Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T21:48:38ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2018-12-17T01:42:14Z2019-01-29T03:20:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61746This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/617462018-12-17T01:42:14ZKAJIAN SISTEM DRAINASE PADA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KAMPUS KARANGMALANGDrainase merupakan saluran untuk membuang atau mengalirkan Air hujan pada saat musim hujan, jalan di permukiman kampus Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang, tergenang air pada saat hujan sangat lebat periode ulang 10 tahun dengan durasi hujan 30 menit. Tujuan dari penulisan Kajian Sistem Drainase Pada Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang ini untuk mengetahui berapa sumur resapan yang dibutuhkan apabila dipakai sistem drainase sumur resapan.
Tinjauan drainase pada Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang ini menggunakan Metode Gumbel untuk memperoleh nilai ratarata, standar Deviasi sehingga mendapat curah hujan maksimum dengan kala ulang 10 tahun durasi 30 menit mendapat intensitas hujan sebesar 55,77 mm/jam hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Rasional mendapat debit (Q) banjir maksimum sebesar 2,44 m³/detik.
Sumur resapan yang digunakan pada Kajian Sistem Drainase Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang mengunakan diameter 1 meter dengan kedalaman 7 meter. Sumur resapan tersebut akan disebar pada 7 blok bagian pada Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang. Untuk menampung hujan sangat lebat periode ulang 10 tahun dengan durasi 30 menit membutuhkan 732 buah sumur resapan.Dwi Yulianto2012-12-20T03:43:46Z2019-01-29T18:13:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9609This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/96092012-12-20T03:43:46ZQUALITY CONTROL SYSTEM BETON STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT LAYANAN AKADEMIK UNY BERDASARKAN RKS
Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan yaitu dengan mancampurkan semen portland, air, dan agregat serta kadang-kadang menggunakan bahan tambah kimia untuk kepentingan tertentu. Proyek akhir ini bermaksud mengetahui kualitas kuat tekan beton pada proyek pembangunan Gedung Pusat Layanan Akademik Universitas Negeri Yogyakarta apakah memenuhi fc’ yang telah dipersyaratkan sesuai dengan RKS.
Populasi dari kajian ini ialah seluruh pekerjaan pembangunan yang ada pada proyek ini. Sedangkan untuk sampel atau contoh adalah pekerjaan beton struktur pada pembangunan proyek Gedung Pusat Layanan Akademik Universitas Negeri Yogyakarta yang meliputi elemen struktur footplat, kolom, balok, dan plat lantai. Dengan cara mengambil contoh beton silinder uji pada setiap elemen struktur. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari PT. Karya Beton Yang beralamatkan di jalan solo. Km. 12, Cupuwatu, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Nilai slump yang digunakan pada proyek tersebut adalah 10 2 cm. Mutu beton yang digunakan adalah Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Analisis data menggunakan prediksi kuat tekan beton umur 28 hari dengan pengambilan rata-rata 2 benda uji dalam satu adukan serta nilai rata-rata dari 3 benda uji secara berurutan.
Hasil pengujian beton pada proyek tersebut menunjukkan bahwa kuat tekan beton pada tiap-tiap elemen struktur yang dianalisis menggunakan prediksi kuat tekan umur 28 hari telah memenuhi kuat tekan yang dipersyaratkan yaitu 20 MPa. Namun ada beberapa benda uji dari beberapa elemen struktur seperti pada elemen plat lantai II, plat lantai III, dan kolom lantai III yang pengujiannya melebihi umur 28 hari sehingga analisis menggunakan prediksi umur 28 hari tidak dipergunakan. Ada beberapa benda uji silinder dari satu kali pengambilan adukan yang mempunyai nila fc’ dibawah standar yaitu 19,82 MPa. Sehingga harus dilakukan langkah langkah untuk meningkatkan kualitas beton pada pengecoran berikutnya sehingga kuat tekan untuk beton tersebut dapat sesuai dengan kuat tekan beton yang dipersyaratkan sesuai dengan RKS. Proses pembuatan beton siap pakai dari tahap pencampuran samapi pemadatan pengawasan dari konsultan pengawas kurang begitu diperhatikan sehingga menyebabkan nilai kuat tekan beton di bawah standar yang dipersyaratkan.
YUSLIYANTOMO2012-12-20T00:31:59Z2019-01-29T18:12:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9599This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/95992012-12-20T00:31:59ZEFEK PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN SILICA FUME
TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN BETON RINGANAfif Dwi 2012-12-18T06:45:45Z2019-01-29T02:40:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9247This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/92472012-12-18T06:45:45Z“EVALUASI TIKUNGAN DI RUAS JALAN BOKONG SEMAR -
NGEMBES JL. JOGJA-WONOSARI, KABUPATEN BANTUL - GUNUNG
KIDUL”Dalam perencanaan geometrik suatu jalan perlu perhitungan secara tepat,
Karena banyaknya geometri tikungan yang sering kali menyebabkan terjadinya
banyak kecelakaan, dikarenakan desain geometrik tikungan yang tidak sesuai
dengan pedoman dari jasa marga, dan lain sebagainya. Ruas jalan Bokong Semar –
Ngembes yang ada di Jalan Jogja – Wonosari, Kabupaten Bantul – Gunung Kidul
yang berkarakter daerah pegunungan yang berkelok-kelok sering terjadi kecelakaan
dibeberapa titik, maka perlu dilakukan survei dan evaluasi untuk mengetahui
penyebab banyaknya kecelakaan tersebut. Sehingga dengan adanya peninjauan jika
terdapat kesalahan dalam geometrik tikungan, bisa untuk dilakukan evaluasi.
Dalam melakukan evaluasi Tikungan ruas jalan Bokong Semar – Ngembes,
penyusun menggunakan data dari Dinas Bina Marga Kota Yogyakarta, Satuan Non
Vertikal Tertentu (SNVT) Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan survei sendiri di lapangan. Perhitungan geometrik jalan
menggunakan metode dari Bina Marga. Dari hasil desain perhitungan kemudian di
bandingkan dengan data Geometrik yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh : 1). Jari-jari Tikungan yang tidak sesuai
dengan desain perhitungan Radius Minimum adalah sebanyak 4 tikungan dari 25
Tikungan 2). Pelebaran Perkerasan di Tikungan yang tidak sesuai dengan desain
perhitungan adalah sebanyak 19 Tikungan dari 25 Tikungan. 3). Daerah Bebas
Samping di Tikungan yang tidak sesuai dengan perhitungan adalah sebanyak 7
Tikungan dari 25 Tikungan. 4). Kelandaian sebesar 6,539 % dan Panjang Kritis
sebesar 2350 m, sedangkan Kelandaian dan Panjang Kritis maksimum yang diijinkan
Bina Marga sebesar 10% dan 160 m.
Kata kunci : Geometrik Jalan, Evaluasi TikunganPARSONO PARSONO2012-12-18T04:34:11Z2019-01-29T02:39:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9216This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/92162012-12-18T04:34:11ZANALISIS PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG TUKUMAN
DI SUNGAI DENGKENG KECAMATAN CAWAS
KABUPATEN KLATENBendung Tukuman merupakan suatu bangunan air terdapat di sungai Dengkeng
yang terletak di desa Plosowangi , kecamatan Cawas, kabupaten Klaten. Bendung ini
dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi di desa tersebut. Bendung ini mengairi lahan
pertanian seluas ± 280,8 Ha. Bendung Tukuman dibangun sejak tahun 1975 pernah
mengalami kerusakan akibat arus sungai Dengkeng yang deras ketika banjir dan gempa
ditahun 2006. Kemudian bendung ini direnovasi tahun 2008 dan Proyek Pembanguan
Bendung Tukuman ini diselesaikan di tahun 2009. Bendung berfungsi untuk
meninggikan taraf muka air, agar sungai dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan
untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat di
manfaaatkan secara aman, efisien, efektif dan optimal. Tujuan Analisis adalah kontrol
elevasi muka air Bendung yang dipakai untuk perencanaan pemeliharan Bendung
Tukuman.
