Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T10:22:36ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2012-08-10T05:51:10Z2012-08-10T05:51:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3659This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36592012-08-10T05:51:10ZPENINGKATAN KUALITAS PROSES KARBURISING MENGGUNAKAN NaCO3 DAN BaCO3 DENGAN MEDIA ARANG POHON BAKAU PADA BAJA KARBON RENDAHTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan BaCO3 dan NaCO3 pada serbuk arang pohon bakau sebagai media karburasi untuk meningkatkan kualitas proses karburising terhadap baja karbon rendah dalam memperbaiki sifat fisis dan mekanis permukaannya. Baja lunak dengan komposisi kimia 98,43% Fe dan 0,156% C dipilih sebagai substrat dan dibuat benda uji berukuran (Ø20x10) mm3. Setelah batang pohon dibuat menjadi arang kemudian di haluskan dan diayak lolos mesh 30. NaCO3 dan BaCO3 ditambahkan masing-masing sebanyak 0, 15, 20, 25, dan 30% berat. Proses pack karburising dipilih menggunakan kotak karburising terbuat dari pipa baja diameter 2 inchi dan tebal 2 mm. Bagian bawahnya ditutup dengan plat baja setebal 2 mm dengan cara di las. Tutup terbuat dari plat baja setebal 2 mm dan ditutupkan pas masuk ke dalam pipa. Proses karburising dilakukan pada suhu 850 0C dengan lama proses 2, 3, dan 4 jam. Setelah itu, benda uji dipanaskan kembali pada suhu 850 0C dan ditahan 5 menit dan dicelup secara mendadak pada air bersuhu 28 0C. Perubahan sifat yang terjadi di eksaminasi melalui pengamatan struktur mikro, pengukuran case depth, dan pengujian kekerasan mikro Vickers pada permukaan,. Dari hasil eksaminasi menunjukkan bahwa BaCO3 lebih efektif dari pada NaCO3 jika ditambahkan pada serbuk arang pohon bakau. Pada proses karburising 2 jam, penambahan 30% BaCO3 membentuk lapisan case depth 350 µm, sedang penambahan 15 dan 20% NaCO3 terbentuk case depth setebal 300 µm. Kata kunci: arang pohon bakau, pack karburisng, natrium karbonat, barium karbonat FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) S. T., M. T. Arianto Leman S.2012-08-10T05:51:10Z2012-08-10T05:51:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39842012-08-10T05:51:10ZANALISIS KUALITAS ALAT/MESIN BUATAN MAHASISWA FT UNYPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk proyek akhir mahasiswa D3 dengan mengetahui keku¬rang¬an dan kelemahan produk Alat dan Mesin hasil proyek akhir maha-sis¬wa D3 dan penyebabnya, mengetahui kelebihan-kelebihan pro¬duk Alat dan Mesin hasil tugas akhir mahasiswa D3 dan penye¬babnya, sebagai masukan untuk peningkatan daya saing produk alat peralatan & mesin, mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan produk, dan meningkatkan keunggulan produk alat, peralatan, dan mesin. Subyek penelitian adalah produk alat dan mesin yang diselesaikan melalui proyek akhir mahasiswa pada tahun 2007 ini sebanyak 18 buah. Obyek yang diteliti adalah kualitas alat, per-alat¬an, atau mesin yang dihasilkan. Adapun variabel yang diteliti meli¬puti penampilan, ide, spesifikasi, pengoperasian, pemeliharaan dan pe¬ra¬watan, harga, keselamatan kerja, keunggulan produk, pemakai¬an bahan, kemampuan bersaing di lapangan, serta masukan-masuk¬an. Metode yang digunakan adalah angket, wawancara dan obser¬va¬si produk. Angket dan wawancara dilakukan pada dosen, maha¬siswa, dan teknisi bengkel yang mengawasi jalannya penyelesaian alat/mesin. Dari hasil analisis yang dilakukan masih terdapat kelemah¬an dari produk proyek akhir mahasiswa yang perlu ditingkatkan ya¬itu dari sisi penampilan dan ide yang masuk dalam nilai lebih dari cukup kurang dari baik, serta kemampuan bersaing yang masuk dalam nilai lebih dari cukup. Penampilan lebih didominasi oleh fak¬tor pengerjaan yang menyangkut bentuk, warna, kehalusan pe¬kerjaan, dan ergonomis. Ide yang perlu ditingkatkan mengenai kon¬struksi teknologinya