Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T08:32:45ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-08-31T01:59:39Z2017-08-31T01:59:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52643This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/526432017-08-31T01:59:39ZLogika (Diktat Kuliah 2017)Aktivitas berpikir merupakan karakteristik khusus yang dimiliki manusia. Karakteristik ini pula yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Kenyataan demikian inilah yang menyebabkan para filosof menyebut „manusia sebagai hewan yang berpikir‟ (al-insanu khayawan al-nathiq). Aktivitas berpikir ini secara alamiah dan ilmiah telah mewarnai perjalanan hidup manusia sejak dari masa yang paling awal sampai perkembangannya yang mutakhir. Perkembangan ilmu pengetahuan atau teknologi yang dicapai oleh suatu masyarakat atau negara adalah hasil dari aktivitas berpikir ini. Memperhatikan demikian sentralnya kedudukan berpikir, baik dalam kehidupan perseorangan maupun masyarakat, para filosuf telah mencurahkan perhatiannya untuk menyusun suatu ilmu tertentu yang akan membimbing proses berpikir manusia. Melalui ilmu tersebut, manusia atau seseorang diarahkan untuk dapat berpikir terstruktur.Sudrajat Ajat2017-07-18T01:17:25Z2017-07-20T08:07:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50782This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/507822017-07-18T01:17:25ZSejarah dan Peradaban : Sketsa Pemikiran Malik BennabiSudrajat Ajat2017-07-17T07:01:37Z2017-07-17T07:01:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/50774This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/507742017-07-17T07:01:37ZKoneksi Perdagangan Mediterania : Interaksi Dalam Dunia Islam dan Eropa pada Abad PertengahanSudrajat Ajat2015-06-24T21:06:08Z2019-01-30T00:00:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21357This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213572015-06-24T21:06:08ZKEBIJAKAN PEMERINTAHAN JOHN F. KENNEDY DI AMERIKA SERIKAT PADA TAHUN 1961-1963Penelit ian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan latar belakang John F. Kennedy; (2) Menganalisis kebijakan pemerintahan John F. Kennedy di Amerika
Serikat pada tahun 1961-1963; (3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintahan John F. Kennedy pada tahun 1961-1963 dan (4) Mendeskripsikan mengenai akhir perjalanan John F. Kennedy. Metode penelit ian menggunakan metode sejarah krit is menurut Kuntowijoyo, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan
historiografi. Hasil penelit ian menunjukkan: (1) Kennedy berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang polit ik kuat dan menjadi simbol bagi liberalisme Amerika; (2) Sebagian besar kebijakan Kennedy merupakan kebijakan yang fokus pada urusan luar negeri. Hal ini dilandasi oleh fakta bahwa periode tahun 19611963 menjadi bagian penting dari rangkaian perang dingin Amerika Serikat-Uni Soviet. Bagi Kennedy, membendung penyebaran komunis merupakan tugas penting yang harus dilaksanakan dengan segala upaya; (3) Kebijakan yang dilaksanakan Kennedy membawa dampak t idak saja bagi Amerika Serikat tetapi bagi negara lain seperti Kuba dan Indonesia. Dampak terbesar dari kebijakan Kennedy yakni membawa dunia diambang perang nuklir. Namun berkat kecerdasan Kennedy, kemungkinan akan hilangnya jutaan nyawa t idak terjadi.
Periode 1961-1963 juga menjadi salah satu periode terbaik bagi hubungan Amerika Serikat-Indonesia karena sebelumnya pendahulu Kennedy cenderung menganggap Indonesia sebagai musuh potensial; (4) Perjalanan Kennedy ke Texas bertujuan untuk mengumpulkan suara para calon pemilih di Texas. Sayangnya perjalanan tersebut harus menjadi perjalanan Kennedy yang terakhir.
Kata Kunci: John F. Kennedy, Amerika Serikat, Tahun 1961-1963.Fajar Pradana M. Gamma2015-06-24T20:52:30Z2019-01-29T23:58:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21319This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213192015-06-24T20:52:30ZPERANAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI PADA KETERLIBATAN
TURKI UTSMANI DALAM PERANG DUNIA I (1914-1918)Bediuzzaman Said Nursi ialah seorang tokoh intelektual dan juga tokoh politik di Turki Utsmani yang mempunyai peranan penting dalam Perang Dunia I, yang di dalamnya melibatkan Turki Utsmani. Negara ini terlibat aktif dalam
perang melawan Rusia membutuhkan tentara yang sangat banyak demi mengimbangi kekuatan tentara Rusia. Di sinilah Said Nursi berperan aktif di dalam Dinas Ketentaraan sebagai Mufti (Petugas Keagamaan) dalam resimen sukarela bersama. Said Nursi memimpin ribuan pasukan dengan gagah berani selama terjadinya perang. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan Peranan Bediuzzaman Said Nursi pada Keterlibatan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I (1914-1918). Penelitian ini membahas riwayat hidup Bediuzzaman Said Nursi, keterlibatan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I, serta peranan Bediuzzaman Said Nursi pada Perang Dunia I.
Metode penelitian sejarah dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode historis. Langkah-langkah dalam metode sejarah adalah pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penggunaan metode ini diharapkan akan menghasilkan penulisan yang objektif. Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian pustaka, yaitu melakukan
pencarian buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Hasil penelitian dari pustaka adalah bahwa Said Nursi sejak kecil adalah anak yang cerdas dan mempunyai pemikiran yang besar untuk Turki Utsmani, diantaranya dalam bidang pendidikan dan politik. Said Nursi tidak ingin bangsanya dijajah oleh bangsa lain,Turki Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I setelah bergabung di dalam Triple Aliansi, sebab utama yang menjadi alasan
bergabungnya Turki Utsmani dalam Triple Aliansi adalah kedekatannya dengan Jerman. Setelah mendeklarasikan perang (jihad) Turki Utsmani melawan tentara Rusia di beberapa wilayah di Turki Utsmani, sedangkan perang yang melibatkan Said Nursi secara langsung ialah perang di Kaukasus. Said Nursi berperan sebagai panglima pasukan milisi yang turut aktif dalam melawan pasukan Rusia di
Kaukasus Meskipun sempat menjadi tawanan perang namun jasa-jasa dan peranan Said Nursi sangat diapresiasi oleh Anwar Pasya selaku Menteri Perang Turki Utsmani.
