Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T14:48:33ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2024-01-30T02:16:03Z2024-01-30T02:16:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/80423This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/804232024-01-30T02:16:03ZHUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA
MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV SD SE-GUGUS I
KALIBAWANGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterampilan membaca
pemahaman dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika peserta didik kekas IV SD seGugus I Kalibawang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Pemilihan sampel
menggunakan teknik proposional random sampling yang diperoleh 73 responden. Teknik yang
digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini yaitu soal tes membaca pemahaman dan soal
cerita matematika. Uji coba instrumen menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Teknik analisis
data penelitian meliputi analisis data deskriptif, uji prasyarat analisis, dan hipotesis. Uji prasyarat
analisis pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil nilai koefisien
korelasi sebesar 0.967 dan Sig (2-tailed) yaitu sebesar 0.000. Hubungan yang positif ini menunjukkan
setiap kenaikan nilai dari variabel membaca pemahaman akan diikuti dengan kenaikan nilai variabel
kemampuan pemecahan soal cerita matematika. Begitu juga sebaliknya apabila ada penurunan nilai
dari variabel membaca pemahaman, maka akan diikuti dengan penurunan nilai variabel kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika. Hubungan positif antara keterampilan membaca pemahaman
dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika peserta didik kelas IV SD se-Gugus I
Kalibawang tahun pelajaran 2022/2023 termasuk dalam kategori sangat kuat.
Kata kunci: membaca pemahaman, soal ceritaAlya Zaki Az Zahra2024-01-24T07:59:53Z2024-01-24T07:59:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/80318This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/803182024-01-24T07:59:53ZPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD
SE GUGUS III KAPANEWON GALUR KABUPATEN
KULON PROGO TAHUN AJARAN 2022/2023Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan
interaksi teman sebaya terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Se Gugus
III Kapanewon Galur Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2022/2023 baik
secara parsial maupun simultan.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif. Dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu motivasi belajar,
interaksi teman sebaya, dan kedisiplinan belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi karena sampel yang diambil adalah seluruh anggota populasi
yang berjumlah 62 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan angket dan
analisis data yang digunakan adalah regresi linear ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motivasi Belajar berpengaruh
positif terhadap kedisiplinan belajar dibuktikan dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0,385 dan signifikansi 0,000 sertaIvana Duwi Pangestuti2024-01-15T01:25:38Z2024-01-15T01:25:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/80031This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/800312024-01-15T01:25:38ZPENDIDIKAN KARAKTER PADA EKSTRAKURIKULER
PENCAK SILAT DI SD IT AL MUHAJIRIN SAWANGANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui nila-nilai
karakter yang dapat di bentuk melalui kegiatan ektrakurikuler pencak silat. 2)
Untuk mendiskripsikan bagaimana upaya yang harus dilakukan pelatih dalam
menanamkan nilai nilai karakter pada siswa SD IT Al Muhajirin Sawangan. 3)
Untuk mengetahui berbagai hambatan beserta solusinya yang tepat dalam
menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler pencak silat di
SD IT Al Muhajirin Sawangan.
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah guru dan pelatih ekstrakurikuler
pencak silat di SD IT Al Muhajirin Sawangan. Sedangkan objek dari penelitian ini
adalah siswa SD IT Al Muhajirin Sawangan yang mengikuti ekstrakurikuler pencak
silat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat uraian dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang sudah diperoleh akan dianalisis
secara kualitatif dan diuraikan dalam bentuk deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan karakter sangat
penting untuk diberikan kepada siswa di sekolah, mengingat SDIT Al-Muhajirin
menjadi salah satu sarana atau wadah bagi siswa dalam menuntut ilmu serta
membentuk karakter. 2) Ekstrakurikuler pencak silat dapat membantu siswa
mengembangkan karakter mandiri yang positif. 3) Pelatih ekstrakurikuler pencak
silat memegang peran penting dalam membentuk karakter siswa yang kuat dan
berkualitas melalui program latihan yang disesuaikan dengan nilai-nilai karakter
yang ingin ditanamkan. 4) Hambatan yang dihadapi adalah minimnya waktu latihan
karena adanya pelajaran lain yang harus diselesaikan oleh siswa, serta kurangnya
dukungan dari orang tua yang membuat siswa sulit untuk konsisten dalam
mengikuti latihan
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Ekstrakulikuler Pencak Silat,
Pembentukan karakterOvan Jati Pamulat2022-03-02T04:05:23Z2022-03-02T04:29:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/72477This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/724772022-03-02T04:05:23ZDRAMATURGI SUGAR BABY
(Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Sebagai Sugar Baby di Yogyakarta)Penelitian ini berfokus pada Dramaturgi Erving Goffman mengenai Front Stage dan Back Stage dari mahasiswa Sugar Baby di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1)Bagaimana model dramaturgi mahasiswa Sugar Baby di Yogyakarta; (2) Bagaimana Mahasiswa Sugar Baby mengelola panggung depan dan panggung belakang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumplan data menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Dalam penentuan sampel, teknik yang digunakan adalah Snowball Sampling, yang dihasilkan berupa 2 Informan utama dan 1 Informan Pendukung. Teknik keabsahan data menggunakan Teknik triangulasi sumber sedangkan, teknik analisis data menggunakan meodel Miles and Hubberman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan ekonomi dan latar belakang keluarga menjadi motif bagi mahasiswa untuk menjadi sugar baby. Selain itu bahwa Front Stage dari kedua informan utama ini di bagi menjadi tiga bagian yakni, lingkungan keluarga, kampus dan sugar baby. Pada Front stage ini mahasiswa memanipulasi dari cara berpenampilan, berpakaian, sikap hingga perilakunya menyesuaikan dengan tempat kedunya berinteraksi. Seperti ketika berada di lingkungan keluarga, mahasiswa akan bersikap selayaknya anak yang sopan dan berbakti kepada orang tua sebaliknya, ketika berada di lingkungan sugar baby, mahasiswa akan bersikap manja kepada sugar daddynya. Sedangkan Back Stage dibagi menjadi dua yakni back region dan off region. Pada Back Region, Mahasiswa memiliki kerabat yang dapat dipercaya untuk diceritakan kehidupannya sebagai sugar baby. Sedangkan Off Region, mahasiswa mempersiapkan, mempertimbangkan hal hal yang akan di bawa ke panggung depan serta mahasiswa akan mengekspresikan perasaannya yang tidak dapat ditunjukan ketika berada di Front Stage.
