Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:13:12ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-09-25T02:01:42Z2017-09-25T02:01:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52883This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/528832017-09-25T02:01:42ZPEMBENTUKAN KARAKTER KEWARGAAN MULTIKULTURAL DALAM PROGRAM KURIKULER DI MADRASAH ALIYAH SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAThis study was aimed to identify the sources for multicultural citizenship character values which became the basis for multicultural citizenship character building. This study also presented a model of multicultural citizenship character building in the curricular program based on the identification of the needs in Madrasah Aliyah in Yogyakarta. The study used the documentation study, a focus group discussion with teachers in the association of civic teachers of Madrasah Aliyah in Yogyakarta, and observations of the implementation of the multicultural citizenship character building in the sample school. There were 30 teachers from 21 schools involved. The instruments uesd were in the form of the lesson plans, observation guidelines, and focus group discussion guidelines. The data were analyzed using the qualitative descriptive analysis. The findings showed the multicultural citizenship character building in Madrasah Aliyah and the efforts to harmonize the Islamic and nationalism identities in Madrasah Aliyah. The integration of the Islamic and nationalism values into the modern Indonesian Islamic education needed to be elaborated further. Keywords: character education, multicultural citizenship, curriculum, Madrasah AliyahSamsuri Samsurisamsuri@uny.ac.idMARZUKI MARZUKI2017-01-20T02:27:31Z2019-05-09T07:54:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46263This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462632017-01-20T02:27:31ZPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Film dalam Rangka Peningkatan Hasil Belajar Pkn di SMP Negeri 2 Wates.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn di SMP Negeri 2 Wates dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan media film pada Standar Kompetensi 2 yaitu: memahami berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus yang dilakukan dengan tahapan-tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes hasil belajar. Analisis data mengikuti langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II dan ke siklus III baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa 74,38 pada siklus I meningkat menjadi 75 pada siklus II, dan meningkat lagi
menjadi 85,42 pada siklus III. Hasil belajar ranah afektif menunjukkan rata-rata skor 15,25 (76,25) pada siklus I, yang meningkat menjadi 17,17 (85,85) pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 18,33 (91,65) pada siklus III. Hasil belajar ranah psikomotor menunjukkan rata-rata skor 19,40 (80,83) pada siklus I meningkat menjadi 21,20 (88,33), dan meningkat lagi menjadi 21,60 (90) pada siklus III. Sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini, bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match berbantuan media film dapat meningkatan hasil belajar PKn siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Wates tahun ajaran 2015/2016. Hal ini berarti, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan media film dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran PKn.Nurjanah Nurjanah2017-01-19T04:05:46Z2019-05-09T07:53:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/46217This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/462172017-01-19T04:05:46ZPengaruh Keterlibatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Kemandirian Belajar secara parsial maupun bersama terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data primer. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah di Kota Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016, berjumlah 1.639 orang. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 95, mewakili group ranking sekolah secara proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data primer variabel Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Kemandirian Belajar dengan angket, sedangkan data prestasi belajar kewarganegaraan dengan data sekunder yaitu dokumentasi nilai. Angket yang digunakan telah dievaluasi validitasnya dengan analisis product moment dan reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha, semua pertanyaan valid ( r > 0.3) dengan tingkat reliabilitas yang dapat diterima (alpha cronbach > 0.7).
Hasil pengujian regresi variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan mendapatkan; β = 0.407, thitung = 3.067 dengan p ≤ 0.05 (signifikan) dan mendapatkan koefesien β = 0.724, thitung = 2.915 dengan p ≤ 0.05 (signifikan) untuk variabel Kemandirian Belajar. Hasil koefisien determinasi R = 0.327, Fhitung
= 22.345 dengan p ≤ 0.05 (signifikan). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa kontribusi kemandirian belajar lebih tinggi daripada kontribusi Ekstrakurikuler Hizbul Wathan terhadap Prestasi Belajar, dan secara bersama memberikan kontribusi sebesar 32,7%. Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa, Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Kemandirian Belajar secara parsial maupun bersama berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Mengacu kesimpulan tersebut, sekolah perlu memperhatikan keberadaan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler pada umumnya dan Hizbul Wathan khususnya. Pengelolaan Kemandirian Belajar siswa, melalui berbagai dorongan eksternal maupun internal seperti mendorong belajar bersama untuk mencapai kemandirian, menerapkan metode belajar aktif, dan melibatkan orang tua dirumah agar mendorong putra-putrinya belajar mandiri.Wahyudatik Wahyudatik2016-12-15T03:24:07Z2019-05-09T07:50:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44734This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/447342016-12-15T03:24:07ZPengaruh Pembelajaran Bermain Peran Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Sangkep dan Curah Pendapat pada Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokratis Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Mataram.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kearifan lokal tradisi Sangkep dalam pembelajaran dengan bermain peran dan curah pendapat terhadap sikap demokratis siswa pada Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 7 Mataram.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Mataram. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik Random Sampling yang terdiri dari 46 siswa pada kelas eksperimen I (VII 1), 46 siswa pada kelas eksperimen II (VII 8) dan 46 siswa pada kelas kontrol (VII 11). Pengumpulan data menggunakan tes skala sikap penilaian diri dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan lembar penilaian diri dengan skala sikap dan lembar observasi. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Untuk mengetahui keadaan awal normalitas sebaran data menggunakan uji normalitas dan untuk mengetahui homogenitas variansi data menggunakan uji homogentitas. Uji hipotesis menggunakan uji Paired Sample Test dan uji Anova satu arah.
Hasil penelitian ini menunjukkan tiga temuan. Pertama, hasil uji Paired Sample Test data pretest-posttest model pembelajaran bermain peran berbasis tradisi Sangkep menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel (6.205>2.021) dan P value lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) atau Ho ditolak.. Kedua, hasil uji Paired Sample Test data pretest-posttest model curah pendapat menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel (2.411>2.021) dan nilai P value lebih besar dari 0,05 (0,02<0,05 atau Ho ditolak. Ketiga, hasil uji Anova data posttest model bermain peran berbasis tradisi Sangkep, curah pendapat dan pertemuan kelas menunjukkan nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (0,765<3,063) dengan taraf signifikan 5%. Diperkuat dengan hasil uji Welch dan Brown-Forsythe dengan nilai P value lebih besar dari 0,05 (0,499 dan 0,466>0,05) atau Ho diterima. Berdasarkan hasil uji Anova dan Welch dan Brown-Forsythe disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh signifikan antara model pembelajaran bermain peran berbasis kearifan lokal tradisi Sangkep, curah pendapat dan pertemuan kelas terhadap sikap demokratis pada Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas VII SMP Negeri 7 Mataram tahun pelajaran 2015/2016.Muhammad Yusuf2016-11-22T03:03:03Z2019-05-09T07:48:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43838This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/438382016-11-22T03:03:03ZHubungan Keterlibatan dalam Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan Keterampilan Kerpikir Kritis dan Sikap Demokratis Mahasiswa STKIP Weetebula di Kabupaten Sumba Barat Daya.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara keterlibatan dalam organisasi BEM dengan keterampilan berpikir kritis, (2) untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan dalam organisasi BEM dengan sikap demokratis, dan (3) hubungan antara keterampilan berpikir kritis dan sikap demokratis mahasiswa STKIP Weetebula. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Jumlah populasi 30 orang yang menjadi pengurus BEM di STKIP Weetebula. Data diperoleh melalui penyebaran angket pada 30 mahasiswa tentang keterlibatan organisasi dan sikap demokratis, serta angket observasi untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi. Uji hipotesis adalah uji parametric dengan rumus korelasi product moment untuk menguji hubungan antara variabel, yaitu keterlibatan dalam organisasi dengan keterampilan berpikir kritis dan sikap demokratis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan organisasi BEM dengan keterampilan berpikir kritis. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000 < α 0,05). (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan organisasi BEM dengan sikap demokratis. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterampilan berpikir kritis dengan sikap demokratis. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil analisis tersebut maka keterlibatan mahasiswa STKIP Weetebula dalam organisasi BEM memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan berpikir kritis dan sikap demokratis.Khristoforus Palli Ngongo2016-10-27T03:19:04Z2019-05-09T07:45:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42896This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/428962016-10-27T03:19:04ZPeran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik dalam Membangun Sikap Demokratis dan Partisipasi Siswa dalam Organisasi Kesiswaan di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik untuk: (1) membangun sikap demokratis siswa (2) membangun partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan (3) mengetahui hambatan dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan dan (4) upaya untuk mengatasi hambatan dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta pada bulan Februari-Juli 2016. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru PKn, Siswa SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta, dan pihak lain yang mendukung penelitian. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Analisis data mengunakan model analisis interaktif oleh (Miles and Hubermen) dengan langkah Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Peran PKn dalam membangun sikap demokratis siswa melalui sikap interaktif guru di kelas, pemberian materi PKn pada pertemuan dikelas menggunakan metode pembelajaran seperti diskusi kelompok, meningkatkan kinerja guru, dan keterlibatan guru melalui kegiatan sekolah dalam membangun sikap demokratis (2) Peran PKn dalam membangun partisipasi siswa dilakukan melalui pembelajaran dikelas. Sikap interaktif guru PKn dalam proses pembelajaran mendorong siswa ikut berpartisipasi mengeluarkan pendapatnya, dukungan sekolah melalui kegiatan forum diskusi sangat membantu siswa dalam berfikir dan bersikap secara demokratis. Hubungan antara guru dan siswa terjalin dengan baik, adanya himbauan untuk mengikuti kegiatan organisasi diupayakan oleh pihak sekolah (3) Hambatan dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan terjadi karena adanya faktor lingkungan sekitar yang kurang baik membawa dampak negatif bagi siswa, adanya rasa malas, tidak ingin maju serta pengaruh dari teman-teman yang kurang baik. (4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dengan mengupayakan pembelajaran yang menarik untuk siswa, memberikan motivasi agar mampu mengambil setiap keputusan, serta mengontrol tingkah laku siswa melalui kerjasama antara guru dan orang tua.Wilda Hamisa2016-10-05T01:59:28Z2019-05-09T07:42:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42002This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/420022016-10-05T01:59:28ZAnalisis Nilai-Nilai Budaya Huma Betang dalam Kaitannya dengan Pembinaan Rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Siswa SMAN 1
Kahayan Hilir,Kalimantan TengahPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: 1) nilai-nilai budaya huma betang di Kalimantan Tengah, dan 2) pemanfaatan budaya huma betang dalam pembinaan rasa persatuan dan kesatuan bangsa pada siswa SMAN 1
Kahayan Hilir.
