Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited.
2024-03-28T14:59:54Z
EPrints
http://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.png
https://eprints.uny.ac.id/
2015-05-07T04:55:22Z
2019-01-29T22:10:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18354
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18354
2015-05-07T04:55:22Z
PENGARUH PENAMBAHAN MERKAPTOBENZOTIAZOL (MBT)
TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI SILIKA GEL DARI
ABU BAGASSE PADA ION LOGAM KADMIUM (II)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter gugus fungsi silika gel
setelah penambahan merkaptobenzotiazol (MBT), mengetahui pengaruh penambahan
merkaptobenzotiazol (MBT) pada efektifitas adsorbsi silika gel terhadap Cd(II), dan
mengetahui pengaruh konsentrasi merkaptobenzotiazol (MBT) pada efektifitas
adsorbsi silika gel terhadap Cd(II).
Subjek dari penelitian ini adalah pengaruh penambahan merkaptobenzotiazol
pada sintesis silika gel dari abu bagasse terhadap kemampuan adsorpsi. Objek dari
penelitian ini adalah kemampuan adsorpsi silika gel dari abu bagasse terhadap ion
logam Cd(II). Proses penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
pembuatan natrium silikat, pembentukkan silika gel dan adsorpsi terhadap Cd(II).
Untuk mengetahui seberapa banyak Cd(II) teradsorpsi dengan menggunakan SSA dan
untuk mengidentifikasi gugus silanol, siloksan, SH dari MBT, dan gugus-gugus lain
yang terikat pada silika gel digunakan spektrofotometer infra-merah (FTIR)
Karakter gugus fungsi silika gel setelah penambahan merkaptobenzotiazol
(MBT) dengan spektrofotometri inframerah menunjukkan kemiripan dengan kiesel
gel-60G dan berbeda pada serapan gugus –SH pada bilangan gelombang 2684,91
cm
-1. Efektifitas adsorpsi silika gel terhadap Cd(II) dipengaruhi oleh penambahan
merkaptobenzotiazol. Semakin besar konsentrasi merkaptobenzotiazol maka semakin
besar efektifitas adsorpsi silika gel terhadap ion logam Cd(II).
Kata kunci: Merkaptobenzotiazol; adsorpsi silika gel; Abu bagasse; ion kadmium
Nina Meilina
2015-04-02T07:25:05Z
2019-01-29T20:11:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15216
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15216
2015-04-02T07:25:05Z
PENGARUH PENAMBAHAN MERKAPTOBENZOTIAZOL (MBT) TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI SILIKA GEL DARI ABU SEKAM PADI PADA ION LOGAM TIMBAL(II)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan merkaptobenzotiazol (MBT) pada sintesis silika gel dari abu sekam padi terhadap efektifitas adsorpsi ion logam Pb(II) dan pengaruh variasi konsentrasi merkaptobenzotiazol pada sintesis silika gel dari abu sekam padi terhadap efektifitas adsorpsi ion logam Pb(II). Penelitian dilakukan di laboratorium kimia Universitas Negeri Yogyakarta.
Subjek dalam penelitian ini adalah pengaruh penambahan (MBT) merkaptobenzotiazol pada sintesis silika gel dari abu sekam padi terhadap kemampuan adsorpsi. Objek penelitian ini adalah karakter gugus fungsi dan efektifitas adsorpsi ion logam Pb(II). Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pembuatan natrium silikat, pembentukan silika gel dan adsorpsi terhadap ion logam Pb(II). Natrium silikat diperoleh melalui reaksi antara abu sekam padi dengan natrium hidroksida pada temperatur 100 °C. Natrium silikat yang diperoleh dilarutkan dalam akuades hingga terbentuk larutan natrium silikat. Pembentukan gel dilakukan dengan menambahkan merkaptobenzotiazol dan HCl secara bertetes-tetes ke dalam larutan natrium silikats ampai mencapai pH = 7. Variasi konsentrasi merkaptobenzotiazol yang digunakan adalah 0,07; 0,04 dan 0,01 M. Silika gel dikarakterisasi dengan spektrofotometer inframerah untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terikat pada silika gel.
Penambahan merkaptobenzotiazol pada sintesis silika gel dapat meningkatkan efektifitas adsorpsi ion logam Pb(II). Efektifitas adsorpsi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi merkaptobenzotiazol (MBT) yang ditambahkan pada sintesis silika gel yaitu pada 0,07 M.
Kata Kunci : abu sekam padi, merkaptobenzotiazol, Pb(II), FTIR, AAS.
Ririn Kurnia Apsari Apsari
2015-04-02T07:17:37Z
2019-01-29T20:11:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15214
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15214
2015-04-02T07:17:37Z
PENGEMBANGAN PERMAINAN WHO WANTS TO BE A GREAT CHEMIST? SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA
UNTUK SISWA KELAS XI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran kimia. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan software Permainan Who Wants To Be A Great Chemist? sebagai Media Pembelajaran Kimia untuk Siswa Kelas XI dan mengetahui kualitas Media Pembelajaran berupa software Permainan Who Wants To Be A Great Chemist? untuk Siswa Kelas XI yang telah disusun berdasarkan penilaian 5 guru kimia SMA.
Pengembangan media pembelajaran kimia ini dibimbing oleh dosen pembimbing dan mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. Instrumen penelitian berupa questionnaire yang terdiri dari beberapa aspek dan kriteria tertentu. Penilaian media pembelajaran ini dilakukan oleh lima guru kimia SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Instrumen penilaian terdiri dari 4 aspek dan 26 indikator. Hasil penilaian berupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif. Selanjutnya data kuantitatif ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan standar kriteria penilaian ideal untuk menentukan kualitas media pembelajaran.
Produk penelitian ini berupa software permainan Who Wants To Be A Great Chemist? untuk Siswa Kelas XI. Berdasarkan penilaian lima guru SMA media pembelajaran ini memperoleh skor rata-rata 108,80. Media pembelajaran ini mempunyai kualitas baik dengan persentase keidealan 83,69 % karena skor rata-rata 108,80 berada pada rentang skor antara 88,40 dan 109,194. Dengan demikian, media pembelajaran berupa software permainan Who Wants To be A Great Chemist? untuk Siswa Kelas XI dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi siswa SMA/MA kelas XI.
Kata kunci: software, permainan Who Wants To Be A Great Chemist?, media pembelajaran, kelas XI.
Cahya Dwi Wahyudi
2015-04-02T07:05:34Z
2019-01-29T20:11:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15208
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15208
2015-04-02T07:05:34Z
Analisis Unsur-Unsur Takmurnian Boron (B) dan Kadmium (Cd)
Dalam Torium Oksida (ThO2) Tanpa Pengemban Sulingan (Carrier Free Distilation) Menggunakan Spektografi Emisi
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi unsur takmurnian boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam ThO2 tanpa pengembang sulingan (carrier free distilation) menggunakan spktrografi emisi elektroda grafit reaktor.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan ThO2 dari Th(NO3)4 teknis. Larutan torium nitrat dipanaskan dari 10000 ml menjadi 100 ml. Larutan torium nitrat 100 ml diekstraksi dengan Tri Butil Phospat (TBP)-kerosin dengan perbandingan volume (30:70) 100 ml, dilakukan sebanyak empat kali. Sebagai standar Torium di fasa organik dilakukan striping dan diendapkan dengan asam oksalat sedangkan sampel dari torium hasil ekstraksi dari fasa organik diendapkan dengan asam oksalat tanpa striping. Setelah terbentuk endapan kering kemudian dikalsinasi pada suhu 750 0C selama 24 jam. Striping dilakukan dengan perbandingan 1:1 antara torium hasil ekstraksi dengan Air Bebas Mineral (ABM) . Torium fasa air dari hasil striping dikumpulkan dan dianalisis kadar torium dalam torium nitrat dengan XRF. Berdasarkan hasil analisis XRF konsentrasi torium dalam torium nitrat 125 g/L. Torium di fasa air 40 ml ditambahkan pengotor B dan Cd 20 µl diendapkan dengan asam oksalat, kemudian dikalsinasi pada suhu 750 0C selama 24 jam. Hasil kalsinasi standar dan sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam elektroda grafit reaktor, masing-masing sampel dan standar dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan dengan spektografi emisi.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh konsentrasi boron dan kadmium dalam sampel (1) berturut-turut: 1,423 ppm dan 2,69 ppm, konsentrasi dalam sampel (2) masing- masing : 1,213 ppm dan 2,70 ppm, dan konsentrasi dari sampel (3) masing- masing : 1,389 ppm dan 2,59 ppm. Dari hasil perhitungan selang kepercayaan 95% diperoleh LOD pada B dan Cd masing- masing adalah 0.310 ppm dan 0.54 ppm, nilai LOQ pada B dan Cd masing- masing adalah 1.144 ppm dan 2.211 ppm
Dian Ratna Mutmainnah
2015-04-02T07:01:14Z
2019-01-29T20:11:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15205
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15205
2015-04-02T07:01:14Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA 2-HIDROKSIDIBENZALASETON DENGAN MENGGUNAKAN REAKSI KONDENSASI ALDOL SILANG
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 2-hidroksidibenzalaseton di dalam ice bath dengan katalis NaOH, menentukan karakter, sifat fisik senyawa serta menentukan rendemen senyawa hasil sintesis.
Senyawa 2-hidroksidibenzalaseton disintesis melalui reaksi kondensasi aldol silang. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan bahan dasar yaitu benzaldehida, 2-hidroksibenzaldehida dan aseton dengan perbandingan mol (1:1:1). Katalisator yang digunakan dalam sintesis ini adalah NaOH dengan waktu sintesis selama 6 jam. Pemisahan dilakukan dengan metode kromatografi kolom. Struktur senyawa hasil sintesis ditentukan menggunakan spektroskopi IR dan 1H-NMR
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa 2-hidroksidibenzalaseton dapat disintesis dengan katalis NaOH. Berdasarkan karakterisasi spektroskopi IR, terdapat gugus C=O pada daerah 1645,23 cm-1,gugus C=C aromatik pada daerah 1566,16 cm-1, gugus C-H alkena dengan posisi trans pada daerah 979,36 cm-1, disubstitusi orto pada daerah 754,41 cm-1,gugus –OH pada daerah 3266,67 cm-1 , gugus C=C alkena pada 1610,04 cm-1, serta dari spektroskopi 1H-NMR terdapat kopling 15,9 Hz yang menunjukkan proton Hα dan Hβ pada gugus alkena, sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah 2-hidroksidibenzalaseton yang mempunyai sifat fisik yaitu berwarna coklat kemerahan dan berbentuk serbuk, rendemen hasil sintesis yang diperoleh adalah 1,15 % dengan kadar 54,38 %.
Sofia Astuti Rahmawati
2015-04-02T06:29:50Z
2019-01-29T20:10:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15192
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15192
2015-04-02T06:29:50Z
PENGARUH PENAMBAHAN POLIOKSIETILEN GLIKOL 1000 (PEG 1000) TERHADAP SIFAT TERMAL POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI MINYAK JELANTAH TEROKSIDASI DAN METILEN-4,4’-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari : (1) karakter minyak jelantah sebelum dan sesudah oksidasi. (2) pengaruh penambahan PEG 1000 terhadap sifat termal dan ikatan silang poliuretan hasil sintesis.
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama adalah oksidasi minyak jelantah menggunakan larutan KMnO4 15 % (m/v). Tahap kedua adalah karakterisasi minyak jelantah sebelum dan sesudah oksidasi, meliputi analisis gugus fungsi, massa jenis, dan bilangan hidroksil. Tahap ketiga adalah sintesis poliuretan dari minyak jelantah teroksidasi, PEG 1000 sebagai zat pemlastis, dan MDI. Tahap terakhir adalah karakterisasi poliuretan meliputi analisis sifat termal, penentuan keberadaan ikatan silang dan analisis gugus fungsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa oksidasi minyak jelantah berhasil dilakukan dengan rendemen sebesar 58,33 %. Hal ini didukung oleh absorbansi gugus –OH, massa jenis, dan bilangan hidroksil minyak jelantah teroksidasi lebih besar daripada minyak jelantah sebelum dioksidasi. Absorbansi gugus –OH, bilangan hidroksil dan massa jenis minyak jelantah berturut-turut adalah sebagai berikut 0,0125; tidak dapat ditentukan; dan 0,92080 g mL-1. Absorbansi gugus –OH, bilangan hidroksil dan massa jenis minyak jelantah teroksidasi berturut-turut adalah sebagai berikut 0,0174; 5,40120 mg/g; dan 0,92240 g mL-1.Adanya serapan ulur N-H sekunder, -NCO isosianat, C=O uretan, C=C aromatis, dan C-O uretan membuktikan bahwa poliuretan berhasil disintesis. Temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya PEG 1000 yang ditambahkan. Tg poliuretan dengan perbandingan massa minyak jelantah teroksidasi : PEG 1000 : MDI=1:0:4, 1:1:4, 1:2:4, 1:3:4, 1:4:4 berturut-turut adalah 300,00oC, 307,69oC, 309,62oC, 300,00oC, 338,46oC. Keberadaan ikatan silang poliuretan semakin menurun dengan semakin meningkatnya PEG 1000 yang ditambahkan.
Monica Yessy Widyawati
2015-04-02T05:21:46Z
2019-01-29T20:10:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15190
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15190
2015-04-02T05:21:46Z
PENGARUH PENAMBAHAN 1,4-BUTANADIOL TERHADAP KEKERASAN DAN IKATAN SILANG POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI MINYAK JELANTAH TEROKSIDASI DAN METILEN-4,4’-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta pada tahun 2010 dan bertujuan untuk: mengetahui karakter minyak jelantah sebelum dan sesudah oksidasi, mengetahui karakter poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah teroksidasi dan MDI, dan mempelajari pengaruh penambahan 1,4-butanadiol terhadap kekerasan dan ikatan silang poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah teroksidasi dan MDI.
Subjek penelitian ini yaitu poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah teroksidasi, 1,4-butanadiol, dan MDI, sedangkan objeknya adalah gugus fungsi, ikatan silang, kekerasan, massa jenis dan sifat termal poliuretan. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah proses pemurnian minyak jelantah. Tahap kedua adalah oksidasi minyak jelantah. Tahap ketiga adalah karakterisasi minyak jelantah sebelum dan sesudah oksidasi. Tahap keempat adalah sintesis poliuretan dari minyak jelantah teroksidasi sebagai sumber gugus hidroksil, 1,4-butanadiol, dan metilen-4,4’-difenildiisosianat (MDI) sebagai sumber isosianat dengan variasi komposisi 1:0:4, 1:1:4, 1:2:4, 1:3:4, dan 1:4:4 (gram). Tahap terakhir adalah karakterisasi poliuretan hasil sintesis yang meliputi penentuan gugus fungsi, ikatan silang, kekerasan, massa jenis, dan sifat termal poliuretan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses oksidasi meningkatkan bilangan hidroksil, absorbansi gugus –OH dan massa jenis minyak jelantah. Poliuretan yang disintesis dari minyak jelantah teroksidasi dan MDI mempunyai kekerasan sebesar 91,00 Shore A, derajat penggembungan sebesar 3,2047 %, massa jenis sebesar 1,0656 g/mL dan gugus fungsional berupa gugus C=O uretan, C-O ester/uretan, ulur N-H sekunder, cincin aromatik, C=N trimerkarboimida dan gugus amida. Penambahan 1,4-butanadiol terhadap sintesis poliuretan dari minyak jelantah teroksidasi dan MDI memberi pengaruh menurunkan ikatan silang dan kekerasan poliuretan. Derajat penggembungan dan kekerasan poliuretan hasil sintesis PU 1:0:4, PU 1:1:4, PU 1:2:4, PU 1:3:4, PU 1:4:4 berturut-turut adalah 3,2047%; 13,9661%; 49,3396%; 43,9135%; 39,3736% dan 91,00 Shore A; 88,33 Shore A; 69,00 Shore A; 25,33 Shore A; 24,00 Shore A.
Tanjung Sri Nugraheni
2015-04-02T05:15:34Z
2019-01-29T20:10:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15188
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15188
2015-04-02T05:15:34Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA
3-HIDROKSIDIBENZALASETON MELALUI REAKSI
KONDENSASI ALDOL SILANG
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 3-hidroksidibenzalaseton dengan menggunakan katalis basa (NaOH) pada suhu didalam ice bath, menentukan karakter, sifat fisik dan randemen senyawa hasil sintesis.
Penelitian ini menggunakan bahan dasar senyawa 3-hidroksibenzaldehida, benzaldehida, dan aseton dengan perbandingan mol 1:1:1. Sintesis ini menggunakan reaksi kondensasi aldol silang selama 6 jam pada suhu didalam ice bath dengan pelarut etanol dan akuades serta katalis NaOH. Pemurnian senyawa hasil sintesis menggunakan metode kromatografi kolom dengan eluen n-heksana : etil asetat 4 : 1. Karakterisasi dan analisis senyawa hasil sintesis dilakukan menggunakan KLT (TLC scanner), spektroskopi IR dan 1H-NMR.
Hasil dari spektroskopi IR muncul serapan gugus karbonil (C=O) (1668,83 cm-1), ikatan C=C aromatik (1580,90 cm-1), gugus –OH untuk fenol (3444,67 cm-1) dan gugus C-H alkena pada posisi trans (945,76 cm-1), dan pada spektroskopi 1H-NMR muncul rentang serapan pada daerah 6,93 – 7,44 ppm menunjukkan proton-proton pada cincin aromatik B, serapan pada rentang 7,24 – 7,31 ppm dan 7,72 – 7,79 ppm menunjukkan proton-proton pada gugus alkena pada posisi trans, serta serapan pada rentang 7,25 – 7,76 ppm menunjukkan proton-proton pada gugus aromatik A. Berdasarkan hasil analilis, hasil penelitian ini adalah senyawa 3-hidroksidibenzalaseton berbentuk serbuk, berwarna coklat muda dengan randemen 0,82%, dan kemurnian senyawa hasil sintesis 81,83%.
- Apriyansah
2015-04-02T05:00:27Z
2019-01-29T20:10:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15183
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15183
2015-04-02T05:00:27Z
OPTIMASI WAKTU REAKSI PADA SINTESIS 2-HIDROKSIKALKON DENGAN MENGGUNAKAN KATALISATOR NATRIUM HIDROKSIDA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu reaksi terhadap sintesis 2-hidroksikalkon. Waktu reaksi optimum adalah waktu reaksi yang menghasilkan rendemen hasil sintesis dalam jumlah maksimum.
Sintesis senyawa 2-hidroksikalkon dilakukan berdasarkan reaksi Claisen-Schmidt dengan menggunakan bahan dasar asetofenon dan 2-hidroksibenzaldehida. Reaksi sintesis ini dilakukan dengan pengadukan pada suhu kamar menggunakan NaOH sebagai katalis serta etanol dan akuades sebagai pelarut. Variasi waktu reaksi yang digunakan adalah 5, 7, 9, 11, dan 13 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap variasi waktu reaksi yang digunakan menghasilkan rendemen hasil sintesis yang berbeda-beda. Sintesis dengan waktu reaksi 5, 7, 9, 11, dan 13 jam menghasilkan rendemen berturut-turut sebesar 31.22, 22.77, 11.41, 18.90 dan 21.55 %. Sehingga, waktu reaksi optimum pada sintesis 2-hidroksikalkon ini adalah 5 jam.
Dian Kartika
2015-04-02T03:19:31Z
2019-01-29T20:09:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15152
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15152
2015-04-02T03:19:31Z
DAYA ADSORPSI ZEOLIT TERAKTIVASI H2SO4 TERHADAP KADAR FOSFOR DALAM URIN MANUSIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase daya adsorpsi per gram zeolit (tak teraktivasi dan teraktivasi H2SO4) dan pengaruh variasi massa zeolit serta penambahan MgO terhadap kadar fosfor dalam urin manusia.
Subjek penelitian ini adalah urin manusia, dan objeknya adalah daya adsorpsi zeolit terhadap kadar fosfor dalam urin. Sebanyak 2000 mL urin yang sebelumnya telah didinginkan pada suhu 80C selama 3 hari dibagi menjadi 20 bagian masing-masing 50mL dan dimasukkan ke dalam botol tertutup, kemudian ditambahkan zeolit sesuai dengan variasi massa dan disimpan selama 72 jam sambil sekali-kali digojok. Pengendapan struvite dilakukan dengan penambahan 0,1 gram MgO untuk setiap variasi massa zeolit. Aktivasi zeolit dilakukan dengan aktivator H2SO4 dan dikalsinasi pada suhu 4000C. Variasi massa zeolit yang digunakan adalah 0; 0,5; 1,0; 2,0 dan 4,0 gram. Persentase fosfor yang teradsorp (daya adsorpsi zeolit) dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Karakterisasi zeolit menggunakan spektrofotometer IR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fosfor dalam urin manusia sebelum diberi zeolit yaitu 0,488%/liter. Setelah diberi zeolit tak teraktivasi untuk variasi massa 0,5; 1,0; 2,0 dan 4,0 gram berturut-turut adalah 0,231%/liter, 0,362%/liter, 0,277%/liter dan 0,350 %/liter. Sedangkan untuk zeolit teraktivasi berturut-turut adalah 0,152%/liter, 0,121%/liter, 0,179%/liter dan 0,272%/liter. Persentase daya adsorpsi optimum didapatkan pada penambahan 0,5 gram zeolit yaitu 0,462% untuk zeolit tak teraktivasi dan 0,305% untuk zeolit teraktivasi. Penambahan MgO mengakibatkan lebih banyak nitrogen (dalam bentuk ion amonium) yang teradsorp dalam zeolit dibandingkan dengan fosfor, sedangkan fosfor (dalam bentuk fosfat) mengendap membentuk struvite.
Kata kunci: urin, fosfor dan daya adsorpsi
Ita Zumiwati
2015-04-02T02:11:03Z
2019-01-29T20:07:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15117
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15117
2015-04-02T02:11:03Z
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA METODE DISCOVERY-INQUIRY DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 1 DI
SMA NEGERI 1 SLEMAN TAHUN AJARAN 2009/2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan motivasi belajar kimia dan (2) perbedaan prestasi belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Sleman yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 1 SMA N 1 Sleman tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 152 siswa dan terbagi dalam 4 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel berjumlah 76 siswa yang terbagi dalam 2 kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen (A1) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (A2). Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian satu jalur (anakova A), uji-t sama subjek dan uji-t antar subjek.
Berdasarkan hasil analisis uji-t sama subjek pada kelas eksperimen diperoleh p = 0,007, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh p = 0,002, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hasil analisis uji-t antar subjek menghasilkan p = 0,045, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara motivasi belajar kimia siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil analisis kovarian (ANAKOVA) diperoleh p = 0,002, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar kimia siswa yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan metode discovery-inquiry dengan siswa yang mengikuti pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery-inquiry lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Sleman dibandingkan dengan metode konvensional.
Nofi Linda Yudiartika
2015-04-02T02:07:52Z
2019-01-29T20:07:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15109
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15109
2015-04-02T02:07:52Z
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS GULA DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN YOGURT KACANG HIJAU ( Phaseolus radiatus L )
Yogurt merupakan salah satu minuman susu asam yang terbuat melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Selain susu sapi, yogurt juga dapat dibuat dari bahan dasar lain seperti kedelai, kacang hijau, kacang merah dan kecipir. Penelitian ini bertujuan untuk membuat yogurt dari bahan dasar kacang hijau serta mengetahui pengaruh penambahan jenis gula dan lama fermentasi terhadap kadar protein dan keasaman (kadar asam laktat) yogurt kacang hijau yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan, dan disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah lama fermentasi yang divariasi mulai dari 4, 6 dan 8 jam, sedangkan faktor kedua adalah penambahan jenis gula yaitu galaktosa/ maltosa/ fruktosa dan tanpa (kontrol), sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan. Kadar protein dalam yogurt yang dihasilkan ditentukan dengan metode Kjeldahl, sedangkan keasaman ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi lama fermentasi dan penambahan jenis gula berpengaruh nyata secara signifikan terhadap kadar protein dan keasaman yogurt kacang hijau yang dihasilkan. Sedang hasil kombinasi terbaik diperoleh pada fermentasi 8 jam dengan penambahan fruktosa, yaitu dengan kadar protein 15,070 % b/b dan keasaman 0,667 % b/b.
INDHI ARYONO
2015-04-02T01:59:38Z
2019-01-29T20:07:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15106
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15106
2015-04-02T01:59:38Z
PENGARUH PENAMBAHAN MERKAPTOBENZOTIAZOL (MBT) PADA SINTESIS SILIKA GEL ABU SEKAM PADI TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI ION LOGAM TEMBAGA(II)
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh penambahan merkaptobenzotiazol pada sintesis silika gel dari abu sekam padi terhadap efektifitas mengadsorpsi ion logam Cu(II). Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi merkaptobenzotiazol pada sintesis silika gel terhadap efektifitas adsorpsi ion logam Cu(II).
Proses penambahan merkaptobenzotiazol terhadap kemampuan adsorpsi silika gel dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pembuatan natrium silikat, pembentukan silika gel dan adsorpsi terhadap Cu(II). Natrium silikat diperoleh melalui reaksi antara abu sekam padi dengan NaOH pada temperatur 400 °C. Natrium silikat yang diperoleh dilarutkan dalam akuades hingga terbentuk larutan natrium silikat. Pembentukkan gel dilakukan dengan menambahkan merkaptobenzotiazol dan HCl secara bertetes-tetes ke dalam larutan natrium silikat sampai mencapai pH = 7. Variasi konsentrasi merkaptobenzotiazol yang digunakan adalah 0,07; 0,04; dan 0,01 M. Silika gel yang ditambah MBT digunakan sebagai adsorben Cu(II). Aplikasi terhadap silika gel dikarakterisasi dengan menggunakan AAS untuk mengetahui seberapa banyak Cu(II) teradsorbsi dan Spektrofotometer Infra-Merah (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus silanol, siloksan, -SH dari MBT, dan gugus-gugus lain yang terikat pada silika gel.
Hasil penelitian diketahui bahwa MBT dengan konsentrasi 0,07; 0,04; dan 0,01M dapat terimpregnasi secara baik pada silika gel. Silika gel yang ditambah MBT 0,07 M memiliki efektifitas adsorpsi paling besar terhadap Cu(II) 150 ppm yaitu sebesar 72,35 % ,sedangkan silika gel tanpa MBT memiliki efektifitas adsorpsi terhadap Cu(II) sebesar 29,54 %.
Kata kunci: merkaptobenzotiazol; adsorpsi silika gel; abu sekam padi; ion logam tembaga
Fajar Sunaryo
2015-04-02T01:53:24Z
2019-01-29T20:07:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15103
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15103
2015-04-02T01:53:24Z
PENGARUH PERBANDINGAN MASSA TiO2 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KARAKTER DAN AKTIVITAS FOTOKATALIS PADA METIL JINGGA
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis suatu fotokatalis dari TiO2 dan karbon aktif, mempelajari pengaruh perbandingan antara titanium dioksida (TiO2) nanotabung/karbon aktif terhadap karakter dan aktivitas fotokatalitiknya pada metil jingga.
Titanium dioksida (TiO2) teremban karbon aktif dihasilkan melalui metode pengendapan pada suhu 150oC selama 12 jam (2 x 6 jam) dari reaksi TiO(O2).2H2O sebagai prekusor dan NaOH 10M sebagai sumber basa. Prekusor dihasilkan dari TiCl4 dan H2O2. Produk dikalsinasi pada suhu 400oC selama 1 jam. Produk dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui stuktur, spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui energi refraksi dan energi celah pita SEM dan TEM untuk mengetahui morfologinya. Mekanisme fotodegradasi pada metil jingga dilakukan di bawah lampu UV 160 W selama 60 menit.
Titanium dioksida (TiO2) 10% mengandung struktur anatas dan rutil, dengan diameter nanotabung sekitar 10 nm. TiO2 15% hanya mengandung kristal anatas. Sedangkan TiO2 20% mengandung struktur anatas dan rutil dengan morfologi nanopartikel. Kristalinitas TiO2 semakin meningkat dengan meningkatnya komposisi TiO2. Penambahan komposisi TiO2 juga menyebabkan penurunan ukuran kristal dan energi refraksi. Variasi komposisi massa TiO2 tidak berpengaruh terhadap energi celah pita. Perbandingan komposisi TiO2 dalam karbon aktif mempengaruhi mekanisme fotodegradasi terhadap metil jingga. Dari penelitian ini, TiO2 20% paling bersifat fotoaktif untuk mereduksi metil jingga.
Kata kunci: TiO2, Karbon aktif, fotokatalis, metil jingga
Arif Hidayat
2015-04-02T01:37:25Z
2019-01-29T20:06:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15098
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15098
2015-04-02T01:37:25Z
PENURUNAN KADAR ION TEMBAGA (Cu2+) DAN ION PERAK (Ag+) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PERAK MELALUI PENGENDAPAN SEBAGAI HIDROKSIDANYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi [OH-] optimal pada pengendapan Cu2+ dan Ag+ dalam limbah cair industri perak di Kotagede dan mengetahui persen penurunan kadar logam Cu2+ dan Ag+ yang terkandung dalam dalam limbah cair industri perak “MD silver” Kotagede Yogyakarta dengan metode pengendapan menggunakan larutan natrium hidroksida. Penelitian ini mempelajari pengaruh volume natrium hidroksida terhadap penurunan kadar tembaga dan perak dalam limbah cair tehadap konsentrasi sisa endapan yang terbentuk.
Mula-mula larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 M ditambahkan ke dalam limbah cair yang telah diketahui kadar tembaga dan peraknya, kemudian diaduk. Setelah itu hasil didiamkan selama waktu tertentu untuk mengendapkan endapan yang terbentuk. Setelah terjadi endapan kemudian filtrat diambil dan dianalisis kadar tembaga dan peraknya menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kemudian akan diperoleh data absorbansi larutan Cu2+ dan Ag+ dalam filtrat. Nilai absorbansi ini menyatakan konsentrasi Cu2+ dan Ag+ dalam filtrat. Konsentrasi Cu2+ dan Ag+ dalam filtrat yang terkecil menyatakan pengendapan hidroksida optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengendapan menggunakan larutan NaOH dapat menurunkan kadar tembaga dan perak pada limbah cair industri kerajinan perak. Berdasarkan hasil penelitian [OH-] optimal pada pengendapan Cu2+ dan Ag+ dalam limbah cair industri perak di Kotagede yaitu pada volume 3 ml NaOH 0,1 M. Hasil optimum yang dicapai terjadi dengan penambahan 3 mL NaOH 0,1 M dengan penurunan kadar tembaga hingga 99,11% dan kadar perak hingga 7,864%.
Kata kunci: Pengendapan, Ion Tembaga, Ion Perak, Limbah Cair
Rizki Fitriyani
2015-04-02T01:23:39Z
2019-01-29T20:06:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15086
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15086
2015-04-02T01:23:39Z
AKTIVITAS FOTOKATALITIK
BERBAGAI FASA NANOKRISTALIN TITANIUM DIOKSIDA (TiO2) TERHADAP DEGRADASI METIL JINGGA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur kalsinasi terhadap karakter fisik dari berbagai fasa nanokristalin titanium dioksida (TiO2) dan mengetahui aktivitas berbagai fasa nanokristalin titanium dioksida (TiO2) hasil kalsinasi berbagai temperatur terhadap degradasi metil jingga untuk aplikasi fotokatalis.
Berbagai fasa nanokristalin titanium dioksida disintesis dengan menggunakan metode pengendapan basa. Pertama-tama, prekursor Ti(O2)O.2H2O dan natrium hidroksida 10 M direfluks pada temperatur 200oC selama 1 x 24 jam. Kemudian hasil refluks direndam dengan menggunakan larutan HCl 1 M, dan terakhir titanium dioksida hasil sintesis dikalsinasi dengan temperatur yang bervariasi, yaitu pada temperatur pada 100, 300, 500, dan 700oC. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD), Transmission electron microscope (TEM) dan Spektrofotometer Uv-vis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis berdasarkan foto TEM memiliki morfologi nanotabung, pada temperatur 100oC memiliki diameter luar 20-50 nm dan TiO2(B) nanotabung memiliki diameter luar 20-35 nm. Berdasarkan dari hasil pola XRD kristal yang terbentuk pada temperatur 100, 300, 500oC adalah (H2O)xTi4O7(OH)2, Ti4O7(OH)2 dan Ti8O15(OH)2 dengan jarak antar bidang masing-masing kristal sebagai berikut, 11,563 Å, 11,042 Å dan 7,131 Å. Pada temperatur 700oC, mayoritas kristal yang terbentuk adalah TiO2(B). Berdasarkan jarak antar bidang dari hasil pola XRD, TiO2(B) memiliki d = 3,609 Å dari bidang (201). Kristal pada temperatur 100 hingga 500oC memiliki struktur yang relatif sama sehingga energi celah pita yang dimiliki relatif sama yaitu 5,52 eV. Berbeda dengan hasil kalsinasi 700oC, mayoritas kristal TiO2(B) yang terbentuk memiliki energi celah pita 3,81eV. Aktivitas fotokatalitik (H2O)xTi4O7(OH)2 sangat baik, pada menit ke-60 mampu mendegradasi metil jingga hingga 85,821% dengan konsentrasi akhir metil jingga adalah 1,304ppm. TiO2(B) mampu mendegradasi metil jingga hingga 80,588% dengan konsentrasi akhir metil jingga adalah 1,794ppm.
Atin Suci Pramudianti
2015-04-02T01:16:28Z
2019-01-29T20:06:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15079
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15079
2015-04-02T01:16:28Z
PENGARUH PENAMBAHAN POLIOKSIETILEN GLIKOL 400 (PEG400) TERHADAP SIFAT TERMAL POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI MINYAK JELANTAH DAN METILEN-4,4’-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk : mempelajari karakter minyak jelantah sebelum dan sesudah adsorpsi, mempelajari pengaruh penambahan PEG400 terhadap temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan, menentukan keberadaan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan, serta mempelajari gugus fungsi poliuretan hasil sintesis dengan sifat termal baik (Tg rendah).
Penelitian dilakukan dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah proses adsorpsi minyak jelantah menggunakan adsorben arang aktif. Tahap kedua, karakterisasi minyak jelantah sebelum dan setelah proses adsorpsi. Tahap ketiga adalah proses sintesis poliuretan dari minyak jelantah, zat pemlastis berupa polioksietilen glikol 400 (PEG400) dan metilen-4,4’-difenildiisosianat (MDI). Variasi komposisi minyak jelantah, PEG400, dan MDI berturut-turut adalah (1:0:4), (1:1:4), (1:2:4), (1:3:4), dan (1:4:4) (dalam gram). Tahap terakhir adalah karakterisasi poliuretan hasil sintesis meliputi analisis sifat termal, keberadaan ikatan silang dan gugus fungsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adsorpsi menurunkan massa jenis, titik leleh, dan titik didih minyak jelantah. Harga Tg poliuretan dengan variasi komposisi minyak jelantah:PEG400:MDI = (1:0:4), (1:1:4), (1:2:4), (1:3:4), dan (1:4:4) (dalam gram), berturut-turut adalah 246,42; 133,92; 130,35; 130,35 dan 105,35 (0C). Semakin banyak pemlastis (PEG400) dalam poliuretan, maka temperatur transisi gelasnya (Tg) semakin rendah. Derajat penggembungan semua poliuretan bernilai positif, artinya semua poliuretan hasil sintesis memiliki ikatan silang dalam strukturnya. Hasil karakterisasi dengan FTIR terhadap poliuretan dengan Tg rendah menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan.
Kata Kunci : minyak jelantah, sifat termal poliuretan, PEG400
Sari Rahayu
2015-04-01T07:08:33Z
2019-01-29T20:05:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15057
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15057
2015-04-01T07:08:33Z
PENGARUH PENAMBAHAN POLIOKSIETILEN GLIKOL (PEG400) TERHADAP IKATAN SILANG POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI MINYAK JELANTAH TERHIDRASI DAN METILEN-4,-4’-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Tujuan penelitian ini adalah (1) mempelajari karakter minyak jelantah hasil hidrasi, (2) karakter poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah terhidrasi dan MDI, (3) pengaruh PEG400 terhadap ikatan silang dan kekerasan poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah terhidrasi dan MDI, dan (4) mengetahui sifat termal poliuretan optimum hasil sintesis dari minyak jelantah terhidrasi dan MDI.
Minyak jelantah yang digunakan sebelumnya dihidrasi dengan H2SO4 15%. Komposisi monomer yang digunakan dalam sintesis poliuretan dari minyak jelantah terhidrasi, PEG400, dan MDI adalah 1 gram minyak – 0 gram PEG400 - 4 gram MDI (PU104), 1 gram minyak - 1 gram PEG400 - 4 gram MDI (PU114), 1 gram minyak - 2 gram PEG400 - 4 gram MDI (PU124), 1 gram minyak - 3 gram PEG400 - 4 gram MDI (PU134), dan 1 gram minyak - 1 gram PEG400 - 4 gram MDI (PU144).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan PEG400 dalam sintesis poliuretan menunjukkan kekerasan dan ikatan silang mengalami peningkatan serta derajat penggembungan mengalami penurunan. Minyak jelantah terhidrasi memiliki massa jenis sebesar 0,9224 g/mL, bilangan iodin sebesar 9,9730 g/g, dan bilangan hidroksil 26,4629 g/g. Poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah terhidrasi dan MDI memiliki massa jenis sebesar 6,0060 g.mL-1, kekerasan sebesar 96 Shore A, dan derajat penggembungan 42,26%. Poliuretan optimum hasil sintesis (PU134) tidak menunjukkan adanya Tg , Tc, Tm dan Td pada temperatur 300-2500C dengan laju pemanasan 50C/menit. Semakin tinggi temperatur pemanasan PU134, maka semakin banyak massa PU134 yang menghilang. Namun hingga temperatur 2400C, persen massa yang hilang mempunyai kisaran yang sangat kecil yaitu 4,0%.
Annisaa Saraswati Sudarto
2015-04-01T07:04:26Z
2019-01-29T20:05:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15049
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15049
2015-04-01T07:04:26Z
PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS CHEMICAL PHENOMENON IN ACTUAL TOPIC SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan di bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan buku pengayaan kimia berbasis Chemical Phenomenon in Actual Topic untuk peserta didik SMA/MA dan mengetahui kualitas buku pengayaan tersebut berdasarkan penilaian 5 orang reviewer, yaitu guru kimia SMA/MA.
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menggunakan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Prosedur pengembangan diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall meliputi 4 tahapan, yaitu tahap penelitian dan pengumpulan data, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengembangan draft produk, dan tahap pengambilan kesimpulan. Angket penilaian tiap bab-nya berisi tiga komponen, yaitu komponen materi/isi, komponen penyajian, serta komponen bahasa dan gambar. Produk awal buku pengayaan ditinjau dan diberi masukan oleh peer reviewer, ahli media, dan ahli materi. Kualitas buku pengayaan dinilai oleh reviewer dengan mengisi angket penilaian per bab.
Hasil penelitian pengembangan ini adalah buku pengayaan kimia berbasis Chemical Phenomenon in Actual Topic yang dinilaikan kualitasnya oleh 5 orang reviewer dengan penilaian kualitas tiap bab-nya. Buku pengayaan kimia yang disusun terdiri dari 12 bab, yaitu: (1) LPG oh… LPG, (2) Membuka Aib Plastik, (3) Jelantahku Sayang, Jelantahku Garang, (4) MSG Untuk Kita, (5) Formalin Masih Mengancam, (6) Boraks Lagi Boraks lagi, (7) Si Merah Rhodamin B (8) Melamin Cantik Penyebab Sakit, (9) Merkuri Jahat pada Kosmetik, (10) Lapisan Ozon dari hari ke Hari, (11) Mengenal Hujan Asam, dan (12) Efek Rumah Kaca. Kualitas buku pengayaan dari bab 1 sampai bab 12 masing-masing adalah: SB, SB, B, B, SB, SB, SB, SB, SB, SB, SB, dan SB. Rata-rata kualitas buku pengayaan kimia Chemical Phenomenon in Actual Topic dari keseluruhan bab adalah Sangat Baik (SB) dengan nilai skala 5 sebesar 4,234.
Dita Augusta Ratna Dewi
2015-04-01T06:43:58Z
2019-01-29T20:04:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15041
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15041
2015-04-01T06:43:58Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DALAM FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG TEMULAWAK
(Curcuma xantohrrhiza)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dalam fraksi etil asetat rimpang temulawak (Curcuma canthorrhiza). Serbuk kering temulawak (Curcuma canthorrhiza) sebanyak 3 kg rimpang temulawak yang telah dihaluskan, dimaserasi dengan menggunakan metanol sebanyak 5 L selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Ekstrak metanol dipartisi dengan pelarut n-heksan, kloroform dan etil asetat. Fraksi etil asetat dipisahkan dan dimurnikan. Uji kemurnian dilakukan dengan KLT menggunakan tiga macam campuran eluen yang berbeda. Dihasilkan 2 senyawa hasil isolasi.
Analisis senyawa 1 hasil isolasi dengan KLT menunjukkan adanya noda tunggal pada Rf = 0,23; 0,20 dan 0,25. Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum pada 270 nm. Spektra IR menunjukkan adanya gugus C=C, gugus C=O, C-H alifatik, gugus -OH dan gugus C-O. Senyawa 1 hasil isolasi diuji dengan kurkuimin standar dengan KLT menghasilkan harga Rf yang sama yaitu Rf = 0,71. Spektra LC-MS menunjukkan massa molekul senyawa 1 hasil isolasi adalah 369. Berdasarkan analisis data senyawa 1 hasil isolasi adalah senyawa kurkumin. Analisis Spektra UV-Vis senyawa 2 hasil isolasi memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum pada 214 nm. Spektra IR menunjukkan adanya gugus C-O. Spektra 1H-NMR menunjukkan adanya 14 proton alifatik. Spektra 13C-NMR menunjukkan adanya 12 karbon C-O. Analisis NMR 2 Dimensi (HMQC, HMBC dan COSY) menunjukkan hubungan antara karbon dan proton yang membentuk suatu unit molekul. Berdasarkan data analisis disimpulkan bahwa senyawa 2 hasil isolasi adalah sukrosa.
BAYU FIRMANSYAH
2015-04-01T06:32:47Z
2019-01-29T20:04:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15034
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15034
2015-04-01T06:32:47Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI TUMBUHAN PEGAGAN
(Centella asiatica)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak metanol tumbuhan pegagan (Centella asiatica) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak metanol tumbuhan pegagan (Centella asiatica) menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, dan spektrometer 1H-NMR.
Serbuk kering pegagan (Centella asiatica) sebanyak 3 kg yang telah dihaluskan, dimaserasi dengan menggunakan metanol sebanyak 3-4 L selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Ekstrak metanol dipartisi dengan pelarut n-heksan dilanjutkan dengan etil asetat. Fraksi etil asetat dievaporasi yang selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan menggunakan Kromatografi Vakum Cair (KVC), dan dilanjutkan dengan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Uji kemurnian dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan tiga macam campuran eluen yang berbeda. Senyawa yang sudah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT.
Hasil analisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan adanya noda tunggal dengan perbandingan eluen n-heksan : etil asetat = 2:3 (Rf = 0,485), petroleum eter : etil asetat = 2:3 (Rf = 0,428) dan diklorometana : etil asetat = 3:2 (Rf = 0,514). Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum pada 220 nm dan 295 nm. Spektra IR menunjukkan adanya gugus C=C, gugus C=O, dan C-H alifatik. Spektra 1H-NMR menunjukkan adanya proton anomerik pada daerah pergeseran kimia(δ) 5,3 ppm, proton metoksi pada daerah pergeseran kimia(δ) 3,9 ppm, dan proton aromatik pada daerah pergeseran kimia (δ) = 6-7,3 ppm. Berdasarkan analisis data spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, dan spektrometer 1H-NMR dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi dari tumbuhan pegagan (Centella asiatica) dalam fraksi etil asetat menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk flavonoid glikosida.
Diah Naili Haryati
2015-04-01T06:13:33Z
2019-01-29T20:04:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15031
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15031
2015-04-01T06:13:33Z
PENGARUH PEMBERIAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza roxb) DALAM BENTUK INSTAN TERHADAP KADAR SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase)
PADA ORANG SEHAT
Salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb). Menanggapi semakin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi obat tradisional, perlu dilakukan penelitian tentang uji klinis mengenai manfaat dan keamanan dari temulawak instan jika dikonsumsi oleh orang sehat sehingga penggunaannya tetap dapat dipertanggungjawabkan secara medik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar SGPT dan SGOT pada orang sehat usia <30 dan >30 tahun.
Probandus yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang dibagi dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang yaitu laki-laki dan perempuan usia <30 dan >30 tahun. Temulawak instan diperoleh dari IKOT An-Nuur yang terletak di Yogyakarta.Untuk mengetahui kadar SGPT dan SGOT di lakukan dengan menguji sampel serum sebelum mengkonsumsi temulawak instan, setelah konsumsi temulawak instan selama 2 minggu, dan setelah konsumsi temulawak instan selama 1 bulan. Analisis kadar SGPT dan SGOT menggunakan alat Metrolab 2300 Plus dengan metode spektrofotometri, dan diukur pada panjang gelombang 340 nm. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA-AB kemudian dilanjutkan dengan uji independent t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji ANAVA-AB dapat diketahui jenis kelamin dan usia berpengaruh terhadap kadar SGPT. Sedangkan jenis kelamin, usia, dan pemeriksaan berpengaruh terhadap kadar SGOT. Berdasarkan uji t diketahui pada probandus perempuan usia <30 tahun pemeriksaan I&II dan pemeriksaan I&III berpengaruh menurunkan kadar SGPT dan SGOT. Tetapi pengaruh ini masih dalam batas nilai normal.
DHANIS DHARMESTI HAQQU
2015-04-01T05:56:54Z
2019-01-29T20:03:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15021
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15021
2015-04-01T05:56:54Z
VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA UNTUK PENGUJIAN RADIOAKTIVITAS PEMANCAR GAMMA ALAMI PADA LIMBAH RUMAH SAKIT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas lingkungan berupa kajian radioekologis yang berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran aktivitas radionuklida deret Uranium (Bi-214, Pb-210, Ra-226, Pb-214), deret Torium (Bi-212, Ac-228, Pb-212, Tl-208), dan K-40 pada sampel limbah rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengetahui validitas pengujian radionuklida dengan metode spektrometri gamma (
Yoga Hermawan
2015-04-01T05:05:37Z
2019-01-29T20:03:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15015
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15015
2015-04-01T05:05:37Z
PENGARUH PENAMBAHAN 1,4-BUTANADIOL TERHADAP KEKERASAN DAN IKATAN SILANG POLIURETAN BERBASIS ASAM OLEAT TEROKSIDASI DAN TOLUENA-2,4-DIISOSIANAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter asam oleat sebelum dan sesudah proses oksidasi, mengetahui komposisi poliuretan yang memiliki kekerasan tertinggi, dan mengetahui komposisi poliuretan yang memiliki ikatan silang tertinggi.
Karakterisasi asam oleat (AO) dan asam oleat teroksidasi (AOO) dilakukan melalui penentuan massa jenis dan analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer Fourier transfrom Infra Red (FTIR). Bahan yang digunakan dalam sintesis poliuretan adalah asam oleat teroksidasi, 1,4-butanadiol, dan toluena-2,4-diisosianat. Sintesis dilakukan pada variasi komposisi AOO-BD-TDI (1 : 0 : 4), AOO-BD-TDI (1 : 1 : 4). AOO-BD-TDI (1 : 2 : 4), AOO-BD-TDI (1 : 3 : 4), dan AOO-BD-TDI (1 : 4 : 4). Reaksi polimerisasi berlangsung selama 2-5 menit pada suhu 30 C ± 1 C. Pengaruh penambahan 1,4-butanadiol terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji sifat mekanik menggunakan alat Shore A Durometer. Prosedur uji kekerasan mengikuti standar SNI. 12.0778.1989 “Sol Karet Cetak”. Karakterisasi gugus fungsi poliuretan menggunakan spektrofotometer FTIR dan penentuan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa asam oleat setelah oksidasi memiliki gugus hidroksil lebih banyak dibandingkan dengan asam oleat sebelum oksidasi. Poliuretan hasil sintesis dari AOO-BD-TDI (1 : 0 : 4), memiliki kekerasan tertinggi sebesar 91,2 Shore A. Ikatan silang tertinggi ditunjukkan oleh poliuretan AOO-BD-TDI (1 : 0 : 4) dengan derajat penggembungan terkecil sebesar 3,59 %.
Ahmad Khamarudin
2015-04-01T04:53:53Z
2019-01-29T20:03:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15014
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15014
2015-04-01T04:53:53Z
OPTIMASI KONDISI ADSORPSI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP PEWARNA METHYL VIOLET
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) pH optimum pada penentuan daya adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet, (2) waktu adsorpsi optimum pada penentuan daya adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet, (3) konsentrasi adsorbat optimum pada penentuan daya adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet, (4) pola adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet pada kondisi optimumnya.
Subyek dalam penelitian ini adalah cangkang udang dan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet. Kitosan dibuat melalui tiga tahap yakni tahap deproteinasi, demineralisasi dan deasetilisasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam. Variasi pH sistem yang digunakan adalah pH 2,1 ;3,0 ;3,5; dan 5,0 untuk 25 mL larutan Methyl Violet 50 ppm dengan massa kitosan 0,25 gram. Variasi waktu adsorpsi adalah 3, 5, 7, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 60, 90, 120, 150, menit dan 1440 menit (24 jam) untuk larutan Methyl Violet 50 ppm dengan perbandingan konsentrasi adsorbat : massa kitosan 1:100. Variasi konsentrasi Methyl Violet adalah : 5, 10, 20, 25, 50, 100, 150, 200, 250 ppm dengan pH sistem 5,0 untuk 50 mL larutan Methyl Violet dengan massa kitosan 0,50 gr.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa (1) daya adsorpsi optimum kitosan terhadap pewarna Methyl Violet diperoleh pada harga pH 5,0 dengan daya adsorpsi sebesar 4,479 mg/g. (2) Semakin lama waktu adsorpsi maka daya adsorpsi semakin besar. Waktu adsorpsi optimum adalah 150 menit dengan daya adsorpsi sebesar 3,861 mg/g.(3) konsentrasi adsorbat optimum sebesar 50 ppm dengan daya adsorpsi sebesar 4,479 mg/g. (4) pola adsorpsi kitosan terhadap pewarna Methyl Violet pada kondisi optimumnya cenderung mengikuti isoterm Langmuir.
TITIN ARYANI
2015-04-01T04:48:09Z
2019-01-29T20:03:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15011
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15011
2015-04-01T04:48:09Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA FRAKSI KLOROFORM RIMPANG TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dalam fraksi kloroform rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Metode ekstraksi dengan menggunakan maserasi, dan pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Identifikasi senyawa metabolit sekunder dalam fraksi kloroform rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, spektrometer 1H-NMR, spektrometer 13C-NMR, HMQC, HMBC dan COSY.
Sebanyak 3 kg Serbuk kering rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dimaserasi dengan menggunakan metanol sebanyak 5 L selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Ekstrak metanol dipartisi dengan pelarut n-heksana dilanjutkan dengan kloroform. Fraksi kloroform dievaporasi yang selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan menggunakan Kromatografi Vakum Cair (KVC), dan dilanjutkan dengan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Uji kemurnian dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan tiga macam campuran eluen yang berbeda. Senyawa yang sudah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT.
Hasil analisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan adanya noda tunggal dengan perbandingan eluen n-heksana : etil asetat = 6:4 (Rf = 0,4), petroleum eter:etil asetat = 6 : 4 (Rf = 0,286) dan petroleum eter:etil asetat = 8 : 2 (Rf = 0,086). Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum pada 271 nm dan 418 nm. Spektra IR menunjukkan adanya gugus –OH, C=C, gugus C=O, C-H alifatik, dan gugus C-O. Spektra 1H-NMR menunjukkan adanya proton alifatik, proton aromatik dan proton metoksi. Spektra 13C-NMR menunjukkan adanya C=O karbonil, C=C, dan C-O. Berdasarkan analisis data spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, spektrometer 1H-NMR, spektrometer 13C- NMR, HMQC, HMBC dan COSY dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dalam fraksi kloroform menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk golongan kurkumin yaitu demetoksikurkumin.
IRMA NURYANTI
2015-04-01T04:39:58Z
2019-01-29T20:03:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15006
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15006
2015-04-01T04:39:58Z
PENGARUH PENAMBAHAN POLIOKSIETILEN GLIKOL 400 (PEG-400) DALAM SINTESIS POLIURETAN DARI GLISEROL DAN METILEN-4,4’DIFENIL DIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1). menentukan karakter gliserol yang digunakan sebagai bahan dasar dalam sintesis poliuretan, (2). menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari gliserol dan MDI tanpa penambahan PEG-400, (3). mengetahui pengaruh penambahan PEG-400 terhadap gugus fungsi poliuretan hasil sintesis, (4). mengetahui pengaruh penambahan PEG-400 terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis, (5). menentukan ada tidaknya ikatan silang (crosslink) pada poliuretan hasil sintesis, (6). mengetahui pengaruh penambahan PEG-400 terhadap jumlah ikatan silang poliuretan hasil sintesis, (7). menentukan sifat termal poliuretan optimum hasil sintesis.
Gliserol yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserol dengan kualitas pro analysis (p.a). Karakterisasi yang dilakukan terhadap gliserol adalah : (1). penentuan massa jenis, (2). analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR). Poliuretan disintesis dari bahan dasar gliserol-MDI, gliserol-PEG-400-MDI (1 : 1 : 4), gliserol-PEG-400-MDI (1 : 2 : 4), gliserol-PEG-400-MDI (1 : 3 : 4), gliserol-PEG-400-MDI (1 : 4 : 4). Pengaruh penambahan PEG-400 terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji sifat mekanik dengan mengukur kekerasan poliuretan. Poliuretan hasil sintesis juga dikarakterisasi ikatan silangnya melalui derajat penggembungan. Karakterisasi sifat termal dilakukan terhadap poliuretan dari gliserol-PEG-400-MDI (1 : 1 : 4).
Karakter gliserol menunjukkan adanya gugus –OH dan massa jenis sebesar 1,236 g/mL. Poliuretan dari gliserol-PEG-400-MDI (1 : 1 : 4) memiliki nilai kekerasan tertinggi sebesar 91,34 Shore A. Penambahan PEG-400 menurunkan jumlah ikatan silang atau meningkatkan derajat penggembugan dalam poliuretan hasil sintesis. Sifat termal poliuretan dari gliserol-PEG-400-MDI (1 : 1 : 4) menunjukkan temperatur transisi gelas (Tg) sebesar 317,24 oC, dan menunjukkan kehilangan massa sebesar 34,35 % pada 400 oC.
Mochammad Reza Fatoni
2015-04-01T04:24:54Z
2019-01-29T20:03:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15003
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15003
2015-04-01T04:24:54Z
PENURUNAN KADAR ION TEMBAGA (Cu2+) DAN ION PERAK (Ag+) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PERAK MELALUI
PENGENDAPAN SEBAGAI OKSALATNYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan oksalat optimal pada pengendapan Cu2+ dan Ag+ dalam limbah cair industri perak “MD silver” di Kotagede Yogyakarta. Metode pengendapan menggunakan pereaksi larutan asam oksalat. Penelitian ini mempelajari pengaruh konsentrasi asam oksalat terhadap penurunan kadar tembaga dan perak dalam limbah cair terhadap konsentrasi endapannya.
Limbah cair industri perak mengandung 8,6501 ppm Cu2+ dan 0,70396 ppm Ag+. Limbah ditambahkan 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3mL larutan C2O42- dengan konsentrasi 0,1 M, kemudian diaduk selama 15 menit. Setelah itu hasil didiamkan selama 60 menit untuk mengendapkan endapan yang terbentuk. Setelah terjadi endapan, kemudian filtrat diambil dan dianalisis kadar ion tembaga dan peraknya menggunakan spektrofotometer serapan atom. Selanjutnya akan diperoleh data absorbansi larutan Cu2+ dan Ag+ dalam filtrat. Konsentrasi Cu2+ dan Ag+ dalam filtrat yang terkecil menyatakan pengendapan Cu2+ dan Ag+ dengan oksalat maksimal. Konsentrasi oksalat optimal jika konsentrasi Cu2+ dan Ag+ yang terdapat dalam filtrat terkecil.
Hasil optimal yang dicapai terjadi dengan penambahan 3 mL C2O42- 0,1 M untuk sampel limbah cair sebanyak 50 mL dengan penurunan kadar tembaga adalah 53,144 %. Penurunan kadar perak terbesar adalah 15,367 % pada penambahan 1 mL C2O42- 0,1 M.
Kata kunci: Pengendapan, Tembaga, Perak, Oksalat, Limbah Cair Industri perak
Rita Marliana
2015-04-01T03:53:28Z
2019-01-29T20:02:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14993
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14993
2015-04-01T03:53:28Z
PENGARUH LOGAM KALSIUM (II) DAN BESI (III)TERHADAP BIOSORPSI ION TEMBAGA(II) OLEH SEL RAGI YARROWIA LIPOLYTICA PADA VARIASI pH MEDIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH media terhadap efisiensi biosorpsi ion Cu(II) dengan adanya interferensi ion Ca(II) dan Fe(III) oleh sel ragi Y. lipolytica.
Subjek dari penelitian ini adalah ragi Y. lipolytica dan objek dari penelitian ini adalah kemampuan biosorpsi ragi Y. lipolytica terhadap ion Cu(II) dengan pengaruh interferensi ion Ca(II) dan Fe(III) pada variasi pH media. Peneliian ini dilakukan secara bertahap meliputi : (1) Pengamatan terhadap profil pertumbuhan ragi Y. lipolytica pada rentang waktu 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24 dan 48 jam, (2) Pengamatan terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi konsentrasi ion Cu(II) 0, 5, 10, 15, dan 20ppm, (3) Pengamatan terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi pH media 4, 5, 7, dan 9. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 dan Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH media berpengaruh terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica. Pada pH 5 ragi Y. lipolytica mencapai pH optimum. Penambahan ion logam Ca(II) berpengaruh pada efisiensi biosorpsi yaitu terjadi penurunan efisiensi biosorpsi dari 27,098% menjadi 21,155% dan pada penambahan ion logam Ca(II) pH optimum terjadi pada pH 4. Sedangkan pada penambahan ion logam Fe(III) terjadi penurunan efisiensi biosorpsi dari 27,098% menjadi 16,055%, dan pada penambahan ion logam Ca(II) dan Fe(III) terjadi penurunan efisiensi biosorpsi dari 27,098% menjadi 11,965%.
Kata kunci : Biosorpsi, Y. lipolytica, Cu(II), pH media, Fe(III), Ca(II)
Mela Amalia
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:09:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5344
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5344
2012-09-12T15:05:25Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG TUMBUHAN MELINJO (Gnetum gnemon)
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kimia organik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis dan karakteristik senyawa metabolit sekunder yang merupakan senyawa mayor dari ekstrak kloroform fraksi relatif polar pada kulit batang tumbuhan melinjo menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visibel (UV-VIS), spektrometer inframerah (IR), dan spektrometer resonansi magnet inti (NMR).
Sebanyak 9 kg serbuk kulit batang tumbuhan melinjo dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipartisi dengan kloroform, sehingga didapatkan ekstrak kloroform pekat sebanyak 70 gram. Kemudian dipisahkan dan dimurnikan dengan menggunakan teknik kromatografi vakum cair (KVC), kromatografi kolom gravitasi (KKG), dan kromatografi lapis tipis (KLT). Senyawa hasil isolasi yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-VIS, spektrometer IR, dan spektrometer NMR.Hasil dari pemurnian tersebut didapatkan senyawa murni hasil isolasi berupa padatan putih kekuningan sebanyak 200 mg. Hasil uji KLT menggunakan tiga macam variasi eluen, yaitu kloroform-heksana-metanol (5:4:1), heksana¬aseton (3:2), dwi kloroform-aseton (8:2) yang menunjukkan satu noda tunggal. Hasil spektra UV-Vis, IR dan NMR menunjukkan bahwa senyawa murni hasil isolasi adalah senyawa resveratrol yang merupakan senyawa turunan dari stilbenoid.
Astrianingsih Retno
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:09:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5347
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5347
2012-09-12T15:05:25Z
PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI PENCEGAH DEGRADASI2-DEOKSIRIBOSA
DARl EKSTRAK UBI JALAR UNGU
Tujuan dari penelitian Mil adalah untuk menentukan kadar fenolik total dari ekstrak klomfom, etil asetat dan butanol ubi jalar ungu dan mengetahui aktivitasnya sebagai pencegah degradasi 2-deoksiribosa.
Sebanyak ± 3 kg ubi jalar ungu digiiing kemudian dimaserasi menggunakan metanof selama 24 jam dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Filtrat yang diperoleh dievaporasi hingga 113 bagian, selanjutnya dipartisi dengan pelarut kloroform, etil asetat, dan butanol. Masing-masing ekstrak dievaporasi hingga diperoleh ekstrak kering. Kadar fenolik total ditentukan dengan metode Folin¬Ciocalteau. Larutan berwarna biru dari sampel, blangko, dan standar diukur dengan menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang 760 nm. Larutan standar yang digtulakan adalah rutin. Uji aktivitas sebagai pencegah degradasi 2¬deoksiribosa dilakukan dengan metode Fenton. Hasil degradasi adalah malonaldehid yang dapat membentuk komplek malonaldehid-TBA berwarna merah muda yang diukur absorbansinya menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang 532 nm. Kontrol positif yang digunakan adalah rutin, BHT (f3utylated Hidroxytoluene) dan vitamin C.
Kadar fenolik total ekstrak klorofonn, etil asetat, dan butanol ubi jalar ungu berturut-turut sebesar 487, 287 dan 157 ppm. Ekstrak kloroform, etil asetat dan butanol ubi jalar ungu berpengaruh terhadap pencegahan degradasi 2¬deoksiribosa. Aktivitas optimum pencegahan degradasi 2-deoksiribosa ekstrak kloroform sebesar 33,333°fo pada konsentrasi 62,5 ppm, aktivitas optimum ekstrak etil asetat sebesar 35,043% pada konsentrasi 62,5 ppm dan aktivitas optimum ekstrak butanol sebesar 26,496% pada konsentrasi 250 ppm.
Astuti Wijayanti Retno
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:11:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5392
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5392
2012-09-12T15:05:25Z
PENGEMBANGAN PAKET BELAJAR IPA ASPEK KIMIA
UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII
SEBAGAI SUMBER BELAJAR
MANDIRI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidang pendidikan kimia yang bertujuan untuk (1) menyusun clan mengembangkan buku paket belajar IPA terpadu aspek kimia untuk SMP/MTs kelas VIII berdasarkan Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan (2) mengetahui kualitas paket belajar tersebut berdasarl:an penilaian 2 guru kimia SMA dan 3 guru IPA SMP/MTs sesuai dengan kriteria kualitas paket belajar yang telah ditentukan.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian produk. Paket belajar yang disusun meliputi delapan materi pokok : (1) Atom, Molekul, dan Ion, (2) Atom, Molekul, clan Ion dalam Kehidupan Sehari-hari; (3) Molekul Unsur clan Molekul Senyawa; (4) Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari; (5) Kegunaan dan Efek Samping Bahan Kimia; (6) Bahan Kimia Alami clan Bahan Kimia Buatan; (7) Zat Adiktif dan Psikotropika; (8) Pencegahan Penggunaan Zat Adiktif clan Psikotropika. Pengembangan paket belajar ini dibimbing oleh dua dosen pembimbing, ditinjau olc;h 4 orang peer reviewor clan 2 orang dosen ahli media serta dinilai oleh rovieuver yaitu 2 guru kimia SMA dan 3 guru IPA SMP/MTs di Yogyakarta. Data yang diperoleh dari reviewer berupa data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut ditabulasi clan dianalisis untuk setiap materi pokok clan setiap aspek penilaian dengan teknik analisis data deskriptif. Skor yang diperoleh selanjutnya dikonversi men_jadi tingkat kelayakan produk secara kualitatif.
Hasi1 penelitian ini berupa paket belajar IPA terpadu aspek kimia untuk SMP/MTs kelas VIII. Paket belajar ini memperoleh skor rata-rata 93,s dengan kategori baik (B) dan jika dinyatakan dalam persentase keidealan adalah 77,77%. Persentase keidealan akhir yang diperoleh tiap materi pokok pada paket belajar IPA terpadu aspek kimia secara berurutan dari materi pokok 1, II, III, IV; V, VI, VII, dan VIII adalah 77,60%; 72.33%; 72,00%; 80,00%; 78,33%; 79,16%,¬81 ,66°0; clan 80,33°,%_ Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, paket belajar yang dikembangkan mempunyai kualitas baik (B) sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi siswa.
Winarsih Septiana Tri
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:13:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5435
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5435
2012-09-12T15:05:25Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM INVERTASE SECARA ADSORPSI FISIK DENGAN BENTONIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH eptimnm, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, Km clan Vmaks enzim invertase mobii dan amobil. Penelitian ini juga bcaujuan untuk mempelajari stabilitas enzim invertase mobil dan amobil teriiadap lama penyimpanannya pada suhu 4°C dan 28°C.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim invertase mobil dan amobil yang meliputi pI-I optimum, suhu optimum, waktu inkubasi, nilai KM dan Vmaks serta stabilitas enzim. Instrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adaiah spektronik uv-vis. Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara alctivitas enzim dengan variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 55°C; waktu inkubasi 15 menit; nilai KM 0,0$3 mg/ml dan nilai Vmaks 15,385 mg/m1/menit. Sedangkan untuk enzim invertase amobil tnempunyai pH 5,0; suhu GO°C; waktu inkubasi 20 menit; nlai KM 0,177 mg/ml dan nilai Vmaks 10,87 mv-/ml/menit.
Wahyuni Sri
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:13:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5437
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5437
2012-09-12T15:05:25Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM INVERTASE SECARA ADSORPSI FISIK DENGAN BENTONIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH eptimnm, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, Km clan Vmaks enzim invertase mobii dan amobil. Penelitian ini juga bcaujuan untuk mempelajari stabilitas enzim invertase mobil dan amobil teriiadap lama penyimpanannya pada suhu 4°C dan 28°C.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim invertase mobil dan amobil yang meliputi pI-I optimum, suhu optimum, waktu inkubasi, nilai KM dan Vmaks serta stabilitas enzim. Instrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adaiah spektronik uv-vis. Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara alctivitas enzim dengan variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 55°C; waktu inkubasi 15 menit; nilai KM 0,0$3 mg/ml dan nilai Vmaks 15,385 mg/m1/menit. Sedangkan untuk enzim invertase amobil tnempunyai pH 5,0; suhu GO°C; waktu inkubasi 20 menit; nlai KM 0,177 mg/ml dan nilai Vmaks 10,87 mv-/ml/menit.
Wahyuni Sri
2012-09-12T15:05:25Z
2019-01-29T16:13:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5465
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5465
2012-09-12T15:05:25Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN KONSENTRASI NATRIUM KLORIDA SEBAGAI ADITIF PADA ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II)
Tembaga merupakan salah satu logain berat berbahaya yang banyak terkandung dalam limbah industri. Salah satu cara mengurangi konsentrasi ion Cu dalam limbah adalah dengan elektrodeposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensial dan konsentrasi optimum penambahan NaCI sebagai aditif pada proses elektrodeposisi ion Cu(II). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Pusat Penelitian Fisika LIPI Bandung dan LaboratoriuYn Analisis Instrumen Universitas Islam Indonesia (UII).
Subjek dalam penelitian ini adalah ion logam Cu(II) dalam larutan CuS04 400 ppm. Objek dalam penelitian ini adalah deposit hasil elektrodeposisi pada katoda. Proses elektrodeposisi menggunakan sampel larutan CuS04 sebagai larutan elektrolit, larutan NaCI sebagai aditif, HZSO4 0,1 M sebagai elektrolit pendukung, HN03 8 M sebagai depolarisator dan logam berlapis platina sebagai elektroda. Proses elektrodeposisi dilakukan dengan variasi potensial _yaitu 2, 3, 4, 5 dan 6 volt serta variasi konsentrasi NaCI sebagai aditif yaitu 5; 7,5; 10; 12,5 dan 15 % b/v selama 25 menit pada suhu kamar. Kondisi pelapisan optimal ditentukan dengan uji visual. Ion Cu hasil elektrodeposisi filtratnya dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Struktur kristal hasil elektrodeposisi ditentukan dengan Difraksi Sinar-X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal pada proses elektrodeposisi ion Cu(II) adalah 2 volt. Konsentrasi aditif NaCI optimal adalah 5 % b/v. Efisiensi pengendapan pada keadaan optimal adalah 33,02 %. Potensial dan konsentrasi aditif optimal adalah kondisi pada saat diperoleh kualitas dengan penampilan lapisan yang terbaik.
Utami Surya
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:10:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5353
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5353
2012-09-12T15:05:24Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM OLEAT, POLIOKSIETILEN GLIKOL MASSA MOLEKUL 400 (FEG 400) DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan dengan Tujuan untuk mengetahai karakter poliuretan hasil sintesis baik sebelum maupun : Sesudah biodegradasi, pengaruh biodegradasi terhadap gugus fungsi poliuretan dan derajat kristalinitas poliuretan serta pengaruh variasi lama inkubasi terhadap kehilangan massa dan degradabilitas poliuretan hasil sintesis dari asam oleat, PEG 400 dan Iv DI.
Pada penelitian ini poliuretan diperoleh dari polimerisasi antara asam oleat, PEG 400 dan IvDI dengan perbandingan 1:2:3 (m/m) pada temperatur 5-10°C diikuti pemanasan pada suhu 100°C selama 2 jam. Biodegradasi poliuretan dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme dari lumpur aktif serta media malka padat pada temperatur inkubasi 37°C. Variasi waktu inkubasi berturut-turut 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari dengan penggantian media setiap 5 hari sekali. Karakterisasi poliuretan dilakukan melalui penentuan gugus iungsi dengan FTIR, analisis kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction, ikatan silang melalui uji derajat penggembungan, kehilangan massa dan degradabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis memiliki serapa.7 gugus fungsi uretan, ikatan silang poliuretan hasil siiitesis dari aswn oleat-PEG 400¬MDI lebih rendah dan derajat kristalinitas lebih tinggi daripada poliuretan hasil sintesis dari PEG 400-NIDI. Hasil karakterisasi poliuretan setelah biodegradasi dengan XRD menunjukkan penurunan derajat kristalinitas poliuretan dan perbedaan intensitas serapan puncak khas gugus uretan pada spektruun FTIR poliuretan. Pengaruh variasi lama inkubasi terhadap kehilangan massa dan degradabilitas poliuretan berbeda-beda clan cenderung menurun dalarn 30 hari waktu inkubasi. Degradabilitas poliuretan paling tinggi pada waktu inkubasi 5 hari. Dengan demikian poliuretan dapat dibiodegradasi, meskipun dengan degradabilitas yang berbeda-beda.
Alfin P. Richard
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:10:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5368
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5368
2012-09-12T15:05:24Z
ISOLASI SENYAWA STILBENOID PADA KULIT BATANG TUMBUHAN MELINJO (Gnetum gnemont)DALAM FRAKSI METANOL
Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi dan mengetahui karakteristik struktur senyawa stilbenoid pada kulit batang tumbuhan melinjo.
Sabjek penelitian adalah kulit batang tumbuhan melinjo yang berada di wilayah Sleman Yogyakarta diambil pada bulan Desember 2008. Objek penelitian adalah senyawa stilbenoid dari ekstrak metanol fraksi relatif polar pada kulit batang tumbuhan melinjo. Sebanyak 6,5 kg serbuk kering kulit batang tumbuhan melinjo dimaserasi menggunakan pelarut metanol selama 24 jam dan diulang sebanyak 2 (dua) kali. Filtrat hasil maserasi diuapkan dengan rotarovator vakum sehingga didapatkan sebanyak 137 gr ekstrak metanol pekat. Pemisahan ekstrak metanol pekat dilakukan dengan metode KVC sehingga didapatkan fraksi-fraksi, sedangkan pemisahan dan pemurnian tcaksi relatif polar dilakukan dengan metcde KKG untuk mendapatkan fraksi utama yang mempakan senyawa murni hasil isolasi. Penentuan eluen pada setiap pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan metode KLT menggunakan berbagai variasi campuran eluen. Senyawa murni isolasi berupa padatan kuning sebanyak 74,1 mg dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR.
Hasil analisis dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan senyawa hasil isolasi mempunyai 3 (tiga) daerah serapan panjang gelombang maksimum vaitu 237,8; 367,5; dan 397 rim -dan dengan spektrofotometer FTIR menun_jukkan adanya gugus fungsi C=0 karbonil, cincin aromatik, dan -OH fenol yang merupakan senyawa fenolik yang dimungkinkan senyawa golongan stilbenoid atau tlavonoid.
Ayu Rizka
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:10:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5375
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5375
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH KONSENTRASI ASAM KLORIDA(HCl) DAN ASAM SULFAT (HZS04) TERHADAP DAYA JERAP ION TIMBAL(II) PADA PASIR MALELO
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan asam klorida dan asam sulfat dengan berbagai konsentrasi pada pasir Malelo terhadap daya penjerapan ion logam timbal, untuk mengetahui efisiensi penjerapan Pasir Malelo terhadap ion logam timbal pada kondisi optimum seteleh diberi perlakuan dengan asam klorida dan asam sulfat dengan berbagai konsentrasi dan untuk mengethui Pola isoterm penjerapan yang terjadi.
Subyek dalam penelitian ini adalah Pasir Malelo, Obyek adalah daya jerap pasir terhadap ion iogam timbal yang telah diberi perlakuan dengan asam. Langkah penelitian : pasir Malelo diayak dengan ayakan 60 mesh dan dicuci dengan akuades, dipanaskan pada suhu 110° C dan diambil 10 gram pasir yang direndam dalam 50 ml HCL dan H2SO4 diaduk dengan pengaduk magnetik selama 1 jam dan didiam kan sampai 24 jam. Pasir dicuci hingga pH netral (pH 7), dan dikeringkan pada suhu 110° C selama 2 jam. Mengambil 1 gram pasir diatas untuk dilakukan penjerapan terhadap larutan simulasi Pb(II) 5 ppm, kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik dan didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Konsentrasi ion logam timbal yang terjerap dianalisis dengan alat Spektrometer Serapan Atom.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pasir Malelo murni memberikan efisiensi penjerapan yang paling tinggi yaitu 97,91 %, sedangkan untuk efisiensi pasir yang direndam dengan HCl 3, 6, 8, 12 M berturut-turut adalah 88,88 %; 95,95 %; 93,98 % ; 91,63 % serta H2SO4 1.5, 3, 4, 6 M berturut-turut adalah 92,70 %; 90,56 %; 90,39 % dan 91,17 %. Pola adsorps? yang meng:kuti Persamaan Langmuir adalah penjerapan pada pasir murni, H2SC:4 dan H2SO4 4 M dan tidak ada yang mengikuti persamaan Freundlich. Berdasarkan pada uji ANAVA A perendaman HCl dan H2SO4 tidak memberikan perbedaan yang signifikan untuk efisiensi penjerapan jika dibandingkan dengan efisiensi penjerapan Pasir Malelo murni. Dapat disimpulkan bahwa perendaman Pasir Malelo dengan Anggota asam tidak memberikan pengaruh pada efisiensi penjerapan dari ion logam timbal.
Nur Hakim Rosyadi
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5378
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5378
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TEROKSIDASI DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL (PEG)200 TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah proses oksidasi, (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, (3) menentukan keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis, dan (4) mengetahui pengaruh variasi komposisi minyak kedelai teroksidasi dan polioksietilen glikol (PEG)200 terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis.