Kata Kunci : Dramaturgi, Fenomenologi, Sugar Baby, Panggung Depan, Panggung Belakang.Daffa Maulana Muhammaddaffamaul11@gmail.com2020-09-25T07:04:21Z2020-09-25T07:04:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69044This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/690442020-09-25T07:04:21ZPengaruh Interaksi Sosial Online dan Kecemasan Sosial terhadap Kecanduan Internet pada Remaja.Kecanduan internet telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat, khususnya di kalangan remaja. Hal itu terlihat dari kecenderungan remaja untuk berinteraksi sosial secara online dan remaja cenderung mengalami kecemasan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi sosial online dan kecemasan sosial secara bersama-sama terhadap kecanduan internet pada remaja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex-post facto. Populasi penelitian ini diambil dari remaja di Kabupaten Purbalingga. Sampel yang digunakan sebanyak 366 orang remaja. Teknik pengumpulan sampel penelitian menggunakan teknik multistage random sampling, sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan skala. Skala penelitian ini terdiri dari skala kecanduan internet, skala interaksi sosial online, dan skala kecemasan sosial. Teknik validasi instrumen menggunakan validitas isi dan reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial online dan kecemasan sosial secara bersama-sama terhadap kecanduan internet pada remaja (p=0,000). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara interaksi sosial online dan kecemasan sosial terhadap kecanduan internet pada remaja. Interaksi sosial online dan kecemasan sosial dapat menjadi prediktor yang cukup kuat terhadap kecanduan internet pada remaja.Putra HidayatSiti Rohmah Nurhayati2019-11-06T03:31:05Z2019-11-06T03:31:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66545This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/665452019-11-06T03:31:05ZPengaruh Dukungan Sosial dan Harapan terhadap Resiliensi pada RemajaPermasalahan resiliensi sangat mungkin muncul pada remaja awal karena mereka dianggap belum matang secara emosional dan sangat mudah terpengaruh oleh perubahan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan harapan secara bersama-sama dan sendiri-sendiri terhadap resiliensi pada remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian adalah ex-post facto. Sampel penelitian didapatkan secara multistage random sampling sebanyak 291 orang remaja pada jenjang Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Pagentan, Kota Banjarnegara, Jawa Tengah yang mengisi 3 angket penelitian yaituangket dukungan sosial, angket harapan dan angket resiliensi. Angket dinyatakan valid oleh para ahli pengukuran psikologi (validitas isi) dan reliabel dengan koefisien Alpha Cronbah dari variabel dukungan sosial sebesar 0,854, harapan sebesar 0,835 dan resiliensi sebesar 0,778. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dukungan sosial dan harapan secara bersama-sama mempengaruhi resiliensi (p=0,000), (2) dukungan sosial mempengaruhi resiliensi (p=0,000), (3) harapan mempengaruhi resiliensi (p=0,000), (4) pengaruh variabel dukungan sosial dan harapan dapat diprediksi dengan persamaan garis regresi yaitu Y = 54,180 + 0,209 X1 + 0,471 X2, (5) sumbangan efektif dukungan sosial dan harapan terhadap resiliensi sebesar 41%, sumbangan tersebut dari dukungan sosial sebesar 13,2% dan harapan sebesar 27,8%.
Kata kunci : resiliensi, dukungan sosial, harapan, dan remajaNovi HidayatSiti Rohmah Nurhayati2016-08-31T03:16:06Z2019-05-09T07:35:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/409842016-08-31T03:16:06ZPengembangan Moral Anak-Anak dilingkungan Lokalisasi Pasar Kembang TK PKK Sosrowijayan YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mengungkapkan pengembangan moral
anak TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta, dan (2) mengungkapkan perkembangan moral anak TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru, dan anak didik TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta. Data penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Data penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif secara interaktif diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan moral TK PKK Sosrowijayan mencangkup aspek pendidik, materi, metode dan evaluasi.Pendidik sudah dapat menjadi teladan bagi siswa. Materi yang dikembangakan di TK Sosrowijayan mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun 2009. Metode pengembangan moral menggunakan metode pembiasaan, metode bercerita, metode keteladanan, dan metode bernyanyi. Evaluasi yangdigunakan kurang optimal. Meskipun evaluasi yang dilakukan sudah memenuhi prinsip evaluasi namun pada kenyataannya evaluasi yang dilakukan guru tidak menggunakan lembar observasi atau hanya mengandalkan ingatan guru. Perkembangan moral anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Meskipun lokasi TK PKK Sosrowijayan terletak ditengah-tengah lokalisasi, sebagian besar perkembangan moral anak sesuai dengan tahapan perkembangan. Faktor yang menyebabkan perkembangan moral anak sesuai dengan tahapan,yang meliputi: (a) anak TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta sebagian besar tidak bertempat tinggal dilokalisasi; (b) pihak RW menetapkan peraturan selama jam sekolah para PSK dilarang beroperasi; (c) pihak TK PKK Sosrowijayan Yogyakarta tidak boleh bermain di luar halam sekolahanMuhammad Syafe’i2016-08-25T01:26:55Z2019-05-09T07:34:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40595This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/405952016-08-25T01:26:55ZPeran Pengasuhan dalam Pembentukan Perilaku Siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta: Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 YogyakartaPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan:(1) pengasuhan orang tua siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, (2) perilaku siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan (3) peran pengasuhan orang tua siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dalam pembentukan prilaku siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Sampel penelitian, yaitu kelas XI IPA dan XI IPS. Informan awal adalah lima orang dari kedua kelas tersebut yaitu AM, RM, NS, SM, dan AY, kemudian peneliti menggali lagi informasi sampai pada titik jenuh menggunakan teknik snowball sampling. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dan catatan-catatan lapangan. Pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian menggunakan teknik informant review dan triangulasi.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Orang tua RM dan AM menerapkan pengasuhan yang mengedepankan komunikasi, akan tetapi akibat pengaruh lingkungan pergaulan RM dan AM berperilaku tidak baik. RM sering membolos, tawuran, vandalisme, merokok dan ngompas. AM membolos, tawuran, merokok dan ngompas. Orang tua NS menerapkan pengasuhan yang mengedepankan aturan yang ketat, karena pengaruh lingkungan pergaulan NS yang tidak baik, perilaku NS menjadi tidak baik seperti membolos, vandalisme, merokok dan ngompas. Orang tua AY dan SM menerapkan pengasuhan yang mengedepankan pemberian kebebasan untuk mengatur tingkah lakunya, kontrol sangat sedikit. Karena lingkungan pergaulan AY dan SM yang tidak baik, AY dan SM berperilaku tidak baik. Perilaku AY membolos, tawuran, vandalisme dan merokok sedangkan perilaku SM membolos, tawuran, merokok dan ngompas. Pengasuhan orang tua yang mengedepankan komunikasi tidak didukung lingkungan yang baik menyebabkan perilaku anak tidak baik. Pengasuhan yang cenderung mengarah ke penekanan tidak didukung lingkungan yang baik akan menyebabkan perilaku anak tidak baik. Apalagi pengasuhan yang memberi kebebasan tidak didukung dengan lingkungan yang baik otomatis akan menyebabkan anak yang tidak baik. Pendidikan IPS khususnya sosiologi berperan sangat penting dalam memperbaiki perilaku menyimpang terhadap remaja di sekolah, serta berperan strategis dalam mewujudkan perilaku yang baikGalih Nugraheni2016-07-28T06:51:26Z2019-05-09T07:24:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37918This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/379182016-07-28T06:51:26ZEvaluasi Pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Gerakan Segoro Amarto Kota Yogyakarta dalam Penanggulangan KemiskinanPenelitian ini bertujuan mengevaluasi (1) kesesuaian Program Gerakan Segoro Amarto (PGSA) dengan kebutuhan masyarakat, (2) implementasi PGSAdalam penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta, (3) dampak sosial ekonomi dalam pelaksanaan PGSA di Kota Yogyakarta, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi Peraturan Walikota Yogyakarta No 53 Tahun
2011 tentang Segoro Amarto di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi program model CIPP yang dikembangkan oleh Stuffbleam. Penentuan subjek penelitian dengan teknik purposive terdiri atas TKPK Kota Yogyakarta, TKPK Kelurahan Tegal Panggung, Kelurahan Kricak, Kelurahan Sorosutan, RW/RT dan sasaran penerima PGSA. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis menggunakan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (1986) meliputi: reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) PGSA dalam penanggulangan kemiskinan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Yogyakarta karena: (a) kepadatan penduduk masih tinggi, (b) tingkat kemiskinan masih relatif besar, (c) adanya pergeseran nilai gotong royong dalam masyarakat. (2) Implementasi Program Gerakan Segoro Amarto dalam penanggulangan kemiskinan meliputi: (a) sosialisasi PGSA, (b) pendataan dan pemetaan PGSA, (c) penyaluran dana PGSA, (d) pengambilan dana PGSA, (e) penggunaan dana PGSA,(f) monitoring dan evaluasi, dan (g) pelaporan. (3) Dampak sosial ekonomi masyarakat Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan PGSA cukup baik, meliputi: (a) hubungan antara lingkungan sosial dan budaya,(b) berkembangnya usaha ekonomi, (c) kemampuan memberantas kemiskinan, (d) tingkat pendidikan cukup baik, dan (e) adanya peningkatan kesehatan. (4) Kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan PGSA yaitu: (a) kurang adanya komunikasi antara pekerja sosial, dan masyarkat, (b) sosialisasi program terlalu cepat, (c) bertumpuknya program dalam masyarakat, (d) usulan tanah program sulit terealisasi, (e) tidak adanya kewenangan penuh dalam pembuatan proposal PGSA, (f)kurang adanya pemanfaatan dana, dan (g) kurang meratanya daya dukung masyarakatPatma Tuasikal2015-05-13T01:30:02Z2019-01-29T22:18:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18561This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185612015-05-13T01:30:02ZKEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP RITUAL SEBAGAI SYARAT PENGAMBILAN SARANG BURUNG WALET (STUDI KASUS DI DESA KARANGBOLONG KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi kepercayaan masyarakat terhadap ritual dan dampak ritual tersebut terhadap masyarakat. Dan mengetahui masyarakat mempercayai ritual pengambilan sarang burung walet sebagai suatu yang sakral atau hanya hiburan rakyat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Kriteria infoman yaitu masyarakat yang pernah ikut serta dalam pengambilan sarang burung walet dan juga masyarakat sekitar desa Karangbolong. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validitas dan reliabilitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Konsep analisis data interaktif Miles dan Huberman mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, hingga penarikan kesimpulan digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini.
