Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T04:57:18ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-12-07T01:39:41Z2019-01-30T11:37:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43047This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/430472016-12-07T01:39:41ZPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL WEBBED DENGAN PENDEKATAN INQUIRY PADA TEMA HUJAN ASAM BAGI LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SCIENCE PROCESS SKILL SISWA SMP NEGERI 5 SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran IPA Terpadu model webbed dengan pendekatan inquiry yang dikembangkan dan untuk mengetahui besarnya tingkat science process skill siswa menggunakan perangkat pembelajaran IPA Terpadu model webbed dengan pendekatan inquiry dalam tema hujan asam bagi lingkungan yang dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) model 4-D (Four-D Models) Thiagarajan. Instrumen penelitian meliputi instrumen penilaian perangkat pembelajaran, lembar observasi science process skill dan lembar angket. Data hasil validasi dianalisis secara deskriptif dan data hasil ketercapaian science process skill siswa dianalisis secara statistik deskriptif. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini meliputi Tahap Define merupakan tahap awal dalam pengembangan perangkat pembelajaran bertujuan untuk menganalisis syarat-syarat pembelajaran dengan menentukan materi pembelajaran yang didasarkan pada kurikulum dan kompetensi dasar. Tahap design dilakukan untuk menentukan format perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Tahap Develop bertujuan untuk melakukan validasi terhadap ahli materi, guru ipa, teman sejawat kemudian dilakukan uji coba lapangan pada siswa kelas VII SMP N 5 Sleman. Tahap Disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu.
Hasil penelitian menyatakan bahwa melalui perangkat pembelajaran IPA Terpadu model webbed dalam tema hujan asam bagi lingkungan yang dilaksanakan di SMP N 5 Sleman dapat mengembangkan aspek keterampilan proses sains yaitu keterampilan menyusun hipotesis (meningkat 19,4%), keterampilan mengamati (meningkat 21,4%), keterampilan melakukan eksperimen (meningkat 37,4%), keterampilan mengkomunikasikan (meningkat 21,2%), dan keterampilan menyimpulkan (meningkat 16,8%).
Kata kunci: perangkat pembelajaran IPA terpadu, model webbed, pendekatan inquiry, science process skill
ABSTRACT
The research aimed to determine the feasibility of device models webbed Integrated learning science inquiry approach developed by to determine the level of skills of the students towards science learning tools integrated with webbed models of inquiry approach the theme acid rain on the environment is developed.
The research is the development or Research and Development (R & D) model 4-D (Four-D Models) Thiagarajan. The research instrument includes an assessment instrument learning tools, observation sheets and sheets science process skills questionnaire. Data validation results were analyzed descriptively and data result of achievement of science process skills of students were statistically analyzed descriptively. Implementation measures of the study include the Define phase is the initial stage in the development of the learning device aims to analyze the conditions of learning by defining learning materials based on the curriculum and basic competence. Stage design is done to determine the format of learning tools that will be developed. Develop phase aims to validate the material expert, teacher ipa, colleagues then performed limited testing and field trials in class VII SMP N 5 Sleman.
The study states that through the learning device models webbed Integrated Sciences on the theme of acid rain on the environment held in SMP N 5 Sleman can develop aspects of science process skills are skills construct hypotheses (increased 19,4%), skills observed (increased by 21,4% ), skills of conducting experiments (up 37,4%), communicating skills (up 21,2%), and concluded skills (16,8%).
Key words: integrated science learning device, webbed model, inquiry approach, science process skillsAgri Hardeka Sarihardekasari79@gmail.com2016-11-25T07:45:07Z2019-01-30T11:56:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43945This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/439452016-11-25T07:45:07ZPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA TEMA HUJAN ASAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD IPA dengan model Cooperative Learning tipe Group Investigation pada tema “Hujan Asam dan Dampaknya terhadap Lingkungan” yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi model 4D dari Thiagarajan, et.al. Model 4D meliputi tahap Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Penelitian ini melibatkan 2 dosen validator, 1 validator dari guru IPA dan 24 peserta didik kelas VIIC SMPN 1 Bantul sebagai subyek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket validasi LKPD, soal pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning tipe Group Investigation. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif hasil validasi, dan gain score.
Hasil penelitian ini adalah produk LKPD IPA dengan model Cooperative Learning tipe Group Investigation pada tema “Hujan Asam dan Dampaknya terhadap Lingkungan” yang layak untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan penilaian ahli secara keseluruhan meliputi komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen bahasa dan gambar, serta komponen kegrafisan masing-masing komponen memperoleh nilai A dengan kategori sangat baik. Karakteristik LKPD hasil pengembangan antara lain: (1) LKPD ini merupakan LKPD IPA terpadu, (2) LKPD menekankan pada model Cooperative Learning tipe Group Investigation, dan (3) LKPD menekankan pada kemampuan pemecahan masalah. LKPD IPA hasil pengembangan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dibuktikan dari perolehan gain score dengan kategori peningkatan sedang.
Kata kunci: LKPD IPA, model Cooperative Learning tipe GI, peningkatan kemampuan pemecahan masalah
ABSTRACT
The objectives of this research are to develop the Science student worksheet with Group Investigation type of Cooperative Learning model in theme “Acid Rain and Its Effect on The Environment” in science learning which is valid to improve problem-solving skill of students.
The development method used in this study is adapted from Thiagarajan, et.al is 4D model with these following steps; Define, Design, Develop and Disseminate. This research includes validates, they are 2 expert lectures, 1 science teacher and 24 students VII C class of SMPN 1 Bantul as the respondents. The instrument that used in this research are Science student worksheet validation questionnaire, pretest and posttest about mastering problem-solving skill and also observation sheets about the realization of Group Investigation type of Cooperative Learning model. The technique used to analyze the data is descriptive analysis with percent and gain score.
The result of this research shows that Science student worksheet using Cooperative Learning type of Group Investigation model in theme “Acid Rain and Its Effect on The Environment” which valid to improve problem solving skills. Based on expert assessment including the content advisability component, presentation component, image and language component, as well as graphic component, each component got A with very good category. The character of this Science student worksheet are: (1) this is integrated Science student worksheet, (2) the Science student worksheet develop used Group Investigation type of Cooperative Learning model, and (3) the point of this Science student worksheet is to improve problem-solving skill. This Science student worksheet can improve the problem solving skills proved by the achievement of gain score which improvement category is average.
Keywords: Group Investigation type of Cooperative Learning model, problem-solving skill, Science student worksheetIndri Arifianaindriarf@gmail.com2016-11-15T01:44:44Z2019-01-30T11:34:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42849This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/428492016-11-15T01:44:44ZSTUDI KASUS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPA SMP DITINJAU DARI ASPEK PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi pedagogik yang dimiliki guru IPA SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content Knowledge), (2) proses pembelajaran IPA SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content Knowledge).
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, sekolah yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan melalui purposive sampling, subjek penelitin ini adalah satu guru IPA SMP N 8 Yogyakarta, dan SMP N 1 Wonosari. Tahap analisis data menggunakan Model Miles and Huberman. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap reduksi data (data reduction), display data (data display), dan verifikasi (conclution). Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi proses pembelajaran yang berupa aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kelas yang terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar analisis rencana pelaksaan pembelajaran (RPP), dan lembar wawancara guru IPA.
Hasil penelitian studi kasus kompetensi pedagogik yang dimiliki guru IPA di SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek PCK (Pedagodical Content Knowledge): (1) curricular knowledge: dalam merencanakan pembelajaran, guru IPA membuat sendiri RPP kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan sekolah dan peserta didik, knowledge of understanding of science: kemampuan guru IPA belum memfasilitasi dalam memahami kesulitan siswa yang mengacu pada pengetahuan mereka terhadap konsep ilmu yang ditemui siswa, knowledge of instructional strategic: kemampuan guru sudah menuntun siswa untuk mencari tahu (discovery learning) dan mengembangkan kreativitas, knowledge of assessment: guru IPA mampu mengukur aspek perilaku, kognitif/pengetahuan dan aspek dan psikomotorik/keterampilan berdasarkan content materi IPA, namun dalam aspek menilai perilaku siswa masih terkendala, (2) pembelajaran IPA berbasis pendekatan science process skills serta penyampaian tujuan pembelajaran sesuai berdasarkan content materi IPA, guru IPA memfasilitasi siswa untuk menalar dan memecahkan masalah, guru tidak memfasilitasi kemampuan siswa dalam menghasilkan ide gagasan
Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Kurikulum 2013, PCK
ABSTRACT
The aims of this research are to identify: (1) Science teacher pedagogical competence SMP N 1 Wonosari and SMP N 8 Yogyakarta in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from aspect PCK (Pedagogical Content Knowledge), (2) science learning process in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from aspect PCK (Pedagogical Content Knowledge).
This research is a case study, the school used in this research was determined by purposive sampling, and the subject of this experiment is science teacher SMP N 1 Wonosari and SMP N 8 Yogyakarta. Data analysis stage using the model of Miles and Huberman. The stages of this research include data reduction, data display, Conclution. The research instrument used in the form of learning process observation sheet form of the activities of teachers and students in classroom activities consisting of preliminary activities, core activities, and closing activities the implementation of learning, learning sheet analysis lesson plan , and science teacher interviews.
The result of a case study pedagogical competence a science teacher SMP N 1 Wonosari and SMP N 8 Yogyakarta in the implementation of curriculum 2013 is reviewed from aspect PCK (Pedagogical Content Knowledge): (1) curricular knowledge: in lesson plan, science teacher create their own lesson plans curriculum 2013 and adjusted to the school and students, knowledge understanding of science: science teacher did not facilitate ability to understand the difficulties students on their knowledge science concepts, knowledge of instructional strategic: the ability of teacher has led students to discovery learning and develop creativity, knowledge of assessment: science teacher can measure aspect behavior, knowledge/skills, and aspects of cognitive/psychomotor based content science, but the aspect of assessing students behavior is still constrained. (2) learning science based approach to science process skills and delivery of appropriate learning objectives based on the content of material science, science teacher facilitates students to reason and solve problems, but does not facilitate student’s ability to generate ideas.
Key Words: Curriculum 2013, PCK, Pedagogical CompetenceRindy Prasetyorindyprasetyo44@gmail.com2016-11-04T01:39:58Z2019-01-30T11:40:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43168This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/431682016-11-04T01:39:58ZPENGEMBANGAN LKPD IPA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VIIPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk LKPD IPA tema “Pencemaran Lingkungan” berbasis Problem Based Learning yang layak ditinjau berbagai aspek dan untuk mengetahui besar peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas VII setelah menggunakan LKPD IPA berbasis Problem Based Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development dengan mengadaptasi langkah-langkah 4D (Define, Design, Develop, Disseminate). Penelitian ini melibatkan 2 validator ahli dan satu praktisi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar validasi LKPD, angket respon peserta didik, soal pretest-posttest keterampilan berpikir kreatif, lembar observasi keterampilan berpikir kreatif, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran berbasis Problem Based Learning. Taknik analisis data menggunakan analisis deskriptif hasil validasi, presentase peningkatan keterampilan berpikir kreatif, dan gain score.
Hasil penelitian pengembangan LKPD IPA berdasarkan penilaian validator ahli dan praktisi ditinjau dari kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 3,6 (kategori sangat baik) dengan reliabilitas sebesar 97,17% sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. LKPD IPA hasil pengembangan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dibuktikan dengan gain score sebesar 0,50 dengan kategori sedang. LKPD IPA juga telah terbukti meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dibuktikan dengan hasil observasi keterampilan berpikir kreatif peserta didik selama pembelajaran meningkat 5%. Diperkuat dengan hasil postest-prettest dengan selisih skor 1,77.
Kata Kunci : LKPD IPA, Problem Based Learning, keterampilan berpikir kreatif.
ABSTRACT
This research aims to determine the feasibility of science student worksheet theme pollution environment using problem based learning, and it was to determine the achievement creative thinking skill of student class VII.
This research is a research and development adapted 4D stages (define, design, develop, disseminate). This research involves eligibility validation assessor for science student worksheet which consists of two validator expert and a practitioners. The research instruments used validation worksheet, student questionnaire responses, pretest-posttest creative thinking skill, creative thinking skill observation sheet, and learning happened sheet using problem based learning. The technique of data analysis was the descriptive analysis, percentage of creative thinking skills, and gain score.
The result of developed worksheet based on the assesment by the validator expert and practitioners review from feasibility of the content, language, presentation and graphic obtained an average score of 3,6 (very good category) with a reliability of 97,17% so it is feasible to be used in science learning. Science student worksheet can improve creative thinking skill which is evidenced by the gain score of 0,50 with the category medium. Science student worksheet also can increase creative thinking skill student can improve with result of observation creative thinking skill student until learning increased by 5 %. Reinforced with results pretest-posttest with a difference scores is 1,77.
Keywords: science student worksheet, problem based learning, achievement of creative thinking skills.Hesty YuniantiHestyyunianti@gmail.com2016-11-04T01:39:34Z2019-01-30T11:40:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43166This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/431662016-11-04T01:39:34ZPENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK SMPPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan LKPD IPA berbasis Learning Cycle 5E yang layak; 2) mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan LKPD IPA berbasis Learning Cycle 5E dengan materi “Pencemaran Lingkungan”; serta 3) mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMP selama menggunakan LKPD IPA berbasis Learning Cycle 5E.
Desain penelitian menggunakan metode Research and Development (R&D) model 4-D (4-D Models) Thiagarajan. Instrumen penelitian meliputi instrumen penilaian LKPD dan instrumen penilaian keterampilan berpikir kreatif berupa lembar observasi, soal pretest-posttest, dan angket respon peserta didik. Data hasil penilaian produk berupa data kuantitatif yang dikonversikan menjadi data kualitatif. Data hasil penilaian dianalisis dengan pedoman kriteria penilaian ideal untuk menentukan kualitas LKPD.
Hasil penelitian adalah: (1) LKPD IPA hasil pengembangan berdasarkan penilaian dari dosen ahli, dan guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik sehingga LKPD layak digunakan sebagai media pembelajaran; (2) respon peserta didik sangat positif setelah menggunakan LKPD IPA hasil pengembangan dengan perolehan nilai A; (3) keterampilan berpikir kreatif peserta didik setelah menggunakan LKPD IPA yang dikembangkan meningkat sebesar 13,19% dari kategori cukup menjadi baik berdasarkan hasil observasi dan kategori sedang berdasarkan gain score.
Kata kunci: keterampilan berpikir kreatif, LKPD IPA, model learning cycle 5E
ABSTRACT
There is three aims in this research, they are: (1) to develop integrated science worksheet based Learning Cycle 5E model that feasible (2) to know the response of the students after using integrated science worksheet based Learning Cycle 5E model with matter “Environmental Pollution”; and (3) to find out how the increase creative thinking skills of Junior High School students while using integrated science worksheet based Learning Cycle 5E model.
Research design using Research and Development (R&D) models of 4-D models by Thiagarajan. Research instruments contain assessment instruments worksheet and assessment instruments creative thinking skills that contain observation sheets, pretest-posttest, and questionnaire responses of students. Data assessment products in the forrm of quantitative data are converted into qualitative data. Data was analyzed with the results of assessment guidelines ideal assessment criteria for determining the quality worksheets.
The result of this research indicates that: (1) integrated science worksheet which was developed based on the assessment of expert lecturers and science’s teachers is included in excellent category so worksheet is feasible for use as a medium learning; (2) student’s response after using worksheet is very positive with value of A; and (3) student’s creative thinking skill after using integrated science worksheets which was developed increased 13,19% from moderate category become good based on observations and in moderate category based on gain score.
Keyword: creative thinking skills, integrated science worksheet, learning cycle 5E modelYuti Yulianiyuti.yuliani12@gmail.com2016-11-04T01:38:31Z2019-01-30T11:40:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43170This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/431702016-11-04T01:38:31ZPENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI “TEKANANKU, PERHATIANMU”
BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING
UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING
DAN SIKAP INGIN TAHU PESERTA DIDIK SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, (2) kemampuan problem solving peserta didik SMP kelas VIII terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, (3) sikap ingin tahu peserta didik SMP kelas VIII terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning.
Metode penelitian adalah Research and Development (R & D) dengan model 4-D. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Subjek penelitian adalah peserta didik SMP kelas VIII A di SMP Negeri 1 Sleman. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi untuk dosen ahli dan guru IPA, lembar observasi keteraksanaan pembelajaran authentic inquiry learning, angket respon peserta didik terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, lembar observasi kemampuan problem solving, instrumen soal tes problem solving berupa pretest dan posttest, lembar observasi sikap ingin tahu peserta didik, dan angket sikap ingin tahu peserta didik.
Hasil penelitian dari pengembangan LKPD IPA menunjukkan bahwa: (1) LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning layak digunakan sebagai bahan ajar dengan kategori sangat baik (A), didukung dengan hasil respon peserta didik terhadap LKPD IPA berada pada kategori baik (B) dan keterlaksanaan pembelajaran authentic inquiry learning dapat 100% terlaksana dengan sangat baik, (2) Kemampuan problem solving peserta didik secara signifikan dapat tumbuh dengan baik dengan menggunakan LKPD IPA, (3) Sikap ingin tahu peserta didik berada pada kategori sangat baik (A).
