Z2019-01-30T16:04:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56071This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/560712018-03-08T03:42:58ZSITUS SEJARAH PLERET DALAM PEMBELAJARAN BATIK DI
SMP N 2 PLERET BANTUL GUNA PENINGKATAN KARAKTER SISWAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam pembelajaran
batik terkait situs sejarah kerajaan mataram Islam Pleret di SMP Negeri 2 Pleret
Bantul guna peningkatan karakter siswa ditinjau dari persiapan, proses, dan
evaluasi hasil pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian
berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan alat bantu alat tulis, perekam dan kamera. Keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamat dan triangulasi. Analisis data dengan tahapan
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan (1) persiapan pembelajaran keterampilan
batik dimulai dengan: pertama, persiapan silabus disususn oleh tim Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) batik Kabupaten Bantul. Kedua, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan proses pembuatan RPP oleh guru mata
pelajaran muatan lokal batik di SMP Negeri 2 Pleret. Ketiga, penyiapan alat dan
bahan ajar. Guru mata pelajaran batik bersama siswa menyiapkan kompor,
memanaskan malam (lilin) dan menyiapkan kain terlebih dahulu alokasi waktu
mata pelajaran keterampilan batik dua jam mata pelajaran (2 X 40 menit). (2)
kegiatan proses pembelajaran muatan lokal batik dilakukan di SMP Negeri 2
Pleret diawali pendahuluan meliputi motivasi dan apresiasi, kegiatan inti meliputi
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kemudian penutup. Proses pembelajaran
meliputi membuat batik tulis semi klasik dengan motif terinspirasi dari cagar
budaya situs pleret untuk menanamkan nilai-nilai cinta budaya lokal khususnya
situs sejarah kerajaan mataram Islam Pleret. (3) Evaluasi diberikan ketika siswa
dalam kegiatan pembelajaran dari pembuatan karya, tugas pekerjaan rumah dan
tes tertulis yang diajukan pada saat ujian akhir semester. Kelebihan pembelajaran
batik dengan situs sejarah pleret di SMP Negeri 2 Pleret yaitu adanya situs sejarah
pleret sebagai ciri khas wilayah, pembelajaran yang komunikatif dan aktif sebagai
pengembangan karakter cinta budaya lokal.
Kata kunci : Pembelajaran, Batik, Situs PleretRiko Prasstyarikoprasstya8@gmail.com2018-03-06T01:59:06Z2019-01-30T16:01:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55823This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/558232018-03-06T01:59:06ZCONCEPTUAL ART DALAM KARYA SENI LUKIS ANAK USIA 4 SAMPAI 8 TAHUNPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide dan konsep lukisan anak
usia 4 sampai 8 tahun berdasarkan model penciptaan conceptual art.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah lukisan anak usia 4-8 tahun berupa
dekskipsi karya seni lukis anak usia 4-8 tahun, dan dokumen tambahan mengenai
teori conceptual art, seni lukis anak, dan teori perkembangan manusia. Sumber data
primer pada penelitian ini adalah lukisan anak usia 4 sampai 8 tahun sebagai sumber
data mengenai ide dan konsep karya. Sumber data sekunder berupa dokumen-
dokumen mengenai seni lukis anak, karya, dan teori conceptual art. Subjek
penelitian ini adalah lukisan anak, sedangkan objek formal meliputi ide dan konsep,
dan objek material meliputi warna, garis, bidang, dan bentuk. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Pada
penelitian ini peneliti sebagai instrumen penelitian. Analisis data dilakukan dengan
cara mendeskripsikan karya seni lukis anak usia 4 sampai 8 tahun berdasarkan
konstruksi conceptual art. Hasil verifikasi kemudian melewati tahapan
pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi
untuk membuktikan validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ide dan konsep merupakan fondasi
dalam anak berkarya seni lukis. Anak-anak usia 4-8 tahun menggunakan seni lukis
sebagai sarana menyampaikan hal yang ada dalam pikiran dan perasaannya yakni
ide dan konsep. Berdasarkan hasil analisis data, ide yang disampaikan anak usia 4-
8 tahun dalam bentuk karya seni lukis diantaranya adalah representasi diri, tempat
tinggal, pemandangan gunung, pergi berlibur naik alat transportasi, proses sosial,
jalan raya, dan kartun. Sedangkan konsep yang disampaikan dalam lukisan anak
diantaranya adalah konsep ruang dan konsep waktu.Saptari Siwi Wahyuningsih2018-03-06T01:55:43Z2019-01-30T16:01:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55808This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/558082018-03-06T01:55:43ZPERAN KESULTANAN YOGYAKARTA DALAM PERKEMBANGAN
BATIK KLASIK DI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Kesultanan
Yogyakarta dalam perkembangan batik klasik Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah batik
klasik Yogyakarta. Objek material penelititan ini adalah bentuk motif dan warna
batik klasik, objek formal penelitian ini yaitu peran Kesultanan Yogyakarta dalam
perkembangan batik klasik Yogyakarta.
Data berupa segala informasi yang berkaitan dengan batik klasik
Yogyakarta. Bentuk data penelitian berupa sumber tertulis, foto/gambar, kata-kata
dan tindakan. Perolehan data dalam penelitian ini yaitu, bersumber dari data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui studi dokumentasi, dan data
sekunder diperoleh melalui observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan
teknik telaah dari berbagai sumber, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Kesultanan Yogyakarta yaitu
sebagai penguat tradisi batik dengan (1) melakukan kegiatan membatik didalam
keraton (2) mengatur motif dan penggunaan batik klasik Yogyakarta berdasarkan
kedudukan penggunanya.Citra Rahma El Kautsar2018-03-06T01:50:05Z2019-01-30T16:00:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55780This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/557802018-03-06T01:50:05ZFIGUR HANOMAN SEBAGAI IDE PENC„IPTAAN KARYA SENI KRIYA
KULITTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan:
proses visualisasi, tema, teknik, dan bentuk karya dengan judul Figur Hanoman
sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Kriya Kulit.
Metode penciptaan karya kriya kulit yaitu meliputi tahap eksplorasi, tahap
perancangan, tahap perwujudan karya dan menggunakan teknik tatah sungging
dengan cat yang di pakai adalah acrylic ditambah dengan spidol dan Pena.
Bentuk karya seni kriya kulit ini menghasilkan 10 buah karya yaitu
Hanoman Duta (45x66 cm), Hanoman Obong (45x66 cm), Tapa Brata (45x66
cm), Mangkuk Sakti (45x66 cm), suradiri jayaningrat lebur dening pangestuti
(45x66 cm), Perantara Hati (45x66 cm), Bayu Dara (45x66 cm), self potrait of
Kapiwara (45x66 cm), Yuda wisama (45x66 cm), Ido Yudho Wicaksono (45x66
cm). Setelah melalui proses kreatif dapat disimpulkan: Penciptaan karya kulit
berdasarkan ketertarikan terhadap figur Hanoman yang mempunyai ciri khas
seekor kera berbulu putih, menggunakan aksesoris gelang, kalung, bersenjatakan
gada dan berslendang kain poleng. Penggambaran Hanoman berdasarkan cuplikan
dalam cerita Ramayana.Fahrizal Rojib Sahara2018-03-06T01:05:29Z2019-01-30T15:59:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55713This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/557132018-03-06T01:05:29ZKLASIKISME YOGYAKARTA DI DALAM POP ARTTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan Konsep, Tema, Proses
dan bentuk serta karakteristik penggunaan nya dengan judul Klasikisme
Yogyakarta di dalam Pop Art.
Metode yang digunakan untuk menciptakan karya adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara
langsung dan tidak langsung menggunakan bantuan fotografi. Selanjutnya
eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan teknis visual yang optimal
menggunakan tahap awal sket pada digital selanjutnya pada kanvas yang
dilanjutkan pada tahap eksekusi bentuk lukisan. Selain untuk mencapai hasil
visual yang baik, eksperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan
gaya pop art dekoratif.
Setelah dilakukan pembahasan dan penciptaan maka dapat disimpulkan
bahwa1) Konsep penciptaan lukisan adalah mengenai bangunan klasik
Yogyakarta yang memiliki nilai historis, arkeologis dan estetis. Konsep
penciptaan karya seni Pop Art mengambil ide bentuk dari Post Modernisme (Pop
Art). Lukisan objek bangunan klasik, mengambil representasi dari bentuk
sesungguhnya sehingga menjadikan objek pada lukisan terlihat nyata tetapi masih
ada unsur dekoratifnya. Harapan pelukisan bangunan klasik ini supaya perhatian
terhadap bangunan klasik lebih mendapatkan perhatian dan kesadaran terhadap
salah satu hasil kebudayaan yang pernah ada di Indonesia khususnya Yogyakarta.
2) Tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang bentuk dan keunikan
bangunan-bangunan klasik Yogyakarta yang berbagai bentuk dan keadaannya,
baik bangunan dalam keadaan terawat atau bangunan rusak yang dialih fungsikan,
bangunan yang bermacam-macam bentuknya yang ditampilkan secara Pop Art. 3)
Proses yang dilakukan dalam penciptaan lukisan ini menggunakan bantuan
fotografi. Penggambaraannya dengan menggunakan alat seperti penggaris, pensil,
penghapus, kuas, wadah cat, isolasi kertas. Bahan yang digunakan adalah cat
akrilik, air, vernish dan kanvas. Teknik yang digunakan adalah teknik basah dan
penggunaan cat secara blok. Proses melukis dimulai dengan sketsa pada digital,
pewarnaan pada di gital, sket pada kanvas dilanjutkan proses pewarnaan dan
Finishing. 4) Bentuk lukisan adalah dekoratif,dikerjakan berdasarkan interpretasi
terhadap objek. Hasil lukisan tersebut adalah “ Keraton (100x130), Tamansari
(100x140 cm), Bank Indonesia (100x140 cm), BNI (100x130 cm), Benteng
(100x130 cm), Vredebrug (100x130 cm), Kota Gede (100x130), Candi Ratu Boko
(100x130) dan Tugu Yogyakarta (100x130).Adelia Aziza2018-02-15T07:42:42Z2019-01-30T15:58:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55634This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/556342018-02-15T07:42:42ZBENTUK DAN MAKNA PADA RAGAM HIAS MASJID JAMI’ PITI
MUHAMMAD CHENG HOO PURBALINGGAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam hias dan makna
simboliknya pada Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo Purbalingga.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah
ragam hias Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo Purbalingga. Data penelitian
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan ketekunan pengamatan. Analisis data dengan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bentuk
dan makna ragam hias yang terdapat di Masjid Cheng Hoo Purbalingga dipengaruhi
oleh perpaduan budaya khas Cina, Jawa dan Arab. Bentuk dan makna pada ragam
hias, yaitu: (1) Ornamen motif banji (swastika) pada dinding pagoda, (2) Simbol
bulan dan bintang, (3) Plafon (langit-langit) pagoda, (4) Plafon (langit-langit)
mihrab, (5) Ornamen pada dinding pembatas riwaqs, (6) Ornamen motif jalinan
berpadu bunga, (7) Ornamen pada pintu, (8) Ornamen pada jendela, (9) Ornamen
pada ventilasi, (10) lampion. Adapun bentuk ragam hias di atas memiliki makna
simbolik sebagai berikut: (1) Ornamen motif banji (swastika) pada dinding pagoda
memaknai umat muslim yang sempurna. (2) Simbol bulan bintang dimaknai simbol
cahaya ilahi. (3) Plafon (langit-langit) pagoda memaknai bahwa Allah Maha
menciptakan alam semesta. (4) Plafon mihrab memaknai empat Khalifah Rasyidin.
(5) Ornamen dinding pembatas riwaqs memaknai simbol kesucian, kekuatan dan
kebahagiaan. (6) Ornamen motif jalinan berpadu bunga memaknai persatuan umat
Islam untuk bersatu di atas landasan agama Islam. (7) Ornamen pada pintu
menggambarkan gua Tsur dan sarang laba-laba. (8) Ornamen pada jendela
memaknai hal kebaikan. (9) Ornamen pada ventilasi memaknai petunjuk arah ridho
Allah Swt. (10) Lampion memaknai makmur (banyak rezeki).Imam Ramadhan Bagus Panuntundenramdhan1433@gmail.com2018-02-13T06:25:40Z2019-01-30T15:57:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55534This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/555342018-02-13T06:25:40ZMAKANAN TRADISIONAL YOGYAKARTA SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS BAHAN LONG DRESSTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan menciptakan batik tulis sebagai
bahan Long Dress dengan tema motif makanan tradisional Yogyakarta. Proses
penciptaan melalui metode penciptaan seni kriya, yaitu: eksplorasi, perancangan,
perwujudan.
Karya batik berjumlah 8 karya, yaitu: 1) Batik Ampyang dengan paduan
motif Ampyang dengan motif kacang, jahe, gula merah yang disusun sejajar,
warna background gelap serta klowongan berwarna kuning menyala, 2) Batik
Brongkos dengan motif unik disusun acak serta warna yang sederhana dipadukan
dengan warna-warni dari motif kluwak, kacang kedelai, daging sapi, kulit mlinjo,
tahu, tempe, telur, dan cabai, 3) Batik Kotagede dengan motif Kipo, Banjar, Ukel,
Yangko, Kue Kembang Waru dengan warna bermacam-macam dipadukan
background gelap semakin menonjolkan motif tersebut, 4) Batik Kue Mata Kebo
terdiri dari motif Kue Mata Kebo dengan motif sekar jagad serta perpaduan warna
merah, hijau, cokelat, orange kecokelatan dan warna orange kekuningan semakin
meramaikan batik tersebut, 5) Batik Gudeg dengan ukuran motif yang bervariasi
dan warna orange, background cokelat dan hijau yang seimbang, 6) Batik
Legomoro cokelat dan hijau tosca muda sebagai warna klowong membuat warna
tersebut menyala, 7) Batik Geplak menggunakan motif Geplak serta motif parang
dengan warna biru serta warna yang bervariasi pada motif Geplak, 8) Batik
Carang Gesing dengan motif Carang Gesing dan buah pisang, warna kalem
menyerupai warna alam. Kesamaan aspek pada setiap karya yaitu aspek fungsi,
yakni sebagai bahan dalam pembuatan Long Dress dengan jenis kain yang mudah
menyerap keringat, sehingga cocok bila digunakan di negara beriklim tropis.Yulia Kusumaningrum2018-02-13T04:39:59Z2019-01-30T15:57:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55532This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/555322018-02-13T04:39:59ZPOHON KAKAO SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN
MOTIF BATIK KEMEJA PRIA DEWASAPenciptaan karya batik dan laporan ini bertujuan untuk membuat kemeja
batik pria dewasa dengan motif bersumber dari pohon kakao dan mendiskripsikan
laporan proses pembuatan.
Tahap penciptaan karya seni batik kemeja pria dewasa eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Penciptaan karya seni batik kemeja pria dewasa
terinspirasi dari pohon kakao. Tahap eksplorasi dengan mengamati karakteristik
pohon kakao untuk mendapatkan ide desain tentang pohon kakao yang diterapkan
sebagai ide dasar dalam penciptaan desain batik. Tahap perancangan bermula dari
membuat stilisasi motif yang berasal dari pohon kakao lalu di terapkan ke
kedalam desain kemeja. Melakukan perancangan desain dan membuat desain
alternative untuk mendapatkan desain yang diterapakan sesuai kemeja pria
dewasa, dengan cara menstilisasasi pohon kakao supaya terlihat lebih indah dan
menarik. Tahap perwujudan membahas tentang alat, bahan dan proses perwujudan
karya batik tersebut.
Hasil penciptaan ini adalah (1) Kemeja Batik Werkudoro, warna batik ini
biru sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari bentuk pohon kakao yang berbuah
(2) Kemeja batik Umashankar, warna batik ini ungu sebagai warna dasarnya,
terinspirasi dari bunga kakao mekar (3) Kemeja Batik Aryaduta, warna batik ini
hitam sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari buah dan bunga kakao yang
sedang mekar (4) Kemeja Batik Radeva, warna batik ini yaitu hijau sebagai warna
dasarnya, terinspirasi dari buah kakao. (5) Kemeja Batik Arshad, warna batik ini
biru sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari potongan buah kakao (6) Kemeja
Batik Arifiansyah, warna batik ini yaitu ungu sebagai warna dasarnya. terinspirasi
dari potongan buah kakao (7) Kemeja Batik Virendra, warna batik ini biru sebagai
warna dasarnya, terinspirasi dari bunga kakao mekar.
Kata kunci: Kemeja, Batik, Motif Pohon Kakao- Arifinarifinnabawi1522gamil.com2018-02-07T08:30:26Z2019-01-30T15:56:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55441This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/554412018-02-07T08:30:26ZPENCIPTAAN TAS KAMERA KULIT DENGAN MOTIF BURUNG
PHOENIXTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
perancangan hingga terwujudnya tas kamera kulit. Kulit yang digunakan adalah
kulit yang telah disamak dengan bahan nabati. Pembuatan tas kamera ini
menggunakan tekhnik carving dengan ornamen Burung Phoenix.
Penciptaan karya kriya kulit ini dilakukan sesuai dengan metode
penciptaan karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam
tahap eksplorasi kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan pasar dan
menggali referensi dari berbagai sumber pengetahuan. Tahap selanjutanya
adalah perancangan, yang dibangun berdasarkan perolehan analisis, diteruskan
dengan memvisualisasikan gagasan berbentuk sketsa sebagai acuan gambar
kerja dalam proses perwujudan produk tas kamera.
Hasil dari penciptaan TAKS ini terdiri dari 9 tas kamera kulit dengan
nama khusus sesuai dengan jenis kameranya yakni: (1) Leather Instax Bag, tas
ini digunakan untuk kamera instax, (2) Leather Travel Case Mirrorless Bag
digunakan untuk tempat kamera mirrorless, (3) Leather Strap Mirrorless Case
yaitu tas kamera mirrorless yang memiliki tali yang panjang dan berukuran
lebar, (4) Leather Analog Backpack yaitu tas kamera yang digunakna untuk
kamera Analog, (5) Leather DSLR Bag merupakan tas kamera difungsingkan
untuk kamera DSLR, (6) Leather Camera Backpack merupakan tas multifungsi,
bagian atas untuk menaruh barang-barang dan bagian bawah untuk manaruh
kamera, (7) Leather Waist Pocket Bag yaitu tas kamera yang difungsikan untuk
tempat kamera pocket, (8) Leather Action Cam Slingbag merupakan tas
kamera yang difungsikan untuk menyimpan action cam dengan bentuk yang
ada pada umumnya, (9) Leather Mirrorless Handbag yaitu tas untuk menaruh
kamera mirrorless dengan bentuk yang unik.Nur’aini Susilowatinuraini.susolowati@yahoo.com2018-02-07T02:17:08Z2019-01-30T15:55:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55352This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553522018-02-07T02:17:08ZMIND MAPPING SEBAGAI METODE MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
MENGGAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BEKELANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan skema Mind Mapping dalam
bentuk karya gambar kreatif menggunakan warna dan bentuk. Subjek penelitian ini
adalah 8 karya siswa SD Negeri Bekelan yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data model
Miles dan Huberman serta pemeriksaan keabsahan datanya menggunakan metode
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Siswa mampu dalam menyelesaikan
masalah terutama ketika berhadapan dengan suatu tema tertentu. Mereka mampu
memahami apa yang perlu dilakukan ketika menerima tema dalam proses
menggambar. 2) Terlihat indikasi peningkatan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran menggambar dengan tema piknik. Hal tersebut nampak ketika siswa
mampu menuangkan ide, gagasan serta pengalamannya selama piknik kedalam bentuk
Mind Mapping yang kemudian diwujudkan dalam bentuk karya gambar, 3) Dalam
proses menggambar dengan menggunakan metode Mind Mapping siswa berani untuk
mengeluarkan ide dan kreativitasnya, tidak mudah menyerah ketika mencari ide,
mampu dan berani menjelaskan ketika diberi pertanyaan seputar karyanya.
Kata kunci: Mind Mapping, Kreativitas, MenggambarWildan Nurul Yasinwildannurulyasin@gmail.com2018-02-06T02:57:33Z2019-01-30T15:54:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55145This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/551452018-02-06T02:57:33ZNOVEL WINTERFLAME SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN KARYA DIGITAL PAINTINGTujuan penulisan ini adalah untuk menghasilkan konsep, gaya, proses
penciptaan, dan bentuk karya digital painting dengan judul Novel Winterflame
Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Digital Painting Photoshop.
Metode penciptaan karya yang digunakan adalah eksplorasi tema, ekplorasi
penokohan dari novel “Winterflame”, dan pendekatan pada karya inspirasi
dengan pengolahan bentuk dari objek figur-figur manusia secara realistis serta
setting tempat dengan nuansa surealistik. Alat dan bahan yang digunakan pensil,
komputer personal, wacom, monitor led, kain, printer digital. Teknik yang
dipergunakan yaitu teknik digital painting dengan menggunakan brushtool pada
photoshop.
Konsep karya dihasilkan dari membaca teks pada novel. Gaya yang
digunakan adalah surealis fotografis. Proses penciptaan yaitu melalui pemahaman
teks, dilanjutkan dengan sketsa pada Photoshop dengan menggunakan brushtools
kemudian dilanjutkan pewarnaan. Penggunaan kain drill sebagai media cetak
digital. Adapun Karya yang dihasilkan sebanyak 9 karya digital painting dengan
judul antara lain : (1) Old Town Porzar (2) Sarra (3) The Gate of Unblessed, (4)
Alarus 1, (5) Alarus 2, (6) Hieroglyphs, (7) Winterflame, (8) The Devious Woman,
dan (9) Damed Prince.Farid Nurul Hakim2018-02-06T02:50:33Z2019-01-30T15:53:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55143This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/551432018-02-06T02:50:33ZDOLANAN ANAK LOKAL DUSUN PANDES YOGYAKARTA
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul “Dolanan Anak Lokal Dusun Pandes
Yogyakarta Sebagai Objek Penciptaan Lukisan”. Metode yang digunakan dalam
penciptaan lukisan yaitu metode observasi, eksperimentasi, visualisasi, dengan
pendekatan pada karya romantisme yang dicapai secara naturalistik.
Hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah sebagai
berikut: 1) Konsep dalam penciptaan lukisan adalah melukiskan objek Dolanan
anak yang diproduksi di Kampung Dolanan Dusun Pandes Panggungharjo Sewon
Bantul yang divisualkan melalui penggambaran aktifitas anak-anak bermain
dolanan. Objek anak yang dilukiskan antara 2 sampai 3 anak, dimaksudkan agar
visualisasi objek dolanan tidak terlalu kecil. 2) Tema lukisan adalah pelestarian
warisan budaya, revitalisasi dolanan anak lokal yang divisualkan melalui lukisan.3)
Proses visualisasi diawali dari pemilihan foto, membuat sketsa lalu memindahkan
sketsa pada kanvas. Kemudian dilanjutkan dengan proses underpainting atau
lapisan dasar dengan melukis monocrhome atau satu warna. Proses selanjutnya
yakni overpainting atau multiwarna, tahap ini berupa penambahan warna yang
mengacu pada warna asli objeknya, dalam tahap ini termasuk di dalamnya adalah
pembuatan background. Proses terakhir yaitu finishing. Dalam penciptaan lukisan
ini menggunakan teknik basah dengan menggunakan cat minyak, yaitu dengan
penggunaan warna secara opaque agar warna lebih tegas dan pekat serta mudah
untuk ditutup, penggunaan kuas secara impasto dimana cat minyak dilapiskan
secara bertahap, berlapis-lapis secara halus untuk membuat tiap detail pada objek
lukisan. Bentuk lukisan dalam penciptaan ini yaitu lukisan objek dolanan anak yang
dicapai dengan visualisasi aktifitas anak-anak bermaian dolanan lokal yang
dilukiskan dengan gaya romantisme naturalistik.
Karya yang dihasilkan sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran antara lain
yaitu; Angkrek (120x150 cm), Gamelan Mini (100x120 cm), Kitiran (95x110 cm),
Kluntungan (120x150 cm), Manukan (120x180 cm), Othok-othok (120x180 cm),
Payung (95 x 110 cm), Wayang Kertas (100 x 120 cm).Nurizal Oktaviyanto2018-02-06T02:23:21Z2019-01-30T15:56:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55378This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553782018-02-06T02:23:21ZANALISIS WAYANG KEKAYON KHALIFAH YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis nilai estetis dan
fungsi Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai, data-data dikumpulkan dengan cara dicatat, direkam ataupun difoto.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data dilakukan melalui
proses observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Validasi/keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi,
menggunakan bahan referensi, dan perpanjangan pengamatan. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Wayang Kekayon Khalifah
memiliki dua bagian yang dapat dianalisis yaitu ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah sudah bisa dikatakan dinamis, sedangkan keseluruhan karakter center
ornamen Wayang Kekayon Khalifah memiliki perbedaan dalam penentuan konsep
penggunaan ruang (wide space). Ornamen Wayang Kekayon Khalifah tidak rumit
atau ngrawit sebagaimana ornamen wayang tradisional. Hampir secara keseluruhan
background center tokoh Wayang Kekayon Khalifah menggunakan value warna
biru, namun beberapa menggunakan warna kuning dan hijau. Kesembilan tokoh
Wayang Kekayon Khalifah cukup sulit untuk dianalisis secara keseluruhan, karena
idak mudah untuk menemukan unity antara ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Hampir seluruh tokoh seimbang
dan memiliki prinsip kesederhanaan. (2) Fungsi Wayang Kekayon Khalifah yaitu
pertama merupakan ekspresi keislaman pribadi mempelajari Islam melalui budaya
Jawa. Kedua, media untuk mengajarkan Islam pada masyarakat, meliputi Sirah
Nabawiyah dan edukasi syariah khilafah atau sistem pemerintahan Islam. Ketiga,
yaitu hiburan.Monika Devi Kurniatidevikurniati@gmail.com2018-02-06T02:17:20Z2019-01-30T15:56:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55377This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553772018-02-06T02:17:20ZTOPENG SUTHANG WALANG SEBAGAI IDE DALAM PEMBUATAN
KAP LAMPU LOGAMTujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya kriya logam dengan judul “Topeng Suthang Walang Sebagai Ide
Dalam Pembuatan Kap Lampu Logam”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang tari lengger dan Suthang Walang, jenis logam yang akan digunakan, dan
keteknikan dalam pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan
pembuatan beberapa sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih
dikembangkan dalam bentuk gambar kerja. Tahapan perwujudan dimulai dari
persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembentukan karya dengan
menggunakan teknik filigree/ trap-trapan, etsa, cor/ casting, hand scroling, yang
dilanjutkan pada tahap finishing.
Hasil penciptaan ada 6 karya, yaitu: 1) Kap lampu duduk berbentuk kubus
dengan dekorasi topeng suthang walang yang disederhanakan . 2) Kap lampu
kuning dengan bentuk dasar prisma segi enam dan dekorasi etsa topeng suthang
walang. 3) Sepasang kap lampu alumunium cor dengan bentuk topeng suthang
walang. 4) kap Lampu dengan dekorasi topeng alumunium cor dan dekorasi
dudukan berupa etsa kuningan. 5) Lampu gantung dengan dekorasi topeng
suthang walang cor berbahan alumunium pada empat sisinya. 6) Kap lampu
dinding dengan bentuk setengah tabung dan dekorasi bentuk topeng suthang
walang dari filigree.Adhitya Prayudiadhityaparyudi@gmail.com2018-02-06T02:13:02Z2019-01-30T15:53:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55103This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/551032018-02-06T02:13:02ZPEMBINAAN KREATIVITAS MEMBENTUK DI PROGRAM
BIMBINGAN DAN PELATIHAN SENI ART FOR CHILDREN
TAMAN BUDAYA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembinaan kreativitas
pada Program Bimbingan dan Pelatihan Seni Art For Children (AFC) yang
meliputi: (1) proses pembinaan kreativitas membentuk (persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi hasil karya); (2) hasil karya topeng paper mache anak-anak. Jenis
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dokumen. Instrumen penelitian yang digunakan human instrument,
pedoman observasi, wawancara dan dokumen. Uji keabsahan data dilakukan
dengan teknik triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model Miles
dan Huberman dengan tahapan terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data,
display data serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa: (1) Proses pembinaan kreativitas membentuk topeng paper
mache, meliputi: (a) kegiatan persiapan (bahan, alat dan media); (b) kegiatan
pelaksanaan dimulai dengan kegiatan pendahuluan menyampaikan tema, tujuan,
dan memperlihatkan contoh karya dilanjutkan kegiatan inti membuat model,
membentuk topeng, finishing, dan kegiatan penutup dengan penilaian hasil karya;
(c) penilaian topeng dengan kualitatif menggunakan bahasa verbal; (2) hasil karya
topeng anak-anak yang dikategorikan sangat baik (SB) berjumlah 15 topeng dan
sejumlah 1 topeng dikategorikan baik (B) sehingga Program Bimbingan dan
Pelatihan Seni dalam membentuk topeng paper mache dapat mengembangkan
kreativitas anak-anak.Nono Dwi Ratnasari2018-02-06T02:08:11Z2019-01-30T15:56:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55376This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553762018-02-06T02:08:11ZMAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK
DESA SUKARARA LOMBOKPenelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak.Bayu Indra Pratamabayuindrapratama@yahoo.co.id2018-02-06T02:02:30Z2019-01-30T15:56:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55375This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553752018-02-06T02:02:30ZBAWANG MERAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK BUSANA SANTAI WANITA DEWASATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik yang terinspirasi dari bawang merah sebagai
bahan pembuatan busana santai wanita dewasa.
Proses penciptaan batik motif bawang merah sebagai ide dasar penciptaan
motif batik untuk bahan busana santai wanita dewasa menggunakan metode
penciptaan seni kriya yang terdiri tiga tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi,
dilakukkan dengan pengamatan dan pengumpulan data mengenai sumber yang
relevan dengan pokok bahasan, batik, busana santai, dan tanaman bawang merah.
Tahap ke dua adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang
dilakukkan adalah pembuatan motif alternatif untuk mendapatkan motif terpilih
yang akan disusun menjadi pola. Tahap ke tiga adalah tahap perwujudan, meliputi
proses pembuatan karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik teknik
batik tullis.
Karya yang dibuat penulis mengkombinasikan beberapa warna dan penulis
juga menvisualisasikan motif batik dengan ukuran yang besar. Selain itu kain
batik yang diciptakan ditujukan sebagai bahan sandang dalam pembuatan busana
santai wanita dewasa. Hasil karya yang dibuat berjumlah delapan karya yaitu: 1)
Batik “Brambang Pancapat”, 2) Batik “Allium”, 3) Batik “Carpel Bawang
Merah”, 4) Batik “Bunga Bawang Merah”, 5) Batik “Panen Bawang Merah”, 6)
Batik “Brambang Abang”, 7) Batik “Brambang Goreng”, 8) Batik “Brambang
Sumbering Boga”.Isti Khoiriyahistikhiiryah@yahoo.com2018-02-06T01:53:09Z2019-01-30T15:55:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55372This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553722018-02-06T01:53:09ZORNAMEN MAJAPAHIT SEBAGAI INSPIRASI PADA
PENCIPTAAN KRIYA KULIT “WOMEN SHOW SHOES”Penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mengkonsep sepatu
wanita yang digunakan dalam acara show. Mendesain sepatu dengan inspirasi dari
keindahan ornamen Majapahit, dan mencipta women show shoes tersebut dengan
ornamen Majapahit.
Penciptaan karya kulit ini berpedoman dengan beberapa tahap penciptaan
karya seni yaitu eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi yang
dilakukan berupa studi pustaka, observasi dan wawancara. Tahap perancangan berupa
pembuatan sket, gambar kerja dan bentuk ornamen. Tahap yang terakhir adalah tahap
perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses berkarya sesuai dengan rancangan.
Hasil pembuatan karya berjumlah sembilan women show shoes dengan 4
berjenis wedges dan 5 berjenis heels, hasil karya tersebut diantaranya: 1) Majapahit
On Fire; 2) Shine Of Majapahit; 3) Majapahit Nature; 4) The Power Of Golden
Majapahit; 5) Majapahit Earth; 6) Majapahit Under Water; 7) Majapahit Dancer; 8)
Majapahit Ethnic; 9) The Queen Of Majapahit.Siti Rahma Watirakhmawati@gmail.com2018-02-06T01:47:53Z2019-01-30T15:55:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55370This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553702018-02-06T01:47:53ZJUMPUTAN DEA MODIS KAMPUNG WISATA TAHUNAN
UMBULHARJO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Jumputan Dea Modis
Kampung Wisata Tahunan Umbulharjo Yogyakarta ditinjau dari proses dan motifnya.
Jenis penelitian adalah kualitatif. Data dalam penelitian berupa kata-kata dan
tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen
utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan berupa kamera
digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi.
Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan (1).Proses pembuatan kain jumputan motif
kelokan soga diawali dari pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, menjelujur,
menjumput, dan pewarnaan menggunakan teknik celup dengan pewarna sintetis
napthol. Sedangkan proses pembuatan kain jumputan motif badai matahari diawali
dari membuat desain, pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, dan menjumput.
Untuk membentuk tekstur motifnya yaitu menggunakan material manik-manik dan
kancing yang di bungkus dengan kain lalu diikat dan celup menggunakan pewarna
sintetis indigosol. (2).Motif jumputan Dea Modis ide dasar penciptaannya dari
lingkungan sekitar. Bentuk motif yang dihasilkan Dea Modis diantaranya kelokan
soga, badai matahari, gordo, melati, cempaka dan bunga sepatu, menggunakan sistem
jelujur dan teknik jumput. (3).Warna yang diterapkan pada kain jumputan Dea Modis
menggunakan pewarna sintetis yaitu napthol dan indigosol.Dea Eriene Amaliadeaerieneamalia@gmail.com2018-02-06T01:43:31Z2019-01-30T15:55:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553682018-02-06T01:43:31ZPAGUPON SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF PADA BAHAN
SERAGAM BATIK TULIS BERPEWARNA ALAM UNTUK
PAGUYUBAN PECINTA MERPATI KOLONG YOGYAKARTALaporan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penciptaan batik tulis berpewarna alam yang diterapkan pada kain untuk dijadikan
seragam organisasi Paguyuban Pecinta Merpati Kolong Yogyakarta dengan
pagupon dan burung merpati sebagai sumber penciptaan motifnya.
Metode penciptaan karya ini mengacu pada pendapat SP. Gustami, dimana
dimulai dari: a) Eksplorasi meliputi pengamatan visual, studi pustaka, dan
wawancara; b) Perancangan meliputi penciptaan motif pagupon dilanjutkan
dengan mendesain, perancangan pola, serta perancangan warna; c) Perwujudan
meliputi: 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Pemordanan Kain, 3) Pemolaan, 4)
Pembatikan pertama, 5) Pengekstrakan zat warna alam, 6) Pewarnaan jolawe
fiksasi tawas, 7) Pembatikan ke-II, 8) Pewarnaan soga fiksasi tunjung, 9)
Pelorodan pertama, 10) Pembatikan ke-III, 11) Pewarnaan mahoni+tingi fiksasi
kapur, 12) Pelorodan kedua, 13) Penyelesaian akhir (Finishing).
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 12 karya, yaitu: 1) Taman
Pagupon, 2) Taman Pagupon II, 3) Gupon Edi Peni, 4) Pagupon dan Lung-lungan
Sido Luhur, 5) Aksara Pagupon, 6) Dikelilingi Wadah Pakan, 7) Parang Gupon I,
8) Batuan Gupon, 9) Parang Gupon II, 10) Dibaca “Pagupon”, 11) Aku Tampak,
12) Kolong Lomba.Mei Mardanimeimardani@gmail.com2018-02-06T01:41:56Z2019-01-30T15:51:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55052This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550522018-02-06T01:41:56ZANALISIS KONSEP PENCIPTAAN SENI LUKIS KALIGRAFI ISLAMI
KARYA AHMAD MUSTOFA BISRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan Seni
Lukis Kaligrafi Islami karya Ahmad Mustofa Bisri dari tahun 2000 sampai 2017,
yang ditekankan pada unsur tema dan bentuk karya Seni Lukis Kaligrafi Islami
dari aspek khat dan warna.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah Seni Lukis Kaligrafi Islami karya Ahmad Mustofa Bisri, sedangkan obyek
penelitian meliputi obyek material dan obyek formal dalam karya. Penelitian
difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan konsep penciptaan karya
Seni Lukis Kaligrafi Islami. Data diperoleh dengan wawancara terstruktur, studi
kepustakaan dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) penciptaan karya Ahmad
Mustofa Bisri dipengaruhi latar belakang kehidupan. Konsep penciptaan Seni
Lukis Kaligrafi Islami karya Ahmad Mustofa Bisri adalah lafadz doa dan dzikir.
Doa yang terdapat dalam karya Ahmad Mustofa Bisri ialah doa malam lailatul
qodr, surat Al-Baqarah: 201, surat Al-Kahf: 10, surat Al-Fatihah dan doa sujud
malam, kemudian dzikir berupa lafadz dzikir malam, asmaul husna dan
basmallah. Ahmad Mustofa Bisri dalam memvisualisasikan idenya dengan
berpegang kaidah agama Islam; berupa larangan menggambar yang menyerupai
makhluk hidup, (2) bentuk Seni Lukis Kaligrafi Islami Ahmad Mustofa Bisri
yaitu: lafadz Al-Qur’an. Karakter khat Ahmad Mustofa Bisri bergaya klasik,
terdiri atas khat muhaqqah, raihani dan tsulut, bercorak kaligrafi figural,
ekspresionis dan simbolis. Kaligrafi memanfaatkan warna cerah dan harmonis
sebagai dekorasi lafadz.Wildan Wiratdoni2018-02-06T01:37:17Z2019-01-30T15:55:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55367This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553672018-02-06T01:37:17ZPENCIPTAAN HIASAN DINDING KAYU DENGAN MOTIF IKAN KOITujuan dari pembuatan tugas akhir karya seni ini adalah mendeskripsikan
proses dan hasil karya kriya kayu dengan judul “Penciptaan Hiasan Dinding kayu
Dengan Motif Ikan Koi”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu tahap
eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi berupa menganalisis
karakter ikan koi yang ditinjau dari warna serta sikapnya, jenis kayu yang akan
digunakan, dan keteknikan yang akan digunakan dalam pembuatan karya. Tahapan
perencanaan dimulai dengan pembuatan sketsa alternatif kemudian sketsa yang
terpilih selanjutnya dikembangkan kedalam gambar kerja. Tahapan perwujudan
dimulai dengan persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembuatan
karya, dan finishing karya.
Hasil penciptaan karya ini menampilkanhiasan dinding berbahan kayu jenis
kayu mahoni, nangka, dan sonokeling yang karakter warnanya dapat menyesuaikan
karakter warna ikan koi dengan mengacu kepada unsur keharmonisan, irama, dan
kesatuan.Penerapan hiasan ikan koi sebagai elemen estetis dengan menerapkan
gaya dari desain koi tatto serta menjadi gaya baru membuat lampu hias dinding
untuk memberikan kesegaran disetiap ruangan. Setiap hiasan ikan koi memiliki
pesan positif yang ingin disampaikan melalui karya ini. Karya yang diciptakan
berjumlah dua belas dengan judul : Karasugoi, Sanke, Ki Utsuri, Ki Utsuri 2,
Perjalanan, Bersembunyi, Hitam dan Putih, Yin dan Yang, Bhineka, Proses,
Kedamaian, Interaksi.Nonza Rizqi Ramadhannonzarizqir@gmail.com2018-02-06T01:31:20Z2019-01-30T15:55:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553662018-02-06T01:31:20ZLIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN DASAR PENCIPTAAN TAS
KOSMETIKPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni yang berjudul Limbah Kayu Sebagai
Bahan Dasar Penciptaan Tas Kosmetik ini bertujuan untuk menciptakan berbagai
desain tas kosmetik berbahan dasar limbah kayu, mengetahui teknik yang cocok
dalam proses pengerjaannya, mengurangi limbah kayu dan memanfaatkannya
menjadi produk yang mempunyai nilai jual.
Proses penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Tahap perwujudan dilalui dengan beberapa proses
pembuatan yakni persiapan bahan dan alat dilanjutkan dengan pembahanan,
penyusunan dan penggabungan limbah kayu, meratakan permukaan limbah kayu,
pembuatan komponen, perakitan, prafinishing dan proses terakhir yaitu finishing.
Hasil karya yang dibuat berjumlah 8, diantaranya adalah: Natural stalk,
Unique Triangel, Beauty Branch, Sweet forest, star light, cute room, The Beauty
of Vintage, Amazing Gradation, yang berbeda-beda kapasitas dan fasilitasnya
disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Bentuk pola dekorasi tas kosmetik
merupakan hasil adaptasi dari wujud limbah yang digunakan meliputi limbah
ranting, limbah batang, limbah potong (kepelan) dan limbah pembelahan
(sedetan).Hazid Muslichinhazidmuslichin@gmail.com2018-02-05T06:28:29Z2019-01-30T15:55:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55350This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553502018-02-05T06:28:29ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI
WISATA ALAM GUNUNG SIKUNIR WONOSOBOTujuan dari perancangan media promosi ini adalah untuk mempromosikan
daerah pariwisata Sikunir yang ada di kawasan Dieng Wonosobo, selama ini
desain dari media promosi yang ada pada objek pariwisata Desa Sikunir Dieng
bisa dikatakan masih kurang baik dalam penggarapannya, kemudian dengan
adanya perancangan media promosi ini dapat menjadi sesuatu yang baru dan
sarana untuk meningkatkan daya jual.
Perancangan media promosi ini melalui beberapa fase yaitu: tahapan
pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi
lapangan dan dokumentasi, Proses dimulai dengan pengambilan data di lapangan.
Kemudian tahap selanjutnya menggunakan analisis-analisis data-data, baik
konsep, isi, maupun media. Perancangan desain kreatif melalui empat tahapan
yaitu idea layout, rough layout, comprehensive layout, dan final design. Proses
yang terakhir adalah dicetak sebagai penyajiannya.
Konsep awal adalah menonjolkan sunrise Sikunir dengan fotografi
sebagai konsep dalam rancangan media promosi. membuat desain yang sederhana
dengan bentuk vektor-vektor dalam bentuk logo dan tagline, menggunakan warna
utama kuning, oranye, putih dan hitam yang sengaja dipilih dari bentuk sunrise
puncak Sikunir agar mendukung dari tema pariwisatanya. Hasil dari perancangan
berupa media utama yaitu poster, sedangkan media penunjang yaitu spanduk, x-
banner, peta, penunjuk arah, tiket masuk, mug, stiker dan gantungan kunci.Dwi Putra Aji Nugrohodwiputraaji@gmail.com2018-02-01T08:05:07Z2019-01-30T15:51:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55031This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550312018-02-01T08:05:07ZPATUNG FIGUR GABUNGAN KARYA LAKSMI SHITARESMITujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) bentuk patung figur
gabungan karya Laksmi Shitaresmi; 2) tema yang diangkat dalam patung figur
gabungan karya Laksmi Shitaresmi; dan 3) teknik yang digunakan dalam
pembuatan patung figur gabungan karya Laksmi Shitaresmi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis data mengalir, meliputi pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Validitas data menggunakan teknik triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: 1) Bentuk patung Laksmi secara
umum dapat dikatakan sebagai patung figuratif dengan ciri khas berupa
penggabungan figur, penggunaan simbol-simbol seperti patung pada zaman
klasik, dan bentuk yang menampakkan sisi feminin berupa simbol payudara serta
ornamen sulur-sulur tumbuhan; 2) Tema yang diangkat Laksmi adalah tema yang
menceritakan kehidupan sehari-hari, seperti pengalaman hidup yang Ia punya dari
dulu hingga sekarang, endapan-endapan kisah masa lalu, permasalahan
kehidupannya dengan lingkungan sekitar, kisah kesehariannya sebagai seorang
ibu, istri dan seorang seniman; 3) Teknik yang digunakan Laskmi dalam berkarya
patung yaitu teknik modelling dan teknik casting. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan patung yaitu fiberglass, aluminium dan perunggu. Laksmi sangat
maksimal dalam membuat karya patung, Ia berani menggunakan bahan dan alat
yang berkualitas, seperti penggunaan emas dan perak asli pada simbol patung,
penggunaan cat mobil dengan kualitas baik dan alat-alat khusus yang dapat
memaksimalkan hasil karyanya.Anisfa Andiyani2018-01-29T03:31:41Z2019-01-30T15:50:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55020This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550202018-01-29T03:31:41ZPANTAI GUNUNG KIDUL SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan,
tema, teknik, proses visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul Pantai Gunung
Kidul Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini adalah observasi,
eksperimen dan visulisasi. Obervasi dengn mencari informasi tentang pantai
Gunung Kidul memalui internet, setelah itu dilanjut dengan observasi langsung
pada pantai-pantai yang terdapat di Gunung Kidul untuk menyeleksi
pemandangan pantai dan juga mencari sudut pandang yang tepat. Kemudian
ekperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis visual
dari mulai eksperimen polapenciptaan tekstur hingga pola penciptaan bentuk dan
warna. Proses eksperimen dilakukan dengan mengkombinasi Teknik Basah,
Opaque, dan Plakat hingga tercapainya penampilan karya yang diinginkan..
Konsep dasar dalam penciptaan lukisan ini adalah mengangkat pemandangan
alam pantai –pantai yang terdapat di kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pemandangan alam pantai menjadi objek inspirasi yang kemudian
diwujudkan kedalam sebuah wujud karya lukisan dengan pendekatan
Naturalisme. Tema dalam penciptaan lukisan adalah pemandangan berbagai
pantai di Gunung Kidul yang cerah.
Bentuk lukisan adalah Naturalime, secara tampilan lukisan juga memiliki
format Landscape dimana bentuk lukisan yang dihasilkan akan menampilkan
lebar yang lebih panjang dibanding dengan tinggi. Adapun judul dan ukuran 8
lukisan yang telah diciptakan yaitu:
Pantai Jungwok (84 x 60 cm), Pantai Siung (83 x 63cm), Pantai Sanglen (84 x 60
cm), Pantai Ngrenehan (100 x 60 cm), Pantai Sarangan (100 x 60 cm), Pantai
Watu Kodok (85 x 60 cm), Pantai Krakal (84 x 64 cm), Pantai Jogan (85 x 60
cm).Annisa Utami2018-01-24T03:17:05Z2019-01-30T15:52:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55059This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550592018-01-24T03:17:05ZLIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN DASAR PENCIPTAAN TAS
KOSMETIKPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni yang berjudul Limbah Kayu Sebagai
Bahan Dasar Penciptaan Tas Kosmetik ini bertujuan untuk menciptakan berbagai
desain tas kosmetik berbahan dasar limbah kayu, mengetahui teknik yang cocok
dalam proses pengerjaannya, mengurangi limbah kayu dan memanfaatkannya
menjadi produk yang mempunyai nilai jual.
Proses penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Tahap perwujudan dilalui dengan beberapa proses
pembuatan yakni persiapan bahan dan alat dilanjutkan dengan pembahanan,
penyusunan dan penggabungan limbah kayu, meratakan permukaan limbah kayu,
pembuatan komponen, perakitan, prafinishing dan proses terakhir yaitu finishing.
Hasil karya yang dibuat berjumlah 8, diantaranya adalah: Natural stalk,
Unique Triangel, Beauty Branch, Sweet forest, star light, cute room, The Beauty
of Vintage, Amazing Gradation, yang berbeda-beda kapasitas dan fasilitasnya
disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Bentuk pola dekorasi tas kosmetik
merupakan hasil adaptasi dari wujud limbah yang digunakan meliputi limbah
anting, limbah batang, limbah potong (kepelan) dan limbah pembelahan
sedetan).Hazid Muslichinhazid_much@yahoo.com2018-01-24T02:39:00Z2019-01-30T15:52:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55058This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550582018-01-24T02:39:00ZMAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK
DESA SUKARARA LOMBOKABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak.Bayu Indra Pratamapratamabayu349@gmail.com2018-01-24T02:35:08Z2019-01-30T15:51:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55057This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550572018-01-24T02:35:08ZTOPENG SUTHANG WALANG SEBAGAI IDE DALAM PEMBUATAN
KAP LAMPU LOGAMTujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya kriya logam dengan judul “Topeng Suthang Walang Sebagai Ide
Dalam Pembuatan Kap Lampu Logam”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang tari lengger dan Suthang Walang, jenis logam yang akan digunakan, dan
keteknikan dalam pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan
pembuatan beberapa sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih
dikembangkan dalam bentuk gambar kerja. Tahapan perwujudan dimulai dari
persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembentukan karya dengan
menggunakan teknik filigree/ trap-trapan, etsa, cor/ casting, hand scroling, yang
dilanjutkan pada tahap finishing.
Hasil penciptaan ada 6 karya, yaitu: 1) Kap lampu duduk berbentuk kubus
dengan dekorasi topeng suthang walang yang disederhanakan . 2) Kap lampu
kuning dengan bentuk dasar prisma segi enam dan dekorasi etsa topeng suthang
walang. 3) Sepasang kap lampu alumunium cor dengan bentuk topeng suthang
walang. 4) kap Lampu dengan dekorasi topeng alumunium cor dan dekorasi
dudukan berupa etsa kuningan. 5) Lampu gantung dengan dekorasi topeng
suthang walang cor berbahan alumunium pada empat sisinya. 6) Kap lampu
dinding dengan bentuk setengah tabung dan dekorasi bentuk topeng suthang
walang dari filigree.Adhitya Prayudiadhityaprayudi34@gmail.com2018-01-17T08:19:43Z2019-01-30T15:50:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/549842018-01-17T08:19:43ZANALISIS WAYANG KEKAYON KHALIFAH YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis nilai estetis dan
fungsi Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai, data-data dikumpulkan dengan cara dicatat, direkam ataupun difoto.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data dilakukan melalui
proses observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Validasi/keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi,
menggunakan bahan referensi, dan perpanjangan pengamatan. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Wayang Kekayon Khalifah
memiliki dua bagian yang dapat dianalisis yaitu ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah sudah bisa dikatakan dinamis, sedangkan keseluruhan karakter center
ornamen Wayang Kekayon Khalifah memiliki perbedaan dalam penentuan konsep
penggunaan ruang (wide space). Ornamen Wayang Kekayon Khalifah tidak rumit
atau ngrawit sebagaimana ornamen wayang tradisional. Hampir secara keseluruhan
background center tokoh Wayang Kekayon Khalifah menggunakan value warna
biru, namun beberapa menggunakan warna kuning dan hijau. Kesembilan tokoh
Wayang Kekayon Khalifah cukup sulit untuk dianalisis secara keseluruhan, karena
tidak mudah untuk menemukan unity antara ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Hampir seluruh tokoh seimbang
dan memiliki prinsip kesederhanaan. (2) Fungsi Wayang Kekayon Khalifah yaitu
pertama merupakan ekspresi keislaman pribadi mempelajari Islam melalui budaya
Jawa. Kedua, media untuk mengajarkan Islam pada masyarakat, meliputi Sirah
Nabawiyah dan edukasi syariah khilafah atau sistem pemerintahan Islam. Ketiga,
yaitu hiburan.Monika Devi Kurniatimonikadevi.md76@gmail.com2018-01-15T02:11:47Z2019-01-30T15:49:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54905This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/549052018-01-15T02:11:47ZTARIAN DAERAH ADAT SUKU SASAK SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN
DEKORATIF.Tujuan dari penulisan tugas akhir karya seni ini untuk 1. mendeskripsikan konsep
penciptaan lukisan yang terinspirasi dari tarian daerah adat Suku Sasak, 2. mendeskripskan
proses penciptaan lukisan yang terinspirasi dari tarian daerah adat Suku Sasak, 3.
mendeskripsikan bentuk lukisan yang terinspirasi dari tarian daerah Suku Sasak.
Metode penciptaan dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu melakukan observasi dengan cara
mengumpulkan berbagai tarian adat Suku Sasak, berbincang dengan budayawan setempat
mengenai tarian Suku Sasak. Improvisasi dilakukan dengan cara membut sket langsung pada
kanvas yang sudah disiapkan, dengan menggunakan pensil. Visualisasi dilakukan dengan
beberapa proses. pembuatan sket objek dan background yang berupa motif khas Suku Sasak yang
sudah di deformasi, proses pewarnaan pada objek dan background, proses yang terakhir adalah
finishing.
Bentuk yang dihasilkan adalah sebuah lukisan dengan objek penari Suku Sasak yang
sedang menari dengan gerakan syarat dengan makna. Corak lukisan dekoratif, menggunakan
ornamen motif khas Suku Sasak yang dikreasikan sebagai background dari lukisan. Lukisan
yang di hasilkan 8 buah lukisan.Iswandi Iswandi2018-01-15T02:08:02Z2019-01-30T15:49:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54904This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/549042018-01-15T02:08:02ZNILAI ESTETIK BATIK GAJAH OLING BANYUWANGI JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai estetik dan makna
simbolik batik Gajah Oling Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Data
penelitian diperoleh melalui metode observasi secara langsung, wawancara
dengan budayawan, seniman, pemilik perusahaan batik, dan dokumentasi yang
berupa sejarah perkembangan batik Banyuwangi, serta foto-foto motif batik gajah
oling Banyuwangi. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data yang
membandingkan dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan beberapa
informan. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif yaitu reduksi data,
kategori data, pengambilan kesimpulan, dan verifikasi.
Hasil penelitian ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan: (1) Motif batik
Gajah Oling Lung-lungan terdiri dari ornamen gajah oling, lung-lungan, dan
kupu-kupu. (2) Motif batik Gajah Oling Gedeghan terdiri dari motif gajah oling,
bunga mawar, ukel, dan ornamen gedeghan. (3) Motif batik Gajah Oling Galaran
terdiri dari motif gajah oling, bunga mawar, ukel, dan ornamen galaran. (4) Motif
batik Gajah Oling Paras gempal terdiri dari gajah oling, bunga mawar, ukel, dan
ornamen paras gempal. (5) Motif batik Gajah Oling Beras Kutah terdiri dari motif
gajah oling, bunga mawar, ukel, dan ornamen beras kutah (6) Motif batik Gajah
Oling Mata Pitik terdiri dari motif gajah oling, bunga mawar, ukel, dan ornamen
mata pitik.Yusuf Candra Nugroho2017-12-29T02:34:45Z2019-01-30T15:46:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54483This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/544832017-12-29T02:34:45ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SENI RUPA UNTUK SISWA
KELAS IV SEKOLAH DASAR di SD MUHAMMADIYAH
PURWODININGRATAN 2, YOGYAKARTAPenelitian ini betujuan untuk mengembangkan modul lengkap (self
contained) pembelajaran seni rupa sekolah dasar kelas IV, yaitu memenuhi unsur
karakteristik modul, kelengkapan kompnen modul, unsur-unsur modul, unsur-
unsur grafis, dan elemen mutu modul.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan research and
development (R&D). tahapan penelitian ini terdiri dari: (1) studi pendahuluan, (2)
studi pengembangan desain model, dan (3) validasi model. Objek penelitian ini
adalah bahan ajar berupa modul pembelajaran seni rupa kelas IV Sekolah Dasar.
Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dokumentasi,
observasi, diskusi dan konsultasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis isi dan analisis statistik deskriptif.
Kelayakan modul memenuhi kriteria apabila skor kelayakan minmal 76
dari skor maksimal 100. Modul pembelajaran ini memenuhi kriteria layak oleh
rata-rata skor kelayakan dari ahli materi 93,750, ahli media 77,272, uji coba
perorangan 84,399, uji coba kelompok kecil 88,021 dan uji coba kelompok besar
87,995. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa modul pembelajaran yang
dikembangkan layak digunakan untuk pembelajaran seni rupa di kelas IV SD.Ribka Dian Handayani2017-12-28T01:52:00Z2019-01-30T15:41:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/541932017-12-28T01:52:00ZPENCIPTAAN KOMIK EDUKASI PENYULUHAN KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA PUTERITujuan penulisan tugas akhir karya seni ini adalah untuk: (1) Menjelaskan
konsep penciptaan komik yang memuat materi penyuluhan kesehatan reproduksi
remaja puteri, (2) Memvisualisasikan komik yang cocok untuk penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja puteri yang komunikatif.
Metode penciptaan komik melalui tahap pengumpulan data menggunakan
teknik pengumpulan berupa observasi, wawancara, diskusi kelompok dan studi
kepustakaan kemudian data-data tersebut diolah dalam tahap visulisasi. Observasi
dilakukan untuk mempelajari perilaku anak usia SMP. Wawancara digunakan
untuk mengetahui lebih dalam tentang kesehatan reproduksi remaja puteri. Diskusi
kelompok dilakukan untuk memperoleh masukan dan informasi dari pengalaman
beberapa wanita dari berbagai umur. Studi kepustakaan digunakan dalam tahapan
pengumpulan materi terkait informasi, masalah dan penanganan kesehatan
reproduksi remaja. Visualisasi yaitu menggabungkan data yang telah diperoleh
kemudian dilanjutkan dengan proses berkarya komik.
Konsep penciptaan karya ini adalah memberi penyuluhan kesehatan
tentang kesehatan reproduksi remaja untuk puteri dalam bentuk komik edukasi.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan komik ini adalah teknik digital. Pada
proses penciptaan komik ini meliputi penyusunan ide cerita, pembuatan desain
karakter, pembuatan storyline, penintaan (inking), pemberian teks (lettering),
pewarnaan (coloring), pembuatan cover, penataan halaman layouting dan
pencetakan (printing). Bentuk karya komik berupa buku dengan judul CEWEK
WAJIB TAU, menggunakan ukuran B5 (17,5cm x 25cm). Terdapat 24 halaman
yang memuat informasi tentang pengenalan alat reproduksi wanita, menstruasi,
premenstrual syndrom, desminore, gizi reproduksi, cara merawat organ reproduksi,
himbauan untuk menjaga diri dan melakukan kegiatan bermanfaat.Yuli Kodrati Safta Radiantini2017-12-21T04:25:10Z2019-01-30T15:43:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54331This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/543312017-12-21T04:25:10ZBATIK BUANA TEJA KARYA TUGIYO DI HOME INDUSTRY
BATIK ALFITA DESA KARANGGEDE,
KECAMATAN PANDAK, KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pelekatan malam dan
teknik pewarnaan batik Buana Teja karya Tugiyo di Home industry Batik Alfita
Desa Karanggede, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data yang
bersifat deskriptif. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Teknik
keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan ketekunan pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelekatan malam batik Buana
Teja karya Batik Alfita dikerjakan dalam dua tahap. Pertama, pembuatan motif
abstrak menggunakan canting tembok dan kuas kecil yang digoreskan secara
spontan dan cepat sehingga lebih ekspresif. Penggoresan canting dilakukan
dengan menyentuhkan sedikit ujung canting pada kain sehingga hasil goresannya
lebih besar dari canting tembok pada umumnya. Kuas kecil yang digoreskan
mengikuti alur goresan canting tembok. Kuas kecil menghasilkan goresan yang
tebal tipis tidak menentu. Kedua, menggunakan canting klowong yang dilakukan
untuk membuat isen-isen pada bidang yang terbentuk dari canting tembok dan
kuas kecil. 2) Pewarnaan batik Buana Teja dilakukan dengan teknik celup, teknik
esek, dan teknik kuas. Teknik celup menggunakan pewarna naptol yang
menghasilkan warna-warna pekat dan kuat karena melalui dua kali pencelupan.
Teknik esek menggunakan pewarna remasol yang menghasilkan warna-warna
cerah berupa pelangi. Teknik ini dikerjakan dengan cara menggosokkan telapak
tangan pada kain. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan efek halus antara
pertemuan. Teknik kuas kerjakan dengan menggosokkan kuas secara horizontal
dari kiri ke kanan maupun sebaliknya. Teknik ini menggunakan pewarna
indigosol yang bertujuan untuk menghasilkan warna-warna soft.
Kata Kunci: Buana Teja, pelekatan malam, teknik pewarnaan.Febria Dwi Srikanditafebriadwivenzainne@gamil.com2017-12-21T02:30:39Z2019-01-30T15:43:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54302This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/543022017-12-21T02:30:39ZDONGENG TIMUN EMAS SEBAGAI IDE DASAR DALAM
PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA BUSANA ANAKTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mewujudkan ide yang
terinspirasi dari cerita Dongeng Timun Emas menjadi sebuah motif batik yang
diaplikasikan ke dalam busana anak.
Busana batik bermotif Dongeng Timun Emas ini diciptakan melalui
metode penciptaan seni kriya yang terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama adalah
tahap eksplorasi yang dilakukan melalui kegiatan observasi visual, pengumpulan
informasi dan analisis data. Tahap kedua adalah tahap perancangan yang
dilakukan melalui kegiatan pembuatan sket alternatif dan menentukan motif
terpilih. Tahap ketiga adalah tahap perwujudan yang dilakukan melalui kegiatan
pembuatan karya menggunakan teknik batik tulis, teknik pewarnaan celup dan
colet serta diakhiri dengan proses finishing jahit.
Berdasarkan proses penciptaan karya tersebut diperoleh hasil berupa
sebelas motif batik yang terdiri dari: (1) “Menanam Benih Ajaib” blus anak
perempuan, (2) “Timun Ajaib” rok anak perempuan, (3) “Bekal Melawan Buto
Ijo” outer anak perempuan, (4) “Ayo Kejar Aku” mantel anak perempuan, (5)
“Kantong Biji” rompi anak laki-laki, (6) “Kantong Biji 2” baju koko anak laki-
laki, (7) “Kantong Jarum” kemeja anak laki-laki, (8) Gamis anak perempuan
“Kantong Garam”, (9) “Kantong Garam 2” rok anak perempuan, (10) “Kantong
Rempah” gamis anak perempuan, dan (11) “Timun Emas dan Buto Ijo” kemeja
anak laki-laki. Kesebelas karya yang telah diciptakan tersebut pada intinya
menggambarkan adegan menarik dari kisah Dongeng Timun Emas .
Kata Kunci: Batik, Dongeng Timun Emas, Busana AnakNur Halimahnurh34742@gmail.com2017-12-18T06:29:54Z2019-01-30T15:41:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54253This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/542532017-12-18T06:29:54ZKEMBAR MAYANG SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
MOTIF BATIK TULIS BAHAN SANDANG
BUSANA PESTA PERNIKAHANTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan, menerapkan,
dan mewujudkan batik tulis berupa bahan sandang busana pesta pernikahan
dengan Kembar Mayang sebagai ide dasar penciptaan motifnya. Metode
penciptaan karya ini melalui beberapa tahap, yaitu eksplorasi, perancangan, dan
perwujudan.
Tahap eksplorasi dilakukan dengan cara mencari segala informasi tentang
kembar mayang melalui pengamatan secara visual, pengumpulan studi pustaka,
dan mengembangkan imajinasi. Tahap perancangan yang diawali dengan
membuat desain gambar alternatif untuk kemudian ditentukan desain gambar
terpilih, dan dilanjutkan dengan perancangan warna. Tahap terakhir adalah proses
membatik. Bahan yang digunakan adalah malam dan kain mori primissima, alat
yang digunakan adalah canting. Dalam pembuatan batik menggunakan teknik
pewarnaan celup yang terdiri dari indigosol, dan napthol, sedangkan teknik
pewarnaan colet menggunakan pewarna rapid merah, indigosol kuning IGK, dan
indigosol hijau.
Hasil dari penciptaan karya seni ini berjumlah sembilan bahan sandang
busana pesta pernikahan, diantaranya (1) Batik Pesona Kembar Mayang I yang
menggambarkan kekaguman; (2) Batik Pesona Kembar Mayang II
menggambarkan kebahagiaan; (3) Batik Cengkir Gading menggambarkan
kemantapan berpikir; (4) Batik Kembar Mayang Sekar Jagad menggambarkan
kecantikan; (5) Batik Kembar Mayang Truntum Abyor menggambarkan
bertebaran kasih sayang; (6) Batik Kembar Mayang Tambal Janur
menggambarkan memperbaiki; (7) Batik Kembar Mayang Tumpal Liris
menggambarkan kesejahteraan; (8) Batik Kembar Mayang Nyandhing Melati
menggambarkan harapan; dan (9) Batik Kembar Mayang Imbal Liris yang
menggambarkan kesuburan.Dwi Paryatidwiparyati@gmail.com2017-12-18T03:32:21Z2019-01-30T15:40:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54176This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/541762017-12-18T03:32:21ZKOMODO (VARANUS KOMODOENSIS) SEBAGAI IDE PENCIPTAAN BUKU KOMIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan rancangan komik
tentang pengenalan hewan komodo kepada khalayak dengan segmentasi semua
umur terutama untuk anak-anak yang menarik dan komunikatif, hal tersebut
meliputi konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk komik.
Metode penciptaan komik melalui tahap Studi Pustaka yaitu
mengumpulkan informasi dari buku, literatur, catatan dan laporan yang
berhubungan dengan materi komodo dan komik. Dokumentasi yaitu
mengumpulkan data mulai dari gambar, video yang terdapat pada buku dan
internet. Eksperimen yaitu mencoba membuat beberapa alternatif desain
kemudian dipilih yang sesuai dengan storyline.
Pada tahap visualisasi, konsep dipindah menjadi bentuk gambar melalui
proses pembuatan storyline, pembuatan deasain karakter, pembuatan sketsa,
penintaan, pewarnaan, pemberian teks, layout halaman, pembuatan cover dan
printing. Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya adalah teknik
menggambar digital dengan alat yang digunakan berupa perangkat komputer dan
tablet grafis. Adapun software pengolah gambar yang digunakan yaitu PaintTool
SAI, Adobe Photoshop CS4 dan Manga Studio EX 5.0. Hasil dari analisis data
diaplikasikan dalam bentuk buku komik dalam gaya ilustrasi semi realis dengan
judul buku KADAL RAKSASA KOMODO bertema edukasi dan petualangan.
Adapun hal-hal yang dibahas yaitu; informasi dari habitat, ciri fisiologis, tingkah
laku, penemuan pulau Komodo dan legenda setempat tentang Putri Naga. Format
buku yang digunakan adalah portrait berukuran B5 (17,6cm x 25cm) dengan isi
komik yang berjumlah 56 halaman.Andi Kurniawan2017-12-04T06:59:14Z2019-01-30T15:38:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54104This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/541042017-12-04T06:59:14ZPENCIPTAAN DESAIN BUKU ILUSTRASI BUSANA ADAT
TRADISIONAL YOGYAKARTAPenciptaan Desain Buku Ilustrasi Busana Adat Tradisional Yogyakarta
untuk menyampaikan informasi mengenai macam dan jenis Busana Adat
Tradisional Yogyakarta yang divisualisasikan ke dalam desain ilustrasi buku.
Penciptaan ini dilakukan melalui tahapan pengumpulan data berupa data
tertulis hasil studi pustaka dari buku-buku atau hasil penelitian yang membahas
tentang Busana Adat Tradisional Yogyakarta. Data kemudian dianalisis dan
diolah menjadi sebuah buku ilustrasi.
Desain ilustrasi menggunakan gaya kartun yang dalam proses
pembuatannya menggunakan teknik digital painting dengan beberapa instrumen
sebagai berikut : perangkat komputer, Pen Tablet serta software Painttool SAI,
sedangkan pembuatan layout pada desain buku menggunakan software Corel
Draw X7. Karya yang dihasilkan berupa desain buku ilustrasi Busana Adat
Yogyakarta yang dicetak dengan ukuran B5 dan tebal sekitar 35 halaman.Putri Monirizki2017-12-04T06:56:58Z2019-01-30T15:38:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54100This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/541002017-12-04T06:56:58ZTINJAUAN ESTETIKA BENTUK BANGUNAN TAMAN MAYURA
LOMBOK NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk meninjau serta menganalisis nilai estetika
pada bentuk bangunan Taman Mayura, Lombok-Nusa Tenggara Barat, sebagai
salah satu peninggalan sejarah, tempat peribadatan serta objek wisata atau rekreasi.
Objek fokus dari penelitian ini adalah bangunan Taman Mayura.
Pemerolehan data secara mendetail dalam penelitian ini didapatkan melalui metode
wawancara, observasi, serta dokumentasi. Dalam proses analisis data, penulis
menggunakan teknik analisis kualitatif dengan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Taman Mayura terbagi menjadi dua
bagian yakni bagian taman yang berfungsi sebagai tempat rekreasi, dan bagian pura
yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. 2) Tempat pemujaan Taman Mayura
terbagi menjadi dua yakni: Area Pura Kelepug dan Area Pura Jagat Natha. 3)
Bangunan-bangunan yang terdapat di Taman Mayura memiliki perpaduan aspek
bentuk, fungsi .kesatuan, keseimbangan, irama, fokus, serta proporsi yang saling
menunjang aspek estetika bangunan.Gozin Najah Rusyada2017-12-04T06:56:03Z2019-01-30T15:38:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54101This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/541012017-12-04T06:56:03ZDINAMIKA URBAN SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA
SENI LUKISPenulisan ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan yang
terinspirasi dari dinamika urban (2) Mendeskripsikan teknik dan proses visualisasi serta
bentuk dalam penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
eksplorasi,eksperimentasi, dan visualisasi.Eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide
objek masyarakat urban untuk menemukan bentuk-bentuk baru, melakukan observasi
dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak langsung pada media televisi,
internet, majalah, foto dan lain-lain. Secara keseluruhan, pengolahan dan pencapaian
bentuk-bentuk dicapai melalui proses deformasi bentuk-bentuk yang lebih variatif dan
tidak monoton. Kemudian eksperimentasi dilakukan sebagai upaya untuk menemukan
hal-hal baru dan terkadang memperoleh hasil yang tidak terduga. Proses eksperimentasi
bentuk melalui pembuatan sketsa dapat diciptakan berbagai bentuk baru yang sesuai
dengan karakter gaya dekoratif naif. Proses eksperimentasi juga dilakukan dengan
mencoba terus-menerus berbagai teknik yang sesuaidengan karakter penulis, teknik yang
digunakan adalah teknik plakat.Selanjutnya pada tahap visualisasi merupakanproses
pengubahan konsep menjadi lukisan untuk disajikan dalambentuk karya seni visual.
Keseluruhan proses dari eksplorasi dan improvisasi kemudian dituangkan diatas kanvas
menggunakan cat akrilik sebagai media.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1 Tema lukisanyang
dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah dinamika yang terjadi dalam masyarakat
urban dewasa ini 2Karya-karya seni lukis ini menggunakan media cat akrilik di atas
kanvas dengan teknik plakat 3 Bentuk lukisansesuai dengangaya dekoratifnaif. Lukisan
yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 8 buah dengan kurun waktu pembuatan 2017. Pada
tahun 2017, tercipta lukisan dengan judul selamat datang di metropolitan, suasana
metropolitan, penghuni metropolitan, dimana-mana demo, berlibur di pantai, malam hari
di metropolitan, banjir lagi, banjir lagi, dan kawasan pabrik.Venera Zara Felustra2017-11-27T03:11:47Z2019-01-30T15:37:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54066This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/540662017-11-27T03:11:47ZLEGENDA RORO JONGGRANG SEBAGAI INSPIRASI ORNAMEN
PADA PENCIPTAAN TAS KULITPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mengkonsep tas kulit
dengan ornamen cerita Legenda Roro Jonggrang, mendesain tas dan ornamen yang
terispirasi dari buku cerita karangan Yudhistira Ikanegara, dan mencipta tas kulit
dengan ornamen cerita Legenda Roro Jonggrang.
Penciptaan karya tas kulit ini berpedoman dengan beberapa tahap penciptaan
karya seni yaitu eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi yang
dilakukan berupa studi pustaka, observasi dan wawancara yang digunakan untuk
membuat laporan berasal dari sumber tertulis. Tahap perancangan berupa
penentuan alur cerita yang akan divisualisasikan dalam bentuk ornamen,
pembuatan sketsa alternatif, pembuatan gambar ornamen dan pembuatan gambar
kerja. Tahap terakhir adalah tahap perwujudan dimana tahap ini dilakukan proses
pembuatan karya.
Hasil pembuatan karya berjumlah sembilan tas, dengan 5 buah tas wanita dan
4 buah tas pria, hasil karya tas tersebut adalah: 1) Tas Tenteng Wanita berornamen
Raja Boko dan Dewi Roro Jonggrang; 2) Tas Selempang Pria berornamen
Pertikaian Joko Bandung dan Bandawasa; 3) Tas Selempang Pria berornamen
Perang antara Kerajaan Pengging dan Kerajaan Prambanan; 4) Tas Selempang Pria
berornamen Pertikaian Bandung Badawasa dan Raja Boko; 5) Tas Selempang
Wanita berornamen Bandung Bandawasa dan Dewi Roro Jonggrang; 6) Tas
Selempang Wanita berornamen Pembuatan Candi; 7) Tas Tenteng Wanita
berornamen menumbuk jerami; 8) Tas Selempang Pria berornamen membakar
jerami dan 9) Tas Ransel Wanita berornamen Arca. Keunikan tas ini terletak pada
bentuk tas dan ornamen yang menceritakan Legenda Roro Jonggrang serta
didukung dengan warna dominasi dark brown.Ghina Fairuzaghif639@gmail.com2017-11-24T06:08:15Z2019-01-30T15:36:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54043This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/540432017-11-24T06:08:15ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI BAWANG GORENG PRODUK ESSER BANTUL YOGYAKARTAPerancangan media promosi bawang goreng produk Esser bertujuan untuk
membuat desain media promosi yang efektif, efisien, kreatif, dan komunikatif
sebagai pusat informasi dan daya tarik produk bawang goreng Esser. Manfaat
perancangan desain media promosi bawang goreng produk Esser ini untuk
memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan produk bawang
goreng Esser serta dapat meningkatkan penjualan.
Proses perancangan media promosi bawang goreng Esser melalui tahapan
pengumpulan data, baik data verbal maupun data visual dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT
(Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threaths). Data diolah menjadi konsep
perancangan media promosi sehingga membentuk satu kesatuan dalam desain.
Konsep ide kreatif yang menampilkan kesan lezat dan renyah yang ditampilkan
dengan gaya desain modern. Gaya modern ditampilkan dalam bentuk jenis font pada
logo. Menampilkan warna merah sebagai warna kunci media promosi bawang
goreng Esser yang diharapkan dapat menjadikan daya tarik kepada masyarakat serta
memunculkan kesan lezat untuk produk bawang goreng Esser. Sebagai sistem
identitas yang membedakan bawang goreng produk Esser dengan produk yang lain
digunakan logo, dan ilustrasi. Ilustrasi berupa maskot yang dirancang dengan
pendekatan kartunis, bentuk maskot dideformasi dari bentuk dan warna bawang
merah. Maskot dan logo digunakan dalam desain berbagai media promosi untuk
menjadi ciri khas atau identitas sebuah produk.
Tahapan pembuatan media promosi dengan proses membuat rough layout,
comprehensive layout, dan complete layout. Instrumen yang digunakan dalam
pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual yaitu, pensil, sket book,
drawing pen, note book, dan perangkat digital yaitu, kamera, komputer, handphone,
scanner. Hasil dari perancangan media promosi berupa media utama (prime media)
dan media pendukung (supporting media). Media utama yang digunakan adalah
packaging, packaging dibuat menjadi tiga jenis yaitu packaging kardus, packaging
labeling toples, dan packaging labeling plastik. Pada setiap jenis packaging
mempunyai penggunaan yang berbeda-beda, sehingga konsumen dapat memilih
packaging yang dibeli sesuai kebutuhan. Media pendukung, antara lain poster, roll
banner, hanging display, kartu nama, papan nama, celemek, kalender, spanduk,
mangkuk.Khoirunisa' Rizqi Elina2017-11-24T06:06:13Z2019-01-30T15:36:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54041This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/540412017-11-24T06:06:13ZPADAMARAN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK
UNTUK TENGKULUK JAMBITugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan batik tengkuluk
yang motifnya terinspirasi dari padamaran. Tengkuluk merupakan salah satu
kebudayaan tutup kepala untuk wanita khas Jambi. Penerapan tersebut mengambil
berbagai bentuk padamaran kemudian digubah menjadi motif batik yang nantinya
akan diterapkan pada tengkuluk.
Proses pembuatan karya ini melalui beberapa tahapan yaitu eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Adapun kegiatan eksplorasi dilakukan dengan cara
mencari segala informasi tentang tengkuluk dan padamaran melalui pengamatan
secara visual, melalui wawancara dengan Pengelola Koleksi Museum Siginjai,
pengumpulan informasi melalui studi kepustakaan guna menguatkan gagasan
penciptaan dan penyusunan konsep. Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan
yang dituangkan pada motif alternatif kemudian ditentukan motif terpilih dan
kemudian membuat pola. Tahap terakhir adalah tahap perwujudan, bahan yang
digunakan adalah kain mori primissima, malam, serta alat yang digunakan adalah
canting. Pewarnaan dengan teknik celup dan colet yang menggunakan pewarna
napthol, indigosol, dan remasol.
Adapun karya yang dihasilkan berjumlah sembilan tengkuluk. Diantaranya
tengkuluk: (1) Bungo Tanjung Padamaran Bagi Enam. (2) Muaro Jambi
Padamaran Cicip Sarompak.(3) Ke umo Kungkai (Anak Daro) Padamaran Putri
Ayu. (4) Kembang Duren Padamaran Takalek. (5) Duo Kain Padamaran Berukir.
(6) Tengkuluk Kepala Daun Padamaran Terate Besayap. (7) Lilit Rotan
Padamaran Datas Talam. (8) Daun Terurai Padamaran Berempat. (9) Daun
Rotan Bungo Padamaran.Nopita Wulandarinopita.w.yahoo.com2017-11-22T03:34:13Z2019-01-30T15:36:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54029This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/540292017-11-22T03:34:13ZLEBAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS
UNTUK BUSANA RESMI WANITAPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan
penciptaan batik tulis dengan motif baru yang beride dasar lebah, untuk busana
resmi wanita.
Proses pembuatan karya batik ini dimulai dengan eksplorasi, berupa
wawancara dengan pakar dan studi pustaka, perancangan karya meliputi
penciptaan motif yang dilakukan melalui stilasi bentuk dari lebah dan
aktivitasnya, kemudian merancang warna dan pembuatan pola. Tahap selanjutnya
yaitu proses pembatikan yang meliputi: a) persiapan alat dan bahan, b) memola
kain, c) membatik klowong, isen-isen, dan menembok, d) pewarnaan dengan
teknik colet dan celup, e) menembok atau menutup warna, d) pewarnaan kedua, e)
pelorodan pertama, f) mbironi, g) pewarnaan ketiga, h) proses pelorodan kedua, i)
finishing (menyetrika kain).
Hasil karya yang dibuat berjumlah 8, yaitu: 1) batik motif koloni cantik, 2)
batik motif aktivitas mulia 3) batik motif metamorfosis, 4) batik motif ratu bijak,
5) batik motif semangat membara, 6) batik motif gotong royong, 7) batik motif
perebutan tahta, 8) batik motif tarian indah. Ke 8 karya batik motif lebah ini
memiliki fungsi sebagai busana resmi untuk wanita.Desi Eka Kusumawatidesyeka59@yahoo.com2017-11-21T07:11:01Z2019-01-30T15:36:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54019This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/540192017-11-21T07:11:01ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BORDIR DI SMP TERPADU
AL-AMIN CUKANG TANJUNG KAWALU TASIKMALAYAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan
bordir di SMP Terpadu Al-Amin Cukang Tanjung Kawalu ditinjau dari
perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil belajar serta tanggapan siswa kelas VIII
SMP Terpadu Al-Amin.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini difokuskan
pada permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan bordir
sebagai mata pelajaran muatan lokal di SMP Terpadu Al-amin Cukang Tanjung
Kawalu Tasikmalaya. Data penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang
diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan alat bantu
seperti alat tulis, dan kamera. Keabsahan data menggunakan ketekunan pengamat
dan triangulasi. Teknik analisis data dengan tahapan pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran keterampilan
bordir di SMP Terpadu Al-Amin ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil belajar. 1) Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran
keterampilan bordir berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Materi pembelajarannya yaitu mengenalkan alat dan praktik bordir sederhana berupa pola
dasar, serta metode pembelajaran adalah demonstrasi, tanya jawab dan pemberian tugas
kepada siswa. 2) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan bordir dilaksanakan
sesuai perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan alokasi waktu (2 x 40
menit) yaitu praktik individu terbimbing dan kelompok. Hasil karya keterampilan
bordir yang diciptakan oleh siswa berupa karya non fungsional dalam lembaran kain
berukuran 30cm x 30cm berupa pola dasar bordiran. Penilaian hasil pembelajaran
keterampilan bordir mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Tanggapan siswa terhadap
pembelajaran keterampilan bordir sangat baik, dan menyenangkan.Shifa Nurul Khotimahshifanurulkhotimah@yahoo.co.id2017-11-08T04:23:32Z2019-01-30T15:33:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53852This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/538522017-11-08T04:23:32ZGELUNG KUNCIT PENGANTIN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
MOTIF BATIK TULIS BUSANA WANITATugas akhir karya seni ini ditujukan untuk mendeskripsikan penciptaan
motif batik tulis dengan konsep gelung kuncit pengantin adat Yogyakarta corak paes
ageng yakni gelung kuncit bokor untuk busana wanita. Penerapan pola secara
bervariatif mewujudkan tampilan busana wanita menjadi menarik dan elegan.
Metode penciptaan meliputi eksplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Penciptaan batik tulis diawali dari perancangan motif, pola alternatif, memola,
mencanting, mewarna dengan teknik mencolet dan tutup celup, diakhiri tahap lorod.
Busana batik berbahan dasar kain primisima, sedangkan pewarnaan menggunakan
bahan pewarna sintetis rapid, indigosol, dan naptol.
Karya busana batik berjumlah delapan, yakni: (1) Pareu Dress Bokor Tank,
keindahannya terletak pada motif berpola zig-zag yang disusun berulang sehingga
menimbulkan kesan berirama; (2) Rok Span Wiron Liontin Bokor, keindahannya
terdapat pada pola dari motif menggantung yang terkesan seperti liontin; (3) Sar
Dress Bokor Kasmaran, keindahannya terletak pada motif-motif yang disusun
membentuk pola daun waru bersimbolkan kasmaran; (4) Long Dress Bokor Layang,
keindahannya nampak pada motif yang berpola membentuk layang-layang berekor;
(5) Straless Dress Bokor Alusan, keindahannya nampak pada motif yang disusun
terkesan seperti bergerak dengan halus; (6) Sar Dress Bokor Roso, motif berpola
tegak lurus memberi makna tegas; (7) Kimono Bokor Nglumpuk, keindahan nampak
pada motif-motif membentuk pola seperti gerakan ikan di dalam air; (8) Rok Lingkar
Panguripan Bokor, keindahannya terletak pada motif yang didominasi dengan pola
lingkaran.Susan Kartika Dewisusankartika993@yahoo.com2017-11-03T03:56:02Z2019-05-09T08:26:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53767This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/537672017-11-03T03:56:02ZAktualisasi Nilai Budaya Piil Pesenggiri dalam Upacara Cangget dan Relevansinya dengan Pendidikan KarakterPenelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan dan mengnalisis 1) aktualisasi nilai piil pesenggiri dalam cangget 2) aktualisasi nilai piil pesenggiri dalam gerakan serta unsur lain pada tari cangget, dan 3) relevansi antara nilai piil pesenggiri dalam cangget dan nilai pendidikan karakter.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilakukan pada acara cangget di suku Bilik Libo, Desa Pungguk Lama, Mergo Nyunyai Bumi Agung, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh adat, penari, pemusik serta budayawan Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi partisipan, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan teknik triangulasi yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini yaitu (1) Nilai piil pesenggiri yang teraktualisasi dalam cangget meliputi nilai sakai sambayan (gotong royong), nemui nyimah (ramah tamah), nengah nyappur (kemampuan berkomunikasi), dan juluk adek (pembaharuan). (2) Pada gerakan dan unsur lain dalam tari cangget terdapat perwujudan nilai-nilai falsafah piil pesenggiri yaitu piil pesenggiri (percaya diri, tegas dan harga diri), sakai sambayan (gotong royong), nemui nyimah (ramah tamah), nengah nyappur (keterbukaan dan suka cita), juluk adek (tanggung jawab) (3) Relevansi antara nilai-nilai yang teraktualisasi dalam cangget dengan nilai pendidikan karakter adalah piil pesenggiri dengan religious, disiplin dan tanggung jawab, sakai sambayan dengan nilai toleransi, peduli lingkungan dan peduli sosial, nengah nyappur dengan nilai demokratis, rasa ingin tahu dengan bersahabat/komunikatif, nemui nyimah dengan nilai menghargai prestasi, dan juluk adek dengan nilai cinta tanah airNabilla Kurnia Adzan2017-10-27T02:09:54Z2019-01-30T15:28:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53630This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536302017-10-27T02:09:54ZPASCA KECELAKAAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS CETAK SARINGTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses visualisasi, teknik dan bentuk karya seni grafis cetak saring yang yang terinspirasi pasca kecelakaan. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Eksplorasi tema, yaitu metode untuk menemukan ide dalam memvisualisasikan figur manusia pada masa pemulihan pasca kecelakaan dan obyek pendukung lainya, menurut pengalaman pribadi penulis, (b) Eksplorasi bentuk, yaitu pengolahan bentuk, dilakukan melalui pembuatan sketsa, (c) Eksekusi, dimulai dari membuat sketsa diatas kertas, dilanjutkan mengolah sketsa dengan software adobe photoshop pada media komputer, lanjut pembuatan pola cetakan gambar pada screen, kemudian pencetakan karya cetak saring pada media kertas, dan finishing berupa pencatatan edisi pada setiap karya. Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1) Konsep dalam penciptaan karya adalah memvisualisasikan figur manusia pada masa pemulihan pasca kecelakaan, dalam penciptaan karya didasari oleh kebutuhan berkarya seni rupa, 2) Tema dalam penceiptaan karya tugas akhir dibagi menjadi tiga yaitu, suasana hati dalam masa pemulihan pasca kecelakaan, ketenangan dalam menjalani pemulihan pasca kecelakaan, dan harapan kesembuhan luka fisik pasca kecelakaan, 3) Proses visualisasi diawali dengan mengingat, menghayati, eksplorasi, dan kemudian melakukan penerapan. Teknik yang digunakan adalah teknik grafis cetak saring (cetak saring), 4) Bentuk karya yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu bentuk karya dengan teknik cetak saring dengan pendekatan gaya X-ray. Karya yang dihasilkan sebanyak 8 karya grafis cetak saring (silkscreen) dengan berbagai macam ukuran yang dibuat pada tahun 2017 yaitu: “Yang Lalu” (80x60cm), “Takut” (74x64cm), “Anugerah” (80x40cm), “Jenuh”
(80x60cm), “Meditasi” (100x70cm), “Doa” (200x55cm), “Besar Harapan” (120x79cm), “Kembali” (120x65cm).Tri Suci Puji Widodo2017-10-27T02:05:26Z2019-01-30T15:28:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53625This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536252017-10-27T02:05:26ZASTRONOT SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN SUREALTIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Tema dan konsep
penciptaan lukisan yang terinspirasi dari pengalaman pribadi sehari-hari yang
direpresentasi kedalam kehidupan astronot di luar angkasa, 2) Proses dan bentuk
dalam lukisan yang terinspirasi pengalaman pribadi sehari-hari yang
direpresentasi kedalam kehidupan astronot di luar angkasa.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Observasi,
Observasi dilakukan untuk mengamati, mencari, dan mengetahui bagaimana
wujud astronot dan bagaimana gambaran astronaut pada saat melakukan kegiatan
di luar angkasa yang akan diinterpretasikan sebagai objek dalam lukisan. Ketika
melakukan observasi, penulis menggunakan gambar, foto, video tentang astronot
dari berbagai sumber seperti majalah, youtube, gambar di google dan film yang
bertema astronot, (b) Eksperimentasi, Eksperimentasi dilakukan dengan membuat
sketsa terlebih dahulu menggunakan pensil dan kertas sebanyak 10 sketsa untuk
mendapatkan bentuk-bentuk dan komposisi yang akan dijadikan sketsa awal pada
kanvas, (c) Visualisasi eksekusi, Merupakan tahap tindak lanjut memindahkan
seketsa ke atas kanvas kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan dengan
teknik plakat, gradasi, arsir pada objek dan finising melakukan pengecekan pada
lukisan dan membersikan lukisan dari debu.
Setelah metode-metode dilakukan menghasilkan 10 karya, dengan
berbagai ukuran antara lain:
Menyiram Bunga (140x85cm), Berenang (125x85cm), Melamun (125x85cm),
Romantika (125x85cm), Rekreasi (125x85cm), Religion (125x85cm), Penyesalan
(125x85cm), Percaya Diri (100x76cm), Sakit (100x76cm), Rumah (100x76cm).Bayu Prasetyo Aji2017-10-26T08:15:17Z2019-01-30T15:27:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53576This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/535762017-10-26T08:15:17ZPerancangan Maskot Produk Gula Semut
KUB Gendis Manis Desa KalirejoPerancangan Maskot Produk Gula Semut KUB Gendis Manis Desa Kalirejo,
Kabupaten Kulon Progo bertujuan untuk menghasilkan konsep dan visualisasi
promosi produk unggulan gula semut di Kabupaten Kulon Progo yang unik,
komunikatif, kreatif, artistik dan efektif.
Proses perancangan desain maskot melalui tahapan-tahapan, pengumpulan
data, analisis data dengan SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats),
dan kesimpulan final design. Metode visualisasi desain mengacu pada kreatifitas
dan inovasi melalui tahapan proses membuat idea layout, rought layout,
comprehensive layout dan complete layout.
Hasil dari perancangan tersebut berupa karakter maskot manusia setengah
semut bernama Antons dalam bentuk dua dimensi. Karakter tersebut
menggunakan teknik pewarnaan yang cerah, dan dasar perancangan yang
digunakan adalah kesederhanaan/simplicity. Dalam desain ini menggunakan dua
jenis huruf yaitu bubble dan brush stroke plain yang memiliki sifat keterbacaan
sangat mudah, ekspresif dan keakraban. Instrumen yang digunakan dalam
pembuatan karya ini adalah menggunakan perangkat komputer berupa Adobe
Photoshop, Corel Draw dan manual. Kemudian hasil visualisai karakter tersebut
di aplikasikan ke dalam media promosi, berupa media utama dan media
pendukung. Media utama yang digunakan adalah baliho. Sedangkan media
pendukung antara lain poster, booklet, leaflat, katalog dan souvenir (pin, mug, t-
shirt, dan kalender).Pamungkas Shakti Nugroho2017-10-26T06:52:25Z2019-01-30T15:28:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53639This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536392017-10-26T06:52:25ZBURUNG PHOENIX SEBAGAI IDE DASAR PERANCANGAN MOTIF
HIAS PADA BUSANA BATIK REMAJA PUTRITugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan motif burung
Phoenix yang diterapkan pada busana remaja putri. Untuk mengubah bentuk motif
burung Phoenix yaitu melalui tahap distorsi.
Dalam proses pembuatan karya batik tulis ini melalui tiga tahapan yaitu:
tahapan eksplorasi, tahapan perencanaan, dan tahapan perwujudan). Sedangkan
langkah yang digunakan yaitu: pembuatan motif, pembuatan pola, pemindahan
pola, pencantingan (nglowong, nyecek, nembok, ngranit), pewarnaan
(menggunakan pewarna napthol, indigosol, remasol, dan rapid), pelorodan, dan
penjahitan.
Batik tulis motif burung Phoenix ini berjumlah 10 potong, yaitu: (1) The
Power of Phoenix, menggambarkan sifat perempuan; (2) The Love Story of
Phoenix, menceritakan tentang perjalanan asmara Phoenix; (3) Phoenix Gupala,
memiliki makna perlindungan; (4) Dream of Phoenix, memiliki makna impian
yang tinggi; (5) The Birth of Phoenix, menceritakan tentang kelahiran Phoenix;
(6) Queen Phoenix, memiliki makna permaisuri raja; (7) Phoenik and Flowers,
menceritakan tentang Phoenix yang sedang jatuh cinta; (8) Phoenix dan Awan,
menceritakan tentang petualangan burung Phoenix; (9) Renkarnasi Phoenix,
menggambarkan tentang kelahiran kembali dengan cara membakar diri; (10) The
Legend of Phoenix, meggambarkan tentang burung api legendaris.Sarah Dian Pawestrisandradian88@gmail.com2017-10-26T05:02:50Z2019-01-30T15:28:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53636This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536362017-10-26T05:02:50ZTERATAI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK
UNTUK DRESS REMAJA PUTRITugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan batik tulis
dengan menerapkan motif teratai yang diaplikasikan pada dress remaja putri
Penciptaan batik teratai ini berpedoman pada SP Gustami, yakni, eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Eksplorasi merupakan tahapan dalam mendapatkan
sumber inspirasi dan ide, perancangan merupakan menuangkan ide dari hasil
analisis yang telah di lakukan, dan perwujudan merupakan penerapan eksplorasi
dan perancangan menjadi bentuk karya dress batik remaja putri. Proses batik
dimulai dengan pembuatan motif, pembuatan pola, memola, mencanting, mewarna
dengan teknik colet dan celup dengan menggunakan warna remasol, indigosol,
dan naptol, dan terakhir melorod. Kain yang digunakan menggunakan kain
primisima.
. Adapun karya yang dihasilkan berjumlah 9 karya yaitu 1) Dress
Kurane Batik Lautan Teratai, menggambarkan kejayaan kehidupan. 2) Dress
Lurusanne Batik Marunan Teratai, menggambarkan keanggunan dan keberanian.
3) Dress Sabrina Batik Purnamane Teratai, menggambarkan keanggunan. 4) Dress
Batik Silange Batik Lumpure Teratai, menggambarkan nuansa kesederhanaan. 5)
Dress Gelombang Batik Kumpule Teratai, menggambarkan kebahagiaan. 6)
Dress Kupune Batik Asale Teratai, menggambarkan kebahahagiaan dan
kesederhanaan. 7) Dress Iris Batik Kolame Teratai, menggambarkan
kesederhanaan dan berwibawa. 8) Dress Ayun Batik Taburan Teratai,
menggambarkan keanggunan dan kebahagiaan seseorang. 9) Dress Slendange
Batik Akare Teratai, menggambarkan suasana bahagia, dan tanggung jawab.Eni Suhaenisuhaenie55@gmail.com2017-10-25T08:13:17Z2019-01-30T15:27:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53613This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536132017-10-25T08:13:17ZPENGEMBANGAN MEDIA POWERPOINT PADA PELAJARAN
PRAKARYA MENGGUNAKAN LIMBAH ORGANIK DI SMP NEGERI 2
KALASANPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran
prakarya kerajinan pemanfaatan limbah organik dan mengetahui tingkat kelayakan
pengembangan media.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D) dengan langkah-langkah: 1) Potensi dan
Masalah, 2) Pengumpulan Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Produk, 5)
Revisi Produk, dan 6) Uji Coba Produk. Validasi dilakukan oleh dua ahli materi
yakni Dosen UNY dan Guru Mata Pelajaran. Sedangkan validasi media dilakukan
olah Dosen UNY. Media yang dikembangkan diuji cobakan kepada 12 peserta didik
kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Media powerpoint dibuat berdasarkan
analisis kebutuhan di lapangan. (2) Media yang memuat materi prakarya kerajinan
pemanfaatan limbah organik, praktek, dan latihan soal. Media dikemas dalam CD
(Compact Disc). (3) Hasil akhir validasi materi dari dosen, aspek tujuan materi
pembelajaran Sangat Layak, aspek bahasa Sangat Layak, aspek isi materi Sangat
Layak, dan aspek rangkuman/pustaka Layak. Hasil validasi dari guru untuk aspek
tujuan materi pembelajaran Sangat Layak, aspek bahasa Sangat Layak, aspek isi
materi Sangat Layak, aspek rangkuman/pustaka Sangat Layak. Hasil validasi media
dari dosen untuk aspek tampilan Sangat Layak, aspek penulisan Sangat Layak,
aspek isi materi Layak, aspek gambar/animasi dan video Sangat Layak dan aspek
penggunaan Sangat Layak. Kemudian respon peserta didik saat uji coba media
menunjukan respon yang positif, dengan penilaian Sangat Layak. Dengan demikian
media powerpoint prakarya limbah organik layak diterapkan dalam pembelajaran.HAIKAL AL-AMNA VIDI ANTARAhaikal.a.va@gmail.com2017-10-25T07:49:34Z2019-01-30T15:27:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53612This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/536122017-10-25T07:49:34ZANALISIS SELENDANG BATIK MAWAR GENTONG KODE SH.MG04_2008
KARYA MUHAMMAD SAHIDPenelitian ini bertujuan untuk meneliti, mengamati, dan mengetahui tentang: (1)
bentuk motif, (2) pola, dan (3) proses pewarnaan pada selendang batik Mawar Gentong
SH.MG04_2008 karya Muhammad Sahid di CV. Batik Morinda.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data diskriptif.
Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument
yang dilengkapi dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Teknik penentuan validitas atau keabsahan data menggunakan
triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan. Teknik analisis data terdiri dari reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk motif dari selendang batik
Mawar Gentong SH.MG04_2008 terinspirasi dari bentuk kuncup mawar yang
membulat dan gentong air, digabungkan dan disempurnakan sehingga menjadi motif
mawar gentong; (2) susunan motif atau pola pada selendang batik Mawar Gentong
SH.MG04_2008 tidak menggunakan blue print (pola dijiplak), tetapi motif dibuat
langsung di atas kain sehingga menjadikan tiap karya Muhammad Sahid adalah karya
limited atau satu-satunya; dan (3) proses pewarnaan pada selendang batik Mawar
Gentong SH.MG04_2008 menggunakan bahan jolawe dengan fiksasi tawas untuk
warna pertama dan menggunakan bahan soga (tingi, tegeran, dan jambal) dengan
fiksasi tunjung untuk menghasilkan warna tua dan pekat.
Kata kunci: Motif, Pola, dan Pewarnaan Selendang Batik Mawar GentongAlifia Zahra Khoirunisaalifi.zahrakh@gamil.com2017-10-25T02:28:03Z2019-01-30T15:27:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53591This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/535912017-10-25T02:28:03ZTUDUNG SAJI TRADISI NGANGGUNG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK KONTEMPORER TAS SOUVENIRKHAS BANGKA BELITUNGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan motiftudung saji tradisi Nganggung sebagai ide penciptaan motif batik kontemporer tas souvenir khas Bangka Belitung.Proses penciptaan motif tudung saji tradisi Nganggung sebagai ide penciptaan motif batik kontemporer tas souvenir khas Bangka Belitung ini berpedoman pada SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan.Hasil dari pembuatan tas souvenir ini menghasilkan sepuluh motif batik tulis motif tudung saji tradisi Nganggung. Kemudian sepuluh motif batik diterapkan dalam kain mori primissima untuk dijadikan batik dan dikombinasikan dengan bahan goni dalam pembuatan tas souvenir. Melalui tahap proses itulah terciptanya karya tas dengan motif tradisi Nganggung yang telah dibuat berjumlah 10 karya tas souvenir dengan 8 jenis model portrait, dan 2 jenis model landscape. Adapun kesepuluh tas souvenir khas Bangka Belitung ,yaitu: (1) Tas Souvenir Dulang Nganggung, (2) Tas Souvenir Bujang Nganggung, mempunyai keindahan (3) Tas souvenir Sajian Nganggung, (4) Tas Souvenir FaceNganggung, (5) Tas Souvenir Animals Nganggung, (6) Tas Souvenir Planet Nganggung, (7) Tas Souvenir Play Together withNganggung Tree, (8) Tas Souvenir Fall in Love Nganggung, (9) Tas Souvenir Tali Silatuhrahmi, (10) Tas Souvenir Nganggung City.Asbatu Nurul Azaniasbatunurulazani@yahoo.co.id2017-10-24T06:44:07Z2019-01-30T15:26:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53568This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/535682017-10-24T06:44:07ZSENI KINETIK MATERIAL KAYU KARYA RUDI HENDRIATNOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik, nilai estetik, dan
makna yang terkandung dalam seni kinetik karya Rudi Hendriatno.
Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan peneliti sebagai
instrumen utama. Pengumpulan data didukung pedoman observasi, pedoman wawancara,
dan pedoman dokumentasi. Dengan alat bantu meliputi, kamera yang digunakan sebagai
alat bantu dokumentasi, handphone sebagai alat perekam suara. Subjek penelitian terdiri
dari tiga karya seni kinetik Rudi Hendriatno yang repersentatif. Teknik penentuan
validitas atau keabsahan data menggunakan triangulasi dan ketekunan pengamatan.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan: a) reduksi data, b) display
data/penyajian data dan c) penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa karakteristik seni kinetik material kayu
karya Rudi Hendriatno meliputi; 1) semua karya Rudi Hendriatno menggunakan material
kayu sepenuhnya, 2) menggunakan tuas penggerak tunggal pada setiap karyanya, 3) Rudi
Hendriatno tidak menggunakan gambar kerja ketika proses penciptaan, 4) Rudi Hendriatno
membuat dan menyusun komponen yang variatif dengan model amati, tiru, dan modifikasi
untuk menarik interaksi penonton menggerakan karya, 5) sistem penggerak karya
menggunakan sistem mekanik manual dengan interaksi penonton sebagai sumber gerak, 6)
teknik sangkling sebagai teknik finishing karya. Nilai estetik secara keseluruhan dari karya
seni kinetik Rudi Hendriatno dibangun dengan susunan antar komponen terstruktur dan
memiliki fungsi gerak mekanik manual saling terhubung membentuk kesatuan harmonis,
disertai adanya korelasi antar bentuk, komponen, serta gerak yang berkaitan
mendeskripsikan kandungan makna dalam setiap karya. Makna karya seni kinetik Rudi
Hendriatno menunjukan bagaimana penerapan nilai-nilai kehidupan yang seharusnya
dijalankan untuk terciptanya kehidupan yang dicita-citakan.Gilang Surya Ramdanigilang95surya@gmail.com2017-10-23T08:02:27Z2019-01-30T15:26:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53532This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/535322017-10-23T08:02:27ZPEMBELAJARAN BATIK TULIS ETNIK MOJOKERTO PADA MATA
PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 GONDANG
MOJOKERTO JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik tulis
etnik Mojokerto pada kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 1 Gondang Mojokerto Jawa
Timur dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar semester
genap Tahun Ajaran 2016/2017.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif menggunakan
pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Subjek penelitian ini ialah guru dan peserta didik pembelajaran
batik tulis etnik Mojokerto. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan
perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan
deskriptif kulitatif melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1)
perencanaan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan pada silabus dan Kurikulum 2013. Media pembelajaran
menggunakan contoh karya batik tulis guru dan siswa terdahulu seperti Kawung
Sekar Majapahit. Metode dalam pembelajaran batik tulis etnik Mojokerto adalah
demonstrasi, diskusi dan tanya jawab, serta pemberian tugas kepada peserta didik.
2) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis etnik Mojokerto dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan pembelajaran yang dibuat. Hasil karya batik yang diciptakan
oleh peserta didik berupa batik tulis dengan motif yang bertemakan etnik
Mojokerto dengan menggunakan pewarnaan yang disesuaikan dengan ciri khas
warna Majapahit. Pembuatan motif dilakukan melalui eksplorasi berupa studi
lapangan tentang budaya lokal seperti mengunjungi situs peninggalan Majapahit
dan melalui simbolisasi nama daerah yang ada di Kabupaten Mojokerto. 3)
Penilaian hasil belajar menggunakan alat ukur non tes dan tes yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, serta proses pembuatan karya batik tulis
etnik Mojokerto. Karya batik tulis etnik Mojokerto tergolong baik karena
dinyatakan tuntas dan memenuhi standar KKM yaitu 75.
Kata Kunci: batik tulis etnik Mojokerto, pembelajaran.Novia Suhartatiknovia.suhartatik@gmail.com2017-10-23T02:17:29Z2019-01-30T15:24:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53428This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/534282017-10-23T02:17:29ZESTETIKA FOTOGRAFI STILL LIFE PADA
PRODUK ONLINE SHOP FOLK STOREPenelitian diskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengkaji tentang estetika
fotografi still life pada produk online shop Folk Store.
Data penelitian berupa unsur-unsur estetika pada foto yang diperoleh melalui
pengumpulan dokumen, wawancara. Objek material berupa 3 foto produk online shop
Folk Store yang sudah memenuhi standar pemotretan yang benar. Sedangkan objek
formal berupa unsur-unsur estetika foto produk online shop Folk Store yang merujuk
pada unsur-unsur estetika menurut teori A.A.M Djelantik yaitu wujud (appereance),
isi (content), dan penyajian (presentation). Proses analisis data menggunakan teknik
analisis data model Miles dan Huberman serta pemeriksaan keabsahan datanya
menggunakan metode triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Wujud atau rupa meliputi garis,
bidang, ruang, warna. Sedangkan struktur meliputi keutuhan, penonjolan dan
keseimbangan pada foto produk online shop Folk Store, masing-masing memiliki
karakteristik berbeda-beda yang menambah keindahan penyusunannya 2) Isi atau
bobot yang terkandung dalam foto produk online shop Folk Store terdiri dari suasana,
ide atau gagasan, dan pesan yang ingin disampaikan. Ide atau gagasan foto
menggunakan konsep single yang menggunakan satu obyek foto dalam pengambilan
gambar. Suasana yang dibangun yaitu kesan simple sesuai dengan karakteristik foto
produknya. Pesan yang ingin disampaikan pada foto berbeda-beda, sesuai dengan
karakteristik masing-masing produk, 3) Penyajian foto diunggah melalui akun
instagram dengan editing brightnest/contrast dan cropping.Muhammad Reza Agasi2017-10-13T01:52:18Z2019-01-30T15:20:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53252This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/532522017-10-13T01:52:18ZANALISIS KARAKTERISTIK LUKISAN ANAK DI TK AL-MUTTAQIN
GAMPING YOGYAKARTA KELOMPOK B2 BERDASARKAN
PERIODISASI PERKEMBANGAN LUKISAN
ANAK VIKTOR LOWENFELDPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik lukisan anak
di TK Al-Muttaqin Gamping Yogyakarta Kelompok B2 usia 6 sampai 7 tahun
berdasarkan periodisasi perkembangan lukisan anak Viktor Lowenfeld.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek
penelitian yaitu kepala sekolah, guru kelas dan 28 anak TK Al-Muttaqin
Kelompok B2. Data dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan dan
membahas karakteristik lukisan anak TK Al-Muttaqin Kelompok B2 berjumlah
28 lukisan berdasarkan periodisasi perkembangan lukisan anak Viktor Lowenfeld
dan dinilai oleh tiga ahli. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan unsur bentuk, warna,
dan ruang, karakteristik lukisan anak yang termasuk ke dalam periodisasi pra
bagan berjumlah 16 lukisan menunjukkan satu tingkat lebih tinggi dari periodisasi
yang terdapat pada teori perkembangan lukisan anak Viktor Lowenfeld. Lukisan
anak pada periodisasi pra bagan menunjukkan karakteristik lukisan anak pada
periodisasi bagan. Dengan demikian karakteristik lukisan anak yang termasuk ke
dalam periodisasi pra bagan tidak sesuai dengan periodisasi perkembangan
lukisan anak Viktor Lowenfeld. (2) Lukisan anak yang termasuk ke dalam
periodisasi bagan berjumlah 12 lukisan menunjukkan karakteristik yang sesuai
dengan periodisasi perkembangan lukisan anak Viktor Lowenfeld. Dengan
demikian karakteristik lukisan anak di TK Al-Muttaqin Gamping Yogyakarta
Kelompok B2 tidak sepenuhnya sesuai dengan periodisasi perkembangan lukisan
anak Viktor Lowenfeld.Hahanani Tri Utami2017-10-13T01:50:53Z2019-01-30T15:20:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53251This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/532512017-10-13T01:50:53ZGAYA INDUSTRIAL DALAM PERANCANGAN
PANTRY COUNTER DININGPerancangan pantry counter dining dengan gaya industrial bertujuan untuk
menyusunan konsep perancangan, mengimplementasikan konsep perancangan
dalam bentuk desain, dan mewujudan desain dalam bentuk karya jadi dengan skala
1:1.
Perancangan pantry counter dining dengan gaya industrial disusun dengan
menggunakan metode penciptaan karya, yang meliputi tiga tahapan. Pertama yaitu
tahap eksplorasi mencakup penggalian informasi dari permasalahan dengan
melakukan serangkaian analisis. Tahap kedua adalah perancanagan yang meliputi
proses pengangkatan ide perancangan, membuat desain perancangan dalam bentuk
sketsa, gambar kerja dan gambar perspektif . Tahap terakhir yaitu perwujudan yang
meliputi proses pembuatan rencana anggaran belanja dan proses pembuatan karya.
Di mana proses pembuatan pantry counter dining dengan gaya industrial ini
meliputi langkah pembuatan kerangka, pengolahan kayu, dan finishing. Material
utama yang digunakan yakni logam berupa besi hollow dan kayu berupa pallet jati
Belanda serta waferboard.
Perancangan ini menghasilkan pantry counter dining dengan gaya industrial
yang terdiri dari tiga bagian yakni counter, almari atas dan bar stool. Pantry counter
dining dibentuk secara simpel layaknya sebuah mini bar. Warna alami dan tekstur
material kayu pada pantry counter dining ditampikan secara alami untuk
memberikan kesan hangat dan rustic, semetara penggunaan warna hitam pada
keseluruhan rangka dimaksudkan agar pantry dapat terlihat elegan, serta agar
kerangka dapat terlihat kontras dengan bidang kayu sehingga memberikan kesan
raw. Perancangan pantry counter dining didasarkan pada beberapa aspek yang
meliputi aspek fungsional, ergonomi, konstruksi dan keindahan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip desain, sehingga dapat digunakan dengan aman
dan nyaman sebagai kebutuhan rumah tinggal maupun tempat usaha.Ino Haryadi2017-10-05T07:32:50Z2019-01-30T15:18:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53153This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/531532017-10-05T07:32:50ZPENGEMBANGAN DAN PENERAPAN RAGAMGEOMETRIS TUMPAL PADA KOTAK PERHIASANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni (TAKS) ini bertujuan untuk
mengembangkan desain kotak perhiasan dari berbagai bentuk dengan penerapan
ragam hias geometris tumpal.
Metode yang digunakan dalam penciptaan kotak perhiasan ini melalui tahap
eksplorasi (dokumentasi, studi pustaka, dan observasi), perancangan, dan
perwujudan, karena sebuah ide dan gagasan tidak dapat terwujud begitu saja untuk
menciptakan sebuah karya. Kematangan konsep yang dirancang sangat berpengaruh
pada keberhasilan perwujudan suatu karya yang akan dibuat.
Ide dasar pembuatan karya kotak perhiasan motif geometris tumpal ini
diambil dari salah satu motif tradisional yaitu motif tumpal, dengan jenis motif yang
berbentuk segi tiga sama kaki. Sebuah motif yang telah dikembangkan menpunyai
sebuah nilai keindahan dan keharmonisan masing-masing, yang diterapkan pada
bagian kotak perhiasan berbahan dasar kayu. Proses pembuatan kotak perhiasan motif
geometris tumpal ini menggunakan teknik kerja bangku, teknik sekrol, dan teknik
ukir. Penciptaan karya seni yang dihasilkan berjumlah 12 karya yang terdiri dari
barbagai macam ukuran, ragam hias geometris tumpal dan bentuk kotak. Karya
tersebut adalah kotak perhiasan: 5 kotak untuk tempat semua perhiasan, 3 kotak untuk
tempat cincin, 1 kotak untuk tempat kalung, 3 kotak untuk tempat cincin dan
anting/gelang.Bayyu Cendrakasihbayyucyy14@gmail.com2017-09-27T06:46:30Z2019-01-30T15:11:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52932This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/529322017-09-27T06:46:30ZBUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI DESAIN DEKORATIF PADA T-SHIRTPerancangan ini bertujuan untuk menghasilkan visualisasi bunga mawar
sebagai desain gaya realis yang di terapkan pada media T-Shirt sebagai karya
desain T-Shirt yang kreatif, unik, dan menarik.
Proses perancangan visual desain T-Shirt ini melalui tahap pengumpulan
data, analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan tahap
visualisasi desain. Perancangan desain T-Shirt diawali dengan sketsa pada kertas
kemudian proses penggabungan dan dilanjutkan dengan tahap finishing dengan
komputer grafis dengan menggunakan software adobe photoshop CS6. Visual T-
Shirt yang disajikan meliputi desain ilustrasi dan tipografi. Visual desain T-Shirt
yang dirancang bergaya realis dengan penggunaan warna merah dan ungu, untuk
beberapa desain ada yang dipadukan dengan warna hijau dan coklat, diharapkan
desain yang dirancang dapat memenuhi kriteria selera konsumen pada umur 17-21
tahun sebagai target utama. Instrumen yang digunakan dalam perancangan ini
menggunakan perangkat komputer/ laptop dan program Corel Draw X7 dan
Adobe Photoshop CS6.
Karya yang dihasilkan adalah berupa 9 buah T-Shirt dengan 9
desain gaya realis yang unik, dan memiliki daya tarik tersendiri mulai dari desain
yang ditampilkan secara simetris yang berpusat pada bagian tengah tubuh hingga
yang berpusat pada bagian bahu dan leher pada T-Shirt. Media T-Shirt dirancang
sekaligus untuk sarana promosi.Setiawan Agung Wijayaguna2017-09-27T06:27:58Z2019-01-30T15:10:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52901This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/529012017-09-27T06:27:58ZPENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR URBAN ART PADA RUMAH
TINGGAL TIPE 47 DI PERUMAHAN LEMBAYUNG RESIDENCE
YOGYAKARTATujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan desain interior Urban Art
pada rumah tinggal tipe 47 di Perumahan Lembayung Residence Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (research and development). Langkah-langkah meliputi analisis
potensi dan masalah dengan cara studi pendahuluan melalui studi pustaka dan
studi lapangan. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Desain produk yang berupa pengembangan desain melalui
pembuatan konsep desain, pembuatan gambar desain, serta pembuatan maket dan
divalidasi oleh ahli desain I, ahli desain II, ahli desain III, dan praktisi. Hasil dari
penilaian dari tahap validasi dijadikan bahan dalam melakukan revisi desain.
Pengembangan desain yang telah direvisi diujicobakan dalam bentuk kegiatan
Forum Group Discussion (FGD) bersama dengan pihak developer PT. Nirmana
Utama dan penghuni rumah tinggal tipe 47.
Hasil penelitian berupa pengembangan desain interior Urban Art pada
rumah tinggal tipe 47 di Perumahan Lembayung Residence Yogyakarta dan
implementasinya berupa gambar desain 2D, 3D Modelling Vray, dan maket 1: 20.
Konsep Urban Art berupa penerapan: 1) Wall Treatment (Pengolahan Dinding)
dengan mural urban artwork sebagai kritik terhadap suasana perkotaan dan
pembangunan saat ini, 2) furnitur minimalis multifungsi di setiap ruang rumah
tinggal tipe 47, 3) Pengembangan ruang multifungsi pada halaman belakang
berupa teras, laundry corner, dan storage floor untuk gudang serta ruang keluarga
sekaligus ruang pojok baca, dan 4) penggunaan material furnitur dengan bahan
industri seperti finishing tacon, HPL, polywood, fiber, stainless steel, acrylic,
reflective glass.Anna Nurlaila2017-09-27T06:02:27Z2019-01-30T15:10:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52876This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/528762017-09-27T06:02:27ZPEMBELAJARAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK TEMPEL
(KOLASE) DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL
KALANGAN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan persiapan
pembelajaran kreativitas melalui teknik tempel (kolase) di TK ABA Kalangan
Kulon Progo, (2) mendeskrisikan pelaksanaan pembelajaran kreativitas
melalui teknik tempel (kolase) di TK ABA Kalangan Kulon Progo, (3)
mendeskripsikan hasil pembelajaran pembelajaran kreativitas melalui teknik
tempel (kolase) di TK ABA Kalangan Kulon Progo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data
tersebut diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu instrumen
pendukung berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data data adalah triangulasi sumber. Tahapan analisis data penelitian yang
digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Persiapan mencakup
persiapan materi yang berbentuk RKM, RKH, penentuan tema dan persiapan
bahan dan alat. Bahan antara lain kertas bekas, majalah bekas, lem kertas, daun
kering, daun hijau, lidi, kertas kado bekas, dan kertas manila ukuran A4,
sedangkan alatnya adalah gunting. Temanya adalah “pekerjaan” dan sub
temanya adalah Petani. Pelaksanaan pembelajaran kreativitas melalui teknik
tempel (kolase) antara lain: (1) Peserta didik dijelaskan guru dengan cara
mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan; (2) Peserta didik diberikan
cerita yang sesuai dengan tema yang akan digambar oleh guru; (3) Peserta
didik melihat contoh kolase yang didemonstrasikan dan dilanjutkan dengan
melihat video kolase yang ditayangkan melalui laptop oleh guru; (4) Peserta
didik masing-masing dibagikan bahan dan alat; (5) Peserta didik masing-
masing memulai memotong bahan material untuk menggambar apa yang
mereka lihat dan pikirkan ketika berada di sawah; (6) Peserta didik memulai
mengelem bahan material lalu menempelkan bahan material tersebut di atas
kertas manila yang berukuran A4; (7) Peserta didik mampu berimajinasi dan
menceritakan kembali apa yang telah mereka kerjakan. Hasil karya peserta
didik dalam pembelajaran menggambar dengan teknik kolase berjumlah 11
karya dari 15 peserta didik, 4 murid pada saat pelaksanaan pembelajaran tidak
berangkat karena kondisi cuaca sangat buruk. Dari hasil akhir penilaian oleh
Guru, Pakar Ahli I dan Pakar Ahli II maka hasilnya adalah 6 siswa mendapat
nilai bintang empat dan 5 siswa mendapat bintang tiga.Mega Setya Gama2017-09-26T05:46:14Z2019-01-30T15:11:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52920This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/529202017-09-26T05:46:14ZMOTIF, WARNA DAN MAKNA BATIK LIMAN KEMBAR JIWO,
SIDOLUHUR BUDURAN, MEGA SAMBHARA, PADMA SAMBHARA
KARYA LUMBINI DUSUN TINGAL KULON KECAMATAN
BOROBUDURPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerajinan batik Liman Kembar Jiwo, Sidoluhur
Buduran, Mega Sambhara dan Padma Sambhara karya Lumbini Dusun Tingal Kulon Kecamatan
Wanurejo Kabupaten Magelang ditinjau dari motif, warna dan makna.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data berupa kata-kata.
Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument yang
dilengkapi dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik
penentuan validitas atau keabsahan data menggunakan triangulasi dan dan ketekunan
pengamatan. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpilan atau verifikasi.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Motif yang dihasilkan batik Lumbini adalah a)
batik liman kembar jiwo terdapat motif utama gajah bercermin, motif tambahan berupa pohon
Bodhi yang disusun belah ketupat dan mandala. b) batik sidoluhur buduran motif utama tujuh
induk stupa, motif isian sidoluhur berupa angsa, kuncup bunga, stupa kecil, motif tambahan
awan dan kawung. c) batik mega sambhara memiliki motif utama awan dan stupa, motif
tambahan berupa garis-garis, dan tumpal. d) batik padma sambhara motif utama stlilisasi daun
lotus/teratai, motif tambahan berupa bentuk lingkaran mandala. (2) warna: a) batik liman kembar
jiwo warna yang digunakan biru tua dan coklat. b) batik sidoluhur buduran warna yang
digunakan warna coklat dan hitam. c) batik mega sambhara warna yang digunakan hitam, coklat
muda dan coklat muda. d) batik padma sambhara menggunakan warna merah dan putih. (3)
makna simbolik a) batik liman kembar jiwo adalah manusia yang bijaksana selau bercermin diri
dan berinstropeksi. b) batik Sidoluhur buduran adalah untuk mencapai keluhuran budi dan jiwa
memerlukan harmonisasi dengan lingkungan. c) batik mega sambhara adalah ketenangan jiwa
dapat dicapai dengan mengendalikan nafsu, mengalahkan diri dan meninggalkan sejenak
duniawi. d) batik padma sambhara adalah dalam kehidupan ada kesimbangan hitam dan putih,
gelap dan terang agar kehidupan berjalan lancar. Dari keseluruhan makna batik tersebut
berkaitan dengan makna kehidupan dan sifat manusia.Andri Dwi PrasetiyoAanprasetiyo216@yahoo.com2017-09-14T03:51:45Z2019-01-30T15:08:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52806This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/528062017-09-14T03:51:45ZORNAMEN MASJID GEDHE KAUMAN YOGYAKARTA SEBAGAI
PENGHIAS FRAME KACAMATA KAYUTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
perancangan hingga perwujudan frame kacamata berbahan dasar kayu dengan
menerapkan ornamen Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta sebagai hiasannya.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya frame kacamata kayu ini
meliputi tiga tahapan yakni eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Pada tahap
eksplorasi dilakukan dengan menggali informasi terkait dengan frame kacamata
kayu dan ornamen Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dilanjutkan dengan studi
kepustakaan. Tahap selanjutnya adalah perancangan, yang meliputi pembuatan
konsep dan bentuk frame kacamata melalui eksplorasi bentuk kedalam sketsa dan
desain. Proses perwujudan karya meliputi persiapan alat dan bahan diteruskan
dengan proses pengerjaan yang meliputi: tahap pengolahan kayu, tahap
pengolahan komponen kacamata kayu, tahap perakitan kacamata kayu, tahap
pendekorasian, dan tahap finishing. Adapun teknik kerja yang digunakan dalam
proses ini yaitu teknik kerja bangku dan teknik kerja mesin.
Karya yang dihasilkan berjumlah 20 buah karya diantarannya adalah 1
buah frame kacamata kayu tipe wayfarer, 2 buah frame kacamata kayu tipe
aviator, 2 buah frame kacamata kayu tipe cat eye, 2 buah frame kacamata kayu
tipe D frame, 2 buah frame kacamata kayu tipe hyman, 1 buah frame kacamata
kayu tipe clubmaster, 1 buah frame kacamata kayu tipe half frame, 1 buah frame
kacamata kayu tipe owl eye, 4 buah frame kacamata kayu tipe round frame
vintage, 2 frame kacamata kayu tipe terbalik, 1 buah frame kacamata kayu
hexagon, dan 1 buah frame kacamata kayu tipe lemtosh Vintage.Khafidh MohammadFahmi2017-09-06T03:54:06Z2019-01-30T15:06:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/526992017-09-06T03:54:06ZBENTUK DAN MAKNA MOTIF BATIK SRIGUNGGU DI DUSUN
GIRILOYO, DESA WUKIRSARI, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN
BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna motif Batik
Srigunggu di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul
yang dilihat dari bentuk dan makna motifnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian
ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik validasi/keabsahan data adalah dengan cara meningkatkan
ketekunan dan triangulasi. Teknik analisis data secara deskriptif melalui pengumpulan
data dengan cara reduksi data penelitian, penyajian data penelitian, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Batik Srigunggu merupakan jenis batik
modern yang dibuat dengan latar belakang kearifan lokal yang merupakan kebudayaan
yang turun-temurun di suatu masyarakat. Bentuk dan makna dari Motif Batik
Srigunggu adalah sebagai berikut: 1. Bentuk motif Batik Srigunggu tergolong bentuk
motif modern dan terdiri enam motif, yaitu a. Bentuk motif utama adalah bentuk motif
akar srigunggu. b. Bentuk motif penunjang adalah bentuk motif daun srigunggu, bentuk
motif batang srigunggu, bentuk motif bunga srigunggu, bentuk motif buah srigunggu,
dan bentuk motif kupu-kupu. 2. Makna dari motif Batik srigunggu, yaitu: a. Motif akar
srigunggu memiliki makna suatu kearifan lokal yang menjadi ciri khas di Dusun
Giriloyo. b. Motif daun srigunggu memiliki makna suatu tempat yang indah serta
memiliki ciri khas dari kearifan lokal yang ada di Dusun Giriloyo. c. Motif bunga
srigunggu memiliki makna kejayaan yang diperoleh masyarakat Giriloyo dari
pengobatan tradisional gurah, d. Motif batang srigunggu memiliki makna suatu
masyarakat yang saling bekerjasama atau bergotong royong, e. Motif buah srigunggu
memiliki makna menggambarkan sikap saling tolong-menolong antar sesama, dan f.
Motif kupu-kupu memiliki makna setiap manusia yang telah diberi rasa kebahagiaan
harus diiringi dengan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dwi Nikasarid.nikasari@yahoo.com2017-08-31T01:40:39Z2019-01-30T15:03:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52636This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/526362017-08-31T01:40:39ZPHOBIA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN SUREALISTIKPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep proses penciptaan
visualisasi, tema lukisan, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Phobia Sebagai
Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik.
Penciptaan lukisan menggunakan metode melalui proses kontemplasi,
pengembangan, dan visualisasi. Dalam hal ini dilakukan pemahaman lebih rinci
terhadap pengalaman-pengalaman menakutkan yang pernah dialami oleh penulis.
Kemudian proses visualisasi dilakukan dengan menuangkan imajnasi dari rasa
takut penulis melalui sketsa pada kertas, kemudian memindah sketsa pada kanvas
sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh penulis. Dalam penggarapannya
penulis menggunakan media cat minyak di atas kanvas dengan perpaduan teknik
kuas yang dikerjakan dengan gaya surealisme.
Dari pembahasan dan proses kreatrif yang telah dilakukan, ditarik
kesimpulan: 1. Konsep lukisan adalah memvisualisasikan perasaan takut penulis
dalam persepsi phobia, dimana subjek dari phobia dituangkan melalui pendekatan
surealistik, yaitu dengan mengolah berbagai bentuk untuk menguatkan perasaan
takut penulis. 2. Tema yang dipilih dalam menciptakan lukisan adalah tentang rasa
takut penulis akan beberapa hal, benda, atau situasi tertentu yang diwujudkan
dalam jenis-jenis phobia. 3. Lukisan dikerjakan menggunakan cat minyak.
Pengerjaan lukisan menggunakan kuas dan diaplikasikan pada media kanvas
dengan teknik berbagai teknik sapuan kuas yang dipadukan seperti bloking,
opaque, transculent,dan plakat yang yang diwujudkan dalam jenis-jenis phobia,
dan menghasilkan 8 karya yang mengangkat tema phobia badut (Clourophobia),
phobia dokter gigi (Dentophobia), phobia kaum homo (Homophobia), phobia
jarum suntiki (Trypanophobia), phobia hutan (Hylophobia), phobia ketinggian
(Acrophobia), phobia menjalani operasi (Surgerophobia), dan phobia kegelapan
(Acluphobia). Visualisasi dalam lukisan adalah berupa pandangan atau pemikiran
penulis terhadap rasa takutnya pada situasi, tempat, atau benda tertentu dengan
sudut pandang phobia.Puguh Rizki Brajananta2017-08-31T01:39:54Z2019-01-30T15:03:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52637This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/526372017-08-31T01:39:54ZFOTO KARYA EMILY SOTO
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN REALISME FOTOGRAFISTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan,tema, teknik, proses visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul Foto
Karya Emily Soto Sebagai Objek Penciptaan Lukisan Realisme Fotografis.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini adalah observasi,
eksperimen dan visulisasi. Obervasi dilakukan dengan pengamatan terhadap
karya-karya fotografi dari Emily Soto melalui website dan jejaring sosial resmi
milik Emily Soto. Kemudian eksperimen dilakukan untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan teknis visual dari mulai eksperimen pola penciptaan
tekstur hinggapola penciptaan bentuk dan warna. Proses eksperimen dilakukan
dengan mengkombinasiTeknik Basah, Opaque, Plakat dan Chiaroscurohingga
tercapainya penampilan karya yang diinginkan.Konsep penciptaan lukisan adalah
penggambaran foto karya–karya fotografi Emily Soto kedalam bentuk lukisan
dengan pendekatan Realisme Fotografis.Sedangkan Tema lukisan ialah Potret
Model Wanita dari karya-karya foto Emily Soto, dimanalukisan
menampilkanPotret Model Wanita yang diciptakan dengan pendekatan Realisme
Fotografis dan dengan teknik utama Chiaroscuro.
Bentuk lukisan yang dihasilkan ialah delapan lukisan Realisme Fotografis
dengan pendekatan Portrait Format, dengan judul dan ukuran sebagai
berikut:Maran Makaela(55X 93 Cm), Theresia(55 X 90 Cm), Mika Newton (55X
93 Cm), Farhia Shire (50X 80 Cm), April (60 X 80 Cm), Neti (60 X 85 Cm),
Marie Claire (40X 65Cm), Lisa(40 X 65 Cm).Leo Agung Susilo Gunawan2017-08-31T01:32:49Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52585This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525852017-08-31T01:32:49ZBUAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KERAMIK
TEMPAT PERHIASANTugas Akhir Karya Seni yang berjudul Buah sebagai Ide Dasar
Penciptaan Keramik Tempat Perhiasan ini bertujuan: 1) Menciptakan desain
keramik dari ide dasar buah menjadi bentuk keramik tempat perhiasan; 2)
Mewujudkan karya keramik tempat perhiasan dalam bentuk buah dengan
beberapa teknik yaitu; teknik pijit, teknik putar pilin, teknik sleb, dan 3)
Menerapkan finishing keramik yang sesuai dengan bentuk dan karakter buah.
Penciptaan keramik tempat perhiasan melalui tiga macam tahapan, yaitu
eksplorasi, perancangan, dan pembentukan. Dalam kegiatan eksplorasi
dilakukan dengan mencari raferensi berkaitan dengan ide penciptaan yang
dijadikan pedoman dalam proses penciptaan karya. Kegiatan perancangan
dilakukan dengan mengolah bentuk dengan cara membuat sket alternatif
untuk memperoleh desain terpilih yang nantinya akan direalisasikan ke dalam
bentuk karya. Selanjutnya, adalah proses pembentukan yang dilakukan dengan
tahap pengolahan tanah liat, pembentukan karya, proses dekorasi, proses
pengeringan, pembakaran biskuit, proses pengglasiran hingga proses
pembakaran glasir.
Hasil akhir dari proses penciptaan karya kerajinan keramik ini ialah 12
karya tempat perhiasan dengan bentuk buah yaitu buah anggur, buah apel,
buah belimbing, buah durian, buah jambu air, buah jeruk, buah manggis, buah
nanas, buah pepaya, buah pisang, buah semangka, dan buah strawberry.
Glasir yang diterapkan adalah glasir dengan warna pink, merah, biru, hijau,
kuning, cokelat, putih, dan orange.Nuri Widyastuti2017-08-31T01:31:22Z2019-01-30T15:01:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52584This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525842017-08-31T01:31:22ZPERANCANGAN KARYA
CERITA BERGAMBAR LUMINIA UNTUK REMAJATujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) konsep, 2) naskah, 3)
unsur-unsur, 4) visualisasi untuk Tugas Akhir Karya Seni berjudul Perancangan
Karya Cerita Bergambar Luminia untuk Remaja.
Metode yang digunakan dalam perancangan karya cerita bergambar adalah
metode eksplorasi, ekperimen, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu metode untuk
menemukan ide dan inspirasi dalam penulisan naskah untuk cerita bergambar dengan
membaca contoh-contoh naskah cerita bergambar yang sudah ada dan menguraikan
unsur-unsur yang ada didalamnya untuk kemudian diaplikasikan pada naskah cerita
yang hendak dibuat. Tahap selanjutnya menggunakan metode eksperimen, yaitu
eksperimen untuk menemukan bentuk dari karakter-karakter, objek-objek, dan
gambaran latar tempat yang akan dimasukkan kedalam ilustrasi cergam; dilakukan
melalui pembuatan sketsa kasar terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan
metode berikutnya yaitu visualisasi. Visualisasi adalah proses mengubah sejumlah
adegan terbaik dalam cergam menjadi ilustrasi, yang dilakukan dengan
memanfaatkan program CorelDRAW sebagai bentuk dari penggunaan teknik digital
dalam pengerjaan ilustrasi.
Setelah perancangan dan proses visualisasi, maka dapat disimpulkan: 1)
Konsep perancangan cerita bergambar terdiri dari 2 bagian; yang pertama
menampilkan penulisan naskah cerita dengan unsur-unsur plot, tema, dan
penggunaan bahasa. Bagian yang kedua menampilkan visualisasi dari tulisan
menjadi bentuk ilustrasi dengan memperhatikan unsur-unsur yaitu: gaya, warna,
garis, bentuk, dan gerakan. 2) Teknik yang digunakan adalah teknik ilustrasi digital
dengan media komputer; menggunakan cara tracing melalui program CorelDRAW.
3) Gaya ilustrasi adalah kartun dengan objek utama merupakan bunga bernama
Luminia beserta 6 orang karakternya (5 protagonis dan 1 antagonis). Hasil akhir
konsep dan visualisasi tersebut adalah buku cerita bergambar Luminia dengan ciri
sebagai berikut: (a) Cerita dan Ilustrasi disesuaikan untuk target pembaca yaitu
remaja berusia 13-16 tahun, (b) Ilustrasi didominasi oleh warna-warna yang terang
dan ceria, (c) Garis-garis yang membentuk objek-objeknya terdiri dari garis-garis
yang tegas dan outline yang tebal, (d) Karakter yang ditampilkan dalam cerita
sebagian besar merupakan karakter fantasi berupa peri, demikian pula setting latar
yang merupakan dunia fantasi sehingga cerita akan menarik untuk disimak dan
membangkitkan imajinasi verbal maupun visual dari pembaca remaja.Miftakhul Ulum2017-08-30T01:16:17Z2019-01-30T15:01:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52583This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525832017-08-30T01:16:17ZILUSTRASI LABEL PRODUK AQUA KARYA RIO SABDAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ilustrasi, elemen dan karakteristik ilustrasi
desan label produk Aqua karya Rio Sabda.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah
ilustrasi label Aqua karya Rio Sabda. Data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan
pengamatan dan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; ilustrasi yang diterapkan pada label Aqua
bergaya realistik, non realistik dan berbentuk kartun deformasi. Gaya realistik ditemukan pada
figur manusia sedangkan gaya non realistik ditemukan pada; bangunan, pohon, dan awan yang
sudah dideformasi menjadi lebih dekoratif. Citra ilustrasi sudah mewakili keterkaitan teks
pesan yang terdapat pada ilustrasi label Aqua serta teks pesan dapat mengkomunikasikan isi
yang telah disampaikan. Karakteristik ilustrasi pada label Aqua ditunjukan pada warna,
tipografi, bentuk, dan unsur elemen yang memberikan kesan ringan, modern, komunikatif, dan
cenderung flat. Karakteristik pesan yang terdapat pada tiga karya Rio Sabda sudah berhasil
mengintrepretasikan program Temukan Indonesiamu dari PT. Danone-Aqua yang dikhususkan
untuk generasi muda dalam menemukan inspirasi untuk berkarya.Claudya Febri Romadhon2017-08-29T03:20:55Z2019-01-30T15:01:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52563This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525632017-08-29T03:20:55ZPERANCANGAN SIGN SYSTEM
MASJID AL MUJAHIDIN UNYPerancangan sign system ini bertujuan memberikan pelayanan informasi
kepada pengunjung masjid Al Mujahidin UNY secara lebih efisien melalui konsep
berdakwah lewat sign system, mengamalkan sunah-sunah dalam beraktivitas di
lingkungan masjid.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal
maupun visual. Data dianalisis dengan menggunakan teknik 5W1H (What, Why,
Where, When, Who, and How). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi selanjutnya data diolah menjadi konsep perancangan media sign
system sehingga membentuk kesatuan dalam desain dan kesimpulan dalam proses
pembuatan media sign system. Tahapan penciptaan sign system dengan proses
membuat rough layout, comprehensive layout dan complete layout. Tahapan
pembuatan elemen sign system mulai dari bentuk layout berupa lengkung mirip
lunas kapal terbalik, ornamen kufi murabba, pictogram, dan penyusunan kata-
kata.
Hasil dari perancangan media sign system berupa logo, sign larangan, sign
peringatan, sign kewajiban, dan sign petunjuk arah tempat. Sign kewajiban terdiri
dari area parkir, panduan masuk-keluar masjid, panduan masuk-keluar wc,
panduan wudhu, himbauan menjaga kebersihan, baris dan batas suci. Sign
larangan terdiri dari larangan menyalakan hp dan larangan tidur di area karpet.
Sign peringatan terdiri dari peringatan kehilangan barang, peringatan aurat
terbuka, dan peringatan mengganggu kekhusyukan. Sementara untuk sign pemberi
informasi tempat terdiri dari tempat wudhu pria-wanita, toilet pria-wanita,
directional sign masjid, loker, tempat infaq, identification sign masjid, directional
parking sign, orientational parking sign, dan pemberi orientasi area masjid.M Handum Tri Anggoro2017-08-29T03:19:08Z2019-01-30T15:00:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52554This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525542017-08-29T03:19:08ZPEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN
JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF KLASIK JAWA BALILaporan penciptaan karya seni yang berjudul pemanfaatan limbah kayu
sebagai bahan dasar penciptaan jam lampu dinding dengan motif Nusantara,
bertujuan untuk menggurangi limbah kayu serta menjadikan limbah tersebut dapat
bermanfaat bagi manusia.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah melalui
pengumpulan data yang meliputi dokumentasi, observasi, kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan desain melalui sket alternatif dan desain terpilih. Penciptaan
karya dimulai dari persiapan bahan, alat, penerapan desain, pengerjaan karya, dan
finishing. Teknik yang digunakan dalam penciptaan karya yaitu teknik kerja
bangku, dan teknik finishing, limbah kayu yang digunakan yaitu limbah kayu jati,
sono keling, nangka, pinus dan akasia, adapun finishing yang digunakan dalam
penciptaan karya yaitu jenis melamine transparan dengan tujuan agar serat limbah
kayu tidak tertutup.
Penciptaan jam lampu dinding tersebut berjumlah 8 karya dengan bentuk
geometris yang berbeda-beda serta motif dalam karya tersebut juga berbeda-beda
diantaranya jam lampu dinding motif Jepara, jam lampu dinding motif Madura,
jam lampu dinding motif Surakarta, jam lampu dinding motif Majapahit, jam
lampu dinding motif Mataram, jam lampu dnding motif Bali, jam lampu dinding
motif Pacitan dan jam lampu dinding motif Semarangan.Hermawan Susanto2017-08-29T03:14:41Z2019-01-30T15:00:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52548This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525482017-08-29T03:14:41ZKERAJINAN BATIK KELOMPOK USAHA BERSAMA SEKAR BATIK DI BODONGAN KRAMAT SELATAN KOTA MAGELANG PROPINSI
JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan motif
dan warna kerajnan batik di Desa Kramat Selatan Kota Magelang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data
yang bersifat deskriftif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sumber data berupa sumber lisan, tertulis dan foto. Intrumen utama
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang melakukan seluruh proses
penelitian mulai dari pengumpulan data sampai pada melaporkan hasil penelitian.
Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan metode analisis data deskriftif kualitatif. Keabsahan
dengan memilah data kasar yang di peroleh dari wawancara, observasi,
dokumentasi dengan menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari
mengumpulkan data, menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa motif–motif
batik yang dibuat Kelompok Usaha Bersama Sekar Batik Desa Kramat Selatan
Kota Magelang (1) motif batik yang dipakai para pembatik merupakan pelestarian
flora dan fauna dan ikon yang ada di Kota Magelang tanaman itu diantaranya
kubis, tomat, cabai, sawi tanaman yang tumbuh dilahan perkarangan rumah
dimanfaatkan sebagai sayuran organik dan obat dan memanfaatkan lahan
perkarangan rumah untuk bercocok tanam, pohon kemiri tanaman yang tumbuh di
kampung kemiri, pemanfaatan dari daun serta buahnya digunakan untuk bumbu
dalam setiap mengolah masakan, dari tanaman tersebut timbul ide untuk
diabadikan menjadi motif batik. Serta motif batik dari binatang ada yang
dibudidayakan, yaitu ikan koi. Selain itu ikon yang ada di Kota Mgelang menjadi
ide baru dalam pembuatan motif batik. Motif tersebut adalah, motif batik organik,
motif batik daun kemiri, motif seribu satu magelang, motif kramat, motif ikan koi
dan motif gunung tidar. (2) Warna kain batik Kelompok Usaha Bersama Sekar
Batik cenderung menggunakan warna terang, sebagai ciri khas batik Kota
Magelang.Untuk menghasilkan warna terang para pengrajin menggunakan bahan
pewarna kimia seperti, Indogosol, rapid dan Napthol, hal ini bisa dilihat dari
komposisi warna yang beraneka ragamRr. Mardiyani Suhasti Sulistiani2017-08-28T07:08:48Z2019-01-30T14:59:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52514This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525142017-08-28T07:08:48ZANDONG SEBAGAI INSPIRASI MENCIPTA LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul “Andong Sebagai Inspirasi Mencipta
Lukisan”. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi.
Hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah sebagai
berikut: Konsep penciptaan lukisan adalah melukiskan bagian-bagian transportasi
tradisional Andong dengan pendekatan hiperealis, proses pengambilan objek
menggunakan bantuan kamera secara close-up sehingga lukisan yang dihasilkan
menampilkan satu objek utama, objek pendukung, dan background. Tema
penciptaan lukisan yaitu bagian-bagian dari objek Andong yang unik dan artistik.
Proses visualisasi diawali menentukan bidang lukis dengan cara membuat garis
tepi pada kanvas, kemudian selanjutnya tahap sket menggunakan sket bentuk
bidang objek langsung, menggunakan kuas besar dengan warna gelap dari objek
bertujuan sebagai warna dasar. Proses selanjutnya adalah penggarapan detail dan
pematangan warna sesuai dengan objek, terakhir dilanjutkan dengan proses
finishing. Penciptaan lukisan menggunakan teknik basah dengan media cat
minyak di atas kanvas secara opaque dan kombinasi teknik penggunaan kuas
secara impasto. Bentuk lukisan menampilkan satu objek utama, objek pendukung
dan background. Untuk membedakan objek utama, penulis berusaha lebih
memunculkan karakter objek, tekstur objek, dan kematangan warna objek.
Hasil penciptaan menghasilkan 10 buah bentuk lukisan dengan judul
sebagai berikut; "Mahkota Kuda" (70cm x 90cm), "Kaca Mata Kuda" (70cm x
90cm), "Pakaian Kuda" (70cm x 90cm), "Tapal Kuda" (70cm x 90cm), "Wadah
Letong" (70cm x 90cm), "Jog" (65cm x 85cm), "Lampu Andong" (70cm x 90cm),
"Bel Andong" (65cm x 85cm), "Kusir" (70cm x 90cm), dan "Ban Andong" (70cm
x 90cm).Yanuar Dwi Santoso2017-08-28T07:07:33Z2019-01-30T14:59:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52506This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525062017-08-28T07:07:33ZKERAJINAN KLONTHONG PRODUKSI SAMPURNA TUNAS MUDA
DI NGAWEN, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara pembuatan kerajinan
klonthong, Setting penelitian berlokasi di Sampurna Tunas Muda.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Objek
penelitiannya adalah kerajinan klonthong. Subjek penelitian difokuskan pada
permasalahan yang berkaitan dengan cara pembuatan klonthong. Instrumen
penelitian yang digunakan peneliti sebagai instrument, pedoman wawancara,
pedoman dokumentasi. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
dokumentasi, dan observasi, analisis data dilakukan dengan melakukan reduksi
data, display data, dan verifikasi data, keabsahan data dengan cara pengamatan
mendalam, ikut serta dalam proses pembuatan, dan wawancara langsung dengan
narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pembuatan produk kerajinan
klonthong di Sampurna Tunas Muda dengan tahapan sebagai berikut: (1)
persiapan bahan dan alat, (2)membuat model klonthong, (3) membuat cetakan, (4)
pembakaran, (5) pengecoran/penuangan cairan kuningan, (6) Pembongkaran (7)
finishing. Jenis kerajinan kuningan yang diproduksi berupa klonthong, klinthing,
dan produk lainnya sesuai pesanan konsumen misalnya: asbak, gantungan kunci,
pipa keran, lonceng kecil, hiasan kaligrafi, koin kepeng Cina, gesper, bross,
pembatas buku, logo Keraton, sepatu kuda, liontin, patung, dan perhiasan.Joko Nurjoyo2017-08-28T07:06:00Z2019-01-30T14:59:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52505This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/525052017-08-28T07:06:00ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI CAPTURE PHOTOGRAPHY
YOGYAKARTAPerancangan media promosi Capture Photography ini bertujuan untuk
merancang desain yang efektif, efisien, kreatif, dan komunikatif sehingga
keberadaan perusahaan ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu
perancangan media promosi ini menyampaikan identitas baru perusahaan yang
sebelumnya hanya bergerak di bidang jasa videografi menjadi perusahaan yang
bergerak di bidang fotografi dan videografi.
Metode perancangan meliputi proses pengumpulan data verbal maupun data
visual dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Analisis data dengan
menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan tahap visualisasi desain. Tahapan
perancangan desain penciptaan media promosi dengan proses membuat layout
kasar, layout komprehensif dan desain lengkap. Instrumen yang digunakan dalam
pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, sketch
book, drawing pen, dan perangkat komputer berupa perangkat keras (hardware)
seperti komputer/laptop, mouse, scanner dan kamera digital. Sedangkan perangkat
lunak (software) yang digunakan adalah Adobe Photoshop, CorelDraw, Pagebreeze
dan Microsoft Word.
Hasil perancangan media promosi berupa konsep visual yang memadukan
beberapa unsur yaitu elegan dan modern. Kesan elegan terdapat pada warna
identitas yaitu warna kuning keemasan, dan abu-abu. Modern diperoleh dari
gubahan simbol fokus viewfinder/lifeview kamera pada logo yang dibuat lebih
sederhana. Jenis media yang dibuat berupa media utama (prime media) dan media
pendukung (supporting media). Media utama yang dihasilkan yaitu logo Capture
Photography yang diaplikasikan pada media utama dan media pendukung. Media
utama antara lain website desain, brosur dan billboard, sedangkan media
pendukung antara lain kop surat, amplop, kartu nama, nota pembayaran, seragam
karyawan, poster, x-banner, stiker, t-shirt dan kalender.Andika Widya Permana2017-08-28T06:14:23Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52473This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/524732017-08-28T06:14:23ZMAKNA SIMBOLIS ORNAMEN PADA BANGUNAN UTAMA
VIHARA AVALOKITESVARA DI KAWASAN BANTEN LAMAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis ornamen dan
makna simbolis ornamen pada bangunan utama Vihara Avalokitesvara di Kawasan
Banten Lama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek
penelitian ini adalah ornamen yang terdapat pada bangunan utama Vihara
Avalokitesvara yang terdapat di Kawasan Banten Lama. Data penelitian diperoleh
melalui studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara. Pemeriksaan
keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber.
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan melakukan penyajian data, reduksi dan
akhirnya ditarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis ornamen yang
terdapat pada bangunan utama Vihara Avalokitesvara Banten yaitu: ornamen Naga,
ornamen Qilin, ornamen Burung Phoenix dan ornamen Bunga Teratai. Ornamen-
ornamen tersebut terukir pada bangunan utama Vihara Avaokitesvara Banten.
Adapun makna ornamen-ornamen tersebut sebagai berikut: ornamen Naga yang
melambangkan kekuatan dan kebaikan, keberanian dan pendirian teguh, keberanian
dan daya tahan, ornamen Naga ini diletakkan pada tiang, dan langit-langit Patung
Dewi Kwan Im. Ornamen Qilin yang melambangkan panjang umur, kemegahan,
kebahagian, dan kebijaksanaan, ornamen Qilin ini diletakkan pada kontruksi kayu
atap bagian depan. Ornamen Burung Phoenix melambangkan keabadian, keselarasan
dan keberuntungan, ornamen Burung Phoenix ini selalu dipasangkan dengan ornamen
Naga. Ornamen Bunga Teratai melambangan kesucian, ornamen Bunga Teratai ini
diletakkan pada balok penyangga.Miskaningsih Miskaningsih2017-08-24T06:31:44Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52434This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/524342017-08-24T06:31:44ZPERMAINAN ANAK TRADISIONAL JAMURAN DESA PERENG
PRAMBANAN KLATEN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
HIASAN DINDING TEKNIK BATIKTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan kerajinan batik
yang diterapkan menjadi hiasan dinding dengan permainan Jamuran sebagai
sumber penciptaan motifnya.
Proses pembuatan karya batik ini berpedoman pada metode dari SP.
Gustami dimulai dari a) eksplorasi, pengamatan visual, studi pustaka, b)
perancangan karya yang meliputi penciptaan motif dilakukan melalui stilasi setiap
tahapan bermain Jamuran, motif alternatif, desain perancangan warna dan
pembuatan pola. Kemudian dilanjutkan dengan c) proses perwujudan karya
meliputi 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Memola kain, 3) Proses pembatikan
meliputi nglowongi dan ngiseni, 4) Pewarnaan remasol colet, 5) Pewarnaan
indigosol, 6) Pewarnaan Naphtol merah, 7) Pelorodan, 8) Pembingkaian.
Hasil karya yang dibuat terdiri dari 11 karya yaitu: (1) Ajak-Ajak, awal
kegiatan bermain, (2) Hompimpah, mengundi siapa yang akan menjadi pemain
dadi, (3) Pingsut, untuk pengundian terakhir, (4) Jamuran, permainan Jamuran
dimulai, (5) Jamur Apa?, menyanyikan bait terakhir lagu Jamuran, (6) Jamur Meja
Kursi, pemain dadi menjawab pertanyaan lagu Jamuran, (7) Meja Kursi, anak-
anak memposisikan diri membentuk meja atau kursi, (8) Nyoba, pemain dadi
mencoba menduduki meja, (9) Ora Ambruk, anak yang diduduki pemain dadi
tidak jatuh, (10) Ambruk, pemain dadi mencoba anak lain dan ternyata jatuh
(ambruk), dan (11) Jamuran, permainan dimulai dari awal. Nilai edukasi yang
terkandung didalamnya mengajarkan pada anak untuk bersosialisasi dengan teman
lain karena saat ini anak terkungkung pada keegoisan sendiri dan tidak peduli
pada lingkungan sekitar. Kesamaan aspek pada setiap karya yaitu pada aspek
fungsi dimana setiap lukisan batik memberikan gambaran mengenai setiap
tahapan bermain permainan Jamuran. Keindahan atau aspek estetis terletak pada
konsep yang menggunakan tiga masa, yaitu masa dahulu, masa pertengahan, dan
masa modern yang menandakan bahwa permainan Jamuran sudah eksis dari
dahulu sampai sekarang.Amalia Zulfa Junikasari2017-08-24T01:39:31Z2019-01-30T14:56:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52354This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/523542017-08-24T01:39:31ZBUAH PACE SEBAGAI MOTIF HIAS KRIYA KAYU JAM DINDINGTugas Akhir Karya Seni yang berjudul buah pace sebagai motif hias
dengan menggunakan kayu jati sebagai media utama ini bertujuan menciptakan
desain motif hias dari berbagai bentuk jam dinding, dan membuat karya kriya
kayu jam dinding dengan menerapkan buah pace sebagai motif hias.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini terdiri dari tahap
eksplorasi (studi pustaka, observasi dan dokumentasi), selanjutnya proses
perancangan dengan membuat sket alternatif dan desain terpilih, serta proses
perwujudan karya. Proses perwujudan karya dimulai dengan persiapan alat dan
bahan, pembentukan karya meliputi penyekrolan, pembuatan dasaran ukiran dan
dilanjutkan dengan mengukir. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan
karya adalah teknik kerja sekrol, teknik kerja bangku, teknik mesin, dan teknik
ukir. Adapun bahan utama yang digunakan adalah kayu Jati. Bahan finishing yang
digunakan adalah melamine sending seller dan clear dof transparan sebagai
pelapis akhir. Adapun tahapan yang dilakukan pada saat proses finishing adalah
persiapan permukaan, pengamplasan halus, pelapisan pertama dan pelapisan
kedua.
Hasil dari penciptaan karya kriya kayu jam dinding ini berjumlah 10 buah
karya. Karya tersebut adalah jam dinding 1, jam dinding 2, jam dinding 3, jam
dinding 4, jam dinding 5, jam dinding 6, jam dinding 7, jam dinding 8, jam
dinding 9, jam dinding 10.Riyan Rojianto2017-08-24T01:37:43Z2019-01-30T14:56:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/523362017-08-24T01:37:43ZTOKOH PANDAWA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA
SENI LUKIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
DIGITAL IMAGINGPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
cirikhas masing – masing tokoh Pandawa serta mendeskripsikan proses
pembuatan karya seni lukis dengan menggunakan teknik digital imaging dengan
menggunakan wayang kulit sebagai acuan penciptaan karakter tokoh Pandawa
berupa gambar digital 2D.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya meliputi eksplorasi,
eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi dilakukan dengan mencari informasi yang
berkaitan dengan tema dan figur karakter dari para tokoh Pandawa sebagai sumber
inspirasi baik melalui buku dan internet. Eksperimen dilakukan dengan
pembuatan sketsa – sketsa yang nantinya akan dipilih yang sesuai dengan figur
karakter dari para tokoh Pandawa. Sedangkan proses visualisasi dimulai dengan
proses inking, coloring, detailing, finishing, dan printing.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1) Proses
penciptaan karya seni lukis dengan menggunakan teknik digital imaging berupa
karakter fantasi tokoh Pandawa tersebut dilakukan secara manual dan digital,
mulai dari sketching yang dikerjakan secara manual, dan inking, coloring,
detailing, dan finishing yang dikerjakan secara digital dengan menggunakan
software Photoshop Cs 5, dan dibuat dengan ukuran 83 cm x 118 cm dengan
resolusi 144 dpi yang lalu dicetak pada media kertas ivory berukuran A0,
kemudian dibingkai dengan menggunakan bingkai poster. 2) Tema dari
penciptaan karya digital imaging ini adalah tokoh Pandawa lalu
diimplementasikan kedalam karakter fantasi dengan menjadikan gambar wayang
kulit khas jawa sebagai acuan dan dibuat dengan konsep menampilkan cirikhas
dari masing – masing tokoh Pandawa dengan tujuan untuk mendeskripsikan
cirikhas masing – masing tokoh Pandawa serta mendeskripsikan proses
pembuatan digital imaging dengan menggunakan wayang kulit sebagai acuan
penciptaan karakter tokoh Pandawa berupa gambar digital 2D. Pandawa sendiri
merupakan nama dari putra Pandhudewata yang terdiri lima lelaki bersaudara
yakni Raden Yudhistira, Raden Bima, Raden Arjuna, Raden Nakula dan Raden
Sadewa, dari kelima tokoh Pandawa tersebut memiliki cirikhas yang berbeda –
beda, mulai dari senjata pusaka dan ajian yang digunakan, sifat dan watak yang
tentunya berbeda dan juga postur tubuh dari mereka berlima yang berbeda – beda
pulaBoby Zurriya Silva Kharisma2017-08-24T01:29:24Z2019-01-30T14:55:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52303This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/523032017-08-24T01:29:24ZORNAMEN PURA VAIKUNTHA VYOMNATARA SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN HIASAN DINDING DARI KAYUPenulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni ini, bertujuan untuk mendeskripsikan
proses pembuatan hiasan dinding dari kayu. Bahan utama yang digunakan adalah kayu
jati, menggunakan teknik ukir dengan Ornamen Pura Vaikuntha Vyomantara sebagai
dasar dalam pembuatan karya.
Penciptaan karya kayu ini melalui beberapa tahap pengerjaan dalam pembuatan
karya seni ini. Metode penciptaan karya ini berpedoman pada metode dari SP Gustami,
yaitu eksplorasi, perencanaan, perwujudan. Proses pembuatan karya ini dimulai dengan
observasi langsung ke pura untuk memperoleh informasi yang dijadikan dasar
pembuatan desain, dokumentasi, dan studi pustaka. Tahap perencanaan meliputi tahap
pembuatan desain alternatif yang diperoleh dari mengolah sumber informasi dan
dokumentasi pada saat observasi. Pembuatan desain alternatif pada karya ini berjumlah
18 desain alternatif, dari proses seleksi desain terdapat 10 desain. Tahap terakhir
merupakan tahap perwujudan karya, dimana desain terpilih diwujudkan kedalam
sebuah karya hiasan dinding dari kayu. Peroses pembuatan karya dimulai dari
mempersiapkan bahan dan alat, proses selanjutnya ialah tahap pembuatan karya,
setelah tahap pembuatan karya selesai proses terakhir adalah finishing karya. Teknik
pembuatan karya hiasan dinding ini, menggunakan beberapa keteknikan, antaralain
teknik scroll, teknik sambungan, dan paling pokok adalah teknik ukir.
Hasil karya yang diwujudkan berjumlah 10 yaitu: 1) Hiasan dinding Karang
Betulu, 2) Hiasan dinding Karang Goak, 3) Hiasan dinding Astavarya, 4) Hiasan
dinding Padma, 5) Hiasan dinding Karang Tapel, 6) Hiasan dinding Karang Bunga
Kukul, 7) Hiasan dinding Kombi, 8) hiasan dinding Gedong pura, 9) Hiasan dinding
Ruwabinenda, 10) Hiasan dinding Ulanda Kori Agung.Ika Oktafiya Surya2017-08-24T01:27:22Z2019-01-30T14:55:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52301This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/523012017-08-24T01:27:22ZMENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN SBDP MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SD NEGERI 2
CUCUKAN PRAMBANAN KLATENPenelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan model pembelajaran yang
tergolong tradisional menjadi penyebab kurang maksimalnya pembelajaran SBdP
sehingga masih banyak peserta didik yang belum dinyatakan tuntas sesuai dengan
KKM yang ditetapkan yaitu 70. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
bertujuan untuk merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan melakukan
penilaian terhadap pembelajaran tematik SBdP .
Dalam penelitian ini yang berlaku sebagai subyek penelitian adalah siswa
kelas IV sedangkan obyek penelitian adalah pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kemudian teknik analisis data yang
digunakan yaitu deskriptif. Pelaksanaan penelitian dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya ini meliputi:
(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD
Negeri 2 Cucukan. Hal ini dilihat dari peningkatan pada aspek pengetahuan
(kognitif) sebesar 15,7% dengan nilai rata-rata akhir kelas 85,2 dan termasuk dalam
kategori sangat baik. Kemudian pada aspek keterampilan (psikomotorik) terjadi
peningkatan sebesar 7,38% dengan nilai rata-rata akhir kelas 81,4 dan termasuk
dalam kategori baik. Begitu pula pada aspek sikap (afektif) terjadi peningkatan
sebanyak 11,04% dengan nilai rata-rata kelas akhir 80,4 dan termasuk dalam
kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.Yoma Taufani Oktafirdaus Yusmmal2017-08-24T01:25:24Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52297This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/522972017-08-24T01:25:24ZENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
TEKNIK UKIR KAYU
DI SMK NEGERI 1 KALASAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan multimedia
pembelajaran teknik ukir kayu yang menarik dan mudah digunakan oleh siswa
kelas X Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu SMK Negeri 1 Kalasan, 2)
mendeskripsikan kualitas produk multimedia pembelajaran teknik ukir kayu yang
memenuhi standar kelayakan produk agar dapat digunakan untuk siswa kelas X
Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu SMK Negeri 1 Kalasan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Reaserch and Development
menurut Borg dan Gall. Langkah-langkah penelitian ini meliputi 9 tahap: 1)
analisis kebutuhan, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5)
revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi
produk (mengadopsi dalam Sugiyono, 2016:298). Validasi produk dilakukan oleh
validator ahli materi dan validator ahli media. Subjek penelitian yang digunakan
dalam serangkaian uji coba pemakaian produk berjumlah 35 siswa kelas X
Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu SMK Negeri 1 Kalasan, yang terdiri
dari 7 siswa pada uji coba produk kelas terbatas dan 28 siswa pada uji coba
pemakaian produk kelas besar. Metode pengumpulan data dengan menggunakan
wawancara, pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi. Data
dikumpulkan melalui angket yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif guna mengetahui kualitas multimedia pembelajaran teknik ukir
kayu.
Penelitian ini menghasilkan sebagai berikut: 1) produk multimedia
pembelajaran teknik ukir kayu yang menarik dan mudah digunakan oleh siswa, 2)
produk multimedia pembelajaran teknik ukir kayu yang memiliki kualitas
kevalidan materi dan media sangat valid. Hasil uji coba produk kelas terbatas
ialah sangat layak, serta hasil pada uji coba pemakaian produk kelas besar juga
sangat layak digunakan siswa oleh kelas X Jurusan Desain dan Produksi Kriya
Kayu. Hasil uji coba pemakaian produk pada guru ialah sangat layak. Analisis
pengambilan data disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran teknik ukir kayu
sangat layak dan dapat digunakan oleh siswa kelas X Jurusan Desain dan Produksi
Kriya Kayu di SMK Negeri 1 Kalasan.Cholis Mahardika2017-08-21T01:42:44Z2019-01-30T14:52:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52191This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/521912017-08-21T01:42:44ZLUKISAN REYOG OBYOKAN KARYA MASSPOOR
(SEBAGAI PENDEKATAN KRITIK SENI)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis bentuk,
menginterpretasi, dan memberikan penilaian terhadap lukisan Reyog Obyokan
karya Masspoor.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sebagai subjek
penelitian adalah lukisan Reyog Obyokan karya Masspoor. Penelitian difokuskan
pada permasalahan yang berkaitan dengan deskripsi, analisis formal, interpretasi,
dan penilaian terhadap lukisan Reyog Obyokan karya Masspoor. Dalam kritik seni
menggunakan tahapan oleh Feldman.Data diperoleh dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisismodel
Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) lukisan Reyog Obyokan memiliki
format horizontal. Terdapat beberapa figur penari Reyog Obyokan yang
digambarkan dalam lukisan iniyaitu Dhadak Merak, Jathil, Bujangganong, dan
Klono Sewandono, (2) lukisan ini didominasi oleh warna monokrom hitam, selain
itu terdapat beberapa warna lain yang kontras seperti merah, kuning, dan putih.
Point of interest pada lukisan Reyog Obyokan terletak pada figur Jathil dan
Dhadak Merak. Unsur-unsur yang terdapat dalam lukisan saling berhubungan dan
terlihat menyatu. Lukisan Reyog Obyokan memiliki proporsi yang seimbang.
Keseimbangan yang digambarkan berbentukinformal karena tidak memiliki poros
dan bentuknya asimetris, (3) lukisan Reyog Obyokan menceritakan tentang kisah
Bujangganong dan prajurit berkuda (Jathil) yang berperang melawan
Singobarong. Pertempuran dimenangkan oleh kubu Bujangganong dan Klono
Sewandono dengan memenggal kepala Singobarong dan membawanya ke
kerajaan Bandarangin.Ardliyani Latifatul Afifah2017-08-16T01:57:27Z2019-01-30T14:50:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52116This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/521162017-08-16T01:57:27ZFIGUR BAPAK DAN ANAK PEREMPUAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskrepsikan konsep penciptaan,
proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Figur Bapak dan
Anak Perempuan Sebagai Ide Penciptaan Lukisan menjadi album baru yang
divisualisasikan kedalam lukisan.
Metode penciptaan lukisan melalui tahap observasi yaitu mengumpulkan
gambar adegan yang digunakan dalam setiap karya dengan bantuan kamera,
majalah dan internet. Improvisasi di gunakan dalam tahapan pembuatan sketsa yaitu
usaha mengindahkan suatu objek dengan mengurangi atau menambahkan objek
sesuai yang diharapkan. Visualisasi yaitu pemindahan konsep menjadi bentuk
lukisan dengan media cat minyak pada kanvas.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan 1) Konsep
lukisan berupa penggambaran figur bapak dan anak perempuan dalam aktifitas
sehari-hari yang pernah dilakukan semasa kecil sebagai objek utama, 2) Tema
lukisan berupa kedekatan bapak dan anak perempuan yang pernah dilalui penulis.
3) Proses visualisasi menangkap objek berdasarkan pengalaman semasa kecil,
memindahkannya pada kanvas menggunakan cat minyak yang diolah sesuai cita
rasa penulis. 4) Teknik pewarnaan menggunakan cat minyak secara opaque yang
dikerjakan dengan sapuan kuas pendek-pendek menyerupai teknik pointiyls. 5)
Bentuk lukisan bergaya naturalistik dengan warna dominan coklat yang memiliki
warna gelap yang jernih dengan campuran warna Burn Umber dan Crusian Blue,
Keseluruhan lukisan dibuat berdasarkan pada pengolahan elemen dan prinsip seni
lukis. Kesembilan lukisan memiliki ukuran yang sama yaitu (120cm x 100cm),
dikerjakan dalam kurun waktu 2016-2017. Adapun judul dan ukuran karya lukisan
tersebut adalah sebagai berikut: “Pamit” (2016), “Bapakku Pulang”, (2016),
“Pulang” (2016), “Aku, Bapak, dan Sepeda Pink” (2016), “Menyisir Rambut
Kusut” (2016), “Belajar Menulis” (2016), “Pelukan Bapak”(2016), “Bercocok
Tanam”(2017), “Memancing Berdua” (2017).Herlita Dewi Setyawati2017-08-14T02:53:33Z2019-01-30T14:47:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51948This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/519482017-08-14T02:53:33ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR
ILUSTRASI UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP N 2 TURI SLEMAN
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses
pengembangan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya dengan
materi gambar ilustrasi untuk peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Sleman
Yogyakarta, mengetahui dan mendeskripsikan kelayakan pengembangan
multimedia pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya dengan materi gambar
ilustrasi untuk peserta didik kelas VIII di SMP N 2 Turi Sleman Yogyakarta, serta
mengetahui dan mendeskripsikan respon siswa dalam menggunakan multimedia
pembelajaran gambar ilustrasi di SMP N 2 Turi Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Borg and Gall
yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji
Coba Pemakaian. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, praktisi
pembelajaran Seni Budaya yaitu guru SMP N 2 Turi Sleman Yogyakarta. Media
yang dikembangkan diujicobakan kepada 32 siswa Kelas VIII A SMP N 2 Turi
Sleman Yogyakarta.
Hasil penelitian berupa multimedia pembelajaran yang dikemas dengan
menggunakan CD didalamnya terdapat fitur materi , fitur video, serta fitur
evaluasi. Aplikasi tersebut dibuat dengan software Adobe Flash Professional CS 6
dan Corel Draw X7, kemudian tingkat kelayakan media pembelajaran gambar
ilustrasi sebagai media pembelajaran berdasarkan penilaian dari ahli materi,
mendapat nilai 82%, sehingga termasuk dalam kategori “sangat layak”, dari ahli
media mendapat nilai 79%, sehingga termasuk kategori “sangat layak”, dan dari
praktisi pembelajaran seni budaya mendapat nilai 79,30%, sehingga termasuk
kategori “sangat layak”. Respon siswa terhadap media ini pada saat dilakukan uji
coba rata-rata menunjukkan respon positif dengan mendapatkan presentase ≥70%
setiap indikatornya. Dengan demikian multimedia pembelajaran gambar ilustrasi
ini layak digunakan sebagai media pembelajaranGesya Dwi Augia2017-08-03T01:44:55Z2019-01-30T14:42:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51436This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/514362017-08-03T01:44:55ZBENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK PADA MIHRAB MASJID RAYA
AL-MUTTAQUN PRAMBANAN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna
simbolik yang terdapat pada mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan
Klaten. Dalam penelitian ini membahas tentang bentuk mihrab yang ditinjau dari
aspek sifat visual bentuk dasar seperti ukuran, warna dan tekstur. Kemudian
terkait dengan makna simbolik pada mihrab masjid tersebut membahas tentang
makna simbolik dari ornamen ukir yang terdapat pada mihrab.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
yang mendeskripsikan objek penelitian yaitu bentuk dan makna simbolik yang
terdapat pada mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten. Subjek dalam
penelitian ini adalah mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten dan
objek dalam penelitian ini adalah bentuk dan makna simbolik. Data diperoleh
melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data dalam penelitian ini
diperoleh melalui ketekunan pengamat dan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) bentuk mihrab Masjid
Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten diuraikan sesuai dengan aspek sifat visual
bentuk dasar yaitu melalui ukuran, warna dan teksturnya (2) makna simbolik pada
mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten diuraikan sesuai dengan
ornamen-ornamen ukir yang terdapat di dalamnya yaitu ornamen gunungan
wayang purwa, ornamen ukir tumbuhan, ornamen ukir kaligrafi Al-Fatihah,
ornamen ukir kaligrafi La Illaaha Illaallaah Muhammadar Rasuulullah, ornamen
ukir kaligrafi Allah dan Muhammad, ornamen ukir bunga teratai, dan ornamen
umpak berundak.Kartika Purnomo Edi2017-08-03T01:44:06Z2019-01-30T14:42:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51435This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/514352017-08-03T01:44:06ZVISUALISASI LIRIK THE DOORS DENGAN
MEDIA SENI GRAFISTujuan penulisan ini yaitu untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi, bentuk dan teknik karya grafis dengan judul Visualisasi Lirik The
Doors Dengan Media Seni Grafis.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni grafis yaitu eksplorasi,
eksperimen, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi. Metode eksplorasi
meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut:
1.) Konsep penciptaan karya yaitu untuk memvisualisasikan lirik dari grup band
The Doors sesuai interpretasi penulis. Inspirasi dari lagu The Doors kemudian
divisualisasikan berupa figur-figur manusia dan objek benda tertentu yang
digambarkan dengan bentuk objek yang imaginatif. Objek-objek pada karya seni
grafis divisualisasikan dengan teknik silkscreen diatas kertas. Penggunaan warna
dalam karya bertujuan untuk membuat objek pada karya. Warna juga digunakan
untuk menciptakan background flat pada karya seni grafis silkscreen. Penggunaan
background flat dimaksudkan untuk menciptakan kontras dengan tujuan
memunculkan detail objek. 2.) Tema pada karya disesuaikan dengan judul dari
lirik lagu The Doors yang mengisahkan tentang cinta, kematian, pemberontakan,
dan kekacauan. 3.) Proses visualisasi diawali dengan membuat sketsa pada kertas,
yang bertujuan untuk mengembangkan bentuk serta komposisi yang diinginkan.
Langkah selanjutnya yaitu memindahkan sketsa pada adobe photoshop, yang
dilanjutkan dengan proses afdurk. Setelah film jadi proses selanjutnya yaitu
mencetak karya diatas kertas dengan media ruber. Langkah terakhir yaitu
finishing yang berupa pencatatan edisi, penulisan judul dan tanda tangan. Bahan
dan alat pada proses visualisasi yang digunakan meliputi: pensil, pena, spidol,
silkscreen, kaca, busa, ruber, obat afdruk, rakel, sandy colour. 4.) Bentuk karya
dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu karya grafis silkscreen bergaya pop art.
Adapun karya yang dihasilkan sebanyak 10 karya grafis dengan judul antara lain :
(1) People Are Strange, (2) Touch Me, (3) When The Music’s Over, (4) End Of
The Night, (5) L.A Woman, (6) Rider’s On The Storm, (7) I Looked At You, (8)
Waiting For The Sun. (9) The End ,dan (10) Woman Is A Devil.Fatkhi Galih Pamugar2017-07-31T02:31:23Z2019-01-30T14:39:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51232This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/512322017-07-31T02:31:23ZLirik Lagu Padang Bulan Sebagai Inspirasi Penciptaan Gambar
IlustrasiTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Konsep penciptaan
karya gambar ilustrasi yang mengilustrasikan lirik lagu padang bulan, 2)tema
penciptaan karya gambar ilustrasi yang mengilustrasikan adegan dan suasana
yang terdapat dilirik lagu padang bulan 3) Proses pengilustrasian lirik lagu padang
bulan dalam karya gambar ilustrasi, 4) Teknik dan bentuk penciptaan karya
gambari lustrasi yang terinspirasi oleh lirik lagu padang bulan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Eksplorasi tema,
yaitu metode untuk menemukan ide dalam pengilustrasian objek bulan pada lirik
lagu padang bulan maupun objek pendukung lain dengan melakukan pengamatan
melalui media cetak seperti buku, majalah, dan juga media elektronik seperti
televisi, dan internet. Selain itu juga berasal dari ;egalaman pribadi penulis, (b)
Eksplorasi bentuk, yaitu pengolahan bentuk, dilakukan melalui pembuatan sketsa,
(c) Eksekusi, dimulai dari membuat sketsa ke atas kertas, lalu dipertegas dengan
drawingpen, lanjut pemberian pewarnaan menggunakan cat air dengan teknik
aquarel, dan finishing berupa arsiran menggunakan drawingpen disetiap objek
dan figur.
Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1) Konsep
penciptaan karya gambar ilustrasi yang mengilustrasikan adegan dan suasana yang
terdapat dilirik lagu padang bulan 2) Tema yang di angkat dalam penciptaan tugas
akhir ini adalah pengilustrasian adegan anak-anak dan pengilustrasian suasana
alam, yang kemudian dalam penciptaan karya gambar ilustrasi didasari oleh
kebutuhan berkarya seni rupa, selain pada teknik dan gagasan visual, 3) Proses
visualisasi diawali dengan membaca, mengamati, menghayati, eksplorasi, dan
kemudian melakukan penerapan. Teknik yang digunakan adalah drawing. Bahan
yang digunakan pada penciptaan karya keseluruhan menggunakan pensil,
drawingpen, kertas, cat air, kuas, air bersih, dan palet 4) Bentuk karya yang
dihasilkan sebanyak 9 karya gambar ilustrasi, antara lain pada tahun 2016:
Temaram, Setengah Permainan, Penjelajah Malam, Kawan Yang Ditunggu,
Menikmati Cahaya Perak, Menghibur Senja, Anak-anak Purnama, Membakar
Malam, Pecah Tangis Membelah Malam.Jandon Banyu Bening2017-07-31T02:31:21Z2019-01-30T14:39:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51234This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/512342017-07-31T02:31:21ZFENG SHUI PADA TATA RUANG RUMAH BERGAYA INDISCHE
EMPIRE DI ROEMAH MARTHA TILAARPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ilmu Feng Shui dari dunia
timur (Cina) yang diterapkan pada rumah bergaya Indische Empire gaya arsitektur
dari dunia barat (Eropa) dalam ruanglingkup tata ruang di Roemah Martha Tilaar
meliputi : elemen pembentuk ruang, elemen estetis ruang, perabot, zoning, serta
tata kondisional ruang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah Feng Shui dalam tata ruang rumah bergaya Indische Empire. Objek dalam
penelitian ini adalah Roemah Martha Tilaar. Penelitian difokuskan pada penerapan
Feng Shui pada tata ruang rumah bergaya Indische Empire di paviliun utama
Roemah Martha Tilaar. Data berupa uraian tentang penerapan Feng Shui pada tata
ruang rumah bergaya Indische Empire di paviliun utama Roemah Martha Tilaar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) prinsip Feng Shui dapat diterapkan
pada bangunan bergaya Indische Empire, yaitu pada pembagian ruang, tata
kondisional ruang, bentuk ruang dan perabot, pengolahan warna, pemilihan motif
pada elemen estetis ruang, dan elemen pembentuk ruang, 2) perpaduan prinsip Feng
Shui dan bangunan gaya Indische Empire tetap mewujudkan keseimbangan,
menciptakan kebaikan, meningkatkan keberuntungan, serta melancarkan aliran
energi positif meskipun memiliki perbedaan, 3) terdapat beberapa permasalahan
ketidaksesuaian gaya Indische Empire dengan prinsip Feng Shui dalam hal bentuk
dan ukuran pintu dan jendela, ornamen perabot yang rumit, letak pintu dalam satu
garis lurus, dan letak pintu saling berhadapan, akan tetapi dapat diatasi dengan
penambahan elemen sesuai dengan gaya Indische Empire, 4) aliran Ch’i tetap dapat
mengalir dengan lancar dan baik pada bangunan bergaya Indische Empire.Arnita Hardianti2017-07-31T02:30:25Z2019-01-30T14:39:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51231This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/512312017-07-31T02:30:25ZREPRESENTASI SEPATU DALAM LIFESTYLE REMAJA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS CETAK SARINGTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Konsep dan tema
penciptaan karya seni grafis cetak saring yang representasi sepatu dalam lifestyle
remaja , 2) Proses visualisasi sepatu sneakers ke dalam penciptaan karya seni
grafis cetak saring, 3) Teknik dan bentuk penciptaan karya seni grafis cetak saring
yang terinspirasi oleh sepatu sneakers.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Eksplorasi tema,
yaitu metode untuk menemukan ide dalam pembentukan objek sepatu sneakers
maupun objek pendukung lain dengan melakukan pengamatan secara langsung
melalui lingkungan sekitar dan melalui media cetak seperti buku, majalah, dan
juga media elektronik seperti televisi, dan internet. (b) Eksplorasi bentuk, yaitu
pengolahan bentuk, dilakukan melalui pembuatan sketsa, (c) Eksekusi, dimulai
dari memindahkan sketsa ke atas screen, membuat master filmnya, dan mencetak.
Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1) Tema yang di
angkat dalam penciptaan tugas akhir ini adalah sepatu sneakers dan lifestyle, yang
kemudian dalam penciptaan karya grafis cetak saring didasari oleh kebutuhan
berkarya seni rupa, selain pada teknik dan gagasan visual, 2) Proses visualisasi
diawali dengan membaca, mengamati, dan kemudian melakukan penerapan.
Teknik yang digunakan adalah cetak saring. Bahan yang digunakan pada
penciptaan karya keseluruhan menggunakan pensil, spidol, drawing pen, kertas,
laptop, kain dril, screen, rakel, rubber, dan kertas, 3) Bentuk karya yang
dihasilkan sebanyak 12 karya grafis cetak saring, antara lain pada tahun 2016:
Van Doren, Life, Kepflip, Head Of Shoes, What Style Today, Morfem, One Star,
Stacy Peralta, Cruss, Hendry Rollin, Kurt Cobain, Jump. Kesemuanya dengan
ukuran yang bervariasi.Wardyawan Susanto2017-07-31T01:48:53Z2019-01-30T14:38:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51140This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/511402017-07-31T01:48:53ZBUKU KUMPULAN PUISI MELIHAT API BEKERJA KARANGAN AAN MANSYURPenelitian ini bertujuan untuk membahas ilustrasi yang merupakan
visualisasi puisi pada buku kumpulan puisi Melihat Api Bekerja karangan Aan
Mansyur.
Penelitian ini merupakan penelitian dokumen secara deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah empat ilustrasi dalam buku kumpulan puisi Melihat
Api Bekerja, yaitu Mengingat Pesan Ibu, Ada Anak Kecil Kesepian di Tubuh
Ayahmu, Perihal Tokoh Utama Komik, dan Pameran Foto Keluarga Paling
Bahagia. Penelitian difokuskan mengenai ilustrasi yang menghiasi naskah puisi.
Data diperoleh dengan menganalisis objek material (warna, goresan, ilustrasi) dan
objek formal (objek yang tidak kasat mata) yang dikaji mengunakan pendekatan
kritik seni yang dikemukakan Edmund Burke Feldman. Data dianalisis secara
sistematis melalui tahap deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan penilaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi Melihat Api Bekerja
mengangkat tema mengenai komunikasi, kesendirian, tanggung jawab seorang ibu
dan kisah sebuah keluarga. Gaya lukisan yang digunakan adalah surealisme
dengan munculnya visualisasi yang melampaui batas logika dan tanpa kontrol
kesadaran sebagai center of interest, teknik pewarnaan menggunakan teknik water
color. Warna yang digunakan adalah warna monokrom dengan memilih warna
coklat yang dipadukan dengan warna gelap dan terangnya. Penggambaran
karakter dengan gesture yaitu penggambaran dilakukan mulai dari ujung kepala
hingga ujung kaki. Ruang kosong/ white space pada background ilustrasi adalah
wujud komunikasi yang berasal dari pusat batin manusia sekaligus perlambang
kemutlakan Tuhan. Ilustrasi dikategorikan deskriptif karena menerjemahkan isi
puisi ke dalam wujud visual. Hubungan ilustrasi dengan teks puisi dapat
diklasifikasikan sebagai suatu gabungan interpenden. Kolaborasi antara ilustrasi
dan teks puisi sama-sama berperan dalam menyampaikan gagasan.Yulius Ade Pramudya2017-07-31T01:43:56Z2019-01-30T14:37:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51084This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/510842017-07-31T01:43:56ZBRANDING PERUSAHAAN PERCETAKAN HIMAMO SURAKARTAPerancangan Branding Perusahaan percetakan Himamo ini bertujuan
sebagai promosi Perusahaan percetakan Himamo yang bertempat di Jl.
Kidul Warung No. 28 Pabelan Surakarta yang selama ini belum banyak
dikenal masyarakat umum, sehingga dengan adanya perancangan media
promosi ini dapat mengenalkan tentang percetakan kepada masyarakat luas.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data
verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi,
data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness,
Opportunities and Threats). Pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi selanjutnya data diolah menjadi konsep
perancangan media promosi sehingga membentuk kesatuan dalam desain
dan kesimpulan dalam proses pembuatan media promosi. Tahapan
penciptaan media promosi dengan proses membuat layout gagasan, layout
kasar, layout lengkap, final desain. Instrumen yang digunakan dalam
pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, sket
book, drawing pen, dan perangkat komputer, digital camera, scanner.
Konsep ditekankan sebagai tujuan umum target yang dituju. Konsep
dengan tujuan umum yaitu sebuah desain dengan tema LowPoly sebagai
branding dari perusahaan percetakan Himamo, serta lowpoly sebagai ide
utama dari pembuatan media promosi secara lengkap untuk mempromosikan
percetakan Himamo. Konsep disusun berdasarkan studi kelayakan terhadap
estetika, efektif, kreatif dan komunikatif sesuai dengan target audience
kedalam media promosi dengan tampilan desain yang sederhana. Hasil dari
perancangan Branding berupa Media Utama (Prime Media) yang digunakan
yaitu poster dan spanduk, sedangkan Media Penunjang (Supporting Media),
antara lain kaos karyawan, topi karyawan, dafar cetak perusahaan, kartu nama,
brosur dan juga merchandise.. Target audience perancangan media promosi ini
adalah untuk semua kalangan dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar di
Surakarta maupun Jawa Tengah.Tunjung Ahdzi Dwiharjo2017-07-31T01:23:17Z2019-01-30T14:36:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51061This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/510612017-07-31T01:23:17ZPENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN TEORI SENI LUKIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR BATIK LUKIS SISWA KELAS VIII
SMPN 5 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui prestasi belajar batik lukis
siswa sebelum dan setelah pemberian suplemen teori seni lukis, dan 2)
mengetahui pengaruh pemberian suplemen teori seni lukis terhadap prestasi
belajar batik lukis siswa kelas VIII SMPN 5 Sleman.
Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan desain
penelitian intact-Group Comparison. Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa
kelas VIII SMPN 5 Sleman yang berjumlah 120 siswa. Kelas eksperimen yang
diberi perlakuan berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa.