Kata kunci: Peran Said Nursi, Perang Dunia I, Turki UtsmaniHastuti Fitri2015-06-24T08:08:39Z2019-01-29T23:55:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21237This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212372015-06-24T08:08:39ZPERANAN PERGOEROEAN SJAMSOEL OELOEM DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI SUKABUMI (1945-1946)Belanda yang kembali ke Indonesia dengan membonceng kepada Sekutu memiliki maksud agar Indonesia kembali menjadi wilayah jajahnnya. Akibatnya terjadi penolakan tehadap kedatangan Sekutu di berbagai wilayah di Indonesia. Penolakan pun dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa mengenal kelas. Para pemuka
agama termasuk kyai bersama lembaga pesantren ikut andil dalam penolakan terhadap kedatangan Sekutu di Sukabumi. Pergoeroean Sjamsoel Oeloem merupakan salah satu
pesantren di Sukabumi yang memberikan pengaruh besar terhadap perlawanan masyarakat Sukabumi kepada Sekutu. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kondisi umum Kota Sukabumi sebelum proklamasi, (2) sejarah Pergoeroean Sjamsoel Oeloem, (3) peranan Pergoeroean Sjamsoel Oeloem dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima langkah, yakni: (1) Pemilihan Topik, yaitu kegiatan awal dalam sebuah penelitian untuk
menentukan permasalahan yang akan dikaji (2) Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu yang dikenal dengan sumber sejarah, (3) Kritik Sumber, kegiatan meneliti jejak atau sumber sejarah yag telah dihimpun sehingga diperoleh fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan (4) Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh (5) historiografi, yaitu
kegiatan menyampaikan sintesa yang telah diperoleh ke dalam bentuk karya sejarah.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Sukabumi merupakan wilayah yang terletak di Jawa Barat dan terbagi menjadi dua wilayah pemerintahan yaitu kabupaten dan kota, masyarakat mayoritas beragama Islam dan berprofesi sebagai petani. Karena mayoritas Islam maka di Sukabumi banyak terdapat pesantren salah satunya Peantren
Gunung Puyuh yang didirikan pada tahun 1934 kemudian di renovasi dan diresmikan dengan nama Pergoeroean Sjamsoel Oeloem pada 20 Desember 1937, didirikan oleh K.H. Ahmad Sanoesi di jalan Vogelweg No.100. Pergoeroean Sjamsoel Oeloem memiliki peranan penting ketika perang kemerdekaan hal ini karena organisasi kelaskaran yang didirikan oleh Pergoeroean Sjamsoel Oeloem ikut bergabung bersama
para pejuang di medan perang, selain itu Pergoeroean Sjamsoel Oeloem pun dijadikan sebagai markas logistik yang membantu kelancaran kebutuhan logistik bagi para
pejuang.
Kata Kunci: Pergoeroean Sjamsoel Oeloem, Perang Kemerdekaan, Sukabumi.Fajarani Annisa2015-06-24T04:41:27Z2019-01-29T23:50:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21104This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/211042015-06-24T04:41:27ZFRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH (1896-1926)Romo van Lith merupakan misionaris yang berasal dari Belanda yang merupakan pendiri misi di Jawa Tengah. Romo van Lith menggunakan pendidikan sebagai sarana karya misi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan latar belakang kehidupan Romo van Lith; (2) menganalisis
konsep pendidikan Romo van Lith di Jawa Tengah 1896-1926; (3) menganalisis pengaruh pendidikan Romo van Lith di Jawa Tengah 1896-1926 dalam bidang sosial-budaya, politik, dan agama.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis menurut Kuntowijoyo. Tahap pertama adalah pemilihan topik yang merupakan kegiatan awal untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Tahap kedua yaitu heuristik yang merupakan tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan. Data tersebut diperoleh dengan studi kepustakaan yang merupakan sumber primer yang diperoleh di Ignatius College. Tahap ketiga yaitu kritik sumber terhadap kredibilitas dan otentisitas sumber. Tahap keempat adalah
intepretasi yang merupakan tahap penafsiran untuk mengkorelasikan data dari berbagai sumber. Tahap kelima adalah penulisan sejarah sebagai hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. atau yang dikenal dengan Romo van Lith merupakan misionaris yang berasal dari Belanda. Romo van Lith datang ke Jawa untuk melaksanakan
tugasnya sebagai misionaris, yaitu berkarya di antara orang Jawa. Tugas menjadi misionaris di Jawa Tengah sebenarnya bertentangan dengan diri Romo van Lith.
Tugas yang berat sebagai misionaris ini akhirnya diterima demi ketaatannya terhadap misi; (2) Konsep pendidikan Romo van Lith adalah memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak Jawa sehingga mereka dapat meraih posisi
yang baik di dalam masyarakat. Romo van Lith kemudian mendirikan Kolose Xaverius di Muntilan. Model pendidikan Kolose Xaverius adalah model pendidikan dengan sistem konvic. Model pendidikan sistem konvic adalah model
pendidikan yang memadukan model pendidikan tradisional dan model pendidikan Barat dengan sistem sekolah berasrama. Terdapat lima macam pendidikan dalam
Kolose Xaverius, yaitu pendidikan formal, pendidikan spiritual, pendidikan mental, pendidikan musik, dan pendidikan asrama; (3) Pendidikan Romo van Lith
di Jawa Tengah tahun 1896-1926 memberikan pengaruh dalam bidang sosialbudaya, politik, dan agama.
Kata kunci: Pendidikan,van Lith, Jawa Tengah, Tahun
1896-1926Pratiwi Yustina2015-06-24T04:41:21Z2019-01-29T23:50:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21102This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/211022015-06-24T04:41:21ZPERANAN CHE GUEVARA DALAM REVOLUSI KUBA (1956-1967)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) latar belakang kehidupan Che Guevara; (2) proses Revolusi Kuba 1959; (3) peranan Che Guevara dalam Revolusi Kuba tahun 1956-1967.