Penelitian ini merupakan penelitian etnografi yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian yaitu masyarakat yang tinggal di huma betang desa Bontoi, Kecamatan Kahayan Hilir dan siswa SMA Negeri 1 Kahayan Hilir, yang ditentukan dengan teknik snowball sampling. Data diperoleh dengan observasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi untuk mengetahui nilai- nilai budaya huma betang dan pemanfaatannya dalam pembinaan rasa persatuan dan kesatuan bangsa pada siswa SMAN 1 Kahayan Hilir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) budaya huma betang mengandung nilai religius, kebersamaan, kejujuran, toleransi, saling menghormati, kerja keras, musyawarah, gotong royong, mencintai alam, dan displin; (2) pemanfaatan nilai-nilai huma betang di SMA Negeri 1 Kahayan Hilir dalam membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa dilakukan melalui berbagai kegiatan sekolah, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Pembinaan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dengan memanfaatkan budaya huma betang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, yang meliputi pramuka, pusat informasi dan konseling remaja, kerohanian, kesenian, olahraga, dan aksi pelajar peduli lingkungan.Era Maresty2016-09-08T03:07:30Z2019-05-09T07:38:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41219This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/412192016-09-08T03:07:30ZImplementasi Nilai-Nilai Multikultural dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengatahui: (1) implementasi, (2) faktor-faktor pendukung implementasi, dan (3) hambatan-hambatan implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive, terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang pengajaran dan kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru PKn, dan peserta didik MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta sebagai sumber data penelitian. Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta dipilih karena memiliki program unggulan, yaitu pembelajaran terintegrasi dengan kurikulum pesantren. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen. Data penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif interaktif model dengan reduksi data, kategorisasi, display data dan verivikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PKn dilakukan dengan dua tataran implementasi; tataran konseptual dan tataran operasional. Tataran konseptual nilai-nilai multikultural terekam pada visi, misi dan tujuan madrasah. Tataran operasional melalui pertama perencanaan pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. kedua pelaksanaan pembelajaran melalui (1) menanamkan nilai untuk bersikap toleransi, menghargai, demokrasi, keadilan, kesetaraan dan menghormati keragaman melalui keteladanan, nasehat dan contoh (2) metode yang demokratis, kooperatif dan bervariasi melalui diskusi, ceramah dan studi kasus (3) materi yang diajarkan mengandung wawasan keragaman, persitiwa dan masalah sosial melalui contoh permasalahan dan persitiwa politik, ekonomi, keamanan, hukum dan sosial (4) melatih peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah sosial melalui studi kasus dan problem solving (5) media pembelajaran dengan media yang bervariasi. Ketiga evaluasi pembelajaran dilihat dari persepsi, pemahaman, apresiasi, tindakan dan sikap peserta didik yang dapat menghargai keragaman dan perbedaan. Faktor-fakor pendukung implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran pendidikan kewarganegraan adalah peran kepala sekolah, peran guru, kurikulum sekolah, media pembelajaran, kegiatan dan program sekolah, iklim sekolah, dan peserta didik. Hambatan-hambatannya yaitu kurangnya kesiapan dan kesadaran peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana, dan minimnya ruang untuk melakukan refleksiSukron Mazid2016-08-31T03:32:06Z2019-05-09T07:35:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40990This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/409902016-08-31T03:32:06ZPengaruh Penggunaan Model Controversial Public Issues dengan Media Video dan Macromedia Flash Player terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMAPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh pembelajaran model controversial public issue dengan media video dan macromedia flash player terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment yang menggunakan pretest, posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Rancah. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling, yaitu 2 kelompok eksperimen dan 1 kelompok kontrol, yang terdiri dari 26 siswa kelas eksperimen 1, 24 siswa kelas eksperimen 2, dan 26 siswa kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah lembar tes dan observasi. Instrumen penelitian telah divalidasi oleh ahli dan diuji menggunakan uji validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran pada taraf signifikasi sebesar 5%. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent t-test dan one way anova, pada taraf signifikasi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Controversial Public Issues dengan media video berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis, dengan memperoleh gain score sebesar 0,49 (kelas eksperimen1). Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Controversial Public Issues dengan Macromedia Flash Player (kelas eksperimen 2) berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis dengan memperoleh gain score sebesar 0.34. Sementara kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan model ceramah memperoleh gain score sebesar 0.00 menunjukan tidak adanya selisih skor sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan, dapat disimpulakan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Controversial Public Issues dengan media video lebih efektif dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan Macromedia Flash Player dan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji one way anova bahwa nilai F_hitung> F_tabel (61,146 >3,13) atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000 < 0,05), yang menunjukan terdapat pengaruh yang lebih signifikan pada penggunaan model Controversial Public Issues dengan media video, media tersebut dirasakan siswa sesuai dengan pembelajaran dan menghibur, penelitian juga melaporkan media video membantu memperkuat konsep pada pembelajaran di kelas.Hendra Hermawan2016-08-25T01:19:21Z2019-05-09T07:34:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40586This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/405862016-08-25T01:19:21ZPenerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Yogyakarta dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan langkah: 1) rencana, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi, kemudian perencanaan kembali. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Yogyakarta dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Berdasarkan pengamatan, kelas tersebut menunjukkan kecenderungan pasif dan tidak kondusif serta test awal menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Faktor yang diteliti adalah 1) respon siswa terhadap pembelajaran PKn dan
2) aktivitas siswa dalam kelompok dan 3) pemahaman siswa terhadap KD 3.3 Mentaati peraturan perundangan nasional dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. Teknik pengumpulan data menggunakan empat instrumen yaitu observasi, angket, soal tes dan penilaian portofolio. Analisis data dilakukan dengan analisis desktipstif kualitatif untuk motivasi belajar serta kuantitatif untuk hasil belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Yogyakarta. Hal ini dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai kriteria sangat aktif hanya 6,1 %, kemudian meningkat menjadi 12,1% pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 33,3% dan di akhir siklus III terjadi peningkatan significan yaitu 93,9 %. Sedangkan untuk hasil belajar, saat pre tes belum ada atau (0%) siswa yang mencapai ketuntasan minimal yaitu telah meraih 76 ke atas, setelah penerapan model pembelajaran berbasis portofolio terjadi peningkatan di siklus I ada 18,2 % siswa, di siklus II mencapai 54 % dan di siklus III mencapai 90,9 %. Hasil belajar dari penilaian dokumen portofolio nilai rata-rata keseluruhan kelompok saat siklus I 51,2, kemudian pada siklus II 75,9 dan siklus III 89,4, serta hasil penilaian presentasi lisan pada siklus I dengan nilai 53,8, pada siklus II nilai rata-rata 76,4 dan peningkatan signifikan pada siklus III nilai rata-rata 91,6Yustina Widhi Andarti2016-08-23T02:19:03Z2019-05-09T07:33:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40410This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/404102016-08-23T02:19:03ZPenerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achivement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PKn siswa SMP Negeri 7 YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas 8E SMPN 7 Yogyakarta dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achivement Divisions (STAD)
