Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T02:02:11ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2020-02-21T01:57:32Z2020-02-21T01:57:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67621This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/676212020-02-21T01:57:32ZKegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam Membangun Nilai Karakter Gotong Royong di Sekolah Dasar, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada ekstrakurikuler pramuka, (3) Faktor pendukung dan penghambat selama kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam membangun nilai karakter gotong royong.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas, Koordinator Pembina Pramuka, Pembina Pramuka dan Wali Murid. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu teknik Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles and Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data (Display Data), dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dimulai dari tahapan Pertama, Perencanaan Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka yang terdiri dari Manajemen waktu, Tersedianya sarana dan prasarana, Tersedianya sumber daya manusia, Manajemen keuangan dan Minat siswa. Tahapan Kedua, Pelaksanaan pada proses pembelajaran yang terdiri dari Perencanaan program pembelajaran Pramuka (kurikulum), Metode yang diterapkan, Media yang digunakan, Kompetensi yang digali, Materi pembelajaran Pramuka yang memuat karakter gotong royong dan Evaluasi proses pembelajaran ekstrakurikuler Pramuka. Tahapan Ketiga, Evaluasi dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang terdiri dari Kontribusi Pramuka untuk sekolah dan Dukungan Wali murid. Terakhir, Tahapan Keempat, Output yang diharapkan dari nilai karakter gotong royong dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. (2) Kandungan nilai yang terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah nilai gotong royong yang memiliki butir-butir nilai seperti: Menghargai, Demokrasi, Toleransi, Empati, Musyawarah, Tolong menolong, Anti diskriminasi, Kerelawanan. Kegiatan yang dilakukan terdapat nilai karakter gotong royong di sekolah, melalui upacara bendera setiap senin, piket kebersihan di kelas, kegiatan senam sehat setiap Jumat dan kegiatan jumat bersih. (3) Faktor penghambat dalam penelitian di SD Negeri Deresan mengenai pembentukan nilai karakter gotong royong melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka ini yaitu Cuaca, Pembiayaan, Kurangnya ketersediaan media, Ketidakmampuan manajemen siswa selama pembelajaran, Lemahnya system penilaian (evaluasi) dan faktor pendukung dalam penelitian ini yaitu Sarana Prasarana yang memadai dan Dukungan penuh orang tua.Muhammad Rizqi HidayatYoyon Suryono2020-02-21T01:43:22Z2020-02-21T01:43:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67615This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/676152020-02-21T01:43:22ZKapasitas Jaringan Sosial Pada Kelompok Usaha di Desa Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kapasitas jejaring sosial, 1) kapasitas jejaring sosial pada kelompok usaha dalam konteks pemberdayaan masyarakat, 2) proses belajar jejaring sosial di kelompok usaha dalam meningkatkan jejaring sosial, 3) strategi mengembangkan jejaring sosial dalam meningkatkan kelompok usaha.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model studi kasus, dilakukan dikawasan Desa wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap pelaku usaha pada kelompok wisata dewabejo, wirawisata dan kelompok tani sari bumi, serta perangkat desa. Teknik analisis data menggunakan tekni analisis kualitatif model interaktif dari Milles dan Hubberman keabsahan data didukung dengan teknik trianggulasi metode dan sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan. Pertama kapasitas pelaku usaha dalam menjalin jejaring sosial pada pihak internal dengan cara mengikuti kegiatan arisan, kenduri dan ekstrenal dengan aktif dalam komunitas, mengikuti pameran dan sharing dialog, namun untuk menjalin jejaring dengan pihak swasta dan donatur belum terjalin. Pola jejaring yang terbangun pada kelompok usaha secara horizontal yang mana pihak satu dengan pihak lainnya terjadi ikatan karena adanya kepentingan satu sama lain dan perhatian dalam pengembangan kelompok usaha. Kedua proses belajar kelompok usaha dilakukan dengan cara sharing kepada kelompok usaha yang lebih maju, pengalaman setiap anggota dan pelatihan. Kesiapan mental dalam membangun jejaring sudah terbentuk karena pelaku usaha merasa perlu dan butuh, namun tidak semua individu mau menerima, adapun metode belajar yang digunakan yakni metode pendidikan orang dewasa. Ketiga strategi mengembangkan kapasitas jejaring yakni dengan meningkatkan pelayanan dan produk yang berkualitas untuk pengunjung dan konsumen, berkolaborasi dengan sesama pelaku usaha, dan membuat konten yang menarik di media sosial seperti di web, instagram, dan facebook.Fitria Hanifah AzizahEntoh Tohani2020-02-03T05:37:12Z2020-02-03T05:37:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/67372This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/673722020-02-03T05:37:12ZImplementasi Pembelajaran Homeschooling Tunggal (Studi Kasus Berdasarkan Perbedaan Profesi Ibu).Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi: (1) alasan homeschooler menerapkan homeschooling tunggal bagi pendidikan anak, (2) implementasi pembelajaran homeschooling tunggal, dan (3) faktor pendukung dan penghambat homeschooling tunggal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan metode komparatif. Penelitian ini melibatkan dua subjek, yaitu: homeschooler Ny.N beralamatkan di Bantul dan homeschooler Ny.P beralamatkan di Sleman. Masing- masing subjek terdiri dari dua partisipan (ayah dan ibu) sebagai pendidik utama. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Data penelitian diperoleh dari sumber data primer (subjek penelitian dan significant other) dan sumber data sekunder (ijazah dan hasil keterampilan). Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data melalui proses reduksi, analisis, verifikasi, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) alasan dari kedua subjek memutuskan homeschooling adalah faktor distrust terhadap sekolah formal, keinginan memberikan pengajaran agama, memberikan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dan gangguan kesehatan, serta kebutuhan pendidikan alternatif yang mewadahi potensi peserta didik; (2) homeschooling menjadi pendidikan alternatif bagi kedua subjek dengan implementasi pembelajaran menggunakan kurikulum dari pemerintah, namun dikelola secara mandiri dan fleksibel berdasarkan otonomi anak; dan (3) faktor pendukung pendidikan homeschooling, yaitu: legalitas homeschooling, kepuasan terhadap pendidikan yang humanis, pendidikan berdasarkan multiple intelligence, kelekatan anak dengan keluarga, anak memiliki keterampilan hidup dan konsep diri yang positif. Sedangkan faktor penghambat pendidikan homeschooling, yaitu: sistem regulasi pendidikan homeschooling tidak diimbangi dengan sosialisasi dari pemerintah terhadap satuan pendidikan, evaluasi pendidikan informal belum berdiri secara independen, dan evaluasi pada pendidikan nonformal belum berjalan secara optimal.Nining PurwaningsihPuji Yanti Fauziah2019-10-15T00:57:06Z2019-10-15T00:57:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66139This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/661392019-10-15T00:57:06ZPengembangan Buku Saku Bilingual Sebagai media
pembelajaran bagi Pedagang di Desa Wisata Pasar Kaki LangitPenelitian pengembangan ini bertujuan: (1) menyusun desain buku saku
bilingual untuk pedagang di Desa Wisata Pasar kaki Langit ,(2) mengungkapkan
kelayakan buku saku bilingual, dan (3) mengungkapkan efektivitas buku saku
bilingual.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model ADDIE
yang mencakup tahapan Analysis, Design, Development and Implementation,
Evaluation. Pengumpulan data mengunakan lembar validasi ahli, angket respon
pedagang, wawancara, soal tes dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini
adalah pedagang yang berjumlah 12 orang. Uji coba pada penelitian ini dilakukan
sebanyak dua kali yaitu uji coba kelas kecil dan uji coba lapangan. Tahapan uji
coba dilaksanakan di Jalan Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Analisis data kevalidan dilakukan dengan cara mengkonversikan data
kuantitatif berbentuk skor hasil penilaian menjadi kualitatif berbentuk nilai
standar skala lima. Analisis data efektifan dilakukan dengan cara menentukan
nilai gain score dan uji statistik nonparametirik Wilcoxon.
Hasil penelitian ini adalah (1) Tersusunnya buku saku bilingual berukuran
4,13 x 5,83 inci (A6) berbentuk portrait yang berisi materi bahasa Inggris serta
terjemahan bahasa Indonesia dengan mencakup materi alphabet, kosa kata, mata
uang, menu makanan, kata ganti orang, kata tanya, greeting, offering, thanking,
dan conversation disesuaikn dengan kebutuhan, (2) Buku saku bilingual telah
dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi yang mencapai skor
84 masuk pada kategori “sangat baik” dan penilaian dari ahli bahan ajar mencapai
skor 69 masuk pada katgori “sangat baik”, (3) Buku saku bilingual mendapatkan
respon positif dari pedagang yang memperoleh penilaian dengan kategori sangat
Baik dan dinyatakan efektif dilihat dari perolehan nilai gain score dengan rata-rata
skor mencapai 0,78 masuk pada kategori “tinggi”, perhitungan uji Wilcoxon
peroleh nilai rata-rata atau main ranks sebesar 6,50 dan diketahui nilai Sig. (2tailed)
yaitu 0,002 artinya lebih kecil dari <0,05, maka disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan bahasa Inggris dari sebelum dan
sesudah pembelajaran dilakukan menggunakan buku saku bilingual.
