Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:30:56ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2013-02-23T02:42:16Z2019-10-15T10:14:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10177This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/101772013-02-23T02:42:16ZSEMINAR NASIONAL PENELITIAN, PENDIDIKAN DAN PENERAPAN MIPA 2013 Kuswari Hernawatikuswari@uny.ac.id2012-08-14T04:46:20Z2018-08-28T06:05:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4098This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40982012-08-14T04:46:20ZREINKARNASIMakna Karya Judul lukisan adalah Reinkarnasi , kehidupan selalu berputar seperti roda, tidak ada yang kekal abadi, dalam kehidupan ini sangat banyak hal-hal yang terjadi, suatu hal yang pernah kita cermati antara kebaikan dan keburukan selalu ada, siang malam, hitam putih, hidup mati, hal ini tidak mungkin dielakan dalam kehidupan ini. Mungkin sebagai usaha sang pencipta untuk keseimbanganga dunia supaya bisa tentram dan damai. diaplikasikan tidak secara realistis, hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kayu dipahat dan diwarnai. Karya ini mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas.I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T04:40:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4058This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40582012-08-14T04:46:17ZKELUARGA NELAYANJudul : Keluarga Nelayan
Media/teknik : batik di atas kain
Ukuran : 100x100 cm
Tahun pembuatan : 2005
(Karya seni lukis) berjudul: "Keluarga Nelayan" ini dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Rupa tingkat Nasional Dosen, Alumni, dan Mahasiswa : " Tribute to Amri Yahya" di Benteng Vredeburg, Yogyakarta tanggal: 1-5 Juni 2005 Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:58:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4089This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40892012-08-14T04:46:17ZPenciptaan Karya Logo bali Jazz FestivalMusik siapa yang tidak kenal musik, sejak bayi dalam kandungan sebenarnya sudah terbiasa dengan bunyi-bunyian, apalagi setelah lahir setiap hari kita disuguhi musik/bunyi-bunyian sehingga kalau dipikir tiada waktu tanpa musik. Sekarang irama musik sudah berkembang sedemikian rupa ada musik melayu, pop, jazz, kroncong dan lain-lain, Sebagai manusia dilahirkan kedunia sudah diberkati kelebihan dan kekurangan Kelebihan manusia dengan mahluk hidup di dunia dibanding dengan makhluk lainnya ialah karena ia dianugrahi kemampuan berfikir. Dengan kemampuan itulah ia mempertahankan hidupnya, Bahkan mampu membangun hidupnya menjadi sesuatu yang sangat berarti : yang maknawi bagi dirinya maupun mahluk yang lain, Kemudian dengan kemampuan berfikir itu pula manusia berusaha menembus dirinya yang gelap, Perjalanan demi perjalanan ia lakukan, demikian juga pertanyaan-pertanyaan tehadap dirinya dikumandangkan. Tetapi manusia tetap saja merasa dirinya misterius. Pertanyaan-pertanyaan tentang diri sendiri itu selalu berusaha dijawab dengan penafsiran-penafsiran yang tak habis-habisnya.. Tetapi penafsiran-penafsiran itu selalu saja membentur dinding spekulasi. Disisi lain manusia juga dihadapkan kepada permasalahan hidupnya yang sangat mendasar : yaitu menghadapi kenyataan dunia. Kesadaran bahwa hidup tidak hanya sekedar untuk direnungi muncul sebagai tuntutan manifestasi diri untuk mendunia itu. Artinya bahwa hidup bukanlah suatu abstraksi yang berupa angan-angan belaka, melainkan mencuat berupa realitas. Inilah yang menyebabkan manusia membangun sebagian besar hidupnya ke arah jawaban duniawi, (Sachari, 1986:107), Dalam penciptaan logo dimaksud adalah untuk mendapatkan suatu pengakuan yang mempunyai suatu identitas yang jelas bagi yang punya logo. Musium Nasional dalam kiprahnya sebagai penyelamat seni, banyak karya-karya masa lampau yang hampir punah, kita bisa saksikan di Museum ini. Seperti misalnya artepak-artepak yang umurnya sudah ratusan tahun. Ciptaan manusia masa lampau sangat luar biasa. Keberadaan museum sangat dibutuhkan sekali untuk pendukumentasian bagi anak cucu kita nanti, Pada masa