Berdasarkan penelitian Kepercayaan Masyarakat Terhadap Ritual Sebagai Syarat Pengambilan Sarang Burung walet di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, peneliti dapat menyimpulkan bahwa latar belakang masyarakat desa Karangbolong percaya terhadap ritual dikarenakan bukti sejarah mengenai Kyai Surti dalam bentuk tulisan dan juga cerita rakyat yang mengarah pada masyarakat untuk mangadakan ritual sebelum dilakukan pengambilan sarang burung walet. Kesakralan ritual semakin membuat masyarakat percaya terhadap ritual di Karangbolong. Terbukti dengan adanya korban ketika terjadi kesalahan dalam ritual. Dampak dari dilakukannya ritual dapat terlihat dari segi materiil dan non materiil. Bagi pengambil sarang burung walet mereka diuntungkan karena dengan adanya ritual yang lancar hasil yang didapat juga akan melimpah, sehingga mereka memperoleh gaji dari penjualan sarang burung walet yang dilakukan Pemerintah Daerah Kebumen. Bagi masyarakat sekitar juga mendapat keuntungan sendiri dengan memanfaatkan momentum ritual yang ramai dikunjungi untuk berjualan. Untuk Pemerintah ritual dapat menjadi sebuah pemasukan yang besar jika walet yang didapatkan melimpah. Dampak non materiil yang terjadi seperti kerukunan dan gotong royong tercipta antara para pengambil sarang burung walet, dan juga beberapa dari pengambil lebih tenang dalam melakukan pengambilan sarang burung walet.
Kata Kunci : Ritual, Sakral, Kepercayaan, sarang burung waletWACHAS PRAYOGI2015-04-15T01:01:50Z2019-01-29T21:02:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16499This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164992015-04-15T01:01:50ZPersepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Keberadaan PT. Busana Remaja Agracipta (PT. BRA) Di Desa Singosaren Kecamatan Banguntapan Kabupaten BantulPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan PT. Busana Remaja Agracipta (PT. BRA) di Desa Singosaren Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Singosaren Banguntapan Bantul yang berjumlah 1065 KK. Sampel penelitian ini berjumlah 92 kepala keluarga ditentukan menggunakan Rumus Slovin. Pemilihan responden menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Adapun teknik yang digunakan untuk mengolah data adalah editing, koding, dan tabulasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik skoring, analisis skala Likert dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa. a) Persepsi masyarakat terhadap ketersediaan informasi dari PT. BRA positif atau baik, yakni sebanyak 70,65% responden menyatakan setuju PT. BRA memberikan informasi lowongan pekerjaan. b) Persepsi masyarakat terhadap PT. BRA dalam menyerap tenaga kerja di Desa Singosaren negatif atau buruk, yakni sebanyak 91,30% responden menyatakan tidak setuju jika PT. Busana Remaja Agracipta sudah menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat Desa Singosaren. c) Persepsi mayarakat tentang pengaruh keberadaan PT. BRA terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Singosaren cenderung positif atau baik, yakni sebesar 75% responden menyatakan tidak setuju jika kehadiran pendatang merupakan hal yang mengganggu kehidupan sosial, 95% menyatakan tidak setuju jika kehadiran pendatang menjadi penyebab berkurangnya interaksi antar warga, 60,86% responden setuju jika keberadaan PT. BRA menyebabkan kecemburuan sosial, 45,55% responden menyatakan setuju PT. BRA membantu penyediaan fasilitas sosial, 48,91% responden menyatakan setuju PT. BRA telah membuka peluang usaha serta 45,65% cukup setuju PT. BRA sudah memperhatikan kebutuhan kegiatan sosial dalam masyarakat.
Kata kunci : Persepsi, masyarakat, PT. Busana Remaja AgraciptaCahya Setya Adiin2015-04-14T08:09:45Z2019-01-29T21:01:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16470This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164702015-04-14T08:09:45ZPeran Ganda Perempuan Buruh Gendong Single Parent dalam Kehidupan Sosial dan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di Pasar Baru Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak).Status single parent yang disandang oleh perempuan buruh gendong telah menjadikannya memiliki peran ganda, meliputi peran produktif, peran reproduktif dan peran sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara perempuan buruh gendong single parent di pasar Baru Kedungmutih dalam menjalankan peran ganda, kendala dan solusi menjalankan peran ganda, serta dampak peran ganda terhadap kehidupan sosial dan ekonomi keluarga.
Kajian tentang peran ganda perempuan buruh gendong single parent ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Informan peneliti dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria yaitu bekerja sebagai buruh gendong, berstatus single parent dan memiliki tanggungan keluarga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber Proses analisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah 1) Buruh gendong di pasar baru semua adalah perempuan dan mayoritas berstatus single parent. 2). Alasan ekonomi menjadi alasan utama perempuan buruh gendong single parent memilih bekerja sebagai buruh gendong. Selain alasan ekonomi terdapat alasan lain yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan, dan faktor lingkungan sosial. 3) Cara perempuan buruh gendong single parent menjalankan peran ganda adalah dengan pengalokasian waktu, yaitu 38% waktunya digunakan untuk menjalankan peran produktif, 13% untuk peran sosial dan 49% ia habiskan untuk menjalankan peran reproduktif. 4) Kendala yang dihadapi dalam menjalankan peran ganda adalah masalah ekonomi, anak sulit diatur, sulit mengatur waktu, serta kecapekan dan kewalahan. Sedangkan solusi dari kendala tersebut adalah bekerja lebih keras, mengatur keuangan, dan waktu dengan baik, berdoa kepada Allah dan melaksanakan sholat, memberi nasihat anak, serta meminta bantuan pihak lain. 5) Peran ganda membawa dampak positif dan negatif. Peran ganda membuat kehidupan sosial perempuan buruh gendong single parent penuh dinamika tetapi pada dasarnya hubungan sosial yang terjalin berjalan baik, disamping itu peran ganda juga berdampak sangat positif dalam kehidupan ekonominya. Namun, peran ganda berdampak negatif pada aspek diri individu buruh gendong single parent seperti rasa bersalah, kecapekan, kemarahan, kewalahan dan kebingungan.