Kata Kunci: Bahasa Inggris, buku saku bilingual, pendidikan orang dewasaWiwin YunitaYoyon Suryono2019-10-15T00:52:32Z2019-10-15T00:52:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66138This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/661382019-10-15T00:52:32ZEvaluasi Program Paket C Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat Pusaka Indonesia dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kampung
Tumbit Dayak Kabupaten BerauPenelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program paket C dalam
pemberdayaan masyarakat di Kampung Tumbit Dayak Kabupaten Berau dengan
melihat aspek Konteks, Input, Proses dan Produk program.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian evaluasi, menggunakan pendekatan
kualitatif dengan model C.I.P.P dari stufflebeam (1983). Data penelitian diperoleh
dari wawancara dengan peserta didik, tutor, dan pengurus PKBM. Observasi
dilakukan di Kampung Tumbit Dayak dan kantor PKBM Pusaka Indonesia.
Analisis dokumen dengan melihat berkas-berkas program paket C (silabus, RPP,
Kurikulum, SKL, MOU, Foto program paket. Tehnik analisis data dengan
menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Keabsaham data
dengan menggunakan triangulasi sumber.
Hasil Penelitian secara umum menunjukkan bahwa program terlaksana
dengan baik, hal ini dilihat dari beberapa aspek, (1). Pada aspek konteks dikatakan
baik, karena sesuai kebutuhan masyarakat (adanya permintaan masyarakat secara
langsung melalui Kepala Kampung untuk dapat bekerja di Perusahaan), (2).
Aspek input dikatakan baik, karena silabus dan RPP dirancang berdasarkan
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, kurikulum menggunakan KTSP
(situasional), peserta didik berasal dari masyarakat Kampung Tumbit Dayak baik
laki-laki maupun perempuan, tutor berasal dari PKBM Pusaka Indonesia serta
tutor pada sekolah formal dengan gelar kesarjanaan dan pengalaman mengajar,
adanya relasi (Perusahaan) yang memberikan bantuan sarana dan prasarana serta
anggaran kepada PKBM. (3) Pada aspek proses dikatakan baik, karena
pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, memenuhi persyaratan
pelaksanaan paket C yang diatur oleh pemerintah, terjadi hubungan yang baik
antara tutor dan peserta didik (tutor mampu menciptakan keakraban dengan
peserta didik, peserta didik aktif pada saat proses pembelajaran). Hanya saja
karakteristik peserta didik yang memiliki usia bervariatif sehingga kemampuan
belajarnya juga bervariatif, terkadang tutor sulit menyesuaikan pembelajaran, (4).
Pada aspek produk dikatakan baik, karena peserta didik menjadi semakin percaya
diri, disiplin, dan memiliki pengetahuan sesuai mata pelajaran yang diajarkan dan
diminati. Peserta didik memperoleh ijazah, lalu bekerja di perusahaan batu bara
(PT.PAMA). Peserta didik mampu memenuhi kebutuhan pokok untuk diri sendiri
dan juga memenuhi kebutuhan keluarga.
Kata kunci: Evaluasi, PKBM, program paket C, pemberdayaan masyarakatMuhamad Ali SalmanEntoh Tohani2019-10-15T00:46:57Z2019-10-15T00:46:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66137This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/661372019-10-15T00:46:57ZEvaluasi Program Kerajinan Tenun dalam Pemberdayaan
Masyarakat di Desa Wisata Gamplong, Moyudan, Sleman, YogyakarataPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi: 1) konteks, 2) masukan, 3)
proses, dan (4) produk program kerajinan tenun di Desa Wisata Gamplong.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif.
Model evaluasi yang digunakan ialah CIPP (Context, Input, Process, dan Product).
Subjek penelitian ini adalah pengelola Paguyuban TEGAR Desa Wisata Gamplong,
pemilik UKM kerajinan tenun, dan pengrajin tenun di Desa Wisata Gamplong.
