Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T08:16:29ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-03-25T08:09:32Z2019-01-29T19:33:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14135This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141352015-03-25T08:09:32ZDAMPAK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI SUWUK TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DESA TAMBAKMULYO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk 1). Mengkaji kondisi sosial penduduk Desa Tambakmulyo sebelum dan sesudah pengembangan objek wisata Pantai Suwuk, 2).Mengkaji kondisi ekonomi penduduk Desa Tambakmulyo sebelum dan sesudah pengembangan objek wisata Pantai Suwuk.3). Mengkaji dampak pengembangan objek wisata Pantai Suwuk terhadap kondisi sosial dan ekonomi penduduk Desa Tambakmulyo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan yang dilaksanakan di Desa Tambakmulyo, Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 KK Dusun Suwuk yang berada di satu RW. tiga RT. Sampel yang diambil sebanyak 127 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu editing, koding tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Kondisi sosial sebelum dan sesudah pengembangan objek wisata Pantai Suwuk, diantaranya.a) Jenis Organisasi karangtaruna sebelum adanya pengembangan (18,11 persen) sesudah (23,62) mengalami peningkatan. b) Pola pergaulan bertambah baik sebelum (92,91 persen) sesudah (96,06 persen). c) Kesenian karawitan sebelum (19,69 persen) sesudah (25,98 persen). d) Tingkat pelayanan kesehatan puskesmas keliling mengalami peningkatan sebelum (39,37 persen) sesudah (43,31 persen). e) Perubahan nilai-nilai ritual keagamaan sebelum (24,41 persen) sesudah (21,26 persen). 2) Kondisi ekonomi sebelum dan sesudah pengembangan objek wisata Pantai Suwuk diantaranya: a) Jenis pekerjaan semakin bervariasi b) Besar pendapatan meningkat sebelum (36,35 persen) sesudah (63,65). c) Pola konsumsi mie instan sebelum (14,17 persen) sesudah (29,13 persen) mengalami peningkatan. d) Jenis pembangunan sarana prasarana pariwisata meningkat, warung makan sebelum (12,20 persen) sesudah (87,80 persen). e) Kepemilikan barang berharga sepeda motor meningkat sebelum (82,68 persen) sesudah (92,91 persen).
Kata Kunci : Pengembangan, Objek Wisata Pantai, Kondisi sosial ekonomiRizki Hari Nur Cahyaningsih2015-03-24T07:21:10Z2019-01-29T19:26:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13942This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/139422015-03-24T07:21:10ZKajian Lahan untuk Arahan Konservasi Lahan Potensial Kritis di Sub Daerah Aliran Sungai Nagung Kabupaten KulonprogoPenelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan kelas kemampuan lahan guna mencegah meluasnya lahan potensial kritis di Sub DAS Nagung (2) menyusun arahan konservasi lahan yang sesuai untuk mencegah meluasnya lahan potensial kritis di Sub DAS Nagung.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan unit lahan di sekitar Sub DAS Nagung. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling yakni dengan menentukan anggota sampel secara acak berkelompok. Satuan unit lahan yang dijadikan sampel berjumlah 14 unit, sampel tersebut merupakan hasil overlay dari tiga peta yakni peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan dan peta bentuk lahan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Observasi dan pengukuran lapangan (2) Dokumentasi dan (3) Uji laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) Teknik tumpang susun atau overlay dan (2) Teknik pembanding atau matching.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Kelas kemampuan lahan di sekitar Sub DAS Nagung diklasifikasikan menjadi 6 kelas yakni: Lahan kelas II terdiri dari Pr I F1 dengan luas 99,47 ha atau 3,45%. Lahan kelas III terdiri dari Kn I F1, Kn III D7, Si I F1 dan Tg I F1 dengan luas 783,83 ha atau 27,20%. Lahan kelas IV terdiri dari Kn I D7 dan Kn IV D10 dengan luas 223,86 ha atau 7,76%. Lahan kelas V terdiri dari Kn IV D2, Kn IV D7, Tg III D7 dan Kn II D2 dengan luas 982,9 ha atau 34,11%. Lahan kelas VI terdiri dari Kn V D2 dan Sh V D2 dengan luas 685,13 atau 23,77%. Kelas VIII terdiri dari Kn III D2 dengan luas 107,83 ha atau 3,74%. (2) Arahan konservasi untuk tiap-tiap satuan lahan adalah: Pr I F1 dengan menanam tanaman penutup tanah. Kn I F1 dengan pengelolaan tanah, Kn III D7 dengan penanaman dalam strip, Si I F1 dengan irigasi dan penggunaan sisa-sisa tanaman, Tg I F1 dengan menanam tanaman penutup tanah. Kn I D7 dengan pengelolaan tanah, Kn IV D10 dengan penanaman dalam strip dan teras-teras. Kn IV D2, Kn IV D7 dan Tg III D7 dengan dengan penanaman dalam strip dan teras-teras, Kn II D2 dengan penggunaan sisa-sisa tanaman dan pengolahan tanah. Kn V D2 dengan menanam tanaman