Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T11:04:49ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2020-10-09T06:57:11Z2020-10-09T06:57:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69273This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/692732020-10-09T06:57:11ZPengembangan LKS Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bagi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas.Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana proses mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa Sejarah berbasis pendidikan karakter, dan (2) tingkat kelayakan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendidikan yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah.
Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan dengan mengadaptasi langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983). Desain pengembangan Lembar Kegiatan Siswa menggunakan tujuh langkah awal, yang meliputi: (a) pengumpulan informasi, (b) perencanaan, (c) pengembangan produk awal, (d) uji coba produk awal, (e) revisi produk awal, (f) uji coba lapangan, dan (g) revisi produk lapangan. Subjek uji coba terbatas terdiri dari 9 siswa kelas X SMA N 1 Depok. Subjek uji coba lapangan melibatkan seluruh siswa kelas X yang berjumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, angket, lembar observasi check list guru dan buku, sedangkan penilaian produk dilakukan melalui validasi ahli, guru, dan lembar ujicoba siswa.
Hasil penelitian ini adalah seperangkat lembar kerja siswa berbasis pendidikan karakter. LKS ini terdiri dari 6 bab, masing-masing bab terdapat aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memuat penanaman nilai karakter. Untuk menguji kelayakan, materi divalidasi oleh ahli materi dan media. Hasil validasi menunjukkan nilai rata-rata 4.3 sesuai dengan rentang skor 4.2 ≤ X ≤ 5 yang berarti “sangat baik”. Hasil uji coba baik terbatas maupun lapangan menunjukkan nilai 4.0 yang sesuai dengan rentang skor 3.4 ≤ X ≤ 4.19 memenuhi kriteria “baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakanYan Driya SamodraDyah Kumalasari2017-11-09T04:29:26Z2019-05-09T08:29:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/53884This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/538842017-11-09T04:29:26ZPenanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 PajanganPenelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan upaya penanaman nilai-nilai nasionalisme di sekolah, (2) mengetahui upaya penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran sejarah, (3) mengidentifikasi kendala guru sejarah dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme.
Peneiltian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pajangan. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pengujian keabsahan data dilakukan melalui triangulasi, perpanjangan pengamatan, dan bahan referensi. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya penanaman nilai-nilai nasionalisme di SMA Negeri 1 Pajangan sudah dilaksanakan melalui kebijakan dan tata tertib sekolah. Sistem skorsing menjadi dasar yang mengatur kedisiplinan peserta didik di sekolah. Kebijakan menyanyikan lagu nasional sebelum kegiatan belajar mengajar sudah menjadi budaya di sekolah setiap hari. (2) penanaman nilai-nilai nasionalisme melalui pembelajaran sejarah dilakukan oleh guru sejarah selama proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Persiapan diantaranya pembuatan RPP, menyesuaikan media pembelajaran dengan bahan materi, melakukan metode ceramah dan diskusi aktif. Nilai-nilai yang diimplementasikan oleh peserta didik di dalam pembelajaran sejarah dan di lingkungan sekolah diantaranya yaitu, a) kepemimpinan, b) disiplin, c) tanggung jawab, d) religius, e) cinta tanah air, f) semangat kebangsaan, g) peduli sosial, dan
h) peduli lingkungan, (3) kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam upaya penanaman nilai-nilai nasionalisme, yaitu a) faktor guru sejarah, b) sikap peserta didik, dan c) fasilitas pembelajaran.Gandhi Ramadhan2017-06-09T00:34:33Z2020-12-03T05:25:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49611This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/496112017-06-09T00:34:33ZMuseum Sejarah Purbakala Pleret sebagai Sarana Pembelajaran SejarahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Berbagai macam koleksi yang terdapat di Museum Sejarah Purbakala Pleret; (2) Relevansi koleksi yang ada di Museum Sejarah Purbakala Pleret dengan mata pelajarah sejarah; (3) Pemanfaatan Museum Sejarah Purbakala Pleret sebagai sarana belajar sejarah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruktivisme. Penelitian ini dilaksanakan di Museum Sejarah Purbakala Pleret, Bantul. Objek penelitian ini adalah Museum Sejarah Purbakala Pleret. Teknik pengumpulan data ialah dengan cara observasi, wawancara dengan guru, pengelola museum, dan peneliti serta pengumpulan dokumen yang relevan. Pemilihan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling.Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Proses pengujian keabsahan data pada penelitian ini meliputi beberapa tahap pengujian yaitu uji credibility, uji transferbility, uji dependability, dan uji confirmability. Teknik analisis data yang digunakan ialah model Miles and Hubberman dengan tahapan setelah data terkumpul dilakukan data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verivication (kesimpulan/verifikasi).