sekarang hidup manusia seolah terperangkap ke dalam pertanyaan dan jawaban tentang dunia. Tentu jawaban-jawaban itu tidak selalu tepat. Sehingga banyak sudah manusia yang tercampak dari dimensi kemanusiaannya karena ketidak mampuan menjawab dunia secara lengkap. Dalam berolah rupa kita mengenal dengan nama bahasa rupa. Menurut Decasse (melalui Sahman : 1993), segi bentuk terdiri dari unsur-unsur rupa dari suatu karya seni. Unsur rupa itu antara lain garis, warna, tekstur dan lain sebagainya. Sedang dari segi bentuk terdiri dari unsur dramatik (tema). Unsur dramatik dari karya seni adalah penggambaran yang berupa orang-orang atau kejadian-kejadian. Bentuk dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (1994:1190 berarti : bangun; gambaran, rupa; wujud, sistem; susunan kalimat, kata penggolongan bagi benda-benda yang berkeluk. Bentuk dalam artian fisik atau lahiriah pada karya seni rupa berati keadaan dimensi atau ukuran yaitu dua dimensional dan tiga dimensional. Ekspresi estetis terutama dalam seni modern memberika kesempatan yang seluas-luasnya kepada seniman untuk mengekspresikan idenya dengan berbagai cara yang tidak terbatas. Inilah yang sesungguhnya melanda dunia seni pada saat ini. Obyek-obyek yang jumlahnya sangat banyak di alam ini merupakan ide-ide yang tak terbatas dalam pengolahan daya kreatif seniman Apapun jenisnya karya seni rupa hakikatnya berada dalam tataran global pada jalur ekspresi yang di dalamnya terjadi pengolahan rasa secara matang dan kuat dalam perwujudan visualisasi yang tidak terbatas pada media dan teknis yang konvensional lazimnya perupa tapi mengedepankan teste dan art concept-nya. Manifestasi konsepsi karya seni rupa bersifat universal dan global tanpa dibatasi lagi oleh keterikatan pada suatu aturan yang mengikat dan menghambat kekuatan ekspresi sorang seniman dalam menyampaikan komunikasi visualnya kepada orang lain sebagai bagian dari internalisasi dirinya menterjemahkan ‘paradigma jiwa’ lewat rupa. Alur yang terbentuk dari perwujudan ini semakin memperkuat kedudukan seni rupa itu sendiri sebagai suatu manifestasi ‘substansial ekspresi’ yang ‘mem-bumi’ dalam diri seniman dan sekaligus sebagai pencerahan terhadap seni rupa. Sebagai bagian yang vital dalam suatu proses berkarya seni rupa, konsep ini juga merupakan konsekuensi logis yang mengantarkan seorang seniman mampu mengaktualisasikan dirinya dalam koridor idealisme sentris yang kuat, berkualitas dan berkepribadian. Desain Desain tidak sekedar bagian dari reportase kenyataan aktual, melainkan satu bentuk artistik dari refleksi, hasil olah rasa, sensibilitas sebagai wujud kepekaan dan instropeksi sosial yang mampu memberikan inspirasi, pikiran kritis dan harapan baru kepada masyarakat. Desain bukanlah buku etiket atau peraturan sosial. Desain adalah salah satu diantara hasil karya tangan yang terbilang “berat”, dan dapat menciptakan kenikmatan pada manusia. Desain bukanlah buku etiket atau peraturan sosial. Desain adalah salah satu diantara hasil karya tangan yang terbilang “berat”, dan dapat menciptakan kenikmatan pada manusia. Dalam pengertian khusus, dalam seni rupa desain memiliki pengertian pengertian merancang sesuatu untuk diproduksi baik secara massal, maupun tunggal. Desain grafis yang menjadi bagian dalam seni rupa adalah proses merancang gambar atau bentuk-bentuk visual dwimatra (dua dimensi) untuk kepentingan proses komunikasi yang fungsional dan efektif. Tapi secara garis besar ada empat pembagian elemen dasarnya yaitu: ilustrasi, fotografi/film (photomontage), simbol, tipografi (headline, subheadline, bodycopy). Desain grafis bukan saja benda material yang dicetak massal, tetapi yang lebih esensi adalah memaknai desain grafis sebagai karya seni yang tidak terbelakang pada format dan bentuk modern. Memaknai desain grafis selain sebagai bahasa, juga sebagai cara atau strategi yang memperhatikan ruang pijaknya. Artinya apa yang ingin dibicarakan ya bicarakan dengan cara yang tepat. Dan masalah itu cenderung kekemasan, yang bertujuan membawa suasana lebih kumikatif dan menimbulkan konflik berpikir, karena nilai yang abadi adalah