Metode teknik pengumpulan data dilakukan pretest-posttest dengan lembar tes
pilihan ganda dan penilaian unjuk kerja. Uji validitas instrument dilakukan
dengan validitas isi yaitu dengan meminta pertimbangan dari para ahli (judgment
expert) diperiksa dan dievaluasi. Hasil lembar tes soal dan lembar penilaian unjuk
kerja siswa menggunakan histogram interval frekuensi dengan rumus tally dan uji
reliabilitas instrument untuk tes soal serta lembar penilaian unjuk kerja
menggunakan Uji normalitas dan homogenitas data serta uji- t (t-test) dibantu
dengan menggunakan SPSS 21 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar batik lukis siswa
kelas VIII sebelum pemberian suplemen teori lukis dari 30 jumlah siswa
mencapai 66,67% hasil tes pilihan ganda dan 66,67% hasil penilaian unjuk kerja
siswa dan hasil belajar membatik dari 30 jumlah siswa kelas VIII SMPN 5
Sleman, setelah pemberian suplemen teori lukis meningkat sebesar 22,3% pada
hasil tes pilihan ganda dan 13,4% pada hasil unjuk kerja, sehinggga 100%
dinyatakan berhasil karena hasil belajar siswa berada diatas nilai rata-rata, dari hal
tersebut maka ada pengaruh pemberian suplemen teori lukis terhadap prestasi
belajar batik lukis siswa kelas VIII SMPN 5 Sleman dengan sampel berjumlah 60
siswa, dengan adanya peningkatan hasil belajar tes pilihan ganda dan tes penilaian
unjuk kerja pencapaian prestasi belajar pada pelajaran membatik secara
keseluruhan sudah mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebelumnya.Siti Masitoh2017-07-28T03:43:00Z2019-01-30T14:41:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51289This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/512892017-07-28T03:43:00ZPERANCANGAN KOMIK BATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BATIK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JETIS BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran batik
berupa komik edukasi dengan unsur cerita, ilustrasi, materi dan gaya bahasa yang
disesuaikan untuk siswa SMP kelas VIII.
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development) atau R&D, dengan prosedur pengembangan adaptasi dari penelitian
dan pengembangan Sugiyono (2012: 407). Penelitian dilakukan dengan 8 tahapan
yaitu: (1) Analisis Kebutuhan; (2) Pengumpulan Data; (3) Desain Produk; (4)
Validasi Desain Awal; (5) Revisi Desain; (6) Validasi Desain (Validasi Ahli); (7)
Uji Coba Terbatas dan (8) Revisi Desain dan Implementasi Produk. Variabel dalam
penelitian ini adalah komik edukasi dan mata pelajaran batik. Subjek penelitian
adalah siswa SMP N 1 Jetis kelas VIII sejumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan
analisis kualitatif dan kuantitatif dengan penyederhanaan data secara deskriptif
menggunakan tabel frekuensi. Validasi produk dilakukan oleh 3 orang ahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk merancang media pembelajaran
batik berupa komik edukasi memiliki unsur cerita fantasi sederhana yang
disesuaikan dengan keseharian siswa. Gaya bahasa yang diterapkan singkat, padat,
dan sederhana. Ilustrasi disesuaikan dengan alur cerita sehingga mampu
memperjelas materi batik. materi didukung dengan keterangan gambar sehingga
membantu siswa dalam memahami amteri. Isi materi berupa pengertian batik,
macam-macam batik, motif batik beserta makna folosofisnya, teknik pembuatan
batik, dan cara melestarikan batik. pemilihan karakter komik disesuaikand dengan
karakter anak SMP, sebanyak 52 halaman full colour. Berdasarkan penilaian tingkat
kelayakan komik edukasi menunjukkan nilai yang sangat baik sebesar (a) aspek
pembelajaran dan isi = 92% (b) aspek media = 90% (c) aspek pembelajaran dan isi
menurut guru mata pelajaran = 94% (d) aspek kelayakan menurut para siswa = 84%.
Secara keseluruhan tingkat kelayakan komik edukasi batik = 92%. Dengan
demikian komik edukasi dinyatakan sangat layak dijadikan media pembelajaran
batik.Imadudin Yudhistiraimadudinyudhistira@gmail.com2017-07-26T03:53:46Z2019-01-30T14:36:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51046This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/510462017-07-26T03:53:46ZVISUALISASI ANTOLOGI “HUJAN BULAN JUNI” KARYA SAPARDI
DJOKO DAMONO DALAM ILUSTRASIVisualisasi antologi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono
dalam ilustrasi ini bertujuan untuk menciptakan karya ilustrasi puisi yang dapat
menggambarkan makna puisi secara visual menjadi lebih menarik dan imajinatif.
Metode yang digunakan adalah metode observasi, interpretasi, dan
eksplorasi. Visualisasi objek dalam ilustrasi digambarkan secara simbolik
menyesuaikan dengan tujuannya yaitu mentransformasikan puisi menjadi bentuk
visual. Bentuk karya ilustrasi vignette ini menggunakan pendekatan secara
surealisme murni yaitu dimana dalam penciptaannya karya ilustrasi ini
menggunakan teknik aquarel dan teknik opaque untuk menciptakan visualisasi
yang terkesan seperti dalam dunia khayalan dan imajinatif. Untuk mendukung hal
tersebut, dimunculkan metafora dan personifikasi yang diaplikasikan
menggunakan cat acrylic diatas kanvas dengan bidangan sebagai pembentang
kanvas. Bidangan yang berbentuk lingkaran mampu memberikan kesan fokus
pada ilustrasi didalamnya karena sifatnya yang membingkai dan lebih praktis.
Karya yang dikerjakan sebanyak 15 karya ilustrasi mengacu pada 15
puisi yang diambil dari antologi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono
adalah : “Tangan Waktu”(40 cm), “Sementara Kita Saling Berbisik”(35 cm),
“Dalam Sakit” (40 cm), “Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka” (40 cm), “Narcissus”
(40 cm), “Sepasang Sepatu Tua” (40 cm), “Bola Lampu” (40 cm),“Akuarium”(35
cm, 30 cm,25 cm), “Bunga,1”(25cm), “Bunga,2”(25cm), “Bunga,3”(25cm),
“Hujan Bulan Juni” (40 cm),” Aku Ingin”(40 cm), “Di Restoran”(40 cm), dan
“Dalam Doaku” (40 cm). Penggunaan prinsip seni dimunculkan dengan center of
interest yang muncul melalui kontras baik dari segi warna maupun ukuran objek,
irama dan keseimbangan antara tiap objek ilustrasi, sehingga memunculkan
kesatuan dan harmoni yang tepat secara keseluruhan. Hal ini untuk mendukung
syarat dari ilustrasi yang baik itu sendiri adalah mampu menjelaskan atau
mendeskripsikan puisi secara visual.Ema Rohimah2017-07-26T03:46:02Z2019-01-30T14:36:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/51042This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/510422017-07-26T03:46:02ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN ORNAMEN BAGI
SISWA KELAS X SMA N 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran
Ornamen yang berisi tentang materi Batik Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
SMA 1 Lendah semester 2.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Tahap awal dari penelitian ini adalah melakukan analisis kebutuhan
melalui observasi langsung dan wawancara kepada guru mata pelajaran Seni
Budaya. Setelah melakukan analisis kebutuhan di lapangan, maka dilakukan tahap
perancangan modul. Selanjutnya adalah tahapan pengembangan modul hingga
dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi. Setelah dinyatakan layak
kemudian modul diajukan kepada responden yaitu peserta didik kelas XC SMA N
1 Lendah yang berjumlah 32 siswa melalui tiga tahapan uji coba yaitu: uji coba
kelompok besar tahap pertama, uji coba kelompok besat tahap kedua dan uji coba
kelompok besar tahap ketiga.
Berdasarkan hasil akhir perolehan skor aspek penilaian ahli, diperoleh
presentase ahli media sebesar 92,5%, oleh ahli materi sebesar 90,9%. Uji coba
lapangan pada kelompok besar tahap pertama memperoleh prosentase sebesar
89,8%, uji coba kelompok besar tahap kedua memperoleh hasil presentase sebesar
90,4%, sedangkan uji coba kelompok besar tahap ketiga memperoleh hasil sebesar
90,8%. Produk akhir adalah berupa Modul Seni Budaya Batik Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dicetak dalam bentuk print out berukuran A4 disajikan dalam format
potrait, dengan 32 halaman isi menggunakan kertas HVS 80gram, dan 2 halaman
sampul menggunakan kertas Ivory 230gram. Kesimpulan akhir modul dapat ini
dapat digunakan dan dinyatakan Layak untuk digunakan.Fajar Dwi Nugroho2017-07-24T02:31:54Z2019-01-30T14:34:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50978This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/509782017-07-24T02:31:54ZPEMANFAATAN LIMBAH KAYU PALET
DALAM PENCIPTAAN HIASAN TERARIUMTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan, proses penciptaan serta mendeskripsikan hasil penciptaan karya hiasan
terarium berbahan dasar limbah kayu palet dengan tema tempat kenangan.
Proses dalam penciptaan hiasan terarium dimulai dari tahap eksplorasi
dengan menggali informasi terkait dengan terarium dan limbah kayu palet lalu
dilanjutkan dengan studi kepustakaan. Tahap kedua adalah perancangan meliputi
pembuatan konsep dan bentuk terarium melalui upaya eksplorasi bentuk kedalam
sketsa dan desain. Proses perwujudan karya meliputi persiapan alat dan bahan,
menghaluskan permukaan kayu, memindah pola cetakan, pemotongan kayu,
perakitan kayu, pewarnaan, finishing kayu dan perakitan terarium.
Konsep hiasan terarium mengangkat gaya retro dengan tema hiasan yang
sumber idenya terinspirasi dari tempat–tempat kenangan. Miniatur disusun bersama
taman menjadi perwujudan dunia kecil di dalam terarium. Bahan dasar hiasan
terarium yaitu limbah kayu palet, bahan pewarnaan menggunakan cat akrilik dan
fosfor, bahan finishing natural menggunakan spray paint clear doff. Estetika
terarium dilihat dari bentuk terarium bergaya retro dengan sentuhan warna-warni
miniatur dan warna natural kayu. Secara keseluruhan penciptaan ini
mempertimbangkan asas irama, kesatuan, keselarasan, dominasi, keseimbangan,
proporsi dan keserhanaan sehingga dapat memenuhi aspek keindahan. Karya
terarium yang dibuat berjumlah 9 karya dengan rincian: Terarium Rumah Kurcaci,
Terarium Pantai, Terarium Hotel, Terarium Stasiun Kereta, Terarium Toko Kecil,
Terarium Sangkar Burung, Terarium Rumah Tua, Terarium Kincir Angin,
Terarium Kampung Halaman.Didenta Bima Priambadakevindidenta@gamil.com2017-07-24T02:02:59Z2019-01-30T14:33:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50938This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/509382017-07-24T02:02:59ZMODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGGAMBAR ILUSTRASI
PADA KELAS XI IPA SMA N 1 KARANGDOWO KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses
penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan hasil
prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran Teams Games
Tournament pada pembelajaran menggambar ilustrasi kelas XI IPA SMA N 1
Karangdowo Klaten, mengetahui dan mendeskripsikan kinerja guru, aktivitas
peserta didik dan sikap peserta didik pada pembelajaran menggambar ilustrasi
dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) Menyusun rancangan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3)
Pengamatan, 4) Refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus di kelas XI
IPA 2 dengan jumlah 34 peserta didik. Penelitian difokuskan pada kegiatan
apresiasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi, wawancara,
dokumentasi dan tes. Data nilai untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran TGT dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Proses penerapan model
pembelajaran TGT pada pembelajaran menggambar ilustrasi kelas XI IPA SMA N
1 Karangdowo Klaten berjalan dengan lancar, sangat kompetitif dan sangat
menyenangkan bagi peserta didik. Proses penerapan model pembelajaran TGT
yaitu pertama, penyajian kelas dilakukan oleh guru dengan berbagai media
pembelajaran. Kedua, pembagian kelompok yang terbagi menjadi 8 kelompok.
Ketiga, permainan akademik dengan dua babak. Keempat, penghargaan kelompok
dengan tiga juara. Siklus I juara I kelompok 5, juara II kelompok 3 dan juara III
kelompok 7, sedangkan siklus II juara I kelompok 3, juara II kelompok 7 dan
juara III kelompok 6. (2) Prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran
menggambar ilustrasi mengalami peningkatan setelah penelitian tindakan kelas
dengan penerapan model pembelajaran TGT yaitu dari rata-rata 54.12 menjadi
93.53 dengan persentase kenaikan sebesar 72.8%. Nilai tertinggi sebelum
pelaksanaan tindakan kelas sebesar 80 meningkat menjadi nilai 100 setelah
dilakukan pelaksanaan tindakan kelas. Nilai terendah sebelum pelaksanaan
tindakan kelas yaitu 32 menjadi nilai 88 setelah dilakukan pelaksanaan tindakan
kelas. (3) Model pembelajaran TGT dapat meningkatkan kinerja guru, aktivitas
peserta didik dan sikap peserta didik pada pembelajaran menggambar ilustrasi,
peserta didik menjadi sangat antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran
menggambar ilustrasi.Wiwid Safitri2017-07-24T01:55:49Z2019-01-30T14:34:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50969This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/509692017-07-24T01:55:49ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO
VISUAL MEMBATIK TEKNIK JUMPUTAN UNTUK SISWA
KELAS VII DI MTS NEGERI GODEANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk media pembelajaran
audio visual membatik teknik jumputan untuk siswa kelas VII di MTs Negeri
Godean dan 2) mengetahui kelayakan media pembelajaran audio visual membatik
teknik jumputan untuk siswa kelas VII di MTs Negeri Godean.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development yang
mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini meliputi 10
tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan potensi masalah, 2) pengumpulan data,
3) pengembangan produk awal, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba
produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemaikaian, 9) revisi, dan 10) produksi
massal. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh ahli media dan
ahli materi. Uji coba dilaksanakan di MTs Negeri Godean dengan melibatkan 52
siswa kelas X. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan
atau observasi, angket, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan
cara deskriptif kualitatif dari data kuantitatif untuk pengembangan produk media
pembelajaran Kriya ikat celup ini dan deskriptif kualitatif untuk mengetahui
respon peserta didik.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukan bahwa: 1)
menghasilkan media pembelajaran audio visual membatik teknik jumputan yang
menggunakan software Adobe After Effect CS6 dengan hasil rerata validasi ahli
materi sebesar 88,15% masuk pada kategori sangat layak, validasi ahli media
dengan rerata skor 69,75% masuk pada kategori layak, dan hasil uji coba peserta
didik mendapatkan rerata skor 83.17% masuk kategori sangat layak, meskipun
tidak sampai tahap pembuatan produk dikarenakan media ini hanya sebatas teori
dan keterbatasan waktu dalam uji coba produk, 2) kelayakan media pembelajaran
audio visual membatik teknik jumputan yang telah dinilai oleh ahli materi dan ahli
media, menunjukkan bahwa media pembelajaran audio visual membatik teknik
jumputan ini valid atau layak dengan revisi. Kemudian menurut peserta didik
dengan media pembelajaran audio visual tersebut mereka lebih memahami materi
dan proses pembuatan batik.Adi Nugrohoadinugrohouny@gmail.com2017-07-24T01:51:10Z2019-01-30T14:32:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50881This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/508812017-07-24T01:51:10ZILUSTRASI KARTUN TARI TRADISIONAL INDONESIA
PADA MEDIA T-SHIRTPerancangan ini bertujuan sebagai media sosialisasi dan konservasi tentang
tari tradisional Indonesia yang meliputi Tari Gong, Tari Hudoq, Tari Legong, Tari
Merak, Tari Piring, Tari Saman, Tari Selamat Datang, Tari Topeng Cirebon, Tari
Tortor, Tari Kipas Pakarena, Tari Gandrung, dan Tari Serimpi, dengan konsep
ilustrasi kartun yang diaplikasikan pada T-Shirt beserta media pendukung dan
media promosi yang efektif, efisien, kreatif, dan komunikatif yang dapat menarik
perhatian konsumennya.
Proses perancangan visual desain T-Shirt ini melalui tahap pengumpulan
data, analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan tahap
visualisasi desain. Perancangan desain T-Shirt diawali dengan sketsa kasar
menggunakan pen tablet kemudian proses inking dengan software Adobe
Illustrator, selanjutnya tahap finishing dengan komputer grafis yang juga
menggunakan software Adobe Ilustrator. Visual desain T-Shirt yang disajikan
meliputi ilustrasi, headline dan subheadline. Desain yang dirancang diharapkan
dapat memenuhi kriteria selera konsumen usia 15-28 tahun sebagai target utama.
Instrumen yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan pen tablet dan
komputer grafis.
Hasil perancangan berupa konsep desain ilustrasi bergaya kartun yang
meliputi 12 desain ilustrasi T-Shirt bergaya kartun dengan tema tari tradisional
Indonesia, beserta kemasan/packaging sebagai media pendukung yang dibuat
dengan bentuk tabung sehingga tampak unik dan memiliki daya tarik tersendiri.
Media promosi yang dirancang sebagai sarana promosi T-Shirt antara lain berupa
poster, web banner, dan brosur. Semua media yang dirancang selanjutnya
diserahkan kepada perusahaan Ngartun sebagai perusahaan yang memproduksi T-
Shirt ini.Andrea Dany Apriliawan2017-07-24T01:40:34Z2019-01-30T14:32:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50868This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/508682017-07-24T01:40:34ZADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
DABAK SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata ruang hunian Rumah
Susun Sederhana Sewa Dabag, Sleman, Yogyakarta serta bentuk adaptasi spasial
yang dilakukan penghuninya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah hunian dan penghuni Rusunawa. Penelitian difokuskan pada
permasalahan yang berkaitan dengan upaya adaptasi spasial yang dilakukan
penghuni Rusunawa yang meliputi adaptasi terhadap tata ruang yang sempit,
adaptasi terhadap kebutuhan sosial, adaptasi terhadap tata kondisi ruang, adaptasi
terhadap keterbatasan ruang privasi dan adaptasi estetika ruang. Data diperoleh
dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data analisis dengan
teknik deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui perpanjangan
pengamatan, mengingkatkan ketekunan, dan menggunakan bahan referensi. Data
dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/
verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Adaptasi yang dilakukan
penghuni Rusunawa Dabag terhadap tata ruang yang sempit berupa penggandaan
fungsi ruang hunian paling banyak dilakukan di ruang tamu, lebih dari setengah
objek penelitian melakukan di kamar mandi dan area teras, kurang dari setengah
objek penelitian melakukan di ruang tidur, ruang dapur dan area balkon. (2)
Adaptasi yang dilakukan penghuni Rusunawa Dabag terhadap kebutuhan ruang
bersosialisasi berupa penambahan ruang menerima tamu pada area teras dilakukan
oleh kurang dari setengah objek penelitian. (3) Pencahayaan dan penghawaan
alami pada hunian Rusunawa Dabag sudah baik dan memberikan kenyamanan
penghuni dalam beraktivitas di dalam ruangan. (4) Keterbatasan privasi ruang
hunian Rusunawa Dabag paling banyak dirasakan di ruang tamu. (5) Upaya
estetika ruang yang dilakukan penghuni RusunawaDabag paling banyak dilakukan
pada ruang tamu.Muhamad Arif Afandi2017-07-20T09:02:15Z2019-01-30T14:33:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50911This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/509112017-07-20T09:02:15ZPENCIPTAAN SEPATU KULIT DENGAN ORNAMEN DAUN SIRIHTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses
penciptaan dan hasil karya sepatu kulit.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi pencarian refensi tentang
sepatu, bahan kulit yang digunakan, referensi tentang daun sirih dan keteknikan
dalam pembuatan karya. Tahap perencanaan dimulai dengan pembuatan sketsa
alternatif, pembuatan gambarkerja sesuai sketsa yang terpilih. Tahap perwujudan
dimulai dari persiapan alat dan bahan, proses pembentukan karya dengan
menggunakan beberapa keteknikan, hingga pada tahap finishing.
Karya yang dihasilkan berjumlah 9 karya sepatu kulit yang masing-masing
dikombinasikan dengan ornamen daun sirih yaitu sebagai berikut: 1) Sepatu
pantopel pria 2) Sepatu Derby Classic 3) Sepatu Oxford Casual 4) Sepatu Derby
Casual 5) Sepatu Boot I 6) Sepatu Boot II 7) Sepatu Boot III 8) Sepatu pantopel
Wanita 9) Sepatu WedgesIqbal Saputraiqbalsaputro@gmail.com2017-07-20T08:56:12Z2019-01-30T14:33:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50910This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/509102017-07-20T08:56:12ZKARAKTERISTIK BATIK CEPLOK ASTAPADA SOJIWAN
PRAMBANAN KLATEN JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) Motif
batik ceplok astapada, (2) Warna batik ceplok astapada, (3) Filosofi batik ceplok
astapada karya Legowo Sojiwan di Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten,
Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data
bersifat deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.
Keabsahan data dilakukan dengan teknik keajegan serta ketekunan pengamatan
dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Karakteristik dari batik ceplok astapada
yaitu terdapat pada ide dasar dari motifnya yang mengangkat cerita tentang
binatang yang mengandung ajaran-ajaran moral dengan menceritakan ketam atau
kepiting, ular dan gagak. (1) Motif pada batik ceplok astapada yaitu motif ketam
atau kepiting yang melambangkan kasih sayang, keberanian, dan tahu balas budi,
motif ular melambangkan sifat jahat dan kejam, motif gagak melambangkan sifat
jahat, (2) Warna batik ceplok astapada yaitu merah tua dan merah muda. Merah
tua melambangkan keberanian, merah muda melambangkan kasih sayang (3)
Filosofi batik ceplok astapada yaitu kasih sayang terhadap sesama mahluk hidup,
keberanian membela yang benar dan adanya balasan atas setiap perbuatan baik
maupun buruk.Faoziah Faoziahfaoziah@gmail.com2017-07-20T02:50:46Z2019-01-30T14:30:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50826This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/508262017-07-20T02:50:46ZPEMBINAAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERCERITA
DALAM PEMBELAJARAN MELUKIS DI KELOMPOK B1 TK PEMBINA
KECAMATAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi hasil pembinaan kreativitas melalui metode bercerita dalam
pembelajaran melukis di Kelompok B1 TK Pembina Kecamatan Bantul.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data berupa kata-kata dan hasil
tindakan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek
penelitian yaitu kepala sekolah, guru dan anak. Objek penelitian yaitu hasil
lukisan anak Kelompok B1. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi penyidik (expert judgement) oleh tiga penilai.
Analisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data yang telah di peroleh di nilai berdasarkan rubrik dan indikator
penilaian yang telah di susun oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan
sebagai berikut; (1) 95,1% lukisan telah sesuai dengan isi cerita; (2) 95,1% objek
lukisan telah sesuai dengan objek yang terkandung dalam cerita; (3) 87,7%
lukisan komposisi objek telah disusun baik dan bebas; (4) dan 85,2% anak telah
menguasai teknik dalam melukis. Penilaian hasil pembinaan kreativitas berwujud
27 lukisan dengan penilaian yaitu 23 lukisan mendapat bintang empat (****)
dengan keterangan BSB (Berkembang Sangat Baik) dan 4 lukisan mendapat
bintang tiga (***) dengan keterangan BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Tidak
ada satu pun lukisan yang mendapat bintang dua (**) dengan keterangan MB
(Masih Berkembang) maupun bintang satu (*) dengan keterangan BB (Belum
Berkembang).Desiana Muryasari2017-07-19T05:06:55Z2019-01-30T14:30:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50828This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/508282017-07-19T05:06:55ZBARATAYUDA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA ETSA LOGAMTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
penciptaan dompet kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit yang telah disamak
dengan bahan nabati. Pembuatan dompet tersebut menggunakan teknik carving
dengan ornamen Legenda Ratu Laut Selatan.
Penciptaan karya dompet kulit ini dilakukan dengan berpedoman pada
metode penciptaan karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Tahap eksplorasi kegiatan yang dilakukan adalah mencari data dari media dan
melalui studi pustaka. Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan, pada tahap ini
langkah awal adalah pembuatan sketsa altenatif, pembuatan gambar kerja dari
sketsa terpilih dan pembuatan gambar ornamen. Tahap yang terakhir adalah tahap
perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses berkarya sesuai dengan
rancangan.
Hasil penciptaan karya berjumlah sepuluh. Ornamen yang divisualkan
adalah tokoh-tokoh yang ada dalam Legenda Ratu Laut Selatan. Pada Long wallet
1 Senopati Bertapa, Long Wallet 2 Kanjeng Ratu Kidul, Long Wallet 3 Gandrung,
Standar Wallet 1 Paes Ageng, Long Wallet 4 Raden Ronggo, Long Wallet 5 dan
Standar Wallet 2 Kyai Tunggal Wulung, Long Wallet 6 Bedhaya Ketawang, serta
Medium Wallet dan Standar Wallet 3 yaitu Sembrani. Semua karya tersebut
memiliki karakter kulit nabati natural dengan ornamen memvisualkan Legenda
Ratu Laut Selatan. Bagian interior diberi kombinasi garis lurus dan lengkung.Trihadi Nasrul Nitaabdulmntolib@gmail.cm2017-07-12T06:39:39Z2019-01-30T14:26:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/506202017-07-12T06:39:39ZKONSEP KECANTIKAN WANITA DALAM LUKISAN
I GUSTI NGURAH UDIANTARAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan 1) Kecantikan wanita menurut
I Gusti Ngurah Udiantara; 2) Karakteristik wanita dalam lukisan kolase kertas
dengan objek wanita secara realis karya I Gusti Ngurah Udiantara; 3) Pesan I Gusti
Ngurah Udiantara melalui karya lukisan kolase kertas dengan objek wanita secara
realis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif mengenai
masalah yang khusus (particular) yaitu studi kasus dengan motode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sumber data berupa 10 dokumen lukisan kolase kertas
dengan objek wanita secara realis karya I Gusti Ngurah Udiantara dan sumber lain
seperti sumber buku, katalog pameran, dan ditriangulasikan dengan Bambang
Witjaksono (kurator).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Kecantikan wanita menurut I Gusti
Ngurah Udiantara adalah kecantikan fisik dan kecantikan non fisik. Kecantikan fisik
wanita yaitu keindahan yang bisa dinikmati orang lain melalui indra pengelihatan
berdasarkan bentuk fisik wajah wanita. Kecantikan non fisik wanita yaitu kecantikan
yang tidak dapat dilihat melalui indra pengelihatan namun bisa dirasakan oleh
perasaan; 2) Karakteristik wanita dalam lukisan kolase kertas dengan objek wanita
secara realis karya I Gusti Ngurah Udiantara adalah wajah (close up), menyipitkan
mata, arah pandangan mata ke depan, berhidung mancung, bibir terbuka sampai
terlihat gigi, dan berwajah tirus. Kecantikan fisik menurut Udiantara dapat dilihat
melalui karakteristik wanita dalam lukisan; 3) Pesan I Gusti Ngurah Udiantara
melalui karya lukisan kolase kertas dengan objek wanita secara realis agar wanita
dapat mengkritisi tentang kecantikan zaman sekarang dan meningkatkan rasa percaya
diri mereka sesuai bentuk fisik yang dimilikinya. Penilaian cantik zaman sekarang
oleh wanita Indonesia mengacu kecantikan wanita Barat abad 20 akibat globalisasi
kapitalisme di industri tren kecantikan yang juga di dominasi iklan produk Barat.
Konsep kecantikan non fisik menurut Udantara juga terlihat pada pesan dalam
lukisan.Erika Lise Widyaningrum2017-07-07T01:26:01Z2019-01-30T14:25:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50485This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/504852017-07-07T01:26:01ZPEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan,
teknik, proses visualisasi, dan bentuk lukisan dengan judul Pemandangan alam
pedesaan di Bantul Sebagai Inspirasi penciptaan lukisan .
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini adalah observasi
dengan mengamati langsung objek dan dibantu dengan fotografi. Metode
eksperimen dilakukan untuk mengembangkan teknik dalam lukisan dengan cara
menggambar secara spontan serta goresan-goresan yang berlapis membentuk
irama.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep
penciptaan lukisan adalah ketertarikan pemandangan alam pedesaan di wilayah
Bantul dan kegiatan di dalamnya. Tema pada penciptaan lukisan adalah sawah
Tegallayang, sungai Srandakan, jalan Caturharjo, dan kebun Srandakan. Proses
visualisasi lukisan dikerjakan menggunakan media cat minyak di atas kanvas,
dengan teknik basah dan pewarnaan secara opaque, brushstroke, dan impasto.
Bentuk lukisan adalah impresionistik. Lukisan yang dikerjakan sebanyak 8
lukisan dengan berbagai judul dan ukuran yaitu:
Jalan Desa Caturharjo 1 (75X100 Cm), Pinggiran Sungai Srandakan (75X100
Cm), Masjid Desa (75X100 Cm), Sawah Tegallayang (90X125 Cm), Sawah dan
Sungai (75X100 Cm), Sawah dan Gerobak Sapi (80X100 Cm), Jalan Desa
Caturharjo 2 (90X125Cm), Kebun (75X100 Cm). Secara umum karya tersebut
menampilkan lukisan impresionistik menggunakan warna cerah dengan
menggunakan pantulan cahaya matahari.Bayu Sapta Aji2017-07-07T01:24:49Z2019-01-30T14:25:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50528This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/505282017-07-07T01:24:49ZKECENDERUNGAN MENGGAMBAR JENIS MOTIF HIAS PADA
PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 CUCUKAN, PRAMBANAN,
KLATEN, JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis motif
hias yang menjadi kecenderungan peserta didik kelas V SD Negeri 2 Cucukan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data berupa kata-kata dan
hasil tindakan yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik keals V. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara ketekunan peneliti dan triangulasi.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan
menggambar jenis motif hias pada peserta didik kelas V SD Negeri 2 Cucukan
yaitu (1) motif tumbuhan oleh 16 peserta didik (51,6%), yang terdiri dari 15
peserta didik perempuan dan 1 peserta didik laki-laki, (2) motif hewan (29%)
yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 2 peserta didik perempuan, (3) motif
manusia (16,1%) yang semua adalah peserta didik laki-laki, dan motif geometris
(3,2%) oleh 1 peserta didik laki-laki.Melinda Manik Lizbethlizbethmanik@gmail.com2017-06-19T06:58:19Z2019-01-30T14:20:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49974This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/499742017-06-19T06:58:19ZKARTU PERMAINAN “AXAVA”
SEBAGAI MEDIA PENGENALAN AKSARA JAWA
UNTUK ANAK USIA DINIPenulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni bertujuan untuk
mendeskripsikan konsep, visualisasi, teknik dan materi media pengenalan aksara
Jawa dengan judul Kartu Permainan “Axava” sebagai Media Pengenalan
Aksara Jawa pada Anak.
Penciptaan media pengenalan aksara Jawa menggunakan metode observasi,
dokumentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung model
media kartu dari berbagai macam produk dan pengumpulan materi aksara Jawa dan
legenda Aji Saka dari berbagai buku. Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan
data visual sebagai acuan dalam pembuatan karya. Visualisasi merupakan tahap
pengolahan data hingga berwujud seperangkat kartu permainan Axava melalui
tahapan rough layout, comprehensive layout dan final design.
Konsep penciptaan media pengenalan aksara Jawa adalah kartu permainan.
Sajian materi di dalamnya meliputi aksara Jawa dan legenda Aji Saka. Visualisasi
dan teknik berdasarkan teori perkembangan kognitif anak dimana anak mulai
menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Visualisasi berupa bentuk cerita
bergambar diambil dari buku Sejarah Aksara Jawa. Teknik pada desain kartu
permainan Axava menggunakan susunan warna yang menarik sesuai dengan warna
yang disukai anak. Kartu permainan Axava memberi kesan yang menarik dan
menyenangkan dalam penyajian materi aksara Jawa dan legenda Aji Saka. Materi
tersebut diambil dari berbagai buku, dirangkum ke dalam media kartu lalu
digunakan dengan metode permainanNoor Aziz Prabanistian2017-06-13T05:51:14Z2019-01-30T14:18:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49742This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/497422017-06-13T05:51:14ZBARATAYUDA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA ETSA
LOGAMPenulisan Tugas Akhir Karya Seni dengan judul Baratayuda Sebagai Ide
Dasar Penciptaan Karya Etsa Logam bertujuan untuk mendeskripsikan, proses
penciptaan, teknik dan bentuk karya seni kriya etsa logam.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang baratayuda, jenis logam yang akan digunakan, dan keteknikan dalam
pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan pembuatan beberapa
sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih diaplikasikan menjadi karya
Tahapan perwujudan dimulai dari persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan,
proses pembentukan karya dengan menggunakan teknik etsa, hingga pada tahap
akhir finishing.
Karya yang dihasilkan berjumlah 10 karya hiasan dinding masing-masing
berukuan 40x36. Karya tersebut mengilustrasikan tentang sembilan babak dalam
perang Baratayuda, yaitu: Resi Seta Gugur, Bisma Gugur, Bogadenta Gugur,
Abimanyu, Burisrawa Gugur, Gatotkaca Gugur, Dursasana Gugur, Karna Gugur,
Duryadana Gugur, dan Baratayuda - Pandawa & Kurawa.Trihadi Nasrul Nitanasrul.bfunity@gmail.com2017-06-08T04:49:59Z2019-01-30T14:15:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49565This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/495652017-06-08T04:49:59ZPENGEMBANGAN MEDIA POP UP ORNAMEN KLASIK DALAM
MATA PELAJARAN DASAR KEKRIYAAN DI SMK NEGERI 1 DLINGOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan pengembangan
media belajar ornamen klasik, mengembangkan produk pop up sebagai media
pembelajaran, dan mengetahui tingkat kelayakan pengembangan media.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang memodifikasi model pengembangan Sugiono yaitu: 1)
potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi
produk, 5) revisi produk, dan 6) uji coba produk. Validasi dilakukan oleh dua ahli
materi yakni Dosen UNY dan Guru Mata Pelajaran. Sedangkan validasi media
dilakukan oleh Dosen UNY. Media yang dikembangkan diujicobakan kepada 12
siswa SMK N 1 Dlingo.
Hasil penelitian berupa: (1) Media pop up dibuat berdasarkan analisis
kebutuhan di lapangan. (2) Media memuat materi ornamen, latihan menggambar,
langkah-langkah menggambar, dan latihan soal. Pembuatan media menggunakan
aplikasi CorelDraw x7 dan dicetak menggunakan kertas Ivory 230. (3) Hasil akhir
validasi materi dari dosen, aspek pendahuluan mendapat 80%, aspek isi materi
mendapat 79%, dan aspek rangkuman dan pustaka mendapat 85%. Hasil validasi
materi dari guru untuk aspek pendahuluan mendapat 90%, aspek isi materi
mendapat 87,5%, dan aspek rangkuman dan pustaka mendapat 90%. Hasil
validasi media untuk aspek ukuran dan sampul mendapat 62,5%, aspek tata letak
mendapat 85,7%, aspek jenis huruf 79%, aspek gambar 83% dan aspek
penggunaan 83%. Respon siswa saat uji coba produk menunjukan respon yang
positif, dengan penilaian rata-rata 82.8%. Dengan demikian media pop up
ornamen layak diterapkan dalam pembelajaran.Arif Langgeng Firmansyahlanggengalf@gmail.com2017-05-24T02:21:38Z2019-01-30T14:12:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49294This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/492942017-05-24T02:21:38ZANGSA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK BAHAN
SANDANG BUSANA REMAJA PUTRI UNTUK PESTA PERNIKAHANTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik tulis bahan sandang busana remaja putri yang menerapkan motif angsa yang
sudah dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Proses dalam pembuatan karya batik tulis ini berpedoman pada metode
dari SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik
dimulai dengan pembuatan motif, pewarnaa motif, pembuatan pola, memola,
mencanting, mewarna dengan teknik colet dan tutup celup yang menggunakan
rapid, remasol, indigosol dan naphtol, dan terakhir melorod. Kain yang digunakan
adalah kain primissima.
Batik tulis untuk bahan sandang ini berjumlah delapan lembar kain, yaitu:
(1) Angsa Romantisme, (2) Batik Angsa Seling Kawung, (3) Batik Motif Angsa
Ceria, (4) Batik Angsa Seling Sulur, (5) Batik Angsa Momong, (6) Batik Motif
Parang Angsa, (7) Batik Angsa Satu Komando, (8) Batik Ratu Angsa.Edy Susantoedi3447u@gnail.com2017-05-19T06:14:19Z2019-01-30T14:10:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49234This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/492342017-05-19T06:14:19ZANGSA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK BAHAN
SANDANG BUSANA REMAJA PUTRI UNTUK PESTA PERNIKAHANTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik tulis bahan sandang busana remaja putri yang menerapkan motif angsa yang
sudah dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Proses dalam pembuatan karya batik tulis ini berpedoman pada metode
dari SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik
dimulai dengan pembuatan motif, pewarnaa motif, pembuatan pola, memola,
mencanting, mewarna dengan teknik colet dan tutup celup yang menggunakan
rapid, remasol, indigosol dan naphtol, dan terakhir melorod. Kain yang digunakan
adalah kain primissima.
Batik tulis untuk bahan sandang ini berjumlah delapan lembar kain, yaitu:
(1) Angsa Romantisme, (2) Batik Angsa Seling Kawung, (3) Batik Motif Angsa
Ceria, (4) Batik Angsa Seling Sulur, (5) Batik Angsa Momong, (6) Batik Motif
Parang Angsa, (7) Batik Angsa Satu Komando, (8) Batik Ratu Angsa.
Kata kunci: Batik, AngsaEdy Susantoedy.susanto@gmail.com2017-05-12T03:29:27Z2019-01-30T14:08:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49116This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/491162017-05-12T03:29:27ZPEMAHAMAN GURU TK DI DESA TRIMURTI TERHADAP KARAKTERISTIK GAMBAR ANAK-ANAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru TK
terhadap karakteristik gambar anak di TK se-desa Trimurti, Srandakan Bantul
Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Populasi penelitian ini adalah guru yang berada di sepuluh TK di desa Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta yang berjumlah 54 guru. Sampel penelitian
sebanyak 20 orang guru yang diambil dengan menggunakan teknik random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban guru-guru TK se-desa
Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta tentang pemahaman karakteristik
gambar anak mayoritas menjawab tidak paham yaitu sebanyak 163 jawaban
(67,92%), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 77 jawaban (32,08%) menjawab
paham.Rizki Kurnia Amsar2017-05-12T03:29:24Z2019-01-30T14:08:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49117This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/491172017-05-12T03:29:24ZBRANDING JOY SANGGAR KREATIF ART AND CHARACTER BUILDINGPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan
konsep penciptaan branding, (2) dan proses visualisasi branding JOY Sanggar
kreatif art and character building.
Metode yang digunakan dalam penciptaan branding adalah dengan
melakukan eksplorasi tema, pengumpulan data, dan eksekusi. Eksplorasi tema
dilakukan untuk menentukan sasaran yang akan dibahas dalam branding yaitu
logo, media promosi, karakter JOY dan merchandise. Pengumpulan data
dilakukan untuk mempermudah dalam pembuatan branding melalui observasi
langsung di sanggar, dokumentasi lingkungan sanggar, dan mengumpulkan materi
sanggar. Sedangkan eksekusi karya dilakukan dengan mengolah data yang
diperoleh sebagai acuan dalam proses visualisasi branding.
Hasil dari penciptaan karya ini adalah: (1) branding sanggar yang
berkaitan dengan media promosi dan pengemasan sanggar dengan mengambil
konsep kegembiraan, kebahagiaan, dan keceriaan yang menggambarkan kegiatan
peserta didik saat belajar di JOY Sanggar Kreatif (2) Proses visualisasi branding
ini meliputi pembuatan logo, pembuatan sketsa, scanning, layout halaman,
pembuatan mascot sanggar, dan printing.Teknik yang digunakan menggunakan
penggabungan dua teknik yaitu manual dan digital. (3) Hasil penciptaan berupa
branding berjudul “JOY SANGGAR KREATIF ART AND CHARACTER
BUILDING” yang mem-brand sanggar pertama di Banjarnegara yang
menggunakan unsur pendidikan karakter, Terdapat 13 pengaplikasian karya. Yang
diantaranya logo,maskot, kop surat, kartu SPP, setempel, denah lokasi, pamflet
pop-up, brosur formulir pendaftaran, topi, id-card, seragam, art book, dan foto
pop-up kegiatan outing class.David Hendriyanto2017-05-12T03:26:27Z2019-01-30T14:08:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49108This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/491082017-05-12T03:26:27ZPEMBELAJARAN MEWARNAI ANAK DOWN SYNDROME KELAS V
SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran mewarnai untuk
anak Down Syndrome di kelas V SLB Negeri 1 Yogyakarta ditinjau dari
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta evaluasi yang dilakukan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah pembelajaran mewarnai siswa down syndrome kelas V SLB Negeri 1
Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah kegiatan mewarnai yang dilakukan siswa
down syndrome. Waktu penelitian tanggal 15 Maret 2016 hingga 28 Agustus
2016, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman
wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan
dengan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persiapan mewarnai yang dilakukan
guru adalah menyiapkan media kertas berisi gambar berupa buah, sayur, bunga,
dan hewan yang siap diwarnai anak down syndrome (2) pelaksanaan pembelajaran
mewarnai dilakukan guru dengan mengarahkan anak mengenal bentuk serta
memilih warna yang disesuaikan dengan warna objek di kehidupan nyata.Nove Kurniati Sari2017-05-12T03:25:58Z2019-01-30T14:08:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49107This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/491072017-05-12T03:25:58ZPERSAWAHAN DI LERENG GUNUNG SLAMET SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep, proses visualisasi,
tema, teknik, dan bentuk tentang penciptaan lukisan Tugas Akhir Karya Seni.
Metode yang digunakan adalah observasi, eksperimentasi, dan visualisasi.
Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek pesawahan dibantu
dengan kamera dalam mengambil objek, selanjutnya eksperimen dilakukan untuk
mencapai hasil yang optimal melalui teknik cat minyak dalam mengolah
kompisisi.
Setelah dilakukan pembahasan dan proses kreatif dapat disimpulkan:
1). Konsep penciptaan lukisan adalah menggambarkan kesan-kesan pencahayaan
secara kompleks yang jatuh pada persawahan dan seisinya dilukisankan tanpa
mendetailkan objek dengan menekankan irama garis lurus dan garis lengkung,
bidang, tekstur nyata dan warna. Penempatan proporsi objek Persawahan dibuat
mendominasi dengan memperhatikan perspektif. Adanya Pegunungan sebagai
latar belakang pada setiap lukisan untuk memperjelas bahwa lukisan berada di
Perbukitan dan Pegunungan Lereng Gunung Slamet.
2). Tema penciptaan adalah keindahan Persawahan di Lereng Gunung Slamet.
3). Teknik yang digunakan adalah penggunaan cat minyak pada kanvas dengan
teknik brushtroke serta dibantu dengan peralatan pisau palet dan kuas.
4). Bentuk lukisan adalah impresionistik, yang mengutamakan kesan sehingga
penggarapan detail diabaikan, lukisan yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 10
buah karya yaitu Lereng bukit tugel (140x90 cm), Menuju kesuburan (125x90 cm),
Tanah kosong (95x70 cm), Langit dan sawah (95x70 cm), Jerami yang
berserakan (95x70 cm), Hijaunya alam ini 95x70 cm), Sawah yang baru dibajak
(95x70 cm), Dipuncak bukit gripit(125x90 cm), Sawah di Bukit Gripit (90x70 cm),
Masih ada Jalan (90x70 cmAde Setiadi2017-05-12T03:24:49Z2019-01-30T14:06:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49020This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/490202017-05-12T03:24:49ZPEMBELAJARAN MEWARNAI ANAK DOWN SYNDROME KELAS V
SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran mewarnai untuk
anak Down Syndrome di kelas V SLB Negeri 1 Yogyakarta ditinjau dari
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta evaluasi yang dilakukan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah pembelajaran mewarnai siswa down syndrome kelas V SLB Negeri 1
Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah kegiatan mewarnai yang dilakukan siswa
down syndrome. Waktu penelitian tanggal 15 Maret 2016 hingga 28 Agustus
2016, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman
wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan
dengan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persiapan mewarnai yang dilakukan
guru adalah menyiapkan media kertas berisi gambar berupa buah, sayur, bunga,
dan hewan yang siap diwarnai anak down syndrome (2) pelaksanaan pembelajaran
mewarnai dilakukan guru dengan mengarahkan anak mengenal bentuk serta
memilih warna yang disesuaikan dengan warna objek di kehidupan nyata.Nove Kurniati Sari2017-05-12T03:24:36Z2019-01-30T14:07:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49024This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/490242017-05-12T03:24:36ZPEMAHAMAN GURU TK DI DESA TRIMURTI TERHADAP
KARAKTERISTIK GAMBAR ANAK-ANAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru TK
terhadap karakteristik gambar anak di TK se-desa Trimurti, Srandakan Bantul
Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Populasi penelitian ini adalah guru yang berada di sepuluh TK di desa Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta yang berjumlah 54 guru. Sampel penelitian
sebanyak 20 orang guru yang diambil dengan menggunakan teknik random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban guru-guru TK se-desa
Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta tentang pemahaman karakteristik
gambar anak mayoritas menjawab tidak paham yaitu sebanyak 163 jawaban
(67,92%), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 77 jawaban (32,08%) menjawab
paham.Rizki Kurnia Amsar2017-05-12T03:23:19Z2019-01-30T14:06:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49018This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/490182017-05-12T03:23:19ZPERSAWAHAN DI LERENG GUNUNG SLAMET SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep, proses visualisasi,
tema, teknik, dan bentuk tentang penciptaan lukisan Tugas Akhir Karya Seni.
Metode yang digunakan adalah observasi, eksperimentasi, dan visualisasi.
Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek pesawahan dibantu
dengan kamera dalam mengambil objek, selanjutnya eksperimen dilakukan untuk
mencapai hasil yang optimal melalui teknik cat minyak dalam mengolah
kompisisi.
Setelah dilakukan pembahasan dan proses kreatif dapat disimpulkan:
1). Konsep penciptaan lukisan adalah menggambarkan kesan-kesan pencahayaan
secara kompleks yang jatuh pada persawahan dan seisinya dilukisankan tanpa
mendetailkan objek dengan menekankan irama garis lurus dan garis lengkung,
bidang, tekstur nyata dan warna. Penempatan proporsi objek Persawahan dibuat
mendominasi dengan memperhatikan perspektif. Adanya Pegunungan sebagai
latar belakang pada setiap lukisan untuk memperjelas bahwa lukisan berada di
Perbukitan dan Pegunungan Lereng Gunung Slamet.
2). Tema penciptaan adalah keindahan Persawahan di Lereng Gunung Slamet.
3). Teknik yang digunakan adalah penggunaan cat minyak pada kanvas dengan
teknik brushtroke serta dibantu dengan peralatan pisau palet dan kuas.
4). Bentuk lukisan adalah impresionistik, yang mengutamakan kesan sehingga
penggarapan detail diabaikan, lukisan yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 10
buah karya yaitu Lereng bukit tugel (140x90 cm), Menuju kesuburan (125x90 cm),
Tanah kosong (95x70 cm), Langit dan sawah (95x70 cm), Jerami yang
berserakan (95x70 cm), Hijaunya alam ini 95x70 cm), Sawah yang baru dibajak
(95x70 cm), Dipuncak bukit gripit(125x90 cm), Sawah di Bukit Gripit (90x70 cm),
Masih ada Jalan (90x70 cm.Ade Setiadi2017-04-27T02:04:04Z2019-01-30T13:58:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48887This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/488872017-04-27T02:04:04ZPERPADUAN GAYA TRADISIONAL JAWA DAN COUNTRY PADA
PERANCANGAN INTERIOR AMRI MUSEUM AND ART GALLERYPerancangan interior Amri Museum and Art Gallery bertujuan untuk
menciptakan suasana yang nyaman dan menarik dengan memadukan gaya
tradisional Jawa dan country, mengolah tata kondisional dan elemen ruang, serta
merancang fasilitas penunjang ruang museum dan galeri.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal
maupun visual dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
memperoleh data fisik berupa bentuk ruang, ukuran, dan fasilitas ruang AMAG.
Data yang diperoleh digunakan untuk menganalisis permasalahan dan kebutuhan
dalam perancangan, sehingga dapat merancang alternatif desain dan memilih
alternatif desain yang sesuai dengan konsep. Visualisasi desain diwujudkan dengan
sket kasar kemudian diolah menggunakan beberapa software (perangkat lunak)
seperti AutoCAD 2014 untuk membuat gambar kerja dan sket, Autodesk 3ds max
2014 untuk modelling dan rendering, Photoshop CS7 untuk finishing, dan
CorelDraw X7 untuk plotting.
Hasil perancangan ini berupa desain interior dengan suasana tradisional
pedesaan yang menekankan pemilihan material bangunan dan furnitur yang berasal
dari alam seperti kayu, batu, bambu, dan rotan. Perancangan interior Amri Museum
and Art Gallery meliputi pengolahan elemen ruang, tata kondisional ruang, serta
fasilitas penunjang ruang museum dan galeri seperti area resepsionis, area duduk,
dan area foyer.Feni Yulianti2017-04-20T03:05:06Z2019-01-30T13:56:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48834This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/488342017-04-20T03:05:06ZPERASAAN TAKUT SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN POP-DARK ARTTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan sebuah konsep penciptaan
dan proses visulisasi yang meliputi: bahan, alat, dan teknik serta bentuk lukisan dengan
judul Perasaan Takut Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Pop-Dark Art.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode imajinasi,
improvisasi dan visualisasi. Imajinasi yaitu adalah menggali ide konsep dari otak penulis
tentang perasaan takut yang tak lepas dari referensi sebagai acuan dalam berkarya.
Selanjutnya improvisasi adalah cara penulis menuangkan ide hasil imajinasi secara
spontan dalam teknik berkarya dan tidak terlalu menggunakan teknik yang baku dalam
pelukisan karya. Visualisasi atau eksekusi merupakan konversi dari konsep menjadi
lukisan di atas kanvas dan mewujudkan lukisan itu bisa memberikan perasaan takut bagi
penontonnya.
Konsep penciptaan lukisan adalah gambaran yang dari hasil imajinasi tentang
perasaan takut yang dituangkan kedalam kanvas diwujudkan dengan beberapa bahan cat
akrilik dan pewarna lain menggunakan teknik bebas mengeksplorasi berbagai teknik.
Penggambaran objek bernuansa simbolik yang sangat kuat, dan proses visualisai yang
menggunakan warna-warna ciri khas warna seni pop art yang digambung dengan bentuk-
bentuk simbolik yang menyeramkan ciri dari seni dark art yang dikerjakan dengan
berbagai jenis pewarna yang dituangkan kedalam kanvas serta digarap dengan sesuai cita
rasa penulis. Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan dengan berbagai media di
atas kanvas yang berjumlah delapan buah lukisan dengan gaya penggabungan seni pop
art dan seni dark art.Aan Mei Rahmawan Dewanto2017-04-18T07:52:55Z2019-01-30T13:55:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48799This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/487992017-04-18T07:52:55ZANGSA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERHIASAN KRIYA
LOGAMTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, tema,
bentuk, dan teknik penciptaan kriya logam, yaitu perhiasan. Karya ini mengangkat
objek angsa sebagai inspirasi penciptaannya.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi meliputi pengamatan langsung
di kebun binatang dan lingkungan sekitar, pencarian referensi tentang angsa,
perhiasan, bahan logam yang digunakan, dan keteknikan dalam pembuatan karya.
Tahap perencanaan dimulai dengan pembuatan sketsa alternatif, kemudian
pembuatan gambar kerja sesuai sketsa yang terpilih. Tahap perwujudan dimulai
dari persiapan alat dan bahan, proses pembentukan karya dengan menggunakan
beberapa keteknikan.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1) Konsep
dalam penciptaan perhiasan ini menampilkan bentuk angsa yang sudah
dideformasi pada bagian kepala, leher, sayap, badan dan ekor tanpa
menghilangkan ciri khas angsa. Warna yang dominan ditampilkan pada setiap
karya tersebut dimunculkan dari warna asli perak, batu akik, dan permata yang
digunakan. Teknik yang digunakan adalah hand scroling, filigree, dan patri. 2)
Tema penciptaan karya perhiasan ini terinspirasi dari angsa yang memiliki
keindahan dan keunikan pada setiap bagian tubuhnya. 3) Hasil visualisasi karya
adalah sebagai berikut : a) Memvisualisasikan sayap angsa menjadi satu set
perhiasan yang berjudul Flamboyan. b) Asmara Danta merupakan visualisasi dari
angsa yang sedang berenang menjadi satu set perhiasan. c) Molek merupakan
judul karya ketiga yang menggambarkan angsa dalam masa perkawinan. d) Karya
keempat menggambarkan angsa yang sedang bercumbu yang diberi judul Asmara
Tantra. e) Asmara Loka adalah karya yang terinspirasi dari angsa yang memikat
pasangannya. f) Satu set perhiasan yang terinspirasi dari angsa yang sedang
berenang yang berjudul Asmara Dama. 7) Asmara Tura merupakan karya ketujuh
yang terdiri dari liontin, gelang, anting, bros, dan cincin.Riyan Supradiyantoriyan.supradiyanto@uny.ac.id2017-04-18T07:49:01Z2019-01-30T13:55:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48798This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/487982017-04-18T07:49:01ZWAYANG KRUCIL NGAWI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
MOTIF BATIK TULIS BAHAN SANDANG UNTUK BUSANA REMAJATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan bahan sandang
untuk busana remaja dngan menerapkan motif wayang krucil Ngawi yang
dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Proses pembuatan karya seni batik tulis ini berpedoman pada metode dari
SP. Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik dimulai
dengan pembuatan motif, pewarnaan motif, pembuatan pola, memola,
mencanting, mewarna dengan teknik colet dan tutup celup yang menggunakan
rapid, remasol, indigosol, dan naphtol, dan terakhir melorod. Kain yang
digunakan adalah kain primissima.
Batik tulis untuk bahan sandang ini berjumlah delapan lembar kain, yaitu: (1)
Batik Raja Namrud-Patih Hanjar, dengan warna biru yang memberi makna
keyakinan dan putih kejujuran diharapkan nilai tersetbut dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. (2) Batik Patih Hanjar-Hapsalillah, dengan warna ungu
yang memberi makna romantisme dan waran putih suci, dan merah keberanian
diharapkan dapat memberikan keselamatan atas keberanian. (3) Batik Malaikat
Jibril-ibrohim, dengan warna jingga yang bermakna kehangatan, kuning
keagungan, diharapkan dapat memberikan nilai kebahagiaan dan keagungan. (4)
Batik Pangulu Panetek Agomo-Patih Hapsalillah, warna abu-abu yang bermakna
kecemasan dan cokelat yang menunjukkan pertahanan diharapkan dapat
meempertahankan kedudukan. (5) Batik Malaikat jibril-Ibrohim, warna merah
yang bermakna keberanian, dengan keberanian diharapkan dapat saling menolong
antar sesama (6) Batik Raja Geddah-Raja Ngesam, warna merah yang bermakan
keberanian dan unngu yang bermakna kesedihan, diharapkan dapat memberikan
kebesaran hati (7) Batik Patih Hanajar-Ibrohim, warna cokelat yang bermakan
kebenaran diharapkan dapat selalu memberikan kebenaran (8) Batik Raja
Namrud-Ibrohim, warna cokelat yang berakna kemuliaan dan hiam kekuatan,
diharapkan dapat memiliki sifat mulia.Fauziah Syanisyani.fauziah@uny.ac.id2017-04-17T01:59:12Z2019-01-30T13:50:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48697This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486972017-04-17T01:59:12ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI INDUSTRI KERAJINAN
“BAYU ROTAN” WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTAPerancangan media promosi Industri Kerajinan “Bayu Rotan” ini bertujuan
untuk merancang desain media promosi yang efektif, efisien dan komunikatif
sehingga keberadaan industri dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di
daerah Gunungkidul, Yogyakarta.
Metode perancangan meliputi proses pengumpulan data verbal maupun data
visual dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Selanjutnya data
dianalisis menggunakan analisis data 9 P’s yaitu Product, People, Price,
Programming, Promotion, Potitioning, Place, Partnership, dan Packaging. Tahapan
penciptaan media promosi dengan proses membuat layout kasar, layout komprehensif
dan desain lengkap. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya
berupa perangkat manual misalnya pensil, sketch book, drawing pen, dan perangkat
computer berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer/laptop, mouse,
scanner dan kamera digital. Sedangkan perangkat lunak (software) yang digunakan
adalah Adobe Photoshop, CorelDraw dan Microsoft Word.
Hasil perancangan media promosi berupa konsep visual yang memadukan dua
unsure yaitu alami dan modern. Kesan alami terdapat pada warna identitas yaitu
warna kuning, coklat, dan hijau. Modern diperoleh dari gubahan daun rotan pada logo
yang dibuat lebih sederhana namun tetap mengi kuti perkembangan zaman. Jenis
media yang dibuat berupa media utama (prime media) dan media pendukung
(supporting media). Media utama yang dihasilkan yaitu logo Industri Kerajinan
“Bayu Rotan” yang diaplikasikan pada media utama dan media pendukung, brosur
dan billboard. Sedangkan media pendukung antara lain stationery set (kop surat,
amplop, kartu nama, nota pembayaran, label harga), seragam karyawan, poster, x-
banner, transit ad, stiker, gantungan kunci dan t-shirtAwalia Rosdiana Afifah2017-04-13T03:41:52Z2019-01-30T13:49:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48670This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486702017-04-13T03:41:52ZILUSTRASI JURNALISTIK BERITA UTAMA KORANIlustrasi jurnalistik berita utama koran bertujuan untuk memvisualisasikan
isi maupun informasi sebuah berita menjadi lebih menarik dan komunikatif.
Proses pembuatan i lustrasi j urnalistik melalui t ahapan pe ngumpulan da ta
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis
untuk dikembangkan menjadi ilustrasi yang sesuai dengan isi maupun informasi
sebuah berita. Tahapan visualisasi dikembangkan melalui proses rough layout,
comprehensive layout, dan final design dengan teknik digital painting, graphic
vector dan retouching. Instrumen yang digunakan berupa perangkat komputer dan
pen tablet. Software digital yaitu Adobe Photoshop CS3, Corel Draw X5, Adobe
Indesign CS5 dan Word Office 2010.
Hasil pe rancangan dari a nalisis da ta di aplikasikan dalam be ntuk kor an.
Visualisasi ilustrasi ditampilkan dalam gaya r ealis dan gaya ilus trasi la in yang
menghibur dengan menonjolkan pengolahan warna, bentuk dan komposisi desain.
Ciri kha s desain di perkuat de ngan memperbesar ba gian objek utama untuk
dijadikan point of interest yang me rupakan bagian inti da ri is i be rita edisi 1
sampai dengan edisi 11.Afifudin Afifudin2017-04-13T03:40:12Z2019-01-30T13:45:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48648This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486482017-04-13T03:40:12ZBENTUK DAN MAKNA BANGUNAN KERAJAAN TAMAN NARMADA
LOMBOK NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk dan makna pada
bangunan Taman Narmada Lombok Nusa Tenggara Barat. Sebagai salah satu
peninggalan keraajaan Karangasem yang bernafaskan agama Hindu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah bangunan Taman Narmada Lombok Nusa Tenggara Barat. Penelitian
difokuskan pada bentuk struktur bangunan dan makna simbolis pada bangunan
Taman Narmada. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kualitatif.
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik triangulasi data yang melibatkan pakar atau pengamat yang mengetahui
tentang bangunan Kerajaan Taman Narmada Lombok Nusa Tenggara barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bagian Taman Narmada
terdiri dari beberapa kelompok bangunan yaitu kelompok bangunan tempat
tinggal, bangunan pemandian, bangunan pemujaan dan taman. (2) Bangunan
Kerajaan Taman Narmada merupakan peninggalan kerajaan Karangasem yang
mendapatkan pengaruh besar dari agama Hindu. (3) Bentuk bangunan Taman
Narmada merupakan bentuk dari peninggalan arsitektur Tradisional Bali. (4)
Bangunan pada Taman Narmada memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan
waktu dan peristiwa yang diabadikan.Lilik Agustina2017-04-13T03:39:29Z2019-01-30T13:45:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48651This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486512017-04-13T03:39:29ZPERANCANGAN MODUL SENI LUKIS AQUAREL UNTUK PESERTA
DIDIK KELAS IX SMP NEGERI 1 BOROBUDUR, KECAMATAN
BOROBUDUR, KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul lengkap (self-
contained) tentang seni lukis aquarel yang layak, yaitu memenuhi unsur sesuai
kebutuhan peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Borobudur dengan
mempertimbangkan aspek atau komponen kelengkapan modul.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Tahap penelitian ini terdiri dari: (1) studi pendahuluan, (2)
melakukan perencanaan, (3) pengembangan produk awal, dan (4) uji coba
lapangan. Pada tahap awal, dilakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan
wawancara kepada guru mata pelajaran seni budaya. Setelah melakukan analisis
kebutuhan di lapangan, maka dilakukan perancangan modul yang akan
dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah pengembangan modul hingga
dinyatakan valid oleh ahli media dan ahli materi. Modul pembelajaran yang telah
divalidasi kemudian diujikan kepada responden yaitu peserta didik kelas IX-B
SMP Negeri 1 Borobudur berjumlah 32 orang melalui tiga tahap uji coba yaitu:
uji coba kelompok besar tahap pertama, uji coba kelompok besar tahap kedua, dan
uji coba kelompok besar tahap ketiga.
Modul telah melalui prosedur penelitian dan pengembangan yaitu tahap
validasi, dan telah memenuhi kriteria kelayakan media pembelajaran. Berdasarkan
hasil perolehan skor aspek penilaian diperoleh presentase oleh ahli media sebesar
82,5%, pada ahli materi 1 sebesar 96,5% dan ahli materi 2 sebesar 77,3%. Selain
itu pada hasil uji coba kelompok besar tahap pertama memperoleh hasil presentase
sebesar 83,2%, uji coba kelompok besar tahap kedua memperoleh hasil presentase
sebesar 84,3%, dan uji coba kelompok besar tahap ketiga memperoleh hasil
presentase sebesar 85,2%. Produk akhir berupa modul Modul Seni Lukis Aquarel
yaitu modul lengkap (Self Contained), berukuran kuarto/A4 (210 mm x 297 mm)
dengan ketebalan kertas sampul 230gr dan isi modul menggunakan kertas HVS
80gr disajikan secara portrait berisi 48 halaman isi materi dan 2 halaman sampul.
Kesimpulan modul dapat digunakan dan dilakukan kelayakan pemanfaatannya.Zunita Anggraeni2017-04-13T03:38:02Z2019-01-30T13:45:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48655This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486552017-04-13T03:38:02ZPERMAINAN TRADISIONAL ANAK SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN
LUKISANPenulisan karya tulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Permainan Tradisional Anak sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode penciptaan lukisan melalui tahap observasi antara lain dengan
studi pustaka, pengamatan dan dokumentasi, selanjutnya tahap improvisasi yakni
proses berkarya melalui sketsa pada kanvas, kemudian mulai pewarnaan lalu
pembuatan pattern sesuai dengan yang diharapkan penulis, dalam
penggarapannya penulis menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan
perpaduan teknik kuas yang dikerjakan menggunakan gaya Pop Art.
Setelah dilakukan pembahasan maka hasilnya adalah sebagai berikut: (1)
konsep lukisan merupakan representasi dari beberapa macam permainan
tradisional anak yang diungkapkan melalui gaya lukisan pop art, dimana
penggambaran berbentuk flat dengan objek anak yang sedang bermain permainan
tradisional. Menggunakan warna komplementer yang diberi pattern, kontur, dan
outline pada objek dengan background yang berwarna polos, (2) tema lukisan
merupakan penggambaran dari ciri khas tiap-tiap permainan tradisional yaitu
nekeran, dingklik oglak-aglik, engklek, dakonan, bekelan, benthik, cublak-cublak
suweng, ularnaga, dan boi-boi an, (3) teknik visualisasinya menggunakan media
cat akrilik di atas kanvas dengan teknik sapuan kuas blocking, opaque, dan stencil.
Proses pembuatan karya dimulai dari tahap, sketsa pada kanvas, blocking dengan
kuas, pemberian warna dasar pada objek, pembuatan pattern dan tahap pembuatan
detail gambar hingga finishing, (4) bentuk lukisan ditampilkan dengan gaya pop
art yang berjumlah sembilan lukisan dengan judul: Nekeran, Dingklik Oglak-
Aglik, Engklek, Dakonan, Bekelan, Benthik, Cublak-Cublak Suweng, Ularnaga,
dan Boi-Boi an.Riyan Ilhami2017-04-13T03:34:32Z2019-01-30T13:45:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48638This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486382017-04-13T03:34:32ZUSAHA PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE DESAIN
DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR PERSPEKTIF PADA SISWA SMP
NEGERI 2 SAMBONGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Sambong dalam menggambar khususnya pada materi gambar
perspektif melalui metode desain.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, subjek pada penelitian ini adalah
pembelajaran menggambar dengan metode desain dalam pembelajaran menggambar
perspektif pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Sambong. Objek penelitian meliputi
objek material berupa gambar siswa dan objek formal berupa kreativitas siswa yang
terkandung dalam gambar. Penelitian difokuskan pada tujuh karya siswa yang dipilih
secara acak yang sesuai dengan topik utama gambar perspektif dengan metode desain,
lalu dibandingkan dengan hasil wawancara dengan siswa, guru, dan kepala sekolah.
Keabsahan data diperoleh melalui wawancara triangulasi partisipan aktif dengan guru
pelajaran seni rupa SMP Negeri 2 Sambong.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kreativitas siswa
dalam menggambar. Hal itu dapat dilihat dari objek bentuk dan warna yang muncul pada
gambar siswa yang menunjukkan ciri-ciri kreatif diantaranya kemampuan berpikir lancar
terlihat dari siswa yang mampu mengungkapkan dan mendiskripsikan karya desain
berupa gambar dengan jelas sesuai ide gagasannya. Kemampuan berpikir luwes dimana
siswa dapat memunculkan ide atau hal-hal baru yang unik atau tidak biasa pada gambar,
contohnya siswa dapat menciptakan berbagai macam objek benda pada gamba ruang
yang mengandung maksud dan makna. Kreativitas dalam berpikir original terlihat dari
hasil karya siswa yang berbeda dari yang lain karena dibuat dari ide gagasan masing-
masing siswa. dan yang terakhir adalah ciri kreativitas siswa dalam memperinci atau
mengembangkan yang dapat dilihat dari kemampuan siswa mengembangkan ide gagasan
atau hal-hal secara detail dan terperinci pada gambar, salah saitu contohnya ciri
kreativitas yang dapat dilihat dari karya siswa diantaranya munculnya objek dengan detail
bentuk dan warna agar lebih menarikRizqi Allam2017-04-11T04:54:51Z2019-01-30T13:45:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48634This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486342017-04-11T04:54:51ZPOHON KELAPA SEBAGAI IDE PEMBUATAN MOTIF
BATIK UNTUK KEMEJA PRIA DEWASAPenciptaan karya batik dan laporan ini bertujuan untuk membuat kemeja
batik pria dewasa dengan motif bersumber dari pohon kelapa dan mendiskripsikan
laporan proses pembuatan.
Tahap penciptaan karya seni ini diawali dengan eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan. Penciptaan difokuskan untuk benda fungsional yaitu batik tulis
yang dijadikan kemeja pria dewasa dengan motif terinspirasi dari pohon kelapa.
Tahap eksplorasi berupa penggalian ide, pengumpulan data dengan pengamatan,
dan perkembangan bentuk kemeja, karakteristik bentuk daun, bunga, pohon dan
buah kelapa kemudian dilanjut dengan pembuatan sket alternatif. Tahap
Perancangan berupa pembuatan desain motif dan pola. Tahap perwujudan berupa
proses pembuatan kain batik kemudian dilanjut dengan proses pembuatan kemeja
pria dewasa.
Hasil penciptaan ini adalah (1) Batik Kelapa Gumilar, warna batik ini
yaitu merah muda dan biru. Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa lengan
panjang digunakan untuk acara formal, terinpirasi dri pohon kelapa yang berdiri
tegak menjulang ke atas. (2) Batik Kembang Kelapa Abimayu, warna batik ini
yaitu coklat dan hijau. Batik Kembang Kelapa Abimayu ini ditujukan sebagai
kemeja pria dewasa lengan panjang digunakan untuk acara formal, terinpirasi dari
bunga kelapa yang sedamg mekar d pohonnya. (3) Batik Pohon Kelapa Arif,
warna batik ini kuning dan merah. Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa
lengan panjang digunakan dalam acara formal, terinpirasi dari pohon kelapa yang
tertiup angin. (4) Batik Kembang Kelapa Cakera, warna batik ini adalah kuning
dan hijau. Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa lengan pendek digunakan
dalam acara semi formal, terinpirasi dari bunga kelapa yang masih kuncup di
pohonnya. (5) Batik Godong Kelapa Jatmiko, warna pada batik ini adalah hijau
muda dan hijau tua. Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa lengan pendek
digunakan dalam acara semi formal, terinpirasi dari daun kelapa yang gugur ke
tanah. (6) Batik Kelapa Nariyama, warna pada batik ini hijau toska dan hijau tua.
Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa digunakan untuk acara semi formal,
terinpirasi dari tunas kelapa yang baru tumbuh daun baru. (7) Batik Kelapa
Perkasa, warna pada batik ini merah dan hijau. Batik ini ditujukan untuk kemeja
pria dewasa digunakan untuk acara semi formal, terinpirasi dari tunas kelapa yang
sudah siap ditanam. (8) Batik Godong Kelapa Mulia, warna pada batik ini hitam
dan ungu. Batik ini ditujukan untuk kemeja pria dewasa digunakan untuk acara
semi formal, terinpirasi dari daun kelapa yang tertiup angin.
Kata kunci: Kemeja, Batik, Motif Pohon KelapaFitri Dwi Apriantofitridwiapriantogmail.com2017-04-11T01:47:26Z2019-01-30T13:43:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48553This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/485532017-04-11T01:47:26ZREVITALISASI TOKOH SAKERA DARI MADURA
SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KOMIKTugas Akhir karya Seni ini bertujuan untuk mengkonsep visualisasi tokoh
Sakera dari Madura sebagai media informasi yang sebagai media edukasi
nasional yang di dalamnya berisi nilai-nilai dan sifat kesatria dari tokoh Sakera.
Metode dalam pembuatan komik ini adalah eksplorasi, eksperimen dan
implementasi dimana ke tiga hal tersebut adalah langkah dalam pembuatan komik
sejarah tokoh Sakera ini. Dari eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang
sejarah dari tokoh tersebut dan langkah yang kedua yaitu eksperimen dalam
pembuatan rancangan komik mulai dari story line dan desain karakter, adapaun
yang terakhir implementasi final pembuatan komik.
Konsep pada komik tokoh Sakera ini adalah revitalisai atau
menghidupkan kembali cerita tokoh Sakera juga mempertahankan dan
mensosialisasikan sejarah lokal Indonesia dan contain dari komik tersebut adalah
media informasi yang berbasis edukasi, tak luput dari itu media ini adalah untuk
mempengaruhi minat baca anak muda. Hasil dari tugas akhir ini adalah berupa
visualisasi komik tokoh Sakera yang di dalamnya terdiri dari beberapa adegan
diantaranya 1). Mengawasi para buruh, 2). Kelicikan antek Belanda, 3).
Membunuh antek Belanda, 4). Penyanderaan ibu Sakera, 5). Sakera dipenjara, 6).
Sakera kabur dari penjara, 7). Sakera balas dendam, 8.) Rencana penangkapan
Sakera. 9) Sakera dihukum gantung. Bentuk karya ditampilkan adalah buku
komik yang bejudul Sakera The Legend of Madura, yang memiliki ukuran A5
atau 15 x 21 cm, dimana pada buku komik ini terdiri dari 81. Bahan yang
digunakan dalam buku komik ini adalah cover buku ivory 260 gram, dengan
laminasi gloss, sedangkan pada isi, book paper A5 70 gram.Wahyudi Al-Farizi2017-04-11T01:41:30Z2019-01-30T13:43:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48569This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/485692017-04-11T01:41:30ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BATIK TULIS BERBASIS
ANDROID UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP N 5 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep media pembelajaran batik
tulis berbasis Android, dan mengembangkan media pembelajaran batik tulis
berbasis Android untuk siswa Kelas VIII SMP N 5 Sleman serta mengetahui
kelayakan media pembelajaran batik tulis berbasis Android berdasarkan penilaian
ahli materi, ahli media, praktisi pembelajaran Seni Budaya dan pendapat dari
siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Borg and Gall
yaitu: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Uji
Coba Pemakaian. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, praktisi
pembelajaran Seni Budaya yaitu guru SMP N 5 Sleman. Media yang
dikembangkan diujicobakan kepada 30 siswa Kelas VIII B SMP N 5 Sleman.
Hasil penelitian berupa aplikasi berbasis Android bernama “Batikzania”
didalamnya terdapat fitur materi , fitur membatik , fitur permainan, serta fitur
evaluasi. Aplikasi tersebut dibuat dengan software Adobe Flash Professional CS
6, kemudian tingkat kelayakan media pembelajaran batik tulis berbasis Android
sebagai media pembelajaran berdasarkan penilaian dari ahli materi, mendapat
nilai 94,44%, sehingga termasuk dalam kategori “sangat layak”, dari ahli media
mendapat nilai 90,21%, sehingga termasuk kategori “sangat layak”, dan dari
praktisi pembelajaran seni budaya mendapat nilai 91,94%, sehingga termasuk
kategori “sangat layak”. Respon siswa terhadap media ini pada saat dilakukan uji
coba rata-rata menunjukkan respon positif dengan mendapatkan presentase ≥70%
setiap indikatornya. Dengan demikian media pembelajaran batik tulis berbasis
Android ini layak digunakan sebagai media pembelajaranKholif Luqman Maulana2017-04-11T01:36:01Z2019-01-30T13:43:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48550This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/485502017-04-11T01:36:01ZPENCIPTAAN KARAKTER FANTASI ILUSTRASI GRAFIS
MELALUI MANGA STUDIO EX5 YANG SESUAI TIPE KEPRIBADIAN
MANUSIA MENURUT ENNEAGRAMPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep dan proses penciptaan karakter fantasi sebagai ilustrasi grafis dari tema
kepribadian manusia menurut enneagram berupa gambar digital 2D melalui
software Manga Studio EX5.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya meliputi eksplorasi,
eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi dilakukan dengan mencari informasi yang
berkaitan dengan tema dan figur karakter dalam game Seal Online sebagai sumber
inspirasi baik melalui buku dan internet. Eksperimen dilakukan dengan
pembuatan sketsa – sketsa yang nantinya akan dipilih yang sesuai dengan figur
karakter dalam game dan tema kepribadian manusia. Sedangkan proses visualisasi
dimulai dengan proses inking, coloring, detailing, finishing, dan printing.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1) Proses pen-
ciptaan karya CG art sebagai gambar ilustrasi grafis dua dimensi berupa karakter
fantasi tersebut dilakukan secara digital sepenuhnya, mulai dari sketching, inking,
coloring, detailing, dan finishing menggunakan software Manga Studio EX5 yang
berukuran 83 cm x 118 cm dengan resolusi 144 dpi yang kemudian dicetak pada
media kertas ivory berukuran A0. 2) Tema kepribadian manusia menurut
enneagram diimplementasikan kedalam karakter fantasi yang dipilih dari class
character dalam game Seal Online yang memiliki karakteristik yang paling tepat
untuk menjadi ilustrasi grafis dari setiap macam kepribadian tersebut yaitu,
Defender sebagai ilustrasi kepribadian perfeksionis, Apostle sebagai ilustrasi
kepribadian penolong, Artisan sebagai ilustrasi kepribadian pengejar prestasi,
Vagabond sebagai ilustrasi kepribadian romantis, Archer sebagai ilustrasi
kepribadian pengamat, Mage sebagai ilustrasi kepribadian pesimis, Jester sebagai
ilustrasi kepribadian petualang, Berserker sebagai ilustrasi kepribadian pejuang,
dan Knight sebagai ilustrasi kepribadian pendamai.Akwila Gusta Purwatia2017-04-10T06:55:59Z2019-01-30T13:44:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48614This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/486142017-04-10T06:55:59ZBUNGA MATAHARI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
SEPERANGKAT ALAT MAKANPermasalahan yang diangkat dalam pembuatan karya ini adalah: 1)
pengembangan bentuk bunga matahari ke dalam bentuk karya seni keramik
fungsional berupa seperangkat alat makan; 2) pembuatan karya seni keramik
fungsional seperangkat alat makan yang dimodifikasi dari bentuk bunga matahari;
3) pewarnaan dan pewarna yang tepat untuk menciptakan bentuk pengembangan
bunga matahari dalam karya seni keramik fungsional seperangkat alat makan.
Tujuan perwujudan karya ini adalah: 1) untuk mendapatkan bentuk-bentuk yang
inovatif dalam mengembangkan karakter bunga matahari ke dalam bentuk karya
seni keramik fungsional seperangkat alat makan; 2) untuk mengetahui teknik
pembuatan dengan mengembangkan bentuk bunga matahari dalam karya seni
keramik fungsional seperangkat alat makan yang lebih bervariatif; 3) untuk
mengetahui teknik pewarnaan dan pewarna yang tepat dalam menciptakan karya
seni keramik fungsional seperangkat alat makan dari pengembangan bentuk bunga
matahari.
Penciptaan karya keramik seperangkat alat makan ini meliputi tiga tahapan
yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam kegiatan eksplorasi
dilakukan dengan mencari referensi terkait dengan ide penciptaan yang digunakan
guna menjadi pedoman dalam proses penciptaan karya. Kegiatan perancangan
dilakukan dengan mengolah bentuk dengan cara membuat sket alternatif guna
memperoleh desain terpilih yang nantinya direalisasikan ke dalam bentuk karya.
Selanjutnya ialah proses pembentukan yang dilakukan dengan tahap pengolahan
tanah liat, pembentukan karya, proses dekorasi, proses pengeringan, proses
pembakaran biskuit, proses pengglasiran hingga proses pembakaran glasir.
Hasil akhir dari proses penciptaan karya kerajinan keramik ini adalah
berupa 5 set peralatan makan yang dalam 1 set terdiri dari piring berjumlah 4
buah, sendok 4 buah dan garpu 4 buah, mangkuk berjumlah 4 buah, teko 1 buah
dan cangkir 4 buah, piring lauk berjumlah 1 buah, mangkuk sayur berjumlah 1
buah, tempat nasi berjumlah 1 buah. Semua peralatan makan dibuat dengan
menerapkan motif bunga matahari sehingga tercipta alat makan dengan variasi
bentuk dan motif bunga matahari. Glasir yang diterapkan adalah glasir dengan
warna kuning, hijau, coklat, biru.
Kata kunci : bunga matahari, keramik, alat makan.Putri Lestiyowatiputri.lestyowati@gmail.com2017-04-03T04:11:05Z2019-01-30T13:40:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48456This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/484562017-04-03T04:11:05ZANALISIS PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KERAJINAN
TANGAN BERBAHAN BAKU LIMBAH DI SMP NEGERI 5
BANGUNTAPANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran
ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan limbah di SMP Negeri 5 Banguntapan
pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data
penelitian dilalui dengan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah bagian kurikulum,
guru ekstrakurikuler kerajinan tangan, siswa peserta ekstrakurikuler, dan dokumen
administrasi pembelajaran, dokumen profil sekolah, dan dokumen observasi
pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Analisis data pada
penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan langkah-langkah pengumpulan
data, reduksi data, dan penyajian data.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Perencanaan atau
persiapan pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan tangan berbahan limbah
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kemudian
dirancang Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Pelaksanaan
pembelajaran ekstrakurikuler kerajinan limbah dilaksanakan sesuai dengan
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang guru
ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menggunakan
beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan. (3) Evaluasi
pembelajaran ekstrakurikuler dengan tes tertulis dan tes unjuk kerja. Dengan
melakukan tes tersebut dapat diketahui kemampuan peserta didik dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penilaian pembelajaran ekstrakurikuler
kerajinan tangan berbahan limbah, dapat disimpulkan bahwa peserta didik mampu
memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
sekolah.
Kata kunci : Pembelajaran, Ekstrakurikuler, LimbahShinta Nur Riftisiarshintanur@yahoo.co.id2017-03-27T06:51:36Z2019-01-30T13:38:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48310This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/483102017-03-27T06:51:36ZDESAIN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
PENANGGULANGAN EKSPLOITASI SEKS KOMERSIAL ANAK
DI KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARATDesain Iklan Layanan Masyarakat ini bertujuan untuk menanggulangi
Eksploitasi Seks Komersial Anak (ESKA) yang terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat. Penciptaan Iklan Layanan Masyarakat ini memanfaatkan penelitian lapangan
terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan informasi grafis. Data berupa
uaraian tentang fakta, kasus dan bahayanya Eksploitasi Seks Komersail Anak.
Pengumpulan data melalaui metode wawancara dan dokumen. Wawancara
dilakuakan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sekitar dan dokumen didapat
dari beberapa buku dan media informasi seperti surat kabar offline dan online.
Penyampaian informasi menggunakan teknik penyampaian pesan Mix Approach. Mix
Approach merupakan kombinasi pendekatan Rational Approach yang lebih
mengedepankan logika isi pesan, Emotional Approach yang lebih menekankan pada
penggunaan emosi daripada nalar dan Normative Approach yang lebih mengedepankan
norma-norma yang ada di masyarakat. Kemudian berlanjut membuat rancangan Rough
Layout menggunakan kertas dan pensil sedangkan Comprehensive Layout sampai
dengan Final Design menggunakan Corel Draw dan Photoshop.
Konsep dari Iklan Layanan Masyarakat ini menggunakan naskah (isi pesan)
yang mudah dipahami oleh remaja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan untuk pemilihan visualnya menggunakan ilustrasi yang mampu
menggambarkan isi naskah. Ilustrasi menggunakan simbol-simbol tertentu dan kontras
pada gambar ilustrasi dirubah menjadi lebih gelap. Hasil dari penelitian ini berupa 9
media iklan, diantaranya 10 desain poster, 2 desain kaos, 1 desain tas, 1 desain Block
Note, 1 desain Leaflet, 2 desain pin, 2 desain stiker, 1 desain tumbler, 1 desain pen.
Untuk masing-masing judul dalam poster, diantaranya; 1) Hujat, 2) Mereka Hanyalah
Korban, 3) Ma(L)u, 4) Pendidikan, 5) Kembalikan Masa Depanku, 6) Kerja, 7) Tubuh
Siapa…, 8) Apa yang (bisa) Aku Lakukan, 9) Pernikahan Dini, 10) Seks Usia Remaja
Ganggu Otak.Nurmaya Nurmaya2017-03-27T06:50:46Z2019-01-30T13:38:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48312This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/483122017-03-27T06:50:46ZMemori Masa Kanak-Kanak sebagai Inspirasi Lukisan EkspresionistikTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi, dan bentuk dari penciptaan lukisan ekspresionistik yang terinspirasi
memori masa kanak-kanak.
Penulisan ini merupakan laporan dari penciptaan lukisan yang dibuat oleh
penulis. Dalam penciptaan lukisan ini, metode yang digunakan adalah metode
eksplorasi bentuk-bentuk objek yang ada dan sesuai bahasan setiap lukisan.
Selanjutnya, proses eksperimen yang lebih ditekankan pada teknik dan alat yaitu
teknik impasto dan opaque yang diterapkan menggunakan pisau palet, plastik plotot
dan jari tangan penulis. Proses terakhir yaitu tahap visualisasi atau melukis yang
dilakukan di atas kanvas.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1) Konsep
dalam penciptaan lukisan ini menggunakan pendekatan ekspresionistik dengan objek
lukisan yang digambarkan berdasarkan memori atau ingatan masa kanak-kanak
penulis. Warna ditampilkan pada setiap lukisan tersebut merupakan Warna yang
dominan pada setiap objek yang ada pada kenyataannya. Pada setiap lukisan
bercerita kenangan yang umum dialami di masa-masa Sekolah Dasar. Alat yang
digunakan adalah pisau palet, jari tangan, plastik plotot, palet dan kain lap. Bahan
yang digunakan adalah kain kanvas, cat minyak, linseed oil. Teknik yang digunakan
adalah teknik Impasto dan teknik opaque. 2) Tema penciptaan lukisan ini terinspirasi
dari memori/ kenangan tentang masa kanak-kanak yang dianggap memiliki kenangan
bagi penulis. 3) Proses visualisasi setiap lukisan, yaitu pertama dilakukan adalah
mengumpulkan data dan membuat sketsa pada kertas. Setelah itu persiapan alat dan
pencampuran warna yang akan digunakan. Yang terakhir adalah tahap melukis. 4)
Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan ekspresionistik (objek-objekknya
bersifat ekspresif). Karya yang dihasilkan berjumlah delapan lukisan dengan
keterangan sebagai berikut: Berburu (180cm x 160cm), Semarangan (160cm x
180cm), Pulang kesorean (160cm x 140cm), Musim layang-layang (160cm x
120cm), Sepeda baru (160cm x 120cm), dan Semangat pagi (160cm x 120cm)
yang dibuat dan diselesaikan pada tahun 2016 dan Jalan-jalan (110cm x 135cm) dan
Mainan cinta main-main (135cm x 110cm) yang dibuat dan selesai pada tahun
2017.Dilyan Eka Saputra2017-03-23T08:52:58Z2019-01-30T13:37:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48276This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/482762017-03-23T08:52:58ZMOTIF WAYANG CERITA ARJUNA WIWAHA PADA PEMBATAS
RUANG PRODUKSI OEMAH WAYANG MAJU KARYA
PUCUNG, IMOGIRI, BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan motif
wayang cerita Arjuna Wiwaha, ditinjau dari tatahan dan sunggingan pada
pembatas ruang produksi Oemah Wayang Maju Karya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana data penelitian
berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dengan dibantu instrumen
pendukung berupa pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan
data diperoleh melalui ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data
yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan motif wayang cerita Arjuna Wiwaha
pada pembatas ruang adalah Arjuna, Dewi Kunthi, Tangsen, Puntadewa, Pinten,
Brotoseno, Dewi Drupadi, 7 Bidadari, Batara Guru, Batara Narada,dan Prabu
Niwatakawaca. Adapun motif tambahan pada pembatas ruang Arjuna Wiwaha ini
adalah palemahan, tanaman, ranting pohon, kupu-kupu, burung, sulur-suluran,
dan mega-mega. Motif-motif tersebut menerapkan motif tatahan yang tergolong
pakem, diantaranya adalah tatahan tratasan, tratasan seling bubukan, bubukan,
mas-mas, sumbulan, seritan, gubahan, srunen, inten, bunga katu, gigi belalang,
dan ceplik. Motif sunggingan yang diterapkan juga tergolong pakem, yaitu
sunggingan kelopan, gradasi, bludiran, sawutan,cawen, drenjeman, blok, balesan,
isen-isen, dan ulat-ulat. Warna-warna sunggingan yang diterapkan dominan
warna cerah seperti hijau, merah, oranye, biru, putih dan emas.Andina Puspawatiandin.pw8@gmail.com2017-03-16T09:37:24Z2019-01-30T13:35:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48129This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/481292017-03-16T09:37:24ZPERMAINAN TRADISONAL SUMATERA SELATAN SEBAGAI IDE
DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS BAHAN SANDANG
UNTUK BUSANA PESTATugas akhir karya seni ini bertujuan, menciptakan motif batik tulis bahan
sandang untuk busana pesta yang beride dasar permainan tradisional Sumatera
Selatan.
Proses dalam pembuatan karya seni batik tulis ini berpedoman pada
metode dari SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses
batik dimulai dengan pembuatan motif, pembuatan pola, pembuatan gambar
gambar kerja, memola, mencanting, mewarna dengan teknik celup menggunakan
warna indigosol dan naphtol, dan terakhir melorod. Kain yang digunakan yaitu
kain mori primissima, katun ima, dan satin donatelli.
Hasil penciptaan batik tulis yang beride dasar permainan tradisional
Sumatera Selatan ini berjumlah delapan bahan sandang yang berjudul, (1) Batik
Permainan Siamang, mempunyai keindahan pada susunan warnanya, (2) Batik
Permainan Tenggoh-tenggohan, mempunyai keindahan pada susunan motif yang
seimbang dan efek pecahan yang dihasilkan parafin, (3) Batik Permainan Tali
Kembar, mempunyai keindahan pada motif yang disusun sejajar sehingga
memberikan efek skat-skat pada tiap motif utama, (4) Batik Permainan Babi-
babian, keindahannya terletak pada warna yang dihasilkan pada backgroundnya,
(5) Batik Permainan Genggong, mempunyai keindahan pada susunan motif yang
simple dan serasi dengan penggunaan warnanya, (6) Batik Permainan Mandi
Urek-urekan, mempunyai keindahan pada penggunaan warna yang selaras serta
garis-garis pada background yang dihasilkan dari pecahan-pecahan parafin, (7)
Batik Permainan Cepak Canting, mempunyai keindahan pada susunan motifnya
dan dikombinasi warna yang digunakan sehingga menggambarkan ketenangan
dan kekokohan saat di pakai, (8) Batik Permainan Gudang Kero, mempunyai
keindahan yang terletak pada kombinasi warna yang menggambarkan keceriaan.Lia Yustinayustinalia5@gmail.com2017-03-07T01:36:15Z2019-01-30T12:54:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46147This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/461472017-03-07T01:36:15ZBATIK TULIS KARYA JAZID BASTOMI
DI KABUPATEN PURWOREJO
JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) ide
dasar penciptaan batik tulis karya Jazid Bastomi, (2) motif batik tulis karya Jazid
Bastomi, (3) warna batik tulis karya Jazid Bastomi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan subjek
penelitian batik tulis karya Jazid Bastomi di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan ide dasar
penciptaan, motif dan warna batik tulis karya Jazid Bastomi di Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data menggunakan langkah-langkah
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta pemeriksaan
keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamat dan teknik triangulasi
teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat lima batik tulis karya
Jazid Bastomi yang dikaji dari sisi ide dasar penciptaan, motif dan warna, yaitu
batik Isen-isening Purworejo, batik Peksi Asmara, batik Mbang Sepatu, batik
Kupu Ngumbara dan batik Sekar Combrang. (1) Ide dasar penciptaan batik tulis
karya Jazid Bastomi mengacu pada lingkungan sekitar Jazid Bastomi dan potensi
daerah yang diunggulkan di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. (2) Motif batik
tulis karya Jazid Bastomi terdiri dari motif flora dan motif motif fauna. Motif
yang diciptakan merupakan penggayaan (stilisasi) bentuk dari ide dasar
penciptaan. (3) Zat warna yang diterapkan pada batik tulis karya Jazid Bastomi
menggunakan zat warna sintetis (naphtol, remasol, dan indigosol). Warna yang
digunakan yaitu warna putih, kuning, merah, biru, biru muda, biru kehitaman,
coklat, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu tua, dan hitam.Bella Pramaditabellapramadita@gmail.com2017-03-02T02:09:31Z2019-01-30T13:26:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47488This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/474882017-03-02T02:09:31ZKARAKTERISTIK BENTUK DAN WARNA DALAM LUKISAN PESERTA DIDIK KELAS XI TEKNIK PENGELASAN SMK N 1 SEDAYUPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik bentuk dan
warna yang terkandung dalam lukisan peserta didik kelas XI Jurusan Teknik
Pengelasan SMK N 1 Sedayu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Objek material penelitian yaitu karya lukisan kelas XI Jurusan Teknik
Pengelasan SMK N 1 Sedayu dan objek formal penelitian yaitu karakteristik
bentuk dan warna lukisan. Sumber data diperoleh dari dokumentasi dan
wawancara. Data berupa uraian bentuk dan warna lukisan peserta didik SMK dan
dianalisis secara diskriptif dengan memaknai sumber visual, komposisi, dan
warna.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik dalam lukisan peserta didik
kelas XI Jurusan Teknik Pengelasan SMK N 1 sebagai berikut: (1) Karya lukisan
peserta didik kelas XI jurusan Teknik Pengelasan SMK N 1 Sedayu
menggambarkan kejadian yang pernah terjadi, apa yang pernah dilihat dan
diketahui, keinginan anak, harapan, cerita kepahlawanan, dan peristiwa yang
pernah terjadi yang kemudian dituangkan dalam lukisan melalui simbol bentuk
dan warna, (2) Simbol bentuk dalam lukisan peserta didik kelas XI Jurusan
Teknik Pengelasan SMK N 1 Sedayu bertemakan alam, rumah, figur manusia, dan
lambang. Simbol bentuk mengarah ke bentuk realis dan abstrak. Objek yang
ditampilkan dominan sedikit, sekitar satu sampai empat objek dan bentuk yang
ditampilkan sederhana. Terdapat makna atau cerita pada setiap karya yang
ditampilkan melalui simbol bentuk. Beberapa anak dapat menggambar dengan
memperhatikan perspektif dan gelap terang yang membentuk dimensi bentuk, (3)
Simbol warna yang ditampilkan untuk mengisi bidang dan sebagai ekspresi anak.
Sebagian besar goresan-goresan yang dibuat dilakukan dengan spontan dan kuat
sehingga menghasilkan bentuk dan warna yang ekspresif.Putri Ayu Wardani2017-03-01T02:14:50Z2019-01-30T13:27:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47593This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/475932017-03-01T02:14:50ZKELOM GEULIS SEBAGAI IDE DALAM PENCIPTAAN MOTIF BATIK BORDIR UNTUK
ROK PANJANG MOJANG PRIANGAN TASIKMALAYATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan dan mendeskripsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik bordir yang terinspirasi dari kelom geulis yang ditujukan untuk rok
panjang mojang Priangan Tasikmalaya.
Proses penciptaan batik bordir motif kelom geulis ini menggunakan metode penciptaan seni kriya
yang terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi, eksplorasi dilakukan dengan pengamatan
dan pengumpulan data dari sumber yang relevan dengan pokok bahasan, yaitu mengenai batik, bordir,
busana rok, dan kelom geulis. Tahap kedua adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang
dilakukan adalah pembuatan motif alternatif untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi
pola. Tahap ketiga adalah tahap perwujudan, perwujudan ialah meliputi proses pembuatan karya. Teknik
yang dilakukan dalam pembuatan karya batik bordir ini adalah teknik batik tulis dan bordir teknik
tutupan, teknik krancang, dan teknik bulu kusut.
Karya busana rok panjang batik bordir ini berjumlah delapan karya yang masing-masing
mempunyai makna yang berbeda yaitu (1) batik bordir rok panjang motif kelom capit jika dipakai oleh
mojang Priangan maka dapat memberikan rasa tanggung jawab (2) batik bordir rok panjang motif kelom
jangkung jika dipakai oleh mojang Priangan maka dapat memberikan rasa cinta kasih (3) batik bordir rok
panjang motif kelom anggrek jika dipakai oleh mojang Priangan maka dapat memberikan rasa semangat
yang tinggi (4) batik bordir rok panjang motif dampal kelom jika dipakai oleh mojang Priangan maka
dapat memberikan rasa rendah hati (5) batik bordir rok panjang motif kelom parang jika dipakai oleh
mojang Priangan maka dapat mengingatkan pada sejarah perbatikan di Tasikmalaya (6) batik bordir rok
panjang kelom teratai jika dipakai oleh mojang Priangan maka dapat memberikan kesucian (7) batik
bordir rok panjang motif kelom daun jika dipakai oleh mojang Priangan maka dapat memeberikan rasa
ingin melestarikan alam sekitar (8) batik bordir rok panjang motif kelom melati jika dipakai oleh mojang
Priangan maka dapat memberikan rasa keceriaan.Elis Siti Aminahsitiaminahelis@gmail.com2017-02-28T06:20:11Z2019-01-30T13:27:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47569This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/475692017-02-28T06:20:11ZPUZZLE MOTIF BATIK KLASIK YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)Penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menyusun penciptaan
puzzle motif batik klasik Yogyakarta pada media kayu sebagai media pengenalan
motif batik dikalangan masyarakat secara umum.
Penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini mengacu pada metode penciptaan,
karena penciptaan sebuah karya tidak semata-mata terwujud begitu saja, namun
dalam menciptakan sebuah karya tentunya melalui langkah-langkah untuk
terbentuknya sebuah karya seni. Kematangan konsep yang dirancang sangat
menentukan keberhasilan perwujudan suatu karya yang akan dibuat. Dalam membuat
karya perlunya metode sangat dibutuhkan.
Ide dasar pembuatan karya puzzle ini diambil dari motif-motif batik klasik
Yogyakarta. Semua motif batik yang dibuat dalam puzzle memiliki makna simbolis
masing-masing. Dalam proses pembuatan puzzle motif batik klasik Yogyakarta ini
menggunakan sekrol, teknik ukir, dan teknik batik tulis serta pewarnaan
menggunakan napthol. Karya puzzle motif batik klasik Yogyakarta ini berjumlah dua
belas karya. Karya puzzle yang pertama berjudul puzzle motif Kawung Brendi. Karya
yang kedua adalah puzzle motif batik yang berjudul Sido Mulyo. Karya yang ketiga
adala puzzle motif Lerek Parang Centung. Karya keempat berjudul puzzle motif
Parang Abimanyu. Karya yang kelima berjudul puzzle motif Pilih Asih. Karya
keenam berjudul puzzle motif Nagasari. Karya ketujuh berjudul puzzle motif
Ganggong Rante. Karya kedelapan berjudul puzzle motif Ganggong Kebar. Karya
yang kesembilan berjudul puzzle motif Sirapan. Karya kesepuluh berjudul puzzle
motif Ceplok Kembang Tebu. Karya kesebelas berjudul puzzle motif Kawung Picis.
Karya yang keduabelas adalah puzzle motif Grompol.
Kata Kunci: Puzzle, Motif Batik Klasik YogyakartaKardianto Kardiantoardianganesta@yahoo.co.id2017-02-21T01:32:15Z2019-01-30T13:22:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47232This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/472322017-02-21T01:32:15ZKEGIATAN ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA SEBAGAI
INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema, konsep, visualisasi
teknik, dan bentuk kegiatan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta sebagai sumber
inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaa lukisan yaitu eksplorasi tema,
eksplorasi teknik, eksekusi, dan finishing.
Hasil dari proses kreatif dan pembahasan yaitu: 1) Tema yang diangkat
dalam penciptaan lukisan ini adalah “Kegiatan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta”.
Diawali dari kekaguman penulis terhadap keberagaman dan keunikan kegiatan
Abdi Dalem yang terdapat di Keraton Yogyakarta. 2) Konsep dalam lukisan ini
adalah melukiskan sosok Abdi Dalem yang tengah beraktifitas di Keraton
Yogyakarta meliputi kegiatan yang bersifat tradisi maupun yang bukan tradisi.
Figur Abdi Dalem dilukiskan secara representatif, dengan interpretasi yaitu
menggabungkan, menambah, atau mengurangi objek untuk memperindah
komposisi, serta digunakan goresan ekspresif dan unsur dekoratif pada bagian
tertentu menggunakan media cat minyak di atas kanvas. 3) Teknik yang
digunakan adalah brushstroke, opaque, dan aquarel. 4) Bentuk lukisan dari
sepuluh (10) karya dalam penciptaan lukisan ini adalah karya dengan pendekatan
representatif, 2 karya diantaranya bergaya realistik, 2 karya bergaya dekoratif,
dan 6 karya sisanya bergaya realis ekspresionis. Warna pada bagian wajah dan
kain sosok Abdi Dalem disisipkan warna-warna cerah (vivid colour) seperti
merah, kuning, hijau, dan biru digabung dengan pembentukan background yang
dikerjakan secara layer by layer atau berlapis-lapis. Karya yang dihasilkan
sebanyak 10 lukisan dengan judul sebagai berikut: Wisuda Abdi Dalem (160 x
110 cm), Merangkai Bunga (106 x 78 cm), Siraman Pusaka Kanjeng Nyai Jimat
(117 x 110 cm), Tombak Pusaka Kyai Pleret (68 x 145 cm), Mengisi Waktu
Luang-1 (83 x 76 cm), Mengisi Waktu Luang-2 (113 x 73 cm), Berdoa untuk
Merapi ( 93 x 73cm), Labuhan di Pantai Selatan (126 x 88 cm), Gunungan
Garebeg (126 x 90 cm), Uyon-uyon (128 x 88 cm).M Habib Muhtarozi2017-01-30T07:57:50Z2022-03-31T04:12:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46609This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/466092017-01-30T07:57:50ZPengembangan Instrumen Penilaian Seni Lukis Anak di Sekolah DasarTujuan penelitian ini adalah mengembangkan spesifikasi penilaian karya seni lukis anak di sekolah dasar dengan mengembangkan instrumen penilaian yang sahih dan andal untuk mengukur hasil belajar seni lukis anak. Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar seni lukis anak sekolah dasar ini dimaksudkan agar para guru seni lukis pada jenjang pendidikan dasar dapat melakukan penilaian secara objektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Proses pengembangan dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap studi awal, tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap diseminasi. Penetapan konstruk instrumen yang terdiri atas instrumen penilaian proses, penilaian produk, penilaian diri, dan penilaian kelompok dilakukan melalui pendapat pakar pendidikan seni, pakar seni lukis anak, pakar pengukuran, dan praktisi lapangan. Subjek penelitian ini terdiri atas dua elemen yaitu pendidik dan peserta didik sekolah dasar kelas satu sampai dengan kelas tiga dan pendidik seni lukis anak di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, MIN Tempel, dan SDN Langen Sari Yogyakarta. Penentuan koefisien reliabilitas instrumen penilaian dilakukan dengan menggunakan paket program genova berdasarkan teori Generalizability yang dikembangkan oleh Cric dan Brennan yang terdiri atas teori G (Generalized study) dan D (Decision study) yang komponen variansinya adalah person, rater, item, interaksi person dan rater, dan kesalahan, serta dengan koefisien interrater Cohen’s Kappa.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: 1). Spesifikasi instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak di SD berbentuk lembar pengamatan yang terdiri atas indikator, deskripsi, dan rubrik (kriteria), serta komponen yang menjadi objek penilaian meliputi proses, produk, penilaian diri, dan penilaian kelompok, 2). Karakteristik instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak yang mencakup validitas, reliabilitas, dan keterpakaian di SD telah teruji. Validitas telah teruji melalui focus group discussion sebanyak 3 kali dan sekali seminar. Rata-rata koefisien Cohen’s Kappa cenderung lebih tinggi dibanding rata-rata koefisien genova dan koefisien genova dengan persamaan nonlinear cenderung lebih teliti dibanding dengan persamaan linear. Besar koefisien genova paling tinggi untuk penilaian proses di kelas 1 dengan 7 item yang dirating yaitu 0,91, penilaian produk di kelas 1 dengan 3 item yang dirating yaitu 0,76, penilaian diri di kelas 1 yaitu 0,68, sedang penilaian kelompok di kelas 1 yaitu 0,86. Rata-rata koefisien Genova secara keseluruhan adalah 0,71. Adapun rata-rata koefisien Cohen’s Kappa yaitu 0,73. Kedua nilai rata-rata ini telah memenuhi kriteria minimum yang disyaratkan yaitu 0,70, 3). Pedoman penggunaan instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak dalam bentuk booklet. Booklet terdiri atas latar belakang, rasional, komponen yang dinilai, petunjuk penggunaan, dan contoh aplikasi, 4). Persyaratan yang harus dipenuhi pendidik SD agar kompeten menggunakan instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak di SD meliputi latar belakang pendidikan yang relevan, memiliki pengalaman dalam bidang seni lukis, memahami pedoman penilaian hasil belajar karya seni lukis anak, dan responsip terhadap pembaharuan dan perubahan.Tri Hartiti Retnowati2017-01-27T02:42:35Z2019-01-30T13:06:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46498This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/464982017-01-27T02:42:35ZFILOSOFI TEMBANG MACAPAT SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA
SENI LUKISTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan,
proses visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul Filosofi Tembang Macapat
Sebagai Ide penciptaan Karya Seni Lukis.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisanya itu metode
eksplorasi tema, eksplorasi bentuk, eksekusi dan pedekatan pada karya kubistik.
Hasil dari pembahasan adalah sebagai berikut: 1). Konsep pada
penciptaan lukisan yaitu memvisualisasikan interpretasi makna tembang Macapat
dalam bentuk lukisan kubisme. Visualisasi lukisan menggunakan cat akrilik di
atas kanvas dengan teknik opaque. 2). Tema dalam lukisan yaitu Maskumambang,
Mijil dan Kinanthi, Sinom dan Dandhang Gula, Asmaradhana, Gambuh, Durma
dan Pangkur, Megatruh dan Pocung. 3). Tahap visualisasi diawali dengan
pembuatan sketsa pada kanvas, kemudian memindahkan sketsa pada kanvas.
Proses selanjutnya yaitu pewarnaan objek pada lukisan diakhiri dengan finishing.
4). Bentuk karya yang dicapai yaitu lukisan kubistik yang terinspirasi dari
tembang-tembang Macapat. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan
berbagai ukuran antara lain yaitu :
Urip (100X130 Cm), Wiwitan (100X120 Cm), Anom (100X120 Cm),
Kasmaran (100X120 Cm), Temanten (100X120 Cm), Derma (110X130 Cm),
Prihatin (100X120Cm), Megat (100X120 Cm).Viky Kurniawan2017-01-27T02:40:57Z2019-01-30T13:05:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46456This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/464562017-01-27T02:40:57ZPERANCANGAN IKON DAN MEDIA PROMOSI WISATA PANTAI
TELENG RIA
PACITAN – JAWA TIMURPerancangan ikon dan media promosi wisata pantai Teleng Ria Pacitan Jawa
Timur yang diterapkan pada media promosi ini bertujuan untuk lebih
mengenalkan objek wisata Pantai Teleng Ria kepada masyarakat luas. Objek
wisata pantai Teleng Ria belum mempunyai desain ikon dan juga belum
mempunyai media promosi formal, serta diharapkan dapat meningkatkan
wisatawan di objek wisata pantai Teleng Ria diantaranya dermaga wisata,
pemecah ombak, wahana air, selancar, jetsky, dan yang terbaru adalah banana
boat. Letak objek wisata pantai Teleng Ria tidak jauh dari pusat kota Pacitan,
jaraknya kurang lebih 3 kilometer atau jika di tempuh dengan kendaraan bermotor
kira – kira 10 menit saja.
Proses perancangan ikon yang diterapkan pada media promosi ini melalui
tahap pengumpulan data, analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dan
dilanjutkan tahap visualisasi desain. Proses perancangan mengacu pada kreatifitas
dan kemampuan dalam menyajikan gagasan baru yang melalui tahapan proses
membuat layout gagasan, layout kasar, dan layout lengkap. Instrumen proses
dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya: pensil,
kertas dan penghapus. Selain itu juga menggunakan perangkat komputer, digital
camera dan scanner.
Hasil dari perancangan ikon wisata yang diterapkan pada media promosi ini
berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media).
Media utama yang digunakan adalah banner dengan ukuran 7 x 4 meter,
sedangkan media pendukung adalah berupa poster, kaos, topi, jam dinding, mug,
gantungan kunci, pin, stiker, sign system, tiket dan kalender. Konsep perancangan
ikon wisata pantai Teleng Ria ini adalah ikan tuna yang menjadi mayoritas
penghasilan nelayan yang ada di pantai Teleng Ria. Target audiens dari
perancangan ikon ini adalah untuk semua kalangan wisatawan baik dari kota
Pacitan maupun wisatawan dari daerah lain.Bowo Subastiyan2017-01-27T02:00:08Z2019-01-30T13:05:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46452This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/464522017-01-27T02:00:08ZKERUSAKAN ALAM DALAM LUKISAN SURREALISTIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan
proses visualisasi lukisan dengan judul Kerusakan Alam Dalam Lukisan
Surrealistic
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi,
eksekusi, dan pendekatan pada karya surrealist. Metode eksplorasi meliputi
eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut:
1). Konsep penciptaan lukisan yaitu untuk memvisualkan peristiwa-peristiwa dan
gejala terkait dengan kerusakan alam yang memberikan inspirasi kepada penulis
untuk divisualkan dalam lukisan berupa figur-figur objek hewan sebagai objek
utama dalam lukisan. Objek hewan digunakan sebagai simbol dalam lukisan yang
dianggap mewakili gagasan penulis terkait gejala atau fenomena kerusakan alam.
Objek-objek pada lukisan divisualkan menggunakan media cat minyak diatas
kanvas dengan teknik opaque. Penggunaan warna dalam lukisan bertujuan untuk
membuat objek dengan memperhatikan unsur gelap terang guna memberikan
kesan volume. Bentuk lukisan yang ingin dicapai yaitu lukisan dengan gaya
surrealistik dengan capaian bentuk objek yang realistik. 2). Terdapat tiga tema
dalam lukisan yaitu kerusakan alam akibat ulah manusia, kemurkaan alam dan
harapan perbaikan atas kerusakan alam. Pembagian tema dalam lukisan
dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembahasan karya. 3). Proses
visualisasi diawali dengan membuat sketsa pada kertas, upaya ini dilakukan untuk
mengembangkan dan menemukan kemungkinan bentuk dan komposisi yang
diinginkan. Proses selanjutnya yaitu memindahkan sketsa pada kanvas yang
dilanjutkan dengan proses pewarnaan dan diakhiri dengan finishing karya
menggunakan clear. 4).Bentuk lukisan yang ingin dicapai yaitu lukisan dengan
gaya surrealistik dengan capaian bentuk objek yang realistik. Adapun objek
paling dominan dalam lukisan yaitu objek hewan yang dilengkapi dengan objek
pendukung seperti batu, pohon, telur, padang tandus dan lainya. Karya yang
dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu: Manusia Perusak
(140 x 180cm), Pembalasan (135 x 175cm), Akibat Keserakahan Manusia
(140x170cm), Masih Ada Harapan (120 x 160cm), Mencari Rumah Baru (130 x
170cm, Memulai Dari Awal (120 x 150cm), Rakus (120 x 150cm), Branjangan
Srikayangan (140 x 170cm).Adi Triyanto2017-01-24T04:54:03Z2019-01-30T13:04:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46418This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/464182017-01-24T04:54:03ZPEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KETERAMPILAN BATIK
KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran keterampilan batik pada
kelas VII C SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen utama yang digunakan adalah pedoman wawancara, observasi,
dokumentasi, alat tulis, dan kamera. Pemeriksaan keabsahan data diperoleh
melalui teknik triangulasi sumber. Analisis data menggunakan deskriptif
kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Keistimewaan skripsi ini terletak pada aspek tujuannya, yaitu mengetahui
kegiatan pembelajaran keterampilan batik di kelas VII C SMP Muhammadiyah
8 Yogyakarta yang berfokus sebagai mata pelajaran muatan lokal guna
melestarikan batik sebagai budaya asli Indonesia serta mengembangkan minat
dan potensi peserta didik agar setiap siswa memiliki bekal life skill untuk
kehidupan di masyarakat. Selain itu hasil pembelajaran di sekolah ini memiliki
hasil karya yang memiliki nilai estetis serta daya jual sehingga dapat dijadikan
sebagai pengisi acara sekolah tahunan yaitu pameran batik hasil karya siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran
keterampilan batik sudah baik yaitu membuat silabus, RPP, mempersiapkan
materi, sumber belajar, media pembelajaran, merencanakan kegiatan
pendahuluan, & mempersiapkan untuk penilaian. 2) pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan salam, mengecek kehadiran
siswa, menjelaskan gambaran materi, membangkitkan ingatan siswa dengan
cara menayakan materi pertemuan sebelumnya dan memberi motivasi pada
siswa), kegiatan inti (terdiri eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), kegiatan
penutup (umpan balik, evaluasi, memberikan tugas, menyimpulkan materi,
ditutup dengan salam). 3) hasil pembelajaran keterampilan batik: batik tulis
ukuran 50x50 cm yang diaplikasikan pada sarung bantal. Penilaian didapatkan
guru dengan memperhatikan a) aspek kognitif, diperoleh melalui penugasan
siswa. b) aspek afektif yang diperoleh melalui pengamatan sikap dan tingkah
laku siswa. c) aspek psikomotorik, diperoleh melalui hasil praktik siswa dari
menggambar motif dan proses membuat batik tulis. Tindak lanjut dari
penilaian adalah guru melakukan program remedial terhadap siswa yang belum
tuntas KKM.Risda Lailin Nadzirohriisda94@gmail.com2017-01-24T02:09:43Z2019-01-30T12:59:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463682017-01-24T02:09:43ZPERANCANGAN VIDEOGRAFI TENTANG
MAKE-UP PANGGUNG PADA PERTUNJUKAN TEATERTujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan konsep videografi, proses
visualisasi, dan bentuk videografi tentang make-up panggung pada pertunjukan
teater.
Metode pengembangan yang digunakan pada penciptaan video ini adalah
observasi pada kelas Kajian Drama di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta, pembuatan naskah/skenario untuk pedoman pengambilan
gambar dan proses editing video, pembuatan storyboard, pengambilan gambar,
editing video, dan finishing.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut: (1) konsep video tentang make-up panggung dibuat dengan
suasana visual dengan kesan ceria dan segar, ilustrasi musik menggunakan jenis
musik yang berbeda-beda untuk membuat suasana di setiap adegan serta tipografi
yang digunakan adalah huruf menyerupai tulisan tangan yang dapat menunjang
tema video, (2) teknik pengambilan yang digunakan adalah close-up, medium
shot, dan full shot dengan pergerakan kamera yang statis. Pengambilan gambar
dengan eye-level shot dan menggunakan komposisi rule of third, (3) jenis video
ini adalah video dokumenter expository yang berdurasi 15 menit 46 detik, terdiri
dari tiga bagian yaitu pembuka, bagian inti, dan penutup.Awis Citra Murniati2017-01-24T02:01:16Z2019-01-30T12:58:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46350This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463502017-01-24T02:01:16ZTEKNOLOGI GADGET SEBAGAI
INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN
TUGAS AKHIR KARYA SENITujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik,
bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul “Teknologi Gadget Sebagai
Inspirasi Penciptaan Lukisan Tugas Akhir Karya Seni”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi
dengan melihat realitas penggunaan gadget pada masyarakat. Eksperimentasi
dengan membuat sketsa pada kertas dari hasil observasi, dan visualisasi dengan
memindahkan sketsa pada kanvas, memberikan warna objek, memberikan warna
yang dilanjutkan dengan memberi outline pada setiap objek lukisan.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut: 1) Konsep penciptaan lukisan yaitu untuk mengangkat Teknologi
gadget sebagai perangkat yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia yang
diwujudkan dengan macam-macam gadget, potongan tubuh manusia, tumbuhan-
tumbuhan, komponen mesin dan objek benda tertentu, yang melalui deformasi
bentuk dan repetisi bentuk. 2) Tema dalam visualisasi lukisan adalah teknologi
gadget yang sangat berpengaruh bagi manusia. Setiap gadget yang dipilih
dijadikan tema didalam lukisan. 3) Visualisasi menggunakan media kanvas, cat
acrylic, serta teknik yang digunakan dalam pengerjaan lukisan adalah teknik
plakat. 4) Bentuk lukisan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir Karya Seni ini
yaitu bentuk lukisan dengan gaya lowbrow. Ciri lowbrow dalam lukisan antara
lain ditunjukan lewat visualisasi penggabungan objek hardware gadget, potongan
tubuh manusia, tumbuhan, warna-warna yang meriah dan lettering yang terkesan
humor, kegembiraan, nakal dan liar. terdapat outline yang rumit menyerupai
bagian dalam pada mesin di semua lukisan. Karya yang dikerjakan sebanyak 8
lukisan dengan berbagai ukuran antara lain yaitu:Look at Me (100X140 Cm), So
Close (120X160 Cm), Everybody Know (100X140 Cm), 1 X 1000 (90X100 Cm),
Listen to Me (100X145 Cm), Other World (100X130 Cm), Give Me Your
Question (120X140 Cm), Proof History (100X120 Cm)Deny Wicaksono2017-01-24T02:01:15Z2019-01-30T12:58:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46349This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463492017-01-24T02:01:15ZMETAFORA GURITA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS CETAK
TINGGI (RELIEF PRINT)Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses visualisasi
dan bentuk karya grafis dengan judul Metafora Gurita Dalam Penciptaan Karya Seni
Grafis Cetak Tinggi (Relief Print).
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya yaitu metode eksplorasi tema,
bentuk, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini sebagai berikut: 1.)
Konsep penciptaan yaitu memvisualisasikan objek hewan gurita dengan
mengkombinasikan dengan objek lain seperti, kerangka tulang tangan, kaki, jantung hati,
sendok, garpu, sayap, jangkar, horn dan lain-lain, dimana objek tersebut dianggap
mewakili dari kegelisahan dan pengalaman penulis. Penggabungan objek gurita dengan
beberapa objek tertentu bertujuan untuk menciptakan visualisasi bentuk yang unik, tidak
lazim dan terkesan aneh. Bentuk karya yang ingin dicapai yaitu bentuk karya yang
menggunakan pendekatan pada karya surrealistik. Proses pewarnaan dicapai dengan
teknik cetak rusak sebanyak tiga warna, dan warna monochromatic (hitam putih). 2.)
Tema dalam karya terdiri dari delapan karya yaitu perasaan khawatir dan kebingungan
dalam menjalani hidup, pengaturan waktu dalam kehidupan sehari-hari, perjuangan
seorang ayah dalam menafkahi keluarga, pengaruh musik pada proses penciptaan sebuah
karya seni, kegiatan-kegiatan tertentu yang memberikan keseimbangan dalam hidup,
keahlian atau skill tertentu yang perlu dimiliki oleh seorang individu, perjuangan seorang
individu untuk mencapai tujuan hidup. 3.) Proses visualisasi diawali dengan membuat
sketsa pada kertas. Tahap selanjutnya yaitu awal pemindahan sketsa pada media
hardboard. Pemindahan sketsa pada permukaan hardboard dilakukan dengan
menggunakan pensil dan dipertegas dengan spidol marker. Proses selanjutnya yaitu
membuat detail dengan menggunakan mata pisau cukil berbentuk “V” dan “U”. Langkah
berikutnya yaitu mencetak klise diatas kertas dan kain. Pencatatan edisi karya merupakan
tahap akhir dari pembuatan karya grafis. Masing-masing karya diberikan nomor edisi
pada margin kiri bawah karya, judul karya pada margin tengah bawah karya, dan juga
penulis menambahkan stempel logo berwarna merah pada bagian tanda tangan pada
margin kanan bawah karya. Pencatatan edisi karya bertujuan untuk memberikan tanda
bahwa setiap karya dicetak dalam jumlah tertentu. 4.) Karya yang dihasilkan sebanyak 10
karya grafis diberbagai tahun pembuatan antara lain; “Heartopus” (28x84,5cm),
“Handtopus” (28x84,5cm),“Legtopus”(28x84,5cm), “Nahkoda Diri” (28x84,5cm), “Time
Of My Life” (28x84,5cm). “Daddycation”(diameter 64cm), “Octohorn (Music)”
(66x101cm), “Octocircus (Balance)” (66x101cm), “Octosamurai (Weapon)” (66x101cm),
” Octowings (Journey)” (66x101cm).Esa Adi Nugroho2017-01-24T02:01:10Z2019-01-30T12:58:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46346This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463462017-01-24T02:01:10ZDINAMIKA KEHIDUPAN KELUARGA SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN LUKISAN SURREALISTIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik,
bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul “Dinamika Kehidupan
Keluarga Sebagai inspirasi Penciptaan Lukisan Surrealistik”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi,
eksperimentasi, eksekusi, dan pendekatan pada karya surreallisme.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut:
1) Konsep penciptaan lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu untuk
memvisualkan dinamika kehidupan keluarga yang diwujudkan dalam lukisan
berupa figur-figur manusia, tumbuhan-tumbuhan, hewan dan objek benda tertentu
yang digambarkan secara surrealistic. 2) Tema dalam lukisan terdiri dari delapan
tema. Adapun tema-tema tersebut yaitu, kegiatan refreshing dalam sebuah
keluarga, kegagalan fungsi keluarga yang disebabkan oleh kesibukan kepala
keluarga, aktivitas rutin seorang ibu di pagi hari, figur ayah sebagai sosok
pelindung keluarga dan pekerja keras, konflik dalam keluarga yang disebabkan
oleh diskomunikasi, kegagalan pola asuh dalam keluarga, fungsi keluarga sebagai
media penyalur kebutuhan batin yang berorientasi untuk meneruskan keturunan,
fungsi peran ibu dalam tumbuh kembang anak. 3) Proses visualisasi diawali
dengan membuat sketsa pada kertas, yang dilanjutkan dengan pembuatan
background flat pada lukisan. Proses selanjutnya yaitu memindahkan sketsa pada
kanvas yang dilanjutkan dengan proses pewarnaan dan diakhiri dengan finishing
karya menggunakan clear. Secara keseluruhan lukisan dikerjakan menggunakan
cat acrylic. Teknik yang digunakan dalam pengerjaan lukisan adalah teknik
opaque, plakat, aquarel dan arsir. Penggunaan warna pada lukisan bertujuan untuk
membuat objek, menciptakan efek lelehan pada lukisan dan membuat background
flat untuk memunculkan detail objek. 4) Bentuk lukisan yang ingin dicapai dalam
Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu bentuk lukisan dengan gaya surrealistic. Ciri
surrealistic dalam lukisan antara lain ditunjukan lewat visualisasi objek manusia
dengan lidah menjulur panjang, kulit yang digambarkan dengan kesan lunak,
gajah dengan mulut manusia diujungnya dan lainya. Karya yang dikerjakan
sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran antara lain yaitu:
Blue Sunday (150x150cm), Pekerja (120x160 cm), Pukul 6:10 (125x125 cm),
Seorang Lelaki Hitam (170x125 cm), Vertikal Problem (125x 180 cm), Kuwal
(135x 115 cm), Hasrat (135 x 140 cm), Di balik Selembar Kain Ibu (170 x 125
cm).Enggar Rhomadioni2017-01-24T01:58:02Z2019-01-30T12:59:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46354This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463542017-01-24T01:58:02ZRekuratorial dengan Pendekatan Semiotika dalam Pameran Tunggal Karya
Patung Mencatat Batu Komroden HaroRekuratorial dengan Pendekatan Semiotika dalam Pameran Tunggal Karya
Patung Mencatat Batu Komroden Haro
Oleh Hendri Susilo
NIM : 09206241035
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanda dari penanda dan
petanda dari karya patung pameran tunggal Komroden Haro yang berjudul
Mencatat Batu.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui
dokumen visual berupa karya patung dan data tulisan kuratorial Rain Rosidi. Data
dianalisis melalui semiotika Roland Barthes.
Berdasarkan hasil penelitian rekuratorial karya patung Komroden Haro
menggunakan teori semiotika Roland Barthes, hasil penelitian menunjukkan 1)
Karya Komroden Haro memiliki dua fungsi teks di mana pembubuhan teks dalam
hal ini pada judul karya berfungsi sebagai pemancar dan pengikat. 2) Karya
Komroden Haro tidak hanya mengejar nilai estetis saja namun ada pesan moral di
balik karya tersebut jika di analisis hingga tataran signifikasi tingkat dua. 3)
Dalam karya patung yang berjudul Siluet, Thanks to Earth, Burger Stone, Dialog,
dan Mencari Sumber dalam pameran tunggal Mencatat Batu, karya yang
diciptakan mengandung lima kode pembacaan yaitu kode hermenetik, kode semik,
kode simbolik, kode kultural, dan kode proarietik pada tataran kedua. 4) Karya-
karyanya berkonotasi sebagai gambaran kehidupan manusia.Hendri Susilo2017-01-24T01:53:07Z2019-01-30T12:58:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46343This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463432017-01-24T01:53:07ZKEHIDUPAN SCOOTERIS
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN DALAM LUKISANPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, proses visualisasi, teknik dan bentuk lukisan dengan
judul Kehidupan Scooteris Sebagai Inspirasi Penciptaan Dalam Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi pengamatan dilakukan
secara langsung di kehiduapan scooteris. Selanjutnya eksperimen, dilakukan
untuk menemukan bentuk deformasi vespa. Kemudian proses visualisasi, dengan
cara memindahkan gambar sketsa ke media kertas Oatmil.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa: (1). Konsep penciptaan lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni yaitu untuk
memvisualisaikan kehidupan scooteris yang diwujudkan dalam lukisan berupa
vespa yang dideformasi dan menyerupai manusia, memiliki tangan dan kaki,
sedangkan kepalanya tetap seperti vespa pada umumnya.(2) Tema dalam lukisan
ini berjumlah dua belas yaitu touring bersama teman-teman, menolong sesama
scooteris, keakraban antar scooteris saat di bengkel, petualang sejati, istirahat
sejenak dan menikmati suasana di dalam sebuah jambore, seorang scooteris yang
suka berpergian seorang diri, vespa ekstrim, keakraban antar scooteris saat dalam
acara jamboree, transaksi jual beli antar scooteris, jasa perbaikan vespa, fenomena
scooteris perempuan dan penyambutan tamu dari jauh. (3) Proses visualisasi ini
melalui berbagai proses yaitu proses sketsa, memindahkan seketsa kedalam kertas
Oatmil, kemudian memberi warna pada setiap objek, dilanjutkan dengan proses
bagian pendetailan pada setiap objek, kemudian finishing (4). Bentuk lukisan
yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu bentuk lukisan dengan
gaya pop surealisme. Ciri dari gaya pop surealisme dalam karya ini adalah figur
vespa yang dideformasi bentuknya menyerupai manusia dengan kepala masih
tetap seperti vespa dan terdapat beberapa potongan onderdil mesin vespa. Karya
yang dikerjakan sebanyak dua belas karya dengan ukuran yang sama, yaitu 70cm
x 50cm, dengan judul : Menikmati Tiap Kilometernya, Brotherhood, Saling
Berbagi, Gas Terus, Relax, Single Fighter, The Rembol, Melebur, C.O.D, Sumber
Rejeki, Scooterwati, Perjamuan.Gunawan Abhiyoso2017-01-24T01:52:09Z2019-01-30T12:58:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46330This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463302017-01-24T01:52:09ZPEMANDANGAN ALAM LERENG GUNUNG MURIA
SEBAGAI OBJEK LUKISANPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Pemandangan Alam Lereng Gunung Muria Sebagai Objek Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode observasi,
eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung
keindahan pemandangan alam lereng gunung Muria. Selanjutnya eksperimen
dilakukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis visual yang optimal
menggunakan cat minyak dengan menggunakan teknik basah dan impasto. Selain
untuk mencapai hasil visual yang baik, ekperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan
objek dengan gaya naturalistik.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan bahwa:1.
konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman terhadap keindahan pemandangan
alam lereng gunung Muria yang diekspresikan ke dalam lukisan naturalistik
menggunakan media cat minyak dengan warna dan pencahayaan yang dibuat lebih
kontras supaya menimbulkan kesan dramatis, serta. 2. Tema dalam lukisan adalah
gambaran suasana gunung Muria pada pagi hari yang dilukisan dari desa-desa sekitar
gunung Muria. 3. Keseluruhan lukisan ini diciptakan dengan penggambaran objek
utama gunung Muria kemudian didukung oleh penggambaran lain seperti pematang
sawah, sungai, pohon, awan, langit, yang mana keseluruhannya itu dilukis dengan
warna-warna soft dengan penggambaran suasana pagi. Kesemuanya dilukiskan
dengan gaya naturalistik yaitu dengan diolah sesuai keindahan ideal menurut penulis.
4. Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan representatif cat minyak di atas
kanvas yang berjumlah delapan buah dengan gaya naturalistik, yang berjudul:
“Berselimut Awan di Puncak Muria”(165cmx10cm), “Petani di Gunung
Padi”(165cmx110cm), “Petani di Teras Muria”(145cmx110cm), “Terhampar
Hijau”(150cmx100cm), “Menanam Harapan”(150cmx100cm), “Pagi di Teras
Negeriku”(150cmx100cm), “Menuai Harapan”(160cmx90cm), “Zamrud
Pagi”(180cmx90cm).Ahmad Zaen Muzakky2017-01-24T01:46:01Z2019-01-30T12:58:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463402017-01-24T01:46:01ZPERANCANGAN KURSI DAN MEJA TAMU DARI LIMBAH DRUM DAN
LIMBAH KAYU PALETPerancangan kursi dan meja tamu dari limbah drum dan kayu palet
dilakukan melalui penyusunan konsep hingga implementasi konsep dalam bentuk
prototype. Perancangan ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan potensi dari
limbah drum dan kayu palet agar menjadi solusi pengolahan limbah khususnya
limbah anoranik.
Metode yang digunakan pada proses desain perancangan kursi dan meja
dari limbah drum dan kayu bekas palet terdapat beberapa tahap, pertama yaitu
tahap eksplorasi mencakup menggali informasi dari permasalahan dilanjutkan
dengan mengumpulkan data-data potensial bahan. Tahap kedua adalah
perancanagan meliputi tahap ide perancangan dan membuat alternatif desain.
Tahap terakhir yaitu perwujudan meliputi pembuatan konstruksi, pemasangan
kayu dan fisihing berupa pengecatan. Material yang dimiliki limbah drum berupa
plat besi berukuran 0,8 sampai 0,9 milimeter dikombinasikan dengan limbah kayu
palet. Jenis kayu dari limbah palet yaitu kayu pinus, selain memiliki tekstur yang
indah kayu pinus tergolong jenis kayu solid.
Perancangan kursi dan meja tamu didasarkan pada beberapa aspek yang
meliputi aspek fungsional, ergonomi dan keindahan dengan mempertimbangkan
asas kesatuan, keseimbangan dan keteraturan. Perancangan ini dilakukan dengan
membuat desain sesuai dengan dimensi limbah drum berdasarkananthropometry
sehingga dapat digunakan dengan aman dan nyaman. Perancangan ini
menghasilkan 4 kursi dan 1 meja tamu dengan rincian 2 single seat, 1 double seat,
1 kursi lipat, dan 1 meja tamu sebagai implementasi dari konsep.Trian Cahyo Utomo2017-01-24T01:29:39Z2019-01-30T12:58:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46323This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463232017-01-24T01:29:39Z”FOTOGRAFIS INFO KULINER TRADISIONAL YOGYAKARTA
UNTUK KONSUMEN WISATAWAN”Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan proses
penciptaan Fotografis Info Kuliner Tradisional Yogyakarta untuk Konsumen
Wisatawan. Penciptaan tugas akhir karya seni ini mengambil objek makanan
tradisional khas Yogyakarta yang tergolong dalam kategori Food Photography.
Dengan tema makanan tradisional Yogyakarta.
Penciptaan fotografi kuliner ini menggunakan metode eksplorasi dan
improvisasi, dengan mengambil data berbagai jenis makanan khas yang tersebar
di 5 kabupaten dan kota, yaitu Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Kota
Jogja, yang berada dalam lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta dan menata ulang
susunan makana tersebut agar terlihat lebih menarik.
Konsep karya fotografis info kuliner tradisional ini memilih tema klasik
sesuai dengan makanan tersebut yang dikatakan tradisional dengan memanfaatkan
berbagai unsur pendukung untuk membuat cerita di dalam sebuah karya foto, agar
info grafis yang dimaksudkan bisa tercapai dengan baik dan tersampaikan kepada
konsumen.
Visualisasi penciptaan karya dilakukan di dalam studio dengan
menggunakan teknik Still Life dan Dof sempit untuk memilih objek utama.
Pembuatan karya menggunakan kamera Canon 60d dan 40d dan lensa fix 50mm
dengan diagfragma terbesar mencapai F/1.8, cahaya yang digunakan
menggunakan lampu dengan panas mencapai 5000 kelvin dengan dibantu oktagon
dan reflektor agar cahaya yang menyinari objek lebih lembut juga lebih natural,
dan detail dari objek tersebut terlihat jelas dari sisi artistik
Hasil karya fotografi kuliner sebanyak 8 lembar karya yang dikemas
dalam pigura berukuran medium berwarna putih dan dimuat dalam katalog yang
menjelaskan info grafis tentang makanan tersebut, ciri khas karya menggunakan
komposisi asimetris dengan ukuran 60 cm x 60 cm atau medium yang
memanfaatkan kertas Albatroz blockout paper 230 gr. Jenis makanan yang
dijadikan subjek karya adalah Geblek, Cenil, Klepon, Putu, Ampyang, Thiwul,
Geplak. Karena makanan tersebut merupakan makanan ikonik khas dari 5
kabupaten dan kota yang tersebar di Yogyakarta.Johan Hengky Pradana2017-01-24T01:16:12Z2019-01-30T12:57:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46312This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463122017-01-24T01:16:12ZANIMASI 2D EDUKASI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
KESEHATAN GIGI ANAKAnimasi 2D Edukasi Iklan Layanan Masyarakat Kesehatan Gigi Anak ini
bertujuan untuk memberikan tayangan hiburan yang mengandung nilai edukasi
khusunya dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi bagi anak-anak.
Tahapan proses perancangan meliputi pengumpulan data verbal maupun
data visual. Proses visualisasi karya melalui tahapan comprehensive layout dan
final design. Instrumen yang digunakan berupa pensil, kertas, pulpen, penghapus,
tapu, meja animasi, komputer, printer, scanner dan software desain berupa Adobe
Premier CS6, Adobe Photosop CS6 dan Adobe After Effect CS6.
Hasil dari Pembuatan Animasi 2D Edukasi Iklan Layanan Masyarakat
Kesehatan Gigi Anak berupa tayangan video animasi 2D yang mengadopsi gaya
karakter Dora The Explorer dengan mnggunakan proporsi chibi atau Childboy,
yaitu istilah yang digunakan ketika menggambar karakter dengan ukuran kepala
lebih besar dari pada badannya. Menceritakan tentang sebuah keluarga yang
bernama Keluarga Didi, dimana didalam keluarga tersebut terdapat enam karakter
utama yaitu Didi, Ibu Didi, Rio, Tia, Agus dan Tante Ratna. Dalam video animasi
yang berdurasi 07.02 menit tersebut menceritakan tentang cara merawat gigi dan
gusi yakni dengan cara menggosok gigi dengan baik dan benar melalui tutorial
menggosok gigi yang dijelaskan oleh karakter pendukung yaitu Lala. Lala
merupakan maskot dalam video Animasi 2D Edukasi Iklan Layanan Masyarakat
Kesehatan Gigi Anak ini. Tayangan animasi ini bertujuan menarik minat
masyarakat terutama anak-anak dalam memberikan kesadaran pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan gusi sejak usia dini.Suhendra Suhendra2017-01-24T01:15:44Z2019-01-30T12:57:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46268This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462682017-01-24T01:15:44ZSTREET PHOTOGRAPHY KOTA YOGYAKARTAPenciptaan tugas akhir ini mengambil objek budaya, perkotaan,
masyarakat dan lokasi kota Yogyakarta dalam street photography dengan
penerapan teknik straight photography. Penulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konsep, proses dan bentuk karya fotografi dengan teknik
straight photography.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni fotografi ini
adalah eksplorasi dan improvisasi. Eksplorasi dilakukan guna memahami
kondisi maupun karakteristik lokasi objek, sehingga didapatkan gambaran
mengenai proses pengambilan gambar. Improvisasi dilakukan ketika beberapa
hal diluar kemampuan sehingga digunakan alternatif lainnya. Penciptaan
karya fotografi ini diawali dengan tahap identifikasi masalah, dilanjutkan
dengan pengumpulan data, penentuan konsep dan proses, seleksi hasil,
editing, pencetakkan dan penyajian.
Konsep pada penciptaan karya Fotografi mengangkat tema budaya,
perkotaan, masyarakat dan lokasi kota Yogyakarta dalam Street photography.
Tema tersebut berupa aktifitas atau kegitan dari kehidupan masyarakat kota
Yogyakarta yang meliputi aktifitas mereka diruang publik atau tidak menutup
kemungkinan dilakukan diruang pribadi atau khusus. dari sudut pandang
budaya, agama dan sosial mereka yang ada dijalanan. Proses visualisasi karya
street Yogyakarta fotografi dikerjakan dengan menggunakan alat kamera
DSLR, lensa, lampu flash, memory card, dan Teknik straight photography
bertujuan menggambarkan kondisi sebenarnya dengan mengurangi rekayasa
karya, Fotografi yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 24 buah dengan ukuran
yang sama (80 x 60 cm) dengan judul foto sebagai berikut: “jogja dan becak,
sang penerus, tumbuh tinggi, luas, berbeda, sopan, kagum, menikmati pagi,
banyak pilihan, kesatuan, simbiosis mutualisme, Rapi, euforia malioboro,
pelanggaran, Bineka tunggal ika, kirap, semangat, semangat pagi, aku dan
jogja, sebelum semua ruang diukur dengan uang, hiburan diman saja, masih
sepi.Ricky Priyantoso2017-01-24T01:14:33Z2019-01-30T12:57:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46287This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462872017-01-24T01:14:33ZTARIAN TEMBUT-TEMBUT SEBERAYA SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS
SILKSCREENTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi, dan bentuk karya grafis silkscreen dengan judul Tarian Tembut-
Tembut Seberaya Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Grafis Silkscreen
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah eksplorasi tema,
ekplorasi model, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut:
1.) Konsep dalam penciptaan karya yaitu memvisualisasikan Tarian Tembut-
Tembut Seberaya dalam figur-figur manusia dan objek benda tertentu yang
digambarkan secara ilustratif. Objek-objek pada karya divisualisasikan dengan
teknik cetak saring(silkscreen) diatas kain dan kertas. 2.) Tema dalam Tugas
Akhir Karya Seni ini terdiri dari dua tema yaitu karakter pada arian Tembut-
Tembut Seberaya dan adegan pada tarian Tembut-Tembut Seberaya. Pembagian
tema bertujuan untuk mendapatkan ide terkait Tarian Tembut-Tembut Seberaya
dan mempermudah dalam pembahasan karya. 3) Proses visualisasi diawali dengan
pembuatan sketsa pada kertas. Proses selanjutnya yaitu menggambar ulang sketsa
atau dikenal dengan sebutan trace pada aplikasi adobe illustrator. Proses
selanjutnya yaitu afdruk bertujuan untuk menghasilkan klise. Setelah klise siap
maka proses selanjutnya adalah pencetakan. Pencatatan edisi karya merupakan
tahap akhir dari pembuatan karya grafis. 4.) Bentuk karya grafis yang ingin
dicapai dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu bentuk karya grafis yang
divisualkan dengan teknik silkscreen dengan gaya Pop Art yang bersifat ilustratif.
Objek paling dominan pada karya berupa figur manusia. Karya yang dikerjakan
sebanyak 12 karya grafis silkscreen dengan berbagai ukuran yaitu:
Panglima (40x50 Cm), Sigurda-gurdi (40x50 Cm), Singuda-nguda (40x50
Cm), Anak Perana (40x50 Cm), Kikir Labang (40x50 Cm), Erjagar-jagar (40x50
Cm), Erjaga(40x50 Cm), Sirang (40x50 Cm), Sentabi (80x100 Cm), Ngepkep
(100x120 Cm), Nampilken Bana (100x120 Cm), Pengataken Bujur (40x50 Cm).Ricky Arpanta Surbakti2017-01-24T01:14:02Z2019-01-30T12:57:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46288This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462882017-01-24T01:14:02ZGARUDA DALAM MITOLOGI HINDU SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN KARYA ETSAPenulisan Tugas Akhir Karya Seni dengan judul Garuda Dalam Mitologi
Hindu Sebagai Ide Penciptaan Karya Etsabertujuanuntuk mendeskripsikan
konsep, tema, proses visualisasi dan bentuk karya seni grafisetsa yang terinspirasi
dari kisah Garuda dalam kitab Adiparva 1 Astikaparva.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni adalah sebagai
berikut:
1) Konsep penciptaan karya pada Tugas Akhir Karya Seni
iniyaitumengangkatkisah Garuda dalam mitologi Hindu dengan
memvisualisasikan figur-figur manusia dan objek benda yang digambarkan secara
realistik maupun surrealistik kedalam bentuk karya seni grafis dengan teknik
cetak dalam “etsa”. 2) Tema – tema dalam karya penulis yaitu, kelahiran Garuda,
pencarian air suci dan pertemuan dengan Vishnu. 3) Proses visualisasi diawali
dengan melakukan observasi di candi Sukuh yang dilakukan untuk mendapatkan
sumber cerita dan inspirasi bentuk visual. Dilanjutkan dengan pembuatan sketsa
pada kertas untuk mengembangkan bentuk, komposisi dan jalan cerita yang
didapat dari hasil observasi. Selanjutnya adalah pemindahan sketsa ke media plat
logam yang telah terlapisi oleh tinta permanent marker menggunakan burin.
Dalam tahap pengasaman, asam yang digunakan adalah Feriklorida dengan
takaran 25% FeCl 100% H2O dalam jangka waktu 20 menit pengasaman. Warna
monochromatic dipilihuntuk memberi kesan nuansa klasik. Tinta cetak yang
digunakan adalah cat minyak dan tinta cetak. Keseluruhan karya etsa dicetak
menggunakan mesin pres bertekanan tinggi. 4) Bentuk karya grafis yang dicapai
yaitu bentuk karya yang surealistik. Objek paling dominan pada karya berupa
figur manusia bertopeng burung yang didukung objek pendukung lain.
Karya yang dihasilkan sebanyak 16 karya grafis etsa dengan berbagai ukuran
antara lain yaitu:
Garuda Raja # 1 (11x11 cm), Garuda Raja # 2 (11x11 cm), Garuda Raja # 3
(11x11 cm), Garuda Raja # 4 (11x11 cm), Garuda Raja # 5 (11x11 cm), Garuda
Raja # 6 (11x11 cm), Garuda Raja # 7 (11x11 cm), Garuda Raja # 8 (11x11 cm),
Garuda Raja # 9 (11x11 cm). Garuda Tirta # 1 (29,7x21 cm), Garuda Tirta # 2
(29,7x21 cm), Garuda Tirta # 3 (29,7x21 cm), Garuda Tirta # 4 (29,7x21 cm),
Garuda Tirta # 5 (29,7x21 cm), Garuda Tirta # 6 (29,7x21 cm), Garuda Tirta # 7
(29,7x21 cm), dan Garuda Kencana (200x50 cm).Marten Bayuaji2017-01-24T01:11:31Z2019-01-30T12:57:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46307This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463072017-01-24T01:11:31ZKAJIAN SEMIOTIS POSTER ANTI-TANK
KARYA ANDREW LUMBAN GAOLPenelitian terhadap poster Jogja Istimewa Hotelnya, Jangan Percaya
Politikus, dan NKRI produksi Anti-Tank oleh Andrew Lumban Gaol bertujuan
mendeskripsikan simbol-simbol visual guna memperoleh makna yang terdapat
dalam poster-poster tersebut.
Data penelitian berupa elemen-elemen dalam poster yaitu ilustrasi, warna,
dan teks. Data dihimpun melalui pengumpulan dokumen. Data penelitian
dianalisis dengan semiotika Charles Sanders Peirce yakni ikon, indeks, dan
simbol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat ikon berupa berupa Tugu
Yogyakarta, gunung, pagar seng, sebuah papan, seekor tikus, tangan kanan, uang
koin, lembaran kertas, dan figur laki-laki. (2) Indeks berupa Tugu Yogyakarta,
gunung, pagar seng jenis kelamin, jenis pakaian, dan tingkatan ekonomi. (3)
Simbol antara lain Tugu Yogyakarta sebagai penggambaran Kota Yogyakarta,
tangan kanan sebagai penggambaran kebenaran, dan tikus sebagai penggamabaran
koruptor. (4) Poster Jogja Istimewa Hotelnya dimaknai dengan isu dampak buruk
akibat maraknya pembangunan hotel di Kota Yogyakarta. (5) Poster Jangan
Percaya Politikus dimaknai dengan penolakan terhadap politisi yang korup. (6)
Poster NKRI dimaknai dengan penggusuran akibat adanya investor.Imam Muflihun2017-01-23T05:22:14Z2019-01-30T12:58:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46348This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/463482017-01-23T05:22:14ZORNAMEN CANDI PENATARAN BLITAR SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS BUSANA PESTA WANITATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan motif batik tulis
dengan ide dasar Candi Penataran pada bahan sandang buasana wanita. Penerapan
tersebut menonjolkan ornament Candi Penataran di Kabupaten Blitar. Ciri khas
Candi Penataran dan keunikan Candi Penataran yang dapat memunculkan ide
dalam penciptaan motif batik bahan sandang.
Proses dalam pembuatan karya seni batik ini adalah eksplorasi, perancangan
karya dan perwujudan karya. Tahapan perancangan karya meliputi: melihat
langsung di lapangan, wawancara dengan juru kunci, studi kepustakaan. Tahapan
perancangan karya diawali dari pembuatan sket alternatif, sket terpilih dan
kemudian membuat desain kerja. Adapun tahapan perwujudan karya dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut: Pembuatan desain pola pada ukuran sebenarnya,
persiapan bahan dan alat, pemindahan desain motif pada kain, Pencantingan
klowong, pencantingan isen, nemboki, pencelupan warna, pelorodan dan
penyelesaian akhir. Dalam penciptaan Batik ini mengambil ide dasar Candi
Penataran Blitar sebagai motif utama pada bahan sandang busana pesta wanita.
Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan karya adalah dengan teknik batik
tulis. Bahan yang digunakan adalah kain katun primisima dan dobby, lilin malam,
pewarna remasol, indigosol dan naptol.
Adapun karya yang dihasilkan berjumlah 9 lembar kain batik terdiri dari,
Motif Ukelan Sekar, Motif Terate Palah, Motif Tirta Dewa, Motif Sangga Naga,
Motif Sekar Asmara, Motif Peksi Medallion Penataran, Motif Jago Medallion
Penataran, Motif Banaspati, Motif Pitulungan.Yulia Fitriani Rahayuyuliafitriani@gmail.com2017-01-20T04:10:02Z2019-01-30T12:56:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46236This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462362017-01-20T04:10:02ZPROSESI TRADISI UPACARA GREBEG NGENEP
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN
TUGAS AKHIR KARYA SENITujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik,
bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul “Prosesi Tradisi Upacara
Grebeg Ngenep Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Tugas Akhir Karya Seni”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi
dengan melihat langsung saat digelarnya Tradisi Upacara tersebut. Eksperimentasi
dengan membuat sketsa pada kertas dari hasil observasi, dan visualisasi dengan
memindahkan sketsa pada kanvas, memberikan warna objek, memberikan warna
pada background yang dilanjutkan dengan memberi arsiran pada setiap objek
lukisan.
Hasil dari penciptaan lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah 1)
Konsep penciptaan lukisan yaitu ekspresi kegelisahan digradasi Tradisi Upacara
Grebeg Ngenep 2) Tema dalam visualisasi lukisan adalah runtutan dari setiap
Prosesi Upacara Tradisi Grebeg Ngenep. Setiap prosesinya dijadikan tema
didalam lukisan. 3) Visualisasi lukisan terdiri dari segi Upacara, Prosesi, dan
Pendukung didalam Tradisi Upacara Grebeg Ngenep. 4) Proses visualisasi
menggunakan media kanvas, cat acrylic, serta teknik yang digunakan dalam
pengerjaan lukisan adalah teknik opaque, plakat dan arsir. 4) Bentuk lukisan yang
ingin dicapai dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu bentuk lukisan dengan gaya
“postmodernism”. Ciri pop surrealisme dalam lukisan antara lain ditunjukan lewat
visualisasi objek manusia dengan wajahnya berlubang, penggabungan objek tubuh
manusia dengan rumah dan tumbuhan, terdapat arsir pada semua objek pada
lukisan. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran
antara lain yaitu:
Mimpi Seorang Petani (120x100 cm), Terbagi Rata (120x90 cm), Urat Syarat
(120x90 cm), Makan Bersama (130x100 cm), Percaya (120x150 cm), Pada Hari
Jumat (150x120 cm), Antara Harapan dan Kerumunan (130 x 100 cm), Setengah
dari Panggung (120x90 cm).Firma Summa2017-01-20T01:23:48Z2019-01-30T12:54:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46141This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/461412017-01-20T01:23:48ZKESENIAN REYOG PONOROGO SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN
LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses
visualisasi dan bentuk lukisan dengan judul “Kesenian Reyog Ponorogo Sebagai
Objek Penciptaan Lukisan”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi,
eksperimentasi, visualisasi, dan pendekatan pada karya realisme.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut: 1) Konsep dalam penciptaan lukisan adalah melukiskan kesenian
budaya tradisional Reyog Ponorogo yang divisualkan melalui penggambaran
tokoh-tokoh yang ada di dalamnya secara realistik dengan pengolahan gelap
terang melalui pencahayaan pada objek dan latar belakang yang dominan gelap
untuk memberikan nuansa dramatik. 2) Tema lukisan adalah menampilkan tokoh-
tokoh yang berperan dalam kesenian Reyog Ponorogo dengan berbagai karakter,
ragam gerak dan kostum properti serta momen penting yang ada di dalamnya.
Adapun tokoh-tokohnya yaitu, Warok, Jathil, Klono Sewandono, Bujangganong
dan Dhadak Merak atau Barongan. 3) Proses visualisasi diawali dari membuat
sketsa dengan memindahkan foto pada kanvas dengan bantuan grid atau garis
bantu kotak-kotak, kemudian dilanjutkan proses underpainting atau lapisan dasar
dengan melukis monochrome atau satu warna. Proses selanjutnya yakni
polychrome atau multiwarna yang berupa penambahan warna sesuai dengan
warna asli pada objeknya, kemudian pewarnaan background dan dilanjutkan
dengan proses akhir finishing. Dalam penciptaan lukisan ini menggunakan teknik
basah dengan media cat minyak di atas kanvas secara opaque atau plakat, dan
kombinasi teknik penggunaan kuas secara impasto. 4) Bentuk lukisan yang
dihasilkan adalah lukisan realistik dengan interpretasi yaitu menggabungkan,
menambah dan mengurangi objek serta mengolah warna, gelap terang dan kontras
warna, hal ini merupakan upaya untuk memberikan nuansa dramatik pada lukisan.
Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran antara lain
yaitu; Warok (110x160 cm), Diantara Reyog Iker (110x140 cm), Penari Jathil
(110x140 cm), Potret Klono Sewandono (90x110 cm), Potret Bujangganong
(90x110 cm), Sembah Sungkem Patih (110x140 cm), Penaklukan Singa Barong I
(110 x 160 cm), Penaklukan Singa Barong II (150 x 220 cm).Bangga Dwi Putranto2017-01-19T07:09:27Z2019-01-30T12:56:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46229This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462292017-01-19T07:09:27ZCALUNG SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK TULIS BAHAN SANDANG BUSANA PESTATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan kerajinan batik
tulis berupa bahan sandang busana pesta dengan Calung sebagai ide dasar
penciptaan motifnya. Proses pembuatan karya batik ini dimulai dengan eksplorasi,
studi pustaka, perancangan karya yang meliputi penciptaan motif dilakukan
melalui stilasi bentuk dari mulai calung dahulu dan sekarang, jenis calung dan
kegunaan calung dalam masyarakat, pembuatan motif, pola alternatif sampai
pembuatan motif dan pola terpilih.
Proses pembuatan karya ini meliputi: a) Persiapan alat dan bahan, b)
Memola kain, c) Proses pembatikan meliputi membatik klowongan, membatik
isen-isen, menembok (latar kain masih berwarna putih), d) Pewarnaan dengan
teknik colet dan celup, e) Menembok atau menutup warna, f) Pelorodan pertama,
g) Menggranit, h) Mbironi, i) Proses Pelorodan kedua, j) Finishing (menyetrika
kain). Kesamaan aspek pada setiap karya yaitu pada aspek fungsi, seluruh karya
batik ini memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai bahan sandang busana pesta
untuk menutup atau melindungi tubuh. Bahan yang digunakan yaitu kain mori
primissima pada setiap karya yang diciptakan. Keindahan atau estetika dari
seluruh karya ini terdapat pada stilasi motif yang terinsfirasi dari alat musik
kesenian calung dan nilai keindahan lain yang dapat ditemukan pada karya ini
adalah titik-titik atau cecek pada garis klowongan yang dihasilkan dari teknik
granit serta pada warna background pada karya ini disesuaikan dengan situasi
serta makna dari motif batiknya. Sedangakan proses pembuatan pada seluruh
karya ini menggunakan teknik batik tulis, tutup celup dan colet.
Hasil karya yang dibuat terdiri dari 8 karya yaitu: 1) Calung Dahulu dan
Sekarang, 2) Calung Rantay, 3) Upacara Pertanian, 4) Calung dan Masyarakat
Sunda, 5) Calung Gamelan, 6) Calung Jongjrong, 7) Calung Jinjing, 8) Calung
Panempas.
Kata Kunci: Calung, Batik dan Bahan Sandang Busana PestaAndri Nurjamanandrinurjaman69@gmail.com2017-01-19T05:59:51Z2019-01-30T12:55:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46223This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462232017-01-19T05:59:51ZBATIK LONG DRESS MOTIF IKAN ARWANATujuan dari tugas akhir karya seni ini untuk membuat motif batik tulis yang
terinspirasi dari ikan arwana diterapkan pada long dress dengan judul “Batik Long
Dress Motif Ikan Arwana”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi meliputi pencarian, penjelajahan,
dan penggalian informasi yang berkaitan dengan batik, long dress, dan ikan Arwana.
Tahap perancangan dan tahap perwujudan batik long dress motif ikan Arwana
dilakukan dengan sembilan langkah, yaitu penciptaan motif dengan menstilisasi
bentuk dari ikan Arwana, pembuatan pola, pemindahan pola dari kertas ke kain,
pencantingan, pewarnaan, penembokan, pelorodan, pembilasan, dan finishing.
Hasil penciptaan karya adalah sebagai berikut: (1) Batik Alunan Ikan Arwana
Kuning, cocok dikenakan pada acara formal dan semi formal. Perpaduan warna
kuning dan coklat serta penataan motif yang rapi membuat indah batik ini. (2) Batik
Golden Red, cocok dikenakan pada acara semi formal. Warna kuning dan oranye pada
batik ini terlihat segar di pandang. (3) Batik Tarian Ikan Arwana Hitam, cocok
dikenakan pada acara non formal. Warna batik ini coklat dan hitam menjadikan batik
ini tidak mudah terlihat kotor. (4) Batik Ikan Arwana Hijau, cocok dikenakan pada
acara semi formal dan non formal. Warnanya hijau dan coklat sehingga tidak terlalu
mencolok saat dikenakan. (5) Batik Gemerlap Bintang Ikan Arwana Silver, cocok
dikenakan pada acara non formal. Warna abu-abu dan hitam membuat batik ini tidak
mudah terlihat kotor saat dikenakan. (6) Batik Ikan Arwana Super Red, cocok
dikenakan pada acara formal. Warna merahnya yang indah mencuri perhatian saat
dikenakan.Nova Linda Putri Susantilinda.dwol@yahoo.com2017-01-19T02:58:48Z2019-01-30T12:53:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46125This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/461252017-01-19T02:58:48ZDESAIN BUKU POP-UP BERBASIS PERMAINAN
SERIAL PERTUALANGAN DIKA DAN DITA
UNTUK ANAK USIA DINIPerancangan Desain Buku Pop-up berbasis permainan serial Pertualangan
Dika dan Dita untuk anak usia dini bertujuan untuk menghasilkan buku pop-up
sebagai media pembelajaran keterampilan sosial bagi anak usia dini.
Perancangan buku pop-up melalui tahapan pengumpulan data penelitian
berupa figur dan data uraian cerita tentang keterampilan sosial. Data visual
dikumpulkan dengan cara mendokumentasikan kehidupan anak kembar yang ada
disekitar penulis. Konsep penciptaan tokoh melalui deformasi figur anak usia 7
tahun yang mengacu pada bentuk chibi. Langkah penciptaan media : rough layout
untuk mebuat sketsa awal dari cerita menjadi gambar, comprehensive layout
untuk membuat gambar jadi, dan final design untuk gambar jadi yang sudah
diwarna. Penyempurnaan bentuk dan warna menggunakan menggunakan program
Adobe Photoshop CS3 dan Corel Draw X6.
Hasil perancangan berupa dua buah buku pop-up berseri yang diberi judul
Petualangan Dika dan Dita. Isi cerita pada buku pop-up diambil dari pembelajaran
keterampilan sosial yang diajarkan untuk anak usia dini yang selanjutnya
menghasilkan dua tema yaitu membantu orang lain dan pentingnya berbagi.
Kedua tema tersebut bertujuan untuk mengajarkan pendidikan karakter sejak usia
dini agar menumbuhkan rasa toleransi yang besar pada anak serta memiliki jiwa
petualang, pantang menyerah dan berpikir kritis. Contoh karya pop-up yang
ditampilkan dalam media pembelajaran ini mampu muncul menjadi bentuk tiga
dimensi serta memiliki bagian yang bisa bergerak. Teknik meliputi jenis potongan
dan lipatan. Pada setiap halaman menggunakan teknik yang bervariasi untuk
mehindari kesan monoton.Shinta Dwi Septiani Saragih2017-01-18T02:01:54Z2019-01-30T12:52:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46016This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/460162017-01-18T02:01:54ZORNAMEN ISLAM PADA ARSITEKTUR MASJID KAMPUS UGMPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ornamen-ornamen Islam
yang digunakan pada Masjid Kampus UGM sebagai elemen estetis bangunan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian
ini adalah Ornamen Islam yang tedapat pada arsitektur Masjid Kampus UGM.
Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi
pustaka. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Data yang
diperoleh kemudian di analisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan
induktif dan mencari pola, model, tema dan teori. Pengecekan keabsahan data
dilakukan dengan cara uji kredibilitas yaitu dengan meningkatkan ketekunan
dalam penelitian dan melakuakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukan ornamen Islam yang terdapat di Masjid
Kampus UGM pengaruhi oleh gaya arsitektur timur dengan perpaduan budaya
Arab, Tionghoa, India dan Jawa. Ornamen tersebar pada Eksterior dan Interior
Masjid. Beberapa ornamen memiliki nilai keagamaan yaitu nilai akidah mengenai
keyakinan terhadap Allah, nilai syariah mengenai panduan dan aturan kehidupan
dan nilai akhlak mengenai budi pekerti dan tingkah laku yang terlihat dalam
pemilihan ornamen kaligrafi mengunakan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang
dipilih. Ornamen Islam yang tersebar pada eksterior Masjid Kampus UGM
teridentifikasi dua jenis ornamen Islam yaitu ornamen kaligrafi berupa penggalan
ayat Q.S Al-An'aam 162-163 “Inna shalati wanusuki wamahyaaya wamamaati
lillaahi rabbil’alamiin. Laa syariikallaahu wabidzaalika umirtu wa ana minal
muslimin” sebagai penghias bagian atas pintu utama sebelah timur. Ornamen
geometris berbentuk bintang segi delapan (octagonal star shapes) juga di temukan
pada daun pintu utama masjid bentuk bintang segi delapan juga digunakan sebagai
hiasan pada sekeliling pintu Masjid Kampus UGM. Sedangkan ornamen Islam
yang tersebar pada interior Masjid Kampus UGM teridentifikasi berjumlah 26
buah yaitu ornamen Kaligrafi potongan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist ditemukan
pada dinding dekat pintu masuk utama sebelah timur, empat pilar utama, mihrab,
dinding luar mihrab, jendela struktur atap, dinding tangga sebelah timur dan barat
menuju lantai dua, serta kaligrafi pada dinding sebelah timur lantai dua. Ornamen
Islam lainnya berupa ornamen geometris berbentuk bintang segi delapan
(octagonal star shapes) pada lampu gantung dan ornamen geometris relief Y pada
dinding struktur atap, dan dinding pembatas ruang antara lantai satu dan dua
Masjid Kampus UGM. Bentuk muqarnas yaitu ornamen ciri khas Islam berbentuk
sarang lebah ditemukan pada mihrab.Kurnia Budiarti Kusuma2017-01-18T01:57:09Z2019-01-30T12:51:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459842017-01-18T01:57:09ZNILAI EDUKATIF PADA ARSITEKTUR RUMAH ADAT BALE
SASAK DI DUSUN LIMBUNGAN LOMBOK TIMUR
NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan arsitektur rumah adat Sasak
Limbungan dan nilai edukatif arsitektur rumah adat Bale suku Sasak Limbungan
di desa Perigi, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah rumah adat Bale suku Sasak Limbungan.
Penelitian ini difokuskan pada bentuk rumah adat Bale Sasak Limbungan dan
nilai-nilai edukatif yang terkandung pada arsitektur rumah adat suku Sasak
Limbungan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan Triangulasi sumber dengan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data dari informan, kemudian
merecheck kembali data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) arsitektur rumah adat Bale
Sasak Limbunga memilik ciri khas yang dapat dilihat pada atap, tiang, dinding,
tangga, pintu, dan pondasi. Atap Bale Sasak Limbungan berbentuk atap limasan.
Tiang Bale Sasak Limbungan tidak memiliki tiang utama. Dinding Bale
menggunakan struktur rangka bambu dan tidak terdapat jendela pada dinding.
Pada rumah adat Bale Sasak Limbungan terdapat dua buah pintu yaitu pintu
sesangkok dan pintu Bale dalem, dengan menggunakan konstruksi pintu
geser/sorong. Pondasi Bale menggunakan bahan batu dan tanah yang dipadatkan.
(2) Rumah adat suku Sasak Limbungan mempunyai nilai edukatif meliputi: nilai
tata krama, kepedulian sosial dan estetika budaya pada atap, sedangkan pada tiang
terdapat nilai bahu-membahu dan estetika ekonomi. Pada dinding terdapat nilai
kesederhanaan dan estetika budaya, kemudian pada tangga terdapat nilai tata
krama, harmonis, dan estetika moral. Pada pintu terdapat nilai tata krama, saling
percaya dan estetika moral, sedangkan pada pondasi terdapat nilai kebersamaan
dan estetika lingkungan. Pada pola pemukiman terdapat nilai budi pekerti,
kerukunan, dan estetika budaya, sedangkan pada fungsi tiapruang terdapat nilai
ketaatan, menghormati perempuan, tata krama dan estetika budaya.Rohmi Wir'aeni2017-01-18T01:56:17Z2019-01-30T12:51:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45987This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459872017-01-18T01:56:17ZPENERAPAN TOPENG PANJI BOBUNG SEBAGAI MOTIF BATIK
PADA ELEMEN ESTETIS WORKING SPACETugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan dan
mendeskripsikan motif batik berupa topeng Panji dari Bobung Gunungkidul
berdasarkan jenis dan ciri fisik topeng menjadi kain batik tulis yang difungsikan
sebagai elemen estetis working space. Memperkenalkan topeng Panji yang
ditransformasi menjadi motif batik merupakan inovasi yang diharapkan dapat
menumbuhkan kepekaan rasa akan cinta kearifan lokal khususnya melalui batik
dan Topeng Panji
Metode penciptaan karya ini melalui tahap eksplorasi, perancangan, dan
perwujudan. Adapun kegiatan eksplorasi yang dilakukan dengan mendatangi dan
bertanya kepada pengrajin topeng Panji di lokasi desa wisata Bobung
Gunungkidul serta mengumpulkan informasi dan studi pustaka guna menguatkan
gagasan penciptaan. Tahapan perancangan berupa pembuatan sketsa alternatif dan
membuat desain elemen estetis sesuai kecocokan kemudian dipilih menjadi desain
motif batik. Perwujudan karya dimulai dari persiapan alat dan bahan dan proses
membuat batik tulis.
Batik motif Topeng Panji menceritakan tokoh pada topeng panji dengan
visualisasi berupa jenis topeng Panji sebagai motif utama dan deformasi bentuk
fisik pada Topeng Panji sebagai motif pendukung. Keindahan lain yang dapat
ditemukan pada semua karya batik ini adalah titik-titik (cecek) pada garis
klowongan yang dihasilkan dari teknik granit. Proses dari pembatikan dimuai dari
pengolahan kain, pemindahan pola pada kain, pencantingan, pewarnaan,
menggranit, mbironi, pelorodan, hingga proses akhir memfungsikan karya batik
dalam bentuk elemen estetis working space menghasilkan 11 karya dalam bentuk
satu set aksesoris working space yaitu cover up kursi kerja mandala Kuda
Gadingan, Panji Semirang table lamp, Inu Kertapati standing lamp, taplak coffee
table otentik Anggraeni, taplak meja kerja Lembu Hamijoyo, bantal lereng Batara
Narada, cover up Panji crazy chair, lukisan dinding bersatu, midanga Panji
Carang Wespo, dan kain panjang Batara Endra.Siskawati Siskawati2017-01-17T08:54:56Z2019-01-30T12:51:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45929This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459292017-01-17T08:54:56ZPENGEMBANGAN KARTU BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN ORNAMEN NUSANTARA BAGI KELAS VII
SMP N 2 MUNTILANPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Produk Media Visual
Kartu Bergambar Ornamen Nusantara yang berisi motif ornamen diantaranya
Motif Mataram, Motif yogyakarta, Motif Surakarta, Motif Pajajaran, Motif
Cirebon, Motif Madura, Motif Jepara, Motif Pekalongan, Motif Majapahit,
Motif Bali dan terdapat penjelasan bentuk motif dimasing-masing kartu.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengembangan. Tahap
studi pendahuluan, tahap pengembangan produk, tahap melakukan uji coba
produk. Penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling yaitu oleh 1 ahli
materi, 1 ahli media dan 32 peserta didik kelas VII SMP N 2 Muntilan.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner berisi indikator
validasi aspek pembelajaran, aspek materi, dan aspek tampilan. Media
pembelajaran yang dikembangkan dinilai menggunakan skala likert skor 1-4
dan dinyatakan layak apabila prosentase kualitas produk di atas 56%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) materi dalam media
pembelajaran kartu bergambar mencakup materi ornamen yang meliputi jenis
motif, fungsi ornamen, motif flora dan fauna, bentuk-bentuk ukiran pada
motif, dan 10 motif diantaranya Motif Mataram, Motif yogyakarta, Motif
Surakarta, Motif Pajajaran, Motif Cirebon, Motif Madura, Motif Jepara, Motif
Pekalongan, Motif Majapahit, Motif Bali, (2) tahap pembuatan media
pembelajaran kartu bergambar melalui studi pendahuluan dan studi literatur
diperoleh data bahwa peserta didik membutuhkan media pembelajaran sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan secara klasikal maupun individual
kemudian melalui tahap pembuatan sketsa motif dan pewarnaan motif dan
terakhir penyusun media menggunakan beberapa software diantaranya Adobe
Photoshop X6 dan Corel X5, (3) hasil akhir validasi ahli materi pada aspek
pembelajaran dinyatakan sangat layak digunakan dengan prosentase 100%
dan aspek isi dinyatakan sangat layak digunakan dengan proseentase 100%
serta hasil validasi ahli media pada aspek tampilan dinyatakan sangat layak
dengan prosentase 94,25% sementara hasil uji coba lapangan pada aspek
pembelajaran dengan skor 91,13%, aspek isi dengan skor 91,53%, dan aspek
tampilan 91,13% dinyatakan sangat layak, (4) hasil akhir produk media
pembelajran kartu bergambar dalam penelitian ini dikemas dengan box
berukuran 10cm x 13,5cm.Shwarna Dyah Andartika2017-01-17T08:53:41Z2019-01-30T12:50:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45914This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459142017-01-17T08:53:41ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN
SENI GRAFIS SISWA KELAS VIII SMPN 1 NGEMPLAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia interaktif
pembelajaran seni grafis siswa kelas VIII SMPN 1 Ngemplak yang layak untuk
memenuhi kebutuhan belajar mandiri siswa kelas VIII SMP dalam pembelajaran
seni grafis.
Prosedur penelitian: Pertama, analisis potensi masalah melalui observasi
lapangan dan pengumpulan bahan materi untuk menentukan materi pembelajaran
seni grafis di kelas VIII melalui SK & KD kurikulum KTSP, RPP, dan buku ajar.
Kedua, perancangan produk melalui pembuatan flowchart, storyboard dan alur
cerita, struktur navigasi, visualisasi desain, dan penyusunan. Ketiga validasi
produk, oleh ahli materi, ahli media dan reviewer (guru seni rupa). Keempat uji
coba terhadap lima siswa Kelas VIII. Analis data penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif. Data diabsahkan dengan triangulasi oleh ahli
media, ahli materi, reviewer dan siswa.
Hasil penelitian berupa produk multimedia interaktif pembelajaran seni
grafis untuk siswa kelas VIII SMPN 1 Ngemplak dalam bentuk DVD, yang
dirancang menggunakan Adobe Flash CS6, desain produk menggunakan Corel
Draw X7, dan video tutorial menggunakan Corel Video Studio Pro X5.
Multimedia interaktif berisi materi pengantar seni grafis, materi inti seni grafis
berklise sederhana, video tutorial yang menayangkan cara pembuatan klise sampai
hasil finishing karya dan evaluasi berupa soal. Berdasarkan contoh finishing karya
yang terdapat pada video tutorial maka peserta didik akan lebih mudah memahami
materi seni grafis berklise sederhana. Desain tampilan materi dalam bentuk
gambar-gambar yang berwarna. Produk multimedia interaktif telah divalidasi oleh
ahli materi, ahli media, guru seni rupa dan telah diuji cobakan kepada siswa.
Melalui lembar validasi, wawancara dan angket penilaian produk yang
menunjukan hasil penilaian sangat baik mendominasi sehingga multimedia
interaktif seni grafis sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran mandiri.
Menurut peserta didik dengan multimedia pembelajaran interaktif tersebut mereka
lebih memahami materi seni grafis yang telah dilengkapi video tutorial, disamping
mudah digunakan multimedia interaktif tersebut cocok digunakan sebagai
pembelajaran mandiri siswa.Afrila Wahyuastuti2017-01-17T06:35:18Z2019-01-30T12:52:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46018This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/460182017-01-17T06:35:18ZPENERAPAN ORNAMEN CANDI KALASAN SEBAGAI MOTIF
BATIK PADA BUSANA PRIATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan busana pria batik
tulis dengan menerapkan ornamen Candi Kalasan yang sudah dikembangkan
menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Proses dalam pembuatan karya seni batik tulis ini berpedoman pada
metode, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik dimulai
dengan pembuatan motif, pembuatan pola, memola, mencanting, mewarna dengan
teknik tutup celup yang menggunakan warna naptol dan indigosol, serta terakhir
merolod. Kain yang digunakan menggunakan kain primisima.
Batik tulis ornamen Candi Kalasan ini berjumlah delapan busana pria yang
berjudul, (1) Busana Pria Batik Kala Jejer mempunyai keindahan pada motif
yang disusun secara berirama dan berbaris (jejer),(2) busana Pria Btik Sulur Ilat
Geni, keindahan motif terletak pada ketidakberaturan motif sulur namun disusun
secara rapi, seimbang dan berirama, (3) Busana Pria Batik Sulur Gelung Mekar
Papat, keindahan motif terletak pada sulur gelung yang diletakkan pada bagian
sisi atas dan bawah sebagai tumpal sehingga rapi dan teratur, (4) Busana Pria
Batik Sulur Bubrah Kembang Papat, mempunyai keindahan pada motif yang
disusun diatas dan dibawah sebagai tumpal sehingga tampak seimbang dan indah,
(5) Busana Pria Batik Bejana Emas Kembang Telu, mempunyai kendahan pada
motif yang disusun secara vertikal dan bunga yang keluar dari bejana, (6) Busana
Pria Batik Kembang Kayangan, mempunyai keindahan pada motif yang disusun
secara teratur dan bolak balik sehingga menimbulkan kesan tegas, (7) Busana
Pria Batik Sulur Mahkota Kala, keindahan terletak pada motif yang disusun pada
bagian atas dan bawah kain sebagai tumpal, (8) Busana Pria Batik Sulur Sewu,
mempunyai keindahan pada motif yang diulang-ulang secara rapi dan dengan
warna background putih bersih.Ardi Nurrohmanardinr93@gmail.com2017-01-17T06:31:12Z2019-01-30T12:52:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46015This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/460152017-01-17T06:31:12ZKAOS SOUVENIR KHAS CILACAPTugas akhir karya seni yang berjudul Kaos Souvenir Khas Cilacap
merupakan pembuatan karya batik dengan bahan utama kain kaos katun serta kain
santung. Pembuatan kaos souvenir khas Cilacap bertujuan sebagai salah satu
upaya penciptaan souvenir penunjang untuk wisata-wisata yang ada di Kabupaten
Cilacap.
Proses dalam pembuatan kaos souvenir didasarkan pada metode dari SP
Gustami yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Data dari eksplorasi
didapatkan dari kegiatan kajian pustaka, dokumentasi, serta wawancara. Kaos
souvenir khas Cilacap dibuat dengan cara batik tulis. Tahapan pembuatan batik
tulis tersebut diantaranya adalah pembuatan motif, memola, mencanting, mewarna
baik dengan remasol, rapit dan naptol, serta untuk proses terakhir dilakukan
proses melorod.
Karya dari kaos souvenir khas Cilacap berjumlah sepuluh kaos, diantaranya
adalah (1) Kaos Benteng Pendem, menggambarkan megahnya pintu masuk
benteng, barisan penjara, serta ruang-ruang penyimpanan, (2) Kaos Benteng
Wanita, menggambarkan megahnya pintu masuk yang dibuat melingkar seolah
menyerupai bunga, (3) Kaos Tank top Wijayakusuma, merupakan variasi kaos
model tank top dengan ornamen kembang Wijayakusuma yang merupakan
lambang Kabupaten Cilacap, (4) Kaos Penyu Pantai, merupakan kaos yang
menggambarkan penyu yang ada di bawah air serta semilirnya daerah pantai yang
digambarkan dengan adanya pohon kelapa, (5) Kaos Penyu Unyu,
menggambarkan penyu-penyu bawah laut dengan gambaran induk penyu yang
digambarkan lebih besar serta anak-anak penyu disekitarnya, (6) Kaos Jolen,
merupakan kaos yang menggambarkan berbagai sesaji (jolen) yang akan dilarung
ke tengah laut, (7) Kaos Mendoan, merupakan kaos yang menggambarkan
mendoan mentah yang dijejer, (8) Kaos Mendoan Saji, merupakan kaos yang
menggambarkan mendoan matang yang disajikan di atas nampan serta daun
pisang sebagai alasnya, (9) Kaos Ngunda Layangan, merupakan kaos wanita yang
menggambarkan layang-layang yang sedang diterbangkan di udara, (10) Kaos
Layangan Tunggal, kaos yang menggambarkan detail dari layangan khas Cilacap,
diterapkan lebih besar pada kaos untuk memperlihatkan detail motifnya.
Kata kunci : Kaos, souvenir, batik tulis, pariwisata dan budaya, CilacapDini Widi Astriadw.astria@yahoo.co.id2017-01-16T07:13:06Z2019-01-30T12:50:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45918This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459182017-01-16T07:13:06ZKARAKTERISTIK KERAMIK AGUS PUNDONG BANTUL
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai karakteristik
keramik Agus Pundong Bantul Yogyakarta meliputi karakteristik ide dasar, bentuk,
jenis, bahan, dan finishing.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data yang diperoleh
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta alat pendukung
lain yaitu peralatan tulis, perekam, dan kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan
data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber. Adapun
analisis data dengan tahapan membuat reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik keramik Agus Pundong Bantul
Yogyakarta yaitu: (1) Ide dasar penciptaan keramik Agus terinspirasi dari
lingkungan sekitar diantaranya bentuk flora seperti bunga dan rumput laut, bentuk
fauna seperti sapi, bebek, ayam, dan manusia. (2) Jenis keramik yang diciptakan
merupakan keramik jenis fungsional seperti keramik yang berfungsi sebagai vas
bunga, keramik hiasan, lampu duduk, lampu dinding, tempat sabun, tempat lilin,
asbak, celengan, dan gelas (3) Bahan baku tanah liat yang digunakan oleh
perusahaan Agus keramik merupakan tanah liat yang berasal dari Godean, karena
tanah liat Godean memiliki serat yang halus, kandungan zat kapurnya sedikit, dan
tahan lama serta tidak memerlukan pengolahan tanah lagi, sedangkan untuk bahan
finishing-nya menggunakan bahan separti cat tembok, lem kayu dan cat clear
bening sebagai bahan utamanya. (4) Jenis finishing motif keramik yang dihasilkan
perusahaan Agus keramik diantaranya motif kelopak pisang (banana leaf), tanah
retak (cracking), abstrak, dan trumbu karang. (5) Adapun teknik yang digunakan
oleh perusahaan keramik Agus dalam proses pembuatannya yaitu dengan
menggunakan teknik cetak padat, proses pengerjaannya dilakukan pada malam hari
tujuanya agar keramik hasil dari cetakan tersebut mendapatkan proses pengeringan
yang baik.Muh Mizaneziomizan@gmail.com2017-01-16T06:36:39Z2019-01-30T12:50:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45916This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/459162017-01-16T06:36:39ZRELIEF CANDI MENDUT SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN BATIK
TULIS BAHAN SANDANG UNTUK BUSANA WANITATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan bahan sandang
untuk busana wanita dengan menerapkan motif relief candi Mendut yang sudah
dikembangkan menjadi bentuk motif batik.
Proses dalam pembuatan karya seni batik tulis ini berpedoman pada metode
dari SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik
dimulai dari pembuatan sket motif, pembuatan pola, mewarna pertama dengan teknik
smok kenyuk menggunakan warna remasol, memola, mencanting, melunturkan warna
menggunakan larutan zat sulfurin H2SO4 dan soda abu, mewarna tahap kedua
dengan teknik smok kenyuk dan smok celup, dan terakhir melorod. Kain yang
digunakan adalah kain primisima.
Adapun hasil karya batik tulis motif relief candi Mendut yang dibuat
berjumlah sepuluh busana wanita yang berjudul (1) Busana Wanita Batik Tiga Arca
Buddha (Sakyamuni, Avalokitesvara dan Vajrapani), (2) Busana Wanita Batik Dewi
Hariti, (3) Busana Wanita Batik Jataka I, (4) Busana Wanita Batik Jataka II, (5)
Busana Wanita Batik Burung Beo, (6) Busana Wanita Batik Rusa, (7) Busana Wanita
Batik Padma Senja, (8) Busana Wanita Batik Padma Ngringkel, (9) Busana Wanita
Batik Lembayung Padma, (10) Busana Wanita Batik Utpala.Mamanda Gladies Apriliagladies81@gmail.com2017-01-16T04:43:08Z2019-01-30T12:50:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45888This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/458882017-01-16T04:43:08ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN
MAKRAME SISWA KELAS VIII SMPN 1 NGEMPLAKPenelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan model
multimedia interaktif pembelajaran makrame siswa kelas VIII SMPN 1 Ngemplak
untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran makrame.
Prosedur penelitian: Pertama, studi pendahuluan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan bahan materi untuk
menentukan materi pembelajaran makrame di kelas VIII melalui SK & KD
kurikulum KTSP, RPP, dan buku ajar. Kedua, perancangan produk melalui
pembuatan flowchart, storyboard dan alur cerita, struktur navigasi, visualisasi
desain, dan penyusunan produk. Ketiga validasi produk, oleh ahli materi, ahli
media, guru keterampilan, dan siswa sebagai objek uji coba. Analisis data
penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Data diabsahkan dengan
triangulasi oleh ahli media, ahli materi, guru dan siswa.
Hasil penelitian berupa produk multimedia interaktif pembelajaran
makrame untuk siswa kelas VIII SMPN 1 Ngemplak dalam bentuk DVD, yang
diolah menggunakan Adobe Flash CS6, desain produk menggunakan CorelDraw
X7, dan video tutorial menggunakan Corel Video Studio Pro X5. Multimedia
interaktif ini berisi materi pengantar, yaitu: pengertian dan sejarah makrame.
Materi inti, yaitu: contoh-contoh karya makrame, alat dan bahan untuk membuat
makrame, simpul dasar makrame, dan berkarya membuat gelang makrame yang
disertai video tutorial, sedangkan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Desain
tampilan materi dilengkapi dengan gambar-gambar yang berwarna, dan audio
musik yang dapat membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Produk multimedia interaktif telah divalidasi oleh ahli materi yang menilai aspek
pembelajaran dan materi/isi, ahli media yang menilai aspek desain tampilan dan
pemrograman, guru keterampilan menilai empat aspek yaitu pembelajaran,
materi/isi, desain tampilan, dan kenyamanan penggunaan, hingga akhirnya para
ahli menyatakan bahwa produk multimedia layak digunakan sebagai
pembelajaran. Selanjutnya tahap uji coba kepada siswa kelas VIII, yaitu : Ludvia,
Manggar, Drastian, Fina, dan Lutvia. Pada pelaksanaan uji coba ditemukan bahwa
penggunaan gambar, teks, audio dan video dalam multimedia interaktif
pembelajaran makrame ini lebih meningkatkan perhatian siswa. Melalui
multimedia interaktif pembelajaran makrame ini ternyata siswa dapat lebih mudah
memahami isi materiNurasa Arief Herdiyononurasa.arief@gmail.com2017-01-16T01:34:55Z2019-01-30T12:48:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45788This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/457882017-01-16T01:34:55ZKONSEP NASIONALISME PADA TAMPILAN VISUAL
FILM ANIMASI BATTLE OF SURABAYAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep nasionalisme pada
tampilan visual film animasi Battle of Surabaya. Film animasi tersebut merupakan
film animasi 2 dimensi ber-genre fiksi sejarah dengan mengambil latar belakang
sejarah pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Penelitian ini merupakan penelitian dokumen secara deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah film animasi Battle of Surabaya. Penelitian
difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan konsep nasionalisme pada
tampilan visual film animasi Battle of Surabaya. Data diperoleh dengan melihat
video rekaman film animasi Battle of Surabaya dan dipilih tampilan visual atau
gambar berdasarkan scene atau frame adegan-adegan film yang diperlukan untuk
penelitian. Data dianalisis dengan semiotika Charles Sanders Peirce yaitu
penggunaan ikon, indeks dan simbol. Analisis semiotik bertujuan untuk
menafsirkan makna-makna dalam kajian semiotik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tampilan visual pada film animasi
Battle of Surabaya terdapat pesan, makna dan nilai-nilai nasionalisme untuk
bangsa Indonesia terutama untuk generasi muda Indonesia. Pesan dan makna
nasionalisme tersebut antara lain adalah kecintaan terhadap bangsa Indonesia,
semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia, rasa kemanusiaan saling
menghargai sebagai bangsa berbudaya dan saling bekerja sama antar rakyat
Indonesia. Film ini dapat dijadikan pelajaran bagi kita agar dapat memaknai lagi
nasionalisme yang dibutuhkan bangsa ini.Adinda Dwi Andani Lestari2017-01-16T01:29:55Z2019-01-30T12:47:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45764This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/457642017-01-16T01:29:55ZPERANCANGAN RE-BRANDING CV. GASTRAD INDONESIAPerancangan Re-branding CV. Gastrad Indonesia ini bertujuan untuk
merancang brand baru serta merancang aplikasi media yang digunakan untuk
mendukung kegiatan re-branding CV. Gastrad Indonesia.