agar kapasitas kerjanya dapat optimal. Seluruh mahasiswa idenya berasal dari modifikasi mesin yang sudah ada te¬ta¬pi di dalam implementasinya kapasitas produksinya belum me¬ma¬dai. Kemampuan bersaing masih perlu mendapatkan sorotan yang menyangkut kapasitas produksi yang sebagiannya masih ren¬dah dan harga jual yang masih relatif tinggi. Kelebihan produk alat dan mesin buatan mahasiswa terletak pada sisi kemudahan dioperasikan, kemudahan dipelihara dan dira¬wat, keselamatan kerja, keunggulan produk, dan pemakaian bahan yang masuk dalam nilai baik. Kemudahan dioperasikan didasarkan pada kemudahan operator untuk mengoperasikannya. Mudah pera¬wat¬an didasarkan pada penggunaan komponen-komponen standar ser¬ta mempertimbangkan sistem yang mudah dibongkar pasang. Keselamatan kerja menyangkut seluruh transmisi dan alat-alat ber¬gerak lainnya yang membahayakan operator dan lingkungannya ha¬rus dilindungi oleh sistem yang aman. Keunggulan produk seba¬gian besarnya sudah bagus pada sisi teknik dan sosial, tetapi masih butuh pemikiran untuk sisi ekonominya. Pemakaian bahan sebagian besarnya sudah menganut azas efisiensi bahan dengan membuat desain yang sederhana. Masukan-masukan yang paling banyak berkisar pada sorot¬an kontruksi tentang kesederhanaannya, kekokohannya, kesempur¬na¬annya, dan kehalusan pengerjaannya. Sedangkan yang lain me¬nyo¬roti tentang penampilan yakni tentang tata warna dan kehalusan pengerjaan, dan pemakaian bahan. Berdasarkan skor keseluruhan yang dirata-rata maka ke¬mam¬pu¬an mahasiswa dalam menghasilkan produk masuk dalam skor 2,96 atau dengan nilai lebih dari cukup kurang dari baik . Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan mereka hanya perlu sedikit lagi untuk dapat ditingkatkan menjadi baik. Perlu dilakukan penanganan yang serius di dalam meningkatkan sisi-sisi yang masih menjadi kekurangannya. Berdasarkan skor pada di atas, keunggulan produk alat, per¬alat¬an, dan mesin masih berpeluang besar untuk ditingkatkan kuali¬tas¬nya dengan mengevaluasi sisi-sisi lemah dari produk yang dibuat. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Drs., M.T. Slamet Karyono2012-08-10T05:51:10Z2012-08-10T05:51:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4010This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40102012-08-10T05:51:10ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERENCANAAN TEKNIK MESIN DENGAN PENDEKATAN BELAJAR KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGITujuan penelitian ini; pertama, mengidentifikasi dan meng¬ana¬lisis masukan tuntutan-tuntutan kompetensi dari para pakar industri tentang proses belajar mengajar Perancangan Alat Mesin, kedua merancang model pembelajaran proses beakar mengajar alat mesin dengan pendekatan kolaboratif, ketiga menerapkan dan meng¬analisis model pembelajaran di perguruan tinggi baik dari segi produk maupun prosedur. Metode yang digunakan adalah observasi ke industri dan se¬kaligus meminta masukan tuntutan-tuntutan kompetensi yang harus dimiliki seorang perancang dari para pakar industri dan para pakar pendidikan di bidang perancangan, mengidentifikasi bahan ajar, mengidentifikasi urutan pembelajaran, mengatur dan merancang stra¬tegi pembelajaran, validasi model pembelajaran Hasil yang didapat strategi dan bahan pembelajaran yang dikemas menjadi panduan mengajar guru, panduan belajar siswa, panduan evaluasi, dan lembaran kerja siswa Kesimpulan: pertama, hasil cakupan Kompetensi Peran¬cangan Alat Mesin Produksi meliputi merancang ide. Merancang peralatan mesin alternatif (modifikasi), mengembangkan desain (me¬nentukan ukuran dengan: rumus, diagram, tabel, katalog, ke¬ten¬tu¬an-ketentuan teknik, hand books, brosur, hasil penelitian, pe¬ma¬kai¬an serupa), merancang gambar kerja, merancang proses (me¬nentukan alat mesin, dan merancang langkah kerja), dan merancang biaya, kedua strategi