Penelitian ini merupakan Classrom Action Research (PTK), dengan menggunakan desain Model Kurt Lewin, yang terdiri dari empat langkah yaitu: 1) Perencanaan (plain), 2) Tindakan (action), 3)Pengamatan (observation), 4) Refleksi (reflection). Subyek penelitian adalah siswa kelas 8 E SMP Negeri 7 Yogyakarta dengan jumlah siswa 34 orang yang terdidi dari 14 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan.yang pada test awal nilai rata-rata kelasnya masih relatif rendah dan berdasarkan pengamatan kelas tersebut menunjukkan kecenderungan pasif dan tidak kondusif. Penelitian dilaksanakan melalui tiga siklus. untuk mempelajari standar kompetensi (SK) konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) pemahaman siswa terhadap konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, 2) aktivitas kerja siswa dalam kelompok, c) aktivitas siswa dalam diskusi (presentasi), dan respon siswa terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga instrument, yaitu observasi, angket/kuisioner dan soal tes. Analisis data dilakukan dengan analisis diskriptif kualitatif untuk motivasi belajar serta angket dan kuantitatif untuk hasil belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achivement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas 8E SMPN 7 Yogyakarta. Dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai kriteri sangat aktif hanya 17,6% , kemudian bertambah menjadi 20,6% pada siklus 1, kemudian pada siklus kedua bertambah menjadi 58,8% dan diakhir siklus menjadi 91,2%. Sedangkan dalam hasil belajar, pada tes awal belum ada atau (0%) siswa yang mencapai Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yaitu telah meraih nilai 75 keatas, setelah penerapan metode STAD terjadi peningkatan secara signifikan, yaitu di siklus ke pertama ada 47,1% siswa, kemudian di siklus kedua mencapai 58,8% siswa dan disiklus ke tiga mencapai 91,2%Sri Purwanti2016-08-18T06:55:54Z2019-05-09T07:33:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40110This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/401102016-08-18T06:55:54ZImplementasi Pendidikan Karakter Demokratis Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas XII Di SMAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter demokratis pada siswa di SMAN 1 Kesamben Kabupaten Jombang melalui pembelajaran PPKn.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data saat proses pembelajaran berlangsung. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari guru dan siswa di SMA Negeri 1 Kesamben Kabupaten Jombang. Data dokumentasi yang diperoleh peneliti berupa perangkat pembelajaran yang dimiliki guru yaitu RPP. Keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh melalui triangulasi teknik (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dan pencocokan data dengan teori. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter demokratis melalui PPKn pada siswa kelas XII di SMA dapat diterapkan dengan baik menggunakan metode pembelajaran diskusi. Pendidikan karakter demokratis dikembangkan berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi (toleransi, bebas mengemukakan pendapat, memahami keanekaragaman dalam bermasyarakat, terbuka dalam berkomunikasi, menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri atau tidak menggantungkan diri pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan, dan keseimbangan). Pada proses perencanaan yaitu RPP guru memasukkan karakter demokratis pada karakter kebangsaan. Pada proses pelaksanaan pembelajaran guru mengimplementasikan pendidikan karakter demokratis yang diterapkan pada pembelajaran PPKn siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Kesamben Kabupaten Jombang melalui metode pembelajaran diskusi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui moral knowing, moral feeling, and moral action pada implementasi pendidikan karakter demokratis melalui pembelajaran PPKn. Evaluasi yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran PPKn menggunakan 2 evaluasi yaitu (1) evaluasi tertulis; dan (2) evaluasi tidak tertulis. Evaluasi tertulis merupakan evaluasi dalam bentuk soal yang disebut ulangan harian sedangkan evaluasi tidak tertulis menggunakan skala sikap yaitu penilaian pada siswa saat proses pembelajaran di kelas.Endrise Septina Rawanokoe2016-08-18T04:28:47Z2019-05-09T07:33:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40088This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/400882016-08-18T04:28:47ZPengaruh Micro Teaching dan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa Terhadap Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Mahasiswa Prodi PKn UNYPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah: (1) pengaruh micro teaching terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn, (2) pengaruh kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn, dan (3) pengaruh micro teaching dan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn.
Jenis penelitian ini ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik sampling jenuh. Sampel penelitian yaitu mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah micro teaching sekaligus juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa, dosen pengampu mata kuliah micro teaching angkatan 2012, dan pembina ekstrakurikuler mahasiswa. Uji instrumen melalui experts judgment kemudian diuji validitas dengan rumus product moment dan diuji reliabilitas dengan rumus Cronbach alpha. Data dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan tiga temuan. Pertama, terdapat pengaruh positif dan signifikan micro teaching terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn UNY. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya
0,000 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (5,762) lebih besar dari t tabel (2,000)
(thitung>ttabel). Sumbangan efektif variabel micro teaching sebesar 34,6%. Kedua, terdapat pengaruh positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn UNY. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya 0,002 lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (3,221) lebih besar dari t tabel 2,000 (thitung>ttabel). Sumbangan efektif kegiatan ekstrakurikuler sebesar 10,4%. Ketiga, terdapat pengaruh positif dan signifikan micro teaching dan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa secara bersama-sama terhadap pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Prodi PKn UNY. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung (20,823) lebih besar dari F tabel (3,18) (Fhitung>Ftabel) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Koefisien determinasi (R2) sebesar 45,0%.Muhammad Arif Al Fikri2016-08-09T01:05:08Z2019-05-09T07:29:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39178This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/391782016-08-09T01:05:08ZPemanfaatan Metode Active Debate untuk Peningkatan Hasil Belajar dan Karakter Kesatunan dalam Pembelajaran PKn di SMP Negeri 6 YogyakartPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan karakter kesantunan khususnya dalam mengemukakan pendapat melalui metode Active Debate pada kelas VIII F SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2015-2016.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 terdiri atas dua kali tatap muka dan siklus 2 terdiri dari tiga kali tatap muka. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII F SMP Negeri 6 Yogyakarta. Tindakan yang dilakukan menggunakan metode Active Debate dengan materi pada siklus 1 “Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara” dan materi pada siklus 2 “Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) observasi untuk mengumpulkan data karakter kesantunan peserta didik, (2) tes berupa soal pilihan ganda untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik dalam pembelajaran PKn dengan memanfaatkan metode Active Debate, dan (3) teknik dokumentasi dengan mengumpulkan semua catatan penting yang berhubungan dengan penelitian dan dokumen berupa foto pelaksanaan kegiatan. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan metode Active Debate dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter kesantunan peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2015-2016. Hal ini terbukti dari: (1) kenaikan nilai rata-rata hasil belajar dari 60,64 menjadi 73,79 pada akhir siklus 1, dan menjadi 80,16 pada akhir siklus 2, dan skor kesantunan pada kondisi awal 45,54 setelah siklus 1 menjadi 65,15 dan setelah siklus 2 menjadi 80,54; (2) peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus 1 dengan rata-rata dari 13,15 (21,99%) menjadi 6,37 (8,89%) pada akhir siklus 2 dengan kategori baik, dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 87,50%; (3) peningkatan sikap kesantunan dalam berpendapat pada akhir siklus 1 dengan rata-rata 19,61 (48,29%) menjadi 15,40 (24,28%) pada akhir siklus 2. Total peningkatan pada siklus 2 sebesar 35,01 (80,54%) dan skor tersebut telah mencapai kategori baik. Dengan demikian, pemanfaatan metode Active Debate dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter kesantunan dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2015-2016Dwi Cahyaningtyas2016-08-08T02:33:25Z2019-05-09T07:28:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39041This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/390412016-08-08T02:33:25ZKomitmen Pemerintah Daerah Bantul dalam Implementasi Kebijakan Pelestarian Pasar TradisionalPenelitian ini bertujuan untuk mengeungkapkan: (1) komitmen Pemda
