Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:29:34ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2021-11-09T03:54:10Z2021-11-09T03:54:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713402021-11-09T03:54:10ZKeterampilan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus di SD Inklusi Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek keterampilan sosial setiap jenis anak berkebutuhan khusus di SD Inklusi Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu empat puluh satu anak berkebutuhan khusus dari kelas satu sampai enam. Sumber data menggunakan rumus 3P yaitu person, paper, dan place. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa setiap anak berkebutuhan khusus dari kelas I sampai kelas VI berbeda-beda, Pertama: aspek kerjasama, anak tunarungu dan tunadaksa sudah baik, mampu mengerjakan latihan soal dengan tepat waktu sedangkan anak lambat belajar, ABBS, tunagrahita dan ADHD cukup baik, mampu melakukan intruksi dari guru walaupun menyelesaikan tugas tidak tepat waktu. Anak autis aspek kerjasamanya belum baik, anak belum mampu melakukan sesuai intruksi. Kedua: aspek asersi, anak sudah baik kecuali autis kelas rendah, tidak pernah bermain dengan temannya dan ketika teman mengajaknya berbiacara anak hanya diam, tetapi untuk kelas tinggi sudah memiliki asersi baik, anak dapat bermain bersama temannya. Ketiga: aspek tanggung jawab, anak tunarungu dan tunadaksa sudah baik, selalu menaati peraturan sekolah dengan datang tepat waktu dan meminta izin ketika meninggalkan kelas. Berbeda dengan anak lambat belajar, ABBS, tunagrahita, ADHD dan autis yang kurang mematuhi peraturan sekolah, ketika hendak meninggalkan kelas tidak izin ini biasa di lakukan anak ADHD dan autis. Keempat: aspek empati, anak tunadaksa dan tunarungu baik pada siapapun, ketika ada teman yang kehilangan alat tulis mereka mau meminjamkannya dan ketika teman atau guru sakit mereka mau mengjak temannya untuk menjenguk. Berbeda dengan anak lambat belajar, ABBS, tunagrahita dan ADHD yang kebanyak acuh tak acuh dengan lingkungan. Sedangkan anak autis sama sekali tidak mau tahu dengan lingkungannya. Kelima: aspek kontrol diri anak lambar belajar, tunarungu dan tunadaksa baik, ketika ada teman yang mengganggunya saat belajar, anak tidak merespon dan hanya diam. Sedangkan anak ABBS, tunagrahita, ADHD dan autis memiliki kontrol diri yang kurang baik, anak mau merespon temannya yang mengajak bicara saat belajar dan bahkan anak lebih sering mengganggu dan mengajak berbicara temannya saat belajar. Sedangkan autis ketika ada teman yang mengajaknya untuk berbicara, anak akan marah sambil memukul-mukul meja dan berteriak.Dwi Kumala ShintaHaryanto Haryanto2021-11-09T02:56:05Z2021-11-09T02:56:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71339This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713392021-11-09T02:56:05ZImplementasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Inklusi Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran dari implementasian program pendidikan karakter, (2) mengetahui karakter apa yang dominan dalam diri siswa, (3) mengetahui hambatan dan solusi yang ditemukan dalam program pendidikan karakter di Sekolah Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif oleh Miles dan Huberman. Subjek penelitian meliputi: (1) guru kelas, (2) guru pendamping khusus, dan (3) seluruh siswa berkebutuhan khusus dari kelas 1 – 6. Instrumen pengumpulan data adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, dan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan analisis data Milles & Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verivikasi data.
Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Implementasi pendidikan karakter di sekolah Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta dikelompokkan menjadi dua, yaitu integrasi dalam mata pelajaran dan integrasi dalam pengembangan diri. Integrasi pendidikan karakter masih belum terlihat di beberapa mata pelajaran dikarenakan tidak adanya fokus karakter yang akan dijadikan dominan dalam pengembangan karakter di sekolah. Guru hanya menekankan pada mata pelajaran PKn, terdapat 88,8% dari 18 nilai karakter yang diterapkan guru pada mata pelajaran PKn sedangkan mata pelajaran lainnya terdapat 16,6% dari 18 nilai karakter dikarenakan guru masih berfokus pada materi tidak menekankan nilai karakternya. Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan pengkondisian yang di dalamnya terdapat nilai-nilai karakter peduli lingkungan, rendah hati, kerja keras, tanggung jawab, hormat dan sopan santun, tolong menolong, kerjasama dan gotong royong serta toleransi dan cinta damai. (2) Karakter yang dominan di sekolah tersebut adalah religius dan toleransi dengan persenan 97,5% dari 41 siswa.
(3) Kendala utama yang dapat teramati dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah adalah masalah kesinambungan. Masalah kesinambungan pendidikan karakter dalam sistem sekolah dan masalah kesinambungan pendidika karakter dengan pendidikan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara mengimplementasikan pendidikan karakter yang terpadu dan mengoptimalisasikan pendidikan karakter melalui family-school partnerships.Roykhan MubarakIbnu Syamsi2021-11-09T02:42:56Z2021-11-09T02:42:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71337This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713372021-11-09T02:42:56ZPengembangan Modul Pembelajaran Bina Diri Berdasarkan Pendekatan Perilaku pada Program Khusus Anak Disabilitas Intelektual Kategori Sedang.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar bina diri yang layak dan efektif bagi peserta didik disabilitas intelektual kategori sedang melalui pengembangan modul bina diri berdasarkan pendekatan perilaku pada program khusus anak disabilitas intelektual kategori sedang.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang mengacu pada model Borg and Gall. Penelitian ini mencakup sembilan langkah pengembangan yaitu 1) mengumpulkan informasi dan studi kebutuhan, 2) perancangan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi, 6) uji coba lapangan utama, 7) revisi, 8) uji coba lapangan operasional, 9) penyempurnaan produk. Uji coba modul dilakukan di SLB Ma’arif Bantul dan SLB PGRI Sentolo dengan uji coba lapangan tahap awal melibatkan satu subjek, uji coba lapangan lapangan utama melibatkan enam subjek dan uji coba lapangan operasional melibatkan lima belas subjek. Kelayakan modul divalidasi oleh satu orang ahli materi dan satu orang ahli media. Uji efektifitas dilakukan pada lima subjek dengan membandingkan skor pre-test dan skor post-test. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan tes kinerja. Desain kuasi eksperimen menggunakan one group pre-test post-test design.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) modul bina diri berdasarkan pendekatan perilaku pada program khusus anak disabilitas intelektual kategori sedang dinyatakan layak dari segi materi dan media. Materi pada modul bina diri ini berkaitan tentang kegiatan memakai dan melepas pakaian, sub materinya meliputi memakai dan melepas kaos, baju berkancing, rok, celana, kaos kaki, sepatu, memilih dan memakai aksesoris pakaian serta memilih dan memakai pakaian sesuai kebutuhan. Materi disajikan dalam bentuk gambar dan tetap dilengkapi dengan keterangan gambar. (2) modul bina diri ini efektif digunakan pada pembelajaran bina diri memakai dan melepas pakaian bagi anak disabilitas intelektual dan mengalami peningkatan kemampuan bina diri peserta didik sebesar 46,6%. Hal tersebut karena modul disusun berdasarkan kondisi peserta didik disabilitas intelektual kategori sedang sehingga penyajiannya dalam bentuk gambar akan mempermudah peserta didik dalam belajar.Noorita Dwi SulistyaningrumMumpuniarti Mumpuniarti2021-11-09T02:30:07Z2021-11-09T02:30:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713362021-11-09T02:30:07ZStudi Kasus Interaksi Sosial Pada Anak Attention Deficit Hperactive Disorder Dalam Permainan Tradisional Di SD Negeri Sendangadi 2.