nilai yang bisa dikonflikkan, diwacanakan serta dibicarakan. Desain grafis idealnya bisa membangun kemampuan untuk memberi keteraturan dalam informasi, serta dikasih colekan, dan sentuhan ekspresi dan perasaan pada artefak yang mampu merekam pengalaman hidup manusia. Dalam tahun-tahun terakhir ini istilah “desain yang baik” telah mendapat arti yang baru, lebih dari arti yang sebenarnya: hal ini adalah hasil suatu program gabungan yang disponsori oleh “Museum Seni Modern” dan “Bursa Barang Chicago”. Demikian hebat perkembangan suatu ide jika digabungkan oleh publisitas yang efektif. (Sachari Agus, 1987: 1). Penciptaan logo Bali Jazz Festival ini, terinperasi dari mendunianya musik jazz, semakin hari semakin banyak peminatnya sehingga kalau kita perhatikan dan didengarkan irama musik jazz sangat romantis, melankolis membuat suasana menjadi damai, sehingga dalam penciptaan logo muncul ikon-ikon seperti Lingkaran, kunci G, ombak merah, bulatan kuning, bulatan hitam. Arti dan Makna Logo Musium Nasional 1. Lingkaran melambangkan, kebulatan tekad dalam mengembangkan perhelatan musik Jazz bersekala internasional sehingga terselenggara dengan baik 2. Lingkaran juga melambangkankan dunia, dunia bulat sehingga bisa diartikan musik jazz sudah mendunia 3. Lambang kunci G mewakili lambing musik itu tersendiri dengan lingkaran dibelakang 4. Ombak melambangkan bergemuruhnya semangat penyelenggara dan peserta demi kesuksesan perhelatan musik jazz ini, dan semangat kreatifitas dari berbagai ragam bangsa saling berlomba dalam artian positif. 5. Warna merah melambangkan semangat pantang menyerah, berani berkopetisi secara sportif. 6. Warna kuning melambangkan keagungan, setiap langkah harus didasari keagungan dan kesucian agar tidak tercela. 7. Warna hitam melambangkan keteguhan hati Bahan Bacaan Agus SachariI Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T02:00:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4091This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40912012-08-14T04:46:17ZPROSESIJudul karya Prosesi terinspirasi dari upacara yang ada di Bali yaitu prosesi untuk kegiatan keagamaan khususnya agama Hindu, karya ini hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kanvas Karya lukisan yang berjudul prosesi mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Aspek bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini menonjolkan simbol-simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:59:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4094This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40942012-08-14T04:46:17ZLOMBA PENCIPTAAN DESAIN POSTER LIGHT ON BEBAS NARKOBA Memperingati hari Anti Madat Sedunia 2005 Diskripsi Karya Visualitas bentuk karya terdiri dari : Seorang anak muda yang sedang mabuk kecaduan narkoba, dengan menggunakan judul Inikah…?, Pilihan Hidupmu …, kesenangan sesaat membuat pemuda ini memilih hidupnya tidak berharga, pada latar belakang ada pigur perempuan, botol-botol minuman dan beberapa jenis bentuk/wujud barang terlarang, untuk jelasnya akan di diskripsikan sebagai berikut : 1. Seorang pemuda dengan memegang minuman di tangan kanan sambil meminumnya, seolah-olah pemuda tersebut kecanduan berat terhadap minuman keras, narkoba, pemuda yang seharusnya menuntut ilmu untuk masa depan kini hanya sebagai pemabuk peminum, narkoba dan juga main perempuan nakal, ini akibat minuman keras, narkoba 2. Tanda tanya yang berbunyi Inikah ?, maksudnya perlu dipertanyakan apakah ya, kalau kecanduan narkoba bisa menimbulkan kenikmatan terus tidak terpengaruh dengan kesehatan, maka waspadalah akan ancaman dari narkoba nyawa sewaktu-waktu akan teramcam. Kenikmatan apa yang dijanjikan dengan pengunaan narkoba ? dan banyak lagi pertanyaan yang terselubung dibalik kenikmatan narkoba. 3. Alat-alat suntik sebagai latar belakang, alat-alat suntik tersebut sangat leluasa menyuntikan narkoba pada manusia, apel di ibaratkan tubuhmanusia yang sewaktu-waktu menyerang tubuh manusia dengan mudah dan bisa bergerak cepat. Demikian juga dengan bentuk tablet dengan lingkaran putih diatasnya diartikan penggunaan obat-obatan terlatrang tersebut bisa menimbulkan penyakit kepala sering pusing karena sarap sudah tidak bekerja secara wajar. 