Metode penelitian menggunakan metode sejarah kritis menurut Kuntowijoyo, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Che Guevara berasal dari keluarga kelas menengah. Keingintahuan Che Guevara yang tinggi mendorong dirinya mengelilingi Benua Amerika. Ketika di Guatemala, Che Guevara menyaksikan imperialisme Amerika Serikat. Che Guevara berusaha untuk menggerakkan rakyat Guatemala dan ternyata gagal. Kegagalan ini memaksa Che Guevara menyelamatkan diri ke Meksiko dan bertemu Fidel Castro; (2) Proses Revolusi Kuba dimulai ketika Che Guevara bergabung dengan Gerakan 26 Juli yang dipimpin oleh Fidel Castro pada tahun 1956. Che Guevara menuju Kuba bersama Gerakan 26 Juli untuk mengalahkan Fulgencio Batista. Karena kemampuan memimpin Che Guevara yang hebat, Revolusi Kuba dapat tercapai pada 1 Januari 1959; (3) Che Guevara berperan dalam Revolusi Kuba dengan menjabat sebagai: Komandan Gerakan 26 Juli, Kepala Instituto Nacional de Reforma Agraria, Presiden Bank Nasional Kuba, dan Menteri Perindustrian. Usaha revolusioner Che Guevara harus berhenti ketika tentara Bolivia berhasil mengeksekusi mati dirinya pada tanggal 9 Oktober 1967.
Kata kunci: Che Guevara, Revolusi Kuba, Tahun 1956-1967.Nugroho Alifi Nur Prasetia2015-05-22T00:27:05Z2019-01-29T22:38:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19133This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/191332015-05-22T00:27:05ZPERKEMBANGAN KESULTANAN BANTEN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN MAULANA YUSUF (1570-1580)Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580)menunjukkan perkembangan yang sangat berarti. Selama kurun waktu sepuluh tahun Sultan Maulana
Yusuf banyak membangun infrastruktur kota dan mengembangkan pemukiman penduduk diKesultanan Banten. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: 1. menggambarkan perkembangan Banten sebelum masa kesultanan dan menjelang masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf; 2. menjelaskan
pengembangan infrastruktur Kesultanan Banten dengan konsep gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis oleh Sultan Maulana Yusuf; 3. menguraikan pengembangan pemukiman masyarakat di Kesultanan Banten oleh Sultan Maulana Yusuf. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah kritis yang meliputi lima tahap: 1. pemilihan topik, yaitu kegiatan awal untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji; 2. heuristik, yaitu upaya mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis; 3. kritik sumber, untuk
menilai sumber-sumber yang akan digunakan dalam penulisan; 4. interpretasi yaitu langkah untuk
menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh; 5. historiografi atau penulisan sejarah yaitu penyampaian fakta-fakta sejarah yang telah diolah menjadi suatu sintesis yang disajikan dalam bentuk karya sejarah Berdasarkan hasil kajian melalui studi pustaka dan kajian lapangan maka dapat disimpulkan
1. Banten sebelum masa kesultanan merupakan daerah vassal dari Kerajaan Hindu (Pajajaran) yang sudah dikenal sebagai daerah perdagangan yang banyak disinggahi oleh para pelaut asing. Setelah memasuki masa kesultanan dan menjelang masa pemerintahan Maulana Yusuf, perubahan besar terjadi pada infrastruktur kota dan pemukiman masyarakat di Kesultanan Banten. 2. Kebijakan Sultan
Maulana Yusuf dalam memimpin dan mengembangkan Kesultanan Banten tercermin dalam sebuah kalimat yang sarat dengan nilai historis dan budaya, yaitu gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis (membangun kota perbentengan dengan bata dan karang). Menariknya, kalimat tersebut dijadikan
pijakan dalam membangun segala struktur primer kota dengan menggunakan bahan baku batu bata dan karang, seperti: Keraton Surosowan, masjid, pasar dan pelabuhan, sistem irigasi pertanian dan jaringan air bersih, jaringan jalan dan jembatan penyeberangan. 3. Sultan Maulana Yusuf mengembangkan pemukiman bagi masyarakat dengan menyediakan dan mengelompokkan pemukiman sesuai dengan lapisan masyarakat yang terdapat di Kesultanan Banten. Pengelompokkan didasari atas empat kriteria, yaitu ras & suku, sosial-ekonomi, status dalam pemerintahan, dan keagamaan.
Kata Kunci: Kesultanan Banten, Sultan Maulana Yusuf (1570-1580), Infrastruktur, Pemukiman.Syarif Hadiwibowo Tubagus Umar2015-04-15T01:30:18Z2019-01-29T21:03:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16511This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/165112015-04-15T01:30:18ZPEMANFAATAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI SEJARAH DI SMP NEGERI 2 KALASANKurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS materi sejarah, disebabkan oleh minimnya penggunaan media pembelajaran. Dibutuhkan suatu pengembangan media pembelajaran yang cocok dengan materi yang diajarkan, seperti pemanfaatan Candi Prambanan sebagai media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat Candi Prambanan sebagai media dalam pembelajaran IPS materi sejarah di SMP Negeri 2 Kalasan, bagaimana proses pemanfaatan Candi Prambanan sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Kalasan, serta adakah kendala-kendala yang dihadapi oleh SMP Negeri 2 Kalasan dalam proses pemanfaatan Candi Prambanan sebagai media pembelajaran.
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Kualitatif Deskriptif. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui wawancara, angket/kuesioner, dan analisis dokumen. Sumber data diambil dari kepala sekolah, Guru-Guru IPS, siswa-siswi kelas VII dan VIII di SMP Negeri 2 Kalasan, serta beberapa staf pengelola Candi Prambanan. Validitas data menggunakan metode triangulasi, yang terdiri dari triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses penelitian dan setelah penelitian selesai. Penyusunan laporan dilakukan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa SMP Negeri 2 Kalasan memanfaatkan Candi Prambanan sebagai media pembelajaran. Candi Prambanan besar manfaatnya untuk dijadikan sebagai media pembelajaran IPS materi sejarah di SMP Negeri 2 Kalasan. Proses pemanfaatan tersebut dimulai dari pemilihan lokasi candi untuk belajar siswa, perencanaan kegiatan, proses pembelajaran di candi itu sendiri, pemilihan objek dan koleksi Candi Prambanan yang dipakai sebagai media pembelajaran, sampai dengan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Di Candi Prambanan siswa melakukan pengamatan dengan masuk dan mengelilingi Candi Prambanan, yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan laporan kegiatan. Pengamatan yang dilakukan di Candi Prambanan, meliputi lokasi, bentuk candi, sejarah pendirian, deskripsi lokasi, serta jenis-jenis arca serta relief Candi Prambanan, dengan alokasi waktu sekitar 7 jam. Kendala-kendala yang dihadapi ketika melakukan kegiatan tersebut, terkait dengan masalah waktu, dana, dan keamanan.