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Data dikumpulkan
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan dianalisis melalui langkahlangkah:
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data
dilakukan menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa program terlaksana dengan
baik, hal ini dilihat dari beberapa aspek, yaitu: (1) Aspek konteks dikatakan baik,
karena program sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kerajinan tenun sejak
dahulu ditekuni oleh masyarakat secara turun temurun, sehingga sumber daya
manusia dan sumber daya alam sudah sesuai dan dapat mendukung
penyelenggaraan program. Tujuan program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat. (2) Aspek masukan dikatakan baik, karena program telah memenuhi
kriteria yang ditentukan. Latar belakang sumber daya manusia sudah sesuai dengan
kompetensi dibidangnya, adanya pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang
diberikan kepada pengelola program melalui kegiatan pelatihan. Sarana dan
prasarana program sudah disediakan untuk menunjang pelaksanaan program.
Adanya perencanaan dan relasi untuk mencapai tujuan program. Anggaran dana
yang disesuaikan dengan kebutuhan program. (3) Aspek proses dikatakan baik,
karena program telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Kegiatan wisata edukasi,
kegiatan pelatihan, dan kegiatan produksi kerajinan tenun di UKM sudah mampu
dilaksanakan sesuai rencana awal. Pengelola dan pelaksana program sudah mampu
menjalankan tugas sesuai dengan perencanaan. Sarana dan prasarana program
kondisinya memadai namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Hambatan dalam
implementasi program yaitu dari segi finansial terutama untuk meningkatkan
fasilitas layanan wisata. (4) Aspek produk dikatakan baik, karena tujuan program
tercapai sesuai rencana awal. Angka pengangguran di Desa Wisata Gamplong
mengalami penurunan 20% selama 1 tahun program dilaksanakan. Kegiatan
pelatihan mampu menambah pengetahuan dan keterampilan. Dampak yang dialami
masyarakat dari program ialah dapat membuka lapangan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Jumlah pengunjung wisata
mengalami peningkatan, namun terkadang pemasaran produk tenun terkendala
akibat persaingan pasar.
Kata Kunci: Evaluasi, program kerajinan tenun, pemberdayaan masyarakat.Alfin JuliantoSujarwo Sujarwo2019-10-15T00:42:14Z2019-10-15T00:42:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66136This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/661362019-10-15T00:42:14ZEvaluasi Program Kesiapsiagaan Keluarga Dalam
Menghadapi Bencana Yang Diselenggarakan Oleh Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) YogyakartaTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: (1) Dampak jangka panjang ,(2)
Outcome, (3) Output, (4) Proses, (5) Input program kesiapsiagaan keluarga dalam
menghadapi bencana oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang merujuk model Logical Framework
dengan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dampak jangka panjang program
kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi bencana telah berhasil dicapai, peserta memiliki
rasa tanggung jawab dalam menjaga lingkungan dari bencana serta memiliki tanggung jawab
untuk memberikan pemahaman tentang bencana kepada lingkungan terdekat khususnya
keluarga. (2) Outcome program yang telah dicapai sesuai dengan kebutuhan peserta untuk
menghadapi bencana. Peserta program mampu menggunakan ilmu yang didapat setelah
program untuk membuat rencana kesiapsiagaan di lingkungan keluarga. Outcome yang
tercapai disebabkan oleh output program yang baik dan sesuai dengan kebutuhan peserta
dalam menghadapi bencana. (3) Output yang diharapkan berhasil dicapai oleh MDMC.
Materi, metode dan media yang baik menjadikan peserta mudah memahami pembelajaran
yang disampaikan fasilitator. (4) Jadwal pelaksanaan program diatur oleh penyelenggara
program. Total pertemuan selama tiga hari dengan porsi satu hari materi dan dua hari praktik.
Materi program disesuaikan dengan kebutuhan peserta program. Pada akhir program
diadakan evaluasi berupa simulasi bencana, dan dilanjutkan program pendampingan oleh
MDMC. Hal tersebut dapat dilihat bahwa proses yang berhasil dicapai oleh MDMC
merupakan akibat dari input yang baik. (5) Penyelenggara program layak melaksanakan
pogram karena memiliki fasilitator yang berkompeten di bidang kebencanaan, serta memiliki
sarana dan prasarana menunjang keterlaksanaan program.