Kata kunci : perempuan buruh gendong single parent, peran ganda, kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, individu.Apriyani Ritna2015-04-14T08:02:57Z2019-01-29T21:01:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16466This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164662015-04-14T08:02:57ZUPAYA PELESTARIAN BUDAYA LOKAL INDONESIA MELALUI PELATIHAN TARI TRADISIONAL USIA DINI (Studi Deskriptif di Sanggar Tari Kembang Sore Dusun Sorogenen II Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)Sanggar Tari Kembang Sore adalah sebuah sanggar tari yang tariannya merupakan tari kreasi baru. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan proses berlangsungnya pelatihan tari tradisional usia dini di Sanggar Tari Kembang Sore. 2) Mengetahui faktor pendorong dan penghambat pelatihan tari tradisional usia dini. 3) Mengetahui dampak dari pelatihan tari tradisional bagi anak-anak yang dilaksanakan oleh Sanggar Tari Kembang Sore.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling atau sampel bertujuan. Validitas data penelitian menggunakan tiga cara yaitu triangulasi data, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan melalui diskusi dengan rekan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Peneliti merupakan pelaku utama dalam melakukan penelitian disertai pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah model analisis interaktif Miles dan Hubberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1) Terjadinya interaksi sosial dalam proses pelatihan tari tradisional baik antar pihak sanggar maupun pihak sanggar dengan pihak di luar sanggar. Fungsi struktur di Sanggar Tari Kembang Sore ditandai dengan pembagian kerja di setiap kegiatan. Kegiatan yang dilasanakan oleh Sanggar Tari Kembang Sore merupakan tindakan sosial yang rasional seperti yang dikatakan oleh Weber dikarenakan memiliki tujuan yakni melestarikan budaya Indonesia. 2) Faktor pendorongpelatihan tari yaitu tingginya motivasi warga sanggar, pudarnya kebudayaan lokal, dukungan positif dari wali, minat dan bakat anak, lokasi sanggar strategis. 3) Faktor penghambatnya yaitu kurangnya kesadaran budaya, kurangnya minat terhadap tari tradisional, kinerja pengurus kurang, dan cuaca tidak menentu. 4) Dampak positif pelatihan tari yaitu keterampilan bertambah, mengenal tari dan musik tradisional, nilai moral, terciptanya generasi pewaris budaya, menambah kegiatan positif. 5) Dampak negatifnya yaitu jam istirahat warga berkurang, beban materi yang diterima warga menjadi lebih banyak, lemahnya kontrol sosial orang tua pada anak, waktu wali warga tersita, dan timbulnya persaingan sanggar di masyarakat.
Kata Kunci: Sanggar Tari Kembang Sore, Tari Tradisional, Kebudayaan, Pelestarian, Pelatihan.Windi Resmiyati2015-04-14T07:56:26Z2019-01-29T21:01:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16464This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164642015-04-14T07:56:26ZInteraksi Sosial Sedulur Sikep dengan Masyarakat Sekitar di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa TengahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses serta bentuk interaksi sosial yang terjalin antara Sedulur Sikep dengan masyarakat sekitar di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Selain itu juga untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya interaksi tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yang meliputi tokoh Sedulur Sikep, masyarakat Sedulur Sikep dan masyarakat sekitar. Sumber data diperoleh melalui kata-kata dan tindakan, sumber tertulis dan foto. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber. Proses analisis data menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman, mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga proses penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial Sedulur Sikep dengan masyarakat sekitar di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, terjadi melalui proses assosiatif dan proses dissosiatif. Interaksi sosial melalui proses assosiatif meliputi kerjasama dalam berbagai pembangunan misalnya pembangunan jalan, pendopo, rumah warga, jembatan dan lain-lain. Selain kerjasama, proses assosiatif juga terwujud dalam akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Sedangkan interaksi sosial melalui proses dissosiatif meliputi konflik internal antara anggota Sedulur Sikep dan kontravensi. Beberapa faktor yang mendorong interaksi sosial tersebut salah satunya karena ketokohan sesepuh Sedulur Sikep yaitu Mbah Lasio yang mudah bergaul dan sangat dihormati oleh masyarakat. Interaksi antara Sedulur Sikep dengan masyarakat sekitar di Desa Klopoduwur juga menimbulkan beberapa dampak bagi kedua pihak. Namun dampak tersebut cenderung kearah positif, salah satunya yaitu adanya sikap saling menghargai dan menghormati sebagai masyarakat yang hidup berdampingan. Ajaran Sedulur Sikep mengenai seduluran yang memandang bahwa masyarakat di luar komunitasnya merupakan saudara menjadikan kedua pihak dapat berhubungan baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata kunci: interaksi, sedulur sikep, masyarakatAyu Alfa Nabela NF2015-04-14T07:52:34Z2019-01-29T21:01:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16462This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164622015-04-14T07:52:34ZKesetaraan Gender Pada Pembalap Drag Bike Perempuan (Studi Kasus Di Monita Fans Club, Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Yogyakarta)Monita Fans Club merupakan komunitas yang dibentuk secara tidak formal. MFC merupakan komunitas balap drag bike perempuan pertama di Indonesia. Komunitas ini menjadi wadah bagi para perempuan yang ingin menggeluti dunia balap. Di komunitas ini, para perempuan akan memperoleh pelatihan balap dan akan diturunkan di event. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui proses kesetaraan gender pembalap drag bike perempuan di Monita Fans Club, 2) Untuk mengetahui faktor pendorong perempuan bergabung di Monita Fans Club dan 3) Untuk mengetahui dampak perempuan bergabung di Monita Fans Club terhadap kesetaraan gender di balap drag bike.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang disesuaikan dengan tujuan penelitian berupa ingin mengetahui sejauh mana kesetaraan gender yang terdapat di komunitas. Sumber data terdiri dari dua macam, 1) sumber data primer, yang diperoleh dari wawancara secara langsung kepada pengurus dan anggota MFC, 2) sumber data sekunder, diperoleh melalui studi dokumentasi seperti foto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh. Triangulasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan metode. Teknik analisa data yang digunakan yakni dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya kesetaraan gender di dalam komunitas MFC. Aplikasi kesetaraan gender bermula dari dibukanya komunitas MFC sebagai komunitas perempuan, pemberian pelatihan balap kepada perempuan, tidak membedakan kelas dalam pelatihan, memberikan materi teori dan praktek balap yang sama, mendaftarkan perempuan di balap resmi dan memberikan pendidikan karakter dan perilaku kesetaraan gender. Para perempuan bergabung di MFC karena memiliki hobi balap drag bike, ingin menjadi pembalap yang profesional, pelatihan di MFC tidak dipungut biaya, dilatih oleh pembalap profesional, diberikan beberapa fasilitas pendukung, MFC telah mengantongi izin dari pemerintah dan kepolisian serta orang tua peserta. Dampak yang dirasakan yakni perempuan dapat menaiki motor balap, menambah wawasan balap, dapat mengikuti event balap resmi, rasa solidaritas kelompok tinggi dan memperoleh kesetaraan gender selain itu juga berdampak negatif dalam pengutamaan balap daripada pendidika sekolahnya dan perbedaan sosialisasi antara peserta yang masih kecil dengan yang remaja sehingga terjadi kesalahan pemasukan nilai seperti candaan pacaran.