Untuk menghitung elevasi muka air Bendung maka, metode yang digunakan
adalah (1) metode observasi (2) metode literatur (3) metode Dokumentasi, data – data
yang didapat adalah (1) Data Curah Hujan (2) Peta Sub DAS Dengkeng (3) Gambar
Tampang Bendung. Metode yang dipakai untuk menghitung profil muka air adalah
metode standar bertahap.
Hasil Analisis dari perhitungan Debit Banjir Rencana dipakai Q100 yang dihitung
menggunakan methode Weduwen dan FSR Jawa Sumatra. Dari Analisis gambar
Tampang Bendung tinggi muka air dengan metode perhitungan bertahap dihasilkan tinggi
Profil muka air Q100= 365,62 m3/detik adalah +105,52 lebih tinggi dari tinggi tanggul
+104,42. Debit tersebut tidak sesuai dalam perencanaan sehingga tidak dipakai. Maka,
digunakan metode Weduwen dengan Profil muka air Q100= 162,51 m3/detik adalah
+103,86 lebih rendah dari tinggi tanggul +104,42. Hal ini sesuai dengan perencanaan
bendung dan tinggi tanggul bendung. Panjang tanggul dari titik P0 – P700 adalah 700 m.
Kata kunci : Bendung, Elevasi Muka Air,Standar BertahapINDHILLAHI MUHAMAD 2012-12-18T02:23:31Z2019-01-29T18:08:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9490This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/94902012-12-18T02:23:31ZEFEK PENAMBAHAN CAMPURAN SERAT BAJA DAN SERAT POLYPROPYLENE DENGAN AGREGAT BREKSI BATU APUNG TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN
Hasri Hanni Rhamariska 2012-12-18T01:22:16Z2019-01-29T02:39:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9154This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/91542012-12-18T01:22:16ZKONTROL KAPASITAS POMPA UNTUK MODEL IRIGASI MIKRO DI
KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMANProyek irigasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan dan produksi
pertanian dapat maksimal bila kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi dengan
baik. Kajian ini bertujuan ingin mengetahui berapa kapasitas pompa yang
dibutuhkan untuk Model Irigasi Mikro di kecamatan Moyudan dan ingin
mengetahui kelayakan proyek Model Irigasi Mikro di kecamatan Moyudan
ditinjau dari produksi.
Model irigasi yang digunakan adalah Model Irigasi Mikro dengan
menggunakan pompa, dengan luas petak total yang dialiri 232,47 Ha. Air diambil
dari sungai progo menggunakan pompa sentrifugal, hasil pemompaan di tampung
dalam bak reservoir selanjutnya di salurkan melalui pipa-pipa menuju saluran
irigasi. Air di saluran irigasi kemudian dibagi ke petak tersier, pola tanam yang
digunakan adalah padi-padi-palawija. Hasil panen dari Model Irigasi Mikro
dibandingkan dengan hasil panen sebelum ada proyek. Sarana yang digunakan
dalam Model Irigasi Mikro ini bukan investasi, jadi tidak termasuk modal.
Hasil kajian menunjukkan bahwa perencanaan model irigasi mikro tidak
sesuai. Berdasarkan analisis didapatkan kapasitas yang di butuhkan (Qp) sebesar
1,097 (m³/detik), sedangkan kapasitas pompa yang terpasang di lapangan (Q)
terpasang adalah 0,025 (m³/detik). solusi yang bisa dilakukan adalah dengan
sistem giliran, yaitu membagi luas seluruh petak tersier menjadi tiga periode
tanam, yaitu awal November, Desember dan Januari. Untuk total petak tersier
232,47 Ha dibutuhkan waktu 147 hari (selama satu tahun). Air diberikan
maksimal selama 21 jam/hari. Kelayakan proyek berdasarkan perhitungan
penghasilan adalah besar keuntungan/Ha setelah adanya proyek Rp 19,264,813.00
dikurangi Sebelum adanya proyek Rp 10,650,000.00/Ha. Kenaikan pendapatan
petani/Ha sebesar Rp 6,779,629.00
Kata kunci : kebutuhan air, kapasitas pompaSyafar Hasan2012-12-17T06:58:31Z2019-01-29T02:38:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9089This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/90892012-12-17T06:58:31ZSIMULASI PIPING DAN DAYA DUKUNG TANAH PADA BANGUNAN
SPILLWAY EMBUNGEmbung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water harvesting)
yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond
yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di
musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau. Untuk
mengetahui perencanaan pembangunan Embung maka dibuat simulasi
perhitungan stabilitas Embung.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini adalah dengan
metode literatur. Metode literatur dilakukan dengan cara Menggunakan buku –
buku sebagai referensi yang dapat digunakan sebagai dasar teori, agar menunjang
penelitian yang dilakukan. Data yang di peroleh yaitu data tanah dan gambar
Embung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan rumus-rumus yang
berlaku.
Hasil yang didapatkan berdasarkan analisis yang dilakukan adalah sebagai
berikut, (1) Embung tidak aman terhadap kebocoran, Besarnya rembesan yang
terjadi adalah = 98 cm3/det. (2) Bangunan pelimpah pada Embung aman terhadap
rembesan (piping), karena dari perhitungan diperoleh hasil WCR = 14,927 > 6,
dari WCR tanah jenis pasir sedang. (3) Besarnya kapasitas dukung tanah adalah,
qu = 346,86 KN/m2 sedangkan besarnya qa = 115,62 KN/m2 (menggunakan SF 3).
Kata kunci : simulasi, stabilitas, embung.Angga Aditya2012-12-11T02:19:14Z2019-01-29T02:36:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8544This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85442012-12-11T02:19:14ZPENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATANKeberadaan bangunan seperti abutment jembatan dipandang telah
mengubah pola aliran sungai yang menyebabkan terjadinya gerusan lokal di
sekitar bangunan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses
gerusan dan kedalaman gerusan yang disebabkan oleh variasi debit dan seberapa
besar pengaruh debit terhadap gerusan lokal tersebut serta bagaimana pola
gerusannya.
Tugas akhir ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di
laboratorium hidraulika Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Alat yang digunakan berupa standard tilting
flume dan model abutment. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengamati gerusan yang terjadi sampai dengan gerusan tersebut stabil.
Pengamatan dilakukan selama 8 kali dengan 8 variasi debit dan kedalaman aliran
yang tetap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gerusan berlangsung
cepat pada menit-menit awal, selanjutnya semakin lama semakin lambat sampai
keadaan seimbang atau mendekati nol. Dari hasil perhitungan dan grafik diperoleh
hasil bahwa gerusan termasuk clear water scour. Dari pengamatan gerusan juga
diperolah hasil bahwa pola gerusan yang tergambar hampir sama, yang
membedakan adalah kedalaman gerusan dan panjang gerusan di sekitar abutment
tersebut, sehingga terbukti bahwa debit yang semakin besar akan mempengaruhi
panjang dan kedalaman gerusan.
Kata kunci : Debit, Abutment, GerusanFITRIANA AFIAT RIDLOTUL2012-12-05T03:04:33Z2019-01-29T02:34:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8321This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/83212012-12-05T03:04:33ZKAJIAN TERHADAP KENYAMANAN RUANG TEORI
DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DITINJAU DARI ASPEK ANTROPOMETRIKKajian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ruang teori yang ada di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dalam menjalankan kegiatan
belajar mengajar. Kelayakan tersebut dilihat dari segi antropometrik yaitu (1)
dimensi perabot pembelajaran yang digunakan dan penataan perabot di ruang teori
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (2) luasan ruang pada ruang teori
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi.