Kata kunci : Candi Prambanan, media pembelajaran IPS materi sejarahWahyu Widiasih Musholawati2015-04-15T00:08:31Z2019-01-29T20:58:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16402This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164022015-04-15T00:08:31ZPERJUANGAN JOSE RIZAL MENUNTUT REFORMASI KEBIJAKAN
SPANYOL DI FILIPINA TAHUN 1883-1896Jose Rizal merupakan seorang reformis terkenal dari Filipina. Ia sangat dikagumi di Filipina karena kiprah perjuangan yang dilakukannya dalam menuntut reformasi kebijakan yang diberlakukan pemerintah Spanyol saat itu.
Dari semua perjuangan yang telah dilakukan untuk rakyat Filipina selama hidupnya memberikan pengaruh pada tuntutan reformasi di berbagai bidang dan munculnya revolusi. Skripsi ini bertujuan: (1) mendeskripsikan munculnya Jose Rizal sebagai reformis Filipina, (2) mengungkapkan kiprah perjuangan Jose Rizal pada masa kekuasaan Spanyol, (3) mengetahui akhir perjuangan dan pengaruh perjuangannya.
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode sejarah kritis. Menurut Louis Gottschalk, metode sejarah kritis memiliki empat prosedur dalam proses penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, (4)historiografi atau penulisan sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya Jose Rizal sebagai reformis di latarbelakangi pada kondisi Filipina pada masa Spanyol dengan berbagai sistem yang berlaku. Selain itu juga latar belakang kehidupan Jose Rizal
berasal dari keluarga keturunan Tionghoa mestizo, ayahnya merupakan seorang petani yang menyewa tanah dari pendeta Dominikan di Calamba. Jose Rizal memiliki riwayat pendidikan yang ditempuh di beberapa lembaga pendidikan
yaitu Ateneo Municipal de Manila, Universitas Santo Tomas, dan Universitas Madrid. Dari semua latar belakang membuat Jose Rizal mulai menuntut reformasi kebijakan di Filipina, dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Perjuangan Jose Rizal dimulai dengan menulis novel Noli Me Tangere dan El Filibusterismo isinya menggambarkan perlakuan pemerintah Spanyol terhadap rakyat Filipina.
Tahun 1889 ia bergabung pada redaksi surat kabar La Solidaridad sebagai wadah penyalur aspirasi dari para reformis. Jose Rizal juga mendirikan Liga Filipina
sebuah organisasi non radikal dengan lima dasar perjuangan. Pada akhir perjuangannya, ia harus dihukum mati pada 30 Desember 1896 di Lapangan Bagumbayan akibat perjuangannya yang dianggap menentang Spanyol.
Perjuangan Jose Rizal ini memberikan pengaruh munculnya revolusi Katipunan dan pergerakan nasionalisme di Asia Tenggara.
Kata Kunci: Perjuangan Jose Rizal, Reformasi Kebijakan, FilipinaRachmawati Anggita Tiana2015-04-14T00:55:02Z2019-01-29T20:52:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16242This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162422015-04-14T00:55:02ZDEKOLONISASI DAN INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAM WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1976Timor Timur yang sekarang bernama Republik Demokratik Timor Leste pernah menjadi bagian dari Republik Indonesia setelah berintegrasi pada tahun 1976. Sejarah munculnya masalah integrasi setelah terjadi kudeta tahun 1974 di Portugal. Dengan kebijakan dekolonisasi mengakibatkan timbulnya partai-partai di Timor Timur yang kemudian menginginkan integrasi ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: 1) mengetahui keadaan historis Timor Timur, 2) mengetahui proses dekolonisasi yang terjadi di Timor Timur, dan 3) mengetahui proses integrasi Timor Timur hingga berintegrasi dengan negara kesatuan Republik Indonesia tahun 1976.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis yang terdiri dari lima langkah. 1. Pemilihan Topik, yaitu kegiatan awal dalam sebuah penelitian untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji. 2. Heuristik, yaitu upaya mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis. 3. Kritik Sumber, untuk menilai sumber-sumber yang akan digunakan dalam penulisan. 4. Interpretasi yaitu langkah yang menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh. 5. Historiografi yaitu penyampaian fakta-fakta sejarah yang telah diolah menjadi suatu sintesis yang disajikan dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat simpulkan bahwa Timor Timur adalah 1) Timor Timur merupakan daerah yang tidak subur dan beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dari Benua Australia, wilayah ini berada diantara negara Indonesia dan Australia. Portugis masuk Timor Timur pada tahun 1522 sejak saat itu mulai usaha penjajahan yang kemudian terjadi perlawanan dari rakyat, hingga akhirnya Timor Timur dijajah. 2) Tahun 1974 terjadilah kudeta di Portugal yang mengakibatkan jatuhnya rezim Salazar, dimana memunculkan politik dekolonisasi di semua wilayah jajahannya termasuk Timor Timur. Politik ini memunculkan partai-partai di Timor Timur yang dengan ideologinya masing-masing. Fretilin, yang menginginkan kemerdekaan penuh melakukan proklamasi sepihak dan partai lain melakukan proklamasi tandingan yaitu Proklamasi Balibo, yang berupaya untuk berintegrasi dengan Indonesia. 3) Proses integrasi melalui gencatan senjata dengan Fretilin dengan dibantu oleh sukarelawan dari Indonesia dan TNI. Dibentuklah PSTT dan DPR Timor Timur yang menghasilkan UU No. 7 Tahun 1976 tentang penyatuan ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia dan pembentukan propinsi daerah tingkat I Timor Timur.