Bantul dalam implementasi kebijakan pelestarian pasar tradisional, (2) upaya Pemda Bantul dalam meningkatkan kualitas dari pasar tradisional agar bisa bersaing dengan toko modern, dan (3) implementasi pendidikan politik Pemda Bantul kepada masyarakat melalui sosialisasi kebijakan pelestarian pasar tradisional.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek pemelitian adalah Bupati Bantul Periode 2010-2015 dan Periode 2016-2021, Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Bantul, Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Bantul, Kepala Pembangunan Masyarakat Desa, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi; Kepala Bagian Perundang- undangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, Pengelola Indomaret Imogiri, Pengelola Indomaret Jebugan, Pengelola Toko Serba Ada Mulia Bantul, Pengelola Pasar Imogiri, Pengelola Pasar Barongan, Pengelola Pasar Desa
Srigading, Ketua Komisariat Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia Pasar Imogiri, dan Ketua Komisariat Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia Pasar Barongan. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Komitmen Pemda Bantul dalam mengimplementasikan kebijakan melestarikan pasar tradisional tingkatannya masih sedang, yang dapat dilihat dari perlakuan yang berbeda bagi yang melanggar Perda, antara yang dekat dengan penguasa dengan yang tidak mempunyai hubungan dengan penguasa. Hal tersebut diperkuat dengan yang terjadi pada salah satu toko modern berjejaring yang melanggar aturan jarak
dalam waktu sepuluh hari langsung ditutup oleh penegak Perda, berbeda dengan toko modern berjejaring yang masih merupakan rekan kerja dari penguasa Bantul periode sebelumnya, yang proses penutupannya terkesan sulit. (2) Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya meningkatkan kualitas pasar tradisional baik yang pasar kabupaten dan pasar desa adalah dengan meningkatkan kualitas fisik yang terdiri dari peningkatan kualitas fisik bangunan dan kebersihan, peningkatan kualitas pelayanan, dan meningkatkan modal pedagang pasar tradisional. (3) pendidikan politik melalui sosialisasi kebijakan pelestarian pasar tradisional yang dilakukan oleh Bagian Perundang-undangan Kabupaten Bantul pada saat masih dalam bentuk Raperda. Setelah disahkan menjadi Perda, sosialisasi hanya melalui surat edaran yang ditujukan kepada toko modern. Oleh karena itu, belum ada
pendidikan politik melalui sosialisasi kebijakan pelestarian pasar tradisional yang dilakukan oleh Pemda Bantul melalui Bagian Perundang-undangan kepada pedagang pasar tradisional.Dwi Riyanti2016-08-04T09:11:19Z2019-05-09T07:27:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38847This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/388472016-08-04T09:11:19ZPenerapan Metode Among dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Upaya Pengembangan Budi Pekerti di SMK Tamansiswa YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) penerapan metode among dalam pembelajaran PKn, (2) manfaat penerapan metode among dalam pembelajaran PKn, dan (3) hambatan dan upaya yang dihadapi guru/pamong dalam pembelajaran PKn sebagai upaya mengembangkan pendidikan budi pekerti peserta didik di SMK Tamansiswa Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Subjek penelitian adalah ketua yayasan Tamansiswa Cabang Jetis Yogyakarta, kepala sekolah, guru PKn, guru Ketamansiswaan, guru BK, dan peserta didik di SMK Tamansiswa Yogyakarta. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Analisis data yang digunakan mengikuti interactive model dari Miles dan Huberman dengan langkah-langkah: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Metode among diterapkan pada seluruh mata pelajaran dan salah satunya mata pelajaran PKn. Penerapan metode among sebagai upaya pengembangan budi pekerti yakni, mendidik peserta didik untuk menjadi manusia yang merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya. Tugas pendidik menjadi teladan, model, dan mentor bagi peserta didik dalam mewujudkan perilaku yang bermoral, yang meliputi: olah pikir (pengetahuan), olah hati (merasakan), dan olah rasa (melakukan). (2) Manfaat penerapan metode among sebagai upaya mengembangkan pendidikan budi pekerti direalisasikan dengan cara: pengajaran yang menarik, pembiasaan, keteladanan, ketertiban, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, dan sopan santun. Pelaksanaannya melalui perilaku peserta didik agar mampu untuk mengetahui, memahami, dan melakukan nilai-nilai budi pekerti. (3) Hambatan yang dihadapi berasal dari keluarga, pengaruh buruk dari lingkungan, dan kepribadian peserta didik. Upaya mengatasi hambatan dengan diberlakunnya tata tertib sekolah, dipasangnya poster kata-kata bijak, dibuatnya buku tata tertib, sosialisasi pendidikan budi pekerti, pembelajaran Ketamansiswaan, pembelajaran yang menarik, pelayanan guru BK, pembiasaan menerapkan nilai-nilai positif, dan keteladanan dari kepala sekolah dan guru di SMK Tamansiswa YogyakartaAnif Istianah2016-08-03T07:35:10Z2019-05-09T07:25:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38584This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/385842016-08-03T07:35:10ZPeran Guru dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di SMPN 2 Depok, SlemanPenelitian ini bertujuan mengungkapkan: (1) peran guru sebagai teladan dalam pengembangan karakter peserta didik dan; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karakter peserta didik di SMPN 2 Depok, Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru Agama, guru PPKn, guru BK, wali kelas, peserta didik, dan ketua komite di SMPN 2 Depok, Sleman. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan interactive model dari Miles dan Huberman yang meliputi langkah- langkah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Peran guru sebagai teladan ditunjukkan oleh tutur kata, sikap, dan kepribadiannya, seperti sopan santun, disiplin, tanggung jawab, toleransi, jujur, serta kepedulian terhadap peserta didik dan orang lain. Peran guru dalam pengembangan karakter peserta didik diupayakan melalui keteladanan berkarakter dan berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan karakter. (2) Faktor yang mendukung pengembangan karakter peserta didik yaitu, adanya komitmen warga sekolah, standar isi kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, dan kebersamaan. Faktor penghambat pengembangan karakter peserta didik adalah: terbatasnya sumber dana, kurangnya kepedulian orang tua, dan sikap apatis dari beberapa guru dan peserta didik. Untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan karakter peserta didik adanya komunikasi dan kerja sama dari seluruh warga sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar. Sekolah perlu meningkatkan layanan kepada peserta didik, terbuka, menanamkan kesadaran, dan memberikan motivasi kepada peserta didik melalui kegiatan pendidikan karakter, guru BK, wali kelas, guru agama, guru PPKn dan penyuluhan yang mendatangkan nara sumber, dari kepolisian, BNN, puskesmas atau dinas kesehatan, dan bimbingan belajarRina Palunga2016-08-01T07:53:31Z2019-05-09T07:25:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38138This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/381382016-08-01T07:53:31ZInfiltrasi Budaya Global Terhadap Budaya Lokal Pesta Baratan Dalam Mempengaruhi Pembentukan Budaya Kewargaan Di Kabupaten JeparaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tradisi budaya lokal pesta Baratan yang ada di Jepara pada masa sekarang, (2) pengaruh budaya global terhadap budaya lokal pesta Baratan dalam pembentukan budaya kewargaan masyarakat Jepara, (3) upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam membentuk budaya kewargaan masyarakat Jepara.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive terdiri atas para staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, Camat Kecamatan Kalinyamatan, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat Kecamatan Kalinyamatan, Pecangaan, dan Mayong. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Data penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif interaktif model dengan reduksi data, display data dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tradisi budaya lokal pesta Baratan pada masa sekarang mengalami penurunan partisipasi dan antusiasme dari masyarakat Jepara. Hal ini disebabkan adanya budaya dari luar yang masuk kedalam budaya lokal pesta Baratan. Dampaknya menjadikan pesta Baratan hanya sebagai simbolik saja, karena pelaksanaannya kebanyakan sudah mengalami perkembangan yang berbeda dengan keaslian pesta Baratan. (2) budaya global yang masuk melalui budaya lokal pesta Baratan dapat membentuk beberapa unsur budaya kewargaan yang hidup dan berkembang di masyarakat Jepara. Keterlibatan warganegara, kesetaraan politik, solidaritas, kepercayaan, toleransi, dan struktur sosial dalam kerjasama merupakan elemen dari unsur budaya kewargaan yang menghasilkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Jepara. (3) belum terdapat upaya secara langsung yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam membentuk budaya kewargaan masyarakat Jepara. Hal ini teridentifikasi berdasarkan hasil evaluasi dari warga, bahwa tidak adanya peran dan sosialisasi langsung dari pemerintah daerah Kabupaten Jepara terhadap masyarakat terkait dengan pelaksanaan pesta Baratan dan pelestarian budaya lokal lainnya yang terdapat di JeparaAmalia Zidatul Ulum2016-08-01T07:24:58Z2019-05-09T07:25:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38129This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/381292016-08-01T07:24:58ZPerwujudan Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Muatan Lokal MembatikPenelitian ini bertujuan: mengetahui perwujudan komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengakui, memfasilitasi, membina dan melindungi satuan pendidikan dan/atau program pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif tentang perwujudan komitmen Pemerintah Daerah Bantul dalam mengimplementasikan kebijakan publik yang berbentuk pendidikan muatan lokal membatik. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala/Pegawai Dinas Pendidikan Dasar Bantul sebagai pelaksana kebijakan pemerintah daerah yang berupa Keputusan Bupati, serta Kepala/guru/staf pengajar lainnya di SMP Negeri 1 Bantul dan SMP Negeri 2
