Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T14:37:45ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2018-12-28T03:41:24Z2019-01-29T03:23:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/62169This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/621692018-12-28T03:41:24ZPERENCANAAN TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN DINDING KONSTRUKSI BANGUNAN DUA LANTAITenaga kerja/sumber daya manusia adalah salah satu faktor terpenting dari keberhasilan proyek. Selain itu faktor penting lainnya yaitu perencanaan biaya tenaga kerja, karena untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan. Tujuan studi ini 1) Mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan dinding 2) Mengetahui besarnya biaya tenaga kerja pada pekerjaan dinding. Dalam penulisan proyek akhir ini digunakan metode perhitungan jumlah tenaga kerja dan biaya dengan menggunakan SNI 91-0010-2007 kemudian di bandingkan dengan SNI 03-6897-2002 pada pembangunan rumah tinggal dua lantai, kemudian divisualkan melalui diagaram. Hasil perhitungan jumlah tenaga kerja dan biaya dengan cara SNI 910010-2007 untuk pekerjaan pasangan batu bata lantai satu tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 10 orang dengan biaya sebesar Rp 1,964,670.90 selama 7 hari. Pasangan batu bata lantai dua tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 9 orang dengan biaya sebesar Rp 1,696,558.50 selama 7 hari. Selanjutnya untuk pekerjaan plesteran tenaga kerja yang didistribusikan untuk lantai satu sebanyak 16 orang dengan biaya sebesar Rp 3,646,999.70 selama 7 hari. Untuk lantai dua tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 14 orang dengan biaya sebesar Rp 3,162,566.10 selama 7 hari. Sedangkan dengan cara SNI 03-6897-2002 untuk pekerjaan pasangan batu bata lantai satu tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 11 orang dengan biaya sebesar Rp 2,049,790.90 selama 7 hari. Pasangan batu bata lantai dua tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 10 orang dengan biaya sebesar Rp 1,770,030.50 selama 7 hari. Selanjutnya untuk pekerjaan plesteran tenaga kerja yang didistribusikan untuk lantai satu sebanyak 17 orang dengan biaya sebesar Rp 3,817,015.70 selama 7 hari. Untuk lantai dua tenagakerja yang didistribusikan sebanyak 15 orang dengan biaya sebesar Rp 3,309,510.10 selama 7 hari. Kemudian selisih perbandingan jumlah total pendistribusian kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan dinding menggunakan SNI 03-6897-2002 dengan SNI 91-0010-2007 yaitu sebanyak 14.86 orang dan jumlah total pendistribusian biaya tenaga kerja sebesar Rp 475.364,60.Sudwi Katmono2013-04-30T03:25:40Z2019-01-29T18:38:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/104192013-04-30T03:25:40ZKAJIAN STRUKTUR BALOK dan PLAT BETON BERTULANG
“Gedung Layanan Akademik Fakultas Teknik UNY” Berdasarkan SNI 03-2847-2002
Gedung Layanan Akademik Fakultas Teknik UNY adalah sebuah gedung berlantai 4 yang terletak di kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Struktur bangunan ini dirancang menggunakan software SAP sesuai SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Pada perencanaan tersebut intensitas gempa daerah Yogyakarta dan sekitarnya masuk zone atau wilayah tiga.
Proyek Akhir ini mengkaji hitungan struktur beton bertulang untuk balok dan plat pada Gedung Layanan Akademik Fakultas Teknik UNY. Pada kajian ini dilakukan perhitungan dengan cara manual sesuai SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung .
Hasil akhir dari kajian balok pada gedung ini berupa momen rencana yang diperbolehkan bekerja pada Gedung Layanan Akedemik Fakultas Teknik. Untuk hasil akhir dari kajian Plat type 1: Tulangan lapangan arah x digunakan luas tulangan plat 567,4mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 563,3mm², Tulangan lapangan arah y digunakan luas tulangan plat 567,4mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 495,5mm², Tulangan tumpuan arah x digunakan luas tulangan plat 567,4mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 553,8mm², dan Tulangan tumpuan arah y digunakan luas tulangan plat 567,4mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 495,5mm². Sedangkan Plat type 2: Tulangan lapangan arah x digunakan luas tulangan plat 364,2mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 552,8mm², Tulangan lapangan arah y digunakan luas tulangan plat 364,2mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 495,5mm², Tulangan tumpuan arah x digunakan luas tulangan plat 364,2mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 553,8mm², dan Tulangan tumpuan arah y digunakan luas tulangan plat 364,2mm² namun dari hasil kajian menggunakan luas tulangan plat 495,5mm².
Purnomo Endi 2013-04-30T01:12:22Z2019-01-29T18:38:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10405This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/104052013-04-30T01:12:22ZEFEK VARIASI PERBANDINGAN VOLUME CAMPURAN MORTAR BIASA TERHADAP KUAT LENTUR PASANGAN BETON RINGAN AERASI (AUTOCLAVED AERATED CONCRETE)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kapasitas pasangan beton ringan aerasi (AAC) menahan tegangan lentur dan mengetahui campuran mortar efektif pada pasangan beton ringan aerasi. Pasangan beton ringan aerasi merupakan pasangan yang tersusun dari beton ringan aerasi menggunakan pengikat mortar biasa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen berupa pengujian lentur three point bending. Penelitian ini menggunakan variasi campuran mortar biasa yaitu 1Pc:4Ps, 1Pc:5Ps, 1Pc:6Ps, dan masing-masing campuran mortar terdapat 3 sampel benda uji. Tahapan pelaksanaan pengujian meliputi pengujian agregat halus, pengujian tekan dan tarik belah benda uji mortar, dan pengujian lentur three point bending benda uji pasangan beton ringan aerasi.
Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan kubus mortar dengan campuran 1Pc:4Ps, 1Pc:5Ps, 1Pc:6Ps berturut-turut sebesar 6,526 MPa, 5,107 MPa, 2,921 MPa. Silinder mortar dengan campuran 1Pc:4Ps, 1Pc:5Ps, 1Pc:6Ps dalam penelitian didapat kuat tarik belah rerata berturut-turut 0,597 MPa, 0,626 MPa, 0,374 MPa. Pada pengujian lentur three point bending dengan campuran mortar 1Pc:4Ps, 1Pc:5Ps, 1Pc:6Ps berturut-turut sebesar 0,253 MPa, 0,092 MPa dan 0,168 MPa. Hasil analisis didapatkan volume campuran mortar efektif untuk pasangan beton ringan aerasi pada campuran 1Pc:4Ps dengan tegangan lentur maksimum sebesar 0,253 MPa.
Nugroho Rezha Arif Lukman 2013-04-30T01:04:23Z2019-01-29T02:44:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/104032013-04-30T01:04:23ZOPTIMASI KINERJA ASPAL SHELL TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL PROGO DAN FILLER BANTAK SEBAGAI AGREGATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Marshall menggunakan bahan pengikat aspal Shell (Singapore) AC 60/70 dengan menggunakan variasi agregat Progo dan Bantak, ditinjau dari nilai Kepadatan (Density), Stabilitas Marshall, Kelelehan (Flow), VFB (Void Filled Bitumen), VIM (Void in Mix), VMA (Void in Mineral Agregat), MQ (Marshall Quotient).
Penelitian ini menggunakan pengujian campuran beraspal Shell (Singapore) dengan metode Marshall. Kadar aspal yang digunakan berturut-turut sebesar 5%; 5,5%; 6%; 6,5%; dan 7% dengan masing-masing varian dibuat 3 benda uji. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Tahapan pelaksanaan meliputi pemeriksaan agregat (agregat halus dan agregat kasar), pemeriksaan filler, pembuatan benda uji campuran beton aspal dan pengujian menggunakan metode Marshall.
Hasil uji kinerja karakteristik Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) 7% adalah sebagai berikut: nilai rerata Stabilitas Marshall 1.221,73 kg, nilai rerata Kepadatan (Density) 2,09 gr/cc, nilai rerata Kelelehan (Flow) 4,97 mm, nilai rerata VIM (Void in Mix) 5,42%, nilai rerata VMA (Void in Mineral Agregat) 14,15%, nilai rerata VFB (Void Filled Bitumen) 61,71%, dan nilai rerata MQ (Marshall Quotient) 360,29 kg/mm.
Aditya Krisna 2013-04-30T01:01:22Z2019-01-29T02:44:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10402This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/104022013-04-30T01:01:22ZOPTIMASI ASPAL SHELL TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT BANTAK DAN PROGO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Marshall menggunakan bahan pengikat aspal Shell (Singapore) 60/70 dengan menggunakan variasi agregat Bantak dan Progo, ditinjau dari nilai Kepadatan (Density), Stabilitas Marshall, Kelelehan (Flow), VFB (Void Filled Bitumen), VIM (Void in Mix), VMA (Void in Mineral Agregate), MQ (Marshall Quotient).
Penelitian ini menggunakan pengujian campuran beraspal Shell (Singapore) dengan Metode Marshall. Kadar aspal yang digunakan berturut-turut sebesar 5%; 5,5%; 6%; 6,5%; dan 7% dengan masing-masing varian dibuat 3 benda uji. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Tahapan pelaksanaan meliputi pemeriksaan agregat (agregat halus dan agregat kasar), pemeriksaan filler, pembuatan benda uji campuran beton aspal dan pengujian menggunakan Metode Marshall.
Hasil uji kinerja karakteristik Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) 7% adalah sebagai berikut: nilai rerata Stabilitas Marshall 1.686,57 kg, nilai rerata Kepadatan (Density) 2,20 gr/cc, nilai rerata Kelelehan (Flow) 3,23 mm, nilai rerata VIM (Void in Mix) 5,34%, nilai rerata VMA (Void in Mineral Agregat) 16,63%, nilai rerata VFB (Void Filled Bitumen) 68,63%, dan nilai rerata MQ (Marshall Quotient) 521,619 kg/mm.
Priyono Dwi Anggoro 2013-04-24T02:26:20Z2019-01-29T18:37:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10382This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103822013-04-24T02:26:20ZKAJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN KALSIUM KARBONAT SEBAGAI SUBSTITUSI SEBAGIAN PORTLAND CEMENT
Beton merupakan salah satu komponen struktur bangunan yang sering digunakan dalam proyek bidang teknik sipil. Beton merupakan pencampuran dari bahan-bahan seperti agregat kasar atau kerikil, agregat halus atau pasir, dengan menambahkan bahan perekat semen dan air sebagai bahan selama proses perawatan dan pengerasan beton berlangsung. Kekuatan beton sangat penting dalam struktur bangunan. Untuk mencapai kekuatan beton yang direncanakan, kebutuhan jumlah semen menentukan. Semen dalam beton menjadi sangat penting karena sebagai bahan perekat antara agregat kasar dan agregat halus. Fungsi semen yang merupakan bahan susun beton yang paling mahal. Oleh karena itu, diperlukan bahan substitusi atau pengganti sebagian semen dalam pembuatan beton yaitu kalsium karbonat.