Kata kunci: Dekolonisasi, Integrasi, Timor Timur, Negara, Republik Indonesia, 1976Juli Suroso2015-04-14T00:48:02Z2019-01-29T20:52:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16236This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162362015-04-14T00:48:02ZPenentangan Media Cetak Sarekat Islam Semarang terhadap Pemerintahan Hindia Belanda 1916-1920Berawal dari perkumpulan yang bernama Rekso Rumekso, Sarekat Dagang Islam (SDI) terbentuk tahun 1912 di Surakarta oleh H. Samanhudi. Tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk melindungi pedagang batik pribumi dari para pedagang Cina. Tujuan penelitian ini adalah pertama mengetahui proses awal terbentunya organisasi Sarekat Islam (SI). Kedua, mengetahui penentangan yang dilakukan Sarekat Islam Semarang terhadap pemerintah Hindia Belanda. Ketiga, mengetahui pengaruh propaganda yang dilakukan Sarekat Islam Semarang bagi perkembangan politik di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis, dengan metode sejarah meliputi empat langkah. Pertama, herusitik yang merupakan tahap pengumpulan data atau sumber-sumber sejarah yang relevan. Kedua, kritik sumber merupakan tahap pengkajian terhadap otentisitas dan kredibilitas sumber-sumber yang diperoleh yaitu dari segi fisik dan isi sumber. Ketiga, interpretasi yaitu dengan mencari keterkaitan makna yang berhubungan antara fakta-fakta yang telah diperoleh sehingga lebih bermakna. Keempat, historiografi atau penulisan yaitu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan “Sarekat Islam” adalah salah satu organisasi yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan rasa nasionalisme guna untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda. Sebelum lahirnya Sarekat Islam, di Indonesia sudah ada organisasi Boedi Oetomo (BO). Sarekat Islam terbentuk dari perkumpulan Rekso Rumekso di Laweyan, Surakarta. Organisasi ini melakukan penentangannya mengenai Volksrad, Indie Weerbaar dan segala bentuk penentangan melalui media cetak. Setelah Sarekat Islam Semarang berhasil dalam melakukan pemogokan, maka Sarekat Islam lokal lainnya mulai bergabung dan akibat adanya perbedaan ideologi maka Sarekat Islam Semarang memutuskan untuk pisah dari Sarekat Islam pusat. Dari sinilah awal berdirinya Partai Komunis di Hindia yang nantinya berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (23 Mei 1920).
Kata kunci: Sarekat Islam, Media Cetak, Semarang.Yus Pramudya Jati2015-04-14T00:44:23Z2019-01-29T20:52:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16233This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162332015-04-14T00:44:23ZPERKEMBANGAN TRANSPORTASI KERETA API DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDUSTRI PERKEBUNAN DI SURAKARTA TAHUN 1864-1930Pengaruh transportasi kereta api sangatlah besar terhadap perkembangan industri perkebunan di Surakarta. Transportasi kereta api berperan sebagai angkutan yang digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang masuknya kereta api di Surakarta, dari sistem perekonomian Hindia-Belanda, transportasi sebelum adanya kereta api sampai asuknya kereta api di Surakarta. Perkembangan transportasi kereta api dan perkembangan industri perkebunan sangatlah penting untuk diteliti. Pengaruh transportasi kereta terhadap industri perkebunan juga sangat besar dari tahun 1900-1930.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah adalah cara yang digunakan dalam merekonstruksi masa lampau. Metode sejarah memiliki 5 tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap yang terakhir ialah historiografi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa, (1) Sistem perekonomian Hindia-Belanda telah mempengaruhi industri perkebunan sebelum tahun 1864. Industri perkebunan yang berkembang pesat telah menimbulkan masalah tentang pengangkutan hasil perkebunan dan hal itu membuat diperlukanya alat transportasi yang memadai yaitu kereta api. (2) Pada awalnya industri perkebunan yang menyebabkan munculnya transportasi kereta api, setelah berkembangya transportasi kereta juga menyebabkan berkembangya industri perkebunan. Tahun 1864-1900 perkembangan transportasi kereta api telah mempengaruhi industri perkebunan yaitu meningkatkan hasil perkebunan kopi, tembakau, tebu dan indigo. (3) Pengaruh transportasi kereta api berlanjut sampai tahun 1900-1929, industri perkebunan terutama gula terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun, tetapi tahun 1930 peningkatan ini terhenti karena pengaruh krisis ekonomi dunia.
Kata Kunci: Transportasi kereta api dan industri perkebunan.Wisnu Happy Eko Saputro2015-04-14T00:40:27Z2019-01-29T20:52:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16232This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162322015-04-14T00:40:27ZREVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUKRevolusi Mesir 23 Juli 1952 memberikan dampak politik yang sangat besar bagi Mesir. Pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952, terjadi perubahan status pemerintahan monarki menjadi republik guna mengikuti perkembangan politik dunia yang cenderung modern. Skripsi ini bertujuan: (1) untuk mengetahui kondisi politik, sosial, dan ekonomi Mesir di bawah pemerintahan Raja Farouk, (2) mengungkapkan peran dan kontribusi gerakan Free Officers (Perwira Bebas) dan gerakan Ikhwanul Muslimin dalam menggulingkan kekuasaan Raja Farouk, (3) mengetahui proses terjadinya Revolusi Mesir 23 Juli 1952, dan (4) mengetahui kondisi Mesir pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah kritis seperti yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Metode ini memiliki langkah-langkah: (1) Pemilihan topik, (2) heuristik, (3) kritik sumber, (4) interpretasi, dan (5) historiografi atau penulisan sejarah.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keadaan politik Mesir masa pemerintahan Raja Farouk banyak mengalami kekacauan, diantaranya sering terjadi pergantian kabinet dalam waktu yang relatif singkat, dan adanya dominasi Inggris yang berperan dalam setiap pengambilan kebijakan pemerintah. Terjadi ketimpangan sosial yang cukup tajam antara golongan elit yang terdiri dari tuan tanah dan pengusaha dengan petani kecil. Perekonomian Mesir mengalami degradasi dengan banyaknya pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan per kapita yang rendah, dan ekspor kapas menurun. Keadaan tersebut membuat munculnya banyak kelompok oposisi dalam masyarakat yang diwakili oleh Free Officers (Perwira Bebas) dan Ikhwanul Muslimin. Free Officers (Perwira Bebas) dan Ikhwanul Muslimin sama-sama merasa prihatin terhadap kondisi Mesir dan memberikan kontribusi yang besar dalam mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Free Officers (Perwira Bebas) di bawah komando Gamal Abdul Nasser menggerakkan pemberontakan untuk menggulingkan Raja Farouk. Puncak revolusi terjadi pada tanggal 23 Juli 1952 ditandai dengan banyaknya pusat-pusat pemerintahan yang diduduki oleh kelompok militer anti Raja Farouk. Revolusi tersebut berhasil dan sekaligus mengakhiri kekuasaan Farouk di Mesir. Pasca revolusi, pemerintahan Mesir dikendalikan oleh Dewan Mangkubumi. Pemerintahan monarki dirasa tidak sesuai dengan perkembangan politik internasional dan hanya menimbulkan otoritarian penguasa. Pada tanggal 18 Juni 1953 sistem pemerintahan monarki Mesir diganti dengan republik, sekaligus pengangkatan Muhammad Naguib sebagai presiden.