Kretek sebagai triangulasi (sumber) data penelitian. Subjek penelitian tersebut dipilih secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebelum dilakukan pengambilan data, instrumen penelitian telah divalidasi oleh ahli. Data dianalisis dengan menggunakan analisis induktif dengan konsep dari Miles and Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penyimpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan perwujudan komitmen Pemerintah Daerah Bantul dalam implementasi kebijakan pendidikan muatan lokal membatik yaitu dengan melibatkan Dinas Pendidikan Dasar. Perwujudan dilakukan dengan pembentukan tim P2D (Pengembang Pendidikan Dasar) Berbasis Kearifan lokal Daerah dan Hak-Hak Anak. P2D mengadakan program guna mengembangkan pendidikan muatan lokal membatik yaitu dengan cara 1) worksop; 2) pemetaan; 3) pembinaan; 4) pelatihan; 5) seminar; 6) sosialisasi; 7) festival; 8) perlombaan; 9) monitoring; dan 10) evaluasi. Fasilitas diberikan oleh Pemerintah Daerah Bantul bukan dengan bentuk pemberian barang/alat, melainkan dengan cara seminar maupun pelatihan dan kerja sama yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Dasar Bekerja Sama dengan Dikpora Yogyakarta. Pembinaan pendidikan berbasis keunggulan lokal (muatan lokal membatik) dilakukan oleh Pemerintah Bantul melalui tim P2D serta anggaran yang digunakan bersumber dari APBD dan BOS sesuai dengan kebutuhan masing-masing program. Hambatan yang dialami Pemerintah Kabupaten Bantul dalam implementasi kebijakan pendidikan muatan lokal terletak pada kekurangan SDM (guru membatik), serta kurangnya alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaranNanang Andarwanto2016-08-01T02:18:56Z2019-05-09T07:24:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38045This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/380452016-08-01T02:18:56ZStrategi SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dalam Pembiasaan Karakter Kewarganegaraan Pada Peserta DidikPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (1) proses, (2) strategi, (3) faktor pendukung dan penghambat dalam pembiasaan karakter kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah Boarding Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Subjek penelitian terdiri atas ketua yayasan, kepala sekolah, guru mata pelajaran, pembina asrama, dan pembina ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Keabsahan data diperoleh dengan teknik trianggulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data induktif dari Miles dan Huberman dengan langkah-langkah: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan keputusan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) proses pembiasaan karakter kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dilakukan secara menyeluruh (holistic), melalui proses kegiatan pembelajaran, kultur sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan bermasyarakat; (2) strategi pembiasaan karakter kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta dilaksanakan melalui pemberian nasihat, pembiasaan akhlak yang baik, adanya penghargaan dan sanksi, serta keteladanan guru (ustaz/ustazah); dan (3) faktor pendukung pembiasaan karakter kewarganegaran terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa tata tertib dan kultur sekolah, dukungan dan kerja sama yang baik antarseluruh warga sekolah, dan dukungan orang tua, serta faktor eksternal berupa dukungan dan kerja sama antar pihak sekolah dan masyarakat. Faktor penghambat terdiri atas minimnya sarana dan prasarana, jumlah proporsi yang tidak seimbang antara jumlah pembina dan peserta didik, pembiayaan, dan karakter peserta didik dengan latar belakang keluarga yang berbedaLisa Retnasari2016-07-28T06:51:26Z2019-05-09T07:24:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37918This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/379182016-07-28T06:51:26ZEvaluasi Pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Gerakan Segoro Amarto Kota Yogyakarta dalam Penanggulangan KemiskinanPenelitian ini bertujuan mengevaluasi (1) kesesuaian Program Gerakan Segoro Amarto (PGSA) dengan kebutuhan masyarakat, (2) implementasi PGSAdalam penanggulangan kemiskinan di Kota Yogyakarta, (3) dampak sosial ekonomi dalam pelaksanaan PGSA di Kota Yogyakarta, dan (4) kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi Peraturan Walikota Yogyakarta No 53 Tahun
2011 tentang Segoro Amarto di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi program model CIPP yang dikembangkan oleh Stuffbleam. Penentuan subjek penelitian dengan teknik purposive terdiri atas TKPK Kota Yogyakarta, TKPK Kelurahan Tegal Panggung, Kelurahan Kricak, Kelurahan Sorosutan, RW/RT dan sasaran penerima PGSA. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Data penelitian dianalisis menggunakan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (1986) meliputi: reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) PGSA dalam penanggulangan kemiskinan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Yogyakarta karena: (a) kepadatan penduduk masih tinggi, (b) tingkat kemiskinan masih relatif besar, (c) adanya pergeseran nilai gotong royong dalam masyarakat. (2) Implementasi Program Gerakan Segoro Amarto dalam penanggulangan kemiskinan meliputi: (a) sosialisasi PGSA, (b) pendataan dan pemetaan PGSA, (c) penyaluran dana PGSA, (d) pengambilan dana PGSA, (e) penggunaan dana PGSA,(f) monitoring dan evaluasi, dan (g) pelaporan. (3) Dampak sosial ekonomi masyarakat Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan PGSA cukup baik, meliputi: (a) hubungan antara lingkungan sosial dan budaya,(b) berkembangnya usaha ekonomi, (c) kemampuan memberantas kemiskinan, (d) tingkat pendidikan cukup baik, dan (e) adanya peningkatan kesehatan. (4) Kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan PGSA yaitu: (a) kurang adanya komunikasi antara pekerja sosial, dan masyarkat, (b) sosialisasi program terlalu cepat, (c) bertumpuknya program dalam masyarakat, (d) usulan tanah program sulit terealisasi, (e) tidak adanya kewenangan penuh dalam pembuatan proposal PGSA, (f)kurang adanya pemanfaatan dana, dan (g) kurang meratanya daya dukung masyarakatPatma Tuasikal2016-07-28T04:48:58Z2019-05-09T07:23:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37914This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/379142016-07-28T04:48:58ZPenguasaan Civic Skills Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (Studi di Universitas Negeri Yogyakarta)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) peranan BEM UNY dalam meningkatkan civic skills para aktivisnya, (2) program BEM UNY yang dapat meningkatkan civic skills para aktivisnya, (3) hambatan dalam meningkatkan civic skills aktivis BEM UNY, dan (4) upaya BEM UNY mengatasi hambatan dalam meningkatkan civic skills.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penentuan subjek penelitian dengan teknik purposive sampling terdiri atas presiden mahasiswa BEM UNY, wakil presiden BEM UNY, kepala kementrian BEM UNY, wakil rektor III UNY, wakil dekan III UNY, mantan presiden mahasiswa BEM UNY, komisi III DPM UNY, dan ketua DPM UNY. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh melalui trianggulasi (sumber dan metode), diskusi ahli, dan pencocokan data dengan teori (rival explanation). Analisis data yang digunakan berdasarkan pada model analisis interaktif Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menghasilkan empat temuan. pertama, peranan BEM UNY dalam meningkatan civic skills aktivis adalah (a) Partner kampus, (b) fasilitator, yaitu penampung dan penyalur aspirasi, (c) pengabdian, yaitu menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi (d) sarana pengembangan bakat, (e) pengembangan sains dan teknologi, yaitu aktivis BEM UNY dapat meningkatkan kreatifitas, selain itu BEM UNY juga mengalami dilema terkait dengan kaderisasi dan diversifikasi gerakan . Kedua, program BEM UNY yang dapat meningkatkan civic skills adalah (a) forum sekretaris kementerian, (b) lembar pemantauan pengurus, (c) pengelolaan dana DIPA BEM UNY, (d) sekolah kader bangsa, (e) sosialisasi 100 hari kinerja BEM UNY, (f) rapat kerja nasional BEM SI, (g) dialog kebangsaan, (h) diskusi sospol se-DIY. Ketiga, hambatan yang muncul dalam upaya meningkatkan civic skills meliputi hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal berasal dari berbagai faktor, seperti (a) keterbatasan sumber daya manusia, (b) banyaknya program kerja, dan (c) keuangan. Sedangkan, hambatan eksternal berasal dari (a) hal teknis dan (b) perubahan kondisi sosial dan politik. Keempat, untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan civic skills, BEM UNY melakukan upaya internal dan eksternal. Upaya internal antara lain (a) perekrutan kader secara sistematik, (b) mengutamakan keefektifan program kerja, dan (c) menjalin kemitraan. Sementara upaya eksternal meliputi (a) pengaktifan papan pengumuman, (b) rapat kementerian secara rutin, dan (c) melakukan pembacaan situasi sosial.Yayuk Hidayah2016-07-28T04:15:23Z2019-05-09T07:23:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37892This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/378922016-07-28T04:15:23ZPengaruh Peran Keluarga dan Peran Sekolah terhadap Pembentukan Orientasi Politik Siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2015Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh peran keluarga dalam pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015, (2) pengaruh peran sekolah dalam pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015, (3) pengaruh peran keluarga dan peran sekolah secara bersama-sama dalam pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI sekolah menengah atas (SMA) negeri se Kabupaten Sleman yang berjumlah 2585 siswa. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 307 siswa yang ditentukan menggunakan rumus Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan sebesar 5%. Penentuan anggota sampel menggunakan simple random sampling dengan metode pengumpulan data dilakukan teknik kuisioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda dengan taraf signifikansi sebesar 5%.
Penelitian ini menunjukkan tiga temuan. Pertama, peran keluarga dalam pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun
2015 memiliki pengaruh yang signifikan yang dibuktikan melalui nilai t hitung (12,089) lebih besar dari nilai t tabel (1,980) dengan koefisien determinasi sebesar 32,4%. Kedua, peran sekolah dalam pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015 memiliki pengaruh signifikan yang dibuktikan melalui nilai t hitung (4,821) lebih besar dari nilai t tabel (1,980) dengan koefisien determinasi sebesar 7,1%. Ketiga, peran keluarga dan peran sekolah secara bersama-sama dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan orientasi politik siswa SMA Negeri se Kabupaten Sleman pada pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015 yang ditunjukan oleh perbandingan nilai Fhitung (86,259) lebih besar dari pada Ftabel (3,02).dengan kontribusi sumbangan efektif sebesar 36,3%Mirza Hardian2016-07-28T03:50:40Z2019-05-09T07:23:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37880This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/378802016-07-28T03:50:40ZStrategi Komunikasi Politik Anggota DPRD dalam Upaya Penguasaan Civic Skills Masyarakat di Kabupaten Temanggung Jawa TengahPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh anggota DPRD, (2) tahapan komunikasi politik anggota DPRD, dan (3) hambatan dan upaya anggota DPRD saat melakukan komunikasi politik sebagai upaya penguasaan civic skills masyarakat di Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel penelitian ini ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, terdiri dari ketua dan anggota DPRD Kabupaten Temanggung periode
2014-2019, Kabag Ekonomi dan Pembangunan BAPPEDA Temanggung, Kasi Politik Kesbangpol Temanggung, Kasubag Umum dan Kepegawaian Kecamatan Kandangan dan masyarakat Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber dan metode, diskusi ahli, dan pencocokan data dengan teori. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Temanggung dalam upaya penguasaan civic skills masyarakat melalui komunikasi langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan dengan berdialog langsung sedangkan komunikasi tidak langsung dilaksanakan melalui media cetak, media sosial, dan media elektronik. Upaya penguasaan civic skills masyarakat dilakukan melalui pendidikan politik dan partisipasi politik. (2) Komunikasi politik anggota DPRD melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. (3) Hambatan yang dihadapi anggota DPRD Kabupaten Temanggung pada saat melakukan komunikasi politik dalam penguasaan civic skills masyarakat berupa hambatan internal dan eksternal. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dengan melakukan peningkatan kinerja dan pengelolaan jadwal, program pelatihan bagi masyarakat, dan evalusi kerja secara rutin dan berkelanjutanRhindra Puspitasari2016-07-28T02:16:24Z2019-05-09T07:23:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37839This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/378392016-07-28T02:16:24ZPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Demokratis Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Negeri 1 MagelangPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap: (1) kemampuan berpikir kritis dan (2) sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Desain penelitin yaitu randomized control group pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2016 di SMK Negeri 1 Magelang. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik cluster random sampling, sehingga diperoleh sampel penelitian untuk kelas eksperimen yaitu kelas X Elektronika A dan kelas kontrol yaitu kelas X Mesin A. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis dan angket sikap demokratis. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian, adalah sebagai berikut. (1) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang pada Kompetensi Dasar menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara, yang terbukti dari nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 (2,557> 2,000). Skor gain kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,59 dalam kategori efektif sedang, sedangkan skor gain kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan sebesar 0,39 dalam kategori efektif sedang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada model pembelajaran penemuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PPKn. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang pada Kompetensi Dasar menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara, yang terbukti dari nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 (5,332> 2,000). Skor gain kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,72 dalam kategori efektif tinggi, sedangkan skor gain kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan sebesar 0,40 dalam kategori efektif sedang. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka, model pembelajaran berbasis masalah lebih efektif daripada model pembelajaran penemuan terhadap sikap demokratis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Magelang.Risti Aulia Ulfah2016-07-28T02:00:47Z2019-05-09T07:23:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37834This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/378342016-07-28T02:00:47ZPengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap: (1) keterampilan berpikir kritis, (2) hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 3 Lumajang.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Lumajang pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X semester genap di SMA Negeri 3 Lumajang sebanyak 235 siswa. Sampel penelitian ini adalah tiga kelas yang terbagi menjadi kelas eksperimen 1 sebanyak 29 siswa, kelas eksperimen 2 sebanyak 28 siswa, dan kelas kontrol sebanyak 33 siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes. Teknik analisis data menggunakan uji-t.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Penerapan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Lumajang. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pada kelas eksperimen 1 (inkuiri) dengan kelas kontrol (problem-based learning) nilai p lebih kecil dari 0,05 (p= 0,003 < 0,05), sedangkan kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol memiliki nilai p= 0,000 < 0,05. (2) Penerapan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Lumajang. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pada kelas eksperimen 1 (inkuiri) dengan kelas kontrol (problem-based learning) nilai p lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000 < 0,05), sedangkan kelas eksperimen 2 (inkuiri) dengan kelas kontrol (problem-based learning) memiliki nilai p= 0,000 < 0,05.Ani Sulianti2016-07-25T04:56:00Z2019-05-09T07:22:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/373692016-07-25T04:56:00ZPembinaan Karakter melalui Keteladanan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dan Implementasi Budaya Sekolah di Sekolah Islam Al Azhar YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pembinaan karakter melalui: (1) keteladanan guru Pendidikan Kewarganegaraan; dan (2) implementasi budaya sekolah di Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepala Sekolah di Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta. Objek penelitian adalah budaya sekolah dan dokumen sekolah yang berkaitan. Pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Analisis data melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, display data, dan menyusun kesimpulan.