Penelitian ini bertujuan mengkaji substitusi kalsium karbonat sebagai pengganti sebagian semen. Prosentase kadar kalsium karbonat pada penelitian ini sebesar 0%, 5%, 7,5% dan 10%. Penelitian ini dimulai dengan pengujian modulus kehalusan butir kalsium karbonat buatan dan kadar air kalsium karbonat kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap material lainnya. Langkah selanjutnya adalah pembuatan benda uji berupa silinder beton dengan ukuran 150 mm x 300 mm berjumlah 9 buah untuk beton tanpa kalsium karbonat dan beton dengan kalsium karbonat. Pengujian untuk beton tersebut dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Hammer dan alat uji tekan. Pengujian Hammer dilakukan pada saat beton berumur 28 hari sedangkan uji tekan dilakukan saat beton berumur 7 dan 28 hari.
Hasil penelitian dengan uji Hammer pada umur 28 hari menunjukkan bahwa kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 0% sebesar 15,98 MPa, kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 5% sebesar 16,51 MPa, kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 7,5% sebesar 14,48 MPa dan kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 10% sebesar 17,74 MPa. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari, beton dengan kalsium karbonat 0% menghasilkan kuat tekan rerata 30,234 MPa, kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 5% sebesar 35,519 MPa, kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 7,5% sebesar 29,852 MPa dan kuat tekan rerata beton dengan kalsium karbonat 10 % sebesar 31,688 MPa.
Wijaya Deny 2013-04-24T01:55:41Z2019-01-29T18:37:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10374This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103742013-04-24T01:55:41ZKAJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PERBANDINGAN VOLUME DAN PERBANDINGAN BERAT UNTUK PRODUKSI BETON MASSA MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR BATU PECAH MERAPI (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN SABO DAM)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kesiapan kerja, prestasi belajar, dan pengetahuan tentang dunia kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman; (2) peranan prestasi belajar dan pengetahuan tentang dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman, yang meliputi SMKN 1 Seyegan dan SMKN 2 Depok. Jenis penelitian ini adalah ex post facto. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 113 siswa, penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tabel Krecjie-Morgan dengan mengambil tingkat kesalahan (α) sebesar 5%. Untuk pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode angket dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kesiapan kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai rerata sebesar 83,61. (2) Prestasi belajar siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rerata sebesar 80,84. (3) Pengetahuan tentang dunia kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai rerata sebesar 87,95. (4) Prestasi belajar memiliki peranan yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman dengan taraf signifikansi sebesar 0,042 (>0,05), nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,059 > 1,980), dan memiliki sumbangan efektif sebesar 2,2%. (5) Pengetahuan tentang dunia kerja memiliki peranan yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (<0,05), nilai thitung lebih besar dari ttabel (8,404 > 1,980), dan memiliki sumbangan efektif sebesar 38,2%. (6) Prestasi belajar dan pengetahuan tentang dunia kerja memiliki peranan yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Jurusan Bangunan di Kabupaten Sleman dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (<0,05), nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (37,255 > 3,083), dan memiliki sumbangan bersama-sama sebesar 40,4%.
Risdiyanto Yudi2013-04-23T01:36:40Z2019-01-29T02:44:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10356This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103562013-04-23T01:36:40ZKAJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PERBANDINGAN VOLUME DAN PERBANDINGAN BERAT UNTUK PRODUKSI BETON MASSA MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR BATU PECAH MERAPI(STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN SABO DAM)
Dalam pelaksanaan pengecoran beton massa yang dikerjakan di lapangan untuk rencana waktu yang singkat, kurang praktis bila dilakukan dengan menimbang setiap kebutuhan bahan dalam setiap adukan. Oleh karena itu hasil rancangan mix design beton dalam perbandingan berat dapat dikonversi ke dalam perbandingan volume berdasarkan berat satuan masing-masing bahan penyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kuat tekan beton K250 dengan perbandingan berat (PB) dan perbandingan volume (PV) menggunakan agregat kasar batu pecah Merapi sebagai percobaan pendahuluan (trial mix) pada kasus proyek pembangunan Sabo dam.
Penelitian ini dimulai dengan pengujian terhadap masing-masing bahan penyusun dan membuat rancangan adukan beton normal berdasarkan SNI-03-2834-1993. Selanjutnya mengkonversi masing-masing kebutuhan bahan menjadi perbandingan volume berdasarkan pemeriksaan berat satuan dengan penakar literan. Pada penelitian ini digunakan ukuran butir maksimum 40 mm. Langkah selanjutnya adalah pembuatan benda uji silinder beton berukuran 150 x 300 mm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7 dan 28 hari, dan dievaluasi berdasarkan PBI NI-2 1971 dan SNI 03-2847-2002.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan rerata beton dengan perbandingan volume (PV) sebesar 38,13 MPa/ K350, sedangkan dengan perbandingan berat (PB) sebesar 35,20 MPa/ K325. Beton dengan perbandingan volume (PV) dan perbandingan berat (PB) memiliki kekuatan yang tidak berbeda jauh. Prosentase selisih kuat tekannya adalah 8,33%, yang mana beton dengan perbandingan volume (PV) lebih tinggi. Sehingga beton dengan perbandingan volume memungkinkan untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran beton massa di lapangan.