Kata kunci: Kesetaraan Gender, Monita Fans Club, Drag BikeAhmad Fatchur Rahman2015-04-14T07:35:41Z2019-01-29T21:01:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16456This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164562015-04-14T07:35:41ZHIJABERS COMMUNITY YOGYAKARTA (HCY) SEBAGAI BUDAYA POPULER: KEANGGOTAAN DAN MASA DEPANNYAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena Hijabers Community Yogyakarta sebagai bentuk budaya populer Islam dan menginvestigasi perkembangan Hijabers Community Yogyakarta di masyarakat. Selain hal tersebut, peneliti juga ingin mengeksplorasi proses keanggotaan dan masa depan komunitas ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data berupa kata-kata dan tindakan, sumber tertulis dan foto/dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan analisis datanya menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HCY sebagai budaya populer karena tiga hal utama yaitu: Pertama, Hijbers memiliki daya tarik tersendiri yang cukup besar kepada masyarakat muslim khususnya para muslimah muda yang memiliki ketertarikan terhadap fashion jilbab. Kedua, komunitas Hijabers mampu menarik masyarakat untuk bergabung dan secara tidak langsung akan mampu mempengaruhi masyarakat terhadap perkembangan yang dialami komunitas Hijabers. Sehingga banyak masyarakat yang mengikuti progress dan gaya komunitas Hijabers. Ketiga, media yang dimanfaatkan komunitas Hijabers mampu menarik masyarakat untuk mengikuti komunitas ini. Berdirinya komunitas ini memiliki manfaat tersendiri bagi golongan tertentu dalam mengembangkan bisnisnya. Proses rekruitmen anggota baru HCY dilakukan dengan dua cara yaitu formal dan informal. Rekruitmen secara formal adalah perekrutan yang memanfaatkan anggota untuk mengajak teman-temannya bergabung dengan HCY dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan HCY untuk mempromosikan HCY. Sedangkan informal, memanfaatkan media sosial seperti whats App, face book, twitter dan blog untuk mendapatkan anggota baru, terutama anggota yang setia untuk mengikuti acara-acara yang dilaksanakan HCY.
Kata kunci : Jaringan sosial, Hijabers Community Yogyakarta, rekrutmen anggota baru, Budaya Populer.Pipit Ervina2015-04-14T07:32:15Z2019-01-29T21:00:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16450This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164502015-04-14T07:32:15Zstrategi bertahan hidup pedagang barang loak di pasar senthir yogyakartaJaman yang semakin modern ini semakin banyak minimarket dan mall di kota-kota besar hal itu memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan suatu barang yang diinginkan, namun hal ini membuat suatu sektor ekonomi tertentu seakan menjadi tersisih di mata masyarakat yang semakin lama mempunyai cara berfikir mengikuti jaman misalnya saja para pedagang barang loak atau bekas di pasar senthir Yogyakarta. Saat ini pasar barang loak semakin terancam keberadaannya hal itu dibuktikan dengan semakin sulitnya kita temui. Dari hal tersebut tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi bertahan hidup pedagang barang loak di Pasar Senthir Yogyakarta dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif , dalam pengumpulan datanya. Subyek penelitian ini adalah pedagang barang loak. Dilakukan secara langsung yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian adalah para pedagang barang loak yang diambil secara purposive sampling. Peneliti menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara. Teknik yang digunakan dalam validitas data adalah trianggulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik model analisis interaktif Miles dan Hubberman
Pedagang barang loak yang ada di Pasar Senthir Yogyakarta tetap mampu bertahan hidup sampai saat ini dikarenakan mereka selalu menyimpan cadangan uang atau babon, mereka selalu berdagang saat cuaca baik dan mempunyai barang dagangan yang bagus. Dalam upaya ada berbagai faktor pendukung agar tetap bertahan hidup yaitu adanya lahan untuk berjualan dan banyaknya teman seprofesi. Sementara itu untuk faktor penghambat untuk bertahan hidup antara lain masuknya barang dengan kondisi baru ke dalam pasar yang nantinya membuat pedagang barang loak semakin sulit untuk bertahan hidup, barang dagangan yang sulit diperoleh, pemasok barang ikut berjualan di dalam pasar dan cuaca buruk. Solusi untuk mengatasi faktor penghambat bertahan hidup tersebut antara lain libur saat cuaca buruk, mencari barang dagangan dari rumah kerumah dan melapor ke pengurus pasar jika ada pedagang illegal didalam pasar. Berbagai macam dampak yang muncul setelah mereka menjalani profesi ini. Dampak positif yaitu tidak lagi menjadi pengangguran, mempunyai pendapatan untuk menghidupi anak istri dan memperluas pergaulan. Sementara itu dampak negatif dari mereka yang menjalani profesi ini adalah seringnya mereka diremehkan orang tentang pekerjaan yang mereka jalani