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interaksi sosial pada anak ADHD melalui permainan tradisional. Aspek yang diteliti dalam interaksi sosial yaitu: (1) kontak sosial dan (2) komunikasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus (case study). Subjek penelitian ini adalah 3 anak ADHD yang mempunyai masalah dalam interaksi sosial. Objek penelitian ini berupa interaksi sosial yang meliputi aspek kontak sosial dan komunikasi. Sumber data yang dikumpulkan berasal dari pendidik dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Sedangkan analisis data yakni menerapkan metode: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah, sebagai berikut: Dalam interaksi sosial anak ADHD saat permainan tradisional berlangsung menunjukkan perilaku yang beragam seperti (1) Proses kontak sosial yang berlangsung dari (a) aspek kerjasama, mudah teralihkan ketika permainan berlangsung, mampu mengikuti aturan permainan tetapi sering tidak menyadari adanya aturan berkelompok, melakukan permainan sendiri tidak memainkan perannya dalam kelompok dengan benar. (b) aspek akomodasi, langsung ikut serta tanpa persetujuan pihak teman-temannya. (c) aspek asimilasi, terlihat acuh atau tidak peduli terhadap temannya dan sering lupa pada instruksi awal yang diberikan dan suka beralih dengan kegiatan. (d) aspek persaingan, mudah terpancing dan mengikuti kubu yang paling benar dalam konflik, menjadi penengah tetapi sering menggunakan fisik jika terjadi konflik pada dirinya. (e) aspek pertentangan, perhatiannya mudah teralihkan, sering menunjukkan kepercayaan diri didepan temannya, dan menjadi penengah masalah walaupun sering mendapat respon yang buruk dari teman lainnya. (2) Proses komunikasi yang berlangsung dari (a) aspek kerjasama, menunjukkan sikap acuh saat kelompok berdiskusi mengenai strategi permainan, mendengarkan temannya dan mengikuti diskusi kelompok. (b) aspek akomodasi, menunjukkan sikap acuh dalam pertikaian yang berlangsung, memaksakan kehendaknya dalam pertikaian. (c) aspek asimilasi, menyampaikan pembenaran pada gurunya tentang dirinya sendiri, menuntut tuntutannya atau kehendaknya, menghargai pendapat teman pada saat diskusi penyusunan strategi berlangsung. (d) aspek persaingan, menunjukkan sikap memancing emosi lawan bicara ketika bermain, sering memotong pembicaraan dan sering berteriak pada saat berdiskusi atau saat permainan berlangsung. (e) aspek pertentangan, menunjukkan sikap kasar, membentak keras dan tersulut emosinya secara spontan.Nicki YutapratamaIbnu Syamsi2021-11-09T02:24:16Z2021-11-09T02:24:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71335This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713352021-11-09T02:24:16ZPengembangan Bahan Ajar Materi Teknik Berjalan dengan Tongkat Berdasar Pendekatan Kontekstual untuk Pembelajaran Program Kekhususan Orientasi Mobilitas pada Peserta Didik Tunanetra.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan bahan ajar materi teknik berjalan dengan tongkat yang layak, dan (2) menguji keefektifan bahan ajar materi teknik berjalan dengan tongkat berdasar pendekatan kontekstual untuk pembelajaran program kekhususan orientasi mobilitas peserta didik tunanetra.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada langkah pengembangan Borg and Gall. Subjek ujicoba terdiri dari dua puluh dua peserta didik tunanetra dan lima guru dari SLB N 1 Kulon Progo, SLB PGRI Sentolo, SLB Wiyata Dharma dan SLB Yaketunis Yogyakarta. Uji coba tahap awal melibatkan satu peserta didik tunanetra dan satu guru. Uji coba lapangan utama melibatkan enam peserta didik tunanetra dan satu guru. Uji coba lapangan operasional melibatkan lima belas peserta didik tunanetra dan tiga guru. Uji keefektifan melibatkan lima peserta didik tunanetra dengan desain kuasi eksperimen one group pre-test post-test design. Pengumpulan data menggunakan angket penilaian ahli materi dan media, angket respon peserta didik tunanetra dan guru, dan tes kemampuan tentang teknik berjalan dengan tongkat. Analisis data penilaian ahli dan angket respon menggunakan analisis deskriptif kuantitatif sedangkan analisis data uji