4. Wara-warna dominan warna merah ke kuning-kuningan kalau diperhatikan ada suatu suasana mencekam, ketakutan dan komponen-komponen pendukung seperti bentuk-bentuk jarum, obat-obatan, kendi dan yang lainnya dibuat supaya mendukung suasana. 5. Tulisan Inikah ....? Pilihan Hidupmu, dengan penekanan warna merah dan kuningpada kalimat Tidak, dimaksudkan penggunaan narkoba adalah kenikmatan semu apalagi dihubungkan dengan pilihan hidupmu, seolah-olah mereka menemukan sorga, sorga diidentikan dengan Bola Dunia, persoalan narkoba adalah persoalan dunia, penyakit yang mendunia, maka dari itu tidak ada satu negarapun membiarkan penduduknya untuk mengkonsumsi narkoba secara bebas dimana-mana didunia narkoba dilarang, diperangi sampai ke akar-akarnya karena merusak generasi muda. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T04:40:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4095This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40952012-08-14T04:46:17ZLOGO FSPIMakna dari masing-masing komponen dalam logo sebagai berikut : • Figur Manusia yang sedang memperagakan gerak tarian dinamis, gerakannya seolah membuka era baru terlihat begitu tangan diangkat keatas terlihat tulisan Festival Seni Pertunjukan Internasional, gerakannya bermakna yaitu suatu pertunjukan tidak lepas dari gerak, karena geraklah pertunjukan tersebut ada. • Warna hanya terdiri dari warna hitam dan coklat muda disini bermakna kesederhanaan , kesejukan diharapkan didalam kesederhanaan tercipta suatu kwalitas baik karya maupun dalam penyelenggaraan • Huruf, dibuat juga sederhana tulisan Festival Seni Pertunjukan Internasional dibuat melingkar, ini bermakna agar festival tidak berhenti sebatas festival saja diharapkan berjalan terus dan ada tindak lanjut. Sebagai pondasi dibawahnya dibuat huruf singkat dan jelas yaitu fspi bentuk hurupnya sengaja dibesarkan bermakna sebagai pondasi yang kokoh biar tidak goyah I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T05:15:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4097This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40972012-08-14T04:46:17ZLOMBA LOGO SEMEN GRESIKA. Konsep Desain Logo Semen Gresik Logo Semen Gresik terinspirasi dari bangunan candi di Jawa Timur Desain Sandal ini dirancang untuk pria (men), dengan ukuran sudah disesuaikan menurut kebutuhan pria dewasa, dimana sangat banyak kegiatan yang harus dilaksanakan, seperti misalnya ke kantor, ke sawah, santai dan lain-lain. Desain yang diajukan terdiri dari 8 Gambar yaitu : Gambar tampak depan, belakang, atas, bawah, samping kiri dan kanan dan dua gambar perspektif. Desain sandal ini ditujukan untuk pria, yang dirancang bisa untuk santai dan untuk formal. Tergantung kebutuhan dan aktifitas se hari-hari, diharapkan desain ini dapat berguna untuk dipakai disegala kesempatan, berikut dijelaskan deskripsi desain : 1. Untuk santai, sandal ini bisa digunakan buat pepergian misalnya piknik kegunung/ rekreasi yang memerlukan jalan jauh dengan desain dibuat bagian belakang sebagai pengikat yang bisa dibuka pasang sesuai kebutuhan apalagi kalau naik gunung sandal ini tidak mungkin lepas walaupun pemakainya berlari-lari karena sudah dibuat saling mengikat. Kalau hanya membutuhkan hanya sandalnya saja tinggal membuka bagian belakang saja sudah seperti sandal biasa 2. Untuk Formal, misalnya kekantor/ kerja dinas tinggal memakai kaos kaki dan tidak usah bagian belakangnya dibuka. 3. Desain dibuat agak terbuka biar yang memakainya agak nyaman, warna-warna disuaikan dengan selera pemakainya, kegunaannya adalah kenyamanan dan santai 4. Bahan yang dibutuhkan adalah kulit asli/imitasi pada bagian atas, sedangkan bagian bawah dibuat menggunakan karet atau bahan lain. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:17Z2018-08-28T01:49:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4099This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40992012-08-14T04:46:17ZTRI TUNGGALMakna Karya Judul lukisan adalah Tritunggal , dalam kehidupan ini sangat banyak hal-hal yang terjadi, suatu hal yang pernah kita cermati antara kebaikan dan keburukan selalu ada, siang malam, hitam putih, hidup mati, hal ini tidak mungkin dielakan dalam kehidupan ini. Mungkin sebagai usaha sang pencipta untuk keseimbanganga dunia supaya bisa tentram dan damai. diaplikasikan tidak secara realistis, hanya merupakan ungkapan ide yang secara spontannitas muncul dan diekpresikan kebidang kayu dipahat dan diwarnai. Karya ini mempunyai kecenderungan bentuk yang mengarah pada bentuk-bentuk lukisan ekspresionisme. Bentuk yang dihadirkan dalam lukisan ini simbol sebagai ikon kehidupan yang seakan-akan pernah dialami setiap orang, tapi bentuk disini dikemas sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengolah pikir orang pada suatu manifestasi wacana yang ada. Bentuk yang sederhana ini bisa dicerna oleh kesadaran mata yang biasa dalam menangkap makna lukisan secara kongkrit. Manifestasi bentuk yang dibuat tidaklah mengada-ada atau hanya sekedar menghadirkan realitas bentuk sebagai pelengkap. Dalam menyampaikan maksud yang diinginkannya sesuai dengan konsepsi yang mengendap dan mengkristalkan di dunia ide, divisualisasikan dalam bentuk tampilan bagian utama dari simbol-simbol hanya sebagai kesan dalam lukisan. Bentuk yang tampak pada lukisan diperkaya oleh polesan warna-warna yang mendukung baik warna sebagai bentuk yang utuh mengisi ruangan maupun warna sebagai pelengkap. Karya ini kental nuansa manifestasi garis, warna, bentuk-bentuk yang mengandung simbolis dalam suatu format ekspresif dan masih perlu dikaji secara terperinci tentang makna yang ada pada kehidupan ini. Secara kongkrit komposisi bentuk diolah sedemikian rupa dengan goresan yang lugas/spontan dan sangat kuat kandungan rasa dimana visualisasi bentuk itu sendiri. Responsibiliti yang yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk tersebut sangat kuat sekali membangun interprestasi ke dalam wacana konstruktif konsepsi yang dimaksud. Kahadiran bentuk-bentuk di sini merupakan aspek yang pertama dan utama di dalam mengsinkronkan hubungan tematis secara idealita dengan visualisasi secara nyata menurut penafsiran tanpa terikat aturan formal sebuah bentuk yang lazim dan nyata adanya. Deskripsi bentuk dalam hampir keseluruhan karya seni lukis adalah sebuah realitas bentuk-bentuk mengandung makna visual sesuai dengan penafsirannya dalam satu kesatuan rasa dan ekspresi. Komposisi bentuk yang dimanifestasikan mengarah pada konsekuensi ekspresi dari sebuah hasil pengendapan yang diperoleh lewat pengamatan terhadap barong itu sendiri. Komposisi bentuk ini didukung oleh intensitas warna yang cerah, spontan, bertumpuk satu dengan lainnya, sehingga keberadaan bentuk itu sendiri sangat menonjol sebagai bagian yang integral. Seluruh penataan bentuk dalam lukisan ini mengedepankan makna di balik bentuk itu sesuai dengan responsibiliti yang ditimbulkannya. Bentuk-bentuk ini tampaknya menjadi interes bagi sebagai konsepsi penciptaan. Gambaran bentuk tersebut memiliki spesifikasi sebagai suatu cerita dalam perwujudan bentuk kehidupan yang terintegrasi secara baik dan proporsional sehingga format cerita yang disampaikan lewat goresan palet dan kuas. I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:15Z2018-08-28T01:47:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4056This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40562012-08-14T04:46:15ZGADIS PEMETIK BUNGADipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Nusantara tingkat Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-43 UNY di Gedung Auditorium UNY, Yogyakarta tanggal: 7-12 Mei 2007Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:15Z2018-08-28T01:48:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4096This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40962012-08-14T04:46:15ZLomba Logo 50 th Kota SemarangB. Arti dan Makna Lambang Logo Semarang Lambang kota Semarang berbentuk Perisai dua bagian, Tugu Muda, Bintang sudut 5, Padi dan kapas, bunga hijau mekar 5. Isi lambing berjiwakan 3 prinsip : 1. Kekhusukan/ ke Semarangan 2. Tradisi