Metode perancangan meliputi pengumpulan data verbal maupun data
visual. Selanjutnya data dianalisis mengunakan analisis data 9 P’s yaitu Product,
People, Price, Programming, Promotion, Potitioning, Place, Partnership, dan
Packaging. Proses visualisasi karya melalui tahapan rough layout, comprehensive
layout dan final design. Instrumen yang digunakan berupa pensil, kertas, pulpen,
komputer, printer, scanner, dan software desain berupa Corel Draw X7 dan
Photosop CS6.
Hasil perancangan berupa konsep visual tema modern dengan
menggunakan warna merah (key colour) yang merupakan warna dari brand
sebelumnya sebagai dasar identitas, jenis huruf yang simpel dengan tingkat
keterbacaan tinggi serta penambahan pola repetisi segitiga yang diisi dengan
warna monokromatik dari merah untuk menguatkan tema modern. Media
perancangan re-branding CV. Gastrad Indonesia berupa media utama dan media
pedukung. Media utama yang dihasilkan meliputi logo yang akan diaplikasikan
pada seluruh aplikasi media dan Graphic Standard Manual (GSM) Book. Media
pendukung yang dihasilkan meliputi Stationery Kit (kartu nama, amplop dan kop
surat), label kertas, poster, brosur, X-banner, billboard, branding mobil, seragam,
mug, pin dan stiker.Denny Eka Windarto2017-01-13T03:50:15Z2019-01-30T12:40:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45630This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/456302017-01-13T03:50:15ZKERUSAKAN EKOSISTEM AIR SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN LUKISAN MIXED MEDIAPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Kerusakan
Ekosistem Air Sebagai Ide Dasar Penciptaan Lukisan Mixed Media.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode observasi,
eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi untuk mengetahui ciri khas bentuk
kerusakan ekosistem air. Eksperimentasi alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat bentuk lukisan yang diinginkan sehingga tercipta visual lukisan yang
baik. Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Konsep penciptaan lukisan adalah visualisasi kerusakan ekosistem air sebagai
ide dasar penciptaan lukisan deformatif dengan penyederhanaan dari wujud aslinya.
2) Tema lukisan adalah kerusakan ekosistem air yang ditampilkan dalam lukisan
deformatif. 3) Teknik penggambaran objek dikerjakan melalui pendekatan
deformatif dengan menggunakan teknik kolase & teknik brush stroke. Pemilihan
bahan campuran dalam proses pembuatan lukisan cenderung lebih bebas, serta
mengedepankan tekstur nyata melalui bahan campuran sebagai penggambaran
bentuk-bentuk kerusakan ekosistem air.
Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan deformatif yang berjumlah 8
buah, kedelapan lukisan tersebut yaitu : “Black river” (90cm x 100cm), “Broken
Of Sea Ecosystem” (110cm x 130cm), “Factory Waste” (100cm x 120cm),
“Exploitation Of Fish” (110cm x 130cm), “Contaminated Of Sulfur” (115cm x
140cm), “Trash” (100cm x 150cm), “Broken corals” (125cm x 125cm), “The
Explosion” (120cm x 130cm).Bagus Ahmad Rifai2017-01-05T07:33:12Z2019-01-30T12:35:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45493This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/454932017-01-05T07:33:12ZPENILAIAN HASIL KOMPETENSI KETERAMPILAN MATA
PELAJARAN PRAKARYA KERAJINAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 4
MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik instrumen
penilaian hasil kompetensi keterampilan, penerapan penilaian proyek, dan
penerapan penilaian portofolio mata pelajaran Prakarya Kerajinan kelas VIII di
SMP Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen utama
adalah peneliti sendiri dibantu instrumen pendukung berupa pedoman wawancara
dan pedoman dokumentasi serta alat bantu perlengkapan mencatat dan kamera.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan studi dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Tahap analisis data
penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
(data display), dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini adalah: 1) Instrumen penilaian mata Pelajaran Prakarya Kerajinan
kelas VIII di SMP Negeri 4 Magelang tahun ajaran 2015/2016 berupa rubrik
penilaian dan penskoran sesuai dengan Permendikbud No. 53 tahun 2015 dalam
penilaian Kurikulum 2013. Rubrik penilaian berisi rincian aspek penilaian dan
rubrik penskoran berisi garis besar penentuan skor yang dinilai dengan
menggunakan skor 0-4. 2) Penerapan penilaian proyek mata pelajaran Prakarya
Kerajinan di SMP Negeri 4 Magelang meliputi: a) Penilaian direncanakan dengan
membuat kisi-kisi dan rubrik penilaian sesuai materi dan kompetensi dasar
Prakarya Kerajinan. b) Penilaian proyek meliputi proses pengerjaan sampai hasil
proyek siswa berupa isi laporannya. c) Penentuan kriteria penskoran proyek
didasarkan pada indikator capaian kompetensi yang disusun sesuai urutan
penugasan proyek. 3) Penerapan penilaian portofolio dilakukan dengan
mendokumentasikan laporan yang berisi hasil proyek selama satu semester.
Penilaian portofolio siswa dilakukan dengan mendeskripsikan keterampilan
berdasarkan sampel karya terbaik dari kompetensi dasar (KD) yang telah
dilakukannya dalam bentuk predikat, A= Amat baik, B= Baik, C= Cukup, dan D=
Kurang.Wahyu Anna Ariyanirosahibridia@gmail.com2017-01-03T01:54:23Z2019-01-30T12:32:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45312This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/453122017-01-03T01:54:23ZTEKNIK FOTO 3D DI MUSEUM TRICK EYE DEMATA XT SQUARE YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik dalam proses pemotretan
foto 3 Dimensi yang berada di Museum Trick Eye Demata Xt Square Yogyakarta,
supaya mendapatkan hasil foto yang maksimal dan terlihat seperti nyata, maka
teknik ini harus dilakukan dengan benar .
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian
ini merupakan hasil karya foto 3 Dimensi Rossa Amelia di Di Museum Trick Eye
Demata Xt Square Yogyakarta. Data penelitian diperoleh dari teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini difokuskan pada teknik-teknik
pengambilan foto 3D. Data dianalisi dengan cara mendeskripsikan hasil foto.
Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi antara peneliti, data dan pakar ahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam proses pemotretan foto 3D
terdapat teknik-teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
antara lain: (1) teknik ruang tajam, (2) sudut pandang yang sesuai, (3)
pencahayaan, (4) komposisi (garis, shape, warna, gelap-terang, pattern, angle,
pengaturan aperature), (5) proses editing diantaranya cropping, clone, burn,
level dan rotation.Nurulita Wulandari2016-12-29T07:54:14Z2019-01-30T12:32:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45293This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/452932016-12-29T07:54:14ZKERAJINAN TENUN TEMBE NGGOLI DI DESA RANGGO,
KECAMATAN PAJO, KABUPATEN DOMPU,
NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kerajinan tenun Tembe Nggoli
di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Fokus masalah pada penelitian ini adalah proses pembuatan, motif dan warna,
dan makna simbolik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptiff kualitatif.
Data tersebut diperoleh dengan cara observasi, wawacara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu instrumen
pendukung berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data data adalah triangulasi sumber. Tahapan analisis data penelitian yang
digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Prosedur pembuatan tenun
Tembe Nggoli (benang pakan dan benang lungsi). Proses pembuatan terdiri
dari empat tahap: a) pembuatan pola, b) memasang benang lungsi pada alat
tenun, c) membentuk moti pada tenun, dan d) finishing. 2) Motif dan warna
yang diterapakan pada kerajinan kain tenun Tembe Nggoli di Desa Ranggo
adalah: a) Motif kain tenun Tembe Nggoli, 1) Nggusu Waru, 2) Gari atau garis,
3) Nggusu Upa, 4) Bunga Samobo. b) Warna yang digunakan tenun Tembe
Nggoli di Desa Ranggo yaitu kuning, merah, merah muda, biru, hijau, putih,
dan hatam. 3) Makna simbolik kain tenun Tembe Nggoli, diantaranya: a) kain
tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru adalah delapan sifat yang harus dimiliki
manusia yaitu berbudi pekert luhur, suka membantu, sopan, jujur, bekerja
keras, dan mempunyai jiwa pemimpin. b) kain tenun Tembe Nggoli Gari atau
garis adalah melambangkan sikap jujur dan tegas dalam melaksanakan tugas.
c) kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Upa adalah melambang empat sifat utama
yaitu suka membantu, jujur, berhati mulia, dan bekerja keras. d) kain tenun
Tembe Nggoli Bunga Samobo adalah memiliki akhlak mulia yang bermafaat
bagi orang-orang sekitar.Mar’Atun Sholihahsholihah.mar@gmail.com2016-12-14T08:07:10Z2019-01-30T12:18:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44652This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/446522016-12-14T08:07:10ZKAIN TENUN TRADISIONAL DUSUN SADE, REMBITAN, PUJUT,
LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan makna simbolis motif
kain tenun tradisional di Dusun Sade; (2) mendeskripsikan nilai fungsi kain tenun
tradisional di Dusun Sade.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini
adalah kain tenun tradisional yang ada di Dusun Sade. Penelitian ini difokuskan
pada permasalahan yang berkaitan dengan makna simbolis dan nilai fungsi yang
terdapat pada kain tenun tradisional di Dusun Sade. Data diperoleh melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui teknik
ketekunan pengamatan dan teknik triangulasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) makna simbolis tidak akan
pernah hilang dari sebuah benda, dikarenakan suatu benda dipastikan memiliki
sebuah makna ataupun simbol yang dimiliki. Misalnya dengan sebuah kain
tradisonal yang ada di Dusun Sade yaitu: kain selolot memiliki makna yaitu akan
mendapatkan ketenangan dalam hidup serta akan mendapatkan surga yang
dijanjikan oleh Allah SWT, kain kembang komak memiliki unsur agama yang
bermakna bahwa kita berangkat dari kegelapan menuju hidup yang terang
benderang, tapok kemalo memiliki makna bahwa kehidupan manusia tidak pernah
luput dari empat kepribadian yaitu mensucikan hati, saling berbagi, jangan
sombong, ingat kepada sang pencipta, ragi genep memiliki makna yaitu
kelengkapan jiwa, dikarenakan warna yang digunakan lengkap, batang empat
memiliki makna yaitu manusia yang ingin selalu aman dan tentram, kain bereng
(hitam) memiliki makna yaitu manusia pun akan kembali ke tanah juga, dan
krodat memiliki makna yaitu ketentraman dalam berkeluarga. (2) Fungsi kain
tenun tradisional di Dusun Sade terdiri dari tiga fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi
fisik dan fungsi personal. Kain tenun tradisional di Dusun Sade dipercayai
memiliki fungsi yang lebih dominan bersangkutan dengan adat.Mardiyanti -yantiijok@gmail.com2016-12-14T08:01:35Z2019-01-30T12:18:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44648This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/446482016-12-14T08:01:35ZTAS KOJA KHAS SUKU BADUY LEBAK BANTENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
pembuatan tas koja khas suku Baduy, ditinjau dari macam-macam tas koja, bahan,
warna, jenis simpul yang digunakan untuk membuat tas koja, fungsi, nilai estetis dan
karakteristik yang menjadikan tas tersebut sebagai ciri khas bagi masyarakat suku
Baduy Lebak, Banten.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan objek
penelitian kerajinan tas koja khas suku Baduy Lebak Banten. Permasalahan
difokuskan pada bagian mengamati macam-macam tas koja, bahan, warna, jenis
simpul yang digunakan untuk pembuatan tas koja, fungsi, nilai estetis dan
karakteristik tas koja khas suku Baduy. Data diperoleh menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi dari beberapa sumber informasi khususnya
masyarakat suku Baduy. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan dibantu pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data
diperoleh melalui ketekunan pengamatan, trianggulasi teknik dan sumber, sedangkan
teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data,
serta verifikasi untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Tas koja terdapat 5 jenis yaitu tas
koja, tas jarog, sedangkan untuk keperluan souvenir berkembang adanya tas koja
model selempang, tas air meneral, dan tas hp. Namun masyarakat Baduy memakai tas
koja hanya dua jenis saja yaitu jenis koja dan jarog. Bahan yang digunakan adalah
kulit pohon teureup. Warna yang digunakan memiliki warna alami dari gintung/daun
salam. Jenis simpul yang digunakan menggunakan simpul jangkar/jegjeg. 2) Fungsi
tas koja Secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu fungsi fisik, personal, dan
sosial. 3) Nilai estetis tas koja khas suku Baduy tidak bersifat subjektif yaitu dengan
menepatkan keindahan pada saat mata memandang namun tas koja juga bersifat
objektif yaitu dengan menepatkan keindahan pada benda-benda yang dilihat. 4)
Karakteristik tas koja dapat dilihat dari bentuknya yang unik dengan ukuran yang
bermacam-macam, warna yang terdapat pada tas koja memiliki kekhasan yaitu warna
cokelat yang terdapat dari warna asli kulit pohon teureup.
Kata kunci: kerajinan tas koja, suku Baduy.Nopi Sri Hardiyatinopisri_ardiyati@gmail.com2016-12-14T07:53:35Z2019-01-30T12:18:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44647This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/446472016-12-14T07:53:35ZKAJIAN NILAI-NILAI EDUKATIF WAYANG HIPHOP PUNAKAWAN
DI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan tentang
pementasan wayang hip hop, ditinjau dari nilai-nilai edukatif mulai dari cerita
pewayangan, sifat tokoh, lirik lagu dan penampilan wayang hip hop punakawan
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data Penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini
merupakan wayang hip hop punakawanYogyakarta. Subjek yang dideskripsikan
dalam penelitian ini ialah personil dan penonton wayang hip hop punakawan
Yogyakarta. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan
dibantu pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh
melalui ketekunan pengamatan dan triangulasi. Adapun teknik analisis data yang
digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi untuk menarik
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Cerita pewayangan hip hop
mengajarkan untuk menjadi masyarakat yang baik, amanah dan tidak berprasangka
buruk. (2)Sifat tokoh pewayangan terdapat nilai-nilai edukatif seperti harus jujur,
pandai bicara dengan baik, suka memberi, sabar,tidak iri hati, cerdik dan suka
menasehati. (3)Lirik lagu wayang hip hop memiliki makna jadilah orang yang
mencintai budaya, adil dalam segala hal,tekun dalam belajar, jangan tinggi hati. (4)
Pementasan wayang hip hop terdapat nilai pendidikan moral, nilai pendidikan adat
(tradisi), nilai pendidikan agama(religi), nilai pendidikan sejarah (historis), dan nilai
kepahlawanan.Yunita Widiyaningsihyunitawidyaningsih76@gmail.com2016-12-07T01:46:08Z2019-01-30T12:06:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44297This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/442972016-12-07T01:46:08ZBANGUNAN INDIS SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskrepsikan konsep penciptaan proses
visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Bangunan Indis Sebagai
Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan adalah metode observasi,eksperimentasi, dan
visualisasi.Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan tidak langsung
menggunakan bantuan fotografi. Selanjutnya eksperimen dilakukan untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan
cat minyak dengan teknik basah. Selain untuk mencapai hasil visual yang baik,
eksperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya realistik.
Setelah dilakukan pembahasan dan penciptaan maka dapat disimpulkan
bahwa1) konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman serta keprihatinan terhadap
bangunan Indis yang memiliki nilai historis, arkeologis dan estetis. Ungkapan
tersebut diwujudkan dengan melukiskannya secara realistik dengan melukiskannya
secara realistik dengan memperhatikan ketepatan, baik ketepatan proporsi, warna,
perspektif serta karakter bangunan Indis tersebut. Harapan pelukisan bangunan Indis
ini supaya perhatian terhadap bangunan Indis lebih mendapatkan perhatian dan
kesadaran terhadap salah satu hasil kebudayaan yang pernah ada di Indonesia
khususnya Jawa Tengah.2) Tema lukisan adalah bangunan Indis yang berada di Jawa
Tengah yang berbagai bentuk dan keadaannya, baik bangangunan dalam keadaan
terawat atau bangunan rusak yang dialih fungsikan, bangunan yang bermacam-
macam bentuknya yang ditampilkan secara realistik. 3) Proses yang dilakukan dalam
penciptaan lukisan ini menggunakan bantuan fotografi. Penggambarannya dengan
menggunakan alat seperti penggaris, kuas, pisau palet, kain lap, dan wadah berisi
bensin. Bahan yang digunakan adalah cat minyak, pelarut, dan kanvas. Teknik yang
digunakan adalah teknik basah dan pengunaan cat secara impasto. Proses melukis
dimulai dengan sketsa pada kanvas dilanjutkan proses pewarnaan dan finishing.4)
Bentuk lukisan adalah realistik,dikerjakan berdasarkan interpretasi terhadap objek.
Hasil lukisan tersebut adalah : “Artilleri-Kavalleri, Mangkunegaran”(120x90cm)
”Loji Gandrung, Surakarta” (125cmx90cm)“Sudut Kota Lama, Semarang”(120x90)
“Gedung Kuning, Semarang” (120cnx90 cm )” Komplek karesidenan Kedu I,
Magelang” (125cmx90 cm) Komplek karesidenan Kedu II, Magelang” (120 x 90 cm)
“Home Stay Gondang Winangoen, Klaten” (120x90 cm ) “Rumah Sakit
Jiwa,Magelang”(110cmx9cm).“Pabrik Rokok praoe Lajar,Semarang”
(100cmx80cm),“Kantor Bupati, Purworejo”(120cmx90cm).Suksma Jati Cahyaningrat2016-11-29T01:05:00Z2019-01-30T11:56:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43970This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/439702016-11-29T01:05:00ZMAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUKARARA LOMBOK TENGAH
NUSA TENGGARA BARAT (NTB)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik yang
terkandung dalam kain songket Desa Sukarara Lombok Tengah Nusa Tenggara
Barat berdasarkan jenis motif.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek kain songket Desa
Sukarara. Objek penelitian difokuskan pada makna simbolik kain songket Desa
Sukarara berdasarkan motif kain. Data diperoleh dengan teknik dokumen,
wawancara, dan studi dokumentasi. Data akan dianalisis dengan teknik Miles &
Huberman yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Keabsahan data diperoleh
melalui trianggulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif kain songket yang ada di
Desa Sukarara adalah motif wayang, subahnale, motif keker atau merak, motif
bintang empat, dan motif alang atau lumbung. (2) Makna simbolik yang
terkandung dalam motif – motif tersebut dapat disimpulkan menjadi sebagai
berikut: Manusia diwajibkan untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, yaitu
Allah SWT sebagaimana diajarkan oleh agama Islam. Islam juga mengajarkan
manusia agar saling menghormati dan menghargai antar sesama sehingga dapat
menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antara manusia yang satu dengan yang
lain. Cinta yang abadi adalah anugerah dari Tuhan kepada manusia. Selain
kebutuhan akan cinta, manusia juga membutuhkan kebutuhan lain, seperti
kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia bisa
bercocok tanam dan mempelajari tentang musim untuk menentukan masa tanam
agar manusia dapat hidup makmur dan sejahtera.Yulinda Misnawati2016-11-23T09:11:22Z2019-01-30T11:55:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43894This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/438942016-11-23T09:11:22ZPENGEMBANGAN RUANG PAUD RAMAH ANAK
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI PURWOREJOTujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk media sosialisasi
berupa gambar desain dan maket ruang PAUD ramah anak berbasis kearifan lokal
di Purworejo.
Metode yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (research
and development) yang merujuk kepada Prof. Dr. Sugiyono. Langkah – langkah
penelitian meliputi analisis potensi dan masalah dengan cara studi pendahuluan
melalui studi pustaka dan studi lapangan. Langkah selanjutnya merupakan
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Setelah data
terkumpul, langkah yang dilakukan adalah pembuatan desain produk melalui
pembuatan konsep desain, pembuatan gambar desain, serta pembuatan maket.
Desain produk kemudian divalidasi oleh ahli media, ahli materi, serta praktisi
PAUD. Hasil penilaian dari tahap validasi dijadikan bahan dalam melakukan
revisi produk. Produk akhir yang telah direvisi diujicobakan dalam bentuk
kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan pendidik Pos PAUD
Gotong Royong.
Hasil penelitian berupa implementasi konsep pengembangan ruang PAUD
ramah anak berbasis kearifan lokal di Purworejo, yaitu dengan menerapkan
konten lokal pada dekorasi ruang serta meubel di ruang PAUD. Konsep ramah
anak disampaikan melalui bentuk dan ukuran meubel yang disesuaikan dengan
dimensi tubuh anak. Tata kondisi ruang berupa penghawaan, pencahayaan, serta
akustik/ tata suara disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas anak dalam kegiatan
bermain sambil belajar. Pengelolaan ruang disesuaikan dengan model
pembelajaran sentra, dengan menyediakan delapan macam sentra di dalam dan
luar ruang. Penggunaan konten lokal pada dekorasi ruang kelas berupa
penggambaran motif geometris untu walang yang terinspirasi dari desain kostum
kesenian Dolalak, motif krimpying, serta motif Bedug Pendowo. Konten lokal lain
yaitu penggunaan material meubel menggunakan kayu pinus yang merupakan
kayu lokal Purworejo. Selain itu, hasil bumi berupa buah – buahan juga
ditampilkan dalam bentuk gambar sebagai daftar presensi untuk anak, gambar
pada sandaran kursi anak, serta poster pada sentra memasak. Batik Adi Purwo
dengan motif Clorot Pelangi ditampilkan sebagai dekorasi pagar pada halaman
Pos PAUD. Hasil akhir penelitian berupa produk dalam bentuk gambar kerja
desain, perspektif dan maket pengembangan ruang PAUD ramah anak berbasis
kearifan lokal di Purworejo.Aryati Aryati2016-11-20T07:19:58Z2019-01-30T11:53:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43780This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/437802016-11-20T07:19:58ZBATIK SERAGAM PESERTA DIDIK SMA N 1 JETIS BANTUL
YOGYAKARTA DITINJAU DARI: MOTIF, WARNA DAN
PROSES PENCIPTAANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif, warna dan proses
penciptaan batik seragam peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data
disajikan berupa deskriptif. Subjek data berjumlah sembilan orang terdiri dari
pencipta motif, penentu warna dan beberapa peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti. Alat bantu lain
digunakan ball point, buku catatan dan kamera handphone. Pengumpulan data
digunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan keabsahan
data digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan
dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif terinspirasi dari pohon
kelengkeng yang banyak tumbuh di lingkungan SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta. (2) Warna diterapkan berupa warna merah, pemilihan warna dengan
pertimbangan kesesuaian warna putih celana dianggap serasi dari pemberdayaan
dipakai sekali dalam seminggu. (3) Proses penciptaan batik seragam peserta didik
SMA N 1 Jetis Bantul Yogyakarta dimulai dari eksplorasi/pencarian ide menjadi
khas mengenai motif diperoleh dari pohon kelengkeng oleh Wintolo, S.Pd.
Selanjutnya, perancangan ide dibuat beberapa desain alternatif berjumlah empat
oleh Wintolo, S.Pd. Lalu, hasil seleksi desain alternatif oleh Wintolo, S.Pd., dan
Drs. Wiyono, M.Pd. Selanjutnya, penentuan warna dari Drs. Wiyono, M.Pd.
Kemudian, desain diterapkan ke kain oleh peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta melalui pembuatan pola, mencanting, menembok, mewarna dan
melorod.Dian Puji Raharjodianpujir@gmail.com2016-11-17T10:42:35Z2019-01-30T11:52:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43743This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/437432016-11-17T10:42:35ZBATIK KIBASAN SABUT KELAPA UNTUK TUNIKTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menemukan teknik baru yakni
motif kibasan sabut kelapa yang divariasi dengan teknik tulis untuk menghasilkan
motif batik yang diterapkan pada busana tunik. Metode yang digunakan dalam
penciptaan karya adalah eksplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Proses yang dilakukan untuk membuat karya batik ini meliputi: 1)
Penciptaan Motif; 2) Penciptaan Pola; 3) Memola; 4) Pencantingan; 5)
Pewarnaan; 6) Pelorodan. Adapun karya yang dihasilkan berjumlah 9 karya yaitu
1) Batik Gantungan Ukel yang menggambarkan suasana kebun pare pada sore
hari. 2) Batik Pit-Pitan yang menggambarkan keunikan sepeda onthel. 3) Batik
Galengan Sawah menggambarkan suasana sawah di pedesaan. 4) Batik Rangkulan
yang menceritakan usaha seseorang dalam mengajak suatu kebaikan. 5) Batik
Jagad Klasik menggambarkan penduduk nusantara yang berbudi pekerti santun. 6)
Batik Nyebar Inten menggambarkan usaha seseorang dalam menyebarluaskan
pengetahuan. 7) Batik Pitakonan menggambarkan tiga pertanyaan yang biasanya
digunakan saat seseorang pertama kali berkenalan. 8) Batik Plesiran
menggambarkan perjalanan seseorang dalam menikmati keindahan alam. 9) Batik
Telunjuk yang menggambarkan kegunaan jari telunjuk dalam kehidupan sehari
hari.
Batik Kibasan Sabut Kelapa mencerminkan cerita kehidupan dalam
kesederhanaan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Banyak
sumber daya alam yang dapat dinikmati dengan mensyukuri apa yang sudah ada
di alam kemudia mempergunakan sesuai dengan porsinya. Pola hidup sederhana
menjadi visualisasi cerita pada batik ini. Kesederhanaan yang digambarkan
dengan karakter motif unik yang ditimbulkan dari kibasan kuas mekar dan
gandeng. Batik ini menonjolkan motif utama yaitu motif batik kibasan sabut
kelapa yang dibatik menggunakan kuas mekar dan gandeng sehingga
menghasilkan karakter motif batik yang khas hasil dari kibasan kuas tersebut.Sumarni Alisha Apriliasumarnialisha@gmail.com2016-11-17T07:15:28Z2019-01-30T11:52:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43741This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/437412016-11-17T07:15:28ZANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KERIS JAWAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter pada
keris ditinjau dari makna simbol. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
kuatitatif, dengan objek material: bentuk pamor, luk, dan dhapur keris, serta objek
formal berupa makna yang terdapat dalam pamor, luk dan dhapur keris.
Data primer diperoleh melalui kajian literatur buku tentang keris yakni:
Ensiklopedi Keris, Pamor Eksotik Tosan Aji, Keris Indonesia: Estetika dan
Makna Filosofi, Mengenal Keris: Senjata Magis Masyarakat Jawa. Data sekunder
diperoleh melalui wawancara ahli dengan Ima Ismara. Penelitian difokuskan pada
35 bilah keris yang dipilih secara random dan atas pertimbangan kepopuleran
keris tersebut dalam masyarakat.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai pendidikan
karakter dalam keris merupakan representasi dari makna simbolik keris yang
mana makna tersebut sejatinya merupakan doa atau harapan dari sang pembuat
keris maupun pemesan keris. Nilai pendidikan karakter dalam keris dapat
dijadikan sebagai materi pendidikan karakter dalam lingkup pendidikan formal,
informal maupun nonformal berdasarkan sembilan pilar pendidikan karakter oleh
Megawangi.Rojali Saidrojalisaid@gmail.com2016-11-17T03:18:15Z2019-01-30T11:52:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43730This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/437302016-11-17T03:18:15ZAYAM SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Ayam Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode observasi,
eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi dilakukan sebelum menciptakan lukisan
dengan cara mencari, mengamati dan mengetahui bagaimana karakteristik tubuh,
jenis, gerak dan ekspresi pada ayam untuk direspon sebagai objek lukisan.
Eksperimentasi bertujuan untuk mencapai hasil visual yang optimal, realistik, dan
menyerupai karakteristik tubuh, melalui teknik yang digunakan. Kemudian
dilanjutkan dengan proses visualisasi dengan cara memindahkan objek pada kertas
melalui sketsa.
Hasil penciptaan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan bahwa: (1)
Konsep penciptaan lukisan adalah menghadirkan realita kehidupan ayam dan jenisnya
kepada masyarakat melalui karakteristik warna tubuh yang beraneka ragam dengan
bulu yang cantik. (2) Dari sembilan karya yang diciptakan, penulis menggunakan
komposisi asimetris dan digambarkan secara realistik berupa lukisan dengan objek
ayam. Dimana setiap panel berisi satu bahkan ada dua jenis ayam yang menjadi objek
lukisan dengan menggunakan karakteristik warna tubuh yang beraneka ragam dan
bulu yang cantik sebagai daya tarik dalam lukisan. (3) Teknik visualisasi lukisan ada
tiga macam yang digunakan, yaitu teknik opaque (opak) sebagai pembuatan latar
belakang sementara teknik translucent dan brushstroke digunakan dalam pembuatan
objek dalam lukisan. Teknik opaque (opak) digunakan untuk melapisi background,
karena hasil sapuan kuas dengan teknik ini lebih merata. Teknik ini juga digunakan
dalam pembuatan warna dasar untuk objek. Setelah menggunakan teknik opaque,
langkah selanjutnya adalah memberi warna pada objek dan background dengan
menggunakan teknik translucent. Kemudian untuk proses pendetailan bentuk seperti
kepala ayam, kaki, dan bulu penulis menggunakan teknik brushstroke. Hingga
penulis melakukan proses finishing pada lukisan. (4) Hasil karya yang diciptakan
berjumlah 9 lukisan dengan judul “Anak Ayam Berebut Cacing” (90cm x 125cm)
2015, “Keluarga Ayam Kate” (90cm x 125cm) 2015, “Bertarung dengan Ular”
(90cm x 125cm) 2015, “Menetas” (90cm x 140cm) 2015, “Mencari Serangga dibalik
Bebatuan” (90cm x 125cm) 2015, “Penjual Ayam Kampung” (90cm x 140cm) 2016,
“Memakan Dedaunan” (90cm x 125cm) 2016, “Mengembangkan Ekor” (90cm x
125cm) 2016, “Keluarga Besar Ayam Bekisar” (125cmx180cm) 2016.Wily Ferdiansahwiliglobal@gmail.com2016-11-02T02:12:25Z2019-01-30T11:38:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43062This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/430622016-11-02T02:12:25ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
GAMBAR DEKORATIF MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
DAN KETERAMPILAN UNTUK SISWA KELAS V
SD NEGERI 3 MUNTILAN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017Penelitian pengembangan/ research and development (R&D) dengan
pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengembangkan modul lengkap (self
contained) tentang motif dekoratif yang layak, yaitu memenuhi unsur
karakteristik modul, kelengkapan komponen modul, unsur-unsur grafis, dan
elemen mutu modul untuk kelas V SD.
Data berupa deskripsi materi modul gambar dekoratif. Dikumpulkan
melalui studi pustaka dan ditrianggulasi oleh ahli materi Dosen Ornamen
Pendidikan Seni Rupa, dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pemecahanmya
media modul pembelajaran dari studi dokumentasi tentang modul pembelajaran,
pengerjaan modul dengan program Corel Draw X6.
Hasil penelitian menunjukkan modul gambar dekoratif diterima oleh siswa
SD Negeri 3 Muntilan berisi materi bentuk dasar gambar dekoratif, tahap
deformasi, stilasi, dan mengapresiasi keunikan motif dekoratif Nusantara. Aspek
pembelajaran, materi, tampilan, dan struktur modul diterima siswa dengan
menunjukkan nilai rata-rata 89,197%. Kesimpulan modul dapat digunakan dan
dilakukan kelayakan pemanfaatannya.Rizta Noor Annisa2016-10-26T04:01:48Z2019-01-30T11:28:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/427492016-10-26T04:01:48ZTARI TOPENG WONOCAKI SEBAGAI INSPIRASI PEMBUATAN KOMIKPenciptaan karya ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat umum,
terutama para generasi muda, bahwa sepatutnya kita menghargai dan mencintai budaya dari
Negara kita sendiri, jangan biarkan budaya kita sendiri terkikis dengan maraknya
kebudayaan barat yang semakin mendominasi di Negara ini. Mengetahui dan mengikuti
perkembangan jaman yang semakin modern, bukan berarti kita menjauh dari kebudayaan
kita yang sudah melekat sejak jaman dahulu.
Penciptaan karya ini merupakan penciptaan dengan subjek tarian topeng wonocaki
yang berasal dari Pacitan, karakter wonocaki merupakan seorang yang gagah dan berani
dalam mengabdikan sepenuh jiwa dan raga kepada Negeri. Proses penciptaan karya
dilakukan dengan teknik penggambaran secara semi realis dan manual, sebelum proses
selanjutnya dilakukan dengan transfer gambar manual ke dalam komputer untuk selanjutnya
dilakukan pewarnaan secara digital.
Hasil dari penciptaan karya seni ini berupa media utama (Prime Media ), media utama
yaitu beruwujud komik yang akan ditempelkan pada bingkai yang telah disiapkan, isi yang
terkandung didalamnya berisi cerita utama dari karya seni tersebut. Penggambaran komik
dengan gaya Jepang digunakan dalam pembuatan komik tersebut. Keseluruhan cerita dalam
Tari Topeng Wonocaki Sebagai Inspirasi Pembuatan Komik ini dibuat dengan tujuan
mengenalkan tari tersebut, serta mengajak generasi muda untuk mencintai budaya Indonesia,
khususnya tari.Mifta Allen Frameswari2016-10-26T04:00:01Z2019-01-30T11:28:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42745This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/427452016-10-26T04:00:01ZSTUDI KASUS LUKISAN DAMAR PENYANDANG TUNAGRAHITA
SEDANG DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gejala dalam lukisan anak
tunagrahita sedang bernama Damar Sulistyo berdasarkan tinjauan psikologis,
meliputi aspek penginderaan dan persepsi, memori, berpikir, intelegensi, serta
emosi dan motivasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif studi kasus. Data dalam
penelitian ini berupa uraian mengenai proses Damar dalam melukis dan hasil
akhir dari kelima lukisan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi
partisipatif, wawancara terstruktur, dan studi dokumentasi. Instrumen utama
adalah peneliti itu sendiri, dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data dilakukan
dengan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data,
menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam lukisan
Damar dipengaruhi oleh kondisi psikologis, meliputi 1) periodisasi lukisan berada
pada masa peralihan antara prabagan dan bagan disebabkan oleh usia mental rata-
rata anak tunagrahita sedang yang mengalami stagnansi pada usia 7-8 tahun, 2)
pemilihan tema lukisan dipengaruhi oleh kemampuan penginderaan dan persepsi
akan kondisi lingkungan sekitar, keikutsertaan dalam suatu peristiwa, persepsi
terhadap peristiwa sekejap dan kemampuan berimajinasi, 3) gejala non-haptic
disebabkan oleh kemampuan intelegensi dalam memvisualisasikan bentuk, 4)
willing type disebabkan oleh dorongan motivasi terhadap sesuatu, 5) x-ray pada
sebagian bentuk disebabkan oleh pengaruh persepsi terhadap bentuk yang dilukis,
6) pemilihan warna dalam lukisan tidak memiliki arti khusus, melainkan dipilih
secara naif, 7) ketidakmampuan menyebut nama warna selain kuning, hitam dan
putih disebabkan oleh kondisi ingatan yang lemah 8) gejala hadap kiri pada
bentuk disebabkan oleh sistem kerja otak (intelegensi).Aditya Eko Prasetyo2016-10-25T02:20:25Z2019-01-30T11:27:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42705This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/427052016-10-25T02:20:25ZANALISIS KRIYA
KARYA KASEPUHAN CIPTAGELAR SUKABUMIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sekaligus sebagai bentuk
wujud apresiasi terhadap kearifan lokal dengan cara mendeskripsikan kriya karya
Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi yang difokuskan pada jenis,dan makna simbolik.
Penelitian ini adalah penelitian naturalistik atau disebut dengan metode
kualitatif. Data yang didapatkan melalui beberapa proses teknik pengumpulan data
seperti; observasi, wawancara, dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan
peneliti sendiri (human instrument). Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui
perpanjangan pengamatan, keajegan pengamatan, dan triangulasi. Teknik analisis
data dilakukan dengan melalui; reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil dari analis kriya karya yang ada di Kasepuhan Ciptagelar tergolong
dalam beberapa jenis kriya yakni; kriya anyaman, kriya kayu, kriya bambu, kriya
logam. Karyanya yaitu; lisung, halu, boboko, tudung, cetok, epok, kaneron, simpay,
bedog, etem, simpul sulaiman, dong-dog lojor. Dari semua kriya karya Kasepuhan
Ciptagelar merupakan benda yang memiliki filosofi/makna simbolik serta dijadikan
penunjang keberlangsungan adat istiadat yang dijaga dan dilestarikan secara turun
temurun seperti halnya; 1) Lisung dan Halu, digunakan saat persiapan upacara adat
malam opat belasan, nganyaran, seren taun. 2) Boboko, digunakan pada upacara
ngadiukeun. 3) Tudung, digunakan pada upacara ngaseuk, tandur, mipit pare. 4)
Cetok, sebagai simbol masyarakat pedesaan khususnya kaum laki-laki. 5) Epok,
digunakan pada upacara mipit pare. 6) Kaneron, memiliki makna identitas
masyarakat Kasepuhan Ciptagelar khususnya kaum pria. 7) Simpay, memiliki
simbol kekerabatan. 8) Bedog, sebagai simbol kekuatan. 9) Etem, digunakan pada
upacara mipit pare. 10) Simpul Sulaiman, sebagai simbol keseimbangan alam. 11)
Dog-dog Lojor sebagai nilai tradisi masyarakat adat Kasepuham Ciptagelar.Alamsyah Alamsyahlamz_ridwan@yahoo.com2016-10-25T02:20:17Z2019-01-30T11:27:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42698This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426982016-10-25T02:20:17ZBURUNG HANTU SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF
ORNAMEN PADA KAP LAMPU KULITTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk merancang motif yaitu
burung hantu sebagai ide penciptaannya, burung hantu diamati berdasarkan
bentuk fisik burung hantu, tingkah unik atau perilaku burung hantu, makanan dan
cari makan burung hantu, dan hubunganya dengan manusia. Burung hantu yang
digunakan sebagai objek yaitu burung hantu gereja, burung hantu telinga panjang
dan burung hantu hutan.
Konsep penciptaan karya ini melalui beberapa tahap diantaranya adalah
ekplorasi, eksperimen dan perwujudan. Eksplorasi merupakan aktivitas penjelajah
menggali sumber ide yang digunakan untuk mencari informasi tentang ide
penciptaan karya yaitu burung hantu. Adapun kegiatan ekplorasi yang dilakukan
adalah dengan pengamatan secara visual burung hantu, pengumpulan informasi
melalui studi pustaka dan studi lapangan guna menguatkan gagasan penciptaan
dan keputusan dalam menyusun konsep, serta mengembangkan imajinasi guna
mendapatkan ide-ide kreatif terkait burung hantu sebagai sumber penciptaan
motif. Setelah tahap ekplorasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
tahap eksperimen. Kegiatan eksperimen dilakukan untuk memvisualisasikan hasil
dari penjelajahan atau analisa data kedalam sket atau desain. Setelah sket selesai
dibuat dan telah ditentukan sket pilihan, maka proses selanjutnya adalah
mewujudkan sket terpilih menjadi sebuah karya dengan mengunakan tekhnik
tatah sungging kulit.
Hasil dari tugas akhir ini adalah desain motif burung hantu yang digubah
secara dekoratif berdasarkan bentuk fisik burung hantu, tingkah unik atau
perilaku burung hantu, makanan dan cari makannya, dan hubunganya dengan
manusia. Motif burung hantu kemudian diterapkan pada sepuluh kap lampu
duduk dan satu kap lampu dinding dengan judul : (1) Kap Lampu “Territorial”,
(2) Kap Lampu “Owlet”, (3) Kap Lampu “Perburuan Burung Hantu”, (4) Kap
Lampu “Save me”, (5) Kap Lampu “Sang Pemburu”, (6) Kap Lampu “Alone”,
(7) Kap Lampu “Sang Pengintai”, (8) Kap Lampu “Kehidupan”, (9) Kap Lampu
“The Expression of an Owl”, (10) Kap Lampu “The Dream of an Owl”, (11) Kap
Lampu “ Pengetahuan dan Kebijaksanaan”.Rut Rona Rose Baiky2016-10-25T02:19:49Z2019-01-30T11:27:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426992016-10-25T02:19:49ZBUAH BELIMBING SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA
COVER PERLENGKAPAN DAN PERALATAN RUANG DAPURKarya tulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya batik tulis yang akan dijadikan Cover perlengkapan dan peralatan
ruang dapur.
Tahap penciptaan karya seni ini diawali dengan eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan. Penciptaan difokuskan untuk benda fungsional yaitu batik tulis
yang akan dijadikan Cover perlengkapan dan peralatan ruang dapur yang motif
batiknya terinspirasi dari buah belimbing. Tahap eksplorasi berupa penggalian
ide, pengumpulan data pengamatan, dan pengolahan terkait perkembangan bentuk
Cover, karakteristik bentuk daun, bunga, dan buah belimbing kemudian dilanjut
dengan pembuatan sket alternatif. Tahap Perancangan berupa pembuatan desain
Cover yang berupa pewarnaan Cover dan pembuatan gambar kerja atau gambar
teknik yang berguna pada tahap perwujudan. Tahap perwujudan berupa proses
pembuatan kain batik kemudian dilanjut dengan proses pembuatan Cover
peralatan dan perlengkapan ruang dapur.
Hasil penciptaan ini adalah (1) Produk Cover Magicom Belimbing
Kembar (memiliki kegunakan untuk melindungi bagian luar magicom dari debu
dan korosi); (2) Produk Cover Tudung Saji Lingkar Belimbing (memiliki
kegunaan untuk melindungi makanan dari debu); (3) Produk Cover Kotak Tisu
Bintang Kebersihan (memiliki kegunaan untuk melindungi dari debu); (4) Produk
Cover Kulkas Star Fozen (memiliki kegunaan untuk melindungi dari debu dan
korosi); (5) Produk Cover Galon Water Star (memiliki kegunaan untuk
melindungi dari debu); (6) Produk Cover Dispenser Bintang Mengalir (memiliki
kegunaan untuk melindungi dari debu dan korosi); (7) Produk Cover Kursi Serasi
Bintang (digunakan untuk melindungi dari debu); (8) Produk Taplak Meja Irama
Bintang (memiliki kegunaan untuk melindungi dari sisa makanan); (9) Produk
Cover Tempat Sendok Dokpul (memiliki kegunakan untuk memperindah
tampilan); (10) Produk Tatakan Piring Takring (memiliki kegunaan untuk
melindungi piring); (11) Produk Tatakan Gelas Taklas (memiliki kegunaan untuk
melindungi gelas).lisa Lusiana2016-10-25T02:16:41Z2019-01-30T11:26:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42673This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426732016-10-25T02:16:41ZBENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK PADA ARSITEKTUR MASJID
KRATON SAKA TUNGGAL, TAMANSARI, YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna dari
simbol-simbol yang terdapat pada arsitektur Masjid Kraton Saka Tunggal,
Tamansari, Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Pemeriksaan
keabsahan data melalui triangulasi sumber. Adapun langkah-langkah analisis data
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan : 1) bentuk arsitektural dan ornamen pada
Masjid Kraton Saka Tunggal, Tamansari Yogyakarta yaitu: gapura semar
tinandhu, usuk sorot, balok dudur, balok sunduk, saka guru dan saka bentung,
bahu dayung, balok santen, hiasan bunga melati, ornamen padma, ornamen saton,
ornamen praba, ornamen lung-lungan, ornamen banyu netes, ornamen gunungan
dan wajikan, dan ornamen meijan. 2) makna bentuk arsitektural dan ornamen
pada masjid yaitu: gapura semar tinandhu dimaknai sebagai pintu ampunan, usuk
sorot sebagai simbol perlindungan, balok dudur sebagai cita-cita kesempurnaan
hidup manusia, balok sunduk juga dimaknai sebagai cita-cita kesempurnaan hidup
manusia, saka guru dan saka bentung merupakan symbol dari sila Pancasila,
bahu dayung diartikan sebagai penangkal godaan setan, balok santen sebagai
symbol kejujuran, hiasan bunga melati yang bermakna pemikat dan pengharum
masjid agar orang-orang memasuki masjid untuk beribadah, ornamen padma
dimaknai sebagai pengingat ajaran Nabi Muhammad SAW, ornamen saton yaitu
sebagai symbol untuk tetap berserah diri kepada Allah SWT, ornamen praba
sebagai symbol trimurti dalam ajaran Hindhu, ornamen lung-lungan sebagai
symbol ketabahan dan kewibawaan, ornamen banyu netes sebagai symbol
anugerah dari Allah SWT, ornamen gunungan sebagai symbol tujuan manusia
kepada Allah SWT dan ornamen wajikan sebagai symbol kematian, ornamen
meijans ebagai pengingat kematian.Tri Suharyani2016-10-24T07:37:55Z2019-01-30T11:25:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42610This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426102016-10-24T07:37:55ZBURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA
KRIYA LOGAM TEMBAGAPenciptaan karya seni dengan judul “Burung Hantu Sebagai Objek
Penciptaan Karya Kriya Logam Tembaga” ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menjelaskan mengenai konsep, tema, proses dan bentuk karya seni logam
dengan menampilkan objek burung hantu.
Metode penciptaan yang digunakan dalam karya logam ini adalah (1)
tahap ekplorasi yaitu menemukan keunikan bentuk fisik burung hantu sebagai ide
penciptaan, (2) tahap perancangan yaitu dengan membuat sketsa berdasarkan hasil
eksplorasi, dan (3) tahap perwujudan yaitu mewujudkan rancangan atau sketsa
menjadi suatu karya.
Hasil dari penciptaan karya yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)
Konsep dalam penciptaan karya seni logam ini yaitu menampilkan objek burung
hantu dengan objek pendukungnya yang diekpresikan ke dalam bentuk karya seni
kriya logam tembaga dan tema pada penciptaan karya seni logam ini adalah
kehidupan burung hantu di alam liar. Objek pendukungnya adalah ranting,
pepohonan, dedaunan, bebatuan, dan kondisi alam seperti penggambaran siang
dan malam. (2) Proses penciptaan karya seni logam tembaga ini menggunakan
teknik sodetan, yaitu teknik yang paling mudah dengan menekan bagian arah
depan dan belakang atau positif dan negatif dengan alas karpet tebal.
Menggunakan bahan baku logam tembaga dan SN (Sulfida Natrium) sebagai
pewarna hitam pada logam tembaga. (3) Hasil karya seni kriya logam tembaga
berjumlah 10 karya, sebagai berikut: Sang Jantan dan Si Betina (36x60 cm), 180
Derajat (36x60 cm), Empat Bersaudara (36x60 cm), Membagikan Buruan (36x60
cm), Berlindung (36x60 cm), Nokturnal (36x60 cm), Bertengger (36x60 cm),
Jangan Usik Aku (36x60 cm), Si Karnivora (36x60 cm), Berburu (36x60 cm).Dwi Retno Ariyani2016-10-24T07:36:40Z2019-01-30T11:27:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42706This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/427062016-10-24T07:36:40ZPERKEMBANGAN KERAJINAN TENUN SONGKET
KERE’ ALANG DUSUN SENAMPAR, SEBEWE, MOYO UTARA,
SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2010-2015Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan perkembangan motif
kain tenun songket yang ada di Dusun Senampar antara tahun 2010-2015; (2)
Mendeskripsikan perkembangan warna dan fungsi kain tenun songket yang ada di
Dusun Senampar antara tahun 2010-2015; (3) Mendeskripsikan penerapan motif
kere’ alang pada pakaian adat Sumbawa; dan (4) Mendeskripsikan faktor
penghambat dan faktor pendukung dalam pelestarian kerajinan tenun songket di
Dusun Senampar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini
adalah tenun songket kere’ alang. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan
yang berkaitan dengan perkembangan motif dan warna pada tenun songket kere’
alang. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
dianalisis dengan teknik analisis kualitatif induktif. Keabsahan data diperoleh
melalui teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan tenun songket di
Dusun Senampar sebagai berikut. 1) Pada tahun 2010 hingga tahun 2015 terdapat
penambahan 6 motif baru, diantaranya adalah motif kemang satange beru, motif
bintang kesawir, motif lasuji kemang sasir, motif cepa’ beru, dan motif jajar
kemang baleno yang mana semua motifnya tetap menggunakan bentuk geometris.
2) Warna yang dihasilkan mulai beragam dengan penggunaan benang buatan
pabrik. Semula hanya menghasilkan warna merah dan warna hitam saja melalui
pewarnaan alami. Perkembangannya saat ini penenun menggunakan warna-warna
cerah seperti biru, orange, dan ungu sesuai dengan minat konsumen. 3) kere’ alang
memiliki tiga fungsi utama yaitu, sebagai media pengobatan, sebagai ciri status
sosial, dan digunakan saat upacara daur hidup. Namun saat ini hanya berfungsi
untuk upacara daur hidup dan benda pakai. 4) Faktor pendukungnya terdapat pada
usaha pemerintah daerah yang memberikan bantuan berupa modal dan bahan baku
kepada pengrajin tenun yang ada di Dusun Senampar. Sayangnya minat generasi
muda saat ini yang enggan untuk belajar menenun menjadi faktor penghambat
dalam perkembangannya. 5) Kere’ alang dapat diterapkan dan difungsikan sebagai
pelengkap busana adat seperti diantaranya pada pangkenang lonas pabite,
pangkenang lonas panempu, dan pangkenang rama nempu.Arum Kusumastutiarum.nano@yahoo.com2016-10-24T07:36:26Z2019-01-30T11:25:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42607This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426072016-10-24T07:36:26ZPERANCANGAN INTERIOR STUDIO MUSIK BLACKBOX KULONPROGOTujuan perancangan interior Studio Musik Blackbox untuk menyusun
konsep perancangan serta memvisualisasikan konsep pada seluruh elemen
interior. Perancangan dilakukan agar kondisi bangunan dalam perancangan sesuai
dengan aspek fungsional, kenyamanan, dan estetika.
Metode yang digunakan dalam proses desain perancangan interior Studio
Musik Blackbox terdapat beberapa tahap, pertama yaitu tahap analisis mencakup
menggali potensi permasalahan dilanjutkan mencari data-data dengan cara
observasi untuk mendapatkan data fisik maupun data non fisik. Tahap kedua
adalah tahap sintesis meliputi pembuatan dasar ide perancangan, pembuatan
beberapa alternatif desain baik denah bangunan maupun perabot. Tahap terakhir
adalah tahap evaluasi. Pada tahap ini dilakukan pemilihan dari beberapa alternatif
yang telah dibuat untuk divisualisasikan dan di implementasikan ke dalam desain.
Pembuatan desain menggunakan beberapa aplikasi antara lain AutoCAD 2009
digunakan untuk merancang denah banguan 2 dimensi, 3DS Max 2011 untuk
merancang perspektif ruangan, tahap plotting menggunakan software Corel Draw
X6 sedangkan finishing menggunakan software Photoshop CS3.
Perancangan Studio Musik Blackbox didasarkan atas beberapa
pertimbangan aspek meliputi aspek fungsional, kenyamanan, dan keindahan. Hal
tersebut dilakukan dengan menempatkan beberapa area pada satu ruang yang
sama sehingga mempermudah sirkulasi. Pengolahan akustik lantai menggunakan
lantai ganda dengan menempatkan rongga udara dan terbagi menjadi 2 yaitu area
penyerapan (dead area) dan area pemantulan (live area). Ruang dan perabot
menerapkan bentuk kubistis serta mengaplikasikan warna merah dan hitam untuk
memberikan citra dan image sesuai dengan nama Blackbox. Secara keseluruhan
perancangan ini mempertimbangkan asas kesatuan atau keanekaragaman, tema,
variasi, keseimbangan, dan keteraturan sehingga dapat memenuhi aspek
keindahan.Rendy Swastawan Seles2016-10-24T07:36:22Z2019-01-30T11:25:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42601This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426012016-10-24T07:36:22ZPEMBELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK GRAFFITO DI
TK NASIONAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi hasil pembelajaran menggambar dengan menggunakan teknik
graffito di TK Nasional Depok, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah Kepala Sekolah dan guru. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
karya anak pada kelompok B di TK Nasional Depok, Sleman, Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian adalah Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan
(RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan peneliti sendiri dengan dibantu
pedoman observasi dan pedoman wawancara. Untuk mengecek keabsahan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Analisis melalui tahapan
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pembelajaran dengan teknik graffito di TK Nasional Depok, Sleman,
Yogyakarta dipandu oleh guru kelas dengan mempersiapkan silabus dan Rencana
Kegiatan Harian (RKH), bahan pembelajaran yang mengacu pada modul
“Panduan Lengkap Menggambar dengan Krayon” yang memuat langkah-langkah
menggambar menggunakan teknik graffito yaitu, 1) membagikan alat kerik dan
kertas gambar putih kepada anak-anak, 2) menggores kertas gambar putih dengan
krayon berwarna cerah sampai tertutup semua permukaan kertas putih, 3)
menimpa goresan krayon warna cerah dengan krayon warna hitam sampai
menutup semua permukaan, 4) mengerik permukaan kertas yang telah tertutupi
warna hitam sehingga muncul susunan garis warna cerah yang membentuk bidang
dan menghasilkan objek gambar. Dari 11 karya diketahui bahwa kepadatan garis
hasil kerikan dari teknik graffito membentuk bidang-bidang yang menyerupai
segitiga, persegi panjang, dan bulat yang kemudian susunan bidang tersebut
menghasilkan sebuah gambar dengan tema pemandangan alam, pemandangan laut,
dan suasana perkotaan. Secara keseluruhan warna dasar yang nampak pada
gambar terdiri dari 5 susunan warna cerah yaitu merah, kuning, biru, hijau, dan
orange. Penilaian karya menggunakan tanda bintang satu, dua, tiga, dan empat.
Dari 11 karya diketahui bahwa satu anak mendapatkan bintang satu, dua anak
mendapatkan bintang dua, empat anak mendapatkan bintang tiga, dan empat anak
mendapatkan bintang empat.Mey Nur Hidayati2016-10-24T04:55:13Z2019-01-30T11:24:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42578This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/425782016-10-24T04:55:13ZANALISIS ILUSTRASI PADA DESAIN T-SHIRT PRODUKSI INDUSTRI KREATIF DI YOGYAKARTA (PT. ASELI DAGADU DJOKDJA DAN DAGINGTUMBUH SHOP)Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan jenis ilustrasi yang
diterapkan pada ilustrasi desain t-shirt produk P.T Aseli Dagadu Djokdja dan
Dagingtumbuh Shop. (2) Mendeskripsikan perbedaan karakterisrik ilustrasi pada desain
t-shirt produk P.T Aseli Dagadu Djokdja dan Dagingtumbuh Shop.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah 5 desain ilustrasi pada t-shirt produksi P.T Aseli Dagadu Djokdja dan 5 desain
ilustrasi pada t-shirt produksi Dagingtumbuh Shop. Penelitian ini difokuskan pada
permasalahan bentuk ilustrasi yang diterapkan pada t-shirt dan karakteristik ilustrasi yang
dimiliki oleh tiap produsen dengan mendeskripsikan elemen ilustrasi dan tata letak
ilustrasi yang diterapkan. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, studi kepustakaan
dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ilustrasi yang diterapkan pada
desain t-shirt produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja adalah jenis ilustrasi berbentuk kartun
dan karikatur bergaya non realistik dengan pemilihan objek berupa deformasi manusia,
bangunan, benda, hewan serta alam. Ilustrasi yang diterapkan pada desain t-shirt produksi
Dagingtumbuh Shop adalah jenis ilustrasi berbentuk drawing bergaya non realistik
dengan pemilihan objek berupa deformasi hewan, manusia, tipografi dan benda-benda di
sekitar kehidupan kita. (2) Karakteristik ilustrasi pada desain t-shirt produksi PT. Aseli
Dagadu Djokdja berupa parody-parody visual tentang kota Yogyakarta, kehidupan
masyarakat Yogyakarta, sejarah di Yogyakarta, wisata Yogyakarta, kuliner Yogyakarta
dan segala aspek yang berkaitan dengan Yogyakarta. Karakteristik ilustrasi pada desain
t-shirt Dagingtumbuh Shop bersifat imajinatif, unik, kritis dan merupakan respon
terhadap benda-benda yang dianggap sepele di sekitar kehidupan kita serta respon
terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang terjadi.Sumar Hadi Santoso2016-10-24T04:20:35Z2019-01-30T11:22:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42458This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424582016-10-24T04:20:35ZPEMBELAJARAN MELUKIS PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR SANGGAR ANAK ALAM (SALAM) NITIPRAYAN
BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses
pembelajaran melukis dan hasil karya lukisan peserta didik Sekolah Dasar
Sanggar Anak Alam (SALAM) Nitiprayan Bantul.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran melukis dan hasil
karya lukisan peserta didik. Subjek penelitiannya yaitu 12 orang peserta didik
Sekolah Dasar SALAM. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan
teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kegiatan pembelajaran melukis
pada peserta didik Sekolah Dasar di SALAM berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Proses pembelajarannya berjalan cukup baik dimulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh Bapak Bima Batutama
selaku fasilitator melukis di SALAM, (2) kegiatan persiapan dilakukan dengan
menyusun rencana belajar yang berisi materi atau tema, alat dan bahan, tempat
pelaksanaan, alokasi waktu, dan jadwal pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran
melukis dilakukan pada hari Kamis pada jam after school yaitu pukul 13.00-15.00
WIB di ruang kelas TA, dan kegiatan evaluasi dilakukan dengan membahas hasil
karya lukisan peserta didik secara bersama-sama. (3) hasil karya lukisan dari
masing-masing peserta didik memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing
sesuai karakter dan fase perkembangan usianya. Sebagian besar dari peserta
melukis adalah peserta didik periode kelas rendah yaitu rentan usia antara 6 atau 7
tahun sampai 9 tahun yang secara umum memiliki karakteristik senang belajar
sambil bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Terlihat pada hasil karya
lukisan peserta didik yang spontan dan ekspresif.Arum Nazurahaini2016-10-24T03:34:56Z2019-01-30T11:21:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42451This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424512016-10-24T03:34:56ZPERANCANGAN PROMOSI ONLINE CLOTHING YARDS.CO YOGYAKARTAPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk sebagai
penambahan media promosi online yang selama ini belum di miliki oleh clothing
Yards.co, Proses perancangan media promosi ini melalui tahapan pengumpulan
data, analisis data, kemudian dilanjutkan dengan visualisasi desain. Pada
visualisasi desain dengan tahapan pembuatan Rough Layout, Comprehensive
Layout hingga Final Design. Unsur-unsur yang digunakan pada rancangan media
promosi online clothing ini diantaranya adalah verbal meliputi kepala berita
(headline), penjelasan kepala berita (subheadline), teks (bodycopy), penutup
(closing word), serta visual/ilustrasi meliputi penjelasan desain secara
keseluruhan, tipografi, warna dan komposisi. Hasil dari perancangan media
promosi berupa media Utama (prime media) yang di gunakan yaitu Website,
Banner ads, Instagram ads, Facebook ads, Twitter ads, dan iklan Youtube ,
sedangkan Media Penunjang (supporting media) antara lain Stiker, Kartu nama,
Kemasan, Gantungan kunci, label, T-shirt, Jaket, Topi, dan Tote Bag .Chomaruddin Tri Amboko2016-10-24T03:31:49Z2019-01-30T11:21:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42448This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424482016-10-24T03:31:49ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI SMP SULTAN AGUNG SEYEGANPerancangan media promosi SMP Sultan Agung Seyegan ini bertujuan untuk
menghasilkan media promosi yang efektif, komunikatif serta dapat
menginformasi hal-hal tentang SMP Sultan Agung Seyegan kepada calon peserta
didik baru ataupun masyarakat.
Proses perancangan media promosi ini melalui tahapan pengumpulan data,
analisis data, kemudian dilanjutkan dengan visualisasi desain. Pada visualisasi
desain dengan tahapan pembuatan Rough Layout, Comprehensive Layout hingga
Final Design. Unsur-unsur yang digunakan pada rancangan media promosi SMP
Sultan Agung Seyegan ini diantaranya adalah verbal meliputi kepala berita
(headline), penjelasan kepala berita (sub headline), teks (body copy), penutup
(closing word), serta visual/ilustrasi meliputi penjelasan desain secara
keseluruhan, tipografi, warna dan komposisi.
Hasil dari perancangan berupa konsep media promosi SMP Sultan Agung
Seyegan yang secara umum menampilkan visualisasi gedung, siswa,
guru/karyawan dan berbagai kegiatan di SMP Sultan Agung dalam bentuk
gambar/foto. Media yang dihasilkan meliputi, media utama (prime media) yaitu
baliho, dan media pendukung (supporting media) yaitu brosur, kalender meja,
poster, x-banner, stiker, sign system, slide powerpoint, serta untuk perlengkapan
peserta didik baru dan perlengkapan untuk calon pendaftar peserta didik baru
akan dibuat juga stationary seperti : kartu pelajar, cover dan package CD, form
pendaftaran, kop surat, amplop.Sidik Priyanto2016-10-21T09:13:30Z2019-01-30T11:25:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42628This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426282016-10-21T09:13:30ZPEMBELAJARAN MAKRAME PADA JURUSAN KRIYA TEKSTIL DI SMK
NEGERI 2 SEWON BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016Pembelajaran makrame di Kelas X Kriya Tekstil 3 SMK Negeri 2 Sewon
Bantul pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 menggunakan KTSP 2006
dimana satu guru mengajar 23 peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan pembelajaran makrame dilihat dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian hasil belajar.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini adalah penelitian deskripsi. Data
penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini merupakan pembelajaran
makrame di Kelas X Kriya Tekstil 3 SMK Negeri 2 Sewon Bantul. Subjek yang
dideskripsikan dalam penelitian ini ialah guru dan peserta didik Kelas X Kriya Tekstil
3 yang melaksanakan pembelajaran makrame. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Adapun analisis data
dilakukan dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Guru menyusun silabus dan RPP
dalam tahap perencanaan pembelajaran. Media yang digunakan adalah contoh
produk, contoh gambar, video dan powerpoint. Metode ceramah, demonstrasi, tanya
jawab dan penugasan digunakan dalam pembelajaran oleh guru. Materi yang
diajarkan berupa mendeskripsikan jenis-jenis simpul, membuat kriya makrame untuk
benda hias, dan membuat kriya makrame untuk benda fungsional. 2) Pelaksanaan
pembelajaran makrame menggunakan KTSP 2006 meliputi kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi yang diajar oleh satu guru dengan jumlah peserta didik 23
orang. 3) Penilaian hasil belajar dititikberatkan pada ranah kognitif, afektif,
psikomotorik dan terdapat program remidi, serta pengayaan. Hasil penilaian akhir
didapatakan skor tertinggi 84 dan nilai terendah skor 75,3. Oleh karena itu, 23 peserta
didik dinyatakan sudah mencapai standar KKM 75 dan dinyatakan tuntas.Neng Sa’adahenengsaadah2@gmail.com2016-10-21T09:08:21Z2019-01-30T11:25:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42626This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426262016-10-21T09:08:21ZSTUDI TENTANG KERAJINAN MONEL “SENI SAKTI MONEL” DESA
KRIYAN KALINYAMATAN JEPARAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk
desain lama dan baru kerajinan monel, proses pembuatan produk monel dan
menganalisis jenis, fungsi dan keunggulan produk monel di “Seni Sakti Monel”
Desa Kriyan Kalinyamatan Jepara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang berupa kata-
kata dan tindakan. Instrumen data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Instrumen utama penelitian ini adalah penelitian sendiri dengan
dibantu pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan alat bantu
penelitian yang digunakan yaitu alat perekam, kamera dan alat tulis. Keabsahan
data diperoleh dengan teknik triangulasi. Sedangkan teknik analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tahapan yaitu reduksi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Desain produk monel dari
perkembangan bentuk desain monel lama sebagai cikal bakal perkembangan desain
dan desain baru sebagai desain tren zaman saat ini. (2). Proses pembuatan produk
kalung, cincin, dan gelang monel yaitu menyiapkan bahan baku monel dengan dua
jenis bahan monel baru dan bekas, mendesain produk monel. Proses pembuatan
kalung menggunakan bahan monel kawat, menggulung kawat seperti per,
memotong per kawat dan merangkai potongan kawat membentuk kalung rantai.
Proses pembuatan cincin mengunakan monel balok, penempaan monel di tungku
pembakaran, menggrindra monel untuk membentuk, mengkikir cincin
menghasilkan motif. Proses pembuatan gelang mengunakan monel kawat,
mengulung dua kawat membentuk spiral, pembuatan plat gelang dan merangkai
gelang. Proses finising mengunakan mesin dinamo untuk mengkilapkan produk
monel. (3). Produk kerajinan monel “Seni Sakti Monel” Beragam jenisnya seperti
kalung, cincin, gelang, giwang, liontin dan tusuk konde. Kerajinan monel memiliki
fungsi sebagai benda pakai dan hias yang memiliki keunggulan meliputi bahan,
desain dan pembuatan.Aji Nur Kamilajinurkamil@gmail.com2016-10-21T08:50:00Z2019-01-30T11:25:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42625This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426252016-10-21T08:50:00ZELANG JAWA SEBAGAI ORNAMEN DALAM
PRODUK KRIYA KULIT NABATI
DENGAN TEKNIK CARVINGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskipsikan proses berkarya kriya
kulit nabati dengan teknik carvingdengan ornamen Elang Jawa.
Penciptaan karya kriya kulit ini dilakukan sesuai dengan metode penciptaan
karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam tahap eksplorasi
kegiatan yang dilakukan adalah mencari data melalui observasi di kebun binatang
Gembira Loka dan studi pustaka. Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan,
pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar kerja dan pembuatan gambar
ornamen dilakukan. Tahap yang terakhir adalah tahap perwujudan, dalam tahapan
ini dilakukan proses berkarya sesuai dengan rancangan. Karya dikerjakan dengan
teknik carving dan handmade dalam proses pembuatan setiap partisinya.
Hasil penciptaan karya berjumlah delapan. Karya-karya tersebut adalah
dompet panjang sebanyak tiga buah, tas wanita dua buah, tas pria dua buah, dan
ikat pinggang pria satu buah. Semua karya berbahan kulit nabati memiliki
ornamen Elang Jawa yang dikerjakan dengan teknik carving sebagai ciri khas.
Warna yang digunakan pada semua karya adalah warna antique yang
menonjolkan kesan klasik. Kelebihan karya terlihat dari desain yang original dan
setiap bagian dikerjakan kehati-hatian dan ketelitian tinggi dengan tujuan
menghasilkan karya yang unik.Emanuel Wkandaru Guna Saputrawilkandaruemmanuel@gmail.com2016-10-21T06:19:14Z2019-01-30T11:25:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42612This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/426122016-10-21T06:19:14ZANALISIS BATIK BERJUDUL“BANYAK JALAN MENUJU”
KARYA RONA FLORENTINI
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis batik berjudul “Banyak Jalan
Menuju” karya Rona Florentini Banguntapan Bantul Yogyakarta ditinjau dari
motif, warna, dan makna simbolik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data yang
bersifat deskriptif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Teknik analisis data terdiri dari redukasi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) motif batik berjudul “Banyak Jalan
Menuju” ditampilkan dengan gabungan motif banyak jalan yang diberi motif
pengisi yang terdiri dari unsur motif tradisional dan kreasi baru. Selain itu juga
terdapat motif jalan yang tidak terdapat motif pengisi bertujuan agar motif yang
lainnya dapat terlihat lebih menonjol. Motif yang selalu ada pada batik berjudul
“Banyak Jalan Menuju” adalah motif jalan dan motif nitik. Motif batik berjudul
Banyak Jalan Menuju” terinspirasi dari melestarikan kebudayaan tradisional,
desain-desain di sekitar, dan lingkungan alam sekitar; 2) Warna pada batik
berjudul “banyak jalan menuju” menggunakan warna alam yang tidak lepas dari
warna cokelat sebagai warna pertama. Warna alam yang dihasilkan memberikan
kesan unik dan lembut; 3) Makna simbolik pada batik berjudul “Banyak Jalan
Menuju” yaitu kita hidup dengan semangat ke depan, di depan ada seribu jalan
menuju kesuksesan.Khamsi Nur Fadillahkhamsi.fadillah@gmail.com2016-10-21T00:45:01Z2019-01-30T11:24:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42579This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/425792016-10-21T00:45:01ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK ANAK TUNAGRAHITA
PROGRAM BIMBINGAN A DI BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL
BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan
batik anak tunagrahita pada program bimbingan A di Balai Besar Rehabilitasi
Sosial Bina Grahita “Kartini”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif
kualitatif, peneliti mendapatkan data hasil penelitian melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri (human instrument) dengan bantuan instrumen berupa
pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data,
penyajiaan data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa:1) Perencanaan
pembelajaran keterampilan batik dimulai dengan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembimbingan (RPP) dengan masing-masing standar kompetensi dan
kompetensi dasar berdasarkan acuan kurikulum bimbingan. 2) Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sesuai silabus dan RPP yang telah dibuat oleh
pembimbing. Pembimbing menggunakan pendekatan individual dengan strategi
ajar latih ulang serta menggunakan berbagai metode pembelajaran, yaitu metode
ceramah, penjelasan berperaga, simulasi, demonstrasi serta penugasan pada saat
kegiatan belajar mengajar. 3) Hasil evaluasi pembelajaran batik dapat diketahui
bahwa nilai penguasaan kemampuan teori dan praktik semua peserta didik telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan indikator yang
sudah ditetapkan. 4) Hasil karya peserta didik pada berupa alas/taplak meja batik
dengan teknik ciprat dan jumputan. 5) Kendala yang dihadapi pada saat proses
pembelajaran berasal dari faktor peserta didik dan pembimbing.Pingki Tantri Novitanovitapingki@gmail.com2016-10-18T02:29:47Z2019-01-30T11:21:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42452This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424522016-10-18T02:29:47ZKEMBANG SETAMAN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN BATIK
TULIS BUSANA PESTATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan busana pesta batik
tulis dengan menerapkan motif kembang setaman yang sudah dikembangkan
menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Proses dalam pembuatan karya seni batik tulis ini berpedoman pada metode
dari SP Gustami, yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses batik
dimulai dengan pembuatan motif, pembuatan pola, memola, mencanting,
mewarna dengan teknik colet dan celup yang menggunakan warna rapid,
indigosol, dan naphtol, dan terakhir melorod. Kain yang digunakan menggunakan
kain shimmer.
Batik tulis motif kembang setaman ini berjumlah delapan busana pesta yang
berjudul, (1) Busana Pesta Batik Banyu Kembang Setaman, mempunyai
keindahan pada susunan motif yang seimbang dan berirama, (2) Busana Pesta
Batik Taburan I, mempunyai keindahan pada susunan motif yang menumpuk lalu
menyebar dengan berirama sehingga terlihat seperti menabur, (3) Busana Pesta
Batik Taburan II, mempunyai keindahan pada susunan bunga yang ditebar
memutar sehingga berbentuk lingkaran, (4) Busana Pesta Batik Roncean I,
mempunyai keindahan pada motif kembang setaman yang dironce berbentuk
susunan jajar genjang, (5) Busana Pesta Batik Roncean II, mempunyai keindahan
pada motif roncean yang disusun seakan motif tersebut tergelantung, (6) Busana
Pesta Batik Oyot, mempunyai keindahan pada kumpulan kembang setaman yang
disusun seakan tertanam kuat yang dilambangkan dengan motif akar pada bagian
bawahnya, (7) Busana Pesta Batik Sesajen Kembang Setaman, mempunyai
keindahan pada motif kembang setaman yang tersusun menjadi satu di dalam
anca atau tembor (8) Busana Pesta Batik Pecahan, mempunyai keindahan pada
motifnya yang terlihat seperti terpecah belah.
Kata kunci: Kembang Setaman, Batik Tulis, Busana PestaDiah Ayu Heryamiendiahayuheryamien@yahoo.com2016-10-17T08:22:09Z2019-01-30T11:21:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42417This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424172016-10-17T08:22:09ZPEMBELAJARAN BATIK CIPRAT BAGI SISWA TUNAGRAHITA
RINGAN SMALB DI SLB BHAKTI KENCANA KRIKILAN
BERBAH SLEMANPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembelajaran batik ciprat bagi
siswa tunagrahita ringan SMALB di SLB Bhakti Kencana Krikilan Berbah
Sleman dan memahami kesesuaian batik ciprat terhadap karakteristik anak
tunagrahita. Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016
yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut 1) Perencanaan pembelajaran
batik ciprat; 2) Pelaksanaan pembelajaran batik ciprat; dan 3) Penilaian hasil
belajar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif menggunakan
pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Objek penelitian merupakan pembelajaran batik ciprat siswa
tunagrahita ringan kelas XII. Subjek yang dideskripsikan dalam penelitian ini
ialah guru batik dan peserta didik pembelajaran batik ciprat. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan
data dalam penelitian ini menggunakan perpanjangan pengamatan dan triangulasi.
Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1)
Perencanaan guru menyesuaikan karakteristik anak tunagrahita menggunakan
Paduan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Khusus SMALB Tunagrahita Ringan.
Media pembelajaran menggunakan contoh karya batik ciprat siswa terdahulu.
Metode dalam pembelajaran batik ciprat adalah demonstrasi dan pemberian tugas
kepada peserta didik. 2) Proses pembelajaran batik ciprat dirasa mudah bagi
peserta didik karena batik ciprat tidak melalui proses pemolaan motif batik yang
terkadang terhambat karena keterbatasan peserta didik. Motif yang dihasilkan
berupa motif abstrak dengan hasil cipratan alami para peserta didik. 3) Penilaian
pembelajaran batik ciprat menggunakan alat ukur non tes yang mencakup ranah
kognitif, afektif, psikomotorik, dan proses pembuatan karya batik ciprat. Karya
batik ciprat tergolong baik karena dinyatakan tuntas dan memenuhi standar KKM
yaitu 70.Erlinda Prima Ayu Cahyaningsihlindaprimaayu@gmail.com2016-10-17T02:55:23Z2019-01-30T11:19:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42335This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423352016-10-17T02:55:23ZANALISIS FORMAL KARYA LUKIS BAYU WARDHANAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema dan bentuk lukisan
karya Bayu Wardhana, masalah yang dibahas yaitu tema dan bentuk lukisan karya
Bayu Wardhana.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan objek
material lukisan dan objek formal pengamatan dan wawancara. Peneliti memilih
6 karya Bayu wardhana yang representative dan dianalisis dengan meminjam teori
analisis formal dari Edmund Burke Fedman.
Hasil penelilian menunjukan : (1) Tema dalam lukisan karya Bayu
wardhana berupa keindahan Alam beserta berbagai aktifitas kehidupan
didalamnya. Tema tersebut yang menjadi konsep Bayu dalam melukis, karena
Kecintaan Bayu terhadap alam membuatnya menemukan keindahan-keindahan
didalamnya untuk dieksplor dan visualisasikan kekanvas. Sedangkan proses
penciptaan lukisan Bayu wardhana dengan gaya on the spot agar lebih bebas
berekspresi secara spontan dengan mendatangi objek tempat yang akan Ia lukis,
proses dalam melukis Bayu dengan prinsip mengejar sinar matahari, dengan
memanfaatkan sinar matahari Ia sesegera mungkin menyelesaikan lukisannya
untuk mendapatkan kesempurnaan gelap terang dalam objek lukisannya. (2)
Bentuk karya lukis dari Bayu Wadhana yaitu ekspresif-impresionis dengan
goresan yang kasar dan tidak beraturan namun membentuk objek yang digambar,
hal tersebut menjadi cirikhas dalam lukisan karyanya, ketegasan dan keberanian
dalam menggores serta pengolahan warna yang bertumpuk dari berbagai warna
dengan kesempurnaan gelap terang dapat terlihat dalm lukisannya.Tri Zulianto2016-10-17T02:43:30Z2019-01-30T11:19:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42309This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423092016-10-17T02:43:30ZPATUNG PEREMPUAN KARYA PRAMONO PINUNGGULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk patung dan makna
yang terkandung dalam patung perempuan karya Pramono Pinunggul dengan
menggunakan pendekatan kritik seni.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
pengumpulan data tentang patung perempuan diperoleh melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi dengan alat bantu berupa: fotografi (kamera), alat
perekam (Handphone). Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan
perpanjangan keikutsertaan , ketekunan pengamat dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk yang diciptakan
Pramono memiliki tiga corak yaitu corak representatif pada karya Gadis
Formal(in), Nawaitu dan Wonderwoman, abstraksi pada karya STOP, realisme
pada karya Gangnam Kepang. (2) unsur-unsur visual yang terlihat yaitu garis
lurus, lengkung dan zigzag, warna yang natural , warna antik seperti warna hijau
dan coklat tua, warna putih dan warna merah yang terkesan romantik. (3) makna
yang terkandung dari lima karya tersebut adalah pada karya STOP dimaknai
dengan stop kekerasan pada diri sendiri dan stop aborsi, pada karya Gadis
formal(in) dimaknai dengan rasa ketidakpuasan, karya nawaitu dimaknai dengan
manusia tidak akan lupa dengan Sang Pencipta, karya Wonderwoman dimaknai
sebagai perempuan kuat, tangguh dan pekerja keras, yang terakhir gangnam
kepang dimaknai dengan pentingnya menjaga kesenian tradisional yaitu tarian
kuda lumping. Perempuan juga dimaknai sebagai perempuan yang penuh dengan
misteri.Rinrin Oktaviani2016-10-17T01:56:17Z2019-01-30T11:18:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42260This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422602016-10-17T01:56:17ZGUS DUR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENITujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses, teknik,
dan bentuk dari penciptaan lukisan simbolik yang terinspirasi oleh Gus Dur.
Metode yang digunakan dalam menciptakan lukisan adalah metode eksplorasi
tentang semua peristiwa, pemikiran, perjuangan, sifat dan segala kontroversi dari
sosok Gus Dur. Eksplorasi dilakukan dengan cara melakukan observasi melalui buku-
buku, media cetak, dan internet. Selanjutnya, Proses eksperimen dilakukan dengan
membuat sketsa untuk mendapatkan gambaran bentuk visual lukisan. Sketsa yang
dibuat diolah kembali secara digital dengan menggunakan aplikasi Photoshop untuk
membantu menentukan warna dan komposisi dalam lukisan. Kemudian sketsa yang
telah didapat dicetak (print out) sebagai acuan dalam melukis. Proses terakhir yaitu
tahap visualisasi yaitu memulai dengan memindahkan sketsa dan dilanjutkan dengan
tahap pewarnaan diatas kanvas.
Hasil pembahasan dan proses kreatif, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1). Konsep penciptaan yaitu menampilkan kelebihan, sifat, peristiwa, pemikiran, dan
perjuangan Gus Dur secara simbolik (simbolisme). 2). Tema yang dihadirkan yaitu
tentang pelajaran hidup sebagai inspirasi serta patut untuk dicontoh dari pengalaman
dan perjalanan hidup seorang Gus Dur. Objek Gus Dur ditampilkan sebagai objek
utama dan ditambahkan objek-objek lain sebagai pendukung yang disusun dan
dikomposisikan untuk mewakili gagasan yang akan disampaikan. 3). Proses
visualisasi diawali dengan sketsa, lalu pemindahan sketsa ke atas kanvas, dan
penyelesaian lukisan. 4). Teknik yang digunakan dalam lukisan ini menggunakan cat
akrilik di atas kanvas dengan teknik opaque, tranculent, dan aquarel yang
digambarkan secara representatif. 5). Bentuk karya yang dikerjakan sebanyak 9
lukisan dengan berbagai ukuran, diantaranya yaitu : ”Bapak Tionghoa Indonesia ”
(200 x 120 cm), ”Calm Down ” (180 x 140 cm), ”Rhyme in Peace ” (180 x 140 cm),
”Semua Satu ” (140 x 110 cm), ”Asem-manis Hidup Gus Dur ” (120 x 90 cm),
”Secret Hero ” (140 x 110 cm), ”Joke’s Master ” (140 x 110 cm), ”Don’t be Afraid ”
(140 x 110 cm), dan ”Metamorfosis ” (120 x 100 cm).Arif Wijayanto2016-10-14T03:24:03Z2019-01-30T11:19:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423402016-10-14T03:24:03ZPEMBELAJARAN BATIK CEMOL PADA ANAK TUNARUNGU
DI SLB NEGERI 1 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik cemol
pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Bantul yang dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2015/2016 yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran
batik cemol, pelaksanaan pembelajaran batik cemol, dan evaluasi pembelajaran
batik cemol.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan
data penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrumen utama yang
digunakan ialah peneliti sendiri (human instrument), yang didalamnya
menggunakan bantuan instrumen lain seperti pedoman observasi, pedoman
wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada
penelitian ini menggunakan teknik perpanjangan pengamatan, meningkatkan
ketekunan, dan triangulasi. Analisis data pada penelitian deskriptif kualitatif ini
menggunakan langkah-langkah reduksi data, display atau penyajian data, dan
kesimpulan atau verifikasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan atau persiapan
pembelajaran batik cemol pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Bantul
menggunakan sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
kemudian dirancang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menyesuaikan karakteristik dan kemampuan dari peserta didik, (2) Pelaksanaan
pembelajaran batik cemol pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Bantul
dilaksanakan sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dirancang oleh guru batik. Dalam pelaksanaan pembelajaraan batik
guru menggunakan beberapa strategi dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan dari peserta didik, (3) Evaluasi pembelajaran batik cemol yang
dilakukan oleh guru dapat dilihat bahwa hasil penilaian dari pembelajaran batik
dilakukan dengan tiga cara yakni melalui tes lisan berisyarat, tes tertulis, dan
unjuk karya. Dengan melakukan tiga tes tersebut dapat diketahui kemampuan
peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari hasil penilaian
yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran batik cemol, dapat disimpulkan
bahwa ketiga peserta didik yakni Dominica Alamanda Arum Sari, Gusti
Muhammad Imadudin, dan Bayu Nugroho mampu memenuhi nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah.
Kata kunci : Pembelajaran, Batik Cemol, Anak TunarunguDhara Dinda Kamayangandharadinda@gmail.com2016-10-12T01:57:25Z2019-01-30T11:17:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42206This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422062016-10-12T01:57:25ZVISUALISASI KANDHA GAPURAN DALAM BUKU PAMULANGAN
DHALANG HABIRANDHA KERATON NGAYOGYAKARTA
HADININGRATPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil penciptaan, proses visualisasi, dan bentuk ilustrasi dengan
judul Visualisasi Kandha Gapuran Dalam Buku Pamulangan Dhalang Habirandha
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Metode yang digunakan dalam penciptaan desain ilustrasi ini adalah
metode observasi yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung di gedung
pamulangan Habirandha, kemudian metode dokumentasi, yaitu dengan
mengamati data-data yang telah tersedia sebagai pertimbangan perancangan
visualisasi desain ilustrasi ini. Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang
sudah dikumpulkan. Sedangkan penciptaan desain ilustrasi ini menggunakan
pendekatan mix media yaitu dengan menggabungkan lukis sederhana teknik
aquarel dengan gambar wayang.
Dari hasil pembahasan dan proses visualisasi, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1) Konsep penciptaan ilustrasi ini adalah merespon
kegelisahan siswa Pawiyatan Dhalang Habirandha, yang notabene adalah
masyarakat umum dan belum terlalu mengerti dengan bahasa Pedhalangan, akan
tetapi mempunyai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari seni
Pedhalangan. 2) Visual Ilustrasi ini bersifat sederhana 3) Proses visualisasi
dengan cara menggabungkan lukisan dengan gambar wayang. 4) Bentuk
visualisasi yang dihasilkan adalah poster dengan dengan teknik cetak digital dan
menggunakan kertas jenis Art Paper 120 gram berjumlah 10 poster dengan
ukuran 31,8 x 44,5cm. Adapun sepuluh poster tersebut adalah sebagai berikut: #1
Kembali ke Keraton, #2 Tidak Singgah, #3 Burung Kelangenan, #4 Menikmati
Keindangan Gapura, #5 Keindahan Gapura #6 Pasir nan Indah, #7 Bujana/
Menyantap Makanan, #8 Panti Busana, #9 Menuju Tempat Semedi, #10 SemediL. Hendro Hatmoko2016-10-07T04:06:59Z2019-01-30T11:15:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42104This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/421042016-10-07T04:06:59ZNAGA SEBAGAI ORNAMEN DALAM PENCIPTAAN
PRODUK KERAJINAN KULIT NABATI
DENGAN TEKNIK PYROGRAPHYPenulisan karya kerajinan kulit nabati ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses penciptaan, menjelaskan hasil karya kerajinan kulit berbahan nabati dengan
ide dasar naga sebagai ornamen, dan menjelaskan keteknikan penggambaran
ornamen yang digunakan dalam penghiasan produk tersebut yaitu teknik
pyrography.
Penciptaan karya kulit ini melalui beberapa tahapan dalam penciptaan
karya seni, yaitu: tahapan eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Tahapan
eksplorasi berupa pencarian referensi tentang naga yang digunakan sebagai ide
dasar penciptaan, hasil produk kulit tersamak, proses pembuatan produk, dan
keteknikan penggambaran yaitu pyrography. Tahapan perancangan berupa
pembuatan sket alternatif yang kemudian di pilih dan dilanjutkan dengan
pembuatan gambar kerja yang terdiri dari gambar tampak, gambar detail, dan
gambar perspektif yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pola untuk
dikembangkan lagi menjadi suatu karya. Sedangkan tahap perwujudan adalah
proses pembuatan karya baik dari persiapan alat dan bahan, proses pembuatan,
hingga finishing.
Adapun konsep ornamen utama (naga) dalam penerapan penghiasan pada
karya telah mengalami stilasi yang diantaranya adalah 1) dompet pendek, stilasi
bentuk kepala dan tangan naga, 2) dompet panjang I, stilasi bentuk utuh naga
sebagai pemelihara air, 3) dompet panjang II, stilasi bentuk utuh naga sebagai
pemelihara kematian, 4) tas belanja,stilasi bentuk utuh liong sebagai pemelihara
bangsa Tionghoa, 5) tas slempang, stilasi bentuk kepala dan tangan naga, 6) tas
ransel, stilasi bentuk utuh naga sebagai pemelihara kematian, 7) cover book I,
stilasi bentuk utuh naga sebagai pemelihara api, 8) cover book II, stilasi bentuk
utuh liong sebagai pemelihara bangsa Tionghoa, dan 9) kopiah, stilasi bentuk
kepala dan sebagian badan naga yang keseluruhannya di gambar menggunakan
teknik pyrography. Selain itu penggunaan teknik pyrography pada produk
kerajinan kulit berbahan nabati dapat memunculkan karakteristik klasik, oriental,
dan mewah.M. Fathur Rouf Al Faronisemargudugendeng99@gmail.com2016-10-07T02:08:39Z2019-01-30T11:14:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42066This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/420662016-10-07T02:08:39ZKELEMAHAN PENULIS DALAM BERINTERAKSI DENGAN TEMAN
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikn konsep, tema, proses
visualisasi, teknik, dan bentuk lukisan dengan judul Kelemahan Penulis dalam
berinteraksi dengan Teman sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan. Metode
penciptaan lukisan adalah observasi, improvisasi, dan visualisasi. Metode
observasi yaitu dengan pengamatan keseharian keluarga dan mencari informasi di
internet. Improvisasi dengan membuat sketsa. Visualisasi dilakukan dengan
mewujudkan konsep menjadi bentuk lukisan menggunakan media cat akrilik pada
kanvas.
Dari hasil pembahasan dan proses penciptaan yang dilakukan dapat
disimpulkan hal-hal berikut: 1) Konsep penciptaan lukisan yakni kelemahan
penulis dalam berinteraksi dengan teman. 2) Tema lukisan adalah keseharian
penulis dalam menghadapi kesendirian karena lemah dalam berinteraksi dengan
teman yang tidak satu hobi. 3) Proses visualisasi yakni memindahkan sketsa
kedalam kanvas. 4) Teknik pewarnaan menggunakan teknik akuarel dan plakat.
Lukisan yang dihasilkan sebanyak 7 buah dengan ukuran 3x 80x100cm dan 3x
10x120cm, dengan judul : 1) Sinau ndak didukani ibu. 2) Dolanan Layangan. 3)
Kamarku Duniaku 1. 4) Kamarku Duniaku 2. 5) Hang Out! Girl! 1. 6) Hang Out!
Girl! 2. 7) Cosplay.Niken Dias Prastiwi2016-10-07T02:06:43Z2019-01-30T11:14:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42064This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/420642016-10-07T02:06:43ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI
ARUNG JERAM DI MENDUT RAFTINGPerancangan Media promosi arung jeram di Mendut Rafting bertujuan
untuk: 1. Membuat Konsep Perancangan desain Mendut Rafting melalui media
promosi cetak yang kreatif, inovatif dan komunikatif. 2. Menghasilkan
perancangan media promosi utama. Manfaat dari perancangan media promosi ini
adalah untuk menambah media promosi cetak Mendut Rafting kepada masyarakat
umum.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal
maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data
analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities, Threats), dan kesimpulan
proses pembuatan media promosi dalam hal kreativitas serta gagasan baru. Proses
ini melalui 3 tahapan yaitu layout gagasan, layout kasar, dan layout lengkap, yang
dalam penggunaanya menggunakan metode pengerjaan secara manual (sketsa).
Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya tentunya berupa perangkat
manual berupa pensil, sketchbook, drawing pen, dan perangkat hardware dan
software komputer dan kamera digital.
Hasil dari perancangan media promosi ini berupa Maskot dan Logotype,
serta media promosi utama, media pendukung utama, dan media penunjang.
Maskot menggunakan ilustrasi hewan biawak yang di deformasi menjadi karakter
kartun. Logotype Mendut Rafting terdiri atas dua kata, yaitu Mendut dan Rafting.
Mendut sendiri menggunakan huruf Freehand 521 BJ yang dideformasi
mengikuti bentuk gelombang air, dan Rafting yang menggunakan huruf Baloon
BD BT yang dilengkungkan. Media utama yaitu billboard karena memiliki efek
memorable, bisa ditempatkan di tempat – tempat strategis, dan waktu pajangnya
lama. Media pendukung utama yaitu sign system dan Selebaran, serta media
penunjang seperti Peta Sungai, X-banner, Kartu Nama, Seragam Karyawan,
Souvenir, dan SertifikatRatna Frehatin Ningsih2016-10-06T05:22:43Z2019-01-30T11:14:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42068This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/420682016-10-06T05:22:43ZPEMBUATAN BUKU SAKU “BATIK KLASIK”
UNTUK SISWA JURUSAN TEKSTIL SMKN 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, proses pembuatan,
dan uji kelayakan produk buku saku berjudul Batik Klasik dengan sub judul Lihat,
baca, perhatikan, pahami, terapkan, dan kembangkan motifnya.
Penelitian ini sendiri adalah jenis penelitian dan pengembangan atau biasa
dikenal dengan istilah research and development (R&D). Tahap yang dilalui
dalam penelitian ini antara lain analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta
didik, analisis materi, perumusan tujuan, penyusunan tes kriteria, pemilihan
media, pemilihan bentuk penyajian pembelajaran, validasi ahli, revisi model, dan
uji coba terbatas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bentuk produk buku saku
yang dihasilkan terdiri dari dua komponen pokok yaitu grafika dan materi. (2)
Proses pembuatan produk buku saku melalui tiga tahap utama yaitu pendefinisian,
perancangan, dan pengembangan. Tahap pendefinisian terdiri dari kegiatan
analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta didik, dan analisis materi. tahap
perancangan terdiri dari kegiatan penyusunan tes kriteria, pemilihan media, dan
pemilihan penyajian pembelajaran. Sedangkan tahap pengembangan terdiri dari
kegiatan validasi ahli/pakar, revisi model, dan uji coba terbatas. (3) Hasil uji
kelayakan menunjukkan penilaian oleh dua pihak yaitu ahli dan siswa adalah
sebagai berikut:(a) Ahli menyatakan buku saku layak digunakan dengan predikat
baik dengan skor 330 pada rentang skor 206-360 (b) 96% siswa (28 orang siswa)
menyatakan buku saku sangat layak dengan skor ≥ 30 dan 0,4 % siswa (seorang
siswa) menyatakan layak dengan skor 27 dari rentang skor 20-30Rostiana Dini Susantirostianandini@gmail.com2016-10-06T01:48:33Z2019-01-30T11:13:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42019This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/420192016-10-06T01:48:33ZGAYA MODERN TRADISIONAL PADA ELEMEN INTERIOR LOBI HOTEL
SAHID JAYA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya modern tradisional
pada elemen interior lobi Hotel Sahid Jaya Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif mengenai gaya
modern tradisional pada elemen interior lobi Hotel Sahid Jaya Yogyakarta. Objek
penelitian ini adalah ruang lobi Hotel Sahid Jaya Yogyakarta. Data diperoleh
dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui perpanjangan
keikutsertaan dan ketekunan pengamatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Gaya desain pada elemen
interior lobi Hotel Sahid Jaya Yogyakarta lebih didominasi oleh gaya modern
sehingga tidak tepat bila disebut bergaya modern tradisional. (2) Elemen
pembentuk ruang dan elemen pelengkap ruang pada interior lobi Hotel yang
meliputi dinding, pintu, jendela dan tiang bentuk keseluruhannya bergaya modern.
(3) Elemen estetika pada interior lobi hotel yang meliputi perabot, pencahayaan
dan aksesori, hanya lampu gantung, rak koran berbahan rotan dan almari kayu
yang bergaya tradisional Jawa, selebihnya bergaya modern. (4) Pada elemen
interior lobi hotel kurang lebih 81% menerapkan gaya modern dan 19% bergaya
tradisional Jawa. (5) Gaya tradisional pada lobi hotel sifatnya hanya berupa unsur-
unsur local content dimana hotel itu berada.Sigit Purnomo2016-09-28T08:25:30Z2019-01-30T11:05:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41659This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416592016-09-28T08:25:30ZKAIN TRADISIONAL SASIRANGAN “IRMA SASIRANGAN”
KAMPUNG MELAYU KALIMANTAN SELATANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kain tradisional sasirangan
“Irma Sasirangan” Kampung Melayu Kalimantan Selatan, yang difokuskan pada
proses pembuatan dan motifnya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti
sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan cara keajegan pengamatan dan
triangulasi, yaitu triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif, yaitu dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses pembuatan kain tradisional
sasirangan “Irma Sasirangan” Kampung Melayu Kalimantan Selatan, yaitu: (a)
persiapan bahan dan alat, (b) pemotongan kain, yaitu kain yang telah ditentukan
dipotong sesuai kebutuhan, (c) pemolaan, yaitu dengan cara menggambar pola pada
kain dengan bantuan kertas karton yang telah berbentuk motif, (d)
menjahit/menyirang, yaitu menjahit kain yang sudah dipola dengan teknik tusuk
jelujur, (e) pewarnaan, yaitu mewarnai kain dengan di celup dan di colet, (f)
pelepasan bahan perintang, yaitu melepas perintang seperti benang, ban karet, dan
karet gelang, (g) pengawetan warna kain sasirangan, (h) pencucian kain sasirangan,
(i) penjemuran kain sasirangan, yaitu penjemuran yang dilakukan tanpa terkena
cahaya sinar matahari secara langsung , (j) menyetrika. (2) Motif yang terdapat pada
kain tradisional sasirangan “Irma Sasirangan” Kampung Melayu Kalimantan Selatan,
yaitu: (a) motif gigi haruan, (b) motif hiris gagatas, (c) motif bintang, (d) motif
bayam raja, (e) motif kulat karikit, (f) motif hiris pudak, (g) motif gelombang, (h)
motif kambang kacang.Noor Kholis2016-09-28T08:14:41Z2019-01-30T11:04:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41639This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416392016-09-28T08:14:41ZPERANAN GURU KELAS DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK BERKARYA SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI DAERAH KOTA MUNGKID KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peranan guru kelas dalam
pembelajaran praktik berkarya seni budaya dan keterampilan pada siswa Sekolah
Dasar di daerah Kota Mungkid Kabupaten Magelang, yang meliputi aspek
persiapan perencanaan pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses
pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di daerah Kota Mungkid
Kabupaten Magelang yang melaksanakan pembelajaran praktik berkarya Seni
Budaya dan Keterampilan ( SDN Mendut, SDN Sawitan, SDN Deyangan 1, SDN
Deyangan 2, dan SDN Deyangan 4, SDN Pasuruhan 1, SDN Bumirejo 1, SDN
Bumirejo 2, Mi Mendut, Mi Annur Deyangan) pada bulan Desember 2013-
Februari 2014. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 4,5,6 di Sekolah Dasar
tersebut (30 orang). Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam,
pengamatan langsung, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah memahami
data, mereduksi data, mengelompokkan data, mengkategorikan data, dan
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) aspek persiapan perencanaan
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dari 10 SD yang di teliti terdapat 2
sekolah (MI Mendut dan MI Annur Deyangan) yang menyiapkan perangkat
pembelajaran dengan baik dan benar sesuai prosedur, (2) aspek materi
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan terdapat 4 sekolah (SDN Mendut,
SDN Sawitan, SDN Pasuruhan, dan SDN Deyangan 1) yang melakukan
pengembangan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang diampu, dan (3) pada aspek proses pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan terdapat 4 sekolah (SDN Deyangan 2, SDN Deyangan 4, SDN
Bumirejo 1, SDN Bumirejo 2) yang memiliki proses pembelajaran terkonsep
sesuai dengan kapasitas siswa dan lingkungan sekitar yang kreatif dan inovatif,
sehingga tercipta suasana pendidikan yang produktif dan kondusif.Luthfi Dwi Pahlawanilutfiavaa@gmail.com2016-09-28T08:14:13Z2019-01-30T11:04:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41635This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416352016-09-28T08:14:13ZKARAKTERISTIK FOTOGRAFI STILL LIFE KARYA NOFRIA DONI FITRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan
karakteristik fotografi still life karya Nofria Doni Fitri ditinjau dari warna, cahaya
dan komposisi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh
dengan metode wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 9
foto still life karya Nofria Doni Fitri. Instrumen penelitian dirancang berdasarkan
pedoman wawancara serta dokumentasi dan dikembangkan berdasarkan situasi yang
terjadi di lapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber untuk
memperoleh data yang diperlukan. Analisis data dilakukan pada masing-masing
karya di awali dengan menjabarkan konsep pembuatan karya dan mendeskripsikan
karya. Langkah selanjutnya adalah menjelaskan mengenai karakter warna,
pencahayaan dan komposisi pada masing-masing karya. Untuk validasi data
dilakukan teknik trianggulasi, dengan uji silang pendapat dengan ahli fotografi yaitu
Johnny Hendarta dan Irwandi, S.Sn, M.Sn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep fotografi still life karya Nofria
Doni Fitri bertemakan tentang hakekat kehidupan dan karya tersebut termasuk foto
non pictorial. Karya fotografi still life karya Nofria Doni Fitri menggunakan warna-
warna netral seperti warna gading atau broken white. Sumber cahaya menggunakan
cahaya alami, arah cahaya didominasi dari arah samping atau side light dengan
intensitas sedang, kualitas cahaya lembut dan sifat cahaya mayoritas menggunakan
windows light. Komposisi yang digunakan sederhana namun memiliki tingkat
originilitas tinggi. Masing-masing karya foto still life karya Nofria Doni Fitri
mempunyai daya impact.Wahyu Dewi Indriyani2016-09-23T05:58:04Z2019-01-30T11:04:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41611This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416112016-09-23T05:58:04ZPENCIPTAAN TOKOH PLENGEH KEDALAM LUKISAN LOWBROWABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan
teknik penciptaan tokoh plengeh kedalam lukisan bergaya lowbrow.
Metode penciptaan dilakukan dengan cara observasi yaitu mengamati tokoh
karakter komik dan film kartun the Simpsons serta kartun Walt disney.
Dilanjutkan dengan improvisasi yaitu membuat sketsa alternatif pada kertas untuk
mengatur proporsi dan anatomi tokoh plengeh yang telah dideformasi, kemudian
dipindahkan pada media kanvas. Terakhir dengan visualisasi yaitu pewarnaan dan
penyempurnaan bentuk lukisan dari objek figur tokoh plengeh sebagai objek
utama, serta background motif geometri. Penciptaan lukisan ini berdasarkan
pendekatan gaya lowbrow, melalui penyusunan unsur-unsur seni rupa dengan
menggunakan prinsip yang diterapkan dalam lukisan.
Dari pembahasan maka dapat disimpulkan : 1) Konsep penciptaan
visualisasi tokoh plengeh sebagai alter ego yang dimaksudkan mewakili penulis
dalam bercerita atau mengilustrasikan suatu kejadian berdasar pengalaman pribadi
dengan ciri khas yaitu bibir tebal berwarna merah muda yang tersenyum dengan
tiga gigi, mata yang melotot keluar, dan tubuh yang berwarna kuning, selalu
memakai topi dan sarung tangan berwarna putih. 2) Tema yang diangkat yaitu
berdasarkan aksi dan trik dalam olahraga skateboard 3) Teknik yang digunakan
pada setiap penciptaan karya dengan menggunakan teknik plakat menggunakan
cat akrilic diatas kanvas, dengan background motif geometris dan bahan yang
digunakan meliputi : pensil, penghapus, penggaris, kertas, kanvas, cat akrilik,
kuas, dan tempat air. 4) Bentuk lukisan yang diciptakan adalah ilustratif bergaya
lowbrow art yang dihasilkan sebanyak 8 karya lukis dengan tahun pembuatan
pada tahun 2015 dengan judul antar lain : Slurut and Skate, Skate and Spray, Let’s
Go Pogo, Oldschool Surf freestyle, Sidewalk Surfboard, Balance, The Good
Father, I Believe I Can Fly. Kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.Johan Arinda Mukti2016-09-23T05:14:45Z2019-01-30T11:05:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41650This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416502016-09-23T05:14:45ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BATIK UNTUK
MUATAN LOKAL BATIK SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2
KADIPIRO BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul batik pembelajaran
muatan lokal batik untuk siswa sekolah dasar kelas IV.
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan (research and
development). Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan
lembar aket, pada penelitian ini menggunakan pemberian skor bernilai 1-5
dengan kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Instrumen
yang digunakan berupa lembar pertanyaan dan lembar angket untuk mengukur
kelayakan modul oleh (1) ahli materi yang meliputi yaitu aspek isi, aspek
penyajian dan aspek bahasa; (2) ahli media yang meliputi yaitu aspek ukuran
modul, aspek desain sampul modul, aspek desain isi komponen kegrafisan (3)
guru kelas yang meliputi yaitu aspek tampilan, aspek kualitas materi dan aspek
manfaat.
Modul pembelajaran batik yang terdiri dari unsur-unsur: isi, tampilan dan
manfaat yang dirangkum dalam 40 halaman. Penyusunan materi modul
pembelajaran batik disesuaikan dengan silabus yang berlaku di Sekolah Dasar
Negeri 2 Kadipiro Bantul. Materi disesuaikan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran yang terdiri dari
Bab I-V meliputi: Bab I materi sejarah batik, asal mula batik dan pengertian batik.
Bab II materi tentang motif, unsur-unsur motif dan macam-macam motif. Bab III
materi tentang jenis batik dan alat serta bahan untuk batik. Bab IV materi
perwarna batik jenis warna batik dan macam - macam perwarna sintetis. Bab VI,
materi membatik sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan uji validasi modul
pembelajaran batik menurut (1) ahli materi dinyatakan layak dengan perolehan
skor rata-rata 81%, (2) ahli media memberi kelayakan skor rata-rata 87,6%.
Sedangkan kesesuaian dan kelengkapan modul untuk siswa Sekolah Dasar kelas
IV memperoleh nilai rata-rata 92%.Dhevy Swary Purwaningrumswary.dhevy@gmail.com2016-09-23T01:52:59Z2019-01-30T11:04:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41605This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416052016-09-23T01:52:59ZKRONIK KOLONIALISME DI NUSANTARA SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN KARYA SENI LUKISTujuan penulisan ini yaitu mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan proses
visualisasi lukisan dengan judul Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai
Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi,
eksperimen, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi. Metode eksplorasi
meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk.
Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah
sebagai berikut:
1.) Konsep penciptaan lukisan yaitu memvisualkan sejarah Nusantara sesuai
dengan sudut pandang personal penulis yang terinpirasi dari pemahaman peristiwa
sejarah kolonialisme di Nusantara yang divisualisasikan dalam figur-figur
manusia dan objek benda tertentu, yang digambarkan secara surrealistic dengan
pencapaian bentuk objek yang bersifat imaginatif. Perwujudan gagasan terkait
kronik kolonialisme di Nusantara pada lukisan, diharapkan mampu menumbuhkan
rasa cinta pada Nusantara, cinta pada hasil kebudayaan Nusantara, dan sebagai
refleksi dalam menyikapi kehidupan berbangsa dan bertanah air hari ini. 2.) Tema
dalam lukisan dibagi menjadi tiga tema, pembagian tema dalam lukisan bertujuan
untuk mempermudah dalam pembahasan karya. Adapun tema-tema tersebut yaitu:
latarbelakang kedatangan bangsa Barat di Nusantara, kebijakan-kebijakan bangsa
kolonial yang diterapkan di Nusantara, dan perubahan sosial dan budaya di
Nusantara pada masa Kolonialisme. 3.) Proses visualisasi diawali dengan
membuat sketsa pada kertas, yang bertujuan untuk mengembangkan bentuk serta
komposisi yang diinginkan. Proses selanjutnya mewarnai bidang kanvas untuk
objek guna membuat kesan kertas tua pada kanvas. Langkah selanjutnya yaitu
pemindahan sketsa pada kanvas, dilanjutkan dengan membuat detail objek pada
lukisan. Secara keseluruhan lukisan dikerjakan menggunakan pensil dan cat
acrylic. Teknik yang digunakan dalam pengerjaan lukisan adalah teknik arsir,
plakat dan opaque. 4.) Bentuk lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu
lukisan bergaya surrealis yang bersifat ilustratif. Karya yang dikerjakan sebanyak
11 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu :
Sebelum Tuan Mener Datang (120X130 cm), Vini #1 (37X67 Cm), Vini #2
(37X67 Cm), Vidi #1 (37X67 Cm), Vidi #2 (37x67 Cm), ), Vici #1(37X67 Cm),
Vici #2 (37X67 Cm), Monopoly (120X130 Cm), Suiker Wet (120X130 Cm),
Tanam Paksa (100X120 Cm) dan Menurut Meneer Kami Buta Huruf (115X145
Cm)Anggara Lutfian Putra2016-09-23T01:26:32Z2019-01-30T11:02:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41545This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/415452016-09-23T01:26:32ZATLET TINJU POPULER SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
LUKISAN POP ARTPenulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan
bentuk lukisan yang terinspirasi dari atlet tinju populer sebagai inspirasi
penciptaan lukisan bergaya pop art sehingga pembaca dapat mengetahui proses
penciptaan karya lukis yang dihasilkan oleh penulis.
Metode penciptaan dilakukan dengan observasi yaitu dengan cara memilih
beberapa atlet tinju yang populer serta membaca sejarah atlet tersebut, dilanjutkan
dengan improvisasi yaitu membuat sketsa alternatif pada kertas dan dipindahkan
pada kanvas, dan terakhir dengan visualisasi yaitu pewarnaan dan penyempurnaan
bentuk lukisan. Penciptaan karya lukis ini berdasarkan pendekatan ilustratif pop
art, melalui penyusunan unsur-unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip yang
diterapkan dalam karya lukis.pengolahan bentuk dari objek figur petinju yang
dipadukan tipografi yang disesuaikan dengan figur petinju tersebut. Dari
pembahasan maka dapat disimpulkan :
1) Konsep penciptaan visualisasi tentang atlet tinju yang populer dengan lukisan
gaya pop art digambarkan secara ilustratif dan menggunakan warna warna yang
kontras dipadukan dengan tipografi. 2) Tema yang diangkat yaitu dari peristiwa
yang terjadi dalam dunia tinju. 3) Teknik yang digunakan pada setiap penciptaan
karya dengan pendekatan pop art menggunakan teknik plakat, ditambahkan
tipografi yang disesuaikan dengan atlet tinju yang digambarkan dengan bahan
yang digunakan meliputi : pensil, penghapus, kertas, kanvas, cat akrilik, kuas,
dan tempat air. 4) Bentuk lukisan yang diciptakan adalah bergaya pop art
digambarkan secara ilustratif yang dihasilkan sebanyak 10 karya lukis dengan
tahun pembuatan pada tahun 2015 dan 2016 dengan judul antar lain : Cassius
Clay, Chris John The Dragon, Daud Chino Yordan, Iron Mike, Jack Dempsey,
Joe Luis, Manny Pacquiao, Ellyas Pical, Chris Jhon, dan Muhammad Ali.
Kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.M Harris Syahpuja Putra2016-09-08T04:50:51Z2019-01-30T10:56:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41234This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/412342016-09-08T04:50:51ZSTRATEGI MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PERUSAHAAN
KERAMIK BURAT KRIASTA DI KASIHAN BANTUL DALAM
MENYIASATI PERSAINGAN GLOBALTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Burat Kriasta
dalam mengolah bahan baku, manajemen tenaga kerja, dan mengetahui kreativitas
desain serta strateginya menyikapi persaingan global.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi,
kemudian yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan
dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitasi data
yang dilakukan adalah dengan triangulasi dan ketekunan pengamatan, sedangkan
teknik analisis data menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil yang ditemukan dari penelitian ini yaitu: (1) Strategi dalam
mengolah bahan baku: Dalam proses produksinya Burat Kriasta memilih
menggunakan tanah liat Sukabumi murni, tanah liat Sukabumi yang dicampur
dengan kaolin, dan tanah liat Singkawang sehingga membuat body produk lebih
kuat serta membuat warna tanah liat menjadi lebih putih dan lebih menarik, (2)
strategi dalam memanajemen tenaga kerja: menanamkan nilai kekeluargaan antar
tenaga kerja, menyiasati rasa kebosanan dan kelelahan kerja yang timbul dengan
cara penyertaan musik pada saat proses produksi, (3) strategi dalam kreativitas
desain dan menyikapi persaingan global: memperkaya variasi desain lewat ide
kreatif orisinal dan adopsi inovasi, menjadikan usaha sejenis sebagai “rekan”
bukan “rival”, dan lebih memfokuskan perkembangan produk yang berorientasi
pasar dalam negeri.R. Aldi Riyanto Aris Munandareladi@yahoo.com2016-08-31T01:35:37Z2019-01-30T10:47:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40866This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408662016-08-31T01:35:37ZBATIK LOROK PRODUKSI HOME INDUSTRY BATIK TENGAH SAWAH,
WIYORO, NGADIROJO, PACITAN, JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif, warna, dan karakteristik
batik Lorok produksi Home Industry Batik Tengah Sawah di Desa Wiyoro,
Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data
yang bersifat deskriptif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan ketekunan
pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Motif batik Lorok karya Batik
Tengah Sawah terinspirasi dari alam dengan bentuk motif utama dan tambahan
didominasi stilasi flora dan fauna serta sedikit objek benda-benda mati.
Sedangkan isen-isen merupakan isen-isen tradisional; 2) Warna batik Lorok yang
terdapat di Batik Tengah Sawah dihasilkan dari dua jenis pewarna yaitu pewarna
sintetis dan pewarna alam. Perpaduan warna sintetis memiliki kesan panas, hangat
dan dingin. Perpaduan warna alam berasal dari jenis pengunci yang berbeda yaitu
tunjung dan tawas yang menghasilkan warna hangat dan dingin; 3) Karakteristik
batik Lorok produksi Batik Tengah Sawah yakni: karakteristik motif utama
sebagian besar berupa stilasi ikan tuna yang dimaknai sebagai hasil panen
masyarakat Pacitan dan ayam bekisar dengan makna filosofi pekerja keras. Motif
tambahan didominasi stilasi bunga sedap malam yang bermakna saling membantu
dalam segala situasi, bunga teratai dengan makna filosofi mampu tampil baik
meskipun berada di lingkungan yang kurang baik, serta buah pace yang bermakna
meskipun memiliki kekurangan secara fisik, namun dapat membantu orang lain.
Isen-isen yang sering digunakan adalah cecek, cecek telu, sawut, sisik, ukel,
mlinjon dan cacah gori. Karakteristik warna batik Lorok adalah warna biru,
hitam, dan cokelat dengan sentuhan warna kuning pada isen-nya.Aida Nur Indarsariaidanuri@yahoo.com2016-08-31T01:32:55Z2019-01-30T10:45:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40822This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408222016-08-31T01:32:55ZMOTIF BATIK PADA BUSANA PENGANTIN ADAT
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang motif
batik yang terdapat dalam busana pengantin adat Yogyakarta yang
memuat tentang motif dan warna, makna simbolik, fungsi motif, serta nilai
estetis motif batik pada busana pengantin adat Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana
subyek dari penelitian ini adalah motif batik pada busana pengantin adat
Yogyakarta. Dalam pencarian informasi data penelitian diperoleh buku,
artikel, jurnal, makalah, dan gambar/ foto. Sedangkan untuk memperkuat
informasi, peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.
Data yang didapat kemudian dianalisis dan keabsahan data diperoleh
melalui teknik keajegan pengamatan dan melalui proses triangulasi data.
Hasil penelitian berupa:(1)bentuk yang digunakan yaitu berupa
motif hewan, tumbuhan, dan alam, serta warna yang digunakan yaitu
putih, cokelat, dan hitam kebiruan; (2)makna simbolik yang terdapat pada
busana batik pengantin adat Yogyakarta selalu memiliki harapan luhur di
setiap unsur motif penyusunnya yaitu Grompol yang berarti berkumpul,
Nitik berarti pandai dalam mencari rezeki, Truntum yang memiliki arti
tumbuhnya rasa kasih sayang, Sidoluhur yang berarti sifat yang luhur,
Sidoasih memiliki arti rasa kasih sayang, dan Sidomukti yang berarti
kemakmuran); (3)fungsi batik yang dikenakan saat melaksanakan prosesi
pengantin adat Yogyakarta selalu berbeda berkaitan dengan makna
simbolik dan fungsi motif tersebut; (4)nilai estetis yang terkandung dalam
motif batik busana pengantin adat Yogyakarta dalam aspek bentuk yaitu
motif tersusun dari elemen flora, fauna, dan alam. Motif tersusun berulang,
harmoni dan keselarasan unsur motif terlihat menyatu dan saling
mendukung satu sama lain. Dari aspek bobot memiliki makna simbolik
yang berisi harapan luhur kepada si pemakai, serta jika dilihat dari aspek
penampilan, motif-motif tersebut memberi kesan kepada si pemakai
terlihat gagah, berwibawa, tanggung jawab, penuh kasih sayang, serta
dapat mengayomi keluarga dan orang di sekitarnya.Umi Putri Yulyaniumiputhri@yahoo.com2016-08-30T05:57:17Z2019-01-30T10:48:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40892This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408922016-08-30T05:57:17ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TEKNIK JAHIT
PERCA KELAS X DESAIN KRIYA TEKSTIL SMK NEGERI 2 SEWONPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk multimedia
pembelajaran interaktif teknik jahit perca untuk kelas X Desain Kriya Tekstil
SMK, dan 2) mengetahui respon guru mata pelajaran teknik jahit perca serta
peserta didik terhadap multimedia pembelajaran interaktif teknik jahit perca
tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono,
2015:409). Penelitian ini meliputi 10 tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan
potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi
desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba
pemakaian, 9) revisi, dan 10) produksi masal. Uji coba dilaksanakan setelah
melalui uji validitas oleh ahli media dan ahli materi. Uji coba dilaksanakan di
SMK N 2 Sewon dengan melibatkan 51 siswa kelas X. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisis data dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif digunakan untuk pengembangan produk multimedia pembelajaran
teknik jahit perca ini dan kualitatif untuk mengetahui respon guru dan peserta
didik terhadap multimedia pembelajaran interaktif teknik jahit perca kelas X
desain kriya tekstil.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) menghasilkan multimedia
pembelajaran teknik jahit perca yang menggunakan software Adobe Flash CS6,
dengan hasil rerata validasi ahli materi sebesar 91% masuk pada kategori sangat
layak, validasi ahli media dengan rerata skor 81% masuk pada kategori sangat
layak; 2) respon guru dan peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran
interaktif tersebut masuk dalam kategori sangat baik dengan hasil rerata 86.75%.
Menurut peserta didik dengan multimedia pembelajaran interaktif tersebut mereka
lebih memahami materi teknik jahit perca karena dilengkapi video langkah kerja
pembuatan karya teknik jahit perca, di samping mudah digunakan serta
memberikan ilmu pengetahuan mengenai teknik jahit perca, contoh karya yang
ditampilkan pada multimedia pembelajaran teknik jahit perca tersebut dapat
memotivasi peserta didik untuk lebih berkarya lebih kreatif lagi.Ria Agustiniria_agustini0894@yahoo.co.id2016-08-30T02:58:35Z2019-01-30T10:47:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40863This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408632016-08-30T02:58:35ZFLORA FAUNA GEMBIRALOKA YOGYAKARTA SEBAGAI
IDE DASAR PEMBUATAN SOUVENIR BATIKTugas Akhir Karya Seni yang berjudul flora fauna Gembira Loka
Yogyakarta sebagai ide dasar pembuatan souvenir batik berbahan utama kain
primissima dan serat lidi sebagai hiasan dinding. Souvenir pada tempat wisata
Gembira Loka Yogyakarta ini bertujuan menciptakan usaha kreatif yang berbasis
budaya lokal.Pengembangan batik menjadi inovasi baru sebagai ajang promosi
salah satu tempat wisata di Kota Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini terdiri dari tahap
eksplorasi (dokumentasi, studi pustakadan observasi), selanjutnya proses analisis
SWOT yang digunakan untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Proses pertama perwujudan karya adalah pembuatan sket, pembuatan
pola dan tahap pengerjaan. Proses perwujudan karya dimulai dengan persiapan
alat dan bahan, membuat desain, penggambaran pola batik,mengklowong,
mewarna colet, menembok, pewarnaan tutup celup, penjemuran, pelorodan.
sedangkan proses finishing diakukan dengan menempekan batik pada kain keras
kemudian dijahit menyatu dengan serat lidi seteah semua selesai proses tahap
terakhir adalah penyemprotan kain batik berupa hiasan menggunakan pilox clear.
Hasil dari penciptaan karya souvenir batik ini berjumlah 7 buah karya. Karya
tersebut adalah:Kuda berukuran 100 cm x 57 cm, Bunga dan Kupu-kupu
berukuran 40 cm x 62 cm, Bunga dan Kupu-kupu II berukuran 50 cm x 77 cm,
Burung Merak berukuran 54 cm x 92 cm, Gajah berukuran 90 cm x 52 cm, dan
Ayam hutan dengan ukuran 54 cm x 90.Dhomaz Linipakunthidhomaslini2yahoo.com2016-08-30T02:47:22Z2019-01-30T10:46:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40859This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408592016-08-30T02:47:22ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BATIK TULIS BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3
PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VII
DI MTS NEGERI GODEANPenelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan produk media
pembelajaran batik tulis berbasis multimedia interaktif untuk kelas VII SMP/MTs,
dan (2) mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran batik tulis
berbasis multimedia interaktif tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development,
dengan prosedur pengembangan adaptasi dari model pengembangan Borg and
Gall. Penelitian ini meliputi 10 tahap, yaitu: (1) menemukan potensi masalah, (2)
pengumpulan data, (3) pengembangan produk awal, (4) validasi desain, (5) revisi
desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi,
dan (10) produksi massal. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh
ahli materi dan ahli media. Uji coba dilaksanakan di MTs Negeri Godean dengan
melibatkan 53 peserta didik kelas VII, terdiri dari uji coba perorangan sebanyak 6
orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 15 orang, dan uji coba kelompok besar
sebanyak 32 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dari data kuantitatif untuk
pengembangan produk media pembelajaran batik tulis berbasis multimedia
interaktif untuk kelas VII dan deskriptif kualitatif untuk mengetahui respon
peserta didik.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa: (1) telah
dihasilkan media pembelajaran batik tulis berbasis multimedia interaktif untuk
kelas VII dengan penilaian dari beberapa ahli yaitu: (a) hasil ahli materi dengan
persentase rata-rata skor semua aspek 88.1% masuk kedalam kategori sangat baik,
(b) ahli media dengan persentase rata-rata skor semua aspek 83.1%. (2) uji coba
produk dilakukan dengan tiga tahap yaitu: (a) uji coba perorangan persentase rata-
rata penilaian semua aspek 90.1% masuk ke dalam kategori sangat baik. (b) uji
coba kelompok kecil persentase rata-rata penilaian semua aspek 86.1% masuk
dalam kategori sangat baik. (c) uji coba kelas besar persentase rata-rata penilaian
semua aspek 84.6% masuk dalam kategori sangat baik. Dari analisis data yang
diperoleh di atas, menunjukkan bahwa media pembelajaran batik tulis berbasis
multimedia interaktif untuk kelas VII di MTs Negeri Godean masuk ke dalam
kriteria sangat baik. Respon peserta didik terhadap media pembelajaran batik tulis
berbasis multimedia interaktif sangat baik.Abdul Azizazizaku60@gmail.com2016-08-30T02:34:09Z2019-01-30T10:46:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40857This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408572016-08-30T02:34:09ZTENUN RAINBOW SETAGEN KOMUNITAS DREAMDELION
YOGYAKARTA DI DUSUN SEJATI DESA, SUMBERARUM,
MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tenun Rainbow Setagen
“Dreamdelion” di Dusun Sejati Desa, Sumberarum, Moyudan, Sleman,
Yogyakarta. Fokus masalah pada penelitian ini adalah motif tenun Rainbow
Setagen.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data
yang diperoleh berupa kata-kata (lisan dan tulisan) dan gambar. Data tersebut
diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen
penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu instrumen pendukung berupa
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Keabsahan
data diperoleh dengan cara triangulasi data dan ketekunan pengamatan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa motif tenun Rainbow
Setagen terdiri dari empat motif tenun yaitu tenun Rainbow Setagen motif polos,
motif udan grimis, motif lurik, dan motif kotak-kotak. Susunan benang lungsi
terdiri dari dua jenis yaitu lungsi polos untuk motif polos dan motif udan grimis
dan lungsi warna-warni untuk motif lurik dan motif kotak-kotak. Adapun susunan
benang pakan terdiri dari dua jenis yaitu pakan polos untuk motif polos dan lurik
sedangkan pakan warna-warni untuk motif udan grimis dan motif kotak-kotak.
Susunan warna benang pada lungsi warna-warni menghasilkan 3 jenis garis. Jenis-
jenis garis warna benang tersebut yaitu garis polos, garis dua warna benang
berselingan, dan garis benang warna-warni.
Kata kunci: Tenun, motif, tenun Rainbow Setagen.Tiya Sholahiyahtya.syuman@gmail.com2016-08-30T00:54:27Z2019-01-30T10:45:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40818This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408182016-08-30T00:54:27ZKERAJINAN DOMPET KULIT IKAN PARI PADA USAHA KECIL
MENENGAH “PARI RADJA” BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses
pembuatan produk dompet dan menganalisis jenis, fungsi, serta keunggulan
produk kerajinan kulit ikan pari di Usaha Kecil Menengah “Pari Radja” Bantul
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan objek
penelitian kerajinan kulit ikan pari. Permasalahan difokuskan pada bagian proses
pembuatan produk dompet dan analisis jenis, fungsi, serta keunggulan produk
kerajinan kulit ikan pari. Data diperoleh menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi dari beberapa sumber informan sesuai bidangnya.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu
pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh
melalui ketekunan pengamatan, triangulasi teknik dan sumber, sedangkan teknik
analisis data yang digunakan yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data, serta
verifikasi untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembuatan produk
kerajinan dompet kulit ikan pari yaitu menyiapkan bahan baku kulit ikan pari
yang sudah disamak, memotong kulit sesuai pola, menghaluskan permukaan kulit
dengan amplas, dan menutup kulit dengan pola asli untuk membuat alur jahit
(dengan gerinda). Mewarnai kulit yang sudah dipola dengan teknik semprot
menggunakan cat solvent/dyeing. Membuat pola bagian dalam dompet
menggunakan kulit sapi, memberi alur jahit di kulit sapi, menutup bagian pinggir
(plisir) dengan menggunakan lem yang kemudian dijahit. Merakit bagian-bagian
dompet kulit ikan pari dengan melakukan proses penjahitan terakhir. (2) produk
kreasi kerajinan kulit “Pari Radja” beragam jenisnya seperti dompet, tas, ikat
pinggang, aksesoris, sepatu, dan furniture. Keunikan dan keunggulan produk
kerajinan kulit ikan pari dilihat dari segi bahan, warna, desain, yang berfungsi
sebagai alat pemenuhan kebutuhan fungsional dan non fungsional.Annisa Mayfadhiah Rizkymayfadhiah@gmail.com2016-08-30T00:49:38Z2019-01-30T10:45:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40813This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/408132016-08-30T00:49:38ZPENERAPAN KATAK LEMBU SEBAGAI ORNAMEN PADA KERAJINANPenciptaan karya kerajinan keramik ini bertujuan untuk menerapkan ornamen
kodok lembu pada karya keramik vas bunga, dengan teknik putar pilin sebagai proses
pembuatannya.
Penciptaan karya keramik ini menggunakan metode eksplorasi, perencanaan dan
perwujudan. Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan tahap dokumentasi, studi pustaka,
dan observasi sedangkan perencanaan meliputi penjelajahan melalui pembuatan sket
alternatif dan desain terpilih, pencarian bentuk, teknik, dan tema yang akan dijadikan
dasar penciptaan. Sedangkan proses perwujudan karya melalui pembuatan model,
dekorasi, proses pembakaran biskuit, serta proses pewarnaan atau glasir.
Tujuan perwujudan karya ini adalah: 1). Menciptakan kerajinan keramik vas
dengan penerapan katak lembu. 2). Mewujudkan karya kerajinan keramik vas bunga
dengan warna glasir yang menarik yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Hasil
Penciptaan berupa 13 karya Kerajinan keramik vas bunga dengan penerapan katak
lembu sebagai ornamen dengan judul 1). Mengintip 2). Cepat naik 3).Berpelukan
4).Bersiap Melompat 5).Berhadapan 6).Naik daun 7).Ciluk Ba! 8). Bersiap melompat
II 9). Masih lama 10).Lebih cepat siapa 11). Terlalu besar 12). Bersiap turun 13).
Cepat naik. Penerapan ornamen tersebut menekankan pada pengolahan bentuk katak
lembu dan motif.Febi Ismi Wirahmanfebi_ismi2016-08-29T02:38:31Z2019-01-30T10:42:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40653This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/406532016-08-29T02:38:31ZPEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER SENI LUKIS MIXED MEDIA
DI KELOMPOK B TK ABA KARANGMALANG YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi hasil pembelajaran ekstrakurikuler seni lukis mixed media di TK
ABA Karangmalang Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah Kepala Sekolah, guru, dan karya anak TK ABA Karangmalang Yogyakarta.
Sedangkan objek penelitian ini adalah pembelajaran seni lukis mixed media di TK
ABA Karangmalang Yogyakarta. Guru ekstrakurikuler seni lukis merupakan
sumber data tentang persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran seni
lukis mixed media. Kepala sekolah merupakan sumber data tentang kurikulum dan
latar belakang sekolah. Karya anak TK ABA Karangmalang Yogyakarta
merupakan sumber data tentang hasil karya seni lukis mixed media. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber. Analisis melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) Persiapan pembelajaran meliputi,
Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan
Harian (RKH). Kurikulum yang digunakan TK ABA Karangmalang Yogyakarta
tahun ajaran 2015/2016 adalah kurikulum 2010. Pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kelompok dengan berbagai metode, yaitu metode
demonstrasi, metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode imitasi. (2)
Pelaksanaan pembelajaran, pertama dengan membagi anak-anak ke dalam
beberapa kelompok. Kedua guru dan peneliti menyiapkan alat dan bahan untuk
berkarya. Ketiga guru menyampaikan langkah-langkah praktik. Keempat
anak-anak praktik berkarya seni lukis mixed media. (3) Evaluasi hasil
pembelajaran ekstrakurikuler seni lukis mixed media berupa penilaian dengan
pemberian bintang 1 sampai 4. . Hasil karya anak berjumlah 26 buah dan berhasil
membuat anak-anak berkarya dengan sangat bagus. Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil perolehan bintang pada pertemuan pertama yaitu 6 anak dengan 2 bintang,
11 anak dengan 3 bintang, dan 2 anak dengan 4 bintang. Sedangkan perolehan
nilai pada pertemuan kedua yaitu 1 anak dengan 2 bintang, 9 anak dengan 3
bintang, dan 9 anak dengan 4 bintang.Sutarti Sutarti2016-08-23T02:10:00Z2019-01-30T10:35:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40316This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/403162016-08-23T02:10:00ZPEMBELAJARAN MOTIF BATIK SASAMBO
NUSA TENGGARA BARAT DI KELAS VIII/a
SMP NEGERI 4 SLEMAN YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4 Sleman, Yogyakarta ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Motif Batik Sasambo Nusa
Tenggara Barat (NTB) di kelas VIII/a Tahun Pelajaran 2015/2016, ditinjau dari
pesiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan
pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
(human instrument), karena peneliti langsung melakukan pengumpulan hingga
pengolahan data penelitian. Penelitian ini juga menggunakan bantuan instrumen
lain, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi,
serta alat bantu alat tulis, telepon genggam, dan kamera. Teknik pemeriksaan
keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi
sumber. Adapun langkah-langkah analisis data meliputi reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini memberikan deskripsi yang menunjukkan : 1)
Persiapan pembelajaran batik tulis kelas VIII/a di SMP Negeri 4 Sleman, meliputi
pengembangan silabus dan membuat RPP (materi, media,sumber belajar, dan alat
praktik). 2) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis kelas VIII/a yang dilaksanakan
sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat guru. 3) Evaluasi pembelajaran batik
tulis kelas VIII/a SMP Negeri 4 Sleman, Yogyakarta berupa hasil karya dan nilai
yang mencapai KKM.Nurul Wahdaniah2016-08-16T06:39:46Z2019-01-30T10:29:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39927This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/399272016-08-16T06:39:46ZMOTIF BATIK PADA BUSANA PENGANTIN ADAT
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang motif
batik yang terdapat dalam busana pengantin adat Yogyakarta yang
memuat tentang motif dan warna, makna simbolik, fungsi motif, serta nilai
estetis motif batik pada busana pengantin adat Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana
subyek dari penelitian ini adalah motif batik pada busana pengantin adat
Yogyakarta. Dalam pencarian informasi data penelitian diperoleh buku,
artikel, jurnal, makalah, dan gambar/ foto. Sedangkan untuk memperkuat
informasi, peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi.
Data yang didapat kemudian dianalisis dan keabsahan data diperoleh
melalui teknik keajegan pengamatan dan melalui proses triangulasi data.
Hasil penelitian berupa:(1)bentuk yang digunakan yaitu berupa
motif hewan, tumbuhan, dan alam, serta warna yang digunakan yaitu
putih, cokelat, dan hitam kebiruan; (2)makna simbolik yang terdapat pada
busana batik pengantin adat Yogyakarta selalu memiliki harapan luhur di
setiap unsur motif penyusunnya yaitu Grompol yang berarti berkumpul,
Nitik berarti pandai dalam mencari rezeki, Truntum yang memiliki arti
tumbuhnya rasa kasih sayang, Sidoluhur yang berarti sifat yang luhur,
Sidoasih memiliki arti rasa kasih sayang, dan Sidomukti yang berarti
kemakmuran); (3)fungsi batik yang dikenakan saat melaksanakan prosesi
pengantin adat Yogyakarta selalu berbeda berkaitan dengan makna
simbolik dan fungsi motif tersebut; (4)nilai estetis yang terkandung dalam
motif batik busana pengantin adat Yogyakarta dalam aspek bentuk yaitu
motif tersusun dari elemen flora, fauna, dan alam. Motif tersusun berulang,
harmoni dan keselarasan unsur motif terlihat menyatu dan saling
mendukung satu sama lain. Dari aspek bobot memiliki makna simbolik
yang berisi harapan luhur kepada si pemakai, serta jika dilihat dari aspek
penampilan, motif-motif tersebut memberi kesan kepada si pemakai
terlihat gagah, berwibawa, tanggung jawab, penuh kasih sayang, serta
dapat mengayomi keluarga dan orang di sekitarnya.Umi Putri Yulyaniumiputriy@yahoo.com2016-08-11T02:15:17Z2019-01-30T10:26:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39473This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/394732016-08-11T02:15:17ZKUMBANG TANDUK SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
KRIYA LOGAMTujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya kriya logam dengan judul “Kumbang Tanduk Sebagai Ide Dasar
Penciptaan Kriya Logam”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang kumbang tanduk, jenis logam yang akan digunakan, dan keteknikan dalam
pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan pembuatan beberapa
sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih dikembangkan dalam bentuk
gambar kerja. Tahapan perwujudan dimulai dari persiapan alat dan bahan,
pengolahan bahan, proses pembentukan karya dengan menggunakan beberapa
keteknikan, hingga pada tahap akhir finishing.
Hasil penciptaan karya adalah sebagai berikut: 1) Tempat cermin dengan
inspirasi bentuk kumbang atlas yang sedang melebarkan sayapnya. 2) Tempat
cermin yang terinspiarsi bentuk kumbang gajah dengan sayap digunakan sebagai
tutup cermin. 3) Tempat alat tulis dengan inspirasi bentuk kumbang badak yang
sayapnya digunakan sebagai penutup wadah. 4) Tempat alat tulis yang terinspirasi
bentuk kumbang gideon dengan sayap digunakan sebagai penutup wadah . 5) Dua
buah tempat permen yang terinspirasi dari bentuk dasar kumbang capit dengan
capitnya sebagai alat pembuka tutup wadah. 6) Tempat parfum dengan inspirasi
bentuk kumbang triceratops yang menggunakan kipas kecil 12v sebagai alat
penghembus parfum. 7) Kap lampu yang terinspirasi dari bentuk kumbang badak
dengan lampu menggunakan LED rangkai berwarna putih.Priaji Iman Prakosoiman.aji26@gmail.com2016-08-03T04:11:52Z2019-01-30T10:11:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38440This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/384402016-08-03T04:11:52ZENGRAVING MATA UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
MASA PASCA KEMERDEKAAN TAHUN 1945-1965Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Mendeskripsikan biografi desainer uang
(Delinavit) dan engraver Indonesia pada masa pasca kemerdekaan tahun 1945-
1965. (2) Mendeskripsikan proses pembuatan seni engraving mata uang Republik
Indonesia masa pasca kemerdekaan tahun 1945-1965. (3) Mendeskripsikan bentuk
visual atau gambar mata uang Republik Indonesia pada masa pasca kemerdekaan
tahun 1945-1965.
Peneliti ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini
adalah berupa deskripsi kata-kata, visual dan tindakan. Instrumen utama dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan
data diperoleh dengan ketekunan pengamatan dan menggunakan model triangulasi
teknik. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan, penelitian ini menganalisis dan
mendeskripsikan tujuh puluh sembilan bentuk visual atau gambar mata uang yang
beredar tahun 1945-1965.
Hasil penelitian ini sebagai berikut, (1) Biografi desainer mata uang
(Delinavit) dan engraver Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai tahun1965
berjumlah lima orang, yaitu Abdulsalam, Oesman Effendi, Jurnalies, M. Sajiroen
dan Much. Gozjali, mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam mendesain dan
membuat master cetakan dengan teknik engraving. (2) Engraving adalah teknik
yang digunakan untuk membuat master cetakan mata uang kertas, adapun alat-alat
yang digunakan dalam proses pembuatan plat engraving, yaitu Rapido, Kraspen
(Drypoint), Stiken (Burin), Scraper, Burnisher dan Luv, teknik cetak yang
dipergunakan untuk mencetak mata uang, diantaranya teknik cetak Offset, teknik
cetak Intaglio dan teknik cetak tinggi, adapun Percetakan yang mencetak mata
uang kertas, yaitu Percetakan Kanisius, Percetakan Yogyakarta, Percetakan
Kendalpayak, Percetakan Kanten, Percetakan Security Bank Note Company,
Percetakan Thomas De La Rue & Co Ltd, Percetakan Kebayoran, Percetakan Jon.
Enschede En Zonen (The Dutch Printer) dan Percetakan Thomas De La Rue &
Company. (3) Bentuk visual mata uang Republik Indonesia mulai dari ORI
pertama sampai emisi pekerja tahun 1964, motif SDM, SDA dan motif tradisi
Indonesia sebagai elemen utama dan perpaduan garis sebagai motif pendukung
dalam pembuatan visual mata uang.Herman Hermanmanboy_ksd@yahoo.com2016-08-01T03:09:20Z2019-01-30T10:08:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38079This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380792016-08-01T03:09:20ZDINAMIKA KOTA SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN
LUKISAN ABSTRAKDINAMIKA KOTA SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN
LUKISAN ABSTRAK
OLEH : Zanuar Abidin
NIM : 07206241029
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema lukisan, proses visualisasi, dan bentuk lukisan yang bertemakan dinamika kota yang dilukiskan secara abstrak melalui bidang, garis, dan warna.
Metode dalam penciptaan lukisan ini meliputi observasi, eksplorasi, dan visualisasi. Observasi dillakukan dengan pengamatan terhadap situasi kota Yogyakarta, menggunakan kamera untuk mengambil gambar dari suasana kota Yogyakarta.Observasi juga memanfaatkan media internet. Eksplorasi dilakukan dengan cara membuat sketsa dari foto dan gambar yang telah didapatkan melalui kamera maupun internet. Visualisasi pada lukisan, disini menggunakan cat minyak dan kanvas. Untuk melengkapi lukisan yang telah jadi, maka dibuat pigura sebagai pelengkap lukisan. Tema yang diangkat dalam hal ini adalah dinamika kota, khusunya kota Jogjakarta karena didalamnya terkandung banyak sekali objek-objek yang memungkinkan untuk digali dalam penciptaan sebuah karya lukis yang bersifat abstrak, antara lain kepadatan penduduk, suasana jalan, kerapatan dan bentuk bangunan, karakter manusia, dan lain sebagainya.
Visualisasinya melalui tahap dari sketsa bentuk-bentuk abstrak, dengan menggunakan warna komplementer dan teknik pewarnaan secara ekspresif. Bentuk yang diciptakan adalah abstrak ekspresionistik, yang disajikan dengan pigura. Keseluruhan karya dalam tugas akhir ini berjumlah 13 karya dengan berbagai macam ukuran dan judul, antara lain; Diantara batas merah, dinamika I, dinamika II, dinamika hijau, dinamika merah, dialog I, dialog II, dialog III, puing I, puing II, tergeser, ruang hijau, terkotak-kotak.Zanuar Abidin2016-08-01T03:04:54Z2019-01-30T10:08:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38077This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380772016-08-01T03:04:54ZTINGKAT AKSESIBILITAS RUANG SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
NEGERI 1 BANTUL BAGI PESERTA DIDIK TUNA DAKSATINGKAT AKSESIBILITAS RUANG SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
NEGERI 1 BANTUL BAGI PESERTA DIDIK TUNA DAKSA
Oleh Sukron Makmun
NIM 05206241032
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat aksesibilitas
sarana ruang Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bantul bagi peserta didik Tuna
Daksa.
Metode pengumpulan data yang berupa gambar dan dokumen tertulis
yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara, analisis data
dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen
penelitian ini adalah peneliti yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman
wawancara dan pedoman dokumentasi berdasarkan kisi-kisi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006. Langkah-langkah analisis data yang
dilakukan meliputi: reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data yaitu dengan teknik
memperpanjang kehadiran di lapangan, ketekunan pengamatan dan sharring
dengan teman sejawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat aksesibilitas yang
terdapat pada ruang Jurusan Tuna Daksa SLB Negeri 1 Bantul yaitu: sirkulasi
pada ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang keterampilan, ruang terapi dan ruang
toilet sudah memenuhi standar, sedangkan sirkulasi pada ruang guru dan ruang
tata usaha tidak memenuhi standar, Perabot pada ruang perpustakaan, ruang
keterampilan, ruang tata usaha, ruang toilet sudah memenuhi standar, sedangkan
perabot berupa papan tulis pada ruang kelas dan tempat tidur pada ruang terapi
tidak memenuhi standar, pintu masuk pada ruang jurusan tuna daksa sudah
memenuhi standar, ramp pada jurusan tuna daksa sudah memenuhi standar, jalur
penghubung pada jurusan tuna daksa sudah memenuhi standar. (2) Asas
aksesibilitas pada ruang-ruang Jurusan Tuna Daksa SLB Nergeri 1 Bantul belum
terpenuhi, seperti pada dinding-dinding ruang tidak dilengkapi handraill, kecuali
pada ruang toilet, ramp tidak dilengkapi dengan handrail, saluran
pembuangan/drainase yang berada di sepanjang jalur penghubung dibiarkan
terbuka tanpa dilengkapi dengan penutup/grill, ramp dan jalur penghubung tidak
dilengkapi dengan tepi pengaman.Sukron Makmun2016-08-01T03:02:13Z2019-01-30T10:08:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38075This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380752016-08-01T03:02:13ZTHE ROLLING STONES SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISAN PADA MEDIA TANGKI SEPEDA MOTORTHE ROLLING STONES SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISAN PADA MEDIA TANGKI SEPEDA MOTOR
Oleh : Sigit Widodo
NIM : 065206241023
Penulisan ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan bentuk, teknik, tema kelompok band The Rolling Stones dalam lukisan menggunakan media tangki sepeda motor, 2. Mendiskripsikan visualisasi penciptaan lukisan kelompok band The Rolling Stones menggunakan media tangki sepeda motor. 3. Mendeskripsikan lukisan tangki sepeda motor yang tercipta.
Penciptaan lukisan menggunakan pendekatan gaya realisme untuk pengungkapan ide. Sedangkan metode penciptaan melalui prosedur: pengamatan, pengembangan dan visualisasi. Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap bentuk objek yang berkaitan dengan figur-figur kelompok band The Rolling Stones seperti logo, pemandangan alam, manusia, hewan, kehidupan, dan ruang lingkupnya. Adapun pengumpulan informasi tentang figur kelompok band The Rolling Stones didapat dari sumber media internet, menyimak berita di televisi, majalah cetak atau koran. Dari hasil pengumpulan informasi, pengamatan tersebut kemudian divisualisasikan melalui teknik air brush dan pada medium tangki sepeda motor menggunakan alat kompresor, spray gun, dan pen brush.
Dari pembahasan dan proses kreatif yang telah dilakukan, ditarik kesimpulan: 1. Tema yang diangkat dalam penciptaan lukisan pada tangki sepeda motor adalah memvisualisasikan figur-figur kelompok band The Rolling Stones. 2. Lukisan yang dikerjakan dengan menggunakan alat kompresor, spray gun dan pen brush. Proses visualisasinya menggunakan teknik air brush dan dikombinasikan dengan teknik yaitu stencil pada medium kertas. 3. Lukisan yang dihasilkan berbentuk realis. Sedangkan karya lukisan yang dihasilkan 10 karya dengan berbagai ukuran, dan judul antara lain: Smile, I Llike It, Methamorphosis Keith, Tour, Pemecah Sunyi, My Music Is Rolling Stones, Life, Flag, Live , The Rolling Stones Now!.Sigit Widodo2016-08-01T02:58:37Z2019-01-30T10:07:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38071This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380712016-08-01T02:58:37ZBUDAYA POPULER DALAM POP ARTBUDAYA POPULER DALAM POP ART
Oleh Muhammad Yusup Nurrahman
NIM 05206241021
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tema lukisan, teknik dan
visualisasi serta bentuk lukisan dengan judul Budaya populer Dalam Pop Art.
Penciptaan lukisan menggunakan gaya pop art. Sedangkan metode
penciptaan melalui proses eksplorasi, seperti melakukan pengamatan langsung
dan tidak langsung benda-benda, tokoh dalam praktik budaya populer kehidupan
sehari-hari yang di dapat dari lingkungan sekitar dan media masa seperti televisi,
majalah, dan internet. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada karya lukis pop
art terdahulu dan masa kini. Dalam pengamatan karya pop art dapat ditemukan
ciri dan teknik dari gaya pop art itu sendiri. Proses improvisasi seperti melakukan
eksperimentasi dari hasil pengamatan yang mengarah kepada ciri dan gaya pop
art. Proses pembentukan seperti pencetakan gambar di atas kanvas dengan teknik
cetak digital dan pengembangan karya dengan teknik manual
Hasil pembahasan dan proses penciptaan adalah sebagai berikut: tema
yang dipilih dalam menciptakan lukisan adalah tentang budaya populer beserta
praktiknya dalam kehidupan, teknik visualisasi dalam mencipta lukisan adalah
teknik cetak digital dan pengembangan manual seperti plakat, stencil. Struktur
bentuk yang ada dalam lukisan yaitu bidang-bidang simetris yang disusun sesuai
komposisi, warna-warna cerah dan komplementer, figur-figur dan benda populer,
garis vertikal dan horisontal serta unsur ruang. Bentuk lukisan adalah lukisan pop
art dengan judul antara lain : Digital Camera, Leissure Time, Kiss By Lady Gaga,
Weekend, Stereotipe, Ecstasy Gaya Hidup#1, Mother Monster, I Love Sunday,
Luna Maya#1, Luna Maya#2Muhammad Yusup Nurrahman2016-08-01T02:51:36Z2019-01-30T10:07:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38067This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380672016-08-01T02:51:36ZANALISIS MAKNA SIMBOLIS MOTIF BATIK SLEMAN DI INDUSTRI
BATIK NAKULA SADEWA TRIHARJO SLEMANANALISIS MAKNA SIMBOLIS MOTIF BATIK SLEMAN DI INDUSTRI
BATIK NAKULA SADEWA TRIHARJO SLEMAN
Oleh:
Krisna Kurniawan
07206244003
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolis batik motif
Sleman di Industri Batik Nakula Sadewa.
Obyek penelitian ini adalah batik motif Sleman, sedangkan fokus penelitian
pada makna simbolis. Data diperoleh dengan metode observasi, wawancara,
dokumentasi. Instrumen penelitian mengunakan pedoman observasi, pedoman
wawancara, panduan dokumentasi. Data dianalisis secara diskriptif kualitatif.
Keabsahan data mengacu pada teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan batik Sleman merupakan batik modern, motif
batik Sleman adalah stilisasi dari binatang Gajah. Makna simbolis motif batik Sleman
dengan motif Gajah adalah kebesaran, kebijaksanaan dan kekuatan. Sedangkan motif
pelengkap berupa stilisasi bentuk tumbuh-tumbuhan memiliki makna kesuburan dan
kemakmuran. Motif Gajah diambil dari kata Sleman yang berasal dari kata Liman dalam
Bahasa Jawa berarti Gajah. Nama Sleman sendiri berasal dari kata Liman hal ini
diperkirakan pada masa Kerajaan Mataram Kuno dahulunya Kerajaan Hindu Mataram
beribukota di Kunjarakunja (asal gajah) yang berada di sekitar Gunung Merapi atau
Sleman sekarang.Krisna Kurniawan2016-08-01T02:42:10Z2019-01-30T10:07:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38064This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380642016-08-01T02:42:10ZTINJAUAN MOTIF WARNA DAN NILAI ESTETIK BATIK TEGAL
PRODUKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA SIDOMULYO DI
PASANGAN TALANG TEGALTINJAUAN MOTIF, WARNA, DAN NILAI ESTETIK BATIK TEGAL
PRODUKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA SIDOMULYO DI
PASANGAN TALANG TEGAL
Oleh:
Krismawan Adi S
07206244021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batik Tegal produksi KUB
Sidomulyo ditinjau dari bentuk motif, warna, dan nilai estetik. Batik Tegal
produksi KUB Sidomulyo ini merupakan batik pesisiran karena letaknya berada
disepanjang pantai Utara Jawa serta masih mempertahankan motif batik
tradisional khas Tegal sebagai acuan untuk mengembangkan desain motif
batiknya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen
utama peneliti, sebagai instrumen pendukung adalah pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hand phone sebagai alat perekam suara dan
kamera digunakan sebagai alat bantu dokumentasi. Penelitian dirumuskan pada
motif, warna, dan nilai estetik batik Tegal produksi KUB Sidomulyo. Data
diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data mengacu pada teknik
triangulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Motif batik Tegal produksi KUB
Sidomulyo yaitu berupa unsur flora dan fauna yang dipengaruhi daerah sekitar
seperti Pekalongan dan Cirebon. Unsur-unsur motif flora digambarkan menjadi
tiga bagian bentuk motif utama seperti bunga, daun, dan umbi (palawija),
sedangkan bentuk motif utama fauna adalah burung dan hewan laut. Bentuk motif
batik Tegal produksi KUB Sidomulyo tergolong menjadi golongan geometris
seperti motif sidomukti, serta golongan non geometris yang terdiri dari motif
buketan, modern, dan pinggiran. (2) Warna yang di gunakan pada pembuatan
batik Tegal produksi KUB Sidomulyo adalah warna Naphtol, Indigosol, dan
warna alam dengan ciri khas warna batik khas pesisir seperti unsur warna tersebut
berupa warna coklat (soga) yang lebih gelap, biru tua (wedel), merah tua, kuning,
dan hijau yang diperoleh melalui proses pewarnaan dengan cara pencoletan dan
pencelupan. (3) Sebagai karya seni, batik Tegal produksi KUB Sidomulo juga
memiliki unsur-unsur keindahan yang terbagi kedalam aspek instrinsik dan
ekstinsik, yaitu bentuk proporsi dan komposisi yang diekspresikan dalam bentuk
motif, pola, dan ornamen yang penuh dengan makna simbolis spiritual dan
falsafah hidup manusia. Keindahan yang ditampilkan merupakan wujud dari
penggabungan dari aspek-aspek tersebut, yang tercermin dalam nama motif dan
pemakaian pada kain batik.Krismawan Adi Sancaka2016-08-01T02:39:09Z2019-01-30T10:07:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38063This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380632016-08-01T02:39:09ZKEHIDUPAN DALAM LUKISAN METAFORAKEHIDUPAN DALAM LUKISAN METAFORA
Oleh Iwan Fales
NIM 07206244037
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide penciptaan, teknik visualisasi dan bentuk lukisan yang bertema Kehidupan Dalam Lukisan Metafora.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini meliputi eksplorasi yaitu melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena sosial dalam kehidupan yang terjadi seperti berita di televisi, surat kabar, foto, dan mengambil informasi dari situs-situs internet. Improvisasi, yaitu membuat sketsa secara langsung di atas kanvas, hasil pengamatan tersebut kemudian dikembangkan dengan penggambaran figur manusia sebagai objek melalui transformasi sebagai ide penciptaan karya seni lukis. Pembentukan yang meliputi bahan yang digunakan yaitu cat minyak pada kanvas.
Ide penciptaan yang diterapkan dalam lukisan metafora adalah kehidupan sosial yang menampilkan figur-figur manusia. Teknik yang digunakan adalah brush stroke, teknik tersebut disesuaikan dengan gagasan yang ingin diraih dalam penggambaran objek lukisan. Dari proses kreatif dan pembahasan yang telah dilakukan dengan konsep penciptaan, seluruh lukisan yang dihasilkan digambarkan secara realistik berjumlah 10 karya dengan judul antara lain: (1) Out Of Wedlock Child, (2) Free Seks, (3) Art World, (4) Keadilan, (5) Human Trafficking, (6) Ekspose Monalisa, (7) Potret Bangsa, (8) Programmer, (9) Topeng, (10) Trend Mode Artis.Iwan Fales2016-08-01T02:36:09Z2019-01-30T10:07:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38060This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380602016-08-01T02:36:09ZPERANCANGAN ULANG
INTERIOR OEI HONG DJIEN MUSEUM MAGELANGPERANCANGAN ULANG
INTERIOR OEI HONG DJIEN MUSEUM MAGELANG
Oleh
Isti Cholifah
NIM. 05206241035
ABSTRAK
Konsep perancangan ulang interior Oei Hong Djien Museum Magelang
bertujuan untuk menciptakan suasana ruang museum yang nyaman dan menarik
dengan kesatuan gaya modern, pengolahan elemen ruang dan tata kondisional
museum serta merancang fasilitas penunjang museum.
Dalam perancangan ulang interior ini dilakukan dengan cara observasi
untuk memperoleh data berupa bentuk ruang, ukuran dan fasilitas dalam museum.
Data digunakan sebagai analisis semua kebutuhan dalam perancangan, merancang
alternatif desain yang akan dipilih, desain yang terpilih dari beberapa alternatif
yang dibuat sesuai dengan konsep. Software yang digunakan dalam perancangan
ulang interior Oei Hong Djien Museum Magelang antara lain Auto Cad 2008 dan
Sketch Up 8 untuk membuat gambar kerja dan sket, 3D Max 2011 untuk modeling
dan rendering, Photoshop Cs3 untuk finishing, dan Corel Draw 13 untuk plotting.
Hasil perancangan ulang interior Oei Hong Djien Museum Magelang ini
meliputi (1) Lantai pertama, merancang area resepsionis yang dilengkapi meja
konter, kursi dan backdrop yang bertuliskan OHD Museum, merancang area mini
bar yang dilengkapi dengan meja, kursi, almari dan sofa dengan penempatan di
area sebelumnya yaitu pantry, merancang ulang area studi dengan perancangan
rak buku, meja dan kursi, menata ulang area display karya seni lantai pertama
berdasarkan letak karya dan sekesel; (2) Lantai kedua, menata ulang area display
karya seni lantai kedua. Konsep dari Tugas Akhir Karya Seni ini memberikan
kesatuan gaya modern yang memiliki dasar ide perancangan menggunakan bentuk
lengkung untuk diterapkan pada setiap perabot berdasarkan aspek-aspek interior
seperti elemen pembentuk ruang (dinding, lantai, plafon), tata kondisional,
zoning, sirkulasi dan standarisasi desain. Dilengkapi dengan sirkulasi berdasarkan
pembagian ruang display karya yang bersifat ruang pamer temporer untuk area
lantai pertama dan ruang pamer permanen untuk area lantai kedua.
Kata kunci: Perancangan, museum, interior.ISTI CHOLIFAH2016-08-01T02:32:24Z2019-01-30T10:07:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38056This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380562016-08-01T02:32:24ZNILAI KREATIVITAS DALAM SIMBOL LUKISAN ANAK DI TAMAN
KANAK - KANAK KEMALA BHAYANGKARI 04 YOGYAKARTANILAI KREATIVITAS DALAM SIMBOL LUKISAN ANAK DI TAMAN
KANAK - KANAK KEMALA BHAYANGKARI 04 YOGYAKARTA
Oleh Herdhika Puspitasari
NIM 08206241001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kreativitas dalam
simbol lukisan anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta, dan untuk
mendeskripsikan nilai-nilai kreativitas simbol bentuk dan warna dalam lukisan
anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta, sehingga layak menjadi acuan
dalam pembelajaran seni lukis di Taman Kanak-kanak.
Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 12
anak dengan objeknya adalah lukisan karya 12 anak TK Kemala Bhayangkari 04
Yogyakarta. Penelitian difokuskan pada simbol bentuk dan warna dalam lukisan
anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan mendeskripsikan dan membahas simbol bentuk dan warna dalam
lukisan anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta, lalu dibandingkan dengan
hasil wawancara dengan guru dan kajian teori. Keabsahan data diperoleh melalui
expert judgment dan pengecekan dengan mewawancarai 12 anak TK Kemala
Bhayangkari 04 Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan simbol bentuk mewakili objek-objek
tertentu dalam lingkungannya. Simbol warna, digunakan bukan karena anak ingin
memberikan warna tetapi karena ingin menggunakan warna sesuai keinginan
perasaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kreativitas dalam
simbol lukisan anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta adalah 1) kreativitas
merasakan, 2) kreativitas mengutarakan pendapat, 3) kreativitas berimajinasi dan
berkhayal, 4) kreativitas memahami bentuk sekitar, 5) kreativitas bermain dan
belajar. 12 lukisan anak TK Kemala Bhayangkari 04 Yogyakarta seluruhnya
mengandung kelima nilai kreativitas diatas, tetapi masing-masing karya lebih
cenderung mempunyai nilai kreativitas sebagai berikut : karya 1 memenuhi nilai
kreativitas ke- 1, 3, 5. Karya 2 memenuhi nilai kreativitas ke-1 dan 5. Karya 3
memenuhi nilai kreativitas ke-1, 4, 5. Karya 4 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 2,
5. Karya 5 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 3, 5. Karya 6 memenuhi nilai
kreativitas ke-1, 2, 5. Karya 7 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 4, 5. Karya 8
memenuhi nilai kreativitas ke-1, 4, 5. Karya 9 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 3,
5. Karya 10 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 4, 5. Karya 11 memenuhi nilai
kreativitas ke-1, 2, 3 dan 5. Karya 12 memenuhi nilai kreativitas ke-1, 3, 5.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah nilai kreativitas di TK Kemala
Bhayangkari 04 Yogyakarta adalah tinggi, dari 12 lukisan yang dominan nilai
kreativitasnya adalah karya Amalia Realina yang berjudul “Menyelam”.
Kata Kunci: Nilai Kreativitas, Simbol, Lukisan anak TKHerdhika Puspitasari2016-08-01T02:26:23Z2019-01-30T10:07:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38053This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380532016-08-01T02:26:23ZVISUALISASI LIRIK THE RAMONES DENGAN MEDIA
SENI GRAFISVISUALISASI LIRIK THE RAMONES DENGAN
MEDIA SENI GRAFIS
Oleh : Gilang Nuari
NIM : 06206244001
ABSTRAK
Tujuan penciptaan karya grafis visualisasi lirik The Ramones dengan media
seni grafis, adalah untuk mengekspresikan diri dengan menerapkan teori dan
praktik seni yang selama ini dipelajari di Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Negeri Yogyakarta, serta mendeskripsikan dalam bentuk tulisan,
sehingga bagi penikmat seni rupa khususnya seni grafis dapat mengetahui proses
penciptaan sampai pada pengemasan karya grafis yang dihasilkan.
Penciptaan karya grafis ini berdasarkan pendekatan ilustratif, melalui
penyusunan unsur-unsur desain dengan menggunakan prinsip-prinsip desain yang
diterapkan dalam karya seni rupa. Metode penciptaan dengan pengolahan bentuk
dari objek figur-figur manusia serta benda-benda yang terdapat pada kehidupan
sehari-hari melalui proses ilustrasi hasil pemahaman dari lirik-lirik The Ramones.
Hasil pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Tema yang diangkat dalam setiap liriknya memberikan inspirasi dalam
menciptakan karya grafis dan didasari atas kebutuhan berkarya seni rupa selain
pada teknik dan gagasan visual yaitu tema yang diangkat pada setiap karya.
2. Bahan yang digunakan pensil, pena, spidol, pisau cukil, hardboard, silkscreen,
kaca, busa, ruber, obat afdruk, tinta cetak, tinta epi screen, roll, rakel, sandy
colour (pewarna campuran), kertas, akrilik, kain blacu dan kanvas. Teknik
yang dipergunakan yaitu teknik hardboardcut tergolong dalam relief
print/cetak tinggi dan silkscreen/serigrafi atau lebih dikenal dengan sebutan
cetak saring. Kedua teknik tersebut termasuk kategori dasar dalam teknik cetak
seni grafis. Karya yang dihasilkan sebanyak 17 karya grafis dengan berbagai
tahun pembuatan antara lain : tahun 2011 dengan judul, Take My Hand dan The
KKK Took My baby Away, kemudian tahun 2012 dengan judul, Learn to
Listen, Have You Ever Seen The Rain, Comin’ Down On a Sunny Day, I
Believe in Miracles, Diving in For a Swim, Freak of Nature, Psycho Therapy,
Planet Earth 1988, Flying Way Past Zero, Gotta Have a Plan, Hey Ho Let’s
Go, You Remember Jerry Lee, John Lennon, Stay Tuned For More Rock N’
Roll dan I Wanna Be Sedated kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.GILANG NUARI2016-08-01T02:23:27Z2019-01-30T10:07:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38052This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380522016-08-01T02:23:27ZTINJAUAN LUKISAN BAKUL BURUNG KARYA SOETOPO
DENGAN PENDEKATAN KRITIK SENITINJAUAN LUKISAN BAKUL BURUNG KARYA SOETOPO
DENGAN PENDEKATAN KRITIK SENI
Oleh Fitri Wijayanti
NIM 07206241001
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, unsur-unsur
bentuk, dan makna yang terkandung dalam lukisan Bakul Burung karya Soetopo.
Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipan yaitu mengamati
lukisan Bakul Burung, serta melihat proses melukis. Selain itu peneliti melakukan
wawancara terhadap Soetopo tentang lukisannya, proses melukis dan teknik yang
dilakukannya, untuk melengkapi observasi dan wawancara digunakan
dokumentasi berupa katalog pameran, foto-foto lukisan Soetopo. Kemudian untuk
pembahasan karya menggunakan pendekatan kritik seni, yaitu dengan
mendeskripsikan, menganalisis, meginterpretasi, serta mengevaluasi bentuk,
unsur-unsur lukis, dan makna lukisan Bakul Burung karya Soetopo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Bentuk lukisan Soetopo bergaya
realistik berupa objek Bakul Burung dengan figur manusia, burung dan sangkar
burumg, serta figur lain sebagai pendukung suasana pasar burung. 2) Lukisan
Soetopo didominasi warna coklat dan kusam untuk menghadirkan kesan hangat,
netral dan natural, klasik, tradisional, dan membumi. 3) Makna yang terdapat
dalam lukisan Soetopo adalah perjuangan hidup rakyat kecil dan keakraban yang
terjadi sebagai cerminan rakyat kecil di Pasar Ngasem.Fitri Wijayanti2016-08-01T02:20:00Z2019-01-30T10:07:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38046This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380462016-08-01T02:20:00ZANALISIS PAPER EMBOSSING COVER BUKU PENDIDIKAN
TERBITAN AR-RUZZ SEBAGAI PENGUAT MISI BUKUANALISIS PAPER EMBOSSING COVER BUKU PENDIDIKAN
TERBITAN AR-RUZZ SEBAGAI PENGUAT MISI BUKU
oleh:
DWI PURWANTI
04206241012
ABSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah paper embossing
pada cover buku pendidikan terbitan Ar-Ruzz. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana bentuk dan peran paper embossing pada cover buku
pendidikan terbitan Ar-Ruzz untuk menguatkan misi buku dan mendeskripsikan
penerapan paper embossing pada cover buku pendidikan terbitan Ar-Ruzz untuk
memperindah tampilan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
pemaparan secara deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah cover buku
menggunakan teknik emboss sebagai penghias dengan menampilkan ilustrasi
yang sesuai dengan isi buku. Objek penelitian adalah penerapan unsur-unsur
cover buku yang meliputi paper embossing, ilustrasi, tata letak, warna, dan
tipografi pada cover buku pendidikan terbitan Ar-Ruzz.
Hasil penelitian yang dilaksanakan melalui dokumen, wawancara, dan
dokumentasi menunjukkan: 1). Bentuk paper embossing cover buku pendidikan
terbitan Ar-Ruzz adalah emboss balok. Emboss tersebut dibuat dengan cara
penekanan (proses) kertas dalam kondisi kering. Teknik emboss pada cover buku
diterapkan pada judul, ilustrasi, atau judul dan keterangan judul. Teknik emboss
tersebut untuk menguatkan judul, ilustrasi atau judul dan keterangan judul.2)
Fungsi paper embossing cover buku pendidikan terbitan Ar-Ruzz yaitu: pertama
Memperkuat judul dan terkesan lebih menonjol untuk menimbulkan daya tarik
buku. Kedua Memperjelas tampilan ilustrasi untuk memperkuat misi buku.DWI PURWANTI2016-08-01T02:12:04Z2019-01-30T10:07:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38038This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380382016-08-01T02:12:04ZPENDEKATAN KRITIK SENI TERHADAP LUKISAN IKAN LAUT DALAM KARYA WIDAYATPENDEKATAN KRITIK SENI
TERHADAP LUKISAN IKAN LAUT DALAM
KARYA WIDAYAT
Oleh Deni Cahya Budianto
NIM 06206241003
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, unsur estetik,
serta pesan pada karya lukis Widayat yang berjudul Ikan Laut Dalam di museum
H. Widayat, jalan Letnan Tukiyat no. 32 Mungkid, Magelang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Deskripsi adalah representative objektif tentang fenomena yang dikaji. Sebelum
menganalisa, peneliti lebih dahulu harus mempunyai satu cara berpikir,
mengupas, dengan referensi atau titik tolak tertentu. Metode deskriptif kualitatif
dilakukan dengan menghimpun data sewajarnya, menggunakan cara kerja yang
sistematis, terarah dan bias dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi actual secara terperinci
yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat evaluasi, menentukan apa
yang dilakukan dan menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
untuk menetapkan rencana dan keputusan di waktu mendatang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) lukisan Ikan Laut Dalam karya
Widayat memiliki bentuk sederhana dengan pengolahan bidang geometris yang
cenderung kaku dan bersudut, bentuk sederhana dan detail yang digarap secara
detail membuat karya Widayat mendapat predikat dekora magis, (2) pada lukisan
Ikan Laut Dalam karya Widayat juga menunjukkan adanya kesatuan unsur-unsur
rupa yang terdiri dari titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, gelap terang yang
membuat karya lukis ini memiliki greng dan ngrenyem, (3) pada penelitian karya
Ikan Laut Dalam tahun 1982, 1988, dan 1998 masing-masing memiliki pesan
yang beragam. Pada karya tahun 1982 mengandung pemaknaan di mana
pengalaman akan menjadi guru terbaik yang akan berguna dimasa akan datang,
karya Ikan Laut Dalam tahun 1988 mempunyai pemaknaan mengenai sudut
pandang kepada orang lain dari segi moral, serta yang terakhir karya Ikan Laut
Dalam tahun 1998 lebih mengarah pada pesan untuk menjaga lingkungan hidup
dan kekayaan laut IndonesiaDeni Cahya Budianto2016-08-01T02:04:14Z2019-01-30T10:06:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38031This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380312016-08-01T02:04:14ZKARAKTERISTIK POSTER TEMA SOSIAL DAN POLITIK
PRODUKSI KOMUNITAS TARING PADIKARAKTERISTIK POSTER TEMA SOSIAL DAN POLITIK
PRODUKSI KOMUNITAS TARING PADI
TAHUN 2009-2010
Oleh Aryo Adhi Pamungkas
NIM 07206241039
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik poster
tema sosial dan politik produksi komunitas Taring Padi tahun 2009-2010, dari
segi layout, ilustrasi, tipografi, warna dan kesesuaian tema yang diangkat
dalam hasil desain poster.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
dipaparkan berdasarkan data-data yang diperoleh dari teknik wawancara dan
dokumentasi dengan instrumen utama peneliti melalui pedoman wawancara
dan dokumentasi. Penelitian difokuskan pada karakteristik yang ada pada
poster komunitas Taring Padi yang dikaji dengan pendekatan intrinsik. Data
dianalisis dan dilakukan keabsahan data melalui metode triangulasi antara
peneliti, data, dan sumber Ahli.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Pada 16 poster yang dibahas
mempunyai format vertikal. Layout lebih dominan menggunakan bentuk
simetris. (2) Ilustrasi pada poster Taring padi mempunyai gaya atau aliran
surealisme, Taring Padi membuat ilustrasi poster berdasarkan imajinasi yang
kemudian diterapkan pada hasil karya mereka. (3) Tipografi dominan
mengunakan tipikal sans serif, dari segi ketebalan huruf tidak menggunakan
marginal karena pembuatan tipografi secara manual. (4) Komunitas Taring
Padi menerapkan warna monocrome pada 16 karya poster yang dibahas. (5)
Desain poster dibuat dengan judul dan ilustrasi yang memiliki kesesuaian
antara judul dan ilustrasi, sehingga membuat desain poster komunikatif.
Kata kunci : karakteristik poster, tema sosial dan politik, produksi
komunitas taring padi.Aryo Adhi Pamungkas2016-07-25T07:02:54Z2019-01-30T09:51:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/364072016-07-25T07:02:54ZMOMEN ANAK BERMAIN
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskrepsikan konsep dan tema
penciptaan, serta proses visualisasi bentuk dan teknik lukisan dengan judul
Momen Anak Bermain Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan adalah metode observasi, eksperimentasi, dan
visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung kegiatan saat anak-anak
bermain. Selanjutnya eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan-
kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan cat minyak. Visualisasi
merupakan proses konversi dari konsep menjadi lukisan diatas kanvas.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Konsep penciptaan lukisan adalah rasa kangen terhadap kenangan masa anak-
anak saat bermain permainan tradisional yang didalamnya mengandung momen-
momen berkesan bagi penulis yang diekspresikan ke dalam lukisan realistik
menggunakan media cat minyak di atas kanvas, agar lebih bisa menggambarkan
objek yang sesuai dengan kehidupan dan lebih bisa menyampaikan tema yang
penulis angkat. 2) Tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang kegiatan
berbagai macam permainan tradisional yang pernah dialami penulis pada masa
kecil. 3) Teknik penggambaran objek menggunakan media cat minyak diatas
kanvas dikerjakan secara realistik dengan teknik impasto dan blassting. 4)
Bentuk lukisan berupa penggambaran objek secara realistik sesuai dengan foto
yang sudah di interpretasi terlebih dahulu. Proses penciptaan kaya seni lukis
tersebut menghasilkan sembilan buah bentuk lukisan realistik, yaitu: “Saat
Hitungan Hampir Habis” (110cm x 80cm) 2016, “Masih Ingin Mengangkut
Batu” (110cm x 80cm) 2016, “Boneka Si Unyil Tapi Bukan Si Unyil” (130cm x
100cm) 2015, “Asyiknya Persaingan” (115cm x 75cm) 2016, “Ketika Disuruh
Belajar” (110cm x 100cm) 2016, “Ketika Dia Sudah Dewasa” (90cm x 70cm)
2012, “Menunggu Datangnya Hujan” (110cm x 100cm) 2015, “Menanti
Hembusan Angin Kencang” (130cm x 85cm) 2014 dan “Othok-Othok” (120cm
x 100cm) 2015.Sigid Widodo2016-07-25T07:02:52Z2019-01-30T09:52:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36693This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366932016-07-25T07:02:52ZTATA RUANG SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA
DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata ruang sekolah
berwawasan Adiwiyata di SMP Negeri 4 Yogyakarta pada bangunan dan
lingkungan luar ruang yang dilihat dari elemen pembentuk dan pengisi ruang,
sistem penataan dan pengkondisian ruang, elemen estetis, dan kesesuaiannya
terhadap standar dan komponen utama program Adiwiyata.
Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan objek penelitian SMP
Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian lebih difokuskan pada permasalahan mengenai
kondisi dan pengelolaan ruang beserta sarana prasarana yang sesuai dengan
program Adiwiyata. Data diperoleh dengan teknik observasi, dokumentasi dan
wawancara. Analisis data dilakukan lewat reduksi dan penyajian data sebelum
dilakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan. Uji triangulasi sumber data
dilakukan untuk mengetahui keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang berwawasan Adiwiyata
yang diterapkan di SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut: (1)
Pengelolaan ruang, bangunan dan tata lingkungan dilakukan dengan menambah
ruang untuk melengkapi sarana prasarana dan tidak mengubah struktur bangunan
karena merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya di DIY. (2) Elemen
pembentuk dan pengisi ruang disesuaikan dengan ketentuan program Adiwiyata
dengan penggunaan bahan ramah lingkungan pada perabot dan partisi ruang. (3)
Sistem penataan ruang (zoning, sirkulasi, tata letak) pada bangunan sekolah
dikelompokkan sesuai dengan jenis, fungsi dan kebutuhan pengguna serta arus
gerak kegiatan. (4) Sistem tata kondisi ruang menggunakan pencahayaan dan
penghawaan alami dan penanaman pohon peneduh serta sistem akustik melalui
penggunaan material penyerap bunyi,(5) Tersedianya sarana prasarana pendukung
ramah lingkungan seperti: ruang terbuka hijau, air bersih dan pengelolaan sampah.
Program Adiwiyata di SMP Negeri 4 Yogyakarta 85% telah terlaksana sesuai
standar program yang ditetapkan, namun belum bisa dikategorikan sebagai
bangunan Green Architecture berdasarkan standar IGEM dan GREENSHIP
karena belum ada kelengkapan dokumen dan uji laboratorium mengenai kadar
kelembaban udara, intensitas kandungan CO2, kualitas air serta tingkat kebisingan
di lingkungan sekolah.Khoirul Imam2016-07-25T07:02:51Z2019-01-30T09:52:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36690This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366902016-07-25T07:02:51ZKAJIAN SEMIOTIK KARYA-KARYA
STENSIL PROPAGANDA DIGIE SIGITABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna dari karya-karya
stensil propaganda Digie Sigit.
Penelitian kualitatif deskriptif dengan objek material berupa warna, ilustrasi,
tipografi dan layout serta objek formal berupa makna di dalam karya Digie Sigit
yang dapat dikaji menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce yakni ikon,
indeks dan simbol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perempuan sebagai ikon dari karya
stensil propaganda Digie Sigit dengan warna monokromatik sebagai visualisasinya.
(2) Isu yang diangkat melalui karya tersebut antara lain isu sosial: penjualan lahan
pertanian untuk pembangunan hotel; isu ekonomi: permasalahan kesenjangan
perekonomian; dan isu sejarah: beberapa bagian sejarah Indonesia yang mulai
dihapuskan dari rangkaiannya.Nurmala Setyowati2016-07-25T07:02:51Z2019-01-30T09:52:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36706This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367062016-07-25T07:02:51ZRONGSOKAN SEBAGAI OBJEK
PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Rongsokan
Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksplorasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan kondisi
benda-benda rongsokan untuk dijadikan objek lukisan. Selanjutnya eksplorasi
dilakukan untuk menemukan komposisi saat visualisasi sehingga mencapai
hasil visual yang baik. Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) konsep penciptaan lukisan adalah melukiskan
keunikan benda-benda rongsokan yang mengandung nilai estetik jika
divisualisasikan secara realistik, dengan penyusunan objek sesuai komposisi
still life, serta dihidupkan dengan permainan kontras dan keseimbangan
asimetris. 2) Tema lukisan adalah penggambaran objek rongsokan dengan
berbagai variasi bentuk, warna, dan kerakter yang memiliki keunikan,
permasalahan, dan kesan artistik yang digambarkan secara realistik. 3) Teknik
penggambaran objek dikerjakan secara realistik merespon objek
sesungguhnya yang tetap melakukan interpretasi. menggunakan teknik
blassing, asimetris balance, dan permainan kontras untuk membuat lukisan
tampak lebih dinamis. 4) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan
realistik dengan interpretasi, pewarnaan dominasi cokelat dengan
memperkuat karakter rongsok pada objek, menciptakan kontras-kontras pada
bagian tertentu, serta dikerjakan secara mendetail menggunakan cat minyak
di atas kanvas dengan gaya realisme. Kesembilan lukisan tersebut yaitu:
“Tumpukan Kardus” (50cm x 60cm) 2016, “ Seonggok Mobil Berkarat”
(80cm x 60cm) 2016, “ Pernah Berjasa Dalam Karya” (75cm x 50cm) 2016,
“Koper Besi yang Usang” (100cm x 60cm) 2016, “Elektronik yang
Rusak”(75cm x 50cm) 2016, “Tungku Pecah” (50cm x 40cm) 2016, “Kunci-
Kunci Berkarat” (40cm x 50cm) 2016, “Alat Musik dan Elektronik Rusak”
(75cm x 50cm) 2016, “Botol Pecah” (50cm x 60cm) 2016.Yulian Purwyantoro2016-07-25T07:02:50Z2019-01-30T09:52:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36748This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367482016-07-25T07:02:50ZLUKISAN ANAK PENDERITA GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
DENGAN HIPERAKTIF (GPPH)
(Studi Kasus pada 3 Anak Usia 7-9 Tahun)ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan lukisan
anak usia 7-9 tahun penderita GPPH yang dilihat dari tema, bentuk, warna, dan
tipe lukisannya.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah
lukisan anak penderita GPPH. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang
berkaitan dengan lukisan anak GPPH, dengan meminjam kajian psikologi dan
teori tentang lukisan anak. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian
adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan
keikutsertaan, keajegan pengamatan, triangulasi, member check, dan penggunaan
bahan referensi. Analisis data dilakukan dengan pengambilan data, reduksi data,
display data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan lukisan anak usia 7-9 tahun penderita GPPH
sebagai berikut: 1) Tema yang dijadikan dorongan berkarya bagi Alvin adalah
lingkungan alam, rekreasi, perang, dan game; tema rekreasi, teman, lingkungan,
dan perang diungkapkan oleh Hafidz; sedangkan Satriya mengungkapkan tema
rekreasi, keinginan, kejadian, dan lingkungan sekolah. 2) Bentuk yang
diekspresikan oleh Alvin meniru bentuk visual yang ada di gadget miliknya;
sedangkan Hafidz menggambarkan bentuk-bentuk yang pernah dia lihat; dan
Satriya mengungkapkan dirinya, benda dan manusia disekitarnya pada lukisan. 3)
Warna hitam dan merah diekspresikan oleh Alvin; sedangkan Hafidz sudah
mengekpresikan berbagai warna pada lukisannya (merah, hitam, kuning, biru,
krem, hijau, abu-abu, dan ungu); dan Satriya dominan mengekspresikan warna
hitam, merah, ungu, dan kuning; 4) Tipe lukisan Alvin, Hafidz, dan Satria adalah
haptic, dan memiliki sifat narrative continuous. 5) Perkembangan lukisan mereka
berada pada masa pra bagan. Masa pra bagan terlihat dari ekspresi bentuk manusia
yang mereka lukiskan. Alvin menggambar manusia batang dan manusia berupa
bagan; Hafidz mengekspresikan manusia batang; dan Satriya mengungkapkan
manusia bagan kepala dan badan yang masih menyatu pada lukisannya.Nilam Sulistiana Barani2016-07-25T07:02:47Z2019-01-30T09:57:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37379This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/373792016-07-25T07:02:47ZPENGEMBANGAN MODUL PENDAMPING PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR DALAM
BENTUK BUKU SAKUABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pendamping dalam
bentuk buku saku pengetahuan alat dan bahan menggambar untuk peserta didik
SMP kelas VII.
Jenis penelitian ini menggunakan Research and Development yang
meliputi: (1) studi pendahuluan yang terdiri dari analisis kebutuhan dan studi
literatur, (2) tahap perancangan yang terdiri dari pembuatan model rancangan
materi pembelajaran, pembuatan flow chart, pembuatan story board,
pengumpulan bahan pendukung, visualisasi desain, dan pengemasan buku saku,
(3) tahap validasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru seni budaya SMP N 3
Depok, serta uji coba produk. Uji coba dilakukan terhadap 30 peserta didik kelas
VII C SMP N 3 Depok Sleman. Instrumen yang digunakan adalah angket
kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.
Produk modul pendamping pembelajaran yang dihasilkan berupa buku
saku origami berbentuk diamond yang berukuran 9cm x 9cm pada saat ditutup
dan berukuran 16cm x 16cm ketika dibuka. Jenis kertas yang digunakan adalah
kertas hvs 80gram pada bagian isi dan kertas karton yang dilapisi kertas stiker
pada bagian cover. Terdapat beberapa flip card pada bagian isi buku. Buku saku
berisi wawasan pengetahuan alat dan bahan menggambar yang disertai dengan
contoh teknik menggambar. Buku saku pengetahuan alat dan bahan menggambar
pada mata pelajaran seni budaya SMP kelas VII dinyatakan layak setelah
melakukan validasi ahli materi, validasi ahli media, validasi guru seni budaya dan
uji coba peserta didik. Dari penelitian ini diketahui langkah pembuatan buku saku
pengetahuan alat dan bahan menggambar serta diketahui kelayakan modul
pendamping buku saku pengetahuan alat dan bahan menggambar.Saraswati Sukma Prabaningrum2016-07-25T02:43:16Z2019-01-30T09:49:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35968This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/359682016-07-25T02:43:16Z8 TOKOH WANITA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
KARYA SENI LUKIS BERGAYA POP ARTABSTRAK
Tujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini untuk mendeskripsikan
konsep, tema, proses, dan bentuk lukisan yang disajikan dalam lukisan bergaya
pop art yang mengambil 8 Tokoh Wanita sebagai objek penciptaan karya seni
lukis.
Metode penciptaan karya melalui tahap observasi dengan pengamatan
tidak langsung. Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan cara membaca buku
atau mencari referensi lewat internet. Langkah selanjutnya setelah observasi
pengamatan tidak langsung adalah proses visualisasi objek tokoh wanita kedalam
lukisan bergaya pop art.