Kemudian data yang diperoleh di lapangan dibandingkan dengan standar
perhitungan antropometrik. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dimensi
perabot dan luasan ruang sesuai standar atau belum.
Hasil kajian ini menunjukan bahwa hanya ada 29 % jenis perabot yang
dimensinya sudah memenuhi standar perhitungan antropometrik, dan dari 12
ruangan hanya 42 % yang penataan perabotnya sudah memenuhi standar.
Sedangkan untuk luasan ruang 58 % tidak sesuai standar, 33 % kurang sesuai
standar, dan hanya 8 % yang sudah memenuhi standar.
Kata Kunci : Perabot, Ruang, Antropometrik,KRISTIANTO HENDI 2012-11-29T02:02:55Z2019-01-29T02:02:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8016This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/80162012-11-29T02:02:55ZKAJIAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DI KELURAHAN SINDUREJAN KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air buangan limbah dari hasil pengolahan IPAL Komunal Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) Agar dapat diketahui kualitas air buangan yang sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003. Sanimas atau sanitasi berbasis masyarakat adalah suatu konsep penyelenggaraan sanitasi air limbah rumah tangga atau domestik yang dibuat berdasarkan berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri melalui perencanaan, pemilihan teknologi, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan oleh masyarakat dengan pendampingan dari fasilitator.
Untuk memperoleh data dan memenuhi tujuan dari penulisan proyek akhir ini, maka dilakukan observasi langsung di lokasi Sanimas RT 1 RW 2 Kelurahan Sindurjan dan pengujian laboratorium terhadap air buangan pengolahan limbah dometik Sanimas di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Serta melakukan perhitungan efektifitas pengolahan limbah domestik Sanimas dari hasil pengujian di laboratorium.
Dari hasil observasi di lapangan dan pengujian laboratorium dapat diketahui bahwa : (1) Sistem pengolahan limbah domestik model Sanimas pada RT 1 RW 2 Kelurahan Sindurejan menggunakan IPAL Komunal dan MCK plus. IPAL Komunal adalah sistem pengolahan limbah domestik yang menggabungkan sistem pembuangan air limbah pribadi menjadi satu dan terpusat beserta teknologi pengolahanya yaitu anaerobic baffled reactor (ABR) dan anaerobic filter. Sedangkan MCK plus adalah sistem MCK umum yang dilengkai dengan bio-digester yang menghasilkan biogas. (2) Dari hasil uji laboratorium dapat diketahui efisiensi pengolahan limbah domestik pada Sanimas antara lain sebagai berikut: kualitas air limbah sebelum mengalami pengolahan yaitu COD sebesar 151,01 mg/L, BOD sebesar 55,50 mg/L, TSS sebesar 72 mg/L, TDS sebesar 425 mg/L, nitrogen sebesar 190,78 mg/L, PO_4 sebesar 9,721mg/L, dan pH sebesar 6,5.Setelah mengalami pengolahan menjadi COD sebesar 27,10 mg/L, BOD sebesar 10,50 mg/L, TSS sebesar 16 mg/L, TDS sebesar 274 mg/L, nitrogen sebesar 161,7 mg/L, PO_4 sebesar 1,863. (3) Dari hasil perhitungan diketahui persentase penurunan COD sebesar 82,05 %, BOD sebesar 81,08 %, TSS sebesar 77,78 %, 〖PO〗_4 sebesar 80,83 %, TDS sebesar 32,52 %, Nitrogen sebesar 15,24 %. (4) Berdasarkan hasil uji laboratorium dan perhitungan maka pengolahan limbah domestik Sanimas telah memenuhi syarat standar baku mutu limbah domestik.
Kata Kunci : Limbah domestik, IPAL Komunal, MCK plus, bio-digester, anaerobic baffled reactor, anaerobic filter
KURNIAWAN BAYU2012-11-28T01:29:08Z2019-01-29T02:01:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7862This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/78622012-11-28T01:29:08ZOPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP
KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT
MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Marshall
menggunakan bahan pengikat aspal beton AC 60/70 dengan menggunakan
material lokal Bantak, ditinjau dari nilai Stabilitas Marshall, Kepadatan (Density),
Flow (kelelehan), VIM (Void In Mix), VMA (Void In Mineral Agregate), VFB
(Void Filled Bitumen) dan Marshall Quotient (MQ).
Penelitian ini menggunakan metode pengujian campuran beraspal panas
(Hot Mix) dengan metode Marshall. Penelitian ini terdiri dari 5 varian, masingmasing
varian menggunakan kadar aspal yang berbeda yaitu: 5%, 5,5%, 6%, 6,5%
dan 7%. Dengan masing-masing varian dibuat 3 sampel benda uji. Pelaksanaan
penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
dan Perencanaan, Fakultas teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Tahapan
pelaksanaan meliputi pemeriksaan aspal AC 60/70, pemeriksaan agregat (agregat
halus dan agregat kasar), pemeriksaan filler, pembuatan benda uji campuran beton
aspal dan pengujian Marshall.
Hasil uji kinerja karakteristik Marshall didapat pada Kadar Aspal
Optimum 6,5% dengan hasil: nilai rerata Stabilitas Marshall 1156,44 kg, nilai
rerata Density (kepadatan) 2,33 gr/cc, nilai rerata Flow (kelelehan) 3,07 mm, nilai
rerata VIM (Void In Mix) 5,20%, nilai rerata VMA (Void In Mineral Agregate)
13,92% nilai rerata VFB (Void Filled Bitumen) 60,10% dan nilai rerata Marshall
Quotient (MQ) 377,28 kg/mm.
Kata Kunci: Agregat Bantak, Aspal AC 60/70, MarshallAQIF MOHAMAD2012-11-28T01:28:16Z2019-01-29T02:01:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7852This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/78522012-11-28T01:28:16ZSIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG TUKUMAN
MENGGUNAKAN METODE LANGKAH LANGSUNGKali Dengkeng yang terletak di Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas,
Kabupaten Klaten terdapat suatu bangunan air yaitu bendung Tukuman yang
dibangun pada tahun 1960. Bendung ini berfungsi untuk kebutuhan irigasi di
desa Plosowangi tersebut. Perhitungan hitungan profil muka air bertujuan untuk
mempelajari perhitungan profil muka air dengan mengaplikasikannya dengan
proyek nyata dan mengontrol tinggi tanggul pengaman banjir pada Bendung
Tukuman
Objek yang digunakan dalam simulasi profil muka air ini diambil dari data
Bendung Tukuman Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Perhitungan profil muka air dilakukan untuk mencari kedalaman air, kedalaman
normal dan kedalaman kritik pada tiap tampang. Hasil perhitungan dibandingkan
untuk mengetahui jenis aliran pada tiap tampang dan tipe profil muka air pada
Bendung Tukuman. Data-data untuk perhitungan diambil dari gambar kerja dan
data lapangan. Analisis perhitungan profil muka air pada Bendung Tukuman ini
digunakan metode langkah langsung. Perhitungan dilakukan dari tampang satu ke
tampang yang lain. Perhitungan dimulai dari tampang kritis yaitu terletak di dekat
bendung pada titik P.25 bergerak menuju ke arah hulu pada titik P.250.