Minyak kedelai l Soybean Oil (SBO) dalam penelitian ini didapat dari kacang kedelai putih yang dimaserasi menggunakan larutan n-heksana 60%, kemudian dioksidasi menggunakan larutan KMnOa 20% dalam suasana basa pada temperatur 25°C. Campuran kemudian diekstrak dan dievaporasi untuk mendapatkan minyak kedelai teroksidasi. Selanjutnya minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi dikarakterisasi; meliputi gugus fungsi, bilangan hidroksil, massa jenis indeks bias, titik leleh dan titik didih. Selanjutnya minyak kedelai teroksidasi l Oxydated Soybean Oil (OSBO) direaksikan dengan PEG200 dan MD] membentuk poliuretan. Poliuretan pertama dibuat dengan komposisi 40%OSBO-0%PEG200-60%MDI. Campuran diaduk hingga homogen pada temperatur kamar. Kemudian campuran yang dinamakan prepolimer tersebut mengalami proses curing selama 10 jam pada temperatur 70°C dan dilanjutkan selama 3 jam pada temperatur 100°C. Poliuretan selanjutnya dibuat dari komposisi OSBO : PEG200 : MDI berturut - turut sebesar 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; clan 10% : 30% : 60%. Masing - masing poliuretan diuji kekerasan clan ikatan silangnya . Poliuretan yang memiliki nilai kekerasan paling tinggi pada komposisi dengan dan tanpa penambahan PEG200 dikarakterisasi gugus fungsinya
Hasil penelitian ini adalah: (1) bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, dan titik didih SBO berturut - turut sebesar 120,393 mg/g; 0,907 g/mL; 1,476 D; -15-(-5)°C; clan 105,7°C, sedangkan untuk OSBO berturut - turut sebesar 298,185 mg/g; 0,929 g/mL; 1,474 D; -14-(-2)°C dan 134,7°C (2) karakter poliuretan hasil sintesis dengan variasi komposisi OSBO : PEG200 : MDI = 40% : 0% : 60%; 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; 10% : 30% : 60%; yang meliputi derajat penggembungan clan kekerasan besarnya berturut - turut 3,448% dan 91,6 Shore A; 9,677% dan 87,4 Shore A; 9,803% dan 79,4 Shore A; 14,864% dan 74,2 Shore A (3) seluruh poliucetan memiliki ikatan silang dengan swelling degree yang positif, (4) semakin besar komposisi PEG200 dibandingkan OSBO dalam sintesis poliuretan, maka poliuretan yang dihasilkan akan memiliki kekerasan semakin kecil dan bersifat tidak brittle.
Retno Hartanti Rr. Ayu
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5381
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5381
2012-09-12T15:05:24Z
METILASE BALANOKARPOL HASIL ISOLASI DARI HOPEA ODORATA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen, dan struktur senyawa turunan balanokarpol yang dihasilkan melalui reaksi metilasi.
Reaksi metilasi dengan dimasukkan 100 mg balanokarpol, 100 mg K2C03, dan 10 mL aseton ke dalam laba leher tiga. Campuran direfluks, setelah itu ditambahkan 100 mg dimetilsulfat dan direfluks selama 4 jam pada suhu 55°C. Setelah 4 jam, dimasukkan 6 mL NH3 kedalam labu dan direfluks selama 10 menit. Hasil reaksi diekstraksi dengan eter 3 x 10 mL. Hasil yang diperoleh ditimbang beratnya, dimurnikan Kromatografi Kolom, ditentukan rendemennya, dan diidentifikasi dan karakterisasi dengan spektrofotometer IR, dan NMR.
Rendemen hasil reaksi metilasi adalah 38,82%. Analisis dengan spektroskopi IR memberikan serapan pada 3440,8 cm- 1 untuk OH; 2925,8 cm-l¬2856,4 cm -1 untuk CH alkana; 1604,7 cm-1 untuk C=C aromatik; 1510,2 cm-1¬
1461,9 cm-1 untuk CH2; 1251,7 cm-1-1 168,6 cm-1 untuk C-O; 1031,8 cm' untuk CH alkena; dan 947 cm-1-839 cm- 1 untuk CH aromatik. Spektrum 1H-NMR dihasilkan sinyal (8)=0,8-1 ppm dari atom H pada CH3; dan (8)=1,3 ppm dari atom H yang terikat pada gugus CH2; (b)=3,6 ppm dari atom H pada OCH3; (8)=5,5 ppm atom H yang terikat pada CH=CH dan (8)=6,5-7,7 ppm dari atom H pada cincin aromatik. Analisis menggunakan 13C-NMR, diperoleh spektrum dengan sinyal (S)=50-75 ppm dari C alifatik; (S)=100-140 ppm dari C aromatik; (S)=150-160 ppm dari C fenolik.
- Rusniati
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5383
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5383
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR H2SO4 DAN PH PADA DAYA
ADSORPSI SEOLIT TERHADAP LARUTAN BESI (II) DAN BESI (III)
Penelitian yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Aktivator H2Sc)4 dan pH Pada Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Larutan Besi(li) dan Besi(lII) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator H2SC4pada daya adsorpsi zeolit terhadap larutan besi(II) dat besi(Ill) dan mengetahui pengaruh pH pada daya adsorpsi zeolit terhadap larutan besi(II)dan besi(III).
Subyek dalam penelitian in] adalah zeolit yang beriipe mordenit yang di tambang aleh PT. Prima 7_eolita Yol,ryakarta dan sebagai obyek adalah daya adsorpsi zeolit terhadap larutan besi(Il) dan besi(III). Prinsip kerja penelitian ini adalah aktivasi zeolit dan adsorpsi. Aktivasi zeolit dilakukan dengan merendam zeolit kedalam larutan HF 1%, dilanjutkan dalam larutan FI-)S04 konsentrasi 0,5 M atau 1 M dan larutan NH4N03 konsentrasi 1 M. Kemudian zeolit dikalsinasi pada suhu 4()0°C selama 3 jam. Proses adsorpsi berlangsung selama 24 jam, larutan yang diadsorpsi adalah Iarutan besi(II) dan besi(III) dengan konsentrasi 100, ISQ dan 200 ppm pada pH 1,3 dan 5. Masa zeolit yang digunakan 0,5 gram untuk setiap 20 mL sampel larutan. Daya adsorpsi ditentukan den-an cara membandingkan konsentrasi larutan besi(II) atau besi(III). Daya adsorpsi larutan besi(iI) ditentukan dengan cara mengomplekska.n laruta.n tersebut dengan orio¬fenantrolin dan diukur absorbansinya menggunakan spektronik 20 D, sedangkan untuk larutan besi(III) digunakan pengompleks kalium tiosianat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh konsentrasi aktivator H2SO4 pada daya adsorpsi zeolit terhadap larutan besi(II) dan besi(111), yaitu semakin tinggi konsentrasi HZSOa semakin tinggi daya adsorpsinya dan ada pengaruh pI-I pada daya adsorpsi zeolit terhadap larutan hcsi(II ) yaitu semakin tingbi pH semakin rendah daya adsorpsinya, sedangkan pada besi(III) semakin tinggi pH sema.kin tinggi claya adsorpsinya.
- SANIYAH
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5384
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5384
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN JUMLAH PREKURSOR Cd/S
TERHADAP KARAKTERISTIK KADMIUM SULFIDA YANG DISINTESIS
MELALUI METODE SOLVOTERMAL
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan jumlah prekursor Cd/S terhadap karakter material Kadmium sulfida.
Penelitian ini menggunakan metode solvotermal dengan perbandingan mol bahan Cd(N03)2.4HZ0: (NHZ)2CS: C.'ZH;OH : NH4OH adalah X : Y : 3,289 : 104.802 deni;an perbandingan X/Y : 0,33, 0,5, 1, 2, 3. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan semua bahan dalam Teflon dan distirer selama l jam kemudian dipanaskau pada suhu 17G"C selama 3 jam dalam bomb hidrotermal. Hasil sintesis disaring dan dicuci dengan etanol Karakterisasi dilakuican dengan X-Ray Diffraction (XRD) pada daerah 2H= 5° - 60° dan Spektrofometer UV-Vis pada daerah 350-600 cm-1.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Semakin tinggi jumlah prekursor Cd/S maka kristalinitasnya semakin meningkat. Semua material Kadmium sulfida yang dihasilkan mempunyai bentuk struktur campuran heksagonal dan kubik. Spektrofotometer menunjukkan bahwa material Kadmium sulfida mempunyai serapan padK panjang gelombang rr.uksimum 534,5, 535, 536,5 nm
Wulan Sari
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5385
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5385
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN JUMLAH PREKURSOR Cd/S TERHADAP KARAKTER KADMIUM SULFIDA YANG DISINTESIS MELALUI METODE SOLVOTERMAL
Tujuan penenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan jumlah prekursor Cd/S terhadap karakter material Kadmium sulfida.
Penelitian ini menggunakan metode solvotermal dengan perbandingan mol bahan Cd(NO3)2N . 4H2O (NHCS: CzH50H : NH40H adalah X : Y : 3,229 : 104,82 dengan perbandingan X/Y : 0,33, 0,5, 7, 2, 3. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan sernua bahan dalam Teflon dan distirer selama l jam kemudian dipanaskan pada suhu 170°C selama 3 jam dalam bomb hidrotermal. Hasil sintesis disaring dan dicuci dengan etanol
Karaktersasi dilakukan dengan X-Ray Diffraktion (XRD) pada daerah 20 0C, 50 0 C, 60 0 C dan Spektrofometer UV-Visibel pada daerah 350-600 cm-1.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Semakin tinggi jumlah prekursor Cd/S maka kristalinitasnya semakin meningkat. Semua material Kadmium sulfida yang dihasilkan, mempunyai bentuk struktur campuran heksagonal dan kubik. Spektrofotometer UV-Visibel menunjukkan bahwa material Kadmium sulfida mempunyai serapan pada panjang gelombang maksimum 534,5, 535, 536,5 nm.
Wulan Sari
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5394
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5394
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SECARA
TERINTEGRASI TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN RETENSI
PENGETAHUAN KIMIA PESERTA DIDIK KELAS Xl
SEMESTER I SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap (1) sikap ilmiah, dan (2) retensi pengetahuan kimia peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Populasi penetitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI semester 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 107 peserta didik yang terbagi dalam tiga kelas. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebanyak 34 peserta didik dan XI IPA 2 sebanyak 34 peserta didik. Kedua kelas sebagai Was eksperimen. Penelitian diawali dcngan uji homogenitas dan normalitas sampel dengan pengambilan data pengetahuan awal kimia menggunakan nilai ulangan harian materi pokok Sistem Periodik Unsur. Data lainnya yaitu sikap ilmiah dengan pengisian angket, tes prestasi belajar kimia dengan materi pokok Termokimia dan Laju Reaksi dan juga data hasil tes retensi pengetahuan kimia. Analisis data dilakukan dengan uji t sama subjek dan mengitung persen retensi pengetahuan kimia peserta didik yang selanjutnya dikonversikan menjadi 5 kriteria retensi pengetahuati kirnia. hriteria tersebut yaitu retensi pengetahuan kimia sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukl:an bahwa (1) tid.ak ada perbedaan secaia signifikan antara sikap ilmiah peserta didik sebelum dengan sikap ihniah sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan metode praktikucn kimia secara terintegrasi dengan harga to=1,523 dan harga p sebesar 0,128 (p>5%) dan (2) hasil rata-rata % retensi kelas XI IPA 1 sebesar 96,49 % dan pada kelas XI IPA 2 sebesar 87,28 % yang tnemmjukkan retensi pengetahuan kimia sangat tinggi.
Saptiti Sih Dhani
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5396
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5396
2012-09-12T15:05:24Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA SAWIT (CPO), POLIOKSIETILEN GLIKOL 400 (PEG 400), DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan dengan tuiuan untuk mempelajari karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPU, PEG 400, dan MDI, mengetahui pegaruh penggunaan asam lemak CPO hasil oksidasi terhadap ikatan silang poliuretan hasil sintesis, mempelajari pengaruh proses oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil sintesis, mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap kehilangan massa poliuretan hasil sintesis serta mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap biodegradabilitas poliuretan hasil sintesis.
Pada penelitian ini poliureatan diperoleh dari polimerisasi antara asam lemak CPO, polioksietilen glikol 400, dan metilen-4,4'-difenildiisosianat pada temperatur kamar diikuti dengan pemanasan pada suhu 120°C selama 1 jam. Karakterisasi poliuretan dilakukan melalui penentuan gugus fungsi dengan Fourier Transform Infra Red, penentuan ikatan silang, serta analisis kristalinitas poliuretan dengan menggunakan X-Ray Diffraction. Biodegradasi poliuretan dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yang berasal dari lumpur aktif serta media malka padat pada temperatur 37°C. Variasi waktu inkubasi berturut¬turut adalah 5, 10, 15, 20, 25,dan 30 hari, dengan penggantian media setiap 5 hari.
Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI muncul serapan spektrum FTIR yang menunjukkan gugus fungsi uretan pada 1646,15 cm¬1 dan 1645,98 cm-1 wasing-masing untuk poliuretan sebelum dan sesudah biodegradasi. Derajat penggembungan poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI adalah 44,175 %. Derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI sebelum biodegradasi adalah 48,794 %, sedangkan derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI sesudah biodegradasi adalah 48,626 %. Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI muncul serapan yang menunjukkan gugus fungsi uretan pada 1646,49 cm" dan 1647,31 cm -1 masing-masing untuk poliuretan sebelum dan sesudah biodegradasi. Derajat penggembungan poliuretan dari asam lemah CPO teroksidasi adalah 69,701 %. Derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI sebelum biodegradasi adalah 52,825 %, sedangkan derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI sesudah biodegradasi adalah 48,957 %.
Koniawati Sihweni
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5397
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5397
2012-09-12T15:05:24Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KABUPATEN KUDUS
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui:(1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus, ditinjau dari aspek pesiapan; pelaksanaan, dan penilaian, (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia untuk menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus, serta (3) kendala-kendala yang dihadapi guru-guru kimia pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus dalam menghadapi pelaksanaan KTSP dalam aspek persiapan, pelaksanaan, penilaian.
Populasi penelitian ini adalah SMA di Wilayah Kabupaten Kudus. Pengambilan sampel dilakukan secara area purposive sampling, yaitu sembilan SMA yang ada di Wilayah Kabupaten Kudus. Responden penelitian adalah seluruh guru kimia yang ada di SMA tersebut sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala perbedaan semantik (semantic differential scale) dengan lima alternatif jawaban sebanyak 50 butir untuk implementasi pembelajaran kimia, 20 butir untuk sarana dan prasarana, serta angket terbuka untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran kimia. Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu mengumpulkan hasil kuesioner dengan teknik persentase.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP adalah tinggi (77,42%). Hal ini didukung oleh sarana dan prasarana kategori sedang (65,05%). Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang di hadapi guru kimia pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan penilaian, seperti kesulitan pengerjaan perangkat pembelajaran, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran kimia, dan keterbatasan waktu yang ada untuk menilai tiga aspek penilaian.
Ardiani Sischa
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5398
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5398
2012-09-12T15:05:24Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KABUPATEN KUDUS
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui:(1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus, ditinjau dari aspek pesiapan, pelaksanaan, dan penilaian, (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia untuk menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus, serta (3) kendala-kendala yang dihadapi guru-guru kimia pada SMA di Wilayah Kabupaten Kudus dalam menghadapi pelaksanaan KTSP dalam aspek persiapan, pelaksanaan, penilaian.
Populasi penelitian ini adalah SMA di Wilayah Kabupaten Kudus. Pengambilan sampel dilakukan secara area purposive .sampling, yaitu sembilan SMA yang ada di Wilayah Kabupaten Kudus. Responden penelitian adalah seluruh guru kimia yang ada di SMA tersebut sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala perbedaan semantik (semantic differential scale) dengan lima alternatif jawaban sebanyak 50 butir untuk implementasi pembelajaran kimia, 20 butir untuk sarana dan prasarana, serta angket terbuka untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran kimia. Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu mengumpulkan hasil kuesioner dengan teknik persentase.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP adalah tinggi (77,42%). Hal ini didukung oleh sarana dan prasarana kategori sedang (65,05%). Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang di hadapi guru kimia pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan penilaian, seperti kesulitan pengerjaan perangkat pembelajaran, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran kimia, dan keterbatasan waktu yang ada untuk menilai tiga aspek penilaian.
Ardiani Sischa
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:11:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5404
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5404
2012-09-12T15:05:24Z
OPTIMASI WAKTU REAKSI SINTESIS ISOAMIL ASETAT
DARI ASAM ASETAT DAN ISOMIL ALKOHOL
Tujuan peuelitian ini adalah untuk menentukan waktu reaksi optimum pada tesis isoamil asetat. Waktu reaksi optimum adalah waktu raksi yang menghasilkan amil asetat dalam jumlah maksimum.
Subjek penelitian ini adalah reaksi antara senyawa asam asetat dan isoamil :ohol. Objek penelitian ini adalah waktu reaksi optimum dan rendemen dalam sintesis einil asetat. Reaksi dilakukan dengan proses refluks yang disertai pemanasan pada suhu 0°C menggunakan H2SOa pekat sebagai katalisator. Variasi waktu reaksi yang ;unakan adalah 18, 20, 22, 24 dan 26 jam.
Sintesis isoamil asetat dengan waktu reaksi 18, 20, 22, 24 dan 26 jam ;nghasilkan berturut - iurut isoamil asetat dengan rendemen 34,643%, 40,5454/0, ,947%, 57,849%, dan 50,163%. Jadi waktu reaksi optimum pada sintesis senyawa vamil asetat ini adalah 24 jam.
- Siswanto
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5406
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5406
2012-09-12T15:05:24Z
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN
BHT (butylayed hydroxyoluene) TERHADAP TINGKAT KETENGIKAN
PADA MINYAK JAGUNG
Penelitian ini bertuittan untuk rnengetahui pengar-cr1 pertambalan arztiaksidan BHT. mengetahui konsentrasi BHT yang optirnal dalarn rnenghambat teriadinya ketengikan minyak jagung mengetahui pengaruh suhu pemanasan terhadap tingkat ketengikan rninyak jagung dan suhu pemanasan yang optimal dalam mencegah terjadinya ketengikan minyak jagung.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rninyak jagung curab yang, di beli di pasar Beringharjo Yogyakarta. Sampel tersebut ditambah antioksidari BHT dengan variasi korlsentrasi 4,OrJ; 0,0?; rJ;tJ4; 0-08-- dan 0,12 °,%b!,'. Setelah itu sampel dipanaskan dalam kisaran suhu pemanasan sebesar 120, 180, 190, dan 200 "C: Tingkat ketenaikan minvak jagung dapat dianalisis dengan uji Kreist yana menyatakan apabila. Terbentuk warna merah muda menunjukkan bahwa minyak tersebut mulai tengik dan uji TBA yang positif bila terbentuk kempleks bernama merah. Untuk mengetahui jenis senyawa penyusun minyak jagung dianalisis menggunakan GC - MS, sedangkan tmtuk mengetahtti perubahan senyawa penyusun rninyak jagung dianalisis dengan kromato,rafi gas (GC).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Bl1"F pada mir.yak jagung berpen-laruh pada tingkat ketenclikan minvak jagung. Konsentrasi BHT optimal dalam menghambat terjadinya keteneikau rninyak jaV-unu adalah 0,08 %b/v. Suhu pemanasan juga berpengaruh pada keten(,ikan dan sulm optimal sebelurn terjadinya ketenpikan ininyak jagung adalah 180 °C.
lstinganah Siti
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5407
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5407
2012-09-12T15:05:24Z
POLA ADSORPSI Mn(II) DAN Mn(VII) OLEH MORDENIT
Penelitian yang berjudul Pola Adsorpsi Mn(II) dan Mn(VII) oleh Mordenit ini bertujuan untuk mengetahui jenis pola isoterm adsorpsi masing-masing ion dengan adsorben Mordenit tanpa aktivasi(Zo) dan Mordenit teraktivasi(ZA). Selain itu juga untuk menentukan harga konstanta laju reaksi dan konstanta kesetimbangan adsorpsi dari Mn(II) dan Mn(VII) oleh Zo dan ZA.
Sebagai subjek dari penelitian ini adalah zeolit alam tipe Mordenit dan objek dari penelitian ini adalah pola adsorpsi Mn(II) dan Mn(VII) oleh Mordenit. Aktivasi Mordenit dilakukan dengan merendam Zo ke dalam larutan HF I%, HCl 1M , dan NH4N0-, 1M dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 300 °C selama 4 jam. Zeolit ini kemudian disebut ZA. Zo dan ZA diuji jenis pola isoterm adsorpsinya pada larutan Mn(II) dan Mn(VII) dengan variasi konsentrasi, yaitu 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm , dan 700 ppm. Kinetika reaksi ZA dan ZO dengan larutan Mn(II) dan Mn(VII) 700 ppm dengan variasi waktu kontak, yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 75 menit.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola isotenn adsorpsi ZO dan ZA terhadap Mn(II) dan Mn(VII) cenderung mengikuti isoterm Freundlich. Harga konstanta laju reaksi ZO dengan Mn (II) dan Mn(VII). ZA dengan Mn(II) dan Mn(VII) berturut-turut adalah 2,6434 . 10-' menit -l, 6,3283. 10' menit 1,14,727. 10-' menit -1, dan 9,649. 10-' menit -I. Sedangkan harga konstanta kesetimbangan reaksi ZO , dengan Mn(II) dan Mn(VII), ZA dengan Mn(II) dan Mn(VII) berturut-turut adalah 74,049508 M-', 80,929355 M-'. 71,921012 M-1, dan 82_314071 M-'
RACHMAWATI SITI
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5408
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5408
2012-09-12T15:05:24Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMI3ELAJARAN KIMIA BERBANTUAN
KOMPUTER TENTANG KOLOID UNTLJK SISWA SMA / MA KELAS
XI SEMESTER 2 SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI
Penelitian ini mcl'upakan penelitian pengcmbangan yang bertujuan
untuk menghasilkav media pembelajaran kimia berbantuan komputer dalam
bentuk CD untuk siswa SMA / MA kelas XI semester 2 dan mengetahui hasil
kualitas dari media pembelajaran kimia tersebut bcrdasarkan penilaian
reviewer yaitu J orana guru kimia SMA / MA.
Model pengembangan yang di(Iunakan adalah model prosedural, yaitu
model yang bersifat deskriptif; menggariskan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk. Ycngembavgan dimulai dcngan cara
mengumpulkan referensi tentana materi koloid sampai diperoleh produk awal
yang berupa CD pembelajaran kimia tentang koloid. Instrumen yang
digunakan terdiri dari 5 kriteria, yaitu kebenaran, keluasan dan kedalaman
konsep; kebahasaan; keterlaksanaan; tampilan; dan kemudahan
mengoperasikan. Guru kimia sebagai reviewer menilai CD pembelajaran kimia
berdasarkan kriteria tcrsebut berikut penjabarannya.
Hasil penelitian adalah telah berhasil dikeanbangkan CD
pembelajaran kimia tcntang koloid clan dapat dikctahui kualitasnya. Skor (.'D
media pembelajaran kimia tentang koloid ini pada materi pokok sistem koloid
adalah 229, 8; pada materi pokok sifat-silat koloid adalah 232, 4; dan pada
materi pokok pembuatan sistem koloid adalah 234, 6 sehingga CD media
pembelajaran kimia tentang koloid yang dihasilkan termasuk kategori kualitas
sangat baik (SB).
NURROCHMAH SITI
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5409
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5409
2012-09-12T15:05:24Z
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK EKSPERIMEN KIMIA SMA/MA KELAS XII SEMESTER 1 BERDASARKAN
STANDAR ISI MATA PELAJARAN KIMIA SMA/MA
TAHUN 2006
Penelitian ini menrpakan pe.nelitian pengembangan yang bertujuan untuk rnengembangkan bul;u petunjuk eksperimen kimia SMA/MA untuk Was XII semester 1 dan mengetahui kualitas buku petunjuk eksperimen kimia tersebut berdasarkan penilaiat reviewer, yaitu lima orang guru kimia SMA/MA di Daerah Istimewa Yogyakarta
MoIcl produk yang dihasilk,an adalah adaptasi dari buku-buku eksperimen kimia yaau Laboratory Experiments for Foundation of Chemistry, Classic Chemistry Experiments, da.rr Chemistry An Exp?rimental Science. Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, rnenggariskan langkah--larigkah yang harus diikuti untulc rnenghasilkan produk. Pengembangan dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang kegiat~n eksperimen yang sesuai dengan rnateri pembelajaran kimia kelas XII semester 1, membuat rancangan buku petunjuk eksperimen, kemudian membuat buku petunjuk eksperimen ki nia. Buku petunjuk eksperimen kimia yang telah dibuat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, peer review, dan ahli media. Masukarr yang diberikan digunakan untuk merevisi buku pehmjuk eksperimen kimia. Langkah selanjutnya adalah meniiai kualitas bukYr petunjuk eksperimen kimia. Penilaian ini dilaku.kan oleh reviewer terhadap komponen kelayakan isi, keb.ahasaan, penyajian, dan kegratik;aan.
Hasil penelitian pengembangan ini adalah Buku Petunjuk Eksper-imen Kirnia SMA!MA Ke(as XII Semester 1 Berdasarkan Standar Tsi Mata Pelajaran Kirnia. Kualltas buku petunjuk eksperimen kimia didasarkan pada penilaian lima orang guru lcrmia S1viA/MA. Masing-masing komponen memiliki ku.alitas sangat bai:: (Sl3). Secara keseluruhan, kualitas buku petunjuk eksperimen kimia adalah sr ngat baik (SB) dengan nilai 3,65.
Arofah Siti Nur
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5425
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5425
2012-09-12T15:05:24Z
DAYA ADSORPSI MONTMORILONT TERAKTIVASI PADA BERBAGAI
SUHU TERHADAP PEWARNA NAFTOL
Penelitian ini bertujuan irntuk ntengetahui pengaruh konsentrasi aktivatot¬HZSO4 pada daya adsorpsi montmorilonit terhadap zat pewarna naftol, pengaruh suhu aktivasi pada daya adsorpsi montmorilonit terhadap aat pewarna naftol dan untttk mengetahui ada tidaknya perbedaan luas permukaan pada montmorilonit sebelum maupun sesudah adsorpsi dengan larutan zat pewarna naftol dengan berbagai konsentrasi H2SO4 dan suhu aktivasi.
Subjck pcncliliart ini adahh nooUonorilorrit dcngan aktivator larutan H2SO4 dan scbagai objeknya aclalah ad:;orpi (lisik dan kimia) zat pewaroa nattol oleh montmorilonit. Montmorilonit dicuci dcytan aduadcmincralisasi lalu dikcringkan dan diayak dengan ukuran 100 mcslr. nktivnsi dilakrrkan dengan variasi konsentrasi H2SO4 yaitu 0,5M, IM, 1,5M, dan 2M pau1a variasi :;uhu 30°C, 400C, clan 500C. Adsorpsi dilakukan pada suhu kamar dengan larutan naflol 1500 ppm selama 2 jam. Analisis luas permukaan (gas sorption analzer) dilakukan terhadap montmorilonit sebclum dan sesudah adsorpsi. Daya adsorpsi ditentukan dengan mengukur konsentrasi larutan nattol schclum dan sesudah adsoysi menggunal:an spektrofotometri UV-Vis.
Hasil penelitian menunjukkan hahwa tidak ada perbedaan dava adsorpsi montmorilonit terhadap pewarna naltol baik yang diaktivasi pada berbagai konsentrasi H2SO4 maupun suhu. Luas permukaan montmorilonit balk tanpa aktivasi maupun dengan aktivasi, menjadi lebih kecil setelah adsorpsi dengan larutan zat pewarna naftol.
Pur Wahyudi Sri
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5428
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5428
2012-09-12T15:05:24Z
POLA ADSORPSI KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING HIJAU
(Scylla serrata) SEBAGAI ADSORBEN
ION KROMIUM (III)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana karakteristik kito-san dari angkang kepiting hijau (Scylla serrata), (2) mengetahui bagaimana pengaruh berat adsorben +ada daya adsotpsi kitosan terhadap ion kromium ([11), (3) mengetahui bagaimana pengaruh ariasi konsentrasi larutan kromium ( I [ I ) pada davit ac'.sorpsi kitosan terhadap ion romium (I11), (4) mengetahui kondisi optimum massa adsorueo dan konsentrasi adsorbat pada laya adsorpsi kitosan terhadap krolniurn(111), (5) mengetahui bagaimana pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III).
Subjek dari penelitian ini adalah cangkang kc;piting hijau (Scylla serrata) dan sebagai bjeknya adalah daya adsorpsi kitosao dart cangkang kepiting hijau (fcylla serrala) terhadap m kromium(III). Kitosan dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinasasi, tahap emineralisasi, dan tahap deasctilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (±30 °C) -lama 24 jam, pada pH = 4 untuk 50 mL 200 pprn larutan kromium(III). Variasi berat kitosan ang digunakan pada optirnasi berat kitosan adalah: 0,5 gram; l gram; 1,5 gram; 2 gram; dan ,5 gram. Variasi konsentrasi larutan kromium(III) yaitu: 186,7 ppm, 267,2 ppm, 391,6 ppm, an 500,2 ppm pada berat kitosan optimum. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan dianalisis ;cara kualitatif dengan spektrofotometri infamerah, sedangkan konsentrasi kromium(III) ianalisis secara kuantitatif dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Daya adsorpsi itosan merupakan perbandingan antara banyaknya ion kromium(II1) yang teradsorpsi per ,-am kitosan. Dari data yang diperoleh kemudian ditentukan pola adsorpsinya menurut oterm Langmuir dan Freundiich.
Dan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwra: (1) karakterisasi kitosan dengan tektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, C-O, -CHZ-, -ItirIIZ, dan :)H. (2)Berat kitosan berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromiurn(III), (3) ariasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), mana semakin tinggi konsentrasi iarutan kromium(III) yang diadsorpsi maka semakm tinggi zla daya adsorpsinya, (4) Berat adsorben optimum adalah 0,5 gram dengan daya adsorpsi ),0569 mg/g. Konsentrasi adsorbat optimum dicapai pada konsentrasi 500,2 ppm dengan tya adsorpsi 50,1569 mg/g. (5) Pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III) cenderung engikuti pola isoterm Langmuir, dan proses adsorpsinya adalah mekanisme pembentukan kompleks.
Handayani Sri
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5429
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5429
2012-09-12T15:05:24Z
POLA ADSORPSI KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING HIJAU
(Scylla Serrata) SEBAGAI ADSORBEN
ION KROMIUM (III)
Penelitian ini bertujuan untuk: (1; mengetahui bagaimana karakteristik kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylla Serrata), (2) mengetahui bagaimana pengaruh berat adsorben pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kramiurn(III), (3) mengetahui bagaimana pengaruh irariasi konsentrasi larutan kron:ium(III) pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kron:ium(III), (4) mengetahui kondisi optimum n:assa adsorben dan kor.sentrasi adsorbat pada daya adsorpsi k-itosan terhadap kronmum(III), (5) n.engetahui bagaimana pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III).
Subjek dari penelitian ini adalah cangkang kepiting hijau (Scylla Serrata) dan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi kitosan dari eangkang kepiting hijau (Scylla Serrata) terhadap ion kromium (III). Ititosan dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinasasi, tahap demineralisasi, dan tahap deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (±301 {'C} selama 24 jam, pada pH = 4 untuk 50 mL ?1-10 ppm Iarutan kromium(III). tjariasi berat kitosan yang digunakan pada optimasi berat kitosan adalah: O,5 gram; 1 gram; ?,s gram; 2 gram; dan ?,5 gram. Variasi konsentrasi larutan kromiurn(III) yaitu: 186,7 ppm, 262,2 ppm, =91,6 ppm, dar. 5010,2 ppm pada berat kitosan optimum. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan dianalisis secara kualitatif dengan spektrofotomet^ infamerah, sedangkan konsentrasi kromium(III} dianalisis secara kuantitatif dengan spektrofotometri serapar. atom (SSA). Daya adsorpsi kitosan merupakan perbandingan antara banyakr.ya ion kromium(III) yang teradsorpsi per gram kitosan. Dari data yang diperoleh kemudian ditentukan pola menurut isoterm Langmuir dan Freundlich.
Dari hasil penelitian diperoleh kesitnpulan bahwa: (1) karakterisasi kitosan dengan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, C-O, -CH2-, -NH--), dan --OH. (2)Berat kitosan berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), (3) Variasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(IIi), dimana semakin tinggi konsentrasi larutan kromium(III) yang diadsorpsi maka sen:akin tinggi pu(a daya adsorpsinya, (4} Berat adsorben optimum adalah 0,5 gram dengan daya adsorpsi 20,0569 mg/'g. honsentrasi adsorbat optimum dicapai pada konsentrasi 500,2 ppm dengan daya adsorpsi 50,1569 mg/g. (5) Pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III) cenderung mengikuti pola isoten-n Langmuir, dan proses adsorpsinya adalah mekanistne pembentukan kompleks.
Handayani Sri
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:12:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5430
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5430
2012-09-12T15:05:24Z
PENGEMBANGAN BUKU AJAR SAINS KIMIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang pendidikan kimia yang bertujuan untuk mengembangkan Buku Ajar Sains Kimia untuk SMPIMTs Berdasarkan Kurikulum 2004 clan untuk mengetahui kualitas buku ajar tersebut berasarkan penilaian 5 orang guru kimia di SMA dan SMPIMTs.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yakni pengembangan Buku Ajar Sains Kimia untuk SMPIMTs Berdasarkan Kurikulum 2004 dan kualitas buku tersebut. Buku ajar disusun secara mandiri oleh peneliti berisi empat materi pokok yaitu : Ciri-ciri Reaksi Kimia; Asam, Basa, dan Garam; Bahan Kimia di Bidang Industri, Pertanian, dan Kesehatan; serta Atom, Ion, dan Molekul dan direvisi berdasarkan masukan dari : (1) Dosen Pembimbing (reviewer I), (2) Teman SejawatJ•peer reviewer (reviewer II), dan (3) 5 Guru Kimia di SMA atau di SMPIMTs (reviewer III). Kualitas buku ajar diperoleh berdasarkan pada penilaian reviewer III dengan mengisi angket penilaian kualitas buku ajar yang berisi 28 kriteria penjabaran 10 aspek penilaian kualitas buku ajar yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini berupa Buku Ajar Sains Kimia untuk SMPIMTs Berdasarkan Kurikulum 2004 dengan skor rata-rata penilaian kualitas buku ajar untuk materi pokok I, II, III, dan IV berturut-turut sebesar 124,2 (SB); 123,2 (SB); 124,8 (SB); dan 126,8 (SB). Skor rata-rata keempat materi pokok tersebut sebesar 124,75 dengan kategori sangat baik.
Hartati Sri
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:13:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5431
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5431
2012-09-12T15:05:24Z
PENGEMBANGAN SOAL - SOAL PENGAYAAN BERGAMBAR MATA PELAJARAN KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) hELAS XI SEMESTER 1
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan di bidang pendidikan kimia. Penelitian ini bertujuan menghasilkan Soal - soal Pengayaan Bergambar Mata Pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan mengetahui kualitas soal tersebut berdasarkan penilaian lima orang reviewer, yaitu lima orang guru kimia SMA/MA baik negeri ` maupun swasta yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Model Pengembangan yang digunakan adalah model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Soal pengayaan yang disusun terdiri dari empat bab, yaitu : (1) Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur, (2) Termokimia, (3) Laju Reaksi, (4) Kesetimbangan Kimia. Produk awal buku ini ditinjau dan diberi masukan oleh Peer Reviewer clan ahli media. Kualitas buku pengayaan dinilai oleh reviewer dengan mengisi instrument penilaian yang berisi empat komponen, yaitu komponen kelayakan materi/isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan.
Hasil Penelitian pengembangan ini adalah Soal - soal Pengayaan Bergambar Mata Pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1 untuk peserta didik SMA/MA. Berdasarkan penilaian dari reviewer, kualitas buku pengayaan didasarkan pada skor penilaian lima orang guru kimia SMA/MA, maka komponen kelayakan isi, kebahasaan, kegrafikaan memiliki kualitas Sangat Baik (SB), sedargkan kualitas komponen penyajian memiliki kualitas Baik(B) . Rerata skor total yang diperoleh adalah 61 dengan skala konversi skor rata - rata total (X) > 58,5 untuk kualitas Sangat Baik (SB). 5erdasarkan hasil review dari 5 orang guru, dapat disimpulkan bahwa jika pengembangan soal - soal yang dilengkapi gambar disusun berdasarkan prosedur yang benar maka akan menghasilkan kualitas produk yang baik.
Haryuni Sri
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:13:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5451
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5451
2012-09-12T15:05:24Z
OPTIMASI KONDISI PADA SINTESIS SILIKA GEL DARI
NATRIUM SILIKAT UNTUK PEMBENTUKAN ADSORBEN SELEKTIF ION LOGAM BERAT KROMIUM (VI)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari natrium silikat teknis dengan asatn sulfat, mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap karakter silika gel hasil sintesis dan efisiensi penjerapan silika gel terhadap ion logam Cr(VI), mengetahui massa optimum silika gel yang menghasilkan efisiensi penjerapan optimum terhadap ion logam Cr(VI) dan memodifikasi silika gel dengan asam 1-amino-2-hidroksi-4-naftalensulfonat secara impregnasi langstmg serta efisiensi penjerapannya terhadap ion logam Cr(VI).
Subjek penelitian ini adalah silika gel yang diperoleh dari natrium silikat dan asam sulfat. Konsentrasi asam sulfat yang digunakan divariasi yaitu l, 4, 6 dan 8M. Penelitian dilakukan dengan menambahkan asain sulfat ke dalam 500 gram natrium silikat teknis disertai pengadukan sampai terbeutuk gel. Gel didiarnkan 48 jain, dicuci dengan akuades sampai netral, lain dikeringkan dalam oven pada temperatttr 100°C selama 1 jam, kemudian digems sehingga lolos ayak 100 mesh. Silika gel hasil dikarakterisasi meliputi keasaman, kadar air total dan gugus fungsi dengan spektrofotometer inframerah. Silika gel dengan karakter paling mendekati kiesel gel-60 dimodifikasi dengan asam amino-2-hidraksi-4¬naftalensulfonat secara impregnasi langsung. Silika gel dipanaskan pada suhu 120°C selama 24 jam, dicampur dengan asatn l-amino-2-hidroksi-4-naftalen sulfonat dalam pelamt natrium karbonat dan diaduk 24 jam, dipisahkan dari larutan, dicuci dengan akuades, dikeringkan dalam desikator dan selanjutnya digunakan unhik adsoipsi ion logam Cr(VI) dengan variasi massa 4, 8 dan 16% b/v.
Hasil penelitian berupa kristal silika gel berwarna putih, di mana semakin tinggi konsentrasi asam sulfat yang ditambahkan maka keasaman dan kadar air total dari silika gel meningkat. Karakterisasi silika gel hasil yang dilakukan dengan menggunakan spektrofatometer inframerah menunjukkan pola yang sama dengan kiesel gel-60 (E-Merck). Efisiensi penjerapan optimal tercapai pada variasi massa 16% b/v dan peningkatan efisieisi penjerapan mencapai 9 kali dari silika gel terhadap ion logam Cr(VI) setelah dilakukan modifikasi.
Riyanto Sugeng
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:13:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5455
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5455
2012-09-12T15:05:24Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM LEMAK MINYAK JARAK DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL MASSA MOLEKUL 400 (PEG 400) YANG DIREAKSIKAN DENGAN
METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan karakter asam lemak minyak jarak sebelum dan sesudah oksidasi, menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak jarak sebelum dan sesudah oksidasi dan polioksietilen glikol 400 serta metilen-4.4'-difenildiisosianat, mempelajari pengaruh penggunaan asam lemak hasil oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretar, hasil sintesis, dan mempelajari waktu inl:ubasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil sintesis.
Asam lemak yang digunakan pada penelitian ini adalah asam lemak hasil isolasi dari minyak jarak. Oksidator yang digunakan untuk oksidasi adalah larutan KMnOa 30 %. Identifikasi adanya gugus hidroksil pada asam lemak sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR) dan bilangan hidroksil. Sintesis poliuretan dilakukau dengan variasi komposisi massa asam lemak : PEG 400 : MDI berturut-turut 2 : 4 : 6 gram. Biodegradasi dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dalam media malka padat pada temperatur 37°C dengan variasi lama irtkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 hari. harakterisasi poliuretan : penentuan gugus fungsi dengan Fourier Tran,form Infra Red (FTIR), ikatan silana melalui derajat penggembungan, kehilangan massa dan degradabilitas serta kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak hasil oksidasi memiliki bilangan lidroksil sebesar 80.487 mg/g dan serapan -OH lebih besar, sedangkan asam lemak tanpa oksidasi memiliki bilangan hidroksil sebesar 27,547 mg/g dan serapan -OH yang lebih kecil. Poliuretan asam lemak oksidasi setelah biodegradasi memiliki derajat penggembungan sebesar 55,56 % dan kristalinitas sebesar 19,345 %, sedangkan as= lemak tanpa oksidasi setelah biodegradasi memiliki derajat pengpembungan sebesar 3,33 % dan kristalinitas sebesar 30 %. Poliuretan asatn lemak teroksidasi lebih mudah terbiodegradasi daripada poliuretan asam lemak tanpa oksidasi. Poliuretan dari asam lemak tanpa oksidasi tnemiliki 11 ju biodegradasi paling tinggi pada hari ke-5 (0,2000 %/hari) sedangkan poliuretan dari asam lemak teroksidasi memiliki laju biodegradasi paling tinggi pada hari ke-10 (0,5556 %/hari) waktu inkubasi.
Pamungkas Sukawati Catur
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:13:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5460
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5460
2012-09-12T15:05:24Z
Studi Aktivitas Enzam Amilase Air Ludah (saliva) Manusia Terhadap Pati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas enzirn amilase air ludah manusia terhadap pati jagung dan pati ubi kayu serta untuk rnenentukan besarnya aktivitas enzim amilase air ludah manusia terhadap pati jagung dan pati ubi kayu pada berbagai variasi konsentrasi substrat.
Subjek penelitian adalah pati jagung dan pati ubu kayu dan objek penelitian 3alah aktivitas enzirn amilase yang terdapat dalam air ludah terhadap kedua pati ;rsebut. Penentuan aktivitas enzirn amilase dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap I aitu uji kualitatif amilase dengan metode `JVohlgemuth, tahap 2 yaitu penentuan kondisi ptimum komplek iod-amilurn yaitu penentuan panjang gelombang maksimum dan enentuan walctu kestabilan komplek berwarna, tahap 3 yaitu penentuan kondisi aktivitas nzim yaitu penentuan suhu optimum, pH optimum dan waktu inkubasi optimum, dan lhap 4 yaitu penentuan aktivitas enzim amilase yaitu uji iodin dan uji benedict. enentuan aktivitas enzirn amilase ditentukan pada berbagai variasi konsentrasi substrat ,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,50 dan 2,00 % b/v, dan dilakukan dengan mencampurkan abstrat pati dan buffer fosfat pH optimum kemudian diinkubasi dalam penangas air pada ihu optimum dan wak'tu inkubasi optimum setelah itu ditambahkan enzirn amilase ;lanjutnya didinginkan dan ditambahkan larutan iodin lalu diukur absorbansinya pada tnjang gelombang maksimum. Analisis data dilakukan secara statistik menggunakan ANAVA AB.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada aktivitas enzim amilase air ludah manusia terhadap pati jagung dan pati ubi kayu serta ada perbedaan yang gnitikan besarnya aktivitas enzim amilase air ludah manusia terhadap pati jabung besar 0,16; 0,21; 0,38; 0,45; 0,40; dan 0,45 unit yang optimum pada konsentrasi 1 °i° v dan pada pati ubi kayu sebesar 0,25; 0,38; 0,48; 0,55; 0,55; dan 0,55 unit yang juga )timum pada konsentrasi substrat 1 % b/v.
- SULASTRI
2012-09-12T15:05:24Z
2019-01-29T16:13:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5463
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5463
2012-09-12T15:05:24Z
PEMISAHAN ION LOGAM ZINK(II) DALAM LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA UNY dan UII. Tujuan penelitian ini adalah (1)-mengetahui persentase (%) optimum surfaktar. (Span 80). (2) konsentrasi fasa internal (larutan NH4OH), (3) waktu optimum pengadukan selama ekstraksi ion zink(II), (4) persen ekstraksi ion logam zink(II) dalam limbah cair penyamakan kulit pada keadaan optimum dan (5) konsentrasi ion logam zink(II) yang terekstraksi dalam limbah cair penyamakan kulit dengan metode emulsi membran cair.
Subjek dalam penelitian ini adalah limbah cair penyamakan kulit, sedangkan objek penelitiannya adalah pemisahan ion logam zink(II). Persentase volum surfaktan optimum ditentukan dengan cara menvariasikan % v/v surfaktan sebesar 1; 3; 5; 7 dan 9%. Kosentrasi fasa internal (NH40H) optimum ditentukan dengan eara menvariasikan konsentrasi larutan NH4OH sebesar 0,5; 0,75; 1,0; 1,25 dan 1,5 M. Fasa membran terdiri dari sorbitan monooleat (Span 80) sebagai surfaktan, trietilamin (TEA) sebagai zat pembawa clan kerosen sebagai pelarut. Proses pemisahan dilakukan dengan metode emulsi membran cair yaitu gabungan ekstraksi dan reekstraksi dalam suatu proses yang berlanjut. Campuran fasa mennbran dan fasa internal tersebut kemudian diaduk dengan kecepatan 1200 rpm selama 10 menit. Emulsi yang terbentuk dikontakkan dengan limbah cair penyamakan kulit dengan perbandingan volum (1:1), dibuat 3 macam campuran dengan volume sama lalu diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 5, 10 dan 15 menit untuk masing-masing campuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persentase (v/v) optimum surfaktan adalah 9 %, (2) konsentrasi optimum fasa internal (NH40H) adalah 1,0 M, (3) waktu pengadukan selama ekstraksi ion logam zink(II) adalah 10 menit, (4) persentase ekstraksi ion logam zink(II) dalam limbah cair penyamakan kulit pada keadaan optimum sebesar 93,761 % dan (5) konsentrasi ion logam zink(II) yang terekstraksi dalam limbah cair penyamakan kulit sebesar 0,1889 ppm.
Ningsih Surwida
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:32Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5340
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5340
2012-09-12T15:05:23Z
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (PH) PADA DAYA ADSORPSI
KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING HIJAU (Scylla Serrata)
TERHADAP ION KROMIUM (III)
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana karakteristik kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylla senrata), (2) mengetahui bagaimana pengaruh pH pada daya adso:-psi kitosan terhadap ion kromium(III), (3) meaigetahui bagaimana pengaruh variasi konsentrasi larutan kromium(IlI) pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium (III), (4) mengetahui Lagaimana pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium (III) pada pH optimum.
Subjek penelitian ini adalah daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromiurn (lII). Objek penelitian ini adalah kitosan dari cangkang kepiting hijau yang dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (± 29 °C) selama 24 jam dengan mas:a kitosan yang digunakan masing-masing 1 gram untuk setiap sampel lanaan. Variasi pH larutan kromium (III) yang digunakan untuk optimasi pH adalah 2, 3, 4, dan 5. Variasi konsentrasi larutan kromium (III) yaitu 200, 300, 400, dan 500 ppm diterapkan pada pH optimum yang diperoleh. Identifikasi gugu3 fungsi yang terdapat pada kitosan dianalisis secara kualitatif dengan spektrofotometer inframerah sedangkan konsentras; lanitan kromium (III) sebelum dan setelah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atern (SSA). Daya adsorpsi dinyatakan sebagai selisih konsentrasi lamtan kromium (UT) sebelum dan setelah adsorpsi dikalikan dengan volume larutan kromium (III) da.n hasilnya eibagi dengan massa kitosan. Selanjutnya, data yang dineroleh dibuat pola isoterm adsorpsi menurut pola isoterm Langmuir dan Freundliclu.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (I) karakterisasi kitosan dengan spekrrofotome.ter inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, C¬0, -CI-I2-, -NHz, dan -OH pada kitosan, (2) besamya pH berpengaruh terhadap daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(Ill) dan pH optimum dicapai pada pH 4, (3)Variasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadal• ion kromiurn(Iil), dimana semakin tinggi konsentrasi larutan kromium(Ill) yang, diadsorpsi maka semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (4) Pola adsorpsi kitosan terhadap ior: kromium(Ill) mengikuti pola isoterm Langmuir. Proses adsorpsi yang terjadi adalah mekanisme pembentukan kompleks.
Cahyawati Reni
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5341
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5341
2012-09-12T15:05:23Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MATA PELAJARAN KIMIA BAGI SISWA SMA/MA KELAS XTI SEMESTER 1
BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan su.mber belajar di bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa untuk mata pelalaran kimia (LKS-Kimia) bagi siswa SMAIMA kelas XII semester 1 berdasarkan Kurikulum 2004 serta untuk mengetahui kualitas LKS-Kimia yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian reviewer.
Pengembangan LKS-:Kimia ini dibimbing cleh dosen pembimbing serta mendapat masukan-masukan dari peer reviewer dan ahli media. Instrumen penilaian untuk LKS-Kimia ini berupa angket yang berisi aspek dan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan oleh guru bidang studi kimia SMA/MA kelas XII, meliputi 9 aspek penilaian (24 l-riteria) dan siswa SN4A/MA kelas XII, meliputi 4 aspek penilaian (S kriteria). Hasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman k_riteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas LKS¬Kimia.
Hasil peneiitian ini berupa LKS-Kimia bagi siswa SMA/VIA kelas Xll semester 1 berdasarkan Kurikulum 2004. LKS-Kimia tersebut terdiri dari 5 materi pokok, yaitu Perhitungan Sifat Koligatif Larutan, Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, Reaksi Redoks dan Elektrokimia, Sel Elektrolisis, serta Korosi. Komponen LKS-Kimia yang dikembangkan terdiri dari judul, kompetensi, ringkasan materi, kegiatan siswa, info kimia, dan soal latihan. LKS-Kimia yang telah dikeir.bangkan mempunyai kualitas yang sangat baik (SB) menurut penilaiar. 5 guru bidang studi kimia SMAWA, keias XIl dengan skor 103,56; dan 10 siswa SMAIMA l:elas XII dengar. skor 33,25. Skor tersebui jika dinyatakan dalann persen;ase keidealan adalah 86,30% dan 83,15%, sehingga iayak digunakan sebagai sumber belajar penunjang.
Susiana Dewi Reni
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5342
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5342
2012-09-12T15:05:23Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN
SAINS KIMIA KELAS VIII SMP
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan kimia untuk menyusun dan mengemba,ngkan Paket Media Pembelajaran Sains Kimia Kelas VIII SNIP sebagai media yang berkualitas sesuai dengan kriteria media yang telah ditentukan serla menilai kualitas media yang telah dikembangkan sesuai dengan kriteria kualitas yang dilentukan berdasarkan penilaian 4 orang guru IPA SMP dan 1 orang guru Kimia SMA/MA sebagai reviewer.
Buku Paket Media Pembelajaran berisi 7 paket media yaitu : (1) Atom, Ion dan Molekul, (2) Hubungan Atom, Ion dan Molekul, (3) Perbedaan Molekul Unsur dan Molekul Senyawa, (4) Kimia Rumah Tangga, (5) Bahan Kirnia Alami dan Buatan, (6) Zat Adiktif dan Psikotropika, dan (7) Cara Menghindari Diri dari Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika. Buku Paket Media dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan buku ajar yang diadaptasi dari prosedur pengembangan buku ajar Badan Standar Nasional I'endidikan (BSNP). Kualitas Paket Media Pembelajaran ditinjau terlebih dahulu oleh 2 dosen pembimbing, 4 peer review,dan 2 ahli media. Penilaian kualitas I'aket Media Pembelajaran menggunakan angket berisi 5 variabel kriteria dan 14 indikator. Penilaian paket media dilakukan oleh 4 orang guru IPA SMP dan 1 orang guru Kimia SMA/MA di Yogyakarta.
Produk penelitian pengembangan ini adalah berupa Paket Media Pembelajaran Sains Kimia Kelas VIII SMP. Paket Media Pembelajaran yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat balk (SB) menurut penilaian guru IPA SMP dan guru Kimia SMA/MA dengan skor rata-rata 60,7 atau presentase keidealan 87 % sehingga layak digunakan sebagai acuan guru dalam proses pembelajaran.
W'idvastuti Reni
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5343
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5343
2012-09-12T15:05:23Z
POLA ADSORPSI KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING HIJAU
(Scylla serrata) SEBAGAI ADSORBEN ION SENG(II)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui karakteristik kitosan hasil sintesis dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata). (2) Mengetahui pengaruh variasi massa adsorben terhadap daya adsorpsi kitosan sebagai adsorben ion seng(II). (3) Mengetahui pola adsorpsi kitosan terhadap ion seng(II).
Subjek dalam penelitian ini adalah cangkang kepiting hijau (Scylla serrata) dan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata) sebagai adsorben ion seng(II). Kitosan dibuat melalui tiga tahap yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam dengan pH sistem 5 untuk 50 ml, larutan ion seng(II) 500 ppm. Variasi berat kitosan yang digunakan adalah : 0,5 gram ; 1 gram ; 1,5 gram ; 2 gram dan 3 gram. Variasi konsentrasi larutan ion seng(II) adalah : 200, 300, 500, 700, 900, 1200, 1400, dan 1600 ppm. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan dianalisis secara kualitatif dengan Spektrofotometer Inframerah, sedangkan konsentrasi ion seng(II) dianalisis secara kualitataif dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Daya adsorpsi kitosan merupakan perbandingan antara banyaknya ion seng(II) yang teradsorpsi per gram kitosan. Dari data yang diperoleh kemudian ditentukan pola adsorpsinya menurut isoterm I,angmuir dan Freunlich.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Karakterisasi dengan Spektrofotometer Inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi -NH2, - C0, -CH2-, dan -OH. (2) Berat adsorben berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion seng(II). (3) Berat adsorben optimum adalah 0,5 gram dengan konsentrasi ion seng(II) adalah 500 ppm dan daya adsorpsinya sebesar 25,48 %. (4) Pola adsorpsi kitosan terhadap ion seng(II) cenderung mengikuti pola isoterm Freundlich
DWI APRIANI RESI
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5345
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5345
2012-09-12T15:05:23Z
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
GURU DAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP
SMA NEGERI 91 DI JAKARTA TIMUR
TAHUN AJARAN 2005/ 2006
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 91 di Jakarta Timur Tahun Ajaran 2005/2006 kelas XI IPA semester genap yang bertujuan untuk menemukan; (1) ada tidaknya hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia dengan prestasi belajar kimia siswa apabila motivasi belajar kimia dikendalikan, (2) ada tidaknya hubungan yang positif dan bermakna antara motivasi belajar kimia dengan prestasi belajar kimia siswa apabila persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia dikendalikan, dan (3) ada tidaknya hubungan yang positif dan bermakna anta,a persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia dan motivasi belajar kimia dengan prestasi belajar kimia siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 91 di Jakarta Timur tahun ajaran 2005/2006 kelas XI IPA semester genap dengan jumlah siswa 150 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan jumlah 75 siswa, dan sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas XI IPA 1 dengan jumlah 40 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia, angket r.lotivasi belajar kimia, dan soal prestasi belajar kimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1).ada hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia 3engan prestasi belajar kimia siswa apabila motivasi betajar kimia dikendalikan dengan koefisien korelasi parsial (ry,_2) sebesar 0,297 (p<0,01) dan sumbangan efektif (SE) sebesar 11,702%. (2).ada hubungan yang positif dan bermakna antara motivasi belajar kimia dcngan prestasi bclajar kimia siswa anabila persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia dikendalikan dengan koefisien korelasi parsial (ryl_2) sebesar 0,560 (p<O,OI) dao sumbangan efektif (SE) sebesar 34,816%. (3).ada hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi siswa tentang kompetensi guru kimia dan motivasi belajar kimia terhadap prestasi belajar kimia siswa dengan koefisien korelasi dua prediktor R,, (,,2) sebesar 0,682 (p<0,05) dan sumbangan efektif total sebesar 46,518%
Purwaningsih Retno
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:09:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5348
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5348
2012-09-12T15:05:23Z
MODIFIKASI PENENTUAN KLORIDA PADA
AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
DENGAN ELEKTRODA SELEKTIF
ION (ESI) - KLORIDA
Penelitian ini merupakan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa limit deteksi tertinggi, waktu respon, rentang pH, dan selektivitas pada elektroda selektif ion Ag/AgCI. Kadar klorida pada air minum dalam kemasan A, B, clan C.
Penentuan klorida pada Air Minum dalam Kemasan dilakukan dengan metode potensiometri secara langsung. Penenlitian iiii menggunakan rentang konsentrasi larutan standar C1- sebesar 10-1-10-g M. Penentuan Limit deteksi ditentukan dengan dua garis ekstrapolasi dari kurva dengan respon Nernstian dan kurva horizontal. Waktu respon elektroda Ag/AgCI dihitung dari saat elektroda dicelupkan sampai terjadi poiensiul sei yang stabil dan dilakukan pada konsentrasi larutan standar CI¬10-], 10-2, 10-3, dan 10-4 M. pH larutan standar Cl- divariasi antzra pH 1-10. Selektivitas elektroda ditentukan dengan dua jenis ion pengganggu yaitu Br dan I.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa limit deteksi tertinggi dari elektroda Ag/AgCI mencapai 8,20 x 10-5 M. Waktu respon elektroda Ag/AgC'. adalah 1,62 detik. Potensial sel relatif ada rentang pH 5-10 untuk konsentrasi larutan standar C1- sebesar l0-1 dan 10 - M. Adanya ion Br dan I- tidak mcmberikan gangguan dalam penentuan ion CI-. Air minum dalam kemasan A, B, dan C memiliki kadar ion klorida berturut-turut sebesar: 0,346 ppm; 0,943 ppm dan 9,895 ppm.
Fahlevi Reza
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5351
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5351
2012-09-12T15:05:23Z
INHIBISI BENZOTRIAZOL PAllA KOROSI BAJA KARBON DALAM LARLJTAN ASAM KLORIDA PADA SUHU 25°C
Tujuan pe,nelitian ini adalah untuk menentukarr lajukorosi dan efisiensi inhibisi (IE) bemotriazol pada korosi haja karbon API SL X65 serta untuk mengetahui konsentrasi benzotriazol yang memadai (IE > 90%) pada pengendalian korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan H('1 0,5 M pada suhu 25°C dan waktu pemaparan 24 jam.
Sampel baja karbon API SL X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol 10 % dan dikeringkan di udara. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 m[, larutan I1C1 0,5 M (pH = 0,30) tanpa dan dengan benzotriazol. Konsentrasi benzotriazol yang digunakan adalah 25, 100, 300, 400, 500 dan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon Al'I 5L X6S sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uj i tanpa dan dengan benzotriazol dikarakterisasi dengan menggunakan spektofotometer inframerah, difraksi sinar-X (XRD) dan mikroskop.
Laju korosi baja karbon API 51, X65 dalam larutan 1-1C1 0,5 M pada suhu 25°C dan.waktu pemaparan 24 jam tanpa dan dengan B"fAH 25, 100, 300, 400. 500 dan 1000 ppm berturut-turut adaiah (10,697 ± 0,7_55); (2,432 ± 0,270); (1,390 ± 0,193); (0,962 1 0,037); (0,816 ± 0,035); (0,601 ::L 0,054) dan (0,413 + 0,082)mm/y. La ju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi benzotriazol. Efisiensi inhibisi (IF) benzotriazo( pada korosi baja karbon API SI_ X65 dengan konsentrasi benuotriarol 25, 100. 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (77,26 t 2.53); (H7.00 f 1,80); (91,00 ± 0,35); (92,37 ± 0,33): (94.38 + 0.>1) dan (t)6.Oc) -f- 0.77)`%. l:fisiensi inhibisi benzotriazol meningkat dengao hertamhahnvu konsentrasi bcnr.otriazol. Konsentrasi hcnzotrim,l vang memadai (IE > 90,00%) sebagai inhibitor korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan HCI 0,5 M pada suhu 250 C dan waktu pemaparan 24 jam adalah > 300 ppm.
Puspasari Riana
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5352
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5352
2012-09-12T15:05:23Z
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN GURU MATA PELAJARAN
PELAJARAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1
BERDASARKAN KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan: (1) mengembanb,kan Buku Pedornan Guru Mata PeYajaran Kimia SMA Kelas X Semester 1 Berdasarkara Kurikulum 2004 dan (2) meneliti kualitas bukr.r pedoman guru kimia tersebut berdasarkan penilaian 5 orang guru kirnia SMA/MA.
Buku pee'onuan guru disusun secara mandiri oleh peneliti berisi lima bab yaitu : Sistem Periodik (Ian Struktur Atom, Ikatan Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana, serta Perhitungan Kimia. Instrumen penilaian buku pedoman guru kimia berupa angket yang berisi aspek clan kriteria penilaian kualitas. Penilaian dilakukan oleh guru kimia SMA/MA haik negeri maupun swasta di Purbalingga. Penilaian yang dilakukan meliputi 12 aspek penilaian dengan 30 kriteria penilaian. Wasil penilaian berup,a data kualitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas buku pedoman guru kimia.
Produk penelitian ini berupa Buk:u Pedoman Guru Nlata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Semester 1 Berdasarkan Kurikulum 2004. Buku pedoman guru kimia yang telah dikembangkan rnempunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian guru kimia SMA/MA dengan skor 121,24 dan persentase kriteria kualitas ideal sebesar 80,83 %, seFringga layak digunakan sebagai media/sumber acuan guru dalam proses belajar-mengajar. Adapun rata-rata skor untuk Bab I, lt, III, IV, dan V berturut-trrrut aJalah 121,0; 123,8; 118,4; 123,2; clan 119,8 dengan kualitas sangat baik (SB) untuk Bab 1, 2, dan 4 serta baik (B) untuk Bab 3 dan 5.
IHTIARI RIANA ANDRIS
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5355
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5355
2012-09-12T15:05:23Z
PENSTABILAN NAOKRISTALIN ZIRKONIA OLEH MAGNESIUM
OKSIDA MELALUI METODE PENGENDAPAN BASA BERBASIS
PREKURSOR MATRIK POLIMER
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan hasil studi laboratoris mengenai penstabilan nanokristalin zirkonia oleh magnesium oksida melalui metode pengendapan basa berbasis prekursor matrik polimer. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh temperatur kalsinasi dan etek penambahan dopant magnesium oksida terhadap karakter zirkonia.
Preparasi dilakukan dengan mereaksikan ZrOC1.8H20, larutan poliakrilamid dan basa NH40H sehingga akan terbentuk endapan Zr(OH)4 yang kemudian dikeringkan pada temperatur l00°C untuk selanjutnya dikalsinasi pada temperatur 400°C, 600°C, 700°C, 800°C dan 900°C masing-masing selama 2 jam. Identifikasi senyawa kristal zirkonia dilal:ukan dengan menggunakan instrumen XRD.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa struktur kristal zirkonia lebih kristalin dengan ditambahkannya dopunt magnesium oksida kedalam campuran. Struktur senyawa yang terbentuk merupakan c;ampuran antara sistem kubik (mayoritas), tetragonal (minoritas), dan monoklin (minoritas). Sedangkan pengaruh temperatur k-lsinasi pada prekursor adalah semakin tinggi temperatur kalsinasi maka s.ruktur kristal akan semakin kristalin dan pada parameter kisi semakin berkurang (mengecil), dengan kisi kristal (a=b=c) pada temperatur kalsinasi 600"C sebesar 5,1072 A, pada temperatur 700°C sebesar 5,1056 A, pada temperatur 800°C sebesa.r 5,0990 A, dan pada temperatur kalsinasi 900°C sebesar 5,0987 A.
Kurniati Rina
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5357
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5357
2012-09-12T15:05:23Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM T1NGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI KABUPATEN KLATEN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) implementasi pembelajaran kimia berdasarkan KTSP pada SN1A dl Kabupaten Klaten ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan K"fSP; (3) kendala-kendala vang dihadapi guru kimia SMA di wilayah Kabupaten Klaten dalam men0hadapi pelaksanaan KTSP.
1'enelitian ini merupakan penelitian deskriptif rnenggunakan desain penelitian satu variabel den,,-,,an lima sub variabel. Variabe! penelitian lm adalah implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi KTSP, clan sub variabelnya meliputi: (1) perencamaan KTSP; (2) pelaksanaan KTSP; (s) penilaian/evaluasi KTSP; (d) kesiapan sarana clan prasarana pernbelajaran kirnia pada SMA dl wilavah I{abupaten Klaten; (5) serta kendala-kendala pelaksarlaan KTSP pada SMA di tivilayah Kabupaten Klaten. Populasi dalam penelitian lm adalah 31 SMA van,, berada di Kabupaten Klaten. Secara urea prupo.oive .carTZhlity diambil 10 SMA sebagai sarnpei, dengan guru kimia sebagai responden. Data dalam penelitian MI diambii melalui kuesioner clan observas]. Kuesioner diberikan kepada guru r-esponden LIMA diisi. Observasi dilakukan untuk memperkuat data hasil jawaban guru responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi pembelajaran kirrria dalam merlghadapi KTSP pada SMA dl Kabupaten Klaten adalah sangat tinggi dengan rerata persentase 78,10° o. Hal ini didukung dengan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam kategori tinggi dengan rerata persentase 66,75%. Dalam mengimplerrrentasikan pembelajaran kimia yang berdasarkan KTSP, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi, balk dalam persiapan, pelaksanaan, maupun penilaian KTSP.
Astuti Rininta Budi
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5359
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5359
2012-09-12T15:05:23Z
PEMISAHAN ION LOGAM KADMIUM(Il) DALAM LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimal dalam pembuatan emulsi membran cair (1) persentase (v/v) surfaktan "fWEEN-80, persentase (v/v) fase organik (TEA-kerosen), lconsentrasi fase internal NH40II, (2) kemampuan emulsi memtoran cair dalam memisahkan ion kadmium(II) pada larutan umpan 6, 8, dan 10 ppm, (3) konsentrasi ion kadmium(II) yang terkandung dalam limbah industri tekstil, dan (4) efisiensi total pemisahan ion kadmium(II) dalam limbah industri tekstil secara emulsi membran cair.
Pemisahan dilakukan dengan metode emulsi membran cair. fase membran dibuat dengan mencarnpurkan TWEEN-80 sebagai surfaktan, TEA sebagai carrier, dan kerosen sebagai pelarut. Fase internal yang berfungsi sebagai fase penerima adalah larutan NH40H. Campuran fase membran dan fase internal kemudian diaduk pada kecepatan 1100 rpm selama 10 menit. Sampel simulasi dan limbah cair kemudian dikontakkan dengan emulsi dengan cara tersebut di atas dengan perbandingan 1 bagian emulsi dan 1 bagian sampel. Campuran tersebut kemudian diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 200 rpm. Fase eksternal dan internal dipisahkan dari emulsi membran cair. Konsentrasi kadmium(II) dalam kedua fase diukur secara Spektrofotometri Serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (l) Kondisi optimal dalam pembuatan emulsi membran cair adalah konsentrasi TWEEN-80 7 %, komposisi TEA¬kerosen 1 %, konsentrasi NH40II 0,5 M, (2) Semakin tinggi konsentrasi larutan umpan semakin banyak ion kadmium(II) yang dipisahkan, (3) Konsentrasi ion kadmium(II) yang terkandung dalam limbah industri tekstil sebesar 0,00593 ppm, dan (4) Efsiensi total pemisahan ion kadmium(II) dalam limbah industri tekstil dengan metode emulsi membran cair sebesar 11,973 %.
Retno Indriyarni Risa
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5360
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5360
2012-09-12T15:05:23Z
PEMISAHAN ION LOGAM KADMIUM(Il) DALAM LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimal dalam pembuatan emulsi membran cair (1) persentase (v/v) surfaktan "fWEEN-80, persentase (v/v) fase organik (TEA-kerosen), lconsentrasi fase internal NH40II, (2) kemampuan emulsi memtoran cair dalam memisahkan ion kadmium(II) pada larutan umpan 6, 8, dan 10 ppm, (3) konsentrasi ion kadmium(II) yang terkandung dalam limbah industri tekstil, dan (4) efisiensi total pemisahan ion kadmium(II) dalam limbah industri tekstil secara emulsi membran cair.
Pemisahan dilakukan dengan metode emulsi membran cair. fase membran dibuat dengan mencarnpurkan TWEEN-80 sebagai surfaktan, TEA sebagai carrier, dan kerosen sebagai pelarut. Fase internal yang berfungsi sebagai fase penerima adalah larutan NH40H. Campuran fase membran dan fase internal kemudian diaduk pada kecepatan 1100 rpm selama 10 menit. Sampel simulasi dan limbah cair kemudian dikontakkan dengan emulsi dengan cara tersebut di atas dengan perbandingan 1 bagian emulsi dan 1 bagian sampel. Campuran tersebut kemudian diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 200 rpm. Fase eksternal dan internal dipisahkan dari emulsi membran cair. Konsentrasi kadmium(II) dalam kedua fase diukur secara Spektrofotometri Serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (l) Kondisi optimal dalam pembuatan emulsi membran cair adalah konsentrasi TWEEN-80 7 %, komposisi TEA¬kerosen 1 %, konsentrasi NH40II 0,5 M, (2) Semakin tinggi konsentrasi larutan umpan semakin banyak ion kadmium(II) yang dipisahkan, (3) Konsentrasi ion kadmium(II) yang terkandung dalam limbah industri tekstil sebesar 0,00593 ppm, dan (4) Efsiensi total pemisahan ion kadmium(II) dalam limbah industri tekstil dengan metode emulsi membran cair sebesar 11,973 %.
Retno Indriyarni Risa
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5363
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5363
2012-09-12T15:05:23Z
PEMISAIHAN ION LOGAM Co(II) DAN Mn(t[) DENGAN VARIASI KONSENTRASI LARUTAN HC[ SEI3AGAf VENGOMI'LEIiS DAN ELUEN SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Telah dilakukan penelitian tentang pemisahan Co(ll) dan Mn(II) secara kromatogtrafi penukar anion dengan asam klorida sebagai pengompleks dan eluen di laboratorium kimia UNY. Peneiitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas resin yang digimakan dan rnernpelajari pengaruh konsenrrasi dari fasa gerak dan pengompleks terhadap resolusi pemisahan kompleks anionik Co(II; dan Mn(li).
Resin Amberlit IRA-402 ditentukan dahulu kapasitasnya dengan merendam resin dalam lanrtan NaOH 0,1 Ivt kemudiau dielusi dengan akuades dilanjutkan dengan larutan NaCI 0,25 M. Eluat ditampung dalam gelas beker, diencerkan menjadi 100 mL, diarnbil 25 mL dan dititrasi dengan larutan HC1 .0,0923 M. Larutan Co(ll) dan Mn(fl) dikomplekskan terlebih dahulu dengan asarn klorida, kemudian dimasukkan ke dalam kolom yang berisi resin penukar anion Amberlit IRA-402 (CI- ) dengan v;rriasi konsentrasi fasa gerak. Eluat ditampung tiap 20 mL dan kandungan Co(ll) dan Mn(1-1) ditentukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunlukl:an balrwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 sebesar 0,7753 milimoU grain resin kering. Konsentrasi optimum larutan HCl yang digunakan dalam pemisahan campuran Co(ll) dan Mn(tI) adalah 4 M untuk Co(ll) dan 8 M untuk Mn(II). Besarnya % Recovery Co(ll) dan fAnk11) yang dihasilkaa masing-masing sebesar 69,157 % dan 72.082 %.
Retnoningsih Rita
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5365
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5365
2012-09-12T15:05:23Z
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VLSUAL TENTANG PRAKTIKUM
KIMIA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 1 MATERI POKOK
LAJU REAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kimia dalam bentuk CD Media Audio Visual tentang Praktikum Kimia untuk peserta didik SMAIMA Kelas XI Semester l dengan Materi Pokok Laju Reaksi dan menentukan kualitas Media Audio Visual Praktikum kimia tersebut berdasarkan penilaian reviewer yaitu lima orang guru kimia SMA/MA. Penelitian pengembangan ini dilakukan di laboratorium kimia Univexsitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pengembangan dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang laju reaksi sehingga diperoleh produk awal yang benipa CD Media Audio Visual Praktikum Kimia Materi Pokok Laju Reaksi, Instrumen yang digunakan terdiri dari tujuh aspek, yaitu: kebenaran, keluasan dan kedalaman konsep; kebahasaan yang digunakan; evaluasi belajar; kegiatan siswa; keterlaksanaan; aspek tampilan; aspek kemudahan penggunaan.' Masukan dan saran dari dosen pembimbing, ahli media dan peer reviewer digunakan untuk menyempurnakan penelitian pengembangan ini.Guru kimia sebagai reviewer menilai kualitas CD media audio visual praktikum kimia berdasarkan kriteria tersebut.
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan CD media audio visual tentang praktikum kimia SMAIMA kelas XI semester 1 materi pokok laju reaksi dan dapat diketahui kualitasnya. Skor CD media audio visual tentang praktikum kimia SMAIMA kelas XI semester 1 materi pokok laju reaksi adalah 115,6 atau 78,7 % sehingga CD Media Audio Visual tentang Praktikum Kimia untuk peserta didik SMA/MA Kelas XI Semester 1 dengan Materi Pokok Laju Reaksi yang dihasilkan termasuk dalam kategori kualitas baik (B).
- RIYANTO
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5367
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5367
2012-09-12T15:05:23Z
PENGARUH VARIASI WAKTU PERENDAM DAN TEMPERATUR
DESTRUKSI PADA PENENTUAN LOGAM TIMBAL (Pb)
DAN SENG (Zn) DALAM JAGUNG
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris vang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penlitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi w~aktu perendaman dan temperatur destruksi terhadap hasil analisis kandungan logam timbal dan seng dalam jagung.
Jagung yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis jagung manis (Swce1 corn) yang diperoleh dari Pasar Demangan Yogyakarta. Sampel berupa jagung yang ditepungkan didestruksi melalui cara basah. Destruksi dilakukan secara bertahap dengan menggunakan HNO, 69 °'o, dilanjutkan dengan HCIO, 70 % dan kemudian dilanjutkan dengan HCl 36 %. Variasi yang dilakukan ialah xvaktu perendaman 0, 1, 2, dan 3 jam sebelum sampel dipanaskan, serta variasi temperatur destruksi 60, 70, dan 80 °C. Analisis kualitatif dan kuantitafif terhadap kandungan logam timbal dan seng dalam sampel dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Penentuan kandungan timbal pada panjang gelombang 283,3 nm dan untuk seng pada panjang gelombang 213,9 nm. Kandungan timbal dan seng yang diperoleh dari destruksi diuji perbedaannya secara statistik dengan ANAVA AB pada taraf signifikansi 5 °'o dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf signifikansi 5 °'o.
Kesimpulan penelitian ini adalah kondisi optimum diperoleh pada waktu perendaman 1 jam dengan temperatur 60 °C untuk penentuan timbal dengan kandungan sebesar 0,000091 % b/b dan temperatur 80 °C tanpa perendaman untuk penentuan seng dengan kandungan 0,008174 % b/b. Berdasarkan hasil uji ANAVA AB disimpulkan bahwa waktu perendaman tidak berpengaruh, sedangkan temperatur berpengaruh terhadap kandungan timbal dan seng yang terukur. Interaksi variasi waktu perendaman dan temperatur destruksi berpengaruh terhadap kandungan timbal, tetapi tidak berpengaruh terhadap kandungan seng yang terukur.
Agung Setiawan Rizka
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5371
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5371
2012-09-12T15:05:23Z
Pengaruh Suhu Kalsinasi pada Daya AdsorpsiKitosan dari Cangkang
Kepiting Hijau (Scylla serrata) terhadap
Ion Kromium(III)
Peneiitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata), (2) mengetahui bagaimana pengaruh suhu kalsinasi pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), (3) mengetahui suhu kalsinasi optimum pada daya adsorpsi kitosan terhadap kromium(III), (4) mengetahui bagairnana pengaruh variasi konsentrasi larutan kromium(II[} pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(I[I), (5) mengetahui bagaimana pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III).