Setelah dilakukan pembahasan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Konsep penciptaan lukisan ini tentang tokoh wanita sebagai inspirasi penciptaan
karya seni lukis, dengan maksud mengapresiasi pencapaian hidup yang luar biasa
dari para tokoh tersebut ke dalam media lukis. Potret diri dari tokoh wanita
didistorsi kedalam lukisan bergaya pop art. Penggunaan warna pada lukisan tidak
terpaku pada warna aslinya, penggunaan unsur ruang dan bidang pada beberapa
lukisan tidak terpaku pada prinsip perspektif, yang bertujuan untuk menggali
kemungkinan bentuk-bentuk lain yang menarik dan artistik. Proses visualisasi
lukisan diawali tahap sketsa (sket global) dengan sket langsung di atas kertas
dengan menggunakan pensil. Selanjutnya teknik pewarnaan menggunakan teknik
basah dengan menggunakan media akrilik di atas kertas secara apaque atau
plakat, dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara brushstroke. Keseluruhan
gambar diberi outline hitam agar terlihat lebih artistik. Pada setiap lukisan, potret
diri para tokoh-tokoh dalam lukisan pop art menjadi tema penciptaan karya seni
lukis. Begitu banyak tokoh-tokoh wanita yang sangat menginspirasi dan ingin
diapresiasikan kedalam media lukis, 8 tokoh wanita dipilih dengan pertimbangan
melihat latar belakang eksistensi dirinya dalam berbagai bidang, yakni sosial,
politik, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Karya yang disajikan sebanyak 8
karya dengan judul sebagai berikut: Wanita Tangguh (110x140cm), Wanita
Demokrasi (140x110cm), Guru anak Rimba (110x140cm), Ibuk (110x140cm),
Bumi Sehat (140x110cm), Mira Lesmana (140x110cm), Ibu Susi (110x140cm).Filisia Gones Purwaningtyas2016-07-25T02:42:50Z2019-01-30T09:49:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35959This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/359592016-07-25T02:42:50ZWAYANG SUKET PURBALINGGA KARYA BADRIYANTOABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan estetika bentuk, struktur,
dan fungsi yang terdapat pada wayang suket Purbalingga karya Badriyanto.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data
penelitian adalah wayang suket Purbalingga karya Badriyanto, di mana objek
formal dalam penelitian ini adalah kreativitas Badriyanto dalam membuat wayang
suket, sedangkan objek material dalam penelitian ini adalah wayang suket
Purbalingga karya Badriyanto. Data dikumpulkan dengan teknik observasi,
wawancara, dan studi pustaka, lalu data di analisis menggunakan model skema
interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wayang suket merupakan bentuk
tiruan dari berbagai figur wayang kulit. Perbedaan wayang suket Badriyanto
dengan wayang kulit terletak pada bahan yang di gunakan untuk membuat wayang
yaitu dari bahan rumput kasuran. Ciri khas wayang suket Badriyanto terletak pada
pola dan detail dari anyamannya. Wayang suket telah mengalami pergeseran
fungsi dari media untuk meminta restu kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
perantara roh leluhur nenek moyang, menjadi seni keindahan yang lebih
mengutamakan unsur keindahan bentuknya. Pergeseran fungsi tersebut
menyebabkan pada saat ini cara pementasan wayang suket Badriyanto adalah
dengan cara digunakan sebagai hiasan. Perubahan fungsi yang terjadi pada
wayang suket disebabkan oleh adanya tuntutan dari masyarakat yang
mengekslusifkan kesenian tradisional sehingga banyak diminati oleh kaum elit
sebagai sarana perwujudan eksistensi sosial. Maka dari itu, saat ini wayang suket
telah bergeser fungsinya menjadi benda industriDimas Putra Pradana2016-07-22T05:15:48Z2019-01-30T09:56:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37123This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/371232016-07-22T05:15:48ZSTRATEGI PEMBELAJARAN BATIK DI SANGGAR
“INTENSIVE BATIK COURSE” TAMANSARI YOGYAKARTAPenelitian yang dilakukan di sanggar “Intensive Batik Course” ini
bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran dan hasil karya batik tulis
yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Persiapan pembelajaran
batik tulis; 2) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis; 3) Penutup pembelajaran, dan
4) Hasil karya batik tulis.
Subjek penelitian ini adalah instruktur sanggar dan peserta sanggar.
Pengambilan data ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu pedoman wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Strategi pembelajaran yang
digunakan adalah strategi langsung yang berkaitan dengan: a) Persiapan
pembelajaran batik tulis di sanggar “Intensive Batik Course” meliputi persiapan
materi, media, dan alat praktik, b) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis dilakukan
dengan langkah-langkah instruktur sanggar memulai dari membuka pelajaran
(salam dan berdoa, apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran), kegiatan inti
pembelajaran (penyampaian materi batik, mencanting, mewarna, dan melorod), c)
Penutup pembelajaran dilakukan instruktur sanggar melalui evaluasi kegiatan dan
karya batik. Selain pada penutup pembelajaran, evaluasi juga dilakukan saat
pembelajaran berlangsung yang dilakukan instruktur melalui nasehat dan saran,
serta dengan refleksi diri dari peserta sanggar. Pada kegiatan penutup juga
disampaikan pula materi pembelajaran yang akan dilakukan untuk pertemuan
selanjutnya. 2) Hasil karya batik tulis peserta sanggar “Intensive Batik Course”
berjumlah 9 karya, setiap anak memiliki 3 buah karya.Dian Mutiaradianmutiara93@gmail.com2016-07-22T00:53:05Z2019-01-30T09:55:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36960This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/369602016-07-22T00:53:05ZSTRATEGI PEMBELAJARAN BATIK DI SANGGAR
“INTENSIVE BATIK COURSE” TAMANSARI YOGYAKARTAPenelitian yang dilakukan di sanggar “Intensive Batik Course” ini
bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran dan hasil karya batik tulis
yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Persiapan pembelajaran
batik tulis; 2) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis; 3) Penutup pembelajaran, dan
4) Hasil karya batik tulis.
Subjek penelitian ini adalah instruktur sanggar dan peserta sanggar.
Pengambilan data ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu pedoman wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Strategi pembelajaran yang
digunakan adalah strategi langsung yang berkaitan dengan: a) Persiapan
pembelajaran batik tulis di sanggar “Intensive Batik Course” meliputi persiapan
materi, media, dan alat praktik, b) Pelaksanaan pembelajaran batik tulis dilakukan
dengan langkah-langkah instruktur sanggar memulai dari membuka pelajaran
(salam dan berdoa, apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran), kegiatan inti
pembelajaran (penyampaian materi batik, mencanting, mewarna, dan melorod), c)
Penutup pembelajaran dilakukan instruktur sanggar melalui evaluasi kegiatan dan
karya batik. Selain pada penutup pembelajaran, evaluasi juga dilakukan saat
pembelajaran berlangsung yang dilakukan instruktur melalui nasehat dan saran,
serta dengan refleksi diri dari peserta sanggar. Pada kegiatan penutup juga
disampaikan pula materi pembelajaran yang akan dilakukan untuk pertemuan
selanjutnya. 2) Hasil karya batik tulis peserta sanggar “Intensive Batik Course”
berjumlah 9 karya, setiap anak memiliki 3 buah karya.Lind dian Rahmawatilindadianr@gmail.com2016-07-20T08:42:31Z2019-01-30T09:53:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36882This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/368822016-07-20T08:42:31ZREMPAH-REMPAH (CENGKIH, LADA, DAN PALA) SEBAGAI
IDE PEMBUATAN MOTIF BATIK TULIS
UNTUK BUSANA IKAT LILITTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan motif batik tulis
yang terinspirasi dari rempah-rempah (cengkih, lada, dan pala) untuk busana ikat
lilit.
Proses pembuatan tugas akhir ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap
eksplorasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Kegiatan dalam tahap
eksplorasi meliputi pencarian, penjelajahan, dan penggalian informasi yang
berkaitan dengan ide penciptaan karya tentang rempah-rempah (cengkih, lada, dan
pala), batik, dan perkembangan busana ikat lilit. Tahap perancangan dan tahap
perwujudan batik tulis untuk busana ikat lilit dilakukan dengan enam langkah,
yaitu penciptaan motif dengan menstilisasi bentuk dari cengkih, lada serta pala,
pembuatan pola, pemindahan pola, pencantingan, pewarnaan, dan pelorodan.
Adapun hasil dari pembuatan motif batik tulis untuk busana ikat lilit ini
berjumlah delapan lembar kain, yaitu: (1) Batik Cengkih Bungalawangkiri, (2)
Batik Kuncup Cengkih Baris, (3) Batik Bunga Lada, (4) Batik Untaian Lada, (5)
Batik Lada Rambat, (6) Batik Biji Pala Salawaku, (7) Batik Buah Pala, dan (8)
Batik Kombinasi Cenglapa.Chahya Rhosyanarossyaanachahya@gmail.com2016-07-20T02:36:41Z2019-01-30T09:53:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36797This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367972016-07-20T02:36:41ZBURUNG DALAM SANGKAR SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN LAMPU HIAS BERBAHAN DASAR LOGAMTujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni yang berjudul burung dalam
sangkar sebagai inspirasi penciptaan lampu hias yang berbahan logam kuningan
ini bertujuan menciptakan berbagai desain lampu hias, membuat berbagai bentuk
lampu hias, dan mengetahui teknik finishing yang tepat untuk diterapkan pada
berbagai bentuk lampu hias berbahan dasar logam yang menerapkan hiasan
ranting pohon dan burung sebagai dekorasi.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini terdiri dari
beberapa tahapan, eksplorasi (studi pustaka, observasi, dan dokumentasi),
selanjutnya proses perwujudan karya. Proses perwujudan karya dimulai dengan
pembuatan sket alternatif, sket terpilih, kemudian dibuat gambar kerja atau desain,
setelah itu persiapan bahan dan alat, pembentukan karya, meliputi pemotongan
kerangka pipa, pematrian komponen utama, pengeboran komponen utama,
pembuatan dekorasi, dan merakit semua komponen. Teknik yang digunakan
dalam proses pembuatan, teknik memotong, teknik mematri, dan lem silicon.
Adapun bahan utama yang digunakan pipa kuningan, kawat kuningan, dan plat
kuningan. Bahan finishing yang digunakan adalah Sn (stannum) dan clear.
Adapun tahapan yang dilakukan pada saat proses finishing adalah pengamplasan
permukaan dari hasil pematrian, pelapisan pertama dengan Sn, dan pelapisan
kedua dengan clear.
Hasil dari penciptaan karya lampu hias ini berjumlah 8 buah karya, yang
merupakan hasil adaptasi dari bentuk-bentuk sangkar burung, mulai dari susunan
ruji hingga bentuk sangkar secara utuh. Karya tersebut adalah lampu hias:
Kandang Asmoro, Kandang Ijen, Kandang Katentreman, Panjer Wengi, Kandang
Gojegan, Kandang Nyalira, Kandang Kamulyaan, Kandang Kahuripan.Lutfi Yajidluthfi.yajid@gmail.com2016-07-20T02:31:50Z2019-01-30T09:53:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36796This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367962016-07-20T02:31:50ZPERBANDINGAN UJI KETAHANAN GOSOK
ZAT WARNA ALAM KULIT AKASIA GUNUNG MERAPI
(ACACIA DECURRENS) DENGAN AKASIA GUNUNG MERBABU
(ACACIA MANGIUM WILLD) PADA KAIN BATIK PRIMISIMAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan uji ketahanan gosok zat
warna alam kulit akasia Gunung Merapi (acacia decurrens) dengan akasia Gunung
Merbabu (acacia mangium willd) pada kain batik primisima.
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and
development. Penelitian ini membahas mengenai perbandingan uji ketahanan gosok zat
warna alam kulit akasia Gunung Merapi (acacia decurrens) dengan akasia Gunung
Merbabu (acacia mangium willd) pada kain batik primisima. Instrumen Penelitian ini
adalah Peneliti sendiri serta Bekerja sama dengan Badan Peneliti dan Pengembangan
Industri Balai Besar Kerajinan dan Batik. Data diperoleh dengan observasi, praktik kerja,
interview, dan literatur. Pengujian warna dilakukan di Lababoratorim Uji dan Kalibarasi
Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan menurut sertifikat hasil
uji No.1.02.03.16/K/LUK-IKB/2016 dan No.2.02.03.16/K/LUKIKB/2016 setelah
dibandingkan yaitu memperoleh persamaan ketahanan gosok pada kulit acacia decurrens
dan acacia mangium willd dengan fiksator tawas, kapur, tunjung mempunyai nilai
penodaan warna pada kapas kering menunjukkan semua sama yaitu mempunyai nilai 4
(baik). Kemudian pada kulit acacia decurrens dan acacia mangium willd dengan fiksator
tawas mempunyai nilai penodaan warna pada kapas basah menunjukkan nilai 4 (baik).
Sedangkan perbedaannya pada kulit acacia decurrens dan acacia mangium willd hanya
pada kapas basa yaitu dengan fiksator kapur nilai penodaan warna kulit acacia decurrens
4 (baik) sedangkan acacia mangium willd 3-4 (cukup baik), kemudian dengan fiksator
tunjung nilai penodaan warna kulit acacia decurrens 3-4 (cukup baik) sedangkan untuk
kulit acacia mangium willd 4 (baik).Amprol Hidayahhidayah_amprol@ymail.com2016-06-21T05:42:17Z2019-01-30T09:42:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35042This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/350422016-06-21T05:42:17ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TEKNIK JAHIT
PERCA KELAS X DESAIN KRIYA TEKSTIL SMK NEGERI 2 SEWONPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk multimedia
pembelajaran interaktif teknik jahit perca untuk kelas X Desain Kriya Tekstil
SMK, dan 2) mengetahui respon guru mata pelajaran teknik jahit perca serta
peserta didik terhadap multimedia pembelajaran interaktif teknik jahit perca
tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono,
2015:409). Penelitian ini meliputi 10 tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan
potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi
desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba
pemakaian, 9) revisi, dan 10) produksi masal. Uji coba dilaksanakan setelah
melalui uji validitas oleh ahli media dan ahli materi. Uji coba dilaksanakan di
SMK N 2 Sewon dengan melibatkan 51 siswa kelas X. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisis data dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif digunakan untuk pengembangan produk multimedia pembelajaran
teknik jahit perca ini dan kualitatif untuk mengetahui respon guru dan peserta
didik terhadap multimedia pembelajaran interaktif teknik jahit perca kelas X
desain kriya tekstil.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) menghasilkan multimedia
pembelajaran teknik jahit perca yang menggunakan software Adobe Flash CS6,
dengan hasil rerata validasi ahli materi sebesar 91% masuk pada kategori sangat
layak, validasi ahli media dengan rerata skor 81% masuk pada kategori sangat
layak; 2) respon guru dan peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran
interaktif tersebut masuk dalam kategori sangat baik dengan hasil rerata 86.75%.
Menurut peserta didik dengan multimedia pembelajaran interaktif tersebut mereka
lebih memahami materi teknik jahit perca karena dilengkapi video langkah kerja
pembuatan karya teknik jahit perca, di samping mudah digunakan serta
memberikan ilmu pengetahuan mengenai teknik jahit perca, contoh karya yang
ditampilkan pada multimedia pembelajaran teknik jahit perca tersebut dapat
memotivasi peserta didik untuk lebih berkarya lebih kreatif lagi.Ria Agustiniria_agustina@yahoo.co.id2016-06-08T07:21:26Z2019-01-30T09:30:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/34110This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/341102016-06-08T07:21:26ZPemandangan Alam Yogyakarta Dalam Fotografi SeniPenciptaan tugas akhir ini mengambil tema pemandangan alam
Yogyakarta dalam fotografi seni dengan penerapan teknik tiny planet
photography. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, proses dan
bentuk karya fotografi seni dengan teknik tiny planet photography.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya fotografi seni ini ialah
eksplorasi dan improvisasi. Eksplorasi dilakukan guna memahami kondisi
maupun karakteristik lokasi objek, sehingga didapatkan gambaran mengenai
proses pengambilan gambar. Improvisasi dilakukan ketika beberapa hal diluar
kemampuan sehingga digunakan alternatif lainnya. Penciptaan karya fotografi ini
diawali dengan tahap identifikasi masalah, dilanjutkan dengan pengumpulan data,
penentuan konsep dan proses, seleksi hasil, editing, pencetakkan dan penyajian.
Hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsep
pada penciptaan karya ini adalah sebuah bulatan yang berisi sebuah pemandangan
alam Yogyakarta yang dimana pandangan mata saya adalah sebagai pusat inti dari
bulatan tersebut yang ditampilkan melingkar 360 derajat menggunakan teknik tiny
planet photography. (2) Proses pada penciptaan karya ini terbagi menjadi dua,
yang pertama adalah pemotretan dan yang kedua adalah proses olah digital.
Pemotretan dilakuakan secara berurutan memutar 360 derajat. Setelah
mendapatkan foto objek – objek tersebut lalu dilakukan penyeleksian gambar
dilanjutkan dengan editing hal ini merupakan bagian dari teknik pembuatan tiny
planet photography. Didalam pembahasan penulis menerapkan pembahasan
interpretasi bentuk pada setiap karya foto. (3) Bentuk visualisasi karya ini adalah
foto yang berbentuk bulatan seperti planet kecil yang ditampilkan pada foto
berwarna yang dicetak menggunakan luster vinl indoor berukuran 80 cm x 80
cm dan 100 cm x 70 cm. Judul karya berukuran 80 cm x 80 cm yaitu: “Turtle”,
“Heaven”, “Pizza”, “The Crown”, “Puffer Fish”,. Judul karya berukuran 100
cm x 70 cm yaitu: “Face of Cyclops”, “The Eye”, “Lollipop”, “Rocket”, “The
Watch”.Amat Budi Susilo2016-05-25T07:27:34Z2019-01-30T09:19:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/33324This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/333242016-05-25T07:27:34ZPENDIDIKAN KARAKTER DALAM LAMBANG SURYA MAJAPAHITABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam lambang Surya Majapahit. Nilai-nilai karakter ini nantinya akan
menjadi acuan bagi pendidikan karakter.
Penelitian ini merupakan penelitian deskript if kualitatif. Objek penelitian
ini adalah lambang Surya Majapahit pada masa pemerintahan
Tribhuwanattunggadewi (1328-1350 M) hingga Wikramawardhana (1390-1406
M, setelah perang Paregreg) dan merupakan lambang k-2 yang dipakai oleh
kerajaan Majapahit setelah lambang yang dibuat pada masa pemerintahan Raden
Wijaya (1293 M). Penelitian difokuskan terhadap nilai-nilai karakter yang
terkandung dalam lambang Surya Majapahit, yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu
(1) Dewata Nawasanga, (2) dewa Lokapala, dan (3) unsur pembentuk lambang.
Lambang Surya Majapahit dianalisis menurut bentuknya, dan menurut pada teori
yang telah didapatkan serta persepsi dari peneliti. Data penelitian diperoleh dari
dokumenter dan wawancara. Dokumenter yang dimaksud yaitu mengenai sumber-
sumber tertulis yang didapat dari buku, jurnal, dan internet. Sedangkan
wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur mengenai Dewata
Nawasanga dan Lokapala. Data dianalisis dengan teknik analisis data kulaitatif
dengan langkah-langkah penelitian yaitu (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,
(3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam lambang Surya Majapahit
terdapat nilai-nilai karakter untuk pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter
tersebut antara lain mengenai karakter tiap dewa pada Dewata Nawasanga dan
karakter dewa Lokapala yang merupakan karakter dari pemimpin yang baik,
selain itu nilai karakter mengenai unsur bentuk yang membentuk lambang
tersebut.Widyantari Dyah Paramita2016-05-17T03:03:12Z2019-01-30T07:53:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32714This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/327142016-05-17T03:03:12ZPERAYAAN SEKATEN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK BAHAN CELANA WANITA
PERAYAAN SEKATEN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK BAHAN CELANA WANITA
PERAYAAN SEKATEN SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK BAHAN CELANA WANITATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan motif batik yang
terinspirasi dari perayaan sekaten untuk bahan pembuatan celana wanita.
Proses penciptaan motif batik bahan celana wanita dengan ide dasar
perayaan sekaten dilakukan melaluimetode penciptaan seni kriya yang terdiri dari
tiga tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi, dilakukan dengan pengamatan dan
pengumpulan data mengenaisumber yang relevan dengan pokok bahasan, yaitu
mengenai batik, celana, dan perayaan sekaten. Tahap ke dua adalah perancangan,
pada tahap perancangan langkah yang dilakukan adalah pembuatan motif
alternatif untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola.
Tahap ke tiga adalah tahap perwujudan, ialah meliputi proses pembuatan karya.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya batik ini adalah teknik batik tulis.
Karya yang dibuat mengkombinasikan berbagai macam warna, motif yang
berukuran besar, sedang, dan kecil. Selain itu kain batik yang diciptakan
ditujukan sebagai bahan sandang dalam pembuatan celana wanita. Hasil karya
yang dibuat berjumlah delapan karya yaitu: 1) Batik “Udhik-udhik”, 2) Batik
“Nabuh Gamelan”, 3) Batik “Celana Harremnov Gejok Lesung”, 4) Batik
“Gunungan Wadhon”, 5) Batik “Celana WrapnovGerebeg”, 6) Batik “Pasar
Malam Sekaten”, 7) Batik “Dolanan Sekaten”, 8) Batik “Endog Abang”.Novita Dwi Qurniatinkurniati@yahoo.com2016-05-03T04:21:04Z2019-01-30T07:45:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32309This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/323092016-05-03T04:21:04ZBATIK CEPLOK KEMBANG KATES BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Batik Ceplok Kembang
Kates ditinjau dari motif, warna, dan makna simbolik Batik Ceplok Kembang
Kates. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dalam
penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti
sendiri, dibantu dengan pedoman wawancara, observasi, dokumentasi. Keabsahan
data diperoleh dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi teknik. Teknis analisis
data dengan cara reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan (1). Motif Batik Ceplok Kembang Kates
menggunakan ide dasar komponen tanaman pepaya atau kates. Motif yang ada
dalam Batik Ceplok Kembang Kates, yaitu motif utama biji dan bunga pepaya,
motif tambahan yaitu putik, isen-isen, cecek, dan sawut. Susunan pola Batik
Ceplok Kembang Kates terinspirasi oleh pola motif Probonegoro yaitu susunan
pola ulang diagonal (2). Warna yang digunakan pada motif Batik Ceplok
Kembang Kates memiliki tiga jenis warna, yaitu merah, hijau, dan biru (3).
Makna simbolik Batik Ceplok Kembang Kates secara filosofis yaitu sebagai
simbol semangat mempertahankan pengabdian kepada bangsa, negara, dan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bantul.Putri Dewantipoe3.krisnanda10@yahoo.co.id2016-04-27T04:54:44Z2019-01-30T07:30:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31774This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/317742016-04-27T04:54:44ZKERIPUT WAJAH MANUSIA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan proses visualisasi yang
meliputi: konsep, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Keriput Wajah
Manusia Sebagai Ide Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi,
eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu melakukan observasi secara langsung
terhadap keriput wajah manusia tua (lansia) dan tidak langsung melalui media
foto. Metode eksperimen kemudian melakukan pengambilan foto dengan media
kamera dan pemotongan hasil foto. Proses selanjutnya diungkapkan dalam
visualisasi lukisan pada kanvas. Visualisasi merupakan proses perwujudan konsep
menjadi gambar untuk disajikan menjadi karya seni.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan:
1)Ketertarikan terhadap keriput wajah manusia sebagai rekaman perjalanan
kehidupannya. Dimana dengan kegigihan, kesabaran, kebijakan, kepasrahan,
kesederhanaan, dan kemandirian mereka mampu melakoni perjalanan hidup.
2)Tema lukisan yang dikemukakan adalah tema tentang kehidupan manusia saat
tua agar dapat di respon sebagai pembelajaran. 3)Teknik pewarnaan menggunakan
teknik basah dengan media cat minyak pada kanvas secara opaque atau plakat,
traslucent, transparan dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara impasto.
Bentuk dalam visualisasi lukisan menampilkan lukisan realistik menggambarkan
ekspresi dan gerak objek manusia tua (lansia) dan objek pendukung lain
menggunakan bantuan foto yang komposisinya disusun menggunakan prinsip
penyusunan elemen sehingga hasilnya harmoni. Hasil dari pengolahan tersebut
menjadikan lukisan lebih menarik, artistik, dan memunculkan karakter sebagai
ekspresi personal. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan judul sebagai
berikut; Semangat Bekerja (70 X 100 Cm), Menikmati Rokok (80 X 100 Cm),
Tawa Mbah Suwi (90 X 100 Cm), Tatapan (80 X 100 Cm), Penabuh Gamelan (70
X 100 Cm), Melamun (90 X 100 Cm), Mengambil Beras (80 X 100 Cm), dan
Mencari Penumpang (80 X 100 Cm).Jafar Setiawan2016-04-27T04:54:36Z2019-01-30T07:30:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31780This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/317802016-04-27T04:54:36ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI
WISATA UNGGULAN KABUPATEN KARANGANYARABSTRAK
Perancangan media promosi Wisata Unggulan Kabupaten
Karanganyar bertujuan untuk membuat konsep perancangan dan visualisasi
perancangan media utama serta media pendukung. Pendekatan cartoon dan flat
design digunakan dalam perancangan maskot dan ilustrasi. Konsep yang
digunakan dalam perancang ini adalah flat lay photography dan story telling,
sebagai media infomasi serta promosi potensi wisata unggulan Kabupaten
Karanganyar yang komunikatif, kreatif, artistik dan efektif, Sehingga bisa menarik
wisatawan dan memberikan informasi dengan jelas tentang potensi wisata yang
ada.
Proses perancangan media promosi melalui tahapan-tahapan,
pengumpulan data, analisis data dengan SWOT (strengths, weakness,
opportunities, threats) dan kesimpulan final design. Metode visualisasi desain
mengacu pada kreatifitas dan inovasi melalui tahapan proses membuat idea
layout, rought layout, comprehensive layout dan complete layout.
Hasil dari penyusunan karya menggunakan konsep flat lay photography
dan konsep story telling. Ilustrasi fotografi yang dikomposisikan dengan maskot,
tagline, ilustrasi dengan pendekatan cartoon dan flat design. Penggunaan warna
yang cerah menimbulkan efek visual yang menarik dengan dasar perancangan
yang sederhana. Digunakan dua jenis huruf yaitu kaushan script dan brsustroke
plain. Instrumen yang dipakai adalah perangkat komputer dan manual. Visualisai
karya di aplikasikan ke dalam media promosi utama yaitu baliho dan media
pendukung yaitu umbul-umbul, buku panduan wisata, leaflat dan souvenir (pin,
mug, t-shirt, botol tumbler, dan kalender).Arvina Alfajri2016-04-27T04:16:28Z2019-01-30T07:32:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31910This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/319102016-04-27T04:16:28ZPERANCANGAN VIDEO KLIP ANIMASI 2D LAGU ANAK-ANAK
“ MENGENAL WARNA DALAM BAHASA INGGRIS”ABSTRAK
PERANCANGAN VIDEO KLIP ANIMASI LAGU ANAK-ANAK
”MENGENAL WARNA DALAM BAHASA INGGRIS”
Oleh
Harun Al Rasyid
NIM 11206244026
Tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah
dalam perancangan video animasi dengan teknik dua dimensi pada lagu anak-anak
“Mengenal Warna dalam Bahasa Inggris”, sebagai media pembelajaran mandiri
untuk pendidikan anak-anak usia 7-9 tahun. Selain itu, perancangan ini
dimaksudkan untuk mempopulerkan lagu anak-anak yang berjudul “Mengenal
Warna dalam Bahasa Inggris”.
Metode dalam perancangan menggunakan metode perancangan prosedural
yang menjelaskan urutan langkah-langkah yang rasional. Tahapan-tahapan yang
digunakan antara lain adalah planning atau perencanaan, analisa, desain, dan
implementasi (build and coding).
Hasil dari perancangan ini berupa: video klip animasi 2D lagu anak-anak
“Mengenal Warna dalam Bahasa Inggris”. Konsep perancangan video klip
animasi 2D ini adalah menghadirkan atau menampilkan suasana alam di
lingkungan sekitar untuk membantu mengenal warna-warna yang ada di alam
sekitar dengan bahasa Inggris. Adapun karakter guru dan murid sebagai bentuk
penokohan, guru sebagai tokoh utama digambarkan dengan tokoh perempuan
muda serta berpenampilan rapi sedangkan tokoh murid digambarkan dengan
karakter anak-anak yang sederhana sebagai tokoh pndukung. Gaya desain
keseluruhan perancangan video klip animasi 2D lagu anak-anak “Mengenal
Warna dalam Bahasa Inggris” ini termasuk ke dalam penggunaan gaya desain
pop art. Selain dalam bentuk animasi 2D perancangan ini juga menghasilkan
media penunjang seperti poster, cover DVD, cover label DVD, dan souvenir
untuk memberikan informasi atau pesan yang memberikan dukungan terhadap
citra dari lagu.Harun Al Rasyid2016-04-25T06:03:42Z2019-01-30T07:29:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31754This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/317542016-04-25T06:03:42ZPENYU SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA
KERAMIK RAKU FUNGSIONALPenulisan keramik raku fungsional ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses penciptaan dan hasil karya keramik fungsional dengan ide dasar penyu. Serta
menjelaskan keteknikan pembakaran raku yang digunakan dalam pembuatan karya
ini.
Penciptaan karya keramik ini melalui beberapa tahapan dalam penciptaan
karya seni, tahapan tersebut adalah eksplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Tahapan eksplorasi berupa pencarian referensi tentang penyu yang digunakan
sebagai ide dasar penciptaan, proses pembentukan dan keteknikan dalam
pembuatan keramik raku. Tahapan perancangan berupa pembuatan sketsa alternatif
yang kemudian dipilih beberapa sketsa untuk dikembangkan lagi sebelum
diwujudkan menjadi karya. Tahap perwujudan adalah proses pembuatan karya baik
dari persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembentukan,
pengeringan, pembakaran biskuit, hingga pada tahap pembakaran raku.
Hasil karya yang diwujudkan yakni: 1) Tempat buah dengan menggunakan
bentuk penyu berbaring sehingga pada bagian badan bisa dijadikan sebagai wadah.
2) Tempat permen dengan bentuk penyu yang seolah-olah sedang berjalan dimana
pada bagian tempurung terdapat tukik yang digunakan sebagai handle. 3) Tempat
lilin dengan dekorasi penyu pada bagian badan benda yang menjadikan tempurung
penyu sebagai lubang tempat keluarnya cahaya. 4) Vas bunga dengan dekorasi
penyu pada bagian bawah vas bunga. 5) Tempat perhiasan yang menggambarkan
tukik pada saat keluar dari telur. 6) Mug dengan dekorasi penyu pada bagian bawah
dengan ukuran yang tidak besar sehingga tidak menambah beban terlalu banyak. 7)
Mangkuk dengan dekorasi penyu pada bagian bawah benda. 8) Tempat tisu dengan
bentuk penyu yang membuka mulutnya sebagai tempat keluarnya tisu.Syaiful Anwaranwarsyf05@yahoo.co.id2016-04-22T07:45:46Z2019-01-30T07:28:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31685This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/316852016-04-22T07:45:46ZRONGSOKAN SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Rongsokan
Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksplorasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan kondisi
benda-benda rongsokan untuk dijadikan objek lukisan. Selanjutnya eksplorasi
dilakukan untuk menemukan komposisi saat visualisasi sehingga mencapai
hasil visual yang baik. Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) konsep penciptaan lukisan adalah melukiskan
keunikan benda-benda rongsokan yang mengandung nilai estetik jika
divisualisasikan secara realistik, dengan penyusunan objek sesuai komposisi
still life, serta dihidupkan dengan permainan kontras dan keseimbangan
asimetris. 2) Tema lukisan adalah penggambaran objek rongsokan dengan
berbagai variasi bentuk, warna, dan kerakter yang memiliki keunikan,
permasalahan, dan kesan artistik yang digambarkan secara realistik. 3) Teknik
penggambaran objek dikerjakan secara realistik merespon objek
sesungguhnya yang tetap melakukan interpretasi. menggunakan teknik
blassing, asimetris balance, dan permainan kontras untuk membuat lukisan
tampak lebih dinamis. 4) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan
realistik dengan interpretasi, pewarnaan dominasi cokelat dengan
memperkuat karakter rongsok pada objek, menciptakan kontras-kontras pada
bagian tertentu, serta dikerjakan secara mendetail menggunakan cat minyak
di atas kanvas dengan gaya realisme. Kesembilan lukisan tersebut yaitu:
“Tumpukan Kardus” (50cm x 60cm) 2016, “ Seonggok Mobil Berkarat”
(80cm x 60cm) 2016, “ Pernah Berjasa Dalam Karya” (75cm x 50cm) 2016,
“Koper Besi yang Usang” (100cm x 60cm) 2016, “Elektronik yang
Rusak”(75cm x 50cm) 2016, “Tungku Pecah” (50cm x 40cm) 2016, “Kunci-
Kunci Berkarat” (40cm x 50cm) 2016, “Alat Musik dan Elektronik Rusak”
(75cm x 50cm) 2016, “Botol Pecah” (50cm x 60cm) 2016.Gagat Aditya Kurniajigagatkurniaji@gmail.com2016-04-20T08:59:39Z2019-01-30T07:25:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31452This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/314522016-04-20T08:59:39ZTINJAUAN DIGITAL IMAGING PHOTOGRAPHY PREWEDDING
DI CAPTURE MULTIMEDIA PRODUCTIONABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengolahan menggunakan
digital imaging pada foto prewedding di Capture Multimedia Production.
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif tentang
pengolahan digital imaging pada foto prewedding di Capture Multimedia
Production. Subjek penelitian adalah 6 karya foto prewedding di Capture
Multimedia Production. Data berupa uraian secara tertulis tentang konsep
pembuatan foto prewedding dan proses pengolahan menggunakan photoshop pada
foto prewedding karya Capture Multimedia Production. Teknik analisis data
penelitian menggunakan reduksi data, sajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Data hasil penelitian diuji kembali dengan menggunakan triangulasi data untuk
menguji keabsahan data.
Hasil penelitian ini mencakup tentang : 1) Konsep pembuatan foto
prewedding di Capture Multimedia Production yang diterapkan menggunakan
tema yang beragam, yaitu natural, monokrom, klasik dan vintage, urban, glamour,
serta eksperimen. Pengambilan foto prewedding di Capture Multimedia
Production adalah dengan penggunaan komposisi point of inters dimana bertujuan
menonjolkan salah unsur model pasangan prewedding sebagai pusat perhatian,
serta penggunaan komposisi ruang kosong (white space) pada latar belakang atau
backgrond agar foto terlihat tidak terlalu padat, serta menjadikan objek lebih
dominan. 2) Proses pengolahan fotografi prewedding di Capture Multimedia
Production menggunakan photoshop yang terdiri dari tiga pengaturan utama yaitu
pengaturan posisi dan croping, yang terdiri dari crop tools, move tools,
rectangular marque tools, larso tools, dan spot headling tools, kemudian
pengaturan pencahayaan dan warna yang terdiri dari brightness and contras, level,
curves, hue and saturation, filter, chanel mixer, gradient map, dan black and
white, selanjutnya pemberian efek yang terdapat di menu bar yang sangat
berfariasi.Muhamad Nurazis Rodli2016-04-19T07:46:36Z2019-01-30T07:23:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31360This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/313602016-04-19T07:46:36ZFINISHING KERAJINAN KERAMIK DI CV. PUTRI DUYUNG,
KASONGAN, BANTUL, YOGYAKARTA, TAHUN 1994-2016Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan finishing yang
digunakan di CV. Putri Duyung, Kasongan Bantul Yogyakarta tahun 1994-2016,
yang ditinjau dari hasil wawancara dan perkembangan yang terjadi sekarang.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif, datanya yang berupa kata-kata
yang di peroleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini
merupakan perkembangan finishing yang terjadi di CV. Putri Duyung, Kasongan
Bantul Yogyakarta. Teknik pengumpulan data ialah melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi, serta alat pendukung lain yaitu peralatan tulis, recording, dan
kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data ialah menggunakan ketekunan
pengamatan. Adapun analisis data dengan tahapan membuat reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian di CV. Putri Duyung mengenai finishing tahun 1994 sampai
2016 sebagai berikut: (1) Menggambar hiasan dalam proses finishing yang diterapkan
pada kerajinan keramik dengan motif geometris dan non geometris. (2) Warna yang
diterapkan di finishing yaitu warna komplementer, warna skunder dan warna tersier.
(3) Perkembangan finishing yang terjadi yaitu pada tahun 1994 masih
mempertahankan warna natural dengan dilapisi clear, kemudian pada tahun 2010
hinga sekarang menerapakan finishing dengan cat yang dicampur sabun.Reza Pahlawanreza.pahlawan92@yahoo.com2016-04-19T07:46:28Z2019-01-30T07:23:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31361This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/313612016-04-19T07:46:28ZKARAKTERISTIK FOTO HUMAN INTEREST
KARYA AGUS LEONARDUS DITINJAU DARI
ASPEK KOMPOSISIABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan karakteristik
komposisi yang terdapat dalam fotografi human interest karya Agus Leonardus.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh
dengan cara wawancara dan dokumentasi. Subjek terhadap penelitian adalah 11
karya fotografi human interest Agus Leonardus. Instrument penelitian dirancang
berdasarkan pedoman wawancara serta dokumentasi, dan dikembangkan
berdasarkan situasi yang terjadi di lapangan. Peneliti melakukan wawancara
kepada narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan. Analisis data
dilakukan pada masing-masing karya diawali dengan mendeskripsikan karya,
menjabarkan elemen visual yang terdapat pada karya. Langkah selanjutnya adalah
menjelaskan mengenai konsep dan komposisi pada masing-masing karya. Untuk
validasi data digunakan triangulasi sumber tarhadap pendapat pakar fotografi yaitu
Bapak Stephanus Setiawan dan Nofria Doni Fitri, M.Sn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep fotografi human interest
karya Agus Leonardus adalah menampilkan kesan dramatis dengan permainan
cahaya dan dimensi. Karya fotografi human interest Agus Leonardus didominasi
dengan penggunaan komposisi 1/3 bidang dan komposisi diagonal. Pada karya
fotografi human interest Agus Leonardus yang diteliti terdapat kesan garis
diagonal yang memotong dari ujung keujung bidang persegi panjang dalam
penempatan posisi objeknya. Dalam fotografi human interest karya Agus
Leonardus, terdapat elemen-elemen visual seperti garis, bentuk, tekstur, bidang,
ruang, dan warna. Format karya foto human interest Agus Leonardus bervariasi.
Agus Leonardus menggunakan format horizontal, vertikal, maupun square yang
pemilihannya disesuaikan dengan alur cerita dan kesan yang ingin ditampilkan.
Mayoritas karya fotografi human interest Agus Leonardus memiliki cerita yang
ditampilkan secara dramatis.Aditya Arya Wiranata2016-04-19T04:19:39Z2019-01-30T07:23:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31355This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/313552016-04-19T04:19:39ZKARAKTERISTIK KERAMIK PRODUKSI BURAT KRIASTA KASIHAN,
BANTUL, YOGYAKARTAPenelitian ini terkait dengan karakteristik keramik produksi Burat Kriasta
serta memiliki tujuan yaitu: (1) Untuk mendeskripsikan proses, (2) Untuk
mendeskripsikan hasil, dan (3) Untuk mendeskripsikan karakteristik keramik
produksi Burat Kriasta Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif, peneliti sebagai
intrumen utama dalam penelitian ini dan dibantu oleh pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah Keramik Burat Kriasta
Desa Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Validitasi data yang
dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan pengamatan. Sedangkan teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu: (1) Proses produksi keramik
Burat Kriasta yaitu: pemilihan tanah liat, penyiapan tanah liat, pengolahan tanah
liat, pembentukan tanah liat, pembentukan motif, pengeringan, finishing,
pembakaran, pengglasiran, pembakaran hasil pengglasiran, pengemasan. (2) Hasil
produksi keramik yaitu: berupa Mug, tempat lilin berbentuk tangan, plakat
berbentuk manusia, mangkok, asbak, tempat sampo, tempat sabun, bong sheesa. (3)
Karakteristik keramik Burat Kriasta yaitu: memiliki ciri unik pada bentuk dengan
menggunakan finishing glasir doff dan glasir full. Burat Kriasta memproduksi
berbagai bentuk keramik fungsional yang mengambil bentuk organ tubuh manusia,
baik itu kepala, badan, kaki, tangan, payudara perempuan dan kelamin laki-laki
“penis”.Abdul Rochman Habibhabib-abdulrochman@yahoo.com2016-04-19T02:22:19Z2019-01-30T07:23:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31317This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/313172016-04-19T02:22:19ZPENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK SULAMAN BEBAS PADA
MATA PELAJARAN PRAKARYA
UNTUK SISWA KELAS IX SMPN 1 SEWONPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk modul elektronik
sulaman bebas kelas IX SMPN 1 Sewon, dan 2) mengetahui respon peserta didik
dan guru terhadap modul elektronik sulaman bebas tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Sugiono. Penelitian ini meliputi 8
tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan potensi masalah, 2) pengumpulan data,
3) pengembangan produk awal, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba
produk, 7) revisi, dan 8) uji coba pemakaian. Uji coba dilaksanakan setelah
validasi oleh ahli media dan ahli materi, serta mempertimbangkan masukan dari
peserta didik, dosen pembimbing dan guru mata pelajaran prakarya kelas IX
SMPN 1 Sewon. Uji coba dilaksanakan di SMPN 1 Sewon dengan melibatkan 35
peserta didik kelas IX. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi, angket, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan cara
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukan bahwa: 1)
menghasilkan modul elektronik sulaman bebas yang menggunakan Software
Adobe Flash CS6, dengan hasil penilaian ahli materi sebesar 76 dan masuk
kriteria baik, dari jumlah minimal 23 dan jumlah maksimal 96, ahli media sebesar
81 masuk kriteria sangat baik dari jumlah minimal 22 dan jumlah maksimal 88,
penilaian respon guru sebesar 89 masuk kriteria sangat baik dengan jumlah
minimal 25 dan jumlah maksimal 89, serta penilaian uji coba pemakaian 74,76
masuk kriteria sangat baik, dari jumlah minimal 22 dan maksimal 88. 2) respon
peserta didik terhadap penggunaan modul elektronik ini sangat baik, menurut
mereka modul ini mudah digunakan, dan menjadikan pelajaran prakarya menjadi
menyenangkan, serta membuat mereka lebih mudah memahami materi sulaman
bebas. 3) respon guru terhadap modul elektronik ini sangat baik, karena modul ini
membantu guru dalam proses pembelajaran, mudah digunakan, dan
mengefisienkan waktu pembelajaran.Rahma Ramadhanianwarrahma9@gmail.com2016-04-18T07:19:43Z2019-01-30T07:21:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31196This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/311962016-04-18T07:19:43ZANALISIS GEJALA STEREOTYPE PADA LUKISAN ANAK
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN
CILACAPABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk gejala stereotype yang
ada pada anak sekolah dasar di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah lukisan anak sekolah dasar di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap.
Penelitian difokuskan pada bentuk gejala stereotype pada lukisan anak sekolah
dasar di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap. Data diperoleh dengan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi pada beberapa sampel hasil lukisan anak
sekolah dasar di Kecamatan Binangun. Data dianalisis dengan analisis deskriptif
kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan dan
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala stereotype yang ditemui pada
anak sekolah dasar kelas 4-5-6 di Kecamatan Binangun terdapat tiga bentuk yaitu:
(1) gejala Stereotype total dimana anak mengulang semua bentuk yang ada pada
lukisan pertama dan menggambarkanya kembali pada lukisan ke dua, (2) gejala
Stereotype objek merupakan perulangan bentuk tertentu pada suatu lukisan, gejala
ini muncul pada lukisan anak ketika anak harus melukis satu bentuk yang banyak
sehingga kecenderungan anak menggambarkan objek yang sama pada satu
lukisanya, (3) gejala stereotype unsur dimana anak memaksakan suatu bentuk
pada bentuk gambar lain, misalnya anak melukiskan matahari seperti bentuk
wajah.Ratri Dwi Purama2016-04-18T07:19:17Z2019-01-30T07:21:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31184This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/311842016-04-18T07:19:17ZTEMPLELAPSE : VIDEO PROMOSI CANDI KAWASAN CAGAR BUDAYA
PRAMBANAN DAN RATU BOKOABSTRAK
Penulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni berjudul Templelapse : Video
Promosi Candi Kawasan Cagar Budaya Prambanan dan Ratu Boko ini, bertujuan
untuk mendeskripsikan konsep dan menghasilkan produk berupa video promosi
candi sebagai brading yang efektif, kreatif, dan komunikatif, untuk
mempromosikan gugusan percandian di Kawasan Cagar Budaya Prambanan dan
Ratu Boko.
Penciptaan karya dilakukan melalui tahapan pengumpulan data (verbal
dan visual) dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis
menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats).
Media utama berupa video promosi dibuat melalui tahapan persiapan, pra
produksi, produksi, dan paska produksi. Media pendukung dirancang melalui
tahapan pembuatan layout gagasan, layout kasar dan layout komprehensif.
Instrumen yang digunakan adalah alat tulis, kamera DSLR, standing lamp, clip on,
komputer, dan lainnya. Sedangkan software yang digunakan berupa Adobe
Premiere, Photoshop, dan Corel Draw.
Hasil penciptaan karya Templelapse berupa video promosi candi berdurasi
pendek 3 menit 20 detik mengangkat tema tentang branding situs pecandian
melalui fotografi timelapse, yakni menggabungkan sejumlah foto yang dibuat
dengan jeda waktu tertentu menjadi sequence video.Nawung Asmoro Girindraswari2016-04-18T07:14:23Z2019-01-30T07:19:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31047This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/310472016-04-18T07:14:23ZKECERDASAN VISUAL SPASIAL PADA LUKISAN OKTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan visual spasial
Grafika Nuansa Oktaviano usia 8 tahun pada karya seni lukisnya. Kecerdasan
visual spasial tersebut adalah cara berpikir, isi yang dipikirkan, dan hasil berpikir
sebagai kemampuan menyelesaikan masalah visual saat melukis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif tentang
kecerdasan visual spasial Grafika Nuansa Oktaviano pada karya seni lukisnya.
Objek material penelitian adalah 5 karya seni lukis Okta. Data berupa uraian
secara tertulis tentang kecerdasan visual spasial Okta yang tampak pada karya seni
lukis. Instrumen penelitian adalah peneliti sebagai instrumen utama. Teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data penelitian menggunakan model Miles dan Huberman. Data hasil
penelitian diuji kembali dengan menggunakan triangulasi data untuk menguji
keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan visual spasial Okta pada karya
lukis terlihat pada cara berpikir, isi yang dipikirkan, dan hasil berpikir sebagai
bentuk kecerdasan dalam menyelesaikan masalah visual saat melukis. Kecerdasan
visual spasial Okta pada karya lukis sebagai berikut: 1) Cara berpikir Okta
menciptakan citra visual dalam pikiran dengan mengolah kembali informasi
berdasarkan ingatan, imajinasi, persepsi visual, dan pengalaman visual untuk
menciptakan berbagai macam ide gagasan tentang objek serta peristiwa yang
merupakan bentuk penyelesaian masalah visual saat melukis. Hal tersebut telihat
pada kepekaan okta tehadap bentuk dan fungsi objek secara detail. 2) Isi yang
dipikirkan sesuai keinginan Okta yang dipengaruhi oleh faktor individu, berupa
motivasi, keinginan, dan kesenangan. Hal tersebut terlihat pada simbol-simbol
karya lukis yang menceritakan pengalaman visual sesuai keinginan dan imajinasi
Okta. 3) Hasil berpikir terlihat pada kemampuan Okta mengolah, menciptakan ide
dan gagasan dalam bentuk simbol objek atau peristiwa pada karya lukisan dengan
detail berdasarkan ingatan, imajinasi, persepsi visual, dan pengalaman visual.
Kesimpulan hasil penelitian adalah kecerdasan visual spasial Okta adalah
kemampuan berpikir secara visual, dan kemampuan menuangkan hasil berpikir
visual untuk menyelesaikan masalah visual.Wildani Faishal2016-04-18T07:09:08Z2019-01-30T07:14:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30762This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/307622016-04-18T07:09:08ZMAKNA SIMBOLIS DEKORASI DI GEREJA GANJURAN
KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTAABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui;(1) latar belakang sejarah
awal dan bentuk bangunan Gereja Ganjuran, (2) latar belakang bangunan dan
bentuk Gereja Ganjuran pasca gempa tahun 2006, (3)jenis dan fungsi berbagai
bangunan di komplek Gereja Ganjuran, (4) bagaimana bentuk dekorasi yang ada di
gereja Ganjuran, (5) makna simbolik dekorasi di Gereja Ganjuran.
Metode Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif
deskriptif,dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan
kepustakaan.Validitas data menggunakan triangulasi data ataumultiple source of
evidence.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data mengalir
atau flow modelof analysis yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan atau verifikasi. Karena bentuk penelitian ini adalah studi kasus
tunggal, maka studi ini berusaha menerangkan, dan membahas simbol–simbol yang
ada pada dekorasi Gereja Ganjuran, kaitannya sebagai sumber belajar mahasiswa
seni rupa.Pengumpulan datanya terarah pada berbagai aspek fokus / variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Gereja Ganjuran Pada masa
kolonial Belanda pada abad ke-19, tepatnya tanggal 16 April 1924 oleh keluarga
Schmutzer karena rasa syukur atas perkembangan pabrik Gondanglipuro dan
prakarsa seorang Pastur bernama Pastur Van Driessche. SJ, gereja didirikan dengan
menerapkan ajaran sosial Gereja (rerun novarum), (2) Gereja Ganjuran rusak
setelah gempa tahun 2006 dan dibangun serta diresmikan kembali pada tahun 2009,
(3) setiap bangunan di komplek Gereja Ganjuran memiliki fungsinya masing-
masing, (4) bentuk dekorasi yang ada di komplek Gereja Ganjuran memiliki corak
Hinduistik dan Jawa tradisional, meliputi ukiran, perlengkapan ibadah, patung,
serta relief yang terdapat di dalam bangunan Gereja, dan candi, (5) makna simbolis
dekorasi yang ada di komplek Gereja Ganjuran terdapat di dalam bangunan Gereja
terkait dengan ajaran Katolik, candi, Berkat Tirta Perwitasari, relief jalan salib dan
gapura gerbang masuk ke dalam komplek Gereja Ganjuran.Yonas Arya Kurnianto2016-04-18T07:07:47Z2019-01-30T07:14:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30761This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/307612016-04-18T07:07:47ZPENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB
UNTUK PESERTA DIDIK SEKOLAH DASARABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menyusun
produk media pembelajaran pendidikan karakter berupa buku cerita bergambar
dengan model pengembangan Borg dan Gall. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan pengembangan, proses pembuatan media buku cerita
bergambar, dan menghasilkan buku cerita bergambar pendidikan karakter
tanggung jawab untuk peserta didik SD yang layak.
Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif yang dilakukan dengan 3 langkah pokok penelitian, yaitu: Pertama,
Analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik Sekolah
Dasar dan kebutuhan produk berupa materi. Kedua, Perancangan produk melalui
tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi,
penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain, revisin desain. Ketiga, uji
coba produk terhadap peserta didik kelas 2 .
Hasil penelitian berupa buku cerita bergambar yang berisi materi
pendidikan karakter tanggung jawab yang disusun menggunakan Adobe
Photoshop CS 5 dan telah divalidasi oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa,
reviewer (Guru SD kelas 2) dan dinyatakan layak. Buku pendidikan karakter
tanggung jawab telah diuji cobakan kepada peserta didik Sekolah Dasar kelas 2
dan peserta didik mampu memahami materi pendidikan karakter dengan baik.Wigianto Wigianto2016-04-11T04:38:22Z2019-01-30T07:15:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30803This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/308032016-04-11T04:38:22ZLEBAH MADU SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA
KERAMIK JENIS VASTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan dan
menciptakan karya vas keramik dengan lebah madu sebagai ide dasar dalam
penciptaan bentuk vas keramik. Dalam karya vas keramik yang diwujudkan
memiliki bentuk serangga berdasarkan bagian dari anatomi tubuh, warna dan
golongan. Ketiga katagori yang ada pada lebah madu tersebut menimbulkan
gagasan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penciptaan bentuk-bentuk vas
keramik.
Proses dalam pembuatan karya dimulai dengan mengamati hewan lebah
langsung maupun dari media cetak yang kemudian dituangkan ke dalam sket
alternatif untuk dipilih menjadi desain bentuk vas keramik. Proses diawali dari
membuat sket alternatif, memilih sket, desain, persiapan bahan dan alat, membuat
cetakan, mencetak, mendekorasi, pembakaran biskuit, glasir, pembakaran glasir
dan pengecatan detail keramik. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan
karya adalah berbagai macam teknik, antara lain cetak tuang, pijit, pilin, slab dan
putar dengan teknik pewarnaan celup juga kuas. Bahan utama vas keramik in
adalah tanah liat sukabumi baik padat maupun cair.
Semua karya keramik yang dihasilkan diadaptasi dari karakteristik
serangga lebah yaitu warna hitam kuning, golongan pada koloni hingga anatomi
lebah seperti dua pasang sayap, sepasang antena dan tiga pasang lengan. Adapun
hasil karya yang dihasilkan berjumlah 12 vas keramik dengan 2 vas keramik yang
kembar. Vas keramik memiliki ukuran tinggi 30cm sampai 16cm. Adapun hasil
karya yang diciptakan, yakni: 1). Vas Keramik Lebah Jantan I. 2). Vas Keramik
Lebah Jantan II. 3). Vas Keramik Ratu Lebah. 4). Vas Keramik Puteri Lebah. 5).
Vas Keramik Lebah Pekerja Pengumpul. 6). Vas Keramik Lebah Pekerja
Pembawa. 7). Vas Keramik Lebah Hutan Jantan. 8). Vas Keramik Ratu Lebah
Hutan. 9). Vas Keramik Lebah Mini Jantan. 10). Vas Keramik Lebah Mini Betina.
11). Vas Keramik Dua Sahabat Lebah. Karya vas keramik yang diciptakan
bersifat fungsional, memiliki fungsi sebagai wadah untuk meletakkan bunga
maupun tumbuhan baik yang berjenis replika ataupun asli.Dandi Hilmi Zuhdidandi.vengeance@gmail.com2016-04-05T07:08:14Z2019-01-30T07:11:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30662This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/306622016-04-05T07:08:14ZPOHON SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskrepsikan konsep penciptaan ; proses
visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Pohon Sebagai Objek
Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan adalah metode observasi,eksperimentasi, dan
visualisasi.Observasi yaitu pengamatan secara langsung kawasan hutan. Selanjutnya
eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis teknis
visual yang optimal menggunakan cat minyak menggunakan teknik campuran yaitu
menggambungkan tekhnik basah dan impasto . Selain untuk mencapai hasil visual
yang baik, eksperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya
naturalistik. Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan bahwa
1) konsep penciptaan lukisan adalah penggambaran pohon dan peristiwa yang
menimpa pohon, dengan menjelajahi kawasan hutan yang dekat lingkungan juga
kekaguman, keprihatinan kompleksitas permasalahan dan keunikan pohon yang
diekspresikan secara naturalistik dengan objek pohon sebagai objek utama sedangkan
untuk menunjukkan permasalahan tentang keunikannya didukung oleh objek-objek
lainya, dari keseluruhan lukisan di dominasi warna yang menunjukkan cahaya gelap
kecoklatan namun, pada kondisi tertentu ada beberapa lukisan yang cenderung lebih
terang dengan menyesuaikan warna asli pada objek tersebut
2) Tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang kehidupan pepohonan yang
terutama permasalahan, keunikan, keindahan artistik pada pepohonan.
3)Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan naturalistik dengan cat minyak di
atas kanvas berjumlah sembilan buah dengan gaya naturalisme. Kesembilan lukisan
tersebut yaitu: “Kesuburan Pohon”(140x120 cm) ”Terbakar Sudah ( 160x110 cm)
Tak Pernah Mati (160x110) Tepian Hutan (160x110 cm ) Tertebang I (140X120 cm)
Tertebang II (130 x 110 cm) Menunggu Waktu (130x110 cm ) Barisan Pepohonan
(100x90 cm).Asyf Khilal Hakim2016-04-05T07:07:34Z2019-01-30T07:04:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30614This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/306142016-04-05T07:07:34ZLIRIK LAGU ISMAIL MARZUKI SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
LUKISAN POP ARTABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan
bentuk lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki sebagai inspirasi
penciptaan lukisan bergaya pop art sehingga pembaca dapat mengetahui proses
penciptaan karya lukis yang dihasilkan oleh penulis.
Metode penciptaan dilakukan dengan observasi yaitu dengan cara membaca
lirik dan mendengarkan lagu Ismail Marzuki, dilanjutkan dengan improvisasi
yaitu membuat sketsa alternatif pada kertas dan dipindahkan pada kanvas, dan
terakhir dengan visualisasi yaitu pewarnaan dan penyempurnaan bentuk lukisan.
Penciptaan karya lukis ini berdasarkan pendekatan ilustratif pop art, melalui
penyusunan unsur-unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip yang diterapkan
dalam karya lukis.pengolahan bentuk dari objek figur wanita, lettering, serta
benda-benda yang terdapat pada kehidupan sehari-hari melalui proses ilustrasi
hasil pemahaman dari lirik lagu Ismail Marzuki. Dari pembahasan maka dapat
disimpulkan :
1) Konsep penciptaan visualisasi tentang persamaan wanita pada masa lalu yang
dihubungkan dengan wanita masa sekarang dengan repesentasi menggunakan
bentuk yang datar atau flat tidak bervolume dan penggunaan teknik Wedha Pop
Art Potrait secara manual guna menyamarkan sensualitasnya dalam bentuk
lukisan yang datar. 2) Tema yang diangkat yaitu lirik lagu Ismail Marzuki yang
bertemakan tentang wanita. 3) Teknik yang digunakan pada setiap penciptaan
karya dengan pendekatan pop art menggunakan teknik WPAP manual, lettering,
dan teknik plakat dengan bahan yang digunakan meliputi : pensil, penghapus,
kertas, kanvas, cat akrilik, kuas, dan tempat air. 4) Bentuk lukisan yang
diciptakan adalah ilustratif dengan penggayaan pop art yang dihasilkan sebanyak
10 karya lukis dengan tahun pembuatan pada tahun 2015 dengan judul antar lain :
Sabda Alam, Patah Cincin, Wanita, Sarinah En Jind Uit De Desa, Ratna Juwita,
Juwita Malam, Kopral Djono, Selendang Sutra, Aryati, dan Melati Di Tapal
Batas. Kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.Abi Thoyib Norcahyo2016-03-22T06:57:48Z2019-01-30T06:58:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30382This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/303822016-03-22T06:57:48ZILUSTRASI VISUALART
PRODUK BLACK MAIDENABSTRAK
Perancangan branding personal ini adalah untuk mengekspresikan wanita ke
dalam karya ilustrasi Black Maiden melalui media antara lain sketchbook, kartu
pos, jam, kaos, kemeja, sling bag, gelang dan tempat pensil.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data konseptual,
verbal maupun data visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Data dianalisis dengan gagasan-gagasan karakteristik ilustrasi Black Maiden.
Metode penciptaan media dengan proses tahapan rough layout, comprehensive
layout dan final design. Instrumen yang digunakan berupa perangkat komputer
yaitu laptop, pen tablet dan printer. Software komputer yang digunakan Adobe
Photoshop CS5, CorelDraw X5 dan WPS Office.
Hasil perancangan berupa sketchbook, kartu pos, jam, kaos, kemeja, sling
bag, gelang dan tempat pensil dengan ilustrasi Black Maiden yang mengambil
konsep karakteristik wanita sebagai karakter utama dalam ilustrasi dan sisi gelap
kehidupannya. Desain menampilkan ilustrasi dengan teknik block dan dry brush,
logotype Black Maiden dan visualisasi ilustrasi dengan kesan gelap, dingin dan
sarat dengan makna.Annisa Fadlila2016-03-14T02:27:34Z2019-01-30T06:51:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30255This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/302552016-03-14T02:27:34ZROBOT SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN LUKISAN SUREALISTIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan,
proses visualisasi, dan bentuk lukisan dengan judul Robot sebagai inspirasi
penciptaan lukisan Surealistik.
Metode yang digunakan penulis adalah metode observasi melalui komik,
film animasi dan film fiksi ilmiah dimaksudkan untuk mencari dan memilih tema
yang sesuai dengan konsep penciptaan lukisan, yaitu personifikasi robot. Pada
komik, film animasi dan film fiksi ilmiah yang terpilih tersebut kemudian
dilakukan interpretasi secara mendalam untuk memahami sekaligus mencari ide-
ide baru. Metode eksperimen dilakukan untuk mengembangkan teknik dalam
lukisan. Metode eksperimen sendiri ditempuh dengan cara eksplorasi bentuk
melalui sketsa berbagai alternatif dan eksplorasi teknik dalam proses melukis itu
sendiri.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep
penciptaan lukisan adalah penggambaran robot dimasa depan yang mempunyai
sifat-sifat manusia sehingga mereka berinteraksi dalam situasi sosial. Tema pada
penciptaan lukisan merupakan personifikasi robot yang terinspirasi dari komik,
film animasi dan film fiksi ilmiah. Figur robot pada lukisan merupakan deformasi
dari bentuk robot yang telah ada dalam komik, film animasi dan film fiksi ilmiah
untuk diubah dan menghasilkan bentuk baru yang berbeda. Proses visualisasi
lukisan dikerjakan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan teknik
opaque dan brushstroke. Bentuk lukisan merupakan komunitas robot yang
dilukiskan secara surealistik. Lukisan yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan
berbagai ukuran yaitu :
Laboratory Prototype (130X100 Cm), Prototype Robot (90X150 Cm), For Venu
(140X160 Cm), Story about Bird (120X140 Cm), Light of Hope (100X120 Cm),
Waiting for the Ghost (100X140 Cm), Captures the Hope (150X90Cm),
Unexpected Journey (100X140 Cm).Finsa Himawan2016-02-26T07:22:29Z2019-01-30T06:43:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30042This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/300422016-02-26T07:22:29ZPENGARUH TEKNIK EBRU TERHADAP KREATIVITAS MELUKIS
PADA PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMA N 1 KEJOBONGABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh teknik ebru terhadap
kreativitas melukis siswa sehingga diketahui perbedaan kreativitas antara
kelompok kontrol dengan teknik ebru dan kelompok eksperimen dengan teknik
ebru berpola saat pembelajaran seni rupa di SMA N 1 Kejobong, Kabupaten
Purbalingga.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian ini
menggunakan Control Group Pretest Postest Design. Terdapat dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Untuk variabel bebas adalah penggunaan
teknik ebru berpola terhadap pembelajaran seni rupa. Sedangkan variabel terikat
berupa kreativitas siswa dalam melukis dengan teknik ebru. Populasi penelitian
ini meliputi seluruh siswa kelas X dengan jumlah kelas lima, yang terdiri dari
kelas XA, XB, XC, XD, XE dengan jumlah total siswa 117. Pengambilan sampel
menggunakan cara random sampling. Berdasarkan undian maka ditetapkan kelas
XC dengan jumlah siswa 24 sebagai kelompok eksperimen dan XE dengan
jumlah siswa 24 sebagai kelompok kontrol, kedua kelas tersebut memiliki
karakteristik yang sama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes,
dimana tes ini berupa karya siswa dengan teknik ebru. Hasil uji normalitas
menunjukan data penelitian ini berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui bahwa data penelitian ini homogen. Selanjutnya data tersebut
dianalisis dengan uji-t dengan taraf signifikansi 5% dan db 48.
Hasil penghitungan uji-t menunjukan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel
(th - 4,210 < tt 2,012) dengan taraf signifikansi 5% db 46 dan p 0,00 lebih kecil
dari 0,05. Hal ini menunjukan adanya pengaruh teknik ebru terhadap kreativitas
melukis siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan
hasil hipotesis dengan uji-t dapat disimpulkan bahwa teknik ebru berpola lebih
berpengaruh terhadap kreativitas melukis siswa pada kelompok eksperimen
dibandingkan kelompok kontrol.Janwar Tri Stiyono2016-02-24T02:43:58Z2019-01-30T06:43:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30014This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/300142016-02-24T02:43:58ZBAHASA RUPA PADA RELIEF
MONUMEN SIMPANG LIMA GUMUL KEDIRIPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan cara dan tata ungkap
wimba pada relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri, dan (2) untuk
mendeskripsikan cerita dan pesan yang terdapat pada relief Monumen Simpang Lima
Gumul Kediri.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Data yang digunakan adalah data deskriptif berupa
foto, dokumen resmi, dokumen pribadi, dan wawancara mengenai relief pada
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri. Data primer berupa foto dokumentasi relief
yang dipahatkan pada dinding Monumen Simpang Lima Gumul Kediri, wawancara,
dan hasil observasi di wilayah Kabupaten Kediri. Data sekunder berupa buku
panduan pariwisata terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri,
catatan lapangan peneliti, makalah, jurnal ilmiah, teks-teks lain yang berhubungan
dengan relief pada Monumen Simpang Lima Gumul Kediri. Instrumen utama
penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,
penafsiran data, dan pelapor hasil penelitian bahasa rupa pada relief Monumen
Simpang Lima Gumul Kediri. Teknik analisis data adalah deskritif kualitatif dengan
tahapan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) cara dan tata ungkap wimba
pada relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri menggambarkan waktu, ruang,
penggambaran wimba, aneka arah, dan jarak dalam bidang gambar dua dimensi, dan
(2) pesan yang terdapat pada relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri berupa
nasihat-nasihat untuk mengingat masa lalu, menghadapi masa kini, dan
merencanakan masa depan untuk Kediri. Pesan tersebut didasarkan pada mitologi
daerah Kediri, sejarah Kerajaan Kadiri, dan dongeng masa Kerajaan Kadiri dengan
kata lain relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri merupakan sastra visual atau
ajaran-ajaran yang divisualkan.Moch Wisnu Ajitamawisnuajitama@gmail.com2016-02-19T06:24:18Z2019-01-30T06:38:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29912This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/299122016-02-19T06:24:18ZORNAMEN CANDI IJO SEBAGAI DEKORASI PADA LAMPU
HIAS BERBAHAN DASAR LIMBAH KAYUORNAMEN CANDI IJO SEBAGAI DEKORASI PADA LAMPU
HIAS BERBAHAN DASAR LIMBAH KAYUDamar Sungkowod.sikatan@yahoo.co.id2016-02-11T07:47:53Z2019-01-30T06:30:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29651This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/296512016-02-11T07:47:53ZCITA RASA GURIH DAN RENYAH IL MONDO PIZZA
SEBAGAI INSPIRASI MEDIA PROMOSICITA RASA GURIH DAN RENYAH IL MONDO PIZZA
SEBAGAI INSPIRASI MEDIA PROMOSI
Oleh :
Rahmad Putra Pamungkas
NIM 09206244040
ABSTRAK
Cita rasa gurih dan renyah Il Mondo pizza sebagai inspirasi media promosi
ini sebagai media promosi Il Mondo yang bertempat di Jl. Garuda No. 26,
Demangan Baru, Yogyakarta yang selama ini belum memiliki media promosi agar
dikenal luas, sehingga dengan adanya perancangan media promosi ini dapat
mengenalkan Il Mondo dengan cita rasa pizza Italia yang gurih dan renyah juga
menyajikan konsep resto yang klasik ala Italia kepada masyarakat luas.
Proses perancangan dengan latar belakang potensi yang di miliki dari segi
demografis, geografis, psikografis, behavior kemudian mengidentifikasi masalah
yang ada sehingga mampu merumuskan masalah. Setelah itu melakukan tahapan
pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi, data di analisis dengan menggunakan teknik SWOT
(Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya data di olah menjadi konsep
perancangan media promosi sehingga membentuk kesatuan dalam desain dan
kesimpulan dalam proses pembuatan media promosi. Tahapan penciptaan media
promosi dengan proses membuat story board untuk iklan video dan layout
gagasan, layout kasar, layout lengkap, final desain. Instrumen yang di gunakan
dalam pembuatan karya di antaranya berupa perangkat manual misalnya pensil,
sket book, drawing pen, dan perangkat komputer, digital camera, dan scanner.
Hasil dari perancangan media promosi berupa Media Utama (Prime
Media) yang di gunakan yaitu iklan video dan website, sedangkan Media
Penunjang (Supporting Media), antara lain Surat Kabar, Majalah, Flayer, Sign
Board, dan Member Card. Konsep perancangan media promosi Il Mondo Pizza
yang di gunakan menghadirkan/ menampilkan produk makanan pizza khas Italia,
dan tempat yang berkonsep klasik ala Italia dalam bentuk video dan juga gambar/
foto ke dalam media promosi dengan tampilan desain yang minimalist. Target
audience perancangan media promosi ini adalah kalangan remaja, eksekutif muda,
hingga kalangan berkeluarga di Yogyakarta.Rahmad Putra Pamungkas2016-02-08T18:03:04Z2019-01-30T06:26:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29527This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/295272016-02-08T18:03:04ZKENANGAN MASA KECIL SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN LUKISAN KUBISTIKABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep,tema, proses visualisasi, bentuk lukisankubistik yang terinspirasi dari
kenangan masa kecil.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini adalah observasi dan
eksplorasi. Observasi dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang
mengingatkan kenangan masa kecil dan melihat kembali album foto. Eksplorasi
dilakukan melalui sketch pada kertas. Sketsa dibuat menggunakan pensil atau
drawing pen diatas kertas. Kemudian proses selanjutnya memindahkan sketsa
pada kanvas.
Dari hasil pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep
penciptaan lukisan kenangan masa kecil digambarkan melalui
pengabstraksian/deformasi figur. Figur manusiapadalukisanmerupakan deformasi
dari bentuk figuryang telah ada dalam kenangan masa kecil, kemudian
disederhanakan dan menghasilkan bentuk baru yang berbedasehingga tercipta
karakter personal dengan corak kubistik. Proses visualisasi lukisan dikerjakan
menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan teknik opaque. Dalam
proses penciptaan lukisan tidak melupakan unsur-unsur seni rupa dan prinsip-
prinsip pengorganisasian yang mendukung penciptaan lukisan. Adapun bentuk
lukisan bercorak kubistik dengan judul dan ukuran sebagai berikut: Laki-laki dan
kucing (100X120 Cm), Playing Nintendo (110X120 Cm), Sahabat (100X120 Cm),
Dikejar tawon (120X100 Cm), Menangkapburung (70X90 Cm), Wonder woman
(100X150 Cm), Ayah dananaklaki-lakinya (120X140), Kebersamaan
(200cmX150Cm)Aan Stya Budi2016-01-27T06:52:15Z2019-01-30T06:06:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29287This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/292872016-01-27T06:52:15ZPENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK PEMBUATAN
ILUSTRASI BUSANA PADA MATA PELAJARAN SENI RUPA
DI MADRASAH MU’ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan Produk media flip chart
untuk pembelajaran ilustrasi busana untuk siswi kelas XI program IPA di Madrasah
Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dengan materi prinsip desain dan aplikasi
prinsip desain dalam gambar busana muslimah sebagai media belajar seni rupa. 2)
mengetahui kelayakan media pembelajaran flip chart Ilustrasi Busana.
Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D (research and development/
penelitian dan pengembangan) dengan melakukan tiga tahap pengembangan. Tahap
pertama studi pendahuluan, tahap kedua pengembangan produk, tahap ketiga
melakukan uji coba produk. Flip chart dibuat menggunakan software Adobe
Photoshop CS3, Corel Draw X4 kemudian di cetak menggunakan kertas banner
ukuran 150x120cm yang digantung pada suatu tiang agar mudah digunakan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu untuk penelitian, uji coba yaitu
5 orang untuk uji coba kelompok kecil dan 15 orang untuk uji coba kelompok besar.
Data dianalisis secara deskriptif dengan prosentase.
Hasil dari penelitian ini berupa Media pengembangkan flip chart untuk
ilustrasi busana pada mata pelajaran seni rupa dan media flip chart telah
diuji/validasi menurut para ahli media yaitu dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa,
ahli materi yaitu guru mata pelajaran seni rupa. Media flip chart yang
dikembangkan memiliki keunggulan yaitu materi disajikan dengan pemilihan kata
yang efektif sehingga mudah dipahami serta gambar-gambar menarik yang
langsung berkaitan dengan materi. Hasil evaluasi dari ahli media adalah 94% skor
tanggapan dan rata-rata 4,7 dengan kriteria sangat baik. Hasil evaluasi dari ahli
materi adalah 82% skor tanggapan dan rata-rata 4,1 dengan kriteria sangat baik,
hasil evaluasi dari uji coba kelompok kecil adalah 90% skor tanggapan dan rata-
rata 4,5 dengan kriteria sangat baik, hasil evaluasi dari uji coba kelompok besar
adalah 92% skor tanggapan dan rata-rata 4,6 dengan kriteria sangat baik pula,
sehingga berdasarkan uji coba kelompok besar terhadap siswi kelas 2 Aliyah maka
dapat dikatakan bahwa media flip chart yang dikembangkan sudah layak digunakan
sebagai media pembelajaran seni rupa.Itsnaini Nurfauzya Rinayati2016-01-26T01:00:41Z2019-01-30T06:06:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29280This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/292802016-01-26T01:00:41ZMOTIF DAUN SEMANGGI DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA
GAUN WANITATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendiskripsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik yang terinspirasi dari daun semanggi yang
ditujukan untuk pembuatan gaun wanita.
Proses penciptaan batik motif daun semanggi ini menggunakan metode
penciptaan seni kriya yang terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama adalah
eksplorasi, eksplorasi dilakukan dengan pengamatan dan pengumpulan data
mengenai sumber yang relevan dengan pokok bahasan, yaitu mengenai batik,
gaun, dan tanaman semanggi. Tahap ke dua adalah perancangan, pada tahap
perancangan langkah yang dilakukan adalah pembuatan motif alternatif untuk
mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola. Tahap ke tiga adalah
tahap perwujudan, perwujudan ialah meliputi proses pembuatan karya. Teknik
yang digunakan dalam pembuatan karya batik ini adalah teknik batik tulis.
Dalam karya yang dibuat penulis mengkombinasikan warna-warna kontras
yang diimbangi dengan penggunaan variasi ukuran pada motif batik. Selain itu
isen-isen dibubuhkan sebagai pengisi motif sehingga menambah daya tarik dari
karya yang dibuat. Kain batik yang diciptakan ditujukan sebagai bahan sandang
dalam pembuatan gaun wanita. Hasil karya yang dibuat berjumlah delapan karya
yaitu: 1) Batik “Menutup”, 2) Batik “Langka”, 3) Batik “Berkerumun In A
Dress”, 4) Batik “Satu Nama”, 5) Batik “Life”, 6) Batik “Beautiful”, 7) Batik
“Complete In Mix And Match Dress”, 8) Batik “Lucky Leaf”.Putri Utamiputriutami@gmail.com2016-01-22T03:02:33Z2019-01-30T06:05:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29246This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/292462016-01-22T03:02:33ZIKAN KOI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS PADA DRESS
CASUALTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan menciptakan dress casual dengan motif
stilisasi ikan koi.
Metode dalam pembuatan karya ini melalui beberapa tahap yaitu eksplorasi,
studi kepustakaan, kemudian dituangkan pada motif alternatif, motif terpilih,
membuat desain, persiapan alat dan bahan, memola, mencanting (klowong), isen-isen,
nembok, pencoletan warna, pencelupan warna, nglorod dan yang terakhir proses
finishing. Dalam penciptaan karya batik ini mengambil ide dasar ikan koi sebagai
motif batik dress casual, memiliki kegunaan untuk sandang saat bersantai hingga
acara formal. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini adalah
teknik batik tulis dengan tutup celup dan colet. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan karya ini adalah kain mori primisima, malam, pewarna napthol, indigosol
dan rapid dan alat yang digunakan adalah canting, wajan, kompor.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 6 karya berukuran 2,5m x 1,15
m yaitu 1). Dress Casual Batik Jagad Koi, memiliki makna keanekaragaman,
kecantikan, serta keindahan. 2) Dress Casual Batik Fortune Fish, memiliki makna
keberuntungan, 3) Dress Casual Batik Long Lived Fish, memiliki makna umur
panjang, 4) Dress Casual Batik Klasik Koi, memiliki makna keberanian yang
pantang menyerah, 5) Dress Casual Batik Tarian Koi, memiliki makna lemah lembut,
6) Dress Casual Batik Kinasih Koi, memiliki makna kasih sayang. Pada karya ini
menonjolkan karakteristik ikan koi dan sejarah ikan koi. Karakteristik pada ikan koi
adalah bentuk, warna, hingga corak pada badannya. Sedangkan sejarah ikan koi
bahwa ikan koi menyimbolkan keberuntungan, keberanian, lemah lembut.Nurul Setyaningsihnuruluun15@gmial.com2016-01-22T02:55:14Z2019-01-30T06:05:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29245This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/292452016-01-22T02:55:14ZBURUNG ELANG JAWA SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK TULIS PADA BLAZER WANITA USIA REMAJATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan karya tentang
burung elang Jawa sebagai inspirasi dalam penciptaan motif batik pada blazer
wanita usia remaja. Penerapan tersebut menonjolkan ciri fisik dan perilaku burung
elang Jawa untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penciptaan motif-motif batik
pada kain yang nantinya diterapkan pada blazer.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahap, yaitu ekplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi dilakukan dengan cara mencari
segala informasi tentang burung elang Jawa melalui pengamatan secara visual,
pengumpulan studi pustaka, dan mengembangkan imajinasi. Tahap selanjutnya
adalah perancangan yang diawali dengan membuat desain gambar alternatif untuk
kemudian ditentukan desain gambar terpilih. Tahap terakhir adalah tahap
perwujudan dengan memvisualisasikan menjadi sebuah karya seni batik melalui
proses membatik. Bahan yang digunakan adalah malam dan kain mori primissima,
serta alat yang digunakan adalah canting. Dalam pembuatan batik menggunakan
teknik pewarnaan celup yang terdiri dari pewarna napthol dan indogosol,
sedangkan teknik pewarnaan colet menggunakan pewarna rapid.
Hasil dari penciptaan karya seni ini adalah konsep desain motif utama
yang digubah secara dekoratif berdasarkan ciri fisik dan perilaku burung elang
Jawa yang diberi motif tambahan seperti kawung dan truntum. Adapun hasil karya
yang dihasilkan berjumlah enam dengan ukuran 115x250cm, diantaranya 1) batik
Elang Jawa “Berburu”, 2) batik Elang Jawa “Sayap Pelindung”, 3) batik Elang
Jawa “Terbang Tinggi di Langit, 4) batik Elang Jawa “Bertengger”, 5) batik Elang
Jawa “Kawung”, dan 6) batik Elang Jawa “Berkasih Sayang.Aghnia Dalila Azizahinni_agnii@yahoo.com2016-01-21T06:30:52Z2019-01-30T06:02:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/291922016-01-21T06:30:52ZANAK BERAMBUT GEMBEL DARI DIENG SEBAGAI OBJEK
PENCIPTAAN DALAM SENI GRAFISABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Tema, 2) Konsep
penciptaan, 3) Proses visualisasi, 4) Teknik dan 5) Bentuk karya grafis dengan
judul Anak Berambut Gembel dari Dieng sebagai Objek Penciptaan dalam Seni
Grafis.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya grafis adalah metode
eksplorasi, ekperimentasi, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu terjun langsing ke
lapangan untuk mngamati dan mencari objek-objek menarik untuk mendapatkan
pengalaman tentang kehidupan sosial dan lingkungan di Dieng. Eksperimen
dilakukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis visual secara
optimal dengan teknik cetak tinggi. Selanjutnya visualisasi merupakan proses
pengubahan dari konsep menjadi bentuk gambar kemudian disajikan kedalam
bentuk karya seni.
Hasil penciptaan adalah konsep penggambaran objek anak berambut
gembel dari Dieng sebagai hasil dari keindahan rambut gembel yang unik dalam
bentuk visual. Tema dalam karya grafis ini adalah menggambarkan peristiwa,
kegiatan atau objek anak berambut gembel dari Dieng. Proses visualisasi
dikerjakan dengan teknik cetak tinggi hardboardcut di atas kertas. Bentuk karya
grafis yang dihasilkan bergaya dekoratif dengan penggambaran seperti
menceritakan suatu kisah atau cerita yang runtut. Karya grafis ini berjumlah
sepuluh buah yaitu: "Saat Bayi" (40cm x 90cm) 2014, "Rambut Gembelku" (40cm
x 90cm) 2014, "Sakit" (90cm x 40cm) 2014, "Indigo" (40cm x 90cm) 2014,
"Sekolah" (47cm x 37cm) 2015, "Bermain Kelereng" (40cm x 32cm) 2015, "Aku
Ingin itu" (90cm x 40cm) 2015, "Arak-arakan" (90cm x 40cm) 2015, "Proses
Pemotongan" (40cm x 90cm) 2015, dan "Larungan" (40cm x 90cm) 2015.Erry Bakti Tama2016-01-21T06:28:27Z2019-01-30T06:02:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29191This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/291912016-01-21T06:28:27ZPENGALAMAN KULIAH DI PENDIDIKAN SENI RUPA S-1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SEBAGAI INSPIRASI
DALAM PENCIPTAAN KOMIKABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk: (1) Menjelaskan
konsep penciptaan komik yang terinspirasi dari pengalaman kuliah penulis di
Jurusan Pendidikan Seni Rupa S-1 UNY, (2) menjelaskan proses visualisasi
komik yang terinpirasi dari pengalaman kuliah penulis di Jurusan Pendidkan Seni
Rupa S-1 UNY, (3) mendeskrpsikan bentuk karya komik yang terinspirasi dari
pengalaman kuliah penulis di Pendidikan Seni Rupa S-1 UNY
Metode yang digunakan dalam penciptaan komik adalah dengan
melakukan eksplorasi tema, pengumpulan data, dan eksekusi. Eksplorasi tema
dilakukan untuk menentukan sasaran yang akan dibahas dalam komik yaitu
pengalaman penulis di Jurusan Pendidikan Seni Rupa S-1 UNY dengan dosen,
karyawan, dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakaukan untuk mempermudah
dalam pembuatan jalan cerita komik melalui observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Sedangkan eksekusi karya dilakukan dengan menggabungkan
pengalaman kuliah di Jurusan Pendidikan Seni Rupa dengan data pendukung yang
kemudian dilanjutkan dengan proses berkarya komik.
Konsep penciptaan karya ini adalah menghadirkan kritik dan pesan
terhadap kehidupan kampus di Jurusan Pendidikan Seni Rupa S-1 UNY dalam
bentuk komik. Proses visualisasi buku komik ini meliputi pembuatan story line,
pembuatan sketsa, penintaan, scanning, pewarnaan, pemberian teks, layout
halaman, pembuatan cover, dan printing. Teknik yang digunakan menggunakan
penggabungan dua teknik yaitu manual dan digital. (3) Bentuk karya komik
berupa buku dengan judul INYONG BOCAH UNY, menggunakan format
landscape ukuran A5 (14,8cm x 21cm). Terdapat 129 halaman bergenre humor
dan drama yang terdiri dari 6 BAB dengan masing-masing judulnya adalah Siap
Menuju World Class University, Pemimpi (n), Tipe Dosen UNY, Sekedar
Membayar, Akulah Mahasiswa UNY, dan Akhir yang Mengawali.Anggoro Adhi Nugroho2016-01-21T05:02:38Z2019-01-30T06:01:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29161This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/291612016-01-21T05:02:38ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
ORNAMEN TUMBUHAN DALAM RIAS FANTASI
BAGI SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN KULITABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Produk Multimedia
Interaktif Ornamen Tumbuhan Dalam Rias Fantasi yang berisi materi ornamen,
materi desain dan materi rias fantasi.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengembangan. Tahap
pertama studi pendahuluan, tahap kedua pengembangan produk, tahap ketiga
melakukan uji coba produk. Penelitian ini ditentukan dengan purpose sampling
yaitu oleh 1 ahli materi, 1 ahli media dan 15 siswa Jurusan Tata Kecantikan Kulit
SMK Negeri 4 Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
kuesioner berisi indikator validasi aspek pembelajaran, aspek materi, aspek
tampilan dan aspek pemrograman. Multimedia pembelajaran interaktif yang
dikembangkan dinilai menggunakan skala likert skor 1-4 dan dinyatakan dengan
prosentase dengan rentang skor 0-100%.
Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut, (1)materi dalam
media pembelajaran interaktif mencakup materi ornamen yang meliputi definisi
ornamen, jenis ornamen, fungsi ornamen, penerapan ornamen dan motif ornamen
tumbuhan, materi desain yang meliputi elemen desain dan prinsip penyusunan
desain dan materi rias fantasi yang meliputi definisi rias fantasi, tema rias fantasi,
perencanaan rias fantasi, dan teknik painting, (2)tahap pembuatan media
pembelajaran interaktif melalui studi pendahuluan dan studi literatur diperoleh
data bahwa siswa membutuhkan media pembelajaran yang dapat digunakan secara
individual dan klasikal serta membantu guru untuk menjelaskan mengenai materi
desain kemudian melalui tahap pembuatan flow chart dan story board dan terakhir
penyusunan media menggunakan beberapa software diantaranya Adobe
Photoshop CS3, Adobe Soundbooth CS3, CorelDRAW X4, dan Adobe Flash CS 3,
(3)hasil akhir validasi ahli materi pada aspek pembelajaran dinyatakan sangat
layak digunakan dengan prosentase 100% dan aspek isi dinyatakan sangat layak
digunakan dengan prosentase 100% serta hasil akhir validasi ahli media pada
aspek tampilan dinyatakan sangat layak dengan prosentase 80% dan aspek
pemrograman dinyatakan sangat layak dengan prosentase 87,5% sementara hasil
uji coba lapangan pada aspek pembelajaran dengan skor 82,25%, aspek isi dengan
skor 80,75% dan aspek tampilan dengan skor 82,25% dinyatakan sangat layak,
(4)hasil akhir produk multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian ini
dikemas dalam bentuk keping CD dengan format file exe dan file swf.Eka Ningrum Rakhmawati2016-01-20T08:20:47Z2019-01-30T06:02:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/291932016-01-20T08:20:47ZANALISIS ENAM KARYA RUPAKU RAKU
KERAMIK TEKNIK RAKU DI PPPPTK SENI BUDAYA YOGYAKARTAdan (2) Mengkaji tentang keunikan dari ke enam karya Rupaku Raku yang berada
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, keunikan dari enam
ntu
rbagi dua, sebagian diberi glasir sebagian tidak dan berwarna hitam gosong
akibat efek raku (4) Rupaku Raku IV dominan dengan warna coklat serta kerutan-
erutan yang dibuat nampak nyata membuat kesan karya menjadi tua (5) Rupaku
Raku V bertekstur halus, memiliki bentuk tambahan berupa sirip melingkar yang
memiliki efek retakan-retakan kecil ( ) Rupaku Raku VI memiliki bentuk
terpotong pada bagian jidat, mata dan m
lengger. Sementara itu hasil kedua, keunikan dari enam karya Rupaku Raku
ditinjau dari segi isi/makna karya, yakni : (1) Rupaku Raku I memiliki makna
kesederhanaan (2) Rupaku Raku II mem ki makna rupa diri (3) Rupaku Raku III
memiliki makna dualisme sifat (4) Rupaku Raku IV memiliki makna menarik
eskipun telah tua (5) Rupaku Raku V memiliki makna kebaikan, kelembutan (6)
upaku Raku VI memiliki makna kenangan dari sebuah tarian.
Penelitian ini terkait dengan enam karya keramik Rupaku Raku yang
menggunakan teknik raku dan dipamerkan dalam event Festival Seni Internasional
2012 di PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta serta memiliki dua fokus masalah,
yaitu: (1) Mengkaji tentang keunikan dari ke enam karya Rupaku Raku yang
berada di PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta ditinjau dari segi wujud visual karya,
di PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta ditinjau dari segi isi/makna karya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji
keabsahan data menggunakan model triangulasi teknik. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tahapan yaitu reduksi data,
karya Rupaku Raku Yogyakarta ditinjau dari segi wujud visual karya, yakni : (1)
Rupaku Raku I memiliki wujud yang menyerupai albert Einstein, dibuat tidak
realis dan efek raku berupa glasir meleleh (2) Rupaku Raku II memiliki be k
tambahan berupa sirip pada bagian kanan dan kiri, warna usang akibat
pembakaran raku terlihat jelas (3) Rupaku Raku III memiliki bentuk wajah yang
te
k
6
ulut yang sayu seperti topeng pada tarian
ili
m
RZainal Arifinzainalarifin@yahoo.com2016-01-15T03:28:57Z2019-01-30T05:58:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29081This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290812016-01-15T03:28:57ZPABRIK GULA GONDANG WINANGOEN SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK BAHAN SANDANG BUSANA WANITA
DEWASA (DRESS)Tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang
suasana di Pabrik Gula Gondang Winangoen yang dijadikan sebagai ide dasar
dalam penciptaan motif batik pada bahan sandang buasana wanita (dress).
Penerapan tersebut menonjolkan suasana Pabrik Gula Gondang Winangoen.
Cirikhas Pabrik Gula Gondang Winangoen dan keunikan Pabrik Gula Gondang
Winangoen memunculkan ide dalam penciptaan motif batik bahan sandang.
Proses dalam karya ini adalah dimulai dari eksplorasi, kemudian di tuang
kedalam sket aternatif, sket terpilih, dan membuat gambar kerja, persiapan bahan
dan alat, visualisasi dan praktek secara langsung, tahap visualisasi dilakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut: pembuatan desain, membuatan motif, membuat
pola, memindahkan pola di kain, mencanting menggunakan malam, mengisenisen,
pencelupan warna, ngelorod, dan proses finising.
Penciptaan batik ini mengambil idea dasar suasana yang ada di dalam dan
di sekitar Pabrik Gula Gondang Winangoen sebagai motif bahan sandang, yang
memiliki kegunaan untuk busana wanita (dress). Tehnik yang digunakan dalam
proses penciptaan karya adalah dengan tehnik batik tulis bahan yang digunakan
sebagai malam, kain primisima, pewarna naptol, remasol dan indigosol. Finising
(penyelesaiaan akhir) untuk karya tersebut adalah menjahit menjadi dress dan
menyetrika.
Adapun karya yang berjumlah 8 terdiri dari motif rest area, motif
monumen lokomotif, motif tebu,motif giling tebu, motif museum gula 1, motif
museum gula 2, motif lokomotif, motif green park. Pada karya batik ini sangat
menonjolkan suasana yang terdapat dalam Pabrik Gula Gondang Winangoen,
terdapat museum gula yang hanya satu-satunya di asia tenggara.Elnang Soewenasemut32123@yahoo.com2016-01-12T08:36:06Z2019-01-30T05:58:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29080This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290802016-01-12T08:36:06ZPENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK BUSANA SANTAI
WISATA TELUK PENYUTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menciptakan batik dari motif pemandangan Wisata Pantai Teluk Penyu untuk
busana santai. Sejarah dan keindahan beberapa sudut dari pemandangan Pantai
Teluk Penyu, memunculkan ide dalam penciptaan motif batik pada busana santai.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari eksplorasi,
kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain
kerja, persiapan bahan dan alat, visualisasi dan praktek secara langsung. Tahap
visualisasi dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : pembuatan desain,
persiapan bahan dan alat, memindahkan desain ke media dengan cara memola
pada kain, mencanting, membentuk detail karya dengan isen-isen, pencelupan
warna, nglorod, proses finishing. Dalam penciptaan batik dari ide dasar
pemandangan Pantai Teluk Penyu sebagai motif pada bahan sandang yang
memiliki kegunaan untuk menutup tubuh. Bahan sandang diterapkan menjadi
busana santai yang bisa dijadikan pakaian rekreasi. Teknik yang digunakan dalam
proses penciptaan karya adalah dengan teknik batik lukis. Bahan yang digunakan
sebagai bahan dan alat pokok adalah malam, canting, kuas, spon, kain primisima,
pewarna naptol, remasol, dan indigosol. Bahan finishing (penyelesaian akhir)
untuk karya tersebut adalah dengan menyetrika kain.
Adapun hasil karya batik yang telah dibuat berjumlah delapan karya
dengan memvisualisasikan tentang pemandangan Pantai Teluk Penyu, Pulau
Nusakambangan, Pepohonan dan Perahu ditepi Pantai, Dermaga menjadi Obyek
utama dari Pantai Teluk Penyu yang menarik dan menjadi ciri khas, Bangunan
Mercusuar, Gazebo berbentuk Penyu dan Sejarah dari Pantai Teluk Penyu.Bayu Yudistirabayuyudistira@gmail.com2016-01-11T23:29:04Z2019-01-30T05:58:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29079This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290792016-01-11T23:29:04ZPOHON PISANG SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK TULIS PADA ROK DAN DRESS UNTUK REMAJA PUTRITugas akhir karya seni ini bertujuan untuk membuat motif batik kreatif
yang terinspirasi dari pohon pisang yang diterapkan ke dalam rok dan dress yang
ditujukan untuk remaja putri.
Konsep pembuatan batik ini stilisasi dari pohon pisang. Pohon pisang
memiliki karakteristik yang unik yaitu daunnya yang sobek-sobek, bunganya yang
berbentuk jantung dan buahnya yang bertumpuk. Dalam proses pembuatan karya
batik tulis ini memerlukan tahapan-tahapan yang dilakukan seperti pembuatan
sket dan pola. Setelah itu kemudian dilakukan proses memola dikain mori dan
diklowong. Dalam pembuatan batik menggunakan teknik pewarnaan celup dan
colet yang terdiri dari pewarna napthol, indigosol, remasol, dan rapid.
Batik tulis motif pohon pisang berjumlah delapan potong. Empat dibuat
rok, yaitu (1) Kardhong mempunyai keindahan motif stiliran daun pisang yang
berisen-isen berbeda-beda mempunyai warna kuning dan coklat. (2) Pesona Ceria
mempunyai keindahan motif stiliran dari pohon pisang yang mempunyai warna
merah, kuning dan hijau, (3) Gadhung Pisang mempunyai keindahan motif stiliran
dari daun pisang, pisang dan monyet yang mempunyai warna hijau kuning, merah,
(4) Pukdhong mempunyai keindahan pada motif stiliran daun pisang yang
bertumpukan mempunyai warna ungu dan coklat,. Rok adalah bagian busana yang
dipakai mulai dari pinggang ke bawah atau kaki. Empat diantaranya dibuat dress
yaitu (5) Thungdong mempunyai keindahan motif stiliran jantung pisang dan daun
pisang yang mempunyai warna merah (6) Pesona Senja yang mempunyai
keindahan motif stiliran pohon pisang yang berjajar tolak belakang yang
mempunyai warna kuning dan hijau, (7) Pesona Malam mempunyai keindahan
motif stiliran pohon pisang dengan penyusunan belah ketupat dan mempunyai
warna biru, (8) Dhongdang mempunyai keindahan pada daun pisang yang sobek-
sobek dan mempunyai warna coklat dan merah. Dress adalah pakaian dari atas
bahu atau dari atas dada yang memanjang sampai lutut atau sampai kaki.Vita Kurniawativivitava.kurnia@yahoo.co.id2016-01-11T23:27:56Z2019-01-30T05:56:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29069This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290692016-01-11T23:27:56ZREPRESENTASI KEHIDUPAN MASYARAKAT PANTAI NGLAMBOR
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN DALAM LUKISANABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, tema, proses visualisasi, teknik dan bentuk lukisan dengan
judul Representasi Kehidupan Masyarakat Pantai Nglambor Sebagai Inspirasi
Penciptaan Dalam Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi pengamatan dilakukan
secara langsung ke Pantai Nglambor. Selanjutnya eksperimen, dilakukan untuk
menemukan kendala teknis dalam proses visualisasi. Kemudian proses visualisasi,
dengan cara memindahkan objek pada kertas melalui sketsa.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa: (1). Konsep penciptaan lukisan adalah representasi konflik kehidupan
masyarakat Pantai Nglambor. Tema penciptaan lukisan adalah kehidupan
Masyarakat pantai ngalambor yang berada dekat dengan tempat tinggal penulis.
Banyak hal hal menarik yang terdapat di pantai tersebut, salah satunya ritual
ngalangi (2). Bentuk karya yang diciptakan berupa lukisan gaya pop surealisme,
dimana setiap panel berisi cerita yang menggambarkan kehidupan masyarakat
Pantai Nglambor. (3). Teknik visualisasi menggunakan teknik akuarel,
menggunakan cet air, akrilik dan tinta cina dengan media kertas. Melalui berbagai
tahap yaitu proses sketsa, kemudian memberi warna pada setiap objek, dilanjutkan
dengan proses bagian pendetailan pada setiap objek, kemudian finishing (4). Hasil
karya berjumlah duabelas, dengan ukuran sama, yaitu 100,5 cm x 75cm, dengan
judul: “Sesajen”, “Malih”, “Seteru”, “Kiwo Tengen”, “Ramah”, “Kebutuhan dan
Keinginan”, ”Ngalangi”, “Guyub”, “Snorkling”, “Sedulur”, “Thok Ginatok“,
“Ndelok Wisatawan”.Stefanus Endry Pragusta2016-01-11T23:22:23Z2019-01-30T05:58:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29078This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290782016-01-11T23:22:23ZDAUN KETELA POHON SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
MOTIF BATIK TULIS DRESS WANITA DEWASATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk membuat motif batik kreatif
yang terinspirasi dari daun ketela pohon yang diterapkan ke dalam dress yang
ditujukan untuk wanita dewasa.
Konsep pembuatan batik ini diambil dari stilisasi daun ketela pohon. Daun
ketela pohon memiliki ciri-ciri berdaun besar,menjari dengan lima hingga
sembilan belahan lembar daun. Daunya menjari dengan beberapa variasi bentuk
yaitu panjang, elips, dan melebar Dalam proses pembuatan karya batik tulis ini
memerlukan tahapan-tahapan yang dilakukan seperti pembuatan sket dan pola.
Setelah itu kemudian dilakukan proses memola dikain mori dan diklowong.
Dalam pembuatan batik menggunakan teknik pewarnaan celup dan colet yang
terdiri dari pewarna napthol, indigosol, remasol, dan rapid. Setelah tahap
pewarnaan kemudian melorod.
Batik tulis motif daun ketela pohon berjumlah delapan potong yaitu
(1)Dress Sudarsana mempunyai keindahan pada motif stiliran daun ketela pohon
dan memiliki warna kuning dan hijau, (2) Dress Aruna mempunyai keindahan
pada motif daun ketela pohon yang disusun secara menggelombang dan memiliki
ukuran yang berbeda serta mempunyai warna ungu dan coklat, (3) Dress Kusuma
mempunyai keindahan pada stiliran daun ketela pohon dan memiliki warna
merah, kuning, hijau, coklat muda dan coklat tua, (4) Dress Sundari mempunyai
keindahan pada stiliran daun ketela pohon yang menyerupai puzzle serta memiliki
warna kuning, hijau, merah dan coklat, (5) Dress Nirmala memiliki keindahan
pada motif daun ketela pohon yang tidak di stilisasi serta memiliki warna hijau
dan coklat muda, (6) Dress Paramitha mempunyai keindahan pada motif daun
ketela pohon yang tidak di stilisasi serta memilikii warna merah dan biru, (7)
Dress Darmastuti mempunyai keindahan stiliran daun ketela pohon serta memiliki
warna merah dan hijau, (8) Dress Surya Kirana yang memiliki keindahan pada
motif daun ketela pohon yang tidak di stilisasi serta memiliki warna hijau dan
kuning.Nimas Ayu Pramestipramestinimas ayu@yahoo.com2016-01-06T04:37:49Z2019-01-30T05:53:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29015This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/290152016-01-06T04:37:49ZBATIK SERAGAM PESERTA DIDIK SMA N 1 JETIS BANTUL
YOGYAKARTA DITINJAU DARI: MOTIF, WARNA DAN
PROSES PENCIPTAANABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif, warna dan proses
penciptaan batik seragam peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data
disajikan berupa deskriptif. Subjek data berjumlah sembilan orang terdiri dari
pencipta motif, penentu warna dan beberapa peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti. Alat bantu lain
digunakan ball point, buku catatan dan kamera handphone. Pengumpulan data
digunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan keabsahan
data digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan
dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif terinspirasi dari pohon
kelengkeng yang banyak tumbuh di lingkungan SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta. (2) Warna diterapkan berupa warna merah, pemilihan warna dengan
pertimbangan kesesuaian warna putih celana dianggap serasi dari pemberdayaan
dipakai sekali dalam seminggu. (3) Proses penciptaan batik seragam peserta didik
SMA N 1 Jetis Bantul Yogyakarta dimulai dari eksplorasi/pencarian ide menjadi
khas mengenai motif diperoleh dari pohon kelengkeng oleh Wintolo, S.Pd.
Selanjutnya, perancangan ide dibuat beberapa desain alternatif berjumlah empat
oleh Wintolo, S.Pd. Lalu, hasil seleksi desain alternatif oleh Wintolo, S.Pd., dan
Drs. Wiyono, M.Pd. Selanjutnya, penentuan warna dari Drs. Wiyono, M.Pd.
Kemudian, desain diterapkan ke kain oleh peserta didik SMA N 1 Jetis Bantul
Yogyakarta melalui pembuatan pola, mencanting, menembok, mewarna dan
melorod.Dian Puji Raharjodianpujieaharjo@yhaoo.co.id2015-12-22T07:05:40Z2019-01-30T05:49:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28895This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/288952015-12-22T07:05:40ZPENDEKATAN KRITIK SENI TERHADAP SENI INSTALASI
BATTLE FIELD KARYA ENTANG WIHARSOABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, struktur seni rupa,
pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni instalasi Entang Wiharso
yang berjudul Battle Field dengan menggunakan pendekatan kritik seni.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan
pendekatan kritik seni yang menggunakan empat tahapan penyajian yaitu
deskripsi, analisis formal, interpretasi dan evaluasi. Pengujian kredibilitas data
dilakukan dengan triangulasi teknik berupa wawancara, observasi, dan evaluasi
serta menggunakan ahli untuk mengkonfirmasi hasil analisis karya. Dalam
penelitian ini menggunakan analisis data model Miles dan Huberman yakni
aktivitas dalam analisis data tersebut menggunakan reduksi data, penyajian data
dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk yang diciptakan dalam
karya Battle Field merupakan bentuk representasional berupa figur manusia dan
hewan. Terdapat transformasi bentuk dalam karya bagian 1 dan 2 yaitu bentuk
daun Dolar (2) unsur-unsur visual yang menonjol yaitu garis-garis tipis pada
karya sketsanya, warna yang tidak kontras dan menggunakan pola repetisi (3)
pesan yang terkandung yaitu manusia agar memerangi kelicikan, keserakahan,
intoleransi, masalah identitas dan ketidaksetaraan (4) terdapat tiga nilai dari 11
bagian karya Battle Field, yaitu lima bagian karya bernilai sosial, lima bagian
karya bernilai budaya dan satu bagian bernilai sejarah.Fiter Hindun2015-12-10T07:49:20Z2019-01-30T05:46:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28740This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/287402015-12-10T07:49:20ZIKAN ARWANA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN
KARYA SENI LOGAMABSTRAK
Penciptaan karya seni dengan judul “Ikan Arwana Sebagai Objek Penciptaan
Karya Seni Logam” ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai
konsep, tema, bentuk, teknik, proses dan hasil penciptaan karya seni logam dengan
menampilkan objek ikan arwana.
Metode yang digunakan dalam karya seni logam ini adalah tahap eksplorasi
yaitu menemukan ide terkait bentuk ikan arwana, tahap perancangan dilakukan
dengan membuat sketsa berdasarkan hasil eksplorasi, dan tahap perwujudan yaitu
mewujudkan rancangan atau sketsa menjadi suatu karya seni.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Konsep
pada karya ini yaitu penulis menampilkan objek ikan arwana dengan objek
pendukungnya yang diekspresikan ke dalam bentuk karya seni logam dengan bahan
tembaga. (2) Tema yang penulis angkat adalah tema kehidupan ikan arwana di alam
liar yang digambarkan seperti berikut; ikan arwana sebagai objek utama serta objek
rerumputan, dedaunan, bebatuan, dan akar-akaran sebagai pendukungnya dalam
karya seni logam dengan bahan tembaga. Bentuk yang ditampilkan pada karya seni
logam ini adalah bentuk ikan arwana yang diwujudkan menyerupai bentuk ikan
aslinya. Teknik yang digunakan yaitu menggunakan teknik sodetan dengan cara
menekan logam dengan alat sodet. (3) Proses perwujudan karya seni logam
menggunakan bahan utama lembaran logam tembaga dengan pewarnaan Sn (sulfida
natrium) untuk membuat warna hitam pada lembaran logam tembaga dan autosol
digunakan untuk menghilangkan warna hitam pada lembaran logam tembaga agar
menghasilkan warna kontras. Hasil karya seni logam ini berjumlah 11 karya, yaitu :
Super Red Arwana (36x60 cm), Lingkungan Arwana (36x60 cm), Silver Arwana
(36x60 cm), Sembilan Arwana (36x60 cm), Berburu Makanan (36x60 cm), Mencari
Mangsa (36x60 cm), Kembali Pulang (36x60 cm), Kebersamaan (36x60 cm), Disini
dan Disana (36x60 cm), Berlindung (36x60 cm), Barisan Arwana (36x60 cm).Binarti Dwi Astuti2015-11-24T02:02:57Z2019-01-30T05:38:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28432This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284322015-11-24T02:02:57ZAKTIVITAS PETANI SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN
REALISTIKABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep, tema, proses visualisasi, dan bentuk lukisan dengan judul Aktivitas Petani
Sabagai Objek Penciptaan Lukisan Realistik.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah
dengan menggunakan metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan
pengambilan gambar aktivitas petani di tengah sawah secara langsung
menggunakan kamera dan sebagian gambar diambil dari internet. Kemudian
metode improvisasi, yaitu dimulai dengan membuat sketsa-sketsa seadanya pada
media kanvas menggunakan pencil atau cat minyak yang telah disediakan.
Selanjutnya metode visualisasi, yaitu merupakan proses penciptaan dari konsep
menjadi karya lukis dengan cara merespon objek yang terdapat dalam foto
menggunakan cat minyak di atas kanvas dalam bentuk lukisan realistik.
Sedangkan penciptaan lukisan menggunakan pendekatan Realisme.
Dari hasil pembahasan dan proses visualisai, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1) Konsep penciptaan lukisan adalah merespon
realitas kehidupan petani yang sedang bekerja di tengah sawah menggunakan
bantuan foto. 2) Tema pada lukisan yaitu menggambarkan tentang beberapa
aktivitas petani yang sedang bekerja di tengah sawah seperti membajak,
mencangkul, menanam, menyemprot, memupuk, mencabut rumput, dan
memotong padi. 3) Proses visualisai dilakukan dengan cara merespon objek yang
terdapat pada foto menggunakan media cat minyak (teknik basah) di atas kanvas.
4) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan representational dalam gaya
realistik yang berjumlah sembilan lukisan. Adapun kesembilan lukisan tersebut
adalah sebagai berikut: Membajak #1 (120cm x 100cm), Membajak #2, (100cm x
80cm), Membajak #3 (120cm x 100cm), Mencangkul (120cm x 80cm), Menanam
Padi (120cm x 100cm), Menyemprot (120cm x 100cm), Memupuk padi (120cm x
100cm), Mencabut Rumput (120cm x 100cm), Memotong Padi (100cm x 80cm).Muhamad Tahir2015-11-24T02:02:54Z2019-01-30T05:38:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28422This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284222015-11-24T02:02:54ZSINGA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN
KARYA SENI LOGAMABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep, tema, bentuk, teknik,
proses dan hasil penciptaan karya seni logam dengan judul Singa sebagai Objek
Penciptaan Karya Seni Logam.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni kriya logam ini ialah
metode eksplorasi, yaitu sarana untuk menemukan ide atau gagasan terkait dengan objek
dengan cara observasi atau pengamatan objek secara langsung ke kebun binatang
Gembira Loka, gambar-gambar pada buku, foto, dan video. Perancangan dilakukan
dengan membuat singa sebagai objek utama, dan objek pendukung dikomposisikan guna
mendapatkan bentuk kreatif dan menarik. Proses perwujudan dilakukan dengan
menerapkan hasil-hasil pembuatan sketsa yang berupa 10 sketsa yang telah dipilih. Proses
perwujudan diawali dengan menyalin sketsa pada lembaran logam dan kemudian
melakukan proses penyodetan hingga finishing.
Hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsep dalam
penciptaan karya seni ini yaitu ketertarikan penulis pada hewan singa terhadap keunikan
dari fisik dan perilaku atau aktivitas singa. Objek dalam karya seni ini dibuat mendekati
figur aslinya (representasional). (2) Tema berupa penggambaran kehidupan dan aktivitas
singa yang berada di habitatnya, bentuk yang ditampilkan pada karya seni ini yaitu singa
sebagai objek utama dalam penciptaan yang diwujudkan mendekati bentuk aslinya
dengan komposisi menerapkan prinsip penyusunan elemen seni rupa dan teknik yang
digunakan dengan teknik sodetan. (3) Proses perwujudan menggunakan bahan lembaran
logam kuningan. Karya seni logam ini memiliki ciri-ciri (a) Objek dibuat menonjol,
bervolume, dan pewarnaan dibuat lebih terang pada objek utama, (b) Singa sebagai objek
utama dan terdapat pengulangan pada objek pendukung, (c) Background menggunakan
tekstur titik dan goresan, (d) Warna Sn (Sulfida Natrium) yang dihasilkan membuat
logam terlihat hidup dan antik. (e) Pembersihan Sn (Sulfida Natrium) menggunakan
Braso atau autosol. (f) Penyajian karya menggunakan pigura untuk dipajang. Karya seni
logam yang dibuat sebanyak 10 karya yaitu: Keturunan (37cm x 60cm), Bukan Pemalas
(37cm x 60cm), Dua Jagoan (37cm x 60cm), Let’s Play (37cm x 60cm), Perlindungan
(37cm x 60cm), Pasangan (37cm x 60cm), Sebuah Hasil (37cm x 60cm), Sebuah
Kebersamaan (37cm x 60cm), Peperangan (37cm x 60cm), Kerja Sama (37cm x 60cm).Merri Masita Dewi2015-11-23T06:43:49Z2019-01-30T05:38:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28443This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284432015-11-23T06:43:49ZPEMANFAATAN KULIT KAYU LANTUNG SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN SEPATU BATIK WANITAPenulisan karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
penciptaan karya seni kerajinan dan hasil karya sepatu batik wanita yang berbahan
kulit kayu lantung dengan motif parang klitik, parang kusumo, dan gurdo .
Penciptaan karya sepatu ini melalui beberapa tahapan dalam penciptaan
karya seni, tahapan tersebut adalah eksplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Penciptaan difokuskan pada kulit kayu lantung sebagai bahan pembuatan sepatu
wanita. Tahapan eksplorasi berupa pengamatan tentang motif yang digunakan dan
berupa pengamatan perkembangan model sepatu, pengamatan karakteristik bahan
kulit kayu lantung, dan pembuatan sket alternatif sepatu. Tahapan Perancangan
berupa pembuatan dan pola master sepatu. Tahap perwujudan adalah proses
pembuatan karya.
Konsep penciptaan karya seni ini mengeksploasi bahan dari alam yaitu
kulit kayu lantung yang diolah dan di batik dengan motif klasik Yogyakarta yaitu
motif parang klitik, parang kusumo, dan gurdo. Warna untuk batik kulit ini
menggunakan warna cokelat dari warna asli kulit kayu lantung dikombinasi kulit
sapi cokelat tua. Hasil karya yang diwujudkan adalah 2 pasang sepatu derby, 4
pasang sepatu boots, 1 pasang sepatu semi monk, 1 pasang sepatu pump, 1 pasang
sepatu casual, dan 1 pasang sepatu flat batik.Dwi Astutiastutidwi272@yahoo.com2015-11-20T02:41:36Z2019-01-30T05:35:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284132015-11-20T02:41:36ZPENCIPTAAN MEDIA PEMBELAJARAN BATIK
BAGI SISWA SMP MELALUI MEDIA KOMIK EDUKASIPenelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran batik berupa
komik edukasi dengan unsur cerita, ilustrasi, materi dan gaya bahasa untuk siswa
SMP sekaligus mengandung nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan mengenai
batik yang dibutuhkan siswa SMP.
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian dan Pengembangan (Research
and Development) atau R&D, dengan prosedur pengembangan adaptasi dari
penelitian dan pengembangan Sugiyono (2014: 407). Melalui 8 tahapan yaitu: (1)
Analisis Kebutuhan; (2) Pengumpulan Data; (3) Desain Produk; (4) Validasi
Desain Awal; (5) Revisi Desain; (6) Validasi Desain (Validasi Ahli); (7) Uji Coba
Terbatas dan (8) Revisi Desain dan Mengimplementasikan Produk. Variabel
dalam penelitian ini adalah komik edukasi dan mata pelajaran batik. Subjek
penelitian adalah siswa SMP N 1 Berbah kelas VII sejumlah 9 anak. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi literatur. Teknik analisis
data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif dengan penyederhanaan data
secara deskriptif menggunakan tabel frekuensi. Validasi produk dilakukan oleh 4
orang ahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciptaan media pembelajaran batik
berupa komik edukasi, memiliki unsur cerita yang sederhana sesuai keseharian
kehidupan siswa di rumah dan di sekolah. Gaya bahasa yang digunakan singkat,
padat, tidak terlalu formal dan sering digunakan dalam komik edukasi. Ilustrasi
disesuaikan dengan jalan cerita sehingga mampu memperjelas materi batik.
Materi mengenai nama dan makna motif batik dan proses membatik mulai dari
alat-bahan hingga proses pelorotan. Pemilihan karakter tokoh dalam komik
edukasi berdasarkan pemilihan siswa yaitu Chibi, sebanyak 58 halaman full color.
Segi pendidikan dan seni, komik edukasi ini yakni (1) nilai sikap, seperti sopan-
santun, tanggung jawab, kerjasama; (2) Nilai pengetahuan seperti cara membatik,
jenis-jenis canting, jenis-jenis lilin batik; (3) Nilai keterampilan seperti
mencanting yang benar, proses membatik yang benar, macam perwarna batik; (4)
nilai estetika dalam pembuatan dan penyusunan komik edukasi seperti komposisi,
kesatuan, keseimbangan. Berdasarkan penilaian tingkat kelayakan komik edukasi
menunjukkan sangat baik sebesar (a) aspek isi = 80,65% (b) aspek media (desain)
= 92,5% (c) aspek bahasa = 95,6% (d) aspek isi menurut guru mata pelajaran =
74,05% (e) aspek kelayakan menurut para siswa = 83,67%. Secara keseluruhan
tingkat kelayakan komik edukasi batik = 85,7% dan aspek nilai sikap, nilai
pengetahuan dan keterampilan = 86,13%. Dengan demikian komik edukasi
dinyatakan layak dijadikan media pembelajaran batik.Intan Permatasaripermatasariintan@yahoo.com2015-11-19T02:17:29Z2019-01-30T05:35:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284042015-11-19T02:17:29ZBADAK JAWA SEBAGAI ORNAMEN PADA TAS KULIT
UNTUK ANAK USIA DINIPenciptaan tas kulit untuk anak usia dini dengan ornamen badak Jawa ini
bertujuan untuk mengenalkan salah satu binatang terlangka di dunia yang ada di
Indonesia kepada generasi bangsa sejak usia dini. Hal ini bertujuan supaya para
generasi penerus bangsa mampu berpartisipasi dalam upaya menjaga dan
melestarikan satwa langka yaitu badak Jawa agar tidak punah.
Proses penciptaan karya tas kulit anak usia dini ini dilakukan dengan
metode penciptaan karya seni yang terdiri atas tiga tahap enam langkah. Ketiga
tahap tersebut yakni eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi
terdiri atas dua langkah pokok yaitu langkah pengembaraan jiwa dan pengamatan
lapangan, serta penggalian landasan teori, sumber, dan referensi. Pada tahap
perancangan terdapat dua langkah, yaitu penuangan ide ke dalam bentuk visual
dua dimensional dan kemudian diterapkan pada bentuk model prototipe.
Sedangkan pada tahap terakhir adalah tahap perwujudan yang meliputi proses
perwujudan karya dari awal sampai finishing serta yang terakhir adalah evaluasi
terhadap hasil perwujudan.
Hasil penciptaan karya tas untuk anak usia dini dengan ornamen badak
Jawa ini terdiri atas tiga buah tas selempang dan enam buah tas punggung.
Berdasarkan teknik pembuatan ornamennya, tas ini terdiri atas delapan buah tas
dengan teknik batik tulis dan sebuah tas dengan teknik aplikasi. Semua tas
berjumlah sembilan, empat model tas diciptakan untuk anak perempuan dan lima
model tas yang lain diciptakan untuk anak laki-laki. Pada proses penciptaan tas ini
terdapat beberapa perbedaan dalam setiap jenis tas, baik dalam hal keteknikkan,
ornamen, maupun model tas yang digunakan.Miftakhul Jannahjannahmifta15@yahoo.co.id2015-11-19T01:49:44Z2019-01-30T05:35:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284032015-11-19T01:49:44ZPENILAIAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KETERAMPILAN
MATERI KERAJINAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 14
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, bertujuan untuk
mendeskripsikan penilaian hasil belajar mata pelajaran keterampilan materi
kerajinan di SMP Negeri 14 Yogyakarta, yang meliputi tahap perencanaan
penilaian, pelaksanaan penilaian, dan refleksi.
Subjek penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah guru`
dan peserta didik kelas VIII A yang melaksanakan pembelajaran keterampilan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan
ketekunan/keajegan pengamatan dan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa; 1) perencanaan
penilaian hasil belajar mata pelajaran keterampilan, guru membuat rencana
penilaian sesuai dengan silabus dan rencana pembelajaran, kemudian menentukan
langkah-langkah penilaian yang dikembangkan melalui kriteria pencapaian
kompetensi dasar (KD), menentukan teknik penilaian yang akan digunakan,
menyusun kisi-kisi, membuat soal, menyusun lembar jawaban, membuat kunci
jawaban dan menyusun pedoman penskoran. 2) pelaksanaan penilaian
hasil belajar peserta didik mencakup aspek kompetensi afektif, kognitif dan
psikomotor. Aspek afektif, guru menggunakan teknik penilaian observasi,
penilaian diri, dan penilaian antar teman. Aspek kognitif menggunakan teknik
penilaian tes. Aspek psikomotor, guru menggunakan teknik penilaian kinerja. 3)
refleksi. Peserta didik yang nilainya di bawah KKM 75, diberikan program
remidial. Terdapat 3 peserta didik yang belum mencapai KKM dalam ulangan
harian dengan nilai 70, dan sebanyak 32 peserta ddidk mencapai KKM dari
jumlah 35 peserta didik, pada Ulangan Tengah Semester (UTS) terdapat 25
peserta didik yang belum mencapai KKM dengan rata-rata nilai 72. Peserta didik
yang nilainya di atas KKM, yang berarti sudah tuntas diberikan program
pengayaan. Guru memadukan program pengayaan yang disisipkan pada setiap
proses pembelajaran, agar pemerataan pemahaman materi pembelajaran pada
peserta didik tercapai.Nurul Fadhillahdilah.fadhillah1@gmail.com2015-11-17T08:04:23Z2019-01-30T05:23:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28201This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/282012015-11-17T08:04:23ZLAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN
KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA
DITINJAU DARI FILSAFAT CHINAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lambang ornamen yang
terdapat pada langit - langit ruang Kwan Tee Koen Klenteng Kwan Tee Kiong
Yogyakarta dikaji melalui filsafat China.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Subjek penelitian
ini adalah lambang ornamen pada langit - langit ruang Kwan Tee Koen Klenteng
Kwan Tee Kiong Yogyakarta.Sedangkan objeknya adalah filsafat China.Data
diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: koleksi data, komparasi data, analisis
objek dan subjek penelitian, penyajian data, dan validasi. Validitas data diperoleh
melalui perpanjangan keikutsertaan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis
kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan membercheck.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Macam - macam figur ornamen
yang terdapat pada langit - langit ruang Kwan Tee Koen Klenteng Kwan Tee
Kiong Yogyakarta adalah Naga, Kelelawar, Bunga Teratai, Burung Phoenix, Ikan,
dan lima warna. (2). Ornamen Naga melambangkan: kekuasaan, kesuburan,
makhluk spiritual, angka 9, kekuatan, keberagaman bertubuh satu, keberagaman
yang melahirkan suatu harmoni, pasangan Burung Phoenix, yin dan yang,
panutan, serta aksara China; ornamen Kelelawar melambangkan: umur panjang
dan kebahagiaan abadi; ornamen Bunga Teratai melambangkan: kesempurnaan;
ornamen Burung Phoenix melambangkan: keabadian, kekuatan api, sifat dasar
manusia, kebaikan, dan makhluk spiritual; ornamen Ikan melambangkan: selalu
kelebihan; dan ornamen lima warna melambangkan: bahan dasar pembentuk
segala sesuatu, keseluruhan Alam Semesta merupakan satu mekanisme, saling
menghasilkan dan menghancurkan, filsafat warna sebuah bangunan, prinsip
penempatan ruang, warna hijau melambangkan kehidupan dan perkembangan,
warna merah melambangkan kekuatan dan membangkitkan perasaan nafsu, warna
putih melambangkan kemewahan dan kekokohan, serta warna hitam
melambangkan perasaan kedalaman. (3). Setiap lambang ornamen tersebut dikaji
melalui filsafat China.Nanda harya Hellavikarany2015-11-13T06:37:57Z2019-01-30T05:23:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28186This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/281862015-11-13T06:37:57ZANGKRINGAN SEBAGAI TEMA
PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep, tema, proses visualisasi, teknik, dan bentuk lukisan yang berjudul
Angkringan sebagai Tema Penciptaan Karya Seni Lukis.
Penciptaan karya seni lukis menggunakan pendekatan Realisme
Impresionistik. Metode penciptaan karya melalui tahap observasi, Improvisasi,
dan Visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung ke angkringan di
beberapa tempat di Yogyakarta, antara lain di daerah Samirono, di jalan Colombo,
Maguwo, dan di jalan Abu Bakar Ali. Improvisasi dengan membuat sketsa
langsung pada kanvas. Visualisasi merupakan proses perubahan dari konsep
menjadi lukisan di atas kanvas menggunakan media cat minyak.
Dari hasil pembahasan dan proses penciptaan yang dilakukan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Konsep penciptaan lukisan yaitu
merespon objek nyata pada suasana estetik di dalam angkringan yang dilukiskan
secara realisme impresionistik. 2) Tema lukisan adalah aktivitas/kehidupan
angkringan yang ada di Yogyakarta. 3) Proses visualisasi yaitu menangkap kesan
objek nyata kemudian memindahkannya pada kanvas menggunakan cat minyak
pada kanvas yang diolah sesuai cita rasa penulis dengan memperhatikan setiap
warna-warna natural yang terkandung dalam setiap objek. 4) Teknik pewarnaan
menggunakan teknik basah dengan media cat minyak pada kanvas secara opaque.
Teknik sapuan kuas secara brush stroke dan menggunakan teknik chiaroscuro
dengan memperhatikan gelap terang dalam menetapkan bentuk. 5) Bentuk lukisan
yang diciptakan adalah lukisan representatif cat minyak pada kanvas. Keseluruhan
lukisan dibuat berdasarkan pada pengolahan elemen-elemen seni lukis dan
menggunakan prinsip seni lukis. Jumlah lukisan yang dihasilkan sebanyak 10
buah dengan ukuran yang bervariasi, antara lain: Ngangkring 1 (120x100cm),
Gawe wedang (100x120cm), Tumbas (120x100cm), Ngangkring 2 (120x100cm),
Ngangkring 3 (120x100cm), Noto dagangan (100x80), Ngangkring 4 (100x120),
Medang (110x80cm), Masak (80x100cm), dan Mampir ngangkring (140x120cm).Agustina Bintarti2015-11-04T04:01:00Z2019-01-30T05:15:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27952This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279522015-11-04T04:01:00ZPEMBELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN METODE PROJEK PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK ABA PEMBINA SRANDAKAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran menggambar dengan metode projek puzzle yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan hasil karya kelompok peserta didik di Taman Kanak-Kanak ABA Pembina Srandakan Bantul.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik di Taman Kanak-Kanak ABA Pembina Srandakan Bantul. Sumber informasi pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Pendidik pembelajaran menggambar di Taman Kanak-Kanak ABA Pembina Srandakan Bantul. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan pemotretan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi data dengan memilah, memilih, dan mengecek kembali hasil wawancara dengan hasil dokumentasi yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran menggambar dengan metode projek puzzle di Taman Kanak-Kanak ABA Pembina Srandakan Bantul, yaitu (1) Tahap persiapan terdiri atas Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan alat bahan pembelajaran menggambar dengan metode projek puzzle. (2) Tahap pelaksanaan terdiri atas (a) Kegiatan peserta didik mencari kelompok yang melibatkan peserta didik secara aktif. (b) Pendidik membagikan kepingan kertas sebagai media yang akan di gambar oleh peserta didik. (c) Kegiatan peserta didik menggambar bersama dengan kelompoknya. (d) Kegiatan peserta didik mewarnai bagiannya sendiri. (e) Kegiatan peserta didik menyusun kembali kepingan kertas yang sudah di gambar dan diwarnai oleh masing-masing peserta didik pada papan puzzle. (3) Hasil karya pembelajaran menggambar dengan metode projek puzzle berjumlah 6 dari 24 peserta didik yang dibuat enam Kelompok. Hasil pembelajaran menggambar dengan metode projek puzzle semua peserta didik dapat menyelesaikan tugas bagiannya sendiri dengan baik. Semua kelompok menggambar sesuai dengan tema yang diberikan oleh pendidik yaitu bencana alam gunung merapi. Semua kelompok juga dapat menyusun kembali kepingan gambar yang sudah terpisah menjadi gambar yang utuh. Hasil karya kelompok peserta didik dinilai bintang semua oleh pendidik pembelajaran menggambar.Taufik Wijaya2015-11-04T03:53:12Z2019-01-30T05:15:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27951This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279512015-11-04T03:53:12ZKATAK SEBAGAI SIMBOLISASI PENGGAMBARAN KONFLIK PERSONAL DALAM PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema penciptaan, proses visualisasi teknik dan bentuk lukisan dengan judul katak sebagai simbolisasi penggambaran konflik personal dalam penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi, yaitu untuk menemukan ide-ide dari konflik personal kemudian digambarkan melalui bentuk-bentuk katak dengan pendekatan dekoratif yang kemudian dilakukan observasi melalui media elektronik dan cetak atau kondisi personal dengan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Metode eksperimen dilakukan untuk menciptakan bentuk-bentuk katak yang sesuai dengan ide serta pengembangan teknik dalam melukis.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tema lukisan yang dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah konflik personal yang terjadi dengan diri sendiri, personal dengan personal lain, personal dengan lingkungan, dan personal dengan Tuhan. (2) Proses visualisasi lukisan dikerjakan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan teknik plakat yang dikombinasikan dengan teknik gradasi halus yang dikerjakan secara representasional dengan warna-warna kontras yang cerah (high value). (3) Bentuk atau visualisasi pada lukisan adalah penggambaran objek katak dalam lukisan yang disusun serta dikomposisikan sehingga mampu mewakili ide-ide berdasarkan konflik personal yang ingin disampaikan, namun katak tidak berdiri sendiri sebagai objek, tetapi terdapat objek-objek lain sebagai elemen pendukungnya. Kesan karikatur yang dihadirkan antara humor dan kegembiraan, terkadang nakal dan liar namun memperlihatkan sisi ironis, dengan kelucuan katak tidak akan membuat tersinggung apresian. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Peniru (75x115 Cm), Jangan Renggut Masa Indahku (65x95 Cm), Di Atas Langit Masih Ada Langit (80x120 Cm), Masuk Kuping Kiri Keluar Kuping Kanan (110x90 Cm), Ingin Memperbaiki Waktu Yang Rusak (100x80 Cm), Mimpi, Harapan, dan Waktu (75x100 Cm), Kembali Melihat Yang Berlalu (110x90 Cm), Tak Selamanya Jagoan Harus Menang (80x120 Cm), Kita Semua Sama (95x95 Cm), Aku, Kalian dan DPR (Di Bawah Pohon Ringin) (70x120 Cm).Richo Nurdini2015-11-04T03:47:31Z2019-01-30T05:15:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27949This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279492015-11-04T03:47:31ZDESAIN MEDIA PROMOSI WAHANA AIR BALONG WATERPARK BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTAPerancangan media promosi wahana air Balong Waterpark bertujuan untuk mendapatkan rancangan baru promosi Balong Waterpark. Manfaat dari perancangan adalah memberikan informasi tentang ragam fasilitas terbarukan yang ada di dalam wahana air Balong Waterpark seperti: water coaster, omah bocor, family slide dan race slide.
Proses perancangan melalui penelitian tentang objek wahana air Balong Waterpark melalui metode SWOT. Konsep karya menggunakan ilustrasi dalam wujud gambar atau foto, teks, warna dan layout. Pembuatan karya menggunakan bantuan perangkat komputer, scanner dan kamera digital. Proses perancangan mengacu pada kreativitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar dan layout lengkap sampai dengan final design.
Hasil perancangan kembali konsep slogan utama wahana air Balong Waterpark ”Full of splash and fun” sebagai dasar perancangan media promosi dan pembuatan desain maskot baru yang diawali dengan mendesain maskot berupa: gambar seorang anak memakai pelampung sedang menikmati fasilitas wahana air yang ada di dalam waterpark tersebut dengan wajah gembira. Media utama yang digunakan sebagai media promosi adalah billboard dan iklan surat kabar lokal. Media penunjang seperti poster, brosur, x-banner, papan nama, desain perlengkapan sampai dengan souvenir mampu memberikan dukungan media utama untuk memberikan informasi atau pesan yang membangun citra objek wisata tersebut di masyarakat.Pradika Kiswadana2015-11-04T03:42:34Z2019-01-30T05:15:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27948This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279482015-11-04T03:42:34ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DENGAN TEKNIK STROBIST DI JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk: (1)Mengetahui bentuk produk multimedia pembelajaran tehnik Strobist bagi mahasiswa dalam mata kuliah fotografi. (2) Mengembangkan produk multimedia pembelajaran tehnik Strobist bagi mahasiswa dalam mata kuliah fotografi yang layak.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan, dengan prosedur pengembangan adaptasi dari model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall (1983), dengan enam tahap yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Perencanaan pengembangan pembelajaran, (3) Pengembangan produk, (4) Produk awal, (5) Evaluasi, dan (6) Produk akhir. Validasi produk oleh dua orang, yaitu seorang ahli materi apresiasi seni rupa, dan seorang ahli media pembelajaran. Subjek uji coba multimedia pembelajaran tehnik Strobist bagi mahasiswa dalam mata kuliah fotografi di Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek penilitian adalah mahasiswa sen rupa, yang terdiri dari uji coba individual 3 mahasiswa, uji coba kelompok kecil 15 mahasiswa, uji coba kelompok besar 30 mahasiswa. Metode pengumpulan data adalah: wawancara, angket dan observasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif guna mengetahui kualitas multimedia pembelajaran tehnik Strobist bagi mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan seni, Universitas Negeri Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor validasi ahli materi = 83, konversi skala 5: kategori baik. Skor validasi ahli media pembelajaran = 62, konversi skala 5: kategori baik. Terdapat 3 siswa subjek uji coba menyatakan multimedia baik, 31 anak subjek subjek uji coba menyatakan baik dan 15 siswa menyatakan sangat baik. Hal ini berarti bahwa multimedia pembelajaran teknik Strobist dalam mata kuliah fotografi dikembangkan secara sistematis, berkualitas, dan layak digunakan untuk mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan seni, Universitas Negeri YogyakartaPatrick Krishna Satya Herjatmika2015-11-04T03:33:31Z2019-01-30T05:15:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27947This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279472015-11-04T03:33:31ZANALISIS FOTOGRAFI DIGITAL IMAGING SUREALISTIK KARYA KICUNG HARTONOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan proses visualisasi teknik fotografi digital imaging surealistik karya Kicung Hartono. Tinjauan analisis pada bentuk dan foto-foto seni karya yang didalamnya ada komposisi unsur-unsur seni rupa. Bagaimana seseorang fotografer menyampaikan suatu karya melalui pikiran, menyimpulkan, kemudian mentransformasikan kedalam media fotografi, sebagai output terakhir dalam membuat karya seni.
Metode penelitian ini yaitu penelitian deskriptif analitik terhadap karya. Subjek penelitian jenis ini adalah karya fotografi digital imaging surealistik Kicung Hartono. Penelitian ini difokuskan pada komponen (fokus masalah). Data dianalisis secara deskriptif analitik dengan analisis presentase yang menggunakan prosedur statistik sederhana. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Instrumen dirancang berdasarkan pedoman wawancara dan dokumentasi, dan dikembangkan berdasarkan situasi yang terjadi dilapangan. Penelitian dilakukan dengan mengambil dan menyeleksi dokumen berupa karya foto seni sebanyak 9 buah. Peneliti melakukan wawancara kepada nara sumber (Fotografer). Proses visualisasi dilakukan pada masing-masing karya. Untuk validitas data digunakan triangulasi, dengan uji silang dengan pendapat pakar fotografi yaitu Wibowo Rahardjo dan Agus Indarta, S.Sn.
Hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa konsep teknik fotografi digital imaging surealistik karya Kicung Hartono adalah perwujudan dari pengamatan, pemahaman, dan penghayatannya terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya, yang dalam perwujudanya lebih ditekankan pada imajinarium digital imaging yang kemudian dikembangkan pada fantasy digital imaging. Visualisasi fotografi digital imaging surealistik karya Kicung Hartono menggambarkan dan memvisualisasikan melalui deskripsi foto yang amat kaya, melibatkan warna-warna, bentuk-bentuk fantasi, dunia fantasi, sampai dengan konsep fantastik. Komposisi memperlihatkan kepekaan fotografer terhadap unsur-unsur bentuk dan prinsip desain antara lain, prinsip balance/keseimbangan, proporsi, unity atau kesatuan, harmoni, irama, dan kontras. Hampir semua memakai prinsip unity, harmoni, irama, dan kontras, kemudian semua menggunakan prinsip desain atau pengorganisasian bagi foto fantasi bertujuan untuk memaksimalkan visualisasi sebuah karya seni visual dengan medium fotografi. Dengan demikian hasil karya fotografi digital imaging karya Kicung Hartono yang dihasilkan beraliran surealistik.Hendra Setiawan2015-11-04T03:22:59Z2019-01-30T05:15:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27945This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279452015-11-04T03:22:59ZTERUMBU KARANG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PATUNG DEFORMATIFTujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan tema bentuk penciptaan patung yang terinspirasi dari terumbu karang.
Penciptaan menggunakan tiga metode yaitu: metode eksplorasi dimana sumber informasi mengenai terumbu karang diperoleh melalui media cetak, elektronik, internet juga buku mengenai terumbu karang. Metode improvisasi dimana hasil pengamatan terumbu karang diterjemahkan kedalam sketsa gambar dan diwujudkan kedalam bentuk patung deformatif . Metode terakhir adalah mewujudkan dalam bentuk patung dengan media kayu jati.
Hasil pembahasan dan penciptaan patung adalah sebagai berikut; (1.) konsep penciptaan patung deformatif ini adalah terumbu karang sangat unik dan menarik seolah-olah mewakili gerakan manusia, (2.) Metode penciptaan patung melalui tiga tahap yaitu; eksplorasi, improvisasi dan forming, (3.) bentuk yang diciptakan adalah patung deformatif yang dibuat sebanyak 10 karya yang diberi judul; Tampak gagah, Meliuk, Dogol Berkembang, Meruncing, Koloni, Meninggi, Babahan nawa, Kukuh, Luklu, Mekanisme defence.Hari Akbar Yanarko2015-11-04T03:18:02Z2019-01-30T05:15:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27944This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279442015-11-04T03:18:02ZMONSTER SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFISTujuan dari penulisan laporan dengan judul monster sebagai inspirasi dalam penciptaan karya seni grafis, adalah untuk mendeskripsikan tema, proses visualisasi dan bentuk monster yang diciptakan dalam karya seni grafis, dengan menerapkan teori dan praktik seni yang selama ini dipelajari di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta.
Penciptaan karya grafis ini berdasarkan pendekatan ilustratif yang diartikan bersifat ilustrasi atau menerangkan, melalui penyusunan unsur-unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar seni rupa. Metode penciptaan dengan pengolahan bentuk dari objek makhluk-makhluk normal serta benda-benda yang terdapat pada kehidupan sehari-hari menjadi figur monster hasil imajinasi sesuai dengan tema yang dipilih dengan cara transformasi bentuk dan distorsi bentuk.
Dari pembahasan dan proses penciptaan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemilihan monster sebagai inspirasi penciptaan karya seni grafis karena monster identik dengan makhluk-makhluk berbentuk aneh (absurd), yang dapat dikombinasikan dengan cerita antara kenyataan dan impian, humor dan horror. Memberi keleluasaan dalam mengembangkan imajinasi, dapat berimajinasi lebih bebas untuk menciptakan figur-figur imajinatif. 2) Proses visualisai bentuk monster dengan cara mendistorsi dan mentransformasi objek sehingga menampilkan karakter monster yang diinginkan dan menghasilkan bentuk karya yang surealis. Bahan yang digunakan pensil, spidol, penggaris, pisau cukil, hardboard, kaca, tinta cetak, palet, roll, botol, kertas, kain kanvas, kain blacu. Teknik yang digunakan yaitu teknik hardbordcut yang tergolong dalam relief print atau cetak tinggi dan termasuk dalam teknik cetak dalam seni grafis. 3) Bentuk surealistik yang dihasilkan sebanyak 16 karya dengan berbagai tahun pembuatan antara lain : tahun 2011 dengan judul, Keeping, kemudian tahun 2012 dengan judul, Octopus A‟ttack, Pesan, The Series Off Wheel‟s#1, The Series Off Wheel‟s#2, The Series Off Wheel‟s#3, The Series Off Wheel‟s#4, The Series Off Wheel‟s#5, The Series Off Wheel‟s# 6, The Series Off Wheel‟s#7, The Series Off Wheel‟s#8, The Series Off Wheel‟s#9, Pinter Aja dinggo ngapusi, Kamu Bodoh Maka Termakanlah, Karma dan Berburu Monster Laut, masing-masing karya bervariasi ukuranya.Gilang Fradika Azhar2015-11-04T03:10:09Z2019-01-30T05:15:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27943This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279432015-11-04T03:10:09ZKREATIVITAS SENI LUKIS BATIK KARYA SISWA XI IPS 1 SMA NEGERI 1 GODEANPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kreativitas seni lukis batik karya siswa SMA Negeri 1 Godean kelas XI IPS 1. Batasan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana keativitas seni lukis batik karya siswa SMA Negeri 1 Godean khususnya kelas XI IPS 1.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah karya seni lukis batik siswa XI IPS 1 SMA Negeri 1 Godean, objek penelitian adalah kreativitas siswa. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik data kuantitatif dan kualitatif, keabsahan data diperoleh melalui validatas triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan kreativitas karya siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Godean, antara lain: (1) Pada karya seni lukis batik siswa menunjukkan kreativitas dalam penambahan keanekaragaman bentuk motif dan warna, (2) Karya siswa menunjukkan keberanian dalam memadukan bentuk-bentuk motif, (3) Sebagian besar hasil karya seni lukis batik siswa, motif yang digunakan adalah motif tumbuhan, serta hampir keseluruhan siswa menggunakan warna yang kusam pada karya seni lukis batik siswa. (4) Karya seni lukis batik siswa XI IPS 1 SMA Negeri 1 Godean berjumlah 29 karya yang dikonversikan dalam skala likert dapat dikelompokkan menjadi 20 karya siswa dengan nilai B (3,40 sampai dengan 4,20) adalah kategori kreatif, 9 karya siswa dengan nilai C (2,59 sampai dengan 3,40) adalah kategori cukup kreatif.Erwin Setiawan2015-11-04T02:28:29Z2019-01-30T05:15:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27942This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279422015-11-04T02:28:29ZHUBUNGAN KUALITAS INTERIOR RUANG KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN DEPOK YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas interior ruang kelas taman kanak-kanak, motivasi belajar anak taman kanak-kanak, dan hubungan antara kualitas interior ruang kelas dan motivasi belajar anak taman kanak-kanak di Kecamatan Depok Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Subjek penelitian ini adalah seluruh Taman Kanak-kanak yang terdapat di Kecamatan Depok Yogyakarta yang berjumlah 67 TK, digunakan teknik random sampling dengan besar sampel sebanyak 30 sekolah. Instrumen penelitian berupa angket dan lembar observasi. Uji Instrumen menggunakan validitas isi. Pengumpulan data melalui pengisian lembar angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Uji prasyarat analisis yang digunakan ialah uji normalitas dan uji linieritas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) kualitas interior ruang kelas taman kanak-kanak dalam kategori baik adalah 29 sekolah dan 1 sekolah dalam kategori cukup, (2) motivasi belajar anak taman kanak-kanak dalam kategori baik adalah 16 sekolah dan 14 sekolah dalam kategori cukup, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas interior ruang kelas dan motivasi belajar anak usia taman kanak-kanak di Kecamatan Depok dengan nilai r sebesar 0,812 (p< 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas interior dan motivasi belajar di Kecamatan Depok Yogyakarta. Dengan demikian semakin baik kualitas interior ruang kelas maka semakin baik pula motivasi belajar anak.Dita Puspita Darutami2015-11-04T02:22:17Z2019-01-30T05:15:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27941This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279412015-11-04T02:22:17ZTIPE LUKISAN ANAK – ANAK KELOMPOK B2 TK ABA PURBAYAN KOTAGEDE YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lukisan karya anak – anak TK ABA Purbayan Kotagede Yogyakarta. Difokuskan pada tipe lukisan anak – anak kelompok B2.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. Subjek penelitian ini adalah 21 anak dengan objeknya adalah lukisan karya 21 anak kelompok B2 TK ABA Purbayan Kotagede Yogyakarta. Data dianalisis secara deskriptif analitis dengan mendeskripsikan dan membahas tipe dalam lukisan anak – anak kelompok B2 TK ABA Purbayan Kotagede Yogyakarta, dan diklasifikasi oleh 3 pakar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penilaian menggunakan verivikasi data dengan tiga pakar dan analisis melalui tahapan reduksi data, pembahasan dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Tipe lukisan anak bertipe haptic, lukisan yang bertipe haptic ditandai dengan penggunaan warna-warna sebagai ekspresi jiwanya dan ada kecenderungan lukisan yang dibuat tidak didasarkan bagaimana kelihatannya suatu objek atau benda tetapi lebih didasarkan pada ungkapan perasaannya yang bersifat spontan dan individual, diperoleh 13 anak bertipe haptic dan 8 anak bertipe non haptic. Dari lukisan haptic objek lukisan anak yang terbanyak melukiskan tentang “lingkungan alam”ada 9 anak, “transportasi” ada 4 anak, “rekreasi” ada 4 anak, ”tempat tinggal” ada 2 anak, “belajar” ada 1 anak dan “senjata” ada 1 anak.Dhian Kartika Sari2015-11-04T02:18:13Z2019-01-30T05:14:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27940This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279402015-11-04T02:18:13ZPESAN VISUAL MURAL KOTA KARYA JOGJA MURAL FORUM-YOGYAKARTAPenelitian yang berjudul “Pesan Visual Mural Kota Karya Jogja Mural Forum–Yogyakarta” ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai karya mural JMF yang mengandung beragam ungkapan pesan visual, dan menunjuk pada pemikiran permasalahan yang sedang terjadi pada saat ini. Studi kebermaknaan mural dan fungsinya sebagai media aspirasi masyarakat juga peran seniman terhadap berbagai peristiwa yang terjadi sekarang ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan komunikasi visual. Subjek penelitian ini adalah mural, sedangkan objeknya adalah pesan visual. Setting penelitian/wawancara mengambil tempat di kawasan Lempuyangan, Stasiun Tugu, dan Langenarjan (timur Alun-Alun Selatan Yogyakarta). Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi visual. Data dianalisis dengan teknik
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan visual mural karya JMF ditinjau dari segi bentuk/form, warna, garis, ilustrasi dan tema yang diangkat, yaitu: pertama, seniman JMF menggambarkan bentuk sederhana dari unsur-unsur flora semacam buah, tanaman, hingga menggunakan unsur bendawi sebagai objek mural. Tema kesederhanaan pun telah menjadikan karya mural cukup menarik untuk diapresiasi oleh kalangan masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut. Salah satunya mengenai citraan/image kesegaran dan kesejukan yang diberikan oleh alam, seperti pada mural “Semangka Berdaun Sirih”. Kedua,
mengenai pesan mural “Jejak Ingatan di Antara Coretan” terurai kalimat “Tanamanku Dimakan Konblog”, mengingatkan betapa minimnya lahan untuk penghijauan, karena efek banyaknya gempuran pembangunan material padat yang semakin menggerus keberadaan tanaman-tanaman di perkotaan. Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar, mengkomunikasikan melalui pesan mural bahwa sudah saatnya ada pembatasan pembangunan material padat oleh pihak pemerintah, sehingga lahan yang seharusnya untuk kepentingan penghijauan alam dapat dipakai sebagai kehidupan yang nyaman bagi anak-cucu
nantinya.Cristian Oki Candra2015-11-04T02:10:18Z2019-01-30T05:14:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27938This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279382015-11-04T02:10:18ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI INDUSTRI KERAJINAN TENUN SARI PUSPA
SLEMAN, YOGYAKARTAPerancangan media promosi industri kerajinan tenun Sari Puspa, Sleman, Yogyakarta bertujuan untuk menciptakan media promosi dengan konsep mengambil karakteristik bentuk kain sebagai dasar pengembangan ide. Dari segi visual perancangan desain komunikasi visual yang menarik dan komunikatif menggunakan bentuk, warna, dan ilustrasi yang mencitrakan ciri khas kerajinan tenun.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, analisis data baik verbal maupun visual dengan teknik SWOT, sehingga menghasilkan sintesis dan kesimpulan dalam pembuatan media promosi. Proses perancangan mengacu pada kreativitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar, dan layout lengkap, dan dihasilkan desain final dengan proses manual dan teknologi komputer.
Hasil desain mengacu dari konsep karakteristik bentuk kain tenun berupa draperi dan penggunaan warna hijau sebagai simbol alami. Karya yang dihasilkan melalui tahap perancangan dan produksi berupa logo baru diterapkan pada media lini atas dan media lini bawah. Media lini atas yang digunakan adalah iklan majalah dan sign system karena media tersebut dapat menjangkau konsumen yang lebih luas dan memberikan informasi menuju lokasi kerajinan tenun Sari Puspa. Sedangkan media lini bawah yang dihasilkan berjumlah 12 buah berupa papan nama, leaflet, paper bag, labelling, t-shirt karyawan, t-shirt souvenir, gantungan kunci, kalender, kop surat, amplop, kartu nama, dan transit ad.Aziz Ardhiansyah2015-11-04T02:02:15Z2019-01-30T05:14:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27935This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279352015-11-04T02:02:15ZROTI DAN KUE MAKANAN SIAP SAJI SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PATUNGTujuan penulisan patung roti dan kue makanan siap saji sebagai inspirasi, untuk mendeskripsikan tema, bentuk, teknik serta visualisasinya.
Metode penciptaan patung tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu: observasi baik langsung maupun tidak langsung terhadap jenis- jenis roti dan kue makanan siap saji. Observasi secara langsung dengan mengunjungi tempat produksi maupun stand roti dan kue makanan siap saji, dari sumber lain seperti majalah, internet, maupun buku. Kemudian eksplorasi terhadap bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya seni patung seperti kayu, batu, resin, dan kertas. Objek, bentuk, maupun warna divisualisasikan salah satunya dengan gaya realistik dengan pendekatan fotografi (fotorealisme) seperti pada karya Physical Process, Hot Bulldog, lalu pendekatan kinetic art pada karya Mersi Factory, dan simbolik pada karya Mosin Nagan yang merupakan nilai ungkap, gagasan, dan perasaan yang ingin saya sampaikan yaitu roti dan kue makanan siap saji sebagai inspirasi penciptaan patung dengan beberapa teknik diantaranya: assemblage, carving, dan casting.
Patung yang diciptakan bervariasi tanpa harus mengesampingkan tema dari roti dan kue makanan siap saji, sebagai bagian dari proses belajar dan berkesenian. Keseluruhan karya dalam tugas akhir ini berjumlah 15 karya dengan judul: Shared, Hesitate, Mosin Nagan, Chef, Set #2, Cannery, Hot Bulldog, Physical Process, Witch, Marsi Factory, Finger Food, Hot Cake, Baguette Limousine, For Youngest Sister: Many Happy Return Of The Day, dan Bread- Break- Break- Bread.Arif Tirthana Catra Krisandi2015-11-04T01:58:59Z2019-01-30T05:14:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27934This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279342015-11-04T01:58:59ZPELAJARAN EKSTRA MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA AL-JIHAD SIDOKARTO GODEAN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode mengajar menggambar dalam pelajaran ekstra Menggambar pada anak kelompok B2 di TK ABA AL-JIHAD Sidokarto Godean Sleman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah guru dan anak kelompok B2 TK ABA AL-JIHAD. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi dengan menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan kamera. Data yang dihasilkan di analisis secara deskriptif. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan perpanjangan keikutsertaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Metode mengajar menggambar yang digunakan dalam pelajaran ekstra Menggambar pada anak kelompok B2 adalah metode ceramah dan metode mencontoh. Dengan metode ceramah karya yang dihasilkan anak bervariasi tidak sama dengan karya guru. Metode mencontoh kurang tepat diterapkan di pelajaran ekstra menggambar kelompok B2, karena anak tidak mungkin bisa menggambar sama dengan guru. Setiap anak memiliki karakter menggambar berbeda-beda. Karya anak dikelompokkan menjadi 3 kategori dalam penilaian karya, yaitu kategori bagus, kategori sedang, dan kategori kurang bagus. Didapatkan data bahwa terdapat 10 karya yang mendapatkan kategori gambar bagus, 11 karya yang mendapatkan kategori gambar sedang, dan 2 karya yang mendapatkan kategori gambar kurang bagus. Penilaian karya menggunakan huruf mulai dari nilai terendah yaitu nilai C sampai dengan nilai tertinggi yaitu nilai A+. Hasil dari pelajaran menunjukkan terdapat tiga anak mendapat nilai A+, enam anak mendapat nilai A, satu anak mendapat nilai A-, dua anak mendaat nilai B+, sembilan anak mendapat nilai B, dan dua anak mendapat nilai B-. Prosentase keberhasilan pelajaran ekstra menggambar yaitu jumlah anak yang mendapatkan nilai B keatas lebih dari 90 %. Pelajaran ekstra menggambar dinyatakan berhasil oleh guru dengan prosentase keberhasilan pelajaran ekstra Menggambar pada tanggal 12 september 2012 sebesar 91,3 %.Ari Nugroho2015-11-04T01:57:06Z2019-01-30T05:14:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27930This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279302015-11-04T01:57:06ZMAKNA SIMBOLIS PAKAIAN ADAT PENGANTIN SUKU SASAK LOMBOK, NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok, NusaTenggara Barat yang dilatar belakangi adat istiadat sosial dalam masyarakat Sasak.
Subjek penelitian adalah Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak. Penelitian difokuskan pada makna simbolis bentuk dan warna pakaian adat pengantin suku Sasak. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi data yang melibatkan pakar atau pengamat seni yang mengetahui tentang pakaian adat pengantin suku Sasak didaerah tersebut yang telah di akui keberadaannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Proses upacara adat pengantin suku Sasak Lombok dapat membantu untuk mengetahui makna simbolis pada unsur-unsur pakaian adat pengantin. (2) Pakaian adat pengantin golongan bangsawan dimaknai dari segi perhiasannya, dilihat dari ekstrinsik dan intrinsik kualitas bahan terbuat dari bahan emas. Sedangkan untuk masyarakat biasa terbuat dari bahan perak atau tembaga. (3) Pakaian adat pengantin wanita terbagi menjadi empat bagian yaitu; kepala, leher, badan dan lengan. Untuk bagian kepala terdiri dari: pangkak kedebong malang mengandung makana bahwa pemakainya diharapkan mempunyai ketetapan hati yang kokoh, sengkang gigi due olas memiliki makna kesuburan, onggar-onggar mengandung makna dapat menjaga dan menjunjung tinggi pernikahan dan tidak mudah goyah dari pernikahan, kembang emas semanggi memiliki makna bahwa kehidupan sang pengantin akan selalu harmonis, lenteran suku-suku mempunyai makna akan kesuburan, lenteran memiliki makna akan kesuburan. Bagian leher terdiri dari: kalong ringgit mempunyai makna persatuan dan kesatuan dalam rumah tangga. Bagian badan terdiri dari: kancing rupiah emas memiliki makna keindahan dan kelemah lembutan seorang wanita, pending/sabuk emas memiliki makna mempersatukan dan memperkuat, lempot mempunyai makna berbudi pekerti halus dan rendah hati, bendang mempunyai makna sebagai simbol kehidupan. Pada bagian lengan terdiri dari: selongkak gendit ime memiliki makna mempersatukan, selongkak gendit nae memiliki makna memperkuat. Kemudian juga pengantin laki-laki terdiri dari bagian kepala, leher, badan dan lengan. Untuk bagian kepala terdiri dari: sapu’ nganjeng memiliki makna penghormatan kepada Tuhan. Pada bagian badan terdiri dari: kelambi pegon memiliki makna pemakainya berhati teduh dan terbuka, keris memiliki makna kejantanan.Apriliasti Siandari2015-11-04T01:51:19Z2019-01-30T05:14:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27928This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279282015-11-04T01:51:19ZOBJEK BINATANG DALAM LUKISAN DEKORATIF ORNAMENTIKTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan; proses visualisasi yang meliputi: bahan, alat, dan teknik; serta bentuk lukisan dengan judul objek binatang dalam lukisan dekoratif ornamentik.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi, eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ideide dalam objek binatang maupun objek pendukung, serta dalam ornamen dengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung maupun tidak langsung pada media televisi, internet, majalah, dan foto. Secara keseluruhan, pengolahan dan pencapaian bentuk-bentuk dilakukan secara dekoratif melalui proses distorsi, deformasi dan stilasi. Selanjutnya eksperimen dilakukan sebagai upaya untuk menemukan hal-hal baru dan terkadang hasilnya tidak terduga. Eksperimen bentuk melalui pembuatan sketsa dapat menciptakan berbagai bentuk baru yang berkarakter personal. Eksperimen teknik dilakukan dengan mencoba terus menerus berbagai teknik yang sesuai dengan karakter, berupa teknik brush stroke dan opaque. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni atau visual. Proses kelanjutan dari ekplorasi dan eksperimen selanjutnya diungkapan dalam visualisasi lukisan di atas kanvas.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan bahwa konsep penciptaan adalah objek binatang sebagai objek utama dan didukung oleh objek lain dalam lukisan dekoratif ornamentik bercerita mengenai kehidupan atau dunia binatang. Didukung dengan media cat akrilik di atas kanvas menggunakan teknik brush stroke dan opaque. Dalam proses visualisasinya menggunakan penggubahan bentuk melalui deformasi, distorsi, dan stilasi. Bentuk lukisan yang ditampilkan dekoratif ornamentik memanfaatkan unsur seni hias tradisional menjadi modern. Dengan berbagai warna cenderung harmonis dalam komposisi a simetris dan menampilkan objek binatang dengan kesan dramatis bertujuan menghasilkan lukisan yang karakteristik dan personal. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Malu-Malu Kucing (100X125 Cm), Citra Nusantara (150X200 Cm), Kemerdekaan (100X125 Cm), Ini Milik Siapa (100X120 Cm), Tiada Betina (100X120 Cm), Pemaksaan Gender (100X120 Cm), Banyak Anak Banyak Rejeki (100X120 Cm), Pahlawan Menjelang Qurban (100X100 Cm), Super Power (100X100 Cm), Batas Kebuasan (150X200 Cm).Amirna Tita Listiana2015-11-04T01:46:20Z2019-01-30T05:14:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27924This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279242015-11-04T01:46:20ZPELAKSANAAN PAIKEM DALAM MUATAN LOKAL BATIK KELAS V DI SD SENDANGSARI, PAJANGAN, KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan PAIKEM dalam muatan lokal batik yang sesuai dengan kemampuan pendidik, peserta didik dan sekolah di SD Sendangsari, Pajangan, Kabupaten Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah pembelajaran batik kelas V. Penelitian difokuskan pada masalah pada pelaksanaan PAIKEM dalam muatan lokal batik tingkat sekolah dasar yang meliputi tenaga pengajar batik, alokasi waktu dan peran PAIKEM dalam pembelajaran batik. Data diperoleh dengan cara observasi,wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Keabsahan data diperoleh dengan metode triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kurikulum muatan lokal batik sudah diterapkan di SD Sendangsari, Pajangan, Kabupaten Bantul mulai tahun ajaran 2010/ 2011. Penerapan kurikulum muatan lokal batik dilaksanakan di sekolah dasar dengan tujuan untuk mengenalkan dan melestarikan batik melalui jalur akademik. (2) PAIKEM yang dilaksanakan oleh Lejaryono sudah sesuai dengan teori PAIKEM. PAIKEM mampu mengatasi dan mensiasati kendala yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik. (3) Pembelajaran batik untuk siswa yaitu sumber belajar batik dari siswa, pembelajaran batik dilaksanakan oleh siswa dan materi pembelajaran batik diterima oleh siswa. (4) PAIKEM batik yang berpusat pada siswa adalah salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang diterapkan oleh guru. Sikap siswa yang aktif dan kreatif merupakan timbal balik yang diberikan siswa kepada guru. Interaksi yang dihasilkan oleh siswa dan guru menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa lebih cepat memahami dan mencerna materi pelajaran batik dengan baik. Dengan siswa memahami dan mencerna materi pelajaran batik, waktu pembelajaran berjalan dengan efektif.Aline Novita Dewi2015-11-04T01:42:22Z2019-01-30T05:14:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27923This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/279232015-11-04T01:42:22ZBONEKA KAYU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan tentang tema, bentuk dan teknik penciptaan lukisan boneka kayu sebagai sumber inspirasi juga sebagai sarana ekspresi diri dengan menerapkan teori dan praktik seni yang selama ini penulis dapatkan dari Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta maupun diluar Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan harapan dalam penulisan proses penciptaan seni lukis ini dapat dipahami oleh penikmat seni.
Visualisasi penciptaan lukisan yang terinspirasi dari boneka kayu ini menggunakan pendekatan simbolisme, melalui kajian kritik seni, antara lain deskripsi, analisis, dan interpretasi. Metode penciptaan dengan melakukan observasi berupa pengamatan secara langsung maupun tidak langsung dengan mengkaji situasi masyarakat saat ini. Tema yang dipilih adalah dinamika kehidupan manusia meliputi kritik sosial terhadap kehidupan masyarakat. Dalam lukisan, objek boneka kayu sebagai personifikasi dari manusia. Bentuk boneka kayu dipilih sebagai subject matter karena merupakan sebuah benda yang paling dekat dengan kehidupan pribadi serta memiliki karakter visual tersendiri yaitu menyerupai makhluk hidup. Bentuk dalam lukisan dapat dicapai dengan pendekatan simbolisme dengan melakukan pengubahan bentuk melalui personifikasi, stilasi dan metafora. Bahan yang digunakan adalah cat minyak, cat akrilik, kertas, bolpoint di atas bidang kanvas dengan teknik berupa opaque, aquarel, arsir, dan kolase.
Lukisan yang dihasilkan sebanyak 10 karya lukisan dengan berbagai ukuran, teknik, dan tahun pembuatan antara lain : tahun 2009 dengan judul Spekulasi dan Impian, kemudian tahun 2011 dengan judul Trend, Buta Bisu dan Tuli , Untitle, Tak Terkotakkan, selanjutnya tahun 2012 dengan judul, Women, Save Your Child, History dan Untitle.Aji Basudewo2015-10-28T06:51:27Z2019-01-30T04:53:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27694This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276942015-10-28T06:51:27ZPENINGKATAN HASIL BELAJAR SENI TARI SISWA SMP NEGERI 1
CILACAP MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAWPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar seni tari siswa,
rendahnya hasil belajar siswa diakibatkan oleh suasana pembelajaran yang masih
bersifat teacher-centered. Melalui penerapan metode pembelajaran jigsaw diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seni tari
yang berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Cilacap.
Setting penelitian adalah di SMP Negeri 1 Cilacap yang terletak di Jalan Jenderal
Ahmad Yani No. 15 Cilacap Jawa Tengah. Penelitian berlangsung dari bulan Februari
2013 smpai dengan Maret 2013. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data
yaitu observasi, tes serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Adapun instrumen yang digunakan adalah
lembar observasi, lembar penilaian, angket kuesioner, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas positif siswa dalam
pembelajaran selama dua siklus mengalami peningkatan. Sebaliknya aktivitas negatif
siswa dalam pembelajaran mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran mengalami kenaikan yang signifikan.
Persentase siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 75 atau tuntas sebelum tindakan
sebesar 35,71% sebanyak 10 siswa. Setelah metode pembelajaran jigsaw dilaksanakan
dalam proses pembelajaran seni tari siswa SMP Negeri 1 Cilacap, pada akhir siklus I
persentase siswa yang tuntas menjadi 60,71% yaitu sejumlah 17 siswa dan yang belum
tuntas sejumlah 11 siswa atau sebesar 39,29%. Selanjutnya, pada akhir siklus II
persentase siswa yang tuntas dalam belajar seni tari menjadi 85,71% yaitu sejumlah 24
siswa dan yang belum tuntas sejumlah 4 siswa atau sebesar 14,29%. Hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya persentase siswa yang
tuntas setelah melaksanakan proses pembelajaran mulai dari siklus I sampai dengan
siklus II.Sri Puspaningrum2015-10-28T03:33:25Z2019-01-30T04:53:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27686This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276862015-10-28T03:33:25ZBATIK BOKONG SEMAR PAOMAN INDRAMAYU
JAWA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) bentuk
motif batik bokong semar, (2) warna batik bokong semar, (3) makna simbolik
batik bokong semar Paoman Indramayu.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
subjek penelitian yaitu batik bokong semar Paoman Indramayu. Penelitian
difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan bentuk motif, warna, dan
makna simbolik batik bokong semar Paoman Indramayu. Teknik pengumpulan
data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis
data menggunakan langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan serta pemeriksaan keabsahan data diperoleh melalui
ketekunan pengamatan dan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motif batik bokong semar
Paoman Indramayu terdiri dari unsur yang meliputi komponen motif utama yaitu
motif bokong semar, dan komponen motif penunjang yaitu motif kembang tiba,
motif gunungan kembang, motif tumpal rucuk, serta beragam isen-isen seperti
cecek pitu, sisik, kembang pete, blarak, cecek sawut dan lain sebagainya; (2)
warna pada batik ini ialah warna hitam yang merupakan warna dasar kain serta
dengan perpaduan warna kuning, merah dan putih pada bagian garis dan bidang
motif yang dikaitkan dengan warna asli yang dipakai pada wayang semar; (3)
makna simbolik batik ini dengan bentuk bokong semar yang besar merupakan
perlambangan bahwa semar menelan kesombongannya dengan maksud bahwa
dalam mengambil keputusan harus dipikirkan matang-matang, yang dapat
disimpulkan siapa yang menanam akan memetik buahnya, orang yang menanam
amal baik di dunia maka akan memetik hasilnya baik pula, begitupula sebaliknya.Bella Eka Apriyanibellaeka@gmail.com2015-10-27T07:23:58Z2019-01-30T04:45:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27657This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276572015-10-27T07:23:58ZPENERAPAN TEKNIK SCRATCH DALAM PENCIPTAAN KARYA
FOTOGRAFI LANDSCAPEPENERAPAN TEKNIK SCRATCH DALAM PENCIPTAAN KARYA
FOTOGRAFI LANDSCAPE
Oleh MOHAMAD SOFYAN ARI SETYAWAN
NIM. 11206241015
ABSTRAK
Penciptaan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep, proses dan visualisasi karya fotografi landscape dengan penerapan teknik
scratch pada hasil foto landscape yang dicetak ke dalam kertas foto beremulsi
dan dengan dicetak secara chemical printing.
Konsep pada penciptaan karya fotografi mengangkat tentang photography
landscape. Objek foto landscape yang dipilih berupa suasana di sekitar pantai,
perlintasan kereta api, rawa jombor, candi, dan jembatan gantung. Hasil foto
landscape yang sudah dicetak kemudian diterapkan teknik scratch untuk lebih
memberikan kesan estetik pada objek yang ingin ditonjolkan oleh penulis.
Penciptaan karya fotografi dengan penerapan teknik scratch pada photography
landscape menggunakan metode eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide
terkait tentang pemandangan alam maupun objek-objek untuk foto landscape.
Selain itu, penulis juga menggunakan metode eksperimen yang dilakukan untuk
membuat kesan estetis terhadap objek dalam foto landscape. Proses visualisasi
karya seni ini menggunakan kamera Canon EOS 600D, lensa standar (fix), dan
alat-alat yang digunakan dalam proses teknik scratch (comic pen atau pen kodok
dan kuas yang dibuat meruncing) dan dengan penggunaan komposisi Rule of
Third dalam waktu pemotretan. Efek penerapan teknik scratch berupa goresan-
goresan estetis dan akan menimbulkan warna-warna tergantung dalam penekanan
saat menggores menggunakan alat-alat tersebut pada permukaan kertas foto
(emulsi kertas foto).
Karya seni yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 12 buah dengan ukuran
sama (60x90 cm). Judul foto antara lain: Gubug Penginapan Parangtritis, Kretek
Sepur Prambanan, Stasiun Brambanan, Candi Plaosan, Jembatan Bambu
Parangtritis, Jembatan Ramayana, Senja di Tambak Ikan, Kapal di Tepian Pantai,
Masjid Al Muttaqun, Jembatan Pundong, Rawa Jombor , Stasiun Kalasan.Mohamad Sofyan Ari Setyawan2015-10-27T07:21:48Z2019-01-30T04:44:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27623This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276232015-10-27T07:21:48ZLandmark Yogyakarta Sebagai Objek Penciptaan Karya
FotografiABSTRAK
Penciptaan tugas akhir ini mengambil tema landmark Yogyakarta
sebagai objek penciptaan karya fotografi dengan penerapan teknik
smallgantics pada aerial photography. Penulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konsep, proses dan bentuk karya fotografi dengan teknik
smallgantics pada aerial photography.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni fotografi ini
ialah eksplorasi dan improvisasi. Eksplorasi dilakukan guna memahami
kondisi maupun karakteristik lokasi objek, sehingga didapatkan gambaran
mengenai proses pengambilan gambar. Improvisasi dilakukan ketika beberapa
hal diluar kemampuan sehingga digunakan alternatif lainnya. Penciptaan karya
fotografi ini diawali dengan tahap identifikasi masalah, dilanjutkan dengan
pengumpulan data, penentuan konsep dan proses, seleksi hasil, editing,
pencetakkan dan penyajian.
Hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1)
Konsep pada penciptaan ini mengangkat tema landmark Yogyakarta melalui
karya fotografi. Landmark Yogyakarta tersebut ialah Monjali, Tugu, Stasiun
Tugu, Monumen 1 Maret, Kantor POS & Kantor BNI, Keraton, Mesjid
Gedhe, Pulo Kenanga, Tamansari, Puro Pakualaman. (2) Proses pada
penciptaan karya ini penulis menggunakan teknik aerial photography. Untuk
melakukan hal tersebut digunakan drone, drone merupakan salah satu wahana
yang dapat digunakan dalam aerial photography. Setelah mendapatkan foto
objek tersebut lalu dilakukan penyeleksian gambar dilanjutkan dengan editing
hal ini merupakan bagian dari teknik smallgantics yang memberi kesan
miniatur pada objek dan dilanjutkan dengan pencetakan. (3) Bentuk karya
yang ditampilkan dengan tema landmark Yogyakarta yaitu foto berwarna yang
dicetak menggunakan luster vinl indoor berukuran 100cm x 90cm dan 90cm x
70cm. Teknik smallgantics bertujuan memberikan kesan pada objek
menyerupai miniatur dengan penambahan blur dan meningkatkan saturnation.
Judul karya berukuran 100cm x 90cm yaitu : “Monjali, setiap perjuangan
pasti berarti”, “Antara Orientasi Dan Representasi Kota”, , “Dulu Merebut,
Sekarang Membangun”, “Pembangunan Tak Lantas Tanpa Landasan”,
“Kenangan Pulo Kenanga”,. Judul karya berukuran 90cm x 70cm yaitu :
“Sejauhnya Pergi Pasti Kembali”, “Tanda Mata Belanda”, “Manunggaling
Kawula Gusti, Semoga”, “Milik Raja, Tempat Wisata”, “Puro Pakualaman”.Adnan Dicky Yusuf2015-10-27T02:23:53Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27634This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276342015-10-27T02:23:53ZKARAKTERISTIK BATIK WARNA ALAM DI BATIK GIRI ASRI DESA KARANG REJEK KARANG TENGAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik batik warna alam di Batik Giri Asri Desa Karang Rejek Karang Tengah Imogiri Bantul Yogyakarta ditinjau dari motif dan warna.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi dan pedoman wawancara, serta menggunakan alat bantu lain berupa tape recorder dan peralatan tulis.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Langkah analisis data setelah ditelaah dengan cara reduksi data,
penyajian data, serta menarik kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik batik warna alam di Batik Giri Asri adalah mempunyai ciri yaitu terletak pada motif dan warna. Motif yang digunakan yaitu menggunakan unsur alam. Bentuk-bentuk motif ditampilkan secara dinamis, artinya tidak banyak mengacu ke ilmu ukur. Motif ditampilkan dengan gaya lung-lungan (lenggak-lenggok) sebagai stilisasi dari burung, kupu-kupu, daun, bunga, ranting, dan akar. Motif-motif tersebut diterapkan pada 9 Batik yang telah diteliti yaitu Batik Truntum, Batik Kawung, Batik Sidomukti, Batik Godong Rambat, Batik Kembang Klabang, Batik Godong-godongan, Batik Godong Ukel, Batik Burung Nuri, dan Batik Yong-yong T. Sedangkan warna yang digunakan menggunakan warna alam yaitu kulit kayu tingi menghasilkan warna coklat kekuningan, kulit buah joho/jelawe menghasilkan warna coklat kuning, kayu secang menghasilkan warna merah, kayu tegeran menghasilkan kuning, dan daun indigofera (nila/tom) menghasilkan warna biru.Siti Maimunah2015-10-27T02:17:41Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27632This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276322015-10-27T02:17:41ZPENERAPAN MOTIF BATIK KAWUNG KOMBINASI BUNGA ANGGREK PADA PERLENGKAPAN KAMAR TIDUR REMAJA PUTRITugas akhir ini bertujuan untuk menciptakan kerajinan batik berupa perlengkapan kamar tidur dengan motif Kawung yang dikombinasikan dengan bunga anggrek yang menjadi ide dasar dalam pembuatan karya batik tulis untuk perlengkapan kamar tidur remaja.
Proses pembuatan karya ini melalui beberapa tahap antara lain: 1. Studi kepustakaan, 2. Pembuatan sket alternatif, dan 3. Pembuatan desain, proses pembuatan dengan tahap berikut. a. persiapan bahan dan alat, b. perencanaan motif, c. pembuatan desain beserta polanya, d. pemolaan pada kain, e. pencantingan, f. pewarnaan, g. pelorodan, h. penjahitan, i. finishing. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini adalah kain mori primissima dan menggunakan zat pewarna kimia diantaranya adalah zat pewarna indigosol, naphtol, dan remazol, motif yang digunakan adalah motif batik Kawung yang dikombinasikan dengan bunga anggrek, asesoris yang digunakan dalam karya ini adalah perekat, kancing batok, resliting, dan karet. Pada akhir dari proses ini adalah perakitan komponen dengan cara dijahit.
Adapun hasik karya yang diciptakan sebagai tugas akhir karya seni berjumlah tiga set perlengkapan kamar tidur yang terdiri dari: seperai I, sarung bantal I, sarung guling I, bedcover I, gorden jendela I, gorden pintu I, seperai II, sarung bantal II, sarung guling II, bedcover I I, gorden jendela II, gorden pintu II, seperai III, sarung bantal III, sarung guling III, bedcover III, gorden jendela III, dan gorden pintu IIINuriyawati Nuriyawati2015-10-27T02:05:31Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27628This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276282015-10-27T02:05:31ZANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA WACANA IKLAN BROSUR PROVIDER TELEKOMUNIKASIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (a) jenis kalimat pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi, (b) struktur kalimat pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi, dan (c) makna kalimat pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi.
Populasi penelitian ini adalah semua kalimat dalam brosur provider telekomunikasi yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik baca dan catat, sedangkan metode penelitian menggunakan metode padan dan agih. Kualitas instrumen penelitian ditentukan oleh validitas isi dan reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan teknik yang dilakukan adalah dengan teknik padan ortografis dan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung.
Hasil penelitian mencakup kalimat-kalimat berikut. Pertama, jenis kalimat pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi dibagi menjadi empat golongan, yakni (a) jenis kalimat berdasar klausa berupa kalimat tunggal dan majemuk, (b) jenis kalimat berdasar bentuk sintaksis berupa kalimat deklaratif dan imperatif, (c) jenis kalimat berdasar kelengkapan unsur berupa kalimat lengkap dan taklengkap, (d) jenis kalimat berdasar urutan fungsi sintaksis berupa kalimat biasa dan inversi. Kedua, struktur kalimat pada wacana iklan brosur provider telekomunikasi dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama yaitu struktur kalimat tunggal dan golongan kedua yaitu struktur kalimat majemuk. Struktur kalimat tunggal dibagi menjadi 5 tipe, yakni (a) tipe 1 berupa SPOK, (b) tipe 3 berupa SPO, (c) tipe 4 berupa SPPel, (d) tipe 5 berupa SPK, (e) tipe 6 berupa SP (P: V). Struktur kalimat majemuk dibagi menjadi 16 tipe, yakni (a) pola SP+SPK, (b) pola SP+P, (c) pola SP+PK, (d) pola SP+SPPK, (e) pola SPPel+SPK, (f) pola SPK+SPK, (g) pola SKPO+SKPO, (h) pola SPOK+SPO, (i) pola SPO+SPPO, (j) pola SPK+PO, (k) pola SPPel+P, (l) pola knjSPO+PSK+P, (m) pola knjSPOK+PS, (n) pola SPOK+PSK, (o) pola SPO+SP, (p)
SPPelK+SPK.Zahrulia Arina Rinanda2015-10-27T01:59:49Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27626This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276262015-10-27T01:59:49ZKARAKTERISTIK BATIK LUKIS PRAGITHA DI GUNTING GILANGHARJO PANDAK BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang Karakteristik Batik Lukis Pragitha di Gunting Gilangharjo Pandak Bantul. Penelitian ini difokuskan pada Karakteristik Batik Lukis Pragitha, dilihat dari latar belakang, proses pembuatan, dan desain.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, sumber data diperoleh dari pimpinan beserta karyawan Pragitha, dan data diperoleh dengan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, alat tulis, handphone, dan kamera. Keabsahan data diperoleh melalui teknik perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Data dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Batik Lukis Pragitha bermula dari kecintaan Sugito akan keindahan alam sekitar yang berupa tumbuh-tumbuhan, binatang serta seluruh aktifitas masyarakatnya, yang menginpirasi Sugito menuangkan desain-desain alam ke dalam batik lukisnya. Ditinjau dari prosesnya, dalam penerapan warna dilakukan dengan tehnik usap untuk penerapan warna indigosol yang kemudian di jemur untuk memunculkan warna indigosol dan kemudian di beri larutan HCL sebagai pengunci warna indigosol dengan cara disiram menggunakan alat bantu gayung. Penerapan warna naphtol diterapkan dengan cara di oles menggunakan alat bantu busa dan kemudian di beri larutan garam yang disesuaikan dengan warna naphtol yang digunakan sebagai pengunci warna dengan cara diguyur menggunakan alat bantu gayung. Penerapan warna indigosol dan naphtol dilakukan pada kain yang direntangkan pada gawangan persegi. Finishing batik lukis menggunakan warna prada. Karakteristik desain yang diterapkan pada Batik Lukis Pragitha, merupakan gambaran sederhana kehidupan masyarakat, dengan penyederhanaan bentuk aslinya hingga menjadi desain yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat. Bentuk desain yang banyak digunakan adalah bentuk kapal, rumah, gunung, dan candi Borobudur. Menggunakan garis lurus, garis lengkung, dan garis zig-zag serta menggunakan beberapa garis lurus dan lengkung sebagai pembentuk isen-isen yang membentuk tekstur semu, sedangkan warna yang digunakan cenderung bersifat cerah dan bening.Nur Inayah2015-10-27T01:55:09Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27625This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276252015-10-27T01:55:09ZPERKEMBANGAN MOTIF DAN WARNA BATIK MEGA MENDUNG DI KAWASAN SENTRA BATIK TRUSMI CIREBON, JAWA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan motif dan warna Mega Mendung di kawasan sentra batik Trusmi Cirebon, Jawa Barat. Fokus penelitian ini adalah perkembangan motif dan warna Mega Mendung di kawasan sentra batik Trusmi Cirebon, Jawa Barat. Manfaat penelitian secara teoritis adalah menambah pengetahuan dan memperluas wawasan bagi generasi
muda khususnya pada mahasiswa Program Studi Seni Kerajinan FBS UNY, manfaat secara praktis adalah sebagai bahan acuan referensi dan secara teoritis dapat memperkaya kajian ilmiah di bidang seni kerajinan batik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data terdiri dari analisis data dan penafsiran data.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan motif dan warna batik Mega Mendung yang terdapat di kawasan sentra batik Trusmi. Pada awalnya motif batik Mega Mendung seperti awan bergumpal dan mendominasi bagian kain. Seiring dengan perkembangannya, motif Mega Mendung dikombinasikan dengan ciri khas motif batik dari Cirebon seperti singa barong, cumi-cumi, gentong, dan lain-lain. Proses pembuatan desain Mega Mendung dibuat secara manual digambar oleh pemilik toko dan perajin. Motif Mega Mendung terdiri dari ornamen utama, ornamen tambahan, dan isen-isen. Warna yang digunakan pada Mega Mendung awalnya adalah bangbiru (merah biru) dengan latar kain berwarna merah dan gradasi biru pada motifnya. Setelah terjadi perkembangan Mega Mendung kini menggunakan beraneka warna seperti merah, biru, ungu, hijau, dan lain-lain. Pewarna yang digunakan pada Mega Mendung adalah pewarna sintetis
seperti naphtol dan indigosol. Pada perkembangan warna Mega Mendung tidak selalu menggunakan gradasi warna pada motifnya.Prasetianingtyas Prasetianingtyas2015-10-27T01:49:37Z2023-09-20T01:04:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27622This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276222015-10-27T01:49:37ZPERKEMBANGAN KERAJINAN BATIK TULIS DI DUSUN PAJIMATAN DESA GIRIREJO IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2001-2010Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kerajinan batik tulis di Dusun Pajimatan Desa Girirejo Imogiri Bantul Yogyakarta tahun 2001-2010 ditinjau dari bentuk motif, jenis produk, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajinan batik tulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dengan tahapan reduksi data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk motif kerajinan batik tulis di Dusun Pajimatan telah mengalami perkembangan, mulai dari bentuk tradisional sampai bentuk modern yang lebih bervariasi dan inovatif. (2) jenis produk yang dihasilkan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan jaman, mulai dari busana, perlengkapan busana, perlengkapan rumah tinggal, hiasan, dan perlengkapan beribadah. (3) perkembangan dalam kurun waktu 2001- 2010 dipengaruhi adanya internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh sumber daya manusia atau perajin itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan pengaruh dari lingkungan seperti, trend mode, kegiatan pameran, kegiatan pelatihan, dan tumbuhan yang ada di sekitar dusun Pajimatan. Kedua faktor tersebut mempengaruhi dalam hal penciptaan bentuk-bentuk motif dan jenis produk yang diproduksi oleh perajin batik tulis di Dusun Pajimatan.Nita Wulandari2015-10-27T01:42:42Z2023-09-20T01:04:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276202015-10-27T01:42:42ZRUMAH ADAT PITU RUANG GAYO TAKENGON ACEH TENGAH PROVINSI ACEHPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang makna rumah adat pitu ruang Gayo Takengon Aceh Tengah Povinsi Aceh. Gayo merupakan sebuah nama suku yang terletak di pedalaman provinsi Aceh, mereka terbagi kepada tiga daerah namun tetap merupakan satu kesatuan orang Gayo ( urang Gayo).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif. Alat pengumpul data yang utama adalah instrumen penelitian yaitu p eneliti sendiri, Sumber data yang digunakan adalah para tokoh budayawan masyarakat Gayo yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang seluk beluk rumah adat pitu ruang Gayo Takengon Aceh Tengah Provinsi Aceh. Metode dan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Mengecek keabsahan atas data yang diperoleh dilaksanakan melalui teknik trianggulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah adat pitu ruang yaitu dari nilai sejarahnya, karena rumah adat adalah lambang adat di tanah Gayo, serta setiap motif tersebut adalah lambang adat. Adapun motif -motif yang terdapat pada rumah adat yaitu: emun beriring, emun mutumpuk, emun berkune, emun berangkat, emun mupesir, puter tali, pucuk rebung, cucok penggong, sarak opat, lelayang, nege, iken, kurik. Secara umum motif tersebut adalah lambang adat, serta keinginan, harapan - harapan, cita-cita serta status kedudukan di tanah Gayo. Warna-warna yang terdapat pada rumah adat pitu ruang yaitu: warna kuning, merah, hijau, putih dan hitam. Warna-warna tersebut memiliki makna pelambang unsur -unsur utama yang terdapat dalam masyarakat Gayo, seperti kuning adalah warna raja, hijau adalah warna penasehat dan kesuburan, merah sebagai warna panglima dan darah masyarakat, putih lambang kesucian, kejujuran dan ulama, serta hitam melambangkan bumi dan masyarakat. Di samping itu penerapan warna dan motif tersebut merupakan gambaran dari prinsip-prinsip hidup dan adat orang Gayo secara umum, serta pelambang identitas kepemilikan kebudayaan itu sendiriHardiatha Arma2015-10-27T01:38:20Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27618This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276182015-10-27T01:38:20ZBUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERASTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk membuat dan mendeskripsikan gagasan tentang pengolahan bentuk bunga mawar ke dalam perabot yaitu kursi, meja, tempat pot, dan lampu dinding yang berfungsi pada ruang teras.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari, studi kepustakaan, pembuatan desain alternatif, menyeleksi desain, pembuatan gambar kerja setelah itu membuat alternatif pewarnaan. Peralatan yang digunakan dalam pengerjaan karya ini yaitu mesin las listrik, palu terak, palu besi, gergaji besi, gerinda tangan, meteran, waterpas, kacamata las, jepit ragum, jepit pembengkok, sikat kawat, landasan datar, sedangkan bahan utama yang digunakan untuk penciptaan karya adalah besi beton berdiameter 10 mm, 8 mm, 6 mm, plat kuningan dengan ketebalan 0,3 mm. Teknik yang dipakai yaitu teknik las listrik, dan teknik patri. Pada tahap pengerjaan karya yaitu dimulai dari persiapan alat dan bahan, kemudian melakukan pengukuran bahan, motongan bahan, meluruskan bahan, membentuk, konstruksi, dan finishing yaitu dimulai dari pengamplasan kasar, pendempulan, pengamplasan halus, pengecatan dasar, pewarnaan, pemasangan jok pada kursi, pemasangan kaca pada meja dan memasang perlengkapan listrik pada lampu dinding.