Hasil perhitungan debit banjir rencana untuk menghitung profil muka air
Bendung Tukuman adalah metode Hasper sebesar 143,852 m3/det. Dengan debit
banjir sebesar 143,852 m3/det perhitungan profil muka air Bendung Tukuman
diperoleh kedalaman aliran tiap tampang dari P.0 sampai P.250 yaitu P.0 = (+)
103,129 m, P.25 = 103,834 m, P.50 = (+) 103,832 m, P.75 = (+) 103,830 m, P.100 =
(+) 103,826 m, P.125 = (+) 103,827 m, P.150 = (+) 103,826 m, P.175 = (+) 103,826
m, P.200 = (+) 103,820 m, P.225 = (+) 103,809 m, P.250 = (+) 105,850 m. Panjang
tanggul pengaman banjir dari perhitungan diperoleh sepanjang 777,606 m.SUPRIYANINGSIH MARUBI 2012-11-27T08:02:13Z2019-01-29T02:01:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7730This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/77302012-11-27T08:02:13ZKAJIAN KEAUSAN DAN POROSITAS AGREGAT KASAR TERHADAP
KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT KASAR DARI BETON
DAUR ULANG MENGGUNAKAN KERIKIL DARI SUNGAI OPAKBeton disusun dari pasta semen, agregat kasar, agregat halus, dan dengan atau
tanpa bahan tambah. Salah satu jenis agregat kasar adalah pemanfaatan limbah
beton sebagai agregat kasar untuk dijadikan beton kembali atau biasa disebut
dengan beton daur ulang. Limbah padat yang berasal dari kerusakan beton akibat
bencana alam, dan pembongkaran struktur lama dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Untuk mengatasi jumlah limbah padat yang sangat besar penelitian
ini mengkaji kuat tekan beton yang berkaitan dengan nilai keausan dan porositas
agregat terhadap kuat tekan beton dengan menggunakan agregat kasar daur ulang
yang berasal dari sungai Opak, serta perbandingan kuat tekan beton daur ulang
dengan agregat dari sungai Krasak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keausan dan porositas agregat
kasar daur ulang terhadap penurunan kuat tekan beton yang dihasilkan sampai tiga
kali pengulangan, serta membandingkan kuat tekan beton daur ulang antara
agregat dari sungai Opak dengan agregat dari sungai Krasak. Penelitian ini
diawali dengan menguji keausan dan porositas agregat kasar daur ulang.
Kemudian membuat silinder beton dengan dimensi 15 cm x 30 cm untuk diuji
kuat tekan pada umur 21 hari sebanyak 12, 8, 5, dan 3 buah silinder untuk beton
asli, beton daur ulang 1 (R1), daur ulang 2 (R2), dan daur ulang 3(R3). Serta diuji
kuat tekan pada umur 28 hari sebanyak 13 buah silinder untuk beton asli dan daur
ulang 1, 5 buah silinder untuk beton daur ulang 2, dan 4 buah silinder untuk beton
daur ulang 3. Silinder beton yang hancur setelah diuji kuat tekan digunakan
kembali sebagai agregat kasar pada pembuatan beton selanjutnya. Proses daur
ulang beton dilakukan sampai tiga kali pengulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kuat tekan beton yang dihasilkan dari
agregat daur ulang semakin menurun dalam setiap pengulangannya. 2) Hubungan
keausan dan porositas agregat daur ulang dengan kuat tekan beton. Pada saat nilai
keausan agregat turun sebesar 15.69% (R1), 43.03% (R2), 44.4% (R3), dengan
nilai porositas agregat kasar turun sebanyak 58.28% (R1), 52.11% (R2), dan
47.28% (R3) kuat tekan betonnya menurun sebesar 1.25% (R1), 25.61% (R2), dan
82.56% (R3). 3) Kuat tekan beton daur ulang dengan agregat dari sungai Opak
tidak lebih baik dari kuat tekan beton daur ulang dengan agregat dari sungai
Krasak.SETIAWAN BAGUS TEGUH2012-11-27T02:51:35Z2019-01-29T02:00:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/7628This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/76282012-11-27T02:51:35ZPENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP GERUSAN DISEKITAR ABUTMEN JEMBATAN Keberadaan bangunan seperti abutment jembatan dipandang telah
mengubah pola aliran sungai yang menyebabkan terjadinya gerusan lokal di
sekitar bangunan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses
gerusan dan kedalaman gerusan yang disebabkan oleh variasi debit dan seberapa
besar pengaruh debit terhadap gerusan lokal tersebut serta bagaimana pola
gerusannya.
Tugas akhir ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di
laboratorium hidraulika Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Alat yang digunakan berupa standard tilting
flume dan model abutment. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengamati gerusan yang terjadi sampai dengan gerusan tersebut stabil.
Pengamatan dilakukan selama 8 kali dengan 8 variasi debit dan kedalaman aliran
yang tetap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gerusan berlangsung
cepat pada menit-menit awal, selanjutnya semakin lama semakin lambat sampai
keadaan seimbang atau mendekati nol. Dari hasil perhitungan dan grafik diperoleh
hasil bahwa gerusan termasuk clear water scour. Dari pengamatan gerusan juga
diperolah hasil bahwa pola gerusan yang tergambar hampir sama, yang
membedakan adalah kedalaman gerusan dan panjang gerusan di sekitar abutment
tersebut, sehingga terbukti bahwa debit yang semakin besar akan mempengaruhi
panjang dan kedalaman gerusan.FITRIANA AFIAT RIDOLOTUL2012-10-29T02:35:42Z2019-01-29T02:00:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/6909This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/69092012-10-29T02:35:42ZKAJIAN TERHADAP KENYAMANAN RUANG TEORI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK ANTROPOMETRIKKristianto Hendi 2012-10-10T04:36:51Z2019-01-29T01:56:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/6614This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66142012-10-10T04:36:51ZTINJAUAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PT. SUKUN TEKSTIL KUDUS. Sukun Tekstil adalah pabrik tekstil finishing bleaching yang mengelola air limbahnya dengan unit pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Pada pelaksanaannya, unit pengolahan air limbah pada PT. Sukun Tekstil menggunakan metode pengaktifan lumpur kembali yang terjadi pada kolam atau bak aerasi. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja pengolahan air limbah pada PT. Sukun Tekstil. Selain itu juga untuk mengetahui konstruksi fisik IPAL dan hasil uji air limbah terhadap standar baku mutu air limbah industri.
Kajian dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder, pengamatan langsung ke lapangan, pengambilan dan pengujian contoh. Pengambilan sampel dilakukan pada inlet dan outlet IPAL yang masing-masing diambil 5 liter untuk selanjutnya akan diuji. Pengujian contoh air limbah dilakukan agar mendapatkan hasil yang kemudian akan dibandingkan terhadap standar baku mutu air limbah. Baik dari KLH 1995 ataupun dari Perda 2004. Pengujian dilakukan dengan cara pengukuran kadar berbagai parameter yang terkandung pada air limbah baik pada bagian inlet dan outlet.
Dari hasil penelitian, PT Sukun Tekstil mengkombinasikan 2 metode pengolahan air limbah yaitu metode pengolahan secara fisik dan metode pengolahan secara biologis. Metode fisik bertujuan untuk menghilangkan zat padat yang terkandung dalam air limbah, sedangkan metode biologis untuk menurunkan kadar COD dan BODnya. Metode secara fisik meliputi: penyaringan, equalisasi, penyeragaman, pendinginan, dan filter pasir. Sedangkan metode secara biologi meliputi: kolam aerasi dan lagoon. Sumber penghasil limbah berasal dari kegiatan produksi pertenunan dan penyempurnaan. Debit rata-rata untuk bulan mei dari kegiatan pertenunan: 4,5m3/hari, penyempurnaan: 7m3/hari. Sedangkan untuk volume dari hasil pengolahan air limbah untuk bulan mei: 231,5m3 dan debit rata-ratanya: 7,47m3/hari. Dengan total volume air limbah yang ada, bangunan IPAL dapat menampung dengan waktu tinggal paling lama 10,71 jam. Untuk hasil uji air limbah hampir semua parameter memenuhi persyaratan jika dibandingkan terhadap standar baku mutu KLH 1995 ataupun Perda 2004. Hanya satu parameter yang tidak dapat diuji yaitu minyak dan lemak, dikarenakan keterbatasan alat yang digunakan oleh penguji.