pembelajaran Perancangan Alat Mesin Pro¬duk¬si memuat informasi tentang prosedur atau urutan pem¬be¬lajaran yang dikembangkan berangkat dari pembelajaran kolabo¬ratif, ke¬tiga bahan pembelajaran Perancangan Alat Mesin Produksi memuat informasi tentang keseluruhan materi pembelajaran yang dikem¬bangkan berangkat dari prosedur pembelajaran berbasis kolaboratif Kata kunci: pendekatan belar kolaboratif FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Drs., M.P. Subiyono2012-08-10T05:51:10Z2012-08-10T05:51:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4022This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40222012-08-10T05:51:10ZPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK KONTEKSTUAL BERBANTUAN KOMPUTER (MODUL ELEKTRONIK) DALAM MATADIKLAT PEMESINANPenelitian ini bermaksud menemukan model/pola pembelajaran konstruktivistik kontekstual berbantuan media komputer yang teruji secara teoritik dan empirik pada matadiklat pemesinan dalam kompetensi Melakukan pekerjaan dengan Mesin Frais. Pada tahun pertama penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat dan memvalidasikan media pembelajaran berbantuan media komputer dan perangkatnya sesuai tuntutan penerapan Kurikulum SMK tahun 2004. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan meliputi: 1) Identifikasi Kompetensi, 2) Kajian Literatur, 3) Kajian kebijakan pendidikan di SMK (Kurikulum 1999 dan 2004), 4) Seminar dan workshop, 5) Mengembangkan perangkat lunak model pembelajaran berbantuan komputer, 6) Validasi model dengan para Ahli Teknologi Pendidikan dan Pendidikan Teknik Mesin, 7) Uji coba kepada siswa SMK kelompok teknologi industri bidang keahlian teknik mesin, 8) Pengemasan model dalam CD dan 9) Pembuatan Laporan. Sumber data dalam penelitian ini meliputi perumus kebijakan, kepala sekolah, guru, siswa dan praktisi pendidikan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan lembar evaluasi kelayakan media pembelajaran berbantuan komputer. Data kualitatif diambil dengan teknik pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian tahun pertama adalah diperolehnya media pembelajaran interaktif berbantuan komputer yang teruji. Hasil evaluasi ahli tentang kualitas media interaktif dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,478 (dalam kategori baik), dari kualitas tampilan menunjukkan skor 3,268 (baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan skornya adalah: konsistensi sebesar 3,158 (baik), format sebesar 3,435 (baik), pengorganisasian sebesar 3,291 (baik), bentuk dan ukuran huruf sebesar 3,062 (baik). ). Hasil uji ujicoba kepada siswa menunjukkan bahwa kualitas media interaktif dilihat dari sisi materi menunjukkan skor 3,266 (baik), dari kualitas tampilan menunjukkan skor 3,275 (baik), sedangkan dari sisi pengorganisasian materi penunjukan skornya adalah: konsistensi sebesar 3,066 (baik), format sebesar 3,075 (baik), pengorganisasian sebesar 3,198 (baik), bentuk dan ukuran huruf sebesar 3,308 (baik). Dengan demikian media interaktif berbantuan komputer dalam matadiklat praktek pemesinan dalam kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais layak untuk diterapkan. Oleh karena itu langkah selanjutnya yang perlu ditempuh adalah mendesain pembelajaran konstruktivistik dengan menggunakan media pembelajaran berbantuan komputer yang telah teruji pada kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Dr., M.Pd. Sudji Munadi2012-08-09T03:42:04Z2012-08-09T03:42:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3529This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/35292012-08-09T03:42:04ZStrategi Pembelajaran pada Kegiatan Magang di Industri Kerajinan Logam di Kotagede Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) strategi pembelajaran pada kegiatan magang yang dilakukan para perajin di industri kerajinan perak, dan (2) faktor-faktor