Kata Kunci: LKPD, Authentic Inquiry Learning, Kemampuan Problem Solving, Sikap ingin TahuLutfi Yunial Ismilutfiyunial94@gmail.com2016-11-04T01:13:21Z2019-01-30T11:40:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43163This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/431632016-11-04T01:13:21ZKEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN LINGKUNGAN
DITINJAU DARI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keefektifan pendekatan pembelajaran lingkungan terhadap sikap
peduli lingkungan siswa SMP (2) mengetahui keefektifan pendekatan pembelajaran lingkungan terhadap hasil belajar
IPA siswa SMP.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) yang dilaksanakan di SMP Negeri
2 Godean. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII, sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yakni
kelas VII A sebagai kelas kontrol yang menggunakan pendekatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dan kelas VII
C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pembelajaran lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan
secara cluster random sampling. Desain penelitian ini menggunakan Control Group Pretest-Postest Design. Data yang
digunakan adalah data sikap peduli lingkungan dan data hasil belajar. Data sikap peduli lingkungan diperoleh dari
nilai LKPD dan nilai angket sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai pretest-posttest.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) pendekatan pembelajaran lingkungan efektif untuk meningkatkan sikap
peduli lingkungan, dilihat dari nilai rata-rata gain score sikap peduli lingkungan total kelas eksperimen yaitu sebesar
0.52 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 0.37 (2) pendekatan pembelajaran lingkungan efektif
untuk meningkatkan hasil belajar, dilihat dari dilihat dari nilai gain score kelas eksperimen memiliki nilai 0.28 lebih
besar daripada kelas kontrol yaitu sebesar 0.23.
Kata kunci: efektifitas, pendekatan pembelajaran lingkungan, sikap peduli lingkungan, hasil belajar.
Abstract
This study aims to (1) knowing effectiveness environmental learning approach to environmentally conscious
attitude junior high school students (2) knowing effectiveness environmental learning approach to Science learning
outcomes junior high school students
This study is a quasi-experimental research (quasi experimental) held in SMP Negeri 2 Godean. The study
population was the students of class VII, while the sample is composed of two classes namely class VII A as a control
class that uses the approach of exploration, elaboration, and confirmation and class VII C as a class experiment that
uses environmental learning approach. Sampling was done by cluster random sampling. The design study is a control
group pretest-postest design. The data used is data environmentally conscious attitudes and learning outcomes data.
Data environmentally conscious attitude derived from the value LKPD and value questionnaire, while data on
learning outcomes derived from the value pretest-posttest.
The results showed: (1) environmental learning approach effective to improve the attitude of care for the
environment, seen from the average value of gain score attitude environmental care experimental class that is equal to
0.52 greater than the control class is at 0:37 (2) environmental learning approach effective to improve learning
outcomes, seen from value gain score the experimental class has a value of 0.28 greater than the control class is at
0.23.
Keywords: effectiveness, environmental learning approach, environmental care attitude, learning outcomesPurnamasari Pargustadedexdullz@gmail.com2016-11-04T01:06:50Z2019-01-30T11:40:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/43159This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/431592016-11-04T01:06:50ZPENGEMBANGAN LKPD MATERI SISTEM EKSKRESI PADA GINJAL DENGAN PENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
DAN SIKAP RASA INGIN TAHU PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP N 1 PIYUNGANTujuan penelitian pengembangan ini adalah: 1) mengetahui kualitas hasil pengembangan LKPD dengan pendekatan authentic inquiry learning dari beberapa ahli dan guru IPA, 2) mengetahui ketercapaian kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran IPA di SMP yang menggunakan LKPD IPA dengan pendekatan authentic inquiry learning, 3) mengetahui ketercapaian sikap ingin tahu peserta didik pada pembelajaran IPA di SMP dengan menggunakan LKPD pendekatan authentic inquiry learning.
Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan model 4-D yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate), tetapi tahap ini tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan berbagai hal lainnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi LKPD IPA dengan pendekatan authentic inquiry learning, lembar observasi kemampuan pemecahan masalah, soal pretest kemampuan pemecahan masalah, soal posttest kemampuan pemecahan masalah dan angket respon peserta didik terhadap sikap ingin tahu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kuantitatif. LKPD IPA yang telah divalidasi dilakukan uji coba produk di kelas VIII D SMP N 1 Piyungan dengan jumlah 25 peserta didik. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan pemecahan masalah dan sikap ingin tahu peserta didik.
Hasil penelitian ini (1) LKPD IPA dengan pendekatan Authentic Inquiry Learning judul Sistem Ekskresi pada Ginjal dari dosen ahli dan guru IPA termasuk ke dalam kategori sangat baik, (2) kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pertemuan ketiga termasuk ke dalam kategori baik dan dengan gain score termasuk ke dalam kategori sedang, (3) sikap ingin tahu peserta didik termasuk ke dalam kategori kuat.
Kata Kunci : Pengembangan, LKPD, Authentic Inquiry Learning, Pemecahan masalah, Sikap ingin tahu.
ABSTRACT
The research’s purposes are : (1) to know the quality of student’s worksheets within authentic inquiry learning approach by votes of some expert lectures and science teachers, (2) know the students achievement of problem solving skill using student worksheets within authentic inquiry learning approach, (3) know the students achievement of curiousity skill using student worksheets within authentic inquiry learning approach.
This development reasearch, equipped of 4D model, i.e : define, design, develop and disseminate (this model are not applied by this research because of the limited time and sources). Instruments being on this research are : validation of student’s worksheets development within authentic inquiry learning approach, problem solving observation sheet, problem solving pretest, problem solving posttest and questionnaire of curiousity skill. This research using descriptive analysis technic. Quality test of this product already implemented in Piyungan 1 Junior High School grade two with 25 students to develop problem solving and curiousity skill.
Results of this research are : (1) student’s worksheets development using authentic inquiry learning approach got very good category by votes of some lectures and some science teachers, (2) students problem solving skill by the studying experience using authentic inquiry learning approach include in good category, by the gain score include in medium category, (3) students curiousity include in strong category.
Key Words : Developments, Student Worksheets, Authentic Inquiry Learning, Prblem Solving Skill, Curiousity.Chusnindiyah Sari Nastitiapplemblek@gmail.com2016-10-27T03:09:17Z2019-01-30T11:34:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42846This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/428462016-10-27T03:09:17ZPENGEMBANGAN LKS KOMIK IPA DENGAN PENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN PROBLEM SOLVING
DAN SIKAP RESPEK TERHADAP FAKTA UNTUK SISWA SMP/MTS
KELAS VIIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan LKS Komik IPA dengan pendekatan authentic inquiry learning menurut dosen ahli dan guru IPA; (2) kemampuan problem solving;dan (3) sikap respek terhadap fakta kelas VIII SMP setelah menggunakan LKS Komik IPA dengan pendekatan authetentic inquiry learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 14 Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar validasi LKS komik IPA dan angket respon siswa untuk menilai kelayakan LKS komik IPA; instrumen lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran authentic inquiry learning; instrumen pretes-posttest kemampuan problem solving, lembar observasi problem solving digunakan untuk mengetahui penumbuhan kemampuan problem solving dan lembar observasi sikap respek terhadap fakta, serta instrumen angket sikap respek terhadap fakta digunakan untuk mengetahui penumbuhan sikap respek terhadap fakta siswa. Data kelayakan LKS komik IPA dianalisis menggunakan konversi menjadi empat kategori; data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan konversi persentase keterlaksanaan dengan 5 kategori; data pretes-posttest problem solving dianalisis menggunakan gain score; serta data hasil kemampuan problem solving, data observasi sikap respek terhadap fakta dan angket sikap respek terhadap fakta dianalisis menggunakan konversi persentase lima kategori.
Hasil penelitian dari pengembangan LKS komik IPA adalah (1) kelayakan LKS komik IPA dengan pendekatan authentic inquiry learning termasuk dalam kategori sangat baik menurut dosen ahli dan guru IPA sehingga memenuhi kelayakan sebagai bahan ajar. Hal ini didukung berdasarkan hasil respon siswa yang berada pada kategori sangat baik, (2) LKS komik IPA dapat menumbuhkan keterampilan problem solving dibuktikan dengan hasil perhitungan dengan gain score diperoleh nilai 0,71 dengan kategori tinggi, didukung berdasarkan hasil observasi yang mengalami peningkatan dari kategori sangat rendah menjadi kategori sangat baik; (3) sikap respek terhadap fakta tumbuh dari kategori sedang menjadi kategori sangat baik didukung dengan angket yang mengalami kenaikan persentase sebesar 10,56 dari kategori sedang menjadi kategori sangat baik.
Kata Kunci: LKS komik IPA, Authentic Inquiry Learning, Problem solving, Sikap respek terhadap fakta.
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the feasibility of the development of comic science worksheet with authentic inquiry learning approach by expert lecturers and science teachers; (2) improving problem solving skills; and (3) improving an attitude of respect for the fact after using comic science worksheet with authentic inquiry learning approach.
This study is a research & development (R & D) with 4-D models. The stages of this study include the define phase (definition), design (design), develop (development), and disseminate (dissemination). The subjects for this study were VIIID grade students of SMP N 14 Yogyakarta. The research instruments used include validation sheet comic science worksheet and questionnaire responses of students to assess the feasibility of comic science worksheet; observation sheet for assess authentic inquiry learning; pretest and posttest problem solving instrument, and observational sheet for problem solving, respect attitude observasion sheet about fact that used to determine the increasing problem solving skills and respect attitude, and also questionnaires for student’s respect attitude. The feasibility data were analyzed using conversion in 4 categoriee, pretest and posttest using gain score, problem solving skills and student’s repect attitude were analyzed using conversion percentage of the five categories.
The results of the development comic science worksheet are (1) the feasibility of comic science worksheet with authentic inquiry learning approach included in the excellent category according to expert lecturers and science teachers that eligibility as teaching materials. This is supported by the results of student responses are in the very good category, (2) comic science worksheet can foster problem solving skills evidenced by the results of calculations by the gain score obtained value of 0.71 with the high category, supported based on the observation from very low category became very good category; (3) an increasing in the attitude of respect based on the observation improves from low category become excellent category. Then based on the questionnaire percentage increase 0.56 from very low category became very good category.
Key Word: Comic Science Worksheet, Authentic Inquiry Learning, Problem Solving, Respect Attitude about factRafika Febrianti WildariniRafikawinoto@gmail.com2016-10-27T03:06:14Z2019-01-30T11:34:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42853This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/428532016-10-27T03:06:14ZPENGEMBANGAN KOMIK IPA BERBASIS PAIKEM DENGAN
TEMA “PENCEMARAN AIR DI SUNGAI WINONGO”
UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
DAN MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
SISWA SMP KELAS VIIPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan komik IPA berbasis PAIKEM dengan tema “Pencemaran Air di Sungai Winongo” berdasarkan penilaian dan validator, mengetahui kreativitas siswa selama
menggunakan komik IPA yang dikembangkan, dan untuk mengetahui apakah komik IPA yang dikembangkan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan.
Penelitian ini merupakan Research and Development yang mengadaptasi dari model 4-D, yaitu: 1) Define, 2) Design, 3) Develop, 4) Disseminate. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP N 4 Kalasan yang berjumlah 31
siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket validasi komik IPA, lembar observasi kreativitas non aptitude belajar siswa, soal tes kreativitas aptitude, angket penanaman sikap peduli lingkungan, angket respon siswa terhadap komik IPA, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran PAIKEM. Data hasil validasi dianalisis secara deskriptif dan data hasil ketercapaian kreativitas dan sikap peduli lingkungan di analisis secara statistik deskriptif.
Produk hasil pengembangan berupa komik IPA dengan tema ”Pencemaran Air Sungai Winongo” berbasis PAIKEM. Hasil penelitian menunjukkan komik IPA yang dikembangkan layak digunakan. Rata- rata penilaian dari aspek isi, proyek, kebahasaan, dan tampilan oleh dosen ahli mendapatkan skor rata- rata 4,75 dengan kategori sangat baik dan oleh guru IPA mendapatkan skor rata-rata 4,56 dengan kategori sangat baik.Komik IPA yang dikembangkan dapat meningkatkan kreativitas aptitude dengan nilai gain score 0,51 kategori sedang dan mengembangkan kreativitas non aptitude dari nilai rata- rata 1,74 dengan kategori kurang baik dihari pertama meningkat 40% menjadi 2,88 dengan kategori
baik dan dihari ketiga mengalami penurunan 2,4% menjadi 2,81 masih dalam kategori baik.Komik IPA yang dikembangkan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan, 100% siswa memberikan jawaban “Ya” pada setiap poin dalam angket penanaman sikap peduli lingkungan.
Kata Kunci : komik IPA, Pencemaran air, kreativitas siswa, sikap peduli lingkungan
DEVELOPING OF SCIENCE COMIC BASED ON PAIKEM APPRPOACH
WITH THE THEME "WATER POLLUTION IN WINONGO" TO INSTIL THE
THE ENVIRONMENTAL AWARENESS AND IMPROVE OF GRADE VII
STUDENTS
By
Tri Sulis Setyawati
09312241027
ABSTRACT
This research is the development of science teaching media. The purpose of this study was to determine science comic based on PAIKEM approach with the theme "Water ontamination in Winongo" based on the assessment and validators, knowing the creativity of students for using comic IPA developed, and to determine whether the comic IPA developed can instill environmental awareness.
This study is a Research and Development who adapted from 4-D models, consisting of 1) Define, 2) Design, 3) Develop, 4) Disseminate. The research subject was 31 VII grade students of SMP N 4 Kalasan.The instrument used were
validation questionnaire, non aptitude creativity observation sheet, aptitude creativity test, student response questionnaire, and learning activity feasibility.
The result of data validation was analyzed descriptively and the result of creativity and enviromental awareness internalization was analyzed with statistic descriptive
technique.
The product result was a science comic based on PAIKEM approach under the theme “water pollution of Winongo River”. The result shows that the comic developed is qualified to use. The average score of the assessment based on the content, project, language and layout assessed by the expert lecturers got 4, 75 (categorized as very good), and got 4, 56 (categorized as very good) assessed by
the science teachers. The comic could improve the aptitude creativity with the gain score 0, 51 (categorized as fair good). The non-aptitude creativity gain 1, 74 in the first day, then increased by 40% to 2, 88 (categorized as good) in the second day, and in the third day decreased by 2, 4% to 2, 81 (categorized as good). The comic developed can improve the environmental awareness. It was showed from
the student responses in the questionnaires, they answered YES for each question within.
Keywords: Science Comic, water polution, creativity, environmental awarenessTri Sulis Setyawatitrisulissetyawati@gmail.com2016-10-17T02:53:49Z2019-01-30T11:20:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423662016-10-17T02:53:49ZPENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN
SOSIAL DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh model Cooperative Learning tipe Make a Match terhadap keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPA SMP (2) pengaruh model Cooperatuve Learning tipe Make a Match terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran IPA SMP
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Wates terdiri lima kelas. Sampel dalam penelitian diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Diperoleh kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional/pembelajaran langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes yaitu lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi keterampilan sosial, dan soal pretest-posttest. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, homogenitas, uji-t dan N-Gain dengan menggunakan program SPSS 18.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran cooperative learning tipe make a match berpengaruh posistif terhadap keterampilan sosial siswa SMP dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai sig 0,25 (2) model pembelajaran cooperative learning tipe make a match berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa SMP dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai sig 0,48 dan hasil N-Gain kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol yaitu 0,6069>0,5273
Kata kunci: Pengaruh model pembelajaran, cooperative learning tipe make a match, keterampilan sosial, hasil belajar kognitifApriyani Apriyaniapriani.aa@gmail.com2016-08-29T02:41:50Z2019-01-30T10:42:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40667This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/406672016-08-29T02:41:50ZPENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA KELAS VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas LKS IPA berbasis pendekatan scientific dengan tema “Perubahan Materi dan Pemanfaatannya untuk Memisahkan Campuran”, (2) mengetahui respon siswa kelas VII terhadap LKS IPA berbasis pendekatan scientific, (3) mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah penggunaan LKS berbasis pendekatan scientific hasil pengembangan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau R & D (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan diadaptasi dari model Borg & Gall dengan 5 tahapan utama, yaitu (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3) Develop Preliminary of Product, (4) Preliminary Field Testing, dan (5) Main Product Revision. Validasi LKS dilakukan oleh 2 orang dosen ahli dan 2 orang guru IPA. Uji coba produk LKS dilakukan kepada 34 siswa di kelas VII B SMP Negeri 15 Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik purposive sampling. Uji coba dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan desain eksperimen non-equivalent control group design. Instrumen yang digunakan meliputi lembar penilaian LKS IPA, soal pretest dan posttest, angket respon siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data kualitas LKS dilakukan dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil penilaian LKS, saran dan komentar oleh validator, analisis data respon siswa dilakukan dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil penilaian LKS oleh siswa, sedangkan analisis peningkatan keterampilan berpikir kritis menggunakan uji t dan gain score.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) LKS IPA berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik, (2) LKS IPA mendapatkan respon sangat baik dari siswa kelas VII B, (3) LKS IPA berbasis pendekatan scientific yang diterapkan di kelas eksperimen dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan peningkatan rerata skor sebesar 28,06 dan perolehan rerata gain score sebesar 0,51 yang tergolong dalam kategori sedang. Sedangkan pembelajaran di kelas kontrol tanpa menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan scientific hasil pengembangan, peningkatan rerata skor yang terjadi lebih rendah yaitu 24,41 dan perolehan gain score yang termasuk pada kriteria sedang dengan nilai 0,43.