Habibi Islam 2012-10-10T03:03:37Z2019-01-29T01:53:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/6601This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/66012012-10-10T03:03:37ZKARAKTERISTIK ASPAL MODIFIKASI POLIMER AC 50/70GUNAKAN AGREGAT LOKAL BANTAK PADA LALU LINTAS BERATPangestu Tino Putro 2012-09-20T15:01:13Z2019-01-29T01:52:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/6192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61922012-09-20T15:01:13ZANALISIS SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN SISTEM DEWATS PADA SENTRA INDUSTRI TAHU DESA SAJEN TRUCUK KLATENRiyadi Pramono 2012-08-14T01:05:21Z2019-01-29T01:47:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4125This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41252012-08-14T01:05:21ZSIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG MRICAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1.0Sejalan dengan perkembangan masyarakat di wilayah aliran sungai berdampak pada pola pemanfaatan sumber daya alam yang kurang memperhatikan dampak dikemudian hari. Salah satu dampak yang terjadi adalah terjadinya banjir yang terulang setiap tahunnya. Bendung Mrican yang terletak di Desa Jagalan Banguntapan Bantul berfungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi. HEC-RAS 4.1.0 adalah program aplikasi untuk memodelkan aliran sungai. Simulasi ini bertujuan untuk membandingkan hasil running program HEC-RAS 4.1.0 dalam mensimulasikan profil muka air di hulu Bendung Mrican dengan hitungan profil muka air pada hulu Bendung Mrican dengan metode standar bertahap.
Objek yang digunakan dalam simulasi profil muka air ini diambil dari data perencanaan pembangunan Bendung Mrican. Data tersebut berupa potongan memanjang sungai sepanjang 600 m, lebar efektif bendung 33,5 m, angka manning 0,025 dan 0,04, debit banjir kala ulang 100 tahun sebesar 125,907 m3/detik. Hasil dari running program HEC-RAS 4.1.0 akan dibandingkan dengan hasil hitungan profil muka air menggunakan metode standar bertahap.
Profil muka air pada hulu Bendung Mrican yang dihitung menggunakan metode standar bertahap maupun simulasi menggunakan HEC-RAS memiliki selisih tinggi muka air rata – rata adalah 0,48 m. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil perhitungan maupun dalam bentuk visual berupa grafik. Hasil perhitungan maupun simulasi diperoleh bahwa elevasi air banjir masih di bawah elevasi tanggul sehingga tanggul pengaman sepanjang 834 m aman dari limpasan air banjir.
Pratama Harry Dicknasia 2012-08-09T03:46:33Z2019-01-29T01:47:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36202012-08-09T03:46:33ZSIMULASI PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG Dalam masa pembangunan Indonesia sejak tahun 1970-an hingga kini, khususnya dalam penyediaan prasarana bangunan air untuk irigasi, telah ribuan bangunan bendung dibangun. Salah satu jenis bendung yang dibangun ialah bendung permanen dari bahan pasangan batu. Tujuan dari simulasi perhitungan stabilitas bendung adalah untuk mengetahui perencanaan pembangunan bendung.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini adalah dengan menggunakan metode observasi. Metode Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan prosedur melihat data dokumen dan kondisi riel di lapangan. Data-data yang didapat adalah (1) gambar denah, (2) gambar potongan bendung, (3) permeabiliti tes tanah di lapangan, (4) uji geser langsung tanah, (5) analisis butiran tanah, dan (6) data dimensi bendung. Data yang terkumpul dianalisis dengan rumus-rumus yang berlaku dalam perhitungan stabilitas bendung.
Hasil yang didapatkan berdasarkan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: bendung tersebut aman terhadap rembesan (piping) karena dari perhitungan di peroleh hasil WCR= 6,25 ˃ 3 dari WCR tanah jenis lempung lunak. Bendung tersebut aman terhadap gaya guling karena pada saat debit banjir di tinjau dari besarnya nilai momen pasif lebih besar dari momen aktif sehingga gaya tahan dapat menahan gaya aktif. Bendung tersebut ditinjau dari gaya geser masih aman pada saat terjadi banjir karena gaya yang bekerja secara vertikal dan horisontal diperoleh SF = 1,65 ≥ safety factor yaitu 1,5.Selanjutnya bendung tersebut juga aman terhadap daya dukung tanah karena sesuai terhadap daya dukungnya yaitu: σ1 = (∑V)/B(1 + 6e/B) < σ izin dan σ2 = (∑V)/B(1 − 6e/B) > 0.
Dalam masa pembangunan Indonesia sejak tahun 1970-an hingga kini, khususnya dalam penyediaan prasarana bangunan air untuk irigasi, telah ribuan bangunan bendung dibangun. Salah satu jenis bendung yang dibangun ialah bendung permanen dari bahan pasangan batu. Tujuan dari simulasi perhitungan stabilitas bendung adalah untuk mengetahui perencanaan pembangunan bendung.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini adalah dengan menggunakan metode observasi. Metode Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan prosedur melihat data dokumen dan kondisi riel di lapangan. Data-data yang didapat adalah (1) gambar denah, (2) gambar potongan bendung, (3) permeabiliti tes tanah di lapangan, (4) uji geser langsung tanah, (5) analisis butiran tanah, dan (6) data dimensi bendung. Data yang terkumpul dianalisis dengan rumus-rumus yang berlaku dalam perhitungan stabilitas bendung.
Hasil yang didapatkan berdasarkan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: bendung tersebut aman terhadap rembesan (piping) karena dari perhitungan di peroleh hasil WCR= 6,25 ˃ 3 dari WCR tanah jenis lempung lunak. Bendung tersebut aman terhadap gaya guling karena pada saat debit banjir di tinjau dari besarnya nilai momen pasif lebih besar dari momen aktif sehingga gaya tahan dapat menahan gaya aktif. Bendung tersebut ditinjau dari gaya geser masih aman pada saat terjadi banjir karena gaya yang bekerja secara vertikal dan horisontal diperoleh SF = 1,65 ≥ safety factor yaitu 1,5.Selanjutnya bendung tersebut juga aman terhadap daya dukung tanah karena sesuai terhadap daya dukungnya yaitu: σ1 = (∑V)/B(1 + 6e/B) < σ izin dan σ2 = (∑V)/B(1 − 6e/B) > 0.
Fauzi Achmad 2012-07-24T02:15:58Z2019-01-29T15:03:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2594This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25942012-07-24T02:15:58ZKAJIAN “SEWAGE SYSTEM” PADA HOTEL CITRA DAGEN YOGYAKARTAHotel Citra Dagen Yogyakarta yang terletak di daerah obyek wisata Malioboro dan pemukiman padat, tentunya harus menggunakan system pembuangan air limbah yang memenuhi syarat dari kebutuhan hotel. Evaluasi sewage system pada bangunan ini bertujuan untuk mengetahui sistem apa yang digunakan pada pembuangan air limbah hotel, besaran komponen dan kapasitas pada bagian perlengkapan sanitair.
Analisis sewage system ini mempunyai beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data berupa data gambar, dan interview lapangan. Analisis ini berdasarkan standar perencanaan yang terkait pada limbah sistem.