Kata kunci: Revolusi Mesir 23 Juli 1952, Pemerintahan, Raja FaroukDiana Trisnawati2015-04-14T00:25:41Z2019-01-29T20:52:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16222This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162222015-04-14T00:25:41ZDINAMIKA KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA (1945-1965)Keistimewaan Yogyakarta menjadi perdebatan yang sangat panjang hingga sekarang ini. Kemunculan keistimewaan Yogyakarta merupakan hadiah dari proses perjuangan yang sangat panjang. Tujuan dari penulisan ini adalah memaparkan mengenai dinamika keistimewaan Yogyakarta. Permasalahan yang akan dibahas dalam karya ini adalah sejarah berdirinya Yogyakarta, Yogyakarta setelah proklamasi dan perjuangan mendapatkan hak daerah istimewa. Metode dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah kritis yang terdiri dari empat langkah. Pertama adalah heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber baik dengan mengkaji buku-buku yang relevan, Koran, serta wawancara dengan beberapa pihak. Langkah kedua adalah kritik sumber dimana penulis meneliti sumber yang diperoleh baik secara ekstern maupun intern sehingga diperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilakukan kritik sumber, tahap ketiga yaitu menafsirkan secara analisis atau sintetis dari bahan yang telah diperoleh sebagai tahap interpretasi. Tahap keempat adalah historiografi (penyajian), dimana pada bagian ini penulis menyajikan hasil penafsiran tersebut secara kronologis dan deskriptif analitis dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa Kasultanan Yogyakarta merupakan bagian dari Kerajaan Mataram yang terpecah menjadi dua bagian yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Masuknya Belanda ke Kasultanan Yogyakarta membuat Sri Sultan tidak memiliki kekuasaan dalam pemerintahan karena diurus oleh Pepatih Dalem. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Yogyakarta bergabung dengan RI dan mulai dari sinilah Sri Sultan sangat berperan dalam perpolitikan nasional. Karena pemimpin Yogyakarta mengeluarkan amanat-amanat dan maklumat, maka pemerintah mengeluarkan UU No. 22 tahun 1948 yang menetapkan Yogyakarta sebagai daerah tingkat II dan diperbarui dengan UU No 3 Tahun 1950 yang menetapkan Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian muncul UU No. 1 Tahun 1957 dan UU No. 6 Tahun 1959 yang isinya tentang pemerintahan daerah, serta yang terakhir adalah dengan dikeluarkannya UU No. 18 Tahun 1965 yang mengakui bahwa Yogyakarta adalah salah satu daerah istimewa dan setingkat dengan provinsi. Keistimewaan Yogyakarta dilihat dari kota perjuangan dalam bidang pendidikan, ibukota perjuangan, keharmonisan antar pemimpin, dan menjadi sumber kearifan bagi rakyatnya. Selain itu, Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki budaya yang adi luhur dan merupakan warisan budaya dari zaman dulu yang masih ada sampai sekarang.
Kata Kunci : Dinamika, Keistimewaan Yogyakarta, 1945-1965Inna Felinda2015-04-14T00:20:02Z2019-01-29T20:51:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16221This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162212015-04-14T00:20:02ZPengaruh Terbentuknya Karesidenan Jambi Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi (1906-1942)Jambi merupakan salah satu daerah kecil di Sumatera yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kekayaan alam inilah yang menjadi daya tarik bagi Belanda untuk dapat menguasai Jambi secara utuh. Usaha Belanda untuk menguasai Jambi terlaksana dengan dibentuknya Jambi menjadi sebuah residensi sendiri setelah sebelumnya menjadi daerah bagian dari Karesidenan Palembang.Perubahan pemerintahan yang terjadi di Jambi pada tahun 1906 memunculkan perubahan dalam kehidupan masyarakatnya baik dibidang sosial maupun ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama mengetahui keadaan Jambi sebelum kedatangan Belanda. Kedua mengetahui proses terbentuknya Karesidenan Jambi. Ketiga mengetahui pengaruh dari perubahan pemerintahan di Jambi terhadap sosial ekonomi penduduk.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Heuristik merupakan tahap pengumpulan sumber sejarah guna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan relevan dengan penelitian. Verifikasi merupakan proses pengujian dan menganalisa keotentikan dan kredibilitas sumber yang diperoleh dari segi fisik maupun isi sumber. Interpretasi merupakan penafsiran atas fakta-fakta sejarah dengan mencari hal yang berhubungan antara fakta sehingga menjadi bermakna dan logis. Historiografi atau penulisan yaitu penyampaian sintesis yang diperoleh dalam bentuk karya sejarah.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perubahan status pemerintahan di Jambi terjadi karena kegagalan dari pemerintah tradisional (Kesultanan Jambi) yang tidak dapat mempertahankan kekuasaannya setelah kedatangan Belanda. Setelah Jambi menjadi wilayah kekuasaan Belanda dilakukan berbagai perombakan di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Perekonomian Jambi berkembang karena adanya bentuk perubahan jenis tanaman perkebunan yang dibawa oleh Belanda. Keberhasilan perekonomian di Jambi membuat penduduk menginginkan kesejahteraan sosial yang sama dengan penduduk Eropa, Cina dan pendatang lainnya sehingga diadakanlah pembangunan sarana pendidikan bagi penduduk pribumi. Berkuasanya Belanda di Jambi pada 1906-1942 menghasilkan pembangunan-pembangunan infrastruktur untuk mempermudah segala aktivitas baik di kota maupun di pedalaman.