Kata Kunci : Strategi bertahan hidup dan pedagang barang loakEdhum Pramuwardana2015-04-13T01:08:44Z2019-01-29T20:42:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15958This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159582015-04-13T01:08:44ZKONSTRUKSI BUDAYA ATAS TREND KECANTIKAN PADA PENGGUNAAN LENSA KONTAK DI KALANGAN MAHASISWI DI YOGYAKARTALensa kontak awalnya diciptakan untuk menggantikan fungsi kacamata agar lebih praktis, namun seiring perkembangan zaman lensa kontak dipakai untuk fashion dan penunjang penampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: 1. konstruksi budaya penggunaan lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi. 2. faktor-faktor yang menyebabkan menjamurnya penggunaan lensa kontak oleh mahasiswi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui sumber data dari narasumber langsung yaitu mahasiswi dari UNY, UII, Amikom Yogyakarta, UPN “Veteran” serta mahasiswi UGM yang menggunakan lensa kontak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2012. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengujian validitas menggunakan triangulasi pengumpulan data dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis Miles dan Hubberman, meliputi:reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lensa kontak sebagai konstruksi budaya di kalangan mahasiswi di Yogyakarta telah mengkonstruksi budaya masyarakat tentang kecantikan. Proses konstruksi budaya pada penggunaan lensa kontak terjadi pada saat proses dimulainya mahasiswi mengenal lensa kontak sejak masuk kuliah. Berikutnya mahasiswi mencari informasi dari melihat teman yang sudah menggunakan lensa kontak atau iklan di TV, majalah, internet maka kemudian mereka mulai mencoba memakai. Mahsiswi juga terlebih dahulu mencari berbagai informasi terkait lensa kontak dari berbagai sumber. Kemudian mereka mulai memakai dan merasa nyaman serta hal itu menambah kepercayaan diri mereka. Mereka dan teman-teman mengakui lebih cantik saat memakai lensa kontak. Pengakuan tersebut membuat pemakai ingin terus memakai lensa kontak, sehingga menjadi budaya baru dalam berpenampilan. Sebagian mahasiwi tersebut juga mengungkapkan bahwa kecantikan tidak dilihat dari segi fisik saja melainkan dari dalam dirinya (inner beuty). Faktor-faktor yang menyebabkan pengunaan lensa kontak oleh mahasiswi di Yogyakarta adalah kesehatan, adanya inovasi lensa kontak di sekitar mahasiswi dengan harga terjangkau, konsep diri tentang cantik, pengaruh dari budaya lain melalui tayangan film asing di TV dan turis mancanegara yang datang ke Yogyakarta. Kata kunci: konstruksi budaya, lensa kontak, mahasiswiDina Permitasiwi2015-03-25T07:11:14Z2019-01-29T19:33:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14123This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141232015-03-25T07:11:14ZStrategi Komunikasi Pengurus PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) Dalam Meningkatkan Keterampilan Kerja Wanita Tuna Sosial di Godean YogyakartaPanti Sosial Karya Wanita merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas sosial DIY sebagai Lembaga Pelayan Masyarakat yang memberikan Pelayanan Kesejahteraan sosial untuk membantu untuk mememulihkan sikap, Perilaku, dan fungsi sosial wanita tuna sosial dan rawan sosial melalui proses rehabilitasi sosial Penelitian ini mengkaji strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) dalam meningkatkan keterampilan wanita tuna sosial di Godean Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana strategi komunikasi yang digunakan oleh pengurus PSKW dalam meningkatkan keterampilan kerja klien di PSKW, serta mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW dalam meningkatkan ketrampilan kerja klien di PSKW.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menjelaskan secara deskriptif tentang hasil penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengurus PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) serta pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan keterampilan kerja di PSKW. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dokumentasi maupun studi kepustakaan. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW mampu meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial di PSKW Godean Yogyakarta. Strategi komunikasi yang digunakan dalam peningkatan keterampilan kerja di PSKW yaitu menggunakan Pendekatan Instruksional, Partisipatoris, dan Interpersonal. Faktor pendorong dalam peningkatan keterampilan ini yaitu kerjasama antara pekerja sosial dan Instruktur, adanya pendampingan dari pekerja sosial, pendekatan kekeluargaan, motivasi klien, sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan, karakteristik klien, tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya tingkat intelektual, dan kurang meratanya pembagian jumlah peserta pada setiap keterampilan menjadi faktor penghambatnya.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pengurus PSKW, Peningkatan Keterampilan Kerja.Agus Widiyanto2015-03-25T06:48:34Z2019-01-29T19:33:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14116This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141162015-03-25T06:48:34ZPengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi Pada Karyawan Bagian Produksi PD Taru Martani YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepribadian dan komitmen organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi pada karyawan bagian produksi PD Taru Martani Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian survei, sedangkan desain yang digunakan adalah ex post facto.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PD Taru Martani yang berjumlah 102 karyawan. Pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket atau kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepribadian dan komitmen organisasi terhadap perilaku kewargaan pada karyawan bagian produksi PD Taru Martani Yogyakarta secara individual maupun bersama-sama. Persentase sumbangan kepribadian dan komitmen organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi karyawan sebesar 51 %. selebihnya, 49 % dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak terlibat dalam model persamaan regresi linier berganda tersebut.