Subjek dari penelitian ini adalah kepiting hijau (Scylla serrata) dan sebagai objeknya adalah kitosan dart cangkang kepiting hijau (Scylla serrata), yang dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinsasi, tahap demineralisasi, dan tahap deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (=29 0C) sclama 24 jam, pada pH = 4 dengan perbandingan kitosan dan larutan kromium(III) adalah 1 gram:50 mL. Variasi suhu kalsinasi yang digunakan untuk optimasi suhu kalsinasi kitosan adalah: 110°C, 130°C, 150°C, dan 170°C. Variasi konscntrasi larutan kromium(III) yaitu: 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm yang diterapkan pada suhu kalsinasi optimum. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan dilakukan secara spektrofotametri infamerah, sedangkan konsentrasi kromium(III) dianalisis secara spektrofotometri serapan atom (SSA) Daya adsorpsi kitosan merupakan perbandingan antara banyaknya ion kramium(III) yang teradsorpsi per grain kitosan. Dari data yang diperoleh kemudian ditentukan pola adsorpsinya menurut isoterm Langmuir dan Freundlich.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: (1) karakterisasi kitosan secara spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi C¬II, C.'-U, -C[12-, -N112, dan Off. (2) Suhu kalsinasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), (3) Suhu kaisinasi optimum adalah 130"C dcngan daya adsorpsi 10,031 mg/g. (4) Variasi konscntrasi bcrpcngaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), dimana semakin tinggi konsentrasi larutan kromium(III) yang diadsorpsi maka semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (5) Pola adsarpsi kitosan terhadap ion kYOmium(II[) cenderung mengikuti pola isoterrn Lanl,nnuir, dan proses adsorpsinya adalah mekanisme pembentukan kampleks.
Triyadi Rohmat
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:10:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5372
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5372
2012-09-12T15:05:23Z
PENENTUAN LOGAM KADMIUM DAN TIMBAL DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
MELALUI PEMEKATAN SECARA EKSTRAKSI PELARUT
Penelitian ini bertujuan . untuk menentukan pH optimum ekstraksi kadmium (Cd) dan timbal (Pb) sebagai kompleks logam ditizonat dan untuk menentukan kandungan logam Cd dan Pb pada ikan nila di sungai Winongo dengan metode spektrofotometri serapan atom melalui pemekatan secara ekstraksi pelarut.
Subjek penelitian ini adalah logam Cd dan Pb, sedangkan objek penelitiannya adalah ekstraksi Cd dan Pb sebagai kompleks logam ditizonat. pH optimum ekstraksi ditentukan dengan memvariasi pH larutan, untuk logam Cd : 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12, sedangkan untuk logarn Pb : 7, 8, 9, 10, dan 11. Sebanyak 4 gram sarnpel ikan nila diabukan dan dilarutkan dengan akuades ditambah 1 mL asam nitrat pekat kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42. Volume larutan ditepatkan hingga 25 mL. Larutan diambil 10 nil- ditarnbah 2 mL K-Na¬tarnat 10% dan hidroksilamin klorida 10%. pH larutan diatur sesuai pH optimasi Cd dengan menarnbahlcan buffer universal, volurne ditepatkan menjadi 20 mL dengan buffer universal. Larutan diekstraksi dengan 13 mL ditizon kloroform 5 x 10-`' M. Fasa organik dilakukan pelucutan dengan 13 mL asam nitrat 0,1 M. Fasa air basil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapau atom pada panjang gelombang 228,8 rim. Dengan cara yang sama dilakukan penentuan logam Pb pada ikan nila. Fasa air hasil pelucutan diulair absorbansinya pada panjang gelombang 283,3 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH optimum ekstraksi Cd dan Pb sebagai kompleks logam ditizonat diperoleh pada pH 8 untuk Cd dan pH 10 untuk Pb. Kandungan logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) dalam ikan nila di sungai Winongo masing-masing sebesar (0,78 :L 0,69) ppm dan (17,34 ± 6,76) ppm.
- Rosidah
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:12:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5427
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5427
2012-09-12T15:05:23Z
STUDI MEKANISME REAKSI PADA ADSORPSI ZAT WARNA 9¬
AMINO AKRIDIN OLEH MINERAL LEMPUNG KAOLINIT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya adsorpsi kaolinit terhadap zat warna 9-amino akridin dan mengetahui tipe mekanisme reaksi adsorpsi 9-amino akridin oleh mineral lempung kaolinit clan konstanta kesetimbangannya.
Subjek penelitian ini adalah kaolinit clan senyawa 9-amino akridin, clan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi kaolinit dan reaksi pembentukan kompleks antara mineral lempung kaolinit dan senyawa 9-amino akridin. Kaolinit dipreparasi dengan dijenuhkan dalam larutan KN03 0,02 M, kemudian dikarakterisasi luas pemukaannya. Proses adsropsi dilakukan dengan empat tahap yaitu 1) kinetika adsorpsi dengan variasi waktu pengadukan, 2) titrasi potensiometri, 3) adsorpsi tepi dengan variasi pH dan 4) isoterm adsorpsi dengan variasi konsentrasi 9-amino akridin. Untuk menentukan konsentrasi 9-amino akridin sisa maka digunakan spektroskopi UV-Vis. Kaolinit sebelum dan setelah proses adsorpsi dianalisis dengan spektroskopi IR clan difraksi sinar-X. Mekanisme reaksi diperoleh dari titrasi terhadap 1X10-4 M 9-amino akridin, 100 In 2/L kaolinit, dan titrasi yang berisi I X104 M 9-amino akridin dan 100 M2 /L kaolinit, sedangkan daya adsorpsi diperoleh dari hasil isoterm adsorpsi.
Kesimpulan penelitian ini adalah 1) daya adsorpsi kaolinit terhadap 9¬amino akridin adalah 5.112 x 10"°6 mol/m2 permukaan kaolinit pada pH 8 dan 2) tipe mekanisme reaksi adsorpsi 9-amino akridin oleh kaolinit adalah melalui reaksi pertukaran kation (X"LH+) dengan konstanta kesetimbangannya 1011 1 5421 dan ikatan hidrogen (SOHL) dengan konstanta kesetimbangnnya 1088,8244.
Aryani Wulandari Sri
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5432
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5432
2012-09-12T15:05:23Z
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI ION
FOSFAT PADA SORPSI OLEH GOETHITE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu maksimum pada sorpsi ion fosfat oleh- goethite, pengaruh berbagai suhu dan konsentrasi ion fosfat terhadap daya adsorpsi goethite dan menentukan daya adsorpsi goethite terhadap ion fosfat.
Adsorben yang digunakan merupakan hasil sintesis dengan menggunakan metode S. Bassot, dkk (1992). Adsorben tersebut dikarakterisasi dengan spektroskopi IR dan X-Ray Diffraction(XRD). Ekperiinen sorpsi meliputi kinetika adsorpsi, adsorpsi tepi, isoterm adsorpsi dan kinetika desorpsi. Ekperimen kinetika adsorpsi dan desorpsi dilakukan selama 2 hari. Rentang pH pada adsorpsi tepi adalah 3-10. pH optimum yang didapatkan dari proses adsorpsi tepi digunakan sebagai pH tetap pada eksperimen isoterm adsorpsi suhu 10, 20, 30, 40 dan SO °C. Daya adsorpsi goethite dihitung dengan menggunakan software komputer Sigma Plot V.2.01 dengan cara iterasi. Konsentrasi ion fosfat sisa diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis.
Waktu optimum kinetika adsorpsi adalah 1530 menit dan pada eksperimen desorpsi adalah 1620 menit. Adsorpsi maksimum terjadi pada pH 3-4. Daya adsorpsi maksimum ion fosfat tidak dapat ditentukan pada penelitian ini dikarenakan pada konsentrasi tinggi ion fosfat masih terjerap. Suhu kurang berpengaruh secara signifikan pada penambahan ion fosfat terhadap daya adsorpsi goethite.
Kahono Sri
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5433
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5433
2012-09-12T15:05:23Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM LEMAK MINYAK KEDELAI DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL 400 (PEG400) DENGAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter asam lemak sebelum dan sesudah oksidasi, menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak kedelai dengan PEG400 dan MDI, mempelajari pengaruh oksidasi terhadap sintesis poliuretan, mempelajari pengaruh oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil sinetsis, serta mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil sintesis.
Minyak kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil isolasi melalui maserasi serbuk kedelai dalam n-heksana 60%. Asam lemak dari minyak kedelai yang diperoleh dioksidasi menggunakan larutan KMn04 30 %. Karakterisasi asam lemak minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan dengan penentuan gugus fungsi dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR) dan bilangan hidroksil. Poliuretan disintesis dengan bahan dasar asam lemak minyak kedelai, asam lemak minyak kedelai teroksidasi dan PEG400 dengan MDI. Sintesis dilakukan dengan variasi komposisi l: 2: 3 gram. Biodegradasi dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dalam media malka padat pada temperatur 37°C dengan variasi lama inkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 "hari. Karakterisasi poliuretan dilakukan dengan penentuan gugus fungsi dengan FTIR, ikatan silang dengan derajat penggembungan, kehilangan massa dan degradabilitas serta kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction.
Asam lemak hasil oksidasi menunjukkan kenaikan bilangan hidroksil dan muncul serapan gugus -OH pada spektrum FTIR. Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak tanpa dan dengan oksidasi, masing- masing memiliki serapan C=0
uretan di daerah 1646,20 cm" ; 1642,12 cm- dan serapan NCO pada daerah 2281,55 cm-' ; 2333,00 cm-' serta memiliki ikatan silang. Penggunan asam lemak teroksidasi dapat menurunkan ikatan silang dan derajat kristalinitas poliuretan hasil sintesis, serta meningkatkan kemudahan biodegradasi. Dengan meningkafiya waktu inkubasi menyebabkan terjadinya penurunan degradabilitas poliuretan. Hasil karakterisasi dengan X-Ray Diffraction menunjukkan bahwa biodegradasi dapat menurunkan derajat kristalinitas poliuretan. Spektrum FTIR poliuretan sesudah biodegradasi menunjukkan penurunan intensitas puncak khas gugus isosianat dari poliuretan.
Suprapti Dalmiyadi Sri
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5434
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5434
2012-09-12T15:05:23Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZ1M INVERTASE SECARA
ADSORPSI FISIK DENGAN BENTONIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum, suhu optimum, waktu inlkubasi optimum, KM clan Vmaks enzim invertase mobil dan amobil. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama penyimpanannya pada suhu 4°C clan 28°C.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim inveriase mobil dun amobil yang meliputi pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi, nilai KM dan Vmaks serta stabilitas enzim. Instrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adalah spektronik uv-vis. Data ;yang diperoleh di ar.alisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dengan variabeI peneIitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 550C; waktu inkubasi 15 menit; niiai KM 0,083 mg/ml dan nilai Vmaks 15,385 mg/mllmenit. Sedangkan tantuk enzim invertase amobil nietnpunyai 1-H 5,0; suhu b0°C; waktu inkubasi 20 meoit; riilai KM 0, 177 mg/ml clan nilai Vmaks 10,87 mg/ml/menit.
Wahvurli Sri
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5448
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5448
2012-09-12T15:05:23Z
UJI AKTIVITAS ENZIM KOLESTEROL REDUKTASE PADA YOGHURT HASIL FERMENTASI SUSU KUDA MENGGUNAKAN LACTOBACTERIACEAE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan enzim kolesterol reduktase pada yoghurt hasil fermentasi susu kuda. dan mengetahui pengaruh waktu fermentasi vo(1hurt terhadap aktivitas enzitn kolesterol reduktase yan`~ dihasilkan,
Penelitian ini menggunakan 4 variasi perlakukan dengan 3 ulangan. Yoghurt dibuat dengan variasi waktu I)Cmcraman vaitu 0. =1_ 8_ dan 12 _Jam. Penentuan aktivitas cnzim kolesterol r-edui:tasc dl(akukan denLan metode Lieberman-I3tachard menggunakan larutan standar kolesterol. dengan terlebih dahulu menentukan kurva standar kolesterot. Pengukuran dilakukan pada kondisi optimal bekerjanya enrim kolestcrol rcduktasc yaitu pada suhtt '17°C. pH 6.5. xaktu inkubasi 75 menit, konsentrasi substrat kolesterol Iii-IM. dan diukur pada panjang gelombang maksimum 625 nm.
Hasil penelitian menunjuhl:an hahw°o pada yoohtn-t hasil fermentasi susu kuda menggunakan Luctohuclc•ricrcecrc dihasill:an enzim l:olesterol reduktase. Aktivitas enzim pada variasi waktu fermcutasi Ci, 4- 8, clan 12 jam sccara berturut-turut yaitu ~.p64 a 1(-': 5_6t)_s x 1()-': ~.()()S x 1()-r: clan 5_i211 x 1()-' Unit. Waktu fermentasi berpenuaruh terhadap besarnva aktivitas enzim. Semakiu lama waktu fermentasi, aktivitas enzim semakin tinggi dan menunjukkan nilai optimal pada lama waktu fcrmentasi 8 jam
Wining Anggraini Subekti
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5453
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5453
2012-09-12T15:05:23Z
PENGARUH IMPREGNAN ALUMINA PADA KEMAMPUAN KITOSAN TERHADAP ION KROMIUM(III)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik kitosan-alumina, (2) pH optimum pada proses adsorpsi kitosan-alumina terhadap on kromium(IlI), (3) kemampuan adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III) dan, (4) kemampuan adsorpsi kitosan-alumina hasil impregnasi kitosan dengan alumina terhadap ion kromium(III).
Subjek dalam penelitian ini adalah kitosan-alumina dan objeknya adalah kemampuan adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion Cr(III). Kitosan dari cangkang kepiting hijau dibuat melalui tiga tahap yaitu deproteinasi, dimineralisasi dan deasetilasi, kemudian dilakukan impregnasi antara kitosan dengan alumina untuk membuat adsorben kitasan-alumina. Metode yang digunakan adalah impregnasi basah. Proses adsorpsi dilakukan pada pH optimum 4,3 dengan variasi konsentrasi larutan kromium(III) yaitu 50, 100, 200, 300 dan 500 ppm. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam, perbandingan massa adsorben (kitosan-alumina) dengan volume adsorbat 1: 100 (g,/ml). Identifikasi gugus fungsi yang terdapat pada kitosan-alumina dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan Spektrofotometer Inframerah, sedangkan konsentrasi larutan kromium(III) sebelum dan sesudah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Kemampuan adsorpsi dinyatakan sebagai perbandingan antara konsentrasi ion kromium(III) yang teradsorpsi dengan massa adsorben (kitosan-alumina).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (l) hasil karakterisasi kitosan¬alumina hasil impregnasi antara kitasan dengan alumina menggunakan Spektofotometer Inframerah menunjukan adanya gugus fungsi -0H, -CH2, -C=O, N-H (amida), A1-O, N-H (amina) clan -CO-, (2) pH optimum yang dipilih dalam proses adsorpsi ion kromium(III) oleh kitosan-alumina adalah 4,3; (3) kemampuan adsorpsi kitasan terhadap ion kromium(III) pada konsentrasi 50, 100, 200, 300, 500 ppm berturut-turut adalah sebesar 1,275 mg/g, 4,4147 mg/g, 11,3833 mgig, 16,8s4 mg/g dan 23,?381 mg/fg dan (4) kemampuan adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion kromium(III) pada konsentrasi 50, 100, 200, 300, 500 ppm berturut-turut 3,214 mg/g, 26,477 mg/g, 84,5479 mg/g, 121,53 18 mg/g dan 151,292 mg/g
- Suhartini
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5454
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5454
2012-09-12T15:05:23Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIUTRETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM LEMAK MINYAK JARAK DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL MASSA MOLEKUL 400 (PEG 400) YANG DIREAKSIKAN DENGAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan karakter asam lemak minyak jarak sebelum dan sesudah oksidasi, menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak jarak sebelum dan sesudah oksidasi dan polioksietilen glikol 400 serta metilen-4.4'-difenildiisosianat, mempelajari pengaruh penggunaan asam lemak hasil oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretar. hasil sintesis, dan mempelajari waktu inkubasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil sintesis.
Asam lemak yang digunakan pada penelitian ini adalah asam lemak hasil isolasi dari minyak jarak. Oksidator yang digunakan untuk oksidasi adalah larutan K1VIn04 30 %. Identifikasi adanya gugus hidroksil pada asam lemak sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR) dan bilangan hidroksil. Sintesis poliuretan dilakukan dengan variasi komposisi massa asam lemak : PEG 400 : MDI berturut-turut 2 : 4 : 6 gram. Biodegradasi dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dalam media malka padat pada temperatur 37°C dengan variasi lama inkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 hari. Karakterisasi poliuretan : penentuan gugus fungsi dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR), ikatan silang melalui derajat penggembungan, kehilangan massa dan degradabilitas serta kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak hasil oksidasi memiliki bilangan hidroksil sebesar 80,487 mg/g dan serapan -OH lebih besar, sedangkan asam lemak tanpa oksidasi memiliki bilangan hidroksil sebesar 27,547 mg/g dan serapan -OH yang lebih kecil. Poliuretan asam lemak oksidasi setelah biodegradasi memiliki derajat penggembungan sebesar 55,56 % dan kristalinitas sebesar 19,345 %, sedangkan asam lemak tanpa oksidasi setelah biodegradasi memiliki derajat penggembungan sebesar 3,33 % dan kristalinitas sebesar 30 %. Poliuretan asam lemak teroksidasi lebih mudah terbiodegradasi daripada poliuretan asam lemak tanpa oksidasi. Poliuretan dari asam lemak tanpa oksidasi memiliki laju biodegradasi paling tinggi pada hari ke-5 (0,2000 %/hari) sedangkan poliuretan dari asam lemak teroksidasi memiliki laju biodegradasi paling tinggi pada hari ke-10 (0,5556 %/hari) waktu inkubasi.
Catur Pamungkas Sukawati
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5464
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5464
2012-09-12T15:05:23Z
PEMISAHAN ION LOGAM ZINK(II) DALAM LIMBAH CAIR
PENYAMAKAN KULIT SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA UNY dan UII. Tujuan penelitian ini adalah (1)-mengetahui persentase (v/v) optimum surfaktar. (Span 80). (2) konsentrasi fasa internal (larutan NH4OH), (3) waktu optimum pengadukan selama ekstraksi ion zink(II), (4) persen ekstraksi ion logam zink(II) dalam limbah cair penyamakan kulit pada keadaan optimum dan (5) konsentrasi ion logam zink(II) yang terekstraksi dalam limbah cair penyamakan kulit dengan metode emulsi membran cair.
Subjek dalam penelitian ini adalah limbah cair penyamakan kulit, sedangkan objek penelitiannya adalah pemisahan ion logam zink(II). Persentase volum surfaktan optimum ditentukan dengan cara menvariasikan % v/v surfaktan sebesar 1; 3; 5; 7 dan 9%. Kosentrasi fasa internal (NH40H) optimum ditentukan dengan eara menvariasikan konsentrasi larutan NH4OH sebesar 0,5; 0,75; 1,0; 1,25 dan 1,5 M. Fasa membran terdiri dari sorbitan monooleat (Span 80) sebagai surfaktan, trietilamin (TEA) sebagai zat pembawa clan kerosen sebagai pelarut. Proses pemisahan dilakukan dengan metode emulsi membran cair yaitu gabungan ekstraksi dan reekstraksi dalam suatu proses yang berlanjut. Campuran fasa mennbran dan fasa internal tersebut kemudian diaduk dengan kecepatan 1200 rpm selama 10 menit. Emulsi yang terbentuk dikontakkan dengan limbah cair penyamakan kulit dengan perbandingan volum (1:1), dibuat 3 macam campuran dengan volume sama lalu diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 5, 10 dan 15 menit untuk masing-masing campuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persentase (v/v) optimum surfaktan adalah 9 %, (2) konsentrasi optimum fasa internal (NH40H) adalah 1,0 M, (3) waktu pengadukan selama ekstraksi ion logam zink(II) adalah 10 menit, (4) persentase ekstraksi ion logam zink(II) dalam limbah cair penyamakan kulit pada keadaan optimum sebesar 93,761 % dan (5) konsentrasi ion logam zink(II) yang terekstraksi dalam limbah cair penyamakan kulit sebesar 0,1889 ppm.
Ningsih Surwidia
2012-09-12T15:05:23Z
2019-01-29T16:13:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5467
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5467
2012-09-12T15:05:23Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN KONSENTRASI NATRIUM KLORIDA
SEBAGAI ADITIF PADA ELEKTRODEPOSISI
ION TEMBAGA(II)
Tembaga merupakan salah satu logam berat berbahaya yang banyak terkandung dalam limbah industri. Salah satu cara mengurangi konsentrasi ion Cu dalam limbah adalah dengan elektrodeposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensial dan konsentrasi optimum penambahan NaCI sebagai aditif pada proses elektrodeposisi ion Gu(II). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Pusat Penelitian Fisika LIPI Bandung dan Laboratorium Analisis Instrumen Universitas Islam Indonesia (UII).
Subjek dalain penelitian uii adalah ion logam Cu(II) dalam larutan CuSO4 400 ppm. Objek dalam penelitiaa ini adalah deposit hasil elektrodeposisi pada katoda. Proses elektrodeposisi menggunakan sampel larutan CuSO4 sebagai larutan elektrolit, larutan NaCI sebagai aditif, HZS04 0,1 M sebagai elektrolit pendukung, HNO3 8 M sebagai depolarisator dan logam berlapis platina sebagai elektroda. Proses elektrodeposisi dilakukan dengan variasi potensial yaitu 2, 3, 4, 5 dan 6 volt serta variasi konsentrasi NaCI sebagai aditif yaitu 5; 7,5; 10; 12,5 dan 15 % b/v selama 25 menit pada suhu kainar. Kondisi pelapisan optimal ditentukan dengan uji visual. Ion Cu hasil elektrodeposisi filtratnya dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Struktur kristal hasil elektrodeposisi ditentukan dengan Difraksi Sinar-X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal pada proses elektrodeposisi ion Cu(II) adalah 2 volt. Konsentrasi aditif NaCI optimal adalah 5 % b/v. Efisiensi pengendapan pada keadaan optimal adalah 33,02 %. Potensial dan konsentrasi aditif optimal adalah kondisi pada saat diperoleh kualitas dengan penampilan lapisan yang terbaik.
Utami Ningsih Surya
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:09:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5346
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5346
2012-09-12T15:05:22Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA OLIGORESVERATROL
DARI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG TUMBUHAN
HOPEA ODORATA (DIPTEROCARPACEACE)
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui kandungan dan karakteristik senyawa oligoresveratrol dari elatrak aseton fralai relatif non polar kulit batang tumbuhan Nopea odorta.
Sebanyak 5 kg serbuk halus kulit batang tumbuhan Hopea odoruta dimaserasi menbgunakan aseton selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan. Seluruh ekstrak : aseton kemudian dievaporasi untuk menghilangkan pelarutnya, sehingga diperoleh ekstrak aseton pekat sebanyak 500 g, ekstrak pekat tersebut diambil 50 g untuk difraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya. Senyawa yang telah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT. Analisis menggunakan sektorfotometer UV dengan pelarut metanol dan spekrometer IR menggunakan pelet KBr, yang dibnadingkan dengan senyawa standar balanokarpol.
Hasil permurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa padatan kuning kecoklatan sebanyak 64 mg dengan perhitungan kandungan sebesar 0,128%. Spektra UV dengan pelarut metanol memperlihatkan serapan pada 227,283 nm, pada penambahan basa NoAH tidak terjadi pergeseran panjang gelombang. Spekra tersebut mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi memiliki gugus kromofor fenol tak terkonjugsi. Spekra IR senyawa hasil isolasi memperlihatkan adanya gugus OH pada 3384 cm-1 C=C aromatik pada 1608; 1405; 1350 cm-1 dan serapan pada 833 cm-1 yang mengidikasikan adanya cincin 1,4-disubstitusi benzena yang sangat khas untuk senyawa oligoresveratol. Berdasarkan hasil perbandingan spekra UV dan IR, serta noda pada KLT, terlihat bahwa senyawa hasil isolasi merupakan balanokarpol.
Kata Kunci : Oligoresveratrol, Hopea odorata
SARININGSIH RETNO
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:09:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5349
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5349
2012-09-12T15:05:22Z
STUDI PEMANFAATAN LIMBAH KALENG SEBAGAI MORDAN KALIUM ALUMINIUM SULFAT DALAM SORPSI ZAT WARNA METIL MERA,H OLEH KAPAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar aluminium dalam tawas hasil sintesis, mengetahui daya tahan adsorpsi metil merah oleh kapas dengan dan tanpa penambahan mordan tawas terhadap pencucian maupun terhadap sinar ultraviolet. Penelitian ini juga b6rtujuan untuk mengetahui kualitas mordan kalium aluminium sulfat hasil sintesis. Pengujian kualitas ini dilakukan dengan membandingkan pengaruh mordan KAl(S04)2.12H20 hasil sintesis dengan dengan mordan KAl(SO4)2.12H20 pasaran terhadap adsorpsi zat warna metil merah oleh kapas.
Mordan yang digunakan merupakan hasil sintesis dengan menggunakan tutup kaleng minuman bekas yang direaksikan dengan larutran KOH dan H2S04. Larutan etanol 50% ditambahkan pada larutan tawas sehingga dihasilkan endapan tawas. Endapan tawas tersebut di karakterisasi dengan Spektroskopi IR dan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Eksperimen sorpsi meliputi kinetika adsorpsi, adsorpsi sebagai fungsi pH, adsorpsi sebagai fungsi massa mordan, kinetika desorpsi dan adsorpsi sebagai fungsi konsentrasi metil merah. Eksperimen kinetika adsorpsi dilakukan selama 3 hari. Rentang pH pada adsorpsi sebagai fungsi pH adalah 3-9. Variasi massa mordan pada adsorpsi sebagai fungsi massa mordan adalah 0,5-2,5 gram. Kinetika desorpsi dilakukan selama 1-6 jam. Adsorpsi sebagai fungsi konsentrasi'metil merah dilakukan dengan menambahkan sejumlah volume metil merah hingga volume total penambahan larutan metil merah sebesar 20 mL. Konsentrasi metil merah sisa diukur dengan Spektrofotometer Visibel.
Kadar aluminium dalam tawas hasil sintesis sebesar 6,3581 %. Pengaruh mordan KAl(S04)2.12H20 terhadap kinetika desorpsi metil merah oleh kapas sebagai akibat dari pencucian dan penyinaran UV menunjukkan hasil bahwa semakin lama pencucian maupun penyinaran UV maka % terdesorpnya semakin besar. Berdasarkan fungsinya sebagai penguat ikatan antara zat warna dengan kapas, maka dapat dikatakan bahwa kualitas mordan KAl(SOa)2.12H20 hasil sintesis terhadap zat warna dalam pewarnaan kapas lebih baik apabila dibandingkan dengan mordan KAl(S04)z.12H20 pro analisis.
AYU RACHMAWATI RIA
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:09:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5350
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5350
2012-09-12T15:05:22Z
INHIBISI BENZOTRIAZOL PADA KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA PADA SUHU 25°C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korasi dan elisiensi inhibisi (IE) benzotriazol pada korosi baja karbon API SL X65 serta untuk mengetahui konsentrasi benzotriazol yang memadai (IE > 90%) pada .pengendalian korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HC1 0,5 1V1 pada suhu ~ 25°C dan waktu pemaparan 24 jam.
Sampel baja karbon API SL X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol 10 % dan dikeringkan di udara. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan HCl 0,5 M (pH = 0,30) tanpa dan dengan benzotriazol. Konsentrasi benzotriazol yang digunakan adalah 25, 100, 300, 400, 500 dan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon API SL X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan benzotriazol dikarakterisasi dengan menggunakan spektofotometer inframerah, difraksi sinar-X (XRD) dan mikroskop.
Laju korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HCl 0,5 M pada suhu 25°C dan waktu pemaparan 24 jam tanpa dan dengan BTAH 25, 100, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (10,697 f 0,755); (2,432 ± 0,270); (1,390 f 0,193); (0,962 ± 0,037); (0,816 ± 0,035); (0,601 ± 0,054) dan (0,413 ± 0,082)mm/y. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi benzotriazol. T'fsiensi inhibisi (IE) benzotriazol pada korosi baja karbon API SI_, X65 dengan konsentrasi benzotriazol 25, 100, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (77,26 t 2,53); (87,00 ± 1,80); (91,00 ± 0,35); (92,37 ± 0,33); (94,38 ± 0,51) dan (96,09 ± 0,77)%. Etisiensi inhibisi benzotriazol meningkat dc.ngan bertambahnya konsentrasi benzotriazol. Konsentrasi benzotriazol vang memadai ~ll? > 90,001/0) sebagai inhibitor korosi baja karbon AN >1. X(o dalam larutan 1IC'I 0,5 M pada suhu 2>"C' dan waktu pemaparan 24 j,mi ablnh -- ;O() ppm.
Puspasari Riana
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5354
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5354
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH WAKTU KRISTALISASI PADA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SILIKAT-I TIPE MFI DENCAN SUMBER KATION TETRAPROPIL AMMONIUM HIDROKSIDA
Tujuan penelitian ini untuk rnengetahui pengaruh waktu kristalisasi tcrhadap karaktcr tisik material mikropori silikat-I tipc MFI dcngan sumbcr kation tetrapropilamoniurn hidroksida dan untuk mengetahui waktu optimal kristalisasi dalam sintesis material mikropori silikat-I dcngan kristalinitas dan kemurnian tinggi.
Karaktcr fisik dari material rnikropori silikat-I dipcrolch dengan tetraetil orthosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, TPAOH(tetrapropilamonium hidroksida) sebagai pencetak TPA dan akuades. Kristalisasi dilakukan dengan variasi waktu,,6 12. 24, 36 dan 48 jam pada suhu 150 0C. Kristal silikat-I kcmudian dikaraktcrisasi dcngan difraksi sinar-X dan FT-Inframerah.
Hasil pcnclitian rncnunjukkan bahwa tcrdapat pcrubahan struktur kristal silikat-I pada penambahan waktu kristalisasi. Pada waktu kristatisasi 6 jam dipcrolch sistcm kristal monoklinik tipe P dan struktur material silikal-I. Pada waktu kristalisasi 12. 24, 36 dan 48 jam maka diperoleh sistem kristal ortorornbik tipc P. Spcktra FT-Inframerah mcnunjukan silikat-I tclah terbcntuk. Bcrdasarkan variasi waktu kristalisasi yakni 6, 12, 24, 36 dan 48 jam maka dari penelitian dipcroleh waktu kristalisasi optimal pembcntukan material silikat-I dengan kristalinitas tinggi adalah 48 jam.
- Rifimawa.ti
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5356
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5356
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH LAMA PENGADUKAN PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengadukan pada reaksi transesterifikasi, menentukan karakter biodiesel yang terdiri dari massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala, serta menentukan kalor pembakaran dari biodiesel. Minyak jelantah yang digunakan adalah minyak jelantah kelapa sawit yang diambil dari daerah Simo, Boyolali.
Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah meliputi dua tahap. Tahap pertama adalah pemurnian minyak jelantah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak jelantah, dan tahap kedua reaksi transesterifikasi. Tahap pemurnian minyak jelantah terdiri dari 3 tahap, yaitu despicing (penghilangan bumbu), netralisasi dengan NaOH 16% dan pemucatan dengan menambahkan zeolit. Reaksi transesterifikasi adalah reaksi antara minyak yang telah dimurnikan dengan metanol (perbandingan volume minyak : metanol adalah 5:1) dan katalis yang digunakan adalah NaOH. Lama pengadukan pada reaksi transesterifikasi untuk minyak jelantah A, B dan C berturut-turut adalah 30, 60 dan 90 menit. Biodiesel (metil ester) yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer IR, kemudian diuji berdasarkan spesifikasi SNI untuk massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala, serta penentuan kalor pembakaran dari biodiesel A, B dan C.
Hasil analisis spektra IR masing-masing biodiesel menunjukkan adanya gugus metil ester, yaitu dengan adanya gugus C=0 ester (1750-1730 cm-I), C - O (1300-1100 cm-1) dan C - H alifatik (3000-2850 cm-1). Uji biodiesel A, B dan C menunjukkan nilai yang sesuai dengan ketetapan SNI. Lama pengadukan pada proses transesterifikasi tidak mempengaruhi hasil pengujian untuk massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala. Harga massa jenis, viskositas, titik tuang clan titik nyala untuk biodiesel A berturut-turut adalah 855,000 kg/m3, 4,040 cSt, l 1 °C dan 182°C, biodiesel B berturut-turut adalah 854,000 kg/m3, 4,234 cSt, I VC clan 193°C dan untuk biodiesel C berturut-turut adalah 861,667 kg/m3, 5,606 cSt, 6°C dan 159°C. Nilai kalor pembakaran untuk biodiesel A, B dan C berturut-turut adalah 9926,300 kalori/gram, 9917,890 kalori/gram dan 9702,180 kalori/gram.
Kata Kunci : Minyak Jelantah - Lama Pengadukan - Biodiesel
Sukawati Sari Budayaningrum Rina
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5358
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5358
2012-09-12T15:05:22Z
ETANOL TERHADAP HASIL EKSTRAKSI SITRONELAL DALAM MINYAK SEREH WANGI (CITRONELLA OIL)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar sitronelal dan perbedaan kadar sitronelal dalam minyak sereh wangi pada variasi komposisi campuran pelarut n-heksana-etanol. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui komposisi campuran dua pelarut yang menghasilkan kadar sitronelal tertinggi.
Ekstraksi sitronelal dalam minyak sereh wangi dilakukan secara kimia dengan menggunakan campuran pelarut n-heksana-etanol dengan komposisi (1:4); (2:3); (1:1); (3:2) dan (4:1) dengan volume total pelarut 50 mL. Sitronelal yang diperoleh dari hasil ekstraksi pelarut dianalisis secara spektrometri FTIR, kromatografi gas dan kromatograti gas-spektrometri massa (KG-SM). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan kadar sitronelal yang dianalisis secara kromatografi gas dan kromatografi gas-spektrometri massa dalam minyak sereh wangi sebelum ekstraksi (minyak sereh kasar) sebesar 37,50% clan 37,67%. Kadar tersebut mengalami peningkatan setelah proses ekstraksi yang dilakukan pada komposisi campuran pelarut n-heksana-etanol (3:2) dan (4:1). Terdapat perbedaan kadar sitronelal dalam minyak sereh wangi pada variasi komposisi campuran pelarut n-heksana etanol. Pada komposisi campuran pelarut n-heksana-etanol (3:2) yang dianalisis secara kromatografi gas dan kromatografi gas-spektrometri massa menghasilkan kadar sitronelal tertinggi yaitu sebesar 43,24% dan 52,61 %
Kata Kunci: Minyak Sereh Wangi, Ekstraksi, Sitronelal
WULANSARI RIRIH YULIA
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5361
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5361
2012-09-12T15:05:22Z
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon
Dari Ekstrak Metanol Tempe Busuk
Kedelai Hitam (Glycine soja)
Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi senyawa isoflavon ekstrak metanol pada tempe busuk kedelai hitam (Glycine soja) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KL'I) dan Kromatograft Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi karakteristik senyawa isoflavon dari ekstrak metanol tempe busuk kedelai hitam menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan inframerah.
Sebanyak 1133,10 gram tempe busuk kedelai hitam dengan lama fermentasi delapan hari dimaserasi menggunakan 1,5 liter metanol selama 24 jam, kemudian diremaserasi. Semua ekstrak metanol dievaporasi. Ekstrak metanoi kental sebanyak 249,02 gram dipartisi menggunakan n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat dipisahkan menggunakan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) sambil dilakukan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) sehingga menunjukkan satu noda. Uji kemurnian menggunakan KLT dengan tiga eluen, yaitu n-heksana : etil asetat = 6:4, n-heksana : aseton = 6:4 dan klorofornn : metanol= 6:4.
Hasil pemurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa kristal berwarna kuning muda sebanyak 30 mg. Harga Rf untuk setiap uji kemurnian adalah 0,238 (n-heksana : etil asetat = 6:4); 0,262 (n¬heksana : aseton = 6:4) dan 0,571 (kloroform : metanol = 6:4). Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 240 dan 363 nm yang mengindikasikan senyawa golongan flavonoid. Spektroskopi inframerah dengan menggunakan pellet KBr menunjukkan adanya gugus fungsi C=O, C=C aromatik, gugus alkil dan hidroksil, C-O alkohol dan C-O-C eter.
Aninta Risanti
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5362
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5362
2012-09-12T15:05:22Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER DARI METAKAOLIN DAN NATRIUM HIDROKSIDA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi lautan natrium hidroksida terhadap karakteristik geopolimer dan pengaruh temperature pemanasan geopolirimer terhadap katakteristik geopolimer.
Geopolimer disintesis dari metakaolin dengan larutan aktivator natrium silikat. Metakaolin merupakan material hasil kalsinasi kaolin pada temperatur 700°C selama 1 jam. Larutan natrium silikat dibuat dari campuran abu sekam dan larutan natrium hidroksida dengan perbandingan SiO:NaOH:H20 = 1:2,b:9,7. Konsentrasi larutan natrium hidroksida yang digunakan adalah 8, 10 dan 12 M. Metakaolin dicampur Iarutan natriun silikat dehgan perbandingan I:I. Sintesis geopolimer dilakukan dengan metode curing, pemberian tekanan dan panas dengan temperatur 115'C, tekanan 10 Psi selama 5 jam. Perlakuan termal pada geopolimer dilakukan pemanasan dengan variasi temperatur 250°C, S00°C dan 1000°C selama 1 jam. Karakterisasi geopolimer dilakukan dengan Difraksi Sinar¬ X dan Spektroskopi lnframerah.
Kaolin adalah kristalin dan setelah dikalsinasi menjadi metakaolin berupa material amorf. Geopolimer yang dihasilkan merupakan material amorf dengan tipe geopolimer Na-PS. Spektrum FTIR geopolimer dengan variasi konsentrasi menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan NaOH, vibrasi ikatan Al0, Si-0 dan Si-O-A1 makin bergeser ke arah bilangan gelombang lebih rendah. Pergestratt vibrasi ikata.ri tersebut disebabkan oleh ikatan Na-O semakin hat maka energi vibrasi makin besar. Perlakuan termal dengan temperatur pernanasan 250°C dan 500°C vibrasi ikatan Al-b, Si-0 dan Si-O-AI bergeser ke bila
nan gelombang lebih rendah dan sampel dengan temperatur pemanasan 1000 C menghasilkan vibrasi yang bergeser ke bilangan gelombang lebih besar dari vibrasi geopoluner sebelum pemanasan. Pergeseran vibrasi ikatan Al-O, Si-O dan Si-O-AI disebabkan terjadinya dehidrasi, dekarbonasi dan melelehnya silika pada temperatur 700°C sehingga terjadi pemendekan ikatan. Geopolimer berupa material amorf.
KAta kunci : Metakaolitt, Gedpolimet, Aktivator, Curing.
Dilliyani Riska
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5364
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5364
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH SUHU TERHADAP DAYA AllSORPSI ION FOSFAT OLEH MONMORILONIT PADA BERI3AGAI KONSEN'CRASI ION FOSFAT
Tujuan .penelitian ini adalah menentukan besarnya daya adsorpsi maksimum monmorilonit terhadap ion fosfat pada pH optimum dan menentukan pola adsorpsi secara isoterm adsorpsi pada berbagai variasi suhu.
Sampel monmorilonit dijenuhkan menggunakan larutan KN03 sehingga menjadi K+-monmorilonit. Adsorpsi ion fosfat oleh monmorilonit dilakukan dalam dua tahap yaitu adsorpsi tepi untuk mengetahui pengaruh pH terhadap adsorpsi, dan isoterm adsorpsi untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ion fosfat terhadap proses adsorpsi dan menentukan daya adsorpsi maksimum. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu 10, 30, clan 50 °C, dengan medium elektrolit KN()3 5 rnM. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan UV-Vis digunakan untuk mcncnlukan konscnlrasi ion fosfat sisa, scdangkan XRD digunakun unluk mengetahui perubahan spasi d (001) pada monmorilonit.
Besarnya daya adsorpsi monmorilonit terhadap ion fosfat pada pH optimum (pH 4) diperoleh menggunakan bantuan program komputer untuk hitting data eksperimen (siqma plot V.2.01) melalui iterasi pada suhu 10, 30, dan 500C berturut-turut adalah 6,653x10 -6; 6,1546x10 -6; dan 5,156x10 -6 mol/m`. Pola adsorpsi yang sesuai adalah menggunakan isotenn I_,angmuir yang dilihat dari kurva adsorpsi antara daya adsorpsi (N) dengan konsentrasi sisa (Ce). Spektrurn XRD menunjukkan terjadinya penurunan spasi d, sebesar 0,73534 A
ZULIYANA RIYANG
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5369
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5369
2012-09-12T15:05:22Z
ISOLASI SENYAWA STILBENOID PADA KULIT BATANG
TUMBUHAN MELINJO (Gnetum gnemont)
DALAM FRAKSI METANOL
Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi dan mengetahui karakteristik struktur senyawa stilbenoid pada kulit batang tumbuhan melinjo.
Sabjek penelitian adalah kulit batang tumbuhan melinjo yang berada di wilayah Sleman Yogyakarta diambil pada bulan Desember 2008. Objek penelitian adalah senyawa stilbenoid dari ekstrak metanol fraksi relatif polar pada kulit batang tumbuhan melinjo. Sebanyak 6,5 kg serbuk kering kulit batang tumbuhan melinjo dimaserasi menggunakan pelarut metanol selama 24 jam dan diulang sebanyak 2 (dua) kali. Filtrat hasil maserasi diuapkan dengan rotarovator vakum sehingga didapatkan sebanyak 137 gr ekstrak metanol pekat. Pemisahan ekstrak metanol pekat dilakukan dengan metode KVC sehingga didapatkan fraksi-fraksi, sedangkan pemisahan dan pemurnian tcaksi relatif polar dilakukan dengan metcde KKG untuk mendapatkan fraksi utama yang mempakan senyawa murni hasil isolasi. Penentuan eluen pada setiap pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan metode KLT menggunakan berbagai variasi campuran eluen. Senyawa murni isolasi berupa padatan kuning sebanyak 74,1 mg dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR.
Hasil analisis dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan senyawa hasil isolasi mempunyai 3 (tiga) daerah serapan panjang gelombang maksimum vaitu 237,8; 367,5; dan 397 rim -dan dengan spektrofotometer FTIR menun_jukkan adanya gugus fungsi C=0 karbonil, cincin aromatik, dan -OH fenol yang merupakan senyawa fenolik yang dimungkinkan senyawa golongan stilbenoid atau tlavonoid.
Pramita Rizka Ayu
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5370
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5370
2012-09-12T15:05:22Z
PILARISASI LAYER ANION TETRATITANAT OLEH SPESIES
KLUSTER POLIKATION ZIRKONIUM (IV) DENGAN
PENGUNGKIT AILAMINA
Penelitian ini hertujuan untuk mempelajari pengaruh pH lingkungan spesies Muster polikation zirkonium(IV) terhadap karakter material terpilar. Subjek penelitian ini adalah material hasil pi(arisasi dan objek penelitian ini adalah karakter dari material hasil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karcna senyawa tetratitanat tidak m.engembang dalam air. Proses pilarisasi ini meliputi : (1) Preparasi senyawa kalium tetratitanat dengan metode kerarnik, (2) Pertukaran kation K` dengan kation H+ yang dilakukan dengan cara mcncampur scnyawa kalium tctratitanat dcngan I-ICi (1 M) dan diaduk selama 2 x 24 jam pada suhu ruang, (3) Intcrkalasi amilamina (C51-1„Nf-12) ke dalam layer anior; tetratitanat, dilakukan dcngan cara menambahkan padatan hidrogen tctratitanat ke dalam larutan amilamina dan diaduk selama 7 hari pada suhu kamar, (4) Pembuatan larutan Muster polikation zirkonium(IV) dengan cara mcnambahkan asam (untuk pll 0,5), b.rsa (untuk pl-I 1,6), dan tanpa pcnambahan asam maupun basa (untuk pI II ) dan (5) Pertukaran kation amilamonium [CSH,INH3]+ dengan spesies Muster polikation zirkonium(IV) pada variasi pH, yang dilakukan dengan cara mencampur padatan amilamonium tetratitanat dalam larutan Muster poiika'rion zirkonium(IV) dan diaduk selama 22 jam pada suhu karnar, kemudian dicuci dengan akuades, disaringan dan dikeringkan pada suhu kamar. Kemudian karakterisasi material hasil pilarisasi dengan difraktometer sinar-X, kemudian karakterisasi dengan spektrometer pendar sinar-X pada material hasil pilarisasi pada pH 0,5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (d) pada pH 0,5 : 10,475 A; pH 1 : 10,313 A; dan pli 1,6: 10,866 A. Polikation zirkonium(IV) yang baik diperoleh pada pH 0,5 ju:nlah nrol Ti adalah 1,067 mol clan Zr adalah 0,014 mol. Muster polikation zirkonium(IV) yang masuk ke dalam layer tetratitanat pada pIi 0,5 adalah [Zr(H20)7(OH)]3+ dengan struktu- trigcn-dodekahedral. Rumus molekul senyawa hasil pilarisasi pada pH 0,5 adalah [(7r(1120)7(OH))3+•H+35-\Tr4n91219.XI-IzO]atau [(Zr(H2O)7(OH))3+O,oi32- Wo,abaa .(TiaOy)2'o,2S.xH;O].
- ROFINGAH
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:10:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5373
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5373
2012-09-12T15:05:22Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM a- AMILASE DENGAN METODE IKATAN KOVALEN
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses amobilisasi dengan menggunakan metode ikatan kovalen dan karakteristik dari enzim a- amilase mobil dan amobil yang meliputi waktu inkubasi optimum, pH optimum, suhu optimum, Vmaks dan Km clan serta kestabilan enzim a- amilase mobil dan amobil terhadap lama penyimpanan pada suhu 4°C.
Variabel dalam penelitian ini adalah karaktreristik dari a- amilase mobil dan amobil yaitu waktu inkubasi, pH optimal, suhu optimal clan nilai Km serta Vmaks. Instrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adalah spektrofotometer jenis spektronic 20D+. Data yang diperoleh, kemudian dianalisa secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dengan variabel penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa a- amilase mobil dapat dibuat menjadi a- amilase amobil dengan mencampurkan 0,25 gram kitosan yang telah diaktifkan dengan glutaraldehid ke dalam 2,5 mL larutan amilase mobil dengan lama pengadukan 60 menit pada kecepatan 100 rpm. 0,25 gram kitosan aktif dapat mengikat protein enzim sebanyak 0,0142mg. a- amilase mobil mencapai kondisi optimum pada waktu inkubasi 1 5 menit; pH 5; suhu 50°C nilai Km dan Vmaks dan Km : 25,51 mgml-'min"' clan 31,6 mg/mL. Sedangkan a¬amilase amobil mencapai kondisi optimum pada waktu inkubasi 25 menit; pH 4,5; suhu 55°C; nilai Vmaks dan Km 6,566 mgml-'min"' dan 59,094 mg/mL
Pengukuran stabilitas dari a- amilase mobil dan amobil dilakukan dalam waktu 6 hari pada suhu penyimpanan 4°C. Aktivitas enzim mobil mengalami penurunan sebesar 14,03% sedangkan enzim amobil mengalami penurunan sebesar 9,16 %.
Katakunci: amobilisasi, a-amilase, ikatan kovalen
Dwityaningsih Rosita
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5376
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5376
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TEROKSIDASI DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL (PEG)200 TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN FIASIL S[NTESIS
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah proses oksidasi, (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, (3) menentukan keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis, d:rn (4) mengetahui pengaruh variasi komposisi minyak kedelai teroksidasi clan polioksietilen glikol (PEG)200 terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis.
Minyak kedelai / Soybean Oil (SBO) dalam penelitian ini didapat dari kacang kedelai puti}i yang dimaserasi menggunakan larutan rr-heksana 60%, kemudian dioksidasi menggunakan larutan KMn04 20% dalam suasana basa pada temperatur 25°C. Campuran kemudian diekstrak clan d'evaporasi untuk mendapatkan minyak kedelai teroksidasi. Selanjutnya minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi dikarakterisasi; meliputi gugus fungsi, bilan jan hidroksil, massa jenis indeks bias, titik leleh clan titik didih. Selanjutnya minyak kedelai teroksidasi / Oxydated Soybean Oil (OSBO) direaksikan dengan PEG200 clan MDT membentv;k poliuretan. Poliuretan pertama dibuat dengan komposisi 40%OSBO-0%PEG200-60%MDI. Campuran diaduk hingga homogen pada temperatur I<arnar. Kemudian campuran yang dinamakan prepolimer tersebut mengalami hroses curing selama 10 jam pada temperatur 70°C clan dilanjutkan selama 3 jam pada temperatur 100°C. Poliuretan selanjutnya dibuat dari komposisi OSBO : PEG200 : MDI berturut - turut sebesar 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; (Ian 10% : 30% : 60%. Masing - masing poliuretan diuji I:ekerasan clan ikatan silangnya . foliuretan yang memiliki nilai kekerasan paling tinggi pada Komposisi dengan clan tanpa penambahan PEG200 dikarakterisasi gugus tungsinya. Hasil penelitian in[ adalah: (1) bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, clan titik didih SBO berturut - Wait sebesar 120,393 mg/g; 0,907 g/mL; 1,476 D; -15-(-5)°C; clan 105,7°C, sedangkan untuk OSBO berturut -- turut sebesar 298,185 mg/g; 0,929 g/mL; 1,474 D; -14-(-2)°C clan 134,7°C (2) karakter poliuretan hasil sintesis dengan variasi komposisi OSBO : F'EG200 : M DI = 40% : 0% : 60%; 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; 10% : 30% : 60%; yang meliputi deraja. penggembungan clan kekerasan besarnya berturut - turut 3,448-1/o clan 91,6 Shore A; 9,677% clan 87,4 Shore A; 9,803% clan 79,4 Shore A; 14,864% clan 74,2 Shore A (3) seluruh poliuretan memiliki ikatan silang dengan swelling degree yang positif, (4) semakin besar komposisi PEG200 dibandingkan OSBO dalam sintesis poliuretan, maka poliuretan yang dihasilkarr akan memiliki kekerasan semakin kecil dan bersifat tidak brittle.
Retno Hartanti Rr. Ayu
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5377
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5377
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TEROKSIDASI DAN POLIOKSIETILEN GLIKOL (PEG)200 TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN FIASIL S[NTESIS
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah proses oksidasi, (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, (3) menentukan keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis, d:rn (4) mengetahui pengaruh variasi komposisi minyak kedelai teroksidasi clan polioksietilen glikol (PEG)200 terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis.
Minyak kedelai / Soybean Oil (SBO) dalam penelitian ini didapat dari kacang kedelai puti}i yang dimaserasi menggunakan larutan rr-heksana 60%, kemudian dioksidasi menggunakan larutan KMn04 20% dalam suasana basa pada temperatur 25°C. Campuran kemudian diekstrak clan d'evaporasi untuk mendapatkan minyak kedelai teroksidasi. Selanjutnya minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi dikarakterisasi; meliputi gugus fungsi, bilan jan hidroksil, massa jenis indeks bias, titik leleh clan titik didih. Selanjutnya minyak kedelai teroksidasi / Oxydated Soybean Oil (OSBO) direaksikan dengan PEG200 clan MDT membentv;k poliuretan. Poliuretan pertama dibuat dengan komposisi 40%OSBO-0%PEG200-60%MDI. Campuran diaduk hingga homogen pada temperatur I<arnar. Kemudian campuran yang dinamakan prepolimer tersebut mengalami hroses curing selama 10 jam pada temperatur 70°C clan dilanjutkan selama 3 jam pada temperatur 100°C. Poliuretan selanjutnya dibuat dari komposisi OSBO : PEG200 : MDI berturut - turut sebesar 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; (Ian 10% : 30% : 60%. Masing - masing poliuretan diuji I:ekerasan clan ikatan silangnya . foliuretan yang memiliki nilai kekerasan paling tinggi pada Komposisi dengan clan tanpa penambahan PEG200 dikarakterisasi gugus tungsinya. Hasil penelitian in[ adalah: (1) bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, clan titik didih SBO berturut - Wait sebesar 120,393 mg/g; 0,907 g/mL; 1,476 D; -15-(-5)°C; clan 105,7°C, sedangkan untuk OSBO berturut -- turut sebesar 298,185 mg/g; 0,929 g/mL; 1,474 D; -14-(-2)°C clan 134,7°C (2) karakter poliuretan hasil sintesis dengan variasi komposisi OSBO : F'EG200 : M DI = 40% : 0% : 60%; 30% : 10% : 60%; 20% : 20% : 60%; 10% : 30% : 60%; yang meliputi deraja. penggembungan clan kekerasan besarnya berturut - turut 3,448-1/o clan 91,6 Shore A; 9,677% clan 87,4 Shore A; 9,803% clan 79,4 Shore A; 14,864% clan 74,2 Shore A (3) seluruh poliuretan memiliki ikatan silang dengan swelling
Retno Hartanti Rr. Ayu
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5380
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5380
2012-09-12T15:05:22Z
METILASI BALANOKARPOL HASIL ISOLASI
DARI HOPEA ODORATA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen, dan struktur senyawa turunan balanokarpol yang dihasilkan melalui reaksi metilasi.
Reaksi metilasi dengan dimasukkan 100 mg balanokarpol, 100 mg K2CO3, dan 10 mL aseton ke dalam labu leher tiga. Campuran direfluks, setelah itu ditambahkan 100 mg dimetilsulfat dan diuefluks selama 4 jam pada suhu 55°C. Setelah 4 jam, dimasukkan 6 mL NH3 kedalam labu dan direfluks selama 10 menit. Hasil reaksi diekstraksi den`an eter 3 x 10 mL. Hasil yang diperoleh ditimbang beratnya, dimurnikan Kromatoorai i Ikolom, ditentukan rendemennya, dan diidentifikasi dan karakterisasi dengan spektrofotometer IR, dan NMR.
Rendemen hasil reaksi metilasi adalah 38,82%. Analisis dengan spektroskopi IR memberikan serapan pada 3440,8 cm-1 untuk OH; 2925,8 cm--1 2856,4 cm-1 untuk CH alkana; 1604,7 cm- I untuk C=C aromatik; 1510,2 cm-l¬
1461,9 cm- I untuk CH2; 1251,7 cm- 1 -1168,6 cm-1 untuk C-O; 1031,8 cm-' untuk CH alkena; dan 947 em-1-839 cm- 1 untuk CH aromatik. Spektrum 'H-NMR dihasilkan sinyal (8)=0,8-1 ppm dari atom H pada CH3; dan (8)=1,3 ppm dari atom H yang terikat pada gugus CHZ; (8)=3,6 ppm dari atom H pada OCH3; (8)=5,5 ppm atom H yang terikat pada CH=CH dan (8)=6,5-7,7 ppm dari atom H pada cincin aromatik. Analisis menggunakan 13C-NMR, diperoleh spektrum dengan sinyal (8)=50-75 ppm dari C alifatik; (8)=100-140 ppm dari C aromatik; (8)=150-160 ppm dari C fenolik.
- Rusniati
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5382
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5382
2012-09-12T15:05:22Z
STUDI AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN PADA TEMPE KEDELAI KUNING DAN TEMPE KEDELAI HITAM YANG DIFERMENTASI DENGAN BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI RAGI
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi ragi terhadap kadar protein terlarut serta aktivitas enzim tripsin pada tempe kedelai kuning maupun tempe kedelai hitam. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 kg kedelai kuning dan 1 kg kedelai hitam yang dibeli di pasar Wonosari. Variasi konsentrasi ragi yang digunakan 0,2¬0,4; 0.6; 0.8: dan 0.1 %(b/b). Lama fermentasi yang digunakan dalam pembuatan . Sedangkan interaksi antara akridin dengan situs muka X- dalam silika tetrahedral membentuk kompleks (X-LH+)°, dengan konstanta kesetimbangan 107,82440
kadar protein terlarut tempe kedelai adalah: 0,1258: 0l 741: 0,2129: 0,1912: 0.1670 %(b/b) untuk tempe kedelai kuning; 0,1220: 0,15370,182R; U,1755 %(b/b) untuk tempe kedelai hitam. Besarnya akktivitas enzim tripsin terhadap tempe kedelai berturut-turut adalah 1,49; 1,58: 217; 1,76; 1,48 unit untuk tempe kedelai kuning dan 1,12: 1,61; 1,58: 2,06; 1,62 unit untuk tempe kedelai hitam. Semakin besar konsentrasi ragi maka kadar protein terlarut maupun aktivitas enzim tripsin pada tempe kedelai akan meningkat, untuk kedelai kuning akan mencapai maksimum pada konsentrasi ragi 0,6 %(b/b), untuk kedelai hitam akan mencapai maksimum pada konsentrasi ragi 0,8 %(b/b), kemudian mengalami penurunan pada konsentrasi yang lebih tinggi.
- Samsuhadi
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5386
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5386
2012-09-12T15:05:22Z
SINTESIS SILIKA GEL DARI NATRIUM SILIKAT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM BERAT Cr(YI)
Penelitian ini bertujuan mensintesis silika gel dari natrium silikat teknis dengan asam asetat, mengetahui pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap karakter silika gel, mengetahui massa optimum silika gel yang menghasilkan efisiensi penjerapan optimum terhadap ion logam Cr (VI) dan modifikasi silika gel dengan asam 1-amino-2-hidroksi-4-naftalenasulfonat secara impregnasi langsung. Subjek dalam penelitian ini adalah silika gel yang disintesis dari natrium silikat teknis dan asam asetat. Konsentrasi asam asetat yang digunakan adalah 4, 6 dan 8 M. Sintesis silika gel dilakukan dengan menambahkan asam asetat dalam 500 gram natrium silikat teknis disertai pengadukkan hingga pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, dicuci dengan akuades hingga netral lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 100 °C selama 2 jam, lalu digerus hingga lolos ayakan 200 mesh. Silika gel hasil sintesis dikarakterisasi, meliputi keasaman, kadar air dan gugus fungsi, menggunakan spektrofotometer inframerah. Silika gel hasil sintesis dengan karakter yang mirip dengan Kiesel Gel 60 G dimodifikasi dengan asam 1-amino-2-hidroksi-4-naftalenasulfonat secara impregnasi langsung. Silika dipanaskan pada suhu 120 °C selama 2 jam, dikontakkan dengan asam 1¬amino-2-hidroksi-4-naftalenasulfonat dalam larutan natrium karbonat dan diaduk selama 24 jam, dipisahkan dari larutan, dicuci dengan akuades, dikeringkan dalam desikator kemudian digunakan dalam adsorpsi ion logam Cr(VI) dengan variasi massa 5, 10 dan 20°l0.
Hasil penelitian ini adalah padatan putih silika gel. Silika gel hasil sintesis mempunyai kadar air 7,9313; 8,2671 dan 8,3198%, keasaman 1,4330; 2,1915 dan 2,3547 mmol gr -1, rumus kimia SiOz. 0,2873 H20, Si02. 0,3006 Hz0 dan Si02. 0,3027 H20 masing- masing untuk silika gel yang disintesis dengan menggunakan larutan asam asetat 4, 6 dan 8 M. Semakin tinggi konsentrasi asam asetat yang digunakan maka keasaman dan kadar air silika gel meningkat. Senyawa asam 1-amino-2-hidroksi-4-naftalenasulfonat dapat diimpregnasikan secara langsung pada silika gel ditunjukkan dengan munculnya serapan spektra inframerah pada frekuensi 1415,7 cm -1 yang menunjukkan vibrasi rentangan asimetri 0=5=-0 dari gugus sulfonat. Karakterisasi silika gel hasil sintesis menggunakan spektrofotometer inframerah menunjukkan pola yang sama dengan kiesel gel 60G (E-Merck). Efisiensi penjerapan optimal ion logam berat Cr(VI) tercapai pada variasi massa 20% b/v dengan peningkatan efisiensi penjerapan mencapai 2,346 kali dari silika gel terhadap ion logam Cr(V I) setelah dilakukan modifikasi.
Candra Wibawa Sakti Satya
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:27Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5387
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5387
2012-09-12T15:05:22Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK METANOL TEH HITAM (Camellia sinensis)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dari senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak metanol teh hitam (Camellia sinensis), dan menentukan rendemen senyawa metabolit sekunder yang dapat diisolasi dari ekstrak metanol teh hitam.
Sebanyak 502,3 g teh hitam Gulpara dimaserasi dengan metanol dalam 24 jam sebanyak 2 kali pengulangan dalam temperatur kamar. Ekstrak dipekatkan kemudian dipartisi dengan kloroform. Fraksi kloroform tersebut dievaporasi untuk menghilangkan pelarutnya. Selanjutnya difraksinasi menggunakan K.romatografi Kolom Gravitasi (KKG), dan dianalisis dengan spektrometer UV-Vis, IR, dan 1'H¬NMR
Hasil analisis dari spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang maksimum 206 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap C=C tak terkonjugasi dan 273 nrr. yang menunjukkan C=C ikatan rangkap terkonjugasi. Data dari spektrometer IR menmjukkan adanya gugus fungsi C=O, C=C aromatik, C-O, C-H alifatik, dan NH. Spektrometer 1H-NMR menunjukkan adanya proton aromatik, proton alifatik, dan proton ikatan rangkap C=C
Andra Saufa
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5389
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5389
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH MASKING AGENT TIOSULFAT DALAM ELIMINASI INTERFERENSI ION KADMIUM(II) PADA EKSTRAKSI ZINK(II)- DITIZONAT
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ion Cd(II) dan masking agent tiosulfat serta menentukan pH optimal larutan dan volume optimal natrium tiosulfat pada ekstraksi zink(II)-ditizonat.
Subjek dalam penelitian ini adalah zink(II) dalam larutan simulasi, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pemisahan kompleks Zn(II)-ditizonat secara ekstraksi pelarut. Kompleks ditizonat dibuat dengan menambahkan larutan ditizon 0,0005 M ke dalam larutan sampel yang mengandung Zn(II) 10 ppm dan Cd(II) 25 ppm. Campuran ini diekstraksi dengan kloroform selama 3 menit. Ekstraksi senyawa kompleks logam ditizonat dipelajari pada berbagai variasi pH, yaitu sebesar (5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11) serta variasi volume larutan natrium tiosulfat 0,5 M, yaitu sebesar (0, l, 3, 5, 7, 9, dan 11 ml). Absorbansi larutan fasa organik hasil ekstraksi diukur dengan Spektrofotometer ThermoGenesys TM 20 series pada panjang gelombang maksimum 528 nm untuk Zn(II)-ditizonat dan 514 mn untuk Cd(II)-ditizonat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cd(II) dapat menyebabkan interferensi pada ekstraksi Cd(II)-ditizonat. Kondisi optimal untuk ekstraksi zink(II)-ditizonat tercapai pada pH 8 (dengan jumlah Zn(II)-ditizonat terekstraksi sebesar 94,946%), sedangkan untuk kompleks Cd(II)-ditizonat tercapai pada pH 8 (dengan jumlah Cd(II)-ditizonat terekstraksi sebesar 89,942 %) Berdasarkan penelitian diketahui bahwa interferensi Cd(II) dapat dieliminasi dengan menambahkan natrium tiosulfat 0,5 M sebanyak 9 ml sebagai masking agent.
Wahyu Ningsih Septi
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5393
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5393
2012-09-12T15:05:22Z
REAKSI OKSIDASI 3,4-DIIWILTOKSIKAI,K()N
MENGGUNAKAN OKSIDATOR HIDROGrN PEROKS.tDA
Penelitian ini bertujuan rrntuk mengetaluui hasil reaksi oksidasi senyawa 3,4-dimetoksikalkon mengguoakan hidrogen peroksida 30 % dan 50 %o. Subjek dari penelitian ini adalah scnyawa 3,4-dirnetoksikalkon dari bahan dasar veratraldchida dan asetofe:non, sedang objeknya adalah reaksi oksidasi 3,4-dimetoksikalkon menggunakan oksidator hidrogen peroksida.
Reaksi oksidasi senyawa 3,4-dimetoksikalkon dilakukan dengan mereaksikan hidrogen peroksida dengan 3,4-dimetoksikalkon dalam pelarut etanol, serta ditambahkan asam formiat dan katalis transfer fasa. Pengadukan dilakukan selama 3 jam. Hasil olaidasi dianalisis dengan spektroskopi IR, H-NMR dan GCMS.
Hasil reaksi oksidasi3,4-diroetoksikalkon dengan menggunakan oksidator H2O2 30% masih berupa bahan awal yaitu 3,4-dimetoksikalkon. sedangkan untuk oksidator H2O2 50% menghasilkan veratraldehida dengan konsentrasil1,09°% dan senyawa epoksida dengan konsentrasi 67,84%, dengan rendemen 28,868%.
Tri Mantoro Sidiq
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:11:43Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5395
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5395
2012-09-12T15:05:22Z
SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI
ASAM LEMAK MINYAK KELAPA SAWIT (CPO), POLIOKSIETILEN
GLIKOL 400 (PEG 400), DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT
(MDI)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPO, PEG 400, dan MDI, mengetahui pegaruh penggunaan asam lemak CPO hasil oksidasi terhadap ikatan silang poliuretan hasil sintesis, mempelajari pengaruh proses oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan llasil sintesis, mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap kehilangan massa pc!iuretan hasil sintesis serta mempelajari pengaruh waktu inkubasi`terhadap biodegradabilitas poliuretan hasil sintesis.
Pada penelitian ini poliureatan diperoleh dari polimerisasi antara asam lemak CPO, polioksietilen glikol 400, dan metilen-4,4'-difenildiisosianat pada temperatur kamar diikuti dengan pemanasan pada suhu 120°C selaina 1 jam. Karakterisasi poliuretan dilakukan melalui penentuan gugus fungsi dengan Fourier Transform Infra Red, penentuan ikatan silang, serta analisis kristalinitas poliuretan dengan menggunakan X-Ruy Diffraction. Biodegradasi poliuretan dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yang berasal dari lumpur aktif serta media malka padat pada temperatur 37°C. Variasi waktu inkubasi berturut¬turut adalah 5, 10, 15, 20, 25,dan 30 hari, dengan penggantian media setiap 5 hari.
Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI muncul serapan spektrum FTIR yang menunjukkan gugus fungsi uretan pada 1646,15 cm - 1 1645,98 cm -1 masing-masing untuk poliuretan sebelum dan sesudah biodegradasi. Derajat penggembungan poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI adalah 44,175 %. Derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI sebelum biodegradasi adalah 48,794 %, sedangkan derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO + PEG 400 + MDI sesudah biodegradasi adalah 48,626 %. Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI muncul serapan yang menunjukkan gugus fungsi uretan pada 1646,49 cm-1 dan 1647,31 cm-1 masing-masing untuk poliuretan sebelum dan sesudah biodegradasi. Derajat penggembungan poliuretan dari asam lemak CPO teroksidasi adalah 69,701 %. Derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI sebelum biodegradasi adalah 52,825 %, sedangkan derajat kristalinitas poliuretan dari asam lemak CPO teroksidasi + PEG 400 + MDI sesudah biodegradasi adalah 48,957 %.
Koniawati Sihweni
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:12:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5405
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5405
2012-09-12T15:05:22Z
SINTESIS HIDROKSIL APATIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI DAN UJI KELARUTANNYA DALAM ASAM
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa Cal°(P04)6(OH)2 dengan metode kopresipitasi dan menguji kelarutannya dalam asam sitrat dan asam laktat.
Senyawa Ca,°(P04)6(OH)2 disintesis dengan cara mereaksikan larutan H3P04 0,3 M dengan Ca(OH)2 0,5 M dengan laju penambahan bertetes 2 mL/ menit. Kemudian campuran tersebut diaduk dengan cepat dan dipanaskan selama
1 jam pada suhu 40 +_ 2 °C. Derajat keasaman larutan dikonstankan 9 dengan penambahan larutan NH40H I M. Endapan disaring dan dicuci dengan akuades. Endapan dikeringkan pada suhu I10-120 °C dengan menggunakan oven selama 12 jam, selanjutnya kristal hasil sintesis tersebut diidentifikasi dengan spektroskopi inframerah dan difraktometer sinar-X (XRD). Senyawa hasil sintesis dilarutkan dalam asam sitrat dan asam laktat dalam berbagai konsentrasi (10"3, 10 -°, 10"5, 10-6 dan 10"' M) selama 2 jam pada suhu kamar. Kadar kalsium diukur dengan SSA pada panjang gelombang 422,? nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa Ca~°(PO4)6(OH)2 dapat disintesis dengan metode kopresipitasi. Senyawa hidroksil apatit hasi) sintesis tidak larut dalam asam sitrat maupun asam laktat (10-3, 10"4, 10" , 10-6 dan 10-' M).
Carito Siswo
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:12:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5411
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5411
2012-09-12T15:05:22Z
AKTIVITAS KATALITIK KROMIUM SILIKAT-1 PADA REAKSI OKSIDASI FENOL DENGAN PENAMBAHAN H2O2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalitik kromium silikat-1 pada reaksi oksidasi fenol dengan penambahan HZOz dan untuk mengetahui konsentrasi H202 optimum yang dapat memberikan aktivitas maksimum pada reaksi oksidasi fenol.
Subyek penelitian adalah reaksi oksidasi fenol, sedangkan obyek penelitian ini adalah aktivitas katalitik kromium silikat-1 pada reaksi oksidasi fenol. Penelitian ini dilakukan dua tahap, pertama mensintesis material mikropori redoks kromium silikat-l, dan kedua melakukan reaksi oksidasi fenol. Mlteriai mikropori redoks kromium silikat-1 diperoleh dengan menyisun pencetak l:ation TPA+ yang direaksikan dari campuran natrium hidroksida (,NaOH) dan tetrapropilammonium bromida (TPABr), tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, K2Cr,O7 sebagai prekusor logam kromium dan akuades sebagai pelarut. Kristalisasi dilakukan pada tempertur 1J'0° selama 11 hari. Kristal kromium silikat-1 dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X. Material mikropori redoks kromium silikat-1 yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai katalis dalam reaksi oksidasi fenol. Senyawa fenol yang telah ditambahkan katalis dar_ HaOZ masing-masing 10, 15, 20, .25, clan 30 % kemudian disetimbangkan dengan pengaduk magnet pa& temperatur 90°C selama 3 jam. Katalisnya disaring, kemudi-in filtratnya diekstraksi deng~ n klorofonn. Hasil fase organiknya dianalisis menggunakan kromatografi gas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimal H_02 yang dibutuhkan untuk memberikan aktivitas katalitik CrS-lyang maksimuvn adalah 25% dan aktivitasnya semakin naik dengan naiknya konsentrasi H202.
Riyadi Slamet
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:12:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5412
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5412
2012-09-12T15:05:22Z
PREPARASI DAN KARAKTERISASI KATALIS Se/SILIKA SERTA PENGGUNAANNYA PADA PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG REGENERASI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter katalis Se/silika yang dipreparasi dengan metode impregnasi basah dan untuk mengetahui kadar logam selenium dalam pengemban silika yang paling efektif untuk menurunkan bilangan peroksida dalam minyak goreng regenerasi
Selenium diembankan kedalam silika dengan perendaman selama 48 jam dan dilanjutkan dengan proses kalsinasi dengan cara mengalirkan gas N2 pada 500°C selama 4 jam. Proses pengembanan dilanjutkan dengan oksidasi menggunakan O2 clan reduksi dengan menggunakan gas H2 pada temperatur 400°C. Karakterisasi Se/silika dilakukan dengan mengukur keasaman padatan katalis clan penentuan luas permukaan spesifik, volume total pori, dan rerata jejari pori dengan menggunakan Gas Sorptions Analyzer Quantachrome, NOVA 1000. Uji aktivitas Se/silika dilakukan dengan merendam 0,25 gr Se/silika 1%; 2,5%; 4% dalam 30 ml, minyak goreng bekas. Kualitas minyak goreng bekas ditentukan dengan membandingkan bilangan peroksida minyak goreng baru, minyak goreng bekas dan minyak goreng hasil perendaman dengan Se/silika, selenium dan silika saja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keasaman; luas permukaan spesifik; dan volume total pori hasil preparasi terbesar didapat pada preparasi Se/silika sebesar 4% yaitu berturut-turut 8,891 mmol/gr; 106,215 m2/gr; clan 100,011 cc/gr, tetapi rerata jejari pori terbesar diperoleh dari hasil preparasi Se/silika 2,5% yaitu 19,056.10-3 cc/gr. Kadar logam selenium teremban silika yang paling efektif dalam menurunkan bilangan peroksida minyak goreng bekas adalah sebesar 4% dengan penurunan bilangan peroksida dari 14,439 mekivlkg menjadi 7,306 mekiv/kg.
Kurnia Soleh
2012-09-12T15:05:22Z
2019-01-29T16:12:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5414
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5414
2012-09-12T15:05:22Z
PENGARUH PANJANG KOLOM PADA PEMISAHAN CAMPURAN ION LOGAM MANGAN(II) DAN KOBALT(II) SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ION
Dalam penelitian ini telah dilakukan pemisahan campuran ion logam mangan(II) dan kobalt(II) dalam sampel simulasi dengan HCl sebagai pengompleks dan eluen secara kromatografi penukar ion. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA-402, panjang kolom optimum dan % recovery ion logam Mn(II) dan Co(II) hasil pemisahan.
Penentuan kapasitas resin ditentukan dengan cara menitrasi eluat yang mengandung OH- dengan HCl 0,1027 M. Kation Mn(II) dan Co(II) terlebih dahulu dikomplekskan menjadi kompleks anion dengan cara mereaksikannya dengan HCI. Untuk mengetahui panjang kolom optimum pada pemisahan, campuran ion logam Mn(II) dan Co(II) dielusi menggunakan HCl pada variasi panjang kolom 12, 16, 20 dan 24 cm. Eluat ditampung secara fraksional, kandungan Mn(II) dan Co(II) diukur menggunakan Spektroskopi Serapan Atom pada panjang gelombang 279,5 nm untuk logam Mn dan 240,7 nm untuk logam Co.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 adalah 0,7622 milimol/gram resin kering. % recovery pemisahan campuran ion logam WOO dan Co(II) masing-masing adalah 55,95 % dan 39,18 %, sedangkan panjang kolom optimum untuk fraksi ion Mn(II) adalah 20 cm dan untuk fraksi ion Co(II) adalah 24 cm.
Mahendra Soni
2012-09-06T16:22:35Z
2019-01-29T16:09:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5319
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5319
2012-09-06T16:22:35Z
PILARISASI SPESIES KLUST'ER POLIKATION TITANIUM(IV)
KE DALAM LAYER ANION TETRATITANAT DENGAN PENGUNGKIT n-AMILAMINA
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pH spesies kluster polikaton titanium(IV) terhadap karakter material tetratitanat dengan metode ChimieDouce.
Subjek dalam penelitian ini adalah senyawa tetratitanat hasil pilarisasi dan objek adalah karakter material tetratitanat terpilar. Pilarisasi dilakukan melalui pa tahap karena layer tetratitanat tidak mengembang dalam air. Tahapannya adalah sebagai berikut: (I) Prcparasi senyawa K2CO3, dengan metode keramik. Yaitu mengkalsinasi campuran stoikiometri TiO2 dan K2CO3 pada temperatur 8000C selama 24 jam, kemudian digerus dan dilanjutkan kalsinasi pada 1000°C selama 2 x 24 jam (2) Tranfer kationik H2Ti4O9 (s) dengan HCl 1 M pada temperatur kamar selama 3 x 24 jam sambil , HCl diganti setiap 24 jam, (3) Interkalasi n-amilamina (CSH„NHZ) ke layer anion tetratitanat dengan cara menambahkan n-amilamina ke dalam 409 (s) dan diaduk pada temperatur kamar selama 7 hari, (4) Pembuatan spesies Muster polikation titanium(IV) dengan variasi pII, dilakukan an penambahan HCIOa atau NaOH, (5) Transfer kationik spesies Muster ation titanium(IV) dengan senyawa amilamoniurn tetratitanat. Senyawa tanat terpilar dikarakterisasi menggunakan XRD dan XRF.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (d) pada pH 0,6 = 4315 A; pada pH 0,7 = 10, 32294 A; dan pada pH 0,8 = 10, 15770 A. Kluster polication titanium (IV) yang masuk dalam layer tetratitanat pada pH 0,6; 0,7; dan 0,8 adalah [Ti(H2O)6]4+ dan [Ti(OH)(H2O)5]3+ dengan struktur oktahedron. Rumus molekul senyawa tetratitanat terpilar pada pH 0,6; 0,7; dan 0,8 adalah {[Ti(H2O)6]4+ o,5 y - 4 (Ti4O9)2-0,25 y} dan {[Ti(OH)(H2O)5] H3O+05 y -3 (Ti4O9)2- 0,25 y } .