Kata Kunci : LKS IPA, pendekatan scientific, keterampilan berpikir kritisAnggita Darmastuti2016-08-23T02:10:12Z2019-01-30T10:34:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40256This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/402562016-08-23T02:10:12ZPENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATANKETERAMPILANBERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TEMA PERUBAHAN IKLIM DI SMPPenelitianinibertujuanuntuk mengembangkanSSP IPA Model problem Based Learningtema “Perubahan Iklim” yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA dan mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis serta keterampilan pemecahan masalah peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau R&D(Research and Development)denganmenggunakan model pengembangan 4 D (define, design, develop, disseminate), yang dibatasi hanya sampai tahap develop. Produk SSP IPA divalidasioleh 2 dosenahlidan 2 guru IPA.Ujicobapengembangandilakukan di SMP Negeri 4 Magelangdengansubjek 27 pesertadidik.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupalembar validasi SSP IPA, angket respon peserta didik terhadap LKPD, soal pretest-posttest(keterampilanberpikirkritisdanpemecahanmasalah), lembar observasi keterampilan berpikir kritis, dan lembar observasiketerlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data hasil validasi menggunakan analisis statistik deskriptif,peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah peserta didik menggunakan N-gain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SSP IPA yang dikembangkan berupasilabus, RPP, LKPD, Instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah layak digunakan dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik.SSP yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dari kategori baik menjadi sangat baik, dan termasuk dalam peningkatan kategori sedang.SSP yang di kembangkan dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan kategori peningkatan sedang.
Kata Kunci: keterampilan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, model problem based learing, subject specific pedagogy IPAAtha Yessy Saputri2016-08-18T01:28:58Z2019-01-30T10:28:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39848This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/398482016-08-18T01:28:58ZPENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN TEMA “AIRKU TERCEMAR”
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN
PENGUASAAN KONSEP IPA SISWA
SMP N 9 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada tema pembelajaran “Airku Tercemar” terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dan (2) pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada tema pembelajaran “Airku Tercemar” terhadap penguasaan konsep IPA siswa SMP N 9 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan jenis desain penelitian pretest-posttest control grup design.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 9 Yogyakarta tahun ajaran 2015/ 2016, yang terdiri dari 6 kelas.Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen.Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pendekatan Deduktif dan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan CTL.Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari pretest-posttest dan lembar observasi, sedangkan data penguasaan konsep IPA diperoleh melalui pretest-posttest. Analisis data yang digunakan adalah uji gain dan uji-t. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi dan besarnya pengaruh pendekatan CTL pada masing-masing variabel diukur menggunakan persamaan nilai keefektifan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendekatan CTLpada tema pembelajaran “Airku Tercemar”memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VII SMP N 9 Yogyakarta sebesar 46,15% dan (2) pendekatan CTLpada tema pembelajaran “Airku Tercemar” memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep IPA siswa kelas VII SMP N 9 Yogyakarta sebesar 32,50%.
Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, pendekatan CTL,penguasaan konsep IPAIsna Amanatul Hayati2016-08-15T01:15:09Z2019-01-30T10:27:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39623This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/396232016-08-15T01:15:09ZPERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA
PEMBELAJARAN IPA DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas yang menggunakan model Group Investigation (GI). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain “Nonequivalent Comparison Group Design”. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII yang terbagi atas empat kelas dengan 29 anak tiap kelas. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sampling purposive sehingga diperoleh peserta didik kelas VIII D sebagai kelas eksperimen 1 dengan perlakuan model Problem Based Learning dan peserta didik kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 2 dengan perlakuan model Group Investigation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa (1) tes, (2) lembar observasi keterampilan pemecahan masalah, dan (3) lembar keterlaksanaan model Problem Based Learning dan Group Investigation. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan aplikasi SPSS 18.0 yaitu uji independent sample t-test.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan pemecahan masalah antara peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning dengan model Group Investigation. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,012.
Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Based Learning, model pembelajaran Group Investigation, keterampilan pemecahan masalah.Listina Widiastuti2016-08-15T01:15:04Z2019-01-30T10:27:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39622This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/396222016-08-15T01:15:04ZPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) OUTDOOR LEARNING SYSTEM BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TEMA “KERUSAKAN LINGKUNGAN” PADA PEMBELAJARAN IPAPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD Outdoor Learning System berbasis Project Based Learning tema “Kerusakan Lingkungan” yang memenuhi kelayakan sebagai bahan ajar berdasarkan penilaian para validator dan mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis serta respon peserta didik setelah menggunakan LKPD hasil pengembangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) yang terdiri dari 4 tahap penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) Define, meliputi: analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran; 2) Design, meliputi: penyusunan tes kriteria acuan, pemilihan media, pemilihan format, penyusunan rancangan awal; 3) Develop, meliputi: penilaian ahli, uji coba lapangan; 4) Disseminate, yaitu: penyebaran produk akhir secara terbatas pada guru IPA di SMP N 5 Banguntapan dan guru IPA SMP N 1 Banguntapan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi lembar validasi LKPD, soal pretest dan postest, lembar observasi keterampilan berpikir kritis, angket respon peserta didik terhadap LKPD, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kelayakan LKPD berdasarkan skor dan saran penilaian dari validator, analisis gain score peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik, analisis peningkatan persentase keterampilan berpikir kritis peserta didik tiap pertemuan, analisis respon peserta didik terhadap LKPD berdasarkan skor dan saran penilaian angket respon, serta analisis persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa LKPD Outdoor Learning System berbasis Project Based Learning dinyatakan layak sebagai bahan ajar dengan kategori sangat baik. LKPD hasil pengembangan juga efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan kategori sedang dan peserta didik juga memberikan respon yang positif terhadap LKPD hasil pengembangan.
Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, LKPD, Outdoor Learning System, Project Based Learning.Tina Lestari2016-08-15T01:14:50Z2019-01-30T10:27:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/396202016-08-15T01:14:50ZKEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP IPA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran reciprocal teaching dalam (1) peningkatan penguasaan konsep IPA materi pencemaran lingkungan, (2) peningkatan keterampilan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran IPA.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu tentang pembelajaran IPA dengan desain non equivalent control group design. Desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Banguntapan yang terdiri dari delapan kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling diundi dua kelas dari delapan kelas.Diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dan kelas G sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi keterampilan berkomunikasi, dan soal pretest-posttest. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes tertulis. Teknik analisis data keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep IPA menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji-t dengan menggunakan program SPSS 16. Uji-t digunakan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching efektif dalam meningkatkan (1) penguasaan konsep IPA secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai sig 0,001<0,05, (2) keterampilan berkomunikasi siswa secara signifikan ditunjukkan dengan nilai sig 0,001<0,05.
Kata kunci : Keefektifan, keterampilan berkomunikasi, penguasaan konsep IPA, pembelajaran langsung, reciprocal teaching.Ulfah Kurnia Laili2016-08-09T07:13:03Z2019-01-30T10:16:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39078This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/390782016-08-09T07:13:03ZPENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA TEMA “CAHAYA DAN PENGLIHATANKU” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA SMP KELAS VIIIPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD IPA berbasis Multiple Intelligences yang layak, dan mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, serta respon peserta didik setelah menggunakan LKPD pengembangan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Research and Development (R&D) yang mengadaptasi model 4-D dari Thiagarajan. Model penelitian ini terdiri dari 4 tahap penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) Define, 2) Design 3) Develop,4) Disseminate. Penelitian ini melibatkan 2 dosen ahli, 2 guru IPA, serta 33 siswa untuk menilai kelayakan LKPD pengembangan ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar validasi LKPD IPA, lembar uji keterbacaan LKPD, lembar observasi keterampilan proses sains peserta didik, lembar keterlaksanaan pembelajaran, serta angket respon peserta didik terhadap LKPD. Analisis yang digunakan yaitu berupa analisis deskriptif untuk kelayakan LKPD IPA, peningkatan keterampilan proses sains yaitu dengan perhitungan rata-rata capaian keterampilan proses tiap pertemuan, respon peserta didik terhadap LKPD berdasarkan saran dan skor penilaian angket respon.
Hasil penelitian adalah sebuah LKPD IPA berbasis Multiple Intelligences pada tema “Cahaya dan Penglihatanku” yang layak dengan kategori sangat baik. LKPD ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dengan kategori peningkatan dari cukup menjadi baik. Selain itu, peserta didik juga memberikan respon positif terhadap pengembangan LKPD ini.
Kata kunci : Keterampilan proses sains, LKPD IPA, Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk).Roisah Nurbaiti2016-08-09T07:11:58Z2019-01-30T10:16:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/39080This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/390802016-08-09T07:11:58ZPENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
SMP DI PLERET BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS IPA berbasis pembelajaran kooperatif STAD yang memenuhi kelayakan sebagai bahan ajar menurut dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA, serta untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pembelajaran kooperatif STAD.
Jenis penelitian yang dikembangkan adalah Research and Development (R&D) dengan model 4-D. Model penelitian ini terdiri dari 4 tahap penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) Define, meliputi analisis awal, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran; 2) Design, meliputi penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media yang sesuai tujuan, dan pemilihan format; 3) Develop, meliputi validasi LKS oleh dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA. Produk hasil validasi kemudian digunakan untuk uji lapangan dan uji keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA. 4) Disseminate, yaitu penyebaran produk akhir secara terbatas di SMP Negeri 2 Pleret yang diserahkan untuk 3 guru IPA dan untuk perpustakaan, serta di SMP Negeri 1 Pleret yang diserahkan untuk 2 guru IPA. Data validasi dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA diperoleh melalui lembar validasi, sedangkan data keterampilan proses sains diperoleh melalui lembar observasi, penilaian LKS dan laporan hasil kegiatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kelayakan LKS berdasarkan skor dan masukan dari validator dan gain score peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA, kelayakan LKS hasil pengembangan termasuk dalam kategori sangat baik. LKS hasil pengembangan juga mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan kategori sedang.
Kata kunci: keterampilan proses sains, kooperatif STAD, LKS IPA, pengembanganAlvionita Alvionita2016-08-04T02:14:04Z2019-01-30T10:09:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/38210This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/382102016-08-04T02:14:04ZPENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA
DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN
KALOR DAN PERPINDAHANNYAPenelitian ini mengembangkan butir soal tes untuk mengukur ketercapaian science process skill peserta didik SMP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan butir soal tes yang dikembangkan berdasarkan validitas dan reliabilitasnya serta mengetahui ketercapaian science process skill pada peserta didik SMP kelas VII yang diukur menggunakan soal yang dikembangkan.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan (research and development) dengan model 4-D (define, design, develop, disseminate). Analisis data meliputi validitas logis, validitas empiris, dan reliabilitas. Validitas logis dilakukan dengan hasil penilaian validator. Validitas empiris dilakukan dengan mengujicobakan soal pada 92 testi. Teknik analisis data pada validitas logis diperoleh melalui perhitungan koefisien isi Aiken’s V, sedangkan validitas empiris dan reliabilitas dianalisis menggunakan program QUEST. Penskoran menggunakan penskalaan politomus dan dianalisis menggunakan Partial Credit Model 1 parameter logit (PCM 1-PL) dengan program QUEST. Data ketercapaian science process skill diperoleh dari jawaban soal tes pada uji lapangan yang dikonversi dalam prosentase (%).
Hasil penelitian berdasarkan penilaian validator, dari 25 butir soal memperoleh validitas rata-rata 0,68 dengan kategori validitas butir tinggi. Berdasarkan validitas empiris, 25 soal yang telah dinyatakan valid oleh validator diperoleh 22 butir soal tes yang valid. Terdapat 15 butir soal kategori baik dan 7 butir soal kategori cukup baik. Mengacu pada kriteria mean INFIT MNSQ 1,0 dan simpangan baku 0,0 menunjukkan secara keseluruhan butir soal tes terbukti fit dengan PCM. Reliabilitas butir soal menunjukkan sangat reliabel, dengan koefisien alpha Cronbach adalah 0,82. Ketercapaian science process skill testi pada masing-masing aspek keterampilan yaitu mengobservasi sebesar 65,82%, menginferensi sebesar 63,86%, memprediksi sebesar 78,86%, mengidentifikasi variabel sebesar 69,38%, mengkomunikasikan sebesar 52,89%, merancang percobaan sebesar 38,94%, dan menerapkan konsep sebesar 35,63%.
Kata kunci: Butir Soal Tes, Science Process Skill, Kalor dan PerpindahannyaIndah Annisa Diena2016-08-02T07:39:53Z2019-01-30T10:06:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37993This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/379932016-08-02T07:39:53ZPengembangan LKPD IPA Materi “Tekanan Zat” Berpendekatan Authentic Inquiry Learning dan Pengaruhnya terhadap Sikap Ingin Tahu dan Kemampuan Problem Solving Peserta Didik SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan LKPD IPA yang dikembangkan menurut ahli dan guru, (2) respon peserta didik terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, (3) tingkat sikap ingin tahu peserta didik dalam pembelajaran menggunakan LKPD berpendekatan authentic inquiry learning (4) peningkatan kemampuan problem solving peserta didik dalam pembelajaran menggunakan LKPD berpendekatan autentic inquiry learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D (four-D). Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Subjek penelitian adalah dosen ahli, guru IPA, dan peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 14 Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen validasi LKPD dosen ahli dan guru, angket respon peserta didik, angket sikap ingin tahu, lembar observasi kemampuan problem solving, dan pretest-posttest kemampuan problem solving. Teknik analisis yang digunakan antara lain rerata skor untuk mencari skor aktual, konversi skor menjadi empat kategori, skor persentase sikap ingin tahu, konversi skor menjadi nilai kategori sikap ingin tahu, perhitungan persentase penguasaan kemampuan problem solving, dan gainscore penguasaan kemampuan problem solving.
Hasil penelitian dari pengembangan LKPD IPA adalah (1) LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang dikembangkan dinilai sangat baik oleh dosen ahli dan guru serta layak digunakan dalam pembelajaran IPA, (2) peserta didik memberikan respon sangat baik terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning hasil pengembangan, (3) tingkat sikap ingin tahu diperoleh kategori kuat (4) peningkatan kemampuan problem solving peserta didik dalam pembelajaran menggunakan IPA berpendekatan authentic inquiry learning diperoleh peningkatan sebesar 17,8%dan gainscore sebesar 0,74 yang termasuk dalam kategori “tinggi”.
Kata Kunci: LKPD IPA, Pendekatan Authentic Inquiry Learning, Sikap Ingin Tahu, Kemampuan Problem SolvingKasyfi Rifqi Mouromadhoni2016-07-28T08:34:37Z2019-01-30T10:03:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37757This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377572016-07-28T08:34:37ZKEEFEKTIFAN MODEL GUIDED INQUIRY DALAM
PEMBELAJARAN IPA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN GENERIK SAINS PESERTA DIDIK
DI SMP NEGERI 4 WATESPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) perbedaan keterampilan generik sains antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) keefektifan antara modelguided inquirydenganmodel cooperative learning terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik, dan (4) keefektifan antara modelguided inquirydenganmodel cooperative learning terhadap peningkatan keterampilan generik sains peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental)yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Wates. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII, sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yakni kelas VII A sebagai kelas eksperimenyang menggunakan model guided inquiry dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang menggunakan model cooperative learning. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttestnonequivalent control group design. Data yang digunakan adalah data keterampilan berpikir kritis dan data keterampilan generik sains. Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari nilai pretest-posttest sedangkan data keterampilan generik sains diperoleh dari lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilihat darihasil uji t didapatkan taraf signifikansi (Sig. (2-tailed)) sebesar 0,031. (2) Terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilihat dari hasil uji U Mann-Whitney didapatkan taraf signifikansi (Sig. (2-tailed)) sebesar 0,000. (3) Model guided inquiry lebih efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis dibandingkan model cooperative learning, dilihat dari nilai gain ternormalisasi (N-Gain) kelas eksperimen memiliki nilai lebih besar daripada kelas kontrol (0,3746 > 0,2419). (4) Model guided inquiry lebih efektif meningkatkan keterampilan generik sains dibandingkan model cooperative learning, dilihat dari nilaimeankelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol (62,78 > 46,55).Ratnasari Ratnasari2016-07-28T08:33:09Z2019-01-30T10:03:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37751This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377512016-07-28T08:33:09ZKEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN SIKAP ILMIAHPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keefektifan model pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning ditinjau dari keterampilan generik sains pada peserta didik SMP kelas VII (2) mengetahui keefektifan model pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning ditinjau dari sikap ilmiah pada peserta didik SMP kelas VII
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain penelitian pretest-posttest nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP N 2 Wates pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A dan VII D. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Kelompok yang diberikan perlakuan dengan model Problem Based Learning adalah VII D dan kelompok sampel yang tidak diberikan perlakuan adalah VII A. Teknil analisis data menggunakan uji-t independet sampel t-test menggunakan bantuan SPSS 18.0. Keefektifan model pembelajaran Problem Based Learning ditinjau dari keterampilan generik sains dianalisis dengan ukuran efek atau effect size, sedangkan untuk mengetahui peningkatan model pembelajaran menggunakan nilai rata-rata lembar observasi keterampilan generik sains dan sikap ilmiah peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning efektif meningkatkan keterampilan generik dan sikap ilmiah peserta didik, dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas yakni pada kelas eksperimen sebesar 72,78dan 71,51. Sedangkan kelas kontrol sebesar 64,45 dan 59,27. Keefektifan model pembelajaran Problem Based Learning ditinjau dari keterampilan generik sains dibuktikan dengan rata-rata gain skor kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Untuk ukuran efek yang diberikan model Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan generik sains sebesar 1,16 termasuk dalam kategori besar.