Risdiyanto Yudi 2013-04-19T03:18:46Z2019-01-29T02:44:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10351This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103512013-04-19T03:18:46ZEFEK PERBEDAAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN AGREGAT BREKSI BATU APUNGKebutuhan beton ringan dalam berbagai konstruksi modern meningkat sangat cepat. Berat jenisnya yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi berat sendiri elemen struktur yang mengakibatkan kebutuhan dimensi tampang melintang menjadi lebih kecil. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh persentase perbandinagn nilai FAS terhadap slump, FAS terhadap kuat tekan, FAS terhadap berat jenis dan mengetahui nilai FAS yang dapat memenuhi kriteria beton ringan struktural.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Dengan perbedaan FAS 0.35, 0.40, 0.45, 0.50. Benda uji beton dalam 1 meter kubik dengan faktor air semen 0.35 dibutuhkan material sebanyak kerikil pumice 659.46 (kg/m³) pasir 585.25 (kg/m³) semen 500 (kg/m³) air 175 (liter/m³). Dengan faktor air semen 0.40 dibutuhkan material sebanyak kerkil pumice 633.14 (kg/m³) pasir 561.89 (kg/m³) semen 500 (kg/m³) air 200 (liter/m³). Dengan faktor air semen 0.45 dibutuhkan material sebanyak kerikil pumice 606.81 (kg/m³) pasir 538.52 (kg/m³) semen 500 (kg/m³) air 225 (liter/m³). Dengan faktor air semen 0.50 dibutuhkan material sebanyak kerikil pumice 580.49 (kg/m³) pasir 515.16 (kg/m³) semen 500 (kg/m³) air 250 (liter/m³). Analisis data dari hasil penelitian ini adalah dengan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan hasil data yang telah terkumpul pada penelitian tersebut. Dalam penelitian ini setiap data membuat 4 benda uji, masing-masing benda uji berukuran 15 cm x 30 cm.
Berdasarkan dari pengujian kuat tekan beton ringan dengan variasi FAS 0.35, 0.40, 0.45, 0.50, maka dapat diambil kesimpulan yaitu nilai FAS berbanding lurus dengan nilai slump. Nilai slump pada FAS 0.35 adalah 10, FAS 0.40 slumpnya 21, FAS 0.45 slumpnya 17, dan FAS 0.50 slumpnya 25. Nilai FAS berbanding terbalik dengan kuat tekan beton. Nilai kuat tekan rerata beton pada FAS 0.35 adalah sebesar 17.48 MPa, FAS 0.40 kuat tekannya 16.43 MPa, FAS 0.45 kuat tekannya 14.03 MPa, dan FAS 0.50 kuat tekannya 14.94 MPa. Dalam penelitian ini FAS berbanding terbalik dengan berat jenis beton. Nilai berat jenis rerata beton pada FAS 0.35 adalah sebesar 1862.96 kg/m³, FAS 0.40 berat jenisnya 1857.20 kg/m³, FAS 0.45 berat jenisnya 1798.20 kg/m³, dan FAS 0.50 berat jenisnya 1859.84 kg/m³. Dari hasil penelitian ini, beton dengan FAS 0.35 yang digolongkan sebagai beton ringan struktural, dengan berat jenis 1862.96 kg/m³ yang memenuhi syarat yaitu diantara 1440-1900 kg/m³. Sedangkan nilai kuat tekan pada FAS 0.35 yaitu 17.48 MPa yang memenuhi syarat yaitu dengan kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17.2 MPa
Nugroho Ahmad Zarwedi 2013-04-10T01:21:40Z2019-01-29T02:44:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10320This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103202013-04-10T01:21:40ZEFISIENSI PENGAWETAN KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET KIMIA PRO-FOS 400 EC
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh awal bahan pengawet kayu Pro-Fos 400 EC ditinjau dari visualnya, (2) kehilangan berat benda uji setelah diawetkan dengan bahan pengawet kayu Pro-Fos 400 EC dan konsentrasi larutan yang paling efisien berdasarkan lama waktu perendaman dengan menggunakan bahan pengawet kayu Pro-Fos 400 EC untuk mengawetkan kayu.
Pengujian ini menggunakan metode eksperimen dengan proses rendaman dingin terhadap kayu sengon berukuran 4⁄6 - 10 cm3. Perbandingan larutan Pro-Fos 400 EC dan air yang digunakan untuk benda uji A, B, dan C adalah 63 ml : 10000 ml; 94 ml : 10000 ml; dan 125 ml : 10000 ml. Benda uji A dengan konsentrasi 6,3 % sebanyak 15 buah. Benda uji B dengan konsentrasi 9,4 % sebanyak 15 buah. Benda uji C dengan konsentrasi 12,5 % sebanyak 15 buah. Setiap benda uji secara acak dilakukan perendaman selama 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Sedangkan untuk benda uji D sebagai kontrol tanpa dilakukan perendaman sebanyak 5 buah. Benda uji diujikan pada sarang rayap tanah selama kurang lebih 7 bulan. Data pengujian dikumpulkan dengan cara pencatatan benda uji di laboratorium dan pengamatan di lapangan. Sedangkan untuk teknik pengambilan data dilakukan dengan secara deskriptif dan kuantitatif.