revolusioner kota Semarang 3. Kepribadian Nasional Makna Lambang : 1.Tugu Muda Mencerminkan sikap patriotisme warga kota Semarang saat melawan bala tentara Jepang dalam “Pertempuran Lima Hari” 2. Bintang Mencerminkan Religius yaitu masyarakat kota Semarang meyakini akan kebenaran ajaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan kehidupannya, dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 3. Prisai Melambangkan pertahanan dan kekuatan kepribadian rakyat kota Semarang 4. Padi dan Kapas Melambangkan Semarang murah sandang dan pangan terutama di masa depan 5. Bunga Hijau mekar 5 Melambangkan Semarang kota makmur, religius, sangat memperhatikan 5 dasar Republik Indonesia yaitu Panca Sila I Wayan Suardana2012-08-14T04:46:14Z2018-08-28T01:46:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4052This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40522012-08-14T04:46:14ZDUA PENARIDipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dinamika Estetika di Gallery Seni Rupa Taman Budaya Yogyakarta tanggal: 20-25 Mei 2008Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:14Z2018-08-28T01:45:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4054This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40542012-08-14T04:46:14ZDUA PENARIPenciptaan karya seni lukis merupakan kegiatan yang bersifat pribadi, dimana lukisan merupakan cerminan dari perasaan, kreativitas, individualitas atau kepribadian pelukisnya, sehingga sehubungan dengan hal ini dalam seni lukis dikenal adanya istilah gaya pribadi, yakni suatu karya seni merupakan karya perseorangan dan harus mencerminkan perseorangan. Lukisan ini pun menganut gaya perseorangan seniman sendiri atau gaya pribadi yang didasari konsep gaya Dekoratif , dimana setiap detail dari bidang gambar digarap dan bertujuan untuk menghias seindah-indahnya. Tidak ada bagian yang lebih menonjol atau difokuskan, karena semua memiliki penonjolan yang sama dan dengan intensitas warna yang setara pula. Dalam upaya memperindah setiap detail, latar belakang dihias bentuk-bentuk dekoratif sesuai dengan gaya lukisan. Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-14T04:46:12Z2018-08-28T01:45:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4057This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40572012-08-14T04:46:12ZHOME SWEET HOMEDipamerkan dalam Acara Penciptaan Karya seni dan pameran seni Rupa yang diselenggarakan oleh Jurusan pendidikan Seni Rupa FBS UNY tahun 2010.Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-13T06:24:38Z2018-08-28T06:04:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4072This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40722012-08-13T06:24:38ZTWO DANCERSUkuran: 70x70cm
Media dan teknik: Batik di atas kain
Tahun pembuatan 2005
Dipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM) dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-49 UNY Seni Rupa di Gedung Hall Rektorat UNY tanggal: 18-20 Mei 2010Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-13T06:14:37Z2018-08-28T01:48:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4066This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40662012-08-13T06:14:37ZTHREE GIRLS IN THE BEDROOMKarya seni lukis berjudul: "Three Girls in the Bedroom".
Media : Acrylic on canvas.
Ukuran: 60x90cm
Tahun pembuatan: 2005
Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan tema:"Bolak-Balik dari Kata dari Karya" di Balai Roepa Tembi Bantul tanggal: 21 Oktober -20 Nevember 2005 Dwi Retno Sri Ambarwati2012-08-13T04:49:10Z2018-08-28T01:45:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4060This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40602012-08-13T04:49:10ZPASAR(Karya seni lukis) berjudul: "Pasar"
Media: Acrylic and pastel on Canvas
Tahun pembuatan: 2007 Ukuran : 100x100cm
Dipamerkan pada acara: Pameran Nasional Seni Rupa Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM) dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan tema: Semangat Sumpah Pemuda dalam Spirit Cipta Saeni Rupa di Gedung PLA FBS UNY tanggal: 27-30 Oktober 2009 Dwi Retno Sri Ambarwati