Kata kunci : evaluasi program, kesiapsiagaan keluarga.Ajeng Apriliana Nur IcmiYoyon Suryono2019-08-06T02:54:50Z2019-08-06T02:54:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/65085This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/650852019-08-06T02:54:50ZFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri dalam Penyelenggaraan
Program Pendidikan Anak Usia DiniTerdapat kekurangan jumlah tenaga pengajar di wilayah Kabupaten
Wonogiri sehingga diperlukan suatu kerjasama antara orangtua dalam bentuk
partisipasi dan pengelola pendidikan anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah
(1) Mengetahui pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
kabupaten Wonogiri (2) Menganalisis bentuk partisipasi yang dilakukan oleh orang
tua dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (3) Menganalisis faktor yang
mempengaruhi partisipasi orangtua dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia
dini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian untuk penulisan tesis ini akan dilaksanakan di
PAUD yang ada di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penyelenggaran program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Slogohimo Kabupaten
Wonogiri, dilakukan melalui tahapan; Perencanaan, program. Program PAUD
dilaksanakan melalui kelompok bermain, tempat penitipan anak, Taman
Pendidikan Al qur an, RA, Evaluasi Program PAUD dilaksanakan oleh satuan
pendidikan. (2) Bentuk partisipasi orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri antara lain; a)
pemikiran atau gagasan, b) memberikan bantuan material, c)membiayai
operasional kegiatan PAUD, d) membantu perbaikan sarana prasarana, e)
membentuk paguyuban orangtua. (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
orang tua dalam penyelenggaraan program PAUD meliputi; Kondisi sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, latar belakang pekerjaan, pengalaman, kebutuhan,
beban keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan/interaksi orang tua.
Kata kunci: faktor partisipasi, penyelenggaraan program pendidikan anak usia
diniAnik Tri Kustiani2019-07-31T02:49:59Z2019-07-31T02:49:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64902This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/649022019-07-31T02:49:59ZKorelasi antara Orientasi Belajar, Gaya Belajar dan Status
Sosial Ekonomi dengan Hasil Belajar Program Pelatihan Keterampilan Menjahit di
Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah ada korelasi antara
orientasi belajar, gaya belajar dan status sosial ekonomi dengan hasil belajar peserta
pelatihan program keterampilan menjahit di Balai Latihan Kerja dan Pengembangan
Produktivitas (BLKPP) Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional menggunakan metode survei
dengan instrumen angket dan tes hasil belajar dalam bentuk nilai uji pengamatan.
Subjek penelitian adalah 31 orang peserta pelatihan program keterampilan menjahit
di BLKPP Yogyakarta. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji
linieritas. Analisis data menggunakan analisis data deskriptif dan uji F pada taraf
signifikasi 5%.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan yang cukup kuat antara orientasi belajar dengan hasil belajar peserta,
dengan nilai r
hitung
sebesar 0,435 dan nilai signifikansi 0,007; 2) Terdapat korelasi
yang positif dan signifikan yang kuat antara gaya belajar dengan hasil belajar,
peserta, dengan nilai r
hitung
sebesar 0,513 dan nilai signifikansi 0,002; 3) Terdapat
korelasi yang positif dan signifikan yang kuat antara status sosial ekonomi terhadap
hasil belajar peserta, dengan nilai r
hitung
sebesar 0,565 dan nilai signifikansi 0,000.
Kata Kunci : gaya belajar, hasil belajar, orientasi belajar, status sosial ekonomi.Suci Hari Mulyani2019-07-23T07:53:43Z2019-07-23T07:53:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64715This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/647152019-07-23T07:53:43ZPengelolaan program Education Center Dalam Pemberdayaan
Anak Jalanan Di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (1) pelaksanaan program education
center pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian (2) peranan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian dalam kegiatan pemberdayaan anak jalanan
melalui program education center dengan meninjau fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, (3) kendala yang dihadapi Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Rumah Impian dalam melaksanakan program education center dan (4)
manfaat yang diperoleh anak jalanan setempat dari pelaksanaan program education center
tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan staf lembaga serta anak jalanan yang telah
mengikuti program tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif
Miles & Huberman. Untuk memperoleh keabsahan data dilakukan triangulasi sumber dengan
cara membandingkan data wawancara, data hasil observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah 1) pelaksanaan program education center dilakukan dalam