keefektifan menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) produk yang dihasilkan yaitu bahan ajar materi teknik berjalan dengan tongkat berdasar pendekatan kontekstual bagi peserta didik tunanetra kelas IV, V dan VI yang mampu membaca. Produk ini terdiri dari bahan ajar cetak awas dengan huruf yang diperbesar dan bahan ajar cetak Braille. Bahan ajar dilengkapi dengan CD dan buku pedoman bagi guru. Bahan ajar dinyatakan layak dari segi materi dan media dengan rata-rata yaitu 4,35 dengan kategori sangat baik atau layak (2) bahan ajar materi teknik berjalan dengan tongkat berdasar pendekatan kontekstual dinyatakan efektif pada signifikansi 5%. Ini dibuktikan dengan peningkatan skor dengan rerata 26,6 dan peningkatan persentase dengan rerata mencapai 27,62%. Hal tersebut karena bahan ajar dapat mendorong peserta didik tunanetra untuk aktif mengalami, menemukan sendiri pengetahuannya dan materi yang disajikan sesuai dengan kondisi lingkungan sehingga peserta didik tunanetra lebih memahami materi.Anita YudhiastutiNur Azizah2021-11-09T02:18:11Z2021-11-09T02:18:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71334This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713342021-11-09T02:18:11ZAnalisis Muatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Karakteristik Peserta Didik Tunagrahita pada Buku Teks Kurikulum 2013 Kelas IV SDLB.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan muatan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada buku teks Kurikulum 2013 kelas IV SDLB dan kesesuaiannya dengan karakteristik tunagrahita.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten dengan setting penelitian tidak dibatasi karena analisis pustaka yang tidak perlu melibatkan penelitian di lapangan. Subjek penelitian adalah buku teks Kurikulum 2013 pegangan siswa kelas IV SDLB tunagrahita yang terdiri dari tiga tema dan unit analisisnya adalah muatan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada buku teks. Pengumpulan data menggunakan analisis dan pencatatan yang lengkap pada subjek dan unit analisis penelitian. Instrumen penelitian yaitu peneliti sebagai human instrument dibantu rubrik analisis. Keabsahan dokumen didasarkan pada validitas semantik dan reliabilitas stabilitas. Analisis data menggunakan skema analisis konten yang terdiri dari enam langkah yaitu unitizing, sampling, recording, reducting, inferring, dan narrating.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Terdapat 97 kata kerja operasional kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang meliputi: kemampuan mencipta sebanyak 75 kata kerja, kemampuan evaluasi sebanyak 13 kata kerja, dan kemampuan analisis sebanyak 9 kata kerja. (2) Berdasarkan pada karakteristik belajar tunagrahita, yang sesuai sebanyak 37 kata kerja operasional (38%) dan yang tidak sesuai sebanyak 60 kata kerja operasional (62%).Isti NurhidayatiEdi Purwanta2021-11-09T02:12:55Z2021-11-09T02:12:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71333This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713332021-11-09T02:12:55ZPengembangan Media Audio Tactile Vocabulary untuk Pembelajaran Kosa kata Siswa Autis.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menghasilkan produk media Audio Tactile Vocabulary (ATV) yang layak untuk pembelajaran kosa kata siswa autis, dan (2)Mengetahui keefektifan media ATV dalam pembelajaran kosa kata siswa autis.
Penelitian menggunakan model penelitian pengembangan Borg and Gall. Subyek penelitian terdiri dari tiga puluh dua orang guru dan tiga puluh satu siswa autis di Kota Denpasar Bali, dengan rincian yaitu pada uji coba lapangan awal dua guru dan dua siswa, uji coba lapangan utama enam guru dan enam belas siswa, uji coba lapangan operasional dua puluh empat guru dan lima belas siswa. Penilaian kelayakan dilakukan oleh dua orang ahli materi, satu orang ahli media serta tiga puluh dua orang guru dengan mengkategorisasikan hasil penilaian. Uji keefektifan media dilakukan pada tiga puluh satu orang siswa dengan desain kuasi eksperimen one group pre-test post-test design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, kuisioner, dan penilaian kinerja dengan analisis data deskriptif rata-rata (mean) dan keefektifan menggunakan analisis uji t.