Kata Kunci: Karesidenan Jambi, Perubahan Sosial Ekonomi, 1906-1942.Yurisa Andika2015-04-14T00:16:19Z2019-01-29T20:51:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16219This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162192015-04-14T00:16:19ZPerpindahan Ibukota Mataram dari Kotagede ke Pleret Masa Pemerintahan Susuhunan Amangkurat IAkhir pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma dan awal pemerintahan Susuhunan Amangkurat I Ibukota Mataram berpindah ke sebelah tenggara dari Kerta. Wilayah yang dijadikan Ibukota adalah wilayah Pleret. Perpindahan ibukota tak lepas dari latar belakang kondisi geografis. Raja atau penguasa kerajaan memilih suatu tempat atau lokasi sebagai pusat pemerintahan di daerah-daerah yang baik, strategis dan memenuhi syarat geografis, agar mudah dan menguntungkan baik secara politik, ekonomi, pertahanan keamanan, maupun budaya. Hal ini yang menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih jauh tentang latar belakang perpindahan Ibukota kerajaan Mataram dari Kotagede ke Pleret.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis. (1) Heuristik yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau yang dikenal sebagai data-data sejarah, khususnya yang berhubungan dengan Mataram dan perpindahan pusat pemerintahannya ke Pleret. (2) Kritik sumber yaitu kegiatan meneliti keaslian dan kebenaran sumber-sumber sejarah baik bentuk maupun isinya. (3) Interpretasi yaitu mencari keterkaitan makna yang berhubungan antara fakta-fakta yang telah diperoleh sehingga lebih bermakna. (4) Historiografi yaitu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah mengenai perpindahan pusat pemerintahan Mataram dari Kotagede ke Pleret.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Mataram menjadi semakin luas masa pemerintahan Sultan Agung. Wilayahnya membentang dari Banyuwangi hingga sebelah Karawang bahkan mencakup wilayah diluar Jawa seperti Palembang, Sukadana, Banjarmasin dan Makasar. Pada masa pemerintahan Amangkurat I, Ibukota Mataram dipindahkan ke wilayah Pleret. Perpindahan Ibukota Mataram ini didasari oleh beberapa faktor, seperti faktor politik, faktor lingkungan, faktor pertahanan dan keamanan, dan faktor konsepsi. Pada dasarnya sistem pemerintahan yang dilakukan oleh Amangkurat I bertujuan untuk memajukan rakyat Mataram, tetapi langkah yang diambil oleh Amangkurat I kurang bijaksana. Amangkurat I tidak bisa belajar dari sejarah penguasa-penguasa Mataram yang terdahulu. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Amangkurat I membuat Mataram semakin merosot. Kepentingan raja seakan lebih diutamakan dibandingkan dengan kepentingan negara. Hal inilah yang menjadikan Mataram semakin merosot.
Kata Kunci: Mataram, Kotagede, Pleret, Amangkurat I,Bayu Ardika Sugiantoro2015-03-26T00:31:52Z2019-01-29T19:31:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14083This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140832015-03-26T00:31:52ZPERGESERAN TRADISI TABOT DI PROVINSI BENGKULU PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASIUpacara Tabot di Bengkulu merupakan tradisi Asyura yang lahir dari komunitas Syi’ah. Budaya tabot masih berlangsung hingga saat ini sehingga menjadi topik kajian yang menarik untuk ditulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana asal mula munculnya tradisi Tabot di Bengkulu, bagaimana proses ritual tradisi Tabot di Bengkulu, bagaimana simbolisasi perlengkapan dan pelaksanaan upacara Tabot di Bengkulu, bagaimana ritual upacara Tabot masa orde baru, bagaimana ritual upacara Tabot masa reformasi, serta bagaimana pergeseran upacara Tabot pada tradisi upacara Tabot tersebut.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis melalui studi pustaka dengan menggunakan metode penelitian menurut Kuntowidjoyo. Metode yang digunakan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) pemilihan topik yaitu menentukan topik penulisan dari beberapa permasalahan yang diperoleh. 2)heuristik yaitu menghimpun jejak-jejak masa lampau yang dikenal dengan data sejarah. 3) verifikasi yaitu kegiatan meneliti sumber-sumber sejarah baik secara eksternal maupun internal. 4) interpretasi yaitu langkah menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh setelah diterapkannya kritik intern dan ekstern dari data-data yang berhasil dikumpulkan. 5) penulisan yaitu penyampaian semua fakta yang diperoleh dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upacara Tabot dirayakan setiap tanggal 1-10 Muharram setiap tahunnya dengan tujuan memperingati gugurnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad saw dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Proses ritual tabot yaitu adanya kelengkapan alat membuat tabot, kenduri dan sesaji,perlengkapan musik tabot dan melengkapi kelengkapan tabot. Pelaksanaan ritual Tabot yaitu mengambik tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak penja, arak sorban, gam, arak gendang dan Tabot tebuang. Ritual Tabot masa orde baru bersifat semi ritual(sakral) dan semi sekuler (tontonan) dan hanya orang-orang dari keluarga keturunan Tabot yang merayakannya.Sedangkan ritual Tabotsaat reformasi tidak sepenuhnya sakral dapat dilihat dari munculnya Tabot pembangunan sehingga mengakibatkan perayaan Tabot menjadi festival kebudayaan Bengkulu. Dengan adanya Tabot pembangunan, setiap daerah dan instansipemerintah Bengkulu mendukung acara tersebut sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah Bengkulu meningkat. Namun, disisi lain mengakibatkan nilai sakral Tabot menurun.