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 6 buah yang terdiri dari dua kursi teras, satu meja teras, dua lampu dinding, dan satu tempat pot bunga.Basrullah Basrullah2015-10-27T01:33:45Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27616This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276162015-10-27T01:33:45ZANALISIS KERAJINAN BATIK TULIS PRODUKSI BERKAH LESTARI GIRILOYO WUKIRSARI IMOGIRI BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerajinan batik tulis produksi Berkah Lestari Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, ditinjau dari motif dan warna. Manfaat penelitian secara teoritis adalah menambah pengetahuan dan memperluas wawasan bagi generasi muda khususnya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan FBS UNY. Manfaat secara praktis adalah sebagai bahan referensi dan dapat memperkaya kajian ilmiah di bidang seni kerajinan batik lebih lanjut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument yang dilengkapi dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penentuan validitas atau keabsahan data menggunakan triangulasi dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: a) Proses pembuatan batik tulis Berkah Lestari meliputi beberapa tahap yaitu: memola, membatik klowong, membatik isenisen, menembok, pewarnaan, dan pelorodan. b) Motif yang diterapkan pada batik Berkah Lestari adalah 1) Pada kain batik ceplok blekok terdapat motif blekok, motif ketiko, motif lumbu-lumbuan dan motif bunga. 2) Pada kain batik lereng sente terdapat motif lereng dan motif kembang tanjung. 3) Pada kain batik batik parang kembang terdapat motif parang dan motif tumbuhan. 4) Pada kain batik ceplok kawung terdapat motif kawung, motif mlinjon, motif bunga mawar, motif bunga kenikir, dan motif daun. 5) Pada kain batik parang kawung truntum terdapat motif parang, motif kawung dan motif truntum. 6) Pada kain batik godong telo terdapat motif daun ketela, motif ranting, daun dan bunga. 7) Pada kain batik peachock terdapat motif burung merak, motif bulu dan motif tumpal bawah. 8) Pada kain batik ceplok catur terdapat motif bunga, buah dan daun yang disusun menjadi kesatuan. 9) Pada kain batik kembang tetehan terdapat motif lung-lungan melati, motif truntum dan motif daun. c) Warna yang digunakan pada batik Berkah Lestari adalah naptol dan indigosol, 1) Kain batik ceplok blekok warna yang digunakan adalah variasi dari warna biru yaitu warna biru muda, biru, biru tua dan biru gelap. 2) Kain batik lereng sente warna yang digunakan adalah warna coklat dan
warna hijau. 3) Kain batik parang kembang warna yang digunakan adalah warna ungu muda dan warna ungu tua. 4) Kain batik ceplok kawung warna yang digunakan adalah hijau, warna merah dan warna coklat. 5) Kain batik parang kawung truntum warna yang digunakan adalah warna coklat muda dan warna coklat tua. 6) Kain batik godong telo warna yang digunakan adalah warna merah, warna coklat dan warna hitam. 7) Kain batik peachock warna yang digunakan adalah warna ungu, warna coklat, warna merah, dan warna biru. 8) Kain batik ceplok catur warna yang digunakan adalah warna coklat dan warna biru. 9) Kain batik kembang tetehan warna yang digunakan adalah warna hijau.Amalia Rahmawati2015-10-27T01:29:28Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27614This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276142015-10-27T01:29:28ZPEWARNAAN BAHAN ALAM PADA BATIK LURIK KARYA “BATIK NATURAL SARWIDI” BAYAT KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pewarnaan bahan alam pada batik lurik karya “Batik Natural Sarwidi”, yakni : (1) Identifikasi dan deskripsi tentang jenis-jenis warna alam yang digunakan pada Batik Natural Sarwidi, (2) Deskripsi tentang proses pewarnaan batik lurik menggunakan warna alam pada Batik Natural Sarwidi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah pengrajin batik di Industri “Batik Natural Sarwidi”, dengan obyek penelitian proses pewarnaan batik lurik. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dan pedoman wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa tape recorder, kamera, dan peralatan tulis. Teknik yang digunakan dalam keabsahan data yaitu dengan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan tahapan; reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Bahan yang digunakan terdiri dari kain lurik ATBM, lilin, dan warna alam. (2) Warna alam yang digunakan adalah warna biru dari daun dan batang nila, warna coklat dari kulit batang tingi, warna kuning dari buah jolawe, dari bunga srigading dan dari kayu tegeran, warna coklat dari kayu batang mahoni dan dari sabut kelapa, warna orange dari biji buah kesumba dan warna hijau dari daun dan kulit batang mangga. (3) Bahan pembantu yang digunakan pada proses pewarnaan adalah TRO, tawas, kapur dan tunjung. (4) Proses pewarnaan kain batik lurik menggunakan warna alam meliputi: (a) Pembuatan larutan warna, (b) Perendaman
kain dalam TRO (c) Pencelupan warna pertama, (d) Fiksasi, (e) Pembilasan, (f) Pengeringan, (g) Penutupan warna pertama, (h) Pencelupan warna kedua. Urutan proses pencelupan sama dengan proses pewarnaan pertama. Untuk proses pencelupan selanjutnya hanya mengulang proses tersebut sampai proses pewarnaan terakhir dilakukan. (i) Pelorodan, (j) Pencucian dan pengeringan, (g) Pengemasan. (5) Jenis produk yang dihasilkan berupa kain batik lurik digunakan sebagai bahan sandang yang indah dan ramah lingkungan.Slamet Widodo2015-10-27T01:22:55Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27612This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276122015-10-27T01:22:55ZKERAJINAN ANYAMAN TIKAR BIDAI DI KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pembuatan kerajinan anyaman tikar bidai, bentuk kerajinan tikar bidai, nilai filosofis dan makna simbolik kerajinan tikar bidai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu berupa lembar wawancara, catatan lapangan, alat rekam/Hp. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh maka digunakan teknik keabsahan data berupa perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Teknik Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Proses pembuatan kerajinan tikar bidai melalui 18 tahapan yaitu : persiapan alat dan bahan, pengambilan rotan, penarikan rotan, pemotongan rotan, pengumpulan rotan, perendaman rotan, membuka ikatan rotan, pembelahan rotan, pengikisan rotan, penjemuran, meraut rotan, mengambil kulit kayu, pemukulan kulit kayu, pengeringan, pelipatan, pembelahan kulit kayu, proses menganyam, dan finishing. 2) Bentuk anyaman tikar yang dihasilkan berbentuk persegi empat, yang awalnya hanya berukuran 2m x 2,5m, sekarang sudah banyak ukuran seperti 1m x 1,5m, 2m x 3m, dan 3m x 2,5m. Motifnya berupa garis lurus, horizontal, dan kotak-kotak. 3) Nilai filosofis yang terkandung pada tikar bidai adalah sebagai alat pemersatu masyarakat, sebagai alat pengumpul masyarakat, dan sebagai alat perekat tali persaudaraan tanpa memandang suku, ras, dan Agama. Makna simbolik tikar bidai ialah lambang kebersamaan, pemersatu suatu kelompok masyarakat, dengan tujuan supaya masyarakat tetap menjaga solidaritas, kebersamaan, dan tangung jawab. Makna simboliknya dapat juga dilihat dari segi bahan, alat, proses, warna, dan fungsi.Fransiska Ria2015-10-27T01:17:10Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27609This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276092015-10-27T01:17:10ZMEBEL BAMBU PRODUKSI TEKUN JAYA MUDA DI DESA SENDARI MLATI SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang mebel bambu produksi Tekun Jaya Muda ditinjau dari proses pembuatan, jenis produk dan ornamennya di Desa Sendari, Mlati, Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif. Subjek penelitian adalah Tekun Jaya Muda. Objek penelitian adalah mebel bambu ditinjau dari proses pembuatan, jenis produk dan ornamennya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi, perekam (audio visual untuk merekam dan alat pengambilan gambar sebagai peralatan tambahan. Keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dari empat alur, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Proses pembuatan mebel bambu yaitu: 1). Penyiapan Desain 2). Pengadaan bahan baku dan bahan pelengkap, 3). Pengadaan peralatan, 4). Proses pembuatan meliputi: proses pengeringan bambu secara alami, proses penyimpanan bambu, pembuatan bagian-bagian mebel: pembuatan lubang siku, perakitan, perakitan mebel bambu, pengikatan sudut kursi dengan tali rotan, pengukiran bagian kerangka bambu, pembelahan pelupuh, penyusunan dan pengikatan pelupuh, pemasangan pelupuh pada dudukan dan sandaran tangan, pemasangan anyaman pada sandaran, pengukiran bambu sebagai sandaran, pemasangan pelupuh ukir pada sandaran, 5). Proses finishing kursi. Peralatan yang digunakan antara lain: gergaji kayu, pisau parang, parang, palu kayu, palu besi, tang, tatah, bor kayu, meteran, tatah ukir, kuas, pisau raut. Jenis produk mebel bambu adalah: 1) Kursi Model Sudut (Sandaran Anyaman), 2) Kursi Model Sudut (Sandaran Ukiran Motif Kijang), 3) Kursi Model Telosor (Sandaran Anyaman), 4) Kursi Model Telosor (Sandaran Ukiran Motif Burung Merak), 5) Kursi Model Telosor (Sandaran Belahan Bambu Motif Geometris Tegak Membujur), 6) Kursi Model Godong Nongko (Double), 7) Kursi Makan Model Dhuwur, 8) Kursi Model Keong, 9) Kursi Malas, 10) Dipan Rongko Telu, 11) Sketsel. Ornamen yang diterapkan yaitu: motif tanaman (anggrek), motif tanaman (bonsai), motif binatang (burung merpati), motif binatang (burung merak), motif binatang (kijang), motif pemandangan, motif belah ketupat diagonal (anyaman), motif belah ketupat tegak membujur (anyaman), motif geometris diagonal (belahan bambu), motif geometris tegak membujur (belahan bambu). Penerapan ornamen dengan menggunakan tiga keteknikan yaitu: 1) teknik ukiran, 2) teknik anyaman dan 3) teknik pemasangan belahan bambu secara diagonal maupun tegak lurus.Reza Erwindra Pasadena2015-10-27T01:10:07Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27608This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276082015-10-27T01:10:07ZKERAJINAN BLADIES PRODUKSI PD. M-02 CRAFT DI DAWAGUNG RAJAPOLAH TASIKMALAYAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses, bentuk, jenis, warna dan fungsi kerajinan bladies produksi PD. M-02 craft di Dawagung Rajapolah Tasikmalaya.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang merupakan key instrumen dengan dibantu oleh instrumen pendukung yaitu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara, alat bantu penelitian yang digunakan adalah buku catatan atau peralatan tulis, tape recorder atau alat perekam, dan kamera. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan menarik kesimpulan atau verifikasi (verification). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembuatan kerajinan bladies adalah menyiapkan bahan pokok pandan yang sudah dianyam, karton box, kain jiper atau kain pelapis, menyiapkan alat, laminating karton dan kain, laminating luar, memberi lem pada karton yang akan dijadikan box bladies, memberi lem pada nyaman pandan yang sudah dipotong sesuai ukuran bladies, menempelkan pada bagian luar box karton, merapikan bagian tepi, proses pewarnaan, proses pengepressan dan pemeriksaan ulang oleh bagian quality control. (2) bentuk bladies terbagi menjadi dua yaitu bentuk kotak dan trapesium, terdiri dari 5 jenis yaitu bladies 21 WH, bladies 27 WH, bladies magazine, bladies 32, bladies set4, pewarnaannya hanya menggunakan warna hitam hasil pencampuran WBL (putih), WBC (hitam), serbuk wantex dan air bening yang termasuk warna ramah lingkungan karena mengandung 0% timbal (logam berat), bladies memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan benda atau barang dan sebagai media komunikasi antar negara Indonesia dan Swedia. Pemberian nama produk, penentuan desain bentuk, jenis penerapan warna, dan fungsi sudah ditetapkan oleh pihak buyer (pasar luar negeri Swedia).Riska Rismayanti2015-10-27T01:04:02Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27606This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/276062015-10-27T01:04:02ZKARAKTERISTIK BATIK MOTIF SEKAR JAGAD YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik bentuk, warna, dan makna batik motif sekar jagad Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, dan ketekunan pengamatan. Data yang diperoleh dengan teknik observasi (pengamatan),
wawancara dan dokumentasi. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif Langkah analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif sekar jagad memiliki karakteristik bentuk gelombang-gelombang yang asimetris. Bentuk itu ada dua, yaitu sekar jagad soga Jawa dan sekar jagad sing. Sekar jagad soga Jawa merupakan motif asli dari Yogyakarta corak dan warnanyapun tradisional yaitu coklat soga. Sedangkan sekar jagad sing merupakan motif Yogyakarta yang telah
dipengaruhi kebudayaan Cina, dengan corak dan warna tegas. (2) Karakteristik warna batik sekar jagad Yogyakarta yaitu sekar jagad soga Jawa berwarna coklat soga, biru. Sekar jagad sing berwarna merah muda (pink) dan hijau. (3) Sekar jagad berarti sekaring jagad atau kusumaning jagad yang bermakna harapan untuk menjadi manusia yang terbaik, berwatak, dan berbudi pekerti yang luhur. Motif sekar jagad dengan bentuk yang bergelombang menandakan bahwa kehidupan manusia itu berliku-liku. Motif itu juga merupakan sebuah do’a dan harapan agar menjadi orang yang sukses, bermanfaat bagi lingkungan, dan bisa menjadi kebahagiaan.Hafsah Qoimah2015-10-26T07:19:26Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27585This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275852015-10-26T07:19:26ZPROSES DAN MAKNA SIMBOLIK KERAJINAN RENCONG ACEH PRODUKSI H. HARUN KEUCHIK LEUMIKPenelitian ini berlokasi di Desa Baet, bertujuan mendeskripsikan proses dan makna simbolik kerajinan rencong Aceh produksi H. Harun Keuchik Leumik. Rencong sebagai salah satu bentuk kerajinan yang berupa senjata genggam yang berasal dari Aceh. Masyarakat Aceh mengenal rencong ini semenjak abad Ke-13 pada masa pemerintahan Sultan Mahmud I. kerajinan rencong yang diproduksi sekarang tidak lagi berfungsi sebagai senjata perang, tetapi diproduksi sebagai benda yang bernilai estetis. Benda yang diproduksi berupa, cindera mata dan bross
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian diperoleh peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara. Serta menggunakan alat bantu lain berupa Mp4, kamera digital dan
peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembuatan rencong di produksi H. Harun Keuchik Leumik dilakukan secara konvensional, yaitu 1. Dari proses pembuatan bilah, gagang dan sarung, 2. Keterkaitan fungsi rencong dengan masyarakat Aceh yaitu sebagai pendukung tari seudati, digunakan sebagai simbol upacara adat, dan sebagai pendukung upacara pernikahan adat Aceh, 3. Terkait dengan makna simbolik rencong Aceh adalah stilisasi dari kalimat “Bismillah” yang artinya dengan menyebut nama Allah.Rahmat Ramadhan2015-10-26T07:15:27Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27583This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275832015-10-26T07:15:27ZPENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MEDIA PLASTISIN TEPUNG DI TK NEGERI PEMBINA PURWOKER TOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kreativitas anak melalui media plastisin tepung, mendeskripsikan proses pembelajaran anak menggunakan media plastisin tepung, serta mendeskripsikan hasil karya penerapan media plastisin tepung yang dibuat para peserta didik dalam proses pembelajaran di TK Negeri Pembina Purwokerto.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian yaitu anak kelas B3 TK Negeri Pembina Purwokerto yang berjumlah 30 anak. Penelitian dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi di setiap siklusnya. Pada tahap pengamatan tindakan dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung oleh peneliti dan kolaborator yaitu guru kelas. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Kriteria eberhasilan tindakan yaitu dengan meningkatnya kreativitas anak dalam pembelajaran menggunakan media plastisin tepung yang dapat dilihat dari skor kreativitas anak dan respon anak dalam mengikuti proses pembelajaran serta hasil karya yang dihasilkan berkembang dan inovatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Melalui media plastisin tepung kreativitas anak dapat meningkat dengan baik dari sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan. Peningkatan kreativitas ini di ukur dengan menggunakan skor yang ditinjau dari segi orisinalitas, warna dan bentuk. Pada kegiatan pretest skor keseluruhan aspek kreativitas sebesar 276,31 atau dalam prosentase sebesar 61,18% dan pada akhir siklus III skor keseluruhan aspek kreativitas anak sebesar 326,55 atau sebesar 72,57%. Melalui pengukuran tersebut, kreativitas anak mengalami peningkatan sejumlah 50,24 atau sebesar 11,39%. (2) Pada pengamatan respon anak selama proses pembelajaran, aspek antusiasme, konsentrasi, mengikuti arahan, menyimak, motorik halus, ketepatan waktu dan penggunaan alat menjadi pedoman untuk menilai pergerakan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum respon anak selama mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan media plastisin tepung dapat meningkat dengan baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor yang di dapat pada kegiatan pretest sejumlah 22,67 atau sebesar 64,76% dan pada akhir siklus III skor yang didapat sejumlah 27,01 atau sebesar 77,14%. Dari pengukuran tersebut, proses pembelajaran mengalami peningkatan dengan baik sejumlah 4,34 atau sebesar 12,38%. (3) Hasil karya anak selama pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus mengalami peningkatan yang cukup berarti, peningkatan tersebut terlihat dari segi orisinalitas, serta karya anak yang memiliki keragaman warna dan bentuk.Manda Rahma Noviyati2015-10-26T07:11:06Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27580This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275802015-10-26T07:11:06ZKERAJINAN ANYAMAN AKAR KELADI AIR DI HOME INDUSTRY AKAR KAYU ARA DI DESA KUALA AMBAWANG KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KUBU RAYA
KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan anyaman akar keladi air yang ada di home industry Akar Kayu Ara di Desa Kuala Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat ditinjau dari segi proses pembuatan bunga dan tempat undangan, dan nilai estetik pada produk bunga dan tempat undangan.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman wawancara, serta menggunakan alat bantu lain berupa kamera digital, hp (perekam audio), dan alat tulis. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi. Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses pembuatan produk kerajinan anyaman akar keladi air di Desa Kuala Ambawang, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) Proses pra produksi yang meliputi proses desain, persiapan bahan utama, pengolahan bahan, dan persiapan alat; (2) Proses produksi yang meliputi: proses pembuatan atau pembentukan bunga dan tempat undangan dengan menggunakan teknik anyam kerangka dalam proses pembuatan atau pembentukan bunga matahari, bunga tulip, tempat undangan dan tutup tempat undangan, teknik anyam datar dalam proses pembuatan atau pembentukan daun dengan menggunakan tangan langsung; (3) Proses finishing meliputi pemeriksaan produk dan merapikan produk. 2) Nilai-nilai estetis yang terdapat pada kerajinan bunga dan tempat undangan produksi home industry Akar Keladi Ara ini terdapat pada bentuk dan warnanya yang unik dan menarik.Unsur warna pada bentuk produk bunga dan tempat undangan pada home industry Akar Kayu Ara merupakan salah satu ikon yang sangat vital dalam memberi dan menambah daya tarik produk bunga dan tempat undangan. Unsur tekstur pada bentuk produk bunga dan tempat undangan pada home industry Akar Kayu Ara, dilihat dari nilai rasa, sentuhan pada bodi terdapat unsur kasar. Unsur bobot pada produk bunga matahari dan bunga tulip yang dihasilkan home industry Akar Kayu Ara ini memberikan kesan keceriaan , pada bunga tulip memberikan kesan semangat hidup, sedangkan pada produk tempat undangan memberikan kesan kesederhanaan.Fransiska Eva Kurniasih2015-10-26T07:05:29Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27579This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275792015-10-26T07:05:29ZMAKNA SIMBOLIS ORNAMEN DAN WARNA KAIN SESEK DESA KEMBANG KERANG KECAMATAN AIKMEL LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbolis ornamen dan warna kain sesek Desa Kembang Kerang, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif. Objek penelitian ini adalah makna simbolis ornamen dan warna kain sesek Desa Kembang, kecamatan Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri alat bantu yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi, perekam audio visual untuk merekam dan alat pengambilan gambar sebagai peralatan tambahan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dari empat alur, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Dari hasil penelitian serta analisis dan pengolahan data maka berikut ini makna simbolis yang terdapat pada ornamen kain sesek Desa Kembang Kerang, Kecamatan, Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yaitu: 1) Subahnale mempunyai makna keikhlasan dan kesabaran serta berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Sabuk peraban mempunyai makna gotong royong dan kekerabatan; 3) Sri menanti mempunyai makna segala yang tercipta di dunia ini tercipta berpasang pasangan, dan saling melengkapi satu sama lain; 4) Lonong abang ragi genap mempunyai makna agar dalam pelaksanaan upacra adat, cukup, genap, sempurna, tidak ada lagi masalah yang akan dipikirkan berkenaan dengan upacara adat; 5) Pucuk rebong mempunyai makna kesuburan; 6) Bintangan melambangkan kejayaan dan kekayaan. Selanjutnya makna simbolis warna yang terdapat pada kain sesek Desa Kembang Kerang, Kecamatan, Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat adalalah: 1) Subahnale, warna kain sesek ini memiliki arti ikhlas, air suci sang bapak, darah suci dari seorang Ibu, pelihara dan memelihara, kehidupan, kesuburan, keberanian dankepercayaan; 2) Sabuk peraban merupakan simbol dari kehidupan manusia; 3) Sri menanti memiliki simbol warna yang menggambarkan kehidupan seorang perempuan; 4) Lonong abang ragi genap, terdiri dari enam warna yang melambangkan rukun Iman (Islam) yang disimbolkan sebagai serambi, wajik, pangan, tikel, renggi dan tupat dan memiliki simbol yang berkaitan dengan upacara merarik dan mesejati; 5) Pucuk rebong terdiri dari dua warna yaitu merah dan hijau yang melambangkan energi, kekuatan, perjuangan, warna bumi, tanaman, pohon, dan kesuburan; 6) Bintangan, warna kain sesek ini disimbolkan dengan sifat dan kehidupan para
bangsawan.Anwar Rosyidi2015-10-26T06:58:37Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27578This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275782015-10-26T06:58:37ZPEWARNA ALAM PADA BATIK DARI BAHAN DAUN TEMBAKAU DI PERUSAHAAN PESONA TEMBAKAU TEMANGGUNG JAWA TENGAHTujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengetahui proses pewarnaan alam batik dari bahan daun tembakau di perusahaan Pesona Tembakau di Temanggung yang ditinjau dari alat dan bahan, proses pewarnaan, dan warna yang dihasilkan dari pewarna alam batik dengan menggunakan daun tembakau.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Instrumen utama dalam penelitin ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, Hp (handphone), kamera digital, dan alat tulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Analisis data didapat dengan cara menelaah semua data melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian tentang pewarnaan alam batik dengan menggunakan daun tembakau di perusahaan Pesona Tembakau menunjukkan bahwa (1) alat-alat yang digunakan dalam proses pewarnaan alam batik produksi Pesona Tembakau secara keseluruhan sama dengan ala-alat yang digunakan pada proses pewarnaan alam di industri pembuatan batik pada umumnya, seperti panci, tungku, alat penyaring, bak pewarna, tambang plastik, dan penjepit jemuran, namun ada alat tambahan yang digunakan di Pesona Tembakau yaitu alat penumbuk, dan salah satu bahan yang digunakan sebagai zat warna alam batik yaitu terbuat dari daun tembakau basah dan daun tembakau kering; (2) teknik pewarnaan diawali dengan proses ekstraksi pada kedua jenis daun tembakau, pada daun tembakau basah diawali dengan pencucian, peremasan, penumbukan, pemerasan, dan penyaringan, sedangkan pada daun tembakau kering diawali dengan penjemuran, perebusan, dan penyaringan, pada proses pewarnaan alam batik dengan menggunakan tembakau sama yang meliputi pencucian, penjemuran, pencelupan kain pada zat warna alam batik dari daun tembakau, pencelupan pengunci atau penguat warna alam batik, dan pelorodan; (3) warna yang dihasilkan dari kedua daun tembakau tersebut terdiri dari beberapa warna, dengan zat warna alam dari daun tembakau basah dan difiksasi larutantunjung menghasilkan warna coklat muda,dengan difiksasi larutan tawas menghasilkan warna kuning kecoklatan, dan dengandifiksasi larutan kapur menghasilkan warna krem, sedangkan dengan zat warna alam dari daun tembakau kering dan difiksasi larutan tunjung menghasilkan warna coklat tua kehijauan, dengan difiksasi larutan tawas menghasilkan coklat kehijauan, dan dengan difiksasi larutan kapur menghasilkan warna coklat muda kehijauan.Dayu Dyaninoor2015-10-26T06:53:33Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27577This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275772015-10-26T06:53:33ZPENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH SLEMAN DENGAN METODE DEMONSTRASITujuan dari penelitian ini mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan kelas V SD Muhammadiyah Sleman dan mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan SD Muhammadiyah Sleman dengan penerapan metode demonstrasi.
Penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan mengikuti tahapan: (1) penyusunan rencana tindakan (Planning), (2) pengamatan (observing), (3) pelaksanaan, (4) refleksi kegiatan (reflecting) dan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
Dengan diterapkannya metode demonstrasi pada mata pelajaran ini siswa terbukti dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pelajaran seni budaya dan ketrampilan dengan model dari Besemer dan Treffirger dalam Utami Munandar, (2007:41) yaitu model creative product analiysis matrix (CPAM) dengan menilai dari 3 golongan yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), keterperincian (elaboration) dan sintesis Hasil penelitian dengan penerapan metode demonstrasi ini melalui pelaksanaan tahapan-tahapan dari siklus pertama dan siklus kedua dengan langkah: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reflesi, penelitian ini berhasil meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di kelas V SD Muhammadiyah Sleman dengan metode demonstrasi bahwa penilaian dalam hal kreativitas dengan indikator kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), keterperincian (elaboration) dan sintesis, pada tahap
siklus I terjadi peningkatan di siklus II, yang dijelaskan bahwa pada siklus I dalam indikator kebaruan (novelty) ada 2 siswa yang kurang menjadi 0 siswa pada siklus II, dalam indikator pemecahan (resolution) ada 2 siswa yang kurang menjadi 0 siswa pada siklus II, dalam indikator keterperincian (elaboration) dan sintesis ada 3 siswa yang kurang menjadi 0 siswa pada siklus II, dengan demikian terjadi adanya peningkatan dari tindakan siklus pertama dan setelah siklus kedua.
Kenaikan terhadap hasil perolehan nilai rata-rata tugas pembuatan boneka jari dari 11 siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II terdapat nilai dasar yang menjelaskan bahwa pada prasiklus mempunyai nilai 73,64, siklus pertama 75, dan siklus kedua 78,18, jadi dengan demikian dari tindakan pra siklus setelah tindakan siklus pertama meningkat 1,36 poin dan setelah tindakan siklus kedua 3,18 poin.Azhar Anas Ragawi2015-10-26T06:44:28Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27575This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275752015-10-26T06:44:28ZKARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK KULIT DI INDUSTRI “MARLA’N KULIT” KOGAGEDE YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara sistematis tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit” Yogyakarta ditinjau dari motif, warna dan proses pembuatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah Marlan pemilik industri “Marla’n Kulit”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi dengan alat bantu berupa alat tulis, video recorder dan kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi, dan ketekunan pengamatan. Data dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verivikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motif yang terdapat di industri “Marla’n Kulit” ialah motif tradisional yang termasuk motif geometris seperti motif parang yang telah mengalami perubahan dari bentuk aslinya dan motif kawung, motif disusun secara berulang.Selain itu terdapat pula motif hasil stilasi tumbuh-tumbuhan dan binatang, motif disusun secara bebas. Isen-isen yang
digunakan adalah isen-isen cecek satu, cecek pitu, cecek kepyur, mainan, uweruwer, umpluk sabun dan watu tumpuk. (2) warna yang digunakan adalah hasil pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan coklat serta warna-warna cerah seperti warna merah, kuning, hijau, biru, dan warna ungu. Teknik pewarnaan yang digunakan teknik colet dan usap. (3) proses pembuatan di industri “Marla’n Kulit” melalui tiga tahapan meliputi proses pra produksi yaitu mempersiapkan bahan dan alat meliputi bahan pokok kulit samak nabati. Perintang warna menggunakan malam sutra dan cantingnya menggunakan canting bayat. Proses produksi yakni proses pembuatan pola, proses mencanting dengan cara kulit dibasahi air terlebih dahulu, proses mewarna, proses penghilangan malam dengan cara menggosok kulit dengan menggunakan malam batik. Proses ke tiga dan terakhir adalah finishing.Tatag Kuvita Khuri Berliana2015-10-26T06:39:02Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27573This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275732015-10-26T06:39:02ZKERAJINAN PAYUNG TRADISIONAL DI GUMANTAR JUWIRING KLATEN JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan payung
tradisional di Gumantar, Juwiring, Klaten yang difokuskan pada : (1) Proses
pembuatan, (2) Bentuk, dan (3) Jenis dan fungsinya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang datanya berupa katakata.
Subjek penelitian ini adalah kerajinan payung di Wisma Payung Wisnu. Data
penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisa data data menggunakan analisa data kualitatif
melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses pembuatan kerajinan
payung di wisma payung wisnu tidak melakukan seluruh proses pembuatan
payung sampai selesai melainkan hanya sebatas perangkaian payung. Bagian
payung yang dikerjakan oleh masyarakat sekitar Wisma Payung Wisnu adalah
pembuatan bungkul, sodo, sanggan, dan tangkai. Selanjutnya sebagian dikerjakan
oleh Wisma Payung Wisnu yang meliputi mayu, mlipit, nyulam, gombyoki,
pemasangan tangkai, pemasangan menur dan finishing. (2) Bentuk yang
membedakan pada payung tradisional dengan buatan pabrik terletak pada ujung
payung, payung dibedakan pada 3 bentuk yaitu lengkung, setengah lengkung dan
lurus, (3) jenis payung ada tiga macam yaitu: a) Payung untuk upacara adat
diantaranya adalah payung siraman,payung mantenan, ayung khitanan, payung
temu, payung tari dan payung minyak. b) Payung untuk perlengkapan seharian
yaitu payung hujan panas, c) Payung aksesoris yaitu payung untuk hiasan
ruangan.Romia Ganes2015-10-26T06:34:50Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27571This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275712015-10-26T06:34:50ZBATIK CARICA DI HOME INDUSTRY BATIK “CARICA LESTARI” DESA TALUNOMBO SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dan mendeskripsikan karakteristik Batik Carica ditinjau dari bentuk motif, pola penerapan, warna, dan fungsinya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Batik Carica di home industry batik Carica Lestari. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan bentuk motif, pola penerapan, warna dan fungsi. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data wawancara dilakukan secara snowball (cara bola salju) dengan beberapa tokoh yang berkompetensi sesuai bidangnya. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk motif Batik Carica adalah bentuk naturalis dari daun dan buah carica, bentuknya menyerupai daun pepaya dengan enam tulang daun lengkap dengan tangkainya (motif carica) dan naturalis dari buah carica (motif buah), (2) Pola penerapan dengan teknik batik cap. Penyusunan pola dengan pola 34, sejajar, acak, dan diagonal. Masyarakat
Wonosobo mengenal pola diagonal dengan pola rejeng. Hal tersebut dipengaruhi pola pikir masyarakat, bahwa batik adalah kain batik yang polanya miring (rejeng), (3) Warna Batik Carica adalah warna cerah (ngejreng) seperti merah, biru, kuning, ungu dan coklat matang. Warna dipengaruhi batik pesisiran (Pekalongan) dan didukung karakter masyarakat Wonosobo menyukai warna cerah, (4) Fungsi Batik Carica sebagai sandang yaitu berupa busana utama (baju adat daerah), seragam sekolah, seragam dinas dan kantor, kebutuhan rumah tangga dan busana modern. Batik Carica ada yang bersifat pakem dan pengembangan Batik Carica sesuai pesanan konsumen.Anita Hidayati2015-10-26T06:30:04Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27569This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275692015-10-26T06:30:04ZTENUN BADUY DI LEUWIDAMAR LEBAK BANTENPenelitian ini bertujuan untuk (1). Mengetahui proses pembuatan tenun Baduy dari alat dan bahan sampai hasil jadi, (2). Mendeskripsikan estetika tenun Baduy, (3). Mendeskripsikan karakteristik yang terdapat pada tenun tradisional Baduy di Leuwidamar, Lebak, Banten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kain tenun Baduy. Data diperoleh dengan teknik obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif analitik. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan/keajegan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Proses pembuatan tenun Baduy tersiri dari mempersiapkan alat dan bahan, mewarna benang dan menggulumg benang. Proses pembuatannya/menenun diawali dengan menghani, nyucuk dan menenun itu sendiri. Proses terakhir atau finishing yaitu dengan dilarak, (2). Estetika yang terdapat dalam tenun suku Baduy lebih mengutamakan makna pada simbol disetiap kain tenunnya dengan menekankan pada makna psikologis dan makna instrumental, (3). Karakteristik tenun Baduy terletak pada kesederhanaan tenunnya baik warna maupun motif dengan nilai makna yang tinggi. Karakteristik tersebut ditunjukan dengan lebar kain yang tidak pernah lebih dari 90 cm dengan menggunakan warna hitam atau biru tua yang dianggap hitam dan putih. Warna putih sebagai identitas suku Baduy dalam dan hitam sebagai identitas suku Baduy luar dan ada beberapa kain yang hanya boleh dipergunakan oleh kaum pria yaitu samping aros, adu mancung dan susuwatan.Anita Dwi Astuti2015-10-26T06:24:55Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27566This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275662015-10-26T06:24:55ZMAKNA SIMBOLIS PERISAI DAYAK BUKIT DI KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbolis perisai Dayak Bukit di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat, ditinjau dari bentuk, ornamen, warna, bahan, dan proses pembuatan.
Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang memberi gambaran tentang makna simbolis perisai Dayak Bukit di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan teknik trianggulasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian adalah mencakup makna simbolis Perisai Dayak Bukit, ditinjau dari : 1. Bentuk Perisai menyerupai buah gamang atau kundur yang dipercaya sebagai Jubata (penyelamat atau pelindung) sehingga dapat melindungi manusia dari segala bahaya 2. Ornamen pada Perisai Dayak Bukit, pada bagian depan dihiasi ornamen stiliran tumbuhan gamang atau kundur yang bermakna sebagai simbol Jubata (Tuhan) yang memberi keselamatan dan perlindungan, ornamen Tumbak yang bermakna simbol keperkasaan dan kekuatan, ornamen Tangkitn yang melambangkan jiwa keberanian dan simbol keperkasaan dan keberanian 3. Warna Perisai Dayak Bukit adalah warna
kuning bermakna keagungan Jubata (Tuhan), kejayaan dan sebagai tanda kehormatan, warna hijau bermakna kesuburan dan kemakmuran, warna hitam bermakna kuasa kegelapan, sebagai penangkis bahaya atau celaka, dan warna putih bermakna kesucian dan kemurnian, warna putih dijadikan warna dasar karena dipercaya dianggap suci 4. Bahan yang digunakan ialah kayu Tapakng menurut kepercayaan pada masyarakat suku Dayak Bukit pohon ini mempunyai kekuatan magis dan dianggap sakral, alasannya memilih kayu ini karena ringan, mudah dibentuk dan kuat sehingga tidak mudah pecah ataupun patah, dan kayu ini juga dipercaya oleh Dayak Bukit dapat membawa keberuntungan. 5. Proses pembuatan Perisai Dayak Bukit adalah sebelum pada proses pembuatan si pembuat basampakng (memohon agar mahkluk-mahkluk halus tidak mengganggu melainkan ikut membantu), setelah Perisai selesai dibuat barulah panyangahatn (berdoa) kepada pencipta mohon diberkati agar kamang (mahkluk halus penolong) ikut menyertai dan memberi semangat ketika Perisai dipakai untuk bakayo/berperang melawan musuh. Adapun makna simbolis Perisai tersebut adalah sebagai panangkal atau dinding, baik gangguan yang dating dari manusia sendiri maupun gangguan dari mahklukmahkluk halus. Perisai merupakan simbol kepahlawanan bagi suku Dayak BukitPATWANTO PATWANTO2015-10-26T06:20:14Z2023-09-20T01:04:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27563This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275632015-10-26T06:20:14ZPEMBELAJARAN KERAMIK UNTUK ANAK AUTIS DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembelajaran keramik untuk anak autis di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Dalam pembelajarannya, anak autis memerlukan pendampingan dari guru untuk mengerjakan pembuatan karya, dikarenakan adanya faktor perusak dan tak terkendali dalam diri anak autis. Proses yang diberikan juga harus sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
Obyek dalam penelitian berjumlah dua orang siswa di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data dilakukan secara deskriptif.
Hasil analisis data dari penelitian ini adalah :
1). Kemampuan mempersiapkan alat, Cosmas belum mampu untuk membedakan alat yang satu dengan yang lain meskipun dibimbing oleh guru. Sedangkan Aditya, mampu membedakan alat-alat yang akan digunakan. 2). Kemampuan mengolah tanah, Cosmas belum mampu dalam mengolah tanah dikarenakan Cosmas tidak mau untuk di bimbing. Aditya, mampu melakukan
proses pengolahan tanah dari awal hingga akhir. 3). Kemampuan membuat benda keramik, Cosmas belum mampu membuat benda keramik, karena seringnya Cosmas merusak benda keramik yang sudah di buat. Sedangkan Aditya lebih mudah diarahkan untuk membuat benda keramik. Karena Aditya lebih mudah diajak berkomunikasi untuk proses pembuatan karyanya. 4). Kemampuan untuk finishing karya, Cosmas belum mampu melakukan finishing karya. Sedangkan Aditya lebih mudah diarahkan untuk memfinishing karya dengan menghaluskan karya menggunakan alat yg tepat, sehingga bisa dikatakan Aditya mampu melakukan finishing karya. Cara yang tepat untuk Cosmas adalah di beri satu guru pembimbing pribadi, untuk selalu berinteraksi dan berkomunikasi di kelas. Sehingga Cosmas akan mudah diawasi sekaligus diberi bimbingan dalam proses belajar.Ina Dewi Puspita2015-10-26T06:15:33Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27561This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275612015-10-26T06:15:33ZBATIK TULIS PRODUKSI CV. AGNESA NAGARASARI CIPEDES TASIKMALAYAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan cara mendeskripsikan batik tulis produksi CV. Agnesa Nagarasari Cipedes Tasikmalaya ditinjau dari motif dan warna.
Penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara, alat bantu penelitian yang digunakan adalah berupa Mp4, kamera digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Motif batik CV. Agnesa memiliki komposisi unsur motif utama, motif tambahan, dan isen-isennya penuh sehingga terkesan berisi. Isen-isen yang digunakan pada batik CV. Agnesa adalah (barangbang) cecek, cecek sawut, kembang pacar, kembang eceng, mata hayam (girincing). Penataan motif yang disusun adalah simetris dan pengulangan yang diterapkan pada motif batik dan pada bentuknya membentuk garis gelombang,
lengkung, dan zig-zag yang beraturan secara teratur dan disusun secara harmonis sehingga menambah keunikan tersendiri. (2) Warna batik CV. Agnesa yaitu warna dasar atau latar yang khas, yaitu biru, dengan dipadukan warna-warna cerah lainnya yang lebih terang dan warna-warni yang berani seperti (bereum) merah, (koneng) kuning, (hejo ngora) hijau muda, dan (bulao) biru, yang merupakan cerminan kehidupan orang Sunda yang priang atau ceria, terbuka, dan toleran, sekaligus memberikan kesan indah melalui motif-motif yang ada di dalamnya.Irwan Maolana Yusup2015-10-26T06:11:32Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27560This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275602015-10-26T06:11:32ZPENERAPAN MOTIF TRUNTUM PADA PAKAIAN SANTAI REMAJAPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk membuat pakaian santai dengan menggunakan kain primissima sebagai bahan dasarnya serta menerapkan motif truntum sebagai ragam hias batiknya dari jenis batik tradisional. Pemilihan kain primissima sebagai bahan pembuatan pakaian santai karena kain ini memiliki serat kain (tenunan) yang halus, serta mempunyai kualitas yang baik, sehingga bagus untuk pekerjaan pembatikan dan pewarnaan motif truntum pada kain. Motif truntum dipilih sebagai ragam hias batik dalam pembuatan pakaian santai karena memiliki makna filosofis yang baik karena termasuk dalam batik tradisional, yaitu menuntun sehingga diharapkan dalam pembuatan pakaian santai remaja ini dapat memberikan tuntunan yang baik untuk remaja.
Proses pembuatan karya pakaian santai dimulai dari pembuatan desaindesain alternatif yang kemudian dikonsultasikan, dipilih yang dianggap telah memenuhi syarat untuk dibuat. Setelah semua desain ditentukan, dilanjutkan dengan pembuatan pakaian santai. Proses pembuatan meliputi: proses pengolahan kain, proses pemolaan, pemindahan pola, pembatikan, pewarnaan, pelorodan dan yang terakhir proses finishing yaitu penjahitan sesuai pola yang sudah dibuat pada
kain yang sudah dibatik dengan penerapan motif truntum.
Hasil karya dalam tugas akhir ini berupa pakaian santai remaja dengan ide penerapan motif truntum yang dimana setiap karya memiliki model pakaian yang berbeda-beda, serta warna yang berbeda pula. Untuk penerapan motifnya diletakkan di bagian depan dan belakang pakaian, baik sebelah kiri maupun sebelah kanan, dan bagian lengan kiri maupun kanan. Selain itu hasil lain berupa gambar kerja dan laporan Tugas Akhir Karya Seni.Rinik Rinik2015-10-26T03:57:30Z2023-09-20T01:04:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27549This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275492015-10-26T03:57:30ZMATERI PEMBELAJARAN SENI RUPA BERMUATAN POTENSI LOKAL DI SMA NEGERI 1 TURI KELAS X, XI, XII SEMESTER GANJIL DAN GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan materi pembelajaran seni rupa bermuatan potensi lokal, serta mengetahui pelaksanaan pembelajaran seni rupa bermuatan potensi lokal di SMA Negeri 1 Turi pada kelas X, XI, dan XII semester ganjil dan genap tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dengan dibantu oleh instrumen pendukung yaitu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara, alat bantu penelitian yang digunakan adalah buku catatan atau peralatan tulis, alat perekam, dan kamera. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan materi pembelajaran seni rupa bermuatan potensi lokal ditekankan pada kebutuhan siswa, kondisi sekolah, dan kondisi wilayah. Pengembangan materi pembelajaran seni rupa berorientasi pada potensi salak. Pengembangan materi pembelajaran seni rupa mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Pengembangan materi pembelajaran seni rupa mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Materi pada aspek kognitif yaitu materi apresiasi dan berapresiasi seni. Materi pada aspek psikomotor yaitu materi produktif yang meliputi merancang dan membuat karya seni rupa. Aspek afektif yaitu nilai-nilai yang mengacu pada karakter, yaitu: tanggung jawab, disiplin, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, religius, peduli sosial, cinta tanah air, kerja keras, menghargai prestasi. (2) Pelaksanaan pembelajaran seni rupa bermuatan potensi lokal dimulai dari tahap persiapan yaitu menyiapkan silabus dan RPP yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar untuk pembelajaran bermuatan potensi lokal. Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL. Media pembelajaran yang digunakan ialah contoh gambar dengan LCD proyektor, dan evaluasi dilakukan dengan tes tertulis dan penilaian karya.Desy Dwi Susanti2015-10-26T03:52:40Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27547This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275472015-10-26T03:52:40ZBATIK TULIS DAN CAP PERUSAHAAN TUGIRAN DI PANDAK BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan, penerapan motif dan penerapan warna perusahaan Batik Tugiran di Pandak Bantul Yogyakarta. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, pengembangan metode penelitian kualitatif ini bersumber pada teknik sebuah pengumpulan data meliputi wawncara, observasi dan dokumentasi. Dan instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi dan wawancara. Serta menggunakan alat bantu lain seperti kamera digital,
Mp4, dan peralatan tulis, Keabsahan data menggunakan metode triangulasi data dan Teknik analsis data dengan cara: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Mengenai proses batik Tugiran, keseluruhan sudah menggunakan alat dan bahan yang berkualitas walaupun ada beberapa kekurangan dalam hal tenaga kerja, tetapi hasil batikan dari perusahaan Tugiran ini tidak kalah bersaing dengan batik lainya. (2) Motif yang diterapkan di perusahaan Tugiran baik cap dan tulis dapat dikatakan beragam seperti motif tumbuhan atau flora meliputi motif bunga melati, bunga mawar. Dan motif Yogyakarta seperti kawung, parang. Motif fauna atau hewan meliputi gajah, burung, ikan. dan yang terakhir motif wayang motif ini tidak menjadi prioritas utama hasil batikan Tugiran karena konsumen tidak banyak yang berminat dengan motif wayang. (3) Warna yang diterapkan di perusahaan Tugiran keseluruhan banyak menggunakan warna gelap misalnya seperti warna hitam sebagai warna backround dan itu terlihat diseluruh batikannya, warna merah tua mendominasi keseluruhan objek motif. Tujuannya yaitu untuk menemukan karakteristik batikannya sehingga mempunyai kriteria tersendiri, Industri batik yang semakin bersaing memaksa para perajin untuk berfikir kreatif yaitu salah satunya dengan memberikan pewarnaan yang berbeda dengan batik lainya termasuk Tugiran, tujuannya yaitu untuk mempertahankan usaha batik Tugiran dan sekaligus melestarikan keberadaan batik, karena batik adalah warisan budaya yang harus dihargai.Sifaun Ahya2015-10-26T03:47:18Z2023-09-20T01:04:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27546This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275462015-10-26T03:47:18ZGITAR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MACAM-MACAM BINGKAI CERMINPenulisan konsep Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk merancang konsep, proses perwujudan karya, dan mendeskripsikan karya seni kerajinan kayu berupa macam-macam cermin. Bersumber idekan dari alat musik populer yaitu gitar dengan segala keunikan bentuk visualnya yang telah distilasi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan karya seni kerajinan kayu bermacam-macam bentuk bingkai cermin untuk difungsikan sebagai sarana bercermin sekaligus
penghias suatu ruangan oleh pemakainya, khususnya dalam hal ini yang menjadi sasaran adalah remaja/pemuda. Gitar dipilih karena alat musik tersebut sudah sangat populer di masyarakat, terlebih di kalangan anak-anak muda, antara lain melalui karakter bentuk, warna, dan tentu saja bunyi atau fungsinya dalam bermusik.
Metode yang digunakan dalam penulisan dan penciptaan karya seni ini adalah melalui studi kepustakaan mengenai bentuk visual dan warna gitar, aspek seni rupa (estetik dan aspek-aspek lainnya), kemudian dilanjutkan ke proses perancangan sket alternatif, sket terpilih, desain (gambar kerja), dan pola. Proses pembuatan karya dimulai dengan persiapan bahan dan alat, penerapan pola, yang dilanjutkan proses pembuatan karya dengan teknik kerja mesin dan kerja manual. Finishing menggunakan bahan cat duco dan melamine untuk keunikan dan melindungi permukaan karya. Setelah selesai difinishing, kemudian dilakukan evaluasi untuk quality control, dan setelah lolos (dicek) dilanjutkan pemasangan kaca cermin sesuai ukuran, terakhir adalah pengepakan karya dan merencanakan untuk mengadakan pameran karya seni.
Dari proses penciptaan karya seni tersebut, diperoleh hasil berupa 9 buah cermin dinding 2 buah cermin duduk dan 2 buah cermin genggam, lengkap dengan konsep deskripsi karyanya. Karya seni tersebut dapat menjadi alternatif dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama kaum muda mengenai bermacam-macam bentuk bingkai cermin yang unik dan sesuai dengan jiwa, tren
hobi atau nilai popularitas budaya dalam musik.Reno Apriyansah2015-10-26T03:41:33Z2023-09-20T01:04:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27544This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275442015-10-26T03:41:33ZPERKEMBANGAN DESAIN BATIK DI CV. SOGAN JAYA ABADI DESA REJODANI SARIHARJO NGAGLIK SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan desain batik yang ada di CV. Sogan Jaya Abadi Desa Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman ditinjau dari desain motif batik dan desain produk yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman wawancara, serta menggunakan alat bantu lain berupa kamera digital dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Langkah analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan desain batik di CV. Sogan Jaya Abadi mengalami perkembangan dalam desain motif dan desain produknya. Perkembangan desain motif terlihat dengan bertambahnya jumlah motif yang dihasilkan. Pada tahun 2002-2007 terdapat tujuh motif, yaitu motif parang rusak, motif parang barong, motif tambal, motif sekar jagad, motif kawung, motif alang-alang, dan motif semen. Kemudian pada tahun 2008-2011 bertambah dua puluh tiga motif, yaitu motif asmat, motif buketan, motif kupukupu, motif kali mboyong, motif masjidku, motif kepompong kupu-kupu, motif kepompong, motif kupu kecil, motif daun kangkung, motif bunga sepatu, motif janah, motif hidup yang tumbuh, motif daun lima, motif fly like a bird, motif menjelang subuh, motif subuh, moitif isen bebas, motif belukar firdaus, motif seribu permohonan langit, motif kelembutan hati aisyah, motif smiling leaves, motif godong-godongan, dan motif KKB (Kawung Kupu Bunga). Pertambahan tersebut diiringi dengan perubahan bentuk desain motifnya, yang awalnya banyak menggunakan bentuk motif tradisional, kini lebih banyak menggunakan bentuk motif modern. Sedangkan desain produk mengalami perkembangan dengan semakin beragamnya produk yang dihasilkan, awalnya tahun 2002-2007
menghasilkan bahan sandang, selendang, dan pakaian (wanita dan pria dengan model yang sederhana), kini pada tahun 2008-2011 menghasilkan bahan sandang, selendang, pakaian (wanita dan pria dengan bermacam-macam model, serta pakaian anak-anak), kimono, sepatu, sandal, mukena, perlengkapan rumah tinggal, dan aksesoris (kotak pensil, sarung HP, dompet, gelang, kalung, dan cincin).Dhika Puspita Sari2015-10-26T03:35:19Z2023-09-20T01:04:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27542This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275422015-10-26T03:35:19ZABJAD SEBAGAI IDE PEMBUATAN KURSI ANAKPenulisan konsep Tugas Akhir Karya Seni bertujuan untuk merancang konsep, proses visualisasi, dan mendeskripsikan karya seni berupa kursi anak yang mengambil sumber ide abjad Franklin dengan bentuknya. Dengan adanya abjad pada fariasi kursi anak, peran kursi itu sendiri akan bertambah, kursi akan menjadi media pembelajaran tak hanya sebatas sarana dalam pembelajaran.
Bentuk dari abjad tersebut telah distilasi sedemi kian rupa sehingga dapat dihasilkan karya untuk digunakan sebagai sarana penunjang dalam dunia pendidikan anak usia dini. AbjadFranklin dipilih karena abjad ini memiliki bentuk yang tegas dan unik (memiliki bentuk yang mudah dalam pengembangannya).
Metode yang digunakan dalam penulisan dan perancangan karya seni ini adalah melalui studi kepustakaan, kemudian dilanjutkan ke proses perancangan sket alternatif, sket terpilih, desain (gambar kerja), dan pola. Proses pembuatan karya dimulai dengan persiapan bahan dan alat, penerapan pola, bahan yang dilanjutkan proses pembuatan karya dengan teknik kerja bangku dan kerja mesin. Finishing menggunakan cat warna dan clear finishnon toxic mowilex agar karya aman digunakan anak.
Dari perancangan karya kursi anak dengan bentuk abjad tersebut diperoleh dua puluh enam jenis kursi dengan bentuk huruf franklin A sampai Z pada sandaran dan ornament huruf franklin besar (kapital) dan kecil pada bagian depan dan belakang kursi. Dengan bentuk fariasi abjad pada kursi ini akan membuat kursi itu sendiri lebih indah dari kursi umumnya. Kursi tersebut cocok untuk anak usia dini dan sekaligus dapat membantu anak usia dini dalam pengenalan huruf sebagai pembekalan pendidikan kepada usia dini.YasinEko Prasetyo2015-10-26T03:28:40Z2023-09-20T01:04:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27540This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275402015-10-26T03:28:40ZMEMBATIK DENGAN TEPUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK NEGERI PEMBINA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tepung yang tepat digunakan membatik dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus anak di TK Negeri Pembina Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu (eksperimen yang tidak sebenarnya). Subjek penelitian adalah anak TK Negeri Pembina Yogyakarta kelompok B5 yang berjumlah 25 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah (1) Meningkatnya respon anak saat membatik pada pratindakan hingga siklus II, (2) Masing-masing aspek penilaian masuk dalam kategori tinggi dengan batas nilai lebih dari atau sama dengan 91 atau 91 = X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa membatik menggunakan tepung warna warni lebih disenangi anak-anak kelompok B5 TK Negeri Pembina Yogyakarta karena warnanya yang menarik sehingga anak-anak semangat membatik dengan begitu, motorik halus anak akan dapat terlatih dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan respon anak pada pratindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis, jumlah penilaian respon anak saat membatik pada pratindakan sebesar 315 dan mengalami peningkatan setelah kegiatan membatik mengguanakan media tepung pada siklus I sebesar 442,5 kemudian kembali mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 485. Dengan demikian, pada saat tindakan respon anak kelompok B5 TK Negeri Pembina Yogyakarta
mengalami kenaikan dibandingkan dengan respon anak pada saat pratindakan. Hal ini disebabkan karena pada saat pratindakan, anak terlihat lebih tegang, tidak mandiri, dan takut saat kegiatan membatik.Era Paraswati2015-10-26T02:48:22Z2019-01-30T04:40:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27529This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/275292015-10-26T02:48:22ZPENILAIAN HASIL BELAJAR KRIYA KULIT BERBASIS KURIKULUM
2013 SEMESTER GENAP PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1
KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015Penelitian ini bertujuan unt entang penilaian hasil belajar dan
refleksi guru terhadap hasil belajar siswa kela i SMK Negeri 1
Kalasa
nstrumen pendukung berupa pedoman observasi,
pedom
Yogyak
uk mengkaji t
s XI Kriya Kulit d
n Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrumen utama
adalah peneliti sendiri dan i
an wawancara, pedoman dokumentasi, serta alat bantu perlengkapan
mencatat dan kamera. Penelitian ini difokuskan pada penilaian hasil belajar siswa
kelas XI dengan berbasis pada kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data
menggunakan teknik analisis data model Ian Dey serta pemeriksaan keabsahan
datanya menggunakan metode triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian ini adalah: 1) evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran
produktif kriya kulit tatah sungging kelas XI di SMK Negeri 1 Kalasan Sleman
arta berbasis kurikulum 2013 yang terdiri dari tiga ranah yaitu sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Dari tiga ranah tersebut ada beberapa penilaian
yang telah terlaksana di SMK Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta yaitu
penilaian sikap kelas, penilaian tes tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian
proyek. Sehingga masih ada yang belum terlaksana dilapangan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa kendala salah satu diantaranya adalah jam efektif
belajar yang belum cukup untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum 2013; 2) Refleksi hasil belajar siswa yang dilaksanakan di SMK Negeri
1 Kalasan Sleman Yogyakarta dibagi menjadi 2 kategori yaitu remedial, dan
pengayaan. Remedial bertujuan untuk memperbaiki pemahaman peserta didik.
Pengayaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.Rizky Nur Rohmarizkynurrohma@rocketmail.com2015-10-23T07:30:58Z2019-01-30T04:35:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274192015-10-23T07:30:58ZPENGARUH METODE PEMBELAJARAN SOSIODRAMA TERHADAP
KREATIVITAS BERKARYA MENGGAMBAR ANAK PADA
KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ASIH SEJATI YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
sosiodrama terhadap kreativitas berkarya menggambar anak pada kelompok B
Taman Kanak-kanak Asih Sejati Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi
Experimental Design) dengan memberi treatment berupa metode sosiodrama pada
siswa, kemudian membandingkan kreativitas berkarya menggambar anak sebelum
dan sesudah diberi metode pembelajaran sosiodrama. Populasi penelitian
keseluruhan siswa kelas B di Taman Kanak-kanak Asih Sejati Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penggumpulan data penelitian melalui lembar
observasi checklist ya dan tidak. Adapun metode dalam menganalisis data
penelitian yaitu dengan uji Paired-samples T test dengan bantuan program SPSS
for Windows 20.0.
Hasil penelitian berdasarkan uji Paired-samples T test dapat diketahui
bahwa nilai t sebesar -6.439 dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,005. Berikut ini
merupakan indikator yang mampu meningkatkan kreativitas berkarya
menggambar anak: (1) Indikator 1, garis sudah tidak coreng-coreng lagi. (2)
Indikator 4, aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek. (3) Indikator
5, gambar bagan makin dapat dikenali. Sedangkan indikator berikut ini tidak
meningkatkan kreativitas berkarya menggambar anak: (1) Indikator 2, telah
menggunakan bentuk-bentuk geometris sederhana. (2) Indikator 3, anak-anak
lebih suka menggambar apa yang dipikirkan daripada yang diamati. (3) Indikator
6, anak mulai menggambar manusia walau masih sangat sederhana. Berdasarkan
uji empiris sebelum dan sesudah diberi metode pembelajaran sosiodrama, metode
pembelajaran sosiodrama mempengaruhi kreativitas berkarya seni menggambar
anak pada indikator 1, 4 dan 5. Setelah dilakukan uji statistik dan uji empiris
keduanya menunjukan hasil yang sama, dengan demikian metode pembelajaran
sosiodrama berpengaruh terhadap kreativitas berkarya menggambar anak pada
kelompok B Taman Kanak-kanak Asih Sejati Yogyakarta.Dyah Rini Setyowati2015-10-23T03:29:49Z2019-01-30T04:35:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27416This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274162015-10-23T03:29:49ZPETAI CINA SEBAGAI MOTIF PADA PENCIPTAAN SEPATU
WANITA DEWASA DENGAN TEKNIK BATIKKarya tulis ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya sepatu batik wanita dewasa yang motif batiknya terinspirasi dari petai
cina.
Tahap penciptaan karya seni ini diawali dengan eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan. Penciptaan difokuskan untuk benda fungsional yaitu sepatu batik
wanita dewasa yang motif batiknya terinspirasi dari petai cina. Tahap eksplorasi
berupa penggalian ide, pengumpulan data pengamatan, dan pengolahan terkait
perkembangan model sepatu, karakteristik bentuk daun, bunga, dan buah petai
cina kemudian dilanjut dengan pembuatan sket alternatif sepatu. Tahap
Perancangan berupa pembuatan desain sepatu yang berupa pewarnaan sepatu dan
pembuatan gambar kerja atau gambar teknik yang berguna pada tahap
perwujudan. Tahap perwujudan berupa proses pembuatan kain batik kemudian
dilanjut dengan proses pembuatan sepatu wanita dewasa.
Hasil penciptaan ini adalah 1) Produk sepatu kondangan (memiliki
digunakan untuk acara pesta perkawinan); 2) Produk sepatu promnight I
(memiliki kegunaan untuk acara pesta ulang tahun; 3) Produk sepatu promnight II
(memiliki kegunaan untuk acara pesta ulang tahun; 4) Produk sepatu santai
(memiliki kegunaan untuk acara santai dan bisa juga digunakan untuk kuliah; 5)
Produk sepatu laborat (memiliki kegunaan ketika praktikum dilaboratorium
kimia); 6) Produk sepatu pantofel (memiliki kegunaan untuk acara resmi kantor);
7) Produk sepatu sandal flat (digunakan untuk acara santai); 8) Produk sepatu
ketty pery (memiliki kegunaan untuk acara panggung); 9) Produk sepatu sandal
ketty pery (memiliki kegunakan untuk acara panggung); 10) Produk sepatu
offroad (memiliki kegunaan untuk acara offroad).Silfia Furita Sarifuritasari@gmail.com2015-10-23T03:11:18Z2019-01-30T04:35:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27409This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274092015-10-23T03:11:18ZPELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SENI RUPA BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMANTujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan evaluasi hasil belajar Seni Rupa berdasarkan KTSP di SMA Negeri di Kabupaten Sleman, (2) Mendeskripsikan teknik dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar Seni Rupa berdasarkan KTSP di SMA Negeri di Kabupaten Sleman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data Deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didapatkan dari latar (setting) secara utuh atau holistik. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Seni Rupa kelas X di SMA Negeri di Kabupaten Sleman, yang terdiri dari tiga guru mata pelajaran Seni Rupa, masing-masing dari SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1 Seyegan, dan SMA Negeri 1 Minggir. Objek penelitian adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar Seni Rupa semester I di kelas X pada SMA Negeri di Kabupaten Sleman tahun ajaran 2011/ 2012. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri (human instrumen). Teknik analisa data menggunakan analisa data kualitatif melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut: (1) Guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri di Kabupaten Sleman menggunakan prosedur evaluasi yang sama hanya cara pelaksanaannya yang berbeda, (2) Teknik evaluasi yang digunakan oleh guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri di Kabupaten Sleman dalam mengevaluasi hasil belajar menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada kompetensi mengapresiasi antara lain tes tulis, tes identifikasi, dan observasi, sedangkan teknik yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada kompetensi berekspresi antara lain: tes tulis keterampilan, tes praktik, tugas rumah, proyek, dan observasi. Alat evaluasi yang dipakai antara lain presensi siswa dan format penilaian dengan skala rentang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis menyarankan sebagai berikut: (1) Tahapan guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa diharapkan tidak berhenti sampai memasukkan nilai pada rapor saja, tetapi juga memanfaatkan hasil evaluasi untuk memotivasi siswa, (2) Evaluasi dalam bentuk praktek baik kompetensi mengapresiasi maupun berekspresi diharapkan bisa seobjektif mungkin dengan cara membuat format pengamatan yang sesuai
dengan kompetensi dasar.Suyatno2015-10-23T02:53:46Z2019-01-30T04:35:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274042015-10-23T02:53:46ZNILAI EKSPRESI DI DALAM FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TAMAN KANAK-KANAK ABA KARANGMALANGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai ekspresi di dalam finger painting anak kelompok B1 di taman kanak-kanak ABA Karangmalang.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel penelitian adalah nilai ekspresi dengan indikator kualitas goresan, tarikan garis, sapuan tangan, dan permainan warna. Subjek penelitian berupa karya finger painting anak kelompok B1 TK ABA Karangmalang berjumlah 24 karya. Populasi penelitian ini adalah TK ABA Karangmalang. Sampel penelitian ini adalah kelompok B1 terdapat 24 orang anak. Pengumpulan data dengan penilaian finger painting. Teknik analisis data dengan menggunakan skala likert. Analisis data dilakukan dengan cara penilaian, penskoran hasil penilaian, klasifikasi, display data, dan penghitungan data.
Hasil penelitian nilai ekspresi kreativitas di dalam finger painting anak kelompok B1 di TK ABA Karangmalang dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Hasil karya finger painting dari 24 anak kelompok B1 TK ABA Karangmalang sejumlah 24 karya. Hasil penilaian dari 3 orang penilai diperoleh jumlah rata-rata skor keseluruhan = 84,78 yang dikonversikan pada skala likert maka masuk kriteria = B, dengan kategori kreatif. (2) Nilai ekspresi dalam finger painting anak kelompok B1 di Taman Kanak-Kanak ABA Karangmalang ditunjukkan dengan kualitas goresan, tarikan garis, sapuan tangan, dan permainan warna. (3) Karya Irfan Ikhsanul Fikri merupakan karya finger painting yang paling kreatif dengan rata-rata skor 4,58.Siti Munawaroh2015-10-23T02:47:42Z2019-01-30T04:34:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27401This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274012015-10-23T02:47:42ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN ART AND DESIGN SDIT INTERNASIONAL LUQMAN AL HAKIM BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata pelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul. Permasalahan pokok di dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dan penilaian autentik pada mata pelajaran art and design kelas tiga Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan secara langsung saat proses pembelajaran art and design dengan menerapkan model inkuiri dan penilaian autentik. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan Guru pengajar mata pelajaran art and design Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan empat alur secara berurutan yaitu: penyusunan dan reduksi data, penyajian data, pengolahan dan verifikasi data, dan menarik kesimpulan data. Untuk keabsahan data dilakukan melalui triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata pelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul yaitu: (1) Penerapan model inkuiri pada mata pelajaran art and design meliputi: (a) Pengelolaan materi pelajaran. (b) Proses pembelajaran yang meliputi eksplorasi dan membangun ide, pembuatan karya, serta evaluasi dan apresiasi hasil karya. (2) Penerapan penilaian autentik pada mata pelajaran art and design dilihat dari: (a) Penggunaan jenis proyek dan tertulis secara lengkap. (b) Proses penilaian melalui observasi intensif, wawancara kepada siswa, dan tes (c) Hasil akhir penilaian menunjukkan adanya variasi pada setiap kriteria penilaian. Dengan demikian model inkuiri dan penilaian autentik sangat mendukung untuk pembelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul.Sigit Setyawan2015-10-23T02:42:49Z2019-01-30T04:34:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27400This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274002015-10-23T02:42:49ZKOMUNITAS KAMERA ANALOG JOGJAKARTA ( KAJ ) DALAM MELESTARIKAN PENGGUNAAN FOTOGRAFI KAMERA ANALOGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan cara komunitas Kamera Analog Jogjakarta (KAJ) dalam melestarikan penggunaan fotografi kamera analog serta cara komunitas KAJ mengatasi kesulitan dalam melestarikan kamera analog.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah komunitas KAJ yaitu suatu kelompok independen yang bergerak di bidang fotografi khususnya kamera analog dan berada di Yogyakarta. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peran dan cara komunitas KAJ dalam melestarikan penggunaan fotografi kamera analog. Data diperoleh dengan teknik observasi partisipatif aktif, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran dan cara komunitas KAJ dalam melestarikan penggunaan fotografi kamera analog dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu dengan; (a) mengembangkan profesionalitas komunitas KAJ melalui hunting foto, bakti sosial“Analog Charity Days”, dan pertemuan rutin. (b) mengembangkan komunitas KAJ melalui promosi dengan melakuan workshop develop film, pembuatan majalah online/ digital, membuat media informasi dan situs jejaring sosial.(c) mengembangkan komunitas KAJ melalui ajakan yaitu dengan mengkomunikasikan dan meyakinkan seluruh masyarakat, khususnya kepada pecinta kamera analog untuk bergabung dengan komunitas KAJ (2) cara komunitas KAJ mengatasi kesulitan dalam melestarikan penggunaan fotografi kamera analog berupa (a) sharing tips dan trik tentang fotografi kamera analog dengan seluruh anggota KAJ dan komunitas pecinta fotografi kamera analog lainnya (b) bergabung dengan komunitas kamera analog di kota lain (c) melakukan proses develop film sendiri.Seventeena Saputri Utama2015-10-22T09:07:55Z2019-01-30T04:32:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27354This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273542015-10-22T09:07:55ZMODEL POP-UP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
SENI RUPA TERAPAN PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASARMODEL POP-UP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
SENI RUPA TERAPAN PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR
Oleh:
Luqman Hakim
NIM 10206241001
ABSTRAK
Penulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep, visualisasi, teknik dan materi media pembelajaran dengan judul Model Pop-
up sebagai Media Pembelajaran Seni Rupa Terapan untuk Siswa Kelas 4 Sekolah
Dasar.
Metode yang digunakan dalam penciptaan media pembelajaran adalah observasi,
dokumentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung mengenai
media pembelajaran khususnya media berupa buku pelajaran baik dari segi materi
maupun tampilanya. Dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa visual yang
digunakan sebagai acuan untuk membuat visualisai pada materi dalam media
pembelajaran. Visualisasi merupakan proses penggarapan media pembelajaran
dengan tahapan rought layout, comprehensive layout dan final design.
Setelah pembahasan dan proses penciptaan maka dapat disimpukan bahwa: 1.
Konsep penciptaan media pembelajaran adalah pop-up. Dalam media pembelajaran
berbagai karya seni rupa ditampilkan menggunakan teknik pop-up. Contoh karya
seni rupa terapan yang di tampilkan dalam media pembelajaran ini mampu muncul
menjadi bentuk tiga dimensi serta memiliki bagian yang bisa bergerak, sehingga
contoh karya seni rupa terapan yang ditampilkan menjadi tampak seperti karya seni
rupa terapan pada aslinya. 2. Visualisasi dan teknik dikerjakan berdasarkan objek
atau foto karya seni rupa terapan yang aslinya. Visualisasi meliputi bentuk objek,
warna dan motif. Teknik meliputi jenis potongan dan lipatan. Pada setiap halaman
menggunakan teknik yang bervariasi untuk mehindari kesan monoton. Semua bagian
dikerjakan sedetail mungkin hingga contoh yang ditampilkan dalam media
pembelajaran benar-benar mewakali karya seni rupa terapan yang aslinya. 3. Materi
yang terdapat dalam media pembelajaran dibuat berdasarkan materi pada buku
pelajaran Seni Budaya yang digunakan oleh siswa kelas 4 Sekolah Dasar. Dalam
media pembelajaran ini menyampaikan materi mengenai keaneka ragaman karya
seni rupa terapan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.Luqman Hakim2015-10-22T08:10:36Z2019-01-30T04:31:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27321This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273212015-10-22T08:10:36ZNARASI SPIRITUALITAS DALAM LUKISAN POTRET DIRIABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan proses visualisasi yang
meliputi: konsep, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Narasi
Spiritualitas Dalam Lukisan Potret Diri. Metode yang digunakan dalam
penciptaan lukisan yaitu eksplorasi,eksperimen,dan eksekusi. Ekspolorasi dalam
penciptaan lukisan meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi model yaitu
menggabungkan tema serta menentukan pose-pose tubuh dengan cara observasi
atau pengamatan. Metode eksperimen dilakukan untuk menemukan hal-hal baru
seperti pembuatan tekstur dalam lukisan dan untuk menerapkan ide serta gagasan
ke dalam penciptaan karya lukis melalui pembuatan sketsa kemudian dilanjutkan
dengan melakukan pemotretan terhadap objek diri sendiri. Tahap eksekusi
dilakukan dengan memindahkan sketsa di atas kanvas.Setelah pembahasan dan
proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1.) Konsep dalam penciptaan lukisan yaitu
mengungkapkan pikiran dan perasaan ke dalam lukisan dengan menggunakan
objek potret diri sebagai simbol-simbol spritual yang memiliki makna terhadap
setiap peristiwa yang dialami penulis dan dilukiskan dengan pendekatan
surealistik. 2.) Tema dalam penciptaan lukisan yaitu mengungkapkan pengalaman
spiritual yang dialami pelukis di dalam kehidupannya. 3.) Teknik pewarnaan
menggunakan teknik kuas dengan menggunakan media cat minyak diatas kanvas
secara opaque atau plakat, dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara
impasto.4.) Bentuk dalam visualisasi lukisan menampilkan lukisan potret diri
dengan corak surealistik yang menggambarkan objek potret diri dan objek lain
sebagai simbol-simbol yang disusun dengan menyesuaikan komposisi sehingga
terlihat harmonis. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan judul sebagai
berikut; Miracle (150X100 Cm), Song Of Praise (160X150 Cm), Fire Of Glory
(140X100 Cm), Reborn In Redemption (150X120 Cm), Kesepakatan Sebuah
Waktu (100X120 Cm), Good Father (120X90 Cm), Sepertiga Malam (150X100
Cm), Mati Opo Mukti (140X100 Cm).Kristian Nicho Widhi Laksono2015-10-22T08:04:31Z2019-01-30T04:30:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27284This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272842015-10-22T08:04:31ZMODUL GRAFIS PEMBELAJARAN RAGAM HIAS FAUNA
DI SMP NEGERI 1 TEMANGGUNGPenelitian ini bertujuan menghasilkan model modul grafis untuk
pembelajaran Seni Rupa pada materi Ragam Hias Fauna.
Penelitian ini merupakan Penelitian studio yang memfokuskan pada
penciptaan modul grafis Seni Rupa dengan materi Ragam Hias Fauna Nusantara.
Subjek penelitian adalah modul grafis Ragam Hias Fauna Nusantara. Penciptaan
modul melalui beberapa tahap, : (1) Studi pendahuluan, yaitu melakukan observasi
dan wawancara (2) Perancangan modul (3) Penilaian modul oleh guru bidang studi
dan siswa kelas VII SMP N 1 Temanggung yang berjumlah 5 orang. Penilaian
bertujuan untuk mengetahui pendapat tentang modul grafis tanpa mengetahui
validitas serta efektivitas modul. Teknik penelitian adalah observasi, wawancara,
dokumentasi dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan melalui
teknik triangulasi data (observasi, wawancara, dan dokumentasi).
Hasil penelitian modul menunjukkan bahwa, pembuatan modul grafis
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan peserta didik agar menarik minat belajar
selama mempelajari modul. Materi didesain dengan menggunakan software
Photoshop CC dan Corel Draw X7. Materi disajikan dengan menggunakan Flip
up, pop up, slide card dan rectangular flods. Penilaian kelayakan modul
menunjukkan bahwa, modul dapat menjadi referensi bahan ajar baik bagi siswa
maupun guru. Modul dapat memotivasi siswa untuk mempelajari materi ragam
hias. Dengan membaca modul mengenal ragam hias fauna pengetahuan siswa
dalam materi ragam hias bertambah serta, dengan model modul grafis yang dapat
memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam membaca modul.Khairunisa Kusumaningrum2015-10-22T06:59:44Z2019-01-30T04:32:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27353This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273532015-10-22T06:59:44ZMOTIF DAYAK KENYAH KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI SUMBER
IDE PENCIPTAAN BATIK TULIS PADA BAHAN SANDANG BUSANA
SANTAI WANITA USIA REMAJATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan bahan sandang
dengan menerapkan motif Dayak Kenyah Kalimantan Timur. Penerapan motif
menonjolkan ukel-ukel atau yang disebut dengan sulur.
Proses dalam pembuatan karya seni batik ini adalah dimulai dari
mengeksplorasi, studi kepustakaan, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif,
sket terpilih dan kemudian membuat desain kerja, mempersiapkan bahan dan alat,
visualisasi dan pratek secara langsung, tahap visualisasi dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut : Pembuatan desain, persiapkan bahan dan alat,
memindahkan desain ke dalam kain, mencanting menggunakan malam,
membentuk gambar detail-detail atau isen-isen, pencelupan warna, melorod dan
terakhir proses finishing. Dalam penciptaan Batik ini mengambil ide dasar motif
Dayak Kenyah Kalimantan Timur sebagai motif utama pada bahan sandang
busana santai untuk usia remaja. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan
karya adalah dengan teknik batik tulis. Untuk bahan yang digunakan sebagai
bahan dan alat pokok adalah kain mori prima, lilin malam, pewarna indigosol dan
naptol.
Adapun hasil karya yang dibuat berjumalah 12 bahan sandang yang
berjudul (1) Seraung Ngan Tameng, (2)Sulur Sulur Melengkung, (3) Hudoq Ngan
Tameng, (4) Wujud Hudoq, (5)Hudoq Menari, (6)Sulur Berjajar, (7)Alam
Kenyah, (8)Suluran Hudoq, (9)Sulur Lamin, (10)Tameng Pelangi, (11)Hudoq
Bertapa dan (12)Tubuh HudoqRizqiana Saraswati Saraswatikianasaras@gmail.com2015-10-22T06:30:06Z2019-01-30T04:32:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27351This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273512015-10-22T06:30:06ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
KERAJINANIKAT CELUPKELAS X DI SMA N 3 PURWOREJO
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
KERAJINANIKAT CELUPKELAS X DI SMA N 3 PURWOREJO
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
KERAJINANIKAT CELUPKELAS X DI SMA N 3 PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk media
pembelajaran interaktif kerajinan ikat celup untuk kelas X SMA, dan 2)
mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran interaktif kerajinan
ikat celup tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini
meliputi 10 tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan potensi masalah, 2)
pengumpulan data, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi desain,5) revisi
desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemaikaian, 9) revisi, dan
10) produksi massal. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh ahli
media dan ahli materi. Uji coba dilaksanakan di SMA N 3 Purworejo dengan
melibatkan 54 siswa kelas X. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi. Sedangkan
teknik analisis data dengancara deskriptif kualitatif dari data kuantitatif untuk
pengembangan produk media pembelajaran kerajinan ikat celup ini dan deskriptif
kualitatif untuk mengetahui respon peserta didik.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukan bahwa: 1)
menghasilkan media pembelajaran kerajinan ikat celup yang menggunakan
software Adobe Flash CS3dengan hasil rerata validasi ahli materi sebesar88.45%
masuk pada kategori sangat layak, validasi ahli media dengan rerata skor 80%
masuk pada kategori layak, dan hasil uji coba peserta didik mendapatkan rerata
skor83.73% masuk kategori sangat layak, 2)respon peserta didik terhadap
penggunaan media pembelajaran interaktif ini sangat baik, menurut mereka
dengan media pembelajaran interaktif tersebut peserta didik lebih memahami
materi kerajinan ikat celup, disamping mudah digunakan dan memberikan banyak
ilmu tentang kerajinan ikat celup, contoh yang diberikan pada media
pembelajaran kerajinan ikat celup tersebut dapat memotivasi peserta didik untuk
berkarya lebih kreatif lagi.Nia legawatinia.ega3@gmail.com2015-10-21T08:42:22Z2019-01-30T04:29:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27268This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272682015-10-21T08:42:22ZKOMIK STRIP ONLINE SI JUKI DI SITUS SIJUKI.COM
(KAJIAN SEMIOTIKA)ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik serta
fenomena sosial yang terdapat dalam komik strip online Si Juki di situs
SiJuki.com melalui analisa semiotika.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Subjek penelitian
adalah file komik strip yang telah diunggah di situs SiJuki.com, sedangkan obyek
penelitiannya berupa obyek material (tampilan fisik komik strip) dan obyek
formal (obyek yang non-fisik) yang dibahas dengan analisa semiotika. Data
diperoleh dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis
menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Keabsahan data diperoleh
melalui trianggulasi dengan pakar ahli dibidang komik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Karakteristik komik strip online
Si juki dan ditinjau melalui tampilan visual dan nonvisual komik. Tampilan visual
dari komik strip Si Juki memiliki empat ciri khas yaitu jenis komiknya yang
digolongkan dalam jenis komik berbentuk panel strip online, kop komik yang
mencantumkan alamat situs dan media sosial berupa twitter dan facebook, serta
bentuk balon kata berupa balon ucapan yang berbentuk bulat tidak beraturan,
balon pikiran berupa teks, serta caption berupa kata peringatan, tagar dan
bunyi/suara. Tampilan non-visual dari komik Si Juki berupa tema yang diangkat
dari fenomena serta kejadian yang terdapat di lingkungan sekitar komikus serta
konsistensi perwatakan tokoh bernama Juki yang selalu bersifat semaunya sendiri
dan cenderung bersifat protagonis (2) Fenomena sosial yang terdapat di dalam
komik strip online dikemas dengan nuansa humor melalui sudut pandang dan
gaya bahasa yang dekat dengan kehidupan anak muda. Secara garis besar komik
strip online Si Juki di situs SiJuki.com berisi tentang respon atau tanggapan
terhadap berbagai fenomena sosial yang sedang terjadi dan hangat
diperbincangkan oleh masyarakat luas seperti fenomena pengamen, membuang
sampah sembarangan, adab berdoa sebelum makan, keselamatan berlalu-lintas,
gempa, konspirasi pejabat dan pengusaha, permasalahan mahasiswa, kebiasaan
buruk merokok, polusi asap, ketergantungan terhadap handphone dan perilaku
negatif anggota DPR.Dahina Bimanti2015-10-21T08:42:22Z2019-01-30T04:29:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272772015-10-21T08:42:22ZMATA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI
GRAFISABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Konsep dan tema
penciptaan karya seni grafis yang terinspirasi oleh mata, 2) Proses visualisasi mata
ke dalam penciptaan karya seni grafis, 3) Teknik dan bentuk penciptaan karya seni
grafis yang terinspirasi oleh mata.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya adalah: (a) Eksplorasi tema,
yaitu metode untuk menemukan ide dalam pembentukan objek mata maupun
objek pendukung lain dengan melakukan pengamatan secara langsung melalui
lingkungan sekitar dan melalui media cetak seperti buku, majalah, dan juga media
elektronik seperti televisi dan internet, (b) Eksplorasi teknik, yaitu eksperimen
pengolahan bentuk, dilakukan melalui pembuatan sketsa, (c) Eksekusi, dimulai
dari memindahkan sketsa ke atas hardboard, plat logam, dan mencetak.
Setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1) Tema yang di
angkat dalam penciptaan tugas akhir ini adalah mata, yang kemudian dalam
penciptaan karya grafis didasari oleh kebutuhan berkarya seni rupa, selain pada
teknik dan gagasan visual, 2) Proses visualisasi diawali dengan membaca,
mengamati, dan kemudian melakukan penerapan. Teknik yang digunakan adalah
cetak tinggi, cetak saring, cetak datar, dan cetak rendah. Bahan yang digunakan
pada penciptaan karya keseluruhan menggunakan pisau cukil, logam, screen, cat,
kanvas, dan kertas, 3) Bentuk karya yang dihasilkan sebanyak 20 karya grafis,
antara lain pada tahun 2014: Pohon Kurma Yang Menangis, Untaian Salam Batu,
Peringatan Semut, Kesaksian Kambing Panggang, Pengaduan Seekor Onta, Goa
Tsur, Batu Yang Berbicara, Lady Justice And Witnesses Of Life, The Sacrifice,
2015: The Parts Of Destiny (4 panel), The Orbits (4 panel), Disclosure Of Spider,
Condromowo, dan Sativa, kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.Ryan Kristianto2015-10-20T06:58:12Z2019-01-30T04:27:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27235This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272352015-10-20T06:58:12ZORANGUTAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK
UNTUK PERLENGKAPAN KAMAR TIDUR DEWASA
ORANGUTAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK
UNTUK PERLENGKAPAN KAMAR TIDUR DEWASA
ORANGUTAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK
UNTUK PERLENGKAPAN KAMAR TIDUR DEWASATujuan penciptaan karya seni ini adalah untuk merancang motif batik
dengan orangutan sebagai ide penciptaannya, orangutan diamati berdasarkan ciri
fisik maupun perilaku dan kebiasaan yang kemudian digubah menjadi motif batik.
Motif batik ini kemudian diterapkan pada berbagai jenis perlengkapan kamar tidur
dewasa yang meliputi seprai, bedcover, sarung bantal, sarung guling, taplak meja,
tirai, kap lampu, dan hiasan dinding.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahap yaitu ekplorasi,
perancangan dan perwujudan. Eksplorasi merupakan aktivitas penjelajahan
menggali sumber ide yang digunakan untuk mencari informasi tentang ide
penciptaan karya yaitu orangutan. Adapun kegiatan ekplorasi yang dilakukan
adalah dengan pengamatan orangutan di Kebun Binatang Gembira Loka,
pengumpulan informasi melalui studi pustaka guna menguatkan gagasan
penciptaan dan keputusan dalam menyusun konsep, serta mengembangkan
imajinasi guna mendapatkan ide-ide kreatif terkait orangutan sebagai sumber
penciptaan motif. Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memvisualisasikan hasil dari penjelajahan atau analisa data
dalam berbagai sket alternatif. Setelah sket alternatif selesai dibuat dan telah
ditentukan sket terpilihnya, maka proses selanjutnya adalah mewujudkan sket
terpilih menjadi sebuah karya.
Hasil dari penciptaan karya seni ini adalah motif batik baru orangutan
berdasarkan ciri fisik maupun perilaku dan kebiasaan orangutan. Motif tersebut
diterapkan pada 8 jenis produk perlengkapan kamar tidur dewasa yaitu 1 buah
seprai, 1 buah bedcover, 2 buah sarung bantal, 2 buah sarung guling, 2 buah
taplak meja, 2 buah kap lampu, 2 buah tirai dan 1 buah hiasan dinding.Rica Noviyati Setyorinirica_n_setyorini@yahoo.co.id2015-10-19T13:19:56Z2019-01-30T04:12:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27128This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/271282015-10-19T13:19:56ZTINJAUAN INTERIOR BANGUNAN PAUD ALIH FUNGSI
DI PAUD MEKAR WIJAYA 2 YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi interior
bangunan, kesesuaian fasilitas ruang dengan standar pelayanan minimal,
permasalahan interior yang terjadi pada alih fungsi bangunan PAUD di PAUD
Mekar Wijaya 2 Yogyakarta dan upaya penyelesaian masalah yang terjadi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian
ini adalah interior PAUD alih fungsi, sedangkan objek penelitian adalah PAUD
Mekar Wijaya 2 Yogyakarta. pengumpulan data menggunakan metode observasi
mengenai interior bangunan dan fasilitas ruang, wawancara dengan pemilik,
guru dan pengelola PAUD dan dokumentasi berupa foto ruang, literatur tentang
Standar Pelayanan Minimal PAUD, data sekolah dan buku-buku mengenai
interior Pendidikan Anak Usia Dini. Tahapan penelitian ini meliputi: (1) tahap
orientasi/deskripsi, (2) tahap reduksi data, dan (3) tahap analisis data. Keabsahan
data diperoleh melalui perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan
menggunakan bahan referensi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) interior bangunan PAUD
Mekar Wijaya 2 Yogyakarta yang meliputi elemen desain interior, elemen
estetika, tata ruang, sirkulasi & zoning ruang belajar, tata kondisi ruang, dan
fasilitas ruang sudah sesuai dengan standar pelayanan minimal PAUD, (2)
Permasalahan interior yang terjadi pada interior bangunan PAUD alih fungsi di
PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta yaitu tidak tersedianya ruang Kepala
Sekolah, ruang Guru, ruang UKS, terbatasnya lahan bermain outdoor, lokasi
dapur dan kamar mandi masih menyatu dengan rumah tinggal sehingga jauh dari
area PAUD (3) Upaya pengelola PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta untuk
menyelesaikan permasalahan ketersediaan ruang dengan dilakukan
penggabungan fungsi ruang meliputi penggabungan ruang Kepala Sekolah,
ruang Guru, ruang UKS dengan ruang belajar sehingga persyaratan privacy
(keleluasaan diri) tidak terpenuhi, sedangkan solusi permasalahan penggunaan
kamar mandi dan dapur dengan menggunakannya secara bergantian dengan
pemilik rumah.Aji Prastya Yulianto2015-10-19T13:19:56Z2019-01-30T04:14:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27170This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/271702015-10-19T13:19:56ZPERAN DONGENG BERGAMBAR TERHADAP
IMAJINASI MENGGAMBAR ANAK RETARDASI MENTALABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dongeng bergambar
jenis fabel terhadap imajinasi menggambar binatang pada anak retardasi mental
ringan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan pendekatan studi kasus terhadap anak retardasi mental ringan. Subjek
penelitian adalah Andreas Sekunderry Adi Putra. Lokasi penelitian di SLB Negeri
Pembina dan Kronggahan RT 7 RW 4 Trihanggo Gamping Sleman. Objek formal
penelitian adalah dongeng bergambar binatang, sedangkan objek material dalam
penelitian ini adalah hasil gambar Sekun. Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara. Penyajian data
dengan teks yang bersifat naratif, yaitu dengan mendeskripsikan 10 gambar satu
persatu lalu diinterpretasikan dan diuraikan sesuai dengan pengamatan peneliti
dan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dongeng bergambar berperan
meningkatkan imajinasi menggambar. Langkah menggambar subjek sebagai
berikut: (1) mendengarkan dongeng yang dibacakan, (2) mengamati bentuk objek
binatang, (3) menggambar sesuai persepsi. Perkembangan dalam mengeksplorasi
bentuk binatang dan objek pendukung serta pewarnaan semakin variatif. Proses
visualisasi gambar dan warna yang terkontrol melatih proses motorik maupun
sensorik. Dari 10 karya Sekun, imajinasi menggambar dari dongeng bergambar
dominan terdapat pada gambar 5 yang berjudul “Anak Kerang”, karya 8 yang
berjudul “Kancil dan Tikus”, karya 10 yang berjudul “Dua Ekor Kambing”.
Ketiga karya ini menunjukkan perkembangan serta keunikan imajinasi dalam
gambar. Binatang dan objek imajiner semakin variatif berdasarkan pengalaman,
pengetahuan dan kondisi lingkungan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pengaruh dongeng bergambar terhadap imajinasi menggambar Sekun
adalah mampu mewujudkan atau memvisualisasikan bentuk-bentuk binatang
dengan melihat gambar pada dongeng.Hanifah Eka Wulandari2015-10-19T13:19:55Z2019-01-30T04:12:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27125This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/271252015-10-19T13:19:55ZKONSEP SEKOLAH ALAM DI SMP IT ALAM NURUL ISLAM
YOGYAKARTA DITINJAU DARI INTERIOR DAN AKTIVITAS
PEMBELAJARANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep sekolah alam di
SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta ditinjau dari aspek yang meliputi
pembelajaran, fasilitas, elemen interior bangunan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek dalam
penelitian ini adalah SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Penelitian ini
difokuskan pada pembelajaran, fasilitas dan interior bangunan yang berkaitan
dengan konsep sekolah alam. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang
bersifat kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi data teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) SMP IT Alam Nurul Islam
menggunakan pembelajaran berbasis alam yaitu mengutamakan hubungan yang
intensif dengan alam sekitar. Kurikulum yang digunakan mengacu kepada aspek
akhlak, pengetahuan, kepemimpinan dan kewirausahaan, serta menjadikan alam
sebagai media pembelajaran agar anak mendapat ilmu yang sebanyak-banyaknya
dari alam semesta. (2) Ketersedian jumlah fasilitas sebagai sekolah umum sudah
optimal sesuai dengan standar ketentuan pemerintah dan ruang kelas dirancang
menyatu dengan suasana alam diluar kelas melalui jendela kaca dan rongga
ventilasi dari dinding kayu. (3) Elemen bangunan interior (lantai, dinding, langit-
langit, pintu, jendela, tangga) diutamakan mengunakan material bangunan yang
berasal dari alam (anyaman bambu dan kayu kelapa) sehingga menampilkan
bangunan yang menyatu dengan alam material dan material yang digunakan
tersedia di lokasi berdirinya sekolah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta..
Pengolahan tata kondisi ruang (pencahayaan, penghawaan, akustik)
mengoptimalkan penggunaan sumber alami. Namun, dalam menjalankan visi dan
misinya sekolah ini masih dalam proses pemenuhan sarana dan prasarana yang
lebih canggih untuk melaksanakan pembelajaran berbasis alam.Tri Endang Sumiyarsih2015-10-19T03:01:18Z2019-01-30T04:13:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27153This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/271532015-10-19T03:01:18ZGERAKAN TARI SERIMPI SEBAGAI ORNAMEN HIAS PADA
PERLENGKAPAN INTERIOR RUMAH TINGGAL
BERBAHAN KULIT PERKAMENTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan tentang
penerapan penari serimpi yang dijadikan sebagai ornamen hias pada kerajinan kulit dengan
tekhnik tatah sungging yang menonjolkan bentuk-bentuk gerakan pada tari serimpi.
Tahapan penciptaan karya seni kerajinan kulit ini melalui tiga tahap, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Eksplorasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, penelusuran, penggalian, pengumpulan data dan referensi yang
dilanjutkan dengan pembuatan sket. Perancangan dilakukan dengan cara memvisualisasikan
gagasan kedalam sebuah gambar kerja. Perwujudan dilakukan dengan mempersiapkan alat
dan bahan, pembuatan pola kulit dan tatahan, pemindahan pola pada bahan, penatahan,
penyunggingan, pelapisan kulit dengan clear, pembuatan rangka, perakitan, dan pengerjaan
akhir.
Karya yang telah diwujudkan antara lain: 1) meja dan kursi sebagai tempat untuk
menjamu tamu ang cocok diletakan di ruang tamu maupun diteras rumah; 2) kap lampu
gantung digunakan sebagai penerang di teras rumah; 3) kap lampu duduk digunakan sebagai
penerang ruang tamu; 4) lampu dinding digunakan sebagai penerang ruang tidur; 5) lampu
berdiri digunakan sebagai penerang ruang tamu; 6) tempat pensil digunakan sebagai tempat
penimpanan perkakas alat tulis; 7) rak buku digunakan sebagai tempat penyimpanan buku
dengan ukuran yang telah disesuaikan untuk ruangan.Desi Ariani Putridesiarianiputri@gmail.com2015-10-16T06:15:11Z2019-01-30T04:02:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27062This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270622015-10-16T06:15:11ZMAKNA SIMBOLIK ATRIBUT PRAJURIT KADIPATEN PAKUALAMAN YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik busana
yang dikenakan oleh Prajurit Kadipaten Pakualaman saat tugas caos/ rondha dan
busana beserta atribut keprajuritan yang dikenakan oleh para prajurit saat acara-
acara besar khususnya acara garebeg Syawal.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
mendeskripsikan makna simbolik atribut Prajurit Kadipaten Pakualaman
Yogyakarta. Subjek penelitian adalah Prajurit Kadipaten Pakualaman. Adapun
objeknya adalah makna simbolik atribut Prajurit Kadipaten Pakualaman. Data
dalam penelitian diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data dianalisis dengan cara triangulasi data, kemudian disusun dalam bentuk
deskriptif dan direduksi sesuai dengan fokus permasalahan yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kadipaten Pakualaman sangat
menjunjung tinggi persaudaraan dan nilai-nilai religi seperti yang terkandung
dalam baju pranakan yang dikenakan saat tugas caos/ rondha antara lain
blangkon yang memiliki makna kebagusan, kebulatan tekad, jumlah rakaat shalat
dalam sehari, serta harapan akan rezeki yang melimpah. Baju lurik pranakan
bermakna persaudaraan, jumlah kancing yang melambangkan rukun Iman dan
Islam. Samir pareanom sebagai bentuk keyakinan dan semangat jiwa muda; (2)
busana Manggalayuda yang bermakna pengendalian hawa nafsu untuk berbicara
yang baik dan menghargai sesamanya juga sebagai lambang kebesaran, warna
hitam dan emas yang mencerminkan sifat keluhuran dan kemuliaan, dan keris
sebagai lambang akan kesuburan; (3) atribut komandan Prajurit Lombok Abang
bermakna bahwa para prajurit Kadipaten Pakualaman selalu menganankan
kebaikan, dan teguh sehingga tidak terlena dengan segala keindahan dunia dan
tetap mengingat dasar-dasar kebaikan; (4) busana Prajurit Lombok Abang
berwarna merah yang bermakna mati sahid dan kain slobok sebagai lambang
keikhlasan, serta tombak sebagai pelindung dari segala macam bahaya; (5) atribut
pakaian Komandan dan para Prajurit Dragonders sebagai cerminan kekuatan
pasukan militer Kadipaten Pakualaman Yogyakarta yang memiliki sikap
ketegasan dan harmonis.Fatma Rochmana2015-10-12T01:20:19Z2019-01-30T03:53:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26815This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/268152015-10-12T01:20:19ZTOPENG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan proses visualisasi yang
meliputi : konsep, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul topeng sebagai
inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi
yaitu dengan melakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan
langsung dengan cara mengamati bentuk, warna, ekspresi berbagai karakter
topeng dan melihat pertunjukan topeng, pengamatan tidak langsung dengan
membaca buku, mencari refrensi lewat internet, melihat video dan pencarian
gambar atau foto pertunjukan topeng. Metode eksperimen dilakukan melalui
pembuatan sketsa untuk menemukan ide penggambaran bentuk topeng yang
dikomposisikan dengan berbagai ekspresi manusia. Proses selanjutnya eksekusi
karya yaitu memindahkan objek ke atas kanvas dengan skala perbandingan untuk
mendapatkan ketepatan objek visual.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Konsep
pada penciptaan lukisan mengangkat tentang terhadap topeng tradisional yang
memiliki berbagai bentuk karakter, warna dan ekspresi yang dapat mewakili
karakter manusia. Kemudian diungkapkan melalui bentuk berbagai topeng
dipadukan dengan berbagai ekspresi manusia kedalam lukisan yang digambarkan
secara realistik. 2) Tema lukisan mengungkapkan tentang topeng tradisional
sebagai bagian dari kehidupan manusia yang memiliki nilai tinggi, digunakan
sebagai penggambaran tokoh dalam pertunjukan topeng juga dapat dialih
fungsikan sebagai dekorasi. 3) Teknik pewarnaan menggunakan teknik basah
dengan media cat minyak di atas kanvas secara opaque atau plakat, dan kombinasi
teknik penggunaan kuas secara impasto. 4) Bentuk dalam visualisasi berbagai
ekspresi topeng tidak berdiri sendiri sebagai objek melainkan terdapat berbagai
ekspresi manusia dipadukan dengan imaji – imaji lain sebagai elemen
pendukungnya. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan berbagai
ukuran yaitu : Tradisi Turun Temurun (130X100 Cm), Dibalik kedok (130X100
Cm), Keingin Tahuan (100X80 Cm), Didalam Kerutan Modern (150X100 Cm),
Belajar Menari (120X100 Cm), Pilihan Tradisi (130X100 Cm), Icon (135X100
Cm), Mitos (120X40 Cm).Dani Setyawan2015-09-22T12:20:21Z2019-01-30T03:36:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26456This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264562015-09-22T12:20:21ZALAT PERMAINAN EDUKATIF KNOCK DOWN JOGLO
YOGYAKARTA UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI TRADISI
DI SD NEGERI DEMANGAN YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk alat permainan
edukatif knock down Joglo Yogyakarta untuk pembelajaran apresiasi seni tradisi
kelas III di SD Negeri Demangan Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan pendekatan Penelitian Studio/Studio-based
Research. Subjek penelitian adalah alat permainan edukatif knock down Joglo
Yogyakarta. Penelitian difokuskan pada penciptaan alat permainan edukatif knock
down Joglo Yogyakarta. Langkah penelitian dilakukan melalui tiga langkah
penelitian meliputi memahami susunan joglo, reduksi kontruksi joglo, proses
pembuatan produk, dan penilaian produk. Data diperoleh dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis sebelum di lapangan
untuk studi pendahuluan dan teknik analisis data selama di lapangan model Milles
dan Huberman. Keabsahan data melalui triangulasi data (observasi, wawancara,
dan dokumentasi).
Hasil penelitian adalah mempermudah guru dan peserta didik untuk
memperkenalkan kontruksi bentuk joglo dalam pembelajaran apresiasi seni tradisi
setelah terciptanya alat permainan edukatif knock down Joglo Yogyakarta dibuat
berdasarkan potret Joglo Gedhong Kaca, Museum Hamengku Buwono IX
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, berbentuk tiga dimensi dengan skala 1: 20.
Bentuk produk berupa kepingan dari gabungan kontruksi yang membentuk
bangunan Joglo Yogyakarta, yang terdiri dari lantai, umpak, saka, kili, pengeret,
tutup kepuh, atap berunjung dan penanggap. Pemilihan bahan yang digunakan
untuk alat permainan edukatif knock down Joglo Yogyakarta berupa kayu jati, cat
mowilex water-based wodstain, dan cat air yang digunakan sebagai warna untuk
simbol pada sistem purus dan sistem cathokan. Lembar langkah-langkah
permainan edukatif knock down Joglo Yogyakarta dibuat dengan tujuan untuk
mempermudah dalam bermain.Wulandari Puspo Asih2015-09-22T12:20:21Z2019-01-30T03:36:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26457This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264572015-09-22T12:20:21ZPERANCANGAN DAN PENCIPTAAN FILM PENDEK “LIEBESTOD”ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep dan visualisasi
film pendek “Liebestod” serta konsep perancangan media pendukungnya.
Tahapan dalam perancangan penciptaan film pendek “Liebestod” dimulai
dari idea and development, pra-produksi, produksi, kemudian paska-produksi.
Pada tahapan idea and development, ide cerita film ditentukan yang kemudian
diubah menjadi script yang merupakan cetak biru film yang untuk selanjutnya
dibuat menjadi storyboard untuk memudahkan proses produksi. Tahapan pra-
produksi menentukan kerabat kerja atau kru yang terlibat, memilih pemain,
menentukan lokasi, dan menjadwalkan kegiatan produksi. kegiatan produksi
dilakukan sesuai jadwal dan instrumen yang telah ditentukan pada tahapan
sebelumnya. Keseluruhan shot yang diambil pada tahapan produksi kemudian
diedit untuk menjadikan satu karya film yang utuh, dengan menambahkan
elemen-elemen musik, efek transisi, dan coloring.
“Liebestod” memiliki arti cinta dan kematian. Film pendek ini
mengisahkan kehidupan asmara dua tokoh utama yaitu mawar dan kaktus yang
dipersonifikasikan menjadi sosok manusia. Film ini menggunakan jalan cerita
yang linear dengan satu plot utama dengan diberikan sebuah plot twist. Genre
drama romantis menjadi acuan visualisasi cerita sehingga audience ikut terhanyut
dalam suasana film.Havian Achid Bustomi S2015-09-22T12:20:21Z2019-01-30T03:36:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26459This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264592015-09-22T12:20:21ZPERANCANGAN GAME EDUKATIF
BERTEMA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SUNGAIABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep visual, proses visualisasi, dan hasil visualisasi game edukatif bertema
kebersihan lingkungan sungai.
Perancangan game edukatif ini melalui tahapan pengumpulan data
berupa observasi dan dokumentasi dari data-data yang telah tersedia sebagai
pertimbangan perwujudan, dengan studi pustaka, mencari teori-teori terkait, dari
buku, serta dari data-data terpercaya dari internet. Data kemudian dianalisis dengan
menginterpretasikan bahaya membuang sampah di sungai dan cara membersihkan
sungai ke dalam bentuk visual dan dirangkai menjadi game edukatif bertema
kebersihan lingkungan sungai. Langkah visualisasi menggunakan teknik manual
dan digital painting dengan software Corel Draw X6. Bentuk yang digunakan
adalah bentuk yang sederhana tanpa detil rumit serta penggunaan garis lengkungan
agar menciptakan kesan luwes. Warna dominan yang digunakan adalah warna cerah
dan menonjol untuk memberikan kesan ceria serta menarik perhatian. Desain final
berisikan keseluruhan komponen game edukatif yang sudah siap disajikan, setelah
diproses menggunakan software Adobe Flash CS6.
Hasil visualisasi karya berupa game edukatif ini terdiri dari 2 tahapan,
yaitu animasi dan game. Dalam tahapan pertama yaitu animasi, audience
mendapatkan pengetahuan tentang bahaya membuang sampah di sungai, kemudian
di lanjutkan dengan tahapan kedua yaitu game membersihkan sungai dari sampah.
Game edukatif merupakan ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan sungai,
sehingga diberi judul “Let’s Clean the River”Merry Wensin2015-09-22T03:10:21Z2019-01-30T03:34:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264032015-09-22T03:10:21ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA
PULAU GILI KONDO DESA PADAK GUAR KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NUSA TENGGARA BARATABSTRAK
Penulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni berjudul Perancangan Media Promosi
Pariwisata Pulau Gili Kondo Desa Padak Guar Kabupaten Lombok Timur Nusa
Tenggara Barat ini, bertujuan untuk merancang suatu media promosi yang
menyampaikan informasi tentang keindahan pulau pariwisata Gili Kondo kepada
masyarakat.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data (verbal dan visual) dengan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Media utama berupa video
dibuat melalui tahapan persiapan, pra produksi, produksi, dan paska produksi. Media
pendukung dirancang melalui tahapan pembuatan layout gagasan, layout kasar dan
layout komprehensif. Instrumen yang digunakan adalah alat tulis, Kamera DSLR,
Tripod, Under Water Camera, Komputer, dan lainnya. Sedangkan software yang
digunakan berupa Adobe Premiere, After Effects, Photoshop, Corel Draw, dan
Microsoft Word.
Konsep perancangan adalah keindahan alam.Hal ini terkait dengan kesan suasana
liburan yang segar,menarik,dan menyenangkan. Hasil dari perancangan berupa video
promosi pariwisata berdurasi pendek berjudul Video Promosi Gili Kondo. Sedangkan
media pendukung yang berfungsi sebagai merchandise meliputi: Poster, Baliho, Brosur,
Stiker, Gantungan Kunci, Topi, Dan Kaos. Semua media dirancang berdasarkan Tema
Wisata Bahari dan dapat memberikan informasi pada audiences tentang pulau
pariwisata Gili Kondo.Adi Suhasta2015-09-22T03:10:20Z2019-01-30T03:34:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26411This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264112015-09-22T03:10:20ZVISUALISASI PIWULANG LAN PIWELING
DALAM DESAIN ILUSTRASI BUKU ANAKABSTRAK
Visualisasi Piwulang lan Piweling Dalam Desain Ilustrasi Buku Anak
bertujuan untuk membuat media visual untuk penyampaian mitos gugon tuhon
kepada anak usia 6-9 tahun. Piwulang dan piweling yang selama ini hanya
disampaikan melalui mulut ke mulut, divisualisasikan dalam desain ilustrasi buku
cerita anak sehingga terciptalah sebuah media visual untuk media penyampaian
piwulang dan piweling untuk anak-anak.
Visualisasi dilakukan melalui tahapan pengumpulan data yang berupa data
tertulis dan wawancara kepada pengamat kebudayaan Jawa serta pendidik anak-
anak. Data kemudian dianalisis dengan menginterpretasikan kalimat-kalimat
piwulang lan piweling ke dalam bentuk visual dan dirangkai menjadi sebuah
desain ilustrasi buku anak-anak. Langkah visualisasi menggunakan teknik manual
dan digital painting dengan beberapa instrumen antara lain: perangkat
menggambar, perangkat komputer, scanner, software Corel Draw X4 serta
Microsoft Office 2007.
Konsep yang dihasilkan berupa desain ilustrasi yang berasal dari kalimat-
kalimat piwulang lan piweling. Hasil perancangan diaplikasikan pada kertas
Artpaper 150 gram dan dikemas dalam sebuah jilidan buku berukuran 17x17 cm
dengan tebal 34 halaman. Visualisasi desain ditampilkan dengan gaya kartun
sederhana dan menyenangkan, tanpa menggunakan outline stroke dan
mengandalkan kontras warna untuk menonjolkan obyek utama. Tokoh yang
ditampilkan adalah anak-anak, dengan latar belakang kehidupan sehari-hari.
Desain ilustrasi kartun disajikan dengan teknik digital painting jenis vector
sehingga bentuk dan warna yang dihasilkan bersifat halus dan nyaman dipandang
mata anak-anak.Kiky Dwi Antoro2015-09-22T03:10:19Z2019-01-30T03:35:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26434This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264342015-09-22T03:10:19ZANALISIS VISUAL ILUSTRASI COVER NOVEL
HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWSABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur visual yang
terkandung pada ilustrasi cover novel Harry Potter and The Deathly Hallows dan
mendeskripsikan setiap unsur yang terkandung di dalam ilustrasi cover tersebut
yaitu bentuk, warna dan tipografi. Lalu kemudian dianalisis satu-persatu untuk
mengupas unsur-unsur visual yang terdapat pada ilustrasi cover, sehingga pesan
dari ilustrasi cover novel tersebut dapat terbaca dengan jelas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, objek
peneltiannya adalah cover novel Harry Potter and The Deathly Hallows.
Penelitian ini difokuskan pada ilustrasi cover novel secara keseluruhan yaitu cover
bagian depan dan cover bagian belakang yang terdiri dari bentuk ilustrasi, warna
dan tipografi.. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan
mendiskripsikan unsur-unsur visual yang ada dengan kaitannya terhadap isi cerita
novel. Keabsahan data diperoleh dengan cara triangulasi teori yaitu, berdasarkan
dari kajian-kajian teori tentang interpretasi yang ada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ilustrasi cover novel mengandung
unsur-unsur visual yang terdapat dalam ilustrasi cover novel yaitu bentuk, warna
dan tipografi dalam mengkomunikasikan pesan cerita novel yang berupa warna
latar langit jingga, mimik wajah, gerakan tangan, puing-puing bangunan, jubah
sihir, dan gradasi warna lain terhadap warna ilustrasi cover. Sementara tipografi
pada ilustrasi cover memberikan penegasan mengenai misteri pada cerita novel
tersebut. Sehingga keseluruhan unsur-unsur visual ilustrasi cover tersebut saling
terkait dalam membentuk pesan utama cerita novel yang dapat memicu rasa ingin
tahu khalayak untuk membacanya.Khalis Atmaja Supono2015-09-22T02:08:15Z2019-01-30T03:34:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26402This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264022015-09-22T02:08:15ZHASIL MOTIVASI MENGGAMBAR CERITA MELALUI
PEMBELAJARAN KOMIK PADA SISWA INTERMEDIATE LEVEL 1
GLOBAL ART ADISUCIPTOABSTRAK
Oleh:
Isnani Sumaryanti
08206241041
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pengajaran
menggambar cerita dengan menggunakan media pembelajaran komik untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi intermediate level 1 di
Global Art Adisucipto
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian yaitu siswa intermediate level 1 Global Art Adisucipto. Objek
penelitian yaitu hasil motivasi menggambar cerita melalui pembelajaran
komik. Penelitian difokuskan pada usaha meningkatkan motivasi siswa Global
Art Adisucipto dalam menempuh pembelajaran menggambar pada
intermediate level 1 melalui pembelajaran komik dengan tema memasak.
Teknik pengumpulan data penelitian ini difokuskan pada penerapan media
pembelajaran komik yang dilanjutkan dengan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terkait peningkatan pembelajaran materi pada intermediate
level 1 siswa Global Art Adisucipto.
Hasil penelitian menggambar cerita dengan penggunaan media
pembelajaran komik mampu membangkitkan motivasi dan minat
menggambar. Keberhasilan penelitian terlihat dari perbandingan hasil gambar
anak sebelum menggunakan pembelajaran komik kurang variatif dari segi
cerita, bentuk objek gambar, dan warna. Sesudah menggunakan komik gambar
anak menjadi lebih jelas ceritanya dengan adanya penambahan beberapa balon
teks. Peningkatan juga terlihat pada kemampuan mengolah warna,
memodifikasi bentuk, penataan ruang, penggambaran figur, penambahan
corak dan objek dalam gambar anak lebih beragam.Isnani Sumaryanti2015-09-18T07:25:30Z2019-01-30T03:30:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26298This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262982015-09-18T07:25:30ZGAMBAR ANAK BERTEMA PENGALAMAN SEHARI-HARI
DI TAMAN KANAK-KANAK KREATIF PRIMAGAMAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan gambar anak usia 4-6 tahun
bertema pengalaman keseharian anak di TK Kreatif Primagama Yogyakarta,
dilihat dari unsur rupanya yaitu, bentuk garis, bentuk atau bidang, dan warnanya
serta objek realistik dan non-realistik dalam gambar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, subjek
penelitiannya adalah 41 gambar anak TK Kreatif Primagama Yogyakarta.
Penelitian ini difokuskan pada 9 gambar anak yang mencerminkan pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari anak. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kualitatif dengan mendiskripsikan membahas objek dalam gambar anak usia 4-6
tahun di TK Kreatif Primagama Yogyakarta berdasarkan unsur rupa dan objek
yang ditampilkan berupa bentuk realistik dan non-realistik, kemudian
dibandingkan dengan hasil wawancara dengan guru dan berdasarkan kajian teori.
Keabsahan data diperoleh dengan cara triangulasi data yaitu, berdasarkan dari
proses observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan
sumber data yang sama yaitu 9 anak TK Kreatif Primagama Yogyakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukan objek dalam gambar anak yang
mewakili benda yang sering anak lihat berdasarkan pengalaman keseharian alam
sekitar anak. Objek dalam gambar anak tersebut menampilkan bentuk seperti
rumah, pohon, figur manusia, kendaraan, matahari, awan, dan sebagainya
ditampilkan dalam susunan bentuk atau bidang organik dan geometris seperti,
segitiga, segiempat, jajar genjang, trapesium, dan sebagainya sesuai dengan
karakteristik gambar anak. Garis yang teridentifikasi didalam gambar anak
meliputi, garis lurus, garis melengkung atau meliuk, garis zig-zag, dan garis
patah-patah. Warna yang digunakan anak secara keseluruhan berdasarkan
imajinasi anak, dan keinginannya pada saat menggambar. Objek yang
digambarkan anak secara keseluruhan berdasarkan tipologi gambar anak adalah
tipe non-haptic atau realistik. Berdasarakan karakteristik gambar, gambar anak
adalah tipe naturastik, kecuali pada karya Naswa yaitu tipe komik. Bentuk objek
non-realistik atau imajinatif terdapat pada karya Farel, Naswa, dan Aqila.Banu Adi Nugroho2015-09-18T07:25:30Z2019-01-30T03:30:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26299This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262992015-09-18T07:25:30ZGAME EDUKASI TOKOH PUNAKAWANABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep visual, proses visualisasi, dan hasil visualisasi wayang kulit tokoh
punakawan melalui game puzzle.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya game ini melalui tahap
pengumpulan data dengan cara observasi dan dokumentasi. Observasi dan
dokumentasi dilakukan pengamatan data-data yang telah tersedia sebagai
pertimbangan perwujudan, dengan studi pustaka, mencari teori-teori terkait, dari
buku, jurnal, tentang kajian wayang kulit tokoh punakawan serta dari data-data
terpercaya dari internet. Proses berkarya dimulai dari menemukan ide,
menentukan konsep, menentukan materi game, layout, desain final, proses
produksi dan penyajian. Ide dasar dari penulisan ini adalah memperkenalkan
budaya lokal yang berupa wayang kulit tokoh punakawan kedalam bentuk game,
konsep penulisan karya dalam bentuk game puzzle, materi game berupa data-data
pokok tentang wayang kulit tokoh punakawan. Layout diawali dengan membuat
sketsa kasar yang dilakukan manual dengan pensil ataupun digital dengan
menggunakan software, sketsa kasar kemudian dipilih dengan pertimbangan
estetika, kemudian layout terpilih disempurnakan dengan software Corel Draw X7
untuk menyempurnakan bentuk serta penggunaan warna-warna yang natural
dipakai dalam proses pewarnaan. Desain final berisikan keseluruhan komponen
game puzzle sudah siap disajikan. Proses produksi dari desain final kemudian
dibuat animasi game menggunakan software Adobe Flash CS6. Penyajian karya
ini berupa game puzzle.
Konsep tugas akhir karya seni ini adalah memperkenalkan budaya lokal
dalam bentuk game puzzle mengenai wayang kulit tokoh punakawan. Melalui
proses visualisasi bentuk wayang kulit tokoh punakawan yang tetap menggunakan
bentuk asli wayang kulit. Hasil visualisasi karya berupa game puzzle punakawan,
dalam bentuk aplikasi, didalam game ini terdapat 2 menu utama, yaitu menu
Belajar dan menu Bermain. Dalam menu Belajar pemain mendapatkan
pengetahuan tentang wayang kulit tokoh punakawan, terdiri dari Semar, Gareng,
Petruk, dan Bagong. Serta terdapat menu latihan soal, sebagai tahapan agar dapat
memainkan game puzzle di dalam menu Bermain. Dalam menu Bermain pemain
akan mendaptakan 4 macam pilihan tombol, yang masing-masing tombol
berisikan game puzzle dengan 4 level.Wiwit Cahyo Nugroho2015-09-18T07:25:30Z2019-01-30T03:32:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26356This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/263562015-09-18T07:25:30ZWAJAH ANAK DOWN SYNDROME
SEBAGAI OBJEK DALAM LUKISAN POTRETABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan
judul Wajah Anak Down Syndrome Sebagai Objek Dalam Lukisan Potret.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi dilakukan sebelum
menciptakan lukisan dengan cara mencari, mengamati dan mengetahui bagaimana
karakter dan ekspresi pada anak Down Syndrome untuk direspon sebagai objek
lukisan. Eksperimentasi bertujuan untuk mencapai hasil visual yang optimal,
realistik, dan menyerupai karakter wajah, melalui teknik yang digunakan.
Kemudian dilanjutkan dengan proses visualisasi dengan cara memindahkan objek
pada kertas melalui sketsa.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa: (1). Konsep penciptaan lukisan adalah menghadirkan realita kehidupan
kepada masyarakat melalui ekspresi wajah khas yang dimiliki anak Down
Syndrome, ditemukan tiga karakter yang dipengaruhi tingkat IQ tinggi, sedang,
rendah dan tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang kehidupan anak
Down Syndrome melalui gerak, ekspresi, dan karakter wajah yang dimiliki. (2).
Bentuk karya yang diciptakan adalah realistik berupa lukisan potret. Dimana
setiap panel berisi satu wajah yang menggambarkan ekspresi wajah dari anak
Down Syndrome. (3) Teknik visualisasi lukisan adalah perpaduan teknik kering
dengan cara membuat arsir menggunakan media pastel dan teknik basah dengan
cat akrilik, melalui berbagai tahap yaitu proses sketsa, kemudian memberi warna
dasar objek, dilanjutkan dengan proses bagian detail objek, kemudian membuat
warna backgound hingga finishing (4). Hasil karya yang diciptakan berjumlah 12
lukisan dengan judul “Hening” (80cm x 70cm) 2014, “Kerudung Putih” (80cm
x70cm) 2014, “Gaya” (80cm x 70cm) 2014, “Muncung” (80cm x70cm)
2015,“Sendiri” (80cm x 70cm) 2015, “Mencoba Untuk Sama” (80cm x 70cm)
2015, “Jauh” (110cm x80cm) 2015, “Ganteng” (100cm x 80cm) 2015, “Smile”
(110cm x 80cm) 2015, “Disini Aku” (110cm x 80cm) 2015, “Perhatikan Aku!”
(110cm x 80cm) 2015,” Cahaya” (110cm x 80cm) 2015.Muhammad Ghali Arsadi2015-09-02T08:11:06Z2019-01-30T03:20:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25780This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/257802015-09-02T08:11:06ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN
ORNAMEN GEOMETRIS SISWA KELAS VII SMPN 12 YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan multimedia
interaktif pembelajaran ornamen geometris siswa kelas VII SMPN 12 Yogyakarta
untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas VII SMP dalam pembelajaran ornamen
geometris.
Prosedur penelitian: Pertama, analisis potensi masalah melalui observasi
lapangan dan pengumpulan bahan materi untuk menentukan materi pembelajaran
ornamen di kelas VII melalui SK & KD kurikulum KTSP, RPP, dan buku ajar
Kedua, perancangan produk melalui pembuatan flowcart, storyboard dan alur
cerita, struktur navigasi, visualisasi desain, penyusunan, dan konsultasi dosen
pembimbing. Ketiga validasi produk, oleh ahli materi, ahli media dan reviewer
(guru seni budaya). Analis data penelitian ini menggunakan teknik analisi
deskriptif kualitatif. Data diabsahkan dengan triangulasi oleh ahli media, ahli
materi, reviewer dan siswa.
Hasil penelitian berupa produk multimedia interaktif pembelajaran ornamen
geometris untuk siswa kelas VII SMPN 12 Yogyakarta dalam bentuk DVD, yang
dirancang menggunakan Adobe Flash CS6, desain produk menggunakan Corel
Draw X5, dan video tutorial menggunakan Movie Maker dan Camtasia. Aplikasi
berisi materi pengantar ornamen, materi inti ornamen geometris dan evaluasi
berupa soal dan game. Desain tampilan materi dalam bentuk gambar-gambar yang
berwarna, sedangkan game dalam bentuk tombol-tombol yang dapat dioperasikan
untuk menyusun bentuk geometris seperti : meander, tumpal, pilin berganda dan
swastika. Selanjutnya dalam tahap uji coba kepada peserta didik kelas VII, yaitu :
Afnan, Faris, Ivan, Azzahra dan Fayza. Peserta didik dapat menjalankan
multimedia dengan menekan tombol-tombol yang ada didalamnya serta dapat
menyusun bentuk geometris menjadi rangkaian ornamen.Amalina Nur Asrari2015-08-31T08:36:08Z2019-01-30T03:10:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25685This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/256852015-08-31T08:36:08ZABSTRAKSI BIOLA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
LUKISAN ABSTRAKABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan:1. Konsep
dan Tema penciptaan lukisan. 2. Proses visualisasi 3. Bentuk lukisan abstrak
yang terinspirasi dari bentuk biola.
Metode yang digunakan dalam penulisan dan penciptaan lukisan ini adalah
observasi dengan melakukan studi pada media cetak maupun media elektronik
mengenai bentuk-bentuk biola. Improvisasi dilakukan ekspolarasi sketch pada
kertas. Visualisasi dilakukan menggunakan teknik basah. Kolaborasi teknik
transparantdengan teknik impasto.Sebuah penggayaan biola dilakukan dengan
cara membuat distorsi bentuk biola untuk menghasilkan bidang dan garis yang
ekspresif, dan tema penciptaan lukisan dari bentuk biola maupun nada-nada yang
dikeluarkan nada tinggi, dan rendah dengan suara yang khas, nada-nada tersebut
juga menjadi abstraksi warna-warna dalam lukisan. Proses penciptaan dilakukan
menggunakan torehan cat minyak dengan tangan langsung pada kanvas dengan
teknik transparant, dimana penulis menggunakan air dan minyak segaligus untuk
menciptakan objek yang artistik.
Adapun bentuk lukisan bercorak abstrak ekspresionisme dengan judul dan ukuran
sebagai berikut: Semangat Hidup (70 cm x 90 cm ), Godaan ( 70 cm x 90 cm),
Bayang-bayang ( 70 cm x 90 cm), Dalam kabut ( 100 cm x 100 cm), Kebingungan
( 130 cm x 100 cm), Segitiga Kasih (130 cm x100 cm), Antariksa (150 cm x100
cm), Kekosongan (150 cm x100 cm), Berbeda Arah ( 130 cm x 100 cm), Jati Diri
(150 cm x 100 cm ), Provokasi (70 cm x90 cm), Berputar (150 cm x 100 cm).Darmawan Wahyutama Putra2015-08-28T06:37:03Z2019-01-30T03:07:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25624This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/256242015-08-28T06:37:03ZHASIL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BATIK
MOTIF YOGYAKARTA DAN MOTIF MODERN SISWA KELAS VIII/3
DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
pembelajaran muatan lokal batik terbatas pada pembuatan motif. Hasil karya batik
siswa kelas VIII/3 SMP Negeri 8 Yogyakarta menggunakan motif Yogyakarta dan
motif modern. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan objek penelitian ini adalah 6
hasil karya batik siswa dari 30 siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Data diperoleh
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh
melalui teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh karya batik merupakan batik
motif modern. Berdasarkan penilaian dari tiga penilai menunjukkan bahwa 1)
ketepatan komposisi bentuk belum terbentuk, 2) ketepatan desain hampir
keseluruhan motif batik menggunakan motif batik modern yang berbeda dengan
motif Yogyakarta, 3) ketepatan teknik pewarnaan dan pencantingan masih belum
sempurna. Hasil penilaian skor akhir karya batik kelompok I, II, III, VI telah
mencapai nilai KKM dan kelompok IV dan V belum mencapai KKM yaitu 79.
Hasil penilaian dari guru dan ketiga penilai menunjukkan bahwa kelompok 1
unggul dalam ketepatan teknik dengan perolehan total nilai 350 dari total nilai
tertinggi yaitu 400. Kelompok 2 unggul dalam ketepatan desain dan ketepatan
teknik dengan perolehan total nilai 375 dan 375. Kelompok 3 unggul dalam
ketepatan komposisi bentuk dengan nilai total 350. Kelompok 4 unggul dalam
ketepatan teknik dengan nilai total 350. Kelompok 5 unggul dalam ketepatan
desain dengan nilai total 350. Kelompok 6 unggul dalam ketepatan desain dan
ketepatan teknik dengan perolehan nilai total 350.Sri Wahyuni2015-08-27T03:53:22Z2019-01-30T03:06:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25599This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/255992015-08-27T03:53:22ZCERITA RAKYAT JAWA SEBAGAI IDE DASAR DALAM
PENCIPTAAN BATIK TULIS PADA SELENDANGTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan selendang dengan
menerapkan motif batik cerita rakyat Jawa. Penerapan motif menonjolkan
karakter tokoh dalam cerita rakyat. Cerita rakyat Jawa ini sangat familier,
memuat ajaran-ajaran kehidupan budi pekerti yang baik.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah ekspresi, studi perpustakaan,
kemudian di tuangkan kedalam sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain
kerja. Persiapan bahan dan alat, visualisasi dan praktek secara langsung.
Visualisasi ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pembuatan
desain, persiapan bahan dan alat, memindahkan desain ke media dengan cara
memola di atas kain, mencanting menggunakan malam, membentuk detail karya
dengan isen-isen, pencelupan warna, pelorodan, dan proses finising. Dalam
penciptaan batik yang mengambil ide dasar cerita rakyat Jawa sebagai motif batik
untuk bahan Selendang, memiliki kegunaan sebagai benda pakai dan aksesoris
kebaya, seragam, dan pakaian sehari-hari. Teknik yang digunakan sebagai proses
penciptaan karya adalah batik tulis. Bahan yang digunakan malam, kain
(primisima), pewarna naptol, indigosol, rapit, soga, dan alat yang digunakan
adalah canting, kompor, wajan, gawangan, ember, panci, kuas.
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 9 lembar selendang yang
berjudul: (1) Timun Emas; (2) Roro Jonggrang; (3) Keong Emas; (4) Cindelaras;
(5) Lutung Kasarung; (6) Asal Mula Kota Banyuwangi; (7) Jaka Tarub dan 7
Bidadari ; (8) Jaka Tarub; (9) Asal Mula Kota Surabaya.Athika Ayu Lukito Ningsihathikaayu33@gmail.com2015-08-27T01:43:28Z2019-01-30T02:35:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25530This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/255302015-08-27T01:43:28ZPERSEPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MEMBATIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 2 KASIHAN
BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi peserta didik
mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan membatik yang berlangsung
saat materi pembelajaran mendesain batik diajarkan oleh guru keterampilan
membatik di SMP Negeri 2 Kasihan Bantul.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Kasihan
Bantul dengan jumlah sebanyak 108 responden yang telah mendapatkan
pembelajaran keterampilan membatik (mendesain motif batik semi klasik).
Variabel pada penelitian ini adalah persepsi peserta didik tentang pelaksanaan
pembelajaran keterampilan membatik di SMP Negeri 2 Kasihan Bantul.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peserta didik kelas IX SMP
Negeri 2 Kasihan Bantul memiliki persepsi yang positif terhadap pelaksanaan
pembelajaran keterampilan membatik yang pernah berlangsung pada semester
genap. Terbukti dari hasil penelitian, rata-rata hitung (Mean) pada skala Likert
menghasilan 2,88 dan 0,82 pada skala Guttman. Hasil pada nilai tengah (Median)
menunjukkan angka 3 pada skala Likert, dan angka 1 pada skala Guttman. Hasil
pada angka yang sering muncul (Mode) menunjukkan bahwa pada skala Likert
menunjukkan angka 3 yang berarti “Sering”, dan pada skala Guttman
menunjukkan angka 1 yang berarti “Ya”. Sedangkan pada penghitungan
perbutirnya, peserta didik yang memberikan jawaban “Sangat Sering” dan
“Sering” prosentase rata-ratanya adalah 67,59%, dan jawaban “Ya” sebesar
82,41%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi pelaksanan
pembelajaran keterampilan membatik peserta didik SMP Negeri 2 Kasihan Bantul
adalah positif, dan maksud atau deskripsi dari positif yaitu guru keterampilan
membatik telah berhasil melaksanakan pelaksanaan pembelajaran keterampilan
membatik (mendesain motif batik semi klasik) dengan baik walaupun pada
dasarnya latarbelakang guru bukanlah dari guru keterampilan membatik.Erlina Noviyanti Suciningrumerlin_hoo@yahoo.co.id2015-08-27T01:11:36Z2019-01-30T02:31:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25508This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/255082015-08-27T01:11:36ZBATIK MANTYASIH MAGELANGABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan(1) motif
batik Mantyasih, (2) warna batik Mantyasih Magelang, (3) makna simbolik batik
Mantyasih Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan
data berupa kata-kata.Subjek dalam penelitian ini adalah batik Mantyasih
Magelang. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan
jenis motif, warna, dan makna simbolik batik Mantyasih Magelang. Data
diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data
diperoleh dengan teknik keajegan pengamatan, serta menggunakan teknik
triangulasi sumber data dan metode pengumpulan data. Data dianalisis dengan
menggunakan pencapaian makna, dimana data hasil interpretasi tersebut
kemudian dikelompokkan menurut jenis permasalahan yang diteliti, kemudian
dicocokan kembali dengan nara sumber dengan tujuan menghindari kesalahan
dalam penafsiran terhadap fokus permasalahan yang diteliiti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) motif pada batik Mantyasih
Magelang terdiri dari unsur-unsur yang meliputi unsur motif utama yaitu motif
lumpang batu, motif bunga mawar, dan motif rumput liar dan bunga rumput liar
atau kembang suket, serta motif pengisi yaitu motif cecek, motif cecek sawut, dan
motif cecek sawut daun, (2) warna asli batik Mantyasih Magelang menggunakan
perpaduan warna coklat tua dan oranye kunyit (3) makna simbolik batik
Mantyasih Magelang mengandung makna cinta kasih, cinta kasih yang dituangkan
dalam selembar batik Mantyasih Magelang dari masyarakat dalam mencintai Kota
Magelang, perwujudan dari rasa hormat dan rasa terimakasih dari masyarakat
Magelang kepada leluhur masyarakat Mantyasih yang semasa hidupnya telah
mengharumkan Kota Magelang.Meiga Indah Puspita Sari2015-08-25T03:59:53Z2019-01-30T02:29:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25475This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254752015-08-25T03:59:53ZMELUKIS BERSAMA UNTUK MENINGKATKAN
SIKAP TOLERANSI SISWA SDN PUNDONG, SLEMANABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode melukis
bersama sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan sikap toleransi siswa
kelas I di SDN Pundong, Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Pundong, Sleman. Objek formal
penelitian ini adalah sikap toleransi dan objek material penelitian ini adalah
melukis bersama. Data diperoleh dengan teknik observasi yang dilaksanakan di
Kelas I SDN Pundong, Sleman pada tanggal 6, 16, dan 21 Januari 2015 dengan
menggunakan pedoman observasi, wawancara menggunakan kisi-kisi
wawancara, dan dokumentasi secara tertulis dan gambar (video dan foto). Data
dianalisis dengan teknik kompilasi dan memadukan data. Keabsahan data
diperoleh melalui validitas.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melukis bersama yang diterapkan
ada tiga jenis yaitu: (a) Melukis bersama dengan memadukan objek masing-
masing siswa untuk menjadi suatu lukisan, (b) Melukis bersama dengan
melengkapi gambar temannya untuk menjadi lukisan, (c) Melukis bersama dengan
secara bergiliran antara kelompok kecil A (2 siswa) dan kelompok kecil B (2
siswa) untuk menjadi suatu lukisan. Metode melukis bersama dapat meningkatkan
sikap toleransi siswa SDN Pundong, Sleman dengan cara siswa mau menerima
teman sebagai kelompoknya dan siswa mau berpartisipasi melukis di dalam
kelompoknya.Sherly Fransisca2015-08-25T03:59:50Z2019-01-30T02:29:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25474This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254742015-08-25T03:59:50ZPENDEKATAN SAINTIFIK PENGENALAN BENTUK TANAMAN
DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA KELOMPOK B TK PELANGI
INDONESIAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan saintifik
terhadap pengenalan bentuk tanaman dalam pembelajaran seni rupa, khususnya
pada kelompok B di TK Pelangi Indonesia. Penggunaan pendekatan saintifik
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami,
mendapatkan, dan mengolah informasi melalui tahapan mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk jaringan dalam berkomunikasi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif partisipatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode: (1) observasi,
untuk mengamati dan mencatat kemampuan peserta didik dalam pendekatan
saintifik pengenalan bentuk tanaman; (2) wawancara, guna mendapatkan
informasi langsung dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemilik yayasan
dan pendidik kelompok B TK Pelangi Indonesia; (3) dokumentasi, yang terdiri
dari foto dan hasil karya peserta didik kelompok B TK Pelangi Indonesia. Alat
yang digunakan terdiri dari lembar acuan yang memuat hal-hal yang perlu peserta
didik amati berkaitan dengan pokok permasalahan dan kamera. Keabsahan data
diha,silkan melalui memperpanjang keterlibatan peneliti di lingkungan penelitian,
pengamatan yang cermat atau secara terus-menerus, dan triangulasi data. Data
dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan saintifik mampu
memberikan pemahaman kepada peserta didik terhadap bentuk tanaman yang
dipelajari. Kelompok besar peserta didik kelompok B TK Pelangi Indonesia
dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan usia dan masa perkembangannya.
Penelitian ini menggunakan RKH model pembelajaran kelompok dengan bidang
pengembangan estetika. Kelompok 1, 2, dan 3 menunjukkan hasil pemahamannya
dalam bentuk karya (gambar). Peserta didik dapat memahami sifat bentuk
tanaman setelah mendapatkan pendekatan saintifik yang terlihat dari detail
gambar pada hasil karya.- Marsiti2015-08-25T03:27:29Z2019-01-30T02:36:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25532This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/255322015-08-25T03:27:29ZBUNGA LILI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
PADA BATIK BAHAN SANDANG
TUGAS AKHIR KARYA SENITugas akhir ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan motif pada batik
bahan sandang dengan ide dasar bunga lili. Lili memiliki nama latin lilium longiflorum
thunb. Tanaman ini tumbuh di dataran mediterania dan Asia Barat sebagai tanaman hias.
Bentuk bunganya yang kuncup dan berwarna putih memiliki kesan keindahan tersendiri
bagi para penikmat tanaman.
Penciptaan karya batik bunga lili ini menggunakan metode eksplorasi, desain,
persiapan alat dan bahan, pembuatan pola. Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan
penjelajahan atau penyelidikan untuk mendapatkan tema yang akan dijadikan dasar
penciptaan selajutnya dilakukan pembuatan beberapa sket alternatif sampai sket terpilih.
Tahap perencanaan berkaitan dengan proses penciptaan karya seni batik bunga lili ini,
tahapan perencanaan ini terdiri atas perencanaan bentuk, pola, dan warna batik yang akan
dibuat. Sedangkan perwujudan yaitu pembuatan pola yang kemudian dilanjutkan
pencanting, pewarnaan pelorodan, dan penyelesaian akhir.
Hasil batik bahan sandang yang dihasilkan berjumlah 10 karya yaitu : motif
sekuntum lili, ceplok lili, senandung lili, lili berangkai, serumpun lili, setangkai lili,
bertebar lili, lili bertumpuk, lili beradu, dan lili berjajarAjeng Putri Indriaswariajengputriindriaswari@gmail.com2015-08-24T01:56:14Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25431This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254312015-08-24T01:56:14ZPENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN DASAR KEKRIYAAN KELAS X.B PROGRAM KEAHLIAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA KERAMIK DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan pendekatan scientific pada pembelajaran dasar kekriyaan kelas X.B Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya keramik di SMK Negeri 5 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, datanya berupa katakata dan hasil tindakan yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X.B Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya Keramik yang melaksanakan pembelajaran dasar kekriyaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi, serta alat pendukung lain yaitu peralatan tulis-menulis, tape recorder, dan kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara ketekunan pengamatan
dan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa SMK Negri 5 Yogyakarta telah menerapkan kurikulum 2013 pada ajaran 2013/2014 untuk kelas X. Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru adalah RPP sementara silabus disediakan oleh pemerintah pusat, namun dokumen silabus dan sistematika penyusunan RPP kurikulum 2013 tersebut didapat oleh guru setelah dua minggu
semester genap berjalan. Materi yang diajarkan adalah gambar ornamen primitif dan ornamen modern. Hasil karya ornamen primitif dan modern peserta didik sangat baik. Semua peserta didik berhasil memenuhi KKM. Peserta didik mampu membuat ornamen dengan baik serta dapat mengembangkan kreativitas dalam menggambar
ornamen. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik karena pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan Lampiran IV Permendikbud No. 81a tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Kendala dalam mengimplementasi kurikulum 2013 adalah kurang pemahaman dan ketidaksiapan guru dikarenakan guru belum pernah mengikuti diklat kurikulum 2013 namun telah diwajibkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada kurikulum 2013.Pamella Tri Arrylia2015-08-21T02:44:03Z2019-01-30T02:28:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25391This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/253912015-08-21T02:44:03ZPENINGKATAN HASIL BELAJAR SENI BUDAYA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS VII SMP N 10 MAGELANGPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas
VII SMP N 10 Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian
ini adalah siswa kelas VII D SMP N 10 Magelang yang berjumlah 31 siswa.
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 sampai 3 kali
pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
wawancara, observasi, tes kognitif, tes unjuk kerja, pencatatan lapangan dan
dokumentasi. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah lembar observasi,
lembar wawancara, soal, lembar instrumen unjuk kerja, dan catatan lapangan.
Aspek yang diteliti meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
Instrumen penelitian divalidasi oleh ahli materi dan ahli metode yaitu bapak Drs.
Martono M. Pd dan bapak Muh. Farhan S.Pd. Tindakan yang diberikan oleh guru
sebagai indikator keterlaksanaan dan peningkatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran Student Teams Achievement Divison (STAD) berupa evaluasi. Data
dianalisis melalui tahapan reduksi, paparan data dan penyimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) Implementasi model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siklus 1 telah dilakukan tindakan.
Terlihat adanya peningkatan motivasi dan semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran. Akan tetapi dalam siklus 1 ini hasil yang dicapai kurang
maksimal. Meskipun sebagian besar siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75 namun masih ada beberapa siswa yang kurang
memahami alur pembelajaran dan belum terbiasa dengan kondisi belajar
kelompok. Oleh karena itu tindakan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Pada
siklus 2 sudah tercipta situasi pembelajaran menyenangkan yang mengarah pada
model pembelajaran STAD. Selain itu semua siswa sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan. (2) Hasil belajar siswa dari siklus ke siklus
secara keseluruhan mengalami peningkatan dari rata-rata kelas sebelumya adalah
70,7. Pada siklus I ,meningkat menjadi 78 dan pada siklus II naik menjadi 83,19.
Secara keseluruhan proses kemajuan kelompok dapat dilihat peningkatannya
sebesar 8,6 % yaitu dari 74,5 pada siklus I naik menjadi 84,1 pada siklus II.Ervina -2015-08-12T08:07:16Z2019-01-30T01:37:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24668This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/246682015-08-12T08:07:16ZMANUSIA BERTATO SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep
penciptaan, tema, proses visualisasi, teknik dan bentuk lukisan dengan judul
Manusia Bertato Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah eksplorasi
dan visualisasi. Eksplorasi dilakukan dengan mencari atau melakukan
percobaaan untuk menemukan karya yang diinginkan. Eksplorasi dikerjakan
dengan membuat sketsa pada kertas maupun dalam bentuk lukisan di atas
kanvas. Kemudian visualisasi atau perwujudan yaitu mewujudkan ide, konsep
dan hasil eksplorasi menjadi karya lukisan. Di dalam visualisasi perlu
dilakukan improvisasi dan evaluasi. Improvisasi dilakukan untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan alat,
bahan dan teknik. Selain untuk mencapai hasil visual yang baik. Selanjutnya
evaluasi untuk mengetahui karya jika terdapat ketidak sesuaian dengan apa
yang diharapkan.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan bahwa
konsep penciptaan lukisan adalah penggambaran objek manusia dalam lukisan
sebagai wujud apresiasi saya terhadap seni tato dengan tujuan menghilangkan
pandangan yang tabu terhadap seni tato. Tema penciptaan lukisan yaitu
tentang kehidupan sosial manusia. Bentuk lukisan yaitu realisme dekoratif, di
dalam lukisan ini manusia bertato digambarkan secara representatif dengan
gaya realisme serta menambahkan oranamen yang bersifat dekoratif pada
figur manusia. Proses visualisasi menghasilkan 9 karya yaitu: ”Tetap
Berdiri”(160 x 145) 2014, “Big Man”(200 x 145) 2015, “Antara Manusia dan
Budaya” (195 x 145) 2013, “Keramas” (120 x 110) 2014, “Don’t Worry be
Happy” (120 x 110) 2015, “My Son” (100 x 200) 2015, “Pergerakan
Manusia” (200 x 145 ) 2015, “Di Atas Kain Merah” ( 120 x 110 ) 2015,
“Rebutan” (200 x 145 ) 2015.Zalzuli Fachur Rohmanu2015-08-07T11:35:19Z2019-01-30T01:35:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24589This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245892015-08-07T11:35:19ZPENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN
PENGETAHUAN BAHAN KRIYA KULIT DI KELAS X KULIT SMK
N 1 KALASANPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan produk media
pembelajaran yang berupa modul pembelajaran pengetahuan bahan kriya kulit untuk
SMK ; (2) mengetahui kelayakan produk modul pembelajaran pengetahuan bahan
kriya kulit.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (research and
development). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Kulit di
SMK Negeri 1 Kalasan tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data
menggunakan skala Likert bernilai 1-4 dengan kriteria sangat tidak baik, tidak baik,
baik, dan sangat baik. Instrument yang digunakan berupa lembar angket untuk
mengukur kelayakan produk oleh ahli media, ahli materi, dan siswa calon pengguna.
Aspek yang dinilai meliputi aspek kelayakan isi, penyajian, penilaian, bahasa,
kelayakan kegrafikan, tampilan, penyajian materi, dan manfaat.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validasi media pembelajaran oleh ahli
media, ahli materi, dan uji coba kelayakan siswa calon pengguna diperoleh hasil; (1)
hasil validasi ahli materi terhadap aspek kelayakan isi adalah 90, aspek kelayakan
penyajian adalah 90,3, dan aspek penilaian bahasa adalah 77,5. Nilai rata-rata dari
ketiga aspek adalah 87,85 ; (2) hasil validasi ahli media terhadap aspek kelayakan
kegrafikan dibagi menjadi tiga komponen, yaitu: ukuran modul adalah 100, desain
sampul modul adalah 90,6, dan desain isi modul 87,5. Nilai rata-rata dari ketiga
komponen adalah 87,5, sehingga nilai aspek kelayakan kegrafikan adalah 87,5 ; (3)
hasil rata-rata uji coba kelayakan oleh siswa calon pengguna terhadap aspek tampilan
87,5, terhadap aspek penyajian materi adalah 81,56, dan aspek manfaat adalah 87,5.
Nilai rata-rata dari ketiga aspek uji coba kelayakan adalah 85,52. Dari nilai diatas,
maka modul ini sangat baik digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran
pengetahuan bahan kriya kulit.Rizqi Agung Purnamarizqi_cic@yahoo.com2015-07-31T04:46:10Z2019-01-30T01:33:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24457This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244572015-07-31T04:46:10ZBUNGA KAMBOJA SEBAGAI IDE DASARDALAM PENCIPTAAN BATIK
UNTUK BUSANA REMAJA PUTRIPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk membuat karya
berbentuk busana remaja putri dengan menerapkan motif bunga kamboja sebagai
ragam hias batiknya, bahan yang digunakan yaitu kain primissima sebagai bahan
dasar pembuatan busana remaja putri. Pemilihan kain primissima sebagai bahan
dasar karena kain primissima memiliki serat kain / tenun yang halus, serta
mempunyai kualitas yang baik sehingga bagus untuk pekerjaan pembatikan dan
pewarnaan. Motif bunga kamboja dipilih sebagai ragam hias batik dalam busana
remaja putri karena memiliki banyak variasi bentuk dan warna, bunga kamboja
melambangkan kemurnian, kesucian serta dipercaya sebagai tanaman pembawa
keberuntungan dan kesejahteraan.
Proses pembuatan karya busana remaja putri dimulai dari pembuatan desain
alternatif, kemudian pemilihan desain, setelah semua desain ditentukan kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan busana remaja putri. Proses pembuatan meliputi:
proses pengolahan kain, proses pemolaan, pemindahan pola pada kain,
pembatikan, pewarnaan, pelorodan dan yang terakhir yaitu proses finishing
dengan menjahit potongan pola sesuai dengan desain.
Hasil karya dalam Tugas Akhir Karya Seni ini berupa busana remaja putri
berjumlah 11 buah dengan ide penerapan motif bunga kamboja yang dimana
setiap karya memiliki mode pakaian yang berbeda-beda, warna yang berbeda,
serta motif bunga kamboja dengan jenis yang berbeda pula. Selain itu hasil lain
berupa gambar kerja dan laporan Tugas Akhir Karya Seni.Intan Permata Saripermataaaa333@gmail.com2015-07-30T07:21:12Z2019-01-30T01:23:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23875This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/238752015-07-30T07:21:12ZSIKAP SISWA TERHADAP PENERAPAN METODE SAINTIFIK DALAM
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMA N 1 PLERET BANTUL
YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sikap siswa kelas X
SMAN 1 Pleret Bantul Yogyakarta terhadap penerapan metode saintifik dalam
pembelajaran seni rupa.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
menggambarkan dan menafsirkan data mengenai sikap siswa kelas X SMAN 1 Pleret
Bantul Yogyakarta terhadap penerapan metode saintifik dalam pembelajaran seni rupa
khususnya batik. Subjek penelitian ini berjumlah 40 siswa Tahun ajaran 2014/2015.
Pengambilan sampel dilaksanakan pada saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran seni
rupa saat penyampaian materi batik di kelas XB dan kelas XC, setiap kelas diambil 20
siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuisioner, digunakan angket
dengan empat alternatif pilihan jawaban. Observasi, observasi dilakukan untuk
mendapatkan informasi awal mengenai hal-hal yang berkenaan dengan objek
penelitian. Teknik analisis statistik menggunakan perhitungan dalam analisis data
yang menghasilkan persentase pencapaian dan selanjutnya diinterprestasikan secara
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan 52,5% siswa pada aspek kognitif setuju terhadap
penerapan metode saintifik dalam pembelajaran seni rupa pada saat penyampaian
materi batik (cukup).Hasil penelitian menunjukan 50,0% siswa pada aspek afektif
setuju terhadap penerapan metode saintifik dalam pembelajaran seni rupa pada saat
penyampaian materi batik (baik). Hasil penelitian menunjukan 50,0% siswa pada
aspek psikomotor setuju terhadap penerapan metode saintifik dalam pembelajaran
seni rupa pada saat penyampaian materi batik (baik). Jadi secara keseluruhan sikap
siswa kelas X terhadap penerapan metode saintifik dalam pembelajaran seni rupadi
SMAN 1 Pleret dari hasil perhitungan aspek kognitif 52,5%, afektif 50,0%, dan
psikomotor 50,0% adalah baik (bersikap positif dan dapat menerima penerapan
metode saintifik dalam pembelajaran seni rupa).Kukuh Bayu Lumbono2015-07-30T07:21:12Z2019-01-30T01:25:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23917This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239172015-07-30T07:21:12ZKARAKTERISTIK BENTUK DAN WARNA WAYANG KANCIL
KARYA KI LEDJAR SUBROTOABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik bentuk dan warna
wayang kancil karya Ki Ledjar Subroto. Karakteristik bentuk dan warna dilihat dari prinsip
seni rupa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data berupa deskripsi tokoh
wayang kancil karya Ki Ledjar Subroto diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data berupa data primer dan data sekunder. Data primer tersebut berupa
wawancara langsung dengan Ki Ledjar Subroto dan data sekunder dari deskripsi berdasarkan
prinsip-prinsip seni rupa. Analisis data menggunakan penyimpulan data primer dan data
sekunder tidak digeneralisasikan.
Hasil penelitian menunjukkan bentuk dan warna wayang kancil karya Ki Ledjar
Subroto dalam kategori semi realis. Tokoh wayang kancil seperti pada cerita sang kancil,
cerita rakyat untuk anak. Kuku dan taring adalah senjata, namun dikategorikan sebagai
bagian dari tubuh wayang kancil. Landasan utama adalah pada wayang kancil tidak ada
pertempuran, namun olah pikir dan kecerdikan. Tokoh dan properti wayang kancil diinspirasi
dari hewan dan lingkungan asli. Bentuk ornamen berasal dari stilasi bentuk penghuni alam
yaitu hewan (fauna) sebagai tokoh dan tumbuhan (flora) sebagai properti. Stilasi bentuk
diutamakan pada bagian kepala. Bentuk dan warna berfungsi sebagai stilasi karakter sifat
manusia. Warna yang digunakan adalah warna cerah. Prinsip seni rupa sebagai landasan
konsep perancangan Wayang Kancil versi Ki Ledjar Subroto agar mudah dikenal dan lebih
menarik penonton. Wayang kancil Ki Ledjar Subroto adalah wayang fabel sebagai media
pendidikan karakter anak dibawah 12 tahun dan sebagai upaya melestarikan warisan budaya
sehingga visualisasi disesuaikan untuk anak-anak.Uut Beni Andriyanto2015-07-30T07:21:11Z2019-01-30T01:16:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23741This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/237412015-07-30T07:21:11ZPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL
PANTAI LAGUNA LEMBUPURWO KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAHPantai Laguna Lembupurwo dipilih dengan tujuan untuk memperkenalkan
potensi pariwisata di daerah Kabupaten Kebumen agar lebih dikenal oleh masyarakat,
karena pantai Laguna Lembupurwo di Kabupaten Kebumen ini memiliki potensi yang
bagus sebagai destinasi wisata alam.
Metode perancangan dimulai dengan observasi, yaitu mengamati keadaan di
lokasi pantai Laguna Lembupurwo, kemudian wawancara dengan pengelola untuk
menggali informasi yang dibutuhkan dalam perancangan, dilanjutkan dokumentasi
foto objek wisata pantai Laguna Lembupurwo. Dengan berpatokan pada analisis
SWOT, perancangan karya menggunakan ilustrasi dalam wujud gambar/foto, teks,
warna dan layout. Perancangan karya menggunakan bantuan perangkat kamera,
komputer, dan scanner. Proses perancangan mengacu pada kreativitas dan
kemampuan menyajikan gagasan baru melalui tahapan proses membuat layout
gagasan, layout kasar, dan layout lengkap.
Hasil perancangan komunikasi visual yang efektif, efisien, dan komunikatif ini
adalah konsep wisata alam yang menggambarkan keindahan objek-objek pantai
melalui ilustrasi fotografi. Media yang dihasilkan adalah logo sebagai identitas pantai
Laguna Lembupurwo, kemudian media utama yang dihasilkan untuk penyampaian
informasi adalah billboard. Billboard dipilih karena sangat efektif untuk dijadikan
media utama, ukurannya yang besar dan dapat dilihat oleh banyak orang, jangka
waktu yang lama, kualitas material bahan dan kontruksi yang awet sehingga bisa
bertahan lebih lama. Media pendukung yang dihasilkan adalah poster, leaflet,
kalender, seragam karyawan, tiket, kaos, topi, sandal, dan sticker. Media pendukung
ini untuk memberikan dukungan media utama dalam penyampaian informasi atau
pesan yang membangun citra objek wisata pantai Laguna Lembupurwo.Sidik Ginanjar2015-07-30T07:21:11Z2019-01-30T01:18:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23786This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/237862015-07-30T07:21:11ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK TULIS DI KELAS XI SLB
WIYATA DHARMA 1 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran keterampilan batik tulis untuk tunarungu
kelas XI di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman.
Subjek penelitian ini adalah anak tunarungu kelas XI yang berjumlah dua
orang yaitu Siti dan Rudi. Setting penelitian ini mengambil tempat di SLB-B
Wiyata Dharma 1 Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif yaitu mengambarkan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran keterampilan batik tulis pada anak tunarungu di kelas XI
SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: 1)
wawancara, 2) observasi, 3) dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahaan
data dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, dan
ketekunan pengamatan. Instrumen pengumpulan data mengunakan pedoman
observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan cara reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa; (1) perencanaan
pembelajaran memulainya dengan proses penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
ceramah, demostrasi, dan unjuk kerja. Pada pengembangan motif batik guru
membebaskan peserta didik untuk mengembangkan daya kreativitasnya dalam
membuat motif desain batik, sehingga desain motif yang dihasilkan memunculkan
karakteristik dari peserta didik itu sendiri, (3) evaluasi yang dilakukan oleh guru
pada pembelajaran keterampilan batik tulis yaitu penilian pada ranah afektif dan
psikomotorik. Pada ranah afektif yaitu guru melakukan penilaian dengan cara
mengamati peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai
dengan indikator yang sudah ditetapkan. Pada ranah psikomotorik yaitu guru
melakukan evaluasi dengan cara menilai hasil karya peserta didik, dari hasil
mendesain motif dan hasil karya batik tulis. Berdasarkan hasil evalusi yang
dilakukan oleh guru menunjukan bahwa pembelajaran keterampilan batik tulis
sudah memenuhi KKM dengan presentase nilai Rudi 86, dan Siti 85.Raodatul Hasanahraodatul@gamil.com2015-07-30T07:21:11Z2019-01-30T01:22:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23850This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/238502015-07-30T07:21:11ZIKAN BUNTAL SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN
KERAMIK TEKO SET PASUTRIPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pembuatan keramik teko set yang terinspirasi dari salah satu hewan laut yaitu ikan buntal.
Ikan ini memiliki karakteristik yang kuat yaitu memilik duri dan mengembung seperti
balon.
Dalam proses pembuatan karya teko tempat air minum ini memerlukan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan seperti pembuatan sket, dan pembuatan
desain. Setelah melalui proses desain tersebut kemudian dilakukan proses
pembuatan teko, dalam pembuatan teko ini menggunakan beberapa teknik yaitu
pijit, slab, dan pilin. Ketiga teknik tersebut dijadikan satu kesatuan yang utuh.
Sedangkan untuk finising menggunakan gelasir.
Hasil dari pembuatan Karya keramik teko set tesebut berjumlah tiga
belas karya yaitu (1) Buntal Pol Kadut, (2) Buntal Corong Besar, (3) Buntal
Kroak Samping, (4) Buntal Kroak Depan, (5) Buntal Duri Sedikit, (6) Buntal Duri
Lancip, (7) Buntal Tembem, (8) Buntal Mini, (9) Buntal Lonjong, (10) Buntal
Kuping Besar, (11) Buntal Anak Dua, (12) Buntal Separuh, (13) Buntal Kendi.Mohammad Farihinfarihinahmad693@gmail.com2015-07-30T07:21:11Z2019-01-30T01:23:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23873This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/238732015-07-30T07:21:11ZPERANCANGAN FURNITUR MULTIFUNGSI SEBAGAI SOLUSI
PERMASALAHAN RUANG PERUMAHAN GRIYA KEMBANG PUTIH
TIPE 36 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTAABSTRAK
Perancangan furnitur multifungsi ini bertujuan untuk mengatasi
permasalahan ruang rumah tinggal tipe 36 di Perumahan Griya Kembang Putih
Kasihan Bantul Yogyakarta, dalam perwujudan karya dengan ukuran yang
sebenarnya.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, dengan observasi
dan wawancara untuk mendapatkan data fisik ruang dan permasalahan yang
terjadi di lapangan serta dokumentasi. Data yang diperoleh digunakan untuk
mengetahui semua permasalahan, sehingga dapat dianalisis kebutuhan ruang yang
ada. Proses perancangan dilakukan melalui tahap brainnstorming, layout ruang,
dan alternatif desain, perancangan mencakup keseluruhan ruang yaitu ruang tamu,
ruang dapur, kamar mandi, kamar tidur utama, dan kamar tidur anak.
Hasil perancangan berupa tersusunnya konsep perancangan furnitur
multifungsi yang menerapkan bentuk minimalis yang menekankan pada aspek
fungsional dengan menggabungkan beberapa fungsi berbeda menjadi satu unit
furnitur. Perancangan furnitur disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas dalam ruang
dengan penataannya mempertimbangkan aspek tata letak dan zoning yang
disesuaikan dengan alur kegiatan dan sifat ruang. Perwujudan karya jadi berupa
satu set furnitur multifungsi ruang tamu yaitu sofa, almari TV, dan meja kursi
tamu. Bahan material furnitur menggunakan kayu albasia solid dengan bahan
finishing HPL (High Preasure Laminating), serta bahan kain fabrik untuk bahan
finishing sofa.. Konstruksi yang digunakan adalah sambungan mortise dan tenon
(sambungan lubang purus), dengan warna netral seperti krem dan coklat untuk
memberi kesan ringan, yang dikombinasikan dengan merah agar lebih terlihat
cerah.Taufiq Hidayat2015-07-30T07:21:05Z2019-01-30T01:26:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23944This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239442015-07-30T07:21:05ZPEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BATIK
DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran muatan
lokal batik di kelas VIII D SMP Negeri 3 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: (1) perencanaan
pembelajaran muatan lokal batik; (2) pelaksanaan pembelajaran muatan lokal
batik; dan (3) evaluasi pembelajaran muatan lokal batik.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sendiri (human
instrument), dengan bantuan instrumen lain seperti pedoman wawancara,
observasi, dokumentasi, dan alat bantu handphone, alat tulis, dan kamera. Untuk
memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
ketekunan/keajegan, dan triangulasi. Adapun analisis data menggunakan
deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data,
pemeriksaan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa: (1)
perencanaan pembelajaran muatan lokal batik diawali dengan menyiapkan
silabus, membuat RPP, menyiapkan sumber belajar, menyiapkan sarana dan
prasarana, media, merancang metode, kegiatan pembelajaran, dan penilaian;
(2) pelaksanaan pembelajaran muatan lokal batik dilaksanakan setiap hari senin
dan dilakukan sebanyak empat belas tatap muka, dengan rincian setiap tatap
muka diawali kegiatan pendahuluan (yang terdiri dari kegiatan doa, salam,
motivasi dan menanyakan materi minggu sebelumnya), kegiatan inti (yang
terdiri eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), kegiatan penutup (diantaranya
evaluasi pada saat pembelajaran selesai, memberikan tugas, memberikan
informasi materi minggu depan, salam); (3) evaluasi pembelajaran muatan
lokal batik, dilakukan pada saat pembelajaran selesai, memberikan tugas,
memberikan informasi materi minggu depan. Dalam aspek penilaian yang
dilakukan guru dititik beratkan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tindak lanjut dari penilaian di bawah KKM, guru melakukan program
pengayaan dan remedial.Dessy Eka Pertiwidhessythiewhie@yahoo.co.id2015-07-24T06:44:25Z2019-01-30T01:18:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23785This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/237852015-07-24T06:44:25ZPEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI SINGODUTAN, TANDON, PARE,
SELOGIRI, WONOGIRI.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran seni budaya
dan keterampilan khususnya pada keterampilan batik jumputan. Meliputi
persiapan pembelajaran, proses pembelajaran batik jumputan, evaluasi karya yang
dihasilkan dari pembelajaran batik jumputan, dan penilaian pembelajaran batik
jumputan kelas V di Sekolah Dasar Negeri Singodutan.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan bantuan instrumen
lain berupa pedoman wawancara, observasi, alat tulis, dan kamera foto. Adapun
analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah membuat
penyajian data, reduksi, dan membuat kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan
triangulasi sumber serta triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Persiapan pembelajaran batik
jumputan kelas V Sekolah Dasar Negeri Singodutan. Persiapan yang dilakukan
oleh guru dengan merancang RPP dan silabus. Indikator dirancang untuk
meningkatkan kreativitas, kemandirian dan bekerja sama. (2) Proses dan
pelaksanaan pembelajaran batik jumputan yaitu membuat taplak meja dengan
teknik jumputan secara berkelompok. (3) Hasil karya dan evaluasi karya batik
jumputan dilakukan pada karya yang dihasilkan. Kelompok 1 sudah mampu
mengembangkan motif lingkaran menjadi sebuah pola yang baik. Kelompok 2
sudah menguasai konsep tetapi kurang bisa mengembangkan penataan motif dan
polanya. Kelompok 3 mampu menguasai konsep tetapi penerapannya pada karya
taplak meja kurang maksimal. Kelompok 4 menguasai konsep dan mampu
menerapkannya dengan mengembangkan motif lingkaran dengan baik. Kelompok
5 sudah menguasai konsep dan menerapkan konsep beserta pengembangan motif
dan pewarnaan dengan baik. Dari hasil evaluasi terlihat semua kelompok dan
peserta didik mampu memenuhi KKM yakni dengan nilai 75.Aris Kurniawanarriizkurniawan26@gmail.com2015-07-14T06:34:19Z2019-01-30T01:09:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23508This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/235082015-07-14T06:34:19ZBATIK NAGA TAPA PURBALINGGAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan batik naga
tapa Purbalingga terkait dengan motif, warna, dan makna simboliknya. Manfaat
penelitian secara teoritis adalah menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Program Studi Seni Kerajinan
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, manfaat secara praktis
adalah sebagai bahan acuan referensi dan dapat memperkaya kajian ilmiah di
bidang seni kerajinan batik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data
bersifat deskriptif berupa kata-kata dan gambar. Data diperoleh menggunakan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah
peneliti menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman
dokumentasi, sedangkan alat bantu penelitian yang digunakan yaitu peralatan tulis
dan kamera digital. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan meningkatkan
ketekunan dan triangulasi. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian Batik Naga Tapa Purbalingga terkait dengan motif, warna
dan makna simbolik menghasilkan data sebagai berikut; 1) Motif batik naga tapa
Purbalingga terdiri dari naga, bangunan, dampar, gajah, burung, bajing, harimau,
kijang, kumbang, pohon hayat, dan tetumbuhan. Pola motif batik naga tapa
Purbalingga berupa pohon hayat yang dikelilingi oleh naga, bangunan, dampar,
gajah, bajing, harimau, kijang, kumbang, burung dan tumbuhan. 2) Warna batik
naga tapa Purbalingga yaitu putih, cokelat dan hitam. 3) Makna simbolik batik
naga tapa Purbalingga yaitu kesaktian, kekuasaan, dan kekuatan. Fungsi batik
naga tapa Purbalingga pada zaman dahulu digunakan oleh pejabat Purbalingga
pada saat bertugas.Nur Setyaninursetyani453.ns@gmail.com2015-07-13T04:29:31Z2019-01-30T01:05:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23381This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233812015-07-13T04:29:31ZPEMBELAJARAN BATIK MANGROVE DI SMA NEGERI 8
BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2014/2015Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pembelajaran Batik
Mangrove di SMA Negeri 8 Balikpapan Kalimantan Timur Tahun Ajaran
2014/2015 yang dilihat dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan
data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman wawancara,
dokumentasi, dan alat bantu camera. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis dilakukan
dengan cara penyajian data, reduksi data, dan pada akhirnya ditarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa SMA Negeri 8
Balikpapan menerapkan kurikulum 2013 pada semester gasal dan berganti
menggunakan kurikulum KTSP 2006 pada semester genap. Perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru adalah Silabus dan RPP. Hasil penelitian
dapat dideskripsikan bahwa: perencanaan pembelajaran dirancang dengan standar
kompetensi, yakni meliputi pengetahuan batik, corak, dan praktik membuat batik
tulis yang berupa sapu tangan dan taplak meja. Pelaksanakan pembelajaran
menggunakan metode ceramah, demonstrasi, penugasan, dan kerja kelompok.
Hasil pembelajaran siswa yang ditugaskan guru yaitu membuat karya taplak meja
yang dikerjakan secara berkelompok, sedangkan sapu tangan dikerjakan secara
individu. Hasil karya terlihat bervariatif bersumber ide dari tumbuhan mangrove
yang beragram dan pada pewarnaannya menggunakan pewarna naptol dan
remasal. Sementara itu penilaian yang dilakukan oleh guru pada ranah afektif,
kognitif dan psikomotor. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
menunjukkan bahwa semua siswa sudah memenuhi KKM 75 dan dinyatakan
tuntas.Okva Keliana Wijayaniokvakeliana@yahoo.com2015-07-13T01:41:35Z2019-01-30T01:05:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233362015-07-13T01:41:35ZPEMBELAJARAN MENGGAMBAR KRIYA TEKSTIL DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KRIYA TEKSTIL SMK NEGERI 2 SEWONPenelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan
pembelajaran menggambar kriya tekstil di SMK Negeri 2 Sewon yang dilihat dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, datanya berupa
kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Objek penelitian ini merupakan pembelajaran menggambar kriya
tekstil di kelas X T2 program keahlian kriya tekstil SMK Negeri 2 Sewon. Subjek
yang dideskripsikan dalam penelitian ini ialah guru dan peserta didik kelas X T2
yang melaksanakan pembelajaran menggambar kriya tekstil. Teknik pengumpulan
data ialah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan
keabsahan data ialah menggunakan ketekunan pengamat dan triangulasi. Adapun
analisis data dengan tahap membuat reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa: 1) perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru adalah silabus dan RPP. Media yang
digunakan berupa contoh gambar. Metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran adalah CTL, ceramah, demonstrasi, dan penugasan. Materi yang
diajarkan adalah ornamen. 2) Pelaksanaan pembelajaran menggambar kriya tekstil
menggunakan kurikulum KTSP 2006 meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfrimasi. 3) Penilaian pembelajaran yang dilakukan guru dititik beratkan pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil karya ornamen Kalimantan,
ornamen Jepara, dan ornamen Bali sudah tergolong baik karena semua sudah
mencapai standar KKM 75 dan dinyatakan tuntas.Nurul Hidayahnureull_hidayah@yahoo.co.id2015-07-10T04:42:41Z2019-01-30T01:04:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23305This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233052015-07-10T04:42:41ZBATIK GRINGSING KEBUMENPenelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan motif, warna,
dan fungsi pada batik gringsing Kebumen. Batik gringsing Kebumen ini terdiri
dari tiga jenis yaitu batik gringsing ceplok Kebumen, gringsing klungsu
Kebumen, dan gringsing sisik melik Kebumen.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data
yang bersifat diskriptif berupa kata-kata. Data diperoleh dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.
Keabsahan data diperoleh dengan teknik ketekunan pengamat, perpanjangan
keikutsertaan, dan trianguasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Motif batik gringsing ceplok
Kebumen berbentuk persegi dengan salah satu sudutnya setengah lingkaran
berukuran 1 cm dengan titik di tengah berukuran 1 mm. Motif batik gringsing
klungsu Kebumen berbentuk lingkaran dengan ukuran ½ cm dan titik di tengah
dengan ukuran 1 mm. Motif batik gringsing sisik melik Kebumen berbentuk
seperti sisik ikan dengan garis lengkung setengah lingkaran di sisi atas, sedangkan
bagian bawahnya membentuk segi tiga dengan titik di tengah. (2) Warna batik
gringsing ceplok khas kabupaten Kebumen adalah hitam pada titiknya di tengah,
coklat dan putih kekuning-kuningan pada latarnya. Warna batik gringsing
klungsu khas kabupaten Kebumen adalah coklat tembaga dan putih kekuningan.
Warna batik gringsing sisik melik khas kabupaten Kebumen adalah hitam dan
putih pada lengkungnya (3) Penggunaan kain batik motif gringsing Kebumen
tidak memiliki aturan yang spesifik dalam pemakainanya baik pada batik
gringsing ceplok Kebumen, batik gringsing klungsu Kebumen, batik gringsing
sisik melik Kebumen. Di Kebumen sebelum abad ke-20 kain gringsing lebih
sering digunakan untuk acara peringatan 7 bulan kehamilan, untuk menggendong
bayi saat bayi lahir dan tedak siten. Selain itu juga untuk pakaian (kain panjang)
Setelah abad ke-20 pengunaanya bisa digunakan untuk pria maupun wanita, baik
tua, muda dan balita sebagai pakaian sehari-hari. Dalam perkembanganya batik
gringsing Kebumen terutama gringsing klungsu banyak digunakan untuk berbagai
hal, misalnya saja seragam kantor dan dekorasi interior.Yunita Anggiasariyunita.anggiasari1@gmail.com2015-07-10T01:28:36Z2019-01-30T00:59:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23124This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/231242015-07-10T01:28:36ZPUNAKAWAN SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFISABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan
visualisasi tema, bentuk dan teknik penciptaan karya seni grafis dengan judul
punakawan sebagai ide penciptaan karya seni grafis.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni grafis ini adalah
metode eksplorasi, yaitu untuk menemukan ide-ide serta gagasan kemudian
dipadukan antara bentuk tokoh-tokoh punakawan antara lain: Semar, Nala
Gareng, Petruk, serta Bagong dan objek pendukung yang kemudian dilakukan
observasi melalui pengamatan langsung di lingkungan sekitar atau secara tidak
langsung melalui media elektronik dan media cetak. Metode eksperimen
dilakukan untuk menciptakan visualisasi bentuk-bentuk tokoh punakawan dengan
karakteristiknya melalui berbagai macam arah goresan pisau cukil. Metode
eksperimen juga dilakukan pada saat uji coba cetakan klise.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Konsep
pada penciptaan karya seni grafis ini mengangkat bentuk punakawan yang
ditampilkan secara ilustratif beserta objek pendukung lainnya, melalui pendekatan
teknik cetak tinggi. 2) Karya grafis tersebut bertemakan sosial, di mana dalam
karya tersebut menggambarkan respon masyarakat akan fenomena yang berada di
sekitar mereka atau mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung maupun
tidak langsung. 3) Dalam visualisasi pada karya grafis ini, objek punakawan
didukung oleh objek-objek pendukungnya lainnya yang disusun serta
dikomposisikan sehingga mampu mewakili ide-ide yang akan dipresentasikan. 4)
Bentuk visual punakawan dalam karya ini digambarkan deformasi atau lebih
sederhana daripada pakem yang sudah ada, tetapi masih mempertahankan
karakteristik setiap tokoh punakawannya dan digambarkan secara dekoratif. Karya
yang dikerjakan sebanyak 9 karya dengan berbagai ukuran, yaitu :
Melawan Angin (130 x 85 cm), Seleksi Kota (130 x 105 cm), Reparasi Perut (90 x
70 cm), Pahlawan Kepagian (90 x 70 cm), Marhaen (55 x 40 cm), Menggali
Potensi (55 x 40 cm), Melindungi Masa Depan (55 x 40 cm), Pendamping Akhir
Waktu (55 x 40 cm), Satu Lahan (130 x 80 cm).Ady Prana Rezaputra2015-07-10T01:16:13Z2019-01-30T01:01:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23215This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/232152015-07-10T01:16:13ZPEMBELAJARAN BATIK TULIS KELAS X DI SMK NEGERI 2 SEWONPenelitian yang dilakukan di SMK Negeri 2 Sewon ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pembelajaran Batik Tulis kelas X di SMK Negeri 2 Sewon yang
berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Persiapan pembelajaran batik
tulis; 2) Proses pembelajaran batik tulis; dan 3) Evaluasi pembelajaran batik tulis.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan
pengambilan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen
penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument), karena peneliti langsung
melakukan pengumpulan data sampai pada pengolahan data penelitian.
Penggunaan istrumen lain berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan
teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi. Adapun analisis data menggunakan
deskriptif dengan langkah-langkah membuat reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Persiapan pembelajaran batik
tulis kelas X di SMK Negeri 2 Sewon meliputi pengembangan silabus, membuat
RPP (sumber belajar, materi, media, dan alat praktik). 2) Proses pembelajaran
batik tulis kelas X dilaksanakan sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat guru.
3) Hasil pembelajaran batik tulis kelas X di SMK Negeri 2 Sewon berupa nilai
dan karya mencapai nilai KKM.Rusmawati -rusmawati@gmail.com2015-07-10T01:11:43Z2019-01-30T01:01:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23213This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/232132015-07-10T01:11:43ZKOPI SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA
SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan dan
menciptakan selendang dengan menerapkan kopi sebagai ide dasar dalam
penciptaan motif batik. Dalam karya yang diwujudkan (selendang) memiliki motif
kopi dari segi tumbuhan, pengolahan maupun konsumsi. Ruang lingkup yang ada
pada kopi tersebut menimbulkan gagasan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam
penciptaan motif-motif batik.
Proses dalam pembuatan karya dimulai mengamati tumbuhan kopi
langsung maupun dari media cetak yang kemudian dituangkan ke dalam pola
alternatif untuk dipilih menjadi penghias (motif) pada selendang. Proses diawali
dari membuat motif, pola alternatif, pola terpilih, desain, persiapan bahan dan alat,
memola, mencanting nglowong, isen-isen maupun nembok, pencelupan warna,
dan proses finishing. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan karya
adalah teknik batik tulis dengan tutup celup warna dan colet warna. Bahan yang
digunakan sebagai bahan dan alat pokok adalah malam, canting, kain mori
primisima, pewarna naptol, rapid dan indigosol. Bahan finishing untuk karya
tersebut adalah penjahitan bagian pinggiran kain.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 10 selendang dengan
ukuran 50cm x 250cm, yakni: 1). Selendang Kopi Luwak, memiliki makna
keseimbangan alam. 2). Selendang Kopi Biji Luwak, memiliki makna bahwa hal
yang kecil dapat menjadi besar. 3). Selendang Kopi Kebun Sendiri, bermakna
kebesaran anugrah Tuhan atas rizki yang diberikan. 4). Selendang Kopi Laseman
Merah, memiliki makna semangat dalam melestarikan kopi. 5). Selendang Kopi
Laseman Hijau Pupus, bermakna alam yang bersahabat. 6). Selendang Kopi
Sachet Wangi, bermakna masa depan yang terang dalam melestarikan kopi. 7).
Selendang Cerita Kopi, bermakna kebersamaan dan kekeluargaan. 8). Selendang
Kopi Tumbuh Lebat, bermakna keberanian dalam melangkah. 9). Selendang
Pohon Kopi, bermakna kesejukan alam. 10). Selendang Kopi Sogan Hitam,
memiliki makna kesungguhan dalam menata hidup. Karya selendang batik yang
diciptakan memiliki fungsi sebagai elemen hias pada sandang dan juga alat
menggendong.Tiara Nur Rachmawatitiaranur2yahoo.com2015-07-10T01:08:01Z2019-01-30T01:01:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23211This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/232112015-07-10T01:08:01ZKUPU-KUPU SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF PADA HIASAN DINDING DENGAN BAHAN KULITTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
tentang kupu-kupu sebagai ide dasar penciptaan motif pada hiasan dinding dengan
bahan kulit. Bentuk kupu-kupu yang diterapkan ke dalam hiasan dinding yaitu
mengambil dari berbagai macam bentuk kupu-kupu yang ada di alam kemudian
bentuknya diolah menjadi sebuah bentuk kupu-kupu yang indah. Sedangkan motif
yang digunakan untuk membentuk kupu-kupu yaitu menggunakan motif bubukan,
motif wajikan, motif semut dulur, dan motif langgatan.
Proses dalam pembuatan karya ini dimulai dari eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan karya. Teknik yang digunakan dalam pembentukkan kupu-
kupunya yaitu menggunakan teknik tatah sungging. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk kerajinan kulit meliputi: kulit perkamen, kayu jati, bingkai
fiber, tripleks, kaca, cat tembok putih, cat sandi, dan benang tampar, selanjutnya
finishingnya dilakukan dengan bahan mellamine. Keindahan dari semua karya ini
ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran dari semua unsur
yang ada pada karya ini. Warna yang diterapkan lebih dominan menggunakan
warna coklat, secara visual terlihat sangat harmonis dengan perpaduan gradasi
warna yang membentuk raut berulang sehingga menghasilkan keselarasan yang
dinamik, dimana terjadi perpaduan yang menarik. Sedangkan teksturnya
menampilkan tekstur nyata, dengan menampilkan tekstur nyata sangatlah berguna
untuk membantu memperoleh keindahan suatu karya, karena dengan permukaan
yang kasar akan lebih mudah untuk memperoleh keselarasan atau harmoni.
Karya yang dibuat berjumlah 13 buah, Adapun dari keseluruhan karya
tersebut memiliki fungsi estetik agar memberikan nuansa baru pada sebuah
ruangan, seperti halnya pada ruang tamu maupun ruang tidur.Arta Rakhma Hudaarta@gmail.com2015-06-24T04:26:54Z2019-01-30T00:01:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21392This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213922015-06-24T04:26:54ZIKAN ALLIGATOR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
LUKISAN DEKORATIFTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep dan tema
penciptaan; proses visualisasi yang meliputi: bahan, alat, dan teknik; serta bentuk
lukisan dengan judul Ikan Alligator Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan
Dekoratif
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
eksplorasi, eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-
ide dalam objek ikan Alligator maupun objek lingkungannya, dengan melakukan
observasi atau secara langsung mengamati bentuk tubuh dan sifat ikan Alligator
seperti melihat pada kebun binatang, maupun tidak langsung pada media televisi,
internet, dan majalah. Selanjutnya metode eksperimen meliputi eksperimen
bentuk dan eksperimen teknik. Eksperimen bentuk melalui pembuatan sketsa
bertujuan menciptakan berbagai bentuk baru. Eksperimen teknik dilakukan
dengan mencoba terus menerus berbagai teknik yang sesuai dengan karakter,
berupa teknik impasto dan opaque. Visualisasi merupakan proses pengubahan
konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni atau visual. Proses
kelanjutan dari ekplorasi dan eksperimen selanjutnya diungkapan dalam
visualisasi lukisan di atas kanvas.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa: (1) konsep penciptaan adalah ketertarikan dan keinginan mengolah bentuk
tubuh dari ikan Alligator yang memiliki mulut panjang dan gigi tajam. (2)
Mengangkat kehidupan ikan Alligator kedalam lukisan dekoratif sebagai temanya.
Didukung dengan media cat minyak di atas kanvas menggunakan teknik impasto
dan opaque. (3) Dalam proses visualisasinya menggunakan penggubahan bentuk
melalui deformasi dan stilasi. (4) Bentuk lukisan ditampilkan kedalam bentuk
primitif juga memiliki nilai keindahan. Karya yang dikerjakan sebanyak 10
lukisan dekoratif dengan berbagai ukuran yaitu: Berburu 1 (150x90 cm), Berburu
2 (125x100 cm), Saingan Yang Lain (110x100 cm), Induk Peramal (125x100 cm),
Dimorfisme Seksual (100x80 cm), Tak Bisa Lepas (125x100 cm), Pasif (90x70
cm), Mengusir Pengganggu (111x90 cm), Individual (100x80 cm), Ikan Alligator
(100x90 cm).Adi Supriadyasasigore@yahoo.co.id2015-06-24T04:21:02Z2019-01-30T00:01:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21389This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213892015-06-24T04:21:02ZKAJIAN ORNAMEN PAGODA CINA DI PULAU KEMARO
PALEMBANG SUMATERA SELATANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai estetika dari
ornamen Pagoda Cina di Pulau Kemaro, Palembang, Sumatera Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian
ini adalah ornamen Pagoda Cina yang berdiri di Pulau Kemaro, Palembang. Data
penelitian diperoleh melalui observasi ornamen Pagoda Cina Palembang secara
langsung, wawancara dengan pengurus Pagoda Cina dari Yayasan Toa Pekong
Kramat Pulau Kemaro, pemerhati budaya Kota Palembang dan masyarakat sekitar
Pulau Kemaro. Dokumentasi berupa sejarah, foto-foto dan buku dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang. Keabsahan data dilakukan dengan
cara trianggulasi data yang membandingkan data yang diperoleh dengan hasil
pengamatan. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif yaitu reduksi data,
kategorisasi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian terkait dengan ornamen Pagoda Cina di Pulau Kemaro,
Palembang yang dibagi menjadi dua bagian yaitu ornamen eksterior dan ornamen
interior. Ornamen dikaji menggunakan unsur-unsur estetika yaitu wujud atau rupa
(appearance), bobot atau isi (content, substance) dan penampilan atau penyajian
(presentation). Pada bagian ornamen eksterior terdapat enam bagian yang
meliputi; 1. Ornamen Gapura atau pintu masuk Pulau Kemaro; 2. Batu prasasti
Pulau Kemaro; 3. Ornamen naga pada pintu masuk Pagoda; 4. Ornamen
Pemandangan; 5. Ornamen Patung Budha tertawa; 6. Ornamen Patung singa.
Kemudian pada bagian ornamen interior terdapat sembilan bagian yang meliputi;
1. Simbol Yin dan Yang di atap Pagoda; 2. Lampion; 3. Ornamen Naga dan
burung phoenix; 4. Ornamen Qilin atau Kirin; 5. Ornamen Pangeran Tan Bun An
dan Siti Fatimah; 6. Ornamen Gunung dan Awan; 7. Ornamen Kuda; 8. Ornamen
Bunga lotus dan 9. Ornamen Roda matahari.Diah Ayu Wanaputridiahayu@gmail.com2015-06-24T02:50:12Z2019-01-29T23:59:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21347This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213472015-06-24T02:50:12ZKAJIAN VISUAL PERUBAHAN LOGO PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERHUTANIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian visual perubahan logo Perum Perhutani ditinjau dari latar belakang dengan kesesuaian visi misi, visual dan makna filosofi. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan perencanaan, pengusahaan dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen utama peneliti, sebagai instrumen pendukung adalah pedoman wawancara, dan dokumentasi. Hand phone sebagai alat perekam suara dan kamera digunakan sebagai alat bantu dokumentasi. Penelitian dirumuskan pada visual dan makna filosofi logo baru Perum Perhutani. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Keabsahan data diperoleh menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) visual logo baru Perum Perhutani yang berbentuk segitiga memiliki unsur-unsur visual yang dapat mewakili visi misi Perum Perhutani, yang secara keseluruhan unsur-unsur tersebut terdiri dari bentuk panah yang melesat ke atas berwarna jingga, 17 lingkaran dengan warna yang terdiri dari jingga, hijau, biru dan kuning serta bentuk manusia dengan warna jingga, hijau dan biru. Pada bagian bawah lingkaran dilengkapi dengan tulisan Perhutani yang menggunakan font gotham berwarna coklat. (2) unsur-unsur tersebut menggambarkan (people, planet, profit) sebagai motto dengan makna filosofi people digambarkan dengan bentuk manusia yang melambangkan setiap jajaran di Perum Perhutani yang secara profesional berkerja bersama dengan penuh semangat demi mencapai tujuan perusahaan. Planet digambarkan dengan bentuk 17 lingkaran berwarna-warni yang bermakna kesiapan dan kemampuan Perum Perhutani untuk mengelola hutan Indonesia secara lestari dan berkesinambungan. Sedangkan, profit digambarkan dengan bentuk panah yang melesat ke atas yang bermakna komitmen dan semangat seluruh jajaran Perum Perhutani dalam melakukan transformasi dan perbaikan terus-menerus demi mencapai visi perusahaan yaitu “Sasaran paling akhir dapat menjadi pengelola hutan lestari kelas dunia untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.Zaid Mujiruseno2015-06-24T02:46:41Z2019-01-29T23:59:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21344This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213442015-06-24T02:46:41ZPEMBINAAN KREATIVITAS SISWA DI SMP NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG MELALUI SENI PATUNG PLASTISINPenelitian ini bertujuan untuk menguku pembinaan kreativitas siswa melalui kegiatan pembuatan karya seni patung menggunakan bahan plastisin di SMP Negeri 1 Salam.
Subjek penelitian ini adalah siswa di SMP Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang, sedangkan objek Penelitian ini adalah kreativitas siswa dalam berkarya seni patung hasil dari pembelajaran seni patung menggunakan bahan plastisin. Data diperoleh dengan cara observasi pembelajaran seni patung kelas VIII B di SMP Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang. Data dianalisis dengan dengan teknik kualitatif dan kuantitatif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas trianggulasi.