Berdasarkan pada hasil pengujian menunjukkan bahwa: (1) visualisasi terhadap seluruh benda uji, ternyata kondisi yang paling ekstrim terlihat pada benda uji D, sedangkan untuk benda uji C paling tahan terhadap serangan rayap dan mengalami kehilangan berat paling sedikit dibandingkan benda uji lainnya, (2) kehilangan berat benda uji A dengan lama perendaman 30 menit; 60 menit; dan 120 menit berturut-turut sebesar 12,81 gr; 12,48 gr; dan 16,04 gr. Benda uji B dengan lama perendaman 30 menit; 60 menit; dan 120 menit berturut-turut mengalami kehilangan berat sebesar 13,89 gr; 13,86 gr; dan 17,00 gr. Benda uji C dengan lama perendaman 30 menit; 60 menit; dan 120 menit berturut-turut mengalami kehilangan berat sebesar 13,97 gr; 11,09 gr; dan 12,38 gr. Sedangkan untuk benda uji D sebagai kontrol mengalami kehilangan berat sebesar 27,95 gr, dan konsentrasi larutan Pro-Fos 400 EC yang paling efisien untuk mengawetkan kayu adalah sebesar 12,5 % dengan lama waktu perendaman 120 menit.
Widiatmoko Ananto 2013-04-09T00:53:12Z2019-01-29T02:44:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10314This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103142013-04-09T00:53:12ZRANCANG BANGUN OPTIMASI SEL SURYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR 2N3055 BEKAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Tujuan dari pembuatan rancang bangun optimasi sel surya menggunakan transistor 2N3055 bekas berbasis mikrokontroler ATmega 16 adalah sebagai pengganti sel surya untuk sumber energi listrik menggunakan sampah elektronik dengan menggunakan pengarah sel surya. Pembuatan alat ini juga untuk mengetahui unjuk kerja dari komponen-komponen yang digunakan sebagai penyusun utama dari alat ini.
Rancang bangun optimasi sel surya menggunakan transistor 2N3055 bekas berbasis mikrokontroler ATmega 16 menggunakan sensor cahaya (LDR) sebagai pendeteksi adanya sinar matahari, dan motor servo untuk menggerakkan transistor agar dapat menerima cahaya matahari yang maksimal. Alat ini bekerja apabila sensor cahaya (LDR) mendeteksi adanya cahaya dan kemudian akan menjalankan motor servo yang digunakan untuk menggerakkan transistor agar dapat menghasilkan tegangan. Metode yang digunakan dalam rancang bangun optimasi sel surya menggunakan sampah elektronik berbasis mikrokontroler ATmega 16 ini adalah metode eksperimental, dengan metode ini didapatkan teknik perancangan yang terdiri dari beberapa tahap yaitu(1) Identifikasi kebutuhan, (2) Analisis Kebutuhan, (3) Perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, (4) Pembuatan alat, (5) Pengujian Alat dan (6) Pengoperasian Alat. Perangkat keras terdiri dari (1) Sistem minimum ATmega16 sebagai pengendali utama, (2) LDR sebagai sensor cahaya yang digunakan untuk mencari cahaya yang maksimal, (3) motor servo digunakan sebagai penggerak transistor (4) LCD sebagai penampil arah dan sudut dari tujuan motor servo.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa alat rancang bangun optimasi sel surya menggunakan transistor 2N3055 bekas berbasis mikrokontroler ATmega 16 ini dapat bekerja sesuai dengan prinsip kerja yang dirancang. Hal tersebut ditunjukkan bahwatransistor dapat menghasilkan tegangan sebesar 5,6 Vdc, dan arus sebesar 0,00028 A sudah melebihi dari yang diharapkan yaitu tegangan 5,0 Vdc dan arus 0,00025 A.
Hidayat Taufiq Roisy 2013-04-09T00:27:02Z2019-01-29T02:44:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10307This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/103072013-04-09T00:27:02ZKAJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN KALSIUM KARBONAT BUATAN SBEGAI REPLACEMENT SEBAGIAN PORTLAND CEMENT PADA LINGKUNGAN AIR BERGARAMPenelitian ini bertujuan mengkaji kuat tekan beton dengan kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian Portland cement di lingkungan air normal dan dan air bergaram (25%). Penelitian ini menggunakan kalsium karbonat buatan sebanyak 0%, 5%, dan 7,5% dari berat semen yang dibutuhkan.
Proses pengujian dimulai dari pengujian agregat kasar, agregat halus, dan menguji gradasidan kadar air agregat halus. Proses pembuatan benda uji sebanyak 18 buah silinder, 6 buah untuk replacement kalsium karbonat 0%, 6 buah kalsium karbonat 5%, 6 buah untuk replacement 7,5%. Selanjutnya perendaman benda uji di air normal dan air bergaram (25%). Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan hammer test pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 60, 90 hari.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kuat tekan menggunakan hammer test replacement kalsium karbonat 0% direndam pada air normal umur 28 sebesar 21,24 MPa, umur 90 hari sebesar 18,91 MPa, replacement kalsium karbonat 5% direndam pada air normal pada umur 28 hari sebesar 17,56 MPa, umur 90 hari sebesar 17,27 MPa, replacement kalsium karbonat 7,5% direndam pada air normal pada umur 28 hari sebesar 14,36 MPa, umur 90 hari sebesar 14,49 MPa . 2) kuat tekan menggunakan hammer test replacement kalsium karbonat 0% direndam pada air bergaram (25%) umur 28 sebesar 17,89 MPa, umur 90 hari sebesar 17,52 MPa, replacement kalsium karbonat 5% direndam pada air bergaram (25%) pada umur 28 hari sebesar 16,27 MPa, umur 90 hari sebesar 15,4 MPa, replacement kalsium karbonat 7,5% direndam pada air normal pada umur 28 hari, sebesar 12,51 MPa umur 90 hari sebesar 16 MPa. 3) Dari hasil kajian kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian Portland cement, kuat tekan yang dihasilkan beton yang direndam pada air normal lebih tinggi dari beton yang direndam di air bergaram dengan kadar garam (25%), tetapi tidak jauh perbedaan kuat tekannya.