Hasil penelitian ini sebagai berikut. (1) Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta melakukan pembinaan karakter melalui keteladanan berupa tutur kata, sifat, sikap, dan penampilan yang sesuai dengan karakter religius, jujur, disiplin, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial. (2) Pembinaan karakter melalui implementasi budaya sekolah dengan menerapkan: (a) budaya Islami, pembinaan karakter religius melalui ikrar Al Azhar, tadarus, salat berjamaah, keputrian, one day one ayat, malam bina iman dan takwa, amaliyah ramadan, dan semarak muharram; (b) budaya bangga berindonesia, pembinaan karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air melalui upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu religi, lagu daerah, peringatan Hari Kartini, dan festival budaya Jawa; (c) budaya akademis, pembinaan karakter gemar membaca dan rasa ingin tahu melalui wakaf buku, dialog spontan, mentoring by teacher, bulan bahasa, everyday English practice, field&edu-trip, dan masa orientasi murid; (d) budaya peduli umat, pembinaan karakter toleransi, bersahabat, dan peduli sosial melalui one day one thousand, Jumat beramal, kurban, zakat, dan gerakan wakaf seribu buku; (e) budaya peduli lingkungan, pembinaan karakter peduli lingkungan dan tanggung jawab melalui green campus, lihat sampah langsung ambil, Hari Bumi, dan pesantren alam; (f) budaya ukhuwah, pembinaan karakter toleransi dan bersahabat melalui 5S (semangat, senyum, salam, sapa, sopan), morning meeting, parent’s meeting, dan halal bihalal; (g) budaya demokratis, pembinaan karakter demokratis, dan kerja sama melalui kegiatan organisasi siswa intra sekolah, latihan dasar kepemimpinan, dan musyawarah kelas; dan (h) budaya disiplin, pembinaan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah, patroli keamanan sekolah, role of class, kontrak belajar, reward and punishmentDanang Prasetyo2016-07-25T01:13:21Z2019-05-09T07:22:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36811This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/368112016-07-25T01:13:21ZStudi Kasus Perkawinan Di Bawah Umur dari Perspektif Hukum pada Masyarakat Sasak Desa Parampuan Lombok BaratPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan di bawah umur (Merariq Kodeq) pada masyarakat Sasak desa Parampuan Lombok Barat, (2) bentuk dan dampak dari pelanggaran Merariq Kodeq di tinjau dari Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pada masyarakat Sasak desa Parampuan Lombok Barat, dan (3) upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya Merariq Kodeq pada masyarakat Sasak desa Parampuan Lombok Barat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive yaitu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, ditentukan pelaku perkawinan di bawah umur, tokoh adat, tokoh masyarakat, kepala kantor urusan agama, kepala bagian hukum pengadilan agama dan kepala badan pusat statistik. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data dianalisis dan diolah secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut. (1) Faktor yang mempengaruhi terjadinya Merariq Kodeq adalah: (a) faktor keterbatasan ekonomi keluarga sehingga anak memilih menikah untuk meringankan beban ekonomi keluarga, (b) faktor pendidikan masyarakat yang rendah mempengaruhi pola pikir menjadi sempit, (c) faktor pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan dan mengubah pola pikir anak dan remaja, (d) faktor kekhawatiran keluarga akan pergaulan anaknya, (e) faktor budaya yang masih dianut masyarakat bahwa anak perempuan perawan harus segera dinikahkan kalau sudah baligh. (2) Perkawinan di bawah umur menimbulkan pelanggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang perkawinan yaitu usia anak dalam melakukan perkawinan, keabsahan perkawinan dilakukan menurut hukum adat dan hukum islam tetapi tidak ikut serta di cacatkan di Kantor urusan Agama. perkawinan di bawah umur berpengaruh pada kehidupan anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa dalam memberikan kontribusi dan melaksanakan peranannya ditengah masyarakat. Dampak yang terjadi akibat dari Merariq Kodeq adalah kehamilan prematur, putus sekolah, kekerasan rumah tangga, perceraian, trauma psikologis serta rentan terjadi perkawinan di bawah tangan. (3) Komitmen pemerintah melakukan sosialisasi di desa, bimbingan, pembuatan film dokumenter bahaya perkawinan dibawah umur, dan adanya pusat informasi konseling kesehatan reproduksi remaja.Ihsan Ihsan2016-07-19T03:22:24Z2019-05-09T07:22:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36704This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367042016-07-19T03:22:24ZPengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Project Citizen terhadap Sikap Nasionalisme dan Partisipasi Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah PurwokertoPenelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan model Project Citizen terhadap: (1) sikap nasionalisme dan (2) partisipasi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada bulan Februari-Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) semester genap di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang terdiri dari sembilan program studi. Sampel penelitian ini adalah 22 mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi sebagai kelas eksperimen dan 15 mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Uji t pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Ada pengaruh signifikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan model Project Citizen terhadap sikap nasionalisme di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal ini ditunjukkan dari nilai p lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000 < 0,05). Gain score pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Project Citizen sebesar 0,33 dalam kategori efektivitas sedang. Sementara gain score pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran debat sebesar 0,17 dalam kategori efektivitas rendah. 2) Ada pengaruh signifikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan model Project Citizen terhadap partisipasi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal ini ditunjukkan dari nilai p lebih kecil dari 0,05 (p= 0,001 < 0,05). Gain score pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Project Citizen sebesar 0,19 dalam kategori efektivitas rendah. Gain score pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran debat sebesar 0,10 dalam kategori efektivitas rendahRini Puji Susanti2016-07-19T03:13:02Z2019-05-09T07:22:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36701This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367012016-07-19T03:13:02ZPeran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan Karakter Tanggung Jawab di SMP Negeri 2 Windusari Kabupaten MagelangTujuan penelitian adalah untuk mengungkap: (1) peran kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik, (2) metode-metode yang digunakan dalam pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik melalui kegiatan esktrakurikuler Pramuka, dan (3) faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam pembentukan karakter tanggung jawab peserta didik di SMP Negeri 2 Windusari.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling terdiri atas Pembina Pramuka, Dewan Penggalang, dan anggota Pramuka. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Kebenaran dan keabsahan data dalam penelitan ini ditetapkan menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peran kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam pembentukan karakter tanggung jawab terhadap peserta didik merupakan sarana yang tepat untuk membentuk dan mengembangkan karakter tanggung jawab peserta didik dan sesuai dengan tujuan PKn. Karakter tanggung jawab yang dibentuk antara lain: tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap orang lain, tanggung jawab terhadap alam (lingkungan sekitar), dan tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (2) Metode yang digunakan untuk membentuk karakter tanggung jawab adalah metode pemberian nasihat, pemberian sanksi dan pemberian penghargaan, metode keteladanan Pembina Pramuka, pemberian tugas, dan pencapaian SKU dan SKK. (3) Faktor-faktor pendukungnya adalah sikap, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki oleh Pembina Pramuka, kesadaran dan motivasi diri peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, dana, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan, dukungan dari orang tua peserta didik, dan dukungan dari masyarakat sekitar, sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan Pramuka dan faktor cuaca. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa keberadaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 2 Windusari sangat berperan dalam membentuk karakter tanggung jawab peserta didik di lingkungan sekolahSri Woro2016-07-19T02:46:55Z2019-05-09T07:22:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36682This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366822016-07-19T02:46:55ZPengembangan Modul Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X Sekolah Menengah AtasPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan: 1) Modul pembelajaran pendidikan
antikorupsi sebagai sumber belajar yang layak untuk peserta didik SMA kelas X, 2) Modul pendidikan antikorupsi yang efektif pada hasil belajar peserta didik di SMA, 3) Modul pendidikan antikorupsi yang efektif pada sikap antikorupsi peserta didik di kelas X.