Hasil penelitian pembinaan kreativitas siswa melalui seni patung plastisin di SMP Negeri 1 Salam adalah sampel siswa kelas VIII B berjumlah 32 karya patung plastisin. Patung itu kemudian dinilai dan di analisa dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori karya, yaitu a). 2 karya siswa dengan nilai A (≥ 4,20)/6,25% adalah kategori sangat kreatif, b). 21 karya siswa dengan nilai B (3,40 sampai dengan 4,20)/65,625% adalah kategori kreatif, c). 9 karya siswa dengan nilai C (2,59 sampai dengan 3,40)/28,125% adalah kategori cukup kreatif. Dilihat wujudnya terdiri dari a). wujud representatif sejumlah 18 karya (56,25 %), b). wujud deformatif sejumlah 8 karya ( 25%), c). wujud imajinatif sejumlah 6 karya (18,75%).Windarto2015-06-24T02:43:56Z2019-01-29T23:59:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21341This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213412015-06-24T02:43:56ZPEMBELAJARAN MELUKIS MODEL KUCING IMAJINATIF DENGAN POWER POINT DI SMP N 1 SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melukis model kucing imajinatif dengan power point melalui pendekatan kolaboratif siswa SMP N 1 Srumbung kelas IX A.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan pendekaatan kolaboratif. peneliti berkolaborasi dengan guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Grabag. Sampel penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX A berjumlah 30 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Hubungan pembelajaran pada pelajaran melukis model kucing pra tindakan dengan sebelum menerapkan pendekatan kolaborasi didapatkan siswa kurang mampu menterjemahkan tugas melukis model kucing didapatkan, bentuk dan warna tidak sesuai , setelah guru mengadakan tindakan kelas pertama dengan media power point menghasilkan karya, menunjukkan adanya peningkatan pada siklus I, didapatkan bentuk dan warna menunjukkan kemiripan pada melukis model kucing imajinatif. Pada siklus II juga ada peningkatan hasil belajar menunjukkan kemampuan kemiripan dengan memberikan 5 contoh model kucing imajinatif pada pembelajaran seni lukis imajinatif. Hal ini menunjukkan dengan menerapkan metode pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran melukis model kucing imajinatif dengan power point di SMP N 1 Srumbung Kabupaten Magelang pada tahun 2012/2013.Rum Sa'anuddin2015-06-24T02:39:27Z2019-01-29T23:59:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213402015-06-24T02:39:27ZORIGAMI DALAM PEMBELAJARAN MIXED MEDIA DI SD NEGERI II WIJIREJO PANDAK BANTULPenelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pembelajaran origami di Kelas IIB SD Negeri II Wijirejo 2) Bagaimanakah pengembangan origami dapat meningkatkan imajinasi bagi siswa dalam pembelajaran mixed media di SD Negeri II Wijirejo.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IIB Sekolah Dasar Negeri II Wijirejo Pandak Bantul tahun ajaran 2012/2013. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar Negeri II Wijirejo Pandak Bantul khususnya kelas IIB, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yang dilakukan untuk mengambil data dalam penelitian tersebut pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada pembelajaran dengan membentuk, mengembangkan dan finishing gambar origami. Implementasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan origami. Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung oleh peneliti dan kolaborator yang disini guru kelas IIB. Data yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Keabsahan data diperoleh dengan metode triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Pembelajaran origami dapat meningkatkan motivasi dan semangat yang ditandai dengan meningkatnya antusias dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan meningkatnya hasil kerja siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal tersebut menjadikan iklim pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak menenuhkan 2) Origami dalam pembelajaran dapat meningkatkan imajinasi pada siswa.Risa Utami2015-06-24T02:36:45Z2019-01-29T23:59:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21337This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213372015-06-24T02:36:45ZKARYA-KARYA SCANOGRAPHY ANGKI PURBANDONO DILIHAT DARI KAJIAN SEMIOTIKAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karya-karya scanography Angki Purbandono dilihat dari kajian semiotika.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan instrumen utama peneliti, sebagai instrumen pendukung adalah pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Subjek penelitian adalah karya foto scanography Angki Purbandono. Sedangkan objek penelitian adalah berupa objek material (bentuk, warna, properti dan situasi) dan objek formal (objek yang tidak kasat mata, yang ada di dalam karya Angki Purbandono) yang dapat dikaji mengunakan semiotika. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan karya-karya scanography Angki Purbandono dilihat dari kajian semiotika. Data diperoleh dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi antara peneliti, data, dan sumber ahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karya-karya scanography Angki Purbandono berdasarkan teori Charles Sanders Peirce seperti, ikon, indeks, dan simbol. Bentuk ikon dalam karya antara lain berupa benda-benda seperti boneka manusia, boneka tengkorak, cabai, dan lain-lain. Indeks pada karya foto berisi tentang kehidupan manusia, manusia itu sendiri, gaya hidup dan bahkan sebuah peragaan kekuasaan, walaupun dari segi bentuk, warna, properti dan situasi, indeks tidak seluruhnya terlihat. Simbol terlihat pada ikon dan indeks baik dari segi warna, bentuk, properti dan situasi walaupun tidak terlihat secara keseluruhan pada foto, (2) Analisis karya-karya scanography Angki Purbandono dilihat dari kajian semiotika. Dari analisis yang telah dilakukan, dalam karya foto Angki Purbandono selalu menunjukkan adanya hubungan atau relasi antar tanda. Ikon, indeks, dan simbol baik pada warna, bentuk, properti dan situasi selalu berkaitan dan sedikit banyak dapat menjelaskan makna yang terkandung di dalam setiap karya. Dengan kata lain, foto dapat menggambarkan isi yang tersirat di dalam setiap karya sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah ditangkap oleh para pembaca.Nanik Sulistiyani2015-06-24T02:33:09Z2019-01-29T23:59:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21335This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213352015-06-24T02:33:09ZANALISIS ILUSTRASI PADA DESAIN T-SHIRT PRODUKSI NGARTUN - YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang ide penciptaan dari desainer t-shirt Ngartun dalam merancang suatu konsep ilustrasi yang dapat menarik perhatian konsumennya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 10 sample desain ilustrasi yang ada pada produk t-shirt Ngartun. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang ide penciptaan ilustrasi yang dideskripsikan secara lengkap ditinjau dari unsur visual, unsur perseptual, gaya ilustrasi, dan tipografinya. Data diperoleh dengan wawancara terstruktur, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui uji triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ide penciptaan ilustrasi-ilustrasi pada produk t-shirt Ngartun berpedoman pada trend yang sedang berkembang di kalangan anak muda yang biasanya berisikan kampanye tentang pelestarian budaya dan kesenian Indonesia serta ajakan untuk melakukan berbagai kegiatan positif. Beberapa ilustrasi merupakan bentuk parodi dari suatu hal yang terkenal dan kebanyakan ilustrasi digambarkan dengan kartun gaya Jepang, (2) keunikan pada t-shirt Ngartun yaitu semua ilustrasi harus ditampilkan dengan gaya kartun dan karikatur agar memiliki ciri khas identitas tersendiri. Dan masing-masing desainer memiliki ciri khas tersendiri dari setiap ilustrasi, seperti Imam Zakaria yang berpedoman gaya Jepang, Ganjar Darmayekti yang khusus membuat ilustrasi karikatur, serta Nugroho Pratomo yang memiliki ciri khas kartun dekoratif dan simple.Muhamad Lutfi Habibi2015-06-24T02:29:39Z2019-01-29T23:59:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21333This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213332015-06-24T02:29:39ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI IKLAN WISATA BUDAYA DAN RELIGI MAKAM ROMO SEMONO DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAHDesain media promosi wisata budaya dan religi makam Romo Semono ini bertujuan untuk menciptakan konsep dan visualisasi obyek wisata budaya dan religi Makam Romo Semono, melalui sebuah media promosi yang efektif, efisien, dan komunikatif serta mampu menambah nilaipositif bagi perkembangan pariwisata Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Purworejo.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, analisis data, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan media, perencanaan kreatif, perencanaan standar visual. Visualisasi media promosi diawali dengan perencanaan logo, sintesis dan kesimpulan berupa final design. Konsep karya menggunakan ilustrasi dalam wujud gambar atau foto, teks untuk menyampaikan pesan yang sesuai, warna untuk membantu menimbulkan efek visual yang menarik, dan layout untuk membuat komposisi menarik, nyaman dibaca serta dilihat. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya menggunakan perangkat komputer, scanner dan kamera digital. Proses perancangan mengacu pada kreativitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar dan layout lengkap sampai dengan final design.
Visualisasi desain meliputi visualisasi logo, visualisasi media utama yaitu poster, visualisasi media penunjang yaitu billboard, brosur, iklan majalah, x-banner, dan souvenir yang mampu memberikan dukungan kepada media utama untuk memberikan informasi atau pesan yang membangun brand image di masyarakat. Perancangan desain promosi mengusung tema tradisional dengan menggunakan logo yang mempunyai fungsi sebagai identitas dari Wisata Budaya dan Religi Makam Romo Semono.Kukuh Yogo Ganjar Sutarwan2015-06-24T02:25:50Z2019-01-29T23:59:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21330This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213302015-06-24T02:25:50ZREDESIGN INTERIOR LOBBY, RUANG TATA SURYA, DAN FOOD COURT TAMAN PINTAR BERGAYA FUTURISTIK DALAM MAKSIMALISASI MISI LEMBAGAKonsep perancangan ulang interior Taman Pintar Yogyakarta mempunyai tujuan untuk mendukung misi yaitu sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan. Dari jabaran misi tersebut lahir sebuah gagasan untuk lebih menginovasi ruang dalam gedung melalui redesain interior.
Dalam perancangan ulang interior ini dilakukan dengan cara observasi untuk memperoleh data berupa bentuk ruang, ukuran dan fasilitas dalam gedung. Data digunakan sebagai analisis semua kebutuhan dalam perancangan, merancang alternatif desain yang akan dipilih, desain yang terpilih dari beberapa alternatif yang dibuat sesuai dengan konsep. Software yang digunakan dalam perancangan ulang interior Taman Pintar Yogyakarta antara lain Auto Cad 2008 untuk membuat gambar kerja 2 dimensi, 3D Max 2011 untuk modeling dan rendering 3 dimensi, Photoshop Cs3 untuk finishing, dan Corel Draw 14 untuk plotting.
Hasil perancangan ulang Taman Pintar Yogyakarta meliputi (1) Gedung oval, merancang ruang lobby sebagai ruang publik depan yang dilengkapi desain meja, papan informasi dan perabot penunjang yang lain, merancang ruang tata surya yang dilengkapi dengan desain perabot, desain plafond, desain lantai serta penempatan benda dalam gedung sesuai zoning yang ditentukan; (2) Gedung kotak, merancang ruang food court atau restoran dengan desain meja, kursi, desain servis makanan dan stand untuk patner kerja kuliner di Taman Pintar. Target pengunjung Taman Pintar Yogyakarta adalah anak-anak usia sekolah, untuk itu konsep perancangan interior Taman Pintar Yogyakarta mengangkat gaya futuristik agar dapat menciptakan imajinasi kreasi bagi anak serta menyesuaikan dengan banyaknya teknologi yang dipamerkan di dalamnya.Jafar Yazid Arifin2015-06-24T02:22:38Z2019-01-29T23:58:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21328This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213282015-06-24T02:22:38ZPERANCANGAN BOOTH SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN PROMOSI RUMAH MAKAN AYAM PANGGANG ESS PASS PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTAPerancangan media pengembangan promosi Rumah Makan Ayam Panggang Ess Pas bertujuan untuk membuat desain media promosi yang efektif, efisien, kreatif dan komunikatif sebagai sarana informasi dan daya tarik mengenai brand Rumah Makan Ess Pass, sehingga mampu melekat di masyarakat. Manfaat perancangan ini untuk memberi informasi kepada masyarakat luas, di Bantul pada khususnya dan Yogyakarta.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya data diolah menjadi konsep perancangan media promosi sehingga membentuk kesatuan dalam desain dan kesimpulan dalam proses pembuatan media promosi. Tahapan penciptaan media promosi dengan proses membuat layout kasar, layout komprehensif dan layout lengkap. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, sket book, drawing pen, dan perangkat komputer, digital camera, scanner.
Hasil dari perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Media utama yang digunakan yaitu booth, ukurannya yang relatif besar, frekuensi keberadaannya tinggi, menarik dan bisa langsung dilihat oleh audience. Sedangkan media pendukung, antara lain neon-box, nota, iklan display, packaging, kartu nama, nomer meja, papan nama, seragam, roll banner, hanging display dan mobile branding. Sebagai sistem identitas yang membedakan Rumah Makan Ayam Panggang Ess Pass dengan rumah makan lain digunakan logo, desain dan ilustrasi. Ilustrasi berupa figur yang dideformasi dari ayam kampung dengan gaya kartun, yaitu maskot. Pendekatan kartun digunakan dalam perancangan media promosi ini karena dapat lebih menarik perhatian masyarakat Bantul pada khususnya dan Yogyakarta pada umumnya.Ismail Nur Rachman2015-06-24T02:19:05Z2019-01-29T23:58:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21327This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213272015-06-24T02:19:05ZSEGITIGA SEBAGAI INSPIRASI KARYA LUKISANPenulisan ini bertujuan untuk menjelaskan makna simbol segitiga yang terkandung dalam Falsafah Jawa, tentang seperti apa cara pandang masyarakat mengenai konsep ke-Tuhanan dari berbagai golongan masyarakat, sehingga tercerminkan sifat pola puncak segitiga yang tak terduakan. Hal ini yang memicu saya untuk mengulas dan memunculkannya dalam bahasa rupa, untuk menghargai dan melestarikan nilai warisan Seni Budaya yang Luhur.
Dalam proses berkarya dengan judul “Segitiga Sebagai Inspirasi Karya Lukisan”, Tahap pertama yang saya lakukan dalam penciptaan adalah tahap observasi dengan melakukan pengamatan objek dan pengkajian dari berbagai sumber otentik, kemudian dalam tahap improvisasi saya mengilustrasikan kedalam rancangan bentuk gambar sketsa. Hal selanjutnya yang saya lakukan ialah tahap visualisasi dengan mengembangkan gambar sketsa tersebut kedalam karya lukisan melalui pendekatan fauvisme teknik konvensional dan bersifat ilustratif.
Hasil pembahasan dan proses penciptaan dalam karya saya ini adalah sebagai berikut; Lukisan ini menggambarkan makna simbolis segitiga yang mengedukasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat sebagai cara merevitalisasi seni dan budaya tradisional terhadap pengaruh globalisasi modern. Media yang digunakan diantaranya cat minyak, cat acrylic, dan mixed media yang diolah menggunakan teknik Sfumato yaitu melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk menciptakan ilusi kedalaman, volume, dan bentuk. Bentuk lukisan adalah fauvisme yang bersifat ilustratif dengan judul antara lain : “Harmony”, “Pergi”, “Ritual”, “Nurani”, “Manusia”, “Doa”, “Bijaksana”, “Ajaran”, dan“Khalifatullah”.Irnawati2015-06-24T02:16:13Z2019-01-29T23:58:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21325This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213252015-06-24T02:16:13ZANALISIS ILUSTRASI PADA KAOS OBLONG PRODUK JOGIST YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ilustrasi pada kaos oblong Jogist dari segi gaya ilustrasi, warna, tipografi, dan komposisi.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian pada : (a) gaya ilustrasi, (b) warna, (c) tipografi, (d) komposisi. Data diperoleh dari hasil pengamatan, melalui dokumentasi pemotretan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya ilustrasi yang digunakan pada kaos oblong produk Jogist adalah ilustrasi corak realistik dan ilustrasi corak non realistik. Warna yang digunakan pada kaos oblong produk Jogist adalah warna dingin dan warna panas. Tipografi yang digunakan pada kaos oblong produk Jogist adalah tipografi tipe modern, tipografi tipe sans serif, dan tipografi tipe slab serif. Pola komposisi yang digunakan pada kaos oblong produk Jogist adalah pola komposisi simetris dan pola komposisi asimetris.Indra Yudha Pratama2015-06-24T02:10:26Z2019-01-29T23:58:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21322This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213222015-06-24T02:10:26ZPERANCANGAN KONSERVASI REPTILE DALAM MEDIA KOMUNIKASI VISUALPerancangan media komunikasi visual dalam bentuk konservasi dan edukasi untuk pembelajaran reptile bertujuan sebagai perbaikan bentuk pemikiran buruk atau negatif terhadap ular berbisa pada masyarakat umum dan khususnya masyarakat Yogyakarta. Bentuk penyampaian yang dilakukan dengan proses edukasi dan pembelajaran tentang sebuah konservasi diharapkan mampu menjadi penghubung antara keduanya untuk menciptakan suatu pemikiran positif dan tindak penyelamatan ular berbisa terhadap suatu bentuk ancaman populasi serta perkembangbiakkan ular-ular tersebut di alamnya.
Untuk proses Perancangan Konservasi Reptile Dalam Media Komunikasi Visual ini melalui beberapa tahapan berkarya seni yaitu dengan proses perencanaan konsep dan visualisasi karya. Teknik yang digunakan dalam proses perancangan melalui analisis data untuk kepentingan konsep dan tahapan dalam berkarya seni mulai dari tahapan layout gagasan, layout kasar dan layout lengkap sampai dengan final desain. Alat-alat yang digunakan dalam adalah pembuatan karya menggunakan bantuan perangkat komputer, software desain dan kamera digital. Dan sebagai pembuatan karya tiga (3) dimensi menggunakan bahan tanah liat (patung) dan juga kayu meliputi (substrat) dan peralatan yang menunjang dalam pembuatan sebuah Terrarium. Proses perancangan mengacu pada kreativitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru melalui sebuah buku sebagai media utama edukasi dan pembelajaran terhadap ular berbisa.
Hasil perancangan perancangan tersebut melahirkan satu buah buku yang disertakan enam (6) buah pembuatan desain penunjang seperti: Sticker, Banner, X-Banner, Poster, Leaflet, Kartu Nama, dan Baju. Sebagai teknik melahirkan sebuah proses konservasi tentunya terdapat juga Terrarium dan permainan catur sebagai media yang diharapkan akan mengubah stigma negatif terhadap ular berbisa ke masyarakat Yogyakarta. Melalui sebuah visualisasi konservasi, dengan dihadirkannya sebuah Terrarium yang berukuran 1 m x 1 m (kubus) yang disertai ular King Cobra berukuran 2,3 m dan juga permainan catur yang tingginya 40 cm – 50 cm diharapkan juga akan mampu menjadikan proses pengembalian kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya sebuah langkah konservasi untuk menciptakan sebuah rantai ekosistem dapat berjalan dengan baik di alamnya dan mampu untuk menjaga kelesatrian habitat ular dan satwa yang lain setelah di release dan memberikan dukungan media utama untuk memberikan informasi atau pesan yang mampu membangun citra yang baik bagi pengendalian populasi ular berbisa di tengah masyarakat Yogyakarta itu sendiri melalui langkah edukasi, pembelajaran dan konservasi.Harun Arrasyid2015-06-24T02:06:59Z2019-01-29T23:58:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21318This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213182015-06-24T02:06:59ZTRANSFORMASI PATUNG DAN RELIEF CANDI PENATARAN KE DALAM WAYANG BEBERHanifa Setya Rahayu2015-06-24T02:03:29Z2019-01-29T23:58:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21315This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213152015-06-24T02:03:29ZGAYA HIDUP ANAK-ANAK PADA MASA KINI SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA POP ARTEvi Septin Wulandari2015-06-24T02:00:13Z2019-01-29T23:58:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21310This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213102015-06-24T02:00:13ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF BATIK GUMELEM BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Simbolik Motif dan Warna Batik Gumelem Banjarnegara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah batik masyarakat Banjarnegara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat penelitian yang digunakan berupa instrumen pertanyaan, tape recorder dan kamera. Untuk menguji kesahihan dan validitas data maka menggunakan Triangulasi berdasarkan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: makna simbolik yang terkandung di dalam motif batik Gumelem Banjarnegara dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: (1) Dari segi motif batik Gumelem Banjarnegara terinspirasi dari alam sekelilingnya, imajinasi atau kepercayaan dari senimannya yang biasanya anonim sesuai dengan sifat bangsa Indonesia khususnya Jawa yang selalu tidak mau/tidak boleh menonjolkan diri/karyanya, dan bersikap andap asor. Oleh karena itu, sulit bagi kita untuk menerapkan siapakah sebetulnya pencipta dari motif-motif batik tradisonal tersebut. Motif atau ragam hias pada batik tradisional sangat beraneka ragam. Secara historis, lahirnya motif-motif itu mengandung makna filosofis, maksud dan tujuan tertentu. Motif batik itu merupakan salah satu manifestasi dari kepercayaan Raja atau masyarakat pada waktu itu, atau diciptakan untuk sesuatu harapan yang baik biasanya tercantum pada nama-nama dari motif batik tersebut. Misalnya motif Semen berasal dari kata semi yang berarti tumbuh. Polanya berbentuk kuncup atau tanaman. Pola ini mengandung pengharapan agar barang siapa yang menggunakan akan mendapat rejeki penghidupannya terus tumbuh bersemi. (2) Dari segi warna batik Gumelem Banjarnegara lebih sering menggunakan warna hitam, putih, coklat, biru tua, merah, hijau, dan biru muda. Hitam melambangkan keabadian, putih melambangkan kesucian, coklat melambangkan kehidupan, merah melambangkan keberanian, hijau melambangkan kesuburan, dan biru melambangkan kedamaian.Devi Nur Mayestika2015-06-24T01:56:25Z2019-01-29T23:58:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21308This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213082015-06-24T01:56:25ZPENDEKATAN KRITIK SENI TERHADAP ILUSTRASI BERTEMA PENDIDIKAN KARYA JOKO SANTOSOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna dan juga pengorganisasian unsur rupa yang terkandung pada karya ilustrasi bertema pendidikan karya Joko Santoso.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah ilustrasi karya Joko Santoso yang ada pada rubrik opini Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat terbitan April 2012. Penelitian difokuskan pada pendekatan kritik seni pada karya ilustrasi bertema pendidikan. Data diperoleh melalui obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas (triangulasi dan ketekunan pengamatan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ilustrasi bertema pendidikan karya Joko Santoso pada terbitan April 2012 cenderung bentuk kartun yang menjadi objek ilustrasinya, walaupun objek terkesan monoton. Pesan non verbal yang ada di ilustrasi bertema pendidikan karya joko Santoso ikut menguatkan dan mewakili isi dari artikel pada rubik opini. Penggambaran yang sederhana membuat ilustrasi bertema pendidikan mudah dipahami dalam penyampaian makna (2) Unsur rupa yang ada dalam ilustrasi bertema pendidikan menjadikan kesatuan unsur rupa yang menjadikan ilustrasi menarik untuk dilihat.Danang Hanjaru2015-06-24T01:52:34Z2019-01-29T23:58:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21303This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213032015-06-24T01:52:34ZPENERAPAN ILUSTRASI PERMAINAN TRADISIONAL JAWA UNTUK PERANCANGAN VISUAL PRODUK T-SHIRT JOGJA T-SHIRT YOGYAKARTABangkit Tri Setiadi2015-06-24T01:48:34Z2019-01-29T23:58:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21301This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213012015-06-24T01:48:34ZKEINDAHAN KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA CITYSCAPE FOTOGRAFIPenciptaan tugas akhir karya fotografi ini mengambil objek keindahan kota Yogyakarta sebagai ide penciptaan karya cityscape fotografi. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan proses visualisasi karya cityscape fotografi di Yogyakarta.
Konsep pada penciptaan karya fotografi mengangkat tema keindahan kota Yogyakarta melalui karya cityscape fotografi. Keindahan kota Yogyakarta tersebut berupa gedung-gedung, objek wisata atau pusat keramaian, lampu-lampu kendaraan, suasana kota, berciri khas kota Yogyakarta.
Karya fotografi cityscape keindahan kota Yogyakarta menggunakan metode eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide terkait tentang keindahan kota Yogyakarta dengan melakukan observasi melihat lokasi, mempelajari situasi dan kondisi untuk menentukan sudut pandang terhadap objek yang akan pemotretan, serta mempersiapkan pengaturan kecepatan rana. Metode improvisasi dilakukan untuk mengetahui jatuhnya cahaya terhadap objek, merupakan faktor penting dalam memutuskan waktu yang tepat untuk melakukan pemotretan cityscape fotografi. Proses visualisasi karya fotografi dikerjakan menggunakan alat kamera, lensa wide-angle, tripod, remote dan teknik ruang tajam luas dikombinasikan dengan teknik low light. Penggunaan teknik ruang tajam yang luas karena ingin menampilkan keseluruhan objek tanpa ada yang lebih dominan, karena seluruh objek dalam karya Tugas Akhir saling berkaitan, sehingga objek detail semua. Sedangakan Teknik low light digunakan agar menampilkan efek yang indah seperti lampu-lampu mobil dan motor menyatu membentuk garis dan lampu-lampu kota menimbulkan efek bintang dan cahaya yang menyinari gedung menjadi terlihat megah, dan lain-lain. Sehingga dihasilkan karya yang estetik. Karya fotografi yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 10 buah dengan ukuran sama (80x120cm). Judul foto antara lain: Tugu di Pagi Hari, Pesona Bangunan Tempo Dulu, Senja, Pemandangan di Sudut Kota Yogyakarta, Pesta Kembang Api di Awal Tahun, Sekaten, Enjoy The Light, One Of Shopping Center in Yogyakarta, Malioboro, Night in Code River.Baktio Nur Iswahyudi2015-06-24T01:45:09Z2019-01-29T23:57:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21298This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212982015-06-24T01:45:09ZPEMBINAANMENGGAMBAR ORNAMEN BAGI SISWA SMP NEGERI 1 GRABAG
KABUPATEN MAGELANGAsmara Eko Istiadi2015-06-24T01:39:31Z2019-01-29T23:57:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21295This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212952015-06-24T01:39:31ZIMAJI HIU DALAM LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan teknik penciptaan lukisan ekspresionistik imaji hiu.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi, eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ideide dalam pembentukan objek hiu maupun objek pendukung dengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung di Ancol Jakarta dan tidak langsung pada media televisi, film fiksi maupun dokumenter, internet, dan foto. Eksperimen bentuk melalui pembuatan sketsa dapat menciptakan berbagai bentuk baru yang berkarakter personal. Proses selanjutnya diungkapan dalam visualisasi lukisan di atas kanvas. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan : 1) Kekaguman atau rasa kagum terhadap keindahan gerakan, liukan hiu di dalam air mewakili perasaan perupa dalam menggoreskan cat pada kanvas, dengan tema kehidupan ikan hiu sebagai sebuah imaji perupa. Penciptaan lukisan ini bukan sekedar menyajikan keindahan dalam bentuk saja tetapi juga menghadirkan nilainilai dalam kehidupan. 2)Teknik yang digunakan adalah teknik yang sesuai dengan karakter, berupa teknik opaque, transparan, translucent, dan brushstroke. 3)Dalam proses visualisasinya menggunakan penggubahan bentuk melalui deformasi. Bentuk lukisan yang ditampilkan adalah bentuk-bentuk hiu sebagai objek utama dan terdapat objek lain sebagai elemen pendukungnya. Dengan berbagai warna cenderung harmonis dalam komposisi asimetris dan menampilkan kesan dramatis bertujuan menghasilkan lukisan yang karakteristik dan personal. Karya yang dikerjakan sebanyak 11 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Berburu (180X140 Cm), Tembuss (200X80 Cm), Terjebak Arus (180X140 Cm), Living Shark (180X140 Cm), Sym-Biosos (160X120 Cm), Perebutan Raja-Raja #1 (140X180 Cm), Dalam Irama Pencarian (200X160 Cm), Perebutan Raja-Raja #2 (160X200 Cm), Kebersamaan dalam Sebuah Keadaan (180X140 Cm), Pengganti Sedjarah (200X130 Cm), Perlawanan Takdir (200X120 Cm).Arif Hanungtyas Sukardi2015-06-24T01:35:25Z2019-01-29T23:57:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21294This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212942015-06-24T01:35:25ZPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN NIRMANA DENGAN MODUL DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model modul grafis untuk pembelajaran Nirmana untuk siswa SMK Negeri 5 Yogyakarta kelas X semester I.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik kuantitatif. Pembuatan modul melalui beberapa tahap, antara lain: 1) Persiapan, yaitu melakukan observasi; 2) Perancangan, meliputi menentukan tujuan dan mengumpulkan bahan, gambar, foto serta materi; 3) Penyusunan, meliputi pemilihan format dan desain awal modul; dan 4) Penilaian, meliputi penilaian produk awal modul, kelayakan modul atas aspek isi, desain dan kreativitas isi modul oleh ahli materi, ahli media dan guru bidang studi, melakukan revisi dan hasil akhir. Variabel dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran dan mata pelajaran nirmana. Penelitian ini adalah penelitian sampel, dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 5 Yogyakarta yang berjumlah 10 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah editing, koding dan tabulasi. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan modul grafis menggunakan desain dan tata tulis gaya majalah serta warna modul disesuaikan pada tingkat pertumbuhan peserta didik agar menarik minat belajar selama mempelajari modul. Warna background pada masing-masing bab memiliki identitas yang digunakan untuk membedakan warna sehingga menjadikan proses belajar yang menyenangkan serta mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Penampilan materi dikemas menggunakan lipatan tunggal, lipatan akordeon, flip up dan pop up. Berdasarkan penilaian tingkat kelayakan modul grafis menunjukkan; a) aspek isi modul sebesar 85,2 persen, b) aspek desain modul sebesar 90,4 persen dan c) aspek kreativitas isi modul sebesar 81 persen. Secara keseluruhan tingkat kelayakan modul grafis pengembanga kreativitas sebesar 83,95 persen. Tingkat kreativitas menggunakan modul grafis sebesar 83 persen.Aprilia Retno Wulandari2015-06-24T01:31:41Z2019-01-29T23:57:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21291This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212912015-06-24T01:31:41ZYANG BEBER SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN BERTEMA CERITA RAKYAT JAWAAnnis Yuni Rohmahwati2015-06-24T01:27:16Z2019-01-29T23:57:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21289This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212892015-06-24T01:27:16ZPEMBELAJARAN SKETSA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN GAYA SENI LUKIS SISWA DI JURUSAN SENI LUKIS SMKN 3 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek terkait dengan persiapan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran sketsa yang dapat sebagai dasar pengembangan gaya seni lukis siswa Kelas XI Lukis 1 di Jurusan Seni Lukis SMKN 3 Kasihan Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru mata pelajaran sketsa dan siswa Kelas XI Lukis 1 di Jurusan Seni Lukis. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan terkait dengan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran sketsa yang dapat sebagai dasar pengembangan gaya seni lukis. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang telah dipilih kemudian diklasifikasikan untuk selanjutnya dideskripsikan dan dilakukan penarikan kesimpulan. Penentuan validitas data dengan ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat, dan kecukupan referensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) dalam persiapan pembelajaran sketsa yang dapat sebagai dasar pengembangan gaya seni lukis siswa Kelas XI Lukis 1 di Jurusan Seni Lukis SMKN 3 Kasihan, guru mempersiapkan pembelajaran dengan menerjemahkan dan mengembangkan KTSP SMK yang mengacu pada Standar Isi dan SKL yang berupa Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan Seni Lukis. Wujudnya guru menentukan KKM, membuat program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan; (2) dalam pelaksanaan pembelajaran sketsa yang dapat sebagai dasar pengembangan gaya seni lukis siswa Kelas XI Lukis 1 di Jurusan Seni Lukis SMKN 3 Kasihan, guru merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan menjabarkannya dalam RPP. Didalam proses pelaksanaan pembelajaran guru membagi atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang didasarkan pada Standar Proses. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan demonstrasi; (3) Hasil pembelajaran sketsa yang dapat sebagai dasar pengembangan gaya seni lukis siswa diperoleh setelah dilakukan pengelompokkan gaya sketsa kemudian dilanjutkan pengecekkan kesesuaian goresan, bentuk, dan komposisi. Hasil pengelompokkan gaya sketsa diperoleh gaya realisme 4, gaya dekoratifisme 16, dan gaya ekspresionisme 6. Hasil pengecekkan kesesuaian diperoleh 73,07% sesuai goresannya, 61,53% mirip bentuknya, dan 80,76% menunjukkan tingkat komposisi yang baik.Andy Dwi Handoko2015-06-24T01:23:05Z2019-01-29T23:57:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21288This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212882015-06-24T01:23:05ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI IKLAN PARIWISATA KAWASAN DATARAN TINGGI DIENG, JAWA TENGAHDesain media promosi ini bertujuan untuk menciptakan visualisasi obyek wisata kawasan dataran tinggi Dieng Jawa Tengah, melalui perancangan logo, perancangan maskot, dan media promosi yang mampu menambah nilai positif bagi perkembangan pariwisata Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, analisis data dengan teknik SWOT, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kreatif, perencanaan standar Visual, perencanaan logo, perencanaan maskot, perencanaan media, sintesis dan kesimpulan berupa final design. Konsep karya menggunakan ilustrasi dalam wujud gambar atau foto, teks untuk menyampaikan pesan yang sesuai, warna untuk membantu menimbulkan efek visual yang menarik, dan layout untuk membuat komposisi menarik, enak dibaca serta dilihat. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya menggunakan perangkat komputer, scanner dan kamera digital.
Visualisasi desain mengacu pada kreatifitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru dari membuat layout gagasan, layout kasar, layout lengkap sampai dengan menjadi final design. Visualisasi desain meliputi visualisasi logo dan maskot, visualisasi Media utama yaitu billboard, visualisasi media penunjang yaitu poster, leaflet, x-banner, bus panel/iklan mobil, iklan majalah, papan nama, peta wisata, seragam karyawan, tiket dan souvenir yang mampu memberikan dukungan kepada media utama untuk memberikan informasi atau pesan yang membangun brand image di masyarakat. Perancangan desain promosi menggunakan logo dan maskot yang mempunyai fungsi sebagai identitas dari wisata kawasan dataran tinggi Dieng.Ali Mubasir2015-06-24T01:20:17Z2019-01-29T23:57:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21286This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212862015-06-24T01:20:17ZMAWAR DALAM LUKISAN SUREALISTIKPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema, bentuk, serta visualisasi lukisan surealistik bunga Mawar.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan surealistik ini adalah observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Dalam hal observasi ini dilakukan berbagai cara dalam mengembangkan lukisan, seperti melihat objek secara langsung maupun secara tidak langsung, yaitu melalui referensi – referensi gambar dari internet dan media cetak maupun elektronik lainnya. Eksperimentasi dilakukan dengan mengembangkan ide melalui pembuatan bermacam rancangan komposisi lukisan dan juga melalui pembuatan distorsi ukuran objek, kemudian dibuat sketsa ke dalam kanvas. Sedangkan proses visualisasi karya adalah dengan penggunaan cat minyak di atas kanvas.
Hasil pembahasan dan penciptaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Tema penciptaan lukisan yang dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah simbolisasi kehidupan sosial manusia. (2) Proses visualisasi karya meliputi penggunaan cat minyak di atas kanvas, kemudian melewati tahapan pembuatan sketsa, pewarnaan, pembuatan background, dan finishing karya. Karya-karya lukis ini menggunakan medium cat minyak pada kanvas. Teknik yang digunakan dalam melukis adalah teknik opaque, yaitu teknik dalam melukis yang dilakukan dengan cara mencampur cat pada permukaan kanvas dengan sedikit pengencer sehingga warna sebelumnya dapat tertutup. (3) Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah surealistik, yaitu lukisan yang mengandung kesan melebihi kenyataan, seolah – olah di alam mimpi. Lukisan yang dihasilkan berjumlah 9 karya yaitu: Romantika I (100x81 cm), Mawar dan Duri (90x110 cm), Mawar Putih (130x110 cm), Penantian (160x120 cm), Kemewahan (90x110 cm), Rapuh (160x120 cm), Romantika II (120x100 cm), Konflik (100x120 cm),dan Ilusi (120x100 cm).Agus Somanis Raharjo2015-06-24T01:17:34Z2019-01-29T23:57:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21284This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212842015-06-24T01:17:34ZILUSTRASI FOTOGRAFI IKLAN PRODUK MINUMAN KEMASANPerancangan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk: (1) Membuat ilustrasi iklan produk minuman kemasan atau obyek benda masif atau benda tidak bergerak agar tampak realistis dan lebih hidup dengan pendekatan fotografi.(2) Melalui ilustrasi fotografi iklan produk kemasan yang menarik diharapkan mampu mengangkat nilai produk minuman kemasan tersebut, sehingga produk minuman kemasan ini bisa diterima semua orang.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, analisis data, dimulai dengan pemilihan produk minuman kemasan yang akan dijadikan obyek ilustrasi fotografi iklan dengan alasan bentuk dan warnanya unik, serta ukurannya yang variatif sehingga produk tersebut mampu mengekspresikan karya saya.
Hasil dari ilustrasi fotografi iklan ini menggunakan produk sebanyak 15 produk minuman kemasan dengan berbagai jenis merek antara lain: (1) Tebs, (2) Saparella,(3) Relaxo, (4) Yes!, (5) Extra Joss Nitros, (6) Aqua, (7) Kopiko 780C, (8) MixMax, (9) Coca-Cola Zero, (10) Coca-Cola, (11) Smirnoff Ice, (12) Milkuat, (13) Pulpy Aloe Vera, (14) Teh Kotak, dan (15) Teh Botol Sosro. Dalam proses visualisasi karya semua menggunakan peralatan yang sederhana, untuk mendapatkan kualitas foto yang bagus, terencana, dan optimal, kita harus menentukan konsep yang sesuai, penataan lighting yang pas, dan penguasaan teknik-teknik fotografi, ada banyak teknik-teknik dalam fotografi, tetapi dalam proses pembuatan ilustrasi iklan ini saya menggunakan teknik pemotretan sebagai berikut: diantaranya “Ruang Tajam (Depth Of Field)”, “Kecepatan Rendah (Slow Speed)”, “Kecepatan Tinggi (High Speed)”, “Makro (Macro)”,dan “Strobist”.Achmad Alhaitamy Kurniawan2015-06-24T01:13:58Z2019-01-29T23:57:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21283This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212832015-06-24T01:13:58ZPATUNG GAYA PRIMITIF SEBAGAI ELEMEN KERAJINAN PRODUKSI MAHARANI HANDICRAFT DESA PENDOWOHARJO, SEWON BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis elemen kerajinan patung primitif “Maharani Handicraft” di Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul.
Fokus permasalahan dalam Penelitian ini adalah analisis elemen kerajinan Patung primitif “Maharani Handicraft” di tinjau dari beberapa aspek yang terkait yaitu: bentuk, fungsi yang terdapat pada produk kerajinan elemen patung gaya primitif dan proses pembuatan elemen kerajinan. Data peneliti berupa deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datatanya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang di gunakan dalam pemeriksaan keabsahan data yaitu: ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan verivikasi data.
Hasil penelitian menunjukan (1) produk elemen kerajinan patung primitif “Maharani Handicraft” yang dibuat yaitu: asbak, tempat boto, tempat CD, Patung Dukun Jawa, topeng. (2) Proses pembuatan kerajinan patung primitif. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan adalah teknik Manual Skill dan teknik Machine Skill (3) Fungsi dari produk kerajinan patung primitif produksi “Maharani Handicraft” adalah sebagai hiasan dan benda pakai (4) faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan dan menghambat produksielemen kerajinan patung primitif di perusahaan ” Maharani Handicraft” adalah internal dan eksternal (5) aspek bahan, yaitu kayu jati, kayu mahoni, dan munggur karena kayu tersebut kuat dan tidak mudah kena hama penyakit seperti bubuk.
Pembuatan elemen kerajinan patung-patung primitif yang diciptakan oleh Maharani Handicraft, kalau dibandingkan dengan orientasi penciptaan patung oleh nenek moyang, terdapat adanya perbedaan orientasi konsep cipta. Proses pengerjaan dilakukan oleh sumber daya manusia yang kreatif maka produknya akan mendapat tanggapan yang baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Metode pendekatan ini menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dengan Variabel dalam penelitian ini adalah bentuk patung primitif diperusahaan “ Maharani Handicraft” di Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh hasil kerajinan patung primitif yang diproduksi “Maharani Handicraft” di Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah proses pembuatan dan finishing kerajinan patung primitif produksi “Maharani Handicraft” di Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Teknik pengumpulan data dengan caraWahyusari Wijayanti2015-06-24T01:12:14Z2019-01-29T23:57:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21281This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212812015-06-24T01:12:14ZINTERIOR DAN SARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI) SEKOLAHKU-MY SCHOOL SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri tata ruang dan kebutuhan fasilitas pendidikan anak usia dini berkebutuhan khusus (diffability). Khususnya mengidentifikasi kesesuaian tata ruang dan fasilitas pendidikan di sekolah inklusi Sekolahku-My School.
Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan instrumen peneliti sendiri dibantu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data melalui teknik triangulasi teori berupa teori pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur pembentuk ruang di sekolah ini dirangkai untuk memperoleh bentuk yang membedakan antara bagian dalam maupun luar, dan membentuk batas-batas ruang interiornya dengan penerapan unsur arsitektur diantaranya dinding, lantai, langit-langit, pintu dan jendela. Fasilitas pendidikan di Sekolahku-My School sebagian besar berbahan kayu dengan finishing vernis. Warna hangat dan warna dingin diaplikasikan pada unsur tata ruang dan perabot sebagai stimulan yang baik untuk anak berkebutuhan khusus. Ukuran perabot telah memenuhi standar yaitu tinggi kursi anak untuk usia 2-3 tahun yaitu 25-30 cm, dan ukuran tinggi meja 45-50 cm.Victoria Ika Sartika Dewi2015-06-24T01:06:23Z2019-01-29T23:57:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21279This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212792015-06-24T01:06:23ZKARAKTERISTIK PINOKIO DALAM LUKISAN BERTEMA KRITIK SOSIALPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema lukisan, proses visualisasi, dan bentuk lukisan yang berjudul Karakteristik Pinokio Dalam Lukisan Bertema Kritik Sosial.
Penciptaan lukisan ini menggunakan pendekatan kontemporer, serta dilukiskan dengan gaya dekoratif ilustratif. Metode dalam penciptaan lukisan ini meliputi eksplorasi, eksperimentasi, dan forming (pembentukan). Dalam hal ini melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi didalam masyarakat. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat diberbagai media cetak dan elektronik. Hasil pengamatan yang didapat berupa foto-foto. Foto tersebut kemudian dibuat sketsa dengan suatu adegan kritik sosial. Hasil pengamatan tersebut kemudian dikembangkan dengan perubahan bentuk melalui, deformasi, simbolisasi, kesemua ini sebagai ekspresi dalam penciptaan karya seni lukis.
Tema yang dipilih dalam penciptaan lukisan adalah kebohongan politik di Indonesia antara lain, kredibilitas calon pemimpin yang dipertanyakan, peran media massa dalam pencitraan seorang calon pemimpin, obral janji, membeli suara rakyat, persaingan kotor para calon pemimpin, melalaikan tanggung jawab, kesenjangan sosial, korupsi, dan ketidakadilan didalam hukum. Proses visualisasi dimulai dengan membuat sketsa, persiapan bahan dan alat, penerapan sketsa pada kanvas dilakukan langsung menggunakan warna, proses finishing dilakukan dengan cara merapikan objek-objek lukisan dengan outline hitam. Bahan yang digunakan cat akrilik pada kanvas. Teknik yang digunakan adalah teknik opaque. Teknik tersebut disesuaikan dengan gagasan yang ingin diraih dalam penggambaran objek lukisan. Dari proses kreatif yang telah dilakukan menghasilkan 9 buah bentuk lukisan dekoratif ilustratif yang menggambarkan alur cerita seorang politikus sejak mencalonkan diri sampai akhir resiko yang harus dijalani akibat kebohongannya. Berikut judul lukisan-lukisan tersebut antara lain: Jalan Pintas, Mencari Dukungan, Kampanye, Euforia, Berebut Kursi, Tertidur, Si Kaya dan Si Miskin, Mengadili Koruptor, Bebas Bersyarat.Sukron2015-06-24T01:02:53Z2019-01-29T23:57:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21278This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212782015-06-24T01:02:53ZPEMANFAATAN LIMBAH KERTAS KORAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN TAS DAN SANDAL DI “DLUWANG ART” SINDUADI SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi bahan limbah kertas koran yang digunakan oleh Industri Rumah Tangga (IRT) ‘Dluwang Art’, (2) Mendeskripsikan cara dan langkah pembuatan produk kerajinan sandal, tas yang dilakukan oleh IRT ‘Dluwang Art’, dan (3) Mengidentifikasi desain bentuk produksi IRT ‘Dluwang Art’.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksploratif. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengungkapkan data-data secara cermat dan akurat melalui uraian yang faktual (secara verbal). Subjek penelitian adalah industri kerajinan ‘Dluwang Art’. Objek penelitian, koran sebagai bahan utama pembuatan tas dan sandal. Teknik pengumpulan datan adalah wawancara, observasi, kepustakaan, dan dokumentasi.
Berdasar hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Kerajinan yang diproduksi oleh IRT ‘Dluwang Art’ berupa bentuk tas dan sandal berbahan dasar kertas koran bekas dengan mengikuti prinsip form follow function, yaitu bentuk desain mengikuti fungsi sebagai benda guna. Prosuk tas dan sandal selain memenuhi fungsi, ada tiga aspek desain yang dipenuhi sebagai suatu produk desain yang dianggap berhasil adalah aspek keamanan (safety), kenyamanan (ergonomi) dan keindahan (estetika). Produk yang dihasilkan merupakan produk kreatif yang ramah lingkungan. (2) Bahan baku utama produk kerajinan tas dan sandal yang diproduksi oleh IRT berupa kaertas koran. Koran tersebut dipilih yang masih utuh, tidak rusak, kotor ataupun sobek. Kertas koran yang paling baik adalah kertas koran yang berwarna putih (koran Kompas dan Jawa Pos). Selain karena warnanya lebih cerah, telstur kertasnya lebih liat dan tidak mudah sobek. Bahan tambahan yang digunakan antara lain enceng gondok, tempurung kelapa, tali ransel, dan rotan. Pemanfaatan bahan tersebut selain karena mudah didapat dan murah, tetapi juga karena bahan tersebut memenuhi syarat sebagai bahan baku kerajinan dan ramah lingkungan. (3) Cara dan langkah pembuatan produk kerajinan tas yang dilakukan oleh IRT ‘Dluwang Art’ meliputi : desain tas, pemilihan bahan baku, proses melinting, proses penenunan, proses pemotongan pola tas, proses penjahitan tas, dan proses finishing. Sedangkan cara dan langkah pembuatan produk sandal meliputi : desain sandal, pemilihan bahan baku, proses melinting, proses penenunan, proses pemotongan pola sandal, proses penjahitan, dan proses finishing.Sri Astuti2015-06-24T00:59:20Z2019-01-29T23:57:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212772015-06-24T00:59:20ZPEMBELAJARAN SENI RUPA TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PLAYDOUGH DI KELOMPOK B1 TK ABA SIDOHARJO TURI SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran seni rupa tiga dimensi dengan menggunakan media playdough di Kelompok B1 TK ABA Sidoharjo.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, dan karya anak Kelompok B1. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran seni rupa tiga dimensi dengan menggunakan media playdough di Kelompok B1 TK ABA Sidoharjo Turi. Guru merupakan sumber data tentang persiapan dan pelaksanaan pembelajaran seni rupa tiga dimensi di Kelompok B1. Kepala sekolah merupakan sumber data tentang kurikulum dan latar belakang sekolah. Karya anak kelompok B1 merupakan sumber data tentang hasil karya seni rupa tiga dimensi dengan menggunakan playdough. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan perpanjangan keikutsertaan. Analisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) Persiapan pembelajaran meliputi, Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Pembelajaran menggunakan model pembelajaran sentra dengan metode demonstrasi. (2) Pelaksanaan pembelajaran, pertama dengan menyiapkan media playdough, bok plastik, stiker, dan spidol. Kedua, guru beserta peneliti saling membantu untuk penyampaian langkah-langkah praktik. Ketiga, membagikan media ke masing-masing anak 2 bungkus dengan jumlah 12 kotak yang berisi warna yang berbeda. Keempat, anak-anak melakukan praktik. (3) Evaluasi hasil pembelajaran seni rupa tiga dimensi dengan menggunakan media playdough pada kelompok B1 berwujud 51 karya dengan Reward System.Siska Astari Dewi2015-06-24T00:56:33Z2019-01-29T23:57:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21275This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212752015-06-24T00:56:33ZVISUALISASI LIRIK LAGU GROUP BAND ENDANK SOEKAMTI YOGYAKARTA DALAM DESAIN ILUSTRASI T-SHIRTVisualisasi lirik lagu group band Endank Soekamti dalam desain ilustrasi T-Shirt bertujuan untuk menciptakan citra dan media promosi melalui interpretasi lirik lagu dengan konsep desain yang simple, fun dan atraktif.
Visualisasi lirik lagu melalui tahapan pengumpulan data dengan wawancara kepada manager Endank Soekamti dan hasil dokumentasi foto-foto personilnya. Data kemudian dianalisis dengan menginterpretasikan lirik lagu menjadi tanda dan simbol sebagai acuan dalam pembuatan desain illustrasi TShirt. Langkah visualisasi menggunakan teknik digital painting dengan beberapa instrumen antara lain: perangkat komputer, pen tablet, digital camera, scanner, software Adobe Illustrator CS4, Adobe Photoshop CS4 serta Word Office Mac 2011.
Hasil analisis menghasilkan visualisasi yang berasal dari lirik lagu, isi lagu, dan kata dalam lirik lagu. Data tersebut diaplikasikan pada T-Shirt Cotton Combed 30s dengan target pasar utama yaitu penggemar group band Endank Soekamti (Kamtis Family) laki-laki dan perempuan usia 17-28 tahun. Visualisasi desain ditampilkan dengan gaya kartun karikatur yang menghibur dengan menonjolkan tiga karakter atau maskot utama yaitu personil Endank Soekamti (Eric, Dory dan Ary). Ciri khas desain diperkuat dengan penggunaan warna monokrom, pemilihan ilustrasi yang unik dan penokohan maskot sebagai bentuk interpretasi lagu Berlibur ke Bulan, Bau Mulut, Long Live My Family, Semoga Kau di Neraka, Pejantan Tambun, Tancas Gap, Berkibar Tinggi, Go Skate Go Green, Heavy Birthday dan Satria Bergitar.Rendy Noor Avianto2015-06-24T00:53:13Z2019-01-29T23:57:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21274This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212742015-06-24T00:53:13ZPERMAINAN ANAK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFISPenulisan ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tema permainan anak sebagai inspirasi penciptaan karya seni grafis. (2) Mendeskripsikan penggambaran bentuk dan teknik seni grafis yang mengangkat tema permainan anak.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya meliputi eksplorasi dan eksperimen. Dalam hal ini eksplorasi dilakukan dengan mencari pustaka, gambar dan semua informasi berkaitan dengan tema permainan anak. Eksperimen dilakukan dengan membuat sketsa, penggunaan media, dan kombinasi teknik yang kemudian divisualisasikan ke dalam bentuk karya seni grafis. Karya dikerjakan dengan teknik cukil kayu yang dicetak pada permukaan kertas, sebagian dikombinasikan dengan teknik pewarnaan hand colouring pada permukaan kanvas.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1 Tema karya yang dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah tentang permainan anak sebagai inspirasi penciptaan karya seni grafis . 2 Karya-karya grafis ini menggunakan media hardboard yang kemudian dicetak di atas kertas dan kanvas dengan kombinasi teknik hand colouring. 3 Karya grafis yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 12 buah dengan kurun waktu pembuatan 2010-2011. Pada tahun 2010, tercipta karya dengan judul Bermain Sondah, sedangkan tahun 2011 tercipta karya grafis dengan judul Bermain Egrang,Bermain Mobil Kulit Jeruk, Bermain Layang-Layang, Panjat Pinang, Bermain Kasti, Bermain Kelereng, Bermain Gangsing, Bermain Congklak, Bermain Golongan Tanah, Bermain Bekel, dan bermain ayunan.Rachmawati2015-06-24T00:50:06Z2019-01-29T23:56:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21272This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212722015-06-24T00:50:06ZREPRESENTASI GAYA HIDUP METROSEKSUAL DALAM KEMASAN PRODUK “NIVEA FOR MEN”Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan secara mendalam bagaimanakah karakter dan spesifikasi produk Nivea For Men dan mendapatkan penjelasan secara mendalam tentang unsur-unsur Desain Komunikasi Visual yang menjadi strategi pasar dengan target pria metroseksual.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah rangkaian kemasan produk metroseksual Nivea For Men yang beredar di pasar Indonesia yang produk-produknya tersebut ditujukan untuk mass market atau yang segmentasi dari target audiencenya ditujukan bagi mereka yang ditinjau dari pengelompokan Social Economy Class (SEC) berada pada kelompok masyarakat menengah. Data diperoleh dengan metode pengumpulan data dan observasi. Keabsahan data diperoleh melalui validitas (referensial, expert judgement).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ukuran kemasan produk Nivea For Men yang memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran kemasan Nivea yang diperuntukkan wanita, (2) selain ukuran kemasan, jenis font sans serif yang digunakan pada kemasan produk Nivea For Men juga turut berperan dalam mempresentasikan karakter metroseksual yang tercermin pada kemasan produk Nivea For Men yang bergaya maskulin, (3) Warna yang mewakili karakter metroseksual dalam kemasan produk Nivea For Men adalah warna abu-abu.Putri Rahmawati2015-06-24T00:46:50Z2019-01-29T23:56:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21271This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212712015-06-24T00:46:50ZDIASPORA JEPANG SEBAGAI ISPIRASI INTERIOR RESTORAN JEPANG KIKO BENTO YOGYAKARTATujuan perancangan interior Restoran Jepang Kiko Bento Yogyakarta adalah merancang ulang interior dengan memadukan gaya Jepang tradisional dan gaya modern yang menekankan pada suasana Jepang serta menggunakan material dan bentuk-bentuk khas arsitektur Jepang.
Metode dalam perancangan ulang interior ini dilakukan dengan cara observasi untuk memperoleh data berupa bentuk ruang, ukuran dan fasilitas dalam restoran. Data digunakan sebagai analisis semua kebutuhan dalam perancangan, merancang alternatif desain yang akan dipilih, desain yang terpilih dari beberapa alternatif yang dibuat sesuai dengan konsep. Software yang digunakan dalam perancangan ulang interior Restoran Jepang Kiko Bento Yogyakarta antara lain AutoCAD 2009 dan Sketch Up 8 untuk membuat gambar kerja dan sket, 3DS Max 2011 untuk modeling dan rendering, Photoshop CS6 untuk finishing, dan CorelDraw X4 untuk Plotting.
Konsep perancangan ini mengambil ide dasar yang mengacu pada wujud diaspora Jepang dengan menerapkan unsur kebudayaan Jepang berupa bunga sakura, torii, dan bentuk matahari terbit dengan memadukan gaya Jepang tradisional dan gaya modern yang menekankan pada suasana Jepang. Penggunaan material dan bentuk pada perabot mengambil bentuk-bentuk elemen arsitektur Jepang yang diterapkan pada elemen interior. Hasil perancangan ini meliputi pengolahan elemen ruang dan tata kondisional restoran serta kebutuhan ruang pada restoran meliputi ruang resepsionis, area makan lesehan, area makan umum, area makan VIP, area taman, area sushi bar, area panggung, dan elemen estetis ruang.Pipih Susanto2015-06-24T00:43:10Z2019-01-29T23:56:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21270This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212702015-06-24T00:43:10ZSTRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PROSES PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA SMP NEGERI 1 PLAYEN GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Pembelajaran kontekstual dengan menggunakan metode Masyarakat Belajar (Learning Community) dan Refleksi (Reflection) pada pembelajaran Apresiasi Seni Rupa kelas VIII B SMP Negeri 1 Playen Kecamatan Playen.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru dan peserta didik kelas VIII B di SMP Negeri 1 Playen. Objek yang diteliti tentang proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Playen. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi yang digunakan untuk memperkuat observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual pada pembelajaran apresiasi seni rupa dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk bertanya, peserta didik dapat bertanya kepada guru dan teman yang lain, kerja sama antara teman untuk memecahkan masalah, komunikasi dua arah antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan, ada rasa tanggung jawab kelompok, semua anggota dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dengan tugas yang diberikan guru, dan menciptakan situasi yang memungkinkan seorang anak belajar dengan anak lainnya. Hal ini dibuktikan pada pembelajaran apresiasi yang dilakukan dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual sesuai dengan hasil tes, angket (kuesioner), dan observasi. Kendala atau hambatan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran apresiasi seni rupa sebagai berikut: (1) Waktu yang digunakan pada pembelajaran apresiasi seni kurang efektif, sebab membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama. (2) Media pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran apresiasi seni kurang bervariasi. Dengan demikian pelaksanaan strategi Pembelajaran Kontekstual dengan metode Masyarakat Belajar (Learning Community) dan Refleksi (Reflection) pada Apresiasi Seni Rupa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Playen cocok diterapkan di SMP dan berhasil, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator, walaupun terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Apreiasi Seni Rupa tetapi hal tersebut dapat di atasi.Nanang Hanif Fauzi2015-06-24T00:39:44Z2019-01-29T23:56:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212692015-06-24T00:39:44ZINDIGO DALAM GEJALA LUKISAN RISKIMuchammad Bayu Tejo Sampurno2015-06-24T00:35:59Z2019-01-29T23:56:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21268This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212682015-06-24T00:35:59ZMAKNA DAN TEMA LUKISAN KARYA VIVI KURNIA KUMALASARIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang tema dan makna lukisan yang terkandung dalam lukisan Vivi Kurnia Kumalasari.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah enam lukisan Vivi yang repersentatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan dengan dibantu oleh ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Setelah dilakukan analisis data atau pengolahan data maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Tema dalam lukisan Vivi, menceritakan suatu kejadian-kejadian atau pengalaman seperti. Pemandangan alam, aktifitas di pasar, media promosi, kemerdekaan, pertunjukan budaya, kesehatan, bencana alam dan yang lainnya, yang dialami oleh Vivi. Bentuk-bentuk dalam lukisan Vivi yaitu keseluruhannya menggunakan unsur rupa yaitu garis, bidang, warna, titik, tekstur dan gelap terang diekspresikan secara spontanistas dengan goresan tegas dan kuat. Dalam bentuk yang naif lukisan tersebut adalah yang berjudul (a) Aku Bangga Menjadi Petani (b) Susu Bendera (c) Merah Putih (d) Keramaian Pasar (e) Gebyar Budaya (f) Pemandangan Alam Seindah Impianku (2) Makna yang terkandung dalam lukisan Vivi adalah sebagai motivasi kepada apresian agar melakukan hal-hal yang positif.Lita Arafu2015-06-23T07:08:29Z2019-01-29T23:56:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21252This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212522015-06-23T07:08:29ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MOTIF RAGAM HIAS DI KELAS V SD NEGERI TAMBI I KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul lengkap (self contained) tentang motif ragam hias yang layak, yaitu memenuhi unsur karakteristik modul, kelengkapan komponen modul, unsur-unsur grafis, dan elemen mutu modul untuk kelas V SD.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan/research and development (R&D). Tahap penelitian ini terdiri dari: (1) penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, (2) perancangan (3) pengembangan modul (produk) awal, dan (4) uji coba lapangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan di lapangan, maka dilakukan perancangan modul yang akan dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah pengembangan modul hingga dinyatakan valid oleh ahli materi dan ahli media. Modul pembelajaran yang telah divalidasi kemudian diujikan kepada pengguna yaitu peserta didik kelas V SD melalui tiga tahap, yaitu: uji coba perorangan sebanyak 3 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 8 orang, dan uji coba kelompok besar sebanyak 27 orang. Subjek uji coba adalah peserta didik kelas V SD Negeri Tambi I kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, dan hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan teknik analisis isi dan analisis statistik deskriptif.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran motif ragam hias untuk kelas V SD secara keseluruhan dikatakan layak, baik dari validasi ahli media, ahli materi dan serangkaian uji coba serta telah memenuhi unsur karakteristik modul, kelengkapan komponen modul, unsur-unsur grafis, dan elemen mutu modul. Hasil pengembangan produk terdiri dari dua bagian yaitu pedoman penggunaan modul untuk guru dan modul pembelajaran untuk peserta didik. Pedoman penggunaan modul untuk guru berisi SKKD, maksud dan tujuan serta petunjuk penilaian. Modul pembelajaran untuk peserta didik berisi tujuan keberhasilan pembelajaran, uraian materi, petunjuk belajar, tugas dan latihan, langkah kerja, penilaian, dan umpan balik. Secara substansi, materi yang dibahas adalah motif dasar ragam hias geometris, yaitu mengenal dan menyusun motif dasar ragam hias geometris berdasarkan bentuk dan irama dalam pembuatannya. Contohnya menyusun lingkaran-lingkaran yang beraturan hingga membentuk sebuah motif geometris, yaitu motif kawung, dikenalkan juga kepada peserta didik tentang motif swastika dan motif-motif yang menarik dengan menyusun bentuk/bidang seperti persegi empat, segitiga, elips menjadi sebuah motif yang indah. Disamping itu belajar mengapresiasi keunikan motif ragam hias geometris yang ada pada kain poleng dan kesenian wayang kulit. Semua materi tersebut dikemas ke dalam dua kegiatan belajar.Gunawan Jatipermana2015-06-23T07:04:46Z2019-01-29T23:56:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21251This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212512015-06-23T07:04:46ZPEMBELAJARAN STILASI BENTUK MOTIF DALAM PEMBUATAN DESAIN BATIK PADA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SMA N 1 PLERET BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pembelajaran stilasi bentuk motif dalam pembuatan desain batik di SMA N 1 Pleret Bantul ditinjau dari pertama perencanaan, kedua proses, dan ketiga hasilnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah SMA N 1 Pleret Bantul. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, kamera foto, dan handphone sebagai alat untuk merekam. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi. Teknik analisis data yaitu deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum mata pelajaran muatan lokal khusus sebagai panduan penyusunan silabus. Silabus digunakan sebagai pedoman penyusunan RPP, program tahunan, program semester, kriteria ketuntasan minimal dan analisis minggu efektif (2) Proses pembelajaran stilasi bentuk dalam desain batik sampai pada pembuatan desain taplak meja ukuran 30 cm x 30 cm dalam media kertas dan pewarnaan menggunakan spidol warna, motif yang digunakan adalah motif bebas sesuai kreativitas masing-masing peserta didik (3) Hasil pembelajaran stilasi bentuk berupa desain taplak meja yang berjumlah 27 karya dengan rincian nilai, yang mendapat nilai 85 berjumah satu peserta didik, dua belas peserta didik mendapat nilai 80, delapan peserta didik mendapat nilai 75, dan enam peserta didik mendapat nilai 70 dikarenakan karya yang dibuat belum sepenuhnya selesai. Nilai KKM untuk pelajaran muatan lokal adalah 75, jadi terdapat enam peserta didik yang harus melakukan remidial berupa menyelesaikan kembali desain taplak meja yang dibuat sebelumnya. Nilai akhir peserta didik yang melakukan remidial adalah 75 dan semua mencapai nilai KKM.Dwi Santoso2015-06-23T07:01:40Z2019-01-29T23:56:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21250This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212502015-06-23T07:01:40ZKEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN PULAU BELITUNG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFISKehidupan Sosial Masyarakat Nelayan Pulau Belitung Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Grafis. Tujuan karya Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan tema penciptaan kehidupan sosial masyarakat nelayan pulau Belitung dalam proses penciptaan seni grafis (2) Mendeskripsikan proses visulisasi bentuk kehidupan sosial masyarakat nelayan pulau Belitung dengan menggunakan teknik seni grafis (3) Mendeskripsikan bentuk karya seni grafis.
Metode penciptaan Tugas Akhir Karya Seni ini adalah (1) Eksplorasi tema, melakukan pengamatan dan observasi terhadap kehidupan sosial masyarakat nelayan pulau Belitung dengan kamera foto (2) Eksplorasi teknik, menggunakan teknik hardboard cut klise rusak sehingga dapat menciptakan efek tinta cetakan yang berbeda-beda (3) Eksekusi, dimulai dari memindahkan objek ke atas kertas dengan cara membuat sketsa dan memindahkan objek ke atas hardboard, selanjutnya melakukan pencukilan dan pencetakan.
Pemilihan media terap sangat mendukung gagasan yang diangkat dalam karya. Media terap yang digunakan pada semua karya yaitu menggunakan kertas. untuk media pengemasan karya keseluruhan menggunakan pigura kaca. Hasil karya keseluruhan yaitu 22 karya dengan judul Dermaga Tanjung Pandan , Senja Di Pantai Belitung, Kule’, Perahu Di Pinggir Dermaga, Perahu Nelayan, Hasil Tangkapan, Nelayan Padang Kandis, Penjual Ikan, Kampong Nelayan Tanjong Binga’, Tanjong Tinggi, Tanjong Binga’, Pulau Seberang, Membuat kapal, Pulau Burong, Nelayan Ai’ Saga’, Nelayan Melayu Belitung, Pasar Ikan, Mercusuar Pulau lengkuas, Tangkapan Di Selat Gaspar, Muang Jong ( Meruat Laut ), Begendang, Pesta Bedulang yang keseluruhannya menggunakan media terap kertas dan media pengemasan menggunakan pigura kaca yang sama namun dengan ukuran yang berbeda.Dwi Marda Nosesa2015-06-23T06:58:36Z2019-01-29T23:56:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21248This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212482015-06-23T06:58:36ZSIMBOLISME TUBUH MANUSIA DAN MUATAN SOSIALNYA DALAM LUKISANTujuan penulisan tugas akhir karya seni yang berjudul “simbolisme tubuh manusia dan muatan sosialnya dalam lukisan” adalah untuk mendeskripsikan tema, bahan dan teknik, proses visualisasi serta bentuk lukisan yang telah dihasilkan. Metode yang digunakan dalam menciptakan lukisan adalah metode eksplorasi. Eksplorasi yang dilakukan meliputi: eksplorasi objek/foto, eksplorasi bentuk, dan eksplorasi ikon-ikon populer. Penggubahan bentuk pada objek karya diterapkan melalui teknik transformasi dan deformasi. Bahan yang digunakan pada lukisan adalah cat minyak, cat akrilik, cat semprot (spray paint ), pensil, tinta, dan objek temuan ( found object), sedangkan teknik yang diterapkan meliputi: collage, drawing, opaque, sfumato, dan spray painting.
Hasil pembahasan dan penciptaan yang dilakukan pada tugas akhir ini
sebagai berikut:
1. Tema penciptaan lukisan.
2. Bahan dan teknik yang digunakan dalam penciptaan lukisan.
3. Proses visualisasi lukisan dari tahap persiapan bahan hingga proses finishing. Serta bentuk lukisan yang memiliki beberapa kecenderungan yang hampir sama dengan karya-karya realisme banal dan pop art. Rincian judul lukisan berdasar tahun pembuatan karya antara lain: tahun 2009 dengan judul Sacrifice Of Superego, Chaplin (Behind The Scene), Fine Art, Uang, dan Lubang E’ek, tahun 2010 dengan judul Ode To The Moron Massocist, kemudian tahun 2011 dengan judul Knokcin On Heaven’s Door, Crop Circle Fantasy, Think Mokal At Global, dan tahun 2012 dengan judul Turnamen Bela Diri Superhero Kunyuk, seluruhnya memiliki ukuran yang bervariasi.Amal Sae2015-06-23T06:55:10Z2019-01-29T23:56:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21246This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212462015-06-23T06:55:10ZUSAHA PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGREJO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mind mapping dalam gambar siswa pada pembelajaran menggambar kelas III di SD Negeri Karangrejo Yogyakarta, dan pembelajaran mind mapping dalam menggambar.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangrejo Yogyakarta dan objeknya adalah kreativitas melalui mind mapping dalam pembelajaran menggambar. Penelitian difokuskan pada 7 karya siswa yang dipilih secara random yang sesuai dengan topik utama mind mapping pada objek-objek bentuk dan warna dalam gambar siswa kelas III SD Negeri Karangrejo Yogyakarta. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan dan membahas objek bentuk dan warna melalui mind mapping dalam gambar siswa kelas III SD Negeri Karangrejo Yogyakarta, lalu dibandingkan hasil wawancara dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan siswa. Keabsahan data diperoleh melalui wawancara trianggulasi partisipan aktif dengan guru kelas III SD Negeri Karangrejo Yogyakarta.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa: objek bentuk yang digambarkan oleh siswa dalam gambar melalui mind mapping mewakili objek tertentu dalam lingkungan sesuai dengan pengalaman siswa, contohnya pernah melihat di museum, televisi, rumah sakit, dan lingkungan rumah seperti dapur. Simbol warna, digunakan sesuai dengan keinginan perasaannya. Dengan adanya teknik mind mapping diduga dapat meningkatkan kreativitas dan pencapaian hasil belajar pada siswa, karena menggunakan unsur kreativitas seperti bentuk, warna dan gambar dalam bentuk representasi mental. Pada 7 gambar siswa kelas III SD Negeri Karangrejo Yogyakarta sudah mengandung nilai kreativitas dalam objek-objek bentuk dan warna, antara lain: (1) kreativitas berimajinasi dan berkhayal tentang apa yang dicita-citakan, (2) kreativitas mengutarakan pendapat apa yang pernah dialami kemudian digambarkan dan, dan (3) kreativitas memahami dan merasakan bentuk sekitar dengan mencoba membuat objek bentuk sama dengan apa yang mereka pernah lihat.Ajat Sudrajat2015-06-15T07:00:24Z2019-01-29T23:35:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20616This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206162015-06-15T07:00:24ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI GUDEG WIJILAN BU NUR YOGYAKARTAPromosi Gudeg Wijilan Bu Nur bertujuan untuk memberikan informasi tentang masakan khas Yogyakarta melalui konsep perancangan komunikasi visual dengan konsep tradisi lokal. Ide perancangan media promosi ini adalah banyaknya masyarakat Yogyakarta yang menyukai motif Parang Rusak Barong untuk dipakai disegala aspek, dan dapat kita jumpai disekitaran Yogyakarta dengan mudah, seperti: baju, tas, kendaraan, dinding jalan dan lainnya. Diharapkan dengan melihat motif Parang Rusak Barong disekitaran Yogyakarta akan teringat dengan Gudeg Wijilan Bu Nur.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan 4P (Product, Price, Place, Promotion), dan kesimpulan proses pembuatan media promosi dalam hal kreatifitas serta gagasan baru. Proses ini melalui 3 tahapan yaitu rought layout, comprehensive layout, complete layout menggunakan metode pengerjaan secara manual (sketsa). Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya tentunya berupa perangkat manual seperti pensil, sketbook, drawing pen, dan perangkat hardware dan software komputer dan kamera digital.
Hasil dari perancangan media promosi ini berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media), media utama yaitu brosur karena dapat dibagikan secara luas, isi yang terkandung didalamnya lebih banyak dan lengkap, dan tempat sasaran juga bisa berpindah-pindah sesuai keinginan. Media pendukung yaitu kartu nama, leaflet, display number, kaos, pin, box kendil, box makan, spanduk, banner, nota, tas plastik, daftar harga, dan stiker. Sistem yang membedakan Gudeg Wijilan Bu Nur dengan Gudeg Wijilan yang lain menggunakan konsep tradisi lokal yaitu motif Parang Rusak Barong dan ilustrasi berupa figur yang dideformasikan dari wajah Bu Nur dengan gaya kartun yaitu maskot. Pendekatan kartun digunakan dalam perancangan media promosi ini karena mudah diingat, lucu dan dapat menarik perhatian masyarakat Yogyakarta khususnya wisatawan lokal maupun mancanegara.Yogi Satria2015-06-15T06:56:13Z2019-01-29T23:35:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20615This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206152015-06-15T06:56:13ZPENERAPAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KERAJINAN BATIK DI SMALB TUNARUNGU BHAKTI PERTIWI PRAMBANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk media visual apa yang sesuai dalam pembelajaran batik pada anak tunarungu. Mendeskripsikan penerapan media visual tersebut dalam pembelajaran batik pada anak tunarungu. Mendeskripsikan hasil penerapan media visual tersebut dalam pembelajaran batik pada anak tunarungu.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan melalui dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa tunarungu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara, tes perbuatan, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisa data dengan teknik deskriptif kualitatif.
Media visual yang sesuai dalam pembelajaran batik pada anak tunarungu adalah dengan media visual berupa gambar poster, contoh karya dan memberikan contoh secara langsung. Penerapan media visual pada tindakan siklus I melalui beberapa prosedur: melakukan penjajagan atau tanya jawab alat-alat batik, mengerjakan karya yaitu persiapan bahan oleh siswa, memotong bahan, mendisain dengan penerapan media visual. Tindakan pada siklus II yaitu : guru memperlihatkan contoh batik yang sudah jadi, pemberian contoh langsung (demonstrasi) kepada siswa di ruang praktek serta pengawasan membimbing dari awal dan selama proses pembuatan hasil karya dengan penerapan media visual berupa gambar yang tertempel di tembok maupun media visual benda asli. Hasil penerapan media visual tersebut adalah meningkatnya prestasi belajar kerajinan batik, subjek yang sebelumnya mendapat tidakan pada siklus I mendapatkan perolehan nilai 57,40% artinya subjek memiliki prestasi yang sangat kurang, setelah mendapatkan tindakan siklus I perolehan nilai menjadi 70,37% artinya subjek memiliki prestasi yang cukup, setelah memdapatkan tindakan pada siklus II menjadi 85,18% artinya subjek memiliki prestasi yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan media visual berupa gambar poster, contoh karya dan memberikan contoh secara langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMALB tunarungu.Umi Nur Achidatun2015-06-15T06:53:43Z2019-01-29T23:35:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20614This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206142015-06-15T06:53:43ZLUKISAN KERETAKU HARI INI KARYA DJOKO PEKIK: SEBUAH STUDI KRITIK SENIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis formal, menginterpretasi dan mengevaluasi lukisan Keretaku Hari Ini karya Djoko Pekik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lukisan Keretaku Hari Ini karya Djoko Pekik. Objek dalam penelitian ini difokuskan pada deskripsi (description), analisis formal (formal anlysis), interpretasi (interpretation), dan evaluasi (evaluation) dalam lukisan Keretaku Hari Ini. Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi teknik (wawancara, observasi, dokumentasi) dan triangulasi sumber (pelukis Keretaku Hari Ini (Djoko Pekik)), kolektor dan sahabat Djoko Pekik (Buldanul Khuri), kurator seni (Mikke Susanto). Dalam penelitian ini menggunakan analisis data model Miles dan Huberman yakni aktivitas dalam analisis data tersebut menggunakan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian menunjukakan bahwa: (1) Deskripsi: Lukisan Keretaku Hari Ini (2008) dengan ukuran 250 x 150 cm karya Djoko Pekik menggambarkan figur orang berjajar kaku dan statis seperti pewayangan memenuhi latar depan mengarahkan pada figur sentral di latar tengah, yakni figur yang memiliki kemiripan dengan ciri fisik tokoh Bung Karno. Figur juga tampak memadati kereta api (di setiap gerbong, di sela gerbong dan atap gerbong kereta api) yang bertuliskan Merdeka atau Mati’45, Merdeka ’45, Merdeka ’45. (2) Analisis Formal: Gayanya emosional dengan memperlihatkan sapuan kuas yang kasar didominasi dengan warna yang berintensitas rendah (gelap) membantu menciptakan suasana suram. Objek figur terlihat mengabaikan struktur anatomis dan mengalami proses perubahan wujud bentuk disformasi. (3) Interpretasi: Menceritakan perjuangan rakyat semesta melawan tentara Belanda dan pasukan sekutu di tahun1945-1948, dengan menggunakan kereta api untuk pergi berperang. Menyampaikan pesan semangat heroisme pejuang di tahun ‟45 agar bisa diteladani oleh generasi sekarang. (4) Evaluasi (Penilaian): Lukisan Keretaku Hari Ini karya Djoko Pekik menunujukan posisi yang lebih kuat dari pelukis Amrus Natalsya. Djoko Pekik memiliki kekuatan pada bentuk objek lukisannya yang lebih emosional dan lebih respektif dalam mengkritisi kondisi sosial maupun politik yang ada pada negara kita.Septiana Wahyuningsih2015-06-15T06:50:53Z2019-01-29T23:35:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20613This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206132015-06-15T06:50:53ZIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MENGGAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran dan hasil pembelajaran kooperatif melalui metode Group Investigation dalam menggambar ilustrasi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Seni Budaya dan siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Sleman. Penelitian difokuskan pada proses pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siswa kelas VIII B dengan materi menggambar ilustrasi. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menurut Matthew B. Milles dan Huberman. Keabsahan data diperoleh melalui teknik trianggulasi.
Pelaksanaan pembelajaran menggambar ilustrasi pada kelas VIII B SMP Negeri 5 Sleman selama 3x pertemuan menggunakan metode kooperatif tipe Group Investigation melalui 6 tahapan: pembentukan kelompok (grouping) terdiri dari 6 kelompok, perencanaan (planning) membuat sket ilustrasi sesuai dengan tema, pelaksanaan menggambar ilustrasi sampai finishing (investigation), menyiapkan laporan karya, mempresentasikan hasil karya, dan evaluasi karya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran tipe Group Investigation cocok untuk diterapkan dalam materi menggambar ilustrasi di kelas VIII B SMP Negeri 5 Sleman, dengan indikator bahwa siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran seni rupa dalam menggambar ilustrasi. Interaksi antar siswa terjalin, siswa bekerja sama dalam melaksanakan tugas dengan satu kelompoknya saling membantu satu sama lain dengan satu tujuan yang sama yakni pemecahan masalah mengenai tema. Secara keseluruhan hasil penilaian karya siswa dalam menggambar ilustrasi sudah baik dan mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu 75. Siswa yang memperoleh nilai baik sebanyak 13 siswa, yang memperoleh nilai cukup sebanyak 11 siswa. Untuk penilaian kelompok, terdapat 4 kelompok berpredikat baik dan 2 kelompok berpredikat cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran kooperatif Group Investigation menjadikan siswa aktif yang mana berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.Selviana Susanti2015-06-15T06:48:08Z2019-01-29T23:35:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20612This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206122015-06-15T06:48:08ZAIR TERJUN JUMOG SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MEDIA PROMOSI VISUALAir Terjun Jumog Sebagai Ide Penciptaan Media Promosi Visual bertujuan memberikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas, melalui perancangan media promosi visual yang efektif, efisien, serta komunikatif diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan mengunjungi obyek wisata air terjun Jumog.
Proses perancangan dilakukan dengan tahapan yang sistematis diawali dari pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats), untuk membuat konsep perancangan baik bentuk maupun teknik pembuatan media promosi. Proses perancangan mengacu pada kreatifitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru dan inovatif, melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar dan layout lengkap. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil dan bolpoin. Selain itu juga menggunakan perangkat komputer, digital camera dan scanner.
Perancangan media promosi ini menghadirkan/menampilkan sifat kealamian dan keramah-tamahan sebagai ide pembuatan dan pengolahan pemandangan obyek wisata air terjun Jumog merupakan fokus utama dari visualisasi media promosi ini. Target utama audiens perancangan media promosi ini adalah keluarga, pada lingkup masyarakat dalam dan luar dari Kabupaten Karanganyar serta masyarakat umum di seluruh wilayah Indonesia. Hasil dari perancangan media promosi berupa perancangan logo yang diterapkan dalam media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Media promosi utama (prime media) yang dihasilkan adalah billboard, dan media pendukung (supporting media) berupa iklan majalah, x-banner, leaflet, brosur, poster, sign system, dan seragam karyawan.Rakhman Istiyanto2015-06-15T06:45:01Z2019-01-29T23:35:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20611This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206112015-06-15T06:45:01ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR ( NTT )Tujuan perancangan media promosi Pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ) adalah untuk mempromosikan sumber daya alam dan kekayaan budaya yang ada di Propinsi NTT, dengan memadukan unsur-unsur lokal yang ada di Propinsi NTT kedalam desain media promosi.
Metode untuk perancangan media promosi ini dilakukan dengan cara observasi dan mencari dari berbagai media informasi baik itu media cetak ataupun media elektronik. Konsep perancangan ini mengambil ide dasar yang bersumber dari berbagai jenis keunikan yang menurut saya ada di Propinsi NTT seperti binatang purba Komodo, danau Kelimutu, alat musik tradisional Sasando, tarian dan lagu daerah hingga beragam motif kain tenun serta filosofi yang ada di setiap masyarakat Propinsi NTT. Elemen-elemen tersebut juga menjadi landasan utama untuk referensi yang kemudian diolah secara digital sehingga menjadi sebuah hasil visual yang baik serta dapat diaplikasikan kedalam berbagai media untuk keperluan promosi pariwisata Propinsi NTT.
Untuk media promosi yang digunakan berupa media cetak diantaranya Poster dengan format ukuran B2 500x707mm, Print-Ad Format A4s 215x297mm, sedangkan, Baliho dan Merchandise menggunakan format ukuran yang bervariasi.Nyongky Alfrido F. Mbuik2015-06-15T06:41:53Z2019-01-29T23:35:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20610This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206102015-06-15T06:41:53ZLUKISAN SUREALISTIK KARYA NASIRUNPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lukisan Imaji Buraq Jawa karya Nasirun berdasarkan pendekatan kritik seni rupa
Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan tentang data lukisan Imaji Buraq Jawa yang berada di OHD museum diperoleh melalui Observasi, Wawancara dan Dokumentasi dengan digunakan alat bantu, alat bantu tersebut meliputi: fotografi (kamera), alat perekam (handphone). Sedangkan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi data.
Setelah dilakukan reduksi data serta peyajian data diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1) deskripsi, lukisan Imaji Buraq Jawa berukuran 150cmx400cm. dengan obyek utama adalah seekor Buraq berkepala manusia dengan posisi menghadap ke kiri dan pada tubuhnya terdapat sayap dengan objek pendukung di seperti makhluk imajiner ditambah ornamen geometrik Timur Tengah di sekeliling lukisan. 2) analisis secara keseluruhan lukisan Imaji Buraq Jawa dibangun dengan goresan yang kasar kemudian bertekstur. Keseluruhan elemen menbentuk kesatuan yang harmonis. 3) karya ini merupakan kemampuan Nasirun dalam menggali spiritualitas kebudayaan Jawa Islam yang ada dalam dirinya. Ini merupakan ekspresi religiusitasnya terhadap Tuhan berupa sebuah perjalana Isra’ Mi’raj nabi Muhammad. 4) Lukisan Imaji Buraq Jawa menunjukkan kualitas estetik yang baikn sejajar dengan posisi lukisan Remote Control karya Entang Wiharso.Kartikasasi2015-06-15T06:39:46Z2019-01-29T23:35:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20609This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206092015-06-15T06:39:46ZPERANCANGAN ULANG INTERIOR PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTATujuan perancangan interior Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta adalah menciptakan suasana ruang yang nyaman dan menarik dengan kesatuan gaya modern, pengolahan elemen ruang Puskesmas serta menyusun ulang perabot, zoning dan sirkulasi sehingga aktifitas pelayanan publik yang ada di dalamnya dapat berjalan dengan baik.
Metode dalam perancangan ulang interior ini dilakukan dengan cara observasi untuk memperoleh data fisik berupa bentuk ruang, ukuran dan fasilitas dalam gedung, serta data non fisik diperoleh melalui wawancara dengan pihak pengelola Puskesmas. Data digunakan sebagai analisis semua kebutuhan dalam perancangan, merancang alternatif desain yang akan dipilih, desain yang terpilih dari beberapa alternatif yang dibuat sesuai dengan konsep. Software yang digunakan dalam perancangan ulang interior Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta antara lain Auto Cad 2008 untuk membuat gambar kerja 2 dimensi, 3D Max 2011 untuk modeling dan rendering 3 dimensi, Photoshop Cs3 untuk finishing, dan Corel Draw 14 untuk plotting.
Hasil perancangan ulang Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta meliputi area resepsionis yang dilengkapi dengan meja konter, kursi dan backdrop, merancang area ruang resepsionis BKIA, ruang UGD, ruang periksa dan laktasi. Konsep dari Tugas Akhir Karya Seni ini memberikan kesatuan gaya modern dengan bentuk geometris yang memiliki dasar ide perancangan menggunakan bentuk palang dan bunga dari logo Bakti Husada yang diterapkan pada setiap perabot dan elemen pembentuk ruang (dinding, lantai, plafon) dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan standarisasi desain.Jatmiko2015-06-15T06:37:10Z2019-01-29T23:35:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20607This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206072015-06-15T06:37:10ZPERBANDINGAN HASIL PEMBELAJARAN EKSTRA MELUKIS ANTARA METODE MENCONTOH DENGAN METODE CERITA PADA PESERTA DIDIK TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pembelajaran ekstra melukis di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Perumnas Condongcatur Yogyakarta dengan metode mencontoh dan metode cerita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan tes praktek. Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelompok B 3 Taman Kanak-kanak Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Data yang diperoleh di analisis menggunakan uji paired sample t-test dengan program SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan berdasarkan hasil pengujian paired sample t-test, diketahui bahwa nilai t hitung sebesar -3,483 dengan nilai sig. sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 5%. Artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti ada perbedaan hasil pembelajaran antara metode mencontoh dengan metode cerita. Berdasarkan perhitungan prosentase keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode cerita diperoleh hasil 92% sedangkan prosentase keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode mencontoh diperoleh hasil 60%. Hal ini berarti pembelajaran ekstra melukis dengan menggunakan metode cerita lebih memberikan hasil yang baik bagi pembelajaran melukis daripada menggunakan metode mencontoh.Ikhsan Hargo Kusumo2015-06-15T06:33:45Z2019-01-29T23:35:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20606This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206062015-06-15T06:33:45ZNILAI SIMBOLIS SENI KELINGKING KAIN SONGKET SUMBAWAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab masyarakat Sumbawa tidak paham dengan makna yang terkandung nama dari ornamen seni kelingking yang ada pada pada Seni Kelingking Sumbawa yang ada pada kre alang dan kre polak. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui nama kre alang dan kre polak, selain dan mengetahui makna simbolik motif ornamen seni kelingking yang terkandung dalam setiap ornamen yang ada pada kre lang dan kre polak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah ornamen-ornamen yang ada dalam kebudayaan seni rupa Sumbawa. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan nilai simbolis ornamen yang terdapat pada kain songket Sumbawa. Data diperoleh dengan kajian pustaka, mencatat dan mewawancarai tokoh terkait. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian emik. Adapun tempat penelitian adalah di Desa Poto, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei sampai bulan Juni 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Nama-nama dari motif ornamen pada kre alang Sumbawa adalah motif selimpat, lonto engal, kemang setange, pohon hayat, lasuji, pusuk rebong, geometris gelampok, cepa, ayam jantan, manusia, bangka, wapak. Semua ornamen-ornamen tersebut memiliki makna masing-masing. Secara global makna simbolik motif ornamen tersebut adalah representasi bentuk kekerabatan, kebersamaan dan harmonisasi dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.Gufron Wahyu Dannigufron1988@gmail.com2015-06-15T06:27:18Z2019-01-29T23:35:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20605This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206052015-06-15T06:27:18ZMOTIF PARANG RUSAK MENJADI INSPIRANSI PENCIPTAAN MEDIA PROMOSI GALERI BATIK MIRANDA YOGYAKARTAMotif parang rusak sebagai inspiransi penciptaan media promosi ini bertujuan memperkenalkan Galeri Batik Miranda Yogyakarta kepada masyarakat, khususnya di Yogyakarta. Perancangan media promosi ini di harapkan lebih komunikatif, efisien dan sebagai sarana informasi.
Metode perancangan media promosi ini menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats) terhadap produk dan pasar. Hasil analisis SWOT digunakan sebagai bahan perancangan media promosi.
Media promosi yang dianggap efektif, efisien dan komunikatif adalah media utama (prime media) berupa iklan display dan media pendukungnya (supporting media) berupa papan nama, neon box, kartu nama, poster, X-Banner, nota, seragam, packaging (shoping bag dan paper bag), pin, jam dinding dan kalender (kalender dinding dan kalender duduk). Media promosi ini diharapkan dapat menginformasikan (informing), mengingatkan (reminding) dan mempengaruhi atau membujuk (persuading) konsumen di Galeri Batik Miranda YogyakartaEty Wulan Sari2015-06-15T06:24:37Z2019-01-29T23:34:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20604This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206042015-06-15T06:24:37ZSESAJI DALAM RITUAL ADAT SUKU DAYAK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan karya seni lukis meliputi tema, bentuk, dan teknik, dengan sesaji dalam ritual adat Suku Dayak sebagai inspirasinya. Objek utama pada karya-karya lukisan ini adalah sususan sesaji.
Penciptaan lukisan ini menggunakan gaya dekoratif. Penggunaan gaya dekoratif untuk memunculkan nilai hias dari objek sesaji dengan tekstur yang ekspresif. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini meliputi eksplorasi berupa pengamatan bentuk sesaji dalam ritual adat Suku Dayak dan memilih macam-macam sesaji pada upacara ritual adat yang dianggap unik untuk dituangkan kedalam lukisan. Kemudian melakukan eksperimentasi dengan mengabstraksikan bentuk sesaji menjadi bentuk bidang-bidang dengan membuat sketsa terlebih dahulu, yang didasarkan pada prinsip-prinsip komposisi.
Lukisan yang dihasilkan dalam TAKS sebanyak 10 buah yang diberi judul: (1) Sesaji Ritual membuat Tatto, (2) Sesaji Tiwah, (3) Sesaji Salam Pada Petara, (4) 4 Rancak Tolak Bala, (5) Sesaji Gawai Makai Taun di Rumah Betang, (6) Sesaji Upacara Adat Buah, (7) Sesaji Nyagahatan (upacara musim panen), (8) Sesaji Ngampar Bide, (9) Sesaji Ketungau, dan (10) Sesaji Ba’ayun Maulid. Karya-karya tersebut mengambil bentuk susunan sesaji seperti mandau, ketan, bijia-bijian, ayam, peralatan sesaji, dan buah-buahan khas Kalimantan sebagai objek utama yang diabstraksikan menjadi bidang-bidang dengan bentuk bidang yang bebas seperti sigitiga, persegi panjang, belah ketupat, dan lingkaran. Bidang-bidang dibuat tanpa ukuran yang pasti melainkan penggambaran menggunakan tagan dengan pertimbangan komposisi. Warna yang digunakan adalah warna-warna yang cerah dan manis. Namun masih memperhatikan value atau gelap terang. Lukisan dikerjakan dengan media cat minyak pada kanvas dengan teknik opaque, brush stroke, dan pallete mess. Penggunaaan teknik opaque dan brush stroke untuk membuat warna yang padat dan berat, teknik pallette mess untuk membuat tekstur dengan warna yang menimpa-nimpa, sehingga menghasilkan warna yang harmonis.Elia Mariana2015-06-15T06:20:45Z2019-01-29T23:34:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20603This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206032015-06-15T06:20:45ZPERANCANGAN PROMOSI KERAJINAN KIPAS TANGAN MAKMUR JAYA POLANHARJO, KLATENPerancangan promosi Kerajinan Kipas Tangan Makmur Jaya Polanharjo, Klaten bertujuan untuk merancang promosi yang efektif, efisien, dan mengandung nilai estetis sebagai sarana informasi bagi masyarakat mengenai produk Kerajinan Kipas Tangan Makmur Jaya, sehingga mampu melekat di masyarakat. Manfaat dari perancangan ini adalah memberikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas, di Klaten pada khususnya, melalui konsep perancangan visual, serta diharapkan dapat meningkatkan penjualan kerajinan kipas tangan Makmur Jaya. Target audiens perancangan promosi ini adalah usia 25 – 40 tahun.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik 4P (Product, Price, Promotion, and Place), sehingga membentuk unsur perancangan dalam desain dan kesimpulan dalam proses pembuatan media promosi. Konsep perancangan promosi ini adalah efektif, efisien, dan estetis yang diterapkan pada pemilihan dan perancangan karya. Proses perancangan melalui empat tahapan yaitu membuat idea layout, rough layout, comprehensive layout dan final design dengan menggunakan teknik digital editing. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, dan drawing pen. Selain itu juga menggunakan perangkat komputer, digital camera dan scanner.
Hasil dari perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Prime media (media utama) yang dipakai berupa sign system dengan ukuran 1,2 x 1,8 m, sedangkan supporting media (media pendukung) antara lain logo, label (1, 8 x 5,8 cm), kartu nama (9 x 5,5 cm), nota (16,5 x 10,5 cm), sticker (14,6 x 4 cm dan 8 x 2,2 cm), company profile (14,5 x 21 cm), paper bag (29,5 x 22 x 7 cm), kardus (42 x 34 x 29 cm), neon box (1,5m x 15cm x 1,2m), amplop (23 x 11 cm) dan kop surat (21 x 29,7 cm). Sebagai sistem identitas yang membedakan Makmur Jaya dengan produk kerajinan kipas lain digunakan logo. Logo Makmur Jaya mengacu pada bentuk dasar kipas. Melalui media promosi yang dirancang diharapkan menimbulkan daya tarik masyarakat sehingga dapat menjaga eksistensi dalam menghadapi pesaingnya.Candra Kurniawati2015-06-15T06:18:22Z2019-01-29T23:34:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20602This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206022015-06-15T06:18:22ZPASAR TRADISIONAL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema penciptaan; proses visualisasi yang meliputi: bahan, alat, dan teknik; serta bentuk lukisan dengan judul ‘‘Pasar Tradisional Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan’’.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode observasi, eksperimen, dan visualisasi. observasi yaitu proses pengamatan sehingga menemukan ide-ide dalam objek pasar tradisional maupun objek pendukung, dengan melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung pada media televisi, internet, majalah, dan foto. Secara keseluruhan, pengolahan dan pencapaian bentuk-bentuk dilakukan secara realistik dengan pewarnaan yang ekspresif. Selanjutnya eksperimen dilakukan sebagai upaya untuk menemukan rancangan komposisi lukisan dan pembuatan objek yang sama sesuai dengan keadaan nyata. Eksperimen bentuk melalui pembuatan sketsa dapat menciptakan berbagai bentuk baru yang berbeda-beda. Eksperimen teknik dilakukan dengan mencoba terus menerus berbagai teknik yang sesuai dengan karakter personal, berupa teknik brush stroke dan opaque. Visualisasi merupakan proses pengubahan tema menjadi lukisan untuk disajikan lewat karya seni atau visual. Proses kelanjutan dari ekplorasi dan eksperimen selanjutnya diungkapan dalam visualisasi lukisan di atas kanvas.
Hasil pembahasan dan penciptaan dapat disimpulkan bahwa tema penciptaan adalah pasar tradisional sebagai objek utama dan didukung oleh objek lain dalam lukisan realistik bercerita mengenai kehidupan sosial didalam pasar tradisional. Didukung dengan media cat minyak di atas kanvas menggunakan teknik brush stroke dan opaque. Bentuk lukisan yang ditampilkan realistik. Dengan berbagai warna cenderung ekspresif, seimbang dan dinamis. Secara keseluruhan lukisan terlihat harmonis dengan gambaran yang berbeda-beda bertujuan menghilangkan kesan monoton. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Gapuraku (100X125 Cm), Berserakan (100X125 Cm), Diantara Gang Sempit (100X125 Cm), Di Pojok Dinding Pasar (100X125 Cm), Dibawah Pohon Beringin (100X125 Cm), Persiapan Dagang (100X125 Cm), Rumah Susun (100X125 Cm), Keranjang Ikan (100X125 Cm), Pasar Siang Hari (100X100 Cm), Semrawut (125X140 Cm).Broto Adi Anggoro2015-06-15T06:15:37Z2019-01-29T23:34:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20601This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206012015-06-15T06:15:37ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI FESTIVAL REOG NASIONAL XX TAHUN 2013
KABUPATEN PONOROGO – JAWA TIMURPerancangan media promosi event Festival Reog Nasional XX tahun 2013 bertujuan untuk: 1. Merancang sebuah media promosi yang dapat menarik pengunjung dalam event Festival Reog Nasional XX tahun 2013 khususnya kaum muda, 2. Mengetahui media-media promosi apa saja yang sesuai dan cocok untuk kegiatan promosi event Festival Reog Nasional XX tahun 2013. Manfaat dari perancangan media promosi ini adalah meningkatkan antusiasme masyarakat, khususnya kaum muda dalam menonton Festival Reog Nasional XX tahun 2013.
Proses perancangan media promosi ini adalah melalui tahapan-tahapan, yaitu pengumpulan data, analisis data dengan SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats), sintesis dan kesimpulan merupakan final design. Konsep karya menggunakan ilustrasi fotografi yang dikomposisikan dengan tipografi dan warna-warna yang cerah, sehingga menimbulkan efek visual yang menarik, dengan dasar perancangan yang digunakan adalah kesederhanaan/simplicity. Huruf yang digunakan dalam desain ini hanya menggunakan dua jenis huruf yaitu Gisele script dan Impact yang memiliki sifat keterbacaan sangat mudah. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah menggunakan perangkat komputer, dan manual. Metode visualisasi desain mengacu pada kreatifitas dan inovasi melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar, layout lengkap dan akhirnya menjadi final design.
Hasil dari perancangan media promosi ini adalah berupa media utama dan media pendukung. Media utama yang digunakan adalah Poster. Sedangkan media pendukung antara lain Billboard, Spanduk, Baliho, Umbul-Umbul, Iklan Surat Kabar, X Banner, dan souvenir ( Pin, Mug, T-shirt, Cover VCD, Gantungan kunci dan Kalender).Bayu Wiyanta Nur Pratama2015-06-15T06:12:48Z2019-01-29T23:34:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20600This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/206002015-06-15T06:12:48ZLUKISAN KACA KARYA SUBANDI GIYANTO DI BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA DITINJAU DARI KRITIK SENIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, tema, teknik dan makna lukisan kaca karya Subandi Giyanto. Masalah yang dibahas yaitu bentuk, tema, teknik dan makna seni lukis kaca karya Subandi Giyanto di Gendeng RT.05 No. 178 Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif peneliti sebagai instrument utama, dalam hal ini peneliti melakukan observasi, wawancara (interview) dan memanfaatkan dokumentasi untuk mengambil data atau informasi terhadap subyek peneliti memilih 10 karya untuk diteliti berdasarkan kesamaan tema, bentuk dan teknik lukisan kaca.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk objek sentral dalam lukisan kaca Subandi Giyanto berupa penggambaran tokoh wayang Punokawan ada tradisional maupun modern, selanjutnya ada penggambaran wayang Punokawan 2Dimensi dan 3Dimensi pada setiap karya lukis kaca. (2) Tema lukis kaca yang ada pada karya Subandi Giyanto cenderung mengandung tema-tema yang bersifat politik dan sosial pada umumnya. (3) Teknik lukis kaca yaitu menggunakan teknik sungging, kaya akan gradasi warna dan harmonisasi nuansa dekoratif serta menampilkan ornamen. Sebelumnya diawali dengan membuat desain gambar, kemudian memindahkan gambar ke media kaca dengan meletakkan desain kertas dibalik kaca dan memindahkannya di bagian muka dengan pena atau rapido hitam. Selanjutnya pewarnaan menggunakan cat akrilik dengan cara menggoreskannya memakai kuas. (4) Makna lukisan kaca karya Subandi Giyanto yaitu menunjukkan bahwa norma politik dan sosial harus dijunjung tinggi. Penyampaian ini dalam figur Punokawan yang unik, lucu, komunikatif dan edukatif dan mudah dipahami dan sudah melekat erat dengan dinamika kehidupan masyarakat. Petruk dan Gareng adalah sosok pelaku yang cerdik, unik dan lucu, serta ada penggambaran sikap perilaku yang baik dan buruk.Bayu Wicaksono2015-06-15T06:10:38Z2019-01-29T23:34:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20599This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205992015-06-15T06:10:38ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI OBJEK WISATA DI PANTAI GLAGAH KULON PROGOPerancangan media promosi Objek Wisata di Pantai Glagah Kulon Progo bertujuan untuk lebih mengenalkan wisata pantai Glagah kepada masyarakat luas. Manfaat dari perancangan ini adalah memberikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas, melalui konsep perancangan visual yang efektif dan efisien, serta diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan di objek-objek wisata pantai Glagah diantaranya adalah dermaga wisata, laguna, pemecah ombak dan perkebunan buah naga.
Proses perancangan dilakukan dengan tahapan yang sistematis diawali dari pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats), untuk membuat konsep perancangan baik bentuk maupun teknik pembuatan media promosi. Proses perancangan mengacu pada kreatifitas dan kemampuan menyajikan gagasan baru dan inovatif, melalui tahapan proses membuat rough layout, comprehensive layout dan complete layout. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, table tracing dan drawing pen. Selain itu juga menggunakan perangkat komputer, digital camera dan scanner.
Hasil dari perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Media utama yang digunakan adalah baliho dengan ukuran 7 x 4 meter. Sedangkan media pendukung (supporting media) adalah X-banner dengan ukuran standar 160 x 60 cm, peta wisata, kaos (S, M, L, XL) untuk pria dan wanita, topi, gantungan kunci dan stiker (yang salah satunya merupakan cutting sticker) serta pembuatan logo yang diaplikasikan pada prime media (media utama) dan supporting media (media pendukung). Konsep perancangan media adalah menghadirkan/menampilkan pemandangan objek-objek wisata yang ada di pantai Glagah yaitu dermaga wisata, laguna, pemecah ombak, perkebunan buah naga dalam bentuk gambar/foto kedalam media promosi dengan tampilan desain yang sederhana dan variasi warna biru sebagai pendukung dari tema pariwisata laut/pantai yang diangkat. Target audiens perancangan media promosi ini adalah kalangan remaja hingga dewasa di Yogyakarta dan Jawa tengah.B. Ardiyanto Eka H.2015-06-15T06:07:58Z2019-01-29T23:34:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20598This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205982015-06-15T06:07:58ZNOSTALGIA MASA KECIL SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, proses visualisasi yang meliputi : tema, teknik, dan bentuk lukisan dengan judul nostalgia masa kecil sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi dan eksperimen. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide terkait dengan visualisasi lukisan, dilakukan observasi dengan menggali informasi dan wawancara kepada orang tua, saudara, sepupu dan juga nenek. Metode eksperimen dilakukan sebagai upaya untuk menemukan hal-hal baru melalui pembuatan sketsa dapat menciptakan berbagai bentuk yang berkarakter personal.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep penciptaan lukisan mengangkat tema nostalgia masa kecil penulis bersama saudara dan sepupunya saat diasuh nenek. figur-figur yang dilukiskan adalah seorang nenek mengasuh kelima cucunya yang diantaranya empat laki-laki dan seorang perempuan. Figur-figur tersebut melakukan sebuah aktifitas dengan latar belakang di dalam rumah, di alam pedesaan, dan juga di tempat wisata. Proses visualisasi lukisan dilakukan menggunakan media cat akrilik diatas kanvas melalui teknik opaque dengan goresan kuas diolah secara deformasi dan stilasi. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Bermain Saat Nenek Menggarap Sawah (125 x 140 cm), Kegaduhan Disuatu Pagi (160 x 140 cm), Sarapan Bareng (175 x 140 cm), Foto Bersama (175 x 140 cm), Sepedaan (150 x 100 cm), Bikin Ketupat (140 x 125 cm), Tamasya ke Bonbin (120 x 100 cm), Naik Bebek-Bebekan (120 x 100 cm), Memijat Nenek (120 x 100 cm), Belajar Kaweruh Boso Jowo (140 x 120 cm).Azhar Fauzi Hana2015-06-15T06:05:15Z2019-01-29T23:34:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20597This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205972015-06-15T06:05:15ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI DENARO PIZZA DAN RESTO YOGYAKARTAPerancangan media promosi Denaro Pizza dan Resto ini bertujuan sebagai media promosi Denaro Pizza dan Resto yang bertempat di Jl. Seturan No. 28 Yogyakarta yang selama ini belum banyak dikenal masyarakat umum, sehingga dengan adanya perancangan media promosi ini dapat mengenalkan tentang produk makanan pizza kepada masyarakat luas.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun visual dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya data diolah menjadi konsep perancangan media promosi sehingga membentuk kesatuan dalam desain dan kesimpulan dalam proses pembuatan media promosi. Tahapan penciptaan media promosi dengan proses membuat layout gagasan, layout kasar, layout lengkap, final desain. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, sket book, drawing pen, dan perangkat komputer, digital camera, scanner.
Hasil dari perancangan media promosi berupa Media Utama (Prime Media) yang digunakan yaitu poster dan spanduk, sedangkan Media Penunjang (Supporting Media), antara lain X-Banner, Uniform, Flayer, Acriylik Satand, Leaflet, Kartu Nama, SignSystem, Box Kemasan, Kalender, dan Merchandise berupa Stiker, Mug, dan Pin. Konsep perancangan media promosi Denaro Pizza dan Resto yang digunakan adalah menghadirkan/menampilkan produk makanan pizza, dan tempat dari Denaro Pizza dalam bentuk gambar/foto kedalam media promosi dengan tampilan desain yang sederhana. Target audience perancangan media promosi ini adalah kalangan remaja hingga dewasa di Yogyakarta.Ardiyan Indra Saputra2015-06-15T06:02:53Z2019-01-29T23:34:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20596This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205962015-06-15T06:02:53ZBATIK GUMELEM PRODUKSI“TUNJUNG BIRU” BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan industri batik Gumelem “Tunjung Biru” Banjarnegara, proses pembuatan batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” Banjarnegara, dan motif batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” Banjarnegara.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” Banjarnegara. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan industri batik Gumelem “Tunjung Biru” Banjarnegara, proses pembuatan batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” Banjarnegara, dan motif batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” Banjarnegara. Data diperoleh dengan penggunaan teknik pengumpulan data melalui metode observasi nonpartisipan, metode wawancara tidak terstruktur, dan metode dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis yang terdiri dari beberapa langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Validitas/keabsahan data diperoleh melalui triangulasi teknik dengan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Industri “Tunjung Biru” merupakan salah satu dari 8 industri batik Gumelem yang tercatat oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Industri batik Gumelem “Tunjung Biru” didirikan pada tahun 2005, yang mempelopori terciptanya motif batik Gumelem dengan menggali potensi Kabupaten Banjarnegara dan desa Gumelem sebagai desa pembuat batik. (2) Industri batik Gumelem produksi “Tunjung Biru” lebih banyak membuat batik tulis, dengan proses pewarnaan menggunakan pewarna naptol dan indigosol. Pada tahap pewarnaan dengan indigosol, “Tunjung Biru” menghilangkan malam yang akan diberi pewarna kedua menggunakan alat khusus yaitu pisau penurat. (3) Motif batik Gumelem yang diproduksi oleh “Tunjung Biru” ada tiga macam, yaitu batik klasik, batik tradisional, dan batik kontemporer. Motif-motif batik Gumelem dari “Tunjung Biru” menjadi khas karena inspirasi penciptaan motifnya diambil dari potensi Kabupaten Banjarnegara.Amelia Chandra Dewi2015-06-15T05:03:56Z2019-01-29T23:34:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20589This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205892015-06-15T05:03:56ZKREATIVITAS SENI LUKIS DEKORATIF SISWA SMP NEGERI 3 GRABAG KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil karya seni lukis dekoratif siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Grabag Kabupaten Magelang. Fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kreativitas seni lukis dekoratif karya siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Grabag Kabupaten Magelang dalam berkreasi melukis dekoratif dengan menggabungkan unsur-unsur bentuk, motif, komposisi warna dan teknik pewarnaan.
Subjek dalam penelitian ini adalah karya seni lukis dekoratif siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Grabag kabupaten Magelang, Objek penelitian adalah kreativitas siswa. Data diperoleh dengan cara observasi, data dianalisis dengan teknik data kuantitatif dan kwalitatif, keabsahan data diperoleh melalui penilaian pakar.
Hasil penelitian menunjukkan kreativitas karya siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Grabag Kabupaten Magelang, antara lain : (1) Pada karya seni lukis dekoratif siswa menunjukkan kreativitas dalam penggabungan unsur-unsur bentuk yang dilukis atau teknik perpaduan corak, komposisi warna maupun komposisi bentuknya, (2) Karya-karya siswa menunjukkan penggunaan teknik pewarnaan transparan, opak dan gabungan teknik transparan dan opak, (3) Karya seni lukis dekoratif siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Grabag Kabupaten Magelang berjumlah 30 karya yang dikonversikan dalam skala likert dapat dikelompokkan menjadi 4 karya siswa kategori sangat kreatif, dengan nilai lebih dari atau sama dengan 4,20, 20 karya siswa kategori kreatif dengan nilai 3,40 sampai dengan 4,20, dan 6 karya siswa kategori cukup kreatif dengan nilai 2,59 sampai dengan 3,40.Hartanto2015-06-15T04:23:35Z2019-01-29T23:34:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20582This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205822015-06-15T04:23:35ZPENGEMBANGAN DESAIN MEDIA PROMOSI KLINIK HEWAN MITRA SATWA
SAMARINDA - KALIMANTAN TIMURTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan media promosi Klinik Hewan Mitra Satwa Samarinda-Kalimantan Timur yang efisien, efektif, dan komunikatif. Media promosi ini perlu dibuat sedemikian rupa agar menarik khalayak dan memiliki karateristik tertentu sehingga mampu meyakinkan khalayak. Pengembangan desain media promosi ini dapat menjadi wadah untuk memperluas pengetahuan dan informasi tentang Klinik Hewan Mitra Satwa.
Untuk merancang media promosi yang menarik perlu teknik dan metode perancangan. Ada dua teknik yang harus dilakukan yakni teknik pengumpulan data dan teknik analisis SWOT, kemudian metode yang digunakan untuk perancangan, yaitu Membuat rencana awal dalam penciptaan media dengan menggambar sketsa berupa coret-coretan melalui alternative layout dengan tujuan mencari tata letak atau susunan bentuk, teks, dan gambar kemudian menyusun font yang akan dipakai dalam perancangan font. Rancangan praproduksi yang telah ditentukan kemudian dipindahkan pada perangkat keras yaitu Hardware (komputer) dan perangkat lunak (Software) Adobe photoshop CS3 dan CorelDraw X4 untuk mendesain rancangan media promosi yang dibuat. Kemudian rancangan yang telah sempurna ditindaklanjuti dengan proses pencetakan print, dengan alat digital printing.
Strategi konsep desain media promosi klinik hewan ini dilakukan dengan pembuatan ilustrasi gambar dan penggunaan ilustrasi foto yang diterapkan dalam bentuk media promosi utama berupa sign system, brosur dan leaflet serta media promosi penunjang di antaranya poster, kartu nama, hanging mobile, wobbler dan souvenir yang terdiri dari mug original, mug bambu, tumbler, payung dan pet bed (kasur untuk hewan kesayangan) guna memberitahu atau memberi informasi, memberi penerangan, dan membujuk konsumen tentang pelayanan jasa pemeriksaan kesehatan dan pengobatan hewan kesayangan.Zheitta Vazza Devi2015-06-15T04:20:20Z2019-01-29T23:34:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20581This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205812015-06-15T04:20:20ZAIR TERJUN CURUG SILAWE SEBAGAI CORPORATE IDENTITY PERANCANGAN OBJEK WISATAPerancangan media promosi ini bertujuan sebagai media promosi Objek Wisata Curug Silawe yang bertempat di Dusun Kopeng Kulon, Kelurahan Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, yang selama ini belum terlalu dikenal masyarakat luas. Objek Wisata Curug Silawe belum mempunyai media promosi formal, juga belum mempunyai desain logo, tipogrAfi dan maskot. Letak Objek Wisata Curug Silawe tidak terlalu jauh dengan Objek Wisata Candi Borobudur, jaraknya kurang lebih 25 kilometer atau jika ditempuh dengan kendaraan bermotor kira-kira 30 menit saja. Jarak Objek Wisata Curug Silawe yang tidak terlalu jauh dengan Objek Wisata Candi Borobudur, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan lebih banyak berkunjung ke Objek Wisata Curug Silawe.
Proses perancangan media promosi Objek Wisata Curug Silawe ini melalui tahap pengumpulan data, analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan tahap visualisasi desain. Tahap pertama adalah proses pembuatan logo, tipografi dan maskot Objek Wisata Curug Silawe. Proses pembuatan diawali dengan layout gagasan yaitu sketsa manual pada kertas, setelah sketsa dipilih dilanjutkan dengan layout kasar, yaitu proses lining dengan alat pen tablet dengan software photoshop. Tahap terakhir adalah layout lengkap, yaitu tahap finishing desain menggunakan software coreldraw X5.
Perancangan media promosi Objek Wisata Curug Silawe menggunakan analisis SWOT menghasilkan: (1) Strenght, kekuatan dan ciri khas Objek Wisata Curug Silawe adalah Corporate Identity berupa logo air terjun, serta penggunaan warna hijau dalam semua desain, (2) Weakness kelemahan Objek Wisata Curug Silawe adalah belum mempunyai media promosi maka perlu dibuat media promosi berupa Billboard, dipasang di pertigaan Museum Haji Widayat, Jalan Letnan Tukiyat, Mungkid, (3) Opportunitties, karena letak Objek Wisata Curug Silawe dekat dengan Objek Wisata Candi Borobudur maka perlu dibuat media promosi berupa brosur yang dibagikan kepada biro wisata di Candi Borobudur, (4) Threats, letak Objek Wisata Curug Silawe terletak di pedesaan, sedangkan objek wisata lainya terletak di pusat kota dan mudah di jangkau, maka Objek Wisata Curug Silawe perlu dibuat peta yang jelas.Zaeni Azhar Saifudin2015-06-15T04:16:48Z2019-01-29T23:34:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20580This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205802015-06-15T04:16:48ZWANITA GEMUK SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan tugas akhir karya seni yang berjudul “wanita gemuk sebagai inpirasi penciptaan lukisan” adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, bahan, teknik, proses visualisasi serta bentuk lukisan yang telah dihasilkan.
Metode yang digunakan dalam menciptakan lukisan adalah 1). Eksplorasi yaitu pengamatan langsung terhadap sosok wanita gemuk. 2). Improvisasi yaitu membuat sketsa dan melakukan perubahan bentuk (deformasi) terhadap wanita gemuk. 3). Visualisasi yaitu proses perwujudan dari sketsa menjadi lukisan.
Hasil pembahasan dan penciptaan lukisan yang telah dibuat adalah sebagai berikut: 1). Konsep penciptaan adalah wanita gemuk sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan. Sumber inspirasi tersebut berasal dari pengalaman pribadi penulis bersama wanita-wanita bertubuh gemuk, pengalaman seperti; kebiasaan penulis waktu kecil tiduran di perut ibunya yang gemuk, serta kejadian-kejadian lucu seperti; melihat teman yang bertubuh gemuk saat terjatuh dan tidak bisa bangun karna badannya terlalu berat dan lain-lain. Penulis beranggapan bahwa pengalaman bersama wanita-wanita bertubuh gemuk tersebut merupakan sebuah pengalaman menyenangkan. Pemahaman ini akhirnya mendorong penulis untuk merepresentasikan wanita gemuk tersebut dalam lukisan. 2). Bahan yang digunakan dalam melukis adalah cat akrilik dan ballpoint dengan teknik plakat, aquarel, brush stroke dan drawing. 3) proses visualisasi adalah membuat sketsa di kertas, memindahkan sketsa ke kanvas, mewarnai sketsa pada kanvas menggunkana teknik plakat, aquarel dan brush stroke, melakukan arsiran dengan ballpoint dan finishing. Karya yang dihasilkan pada tugas akhir ini seluruhnya berjumlah 10 judul lukisan dengan media kanvas yang berukuran 100x140 cm. Rincian judul lukisan berdasar tahun pembuatan karya antara lain : tahun 2010 dengan judul Ibu dan Anak, Bermain Musik, Melamun dan Nyenyak kemudian tahun 2011 dengan judul Terikat, Berdoa dan Kebersamaan selanjutnya tahun 2012 dengan judul Mendengarkan Musik dan Kembali ke Rumah tahun 2013 dengan judul Melayang.Turut2015-06-15T04:13:10Z2019-01-29T23:34:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20579This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205792015-06-15T04:13:10ZADAPTASI SPASIAL TATA RUANG RUMAH DOME DI DUSUN NGLEPEN, PRAMBANAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata ruang rumah dome di Dusun, Nglepen, Prambanan, Yogyakarta serta adaptasi spasial yang dilakukan penghuni rumah dome.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah rumah dan penghuni rumah dome. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan masalah adaptasi spasial yang dilakukan penghuni rumah dome yang meliputi adaptasi perilaku dan adjustment ruang dalam hal penataan perabot, penghawaan, dan pencahayaan. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penghuni rumah dome melakukan adaptasi perilaku dengan cara duduk di lantai, duduk di samping jendela, jarang menggunakan ruang keluarga, duduk di pintu, tidur di lantai serta membiasakan diri. Penghuni juga merubah beberapa aktivitas dilakukan di luar rumah karena keterbatasan luas ruang pada rumah dome. (2) Penghuni rumah dome melakukan adjustment ruang dengan cara merubah fungsi ruang, melipat kasur jika tidak diperlukan, membuat saluran air di belakang rumah, membuat seting baru di luar rumah, meletakkan peralatan memasak di tangga, menggunakan terpal sebagai lapisan lantai, membuka pintu pada siang hari, memasang kipas angin, membuka jendela, membuat tritis pada pintu, jendela dan ventilasi, mengecat dinding menggunakan waterproof, mengecat dinding ruangan dengan warna dingin, memasang korden pada jendela, memasang tirai, menyalakan lampu. Perubahan yang dilakukan penghuni rumah dome pada rumah dome hanya dilakukan pada komponen-komponen yang bersifat semi-fix (agak tetap) dan non-fix (tidak tetap). Sedangkan pada komponen-komponen fix (tetap) tidak ada yang dirubah, melainkan penghuni rumah dome membuat komponen fix baru di luar rumah.Suluh Prasetya Aji Pamungkas2015-06-15T04:10:10Z2019-01-29T23:34:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20578This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205782015-06-15T04:10:10ZPEMBELAJARAN SENI PATUNG DI SMK NEGERI 3 KASIHAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran seni patung di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul dan untuk mengetahui tahap-tahap pembelajaran seni patung yang diterapkan di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul, pada kelas XI, jurusan Seni Patung, Tahun aaran 2013-2014 mulai tanggal 27 maret hingga 27 juni 2013. Jumlah murid dikelas ini ada ( siswa, pada saat melaksanakan penelitian ,materi yang diajarkan pada saat itu membuat relief pahat batu. Setelah melakukan observasi kemudian wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan hasil temuan dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif model interaktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pembelajaran seni patung yang diterapkan sekolah tersebut yaitu: (1) Strategi penyiapan pembelajaran ditunjukkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru seni patung disesuaikan dengan silabus dan kondisi sekolah, (2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media batu putih yang kemudian dibentuk dengan teknik memahat. Proses memahat memerlukan waktu 10 kali pertemuan, mulai dari memilih bahan, desain relief, membentuk secara global hingga relief jadi sempurna. Media tersebut telah sesuai dengan materi dan sarana yang tersedia di sekolah. (3) Hasil pembelajaran dibuktikan dengan nilai siswa yang tertinggi yaitu 92 atau nilai A, dengan kriteria komposisi objek bagus, objek terlihat detail , kerapian karya yang sangat rapi, purna karya. Sedangkan yang termasuk nilai baik yaitu 85 atau nilai B, dan yang kurang baik dengan nilai 55 atau C. Hasil karya siswa yang sangat baik akan diikut sertakan dalam pameran sekolah.Siera Achmad Sidhiq Haryanto2015-06-15T04:07:18Z2019-01-29T23:34:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20577This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205772015-06-15T04:07:18ZLEGENDA NYAI BAGELEN SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS KACATujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema, konsep, proses, dan teknik visualisasi, serta mendeskripsikan bentuk hasil karya lukisan kaca.
Untuk menciptakan karya yang bertema Legenda Nyai Bagelen digunakan metode observasi, improvisasi, dan visualisasi. Metode observasi meliputi pengamatan langsung di situs Pasarean Bagelen dan pencarian di internet. Metode improvisasi dilakukan dengan membuat sketsa-sketsa tentang cerita Legenda Nyai Bagelen dimana sketsa tersebut disesuaikan dengan cerita yang beredar di masyarakat. Metode visualisasi yaitu dengan mewujudkannya menjadi bentuk lukisan yang dalam hal ini mengunakan media lukisan kaca. Setelah melalui pembahasan dan penciptaan karya seni dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.Tema lukisan kaca adalah Legenda Nyai Bagelen yang dibuat menurut jalan cerita sebanyak 12 tema yang disusun secara berurutan. 2. Teknik dan media yang digunakan adalah cat kayu yang dilukiskan di atas kaca dengan cara melukis terbalik dan teknik pewarnaan yang digunakan adalah plakat dan transparan. 3. Bentuk lukisan yang diciptakan adalah lukisan dekoratif dan ornamentik yang bersifat ilustratif (penggambaran suatu cerita).
Adapun lukisan itu terdiri dari dua belas cerita berwujud panel dengan judul sebagai berikut: Karaharjan, Pungkasan lan Wiwitan, Sendhang ing Panggayuh, Sung Pengageng, Tahta Rara Wetan, Rara Wetan Sung Kaluwarga, Leno tan ora Kuwawa, Woh-wohane Wong Kang Leno, Nggegiris Raga lan Sukmo, Midhangetake, Miturut Dhawuhing Pengageng, dan Moksha.Rosidah2015-06-15T04:04:05Z2019-01-29T23:34:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20576This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205762015-06-15T04:04:05ZEKSPERIMENTASI TEKNIK KOLASE DENGAN SISA RAUTAN PENSIL DALAM MENGEMBANGKAN IMAJINASI ANAK RETARDASI MENTALPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan imajinasi anak retardasi mental melalui teknik kolase dengan sisa rautan pensil di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Jepon, Blora, Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah anak retardasi mental ringan kelas VII di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Jepon, Blora, Jawa Tengah berjumlah 5 orang anak. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan attitude test. Uji validitas instrumen dilakukan oleh dosen pendidikan seni rupa. Uji analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada treatment III dengan treatment IV dan treatment IV dengan tes akhir yaitu nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Treatment III dengan treatment IV memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,038 < 0,05. Treatment IV dengan tes akhir memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,039 < 0,05. Imajinasi anak retardasi mental berkembang setelah diberi perlakuan atau treatment pada treatment ke III dan ke IV. Kesimpulannya, teknik kolase dengan sisa rautan pensil dapat mengembangkan imajinasi anak retardasi mental ringan kelas VII di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Jepon, Blora, Jawa Tengah.Rony Siswo Setiaji2015-06-15T04:01:58Z2019-01-29T23:34:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20575This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205752015-06-15T04:01:58ZAKAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan proses visualisasi yang meliputi: tema, teknik, dan bentuk lukisan dengan judul Akar Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi, eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu aktivitas pengamatan dan perenungan secara langsung melalui peninjauan tentang akar dan tidak langsung dari sumbersumber tertulis berupa buku, majalah, internet, foto, katalog pameran dan lainnya. Metode eksperimen dilakukan melalui pembuatan sketsa secara ekspresionistik untuk menemukan berbagai bentuk baru yang berkarakter personal. Proses selanjutnya diungkapkan dalam visualisasi lukisan diatas kanvas. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1)Konsep penciptan berawal dari kekaguman terhadap keindahan bentuk, warna, ukuran, tekstur, pergerakan tumbuhnya akar yang begitu unik, fungsi akar bagi manusia dan nilai filosofis akar dalam kehidupan, kesemuanya mewakili perasaan perupa dalam menggoreskan cat pada kanvas, dengan tema imajinasi perupa mengenai akar. 2) Media dalam proses visualisasi menggunakan cat minyak diatas kanvas dengan teknik opaque, brushstroke, transparan dan translucent. 3)Bentuk lukisan menampilkan objek akar yang telah diubah melalui deformasi dan distorsi. Setiap elemen rupa yang ditampilkan menitik beratkan sifat ekspresionistik. karya yang dikerjakan sebanyak 9 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu: Kesuburan (250X100 Cm), Melodi Akar (200X180 Cm), Serumpun yang Berbagi (200X160 Cm), Benih Pilihan (140X140 Cm), Berebut Air (200X180 Cm), Mencari Arah (120X120 Cm), Parasit (90X80 Cm), Persediaan Terakhir (100X70 Cm), Pelindung Terkuat (90X80 Cm).Rochmatulloh2015-06-15T03:59:21Z2019-01-29T23:33:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20574This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205742015-06-15T03:59:21ZFILM DOKUMENTER ABDI DALEM KOMPLEKS MAKAM RAJA-RAJA MATARAM ISLAM DI KOTAGEDE YOGYAKARTAPenulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni berjudul Film Dokumenter Kompleks Makam Raja-raja Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta beserta abdi dalemnya ini, bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan visualisasi media yang menyampaikan informasi tentang kompleks makam Kotagede Yogyakarta dan abdi dalemnya. Media yang dibuat menginformasikan pentingnya peninggalan cagar budaya fisik (tangible) dan non material (intangible).
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data (verbal dan visual) dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Media utama berupa film dibuat melalui tahapan persiapan, pra produksi, produksi, dan paska produksi. Media pendukung dirancang melalui tahapan pembuatan layout gagasan, layout kasar dan layout komprehensif. Instrumen yang digunakan adalah alat tulis, kamera DSLR, standing lamp, clip on, komputer, dan lainnya. Sedangkan software yang digunakan berupa Adobe Premiere, After Effects, Audition, Photoshop, Corel Draw, dan Microsoft Word.
Film dokumenter naratif berdurasi pendek berjudul Abdi Makam Kotagede (ketua juru kunci mengisahkan makam Kotagede dan dirinya) menjadi media utama. Sedangkan media pendukung yang berfungsi sebagai merchandise film dan dapat memberikan informasi pada audiences tentang makam Kotagede maupun abdi dalemnya meliputi: brosur, mini brosur, cover kotak DVD, stiker DVD, poster film, catatan produksi, pembatas buku, figure abdi dalem, gantungan kunci, pin, dan kaos. Semua media dirancang dengan tema ancient dan quiantness (hal-hal yang bersifat kuno).Novida Nur Miftakhul Arif2015-06-15T03:55:10Z2019-01-29T23:33:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20573This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205732015-06-15T03:55:10ZMEDIA PROMOSI PASAR KLITHIKAN PAKUNCEN YOGYAKARTAPasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta saat ini belum memiliki media promosi bagi wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Oleh karena itu penulis membuat perancangan media promosi yang menarik dan komunikatif, sehingga bisa meningkatkan jumlah konsumen yang datang ke Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta.
Perancangan media promosi ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi. Tahap kedua adalah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh meliputi analisis product, place, price dan promotion. Tahap ketiga menentukan langkah perancangan yang meliputi pembuatan sketsa awal, memilih ilustrasi yang tepat, dan juga memilih bentuk media periklanan. Tahap terakhir adalah menyiapkan alat dan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah menggunakan perangkat komputer, dan manual. Metode visualisasi desain mengacu pada kreatifitas dan inovasi melalui tahapan proses membuat layout gagasan, layout kasar, layout lengkap dan akhirnya menjadi final design.
Proses perancangan media promosi menghasilkan figur Pak Pay sebagai maskot yang digunakan sebagai ilustrasi pada logo Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta. Maskot ini juga diaplikasikan pada media utama dan semua media pendukung dari Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta. Media utama yang digunakan adalah brosur. Sedangkan media pendukung berupa poster, billboard, spanduk, kartu nama, standing character dan souvenir (stiker, t-shirt, mug, gantungan kunci, dan pin). Pemilihan brosur sebagai media utama dikarenakan media ini merupakan media promosi yang praktis, inovatif, karena dapat memberikan informasi secara rinci.Markus Sukarno Wibowo2015-06-15T03:52:18Z2019-01-29T23:33:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20572This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205722015-06-15T03:52:18ZPERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN PADA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan pemustaka mengenai desain interior baik dari variabel ruang, variasi, hirarki, area personal, pencahayaan, tata suara, suhu udara, perawatan, kualitas udara, gaya dan fashion serta pewarnaan ruangan pada layanan buka siang maupun saat layanan Jogja Night Reading. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu perpustakaan khususnya tentang desain interior perpustakaan dan menjadi bahan evaluasi pihak pengelola perpustakaan untuk perbaikan desain interior ke depannya.
Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif dengan subjek penelitian adalah pemustaka yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Untuk memperoleh data yang valid peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 100 responden. Penetapan sampel yang digunakan dengan metode non probability sampling, alat ukur jawaban dengan menggunakan skala inkelas dan data penunjang dengan wawancara kepada pemustaka dan dokumentasi pengelola. Dari hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentase kemudian dianalisis dalam bentuk penafsiran dengan kalimat yang mengandung simpulan penelitian.
Secara umum Persepsi Pemustaka terhadap Desain Interior Perpustakaan pada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta memperoleh nilai rata-rata total sub variabel sebesar 3,91 yang masuk dalam kategori baik. Pada layanan siang hari nilai sub variabel ruang memiliki perolehan nilai rata-rata terendah dan pada layanan Jogja Night Reading terdapat pada sub variabel hirarki dan tata suara. Saran untuk Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah adalah pengelola hendaknya memperluas gedung perpustakaan dan menata ulang jarak antar ruang agar pemustaka semakin nyaman ketika berada di perpustakaan dalam mendukung kegiatan budaya literasi masyarakat secara maksimal.M. Sinqiti Sholihin M.A.2015-06-15T03:49:09Z2019-01-29T23:33:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20571This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205712015-06-15T03:49:09ZKARAKTERISTIK MOTIF KERAJINAN TENUN KAIN TAPIS SANGGAR RAHAYU, TANJUNG SENANG, BANDAR LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan motif tenun tapis Sanggar Rahayu di daerah Bandar Lampung.
Subyek dalam penelitian ini adalah perajin di daerah Tanjung Seneng dan obyeknya adalah tenun kain tapis. Data yang diperoleh berupa data kualitatif sedangkan sumber diperoleh dari 1) observasi, 2) dokumentasi, 3) informan yang berkaitan dengan kerajinan tenun kain tapis. Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Alat bantu yang digunakan berupa pedoman wawancara, dokumentasi, dan pedoman observasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi melalui pengecekan sumber data, data dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik motif tenun kain tapis Sanggar Rahayu terinspirasi dari alam sekitar dan terdapat teknik sulam usus dan sulam renda sebagai pembentuk kontur motif, sedangkan motif yang diterapkan pada kerajinan tenun tapis terdiri dari motif geometri, manusia, binatang, dan motif tumbuh-tumbuhan.Indah Januarti Rani Fatun2015-06-15T03:20:43Z2019-01-29T23:33:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20568This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205682015-06-15T03:20:43ZLIRIK LAGU CIPTAAN EBIET. G. ADE SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, proses visualisasi, dan bentuk lukisan dengan judul lirik lagu ciptaan Ebiet. G. Ade sebagai inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan penulis adalah metode observasi, observasi berbagai lirik dimaksudkan untuk mencari dan memilih tema yang sesuai dengan konsep penciptaan lukisan, yaitu religi dan kehidupan. pada lirik yang terpilih tersebut kemudian dilakukan interpretasi secara mendalam untuk memehami sekaligus mencari ide-ide baru. Metode eksperimen dilakukan untuk mengembangkan teknik dalam lukisan. Metode eksperimen sendiri ditempuh dengan cara eksplorasi bentuk melalui sketsa berbagai alternatif, dan eksplorasi teknik dalam proses melukis itu sendiri.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep penciptaan lukisan adalah menjadikan interpretasi dari lirik-lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan melalui pendekatan surealistik dengan penggambaran objek secara simbolik. Hal ini berdasarkan pada pengolahan unsur-unsur rupa menggunakan prinsip dan asas seni rupa yang disusun dengan estetika surealisme. Proses visualisasi lukisan menggunakan media cat akrilik pada kanvas dengan mengkombinasikan teknik opaque dan aquarel. Lukisan yang dikerjakan sebanyak sembilan buah dengan berbagai ukuran yaitu: Hampa(110X145 Cm), Potret Hitam Putih(125X150 Cm), Menjaring Matahari(100X120 Cm), Kembara Lintas Panjang (145X200 Cm), Rindu KehadiranMu (127X98 Cm), Rona Kematian #3 (125X 150 Cm), Berjalan di Hutan Cemara(200X120 Cm), Kehidupan (130X150), dan Langit Terluka(130X150 Cm).Imam Nasrulloh2015-06-15T03:18:15Z2019-01-29T23:33:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20567This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205672015-06-15T03:18:15ZKAMBING PERANAKAN ETAWA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan visualisasi tema, bentuk dan teknik penciptaan lukisan dengan judul kambing peranakan etawa sebagai inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi, yaitu untuk menemukan ide-ide kemudian dipadukan antara bentuk visual kambing Peranakan Etawa dan objek pendukung yang kemudian dilakukan observasi melalui media elektronik dan cetak atau di lingkungan sekitar. Metode eksperimen dilakukan untuk menciptakan visualisasi bentuk-bentuk tubuh kambing Peranakan Etawa sesuai dengan karakteristiknya.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep pada penciptaan lukisan mengangkat kehidupan lingkungan. Lukisan tersebut bertemakan sosial, dimana dalam lukisan tersebut menggambarkan kehidupan di lingkungan peternak kambing Peranakan Etawa. Bentuk visual kambing Peranakan Etawa dalam lukisan disusun serta dikomposisikan sehingga mampu mewakili ide-ide yang akan dipresentasikan. Sedangkan penggambaran pada lukisan tersebut secara metafora. Dalam visualisasi pada lukisan kambing Peranakan Etawa tidak berdiri sendiri sebagai objek, tetapi terdapat objek-objek lain sebagai elemen pendukungnya. Proses visualisasi lukisan dikerjakan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan kombinasi teknik opaque dan teknik aquarel yang dikerjakan secara representatif. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu: Kambing Bersayap (125x150 cm), Catur dalam Kandang (125x145 cm), Melambung di Atas Awan (170x145 cm), Dua Kepala (100x170 cm), Berkendara Keliling Dunia (80x120 cm), Ditarik dalam Arena (70x110 cm), Bayangan Kambing (70x100 cm), Kambing di Ladang (100x70 cm), Terinjak Etawa (130x90 cm), Antara Hitam dan Putih (100x120 cm).Heru Fitoyo2015-06-15T03:15:47Z2019-01-29T23:33:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20565This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205652015-06-15T03:15:47ZKONTEMPLASI KONFLIK DIRI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan karya seni lukis meliputi tema, teknik, dan bentuk dengan kontemplasi konflik diri sebagai ide dasar penciptaan. Penciptaan lukisan ini menggunakan pendekatan seni lukis abstrak. Penggunaan pendekatan abstrak untuk menyampaikan pesan emosi melalui goresan, cipratan, lelehan, dan tekstur yang spontan dan ekspresif dengan memperhatikan keseimbangan komposisi.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ini meliputi eksplorasi, berupa penggalian ide dilakukan dengan mencari referensi, melakukan pengamatan, pemilihan teknik, alat, dan bahan yang digunakan. Selanjutnya tahap eksperimentasi dan improvisasi dilakukan dengan membuat karya sketsa pada kertas dan teknik crop untuk melatih kepekaan rasa dan menemukan komposisi yang menarik melalui warna dan goresan. Tahap terakhir adalah pembentukan (forming) dilakukan spontan pada kanvas. Hasil dari tahap eksperimen tentunya akan berbeda dan mengalami pengembangan-pengembangan ketika eksekusi di kanvas.
Konsep dari penciptaan ini berupa kontemplasi atau perenungan atas konflik diri yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Tema yang diangkat adalah hal-hal atau sesuatu yang menimbulkan sensitifitas rasa atau langsung menyentuh perasaan, seperti perasaan senang, keterharuan, marah, terasing, kecewa, bahagia, gelisah dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, teknik yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teknik basah. Sedangkan teknik goresan pallet, teknik brush stroke, teknik aquarel, teknik pallete mess, teknik lelehan, dan teknik cipratan merupakan subteknik dalam proses penciptaan. Bentuk dari karya-karya penciptaan ini merupakan bentuk murni abstrak ekspresionistik atau non objektif yang tersusun dari unsur-unsur rupa yang ada seperti goresan, warna, tekstur, bidang, ruang, cipratan, dan lelehan. Lukisan yang dihasilkan dalam TAKS sebanyak 10 buah yang diberi judul: (1) Expression1, (2) Memory1, (3) Expression 2, (4) Unity (5) Expression 3, (6) Kontemplasi 1, (7) Kontemplasi 2, (8) Harmony 1, (9) Solidarity, dan (10) Harmony 2.Helmi Fuadi2015-06-15T03:12:33Z2019-01-29T23:33:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20561This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205612015-06-15T03:12:33ZPENGEMBANGAN MODUL CETAK GAMBAR ILUSTRASI MATA PELAJARAN SENI RUPA UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 6 MAGELANGTujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar gambar ilustrasi dengan modul cetak sebagai bahan ajar yang layak digunakan pada mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 6 Magelang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R n D). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 6 Magelang yang terdiri dari 3 uji coba, yaitu uji coba individu berjumlah 3 orang peserta didik, uji coba kelompok kecil berjumlah 8 orang peserta didik, dan uji coba kelompok besar berjumlah 30 orang peserta didik. Objek penelitian modul cetak gambar ilustrasi untuk kelas VIII SMP Negeri 6 Magelang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah modul cetak gambar ilustrasi. Teknik analisis data menggunakan skala Likert yang kemudian diubah menjadi angka persentase dan ditarik kesimpulan.
Hasil pengembangan modul diperoleh modul akhir dengan spesifikasi diantaranya jenis huruf Times New Roman ukuran 12, dengan warna dominan warna hijau, dilengkapi dengan gambar ilustrasi pendukung, dilengkapi dengan materi gambar ilustrasi dengan materi praktik menggambar karakter komik Jepang. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut: (1) Uji coba individu menunjukkan persentase 87,74% dan dinyatakan sangat baik/ layak. (2) Uji coba kelompok kecil menunjukkan persentase 88,22% dan dinyatakan sangat baik/ layak. (3) Uji coba kelompok besar menunjukkan persentase 85,70% dan dinyatakan sangat baik/ layak. Ketiga persentase tersebut menunjukkan kategori sangat baik, atau dapat dikatakan keseluruhan modul tersebut layak untuk digunakan.Fisa Afrilianasari2015-06-15T03:09:57Z2019-01-29T23:33:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20558This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205582015-06-15T03:09:57ZDESAIN MEDIA PROMOSI OBJEK WISATA SANGGALURI PURBALINGGA – JAWA TENGAHTujuan perancangan desain media promosi ini adalah untuk memperkenalkan Objek Wisata Sanggaluri melalui media-media yang efektif, efisien dan komunikatif agar Objek Wisata Sanggaluri lebih dikenal di masyarakat luas.
Dalam merancang media promosi Objek Wisata Sanggaluri dilakukan dalam beberapa metode perancangan, dalam hal ini terdiri dari tahap pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian tahap analisis menggunakan SWOT hingga tahap visualisasi dan produksi media promosi. Visualisasi media-media promosi yang didalamnya terdapat unsur-unsur media berupa Headline, Foto atau ilustrasi, dan base line atau alamat, terbagi dalam above the line media (media lini atas) dan bellow the line media (media lini bawah). Secara keseluruhan dalam perancangan media promosi Objek Wisata Sanggaluri ini menggunakan ilustrasi dalam wujud gambar atau foto, teks untuk menyampaikan pesan yang sesuai, warna untuk membantu menimbulkan efek visual yang menarik, dan layout agar membuat komposisi yang menarik, enak dibaca dan dilihat.
Karya perancangan yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 11 buah, terbagi dari media lini atas berupa Billboard dan Sign System sedangkan media lini bawah terdiri dari poster, brosur, x-banner, iklan majalah, tiket, flag chain, stiker, t-shirt dan mug. Media-media promosi ini diharapkan mampu memberikan informasi atau pesan mengenai Objek Wisata Sanggaluri sehingga lebih dikenal dimasyarakat luas.Faris Puri Ipmawan2015-06-15T03:07:20Z2019-01-29T23:33:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20555This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205552015-06-15T03:07:20ZPENERAPAN STRATEGI PAIKEM DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS KARYA ILUSTRASI PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI KELAS VIII D SMPN 1 TURIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi PAIKEM sebagai solusi dalam meningkatkan kreativitas karya ilustrasi peserta didik pada kelas VIII D SMP N 1 Turi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dijabarkan secara kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, koesioner (angket). Data berupa skor kreativitas menggunakan acuan skala 5 (Skala Likert) diperoleh dari angket yang telah diberikan kepada guru Seni Rupa SMP N 1 Turi, kolaborator dan peneliti, dikonversikan menjadi data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan dalam meningkatkan kreativitas karya ilustrasi peserta didik disebabkan oleh (1) pelaksanaan pembelajaran ilustrasi di kelas VIII D SMP N 1 Turi belum optimal. (2) kurangnya bahan ajar dan pemanfaatan media yang ada (3) penyampaian materi ilustrasi di kelas VIII D SMP N 1 Turi hanya menggunakan metode ceramah. Untuk solusi dari hambatan yang terjadi adalah penerapan strategi PAIKEM bersama dengan model teka-teki. Dalam penerapannya menggunakan bahan ajar seinovatif mungkin dan pemanfaatan media yang lebih baik. Setelah diterapkan strategi PAIKEM kreativitas peserta didik telah meningkat, peningkatan skor rata-rata kreativitas peserta didik pada pre-test adalah 2,93 kemudian meningkat menjadi 3,22 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II yaitu 3,74. Skor nilai kreativitas meningkat dan jika ditinjau menurut kategori yaitu kurang kreatif pada awal atau pre-test menjadi kreatif pada siklus II. Dengan demikian penerapan strategi PAIKEM dengan model teka-teki ini dapat dinyatakan berhasil, karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu mencapai kategori kreatif skor ratarata karya ilustrasi peserta didik kelas VIII D SMP N 1 Turi pada siklus II.Dwi Apriliana2015-06-15T03:04:06Z2019-01-29T23:33:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20552This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205522015-06-15T03:04:06ZPEMANFAATAN TOKOH LEGENDARIS BARAT SEBAGAI ILUSTRASI DALAM PERANCANGAN DESAIN PAPAN SKATE DISEASE SKATEBOARDPemanfaatan tokoh legendaris barat sebagai ilustrasi dalam perancangan papan skate Disease Skateboard bertujuan untuk membuat dan memvisualisasikan desain ilustrasi tokoh-tokoh legendaris dengan teknik digital painting pada papan skate yang sesuai, menarik, dan atraktif sebagai citra dan media promosi Disease Skateboard.
Perancangan desain ilustrasi papan skate ini dilakukan melalui tahapan proses karya seni mulai dari pengumpulan data sampai tahap produksi. Data yang diperlukan yaitu gambar dari tokoh-tokoh legendaris barat yang dipandang mewakili untuk ilustrasi dan kesukaaan dari para pengguna papan skate atau skateboarder. Data diperoleh melalui dokumentasi dan wawancara. Pada tahapan proses penciptaan dilakukan melalui tahapan sketch, penataan layout, dan visualisasi dengan teknik digital.
Hasil perancangan ini menghasilkan visualisasi yang berasal dari wajah tokoh legendaris barat. Data tersebut diaplikasikan pada papan skate yang ditampilkan dengan gaya pop art yang memfokuskan pada wajah dari tokoh legendaris barat. Target pasar utama yaitu penggemar permainan skateboard dengan rentang usia 17- 28 tahun. Ciri khas desain diperkuat dengan penggunaan warna-warna pop dari Roy Lichteinsten. Karya ilustrasi menggunakan 7 figur tokoh legendaris barat yaitu Jimi Hendrix, Albert Einstein, Marilyn Monroe, Adolf Hitler, Michael Jackson, John Lennon, dan Diana Spencer yang diaplikasikan ke dalam 7 buah papan skate berukuran 7.75 inch.Dwaya Rhenega2015-06-15T03:00:03Z2019-01-29T23:33:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20549This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205492015-06-15T03:00:03ZSIGN SYSTEM PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN SLEMAN - YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sign system yang diterapkan di lingkungan Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Sleman ditinjau dari aspek elemen-elemen desain, tipografi, layout, dan kreiteria sign yang baik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk menghasilkan data deskriptif berupa uraian objek yang diteliti, dengan menggunakan instrumen utama yaitu peneliti itu sendiri dan menggunakan beberapa instrumen pendukung antara lain pedoman observasi, pedoman wawancara menggunakan alat perekam berupa handphone, dan pedoman dokumentasi menggunakan kamera digital sebagai alat bantu untuk menghasilkan foto. Data-data yang dituliskan pada penelitian ini mendeskripsikan mengenai elemen-elemen desain, tipografi, layout, dan kriteria sign yang terdapat pada sign system yang berada di lingkungan Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Sleman.
Media komunikasi visual berupa sign system yang ada pada Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Sleman merupakan fasilitas yang bertujuan untuk membantu dan memperlancar aktivitas masyarakat wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Namun sign system yang telah ada pada kantor tersebut memiliki beberapa desain sign system yang kurang baik, kurang informatif, penempatannya yang terhalangi oleh benda-benda yang berada disekitar sign system itu sendiri, maupun penempatan sign system yang berada jauh dari jangkauan masyarakat wajib pajak, sehingga sign system yang ada pada kantor tersebut hanya berguna sebagai penanda, belum menjadi sebuah system yang terintegrasi dengan baik, dengan adanya hal-hal tersebut dapat menyebabkan pesan atau informasi yang ada pada sebuah sign system tidak tersampaikan secara optimal kepada masyarakat wajib pajak yang berada di lingkungan kantor tersebut.Doni Yogo Satriawan2015-06-15T02:56:59Z2019-01-29T23:33:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20547This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205472015-06-15T02:56:59ZKEKHASAN KARYA LUKIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI KELAS IX H SMP N 2 SEWON YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk karya lukis ABK dan mendeskripsikan kekhasan karya lukis ABK di Sekolah Inklusi IX H di SMP N 2 Sewon Yogyakarta, sehingga dapat mengetahui kekhasan karya lukis ABK di Sekolah Inklusi kelas IX H SMP N 2 Sewon Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 4 ABK, dengan objeknya adalah lukisan karya 4 ABK di Sekolah Inklusi kelas IX H SMP N 2 Sewon Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi. Penelitian difokuskan pada kekhasan bentuk karya lukis ABK di Sekolah Inklusi kelas IX H SMP N 2 Sewon Yogyakarta. Data dianalisis secara deskriptifdengan mendeskripsikan dan membahas bentuk dan kekhasan karya lukis ABK di Sekolah Inklusi kelas IX H SMP N 2 Sewon Yogyakarta, lalu dibandingkan dengan kajian teori, dan wawancara guru.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kekhasan karya lukis ABKdipengaruhi oleh perilaku anak tersebut. Dan pada perilaku anakditentukan oleh karakteristik anak. Bisu tuli beratmemiliki kekhasan pada karyanya yaituselalu menggambarkan bunga di dalam karyanya yang berjumlah satu, pewarnaannya menggunakan warna natural dan karyanya tidak ekspresif atau monoton. Bisu tuli sedang memiliki tiga tipe karya yang berbeda pada kekhasan lukisannya. Pada karya yangbertipe haptic,selalu menggambarkanlukisan yang penuh aktivitas danpenuh ekspresi pada bentuk dan warnanya. Tipekomik, lukisannya selalu memiliki cerita karena memiliki imajinasi yang sangat tinggidanselalu melukiskan dengan warna black and white/ monokrom.Tipe nonhapticyaitu melukiskan bentuk ekspresi wajah yang berbeda dari setiap karakter yang dilukiskan, selalu melukiskan bentuk objek orang yang banyak, dan melukiskan lukisan bertema tradisional.Diah Ayunda Wardhana2015-06-15T02:54:14Z2019-01-29T23:33:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20545This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205452015-06-15T02:54:14ZBURUNG HANTU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan proses visualisasi yang meliputi: tema, tehnik, dan bentuk lukisan dengan judul burung hantu sebagai inspirasi penciptaan lukisan.
Metode yang di gunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi, eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu aktifitas pengamatan dan perenungan secara langsungmelalui peninjauan burung hantu dan tidak langsung dari sumber-sumber tertulis berupa buku, majalah, internet, foto, katalog pameran dan lainya metode eksperimen melalui pembuatan sketsa untuk menemukan berbagai bentuk yang berkarakter personal. Proses selanjutnya diungkapkan dalam visualisasi lukisan diatas kanvas, visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk di sajikan lewat karya seni.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1)konsep penciptaan berawal dari kekaguman terhadap bentuk,warna, ukuran, pergerakan burung hantu yang begitu unik, filosofi burung hantu dalam kehidupan, semuanya mewakili perasaan perupa dalam menggoreskan cat pada kanvas, dengan tema kehidupan pribadi penulis sebagai sumber inspirasi. 2) Media dalam proses visualisasi menggunakan cat akrilik diatas kanvas dengan tehnik aquarel, translucent dan plakat. 3) Bentuk lukisan menampilkan objek burung hantu yang di gambarkan secara representative. Setiap elemen rupa yang ditampilkan merupakan simbol-simbol yang menggambarkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam kehidupan pribadi penulis. Karya yang dihasilkan sebanyak 8 karya lukisan dari berbagai tahun pembuatan antara lain: tahun 2012 dengan judul, “Ingat!” kemudian tahun 2013 dengan judul, “Fokus”, “Gamers”, “Keep calm”, “Aku, headset dan segelas kopi”, “Hey”, “Jangan hilang semangat” dan “Aku jatuh cinta”, masing-masing karya bervariasi ukuranya.Choirul Anwar2015-06-15T02:51:39Z2019-01-29T23:33:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20544This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205442015-06-15T02:51:39ZMOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh penerapan mozaik sebagai media dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kelas 1 SDLB-C di SLB Negeri 2 Yogyakarta.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis pendekatan penelitian kuasi eksperimen.Desain penelitian yang digunakan one group pre-test post-test. Subjek penelitian anak tunagrahita ringan berjumlah 3 anak. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas instrumen penelitian dilakukan oleh pakar pendidikan khusus. Uji analisis menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon dilanjutkan dengan uji one-way ANOVA.Trianggulasi dengan pakar pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test sebesar 5,00, pada treatment pertama yaitu 5,67, treatment kedua sebesar 6,00, treatment ketiga sebesar 7,67, terakhir treatment keempat adalah 11,00, sedangkan rata-rata post-test sebesar 14,00. Kesimpulannya, mozaik dapat menjadi media dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita ringan kelas 1SDLB-C di SLB Negeri 2 Yogyakarta, dibuktikan adanya beda positif dari post-test ke pre-test. Nilai signifikansi pada uji wilcoxon sebesar 0,0415 lebih kecil dari 0,05. Saran bagi pihak sekolah memfasilitasi penerapan Mozaik sebagai media yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori ringan.Betari Indra Devi2015-06-15T02:49:13Z2019-01-29T23:33:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20541This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205412015-06-15T02:49:13ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI WAHANA ATLANTIS “KERAJAAN BAWAH LAUT” PADA EVENT JATENG FAIR 2013 KOTA SEMARANG JAWA TENGAHPerancangan media promosi wahana Atlantis “Kerajaan Bawah Laut” bertujuan untuk membuat perancangan dan memvisualisasikan media promosi yang efektif, efisien, kreatif dan komunikatif sebagai upaya meningkatkan daya tarik pengunjung Event Jateng Fair 2013 khususnya wahana Atlantis.
Proses perancangan promosi ini melalui tahapan, pengumpulan data, analisis data, kemudian dilanjutkan dengan visualisasi desain yang mengacu pada kreatifitas dan kemampuan menyajikan gagasan unik dengan tahapan pembuatan layout gagasan, layout kasar hingga menjadi final design. Unsur-unsur yang digunakan pada rancangan media promosi wahana Atlantis “Kerajaan Bawah Laut” dalam Event Jateng Fair 2013 ini diantaranya adalah ilustrasi dalam wujud gambar atau foto, teks untuk menyampaikan pesan yang sesuai, warna untuk membantu menimbulkan efek visual yang menarik, dan layout agar menimbulkan komposisi yang menarik pula. Instrumen yang digunakan dalam perancangan karya menggunakan perangkat komputer.
Hasil dari perancangan media promosi ini berupa media utama (prime media) yaitu Figure Character maskot sedangkan media pendukung (supporting media) yaitu poster, brosur, x banner, backdrop, booklet, layout, sticker, baliho, rontek, papan nama, ilustrasi, tiket, iklan display dan kaos. Media utama menggunakan Figure Character maskot karena menjangkau lebih individual dengan lebih menarik perhatian anak-anak. Dengan pendekatan kartun yang dipakai dalam perancangan media promosi wahana Atlantis “Kerajaan Bawah Laut” berupa Maskot Neptunus, dan desain kerajaan bawah laut membuat wahana ini lebih menarik dan berbeda dari event sebelumnya. Keduanya menggunakan bentuk deformasi yang disesuaikan dengan karakter anak-anak. Gaya bahasa yang digunakan dalam perancangan media promosi ini adalah bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak dan masyarakat, hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana sugestif sehingga calon pengunjung tertarik untuk datang ke wahana Atlantis “Kerajaan Bawah Laut”.Atyo Riawan2015-06-15T02:46:23Z2019-01-29T23:32:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20539This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/205392015-06-15T02:46:23ZPERMAINAN TRADISIONAL DAKON SEBAGAI TEMA PERANCANGAN INTERIOR RUANG KELAS DI TK ABA GEDONGKIWOTujuan perancangan ulang interior ruang kelas di TK ABA Gedongkiwo Yogyakarta adalah untuk mendeskripsikan konsep perancangan permainan tradisional dengan tema dakon, dan merancang interior ruang kelas, serta mendeskripsikan hasil perancangan.
Metode dalam perancangan ulang interior ini dilakukan dengan cara observasi untuk memperoleh data berupa bentuk ruang, ukuran dan fasilitas dalam ruang kelas. Data tersebut diterapkan di dalam item elemen interior diantaranya; pelapis dinding, lantai, plafond, material, denah dan perabot. Desain dipilih dari rancangan alternatif-alternatif yang ada dan menghasilkan gambar manual. Adapun proses modeling dan rendering diolah dengan menggunakan software AutoCAD 2012, 3DS Max 2012. Dan tahap Plotting dan Finishing menggunakan software CorelDraw X6.
Hasil perancangan ulang interior ruang kelas menunjukkan bahwa: (1) konsep ide perancangan dengan pengeksplorasian bentuk dakon yaitu lingkaran, ujung dakon, lubang dakon, (2) merancang ruang kelas yang diterapkan terhadap perabot sebagai alat mediasi kepada anak-anak dalam menanamkan nilai-nilai luhur, (3) perancangan berupa prototype kursi dan meja, wallpapper, serta area pengolahan elemen ruang dan tata kondisional ruang TK serta area pada ruang kelas meliputi area belajar, area bermain/belajar, area penyimpanan, area sirkulasi, area tutorial, area lalu lintas.Annisah Noviarti2015-05-28T02:42:49Z2019-01-29T22:52:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19480This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/194802015-05-28T02:42:49ZPEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANPEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN
Oleh:
Iwan Sanusi
10206244025
ABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan
judul Pemandangan Alam Pedesaan Dataran Tinggi Dieng Sebagai Objek
Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara
langsung keindahan pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng.
Selanjutnya eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan-
kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan cat minyak dengan
menggunakan teknik basah dan impasto. Selain untuk mencapai hasil visual
yang baik, ekperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya
realis.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa:1. konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman terhadap keindahan
pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng dengan menyeleksi bagian-
bagian yang tidak mendukung untuk divisualkan, serta diekspresikan ke
dalam lukisan realistik menggunakan media cat minyak. 2. Tema dalam
lukisan adalah gambaran tentang keindahan berbagaimacam pemandangan
alam pedesaan yang terdapat di dataran tinggi Dieng. 3. Teknik penggambaran
objek dikerjakan secara realistik dengan merespon objek nyata yang tetap
disertai interpretasi dengan menambah dan mengurangi objek-objek yang
tidak mendukung komposisi lukisan. Dalam proses visualisasi penulis
berusaha menangkap kesan cahaya pada alam sesungguhnya serta
memindahkanya ke atas bidang kanvas menggunakan cat minyak dengan
memperhatikan setiap warna-warna natural yang terkandung dalam setiap
objek. 4. Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan representatif cat
minyak di atas kanvas yang berjumlah sebelas buah dengan gaya Realisme.
Kesebelas lukisan tersebut yaitu: “Bang-Bang Wetan Sikunir” (150cm x
100cm) 2014, “Pepohonan Di Tepi Telaga Warna” (140cm x 90cm) 2014,
“Tepi Telaga Menjer” (140cm x 90cm) 2014, “Padang Bulan” (120cm x
90cm) 2014, “Kawah Sikidang” (70cm x 50cm) 2015, “Telaga Warna #1”
(100cm x 80cm) 2014, “Bening” (140cm x 90cm) 2014, “The Sun has
Down” (190cm x 120cm) 2014, “Telaga Menjer” (52cm x 32cm) 2015,
“Jalanan Padas” (140cm x 90cm) 2014, “Telaga Warna #2” (50cm x 48cm)
2015.Sanusi Iwan2015-05-19T04:30:45Z2019-01-29T22:29:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18837This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188372015-05-19T04:30:45ZPEMBELAJARAN TEKNIK JUMPUTAN DI KELAS X IPA 1 SMAN 1 SEWONTujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui persiapan pembelajaran teknik jumputan; 2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran teknik jumputan; 3) mengetahui hasil pembelajaran jumputan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi dan menggunakan alat bantu kamera serta alat tulis. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan perpanjangan pengamatan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1) Proses pembelajaran teknik jumputan di SMAN 1 Sewon dimulai dengan melakukan beberapa persiapan diantaranya membuat silabus, RPP, dan bahan ajar. 2) Proses pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum memasuki materi pembelajaran. Kegiatan inti adalah kegiatan pokok pembelajaran yang berisi materi yang diajarkan. Dalam kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan serta menanamkan nilai-nilai seperti sikap tanggung jawab, jujur, kreatif dan percaya diri. 3) Hasil penilaian karya siswa menunjukkan bahwa pembelajaran teknik jumputan di kelas X IPA 1 dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai 30 siswa yang berada di atas KSM sekolah sebesar 76. 4) Hasil pembelajaran teknik jumputan di kelas X IPA 1 adalah pola, motif jumputan, dan produk serta nilai hasil belajar teknik jumputan.Wrin Probo Tyas`2015-05-19T04:27:30Z2019-01-29T22:29:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18836This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188362015-05-19T04:27:30ZPOLEMIK KAUM MARJINAL REFLEKSI REALITAS SOSIAL DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKISPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep, proses visualisasi, teknik, media dan bentuk dalam pembuatan karya seni lukis yang mengambil tema Polemik Kaum Marjinal Refleksi Realitas Sosial Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis. Mengambil bagian dari pengalaman sehari-hari penulis yang penulis amati dan di latarbelakangi oleh perbedaan pola pikir pelaku kebudayaan dalam menjalani kehidupan baik sebagai individu ataupun sosial.
Metode yang digunakan penulis yaitu: Metode eksplorasi dari berbagai fakta atau kejadian untuk mencari dan memilih tema yang sesuai dengan konsep penciptaan lukisan, metode interpretasi secara mendalam untuk mencari makna dan ide-ide baru, dan metode ekspresi dilakukan untuk mengembangkan teknik dalam lukisan ditempuh dengan pencapaian bentuk secara ekspresif seperti membuat sketsa secara langsung di atas media dan mengkomposisikan teknik basah dan kering dalam proses melukis secara ekspresif. Penulis menggunakan pendekatan kontemporer yang didalamnya terdapat gaya abstaksionisme, dadaisme dan ekspresionisme serta menampilkan simbolisme, metafora, transformasi bentuk, dan deformasi bentuk.
Hasil pembahasan dan penciptaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tema lukisan yang dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah Polemik Kaum Marjinal Refleksi Realitas Sosial Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis. Tema sosial yang divisualkan dalam bentuk lukisan figuratif. 2. Penulis menggunakan media kanvas, kertas, rapido, cat minyak, spray paint dan cat akrilik serta teknik basah dan kering seperti: spray, aquarel, arsir, opaque dan brushstroke dalam berproses. 3. Karya yang dihasilkan dalam tugas akhir ini berjumlah 14 lukisan terdiri dari: Petrus (80x60 Cm), Kelahiran (80x60Cm), Soliderita (190x120 Cm), Penggusuran (80x60Cm), Subsidie (190x120 Cm), Toilet-Toilet (80x60Cm), Hukum Rimba (120x100Cm), Terbunuh Gengsi (80x60Cm), Kuasa Penguasa (190x120Cm), Rajasona (80x60Cm), Potret Pendidikan (190x120 Cm), Marsinah (80x60 Cm), Ekploitasi (100x90Cm), dan UUP (80x60Cm).Vinsensius Prio Sumonggo2015-05-19T04:21:36Z2019-01-29T22:29:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18833This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188332015-05-19T04:21:36ZOBJEK SEMUT DALAM PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk, dan teknik penciptaan lukisan dengan judul objek semut dalam penciptaan lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi, yaitu untuk menemukan ide-ide dalam pembentukan objek semut maupun objek pendukung lain dengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung pada lingkungan sekitar dan tidak langsung melalui media cetak seperti majalah dan buku serta media elektronik seperti internet dan televisi. Eksperimen bentuk dilakukan melalui pembuatan sketsa untuk menemukan bentuk visual dari semut sesuai karakteristiknya. Sketsa juga membantu dalam menentukan komposisi lukisan serta penempatan objek pendukung dalam lukisan. Proses selanjutnya diungkapkan dalam visualisasi lukisan di atas kanvas. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi, bahwa konsep penciptaan lukisan adalah menampilkan bentuk semut sebagai simbol perilaku manusia. Tema yang dihadirkan merupakan tema sosial. Penciptaan lukisan ini tidak semata-mata hanya untuk menghadirkan semut maupun objek pendukung lainnya sebagai bentuk saja, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Proses visualisasi lukisan dikerjakan menggunakan media cat akrilik pada kanvas dengan kombinasi teknik opaque dan teknik translucent. Objek lukisan digambarkan secara representasional menggunakan pendekatan ‘Pop Art’ dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a) objek semut sebagai ikon (ikonik), (b) adanya repetisi bentuk, (c) penggunaan warna dengan kontras yang mencolok, (d) background lukisan dibuat menjadi bidang-bidang dengan menggunakan warna flat/datar dengan objek bervolume di depannya, (e) lukisan dipajang tanpa pigura. Karya yang dikerjakan sebanyak sepuluh lukisan dengan berbagai ukuran, sebagai berikut: Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing (145 x 170 Cm), Woy! Antri Donk! (145 x 170 Cm), Semangat Berjuang (150 x 125 Cm), Senyum, Salam, Sapa (155 x 130 Cm), Nabung YUK! (125 x 150 Cm), Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi? (165 x 140 Cm), Raih Tanganku (150 x 125 Cm), Respon Gesit (125 x 150 Cm), Garda Depan (125 x 150 Cm), Berpikir Seperti Semut (165 x 140 Cm).Rahman Alhakim2015-05-19T04:18:31Z2019-01-29T22:29:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18832This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188322015-05-19T04:18:31ZPERTUNJUKAN MUSIK DJEMBE SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini untuk mendeskripsikan konsep, tema, visualisasI, teknik, dan bentuk lukisan yang disajikan dalam lukisan dekoratif yang mengambil pertunjukan musik djembe sebagai objek penciptaan lukisan.
Penciptaan karya seni lukis menggunakan pendekatan gaya dekoratif. Metode penciptaan karya melalui tahap observasi dengan pengamatan langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung dengan cara melakukan pertunjukan musik djembe dan melihat pertunjukan musik djembe, pengamatan tidak langsung dengan membaca buku, mencari referensi lewat internet, melihat video, dan pencarian gambar atau foto pertunjukan musik djembe.
Setelah dilakukan pembahasan maka diperoleh hasil sebagai berikut : Konsep penciptaan lukisan ini mengangkat mengangkat pertunjukan musik djembe, pertunjukan musik djembe bercerita tentang nilai sosial, lingkungan hidup, upacara-upacara adat, kegunaan alat musik djembe. Lukisan menggunakan penggubahan objek (deformasi), menonjolkan ciri khas objek (distorsi), penggayaan dari unsur alam (stilasi), penambahan ornamaen pada lukisan, penggunaan warna pada lukisan tidak terpaku pada warna aslinya, penggunaan unsur ruang dan bidang pada beberapa lukisan dengan tidak terpaku pada prinsip perspektif, yang bertujuan untuk menggali kemungkinan bentuk-bentuk lain yang menarik, artistik dan berkarakter personal. Tema dalam penciptaan lukisan mengungkapkan keindahan kehidupan sosial masyarakat di Afrika. Proses visualisasi lukisan diawali tahap sketsa (sket global) dengan sket langsung di atas kanvas dengan menggunakan pensil warna, selanjutnya teknik pewarnaan menggunakan teknik basah dengan media akrilik di atas kanvas secara opaque atau plakat, dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara brushstroke. Background menggunakan unsur ornamen agar gaya dekoratif lebih kuat, ada juga background yang disapu dengan cara brushstroke. Keseluruhan lukisan dibuat berdasarkan pada pengolahan elemen atau unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip dan asas seni rupa yang disusun berdasarkan estetika dekoratif. Jumlah lukisan sebanyak 10 buah dengan ukuran yang bervariasi, antara lain: Diansa (100 x 120 cm), Anak Emas (100 x 120 cm), Gerhana Bulan (100 x 120 cm), Semangat Berperang (120 x 150 cm), Tanah Kelahiran (120 x 150 cm), Kolaborasi (120 x 150 cm), Ngejeming di Api Unggun (80 x 150 cm), Djembe for Jazz (80 x 150), Upacara Pernikahan (150 x 180 cm), African Orkestra (100 x 120 cm)Muhammad Nur Hariyadi2015-05-19T04:15:00Z2019-01-29T22:29:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18830This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188302015-05-19T04:15:00ZANAK JALANAN YOGYAKARTA DALAM FOTOGRAFI HUMAN INTERESTPenciptaan tugas akhir karya seni ini mengambil objek anak jalanan Yogyakarta dalam fotografi human interest. Tujuan penulisan ini yaitu untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, proses visualisasi, dan bentuk karya fotografi human interest anak jalanan di Yogyakarta.
Karya fotografi human interest anak jalanan di Yogyakarta menggunakan metode eksplorasi dan metode improvisasi. Metode eksplorasi ini untuk menemukan ide-ide terkait dengan kegiatan kehidupan nyata anak jalanan yang ada di Yogyakarta dengan melakukan observasi melihat lokasi, mempelajari situasi dan kondisi untuk menentukan sudut pandang terhadap objek anak jalanan yang akan dilakukan pemotretan di jalanan Yogyakarta. Metode improvisasi digunakan untuk mengetahui jatuhnya cahaya terhadap objek yang akan dipotret, yaitu dengan cara mempelajari pencahayaan untuk memutuskan waktu yang tepat dalam pemotretan human interest.
Konsep pada penciptaan karya fotografi mengangkat tema anak jalanan Yogyakarta dalam fotografi human interest. Tema tersebut berupa aktivitas atau kegiatan dari kehidupan anak jalanan yang meliputi kegiatan berjualan mereka, cara mereka berinteraksi dengan manusia yang ada diperempatan lampu merah, dan ekspresi wajah mereka dibalik kehidupan nyata dijalanan Yogyakarta. Proses visualisasi karya fotografi human interest anak jalanan di Yogyakarta dikerjakan dengan menggunakan alat kamera DSLR, lensa, lampu flash, memory card, dan teknik ruang tajam sempit dikombinasikan dengan teknik selective focus. Penggunaan ruang tajam yang sempit bertujuan untuk menampilkan objek manusia menjadi lebih detail dan fokus agar lebih dominan diantara background yang lainnya. Sedangkan teknik selective focus digunakan untuk menampilkan objek manusia ditengah lebih detail dibandingkan dengan objek depan dan belakang background foto. Bentuk karya yang ditampilkan dengan tema anak jalanan yaitu warna hitam putih dalam objek dan background memberikan kesan dramatisasi dan cerita kehidupan nyata dari nilai sosial kemiskinan sehingga akan dihasilkan karya yang menarik dan estetik. Karya fotografi yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 10 buah dengan ukuran yang sama (70x100 cm) dengan judul foto sebagai berikut : Senyum Semangatku, Alunan Gitarku, Menghibur Sepenuh Hati, Menawarkan Dagangan, Menghitung Hasil, Penari Topeng, Lelapku, Makan Malam Bersama, Makan Sore Bersama, Melangkah Pulang.Fathuri2015-05-19T04:12:20Z2019-01-29T22:29:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18829This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188292015-05-19T04:12:20ZFOTOGRAFI DALAM LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan proses visualisasi yang meliputi: konsep, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Fotografi Dalam Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi, eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu melakukan observasi secara langsung terhadap diri sendiri dan tidak langsung melalui media fotografi. Metode eksperimen dilakukan melalui pembuatan sketsa untuk menemukan ide tentang gambaran permasalahan yang pernah dialami. Kemudian melakukan pengambilan foto dengan media fotografi sesuai ide yang telah ditentukan melalui sketsa. Proses selanjutnya diungkapkan dalam visualisasi lukisan di atas kanvas. Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan menjadi karya seni.
Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1) Konsep dalam penciptaan lukisan ini penulis ingin mengungkapkan pikiran dan perasaan kedalam lukisan menggunakan bantuan fotografi dalam penciptaan sehingga menjadi lukisan fotografi. 2)Tema lukisan yang dikemukakan adalah tema sosial tentang kehidupan sehari-hari bersama keluarga. 3)Teknik pewarnaan menggunakan teknik basah dengan media cat minyak di atas kanvas secara opaque atau plakat, dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara impasto. 4)Bentuk dalam visualisasi lukisan menampilkan lukisan realistik fotografi yang menggambarkan objek potret diri dan objek lain dengan ekspresi dan gerak sesuai dengan objek fotografi yang disusun dengan menyesuaikan komposisi sehingga terlihat harmoni. Karya yang dikerjakan sebanyak 8 lukisan dengan judul sebagai berikut; Kesedihan (130X100 Cm), Ketika Aku Bersujud (130X100 Cm), Mengamati Burung Kertas (130X100 Cm), Menghentikan Waktu (130X100 Cm), Stres (100X90 Cm), Meraih Sesuatu (130X100 Cm), Dua Sisi (120X100 Cm), dan Hormat Sujudku (80X60 Cm).Erik Budiono2015-05-19T04:09:20Z2019-01-29T22:29:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18827This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188272015-05-19T04:09:20ZTATA RUANG KAWASAN DESA WISATA PENDIDIKAN KEMBANGARUM TURI SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata ruang kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum Turi Sleman ditinjau dari tata bangunan, bentuk bangunan, kegiatan, dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat di Desa Wisata Pendidikan Kembangarum.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif mengenai tata ruang kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum Turi Sleman. Objek penelitian ini adalah kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum. Data diperoleh dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data diananlisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan pengamatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tata ruang kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum berdasarkan hubungan antar bangunan, dalam menentukan arah hadap bangunan lebih memperhatikan topografi keadaan tanah dari pada orientasi orang Jawa yang cenderung menghadap ke utara-selatan dan timur-barat, hal ini juga untuk menambah daya tarik wisata maka arah hadap rumah cenderung menghadap ke arah alam sekitar dengan pemandangan yang menarik. Pembagian zona dan sirkulasi dalam kawasan ini hampir sama dengan rumah Joglo, ada empat bagian Zona yaitu Zona Publik, Zona Semi Publik, Service Area dan Zona Privat. Alur sirkulasi dalam kawasan tersebut menerus dari depan kebelakang mulai dari Zona Publik menuju Zona Semi Publik menuju Service Area menuju Zona Privat. Dalam sirkulasi tersebut juga terlihat garis semu yang membagi daerah tersebut menjadi dua bagian kanan-kiri yang mencerminkan perilaku hidup orang Jawa yang seimbang dalam berhubungan baik dengan sesama manusia, alam dan Tuhan. (2) Bangunan dalam kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum secara keseluruhan mengunakan bentuk bangunan tradisional Jawa. (3) Kegiatan di Desa Wisata Pendidikan Kembangarum bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan berbagai unsur kegiatan orang Jawa, mulai dari permainan tradisional Jawa, seni dan budaya Jawa hingga kuliner. (4) Nilai-nilai pendidikan secara keseluruhan yang diperoleh dari berbagai kegiatan dan penataan kawasan Desa Wisata Pendidikan Kembangarum yaitu menekankan pada penerapan nilai-nilai pendidikan budi
pekerti orang Jawa.Dwi Noviyantoro2015-05-19T04:06:10Z2019-01-29T22:29:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18826This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188262015-05-19T04:06:10ZKEGIATAN ANAK-ANAK PEDESAAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN GAYA DEKORATIFTujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik, dan bentuk penciptaan lukisan bergaya Dekoratif yang terinspirasi dari kegiatan anak-anak pedesaan.
Untuk menciptakan karya lukisan bergaya Dekoratif yang terinspirasi dari kegiatan anak-anak pedesaan digunakan metode observasi, improvisasi, dan visualisasi. Metode observasi dilakukan dengan membaca buku dan pencarian gambar adegan-adegan kegiatan anak-anak. Metode improvisasi dilakukan dengan pembuatan sketsa figur utama pada kertas. Metode visualisasi yaitu dengan mewujudkan sketsa menjadi bentuk lukisan yang menggunakan media cat akrilik pada kanvas.
Setelah dilakukan pembahasan dan penciptaan lukisan maka dapat disimpulkan: 1) Konsep didasarkan pada ketertarikan kegiatan anak-anak pedesaan yang diekspresikan kedalam lukisan dekoratif naif secara deformasi dan penguatan kontur diisi dengan warna datar yaitu hitam. 2) Tema lukisan dekoratif ini adalah kegiatan anak-anak pedesaan dengan sub-sub tema yang berbeda yaitu kehidupan anak-anak pedesaan dalam berbagai kegiatan dan permainan. 3) Teknik dan media yang digunakan adalah cat akrilik pada kanvas dengan teknik plakat. 4) Bentuk lukisan yang diciptakan adalah lukisan dekoratif naif dengan susunan bentuk secara deformasi yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 10 buah dengan judul Padang Bulan (100x130cm), Gemblelengan (130x80cm), Layang-Layang (95x130), Gadget vs Dolanan (130x80), Jaranan (100x80cm), Ulo-Ulonan (130x80), Telepon Kaleng (130x100), Angon (100x80cm), Engklek (80x100cm), dan Dolanan Dakon (80x100cm).Dhian Pertiwi2015-05-19T04:03:09Z2019-01-29T22:28:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18823This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188232015-05-19T04:03:09ZFIGUR IBU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN SENI LUKISPenulisan ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan yang terinspirasi dari Figur Ibu.(2) Mendeskripsikan proses visualisasi tema, teknik dan bentuk penciptaan lukisan yang terinspirasi dari Figur Ibu.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi,eksperimentasi, dan tahap visualisasi. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide objek figur ibu untuk menemukan bentuk-bentuk baru, dengan melakukan observasi dengan mengamati secara langsung maupun tidak langsung pada media televisi, internet, majalah, foto dan lain-lain. Secara keseluruhan, pengolahan dan pencapaian bentuk-bentuk dilakukan dengan pendekatan gaya dekoratif melalui proses mendeformasi bentuk-bentuk yang lebih variatif dan tidak monoton. Kemudian eksperimentasi dilakukan sebagai upaya untuk menemukan hal-hal baru dan terkadang hasil yang tidak terduga. Proses eksperimentasi bentuk melalui pembuatan sketsa dapat diciptakan berbagai bentuk baru yang sesuai dengan karakter gaya dekoratif pelukis. Proses eksperimentasi juga dilakukan dengan mencoba terus-menerus berbagai teknik yang sesuai dengan karakter penulis, teknik yang digunakan adalah opaque dan impasto. Selanjutnya pada tahap visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar atau lukisan untuk disajikan untuk sebuah karya seni atau visual. Keseluruhan proses dari eksplorasi dan improvisasi kemudian dituangkan diatas kanvas menggunakan cat akrilik sebagai media.
Hasil pembahasan dan penciptaan adalah sebagai berikut: 1 Tema lukisan yang dikemukakan dalam Tugas Akhir ini adalah intepretasi terhadap sosok atau figur ibu yang dikaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Karya-karya lukis ini menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan teknik plakat. 3 Bentuk lukisan yang dihasilkan bersifat deformatif. Lukisan yang dihasilkan seluruhnya berjumlah 9 buah dengan kurun waktu pembuatan 2013. Pada tahun 2013, tercipta lukisan dengan judul merindukan bulan , tiga figur, kangen, kasih ibu, menyusui 1, menyusui 2, menanti buah hati, guru semasa kecil, bunga terindah.Brilyan Firman Nugroho2015-05-19T03:59:49Z2019-01-29T22:28:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18820This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188202015-05-19T03:59:49ZPERANCANGAN MASKOT SI SOPAT SEBAGAI MEDIA BRANDING PONDOK BAKSO SEMPURNA KRANGGAN TEMANGGUNG JAWA TENGAHPerancangan maskot Si Sopat sebagai media branding Pondok Bakso Sempurna bertujuan untuk menginformasikan konsep perancangan media komunikasi visual yang baru, efektif, kreatif dan komunikatif. Maskot dibutuhkan setiap perusahaan sebagai pendukung keberhasilan produk termasuk Pondok Bakso Sempurna yang merupakan sebuah usaha kuliner bakso, sebagai sarana untuk menginformasikan produk dan brand Pondok Bakso Sempurna agar dapat dekat di masyarakat.
Proses perancangan Maskot Pondok Bakso Sempurna melalui tahapan pengumpulan data melalui bentuk verbal dan visual dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data menggunakan SWOT, kemudian metode yang digunakan dalam rencana perancangan yaitu membuat gambar sketsa coretan-coretan berupa rough layout untuk menentukan tata letak atau susunan teks, dan ilustrasi, kemudian membuat rancangan font yang sesuai dengan rancangan utama. Rancangan kemudian dipindah ke dalam komputer dengan menggunakan software grafis (Corel Draw X5, dan Photoshop CS4) untuk membuat rancangan, setelah rancangan selesai dan sempurna kemudian ditindaklanjut dengan proses pencetakan atau print dengan digital printing.