Hasil analisis sistem pembuangan diperoleh sistem pembuangan air limbah menggunakan sistem instalasi pengolahan dua pipa. Hasil analisis untuk pipa tegak limbah air kotor diperoleh hasil pipa terbesar 2” pada kebutuhan 720 liter/menit, dan pipa tegak pada lapangan 4” untuk kebutuhan 15000 liter/menit. Jadi untuk pipa tegak air kotor yang digunakan sudah aman dan memenuhi kebutuhan. Pada hasil analisis pipa tegak air limbah diperoleh hasil pipa terbesar 2½” pada kebutuhan 990 liter/menit, dan pipa tegak air limbah pada lapangan digunakan 3” untuk kebutuhan 1800 liter/menit. Jadi untuk pipa tegak air limbah yang digunakan sudah aman dan memenuhi kebutuhan. Pada, hasil analisis pipa drainase tegak, pipa terbesar diperoleh 4” untuk kebutuhan 15000 liter/menit. Sedangkan pada pipa di lapangan di gunakan pipa 4” untuk kebutuhn 15000 liter/menit. Jadi untuk kebutuhan pipa tegak drainase sudah aman dan memenuhi kebutuhan. Dari hasil analisis perhitungan, menunjukkan bahwa pipa tegak limbah air kotor, pipa tegak limbah air bekas, dan pipa drainase tegak pada Hotel Citra Dagen Yogyakarta sudah memenuhi kebutuhan dalam daya buang air limbah yang terjadi.
Atmoko Prima Widi 2012-07-24T02:09:44Z2019-01-29T15:03:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2593This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25932012-07-24T02:09:44ZEFEK PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS SELF COMPACTING MORTAR (SCM)Pada dinding pracetak penggunaan fiber reinforced sebagai lapis kulit dinding sandwich dengan metode self-compacting mortar (SCM) akan sangat tepat digunakan karena akan lebih mudah dan cepat dalam proses produksi panel dinding pracetak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan modulus elastisitas pada self-compacting mortar (SCM) dengan penambahan serat polypropylene.
Penambahan serat polypropylene dalam adukan self-compacting mortar (SCM) diberikan dalam 4 (empat) variasi, yaitu: 0 kg/m3; 0,5 kg/m3; 1 kg/m3; 1,5 kg/m3 serat polypropylene. Adukan mortar ditetapkan dengan perbandingan volume: 1 semen dan 5 pasir, f.a.s 0,9 dan sikamen NN 1,2 dari berat semen. Pengujian yang dilakukan pada kuat tekan dan modulus elastisitas dilakukan setelah mortar berumur 28 hari. Data untuk setiap variasi campuran serat diperoleh dari 3 (tiga) benda uji silinder berukuran 15 x 30 cm.
Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan silinder mortar dengan penambahan serat polypropylene 0 kg/m3; 0,5 kg/m3; 1 kg/m3;dan 1,5 kg/m3 Berturut turut adalah 12,44 MPa; 10,40 MPa; 12,23 MPa; 9,48 MPa. Dan besarnya nilai modulus elastisitas dengan campuran 0 kg/m3; 0,5 kg/m3; 1 kg/m3; 1,5 kg/m3serat polypropylene. Berturut turut sebesar 9959,53MPa; 8650,95MPa; 10080,19 MPa; dan 8074,94 MPa.
Fadliansyah2012-07-23T05:44:23Z2019-01-29T15:03:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2577This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25772012-07-23T05:44:23ZMANAJEMEN REKONSTRUKSI RUMAH PASCA GEMPA DI DESA JOGOTIRTO BERBAH SLEMAN DIYGempa bumi yang melanda Propinsi Dl Yogyakarta dan sebagian wilayah Propinsi Jawa Tengah sebesar 5,6 SR pada tanggal 27 Mei 2006, mengakibatkan korban jiwa dan harta benda yang mengganggu kehidupan masyarakat, menjadikan beban sosial, ekonomi, kesehatan dan psikologis yang memerlukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi secara berkesinambungan untuk memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi. Tujuan dari penulisan ini (1) mengetahui jumlah dan jenis rumah yang rusak. (2) mengetahui unsur – unsur yang terlibat dalam pembangunan rumah pasca gempa. (3) Mengatahui manajemen rehabilitasi yang diterapkan dan (4) mengetahui faktor – faktor penghambat pada saat rehabilitasi dan rekonstruksi.
Dalam penulisan proyek akhir ini mengambil studi kasus di Desa Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta, metode pengkajian melalui pengamatan dan studi dukungan yang terkait untuk mengetahui faktor penghambat pada rekonstruksi rumah pasca gempa di Desa Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta.
Hasil dari kajian ini yaitu : untuk rumah rusak berat berjumlah 1.860 unit rumah, dan 923 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan. Unsur yang terlibat dalam program rehabilitasi yakni masyarakat dan fasilitator, Tahapan manajemen rehabilitasi berupa (1) tahap penyiapan masyarakat (2) perencanaan masyarakat (3) penyiapan administrasi dan (4) tahap pelaksanaan. Faktor yang menghambat program rehabilitasi dan rekonstruksi adalah faktor penyediaan bahan, faktor lingkungan dan faktor sosial.
Sumitra Asmid 2012-07-23T01:47:44Z2019-01-29T01:46:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2546This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25462012-07-23T01:47:44ZEVALUASI SALURAN DRAINASE KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA KARANGMALANGPRATIWI RIFTA ANDRIA 2012-07-18T01:47:28Z2019-01-29T01:46:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2332This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23322012-07-18T01:47:28ZKARAKTERISTIK MARSHALL MODIFIKASI POLIMER AC5070 MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KRASAK dan BANTAK PADA LALU LINTAS BERATMurti Primadini Wahyu2012-07-18T01:37:06Z2019-01-29T01:46:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2331This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23312012-07-18T01:37:06ZSIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG TUKUMAN MENGGUNAKAN METODE LANGKAH LANGSUNG Supriyaningsih Marubi 2012-07-18T01:35:10Z2019-01-29T01:46:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2330This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23302012-07-18T01:35:10ZFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP TERHADAP
ILMU STATIKA DAN TEGANGAN PADA SISWA KELAS X BIDANG
KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK N 2 YOGYAKARTALiberti Sih2012-07-11T02:33:37Z2019-01-29T01:41:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1971This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19712012-07-11T02:33:37ZKAJIAN ULANG STABILITAS GESER DAN GULING PARAFET DI SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN
Banyak kemudahan yang didapat dalam pencapaian kebutuhan masyarakat akan sarana, prasarana dan kehidupan yang memadai. Memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari baik dalam bidang pertanian ataupun perkebunan. Dalam menjalankan kegiatan tersebut pasti ada suatu halangan yang membuat masyarakat sulit untuk memulai aktifitas, terutama masyarakat di bantaran sungai Grindulu. Banjir adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan masyarakat setempat, sehingga rasa khawatir selalu terbayang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari mereka. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meminimalkan bahaya banjir adalah dengan membangun tanggul penahan banjir ( parafet ) yang dibangun di bantaran sungai Grindulu. Agar bengunan ini dapat berfungsi dengan baik, maka stabilitas bangunan harus baik pula. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menganalisis stabilitas parafet terhadap bahaya guling dan geser.
Metode observasi dan metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini. Metode observasi bertujuan untuk mencari data-data yang diperlukan dengan datang langsung ketempat parefet dibangun, mengamati aliran sungai, mencocokan gambar kerja dengan keadaan di lapangan, mengamati proses pembangunan parafet dan mengamati hasil akhir bangunan. Metode dokumentasi bertujuan untuk mencari data-data yang diperlukan dalam perhitungan, seperti gambar kerja,data-data tanah dan data lainya.
Berdasarkan analisis dan perhitungan, maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut : parafet tidak aman terhadap bahaya guling dan geser, karena angka keamanan kurang dari angka aman yang disyaratkan. Tetapi terdapat dua penyangga disetiap titik yang dapat menahan penggulingan dan penggeseran yang diakibatkan banjir.