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Museum Sejarah Purbakala Pleret memiliki koleksi yang berjumlah 198 koleksi yang tersimpan di museum dan 4 situs yang terdiri dari Kerto, Masjid Taqorub, Kauman, dan Kedaton. Seluruh koleksi dan situs tersebut menunjukan bahwa Museum Sejarah Purbakala Pleret merupakan museum sejarah; (2) Koleksi Museum Sejarah Purbakala Pleret yang memiliki relevansi dengan materi pelajaran sejarah adalah koleksi pada masa Islam. Relevansi koleksi dengan materi pelajaran sejarah ialah berkaitan dengan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia karena Museum Sejarah Purbakala Pleret berada di Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerajaan Mataram Islam Pleret; (3) Pemanfaatan Museum Sejarah Purbakala Pleret selama ini banyak digunakan untuk berbagai kegiatan, namun belum digunakan secara maksimal untuk pembelajaran sejarah. Faktor yang mempengaruhinya ialah a)Jam pelajaran Sejarah Indonesia wajib yang terbatas, b) permasalahan ijin dari sekolah, c) jarak sekolah yang jauh, dan d) pengawasan terhadap siswa yang semakin sulit. Pembelajaran yang dapat dilakukan di Museum Sejarah Purbakala Pleret ialah pembelajaran dengan pendekatan aktif berpusat pada sswa seperti metode project based learning, Protofolio, dan karya tulis ilmiah.Iskandar Iskandar2017-06-07T07:52:15Z2019-05-09T08:02:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49526This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/495262017-06-07T07:52:15ZFaktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Guru Sejarah dalam Mengembangkan Perangkat Pembelajaran di Kabupaten Sleman YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) profil guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, (2) faktor– faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, (3) kesamaan kesulitan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran baik sekolah yang menggunakan kurikulum KTSP maupun sekolah yang menggunakan kurikulum 2013, (4) dampak dari faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, dan(5) usaha- usaha yang dilakukan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Tempat penelitian ini di Kabupaten Sleman Yogyakarta dan informan terdapat di empat sekolah. Informan dipilih secara purposive sampling yang terdiri atas: dua guru sejarah SMA Negeri 1 Gamping, satu orang guru sejarah SMA Negeri 1 Ngemplak, dua orang guru sejarah SMA Negeri 1 Sayegan, dan dua orang guru sejarah SMA Negeri 1 Godean. Data dari informan dikumpulkan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data penelitian ini dianalisis menggunakan model interaktifmenurut Miles dan Huberman dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Profil guru yang diteliti adalah sebagai berikut: informan terdapat tujuh guru sebagai informan bertempat tinggal di Yogyakarta. Tiga guru alumni Universitas Negeri Yogyakarta, tiga guru alumni Universitas Sanata Dharma, serta satu guru alumni Universitas PGRI Yogyakarta (2) Faktor-faktor yang menyebabkan guru kesulitan meliputi: program tahunan dan program semester yang berbenturan dengan jam mengajar, RPP yang tidak sesuai saat diterapkan di lapangan, sarana prasarana yang terbatas, bahan ajar yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. (3) Kesamaan kesulitan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran meliputi: sarana prasarana yang terbatas berpengaruh pada penentuan metode dan media yang digunakan, serta jumlah buku yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. (4) Dampak dari kesulitan mengembangkan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut: ketidaksiapan guru dalam menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tidak menghasilkan yang optimal. (5) Usaha yang di lakukan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran meliputi keikutsertaan dalam kegiatan Musyawarah Guru Matapelajaran (MGMP), dalam pelatihan atau workshop, dan dalam diskusi dengan guru matapelajaran.Wina Kyky Novianti2017-03-15T02:54:51Z2019-05-09T08:00:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48039This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/480392017-03-15T02:54:51ZAktualisasi