Maskot Si Sopat memiliki konsep awal dengan mengeksplorasi bentuk ketupat, warna yang digunakan pada maskot di ambil dari warna daun kelapa muda (janur) yang digunakan sebagai bahan membuat ketupat. Penggunaan warna hijau juga mengindikasikan produk bakso yang alami tanpa bahan pengawet. Dengan pendekatan kartun bersifat lucu diharapkan dapat menarik konsumen segala usia terutama anak-anak. Hasil rancangan maskot diterapkan dalam berbagai media, diantaranya berupa media utama (prime media) seperti spanduk dan leaflet, serta media pendukung (support media) seperti nota, x-banner, kartu nama, seragam karyawan, daftar menu, flag chain, pin dan mangkuk.Ary Utamaning Tyas2015-05-19T03:54:41Z2019-01-29T22:25:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18736This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187362015-05-19T03:54:41ZKOMPOSISI KARYA FOTOGRAFI LANDSCAPE TUNGGUL SETIAWANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komposisi yang terdapat dalam fotografi landscape karya Tunggul Setiawan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan metode wawancara dan dokumentasi. Objek terhadap penelitian adalah 9 karya fotografi landscape Tunggul Setiawan. Instrument penelitian dirancang berdasarkan pedoman wawancara serta dokumentasi, dan dikembangkan berdasarkan situasi yang terjadi di lapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada narasumber untuk memperoleh data yang diperlukan. Analisis data dilakukan pada masing-masing karya diawali dengan mendeskripsikan karya, menjabarkan elemen visual yang terdapat pada karya. Langkah selanjutnya adalah menjelaskna mengenai komposisi pada masing-masing karya. Untuk validasi data digunakan triangulasi, dengan uji silang dengan pendapat dengan pakar fotografi yaitu Pitri Ermawati, M. Sn., dan Irwandi, M.Sn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari karya fotografi landscape karya Tunggul Setiawan, terdapat elemen-elemen visual seperti garis, bentuk, tekstur, bidang, ruang, dan warna. Format karya Tunggul Setiawan bervariasi. Tunggul Setiawan menggunakan format horizontal, vertikal, maupun square yang pemilihannya disesuaikan dengan alur cerita dan kesan yang ingin ditampilkan. Karya fotografi landscape Tunggul Setiawan didominasi dengan penggunaan komposisi 1/3 bidang dan komposisi diagonal. Mayoritas karya fotografi landscape Tunggul Setiawa juga terdapat foreground yang menampilkan latar depan. Pada karya fotografi landscape Tunggul Setiawan yang diteliti terdapat garis cakrawala atau garis imajiner yang terletak antara langit dan bumi.Agung Dwi Raharjo2015-05-18T07:10:18Z2019-01-29T22:25:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18741This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187412015-05-18T07:10:18ZPEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PELAJARAN SENI RUPA MELALUI DIORAMA CERITA RAKYAT DI SMP N 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek dalam pelajaran Seni Rupa melalui diorama cerita rakyat di SMP N 1 Sewon Bantul Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, dan peserta didik kelas VIII-G sebanyak 23 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran Berbasis Proyek dalam pelajaran Seni Rupa melalui diorama cerita rakyat di SMP N 1 Sewon. Guru merupakan sumber data tentang persiapan dan pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek di kelas VIII-G. Kepala sekolah merupakan sumber data tentang kurikulum dan latar belakang sekolah. Karya diorama peserta didik kelas
VIII-G merupakan sumber data tentang hasil pembelajaran Berbasis Proyek dalam pelajaran Seni Rupa melalui diorama cerita rakyat. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Analisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) Persiapan pembelajaran meliputi, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Berbasis Proyek. (2) Pelaksanaan pembelajaran, pertama dengan menerangkan materi pembelajaran, menjelaskan alat bahan dan langkah-langkah pembuatan diorama. Kedua, guru membagi peserta didik ke dalam kelompokkelompok kecil dalam pembuatan proyek. Ketiga, peserta didik melakukan diskusi dan perencanaan pembuatan diorama cerita rakyat. Keempat, peserta didik mulai membuat proyek pembuatan diorama cerita rakyat. (3) Evaluasi hasil pembelajaran Berbasis Proyek melalui diorama cerita rakyat berwujud 4 (empat) buah produk karya seni rupa berupa diorama cerita rakyat dengan judul: Surabaya, Timun Emas, Roro Jonggrang dan Jaka Tarub. Sistem penilaian dilakukan oleh guru dengan dua aspek yaitu penilaian proyek dan produk. Hasil penilaian menunjukkan seluruh peserta didik dapat memenuhi KKM mata pelajaran Seni Budaya yaitu 75.Anggraeni Dwi Putranti2015-05-18T06:56:04Z2019-01-29T22:25:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18737This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187372015-05-18T06:56:04ZMODUL GRAFIS PENGETAHUAN ALAT DAN BAHAN UNTUK PEMBELAJARAN SENI LUKIS DI SMKN 3 KASIHAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bentuk modul grafis tentang alat dan bahan melukis untuk siswa SMKN 3 Kasihan Bantul, Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan skala terbatas. Tahap penelitian ini terdiri dari: (1) penelitian awal, (2) pembuatan produk, (3) uji coba produk. Pada tahap awal, dilakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara kepada siswa dan guru mata pelajaran seni lukis, untuk mendapatkan data permasalahan dalam pembelajaran melukis. Tahap kedua yaitu pembuatan produk dan validasi. Produk yang telah selesai disusun, kemudian dilakukan validasi hingga memperoleh rekomendasi dari validator (ahli materi dan ahli media) untuk dilanjutkan pada tahap uji coba lapangan. Tahap ketiga yaitu, produk diujicobakan kepada siswa kelas X program studi Seni Lukis SMKN 3 Kasihan Bantul melalui tiga tahap uji coba yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada tahap pertama ditemui permasalahan dalam pembelajaran seni lukis yaitu, belum tersedianya media belajar pengetahuan alat dan bahan seni lukis. Pada penelitian tahap kedua, dilakukan pembuatan modul berisi materi tentang pengetahuan alat dan bahan melukis, dan dilanjutkan pada validasi ahli. Pada tahap ketiga yaitu uji coba lapangan melalui tiga tahap uji coba yaitu: uji coba perorangan sebanyak 2 orang siswa, uji coba kelompok kecil sebanyak 5 orang siswa, dan uji coba kelompok besar sebanyak 10 orang siswa. Tahap akhir yaitu revisi modul, revisi didapatkan dari berbagai masukan dosen pembimbing, dosen penguji dan ahli materi dan media. Produk akhir berupa modul Modul Ilmu Pengetahuan Alat dan Bahan untuk Melukis yaitu modul lengkap (Self Contained), berukuran kuarto/A4 (210 mm x 297 mm) dengan ketebalan kertas sampul 260gr dan isi modul menggunakan kertas MP 120gr disajikan secara portrait berisi 32 halaman isi materi dan 5 halaman awal (sampul, kata pengantar, pendahuluan, daftar isi dan petunjuk penggunaan. Modul memuat materi tentang wawasan alat dan bahan yang diperlukan untuk melukis, serta cara-cara penggunaan alat dan bahan melukis. Dapat disimpulkan bahwa siswa SMKN 3 Kasihan Bantul setuju menggunakan Modul Ilmu Pengetahuan Alat dan Bahan untuk Melukis.Ambar Purnomo2015-05-18T06:38:41Z2019-01-29T22:25:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18727This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187272015-05-18T06:38:41ZPENINGKATAN GERAK MOTORIK HALUS JARI-JARI TANGAN BAGI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE DI BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan gerak motorik halus pada jari-jari tangan melalui keterampilan kolase pada peserta didik tunagrahita ringan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan menggunakan model siklus dan dilakukan secara kolaboratif. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik tunagrahita ringan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung. Objek penelitian ini yaitu gerak motorik halus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes, dokumen. Analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan motorik halus pada jarijari tangan peserta didik dapat dilihat dari indikator kemampuan melipat jari pada kondisi awal adalah 42%, pada siklus I meningkat 59%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 76%. Indikator kemampuan menggenggam pada kondisi awal adalah 34%, pada siklus I meningkat menjadi 66%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 80%. Selanjutnya, indikator kemampuan memegang dan menempel secara keseluruhan pada kondisi awal adalah 46%, pada siklus I meningkat menjadi 60,8%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 73%. Dari ketiga indikator keterampilan motorik halus tersebut, dapat diketahui bahwa presentase keterampilan motorik halus pada kondisi awal berjumlah 40,8% dengan kriteria cukup, pada siklus I meningkat menjadi 61,93% dengan kriteria baik, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 76,53% dengan kriteria sangat baik. Penelitian dihentikan pada siklus II karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan ≥ 60%. Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan keterampilan kolase dapat meningkatkan gerak motorik halus pada jari-jari tangan peserta didik tunagrahita ringan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung.Dewi Muftichah2015-05-18T06:24:48Z2019-01-29T22:24:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18722This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187222015-05-18T06:24:48ZINTERIOR KLENTENG ZHEN LING GONG YOGYAKARTA
DITINJAU DARI FENG SHUIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Feng Shui interior Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta meliputi : elemen pembentuk ruang, elemen estetis ruang, perabot, tata kondisional ruang, dan tata ruangnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objek penelitian yaitu Feng Shui pada elemen pembentuk ruang, elemen estetis ruang, perabot, serta tata kondisional ruang Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta. Data berupa uraian tentang Feng Shui interior Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta. Data tersebut merupakan data deskriptif dengan tidak melalui generalisasi. Langkah awal dengan mendeskripsikan kondisi fisik interior Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta. Langkah berikutnya yaitu mendeskripsikan penerapan ilmu Feng Shui berupa konsep Ch’i, konsep Yin Yang, dan konsep Lima Unsur yang diterapkan pada interior Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) konsep Yin Yang dan konsep Ch’i yang diterapkan pada elemen pembentuk ruang Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta ditunjukkan oleh adanya pola keseimbangan dan pergerakan Ch’i, yang saling berhubungan dengan kondisi lantai, langit-langit, dinding, pintu, jendela, tiang, dan tangga 2) konsep keseimbangan Yin Yang pada perabot Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta lebih menekankan pada pengaturan tata letak perabot dalam ruangan 3) konsep Ch’i yang diterapkan pada tata kondisional ruang Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta ditunjukkan dengan banyaknya pemanfaatan pencahayan dan penghawaan alami pada siang hari dan buatan pada malam hari, dan pengaruh Ch’i yang mengalir ke dalam ruangan 4) konsep Yin Yang dan konsep Ch’i pada elemen estetis ruang Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta ditunjukkan dengan pengaturan tata letak yang dikaitkan dengan makna dari setiap unsur elemen estetis tersebut. Sedangkan elemen estetis berupa lukisan dekoratif dan ornamen lebih menekankan pada makna filosofis simbol-simbol Cina dan 5) konsep Lima Unsur yang diterapkan pada seluruh bagian bangunan Klenteng Zhen Ling Gong Yogyakarta mengacu pada sifat-sifat unsur kayu, api, logam, tanah, dan air yang masing-masing memiliki makna simbolis.Aryati Yunita Sari2015-05-18T06:16:36Z2019-01-29T22:24:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18721This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187212015-05-18T06:16:36ZPENGAYAAN BENTUK DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENYAJIAN VIDEO ANIMASI SPONGEBOB SQUAREPANTSPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan bentuk dalam gambar anak usia 5-6 tahun yang dipengaruhi video animasi SpongeBob SquarePants. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berupa karya gambar anak usia 5-6 tahun sebelum dan sesudah dipengaruhi video animasi SpongeBob SquarePants dari TK Putra Harapan desa Rajek Wetan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta berjumlah 20 anak dan TK IV Islamic Center GUPPI desa Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta berjumlah 20 anak. Objek penelitian difokuskan pada perkembangan bentuk yang terjadi dalam gambar anak usia 5-6 tahun yang dipengaruhi video animasi SpongeBob SquarePants. Data diperoleh melalui teknik observasi keterlibatan aktif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis model Miles dan Huberman, yakni melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Keabsahan data diperoleh melalui uji kredibilitas, transferabilitas, dan dependabilitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan I, anak menggambar bebas dan belum disajikan video animasi SpongeBob SquarePants, anak menghasilkan bentuk gambar objek manusia, binatang, tanaman, rumah, benda langit, dan alat transportasi. Pada pertemuan II dan III, anak disajikan video animasi SpongeBob SquarePants dan tetap menghasilkan bentuk gambar objek manusia, binatang, tanaman, rumah, benda langit, dan alat transportasi namun mengalami perkembangan linier dan lateral sehingga bentuk objek yang digambarkan menjadi lebih lengkap dan beragam. Perkembangan linier ditandai dengan penggambaran bentuk objek dasar yang sama dan berkesinambungan antara pertemuan I, II, dan III. Hasilnya terdapat pada penggambaran bentuk objek anak laki-laki, anak perempuan, tanaman, benda langit, rumah segiempat, kupu-kupu, ikan, mobil, dan pesawat terbang. Perkembangan lateral ditandai dengan penggambaran bentuk objek dasar yang tidak sama dan tidak berkesinambungan antara pertemuan I dengan pertemuan II dan III. Hasilnya terdapat pada penggambaran bentuk objek SpongeBob, Patrick, burung, ubur-ubur, sapi, capung, kucing, gajah, dan kepiting, rumah nanas, rumah batu, rumah moai, rumah jangkar kapal, perahu boat, kapal laut, dan kereta api.Raras Nawang Wulan2015-05-18T03:12:20Z2019-01-29T22:23:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18698This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186982015-05-18T03:12:20ZPERANCANGAN SIGN SYSTEM PASAR XT SQUARE YOGYAKARTAPerancangan media sign system ini bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengunjung pasar XT Square Yogyakarta. Media informasi tersebut berupa media sign system yang menuntun para pengunjung kepada lokasi yang akan di kunjungi, melalui konsep mengambil unsur atribut/warisan budaya lokal kota Yogyakarta seperti pemanfaatan ragam hias unsur ornamen Mataram, blangkon, baju sorjan dan aksara Hanacaraka. Unsur atribut/warisan budaya yang sudah terpilih kemudian diolah menjadi pictogram yaitu menyederhanakan dari bentuk aslinya sehingga mudah dipahami secara cepat dan berfungsi sesuai tujuan dari masing – masing sign system. Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal maupun visual. Data dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi selanjutnya data diolah menjadi konsep perancangan media sign system sehingga membentuk kesatuan dalam desain dan kesimpulan dalam proses pembuatan media sign system. Tahapan penciptaan sign system dengan proses membuat rough layout, comprehensive layout dan complete layout. Instrumen yang digunakan dalam pembuatan karya diantaranya berupa perangkat manual misalnya pensil, sket book, drawing pen, dan perangkat komputer, digital camera, scanner. Hasil dari perancangan media sign system berupa sign system utama dan sign system pelengkap. Sign utama diantaranya papan nama setiap gedung dan papan informasi dengan tipe wall sign dan hanging sign. Kemudian yang kedua denah/peta pasar XT Square ke dalam tipe wall sign site plan. Sign system pelengkap diantaranya sign toilet, sign mushola, sign tempat wudhu, sign arah keluar basement, sign kantor management, sign tiket dengan tipe wall sign. Kemudian sign system arah ke tempat parkir, sign dilarang melintas ke dalam tipe free standing sign. Untuk sign peringatan membuang sampah pada tempatnya akan dibuat ke dalam tipe sticker sign. Pendekatan atribut/warisan budaya lokal Yogyakarta digunakan sebagai perancangan sign system karena sebagai apresiasi terhadap budaya lokal dan supaya tetap terjaga kelestarianya.Afif Novembriana Rachmawan2015-05-18T02:49:06Z2019-01-29T22:23:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18682This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186822015-05-18T02:49:06ZSTRATEGI PEMBELAJARAN PRAKTIK KELAS X DKV I DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang digunakan guru DKV Dasar dalam pembelajaran praktik di dalam kelas X DKV I di SMK N 3 Kasihan Bantul Yogyakarta, yakni strategi pembelajaran langsung. Strategi pembelajaran praktik (ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang diterapkan pada kelas X DKV I di SMK N 3 Kasihan Bantul Yogyakarta, terfokus pada mata pelajaran praktik DKV Dasar. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Strategi yang digunakan oleh bapak Zumarudin selaku guru DKV Dasar dari kelas X DKV I SMK Negeri 3 Kasihan Bantul Yogyakarta adalah strategi pembelajaran langsung (direct instruction) yang berarti strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, (2) Metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab (3) Dari metode yang digunakan terdapat 28 peserta didik dari 33 peserta didik yang ada di kelas X DKV I sudah mencapai KKM, sedangkan 5 peserta didik memiliki nilai di bawah KKM, dan setelah dilakukan remidial semua peserta didik tersebut telah mencapai KKM yang sudah ditentukan pada akhir semester.Muhammad Nur Yahdii Manyahsya2015-05-18T02:33:18Z2019-01-29T22:22:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18670This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186702015-05-18T02:33:18ZDAUN PEPAYA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA GAUN PANJANGTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk merancang dan menerapkan motif batik baru dengan inspirasi dari daun pepaya dan menerapkan bentuk motif batik daun pepaya pada gaun panjang casual yang ditujukan untuk kaum wanita remaja dalam beberapa model. Penciptaan karya gaun panjang remaja ini meliputi dua tahapan yaitu Eksplorasi dan Eksperimen. Dalam kegiatan Eksplorasi dilakukan dengan mencari referensi terkait dengan inspirasi penciptaan yang digunakan guna menjadi pedoman dalam proses penciptaan karya, selanjutnya kegiatan Eksperimen dilakukan dengan mengolah bentuk dengan cara membuat sket alternatif guna memperoleh desain terpilih yang nantinya direalisasikan kedalam bentuk karya. Proses kerja yang dilakukan dalam pembuatan karya ini antara lain menyusun konsep perancangan penciptaan motif, pembuatan desain, persiapan bahan dan alat, pembuatan pola, pembatikan, pewarnaan, pelorodan, penjahitan gaun panjang dan yang terakhir finishing. Hasil perancangan motif daun pepaya pada gaun panjang yaitu konsep perancangan motif dengan stilasi daun pepaya yang diberi motif pendukung berupa tumbuhan tali putri dan pucuk pakis. Motif ini diterapkan pada gaun panjang secara simetris dan asimetris agar memberi kesan mewah dan dinamis. Gaun panjang dibuat dengan model casual tetapi tetap memunculkan kesan formal untuk kaum wanita remaja muslimah sebagai penutup aurat. Gaun panjang yang dibuat berjumlah 10 gaun dengan pencelupan warna berupa napthol dan indigosol.Luvy Winara Dani2015-05-18T02:10:08Z2023-10-05T02:20:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18656This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186562015-05-18T02:10:08ZGIGEND SEBAGAI SELF BRANDING DALAM BUKU PUISI DAN ILUSTRASI LOWBROW POP SUREALISMEPerancangan ini bertujuan untuk mengekspresikan karya dengan gaya Lowbrow Pop Surealisme Gigend melalui berbagai media, antara lain buku, CD musik (album), kaos, kartu permainan, dan kartu pos. Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data primer maupun pribadi dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan gagasan-gagasan Lowbrow Pop Surealisme. Metode penciptaan media dengan proses tahapan rough layout, comprehensive layout, dan final design. Instrumen yang digunakan berupa perangkat manual yaitu pensil, kertas gambar, dan drawing pen. Perangkat digital yaitu kamera dan scanner. Software digital yaitu Adobe Photoshop CS6 dan Corel Draw X6. Hasil perancangan berupa buku, CD musik, kaos, kartu permainan, dan kartu pos dengan gaya Lowbrow Pop Surealisme yang memiliki konsep “ark” (bahtera), “arka” (cahaya), dan “arkais”, dapat dilihat dari isinya dengan tekstur semu kertas kuno yang juga memadukan unsur modern dengan tipografi yang mudah dibaca dan simbolisasi lingkaran kuning. Desain menampilkan ilustrasi dengan teknik drawing, logo Gigend, visualisasi mumi, dan tanah-tanah melayang. Puisi dan ilustrasi Lowbrow Pop Surealisme Gigend menjadi satu kesatuan dengan ciri khas absurd, surealis, dan imajinatif.Gigih Endra Utama Putra2015-05-15T03:35:26Z2019-01-29T22:21:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18637This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186372015-05-15T03:35:26ZANALISIS MOTIF BATIK GEBLEG RENTENG SEBAGAI MOTIF BATIK KHAS KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Batik Gebleg Renteng ditinjau dari latar belakang, bentuk motif, makna simbolis, arah motif dan fungsinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah desain Batik Gebleg Renteng karya Ales Candra Wibawa. Penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang, bentuk motif, makna simbolis, arah motif dan fungsi. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik model Miles dan Huberman yang melalui tiga proses yaitu proses reduksi data, prosespenyajian data dan proses menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Latar belakang munculnya motif Batik Gebleg Renteng berasal dari Lomba Desain Motif Batik Khas Kulon Progo 2012. (2) Bentuk motif Gebleg Renteng dibagi atas motif utama terdiri dari motif gebleg, motif logo Binangun bersayap, motif bunga kuncup dan bunga mekar, dan motif manggis, motif pengisi terdiri dari 2 motif, isen-isen terdiri dari 6 isen-isen, dan motif pinggiran terdiri dari motif burung kacer, motif manggis, motif lambang Kulon Progo, dan motif logo Binangun. (3) Makna simbolis Batik Gebleg Renteng adalah gambaran potensi kekayaan alam Kulon progo, nilai luhur budaya, dan doa/harapan bagi Kulon Progo agar menjadi daerah yang lebih maju. (4) Arah motif batik Gebleg Renteng adalah: Dlereng, Gunungan, Tirta Teja, danDatar. (5) Fungsi Batik Gebleg Renteng adalah, pertama sebagai pakaian dinas harian PNS, pegawai BUMD, perangkat desa dan pakaian seragam sekolah (TK, SD, SMP dan SMA) di Kabupaten Kulon Progo, kedua sebagai gaun pesta.Toifful Aman2015-05-15T03:07:14Z2019-01-29T22:21:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18635This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186352015-05-15T03:07:14ZPEMBELAJARAN RELIEF PLASTISIN DENGAN METODE MENCONTOH DAN PENGEMBANGANNYA DI KELOMPOK B2 UNGGULAN TK ABA MARDI PUTRA BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran relief plastisin dengan metode mencontoh dan pengembangannya di Kelompok B2 Unggulan TK ABA Mardi Putra Bantul. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, dan Karya anak Kelompok B2 Unggulan. Sedangkan objek penelitian ini adalah pembelajaran relief plastisin dengan metode mencontoh dan pengembangannya di Kelompok B2 Unggulan TK ABA Mardi Putra Bantul. Guru kelas merupakan sumber data tentang dokumentasi yang terkait dalam penelitian ini. Guru pembina lukis merupakan sumber data tentang persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran relief plastisin di Kelompok B2 Unggulan. Kepala Sekolah merupakan sumber data tentang kurikulum dan latar belakang sekolah. Karya anak Kelompok B2 Unggulan merupakan sumber data tentang hasil karya relief plastisin dengan metode mencontoh dan pengembangannya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan. Analisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan, (1) Persiapan pembelajaran meliputi, Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Pembelajaran menggunakan metode mencontoh dan pengembangannya. (2) Pelaksanaan pembelajaran, pertama dengan menyiapkan alat dan bahan berupa papan triplek, plastisin, dan stick ice cream. Kedua, guru beserta peneliti saling membantu untuk menyiapkan langkah-langkah praktik. Ketiga, membagikan alat dan bahan ke anak masing-masing satu papan, 1 plastisin warna biru dan 1 bungkus plastisin dengan jumlah 6 kotak yang berisi warna yang berbeda. (3) Evaluasi hasil pembelajaran relief plastisin dengan metode mencontoh dan pengembangannya pada Kelompok B2 Unggulan TK
ABA Mardi Putra Bantul berwujud 32 karya dengan penilaian menggunakan kode bintang.Richa Kurnila Septiany2015-05-15T02:12:49Z2019-01-29T22:21:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18634This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186342015-05-15T02:12:49ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI RESTORAN IKAN BAKAR GAMBIRAN YOGYAKARTAPerancangan karya desain komunikasi visual ini bertujuan untuk penciptaan media promosi Restoran Ikan Bakar Gambiran yang menarik, mudah dipahami, komunikatif dan tepat sasaran. Manfaat dari perancangan media promosi ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang Restoran Ikan Bakar Gambiran agar lebih dikenal, dan dapat meningkatkan nilai jual di daerah Yogyakarta. Perancangan media promosi ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, analisis data dan perancangan. Proses pengumpulan data dengan cara wawancara dengan pengelola Restoran Ikan Bakar Gambiran dan dokumentasi foto, sedangkan proses analisis data menggunakan analisis SWOT (Strength (S)/ kekuatan, Weakness (W)/ kelemahan, Opportunities (O)/ peluang, dan Threats (T)/ ancaman). Perancangan desain menitik beratkan kepada kreativitas, inovasi dan kemampuan menuangkan ide serta gagasan baru, proses ini melalui tiga tahapan yaitu rough layout, comprehensive layout, final design menggunakan metode pengerjaan secara manual (sketsa), perangkat hardware dan software komputer serta kamera digital. Perancangan media promosi Restoran Ikan Bakar Gambiran dirancang dengan mengaplikasikan konsep “Bebakaran”, yaitu perancangan media dengan menampilkan warna dan layout yang mewakili bara api yang disajikan secara kreatif. Warna dominan yaitu oranye dan merah karena warna ini adalah ciri khas warna Restoran Ikan Bakar Gambiran. Konsep menghadirkan ilustrasi realis yang dipakai dalam perancangan ini berupa product shot dari menu yang disediakan Restoran Ikan Bakar Gambiran. Hasil dari perancangan media promosi ini ada 10 desain terdiri dari media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media). Media utama yaitu Iklan Surat Kabar dengan ukuran 6x8 cm berwarna, iklan Surat Kabar ini dipilih karena media ini dapat menjangkau audience secara luas, media pendukung berupa Brosur, SignBoard (papan petunjuk), Spanduk, Buku Menu, Packaging (kemasan), Stiker, ID Card (tanda pengenal), Nomor Meja dan Nota. Media-media komunikasi visual ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai Restoran Ikan Bakar Gambiran sehingga lebih dikenal masyarakat luas.Endra Ahmad Rifai2015-05-15T01:58:35Z2019-01-29T22:21:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18632This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186322015-05-15T01:58:35ZKUCING SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK PAKAIAN WANITA USIA REMAJATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk merancang motif batik baru dengan kucing sebagai ide penciptaannya, kucing diamati berdasarkan ciri fisik, perilaku, dan kebiasaannya kemudian digubah menjadi motif batik. Motif ini kemudian diterapkan pada berbagai jenis pakaian formal serta non formal untuk wanita usia remaja yang meliputi pakaian atas, gaun, jaket, dan pakaian bawah. Proses penciptaan karya ini melalui beberapa tahap dengan menggunakan dua metode yaitu metode eksplorasi dan eksperimen. Metode eksplorasi digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan ide penciptaannya, sebagai dasar tahap penyusunan konsep. Sedangkan metode eksperimen digunakan untuk menciptakan berbagai sket alternatif pada saat tahap mendesain motif dan mendesain pakaian, sket alternatif berfungsi sebagai pilihan desain yang akan realisasikan menjadi karya nyata. Tahap selanjutnya adalah pembatikan yang meliputi proses pengolahan kain, molani, pembatikan, pewarnaan dengan napthol, serta pelorodan, dan tahap terakhir adalah tahap penjahitan menjadi pakaian. Hasil dari tugas akhir karya seni ini adalah konsep desain motif utama yang digubah secara dekoratif berdasarkan ciri fisik, perilaku dan kebiasaan kucing, kosep desain motif pendukung dan motif pembatas yang merupakan stilasi dari bentuk-bentuk yang berkaitan dengan kucing seperti mata kucing, bulu kucing, makanan kucing, dan mainan kucing. Motif tersebut kemudian diterapkan pada 12 macam pakaian wanita usia remaja yang meliputi tunic, carolle line, shirtwaist dress, princess line dress, coat dress, h line dress with bolero jacket, corselet dress, sun dress, blazer jacket, bloomers pants, harem pants, dan a line skirt.Endah Wahyu Parlina2015-05-15T01:53:58Z2019-01-29T22:21:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18633This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186332015-05-15T01:53:58ZHUBUNGAN KEMAMPUAN DESAIN DASAR DAN KEMAMPUAN PRAKTIK DASAR SENI RUPA TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK BERKARYA SENI RUPA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2005Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kemampuan desain dasar terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa, kemampuan praktik dasar seni rupa terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa, dan kemampuan desain dasar dan kemampuan praktik dasar seni rupa secara bersama-sama terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa pada mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2005.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2005 yang berjumlah 58 mahasiswa. Data mahasiswa yang digunakan berjumlah 50 mahasiswa karena delapan data mahasiswa tidak lengkap sehingga tidak dapat digunakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data diperoleh dengan teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data nilai mata kuliah kemampuan desain dasar, kemampuan praktik dasar seni rupa, dan kemampuan praktik berkarya seni rupa. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis korelasi, dan analisis regresi. Uji prasayarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan desain dasar terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa dengan koefisien korelasi sebesar 0,559 pada taraf signifikansi 0,05. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan praktik dasar seni rupa terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa dengan koefisien korelasi 0,686 pada taraf signifikansi 0,05. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan desain dasar dan kemampuan praktik dasar seni rupa secara bersama-sama terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa dengan koefisien korelasi 0,698 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan desain dasar dan kemampuan praktik dasar seni rupa terhadap kemampuan praktik berkarya seni rupa pada mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2005. Dengan demikian kemampuan desain dasar dan kemampuan praktik dasar seni rupa merupakan kemampuan dasar dalam seni rupa yang harus dikuasai untuk dapat melakukan praktik berkarya seni rupa.Ahmad Zahroni2015-05-15T01:25:36Z2019-01-29T22:21:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18626This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186262015-05-15T01:25:36ZPEMBELAJARAN BATIK DI JURUSAN KRIYA TEKSTIL
SMK NEGERI 1 PACITAN JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang pembelajaran batik di Jurusan Kriya Tekstil SMK Negeri 1 Pacitan, ditinjau dari perencanaan pembelajaran dan proses yang dilakukan dalam pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah pada pembelajaran batik di Jurusan Kriya Tekstil ditinjau dari perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran. Pengumpulan data berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dari perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi sumber. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Perencanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran batik adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Komponen dalam silabus yaitu: Standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan komponen dalam RPP yaitu: Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. (2) Proses pembelajaran batik pada pertemuan pertama diawali dengan appersepsi kemudian guru menjelaskan tentang pengertian batik tulis klasik dan jenis-jenis ragam hias. Pertemuan kedua, penugasan kepada peserta didik untuk membuat jenis ragam hias dan desain karya batik. Pertemuan ketiga, guru menjelaskan prosedur dalam pembuatan karya batik tulis sesuai urutan langkah kerja. Pertemuan keempat, guru menjelaskan jenis, sifat, fungsi alat dan bahan yang digunakan untuk batik tulis klasik. Pertemuan kelima, praktek pembuatan karya batik tulis sesuai prosedur dan langkah-langkah kerja. Pertemuan keenam, yaitu proses pencantingan. Pertemuan ketujuh, guru mendemonstrasikan dan menugaskan peserta didik tentang cara mencolet. Pertemuan kedelapan, proses pewarnaan dengan zat warna naptol dan garam diazo. Pertemuan kesembilan, proses pelepasan lilin batik tulis. Pertemuan kesepuluh, guru menjelaskan pengertian batik cap, jenis, sifat dan fungsi canting cap. Pertemuan kesebelas, mempersiapkan alat dan bahan dalam proses pembuatan batik cap. Pertemuan keduabelas, proses pewarnaan dengan menggunakan warna naptol. Pertemuan ketigabelas, menutup motif yang telah diwarna. Pertemuan keempatbelas, proses pewarnaaan dengan zat warna indigosol. Pertemuan terakhir yaitu proses pelepasan lilin batik cap dan finishing.Yueni Rahmawati2015-05-13T07:59:50Z2019-01-29T22:20:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18617This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186172015-05-13T07:59:50ZKREATIVITAS MENGGAMBAR MOTIF KREASI BATIK PADA GERABAH MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS VIII D SMPN 1 PURWADADI CIAMIS JAWA BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas menggambar motif kreasi batik pada gerabah melalui pendekatan konstruktivistik di SMPN 1 Purwadadi Kelas VIII D Ciamis Jawa Barat. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat merangsang siswa untuk berfikir kreatif sehingga mampu menggambar motif batik sesuai dengan sumber ide, setiap siswa diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dan mengungkapkan ide gagasan. Bagi guru, dapat memberi masukan untuk menerapkan pendekatan konstruktivistik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagai upaya dalam meningkatkan kreativitas menggambar motif kreasi batik dan dapat mengaplikasikanya pada benda fungsional yaitu gerabah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D yang berjumlah 36 Siswa dan Bapak Mubin, selaku guru Seni Budaya di SMPN 1 Purwadadi sebagai kolabolator dengan peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- Mei dengan tiga siklus, setiap siklus mencakup empat tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, pelaksanaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif-kualitatif yaitu hasil dari dokumen nilai karya menggambar motif kreasi batik di deskripsikan dalam bentuk kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas menggambar motif kreasi batik melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kreativitas menggambar motif kreasi batik pada siswa kelas VIII D SMPN 1 Purwadadi. Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator ketercapaian yaitu : 1) Minat siswa dalam menggambar motif batik pada siklus I mencapai 47.5%, siklus II meningkat menjadi 57.3%, dan pada siklus III meningkat menjadi 78.2%. 2) Kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam menggambar motif kreasi batik pada siklus I mencapai 59%, siklus II meningkat menjadi 61.5%, dan pada siklus III meningkat menjadi 81%. 3) Kemampuan siswa menggambar motif kreasi batik yang kreatif dan mengaplikasikannya pada gerabah sesuai dengan pengembangan sumber ide pada siklus I mencapai 42%, siklus II meningkat menjadi 58%, dan siklus III meningkat menjadi 77%.Dini Eka Suryani2015-05-13T07:22:21Z2019-01-29T22:20:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18615This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186152015-05-13T07:22:21ZPERANCANGAN MEDIA PROMOSI TOTEBAG LUKIS DE’GUSKA TIRTONIRMOLO KASIHAN - BANTUL
Shofia Eka YuliyantiPerancangan media promosi Totebag Lukis de‟Guska bertujuan untuk menciptakan perancangan media promosi yang efektif, efisien, menarik, komunikatif, mudah dimengerti, dan tepat sasaran. Manfaat dari perancangan media promosi ini adalah memberikan informasi pada konsumen dan diharapkan dapat meningkatkan nilai jual produk Totebag Lukis de‟Guska. Perancangan desain media promosi ini melalui beberapa tahapan utama yaitu tahapan pra produksi yang meliputi kegiatan pengumpulan data verbal dan data visual dengan tehnik observasi, wawancara, dokumentasi, dan pengumpulan data dari berbagai sumber, yang kemudian dianalisis menggunakan prinsip 9P (Planning, People, Product, Price, Place, Promotion, Partner, Presentation, Passion) untuk mendapatkan konsep desain yang tepat sasaran, efektif, dan menarik. Proses produksi meliputi tahap pembuatan layout, yaitu rough layout (layout kasar), comprehensive layout (layout komprehensif), dan complete layout (layout lengkap) menggunakan metode pengerjaan secara manual (sketsa), perangkat hardware dan software komputer serta kamera digital. Hasil dari perancangan media promosi ini berupa media utama (prime media) dan media pendukung (supporting media), media utama yaitu billboard karena media ini sangat efektif dalam menjangkau audiences secara umum. Media pendukung yang dibuat berjumlah delapan desain berupa way finding (papan penunjuk arah), neon box, X-Banner, paper bag (tas kertas), kartu nama, katalog, nota dan brosur. Untuk membedakan Totebag Lukis de‟Guska dengan perusahaan-perusahaan kompetitornya yang lain digunakan sistem identitas berupa logo gram yang berasal dari deformasi bentuk tengkorak. Konsep dari perancangan media promosi untuk Totebag Lukis de‟Guska ini adalah menggunakan gaya desain modern, menggunakan teknik fotografi, mengolah foto dan huruf, menciptakan kesan modern, simpel dan mudah dipahami. Desain media promosi ini dirancang dengan tidak terlalu banyak menaruh elemen teks dan tulisan, namun hanya menonjolkan merk logo dan gambar model yang membawa dua buah tas sebagai produk dari usaha Totebag Lukis de‟Guska, untuk memberikan kesan yang lebih simple dan tidak terlalu mencolok akan tetapi enak dilihat juga dapat menarik perhatian konsumen.Shofia Eka Yuliyanti2015-05-13T06:59:19Z2019-01-29T22:20:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18613This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186132015-05-13T06:59:19ZFENOMENA SOSIAL
KARYA SENIRUPA RUANG PUBLIK TROPIC EFFECT
DI TITIK NOL KILOMETER KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial karya Senirupa Ruang Publik (SRP) berjudul Tropic Effect di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Penelitian difokuskan pada aspek proses sosial dan produk sosial dengan merunut latar belakang keberadaan SRP berjudul Tropic Effect. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian sosial, terhadap fenomena sosial yang dilakukan oleh komunitas perupa SRP berjudul Tropic Effect. Dasar penelitian ini adalah heurmeneutika menurut teori Hermeneutika Filosofis Gadamer. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat, triangulasi dan analisis kasus negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses sosial berupa keinginan perupa untuk mendapat legitimasi dari masyarakat luas, yang didasari kesadaran untuk membuat karya secara komunal dengan melibatkan banyak pihak, terbuka dan tidak anti kritik. Perupa terdorong kondisi sosial masyarakat dan pihak berkuasa yang terbuka terhadap perkembangan senirupa di Yogyakarta. Pemilihan lokasi didukung klaim bahwa Titik Nol kilometer Kota Yogyakarta adalah ruang strategis dengan tingkat apresiasi publik yang tinggi. (2) Produk sosial berupa gagasan dan sikap tegas untuk menghasilkan karya sebagai alat komunikasi kepada masyarakat, nilai sosial berupa sikap kritis terhadap problematika masyarakat serta upaya membangun wacana penyadaran, dan praktik bersenirupa secara komunal sehingga menghasilkan produk kasat mata berupa karya SRP berjudul Tropic Effect yang mengarah pada senirupa kontemporer.Dwi Wulandari2015-05-13T06:40:29Z2019-01-29T22:20:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18611This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186112015-05-13T06:40:29ZWAJAH MANUSIA SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PATUNGTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan proses visualisasi yang meliputi : tema, teknik, dan bentuk patung dengan konsep idealisasi bentuk dalam citarasa abstrak non material. Proses penciptaan patung ini adalah merespon bahan kayu sono keling dengan menggunakan pendekatan surealistik. Metode yang digunakan dalam penciptaan patung yaitu eksplorasi dan visualisasi. Eksplorasi yaitu pengamatan secara langsung melalui peninjauan tentang wajah manusia dan dari sumber-sumber tertulis berupa buku, majalah, internet, foto, katalog pameran dan lainnya. Proses selanjutnya adalah visualisasi patung dengan media kayu. Visualisasi merupakan proses penerapan konsep menjadi sebuah bentuk patung untuk disajikan lewat karya seni. Teknik yang digunakan adalah teknik modeling dan curving dan menggunakan penggubahan bentuk melalui deformasi dan distorsi dari wajah manusia. Penciptaan karya menghasilkan 10 patung dengan berbagai ukuran yaitu : Sang Penari (55X60 Cm), Sang Penari 2 (120X50 Cm), Keangkuhan (50X20 Cm), Terbang (60X55 Cm), Termakan Usia (55X30 Cm), Salah Baju (60X25 Cm), Siluman mimpi ( 55X80 Cm), Ketika Perut Berbicara (140X70 Cm), Dua Pikiran (140X130 Cm), dan Kesakitan (55X60 Cm).Dhian Faridho2015-05-13T04:49:39Z2019-01-29T22:20:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18603This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186032015-05-13T04:49:39ZSEPATU DAN POLA INTERAKSI SOSIAL DALAM LUKISANTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, proses visualisasi meliputi tema, bentuk, dan teknik lukisan dengan judul sepatu dan pola interaksi sosial dalam lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode eksplorasi, yaitu membuat sketsa pada kertas untuk menemukan bentuk dan pola interaksi sosial; improvisasi, yaitu memindahkan sketsa pada media kanvas, selanjutnya pembentukan, pada tahap ini terjadi pengurangan dan penambahan pada sketsa awal, proses pewarnaan dengan teknik opaque dan aquarel juga terjadi pada tahap ini. Tahap terakhir adalah penyajian karya, termasuk didalamnya finishing dan penambahan pigura. Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tema penciptaan lukisan adalah mengangkat sepatu dan pola interaksi sosial. Konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman pada sepatu dalam interaksi sosial pada lukisan. Visualisasinya melalui pendeformasian bentuk sepatu yang telah ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta karakter personal dengan bentuk sedikit aneh, absurd, dan ambigu. Proses visualisasi lukisan dikerjakan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas dengan teknik plakat dikombinasi teknik aquarel dengan pengerjaan background secara ekspresif. Warna-warna yang dihadirkan dalam lukisan secara kontras dan representatif. Visualisasi dalam lukisan, selain bentuk sepatu sebagai objek utamanya, terdapat objek lain sebagai elemen pendukungnya. Bentuk lukisan memiliki kecenderungan pada seni lowbrow. karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu: Best Friend (110X140 Cm), Rumah Tanpa Cinta (110X140 Cm), Pengen Ngeben (110X130 Cm), Obrolan Gagal (160X120 Cm), Realita Mbak Shanti (70X90Cm), Teman Tidur Tante Sasa (90X70 Cm), Negosiasi (160X120Cm), Selfie (60X120 Cm), Rock Daddy (60X120 Cm), Mimpi Buruk (150X200 Cm).Luuluk Nurnaini2015-05-12T07:42:55Z2019-01-29T22:18:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18548This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185482015-05-12T07:42:55ZKEHIDUPAN SUKU DANI DI ATAS KULIT KAYU KOMBOUW
Oleh :Tujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini untuk mendeskripsikan konsep penciptaan serta visualisasi tema, bentuk dan teknik yang disajikan dalam karya realisme yang mengangkat kehidupan suku Dani sebagai objek penciptaan lukisan dengan mengunakan kulit kayu Kombouw sebagai media ekspresi. Metode penciptaan karya melalui tahap observasi dengan pengamatan langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung dengan cara melihat langsung pada kehidupan suku Dani. Pengamatan tidak langsung dengan pencarian gambar atau foto dari kehidupan suku Dani. Selanjutnya tahap visualisasi dengan membuat perbandingan foto dan kulit kayu menggunakan dam, kemudian pemindahan sketsa objek di atas kulit kayu Kombouw dengan teknik opaque dan aquqrel di lanjutkan dengan pewarnaan monochrome coklat. Proses penggambaran dilakukan dengan memperhatikan prinsip kesatuan, keseimbangan, harmoni, proporsi dan dominasi. Setelah dilakukan pembahasan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: konsep pada penciptaan lukisan ini, memperkenalkan kehidupan suku Dani pada kulit kayu Kombouw sebagai media ekspresi yang dilukiskan secara realistik. Tema lukisan yang di kemukakan adalah tema kehidupan dan adat istiadat dari suku Dani. Teknik pewarnaan menggunakan teknik basah dengan media cat minyak di atas kulit kayu Kombouw dengan kombinasi teknik opaque dan aquarel dengan pewarnaan monochrome coklat agar warna dan tekstur dari kulit kayu Kombouw masih dapat ditonjolkan. Tahap visualisasi dengan membuat perbandingan foto dan kulit kayu Kombouw menggunakan dam. Hal ini berdasarkan pada pengolahan dengan memperhatikan unsur dan prinsip rupa. Jumlah karya seni lukis sebanyak 9 buah dengan ukuran yang bervariasi, antara
lain: Nopase (Bapa) (65 x 43 cm), Kwe Enege Perogo (Ibu Mengendong anak) (95 x 90 cm), Lunggik Eke ( Bermain Pikon) ( 90 x 85 cm), Mumi Wim Motok Mabel (100 x 52 cm), Upacara bakar Batu Wam (115 x 97 cm), Upacara Perang - Perangan (125 x 92 cm), Hanom (97 x 95 cm), Naosa (95 x 75 cm), Dani dan Yali (90x85 cm).Nancy Imelda Nahuway2015-05-12T07:15:01Z2019-01-29T22:18:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18545This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185452015-05-12T07:15:01ZMANUSIA DAN IKAN
DALAM LUKISAN DEKORATIFTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep penciptaan; proses visualisasi yang meliputi: bahan, alat, dan teknik; serta bentuk lukisan dengan judul Nelayan dan Ikan Dalam Lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode eksplorasi,eksperimen, dan visualisasi. Eksplorasi yaitu untuk menemukan ide-ide dalam objek manusia dan ikandengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung maupun tidak langsung pada media televisi, internet, majalah, dan foto.Secara keseluruhan, pengolahan dan pencapaian bentuk-bentuk dilakukan secara dekoratifmelalui prosesdeformasi dan distorsi. Selanjutnya eksperimen dilakukan sebagai upaya untuk menemukan kemungkinan bentuk-bentuk baru dan terkadang hasilnya tidak terduga. Eksperimen bentuk melalui pembuatan sketsa langsung pada permukaan kanvas dan dilanjutkan dengan pewarnaan apabila bentuk objek telah dirasa sesuai dengan yang diharapkan. Eksperimen teknik dilakukan dengan teknik Impastodan opaque dengan bantuan alat melukis berupa pisau palet.Visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni lukisan di atas kanvas dengan media cat minyak. Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan bahwa konsep penciptaan lukisan adalah mengilustrasikan kehidupan nelayan dan ikan hasil tangkapan, yaitu gambaran tentang kehidupan orang-orang pesisir dan ikan hasil tangkapannya. Didukung dengan media cat minyak di atas kanvas menggunakan teknik impasto dan opaque. Dalam proses visualisasinya menggunakan penggubahan bentuk melalui deformasi, distorsi, dan stilasi. Bentuk lukisan yang ditampilkan dekoratif dengan unsur tekstur yang kuat dihasilkan oleh cat yang dipuleskan dengan pisau palet. Dengan berbagai warna cenderung harmonis dalam komposisi a simetris dan menampilkan objek manusia dan ikan dengan kesan dramatis bertujuan menghasilkan lukisan yang karakteristik dan personal. Karya yang dikerjakan sebanyak 10 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Keberuntungan (110X130 Cm), Oleh-oleh dari laut (60X90 Cm), Melihat peluang (60X90 Cm), Memikul ikan (60X90 Cm), Ikan panjang (60X125 Cm),Wajah-wajah nelayan (100X100 Cm), Ikan sungai (100X120 Cm), Orang-orang pesisir (100X130 Cm), Menjual ikan (130X150 Cm), Suami isteri nelayan (140X200 Cm).Baharizki Talibratta2015-05-12T04:45:09Z2019-01-29T22:18:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18533This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185332015-05-12T04:45:09ZKARAKTERISTIK KARIKATUR KARYA JOKO SANTOSO
DI HARIAN KEDAULATAN RAKYATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik karikatur karya Joko Santoso di harian Kedaulatan Rakyat periode tahun 2007 sampai dengan 2012, ditinjau dari segi tema, garis, dan bentuk. Penelitian difokuskan pada permasalahan tema, garis, dan bentuk, yang menjadi karakteristik karikatur karya Joko Santoso di harian Kedaulatan Rakyat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif kualitatif, yang datanya diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah karikatur karya Joko Santoso di harian Kedaulatan Rakyat periode tahun 2007 sampai dengan 2012. Sampel penelitian dihasilkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Instrumen pengumpulan data memanfaatkan alat bantu berupa kamera, alat perekam suara, buku catatan, dan lembar wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, verifikasi, dan pengambilan kesimpulan. Untuk meningkatkan derajat kepercayaan data (keabsahan data), maka dilakukan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tema yang digunakan dalam karikatur karya Joko Santoso adalah sosial, politik, olahraga. Tema diambil berdasarkan berita dan isu yang sedang hangat dibicarakan publik. (2) Garis yang sering digunakan adalah garis lengkung, garis miring, dan garis berombak. (3) Bentuk karikatur secara keseluruhan yaitu ciri khas ikon tokoh berkumis memakai blangkon dan seorang memakai peci, serta arsir halus bergradasi dengan blok penuh. Blangkon dengan mondolan dan dua sayap kecil di bagian belakang merupakan ikon dari masyarakat Jogja. Ikon, indeks, dan simbol sangat menarik, karena ikon ditampilkan tidak langsung menggambarkan tokoh tertentu, melainkan mewakili tokoh secara keseluruhan, indeks berupa tulisan dan gambar yang bervariasi, dan simbol yang digunakan menggunakan simbol yang mudah dipahami. (4) Secara keseluruhan karikatur karya Joko Santoso di harian Kedaulatan Rakyat periode tahun 2007 sampai dengan 2012 termasuk ke dalam jenis karikatur sosial (karikatur editorial). Hal tersebut karena penggambaran tokoh dalam karikatur karya Joko Santoso di harian Kedaulatan Rakyat merupakan penggambaran yang mewakili tokoh secara keseluruhan, tanpa menyerupai tokoh tertentu, dengan karakter wajah sesuai persepsi dari Joko Santoso sendiri.Ahmad Nawawi2015-05-12T04:06:02Z2019-01-29T22:17:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18528This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185282015-05-12T04:06:02ZTINJAUAN KURATORIAL SINDHUNATA
PADA PAMERAN SLENCOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kurasi dan isi dari kuratorial yang dilakukan oleh G. Sindhunata SJ pada pameran “Slenco”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Subjek penelitian ini adalah Romo Sindhunata selaku penulis kuratorial pameran. Teknik pengambilan data penelitian dilakukan dengan melakukan observasi terhadap isi wacana yang
dituliskan dalam katalog pameran dan selanjutnya melakukan wawancara lebih mendalam dengan Romo Sindhunata pada 15 Januari dan 24 Juni 2014 terkait proses kurasi yang dilakukannya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara mereduksi data guna memperoleh hasil penelitian yang akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) proses kurasi yang dilakukan Romo Sindhunata bersama dengan anggota Dewan Kurator Bentara Budaya lainnya pada pameran “Slenco” terlepas dari segi estetika murni, dimana seni disini banyak berbicara mengenai realitas sosial. Kuratorial Romo Sindhunata dilakukan pada karya seni yang mampu bercerita atau menuangkan suatu ide yang khas. Romo Sindhunata tertarik pada karya-karya seni yang kreatif, dengan estetika yang sederhana tetapi juga sangat modern dan tidak tertarik dengan aliran seni yang abstrak, karena tidak dapat ditangkap secara simbolik sehingga tidak bisa diwacanakan. 2) Karya seni lukis yang turut serta dalam pameran “Slenco” yang dikuratori Romo Sindhunata mengandung bahasa visual. Melihat 10 wacana karya yang dituliskan Romo Sindhunata dalam katalog menunjukkan bahwa karya-karya tersebut memuat opini mengenai fenomena yang terjadi dalam politik-pemerintahan Indonesia dan fenomena kehidupan masyarakat serta alam Indonesia antara tahun 1999 hingga tahun 2012. Dimana opini publik disampaikan secara jenaka, menghibur, informatif, komunikatif, situasional dengan pengungkapan yang hangat dan sarat dengan kritikan. Kritik-kritik sosial yang ditampilkan juga menunjukkan bahwa Romo Sindhunata memiliki minat terhadap karya seni kontemporer.Meria Eka Nurlaeli2015-05-12T03:28:31Z2019-01-29T22:17:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18516This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185162015-05-12T03:28:31ZPEMBELAJARAN MENGGAMBAR
DENGAN METODE CERITA DAN PENGAMATAN LINGKUNGAN
DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA
BOYOLALI-JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menggambar di kelompok A2 TK Negeri Pembina melalui penggunaan metode cerita dan pengamatan lingkungan. Penelitian jenis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan karya anak kelompok A2. Penelitian difokuskan pada permasalahan persiapan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menggambar dengan metode cerita dan pengamatan lingkungan di kelompok A2 TK Negeri Pembina Boyolali. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan, (1) Persiapan pembelajaran meliputi, Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan, dan Rencana Kegiatan Harian. Rencana kegiatan harian terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat atau makan, dan kegiatan akhir. (2) Pelaksanaan pembelajaran, pertama dengan menyiapkan peralatan menggambar, buku gambar, pensil warna. Kedua, guru beserta peneliti saling membantu untuk penyampaian langkah-langkah praktik. Ketiga, membagikan media menggambar masing-masing satu buku gambar dan pensil warna berjumlah 12 warna untuk setiap anak. Keempat, anak-anak melakukan praktik. (3) Hasil pembelajaran menggambar dengan metode cerita dan pengamatan lingkungan dikelompok A2 berwujud 35 karya dan dinilai berdasarkan aspek teori preschematic. Hasil karya anak-anak secara umum menunjukkan ciri-ciri: (1) objek yang digambarkan anak menunjukkan objek-objek alam maupun benda-benda buatan, (2) objek-objek tersebut dilihat langsung di lingkungan maupun ada di angan-angan anak, (3) warna yang digunakan anak bervariasi dan tidak selalu berhubungan dengan objek yang digambar. Pada hasil karya gambar anak tedapat dua sifat gambar anak yaitu Stereotype, Simetris dan Juxtaposisi. Sebagian besar 22 anak pada kelompok A2 menghasilkan karya dengan mendapat bintang 3 yaitu mencakup 8-10 ciri preschematic.Muhammad Fahmi Hidayat2015-05-12T02:13:16Z2019-01-29T22:16:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18499This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184992015-05-12T02:13:16ZKEHIDUPAN MASYARAKAT GUNUNG MERAPI SEBAGAI INSPIRASI
PENCIPTAAN LUKISANPenulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan, 1) Tema penciptaan yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat disekitar Gunung Merapi 2) Konsep penciptaan lukisan yang terinspirasi dari masyarakat disekitar Gunung Merapi 3) Teknik visualisasi karya seni yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat disekitar Gunung Merapi 4) Bentuk penciptaan lukisan yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat disekitar Gunung Merapi Metode penciptaan karya lukisan melalui tahap observasi antara lain dengan studi pustaka, pengamatan secara langsung kehidupan masyarakat dan dokumentasi, selanjutnya tahap improvisasi yakni dalam proses berkarya, penulis melalui sketsa yang spontan, sesuai dengan yang diharapkan penulis dan tahap visualisasi yakni pengungkapan perasaan dalam bentuk lukisan dengan pendekatan Naturalistik Dekoratif. Setelah dilakukan pembahasan maka kesimpulannya adalah 1) Tema lukisan merupakan kegiatan sehari-hari masyarakat di lereng Gunung Merapi dimana penulis hidup di wilayah tersebut, 2) Konsep lukisan yang saya ciptakan merupakan representasi dari kehidupan masyarakat lereng Gunung Merapi dan di visualkan secara Naturalistik Dekoratif, 3) Teknik visualisasi karya seni penulis menggunakan media pastel diatas kertas dengan menggunakan teknik Kurik, dimana teknik ini menjadi ciri khas dalam setiap lukisan penulis, 4) Bentuk lukisan yang diciptakan penulis adalah penggambaran figur manusia, binatang dan alam dalam gaya Naturalistik Dekoratif, seluruhnya berjumlah 12 karya dengan judulnya, Angon Bebek, Mencari Katak, Mencari Ikan di Tepi Sungai, Bermain Jathilan, Menggembala Sapi, Mencari Berkat, Gunung Merapi dalam Puncak Aktivitas, Sepi Ditinggal Ngungsi, Mengungsi #1, Mengungsi #2, Pengungsian.Agam Akbar Pahala2015-05-12T01:47:14Z2019-01-29T22:16:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18484This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184842015-05-12T01:47:14ZVIDEO PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KENDI UNTUK SISWA
KELAS VIII SMP N 6 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan membuat dan menghasilkan Video Pembelajaran Menggambar Kendi untuk Siswa Kelas VIII SMP N 6 Yogyakarta serta mengetahui kelayakan bahan ajar tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Prosedur penelitian pengembangan bahan ajar video meliputi tahap analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan produk awal, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk. Bahan ajar video divalidasi oleh ahli materi dan ahli media yang berkompeten. Dalam tahap uji coba, bahan ajar dinilai oleh reviewer yaitu guru seni budaya SMP N 6 Yogyakarta dan siswa kelas VIII dalam uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyusunan bahan ajar video pembelajaran menggambar kendi membutuhkan pengkajian referensi materi menggambar bentuk, pembuatan desain tampilan dan stuktur video untuk selanjutnya dilakukan proses shooting dan editing. Video Pembelajaran Menggambar Kendi untuk Siswa Kelas VIII SMP N 6 Yogyakarta telah berhasil dibuat dalam bentuk DVD dan situs youtube. Video memiliki tiga bagian pokok yaitu bagian pembuka berisi intro dan pembahasan tentang model kendi, bagian isi meliputi pengenalan alat menggambar dan proses menggambar bentuk kendi dengan metode perbandingan ukuran, serta bagian penutup berisi evaluasi hasil karya. Kualitas bahan ajar video berdasarkan penilaian ahli adalah baik (B) dengan persentase keidealan oleh ahli materi 88,461% dan ahli media 96,456%. Berdasarkan penilaian reviewer (guru seni budaya) juga baik (B) dengan persentase sebesar 88,733%. Kualitas bahan ajar berdasarkan respon siswa adalah baik (B) dengan persentase 92,222% dalam uji coba perorangan, 86,666% dalam uji coba kelompok kecil dan 86,822% dalam uji coba kelompok besar. Hasil keseluruhan menunjukan bahwa video ini layak digunakan sebagai bahan ajar pengayaan dalam pembelajaran menggambar bentuk dengan model kendi untuk siswa kelas VIII.Nusrat Jahan Ridha2015-05-11T08:14:20Z2019-01-29T22:15:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18458This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184582015-05-11T08:14:20ZBATIK PRODUKSI INDUSTRI RUMAHAN
“ BATIK LERENG MERAPI’’
DESA TEGAL BALONG, UMBUL HARJO, CANGKRINGAN, SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dari mana sumber inspirasi penciptaan motif Batik Lereng Merapi beserta jenis-jenis motifnya dan untuk mendeskripsikan karakteristik Batik Lereng Merapi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah industri rumahan Batik Lereng Merapi yang dikelola oleh Ibu Ana Ratna Ningsih dan Bapak Susilo. Penelitian difokuskan untuk mendeskripsikan jenis motif, sumber inspirasi penciptaan batik yang terdapat di industri rumahan Batik Lereng Merapi, dan untuk mendeskripsikan karakteristik motif Batik Lereng Merapi. Data diperoleh dengan penggunaan teknik pengumpulan data melalui metode observasi nonpartisipan, metode wawancara terstruktur, dan metode dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis yang terdiri dari beberapa langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan yang terakhir adalah kesimpulan. Validitas atau keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan ketekunan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Jenis motif Batik Lereng Merapi saat ini motif hias yang diciptakan oleh “Batik Lereng Merapi” kurang lebih berjumlah 40 jenis motif, antara lain motif manuk alas, motif salak, motif blekok, motif belut, motif kupu, dan sebagainya. Menurut susunan bentuk ornamennya, motif Batik Lereng Merapi sebagian besar masuk kedalam golongan motif non geometris. Sumber inspirasi penciptaan motif Batik Lereng Merapi berasal dari keadaan alam lereng gunung Merapi. (2) Karakteristik motif batik lereng merapi terletak pada motifnya yang memiliki keunikan yaitu menggunakan stilisasi keadaan alam yang berada di lereng Gunung Merapi, sehingga dapat menjadi ciri khas yang dapat membedakan karya motif “Batik Lereng Merapi” dengan motif batik industri rumahan yang lain.Danik Pramanasari2015-05-11T08:00:38Z2019-01-29T22:14:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18457This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184572015-05-11T08:00:38ZKESENIAN JATHILAN SEBAGAI INSPIRASI DALAM LUKISANTujuan penulisan tugas akhir karya seni yang berjudul “Kesenian Jathilan sebagai inspirasi dalam lukisan” adalah untuk mendeskripsikan proses visualisasi terkait tema, bentuk, bahan serta bentuk lukisan yang telah dihasilkan. Proses visualisasi melalui tahap observasi, penentuan objek dan eksekusi dalam lukisan. Setelah menentukan objek dan mengolah ide penciptaan, penggarapan karya dilanjutkan dengan melukis objek dengan teknik basah menggunakan media cat minyak pada kanvas. Hasil pembahasan dan penciptaan yang dilakukan pada tugas akhir ini sebagai berikut: 1) Proses visualisasi lukisan dari tahap persiapan bahan hingga proses finishing. 2) Bahan dan teknik yang digunakan dalam penciptaan lukisan. Bentuk lukisan yang dihasilkan pada tugas akhir mempunyai kecenderungan yang muncul dalam lukisan-lukisan beraliran impressionisme. Rincian judul lukisan berdasarkan tahun pembuatan karya antara lain : tahun 2014 dengan judul Jathilan di Kelurahan, Pengrawit, Babak Papat, Tarian Pembuka, Pawang Jathilan, Atraksi di Hadapan Pak Bupati, Latihan Perang, Jathilan di Lapangan.Randat Pratikawa2015-05-11T07:37:17Z2019-01-29T22:14:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18453This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184532015-05-11T07:37:17ZSAMPAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI OBJEK
PENCIPTAAN LUKISANTujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini untuk mendeskripsikan konsep, tema, visualisasi, teknik, dan bentuk lukisan yang disajikan dalam lukisan dekoratif yang mengambil sampah dalam keidupan sehari-hari sebagai objek penciptaan karya seni lukis. Penciptaan karya seni lukis menggunakan pendekatan dengan gaya dekoratif. Metode penciptaan karya melalui tahap observasi dengan pengamatan langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan dengan cara melihat secara langsung objek. Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan cara membaca buku atau mencari referensi lewat internet. Setelah dilakukan pembahasan maka diperoleh hasil sebagai berikut : Konsep penciptaan lukisan ini mengangkat sampah dalam kehidupan sehari-hari. Sampah disini merupakan suatu hal yang biasa, akan tetapi bisa menjadi masalah besar jika tidak dikelola dengan baik dan benar. Lukisan menggunakan pendekatan dekoratif, penggunaan warna pada lukisan tidak terpaku pada warna aslinya, penggunaan unsur ruang dan bidang pada beberapa lukisan tidak terpaku pada prinsip perspektif, yang bertujuan untuk menggali kemungkinan bentukbentuk lain yang menarik dan artistik. Tema dalam penciptaan lukisan mengungkapkan masalah sampah dalam keseharian hidup manusia. Proses visualisasi lukisan diawali tahap sketsa (sket global) dengan sket langsung di atas kertas dengan menggunakan pensil. Selanjutnya teknik pewarnaan menggunakan teknik basah dengan menggunakan media akrilik di atas kertas secara apaque atau plakat, dan kombinasi teknik penggunaan kuas secara brushstroke. Keseluruhan gambar diberi outline hitam agar terlihat lebih artistik. Keseluruhan lukisan dibuat berdasarkan pada pengolahan elemen atau unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip dan asas seni rupa yang disusun berdasarkan estetika dekoratif. Jumlah
lukisan sebanyak 9 buah, yaitu: Jalan-Jalan Sore (110x80cm), Halaman Rumah (80x110cm), Ikan Ikan Kebingungan (110x80cm), Jalanan Kota (80x110cm), Senja Di Taman (80x110cm), Teman Sepermainan (110x80cm), Gunung Sampah (110x80cm), Diantara Tiga Pilihan (110x80cm), Mencari Harta Karun (80x110cm).Feri Abrory2015-05-08T03:25:51Z2019-01-29T22:12:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18389This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/183892015-05-08T03:25:51ZPENERAPAN KONSEP CHILD FRIENDLY SPACE PADA RUANG PUBLIK
KAMPUNG BADRAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan konsep Child Friendly Space pada Ruang Publik Kampung Badran, mengingat Kampung Badran sudah berpredikat sebagai Kampung Layak Anak sejak tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini difokuskan padaanalisis penerapan konsepChild Friendly Space pada Ruang Publik untuk anak-anak di Kampung Badran yang sudah berpredikat Kampung ramah Anak sejak 2011. Data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah ruang publik anak Kampung Badran. Penelitian ini difokuskan pada analisis penerapan konsep Child Friendly Space pada ruang publik di Kampung Badran yang sudah menjadi Kota Layak Anak sejak tahun 2011. Keabsahan data diperoleh dari ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ruang Publik Kampung Badran sudah memenuhi konsep Child Friendly Space yaitu dalam (a) menyediakan ruang yang aman bagi anak untuk bermain dan bersosialisasi, (b) mendukung tumbuh kembang anak dengan menyediakan fasilitas seperti kolam renang, ayunan, dan gazebo yang mudah diakses oleh anak. (2) Ruang Publik Kampung Badran memiliki kekurangan yaitu (a) tidak memiliki program pendukung seperti kegiatan rutin untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas ruang public Kampung Badran, (b) tidak adanya staff lapangan untuk mengawasi ruang publik Kampung Badran secara intensif.Ani Farida2015-05-08T03:04:31Z2019-01-29T22:12:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18388This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/183882015-05-08T03:04:31ZFOTO ESAI
PENAMBANG MATERIAL SISA ERUPSI GUNUNG MERAPIPenciptaan tugas akhir karya seni ini mengambil objek penambang material sisa letusan Gunung Merapi yang berada di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi Yogyakarta dalam fotografi foto esai. Tujuan penulisan ini yaitu untuk mendeskripsikan konsep penciptaan dan proses visualisasi karya fotografi penambang material pasir dan batu di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Karya fotografi foto esai menggunakan metode eksplorasi dan metode improvisasi. Metode eksplorasi ini untuk menemukan ide-ide terkait dengan kegiatan kehidupan nyata penambang yang ada di lokasi tambang bantaran sungai di lereng Gunung Merapi dengan melakukan observasi melihat lokasi, mempelajari situasi dan kondisi untuk menentukan sudut pandang terhadap objek penambang yang akan dilakukan pemotretan di kawasan tersebut. Metode improvisasi digunakan untuk mengetahui jatuhnya cahaya terhadap objek yang akan dipotret, metode ini merupakan faktor yang sangat penting karena untuk memutuskan waktu yang tepat dalam pemotretan foto esai. Bentuk karya yang hasilkan merupakan sebuah gambaran nyata kerasnya kehidupan para penambang material sisa erupsi Gunung Merapi yang dibingkai dalam keindahan karya fotografi esai sehingga karya-karya tersebut bisa memberikan pesan-pesan pribadi yaitu dengan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang kehidupan para penambang dan sekaligus memperkenalkan proses pembuatan foto esai. Konsep pada penciptaan karya fotografi mengakat tema aktifitas penambang dalam foto esai. Tema tersebut berupa aktivitas atau kegiatan dari kehidupan penambang yang meliputi kegiatan menyiapkan alat untuk menambang, cara menambang, cara mereka berinteraksi dengan sesama penambang, dan ekspresi wajah mereka dibalik kehidupan nyata dilokasi pertambangan. Proses visualisasi karya fotografi foto esai penambang di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi ini dikerjakan dengan menggunakan alat kamera Canon 500D, lensa kit, lensa tele zoom, lampu flash, memory card, dan tehnik ruang tajam yang luas dan sempit dikombinasikan dengan tehnik selectif focus. Penggunaan ruang tajam yang sempit bertujuan untuk menampilkan objek manusia menjadi lebih detail dan fokus maupun keseluruhan nampak jelas. penggunaan ruang tajam yang luas agar nampak pemandangan alam sekitar untuk mempertegas cerita. Keanekaragaman teknik tersebut digunakan agar menghasilkan karya yang menarik dan estetik.Anas Bayu Hartanto2015-05-08T02:14:02Z2019-01-29T22:11:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18386This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/183862015-05-08T02:14:02ZUPACARA TRADISI BALI
SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan karya seni lukis meliputi tema, teknik, dan bentuk lukisan dengan keunikan upacara tradisi masyarakat Bali sebagai ide dasar penciptaan. Penciptaan lukisan ini menggunakan pendekatan seni lukis impresionistik, untuk menyampaikan pesan emosi melalui tekstur dan goresan kasar yang spontan dan ekspresif dengan memperhatikan keseimbangan dan komposisi. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ini meliputi eksplorasi, berupa penggalian ide dilakukan dengan mencari referensi, melakukan pengamatan, pemilihan teknik, alat, dan bahan yang digunakan. Selanjutnya tahap eksperimentasi dilakukan dengan membuat karya sketsa pada kertas untuk melatih kepekaan rasa dan menemukan komposisi yang menarik melalui warna dan goresan. Tahap terakhir adalah visualisasi dilakukan spontan pada kanvas. Hasil dari tahap eksperimen tentunya akan berbeda dan mengalami pengembangan-pengembangan ketika eksekusi di kanvas. Setelah pembahasan dan proses kreatif maka dapat disimpulkan: 1) Konsep dalam penciptaan lukisan menggunakan menangkap kesan dari objek secara fisik kemudian diungkapkan secara impresionistik. Tema dalam lukisan yang diciptakan menampilkan kegiatan Upacara Tradisi, keseluruhannya membentuk harmoni dan pertimbangan – pertimbangan kesatuan / unity. 2) Media dalam proses visualisasi menggunakan cat akrilik di atas kanvas. Secara keseluruhan, teknik yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teknik liquid. Sedangkan teknik impasto dan teknik pallete mess merupakan subteknik dalam proses penciptaan. 3) Bentuk dari karyakarya penciptaan ini merupakan bentuk impresionis yang tersusun dari unsur-unsur rupa yang ada seperti goresan, warna, tekstur, bidang dan ruang. Lukisan yang dihasilkan dalam TAKS sebanyak 10 buah yang diberi judul: (1) Barong Ket, (2) Legong Dancer, (3) Rangda, (4) women’s to galungan, (5) Banten Saiban, (6) Kecak Dance, (7) Mask Dance, (8) Cremation Parade ( Ngaben ), (9) Pendet Dance, dan (10) Pure.Fatima Ristyaningsih2015-05-08T01:25:07Z2019-01-29T22:11:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/183692015-05-08T01:25:07ZKARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM FILM ANIMASI
PETUALANGAN IKO DI DUNIA MAYA
PRODUKSI PT. STUDIOKASATMATAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter tanggung jawab pada film berjudul Petualangan Iko di Dunia Maya produksi PT. Studiokasatmata. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan objek formal dalam dialog dan tokoh dalam fim. Data penelitian ini berupa uraian tentang karakter atau tokoh Iko, Papa, PAL, dan Mama. Data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap objek material penelitian berupa dialog dan perilaku Iko, Papa, PAL, dan Mama dan objek formal penelitian berupa moral tanggung jawab. Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2014. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce, dengan menempatkan pada object, sign, dan interpretant. Object adalah sosok Iko, Papa, PAL, dan Mama, yang menjadi sign adalah dialog dan perilaku Iko, Papa, PAL, dan Mama dan interpretant adalah makna dari penggunaan sign tersebut, kemudian diambil kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui metode triangulasi expert judgement. Hasil penelitian menunjukkan sign pada film seperti Kategori film Petualangan Iko di Dunia Maya : realita, khayalan, perubahan sikap atau tingkah laku, kontradiksi dan penyadaran. Representasi moral tanggung jawab yang ada pada film tersebut yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri pada adegan : 91 dan 96, tanggung jawab terhadap keluarga pada adegan : 2, 4, 10, 11, 12, 13, 22, 80, dan 82 , tanggung jawab terhadap masyarakat pada adegan : 38, 39, 40, 41, 42, 52, 53, 54, 55, 56, 57, dan 58, tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara, dan tanggung jawab terhadap Tuhan yang ditunjukkan oleh tokoh Iko, Papa, Mama, dan PAL.Ayu Nuswantari2015-04-30T07:46:49Z2019-01-29T21:55:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17948This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179482015-04-30T07:46:49ZTARI BEDHAYA KETAWANG SEBAGAI
INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA
BAHAN SANDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
tentang Tari Bedhaya Ketawang sebagai inspirasi dalam penciptaan motif batik
pada bahan sandang. Penerapan tersebut menonjolkan gerakan penari Bedhaya
Ketawang untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penciptaan motif-motif batik
pada kain yang nantinya digunakan untuk bahan sandang.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari observasi, studi
pustaka, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket terpilih, dan membuat
desain kerja setelah persiapan bahan dan alat. Visualisasi dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut : pembuatan desain, persiapan bahan dan alat,
memindahkan desain ke media dengan cara memola di atas kain, mencanting
menggunakan malam, membuat detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna,
proses finishing. Dalam penciptaan karya batik ini yang mengambil ide tari
Bedhaya Ketawang sebagai motif batik pada bahan sandang, memiliki kegunaan
untuk benda pakai dan sebagai elemen hias. Teknik yang digunakan dalam proses
penciptaan karya adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan sebagai
bahan dan alat pokok adalah malam, canting, kain mori primisima, pewarna
naptol dan indigosol.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 9 dengan ukuran 115x200
cm diantaranya 1). Menari di Awan 2). Bedhaya Tumbuh Bercabang 3). Pantai
Selatan 4). Tarian Sakral 5). Tarian Alam 6). Bedhaya Ketawang Mengakar I 7).
Bedhaya Ketawang Mengakar II 8). Bedhaya Ketawang 9). Bedhaya Ketawang
ing LintangBagus Mahendrabagusma58@yahoo.co.id2015-04-29T03:22:42Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17763This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/177632015-04-29T03:22:42ZPEMAHAMAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru-guru seni budaya SMP Negeri Sleman tentang kurikulum 2013, kesiapan guru dalam pembelajaran, implementasi di dalam kelas dan arah pengembangan pembelajaran. Penelitian terhadap pemahaman guru seni budaya ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah guru seni budaya (seni rupa) SMP Negeri Sleman yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, observasi. Kemudian data yang dikumpulkan tersebut dianalisis dan diklasifikasikan dengan melakukan penyajian data, reduksi data, dan pada akhirnya ditarik kesimpulan daridata tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Kurangnya sosialisasi yang di dapat oleh guru menjadikan guru SMP Negeri Sleman belum sepenuhnya memahami konsep kurikulum 2013, yang dikuasai sebatas materi yang terdapat pada kurikulum 2013, mengetahui kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengutamakan kompetensi peserta didik, kurikulum yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri dan menggunakan acuan silabus dan RPP dalam proses pembelajaran. (2) Kesiapan yang dipersiapan guru seni budaya SMP Negeri Sleman untuk memulai pembelajaran sudah sesuai dengan menggunakan acuan silabus dan RPP walaupun belum maksimal. Seperti menyiapakan materi, metode dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. (3) Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran seni budaya SMP Negeri Sleman baru diterapkan pada kelas VII (Tujuh). Kesulitan yang dihadapi adalah pada sistem kurikulum 2013, di mana penilaian pada kurikulum terdahulu hanya menilai hasil sedangkan pada kurikkulum 2013 menuju penilaian otentik. (4) Arah pengembangan pembelajaran seni budaya (seni rupa) di SMP Negeri Sleman tergantung pada kemampuan guru dari masing-masing sekolah.Citra Nindya Rahmah2015-04-29T02:52:49Z2019-01-29T21:49:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17746This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/177462015-04-29T02:52:49ZKERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI BANJARWARU, NUSAWUNGU,
CILACAP, JAWA TENGAHPenelitian dengan judul Kerajinan Anyaman Bambu Di Banjarwaru,
Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan
dan jenis produk kerajinan anyaman bambu di Desa Banjarwaru, Nusawungu,
Cilacap, Jawa Tengah. Kerajianan anyaman bambu lahir di Desa Banjarwaru pada
mulanya berawal dari sebuah pekerjaan sampingan saja, dimana pekerjaan
menganyam bambu hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan peralatan
rumah tangga pribadi saja. Contohnya membuat rinjing, pithi, tampah dan
tudhung/caping. Tetapi karena dianggap oleh masyarakat luas kerajinan anyaman
bambu dari Banjarwaru memiliki kualitas anyaman yang cukup baik, maka sejak
sekitar tahun 1996 banyak orang dari berbagai penjuru desa dan kota yang
membeli dan memesannya. Bahkan pada tahun 2002 pesanan mulai datang dari
luar negeri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan
menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama
dalam penelitian diperoleh peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Serta menggunakan alat bantu lain berupa kamera
digital dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi.
Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembuatan anyaman
bambu di Desa Banjarwaru, Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah secara garis besar,
yaitu 1. Proses pembuatan dan penentuan desain, 2. Persiapan alat dan bahan, 3.
Pengolahan bahan baku, 4. Proses penganyaman. Adapun jenis produk yang
dihasilkan dibagi menjadi 2 yaitu 1. Produk unggulan yang meliputi: Rinjing,
Londri dan Keranjang Parcel, 2. Produk bukan unggulan meliputi: Caping/Topi
Petani, Pithi, Tampah, dan Kap Lampu.Febriana Adi Kurniawanfebrianaadik@yahoo.com2015-04-29T02:07:36Z2019-01-29T21:49:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17747This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/177472015-04-29T02:07:36ZTENUN GRINGSING DI DESA TENGANAN PAGRINGSINGAN
KARANGASEM BALIPenelitian ini bertujuan untuk (1). Mendeskripsikan proses pembuatan tenun
gringsing di desa Tenganan Pagringsingan Karangasem Bali mulai dari alat dan
bahan yang di gunakan sampai dengan hasil menjadi selembar kain tenun, (2).
Mendeskrepsikan bentuk motif kain tenun gringsing, (3). Mendeskripsikan makna
simbolik di dalam tenun gringsing.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah kain tenun gringsing di desa Tenganan Pagringsingan Karangasem
Bali. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
dianalisis dengan teknik Diskreptif analitik. Keabsahan data diperoleh melalui
ketekunan/ keajekan pengamatan triangulasi.
Hasil dan penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan tenun
gringsing terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan, memintal benang, mewarna
benang dan mengikat benang. Proses pembuatan terahir atau finishingya itu
dengan cara di ikat, (2). Keindahan motif dalam tenun gringsing mengutamakan
makna pada symbol di setiap kain tenun yang menekankan kepada makna
Psikologis dan makna Instrumental, (3).Karakteristik tenun gringsing terletak
pada kesederhanaan tenunya baik pada warna, maupun pada motif dengan nilai
makna simbolik yang tinggi. Karakteristik tersebut di wujudkan pada lembaran
kain yang mempunyai keanekaragaman motif yang mengambil bentuk – bentuk
alam. Penggunaan warna pada tenun gringsing terbilang sangat sederhana hanya
memakai tiga warna yaitu merah, hitam, dan putih. Warna – warna tersebut
sebagai identitas tenun gringsing dan masyarakat desa Tenganan Pagringsingan
Karangasem Bali.Ayuk Puspitasariayukpuspitasari@yahoo.com2015-04-29T01:39:19Z2019-01-29T21:48:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17737This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/177372015-04-29T01:39:19ZPEMANFAATAN LIDI KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN DENGAN TEKNIK TENUN ATBMPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan
produk kerajinan dengan cara memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai bahan
pembuatannya dengan menggunakan teknik tenun ATBM dan mendeskripsikan
pemanfaatan lidi kelapa sawit menjadi produk kerajinan tenun. Lidi kelapa sawit
ini sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat, oleh karena
itu penulis mencoba membuat lidi kelapa sawit ini menjadi suatu produk kerajinan
tenun yang mempunyai nilai fungsi dan estetis.
Proses pembuatan karya ini dimulai dari eksplorasi-eksplorasi, studi
kepustakaan, kemudian dituangkan kedalam sket alternatif. Sket alternatif dipilih
dan kemudian dibuat desain, kemudian persiapan bahan dan alat, selanjutnya
visualisasi karya. Bahan penunjang yang digunakan adalah: finil, kain toyota,
furing, lem, karton, kayu, bambu, ritsleting, benang, bisban, plastik kaca, tali
makram, paku. Karya yang dihasilkan sesuai dengan desain yang sudah dibuat
sebanyak 20 karya. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan adalah
teknik tenun, menjahit, teknik sambung dan membentuk.
Hasil penciptaan produk kerajinan tenun lidi kelapa sawit yang dibuat
yaitu : 1. taplak meja sebanyak dua buah, 2. keranjang baju, 3. tempat tisu
sebanyak dua buah, 4. tempat koran sebanyak dua buah, 5. baki satu set isi tiga,
6. box aksesoris sebanyak tiga buah, 7. tirai sebanyak dua buah, 8. tempat spidol
sebanyak dua buah, 9. tempat pensil, 10. kotak hantaran, 11. tas wanita sebanyak
tiga buah.Deva Riza Agusdeva@gmail.com2015-04-28T03:41:28Z2019-01-29T21:47:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17688This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176882015-04-28T03:41:28ZPEMANFAATAN GONI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPATU WANITATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk merancang sepatu wanita yang
berbahan dasar dari goni dengan kombinasi kain tenun songket. Kemudian
mendiskripsikan proses pembuatan dan menciptakan rancangan dalam bentuk
sepatu.
Penciptaan karya sepatu ini menggunakan metode perancangan desain,
perancangan ini dimulai dengan tahap penyusunan konsep, tahap kedua adalah
explorasi yaitu pemilihan jenis model sepatu yang pantas untuk dibuat berdasarkan
karakteristik goni, selanjutnya membuat sket, mendesain jenis sepatu, membuat
pola, pemotongan dan proses pembuatan produk.
Hasil dari penciptaan karya ini (1) Sepatu ini dirancang dengan
menggunakan bahan goni, yang dikombinasika dengan kain tenun songket. Goni
yang digunakan berwarna coklat gelap dan coklat putih tulang serta kain tenun
songket yang berwarna orange dan hijau yang memiliki corak keemasan. (2)
Penciptaan sepatu ini diawali dengan proses pembuatan sket, desain, pola,
pemotongan, pelipatan, penjahitan (sewing), pengopenan (lasting), assembling, dan
finishing. (3) Melalui tahap proses itulah tercipta 10 pasang karya sepatu dengan
model boot , yang meliputi 2 jenis flat yang terkesan casual dan santai , 6 jenis
heel yang tercipta dengan kesan feminim, manis, anggun, dan 2 jenis wedges yang
telihat sporty.Ayu Ningsihayun50@yahoo.com2015-04-28T01:11:03Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17663This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176632015-04-28T01:11:03ZBAWOR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN TEKO KERAMIK
Oleh:Penulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan karya seni keramik berupa teko yang bersumber idekan tokoh Bawor, yaitu salah satu tokoh punakawan dalam pewayangan gaya Banyumas yang juga merupakan. Tokoh Bawor dijadikan sumber ide penciptaan karya seni ini sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah Banyumas. Karakter sifat tokoh Bawor dalam pewayangan gaya Banyumas yang sederhana, menggambarkan masyarakat Banyumas, sehingga dianggap sesuai dengan pemikiran penulis untuk menciptakan karya keramik bertemakan budaya lokal bermuatan nilai pendidikan dan budi pekerti, serta pola penyampaian ajaran-ajaran yang sesuai dengan segala situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and development). Dalam proses penciptaan karya seni menggunakan metode ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, eksperimen, dan pembentukan. Teknik yang digunakan adalah teknik cetak padat yang dikombinasikan dengan teknik lempeng, teknik pijit, teknik pilin dan teknik putar. Dengan alat bantu pembentukan seperti slab roller, putaran, butsir dan barang-barang bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai alat. Bahan yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah tanah liat Sukabumi dan rotan beberapa bahan pendukung lain seperti rotan sebagai pegangan. Pewarnaan teko keramik bawor ini menggunakan teko pewarna glasir dan pada bagian tertentu tidak dilapis dengan glasir, tujuannya agar menampilkan tekstur asli tanah liat dan untuk mengurangi jumlah penggunaan glasir. Upaya penciptaan karya seni ini menghasilkan karya berupa teko keramik dengan bentuk tokoh Bawor berjumlah 10 buah dengan berbagai bentuk penampilan karya yang disesuaikan dengan setiap judul karya dan sesuai dengan pesan dan ungkapan yang disampaikan penulis. Dari 10 karya ini, 2 diantaranya mengalami kegagalan yang disebabkan proses penyusutan tanah liat yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan keretakan pada badan teko.Amin Sujadiono2015-04-27T07:33:15Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17650This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176502015-04-27T07:33:15ZDAKON SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN
MOTIF BATIK PADA SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan tentang penerapan dakon yang dijadikan sebagai ide dasar dalam penciptaan motif batik pada selendang. Penerapan tersebut menonjolkan bentuk-bentuk dakon. Bentuk dakon yang semakin beragam menimbulkan ide untuk bisa lebih dikembangkan, termasuk dalam penciptaan motif batik pada selendang ini. Metode yang digunakan dalam penciptaan selendang batik ini adalah melalui pengumpulan data yaitu meliputi dokumentasi, observasi, studi kepustakaan, Kemudian dilanjutkan ke proses penciptaan desain melalui sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain kerja. Proses pemvisualisasian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pembuatan desain, memindahkan desain di atas kertas ke media kain atau memola dengan cara menjiplak dengan bantuan lampu, mencanting menggunakan malam, membentuk
detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna, dan proses penjahitan bagian pinggiran kain. Dalam penciptaan karya seni ini yang mengambil ide dasar bentuk dakon sebagai motif batik pada selendang, memiliki kegunaan untuk benda pakai dan sebagai elemen hias pada sandang, baik dipadukan dengan pakaian sehari-hari, kantor, seragam dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan selendang batik ini adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan sebagai bahan pokok adalah malam, kain, pewarna naptol, indigosol, dan rapid. Sedangkan alat pokok yang digunakan dalam penciptaan karya selendang batik ini adalah canting, kuas, dan gawangan. Adapun hasil karya yang akan dibuat berjumlah 9 kain yang terdiri dari 8 selendang dengan ukuran 50x200 cm dan 1 selendang 100x200 cm.Laura Rengganis2015-04-27T07:24:44Z2023-09-20T01:04:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17638This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176382015-04-27T07:24:44ZPENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN MUATAN
LOKAL BATIK DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KALIPAKEM II
SELOHARJO PUNDONG BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter melalui pembelajaran muatan lokal batik dilihat dari proses pelaksanaan pembelajaran muatan lokal batik di SD Muhammadiyah Kalipakem II Seloharjo Pundong Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV dan V di SD Muhammadiyah Kalipakem II Seloharjo Pundong Bantul. Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi tentang kondisi sekolah dan pelaksanan proses pembelajaran muatan lokal batik yang sedang berlangsung, wawancara dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran muatan lokal batik, dokumentasi, dan angket sebagai data tambahan yang diambil 30 dari jumlah peserta didik kelas IV dan V. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi. Tahapan analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal batik terkandung nilai-nilai pendidikan karakter, yang bersumber dari Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional. Pembelajaran muatan lokal batik dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Terdapat 14 nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran muatan lokal batik yaitu religius, rasa ingin tahu, kerja keras, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kreatif, teliti, kerja sama, jujur, cinta tanah air, kesabaran, menghargai prestasi, dan menghargai karya orang lain. Nilai pendidikan karakter tersebut disampaikan melalui metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan pemberian tugas praktek. Pencapaian hasil belajar meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif peserta didik pada nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan demikian pendidikan karakter sudah dilaksanakan di SD Muhammadiyah Kalipakem II Seloharjo Pundong Bantul melalui pembelajaran muatan lokal batik.Kurnia Martyastuti2015-04-27T06:21:40Z2023-09-20T01:04:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176202015-04-27T06:21:40ZBAWOR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN TEKO KERAMIKPenulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan karya seni keramik berupa teko yang bersumber idekan tokoh Bawor, yaitu salah satu tokoh punakawan dalam pewayangan gaya Banyumas yang juga merupakan. Tokoh Bawor dijadikan sumber ide penciptaan karya seni ini sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah Banyumas. Karakter sifat tokoh Bawor dalam pewayangan gaya Banyumas yang sederhana, menggambarkan masyarakat Banyumas, sehingga dianggap sesuai dengan pemikiran penulis untuk menciptakan karya keramik bertemakan budaya lokal bermuatan nilai pendidikan dan budi pekerti, serta pola penyampaian ajaran-ajaran yang sesuai dengan segala situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and development). Dalam proses penciptaan karya seni menggunakan metode ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, eksperimen, dan pembentukan. Teknik yang digunakan adalah teknik cetak padat yang dikombinasikan dengan teknik lempeng, teknik pijit, teknik pilin dan teknik putar. Dengan alat bantu pembentukan seperti slab roller, putaran, butsir dan barang-barang bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai alat. Bahan yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah tanah liat Sukabumi dan rotan beberapa bahan pendukung lain seperti rotan sebagai pegangan. Pewarnaan teko keramik bawor ini menggunakan teko pewarna glasir dan pada bagian tertentu tidak dilapis dengan glasir, tujuannya agar menampilkan tekstur asli tanah liat dan untuk mengurangi jumlah penggunaan glasir. Upaya penciptaan karya seni ini menghasilkan karya berupa teko keramik dengan bentuk tokoh Bawor berjumlah 10 buah dengan berbagai bentuk penampilan karya yang disesuaikan dengan setiap judul karya dan sesuai dengan pesan dan ungkapan yang disampaikan penulis. Dari 10 karya ini, 2 diantaranya mengalami kegagalan yang disebabkan proses penyusutan tanah liat yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan keretakan pada badan teko.Amin Sujadinon2015-04-27T06:14:44Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17618This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176182015-04-27T06:14:44ZBAWOR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN TEKO KERAMIKPenulisan laporan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan karya seni keramik berupa teko yang bersumber idekan tokoh Bawor, yaitu salah satu tokoh punakawan dalam pewayangan gaya Banyumas yang juga merupakan. Tokoh Bawor dijadikan sumber ide penciptaan karya seni ini sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah Banyumas. Karakter sifat tokoh Bawor dalam pewayangan gaya Banyumas yang sederhana, menggambarkan masyarakat Banyumas, sehingga dianggap sesuai dengan pemikiran penulis untuk menciptakan karya keramik bertemakan budaya lokal bermuatan nilai pendidikan dan budi pekerti, serta pola penyampaian ajaran-ajaran yang sesuai dengan segala situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and development). Dalam proses penciptaan karya seni menggunakan metode ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, eksperimen, dan pembentukan. Teknik yang digunakan adalah teknik cetak padat yang dikombinasikan dengan teknik lempeng, teknik pijit, teknik pilin dan teknik putar. Dengan alat bantu pembentukan seperti slab roller, putaran, butsir dan barang-barang bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai alat. Bahan yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah tanah liat Sukabumi dan rotan beberapa bahan pendukung lain seperti rotan sebagai pegangan. Pewarnaan teko keramik bawor ini menggunakan teko pewarna glasir dan pada bagian tertentu tidak dilapis dengan glasir, tujuannya agar menampilkan tekstur asli tanah liat dan untuk mengurangi jumlah penggunaan glasir. Upaya penciptaan karya seni ini menghasilkan karya berupa teko keramik dengan bentuk tokoh Bawor berjumlah 10 buah dengan berbagai bentuk penampilan karya yang disesuaikan dengan setiap judul karya dan sesuai dengan pesan dan ungkapan yang disampaikan penulis. Dari 10 karya ini, 2 diantaranya mengalami kegagalan yang disebabkan proses penyusutan tanah liat yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan keretakan pada badan teko.Amin Sujadiono2015-04-27T06:05:59Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17604This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/176042015-04-27T06:05:59ZDAKON SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN
MOTIF BATIK PADA SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan tentang penerapan dakon yang dijadikan sebagai ide dasar dalam penciptaan motif batik pada selendang. Penerapan tersebut menonjolkan bentuk-bentuk dakon. Bentuk dakon yang semakin beragam menimbulkan ide untuk bisa lebih dikembangkan, termasuk dalam penciptaan motif batik pada selendang ini. Metode yang digunakan dalam penciptaan selendang batik ini adalah melalui pengumpulan data yaitu meliputi dokumentasi, observasi, studi kepustakaan, Kemudian dilanjutkan ke proses penciptaan desain melalui sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain kerja. Proses pemvisualisasian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pembuatan desain, memindahkan desain di atas kertas ke media kain atau memola dengan cara menjiplak dengan bantuan lampu, mencanting menggunakan malam, membentuk
detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna, dan proses penjahitan bagian pinggiran kain. Dalam penciptaan karya seni ini yang mengambil ide dasar bentuk dakon sebagai motif batik pada selendang, memiliki kegunaan untuk benda pakai dan sebagai elemen hias pada sandang, baik dipadukan dengan pakaian sehari-hari, kantor, seragam dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan selendang batik ini adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan sebagai bahan pokok adalah malam, kain, pewarna naptol, indigosol, dan rapid. Sedangkan alat pokok yang digunakan dalam penciptaan karya selendang batik ini adalah canting, kuas, dan gawangan. Adapun hasil karya yang akan dibuat berjumlah 9 kain yang terdiri dari 8 selendang dengan ukuran 50x200 cm dan 1 selendang 100x200 cm.Laura Rengganis2015-04-27T05:36:17Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17566This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175662015-04-27T05:36:17ZHOME INDUSTRI BATIK SRIKANDI
DI DESA ARJOWINANGUN KABUPATEN PACITANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan batik tulis yang terdapat di Home Industri Batik Srikandi yang ditinjau dari karakteristik motif, warna dan proses pewarnaan alam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Instrument utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Alat bantu yang gunakan dalam penelitian berupa mp3, kamera digital, dan peralatan tulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, teknik wawancara, dan teknik observasi. Keabsahaan data yang diperoleh dengan cara ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1). Karakteristik motif Home Industri Batik Srikandi banyak menggambarkan unsur-unsur dari alam sekitar seperti motif batu, bunga teratai, bunga melati, bunga kenanga, tapak dara, bunga sepatu, daun singkong, daun krokot, cengkeh dan ikan. Kesenian tradisional berupa wayang beber dan kuda lumping. Serta dipadukan dengan motif pace, berupa isen-isen lingkaran kecil dan ukel menjadikan ciri khas dari Batik Srikandi. (2).Warna-warna yang gunakan mengarah pada warna soft yang dihasilkan dari pewarnaan alam antara lain: warna kuning (kayu nangka), merah bata (kayu akasia), coklat tua (jalawe), orange (kunyit), abu-abu (mangga madu), pasta nila (biru), coklat muda (akar kulit mengkudu dan jalawe), hitam (teger dan tingi) dan fiksasi menggunakan bahan dari kapur, tawas, tunjung dan cuka. Warna-warna tersebut disusun secara harmonis antara perpaduan pada motif dan latar atau sebagai background batik mejadi lebih kelihatan indah dan menarik. (3) Proses pewarnaan yang terdapat di Home Industri Batik Srikandi terdiri dari 3 jenis yaitu proses ekstraksi (perebusan), blender (penghalusan), dan fermentasi (pasta). Proses pewarnaan alam batik meliput mordanting kain, pembuatan larutan zat warna alam, perendaman TRO, pencelupan larutan zat warna, fiksasi, pencucian dan penjemuran.Ema Puji Susanti2015-04-27T04:08:02Z2023-09-20T01:04:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17582This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175822015-04-27T04:08:02ZPUZZLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
TK BUDI RAHAYU YOGYAKARTAPenelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar anak tanpa mengabaikan kebutuhan bermain anak dengan menggunakan media pembelajaran edukatif puzzle di TK Budi Rahayu Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart. Alur penelitian tindakan kelas terdiri dari “Perencanaan-Tindakan-Observasi-Refleksi”. Penelitian dilaksanakan di TK Budi Rahayu Yogyakarta pada semester gasal 2012/2013. Penelitian difokuskan pada aspek kognitif dengan konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola. Indikatornya adalah memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya, persamaannya, warnanya dan bentuknya. Subyek dalam penelitian ini adalah 16 siswa kelompok B. Sumber data meliputi siswa, guru, dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Keabsahan data menggunakan validitas konstrak dengan metode meminta pendapat ahli (expert judgment). Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai bintang yang diperoleh siswa dan peningkatan presentase pada setiap aspek yang diobservasi. Pada saat observasi, presentase hasil belajar siswa mencapai 31,7% pada aspek minat; 33,6% pada aspek senang dan semangat; dan 38,5% pada aspek aktif. Pada siklus pertama, presentase hasil belajar siswa meningkat mencapai 48,2% pada aspek minat; 45,5% pada aspek senang dan semangat; dan 46,4% pada aspek aktif. Peningkatan pada aspek minat sebesar 16,5%; pada aspek senang dan semangat 11,9%; dan pada aspek aktif 7,9%. Pada siklus kedua, presentase hasil belajar siswa mencapai 77% pada aspek minat; 80% pada aspek senang dan semangat; dan 80,7% pada aspek aktif. Peningkatan pada aspek minat sebesar 28,2%; pada aspek senang dan semangat 34,5%; dan pada aspek aktif 34,4%. Pada siklus ketiga, presentase hasil belajar siswa meningkat mencapai 80% pada aspek minat; 84,2% pada aspek senang dan semangat; dan 82,5% pada aspek aktif. Peningkatan pada aspek minat sebesar 3%; pada aspek senang dan semangat 4,2%; dan pada aspek aktif 1,8%. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan yang diharapkan sudah tercapai yaitu adanya peningkatan minat, senang, semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang berpengaruh pada peningkatan motivasi belajar siswa.Diah Mariana2015-04-27T03:37:50Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17575This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175752015-04-27T03:37:50ZKERAJINAN TENUN SONGKET DI PERUSAHAAN UD BIMA BERSINAR
PENARAGA KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kerajinan kain tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar, Penaraga, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini di fokuskan pada proses pembuatan, motif, warna dan makna simbolik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan dari hasil pengamatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi serta menggunakan alat bantu lain berupa Mp4 dan kamera digital. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini di analisis secara deskriptif dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan menarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Proses pembuatan tenun songket dihasilkan dengan teknik menenun (benang pakan dan benang lungsi). Tahap pembuatannya terdiri dari empat tahap : a. Pembuatan pola, b. Memasang benang lungsi pada peralatan tenun, c. Membentuk motif pada tenun dan d. Finishing. 2. Motif yang diterapkan pada Kerajinan tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar antara lain: a. Nggusu waru tidak penuh, b. Isi mangge, c. Nggusu waru trali, d. Nggusu upa, dan e. Kapi keu, yang secara garis besar motif-motif di atas terdiri dari bentuk daun, belah ketupat, lingkaran dari susuna daun, persegi panjang, kotak-kotak dan kepiting. Warna yang digunakan tenun songket di Perusahaan UD Bima Bersinar yaitu kuning tua, kuning emas, kuning muda, biru, biru tua, merah, merah muda, putih, hijau, hitam. Makna Simbolik kain tenun songket adalah di Kehidupan masyarakat Bima Nusa Tenggara Barat khususnya masyarakat kota bima tidak akan terlepas dari apa yang namanya simbol, diantaranya: a. Kain tenun songket Nggusu waru tidak penuh adalah delapan sifat, delapan sifat tersebut yaitu berbudi pekerti luhur, mementingkan kepentingan kelompok dari pada mementingkan golongan, suka membantu, sopan, jujur, bekerja keras dan mempunyai jiwa pemimpin. b. Kain tenun Isi mangge adalah dalam bahasa Bima di sebut dengan isi mangge, dimana asamnya juga sangat bermanfaat untuk para ibu-ibu rumah tangga yaitu untuk digunakan dalam kebutuhan memasak. c. Kain tenun songket Nggusu waru trali (berputar) yaitu hidup ini tidak selalu pada tempatnya, akan tetapi selalu berubah-berubah. d. Kain tenun songket Nggusu upa adalah banyaknya sudut atau bagian dari motif tersebut yaitu empat bagian dalam bahasa Bima disebut nggusu upa, dan e. Kain tenun songket Kapi keu yang makna nya diambil dari kepiting yang gerakkannya lambat.Siti Mardyah2015-04-27T03:28:16Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17571This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175712015-04-27T03:28:16ZPENCIPTAAN BATIK PENYU NGAPUNG
KARYA TENNY HASYANTI
KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide dasar penciptaan, teknik perwujudan, dan estetika batik Penyu Ngapung karya Tenny Hasyanti di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan metode triangulasi. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ide penciptaan batik Penyu Ngapung berawal ketika Tenny Hasyanti melihat tukik-tukik yang bergerombol ketika menetas dan menuju laut lepas, (2) Proses perwujudan batik Penyu Ngapung diawali dengan membuat desain, setelah itu desain diwujudkan dalam bentuk canting cap, dalam pembuatannya pertama-tama kain dibentangkan di atas meja cap yang telah diberi bantalan, selanjutnya mulai mengecapkan malam pada kain, setelah selesai kain diangin-anginkan, setelah kering lalu dilakukan pewarnaan dengan menggunakan procion yang dicampur dengan soda kue dan air, setelah itu kian didiamkan selama satu hari, setelah satu hari kain direndam dalam air dingin untuk merontokkan warna yang kurang menempel, selanjutnya kain dilorod dengan mencampurkan soda abu dan caustik soda pada air mendidih, setelah itu kain dicuci dengan air bersih dan sedikit detergen untuk menghilangkan sisa-sisa malam yang masih menempel pada kain, terakhir kain dikeringkan dengan diangin-anginkan di ruangan tertutup, (3) estetika wujud motif batik Penyu Ngapung terdiri dari tujuh macam motif yang dijadikan satu
kesatuan pola. Perbedaan kedudukan dan arah pada batik Penyu Ngapung membentuk garis-garis yang menceritakan siklus hidup penyu. Pola Penyu Ngapung yang diulang-ulang membentuk ornamen yang utuh memenuhi seluruh bidang kain. Warna-warna yang digunakan pada batik Penyu Ngapung dominan cerah dan hanya terdiri dari satu warna.Cornita Suhartanti2015-04-27T02:44:05Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17562This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175622015-04-27T02:44:05ZPROSES PEMBELAJARAN SENI BATIK DI SMK NEGERI 3 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan pembelajaran mata pelajaran Seni Batik di SMKN 3 Kasihan Bantul, berbagai tahapan pembelajaran itu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan hasil pembelajaran. Penelitian terhadap pembelajaran seni batik ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI Lukis 1 yang melaksanakan pembelajaran seni batik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Kemudian data yang dikumpulkan tersebut dianalisis dan diklasifikasikan dengan melakukan penyajian data, reduksi data, dan pada akhirnya ditarik kesimpulan dari data tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa; (1) perencanaan pembelajaran dirancang dengan empat standar kompetensi, di antaranya; pengetahuan batik, batik tradisional, membuat batik lukis, dan membuat batik sandang. Namun standar kompetensi membuat batik sandang tidak bisa dilaksanakan sampai tuntas karena waktu yang tidak mendukung, (2) untuk melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, penugasan, dan kerja kelompok. Dalam pengembangan motif batik, guru tidak mengintervensi siswa untuk membuat motif tertentu. Dengan demikian, karakteristik karya batik siswa terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan dari guru, dan (3) hasil pembelajaran siswa dalam bentuk karya batik lukis terlihat beragam sebab motif yang dikembangkan sangat bervariatif. Sementara itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dititikberatkan pada ranah afektif dan psikomotorik, dan tidak dilakukan pada ranah kognitif. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa terdapat satu siswa yang tidak tuntas karena nilai yang dicapai tidak memenuhi KKM, sedangkan siswa lainnya sudah memenuhi KKM.Fathurrahman -2015-04-27T02:15:35Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17549This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175492015-04-27T02:15:35ZPENERAPAN LOGO KLUB SEPAK BOLA PADA KEMEJA BATIK
PRODUKSI CV. JOGJA BATIK Jl. WATES KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan cara mendeskripsikan pengembangan dan penataan ornamen pada kemeja batik produksi CV. Jogja Batik Wates Yogyakarta ditinjau dari motif utama dan motif pendukung berupa logo klub sepak bola. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kemeja batik dengan logo klub sepak bola sebagai motif tambahan yang terdokumentasikan di CV. Jogja Batik. Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan adalah berupa Mp4, kamera digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik trianggulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bentuk desain motif batik produksi CV. Jogja Batik adalah mengolah motif-motif tradisional seperti motif parang rusak, motif kawung, motif truntum dan motif kontemporer yang dipadukan dengan motif tambahan berupa logo klub sepak bola. Bentuk desain motif yang digunakan melihat mempertimbangkan elemen logo berupa garis dan warna pada masing-masing logo tersebut. Bentuk, terdiri dari bentuk global, kemudian mencari bentuk ornamen batik yang sesuai seperti halnya penerapan bentuk segi lima, segi empat, lingkaran, segitiga, dan oval, yang ada pada logo. (2) Penerapan dan penataan logo klub sepak bola kedalam kemeja batik produksi CV. Jogja Batik diterapkan selaras dengan motif yang digunakan seperti menghilangkan sebagian motif-motif tertentu dengan logo klub sepak bola, menggabungkan beberapa motif dengan satu logo klub sepak bola, menggabungkan beberapa jenis motif untuk mencari komposisi logo klub sepak bola, menempatkan logo pada bagianbagian bidang yang ada pada motif, menyesuaikan dengan warna logo klub sepak bola itu sendiri, dan menyediakan ruang-ruang tertentu untuk penempatan logo klub sepak bola. Logo-logo yang digunakan diantaranya logo Barcelona, logo Arsenal, logo Chelsea, logo Juventus, logo Real Madrid dan logo Manchester United.Ita Yulaida2015-04-27T01:55:18Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17499This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174992015-04-27T01:55:18ZBATIK IKAT CELUP PERMATA BUNDA (PARANG KALIURANG) HARGOBINANGUN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batik ikat celup Permata Bunda (Parang Kaliurang) Hargobinangun, Sleman ditinjau dari proses, motif, dan warnanya. Jenis penelitian adalah kualitatif. Data dalam penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan berupa kamera digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan (1).Proses pembuatan batik ikat celup motif parang bunga diawali dari membuat desain, pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, menjelujur, menjumput, dan pewarnaan menggunakan teknik celup. Sedangkan proses pembuatan batik ikat celup motif wiru jumputan diawali dari membuat desain, pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, merempel, dan menjumput. Untuk membentuk tekstur motifnya yaitu menggunakan material biji kacang hijau dan biji jagung yang di bungkus ke kain lalu diikat dan pewarnaannya menggunakan tehnik celup dan teknik semprot. (2).Motif yang ada di Permata Bunda ide dasar penciptaannya dari tumbuh-tmbuhan terdiri dari daun, bunga, biji-bijian, dan juga batu-batuan yang ada di sekitarnya. Bentuk motif yang dihasilkan di Permata Bunda diantaranya motif parang bunga, motif wiru jumputan, motif bunga jumputan, motif tritik, dan motif wiru bunga, menggunakan sistem jelujur dan teknik jumput. (3).Warna yang diterapkan pada batik ikat celup Permata Bunda menggunakan pewarna sintetis yaitu napthol. Warna tersebut sering digunakan karena warna yang dihasilkan lebih cerah, seperti warna merah yang mempunyai karakter semangat dalam hidup, warna biru yang memberikan kedamaian, warna kuning memberikan warna gembira dan coklat memberikan kesan dan bijaksana, sedangkan warna orange memberi dorongan yang kuat.Midiah Astuti2015-04-27T00:21:25Z2019-01-29T21:39:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17467This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174672015-04-27T00:21:25ZCAT WARNA BERAROMA UNTUK MEWARNAI SENI LUKIS TIMBUL
BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA MTs YAKETUNISCAT WARNA BERAROMA UNTUK MEWARNAI SENI LUKIS TIMBUL
BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA MTs YAKETUNIS
Oleh Eka Sukmawati
NIM 11206241038
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan produk cat warna
beraroma untuk mewarnai dan mengkomunikasikan warna kepada orang
awas/normal bagi peserta didik tunanetra.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Develovement) atau R&D.
Subjek penelitian adalah cat warna beraroma. Penelitian difokuskan pada
pengembangan media dan mewarnai seni lukis timbul untuk peserta didik
tunanetra. Data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi
sekolah. Data dianalisis dengan analisis sebelum dilapangan untuk studi
pendahuluan dan teknik analisis data selama dilapangan model Milles dan
Huberman. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi pengumpulan
data (observasi, wawancara, dan dokumentasi).
Hasil penelitian dan pengembangan adalah inovasi cat poster beraroma
dengan enam warna standar (warna merah, warna biru, warna kuning, warna
hijau, warna oranye, dan warna ungu), warna putih, dan warna hitam. Aroma dari
warna-warna tersebut diantaranya: (1) warna merah beraroma strawberri, (2)
warna biru beraroma bluberri, (3) warna kuning beraroma jeruk lemon, (4) warna
hijau beraroma daun pandan, (5) warna oranye beraroma nanas, (6) warna ungu
beraroma bunga lavender, (7) warna putih beraroma vanili, dan (8) warna hitam
beraroma kopi. Selanjutnya, uji coba cat warna beraroma tersebut dilakukan pada
lima peserta didik tunanetra, yaitu Andi, Arditya, Deby, Syifa, dan Rifky. Peserta
didik bisa mewarnai seni rupa dua dimensi dalam bentuk seni lukis timbul dan
dapat mengkomunikasikan warna pada lukisan tersebut kepada orang awas/
normal. Seni lukis timbul yang diciptakan sebanyak lima karya.Eka Sukmawati2015-04-24T03:44:48Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17492This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174922015-04-24T03:44:48ZBUAH NANAS SEBAGAI IDE PENCIPTAAN BERBAGAI
LAMPU KERAMIKTujuan dalam pembuatan Tugas Akhir Karya Seni adalah melakukan pengembangan desain kerajinan keramik yang mengambil dari bentuk buah nanas sebagai ide dalam pembuatan berbagai bentuk lampu.Pada proses pembuatan karya dengan menggunakan bahan utama tanah liat dengan jenis tanah liat dari Sukabumi. Adapun teknik yang digunakan dalam pembuatan berbagai berbagai bentuk lampu yaitu dengan teknik putar, teknik lempeng, teknik pijit, dan untuk membuat tekstur buah nanas dengan menggunakan teknik butsir. Pada proses finishing atau pewarnaan menggunakan stain warna kuning, stain warna hijau, stain warna oren, stain warna ungu, stain warna biru, stain warna coklat,engope putih dan TSG (Transparan Glaze). Beberapa tahapan dalam menciptakan karya berbagai bentuk lampu ini diantaranya: sketalternative, sket terpilih, persiapan bahan dan alat, proses pembentukan, proses pengeringan, proses pembakaran biskuit, proses Pengglasiran, proses pembakaran glasir dan proses perakitan komponen lampu. Hasil dalam pembuatan Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu 12 buah lampu keramik yang terdiri dari 2 lampu dinding, 3 buah lampu duduk, 2 buah berbahan bakar minyak goreng, 2 buah lampu berbahan bakar minyak tanah, 2 buah tempat lilin, dan sebuah lampu berdiri. Dalam menciptakan karya seni ini selain berfungsi sebagai alat penerangan namun juga dapat digunakan sebagai benda hias pada interior rumah.Turissia Rochmi2015-04-24T03:22:47Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17489This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174892015-04-24T03:22:47ZPEMANFAATAN WARNA KAYU DALAM PEMBUATAN PUZZLE MOTIF BATIK YOGYAKARTAPenciptaan karya seni yang berjudul Pemanfaatan Warna Kayu Dalam Pembuatan Puzzle Motif Batik Yogyakarta ini bertujuan sebagai media pengenalan motif batik Yogyakarta terhadap masyarakat luas melalui permainan puzzle dan memanfaatkan warna kayu dalam pembuatan puzzle motif batik Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah melalui pengumpulan data yaitu meliputi dokumentasi, studi pustaka, observasi, dan wawancara. Kemudian dilanjutkan ke proses penciptaan desain melalui sket alternatif dan desain terpilih. Untuk proses pembuatan karya dimulai dengan persiapan bahan dan alat, penerapan desain, pembentukan karya, perakitan dan finishing. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya adalah teknik sekrol dan teknik kerja bangku. Dan finishingnya menggunakan melamine lack gloss (transparan) dengan tujuan agar kealamian serat dan warna kayu tetap terlihat dengan jelas. Dan warna kayu disusun menyesuaikan dengan warna motif batik Yogyakarta sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan motif batik. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan pazzle menggunakan kayu Sonokeling, Pinus, Nangka, Mahoni, Pule, Jati, Mlinjo, dan hardboard sebagai landasan. Hasil dari penciptaan karya puzzle motif batik Yogyakarta ini berupa 20 buah karya. Puzzel motif batik Yogyakarta yang telah dibuat diantaranya adalah motif kawung sen, motif kawung bribil, motif kawung picis, motif mirong, motif truntum, motif gurda satu sayap, motis slobog, motif grompol, motif parang barong, motif sawat, dan untuk maskotnya adalah logo keraton Yogyakarta.Oki Triana Putra2015-04-24T03:03:55Z2023-09-20T01:04:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17486This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174862015-04-24T03:03:55ZMALIOBORO SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK
TULIS BAHAN SANDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan kerajinan batik tulis berupa bahan sandang dengan Malioboro sebagai ide dasar penciptaan motifnya. Proses dalam pembuatan karya batik ini dimulai dari studi kepustakaan, perancangan karya yang meliputi penciptaan motif yang dilakukan melalui upaya stilasi bentuk dari hal-hal yang ada di Malioboro baik pada siang maupun pada malam hari, pembuatan pola alternatif, dan pembuatan pola terpilih. Adapun proses pembuatan karya ini meliputi : a) Persiapan alat dan bahan, b) Memola pada kain, c) Proses pembatikan meliputi membatik klowongan, memberi isen-isen atau ngisen-ngiseni, menembok, d) Pewarnaan dengan teknik colet dan celup, e) Pelorodan pertama, f) Menggranit, g) Mbironi, h) Menyoga, i) Pelorodan kedua, j) Finishing (menyetrika kain). Kesamaan aspek pada setiap karya yaitu pada Aspek fungsi, karya batik ini berfungsi sebagai bahan sandang yaitu sebagai penutup atau pelindung tubuh yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat pakaian seperti, kemeja, dress, sarung, rok bawahan dan lain-lain sesuai dengan yang dikehendaki. Aspek bahan sebagai media pembuatan yang digunakan adalah kain mori primissima dan kain sutra 56. Sedangkan aspek bahan sebagai proses adalah malam atau lilin batik klowong sebagai bahan utama alam proses pembuatan batik. Aspek bahan pewarnaan yang digunakan adalah warna rapid, indigosol dan napthol. Aspek Estetika pada karya ini menampilkan stilasi motif yang diambil dari aktifitas yang ada di Malioboro baik pada siang maupun pada malam hari. Untuk memvisualisasikan Malioboro pada siang hari menggunakan warna background yang cerah sedangkan, untuk memvisualisasikan Malioboro pada malam hari menggunakan warna background yang gelap. Keindahan lain yang dapat ditemukan pada semua karya batik ini adalah titik-titik (cecek) pada garis klowongan yang dihasilkan dari teknik granit. Aspek Proses pada seluruh karya batik ini menggunakan teknik batik tulis, tutup celup, dan colet. Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 11 karya yang terdiri dari : 1) Batik Pesona Malioboro, 2) Batik Pasar Beringharjo, 3) Batik Becak Malioboro, 4) Sarung Batik Golong Gilig, 5) Selendang Batik Golong Gilig, 6) Batik Lesehan dan Angkringan, 7) Batik Jagad Malioboro, 8) Batik Bakpia, 9) Batik Nol
Kilometer, 10) Sarung Batik Andong, 11) Selendang Batik Andong.Danti Rizki Amalia2015-04-24T01:55:49Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17469This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174692015-04-24T01:55:49ZKEPIK KOKSI SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN TEMPAT PERHIASANPenulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang konsep penciptaan, visualisasi bentuk dan pembuatan karya seni dengan tema kepik koksi yang dijadikan sebagai sumber inspirasi penciptaan tempat perhiasan. Metode yang digunakan dalam penciptaan tempat perhiasan ini melalui pengumpulan data yaitu meliputi observasi, dokumentasi, studi kepustakaan. Kemudian dilanjutkan ke proses penciptaan desain melalui sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain kerja. Pada proses pembentukan karya dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : persiapan bahan dan alat, penerapan desain, pembentukan karya, perakitan, dan finishing. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan tempat perhiasan adalah teknik kerja bangku, teknik kerja bubut, dan teknik kerja sekrol. Sedangkan finishing menggunakan cat kayu aqua wood finish dengan warna menyesuaikan kepik koksi. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan tempat perhiasan menggunakan kayu mahoni, kayu jati, lem, dan kain bludru sebagai pelapis bagian dalam tempat perhiasan serta pelapis pada bagian alas tempat perhiasan. Sedangkan alat pokok yang digunakan dalam penciptaan karya tempat perhiasan ini meliputi gergaji potong, mesin bubut, dan mesin sekrol. Penciptaan karya seni tempat perhiasan yang dihasilkan berjumlah 15 karya yang terdiri dari 6 tempat perhiasan dengan diameter 10 cm dan 7 berdiameter 15 cm serta 2 berdiameter 20 cm.Muhamad Sehudin2015-04-23T08:15:58Z2019-01-29T21:39:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17465This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174652015-04-23T08:15:58ZNILAI ESTETIK BATIK TULIS PEWARNA ALAM KARYA INDUSTRI
KEBON INDAH BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang nilai estetik batik tulis
pewarna alam karya industri Kebon Indah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrumen kunci
adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukung berupa pedoman observasi,
pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, alat perekam, perlengkapan
mencatat dan kamera. Penelitian ini difokuskan pada nilai estetik batik tulis daun
singkong dan daun lombok dengan pendekatan unsur-unsur estetika. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses
analisis data menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman serta
pemeriksaan keabsahan datanya menggunakan metode triangulasi.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Kajian wujud atau rupa terdiri dari dua
pandangan, yaitu bentuk dan struktur. Untuk itu, bentuk motif daun singkong dan
daun lombok merupakan replika dari bentuk aslinya dengan teknik penggambaran
yang bervariasi. Struktur terdiri dari unsur-unsur keutuhan, penonjolan dan
keseimbangan. Keutuhan, penonjolan dan keseimbangan pada batik tulis daun
singkong dan daun lombok masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-
beda yang menambah keindahan penyusunannya; 2) Bobot atau isi yang
terkandung dalam batik tulis daun singkong dan daun lombok terdiri dari suasana,
ide atau gagasan dan pesan yang ingin disampaikan. Batik tulis daun singkong
dan daun lombok diciptakan dalam suasana kerakyatan yang idenya dari
lingkngan sekitar. Pesan yang ingin disampaikan oleh kedua batik tulis ini
berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik masing-masing; 3) Penampilan atau
penyajian motif daun singkong dan daun lombok diterapkan di atas kain panjang
dengan teknik penyajian yang berbeda-beda.Zakiah -zakiah@gmail.com2015-04-23T03:31:51Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17427This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174272015-04-23T03:31:51ZTINJAUAN MOTIF DAN WARNA BATIK TULIS PRODUKSI CV.
KALPIKO BATIK DI TAMAN SARI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan batik tulis CV. Kalpiko Batik di Taman Sari Yogyakarta yang ditinjau dari motif dan warna batik yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian berupa mp3, kamera digital, dan peralatan tulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, tekni kobservasi, dan teknik dokumentasi. Keabsahaan data yang diperoleh dengan cara triangulasi dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1). Motif yang terdapat di CV. Kalpiko Batik yaitu batik hutan rimba, batik mega parang, batik ombak banyu parang, batik ombak banyu wajikan, dan batik sulur kupu-kupu. Karakteristik motif batik CV. Kalpiko Batik terdiri dari motif fauna, motif flora, motif mega mendung, motif parang, motif kawung, motif watu tumpuk, motif percikan air, motif cecek, motif wajikan, motif sawut, motif banyu, motif kupu-kupu, dan motif daun. (2). Warna-warna yang digunakan adalah warna sintetis (naphtol, remasol, dan indigosol) seperti warna biru muda, warna biru tua, warna coklat muda, warna coklat tua, warna kuning, warna orange, warna merah, warna hijau, warna ungu, dan warna biru turkis. Warna-warna tersebut disusun secaraharmonis antara perpaduan pada motif dan latar atau sebagai background batik agar tampak lebih indah dan menarik.Yulianing -2015-04-23T03:03:28Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174192015-04-23T03:03:28ZPEMBELAJARAN BATIK PADA ROMBEL BATIK
ANAK TUNAGRAHITA DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik pada rombel batik anak tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Persiapan pembelajaran batik; 2) Proses pembelajaran batik; dan 3) Evaluasi pembelajaran batik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument), dengan bantuan instrumen lain berupa pedoman wawancara, observasi, dokumentasi, dan alat bantu tape recorder, alat tulis, dan kamera foto. Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, dan triangulasi. Adapun analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah membuat penyajian data, reduksi data, dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Persiapan dan perencanaan pembelajaran batik pada rombel batik di SLB Negeri Pembina Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014 dirancang dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik, yaitu anak dengan kelainan mental atau tunagrahita. Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru batik dirancang dengan delapan indikator. Indikator tersebut dirancang dan dibuat untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita serta melatih motorik, kreativitas, dan konsentrasi anak tunagrahita. (2) Proses pembelajaran batik di SLB Negeri Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dilaksanakan sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dibuat oleh guru batik. Setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam proses pembelajaran batik, guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang khusus untuk setiap peserta didik. (3) Dari hasil evaluasi pembelajaran batik yang dilakukan oleh guru, dapat dilihat bahwa hasil pembelajaran peserta didik tidak dapat terlepas dari karakteristik masing-masing peserta didik anak tunagrahita. Nilai penguasaan konsep dan penerapan konsep pembelajaran batik yang diperoleh Wahyu, Cindy, Silviana, dan Muhlisatun mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah.Zeviela Karizsa Adiena2015-04-23T02:42:28Z2023-09-20T01:04:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174132015-04-23T02:42:28ZRAGAM HIAS DAYAK KANAYATN KALIMANTAN BARAT
DI TINJAU DARI BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIKNYAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bentuk serta makna simbolik yang terdapat pada ragam hias Dayak Kanayatn di Desa Garu Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pengujian keabsahan data menggunakan metode triangulasi dan ketekunan pengamatan data. Data diperoleh dengan cara dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari orang-orang yang diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Dalam ragam hias Dayak Kanayatn terdapat lima bentuk motif, yaitu motif oncok rabukng yang memiliki makna sebagai simbol generasi penerus dalam melanjutkan tradisi dan budaya Dayak Kanayatn telah yang ada, motif mata pune yang memiliki makna sebagai simbol pengambilan keputusan atau mufakat dalam sebuah perundingan, motif siku kakuakng yang memiliki makna sebagai simbol lika-liku kehidupan, motif cacikng bageol yang memiliki makna sebagai simbol yang menggambarkan karakter masyarakat Dayak Kanayatn, dan motif buah angkabakng memiliki makna sebagai simbol kesuburan. 2. Ragam hias Dayak Kanayatn memiliki dua bentuk ornamen, yaitu ornamen buta yang memiliki makna sebagai simbol keganasan dan burung enggang yang memiliki makna sebagai simbol kesetiaan. 3. Ragam hias Dayak Kanayatn memiliki empat warna yang digunakan dalam pewarnaan ragam hias yaitu warna hitam sebagai simbol dunia gaib, warna merah sebagai simbol keberanian, warna putih sebagai simbol kesucian dan warna kuning sebagai simbol tata krama dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. 4. Makna simbolik yang terkandung pada ragam hias Dayak Kanayatn merupakan hasil dari budaya dalam kehidupan masyarakat suku Dayak Kanayatn. Hal ini sekaligus merupakan wujud kedekatan manusia Dayak Kanayatn dengan alamnya.Hendrias -2015-04-23T02:22:21Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174042015-04-23T02:22:21ZBONANG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN BERBAGAI BENTUK
TEMPAT PERHIASANPenciptaan karya seni yang berjudul Bonang Sebagai Inspirasi Penciptaan Berbagai Bentuk Tempat Perhiasan ini bertujuan menciptakan berbagai bentuk tempat perhiasan, mengetahui proses pembuatan tempat perhiasan, dan mengetahuiteknik finishing yang tepat untuk diterapkan pada berbagai bentuk tempat perhiasan yang terinspirasi dari bentuk bonang. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini adalah research and developmen terdri dari langkah pengumpulan data, selanjutnya proses pembuatan desain melalui sket alternatif dan desain terpilih. Proses pembuatan karya dimulai dengan persiapan bahan dan alat, pembentukan karya meliputi pembuatan komponen pokok tempat perhiasan, pembentukan gong, pembuatan skat bagian dalam tempat perhiasan, dan membuat dekorasi ukiran. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya adalah teknik kerja sekrol, teknik kerja bangku, teknik kerja bubut, teknik kerja mesin, dan teknik ukir. Adapun bahan utama pembuatan tempat perhiasan adalah kayu jati, kayu sonokling dan kayu nangka. Proses akhir adalah finishing. Bahan yang digunakan untuk finishing adalah mowilex. Adapun tahapan yang dilakukan pada saat proses finishing adalah persiapan permukaan, pengamplasan halus, pelapisan pertama dan pelapisan kedua. Hasil dari penciptaan karya tempat perhiasan ini berjumlah 15 buah karya. Karya tersebut adalah tempat perhiasan bonang: sorokan, timbul, gambang, bolong, legok, tumpok, sulur, tempel, ali-ali, kijeng, legok-legok, kuru, lemu, cilek lemu, dan kuru lemu.Ulinnuha -2015-04-23T02:00:55Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17392This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/173922015-04-23T02:00:55ZBATIK TULIS DI CV. PESONA TEMBAKAU MANDING TEMANGGUNG JAWA TENGAH DITINJAU DARI PENGEMBANGAN BENTUK MOTIF DAN WARNAPenelitian ini bertjuan untuk mengetahui pengembangan bentuk motif utama, tambahan, dan isen-isen, serta warna dan pewarna pada batik tulis produksi CV. Pesona Tembakau Manding, Temanggung, Jawa Tengah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sajian data yang bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung kepada responden yang terlibat dalam proses penelitian di CV. Pesona Tembakau. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrumen yang dilengkapi dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi dengan menggunakan alat bantu berupa alat tulis, perekam suara, dan kamera digital. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan ketekunan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Motif batik tulis CV. Pesona Tembakau adalah: (1) Ide penciptaan motif mengacu pada kegiatan keseharian petani tembakau kota Temanggung. (2) Bentuk motif utama, tambahan, dan isen-isen merupakan stilisasi dari bentuk tanaman tembakau, aktivitas pertanian tembakau, dan hasil pertanian cengkeh dan kenci. Stilisasi tanaman tembakau terdapat pada motif: Ron Mbako, Ron Mbako Selanjar, Ron Abstrak, dan Godhong Jejer. Aktivitas pertanian tembakau terdapat pada motif: Rigen Mbako, Mbako Sak brayat, dan Sekar Jagad Mbako, dan hasil pertanian cengkeh dan kenci pada motif: Mbako Cengkeh, dan Mbako Kenci. (3) Pengembangan dengan mengambil unsur batik tradisi seperti: motif parang, kawung, dan sekar jagad yang kemudian dipadukan dengan motif khas Pesona Tembakau yang terdapat pada motif: Sekar Jagad Mbako, Mbako Rejeng dan motif Mbako Acak. Pengembangan warna yang terdapat pada batik tulis CV. Pesona Tembakau adalah: (1) Warna kuning kecoklatan, coklat muda, coklat muda kehijauan, coklat tua kehijauan, dan coklat muda kehijauan diperoleh dari zat pewarna alami yaitu ekstrak daun tembakau basah dan kering yang difiksasi menggunakan larutan tawas, tunjung, dan kapur. (2) Warna orange kecoklatan, biru gelap, hijau kekuningan, ungu kemerah-merahan, dan coklat gelap diperoleh dari perpaduan warna-warna dasar cat remazol dengan perbandingan 1: 3 yang difiksasi dengan larutan Water Glass. (3) Penggunaan warna pada satu desain kain batik tulis mencapai 6 jenis tingkatan warna.Berryl Raushan Fikri2015-04-22T06:25:10Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17348This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/173482015-04-22T06:25:10ZBUAH MANGGIS SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN
KARYA SENI KERAMIK TEKO SETPenyusunan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menerapkan bentuk buah manggis ke dalam karya keramik teko set dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan adalah: 1). Bagaimana bentuk dan ornamen keramik teko set dengan sumber inspirasi buah manggis 2). Bagaimana pewarnaan glasir keramik teko set dengan sumber inspirasi buah manggis. Adapun tujuan yang dicapai ialah: 1) Menciptakan karya keramik teko set dengan sumber inspirasi bentuk buah manggis. 2). Menghasilkan karya keramik teko set dengan warna glasir yang menarik. Penciptaan karya keramik teko set ini meliputi tiga tahapan yaitu eksplorasi, eksperimen dan pembentukan. Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan dengan membuat 40 sketsa alternatif yang dipilih sepuluh sketsa yang terbaik guna menjadi pedoman dalam proses penciptaan karya, selanjutnya kegiatan eksperimen dilakukan dengan mengolah warna glasir yang cocok untuk menghasilkan warna teko set yang menarik, selanjutnya ialah proses pembentukan yang dilakukan dengan tahapan pembuatan model, membuat cetakan, mencetak, pembakaran biskuit, pengglasiran hingga proses pembakaran glasir. Karya yang dihasilkan yaitu sepuluh karya teko set yang berjudul 1). Tidur, 2). Dikupas, 3). Menonjol, 4). Dibungkus, 5). Terpenggal, 6). Sebelas, 7). Terjaga, 8). Senja, 9). 100°C, 10) Celah. Penciptaan karya teko set tersebut menekankan pada bentuk manggis yang mempunyai daging buah yang berwarna putih. Keseluruhan karya menggunakan tali agel sebagai bahan pendukung teko yaitu sebagai handle.Muhammad Khosim2015-04-22T02:09:05Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17290This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172902015-04-22T02:09:05ZPENERAPAN QUANTUM TEACHING
DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS X
JURUSAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA LOGAM
DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran quantum teaching, 2) Hasil penerapan metode tersebut terhadap peningkatan kreativitas siswa kelas X B Jurusan Desain dan Produksi Kriya Logam di SMK Negeri 5 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus penelitian, setiap siklus dilakukan dalam tiga kali pertemuan pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket/kuesioner. Data kemudian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1) Pengelolaan metode quantum teaching pada proses pembelajaran Produktif Dasar-dasar Kriya materi Ornamen di kelas X B Jurusan Desain dan Produksi Kriya Logam di SMK Negeri 5 Yogyakarta mencakup perencanaan dan tindakan. Pada perencanaan dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran berupa RPP, materi pelajaran ornamen yang mengacu pada silabus dan kurikulum sekolah, mempersiapkan contoh karya, video, dan proyektor sebagai media dan alat pembelajaran, menyusun lembar tugas, dan tes akhir siswa sebagai alat evaluasi. Selanjutnya mempersiapkan alat perekam data penelitian berupa lembar observasi pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan, setiap pertemuan meliputi tahap-tahap pembelajaran yakni tahap menanamkan serta menumbuhkan siswa diberikan motivasi dan semangat belajar, tahap mengalami serta menamai siswa diberikan pengalaman dengan kegiatan eksplorasi pembelajaran, tahap mendemonstrasikan siswa diberikan kesempatan menunjukan keterampilan menggambar ornamen, tahap mengulangi siswa diarahkan untuk berdiskusi, setelah itu tahap merayakan siswa bertepuk tangan memberi penghargaan atas ketercapaian pembelajaran. Setiap proses pembelajaran dilakukan observasi dan diakhiri dengan refleksi. 2) Hasil penerapan metode pembelajaran quantum teaching ini mencakup dua aspek yakni hasil proses dan hasil karya siswa. Dilihat dari proses pembelajaran terlaksana cukup baik atau berhasil meningkatkan kreativitas siswa dengan indikator ≥ 75% siswa melaksanakan dan berperan aktif dalam seluruh kegiatan ekplorasi pembelajaran. Dilihat dari hasil karya, berhasil meningkatkan kualitas karya gambar ornamen siswa dengan indikator ≥ 75% siswa mendapat nilai rata-rata tes akhir menggambar 82.Dodi Pradana Putra2015-04-22T01:40:23Z2023-09-20T01:04:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17271This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172712015-04-22T01:40:23ZBATIK WAHYU TUMURUN KARYA KELOMPOK BATIK SRI
KUNCORO IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kelompok Batik Sri Kuncoro yang berada di Giriloyo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta untuk mendeskripsikan proses, motif, dan makna pada Batik Wahyu Tumurun karya Kelompok Batik Sri Kuncoro. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kelompok Batik Sri Kuncoro dan objek penelitian adalah Batik Wahyu Tumurun yang dianalisis secara deskriptif. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, disertai dengan buku catatan, tape recorder, kamera. Teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dengan, ketekukan atau keajegan pengamatan dan triangulasi data. Data dianalisis dengan, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Proses pembuatan Batik Wahyu Tumurun ialah persiapan bahan dan alat, persiapan pola Batik Wahyu Tumurun, proses memola, dan proses pencantingan sampai pelorodan, Motif Batik Wahyu Tumurun karya Kelompok Batik Sri Kuncoro ialah; Motif Mahkota, Motif Pohon Kehidupan, Motif Tumbuhan Pinang, Motif Tumbuhan Semen, Motif Iber- iberan (hewan terbang) dan Motif Gurda, serta makna Batik Wahyu Tumurun karya Kelompok Batik Sri Kuncoro ialah sebuah wahyu atau anugrah yang diberikan oleh Allah SWT berupa cita-cita, pangkat, jabatan, derajat, yang diberikan kepada seseorang ketika menjalani kehidupannya dengan penuh keharmonisan serta dijalani dengan penuh kesetiaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan warna yang digunakan ialah wedel atau warna biru tua dan warna soga yang menggambarkan sifat dan nafsu manusia dalam kehidupan dan terdapat makna kebersihan, kedamaian, kehangatan dan kemanusiaan.Muryani -2015-04-22T01:25:08Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17267This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172672015-04-22T01:25:08ZKACA SEBAGAI ELEMEN HIAS KERAJINAN KERAMIK
DI CV. AZZAHRA CRAFT, KASONGAN, BANTUL YOGYAKARTATujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kaca sebagai elemen hias pada kerajinan keramik ditinjau dari bentuk, warna, dan teknik penempelan kaca pada keramik di CV. Azzahra Craft, Kasongan, Bantul, Yoyakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data diperoleh dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian tentang elemen hias kerajinan keramik di CV. Azzahra Craft (1) Bentuk hiasan kaca yang diterapkan pada keramik produk CV. Azzahra Craft yaitu jenis keramik guci botol, keramik guci gundul, keramik guci bibir, keramik set meja kursi, keramik piring hias, dan keramik kap lampu. Bentuk hiasan kaca yang diterapkan pada keramik yaitu bentuk-bentuk geometris dan non geometris. (2) Warna yang digunakan sebagai hiasan pada keramik adalah: menerapakan warna komplementer, warna tersier, dan warna netral. (3) Teknik penempelan kaca pada produk kerajinan keramik di CV. Azzahra Craft terdiri dari berbagai tahap, yaitu meliputi: pemberian warna pada kaca, pemberian warna dasar putih pada keramik, penempelan kaca pada keramik, pemberian semen putih atau hitam dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu dengan finishing.Dwi Cahyani2015-04-22T00:42:53Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17129This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/171292015-04-22T00:42:53ZPEMBELAJARAN MULOK BATIK
DI SMP N 2 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembelajaran Mulok Batik di SMP N 2 Srandakan Bantul, ditinjau dari aspek perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Penelitian terhadap muatan lokal batik ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif penelitian yang didiskripsikan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII C yang melaksanakan pembelajaran mulok batik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Kemudian data yang dikumpulkan tersebut dianalisis dan diklasifikasikan dengan melakukan penyajian data, reduksi data, dan pada akhirnya ditarik kesimpulan dari data tersebut dengan teknik analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dapat didiskripsikan bahwa: (1) perencanaan pembelajaran dirancang dengan standar kompetensi mengekspresikan karya seni batik tulis semi klasik; dengan metode CTL, life skill, untuk media yang digunakan guru menggunkan media visual yang terdiri dari media dua dimensi dan tiga dimensi, bahan berupa gambar di atas kertas dan karya batik, (2) pelaksanaan pembelajaran, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup. Di dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak membatasi siswa kelas VIII C untuk berkreasi dan mengembangkan motif batik. Dengan demikian, karakteristik karya siswa terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan dari guru; dan (3) evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik namun belum sesuai dengan evaluasi yang benar.Priyo Dwi Wibowo2015-04-22T00:42:53Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17252This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172522015-04-22T00:42:53ZRAWA JOMBOR SEBAGAI IDE DASAR PENERAPAN
MOTIF PADA KEMEJA BATIK TULISTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Penciptaan suasana alam dan cerita rakyat di Rawa Jombor yang dijadikan sebagai ide dasar dalam penciptaan motif batik pada kemeja. Penerapan tersebut menonjolkan suasana Rawa Jombor. Panorama alam Rawa Jombor beragam dan cerita rakyat Rawa Jombor, memunculkan ide dalam penciptaan motif batik pada kemeja. Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari eksplorasi-eksplorasi, studi kepustakaan, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain kerja, persiapan bahan dan alat, visualisasi dan praktek secara langsung, tahap visualisasi dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : pembuatan desain, persiapan bahan dan alat, memindahkan desain ke media dengan cara memola di atas kain, mencanting menggunakan malam, membentuk detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna, nglorod, proses finishing. Penciptaan Batik ini mengambil ide dasar suasana alam dan cerita rakyat Rawa Jombor sebagai motif batik pada kemeja, memiliki kegunaan untuk benda pakai sehari-hari, kantor, seragam dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan karya adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan sebagai bahan dan alat pokok adalah malam, canting, kain primisima, pewarna naptol dan indigosol. Bahan finishing (penyelesaian akhir) untuk karya tersebut adalah penjahitan kain batik menjadi kemeja. Adapun hasil karya yang akan dibuat berjumlah 10 kemeja yang terdiri dari motif Warung Apung, motif Karamba Ikan, Bulus Jombor, Sendang Bulus, Pancingan Rakit Bambu, Lele Bakar, Bunga Teratai, Omah Demit, Bokor Kencana. Pada karya batik ini sangat menonjolkan suasana alam Rawa Jombor terutama pada kemeja batik tulis Warung Apung dan sangat menonjolkan cerita rakyat masyarakat Rawa Jombor pada karya kemeja batik Bulus Jombor dan kemeja batik Bokor Kencana.Kuncoro Tegas Kalbudi2015-04-21T07:15:59Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17241This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172412015-04-21T07:15:59ZBENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK ORNAMEN UKIR
PADA INTERIOR MASJID GEDHE YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nama-nama ornamen dan makna simboliknya pada seni ukir interior Masjid Gedhe Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini membahas tentang seni bangunan sosial yaitu mengenai Masjid Gedhe Yogyakarta. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data penelitian diperoleh dengan studi pustaka, obsevasi, dokumentasi dan wawancara. Pemeriksaan keabsahan data melalui ketekunan pengamatan dan tringulasi sumber. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan melakukan penyajian data, reduksi dan akhirnya ditarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskirsikan bahwa nama-nama ornamen yang terdapat pada interior Masjid Gedhe Yogyakarta yaitu: ornamen padma, saton, praban/praba, mirong/puteri mirong, sorotan, tlacapan, gonjo mayangkara, lunglungan, banyu tetes/udan riris, wajikan, nanasan/omah tawon, pageran. Ornamen-ornamen tersebut diukir pada interior Masjid Gedhe Yogyakarta pada bagian: tiang serambi masjid, serambi masjid, pintu masjid, liwan, mimbar, maksuro. Adapun makna ornamen-ornamen tersebut sebagai berikut: (1) ornamen padma dimaknakan sebagai simbol ajaran Nabi Muhammad SAW yang suci, sehingga semua dasar kehidupan, bernegara dan beragama harus berdasarkan pada apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, (2) ornamen saton sebagai simbol dari persatuan, (3) ornamen praban simbol tri murti dan tri hitakarana, (4) ornamen mirong/puteri mirong adalah simbol bahwa sultan itu adalah khalifatullah fil ardi yang menerapkan dan mecontohkan budaya malu berdasarkan ajaran dari Rasul Muhammad SAW, (5) ornamen sorotan ini menyimbolakan bahwa Nabi Muhammad adalah uswatun khasanah, (6) ornamen tlacapan menyimbolkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kewibawaan dan keagungan, (7) ornamen lunglungan menyimbolkan rezki dan sifat dermawan, (8) ornamen pageran mengandung makna bahwa dalam kehidupan terdapat batas-batas yang tidak boleh dilanggar, (9) ornamen udan riris atau banyu tetes menyimbolkan kesuburan dan air adalah sumber kehidupan dan (10) ornamen nanasan adalah simbol dari manusia. maknanya adalah habluminanas.Jeksi Dorno2015-04-21T06:32:11Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17226This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172262015-04-21T06:32:11ZPEMBELAJARAN BATIK TULIS PADA TOPENG KAYU
DI SMPN 2 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam dengan cara mendeskripsikan pembelajaran batik tulis pada topeng kayu di kelas VIII A SMPN 2 Bantul ditinjau dari proses pembelajaran dan hasil karyanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi dengan alat bantu berupa alat tulis dan kamera. Keabsahan data diperiksa menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Proses pembelajaran batik tulis pada topeng kayu dimulai dengan membuat silabus, RPP, menyiapkan alat dan bahan ajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan pendahuluan yang meliputi apersepsi dan motivasi, kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kemudian kegiatan penutup. (2) Hasil karya kelas VIII A SMPN 2 Bantul menghasilkan 29 karya topeng batik yang beragam motif, warna, jenis topeng dan ukuran topengnya. Hasil nilai batik tulis pada topeng kayu kelas VIII A menunjukkan nilai terendah adalah 75. Peserta didik yang memperoleh nilai 90-100 (kategori baik sekali) sebanyak empat peserta didik, yang memperoleh nilai 82-89 (kategori baik) sebanyak 14 peserta didik, yang memperoleh nilai 75-81 (kategori cukup) sebanyak 11 peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas VIII A SMPN 2 Bantul berhasil dalam mengikuti pembelajaran batik tulis pada topeng kayu, karena nilai peserta didik telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.Retno Astuti2015-04-21T06:08:48Z2023-09-20T01:04:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17215This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/172152015-04-21T06:08:48ZTENUN IKAT ATBM DI HOME INDUSTRY KURNIAWAN
BANDAR KIDUL KEDIRI JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tenun ikat pakan home industry Kurniawan yang ditinjau dari segi motif dan prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan motif tenun di home industry Kurniawan; dan (2) mendeskripsikan proses pembuatan tenun ikat pakan di home industry Kurniawan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data-data yang telah diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan pengamatan berperanserta disajikan dalam bentuk deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital dan peralatan tulis-menulis. Keabsahan data dari tulisan ini diperoleh dengan teknik ketekunan/keajegan pengamatan, dan triangulasi. Analisis data yang digunakan berupa reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) motif tenun produksi home industryKurniawan adalah: kawung (kawung ungu, kawung kombinasi I-III), bunga melati (bunga melati I dan II), dan Gajah Mada; dan (2) proses pembuatan tenun ikat pakan di home industry Kurniawan terdiri dari tiga tahapan proses, yaitu persiapan benang, penenunan, dan persiapan akhir. Motif tenun dibuat pada sebidang benang pakan, dengan perhitungan yang berbeda pada setiap jenis motif. Motif kawung pada semua pola motif kawung dibuat dengan ukuran panjang 25 lajur benang, dan tinggi 8 cm. Motif kawung pada pola motif kawung ungu, kawung kombinasi I dan II, dibuat pada lajur benang nomor 1-25, 25-49, 49-73, dan 73-97. Sedangkan pada pola motif kawung kombinasi III, motif tersebut dibuat pada lajur benang nomor 1-25, dan 49-73. Motif bunga melati pada pola motif bunga melati I dan II, dibuat dengan panjang 17 lajur benang, dengan tinggi 4 cm (pola motig bunga melati I), dan 8 cm (pola motif bunga melati II). Motif bunga melati tersebut dibuat dengan penempatan yang berbeda antara motif bernomor urut ganjil dan genap. Motif bunga melati bernomor urut ganjil diletakkan pada lajur benang nomor 1-17, 33-49, dan 65-81. Lajur benang nomor 17-33, 49-65, dan 81-97 untuk motif bunga melati yang bernomor urut genap. Motif Gajah Mada dibuat dengan 11 susun motif zigzag. Motif zigzag nomor urut I dan 11dibuat pada lajur benang ke 4-22, 28-46, 52-70, dan 76-94. Lajur benang nomor 2-24, 26-48, 50-72, dan 74-96 untuk motif nomor urut 2 dan 10. Sedangkan nomor 3-9 dibuat pada sepanjang lajur benang dengan titik bawah pada lajur benang nomor 1, 25, 49, 73, dan 97, dan titik puncak atas pada lajur benang nomor 13, 37, 61, dan 86.Nur Meita Sari2015-04-21T03:54:37Z2023-09-20T01:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17169This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/171692015-04-21T03:54:37ZPENERAPAN KALIGRAFI ARAB PADA HIASAN DINDINGPenciptaan karya seni yang berjudul Penerapan Kaligrafi Arab pada Hiasan Dinding ini bertujuan untuk mengelolah kaligrafi Arab serta menerapkan kaligrafi Arab pada hiasan dinding dengan teknik tekan/sodetan. Penerapan tersebut yang ditonjolkan adalah lebih pada tulisan kaligrafi Arab, dan bentuk-bentuk geometris, yang memberikan inspirasi dalam mewujudkan benda fungsional yang mempunyai nilai seni, Hiasan dinding menjadi pilihan dalam visualisasi dari objek acuan bentuk tulisan kaligrafi Arab. Metode penciptaan karya didasari pada mengelolah kaligrafi Arab dan menerapkan kaligrafi Arab pada hiasan dinding. Proses pembuatan karya diawali dengan membuat desain alternatif dan desain terpilih. Tahap pembuatan karya dimulai dengan persiapan alat dan bahan, pembentukan karya, perakitan dan finishing. Teknik yang digunakan untuk melakukan penerapan kaligrafi Arab dengan menggunakan teknik tekan/sodetan, sedangkan proses finishing dengan menggunakan teknik movilex dan cat logam. Bahan utama yang digunakan pada penerapan kaligrafi Arab ini adalah dengan menggunakan bahan plat tembaga berukuran 0,3 mm dan kayu mahoni dengan mempertimbangkan kelebihan, kekuatan, dan kelenturan bahan untuk mencapai bentuk yang lebih variatif. Adapun hasil karya yang di buat terdiri dari sembilan macam hiasan dinding yang berisi Sembilan dari Sembilan puluh Sembilan lafadz Asmaul Husnah yaitu: AL-MUBDI, AL-QAYYUM, AL-ALI, AL-SALAM, AL-MUID, AL-ALIM , ALBASIT, AL-WAHID, AL-NAFI’Agung Tesnawan2015-04-21T01:38:20Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17111This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/171112015-04-21T01:38:20ZBUAH PEPAYA SEBAGAI SEMBER INSPIRASI
PENCIPTAAN TEKO SETPenulisanini bertujuan untuk mendiskripsikan berbagai konsep penciptaan, visualisasi bentuk dan pembuatan karya seni dengan tema buah pepaya sebagai sumber inspirasi dalam membuat karya fungsional yaitu teko set. Metode yang digunakan dalam penciptaan teko set melalui pengumpulan data yaitu meliputi observasi, dokumentasi, studi pustakaan. Kemudian
dilanjutkan ke proses penciptaan desain melalui sket-sket alternatif, sket terpilih dan membuat desain gambar kerja. Pada proses pembentukan karya dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : persiapan bahan dan alat, penerapandesain, pembentukankarya, perakitan, pengeringan, pengampalasan, pembakaran biscuit, pencuciankarya, pewarnaan, dan pembakaran glasir. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan teko set adalah teknik cetak tekan, teknik sleb, dan teknik putar. Sedangkan finishing menggunakan glasir, opak putih, engop, TSG (Transparent Soft Glaze), dan pewarna pigment. Teknik yang digunakan adalah teknik tuang, teknik semprot, dan teknik kuas, dengan menyesuaikan warna buah pepaya. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan teko set menggunakan tanah liat suka bumi, lem slip, dan rotan sebagai bahan pendukung teko set yaitu sebagai hendel. Karya keramik teko set yang berjumlah 15 karya yang terdiri dari 6 tertidur, 4 doyong, 5 berdiri.Miswanto -2015-04-20T08:14:53Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17094This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170942015-04-20T08:14:53ZKAPAL PINISI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN LAMPU DUDUK,
DINDING DAN GANTUNG DENGAN BAHAN LOGAMTujuan dalam pembuatan Tugas Akhir Karya Seni adalah menghasilkan karya yang menarik, elegan dan memiliki nilai estetik dengan bahan baku logam (Tembaga dan Kuningan). Desain yang digunakan mengambil dari bentuk Kapal Pinisi sebagai ide dasar penciptaan Lampu Duduk, Dinding dan Gantung. Teknik yang digunakan dalam pembuatannya dengan teknik patri maupun finishing dengan mengunakan zat Sn (irengan) dan braso. Tahapan pembuatan karya. 1. Membuat sket, 2. Desain alternatif, 3.Desain terpilih, 4. Pengukuran bahan, 5. Mematri, 6. Proses irengan, 7. Proses pengkilatan. Hasil dalam pembuatan Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu 8 buah lampu logam. yang terdiri dari 4 lampu dinding, 3 buah lampu duduk, 1 buah lampu gantung. Keunikan lampu-lampu tersebut terlihat pada bentuknya yang unik, warna lampu yang merah kehitaman yang memberikan kesan klasik, juga ditambah dari cahaya yang tidak terlalu terang karena mengunakan lampu kuning, terutama pada lampu duduk pinisi panca layar, lampu duduk catur pinisi, lampu dinding moncong S, lampu dinding pinisi dwi layar dan lampu dinding dua sejoli yang saling berhadapan, sedangkan flaying pinisi dalam pemasanganya untuk di gantung dilangit-langit. Dalam menciptakan karya seni ini selain berfungsi sebagai alat penerangan namun juga dapat digunakan sebagai benda hias pada interior rumah dan menjadi salah satu bentuk pengembangan Seni Kriya Logam di Tanah Air.Nurjayanto Prasetyo2015-04-20T04:42:48Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17036This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170362015-04-20T04:42:48ZEFEKTIVITAS PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN GAMBAR
BENTUK PADA MATA PELAJARAN DASAR KEKRIYAAN DI KELAS X
TEKSTIL A SMK NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1. Pengelolaan video pembelajaran dalam upaya meningkatkan partisipasi aktif serta peningkatan kreativitas peserta didik. 2. Hambatan apa saja dalam penggunaan video pembelajaran. 3. Hasil dari pembelajaran menggunakan video pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Kekriyaan di kelas X Tekstil A SMKN 5 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model spriral yang terdiri dari empat tindakan yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X Tekstil A SMK Negeri 5 Yogyakarta yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan cara deskriptif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut: 1. Proses penerapan video pembelajaran yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan yang terdiri dari penyiapan rencana proses pembelajaran dengan RPP dan media video. Tindakan yaitu dalam proses pembelajaran peneliti menampilkan media video dilanjutkan dengan ceramah. Pengamatan yaitu mencatat kejadian saat pembelajaran berlangsung dan refleksi pada setiap akhir proses pembelajaran oleh peneliti dan kolaborator. 2. Hambatan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu hambatan substantif dan teknis. Hambatan substantif adalah kendala inti atau pokok yang terkait dengan penerapan video pembelajaran yaitu pada kesiapan guru dalam pemakaian media video pembelajaran, sedangkan hambatan teknis adalah kendala kecil yang terkait dengan kendala saat penerapan video pembelajaran yaitu terletak pada kelengkapan fasilitas pendukung penggunaan media video. 3. Hasil belajar siswa terdiri dari hasil proses dan karya. Hasil proses yaitu meningkatnya kreativitas siswa dalam berkarya dan pada hasil karya siswa yang ditunjukan dalam bentuk skor akumulasi siklus I menunjukkan skor 74,5 dan meningkat pada siklus II dengan skor 82,1 dengan demikian menunjukkan ketercapaian tujuan dalam penelitian ini.Dedy Sartono2015-04-20T02:33:30Z2023-09-20T01:04:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17025This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170252015-04-20T02:33:30ZKARAKTERISTIK BATIK PRODUKSI BATIK MAHKOTA
LAWEYAN SURAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan batik yang terdapat di Batik Mahkota Laweyan yang ditinjau dari karakteristik goresan canting (garis), warna dan fungsi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian berupa mp3, kamera digital, dan peralatan tulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, teknik wawancara, dan teknik observasi. Keabsahaan data yang diperoleh dengan cara ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1). Karakteristik goresan canting (garis) pada batik ini membentuk garis lurus yakni garis horisontal yang memiliki karakter stabil, kaku, dan tenang, garis vertikal memiliki karakter seimbang, statis, kuat, dan kaku sedangkan garis diagonal memiliki karakter dinamis, tidak seimbang, dan lincah dan garis lengkung yang memiliki karakter dinamis, tidak seimbang, dan menggambarkan gerakan yang lembut yang dipadukan dengan garis lurus. (2). Menggunakan warna remazol, mengarah pada warna gelap dan cerah. Warna-warna tersebut disusun secara harmonis dan seimbang antara perpaduan pada motif dan latar atau sebagai background batik yang menjadikan lebih terlihat indah dan menarik. (3). Fungsi batik produksi Batik Mahkota Laweyan yakni bahan sandang atau kain batik, kemeja batik, blous batik, dan penghias ruangan atau hiasan dinding.Cahyani Puji Restianti2015-04-15T07:21:18Z2023-09-20T01:04:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16632This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/166322015-04-15T07:21:18ZKARAKTERISTIK TOPENG KAYU SANGGAR WIDORO KANDANG DESA KREBET BANTUL YOGYAKARTATujuan penelitian dengan judul Karakteristik Topeng Kayu Sanggar Widoro Kandang Desa Krebet Bantul Yogyakarta yakni mengetahui Karakteristik Topeng Kayu Sanggar Widoro Kandang Desa Krebet Bantul Yogyakarta terkait dengan bentuk motif, warna dan nilai estetik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi dan ketekunan pengamatan. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian Karakteristik Topeng Kayu Sanggar Widoro Kandang Desa Krebet Bantul Yogyakarta terkait dengan bentuk motif, warna dan nilai estetik menghasilkan data sebagai berikut; 1) Bentuk motif yang digunakan dalam membuat topeng antara lain motif meru, lung, ceplok, ga ruda mungkur dan utahutah yang penempatan motifnya terdapat pada bagian mahkotanya. 2) Warnawarna yang menunjukan karakteristik topeng yaitu terdapat pada warna bagian wajahnya, warna yang digunakan adalah warna netral, warna dingin dan warna panas. Warna-warna tersebut antara lain putih, merah, hitam, hijau, kuning, merah muda, 3) Dalam menilai estetik pada topeng yaitu menggunakan pendekatan bobot yang terdiri dari suasana, gagasan dan pesan.Mochammad Rinto Setiawan2015-04-15T02:11:47Z2019-01-29T21:04:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16537This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/165372015-04-15T02:11:47ZBURUNG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENI LOGAMTujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses visualisasi, teknik, dan bentuk penciptaan karya seni logam dengan judul burung sebagai objek penciptaan karya seni logam.
Metode yang digunakan dalam karya seni logam ini adalah metode eksplorasi, yaitu untuk menemukan ide-ide dalam pembuatan objek 10 burung maupun objek pendukung lain dengan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung dan tidak langsung melalui media cetak seperti majalah, buku, dan media elektronik seperti internet dan televisi. Eksperimen dilakukan melalui pembuatan sketsa untuk menentukan bentuk visual dari 10 burung sesuai ciri khas dan keunikannya. Sketsa juga membantu dalam menentukan komposisi serta penempatan objek pendukung pada lembaran logam tembaga. Proses selanjutnya diungkapkan dalam visualisasi di atas lembaran logam tembaga.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsep dalam penciptaan karya seni logam ini adalah keprihatinan terhadap punahnya 10 burung langka di Indonesia dan di ekspresikan ke dalam bentuk karya logam. (2) Tema yang dihadirkan merupakan kehidupan burung. (3) Proses visualisasi karya seni logam menggunakan bahan utama lembaran logam tembaga dengan pewarnaan menggunakan Sn bahan kimia untuk membuat warna hitam pada lembaran logam tembaga dan braso bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan warna hitam pada lembaran logam tembaga. Objek pada karya seni logam digambarkan mendekati figur aslinya (representasional). (4) Teknik yang digunakan yaitu teknik sodetan. (5) Karya seni logam ini menggunakan bentuk relief yang diterapkan pada lembaran logam tembaga dengan menggunakan teknik sodetan. Karya seni logam yang dikerjakan sebanyak sepuluh karya yaitu:Cendrawasih Kuning Besar (37x60 cm), Rangkong Badak (60x37 cm), Elang Bondol (60x37 cm), Merak (37x60cm), Kuau Kerdil Kalimantan (60x37 cm), Beo Nias (37x60cm), Cendrawasih Biru (37x60cm), Jalak Bali (60x37 cm), Maleo (60x37 cm), Nuri Raja (37x60cm).Arumningtyas Puspitasari2015-04-14T03:48:31Z2019-01-29T20:57:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16374This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/163742015-04-14T03:48:31ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF DAN WARNA BATIK ARUM DALU, SEKAR JAGAD JEPARA, DAN SIDO ARUM KARYA GALLERY NALENDRA JEPARAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1). Motif
batik arum dalu, sekar jagad Jepara dan sido arum, (2). Warna batik arum dalu,
sekar jagad Jepara, dan sido arum, (3). Makna simbolik batik arum dalu, sekar
jagad Jepara dan sido arum karya Gallery Nalendra di Desa Panggang, Kecamatan
Jepara, Kabupaten Jepara.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data
bersifat deskriptif berupa kata-kata dan tindakan. Data diperoleh dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara dan
dokumentasi, sedangkan alat bantu penelitian yang digunakan yaitu perekam
suara, kamera digital dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik
perpanjangan keikutsertaan, keajegan pengamatan dan triangulasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah dengan cara reduksi, penyajian, dan menarik
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Motif pada batik arum dalu
yaitu motif arum ndalu, motif daun belah ketupat dan motif cecek krembyang.
Motif pada batik sekar jagad Jepara yaitu motif naga, motif merak, motif daun
semanggi, motif bunga mawar, motif bunga matahari, motif ukiran bunga, motif
daun bergerombol, motif bunga kuncup, motif ikal bersambung, motif bunga
kenanga, motif lung, motif bunga kantil, motif batang dan daun, motif bunga
krisan, motif ukiran buah mete, motif mete, motif buah wuni, motif bunga kurung,
motif bunga, motif bunga segiempat, dan motif daun jumbai. Motif pada batik
sido arum yaitu motif bunga sepatu, wajik atau persegi, motif ukiran, motif tunas,
dan motif bunga lung. (2). Warna pada batik arum dalu yaitu warna coklat, putih,
dan hitam. Warna pada batik sekar jagad Jepara yaitu hijau muda, hijau tua,
coklat, coklat tua, merah, hitam, orange, biru, biru tua, ungu tua, ungu muda,
kuning, dan putih. Warna pada batik sido arum yaitu yaitu warna coklat, hitam
dan putih. (3). Makna batik arum dalu yaitu ketenangan dan kebahagiaan. Makna
simbolik batik sekar jagad Jepara yaitu keharuman (kebaikan) yang tiada tara.
Makna batik sido arum yaitu kebahagiaan.Dewi Deputtydeputty_dewi@yahoo.co.id2015-04-13T05:04:10Z2019-01-29T20:48:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16122This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/161222015-04-13T05:04:10ZPEMBELAJARAN PRAKARYA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, bertujuan untuk
mendeskripsikan pembelajaran Prakarya Kuriulum 2013 di SMP N 1 Sleman
Yogyakarta yang dilihat dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Objek penelitian merupakan pembelajaran prakarya kerajinan di kelas VII
F SMP N 1 Sleman Yogyakarta. Subjek yang dideskripsikan dalam penelitian ini
ialah guru dan peserta didik kelas VII F. Teknik pengumpulan data ialah melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data ialah
menggunakan perpanjangan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan: 1) Perencanaan pembelajaran prakarya
kerajinan kurikulum 2013 di SMP N 1 Sleman Yogyakarta meliputi Silabus yang
sudah disediakan oleh pemerintah pusat dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) kerajinan direncanakan guru dengan empat materi pokok yaitu kerajinan
dari bahan alam (yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya), kerajinan
modifikasi bahan alam, kerajinan bahan buatan dan kerajinan modifikasi bahan
buatan. Kerajinan bahan buatan dan kerajinan modifikasi bahan buatan dijadikan
satu karena keterbatasan waktu. Metode yang digunakan guru ialah metode
scientifik dan pembelajaran berbasis projek. Media yang digunakan berupa contoh
produk, video dan power point; 2) Pelaksanaan pembelajaran prakarya
menggunakan pendekatan scientifik meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan; 3) Evaluasi
pembelajaran meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari ketiga
aspek tersebut terlihat siswa sudah tergolong baik karena semua sudah mencapai
standar KKM 7,6 dan dinyatakan tuntas selain itu dilihat dari karya yang
dihasilkan peserta didik juga sudah baik.Ana Pertiwiana92tiwi@gmail.com2015-04-10T06:07:52Z2019-01-29T20:39:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15905This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159052015-04-10T06:07:52ZBONANG DAN SARON SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN
MOTIF BATIK PADA BAHAN SANDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
tentang penerapan alat gamelan yaitu Bonang dan Saron yang dijadikan sebagai
ide dasar dalam penciptaan motif batik pada bahan sandang. Penerapan tersebut
menonjolkan berbagai macam bentuk, karakteristik Bonang dan Saron. sehingga
Bonang dan Saron memunculkan ide dalam penciptaan motif batik pada bahan
sandang.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari eksplorasi-
eksplorasi, studi kepustakaan, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket
terpilih dan membuat desain kerja, persiapan bahan dan alat, visualisasi dan
praktek secara langsung. Tahap visualisasi dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut : pembuatan desain, persiapan bahan dan alat, memindahkan
desain ke media dengan cara memola di atas kain, mencanting menggunakan
malam, membentuk detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna, nglorod,
proses finishing. Dalam penciptaan batik ini yang mengambil ide dasar Bonang
dan Saron sebagai motif batik bahan sandang, memiliki kegunaan untuk benda
pakai sehari-hari, kantor, seragam dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam
proses penciptaan karya adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan
sebagai bahan dan alat pokok adalah malam, canting, kain primisima, pewarna
naptol dan Indigosol.
Adapun hasil karya yang akan dibuat berjumlah 8 bahan sandang yang
masing-masing berukuran 2 meter. Pada karya batik ini sangat menonjolkan
berbagaimacam bentuk, karakteristik Bonang dan Saron. Karakteristik dari
bonang mempunyai makna sebagai penunjuk arah yang lebih baik. Sedangkan
saron mempunyai makna ketegasan.Swastika Dian Pertiwicuma_dian@yahoo.com2015-04-10T06:01:22Z2019-01-29T20:39:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15901This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159012015-04-10T06:01:22ZUPACARA ADAT PENGANTIN GAYA YOGYAKARTA SEBAGAI
INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN MOTIF BATIK PADA SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
tentang upacara adat pengantin gaya Yogyakarta sebagai inspirasi dalam
penciptaan motif batik pada selendang. Penerapan tersebut menonjolkan prosesi
tahapan upacara adat pengantin. Tahapan upacara adat tersebut menimbulkan
gagasan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penciptaan motif-motif batik
pada kain selendang.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari observasi, studi
pustaka, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket terpilih dan membuat
desain kerja, persiapan bahan dan alat, visualisasi dan praktek secara langsung,
visualisasi dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : pembuatan desain,
persiapan bahan dan alat, memindahkan desain ke media dengan cara memola di
atas kain, mencanting menggunakan malam, membentuk detail karya dengan isen-
isen, pencelupan warna, proses finishing. Dalam penciptaan karya seni ini yang
mengambil ide dasar upacara adat pengantin gaya Yogyakarta sebagai motif batik
pada selendang, memiliki kegunaan untuk benda pakai dan sebagai elemen hias
pada sandang. Teknik yang digunakan dalam proses penciptaan karya adalah
dengan teknik batik tulis. Bahan dan alat yang digunakan adalah malam, canting,
kain mori primisima, pewarna naptol dan indigosol. Bahan finishing untuk karya
tersebut adalah penjahitan bagian pinggiran kain.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 13 selendang yang terdiri
dari 12 selendang dengan ukuran 57x200 cm dan 1 selendang 115x200 cm
diantaranya selendang 1). Lamaran 2). Paningset 3). Taruban 4). Siraman 5).
Midodareni, 6). Loroblonyo 7). Ijab Qobul 8). Buncalan Gantal 9). Wijikan 10).
Tompo Koyo 11). Dhahar Saklimah 12). Sungkeman 13). Panghargyan.Nanang Muji Sunarnonanang@gmail.com2015-04-10T04:21:04Z2023-09-20T01:04:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15727This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/157272015-04-10T04:21:04ZTUMBUHAN TEMBAKAU DAN CENGKIH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS UNTUK SERAGAM KARYAWAN DI PERUSAHAAN ROKOK BARITO DESA GONDOSARI, GEBOG, KUDUS, JAWA TENGAHPenulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk membuat rancangan motif batik baru dengan inspirasi dari tumbuhan tembakau dan cengkih yang dibuat untuk seragam karyawan perusahaan Barito.
Konsep pembuatan karya seni ini diambil dari stilasi tumbuhan tembakau dan cengkih dimana kedua tumbuhan ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok, maka kedua tumbuhan ini sebagai ide dasar penciptaan motif batik untuk seragam karyawan perusahaan rokok Barito. Semua motif yang dibuat masing-masing mempunyai makna simbolik yang bersangkutan dengan perusahaan rokok Barito. Dalam pembuatan Batik menggunakan teknik pewarnaan celup yang terdiri dari pewarna napthol dan indogosol. Karya batik tulis bermotif tumbuhan tembakau dan cengkih untuk seragam karyawan perusahaan rokok Barito berjumlah delapan potong. Karya batik pertama berjudul Batik Srintil yang akan dijadikan seram karyawan kantor nantinya diproduksi berjumlah sekitar 47 potong, karya kedua berjudul Batik Rantem akan dijadikan seragam mandor karyawan nglinting nantinya diproduksi berjumlah sekitar 87 potong, karya ketiga berjudul Mbako Barito akan dijadikan seragam pemasaran nantinya akan diproduksi berjumalah 30 potong, karya ke empat berjudul Tembakau Penerang akan dijadikan seragam karyawan promosi nantinya akan diproduksi 40 potong, karya batik ke lima dan ke enam berjudul Batik Mustofa dan Batik Nikmah akan dijadikan seragam karyawan Nglinting nantinya diproduksi berjumlah kurang lebih 1000 potong, karya batik ke tujuh dan kedelapan berjudul Raja Tembakau dan Batik Madja akan dijadikan sergam karyawan pembungkus nantinya akan diproduksi 300 potong.Imas Arifiani Imas Arifiani2015-04-10T02:30:32Z2019-01-29T20:38:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15860This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/158602015-04-10T02:30:32ZMASKOT PRAJURIT NYUTRO
SEBAGAI BRANDING PAKET WISATA KERAJINAN
PT. MITRA PERSADA TRAVELINDO YOGYAKARTAMASKOT PRAJURIT NYUTRO
SEBAGAI BRANDING PAKET WISATA KERAJINAN
PT. MITRA PERSADA TRAVELINDO YOGYAKARTA
Ika Dyah Afriani
NIM 10206241039
ABSTRAK
Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan visualisasi maskot sebagai
branding yang efektif, kreatif dan komunikatif untuk mempromosikan paket
wisata baru yang dimiliki oleh PT. Mitra Persada Travelindo.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal
dengan teknik observasi dan wawancara sedangkan data visual dengan mengambil
dokumentasi dari Prajurit Nyutro dan PT. Mitra Persada Travelindo. Data
dianalisis menggunakan analisis data 9Ps yaitu Product, People, Price,
Programming, Promotion, Positioning, Place, Partnership dan Packaging.
Metode penciptaan media promosi dengan proses tahapan rough layout,
comprehensive layout, dan final design. Instrumen yang digunakan berupa
perangkat manual yaitu pensil, kertas gambar, dan drawing pen. Perangkat
komputer yaitu kamera, printer, dan scanner. Software komputer yang digunakan
Adobe Photoshop CS3 dan Corel Draw X4.
Hasil perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan
media pendukung (supporting media). Media utama yang dihasilkan yaitu maskot
si Kerto merupakan sebagai branding Paket Wisata Kerjinan Yogyakarta. Maskot
merupakan deformasi dari Prajurit Nyutro yang digambarkan kartun laki-laki
dengan wajah yang bahagia. Konsep maskot dilihat dari dresscode dan atribut dari
Prajurit Nyutro yang berbeda dari prajurit lainnya, selain itu filosofi Prajurit
Nyutro yang merupakan pengawal pribadi Sri Sultan. Sedangkan media
pendukung, anatara lain brosur, kartu pos, poster, standing figure (figur berdiri),
mobil branding, boneka maskot ,mug, kaos, pin, tote bag, gantungan kunci,
notebook dan stiker.- Ika Dyah Afriani2015-04-10T02:28:21Z2019-01-29T20:37:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15845This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/158452015-04-10T02:28:21ZPENJOR SEBAGAI IDE PEMBUATAN BATIK TULIS UNTUK BAHAN
SANDANGPENJOR SEBAGAI IDE PEMBUATAN BATIK TULIS UNTUK BAHAN
SANDANG
Oleh Dewi Irmawati Tamala
NIM 10207244003
ABSTRAK
Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
tentang penerapan bentuk penjor yang dijadikan sebagai ide dasar dalam
penciptaan motif batik untuk bahan sandang. Penerapan tersebut lebih
menonjolkan bentuk penjor dengan berbagai hiasannya. Keunikan bentuk penjor
memunculkan ide dalam penciptaan motif batik tulis untuk bahan sandang.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari eksplorasi-
eksplorasi, studi kepustakaan, kemudian dituangkan ke dalam sket alternatif, sket
terpilih dan membuat desain kerja, persiapan bahan dan alat, visualisasi dan
praktek secara langsung, tahap visualisasi dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut: pembuatan desain, persiapan bahan dan alat, memindahkan
desain dari kertas dengan cara memola di atas kain, mencanting menggunakan
malam, membentuk detail karya dengan isen-isen, pencelupan warna, nglorod.
Dalam penciptaan Batik ini yang mengambil ide dasar penjor sebagai motif batik
untuk bahan sandang, memiliki kegunaan atau fungsi untuk benda pakai sehari-
hari, kantor, seragam dan sebagainya. Teknik yang digunakan dalam proses
penciptaan karya adalah dengan teknik batik tulis. Bahan yang digunakan sebagai
bahan dan alat pokok adalah malam, canthing, 3 macam kain (kain primisima,
santung dan katun paris), pewarna naptol, indigosol, remasol, rapit.
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 10 lembar bahan sandang yang
terdiri dari 3 kain primisima, 3 kain katun paris dan 4 kain santung, dengan judul
batik sebagai berikut: 1) Penjor Gangsing dan Kipas; 2) Penjor Bertatapan; 3)
Penjor Gandengan; 4) Penjor Ceplok; 5) Bleketepe Penjor Sido Mukti; 6)
Bleketepe Penjor Manten; 7) Bleketepe Penjor Pelangi Ceria; 8) Pure Penjor; 9)
Penjor Gerbang Pure; 10) Pure Penjor.Dewi Irmawati Tamaladwithamalaa@gmail.com2015-03-21T16:12:45Z2019-01-29T19:12:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13540This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/135402015-03-21T16:12:45ZPENINGKATAN KEMAMPUAN MEWARNAI MELALUI PEMBELAJARAN KOLASE PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JELOK PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemahaman warna guna meningkatkan kemampuan mewarnai dengan pembelajaran kolase pada siswa kelas II SD N Jelok Purworejo.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD N Jelok, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 11 siswa. Objek penelitian ini adalah mewarnai dengan pembelajaran kolase. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mewarnai siswa kelas II SD N Jelok Purworejo meningkat setelah menggunakan pembelajaran kolase. Meningkatkan kemampuan mewarnai dengan cara siswa memilih warna, mengklasifikasikan warna, dan memberi warna pada bidang gambar menggunakan berbagai bahan kolase. Peningkatan tersebut terlihat pada peningkatan aspek kemampuan mewarnai, rata-rata nilai kemampuan mewarnai dan jumlah siswa yang berhasil mencapai ketuntasan minimal belajar 90% dari seluruh siswa. Rata-rata nilai kelas dari pra siklus 69,09 meningkat menjadi 76,36 pada siklus I, dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 84,45. Selain itu jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM belajar sebanyak 1 siswa (9,1%) pada pra siklus, meningkat menjadi 7 siswa (63,6%) pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 10 siswa (90,9%) pada siklus II. Peningkatan kemampuan mewarnai juga diikuti dengan perubahan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran kolase.
Kata Kunci : Kemampuan mewarnai, pembelajaran kolase, siswa kelas II SD N JelokSa'adah Daimatus2015-03-20T03:32:29Z2019-01-29T16:16:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5676This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56762015-03-20T03:32:29ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PADA MATA PELAJARAN ART AND DESIGN
SDIT INTERNASIONAL LUQMAN AL HAKIM BANTULPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PADA MATA PELAJARAN ART AND DESIGN
SDIT INTERNASIONAL LUQMAN AL HAKIM BANTUL
Oleh Sigit Setyawan
NIM 05206241017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata pelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul. Permasalahan pokok di dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dan penilaian autentik pada mata pelajaran art and design kelas tiga Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan secara langsung saat proses pembelajaran art and design dengan menerapkan model inkuiri dan penilaian autentik. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan Guru pengajar mata pelajaran art and design Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan empat alur secara berurutan yaitu: penyusunan dan reduksi data, penyajian data, pengolahan dan verifikasi data, dan menarik kesimpulan data. Untuk keabsahan data dilakukan melalui triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning pada mata pelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul yaitu: (1) Penerapan model inkuiri pada mata pelajaran art and design meliputi: (a) Pengelolaan materi pelajaran. (b) Proses pembelajaran yang meliputi eksplorasi dan membangun ide, pembuatan karya, serta evaluasi dan apresiasi hasil karya. (2) Penerapan penilaian autentik pada mata pelajaran art and design dilihat dari: (a) Penggunaan jenis proyek dan tertulis secara lengkap. (b) Proses penilaian melalui observasi intensif, wawancara kepada siswa, dan tes (c) Hasil akhir penilaian menunjukkan adanya variasi pada setiap kriteria penilaian. Dengan demikian model inkuiri dan penilaian autentik sangat mendukung untuk pembelajaran art and design di Sekolah Dasar Islam Terpadu Internasional Luqman Al Hakim Bantul.Sigit Sigit Setyawan2015-03-09T02:48:10Z2022-09-01T08:27:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12604This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/126042015-03-09T02:48:10ZManajemen Perawatan Studio Seni Kriya Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen perawatan di studio seni kriya Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya Yogyakarta mencakup kondisi lingkungan studio seni kriya, manajemen perawatan peralatan, dan total productive maintenance (TPM) dalam perawatan peralatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di studio seni kriya PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta, meliputi widyaiswara, pengelola studio, teknisi, dan karyawan unit produksi. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang manajemen perawatan di studio seni kriya PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan membandingkan skor hasil peneilaian dengan skor kriteria pada variabel berdasarkan kurva normal.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Secara keseluruhan kondisi lingkungan studio seni kriya di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup dengan skor aktual 70,72 dan persentase 68%. Nilai tertinggi ditunjukkan pada sub_variabel kelistrikan, sedangkan nilai terendah ditunjukkan pada sub_variabel lingkungan udara. (2) Manajemen perawatan peralatan di studio secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup dengan skor aktual 64,64 dan persentase 64,64%. Nilai tertinggi ditunjukkan pada sub_variabel pengorganisasian, sedangkan nilai terendah ditunjukkan pada sub_variabel pengawasan. (3) TPM dalam perawatan peralatan studio secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup dengan skor aktual 66,5 dan persentase 63,94%. Nilai tertinggi ditunjukkan pada sub_variabel pemeliharaan terfokus, sedangkan nilai terendah ditunjukkan pada sub_variabel dukungan manajemen.Muhammad Agung Widodo2013-01-30T01:33:33Z2019-01-29T18:11:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9554This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/95542013-01-30T01:33:33ZLUKISAN DENGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAM DI PERUSAHAAN PRAM’S BATIK NATURAL COLOUR YOGYAKARTASkripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan lukisan dengan teknik
pewarnaan alam di perusahaan Pram’s Batik Natural Colour Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah Perusahaan Pram’s Batik Natural Colour Yogyakarta.
Sedangkan objek penelitian adalah lukisan dengan teknik pewarnaan alam.
Langkah-langkah dalam menganalisis data meliputi, reduksi data, klasifikasi data,
dan interpretasi data.
Hasil karya seni lukis I Tak Bertuan adalah sebuah karya seni terbuat dari
bahan kain katun yang diberi pola atau sketsa memakai pensil sebelum diwarnai
dengan pewarna alami. Ciri-ciri subjectmatternya adalah gaya lukisan still life
dengan memasukkan benda atau barang sehari-hari di dalam kehidupan manusia.
Seniman memperhatikan penempatan cahaya dan pembuatan bayangan, sehingga
bersifat realistik. Sekilas mengingatkan pada metode menggambar bentuk. Warna
yang digunakan adalah pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan dan bersifat
monokrom biru indigo.
Deep Blue Sea merupakan karya lukis batik dengan menggunakan jenis
pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Karya ini tergolong lukis batik karena
memakai pewarna alami yang digunakan juga pada proses membatik. Karya ini
berukuran kecil yaitu 70 x 50 cm dengan media kain katun dan pewarna alami.
Sesuai dengan judulnya, Deep Blue Sea, karya ini menggambarkan posisi
dalamnya alam bawah sadar manusia yang mendominasi kehidupan ini.Warna
biru indigo pada karya Deep Blue Sea ini menggambarkan dominasi alam bawah
sadar manusia terlihat dari lebih luasnya area warna ini.
Hasil karya seni lukis III yang berjudul Reborn merupakan sebuah karya
seni yang terbuat dari bahan dan pembuatan yang alami yaitu memakai pewarna
alami (tumbuhan). Karya seni ini tergolong lukis batik karena bahan yang
digunakan adalah campuran warna untuk kain batik dan memuat warna dominasi
merah soga dengan bentuk lung berwarna biru indigo di bagian bawah yang
dipadukan dengan warna kuning jalawe.
Kata kunci :tepung tapioka, tawas, kapur, tunjungPurnama Zuhad Bagus 2013-01-22T01:06:29Z2019-01-29T18:09:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9517This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/95172013-01-22T01:06:29ZPELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SENI RUPA BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMANTujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan prosedur pelaksanaan
evaluasi hasil belajar Seni Rupa berdasarkan KTSP di SMA Negeri di Kabupaten
Sleman, (2) Mendeskripsikan teknik dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan
evaluasi hasil belajar Seni Rupa berdasarkan KTSP di SMA Negeri di Kabupaten
Sleman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, yaitu sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data Deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
yang didapatkan dari latar (setting) secara utuh atau holistik. Subjek penelitian
adalah guru mata pelajaran Seni Rupa kelas X di SMA Negeri di Kabupaten
Sleman, yang terdiri dari tiga guru mata pelajaran Seni Rupa, masing-masing dari
SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1 Seyegan, dan SMA Negeri 1 Minggir.
Objek penelitian adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar Seni Rupa semester I di
kelas X pada SMA Negeri di Kabupaten Sleman tahun ajaran 2011/ 2012. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri (human
instrumen). Teknik analisa data menggunakan analisa data kualitatif melalui tahap
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut: (1) Guru mata pelajaran
Seni Rupa di SMA Negeri di Kabupaten Sleman menggunakan prosedur evaluasi
yang sama hanya cara pelaksanaannya yang berbeda, (2) Teknik evaluasi yang
digunakan oleh guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri di Kabupaten
Sleman dalam mengevaluasi hasil belajar menggunakan teknik tes dan non tes.
Teknik yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada kompetensi
mengapresiasi antara lain tes tulis, tes identifikasi, dan observasi, sedangkan
teknik yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada kompetensi berekspresi
antara lain: tes tulis keterampilan, tes praktik, tugas rumah, proyek, dan observasi.
Alat evaluasi yang dipakai antara lain presensi siswa dan format penilaian dengan
skala rentang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis
menyarankan sebagai berikut: (1) Tahapan guru dalam mengevaluasi hasil belajar
siswa diharapkan tidak berhenti sampai memasukkan nilai pada rapor saja, tetapi
juga memanfaatkan hasil evaluasi untuk memotivasi siswa, (2) Evaluasi dalam
bentuk praktek baik kompetensi mengapresiasi maupun berekspresi diharapkan
bisa seobjektif mungkin dengan cara membuat format pengamatan yang sesuai
dengan kompetensi dasar.
Kata kunci: Evaluasi, Hasil Belajar, KTSP, Seni Rupa, SMA.Suyatno Suyatno2013-01-07T02:10:46Z2019-01-29T18:02:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9309This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/93092013-01-07T02:10:46ZMAKNA SIMBOLIS UKIRAN PADA MANDAU ( SENJATA TRADISIONAL ) KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolis ukiran pada
mandau (senjata tradisional) Kalimantan Barat dan nilai-nilai fungsinya. Senjata
mandau adalah senjata tradisional suku Dayak pada masa lampau dan sampai saat
ini masih dipertahankan oleh suku Dayak. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Senakin Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat selama
tiga bulan, yakni pada awal bulan Maret sampai bulan Juni 2012, dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yakni penelitian yang lebih
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya
dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada berdasarkan aspek – aspek kehidupan
sehari – hari suku Dayak di Kalimantan Barat. Penelitian difokuskan mengenai
fungsi mandau dalam aktivitas kehidupan sehari – hari dan makna simbolis ukiran
mandau sasaran dalam penelitian ini adalah pembuat mandau dan ketua adat suku
Dayak. Pengungkapan masalah bertolak dari observasi dan mengambil data
menggunakan teknik wawancara, dokumentasi serta jenis data sekunder.
Pengujian keakuratan data menggunakan triangulasi untuk mendukung analisis
dan eksplanasi penelitian.
Hasil penelitian ini adalah 1. Proses pembuatan senjata mandau di Desa
Senakin. 2. Makna simbolis motif ukiran pada mandau. 3. Fungi mandau dalam
aktivitas kegiatan sehari – hari pada masyarakat suku Dayak di Kalimantan Barat.IWAN IWAN2012-12-28T02:33:25Z2019-01-29T18:01:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9271This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/92712012-12-28T02:33:25ZTERUMBU KARANG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PATUNG DEFORMATIFTujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan tema bentuk penciptaan patung
yang terinspirasi dari terumbu karang.
Penciptaan menggunakan tiga metode yaitu: metode eksplorasi dimana sumber
informasi mengenai terumbu karang diperoleh melalui media cetak, elektronik,
internet juga buku mengenai terumbu karang. Metode improvisasi dimana hasil
pengamatan terumbu karang diterjemahkan kedalam sketsa gambar dan diwujudkan
kedalam bentuk patung deformatif . Metode terakhir adalah mewujudkan dalam
bentuk patung dengan media kayu jati.
Hasil pembahasan dan penciptaan patung adalah sebagai berikut; (1.) konsep
penciptaan patung deformatif ini adalah terumbu karang sangat unik dan menarik
seolah-olah mewakili gerakan manusia, (2.) Metode penciptaan patung melalui tiga
tahap yaitu; eksplorasi, improvisasi dan forming, (3.) bentuk yang diciptakan adalah
patung deformatif yang dibuat sebanyak 10 karya yang diberi judul; Tampak gagah,
Meliuk, Dogol Berkembang, Meruncing, Koloni, Meninggi, Babahan nawa, Kukuh,
Luklu, Mekanisme defence.Yanarko Hari Akbar 2012-12-06T02:13:39Z2019-01-29T17:37:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8496This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/84962012-12-06T02:13:39ZSENI BANGUN DAN TATA RUANG SEKOLAH ISLAM BERWAWASAN INTERNASIONAL BINA ANAK SHOLEH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU GIWANGAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan latar belakang perancangan
bangunan, seni bangun dan tata ruang, perwujudan interior, serta mengetahui
tanggapan guru dan siswa terhadap arsitektur dan interior SDIT BIAS Giwangan
Yogyakarta terkait dengan kenyamanan dalam proses belajar mengajar.
Subjek dalam penelitian ini adalah SDIT BIAS, sedangkan obyek
penelitiannya bangunan, tata letak dan tata ruang SDIT BIAS. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi serta kuesioner
(Angket). Peneliti dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrument utama. Data
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendirian bangunan
SDIT BIAS bertujuan untuk menciptakan sekolah yang unik, dengan
menggunakan seni bangun yang berkonsep Islami. Konsep Islami dalam seni
bangun SDIT BIAS tampak dari tata letak, tata ruang, dan pengolahan kelas yang
berbeda dari sekolah pada umumnya. Perwujudan tata letak dengan konsep Islami
ditunjukkan dengan penempatan perpustakaan di depan pintu masuk utama yang
mengisyaratkan warga sekolah agar mengawali kegiatan dengan membaca. Hal ini
sesuai dengan ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT yaitu iqro’ yang
berarti bacalah. Perwujudan tata ruang di SDIT BIAS tampak dari gaya penataan
kelas yang bermacam-macam antara lain gaya tradisional, formasi huruf U dan
formasi gaya auditorium, di mana ada beberapa kelas yang dijadikan dua
kelompok pembelajaran kecil. Perwujudan interior di SDIT BIAS menggunakan
bambu sebagai unsur utama dengan beberapa unsur pendukung. Perabot SDIT
BIAS berupa meja kursi guru, meja kursi siswa, papan tulis, rak tas, meja tempat
menaruh minuman, rak menaruh peralatan makan, almari penyimpan alat ibadah,
almari file dan kotak P3K. Perabot yang sesuai dengan standar ISO adalah meja
kelas 1 dan 2, rak tas siswa, rak koperasi dan kotak P3K. Perabot yang tidak
sesuai adalah kursi kelas 1, meja dan kursi kelas 3, 4, 5, 6, papan tulis dan rak
peralatan makan. Sirkulasi setiap ruang kelas baik dalam artian tidak begitu padat.
Zona yang ada di SDIT BIAS antara lain : zona publik, zona semi publik, zona
prifat dan zona servis. Tata kondisi ruang dilihat dari aspek pencahayaan yaitu
menggunakan pencahayaan alami dan buatan, penghawaan menggunakan
penghawaan alami dan buatan, dan akustik SDIT BIAS tidak baik. Organisasi
ruang yang digunakan adalah organisasi linear. Secara umum tanggapan guru
terhadap seni bangun dan tata ruang SDIT BIAS termasuk dalam kategori baik,
dan tanggapan siswa SDIT BIAS setuju terhadap seni bangun dan tata ruang
BIAS dari bahan bambu terkait dengan kenyamanan proses belajar mengajar.