Robydiansah2012-07-10T02:01:13Z2019-01-29T01:45:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2005This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20052012-07-10T02:01:13ZOPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP
KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK
Aqif Mohamad 2012-07-09T09:21:59Z2019-01-29T01:42:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1982This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19822012-07-09T09:21:59ZEFEK PENAMBAHAN KADAR ASPAL MODIFIKASI SHELL (SINGAPORE) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan kadar aspal modifikasi Shell (Singapore) terhadap karakteristik campuran beton aspal padat dengan metode pengujian Marshall yang menggunakan material lokal bantak ditinjau dari nilai Stabilitas Marshall, Kepadatan (Density), Flow (kelelehan), VIM (Void In Mix), VMA (Void In Mineral Agregat), VFB (Void Filled Bitumen) dan Marshall Quotient (MQ).
Penelitian ini menggunakan metode pengujian campuran beraspal panas (Hot Mix) dengan teknik uji laboratorium yang meliputi pengujian terhadap agregat, pengujian aspal dan pengujian Marshall. Penelitian ini terdiri dari 5 jenis varian, masing-masing varian menggunakan kadar aspal yang berbeda yaitu: 5%; 5,5%; 6%; 6,5% dan 7%, dengan masing-masing varian dibuat 3 benda uji. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya, Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Tahapan pelaksanaan meliputi pemeriksaan aspal modifikasi Shell (Singapore), pemeriksaan agregat bantak (agregat halus dan agregat kasar), pemeriksaan filler, pembuatan benda uji campuran beton aspal dan pengujian benda uji menggunakan metode Marshall.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar aspal optimum 6,75% dengan nilai kepadatan (density) dan VMA (Void in Mineral Agregate) 2,335 gr/cc dan 13,87%, nilai VFB (Void Filled Bitumen) dan VIM (Void In Mix) 65,57% dan 41%, nilai stabilitas, flow dan Marshall Quotient (MQ) berturut-turut sebesar 1397,45 kg; 4,295 mm dan 326,015 kg/mm.
Wijayanto Dodi 2012-07-09T08:57:12Z2019-01-29T01:41:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1974This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19742012-07-09T08:57:12ZPEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK STRUKTUR KOMPOSIT BERDASARKAN SNI 03-1729-2002 DENGAN VISUAL BASIC
Struktur komposit (composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Struktur komposit digunakan pada bangunan yang mengharuskan memiliki kekuatan gabungan yang besar. Perhitungan struktur komposit agak berbeda dibandingkan perhitungan pada struktur bukan komposit. Karena struktur komposit merupakan penggabungan dua material atau lebih yang berbeda. Analisis dan atau perencanaan struktur komposit sering menuntut pengulangan hitungan. Pengulangan hitungan membutuhkan waktu yang lebih panjang jika dilakukan secara manual.
Pada tugas akhir ini program komputer dirancang dengan menggunakan Visual Basic yang mendukung bahasa pemrograman (Object Oriented Programming = OOP) untuk perhitungan struktur komposit. Program dibuat dengan source code yang sesuai dengan SNI 03-1729-2002 tentang perhitungan struktur komposit.
Hasil dari perhitungan komputer dan manual dari beberapa contoh hitungan pada tugas akhir ini masing – masing untuk analisis balok komposit adalah momen rencana sebesar 148,6998 kNm dan 148,6998 kNm; momen tahanan sebesar 1294,2625 kNm dan 1294,2625 kNm; geser rencana sebesar 66,0888 kN dan 66,0888 kN. Selisih antara hasil perhitungan program komputer dan manual adalah 0,0. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa program ini bisa digunakan.
Utomo Wahyu Budhi 2012-07-09T08:54:42Z2019-01-29T01:41:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1973This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19732012-07-09T08:54:42ZPEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK STRUKTUR BAJA TIPE TRUSS
Struktur baja bentuk truss (rangka batang) merupakan struktur yang sifat batangnya hanya menahan gaya tarik atau desak aksial saja (tidak ada momen) dan titik buhul dianggap sendi. Perhitungan struktur baja membutuhkan waktu dan ketelitian supaya proses perhitungan menjadi mudah dan cepat, maka dibutuhkan software. Program ini dinamakan Truss Application. Sistem yang digunakan adalah memasukkan data-data secukupnya, yang kemudian akan diproses dengan cepat oleh program ini.
Tujuan Proyek Akhir ini antara lain adalah membuat software. Software ini sebagai alternatif selain menghitung rangka batang secara manual. Diharapkan software yang dibuat dengan Visual Basic ini dapat membantu dalam dunia teknik sipil untuk mempermudah dan mempercepat perhitungan.
Program struktur baja ini dapat menghitung elemen struktur baja tipe truss dengan lebih cepat dibandingkan dengan perhitungan manual. Hasil keluaran (output) dari program ini dapat disimpan dalam database yang ada, sehingga dapat dibuka sewaktu-waktu. Jika membandingkan ketelitian dan keakuratan perhitungan antara program struktur baja ini denPriono Anjas Budi 2012-07-09T07:44:26Z2019-01-29T01:41:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1969This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19692012-07-09T07:44:26ZSIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG KARANG MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1.0Bendung Karang yang terletak di Kabupaten Bantul berfungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi di Desa Donotirto Kecamatan Kretek. HEC-RAS 4.1.0 adalah program aplikasi untuk memodelkan aliran sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center yang dikembangkan oleh U.S. Army Corps of Engineers dan beredar sejak januari 2010. Pembandingan hasil hitungan profil muka air menggunakan program HEC RAS 4.1.0 dibandingkan dengan hasil hitungan profil muka air cara metode standart bertahap bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja program tersebut dalam mensimulasikan profil muka air.
Objek yang digunakan dalam simulasi profil muka air ini diambil dari data dari perencanaan rehabilitasi jaringan irigasi di Karang Bantul. Data sungai tersebut panjang sungai 141 m, lebar 32 m, elevasi dasar sungai + 1.80, elevasi mercu bendung + 8.30, lebar efektif bendung 32 m, angka manning 0.025 dan 0.04, Cd 1.55, debit banjir 118 m3/detik. Dari proses penginputan dan proses perhitungan dengan program HEC-RAS 4.1.0, didapatkan data berupa hasil hitungan tampang lintang, hasil hitungan profil muka air sepanjang alur, hasil hitungan profil variabel aliran sepanjang alur, hasil perhitungan dalam bentuk perspektif saluran, dan hasil perhitungan dalam bentuk tabel. Studi kasus pada hal ini membandingkan profil muka air yang dihitung menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 dengan hasil hitungan profil muka air cara metode standart bertahap.
Profil muka air pada hulu Bendung Karang yang dihitung menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 pada stasiun P0 = (+) 10,03 m, stasiun P1 = (+) 10,05 m, stasiun P2 = (+) 10,05 m, stasiun P3 = (+) 10,06 m, stasiun P4 = (+) 10,06 m, stasiun P5 = (+) 10,06 m, stasiun P6 = (+) 10,06 m, stasiun P7 = (+) 10,07 m, sedangkan yang dihitung menggunakan standart bertahap P1 = (+) 9,93 m, stasiun P1 = (+) 10,013 m, stasiun P2 = (+) 10,018 m, stasiun P3 = (+) 10,021 m, stasiun P4 = (+) 10,026 m, stasiun P5 = (+) 10,031 m, stasiun P6 = (+) 10,039 m, stasiun P7 = (+) 10,04 m. Tanggul pengaman banjir yang dibuat pada bendung Karang aman dari limpasan air saat banjir
Kurniawan Aris 2012-07-09T07:42:05Z2019-01-29T01:41:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1967This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19672012-07-09T07:42:05ZPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
Studi Kasus : Rusunawa 2 Twin Blok Pringwulung Sleman YogyakartAWibowo Amdhani Prihatmoko 2012-07-09T07:39:12Z2019-01-29T01:41:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1966This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19662012-07-09T07:39:12ZKONTROL STABILITAS GROUNDSILL BANTAR DI KALI PROGO KABUPATEN BANTUL
Proyek akhir ini bertujuan untuk mengoptimasi kadar kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian semen pada kuat tekan beton.