Kadima Ginting Renata2013-03-21T01:15:50Z2019-01-29T18:33:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10267This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/102672013-03-21T01:15:50ZANALISIS VARIASI KANDUNGAN SEMEN TEHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN STRUKTURAL AGREGAT PUMICE
Beton ringan struktural dapat diproduksi dengan menggunakan agregat ringan alami salah satunya adalah pumice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kandungan semen dalam campuran beton ringan terhadap kuat tekan beton ringan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebas yang digunakan adalah perbedaan berat semen yaitu 300kg/m3, 350kg/m3, 400kg/m3, dan 450kg/m3. Faktor air semen yang digunakan adalah 0,45. Ukuran butir maksimum agregat kasar (pumice) 20 mm dan menggunakan bahan tanbah berupa Sikament NN dan Plastiment VZ. Dalam penelitian ini benda uji dibuat sebanyak tiga buah untuk setiap komposisi campuran dengan ukuran cetakan silinder benda uji 15cmx30cm. Pengujian tekan dilakukan pada saat beton berumur 56 hari.
Dari hasil penelitian didapatkan pengaruh perbedaan kandungan semen dalam campuran beton ringan terhadap kuat tekan beton ringan berbanding lurus dengan banyaknya semen yang digunakan dalam campuran. Dalam penelitian ini kuat tekan beton ringan dengan kandungan semen 300kg/m3 adalah 14,1945 MPa; 350kg/m3 menghasilkan kuat tekan 19,1313 MPa; 400kg/m3 menghasilkan kuat tekan 19,3461 MPa; dan pada 450kg/m3 menghasilkan kuat tekan 24,7982 MPa. Pengaruh perbedaan kandungan semen dalam campuran beton ringan terhadap berat jenis beton ringan berbanding lurus dengan banyaknya semen yang digunakan dalam campuran. Pada kandungan semen 300kg/m3 menghasilkan berat jenis 1823,29 kg/m3; 350kg/m3 menghasilkan berat jenis 1856,81 kg/m3; 400kg/m3 menghasilkan berat jenis 1855,62 kg/m3; dan pada kandungan semen 450kg/m3 meghasilkan berat jenis 1861,45 kg/m3. Dalam penelitian ini beton masih termasuk dalam jenis beton ringan karena berat jenis betonnya masih dibawah 1900 kg/m3.
Sutrisno Aris 2013-03-21T01:11:13Z2019-01-29T18:33:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10265This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/102652013-03-21T01:11:13ZKajian Struktur Baja Sebagai Alternatif Review Design Struktur Beton Bertulang (Studi Kasus Pada Gedung LPTK FT UNY)Di lapangan pekerjaan sipil kadang-kadang perlu ada perubahan struktur. Pada kajian ini perubahan perencanaan struktur beton bertulang direview menjadi struktur baja. Meskipun perbandingan struktur beton dan struktur baja kurang baik yang disebabkan oleh material yang berbeda, proyek akhir ini bertujuan mengetahui perbandingan harga antara struktur baja dan struktur beton bertulang untuk kolom dan balok pada gedung LPTK FT UNY jika didasarkan pada Mn dan Pn dan dimensi yang sama dari desain struktur beton.
Perhitungan struktur proyek pembangunan gedung LPTK FT UNY, gambar rencana, serta peraturan SNI struktur beton dan struktur baja digunakan untuk perencanaan gedung tersebut. Hasil analisis pada balok dan kolom beton bertulang berupa Mn dan Pn dijadikan sebagai beban rencana Mu dan Pu untuk struktur baja sehingga hitungan struktur masih aman. Dari hasil perencanaan berupa dimensi profil baja digunakan untuk menghitung kebutuhan pekerjaan untuk menghitung biaya pekerjaan mengacu pada harga satuan yang diperoleh dari pembangunan gedung tersebut.
Penggunaan struktur baja sebagai pengganti struktur beton bertulang untuk kolom dan balok pada gedung tersebut jika didasarkan atas Mn dan Pn dengan dimensi yang sama dari desain struktur beton lebih mahal, perbandingan dalam presentase sebagai berikut balok B1 107%, B2 77%, B3 74%, B4 79%, B5 87 %, kolom K1 lantai 1 773%, lantai 2 875%, lantai 3 dan lantai 4 920%. Untuk K2 lantai 1 798%, lantai 2, 3, dan 4 850%.