yang berperan dalam keberhasilan magang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik, di mana data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara yang melibatkan para perajin, karyawan dan masyarakat di lokasi penelitian. Keabsahan data diperoleh melalui pengamatan mendalam dan terus menerus, pengecekan dengan masyarakat perajin, kecukupan referensi, dan uraian terperinci. Analisis data menggunakan abstraksi, kategorisasi, dan penulisan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa magang dilakukan secara terbuka yang bertujuan memberikan keterampilan kerja kepada peserta sebagai calon karyawan. Strategi pembelajaran magang dijalankan dengan memperhatikan tujuan magang, kemampuan peserta, menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran, dan didukung sarana peralatan kerja. Pemberian pekerjaan kepada peserta dimulai dari pekerjaan yang ringan, mudah, dan tidak berisiko tinggi menyebabkan kerusakan. Secara bertahap peserta diberikan keterampilan dengan pekerjaan yang makin berat, sulit, dan risiko kerusakan tinggi. Hasil magang berupa keterampilan bagi peserta dan produk kerajinan karya peserta sebagai barang produksi perajin. Peserta magang di industri yang berorientasi pasar ekspor mempunyai keterampilan lebih tinggi, lebih teliti, dan lebih sabar dibandingkan mereka yang magang di industri yang berorientasi pasar lokal. Kendala dalam pembelajaran magang berasal dari latar belakang peserta yang beragam, sehingga penerapan strategi pembelajaran harus menggunakan pendekatan individual, sehingga memerlukan waktu bagi instruktur dalam pembimbingan. Kendala yang lain adalah faktor budaya berupa ketelitian, ketelatenan dan semangat belajar. Sedangkan kendala yang terakhir adalah terbatasnya sarana dan alat produksi yang berfungsi sekaligus sebagai sarana belajar, sehingga perajin harus kreatif membuat alat bantu dan sarana produksi sendiri. KATA KUNCI : Magang, strategi pembelajaran, kerajinan logam. Putut Hargiyarto Putut Hargiyartoputut_hargi@yahoo.com2012-08-08T18:00:38Z2012-08-08T18:00:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3319This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/33192012-08-08T18:00:38ZORIENTASI PILIHAN KARIR OLEH MAHASISWA D-3 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FT UNY Sudji Munadi 2012-08-08T18:00:38Z2012-08-08T18:00:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3308This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/33082012-08-08T18:00:38ZPEMBUATAN MATERIAL BIOKOMPOSIT DARI SERAT RAMI, SERAT PANDAN ALAS DAN MATRIKS ALAM SEKRESI KUTU POHON ALBASIAPenelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan pemanfaatan sekresi kutu pohon albasia sebagai matriks alam untuk membuat biokomposit 100% renewable. Serat rami dipilih sebagai penguat karena mempunyai kekuatan tarik relatif tinggi yaitu 849 MPa dan ketersediaan yang melimpah. Sekresi kutu diambil dari hutan pegunungan di derah Ciamis Jawa Barat, kemudian dipisahkan dari ranting pohon menjadi bentuk bongkahan-bongkahan kecil. Sekresi kutu dicampur spiritus dengan perbandingan 1:1 sehingga berubah menjadi larutan cair, kemudian dipanaskan pada temperatur diatas 180 oC selama 5-10 menit untuk menurunkan viskositas dan berubah bentuk menjadi jel. Jel sekresi ini kemudian di hand layout kan pada permukaan serat rami di dalam cetakan hingga terbasahi kemudian cetakan dipanaskan pada tempertaur 180 oC selama 10 menit, dipress dengan tekanan 1,5 MPa dan didinginkan udara. Setelah 4 jam, cetakan dibuka dan biokomposit diambil dari cetakan. Karakterisasi biokomposit dilakukan dengan FTIR, SEM-EDAX, XRD, kandungan lignin, temperatur leleh, pengujian tarik, berat jenis dan wetability. Hasil karakterisasi menunjukkan kompatibilitas yang baik antara matriks sekresi kutu dengan serat rami walaupun tanpa perlakuan. Hasil