Kumala Dewi Renanggi
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:06:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5203
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5203
2012-09-06T14:30:41Z
PENGARUH PENERAPAN PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP
PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X
SEMESTER 1 SMA N I PAKEM SLEMAN YOGYAKAItTA TAHLTN AJARAN 2005/2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi dan motivasi belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan penilaian portofolio dengan siswa yang mengihvti pembelajaran tanna mengguriakan penilaian portofolio dengan variabel pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 7i semester i SMA N I Pakem Yogyakarta sebanyak 152 siswa dan terbagi dalain 4 kelas_ Sampel penelitian sebanyak 76 siswa diambil secara cluster random .sampling dalam dua kelas. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen (At) dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol (AZ). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain satu faktor,, dua sampel dan satu kovariabel. Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian satu sampe.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan pada prestasi belaj'ar kimia (p < 0,01) dan ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia (p < 0,05) antara siswa yang meagikuti pembelajaran menggunakan penilaian portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan penilaian portofolio. Rerata nilai prestasi belajar kimia kelas eksperimen adalah 7,016 dan rerata nilai prestasi kelas kontrol adalah 5,676. Sedangkan rerata skor motivasi belaj'ar kimia kelas eksperimen adalah 125,895 dan rerata skor motivasi kelas kontrol adalah 113,184. Dengan demikian, pembelajaran dengan penilaian portofolio lebih efektif dalam meniagkatkan prestasi dan motivasi belaj'ar kimia siswa pada materi pokok Sistem Periodik Unsur, Struktur Atom dan Ikatan Kimia pada kelas X semester 1 SMA N I Pakem Steman Yogyakarta. Adapun sumbangan efektif pengetahuan awal kimia terhadap prestasi dan motivasi belaj'ar kimia masing-masing sebesar 3,1 °•o dan 0,2%.
Vitrianingsih Maryance
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:06:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5207
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5207
2012-09-06T14:30:41Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA SULFANATO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN OKSIDATOR ASAM NITRAT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh korsenrasi oksidator dan waktu reaksi oksidator terhadap karakter hibrida sulfonato silika hasil sintesis serta untuk mengetahu karakter hibrida sulfonato siliua hasil sintesis dari abu sekam padi dengan ok-'dator asain nitrat.
Sintesis hibrida sulfonato silika (HSS) dilakukan melalui oksidasi hibrida merkapto silika (HMS) yang dibuat dari bahan dasar abu sekam padi tanpa pencucian dan abu sekam pad] dengan pencucian mela1ui proses sol gel. Sebanyak 0,5 t)ram HMS direndam dzlam 8 ml larutan asam nitrat (HNO3) sambil diaduk. Setelah prcses oksidasi, HSS yang dihasilkan direndam dalam 8 ml larutan H2SO4 10 % agar gugus -SO3Hnya terprotonasi. Subiek dari penelitian ini adalah sintesis hibrida sulfonato silika dan objek dalam penelitian ini adalah karakterisasi hibrida sulfonato silika yanL meliputi uji keasaman clan analisis spektra inframerah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimum untuk sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian adalah pada konsentrasi oksidator asam nitrat 45 % dengan waktu reaksi okaidasi 60 menit dan untuk sintesis HSS dari abu sekam padi dengan pencucian adalah pada konsentrasi asam nitrat 65 % dan waktu reaksi oksidasi 60 menit. Kondisi optimum ditentukan dengan rnelihat nilai efisiensi produksi, nilai keasaman sebagai penukar kation dan spektra inframerah. Keberhasilan sintesis HSS ditunjukkan oleh hiaangnya serapan gugus -SH dari HMS yang menjadi bahan dasarnya yaitu di daerzh Z600-2550 cm dan adanya serapan gugus metilen di daerah 2900 cm-1. Pada smtesis HSS dengan variasi konsentrasi oksidator, keberhasil?n sintesis HSS clari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjukkan oleh hilangnya serapan gugus -SH di daerah 2561,47 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daeralv 2"39,52 cm' dan HSS dart abu sekam padi dengan pencucian ditunjukkan oleh ~::!angnya serapan gugus -SH di daerah 2569.18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-'. Pada sintesis'_-ISS dengan var;asi waktu reaksi oksidasi, keberhasilan sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjtilckan oleh hilangnya serapan pada daerah 2569,18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2924,09 cm-' dan HSS dari abu sekarn padi dengan pencucian ditunjukkan oleh, hilangnya
Marindhu Mayang
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:07:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5240
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5240
2012-09-06T14:30:41Z
AMOBILISASI ENZIM INVERTASE DENGAN METODE ADSORPSI FISIK MENGGUNAKAN SILIKA GEL DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk amobilisasi enzim invertase menggunakan silika gel dan menentukan karakterisasinya, yang meliputi penentuan waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari pengaruh stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama waktu penyimpanan pada suhu tertentu.
Subjek penelitian ini adalah enzim invertase, baik dalam bentuk mobil maupun amobil. Variabel yang ditentukan dalam proses amobilisasi enzim invertase meliputi jumlah pengamobil, waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan konsentrasi optimal. Hasil dari penentuan variabel ini digunakan untuk membuat enzim invertase amobil. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah karakterisasi enzim inventase mobil dan amobii yang meliputi waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai waktu inkubasi optimal 15 menit, pH 4,5, dan suhu 55 °C, serta nilai Vmaks 8,6854 mg/mllmenit dan KM 0,2109 mg/ml. Enzim invertase amobil mempunyai waktu inkubasi optimal 20 menit, pH 4,0, dan suhu 60 °C, serta nilai Vmaks 8,4324 mg/mUmenit dan KM 0,3993 mglml. Pengukuran stabilitas enzim invertase pada penelitian menunjukkan adanya penurunan aktivitas enzim invertase, baik yang mobil maupun yang amobil. Namun enzim invertase amobil mempunyai stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan enzim invertase mobil terhadap lama waktu penyimpanannya meskipun mengalami penurunan akiivitas. Selain itu, enzim invertase masih dapat digunakan secara berulang.
- Mujiyanto
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:07:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5257
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5257
2012-09-06T14:30:41Z
PREPARASI TITANIUM DIOKSIDA (TIO2) TERDADAH-NITROGEN
MELALUI METODE PENDEKATAN HIDROLISIS SOL GEL UNTUK
APLIKASI SEL SURYA BERBASIS SENSITISER ZAT WARNA
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis TiO2 terdadah-nitrogen melalui metode pendekatan hidrolisis sol-gel. Titanium(IV) tetraisopropoksida (TTIP) digunakan sebagai prekursor logam, sedangkan etiIendiamin diharapkan berfwgsi sebagai pencetak pori sekaligus sumber nitrogen. Parameter sintesis yang dioptimasi adalah kondisi keasaman dan suhu kalsinasi.
Sintesis diawali dengan melarutkan etilendiamin dalam etanol untuk membentuk Iarutan homogen, seianjutnya ditambahkan TTIP. Campuran kemudian direfluks untuk mengkoordinasikan gugus amina ke atom Ti. Setelah proses refluks, campuran didinginkan hingga suhu kamar dan ditambah CH3COOH. Volume CH3COOH divariasi untuk mengoptimasi kondisi keasaman sintesis. Proses hidroiisis dicapai dengan menambahkan akuades selama pengadukan. Penghiiangan pencetak pori dilakukan melalui proses kalsinasi dengan suhu kalsinasi dioptimasi untuk menentukan terbentuknya kristal TiO2 terdadah-nitrogen. Karakterisasi material hasil sintesis dilakukan dengan XRD, FTIR, UV-Vis dan SAA.
Hasil penelitian menunjukan kondisi optimum diperoleh pada penambahan 1mL CH3COOH, sedangkan proses penghilangan pencetak optimum diperoleh pada suhu kalsinasi 400 °C. Serbuk Ti02 terdadah-nitrogen secara dominan tersusun oleh fasa anatase, dan memiliki karakteristik mesopori dengan luas permukaan sebesar 135,38 m2/g.
Wahyutomo Ragil
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:07:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5260
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5260
2012-09-06T14:30:41Z
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN HCI SEBAGAI
PENGOMPLEKS DAN ELUEN PADA PEMISAHAN ION LOGAM Cu(II)
DAN Mn (II) SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA-402 (CF), konsentrasi optimum HCI sebagai pengompleks dan elLten pada pemisahan Cu(II) dan Mn(II) dalam kolom resin Amberlit IRA-402 (C1-) dan persen rccovery Cu(II) dan Mn(II) hasil pemisahan.
Resin Amberlit IRA-402 (CF) ditentukan terlebih dahulu kapasitas dengan tnerevdam resiu dalam larutan Na0It 0,1 M kemudian dielusi dengan akuades dan dilanjutkan dengan Na(".1 0,25 M. Eluat ditampung dalam gelas beker, ditarnbah dengan akuades hingga volumenya 100 mI,, diambil 25 mL dan dititrasi dengan larutan HCI 0,1112 M. Kapasitas resin Amberlit IRA-402 (CI-) ditentukan untuk menghitung jumlah ion C1- yang dapat diikat oleh 1 gram resin kering. Jumlah ion Cl¬dapat diketahui dari titrasi eluat dengan larutan HCI. Konsentrasi HCl sebagai pengompleks dan eluen yang dipelajari adalah 3, 4, 5, 6, dan 7 M. Kondisi konsentrasi optimum diketahui dari pengaruh konsentrasi HCl sebagai pengompleks dan eluen pada elusi Cu(II) dan Mn(II) secara terpisah dengan laju alir 1 mL/menit, kondisi tersebut selanjutnya digunakan pada pemisahan campuran Cu(II) dan Mn(II). Eluat ditampung secara fraksional masing-masing 20 mL hingga diperoleh fraksi ke¬10. iConsentrasi Cu(II) clan Mn(II) ditentukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom masing-masing pada panjang gelombang 324,7 nm dan 279,5 nm.
Hasil penelitian menujukkan bahwa kapasitas resin Arnberlit IRA-402 (CI-) ada1ah 0,9340 mmol gram- I resin kering. Konsentrasi HCl sebagai pengompleks campuran dan eluen untuk elusi Cu(II) adalah 2 M sedangkan 6 M untuk elusi Mn(II). Persentase recovery Cu(II) dan Mn(II) hasil pemisahan masing-masing adalah 28,389% dan 54,771%.
- Rahayuningsih
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:07:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5272
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5272
2012-09-06T14:30:41Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI LITIUM NIKEL VANADAT
MELALUI METODE PENGENDAPAN BASA
BERBASIS MATRIKS POLIMER
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa litium nikel vanadat dengan metode keramik dan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer, serta menentukan pengaruh temperatur kalsinasi terhadap karakter senyawa hasil sintesis.
Sintesis fasa padat dengan metode keramik digunakan sebagai kontrol, yaitu dengan mereaksikan prekurso `r-prekursor secara langsung dan dengan membuat oksida logam dari bahan dasar yang ada. Kalsinasi dilakukan pada temperatur 800°C selama 4 jam. Sintesis dengan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer mengguna.kan poliakrilamida sebagai senyawa polimer dan NH40H sebagai basa pengendap, dengan temperatur preparasi 70°C dan masing-masing sampel dikalsinasi pada variasi temperatur 600, 700 dan 800°C selama 4 jam. Senyawa hasil sintesis dengan kedua metode tersebut dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X. Senyawa hasil sintesis dengan metode keramik yang dibuat secara langsung d:analisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) untuk mengetahui kadar Ni.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah lituin nikel vanadat dapat disintesis dengan metode keramik, tetapi kurang berhasil disintesis dengan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer, karena jumlahnya minoritas dibandingkan fasa atau oksida-oksida lain yang terbentuk. Senyawa litium nikel vanadat yang dihasilkan berstruktur kubus grup ruang Fd3m. Perbedaan temperatur kalsinasi dapat menyebabkan perbedaan karakter pada senyawa hasil sintesis.
Fana Ma'aris Raih
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5275
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5275
2012-09-06T14:30:41Z
PENGGUNAAN GAMBIR (UNCARIA GAMBIR) SEBAGAI INHIBITOR
KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA PADA
SUHU 65'C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan efisiensi inhibisi (IE) gambir pada korosi baja karbon API 5L X65 serta untuk mengetahui konsentrasi gambir yang memadai (IE ≥ 90,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan HCI 0,5 M pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 24 jam.
Sampel baja karbon API 5L X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol 10 % dan dikeringkan di atmosfer. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan HCl 0,5 M (pH = 0,30) tanpa dan dengan gambar. Konsentrasi gambir yang digunakan adalab 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon API SL X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan gambir dikarakterisasi dengan rnenggunakan spektrofotometer inframerah, difraksi sinar-X (XRD) dan mila-oskop.
Laju korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HCl 0,5 M pada suhu 65°C dan waktu pemaparan 24 Jam tanpa dan dengan gambir 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 berturut-turut adalah 57,747 ±4,839; 50,950 ± 0,606; 27,769 ±2,621; 19,673 ± 0,600; 11,247 ± 0,297; 5,694 ± 0,514 dan 4,430 ± 0,253 mm/th. Laju korosi turun dengan bertarnbahnya konsentrasi gambir. Efisiensi inhibisi (IE) gambir pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi gambir 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 ppm berturut-turut adalah 11,76 ± 1,05; 51,91 ±4,54; 65,93 ± 1,04; 80,52 ± 0,51; 90,14 ± 0,89 dan 92,33 ± 0,44 %. Efisiensi inlubisi Gambir meningkat dengan bertambahnya konsentrasi gambir. Konsentrasi gambir yang memadai (IE ≥ 90,00 %) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HCl 0,5 M pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 24 jam adalah > 800 ppm.
Pramono Hestu Widodo Rajib
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5286
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5286
2012-09-06T14:30:41Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA MERKAPTO-SILIKA DARI
ABU SEKAM PADI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya hibrida merkapto-silika disintesis I dari abu sekam padi, mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam klorida (HCl) terhadap karakter hibrida merkapto-silika hasil sintesis, mengetahui pengaruh variasi pH 1 pada waktu pemberian asam dihentikan dan mengetahui karakter hibrida merkapto-silika hasil sintesis.
Subjek dalam penelitian ini adalah sintesis hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi dan objek dalam penelitian ini adalah hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi. Konsentrasi asam klorida 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5 clan 4 M serta pH pada waktu pemberian asam dihentikan 1; 4; 7 dan 8. Sintesis hibrida merkapto-silika dilakukan dengan menambahkan senyawa 3-(trimetoksisilil)-1¬propantiol (E MERCK) dalam larutan natrium silikat dari lgram abu sekam padi pada larutan HCl pekat 1 M disertai pengadukan dengan stirer hingga pH 1. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, ditambahkan dengan akuademineralisata disertai pengadukan lalu disaring clan dikeringkan dalam oven pada temperatur 70°C selama 2 jam. Hasil sintesis hibrida merkapto-silika tersebut dikarakterisasi yang meliputi keasaman, kadar air clan gugus fungsional (dengan spekta FTIR). Hasil kara.kterisasi dibandingkan dengan kiesel gel 60 G (E MERCK) sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi tanpa pencucian dan pencucian yang dihasilkan dari variasi konsentrasi asam klorida clan variasi pH pada waktu pemberian asam dihentikan yang keasaman dan kadar airnya mendekati kiesel gel 60 G (E MERCK) yaitu HMS-ASP-1-7 dan HMS-ASPC-1-7. Berdasarkan karakterisasi hibrida merkapto¬silika hasil sintesis dari abu sekam padi memiliki gugus fungsional silanol (Si¬OH) dun siloksan (Si-O-Si) serta gugus metilen (-CH2-) clan merkapto (-SH). Gugus fungsional silanol (Si-OH) clan siloksan (Si-O-Si) yang terdapat pada hibrida merkapto-silika (bilangan gelombang) sebagaimana terdapat pada kiesel gel 60 G (E MERCK).
Tamala Anggara Ratika
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:27Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5292
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5292
2012-09-06T14:30:41Z
PEMISAHAN KOMPONEN SENYAWA TURUNAN XANTON
DARI AKAR MUNDHU (Garcinia dulcis) DENGAN
METODE MASERASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memisahkan komponen senyawa turunan xanton menggunakan metode maserasi serta mengidentifikasi gugus fungsional dari akar mundhu (Garcinia dulcis).
Akar mundhu (Garcinia dulcis) mengandung komponen senyawa tunman xanton. Lima ratus gram akar mundhu (Garcinia dulcis) kering dimaserasi berturut-turut dengan pela.rut heksana, kloroform, etil asetat, dan metanol selama 24 jam. Ekstrak metanol disaring dan dilakukarv evaporasi untuk menghilangkan pelarut. Ckstraks pekat dilarutkcun dengan air panas kemudian ditraksinasi dengwi heksana, kloroform, etilasetat dan etanol. Fase air dari fraksinasi dengan etanol kemudian dilakukan evaporasi untuk menghilangkan pelarutnya. Lima gram ekstrak pekat dikromatografi kolom dengan pelamt n-heksana-etil asetat dengnn perbandingan volume 1:10-1:1 clan diperoleh 20 botol. Hasilnya dikeloinpokkan menjadi 4 fraksi. Fraksi 1 dan fraksi T1 hasil kromatografi kolom dianalisis dengan UV-Vis dan FTIR.
Senyawa hasil isolasi bclum dapat dipastikan sebagai senyawa turunan xanton dikarenakan belum terjadi pemisahan dengan baik. Gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa hasil isolasi adalah gugus aromatik tersubstitu:;i, karbonil (C=0), eter (C-O-C), hidroksil (O-H), dan gugus metil (CH3).
KUMALASARI RATNA
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:43Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5299
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5299
2012-09-06T14:30:41Z
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) SISTEM PADA DAYA
ADSORPSI ION TIMBAL(II) OLEH KITOSAN DARI
CANGKANG KEPITING HIJAU (Scylla serrata)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui karakter kitosan hasil transformasi dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata) (2) mengetahui pengaruh konsentrasi ion Pb(ll) terhadap daya adsorpsi kitosan (3) mengetahui pengaruh variasi pH sistem terhadap daya adsorpsi kitosan (4) mengetahui pola adsorpsi kitosan pada pH sistem optimum terhadap ion Pb(II).
Subjek penelitian ini adalah kitosan yang berasal dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata). Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi kitosan yang berasal dari cangkang kepiting hijau (Scylla serrata) . Kitosan dibuat melalui 3 tahap yaitu tahap deproteinasi, tahap demineralisasi dan tahap deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (± 29 °C) selama 24 jam. Massa kitosan yang digunakan masing¬masing 0,5 gram untuk setiap sampel larutan. Variasi pH sistem yang digunakan untuk optimasi pH sistem adalah 3,6; 4,2; 5,6 dan 5,8. Variasi konsentrasi larutan Pb(II) yang digunakan yaitu 200, 300, 500, 700, 900, dan 2000 ppm yang diterapkan pada pH sistem optimum yang telah didapat. Konsentrasi larutan Pb(ll) setelah adsorpsi dianalisis dengan spektrofotorneter serapan atom (SSA) dan identifikasi gugus fungsi pada kitosan dengan spektrofotometer inframerah. Daya adsorpsi kitosan dinyatakan sebagai selisih konsentrasi larutan Pb(ll) sebelum dan sesudah adsorpsi dikalikan dengan volum larutan Pb(ll) dan hasilnya dibagi dengan massa kitosan. Data yang diperoleh selanjutnya dibuat pola isoterm adsorpsi menurut pola isoterm Langmuir dan Freundlich.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) karakterisasi kitosan dengan spektrofotometer inframerah menunjukan adanya gugus fungsi C-H, C-O, -CH2-, -NHZ-, dan -OH pada kitosan, (2) Variasi konsentrasi larutan Pb(II) berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion Pb(II), yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan Pb(ll) yang diadsorpsi maka semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (3) besarnya pH sistem berpengaruh terhadap daya adsorpsi kitosan terhadap ion Pb(ll) dan pH sistem optimum dicapai pada pH 5,8 (4) pola adsorpsi kitosan terhadap ion Pb(II) mengikuti pola isoterm Langmuir.
Rima Melati Ratna
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5302
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5302
2012-09-06T14:30:41Z
PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN MATERI
KIMIA SMA KELAS X
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar dalam bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah menyusun modul pengayaan materi kimia SMA kelas X yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan untuk meogetahui kualitas modul yang telah di'sttsun berdasarkah penilaian guru kimia WA/MA.
Penyusunan modul pengayean ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. Instrumen penelitian modul pengayaan berupa angket yang berisi aspek dan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan bleh 5 orang guru kimia SMA/MA yang mengajar kelas reguler maupun internasional baik negeri maupuri swasta di kota Yogyakarta. fenilaian yang dilakukah trieliputi 7 aspek penilaian dengan 31 indikatot penilaian. 14asil penitaiari berupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuarltitatif, kemudian ditabulttsi dan diahalisis demgan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas modul pengayaan.
Produk pelleliflan ini berupa modul pengayaan untuk siswa SMA kelas X. Modul pengayaan tersebut terdiri dari 5 modul, yaitu atom, molekul, mot, dan stoikiometri, struktur atom, perhitungan volumetrik, ikatan kimia, dan zat padat, zat eair dan gas. Komponen modul pengayaan terdiri dari petunjuk penggunaan modul, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, kunci lembar kerja siswa, kunei lembar evaluasi dan glosarium. Berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA, modul pengayaan yang telah disusun mempunyai kualitas baik (B) dengan skor rata-rata 123,32 dan persentase keidealan sebesar 79,561 %. Oleh karena itu, modul ini dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa-siswa SMAIMA kelas X.
Eka Perawati Ratna Diah
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5303
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5303
2012-09-06T14:30:41Z
PENGARUH KONSENTRASI PERENDAM DAN LAMA PERENDAMAN DALAM NaHC03 TERHADAP KADAR PROTEIN DAN TOTAL PADATAN PADA PEMBUATAN SUSU KACANG HIJAU
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi perenclarn dan lama perendaman kacang hijau terhadap kadar protein dan total padatan susu kacang hijau.
Subjek penelitian ini adalah kacang hijau jenis Lugut clan objek penelitian aini adalah kadar protein dan total padatan susu kacang hijau. Penelitian diawali dengan melakukan perendaman kacang hijau dalam larutan NalICO; dcnban variasi konsentrasi perenclarn 0, 1, clan 3 % (b/v) serta variasi lama perendaman 6, 12, 18, dan 24 jam. Selanjutnya kacang hijau yang direndam diolah menjadi susu mclalui proses - pencucian, -perendaman, penggilingan, penyaringail, clan pcmasakan. Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode I_owry mcnggunakan larutan standar kasein, dengan terlebih dahulu menentukan waktu kestabilan, panjang gelombang maksimal clan kurva protein standar. Pcnentuan total padatan susu kacang hijau menggunakan uji total standar SNI 19-04?8-1989. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANAVA AB yang dilanjutkan dengan uji DMRT.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa waktu kestabilan dimulai dari menit ke-30 sampai ke-45 dengan panjang gelombang maksimal 560 nm. Persamaan garis regresi linier yang diperoleh adalah Y = 0,235X + 0,0069 den, an F«, = 600. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi perenclarn dan lama perendaman berpengaruh terhadap kadar protein clan total padatan susu kacang hijau yang dihasilkan. Kadar protein susu kacang hijau tertinggi diperolvh pada perendaman dengan konsentrasi perendam 3 % selama 12 jam, sebesar 5,847 % (b/v). Total padatan susu kacang hijau tertinbbi diperoleh pada perendaman dengan konsentrasi perenclarn 3 % selama 12 jam, sebesar 45,445 % (b/b).
Kurniawati Praptomo Putri Ratnasari
2012-09-06T14:30:41Z
2019-01-29T16:08:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5304
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5304
2012-09-06T14:30:41Z
OPTIMASI KONDISI PEMISAHAN ZINK(II)
SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum pembuatan emulsi membran cair yaitu persentase (v/v) surfaktan Tween 80, waktu pengadukan emulsi, konsentrasi fase air internal NH40H dan untuk mengetahui efisiensi total pemisahan serta kemampuan emulsi membran cair dalam memisahkan ion zink(II) pada sampel simulasi.
Subjek penelitian ini adalah ion zink(II), sedangkan objek penelitiannya adalah efisiensi pemisahan ion zink(II). Membran dibuat dengan cara menambahkan larutan NH40H pada berbagai konsentrasi (0,5; 1.0; dan 1,5 M) sebagai fase air internal dengan trietilamin dalam kerosen 5 % dan Tween 80 pada berbagai variasi persentase (v/v) surfaktan dalam membran (1, 3, 5, 7, dan 9 %) sebagai fase organik. Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan 1.200 rpm selama 5, 15, dan 25 menit sehingga terbentuk emulsi. Fase membran dikontakkan dengan sampel simulasi sebagai Fase air eksternal pada berbagai konsentrasi (100, 200, 300, 400, dan 500 ppm) dengan perbandingan volume l:l kemudian diaduk pada kecepatan 100 rpm selama 5 menit. Fase air eksternal dan fase air internal zink(II) dipisahkan dari emulsi membran cair. Absorbansi zink(II) dalam kedua fase diukur dengan spektrofotometer separan atom pada panjang gelombang 213,9 nm.
Kondisi optimum dalam pembuatan emulsi membran cair adalah : persentase (v/v) surfaktan dalam membran sebesar 5 %, waktu pengadukan emulsi 5 menit, dan konsentrasi NH40H sebagai fase air internal 1,5 M. Semakin besar konsentrasi sampel maka semakin kecil efisiensi total emulsi membran cair pada pemisahan ion zink(II). Efisiensi total pemisahan ion zink(II) dalam sampel simulai A, B, C, D, dan E masing-masing adalah 17,893; 6,060; 10,579; 8,635; dan 3,629 %.
Tutik Padmaningrum Regina
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5200
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5200
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH LAMA FERMENTASI KARA BENGUK
(Mucuna pruriens) TERHADAP KADAR PROTEIN
DAN AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk pada berbagai variasi lama fermentasi, serta mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein terlarut dan aktivitas enzim tripsin.
Penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Lowry. Standar protein yang digunakan adalah larutan kasein 1 mg/mL. Penentuan aktivitas enzim tripsin dilakukan dengan menggunakan metode Anson. Kondisi pH dan suhu optimum digunakan sebagai kondisi pada saat penentuan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk pada berbagai variasi lama fermentasi. Variasi lama fermentasi yang digunakan adalah 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein terlarut kara benguk pada fermentasi selama 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam berturut-turut adalah 0,1059%; 0,1128%; 0,1753%; 0,2005%; 0,1653%; dan 0,0930% (b/b). Aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk dengan fermentasi selama 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam berturut-turut adalah 1,983; 2,183; 2,680; 3,400; 2,450; dan 1,650 unit. Dengan demikian pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk yaitu dengan bertambahnya lama fermentasi maka kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk meningkat dan mencapai maksimum pada fermentasi 72 jam kemudian mengalami penurunan.
- MARSITI
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5216
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5216
2012-09-06T14:30:40Z
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR ATOM, IKATAN KIMIA, DAN TERMOKIMIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 MLATI
TAHUN AJARAN 2007/2008 MENGGUNAKAN DEMOSTRASI CLOCK REACTION TERSTRUKTUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : i ) profit pemahaman konsep struktur atom, ikatan kimia dan termokimia, 2) bentuk-bentuk miskonsepsi konsep struktur atom, ikatan kimia dan termokimia pada siswa SMA Negeri 1 Mlati tahun ajaran 2007/2008 yang diungkap dengan metode demonstrasi clock reaction terstruktur (DCRT).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain satu sampel yang mengungkap pemahaman konsep siswa dengan menggunakan DCRT. Demonstrasi yang digunaktin dalam percobaan ini ada lima, yaitu "Balon Ajaib" dan "Gelang Asap" untuk konsep struktur atom, "Bola Apung" dan "Uang Magic" untuk konsep ikatan kimia, dan "Es Kayu" untuk konsep tertnokimia. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mlati. Jumlah sample pada demonstrasi "Balon Ajaib" dan "Gelang Asap" adalah 36 siswa, sedangkan pada demonstrasi "Bola Apung", "Uang Magic", dan "Es Kayu" sebanyak 34 siswa.
Hasil DCRT ini mengungkap bahwa pemahaman konsep struktur atom, ikatan kimia dan termokimia masih sangat rendah yaitu dengan persentase rata¬rata 1,18 %. Dari lima kategori derajat pemahaman, tidak ada siswa yang tergolong tak ada respon (TAR) dan paham sebagian konsep (PS). Persentase miskonsepsi (M) menempati urutan tertinggi yaitu dengan persentase rata-rata 47,55 %, sedangkan persentase rata-rata siswa yang masuk kategori paham sebagian dengan miskonsepsi (PSM) adalah 24,44 % siswa. Miskonsepsi yang dapat diungkap dengan DCR"I' antara lain : a) miskonsepsi pada tingkat definisi konsep, misalnya peristiwa tertariknya kertas oleh balon yang telah digosokkan pada rambut disebabkan oleh gaya elektromagnetik, atom terdiri atas ion negatif dan ion positif, air dan minyak tidak dapat bercampur karena keduanya bersifat non polar, reaksi endoterm adalah reaksi yang ditandai dengan terjadinya pelepasan kalor oleh sistem ke lingkungan, b)miskonsepsi pada tingkat ciri, misalnya semua reaksi yang menghasilkan gas adalah reaksi eksoterm,dan c)miskonsepsi pada tingkat aplikasi, misalnya air dan minyak tak dapat bercampur karena tidak ada pasangan elektron ikatan, molekul air dingin lebih ringan daripada molekul air panas.
Sariasih Mekar Retno
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5218
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5218
2012-09-06T14:30:40Z
PILARISASl SPESIES KLUSTER POLIKATION ZIRKONIUM(IV) KE DALAM LAYER ANION TETRATITANAT DENGAN PENGUNGKIT n-BUTILAMIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH lingkungan spesies kluster polikatiori zirkonium(IV) terhadap karakter material terpilar menggunakan pengungkit n-butilamin dengan metode Chimie Douce.
Subjek penelitian ini adalah material hasilpilarisasi layer anion tetratitanat dengan spesies Muster polikation zirkonium(IV). Objek penelitian ini adalah karakter dari material hasil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena senyawa titanat tidak dapat mengembang dalam air. Proses pilarisasi ini meliputi bebrapa tahap : (1) preparasi senyawa kalium tetratitanat, (2) pertukaran kation K+ dengan kation H+, dilakukan dengan mencampur senyawa kalium tetratitanat dengan HCl (1M) dan diaduk selama 3x24 jam pada suhu ruang, (3) interkalasi butilamin (C4H9NH2) ke dalam layer anion tetratitanat, dilakukan dengan cara menambahkan padatan hidrogen tetratitanat ke dalam larutan butilamin, dan diaduk selama 7x24 jam pada suhu ruang, (4) pertukaran ion heksilamonium (C4H9NH3)+ dengan Muster polikation zirkonium(IV) dengan berbagai variasi pH (0,1; 0,9; 1,8) yang dilakukan dengan mencampur padatan butilamonium tetratitanat dalam larutan polikation zirkonium(IV) dan diaduk selama 3x24 jam pada suhu ruang, dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu kamar. Karakteriasasi material hasil pilarisasi menggunakan difraktometer sinar-X dan material hasil pilarisasi pada pH 0,1 dikarakterisasi dengan menggunakan Spektrometer pendar Sinar-X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (d) pada pH 0,1 adalah 11,777A danl 0,298 A, pH 0,9 adalah 11,126A dan 10,146 A, dan pH 1,8 adalah 10,800A; 9,824 A dan 8,933 A. Muster yang masuk dalam layer tetratitanat ada pH 0,1 adalah [Zr(H20)8]4+ dan [Zr(OH)(H20)7]3+, pH 0,9 adalah [Zr(H20)g]~ dan [Zr(OH)(HZO)7]3+, dan pH 1,8 adalah [Zr(HZO)g]4+, [Zr(OH)(HZO)7]3+ dan [Zr(OH)2(H20)6]2+. Rumus molekul senyawa terpilar pada pH 0,1 adalah [Zr(OH)(H20)7]3+o,ogg(H30)+1,74,(Ti409)2-] dan [Zr(OH)(H20)7]3+0,088(H30)+1,733(T1409)Z ]
ABDUL FATAH MEXI YUNITA
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5221
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5221
2012-09-06T14:30:40Z
OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI NEODIMIUM DARI KONSENTRAT Nd(OH)3 HASIL OLAH
PASIR MONASIT
Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum ekstraksi Nd dari konsentrat Nd(OH)3 hasil olah pasir monasit, dengan variasi konsentrasi HNO;, umpan, dan ekstraktan, serta waktu clan kecepatan pengadukan. Selain itu untuk mengetahui jenis ekstraktan yang paling balk untuk mengekstraksi Nd dari konsentratnya, serta mengetahui ekstraktan yang paling baik untuk mengekstrak unsur Nd, Y, La, clan Ce.
Lamtan umpan ekstraksi adalah konsentrat Nd(OH)3 dalam larutan HN03. Sebagai ekstraktan adalah TBP, DZEHPA, TOA, clan TOPO. Sepuluh mililiter larutan umpan ditambah 10 mL ekstraktan diaduk pada variasi waktu dan kecepatan pengadukan. Parameter yang diteliti adalah konsentrasi HN03, konsentrasi umpan, konsentrasi ekstraktan dalam kerosen, waktu dan kecepatan pengadukan. Konsentrasi HNO3 bervariasi dari 1, 2, 3, 4, clan 5 M. Konsentrasi HN03 optimum digunakan untuk menentukan konsentrasi umpan yang optimum. Variasi konsentrasi umpan konsentrat Nd(OH)3 3, 4, 5, 6, dan 7 gram/10 mL. Konsentrasi optimal umpan digunakan untuk menentukan konsentrasi ekstraktan. Variasi konsentrasi TBP dalam kerosen 5, 10, 15, 20, clan 25 %, untuk D2EHPA, TOA, clan TOPO dalam kerosen 2, 4, 6, 8, dan 10 %. Konsentrasi ekstraktan yang optimum digunakan uptuk menentukan waktu dan kecepatan pengadukan. Waktu yang digunakan 5, 10, 15, 20, clan 25 menit, sedangkan kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 100, 150, 200, 250, dan 300 rpm. Fasa air hasil ekstraksi dianalisis dengan spektrometer pendar sinar X untuk menentukan koefisien distribusi (Kd), efisiensi ekstraksi (%E), clan faktor pisah (FP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum konsentrasi HN03 untuk TBP 1 M, D2EHPA 5 M, TOA 2 M, clan TOPO 4 M. Konsentrasi umpan untuk TBP, DZEHPA, clan TOA 5 gram/10 mL, untuk TOPO 3 gram/10 mL. Konsentrasi ekstraktan optimum untuk TBP 15 %, untuk DZEHPA, dan TOA 6 %, untuk TOPO 10 %. Waktu pengadukan untuk TBP clan TOA 15 menit, untuk D2EHPA 25 menit. Kecepatan pengadukan untuk TBP, DZEHPA, dan TOA 200 rpm. Ekstraktan yang paling baik digunakan adalah TOA dengan harga Kd Nd = 0,56; (%E) Nd = 35,70 %; clan FP Nd-La = 6,48; Nd-Ce = 3,72; dan Nd-Y = 1,38. Ekstraktan TOA baik untuk mengekstraksi Nd clan Y. Sedangkan ekstraktan TBP, D2EHPA, clan TOPO baik untuk mengekstraksi Ce. Lantanum tidak terekstrak dengan baik dengan ekstraktan TBP, DZEHPA, TOA, dan TOPO.
Wulandari Milana
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5224
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5224
2012-09-06T14:30:40Z
SINTESIS 4-HIDROKSIKALKON DARI4-METOKSIKALKON
MELALUI REAKSI DEMETILASI
Pelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 4-hiclroksikalkon de.ngan reaksi demetilasi 4ymetoksikalkcin, menentukan karakteristik senyawa hasil sintesis dan menghitung rendemennya.
Sintesis 4-hidroksikalkon dilakukan dengan reakai demerilasi rnenggamakan ballan dasar 4-metoksikalkon hasil sintesis dengan keniurnian 97,7%. Reaksi demetilasi digunakan untuk memecah eter pada senyawa 4¬metoksikalkon dan dilakukan dengan katalis All-1 pada suhu 46°C selama 4 jam dalarn pelarut CS2. Reaksi ini dilakukan dalam sistem tertutup untuk rnenghindari terjadinya reaksi oksidasi. Endapan yang diperoleh direkristalisasi menggunakan metanol untuk menghilanglcan serbul€ aluminium sisa. Kristal yang diperolch dilaru.tkan dalam dietil eter dan diekstrak menggunakan larutan NaISIO, 1N untuk menghilan,,,,kan sisa 1, Fasa organik diuapkan dan didiamkHn untuk memperaleh kristal. Kristal yang- terbentuk direk-ristalisasi ntenggi.rnakan pelarut. Kristal hasil rekristaiisasi diuji dengan pereal<ai warna FeC'1; -5% drrn petnbentukan garam fenolat serta dianalisis dengan TLC, "I'LC Scanner, spektrometer UV - Vis, IR dan 'H-NMR.
Hasil penelitian int adalah senyawa 4-hidroksikalkor. dengan bentuk kristal, h;erwarqa kuning, beratnya 1,28 gram dan titik Melt ? 1 -5 ~ 120 °C._ SenyaNva hasil sintesis bereaksi positif terhadap pereaksi warna FeCI; 5% clan dapat menabentuk garanl fc;nolat_ Ker:iunnian seriyats,a in. sehesar 8?,6?`-'v dari hasil TLC Scanner- denban eluen etil asetat : diklorometrmt - 1 : 99 clan renc3emen sebesar 75,9;%.
Sri Vuri Rinjani Mita
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5226
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5226
2012-09-06T14:30:40Z
ANALISIS UNSUR-UNSUR TAKMURNIAN B DAN Cd DI DALAM ThO2 DENGAN SPEKTROGRAFI EMISI DAN BATAS DETEKSINYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) clan kadmium (Cd) di dalarn ThOZ dengan elektroda grafit spex. (2) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) clan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elektroda grafit batu baterai yang direndam dengan asam nitrat O,1M. (3) Konsen:rasi unsur takmurnian boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elel.rtroda grafit batu baterai yang direndam dengan aquades. (4) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elektroda grafit hatu baterai yang dipanaskan dalam oven pada suhu 300°C. (5) Menentukan elektroda grafit batu baterai yang diperlakukan dapat digunakan sebagai pengganti elektroda grafit spez. (6) Menentukan tiatas deteksi alat untuk masing-masing elektroda.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan ThO2 secara sistematis. Larutan torium nitrat yang dipanaskan sampai terbentuk kristal kemudian dilarutkan kembaii. Larutan torium nitrat sebanyak 100 mL diekstraksi deng3n Tr-a Butil Phospat (TBP)-kerosen dPngan perbar_dingan volume 70:30 sebanyak 100 mL dan dilakukan Eebanyak 3 kali. Torium di fasa organik dicuci dengan 250 mL HN03 sambil diaduk. Setelah dila),-ukan pencucian dilakukan striping dengan 250 mL Air Bebas Minera: (ABM). Torium dalarn fasa air kemudian dikeringkan pada suhu 100°C, setelah kering dikalsinasi pada suhu 850"C selama 2 jam. Hasil kalsinasi tersebut yang kemudian dimasukkan dalarn elektroda grafit spez dan elrktroda grafit batu baterai yang diberi perlakuan dengan cara direndam dengan asam nitrat O,1M, direndam dengan aquades, da dipanaskan daiam oven pada sahu 300°C. Masing-masing elektroda tersebut yang berisi sampei dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan deng-an spektrografi emisi.
Berdasarkan analisis menggunakan (1) elektroda grafit spez, konsentrasi boron dari kalium berturut-turut : 8,855 ppm dan 57,831 ppnn. Konsentrasi boron dan kadmium menggunakan elektroda (2) grafit baiu baterai yang direndam dengan asam nitrat 0,1 M adalah 0,869 ppm dap- 6,106 ppm (3) menggunakan elektroda graft batu bawrai yang direndam dengan aquades adalah 18,205 ppm dan 3,626 ppm. (4) Menggunakan elektroda grafit bah: baterai yang dip:maskan dalam oven pada suhu 300°C sebesar 8,844 ppm dan 0,565 ppm. (5) Elektroda grafit batu baierai yang digunakan sebagai pengganti elektroda graftt spex a3alah gaft batu baterai yang dipana:kan dalarn over. 300°C karena niiai signifikansi garis regresi (r) untuk boron dan kadium. Masing-masing sebesar 0,944 dan 0,981. (6) Batas deteksi deng"an elektroda grafit batu baterai yang dipanaskan dalarn oven untuk mcaentukan unsur boron sebesar 0,15 ppm dan untuk unsur kadmium sebesar 0,0775 PPM.
Kata kunci : unsur takmurnian, spektrografi emisi, batas deteksi.
Suryani Mita
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:06:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5228
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5228
2012-09-06T14:30:40Z
SINTESIS POLIURETAN DARI MONOMER MINYAK GORENG BEKAS
HASIL HIDRASI DENGAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT
(MIDI)
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh proses hidrasi terhadap sifat minyak goreng bekas, (2) mempelajari sintesis poliuret dari monomer minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi yang direaksikan dengan MDI, (3) mempelajari pengaruh variasi konsentrasi minyak dan MDI terhadap sifat mekanik poliuretan, (4) mempelajari pengaruh variasi konsentvasi minyak dan MDI terhadap ikatan silang poliuretan, dan (5) mengetahui sifat termal poliuretan hasil sintesis berdasarkan sifat mekanik dan ikutan silang paling optimum.
Minyak goreng bekas yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng pemakaian 2-3 kali nenggorengan yang telah mengalami proses adsorpsi dan hidrasi. Proses adsorpsi dilakukan menggunakan karbon aktif dun proses hidrasi men(,gunakan larntan H-)S04 dengan variasi ionsentrasi berturut-turut adalah 15%, 20%, dan 25% (v/v). Karakterisasi minyak goreng bekas sebelum dan sesudah hidrasi dilakukan melalui: (1) analisis gugus fungsi dengan spektroskopi FTIR, (2) penentuan bilangan iodin, (3) bilangan hidroksil, (4) mussa jenis. Poliuretan disintesis dari bahan dasar minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi dengan MDI. Reaksi polimerisasi dilakukan pada suhu kamar (29°C) dengan vaaiasi komposisi massa minyak terhadap massa total reaktan sebesar 10%, 40%, dan 60% (m/m). Karakterisasi poliuretan hasil sintesis meliputi: (1) analisis gugus fungsi dengan spektroskoni FfiR, (2) penentuan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan, (3) sifat mekanik diukur dengan alat Shore A Durometer, (4) sifat termal dilakukan dengan teknik DTA.
tiasil penelitian menunjuki:an bahwa proses hidrasi minyak goreng bekas paling optimum dilakukan menggunakan 1arutan H2SO4 konsentrasi 20% (v/v). Proses hidrasi menyebabkan bilangan hidroksil dan massa jenis minyak goreng bekas meningkat sedangkan bilangan iodin minyak goreng bekas menurun. Poliuretan dapat disintesis dari minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi dan MDI, ditunjukkan oleh gugus fungsi karakteristik untuk poliuretan melalui analisis FTIR. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan konsentrasi MDI terhadap minyak, derajat penggembungan poliuretan semakin kecil (ikatan silang semakin banyak) dan sifat mekanik (kekerasan) semakin tinggi. Poliuretan dari minyak goring bekas dan MDI dengan perbandingan komposisi 20%-80% paling cocok sebagai bahan pelapis rol dalam industry kertas
Agnes Retno Purbandari Monica
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5231
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5231
2012-09-06T14:30:40Z
IDENTIFIKASI ASAM LEMAK OMEGA PADA SUSU SAPI SEGAR MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS¬-
SPEKTROMETER MASSA
Penelitian ini be:rtujuan untuk meneniukan kadar lemak dalam susu sapi segar pada berbagai variasi pelarut ekstraksi, menentukan pelarut yang dapat mengekstraksi lemak paling banyak dan menentukan komposisi asam lemak omega dalam susu sapi segar.
Lemak diekstrak dari susu sapi segar menggunakan ekstraktor kontinyu cair¬cair dengan pelarut yang mempunyai massa jenis lebih besar dari air. Pelarut yang digunakan adalah diklorometana, kloroform dan karbon tetraklorida. Asam lemak ditentukan dengan transesterifikasi menggunakan katalis BF3-metanol dan dianalisis dengan KG-SM.
Hasil penelitian diperoleh ekstrak lemak pada diklorometana sebanyak 0,0373 gram dengan kadar 0,0373%, kloroform sebanyak 0,0543 gram dengan kadar 0,0543% dan karbon tetraklorida sebanyak 0,0803 gram dengan kadar 0,0803%. Hal ini menunjukan bahwa karbon tetraklorida merupakan pelarut yang dapat mengekstrak lemak paling banyak dibandingkan diklorometana dan klorolorm. Asam lemak omega yang dapat teridentifikasi adalah asam 11,14¬eikosadienoat sebanyak 2,77% dan a.sam 9-oktadesenoat sebanyak 18,64%.
Isngari Mubaid
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5232
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5232
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH SUHU PROSES TRANSESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH DENGAN ADSORBEN
ARANG AKTIF
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu proses transesterifikasi pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dengan menggunakan arang aktif sebagai pemucat, dengan Karakter biodiesel yang diujikan meliputi massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala serta kalor pembakarannya. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA UNY, laboratorium Kimia Fisika FMIPA UGM, dan laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara Teknik Kimia UUM.
Pembuatan biodiesel ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pernurnian clan tahap transesterifikasi. Pemunnian minyak jelantah bertujuan untuk menghilangkan rasa bau dan pengotor serta mengurangi asam lemak bebas dalam minyak jelantah. Tahap pemurnian ini terdiri dari despicing, netralisasi, dan pemucatan. Proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak jelantah yang telah dimurnikan dengan sodium metoksida. Suhu proses transesterifikasi divariasikan dengan variasi suhu 30, 40, 65, clan 80°C dengan lama pengadukan 45 menit. Biodiesel yang dihasilkan dianalisis dengan spektrosfotometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsionalnya. Kemudian dilakukan uji mengenai massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang clan kalor pembakaran yang sesuai dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia.
Has il spektrmn FTIR menunjukkan masing-masing sampel biodiesel mempunyai serapan di daerah 1745 cm-1- 1730 cm-1 (gugus C=0) dan daerah 1300 cm-1 -1000 cm-1 (gugus C-O) yang merupakan gugus fungsi dari ester. Nilai massa jenis, viskositas, titik nyala, clan titik tuang ke-4 biodiesel sesuai dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia berturut -turut : Biodiesel A (866,95±0,75 kg/m3, 5,71925±0,039')5 mm`/s, 192°C, 9"C. Biodiesel B (865,05±2,15 kg/m', 5,48085± 0,00045 mm'/s, 192°C, 10,5±1,5°C). Biodiesel C (867,50±0,3 kg /M3, 5,6025±0,0029 mm `/ `s, 1987E2°C, l2"C). Biodiesel D (868,50+0,3 kg/m3, 5,85815±0,01535 mm'/s, 200±4°C, 9°C). Kalor pembakaran biodiesel A,B,C, dan D berturut-turut 9.645,73±46,4379, 9.744,53±11,8423, 9.728,51±15,3367, dan 9.744,59±6,73sOkal/gr. Suhu optimum proses transesteriFtkasi agar dihasi(kan jamlah biodiesel yang maksimal adalah 65°C.
Kata kunci : Minyak jelantah, suhu transesterifikasi, biodiesel.
Saepudin W Muhamad
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5234
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5234
2012-09-06T14:30:40Z
VALIDASI METODE ANALISIS PADA PENENTUAN BESI (Fe) DAN
SENG (Zn) DALAM CRUDE OIL (MINYAK MENTAH)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas metode analisis pada penentuan Fe dan Zn dalam crude oil menggunakan AAS dengan parameter linieritas, sensitivitas, batas deteksi, akurasi dan presisi.
Uji linieritas Fe dan Zn dilakukan dengan mengukur absorbansi dari 0; 1; 2; 3; 4; 5 ppm larutan standar Fe dan 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm larutan standar Zn dengan 8 kali pengulangan. Uji keterulangan serta uji perolehan kembali Fe dan Zn diawali dengan menambahkan 10 ml H2S04 pekat pada 10 gr crude oil dan kemudian dipanaskan di hot plate sampai menjadi abu karbon kering. Selanjutnya sampel dibakar di dalam furnace hingga suhu 550 °C sampai karbon terbakar sempurna menjadi abu. Abu yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dalam 10 ml HN03 1:1. Setelah itu ditambahkan 10 ml HN03 2 °lo dan kemudian dipanasakan di hot plate sampai larutan bening. Larutan yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam labu volumetrik 100 ml dan kemudian diencerkan dengan akuademin sampai tanda batas. Untuk uji perolehan kembali, sebelum larutan diencerkan dengan akuademin, ditambahkan spike, yaitu 5 ml larutan standar Fe 10 ppm dan 0,5 ml larutan standar Zn 10 ppm. Larutan sampel selanjutnya diukur absorbansinya dengan AAS pada panjang gelombang 248,3 nm untuk Fe dan 213,9 nm untuk Zn. Uji keterulangan dan uji perolehan kembali dilakukan dengan 8 kali pengulangan.
Pada penentuan Fe, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,08224X + 0,0001; nilai r2 = 0,9980; sensitivitas = 0,08227; batas deteksi = 0,29285 ppm; nilai RSD = 7,03709 % dan rata-rata nilai perolehan kembali sebesar 105,568 %. Pada penentuan Zn, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,54174X + 0,02376; nilai r2 = 0,994009; sensitivitas = 0,58135; batas deteksi = 0,02807 ppm; nilai RSD = 10,296 °lo dan rata-rata nilai perolehan kembali sebesar 113,265 %. Jadi, berdasar parameter linieritas, sensitivitas, batas deteksi, presisi dan akurasi, metode penentuan Fe dan Zn dalam crude oil dengan menggunakan AAS merupakan metode yang valid.
Arif Setiawan Muhammad
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5237
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5237
2012-09-06T14:30:40Z
AMOBILISASI ENZIM INVERTASE DENGAN METODE ADSORPSI FISIK
MENGGUNAKAN SILIKA GEL DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk amobilisasi enzim invertase menggunakan silika gel dan menentukan karakterisasinya, yang meliputi penentuan waktu inlcubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari pengaruh stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama waktu penyimpanan pada suhu tertentu.
Subjek penelitian ini adalah enzim invertase, balk dalam bentuk mobil maupun amobil. Variabel yang ditentukan dalam proses amobilisasi enzim invertase meliputi jumlah pengamobil, waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan konsentrasi optimal. Hasil dari penentua.n variabel ini digunakan untuk membuat enzim invertase amobil. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah karakterisasi enaim invertase mobil dan amobil yang meliputi waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai waktu inkubasi optimal 15 menit, pH 4,5, dan suhu 55 °C, serta nilai Vmaks 8,6854 mg/mllmenit dan KM 0,2109 mg/ml. Enzim invertase amobil mempunyai waktu inkubasi optimal 20 menit, pH 4,0, dan suhu 60 °C, serta nilai Vmaks 8,4324 mg/ml/menit dan KM 0,3993 mg/ml. Pengukuran stabilitas enzim invertase pada penelitian menunjukkan adanya penurunan aktivitas enzim invertase, baik yang mobil maupun yang amobil. Namun enzim invertase amobil mempunyai stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan enzim invertase mobil terhadap lama waktu penyimpanannya meskipun mengalami penurunan aktivitas. Selain itu, enzim invertase masih dapat digunakan secara berulang.
- Mujiyanto
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5242
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5242
2012-09-06T14:30:40Z
PEMBUATAN SILIKA GEL DARI NATRIUM SILIKAT TEKNIS DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI ASAM DAN UJI DAYA SERAPNYA
TERHADAP ION LOGAM Pb(II)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat silika gel dari natrium silikat teknis dengan asam sulfat, mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap karakter silika gel, daya jerap serta efisiensi penjerapan terhadap ion Pb(II)
Subjek dalam penelitian ini adalah silika gel yang disintesis dari natrium silikat teknis dan asam sulfat. Variasi konsentrasi asam sulfat yang digunakan adalah 4, 6 dan 8M. Pembuatan silika gel dilakukan dengan menambahkan 100 ml asam sulfat dalam 250 gram natrium silikat teknis disertai pengadukan sampai terbentuk gel. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, dicuci dengan akuades hingga netral lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 100 °C selama 2 jam, lalu digerus hingga lolos ayakan 200 mesh. Silika gel hasil sintesis dikarakterisasi meliputi keasaman, kadar air dan gugus fungsi dengan spektrofotometer inframerah.
Hasil penelitian ini adalah padatan putih silika gel, dimana semakin tinggi konsentrasi asam sulfat yang digunakan maka keasaman clan kadar air silika gel meningkat. Karakterisasi silika gel hasil sintesis menggunakan spektrofotometer infrwnerah menunjukkan pola yang sama dengan kiesel gel 60G (E-Merck). Silika gel hasil sintesis dengan menggunakan asam sulfat 8M mempunyai daya jerap serta efisiensi penjerapan maksimal terhadap ion logam Pb(II).
- Munfidzah
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5243
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5243
2012-09-06T14:30:40Z
PENERAPAN PENDEIKATAN KETERAMPILAN PROSES
MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA
PEMBELAJARAN KIMIA SISWAKELAS XI
SMA N 1 SLEMAN TAHUN AJARAN
2004/2005
Penelitian ini bertujuan untuk menJetahui dampalc dan tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan keters.rrnpilan proses menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran kimia. Pelaycsanaan pembelajaran kinria dengan pendekafa,n keterampilan proses melalui kegiatan e;ksperimen diha.rapkan dapat rnengembangkan keterampilan proses siswa dalam perolehan suutu konsep k:imia dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Laju Reaksi, Kesetimbangan Kimra dan harutan siswa kelas XI semester 1 dan 2 SMAN l Sleman.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan Was (Glassroota Action Research) dengan subjek penelitian siswa kelas XI 1PA3 SMAI`J l Sleman yang berjumlah 39 orang. Penelitian dilakukan dalam dua siklus tindakara dan setiap siklus tindakan terdiri dari beberapa langkah tindakan. Setiap siklu•tindakan terdiri dari perencanaan (Planning), tindakan dan pengamatan (.Acting and Observing), dan refleksi (Reflecting). Tindakan dilaksanakan menggunakan LKS sebagai media pembelajaran untuk: mengarahkan kegiatan eksperimen siswa. Setiap akhir tindakan diadakan refleksi untuk perbaikan siklus berikutnya. Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut diperoleh data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, keterampilan dan sikap siswa, aktivitas guru, serta hasit posttest siswa yang dicatat sebagai data kualiratif dan kemudian dia.nalisis secara deskriptif:
Hasil perlelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran kimia sisma dapat nieningkatllan k:ualitas pewbelajaran kimia yang ditunjukkan dengan respon dan ak.tifitas positif siswa :;elama pembelajarafi berlangsung dan didukung eieh nilai rata-rata prest,:rsi siswa yang mengalami peningkatan dari siklus l sebesar 57,'70 menjadi 62,25 pada siklus 1. Siswa yang menyukai pembelajarann menggunakan pe:ndekatan keterampI.ilaa proses dengan metode elaperimen pada rna~~ri Laju F:eaksi sebanyak 76.67%, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi sebanyak 90,4b°,o, Faktor-faktor yang Mempengaruhi kesetimbangan Kimia sebunyak 91,46%, Perrentuan Larutan dengan p1-i meter sebanyak 95,50v;). Kurva "Titrasi sebanyak 89,72%, dan Penentuan I:adar Cuica sebanyak 8`>,22%
- Muntofiah
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5244
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5244
2012-09-06T14:30:40Z
HUBUNGAN ANTARA GAYA BERPIKIR SEKUENSIAL KONKRET, ACAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam gaya berpikir yang
dimiliki oleh siswa serta ada tidaknya hubungan yang signifikan antara gaya berpikir
sekuensial konkret, acak konkret, sekuensial abstrak, dan acak abstrak balk secara
sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan prestasi belajar kimia siswa kelas X
semester 1 SMA Negeri 1 Magelang tahun ajaran 2004/2005.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1
Magelang tahun ajaran 2004/2005 `sebanyak 288 siswa. Sampel yang diambil adalah
152 siswa. Sampel diambil secara cluster random sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode angket dan tes prestasi belajar kimia kelas X semester 1.
Analisis data untuk macam-macam gaya berpikir dilakukan secara deskriptif yaitu
dengan persentase jumlah siswa yang memiliki gaya berpikir tertentu. Analisis data
mengenai ada tidaknyz hubungan antara gaya berpikir sekuensial konkret, acak
konkret, sekuensial abstrak, dan acak abstrak dengan prestasi belajar kimia dilakukan
menggunakan analisis regresi empat prediktor. Hasil analisis regresi empat prediktor
memberikan hasil nilai Ry1,2,3,a = 0,159 dengan Fh;t = 1,721 (p = 0,147). Hasil
analisis regresi parsial jenjang ketiga memberikan hasil r,}_,',3,4 = 0,012 (p = 0,879);
rZy_1,3,a = 0,021 (p = 0,796); r;}._1,2,,, = 0,024 (p = 0,766); dan r4y_1,2,3 = 0,007
(p = 0,929).
Berdasarkan perhitungan persentase gaya berpikir siswa yang memiliki gaya
berpikir sekuensial konkret adalah 12,50%; gaya berpikir acak konkret adalah 5,92%;
gaya berpikir sekuensial abstrak 16,45%; gaya berpikir acak abstrak sebanyak 53,95%;
dan gaya berpikir kombinasi adalah 11,18%. Berdasarkan hasil analisis regresi empat
prediktor dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya
berpikir sekuensial konkret, acak konkret, sekuensial abstrak, dan acak abstrak baik
secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri dengan prestasi belajar kimia siswa kelas
X semester 1 SMA Negeri 1 Magelang tahun ajaran 2004/2005.
Tholhah Murikhatu
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5246
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5246
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH KEASAMAN AIR TERHADAP KELARUTAN LOGAM
DALAM MINERAL MONTMORILONIT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan lama interaksi terhadap kelarutan logam kalimn, magnesium dan kalsium yang terkandung lam mineral montmorilonit dan terhadap keasaman permukaan mineral montmorilonit.
Sebanyak 100 gram mineral montmorilonit dicuci dengan mencampurkan 00 ml air dan diaduk selama 24 jvn. Mineral montorilonit disaring dan ;eringkan dalam oven pada suhu 115 °C selama 4 jam kemudian dihaluskan. banyak 5 gram mineral montmorilonit yang telah dicaci diinteraksikan dengan D ml air pada variasi pH 4,05; 5,05; 6,05 dan 6,9 selama 1 hari, 2 hari dan 3 n. Mineral montmorilonit disaring kembali; filtratnya dianalisis menggunakan -tode AAS dan residunya dianalisis keasaman permukaannya dengan metodP ivimefi.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat asaman dan lama interaksi air terhadap kelarutan logam kalium, magnesium dwi lsium yang terkandung dalam mineral montmorilonit dan terhadap keasaman nnukaan mineral montmorilpnit. Semakin tinggi pH dan lama waktu interaksi, larutan logam kalium, magnesuium dan kalsium yang terkandung dalam neral montmorilont cendedIng meningkat, sedangkan keasaman permukaan neral montmorilonit scmakin menurun.
Ulum Muzaqqiyatul
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5249
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5249
2012-09-06T14:30:40Z
BIOSINTESIS ASAM SITRAT MENGGUNAKAN MEDIA DARI LIMBAH CAIR SEREAL
Asam s.itrat merupakan salah satu bahan pengawet yang dibuat melalui proses fermentasi oleh Aspergillus niger. Selain terdapat dalam buah¬buahan seperti strawberry, cramberry, lemon, apel dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Mengetahui kadar glukosa dalam limbah cair sereal; (2). Mengetahui pengaruh penambahan sukrosa terhadap produksi asam sitrat yang dihasilkan; dan (3). Mengetahui lama fermentasi terhadap banyaknya asam sitrat yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode Nelson somogyi untuk menganalisis kadar glukosa dalam limbah cair sereal dan metode percobaan dengan rancangan faktorial untuk menganalisis kadar asam sitrat yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali pengulangan, dan disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah lama fennentasi yang divariasi dari 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 hari, sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi penambahan sukrosa sebanyak 0, 10, dan 15% (b/v) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa dalam lunbah cair sereal sebesar 0,039 mg/mL, sedangkan variasi lama fermentasi dan konsentrasi penambahan sukrosa berpengaruh secara significant terhadap kadar asam sitrat yang dihasilkan. Hasil kombinasi terbaik diperoleh pada fermentasi 8 hari dengan penambahan sukrosa 15 % b/v, yaitu dengan kadar asam sitrat 0,308 mg/mL.
PURNAMA SARI RACHMI
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5263
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5263
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN HCl SEBAGAI PENGOMPLEKS DAN ELUEN PADA PEMISAHAN ION LOGAM Cu(II) DAN Mn(II) SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA-402 (CI-), konsentrasi optimum HCl sebagai pengompleks dan eluen pada pemisahan Cu(II) dan Mn(ll) dalam kolom resin Amberlit IRA-402 (Cl-) dan persen recovery Cu(II) dan Mn(ll) hasil pemisahan.
Resin Amberlit IRA-402 (Cl-) ditentukan terlebih dahulu kapasitas dengan merendam resin dalam larutan NaOH 0,1 M kemudian dielusi dengan akuades dan dilanjutkan dengan NaCI 0,25 M. Eluat ditampung dalam gelas beker, ditambah dengan akuades hingga volumenya 100 mL, diambil 25 mL dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1112 M. Kapasitas resin Amberlit IRA-402 (Cl-) ditentukan untuk menghitung jumlah ion Cl- yang dapat diikat oleh 1 gram resin kering. ,Tumlah ion Cl" dapat diketahui dari titrasi eluat dengan larutan HCI. Konsentrasi HCl sebagai pengompleks dan eluen yang dipelajari adalah 3, 4, 5, 6, dan 7 M. Kondisi konsentrasi optimum diketahui dari pengaruh konsentrasi HCl sebagai pengompleks dm eluen pada elusi Cu(II) dan Mn(ll) secara terpisah dengan laju alir 1 mh/menit, kondisi tersebut selanjutnya digunakan pada pemisahan campuran Cu(II) dan Mn(II). Eluat ditampung secara fraksional masing-masing 20 mL hingga diperoleh fraksi ke¬10. Konsentrasi Cu(II) dan Mn(ll) ditentukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom masing-masing pada panjang gelombang 324,7 nm dan 279,5 nm.
Hasil penelitian menujukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 (Cl-) adalah 0,9340 mmol gram-1 I resin kering. Konsentrasi HCl sebagai pengompleks campuran dan eluen untuk elusi Cu(II) adalah 2 M sedangkan 6 M untuk elusi Mn(II). Persentase recovery Cu(II) dan Mn(ll) hasil pemisahan masing-masing adalah 28,389% dan 54,771%.
- Rahayuningsih
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5265
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5265
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH JENIS HIDROKSILASI ASAM LEMAK DARI MINYAK KEDELAI TERHADAP DERAJAT PENGGEMBUNGAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses isolasi asam lemak dari minyak kedelai dengan ekstraksi menggunakan basa, menetukan karakrter asam lemak campuran terhidroksilasi, mempelajari peaganih jenis hidroksilasi asam lemak catnpuran terhadap derajat penggembungan poliuretan basil sintesis, serta menentukan karakter poliuretan hasil sintests.
Minyak kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah basil isolasi melahti maserasi bubuk kedelai dengan n-heksana 60 %. Pemisahan asam lemak dari muiyak kedelai dilakukan dengan ekstraksi menggunal:an basa. Asam letnak yang diperoleh dihidroksilasi melalui proses hidrasi menggunakan HZSO4 20 % (v/v) dan oksidasi menggunakan KMnO.t40 % (mlv). Karakterisasi terhadap asam lemak campuran sebelum dan sesudah hidroksilasi meliputi penentuan bilangan hidroksil, penentuan bilangan iodin dan indentifikasi gugus fungsi dengan alat FTIR. Poliuretan diperoleh darl sintesis antara asam lemak terhidroksiIasi dengan MDI. Reaksi polimerisasi dilalntkan pada temperahtr kamar, pengadukan selama 30 derik, proses curing pada 70 °C selama 10 jam dan dilanjutkan pada tetnperatur 100 °C selatna 3 jam dengan konsentrasi asam lemak terhidroksilasi 40 % (tn'm) terhadap massa total reaktan yang digtuzakan. Derajat penggembtmgan poliiuetan basil sintesis ditentukan dalam larutan kanji. Poliuretati yang memilil:i derajat penggembungan paling kecil dilakukan karakterisasi melalui analisis guges fungsi dengan alat FTIR, analisis sifat tertnal dengan Difjrerential 77iennal Analysis (DTA), dan pengujian kekerasan dilakukan dengan Shore A Durometer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak dapat diisolasi dari minyak kedelai dengan menggunakan pelarut basa. Berdasarl:an uji derajat penggembungan menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI memiliki derajat penggembungan lebih kecil dari pada polittretan hasil sintesis dari asam lemak teroksidasi dan MDI_ Polittretan has]] suitesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI metniliki Tg, Tm, dan Td berturut¬turut sebesar 28 °C, 104 °C dan 410 °C. Kekerasan poliuretan basil sintesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI adala1185 Shore A
Hattif Arsyad Rahmat
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:07:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5268
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5268
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH JENIS HIDROKSILASI ASAM LEMAK DAR] MINYAK KEDELAI TERHADAP DERAJAT PENGGEMBUNGAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses isolasi asam lemak dari minyak kedelai dengan ekstraksi menggunakan basa, menetukan karakrter asam lemak campuran terhidroksilasi, mempelajari peaganih jenis hidroksilasi asam lemak catnpuran terhadap derajat penggembungan poliuretan basil sintesis, serta menentukan karakter poliuretan hasil sintests.
Minyak kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah basil isolasi melahti maserasi bubuk kedelai dengan n-heksana 60 %. Pemisahan asam lemak dari muiyak kedelai dilakukan dengan ekstraksi menggunal:an basa. Asam letnak yang diperoleh dihidroksilasi melalui proses hidrasi menggunakan HZSO4 20 % (v/v) dan oksidasi menggunakan KMnO.t40 % (mlv). Karakterisasi terhadap asam lemak campuran sebelum dan sesudah hidroksilasi meliputi penentuan bilangan hidroksil, penentuan bilangan iodin dan indentifikasi gugus fungsi dengan alat FTIR. Poliuretan diperoleh darl sintesis antara asam lemak terhidroksiIasi dengan MDI. Reaksi polimerisasi dilalntkan pada temperahtr kamar, pengadukan selama 30 derik, proses curing pada 70 °C selama 10 jam dan dilanjutkan pada tetnperatur 100 °C selatna 3 jam dengan konsentrasi asam lemak terhidroksilasi 40 % (tn'm) terhadap massa total reaktan yang digtuzakan. Derajat penggembtmgan poliiuetan basil sintesis ditentukan dalam larutan kanji. Poliuretati yang memilil:i derajat penggembungan paling kecil dilakukan karakterisasi melalui analisis guges fungsi dengan alat FTIR, analisis sifat tertnal dengan Difjrerential 77iennal Analysis (DTA), dan pengujian kekerasan dilakukan dengan Shore A Durometer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak dapat diisolasi dari minyak kedelai dengan menggunakan pelarut basa. Berdasarl:an uji derajat penggembungan menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI memiliki derajat penggembungan lebih kecil dari pada polittretan hasil sintesis dari asam lemak teroksidasi dan MDI_ Polittretan has]] suitesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI metniliki Tg, Tm, dan Td berturut¬turut sebesar 28 °C, 104 °C dan 410 °C. Kekerasan poliuretan basil sintesis dari asam lemak terhidrasi dan MDI adala1185 Shore A.
Hattif Arsyad Rahmat
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5276
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5276
2012-09-06T14:30:40Z
PENGGUNAAN GAMBIR (UNCARIA GAMBIR) SEBAGAI INHIBITOR
KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA PADA
SUHU 65'C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan efisiensi inhibisi (IE) gambir pada korosi baja karbon API 5L X65 serta untuk mengetahui konsentrasi gambir yang memadai (IE ≥ 90,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan HCI 0,5 M pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 24 jam.
Sampel baja karbon API 5L X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol 10 % dan dikeringkan di atmosfer. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan HCl 0,5 M (pH = 0,30) tanpa dan dengan gambar. Konsentrasi gambir yang digunakan adalab 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon API SL X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan gambir dikarakterisasi dengan rnenggunakan spektrofotometer inframerah, difraksi sinar-X (XRD) dan mila-oskop.
Laju korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HCl 0,5 M pada suhu 65°C dan waktu pemaparan 24 Jam tanpa dan dengan gambir 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 berturut-turut adalah 57,747 ±4,839; 50,950 ± 0,606; 27,769 ±2,621; 19,673 ± 0,600; 11,247 ± 0,297; 5,694 ± 0,514 dan 4,430 ± 0,253 mm/th. Laju korosi turun dengan bertarnbahnya konsentrasi gambir. Efisiensi inhibisi (IE) gambir pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi gambir 25, 50, 200, 400, 800 dan 1200 ppm berturut-turut adalah 11,76 ± 1,05; 51,91 ±4,54; 65,93 ± 1,04; 80,52 ± 0,51; 90,14 ± 0,89 dan 92,33 ± 0,44 %. Efisiensi inlubisi Gambir meningkat dengan bertambahnya konsentrasi gambir. Konsentrasi gambir yang memadai (IE ≥ 90,00 %) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan HCl 0,5 M pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 24 jam adalah > 800 ppm.
Pramono Hestu Widodo Rajib
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5279
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5279
2012-09-06T14:30:40Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SILIKA GEL DARI ABU SEKAM
PADI PADA BERBAGAI HARGA PH DENGAN
METODE MODIFIKASI SOL GEL
Sekam padi merupakan limbah perolehan padi yang abunya mengandung silika cukup tinggi sehingga dapat dimantaatkan scbagai bahan clasar material berbasis silika. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimal sintesis silika gel dari abu sekam pacli dan mengetahui pengaruh pH terhadap kualitas silika gel. Metode yang digunakan adalah metode modifikasi sol gel.
Prosedur penelitian terdiri atas tiga tahap yaitu pengabuan, preparasi larutan natrium silikat dan sintesis silika gel. Abu sekam padi dilebur dengan larutan NaOH sambil dididihkan clan diaduk sclama 1 jam. Larutan kemudian disaring clan dicuci dengan akuades. Filtrat yang diperoleh merupakan larutan Na2SiO3 dengan pH 12. Pada tahap sintesis silika gel, larutan HCl (pH 1,5) ditambah dengan larutan Na,Si03 hingga tercapai pH 2, 4 clan 6. Kcmudian dilakukan inkubasi selama 72 jam agar terbentuk silika gel. Silika gel disaring dn dicuci dengan akuades. Hasilnya dioven pada suhu SO°C selama 9 jam. Silika gel yang diperoleh kemudian dil<arakterisasi dengan XRD clan FTIR.
Hasil penelitian mcnunjukkan pada pH G setelah 72 jam terbentuk gel yang setnpurna, pada pH 4 pembentukan gel kurang sempurna sedangkan pada pH 2 tidak terbentuk gel. Sehingga pH optimal adalah pH 6. pH juga mempengaruhi
jarak antar Si. Pada p16, jarak antar Si lebih kecil dari pH 4 sehingga jarak antar Si lebih seragam.
Widiyani Rakhma
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:25Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5291
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5291
2012-09-06T14:30:40Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA MERKAPTO-SILIKA DARI
ABU SEKAM PADI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya hibrida merkapto-silika disintesis I dari abu sekam padi, mengetahui pengaruh variasi konsentrasi asam klorida (HCl) terhadap karakter hibrida merkapto-silika hasil sintesis, mengetahui pengaruh variasi pH 1 pada waktu pemberian asam dihentikan dan mengetahui karakter hibrida merkapto-silika hasil sintesis.
Subjek dalam penelitian ini adalah sintesis hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi dan objek dalam penelitian ini adalah hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi. Konsentrasi asam klorida 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5 clan 4 M serta pH pada waktu pemberian asam dihentikan 1; 4; 7 dan 8. Sintesis hibrida merkapto-silika dilakukan dengan menambahkan senyawa 3-(trimetoksisilil)-1¬propantiol (E MERCK) dalam larutan natrium silikat dari lgram abu sekam padi pada larutan HCl pekat 1 M disertai pengadukan dengan stirer hingga pH 1. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, ditambahkan dengan akuademineralisata disertai pengadukan lalu disaring clan dikeringkan dalam oven pada temperatur 70°C selama 2 jam. Hasil sintesis hibrida merkapto-silika tersebut dikarakterisasi yang meliputi keasaman, kadar air clan gugus fungsional (dengan spekta FTIR). Hasil kara.kterisasi dibandingkan dengan kiesel gel 60 G (E MERCK) sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hibrida merkapto-silika dari abu sekam padi tanpa pencucian dan pencucian yang dihasilkan dari variasi konsentrasi asam klorida clan variasi pH pada waktu pemberian asam dihentikan yang keasaman dan kadar airnya mendekati kiesel gel 60 G (E MERCK) yaitu HMS-ASP-1-7 dan HMS-ASPC-1-7. Berdasarkan karakterisasi hibrida merkapto¬silika hasil sintesis dari abu sekam padi memiliki gugus fungsional silanol (Si¬OH) dun siloksan (Si-O-Si) serta gugus metilen (-CH2-) clan merkapto (-SH). Gugus fungsional silanol (Si-OH) clan siloksan (Si-O-Si) yang terdapat pada hibrida merkapto-silika (bilangan gelombang) sebagaimana terdapat pada kiesel gel 60 G (E MERCK).
Tamala Anggara Ratika
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5293
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5293
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN DAN KONSENTRASI OKSALAT SEBAGAI MASKING AGENT DALAM EKSTR.AKSI SENYAWA KOMPLEKS KADMIUM(II) OKSINAT DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menentukan pH optimal sistem ekstraksi senyawa kompleks kadmium(II) oksinat, (2) menentukan konsentrasi optimal larutan natrium oksalat sebagai masking agent dalam ekstraksi senyawa kompleks kadmiuml(II) oksinat, (3) menentukan kadar kadmium(II) yang terekstraksi dari limbah cair industri penyamakan Wit pada kondisi optimal.
Subjek dalam penelitian ini adalah ion logam Cd(Il) dalam limbah cair industri penyamakan kulit. Objek penelitian ini adalah ekstraksi ion lagam Cd(II) dalam limbah cair industri penyamakan kulit dengan pengompleks oksin dan masking agents natrium oksalat. Pemisahan ion Cd(II) dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan mencampur 10 mL larutan kerja Cd(II) 9 ppm, 10 mL Pb(II) 1,9 ppm, 10 mL Zn(II) 176 ppm, 1 mL NH30HC1 10%(b/v), dan 3 mL natrium oksalat 0,4 M kemudian diatur pH-nya dengan 10 mL natrium asetat 0,2 M dan NaOH 0,2 M dan diencerkan dengan akuades sampai 100 mL. Selanjutnya mengambil 10 mL larutan tersebut kemudian dilakukan dua kali ekstraksi dengan 5 mL oksin-kloroform selama 10 menit dan didiamkan selama 10 menit. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan HN03 0,1 M dengan perbandingan volume 1:1 selama 10 menit. Fasa air hasil pelucutan diencerkan sampai 10 mL dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang (k) 228,8 nm. pH optimal larutan pada ekstraksi Cd(Il) oksinat dengan kloroform ditentukan dengan memvariasi pH larutan 7; 7,5; 8; 8,5; dan 9. Konsentrasi oksalat optimal dipelajari dengan memvariasi volume natrium oksalat 0,4 M sebanyak 0, 1, 3, 5, dan b ml.. Limbah dipekatkan 100 kali, diatur pada kondisi optimal kemudian diperlakukan sama dengan larutan simulasi untuk menentukan kadar Cd(II) di dalam limbah cair industri penyamakan kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH larutan optimal untuk ekstraksi senyawa kompleks kadmium(II) oksinat adalah 8, konsentrasi optimal larutan natrium oksalat sebagai masking agent dalam ekstraksi senyawa kompleks kadmium(II) oksinat adalah 0,02 M, dan kadar kadmium(II) yang terekstraksi dari limbah cair industri penyamakan kulit pada kondisi optimal adalah (0,009668 ~ 0,003107) ppm.