Futariani Yovi Surya 2013-03-21T00:23:37Z2019-01-29T02:43:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10256This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/102562013-03-21T00:23:37ZPENGARUH PARTIAL REPLACEMENT PASIR DENGAN BREKSI BATU APUNG TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN BETON RINGANSujoko Fitri Sulistyo 2013-03-19T01:10:28Z2019-01-29T02:43:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10246This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/102462013-03-19T01:10:28ZSETTING FISIK RUANG BERKUMPUL INFORMAL ANAK DI PERMUKIMAN
(Studi Kasus : Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman, DIY) ALTIFAH2013-03-19T01:06:31Z2019-01-29T02:43:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10245This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/102452013-03-19T01:06:31ZEVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL
(Studi kasus jalan tembus Tawangmangu Sta 2+223.92 –Sta 3+391.88)Hidayah Putri Imawanti2013-02-21T02:04:20Z2019-01-29T18:30:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10168This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/101682013-02-21T02:04:20ZEFEK PENAMBAHAN SERAT CAMPURAN POLYPROPYLENE
DAN SERAT BAJA TERHADAP KUAT LENTUR DAN KUAT TARIK BELAH BETON RINGAN DENGAN AGREGAT BREKSI BATU APUNG
Prasetyo Singgih 2013-02-21T01:48:59Z2019-01-29T18:29:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10166This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/101662013-02-21T01:48:59ZPENGARUH KOMPOSISI AGREGAT KASAR (BREKSI BATU APUNG DAN BATU PECAH) TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKANPenggunaan batu apung (pumice) sebagai agregrat beton ringan sangat tepat digunakan karena akan lebih mudah untuk didapatkan khususnya di D.I.Y Karena cadangan pumice sangat melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi optimum agregat kasar untuk menghasilkan beton ringan struktural dengan bahan dasar breksi batu apung dicampur dengan kerikil pecah.
Proporsi campuran dalam penelitian ini digunakan 5 variasi, yaitu: 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Penelitian ini dimulai dengan pengujian material/bahan penyusun beton ringan. Mix design dihitung dengan metode volume absolut. Benda uji berupa silinder beton berukuran 150mm x 300mm, tiap varian berjumlah 3 benda uji. Uji kuat tekan beton menggunakan mesin uji tekan beton dengan pembacaan dial pada manometer dengan satuan ton dan dikonversikan menjadi satuan MPa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan tertinggi pada prosentase kerikil 100% (0% pumice) sebesar 46,73 MPa dan berat jenis sebesar 2170,54kg/m3. Proporsi campuran agregat kasar batu apung (pumice) dan batu pecah (kerikil) yang memenuhi syarat beton ringan struktural yaitu pada prosentase kerikil 0% atau sama dengan pumice 100% dengan berat jenis sebesar 1815,26 kg/m3 yang disyaratkan berdasarkan SNI-03-2847-2002 tidak lebih dari 1900 kg/m3 dan kuat tekan mencapai 18,42 MPa lebih dari 17,24 MPa.
Hidayat Ahmat Nurul 2013-01-23T01:03:38Z2019-01-29T02:43:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10023This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/100232013-01-23T01:03:38ZTHE EFFECTIVENESS OF WOOD PRESERVATION FOR TERMITE ATTACK USING TOBACCO EXTRACT PRESERVATIVE AND UREAThis test is aimed to determine the effectiveness of the preservative early effect on using of tobacco extracts and urea concentration and varying immersion time on the durability of the wood from the visual side of the specimen-weight-loss.
This final project is an experiment testing on the Sengon which is soaked in preservatives with varying concentrations. the preservative that is used is extract tobacco leaf and urea which concentration preservative A tobacco extract 50% urea 5%, preservatives B tobacco extract 75% urea 10%, and preservatives C tobacco extract 100% urea 15%. The specimens pecifications are sengon with dimensions 5cm x 7cm x 15cm, for specimen A is immersed in a preservative as many as 15 pieces, sengon B specimen is immersed in a preservative as many as 15 pieces B, C sengon specimens immersed in preservative C as many as 15 pieces, and specimens D, that is used as controls in this test, as many as 5 pieces.
This test analysis using quantitative descriptive analysis method.The results of the tests in the termite nest for 32 days shows:(1) Effect of the use of tobacco extracts preservatives and urea on the durability of timber A, B, C is effective when compared with the test specimen D (control) in terms of the testing object visualization.(2) Effect of the use of tobacco extracts and preservatives urea can be seen from the specimens weight-loss after the test, namely A specimen of 4,087 gr, B specimen of 3,279 gr, C specimen of 2,262 gr, and D specimens of 22,234 gr. From these data, the effect of each specimens in terms of weight-loss in the test can be sorted from the most effective, the first is 100% tobacco extract and urea 15%, second is tobacco extract preservative 75% and urea 10%, then the tobacco extract preservative 5% and 5% urea.
Prasetyo Suryadi 2013-01-23T00:51:13Z2019-01-29T18:26:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10020This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/100202013-01-23T00:51:13ZEFEKTIVITAS PENGAWETAN KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP MENGGUNAKAN CAMPURAN BORAKS DENGAN ASAM BORATPengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh awal campuran boraks dengan asam borat dilihat dari sisi visual, mengetahui lama perendaman dan konsentrasi campuran boraks dengan asam borat yang memiliki pengaruh awal paling efektif untuk mengawetkan kayu.