kekuatan tarik biokomposit adalah 74 MPa untuk 60% woven roving dengan berat jenis 1,17 gr/cm3, 67 MPa untuk 50% woven roving dengan berat jenis 1,19 gr/cm3, 38 MPa untuk 30% serat acak dengan berat jenis 1,23 gr/cm3 dan 109 MPa untuk 50% uniform direction dengan berat jenis 1,21 gr/cm3. Hasil perbandingan dengan jenis biokomposit lain yang sudah dipublikasikan menunjukkan bahwa kekuatan tarik biokomposit ini relatif lebih tinggi, sehingga layak dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Keyword: matriks alam, sekresi kutu pohon albasia, serat rami, biokomposit, kompatibilatas matriks dengan serat. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) S.T., M.T Mujiyono2012-08-08T18:00:38Z2012-08-08T18:00:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3443This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/34432012-08-08T18:00:38ZUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN MAHASISWA D3 TEKNIK MESIN UNY DENGAN MODEL INTEGRATIF LEARNINGTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan model integratif learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran praktik Proses Pemesinan dan untuk mengetahui seberapa jauh model pembelajaran Integratif Learning dapat meningkatkan aktifitas serta prestasi belajar mahasiswa D3 Teknik Mesin UNY. Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa rancangan penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian yang bersifat kolaboratif berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di jurusan Mesin. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penerapan metode ini dilakukan terhadap mahasiswa D3 Teknik Mesin yang mengikuti matakuliah Praktik Proses Pemesinan kelas C2 semester III. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa de¬ngan model pembelajaran integratif learning dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa sebesar 26,7%, dapat meningkatkan keman¬dirian mahasiswa dalam memecahkan masalah 28,8%, serta dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa 15,4%. Kata kunci: integratif learning FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) - Paryanto, M.Pd.2012-08-07T23:58:32Z2012-08-07T23:58:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3122This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31222012-08-07T23:58:32ZDETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN INOVASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN (STUDI PENERAPAN KURIKULUM SMK/KTSP)Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran determinan apa saja yang berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan inovasi pendidikan terutama dalam penerapan kurikulum SMK yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk: (a) mendapatkan gambaran tentang kecenderungan jenis kelamin, pengalaman kerja, golongan kepangkatan, tingkat pendidikan, usia, etos kerja, iklim bekerja, kepuasan, motivasi dan tingkat adopsi inovasi pendidikan guru SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penerapan KTSP, (b) mengetahui besarnya sumbangan pengalaman kerja, usia, etos kerja, iklim bekerja, kepuasan, motivasi terhadap tingkat adopsi inovasi pendidikan Penelitian ini merupakan penelitian survey eksploratif yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang determinasi keberhasilan penerapan inovasi kebijakan pendidikan. Penelitian dilakukan terhadap guru-guru SMK Jurusan Mesin Kelompok Teknologi Industri di DIY yang meliputi 86 orang guru dari 5 SMK Negeri dengan teknik “Proportionate Random Sampling”. Data dikumpulkan melalui angket tertutup dan terbuka serta wawancara terbatas. Data dianalisis dengan menggguynakan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Iklim bekerja, kepuasan, motivasi, dan adopsi inovasi kebijakan pendidikan guru SMK jurusan Teknik Mesin SMK Kelompok Teknologi Industri di DIY termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan untuk etos kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, (b) Pengalaman, umur, etos kerja, iklim bekerja, kepuasan, motivasi secara bersama-sama memberikan sumbangan signifikan terhadap tingkat adopsi inovasi pendidikan. Keenam variabel bebas tersebut memberikan sumbangan (determinasi) sebesar 30,4%. Kata kunci: adosi inovasi, kebijakan, KTSP FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Dr., M.Pd Wagiran2012-08-07T23:58:32Z2012-08-07T23:58:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3108This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31082012-08-07T23:58:32ZPeran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya Penempatan Lulusan SMK dalam Rangka Terwujudnya Link and Match antara Sekolah dengan Dunia IndusPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) peran, (2) strategi, (3) pencapaian tujuan, dan (4) kendala yang dihadapi bursa kerja khusus yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka penempatan lulusan. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara yang melibatkan para pengelola program bursa kerja khusus. Keabsahan data diperoleh melalui wawancara mendalam dan triangulasi data sumber dan metode. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, meliputi mean, mode dan median. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bursa Kerja Khusus di sekolah menengah kejuruan cukup berperan dalam usaha penempatan lulusan untuk bekerja, hal ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan bimbingan karir, magang di industri, rekrutmen tenaga kerja, seleksi dan penempatan lulusan di industri, (2) penempatan lulusan menggunakan strategi rekrutmen tertutup, yaitu melalui komunikasi langsung dengan perusahaan, baik dalam hal informasi lowongan, persyaratan, seleksi dan penempatan. Hal ini berhasil membangun kepercayaan kedua belah pihak yaitu antara sekolah dengan perusahaan, dimana sekolah memberikan jaminan lulusan yang kompeten dan berkualitas, perusahaan memberikan jaminan pekerjaan yang memadai bagi lulusan SMK (3) Bursa Kerja Khusus di SMK dapat mencapai tujuan dengan baik, yaitu dapat menempatkan lulusan untuk bekerja dengan prosentase lebih dari 60, artinya serapan lulusan SMK di dunia kerja sangat baik, karena yang belum bekerja pada tahun pertama kurang dari 30%.(4) Kendala yang dihadapi Bursa Kerja Khusus berupa hambatan manajerial seperti pendanaan, personel, komunikasi dan promosi. Kendala yang lain berupa hambatan budaya dari lulusan berupa tidak mau mencatatkan diri sebagai pencari kerja, tidak melaporkan diri setelah mendapatkan pekerjaan, lulusan segan untuk bekerja di luar daerah, lulusan masih pilih-pilih pekerjaan, lulusan belum mengenal secara mendalam perusahaan yang akan dilamar. KATA KUNCI : Bursa Kerja Khusus, penempatan lulusan, peran dan strategi pencapaian tujuan. Thomas Sukardi ThomasPutut Hargiyarto Putut Hargiyartoputut_hargi@yahoo.com2012-08-07T23:58:31Z2012-08-07T23:58:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3145This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31452012-08-07T23:58:31ZMODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM USAHA HIDUP MANDIRI MELALUI SIBERMAS DI LERENG GUNUNG MERAPI SLEMANKondisi daerah di Purwobinangun dan Girikerto di lereng Gunung Merapi, memiliki karakteristik berbeda dengan desa-desa lainnya. Di kedua desa ini cukup banyak dijumpai remaja putus sekolah. Oleh karena itulah maka di kedua desa itu memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan model Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bagi remaja putus sekolah. Berdasarkan survai awal, data statistik menunjukkan 72,4% lulusan SLTA, 44,4% lulusan SLTP dan 3,6% lulusan SD tidak melanjutkan sekolah. Mereka perlu mendapat perhatian agar tidak menjadi beban masyarakat. Oleh karena itu