Hasil penelitian (1) produk media ATV yang dihasilkan adalah produk perangkat keras untuk pembelajaran kosa kata siswa autis. Produk dilengkapi kartu kosa kata dan buku panduan penggunaan. Kartu kosa kata memuat kosa kata anggota tubuh dan benda di sekitar.. Media dinyatakan layak dari segi materi dan media dengan rata-rata penilaian kelayakan yaitu 3,76 dengan kategori baik atau layak. (2)Media ATV dinyatakan efektif meningkatkan kemampuan kosa kata siswa dengan signifikansi 0,05. Hal tersebut karena kemampuan kosa kata pasif- reseptif siswa berdasarkan penilaian meningkat sebanyak 0.677 dan kemampuan kosa kata aktif-produktif meningkat sebanyak 0,451.Ni Made Marlin MinarsihRochmat Wahab2021-11-08T07:42:46Z2021-11-08T07:42:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71328This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713282021-11-08T07:42:46ZImplementasi Standar Nasional Pendidikan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif pada Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta dan Kota Malang.Sekolah inklusi adalah sekolah yang bukan hanya memberikan layanan untuk siswa normal namun juga siswa berkebutuhan khusus. Penyelenggaraan pendidikan inklusif idealnya dapat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan kemampuan ABK, semua komponen pembelajaran bersumber dari kemampuan, kebutuhan serta kondisi anak, dan mengacu pada standar ideal pendidikan inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan membandingkan implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada sekolah dasar (SD) di Kota Yogyakarta dan Kota Malang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi komparasi. Sampel penelitian ini adalah dua SD di Kota Yogyakarta, yaitu SDN Pakel dan SD Muhammadiyah Sagan, serta dua SD di Kota Malang, yaitu SDN Kidul Dalem 1, dan SD Islamic Global School yang ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber informasi terdiri dari komite sekolah, kepala sekolah, guru kelas, guru pembimbing khusus, siswa (regular dan ABK), dan orang tua ABK di masing-masing sekolah sehingga jumlah responden di setiap kota sebanyak 287 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif prosentase. Standar yang digunakan adalah SNP yang indikatornya disesuaikan dengan kriteria penyelenggaraan pendidikan inklusif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) secara umum implementasi SNP dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD di Kota Yogyakarta masuk dalam kriteria cukup baik dengan capaian 65.7%, 2) implementasi SNP dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di SD di Kota Malang masuk dalam kriteriai baik dengan capaian 71.1%, dan 3) terdapat perbedaan yang signifikasn pada standar proses dengan 24.4% lebih tinggi Kota Malang daripada Kota Yogyakarta.Anugrah Try NastitiRochmat Wahab2021-11-08T06:12:29Z2021-11-08T06:12:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71327This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713272021-11-08T06:12:29ZPengembangan Bahan Ajar Pengenalan Diri Pada Anak Autis Dengan Teknik AAC (Augmentative Alternative Communication).Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menghasilkan bahan ajar pengenalan diri yang layak digunakan anak autis dengan teknik AAC (Augmentative Alternative Communication). (2) menghasilkan bahan ajar pengenalan diri yang efektif digunakan anak autis dengan teknik AAC (Augmentative Alternative Communication).