bentuk kegiatan pengajaran dan pelatihan keterampilan berbasis fun learning. 2) peranan LSM
Rumah Impian menurut tingkat partisipasinya dalam bidang penanganan anak jalanan berada
dalam tingkatan education roles 3) kendala dalam pelaksanaan program yaitu pendanaan atau
keuangan, persepsi orang tua terhadap manfaat program education center, keterbatasan jumlah
tenaga pendamping, tenaga ahli yang belum memadai di bidang evaluasi program serta lokasi
yang terbatas. 4) manfaat yang diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan
anak jalanan dan anak beresiko serta adanya perubahan perilaku positif orang tua dan anakanak.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Anak jalanan, Pengelolaan LSM.Idalia Maria Natalia2019-06-20T07:43:31Z2019-06-20T07:43:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64328This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/643282019-06-20T07:43:31ZHubungan Komunikasi Orang Tua Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Resolusi Konflik Anak Di Taman Kanak-Kanak „Aisiyah Bustanul Atfhal Kota Magelang.Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan komunikasi orang tua dengan resolusi konflik, hubungan komunikasi orang tua secara parsial berhubungan dengan kecerdasan interpersonal dan hubungan kecerdasan interpersonal dengan resolusi konflik serta untuk mengetahui hubungan komunikasi orang tua dan kecerdasan interpersonal dengan resolusi konflik di TK ABA Kota Magelang
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis korelasional. Alasannya ingin mengetahui data dan pengaruh kemampuan komunikasi orang tua, terhadap kecerdasan interpersonal dan resolusi konflik anak di TK yang dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan/pernyataan. Penelitian ini bersifat ex-post facto yang mengungkap kenyataan atau gejala peristiwa yang telah terjadi dan berimplikasi pada berbagai tindakan sesudahnya yang diperkirakan sebagai objek yang diteliti. Tidak ada perlakuan apapun terhadap variabel oleh peneliti
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua hipotesis nol (Ho) ditolak dan semua hipotesis alternatif (Ha) diterima, dengan rincian sebagai berikut. Hipotesis 1) hubungan (R) yaitu 0.356 dan diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.127, yang mengandung pengertian bahwa hubungan komunikasi terhadap kecerdasan intrapersonal adalah 12,7%. Hipotesis 2) nilai hubungan (R) yaitu 0.534 dan diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.285, yang mengandung pengertian bahwa hubungan komunikasi orang tua dengan kemampuan resolusi konflik adalah 28,5%. Hipotesis 3) hubungan (R) yaitu 0.520 dan diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.271, yang mengandung pengertian bahwa hubungan komunikasi orang tua dengan kemampuan resolusi konflik adalah 27,1%. Hipotesis 4) hubungan (R) yaitu 0.640 dan diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.410, yang mengandung pengertian bahwa hubungan komunikasi orang tua dengan kemampuan resolusi konflik adalah 41%.Nur Rahmah2019-06-17T03:31:40Z2019-06-17T03:31:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/64284This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/642842019-06-17T03:31:40ZPemberdayaan Pengrajin Tenun Di Desa Wisata Gamplong (Studi Kasus Sentra Kerajinan Di Desa Wisata Gamplong).Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses pemberdayaan masyarakat, inovasi dalam membuat kerajinan tenun, dan faktor-faktor pendukung serta penghambat keberhasilan pemberdayaan masyarakat sentra kerajinan tenun di Desa Wisata Gamplong.
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif metode studi kasus. Sumber data yang diteliti adalah ketua paguyuban “TEGAR”, pengelola rumah kerajinan, dan pengrajin tenun. Pengumpulan data melalui wawancara yang mendalam, observasi serta dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan credibility, transferability, dependability, dan confirmability.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan pengrajin tenun di Sentra Kerajinan desa wisata Gamplong yaitu melakukan pelatihan dan menerapkan hasil pelatihan untuk dikembangkan di desa wisata Gamplong, serta mensosialisasikan kepada penenun dan anggota paguyuban untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh paguyuban. Melakukan pendampingan, dengan mendampingi penenun dalam kegiatan kerajinan, baik itu ketika berinteraksi dengan pengunjung maupun ketika menenun menggunakan ATBM. Evaluasi, dengan mengevaluasi kegiatan yang berlangsung, sekaligus mengumpulkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama kegiatan kerajinan berlangsung agar dicarikan solusinya bersama. Inovasi yang dilakukan agar mampu bersaing yaitu inovasi produk yang menghasilkan design-design unik dan baru untuk diaplikasikan pada kerajinan tenun. Faktor pendukung di antaranya ialah adanya event-event, potensi alam, kerajinan tenun, dan ATBM. Sedangkan faktor penghambat dalam perkembangan desa wisata Gamplong ini yaitu minimnya dukungan dari masyarakat, tempat pemasaran, generasi penerus dan harga.Siti Ativa Putridiani