Nila-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Dan SMA Negeri 3 Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang diaktualisasikan dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta, dan (2) mengetahui bentuk aktualisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah oleh peserta didik di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, Peserta didik, dan guru sejarah di SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Penentuan informan menggunakan teknik Purposive terdiri atas kepala sekolah, guru sejarah, dan peserta didik. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan simpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, dan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan (1) nilai-nilai karakter yang diaktualisasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta adalah nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin, saling menghargai, religius, rasa ingin tahu, sopan santun, dan cinta tanah air, dan (2) bentuk aktualisasi nilai karakter dalam pembelajaran sejarah oleh peserta didik di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta antara lain mengakui kalau belum mengerjakan tugas, ide gerakan vita biru, dan ulangan lisan meminta tugas pengganti sebagai bentuk tanggung jawab, tepat waktu dalam mengerjakan tugas, memperhatikan teman yang presentasi, berdoa sebelum dan sesudah belajar, tadarus Al-qur’an, gemar membaca dan bertanya sebagai bentuk rasa ingin tahu, selalu ijin dan salam jika ingin keluar dan masuk kelas, wujud cinta tanah air ditunjukkan dengan rasa bangga akan kekayaan Indonesia, seperti mulai suka mengunjungi candi, dan senang akan produk lokal, seperti batik.Febta Pratama2017-03-14T04:55:00Z2019-05-09T08:00:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47957This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/479572017-03-14T04:55:00ZStudi Komparasi KTSP Dan Kurikulum 2013 dalam Penanaman Nilai-Nilai Karakter pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Kota Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan membandingkan antaraKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Kurikulum 2013 dalam penanaman nilai-nilai karakter pada mata pelajaran Sejarah di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dan SMAN 2 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang menggunakan kurikulum KTSP dan SMAN 2 Yogyakarta yang menggunakan Kurikulum 2013. Subjek penelitian adalah peserta didik, guru, kepala sekolah, dan karyawan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah peneliti sendiri. Proses pengujian keabasahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi triangulasi dan bahan referensi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Hubermanyaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (kesimpulan/verifikasi).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses penanaman nilai-nilai karakter sudah dilaksanakan oleh kedua sekolah. SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta terdapat beberapa kelemahan, yaitu pada kelengkapan administrasi mengajar seperti RPP yang tidak memasukkan nilai-nilai karakter dan pada evaluasi yang hanya berfokus pada ranah kognitif saja. Sedangkan di SMAN 2 Yogyakarta interaksi antara guru dan peserta didik di luar kelas menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan beban mengajar guru yang semakin banyak. Kemudian ditemukan adanya perbedaan dan kesamaan dalam penanaman nilai-nilai karakter pada mata pelajaran sejarah. Perbedaan tersebut terlihat pada beberapa aspek yaitu, program sekolah, sarana dan prasarana, kepemimpinan kepala sekolah, metode pembelajaran yang digunakanguru sejarah, materi sejarah, evaluasi dalam pembelajaran sejarah, dan faktor penghambat.Namun, dari perbedaan dan ciri khas tersebut ditemukan kesamaan yaitu nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada mata pelajaran sejarah. Nilai-nilai karakter tersebut disesuaikan dengan materi dan lingkungan peserta didik yaitu, religius, toleransi, kepahlawanan dan patriotisme.Asyrul Fikri