Kata kunci: Problem Based Learning, keterampilan generik sains, sikap ilmiahYohan Lestiana2016-07-28T07:13:12Z2019-01-30T10:03:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377492016-07-28T07:13:12ZPENGEMBANGANLKPD IPA BERBANTUAN DIAGRAM VEE DENGAN PENDEKATAN
AUTHENTIC INQUIRY LEARNING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILANPROBLEMSOLVINGDAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
PESERTA DIDIK KELAS VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan LKPD IPA berbantuan diagram Vee dengan pendekatan authentic inquiry learning menurut dosen ahli dan guru IPA;(2) peningkatan ketrampilanproblem solving;dan (3) sikap peduli lingkungan peserta didik kelas VII SMP setelah menggunakan LKPDIPA berbantuan diagram Vee berpendekatan authetentic inquiry learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Subjek penelitian adalah dosen ahli, guru IPA, dan peserta didik kelas VIIF SMP Negeri 6 Yogyakarta.Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar validasi danangket respon peserta didikuntuk menilai kelayakan LKPD IPA;instrumen lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran authentic inquiry learning;instrumen pretes-posttestdan lembar observasi problem solving digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan problem solving peserta didik; sertainstrumen angket sikap peduli lingkungandigunakan untuk mengetahui peningkatan sikap peduli lingkungan peserta didik. Data kelayakan LKPD IPA dianalisis menggunakan konversi empat kategori; data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan konversi persentase keterlaksanaan; data pretes-posttestproblem solving dianalisis menggunakan gain score; serta data keterampilanproblem solvingdan angket sikap peduli lingkungan dianalisis menggunakan konversi persentase lima kategori.
Hasil penelitian dari pengembangan LKPD IPA adalah (1) kelayakan LKPD IPA berbantuan diagram Vee berpendekatan authentic inquiry learning termasuk dalam kategori sangat baik menurut dosen ahli dan guru IPA sehingga memenuhi kelayakan sebagai bahan ajar. Hal ini didukung berdasarkan hasil respon peserta didik yang berada pada kategori sangat baik. (2) LKPD IPA dapatmeningkatkan keterampilan problem solving dibuktikan dengan hasil perhitungandengan gain score diperoleh nilai 0,79 dengan kategori tinggi, didukung berdasarkan hasil observasi dari pertemuan pertama dengan kategori sangat rendah, pertemuan kedua dengan kategori cukup, dan pertemuan ketigadengan kategori sangat baik; (3) peningkatansikap peduli lingkungan peserta didik berdasarkan angket diperoleh persentase 69,92% dengan kategori cukup meningkat menjadi 88,75% dengan kategori sangat baik.
Kata Kunci: LKPD IPA, Authentic Inquiry Learning, Problem solving, Sikap Peduli LingkunganSofyan Dwi Nugroho2016-07-28T07:11:59Z2019-01-30T10:03:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37746This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377462016-07-28T07:11:59ZPERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI ANTARA KELAS BERMODEL
PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE BRAINSTORMING
DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE DISKUSI
PADA PEMBELAJARAN IPAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan keterampilan
berfikir kritis siswa antara kelas yang menggunakan model Problem Based
Learning dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran Langsung dengan
metode diskusi pada pembelajaran IPA; (2) Perbedaan keterampilan
berkomunikasi siswa antara kelas yang menggunakan model Problem Based
Learning dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran Langsung dengan
metode diskusi pada pembelajaran IPA; (3) Perbedaan keterampilan berfikir kritis
dan keterampilan berkomunikasi siswa antara kelas yang menggunakan model
Problem Based Learning dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran
Langsung dengan metode diskusi pada pembelajaran IPA.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain non
equivalent control group design. Populasi penelitian adalah kelas VII SMP N 9
Yogyakarta dengan sampel penelitian adalah kelas VII C dan kelas VII D. Teknik
sampling dengan cluster random sampling. Instrumen pembelajaran berupa
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar kegiatan peserta didik.
Instrumen pengumpulan data yaitu lembar observasi keterampilan berkomunikasi
dan tes keterampilan berfikir kritis. Teknik pengumpulan data adalah observasi
dan tes tertulis.Uji validitas soal menggunakan ITEMAN dan SPSS. Teknik
analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Manova
dengan bantuan program SPSS 18.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan keterampilan
berfikir kritis antara kelas yang menggunakan model Problem Based Learning
dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran Langsung dengan metode
diskusi dibuktikan dengan nilai Sig. 0,000 <0,05; (2) ada perbedaan keterampilan
berkomunikasi antara kelas yang menggunakan model Problem Based Learning
dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran Langsung dengan metode
diskusi dibuktikan dengan nilai Sig. 0,000 <0,05; (3) ada perbedaan keterampilan
berfikir kritis dan berkomunikasi antara kelas yang menggunakan model Problem
Based Learning dengan metode Brainstorming dan Pembelajaran Langsung
dengan metode diskusi dibuktikan dengan nilai Sig. 0,000 <0,05.
Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), brainstorming, Pembelajaran
Langsung, diskusi, keterampilan berfikir kritis, keterampilan berkomunikasi
siswaFilly Noviana2016-07-28T07:11:44Z2019-01-30T10:02:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37738This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377382016-07-28T07:11:44ZSTUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN IPA ANTARA PENDEKATAN
SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) DAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI
KETERAMPILAN PROSES SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara pendekatan SETS dan CTL terhadap keterampilan proses siswa
SMP pada pembelajaran IPA.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain
nonequivalent comparison-group design. Populasi penelitian diambil dari siswa
kelas VIII SMP N 1 Sewon sebanyak 215 siswa. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara cluster random sampling. Kelas VIII B sebagai kelas
eksperimen 1 (Science Environment Technology and Society) dan kelas VIII G
sebagai kelas eksperimen 2 (Contextual Teaching and Learning). Instrumen yang
digunakan adalah soal pretest, soal posttest dan lembar observasi. Untuk melihat
perbedaan keterampilan proses siswa setelah diberi perlakuan digunakan uji Mann
Whitney U Test karena pada saat uji prasyarat ada prasyarat yang tidak terpenuhi
yaitu data tidak terdistribusi normal.
Uji Mann Whitney U Test keterampilan proses siswa menunjukkan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dengan taraf signifikasi 5%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses yang signifikan antara
kelas yang menggunakan pendekatan SETS dengan kelas yang menggunakan
pendekatan CTL.
Kata kunci: Pendekatan SETS, Pendekatan CTL, Keterampilan Proses SiswaAstri Nofita Sari2016-07-28T07:10:39Z2019-01-30T10:02:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37742This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377422016-07-28T07:10:39ZPENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM PEMBELAJARAN
IPA UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan Petunjuk
Praktikum IPA yang dihasilkan; (2) mengetahui peningkatan practical skills siswa
setelah menggunakan petunjuk praktikum IPA.
Model penelitian yang digunakan adalah Research dan Development (R&D)
yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Langkah-langkah tersebut diadaptasi
menjadi 7 langkah utama, yaitu: (1) studi pendahuluan; (2) perencanaan; (3)
pengembangan produk; (4) penilaian ahli; (5) revisi produk; (6) uji lapangan; (7)
diseminasi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D SMP N 4
Wonosari. Objek penelitian ini adalah Petunjuk Praktikum IPA pada tema “Bahan
Kimia dalam Kehidupan”. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi
produk, angket respon peserta didik, angket uji keterbacaan, dan lembar observasi
practical skills. Data yang telah diperoleh dianalisis mengunakan analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dihasilkan produk Petunjuk Praktikum
IPA dengan nilai A dalam kategori sangat baik. Respon siswa terhadap petunjuk
praktikum IPA yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik (B).
Penguasaan practical skills siswa setiap pertemuan selalu mengalami
peningkatan. Pada pertemuan pertama penguasaan practical skills siswa sebesar
66% dalam kategori baik. Pertemuan kedua penguasaan practical skills siswa
meningkat menjadi 82% dalam kategori sangat baik. Pertemuan ketiga terjadi
peningkatan practical skills menjadi 93% dalam kategori yang sangat baik.
Kata kunci: Petunjuk Praktikum IPA, Practical SkillsDwi Handayani2016-05-23T07:08:12Z2019-01-30T09:06:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/33104This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/331042016-05-23T07:08:12ZPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) IPA DENGAN
TEMA “SISTEM TRANSPORTASI MAKHLUK HIDUP” DALAM MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kelayakan Lembar Kegiatan Peserta
Didik ditinjau dari aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kesesuaian dengan syarat
kontruksi dan kesesuaian dengan syarat teknis. 2) Adanya peningkatan pemahaman peserta
didik dengan Model Pembelajaran Learning Cycle di SMP N 1 Wates dalam bentuk LKPD.
3) Respon peserta didik dan pendidik SMP N 1 Wates terhadap kualitas LKPD Sistem
Transportasi Makhluk Hidup.
Penelitian ini merupakan penelitian R & D dengan model 4D (Define, Design,
Develop, dan Disseminate). Pada tahap Define dilakukan analisis awal, analisis peserta didik,
analisis tugas, analisis konsep, dan merumuskan tujuan pembelajaran. Pada tahap Design
dilakukan penentuan format dan rancangan awal berupa LKPD model pembelajaran Learning
Cycle. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi LKPD IPA,
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon peserta didik, dan soal
evaluasi. Pada tahap Develop dilakukan validasi dosen ahli, guru IPA, dan uji coba produk.
Pada tahap Disseminate dilakukan dalam skala terbatas. LKPD IPA yang telah divalidasi
dilakukan uji coba produk di kelas VIII C SMP Negeri 1 Wates dengan jumlah 28 peserta
didik. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta didik.
Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif yaitu berupa uraian saran dan skor penilaian dari semua validator yang sudah
dikonversi menjadi skala 4. Sedangkan analisis data secara kuantitatif dengan perhitungan
persentase keterlaksanaan pembelajaran dan ketercapaian peningkatan pemahaman
menggunakan standard gain serta perhitungan ketuntasan nilai evaluasi terhadap KKM
sebagai indikator ketercapaian pemahaman peserta didik.
Hasil penelitian ini menghasilkan LKPD IPA dalam model pembelajaran Learning
Cycle dengan tema Sistem Transportasi Makhluk Hidup memperoleh jumlah skor total 108,5
dari skor maksimal 128 termasuk kategori sangat baik (A). LKPD IPA yang dikembangkan
mampu menunjukkan peningkatan pemahaman peserta didik dan respon peserta didik sangat
baik terhadap kualitas LKPD IPA ini.
Kata Kunci: LKPD, Learning Cycle, Sistem Transportasi Makhluk Hidup, Pemahaman
Peserta DidikEka Rachmawati Eka Rachmawati2016-05-23T07:07:33Z2019-01-30T09:06:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/33105This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/331052016-05-23T07:07:33ZSTUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN TEKA-TEKI SILANG
(TTS) DAN PETA KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU
DARI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI SMPPenggunaan TTS dan peta konsep dengan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) belum dikenalkan dalam
pembelajaran pada penerapan pembelajaran aktif pada cakupan materi pembelajaran
yang cukup banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk mengkomparasikan
kedua strategi pembelajaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan penggunaan pembelajaran antara peta konsep dan teka-teki silang ditinjau
dari hasil belajar kognitif siswa dan mengetahui proses pembelajaran dengan
menggunakan TTS dan Peta Konsep.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini
menggunakan strategi student centered dengan TTS dan peta konsep. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester II SMP N 2 Mlati. Pengambilan
sampel dengan teknik Cluster Random Sampling. Kelas eksperimen 1 menggunakan
pembelajaran TTS adalah Kelas VIII C, sedangkan kelas eksperimen 2 menggunakan
pembelajaran peta konsep adalah Kelas VIII D, dengan masing-masing 29 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes kognitif. Analisis data menggunakan uji
normalitas dan homogenitas. Uji hipotesis menggunakan Uji T-Test (Independent
Sample Test).
Hasil Uji T-Test (Independent Sample Test) adalah nilai sig. (2-tailed) 0.001 pada
hasil posttest menunjukkan terdapat perbedaan setelah kedua kelas diberi perlakuan
karena nilai signifikansi kurang dari 0.05. Nilai rerata kemampuan akhir kelas
eksperimen dengan peta konsep lebih tinggi yaitu 70.17 dibandingkan dengan kelas
eksperimen dengan TTS yaitu 59.48. Hasil uji ini menunjukkan bahwa penggunaan
pembelajaran peta konsep dan teka-teki silang terdapat perbedaan. Presentase
keterlaksanaan pembelajaran juga menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen 2
lebih tinggi daripada kelas eksperimen 1. Penggunaan pembelajaran dengan peta
konsep lebih baik daripada penggunaan pembelajaran teka-teki silang apabila dilihat
dari hasil rata-rata nilai kelas pada materi Struktur Tubuh Tumbuhan.
Kata kunci : teka-teki silang (TTS), peta konsepWulan Sari Ningsih2016-05-23T07:06:07Z2019-01-30T08:02:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32843This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/328432016-05-23T07:06:07ZPENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI ZAT ADITIF PADA MAKANAN BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DAN
SIKAP INGIN TAHU PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan
LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning, (2) pertumbuhan kemampuan
problem solving peserta didik SMP kelas VIII terhadap LKPD IPA berpendekatan
authentic inquiry learning, (3) pertumbuhan sikap ingin tahu peserta didik SMP kelas
VIII terhadap LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning.
Metode penelitian adalah Research and Development (R & D) dengan model
4-D. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap define, design, develop, dan
disseminate. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi untuk
dosen ahli dan guru IPA, lembar observasi keteraksanaan pembelajaran authentic
inquiry learning, angket respon peserta didik terhadap LKPD IPA berpendekatan
authentic inquiry learning, lembar observasi kemampuan problem solving, instrumen
soal tes problem solving berupa pretest dan posttest, lembar observasi sikap ingin
tahu peserta didik, dan angket sikap ingin tahu peserta didik. Subjek penelitian adalah
peserta didik SMP kelas VIII di SMP N 2 Imogiri. Teknik analisis data pada
kelayakan, respon peserta didik, dan angket sikap ingin tahu dengan mengkonversi
skor menjadi skala lima, untuk lembar observasi kemampuan problem solving dan
sikap ingin tahu dengan persentase, kemudian untuk tes kemampuan problem solving
dengan menggunakan gain score.
Hasil penelitian dari pengembangan LKPD IPA menunjukkan bahwa: (1)
LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning layak digunakan sebagai bahan
ajar dengan kategori sangat baik (A), didukung dengan hasil respon peserta didik
terhadap LKPD IPA berada pada kategori baik (B) dan keterlaksanaan pembelajaran
authentic inquiry learning dapat 100% terlaksana dengan sangat baik, (2)
Kemampuan problem solving peserta didik berdasarkan analisis gain score 0,6 berada
pada kategori Sedang, (3) Sikap ingin tahu peserta didik berada pada kategori sangat
baik (A).
Kata Kunci: LKPD, Authentic Inquiry Learning, Kemampuan Problem Solving, Sikap
ingin TahuLady Wahyu Hapsari2016-05-23T07:05:34Z2019-01-30T08:00:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32842This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/328422016-05-23T07:05:34ZPERBEDAAN PENGGUNAAN MODEL GUIDED INQUIRY DAN
LEARNING CYCLE 5E DITINJAU DARI ASPEK SIKAP ILMIAH
DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII
SMP PADA TEMA ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPANPenelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perbedaan sikap ilmiah
antara siswa yang menggunakan model Guided Inquiry dengan model Learning
Cycle 5E dan (2) menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa
yang menggunakan model Guided Inquiry dengan model Learning Cycle 5E.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain
nonequivalent comparison-group design. Populasi pada penelitian ini adalah
siswa kelas VII SMP N 3 Bantul dengan jumlah 217 siswa. Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan metode acak (random), yaitu cluster random
sampling sehingga diperoleh siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen 1
dengan perlakuan model Learning Cycle 5E dan siswa kelas VII B sebagai kelas
eksperimen 2 dengan perlakuan model Guided Inquiry. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (1) lembar keterlaksanaan model Guided Inquiry dan
Learning Cycle 5E, (2) lembar observasi sikap ilmiah, dan (3) soal pretest-posttest
keterampilan berpikir kritis. Analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan
sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis adalah uji Independent Sample T-
Test.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan signifikan pada
pencapaian sikap ilmiah antara siswa yang menggunakan model Guided Inquiry
dengan model Learning Cycle 5E yang mana skor rata-rata sikap ilmiah kelas
dengan model Guided Inquiry lebih tinggi dari pada kelas dengan model Learning
Cycle 5E, dan (2) terdapat perbedaan signifikan pada pencapaian keterampilan
berpikir kritis antara siswa yang menggunakan model Guided Inquiry dengan
model Learning Cycle 5E dengan kriteria gain score sedang pada model Guided
Inquiry dan kriteria gain score rendah pada model Learning Cycle 5E.