penutup tanah dan membuat guludan atau teras-teras, Sh V D2 dengan penggunaan sisa-sisa tanaman dan membuat teras-teras. Kn III D2 dengan reboisasi.Yeni Wulandari2015-03-24T06:53:46Z2019-01-29T19:25:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13915This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/139152015-03-24T06:53:46ZKondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Nelayan desa Sering Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi RiauPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Faktor fisik dan non fisik yang berpengaruh terhadap jumlah pendapatan nelayan; (2) Kondisi sosial ekonomi rumah tangga nelayan; (3) Kontribusi pendapatan nelayan terhadap pendapatan rumah tangga; (4) Tingkat kemiskinan pada rumah tangga nelayan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala rumah tangga nelayan yang ada di Desa Sering berjumlah 57 kepala keluarga. Seluruh nelayan yang ada di Desa Sering di teliti sehingga penelitian ini penelitian populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap yaitu editing, koding, dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah tabel frekuensi. Data primer diperoleh melalui wawancara setiap kepala rumah tangga nelayan dilapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor lurah/desa, kecamatan dan kabupaten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) faktor fisik yang mempengaruhi aktivitas nelayan apabila kondisi gelombang besar, angin kencang dan musim ikan penceklik maka nelayan tidak akan menangkap ikan di sungai; (2) faktor non fisik diantaranya yaitu teknologi yang digunakan nelayan dalam menangkap ikan masih sederhana, modal yang digunakan sebagian besar berasal dari modal sendiri; (3) a. kondisi sosial nelayan Desa sering kebanyakan hanya mengenyam pendidikan formal sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 44%; b. para nelayan Desa Sering kebanyakan memiliki pekerjaan sampingan, yaitu seperti petani, pedagang dan buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; c. hubungan kemasyarakatan para nelayan berlangsung baik, para nelayan juga mendapat hak yang sama dengan penduduk lainnya ; (4) kondisi ekonomi nelayan Desa Sering masih tergolong rendah hal ini dapat dilihat dari pendapatan nelayan, total pendapatan rumah tangga nelayan terendah sebesar Rp. 450.000 dan yang tertinggi Rp.1.350.000, sebanyak 67% rumah tangga nelayan mempunyai pendapatan kategori sangat rendah antara Rp.450.000 – Rp.750.000; (5) tingkat kemiskinan berdasarkan klasifikasi Sajogyo, sebanyak 61% termasuk dalam kriteria miskin sekali.
Kata kunci: Kondisi Sosial Ekonomi, Faktor Fisik dan Non Fisik, Pendapatan, Tingkat Kemiskinan.Baizil Syahyudi2015-03-24T04:12:18Z2019-01-29T19:22:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13835This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138352015-03-24T04:12:18ZUPAYA PENANAMAN MANGROVE DI DESA TIRTOHARGO KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Jenis Kesesuaian lahan tanaman mangrove di Desa Tirtohargo. (2)Status Kepemilikan lahan kawasan mangrove di Desa Tirtohargo. (3)Jenis Penggunaan lahan di Desa Tirtohargo. (4) Peran serta pengelola, masyarakat dan pengunjung terhadap upaya penanaman kawasan mangrove.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kawasan mangrove dan semua kondisi fisik di kawasan mangrove. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua orang pengelola KP2B, tujuh orang penduduk Desa Tirtohargo, dan sepuluh pengunjung di kawasan mangrove. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling untuk sampel pengelola, penduduk dan pengunjung, sedangkan kondisi fisik tidak diambil sampelnya karena seluruh wilayah kawasan mangrove diamati. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kondisi lahan di kawasan mangrove hanya dapat ditanami empat jenis tanaman mangrove yaitu Avicennia, Rhizophora, Bruguiera dan Nipah. (2) Lahan yang berada di kawasan mangrove merupakan milik sultan (Sultan Ground), artinya lahan tersebut secara hukum dan sah adalah milik keraton Yogyakarta. Hal itu diperkuat oleh SK Bupati Bantul nomor 284 tahun 2014, yang menyatakan bahwa daerah kawasan mangrove merupakan daerah yang dijadikan kawasan konservasi taman pesisir. (3) Penggunaan lahan di sekitar kawasan mangrove berupa tegalan, sawah irigasi, dan permukiman. (4) Peran serta KP2B sebagai organisasi kepemudaan yang mengelola kawasan mangrove di Desa Tirtohargo, Masyarakat Desa Tirtohargo juga ikut aktif dalam upaya penanaman, perawatan hingga pengawasan di kawasan mangrove, dan kesadaran pengunjung akan pentingnya keberadaan kawasan mangrove ini merupakan cara untuk menyebarluaskan kepada masyarakat luar untuk peduli terhadap kawasan mangrove.
Kata kunci: mangrove, kawasan mangrove, konservasiSuryo Baskoro