Pengujian ini menggunakan metode experimen dengan proses rendaman dingin terhadap kayu sengon berukuran 5⁄7 dengan panjang 15 cm. Campuran boraks dan asam borat yang digunakan perbandingannya 1,54 : 1,00. Benda uji A dengan konsentrasi 5% sebanyak 15 buah, benda uji B dengan konsentrasi 7,5% sebanyak 15 buah, benda uji C dengan konsentrasi 10% sebanyak 15 buah masing-masing dilakukan perendaman selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Sedangkan untuk benda uji D sebagai kontrol tanpa dilakukan perendaman sebanyak 5 buah. Benda uji diujikan pada sarang rayap tanah selama 48 hari.
Hasil pengujian menunjukkan kehilangan berat pada benda uji A dengan lama perendaman 1 jam; 2 jam; 3 jam berturut-turut sebesar 12,34 gr; 9,80 gr; 16,51 gr. Benda uji B dengan lama perendaman 1 jam; 2 jam; 3 jam berturut-turut mengalami kehilangan berat sebesar 14,64 gr; 6,82 gr; 7,03 gr. Benda uji C dengan lama perendaman 1 jam; 2 jam; 3 jam berturut-turut mengalami kehilangan berat sebesar 3,95 gr; 3,34 gr; 1,97 gr. Sedangakan untuk benda uji D sebagai kontrol mengalami kehilangan berat sebesar 23,45 gr. Berdasarkan visualisasi terhadap seluruh benda uji, ternyata kondisi yang paling ekstrim dan terparah terlihat pada benda uji D, dan dari hasil analisis didapatkan campuran boraks dan asam borat yang paling efektif untuk pengawetan kayu adalah dengan konsentrasi larutan 10% dan lama perendaman 3 jam. Benda uji C paling tahan terhadap serangan rayap dan mengalami kehilangan berat paling sedikit dibandingkan benda uji lainnya.
Nugroho Nur Kotib Cahyo 2013-01-23T00:48:57Z2019-01-29T18:26:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10019This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/100192013-01-23T00:48:57ZEVALUASI PADA TIKUNGAN RUAS JALAN DEKSO – SAMIGALUH, KABUPATEN KULON PROGO Ruas jalan Dekso – Samigaluh terletak di daerah perbukitan dengan kondisi jalan memiliki tikungan – tikungan yang tajam sehingga sering terjadi kecelakaan, maka perlu dilakukan survei dan evaluasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan serta dapat mengetahui geometrik jalan tersebut sudah sesuai dengan pedoman – pedoman yang ada.
Untuk melakukan evaluasi pada tikungan ruas jalan Dekso – Samigaluh dibutuhkan data – data dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral dandengan data yang diperoleh hasil survei sendiri. Perhitungan geometrik jalan menggunakan metode menurut pedoman dari Bina Marga. Dari hasil desain perhitungan kemudian di bandingkan dengan data geometrik di lapangan.
Berdasarkan hasil evaluasi tikungan di ruas jalan Dekso – Samigaluh dapat diperoleh : 1). Jari – jariTikungan sebasar37 m, sedangkan Radius Minimum yang diijinkan Bina Marga sebesar 26,00592 m. 2). Pelebaran Perkerasan pada Tikungan tidak ada yang sesuai dengan desain perhitungan. 3). Landai Relatif tidak ada yang memenuhi syarat dengan perhitungan menurut pedoman dari Bina Marga.
NURDIN MUHAMMAD 2013-01-23T00:23:58Z2019-01-29T02:43:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/10014This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/100142013-01-23T00:23:58ZKAJIAN TERHADAP KENYAMANAN RUANG TEORI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DITINJAU DARI PENCAHAYAAN ALAMI DAN PENCAHAYAAN CAMPURAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang kuat terangnya kurang atau berlebihan akan mengurangi kenyamanan pengguna ruang. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuat pencahayaan buatan atau alami pada Ruang-ruang teori di Fakultas Teknik Negeri UNY telah memenuhi standar minimum pencahayaan yan disyaratkan.
Kajian diawali penelusuran tentang dasar teori dan standar pencahayaan buatan dan alami pada bangunan gedung, kemudian dilakukan pengamatan, pengukuran, penggambaran, pengambilan gambar (dokumentasi) dan pengambilan data. Pengambilan data memakai 4 cara yaitu, pengukuran pencahayaan alami menggunakan lux meter, pengukuran pencahayaan buatan menggunakan lux meter dan perhitungan pencahyaan alami menggunakan rumus FL dan perhitungan pencahayaan buatan menggunakan rumus. Hal ini untuk mengetahui apakah pencahayaan buatan dan alami pada ruang-ruang teori Fakultas Teknik UNY telah memenuhi standar minimum pencahayaan yang disyaratkan atau belum.
Pada hasil kajian pencahayaan alami, kuat pencahayaan pada ruang teori diukur dengan menggunakan lux meter pada pukul 07.00 wib semua ruang belum mencapai standar minimum, karena memang pada jam tersebut dilakukan pula pengukuran pencahayaan campuran, pada pukul 12.00 wib 3 (tiga) ruang teori atau 23 % ruang sudah mencapai standar minimum sedangkan yang menggunakan rumus yaitu 46 % ruang sudah mencapai standar minimum. Pada hasil studi pencahayaan campuran, kuat pencahayaan ruang teori yang diukur menggunakan luxmeter 60 % ruang yang diuji sudah memenuhi standar minimum pencahayaan buatan yaitu lebih besar dari 250 lux sedangkan yang menggunakan rumus yaitu 85 % sudah mencapai standar minimum. Aziz Ashari