Kata Kunci: Model Guided Inquiry, model Learning Cycle 5E, sikap ilmiah,
keterampilan berpikir kritisFauzia Budi Mariska2016-05-23T07:05:28Z2019-01-30T08:00:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32839This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/328392016-05-23T07:05:28ZPENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS MODEL PROJECT BASED
LEARNING PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN BENDA-BENDA
DI SEKITAR KITA UNTUK MENUMBUHKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIPenelitian ini bertujuan (1) menghasilkan modul IPA berbasis model PjBL
pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita yang layak berdasarkan
penilaian dari validator, (2) mengetahui kelayakan modul IPA berbasis model PjBL
pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita berdasarkan respon
peserta didik, dan (3) mengetahui efektivitas modul IPA berbasis model PjBL pada
pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita yang dikembangkan untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan model 4D yang
meliputi tahap define (pendefinisian), design (perencangan), develop
(pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Subjek dalam penelitian ini adalah
24 peserta didik kelas VII H SMP N 1 Wonosari. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini meliputi angket validasi modul IPA, lembar observasi keterlaksaan
pembelajaran, angket respon peserta didik, lembar observasi keterampilan berpikir
kritis, soal berpikir kritis pada modul IPA, dan soal pretest-posttest. Teknik analisis
data yang digunakan pada angket validasi dan respon peserta didik adalah analisis
dengan pedoman kriteria penilaian ideal untuk menentukan kelayakan modul IPA.
Data keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi berpikir kritis dan soal pada
modul IPA diperoleh dengan menggunakan pedoman kriteria penilaian dalam bentuk
persentase, sedangkan pada soal pretest-posttest dianalisis dengan menggunakan gain
score dan uji signifikansi dengan t-test berkorelasi untuk mengetahui pertumbuhan
keterampilan berpikir kritis.
Berdasarkan penilaian ahli secara keseluruhan meliputi aspek kelayakan isi,
aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafisan, modul IPA hasil pengembangan
memperoleh nilai A dengan kategori sangat baik. Kelayakan modul berdasarkan
respon peserta didik ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek penyajian, aspek bahasa,
dan aspek kegrafisan memperoleh nilai A dengan kategori sangat baik. Modul ini
dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis peserta didik SMP kelas VII,
pertumbuhan keterampilan berpikir kritis dari lembar observasi sebesar 19,70%,
kemudian melalui soal pada modul IPA diperoleh nilai pertumbuhan sebesar 17,13%.
Sedangkan melalui soal pretest-posttest dengan perhitungan gain score menunjukkan
angka 0,54 yang termasuk dalam kategori sedang. Pertumbuhan keterampilan berpikir
kritis signifikan setelah diuji signifikansi dengan uji t berkorelasi.
Kata kunci: Modul IPA, Project Based Learning, keterampilan berpikir kritisKarina Syahrul Hudda2016-05-23T07:05:15Z2019-01-30T08:02:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32844This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/328442016-05-23T07:05:15ZPERBEDAAN PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
INKUIRI TERBIMBING DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
MELALUI METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI
KETERAMPILAN PROSES DAN SIKAP
ILMIAH PESERTA DIDIKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan signifikan
pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
pendekatan kontekstual ditinjau dari keterampilan proses dan ditinjau dari sikap
ilmiah. Kemudian mengetahui pendekatan yang lebih baik dalam pembelajaran IPA
antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan kontekstual ditinjau
dari keterampilan proses dan ditinjau dari sikap ilmiah. Penelitian dilakukan pada
peserta didik kelas VII SMPN 2 Depok dengan materi pembelajaran “Pencemaran
Lingkungan”.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain Posttestonly
Control Design yang dilakukan di SMP Negeri 2 Depok. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random sampling, sehingga
diperoleh Kelas VII A sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII B sebagai kelas
eksperimen 2. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen 1 yaitu
melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
metode eksperimen, sedangkan pada kelas ekspeirmen 2 menggunakan pendekatan
kontekstual dengan metode eksperimen. Data keterampilan proses diperoleh
dengan menggunakan lembar observasi keterampilan proses. Data sikap ilmiah
peserta didik diperoleh dengan menggunakan lembar observasi sikap ilmiah.
Pengujian hipotesis dilakukan independent sample t-test. Untuk menentukan
pendekatan yang lebih baik dilihat dari jumlah rata-rata skor keterampilan proses
dan sikap ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
pendekatan kontekstual ditinjau dari keterampilan proses dan terdapat perbedaan
signifikan antara pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan pendekatan kontekstual ditinjau dari sikap ilmiah. Kemudian
pendekatan inkuiri terbimbing lebih baik daripada pendekatan kontekstual ditinjau
dari keterampilan proses peserta didik dan pendekatan inkuiri terbimbing lebih baik
dibandingkan pendekatan kontekstual ditinjau dari sikap ilmiah peserta didik.
Kata kunci: pendekatan inkuiri terbimbing, pendekatan kontekstual, metode
eksperimen, keterampilan proses, sikap ilmiahPutri Handayani2016-05-16T07:25:29Z2019-01-30T07:52:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32630This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/326302016-05-16T07:25:29ZPENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS STML PADA TEMA “BRIKET
PELEPAH SALAK PONDOH” UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 TEMPELPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul IPA Berbasis
Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan (STML) pada tema “Briket Pelepah
Salak Pondoh” yang telah dikembangkan. Tujuan lainnya adalah untuk
mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa setelah menggunakan modul
hasil pengembangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development
(R&D). Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Tempel dengan sasaran mata
pelajaran IPA. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi: lembar
validasi Modul, soal pretest dan postest, lembar observasi keterampilan proses
siswa, angket respon siswa terhadap modul, serta lembar keterlaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan STML. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif untuk tujuan mengetahui kelayakan modul
berdasarkan saran dan skor penilaian dari validator, gain score peningkatan
keterampilan proses siswa, peningkatan persentase keterampilan proses siswa tiap
pertemuan, respon siswa terhadap modul berdasarkan saran, skor penilaian angket
respon, serta persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STML.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa modul IPA hasil
pengembangan layak digunakan dalam pembelajaran dengan kategori sangat baik.
Selain itu, modul hasil pengembangan ini juga dapat meningkatkan keterampilan
proses siswa dengan perolehan gain score dalam kategori peningkatan sedang.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi diperoleh peningkatan hasil keterampilan
proses dari kategori cukup menjadi kategori baik.
Kata kunci: Modul IPA, Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan (STML),
Keterampilan Proses, siswa SMPMuhammad Labib Ridlo2016-05-16T07:24:44Z2019-01-30T07:52:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32629This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/326292016-05-16T07:24:44ZPENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BERBAHPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VII SMP N 2 Berbah, (2) pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP N 2 Berbah.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian noneqivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP N 2 Berbah tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah empat kelas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Kelas VII B sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sedangkan kelas VII C sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan berbasis KTSP yang menerapkan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterampilan proses sains dan lembar soal hasil belajar kognitif siswa. Uji prasyarat menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linier sederhana menggunakan program SPSS 18.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendekatan saintifik berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VII SMP N 2 Berbah yang ditunjukkan oleh angka signifikansi kurang dari 0,05. Besarnya pengaruh pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa adalah 32,5%. (2) pendekatan saintifik berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP N 2 Berbah yang ditunjukkan oleh angka signifikansi kurang dari 0,05. Besarnya pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar kognitif siswa adalah 26,8%.
Kata kunci: pendekatan saintifik, keterampilan proses sains, hasil belajar kognitifHanifah Hanifah2016-05-16T07:24:33Z2019-01-30T07:52:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32628This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/326282016-05-16T07:24:33ZPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN)
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA
PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPANPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh model pembelajaran POE
terhadap pemahaman konsep peserta didik SMP, (2) mengetahui pengaruh model
pembelajaran POE terhadap keterampilan proses IPA peserta didik SMP, (3) mengetahui
pengaruh model pembelajaran POE terhadap pemahaman konsep dan keterampilan proses
IPA peserta didik SMP.
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan design pretest-posttest non
equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP N 1
Banguntapan pada tahun ajaran 2015/2016, sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yaitu
kelas VIII A sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung dan kelas
VIII B sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran POE. Teknik sampling
yang digunakan ialah cluster random sampling. Data pemahaman konsep diperoleh melalui
nilai N gain sedangkan nilai keterampilan proses diperoleh melalui lembar observasi.
Hipotesis penelitian menggunakan MANOVA dengan aplikasi SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian menunjukan model pembelajaran POE berpengaruh terhadap
pemahaman konsep, model pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses
IPA, dan model pembelajaran POE berpengaruh terhadap pemahaman konsep dan
keterampilan proses.
Kata kunci: model POE (Predict-Observe-Explain), pemahaman konsep, keterampilan proses
IPA.Robiyatul Abdawiyah2016-05-16T07:24:28Z2019-01-30T07:52:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32627This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/326272016-05-16T07:24:28ZPENGARUH PENDEKATAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY
AND SOCIETY (SETS) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN
MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES IPA SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pendekatan SETS
terhadap kemampuan memecahkan masalah; (2) pengaruh pendekatan SETS
terhadap keterampilan proses IPA; dan (3) pengaruh pendekatan SETS terhadap
kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan proses IPA siswa SMP.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan jenis desain
penelitian pretest-posttest nonequivalent-control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banguntapan tahun ajaran
2015/ 2016, yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling karena sampel yang diambil berasal dari kelompokkelompok,
bukan individu-individu. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas
VIIIC sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIF sebagai kelas kontrol.
Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan SETS dan
pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pendekatan CTL. Data
kemampuan memecahkan masalah diperoleh dari pretest dan posttest, sedangkan
data keterampilan proses IPA diperoleh melalui lembar observasi keterampilan
proses IPA. Analisis data yang digunakan adalah uji Manova. Pengambilan
keputusan berdasarkan nilai sig. pada bagian Hotelling’s trace dan besarnya
pengaruh pendekatan SETS pada masing-masing variabel berdasarkan nilai sig.
dan adjusted R squared pada tabel Test of Between-Subjects Effects.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendekatan SETS berpengaruh
terhadap kemampuan memecahkan masalah sebesar 15%; dan (2) pendekatan
SETS berpengaruh terhadap keterampilan proses IPA sebesar 42,7%; (3)
pendekatan SETS berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah dan
keterampilan proses IPA siswa SMP sebesar 57,7%, sedangkan 42,3% hasil
belajar dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata kunci: kemampuan memecahkan masalah, keterampilan proses IPA,
pendekatan SETSYUTIKA TESSARANI2016-05-16T07:23:56Z2019-01-30T07:52:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32625This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/326252016-05-16T07:23:56ZPENGARUH PENERAPAN METODE PROBING-PROMPTING
PADA PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWAPenelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas
yang menggunakan metode probing prompting dengan kelas yang menggunakan metode
direct instruction pada pembelajaran IPA dan mengetahui pengaruh metode pembelajaran
probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa siswa kelas VII SMP Negeri 4
Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pendekatan penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif, (2) jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu, (3) desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group
design, (4) teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 53 siswa yang berasal dari kelas VII B dan VII C dan data sekunder yang
berasal dari hasil observasi dan dokumentasi, (5) instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa pedoman observasi dan instrumen posttest, (6) teknik analisis yang digunakan
adalah uji-t dan (7) prosedur dalam penelitian ini melalui tahap persiapan penelitian mulai
mengajukan judul sampai penyampaian surat izin penelitian ke lokasi penelitian dan tahap
pelaksanaan penelitian mulai dari penyiapan instrumen penelitian, pelaksanaan pembelajaran
di kelas kontrol dan kelas eksperimen, pemberian posttest, pengumpulan data, analisis data,
interpretasi data hingga penarikan kesimpulan.
Setelah peneliti melakukan penelitian dan memperoleh data, selanjutnya peneliti
menganalisis data dengan menggunakan uji-t dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil
belajar berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran probing prompting dengan metode pembelajaran direct instruction dengan nilai
(t
hitung
= 3,018 > t
= 2,007) pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran probing prompting terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa SMP N 4 Wonosari semester genap tahun pelajaran
2015/2016. Adapun besar pengaruh besarnya pengaruh dari penerapan metode pembelajaran
probing prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 4
Wonosari semester genap tahun pelajaran 2015/2016 adalah 62,61% dari pengambilan data
menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis dan 69,72% menggunakan lembar
observasi kemampuan berpikir kritis.
tabel
Kata kunci: Metode Probing-Prompting, Kemampuan Berpikir Kritis, Pembelajaran IPATaufik Nur Rahmadi2016-05-10T03:37:37Z2019-01-30T07:48:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32464This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324642016-05-10T03:37:37ZPENGEMBANGAN POCKET BOOK IPA BERPENDEKATAN AUTHENTIC
INQURY LEARNING YANG BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN
PROBLEM SOLVING PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan bahan ajar pocket
book IPA yang dikembangkan menurut ahli dan guru, (2) respon peserta didik
terhadap pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning, (3)
kemampuan problem solving peserta didik setelah menggunakan pocket book IPA
berpendekatan authentic inquiry learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model
4-D (four-D). Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap pendefinisian (define),
perancangan (desain), pengembangan (develop), dan penyebarluasan
(disseminate). Subjek penelitian adalah dosen ahli, guru IPA, dan peserta didik
kelas VIII F SMP Negeri 2 Piyungan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
lembar validasi untuk dosen ahli dan guru IPA yang berfungsi untuk mengetahui
kelayakan pocket book IPA, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
authentic inquiry learning untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
authentic inquiry learning, angket respon peserta didik terhadap pocket book IPA
berpendekatan authentic inquiry learning untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning, lembar
observasi kemampuan problem solving untuk menilai kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan kemampuan problem solving, dan instrumen soal posttest
digunakan untuk mengetahui kemampuan problem solving peserta didik. Teknik
analisis yang digunakan antara lain rerata skor untuk mencari skor aktual, konversi
skor menjadi empat kategori, dan perhitungan persentase penguasaan kemampuan.
Hasil penelitian dari pengembangan pocket book IPA adalah (1) Pocket
book IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang dikembangkan dinilai
sangat baik oleh dosen ahli dan guru serta layak digunakan dalam pembelajaran
IPA, (2) peserta didik memberikan respon sangat baik terhadap pocket book IPA
berpendekatan authentic inquiry learning hasil pengembangan, (3) kemampuan
problem solving peserta didik setelah menggunakan pocket book IPA
berpendekatan authentic inquiry learning berada pada kategori sangat baik.
Kata Kunci: Pocket Book IPA, Pendekatan Authentic Inquiry Learning,
Kemampuan Problem SolvingEka Adytianto2016-05-10T03:37:33Z2019-01-30T07:48:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32463This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324632016-05-10T03:37:33ZPengembangan LKPD IPA dengan Pendekatan Authentic Inquiry Learning
pada Sub Materi “Fotosintesis” untuk Meningkatkan Kemampuan Problem
Solving dan Sikap Ingin Tahu Peserta Didik Kelas VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan LKPD IPA yang
dihasilkan dengan pendekatan Authentic Inquiry Learning; (2) mengetahui
pengembangan LKPD IPA untuk meningkatkan kemampuan problem solving
peserta didik; dan (3) mengetahui pengembangan LKPD IPA untuk meningkatkan
sikap ingin tahu peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan mengadaptasi
model 4-D Thiagarajan, et all. Model 4-D terdiri dari empat tahapan yaitu define
(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate
(penyebaran) namun tahap ini tidak dilakukan. Instrumen yang digunakan
meliputi lembar validasi LKPD, angket respon peserta didik terhadap LKPD,
lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi problem solving, soal
pretest dan posstest, angket sikap ingin tahu dan lembar observasi sikap ingin
tahu. Penelitian ini melibatkan 3 dosen ahli dan 3 guru IPA sebagai validator,
serta 33 siswa kelas VII G SMP 1 Sleman sebagai subjek penelitian. Teknik
analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Reliabilitas
kelayakan LKPD melalui Uji Borich, gain score problem solving, persentase
problem solving dan persentase sikap ingin tahu.