Anggraeni Ratna
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:32Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5294
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5294
2012-09-06T14:30:40Z
PENGARUH IMPREGNAN ALUMINA PADA KEMAMPUAN ADSORPSI KITOSAN TERHADAP ION NIKEL(II)
Penelitian ini bertujuan untuk . (1) mengetahui karakter kitosan-alumina hasil impregnasi antara kitosan denaan alumina, (2) mengetahui pH optimum dalam proses adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion nikel(II), clan (3) meno?etahui besarnya kemampuan adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion nikel(II).
Kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylkr scercztcr) dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinasi, demineralisasi an deasetilasi. Kitosan yanb dihasilkan kemudian diimpregnasikan pada alurnina untuk menghasilkan kitosan¬alumina denoan metode impregnasi basah. Proses adsorpsi menggunakan pH optimum 4.9 dengan variasi konsentrasi larutan nikel(II) yaitu 50, 100, 200, 300, clan 500 ppm. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (--- 29"C') selama 24 jam, perbandintyan antara massa adsorben (kitosan-alumina) den~an volume adsorbat 1:100 Identifrkasi gugus funosi vang terdapat pada kitosan-aldimina dianalisis secara kualitatif dengan Spektrofotometer Inframeratfl, sedangkan konsentrasi larutan nikel(II) sebelum dan setelah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Kemampuan adsorpsi dinyatakan sebagai perbandintian antara konsentrasi ion nikel(II) teradsorpsi dengan massa adsorben (kitosan-alumina).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) analisis spek$rum inframerah kitosan-alumina menunjukkan adanya gugus fungsi -OH, C-H (metilen), C=O, N-H dan Al-O, (2) pH optimum dalam proses adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion nikel(II) sebesar 4_9, dan (3) kemampuan adsorpsi kitosan-alumina per gram kipada konsentrasi 50, 100, 200, 300 dan 500 ppm bertdirut-turut sebesar 10.955;¬16.71546.-32 0048; 38.8560 dan 47.4497mg/g
Dwi Wulandari Ratna
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5295
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5295
2012-09-06T14:30:40Z
Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat (HZSO4) Pada Efisiensi Adsorpsi Tanah Diatomae Terhadap Ion Logam Berat Kromium(III) dan Kromium(VI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sulfat (H2SO4) dengan berbagai konsentrasi dm untuk mengetahui efisiensi adsorpsi tanah diatomae terhadap ion Cr(III) dan ion Cr(VI) pada kondisi optimum setelah diberi perlakuan dengan asam sulfat 48, 24, dan 12 % (v/v).
Sebagai subjek penelitian adalah tanal diatomae dari Desa Sanl,riran, Sragen, Jawa Tengah dan objek penelitian adalah adsorpsi tanah diatomae terhadap ion logam kromium(III) dan kromium(VI). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi konsentrasi asam, uktuan butir tanah, dan jenis ion logam yang diadsorpsi. Sebagai variabel terikatnya adalah efisiensi adsorpsi terhadap ion Cr(III) dan Cr(VI).Tanah diatomae terlebih dahulu diberi perlakuan asam sulfat (HzS04) dengan cara merendam setiap 20 gram tanah diatomae dalam 50 mL asam sulfat (HZS04) dengan berbagai konsentrasi (48, 24, dan 12 % v/v) dan diaduk selama 1 jam, kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dinetralkan dengan akuades yang selanjutnya dikeringkan pada suhu I10°C. Proses adsorpsi ion Cr(III) clan Cr(VI) dilakukan dengan mengontakan masing-masing 1 gram tanah yang telah diberi perlakuan asam dengan 20 mL larutan simulasi Cr(III) dan Cr(VI) 5 ppm dan diadulc selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dikeringkan pada suhu 110°C. Sebagai pembanding, di!akukan pengontakan 1 gram tanah diatomae murni dengan 20 mL larutan simulasi Cr(III) dan COO, dan diaduk selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dikeringkan Pda suhu 110°C. Penentuan banyaknya ion Cr(III) dan Cr(VI) yang teradsorpsi dalam sampel tanah diatomae, dilakukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom den penentuan karakter tanah diatomae murni maupun yang diberi perlakuan dflal<uukan dengan MR.
Hasil penelitian menunjukkan tanah murni menghasilkan efisiensi adsorpsi luomium(III) paling tinggi yaitu sebesar 97,02%, sedangkan harga efisiensi adsorpsi optimum tanah diatomae yang sudah di aktivasi adalah 96,29%. Pada kromium(VI) tanah murni menghasilkan efisiensi adsorpsi sebesar 67,36%, sedangkm efisiensi ldsorpsi optimum untuk tanah diatomae yang sudah di aktivasi adalah 41,09%. Tanah
omae murni dan yang sudah diberi perlakuan mempunyai pola spektra FTIR yang hampir sama.
Herawati Ratna
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5297
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5297
2012-09-06T14:30:40Z
DAYA ADSORPSI ZEOLIT TERAKTIVASI H2S04 TERHADAP KADAR NITROGEN DALAM URINE MANUSIA
Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta dari bulan juli sampai' agustus 2009 yang berlujuan untuk mengetahui persentase daya adsorpsi zper gram zeolit pada massa zeolit (teraktivasi dan tak teraktivasi) optimum dalam urine manusia dan pengaruh variasi massa zeolit serta penambahan Mg0 terhadap nitrogen dalam urine manusia.
Subjek penelitian ini adalah urine manusia, dan objeknya adalah daya adsorpsi zeolit terhadap nitrogen dalam urine. Sampel urine diencerkan dua kali dengan air sehingga konsentrasi urine menjadi setengah dari urine manusia yang dikumpulkan secara langsung. Urine disimpan dalam pendingin dengan suhu rendah (± 8°C) selama 3 hari. Larutan urine dibagi 100 ml untuk masing-masing sampel dan dimasukkan dalam botol tertutup. Pengendapan struvite dilakukan dengan penambahan 0,1 gram Mg0 dan dikombinasi dengan penambahan zeolit (teraktivasi dan tak teraktivasi) untuk adsorpsi nitrogen. Aktivasi zeolit dilakukan dengan penambahan H2S04 dan dikalsinasi pada suhu 400°C. Variasi massa zeolit yang digunakan adalah 0 gram; 0,75 gram; 1,5 gram dan 3,0 gram. Persentase nitrogen yang teradsorp (daya adsorpsi zeolit) dalam urine manusia dianalisis dengan uji Kjeldahl.
Berdasarkan hasil penelitian persentase daya adsorpsi pada massa optimum dalam urine manusia terdapat dalam massa zeolit 0,75 gram sebesar 0,1018 % dan 0,02354 % untuk zeolit tak teraktivasi dan teraktivasi tanpa penambahan MgO; 0,02924% dan 0,04648 % untuk zeolit tak teraktivasi dan teraktivasi dengan penambahan MgO. Daya adsorpsi zeolit terhadap nitrogen dalam urine mengalami penurunan dengan jumlah zeolit yang ditambahkan sehingga daya adsorpsi zeolit terbesar pada massa zeolit 0,75 gram. Penambahan Mg0 dapat meningkatkan daya adsorpsi zeolit yang teraktivasi daripada zeolit yang tak teraktivasi.
Kata kunci: urine, nitrogen dan daya adsorpsi
INDRIANI RATNA
2012-09-06T14:30:40Z
2019-01-29T16:08:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5300
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5300
2012-09-06T14:30:40Z
STUDI LABORATORIS REAKSI OKSIDASI BENZALDEHIDA DAN DERIVATNYA DENGAN HIDROGEN PEROKSIDA
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan reaksi oksidasi pada benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida dan 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida dengan hidrogen peroksida.
Reaksi oksidasi dilakukan dengan cara mencampurkan larutan natrium hidroksida dan hidrogen peroksida, kemudian dipanaskan hingga suhu 65 °C, kemudian sambil diaduk, ditambahkan aldehida dan direfluks selama 25 menit. selanjutnya campuran reaksi diasamkan dengan HCl hingga pH 1 dan didinginkan. dan disaring. Pada 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida dilakukan variasi suhu dan waktu reaksi. Analisis produk dilakukan dengan spektrofotometer FTIR, KLT, KLT scanner, dan alat penentu titik leleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa benzaldehida dapat dioksidasi dengan hidrogen peroksida menghasilkan asam benzoat, 4-hidroksibenzaldehida dan 4¬hidroksi-3-metoksibenzaldehida tidak dapat dioksidasi dengan hidrogen peroksida.
triastuty Ratna
2012-09-06T14:30:39Z
2019-01-29T16:06:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5204
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5204
2012-09-06T14:30:39Z
PENGARUH VARIASI DERAJAT KEASAMAN DAN SUHU TERHADAP KESTABILAN SENYAWA BIOAKTIF DALAM EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN Hopea mengarawan
(DIPTEROCARPACEAE)
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) dan suhu terhadap kestabilan senyawa bioaktif dalam ekstrak metanol kulit batang tumbuhan Hopea mengarawan.
Pengujian kestabilan senyawa bioaktif dengan pengaruh variasi derajat keasaman dilakukan pada daerah pH mendekati netral (5,3; 6,3; dan 7,3) dan daerah pH asam (1,09; 2,32; dan 3,79). Ekstrak kering (serbuk) metanol kulit batang Hopea mengarawan dilarutkan dalam larutan buffer, kemudian diinkubasi 37 °C selama 1, 2, dan 3 jam untuk masing-masing perlakuan sampel dan dilakukan secara duplo. Setelah diinkubasi, larutan sampel tersebut kemudian diekstraksi dengan etil asetat, fraksi yang diambil yaitu fraksi etil asetat. Selanjutnya, fraksi etil asetat tersebut diuapkan setelah dinetralkan dengan akuades. Fraksi kering tersebut kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aseton dan masing-masing sampel diambil 10 gL untuk KLT bersama dengan senyawa standar (balanokarpol) dan sampel sebelum perlakuan (total). Eluen yang digunakan yaitu kloroform-metanol (8:2). Kromatogram hasil KLT kemudian dianalisis menggunakan TLC .scanner. Pengujian ' kestabilan senyawa bioaktif dengan pengaruh variasi suhu dilakukan pada suhu 30, dan 50 oC dengan lama inkubasi 1, 2, dan 3 hari. Hasil inkubasi kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan metanol. Untuk KLT diambil 10 gL dari larutan sampel tersebut dan eluen yang digunakan yaitu kloroform-metanol (8:2). Kromatogram hasil KLT tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan TLC scanner.
Pengaruh variasi derajat keasarnan daerah mendekati netral terhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif tersebut tetap stabil. Pengaruh variasi derajat keasaman daerah asam terhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif lersebut masih tetap ada namun mengalami sedikit degradasi jika kadarnya dibandingkan dengan ekstrak awal sebelum perlakuan (total). Pengaruh variasi suhu krhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa kaktif (balanokarpol) relatif stabil, tidak mengalami perubahan yang berarti.
Kartika Sari Maya
2012-09-06T14:30:39Z
2019-01-29T16:06:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5206
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5206
2012-09-06T14:30:39Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA SULFANATO SILIKA
DARI ABU SEKAM PADI DENGAN OKSIDATOR ASAM NITRAT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh korsenrasi oksidator dan waktu reaksi oksidator terhadap karakter hibrida sulfonato silika hasil sintesis serta untuk mengetahu karakter hibrida sulfonato siliua hasil sintesis dari abu sekam padi dengan ok-'dator asain nitrat.
Sintesis hibrida sulfonato silika (HSS) dilakukan melalui oksidasi hibrida merkapto silika (HMS) yang dibuat dari bahan dasar abu sekam padi tanpa pencucian dan abu sekam pad] dengan pencucian mela1ui proses sol gel. Sebanyak 0,5 t)ram HMS direndam dzlam 8 ml larutan asam nitrat (HNO3) sambil diaduk. Setelah prcses oksidasi, HSS yang dihasilkan direndam dalam 8 ml larutan H2SO4 10 % agar gugus -SO3Hnya terprotonasi. Subiek dari penelitian ini adalah sintesis hibrida sulfonato silika dan objek dalam penelitian ini adalah karakterisasi hibrida sulfonato silika yanL meliputi uji keasaman clan analisis spektra inframerah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimum untuk sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian adalah pada konsentrasi oksidator asam nitrat 45 % dengan waktu reaksi okaidasi 60 menit dan untuk sintesis HSS dari abu sekam padi dengan pencucian adalah pada konsentrasi asam nitrat 65 % dan waktu reaksi oksidasi 60 menit. Kondisi optimum ditentukan dengan rnelihat nilai efisiensi produksi, nilai keasaman sebagai penukar kation dan spektra inframerah. Keberhasilan sintesis HSS ditunjukkan oleh hiaangnya serapan gugus -SH dari HMS yang menjadi bahan dasarnya yaitu di daerzh Z600-2550 cm dan adanya serapan gugus metilen di daerah 2900 cm-1. Pada smtesis HSS dengan variasi konsentrasi oksidator, keberhasil?n sintesis HSS clari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjukkan oleh hilangnya serapan gugus -SH di daerah 2561,47 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daeralv 2"39,52 cm' dan HSS dart abu sekam padi dengan pencucian ditunjukkan oleh ~::!angnya serapan gugus -SH di daerah 2569.18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-'. Pada sintesis'_-ISS dengan var;asi waktu reaksi oksidasi, keberhasilan sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjtilckan oleh hilangnya serapan pada daerah 2569,18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2924,09 cm-' dan HSS dari abu sekarn padi dengan pencucian ditunjukkan oleh, hilangnya serapan pada daerah 2561,47 cm-1 serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-1.
Marindhu Mayang
2012-09-06T14:30:39Z
2019-01-29T16:06:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5209
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5209
2012-09-06T14:30:39Z
PEMANFAATAN ION LOGAM NIKEL (II) DALAM LIMBAH CAIR
INDUSTRI ELEKTROPLATING UNTUK
PELAPISAN LOGAM BESI SECARA
ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertujuan menentukan potensial, waktu dan pH optimal pengenaapan iogam nikei secara eiektroiisis pada proses peiapisan hesi serta menentukan konsentrasi nikel yang melapisi hesi.
Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis. Limbah cair industri elektroplating sebagai elek~trolit dan lcmpeng platina sebagai elektroda (katoda dan araoda). Variasi notensial yang dipakai adalah 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4 volt seiama 2 jam, variasi waktu yang dipakai adalah 1, 2, 3, 4 dan 5 jam, sedangkan variasi pH adalah pH 3, 4 dan 5. Kemudian mcngukur konsentrasi nikel sisa elektrolisis setiap variasi menggunakan SSA. Variasi optimal digLmakan untuk proses elektroplating. Hasil optimal ditunjukkan dengan jumlah konsentrasi nikel sisa dalam sampel yang paling keeil. Konsenirasi ion logam nikel yang melapisi besi diperoleh clari selisih konsentrasi nikel awal dengan konsentrasi nikel sisa dalam sampel setelah elektroplating.
Kesimpuian dari peneliiian ini adalah paiensial optimal, waktu optimal, dan pH optimal proses elektrolisis pengendapatz logam nikel bertutut-turut adalah 2 volt, 3 jam, dan pH 5, sedangkan konsentrasi ion logam nikel(II) yang melapisi besi adalah 1,9521 ppm.
Kata Kunci : logam nikei, elektrolisis, elektroplating
Candrarini Mega liusurna
2012-09-06T14:30:39Z
2019-01-29T16:06:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5211
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5211
2012-09-06T14:30:39Z
PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL
Penelitian ini bertujuan membuat biodiesel dari minyak jelantah, menen¬tukan karakter biodiesel sesuai spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian berat jenis, viskositas, bilangan asacn, bilangan iod, gliserol bebas, gliserol total clan kadar ester alkil, serta menentukan pengaruh penggunaan adsorben terhadap proses pemurnian minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel.
frosedur pembuatan biodiesel dari minyak jelantah terdiri dari tahap pemurnian minyak jelantah clan reaksi transesterifikasi. Tahap pemurnian minyak jelantah terdiri dari proses netralisasi clan proses pemucatan. Proses netralisasi yaitu dengan menambahkan NaOH 16% dan proses pemucatan dengan menambahkan karbon aktif sebagai adsorben. Reaksi transesterifikasi yaitu mereaksikan antara minyak yang telah dimurnikan dengan inetanol dan NaOH sebagai katalis. Metil ester (biodiesel) yang diperoleh lalu dianalisis berdasarkan SNI yang meliputi berat jenis, viskositas, bilangan asam, bilangan iod, gliserol bebas, gliserol total dan kadar ester alkil.
Hasil analisis menunjukkan minyak jelantah dapat dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Biodiesel yang diperoleh memenuhi spesifikasi biodiesei berdasar SNI kecuali berat jenis biodiesel. Penggunaan arang aktif pada proses pemucUtrAn adalah signifikan pada bilangan iod dan tidak signifikan pada penentuan bilangan asam, kadar gliserol total clan kadar gliscrol bebas.
Kata Kunci : Minyak Jelantah, Arang Aktif, Biodiesel, SNI
Natianessy Meirly
2012-09-06T14:30:39Z
2019-01-29T16:06:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5215
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5215
2012-09-06T14:30:39Z
STUDl MEKANISME REAKSI ADSORPSI ZAT WARNA 9¬
AMINO AKRIDIN OLEH MONTMORILONIT
Tujuan penelitian ini adalah menentukan besarnya daya adsoi montmorillonit terhadap zat warna 9-amino akridin pada pH 4 dan 6 - menentukan jenis mekanisme reaksi yang terjadi pada adsorpsi 9-am akridin oleh montmorilonit beserta kompleks yang terbentuK dan konsta kesetimbangannXa.
Sampel montmorilonit dijenuhkan menjadi K+ rnenggunakan KN Adsorpsi 9-amino akridin oleh montmorilonit dilakukan dalam 3 ta yaitu kinetika adsorpsi,menentukan waktu kesetimbangan pada prc adsorpsi, adsorpsi tepi, mengetahui pengaruh pH ternadap adsor isoterrn adsorpsi, mempelajari pengaruh konsentrasi 9-amino akri terhadap proses adsorpsi, semuanya yang dilakukan pada strhu 3, dengan medium elektrolit KN03 5 mM. Pengukuran menggunakan i Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi 9-amino akridin sedangkan XRD digunakan untuk mengetahui adanya perubahan spa (001) pada montmorilonit. Data eksperimen adsorpsi dim( menggunakan model kompleksasi permukaan kapasitan konstan den hantuan software GRFIT.
Besarnya daya adsorpsi montmorilonit terhadap 9-amino akridin r pH 4 dan 6 berturut-turut adalah 7,6100 x10-5 dan 1,200x10-5 mol/(m2 permukaan). Mekanisme yang terjadi pada 9-amino akridin oleh montmorill adalah melalui ikatan hidrogen dan kompleks yang terbentuk adalah [XHL dan (SOLH] L dengan masing-masing konstantanya yaitu 101o.s' dan 10 ,17.
Pramesti Arfianty Meirna
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5115
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5115
2012-09-05T16:29:40Z
DENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KUL1T BUAH NAGA (Hylocereus undatus) DALAM EKSTRAK KLOROFORM
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang dominan dari kulit buah naga (Hylocereus undatus) dalam ekstrak uroform.
Isolasi senyawa metabolit sekunder dari buiah naga dilakukan melalui 3 tahap yaitu masarasi, partisi,. dan dilanjutkan dengan kromatografi. Eksraksi meng,gunakan metode maserasi dengan pelarut metanol teknis. Sebanyak 4 kg
kulit buah naga yang sudah dihaluskan dimaserasi dengan rnetanol teknis selam:a 24 jam. Ekstrak metanol dipekatkan dengan rotary evaporator kemudian dipartisi menggunakan pelarut kloroforn. Ekstrak kloroform dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi ko,om gravitasi (KKG)menggunakan kloroform -heksana 4:6 dan 2:8 sebagai fasa gerak sedangkan silika gel 60 G 200¬-400 mesh sebagai fasa diam. Fraksi dominan dalam ekstrak kloroform hasil kromatografi kolom diuji kemurniannya menggunakan KLT. Fraksi murni identifikasi menggunakan spektrometer UV-Vis dan FTIR.
Hasil identifikasi spektrum IR menunjukkan bahwa senyawa dominan dan ekstrak kloroform memiliki gugus fungsional antara lain gugus karbonil =0, OH tersubstitusi, C-O (eter), C=C aromatik, CH alifatik, Aromatik nubstitusi. Spektrum UV menunjukkan panjang gelombang maksimum pada 30,274, 253, dan 309 nm yang menunjukkan adanya khromofor terkonjugasi. bila spektrumdan hasil interpretasi spektrum IR dan UV mengindikasikan bahwa tnyawa metabolit sekunder dominan kulit buah naga (Hylocereus undatus) dalam ekstrak kloroform adalah suatu senyawa aromatik golongan flavonoid.
Hilal M. Faizal
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5123
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5123
2012-09-05T16:29:40Z
SIFAT ADSORPTIF HIBRIDA SULFONATO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI TERHADAP ION LOGAM Ag(I) DAN Cr(III) DALAM LARUTAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuls mengetahui sifat adsorptif hibrida sulfonato silika (HSS) dari abu sekam padi dengan per.cucian clan tanpa pencucian terhadap ion logam Ag(l) clan Cr(IIl) dalom larutan. Sifat adsorptif hibrida sulfonato silika dapat dilihat dari besarnya daya adsorpsi pada berbagai variasi massa, waktu kontak, dan pH.
Subjek dalam penelitian ini adalah abu sckam padi. Objek dalam penclitian ini adalah silat adsorptif Itihrida sulionoto silika dari abu sekam padi.Pengujian sifat adsorptif diawali dcngan variasi masa adsorben. Variasi masa adsorbcn yang digunakan adalah 10, 25, 50, dan 100 mg. Masa etektif yang didapatkan pada variasi masa adsorbcn digunakan sebagai massa adsorben pada variasi waktu. Variasi waktu yang digunakan adalah 1, 30, 60, 90, 120, 150, 180 menit, dan 21 jam. Masa ctektif clan waktu kontak yang didapatkan pada variasi masa adsorben clan waktu kontak digunakan sebagai masa adsorben clan waktu kontak pada variasi pH. Variasi pH yang digunakan adalah rentang 1-5 urttuk ion logam Ag(l) clan Cr(III).
Sifat adsorptif hihrida sulfonato silika dipengaruhi oleh masa adsorben dan pH, scdangkan waktu kontak tidak mcmpcngaruhi sitat adsorptif HSS terhadap ion logam Ag(l) dan Cr(III). Masa adssorbcn yang digunakan adalah 25 mg untuk sentua jenis HSS yaitu HSS-Nitrat (HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian yang dioksidasi dcngan nilrat), HSS (.'-Nitrat (HSS d<:r) abu sekarn pad) dengan pencucian yang dioksidasi dengan nitrat), HSS-1eroksida (f ISS dari abu sekam padi tanpa Itcncucian yam, , dioksidasi dengan peroksida), dan HSS C¬peroksida (HSS dari abu sekam padi dengan pencucian yang dioksidasi dengan peroksida) baik terhadap ion logam Ag(l) maupun ion logam Cr(III). pH yang memberikan persentase ion logam yang teradsorpsi terbesar terhadap ion logam Cr(III) adalah pH 4 untuk HSS-Nitrat clan pH 5 untuk HSSC-Nitrat, HSS¬Peroksida, dan HSSC-Peroksida. Tcrhadap ion logam Ag(I), variasi pH hanya rr.emberikan pengaruh pada siliit adsorptif I-ISS-Nitrat, dart memberikan persentase ion logam teradsorpsi paling tinggi pada pH 4.
Sulhan M. Hadi
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5128
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5128
2012-09-05T16:29:40Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNI'•ER PADA EKSTRAK METANOL TEH HIJAU (Camellia sinE-ns%s)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dan rendemen senyawa metabolit sekunder pada ekstrak metanol teh hijau (Camellia .sinensis).
Sebanyak 100 g teh hijau cap Kepala Djenggot dimaserasi menggunakan pelarut tnetanol, selatna 1x24 jam dengan pengulangan sebanyak 2x pada suhu ruangan (27°C). Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dan dimurnikan men;Zunakan teknik kromatografi kolom grav~i~si (KKG). Senyawa hasil isolasi yanr; diperoleh kemudian dianalisis dengan r.renggunakan spektroskopi UV, IR dan H-N MR.
Uji kemurnian dengan analisis kromatografi lapis tipis menggunakan bebcrapa eluen iengan kepolaran yang berbeda rnenghasilkan noda tunggal yang menunjukkan Senyawa tersebut telah m rrn'r. Analisis menggunakan spektrofotometer UV memberikan serapan maksimum pada 229 nm, analisis ini menunjukkan adanya gugus kromofor C = C yang tidak terkonjugasi. Analisis menl;gunakan spekt,-ometer infra merah menunjukan adanya gugus -OH pada daerah serapan 3377,1 cm t, gugus C=C pada daerah 1606,6 cm-1, gugus -CHZ¬pada daerah 2856,4 cm-1 dan 1461,9 cm-1 gugus -CH3 pada daerah 2923,9 cm -1 dan 1367,4 cm-1, dae gugus C=0 pada daerah 1739,7 cm-1. Analisis menggunakan spektrometer ‘H-NMR menunjukkan adanya sinyal proton daerah alifatik unit CH3 yang berjumlah 7 dan unit CHZ yang berjumlah 5. Pola spektrum UV, IR dan 'H-NMR senyawa hasil isolasi menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah dari golongan terpenoid dengan rendemen sebanyak 0,005%.
Fikri M. Hulaimul
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5138
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5138
2012-09-05T16:29:40Z
MODIFIKASI PENENTUAN KLORIDA PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DENGAN ELEKTRODA SELEKTIF ION (ESI) – KLORIDA
Penelitian ini men.ipakan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa limit deteksi tertinggi, waktu respon, rentang pH, dan selektivitas pada elektroda selektif ion Ag/AgCI. Kadar klorida pada air minum dalam kemasan A, B, dan C.
Penentuan klorida pada Air Minum dalam Kemasan dilakukan dengan metode potensiometri secara langsung. Penenlitian ini menggunakan rentang konsentrasi larutan standar C1- sebesar 10-1-10-g M. penentuan Limit deteksi ditentukan dengan dua garis ekstrapolasi dari kurva aengan respon Nernstian clan kurva horizontal. Waktu respon elektroda Ag/AgCI dihatung dari saat elektroda dicelupkan sampai terjadi potensial sel yang stabil clan dilakukan pada konsentrasi larutan standar C1¬:04 M. 10-2, 10-3, clan pH larutzn standar C1- divariasi antara pH 1-10. Selektivitas elektroda ditentukan dengan dua jenis ion pengganggu yaitu Bf clan F. Hasil penelitian menunjuickzn bahwa limit deteksi tertinggi dari elektroda Ag/AgCI mencapai 8,20 x 10-5 M. respon elektroda Ag/AgCI adalah 1,62 dPtik. Potensial sel relatif stabil Vada rentang pH 5-10 untuk konsentrasi larutan standar C1- sebesar 10-1 dan 10- M. Adanya ion Br dan I- tidak memberikan gangguan dalam penentuu:. ion C1-. Air minum dalam kemasan A, B, dan C memiliki kadar ion klorida berturut-turut sebesar: 0,346 ppm; 0,943 ppm dan 9,895 ppm.
Pahlevi M. Reza
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5141
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5141
2012-09-05T16:29:40Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi
belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe kompetisi permainan kelompok atau teams game
tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT, jika pengetahuan awal kimia siswa
dikendalikan secara statistik.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester 2 SMA
Negeri 9 Yogyakarta yang berjumlah 190 siswa dan terbagi dalam 5 kelas. Sampel
per.elitian sebanyak 66 siswa yang diambil secara cluster random sampling, siswa
tersebut terbag', dalam dua kelas, satu kelas sebagai kelompok eksperimen (A1) dan
satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol (A2). Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan desain satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Pengujian
hipotesis menggunakan analisis kovarian satu jalur.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Fo = 4,032 dan p < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe TGT dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan
secara statistik. Rerata skor prestasi belajar kimia kelas eksperimen adalah 23,64,
sedangkan rerata skor kelas kontrol adalah 22,39. Dengan demikian, metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
kimia siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit serta Reaksi
Oksidasi Reduksi pada keIas X semester 2 SMA Negeri 9 Yogyakarta. Adapun
sumbangan efektif pengetahuan awal kimia terhadap prestasi belajar kimia sebesar 1%.
- Marfuatun
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:04:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5144
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5144
2012-09-05T16:29:40Z
TITRASI KOMPLEKSOMETRI DALAM PENENTUAN KADARZIRKONIUM HASIL PEMISAHIAN DENGAN KOLOM SILIKA GEL
Penelitiart ini bertujuan wtuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama adsorpsi clan laju alir terhadap kadar zirkonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel. Selain itu, penelitian ini jirga bert,ljuan untuk mengetahui lama adsorpsi clan laju alir larutan pengumpar, sehingga diperoleh kadar zirkonium dan efisiensi penjc.rapan silika gel terhadap zirkonium yang optimal. Pada penelitian ini variaLel yang digunakan adalah larna adsorpsi, yaitu 1; 1,5; 2; 2,5 jam dan laju alir larutati pengumpan, yaitu 1;2;3,5;4,3 mL/s.
Silika gel terlebih dahuit.z dialaivasi dengan larutan HNO3 20% (v/v) clan pemanasan pada suhu 150°C selama 4 jam. Larutan pengtampan dibuat dari 1.07 grarn ZrO2 dalam air raja keniudian diencerkan dengan akuades sampai volume 500 mL. Untuk menentukan laju alir larutan pcngumpan, dilakukan ter!ebih dahulu kalibrasi laju alir terhadap alat-alat. yang akan digunakan untuk perlakuan adsorlsi. Perlakuan adsorpsi dilakukan menggunakan kolom dengan diameter 1,5 cm dan panjang 50 cm, dengan volume injeksi larutan pengumpan sebanyak 20 mL. Kadar zirkonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel kemudian dianalisis secara titrasi kompleksometri dengan larutan EDTA 0,05 M. Titrasi dilakukan dengan volume sarnpel sebanyak 5 mL dan menggunakan indikator TrBT. Scltima titrasi berlangsung, terjadi pembcntukan senyawa kompleks [Zr(EDTA)].
Hasil pcnelitian menunjukan bahwa variasi lama adsorpsi Dan laju alir larutan pengumpan berpengaruh secarrt signifikan terhadap kadar ziikonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel. Kadar zirkonium optimal diperoleh pacia lama adsorpsi 1,5 jam dan laju alir 3,5 mL/s yaitu sebesar 0,408 % (b/v). Efisiensi penjerapan silika gel terhadap zirkonium yang optimal dipero leh pada lama adsorpsi 2,5 jam dan laju alir 3,5 mL/s, yaitu sebcsar (79,441±3,9828)%.
M hmy Rahmawat Maria
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:05:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5145
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5145
2012-09-05T16:29:40Z
PENGARUH BERBAGAI CAMPURAN PELARUT TERHADAP HASIL EKSTRAKSI P-KAROTEN DALAM
UBI JALAR (Ipomoea Batatas L.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran dua pelarut terhadap hasil ekstraksi P-karoten dalam ubi jalar jingga dan untuk mengetahui komposisi campuran pelarut yang dapat mengekstraksi (3-Karoten secara maksimal sehingga diperoleh kadar (3-karoten` yang terbesar.
Subjek dalam penelitian ini adalah ekstrasi P-karoten dalam ubi jalar jingga, sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh jenis dan komposisi campuran pelarut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis dan komposisi campuran dua pelarut yang digunakan untuk ekstraksi I. Jenis pelarut yang digunakan adalah campuran (aseton-metanol), (aseton-kloroform), dan (aseton-benzena), dengan perbandingan berturut-turut adalah sebesar (2:8), (4:6), dan (8:2) v/v. Variabel terikatnya adalah konsentrasi P-karoten hasil ekstraksi. Ekstraksi I merupakan proses pembuatan ekstrak kasar (3-karoten dalam berbagai variasi clan komposisi pelarut. Ekstraksi II merupakan proses pemisahan P¬karoten dari pelarut (aseton-metanol), (aseton-benzena), clan (aseton-kloroform) dengan ekstraktan petroleum eter. Pemurnian P-karoten dengan kromatografi kolom, analisis kualitatif sampel ubi jalar jingga dengan uji warna, dan analisis kuantitatif P-karoten dalam sampel secara spektrofotometri sinar tampak.
Hasil analisis statistika dengan ANAVA AB pada taraf signifikansi 1% menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara campuran pelarut (aseton-metanol), (aseton-benzena), dan (aseton-kloroform) maupun volume pelarut (2:8), (4:6), clan (8:2) v/v terhadap kadar (3-karoten. Komposisi campuran yang dapat mengekstraksi P-karoten secara maksimal adalah pelarut (aseton¬metanol) (8:2 v/v) sebesar 0,44061 mg/g.
Goretti Eka Setiasih Maria
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:05:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5146
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5146
2012-09-05T16:29:40Z
PENGGUNAAN ELEKTRODA ALUMUNIUM SEBAGAI ALTERNATIF
ELEKTRODA GRAFIT DALAM PENENTUAN UNSUR
TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM DALAM U3O8
SECARA SPEKTROGRAFI EMISI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kondisi fisik elektroda alwnunium der.gan menggunakan sumber eksitasi dc arc. (2) konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium dalam U3¬O8 dengan spektrograf emisi menggunakan elektroda grafit. (3) konsentrasi', unsur takmurnian boron dan kadmuum dalam U308 dengan spektrograf emisi menggunakan elektroda alumunium. (4) penggunaan elektroda alumunrum sebagai pengganti elektroda gralit Ialam spektrografi emisi 0308 dengan spektrograf emisi.
Penelitian ini diawali dengan menentukan sumber eksitasi yang optimal untuk elektroda alumunium. Pembuatan sampel dilakukan dengan pelarutan 10 g U02 dengan i•03' sampai volume 50 mL dan dipanaskan mendekati kering, ditambah HCOOH etes demi tetes sampai larut kembali. Uranil format diuapkan dan dikalsinasi dalam suhu 900°C selama 2 jam, Hasil kalsinasi sebanyak 5gr dan dikalsinasi kembali eongan HN03 kemudian di eraksi dengan TBP kerosene dengan perbandingan volume 70:30 sebanyak ', 03 ml dan dilakukan 3 kali. Fase air dipisahkan dan dimasukkan dalam elektroda grafit dan elektroda alumunium dengan variasi volum-,masing-masing 25pL; I OOyI'.; 200p.L; SOOpL dan 1000pL. Elektroda yang t;erisi sampel dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan dengan spektrografi emisi.
Kondisi fisik elektroda alumunium dengan sumber eksitasi dc arc meleleh sedangkan menggunakan sumber eksitasi spark tidak meleleh. Konsentrasi boron dan kadnium dengan menggunakan elektroda grafit adal 0,031 ppm dan 0,135 ppm. Konsentrasi boron dan kadmium dengan menggunakan elektroda alumunium adalah 0;031 ppm dan 0,169 ppm. Kena persen perbedaan konsentrasi sampel pada penentuan konsentrasi boron adalah 0% (52%), maka elektroda alumunium dapat digunakan sebagai alternatif pengganti elektroda grafit pada penentuan unsur takmurnian boron, dan tidak dapat digunakan untuk alternatif pengganti pada penentuan unsur takmunian kadmium karena persen perbedaan, konsentrasi 25,185% (>2%).
Anna Wulandari Marieta
2012-09-05T16:29:40Z
2019-01-29T16:05:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5147
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/5147
2012-09-05T16:29:40Z
PENGGUNAAN ELEKTRODA ALUMUNIUM SEBAGAI ALTERNATIF . ELEKTRODA GRAFIT DALAM PENENTUAN UNSUR TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM PALAM U308 SECARA SPEKTROGRAFI EMISI
Penelitian ini bertujuan mtak mengetahui (1) kondisi fisik elektroda alumunium dengan rnenggunakan sumber eksitasi dc arG. (2) konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium dalam U 30g denpn spektrol,naf emisi menggunakan elektroda grafit. (3) konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium dalam U30x dengan spektrograf emisi menggunakan elektroda ahummiurn. (4) penggunaan elektroda alumunium sebapi pengganti elektroda grafit dalam spektrografi emisi UjOK dengan spektrograf elnisi.
Penelitian ini diawali dengan menentukan sumba,r eksitasi yang optimal untrdc elektroda alummiwn. Pembuatan sampel dilakukari dengan pelarutan 10 g UOz dengan HNO3 sampai volume 50 ml- dan dipanaskan mendekati kering, ditambah HCOOH tetes demi tetes sampai larut kembali. Uranil format diuapkan dan dikalsinasi dalam suhu 900('C selama 2 jam. Hasil kalsinasi sebarryak Sgr dilarutkan kembali dengan HNO3 kemudian di ekstraks~ dengan TBP kerosene dengan perbandingan volume 70:30 sebanyak 100 ml darr dilakukan 3 kali. Fase air dipisahkan dan dimasukkan dalam elektroda grafit dan elektroda alumunium dengan variasi volume masing-masing 25trL; IOOyL; 200~L; SOOpL dan 1000pL. Elektroda yang berisi sampel dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan dengan spektrografi emisi. '
Kondisi fisik elektroda almnunium dengan sumber eksitasi dc arc meleleh sedangkan mcuggunakan sumber eksitasi spark ixdak melpleh. Konsentrasi boron dan kadmium menggunakan elektroda grafit adalah 0,031 ppm dan 0,135 ppm. Konsentras: boron dan kadmium dengan ryenggmnakan elektroda alumunium adalah 0,031 ppm dan 0,169 ppm. Karena persen perbedaan konsentrasi sampel pada penentuan konsentrasi boron adalah 0% (< 2%), maka elektroda alumunium dapat digunakan sebagai alternatif pengganti elektroda grafit pada penentuan unsur takmurnian boron, dan tidak dapat digunakan Lmtuk alternatif pengganti pada penentuan unsur takmurnian kadmium karena persen perbedaan konsentrasi 25,185% (>2%).
Wulandari Marieta Anna
2012-08-10T05:51:09Z
2019-01-29T15:42:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3649
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3649
2012-08-10T05:51:09Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM a-AMILASE SECARA ADSORPSI DENGAN MENGGUNAKAN KAOLIN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, KM dan Vmaks. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim a-amilase mobil dan amobil terhadap lama penyimpanannya. Variabel penelitian ini adalah karakterisasi a-amilase mobil dan amobil yang meliputi penentuan waktu inkubasi optimum, pH optimum, suhu optimum, nilai KM dan Vmaks. lnstrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adalah spektronik uv-vis. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dan variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa amilase mobil mempunyai pH optimum 6,9; suhu optimum 50 °C; waktu inkubasi optimum 15 menit; nilai KM 3,479 x 10-4 mol/L; dan nilai Vmaks 37,453 mg/mL/menit. Sedangkan untuk amilase amobil mempunyai pH optimum 5,9; suhu optimum 55 °C; waktu inkubasi optimum 30 menit; nilai KM 5,458 x 10-4 mol/L; dan nilai Vmaks 52,910 mg/mL/menit. Pengukuran stabilitas enzim alfa amilase dilakukan selama 8 hari pada suhu kamar (29 ° C) dan suhu 4 °C. Terjadi penurunan aktivitas enzim alfa amilase mobil sebesar 89,81 % pada suhu ruang dan 85,77 % pada suhu 4 °C, sedangkan aktivitas enzim alfa amilase amobil berkurang sebesar 79,12 % pada suhu ruang dan 49,82 % pada suhu 4 °C.
Unvi Farida Fiska
2012-08-10T05:51:09Z
2019-01-29T15:43:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3681
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3681
2012-08-10T05:51:09Z
STABILISASI ZEOLIT-KROMIUM MENGGUNAKAN PORTLAND CEMENT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan semen portland dalam menstabilkan kromium pada zeolit-kromium. Zeolit-kromium adalah zeolit yang telah mengadsorpsi kromium. Dalam penstabilan ini, semen dicampur dengan serbuk zeolit-kromium kemudian dibuat matriks semen-zeolit-kromium berbentuk kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan perbandingan 7:1 (7 semen : 1 zeolit-kromium) dan l:7 (1 semen : 7 zeolit-kromium). Parameter yang digunakan adalah kuat tekan matriks dan efisiensi penstabilan (%) berdasarkan konsentrasi kromium yang terluluh dalam pelarut (buffer asam pH 5, air hujan dan air sumur). Metode yang digunakan untuk mengetahui kuat tekan matriks adalah uji kuat tekan, sedangkan untuk mengetahui konsentrasi kromium yang terluluh dalam setiap pelarut adalah dengan uji peluluhan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). Jumlah kromium yang terluluh dalam pelarut ditentukan dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan matriks semen-zeolit¬kremium 7:1 terhadap matriks semen memberikan hasil yang terbaik yaitu karena meningkatkan sifat kekerasan matriks semen sebesar 25,53%, sedangkan perbandingan 1:7 menurunkan sifat kekerasan sebesar 82,63%. Etisiensi penstabilan kromium pada matriks semen-zeolit-kromium 7:1 dengan pelarut buffer pH 5, air hujan, dan air sumur berturut-turut sebesar 73,89%; 96,04% dan 92,25% (berdasarkan kadar kromium yang terluluh berturut-turut 4,957; 3,956 dan 7,147ppm). Kemudian pada matriks semen-zeolit-kromium l:7 dengan pelarut buffer pH 5, air hujan, dan air sumur berturut-turut sebesar 95,09%; 97,23% dan 98,08'/'0 (berdasarkan kadar kromium yang terluluh berturut-turut 2,298; 2,768 dan 0,897ppm). Menurut USEPA ambang batas untuk kromium adalah 5 ppm, sehingga dari harga kromium yang terluluh di atas dapat disimpulkan bahwa stabilisasi tersebut memenuhi standar yang telah ditentukan dan aman jika berada di lingkungan. Kata kunci : stabilisasi, zeolit, kromium, semen portland.. TC1,P.
Yani Ningsih Fitri
2012-08-10T05:51:09Z
2019-01-29T15:43:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3687
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3687
2012-08-10T05:51:09Z
PENGARUH JENIS PEMBENTUK BASA TERHADAP KARAKTER KRISTAL PADA SINTESIS SiLIKAT MESOPORI-MESOSTRUKTUR MCM-4l
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai jenis pembentuk basa terhadap karakter produk sintesis MCM-41. Sebagai pembentuk basa digunakan urea, natrium hidroksida, tetra propi) amonium hidroksida dan amonium hidroksida. Penelitian dimulai dengan mencampur cetil trimetil amonium bromida sebagai surfaktan, akuades, basa dan tetraetil ortosilika Eebagai sumber silika dengan perbandingan mol 0,28 : 45,00 : 0,30 : 1,00 selama 2 jam. Campuran tersebut diukur pH-nya, kemudian dilakukan pemanasan dalam bomb hidrotermal pada suhu 120°C selama 5 hari. Serbuk dan larutan yang dihasilkan diukur pH¬nya dan dicuci dengan akuades, dikeringkan pada suhu 70°C, selanjutnya dikalsinasi pada suhu 550°C selama 5 jam untuk menghilangkan surfaktan. Serbuk hasil kalsinasi kemudian dianalisis menggunakan difraktometer sinar-X untuk mengetahui karakter dari serbuk tersebut dan FTIR untuk mengetahui adanya vibrasi khas ikatan antar atom dalam material silika mesopori¬mesostruktur. Selain NH40H, semua jenis pembentuk basa (urea, TPAOH, etilen diamin) dapat digunakan untuk mensintesis MCM-4l dengan karakter yang berbeda-beda dan dengan menggunakan jenis pembentuk basa TPAOH dihasilkan material MCM-41 dengan kristalinitas paling bagus.
Listyowati Fitri
2012-08-10T05:51:09Z
2019-01-29T15:44:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3727
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3727
2012-08-10T05:51:09Z
STABILISASI KARBON AKTIF-KROMIUM MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kemampuan semen portland dalam menstabilkan matriks karbon aktif/kromium, (2) peluluhan ion logam kromium pada larutan buffer pH 5, air laut, air sumur dan air hujan, (3) daya kuat tekan matriks dan (4) perbandingan yang tepat antara karbon aktif/kromium terhadap semen pada matriks karbon aktif/Cr-semen. Subjek dalam penelitian ini adalah ion logam kromium dalam matriks karbon aktif/Cr-semen. Objek dalam penelitian ini adalah stabilisasi karbon aktif/Cr menggunakan semen portland. Senyawa kromium yang digunakan adalah K2Cr04 untuk membentuk larutan Cr(VI). Ion logam Cr(VI) teradsorpsi oleh karbon aktif sebesar 0,873 ppm. Karbon aktif hasil adsorpsi kemudian distabilkan menggunakan semen portland ("Tiga Roda" (tipe I) produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Indonesia, Tbk Palimanan). Matriks yang dihasilkan mengalami proses pencuringan selama 28 hari, kemudian di uji kuat tekan menggunakan Tecnotest Modena Italy. Uji TCLP standar, TCLP progresif dan TCLP modifikasi dilakukan untuk mengetahui tingkat peluluhan ion logam kromium. Hasil penelitian ini adalah semen portland "Tiga Roda" (tipe I) produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Indonesia Tbk, dapat menstabilkan karbon aktif/Cr dengan efisiensi penstabilan lebih dari 93 % untuk semua zat peluluh. Konsentrasi ion logam Cr(VI) terluluh dengan konsentrasi dibawah ambang batas untuk uji TCLP sebesar 5 ppm. Besar kuat tekan matriks semen, karbon aktif/Craemen = 1:7 dan 7:1 masing-masing adalah 362,210 kg/cm', 405,160 kg/cm2 dan 6,998 kg/cm2.
Herlin S Fransisca
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:41:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3613
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3613
2012-08-10T05:51:08Z
INHIBISI 8-HIDROKSIQUINOLIN PADA KOROSI BAJA KARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KIORIDA PADA SUHU 65 °C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan etisiensi inhibisi (IF) 8-hidroksiduinolin pada korosi baja karbon AN 51- X65 serta untuk mengetahui konsentrasi 8-hidrOKsicluinolin yang memadai (lE – 90,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon AN 5[., X65 dalam larutan NaCI 1 °ia pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 ,jam. Sampel baja karbon AN 51, X65 dipoles (diamplas) dengan kcrias silikon karbida, dicuci dengan etanol l U ° a dan dikeringkan di udara. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan NaCI 1 % tanpa dan den-an 8-hidroksiduinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang digunakan adalah 25; 100, 200, 300, 400, 500 dan 1000 ppm. La') u korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat_ t3aja karbon AN SL X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi den-an menggunakan spektrofotometer infranierah, difraktometer sinar-X (XRD) dan mikroskop. Laju korosi baja karbon API 51- X65 dalam larutan NaCI 1 pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 jam tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 clan 1000 ppm berturut-turut adalah 0,486 ± 0,018; 0,404 ± 0,012; 0,321 ± 0,011; 0,222 ± 0,002; 0.192 ± 0,011 ; 0,130 ± 0,002; 0,091 ± 0,006 clan 0,046 ± 0,003 mm/th. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. I:fisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 clan 1000 ppm berturut-turut adalah 16,87 ± 2,47; 34,02 ± 2,28; 54,25 ± 0,32; 60,42 ± 2,26; 73,18 ± 0,43; 81,34 ± 1,13 dan 90,46 ± 0,59 %. Efisiensi inhibisi 8-hidroksiquinolin meningkat dengan beriambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (1E: ≥ 90,00 %) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 jam adalah ? 1000 ppm.
Intan Sari Fatmi
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:43:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3664
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3664
2012-08-10T05:51:08Z
PENGARUH pH TERHADAP SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU SEKAM PADI MENGGUNAKAN METODE MODIFIKASI SOL GEL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sintesis silika gel dari abu sekam padi menggunalcan metode sol gel yang dimodifikasi pada berbagai nilai pI-I serta untuk mengetahui pH optimum dari sintesis silika gel tersebut.
Sintesis silica gel dilakukan dengan mereaksikan 25 g abu sekam padi dengan 150 ml NaoH 1 M sehingga dihasilkan larutan natrium silikat. Selanjutnya modifil:asi sol gel dilalzukan dengan menambahkan larutan natrium silikat ke dalam 25 ml HCl 1 M sampai pH 3, 5 dan 7 clan bukan sebaliknya. Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap karakter silika gel hasil sintesis maka silka gel clikarakterisasi dengan PTIR clan XRD. Hasil analisis kemudian dibandingkan deugan silil:a gel pembanding kiesel gel 60.
Pembentukan gel terjadi sangat cepat pada pH 7 sementara pH 3 paling lama terbentuk. Hasil FTIR menunjukan bahwa silika gel pH 3, 5 clan 7 mempunyai pola yang sama dengan kiesel gel 60. Sifat amorf sililca gel ditunjukkan dengan adanya undukan pada daerah 20=22,78° (pH 3) 20=23,880° (pH 5) 26=21,120° (pH 7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH yang paling optimal dalam pembentukan silika gel adalah pH 7. Semakin besar nilai pH semakin cepat pula pembentukan gel dan mempcrbesar efisiensi produksi.
Dwi Retno Cahyaningsih Lusia ,
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:43:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3688
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3688
2012-08-10T05:51:08Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN SUHU LARUTAN PADA PROSES ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II) DENGAN ADITIF FORMALDEHIDA
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Laboratorium Analisis Instrumen Universitas Islam Indonesia (UII) dan Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensial dan suhu larutan optimal pada proses elektrodeposisi ion tembaga(II) dengan menggunakan fonnaldehida sebagai aditif. Subjek dalam penelitian ini adalah larutan tembaga 400 ppm. Objek dalam penelitian ini adalah deposit tembaga pada katoda. Proses elektrodeposisi menggunakan larutan CuS04 sebagai sumber ion Cu(II), larutan HZSOa sebagai elektrolit pendukung, larutan HN03 sebagai depolarisator, formaldehida sebagai aditif dan lempeng platina sebagai elektroda (katoda dan anoda). Proses elektrodeposisi dilakukan dengan variasi potensial 2, 3, 4, 5 dan 6 volt, variasi suhu larutan 27, 32, 37, 42 dan 47 °C dan waktu deposisi 25 menit. Analisis kuantitatif dengan Spektrofotometri Serapan Stom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) setelah proses elektrodeposisi. Analisis kualitatif dengan difraksi sinar-X untuk mengetahui struktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu larutan optimal Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal adalah 3 volt dan suhu larutan optimal adalah 27 °C. Konsentrasi ion Cu(II) hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu larutan optimal adalah 298,4750 ppm dengan efisiensi pengendapan sebesar 25,38 %. Struktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu larutan optimal memiliki sistem kubik berpusat muka dengan parameter kisi sebesar 3,5877A dan bidang kisi (111), (200), (220) dan (311).
Rizana Fitria
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:45:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3817
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3817
2012-08-10T05:51:08Z
METANOL TEMPE KEDELAI HITAM (GLYCINE SOJA)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam (Glycine soja) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi karakteristik senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IF, spektrometer 'H-NMR, spektrometer 13C-NMR dan spektrometer massa
Sebanyak 1489,16 gram tempe kedelai hitam (Glycine soja) dengan lama fermentasi 4 hari dimaserasi dengan 3200 ml, metanol selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Selanjutnya semua ekstrak metanol dievaporasi. Ekstrak metanol kental sebanyak 70,82 gram difraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya yaitu n-heksana:etilasetat (5:5), n-heksana:aseton (4:6) dan kloroform:metanol (8:2). Senyawa yang sudah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT.
Hasil pemurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa kristal putih sebanyak 60 mg. Harga Rf untuk setiap uji kemurniaY adalah 0,214 (n-heksana:etil asetat=5:5), 0,452 (n-heksana:aseton = 4:6) dan 0,524 (kloroform:metanol= 8:2). Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menggunakan pelarut metanol, spektrometer IR menggunakan pelet KBr dan spektrometer 'H-NMR menggunakan pelarut DMSO-d6. Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 239,5 nm yang mengindinkasikan adanya kromofor fenol. Spektra IR menunjukkan adanya gugus O-H pada serapan 3445,94 cm i, C=C aromatik pada serapan 1509,92-1419,47 cm l, C=0 karbonil pada serapan 1718,55 cm-1 dan O-H asam pada serapan 3114,98 cm I. Spektra 1H-NMR menunjukkan adanya proton aromatik dan proton asam karboksilat. Spektra 13C-NMR menunjukkan adanya karbon aromatik dan karbon C=O. Spektra MS menunjukkan puncak dasar m/z 136. Berdasarkan analisis data spektrofotometer W-Vis, IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi dari tempe kedelai hitam (Glycine soja) dari ekstrak metanol adalah senyawa fenolik yaitu Asam p-hidroksi Benzoat.
Parmita Nadya,
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:45:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3820
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3820
2012-08-10T05:51:08Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI EKSTRAK METANOL TEMPE KEDELAI HITAM (GLYCINE SOJA)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam (Glycine soja) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi karakteristik senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, spektrometer 1H-NMR, spektrometer l3C-NMR dan spektrometer massa
Sebanyak 1489,16 gram tempe kedelai hitam (Glycine soja) dengan lama fermentasi 4 hari dimaserasi dengan 3200 mL metanol selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Selanjutnya semua ekstrak metanol dievaporasi. Ekstrak metanol kental sebanyak 70,82 gram difraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya yaitu n-heksana:etilasetat (5:5), n-heksana:aseton (4:6) dan kloroform:metanol (8:2). Senyawa yang sudah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT.
Hasil pemurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa kristal putih sebanyak 60 mg. Harga Rf untuk setiap uji kemurnian adalah 0,214 (n-heksana:etil asetat=5:5), 0,452 (n-heksana:aseton = 4:6) dan 0,524 (kloroform:metanol= 8:2). Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menggunakan pelarut metanol, spektrometer IR menggunakan pelet KBr clan spektrometer 1H-NMR menggunakan pelarut DMSO-d6. Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 239,5 nm yang mengindinkasikan adanya kromofor fenol. Spektra IR menunjukkan adanya gugus O-H pada serapan 3445,94 cm 1, C=C aromatik pada serapan 1509,92-1419,47 cm -1, C=0 karbonil pada serapan 1718,55 cm' dan O-H asam pada serapan 3114,98 cm-1. Spektra 'H-NMR menunjukkan adanya proton aromatik dan proton asam karboksilat. Spektra 13C-NMR menunjukkan adanya karbon aromatik dan karbon C=O. Spektra MS menunjukkan puncak dasar m/z 136. Berdasarkan analisis data spektrofotometer UV-Vis, IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil
PARMITA NADYA ,
2012-08-10T05:51:08Z
2019-01-29T15:49:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3956
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3956
2012-08-10T05:51:08Z
AMOBILISASI ENZIM INVERTASE DENGAN METODE ADSORPSI FISIK MENGGUNAKAN SILIKA GEL DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk amobilisasi enzim invertase menggunakan silika gel dan menentukan karakterisasinya, yang meliputi penentuan waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari pengaruh stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama waktu penyimpanan pada suhu tertentu. Subjek penelitian ini adalah enzim invertase, baik dalam bentuk mobil maupun amobil. Variabel yang ditentukan dalam proses amobilisasi enzim invertase meliputi jumlah pengamobil, waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan konsentrasi optimal. Hasil dari penentuan variabel ini digunakan untuk membuat enzim invertase amobil. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah karakterisasi enzim inventase mobil dan amobii yang meliputi waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai waktu inkubasi optimal 15 menit, pH 4,5, dan suhu 55 °C, serta nilai Vmaks 8,6854 mg/mllmenit dan KM 0,2109 mg/ml. Enzim invertase amobil mempunyai waktu inkubasi optimal 20 menit, pH 4,0, dan suhu 60 °C, serta nilai Vmaks 8,4324 mg/mUmenit dan KM 0,3993 mglml. Pengukuran stabilitas enzim invertase pada penelitian menunjukkan adanya penurunan aktivitas enzim invertase, baik yang mobil maupun yang amobil. Namun enzim invertase amobil mempunyai stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan enzim invertase mobil terhadap lama waktu penyimpanannya meskipun mengalami penurunan akiivitas. Selain itu, enzim invertase masih dapat digunakan secara berulang.
- Mujiyanto
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:44:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3691
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3691
2012-08-10T05:51:07Z
PROSES ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II) DENGAN ADITIF FORMALDEHIDA
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Laboratorium Analisis Instrumen Universitas Islam Indonesia (UII) dan Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Tujuan penelitian in] adalah untuk menentukan potensial dan suhu larutan optimal pada proses elektrodeposisi ion tembaga(II) dengan menggimakan fonnaldehida sebagai aditif. Subjek dalam penelitian ini adalah larutan tembaga 400 ppm. Objek dalam penelitian ini adalah deposit tembaga pada katoda. Proses elektrodeposisi menggunakan lanitan CuSO4 sebagai sumber ion Cu(II), larutan H2SO4 sebagai elektrolit pendukung, larutan HNO3 sebagai depolarisator, formaldehida sebagai aditif dan lempeng platina sebagai elektroda (katoda dan anoda). Proses elektrodeposisi dilakukan dengan variasi potensial 2, 3, 4, 5 dan 6 volt, variasi suhu larutan 27, 32, 37, 42 dan 47 °C dan waktu deposisi 25 menit. Analisis kuantitatif dengan Spektrofotometri Serapan Stom (SSA) unhik mengetahui konsentrasi ion Cu(II) setelah proses elektrodeposisi. Analisis kualitatif dengan difraksi sinar-X untuk mengetahui struktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu larutan optimal Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal adalah 3 volt dan suhu larutan optimal adalah 27 °C. Konsentrasi ion Cu(II) hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu lanitan optimal adalah 298,4750 ppm dengan efisiensi pengendapan sebesar 25,38 %. Stniktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu lamtan optimal memiliki sistem kubik berpusat muka dengan parameter kisi sebesar 3,5877A dan bidang kisi (111), (200), (220) dan (311).
Rizana Fitria
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:45:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3734
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3734
2012-08-10T05:51:07Z
SIFAT ADSORPTIF HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI TERHADAP ION LOGAM Ag(I) DAN Cr(III) DALAM LARUTAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat adsorptif hibrida merkapto silika dari abu sekam padi dengan pencucian (HMS-ASPC) dan tanpa pencucian (HMS-ASP) terhadap ion logam Ag(I) dan Cr(III) dalam larutan. Sifat adsorptif hibrida merkapto silika dapat dilihat dari besarnya daya adsorptif pada variasi massa, waktu kontak, dan pH larutan. Subjek dalam penelitian ini adalah abu sekam padi. Objek dalam penelitian ini adalah'sifat adsorptif hibrida merkapto silika dari abu sekam padi. Pengujian sifat adsorptif diawali dengan variasi massa adsorben. Variasi massa adsorben yang digunakan adalah 10, 25, 50, dan 100 mg. Proses adsorpsi dilakukan dengan cara mengaduk campuran HMS dengan massa sesuai dengan, variasi yang ditentukan dan 10 ml ion logam Ag(I) dan atau ion logam Cr(III) selama 1 jam, kemudian diputar dengan sentrifuse selama 15 menit. Massa optimum yang didapatkan pada variasi massa adsorben digunakan sebagai massa adsorben pada proses adsorpsi variasi waktu. Variasi waktu yang digunakan adalah I, 30, 60, 90, 120, 180, dan 210 menit. Massa optimum dan waktu optimum yang didapat pada variasi massa adsorben dan waktu kontak digunakan sebagai massa adsorben dan waktu kontak pada proses adsorpsi variasi pH. Variasi pH yang digunakan adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5 dan 5. Konsentrasi larutan Ag(I) dan Cr(III) sebelum dan sesudah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Sifat adsorptif hibrida merkapto silika dipengaruhi oleh massa adsorben, wakiu kontak, dan pH. Massa optimum yang diperoleh adalah 25 mg untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC baik terhadap ion logam Ag(I) maupun ion logam Cr(III). Waktu optimum yang didapatkan adalah 90 menit untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC baik terhadap ion logam Ag(I) maupun ion logam Cr(III). pH optimum yang didapatkan adalah pH 3 untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC terhadap ion logam Ag(I) sedangkan untuk ion logam Cr(III), variasi pH tidak mempengaruhi daya adsorpsi kedua jenis HMS tersebut.
Simarmata Friski
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:46:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3851
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3851
2012-08-10T05:51:07Z
PENGGUNAAN TITRASI POTENSIOMETRI DALAM PENENTUAN KONSTANTA KESTABILAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS LOGAM TEMBAGA (II) DENGAN LIGAN N,N'-¬DIKARBOKSIMETILDIAZA-I8-CROWN-6
Penelitian ini beriujuan untuk mernaparkan penggunaan titrasi potensiometri dalam penentuan konstanta kestahilan pemhentukan kornpleks inn logam tembaga(Il) den-an IT-an N,N'-dikarboksirnetildiaza-l8-crown-6. Titrasi potensiometri merupakan suatu metode yang ekonomis dan mudah dilaksanakan dengan melalui pengukuran potensial.
Konstanta kestabilan kompleks diientukan dengan cara titrasi potensiometri. Titrasi terdiri atas 2 tahap yaitu iitrasi sistem pertama dan titrasi sistem kedua. Titrasi sistcrn pcrtarna tcrdiri atas larutan yang bcrisi 0,0001 ligan N,N'-dikarboksirnetildiaza-l8-crown-6 dan variasi konsentrasi eiektrolit. Konsentrasi elektrolit pendukung (KNO3) yang dipelajari adalah 0,0005 M, 0,001 M, dan 0,005 M. Titrasi sistem kedua terdiri atas larutan yang berisi 0,0001 ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 dan 0,0001 M ion logam tembaga. Kedua sistem tersebut ditambah dengan 0,00813 M untuk menurunkan pH sampai 3. Selanjutnya sistem dititrasi dengan menggunakan KOH 0,00794 M sampai pH 8. Setiap penambahan KOH dan pH saat setimbang dicatat. Data titrasi yang dibuat menjadi grafik hubungan pH dengan [H+] dimodei menggunakan GRFIT sehingga diperoleh garis fit yang terbaik dan nilai K yang tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai log konstanta kestabilan kompleks ion tembaga(ll) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan KN03 dengan konsentrasi 0,0005 M, 0,001 M, dan 0,005 M adalah 13,94; 13,94 dan 13,94.
Jamilatul Khafidzoh Nur ,
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:47:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3867
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3867
2012-08-10T05:51:07Z
PENGGUNAAN SENYAWA 8-HIDROKSIQUINOLIN SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 780C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan efisiensl inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 serta mengetahui konsentrasi 8-hidroksiquinolin vang memadahi (IE > 90,00 %) pada ptngendalian korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan 1 % NaCI pada suhu 78 °C dan waktu pemaparan 6 jam.
Sampel baja karbon API 5L X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol dan dikeringkan di udara. Sampel terscbut dipaparkan dalam 100 mL larutan 1 % NaCI tavpa clan dengan 8-hidroksiquinolin. $onsentrasi 8-hidroksiquinolin yang digunakan adalah 25. 100, 200, 300, 400, SOOdan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon API SL X65 sebelum dan setelah dipaparkan dalam larutan uji dsn dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi dengan mengguraikan spektrofotometer inframerah, difraktometer sinar-X clan rn1kroskop.
Laju korosi baja krbon API SL X65 dalam larutan 1 % NaCI pada suhu 78 'Cdanwaktupemaparan 6 jam tanpa clan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200. 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (0,449 ± 0,064); (0,380 ± 0,022); (0,197 f 0,023); (0,161 ± 0,007); (0,131 t 0,002); (0.120 ± 0,002); (0,084 0,003) dan (0,042 ± 0,001) mm/tahun. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi 8-1lidroksiquinolin 25, 100, 10(I, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (14.92 :L 5,62); (56,20 t :3,15); (63,85 f 1,23); (70,97 ± 0,46); (73,20 ± 0,46); (81,37 ± 0,71) clan (90,65 ± 4,22) %. Efisiensi inhibisi 8-hidroksiquinolin meningkat dengan bertambahnya kottsentrasi 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (IE =>90%) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan 1 % NaCI pada suhu 78 °C clan waktu pemaparan 6 jam adalah 1000 ppm.
Yuliwiyatni Nur ,
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:48:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3909
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3909
2012-08-10T05:51:07Z
PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 1
HERUASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran
berupa penyusunan buku ajar kimia SIvIA/MA kelas XI Semester 1, berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kualitas buku ajar yang disusun dinilai oleh 5
orang reveiwer yang merupakan Guru Kimia SMA/MA.
Pada penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu penyusunan buku ajar
dan penentuan kualitas buku ajar basil penyusunan. Buku ajar ini disusun dengan
cara mengumpulkan referensi materi buku ajar dari berbagai sumber mengacu pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) atau kurikulum 2004 kelas XI SMA/MA
semester 1 bidang studi kimia. Penentuan kualitas buku ajar didasarkan pada
penilaian guru kimia yang menguasai konsep KBK dan ditunjuk secara acak
sebanyak 5 orang. Pengambilan data menggunakan metode angket. Angket penilaian
berisi indikator kualitas buku ajar, dan penilaian dilakukan untuk tiap bab.
Hasil penelitian ini berupa buku ajar kimia kelas XI semester 1 disusun
berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk SMAIMA. Buku ajar kimia ini
terdiri dari 4 bab, skor rata-rata dari 5 orang reveiwer untuk tiap bab mulai dari bab I
berturut-turut arialah 118,80; 117,80; 119,20 dan 119,60, dan skor rata-rata dari
empat bab adalah 118,85. Berdasarkan perhitungan skor ideal pada penelitian ini
maka bab I (Teori Atom Mekanika Kuantum dan Teori Domain Elektron), Bab II
(Termokimia), bab II (Laju Rekasi), dan bab IV (Kesinambungan kimia)
mendapatkan nilai baik(B). Nilai buku ajar yang dihasilkan menurut perhitungan
skor ideal adalah baik(B) untuk itu buk•a ajar ini dapat digunakan sebagai sumber
belajar.
Nuryadi Nuryadi
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:48:27Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3913
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3913
2012-08-10T05:51:07Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA SULFANATO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN OKSIDATOR ASAM NITRAT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh korsenrasi oksidator dan waktu reaksi oksidator terhadap karakter hibrida sulfonato silika hasil sintesis serta untuk mengetahu karakter hibrida sulfonato siliua hasil sintesis dari abu sekam padi dengan ok-'dator asain nitrat. Sintesis hibrida sulfonato silika (HSS) dilakukan melalui oksidasi hibrida merkapto silika (HMS) yang dibuat dari bahan dasar abu sekam padi tanpa pencucian dan abu sekam pad] dengan pencucian mela1ui proses sol gel. Sebanyak 0,5 t)ram HMS direndam dzlam 8 ml larutan asam nitrat (HNO3) sambil diaduk. Setelah prcses oksidasi, HSS yang dihasilkan direndam dalam 8 ml larutan H2SO4 10 % agar gugus -SO3Hnya terprotonasi. Subiek dari penelitian ini adalah sintesis hibrida sulfonato silika dan objek dalam penelitian ini adalah karakterisasi hibrida sulfonato silika yanL meliputi uji keasaman clan analisis spektra inframerah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimum untuk sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian adalah pada konsentrasi oksidator asam nitrat 45 % dengan waktu reaksi okaidasi 60 menit dan untuk sintesis HSS dari abu sekam padi dengan pencucian adalah pada konsentrasi asam nitrat 65 % dan waktu reaksi oksidasi 60 menit. Kondisi optimum ditentukan dengan rnelihat nilai efisiensi produksi, nilai keasaman sebagai penukar kation dan spektra inframerah. Keberhasilan sintesis HSS ditunjukkan oleh hiaangnya serapan gugus -SH dari HMS yang menjadi bahan dasarnya yaitu di daerzh Z600-2550 cm dan adanya serapan gugus metilen di daerah 2900 cm-1. Pada smtesis HSS dengan variasi konsentrasi oksidator, keberhasil?n sintesis HSS clari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjukkan oleh hilangnya serapan gugus -SH di daerah 2561,47 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daeralv 2"39,52 cm' dan HSS dart abu sekam padi dengan pencucian ditunjukkan oleh ~::!angnya serapan gugus -SH di daerah 2569.18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-'. Pada sintesis'_-ISS dengan var;asi waktu reaksi oksidasi, keberhasilan sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjtilckan oleh hilangnya serapan pada daerah 2569,18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2924,09 cm-' dan HSS dari abu sekarn padi dengan pencucian ditunjukkan oleh, hilangnya
Marindhu Mayang
2012-08-10T05:51:07Z
2019-01-29T15:48:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3920
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3920
2012-08-10T05:51:07Z
PERILAKU SORPSI SENYAWA FOSFAT OLEH MONTMORILLONIT
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan pola adsorpsi ion fosfat oleh mineral lempung montmorillonit; (2) menentukan reaksi adsorpsi ion fosfat oleh mineral lempung montmorillonit.
Subjek penelitian ini adalah mineral lempung montmorillonit dan objek penelitian ini adalah pola adsorpsi ion fosfat oleh mineral lempung montmorillonit. Montmorillonit yang digunakan dijenuhkan terlebih dahulu
dengan ion Ca2+ dari 0,05 M Ca(N03)2_ Penentuan pola adsorpsi berdasarkan percobaan kinetika adsorpsi dan desorpsi, adsorpsi tepi, dan isoterm adsorpsi. Penentuan reaksi adsorpsi berdasarkan percobaan titrasi potensiometri. Kinetika adsorpsi dan desorpsi dilakukan terhadap suspensi montmorillonit berisi 0,0001 M KH2POq dengan elektrolit pendukung 0,001 M Ca(NO)2 dalam rentang waktu 1 menit hingga 2 hari. Adsorpsi tepi dilakukan terhadap suspensi montmorillonit berisi 0,0001 M KH2POq dengan elektrolit pendukung 0,001 M Ca(N03)2 dalam rentang pH 3 hingga 10. Isoterm adsorpsi dilakukan terhadap suspensi montmorillonit yang mengandung elektrolit pendukung 0,001 M Ca(N03)2 dengan penambahan volume KH2POq 0,01 M 1 hingga 8 mL. Titrasi potensiometri dilakukan terhadap sistem tunggal yaitu suspensi montmorillonit atau larutan KH2P04 0,001 M saja dengan elektrolit pendukung 0,001 M Ca(N03)2. Titrasi dilakukan dengan menaikkan pH sistem hingga sekitar 10 dengan penambahan 0,1 M KOH kemudian pH sistem diturunkan hingga sekitar 3 dengan penambahan 0,1 M HN03. Data titrasi potensiometri kemudian dimodel menggunakan perangkat lunak komputer GRFIT untuk menentukan harga konstanta kesetimbangan dan distribusi spesiasi yang terbentuk.
Waktu optimum aasorpsi fosfat oleh montrnorillonit aaalah 20 menit. Adsorpsi optimum terjadi pada pH 6,5. Pola adsorpsi yang terjadi bersifat multilayer dengan daya adsorpi maksirnal untuk monolayer sebesar 6,27x 10-7
moUm2. Reaksi adsorpsi sebagian besar terjadi pada permukaan eksternal dan sebagian kecil terjadi pada permukaan antarmuka. Pada permukaan eksternal, reaksi adsorpsi yang terjadi pada situs tepi dan pada situs muka adalah: SOH2+ + HPOq2" ~ (SOH2...HPOq)" 2XH + HPOq2 ~ (XH)2HP04 Pada permukaan antarmuka reaksi adsorpsi yang terjadi adalah: X"...H20...Ca2+ + HZPO4 .~ X"...H20...H2P04 + Ca 2+.
Setiawan Hanesdy,
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:47:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3868
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3868
2012-08-10T05:51:06Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW TENTANG OKSIDASI
REDUKSI DI SMA MUHAMMADIYAH
WONOSOBO TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe .Iigscnv terhadap peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMA dilihat dari aspek: (1) Peningkatan prestasi belajar kimia siswa jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik, dan (2) Peningkatan motivasi belajar siswa untuk belajar kimia.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA Muhammadiyah Wonosobo, yang berjumlah 342 siswa dan terbagi dalam sembilan kelas. Sampel penelitian sebanyak 78 siswa, terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen (A 1) dan kelas kontrol (A2) yang diambil secara purposive cluster sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia siswa, dan data prestasi belajar kimia siswa yang dianalisis dengan analisis kovarian dan data motivasi belajar kimia siswa yang dianalisis menggunakan uji t.
Hasil analisis Anakova diperoleh FO , = 17,111 dan p = 0,000. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik. Sedangkan analisis uji t diperoleh t„ = 3,364, dan p = 0,002. Hal Ini berarti ada perbedaan yang signitikan pada motivasi belajar kimia sesudah proses pembelajaran antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif digunakan dalam peningkatan prestasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran kimia.
Farida Nur Ainy ,
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:47:25Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3875
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3875
2012-08-10T05:51:06Z
PEMANFAATAN ASAM LEMAK CAMPURAN DARI
MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN
DASAR DALAM SINTESIS POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi KMn04 pada proses hidroksilasi asam lemak terhadap sifat termal poliuretan, menentukan konsentrasi optimum KMn04 pada proses hidroksilasi asam lemak untuk menghasilkan sifat termal'poliuretan yang lebih baik, serta menentukan derajat ikatan silang poliuretan hasil sintesis
Subjek penelitian ini adalah poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak kelapa sawit kasar dan metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI), sedangkan objek penelitiannya adalah sifat termal dan derajat ikatan silang poliuretan hasil sintesis. Pemisahan asam lemak dari ester gliserol dilakukan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan basa. Asam lemak yang diperoleh dimodifikasi dengan proses hidroksilasi secara oksidasi menggunakan KMn04 5, 15, 25 dan 35 %, kemudian dikarakterisasi yang meliputi identifikasi gugus fungsi menggunakan spektroskopi inframerah, indeks bias dengan refraktometer, dan penentuan bilangan hidroksil. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar, perbandingan massa 40 %, waktu pengadukan 30 menit, dan temperatur curing 120°C. Karakterisasi poliuretan meliputi identifikasi gugus fungsi menggunakan spektroskopi inframerah, sifat termal menggunakan DTA, dan uji ikatan silang melalui penentuan derajat penggembungan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekuatan ikatan tidak dipengaruhi oleh banyaknya gugus hidroksil dalam struktur asam lemak, sehingga temperatur dekomposisi poliuretan dari asam lemak hasil modifikasi pada berbagai variasi konsentrasi oksidator-MDI menjadi relatif sama. Temperatur transisi gelas poliuretan hasil sintesis semakin tinggi dengan meningkatnya konsentrasi KMn04 yang digunakan dalam proses hidroksilasi asam lemak. Poliuretan dengan sifat yang lebih stabil secara termal berasal dari monomer asam lemak teroksidasi dengan konsentrasi KMn04 35%. Berdasarkan uji derajat penggembungan menunjukkan bahwa poliuretan memiliki struktur ikatan silang.
Nurfiani Nurfiani
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:47:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3885
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3885
2012-08-10T05:51:06Z
PEMISAHAN ION LOGAM Cr(IID DALAM LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase volum surfaktan optimum, persentase volum TEA dalam kerosen optimum, konsentrasi fasa internal (NaOH) optimum, kadar ion logam Cr(Ill) dalam timbah cair industri tekstil, dan efisiensi total pemisahan ion logam Cr(Ill) dalam iimbah cair industri tekstil dengan metode emulsi membran cair.