Kata Kunci : Tabot Bengkulu, Orde baru, ReformasiLazmihfa2015-03-24T00:55:06Z2019-01-29T19:15:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13635This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/136352015-03-24T00:55:06ZKOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA TAHUN 1946-
1960: STUDI TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI CINA DI
YOGYAKARTAKondisi sosial ekonomi orang Cina di Yogyakarta tahun 1946-1960 memprihatinkan. Cina Lokal banyak yang bekerja di bidang perdagangan, orang pribumi dianggap dianggap sebagai masyarakat tertindas karena tidak mampu bersaing dengan pedagang Cina. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
untuk membatasi kegiatan perdagangan komunitas Cina di Yogyakarta. Tujuan penulisan ini: (1). Mengetahui kondisi masyarakat Yogyakarta dan eksistensi komunitas Cina di Yogyakarta. (2). Menganalisis status kewarganegaraan Cina di Yogyakarta tahun 1946-1960. (3). Mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi komunitas Cina di Yogyakarta tahun 1946-1960.
Metode dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah kritis yang terdiri dari empat langkah. Pertama adalah heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber baik mengkaji buku-buku yang relevan, koran, serta wawancara
dengan beberapa pihak. Langkah kedua adalah kritik sumber dimana penulis meneliti sumber yang diperoleh baik ekstern maupun intern sehingga diperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilakukan kritik sumber, tahap ketiga yaitu menafsirkan secara analisis atau sintetis dari bahan yang telah diperoleh sebagai tahap interpretasi. Tahap keempat adalah historiografi (penyajian) dimana pada penulis menyajikan hasil penafsiran tersebut secara
kronologis dan deskriptif analitis dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa Jepang saat berkuasa di Yogyakarta pada tahun 1942-1945 membuat peraturan yang ditujukan untuk kepentingan dan usaha perang. Hal ini membuat masyarakat
Yogyakarta mengalami kemunduran dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan. Pada masa pasca kemerdekaan status kewarganegaraan Cina ditentukan dengan istilah Cina WNA dan WNI. Badan pekerja KNIP mengeluarkan undang-undang kewarganegaraan pada tanggal 10 April 1946,untuk berfikir pemerintah memberikan kesempatan sampai 1 April 1947, namun
kesempatan berfikir ini diperpanjang sampai 1951 berdasar hasil keputusan KMB. Pada tahun 1960 masalah kewarganegaraan terselesaikan dengan ditandatanganinya persetujuan ganda antara Jakarta dan Peking. Cina di Yogyakarta banyak yang bekerja dibidang perdagangan. Berbagai kebijakan diberlakukan demi pembatasan perdagangan komunitas Cina antara lain: program benteng, peraturan wajib giling padi, Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1959. Kebijakan ini sangat menggoncangkan sendi-sendi kehidupan komunitas Cina, mereka tidak mampu memperkuat jaringan ekonominya di Yogyakarta.
Kata Kunci: Komunitas Cina, sosial ekonomi, 1946-1960.Surtini2015-03-20T03:34:49Z2019-01-29T19:12:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13513This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/135132015-03-20T03:34:49ZPERJUANGAN RAKYAT KENDAL PADA MASA
PERANG KEMERDEKAAN TAHUN 1947-1949Pendaratan Pasukan NICA di Semarang membawa dampak yang besar terhadap keamanan dan kedudukan wilayah Republik Indonesia di Kendal.Tindakan Pasukan Belanda yang tidak taat terhadap perjanjian gencatan senjata menunjukan bahwa Belanda masih ingin menguasai Indonesia. Kendal sebagai
pertahanan wilayah Barat Semarang diserang oleh Pasukan Belanda sehingga diKendal terjadi perubahan situasi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Pokok masalah yang dapat digunakan sebagai batasan dalam
penelitian antara lain: keadaan masyarakat Kendal sebelum tahun 1946,proses Pasukan Belanda menduduki wilayah Kendal (1946-1948), danperjuangan rakyat Kendaldalam mempertahankan wilayah RI (1948-1949). Tujuan dari pengambilan tema tersebut adalah untuk mengetahui proses dan dampak peristiwa Agresi Militer Belanda di daerah Kendal.
Penggunaan metode dalam penelitian mengenai Perjuangan Rakyat Kendal pada masa Agresi Militer Belanda adalah menggunakan metode yang terdiri dari : Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik sumber, Interpretasi, dan kemudian tahap berikutnya adalah historiografi.Penggunaan metode dalam penelitian juga didukung dengan beberapa pendekatan, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial dengan berdasar pandangan Durkheim mengenai realitas sosial dan fakta sosial, pendekatan politis dengan pengertian negara dari Roger F. Soltau dan penafsiran teori politik Thomas P. Jenkin serta menggunakan pendekatan
militer dengan berdasar pada teori peranggerilya A.H. Nasution. Masyarakat Kendal merupakan masyarakat yang agraris. Hampir secara keseluruhan perekonomian penduduk berasal dari alam. Perkembangan masyarakat dengan adanya pengaruh dari kedatangan orang-orang asing membawa perubahan dalam sistem pengolahan komoditi agraria masyarakat
Kendal. Perubahan tersebut ditandai dengan berkembanganya perkebunan dan perindustrian swasta di Kendal. Pada tahun 1946 Belanda mencoba menguasai wilayah Kendal berawal dari pendudukan Kaliwungu kemudian berlanjut ke arah
barat sampai ke Weleri dan kemudian ke arah selatan sampai Sukorejo. Setelah munculnya instruksi pembentukan pemerintahan militer yang diikuti dengan aksi wingate maka di Kendal kemudian dibentuk pos-pos pertahanan serta medan
gerilya di wilayah pendudukan Belanda. Selain membentuk daerah medan gerilya,di Kendal juga dibentuk gerakan Pager Desa untuk membantu jalannya taktik gerilya di daerah pendudukan Pasukan Belanda.
Kata Kunci :Perjuangan, Perang Kemerdekaan, 1947-1949Ariwibowo Dian