Kata kunci : arsitektur, interior, SDIT BIASSULASTRI SULASTRI2012-12-05T04:46:19Z2019-01-29T17:30:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8363This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/83632012-12-05T04:46:19ZPENATAAN RUANG BIOSKOP TERHADAP KUALITAS AKUSTIK DI BIOSKOP 21 AMBARUKMO PLAZA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penataan ruang Bioskop 21
Ambarukmo Plaza dan penggunaan material terhadap kualitas akustik di Bioskop
21 Ambarukmo Plaza Yogyakrta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik yang
mendeskripsikan serta menganalisis penataan ruang yang menunjang kualitas
akustik pada gedung Bioskop 21 Ambarukmo Plaza Yogyakarta melalui observasi
dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati
serta kemudian mencari tahu secara detail dan rinci semua hal yang terkait dengan
penataan ruang yang mendukung kualitas akustik di gedung Bioskop 21 ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penataan ruang gedung Bioskop 21
Ambarukmo Plaza meliputi: pemilihan bentuk ruang rectangular, penataan area
penonton yang dimiringkan (grazing incidence), penaikan sumber suara, telah
sesuai dengan teori, tetapi letak area sirkulasi di tengah area tempat duduk
penonton kurang sesuai dengan teori karena berada di posisi duduk terbaik.
Penggunaan material dinding dengan bahan selimut akustik, karpet dan kain,
pelapisan lantai dengan karpet tebal dan hardboard , serta plafond dari bahan
gypsumboard dan disusun secara zigzag untuk menyebarkan bunyi ke seluruh
ruangan, telah menunjang kualitas akustik dan estetik. Tempat duduk penonton
berupa sofa tebal berlapis kain bertekstur dapat menyerap bunyi dan meredam
gema. Ditinjau dari aspek estetika, pemiringan lantai yang dibuat bertangga
memberi kesan menyatu dengan layar (sumber suara) yang dinaikkan, dan
pemilihan bahan/material memberikan keindahan, keamanan serta kenyamanan
pada penonton. Permasalahan getar dari luar yang masuk ke ruangan disebabkan
oleh posisi dinding samping ruangan yang posisinya paralel saling berhadapan
dan rata sehingga terjadi pemantulan kembali suara yang tak diinginkan ke
sumber bunyi. Solusinya adalah dengan memberikan dinamika pada permukaan
dinding dan pelapisan dengan bahan penyerap suara yang dipasang pada dinding
yang berongga.
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penataan ruang Bioskop 21
Ambarukmo Plaza dan penggunaan material terhadap kualitas akustik di Bioskop
21 Ambarukmo Plaza Yogyakrta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik yang
mendeskripsikan serta menganalisis penataan ruang yang menunjang kualitas
akustik pada gedung Bioskop 21 Ambarukmo Plaza Yogyakarta melalui observasi
dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati
serta kemudian mencari tahu secara detail dan rinci semua hal yang terkait dengan
penataan ruang yang mendukung kualitas akustik di gedung Bioskop 21 ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penataan ruang gedung Bioskop 21
Ambarukmo Plaza meliputi: pemilihan bentuk ruang rectangular, penataan area
penonton yang dimiringkan (grazing incidence), penaikan sumber suara, telah
sesuai dengan teori, tetapi letak area sirkulasi di tengah area tempat duduk
penonton kurang sesuai dengan teori karena berada di posisi duduk terbaik.
Penggunaan material dinding dengan bahan selimut akustik, karpet dan kain,
pelapisan lantai dengan karpet tebal dan hardboard , serta plafond dari bahan
gypsumboard dan disusun secara zigzag untuk menyebarkan bunyi ke seluruh
ruangan, telah menunjang kualitas akustik dan estetik. Tempat duduk penonton
berupa sofa tebal berlapis kain bertekstur dapat menyerap bunyi dan meredam
gema. Ditinjau dari aspek estetika, pemiringan lantai yang dibuat bertangga
memberi kesan menyatu dengan layar (sumber suara) yang dinaikkan, dan
pemilihan bahan/material memberikan keindahan, keamanan serta kenyamanan
pada penonton. Permasalahan getar dari luar yang masuk ke ruangan disebabkan
oleh posisi dinding samping ruangan yang posisinya paralel saling berhadapan
dan rata sehingga terjadi pemantulan kembali suara yang tak diinginkan ke
sumber bunyi. Solusinya adalah dengan memberikan dinamika pada permukaan
dinding dan pelapisan dengan bahan penyerap suara yang dipasang pada dinding
yang berongga.
Kata Kunci: Penataan ruang bioskop, akustikNURVIANI NELI2012-12-05T03:06:57Z2019-01-29T17:30:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8347This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/83472012-12-05T03:06:57ZPENERAPAN MOTIF BATIK DAN WAYANG PURWA YOGYAKARTA SEBAGAI CORPORATE IDENTITY UPTD TRANS JOGJACorporate identity dibutuhkan oleh setiap perusahaan termasuk
UPTD Trans Jogja yang merupakan badan dinas pengelola transportasi
khususnya Bus Trans Jogja (Bus Rapid Transit). Corporate identity dari
suatu perusahaan mencakup visual, komunikasi dan juga perilaku
(behavior). Perancangan corporate identity ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang kota Yogyakarta yang berbudaya dilihat
dari analisis SWOT.
Proses perancangan ulang corporate identity ini melalui tahapan
pengumpulan data, analisis data, kemudian dilanjutkan dengan visualisasi
desain yang mengacu pada kreatifitas dan kemampuan menyajikan
gagasan baru dengan tahapan pembuatan layout gagasan, layout kasar
hingga menjadi final design. Unsur-unsur yang digunakan pada
rancangan corporate identity ini diantaranya adalah ilustrasi dalam wujud
gambar atau foto, teks untuk menyampaikan pesan yang sesuai, warna
untuk membantu menimbulkan efek visual yang menarik, dan layout agar
menimbulkan komposisi yang menarik pula. Instrumen yang digunakan
dalam perancangan karya menggunakan perangkat komputer, scanner,
dan kemera digital.
Corporate identity UPTD Trans Jogja diperkuat dengan
penggunaan motif batik dan Wayang Purwa Yogyakarta dengan
menggunakan konsep semi minimalis. Pada tugas akhir karya seni ini
menerapkan lima motif batik dan lima tokoh wayang purwa dengan
gunungan yang telah dipilih berdasarkan analisa bentuk, filosofi juga
sejarahnya, antara lain: motif parang rusak, nitik karawitan, truntum,
kawung; sedangkan tokoh wayang purya yang digunakan dalam karya
seni ini antara lain: Gatutkaca, Permadi, Baladewa dan Puntadewa. Media
utama yang digunakan adalah bus Trans Jogja, sedangkan media
pendukungnya yaitu shelter, tiket, x banner, leaflet, seragam, kalender
meja, kaos, mug, dan jam dinding.AMALIA MELY2012-12-05T03:05:17Z2019-01-29T17:29:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8332This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/83322012-12-05T03:05:17ZEFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIGN SYSTEM DI KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan sign
system di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang menggunakan analisis
statistik yang berupa angka yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner
pengunjung. Subjek penelitian ini adalah individu yang mewakili
kelompok/populasi yaitu pengunjung kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta
yang berjumlah 70 orang yang menjawab kuesioner. Hasil penelitian tentang
efektivitas penggunaan sign system di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta
menggunakan pengumpulan data dengan cara kuesioner yang ditujukan kepada
pengunjung yang dilihat dari segi usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin.
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sign system yang ada di kebun
binatang Gembira Loka Yogyakarta sudah efektif bagi pengunjung kebun
binatang, keefektifan sign system yang ada di kebun binatang Gembira Loka dapat
dilihat dari 70 responden yang menjawab kuesioner tentang kualitas sign system
59 responden yang memberikan jawaban setuju sign system yang ada sudah
menunjukkan arah, gambar secara jelas, dan tidak membingungkan. Sedangkan
dari 70 responden yang menjawab kuesioner tentang kelengkapan sign system 56
responden menjawab setuju sign system yang yang ada di kebun binatang
Gembira Loka dapat dipahami dengan mudah dan sesuai dengan ilustrasi gambar
yang ditujukan. Untuk penempatan/peletakan sign system dari 70 responden yang
menjawab ada 53 responden yang memberikan jawaban setuju sign system di
kebun binatang Gembira Loka mudah dilihat atau tidak tertutup dan
penempatannya di sudut-sudut yang sudah tepat. Kondisi sign system yang ada di
kebun binatang Gembira Loka dari 70 responden ada 44 responden yang
memberikan jawaban setuju sign system yang ada masih baik, tidak cacat dan
masih bisa di pahami.ASTUTI ISTRI DUWI2012-12-04T07:01:13Z2019-01-29T17:26:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8208This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/82082012-12-04T07:01:13ZPUISI DALAM LUKISAN DEKORA POPPenulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan adaptasi tema,
bentuk, media dan teknik lukisan dari transformasi sepuluh puisi karya
Suminto A Sayuti menjadi lukisan Dekora Pop. Tema yang dipilih adalah
kegigihan dan karakteristik seorang perempuan yang ditampakkan melalui
hiasan-hiasan dan figur-figur pop yang dipengaruhi oleh gaya Art
Nouveau , Art Deco, dan Pop Art. Figur pop dan dekorasi yang dihadirkan
diantaranya perempuan, burung, tumbuhan, dan dekorasi atau oranamen
dari hasil deformasi.
Pendekatan yang digunakan adalah Dekora Pop yang diperkuat
dengan metafora dan personifikasi secara visual. Sedang metode
penciptaan yang dilakukan meliputi: proses observasi meliputi prose
pembacaan dan pemaknaan puisi Suminto A Sayuti ; eksplorasi meliputi
uji coba media dan pembuatan sketsa untuk menemukan bentuk dan
teknik yang tepat; improvisasi meliputi pembuatan deformasi untuk
menemukan bentuk yang diinginkan dengan penggayaan pribadi (familiar
form); perwujud karya meliputi pembuatan konsep lukisan hingga
pengerjaannya; serta yang terakhir yaitu penyajian karya sesuai konsep
yang diusung.
Pewarnaan dalam lukisan Dekora Pop menggunakan teknik
plakkaat en verwant materiaal yang didukung dengan teknik collage
(kolase) dan sprai (semprot). Media yang digunakan dalam lukisan
Dekora Pop merupakan perpaduan dari berbagai jenis bahan (mixed
media), seperti cat akrilik, pilox, spidol, dan pensil warna. Bentuk yang
dihadirkan berupa bentuk-bentuk imajinatif, khayali, dan komikal.
Adapun proses transformasi sepuluh puisi Suminto A Sayuti
menghasilkan lukisan Dekora Pop, antara lain: Eva Should Had Cried,
Nor Me; Lost in Self; Sleep is Simple; Broken Inside; Women; Benang
Merah; Reflection; Fairy Tales; Letters; Sad but True.ARIESTA DHINI WIDYANTIKA2012-12-04T05:58:03Z2019-01-29T17:25:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8176This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/81762012-12-04T05:58:03ZBUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERASTugas akhir karya seni ini bertujuan untuk membuat dan mendeskripsikan
gagasan tentang pengolahan bentuk bunga mawar ke dalam perabot yaitu kursi,
meja, tempat pot, dan lampu dinding yang berfungsi pada ruang teras.
Proses dalam pembuatan karya ini adalah dimulai dari, studi kepustakaan,
pembuatan desain alternatif, menyeleksi desain, pembuatan gambar kerja setelah
itu membuat alternatif pewarnaan. Peralatan yang digunakan dalam pengerjaan
karya ini yaitu mesin las listrik, palu terak, palu besi, gergaji besi, gerinda tangan,
meteran, waterpas, kacamata las, jepit ragum, jepit pembengkok, sikat kawat,
landasan datar, sedangkan bahan utama yang digunakan untuk penciptaan karya
adalah besi beton berdiameter 10 mm, 8 mm, 6 mm, plat kuningan dengan
ketebalan 0,3 mm. Teknik yang dipakai yaitu teknik las listrik, dan teknik patri.
Pada tahap pengerjaan karya yaitu dimulai dari persiapan alat dan bahan,
kemudian melakukan pengukuran bahan, motongan bahan, meluruskan bahan,
membentuk, konstruksi, dan finishing yaitu dimulai dari pengamplasan kasar,
pendempulan, pengamplasan halus, pengecatan dasar, pewarnaan, pemasangan
jok pada kursi, pemasangan kaca pada meja dan memasang perlengkapan listrik
pada lampu dinding.
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 6 buah yang terdiri dari dua
kursi teras, satu meja teras, dua lampu dinding, dan satu tempat pot bunga.BASRULLAH BASRULLAH2012-09-17T08:26:11Z2019-01-29T16:16:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5672This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56722012-09-17T08:26:11ZTINJAUAN ESTETIK DAN FUNGSIONAL BANGUNAN TAMAN SARI
KERATON YOGYAKARTATINJAUAN ESTETIK DAN FUNGSIONAL BANGUNAN TAMAN SARI
KERATON YOGYAKARTA
Oleh: Akbar Hilmi Kurniawan
NIM 06206244016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estetika dan fungsi bangunan masjid Bawah Tanah,Pemandian Umbul Pasiraman, Pulo Cemeti dan Ledok Sari pada bangunan Taman Sari Keraton Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui observasi bangunan Taman Sari Keraton Yogyakarta secara langsung, wawancara dengan staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta, tour guide dan masyarakat sekitar Taman Sari. Dokumentasi berupa profil, sejarah pembangunan serta foto-foto dari file pengurus Taman Sari. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi data yang membandingkan dengan hasil pengamatan. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif yaitu reduksi data, kategorisasi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bangunan Taman Sari Keraton Yogyakarta menurut tinjauan estetika dibangun dengan mempertimbangkan kesatuan, keseimbangan, irama, aksentuasi dan fungsi bangunan seperti pada Masjid bawah tanah, Pemandian, Pulo Cemeti dan Ledok Sari. Aspek estetika menjadi pertimbangan utama tanpa mengabaikan aspek fungsi, baik sosial, fisik, personal maupun simbolik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan bangunan Taman Sari Keraton Yogyakarta memiliki keselarasan antara bentuk dan fungsinya.Akbar Akbar Hilmi Kurniawanakbarhilmikurniawan@yahoo.com2012-09-17T08:26:11Z2019-01-29T16:16:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5674This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56742012-09-17T08:26:11ZVISUALISASI LIRIK THE RAMONES DENGAN
MEDIA SENI GRAFISVISUALISASI LIRIK THE RAMONES DENGAN
MEDIA SENI GRAFIS
Oleh : Gilang Nuari
NIM : 06206244001
ABSTRAK
Tujuan penciptaan karya grafis visualisasi lirik The Ramones dengan media
seni grafis, adalah untuk mengekspresikan diri dengan menerapkan teori dan
praktik seni yang selama ini dipelajari di Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Negeri Yogyakarta, serta mendeskripsikan dalam bentuk tulisan,
sehingga bagi penikmat seni rupa khususnya seni grafis dapat mengetahui proses
penciptaan sampai pada pengemasan karya grafis yang dihasilkan.
Penciptaan karya grafis ini berdasarkan pendekatan ilustratif, melalui
penyusunan unsur-unsur desain dengan menggunakan prinsip-prinsip desain yang
diterapkan dalam karya seni rupa. Metode penciptaan dengan pengolahan bentuk
dari objek figur-figur manusia serta benda-benda yang terdapat pada kehidupan
sehari-hari melalui proses ilustrasi hasil pemahaman dari lirik-lirik The Ramones.
Hasil pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Tema yang diangkat dalam setiap liriknya memberikan inspirasi dalam
menciptakan karya grafis dan didasari atas kebutuhan berkarya seni rupa selain
pada teknik dan gagasan visual yaitu tema yang diangkat pada setiap karya.
2. Bahan yang digunakan pensil, pena, spidol, pisau cukil, hardboard, silkscreen,
kaca, busa, ruber, obat afdruk, tinta cetak, tinta epi screen, roll, rakel, sandy
colour (pewarna campuran), kertas, akrilik, kain blacu dan kanvas. Teknik
yang dipergunakan yaitu teknik hardboardcut tergolong dalam relief
print/cetak tinggi dan silkscreen/serigrafi atau lebih dikenal dengan sebutan
cetak saring. Kedua teknik tersebut termasuk kategori dasar dalam teknik cetak
seni grafis. Karya yang dihasilkan sebanyak 17 karya grafis dengan berbagai
tahun pembuatan antara lain : tahun 2011 dengan judul, Take My Hand dan The
KKK Took My baby Away, kemudian tahun 2012 dengan judul, Learn to
Listen, Have You Ever Seen The Rain, Comin’ Down On a Sunny Day, I
Believe in Miracles, Diving in For a Swim, Freak of Nature, Psycho Therapy,
Planet Earth 1988, Flying Way Past Zero, Gotta Have a Plan, Hey Ho Let’s
Go, You Remember Jerry Lee, John Lennon, Stay Tuned For More Rock N’
Roll dan I Wanna Be Sedated kesemuanya dengan ukuran yang bervariasi.Gilang Gilang Nuarigilangnuari89@yahoo.com2012-09-17T08:26:11Z2019-01-29T16:16:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5675This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56752012-09-17T08:26:11ZPERANCANGAN DESAIN WEBSITE
PRODUKSI TOPENG BATIK SANGGAR DEWI SRI DI KREBET
BANTUL – YOGYAKARTAPERANCANGAN DESAIN WEBSITE
PRODUKSI TOPENG BATIK SANGGAR DEWI SRI DI KREBET
BANTUL – YOGYAKARTA
Oleh Syamsul Musyafak
NIM 07206241020
ABSTRAK
Perancangan desain website topeng batik Sanggar Dewi Sri ini bertujuan
untuk menciptakan media promosi yang efektif, komunikatif, menarik sehingga
dapat memberikan informasi tentang produk topeng batik kepada masyarakat.
Desain website Sanggar Dewi Sri diharapkan mendukung pemasaran topeng batik
di dalam dan luar negeri.
Desain website topeng batik Sanggar Dewi Sri dirancang dengan
mengaplikasikan konsep minimalis bernuansa tradisional. Konsep minimalis
ditampilkan dalam bentuk format ukuran, jenis huruf dan layout, sedangkan
nuansa tradisional dalam bentuk ornamen penghias dan warna cokelat sebagai
warna yang dominan. Proses perancangan desain website topeng batik Sanggar
Dewi Sri dilakukan melalui enam tahap, yaitu: konsep, media, idea, data,
visualisasi, dan produksi. proses pengambilan data dengan cara wawancara dan
dokumentasi foto sedangkan proses analisis data menggunakan analisis SWOT
yaitu: strenght (S)/ kekuatan, weakness (W)/ kelemahan, opportunities (O)/
peluang, dan threats (T)/ ancaman. Proses visualisasi dilakukan dengan teknik
manual dan digital menggunakan softwere pengolah image seperti Adobe
Lightroom, Adobe Photoshop, CorelDraw X4, Macromedia Flash, dan
Macromedia Dreamweaver. Tahapan visualisasi yang dilakukan yaitu: pra
produksi yang terdiri dari layout gagasan (idea layout) dan layout kasar (rought
layout), produksi terdiri dari layout lengkap (comprehensive layout) dan eksekusi
/ final artwork.
Hasil dari Desain website topeng batik Sanggar Dewi Sri ditampilkan
dalam 6 sajian menu yaitu: intro, home/ beranda, profile/ profil, gallery/ galeri,
product/ produk, contact us/ hubungi kami. Selain itu desain website hadir dengan
dua bahasa, yaitu: bahasa Indonesia dan English. Desain website ini
mengaplikasikan tema yang diwujudkan dengan warna cokelat kayu sebagai
warna yang menimbulkan kesan tradisional, sedangkan komposisi, layout, font
mengaplikasikan tema minimalisSyamsul Syamsul Musyafaksam_soel@yahoo.co.id2012-09-17T08:26:11Z2019-01-29T16:17:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5677This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56772012-09-17T08:26:11ZMONSTER SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFISMONSTER SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS
Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
GILANG FRADIKA AZHAR
NIM 06206244001
Pembimbing
Drs. Mardiyatmo, M.Pd.
NIP. 19571005 1987031 002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
2
A. PENDAHULUAN
Grafis berasal dari graphein “menulis” atau “menggambar”, seni grafis merupakan penggubahan gambar yang melalui proses cetak manual dan menggunakan material tertentu, dengan tujuan memperbanyak karya, minimal 2 hasil cetakan (Mike Susanto, 2011 : 162). Di Indonesia, seni grafis dikenal sejak masa perjuangan fisik. Media cukil kayu menjadi pilihan pertama memproduksi poster-poster perjuangan dan selebaran propaganda lain. Mungkin masa itulah yang mengawali sedikit rentetan sejarah seni grafis yang telah mengalami proses yang panjang hingga sampai masa sekarang ini (Lampung Post, minggu 7 Desember 2008).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia monster adalah binatang, orang, tumbuhan yang bentuknya menyimpang dari yang biasa atau bentuk normal (1991 : 326).
Pemilihan monster sebagai inspirasi penciptaan karya seni grafis karena monster identik dengan makhluk-makhluk berbentuk aneh (absurd), yang dapat dikombinasikan dengan cerita antara kenyataan dan impian, humor dan horror. Memberi keleluasaan dalam mengembangkan imajinasi, dapat berfantasi lebih bebas untuk menciptakan figur-figur imajinatif.
Dengan demikian penulis menyadari bahwa ternyata monster yang berbentuk aneh dan tidak normal dapat dijadikan subject matter yang mewakili ide atau gagasan penulis untuk menciptakan karya seni grafis. Penulis merasa tertantang untuk menciptakan figur-figur dengan bentuk yang aneh atau tidak normal. Mendorong penulis untuk bereksplorasi dan berkreasi dengan bentuk monster ke dalam karya seni grafis.
B. KAJIAN TEORI
Seni cetak yang lebih dikenal dengan seni grafis merupakan salah satu cabang dalam seni rupa, yakni memperbanyak model asli dengan menggunakan alat cetak dalam jumlah cetakan sesuai yang diinginkan. Sebelum penemuan teknik cetak, semua buku harus ditulis tangan, karenanya buku merupakan barang yang sangat berharga dan hanya orang kaya yang
3
dapat memilikinya. Aktivitas cetak-mencetak di Asia ada sejak 1.000 tahun yang lalu, terutama di China dan Korea. Teks dan gambar diukirkan pada papan kayu, logam atau tanah liat yang selanjutnya berfungsi sebagai klise, kemudian klise dilapisi tinta dan tahap terakhir adalah menempelkan kertas pada klise dan ditekan rata sampai tinta yang ada di permukaan klise berpindah ke permukaan kertas. Hal ini adalah awal dari seni cetak yang berkembang sampai sekarang (Ensiklopedia Indonesia, 2000 : 293).
Seni Grafis (istilah bahasa Inggrisnya adalah “printmaking”, sedangkan dalam bahasa Prancis yaitu “gravure”) adalah ungkapan seni melalui proses cetak sehingga memungkinkan pelipat gandaan sebuah karya (majalah Horison, nomor 2// Februari 1972).
Dalam buku “Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009” (2009 : 25) disebutkan bahwa surealisme pada awalnya adalah gerakan dalam sastra, istilah ini dikemukakan Apollinaire untuk dramanya pada 1917. Dua tahun kemudian Andre Breton mengambilnya untuk menyebut eksperimennya dalam metode penulisan yang spontan. Gerakan ini dipengaruhi oleh teori psikologi dan psikoanalisis Sigmund Freud. Breton mengatakan bahwa surealisme adalah otomatisme psikis yang murni dan Surealisme berdasarkan pada keyakinan tentang realitas yang superior dari kebebasan asosiasi kita yang telah lama ditinggalkan, pada keserbabisaan mimpi, pada pemikiran kita yang otomatis tanpa kontrol dari kesadaran kita.
Menurut sumber (www.strangemonsterscience.net) berpendapat bahwa monster adalah sebutan untuk sebuah makhluk dalam cerita mitologi, legenda, atau fiksi horor, yang tidak dapat dimasukkan kedalam golongan manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Dalam kebanyakan cerita, monster digambarkan sebagai makhluk yang jahat. Monster sering juga digambarkan memiliki ukuran tubuh dan kekuatan yang lebih besar dari manusia. Kata monster berasal dari bahasa Latin kuno monstros, monstrum, yang berakar dari kata moneo, "mengingatkan", juga dapat berarti "keajaiban", keanehan-keanehan ini bisa berbentuk ketidak seimbangan pemikiran.
4
Pada zaman dahulu, monster pernah menjadi sebuah konsep sosial yang penting. Monster dipercaya tinggal di pulau-pulau yang liar dan belum terjamah. Monster juga identik dengan makhluk-makhluk berbentuk aneh dan baru dikenal pada zaman dahulu.
Hubungan antara monster dengan keterbatasan pengetahuan manusia menjadi sebuah konsep penting pada zaman Renaissance dan abad pencerahan, sebagaimana masyarakat Eropa mulai menggunakan ilmu pengetahuan dan disiplin akademis yang lain untuk mencoba mengerti hal tersebut. Monster dilihat sebagai misteri dalam ilmu pengetahuan, sesuatu yang perlu dimengerti dan dipecahkan.
Banyak agama yang berasal dari dunia timur seperti misalnya agama hindu, dan juga agama-agama kuno seperti mitologi Yunani atau mitologi Nordik, Menggambarkan monster sebagai musuh dari para dewa. Ragnarok dalam mitologi Norse, diceritakan pernah bertempur melawan dewa-dewa Asgard bersama dengan monster-monster lainnya.
Pada zaman dahulu, masyarakat menganggap kelahiran "orang-orang aneh" sebagai bentuk kemarahan para dewa. Keanehan-keanehan ini bisa berbentuk ketidakseimbangan pemikiran (hiperaktif, autisme) atau juga keanehan pada bentuk tubuh (gigantisme, penyakit kaki gajah, gondok) yang ketika itu belum diketahui penyebabnya. Karena keanehan ini, mereka menyebut "orang-orang aneh" ini sebagai monstra, keajaiban.
C. TEMUAN
Ide berkarya seni grafis, berawal dari ketertarikan terhadap bentuk aneh dari monster, yang dapat dikombinasikan dengan cerita antara kenyataan dan impian, humor dan horor.
Proses visualisasi karya diwujudkan dengan melakukan penggubahan bentuk, dengan cara melihat dan mengamati beberapa macam bentuk makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, ataupun benda-benda mati yang digabungkan. Kemudian mendistorsi dan mentransformasi bentuk sesuai dengan imajinasi, semua ini bertujuan untuk memperoleh karakter bentuk
5
monster yang diinginkan melalui karya seni grafis sesuai dengan tema karya yang ingin dibuat oleh penulis. Dengan menciptakan bentuk monster yang sesuai imajinasi dipadukan dengan penyusunan elemen garis, warna, dan bentuk, serta mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar seni rupa.
Dalam proses visualisasi sangat dibutuhkan material atau media seni, hal ini termasuk alat, bahan, dan teknik. Alat dan bahan yang dipergunakan dalam proses penciptaan karya grafis antara lain : pensil, spidol, pena, pisau cukil, tinta cetak, roll, hardboard, kaca, penggaris, kain blacu, kertas dan kanvas. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penciptaan karya grafis yaitu hardboardcut (relief print/cetak tinggi). Salah satu contoh karya seni grafis yang dihasilkan sebagai berikut :
“Octopus a’ttack”
Judul karya : “Octopus a’ttack”
Ukuran : 39 x 48,5 cm
Teknik : Hardboardcut dan cetak rusak
Bahan dan media : tinta cetak diatas kertas
2012
6
D. SIMPULAN
Dalam menciptakan karya seni grafis, penulis cenderung memilih tema tentang dunia politik dan kekuasaan yang merupakan sebuah permaianan yang di dalamnya segala cara bisa ditempuh dan sah demi politik kekuasaan yang merugikan banyak pihak, dari pemilihan tema tersebut kemudian penulis mereprentasikannya dalam karya seni grafis dengan bentuk monster yang aneh dan tidak normal sesuai imajinasi penulis.
Proses berkarya diawali dengan melihat dan mengamati beberapa macam bentuk makhluk hidup dan benda mati yang ada di lingkungan sekitar maupun foto-foto yang terdapat di internet. Dari proses tersebut kemudian muncul ide mengubah bentuk sesuai dengan keinginan dan imajinasi untuk memperoleh karakter atau bentuk monster yang sesuai. Dengan membuat sketsa pada kertas yang kemudian dipindahkan pada media hardboard, Selanjutnya hardboard dicukil dengan pisau cukil sesuai dengan pola sketsa yang telah dibuat untuk membuat klise cetakan. Setelah klise jadi dan siap, dilakukan proses pengisian tinta dengan menggunakan rol pada klise, setelah pengisian tinta selesai, klise kemudian dicetak pada kertas, kanvas dan kain blacu. Warna yang cenderung digunakan adalah warna hitam yang memliki sifat misteri, kematian, kegelapan, kekosongan dan rasa kelam, sebagai pembentuk objek. sedangkan warna yang lain hasil dari pengolahan warna-warna primer , yaitu warna merah, biru, dan kuning.
Penciptaan bentuk monster dalam karya seni grafis cenderung melakukan penggubahan bentuk-bentuk makhluk normal menjadi monster, dengan cara mendistorsi yang merupakan perubahan bentuk dengan cara melebihkan wujud tertentu pada objek, dan mentransformasi yaitu penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan cara memindahkan wujud atau figur dari objek lain ke objek yang digambar, hal ini bertujuan untuk memperoleh karakter bentuk monster yang surealistik.
Karya yang dihasilkan sebanyak 16 karya grafis dengan berbagai tahun pembuatan antara lain : tahun 2011 dengan judul, Keeping, kemudian
7
tahun 2012 dengan judul, Octopus A’ttack, Pesan, The Series Off Wheel’s#1, The Series Off Wheel’s#2, The Series Off Wheel’s#3, The Series Off Wheel’s#4, The Series Off Wheel’s#5, The Series Off Wheel’s# 6, The Series Off Wheel’s#7, The Series Off Wheel’s#8, The Series Off Wheel’s#9, Pinter Aja dinggo ngapusi, Kamu Bodoh Maka Termakanlah, Karma dan Berburu Monster Laut, masing-masing karya bervariasi ukuranya. Selama berkarya grafis dengan menggunakan teknik hardboardcut yang dicetak di atas kertas, kain kanvas, kain blacu, diperolehnya kepuasan batin selama melakukan proses berkarya dan karya yang dihasilkan. Karena pada proses berkarya dalam seni grafis dibutuhkan kejelian dan ketelitian dalam menggunakan pisau cukil dan proses mencetak, sebagai upaya menggambarkan bentuk monster yang diimajinasikan.Grlang Gilang Fradika Azhar2012-09-17T08:26:11Z2019-01-29T16:19:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5748This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57482012-09-17T08:26:11ZKONDISI REALITAS SOSIAL DALAM METAFORA CYBORG
PADA PENCIPTAAN LUKISANKONDISI REALITAS SOSIAL DALAM METAFORA CYBORG
PADA PENCIPTAAN LUKISAN
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh:
Mochammad Fajar
NIM 07206244009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2012
1
PENDAHULUAN
Film dan komik menghadirkan cerita-cerita fiksi, memberikan gambaran
dunia fantasi yang begitu luas. Seperti halnya pada cerita yang mengangkat kisah
cyborg, yaitu penggabungan mahkluk dan robot. Beberapa film yang mengisahkan
tentang cyborg diantaranya, Robo Cop, The Six Million Dolar Man, Terminator, I
Robot, Iron Man, dan Cyborg She. Cyborg merupakan perpaduan yang sangat
kontras, antara yang alami dan buatan, manusia dengan kodrat yang rapuh
disatukan dengan mesin yang begitu berat dan keras. Cerita cyborg pada film atau
komik mempunyai peranan sebagai tokoh hero, manusia perkasa, bersahabat
dengan manusia, memerangi kejahatan, tetapi ada juga digambarkan sebagai
musuh yang menghancurkan.
Terinspirasi dari cerita fiksi cyborg yang sering diangkat dalam film dan
komik, dicoba untuk mengemukakan ide dan konsep yang diwujudkan ke dalam
lukisan. Sebagai tahap awal dengan membangun landasan penciptaan berupa
konsep estetis. Figur cyborg dalam penciptaan lukisan sebagai wujud metafora,
atau membandingkan manusia dengan robot, dengan mengangkat tema kondisi
realitas sosial, sehingga bentuk cyborg mampu melahirkan pemaknaan baru yang
lebih luas dan longgar untuk diinterpretasikan. Figur cyborg dapat dimaknai dari
manusia tangguh dan kuat, keangkuhan, semangat, kehidupan berat dan keras,
manusia yang terkendali, dan ketergantungan manusia akan keberadaan teknologi
serta manusia-manusia aneh dengan kehidupanya yang aneh pula.
Melalui penajaman ide dan konsep, kemudian hal ini dicoba
divisualisasikan dalam bentuk lukisan. Figur cyborg pada lukisan bukan serta
merta memindahkan atau mencontoh figur cyborg yang telah ada. Dalam hal ini
mencoba menciptakan kembali figur cyborg baru dengan karakter personal yang
memiliki bentuk sedikit aneh, absurd, dan ambigu. Figur cyborg dalam lukisan
menjadi bahasa ungkap atau juga disebut exspressive form, dengan menggunakan
media kanvas serta cat akrilik. Penciptaan lukisan ini diharapkan akan dapat
memberikan kontribusi terhadap kekayaan seni rupa pada umumnya dan sebagai
proses berkesenian pribadi pada khususnya.
2
KAJIAN TEORI DAN METODE PENCIPTAAN
Dalam penyusunan laporan tugas akhir karya seni pada penciptaan
lukisan digunakan beberapa teori ilmu seni dan teori diluar ilmu seni yang saling
terkait sebagai landasan konsep penciptaan, sehingga lukisan yang tercipta
mampu dipertanggungjawabkan di wilayah akademis. Teori yang digunakan
adalah tentang bentuk cyborg, realitas sosial, metafora, tinjauan tentang seni lukis,
seni lowbrow sebagai gaya seni yang digunakan dalam penciptaan, elemen seni,
dan prinsip-pripsip penyusunan.
a. Metode Penciptaan
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode
eksplorasi, untuk menemukan ide-ide terkait bentuk figur cyborg dan kondisi
realitas sosial dengan melakukan observasi melalui media elektronik dan cetak
atau kondisi sosial yang ada di lingkungan sekitar. Metode eksperimen dilakukan
untuk menciptakan bentuk figur cyborg baru serta pengembangan teknik dalam
melukis.
3
PEMBAHASAN
a. Konsep
Penciptaan Figur cyborg pada lukisan terinspirasi dari film dan komik
yang menghadirkan cerita fiksi. Figur cyborg pada lukisan bukan serta merta
memindahkan atau mencontoh figur cyborg yang telah ada. Dalam hal ini
mencoba menciptakan kembali figur cyborg baru dengan karakter personal,
melalui pengubahan bentuk deformasi dari wujud cyborg yang telah ada untuk
menyederhanakan dan menemukan bentuk baru yang berbeda, sehingga tercipta
bentuk sedikit aneh, absurd, dan ambigu. Figur cyborg menjadi bahasa ungkap
atau juga disebut exspressive form, dengan menggunakan media kanvas serta cat
akrilik.
Lukisan yang diciptakan bukan sekedar mengolah figur cyborg berbentuk
aneh, absurd dan ambigu dengan berbagai ragam. Figur cyborg sebagai wujud
metafora, atau membandingkan manusia dengan robot, tema yang diungkapkan
mengangkat kondisi realitas sosial, sehingga figur cyborg merupakan representasi
dari manusia dengan kondisi sosialnya. Bentuk aneh, absurd dan ambigu didasari
atas pemikiran bahwa manusia dalam kehidupan sosial masyarakatnya saat ini
sulit untuk ditebak, Baik atau buruk, serta benar atau salah, seakan dengan mudah
dijungkir balikkan begitu saja, semuanya menjadi absurd dan ambigu.
Visualisasi dalam lukisan selain figur cyborg sebagai objek utamanya,
terdapat objek lain sebagai elemen pendukung yang bertujuan untuk
mengaitkanya pada tema, sehingga melahirkan pemaknaan baru yang lebih luas
dan longgar untuk diinterpretasikan. Figur cyborg bukan sekedar dimaknai
sebagai tokoh hero yang dikisahkan dalam film, tetapi juga mampu dimaknai
sebagai mahkluk yang lemah, keangkuhan, semangat, kehidupan yang keras,
hingga sebuah teknologi yang mengendalikan manusia. Lukisan yang mengangkat
figur cyborg menampakan kecenderungan dalam seni lowbrow dengan bentuk
aneh dan ambigu, warna-warna meriah, seakan memberikan gambaran dunia
fantasi. Kesan yang dihadirkan antara humor dan kegembiraan, terkadang nakal
dan liar namun memperlihatkan sisi ironis.
4
b. Proses Visualisasi
1. Bahan Alat Dan Teknik
Pengerjaan lukisan ini bahan yang digunakan yaitu cat akrilik di atas
kanvas, cat akrilik merupakan jenis cat dengan pengencer air serta baunya yang
tidak menyengat, cat akrilik memiliki sifat yang sangat cepat kering. Alat yang
biasa digunakan dalam melukis adalah kuas dengan berbagai ukuran dengan jenis
kuas berbulu pipih serta lebar dan kuas dengan bulu ujung meruncing, selain
menggunakan kuas untuk membubuhkan cat pada kanvas juga digunakan sendok
untuk membubuhkanya, hal ini untuk menghasilkan evek-evek visual yang
berbeda. Teknik dalam pengerjaan lukisan digunakan teknik plakat dikombinasi
dengan gosok sendok, pada teknik gosok sendok digunakan untuk menghasilkan
tektur-tekstur pada figur cyborg maupun pada background lukisan.
2. Tahapan Visualisasi
Tahapan visualisasi merupakan langkah-langkah dalam proses melukis,
dari sebuah ide yang masih abstrak di dalam pikiran untuk divisualisasikan hingga
menjadi sebuah lukisan utuh. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
sketsa diatas kertas sebagai perencanaan visual secara kasar dalam memvisualkan
sebuah ide. Langkah selanjutnya yaitu pengerjaan background pada kanvas, hal
ini dilakukan diawal karena background lukisan dikerjakan secara ekspresif.
Setelah background selesai dikerjakan kemudian memindahkan sketsa ke atas
kanvas lalu proses membubuhkan cat dengan kuas dikombinasi dengan gosok
sendok.
5
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Konsep pada penciptaan lukisan adalah figur cyborg sebagai wujud
metafora, dengan mengangkat tema kondisi realitas sosial, sehingga figur cyborg
representasi dari manusia dengan kondisi sosialnya. Figur cyborg pada lukisan
merupakan deformasi dari bentuk cyborg yang telah ada dalam film dan komik
untuk disederhanakan sehingga tercipta karakter personal dengan bentuk sedikit
aneh, absurd, dan ambigu. Visualisasi dalam lukisan selain figur cyborg sebagai
objek utamanya, terdapat objek lain sebagai elemen pendukungnya, bertujuan
untuk melahirkan pemaknaan baru yang lebih luas dan longgar untuk
diinterpretasikan.
Lukisan figur cyborg menampakan kecenderungan dalam seni lowbrow.
Bentuk aneh dan ambigu, warna-warna meriah, seakan memberikan gambaran
dunia fantasi. Kesan yang dihadirkan antara humor dan kegembiraan, terkadang
nakal dan liar namun memperlihatkan sisi ironis. Karya yang dikerjakan sebanyak
11 lukisan dengan berbagai ukuran antara lain yaitu :
Teknologi The Rakus (100X130 Cm), Serupa Tapi Tak sama (110X120 Cm),
Aneh Tapi Nyata (140X180 Cm), Super Women (140X180 Cm), Punk In Love
(115X125 Cm), Virtual World (140X180 Cm), Ha…ha…ha… (140X160Cm),
Salam Super #1 (100X130 Cm), Salam Super #2 (100X130 Cm), Salam Super #3
(100X130 Cm), Chaos (140X180 Cm).Fajar Mochamad FajarMATAHARIPAGI_05@YAHOO.CO.ID2012-09-17T08:26:10Z2019-01-29T16:16:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5666This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56662012-09-17T08:26:10ZBONEKA KAYU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISANBONEKA KAYU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN
TUGAS AKHIR KARYA SENI
(TAKS)
Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Aji Basudewo
NIM 06206241036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
1
A. PENDAHULUAN
Boneka merupakan barang mainan atau sebuah karya yang sangat
sederhana, tetapi di balik kesederhanaan itu boneka merupakan sebuah hasil karya
manusia yang sangat menarik untuk dipelajari. Di Indonesia juga memiliki
beberapa macam bentuk boneka misalnya wayang golek dan wayang purwo,
wayang klithik, boneka kayu unyil. Secara fisik boneka pada umumnya memiliki
tangan, kaki, wajah, separti halnya fisik pada manusia. Boneka juga dapat disebut
sebagai hasil ciptaan manusia yang paling tua dan paling dekat pada kehidupan
manusia. (http://icecoffeeblend.blogspot.com/2007/11/sejarah-boneka.html)
Penulis menganggap boneka merupakan sebuah simbol dari perilaku
manusia. Sebagai simbol, boneka bahan kayu digunakan sebagai personifikasi
manusia dengan berbagai perilakunya dan sebagai simbol dinamika manusia
dengan berbagai permasalahnnya. Setiap manusia, mulai manusia di lahirkan
sampai mati dan terus berulang sampai pada masanya, setiap individu manusia
selalu di jejali oleh sistem atau aturan-aturan tertulis maupun aturan yang tidak
tertulis. Kemudian penulis berpikiran bahwa kita hidup seakan berada di atas
panggung dan dikendalikan oleh seorang dalang. Dalang disini penulis ibaratkan
sebuah sistem itu sendiri dan manusia saya gambarkan menjadi sebuah boneka.
Boneka atau dalam bahasa Portugis boneca adalah sejenis mainan yang
dapat berbentuk macam-macam, terutamanya manusia atau hewan, serta tokohtokoh
fiksi. Boneka bisa dikatakan salah satu mainan yang paling tua, karena pada
zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir kuno saja boneka sudah ada. Namun
fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatnya ternyata berbeda sekali antara dulu
dan sekarang. (Wikipedia bahasa Indonesia).
Penulis sangat tertarik dengan boneka bahan kayu karena memiliki
karakter visual tersendiri, yaitu terkesan memiliki irama tekstur pada serat kayu,
bentuk dan boneka bahan kayu merupakan karya atau benda yang sangat dekat
dengan kehidupan pribadi karena sejak kecil penulis dibesarkan di lingkungan
pengrajin dan pematung kayu sehingga penulis mengangkat boneka kayu sebagai
simbol yang dapat mewakili tema kehidupan sosial dalam karya lukis saya.
2
Boneka menurut penulis mewakili watak dan sifat yang dimiliki manusia,
misal pemarah, pembohong, baik dan buruk. Boneka sendiri dapat di buat dengan
berbagai ekspresi wajah sesuai sifat dan watak yang dimiliki manusia. Hal inilah
yang memberikan ide dan gagasan dalam penciptaan lukisan. Semua ini akan
penulis ekspresikan dalam bentuk karya lukisan dengan subject matter boneka
bahan kayu untuk mendapatkan estetika yang penulis inginkan.
B. KAJIAN TEORI
Seni merupakan sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa yang dilakukan semata-mata atas
dorongan kemewahan, kenikmatan dan atas dorongan spiritual (Mike Susanto,
2011: 354). Seni lukis merupakan karya seni rupa dua dimensional yang
menampilkan unsur warna, bidang garis, bentuk, dan tekstur. Menurut Leo
Tolstoi, seni adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada orang
lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya (Jakob Sumardjo, 2000:
62). Seni sebagai ekspresi merupakan hasil ungkapan batin seorang seniman yang
terbabar ke dalam karya seni lewat medium dan alat ( Dharsono Sony Kartika,
2004: 6).
a. Simbolisme
Simbol muncul dalam konteks yang sangat beragam dan digunakan untuk
berbagai tujuan. WJS Poerwadarminto menyebutkan bahwa simbol adalah
semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan
sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu (Alex Sobur, 2006: 156). Seniman
dapat menorehkan tulisan, huruf, atau material berbeda eleman lainnya pada
sebuah karya sebagai identitas atau karakter pribadi. Dalam diksi rupa (2011:
364), simbol adalah satu bentuk tanda yang semu natural, yang tidak sepenuhnya
arbiter (terbentuk begitu saja) atau termotivasi. Simbol merupakan sesuatu yang
digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lain, berdasarkan kesepakatan kelompok
orang.
3
b. Ekspresi dalam seni lukis
Seni sebagai ekspresi merupakan hasil ungkapan batin seniman yang
terbabar ke dalam karya seni lewat medium dan alat. Dalam hal ini Jakob
Sumardjo (2000: 74), mengungkapkan, ekspresi dalam seni adalah mencurahkan
perasaan tertentu dengan gembira.
Jadi ekspresi dalam seni lukis adalah ungkapan perupa dalam
menyampaikan maksud, perasaan dan pikiran dalam bentuk lukisan. Ekspresi
dapat berwujud tema, teknik, gaya, sebagai hasil daya gubah perupa terhadap ide
yang ingin disampaikan, dengan memanfaatkan elemen-elemen seni serta
mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar penciptaan lukisan.
c. Narasi simbolik dalam seni lukis
Narasi atau narrative (inggris) secara leksikal berarti cerita atau kisah.
Dalam kesusastraan, narasi (cerita) memiliki berbagai unsur yang bisa dibagi ke
dalam dua kategori, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik (Acep Iwan Saidi, 2008:
22). Bentuk narasi adalah berbagai elemen yang saling berhubungan sehingga
membentuk sebuah bangun cerita. Sedangkan aspek tematik narasi adalah hal
yang terkandung di balik bentuk tersebut, yang tidak lain berupa pesan, makna,
nilai yang keseluruhannya bisa disebut sebagai inti pengetahuan
Simbol adalah suatu tanda dimana hubungan tanda dan detonasinya
ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh suatu
kesepakatan bersama (konvensi). Dalam diksi rupa (Mikke Susanto, 2011: 364),
simbol merupakan satu bentuk tanda yang semu arbiter ( terbentuk begitu saja)
atau termotivasi.
Narasi simbolik dalam seni lukis merupakan cara perupa dalam melihat,
mengamati, merekam, merenungkan serta memberi makna pada peristiwaperistiwa
yang dialami sendiri maupun yang terjadi di lingkungan dan diceritakan
kembali melalui bentuk-bentuk yang telah mengalami transformasi dan
merupakan wujud dari pengalaman emosional perupa.
4
d. Originalitas Karya
Dalam berkarya penulis pertama kali melakukan observasi secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap dinamika kehidupan sosial di masyarakat.
Observasi tersebut bertujuan untuk mengkaji isu-isu dan situasi yang dialami oleh
masyarakat saat ini. Kemudian dari apa yang didapat dari proses tersebut, penulis
menuangkan ide dan gagasan di atas bidang gambar berupa kanvas. Penulis sadar
bahwa seorang perupa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan sebagai sumber inspirasi, objek berkarya, maupun
lingkungan sebagai penikmat.
C. PROSES VISUALISASI
Ide melukis, berawal dari ketertarikan terhadap boneka kayu karena
boneka kayu sendiri memiliki bentuk dan karakter yang berbeda satu dengan
lainnya yaitu menyerupai manusia, binatang dan makhluk hidup yang terkesan
memiliki guratan-guratan serat kayu, berirama dan tekstur. Hal tersebut seolaholah
tidak ada habisnya untuk digubah, dipikirkan, dan dijadikan sebagai sumber
inspirasi dalam melukis. Objek lukisan didominasi gubahan bentuk dari boneka
kayu manusia. Hal ini didasari pemikiran bahwa boneka kayu manusia ternyata
dapat dijadikan sebagai subject matter yang mewakili ide dan gagasan untuk
menciptakan lukisan, karena dari manusia itu sendiri bersifat universal. Hal ini
didasari pemikiran bahwa manusia selain mempunyai bentuk dan karakter unik,
juga merupakan makhluk dinamis yang terus-menerus menjadi aktual sepanjang
hidupnya.
Visualisasi lukisan diwujudkan dengan melakukan penggubahan bentuk
dengan metafora melalui pendekatan simbolisme boneka kayu sebagai wujud
personifikasi dari manusia, yaitu dengan penggayaan pada bentuk boneka kayu
dan menambahkan media atau bahan lain sesuai yang diinginkan, dengan tujuan
untuk memperoleh bentuk yang baru.
Kesemuanya menampilkan bentuk-bentuk baru dengan karakteristik
seperti bentuk boneka kayu yang memiliki kesan visual dengan penambahan
5
media baru kedalam lukisan. Dalam penciptaannya menggunakan penyusunan
elemen garis, warna, bentuk, tekstur serta mempertimbangkan prinsip-prinsip
dasar seni rupa.
D. KESIMPULAN
Proses penciptaan bentuk dalam lukisan cenderung melakukan
penggubahan bentuk dengan metafora melalui pendekatan simbolisme boneka
kayu sebagai wujud personifikasi dari manusia, dengan menampilkan berbagai
bentuk boneka kayu yang dikombinasikan dengan figur lain seperti baju, mainan,
benda elektronik, dasi dan dipadukan elemen-elemen lain yaitu tulisan dan kolase
untuk mempertegas tema. Bahan yang digunakan adalah kanvas, kertas, cat, dan
bollpint dengan menerapkan teknik opoque, arsir, aquarel dan kolase.
Proses visualisasi pertama kali adalah melakukan observasi secara
langsung maupun secara tidak langsung terhadap dinamika kehidupan sosial di
masyarakat. Observasi tersebut bertujuan untuk mengkaji isu-isu dan situasi yang
dialami oleh masyarakat saat ini. Kemudian dari apa yang didapat dari proses
tersebut, penulis menuangkan ide atau gagasan di atas bidang gambar berupa
kanvas. Kemudian diawali dengan membuat sketsa bentuk global dengan goresan
pensil pada bidang kanvas, lalu objek diberi warna gelap terlebih dahulu
selanjutnya diberi warna bertahap sesuai dengan yang diinginkan.
Karya yang dihasilkan sebanyak 10 karya lukisan, masing-masing adalah 8
karya bermedia akrilik, oil, ballpoint di kanvas dengan judul Spekulasi, Trend,
Buta Bisu dan Tuli, Impian, Untitled, Tak Terkotakkan, Women, Nurani, dan 2
buah karya bermedia akrilik, oil, kolase di atas kanvas diantaranya berjudul, Save
Your Child, History, dengan tahun pembuatan 2009, 2011 dan 2012Aji Aji Basudewadewaa71@yahoo.com2012-09-14T11:04:26Z2019-01-29T16:19:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5741This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57412012-09-14T11:04:26ZTINJAUAN MOTIF, WARNA, DAN NILAI ESTETIK BATIK TEGAL
PRODUKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA SIDOMULYO DI
PASANGAN TALANG TEGALTINJAUAN MOTIF, WARNA, DAN NILAI ESTETIK BATIK TEGAL
PRODUKSI KELOMPOK USAHA BERSAMA SIDOMULYO DI
PASANGAN TALANG TEGAL
Oleh:
Krismawan Adi S
07206244021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batik Tegal produksi KUB
Sidomulyo ditinjau dari bentuk motif, warna, dan nilai estetik. Batik Tegal
produksi KUB Sidomulyo ini merupakan batik pesisiran karena letaknya berada
disepanjang pantai Utara Jawa serta masih mempertahankan motif batik
tradisional khas Tegal sebagai acuan untuk mengembangkan desain motif
batiknya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen
utama peneliti, sebagai instrumen pendukung adalah pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hand phone sebagai alat perekam suara dan
kamera digunakan sebagai alat bantu dokumentasi. Penelitian dirumuskan pada
motif, warna, dan nilai estetik batik Tegal produksi KUB Sidomulyo. Data
diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data mengacu pada teknik
triangulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Motif batik Tegal produksi KUB
Sidomulyo yaitu berupa unsur flora dan fauna yang dipengaruhi daerah sekitar
seperti Pekalongan dan Cirebon. Unsur-unsur motif flora digambarkan menjadi
tiga bagian bentuk motif utama seperti bunga, daun, dan umbi (palawija),
sedangkan bentuk motif utama fauna adalah burung dan hewan laut. Bentuk motif
batik Tegal produksi KUB Sidomulyo tergolong menjadi golongan geometris
seperti motif sidomukti, serta golongan non geometris yang terdiri dari motif
buketan, modern, dan pinggiran. (2) Warna yang di gunakan pada pembuatan
batik Tegal produksi KUB Sidomulyo adalah warna Naphtol, Indigosol, dan
warna alam dengan ciri khas warna batik khas pesisir seperti unsur warna tersebut
berupa warna coklat (soga) yang lebih gelap, biru tua (wedel), merah tua, kuning,
dan hijau yang diperoleh melalui proses pewarnaan dengan cara pencoletan dan
pencelupan. (3) Sebagai karya seni, batik Tegal produksi KUB Sidomulo juga
memiliki unsur-unsur keindahan yang terbagi kedalam aspek instrinsik dan
ekstinsik, yaitu bentuk proporsi dan komposisi yang diekspresikan dalam bentuk
motif, pola, dan ornamen yang penuh dengan makna simbolis spiritual dan
falsafah hidup manusia. Keindahan yang ditampilkan merupakan wujud dari
penggabungan dari aspek-aspek tersebut, yang tercermin dalam nama motif dan
pemakaian pada kain batik.Krismawan Krismawan Adi S2012-09-13T16:01:36Z2019-01-29T16:16:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5664This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56642012-09-13T16:01:36ZVISUALISASI BENTUK GITAR DALAM LUKISAN DEKORATIFVISUALISASI BENTUK GITAR DALAM LUKISAN DEKORATIF
Oleh Afdian Wijaya
NIM 05206241029
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan mendeskripsikan tema, bentuk, bahan, teknik,
proses visualisasi, nilai-nilai dan makna yang tercipta melalui bentuk-bentuk gitar
dan ornamen.
Penciptaan lukisan menggunakan pendekatan gaya dekoratif
ekspresionistik untuk pengungkapan ide. Sedangkan metode penciptaan dengan
prosedur: pengamatan, pengembangan, dan visualisasi. Dalam hal ini dilakukan
pengamatan terhadap objek yang menginspirasi penulis melalui pengalaman
pribadi seperti, bermain gitar, membentuk sebuah band, perform dari panggung ke
panggung, latihan di studio musik, hunting gitar dishowroom-showroom musik,
dan ruang lingkupnya yang secara keseluruhan banyak berkaitan dengan gitar.
Adapun pengumpulan informasi tentang masalah yang diangkat diperoleh dari
sumber media cetak maupun elektronik seperti televisi, majalah, katalog, bukubuku,
dan internet. Dari hasil pengumpulan informasi tersebut kemudian digubah
dan dikembangkan melalui karya lukis dengan menggunakan cat akrilik pada
kanvas melalui sapuan pisau pallet secara ekspresif.
Dari penjelasan diatas tema yang diangkat dalam penciptaan lukisan
adalah bentuk-bentuk visualisasi gitar dengan background ornamen bergaya
dekoratif ekspresionistik. Lukisan dikerjakan menggunakan bahan cat akrilik
dengan proses visualisasi menggunakan teknik brushstroke pada kanvas. Dari
hasil proses kreatif tersebut menghasilkan 10 buah karya dengan berbagai ukuran
dan judul antara lain: Evolusi Absolute, 120x100cm, Acrylic on canvas, 2011.
Shotgun Blues, 120x100cm, Acrylic on canvas, 2011. CutCutCut, 120x100cm,
Acrylic on canvas, 2011. Big People Big Thinking, 150x120cm, Acrylic on
canvas, 2011. Stairway to heaven, 120x120cm, Acrylic on canvas, 2011. Don’t
Look Back, 120x120cm, Acrylic on canvas, 2011. Resistance, 120x20cm, Acrylic
on canvas, 2011. Ancilary, 145x115cm, Acrylic on canvas, 2011. Anything Goes,
150x150cm, Acrylic on canvas, 2011. Parade Guitar, 150x150cm, Acrylic on
canvas, 2011.Afdian Afdian WijayaAfdian_w@yahoo.co.id2012-09-12T15:05:25Z2019-10-02T02:15:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5426This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54262012-09-12T15:05:25ZPERSEPSI ANAK-ANAK TERHADAP IKLAN PRODUK SABUN MANDI PADA MEDIA TELEVISI DALAM KAITANNYA DENGAN KESADARAN POLA HIDUP SEHATMedia televisi merupakan media yang paling efektif dalam mempengaruhi masyarakat. Pesan dalam sebuah iklan akan dengan cepat sampai kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena penikmat televisi adalah segala umur, dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki, perempuan, semuanya dalam kesehariann tidak akan lepas dari yang namanya televisi. Salah satu tayangan iklan televisi yang saat ini gencar di¬laku¬kan adalah iklan produk sabun mandi. Iklan tersebut bertujuan untuk membangun atau membentuk perilaku pola hidup sehat da¬lam sebuah keluarga, yang difokuskan untuk mengajari anak-anak tentang cara membersihkan badan, mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, sehingga budaya hidup sehat dapat terpola sejak dini. Adapun permasalahan yang terjadi adalah bagaimana per¬sep¬si anak-anak di lokasi SD Segoroyoso Pleret Bantul terhadap tayang¬an iklan televisi tentang produk sabun mandi terhadap peri¬laku pola hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa jauh persepsi anak-anak siswa SD Segoroyoso Pleret Bantul ter¬hadap tayangan iklan produk sabun mandi pada media televisi da¬lam kaitannya dengan kesadaran pola hidup sehat, serta meng¬identifikasi permasalahan yang terjadi dan penyebabnya. Pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif yang mengungkapkan persepsi anak-anak siswa SD Segoroyoso Pleret Bantul melalui penyebaran angket dengan pertanyaan tertuptup, observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan persepsi dan par¬ti¬sipasi terkait dengan tayangan iklan produk sabun mandi pada media televisi, mengamati permasalahan yang terjadi dan pe¬nyebab¬nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas melihat tayang¬an iklan produk sabun mandi di TV yang sering dilihat oleh siswa SD mempengaruhi frekuensi anak-anak siswa SD Segoro¬yoso, Pleret, Bantul pada seringnya mereka melihat tayangan iklan sabun mandi di televisi. Adanya kesan positif dari respon anak-anak siswa SD Segoroyoso, Pleret, Bantul yang ditimbulkan dari tayangan iklan sabun mandi di televisi, yaitu kesan yang baik, bagus dan menarik , dan mereka menyukai tampilan iklan sabun mandi yang ditayang¬kan di televisi. Setelah melihat tayangan iklan sabun mandi di televisi sis¬wa SD Segoroyoso, Pleret Bantul memiliki kecenderungan positif berkaitan dengan pengaruh tayangan iklan yang menjadikan mereka melakukan sesuai dengan pesan atau informasi yang disampaikan, yaitu menjadi lebih rajin mencuci tangan dan mandi menggunakan sabun mandi. Sedangkan dari segi konsumtifitas ter¬nyata mereka tidak terlalu terpengaruh dengan tayangan iklan sabun mandi untuk kemudian minta dibelikan produk sabun mandi. Hal ini dipengaruhi faktor pendekatan iklan yang terkesan me¬nyampaikan informasi kesehatan dan bukan pesan menjual produk sabun mandi tersebut. Pengaruh tayangan iklan sabun mandi yang ada di televisi ternyata mampu memberikan aspek positif pada persepsi dan perilaku anak-anak di SD Segoroyoso Pleret Bantul untuk mem-budayakan hidup sehat dan menyadari bahwa menjaga kesehatan dapat dimulai dari hal sederhana, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan sabun mandi dan mandi juga menggunakan sabun mandi. Saran untuk SD Segoroyoso, Pleret, Bantul perlunya terus dilakukan pelaksanaan pola hidup sehat seperti yang sudah di¬lakukan dengan cara tidak henti-hentinya pihak guru bekerja sama dengan orang tua siswa mengingatkan kepada siswa-siswa untuk tetap menjaga kesehatan. Bagi pihak pengiklan agar senantiasa meng¬utamakan penyampaian pesan dan informasi yang mampu merubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik, dan tidak selalu mengutamakan segi komersil semata. Bagi peneliti lainnya dan untuk mahasiswa hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan wawasan keilmuan di bidang Desain Komunikasi Visual/Periklanan. Kata kunci: persepsi, iklan televisi FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)S. Pd. Arsianti Latifah2012-09-12T12:34:32Z2019-10-02T02:16:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5540This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55402012-09-12T12:34:32ZKOMODIFIKASI SEKS DAN PORNOGRAFI DALAM REPRESENTASI ESTETIKA IKLAN KOMERSIAL DI MEDIA MASSA Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komodifi¬kasi seks dan pornografi yang terepresentasi dalam estetika iklan komersial di media massa, yang difokuskan pada ha-hal sebagai berikut. 1) Dimensi penanda dan petanda yang digunakan; dan 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan adanya main¬stream konstruksi fenomena iklan komersial di media massa yang mengkomodifikasikan daya tarik seks dan pornografi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif, dengan pendekatan multidisiplin—model pendekatan ini, dalam perspektifnya Julia Kristeva, dikenal sebagai ‘inter-textualilty’—yang lebih difokuskan pada pendekatan semiotis dan sosilogis. Penelitian ini dibatasi pada iklan yang terdapat di media massa cetak, yakni dari majalah (Femina dan Matra) terbitan tahun 2002 dan surat kabar (Kompas) terbitan tahun 2006, yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, representasi wujud visual (penanda) dan isi pesan (petanda) komodifikasi seks dan pornografi dalam Iklan, yang tampak dominan digunakan adalah ilustrasi berupa foto tubuh perempuan. Eksploitasi tubuh perempuan tersebut, jika dilihat secara semiotis dari sisi penandanya, yakni berupa penonjolan daya tarik, baik yang sifatnya keseluruhan tubuh atau organ-organ tubuh sensitif atau vitalnya tertentu. Sedangkan jika dilihat dari sisi makna petandanya, dapat dikategorikan menjadi dua, yakni: a) petanda untuk iklan yang memang produknya ada kaitannya dengan dimensi ‘ketubuhan’, terutama perempuan, misalnya iklan untuk produk jasa perawatan tubuh; dan b) petanda untuk iklan yang sebenarnya produk yang ditawarkan itu adalah sama sekali tidak ada hubungannya dengan dimensi ‘ketubuhan’, misalnya iklan untuk hand phone. Kedua, terkait dengan faktor penyebab adanya kecenderungan untuk menggunakan unsur daya tarik seks dan pornografi, sebagai sistem tandanya dalam iklan komersial di media massa, sebenarnya dapat disebutkan amat kompleks. Namun berdasarkan interpretasi secara hermeneutik, paling tidak dapat ditemukan dua faktor mendasar, yakni: a) ‘keabadian’ spirit seks untuk mempengaruhi peradaban manusia, dan b) kedua adalah ‘keabadian’ spirit ‘primitivisme’ dalam kebudayaan manusia, terutama yang terkait dengan apa yang diistilahkan dengan konsep ‘mitos’. FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA) M.Hum. Kasiyan2012-08-28T09:45:27Z2012-08-28T09:45:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4442This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44422012-08-28T09:45:27ZPengembangan Metode Analisis Bentuk dalam Pembelajaran Seni Lukis Di
Jurusan Pendidikan Seni Rupa
I Wayan Suardana Bambang Prihadi2012-08-28T09:38:28Z2012-08-28T09:38:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4437This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44372012-08-28T09:38:28ZSTRATEGI PEMBELAJARAN SENI LUKIS ANAK USIA DINI DI SANGGAR PRATISTA YOGYAKARTA Martono, M.Pd. Tri Hartiti Retnowati, M. Pd.2012-08-14T04:46:22Z2019-01-29T15:52:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4123This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41232012-08-14T04:46:22ZNILAI-NILAI ISLAM DALAM ORNAMEN PINTU BLEDEG MASJID AGUNG DEMAKNILAI-NILAI ISLAM DALAM ORNAMEN PINTU BLEDEG MASJID AGUNG DEMAK Oleh Marsidik NIM. 012624025 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam ornamen Pintu Bledeg Masjid Agung Demak dilihat dari tiga sudut pandang yaitu contour, content dan context. Deskripsi didasarkan pada makalah yang ditulis oleh H.M Imam Soenanto, teori-teori dari buku yang relevan dan data-data dari arti yang dituliskan dalam Al-Qur’an serta Al-Hadits, ditambah hasil wawancara dengan informan. Subjek penelitian ini adalah ornamen Pintu Bledeg. Penelitian difokuskan pada bagaimana nilai-nilai Islam yang terkandung didalamnya. Data diperoleh dengan teknik wawancara dan dokumentasi langsung di Museum dan Masjid Agung Demak. Data dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ornamen Pintu Bledeg dilihat dari contour; terdiri dari beberapa bagian yaitu motif tumpal, mahkota, kepala naga, jambangan, bunga tumbuhan, lung dan camara. Dalam ornamen tertsebut terdapat beberapa motif yang berasal dari Majapahit, yaitu pada motif tumpal dan pemakaian lambang Surya Majapahit yang distilir menjadi mata naga. Susunan lung (kalpalata) dan jambangan mempunyai kesamaan dengan hasil seni ornamen Jawa-Budha abad VIII. Warna yang digunakan merah, hijau, dan putih. (2) ornamen tersebut dilihat dari content; motuif tumpal simbol hubungan manusia dengan Allah s.w.t, motif mahkota simbol Al-Wahid, motif kepala naga simbol kekuatan dalam berdakwah Islam, motif jambangan simbol agama Islam, dan motif bunga tumbuhan simbol kesuburan ajaran Islam, sedangkan warna merah, biru dan putih simbol keselamatan dari Allah s.w.t. (3) ornamen tersebut dilihat dari context; mengangkat mitos Ki Ageng Selo sewaktu menangkap dan menahlukkan halilintar atau petir (Jawa: bledeg). Mitos ini divisualisasikan kedalam ornamen simbolis dan dijadikan sebagai media dakwah Islam yang dilakukan Walisanga. Kesimpulannya, nilai-nilai Islam yang terkandung dalam ornamen Pintu Bledeg disimbolkan kedalam warna dan motif-motif ornamen simbolis. Simbol-simbol tersebut adalah simbol konstitutif yaitu simbol-simbol yang terbentuk sebagai kepercayaan-kepercayaan dan merupakan inti dari agama Islam.Seni Rupa Marsidik2012-08-14T04:46:22Z2012-08-14T04:46:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4130This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41302012-08-14T04:46:22ZAliran dalam DesainMuhajirin Muhajirinmuhajirin65@yahoo.com2012-08-14T04:46:22Z2018-08-29T06:04:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4131This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41312012-08-14T04:46:22ZHandout Desain Produk KerajinanMuhajirin Muhajirinmuhajirin65@yahoo.com2012-08-14T04:46:20Z2012-08-14T04:46:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4093This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40932012-08-14T04:46:20ZKAJIAN BAHASA RUPA TOPENG BALI KLASIKTulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap kajian rupa gambar dan tulis seni prasi wayang Bali. Penelitian ini berusaha menggali dan memperkenalkan nilai-nilai lokal tradisional Bali dengan harapan untuk bahan masukan bagi perkembangan komik di Indonesia. Sebagai bahan kajian analisa dalam penelitian ini penulis tekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan bentuk atau rupa prasi , yaitu menyangkut masalah isi wimba dan cara wimba. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif . Pengertian deskriptif (Descriptive research). Dengan memanfaatkan sumber data dari karya prasi cerita wayang klasik Bali dan didukung pendapat para responden yang terdiri para seniman seni prasi, juga dari pengamat seni yang paham terhadap permasalahan yang diambil. Dalam pengambilan sampel disesuaikan dengan sampel yang digunakan yaitu dari: sumber kepustakaan, nara sumber yang dipilih secara proporsional dan purpossive sampling dan hasil pencatatan sumber data historis, juga pencatatan di lapangan langsung. . Untuk menganalisa karya digunakan model analisa data, dalam proses ini ada tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data berlangsung. Dari hasil penelitian terhadap gambar dan tulis seni prasi wayang ditinjau dari visulisasi bentuk rupa isi wimba terdapat wimba manusia, binatang, pohon-pohonan, bangunan, batu-batuan. Tokoh wimba manusia dibuat menyerupai wayang klasik gaya Kamasan, dengan bentuk dekoratip “tampak khas yang mudah dikenali”. Seni prasi masih terikat dengan aturan-aturan (pakem) wayang dekoratif tradisional. Mengenai cara wimba yang menonjol adalah penggambaran bentuk cara wimba wayang tradisional, yang ada kemiripan dengan wayang klasik gaya Kamasan, terutama tampak dalam gaya ungkap cara wimba yaitu : medium long shot pengambilan obyek dari kepala sampai kaki, ada diperkecil dan ada diperbesar, para tokoh tampak seluruh tubuh, ruang sedikit kosong pada bagian atas. Dari sudut pengambilan tampak sudut wajar (normal angle shot) dan aneka tampak. Penggambaran sekala lebih kecil dari aslinya, penggambaran sudah di stilasi, ekspresif, dekoratif. Cara lihat dari arah kiri ke kanan, kejadiannya mulai dari kiri baru kejadian sebelah kanannya. Penggambaran para tokoh dengan cara aneka tampak (gaya wayang) dilengkapi dengan ragam wimba hias dan wimba atribut, serta ukuran pengambilan dari kepala sampai kaki sebagai salah satu kekuatan cara penggambaran yang menonjolkan gestur (bahasa tubuh, disamping menggambarkan budaya asli Indonesia yang tampak dalam obyeknya. Suardana I Wayansuardanauny@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:20Z2018-08-28T06:05:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4098This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40982012-08-14T04:46:20ZREINKARNASIMakna Karya Judul lukisan adalah Reinkarnasi , kehidupan selalu berputar seperti roda, tidak ada yang kekal abadi, dalam kehidupan ini sangat banyak hal-hal yang terjadi, suatu hal yang pernah kita cermati antara kebaikan dan keburukan selalu ada, siang malam, hitam putih, hidup mati, hal ini tidak mungkin dielakan dalam kehidupan ini. Mungkin sebagai usaha sang pencipta untuk keseimbanganga dunia supaya bisa tentram dan damai. diaplikasikan tidak secara realistis, hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kayu dipahat dan diwarnai. Karya ini mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas.I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:19Z2012-08-14T04:46:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4041This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40412012-08-14T04:46:19ZGejala-gejala Karya Seni Lukis Anak-anak TK dan Pembinaannya di Kecamatan BantulDrs. Suwarna2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T04:40:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4058This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40582012-08-14T04:46:17ZKELUARGA NELAYANJudul : Keluarga Nelayan
Media/teknik : batik di atas kain
Ukuran : 100x100 cm
Tahun pembuatan : 2005
(Karya seni lukis) berjudul: "Keluarga Nelayan" ini dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Rupa tingkat Nasional Dosen, Alumni, dan Mahasiswa : " Tribute to Amri Yahya" di Benteng Vredeburg, Yogyakarta tanggal: 1-5 Juni 2005 Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:58:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4089This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40892012-08-14T04:46:17ZPenciptaan Karya Logo bali Jazz FestivalMusik siapa yang tidak kenal musik, sejak bayi dalam kandungan sebenarnya sudah terbiasa dengan bunyi-bunyian, apalagi setelah lahir setiap hari kita disuguhi musik/bunyi-bunyian sehingga kalau dipikir tiada waktu tanpa musik. Sekarang irama musik sudah berkembang sedemikian rupa ada musik melayu, pop, jazz, kroncong dan lain-lain, Sebagai manusia dilahirkan kedunia sudah diberkati kelebihan dan kekurangan Kelebihan manusia dengan mahluk hidup di dunia dibanding dengan makhluk lainnya ialah karena ia dianugrahi kemampuan berfikir. Dengan kemampuan itulah ia mempertahankan hidupnya, Bahkan mampu membangun hidupnya menjadi sesuatu yang sangat berarti : yang maknawi bagi dirinya maupun mahluk yang lain, Kemudian dengan kemampuan berfikir itu pula manusia berusaha menembus dirinya yang gelap, Perjalanan demi perjalanan ia lakukan, demikian juga pertanyaan-pertanyaan tehadap dirinya dikumandangkan. Tetapi manusia tetap saja merasa dirinya misterius. Pertanyaan-pertanyaan tentang diri sendiri itu selalu berusaha dijawab dengan penafsiran-penafsiran yang tak habis-habisnya.. Tetapi penafsiran-penafsiran itu selalu saja membentur dinding spekulasi. Disisi lain manusia juga dihadapkan kepada permasalahan hidupnya yang sangat mendasar : yaitu menghadapi kenyataan dunia. Kesadaran bahwa hidup tidak hanya sekedar untuk direnungi muncul sebagai tuntutan manifestasi diri untuk mendunia itu. Artinya bahwa hidup bukanlah suatu abstraksi yang berupa angan-angan belaka, melainkan mencuat berupa realitas. Inilah yang menyebabkan manusia membangun sebagian besar hidupnya ke arah jawaban duniawi, (Sachari, 1986:107), Dalam penciptaan logo dimaksud adalah untuk mendapatkan suatu pengakuan yang mempunyai suatu identitas yang jelas bagi yang punya logo. Musium Nasional dalam kiprahnya sebagai penyelamat seni, banyak karya-karya masa lampau yang hampir punah, kita bisa saksikan di Museum ini. Seperti misalnya artepak-artepak yang umurnya sudah ratusan tahun. Ciptaan manusia masa lampau sangat luar biasa. Keberadaan museum sangat dibutuhkan sekali untuk pendukumentasian bagi anak cucu kita nanti, Pada masa sekarang hidup manusia seolah terperangkap ke dalam pertanyaan dan jawaban tentang dunia. Tentu jawaban-jawaban itu tidak selalu tepat. Sehingga banyak sudah manusia yang tercampak dari dimensi kemanusiaannya karena ketidak mampuan menjawab dunia secara lengkap. Dalam berolah rupa kita mengenal dengan nama bahasa rupa. Menurut Decasse (melalui Sahman : 1993), segi bentuk terdiri dari unsur-unsur rupa dari suatu karya seni. Unsur rupa itu antara lain garis, warna, tekstur dan lain sebagainya. Sedang dari segi bentuk terdiri dari unsur dramatik (tema). Unsur dramatik dari karya seni adalah penggambaran yang berupa orang-orang atau kejadian-kejadian. Bentuk dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (1994:1190 berarti : bangun; gambaran, rupa; wujud, sistem; susunan kalimat, kata penggolongan bagi benda-benda yang berkeluk. Bentuk dalam artian fisik atau lahiriah pada karya seni rupa berati keadaan dimensi atau ukuran yaitu dua dimensional dan tiga dimensional. Ekspresi estetis terutama dalam seni modern memberika kesempatan yang seluas-luasnya kepada seniman untuk mengekspresikan idenya dengan berbagai cara yang tidak terbatas. Inilah yang sesungguhnya melanda dunia seni pada saat ini. Obyek-obyek yang jumlahnya sangat banyak di alam ini merupakan ide-ide yang tak terbatas dalam pengolahan daya kreatif seniman Apapun jenisnya karya seni rupa hakikatnya berada dalam tataran global pada jalur ekspresi yang di dalamnya terjadi pengolahan rasa secara matang dan kuat dalam perwujudan visualisasi yang tidak terbatas pada media dan teknis yang konvensional lazimnya perupa tapi mengedepankan teste dan art concept-nya. Manifestasi konsepsi karya seni rupa bersifat universal dan global tanpa dibatasi lagi oleh keterikatan pada suatu aturan yang mengikat dan menghambat kekuatan ekspresi sorang seniman dalam menyampaikan komunikasi visualnya kepada orang lain sebagai bagian dari internalisasi dirinya menterjemahkan ‘paradigma jiwa’ lewat rupa. Alur yang terbentuk dari perwujudan ini semakin memperkuat kedudukan seni rupa itu sendiri sebagai suatu manifestasi ‘substansial ekspresi’ yang ‘mem-bumi’ dalam diri seniman dan sekaligus sebagai pencerahan terhadap seni rupa. Sebagai bagian yang vital dalam suatu proses berkarya seni rupa, konsep ini juga merupakan konsekuensi logis yang mengantarkan seorang seniman mampu mengaktualisasikan dirinya dalam koridor idealisme sentris yang kuat, berkualitas dan berkepribadian. Desain Desain tidak sekedar bagian dari reportase kenyataan aktual, melainkan satu bentuk artistik dari refleksi, hasil olah rasa, sensibilitas sebagai wujud kepekaan dan instropeksi sosial yang mampu memberikan inspirasi, pikiran kritis dan harapan baru kepada masyarakat. Desain bukanlah buku etiket atau peraturan sosial. Desain adalah salah satu diantara hasil karya tangan yang terbilang “berat”, dan dapat menciptakan kenikmatan pada manusia. Desain bukanlah buku etiket atau peraturan sosial. Desain adalah salah satu diantara hasil karya tangan yang terbilang “berat”, dan dapat menciptakan kenikmatan pada manusia. Dalam pengertian khusus, dalam seni rupa desain memiliki pengertian pengertian merancang sesuatu untuk diproduksi baik secara massal, maupun tunggal. Desain grafis yang menjadi bagian dalam seni rupa adalah proses merancang gambar atau bentuk-bentuk visual dwimatra (dua dimensi) untuk kepentingan proses komunikasi yang fungsional dan efektif. Tapi secara garis besar ada empat pembagian elemen dasarnya yaitu: ilustrasi, fotografi/film (photomontage), simbol, tipografi (headline, subheadline, bodycopy). Desain grafis bukan saja benda material yang dicetak massal, tetapi yang lebih esensi adalah memaknai desain grafis sebagai karya seni yang tidak terbelakang pada format dan bentuk modern. Memaknai desain grafis selain sebagai bahasa, juga sebagai cara atau strategi yang memperhatikan ruang pijaknya. Artinya apa yang ingin dibicarakan ya bicarakan dengan cara yang tepat. Dan masalah itu cenderung kekemasan, yang bertujuan membawa suasana lebih kumikatif dan menimbulkan konflik berpikir, karena nilai yang abadi adalah nilai yang bisa dikonflikkan, diwacanakan serta dibicarakan. Desain grafis idealnya bisa membangun kemampuan untuk memberi keteraturan dalam informasi, serta dikasih colekan, dan sentuhan ekspresi dan perasaan pada artefak yang mampu merekam pengalaman hidup manusia. Dalam tahun-tahun terakhir ini istilah “desain yang baik” telah mendapat arti yang baru, lebih dari arti yang sebenarnya: hal ini adalah hasil suatu program gabungan yang disponsori oleh “Museum Seni Modern” dan “Bursa Barang Chicago”. Demikian hebat perkembangan suatu ide jika digabungkan oleh publisitas yang efektif. (Sachari Agus, 1987: 1). Penciptaan logo Bali Jazz Festival ini, terinperasi dari mendunianya musik jazz, semakin hari semakin banyak peminatnya sehingga kalau kita perhatikan dan didengarkan irama musik jazz sangat romantis, melankolis membuat suasana menjadi damai, sehingga dalam penciptaan logo muncul ikon-ikon seperti Lingkaran, kunci G, ombak merah, bulatan kuning, bulatan hitam. Arti dan Makna Logo Musium Nasional 1. Lingkaran melambangkan, kebulatan tekad dalam mengembangkan perhelatan musik Jazz bersekala internasional sehingga terselenggara dengan baik 2. Lingkaran juga melambangkankan dunia, dunia bulat sehingga bisa diartikan musik jazz sudah mendunia 3. Lambang kunci G mewakili lambing musik itu tersendiri dengan lingkaran dibelakang 4. Ombak melambangkan bergemuruhnya semangat penyelenggara dan peserta demi kesuksesan perhelatan musik jazz ini, dan semangat kreatifitas dari berbagai ragam bangsa saling berlomba dalam artian positif. 5. Warna merah melambangkan semangat pantang menyerah, berani berkopetisi secara sportif. 6. Warna kuning melambangkan keagungan, setiap langkah harus didasari keagungan dan kesucian agar tidak tercela. 7. Warna hitam melambangkan keteguhan hati Bahan Bacaan Agus SachariI Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T02:00:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4091This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40912012-08-14T04:46:17ZPROSESIJudul karya Prosesi terinspirasi dari upacara yang ada di Bali yaitu prosesi untuk kegiatan keagamaan khususnya agama Hindu, karya ini hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kanvas Karya lukisan yang berjudul prosesi mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Aspek bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini menonjolkan simbol-simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:59:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4094This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40942012-08-14T04:46:17ZLOMBA PENCIPTAAN DESAIN POSTER LIGHT ON BEBAS NARKOBA Memperingati hari Anti Madat Sedunia 2005 Diskripsi Karya Visualitas bentuk karya terdiri dari : Seorang anak muda yang sedang mabuk kecaduan narkoba, dengan menggunakan judul Inikah…?, Pilihan Hidupmu …, kesenangan sesaat membuat pemuda ini memilih hidupnya tidak berharga, pada latar belakang ada pigur perempuan, botol-botol minuman dan beberapa jenis bentuk/wujud barang terlarang, untuk jelasnya akan di diskripsikan sebagai berikut : 1. Seorang pemuda dengan memegang minuman di tangan kanan sambil meminumnya, seolah-olah pemuda tersebut kecanduan berat terhadap minuman keras, narkoba, pemuda yang seharusnya menuntut ilmu untuk masa depan kini hanya sebagai pemabuk peminum, narkoba dan juga main perempuan nakal, ini akibat minuman keras, narkoba 2. Tanda tanya yang berbunyi Inikah ?, maksudnya perlu dipertanyakan apakah ya, kalau kecanduan narkoba bisa menimbulkan kenikmatan terus tidak terpengaruh dengan kesehatan, maka waspadalah akan ancaman dari narkoba nyawa sewaktu-waktu akan teramcam. Kenikmatan apa yang dijanjikan dengan pengunaan narkoba ? dan banyak lagi pertanyaan yang terselubung dibalik kenikmatan narkoba. 3. Alat-alat suntik sebagai latar belakang, alat-alat suntik tersebut sangat leluasa menyuntikan narkoba pada manusia, apel di ibaratkan tubuhmanusia yang sewaktu-waktu menyerang tubuh manusia dengan mudah dan bisa bergerak cepat. Demikian juga dengan bentuk tablet dengan lingkaran putih diatasnya diartikan penggunaan obat-obatan terlatrang tersebut bisa menimbulkan penyakit kepala sering pusing karena sarap sudah tidak bekerja secara wajar. 4. Wara-warna dominan warna merah ke kuning-kuningan kalau diperhatikan ada suatu suasana mencekam, ketakutan dan komponen-komponen pendukung seperti bentuk-bentuk jarum, obat-obatan, kendi dan yang lainnya dibuat supaya mendukung suasana. 5. Tulisan Inikah ....? Pilihan Hidupmu, dengan penekanan warna merah dan kuningpada kalimat Tidak, dimaksudkan penggunaan narkoba adalah kenikmatan semu apalagi dihubungkan dengan pilihan hidupmu, seolah-olah mereka menemukan sorga, sorga diidentikan dengan Bola Dunia, persoalan narkoba adalah persoalan dunia, penyakit yang mendunia, maka dari itu tidak ada satu negarapun membiarkan penduduknya untuk mengkonsumsi narkoba secara bebas dimana-mana didunia narkoba dilarang, diperangi sampai ke akar-akarnya karena merusak generasi muda. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T04:40:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4095This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40952012-08-14T04:46:17ZLOGO FSPIMakna dari masing-masing komponen dalam logo sebagai berikut : • Figur Manusia yang sedang memperagakan gerak tarian dinamis, gerakannya seolah membuka era baru terlihat begitu tangan diangkat keatas terlihat tulisan Festival Seni Pertunjukan Internasional, gerakannya bermakna yaitu suatu pertunjukan tidak lepas dari gerak, karena geraklah pertunjukan tersebut ada. • Warna hanya terdiri dari warna hitam dan coklat muda disini bermakna kesederhanaan , kesejukan diharapkan didalam kesederhanaan tercipta suatu kwalitas baik karya maupun dalam penyelenggaraan • Huruf, dibuat juga sederhana tulisan Festival Seni Pertunjukan Internasional dibuat melingkar, ini bermakna agar festival tidak berhenti sebatas festival saja diharapkan berjalan terus dan ada tindak lanjut. Sebagai pondasi dibawahnya dibuat huruf singkat dan jelas yaitu fspi bentuk hurupnya sengaja dibesarkan bermakna sebagai pondasi yang kokoh biar tidak goyah I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T05:15:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4097This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40972012-08-14T04:46:17ZLOMBA LOGO SEMEN GRESIKA. Konsep Desain Logo Semen Gresik Logo Semen Gresik terinspirasi dari bangunan candi di Jawa Timur Desain Sandal ini dirancang untuk pria (men), dengan ukuran sudah disesuaikan menurut kebutuhan pria dewasa, dimana sangat banyak kegiatan yang harus dilaksanakan, seperti misalnya ke kantor, ke sawah, santai dan lain-lain. Desain yang diajukan terdiri dari 8 Gambar yaitu : Gambar tampak depan, belakang, atas, bawah, samping kiri dan kanan dan dua gambar perspektif. Desain sandal ini ditujukan untuk pria, yang dirancang bisa untuk santai dan untuk formal. Tergantung kebutuhan dan aktifitas se hari-hari, diharapkan desain ini dapat berguna untuk dipakai disegala kesempatan, berikut dijelaskan deskripsi desain : 1. Untuk santai, sandal ini bisa digunakan buat pepergian misalnya piknik kegunung/ rekreasi yang memerlukan jalan jauh dengan desain dibuat bagian belakang sebagai pengikat yang bisa dibuka pasang sesuai kebutuhan apalagi kalau naik gunung sandal ini tidak mungkin lepas walaupun pemakainya berlari-lari karena sudah dibuat saling mengikat. Kalau hanya membutuhkan hanya sandalnya saja tinggal membuka bagian belakang saja sudah seperti sandal biasa 2. Untuk Formal, misalnya kekantor/ kerja dinas tinggal memakai kaos kaki dan tidak usah bagian belakangnya dibuka. 3. Desain dibuat agak terbuka biar yang memakainya agak nyaman, warna-warna disuaikan dengan selera pemakainya, kegunaannya adalah kenyamanan dan santai 4. Bahan yang dibutuhkan adalah kulit asli/imitasi pada bagian atas, sedangkan bagian bawah dibuat menggunakan karet atau bahan lain. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:49:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4099This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40992012-08-14T04:46:17ZTRI TUNGGALMakna Karya Judul lukisan adalah Tritunggal , dalam kehidupan ini sangat banyak hal-hal yang terjadi, suatu hal yang pernah kita cermati antara kebaikan dan keburukan selalu ada, siang malam, hitam putih, hidup mati, hal ini tidak mungkin dielakan dalam kehidupan ini. Mungkin sebagai usaha sang pencipta untuk keseimbanganga dunia supaya bisa tentram dan damai. diaplikasikan tidak secara realistis, hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kayu dipahat dan diwarnai. Karya ini mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2023-01-24T10:42:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4101This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41012012-08-14T04:46:17ZSekilas Menyoal Tema Gender dalam Iklan Kartu dan Telepon SelulerKajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema-tema gender yang terdapat dalam iklan kartu seluler dan telpon seluler yang dimuat di media cetak. Iklan-iklan yang menjadi bahan kajian tema gender dalam tulisan kali ini adalah: (1) iklan IM3 Super Hero; (2) Nokia Versi Trade-In; (3) Simpati 10 Hoki; dan (4) iklan BlackBerry Akses e-mail dari Matrix (Indosat). Iklan-iklan tersebut dimuat dalam harian Kedaulatan Rakyat. Masalah dikaji dengan metode semiotika iklan karena adanya dimensi-dimensi khusus pada sebuah iklan yang membedakan iklan secara semiotis dengan objek-objek desain lainnya. Hasil kajian menunjukkan adanya tema-tema gender sebagai berikut: (1) Relative size yang menunjukkan kepentingan laki-laki lebih utama daripada perempuan; (2) Function Ranking yang menunjukkan laki-laki sebagai pemandu dan pengarah tindakan perempuan; (3) Licensed Withdrawal yang menunjukkan citra perempuan sebagai sosok yang tergantung oleh laki-laki; (4) Perempuan sebagai subodrdinat dan laki-laki sebagai hiperordinat; dan (5) sentuhan feminin.Venny Indria Ekowati2012-08-14T04:46:16Z2019-10-02T02:16:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4048This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40482012-08-14T04:46:16ZTINJAUAN ERGONOMIS PENERAPAN BAHAN DAN WARNA LANTAI KORIDOR RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.SARJITO YOGYAKARTARumah sakit merupakan fasilitas publik yang sangat penting dan dibutuhkan.RSUP. Dr. Sarjito selaku rumah sakit negeri ter¬besar di Yogyakarta, faktor pelayanan kepada pasien maupun ma¬sya¬rakat umum menjadi tuntutan. Salah satu faktor yang me¬nentu¬kan keberhasilan sebuah rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat adalah pengelolaan interiornya. Koridor interior rumah sakit yang menjadi area sirkulasi penghubung utama antar ruang membutuhkan pengelolaan yang serius, terutama pengolahan lantainya dengan pertimbangan aspek keamanan, kenyamanan, keindahan dan keserasian.agar lalu lintas kegiatan dan distribusi layanan bangsal dapat berjalan dengan lancar, aman dan menyenangkan. Adapun permasalahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian pemilihan bahan dan warna lantai pada koridor rumah sakit RSUP. Dr. Sarjito adalah lantai licin, bahan lantai mudah tergores dan retak dan pemilihan motif dan warna yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa jauh persyaratan ergonomis yang baik telah diterapkan dalam penerapan bahan dan warna lantai pada koridor RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta, mengidentifikasi permasalahan yang terjadi serta penyebabnya. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan lantai pada koridor RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati permasalahan yang terjadi dan penyebabnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan lantai yang diterapkan adalah keramik tile yaitu sebesar 99.81%, rubber vynil sebesar 0.08% dan plester semen sebesar 0.106% dari seluruh luas lantai koridor yang menjadi obyek penelitian. Warna lantai ber¬warna putih dikombinasi keramik bertekstur berwarna abu-abu tua. Ditinjau dari persyaratan ergonomis meliputi aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan, penggunaan lantai keramik pada koridor RSUP.Dr.Sarjito telah memenuhi persyaratan. Persyaratan keindahan/estetika dengan pertimbangan prinsip komposisi belum terpenuhi karena tidak terdapat variasi bentuk , warna dan motif. Motif, bentuk dan warna yang monoton serta tidak ada penekanan/ emphazise yang menarik perhatian menimbulkan perasaan jemu terutama pada saat menyusuri koridor yang panjang, sehingga jarak koridor terasa lebih jauh. Saran perbaikan ditujukan kepada RSUP. Dr. Sarjito untuk segera membenahi keadaan lantai yang ada sehingga penampil¬annya lebih menarik. Bagi peneliti lain yang membahas tentang perencanaan lantai, hasil penelitian ini dapat sebagai acuan dan untuk mahasiswa hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan wawasn keilmuan di bidang desain interior. Kata kunci: ergonomis, lantai koridor FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA) S. Sn, M. Sn. Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:16Z2012-08-14T04:46:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4064This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40642012-08-14T04:46:16ZRAGAM JENIS DAN DIMENSI KURSI KULIAH DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : TINJAUAN ANTROPOMETRIS Ketepatan dimensi merupakan salah satu faktor penentu kenyamanan yang menunjang aspek fungsional dari suatu rancangan. Untuk menghasilkan suatu desain yang tepat-dimensi perlu pertimbangan yang matang dan observasi yang cermat terkait dengan faktor manusia sebagai pengguna produk. Terkait dengan hal tersebut kursi kuliah harus dapat mengakomodasi mahasiswa dengan ukuran tubuh yang berbeda-beda karena sebuah desain yang tidak dapat merespon seluruh ukuran tubuh manusia dapat dikatakan tidak nyaman. Secara umum permasalahan yang timbul akibat ketidaksesuaian penetapan dimensi kursi kuliah adalah :Postur tubuh yang buruk karena menggunakan kursi dengan dimensi yang salah dalam waktu yang lama,Sirkulasi darah terganggu, berkurangnya stabilitas duduk, terutama pada kursi yang terlalu rendah ,ketidaknyamanan pada bagian punggung karena dimensi dan kemiringan sandaran punggung yang tidak tepat serta aktivitas menulis terganggu . Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi mengenai jenis dan dimensi kursi kuliah yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta. Dari data yang diperoleh akan dilakukan analisis mengenai ketepatan standardisasi dimensi yang diterapkan pada tiap-tiap jenis kursi kuliah dengan melakukan cross-check antara dimensi kursi kuliah yang digunakan di Universitas Negeri Yogyakarta dengan standardisasi yang dipersyaratkan dalam literatur. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan apa adanya ragam jenis dan dimensi kursi kuliah yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian yaitu mengenai ragam jenis dan dimensi kursi kuliah di UNY yang dikaitkan dengan antropometri penggunanya, dan melakukan pengamatan apakah jenis dan dimensi kursi kuliah yang digunakan di Universitas Negeri Yogyakarta telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat 15 jenis kursi kuliah yang digunakan, selanjutnya disingkat dengan sebutan KK.01 sampai dengan KK.15. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) menggunakan 3 (tiga) jenis kursi kuliah yaitu: KK.01, KK.14, dan KK.15, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menggunakan 7 (tujuh) jenis kursi kuliah, yaitu: KK.01, KK.02, KK.03, KK.04, KK.05, KK.06 dan KK.07, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) menggunakan 3 (tiga) jenis kursi kuliah yaitu KK.01, KK.07 dan KK.13, Fakultas Teknik (FT) menggunakan 7 (tujuh) jenis kursi kuliah, yaitu: KK.01, KK.03, KK.07, KK.09, KK.10, KK.11, dan KK.12, Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) menggunakan 4 (empat ) jenis kursi, yaitu: KK.01, KK.02, KK.03, dan KK.07), sedangkan Fakultas Ilmu Pendidikan hanya menggunakan kursi kuliah jenis KK.01. Dalam hal kesesuaian dengan persyaratan standardisasi dimensi, kursi kursi kuliah yang tidak memiliki kesalahan dimensi maupun fungsi hanya 1(satu) jenis yakni kursi kuliah KK.14, Kursi kursi kuliah yang memiliki 1 (satu) kesalahan dimensi hanya 1(satu) yakni kursi kuliah jenis KK.01,kursi kuliah yang memiliki 3 (tiga) kesalahan dimensi adalah kursi kuliah jenis KK.03, kursi kuliah yang memiliki 4 (empat) kesalahan dimensi adalah kursi kuliah jenis KK.08, KK.12 dan KK.13. Meskipun secara fungsional telah memiliki bagian-bagian kursi yang representatif, akan tetapi dimensinya sebagian besar belum memenuhi standar sehingga kursi-kursi tersebut dapat dikatakan tidak nyaman untuk digunakan dan kursi tanpa alas tulis seperti KK.02, KK.04, KK.05, KK.06, KK.07, KK.09, KK.10, KK.11 kurang sesuai dipergunakan sebagai kursi kuliah, meskipun ada beberapa bagian yang dimensinya sesuai dan secara antropometris menunjang kenyamanan duduk. Hal ini disebabkan karena pada kursi jenis tersebut tidak terdapat fasiilitas menulis yang menyatu dengan kursi. Bahkan kursi jenis KK.11 lebih tepat digunakan sebagai kursi tamu dan KK.09 dan KK.10 sebagai kursi tunggu. Jadi secara keseluruhan hanya ada 2 (dua) jenis kursi kuliah di UNY yang dapat dikategorisasikan sebagai kursi kuliah yang nyaman, yakni kursi kuliah jenis KK.01 dan KK.14. Selebihnya karena memiliki lebih dari 2 (dua) ketidaksesuaian dimensi dan fungsi maka jenis kursi tersebut dapat digolongkan sebagai kursi kuliah yang tidak nyaman. Saran perbaikan ditujukan bagi Universitas Negeri Yogyakarta agar menyediakan sarana kursi kuliah yang nyaman agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang antropometri dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan menambah wawasan keilmuan dibidang desain mebel. Kata kunci: Kursi kuliah, jenis dan dimensi Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:16Z2019-10-02T02:16:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4075This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40752012-08-14T04:46:16ZPENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN KARYA RUPA DAN KERAJINAN DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SD, SMP, DAN SMATujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasikan permasalahan dan teknik penilaian karya seni rupa dan kerajinan yang dilaksanakan di sekolah baik di SD, SMP, maupun SMA. Selain itu, penelitian ini bertujuan menyusun sistem penilaian karya seni rupa dan kerajinan yang didasarkan pada need assessment, kajian literatur dan kajian lapangan tentang penilaian karya seni yang dilakukan oleh guru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan sistem penilaian karya seni dan kerajinan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini: (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang permasalahan penilaian karya seni rupa dan kerajinan. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang produk dan proses pengembangan. (3) Pe¬ngem¬bang¬an (Development), yaknni mengembangkan sistem penilaian karya seni dan kerajinan. (4) validasi dan sosialisasi/deseminasi (Deseminate). Pada tahun pertama langkah-langkah yang dilak¬sa¬na¬kan meliputi langkah perencanaan hingga pengembangan, se¬dang¬kan untuk langkah deseminasi dilaksanakan pada tahun kedua. Berdasarkan permasalahan, sistem penialaian karya seni rupa dan kerajinan merupakan hal yang diharapkan dan sebagai alternatif dalam pemecahan berbagai masalah yang dihapi guru Seni Budaya dan Keterampilan. Pengembangan sistem penilaian tersebut dilakukan dengan tahapan mulai dari studi pendahuluan hingga deseminasi. Untuk menemukan konsep/landasan teoritis dilakukan kajian literatur tentang konsep penilaian karya seni rupa dan kerajinan. Selain itu, dilakukan pula kajian lapangan tentang kondisi produk yang sudah ada, pengguna produk, dan pelaksanaan penggunaan produk. Perencanaan sistem penilaian karya seni rupa dan kerajinan terdiri atas: perencanaan produk dan perencanaan pro¬ses pengembangan produk. Perencanaan produk meliputi: tuju¬an pengembanagn produk, pengguna produk, dan komponen pro¬duk. Sedangkan perencanaan proses meliputi: penentuan produk, pembuatan draf awal, pengujian keterbacaan, pengujian keter¬pakai¬an produk, validasi, dan deseminasi. Pengembangan sistem pe-nilaian meliputi: sistem penialaian karya seni rupa dan kerajinan untuk mata pelajaran Seni Budaya SD, Seni Budaya SMP, Keterampilan SMP, dan Seni Budaya SMA. Masing-masing buku berisikan materi: pendahuluan, konsep dasar penilaian karya seni rupa dan kerajinan, standar kompetensi, pengembangan instrumen berdasarkan indikator pencapaian masing-masing kompetensi dasar, dan penutup. Kata kunci: penilaian, karya seni rupa dan kerajinan FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA) M. Pd. Edin Suhaedin Purnama Giri2012-08-14T04:46:16Z2019-10-02T02:16:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4083This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40832012-08-14T04:46:16ZPEMANFAATAN ZAT WARNA ALAMI DAN TATA KESELARASAN PADA KERAJINAN BATIK SUTERA, SERAT NANAS DAN KATUN GUNA MENINGKATKAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITASTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui jenis tumbuhan (daun) serta konstraksi warna yang dimunculkan pada tenun sutera, serat nanas dan katun dengan fiksasi tawas. Mengetahui kualitas daya tahan warna alami pada sutera, serat nanas dan katun terhadap panas sinar matahari. Mengetahui kualitas daya tahan atau kelunturan warna alami pada sutera, serat nanas dan katun terhadap proses pencucian sabun. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Studi Pendahuluan (Define) yakni tentang bahan yang akan diolah. Dalam kajian ini lebih pada uraian bahan seperti tenun, daun dan bahan bantu lainya. (2) Perencanaan (Design) yakni merancang langkah kerja yang akan dilakukan dengan mempersiapkan alat sebagai langkah awal. (3) Pe¬ngembang¬an (Development) yakni mengolah bahan baku berupa berbagai jenis daun menjadi bahan baku yang siap sebagai pewarna alami dengan fiksasi tawas. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 75 jenis daun yang diolah baik dalam media sutera, serat nanas dan katun memunculkan variasi warna diantaranya krem, kuning tua, kuning, kuning muda, coklat, coklat muda, hijau, hijau lumut dan oranye. Hasil uji lewat daya tahan zat warna alami pada sutra baik lewat uji cuci sabun dan sinar matahari menunjukkan hasil yang cukup baik. Pada hasil uji ini tidak satu pun menunjunjukan nilai dengan kategori kurang, dan ini menjadi bukti bahwa daya tahan serap zat warna alami pada sutra cukup baik. Begitu pula zat warna alami pada serat nanas dengan hasil yang tidak jauh berbeda dengan kualitas daya tahan zat warna alami pada sutera. Sedangkan kualitas zat warna alami pada kain katun dengan hasil yang cukup bervariatif, terlihat dari hasilnya kategori kurang cukup banyak. Pertama pada hasil uji cuci sabun terlihat pada adonan daun kates, aponika, lengki, leresede, belimbing manis, remujung, sukun, mangsi-mangsian, mangkokan, makuto dewo, jarak kepyar, daun kupu-kupu, pace, puring, akasia, daun bunga terompet, nangka, jambu air, melinjo, adam eva, yodium dan daun suji. Namun pada uji sinar zat warna alami pada katun memperlihatkan hasil yang cukup baik.menunjukan Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh warna alami adalah pertama intensitas warna terhadap kornea mata terasa sangat menyejukkan artinya warna-warna yang dimunculkan baik dalam sutera serat nanas dan katun tidak mencolok (redup). Kedua terlihat dari warna yang dihasilkan sangat bervariatif dan uniq dengan kecendrungan warna mengarah warna-warna soft. Ketiga jika dimanfaatkan sebagai pewarna batik, warna ini sangat nyaman dan tentunya aman dipakai oleh manusia. Keempat warna alami cukup uniq dan sulit dicapai oleh warna-warna sintetik, maka dari itu warna alami ini sangat perlu dikembangkan lebih lanjut dan dalam penerapannya pada kerajinan batik. Kata kunci: zat warna alami (daun) pewarna kerajinan batik FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA) M.Sn I Ketut Sunarya2012-08-14T04:46:16Z2019-10-02T02:16:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4106This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41062012-08-14T04:46:16ZKOMODIFIKASI SEKS DAN PORNOGRAFI DALAM REPRESENTASI ESTETIKA IKLAN KOMERSIAL DI MEDIA MASSA Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komodifi¬kasi seks dan pornografi yang terepresentasi dalam estetika iklan komersial di media massa, yang difokuskan pada ha-hal sebagai berikut. 1) Dimensi penanda dan petanda yang digunakan; dan 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan adanya main¬stream konstruksi fenomena iklan komersial di media massa yang mengkomodifikasikan daya tarik seks dan pornografi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif, dengan pendekatan multidisiplin—model pendekatan ini, dalam perspektifnya Julia Kristeva, dikenal sebagai ‘inter-textualilty’—yang lebih difokuskan pada pendekatan semiotis dan sosilogis. Penelitian ini dibatasi pada iklan yang terdapat di media massa cetak, yakni dari majalah (Femina dan Matra) terbitan tahun 2002 dan surat kabar (Kompas) terbitan tahun 2006, yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, representasi wujud visual (penanda) dan isi pesan (petanda) komodifikasi seks dan pornografi dalam Iklan, yang tampak dominan digunakan adalah ilustrasi berupa foto tubuh perempuan. Eksploitasi tubuh perempuan tersebut, jika dilihat secara semiotis dari sisi penandanya, yakni berupa penonjolan daya tarik, baik yang sifatnya keseluruhan tubuh atau organ-organ tubuh sensitif atau vitalnya tertentu. Sedangkan jika dilihat dari sisi makna petandanya, dapat dikategorikan menjadi dua, yakni: a) petanda untuk iklan yang memang produknya ada kaitannya dengan dimensi ‘ketubuhan’, terutama perempuan, misalnya iklan untuk produk jasa perawatan tubuh; dan b) petanda untuk iklan yang sebenarnya produk yang ditawarkan itu adalah sama sekali tidak ada hubungannya dengan dimensi ‘ketubuhan’, misalnya iklan untuk hand phone. Kedua, terkait dengan faktor penyebab adanya kecenderungan untuk menggunakan unsur daya tarik seks dan pornografi, sebagai sistem tandanya dalam iklan komersial di media massa, sebenarnya dapat disebutkan amat kompleks. Namun berdasarkan interpretasi secara hermeneutik, paling tidak dapat ditemukan dua faktor mendasar, yakni: a) ‘keabadian’ spirit seks untuk mempengaruhi peradaban manusia, dan b) kedua adalah ‘keabadian’ spirit ‘primitivisme’ dalam kebudayaan manusia, terutama yang terkait dengan apa yang diistilahkan dengan konsep ‘mitos’. FBS, 2006 (PEND. SENI RUPA) M.Hum. Kasiyan2012-08-14T04:46:15Z2012-08-14T04:46:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4046This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40462012-08-14T04:46:15ZRELEVANSI VASTUSHASTRA DENGAN KONSEP PERANCANGAN JOGLO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi antara Vastu Shastra dengan Konsep perancangan Joglo Yogyakarta pada khususnya dan Joglo Jawa pada umumnya dengan terlebih dahulu melakukan perbandingan (komparasi) antara Vastu Shastra dan Konsep Perancangan Joglo Yogyakarta. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diidentifikasi kesesuaian dalam penerapan konsep-konsepnya maupun ketidaksesuaiannya dan dianalisis lebih lanjut hal-hal apa yang melatarbelakangi kesesuaian dan ketidaksesuaian antara kedua konsep tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan ruang rumah Joglo Yogyakarta dengan sampel rumah joglo asli Yogyakarta yang ada di Kotagede Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati relevansinya dengan Ilmu Vastu Shastra dan mengidentifikasi kesesuaian dan ketidaksesuaian ilmu tersebut apabila diterapkan dalam perancangan interior dan bangunan rumah Joglo Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya terdapat kesepadanan dalam hal konsep kosmologi dalam mencapai tujuan utama dalam kehidupan yakni menciptakan dan menjaga keselarasan dengan alam, keinginan untuk menyeimbangkan energi di alam, percaya akan pengaruh alam terhadap kehidupan manusia, kesesuaian pemilihan bentuk rumah yaitu bujur sangkar dan segi empat, sedangkan ketidaksesuaian terletak pada pemilihan orientasi hadap rumah, dan konfigurasi ruang. Hal ini disebabkan oleh kreativitas masyarakat Jawa, pengaruh Islam, dan kondisi alam dan geografis. Kata Kunci: Vastushastra, Joglo YogyakartaRetno Sri Ambarwati, M.Sn. Dwidwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:15Z2018-08-28T01:47:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4056This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40562012-08-14T04:46:15ZGADIS PEMETIK BUNGADipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Nusantara tingkat Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-43 UNY di Gedung Auditorium UNY, Yogyakarta tanggal: 7-12 Mei 2007Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:15Z2012-08-14T04:46:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4070This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40702012-08-14T04:46:15ZTINJAUAN ERGONOMIS PENERAPAN BAHAN DAN WARNA LANTAI KORIDOR RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.SARJITO YOGYAKARTAThis research is aimed to describe how far is the ergonomics conditions have been applied in the applying of material and colour of the corridor floor at RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta , identifying problems that happened and also its cause. The approach of this research is descriptive qualitative, depicting what the existence of the circumstance of corridor floor at RSUP. Dr. Sarjito Yogyakarta through observation and documentation and to describe the situation of research object, perceiving problems that happened and its cause. The result of this research indicate that the floor material that is applied is ceramic tile that is equal to 99.81%, rubber vynil is equal to 0.08% and cement plaster is equal to 0.106% from entire corridor floor that becoming the research object. Colour of the floor is white that combined by old grey textured ceramic tile.. Evaluated from the ergonomics conditions including the security, safety and comfort aspect, ceramic floor that used at the corridor of RSUP.Dr.Sarjito have fulfilled the conditions. The esthetic conditions with the principal consideration of composition not yet been fullfiled by because there are no variation of form ,colour and motive. Motive, form and colour are monoton and also there are no emphasis that will attract the attention , make the feeling bored especially when fringing at a long corridor, so that the distance felt farther. Keyword: Ergonomics, corridor floor Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:15Z2019-10-02T02:15:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4081This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40812012-08-14T04:46:15ZPENINGKATAN PEMBELAJARAN DESAIN GRAFIS DENGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 3 KASIHAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran desain grafis dengan menggunakan media interaktif di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul Yogyakarta, dan mendeskripsi-kan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran desain grafis dengan menggunakan media interaktif di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul Yogyakarta.Subjek penelitian adalah siswa kelas XII Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 3 Kasihan Bantul se¬ba¬nyak 20 orang. Penelitian ini didesain sebagai Penelitian Tindak¬an Kelas (PTK) dengan langkah penelitian mengacu pada model yang diterapkan oleh Kemmis dan Mctaggart dan dilaksanakan 2 siklus. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitaif. Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data dari hasil observasi dan wawancara, sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif adalah data yang berdasarkan penilaian hasil tes tentang materi desain grafis. Hasil penelitian tindakan I menunjukkan bahwa pemahaman teori dasar-dasar desain grafis dengan tes pilihan ganda dengan 25 soal, siswa mendapatkan nilai dengan rata-rata 6,2. Pelaksanaan tindakan I masih mengalami permasalahan dalam hal pembelajaran desain grafis, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa yang masih sangat kurang. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan II. Tindakan II dilakukan setelah merevisi media pembelajaran interaktif yang dikembangkan oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan II ini sudah menunjukkan ada peningkatan yang signifikan, yaitu nilai rata-rata siswa sudah mencapai 8. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan nilai tindakan II ini, maka dianggap tidak perlu lagi dilakukan tindakan III. Analisis data menunjukkan bahwa media pembelajaran yang interkatif dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yang cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil tes yang diperoleh siswa pra tindakan adalah 3,33, tindakan I adalah 6,2, dan tindakan II adalah 8. Kata kunci: pembelajaran desain grafis dengan media interaktif FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)S.Pd. Hasnawati2012-08-14T04:46:15Z2019-10-02T02:15:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4082This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40822012-08-14T04:46:15ZKERAJINAN BATIK WARNA ALAMI SENI ADHILUHUNG SELARAS LINGKUNGANDi saat negara lain sibuk mempatenkan motif batik, saat itu kita (Bangsa Indonesia) terkejut dan sadar akan kerajinan batik yang merupakan seni adhiluhung tersodok ke pojok jauh dari negeri¬nya sendiri. Di saat kerajinan batik berkembang dan me¬rambah dunia eksport, saat itu pula muncul penolakan yang ter¬tuang dalam surat CBI (Centre for Promotion of Import from Develeping Countries) ref. CBI/HB – 1 Agustus 1996. Berisi batik yang memakai warna sintetik dilarang dieksport ke Belanda. Ke¬putus¬an berdasar atas dampak dari bahan warna sintetik (warna buatan pabrik) merusak lingkungan, serta zat warna yang me¬ngandung gugus Azo (Naphtol, Rapid dan Direk) diperkirakan dapat menyebabkan penyakit kanker. Dikatakan bahwa metode akstrasi zat warna indigo (kimia) mengakibatkan hal-hal kurang meng¬untungkan bagi tubuh. Keputusan ini diikuti oleh negara lain seperti Amerika, Jerman, Malaysia dan Jepang. Adanya permasalahan ini, maka diperlukan gerak yang terpadu yakni pelestarian seni adhiluhung sejalan dengan pe¬lestari¬an lingkungan. Para seniman, pengrajin dan juga pecinta batik dituntut membuka lembaran lama yakni mengolah alam sebagai pe¬warna kerajinan batik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini dikaji pemanfaatan bahan alami daun sebagai pewarna kerajinan batik Daun sebagai fokus kajian dengan pertimbangan; Pertama tidak merusak pohon, kedua gampang didapat karena sebagian besar daun tidak mengenal musim, dan ketiga getah daun relatif banyak terutama yang masih muda. Hasil penelitian berdasar pada pengertian batik, yakni orna¬men yang dihasilkan dari proses tutup celup. Dalam kajian ini penutupan dengan lilin (malam) serta celup dengan zat warna daun, yang tidak lepas dari tahapan pelaksanaan yakni; mordanting, men¬desain, memola, ekstrasi zat warna daun, pencelupan, fiksasi. atau proses pengunci warna, pelorodan dan pencucian dan dijemur di tempat yang redup atau diangin-anginkan. Keindahan Batik Warna Alami. Pengolahan daun sebagai pewarna kerajinan batik meng¬hasilkan variasi warna yang yang luar biasa. Warna yang di¬ha¬silkan sangat uniq, redup (soft) serta sangat menyejukan. Kerajinan batik warna alami cermin dari kekayaan jagad dan juga pelestarian seni adhiluhung. Terlihat dari warna dan juga variasi motif yang ditampilkan dalam batik warna alami daun seakan melihat alam yang indah serta menyejukan. Ini menjadi bukti bahwa olahan alam memunculkan warna yang sangat indah dan unik. Suatu bentuk kerajinan yang selaras dengan kelestarian ling¬kungan. FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)M.Sn I Ketut Sunarya2012-08-14T04:46:15Z2019-10-02T02:15:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4085This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40852012-08-14T04:46:15ZPEMBELAJARAN KRIA KULIT DI SMK 5 YOGYAKARTATulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap Pem¬belajaran Kria Kulit di SMK 5 Yogyakarta, Mata Pelajaran Kria Kulit, Jurusan Kria Di SMK 5 Yogyakarta. Sebagai bahan kaji¬an analisis dalam penelitian ini penulis tekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, guru, siswa, metode, media, interaksi belajar mengajar dan evalu-asi pembelajaran kria kulit. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Pengerti¬an deskriptif (Descriptive research). Dengan memanfaat¬kan sum¬ber data dari siswa kelas satu SMK 5 Yogyakarta khusus program kria kulit.juga dari guru-guru yang paham terhadap permasalahan yang diambil. Dalam pengumpulan data dilaksanakan dengan meng¬gu¬na¬kan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Selain itu dalam proses pe¬ngumpulan data juga digunakan alat bantu lembar observasi, tape recorder, dan kamera foto. Dalam penelitian ini guru ditetapkan sebagai informan berdasarkan pertimbangan pengalaman mengajar, dan latar belakang pendidikan. Per¬timbangan siswa kelas satu karena kelas ini mengambil pelajaran kria kulit. mulai dari awal. Data divaliditasi dengan menggunakan pertimbangan ahli dan tri¬anggulasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif de¬ngan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa SMK 5 Yogyakarta, program keahlian kria kulit yang menjadi kelas unggulan belum berjalan dengan baik, hal tersebut dikarenakan keterbatasan di bi-dang sarana dan fasilitas untuk belajar, tapi niat dan semangat sa¬ngat optimis, guru dalam mengajar tidak semuanya membuat per¬siapan mengajar, karena sudah ada persiapan mengajar dari Dikmenjur, model pembelajaran dari guru biasanya diberi tugas kemudian siswa mengerjakan langsung tanpa banyak teori lalu guru mengawasi, siswa diperbolehkan tanya langsung kalau ada yang tidak dimengerti, model mengajar dengan cara penugasan buat karya sudah berjalan dengan lancar, untuk pembelajaran materi kompetisi gambar estetik berjalan dengan baik dan berkembang dari tuntutan kompetensi yang digariskan kurikulum dan bahan ajar. Guru menggunakan media pembelajaran kurang pariatif se¬hing¬ga siswa lambat untuk berkembang, pelaksanaan team teaching sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Siswa dalam berperilaku pembelajaran masih tergantung pada guru. Mo¬del evaluasi yang dikembangkan guru menggunakan pengamatan dan ingatan dalam menentukan nilai akhir guru, dari hasil di lapangan ternyata motivasi siswa dalam mengikuti kria kulit sangat tinggi, namun kendala yang ada yaitu minimnya sarana dan fasilitas untuk kegiatan praktek sehingga siswa dan guru menggunakan per¬alatan seadanya, penggunaan waktu belajar belum maksimal ke¬semua itu sangat mempengaruhi hasil belajar mengajar. FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)M.Sn I W. Suardana2012-08-14T04:46:15Z2012-08-14T04:46:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4090This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40902012-08-14T04:46:15ZPENGEMBANGAN METODE ANALISIS BENTUK DALAM PENGAJARAN SENI LUKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY YOGYAKARTA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode analisis bentuk dalam pengajaran seni lukis bagi mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Yogyakarta. Analisis bentuk merupakan studi seni rupa dengan pendekatan yang rasional (intelektual), sehingga diduga mampu membantu mahasiswa dalam berkarya dan berpikir tentang seni lukis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen-tal semu dengan desain noneguivalent control-group desain, dengan mempertimbangkan kemampuan awal mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Yogyakarta semester V, sedangkan sampel diambil secara intact berjumlah 32 mahasiswa, terdiri dari 18 mahasiswa Kelas A (sebagai kelompok perla-kuan) dan 14 mahasiswa Kelas B (sebagai kelompok kontrol). Teknik analisis data menggunakan analisis kovariansi untuk membedakan rerata prestasi seni lukis pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dengan memperhitungkan prestasi seni lukis pada Semester IV). Hasil uji perbedaan rerata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifi-kan rerata prestasi seni lukis antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (F=4,441, p=o.,043). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa analisis bentuk dapat meningkatkan kemampuan seni lukis mahasiswa. Suardana I Wayansuardanauny@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:15Z2018-08-28T01:48:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4096This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40962012-08-14T04:46:15ZLomba Logo 50 th Kota SemarangB. Arti dan Makna Lambang Logo Semarang Lambang kota Semarang berbentuk Perisai dua bagian, Tugu Muda, Bintang sudut 5, Padi dan kapas, bunga hijau mekar 5. Isi lambing berjiwakan 3 prinsip : 1. Kekhusukan/ ke Semarangan 2. Tradisi revolusioner kota Semarang 3. Kepribadian Nasional Makna Lambang : 1.Tugu Muda Mencerminkan sikap patriotisme warga kota Semarang saat melawan bala tentara Jepang dalam “Pertempuran Lima Hari” 2. Bintang Mencerminkan Religius yaitu masyarakat kota Semarang meyakini akan kebenaran ajaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan kehidupannya, dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 3. Prisai Melambangkan pertahanan dan kekuatan kepribadian rakyat kota Semarang 4. Padi dan Kapas Melambangkan Semarang murah sandang dan pangan terutama di masa depan 5. Bunga Hijau mekar 5 Melambangkan Semarang kota makmur, religius, sangat memperhatikan 5 dasar Republik Indonesia yaitu Panca Sila I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:15Z2019-10-02T02:16:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4104This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41042012-08-14T04:46:15ZTEMA PEREMPUAN DALAM REPRESENTASI SENI RUPA KONTEMPORER YOGYAKARTA: TINJAUAN PERSPEKTIF GENDERPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dua hal po¬kok, yakni: 1) representasi perempuan, baik dalam bentuk penanda (wujud fisik estetik), maupun dalam bentuk petanda (wujud te¬matik)-nya, dalam seni rupa kontemporer Yogyakarta, ditinjau dari perspektif ideologi gender, dan 2) mendeskripsikan perihal faktor-faktor yang mempengaruhi representasi bentuk (penanda) dan tema (petanda) perempuan dalam seni rupa kontemporer Yogyakarta yang cenderung eksploitatif tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif berperspektif teori kritis atau ‘weltanschauung’. Perspek¬tif kritis yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah terkait dengan gugatan atas salah satu realitas ketidakadilan, yang berbasiskan konstruksi salah satu ideologi yang ada di masyarakat, yakni ideo¬lo¬gi gender. Adapun pendekatan utama yang digunakan dalam pe¬nelitian ini, yakni pendekatan gender dan semiotis. Praktik pen¬dekatan gender ini dilakukan dengan menggunakan model ‘kritik seni rupa feminis’. makna kritik seni feminis, yakni sebagai ‘reading as a woman’, yang maknanya adalah kesadaran peneliti bahwa ada perbedaan penting dalam jenis kelamin dalam makna dan perebutan makna karya seni di masyarakat. Membaca sebagai perempuan juga berarti mengkaji dengan kesadaran membongkar praduga dan ideologi kekuasaan laki-laki yang androsentris atau patriarkat, yang selama ini diasumsikan menguasai penciptaan seni. Karenanya, analisis gender ini tidak hanya membatasi diri pada tujuan menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan, meng¬katego¬risasi¬kan, mengatur, melainkan lebih dari itu adalah hendak mengubah tatanan sosial yang menindas. Sedangkan pendekatan semiotis digunakan untuk menganalisis representasi penanda (signifier) dan petanda (signified) yang ada pada karya lukisan, terkait dengan representasi perempuan. Pendekatan semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotikanya Roland Barthes, karena pandangan semiotikanya Barthes ini, dapat di¬gunakan untuk mempelajari ‘other than language’, dan bahkan dapat digunakan untuk “to reconstitute the function of the systems of signification”, sehingga sangat relevan untuk kajian sensitif gender ini. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang dibantu dengan pedoman dokumentasi. Data penelitian untuk berupa karya lukisan yang bersumber dari dokumentasi dalam ber¬bagai katalog pameran. Adapun analisis datanya menggunakan teknik analisis deskripttif kualitatif, dengan tahapan reduksi data, penyajian (display), pembahasan, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan data yang didapatkan di lapangan, paling ti¬dak terdapat dua hal yang amat menonjol dan sekaligus mendasar, ter¬kait dengan representasi perempuan, baik di tingkat penanda maupun petanda, dari perspektif atau sudut pandang ideologi gen¬der, yang terdapat dalam karya lukisan yang dibuat oleh para pe¬rupa atau pelukis di Yogyakarta, yakni: a) eksploitasi dimensi ketubuhan dan daya tarik seksualitas perempuan; dan b) eksploitasi dimensi domestikisasi perempuan. Untuk eksploitasi dimensi ke¬tubuh¬an dan daya tarik seksualitas perempuan ini hadir dalam ben¬tuk pelukisan ketelanjangan tubuh perempuan, baik secara utuh maupun hanya sebagian saja, yakni dengan fokus pada bagian tu¬buh tertentu yang mempunyai daya tarik erotis yang kuat, misalnya adalah pada bagian dada, pantat atau pinggul (bokong), serta bagian organ sensitif perempuan yang lainnya. Eksploitasi dimensi ke¬tubuh¬an perempuan dalam lukisan-lukisan tersebut, bahkan kerap¬kali dihadirkan dengan ekspresi serta sudut pandang posisi tubuh perempuan yang akan menghadirkan makna yang semakin erotis, misalnya berupa penggambaran dari perspektif atau arah samping, sehingga kesan kemeruangan atau ketigadimensian atas objek (tubuh perempuan yang telanjang) tersebut menjadi demikian me¬nonjol, yang ujung-ujungnya adalah akan mempunyai efek kesan visual erotis yang amat kuat. Sedangkan eksploitasi stereotip dimensi pengiburumahtanggaan (householdwifization) perempuan, diwujudkan dalam bentuk penggambaran perempuan yang stereotip kedudukan dan tugasnya tak lebih berada di ruang domestik (keluarga), dengan serangkaian kerja yang sifatnya reproduktif, misalnya berupa tugas-tugas pelayanan, seperti: pengasuhan anak, mengurus rumah tangga, dan aktivitas lain yang sejenis maknanya. Selain itu, eksploitasi dimensi pengiburumahtanggaan perempuan, juga diwujudkan dalam bentuk ekspresi yang lainnya, yakni berupa pengedepanan stereotip perempuan terkait dengan aktivitas ber¬dandan, serta penegasan bahwa perempuan adalah sosok makhluk yang amat menyukai aktivitas-aktivitas yang tidak bermakna produktif, misalnya seperti kegemaran ngerumpi dan persoalan tradisi konsumtifnya. Kedua, faktor-faktor yang menyebabkan masih kuatnya ekspresi representasi tema perempuan yang cen¬derung bermakna eksploitatif, baik yang terkait dengan dimensi ketubuhan maupun dimensi pengiburumahtanggannya tersebut, ada¬lah amat kompleks, sekompleks realitas kultur atau budaya itu sendiri. Namun, ada satu hal yang kiranya dapat dijadikan jangkar dan aras rujukan analisis discourse-nya dalam konteks ini, yakni masih adanya pengaruh kuat ideologi gender, yang ada, tumbuh, berkembang, dan diyakini di masyarakat, termasuk juga yang ada di masyarakat seni rupa. FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)Drs., M.Hum. Kasiyan2012-08-14T04:46:14Z2018-08-28T01:46:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4052This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40522012-08-14T04:46:14ZDUA PENARIDipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dinamika Estetika di Gallery Seni Rupa Taman Budaya Yogyakarta tanggal: 20-25 Mei 2008Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:14Z2018-08-28T01:45:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4054This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40542012-08-14T04:46:14ZDUA PENARIPenciptaan karya seni lukis merupakan kegiatan yang bersifat pribadi, dimana lukisan merupakan cerminan dari perasaan, kreativitas, individualitas atau kepribadian pelukisnya, sehingga sehubungan dengan hal ini dalam seni lukis dikenal adanya istilah gaya pribadi, yakni suatu karya seni merupakan karya perseorangan dan harus mencerminkan perseorangan. Lukisan ini pun menganut gaya perseorangan seniman sendiri atau gaya pribadi yang didasari konsep gaya Dekoratif , dimana setiap detail dari bidang gambar digarap dan bertujuan untuk menghias seindah-indahnya. Tidak ada bagian yang lebih menonjol atau difokuskan, karena semua memiliki penonjolan yang sama dan dengan intensitas warna yang setara pula. Dalam upaya memperindah setiap detail, latar belakang dihias bentuk-bentuk dekoratif sesuai dengan gaya lukisan. Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:14Z2023-09-20T01:07:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4063This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40632012-08-14T04:46:14ZPEMANFAATAN KELAPA (BATANG, TAPAS, LIDI, MANCUNG, SABUT, DAN TEMPURUNG) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINANPenelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menetapkan model produk kerajinan dengan media kelapa yang sudah teruji, baik kekuatan, keteknikan, maupun teruji nilai estetisnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini: (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang jenis, bagian kelapa, ketahanan kelapa sebagai bahan kerajinan, jenis kerajinan dan teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan kerajinan kelapa. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang jenis produk dan proses pembuatan kerajinan dengan media kelapa. (3) Pengembangan (Development), yakni mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa, sekaligus melakukan uji keteknikan, uji kelenturan, dan uji estetik produk yang dihasilkan. Pengujian kelayakan dan kemungkinan potensi kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan berbagai bentuk produk kerajinan, dengan melakukan pengujian fisik kayu kelapa yang dilakukan di Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yaitu: a) Pengujian Penyusutan Volume , b) Pengujian berat jenis kayu glugu kering Oven, c) Pengujian Kadar Air, d) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Asli, e) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Kering Oven, dan f) Pengujian Kuat Desak Kubus Kayu Glugu. Pengujian desain dilakukan untuk mengkaji kemungkinan desain yang dapat diterapkan berdasarkan uji fisik yang telah dilakukan dan dilakukan dengan pembuatan prototipo. Komponen yang dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan meliputi: batang, lidi, tapas, mancung, sabut, dan tempurung. (1) Batang kelapa dapat digunakan untuk mebeler dan kerajinan bubut. (2) Lidi dapat digunakan untuk kerajinan anyam dan tenun. (3) Tapas dapat digunakan untuk kerajinan tas. (4) Mancung digunakan untuk kerajinan lampu duduk dan lampu dinding. (5) Sabut dapat digunakan untuk kerajinan bunga kering. (6) Batok/tempurung dapat digunakan untuk kerajinan tas, kancing, hiasan dinding, pigura, dan pelapis mebeler. Kata Kunci : Pemanfaatan Kelapa, bahan baku kerajinanRetno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:14Z2019-10-02T02:15:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4078This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40782012-08-14T04:46:14ZPERSEPSI IBU TERHADAP TAYANGAN IKLAN KAMPANYE PIN PADA MEDIA TELEVISI DI PEMUKIMAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAHAKHIR (TPA) BANTULTujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi ibu-ibu di pemukiman TPA Ngablak terhadap tayangan iklan kampanye PIN pada media televisi dan bagaimana sikap mereka berupa partisipasi untuk mengikuti ajakan iklan tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan pihak pengiklan dalam mempersiapkan kegiatan kampanyenya guna membangun persepsi positif audiennya. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan tentang bagaimana persepsi ibu-ibu terhadap iklan PIN di televisi. Subjek penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita yang berdomisili di daerah pemukiman sekitar TPA Ngablak, Piyungan, Bantul dengan jumlah responden 48 orang, metode pengumpulan data dilakukan dengan angket tertutup dan wawancara terbuka. Data dianalisis dengan teknik statistic deskriptif dalam bentuk prosentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi tentang pentingnya PIN sudah terbentuk dalam masyarakat di lokasi penelitian terbukti dari data angket menyebutkan 97% responden menjawab bahwa PIN dianggap penting untuk diikuti, dan dari data lapangan menyebutkan partisipasi aktif PIN telah dilakukan oleh 90% warga setempat. Iklan PIN yang ditayangkan di televisi telah cukup memberi informasi kepada mereka, iklan sudah dinilai me-narik meskipun iklan tersebut tidak mereka ingat secara detail dan dalam penelusuran mendalam iklan PIN tidak memiliki slogan yang mudah diingat. Dari analisis triangulasi dengan pakar komunikasi visual dan pustaka teori periklanan, memang banyak aspek yang harus dipenuhi dalam mengiklankan sebuah kampaye atau ajakan. Dan dalam hal ini Iklan PIN masih belum mampu memenuhi keseluruhan aspek antara lain frekuensi ulangan dan slogan yang memasyarakat Kata kunci: persepsi, iklan FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)S.Sn Eni Puji Astuti2012-08-14T04:46:14Z2012-08-14T04:46:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4079This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40792012-08-14T04:46:14ZPenerapan Model Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Seni Rupa Barat IIS, S.n Enu Puji Astuti2012-08-14T04:46:14Z2012-08-14T04:46:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4092This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40922012-08-14T04:46:14ZSTRUKTUR RUPA TOPENG BALI KLASIKKajian Rupa Topeng Bali Klasik, menggali dan memperkenalkan nilai-nilai lokal tradisional Bali dengan harapan untuk bahan masukan bagi perkembangan Topeng di Indonesia. Sebagai bahan kajian analisa dalam tulisan ini penulis tekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan bentuk atau rupa topeng , yaitu menyangkut masalah lambang-lambang yang berhubungan dengan keyakinan pada agama. Dalam pengambilan data disesuaikan dengan permasalahan, data diambil yaitu dari: sumber kepustakaan, nara sumber yang dipilih secara proporsional dan purpossive sampling dan hasil pencatatan sumber data historis, juga pencatatan di lapangan langsung. Hasil yang diperoleh tampak struktur rupa topeng dan wayang Bali Klasik ada suatu persamaan dalam pencitaan bentuk rupa. Unsur-unsur rupa yang dimaksud meliputi : titik garis, bidang, bentuk. Warna, tekstur dan sebagainya. Unsur rupa dalam topeng mengalami puncaknya sejak jatuhnya Majapahit, Tradisi kesenian Jawa Timur yang telah mengalami sintesa berlanjut di Bali dan berakulasi dengan budaya setempat. Sehingga memperkaya kesenian yang ada, topeng tersebut yaitu topeng pajegan, topeng panca, topeng bobondresan. Topeng juga digunakan sebagai media pendidikan sesuai dengan ajaran dan falsafah agama Hindhu. Biasa tokoh yang dimainkan adalah mengambil cerita Mahabratha dan Ramayana. Kata Kunci : Bahasa Rupa Topeng Bali Klasik Suardana I Wayansuardanauny@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:14Z2015-09-03T11:34:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4103This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41032012-08-14T04:46:14ZPeningkatan Kualitas Pembelajaran Kerajinan Batik II dengan Model Lesson Study di Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Ismadi2012-08-14T04:46:14Z2019-10-02T02:15:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4126This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41262012-08-14T04:46:14ZPENGEMBANGAN DESAIN DAN TEKNOLOGI PEWARNA ALAMI PADA SERAT ALAMITujuan penelitian ini adalah untuk menemukan formula war¬na alami yang diambil dari lingkungan alam sekitar yang di¬kembangkan untuk pewarnaan serat alami (agel). Proses ekstraksi warna alami menggunakan air sebagai bahan ekstraktan. Proses fik¬sasi untuk membangkitkan dan melindungi warna pada serat agel agar tidak luntur menggunakan bahan tawas, kapur, dan tunjung. Subjek penelitian adalah perajin yang mengembangakan kerajinan serat alami. Objek penelitian adalah berbagai bahan pewarna alami yang ada di alam sekitar. Pengembangan desain untuk antisipasi pasar lokal dan global. Jenis penelitian laboratorium dengan meto¬de eksperimen untuk menemukan formula bahan pewarna alami yang ada di lingkungan masyarakat perajin. Proses pengambilan warna dengan cara ekstraksi menggunakan air sebagai bahan ekstrak¬tan melalui proses perebusan. Pembangkit dan pelindungan warna menggunakan bahan tawas, kapur, dan tunjung. Metode yang digunakan eksperimen menggunakan berbagai jenis tumbuhan (akar, kulit, buah, daun, dan kayu) untuk membuat formula warna alami. Prosedur pewarnaan melalui tahapan 1) pemutihan serat menggunakan bahan H2O2 dengan sistem rebus, 2) Proses mordan serat direbus dengan tawas bertujuan untuk melapisi serat dengan oksida logam agar dapat menyerap warna dengan baik, 3) Proses pencelupan TRO/deterjen untuk menghilangkan noda minyak pada permukaan serat agar warna dapat menyerap dengan rata dan mak¬simal 4) Proses pencelupan serat pada warna alam 5) Proses fiksasi dengan tawas, kapur, dan tunjung untuk membangkitkan dan me¬lindungi warna agar tidak luntur 6) Terakhir proses pencucian serat setelah diwarna dengan air bersih dan pengeringan dengan cara serat ditaruh tempat terbuka tidak kena sinar matahari secara lang¬sung. Hasil penelitian ditemukannya formula bahan pewarna alami untuk finishing serat alami. Warna merah diambil dari kayu secang, warna kuning dari kayu tegeran dan kulit akar mengkudu, warna hitam dari bahan kulit kayu akasia gunung, warna ungu coklat dari kulit kayu mahoni, dan warna coklat muda dari daun jati. Hasil uji laboratorium kelunturan warna terhadap sinar matahari dan pen¬cuci¬an sabun warna alami skor antara 4 – 5 artinya baik dan baik sekali dan warna sintetis jenis naptol direc pada serat agel skor antara 3 – 4 artinya cukup dan baik. Dari hasil tersebut menunjukan warna alami pada serat agel lebih kuat/ tidak mudah luntur dibanding dengan warna sintetis pada serat agel. Hasil uji spectrophotometer hasilnya bervariasi skor terendah untuk warna alami 87.17 untuk warna kuning dari bahan kulit akar mengkudu fiksasi tawas, dan nilai tertinggi skor 179.74 warna merah secang fiksasi kapur, warna sintetis skor terendah 91.07 untuk warna kuning, dan skor tertinggi 182.51 untuk warna biru. Hasil pene¬li¬ti¬an ini sangat bermanfaat bagi perajin serat alami untuk me¬ningkat¬kan kualitas dan variasi produk, agar dapat memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor. Penelitian ini dapat menambah wawas¬an pengetahuan dan keterampilan dalam menemukan formula war¬na alami untuk mengembangkan desain kerajinan serat alami yang estetik, ergonomik, inovatif, dan ramah lingkungan. FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA) Drs., M.Pd. Martono2012-08-14T04:46:14Z2019-10-02T02:15:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4128This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41282012-08-14T04:46:14ZPENGEMBANGAN DESAIN DAN TEKNOLOGI PEWARNA ALAMI PADA SERAT ALAMITujuan penelitian ini adalah untuk menemukan formula war¬na alami yang diambil dari lingkungan alam sekitar yang di¬kembangkan untuk pewarnaan serat alami (agel). Proses ekstraksi warna alami menggunakan air sebagai bahan ekstraktan. Proses fik¬sasi untuk membangkitkan dan melindungi warna pada serat agel agar tidak luntur menggunakan bahan tawas, kapur, dan tunjung. Subjek penelitian adalah perajin yang mengembangakan kerajinan serat alami. Objek penelitian adalah berbagai bahan pewarna alami yang ada di alam sekitar. Pengembangan desain untuk antisipasi pasar lokal dan global. Jenis penelitian laboratorium dengan meto¬de eksperimen untuk menemukan formula bahan pewarna alami yang ada di lingkungan masyarakat perajin. Proses pengambilan warna dengan cara ekstraksi menggunakan air sebagai bahan ekstrak¬tan melalui proses perebusan. Pembangkit dan pelindungan warna menggunakan bahan tawas, kapur, dan tunjung. Metode yang digunakan eksperimen menggunakan berbagai jenis tumbuhan (akar, kulit, buah, daun, dan kayu) untuk membuat formula warna alami. Prosedur pewarnaan melalui tahapan 1) pemutihan serat menggunakan bahan H2O2 dengan sistem rebus, 2) Proses mordan serat direbus dengan tawas bertujuan untuk melapisi serat dengan oksida logam agar dapat menyerap warna dengan baik, 3) Proses pencelupan TRO/deterjen untuk menghilangkan noda minyak pada permukaan serat agar warna dapat menyerap dengan rata dan mak¬simal 4) Proses pencelupan serat pada warna alam 5) Proses fiksasi dengan tawas, kapur, dan tunjung untuk membangkitkan dan me¬lindungi warna agar tidak luntur 6) Terakhir proses pencucian serat setelah diwarna dengan air bersih dan pengeringan dengan cara serat ditaruh tempat terbuka tidak kena sinar matahari secara lang¬sung. Hasil penelitian ditemukannya formula bahan pewarna alami untuk finishing serat alami. Warna merah diambil dari kayu secang, warna kuning dari kayu tegeran dan kulit akar mengkudu, warna hitam dari bahan kulit kayu akasia gunung, warna ungu coklat dari kulit kayu mahoni, dan warna coklat muda dari daun jati. Hasil uji laboratorium kelunturan warna terhadap sinar matahari dan pen¬cuci¬an sabun warna alami skor antara 4 – 5 artinya baik dan baik sekali dan warna sintetis jenis naptol direc pada serat agel skor antara 3 – 4 artinya cukup dan baik. Dari hasil tersebut menunjukan warna alami pada serat agel lebih kuat/ tidak mudah luntur dibanding dengan warna sintetis pada serat agel. Hasil uji spectrophotometer hasilnya bervariasi skor terendah untuk warna alami 87.17 untuk warna kuning dari bahan kulit akar mengkudu fiksasi tawas, dan nilai tertinggi skor 179.74 warna merah secang fiksasi kapur, warna sintetis skor terendah 91.07 untuk warna kuning, dan skor tertinggi 182.51 untuk warna biru. Hasil pene¬li¬ti¬an ini sangat bermanfaat bagi perajin serat alami untuk me¬ningkat¬kan kualitas dan variasi produk, agar dapat memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor. Penelitian ini dapat menambah wawas¬an pengetahuan dan keterampilan dalam menemukan formula war¬na alami untuk mengembangkan desain kerajinan serat alami yang estetik, ergonomik, inovatif, dan ramah lingkungan. FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA) Drs., M.Pd. Martono2012-08-14T04:46:14Z2012-08-14T04:46:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4136This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41362012-08-14T04:46:14ZPEMANFAATAN KELAPA (BATANG, TAPAS, LIDI, MANCUNG, SABUT, DAN TEMPURUNG) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menetapkan model produk kerajinan dengan media kelapa yang sudah teruji, baik kekuatan, keteknikan, maupun teruji nilai estetisnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini: (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang jenis, bagian kelapa, ketahanan kelapa sebagai bahan kerajinan, jenis kerajinan dan teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan kerajinan kelapa. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang jenis produk dan proses pembuatan kerajinan dengan media kelapa. (3) Pengembangan (Development), yakni mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa, sekaligus melakukan uji keteknikan, uji kelenturan, dan uji estetik produk yang dihasilkan. Pengujian kelayakan dan kemungkinan potensi kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan berbagai bentuk produk kerajinan, dengan melakukan pengujian fisik kayu kelapa yang dilakukan di Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yaitu: a) Pengujian Penyusutan Volume , b) Pengujian berat jenis kayu glugu kering Oven, c) Pengujian Kadar Air, d) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Asli, e) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Kering Oven, dan f) Pengujian Kuat Desak Kubus Kayu Glugu. Pengujian desain dilakukan untuk mengkaji kemungkinan desain yang dapat diterapkan berdasarkan uji fisik yang telah dilakukan dan dilakukan dengan pembuatan prototipo. Komponen yang dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan meliputi: batang, lidi, tapas, mancung, sabut, dan tempurung. (1) Batang kelapa dapat digunakan untuk mebeler dan kerajinan bubut. (2) Lidi dapat digunakan untuk kerajinan anyam dan tenun. (3) Tapas dapat digunakan untuk kerajinan tas. (4) Mancung digunakan untuk kerajinan lampu duduk dan lampu dinding. (5) Sabut dapat digunakan untuk kerajinan bunga kering. (6) Batok/tempurung dapat digunakan untuk kerajinan tas, kancing, hiasan dinding, pigura, dan pelapis mebeler. Kata Kunci : Pemanfaatan Kelapa, bahan baku kerajinan Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn2012-08-14T04:46:14Z2019-10-02T02:15:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4137This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41372012-08-14T04:46:14ZPEMANFAATAN KELAPA (BATANG, TAPAS, LIDI, MANCUNG, SABUT, DAN TEMPURUNG) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN The Benefits of Coconut Tree (Stem, Husk, Rib and Shell) as Craft Material Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menetapkan model produk kerajinan dengan media kelapa yang sudah teruji, baik kekuatan, keteknikan, maupun teruji nilai estetisnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Recearch and Development (R & D). Pendekatan ini digunakan un¬tuk mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa. Ada¬¬pun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini: (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang jenis, bagian kelapa, ketahanan kelapa sebagai bahan kerajinan, jenis kerajinan dan tek¬nik yang dapat digunakan dalam pembuatan kerajinan ke¬lapa. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang jenis produk dan proses pembuatan kerajinan dengan media kelapa. (3) Pengem¬bang¬an (Development), yakni mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa, sekaligus melakukan uji keteknikan, uji ke¬lenturan, dan uji estetik produk yang dihasilkan. Pengujian kelayakan dan kemungkinan potensi kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan berbagai bentuk produk kerajinan, dengan melakukan pengujian fisik kayu kelapa yang dilakukan di Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogya¬kar¬ta yaitu: a) Pengujian Penyusutan Volume, b) Pengujian berat jenis kayu glugu kering Oven, c) Pengujian Kadar Air, d) Peng¬ujian Bobot Isi Kayu Glugu Asli, e) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Kering Oven, dan f) Pengujian Kuat Desak Kubus Kayu Glugu. Pengujian desain dilakukan untuk mengkaji kemungkinan desain yang dapat diterapkan berdasarkan uji fisik yang telah di¬laku¬kan dan dilakukan dengan pembuatan prototipo. Komponen yang dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan meliputi: ba¬tang, lidi, tapas, mancung, sabut, dan tempurung. (1) Batang kelapa dapat digunakan untuk mebeler dan kerajinan bubut.(2) lidi dapat digunakan untuk kerajinan anyam dan tenun (3) tapas untuk ke¬rajin¬an tas. (4) mancung digunakan sebagai bunga kering. (5) Ba¬tok/tempurung dapat digunakan untuk kerajinan tas, kancing, hias¬an dinding, pigora, dan pelapis mebeler. Kata kunci: pemanfaatan kelapa, bahan baku kerajinan FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA) Drs., M.Hum. Suharto2012-08-14T04:46:14Z2015-09-03T11:39:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4138This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41382012-08-14T04:46:14ZPengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Seni Lukis Anak Sekolah DasarTri Hartiti Retnowati2012-08-14T04:46:13Z2012-08-14T04:46:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4047This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40472012-08-14T04:46:13ZTHE CONTINUITIES AND CHANGES OF VASTUSASRA IN THE BUILDING OF JOGLO YOGYAKARTA This research aimed to find out the continuities and changes of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta, including: the choosing of site, the orientation of the building, the fundamental shape of the building, the configuration of rooms, the aplication of Meru, the determining of the sacred centre and the cosmological concept. The approach of this research is qualitative and the samples are the original joglos in the regions of Kotagede, Pleret and Kraton. The samples maintained by purpossive sampling technic. The datas which collected by literature study, observation, and interview then be identified, classified, selected, analysed and interpretated to find out the continuity and change of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta. The result of this research showed that the continuities of Vastusastra found in the choosing of site, the determining of fundamental shape of building and the sacred centre, the aplication of Meru, and the cosmological concept of joglo Yogyakarta. The continuities of Vastusastra in the joglo Yogyakarta building based on the assumption that the influence of Indian culture were easily accepted by the Javaneese who had been in the prehistoric era at that time. Indian culture with its Hinduis religion had a homogenity with the ancient Java culture which had dinamism and animism beliefs before. The changes showed just only in the determining of the building orientation and the rooms configuration. This changes happened because some of the important aspects from India then developing and resulting new forms of ancient Java culture. These attainments confessed as a creativity result of the ancient Javaneese culture itself and it matched with the geographic conditions. Thus, most of the elements of the infuence of Indian culture, those are the basic concepts of religion, are still continue and exist in the building of joglo Yogyakarta. Keywords: Vastusastra, joglo Yogyakarta, continuities and changes Sri Ambarwati, M.Sn Dwi Retnodwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:13Z2019-10-02T02:15:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4049This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40492012-08-14T04:46:13ZTHE RELEVANCE BETWEEN VASTUSHASTRA AND THE DESIGN CONCEPT OF JOGLO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi antara Vastu Shastra dengan Konsep perancangan Joglo Yogyakarta pada khususnya dan Joglo Jawa pada umumnya dengan terlebih dahulu melakukan perbandingan (komparasi) antara Vastu Shastra dan Konsep Perancangan Joglo Yogyakarta. Dari hasil perbandingan ter¬sebut dapat diidentifikasi kesesuaian dalam penerapan konsep-konsepnya maupun ketidaksesuaiannya dan dianalisis lebih lanjut hal-hal apa yang melatarbelakangi kesesuaian dan ketidaksesuaian antara kedua konsep tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya keadaan ruang rumah Joglo Yogya¬kar¬ta dengan sampel rumah joglo asli Yogyakarta yang ada di Kota¬gede Yogyakarta melalui observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan situasi obyek penelitian, mengamati relevansinya dengan Ilmu Vastu Shastra dan mengidentifikasi kesesuaian dan ketidaksesuaian ilmu tersebut apabila diterapkan dalam perancang¬an interior dan bangunan rumah Joglo Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya ter¬dapat kesepadanan dalam hal konsep kosmologi dalam mencapai tujuan utama dalam kehidupan yakni menciptakan dan menjaga keselarasan antara alam kodrati nyata) dalam alam adi-kodrati (tidak nyata), keinginan untuk menyeimbangkan energi di alam, percaya akan pengaruh alam terhadap kehidupan manusia, ke¬sesuaian pemilihan bentuk rumah yaitu bujur sangkar dan segi empat, sedangkan ketidaksesuaian terletak pada pemilihan orientasi hadap rumah, dan konfigurasi ruang. Hal ini disebabkan oleh kreativitas masyarakat Jawa, pengaruh Islam, dan kondisi alam dan geografis. FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA) S.Sn., M.Sn. Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:13Z2012-08-14T04:46:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4050This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40502012-08-14T04:46:13ZTHE CONTINUITIES AND CHANGES OF VASTUSASRA IN THE BUILDING OF JOGLO YOGYAKARTA This research aimed to find out the continuities and changes of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta, including: the choosing of site, the orientation of the building, the fundamental shape of the building, the configuration of rooms, the aplication of Meru, the determining of the sacred centre and the cosmological concept. The approach of this research is qualitative and the samples are the original joglos in the regions of Kotagede, Pleret and Kraton. The samples maintained by purpossive sampling technic. The datas which collected by literature study, observation, and interview then be identified, classified, selected, analysed and interpretated to find out the continuity and change of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta. The result of this research showed that the continuities of Vastusastra found in the choosing of site, the determining of fundamental shape of building and the sacred centre, the aplication of Meru, and the cosmological concept of joglo Yogyakarta. The continuities of Vastusastra in the joglo Yogyakarta building based on the assumption that the influence of Indian culture were easily accepted by the Javaneese who had been in the prehistoric era at that time. Indian culture with its Hinduis religion had a homogenity with the ancient Java culture which had dinamism and animism beliefs before. The changes showed just only in the determining of the building orientation and the rooms configuration. This changes happened because some of the important aspects from India then developing and resulting new forms of ancient Java culture. These attainments confessed as a creativity result of the ancient Javaneese culture itself and it matched with the geographic conditions. Thus, most of the elements of the infuence of Indian culture, those are the basic concepts of religion, are still continue and exist in the building of joglo Yogyakarta. Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:13Z2012-08-14T04:46:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4059This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40592012-08-14T04:46:13ZKONTINUITAS DAN PERUBAHAN VASTUSASTRA PADA BAGUNAN JOGLO YOGYAKARTAThis research aimed to find out the continuities and changes of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta, including: the choosing of site, the orientation of the building, the fundamental shape of the building, the configuration of rooms, the aplication of Meru, the determining of the sacred centre and the cosmological concept. The approach of this research is qualitative and the samples are the original joglos in the regions of Kotagede, Pleret and Kraton. The samples maintained by purpossive sampling technic. The datas which collected by literature study, observation, and interview then be identified, classified, selected, analysed and interpretated to find out the continuity and change of Vastusastra in the building of joglo Yogyakarta. The result of this research showed that the continuity of Vastusastra found in the choosing of site, the determining of fundamental shape of building and the sacred centre, the aplication of Meru, and the cosmological concept of joglo Yogyakarta. The continuity of Vastusastra in the joglo Yogyakarta building based on the assumption that the influence of Indian culture were easily accepted by the Javaneese who had been in the prehistoric era at that time. Indian culture with its Hinduis religion had a homogenity with the ancient Java culture which had dinamism and animism beliefs before. The change showed just only in the determining of the building orientation and the rooms configuration. This changes happened because some of the important aspects from India then developing and resulting new forms of ancient Java culture. These attainments confessed as a creativity result of the ancient Javaneese culture itself and it matched with the geographic conditions in Yogyakarta. Thus, most of the core elements of the infuence of Indian culture, those are the basic concepts of religion, are still continue and exist in the building of joglo Yogyakarta. Keywords: Vastusastra, joglo Yogyakarta, continuities and changesRetno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn2012-08-14T04:46:13Z2019-10-02T02:15:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4076This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40762012-08-14T04:46:13ZAKSESABILITAS POLA TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DIFABLE KORBAN GEMPA BUMI di BANTULBencana alam gempa bumi yang terjadi di Bantul 27 Mei 2006 mengakibatkan kerusakan fisik dan sosial bagi penduduknya. Salah satunya adalah korban yang mengalami kecacatan permanen yang menambah jumlah difable di Bantul. Difable, sebagai nama lain penyandang cacat, memerlukan perhatian khusus dalam pe¬nyediaan fasilitas rumah tinggal yang aksesable sehingga mereka mampu hidup nyaman, aman dan mandiri. Aksesabilitas pola tata ruang dalam pada rumah tinggal menjadi sangat mendesak untuk dipenuhi. Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana aksesabilitas pola tata ruang dalam pada rumah tinggal difable korban gempa bumi di Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah pe¬neli¬tian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian difable, keluarga difable, dan pemerintah terkait. Setting penelitian di rumah difable di Kecamatan Pleret Bantul dengan responden posposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, dalam pengelolaan aksesabilitas tata ruang rumah tinggal difable, pe¬me¬rintah tidak memiliki program khusus perancangan. Difable telah memiliki pengetahuan dasar tentang aksesabilitas dari pelatihan-pelatihan. Kedua, kondisi aksesabilitas ruang dalam rumah tinggal difable mulai pintu masuk, ramp, ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dan dapur sebagian besar belum memenuhi standar akse¬sabilitas. FBS, 2008 (PEND. SENI RUPA) S.Sn Eni Puji Astuti2012-08-14T04:46:13Z2023-09-20T01:08:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4102This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41022012-08-14T04:46:13ZPeningkatan Kualitas Pembelajaran Kerajinan Batik dengan Media Interaktif Berbasis Komputer Multimedia di Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNYIsmadi2012-08-14T04:46:13Z2015-09-03T11:35:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4107This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41072012-08-14T04:46:13ZDimensi Tradisi dan Budaya Lokal dalam Seni Rupa Kontemporer YogyakartaM.Hum. Kasiyan2012-08-14T04:46:13Z2015-09-03T11:38:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4139This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41392012-08-14T04:46:13ZPenilaian Gambar “Imajinatif” Siswa Kelas III Sekolah Dasar dengan Instrumen NontesTri Hartiti Retnowati2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4040This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40402012-08-14T04:46:12ZStudi Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Periode 5 Tahun Terakhir (2004/2005-2008/2009)et al., B. Muria Zuhdi2012-08-14T04:46:12Z2018-08-28T01:45:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4057This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40572012-08-14T04:46:12ZHOME SWEET HOMEDipamerkan dalam Acara Penciptaan Karya seni dan pameran seni Rupa yang diselenggarakan oleh Jurusan pendidikan Seni Rupa FBS UNY tahun 2010.Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4061This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40612012-08-14T04:46:12ZPELATIHAN SENI KACA PATRI BAGI GURU-GURU SENI BUDAYA SMP SE KABUPATEN SLEMAN SEBAGAI MATERI PENGAYAAN PELAJARAN SENI BUDAYA Pelatihan Seni Kaca Patri bagi Guru-Guru Seni Budaya SMP se Kabupaten Sleman sebagai Materi Pengayaan Pelajaran Seni Budaya ini bertujuan untuk memperkaya materi seni budaya dan menambah wawasan Guru-Guru SMP mengenai pengembangan media baru sebagai pengayaan materi pembelajaran seni budaya. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah Metode Presentasi mengenai pengenalan materi seni kaca patri dan sejarahnya, pengantar dasar-dasar seni kaca patri dan penerapannya, pengenalan alat dan teknik pembuatan seni kaca patri, Metode demonstrasi mengenai pembuatan desain, teknik pembentukan dan pemotongan kaca sesuai desain, teknik pengikatan kaca dengan lempengan timah hitam, dan diakhiri dengan metode praktek langsung secara mandiri dibawah bimbingan tim pengabdi. Metode evaluasi dengan mengamati perbedaan kemampuan guru sebelum dan setelah pelatihan. Dari hasil yang dicapai terlihat peningkatan kemampuan yang cukup signifikan dibanding dengan sebelum dilatih, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan kemampuan peserta . Evaluasi hasil dilihat dari penilaian tugas praktik yang menggambarkan keberhasilan materi yang telah disajikan. Selain itu juga dicermati kinerja dan partisipasi para peserta. Di akhir kegiatan Tim menjaring data kebermaknaan program pada para peserta. Diharapkan agar program pelatihan ini terus diadakan karena sangat dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kata Kunci : Pelatihan Seni kaca patri, pengayaan materi seni budaya, Guru SMP. Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4062This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40622012-08-14T04:46:12ZPEMANFAATAN KELAPA (BATANG, TAPAS, LIDI, MANCUNG, SABUT, DAN TEMPURUNG) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menetapkan model produk kerajinan dengan media kelapa yang sudah teruji, baik kekuatan, keteknikan, maupun teruji nilai estetisnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Recearch and Development (R & D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini : (1) Studi pendahuluan (Define), yakni mengkaji tentang jenis, bagian kelapa, ketahanan kelapa sebagai bahan kerajinan, jenis kerajinan dan teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan kerajinan kelapa. (2) Perencanaan (Design), yakni merancang jenis produk dan proses pembuatan kerajinan dengan media kelapa. (3) Pengembangan (Development), yakni mengembangkan produk kerajinan dengan media kelapa, sekaligus melakukan uji keteknikan, uji kelenturan, dan uji estetik produk yang dihasilkan. Pengujian kelayakan dan kemungkinan potensi kayu kelapa sebagai bahan baku pembuatan berbagai bentuk produk kerajinan, dengan melakukan pengujian fisik kayu kelapa yang dilakukan di Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yaitu : a) Pengujian Penyusutan Volume, b) Pengujian berat jenis kayu glugu kering Oven, c) Pengujian Kadar Air, d) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Asli, e) Pengujian Bobot Isi Kayu Glugu Kering Oven, dan f) Pengujian Kuat Desak Kubus Kayu Glugu. Pengujian desain dilakukan untuk mengkaji kemungkinan desain yang dapat diterapkan berdasarkan uji fisik yang telah dilakukan dan dilakukan dengan pembuatan prototipo. Komponen yang dapat digunakan sebagai bahan baku kerajinan meliputi : batang, lidi, tapas, mancung, sabut, dan tempurung. (1) Batang kelapa dapat digunakan untuk mebeler dan kerajinan bubut.(2) lidi dapat digunakan untuk kerajinan anyam dan tenun(3) tapas untuk kerajian tas. (4) mancung digunakan sebagai bunga kering. (6) Battok / tempurung dapat digunakan untuk kerajinan tas, kancing, hiasan dinding, pigura, dan pelapis mebeler. Kata Kunci : Pemanfaatan Kelapa , bahan baku kerajinan. Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4068This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40682012-08-14T04:46:12ZTINJAUAN AKUSTIK PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PERTUNJUKANBanyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam perancangan akustik interior Gedung pertunjukan yang harus dipenuhi sesuai dengan fungsinya, agar pesan yang diungkapkan penyaji seni dapat tertangkap dengan baik sehingga tercapai kualitas pertunjukan yang optimal serta kepuasan bagi penikmatnya. Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam perancangan tata akustik gedung pertunjukan adalah: kekerasan (loudness) yang cukup dengan cara memperpendek jarak penonton dengan sumber bunyi, penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai, sumber bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara, kesesuaian luas lantai dengan volume ruang, menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan dan penempatan penonton di area yang menguntungkan. Persyaratan lainnya adalah bentuk ruang yang tepat, distribusi energi bunyi yang merata dalam ruang, bebas dari cacat-cacat akustik dan pengolahan bentuk elemen pembentuk ruangnya (lantai, dinding dan plafond) serta pelapisan dengan bahan penyerap bunyi dan bahan yang berfungsi akustik maupun bahan-bahan lunak yang berpori lainnya. Pertimbangan finansial biasanya merupakan pembatas langkah-langkah perbaikan akustik, karena untuk menghasilkan kualitas akustik yang baik memerlukan biaya tinggi. Kata kunci: akustik, gedung pertunjukan Retno Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:12Z2023-09-20T01:08:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4105This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41052012-08-14T04:46:12ZBATIK RIWAYATMU KINI: BEBERAPA CATATAN TEGANGAN KONTESTASI kasi Kasiyankasiyan1@yahoo.com2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4133This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41332012-08-14T04:46:12ZPERANAN PRESENTASI DESAIN DALAM PENDIDIKAN DESAIN INTERIOR Perkembangan pendidikan desain interior menghendaki adanya penyampaian karya kepada pengguna desain (klien desain) yang dapat dipahami secara lugas, tepat, sesuai dengan gagasan perancang maupun tuntutan pengguna desain interior. Rancanganrancangan yang ada dalam benak mahasiswa sering rancu dan akhirnya tidak tersampaikan dengan baik kepada para pendidik desain atau kepada pengguna desain interior, meskipun secara fisik tampilan karya mengagumkan. Hal ini disebabkan karena cara mahasiswa memaparkan karya lewat presentasi yang kurang tepat, sehingga gagasan-gagasan yang ada menjadi tumpul, imajinasi yang tak tersampaikan, akhirnya desain menjadi mentah dan terlihat tidak terarah dan tidak bertujuan. Peranan pendidik dan pendidikan desain interior adalah mengolah dan mengarahkan potensi positif calon desainer, dalam hal ini mahasiswa desain interior, untuk dapat melakukan langkah-langkah strategis dalam mempresentasikan karya-karyanya sesuai dengan konsep, imajinasi, dan tuntutan pengguna desain. Kata kunci : presentasi desain, pendidikan, desain interior. ABSTRACT The development of interior design education obliges the presence of a message delivered to the design client that can be understood clearly and occurately, according to the designer’s idea or to the user’s demand. The design schemes that are accumulated in the student’s mind are often muddled up and as a result, the message is poorly delivered to the design educator or the interior design user, although physically, the design appears to be astonishing. The same is the case when the students introduce their design work trough a poor presentation that hence causes their ideas to seem dull, their imagination not delivered and finally the design becomes raw and appears to be in the wrong direction or aim. The role of an educator and interior design education is to prepare and guide a design candidate, in this case the interior student, to develop a positive capability to be able to apply strategical step in presenting design work accurately according to the concept, imagination as well the demand of the design user. Key words: design presentation, education, interior design. Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4135This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41352012-08-14T04:46:12ZANTARA DESAINER INTERIOR DAN DEKORATOR INTERIOR: STUDI PERBANDINGANThe terms "interior designer" and "interior decorator" are often used interchangeably, as if they were identical professions. Although both may have the ability and talent to create beautiful rooms, the two are not synonymous. Interior decorators are primarily concerned with surface decoration, generally refers to someone who deals with finishes, surfaces, furniture, and wall coverings and no government regulation regarding the work of an interior decorator. On the other hand, an interior designer is one who is trained to create a functional and quality interior environment, qualified through education, experience and examination, so a professional designer can identify and creatively resolve issues and lead to a healthy, safe and comfortable physical environment. Referring to that definition, interior design is the art and science of understanding people's behavior in order to create functional spaces within the building structures, an in the other hand, an interior decoration is the art of decorating to beautify a space. Although an interior designer can also make aesthetic changes to an interior space, the interior designer is a professional licensed with a licensing authority who coordinates design projects with a holistic approach. This effort includes designing the interior architecture, in addition to beautifying the space. Keywords: interior design, interior decoration, comparative study. Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sndwi_retno_sa@yahoo.co.id2012-08-14T04:46:12Z2012-08-14T04:46:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4140This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41402012-08-14T04:46:12ZPPMAMZ Zuhdi2012-08-14T04:46:11Z2012-08-14T04:46:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4044This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40442012-08-14T04:46:11ZIsi Modul Apresiasi Seni Rupa Indonesia Modern Apresiasi seni rupa Indonesia modern ini mencakup pembicaraan tentang: 1. Masa perintis seni rupa kontemporer Indonesia Pembahasan seni lukis Indonesia yang dirintis oleh R. Saleh SB ( 1807-1880) dengan gaya realis romantisme, pengaruh seni rupa Barat, dengan kecakapan teknik cat minyak yang prima, mampu menampilkan lukisan potret, dan adegan-adegan dramatis. Hal ini telah diakui oleh para kritikus Barat, sehingga dianggap sebagai perintis seni rupa kontemporer Indonesia. 2. Hindia Molek Hindia Molek atau Mooi Indie atau Hindia Jelita merupakan periode seni lukis Indonesia sekitar tahun 1908 – 1942, menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, yang diprakarsai oleh pelukis Abdullah Suryasubroto, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Heng Ngantung, Cokorde Gede Agung Sukawati, Walter Spies, Rudolf Bonnet, Nyoman Lempat. Mereka banyak menampilkan lukisan bertema pemandangan, gadis cantik, potret para bangsawan, yang diungkapkan secara realistik dan bahkan menjadi semakin cantik - molek dan menawan, sehingga kemedol, laku dijual. 3. Persagi Persagi (Persatuan ahli gambar Indonesia), tahun 1938 – 1942 lahir di Jakarta dengan ketua Agusjaya Suminta, pemikir seninya adalah S. Sujoyono. Anggota: Emiria Sunassa, GA Sukirno, Suromo, Ramli, dll (20 orang). Menggelorakan nasionalisme dalam kebudayaan, menolak bentuk seni yang hanya medemonstrasikan teknik Barat. Tujuan: mengembangkan seni lukis di kalangan bangsa Indonesia baru. Karya S. Sujoyono “Di depan kelambu terbuka” sangat terkenal. 4. Zaman penjajahan Jepang Sekitar tahun 1942-1945, banyak seniman ikut perjuang dalam perang kemerdekaan. Lahir “ Keimin Bunka Shidosho” dengan anggota: Agusjaya, Subanto,Ottojaya, Trubus, Kusnadi,Zaini, Dullah, dan Hendra Gunawan. Kelompok ini juga tercatat di” Pusat Tenaga Rakyat” yang dipimpin oleh empat serangkai yaitu Soekarno, Hatta, Mansyur dan Dewantara. Bagian kebudayaan dipimpin oleh S. Sujoyono, Affandi, Basuki Abdullah, Nyoman Ngendon. Affandi terkenal dengan “potret diri”, teknik plototan, realis ekspresionisme. Saat itu sangat sulit mendapatkan cat minyak dan kanvas, maka sarung dipakai sebagai kanvas. 5. Sanggar dan Akademi Seni Rupa Sekitar tahun 1945-1950 adalah masa revolusi fisik, terdapat beberapa sanggar diantaranya adalah:Golongan Seni Rupa Masyarakat ketua Affandi, sekretaris Dullah. Seniman Indonesia Muda (SIM) lahir di Madiun ketua S. Sujoyono. Pelukis Rakyat di Yogyakarta ketua, ketua Hendra. Gabungan Pelukis Indonesia di Jakarta. Pada tahu 1947 pameran bersama di Yogyakarta. Sanggar Bambu di Yogyakarta. Poster perjuangan: Boeng Ayo Boeng karya Affandi, teks Chairil Anwar. Ada pelukis front, melukis di garis depan peperangan agresi militer ke 2 di Yogyakarta. Banyak pelukis yang diam di Yogyakarta pula. Pada tahun 1949 berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI di Gampingan Yogyakarta, RJ Katamsi Direktur pertama. Pendukung adalah : S. Sujoyono, Hendra Gunawan, Jayeng Asmara, Kusnadi, Sindusiswoyo. Pada tahun 1950 di Bandung lahir Sekolah Guru Seni Rupa, sekarang Seni Rupa ITB. Suwarna Drs. Suwarna, M.Pdsuwarna@uny.ac.id2012-08-14T04:46:11Z2012-08-14T04:46:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4045This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40452012-08-14T04:46:11ZModul Apresiasi Seni Rupa Indonesia ModernDengan mengucap syukur alhamdulillah penulisan modul Apresiasi Seni Rupa Indonesia Modern ini dapat diselesaikan dengan baik. Materi menitik beratkan pada aspek afeksi terdiri dari cabang seni lukis, seni patung, seni instalasi dan seni rupa anak-anak. Hal ini bertujuan agar dapat dipakai sebagai pegangan para pemakainya dalam memahami permasalahan seni rupa modern Indonesia dewasa ini yang penuh dengan dinamika dan nuansa estetis yang mendalam. Para pemakai modul ini juga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi pedagogis sebagai bekal untuk ditularkan pada generasi penerus agar lebih empati di dalam mengapresiasi seni rupa modern Indonesia dewasa ini. Sebagaimana dikemukakan oleh S. Soedjojono bahwa ”seni adalah jiwa ketok”, maka segala sesuatu yang diekspresikan oleh perupa baik berujud dua dan atau tiga demensional, itulah seni, merupakan pengejawantahan dari jiwanya. Untuk memperkaya wawasan seni para pemakai diharapkan dapat menambah pengetahuannya melalui berbagai media yang lain, dan semoga dapat bermanfaat. Suwarna Drs. Suwarna, M.Pdsuwarna@uny.ac.id2012-08-14T04:46:11Z2012-08-14T04:46:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4080This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40802012-08-14T04:46:11ZEstetika SeniEstetika Seni dalam Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah ini membahas hakikat pembelajaran seni di sekolah. Saripati pendidikan seni adalah pendidikan ”estetika”, yaitu pendidikan tentang, dengan dan melalui pembinaan rasa indah dalam berkesenian. Estetika dalam konteks pendidikan diartikan sebagai ”rasa keindahan”. Rasa estetika merupakan satuan keseimbangan antara pikiran – perasaan yang secara alami telah dipunyai anak. Keseimbangan ini akan memberikan kontrol antara perkembangan rasa dan pikiran. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan estetika berbentuk pendidikan a-vokasional, yaitu pendidikan yang tidak mengenal bakat anak dalam belajar seni. Pendidikan jenis ini bertujuan ”Mendidik melalui seni, dengan seni dan membuat seni”. Strategi pembelajaran menggunakan AMT (approach, method and techniques). Pamadhi Hajarhpamadhi@yahoo.com2012-08-13T06:49:36Z2012-08-14T04:46:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4087This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40872012-08-13T06:49:36ZEKSISTENSI ALUMNI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi atau keberadaan alumni Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY dan untuk mendapatkan data awal sebagai embrio akan dibentuknya Ikatan Alumni Program Studi Pendidikan Seni Rupa., dengan harapan untuk bahan masukan dalam pengembangan Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif . Pengertian deskriptif (Descriptive research). Dengan memanfaatkan sumber data dari survay dengan mengirimkan angket pada alumni Jurusan Pend. Seni Rupa. Dalam pengambilan sampel disesuaikan dengan sampel yang digunakan yaitu dari: data alunus, nara sumber yang dipilih secara proporsional dan purpossive sampling dan hasil pencatatan sumber data historis.Untuk menganalisa data alumni yang masuk, model analisa data, dalam proses ini ada tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data berlangsung. Dari hasil penelitian terhadap eksistensi/keberadaan alumni Jurusan Pendidikan Seni Rupa,lulusan tahun 2001 sampai dengan 2005, dari 27 angket yang kembali rata-rata alumni sudah dapat pekerjaan 10 orang pns guru, pns bukan guru 3 orang, Pegawai swasta 9 orang, wiraswasta 2 orang, lain-lain. 3 orang, masa tunggu kurang dari 6 bulan 14 orang, antara 6 s/d 1 th 7 orang, antara 1 s/d 1,5 th 2 orang, antara 1,5 s/d 2 th 1 orang, lebih dari 2 th 3 orang.Pbm dengan dunia kerja sudah sesuai, mata kuliah yang mendukung antara lain komputer, desain grafis dan diskomvis Suardana I Wayansuardanauny@yahoo.co.id2012-08-13T06:24:38Z2018-08-28T06:04:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4072This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40722012-08-13T06:24:38ZTWO DANCERSUkuran: 70x70cm
Media dan teknik: Batik di atas kain
Tahun pembuatan 2005
Dipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM) dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-49 UNY Seni Rupa di Gedung Hall Rektorat UNY tanggal: 18-20 Mei 2010Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-13T04:49:10Z2018-08-28T01:45:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4060This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40602012-08-13T04:49:10ZPASAR(Karya seni lukis) berjudul: "Pasar"
Media: Acrylic and pastel on Canvas
Tahun pembuatan: 2007 Ukuran : 100x100cm
Dipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM) dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan tema: Semangat Sumpah Pemuda dalam Spirit Cipta Saeni Rupa di Gedung PLA FBS UNY tanggal: 27-30 Oktober 2009 Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-06T07:30:34Z2019-10-02T02:15:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2967This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/29672012-08-06T07:30:34ZPERSEPSI ANAK-ANAK TERHADAP IKLAN PRODUK SABUN MANDI PADA MEDIA TELEVISI DALAM KAIT¬ANNYA DENGAN KESADARAN POLA HIDUP SEHATMedia televisi merupakan media yang paling efektif dalam mempengaruhi masyarakat. Pesan dalam sebuah iklan akan dengan cepat sampai kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena penikmat televisi adalah segala umur, dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki, perempuan, semuanya dalam kesehariann tidak akan lepas dari yang namanya televisi. Salah satu tayangan iklan televisi yang saat ini gencar di¬laku¬kan adalah iklan produk sabun mandi. Iklan tersebut bertujuan untuk membangun atau membentuk perilaku pola hidup sehat da¬lam sebuah keluarga, yang difokuskan untuk mengajari anak-anak tentang cara membersihkan badan, mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, sehingga budaya hidup sehat dapat terpola sejak dini. Adapun permasalahan yang terjadi adalah bagaimana per¬sep¬si anak-anak di lokasi SD Segoroyoso Pleret Bantul terhadap tayang¬an iklan televisi tentang produk sabun mandi terhadap peri¬laku pola hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa jauh persepsi anak-anak siswa SD Segoroyoso Pleret Bantul ter¬hadap tayangan iklan produk sabun mandi pada media televisi da¬lam kaitannya dengan kesadaran pola hidup sehat, serta meng¬identifikasi permasalahan yang terjadi dan penyebabnya. Pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif yang mengungkapkan persepsi anak-anak siswa SD Segoroyoso Pleret Bantul melalui penyebaran angket dengan pertanyaan tertuptup, observasi dan dokumentasi untuk mendeskripsikan persepsi dan par¬ti¬sipasi terkait dengan tayangan iklan produk sabun mandi pada media televisi, mengamati permasalahan yang terjadi dan pe¬nyebab¬nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas melihat tayang¬an iklan produk sabun mandi di TV yang sering dilihat oleh siswa SD mempengaruhi frekuensi anak-anak siswa SD Segoro¬yoso, Pleret, Bantul pada seringnya mereka melihat tayangan iklan sabun mandi di televisi. Adanya kesan positif dari respon anak-anak siswa SD Segoroyoso, Pleret, Bantul yang ditimbulkan dari tayangan iklan sabun mandi di televisi, yaitu kesan yang baik, bagus dan menarik , dan mereka menyukai tampilan iklan sabun mandi yang ditayang¬kan di televisi. Setelah melihat tayangan iklan sabun mandi di televisi sis¬wa SD Segoroyoso, Pleret Bantul memiliki kecenderungan positif berkaitan dengan pengaruh tayangan iklan yang menjadikan mereka melakukan sesuai dengan pesan atau informasi yang disampaikan, yaitu menjadi lebih rajin mencuci tangan dan mandi menggunakan sabun mandi. Sedangkan dari segi konsumtifitas ter¬nyata mereka tidak terlalu terpengaruh dengan tayangan iklan sabun mandi untuk kemudian minta dibelikan produk sabun mandi. Hal ini dipengaruhi faktor pendekatan iklan yang terkesan me¬nyampaikan informasi kesehatan dan bukan pesan menjual produk sabun mandi tersebut. Pengaruh tayangan iklan sabun mandi yang ada di televisi ternyata mampu memberikan aspek positif pada persepsi dan perilaku anak-anak di SD Segoroyoso Pleret Bantul untuk mem-budayakan hidup sehat dan menyadari bahwa menjaga kesehatan dapat dimulai dari hal sederhana, seperti mencuci tangan sebelum makan dengan sabun mandi dan mandi juga menggunakan sabun mandi. Saran untuk SD Segoroyoso, Pleret, Bantul perlunya terus dilakukan pelaksanaan pola hidup sehat seperti yang sudah di¬lakukan dengan cara tidak henti-hentinya pihak guru bekerja sama dengan orang tua siswa mengingatkan kepada siswa-siswa untuk tetap menjaga kesehatan. Bagi pihak pengiklan agar senantiasa meng¬utamakan penyampaian pesan dan informasi yang mampu merubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik, dan tidak selalu mengutamakan segi komersil semata. Bagi peneliti lainnya dan untuk mahasiswa hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan wawasan keilmuan di bidang Desain Komunikasi Visual/Periklanan. Kata kunci: persepsi, iklan televisi FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)S. Pd. Arsianti Latifah2012-07-09T07:04:07Z2019-10-02T02:16:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1927This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19272012-07-09T07:04:07ZPENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN KARYA RUPA DAN KERAJINAN DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SD, SMP, DAN SMATujuan penelitian yang hendak dicapai pada tahun kedua, (1) Melakukan uji coba sistem penilaian karya seni rupa dan ke¬rajin¬an dengan pendekatan validitas logis, oleh pakar evaluasi dan seni rupa atau kerajian dan pengguna (guru Seni Budaya aspek/ bidang seni rupa dan guru Keterampilan aspek/bidang kerajinan). (2) Melakukan uji coba lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan sistem penilaian karya seni dan kerajinan dengan langkah-langkah: (1) Studi pendahuluan (Define), (2) Perencanaan (Design), (3) Pengembangan (Development), yaknni mengembangkan sistem penilaian karya seni dan kerajinan. (4) validasi dan sosialisasi/deseminasi (Deseminate). Pada tahun pertama langkah-langkah yang dilaksanakan meliputi langkah perencanaan hingga pengembangan, sedangkan untuk langkah deseminasi dilaksanakan pada tahun kedua. Hasil penelitian: Pertama, konsep dasar penilaian karya seni rupa dan kerajinan dispesifikasikan pada konsep dasar penilaian karya seni rupa dan kerajinan dan dilengkapi dengan contoh. Masing-masing sub bab sistem penialain berdasarkan kurikulum diberi contoh. Deskripsi masing-masing teknik diurai¬kan secara detail dan diberi contoh. Pengembangan instrumen, di¬dasar¬kan pada jenis karya seni rupa, tujuan pembelajaran (pengembangan krteativitas/sensitivitas/orisinalitas/imajinas/eks¬pre¬¬si), tingkat kesulitan (meniru atau mengembangkan atau men¬cipta). Hal senada juga disarankan oleh pengguna produk/guru. Se-bagian besar atau sebanyak 24 orang guru (60%) menyarankan agar buku sistem penilaian karya seni rupa dan kerajinan dilengkapi dengan contoh. Deskripsi dan contoh pada sub bab teknik penilai¬an, merumuskan tugas, dan menyusun rubrik penyekoran diperbaik sesuai dengan kemampuan dan bahsa pengguna. Hal ini didasarkan pada adanya 15 dari 40 orang guru (38%) mengisi teknik penilaian tidak sesuai dengan yang diharapan dalam buku sistem penilaian karya seni rupa dan kerajinan. 15 orang guru tersebut terdiri atas 6 orang guru seni budaya SD, 4 orang guru seni budaya SMP, 2 orang guru keterampilan SMP, dan 3 orang guru seni budaya SMA. 8 orang guru (20%) merumuskan tugas tidak lengkap. 16 orang guru (40%) masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan rubrik penyekoran. Kedua, sistem penialaian yang digunakan memiliki tingkat kualitas baik dan sangat baik, yakni keterbacaan rubrik penyekoran yang telah dikembangkan 120 orang (75%) dari total peserta didik (160 orang), baik dan sangat baik keterbacaan orisinalitas 40 orang (25%), keterbacaan sensitivitas 81 (50%), ke¬ter¬bacaan konsistensi 130 (80%), keterbacaan estetis sebanyak 96 orang (60%). Secara keseluruhan sistem penilaian yang dikem¬bang¬kan memiliki kualitas yang baik, yakni 78% dari 160 peserta didik menyatakan baik dan sangat baik. Selain itu, kualitas sistem penialaian yang digunakan pada pembelajaran dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan/peningkatan kualitas pembelajar¬an, yaitu dukungan terhadap minat peserta didik sebesar 40 orang peserta didik (100%). Dukungan terhadap Motivasi peserta didik sebesar 35 orang peserta didik (85,5%). Dukungan terhadap pen¬capaian standar kompetensi sebesar 36 orang peserta didik (86%). Dukungan terhadap pencapaian kompetensi dasar sebesar 38 orang peserta didik (90%). Dukungan terhadap pencapaian indikator se¬besar 37 orang peserta didik (86%). Efektivitas penyampaian mate¬ri sebesar 37 orang peserta didik (86%). Kemampuan guru dalam menggunakan teknik penilaian sebesar 36 orang peserta didik (86%). Kemampuan guru dalam memilih teknik penilaian sebesar 36 orang peserta didik (86%). Kesesuaian media dengan materi pembelajaran sebesar 38 orang peserta didik (90%). Kejelasan tugas sebesar 37 orang peserta didik (87%). Kejelaasan teknik pe¬nilaian sebesar 36 orang apeserta didik (86%). Kejelasan Indikator penilaian sebesar 37 orang peserta didik (87%). Dukungan produk terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik dapat dike¬lompokkan menjadi dua, yakni terhadap prestasi peserta didik dalam membuat sket dan prestasi peserta didik dalam membuat karya final. Untuk pretasi membuat sket skor rata-rata kelas sebesar 72,6 dan skor rata-rata membuat karya final sebesar 78,2. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan skor per¬olehan peserta didik sebelum tindakan yang hanya mencapai rata-rata 68. Kata kunci: penilaian, karya seni rupa dan kerajinan FBS, 2007 (PEND. SENI RUPA)M. Pd. Edin Suhaedin Purnama Giri2015-04-09T01:01:09Z2019-01-29T20:34:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15752This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/157522015-04-09T01:01:09ZIKAN CUPANG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN
KRIYA LOGAMIKAN CUPANG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KRIYA LOGAM
Oleh Faqih Adnan Fauzi
NIM 10206244004
ABSTRAK
Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep, tema,
bentuk, dan teknik dari penciptaan karya kriya logam dengan judul “Ikan Cupang
sebagai Objek Penciptaan Kriya Logam”.
Metode yang digunakan dalam penciptaan karya kriya logam ini ialah
metode eksplorasi, dan pengembangan bentuk. Dalam metode eksplorasi
mengamati secara langsung tentang kehidupan ikan cupang dan mengembangkan
imajinasi guna mendapatkan ide-ide kreatif terkait dengan desain karya logam
yang akan dibuat. Metode pengembangan bentuk yaitu mewujudkan karya kriya
logam, Dalam penciptaan ini dilakukan dengan cara menggubah bentuk dari ikan
cupang tetapi tidak meninggalkan ciri khas aslinya. Penciptaan ini dilakukan
dengan tahapan dari sket yang dipindahkan ke logam tembaga, mengukir dengan
teknik sudet, memberi tekstur, dan proses finishing.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Konsep
pada karya ini adalah menonjolkan keindahan ikan cupang dengan menggubah
bentuk sirip dan ekornya. Tema yang penulis angkat adalah tentang kehidupan
ikan cupang yang tergambar dari gerak, perilaku, dan kebiasaan ikan cupang.
Bentuk yang ditampilkan pada karya kriya logam ini adalah bentuk ikan cupang,
sebagai objek dalam penciptaan karya, bentuk ikan cupang tidak diwujudkan
sama persis dengan aslinya, tetapi memiliki ciri dengan penggubahan bentuk
stilasi, yaitu dengan menggubah bentuk dari bentuk tubuh, ekor, dan siripnya.
Teknik dalam penciptaan karya ini adalah dengan teknik sodet, yaitu teknik tekan
pada media logam dengan alat sodet. Hasil karya ini berjumlah 10 buah, yaitu: (1)
menjauh, (2) satu tujuan, (3) saling melindungi, (4) aku lebih cepat !, (5) mirror
?, (6) kebencian, (7) hamil, (8) gagah, (9) mengejarmu, (10) pamer.- Faqih Adnan Fauzi