Subjek penelitian ini adalah limbah cair industri tekstit, sedangkan objek penelitiannya adalah pemisahan Cr(III). Persentase volum surfaktan optimum ditentukan dengan cara memvariasikan % v/v surfaktan 1; 3; 5; 7; dan 9%. Persentase volum TEA dalam Kerosen optimum ditentukan dengan cara memvariasikan % v/v TEA 1; 2,5; dan 5% dalam Kerosen. Konsentrasi fasa internal (NaOH) optimum ditentukan dengan cara memvariasikan konsentrasi NaOH 0,25; 0,5; 0,75; dan 1 M. Fasa membran berupa emulsi terdiri dari Kerosen sebagai pelarut, Polioksi etilen sorbitan monooleat (Tween 80) sebagai surfaktan, Trietilamin (TEA) sebagai zat pembawa (ekstraktan), clan NaOH sebagai fasa internal. Proses pemisahan dilakukan dengan cara ekstraksi membran emulsi yaitu gabungan dari proses ekstraksi dan stripping. Campuran fasa membran dan fasa internal tersebut kemudian diaduk dengan kecepatan emulsifikasi 1100 rpm selama 10 menit. Sampel yang berupa sampel simulasi dan limbah cair industri tekstil kemudian dikontakkan dengan perbandingan volum I:1, kemudian diaduk dengan kecepatan pengadukan 200 rpm selama 5 menit.
Persentase volum optimum surfaktan adalah 7%, persentase volum optimum TEA dalam Kerosen adalah 5%, konsentrasi optimum fasa internal (NaOH) adalah 0,25 M, kadar ion logam Cr(Ill) dalam limbah cair industri tekstil adalah 0,00247 ppm, dan efisiensi total pemisahan ion logam Cr(Ill) dari limbah cair industri tekstil adalah 9, 312%.
Nurlaelah Nurlaelah
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:47:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3890
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3890
2012-08-10T05:51:06Z
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN APERSEPSI (BPA) BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA KELAS XII SEMESTER 1
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan kirnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan 13uku Pedoman Apersepsi Kimia (BPA) Kimia SMA/MA Berbasis Kompetensi untuk kelas XII semester l, kemudian menentukan kualitasnya berdasarkan penilaian 5 guru kimia sebagai reviewer.
Penelitiao ini merupakan penelitiao dengan model prosedural yang berupa pengembangan buku pedornan apersepsi (BPA) kimia SMA/MA berbasis kompetensi untuk kelas XII semester 1. BPA dikembangkan berdasarkan prosedw-pengembar.gan tentang buku ajar yang diadaptasi dari prosedur pengembangan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNI'). Pengembangan BPA meliputi seluruh materi pembelajaran kimia kelas XII semester l. Kualitas BPA yang dikembangkan adalah berdasarlcan masukan dari 2 orang dosen pembimbing, 3 orang peer reviewer, dan 2 orang dosen sebagai ahli media. I'enilaian kualitas BPA dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMA/MA Yogyakarta dengan berpedoman kepada instrumen penilaian. Insirurnen kualitas I3I'A berupa angket yang berisi 4 komponen pevilaian yang dijabarkan ke dalam 13 subkomponen dan 30 butir kriteria penilaian.
Hasil penelitian ini adalah buku pedoman apersepsi kimia SMA/MA berbasis kompetensi untuk kelas XII semester 1. Skor rata-rata penilaian BPA secara keseluruhan adalah 121,8 atau dalam persentase adalah 81,2%. Kategori kualitas BPA yang dikcmbangkan adalah sangat balk (SB), sehingga BPA kimia diharapkan layak digunakan sebagai pedoman guru untuk pembelajaran kimia SMA/MA kelas XII semester 1.
Fitriyah Nurul ,
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:47:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3895
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3895
2012-08-10T05:51:06Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KIMIA UNTUK SMK
KELOMPOK PERTANIAN KELAS XI SEMESTER 1
BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menyusun Lembar Kerja Siswa Kimia untuk SMK Kelompok Pertanian Kelas Xl Semester 1 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memenuhi kriteria kualitas, sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran di SMK Kelompok Pertanian serta menilai LKS Kimia yang memenuhi kriteria LKS yang berkualitas menurut penilaian guru Kimia SMK Kelompok Pertanian.
Penelitian ini terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian produk. LKS ini terdiri dari tiga materi pokok yaitu Reaksi Kimia dan Reduksi-oksidasi, I,arutan Elektrolit dan Non-elektrolit, Redoks dan Elektrokimia. LKS diberi masukan oleh dua orang dosen pembimbing, tiga orang teman sejawat (peer reviewers), dan dua orang ahli media. LKS ini kemudian dinilai kualitasnva oleh lima orang guru Kimia SMK Kelompok Pertanian. Penilaian 1_,KS didasarkan pada sepuluh aspek penilaian yaitu: pendekatan penulisan, kebenaran konsep kimia, kedalaman konsep, keluasan konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, evaluasi belajar, kegiatan/percobaan kimia, keterlaksanaan, dan penampilan fisik. Kualitas LKS didapatkan dari skor rata-rata penilaian guru yang dikonversi menjadi kategori kual itas.
Penelitian pengembangan ini telah berhasil menyusun Lembar Kerja Siswa Kimia untuk SMK Kelompok Pertanian Kelas X1 Semester 1 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan I'endidikan yang memenuhi kriteria kualitas. Kualitas LKS yang telah disusun berdasarkan penilaian guru diperoleh skor rata-rata 97,5 atau 81,25 % dengan kategori kualitas sangat baik (SB), sehingga LKS Kimia untuk SMK Kelornpok Pertanian diharapkan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Inayah Nurul ,
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:48:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3906
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3906
2012-08-10T05:51:06Z
PENENTUAN LOGAM TEMBAGA DAN SENG DALAM IKAN
DI SUNGAI CODE DENGAN SSA MELALUI PEMEKATAN
SECARA EKSTRAKSI PELARUT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam Cu dan Zn ikan di sungai Code, dan menentukan pH optimum ekstraksi Cu dan Zn _'gan metode SSA melalui pemekatan secara ekstraksi pelarut.
Subjek penelitian ini adalah logam Cu dan Zn, sedangkan objek penelitiannya Zn denlpn larutan ditizon kloroform. pH optimum ekstraksi 4;J 6n pIl 9,0, kondisi tersebut seZarijutnya digunakan pada proses i. Kandungan rata-rata logam Cu dan Zn dalam daging ikan hasil analisis ui ekstraksi dengan ditizon kloroform diperoleh 1,70.10' ± 7,26.10-5 % dan :10-5 ± 4,73.10-6 %. sedangkan untuk logam Zn variasi pH yang digunakan adaiah 7,5; 8,0; 8,5; Sj,dan 10,0. Sampel diabukan kemudian dilarutkan dengan akuades dan ditambah 1 asam nitrat, setelah itu disaring dengan kertas whatman 42, diambil 20 mL tambah dengan 2 mL K-Natartrat 10 % dan 1 mL NH30HC1 10 %, diekstraksi engan 10 mL ditizon pada pH optimum. Fasa organik dilucuti dengan 10 mL NaOH ~`M d Ianasa yang diperoleh diukur serapannya dengan SSA. Fasa air diekstraksi ngan ditizon pada pH optimum kemudian dilucuti dengan 10 mL HCl 0,1 M, fasa ang diperoleh diukur serapannya dengan SSA.
Kondisi optimum terhadap ekstraksi Cu dan Zn masing-masing diperoleh pH 4,0 dan pH 9,0, kondisi tersebut selanjumya digunakan pada proses i Kd .anungan rata-rata logam Cu dan Zn dalam daging ikan hasil analisis elalui ekstraksi dengan ditizon kloroform diperoleh 1,70.10-' ± 72610-5 % dan ,. 89:10-5 ± 4,73.10-6 %.
Khasanah Nurul ,
2012-08-10T05:51:06Z
2019-01-29T15:48:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3908
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3908
2012-08-10T05:51:06Z
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP IKLIM SEKOLAH
HUMANIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL
SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA
KELAS XI SEMESTER GENAP SMANI BANTUL,
SMAN I SEWON DAN SMAN I JETIS
TAHUN AJARAN 2004/2005
Penelitian ini dilakukan denp,an tu_juan uUuk mcngetaltui ada tidaknya
hubungan yang positif dan bermakna antara : (1) persepsi siswa tcrhadap iklim
sckolah hulnanis dan kccerdasan emosional dengan pestasi belajar kimia, (2)
persepsi siswa terhadap iklim sekolah humanis dengan prestasi bela_jar kimia,
(3) kecerdasan emosional dengan prestasi helajar kimia.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas Xl semester genap SMAN 1
Rantul, SMAN f Sewon dan SNIAN I ,letis whim ajaran 2004/2005 yang lerdin
dari 8 kelas dengan jumlah 306 siswa. Sampel dalaln penelitian ini dia<nbif 5
kelas secara purpossive cluster random sampling dengall jumlah siswa 193.
Pengumpulan data dilakulcan menggunakan angket ikliln sekolah hiunanis
deugan reliabilitas angket 0,971 dan angket kecerdasan emosional dengan
reliabilitas angket 0,969 serta soal prestasi belajar kimia dalam bentuk objektif
pilihan ganda dengan reliabilitas dan validitas soal 0,834. Analisis data
penelitian ini menggunakan analisis regresi dua prediktor, dengan persepsi
siswa terhadap iklim sekolah humanis (X,) dan kecerdasan emosional ( X Z )
sebagai prediktor dan prestasi belajar kimia (I7 sebagai kriterium. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh persalnaan regresi sebagai berikut : Y = 0,061 X, - 0,005
Xz + 11,806, dengan harga Rt,,2) 0,193 (p = 0,026). Harga r,(,,_2) 0,191 (p =
0,008) dan rz(Y_ 1 ) - 0,016 (p = 0,823). Harga sumbangan relatif dari prediktor
Xl = 98,935 % dan predikrtor Xz = 1,065 %. Harga sumbangan efektif dari
prediktor X, = 3,681 % dan prediktor X, = 0,04 %.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif dan bennakna antara iklim sekolah humanis dan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar kimia. Ada hubungan yang positif
dan bermakna antara iklim sekolah humanis dengan prestasi belajar kimia.
Semakin humanis iklim suatu sekolah, semakin naik prestasi belajar kimianya.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan elnosional dengan
prestasi belajar kimia.
Widayati Nurul K. ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:46:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3833
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3833
2012-08-10T05:51:05Z
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL PRAKTIKUM ASAM BASA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar dalam bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah menyusun media audio visual praktikum asam basa sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa SMA/MA dan untuk mengetahui kualitas media yang telah disusun berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA.
Penyusunan media audio visual praktikum asam basa ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. Instrumen penelitian media audio visual praktikum asam basa berupa angket yang berisi aspek clan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMA/MA di kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Sleman dan Banjarnegara. Penilaian yang dilakukan meliputi 8 aspek penilaian dengan 36 indikator penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas media audio visual praktikum asam basa.
Produk penelitian ini berupa media audio visual praktikum asam basa untuk siswa SMA kelas XI. Komponen media audio visual praktikum asam basa terdiri dari lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, kunci lembar kerja siswa, kunci lembar evaluasi, info peralatan laboratorium serta info terkait materi asam basa. Berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA, media audio visual praktikum asam basa yang telah disusun mempunyai kualitas baik (B) dengan skor rata-rata 133,25 dan persentase keidealan sebesar 74,028 %. Oleh karena itu, media audio visual praktikum asam basa ini dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa-siswa SMA/MA kelas Xl.
Riyanto Nokman ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:46:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3839
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3839
2012-08-10T05:51:05Z
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SECARA TERINTEGRASI TERHADAP SIKAP ILMIAH, PRESTASI
BELAJAR KIMIA DAN RETENSI PENGETAHUAN KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap 1) sikap ilmiah peserta didik; 2) prestasi belajar kimia peserta didik; 3) retensi pengetahuan kimia peserta didik kelas X Semester i SMA Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2007/2008. Sampel penelitian ini adalah 124 peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2007/2008 yang terbagi dalam empat kelas, dua kelas sebagai kelas eksperimen dan dua kelas sebagai kelas kontrol. Data pengetahuan awal berupa nilai ujian tengah semester pertama. Peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi angket sikap ilmiah untuk mengukur sikap ilmiah mereka. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa praktikum kimia secara terintegrasi pada materi pokok Ikatan Kimia. Setelah itu peserta didik diberikan angket sikap ilmiah kembali untuk mengukur perubahan sikap ilmiah setelah perlakuan. Peserta didik juga diberikan tes prestasi dengan materi pokok Ikatan Kimia., dan pada jangka waktu dua setengah bulan setelah tes prestasi peserta didik diberi tes retensi dengan soal yang sama dengan tes prestasi.
Berdasarkan uji anakova satu jalur diperoleh harga p = 0,000 yang herarti terdapat pengaruh yang signifikan pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap prestasi belajar kimia peserta didik. Prestasi belajar kitnia kelas ckspcrirncn lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil analisis regresi linier rncnun,jukkan bahwa harga RZ 0,171 yang berarti bahwa pengetahuan awal kimia memberikan sumbangan efektif sebesar 17,1 % terhadap prestasi belajar kimia. Berdasarkan hasil analisis diketahui pula bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap sikap ilmiah peserta didik (p=0,581). Hasil analisis data retensi pengetahuan kimia peserta didik menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan pelaksanaan praktikum kimia tprintegrasi terhadap retensi pengetahuan kimia peserta didik (p=0,555).
Hartari Nur ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:46:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3840
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3840
2012-08-10T05:51:05Z
PERBANDINGAN METODE DESTRUKSI BASAH DAN KERING
PADA ANALISIS TIMBAL DAN SENG DALAM BATU BATERAI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Penelitian ini merupakan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signfikan antara hasil analisis Timbal (Pb) dan Seng (Zn) dengan metode destruksi basah dan kering pada batu baterai.
Populasi dalam penelitian ini adalah batu baterai merk ABC bekas yang diambil dari berbagai kawasan Yogyakarta khususnya daerah yang dekat dengan sungai. Teknik pencuplikannya secara purposive sampling. Analisis kimia baik kualitatif maupun kuantitatif menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom. Pelaksanaan penelitian diawali dengan mengecilkan ukuran sampel, kemudian dilakukan pengeringan sampel (destruksi kering) dengan muffle furnace pada suhu 600 °C. Destruksi basah dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan larutan HZS04, larutan HN03, dan aqua regia. Destruksi sampel dengan masing-masing jenis asam tersebut dilakukan dalam labu Kjeldahl dan dipanaskan hingga sampel terdestruksi sempurna. Pengukuran absorbansi larutan sampel dilakukan untuk penentuan kadar timbal dan seng dalam batu baterai secara Spektrofotometri Serapan Atom, masing-masing pada panjang gelombang 283,3 nm dan 213,9 nm. Kadar timbal dan seng yang diperoleh dari masing-masing sampel diuji secara statistik dengan Uji t .
Rerata kadar timbal secara destruksi basah adalah (2,864.10-2
± 2,7843.10-3) % b/b, sedangkan untuk destruksi kering rata-ratanya sebesar (3,642.10-2 ± 5,2421.10-2 ) % b/b. Rerata kadar seng dalam batu baterai yang menggunakan destruksi basah (6,781 ± 3,253) % b/b, sedangkan untuk destruksi kering rata-¬ratanya sebesar (5,129 ±7,098. 10-1) % b/b. Pada Uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode destruksi basah dan kering untuk kadar Pb dan Zn dalam batu baterai.
Indri Apriliyanto Nur ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:46:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3853
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3853
2012-08-10T05:51:05Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA IPA ASPEK KIMIA
MATERI POKOK KLASIFIKASI ZAT UNTUK SMP/MTs
KELAS VII SEMESTER I BERDASARKAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa IPA Aspek Kimia Materi Pokok Klasitikasi Zat untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kriteria tertentu, kemudian menilai kualitas LKS tersebut berdasarkan penilaian 5 guru kimia sebagai reviewer. `
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap penyusunan dan pengembangan LKS IPA Aspek Kimia clan tahap penilaian LKS IPA Aspek Kimia yang telah dikembangkan tersebut. LKS IPA Aspek Kimia ini dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan Modul clan Paket Belajar dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. LKS IPA Aspek Kimia yang dikembangkan meliputi dua sub materi pokok, yaitu : Asam, Basa dan Garam ; clan Unsur, Senyawa dan Campuran. LKS IPA Aspek Kimia divalidasi logis oleh 2 dosen pembimbing, 2 ahli media, dan 3 peer reviewer. Kualitas LKS IPA Aspek Kimia didasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh 3 orang guru kimia dan 2 orang guru SMP. Instrumen penilaian kualitas LKS berupa angket yang berisi kriteria-kriteria kualitas I,KS IPA Aspek Kimia yang merupakan penjabaran dari 10 aspek penilaian yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini adalah telah dikembangkannya LKS IPA Aspek Kimia Materi Pokok Klasifikasi Zat untuk SMP/MTs Kelas VII Semester I berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skor rata-rata keseluruhan untuk LKS IPA Aspek Kimia yang dikembangkan adalah 98,2 atau 81,84 % dengan kategori kualitas sangat baik (SB), sehingga LKS IPA Aspek Kimia diharapkan layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA Aspek Kimia di SNIP.
Kholipah Nur ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:46:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3859
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3859
2012-08-10T05:51:05Z
ELIMINASI INTERFERENSI Mn(II) DAN Mo(VI) PADA ANALISIS KROMIUM DENGAN METODE STANDAR ADISI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Penelitian ini di susun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interferensi ion Mn(II) dan Mo(V1) terhadap analisis Cr secara spektrofotometri serapan atom, dan untuk mengetahui pengaruh penambahan larutan standar Cr (metode standar adisi) untuk mengeliminasi interferensi ion Mn(II) dan ion Mo(VI) pada analisis Cr dengan metode spektrofotometri serapan atom.
Subjek dalam penelitian ini adalah Cr(VI) sebagai larutan K2Cr207, sedangkan objeknya adalah larutan simulasi Cr(VI) 5 ppm dengan adanya interferensi ion Mn(II) - dan Mo(VI). Lnterferensi ion Mn(II) terhadap analisis Cr secara spektrofotometri serapan atom dipelajari dengan menambahkan ion Mn(II) dengan konsentrasi bervariasi yaitu 50,100, 200, 300, dan 400 ppm pada larutan Cr(VI) 5 ppm. Sedangkan interferensi ion Mo(VI) terhadap analisis Cr sccara spektrofotometri serapan atom dipelajari dengan menambahkan ion Mo(VI) dengan konsentrasi bervariasi yaitu 50,100, 200, 300, dan 400 ppm pada larutan Cr(VI) 5 ppm. Untuk mengeliminasi adanya interferensi ion Mn(II) dnn Mo(Vl) terhadap analisis Cr dilakukan dengan metode standar adisi. Pengaruh variasi penambahan ion Mn(II) dan ion Mo(VI) terhadap analisis Cr diuji secara statistik dengan uji ANAVA A pada taraf signifikansi 1 % dan dilanjutkan dengan uji DMRT.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ion Mn(II) dan Mo(VI) dapat menimbulkan interferensi terhadap analisis Cr dengan teknik spektrofotometri serapan atom. Interferensi ion Mn(II) terhadap analisis Cr dapat dieliminasi dengan metode standar adisi secara efekti£ Sedangkan interferensi ion Mo(Vl) terhadap analisis Cr tidak dapat dieliminasi dengan metode standar adisi karena adanya interferensi lain selain interferensi matriks.
Syafaati Sarini Nur ,
2012-08-10T05:51:05Z
2019-01-29T15:47:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3862
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3862
2012-08-10T05:51:05Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIM1A DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KOTA SALATIGA
Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ditinjau pada aspek pesiapan, pelaksanaan, dan penilaian, (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, serta (3) kendala-kendala yang dihadapi guru-guru kimia pada SMA di Wilayah Kota Salatiga dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada aspek persiapan, pelaksanaan, penilaian.
Populasi penelitian ini adalah sembilan SMA yang berada di Wilayah Kota Salatiga. Populasi tersebut juga menjadi sampel penelitian. Responden penelitian ini adalah guru-guru kimia SMA di Wilayah Kota Salatiga sebanyak 21 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah pemberian kuesioner. Setiap guru diberi tiga kuesioner yang terdiri dari 50 butir pernyataan implementasi pembelajaran kimia, 20 butir pernyataan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia, serta angket terbuka untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru-guru kimia SMA di Wilayah Kota Salatiga dalam menghadapi pelaksanaan KTSP. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik persentase.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di Wilayah Kota Salatiga adalah tinggi (73,50%), sesuai dengan sarana dan prasarana yang juga termasuk kategori tinggi (68,15%). Mekipun demikian, terdapat beberapa kendala pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan penila
Wahyuni Nur ,
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:45:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3821
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3821
2012-08-10T05:51:04Z
SINTESIS 3,4-DIMETOKSIBENZALDEHIDAFENILHIDRAZON DARI VERATRALDEHIDA DAN FENILHIDRAZINA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah reaksi antara veratraldehida dan fenilhidrazina dapat dilakukan dan menentukan rendemen senyawa yang dihasilkan pada setiap waktu reaksi yang digunakan.
Reaksi antara veratraldehida dan fenilhidrazina dilakukan menggunakan pelarut etanol. Campuran direfluk pada suhu 70 °C dengan wariasi waktu refluk 30, 60, dan 90 menit. Pelarut diuapkan dengan evaporasi kemudian diiakukan rekristalisasi untuk mendapatkan endapan yang lebih murni. Kemumian hasil diuji dengan kromatografi gas dan analisis struktur dengan spektroskopi FTIR, GC¬MS, dan 1H-NMR.
Hasil sintesis dalam penelitian ini adalah senyawa veratralfenilhidrazon (3,4-dimetoksibenzaldehidafenilhidrazon). Rendemen yang dihasilkan untuk waktu reaksi 30 menit, 60 menit dan 90 menit berturut-turut adalah 52,80%, 66,54%, dan 59,28 %. .
Wuri Mulatsari Budoyo Nastiti ,
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:45:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3823
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3823
2012-08-10T05:51:04Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK SMK
KELOMPOK PERTANIAN KELAS XII SEMESTER 2
BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Lembar Kerja Siswa untuk pembelajaran kimia di SMK Per-tanian kelas XII semester 2 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kiteria tertentu dan menilai kualitas LKS Kimia berdasarkan penilaian 5 guru kimia sebagai reviewer.
Penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanam dan tahap penilaian kualitas LKS Kimia. LKS ini dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan buku ajar dan paket belajar. LKS Kimia yang dikembangkan meliputi 3 materi pokok, yaitu : Sistem Koloid, Pemisahan Campuran, dan Penentuan Kadar Unsur/Senyawa. LKS Kimia ini divalidasi logis oleh 2 dosen pembimbing, 2 ahli media dan 3 peer reviewer. Kualitas LKS Kimia dinilai oleh 5 guru kimia di D1Y dan Jawa Tengah. Instrumen penilaian kualitas LKS Kimia berupa angket berisi kriteria kualitas LKS Kimia yang merupakan penjabaran dari 10 aspek penilaian yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini adalah telah berhasil dikembangkannya LKS Kimia untuk SMK Kelompok Pertanian kelas XII semester 2 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skor rata-rata untuk LKS Kimia yang dikembangkan adalah 102,46 atau 85,36% dengan kategori kualitas sangat baik (SB). Oleh karena itu 1JKS Kimia ini layak digunakan sebagai media pembelajaran kimia di SMK Pertanian.
RAHMADEWI NENDEN ,
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:45:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3825
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3825
2012-08-10T05:51:04Z
SINTESIS ANISALANILINA DENGAN REAKSI ADISI-ELIMINASI P-ANISALDEHIDA DAN ANILINA
Penelitian ini bertujuan mensintesis anisalanilina melalui reaksi adisi¬eliminasi antara p-anisaldehida dan anilina. P-Anisaldehida yang digunakan ada dua jenis, yaitu p-anisaldehida yang diperoleh dari reaksi oksidasi anetol dan p¬anisaldehida p.a dengan kemurnian 100%.
Reaksi oksidasi anetol dilakukan menggunakan oksidator KMn04 dan katalis transfer fasa polisorbat-80, dengan merefluk campuran pada suhu 40 °C selama 2 jam. Reaksi adisi-eliminasi p-anisaldehida dan anilina dilakukan dengan pengadukan campuran pada suhu kamar selama 1 jam. Kemurnian hasil diuji dengan kromatografi gas dan analisis struktur dengan spektroskopi FTIR dan 1H NMR.
Hasil reaksi oksidasi anetol menghasilkan p-anisaldehida sebanyak 32,71%., yang tidak berhasil dimurnikan. Reaksi adisi-eliminasi p-anisaldehida hasil sintesis dan anilina tidak mendapatkan hasil anisalanilina. Namun demikian hasil reaksi adisi-eliminasi menggunakan pereaksi p-anisaldehida p.a. (kemurnian 100%) dan anilina menghasilkan anisalanilina dengan titik leleh 40 - 48°C.
Hariany Nia ,
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:46:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3828
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3828
2012-08-10T05:51:04Z
PENGARUA VARIASI KONSENTRASI NATRI[TM HIDROKSIDA PADA SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU BAGASSE
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari arang haga,r,re melalui pengabuan arang bagasse pada temperatur 700°C, pembentukan natrium silikat dilakukan dengan menambahkan natrium hidroksida dengan variasi konsentrasi 1, 2 dan 3M dan pengasaman menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi 1M. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi natrium hidroksida pada karakter silika gel basil sintesis dari abu bagasse dan untuk mengetahui konsentrasi natrium hidroksida yang optimum sebagai bahan pelebur pada sintesis silika gel.
Subyek dalam penelitian ini ada.lah sintesis silika gel dan obyek dalam penelitian ini adalah silika gel basil sintesis_ Abu bagasse dihasilkan dengan pengabuan arang baga.sse pada temperatur 700°C selama 4 jam. Abu dicuci dengan asam sulfat dan Na2EDTA, kemudian dikarakterisasi menggunakan difralctometer sinar X. Sintesis silika gel dilakukan dengan melarutkan 3 gram abu bagassse ke dalam 100 ml natrium hidroksida dengan variasi konsentrasi yaitu 1, 2 dan 3M disertai pengadukan dan pemanasan selama l jam. Campuran didiamkan selama 18 jam dan disaring. Filtrat nairium silikat yang terbentuk dibagi menjadi tiga kemudian ditasnbahkan asam su.lfat 1M bertetes-tetes disertai pengadukan hingga pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan semalam, dicuci dengan akuades lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 120°C selama 2 jam. Karakterisasi terhadap silika gel basil meliputi kadar air, gugus fungsi menggunakan spektrofotometer inframerah, kadar Si02 menggunakan spektrofotometer serapan atom, dan struktur menggunakan difraktometer sinar-X. Hasil karakterisasi dibandingkan dengan Kiesel Gel 60 sebagai pembanding.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa silika gel dapat disintesis dari abu bagasse dan semakin besar konsentrasi natrium hidroksida maka efisiensi produksi silika gel basil juga semakin meningkat. Silika gel basil sintesis mempunyai kadar air 44,7753; 44,4544 dan 44,1048%, dengan rumus kimia Si02. 7040H20, Si02, 2,6691H20 dan Si02, 2,6316H20 masing-masing untuk silika gel dari basil peleburan menggunakan natrium hidroksida 1, 2 dan 3M. Karakterisasi silika gel basil sintesis menggunakan spektrofotometer serapan atom menjukkan kadar Si02 dalam silika gel basil sintesis sebesar 60,47; 51,21 dan 50,79%, sedangkan karakterisasi menggunakan spektrofotometer inframerah dan difraktometer sinar-X menunjukkan pola yang sama dengan Kiesel Gel 60 (E¬Merck). Berdasarkan basil karakterisasi maka konsentrasi natrium hidroksida yang optimum sebagai bahan pelebur dalam sintesis silika gel adalah 1M.
Puji Astuti Niken ,
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:49:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3949
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3949
2012-08-10T05:51:04Z
PENGGUNAAN DIETILDITIOKARBAMAT PADA EKSTRAKSI PELARUT DALAM PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM TEMBAGA DAN ZINK SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum ekstraksi tembaga (Cu) dan zink (Zn) sebagai kompleks logam dietilditiokarbamat dan untuk menentukan kandungan logam Cu dan Zn pada ikan nila di sungai Winongo dengan metode spektrofotometri serapan atom secara ekstraksi pelarut. Subjek penelitia; ini adalah logam Cu dan Zu, sedangkan objek pezelitialuaya ddalah ekstraksi Cu dan Zn sebagai – kompleks logam dietilditiokarbamat. Penentuan pH optimum ekstraksi dilakukan dengan cara memvariasi pH larutan, untuk logam Cu dan Zn masing - masing pada pH 6, 7, 8, 9, ian 10. Sebanyak 4 gram sampel ikan nila diabukan dan dilaturkan dengan l mL asam nitrat pekat kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42. Volume larutan ditetapkan hingga 25 mL. Larutan diambil 10 mL ditambah 2 mL K-Na -Tartrat 10°lo dan 1 mL amonium hidroksi klorida 10%. pH larutan diatur sesuai pH optimasi Cu dengan menainbah buffer universal, volume ditetapkan 25 mL dengan larutan buffer universal. Larutan ditambahkan 1 mL larutan dietilditiokarbamat 1 % dan diekstraksi dengan 13 mL kloroform. Fasa organik dilakukan pelucutan dengan 10 mL asam nitrat 0,1 M. Fasa air hasil lucutan di ukur absorbansinya dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 324,7 nm untuk logam Cu dan 213,9 nm untuk logam Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH optimum ekstraksi Cu dan Zn sebagai kompleks logam diperoleh pada pH 7 untuk Cu dan pH 9 untuk Zn. Kandungan logam tembaga (Cu) dan zink (Zn) dalam ikan nila di sungai Winongo masing-masing sebesar 5,541.10-5 + 5,466.10-6 dan 1,493.10-5 + 1,187.10-6%.
Syafie' Udin Muhammad
2012-08-10T05:51:04Z
2019-01-29T15:49:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3968
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3968
2012-08-10T05:51:04Z
PENGARUH KEASAMAN AIR TERHADAP KELARUTAN LOGAM DALAM MINERAL MONTMORILONIT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan lama interaksi terhadap kelarutan logam kalimn, magnesium dan kalsium yang terkandung lam mineral montmorilonit dan terhadap keasaman permukaan mineral montmorilonit. Sebanyak 100 gram mineral montmorilonit dicuci dengan mencampurkan 00 ml air dan diaduk selama 24 jvn. Mineral montorilonit disaring dan ;eringkan dalam oven pada suhu 115 °C selama 4 jam kemudian dihaluskan. banyak 5 gram mineral montmorilonit yang telah dicaci diinteraksikan dengan D ml air pada variasi pH 4,05; 5,05; 6,05 dan 6,9 selama 1 hari, 2 hari dan 3 n. Mineral montmorilonit disaring kembali; filtratnya dianalisis menggunakan -tode AAS dan residunya dianalisis keasaman permukaannya dengan metodP ivimefi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat asaman dan lama interaksi air terhadap kelarutan logam kalium, magnesium dwi lsium yang terkandung dalam mineral montmorilonit dan terhadap keasaman nnukaan mineral montmorilpnit. Semakin tinggi pH dan lama waktu interaksi, larutan logam kalium, magnesuium dan kalsium yang terkandung dalam neral montmorilont cendedIng meningkat, sedangkan keasaman permukaan neral montmorilonit scmakin menurun.
Ulum Muzaqqiyatul
2012-08-10T05:51:03Z
2019-01-29T15:47:43Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3888
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3888
2012-08-10T05:51:03Z
PENGARUH BERBAGAI CAMPURAN PELARUT TERHADAP HASIL EKSTRAKSI P-KAROTEN DALAM UBI JALAR (Ipomoea Batatas L.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran dua pelarut terhadap hasil ekstraksi P-karoten dalam ubi jalar jingga dan untuk mengetahui komposisi campuran pelarut yang dapat mengekstraksi (3-Karoten secara maksimal sehingga diperoleh kadar (3-karoten` yang terbesar. Subjek dalam penelitian ini adalah ekstrasi P-karoten dalam ubi jalar jingga, sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh jenis dan komposisi campuran pelarut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis dan komposisi campuran dua pelarut yang digunakan untuk ekstraksi I. Jenis pelarut yang digunakan adalah campuran (aseton-metanol), (aseton-kloroform), dan (aseton-benzena), dengan perbandingan berturut-turut adalah sebesar (2:8), (4:6), dan (8:2) v/v. Variabel terikatnya adalah konsentrasi P-karoten hasil ekstraksi. Ekstraksi I merupakan proses pembuatan ekstrak kasar (3-karoten dalam berbagai variasi clan komposisi pelarut. Ekstraksi II merupakan proses pemisahan P¬karoten dari pelarut (aseton-metanol), (aseton-benzena), clan (aseton-kloroform) dengan ekstraktan petroleum eter. Pemurnian P-karoten dengan kromatografi kolom, analisis kualitatif sampel ubi jalar jingga dengan uji warna, dan analisis kuantitatif P-karoten dalam sampel secara spektrofotometri sinar tampak. Hasil analisis statistika dengan ANAVA AB pada taraf signifikansi 1% menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara campuran pelarut (aseton-metanol), (aseton-benzena), dan (aseton-kloroform) maupun volume pelarut (2:8), (4:6), clan (8:2) v/v terhadap kadar (3-karoten. Komposisi campuran yang dapat mengekstraksi P-karoten secara maksimal adalah pelarut (aseton¬metanol) (8:2 v/v) sebesar 0,44061 mg/g.
Goretti Eka Setiasih Maria
2012-08-10T05:51:03Z
2019-01-29T15:47:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3891
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3891
2012-08-10T05:51:03Z
PENGGUNAAN ELEKTRODA ALUMUNIUM SEBAGAI ALTERNATIF ELEKTRODA GRAFIT DALAM PENENTUAN UNSUR TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM DALAM U3O8 SECARA SPEKTROGRAFI EMISI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kondisi fisik elektroda alwnunium der.gan menggunakan sumber eksitasi dc arc. (2) konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium dalam U3¬O8 dengan spektrograf emisi menggunakan elektroda grafit. (3) konsentrasi', unsur takmurnian boron dan kadmuum dalam U308 dengan spektrograf emisi menggunakan elektroda alumunium. (4) penggunaan elektroda alumunrum sebagai pengganti elektroda gralit Ialam spektrografi emisi 0308 dengan spektrograf emisi. Penelitian ini diawali dengan menentukan sumber eksitasi yang optimal untuk elektroda alumunium. Pembuatan sampel dilakukan dengan pelarutan 10 g U02 dengan i•03' sampai volume 50 mL dan dipanaskan mendekati kering, ditambah HCOOH etes demi tetes sampai larut kembali. Uranil format diuapkan dan dikalsinasi dalam suhu 900°C selama 2 jam, Hasil kalsinasi sebanyak 5gr dan dikalsinasi kembali eongan HN03 kemudian di eraksi dengan TBP kerosene dengan perbandingan volume 70:30 sebanyak ', 03 ml dan dilakukan 3 kali. Fase air dipisahkan dan dimasukkan dalam elektroda grafit dan elektroda alumunium dengan variasi volum-,masing-masing 25pL; I OOyI'.; 200p.L; SOOpL dan 1000pL. Elektroda yang t;erisi sampel dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan dengan spektrografi emisi. Kondisi fisik elektroda alumunium dengan sumber eksitasi dc arc meleleh sedangkan menggunakan sumber eksitasi spark tidak meleleh. Konsentrasi boron dan kadnium dengan menggunakan elektroda grafit adal 0,031 ppm dan 0,135 ppm. Konsentrasi boron dan kadmium dengan menggunakan elektroda alumunium adalah 0;031 ppm dan 0,169 ppm. Kena persen perbedaan konsentrasi sampel pada penentuan konsentrasi boron adalah 0% (52%), maka elektroda alumunium dapat digunakan sebagai alternatif pengganti elektroda grafit pada penentuan unsur takmurnian boron, dan tidak dapat digunakan untuk alternatif pengganti pada penentuan unsur takmunian kadmium karena persen perbedaan, konsentrasi 25,185% (>2%).
Anna Wulandari Marieta
2012-08-10T05:51:03Z
2019-01-29T15:48:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3923
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3923
2012-08-10T05:51:03Z
SINTESIS 4-HIDROKSIKALKON DARI4-METOKSIKALKON MELALUI REAKSI DEMETILASI
Pelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 4-hiclroksikalkon de.ngan reaksi demetilasi 4ymetoksikalkcin, menentukan karakteristik senyawa hasil sintesis dan menghitung rendemennya. Sintesis 4-hidroksikalkon dilakukan dengan reakai demerilasi rnenggamakan ballan dasar 4-metoksikalkon hasil sintesis dengan keniurnian 97,7%. Reaksi demetilasi digunakan untuk memecah eter pada senyawa 4¬metoksikalkon dan dilakukan dengan katalis All-1 pada suhu 46°C selama 4 jam dalarn pelarut CS2. Reaksi ini dilakukan dalam sistem tertutup untuk rnenghindari terjadinya reaksi oksidasi. Endapan yang diperoleh direkristalisasi menggunakan metanol untuk menghilanglcan serbul€ aluminium sisa. Kristal yang diperolch dilaru.tkan dalam dietil eter dan diekstrak menggunakan larutan NaISIO, 1N untuk menghilan,,,,kan sisa 1, Fasa organik diuapkan dan didiamkHn untuk memperaleh kristal. Kristal yang- terbentuk direk-ristalisasi ntenggi.rnakan pelarut. Kristal hasil rekristaiisasi diuji dengan pereal<ai warna FeC'1; -5% drrn petnbentukan garam fenolat serta dianalisis dengan TLC, "I'LC Scanner, spektrometer UV - Vis, IR dan 'H-NMR. Hasil penelitian int adalah senyawa 4-hidroksikalkor. dengan bentuk kristal, h;erwarqa kuning, beratnya 1,28 gram dan titik Melt ? 1 -5 ~ 120 °C._ SenyaNva hasil sintesis bereaksi positif terhadap pereaksi warna FeCI; 5% clan dapat menabentuk garanl fc;nolat_ Ker:iunnian seriyats,a in. sehesar 8?,6?`-'v dari hasil TLC Scanner- denban eluen etil asetat : diklorometrmt - 1 : 99 clan renc3emen sebesar 75,9;%.
Sri Vuri Rinjani Mita
2012-08-10T05:51:03Z
2019-01-29T15:49:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3928
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3928
2012-08-10T05:51:03Z
IDENTIFIKASI ASAM LEMAK OMEGA PADA SUSU SAPI SEGAR MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS¬- SPEKTROMETER MASSA
Penelitian ini be:rtujuan untuk meneniukan kadar lemak dalam susu sapi segar pada berbagai variasi pelarut ekstraksi, menentukan pelarut yang dapat mengekstraksi lemak paling banyak dan menentukan komposisi asam lemak omega dalam susu sapi segar. Lemak diekstrak dari susu sapi segar menggunakan ekstraktor kontinyu cair¬cair dengan pelarut yang mempunyai massa jenis lebih besar dari air. Pelarut yang digunakan adalah diklorometana, kloroform dan karbon tetraklorida. Asam lemak ditentukan dengan transesterifikasi menggunakan katalis BF3-metanol dan dianalisis dengan KG-SM. Hasil penelitian diperoleh ekstrak lemak pada diklorometana sebanyak 0,0373 gram dengan kadar 0,0373%, kloroform sebanyak 0,0543 gram dengan kadar 0,0543% dan karbon tetraklorida sebanyak 0,0803 gram dengan kadar 0,0803%. Hal ini menunjukan bahwa karbon tetraklorida merupakan pelarut yang dapat mengekstrak lemak paling banyak dibandingkan diklorometana dan klorolorm. Asam lemak omega yang dapat teridentifikasi adalah asam 11,14¬eikosadienoat sebanyak 2,77% dan a.sam 9-oktadesenoat sebanyak 18,64%.
Isngari Mubaid
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:42:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3629
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3629
2012-08-10T05:51:02Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLIURETAN
DARI MINYAK SAWIT KASAR DAN
DIFENILMETAN- 4,4' DIISOSIANAT
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari monomer diisosianat berupa MDI (difenilmetan - 4,4'- diisosianat) dan sumber gugus hidroksil berupa minyak sawit kasar (crude palm oil = CPO), serta untuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan diiakukan dengan memvariasikan konsentrasi minyak sawit kasar terhadap konsentrasi total reaktan (dalam % m/m) serta memvariasikan temperatur curing poliuretan. Variasi konsentrasi minyak sawit kasar yang dipilih adalah 40 %, 60 %, dan 80 % sedangkan variasi temperatur curing adalah 80 °C dan 120 °C. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur 25 °C selama 15 menit. Keberhasilan sintesis poliuretan diketahui melalui karakterisasi dengan spektrofotometer FTIR. " Sifat termal poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat DTA- 50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 10° C per menit, sedangkan sifat mekanik poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat uji tarik Autograph. Selanjutnya dilakukan pula uji derajat penggembungan poliuretan untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan hasil sintesis.
Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Selanjufiya hasil karakterisasi sifat termal menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas poliuretan hasil sintesis adalah
100° C pada konsentrasi 40% CPO, selanjutnya menurun menjadi 85,41° C pada konsentrasi 60% CPO dan meningkat kembali menjadi 190° C pada konsenrasi 80% CPO. Temperatur degradasi semakin rendah dengan semakin meningkafiya konsentrasi minyak sawit kasar yang digunakan dalam sintesis, dan tidak ditemukan adanya temperatur leleh poliuretan. Pengujian sifat mekanik terhadap poliuretan hasil sintesis tidak dapat dilaksanakan karena poliuretan hasil sintesis bersifat rapuh dan tidak dapat dibuat dumbbell. Poliuretan hasil sintesis menunjukkan nilai derajat penggembungan negatif yang menunjukkan bahwa struktur poliuretan hasil sintesis adalah linier.
Sri Setyani Liana ,
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:42:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3631
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3631
2012-08-10T05:51:02Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) PADA SMA DI W'ILAYAH KABUPATEN KULON PROGO
Penelitian ini bertujuan untLik mengetahui: (1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP. (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, (3) hubungan antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, (4) kendala-kendala yang dihadapi guru kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo ditinjau dari aspek persiapan, pelaksanaan, dan penilaian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo, dan sebagai sampel adalah 13 SMA yang diarnbil dengan teknik purpo.szve .cumpling. Data dalam penelitian ini diambil melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase dan korelasi procluct moment antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembe(ajaran kimia dalacn menghadapi pelaksanaan KTSP.
Hasil penelitian memnjukkan bahwa implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaa.n KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah tinggi dengan rerata persentase 78,04 °'o meskipun sarana dan prasarana yang mendukung hanya memiliki kategori sedang dengan rerata presentase 64,68 %. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi (r hitung) sebesar 0,607. Harga r hitung yang diperoleh lebih besar daripada r tabel pada taraf signitikansi 5 °'o untuk N = 13 yaitu sebesar 0,553. Disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia. Ditemukan pula bahwa dalam implernentasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo terdapat beberapa kendaia dalam persiapan, pelaksanaan dan penilaian.
Prihastuti Lilik ,
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:42:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3640
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3640
2012-08-10T05:51:02Z
PENGARUH VARIASI pH TERHADAP KARAKTER KADMIUM SULFIDA (CdS) YANG DISINTESIS MELALUI METODE SOLVOTERMAL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya senyawa kumium sulfida dipreparasi dengan metode sulvotermal clan pengaruh variasi pH terhadap karakter senyawa kadmium sulfida.
Preparasi dilakukan dengan mereaksikan 0,5 gram Cd (N03)2.4H20 yang telah dilarutkan dalam 5 ml etanol dengan 0,37 gram (NHZ)2CS yang telah dilarutkan dalam 5 ml etanol. Dcngan menambahkan larutan NI 1,1011 25% maka diperoleh variasi pI-1 larutan campuran : 4, 2; 7; 9; 9,5 dan 10,9. Setelah dilakukan kristalisasi endapan yang terjadi disaring clan dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C kemudian ditimbang. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan difraktometer XRD dan spektrofotometer UV - V 1 S.
Kcsimpulan dari penelian ini adalah bahwa senyawa kadmium sulfida dapat disintesis mclalui metode solvotermal. Pengaruh variasi pH menyebabkan perbedaan karakter kristal. Semakin tinggi pH maka struktur kristal akan semakin kristalin. Pada pH : 4,2 terbentuk senyawa amorf sedangkan pada pH : 7 terbentuk fasa semikristalin. Struktur kristal kadmium sulfida dicapai pada pH : 9, 9.5, dan 10.9 yaitu berupa sistem kristal campuran kubik - heksagonal dengan volume kristal yang semakin menurun sebanding dengan kenaikan pH. Kadmium sultida memiliki serapan maksimum Q, max) pada daerah 535 nm untuk pH 9, 9,5 dan 10,9. untuk pH 7 serapanya: 536,Snm.
Suryani Linda ,
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:42:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3650
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3650
2012-08-10T05:51:02Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KOTA PEKALONGAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, (3) hubungan antara kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP,serta (4) kendala-kendala yang dihadapi guru
kJ-ha dalam menghadapi pelaksaYaan KTSP pada SMA di wllayah Kota Pekalongan ditinjau dari aspek persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Penelitian ini merupakan penejitian deskn'ptif. Populasi maupun sampel penelitian ini adalah SMA-SMA di Kota Pekalongan yaitu sebanyak 10 SMA, sehingga dikatakan sebagai penelitian populasi. Data dalam penelitian ini diambil melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan rata-rata persentase dan korelasi product moment antara kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapai pelaksanaan KTSP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kota Pekalongan adalah tinggi dengan rerata persentase 79,49 % sedangkan sarana dan prasarananya dalam kategori sedang dengan rerata persentase 65,53 %. Secara statistik diperoleh ada hubungan positif dan signifikan antara sarana dan prasarana pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP dengan harga koefisien korelasi 0,766 (r tabel 5 % = 0,632; untuk N= 10). Meskipun demikian, dalam implementasi pembelajaran kimia daiam menghadapi KTSP di Kota Pekalongan terdapat beberapa kendala-kendala dalam hal persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Indarkusumawati Lita ,
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:46:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3854
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3854
2012-08-10T05:51:02Z
DENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KUL1T BUAH NAGA (Hylocereus undatus) DALAM EKSTRAK KLOROFORM
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang dominan dari kulit buah naga (Hylocereus undatus) dalam ekstrak uroform. Isolasi senyawa metabolit sekunder dari buiah naga dilakukan melalui 3 tahap yaitu masarasi, partisi,. dan dilanjutkan dengan kromatografi. Eksraksi meng,gunakan metode maserasi dengan pelarut metanol teknis. Sebanyak 4 kg kulit buah naga yang sudah dihaluskan dimaserasi dengan rnetanol teknis selam:a 24 jam. Ekstrak metanol dipekatkan dengan rotary evaporator kemudian dipartisi menggunakan pelarut kloroforn. Ekstrak kloroform dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi ko,om gravitasi (KKG)menggunakan kloroform -heksana 4:6 dan 2:8 sebagai fasa gerak sedangkan silika gel 60 G 200¬-400 mesh sebagai fasa diam. Fraksi dominan dalam ekstrak kloroform hasil kromatografi kolom diuji kemurniannya menggunakan KLT. Fraksi murni identifikasi menggunakan spektrometer UV-Vis dan FTIR. Hasil identifikasi spektrum IR menunjukkan bahwa senyawa dominan dan ekstrak kloroform memiliki gugus fungsional antara lain gugus karbonil =0, OH tersubstitusi, C-O (eter), C=C aromatik, CH alifatik, Aromatik nubstitusi. Spektrum UV menunjukkan panjang gelombang maksimum pada 30,274, 253, dan 309 nm yang menunjukkan adanya khromofor terkonjugasi. bila spektrumdan hasil interpretasi spektrum IR dan UV mengindikasikan bahwa tnyawa metabolit sekunder dominan kulit buah naga (Hylocereus undatus) dalam ekstrak kloroform adalah suatu senyawa aromatik golongan flavonoid.
Hilal M. Faizal
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:47:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3863
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3863
2012-08-10T05:51:02Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNI'•ER PADA EKSTRAK METANOL TEH HIJAU (Camellia sinE-ns%s)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dan rendemen senyawa metabolit sekunder pada ekstrak metanol teh hijau (Camellia .sinensis). Sebanyak 100 g teh hijau cap Kepala Djenggot dimaserasi menggunakan pelarut tnetanol, selatna 1x24 jam dengan pengulangan sebanyak 2x pada suhu ruangan (27°C). Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dan dimurnikan men;Zunakan teknik kromatografi kolom grav~i~si (KKG). Senyawa hasil isolasi yanr; diperoleh kemudian dianalisis dengan r.renggunakan spektroskopi UV, IR dan H-N MR. Uji kemurnian dengan analisis kromatografi lapis tipis menggunakan bebcrapa eluen iengan kepolaran yang berbeda rnenghasilkan noda tunggal yang menunjukkan Senyawa tersebut telah m rrn'r. Analisis menggunakan spektrofotometer UV memberikan serapan maksimum pada 229 nm, analisis ini menunjukkan adanya gugus kromofor C = C yang tidak terkonjugasi. Analisis menl;gunakan spekt,-ometer infra merah menunjukan adanya gugus -OH pada daerah serapan 3377,1 cm t, gugus C=C pada daerah 1606,6 cm-1, gugus -CHZ¬pada daerah 2856,4 cm-1 dan 1461,9 cm-1 gugus -CH3 pada daerah 2923,9 cm -1 dan 1367,4 cm-1, dae gugus C=0 pada daerah 1739,7 cm-1. Analisis menggunakan spektrometer ‘H-NMR menunjukkan adanya sinyal proton daerah alifatik unit CH3 yang berjumlah 7 dan unit CHZ yang berjumlah 5. Pola spektrum UV, IR dan 'H-NMR senyawa hasil isolasi menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah dari golongan terpenoid dengan rendemen sebanyak 0,005%.
Fikri M. Hulaimul
2012-08-10T05:51:02Z
2019-01-29T15:48:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3899
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3899
2012-08-10T05:51:02Z
PENGARUH LAMA FERMENTASI KARA BENGUK (Mucuna pruriens) TERHADAP KADAR PROTEIN DAN AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk pada berbagai variasi lama fermentasi, serta mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein terlarut dan aktivitas enzim tripsin. Penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Lowry. Standar protein yang digunakan adalah larutan kasein 1 mg/mL. Penentuan aktivitas enzim tripsin dilakukan dengan menggunakan metode Anson. Kondisi pH dan suhu optimum digunakan sebagai kondisi pada saat penentuan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk pada berbagai variasi lama fermentasi. Variasi lama fermentasi yang digunakan adalah 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein terlarut kara benguk pada fermentasi selama 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam berturut-turut adalah 0,1059%; 0,1128%; 0,1753%; 0,2005%; 0,1653%; dan 0,0930% (b/b). Aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk dengan fermentasi selama 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam berturut-turut adalah 1,983; 2,183; 2,680; 3,400; 2,450; dan 1,650 unit. Dengan demikian pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk yaitu dengan bertambahnya lama fermentasi maka kadar protein terlarut kara benguk dan aktivitas enzim tripsin pada substrat protein terlarut kara benguk meningkat dan mencapai maksimum pada fermentasi 72 jam kemudian mengalami penurunan.
- MARSITI
2012-08-10T05:51:01Z
2019-01-29T15:42:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3617
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3617
2012-08-10T05:51:01Z
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS GULA DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN YOGURT KARA BENGUK (Mucuna pruriens L)
Yogurt merupakan salah satu minuman susu asam yang terbuat melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu Sreptccoccu.s thermopl2illus dan Lactobacillus bulgaricus. Selain susu sapi, yogurt juga dapat dibuat dari bahan dasar lain seperti kedelai, kacang hijau dan kecipir. Penelitian ini bertujuan untuk membuat yogurt dari bahan dasar kara benguk serta mengetahui pengaruh penambahan jenis gula dan lama fennentasi terhadap kadar protein dan keasaman yogurt kara benguk yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologl FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan, dan disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah lama fermentasi yang divariasi mulai dari 4, 6 dan 8 jam, sedangkan faktor kedua adalah penambahan jenis gula yaitu glukosa, laktosa, sukrosa dan tanpa (kontrol), sehingga terdapat 12 kombir.asi perlakuan. Kadar protein dalam yogurt yang dihasilkan ditentukan dengan metode Kjehlahl, sedangkan keasaman ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi lama fennentasi dan penambahan jenis gula berpengaruh secara signifikan terhudap kadar protein dan keasaman yogurt kara benguk yang dihasilkan. Hasil kombinasi terbaik diperoleh pada fennentasi 8 jam dengan penambahan laktosa, yaitu dengan kadar protein 17,584 % b/b dan keasaman 0,634 % b/b.
ZULAEKHA LENNY ,
2012-08-10T05:51:01Z
2019-01-29T15:42:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3643
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3643
2012-08-10T05:51:01Z
PENGARUH PENAMBAHAN FRAKSI KLOROFORM DARI EKSTRAK KULIT BATANG MELINJO (GNETUM GNEMON) SEBAGAI PENCEGAH REAKSI OKSIDASI LIPID
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi kloroform kulit batang melinjo dalam mencegah reaksi oksidasi lipid. Subjek dalam ini adalah fraksi kloform dari kulit batang melinjo, sedangkan objeknya adalah aktivitasnya pencegah reaksi oksidai lipid
Pada penelitian ini 475 g serbuk kulit batang melinjo difraksinasi dalam metanol selama 24 jam sebanyak 2 (dua) kali ekstrak metanol dievaporasi dan difraksinasi dengan pelarut kloroform sehingga diperoleh fraksi kloroform. Uji aktivitas sebagai pencegah reaksi oksidasi lipid dilakukan dengan menggunakan asam linoleat sebagai komponen.lipid dengari metode Tiobarbituric Acid (TBA) dan dihitung sebagai persen oksidasi relatif terhadap kontrol Konsentrasi ekstrak yang digunakan berturut-turut sebesar 0,1; 0,05 dan 0,01% b/v dengan lama pengujian 1,2,3,4, dan 5 hari pada suhu 65 °C. Aktivitas sampel sebagai pencegah oksidasi dapat dilihat dari asam linoleat yang teroksidasi menjadi malonaldehid. Selanjutnya malonaldehid bereaksi dengan TBA membentuk komplek malonaldehid-TBA yang diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV pada panjang gelomba: ~v, 3J3 nun. Sebagai kontrol positif digunakan Butylated Hidroksitoluene (BHT) dan rutin.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ekstrak kloroform kulit batang melinjo berpengaruh terhadap pencegahan reaksi oksidasi lipid diperoleh pada hari pertama dengan penambahan konsentrasi 0,05% dan memiliki persen aktivitas sebesar 58,86%.
ANANTASARI LISA ,
2012-08-10T05:51:01Z
2019-01-29T15:42:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3646
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3646
2012-08-10T05:51:01Z
PENGARUH PENAMBAHAN FRAKSI KLOROFORM DARI EKSTRAK KULIT BATANG MELINJO (GNETUM GNEM011) SEBAGAI PENCEGAH REAKSI OKSIDASI LIPID
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi kloroform kulit batang melinjo dalam mencegah reaksi oksidasi lipid. Subjek dari penelitian iniadalah fraksi kloroform dari kulit batang melinjo, sedangkan objeknya adalah aktivitasnya pencegah reaksi oksidasi lipid
Pada penelitian ini sebanyak 475 g serbuk kulit batang melinjo 6maserasi dalam metanol selama 24 jam sebanyak 2 (dua) kali. Ekstrak metanol 6evaporasi dan difraksinasi dengan pelarut kloroform sehmgga diperoleh fraksi tloroform. Uji aktivitas sebagai pencegah reaksi oksidasi lipid dilakukan dengan menggunakan asam linoleat sebagai komponen lipid dengan metode Tiobarbituric Acid (TBA), dan dihitung sebagai persen oksidasi relatif terhadap kontrol. ;Konsentrasi ekstrak yang digunakan berturut-turut sebesar 0,1; 0,05 dan 0,01%
dengan lama pengujian 1,2,3,4, clan 5 hari pada suhu 65 °C. Aktivitas sampel pencegah oksidasi dapat dilihat dari asam linoleat yang teroksidasi adi malonaldehid. Selanjutnya lonaldehid bereaksi dengan TBA untuk komplek malonaldehid-TBA yang diukur serapannya dengan ofotometer UV pada panjang gelombang 533 nm. Sebagai kontrol positif Butylated Hidroksitoluene (BHT) dan rutin.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ekstrak kloroforln kulit batang o berpengaruh terhadap pencegahan reaksi oksidasi lipid diperoleh pada pertama dengan penambahan konsentrasi 0,05% dan memiliki persen sebesar 58,86%.
ANANTASARI LISA ,
2012-08-10T05:51:01Z
2019-01-29T15:43:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3667
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3667
2012-08-10T05:51:01Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA
INDIKATOR ASAM-BASA BAHAN ALAM (IABBA)
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER 2
Penelitian ini merupakan penelitian penl;embangan yang betrtujuan
menghasilkan media pembelajaran berupa indikator asam - basa bahan alam
(IABBA) untuk siswa SMA kelas XI setnester 2 dan meneliti kualitas media
tersebut berdasarkan penilaian 5 guru kimia sebagai reviewer.
Model pcngentban-an yang digunakan adalah model prosedural, yaitu
model yang bersifat deskriptif, menggariskan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan produk. Pengembangan dimulai dengan cara
menguntpulkan referensi tentang- IABBA sampai uji laboratorium. Hasil
penelitian ditulis dalam media cetak. Instrumen yang dTunakan terdiri dari 5
kriteria, yaitu kebenaran konsep, kepraktisan dan keluwesan, efsiensi waktu,
manfaat, dan penampilan fisik. Guru kimia scbagai rcviewer menilai IABBA
berdasar kriteria tersebut berikut penjabarannva.
Hasil penelitian ini adalah telah berhasil dikembangkan IABBA dan
dapal diketahui kualitasnya. Skor indikator secang, kunyit, purinb, pacar air,
Rhoeo discolor, Cemulawak, cemondelan, soka, bougenvil, bump sepatu, dan
kamboja berturut-turut sehesar 62,6; 6-5; 6;,6; 62,2; 62,4; 62,4; 62,4; 64,8; 66;
60,4; dan 64,8. Kesebelas IABBA tersebut memperoleh kualitas B (baik).
PRIHATIN LUSIA ,
2012-08-10T05:51:01Z
2019-01-29T15:45:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3756
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3756
2012-08-10T05:51:01Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ANTARA MINYAK KEDELAI TERHIDRASI DAN METILEN-4,4'-DIFENILD[ISOSIANAT (MDI) TERHADAP DERAJAT PENGGEMBt1NGAN POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari senyawa metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI) yang direaksikan dengan senyawa hidroksil berupa minyak kedelai (soybean oil) terhidrasi dan untuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan komposisi minyak kedelai terhidrasi terhadap komposisi total reaktan (m/m). Variasi komposisi minyak kedelai terhidrasi yang dipilih adalah 40 % dan 60 %. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur 80 °C selama 15 menit clan temperatur curing 80 °C selama 3 jam kemudian dilanjutkan pada temperatur 100 °C selama 2 jam. Karakterisasi poliuretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer F"fIR. Sifat termal poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat DTA-50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 30°C/menit, dan sifat mekanik poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat uji kekerasan Shore A Durometer. Selanjutnya dilakukan uji derajat penggembungan poliuretan hasil sintesis untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan.
Poliuretan hasil sintesis dari minyak kedelai terhidrasi dan MDI bersifat keras dan rapuh. Poliuretan hasil sintesis pada komposisi 40 % 1-ISI30 dan 60 % HSBO masing¬masing menunjukkan nilai derajat penggembungan yaitu 2,96 % dan 6,38 % yang menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % HSBO memiliki ikatan silang lebih banyak. Hasil karakterisasi dengan alat FTIK menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Karakterisasi sifat termal poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % MDI menunjukkan temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan hasil sintesis adalah -18 °C, titik leleh poliuretan (Tm) adalah 100 °C, dan temperatur degradasi (Td) poliuretan hasil sintesis adalah 414 °C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis adalah 70,2 Shore A.
Senja Iswari ,
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:44:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3724
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3724
2012-08-10T05:51:00Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PROSES PEMBELAJARAN KIMIA SMA/MA KELAS X SEMESTER 1
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan Paket Media Pembelajaran Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum Betbasis Kompetensi (KBK) yang memenuhi kriteria kualitas dan mengetahui kualitas paket media pembelajaran ikatan kimia tersebut berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA.
Penilaian ini terdiri atas enam tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengorganisasian kimia kelas X semester 1 berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri atas 6 bagian, 19 media dan terdiri dari 2 jenis media yaitu media hardware dan media, bagaan 1 : K.estabilan Unsur, bqglan U ; Ikatan III ; Ikatan ,Govalen, bagran fV : Kepolaran Senyawa, bagian V : Ikatan Kovalen Koordinasi, bagian VI : Ikatan Logam. Paket media pembelajaran diberi masukan oleh 2 orang dosen pembimbing, 2 orang ahli media, clan 3 orang teman sejawat (Peer Reviewer). Paket media pembelajaran juga dinilai kuaiitasnya oleh 5 orang guru kimia SMA.MIA. Penilaian kualitas media hardware didasarkan pada 8 aspek penilaian yaitu : kesesuaian dengan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, kesesuaian der.gan materi, kesesuaian dengan kacaktecistik KIRK, kepcaktisan. daft keluwesan, kemudahan pembuatan media, efisiensi waktu, mutu teknis, dan kesesuaian evaluasi. Penilaian kualitas media f lash didasarkan pada 9 aspek penilaian yaitu : kesesuaian dengan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, kesesuaian dengan materi, kesesuaian dengan karakteristik KBK, kepraktisan dan keluwesan, tampilan, tata bahasa, efisiensi waktu, mutu teknis, dan kesesuaian evaluasi. Data nilai kualitas yang diperoleh masih dalam bentuk deskriptif kemudian diubah menjadi skor. Skor rata-rata paket media pembelajaran diubah menjadi kategori nilai sehingga kualitas paket media pewbelajaran dapat ditentukan melalui konversi skor rata-rata data menjadi kategori nilai tersebut.
Kualitas paket media pembelajaran yang telah disusun berdasarkan penilaian guru memiliki skor rata-rata paket media hardware sebesar 81,89 (81,89%) dan paket media flash 107,48 (82,68%). Kedua jenis paket media tersebut memiliki skor dengan kriteria kualitas sangat baik (SB).
Ismaryati Ismaryati
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3737
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3737
2012-08-10T05:51:00Z
PENGARUH pH TERHADAP HASIL PEMBUATAN PROTEIN
KONSENTRAT DARI BEKICOT (Achatina Variegata)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap hasil pem buatan protein konlsentrat dari bekicot (Achutina oariegata), yaitu bagaimana pengamh pH terhadap (1) berat I:ering, (2) kadur protein total, (3) kadar protein terlarut, dan (4) jenis &an kadar asam amino daVam protein
Pembuatan protein konsentrat dari bekicot (Achutinu vnriegatu) meliputi empat tahapan utama, yaitu (1) ekstraksi protein dengan pelamt buffer universal dengan variasi pH 3, 5, 7, 9, dau 11, (2) pengcndapan protein derigan penarrrbahan garam amonium sulfat, (3) pemurnran protein dengan cara diallsis, clan (4) pengerir,gan dengan fi,wcze dyer. Selanjutnya untuk mengetahui kadar protein total dalam protein konsentrat bekicot ditentukan N totalnya terlebih dahulu dengan me'ode mikro Kjeldahl, dan untuk menentukan kadar protein terlarutnya digunakan metode Buuret yang aiukur dengan spektrofotomcter visi'bel pada panjang gelombang 5,40 rim. Beberapa jenis asam amino penyusun protein konscntrat hckicot darn kacdrrnya ditentukan dengan 1 Chrumutogmuplay).
Hasil penelitiin menunjukkan bahwa variasi pH rncmpengaruhi berat kcring protein konseotrnt yarvg dihasilkun, yaitu semakin bcsar pI-I maka berat kering yang dihasilkanr semakin meningkat. Rendemen berat kering untuk pH 3,
5, 7, 9, dan 1 I secara berurutan adalah 0,35; 1,80; 2,08; 2,3F,; clan 3,68%. Kadar protein total dalam protein konsentrat bekicot untuk pH 3, 5, 7, 9, dan 11 secara bcrur-utan adalah 75,L8- 87,75; 80,36; 84,66; dan 80,6i'/o b/b Kadar protein terlarutnya adalah 53,49; 44,18: 48,18; 50,55; d(-,n 45,56°io b/b. Beberapa jenis asam amino dalam protein konsentrat bekicot adalah treonin, triptofan, metionin, valin, fenilalanin, iso>leusin, leLsin, ]]sin, histidin, arginin, asam aspartat, asam glutarnat, serin, glisin, tirosin, dan khusus untuk pH 3 juga mengandung a}anin. Kadar asam amino ese~Trsial tertinggi dalam protein konsentrat bekicot untuk pH 3, 5, 7, 9, dar_ 11 secara berurutan adalah 6,46% leusin, 8,75% leusin, 8,33% lisin, 8,79% lcusin, dan 8,63'% lcusin. Berdasarkan oasil penelitian maka produk protein konsentrat yang paling balk digunakan dalarn pangan adalah pH 9.
Kodariyatun Isnaini ,
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3740
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3740
2012-08-10T05:51:00Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI RIMPANG KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN) DALAM FRAKSI KLOROFORM
Pcnelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder pada rimpang kencur (Kaempferia Galanga Linn) dalam fraksi kloroform dan mengidentifikasi menggunakan spektroskopi IR, spektroskopi UV-Vis dan H'-NMR.
Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan metanol teknis kemudian dilanjutkan dengan partisi menggunakan kloroform p.a. Ekstrak kloroform tadi kemudian dipekatkan. Ekstrak pekat dalam fraksi kloroform ditambah dengan n¬heksana kemudian dievaporasi lagi hingga pekat. Kristal yang diperoleh diuji kemurniannya dengan menentukan titik leleh, dilanjutkan analisis menggunakan spektroskopi IR, UV-Vis dan H'-NMR.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis menggunakan spektroskopi UV-Vis, IR dan H'-NMR menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur dalam fraksi kloroform adalah etil p¬metoksisinamat yang berwujud kristal berwarna putih dengan rendemen sebanyak 4,46% dan titik leleh 48-49°C.
Wijayanti P Isti,
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3744
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3744
2012-08-10T05:51:00Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN
SISTEM KOLOID SMA KELAS XI SEMESTER 2
BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merrrpakan penelitian pengembangan yang bertujuan rnenghasilkan media pernbelajaran Sistem Koloid yang baik sesuai dengan kriteria kualitas paket media yang telah ditentukan dan meneliti kualitas paket media yang telah dikembangkan berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA.
Penyusunan paket media pembelajaran diawali dengan mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan pernbuatan media pembelajaran sebanyak 16 jenis. Media pembelajaran yang telah dibuat diberi masukan peer review dan ahli media kemudian diorganisasikan dalam paket media pembelajaran. Kualitas paket media pembelajaran dinilai oleh 5 orang guru kimia SMA/MA sesuai dengan kriteria kualitas paket media pembelajaran dalam lembar check list.
Hasil penelitian ini berupa paket media pembelajaran Sistem Koloid yang baik sesuai dengan kriteria kualitas paket media pembelajaran yang telah ditentukan dan kualitas paket media pembelajaran berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA. Instrumen penelitian dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari 15 butir kriteria penilaian, dengan skor tertinggi 5 untuk masing-masing butir kriteria, sehingga diperoleh skor tertinggi ideal 75 dan skor terendah ideal 15. Sembi}an dari 16 media yang dikembangkan mendapatkan kriteria kualitas Sangat Baik (SB), sedangkan 7 lainnya mendapatkan kriteria kualitas Baik (B), dengan skor rata-rata masing-masing media adalah Tabel perbandingan sifat suspensi, koloid, dan larutan 6(1,2; F'apan tempel 61,8; Papan tebak kata 60; Kartu kerja 63; Alat efek 'fyndall 63,6; Plash sifat-sifat koloid 62,4; Uialisator sederhana 60,8; Kartu kerja laboratoriurn 60; Bagan pengolahan air bersih 56,8; Kartu kelompok liofil & liofob 63,6; Alat busur Bredig 61; Flash pembuatan koloid 59; kartu peristiwa 62,4; Teka-teki koloid 58,8; Koloid panahan 60: dan Scribble koloid 58,6. Secara keseluruhan skor rata-rata paket media pembelajaran sistem koloid adalah 60,75 dengan kriteria kualitas Sangat Baik (SB) sehingga dapat digunakan sebagai sumber acuan dalarn pemilihan rnedia pada pembelajaran sistem koloid.
Istikharah Istikharah
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3747
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3747
2012-08-10T05:51:00Z
PENGEMBANGAN BUKU AJAR SAINS KIMIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan di bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku ajar Sains Kimia untuk Sekolah Menengah Pertama clan Madrasah Tsanawiyah kelas VIII Berdasarkan Kurikulum 2004 dan sesuai dcngan kriteria kualitas buku ajar yang baik.
Pengembangan dalam penclitian ini menggunakan model prosedural, yakni berupa langkah-langkah penyusunan buku ajar Sains Kimia untuk Sekolah iVlenengah Pertama clan Madrasah Tsanawiyah kelas VIII. Buku ajar yang disusun terdiri atas 3 materi pokok,` yaitu : (1) tlnsur, Senyawa dan Campuran, (2) Pemisahan Campuran dan (3) I'crubahan Kimia. Produk awal buku ajar ditinjau clan diberi masukan oleh (1) Dosen Pembimbing, (2) Peer Reviewer dan (3) Guru Sains aspek Kimia Sekolah Menengah Pertama sebagai reviewer. Kualitas buku ajar dinilai oleh reviewer dengan mengisi angket penilaian kualitas buku ajar yang berisi 10 aspek penilaian clan dijabarkan menjadi 25 kriteria indikator penilaian kualitas buku ajar.
Hasil penelitian berupa Buku Ajar Sains Kimia untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah kelas VIII Berdasarkan Kurikulum 2004. Skor rata-rata kualitas buku ajar untuk matcri pokok (1), (2) clan (3) berturut-turut adalah sebesar 106,0 (SB); 110,4 (SI3); dan 112,2 (SB). Skor rata-rata ketiga materi pokok dalam buku a_jar tersebut scbcsar 109,5 dengan kategori penilaian Sangat Baik (SB).
Istiqomah Istiqomah
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:25Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3750
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3750
2012-08-10T05:51:00Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ANTARA MINYAK KEDELAI TERHIDRASI DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI) TERHADAP DERAJAT PENGGEMBUNGAN POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari senyawa metilen-4,4'-difenildiisosiana.(MDI) yang direaksikan dengan senyawa hidroksil berupa minyak kedelai (soybean WO terhidrasi dan untuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan komposisi minyak kedelai terhidrasi terhadap komposisi dan total reaktan (m/m). Variasi komposisi minyak kedelai terhidrasi yng dipilihadalah 40 % dan 60 %. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur 800C selama 15 menit dan ternperatur curing 80 "C selama 3 jam kemudian dilanjutkan pada temperatur 100 °C selama 2 jam. Karakterisasi poliuretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR. Sifat termal poliuretan dikaraktersasi alat DTA-50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 300C , dan sifat mekanik poliuretan dikaraktersasi menggunakan alat uji kekerasan Shore A Durometer, Selanjutnya dilakukan uji derajat penggembungan poliuretan hasil sintesis untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan.
Poliuretan hasil sintesis dari minyak kedelai :err:drasi dan MDI bersifat keras dan rapuh. Poliuretan hasil sintesis pada komposisi 40 % HStsO dan 60 °ro HS3v :nusing¬masing menunjukkan nilai derajat penggembungan yaitu 2,96 % dan 6,38 % yang menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % HSBO memiliki ikatan silang lebih banyak. Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Karakterisasi sifat termal poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % MDI menunjukkan temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan hasil sintesis adalah -18 °C, titik 1e1eh poliuretan (Tm) adalah 100 OC, dan temperatur degradasi (Td) poliuretan hasil sintesis adalah 414 °C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis adalah 70,2 Shore A.
Senja Iswari ,
2012-08-10T05:51:00Z
2019-01-29T15:45:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3753
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3753
2012-08-10T05:51:00Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ANTARA MINYAK KEDELAI TERHIDRASI DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI) TERHADAP DERAJAT PENGGEMBUNGAN POLIURETAN
Peneiitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari senyawa metilen-4,4-difenildiisosianat (MDI) yang direaksikan dengan senyawa hidroksil berupa minyak kedelai (soybean oi[) terhidrasi dan untuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan komposisi minyak kedelai terhidrasi terhadap komposisi total reaktan (rr5lm). Variasi komposisi minyak kedelai terhidrasi yang dipilih adalah 40 % dan 60 %. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur 80 °C selama I S menit dan temperatur curing 80 "C selama 3 jam kemudian dilanjutkan pada temperatur 100 °C selama 2 jam. Karakterisasi poliuretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR. Sifat termal poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat DTA-50 merk Shimadru dengan kecepatan pemanasan 30°C/menit, dan sifat mekanik poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat uji kekerasan Shore A Durometer. Selanjutnya dilakukan uji derajat penggembungan poliuretan hasil sintesis untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan.
Poliuretan hasil sintesis dari minyak kedelai terhidrasi dan MIA bersifat keras dan rapuh. Poliuretan hasil sintesis pada komposisi 40 % HSBO dan 60 % HSBO masing¬masing menunjukkan nilai derajat penggembungan yaitu 2,96 % dan 6,38 % yang menunjukkan bahwa poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % HSBO memiliki ikatan silang lebih banyak. Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Karakterisasi sifat termal poliuretan hasil sintesis dari 40 % HSBO dan 60 % MDI menunjukkan temperatur transisi gelas (T.) poliuretan hasil sintesis adalah -18 °C, titik leleh poliuretan (Tm) adalah 100 "C, dan temperatur degradasi (Td) poliuretan hasil sintesis adalah 414 "C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis adalah 70,2 Shore A.
Senja Iswari ,
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:43:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3671
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3671
2012-08-10T05:50:59Z
ANALISIS DAYA SERAP SERBUK ARANG KAYU KAMFER
(Cinnamomun Camphora) TERHADAP DAP ION Cu (II) DENGAN
METODE KROMATOGRAFI KOLOM DAN BATCH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman optimal untuk memperoleh daya jerap maksimal serbuk arang kayu kamfer terhadap ion Cu(ll), efisiensi daya jerap arang kayu kamfer terhadap ion Cu(II) dengan metode kromatografi kolom dan batch dan mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode kromatografi kolom dan batch. Subjek penelitian ini adalah arang kayu kamfer dan objek penelitian adalah efisiensi daya jerap arang kayu kamfer terhadap ion Cu(ll). Penelitian ini didahului dengan pembuatan arang kayu kamfer dengan ukuran Arang kayu 80¬100 mesh. Arang diaktifkan dengan HCl pada konsentrasi dan perendaman yang bervariasi. Penjerapan ion logam tembaga oleh arang aktif, dilakukan pada suhu kamar selama 1 jam dengan metode hatch dan kolom. Pengukuran besarnya konsentrasi ion logam tembaga yang terjerap dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi aktivator (HCl) dan lama perendaman optimal yang diperlukan untuk pengaktifan arang kayu kamfer masing-masing adalah 1-4 M dan 24 jam. Efisiensi daya jerap arang kayu kamfer terhadap ion logam Cu(II) dengan metode batch adalah (39,14±1,61415)% sedangkan dengan metode kolom adalah (85,82±0,48622)%. Terdapat perbedaan efisiensi daya jerap arang kayu kamfer terhadap ion logam Cu(II) yang signifikan antara metode batch dan metode kolom.