Hasil penelitian diperoleh (1) kelayakan LKPD IPA yang telah dihasilkan
dengan pendekatan Authentic Inquiry Learning pada sub materi “Fotosintesis” ini
termasuk dalam kategori sangat baik (A) menurut dosen ahli, guru IPA dan
peserta didik, ditinjau dari aspek kesesuaian isi, kebahasaan, penyajian dan
kegrafisan. Reliabilitas kelayakan LKPD yaitu sebesar 93,47% sehingga
memenuhi kelayakan sebagai bahan ajar. (2) LKPD IPA dapat meningkatkan
problem solving dengan hasil perhitungan gain score sebelum menggunakan
LKPD dan setelah menggunakan LKPD diperoleh nilai 0,39 dengan kategori
sedang. Persentase problem solving peserta didik melalui observasi meningkat
sebesar 15,35 % dari kategori cukup menjadi baik. (3) LKPD IPA berpotensi
meningkatkan sikap ingin tahu peserta didik yang dibuktikan dengan peningkatan
pada setiap pertemuan dari kategori baik menjadi sangat baik.
Kata kunci: LKPD IPA, Authentic Inquiry Learning, Problem Solving, Sikap Ingin TahuWulan Ambar Pratiwi2016-05-10T03:37:29Z2019-01-30T07:48:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32462This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324622016-05-10T03:37:29ZPERBEDAAN SIKAP INGIN TAHU DAN KETERAMPILAN PROSES
PESERTA DIDIK ANTARA KELAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN
JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DAN EKSPLORASI, ELABORASI,
KONFIRMASI (EEK) PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SMP N 2 KALASANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan sikap ingin tahu
peserta didik antara kelas yang menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK) pada pembelajaran IPA di
SMP N 2 Kalasan, (2) perbedaan keterampilan proses peserta didik antara kelas
yang menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan Eksplorasi,
Elaborasi, Konfirmasi (EEK) pada pembelajaran IPA di SMP N 2 Kalasan, (3)
perbedaan sikap ingin tahu dan keterampilan proses peserta didik antara kelas
yang menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan Eksplorasi,
Elaborasi, Konfirmasi (EEK) pada pembelajaran IPA di SMP N 2 Kalasan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan
desain nonequivalent control group design. Populasi penelitian berjumlah 191
siswa kelas VII SMP N 2 Kalasan. Teknik pengambilan sampel dengan cluster
random sampling. Sampel penelitian berjumlah 59 siswa yang terdiri dari kelas
VIIE dan VIIF. Kelas VIIE sebagai kelas kontrol dan kelas VIIF sebagai kelas
ekspermen. Instrumen yang digunakan berupa soal posttest, lembar observasi
sikap ingin tahu dan lembar observasi keterampilan proses. Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan inferensial menggunakan Uji
Manova.
Hasil penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan signifikan pembelajaran IPA
berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK)
terhadap sikap ingin tahu peserta didik kelas VII di SMP N 2 Kalasan, (2) ada
perbedaan signifikan pembelajaran IPA berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan
Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK) terhadap keterampilan proses peserta
didik kelas VII di SMP N 2 Kalasan, (3) ada perbedaan signifikan pembelajaran
IPA berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi
(EEK) terhadap sikap ingin tahu dan keterampilan proses peserta didik kelas VII
di SMP N 2 Kalasan.
Kata kunci: Jelajah Alam Sekitar (JAS), sikap ingin tahu, keterampilan prosesAnis Setyawati2016-05-10T03:30:34Z2019-01-30T07:48:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32456This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324562016-05-10T03:30:34ZPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN NEWSPAPER TERHADAP KREATIVITAS DAN
HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERBAHLatar belakang penelitian ini yaitu model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran IPA masih bersifat konvensional dengan metode ceramah
dan tanya jawab sehingga guru belum inovatif dalam menyajikan permasalahan
secara autentik dan hasil kreativitas serta hasil belajar kognitif IPA belum optimal
sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya: (1) pengaruh
model pembelajaran problem based learning dengan newspaper terhadap
kreativitas peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Berbah dan (2) pengaruh model
pembelajaran problem based learning dengan newspaper terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Berbah.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretestposttest
nonequivalent
control
grup design. Populasi pada penelitian ini sejumlah
128 peserta didik kelas VIII SMP N 2 Berbah. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
VIII A sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
problem based learning dengan newspaper dan VIII B sebagai kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (1) lembar keterlaksanaan pembelajaran problem
based learning dengan newspaper, (2) lembar observasi kreativitas, dan (3) soal
pretest dan posttest. Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran
problem based learning dengan newspaper terhadap kreativitas dan hasil belajar
kognitif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Berbah digunakan uji t
menggunakan program PASW SPSS 18.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh pembelajaran
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan newspaper
terhadap kreativitas peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Berbah sebesar 25,0%
dengan nilai signifikansi 0,000; (2) terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan
model pembelajaran problem based learning dengan newspaper terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Berbah sebesar 45,0%
dengan nilai signifikansi 0,015.
Kata kunci: problem based learning, newspaper, kreativitas, kognitifHasna Ulfiani2016-05-10T03:30:30Z2019-01-30T07:48:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32457This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324572016-05-10T03:30:30ZENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PESERTA DIDIK
KELAS VII E SMP N 2 WONOSARI TEMA ENERGI DALAM SISTEM
KEHIDUPANPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah melalui model Problem Based Learning pada peserta didik kelas VII E
SMP N 2 Wonosari dengan tema “Energi dalam Sistem Kehidupan”.
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
model Spiral Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini adalah peserta didik
kelas VII E SMP N 2 Wonosari yang berjumlah 30 peserta didik. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun teknik pengumpulan data untuk
mengetahui peningkatan keterampilan pemecahan masalah peserta didik
menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes menggunakan soal pretest dan
posttest berupa soal uraian, sedangkan teknik non tes menggunakan lembar
pengamatan keterampilan pemecahan masalah yang digunakan saat pembelajaran.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif.
Keterampilan pemecahan masalah peserta didik kelas VII E SMP N 2
Wonosari dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model PBL. Masing-masing
tahapan model PBL dapat meningkatkan aspek keterampilan pemecahan masalah.
Tahap memberikan orientasi masalah kepada peserta didik meningkatkan aspek
memahami masalah dan merencanakan solusi. Tahap mengorganisasi peserta
didik untuk melakukan penyelidikan meningkatkan aspek memahami masalah dan
merencanakan solusi. Tahap membimbing penyelidikan peserta didik
meningkatkan aspek memecahkan masalah. Tahap menyajikan hasil penyelidikan
meningkatkan aspek mengevaluasi pemecahan masalah. Tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah meningkatkan aspek mengevaluasi
pemecahan masalah. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah dibuktikan
dengan peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai KKM (KKM = 75) dari
siklus I sebesar 90% menjadi 100% pada siklus II.
Kata Kunci : Model Problem Based Learning (PBL), Keterampilan Pemecahan
MasalahPrema Kurniawati Santosa2016-05-10T03:30:27Z2019-01-30T07:48:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32458This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324582016-05-10T03:30:27ZPENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN FUN SCIENCE
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN
KONSEP IPA MATERI PERUBAHAN FISIKA DAN
PERUBAHAN KIMIA DI SMP NEGERI 2 MLATIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran IPA
menggunakan pendekatan saintifik dengan fun science terhadap motivasi belajar
peserta didik SMP, pengaruh pembelajaran IPA menggunakan pendekatan
saintifik dengan fun science terhadap pemahaman konsep IPA peserta didik SMP,
dan pengaruh pembelajaran IPA menggunakan pendekatan saintifik dengan fun
science terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep IPA peserta didik SMP.
Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VII dengan materi pembelajaran
“Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia”.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design yang dilakukan di SMP
Negeri 2 Mlati. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster
random sampling, sehingga diperoleh Kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas
VII B sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
yaitu melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan fun
science (blobs in a bottle, ice cream, rapid color-changing chemistry, dan merapi
vulcano), sedangkan pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran berbasis EEK
(Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi). Data motivasi belajar peserta didik
diperoleh dengan menggunakan lembar observasi motivasi belajar peserta didik.
Data pemahaman konsep IPA peserta didik diperoleh dengan memberikan tes
sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji manova setelah memenuhi uji prasyarat yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik dengan fun science memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep IPA peserta didik. Pengaruh
pendekatan saintifik dengan fun science terhadap motivasi belajar peserta didik
sebesar 20,1% dengan rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen mencapai
kategori cukup. Pendekatan saintifik dengan fun science juga memiliki pengaruh
terhadap pemahaman konsep IPA peserta didik sebesar 24,2% dengan rata-rata
peningkatan yang mencapai kategori sedang.
Kata kunci: pendekatan saintifik, fun science, blobs in a bottle, ice cream, rapid
color-changing chemistry, merapi vulcano, motivasi belajar,
pemahaman konsep IPARizki Siti Noviani2016-05-10T03:30:23Z2019-01-30T07:48:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32459This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324592016-05-10T03:30:23ZPENGEMBANGAN LKPD IPA TEMA “PROTECTING OUR EARTH
FROM AIR POLLUTION” BERBASIS AUTHENTIC INQUIRY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DAN
SIKAP INGIN TAHU PESERTA DIDIK KELAS VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA tema
“Protecting Our Earth from Air Pollution” berbasis authentic inquiry learning,
mengetahui peningkatan kemampuan problem solving dan sikap ingin tahu
peserta didik dengan menggunakan LKPD yang dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development dengan
mengadaptasi langkah-langkah 4D (Define, Design, Develop, Disseminate).
Penelitian ini melibatkan validator penilai kelayakan LKPD IPA yang terdiri dari
3 dosen ahli dan 3 guru IPA. Instrumen penelitian antara lain lembar validasi
LKPD dan angket respon peserta didik yang dianalisis menggunakan konversi
lima kategori untuk mengetahui kelayakan LKPD; soal pretest-posttest problem
solving dan lembar penilaian problem solving yang dianalisis menggunakan
konversi lima kategori untuk mengetahui peningkatan kemampuan problem
solving; angket sikap ingin tahu yang dianalisis menggunakan konversi lima
kategori dan lembar observasi sikap ingin tahu yang dianalisis menggunakan
persentase checklist digunakan untuk mengetahui peningkatan sikap ingin tahu;
serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran authentic inquiry learning
dianalisis menggunakan persentase checklist untuk mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran authentic inquiry learning.
Hasil penelitian pengembangan LKPD IPA berdasarkan penilaian dosen
ahli dan guru IPA ditinjau dari kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan
kegrafikan memperoleh skor rata-rata 3,79 (kategori sangat baik) dengan
reliabilitas sebesar 96,13% sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil
penilaian angket respon peserta didik terhadap LKPD IPA memperoleh skor ratarata
3,41 dengan kategori baik. Hasil penilaian keterlaksanaan pembelajaran
authentic inquiry learning memperoleh persentase skor 100% pada kegiatan
pertama maupun kedua. LKPD IPA hasil pengembangan dapat meningkatkan
kemampuan problem solving dibuktikan dengan gain score sebesar 0,51 dengan
kategori sedang dikuatkan dengan data observasi problem solving berpotensi
meningkatkan kemampuan problem solving. LKPD IPA juga telah terbukti
meningkatkan sikap ingin tahu peserta didik dibuktikan dengan data observasi
sikap ingin tahu peserta didik meningkat 20,02% dan diperkuat dengan hasil
angket sikap ingin tahu yang menunjukkan skor 3,27 (kategori baik).
Kata kunci: LKPD IPA, authentic inquiry learning, problem solving, rasa ingin
tahuSinta Aulia Devi Maharani2016-05-10T03:30:20Z2019-01-30T07:48:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32460This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324602016-05-10T03:30:20ZPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PADA TEMA
“PENCEMARAN AIR” BERPENDEKATAN AUTENTIC INQUIRY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KEINGINTAHUAN DAN
KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan LKPD dengan
pendekatan authentic inquiry learning pada tema Pencemaran Air (2) keefektifan LKPD
berpendekatan authentc inquiry learning pada tema Pencemaran Air terhadap
peningkatan keingintahuan peserta didik (3) keefektifan LKPD berpendekatan authentc
inquiry learning pada tema Pencemaran Air terhadap peningkatan kemampuan
memecahkan masalah peserta didik.
Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini model 4D meliputi tahap
pendefinisian (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran
(disseminate). Penelitian ini melibatkan dua dosen ahli dan tiga guru IPA yang
bertindak sebagai validator kelayakan LKPD. LKPD diujicobakan kepada 31 peserta
didik kelas VII B SMP N 1 Wates. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi lembar observasi sikap keingintahuan, lembar observasi pemecahan masalah,
angket keingintahuan peserta didik, kemampuan memecahkan masalah diperoleh
melalui tes (pretest-postest), dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
authentic inquiry learning. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan
pedoman skala kriteria penilaian, persentase dan gain score.
Hasil uji coba dalam penelitian menunjukkan bahwa LKPD dengan pendekatan
authentic inquiry learning berdasarkan kelayakan LKPD oleh validator dan respon
peserta didik dinyatakan layak yang ditunjukkan dengan nilai A dalam kriteria sangat
baik. LKPD dengan pendekatan authentic inquiry learning efektif meningkatkan
keingintahuan peserta didik dengan rata–rata persentase 63,746%, serta efektif
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah peserta didik dengan kategori gain
scoresedang.
Kata kunci : LKPD IPA, pendekatan authentic inquiry learning, sikap keingintahuan,
dan kemampuan memecahkan masalahBiyan Munita Dewi2016-05-10T03:30:16Z2019-01-30T07:48:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32461This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324612016-05-10T03:30:16ZPENGEMBANGAN HANDOUT IPA DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MATERI “KALOR
DAN PERPINDAHNNYA” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DAN MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK KELAS VIIPenelitian ini merupakan pengembangan handout IPA dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan motivasi belajar
dan melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VII. Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui: 1) kelayakan handout, 2) respon peserta didik
terhadap handout 3) peningkatan motivasi belajar peserta didik, 4) keterampilan
berpikir kritis peserta didik.
Pengembangan handout dengan menggunakan model pengembangan 4-D
(Define, Design, Develop, dan Disseminate). Tahap define merupakan tahap awal
untuk menetapkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah. Tahap
design menghasilkan produk awal. Tahap develop dilakukan penilaian oleh ahli
(expert appraisal) dan uji coba (developmental testing). Penilaian dilakukan oleh
dosen ahli media, dosen ahli materi dan guru IPA yang hasilnya digunakan
sebagai perbaikan produk akhir. Tahap disseminatehanya dilakukan pada sekolah
yang menjadi objek penelitian.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Handout IPA yang dikembangkan layak
diujicobakan, dengan rata-rata penialaian handout yang dikembangkan
memperoleh nilai A dengan kategori baik, 2) Hasil respon peserta didik terhadap
handout dari aspek materi dan media diperoleh nilai A dengan kategori sangat
baik, 3) Handout yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dengan selisih persentase motivasi awal dan akhir sebesar 16,57%,
4) Hasil Observasi dari enam aspek keterampilan berpikir kritis peserta didik
diperoleh persentase dari rendah ke tinggi yaitu, menghubungkan,
mengelompokkan, menganalisis, membandingkan, membuat kesimpulan dan
merangkai. Rata-rata persentase dari enam aspek tersebut bahwa handout dapat
melatih ketempilan berpikir kritis peserta didik dengan kategori kuat
Kata Kunci: Handout, motivasi belajar, keterampilan berpikir kritisSantika Octavian Hastogiri2016-05-09T06:40:19Z2019-01-30T07:48:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32452This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/324522016-05-09T06:40:19ZPENGEMBANGAN E-MODULE PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
LECTORA INSPIRE SEBAGAI BAHAN BELAJAR MANDIRI
SISWA SMP KELAS VIIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelayakan e-module
pembelajaran IPA berbasis Letora Inspire sebagai bahan belajar mandiri, (2)
tingkat kemandirian belajar siswa ketika menggunakan e-module sebagai bahan
belajar mandiri, dan (3) penilaian siswa terhadap e-module pembelajaran IPA
berbasis Lectora Inspire.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang
mengadaptasi model pengembangan 4-D dari Thiagarajan. Adapun tahapannya
adalah define, design, develop, and disseminate. Subjek dari penelitian ini yaitu 3
orang ahli dan 24 siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Muntilan. Instrumen yang
digunakan antara lain angket penilaian kelayakan e-module IPA oleh validator,
angket kemandirian belajar siswa, angket penilaian siswa, dan lembar observasi
kemandirian belajar siswa. Teknik analisis yang digunakan antara lain rerata skor
untuk menghitung skor rata-rata aktual, konversi nilai menjadi skala empat, dan
menghitung persentase.
Hasil dari penelitian ini yaitu (1) E-module IPA berbasis Lectora Inspire
yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sebagai bahan belajar mandiri
dengan kategori “sangat baik” berdasarkan penilaian oleh tiga orang ahli, (2)
Kemandirian belajar siswa menggunakan e-module IPA berbasis Lectora Inspire
mengalami peningkatan sebesar 20,11%, dan (3) E-module IPA berbasis Lectora
Inspire memperoleh respon “sangat baik” berdasarkan penilaian siswa.