Kata Kunci : Kepribadian, Komitmen Organisasi, Perilaku Kewargaan OrganisasiDanang Aditya Pranata2015-03-25T04:32:37Z2019-01-29T19:31:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14081This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140812015-03-25T04:32:37ZPola Interaksi Penyandang Tuna Netra Dengan Masyarakat Di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, YogyakartaManusia sebagai makhluk individu dan makluk sosial yang hidup berkelompok membentuk pola interaksi sosial yang mengakibatkan adanya relasi yang bersifat multi-relasi. Begitupun yang terjadi pada para penyandang tuna netra di Kecamatan Piyungan, Bantul. Ketunanetraan membawa hambatan bagi penyandang tuna netra dalam berakitivitas termasuk melakukan interaksi sosial, keterbatasan memperoleh informasi serta pemaknaan simbol yang tidak sempurna karena hilangnya penglihatan memberikan sisi menarik dalam membentuk pola-pola interaksi dengan manusia disekitarnya baik itu individu dan kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola interaksi sosial yang terjadi pada penyandang tuna netra dengan masyarakat di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling, dengan subyek penelitian berjumlah 11 orang yang terdiri dari 6 orang penyandang tuna netra, 2 orang sebagai orang terdekat atau keluarga penyandang tuna netra, dan 3 orang tetangga dari penyandang tuna netra. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis data model interaktif Milles dan Hubberman terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh diantaranya: adanya pola interaksi yang kompleks pada penyandang tuna netra di Kecamatan Piyungan. Pola interaksi sosial yang terjadi adalah antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok, baik itu terjadi dalam lingkungan keluarga, pertemanan, masyarakat umum, organisasi, lingkungan pekerjaan dan lingkungan pendidikan. Pola interaksi ini terjadi pada manusia disekitar penyandang tuna netra dengan kondisi fisik normal maupun dengan sesama penyandang tuna netra. Motif pelaku dalam pola interaksi sosial ini muncul, yaitu motif individu dan motif kelompok. Selain itu adanya penggunaan simbol-simbol oleh penyandang tuna netra dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain, baik itu dengan orang normal atau sesama penyandang tuna netra, penggunaan simbol berupa output dan input, yaitu melalui pemaknaan dan pemberian simbol melalui indra pendengaran, peraba, pembau, pengecap, dan sedikit indra penglihatan bagi low vision.
Kata kunci: pola interaksi sosial, tuna netra, Kecamatan PiyunganIlyas Fahrudin2015-03-24T05:26:55Z2019-01-29T19:23:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13872This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138722015-03-24T05:26:55ZRelasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat di Rumah Dome (Dusun Nglepen, Kelurahan Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)Relasi sosial yang terjadi di kompleks Rumah Dome terbentuk karena adanya interaksi dan proses sosial yang berlangsung selama kurang lebih 7 tahun sejak pemukiman tersebut terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana proses relasi sosial dari saat awal relokasi itu terjadi hingga sekarang, yang akhirnya menumbuhkan ide-ide yang dapat memajukan Dusun Nglepen (Rumah Dome) dalam berbagai bidang, serta mengetahui faktor pendorong dan penghambat relasi sosial tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Subyek penelitian berjumlah 7 orang yang terdiri dari 1 orang ketua pengelola Rumah Dome, 2 orang ketua RT, dan 4 orang warga Rumah Dome. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data, triangulasi metode dan review informan kunci, sedangkan teknik analisa data menggunakan model interaktif Miles dan Hubberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penegasan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi sosial yang terjadi pada masyarakat kompleks rumah Dome merupakan bentuk interaksi sosial positif dan interaksi sosial negatif. Hasil dari relasi sosial yang dapat memberi manfaat dan kemajuan terhadap masyarakat di Rumah Dome yaitu munculnya ide-ide kreatif dari warga berupa lapangan usaha baru, kesenian khas, makanan khas, dan cindera mata yang mereka buat sendiri. Faktor pendorong relasi sosial di Rumah Dome diantaranya bentuk pola pemukiman warga yang mengelompok membuat interaksi antar-warga semakin intens; bentuk kamar mandi warga yang komunal dapat meningkatkan kontak dan komunikasi sosial secara langsung; dijadikannya Rumah Dome sebagai desa wisata mampu mendorong warga untuk meningkatkan kerja sama dalam segala kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan desanya. Sedangkan faktor penghambat relasi sosial di Rumah Dome diantaranya adanya beberapa warga yang sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan merasa tidak nyaman tinggal di Rumah Dome; adanya beberapa warga yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan desa; adanya kecemburuan sosial sehingga membuat hubungan warga sedikit renggang.
Kata Kunci: relasi sosial, interaksi sosial, Rumah DomeAnindita Puteri Wandansari2015-03-20T03:51:45Z2019-01-29T19:12:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13520This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/135202015-03-20T03:51:45ZPeranan Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ) Dalam Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Di Kota YogyakartaPersoalan anak jalanan menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara Indonesia, karena anak jalanan adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga anak jalanan berhak atas kelangsungan hidup, berkembang, dan berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan maupun diskriminasi sipil dan juga kebebasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ) bagi anak jalanan binaannya dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ) dalam pemberdayaan anak jalanan di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposeful sampling. Kriteria infoman dalam penelitian ini adalah pengurus Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ), sukarelawan atau volunteer Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ), dan anak jalanan binaan Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.Validitas data pada penelitian ini menggunaka triangulasi sumber. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, sampai dengan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ) bagi anak jalanan binaannya yaitu (1) sebagai fasilitator, memfasilitasi tempat tinggal (Shelter) dan kebutuhan pakaian layak pakai bagi anak jalanan (2) sebagai konselor, Komunitas SSCJ pada beberapa kesempatan juga mendengarkan cerita, pengalaman, maupun permasalahan yang tengah dihadapi oleh anak jalanan (3) pemberian advokasi, pengertian secara singkat advokasi yaitu berusaha memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi pada anak jalanan, advokasi ini mencakup pendidikan, hukum, kesehatan, ekonomi, dan politik. Upaya yang dilakukan Komunitas Save Street Child Jogja (SSCJ) dalam pemberdayaan anak jalanan di Kota Yogyakarta adalah (1) kelas belajar, karena melihat kebutuhan anak jalanan terhadap pendidikan penting, dan mengingat keterbatasan mereka untuk mengakses pendidikan ke sekolah formal, (2) piknik edukasi, tujuan piknik edukasi adalah melakukan kegiatan rekreasi dengan disertai unsur pembelajaran dan pengalaman bagi anak jalanan.
Kata Kunci : Peranan, Pemberdayaan, anak jalanan. Krissanto Kurniawan