Ayu Wita Kusumawati I Gusti ,
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:43:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3686
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3686
2012-08-10T05:50:59Z
PEMBUATAN KEJU KACANG MERAH MELALUI
PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN
Streptococcus thermophillus
DAN ENZIM BROMELIN
Keju merupakan salah satu produk susu, yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus. Selain susu hewan, keju dapat dibuat dari bahan dasar nabati, antara lain kacang kedelai dan kacang hijau. Pada penelitian ini dilakukan pembutan keju dengan bahan dasar kacang merah yang difermentasi menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus dan enzim bromelin. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan konsentrasi penambahan enzim bromelin terhadap berat, kadar protein, kadar air, dan keasaman keju kacang merah yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial terdiri dari dua faktor dan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor perlakuan tersebut adalah lama fermentasi 2 jam, 3 jam, dan 4 jam serta penambahan enzim bromelin 200 ppm dan 400 ppm, sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan. Keju yang dihasilkan dianalisis berat, kadar protein, kadar air dan keasamannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi dan konsentrasi penambahan enzim bromelin berpengaruh nyata terhadap berat, kadar protein, kadar air, dan keasaman keju kacang merah. Hasil keju kacang merah yang optimal diperoleh pada lama fermentasi 3 jam dan konsentrasi penambahan enzim bromelin 400 ppm, dengan berat 23,133 gram, kadar protein 7,221 % b/b, kadar air 66,147 % b/b, dan keasaman 0,229 % bib.
Widayati Ika,
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:43:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3689
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3689
2012-08-10T05:50:59Z
OPTIMASI KONDISI PEMBENTUKAN KOMPLEKS Cr(EDTA)¬
DALAM AIR UNTUK PEMISAHAN SECARA
EKSTRAKSI FASA PADAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu kestabilan, pH optimwn, dan konsentrasi pengompleks ED"fA I-l4 yang diperlukan untuk membentuk kompleks Cr(EDTA)- dalam air bebas ion dan bebas oksigen. untuk mengetahui pengaruh variasi jenis eluen dalam pemisahan Cr(EDTA)- calam air bebas ion dan bebas oksigen menl;gunakan Sep-pak C-18, dan untuk mc:igetahui Icoltlposlsl eluen yang dapat mengelusi kompleks Cr(EDTA)- terbanyak dalam kolom Sep¬pak C-18.
Subjek penelitian ini adalah Cr(lIl) dalam air bebas ion dan bebas oksigen, sedangkan objek penelitiannya adalah pemisahan Cr(III) dalam air bebas ion clan bebas oksigen dengan ekstraksi fasa padat. Panjang gelombang optimum ditentukan dengan cara mengukur absorbansi larutan kompleks Cr(EDTA)" pada panjang gelombang 350-490 nm. pH optimum ditentukan dengan memvariasi pH sistem larutan kompleks Cr(EDTA)- yaitu 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Waktu kestabilan ditentukan dengan mengukur absorbansi larutan kompleks Cr(EDTA)- dari 0-60 menit. Konsentrasi optimum EDTA Ha ditentukan dengan memvariasi volume CDTA H4 : 2, 4, C, 8, dan 10 mL. I,arutan kompleks Cr(EDTA)- dalam kondisi optimum dilewatkan mclalui kolom Sep-pak C;-18. Kompleks yang masih tertahan dalam kolom dielusi menggunakan eluen metanol, etanol, aseton, dan HCl dengan variasi jenis dan komposisi campuran pelarut (metanol : HCl), (etanol : HCl), danv (Aseton : HCl) dengan komposisi (3:2) clan (4:1) . Larutan kompleks Cr(EDTA)" yang belum diekstraksi dan eluat diukur absorbansinya pada panjang gelombang optimum dengan Spektrofotometer sinar tampak.
Rentang waktu kestabilan pembentukan kompleks Cr(EDTA)- antara 0-SU menit. pH optimum larutan kompleks Cr(EDTA)- adalah 6,0. Konsentrasi optimum EDTA H4 adalah 160 ppm (4 rnL EDTA 144 1000 ppm). Eluen yang mampu mengelusi kompleks Cr(EDTA)- yang terjebak dalam kolom Sep-pak C¬18 dengan balk adalah aseton : HCl (4:1) dengan persen terekstraksi 52,896%
Widyasari Ika,
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:44:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3709
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3709
2012-08-10T05:50:59Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMBENTUKAN SOAL (PROBLEM POSING) PADA PEMBELAJARAN KIMIA BAGI SISWA
KELAS XI SEMESTER 2 DI SMA N 2 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembentukan soal (problem posing) dengan siswa yang rnengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan soal (problem solving), jika pengetahuan awal siswa dikendalikan secara statistik. Selain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan minat belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembentukan soal (problem posing) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan soal (problem solving).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 IPA semester 2 SMA N 2 Klaten Tahun Pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 161 siswa. Sampel penelitian sebanyak 2 kelas yang berjumlah 81 siswa diperoleh dengan teknik purposive cluster sampling. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran, soal-soal prestasi belajar kimia siswa dan angket minat belajar kimia siswa. Data penelitian diperoleh dengan teknik dokumentasi (pengetahuan awal kimia siswa) dan teknik ujian (prestasi belajar kimia siswa). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis anakova; sebelumnya dilakukan uj i pendahuluan homogenitas dan normalitas sampel menggunakan uji C-Cohran. Angket rninat dianalisis dengan uji-t dan uji-t sama subjek.
Berdasarkan uji anakova dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembentukan soal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan soal (F, = 2,794 pada p = 0,095). Hasil analisis data menggunakan uji t pada rninat belajar kimia siswa diperoleh p = 0,289, artinya tidak terdapat perbedaan minat belajar kimia siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
SARI IKA KURNIA
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:44:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3715
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3715
2012-08-10T05:50:59Z
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SERT'A SIS'I'EM KOLOID PADA SISWA SMA NEGERI 1 SLEMAN TAHUN AJARAN 200712008 DENGAN MENGGUNAKAN DEMIONSTRASI CLOCK REACTION TERSTRUKTUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) profil pemahaman konsep kelartrtan dan hasil kafi kelarutan serta sistem koloid, 2) bentuk-bentuk miskonsepsi pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan serta sistem koloid, yang terjadi pada siswa SMA N 1 Sleman yang diungkap dengan menggunakan demonstrasi clock rcactfon terstruktur (DCRT).
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang rnengungkap derajat pemaharnan konsep siswa dengao menggunakan DCRh. DCRT yang dilahukan ada ernpat yaitu demonstrasi dengan judnl ""Yetesan Ajaib" dan "Aksi Si Kembar" untuk konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan serta "Apa Ini?" darr "Susu Ajaib" untuk konsep sistem koloid, dengan jurnlah sarnpel masing-masing demonstrasi adalah 31 siswa_
Penelitian ini mengungkap bahwa sebagian besar siswa belum sampai pada tingkat paham konsep. Masih banyak siswa yang tergolong daiam kategori miskonsepsi dam tidak paham konsep. Persentase rata-rata rnenunjukan siswa tidak ada respon sebanyak 0%, tidak paharn konsep 17,74%, miskonsepsi 74,20%, palrarn sebagian dengan miskonsepsi 4,84%, paharn sebagian 3,23%, darr palrarn konsep 0%. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa yang dapat diungkap dengan DCRT antara lain: a)miskonsepsi pada tingkat definisi konsep, misalnya pernyataan "farutan rnerupakan carnpuran suatu zat dengan air" dan "Ksp lanrtan adalah perkalian mol reaktan", b) miskonsepsi pada tingkat ciri konsep, misainya pernyataan "larutan selalu encer" dan "volume berpengaruh pada Ksp", c) miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep, misalnya pernyataan ` jika cairan tepung maizena disentuh maka akan menjadi padat karena air yang terdapat di dalam tepung terserap oleh tangarr, air yang terdapat di dalarn tepung beradhesi dengan kulit sehingga air pada tepung akan hilang, atau air menguap terkena panas tubuh dan yang tersisa hanya endapannya" dan ` jika harga Ksp larutan = Ksp produk maka larutan belurn jenulr sehingga tidak ada endaparr dan warna yang dihasilkan akan menghilang lagi".
Trigunarti Indah ,
2012-08-10T05:50:59Z
2019-01-29T15:45:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3742
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3742
2012-08-10T05:50:59Z
PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS WEBSITE (WEB) UNTUK
PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER II
MATERI POKOK ASAM DAN BASA
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang Pendidikan Kimia. Tu_juan penelitian ini adalah menghasilkan media berbasis web.site ( web) untuk pembelajaran kimia SMA kelas XI semester II materi pokok asam clan basa, dan mengetahui kualitas dari media pembelajaran kimia tersebut.
Model pengcmbnngan yang digunakan adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptit; menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pengembangan dimulai dengan cara mengumpulkan referensi tentang asam dan basa dilanjutkan dengan penyusunan rancangan media pembelajaran kimia kemudian membuat media pembelajaran kimia berbasis website dalam bentuk CD. Media pembelajaran kimia berbasis website yang telah di buat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, ahli media dan peer reviewer. Masukan yang diberikan selanjutnya menjadi acuan untuk merevisi media pembelajaran kimia berbasis website. Langkah selanjutnya menilaikan media pembelajaran kimia kepada reviewer yaitu lima orang guru kimia SMA dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan media pembelajaran kimia berbasis website rnateri pokok asam dan basa. Berdasarkan analisis data, media pembelajaran kimia berbasis web.site mated pokok asam clan basa yang dihasilkan memiliki kualitas sangat baik (SB), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mandiri.
ARIYANTI ISTI DHESI ,
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:48:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3918
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3918
2012-08-10T05:50:58Z
Otimasi Variasi Waktu Preparasi Pada Sintesis Dan Karakterisasi
Material Mikropori Redoks Kromium Silikat-1 (CrS-1)
Dengan Metode Hidrotermal
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan stuai laboratoris di laboratorium Kimia FMIPA UNY dan laboratorium Kimia FMIPA UGM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stnaktur clan kristalinitas pada sintesis dan ka:rrkterisasi material mikropori redoks kronium silikat-1 (CrS-1) pada berbagai variasi waktu dengan metode hidrotermal dan untuk mengetahui waktu optimal dalam sintesis material mikropori redoks CrS-1..
Material mikropori redoks CrS-1 diperoleh dengan menyusun pencetak kation TPA+ yang direaksikan dari campuran Tlatriurr hidroksida (NaOH) clan tetrapropilammonium bronlida (TPABr), tetraetil oriosiliicat (TEOS) sebagai sumber silika, KZCr207 sebagai r,-ekUrsor logam kromium dan akuades. Kristalisasi dilaicukan pada waktu 1, 2, 5, 8 dan 11 hari pada suhu 150°C. Kristal CrS.-l di karakterisasi dengan difraksi sinar-X dan FT-inframerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan struktur kristal CrS 1 pada penambahan waktu kristalisasi. Pada waktu kristalisasi 1 hari struktur CrS-1 tidak murni karena terdapat senyawa tipe silikat lain yaitu SiO2. Struktur material CrS-1 pada waktu kristalisasi 2,5,7 dan 11 hari semuanya memiliki struktur MFI dengan sistem kristal ortorombik tipe P. Spektra Ft-infra merah menunjukkan logam kromium masuk dalam kerangka silikat. Waktu kristalisasi pembentukan material CrS-1 dengan kristalinitas yang tinggi adalah dengan waktu 2 hari.
Hafiizhullah Hafiizhullah
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:49:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3945
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3945
2012-08-10T05:50:58Z
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBENTUKAN SOAL (PROBLEM POSING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 DI SMA NEGERI 1 BUMIAYU
TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur apabila pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik.
Populasi penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Bumiayu tahun ajaran 2007/2008 yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 320 peserta didik. Sampel diambil melalui teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas, kemudian dibagi menjadi kelas terstruktur (Al) clan kelas semi terstruktur (A2) dengan jumlah sampel keseluruhan 78 peserta didik. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pengetahuan awal kimia dan metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar kimia peserta didik. Analisis data menggunakan analisis kovarians satu jalur dengan satu kovariabel.
Dari hasil analisis kovarians diperoleh harga Fo = 2,992 dan p = 0,084 maka Ho diterima, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur. Rerata semua variabel untuk ANAKOVA kelas terstruktur (A1) sebesar 6,702 sedangkan untuk kelas semi terstruktur (A2) sebesar 7,065. Jadi, pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur cenderung lebih efektif jika dibandingkan pendekatan problem posing model terstruktur walaupun secara stastistik perbedaan prestasi belajar kimia kedua kelas tersebut tidak signifikan.
Muslimah Hany Fatu ,
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:49:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3972
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3972
2012-08-10T05:50:58Z
HUBUNGAN KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL DAN KREATIFITAS
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SEMESTER 1
SMA N 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2004/2005
Penelitian terhadap siswa kelas XI semester 1 SMA N 1 Bantul ini bertujuan
;untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan bermakna antara
kemampuan penalaran formal dan kreatifitas terhadap prestasi belajar kimia semester
1 secara 'keseluruhan, prestasi belajar konsep stoikiometri dan termokimia, prestasi
belajar konsep laju reaksi dan kesetimbangan kimia seria prestasi belajar konsep
larutan elektrolit dan non elektrolit.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1 SMA N 1
Bantul tahun ajaran 2004/2005 sebanyak 160 siswa. Sampel berjumlah 120 siswa
diambil secara Iluster random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode
angket dan uji tertulis. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dua
prediktor.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang
positif dan bermakna antara : (1) kemampuan penalaran formal dan kreatifitas
terhadap prestasi ;belajar kimia semester 1 dengan koefisien k:orelasi ganda sebesar
0,805 dan sumbanban ektif sebesar 64,769 % (2) kemampuan penalaran formal
dengan prestasi belajar kimia mester 1 dengan koefisien korelasi 0,648 dan
sumbangan efektif sebesar 44,767 % (3) tifitas dengan prestasi belajar kimia
semester l dengan nilai koefisien 0,417 dan bangan efektif sebesar 20,001 %; (4)
kemampuan penalaran formal dan kreatititas gan prestasi belajar konsep stokiometri
dan termokimia dengan koefisien korelasi da 0,469 dan sumbangan efektif 21,995 %:
(5) kemampuan penalaran formal dan tifitas dengan prestasi belajar konsep laju
reaksi dan kesetimbangan kimia dengan fisien korelasi ganda 0,439 dan sumbangan
efektif 19,314 %: (6) kemampuan alaran formal dan kreatifitas dengan prestasi
belajar konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan koefisien korelasi ganda
0,729 dan sumbangan efektif 53,076 %.
Hariyani Hariyani
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:50:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3978
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3978
2012-08-10T05:50:58Z
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MATA PELAJARAN KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menyusun dan mengembangkan buku petunjuk praktikum kimia SMA/MA kelas XI semester 2 berdasarkan Kurikulum 2004 ; yang memenuhi kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar penunjan;; dalam pembelajaran kimia.
Empat tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu tahap perencanaan, pen;organisasian, pelaksanaan, dap penitaian produk. I`.7asing-masing tahapan `. 1aebut terdiri atas beberapa petunjuk praktikum yang meliputi materi pelajaran kirr,iukelas X1. semes'.w° 2 berd;,sarkan hurikuium 2004 yang meliputi 9 (i) i~eori Asam Gasa Arrhenius dan pH Larutan Asam Basa; (2) Stoikiometri Larutart; (3) Reaksi Netralisasi; (4) Larutan Penyangga; (5) Hidrolisis Garam; (6) Ikelarutan can Hasil Kali Kelarut.~Li: (7) SistemKol,_ i~ _ dan (9) Pe-mbuatan i',oloid. Buku petunjuk ^raktil:um kimia diberi masukan oleh 2 orang dosen peml-imbing, 2 orang ahli media, dan 3 orang teman sejawat (peer reviewer). Buku pemnjuk praktikum kimia juga dinilai kualitasnya oleh 5 orang guru kimia SMA/MA. Penilaian kualitas bvke pc+un.;uk praKt_1°_uin kim:a didasarkan nada 1 I aspek per_i'aia ;, yAti-i : p:.ruli;;dn dan organisasi buku petunjuk praktikum, kebenaran konsep kegiatan, keIuasan konsep kegiatan, kedalaman konsep kegiatan, kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan, kejeiasan kegiatan, muatan KBK, tingkat keamanan kegiatan. tingkat keterlaksanaan kegiatan, evaluasi belajar, dan tampilan fisik buku petunjuk praktiktun. Data nilai kualitas yang diperoleh masih dalam benhilc deskriptif kemudian diubah menjadi skor. Skor rata-rata buku petunjuk praktikum dTnhah menjadi kategorikualitas buku petunjuk praktikum dapat
melalui konversi skor rata-rata data dengan kategori nilai tersebut.
Buku petunjuk praktikum yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (S13) menurut penilaian guru kimia SMA/MA baik negeri maupun swasta di Kodya Yogyakarta dengan skor 142,88 dan persen keidealan sebesar 84,05%.
Haryati Haryati
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:50:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3989
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3989
2012-08-10T05:50:58Z
SINTESIS SENYAWA LiAl0,25Co0,75O2 DENGAN METODE
KERAMIK DAN PENGENDAPAN BASA
BERBASIS MATRIKS POLIMER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya senyawa LiAl0,25Co0,75O2 disintesis dengan metode keramik dan pengendapan basa berbasis matriks polimer serta pengaruh temperatur kalsinasi terhadap karakter senyawa hasil sintesi s.
Proses sintesis metode keramik menggunakan reaksi fasa padat dan dikalsinasi pada temperatur $00 T seiama 5 jam, sedangkan metode pengendapan basa berbasis matriks polimermenggunakan poliakrilamida sebagai senyawa polimer dan NriaUH sebagai basa pengendap dengan temperatur preparasi 70 `C dan masing¬masing sampel dikalsinasi pada variasi temperatur 400, 500, 600, 700 dan 800 `C selama 5 jam. Senyawa hasii sintesis kedua metode tersebut dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X dan analisis aktivasi neutron.
itesimpuian dari penelitian in] adaiah senyawa LiAl0,25Co0,75O2 dapat disintesis dengan metode keramik dan pengendapan basa berbasis matriks polimer. Hasii peneiitian dengan metode keramik adalah senyawa LiAl0,25Co0,75O2,g1G, berstruktur rombohedrai tipe R dan hasil peneiitian dengan metode pengendapan basa berbasis matriks poiimer adaiah senyawa LiAl0,25Co0,75O2 berstruktur kubus tipe F. Perbedaan temperatur kalsinasi dapat menyebabkan perbedaan karakter senyawa hasii sintesis.
Sulistiono Hendro ,
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:50:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3996
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3996
2012-08-10T05:50:58Z
ISOLASI DAN KA.RAKTERISASI SENYAWA METABOLIT
SEKUNDER DARI FRAKSI KLOROFORM BUAH
MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa metabolit sukender dari fraksi kloroform buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder hasil isolasi tersebut dengan aroskopi UV-Vis, IF, dan H NMR.
Sebanyak 6 kg serbuk daging clan kulit buah mahkota dewa dimaserasi ggunakan metanol. Ekstrak metanol dari proses maserasi ini dipartisi ggunakan kloroform. Fraksi kloroform yang diperoleh kemudian dievaporasi untuk menghilangkan pelarutnya clan menghasilkan 40,21 gram fraksi kloroform it berwarna hijau. Sebagian fraksi kloroform (35 gram) diisolasi menggunakan natografi Kolom Crravitasi dengan silika gel clan sistem pelarut yang bervariasi. gan metode ini didapatkan satu senyawa. Senyawa hasil isolasi yang iberikan noda tun-al pada uji kemurnian menggunakan kromatografi lapis tipis ijutnya dikarakterisasi menggunakan spektroskopi Uv-Vis, IR clan 'H-NMR.
Senyawa murni yang dihasilkan berupa kristal putih berbentuk jarum nyak 0,03 gram. Hasil karakterisasi senyawa hasil isolasi dengan spektroskopi Vis memberikan panjang gelombang maksimum pada 241 nm yang ;indikasikan adanya kromofor ikatan rangkap tak terkonjugasi. Berdasarkan analisis dengan spektroskopi IR diperoleh data bahwa senyawa hasil isolasi ;andung gugus -0H, C-H alifatik, C=C, -CH3, -CHz-, C-O alkohol. Sedangkan analisis dengan spektroskopi 'H-NMR menunjukkan adanya proton dari C-H :ik (-CH3 dan -CHz-). Hasil karakterisasi ini menunjukkan kemiripan dengan cterisasi senyawa ergost 5-en-3B-ol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa awa hasil isolasi diduga merupakan senyawa golongan sterol.
Suci Hati Heniek ,
2012-08-10T05:50:58Z
2019-01-29T15:50:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4014
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4014
2012-08-10T05:50:58Z
REDUKSI KHROMIUM (VI) MENJADI KHROMIUM (III) OLEH ENZIM
KHROMAT-REDUKTASE DARI BAKTERI ESCHERICIA COLI
Penelitiari ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas spesitik enzim kromat reduktase dari bakteri Eschericia coli dalam mereduksi khromium (VI) menjadi khromium (III).
Bakteri Eschericia coli yang digunakan adalah hasil kultur di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah waktu inkubasi, pH, dan suhu inkubasi. Variabcl tcrikatnya adalah aktivitas spesifik enzim khromat-reduktase dari baktcri Eschericia coli yang dinyatakan sebagai jumlah ppm Cr(Vl) yang diubah menjadi Cr(lll) oleh enzirn tersebut per menit per milligram protein yang digunakan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kadar protein enzim yang diperoleh sebcsar 0,70292 m,()/mL. Pada kondisi optirnurn yaitu pada waktu inkubasi 60 menit, pH 8 dan suhu inkubasi 37"C didapatknn aktivitas spesifik enzim klmrornat¬reduktcrse dari bakteri Eschericia coli dalam mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(flI) sebesar 0,01889 ppm/menit. Artinya setiap 1 mg enzim khrornat-reduktase yang diperoieh dari bakteri Eschericia coli mampu mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(II1) sebesar 0,01889 ppm per me nit.
Susanto Heru ,
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:43:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3656
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3656
2012-08-10T05:50:57Z
PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN MATERI KIMIA SMA KELAS XII
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidang pendidikan kimi. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah menyusun modul pengayaan materi kimia SMA kelas XII yang dapat digunakan sebagai sumber belajar serta untuk mengetahui kualitas modul yang telah disusun menurut penilaian guru kimia SMA/MA. Penyusunan modul pengayaan ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. Instrumen penelitian modul pengayaan berupa angket yang berisi aspek dan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMA/MA yang mengajar kelas reguler maupun internasional baik negeri maupun swasta di kota Yogyakarta. Penilaian yang dilakukan meliputi 7 aspek penilaian dengan 31 indikator penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas modul pengayaan. Produk penelitian ini berupa modul pengayaan untuk siswa SMA kelas XII. Modul pengayaan tersebut terdiri dari 8 modul, yaitu struktur senyawa organik, hidrokarbon, senyawa organik halogen, senyawa organik hidroksi, senyawa organik karbonil, asam karboksilat dan derivatnya, senyawa organik nitrogen serta spektroskopi NMR. Komponen modul pengayaan yang disusun terdiri dari petunjuk penggunaan modul, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, kunci lembar kerja siswa, kunci lembar evaluasi serta glosarium. Modul pengayaan yang telah disusun mempunyai kualitas baik (B) menurut penilaian guru kimia SMA/MA dengan skor rata-rata 122,9 dan persen keidealan sebesar 79,290 %, sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar.
Agustina Fita Ika
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:44:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3698
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3698
2012-08-10T05:50:57Z
PEMANFAATAN GLISEROL SEBAGAI BAHAN DASAR DALAM SINTESIS POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis polluretan dari monomer diisosianat betupa MDI ( difenilmetan - 4,4' - diisosianat ) dan sumber gugus hidroksil berupa gliserol dari minyak sawit kasar ( crude palm oil = oil ), serta untuk mengetahui sifat polluretan hasil sintesis. Sintesis polluretan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi gliserol terhadap konsentrasi total reaktan ( dalam % m/m), serta memvariasikan temperatur curing poliuretan. Variasi konsentrasi gliserol yang dipilih adalah 20%, 40%, dan 60% sedangkan temperatur curing adalah 120°C. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar selama 15 menit. Karakterisasi poliuretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR_ Sifat termal poliuretan dikarakterisasi menggunakan alat DTA - 50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 10°C per menit, sedangkan sifat mekanik polluretan dikarak-terisasi dengan menggunakan alat uji kekerasan Shore A. Selanjutnya dilakukan pula uji derajat penggembungan polluretan untuk mengetahui struktur polluretan hasil sintesis. Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Selanjutnya karakterisasi sifai termal hanya ditentukan pada konsentrasi 40 % gliserol. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas polluretan hasil sintesis adalah 50°C, dan temperatur degradasi polluretan hasil sintesis adalah 480°C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis adalah 89,2 pada konsentrasi 20 % gliserol, selanjutnya menurun menjadi 85,6 pada konsentrasi 40 % gliserol dan menurun kembali menjadi 42,4 % pada konsentrasi 60 % gliserol. Poliuretan hasil sintesis menunjukkan nilai derajat penggembungan negatif yang menunjukkan bahwa struktur poliuretan hasil sintesis adalah linier.
Gumanti Fitria
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:44:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3722
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3722
2012-08-10T05:50:57Z
PEMBUATAN KECAP IKAN LELE DUMBO (Clarias garepinus) SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN EKSTRAK BUAH NANAS
Penelitian ini disusun berdasarkan studi lahoratori:, vano dilakukan di laboratorium kimia Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk nlengetahui pengaruh perbandingan herat lele dan ekstrak buah nanas terhadap kadar protein terlal'ut dalalll keaap ikan lele dumbo dan mengetahui perbandingan berat lele dan ekstrak buah nanas yang ohtitnurn untuk menghasilkan kadar protein terlarut tertinggi dan up kesukaan tcrbaik. Lele dumbo dan buah nanas diperoleh di Pasar Kranggan. Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian diawali dengan menentukan kondisi optimum enzim bromelin yang berasal dari buah nanas meliputi pH suhu dilanjutkan dengan pembuatan kecap ikan lele dumbo. Pengukuran kaclar protcin dilakukarl menggunakan metode Lowry. Kadar protein yang diperoleh diuji secara statitik dengan ANAVA satu jalur pada taraf' signitifansi 5 % dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Uji kesukaan terlladap rasa kecap ikan lele dumbo dilakukan kepada 15 orang panelis. Kesirnpulan dari penelitian ini adalah kadar protein terlarut tertinggi diperoleh pada kecap ikan lele dumho setelah dibumbui vaitu sebesar 13.9 (°rob/v) dcnoan perbmdingan lclc : nan;ls 1 : l. Ada pcrhedaan kadar protein terlarut drtlam kecap ikan lele dumhu dengan perbandingan lelc dengan nanas 1 :1 dan 1 : -s pada kecap tepat setelah dicampur. ,pada perbedaan kadar protein terlarut 1 : 1 dan 1 : 3 serta 1 : 1 dan 1 : -' hasil kecap setclah dihidrolisis/sebelum dibumbui. Ada perbcdaan kadar protein terlarut 1 : 1 dan 1 : 3 serta 1 : 1 dan 1 : 2 pada kecah sctclah dibumhui. 1 uji kesukaan terbaik diperoleil pada kecap ikan lele dumbo dengan perbandingan lele : nanas 1 : 3.
Indhah Vistasari Fourika
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:48:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3914
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3914
2012-08-10T05:50:57Z
Optimasi Variasi Waktu Preparasi Pada Sintesis Dan Karakateristiksasi
Material Mikropori Redoks Kromium Silikat-1 (CrS-1)
Dengan Metode Hidrotermal
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris di laboratorium Kimia FMIPA UNY dan laboratorium Kimia FMIPA UGM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur dan kristalinitas pada sintesis dan karakterisasi material mikropori redoks kromium silikat-1 (CrS-1) pada berbagai variasi waktu dengan metode hidrotermal dan untuk mengetahui waktu optimal dalam sintesis material mikropori redoks CrS-1.
Material mikropori redoks CrS-1 diperoleh dengan menyusun peneetak kation TPA+ yang direaksikan dari campuran Natrium hidroksida (NaOH) dan tetrapropilammonium bromida (TPABr), tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, KZCrZO-, sebagai prekursor logam kromium dan akuades. Kristalisasi dilakukan pada waktu 1, 2, 5, 8 dan 11 hari pada suhu I50°C. Kristal CrS-1 di karakterisasi dengan difraksi sinar-X dan FT-inframerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan struktur kristal CrS¬1 pada penambahan waktu kristalisasi. Pada waktu kristalisasi 1 hari struktur CrS-1 tidak murni karena terdapat senyawa tipe silikat lain yaitu Si02. Struktur material CrS-1 pada waktu kristalisasi 2, 5, 8, dan 11 hari semuanya memiliki struktur MFI dengan sistem kristal ortorombik tipe P. Spektra Ft-infra merah menunjukkan logam kromium masuk dalam kerangka silikat. Waktu kristalisasi perrbentukan material CrS-1 dengan kristalinitas yang tinggi adalah dengan waktu 2 hari.
Hafiizhullah Hafiizhullah
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:50:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3975
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3975
2012-08-10T05:50:57Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBANTUAN KOMPUTER TENTANG KIMIA UNSUR UNTUK SISWA SMA KELAS XII
Penelitian ini merupakan penelitian pengcmbangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran kimia berbantuan komputer tentang kimia unsur untuk siswa SMA kelas XII semester 2 dalam bentuk CD dan mengetahui kualitas dari media pembelajaran kimia tersebut berdasarkan penilaian reviewer yaitu lima orang guru kimia SMA.
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif , menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pengembangan dimulai dengan cara mengumpulkan referensi tentang kimia unsur dilanjutkan dengan penyusunan rancangan media pembelajaran kimia kemudian membuat CD media pembelajaran kimia. CD media pcmbelajaran kimia yang telah dibuat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, ahli media dan peer review. Masukan yang diberikan selanjutnya menjadi revisi CD media pembelajaran kimia. Langkah selanjutnya menilaikan CD media pembelajaran kimia kepada reviewer yaitu lima orang guru kimia SMA dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan CD media pembelajaran kimia tentang kimia unsur dan telah diketahui kualitasnya. Hasil penilaian rerata skor total CD media pembelajaran tentang kimia unsur pada materi pokok kelimpahan unsur di alam adalah 222,0; pada materi pokok sifat unsur adalah 225,0; pada materi pokok manfaat clan dampak unsur dan senyawa adalah 224,0; pada materi pokok pembuatan unsur dan senyawanya adalah 228,4 dan pada materi pokok penentuan kadar zat adalah 225,8 sehingga CD media pembelajaran kimia tentang kimia unsur yang dihasilkan termasuk kategori kualitas baik (B).
HARYADI HARYADI
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:50:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4003
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4003
2012-08-10T05:50:57Z
PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS WEBSITE UNTUK
PEMBELAJARAN KIMIA SMP KELAS VIII DENGAN
STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KEGUNAAN
BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN
Penelitian ini merupakan pcnclitian pengembanytn yang bertujuan (1)menyusun dan mengembangkan Media Pe:mbelajaran Berbasis Website untuk Kimia SMP Kelas VIII dengan Standar Kornpetensi IVlemahami Kegunaan Bahan Kimia dalam Kehidupan (2)menentukan kualitas media menurut penilaian guru kimia SMA dan guru IPA SMP/MTS. Kurikulum Yang digunakan sebagai acuan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Prosedur pengembangan penilaian ini terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Masing-masing , tahahan tersebut terdiri atas beberapa langkah penelitian. Media Berbasis Website ini diberi masukan olefn " orang dosen pembimbing, 2 orang ahli media. dmn 3 orang teman sejawat (hmr reviewcr). Media Berbasis Website ini kemudian dinilai kuantitatif oleh 2 orang guru kimia SMA dan 3 orang guru IPA SMP/IV1'T;. Penilaian Media Berbasis Website didasarkan pada 6 variabel kriteria penilaian, yaitu : kebenaran korusep, keluasan clan kedalaman konsep, kebahasaan, keterlaksanaun, tampilan dan kemudahau mmgoperasikan. Data nilai kualitas yang diperoleh masih dalarn beniuk deskriptif keroudian diubah menjadi skor. Skor rata¬rata Media Berbasis Website dari nilai kuarrtitatif diubah menjadi nila: kualitatif.
Celah dihasilkan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Website dengan Standar kompetensi memahami kegunaan bahan Kimia dalam hehidupan untuk SMP Ke1as VIII yang mcnncnuhi kriteria kualitas sangat baik (SB). Kualitas Media berbasis Website yang telah dihasilkan berdasarkan penilaian guru diperoleh skor rata-rata.
HERLIN HERLIN
2012-08-10T05:50:57Z
2019-01-29T15:50:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4019
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4019
2012-08-10T05:50:57Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER II DENGAN MATERI POKOK SISTEM KOLOID
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang Pendidikan 'Cimia. Tujuan penelitian ini adalah mengiiasilkan mecia berbasis website untuk pembelajaran kimia SMA kelas XI semester II dengan materi pokok sistem koloid clan mengetahui kualitas dari media pembelajaran kimia tersebut.
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural yaite Mode! yang bersifat deskriptif menggari,skan Ian,ksh-lang':ah yang harus diikuti untuk menghasilkan p:oduk. Pengembangan dimulai dengan cara menguryulkan referensi tentang sistem koloid dilanjutkan dengan penyusunan rancangan media pembelajaran kimia kemudian membuat media pembelajaran kimia berbasis website dalam bentuk CD. Med- : pembelajaran kimia berbasis website yang telah di buat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing ahli media dan peer reviewer. Masukan yang diberikan selanjutnya menjadi acuan untuk merevisi media pembelajaran kimia berbasis website. Langkah selanjutnya media pembelajaran kimia dinilai oleh lima orang guru kimia SMA dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan media pembelajaran kimia berbasis website materi pokok sistem koloid. Berdasarkan analisis data media pembelajaran kimia berbasis website materi pokok sistem koloid yang dihasilkan memiliki kualitas sangat baik (SB), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mandiri.
MA'RIFAH HIMATUL ,
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:42:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3619
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3619
2012-08-10T05:50:56Z
KONSENTRASI EKSTRAK METANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak metanol kulit buah manggis terhadap aktivitas antioksidan pada minyak kelapa. Subjek penelitian berupa ekstrak metanol kulit buah manggis, sedangkan objek penelitian berupa aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol kulit buah manggis pada minyak kelapa. Metode yang digunakan untuk mengekstrak kulit buah manggis adalah metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan uji peroksida yang dihitung sebagai persen penghambatan oksidasi dengan pembanding suatu kontrol, yaitu minyak kelapa tanpa penambahan antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak total kulit buah manggis yang diekstraksi menggunakan pelarut metanol diperoleh ekstrak total sebanyak 2,3 g. Pada uji angka peroksida diperoleh bahwa semakin besar ekstrak total kulit buah manggis yang ditambahkan pada minyak kelapa maka akan semakin kecil angka peroksida. Ekstrak total kulit buah manggis yang diekstrak menggunakan pelarut metanol mempunyai aktivitas antioksidan ± 31,64%.
Asepta Yuliarto Felix
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:42:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3622
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3622
2012-08-10T05:50:56Z
PENGARUH JENIS ASAM PENDESTRUKSI TERHADAP KADAR IaOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM MAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis asam pendestruksi HCI 37%, HN03 65% dan HZSO4 98% untuk mendestruksi ikan sehingga diperoleh hasil yang maksimum dalam analisis logam berat timbal dan tembaga dalam ikan. Destruksi sampel dilakukan dengan cara basah menggunakan alat destruksi Kjeldhal. Zat pendestruksi yang digunakan adalah HC137%, HN03 65% dan HzS04 98%. Sampel padat didestruksi dengan waktu pendestruksian (1,5 jam), berat sampel (2 gram) dan volume asam (30mL) untuk masing-masing asam pendestruksi. Penentuan kadar Pb dan Cu dalam sampel dilakukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 283,3 run untuk Pb dan 324,7 nm untuk Cu. Hasil yang diperoleh untuk analisis kadar logam Pb dan Cu dengan HCI 37%, HN03 65% dan HZS04 98% berturut-turut sebagai berikut : 4,5.10-4 %, 1,03.10"3 %, 1.10-4 % dan 8,52.10-3 %, 3,33.10-4 %, 6,7.10-5 %. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa asam yang optimum untuk analisis Pb adalah HN03 65%, sedangkan untuk Cu adalah HC137%.
Ratna Dewi Felys
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:44:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3707
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3707
2012-08-10T05:50:56Z
PENGARUH TEMPERATUR KRISTALISASI TERHADAP KARAKTER MATERIAL TITANIUM SILIKAT MESOPORI-MESOSTRUKTUR Ti-MCM-41
Telah dipelajari pengaruh temperatur kristalisasi terhadap karakter material titanium silikat mesopori-mesostruktur Ti-MCM-41 melalui metode reaksi hidrotermal. Material padatan hasil sintesis diperoleh dari hasil hidrolisis clan kondensasi tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, [Ti8012(H20)2a]C18.HC1.7H20 sebagai prekursor logam titanium, dan campuran surfaktan cetiltrimetilammonium bromida (CTAB) - NaOH dalam pelarut air. Kristalisasi dilakukan pada variasi temperatur kristalisasi, yaitu 80, 90, 100, 120 clan 150 °C masirig-masing selarna 4 hari. Selanjutnya surfaktan dihilangkan dengan kalsinasi dalam tungkrr pemanas pada temperatur 550 °C selama 5 jam. Struktur padatan yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan alat Difraksi Sinar-X (XDR), dan untuk mengetahui adanya logam Ti(IV) yang masuk ke dalam kerangka silikat menggantikan Si (IV) dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Infra Merah (FT-IR). Hasil identifikasi struktur menunjukkan bahwa perlakuan temperatur kristalisasi optimal untuk preparasi material titanium silikat mesopori¬mesostruktur Ti-MCM-41, terjadi pada temperatur kristalisasi 120 °C selama 4 hari. Struktur kristal material titanium silikat mesopori-mesostruktur yang diperoleh yaitu heksagonal dengan parameter kisi kristal a,, = 43,86 A. Untuk material padatan hasil sintesis pada tempcratur kristalisasi 80, 90, 100 dan 150 °C masing-masing selama 4 hari, tidak berhasil terbentuk dan memiliki struktur amorf.
- FITRIANI
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:45:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3736
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3736
2012-08-10T05:50:56Z
POLA ADSORPSI HITOSAN SEBAGAt ADSORBEN ION TEMBAGA(II
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA UNY bertujuan untuk : (1) hui karakteristik kitosan hasil sintesis dart cangkang kepiting hijau (Scylla serata),(2) mengetahui pengaruh variasi massa adsorben terhadap daya adsorpsi kitosan adsorben ion tembaga(II), (3) mengetahui pengaruh konsentrasi ion tembaga (II) daya adsorpsi kitosan, dan(4) mengetahui pola adsorpsi kitosan terhadap ion II). Subyek dalam penelitian ini adalah cangkang kepiting hijau (Scylla serata) dan obyeknya adalah daya adsorpsi kitosan dart cangkang kepiting hijau (Scylla serata terhadap ion tembaga(II). Kitosan dibuat melalui tiga tahap yakni talrap nasi, demineralisasi dan deasetilasi. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar 24 jam dengan pH sistem 5 untuk 50 mL larutav ion tembaga(H) 500 ppm. nmassa kitosan digunakan optimasi massa kitosan adalah : 0,5 gram; 1,0 gram, I , 5 2,0 gram; 3,0 gram dan 4,0 gram. Variasi konsentrasi larutan ion tembaga(II) 200, 300, 500, 700, 900 dan 1200 ppm. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan s secara kualitatif dengan spektrofotometer inframerah, sedangkan konsentrasi baga(II) dianalisis secara kuantitatif dengan spektroskopi serapan atom (SSA). 4Orpsi kitosan merupakan perbandingan antara banyaknya ion ternbaga(11) yang i per gram kitosan. Dari data yang diperoleh kemudian ditentukan pola myamenurut isoterm Langmuir dan Freundlich. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: (1) karakteristik dengan inframerah menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, C-O, -Cl-iz-, -NFI>, - massa kitosan berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap tembaga(II), remakin tinggi konsentrasi ion tembaga(II) yang diadsorpsi semakin tinggi daya ,ya. Massa adsorben optimum adalah 0,5 gram, dengan konsentrasi ion II) 500 ppm daya adsor-psinya adalah 34,7 mg/g. Konscntrasi -optiwum ion II) 900 pp(Il dengan daya adsorpsinya adalah 39,1 mg/g. (4) Pola adsorpsi krhadap ion tembaga(Il) cenderung mengikuti pola isoterm Langmuir dengan kankomplek R-NH2-Cu`'
WADAS H FX WIDYANA
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:47:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3870
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3870
2012-08-10T05:50:56Z
PENGARUH BUTYLATED HYDROXYANISOLE (BRA), BUTYLATED HYDROXYTOLUENE (BHT), DAN PROPYLGALLATE (PG) SECARA SINERGIS TERHADAP TINGKAT KETENGIKAN NiINYAK KELAPA SAWIT
Penelitian berjudul pengaruh butylated hydroxyanisole (BRA), butylated hydroxytoluene (BHT), dan propylgallate (PG) secara sinergis terhadap tingkat ketengikan minyak kelapa sawit ini, bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antioksidan BHA+BHT, BHA+PG, dan BHT+pG dalam menghambat ketengikan apabila ditambahkan pada minyak kelapa sawit.
Sampel yang dig unakan dalam penelitian ini adalah rninyak kelapa sawit curah. Selanjutnya sampel tersebut ditambahkan antioksidan BHA+BHT, BHA+PG, dan BHT+PG masing-masing dengan konsentrasi 0,02 ; 0,04 dan 0,06 % b/v. Sebelumnya dilakukan penentuan suhu optimal dalam range suhu pemasakan, yaitu dengan melakukan pemanasan minyak pada suhu 150, 170, dan 190°C. Suhu yang menghasilkan absorbansi tertinggi merupakan suhu optimal yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Pengaruh penambahan antioksidan dapat dianalisis dengan penentuan angka TBA, yaitu dengan spektrofotometer UV-Vis dimana akan terbentuk komplek berwarna merah yang merupakan indikasi adanya ketengikan dalam minyak. Untuk mengetahui perubahan senyawa penyusun minyak kelapa sawit dianalisis dengan kromatografi gas (KG). Untuk mengetahui jenis senyawa penyusun minyak kelapa sawit dianalisis menggunakan KG-SM.
Hasil penelitian angka TBA dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa dengan penambahan antioksidan BHA+BHT, BHA+PG, dan BHT+PG masing-masing sebesar 0,02% b/v dan dengan variasi suhu 150, 170
dan 190°C menghasilkan absorbansi tertinggi pada suhu 190°C. Pada analisis dengan variasi konsentrasi antioksidan 0,02 ; 0,04 dan 0,06 % blv pada suhu 190 C menunjukkan bahwa urutan keefektifan antioksidan dalam menghambat ketengikan adalah BHA+BHT > BHA+pG > BHT+pG. Analisis dengan KG-SM menghasilkan data bahwa pada minyak kelapa sawit curah mengandung asam lemak laurat, palmitat, margarat, stearat, dan arakidat, analisis dengan KG menghasilkan data bahwa asam-asam lemak, terutama asam lemak tidak jenuh mengalami kerusakan karena pemanasan.
Usdyawati Nuraeni ,
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:47:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3892
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3892
2012-08-10T05:50:56Z
OPTIMASI WAKTU REAKSI PADA SINTESIS DIBENZALASETON DENGAN BAHAN DASAR BENZALDEHIDA DAN ASETON
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen, waktu reaksi optimum dan pengaruh waktu reaksi pada proses sintesis dibenzalaseton menggunakan bahan dasar benzaldehida dan aseton. Waktu reaksi optimum adalah waktu reaksi yang menghasilkan rendemen suatu hasil sintesis dalam jumlah maksimum.
Subjek penelitian ini adalah reaksi senyawa benzaldehida dan aseton. Objek penelitian ini adalah rendemen, waktu reaksi optimum, dan pengaruh waktu reaksi pada sintesis dibenzalaseton. Sintesis senyawa dibenzalaseton dilakukan berdasarkan reaksi kondensasi Claissen-Sehmidt. Reaksi sintesis ini dilakukan pengadukan pada suhu 20 °C menggunakan NaOH sebagai katalisator serta akuades dan etanol absolut sebagai pelarut. Variasi waktu reaksi yang digunakan adalah 1, 15, 30, 60, 120, 240 menit.
Sintesis dibenzalaseton dengan waktu reaksi 1, 15, 30, 60, 120 dan 240 menit menghasilkan berturut-turut dibenzalaseton dengan rendemen 53,04%; 53,68%; 58,63%; 55,78%; 65,47% dan 61,63%. Waktu reaksi optimum pada sintesis dibenzalaseton ini adalah 120 menit. Pengaruh waktu reaksi terhadap hasil rendemen yaitu bahwa hasil rendemen setelah menit ke-1 semakin meningkat sampai menit ke-30, setelah menit ke-30 sampai menit ke-60 rendemen menurun dan dari menit ke-60 sampai menit ke-120 rendemen semakin meningkat dan setelah itu turun kembali
Hidayati Nurul ,
2012-08-10T05:50:56Z
2019-01-29T15:48:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3898
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3898
2012-08-10T05:50:56Z
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) SISTEM PADA DAYA ADSORPSI KOPOLIMER KITOSAN AKRILAMIDA TERHADAP ION TEMBAGA(iI)
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA UNY bertujuan untitk : (1) mengetahui karakteristik dari kopolimer kitosan akrilamida, (2) mempelajari bagaimana pengaruh variasi pH pada daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion tembaga(II), (3) membandingkan daya adsorpsi kitosan, poliakrilamida, dan kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion tembaga(II) pada berbagai konsentrasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah kopolimer kitosan akrilamida, dan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion tembaga(II). Kopolimer kitosan akrilamida ini dibuat dari kitosan yang dipolimerisasikan dengan akrilamida. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam dengan massa adsorben sebanyak 0,5 gram dalam 50 mL larutan tembaga(II) berbagai konsentrasi. Variabel bebas yang digunakan untuk pH 1; 1,8; 2,6; 3,4; dan 4,2 pada larutan tembaga(II) 300 ppm sehingga diperoleh pH Optimum, dan untuk variasi konsentrasi larutan tembaga(II) adalah 50, 100, 200, 300 dan 500 ppm. Identifikasi gugus fungsi pada kopolimer kitosan akrilamida dianalisis dengan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR), sedangkan konsentrasi ion tembaga(II) dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida merupakan perbandingan antara banyaknya ion tembaga(II) yang teradsorpsi per gram kopolimer kitosan akrilamida.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) karakteristik dengan FTIR untuk kopolimer kitosan akrilamida menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, -CN, -, -OH, dan -C=O, (2) pH larutan tidak terlalu berpengaruh pada daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion tembaga(II) atau daya adsorpsi stabil pada pH awal larutan tembaga(II), sehingga pH optimumnya adalah pH 2,6. (3) Semakin tinggi konsentrasi ion tembaga(II) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya. Pada kopolimer kitosan akrilamida dan poliakrilamida mencapai daya adsorpsi maksimumnya pada konsentrasi 286,242 ppm (z300 ppm) dengan harga daya adsorpsi (D) secara berurutan :6,0384 mg/g kopolimer atau 59,2 mg/g kitosan; dan 1,6934 mg/g poliakrilamida. Adsorpsi tertinggi pada kitosan diperoleh pada konsentrasi Cu(II) 430,222 ppm (z;500 ppm) dengan harga D yaitu 40,1932 mg/g kitosan. Jadi urutan daya adsorpsi dari yang terbesar adalah D Kitosan > D Kopolimer kitosan akrilamida > D poliakrilamida.
Istina Hadiati Nurul ,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:45:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3819
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3819
2012-08-10T05:50:55Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI EKSTRAK
METANOL TEMPE KEDELAI HITAM
(GL YCINE SOJA)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam (Glycine soja) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi karakteristik senyawa fenolik dari ekstrak metanol tempe kedelai hitam menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrometer IR, spektrometer 1H-NMR, spektrometer l3C-NMR dan spektrometer massa
Sebanyak 1489,16 gram tempe kedelai hitam (Glycine soja) dengan lama fermentasi 4 hari dimaserasi dengan 3200 mL metanol selama 24 jam dengan 2 kali pengulangan. Selanjutnya semua ekstrak metanol dievaporasi. Ekstrak metanol kental sebanyak 70,82 gram difraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya yaitu n-heksana:etilasetat (5:5), n-heksana:aseton (4:6) dan kloroform:metanol (8:2). Senyawa yang sudah murni menunjukkan noda tunggal pada KLT.
Hasil pemurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa kristal putih sebanyak 60 mg. Harga Rf untuk setiap uji kemurnian adalah 0,214 (n-heksana:etil asetat=5:5), 0,452 (n-heksana:aseton = 4:6) dan 0,524 (kloroform:metanol= 8:2). Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis menggunakan pelarut metanol, spektrometer IR menggunakan pelet KBr clan spektrometer 1H-NMR menggunakan pelarut DMSO-d6. Spektra UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 239,5 nm yang mengindinkasikan adanya kromofor fenol. Spektra IR menunjukkan adanya gugus O-H pada serapan 3445,94 cm 1, C=C aromatik pada serapan 1509,92-1419,47 cm -1, C=0 karbonil pada serapan 1718,55 cm' dan O-H asam pada serapan 3114,98 cm-1. Spektra 'H-NMR menunjukkan adanya proton aromatik dan proton asam karboksilat. Spektra 13C-NMR menunjukkan adanya karbon aromatik dan karbon C=O. Spektra MS menunjukkan puncak dasar m/z 136. Berdasarkan analisis data spektrofotometer UV-Vis, IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi dari tempe kedelai hitam (Glycine soja) dari ekstrak metanol adalah senyawa fenolik yaitu Asam phidroksi Benzoat.
PARMITA NADYA ,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:46:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3830
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3830
2012-08-10T05:50:55Z
REAKSI OKSIDASI SENYAWA BENZILIDENASETOFENON MENGGUNAKAN OKSIDATOR KALIUM PERMANGANAT DALAM SUASANA ASAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengoksidasi senyawa benzilidenasetofenon Jan menentukan struktur serta rendemen senyawa hasil oksidasi.
Subjek dalam penelitian ini adaIah senyawa benzilidenaserofenon sedangkan subyeknya adalah reaksi oksidasi, senyawa benzilidenasetofenon dalam suasana asam menggunakan oksidator KMnO4 5 %. Langkah pertama, melakukan sintesis senyawa benzilidenasetofenon dengan bahan dasar asetofenon dan benzaldehida. Sintesis dilakukan pada suhu kamar dengan katalis KOH serta etanol dan air sebagai pelarut. Proses refluk pada sintesis ini dilakukan selama 6 jam. Proses selanjutnya adalah reaksi oksidasi benzilidenasetofenon dengan KMnO4 5 % sebagai oksidator dan dilakukan penambahan H2SO4 10 % untuk mengasamkan kondisi reaksi. Proses oksidasi dilakUkan selama 5 jam. Hasil oksidasi dianalisis dengan KLT, TLC Scanner, spektrofotometer IR dan GC-MS.
Hasil penelitian rrienunjukkan bahwa reaksi oksidasi dengan 15 mL KMnO4 5 % menghasilkan senyawa campuran yang terdiri dari benzaldehida dengan kemurnian 0,60 % dan berjzilidenasetofenon dengan kemurnian 97,25 %, sedangkan reaksi oksidasi dengan 90 mL KMn04 5 % juga menghasilkan senyawa campuran ydfig terdii i dari benzaldehida dengan kemttthian 72,16 %, etil benzoat dengan kemurnian 3,46 %, asam benzoat dengan kemurnian 4,54% dan benzilidenasetofenon ddltgdn kemurnian 17,91 %. Reaiidemen d&i hasil oksidasi derigan oksidator KMnO4 5 % adalah 53,836 %yang berupa senyawa benzaldehida.
Suprapti Niken ,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:46:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3837
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3837
2012-08-10T05:50:55Z
UJI MUTAGENIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG HOPEA MENGARAWAN (DIPTEROCARPACEAE) TERHADAP SUMSUM TULANG MENCIT SECARA IN VIVO
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sifat mutagenik dan aktivitas antimutagenik ekstrak etanol kulit batang H. mengarawan (Dipterocarpaceae) terhadap sumsum tulang mencit secara in vivo.
Penelitian ini dilakukan dengan metode uji mikronukleus dengan memberikan perlakuan pada mencit jantan galur Balb-c yang berumur 6-7 minggu dengan berat berkisar antara 22,5-27,5 g. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian ekstrak etanol kulit batang H. mengarawan secara peroral dan siklofosfamid secara intraperitoneal. Perlakuan dilakukan selama 2 hari, kemudian pada had ke-2 tepatnya 6 jam setelah pemberian siklofosfamid yang ke¬2 semua mencit dibunuh secara dislokasi leher dan dibedah untuk diambil sumsum tulang dari tulang pahanya. Sumsum tulang kemudian dibuat preparat apus untuk diamati jumlah sel eritrosit polikromatik bermikronukleus (MNPCE). Dosis ekstrak etanol kulit batang H. mengarawan yang digunakan adalah 300 dan 600 mg/kg bb. Senyawa toksik yang digunakan sebagai kontrol positif adalah siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg bb.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang H. nzengarawan dosis 300 dan 600 mg/kg bb tidak bersifat mutagenik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya MNPCE pada preparat apus yang diberi perlakuan dengan ekstrak tersebut. Ekstrak etanol kulit batang H. mengarawan juga memiliki aktivitas antimutagenik yang ditunjukkan dengan penurunan prosentase MNPCE pada preparat apus. Ekstrak dengan dosis 300 mg/kg bb mampu menurunkan jumlah MNPCE sebesar 23,3% sedangkan ekstrak dengan dosis 600 mg/kg bb mampu menurunkan jumlah MNPCE sebesar 56,7% jika dibandingkan dengan kontrol positif. Secara analisis statistika dengan uji t, ekstrak deng4p dosis CQQ ipg/kg bb mampu memberikan penurunan yang signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol positif.
HABIBAH NUR,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:46:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3846
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3846
2012-08-10T05:50:55Z
PENGGUNAAN TITRASI POTENSIOMETRI DALAM PENENTUAN
KONSTANTA KESTABILAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS
LOGAM TEMBAGA (II) DENGAN LIGAN N,N'-
¬DIKARBOKSIMETILDIAZA-I8-CROWN-6
Penelitian ini beriujuan untuk mernaparkan penggunaan titrasi potensiometri dalam penentuan konstanta kestahilan pemhentukan kornpleks inn logam tembaga(Il) den-an IT-an N,N'-dikarboksirnetildiaza-l8-crown-6. Titrasi potensiometri merupakan suatu metode yang ekonomis dan mudah dilaksanakan dengan melalui pengukuran potensial.
Konstanta kestabilan kompleks diientukan dengan cara titrasi potensiometri. Titrasi terdiri atas 2 tahap yaitu iitrasi sistem pertama dan titrasi sistem kedua. Titrasi sistcrn pcrtarna tcrdiri atas larutan yang bcrisi 0,0001 ligan N,N'-dikarboksirnetildiaza-l8-crown-6 dan variasi konsentrasi eiektrolit. Konsentrasi elektrolit pendukung (KNO3) yang dipelajari adalah 0,0005 M, 0,001 M, dan 0,005 M. Titrasi sistem kedua terdiri atas larutan yang berisi 0,0001 ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 dan 0,0001 M ion logam tembaga. Kedua sistem tersebut ditambah dengan 0,00813 M untuk menurunkan pH sampai 3. Selanjutnya sistem dititrasi dengan menggunakan KOH 0,00794 M sampai pH 8. Setiap penambahan KOH dan pH saat setimbang dicatat. Data titrasi yang dibuat menjadi grafik hubungan pH dengan [H+] dimodei menggunakan GRFIT sehingga diperoleh garis fit yang terbaik dan nilai K yang tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai log konstanta kestabilan kompleks ion tembaga(ll) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan KN03 dengan konsentrasi 0,0005 M, 0,001 M, dan 0,005 M adalah 13,94; 13,94 dan 13,94.
Jamilatul Khafidzoh Nur ,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:46:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3855
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3855
2012-08-10T05:50:55Z
SINTESIS DAN KARATERISASI SENYAWA KOMPLEKS DIAQUOBISASETILASETONATOMANGAN(II) DAN TRISASETILASETONATOMANGAN(III)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari teknik sintesis, mengetahui sifat magnetik, spektrum inframerah dan spektrum elektronik senyawa kompleks diaquobisasetilasetonatomangan(II) dan trisasetilasetonatomangan(ll).
Subjek dalam penelitian ini adalah senyawa kompleks diaquobisasetilasetonatomangan(II) dan trisasetilasetonatomangan(II1). Objeknya adalah momen magnetik, spektrum elektronik dan spektrum inframerah dari senyawa tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan senyawa kompleks [Mn(acac)2(H20)] dapat disintesis sebagai padatan kuning dari prekursor MnCIZ.4H20 dan larutan asetilaseton dalam matanol. Senyawa kompleks [Mn(acac)Z(H20)] ber3ifat paramagnetik high¬spin dengan momen magnetik (µef) antara 6,3 - 6,1 BM. Spektrum inframerah menunjukkan adanya vibrasi gugus keton pada bilangan gelombang 1600 cm-1 sempai 1700 cm". Sedangkan vibrasi pada bilangan gelombang < 400 cm-1 tidak dapat terekam karena keterbatasan alat yang digunakan. Spektrum elektronik uhraviolet-visibel menunjukkan adanya pica serapan disekitar 23809,52 cm" dan pita disekitar 34482,00 cm-1. Senyawa komple6, [Mn(acac)3] dapat disintesis sebagai padatan berwarna hitam dengan prekursor campuran antara MnC1Z.4H20 dan CH3COONa. Senyawa kompleks [Mn(acac)3] bersifat paramagnetik high-spin dengan : momen magnetik (µef) antara 5,0 - 5,1 BM. Spektrum inframerah menunjukkan adanya vibrasi gugus keton pada bilangan gelombang 1870 cm-1 sampai 1540 cm-1. Spektrum elektronik ultraviolet-visibel tidak menunjukkan puncak yang spesifik. Sedangkan vibrasi pada bilangan gelombang < 400 cm-1 tidak dapat terekam karena ketetbatasan alat yang digunakan.
RAHMAT. S NUR ,
2012-08-10T05:50:55Z
2019-01-29T15:47:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3864
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3864
2012-08-10T05:50:55Z
PIJNGGUNAAN SENYAWA 8-HIDROKSIQUINOLIN SEBAGAI
INHIBITOR KOROSI BAJA KARUON API 5L X65 DALAM LARUTAN
NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 78'C
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencntukan laju korosi clan efisiensi inlribisi (IE) 8-hidrolaiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 serta tnengetahui konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadahi (IE > 90,00 `%) pada pengendalian korosi baja karbon API 5L X65 dalam lartvtan 1 % NaCI pada suhu 78'C clan waktu pemaparan 6 'jam.
Sampel baja karbon APL 5L, X65 dipoles (diamplas) denuan kertas silikon karbida, dicuci den-an etanol dan dikerinAao di udara. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan I % NaCI tanpa clan den-an 8-h1droksiqUinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang di('unak:tn adalah 25, 100, 200, 300, 400. 500 clan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan den-an metode kehilan-an berat. Baja karbon API SL X65 sebelum dan setelah dipaparkan dalam larutan yji dan dengan 8-hidrok_siquinolin dikarakterisasi dengan meng-unakan spektrofotometer inframcrah, difralaomcter sinar-X clan 1111kroskop.
Laju korosi baja krbon API 5L X65 dalam larutan 1 % NaCI pada suhu 78 °C dan waktu pemaparan 6 jam tanpa clan denyan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200. 300, 400, 500 clan 1000 ppm be[turut-turut adalah (0,449 ± 0,064); (0.380 ± 0,022); (0,197 ± 0,023); (0,161 ± 0,007): (0,131 ± 0,002): (0,120 ± 0,002); (0,08 ± f 0,003) dan (0,042 ± 0,001) mm/tahun. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 den-an konsentrasi 8-hidroksiquinolin 25, 100. 200, 300, 400, 500 clan 1000 ppm bertur114111ut adalah (14,92 ± 5,62); (56,20 ± 5,15)-,(63,85 ± 1,23); (70,97 ± 0,46): (73,20 ± 0,46); (81,37 ± 0,71) clan (90,65 ± 0,22) %. Eftsiensi inhibisi 8-hidroksiquinolin meningkat den-an bertamballil"a konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (lE ≥ 90 %) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan 1 % NaCI pada suhu 78 °C clan waktu pemaparan 6 jam adalah 1000 ppm.
Yuliwivatni Nur ,
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:48:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3916
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3916
2012-08-10T05:50:54Z
PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL
Penelitian ini bertujuan membuat biodiesel dari minyak jelantah, menen¬tukan karakter biodiesel sesuai spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian berat jenis, viskositas, bilangan asacn, bilangan iod, gliserol bebas, gliserol total clan kadar ester alkil, serta menentukan pengaruh penggunaan adsorben terhadap proses pemurnian minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. frosedur pembuatan biodiesel dari minyak jelantah terdiri dari tahap pemurnian minyak jelantah clan reaksi transesterifikasi. Tahap pemurnian minyak jelantah terdiri dari proses netralisasi clan proses pemucatan. Proses netralisasi yaitu dengan menambahkan NaOH 16% dan proses pemucatan dengan menambahkan karbon aktif sebagai adsorben. Reaksi transesterifikasi yaitu mereaksikan antara minyak yang telah dimurnikan dengan inetanol dan NaOH sebagai katalis. Metil ester (biodiesel) yang diperoleh lalu dianalisis berdasarkan SNI yang meliputi berat jenis, viskositas, bilangan asam, bilangan iod, gliserol bebas, gliserol total dan kadar ester alkil. Hasil analisis menunjukkan minyak jelantah dapat dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Biodiesel yang diperoleh memenuhi spesifikasi biodiesei berdasar SNI kecuali berat jenis biodiesel. Penggunaan arang aktif pada proses pemucUtrAn adalah signifikan pada bilangan iod dan tidak signifikan pada penentuan bilangan asam, kadar gliserol total clan kadar gliscrol bebas. Kata Kunci : Minyak Jelantah, Arang Aktif, Biodiesel, SNI
Natianessy Meirly
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:48:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3917
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3917
2012-08-10T05:50:54Z
STUDl MEKANISME REAKSI ADSORPSI ZAT WARNA 9¬ AMINO AKRIDIN OLEH MONTMORILONIT
Tujuan penelitian ini adalah menentukan besarnya daya adsoi montmorillonit terhadap zat warna 9-amino akridin pada pH 4 dan 6 - menentukan jenis mekanisme reaksi yang terjadi pada adsorpsi 9-am akridin oleh montmorilonit beserta kompleks yang terbentuK dan konsta kesetimbangannXa. Sampel montmorilonit dijenuhkan menjadi K+ rnenggunakan KN Adsorpsi 9-amino akridin oleh montmorilonit dilakukan dalam 3 ta yaitu kinetika adsorpsi,menentukan waktu kesetimbangan pada prc adsorpsi, adsorpsi tepi, mengetahui pengaruh pH ternadap adsor isoterrn adsorpsi, mempelajari pengaruh konsentrasi 9-amino akri terhadap proses adsorpsi, semuanya yang dilakukan pada strhu 3, dengan medium elektrolit KN03 5 mM. Pengukuran menggunakan i Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi 9-amino akridin sedangkan XRD digunakan untuk mengetahui adanya perubahan spa (001) pada montmorilonit. Data eksperimen adsorpsi dim( menggunakan model kompleksasi permukaan kapasitan konstan den hantuan software GRFIT. Besarnya daya adsorpsi montmorilonit terhadap 9-amino akridin r pH 4 dan 6 berturut-turut adalah 7,6100 x10-5 dan 1,200x10-5 mol/(m2 permukaan). Mekanisme yang terjadi pada 9-amino akridin oleh montmorill adalah melalui ikatan hidrogen dan kompleks yang terbentuk adalah [XHL dan (SOLH] L dengan masing-masing konstantanya yaitu 101o.s' dan 10 ,17.
Pramesti Arfianty Meirna
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:48:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3922
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3922
2012-08-10T05:50:54Z
OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI NEODIMIUM DARI KONSENTRAT Nd(OH)3 HASIL OLAH PASIR MONASIT
Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum ekstraksi Nd dari konsentrat Nd(OH)3 hasil olah pasir monasit, dengan variasi konsentrasi HNO;, umpan, dan ekstraktan, serta waktu clan kecepatan pengadukan. Selain itu untuk mengetahui jenis ekstraktan yang paling balk untuk mengekstraksi Nd dari konsentratnya, serta mengetahui ekstraktan yang paling baik untuk mengekstrak unsur Nd, Y, La, clan Ce. Lamtan umpan ekstraksi adalah konsentrat Nd(OH)3 dalam larutan HN03. Sebagai ekstraktan adalah TBP, DZEHPA, TOA, clan TOPO. Sepuluh mililiter larutan umpan ditambah 10 mL ekstraktan diaduk pada variasi waktu dan kecepatan pengadukan. Parameter yang diteliti adalah konsentrasi HN03, konsentrasi umpan, konsentrasi ekstraktan dalam kerosen, waktu dan kecepatan pengadukan. Konsentrasi HNO3 bervariasi dari 1, 2, 3, 4, clan 5 M. Konsentrasi HN03 optimum digunakan untuk menentukan konsentrasi umpan yang optimum. Variasi konsentrasi umpan konsentrat Nd(OH)3 3, 4, 5, 6, dan 7 gram/10 mL. Konsentrasi optimal umpan digunakan untuk menentukan konsentrasi ekstraktan. Variasi konsentrasi TBP dalam kerosen 5, 10, 15, 20, clan 25 %, untuk D2EHPA, TOA, clan TOPO dalam kerosen 2, 4, 6, 8, dan 10 %. Konsentrasi ekstraktan yang optimum digunakan uptuk menentukan waktu dan kecepatan pengadukan. Waktu yang digunakan 5, 10, 15, 20, clan 25 menit, sedangkan kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 100, 150, 200, 250, dan 300 rpm. Fasa air hasil ekstraksi dianalisis dengan spektrometer pendar sinar X untuk menentukan koefisien distribusi (Kd), efisiensi ekstraksi (%E), clan faktor pisah (FP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum konsentrasi HN03 untuk TBP 1 M, D2EHPA 5 M, TOA 2 M, clan TOPO 4 M. Konsentrasi umpan untuk TBP, DZEHPA, clan TOA 5 gram/10 mL, untuk TOPO 3 gram/10 mL. Konsentrasi ekstraktan optimum untuk TBP 15 %, untuk DZEHPA, dan TOA 6 %, untuk TOPO 10 %. Waktu pengadukan untuk TBP clan TOA 15 menit, untuk D2EHPA 25 menit. Kecepatan pengadukan untuk TBP, DZEHPA, dan TOA 200 rpm. Ekstraktan yang paling baik digunakan adalah TOA dengan harga Kd Nd = 0,56; (%E) Nd = 35,70 %; clan FP Nd-La = 6,48; Nd-Ce = 3,72; dan Nd-Y = 1,38. Ekstraktan TOA baik untuk mengekstraksi Nd clan Y. Sedangkan ekstraktan TBP, D2EHPA, clan TOPO baik untuk mengekstraksi Ce. Lantanum tidak terekstrak dengan baik dengan ekstraktan TBP, DZEHPA, TOA, dan TOPO.
Wulandari Milana
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:48:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3924
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3924
2012-08-10T05:50:54Z
ANALISIS UNSUR-UNSUR TAKMURNIAN B DAN Cd DI DALAM ThO2 DENGAN SPEKTROGRAFI EMISI DAN BATAS DETEKSINYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) clan kadmium (Cd) di dalarn ThOZ dengan elektroda grafit spex. (2) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) clan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elektroda grafit batu baterai yang direndam dengan asam nitrat O,1M. (3) Konsen:rasi unsur takmurnian boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elel.rtroda grafit batu baterai yang direndam dengan aquades. (4) Konsentrasi unsur takmurnian boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam Th02 dengan elektroda grafit hatu baterai yang dipanaskan dalam oven pada suhu 300°C. (5) Menentukan elektroda grafit batu baterai yang diperlakukan dapat digunakan sebagai pengganti elektroda grafit spez. (6) Menentukan tiatas deteksi alat untuk masing-masing elektroda. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ThO2 secara sistematis. Larutan torium nitrat yang dipanaskan sampai terbentuk kristal kemudian dilarutkan kembaii. Larutan torium nitrat sebanyak 100 mL diekstraksi deng3n Tr-a Butil Phospat (TBP)-kerosen dPngan perbar_dingan volume 70:30 sebanyak 100 mL dan dilakukan Eebanyak 3 kali. Torium di fasa organik dicuci dengan 250 mL HN03 sambil diaduk. Setelah dila),-ukan pencucian dilakukan striping dengan 250 mL Air Bebas Minera: (ABM). Torium dalarn fasa air kemudian dikeringkan pada suhu 100°C, setelah kering dikalsinasi pada suhu 850"C selama 2 jam. Hasil kalsinasi tersebut yang kemudian dimasukkan dalarn elektroda grafit spez dan elrktroda grafit batu baterai yang diberi perlakuan dengan cara direndam dengan asam nitrat O,1M, direndam dengan aquades, da dipanaskan daiam oven pada sahu 300°C. Masing-masing elektroda tersebut yang berisi sampei dieksitasi dan konsentrasinya ditentukan deng-an spektrografi emisi. Berdasarkan analisis menggunakan (1) elektroda grafit spez, konsentrasi boron dari kalium berturut-turut : 8,855 ppm dan 57,831 ppnn. Konsentrasi boron dan kadmium menggunakan elektroda (2) grafit baiu baterai yang direndam dengan asam nitrat 0,1 M adalah 0,869 ppm dap- 6,106 ppm (3) menggunakan elektroda graft batu bawrai yang direndam dengan aquades adalah 18,205 ppm dan 3,626 ppm. (4) Menggunakan elektroda grafit bah: baterai yang dip:maskan dalam oven pada suhu 300°C sebesar 8,844 ppm dan 0,565 ppm. (5) Elektroda grafit batu baierai yang digunakan sebagai pengganti elektroda graftt spex a3alah gaft batu baterai yang dipana:kan dalarn over. 300°C karena niiai signifikansi garis regresi (r) untuk boron dan kadium. Masing-masing sebesar 0,944 dan 0,981. (6) Batas deteksi deng"an elektroda grafit batu baterai yang dipanaskan dalarn oven untuk mcaentukan unsur boron sebesar 0,15 ppm dan untuk unsur kadmium sebesar 0,0775 PPM. Kata kunci : unsur takmurnian, spektrografi emisi, batas deteksi.
Suryani Mita
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:48:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3926
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3926
2012-08-10T05:50:54Z
SINTESIS POLIURETAN DARI MONOMER MINYAK GORENG BEKAS HASIL HIDRASI DENGAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MIDI)
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh proses hidrasi terhadap sifat minyak goreng bekas, (2) mempelajari sintesis poliuret dari monomer minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi yang direaksikan dengan MDI, (3) mempelajari pengaruh variasi konsentrasi minyak dan MDI terhadap sifat mekanik poliuretan, (4) mempelajari pengaruh variasi konsentvasi minyak dan MDI terhadap ikatan silang poliuretan, dan (5) mengetahui sifat termal poliuretan hasil sintesis berdasarkan sifat mekanik dan ikutan silang paling optimum. Minyak goreng bekas yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak goreng pemakaian 2-3 kali nenggorengan yang telah mengalami proses adsorpsi dan hidrasi. Proses adsorpsi dilakukan menggunakan karbon aktif dun proses hidrasi men(,gunakan larntan H-)S04 dengan variasi ionsentrasi berturut-turut adalah 15%, 20%, dan 25% (v/v). Karakterisasi minyak goreng bekas sebelum dan sesudah hidrasi dilakukan melalui: (1) analisis gugus fungsi dengan spektroskopi FTIR, (2) penentuan bilangan iodin, (3) bilangan hidroksil, (4) mussa jenis. Poliuretan disintesis dari bahan dasar minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi dengan MDI. Reaksi polimerisasi dilakukan pada suhu kamar (29°C) dengan vaaiasi komposisi massa minyak terhadap massa total reaktan sebesar 10%, 40%, dan 60% (m/m). Karakterisasi poliuretan hasil sintesis meliputi: (1) analisis gugus fungsi dengan spektroskoni FfiR, (2) penentuan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan, (3) sifat mekanik diukur dengan alat Shore A Durometer, (4) sifat termal dilakukan dengan teknik DTA. tiasil penelitian menunjuki:an bahwa proses hidrasi minyak goreng bekas paling optimum dilakukan menggunakan 1arutan H2SO4 konsentrasi 20% (v/v). Proses hidrasi menyebabkan bilangan hidroksil dan massa jenis minyak goreng bekas meningkat sedangkan bilangan iodin minyak goreng bekas menurun. Poliuretan dapat disintesis dari minyak goreng bekas adsorpsi terhidrasi dan MDI, ditunjukkan oleh gugus fungsi karakteristik untuk poliuretan melalui analisis FTIR. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan konsentrasi MDI terhadap minyak, derajat penggembungan poliuretan semakin kecil (ikatan silang semakin banyak) dan sifat mekanik (kekerasan) semakin tinggi. Poliuretan dari minyak goring bekas dan MDI dengan perbandingan komposisi 20%-80% paling cocok sebagai bahan pelapis rol dalam industry kertas
Agnes Retno Purbandari Monica
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:49:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3930
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3930
2012-08-10T05:50:54Z
PENGARUH SUHU PROSES TRANSESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH DENGAN ADSORBEN ARANG AKTIF
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu proses transesterifikasi pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dengan menggunakan arang aktif sebagai pemucat, dengan Karakter biodiesel yang diujikan meliputi massa jenis, viskositas, titik tuang dan titik nyala serta kalor pembakarannya. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA UNY, laboratorium Kimia Fisika FMIPA UGM, dan laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara Teknik Kimia UUM. Pembuatan biodiesel ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pernurnian clan tahap transesterifikasi. Pemunnian minyak jelantah bertujuan untuk menghilangkan rasa bau dan pengotor serta mengurangi asam lemak bebas dalam minyak jelantah. Tahap pemurnian ini terdiri dari despicing, netralisasi, dan pemucatan. Proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak jelantah yang telah dimurnikan dengan sodium metoksida. Suhu proses transesterifikasi divariasikan dengan variasi suhu 30, 40, 65, clan 80°C dengan lama pengadukan 45 menit. Biodiesel yang dihasilkan dianalisis dengan spektrosfotometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsionalnya. Kemudian dilakukan uji mengenai massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang clan kalor pembakaran yang sesuai dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia. Has il spektrmn FTIR menunjukkan masing-masing sampel biodiesel mempunyai serapan di daerah 1745 cm-1- 1730 cm-1 (gugus C=0) dan daerah 1300 cm-1 -1000 cm-1 (gugus C-O) yang merupakan gugus fungsi dari ester. Nilai massa jenis, viskositas, titik nyala, clan titik tuang ke-4 biodiesel sesuai dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia berturut -turut : Biodiesel A (866,95±0,75 kg/m3, 5,71925±0,039')5 mm`/s, 192°C, 9"C. Biodiesel B (865,05±2,15 kg/m', 5,48085± 0,00045 mm'/s, 192°C, 10,5±1,5°C). Biodiesel C (867,50±0,3 kg /M3, 5,6025±0,0029 mm `/ `s, 1987E2°C, l2"C). Biodiesel D (868,50+0,3 kg/m3, 5,85815±0,01535 mm'/s, 200±4°C, 9°C). Kalor pembakaran biodiesel A,B,C, dan D berturut-turut 9.645,73±46,4379, 9.744,53±11,8423, 9.728,51±15,3367, dan 9.744,59±6,73sOkal/gr. Suhu optimum proses transesteriFtkasi agar dihasi(kan jamlah biodiesel yang maksimal adalah 65°C. Kata kunci : Minyak jelantah, suhu transesterifikasi, biodiesel.