Kata kunci: e-module, Lectora Inspire, belajar mandiriYenni Sumarlina2016-05-03T07:07:54Z2019-01-30T07:43:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32246This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322462016-05-03T07:07:54ZPERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELAS
BERPENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
DAN INKUIRI SEMI TERBIMBING
SISWA SMP NEGERI 2 DEPOKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya perbedaan
signifikan keterampilan berpikir kritis antara kelas berpendekatan inkuiri
terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (2) adanya perbedaan signifikan
keterampilan proses sains antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan
inkuiri semi terbimbing; (3) mengetahui keterampilan berpikir kritis yang
lebih baik antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi
terbimbing; (4) mengetahui keterampilan proses sains yang lebih baik antara
kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkiri semi terbimbing.
Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain non
equivalent control group design. Populasi penelitian berupa seluruh peserta
didik kelas VII SMP N 2 Depok 2015/2016. Pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari
kelas eksperimen-1 yang menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dan
kelas eksperimen-2 yang menggunakan pendekatan inkuiri semi terbimbing.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data keterampilan
berpikir kritis melalui pretest-posttest dan observasi, data keterampilan proses
sains melalui observasi.
Hasil penelitian menunjukkan posttest keterampilan berpikir kritis
memiliki signifikansi 0,027. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis
memiliki signifikansi 0,001. Hasil observasi keterampilan proses sains
memiliki signifikansi 0,001. Nilai rata-rata postest keterampilan berpikir
kritis di kelas eksperimen-1 yaitu 78,66 lebih besar daripada kelas
eksperimen-2 yaitu 72,5. Nilai rata-rata hasil observasi keterampilan berpikir
kritis di kelas eksperimen-1 yaitu 86,67 lebih besar daripada kelas
eksperimen-2 yaitu 67,96. Nilai rata-rata hasil observasi keterampilan proses
sains di kelas eksperimen-1 yaitu 86,1 lebih besar daripada kelas eksperimen2
yaitu 75,97. Jadi dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan signifikan
keterampilan berpikir kritis antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan
inkuiri semi terbimbing; (2) ada perbedaan signifikan keterampilan proses
sains antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi
terbimbing; (3) keterampilan berpikir kritis kelas berpendekatan inkuiri
terbimbing lebih baik daripada kelas inkuiri semi terbimbing; (4)
keterampilan proses sains kelas berpendekatan inkuiri terbimbing lebih baik
daripada kelas inkuiri semi terbimbing.
Kata kunci: pendekatan pembelajaran, inkuiri terbimbing, inkuiri semi
terbimbing, keterampilan berpikir kritis, keterampilan prosesArdya Fatma Winarni2016-05-03T07:07:47Z2019-01-30T07:43:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32245This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322452016-05-03T07:07:47ZPENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE
TECHNOLOGY SOCIETY AND METHODS PADA KETERCAPAIAN
KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK SISWA SMPLatar belakang penelitian ini yaitu pembelajaran IPA masih berpusat pada
guru dan hasil belajar IPA ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang
optimal sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya: (1)
pengaruh pembelajaran berbasis science technology society and methods pada
hasil belajar kognitif siswa kelas 8 SMP 2 Depok, (2) pengaruh pembelajaran
berbasis science technology society and methods pada hasil belajar afektif siswa
kelas 8 SMP 2 Depok, (3) pengaruh pembelajaran berbasis science technology
society and methods pada hasil belajar psikomotorik siswa kelas 8 SMP 2 Depok,
dan (4) pengaruh pembelajaran berbasis science technology society and methods
pada hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas 8 SMP 2 Depok.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan pretestposttest
nonequivalent control grup design. Populasi pada penelitian ini adalah
127 siswa kelas VIII SMP N 2 Depok. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8 D
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran science
technology society and methods dan 8 C sebagai kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah (1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran science technology
society and methods, (2) soal pretest-posttest, (3) lembar observasi sikap ilmiah,
dan (4) lembar observasi practical skills. Untuk mengetahui adanya pengaruh
pembelajaran berbasis science technology society and methods terhadap kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa kelas 8 SMP 2 Depok digunakan uji manova.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis
science technology society and methods pada hasil belajar kognitif sebesar 5,7 %
dengan nilai signifikansi 0,028 dan nilai F sebesar 4,153; (2) terdapat pengaruh
pembelajaran berbasis science technology society and methods pada hasil belajar
afektif sebesar 28,0 % dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai F sebesar 20,237;
(3) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis science technology society and
methods pada hasil belajar psikomotorik sebesar 30,4 % dengan nilai signifikansi
0,000 dan nilai F sebesar 22,698; (4) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis
science technology society and methods pada hasil belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa sebesar 21,37% dengan nilai signifikansi 0,000 dan F sebesar
6,579.
Kata kunci: science technology society and methods, kognitif, afektif,
psikomotorikFidiah Pamrih Utami2016-05-03T07:07:40Z2019-01-30T07:43:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32244This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322442016-05-03T07:07:40ZPERBEDAAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK ANTARA KELAS INDOOR
DAN OUTDOOR LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS MASALAH DI SMP N 2 KALASANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan motivasi dan
keterampilan berpikir kritis peserta didik antara kelas yang menggunakan metode
outdoor learning dan indoor learning pada pembelajaran IPA berbasis masalah.
(2) perbedaan peningkatan motivasi dan keterampilan berpikir kritis peserta didik
antara kelas yang menggunakan metode outdoor learning dan indoor learning
pada pembelajaran IPA berbasis masalah.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan Pretest Postest
Non Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari
kelas eksperimen-1 yang menggunakan metode outdoor learning dan kelas
eksperimen-2 yang menggunakan metode indoor learning. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini terdiri dari data keterampilan berpikir kritis melalui pretestposttest
dan observasi dan data motivasi belajar melalui observasi. Hasil
penelitian menunjukkan posttest keterampilan berpikir kritis memiliki signifikansi
0,000. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis memiliki signifikansi 0,002.
Hasil observasi motivasi belajar memiliki signifikansi 0,021. Hasil uji-Gain pada
kelas eksperimen-1 0,456 dan pada kelas eksperimen-2 0,243. Motivasi peserta
didik pada kelas eksperimen-1 nilai pertemuan 1 adalah 49,375; pertemuan 2
adalah 53,125; pertemuan 3 adalah 63,75 dan kelas eksperimen-2 pertemuan-1
adalah 49,22; pertemuan 2 adalah 49,84; dan pertemuan 3 adalah 52,187.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) ada perbedaan signifikan pada
motivasi belajar dan keterampilan berpikir kritis antara kelas dengan metode
outdoor learning dan indoor learning; (2) ada perbedaan peningkatan motivasi
belajar dan keterampilan berpikir kritis antara kelas dengan metode outdoor
learning dan indoor learning.
Kata kunci: motivasi belajar, keterampilan berpikir kritis, pembelajaran berbasis
masalah, metode outdoor learning, dan metode indoor learning.Isnahuriyawati Isnahuriyawati2016-05-03T07:07:27Z2019-01-30T07:43:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32242This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322422016-05-03T07:07:27ZPENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LERNING
UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan emodule
IPA
berpendekatan
authentic
inquiry
learning
menurut
para
ahli,
(2)
kepraktisan
e-module
IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang mengintegrasikan
kemampuan problem solving dan kemandirian belajar peserta didik berdasarkan respon
peserta didik, (3) efektivitas modul untuk mengembangkan kemampuan problem solving,
dan (4) kemandirian belajar peserta didik kelas VII SMP
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D.
Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap define (pendefinisian), design (perancangan),
develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Muntilan. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa lembar validasi untuk dosen dan guru IPA yang berfungsi untuk mengetahui
kelayakan e-module IPA, angket respon peserta didik untuk mengetahui kepraktisan emodule
IPA berpendekatan authentic inquiry learning berdasarkan respon peserta didik,
lembar observasi problem solving dan soal pretest dan posttest untuk mengetahui
keefektifan e-module untuk mengembangkan kemapuan problem solving. Lembar
observasi kemandirian belajar dan angket kemandirian belajar untuk mengamati
keefektifan e-module untuk mengembangkan kemandirian belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini adalah (1) e-module IPA berpendekatan authentic inquiry
learning yang dikembangkan layak digunakan menurut para ahli dengan mendapatkan
nilai A dengan kategori sangat baik (2) Kepraktisan e-module IPA berpendekatan
authentic inquiry learning yang mengintegrasikan kemampuan problem solving dan
kemandirian belajar peserta didik berdasarkan respon peserta didik mendapatkan nilai B
dengan kategori baik. (3) Keefektifan e-module IPA untuk mengembangkan kamampuan
problem solving berdasarkan lembar observasi mengalami pengembangan sebesar 18,9%,
sedangkan melalui soal pretest-posttest dengan perhitungan gain score menunjukkan
angka 0,31 dengan kategori sedang. (4) Keefektifan e-module IPA untuk
mengembangkan kemandirian belajar melalui lembar observasi yaitu mengalami
pengembangan sebesar 5,3%, sedangkan melalui angket kemandirian memperoleh
jumlah rerata skor 70,5 dari skor maksimal 96 dengan kategori sangat baik.
Kata Kunci: E-module, Authentic Inquiry Learning, Problem solving, Kemandirian BelajarWahyu Meidiana Armiyanti2016-05-03T07:07:18Z2019-01-30T07:43:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32240This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322402016-05-03T07:07:18ZPERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE POE (PREDICT-
OBSERVE-EXPLAIN) DAN TIPE GUIDED DISCOVERY
DITINJAU DARI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaanmodelpembelajarandengantipe POE (Predict-Observe-Explain)danGuided Discoveryditinjaudari keterampilan berpikirkritissiswa serta (2) mengetahui manakah yang lebihefektifantarapembelajarantipe POE (Predict-Observe-Explain)denganGuided Discoveryditinjaudariketerampilanberpikirsiswa di SMP Negeri 4 Wates.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment dengan desain penelitian menggunakan Pretest-Posstest Comparison Group Design. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP N 4 Wates sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yakni kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 1 mengunakan model POE dan kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Guided Discovery. Teknik sampling yang digunakan ialah cluster random sampling. Data yang digunakan adalah data pengamatan keterampilan berpikir kritis dan hasil posttest. Data keterampilan berpikir kritis diperoleh melalui lembar observasi. Hasil posttest dianalisis menggunakan Independent Sample t-Test.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan keterampilan berpikir kritis antara model pembelajaran POE dan model pembelajaran Guided Discovery yang ditunjukkan dengan nilai significancy two-tailed sebesar 0,003 < 0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Guided Discovery lebih baik digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis baik dilihat dari nilai meanposttest maupun presentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis melalui observasi.
Kata Kunci: keterampilan berpikir kritis, model pembelajaran POE, model pembelajaran Guided Discovery.Yeni Pijayani2016-05-03T07:07:08Z2019-01-30T07:43:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32239This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322392016-05-03T07:07:08ZPENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMPPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu implementasi pendekatan pembelajaran scientific inquiry and science issues yang belum optimal dan hasil belajar belum memuaskan sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah kognitif siswa SMP, (2) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah afektif siswa SMP, (3) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah psikomotor siswa SMP, dan (4) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa SMP.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pretest-posttest nonequivalent control grup design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Tempel. Sampel dalam penelitian ini adalah VIII C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan scientific inquiry and science issues dan VIII A sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar keterlaksanaan pembelajaran scientific inquiry and science issues, (2) soal pretest-posttest, (3) lembar observasi sikap ilmiah, dan (4) lembar observasi practical skills. Untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap 3 ranah hasil belajar siswa SMP digunakan uji Manova.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah kognitif sebesar 6,1 % dengan nilai signifikansi 0,036 dan nilai F 4,628; (2) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah afektif sebesar 34,0 % dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai F 29,892; (3) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah psikomotor sebesar 15,0 % dengan nilai signifikansi 0,002 dan nilai F 10,869; (4) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa dengan nilai signifikansi 0,000.
Kata kunci: scientific inquiry and science issues, kognitif, afektif, psikomotor.Tri Handayani2016-05-03T07:06:57Z2019-01-30T07:43:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/32237This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/322372016-05-03T07:06:57ZPENGEMBANGAN MODUL IPA YANG DAPAT MENANAMKAN SIKAP SPIRITUAL DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH
KOGNITIF SISWA SMPPenelitianinibertujuanuntuk: (1) mengetahuikelayakanmodul IPA yang dapatmenanamkansikap spiritual danmeningkatkanhasilbelajarranahkognitifsiswa SMP dengantema “DarahkuKotorkarenaAsapmu”; (2) mengetahuihasilpenanamansikap spiritual padasiswasetelahmenggunakanmodul IPA dalampembelajaran IPA; (3) mengetahuipeningkatanhasilbelajarranahkognitifsiswasetelahmenggunakanmodul IPA dalampembelajaran IPA.
Penelitianinimenggunakan model Research and Development (R&D) yang mengadaptasi model dariThiagarajanmelalui 4-D model yang terdiridariempattahapan, yaitudefine, design, develop, disseminate. Namun, dalampenelitianinihanyadilakukansampaitahapketiga, yaitudevelop. Instrumen yang digunakandalampenelitianiniadalahlembarpenilaianmodul, angketresponsiswaterhadapmodul, angketsikap spiritual, danlembarobservasisikap spiritual siswa, sertainstrumentespilihangandauntukmengetahuihasilbelajarranahkognitifsiswa. Teknikanalisis data yang digunakanadalahanalisisdeskriptifkelayakanmodul IPA berdasarkan saran danskorpenilaian validator, responsiswa, angketsikap spiritual siswa, dananalisishasilobservasisikap spiritual siswa.Peningkatanhasilbelajarkognitifdapatdiketahuidengananalisisstatistikamenggunakangain-score.
Modul IPA yang dikembangkanlayakdigunakanuntukpembelajaran IPA ditinjaudariaspekkelayakanisi, penyajianmateri, bahasadangambar, kegrafisan, danpenanamansikap spiritual.Terdapatpeningkatanhasilbelajarranahkognitifsiswa yang dapatdiketahuidenganmelihatgain-scoresebesar 0,59dengankategorisedang. Sikap spiritual berdasarkanangketmemiliki rata-rata persentasesebesar 84,3% dapattertanamkandengansangatbaik, sedangkanberdasarkanobservasimemiliki rata-rata sebesar25,0 % padapertemuanke-Idapattertanamkandengankategorikurang, memiliki rata-rata sebesar41,4% padapertemuanke-II dapattertanamkandengankategoricukupdanmemiliki rata-rata sebesar 68,3% padapertemuanke-III dapattertanamkandengankategoribaik.
Kata kunci: Modul IPA, Sikap Spiritual, HasilBelajarRanahKognitifEko Kurniawan2016-03-24T03:50:44Z2019-01-30T06:59:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30441This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304412016-03-24T03:50:44ZPERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE POE (PREDICT-
OBSERVE-EXPLAIN) DAN TIPE GUIDED DISCOVERY
DITINJAU DARI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaanmodelpembelajarandengantipe POE (Predict-Observe-Explain)danGuided Discoveryditinjaudari keterampilan berpikirkritissiswa serta (2) mengetahui manakah yang lebihefektifantarapembelajarantipe POE (Predict-Observe-Explain)denganGuided Discoveryditinjaudariketerampilanberpikirsiswa di SMP Negeri 4 Wates.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment dengan desain penelitian menggunakan Pretest-Posstest Comparison Group Design. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP N 4 Wates sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yakni kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 1 mengunakan model POE dan kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Guided Discovery. Teknik sampling yang digunakan ialah cluster random sampling. Data yang digunakan adalah data pengamatan keterampilan berpikir kritis dan hasil posttest. Data keterampilan berpikir kritis diperoleh melalui lembar observasi. Hasil posttest dianalisis menggunakan Independent Sample t-Test.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan keterampilan berpikir kritis antara model pembelajaran POE dan model pembelajaran Guided Discovery yang ditunjukkan dengan nilai significancy two-tailed sebesar 0,003 < 0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Guided Discovery lebih baik digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis baik dilihat dari nilai meanposttest maupun presentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis melalui observasi.