Prosentase kadar kalsium karbonat pada penelitian ini sebesar 3%. Proyek akhir ini dimulai dengan pengujian modulus kehalusan butir kalsium karbonat buatan dan kadar air kalsium karbonat kemudian dilanjutkan dengan pengujian agregat kasar dan agregat halus. Langkah selanjutnya adalah pembuatan benda uji berupa silinder beton dimensi 15cm x 30cm dengan 9 buah silinder, untuk masing-masing beton tanpa kalsium karbonat buatan 9 buah silinder dan beton dengan kalsium karbonat buatan 9 buah silinder. Pengujian untuk beton tersebut dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Hammer Test dan alat uji tekan. Pengujian dilakukan pada saat beton berumur 14, 21, dan 28 hari.
Dari hasil proyek akhir menunjukan bahwa kuat tekan beton tanpa kalsium karbonat buatan sebesar 14,4166 MPa. Sedangkan beton dengan kalsium karbonat buatan 3% memiliki kuat tekan sebesar 14,537 MPa. Berdasarkan hasil korelasi rumus persamaan kuadrat dari data sebelumnya yaitu 3%, 5%, dan 10%, untuk beton dengan kadar kalsium karbonat buatan 15% terprediksi dengan bantuan grafik kuat tekan beton sebesar 9,74 MPa. Dari proyek akhir diperoleh besar kuat tekan beton terprediksi pada kadar 15% dengan data kuat tekan beton kadar kalsium karbonat buatan 3%, 5%, dan 10%. Dan optimasi kadar kalsium karbonat buatan terprediksi 7,6% dengan kuat tekan 17,908 MPa berdasar campuran beton diantara kadar 3%, 5%, dan 10%.
Sarsin2012-07-09T07:36:39Z2019-01-29T01:41:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1964This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19642012-07-09T07:36:39ZOPTIMASI KADAR KALSIUM KARBONAT BUATAN SEBAGAI REPLACEMENT SEBAGIAN PORTLAND CEMENT PADA KUAT TEKAN BETON
Proyek akhir ini bertujuan untuk mengoptimasi kadar kalsium karbonat buatan sebagai replacement sebagian semen pada kuat tekan beton.
Prosentase kadar kalsium karbonat pada penelitian ini sebesar 3%. Proyek akhir ini dimulai dengan pengujian modulus kehalusan butir kalsium karbonat buatan dan kadar air kalsium karbonat kemudian dilanjutkan dengan pengujian agregat kasar dan agregat halus. Langkah selanjutnya adalah pembuatan benda uji berupa silinder beton dimensi 15cm x 30cm dengan 9 buah silinder, untuk masing-masing beton tanpa kalsium karbonat buatan 9 buah silinder dan beton dengan kalsium karbonat buatan 9 buah silinder. Pengujian untuk beton tersebut dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Hammer Test dan alat uji tekan. Pengujian dilakukan pada saat beton berumur 14, 21, dan 28 hari.
Dari hasil proyek akhir menunjukan bahwa kuat tekan beton tanpa kalsium karbonat buatan sebesar 14,4166 MPa. Sedangkan beton dengan kalsium karbonat buatan 3% memiliki kuat tekan sebesar 14,537 MPa. Berdasarkan hasil korelasi rumus persamaan kuadrat dari data sebelumnya yaitu 3%, 5%, dan 10%, untuk beton dengan kadar kalsium karbonat buatan 15% terprediksi dengan bantuan grafik kuat tekan beton sebesar 9,74 MPa. Dari proyek akhir diperoleh besar kuat tekan beton terprediksi pada kadar 15% dengan data kuat tekan beton kadar kalsium karbonat buatan 3%, 5%, dan 10%. Dan optimasi kadar kalsium karbonat buatan terprediksi 7,6% dengan kuat tekan 17,908 MPa berdasar campuran beton diantara kadar 3%, 5%, dan 10%.
Herwanto Dedi 2012-07-09T07:33:12Z2019-01-29T01:41:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/1962This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19622012-07-09T07:33:12ZANALISIS PONDASI TIANG PANCANG(Studi Kasus Pada Rusunawa Pekerja 1 Twin Blok Pringwulung, Sleman, Yogyakarta)
Pondasi gedung Rusunawa Pringwulung, Sleman, Yogyakarta yang terletak pada tanah pasir dirancang menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dirancang untuk meneruskan beban bangunan atas ke dalam tanah keras pada kedalaman tertentu. Analisis pondasi tiang pancang pada gedung ini bertujuan untuk mengetahui nilai kapasitas dukung vertikal, penurunan elastis, dan kapasitas dukung lateral pada kedalaman 6,2 meter.
Analisis pondasi tiang pancang ini mempunyai beberapa tahapan, yaitu pengumpulan data meliputi data pengujian boring dan pengujian sondir (CPT) dan data analisis struktur dengan bantuan program ETABS v.9.0.5. Analisis kapasitas dukung vertikal berdasarkan metode Meyerhof (1974). Analisis penurunan elastis berdasarkan metode Vesic (1977). Dan analisis kapasitas dukung lateral berdasarkan metode Brinch dan Hansen (1961).
Hasil analisis diperoleh kapasitas dukung vertikal ijin tiang tunggal (Qa) tipe pondasi P1 dan P2 adalah 378,585 kN dan kapasitas dukung vertikal ijin tiang tunggal (Qa) tipe pondasi P3 dan PG adalah 311,330 kN. Sedangkan beban vertikal maksimum tiang tunggal (Qmaks.) dari hasil analisis distribusi beban adalah tipe P1 sebesar 333,60 kN; tipe P2 sebesar 337,740 kN; tipe P3 sebesar 204,796 kN dan tipe PG sebesar 241,143 kN. Hasil analisis kapasitas dukung vertikal kelompok tiang (Qg) masing-masing tipe pondasi diperoleh hasil, yaitu tipe P1 sebesar 2271,511 kN; tipe P2 sebesar 1892,926 kN; tipe P3 sebesar 1245,318 kN dan tipe PG sebesar 3113,295 kN, sedangkan beban vertikal total (Qtot.) adalah tipe P1 sebesar 1940,430 kN; tipe P2 sebesar 1587,534 kN; tipe P3 sebesar 819,185 kN dan tipe PG sebesar 2309,415 kN. Analisis penurunan elastis tiang tunggal diperoleh hasil penurunan elastis untuk tipe pondasi P1 dan P2 adalah 9,36 mm dan tipe pondasi P3 dan PG adalah 8,04 mm, sedangkan penurunan ijin menurut Coyle dan Castello (1981) adalah 12 mm. Analisis kapasitas dukung lateral diperoleh hasilkapasitas dukung lateral tiang tunggal (H) adalah tipe P1 sebesar 23,214 kN; tipe P2 sebesar 27,856 kN; tipe P3 sebesar 25,537 kN; dan tipe PG sebesar 22,132 kN, sedangkan beban lateral yang terjadi (Hu) hasil analisis struktur pada masing-masing tipe pondasi adalah tipe P1 sebesar 12,612 kN; tipe P2 sebesar 17,166 kN; tipe P3 sebesar 14,552 kN dan tipe PG sebesar 6,033 kN. Dari hasil analisis pondasi tiang pancang tersebut menunjukkan bahwa pondasi tiang pancang aman dalam menahan beban yang terjadi.
Arifin Muh. Zainal