Proses penelitian pengembangan Bahan ajar ini menggunakan model pengembangan Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). Uji coba dilakukan dengan jumlah subjek delapan anak autis dengan dua anak sebagai subjek uji coba awal dan enam anak sebagai subjek implementasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara, dan pengamatan kinerja subjek. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk grafik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar layak dan efektif digunakan dalam aspek pengenalan diri bagi anak autis menggunakan teknik Augmentative Alternative Communication (AAC), hal ini ditunjukkan dengan hasil berikut: (1) Bahan ajar pengenalan diri yang layak digunakan untuk anak autis berdasarkan penilian ahli materi, media, dan guru. Hasil penilaian memperoleh skor pada kategori “baik” dengan penilaian skor dari ahli materi sebesar 64, skor yang diperoleh dari ahli media sebesar 70, dan skor dari penilaian guru sebesar 124. Bahan ajar yang dikembangkan dengan teknik AAC yaitu konteks ditampilkan menggunakan gambar untuk memudahkan anak autis memahami materi dari gambar tersebut. Hasil Protoype bahan ajar dirancang menggunakan aplikasi coreldrawX6 dan microsoft word2013 digunakan untuk penulisan keterangan teks. Bahan ajar pengenalan diri dibagi menjadi tiga materi yaitu mengenal identitas diri, cara berkomunikasi, dan mengenal ekspresi; (2) dihasilkan produk bahan ajar pengenalan diri yang efektif untuk anak autis menggunakan teknik AAC dengan skor peningkatan sebesar 44,8%.Rakhma MuslikhahSari Rudiyati2021-11-08T05:26:50Z2021-11-08T05:26:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71325This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713252021-11-08T05:26:50ZEfektivitas Strategi Building Background Knowledge terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Disabilitas Intelektual Ringan Kelas IX di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektivan strategi building background knowledge terhadap kemampuan membaca pemahaman pada siswa disabilitas intelektual ringan kelas IX di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain one group pretest-posttest. Subjek penelitian yaitu lima siswa disabilitas intelektual ringan kelas IX. Data diperoleh dengan menggunakan tes membaca pemahaman dan melalui observasi. Analisis data tes membaca pemahaman dilakukan dengan uji statistik non-parametris tes Wilcoxon match pairs dan analisis data observasi dilakukan dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi building background knowledge yang di dalamnya terdapat tiga prosedur pokok berupa: 1) menentukan background knowledge yang esensial dan relevan dengan teks bacaan yang sederhana dan fungsional; 2) membangun background knowledge dengan menyajikan materi dan situasi riil (experiential learning) serta menerapkan tahap pembelajaran eksplisit; 3) melakukan aktivasi background knowledge dengan metode K-W-L efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa disabilitas intelektual ringan. Keefektivan tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis yang berupa T hitung 0 = T tabel 0. Penguasaan kemampuan membaca pemahaman subjek ditunjukkan dengan subjek mampu menemukan informasi dan menjawab pertanyaan tentang detail-detail fakta (judul bacaan, bahan pembuat tempe, daya tahan tempe, tanda-tanda tempe baru dan sudah rusak), pokok pikiran utama (ide utama dalam baris keempat dari teks bacaan), urutan/rangkaian (urutan dari tiga langkah pertama dan tiga langkah terakhir dalam proses pembuatan tempe, prosedur penyimpanan tempe), serta perbandingan (komposisi bahan pembuat tempe) yang tersurat dalam teks bacaan. Pada penerapan strategi building background knowledge, setiap subjek memunculkan perbedaan perilaku dalam hal minat, sikap disiplin, sikap teliti, keaktivan dalam kegiatan diskusi, kesesuaian dalam merespon, serta partisipasi dalam pembelajaran.Catur Rina AjiningsihHaryanto Haryanto2021-11-08T05:19:26Z2021-11-08T05:19:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/71324This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/713242021-11-08T05:19:26ZPengembangan Game Edukasi “Gempita” pada Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Ringan Kelas V Sekolah Dasar Luar Biasa.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kebutuhan dasar dalam mengembangakan game edukasi pada pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB, (2) menghasilkan game edukasi pada pembelajaran matematika yang layak digunakan siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB, (2) menghasilkan game edukasi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perkalian siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB.
Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model pengembangan ADDIE. Uji coba dilakukan di SLB Negeri Pembina Yogyakarta dan SLB PGRI Sumbersari dengan jumlah subjek sembilan siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB dengan satu siswa sebagai subjek uji coba awal dan delapan siswa sebagai subjek uji implementasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket validasi ahli, angket respon guru, observasi respon siswa, dan tes kemampuan perkalian. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk grafik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa game edukasi “Gempita” layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran matematika materi perkalian bilangan 1-10 bagi siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB, dengan hasil sebagai berikut: (1) kebutuhan dasar dalam mengembangkan game edukasi berupa materi pengenalan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang, mengubah penjumlahan menjadi persamaan perkalian, mengubah persamaan perkalian menjadi penjumlahan berulang, dan soal evaluasi. Tampilan dengan warna yang cerah dan beranekaragam, dan penggunaan gambar-gambar berbentuk kartun. Bentuk permainan yakni menata benda ke dalam wadah kemudian menghitungnya menggunakan perkalian; (2) dihasilkan produk game edukasi yang layak digunakan untuk siswa tunagrahita ringan pada pembelajaran matematika perkalian berdasarkan penilaian ahli materi, media, dan guru. Hasil penilaian memperoleh skor pada kategori “Sangat Baik” dengan penilaian dari ahli materi sebesar 71,5, ahli media sebesar 81,5, dan penilaian guru sebesar 73. Game edukasi dikembangkan dengan menggunakan berbagai fitur, yaitu teks Comic Sans MS ukuran 12, 24 dan 64, animasi peran siswa dan guru, gambar makanan, minuman, buah-buahan, pohon, hewan, pakaian, alat makan sekolah, taman, kamar, dapur, dan pasar, suara dan musik instrument berjudul Sleeping Sheep. Game edukasi dikembangkan dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash CS6 dan disajikan dalam bentuk Compact Disk (CD); (3) dihasilkan produk game edukasi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perkalian siswa tunagraita ringan kelas V SDLB dengan skor peningkatan sebesar 43,6%.Fachruniza Privita HardiyantiHermanto Hermanto2020-11-05T05:24:02Z2021-11-08T05:08:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69524This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/695242020-11-05T05:24:02ZStudi Kasus Implementasi Pendidikan Kewirausahaan bagi
Tunarungu Jenjang Pendidikan Menengah.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pendidikan kewirausahaan bagi anak tunarungu jenjang
sekolah menengah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cilacap, khususnya dalam
kompetensi terampil wirausaha.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu empat guru
dan satu kepala sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan
observasi. Data analisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan langkah
yang dikemukakan Creswell dan Poth. Langkah yang digunakan yaitu
pengorganisasian data, mereduksi data menjadi tema, dan mempresentasikan data.
Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi dan member checking.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dilakukan
pada pelajaran keterampilan dan ekstrakulikuler kewirausahaan. Langkah pendidikan
meliputi: 1) Perencanaan: Kegiatan perencanaan diawali dengan memasukkan
pendidikan kewirausahaan dalam RPS, kemudian membentuk tim guru pengampu
dan mengadakan rapat bersama kepala sekolah untuk membahas asesmen, materi,
media, anggaran, serta pembagian tugas guru. Perencanaan pendidikan
kewirausahaan juga dikaitkan dengan kompetensi terampil wirausaha yaitu terampil
pemasaran, terampil mengelola sumber daya, terampil mengambil peluang, terampil
interpersonal, terampil belajar, dan terampil berstrategi. 2) Pelaksanaan: Pelaksanaan
pendidikan dengan berdasarkan kompetensi terampil wirausaha. Guru berperan
sebagai pendamping, pembimbing, dan rekan diskusi anak tunarungu. Guru mengajak
anak tunarungu untuk mendalami wirausaha dari berbagai sumber termasuk
mengenali produk kompetitor, survei kebutuhan masyarakat hingga mendorong cara
melakukan pelayanan yang baik bagi pembeli. 3) Penilaian: Pendidikan
kewirausahaan tidak masuk dalam pembelajaran formal, namun dijadikan
ekstrakurikuler. Sehingga program dinilai efektivitas kegiatannya, untuk menentukan
pengembangan materi pendidikan selanjutnya. Sedangkan penilaian untuk anak
tunarungu berupa umpan balik.Erbi BunyanuddinNur Azizah