perlu direncanakan model pendidikan yang dapat mengubah manusia beban menjadi manusia produktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan membangun sikap positif remaja putus sekolah, dan secara khusus menghasilkan model PKH bagi remaja putus sekolah agar mampu hidup mandiri. Untuk memecahkan permasalahan tersebut penelitian ini menawarkan suatu alternatif model PKH bagi remaja putus sekolah melalui sinergi pemberdayaan potensi masyarakat pedesaan (SIBERMAS), dengan empat komponen kecakapan yang dikembangkan, yaitu: (1) kecakapan diri, (2) kecakapan berpikir rasional, (3) kecakapan sosial, dan (4) kecakapan kerja. Teknik pengumpulan data penelitian pada tahun pertama adalah survai, observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Pada tahun kedua melalui pendekatan penelitian tindakan (action research), uji coba model, interview, observasi, demonstrasi/pelatihan, pemberian tugas kepada subyek penelitian dan evaluasi. Hasil penelitian tahun pertama diperoleh data dasar permasalahan remaja putus sekolah, dikembangkan model PKH, disusun kurikulum atau modul materi PKH yang meliputi: (1) Kiat Sukses Berwirausaha, (2) Bimbingan Karier, (3) MC Bahasa Jawa, (4) Cetak Sablon, (5) Keterampilan Membuat Kue Berbahan Baku Salak, (6) Dasar-dasar shield metal arc-welding (Keterampilan Las), (7) Keterampilan Menjahit, (8) Keterampilan Teknisi Handphone, dan (9) Keterampilan Service Elektronika. Modul tersebut dilengkapi pula Buku Panduan Pelaksanaan PKH bagi Remaja Putus Sekolah di Wilayah Pedesaan. Selain itu juga dibentuk tim kader dan pelaksana kegiatan. Hasil penelitian tahun kedua dapat dilatih sejumlah 7 orang kader pelaksana program PKH di dua desa. Melalui kader yang telah dilatih dapat dididik sejumlah 71 remaja putus sekolah. Setelah uji coba model dapat diketahui bahwa model yang diujicobakan cukup efektif untuk dilaksanakan. Kendala yang dihadapi adalah masalah keberlanjutan program terkait dengan pendanaan yang harus disediakan. Namun dapat disimpulkan, bahwa model PKH dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu alternatif penanganan usaha-usaha kesejahteraan sosial di Indonesia. Model ini dalam beberapa hal mampu mendorong masyarakat lebih mandiri dalam mengatasi persoalan-persoalan sosial di pedesaan, sementara di pihak lain remaja putus sekolah sendiri yang semula kurang diperhatikan, dapat dibina menjadi lebih produktif dan mandiri, sehingga sangat berarti bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Drs., M.Pd. Widarto2012-08-07T01:45:16Z2012-08-07T01:45:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2844This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28442012-08-07T01:45:16ZUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPETENSI MELAKUKAN PERHITUNGAN LANJUT DENGAN MODEL GENERATIF LEARNING SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTAHasil pengamatan proses belajar mengajar dan ujian siswa semester sebelumnya dapat disimpulkan permasalahan utama dalam pembelajaran Melakukan Perhitungan Lanjut (MPL) adalah: (1) dalam PBM sebagian besar siswa bersifat pasif, (2) siswa kurang termotivasi, kurang berani mengemukakan pendapatnya, (3) siswa jarang mencari dan merujuk buku-buku yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (4) kemandirian siswa dalam usaha menguasai materi masih rendah, (5) hasil ujian menunjukkan nilai yang rendah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran MPL melalui penerapan modul dengan model pembelajaran berorientasi kontruktivistik (2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran MPL yang disertai oleh peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran generatif learning. Langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini adalah (1) tahap persiapan, yaitu berupa: (a) dialog awal untuk meng¬identifikasi masalah, (b) merumuskan permasalahan