Penelitian ini merupakan model penelitian dan pengembangan (research and development. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah I Ponorogo Pembuatan modul pendidikan antikorupsi melalui beberapa tahap yaitu pendefinisian (Define), perencanaan (Design), pengembangan (Develop), dan penyebaran (Disseminate). Teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Dihasilkan modul pendidikan antikorupsi yang layak sebagai sumber belajar pada mata pelajaran PPKn kelas X. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan ketegori baik dari masing-masing komponen penilaian melalui validasi ahli media, ahli materi, guru PPKn, teman sejawat, serta uji kelompok kecil. 2) Modul pendidikan antikorupsi yang efektif pada hasil belajar peserta didik di SMA. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan gain score dan meningkatnya nilai mean. Peserta didik yang menggunakan modul pendidikan antikorupsi memperoleh gain score sebesar 0,44 dalam kategori efektivitas sedang. Sementara peserta didik yang tanpa menggunakan modul pendidikan antikorupsi memperoleh gain score sebesar 0,20 dalam kategori efektivitas rendah. Nilai mean peserta didik yang menggunakan modul meningkat sebesar 46.00% yakni pada saat pre-test sebesar 50.00 menjadi 73.00 saat post-test. 3) Modul pendidikan antikorupsi yang efektif pada sikap antikorupsi peserta didik di SMA. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan gain score dan meningkatnya skor mean. Sikap antikorupsi pada peserta didik yang menggunakan modul pendidikan antikorupsi memperoleh gain score sebesar 0,80 dalam kategori efektivitas tinggi. Sementara sikap antikorupsi peserta didik yang tanpa menggunakan modul pendidikan anti korupsi memperoleh gain score sebesar 0,70 dalam kategori efektivitas sedang. Skor mean peserta didik yang menggunakan modul pendidikan anti korupsi sebesar 80, sedangkan yang tanpa modul sebesar 70Sutrisno Sutrisno2016-07-18T04:27:59Z2019-05-09T07:21:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36618This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366182016-07-18T04:27:59ZPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Teknik Klarifikasi Nilai Terhadap Hasil Belajar PPKn Peserta Didik Kelas X SMAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik klarifikasi nilai, terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMA dalam pembelajaran PPKn.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini adalah randomized control group pretest postest. Penelitian ini menggunakan dua Kelas X MIPA, yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 35 peserta didik, dan 33 peserta didik pada kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik klarifikasi nilai dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tanpa teknik klarifikasi nilai. Sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Pengumpulan data hasil belajar menggunakan tes, lembar observasi oleh guru, dan lembar observasi untuk peserta didik, serta angket yang berupa lembar penilaian diri peserta didik. Teknik analisis data menggunakan uji t dan analisis of varians (Anava).
Berdasar hasil analisis data penelitian dan pembahasan secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik klarifikasi nilai dalam pembelajaran PPKn lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis masalah tanpa teknik klarifikasi nilai terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PPKn Kelas X SMA. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000 < 0,05) dan hasil gain score. Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik klarifikasi nilai memperoleh gain score 0,57 dalam kategori efektivitas “sedang”. Kelas kontrol yang yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tanpa teknik klarifikasi nilai memperoleh gain score 0,30 dalam kategori efektivitas “rendah”Dwi Wiwik Nur Handayani2016-07-18T03:39:29Z2019-05-09T07:21:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36608This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366082016-07-18T03:39:29ZPengaruh Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Tindakan Moral SiswaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) pengaruh peran guru PPKn (2) pengaruh pola asuh orang tua, dan (3) pengaruh Peran Guru PPKn dan Pola Asuh orang tua secara bersama-sama terhadap tindakan moral siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Ngawi.
Penelitian ini merupakan penelitian expost facto. Populasi penelitian ini adalah 7.412 siswa kelas VIII SMP negeri se Kabupaten Ngawi. Sampel dibagi menjadi dua kategori dengan teknik purposive stratified random sampling, berdasarkan jumlah siswa. Sampel sejumlah 332 siswa ditentukan dengan menggunakan tabel dari Isaac dan Michael pada taraf signifikaasi 5%. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data mengenai peran guru PPKn, pola asuh orang tua, dan tindakan moral siswa. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan regresi linier ganda.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Peran guru PPKn memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa, yang dapat dilihat dari nilai t hitung 8,034 lebih besar dari t tabel 1,980, dengan sumbangan efektif sebesar 12,3%. (2) Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa, yang dapat dilihat dari nilai t hitung 12,050, lebih besar dari t tabel 1,980, dengan sumbangan efektif sebesar 27,1 %. (3) Peran guru PPKn dan pola asuh orang tua secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tindakan moral siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Ngawi, yang dapat dilihat dari nilai F hitung 106,760 lebih besar jika dibandingkan dengan nilai F tabel 3, 02, dengan sumbangan efektif sebesar 39, 4%Yoga Ardian Feriandi2016-06-30T03:12:14Z2019-05-09T07:20:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35664This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/356642016-06-30T03:12:14ZPenerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournamen (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn Kelas VII SMPIT Abu Bakar YogyakartaPeserta didik pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di kelas VII B SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta terlihat cenderung kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pelajaran. Selama ini pelajaran PPKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata dan tidak diujikan dalam ujian nasional. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil dan ketuntasan belajar peserta didik di kelas tersebut yang rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas tersebut untuk meningkatkan hasil belajar dan persentase peserta didik dalam satu kelas yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Penelitian dilakukan pada kelas VII B SMPIT Abu Bakar Yogyakarta dalam 3 kali siklus pembelajaran yang meliputi 3 KD. Sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian dilakukan pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik yang tercermin dalam capaian hasil belajar dan jumlah peserta didik yang mencapai KKM. Setelah proses penerapan selesai dilakukan analisis untuk mengetahui keberhasilan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mengatasi persoalan di kelas VII B tersebut.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kelas VII B yang menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT memiliki rata-rata hasil belajar 82,31 pada siklus ke-1, 87,69 pada siklus ke-2 dan 83,85 pada siklus ke-3. Selain itu persentase peserta didik yang mencapai KKM pada kelas VII B juga mengalami peningkatan mencapai 80,77% pada siklus ke-1, 88,46% pada siklus ke-2, dan 88,46% pada siklus ke-3. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar dan persentase peserta didik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mencapai KKMRury Kurniawati2016-06-30T02:56:22Z2019-05-09T07:20:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35658This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/356582016-06-30T02:56:22ZHubungan Pengajaran Mikro dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan Kompetensi Profesional Mahasiswa Calon Guru PKn di LPTK se DIYPenelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hubungan pengajaran mikro dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY, (2) untuk mengetahui hubungan PPL dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY, dan (3) untuk mengetahui hubungan pengajaran mikro dan PPL dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 semester 7 atau yang sudah menempuh mata kuliah pengajaran mikro dan PPL pada Program Studi PKn di LPTK se DIY (UNY, UAD, UPY, dan UCY). Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik pengambilan tersebut diperoleh sampel berjumlah 140 mahasiswa dari empat program studi PKn yang ada di LPTK DIY. Pengumpulan data penelitian diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada mahasiswa S1 Program Studi PKn dan dokumentasi terkait perangkat perkuliahan pengajaran mikro dan PPL di setiap Program Studi PKn di DIY. Sebelum dilakukan pengambilan data, instrumen penelitian telah divalidasi oleh ahli lalu diuji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis dengan menggunakan uji bivariate dengan tingkat signifikasi sebesar 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengajaran mikro dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai r_hitung lebih besar dari r_tabel (0,573>0,159) dan memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000<0,05). (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara PPL dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai r_hitung lebih besar dari r_tabel (0,755>0,159) dan memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengajaran mikro dan PPL dengan kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn di LPTK se DIY. Hal ini dibuktikan dari nilai F_hitung lebih besar dari F_tabel (96,294>3,06) dan memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengajaran mikro dan PPL yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru PKn, maka semakin baik kompetensi profesional mahasiswa calon guru PKn.Varidlo Fuad