Kata Kunci: keterampilan berpikir kritis, model pembelajaran POE, model pembelajaran Guided Discovery.Yeni Pijayani2016-03-24T03:50:39Z2019-01-30T06:59:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30442This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304422016-03-24T03:50:39ZPENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LERNING UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMPPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan hasil pengembangan e-module IPA berpendekatan authentic inquiry learning menurut para ahli, (2) kepraktisane-module IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang mengintegrasikan kemampuan problem solving dan kemandirian belajar peserta didik berdasarkan respon peserta didik, (3) efektivitas modul untuk mengembangkan kemampuan problem solving, dan (4) kemandirian belajar peserta didik kelas VII SMP
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Muntilan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar validasi untuk dosen dan guru IPA yang berfungsi untuk mengetahui kelayakan e-module IPA, angket respon peserta didik untuk mengetahui kepraktisan e-module IPA berpendekatan authentic inquiry learning berdasarkan respon peserta didik, lembar observasi problem solving dan soal pretest dan posttest untuk mengetahui keefektifane-module untuk mengembangkan kemapuan problem solving. Lembar observasi kemandirian belajar dan angket kemandirian belajar untuk mengamati keefektifan e-module untuk mengembangkan kemandirian belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini adalah (1) e-module IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang dikembangkan layak digunakan menurut para ahli dengan mendapatkan nilai A dengan kategori sangat baik (2) Kepraktisan e-module IPA berpendekatan authentic inquiry learning yang mengintegrasikan kemampuan problem solving dan kemandirian belajar peserta didik berdasarkan respon peserta didik mendapatkan nilai B dengan kategori baik. (3) Keefektifan e-module IPA untuk mengembangkan kamampuan problem solving berdasarkan lembar observasi mengalami pengembangan sebesar 18,9%, sedangkan melalui soal pretest-posttest dengan perhitungan gain score menunjukkan angka 0,31 dengan kategori sedang. (4) Keefektifan e-module IPA untuk mengembangkan kemandirian belajar melalui lembar observasi yaitu mengalami pengembangan sebesar 5,3%, sedangkan melalui angket kemandirian memperoleh jumlah rerata skor 70,5 dari skor maksimal 96 dengan kategori sangat baik.
Kata Kunci: E-module, Authentic Inquiry Learning, Problem solving, Kemandirian BelajarWahyu Meidiana Armiyanti2016-03-24T03:50:35Z2019-01-30T06:59:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30443This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304432016-03-24T03:50:35ZUPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA KELAS VIID SMP N 3 MLATI TAHUN AJARAN 2012/2013
PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN TEMA “AGAR AIRKU BERSIH” MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBINGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran melaluipendekatan inkuiri terbimbing dan meningkatkan keterampilan proses sainssiswa SMP N 3 Mlati pada pembelajaran IPA dengan tema “Agar airku bersih” melalui pendekatan inkuiri terbimbing (guided inquiry).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setiap siklusnya melalui tahap-tahap yang disampaikan Kemmis & Mc Taggart sebagai berikut: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, refleksi siklus I dan revisi, lalu dilanjutkan dengan siklus II dengan tahap yang sama dengan siklus I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 3 Mlatitahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing dan lembar observasi untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Data yang diperoleh dalam bentuk hasil observasi, dianalisis secara deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase keterlaksanaan pembelajaran dan peningkatan keterampilan proses Sains siswa.
Pembelajaran dilakukan berdasarkan tahapan pendekatan inkuiri terbimbing yang diawali orientasi masalah, merumuskan masalah tentang pencemaran air, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, serta merumuskan kesimpulan. Berdasarkan tahapan tersebut pada siklus I diperoleh nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa sebesar 52,13. Perbaikan langkah pembelajaran pada siklus I yaitu menyampaikan tujuan dan langkah pendekatan inkuiri terbimbing pada awal pembelajaran, dan menyusun LKS yang lebih komunikatif bagi siswa.Pada siklus IInilai rerata keterampilan proses sains siswa meningkat menjadi 86,47.Peningkatan keterampilan proses Sains siswa dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 34,34.
Kata kunci: pendekatan Inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains, pembelajaran IPA, tema Agar airku bersihSa’adah Tri Wijiasri2016-03-24T03:49:43Z2019-01-30T06:59:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30440This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304402016-03-24T03:49:43ZPENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMPPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu implementasi pendekatan pembelajaran scientific inquiry and science issues yang belum optimal dan hasil belajar belum memuaskan sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah kognitif siswa SMP, (2) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah afektif siswa SMP, (3) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah psikomotor siswa SMP, dan (4) pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues pada ketercapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa SMP.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pretest-posttest nonequivalent control grup design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Tempel. Sampel dalam penelitian ini adalah VIII C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan scientific inquiry and science issues dan VIII A sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar keterlaksanaan pembelajaran scientific inquiry and science issues, (2) soal pretest-posttest, (3) lembar observasi sikap ilmiah, dan (4) lembar observasi practical skills. Untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap 3 ranah hasil belajar siswa SMP digunakan uji Manova.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah kognitif sebesar 6,1 % dengan nilai signifikansi 0,036 dan nilai F 4,628; (2) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah afektif sebesar 34,0 % dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai F 29,892; (3) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah psikomotor sebesar 15,0 % dengan nilai signifikansi 0,002 dan nilai F 10,869; (4) terdapat pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa dengan nilai signifikansi 0,000.
Kata kunci: scientific inquiry and science issues, kognitif, afektif, psikomotor.Tri Handayani2016-03-24T03:48:38Z2019-01-30T06:59:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30438This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/304382016-03-24T03:48:38ZPERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELAS BERPENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
DAN INKUIRI SEMI TERBIMBING
SISWA SMP NEGERI 2 DEPOKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (2) adanya perbedaan signifikan keterampilan proses sains antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (3) mengetahui keterampilan berpikir kritis yang lebih baik antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (4) mengetahui keterampilan proses sains yang lebih baik antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkiri semi terbimbing.
Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain non equivalent control group design. Populasi penelitian berupa seluruh peserta didik kelas VII SMP N 2 Depok 2015/2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen-1 yang menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen-2 yang menggunakan pendekatan inkuiri semi terbimbing. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data keterampilan berpikir kritis melalui pretest-posttest dan observasi, data keterampilan proses sains melalui observasi.
Hasil penelitian menunjukkan posttest keterampilan berpikir kritis memiliki signifikansi 0,027. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis memiliki signifikansi 0,001. Hasil observasi keterampilan proses sains memiliki signifikansi 0,001. Nilai rata-rata postest keterampilan berpikir kritis di kelas eksperimen-1 yaitu 78,66 lebih besar daripada kelas eksperimen-2 yaitu 72,5. Nilai rata-rata hasil observasi keterampilan berpikir kritis di kelas eksperimen-1 yaitu 86,67 lebih besar daripada kelas eksperimen-2 yaitu 67,96. Nilai rata-rata hasil observasi keterampilan proses sains di kelas eksperimen-1 yaitu 86,1 lebih besar daripada kelas eksperimen-2 yaitu 75,97. Jadi dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (2) ada perbedaan signifikan keterampilan proses sains antara kelas berpendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri semi terbimbing; (3) keterampilan berpikir kritis kelas berpendekatan inkuiri terbimbing lebih baik daripada kelas inkuiri semi terbimbing; (4) keterampilan proses sains kelas berpendekatan inkuiri terbimbing lebih baik daripada kelas inkuiri semi terbimbing.
Kata kunci: pendekatan pembelajaran, inkuiri terbimbing, inkuiri semi terbimbing, keterampilan berpikir kritis, keterampilan prosesArdya Fatma Winarni2016-03-11T02:44:56Z2019-01-30T06:51:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30241This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/302412016-03-11T02:44:56ZPENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN,
SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMPPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pengaruh pendekatan science process and environment terhadap ketercapaian hasil belajar pengetahuan, (2) pengaruh pendekatan science process and environment terhadap ketercapaian hasil belajar sikap, (3) pengaruh pendekatan science process and environment terhadap ketercapaian hasil belajar keterampilan ilmiah, (4) pengaruh pendekatan science process and environment terhadap ketercapaian hasil belajar pengetahuan, sikap dan keterampilan ilmiah siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan desain pretest-posttest nonequivalent control group design. Populasi penelitian berjumlah 192 siswa kelas VII SMP N 1 Tempel. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling. Sampel penelitian berjumlah 57 siswa yang terdiri dari kelas VIIE dan VIIF. Kelas VIIE sebagai kelas kontrol dan kelas VIIF sebagai kelas ekspermen. Instrumen yang digunakan berupa soal pretest-posttest, lembar observasi sikap ilmiah dan lembar observasi keterampilan ilmiah. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan inferensial menggunakan Uji Manova. Soal pretest-posttest dianalisis peningkatannya menggunakan N-Gain.
Hasil penelitian ini adalah (1) pembelajaran IPA berbasis science process and environment berpengaruh sebesar 26% pada terhadap ketercapaian pengetahuan siswa, (2) pembelajaran IPA berbasis science process and environment berpengaruh sebesar 60% terhadap ketercapaian sikap siswa, (3) pembelajaran IPA berbasis science process and environment berpengaruh sebesar 30% terhadap ketercapaian keterampilan ilmiah siswa, (4) pembelajaran IPA berbasis science process and environment berpengaruh terhadap ketercapaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan ilmiah siswa.
Kata kunci: science process and environment, hasil belajar pengetahuan, sikap ilmiah, keterampilan ilmiahDenok Lukmanasari2016-03-11T02:44:51Z2019-01-30T06:51:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30240This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/302402016-03-11T02:44:51ZPENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TEMA”BAHAYA ROKOK DALAM
TUBUH” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS PESERTADIDIK KELAS VIII
DI SMP NEGERI 2 WONOSARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) tema “Bahaya Rokok dalam Tubuh” yang dikembangkan dan mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan respon peserta didik setelah menggunakan LKPD hasil pengembangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) yang terdiri dari 4 tahap penelitian dan pengembangan, yaitu: 1) Define, meliputi: analisis ujung depan, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan pembelajaran; 2) Design, meliputi: penyusunan tes acuan kriteria, pemilihan media, pemilihan format, dan penyusunan rancangan awal; 3) Develop, meliputi: validasi LKPD oleh dosen ahli dan Guru IPA serta uji coba lapangan; dan 4) Disseminate, yaitu penyebaran produk akhir secara terbatas pada guru IPA di SMP N 2 Wonosari. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi lembar validasi LKPD, lembar uji keterbacaan LKPD, soal pretest dan postest, lembar observasi keterampilan berpikir kritis peserta didik, angket respon peserta didik terhadap LKPD, serta lembar keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kelayakan LKPD berdasarkan saran dan skor penilaian dari validator, keterbacaan LKPD berdasarkan saran dan skor uji keterbacaan dari peserta didik, gain score peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik, peningkatan persentase keterampilan berpikir kritis peserta didik tiap pertemuan, respon peserta didik terhadap LKPD berdasarkan saran dan skor penilaian angket respon, serta persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL.
Kelayakan LKPD IPA hasil pengembangan berdasarkan penilaian dari validator termasuk dalam kategori sangat baik. Keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah menggunakan LKPD meningkat dari kategori cukup menjadi baik, dan termasuk dalam kategori peningkatan sedang. Selain itu, peserta didik juga memberikan respon yang sangat positif terhadap LKPD hasil pengembangan.
Kata kunci: LKPD IPA, Contextual Teaching and Learning (CTL), keterampilan berpikir kritis.Siti Nur Hasanah2016-03-11T02:44:48Z2019-01-30T06:50:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30237This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/302372016-03-11T02:44:48ZPENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
YANG MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI MORAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES DAN
KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK SMPPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD IPA berbasis inkuiri terbimbing yang mengintegrasikan nilai-nilai moral yang layak untuk mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan sosial peserta didik SMP.
Penelitian ini merupakan penelitian R & D dengan model 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Pada tahap define (pendefinisian) dilakukan dengan analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan merumuskan tujuan pembelajaran. Pada tahap design (perancangan) dilakukan penyusunan instrumen, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan produk awal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi LKPD IPA, lembar keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing, lembar observasi keterampilan proses, lembar observasi keterampilan sosial, dan angket respon peserta didik terhadap LKPD IPA yang dikembangkan. Tahap develop (pengembangan) meliputi tahap peninjauan oleh dosen pembimbing, penilaian ahli (validasi oleh dosen ahli dan guru IPA), dan uji coba produk. LKPD IPA yang telah divalidasi kemudian digunakan untuk uji coba produk di kelas VIII D SMP N 2 Tempel dengan jumlah 24 anak. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berupa uraian komentar dan saran dari validator sedangkan analisis data kuantitatif dengan menggunakan perhitungan persentase penguasaan keterampilan proses dan keterampilan sosial serta analisis skor respon peserta didik terhadap LKPD IPA yang dikembangkan. Pada tahap disseminate (penyebaran) hanya dilakukan secara terbatas, mengingat ranah penelitian R & D sangat luas.
Hasil penelitian ini adalah LKPD IPA berbasis inkuiri terbimbing yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dinyatakan layak dengan skor 69,3 oleh validator dengan kategori sangat baik (A). LKPD IPA yang dikembangkan mendapat respon dari peserta didik dengan nilai sebesar 102,7 yang termasuk dalam kategori sangat baik (A). Selain itu, LKPD IPA yang dikembangkan berpotensi untuk mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan sosial peserta didik SMP.
Kata kunci: LKPD, IPA, inkuiri terbimbing, nilai-nilai moral, keterampilan proses, keterampilan sosialKumalasari Diah Ayu Pebrianti2016-03-11T02:44:45Z2019-01-30T06:45:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30108This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/301082016-03-11T02:44:45ZPERBANDINGAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF ANTARA KELAS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN KELAS DENGAN
MODEL PROJECT BASED LEARNING
DI SMP N 8 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif antara kelas yang menggunakan model Problem Based Learning dan kelas yang menggunkan model Project Based Learningdi SMP N 8 Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalahquasy experimentyang dirancang dengan desain pretest-posttest control group design dimana terdapat kelompok ekperimen 1 dan kelompok ekperimen 2. Populasi pada penelitian ini adalah kelas VIII sedangkan sampel yang digunakan adalah kelas VIII B dan kelas VIII D. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cluster random sampling
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data pretest dan posttest masing-masing materi dan data keterampilan pemecahan masalah. Data pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan uji anacova dengan bantuan SPSS 23 sedangkan data keterampilan pemecahan masalah dianalisis secara deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel. Hasil belajar kognitif dan pemecahan masalah menunjukkan terdapat perbedaan antara kelas dengan model pembelajaran PBL dan kelas dengan model PjBL dengan uji anacova sebesar 0,000<0,05. Hasil ini juga didukung dengan lembar observasi yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara kelas yang menggunakan model PBL dan kelas yang menggunakan model PjBL. Kelas dengan model PBL memiliki keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan model PjBL.
Kata kunci: PBL, PjBL, Pemecahan Masalah, Hasil Belajar KognitifLuh Mitha Priyanka,2016-03-11T02:44:38Z2019-01-30T06:44:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30076This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/300762016-03-11T02:44:38ZPENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUKMENINGKATKANMOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMP KELAS VIIPenelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasikan media pop-up yang layak digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria kualitas media pembelajaran yang baik, (2) mengetahui respon peserta didik terhadap media pop-up yang dikembangkan, (3) mengetahui peningkatan motivasi belajar perserta didik setelah menggunakan media pop-up, dan (4) mengetahui peningkatan hasil belajar perserta didik setelah menggunakan media pop-up.
Penelitian Research and Development (R&D) mengadaptasi desain pengembangan 4-D menurut Thiagarajan yang terdiri dari empat tahapan: define, design, develop,disseminate. Subjek penelitian adalah 36 peserta didik kelas VII-D SMP N 2Klatensemester I tahun ajaran 2015/2016. Instrumen berupa angketkelayakan media pop-up, angket respon peserta didik terhadap media pop-up, angketmotivasibelajarpesertadidikawaldanakhir, dan soalpretest danposttest. Teknikanalisis yang digunakanantaralainrerataskoruntukmencariskoraktual, konversiskormenjadinilaiskalaempat, menghitungpersentase, sertadengan gain score ternormalisasi.
Hasil penelitian ini adalah (1) Menurutdosenahlidan guru IPA kelayakan media pop-up memperolehrerataskor 3,67 dengannilai A danmemperolehkategorisangatbaik, (2) Hasilrerataskorresponpesertadidikterhadap media pop-up yaitu3,23 dengannilai A danmemperolehkategorisangatbaik, (3) Media pop-up dapat meningkatkan motivasibelajarpesertadidikdenganpersentasepeningkatanyaitu 19,50%. (4) Media pop-up dapat meningkatkan hasilbelajarpesertadidikdenganperhitungan gain score dikategorikan sedang dengan nilai 0,55.
Kata kunci: Media pop-up, motivasibelajar, hasilbelajar.Helda Arina Simatupang2016-03-11T02:44:26Z2019-01-30T06:43:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30025This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/300252016-03-11T02:44:26ZPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWAPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi “Tata Surya” dengan pendekatan Guided Inquiry yang telah dikembangkan, 2) mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa menggunakan LKPD pada materi “Tata Surya”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R & D (Research and Development) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974), terdiri dari empat tahapan yaitu define, design, develop, disseminate. Subjek penelitian adalah 36 siswa kelas VIII-C SMP N 15 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi LKPD, angket peningkatan keterampilan proses siswa, angket respon siswa terhadap LKPD, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif menggunakan skala empat, rata-rata persentase dan gain score.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inquiry pada materi “Tata Surya” ini telah memenuhi kelayakan berdasarkan penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA dengan kategori sangat baik (A) untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. 2) LKPD dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dengan kategori sedang berdasarkan indikator mengamati,mengklasifikasikan, mengukur, menyusun hipotesis, menyimpulkan,dan mengkomunikasikan .
Kata Kunci : LKPD, Keterampilan Proses Siswa, IPA, Tata SuryaIslamiar Nur Rani