dan penyatuan ide untuk perbaikan pembelajaran MPL, dan (c) membuat modul sekaligus mengidentifikasi konsep-konsep yang sering keliru. (2) tahap perencanaan yang meliputi: (a) menetapkan alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran MPL, (b) penentuan metode pembelajaran, (c) penyusunan rancangan tindakan. (3) pelaksanaan tindakan. Peneliti sebagai kolaborator menerapkan desain pem¬be¬la¬jaran melalui pendekatan model pembelajaran generatif learning. (4) observasi dan monitoring. Tahap ini dilakukan dalam upaya perbaikan proses pembelajaran dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Peneliti sebagai kolaborator melaksanakan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan siswa. (5) refleksi berguna sebagai upaya memantapkan kegiatan atau tindakan untuk menga¬tasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul di lapangan. (6) evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini evaluasi meliputi evaluasi jangka pendek dan evaluasi prestasi belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari (a) meningkatnya tingkat aktivitas siswa dalam PBM, (b) meningkatnya tingkat kemandirian siswa dalam proses pembelajaran, (c) meningkatnya prestasi belajar siswa, (d) tereduksinya miskonsepsi pada pembelajaran MPL. (7) kesimpulan hasil. Dari pembahasan di atas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran kompetensi melakukan perhitungan lanjut (MPL) model generatif learning mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. (2) Pembelajaran MPL dengan model generatif learning mampu meningkatkan aktivitas, kemandirian siswa, serta prestasi belajar siswa. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) Drs. Edy Purnomo2012-08-07T01:45:16Z2012-08-07T01:45:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3018This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30182012-08-07T01:45:16ZANALISA METODE LAPISAN BRAZING PADA PENCEGAHAN KOROSI DAERAH HAZ Daerah las yang paling rentan terhadap korosi adalah pada bagian HAZ (Heat Affected Zone). Hal ini dikarenakan daerah tersebut terjadi tegangan sisa akibat pemanasan las serta perubahan struktur mikro akibat pemanasan. Penelitian menemukan bahwa serangan korosi pada daerah HAZ ini hampir 3 kali lebih cepat laju korosinya dari pada logam induk yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas lapisan dengan kuningan jenis Leaded Brass dan Cast Brass terhadap ketahanan korosi dan ketahanan retak. Penelitian ini menggunakan mild steel jenis ST 37 dengan ketebalan 4,5 mm disambung dengan las busur elektroda ter¬bung¬kus dengan jenis sambungan V. Logam hasil pengelasan dilapis kuningan pada jalur daerah logam las. Teknik pelapisan dilakukan dengan las gas ”oksi asetilen”. Jenis bahan kuningan yang digunakan sebagai pelapis adalah tipe K yaitu Leaded Brass (64% Cu- 35%Zn) dan tipe B yaitu Cast Brass (60% Cu- 38%Zn). Hasil pelapisan kuningan dilakukan 5 jenis pengujian yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian korosi, pengujian lengkung, pengujian kekerasan dan pengujian struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan kuningan jenis K (Cast brass) memiliki keuletan lebih tinggi dibandingkan jenis B dari foto SEM. Dari uji korosi, sambungan las tanpa lapisan kuningan maupun dengan lapisan kuningan (baik tipe B maupun tipe K) memiliki laju korosi yang hampir sama yaitu sekitar 25 MPY. Uji bending menunjukkan lapisan brazing dinyatakan lolos uji pengujian bending dengan standar AWS. Kekerasan HAZ pada benda uji yang dilapis kuningan tipe B memiliki kekerasan terendah. Ditemukan pula bahwa pemakaian lapisan kuningan dengan metode las asitilen dapat memperlunak daerah logam las dan HAZ sehingga mengurangi kekuatan sambungan. Kata kunci: HAZ, kuningan, las asitilen, korosi. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN) M.T Heri Wibowo