Saepudin W Muhamad
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:49:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3946
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3946
2012-08-10T05:50:54Z
VALIDASI METODE ANALISIS PADA PENENTUAN BESI (Fe) DAN SENG (Zn) DALAM CRUDE OIL (MINYAK MENTAH)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas metode analisis pada penentuan Fe dan Zn dalam crude oil menggunakan AAS dengan parameter linieritas, sensitivitas, batas deteksi, akurasi dan presisi. Uji linieritas Fe dan Zn dilakukan dengan mengukur absorbansi dari 0; 1; 2; 3; 4; 5 ppm larutan standar Fe dan 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm larutan standar Zn dengan 8 kali pengulangan. Uji keterulangan serta uji perolehan kembali Fe dan Zn diawali dengan menambahkan 10 ml H2S04 pekat pada 10 gr crude oil dan kemudian dipanaskan di hot plate sampai menjadi abu karbon kering. Selanjutnya sampel dibakar di dalam furnace hingga suhu 550 °C sampai karbon terbakar sempurna menjadi abu. Abu yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dalam 10 ml HN03 1:1. Setelah itu ditambahkan 10 ml HN03 2 °lo dan kemudian dipanasakan di hot plate sampai larutan bening. Larutan yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam labu volumetrik 100 ml dan kemudian diencerkan dengan akuademin sampai tanda batas. Untuk uji perolehan kembali, sebelum larutan diencerkan dengan akuademin, ditambahkan spike, yaitu 5 ml larutan standar Fe 10 ppm dan 0,5 ml larutan standar Zn 10 ppm. Larutan sampel selanjutnya diukur absorbansinya dengan AAS pada panjang gelombang 248,3 nm untuk Fe dan 213,9 nm untuk Zn. Uji keterulangan dan uji perolehan kembali dilakukan dengan 8 kali pengulangan. Pada penentuan Fe, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,08224X + 0,0001; nilai r2 = 0,9980; sensitivitas = 0,08227; batas deteksi = 0,29285 ppm; nilai RSD = 7,03709 % dan rata-rata nilai perolehan kembali sebesar 105,568 %. Pada penentuan Zn, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,54174X + 0,02376; nilai r2 = 0,994009; sensitivitas = 0,58135; batas deteksi = 0,02807 ppm; nilai RSD = 10,296 °lo dan rata-rata nilai perolehan kembali sebesar 113,265 %. Jadi, berdasar parameter linieritas, sensitivitas, batas deteksi, presisi dan akurasi, metode penentuan Fe dan Zn dalam crude oil dengan menggunakan AAS merupakan metode yang valid.
Arif Setiawan Muhammad
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:49:27Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3952
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3952
2012-08-10T05:50:54Z
AMOBILISASI ENZIM INVERTASE DENGAN METODE ADSORPSI FISIK MENGGUNAKAN SILIKA GEL DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk amobilisasi enzim invertase menggunakan silika gel dan menentukan karakterisasinya, yang meliputi penentuan waktu inlcubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari pengaruh stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama waktu penyimpanan pada suhu tertentu. Subjek penelitian ini adalah enzim invertase, balk dalam bentuk mobil maupun amobil. Variabel yang ditentukan dalam proses amobilisasi enzim invertase meliputi jumlah pengamobil, waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan konsentrasi optimal. Hasil dari penentua.n variabel ini digunakan untuk membuat enzim invertase amobil. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah karakterisasi enaim invertase mobil dan amobil yang meliputi waktu inkubasi, pH, dan suhu optimal, serta nilai Vmaks dan KM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai waktu inkubasi optimal 15 menit, pH 4,5, dan suhu 55 °C, serta nilai Vmaks 8,6854 mg/mllmenit dan KM 0,2109 mg/ml. Enzim invertase amobil mempunyai waktu inkubasi optimal 20 menit, pH 4,0, dan suhu 60 °C, serta nilai Vmaks 8,4324 mg/ml/menit dan KM 0,3993 mg/ml. Pengukuran stabilitas enzim invertase pada penelitian menunjukkan adanya penurunan aktivitas enzim invertase, baik yang mobil maupun yang amobil. Namun enzim invertase amobil mempunyai stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan enzim invertase mobil terhadap lama waktu penyimpanannya meskipun mengalami penurunan aktivitas. Selain itu, enzim invertase masih dapat digunakan secara berulang.
- Mujiyanto
2012-08-10T05:50:54Z
2019-01-29T15:49:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3960
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3960
2012-08-10T05:50:54Z
PEMBUATAN SILIKA GEL DARI NATRIUM SILIKAT TEKNIS DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI ASAM DAN UJI DAYA SERAPNYA TERHADAP ION LOGAM Pb(II)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat silika gel dari natrium silikat teknis dengan asam sulfat, mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap karakter silika gel, daya jerap serta efisiensi penjerapan terhadap ion Pb(II) Subjek dalam penelitian ini adalah silika gel yang disintesis dari natrium silikat teknis dan asam sulfat. Variasi konsentrasi asam sulfat yang digunakan adalah 4, 6 dan 8M. Pembuatan silika gel dilakukan dengan menambahkan 100 ml asam sulfat dalam 250 gram natrium silikat teknis disertai pengadukan sampai terbentuk gel. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, dicuci dengan akuades hingga netral lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 100 °C selama 2 jam, lalu digerus hingga lolos ayakan 200 mesh. Silika gel hasil sintesis dikarakterisasi meliputi keasaman, kadar air dan gugus fungsi dengan spektrofotometer inframerah. Hasil penelitian ini adalah padatan putih silika gel, dimana semakin tinggi konsentrasi asam sulfat yang digunakan maka keasaman clan kadar air silika gel meningkat. Karakterisasi silika gel hasil sintesis menggunakan spektrofotometer infrwnerah menunjukkan pola yang sama dengan kiesel gel 60G (E-Merck). Silika gel hasil sintesis dengan menggunakan asam sulfat 8M mempunyai daya jerap serta efisiensi penjerapan maksimal terhadap ion logam Pb(II).
- Munfidzah
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:42:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3621
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3621
2012-08-10T05:50:53Z
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS GULA DAN LAMA FERMENTASI
PADA PEMBUATAN YOGURT KARA BENGUK (Mucuna Pruriens L)
Yogurt merupakan salah satu minuman susu asam yang terbuat melalui proses fermentasi o}eh bakteri asam laktat yaitu Sreptocoecu.s thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Selain susu sapi, yogurt juga dapat dibuat dari bahan dasar lain seperti kedelai, kacang hijau dan kecipir. Penelitian ini bertujuan untuk membuat yogurt dari bahan dasar kara benguk serta mengetahui pengaruh penambahan jenis gula dan lama fermentasi terhadap kadar protein clan keasaman yogurt kara benguk yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan, dan disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah lama fermentasi yang divariasi mulai dari 4, 6 dan 8 jam, sedangkan faktor kedua adalah penambahan jenis gula yaitu glukosa, laktosa, sukrosa dan tanpa (kontrol), sehingga terdapat 12 kombir.asi perlakuan. Kadar protein dalam yogurt yang dihasilkan ditentukan dengan metode Kjeldahl, sedangkan keasaman ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi lama fermentasi dan penambahan jenis gula berpengaruh secara signifikan terhadap kadar protein dan keasaman yogurt kara benguk yang dihasilkan. Hasil kombinasi terbaik diperoleh pada fermentasi 8 jam dengan penambahan laktosa, yaitu dengan kadar protein 17,584 % b/b dan keasaman 0,634 % b/b.
ZULAEKHA LENNY ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:42:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3624
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3624
2012-08-10T05:50:53Z
POLA ADSORPSI KITOSAN TERHADAP ION KADMIUM(II) DAN ION KROMIUM(III) PADA BERBAGAI KONSENTRASI
Penelitian ini bertujuan untuk : (l) Mengetahui karakteristik kitosan hasil sintesis dari cangkang kepiting hijau (.Scylla serrata), (2) menentukan kemampuan adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III) pada berbagai konsentrasi, (3) menentukan kemampuan adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(II) pada berbagai konsentrasi, (4) menentukan kemampuan adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(II)-kromium(III) pada berbagai konsentrasi, (5) mengetahui pola adsorpsi ion kromium(III) oleh kitosan, (6) mengetahui pola adsorpsi ion kadmium(II) oleh kitosan, (7) mengetahui pola adsorpsi ion kadmium(II)¬kromium(III) oleh kitosan.
Subjek dalam penelitian ini adalah cangkang kepiting hijau dan objeknya adalah daya adsorpsi kitosan dari cangkang kepiting hijau terhadap ion kromium(III), kadmium(I1) dan kadmium(II)-kromium(III). Proses adsorpsi dilakukan selama 24 jam pada suhu kamar. Variasi konsentrasi larutan kromium(IIl)/kadmium(11) yang digunakan yaitu 100, 200, 300, 500, 800, 1000, 1200, 1600 dan 2000 ppm, sedangkan massa kitosan yang digunakan adalah 0,25 gram. Identifikasi gugus fungsi pada kitosan dianalisis dengan spektrofotometer inframerah, sedangkan konsentrasi kromium(III)/kadmium(II) dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Daya adsorpsi kitosan merupakan perbandingan antara banyaknya ion kromium(III)/kadmium(II) yang teradsorpsi per gram kitosan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat ditentukan pola adsorpsinya menurut isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich.
Dari hasi penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) karakterisasi kitosan menunjukkan adanya gugus fungsi C-H, - C = O, -CH2 dan -OH, (2) variasi
konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III), semakin tinggi konsentrasi larutan kromium(III) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (3) variasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(11), semakin tinggi konsentrasi larutan kadmium(II) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (4) variasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(II)-kromium(III), semakin tinggi konsentrasi larutan kadmium(II)-kromium(III) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya, (5) pola adsorpsi kitosan terhadap ion kromium(III) mengikuti pola isoterm adsorpsi Langmuir, (6) pola adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(II) mengikuti pola isoterm adsorpsi Freundlich, (7) pola adsorpsi kitosan terhadap ion kadmium(II)-kromium(I11) mengikuti pola isoterm adsorpsi Freundlich
Widia Yanti Leny ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:42:25Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3633
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3633
2012-08-10T05:50:53Z
UJI AKTIVITAS ENZIM INVERTASE YANG DIAMOBILKAN
DENGAN KAOLIN
Penelitian ini bertujuan untuk mcnentukan waktu inkubasi optimum, pH optimum, suhu optimum, KM dan Vmaks untuk cnzim invertasc muhil maupun amobil. Penelitian ini juga bertujuan umuk mempclajari stabilitas enzim invcrtasc mobil dan mobil terhadap lama penyimpananya.
Variabef penelitian ini adalah karakteristik enzim invcrtasc mobil dan mobil yang meliputi waktu inkubusi optimum, pi I optimum, suhu optimum, nilai KM clan Vmaks serta stabilitas enzim invertase mohil dan mohil. Instrumen pada penelitian ini adalah spektronik uv-vis. Hasil yang diperolch berupa nilai absorbansi selanjutnya disubstitusikan kr Halam persamaan kurva regrcsi larutan standar, dari langkah ini akan diperolch besarnya konsentrasi. Nilai kemsentrasi inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan aktivitas enzm. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubunban antara aktivitas enzim dengan variabel penclitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim invertase mobil mempunyai waktu inkubasi optimum 15 menit; ppH optimum 4,0; suhu optimum 50°C; nilai KM 2,399 mg/ml (1,777 x 10-5 mol/L) dan nilai Vmaks 22,22 mg/ml/menit. Enzim invertase amobil mempunyai waktu inkubasi optimum 30 menit; pH optimum 5,5; suhu optimum 45°C; nilia KM 1,81 mg/ml (1,341 x 10-5 mol/L) clan nilai VMaks 10,00 mg/ml/menit. Pengukuran stabilitas enzim invertase mobil dan mobil dilakukan selama 15 hari pada suhu simpan 4°C clan 28°C. Terjadi penurunan aktivitas pada en-r.im invertase mobil yang disimpan pada suhu 4°C sebesar 22,81% clan penunman aktivitas sebesar 24,67% yang disimpan.pada suhu kamar (28°C). Enzim invertase amobil terjadi penurunan aktivitas sebesar 9,02% apabila disimpan pada suhu 4°C dan aktivitas turun sebesar 12,25% apabila disimpan pada suhu 28°C (suhu kamar).
Watiyasita Liling ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:42:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3636
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3636
2012-08-10T05:50:53Z
SINTESIS 5-DIGTILAMINOMETIL-4-IiID1tOKSI-3-METOICSI BENZALDEHIDA MELALUI REAICSI MANNICH MENGGUNAICAN VANILIN DAN DIETILAMINA
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 5-dietilaminometil-4¬hidroksi-3-metoksi benzaldehida dari vanilin dan dietilamina melalui reaksi Mannich, dan menghitung rendemennya.
Reaksi Mannich terhadap vanilin dilakukan dengan rnenggunakan formaldehida 37 % dan dietilamina dalam pelarut etanol absolut, pada suhu rctluks 78 °C; selama f 30 menit. L.arutan didinginkan pada suhu kamar, diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam, dan didinginkan dalam lcmari es f 1 hari. Endapan yang diperoleh disaring dengan penyaring Buchner dan dicuci dengan aseton dingin selanjutnya dikcringkan dan ditimbang massanya. Serbuk yang dihasilkan diuji dengan reaksi Hinsberg. Identifikasi kemurniannya menggunakan KLT, KLT Scanner, dan titik leleh. Analisis hasil reaksi ditentukan dengan bantuan spektrofotometer IR dan 'l-I NMR.
Be.rdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 5¬dietilain inornetil-4-hidroksi-3-rnetoksi benzaldehida dapat disintesis dari vanilin dan dietilamina melalui reaksi Mannich, mempunyai kemurnian 84,10 % dan titik leleh 75-77 °C dengan rendemen sebesar 81,15 %.
Kata kunci : vanilin, dietilamina, reaksi Mannich
Erviana Lina ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:42:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3653
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3653
2012-08-10T05:50:53Z
SINTESIS SENYAWA 5-(1-DIETILAMINO-4-HIDROKSI-3-
METOKSIBENZIL ALKOHOL DARI BAHAN DASAR VANILIN
MELALUI REAKSI MANNICH
Penelitian ini benujuan untuk mensintesis senyawa 5-(1-dietilamino)etil-4¬hidroksi-3-metoksibenzil alkohol melalui reaksi Mannich. Vanilin sebagai bahan awal direduksi terlebih dalmlu menggunakan NaBH4 menghasilkan senyawa 4¬hidroksi-3-metoksibenzil alkohol. Selanjutnya senyawa hasil reduksi direaksikan dengan dietilamina dan asetaldehida melalui reaksi Mannich.
Vanilin direduksi menggunakan NaBH4 dalam pelarut etanol absolut. Reduksi dilakukan dengan menggunakan ice bath selama 20 menit. Selanjutnya campuran reaksi ditambah HCl 2,5 M, diekstrak dengan diklorometana, ditambah Na2S04 anhidrat, difiltrasi dan dievaporasi menghasilkan padatan berwarna putih. Reaksi Mannich terhadap 5-(1-dietilamino)etil-4-hidroksi-3-metoksibenzil alkohol dilakukan dengan mereaksikan 4-hidroksi-3-metoksibenzil alkohol, asetaldehida dan dietilamina dalam pelanri etanol ahsohat direfluks pada si.ihu 78°C selama 120 menit. Larutan didinginkan pada suhu kamar, diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam, dievaporasi dengan rotary evaporator. Dihasilkan padatan berwanna coklat. Padatan yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer IR dan GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi antara senyawa 4-hidroksi-3¬metoksibenzil alkohol, asetaldehida dan dietilamina melalui reaksi Mannich tidak dapat menghasilkan senyawa target. Berdasarkan kromatogram GC dan spektra Massa, senyawa produk hasil sintesis yang diperoleh yaitti senyawa 4¬(dietilamino)metil-2-metoksi fenol dengan kemurnian 4,44% dan rendemen 4,28%
Ramya Yulinda Lolita ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:43:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3655
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3655
2012-08-10T05:50:53Z
OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI STRIPPING ITRIUM (Y) DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG
HASIL OLAH PASIR SENOTIM
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris di laboratorium Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi stripping itrium (Y) dari konsentrat logam tanah jarang hasil olah pasir senotim.
Subjek penelitian ini adalah konsentrat logam tanah jarang hasil olah pasir senotim. Objek penelitian ini adalah optimasi proses ekstraksi stripping itrium (Y) dari konsentrat logam tanah jarang hasil olah pasir senotim. Pemisahan itrium (Y) dilakukan dengan cara ekstraksi cair-cair. Umpan berupa larutan logam tanah jarang suasana nitrat dibuat dengan cara dijesti pasir senotim. Untuk mengetahui konsentrasi itrium (Y) dan pengotor-pengotor Iogam tanah jarang Iainnya dianalisis menggunakan spektrometer pendar sinar-X. Variabel yang berpengaruh dalam proses ekstraksi stripping yaitu konsentrasi HN03 (fasa air), konsentrasi D2EHPA dalam n-dodekan (fasa organik), perbandingan volume fasa air (FA) dengan volume fasa organik (FO), jenis pelarut, dan waktu pengadukan.
Kesimpulan dari penelitian ini, untuk kondisi optimum proses ekstraksi yaitu konsentrasi HNO31 M (fasa air), D2EHPA 30 % v/v dalam n-dodekan (fasa organik), perbandingan volume fasa air (FA) dengan volume fasa organik (FO) _
1 : 2, kecepatan pengadukan 300 rpm selama 10 menit diperoleh efisiensi ekstraksi (%) itrium (Y) sebesar 93,9680 % dengan harga koefisien distribusi (Kd) =15,5782 dan faktor pisah (β) Y/La = 83,3437; β Y/Ce = 129,0955; β Y/Nd = 491,9187; β Y/Sm = 168,1274; β Y/Gd = 63,6462; βY/Dy = 510,3970. Kondisi optimum untuk proses stripping adalah jenis pelarut menggunakan H2SO4 2,5 M, perbandingan volume fasa air (FA) dengan volume fasa organik (FO) = 1 : l, clan kecepatan pengadukan 300 rpm seIama IS menit. Kondisi ini memberikan niiai efisiensi stripping (%) itrium (Y) sebesar 93,4928 %.
Nugroho Ludianto ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:43:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3658
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3658
2012-08-10T05:50:53Z
SINTENSIS MATERIAL MIKROPORI REDOKS VANADIUM
SILIKAT-1 DENGAN METODE HIDROTERMAL DAN
KARAKTERISASINYA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh temperatur kristalisasi terhadap karakter material mikropori redoks vanadium silikat-1 yang disintesis dengan merigunakan metode hidrotermal.
Komposisi awal pada larutan ini adalah 0,97 mol tetraetilortosilikat (TEOS), 0,03 rnol prekursor lol;am anunonium metavanadat (NI-14V03), 0,26 mol tetrapropilamonium bromida (TPABr), 0,20 mol nairium hiclroksida (Na01-I) dan 39,95 nuol aduadcs (Il',()). I'roscdur prwliliao MI mcliputi pCIlCillllprlrirn antara Na011 clan "1'I'A13r dc;ngao pclarul :rir, penumbahan 'I'l?OS dan Nl-(4V03 disertai dengan pengadukan pada suhu kamar. Kristalisasi dilakukan pada temperatur antara 130-170 °C masing-masing sclarna 2 hari. Sctelah terbentuk kristal putih, kemudian dilakukan kalsinasi pada tctnpcratur 550 "C selama 5 jam. Karakter material VS-l ditenlukan dengan menggunakan mctodc dili-aksi sinar-X (XRD) pada daerah 20: 3"-90". Spvktra 1vTIR didapatkan dcnl;an mcnggunakan spektromctcr in(ramcrah pacdr panjang gelombang 400-4000 cm1.
Hasil penelitian MI mcnun_jukkan Eahwa semua matcrial VS-1 yang disintcsis dengan mcnbguiurknn mctodc hidrotcrmal dcnban variasi tcmpcratur kristalisasi antara 130-170 'C' mcmpunyai tipc MFI dengan kristalinitas tinggi. Semua material mcngkrisUrl puda struktur ortorumbik. Pcngaruh tcmpcratur kristalisasi menunjukkan bahwa volume kisi akan semakin berkurang dengan naiknya temperatur kr-istalisasi.
Hadi Lukman ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:43:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3661
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3661
2012-08-10T05:50:53Z
PENGARUH pH TERHADAP SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU
SEKAM PADI MENGGUNAKAN METODE
MODIFIKASI SOL GEL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sintesis silika gel dari abu sekam padi menggunalcan metode sol gel yang dimodifikasi pada berbagai nilai pI-I serta untuk mengetahui pH optimum dari sintesis silika gel tersebut.
Sintesis silica gel dilakukan dengan mereaksikan 25 g abu sekam padi dengan 150 ml NaoH 1 M sehingga dihasilkan larutan natrium silikat. Selanjutnya modifil:asi sol gel dilalzukan dengan menambahkan larutan natrium silikat ke dalam 25 ml HCl 1 M sampai pH 3, 5 dan 7 clan bukan sebaliknya. Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap karakter silika gel hasil sintesis maka silka gel clikarakterisasi dengan PTIR clan XRD. Hasil analisis kemudian dibandingkan deugan silil:a gel pembanding kiesel gel 60.
Pembentukan gel terjadi sangat cepat pada pH 7 sementara pH 3 paling lama terbentuk. Hasil FTIR menunjukan bahwa silika gel pH 3, 5 clan 7 mempunyai pola yang sama dengan kiesel gel 60. Sifat amorf sililca gel ditunjukkan dengan adanya undukan pada daerah 20=22,78° (pH 3) 20=23,880° (pH 5) 26=21,120° (pH 7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH yang paling optimal dalam pembentukan silika gel adalah pH 7. Semakin besar nilai pH semakin cepat pula pembentukan gel dan mempcrbesar efisiensi produksi.
Dwi Retno Cahyaningsih Lusia ,
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:47:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3879
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3879
2012-08-10T05:50:53Z
MODIFIKASI PENENTUAN KLORIDA PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DENGAN ELEKTRODA SELEKTIF ION (ESI) – KLORIDA
Penelitian ini men.ipakan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa limit deteksi tertinggi, waktu respon, rentang pH, dan selektivitas pada elektroda selektif ion Ag/AgCI. Kadar klorida pada air minum dalam kemasan A, B, dan C. Penentuan klorida pada Air Minum dalam Kemasan dilakukan dengan metode potensiometri secara langsung. Penenlitian ini menggunakan rentang konsentrasi larutan standar C1- sebesar 10-1-10-g M. penentuan Limit deteksi ditentukan dengan dua garis ekstrapolasi dari kurva aengan respon Nernstian clan kurva horizontal. Waktu respon elektroda Ag/AgCI dihatung dari saat elektroda dicelupkan sampai terjadi potensial sel yang stabil clan dilakukan pada konsentrasi larutan standar C1¬:04 M. 10-2, 10-3, clan pH larutzn standar C1- divariasi antara pH 1-10. Selektivitas elektroda ditentukan dengan dua jenis ion pengganggu yaitu Bf clan F. Hasil penelitian menunjuickzn bahwa limit deteksi tertinggi dari elektroda Ag/AgCI mencapai 8,20 x 10-5 M. respon elektroda Ag/AgCI adalah 1,62 dPtik. Potensial sel relatif stabil Vada rentang pH 5-10 untuk konsentrasi larutan standar C1- sebesar 10-1 dan 10- M. Adanya ion Br dan I- tidak memberikan gangguan dalam penentuu:. ion C1-. Air minum dalam kemasan A, B, dan C memiliki kadar ion klorida berturut-turut sebesar: 0,346 ppm; 0,943 ppm dan 9,895 ppm.
Pahlevi M. Reza
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:47:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3886
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3886
2012-08-10T05:50:53Z
TITRASI KOMPLEKSOMETRI DALAM PENENTUAN KADARZIRKONIUM HASIL PEMISAHIAN DENGAN KOLOM SILIKA GEL
Penelitiart ini bertujuan wtuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama adsorpsi clan laju alir terhadap kadar zirkonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel. Selain itu, penelitian ini jirga bert,ljuan untuk mengetahui lama adsorpsi clan laju alir larutan pengumpar, sehingga diperoleh kadar zirkonium dan efisiensi penjc.rapan silika gel terhadap zirkonium yang optimal. Pada penelitian ini variaLel yang digunakan adalah larna adsorpsi, yaitu 1; 1,5; 2; 2,5 jam dan laju alir larutati pengumpan, yaitu 1;2;3,5;4,3 mL/s. Silika gel terlebih dahuit.z dialaivasi dengan larutan HNO3 20% (v/v) clan pemanasan pada suhu 150°C selama 4 jam. Larutan pengtampan dibuat dari 1.07 grarn ZrO2 dalam air raja keniudian diencerkan dengan akuades sampai volume 500 mL. Untuk menentukan laju alir larutan pcngumpan, dilakukan ter!ebih dahulu kalibrasi laju alir terhadap alat-alat. yang akan digunakan untuk perlakuan adsorlsi. Perlakuan adsorpsi dilakukan menggunakan kolom dengan diameter 1,5 cm dan panjang 50 cm, dengan volume injeksi larutan pengumpan sebanyak 20 mL. Kadar zirkonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel kemudian dianalisis secara titrasi kompleksometri dengan larutan EDTA 0,05 M. Titrasi dilakukan dengan volume sarnpel sebanyak 5 mL dan menggunakan indikator TrBT. Scltima titrasi berlangsung, terjadi pembcntukan senyawa kompleks [Zr(EDTA)]. Hasil pcnelitian menunjukan bahwa variasi lama adsorpsi Dan laju alir larutan pengumpan berpengaruh secarrt signifikan terhadap kadar ziikonium hasil pemisahan dengan kolom silika gel. Kadar zirkonium optimal diperoleh pacia lama adsorpsi 1,5 jam dan laju alir 3,5 mL/s yaitu sebesar 0,408 % (b/v). Efisiensi penjerapan silika gel terhadap zirkonium yang optimal dipero leh pada lama adsorpsi 2,5 jam dan laju alir 3,5 mL/s, yaitu sebcsar (79,441±3,9828)%.
M hmy Rahmawat Maria
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:48:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3910
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3910
2012-08-10T05:50:53Z
PENGARUH VARIASI DERAJAT KEASAMAN DAN SUHU TERHADAP KESTABILAN SENYAWA BIOAKTIF DALAM EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN Hopea mengarawan (DIPTEROCARPACEAE)
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) dan suhu terhadap kestabilan senyawa bioaktif dalam ekstrak metanol kulit batang tumbuhan Hopea mengarawan. Pengujian kestabilan senyawa bioaktif dengan pengaruh variasi derajat keasaman dilakukan pada daerah pH mendekati netral (5,3; 6,3; dan 7,3) dan daerah pH asam (1,09; 2,32; dan 3,79). Ekstrak kering (serbuk) metanol kulit batang Hopea mengarawan dilarutkan dalam larutan buffer, kemudian diinkubasi 37 °C selama 1, 2, dan 3 jam untuk masing-masing perlakuan sampel dan dilakukan secara duplo. Setelah diinkubasi, larutan sampel tersebut kemudian diekstraksi dengan etil asetat, fraksi yang diambil yaitu fraksi etil asetat. Selanjutnya, fraksi etil asetat tersebut diuapkan setelah dinetralkan dengan akuades. Fraksi kering tersebut kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan aseton dan masing-masing sampel diambil 10 gL untuk KLT bersama dengan senyawa standar (balanokarpol) dan sampel sebelum perlakuan (total). Eluen yang digunakan yaitu kloroform-metanol (8:2). Kromatogram hasil KLT kemudian dianalisis menggunakan TLC .scanner. Pengujian ' kestabilan senyawa bioaktif dengan pengaruh variasi suhu dilakukan pada suhu 30, dan 50 oC dengan lama inkubasi 1, 2, dan 3 hari. Hasil inkubasi kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan metanol. Untuk KLT diambil 10 gL dari larutan sampel tersebut dan eluen yang digunakan yaitu kloroform-metanol (8:2). Kromatogram hasil KLT tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan TLC scanner. Pengaruh variasi derajat keasarnan daerah mendekati netral terhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif tersebut tetap stabil. Pengaruh variasi derajat keasaman daerah asam terhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa bioaktif lersebut masih tetap ada namun mengalami sedikit degradasi jika kadarnya dibandingkan dengan ekstrak awal sebelum perlakuan (total). Pengaruh variasi suhu krhadap kestabilan senyawa bioaktif (balanokarpol) menunjukkan bahwa senyawa kaktif (balanokarpol) relatif stabil, tidak mengalami perubahan yang berarti.
Kartika Sari Maya
2012-08-10T05:50:53Z
2019-03-06T01:14:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3912
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3912
2012-08-10T05:50:53Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIBRIDA SULFANATO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN OKSIDATOR ASAM NITRAT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh korsenrasi oksidator dan waktu reaksi oksidator terhadap karakter hibrida sulfonato silika hasil sintesis serta untuk mengetahu karakter hibrida sulfonato siliua hasil sintesis dari abu sekam padi dengan ok-'dator asain nitrat. Sintesis hibrida sulfonato silika (HSS) dilakukan melalui oksidasi hibrida merkapto silika (HMS) yang dibuat dari bahan dasar abu sekam padi tanpa pencucian dan abu sekam pad] dengan pencucian mela1ui proses sol gel. Sebanyak 0,5 t)ram HMS direndam dzlam 8 ml larutan asam nitrat (HNO3) sambil diaduk. Setelah prcses oksidasi, HSS yang dihasilkan direndam dalam 8 ml larutan H2SO4 10 % agar gugus -SO3Hnya terprotonasi. Subiek dari penelitian ini adalah sintesis hibrida sulfonato silika dan objek dalam penelitian ini adalah karakterisasi hibrida sulfonato silika yanL meliputi uji keasaman clan analisis spektra inframerah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimum untuk sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian adalah pada konsentrasi oksidator asam nitrat 45 % dengan waktu reaksi okaidasi 60 menit dan untuk sintesis HSS dari abu sekam padi dengan pencucian adalah pada konsentrasi asam nitrat 65 % dan waktu reaksi oksidasi 60 menit. Kondisi optimum ditentukan dengan rnelihat nilai efisiensi produksi, nilai keasaman sebagai penukar kation dan spektra inframerah. Keberhasilan sintesis HSS ditunjukkan oleh hiaangnya serapan gugus -SH dari HMS yang menjadi bahan dasarnya yaitu di daerzh Z600-2550 cm dan adanya serapan gugus metilen di daerah 2900 cm-1. Pada smtesis HSS dengan variasi konsentrasi oksidator, keberhasil?n sintesis HSS clari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjukkan oleh hilangnya serapan gugus -SH di daerah 2561,47 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daeralv 2"39,52 cm' dan HSS dart abu sekam padi dengan pencucian ditunjukkan oleh ~::!angnya serapan gugus -SH di daerah 2569.18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-'. Pada sintesis'_-ISS dengan var;asi waktu reaksi oksidasi, keberhasilan sintesis HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian ditunjtilckan oleh hilangnya serapan pada daerah 2569,18 cm' serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2924,09 cm-' dan HSS dari abu sekarn padi dengan pencucian ditunjukkan oleh, hilangnya serapan pada daerah 2561,47 cm-1 serta adanya serapan gugus metilen di daerah 2947,23 cm-1.
Marindhu Mayang
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:48:32Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3915
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3915
2012-08-10T05:50:53Z
PEMANFAATAN ION LOGAM NIKEL (II) DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING UNTUK PELAPISAN LOGAM BESI SECARA ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertujuan menentukan potensial, waktu dan pH optimal pengenaapan iogam nikei secara eiektroiisis pada proses peiapisan hesi serta menentukan konsentrasi nikel yang melapisi hesi. Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis. Limbah cair industri elektroplating sebagai elek~trolit dan lcmpeng platina sebagai elektroda (katoda dan araoda). Variasi notensial yang dipakai adalah 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4 volt seiama 2 jam, variasi waktu yang dipakai adalah 1, 2, 3, 4 dan 5 jam, sedangkan variasi pH adalah pH 3, 4 dan 5. Kemudian mcngukur konsentrasi nikel sisa elektrolisis setiap variasi menggunakan SSA. Variasi optimal digLmakan untuk proses elektroplating. Hasil optimal ditunjukkan dengan jumlah konsentrasi nikel sisa dalam sampel yang paling keeil. Konsenirasi ion logam nikel yang melapisi besi diperoleh clari selisih konsentrasi nikel awal dengan konsentrasi nikel sisa dalam sampel setelah elektroplating. Kesimpuian dari peneliiian ini adalah paiensial optimal, waktu optimal, dan pH optimal proses elektrolisis pengendapatz logam nikel bertutut-turut adalah 2 volt, 3 jam, dan pH 5, sedangkan konsentrasi ion logam nikel(II) yang melapisi besi adalah 1,9521 ppm. Kata Kunci : logam nikei, elektrolisis, elektroplating
Candrarini Mega liusurna
2012-08-10T05:50:53Z
2019-01-29T15:48:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3921
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3921
2012-08-10T05:50:53Z
PILARISASl SPESIES KLUSTER POLIKATION ZIRKONIUM(IV) KE DALAM LAYER ANION TETRATITANAT DENGAN PENGUNGKIT n-BUTILAMIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH lingkungan spesies kluster polikatiori zirkonium(IV) terhadap karakter material terpilar menggunakan pengungkit n-butilamin dengan metode Chimie Douce. Subjek penelitian ini adalah material hasilpilarisasi layer anion tetratitanat dengan spesies Muster polikation zirkonium(IV). Objek penelitian ini adalah karakter dari material hasil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena senyawa titanat tidak dapat mengembang dalam air. Proses pilarisasi ini meliputi bebrapa tahap : (1) preparasi senyawa kalium tetratitanat, (2) pertukaran kation K+ dengan kation H+, dilakukan dengan mencampur senyawa kalium tetratitanat dengan HCl (1M) dan diaduk selama 3x24 jam pada suhu ruang, (3) interkalasi butilamin (C4H9NH2) ke dalam layer anion tetratitanat, dilakukan dengan cara menambahkan padatan hidrogen tetratitanat ke dalam larutan butilamin, dan diaduk selama 7x24 jam pada suhu ruang, (4) pertukaran ion heksilamonium (C4H9NH3)+ dengan Muster polikation zirkonium(IV) dengan berbagai variasi pH (0,1; 0,9; 1,8) yang dilakukan dengan mencampur padatan butilamonium tetratitanat dalam larutan polikation zirkonium(IV) dan diaduk selama 3x24 jam pada suhu ruang, dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu kamar. Karakteriasasi material hasil pilarisasi menggunakan difraktometer sinar-X dan material hasil pilarisasi pada pH 0,1 dikarakterisasi dengan menggunakan Spektrometer pendar Sinar-X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (d) pada pH 0,1 adalah 11,777A danl 0,298 A, pH 0,9 adalah 11,126A dan 10,146 A, dan pH 1,8 adalah 10,800A; 9,824 A dan 8,933 A. Muster yang masuk dalam layer tetratitanat ada pH 0,1 adalah [Zr(H20)8]4+ dan [Zr(OH)(H20)7]3+, pH 0,9 adalah [Zr(H20)g]~ dan [Zr(OH)(HZO)7]3+, dan pH 1,8 adalah [Zr(HZO)g]4+, [Zr(OH)(HZO)7]3+ dan [Zr(OH)2(H20)6]2+. Rumus molekul senyawa terpilar pada pH 0,1 adalah [Zr(OH)(H20)7]3+o,ogg(H30)+1,74,(Ti409)2-] dan [Zr(OH)(H20)7]3+0,088(H30)+1,733(T1409)Z ].
ABDUL FATAH MEXI YUNITA
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:43:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3674
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3674
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH KONSETRASI ASAM KLORIDA PADA PREPARASI HIDROGEN TETRATITANAT DARI KALIUM TETRATITANAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam klorida pada proses perukaran ion terhadap jarak antar layer hidrogen tetratitanat. Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian kimia FMIPA UNY dan laboratorium kimia FMIPA UGM, yang diharapkan memberikan manfaat pada peningkatan serta pemahaman tentang metode preparasi senyawa H2TI4O9. Subjek penelitian ini adalah senyawa K2Ti4O9 clan sebagai objek penelitiannya adalah pertukaran kationik dengan asam klorida. Variabel bebas penelitian adalah variasi konsentrasi asam klorida dan variabel terikatnya adalah jarak antar layer. Proses pertukaran kation ini dilakukan melalui dua tahapan : (1). Preparasi senyawa kalium tetratitanat, (2). Pertukaran kationik antara K+ dengan H+, yang ilakukan dengan mencampurkan senyawa kalium tetratitanat dengan larutan HCl pada variasi konsentrasi (0,5; l; 1,5 dan 2M), kemudian diaduk selama 15 jam pada suhu kamar. Hasil yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X. Data-data dari hasil difraksi diolah kembali dengan menggunakan program U-Fit Version Metode Least Square Refinement.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perbedaan konsentrasi asam klorida tidak mempengaruhi jarak antar layer senyawa hidrogen tetratitanat. (2) Senyawa yang terbentuk dari HCl 1M memiliki kristalinitas paling tinggi, ini berarti senyawa tersebut paling sesuai digunakan pada modifikasi titanat selanjutnya.
Abdul Halim Ibrahim ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:43:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3679
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3679
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH SUHU FERMEBTASI TERHADAP PRODUKSI ENZIM
KOLESTEROL REDUKTASE PADA YOGHURT HASIL FERMENTASI
SUSU KAMBING MENGGUNAKAN LACTOBACTERIACEACE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu fermentasi yoghurt susu kambing terhadap produksi enzim kclesterol reduktase dengan melihat aktivitas enzim kolesterol reduktase yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan 4 variasi perlakLMn dengan s ulangan. Yoghurt caibuai dengan variasi suhu fennentasi yaitu 37°C, 40"C, 43°C dan 46 "C. Penentuan aktivitas enzim kolesterol reduktase dilakukan dengan metode Liebernian-Buchard menggunakan Iarutan standar kolesterol, dengan teriebih dahulu menentukan kurva standar kolesterol. Pengukuran dilakukan pada kondisi optimal bekerjanya enzim kolesterol redukiase faitu pada suhu 37 °C, pll 6,5, waktu inkubasi 75 menit,konsentrasi substrat kolestcrol 1 mg/mL, dan diukur pada panjang gelamhang maksirnal 625 run.
Hasil peneiitian menunjukan bahwa smhu fennentasi pada pemhuatan youghurt susu kambing menggunakan luctobu;;tcriaceare akan mempengaruhi besarnya aktivitas enzim kolesterol. Aktivitas enzim kolesteroi reduktase pada variasi suhu fermentasi 37 °C, 40 °C, 43 °C dan =1b °C berturut-turut adalah 0,0128;0,0137; 0,01523; dan 0,0102 Unit. Aktivitas enzim kolesterol reduktase terbesar diperoleh pada suhu 43 °C, sehingga suhu tersebut mer upahan suhu optimal untuk perttunbuhan lactobacieriaccae dalam memproduksi enzim kolesterol reduktase.
Soirmatun Iim ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:43:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3682
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3682
2012-08-10T05:50:52Z
PREPARASI GLASIR MATT
Penelitian ini bertujuan mempreharasi glasir rncrtt bebas timbal untuk pembakaran suhu rendah serta mempeIajari tingkat peluluhan kumulatif dan efisiensi penstabilan logam kobalt, besi dan mangan dalam pelarut buffer natrium/asam ase.tat pH 5.
Glasir berwarna hasil pembakaran diuji dengan uji TCLP standar, yaitu 5 gram glasir berwarna dilarutkan dengan natrium/asam asetat pH 5 sebanyak 100 mL kemudian diaduk dengan magnetic stirrer berkecepatan 100 rpm selama 18 jam. Kemudian dilanjutkan dengan uji TLCP progresif, yaitu prosedur TCLP standar diulang sebanyak 5 kali dengan natrium/asam asetat yang baru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa glasir mentah bebas timbal jenis matt pada pembakaran suhu 1000-1050°C berwarna dan buram (tidak mengkilap). Tingkat peluluhan kumulatif untuk logam kobalt, besi dan mangan adalah 0,16%, 0,08% dan 0,02.0/'0. Efisiensi penstabil logam kobalt, besi dan mangan adalah 99,84%, 99,92% dan 99,98%.
Mardiani Iis ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:44:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3713
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3713
2012-08-10T05:50:52Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM a-AMILASE DENGAN METODE ADSORPSI MENGGUNAKAN BENTONIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu pengadukan optimal, kecepatan pengadukan optimal, konsentrasi enzim optimal, pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, KM dan vr„a,;, untuk enzim a -amylase mobil maupun amobil. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim a -amilase mobil dan mobil terhadap lama penyimpanan.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim a -amilase mobil dan amobil yang meliputi, pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, nilai KM, vmaks serta aktivitas dan stabilitas enzim a -amilase mobil dan amobil. Instrumen pada penelitian ini adalah spektronik uv-vis. Hasil yang diperoleh berupa nilai absorbansi selanjutnya disubstitusikan ke dalam persamaan kurva standar, dari langkah ini diperoleh besarnya konsentrasi. Nilai konsentrasi inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan aktivitas enzim dengan metode Nelson. Data yang diperoleh dianalisis seeara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dengan variable penelitian.
Berdasarkan penelitian diperoleh data-data sebagai berikut waktu pengadukan optimum, kecepatan pengadukan optimum dan konsentrasi enzim optimum amobilisasi adalah 30 menit, 100 rpm dan 1,5 mg/mL. Enzim a -amilase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 60°C; waktu inkubasi optimum 10 menit; nilai KM 0,172 mg/mL (3,454x10-bmol/L) dan nilai v„,aks 9,090 mg/mL/menit. Enzim a -amilase amobil mempunyai pH optimum 5,0; suhu optimum 70°C; waktu inkubasi optimum 15 menit; nilai KM 0,612 mg/mL (12,240x10-6mol/L) dan nilai vmaks 9,009 mg/mL/menit. Pengukuran stabi(itas enzim a -amilase mobil dan amobil dilakukan selama 7 hari pada suhu 4°C dan 28°C. Terjadi penurunan aktivitas pada enzim a -amilase mobil yang disimpan pada suhu 4°C sebesar 19,567% clan penurunan aktivitas 81,353% yang disimpan pada suhu kamar (28°C). Sedangkan pada enzim a -amilase amobil yang disimpan pada suhu 4°C terjadi penurunan aktivitas ebesar 2,972% dan penurunan aktivitas 39,015% yang disimpan pada suhu 28°C (suhu kamar).
Khoyrun Nisa Indah ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:44:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3714
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3714
2012-08-10T05:50:52Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLIURETAN
DARI MINYAK JARAK DAN TOLUEN DIISOSIANAT (TDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi minyak jarak dan TDI terhadap pembentukan padatan poliuretan, mempelajari sifat termal dan sifat mekanik poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak - TDI, mempelajari keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak - TDI, mempelajari pengaruh temperatur curing terhadap ikatan silang poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak - TDI.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi minyak jarak terhadap konsentrasi total reaktan (dalam % m/m) serta memvariasikan temperatur curing poliuretan. Variasi konsentrasi minyak jarak yang dipilih adalah 20, 40, dan 60 % sedangkan variasi temperatur curing 80 dan 120 °C. Reaksi polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar selama 60 detik selama
3 jam. Keberhasilan sintesis poliuretan diketahui melalui karakterisasi dengan spektrofotometer FTIR. Sifat termal poliuretan dikarakterisasi dengan menggunakan alat DTA merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 10 °C/menit. Sifat mekanik poliuretan dikarakterisasi dengan menggunakan alat Shore A Durometer. Selanjutnya dilakukan pula uji derajat penggembungan poliuretan untuk mengetahui keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis.
Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menunjukkan adanya serapan¬serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Selanjutnya hasil karakterisasi sifat termal menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas poliuretan hasil sintesis adalah 15 °C pada konsentrasi 20 % minyak jarak dengan temperatur curing 80 °C selanjutnya meningkat menjadi 22 °C pada konsentrasi 20 % minyak jarak dengan temperatur curing 120 °C. Temperatur leleh semakin tinggi dengan semakin meningkatnya temperatur curing, sedangkan temperatur degradasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Analisis derajat penggembungan poliuretan hasil sintesis menunjukkan bahwa poliuretan dengan ikatan silang paling banyak terjadi pada konsentrasi 20 % minyak jarak dengan temperatur curing 80 °C. Poliuretan hasil sintesis dari 20 % minyak jarak dengan temperatur curing 120 °C memiliki kekerasan sebesar 98 Shore A.
Nursanti Indah ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:44:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3717
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3717
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH pH DAN KONSENTRASI SIANIDA SEBAGAI MASKING AGENT DALAM EKSTRAKSI SENYAWA KOMPLEKS TIMBAL(II)¬OKSINAT DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menentukan pH optimal untuk ekstraksi' timbal(11) oksinat, (2) menentukan konsentrasi optimal zat penopeng sianida untuk ekstraksi timbal(H) oksinat, (3) menentukan kadar timbal(II) yang terekstraksi dari limbah cair industri penyamakan kulit pada kondisi optimal.
Subjek dalam penelitian ini adalah kompleks timbal(II)-oksinat dan objek penelitian ini adalah ion logam timbal(II) dalam limbah cair industri penyamakan kulit di Yogyakarta. Pemisahan ion logam timbal(II) dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan larutan simulasi. Ekstraksi dilakukan dengan mencampur masing-masing 10 mL larutan kerja Pb(II) 19 ppm, Cd(II) 90 ppm, dan Zn(II) 1760 ppm serta menambahkan 1 mL NH30HC1 10%(b/v), 3 mL kalium sianida, clan 5 mL natrium asetat 0,2 M kemudian diatur pH-nya dengan NaOH 0,2 M dan diencerkan dengan akuades sampai 100 mL. Selanjutnya mengambil 10 mL larutan tersebut kemudian diekstraksi dengan 10 mL oksin¬kloroform selama 10 menit clan didiamkan selama 15 menit. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan HN03 0,1 M. Fasa air hasil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada k 283,3 nm. pH optimal larutan pada ekstraksi timbal dengan oksin-kloroform ditentukan dengan memvariasi pH larutan 6, 7, 8, 9, dan 10. Hasil optimasi pH larutan digunakan sebagai kondisi untuk menentukan konsentrasi optimal kalium sianida sebagai zat penopeng. Variasi konsentrasi yang dipelajari adalah 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; clan 0,9 %(b/v). Limbah dipekatkan 100 kali kemudian diatur pada kondisi optimal clan diperlakukan sama dengan larutan simulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam timbal dalam bentuk timbal(II) oksinat dapat diekstraksi pada kondisi optimal, yaitu pada pH larutan 9 dengan nilai persentase timbal(II) terekstraksi 90,4672% clan konsentrasi kalium sianida 0,5 %(b/v) dengan nilai persentase timbal(11) terekstraksi 23,0765%. Kadar ion logam timbal(II) dalam limbah cair industri penyamakan kulit yang terekstraksi adalah (0,0379±0,0863) ppm.
Hastanti Ira ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:44:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3728
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3728
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH VARIASI MORDAN TERHADAP ADSORPSI ZAT WARNA METHYL ORANGE OLEH KAPAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan mordan terhadap kekuatan ikatan antara zat warna dan kapas, mengetahui pengaruh rnordan terhadap kinetika desorpsi zat warna oleh kapas sebagai akibat dari perendaman dan penyinaran, dan mengetahui kualitas mordan Fe sebagai pengganti Al.
Mordan yang digunakan adalah KFe(SO4)Z.nH20 yang merupakan hasil sintesis. Mordan tersebut dikarakterisasi dengan spektroskopi IR dan spektroskopi serapan atom. Eksperimen sorpsi meliputi kinetika adsorpsi, adsorpsi tepi, isoterm adsorpsi dan kinetika desorpsi. Eksperimen kinetika adsorpsi dilakukan selama 72 jam sedangkan kinetika desorpsi selama 6 jam. Rentang pH pada adsorpsi tepi adalah 3-9 sedangkan rentang massa mordan pada adsorpsi sebagai fungsi konsentrasi mordan adalah 0-2,5 gram. pH optimum yang diperoleh dari adsorpsi tepi digunakan sebagai pH tetap pada eksperimen kinetika desorpsi dan isoterm adsorpsi. Jumlah methyl orange teradsorp dapat ditentukan dari perbedaan konsentrasi methyl orange awal dikurangi dengan konsentrasi methyl orange sisa. Konsentrasi methyl orange sisa diukur dengan spektrofotometer Visibel.
Mordan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan ikatan antara zat warna dan kapas, mordan ini berfungsi membentuk jembatan kimia antara zat warna dan kapas sehingga afinitas zat warna terhadap kapas meningkat. Pengaruh mordan terhadap kinetika desorpsi zat warna methyl orange oleh kapas akibat perendaman dan penyinaran menunjukkan bahwa dengan penambahan mordan sintesis dan tawas p.a % terdesorpnya lebih besar daripada tanpa penambahan mordan. Logam Fe dapat dapat digunakan sebagai pengganti Al dan kualitasnya tidak jauh berbeda dengan tawas p.a
Ningsih Isnaeni ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:45:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3732
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3732
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH plI TERHADAP HASIL PEMBUATAN PROTEIN KONSENTRAT DAR1 BEKICOT (Achatina irariegata)
Penelitian ini bertujuan untuk menc;etahui pengaruh pH terhadap hasil pembuatan protein kornsentrat dari bekicot (Achntina variegala), yaitu bagaimana pe.ngaruh pH terhadap (1) berat kering, (2) k%tdar protein total, (3) kadar protein terlarut, dan (4) jenis dhan kadar asam amino dalam protein.
Pembuatan protein konsemtrat dari bekicot meliputi empat tahapan utarna, yaittr (1) ekstraksi protein dengan pelanrt buffer universal dengan variasi pI I 3, 5, 7, 9, daa I I, (2) pengcndapan protein dengan penambahan garam amonium sulfat, (3) pemurnian protein dengan cara dialisis, dan (4) pengeringan dengan fi,°eeze diycr. Selanjutnya untuk mengetahui kadar protein total dalam protein konsentrat bekil:o: ditentukan N totalnya te,rlebih dahultr dengan metode mikro Kjeldahi, dan rrntuk menentukan kadar protein terlarutnya digunakan metode Bfiuret yang diukur dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 5,40 na:. Beberapa jenis asam amino penyusun protein konsentrat be.kicot dam kadarnya ditentukan dengan HPL,C (High Performarlce Liquid Chroinufogivpl,ay),
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH mempengamhi berat kering protein konsenrrat yang dihasil}:an, yaitu semakin besar pH maka berat kering yang dihasilkarn semakin meningkat. Rendemen berat kering untuk pH 3, 5, 7, 9, dan I I secara berurutan adalah 0,35; 1,80; 2,08; 2,38; dan 3,68%. Kadar protein total dalam protein konsentrat bekicot untuk pH 3, S, 7, 9, dan *11 secara berurutan adalah 75,18-, 87,75; 80,36; 84,66; clan 80,67% b/b. Kadar protein terlarutnya adalah 53,49; 44,18; 48,18; 50,55; dan 45,56% b/b. Beberapa jenis asam amino dalam protein konsentrat bekicot adalah treonin, triptofan, metiorrin, valin, fenilalanin, iso9eusin, leusin, ;isin, histidin, argirrin, asam aspartat, asam giutamat, serin, g}isin, tirosin, dan kliusus untuk pH 3 juga mengandung alanin. Kadar asam amino ese-msial tertvnggi dalam protein konsentrat bekicot untuk pH 3, S, 7, 9, dan I 1 secarai bertrrutan adalah 6,46% leusin, 8,75% leusin, 8,33% lisin, 8,79% Icusin, dan 8,63'% lcusin Berda,arkan hasil penelitian maka produk protein konsentrat yang paling, balk digtrnakan dalarn pangan adalah pi-i 9.
Koaariyatun Isnaini ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:49:12Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3942
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3942
2012-08-10T05:50:52Z
ANALISIS DAYA JERAP SERBUK ARANG KAYU KAMPER
(Cinnamomum camphora) TERAKTIVASI TERHADAP
ION KADMIUM (Cd2+) DAN ION SENG (Zn2+)
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui konsentrasi asam klorida dan asam sulfat yang seharusnya digunakan untuk aktivasi serbuk arang kayu kamper sehingga dihasilkan daya jerap (penjerapan) serbuk arang aktif yang terbesar bagi ion Cd(II) dan Zn(II), (2) mengetahui efisiensi penjerapan dari serbuk arang aktif kayu kamper setelah diaktivasi dengan tiap-tiap asam tersebut terhadap ion Cd(II) dan Zn(II), (3) mengetahui asam yang lebih efektif digunakan sebagai aktivator serbuk arang kayu kamper sebagai penjerap ion Cd(II) dan Zn(II).
Proses aktivasi dilakukan dengan merendam serbuk arang dengan larutan asam klorida 1, 3, 6 dan 12,06 M dan asam sulfat 1, 3, 9 dan 17,61 M. Penentuan gugus fungsi dilakukan dengan FTIR sedangkan penentuan efisiensi daya jerap serbuk arang dilakukan dengan SSA. Aktivasi dilakukan dengan cara merendam serbuk arang dengan larutan aktivator selama 24 jam sambil diaduk kemudian dinetralisir dengan akuades. Penjerapan dilakukan dengan menggunakan kolom berdiameter l cm yang telah diisi serbuk arang aktif dan limbah simulasi dialirkan secara bertetes dari atas kolom. Penentuan efisiensi penjerapan dilakukan dengan menghitung selisih konsentrasi ion logam mula-mula dengan konsentrasi pada filtrat. Pengaruh konsentrasi larutan aktivator terhadap serbuk arang dipelajari melalui kemampuan daya jerapnya terhadap larutan limbah simulasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Konsentrasi aktivator untuk memperoleh daya jerap (penjerapan) optimal dari serbuk arang aktif dalam penjerapan ion logam kadmium adalah 1 M untuk asam klorida dan 9 M; 17,61 M untuk asam sulfat sedangkan untuk penjerapan ion logam seng, konsentrasi aktivator adalah 1 M untuk asam klorida dan 17,61 M untuk asam sulfat, (2) efisiensi penjerapan dari serbuk arang aktif terhadap ion logam kadmium berturut-turut sebesar (94,6216±5,4924);(25,0571t8,1430);(86,0763+ 1,8627);(58,3611f5,6906);(39,7680±5,4129);(73,5829±10,8496);(100,00±0)%;
dan (100,00 ±0)% sedangkan untuk ion logam seng, efisiensi penjerapan sebesar (99,8447f0,000004);(12,8556±5,4400);(14,2088±3,5614);(19,2835f6,1684);(23,1 740f35,6730);(20,9750f7,4136);(26,5571±7,4136);(78,3084t1,0880)% (3) Asam klorida lebih efektif digunakan sebagai aktivator serbuk arang kayu kamper untuk penjerapan ion logam seng dari pada asam sulfat sedangkan asam sulfat lebih efektif digunakan sebagai aktivator serbuk arang kayu kamper untuk penjerapan ion logam kadmium dari pada asam klorida.
Yuniyanto Hanna ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:49:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3954
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3954
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH PENGGUNAAN ASAM KLORIDA PADA SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU BAGASSE
Peuelitian ini bertujuan membuat silika gel dari arang bagasse melalui : 1) Pengabuan arang bagasse pada temperatur 700°C. 2) Pembentukan natrium silikat yang dilakukan dengan menambahkan natrium hidroksida IM. 3) Pengasaman menggunakan variasi konsentrasi asam klorida yaitu 1, 2 dan 3M. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asam klorida pada silika gel has]] sintesis dari abu bagasse.
Subjek dalacn penelitian ini adalah abu bagasse dan objek dalam penelitian ini adalah silika gel hasil sintesis. Abu bagasse dihasilkan dengan pemanasan arang bagasse pada temperatur 700°C selama 4 jam. Abu dicuci dengan asam sulfat clan Na2EDTA, kemudian dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar - X (XRD), sintesis silika gel dilakukan dengan melarutkan 6 gram abu bagasse ke dalam 200 ml natriLm hidroksida 1 M sampai mendidih selama 1 jam. Campuran didiamkan selama 18 jam clan disaring. Filtrat natrium silikat yang terbentuk, ditambah asam klorida dengan variasi konsentrasi yaitu 1, 2 dan 3M benetes-tetes disertai pengadukan, hingga pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan 24 jam, dicuci dengan akuades hingga netral lalu dikeringkan dalam oven pada temperahu 120°C selama 2 jam. Hasil sintesis silika gel tersebut dikarakterisasi yang meliputi keasaman, kadar air, gugus fungsional (dengan spektrofotometer inframerah) clan kekristalan dengan difraktometer sinar-X (XRD) shimadzu. Hasil karakterisasi dibandingkan dengan kiesel gel 60G sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi asam klorida yang digunakan maka berat silika gel hasil sintesis semakin besar. Angka keasaman pada silika gel pada penamba}ian asam klorida 1, 2 dan 3M berturut-turut adalah 1,746; 3,275 clan 4,313 mmol/gram, kadar air yang diperoleh berturut-turut adalah 13,9529; 19,2201 clan 25,4299%, sedangkan rumus kimia silika gel hasi) sintesis berturut-turut adalah Si02. 0,5079H20 , Si02. 0,7935H,0 clan SiO2. 1,1532H20. Berdasarkan karakterisasi silika gel hasil sintesis memiliki gugus fungsional clan difraksi sinar-x mirip dengan silika gel kiesel 60G (E-Merck)
Suryawan Afriadi Hari ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:50:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3982
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3982
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH KALIUM ALUMINIUM SULFAT [K2Al2(SO4)¬3] PADA
ADSORPSI ZAT WARNA INDIGOSOL OLEH TEPUNG PATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimum, pengaruh pH dan jumlah massa mordan [K2Al2(SO4)¬3] pada Adsorpsi Indigosol oleh tepung pati. Serta mengetahui daya tahan adsorpsi lndigosol oleh pati dengan dan tanpa penambahan [K2Al2(SO4)¬3] terhadap sinar Ultraviolet.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kalium Aluminium Sulfat [K2Al2(SO4)-3]dan oleh dalam penelitian ini adalah zat warna Indigosol dan pati. Pati dibuat suapcris dengan gram pati kc dalam 310 mL akuades. Proscs actsorpsi cti}akukan S tahap yaitu 1) Kinctika ad!,F,)rpsi dcngan variasi waktu pengadu%an, 2) pengaruh massa mordan K2Alz(SO.r)3 pada adsorpsi 3) i'engaruh variasi pH terhadap adsorpsi tanpa dan dengan pcnambahan mordan 4) Desorpsi Indigosol oleh pati taopir dan dengan penarnhahan mordan 5) Uji kelunturan terhadap sinar Ultraviolet tanpa dan dengan pcnambuhan rnordarr. 7.at warna Indigosali setengah adsor'si dianafisis mcnbgunakan spcktroskopi UV-Vis dengan panjang. Uji kclunturan dilakukan di bawah sinar ultraviolet selanjutnya Va dictrci dengan 50 mL akuades. Semua penelitian dilakukan pada suhu kamar yang sekitar 27 °C.
Kesimpulan dari pcnciitian MI adalah 1) Waktu optimum Adsorpsi Indigosol oleh pati adalah 60 me:nit 2) Indigosol teradsorpsi secara optimum pada pH 5, yang sebanyak 93,8187 % untuk tanpa penambahan rnordan dan 99,2582 % dengan penambahan rnordan. 3) Indigosol teradsorpsi optimum pada penambahan mordan sebanyak 3 gram pada 300 ml, suspcnsi, yaitu teradsorpsi sebanyak 98,269 °.-1. 4) Mordan Kalium Alumunium Sulfaf [K2Al2(SO4)¬3] memperkuat daya ikat terhadap pati sebagai akibat sinar ultraviolet. Persentase lndigosol tcradsorloai tanpa dan dengan pcnambahan mordan masing-masing adalah 92,9781 °/u dan 911,8627 %
Haryono Haryono
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:50:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3985
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3985
2012-08-10T05:50:52Z
OPTIMASI KONDISI PENGENDAPAN HIDROKSIDA LOGAM-LOGAM
BERAT KROMIUM DAN NEKEL SECARA BERTINGKAT DALAM
LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum yang meliputi pH, suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan proses pengendapan hidroksida logam¬-logam berat kromium (Cr) dan nikel (Ni) dalam limbah cair electroplating.
Proses pengendapan hidroksida logam-logam berat kromium (Cr) dan nilcel (NO dalam limbah cair electroplating dilakukan dengan cara sampel limbah cair dalam gelas beker diaduk menu gunakan pengaduk magnetik dengan kecepatan pengadukan konstan sambil ditambahkan larutan amonia 101/0 secara berlahan-lahan demoan variasi p}-I : 7; 7,5; 8; 8,5; 9; 9,5; 10; 10,5; dan 11. L.arutan ditambah pH buffer kemudian disamakan volumenya hingga 200 ml, setelah itu didiamkan selama 24 kemudian filtrat dan endapan dipisahkan. Fiitrat dianalisis kartdungan sisa Cr dan Ni menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA'). Untul: mengetahui kondisi optimum lainya dilakukan proses optimasi suhu proses pengendapan dengan variasi suhu 25, 40, 60, $0, dan 100 °C, optimasi waktu proses pengendapan dengan variasi waktu 10,20,30,40,50,dan 60 menit serta kecepatan pengadatkan proses pengendapan dengan variasi kecepatan pengaduhan 200,400,600,800,dan 1000 rpm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pl-1 optimum penbendapan logam berat Cr dicapai pada pH 9 dengan % pengendapan sebesar 79,013% sedangkan Ni pada pH 9,5 dengan % pengendapan sebesar 99,71 %. Suhu pengendapan optimum untuk Cr dan Ni dicapai pada suhu 100 °C dengan °lo pengendapan Cr sebesar 50,304°ro dan N i sehesar 97.891%, Waktu pengendapan optimum untuk Cr adalah 60 menit dengan °l° pengendapan sebesar 45,542 % sedangkan kondisi waktu pengendapan optimum Ni selama 40 menit dengan % pengendapan sebesar 99,63331'<). Kecepatan pent;adukan proses pengendapan Cr dan Ni adalah sebesar 800 rpm dengan °,% pengendapan Cr sebesar b3,493 % sedangkan Ni sebesar 98,531%.
Katakunci: elektroplating, pengendapan, logam-iogam berat kromium dan nikel
Sanjaya Radix Kristyaka Hayu ,
2012-08-10T05:50:52Z
2019-01-29T15:50:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3992
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3992
2012-08-10T05:50:52Z
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PROSES 1'RANSESTERIFIKASI PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter biodiesel yang dihasilkan meliputi massa jenis, viskositas, titik nyala, titik tuang, dan kalor pembakaran serta mengetahui pengaruh temperatur proses transesterifikasi terhadap kualitas biodiesel yang dihasilkan. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia tJNY, laboratorium Kimia Fisika UGM dan laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara. UGM.
Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah meliputi dua tahap, yang pertama pemurnian minyak jelantah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah pengotor dan asam lemak bebas dalam minyak jelantah, dan tahap kedua yaitu proses transesterifikasi. Tahap pemurnian minyak jelantah terdiri dari 3 tahap, yaitu : despicing, netralisasi dan pemucatan dengan menambahkan zeolit aktif sebagai adsorben. Proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan antara 350 ml minyak yang telah dimurnikan dengan campuran antara 70 ml metanol dan padatan NaOH (0,5% dari massa minyak yang digunakan). Temperatur proses transesterifikasi bervariasi dengan variasi 55, 65 dan 75 °C. Lama pengadukan pada proses transesterifikasi adalah 40 menit. Biodiesel yang dihasilkan dianalisis dengan spektroskopi inframerah, kemudian dilakukan uji mengenai massa jenis, viskositas, titik nyala dan titik tuangnya yang kemudian dibandingkan dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia (RSNI EB 020551 ), serta penentuan kalor pembakarannya.
Hasil analisis spektroskopi infraimerah menunjukkan masing-masing sampel biodiesel mempunyai serapan didaerah C=O dan C-O yang merupakan gugus fiuigsi dari ester. Untuk pengujian massa jenis, viskositas, titik nyala dan titik tuang biodiesel A, B dan C menunjukkan nilai yang sesuai dengan Standar Mutu Biodiesel Indonesia. Kalor pembakaran biodiesel tidak memenuhi ketentuan kalor pembakaran bahan bakar cair. Berdasarkan uji ANAVA A (perhitungan dilakukan dengan empat angka desimal) pada parameter massa jenis, viskositas, titik nyala, d.an kalor pembakaran tidak ada perbedaan yang signifikan antar sampel biodiesel, sedangkan pada parameter titik tuang terdapat perbedaan signifikan antara biodiesel A dan C serta antara biodiesel B dan C.
Kata Kunci : Minyak Jelantah Temperatur Transesterifikasi Biodiesel
Thomas Eko Sulistiyanto Hengki ,
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:41:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3616
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3616
2012-08-10T05:50:51Z
INHIBISI 8-HIDROKSIQUINOLIN PADA KOROSI BAJA KARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KIORIDA PADA SUHU 65 °C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan etisiensi inhibisi (IF) 8-hidroksiduinolin pada korosi baja karbon AN 51- X65 serta untuk mengetahui konsentrasi 8-hidrOKsicluinolin yang memadai (lE – 90,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon AN 5[., X65 dalam larutan NaCI 1 °ia pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 ,jam. Sampel baja karbon AN 51, X65 dipoles (diamplas) dengan kcrias silikon karbida, dicuci dengan etanol l U ° a dan dikeringkan di udara. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan NaCI 1 % tanpa dan den-an 8-hidroksiduinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang digunakan adalah 25; 100, 200, 300, 400, 500 dan 1000 ppm. La') u korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat_ t3aja karbon AN SL X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi den-an menggunakan spektrofotometer infranierah, difraktometer sinar-X (XRD) dan mikroskop. Laju korosi baja karbon API 51- X65 dalam larutan NaCI 1 pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 jam tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 clan 1000 ppm berturut-turut adalah 0,486 ± 0,018; 0,404 ± 0,012; 0,321 ± 0,011; 0,222 ± 0,002; 0.192 ± 0,011 ; 0,130 ± 0,002; 0,091 ± 0,006 clan 0,046 ± 0,003 mm/th. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. I:fisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 clan 1000 ppm berturut-turut adalah 16,87 ± 2,47; 34,02 ± 2,28; 54,25 ± 0,32; 60,42 ± 2,26; 73,18 ± 0,43; 81,34 ± 1,13 dan 90,46 ± 0,59 %. Efisiensi inhibisi 8-hidroksiquinolin meningkat dengan beriambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (1E: ≥ 90,00 %) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 65 °C dan waktu pemaparan 6 jam adalah ? 1000 ppm.
Sari Fatmi Intan
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:42:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3625
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3625
2012-08-10T05:50:51Z
STUDI PENGGUNAAN AMONIA SEBAGAI MASKING AGENT PADA EKSTRAKSI SENYAWA KOMPLEKS KADMIUM DIETILDITIOKARBAMAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion Cu dan masking agent amonia serta menentukan pH optimal dan volume optimal pada ekstraksi kadmium(I I)-dietilditiokarbamat. Subjek dalam penelitian ini adalah kadmium (II) dalam larutan simulasi, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pemisahan kompleks Cd(II)¬dietilditiokarbamat secara ekstraksi pelarut. Kompleks dietilditiokarbamat dibuat dengan menambahkan larutan dietilditiokarbamat (DDC) ke dalam larutan sampel yang mengandung Cd(II) 1 ppm dan Cu(II) 25 ppm. Campuran ini diekstraksi dengan kloroform selama 3 menit. Ekstraksi senyawa kompleks logam dietil ditiokarbamat dipelajari pada berbagai variasi pH (5, 6, 7, 8, 9, dan 10) dan variasi volume larutan amonia 20% (1 ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml, dan 9 ml). Absorbansi fasa organik hasil ekstraksi diukur dengan Spektrofotometer ThermoGenesys T"' 10 series pada panjang gelombang 436 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu(I1) dapat menyebabkan interferensi pada ekstraksi Cd(ll)-DDC. Kondisi optimal untuk ekstraksi kadmium(II)-dietilditiokarbamat tercapai pada pH 7 (dengan jumlah Cd(II)-DDC terekstraksi sebesar 88,981%). Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa interferensi Cu(II) dapat dieliminasi dengan menambahkan Amonia 20% sebanyak 5 ml sebagai masking agent.
Asantaria Pulungan Fera
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:42:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3642
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3642
2012-08-10T05:50:51Z
VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM MAYOR DAN MINOR DALAM SEDIMEN SUNGAI DAN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF (X-Ray Fluorescence)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi logam mayor (Fe, Ca, Ti) dan logam minor (Zr, Ba, Ce) dalam sampel sedimen sungai dan laut di Semenanjung Muria serta mengetahui validitas pengujian logam mayor dan logam minor dengan metode pendar sinar-X. Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan standar eksternal, yaitu multiunsur dari campuran oksida-oksida dengan bahan pengencer A1203. Analisis unsur dilakukan dengan XRF pencacah salur ganda yang dirangkaikan dengan detektor semikonduktor Si(Li). Sebagai sumber sinar-X untuk eksitasi, digunakan radioisotop Am-241 untuk menentukan Fe, Zr, Ba, Ti dan radioisotop Fe-55 untuk menentukan Ca dan Ti dalam sedimen sungai dan laut. Pengujian mutu hasil analisis menggunakan standar primer SRM (Standard Reference Material) dengan Buffalo River Sediment 8704. Parameter validitas pengujian yang diuji yaitu linieritas, batas limit deteksi, presisi dan akurasi. Kesimpulan penelitian konsentrasi logam mayor dalam sedimen sungai untuk Fe, Ca, Ti berturut-turut adalah (12,87 - 15,74) %, (0,2 - 1,2) %, (0,58 - 0,81) % dan (6,74 - 11,69) %, (0,75 - 6,89) %, (0,46 - 0,65 %) untuk laut. Konsentrasi logam minor dalam sedimen untuk Zr, Ba, Ce berkisar antara (396,58 - 468,35) ppm, (660,86 - 1512,48) ppm, (390,35 - 502,95) ppm untuk sungai dan (192,28 - 392,92) ppm, (451,39 - 1311,62) ppm, (201,87 - 351,08) ppm untuk laut. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa uji linieritas dengan perhitungan korelasi menghasilkan r = 0,998 untuk Fe, r = 0,981 untuk Ca, r = 0,991 untuk Ti, r = 0,992 untuk Zr, r = 0,999 untuk Ba, r = 0,999 untuk Ce, sehingga kurva standar sekunder sedimen untuk masing-masing logam merupakan persamaan garis lurus. Logam Fe, Ca dan Ti mempunyai BTD berturut-turut 110 ppm, 1,1 ppm dan 5,69.10-3 ppm. Untuk logam minor Zr, Ba, Ce mempunyai BTD berturut-turut 1,3 ppm, 1,3 ppm dan 0,28 ppm. Metode ini memberikan harga presisi < 10 % untuk logam Fe, Zr, Ba dan Ce, sedangkan untuk Ca dan Ti harga presisinya > 10 %. Akurasi untuk logam Ti, Zr dan Ce cukup baik > 85 %, sedangkan untuk Fe, Ca dan Ba akurasinya < 85 %. Status akhir kriteria penerimaan untuk pengujian tingkat akurasi dan presisi metode logam Ce diterima, logam Fe, Ca, Ti, Zr dan Ba tidak diterima. Kata kunci: validasi, sedimen, logam mayor, logam minor
Dewi Fatma Sari Fina
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:42:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3652
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3652
2012-08-10T05:50:51Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASI ENZIM a-AMILASE SECARA ADSORPSI DENGAN MENGGUNAKAN KAOLIN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, KM clan Vmaks. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim a-amilase mobil dan amobil terhadap lama penyimpanannya. Variabel penelitian ini adalah karakterisasi a-amilase mobil dan amobil yang meliputi penentuan waktu inkubasi optimum, pH optimum, suhu optimum, nilai KM dan Vmaks. lnstrumen yang digunakan untuk menentukan aktivitas enzim adalah spektronik uv-vis. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dan variabel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa amilase mobil mempunyai pH optimum 6,9; suhu optimum 50 °C; waktu inkubasi optimum I S menit; nilai Kti1 3,479 x 104 mol/L; dan nilai Vmaks 37,453 mg/mL/menit. Sedangkan untuk amilase amobil mempunyai pH optimum 5,9; suhu optimum 55 °C; waktu inkubasi optimum 30 menit; nilai KM 5,458 x 10-4 mol/L; dan nilai Vmaks 52,910 mg/mL/menit. Pengukuran stabilitas enzim alfa amilase dilakukan selama 8 hari pada suhu kamar (29 ° C) dan suhu 4 °C. Terjadi penurunan aktivitas enzim alfa amilase mobil sebesar 89,81 % pada suhu ruang dan 85,77 % pada suhu 4 °C, sedangkan aktivitas enzim alfa amilase amobil berkurang sebesar 79,12 % pada suhu ruang dan 49,82 % pada suhu 4 °C.
Unvi Farida Fiska
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:43:25Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3670
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3670
2012-08-10T05:50:51Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI LARUTAN PADAT SUPER ASAMZr02-Si02
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dapat tidaknya larutan padat super asam Zr0-Si0 disintesis dengan metode hidrotermal dan bagaimana pengaruh perbandingan mol Zr/Si terhadap karakter senyawa zirkonia silika. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 0,4075 gram TPABr, 2,3 mL NHQOH clan 0,8 gram ZrOC12.8HZ0 yang dilarutkan sebanyak 3,6 mL dalam akuades. Setelah larutan homogen kemudian direaksikan dengan 2,278 mL larutan TEOS hingga terbentuk gel dan dimasukkan ke dalam bomb hidrotermal. Kristal yang terbentuk dicuci dengan akuades clan dikeringkan untuk kemudian dikalsinasi clan dikarakterisasi dengan XRD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa senyawa larutan asam super asam zirkonia silika dapat disintesis melalui metode hidrotermal. Pengaruh perbandingan mol Zr/Si menyebabkan karakter kristal. Pada perbandingan mol Zr/Si 0,25 terbentuk senyawa amorf sedangkan pada perbandingan mol Zr/Si 0,50 terbentuk senyawa semi-kristalin. Perbandingan mol Zr/Si 0,75 menghasilkan fasa campuran tetragonal clan monoklin, sedangkan pada perbandingan mol Zr/Si 1 menghasilkan fasa campuran kubik clan monoklin (dengan kristal tetragonal terbesar dicapai pada perbandingan mol Zr/Si 0,75 dan kristal kubik terbesar dicapai pada perbandingan mol Zr/Si 1).
Sari Fitra
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:43:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3673
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3673
2012-08-10T05:50:51Z
PENGARUH SUHU DAN pH SISTEM TERHADAP SORSI ION FOSFAT OLEH MONTMORILONIT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menge;tahui pengaruh suhu dan pH sistem terhadap sorpsi ion fosfat oleh montmorilonit. Sampel monmorilonit dijenuhkan menggunakan KNO3 sehingga mcnjadi K+-monmorilonit. Sorpsi ion fosfat oleh monnwrilonit clilakuk.m dalam tiga eksperimen yaitu adsorpsi tepi untuk mcngetahui pcngaruh pH terhadap adsorpsi, kinetika adsorpsi untuk mengetahui waktu optimum proscs adsorpsi, dan kinetika desorpsi untuk mengetahui waktu optimum proses desorpsi. Semua eksperimen dilakukan pada suhu 50 0C, 30 0dan 10 0C dengan medium elektrolit KNO3 0,0005 M. f'enl;ukuran menggunakun (1V¬Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi ion foslat sisa acclanl;kan XKI) digunakan untuk mcnf;etahui pcrubahan spasi d (001) pada monmorilonit. Hasil duri penelitian ini menunjukkan bahwa fosfat teradsorp maksimum pada pH = 4, adsorpsi minimum terjadi pada pH == 10, dan kenalkan suhu sebanding dengan jumlah fosfat teradsorp maupun terdesorp. I'ruscntasc fosfat teradsorp berturut turut pada suhu 10, 30, dan 50 0C yaitu 42.80; 55. 34; dan 69.34 %.
AWALIA FITRA
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:43:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3678
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3678
2012-08-10T05:50:51Z
SINTESIS DAN KAItAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DAN KOBALT(II) DALAM MEDAN LIGAN 2,2'-BIPIRIDIN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa kompleks nikel(II) dan kobalt(II) dengan ligan 2,2'-bipiridin serta mengkarakterisasi sifat magnetik, sifat spektrum infra merah, clan spektrum elektroniknya. Senyawa kompleks [Ni(bipy)3]X clan [Co(bipy)3]X dimana bipy = 2,2'-bipiridin dan X = S04 clan (CIO4)2 dapat disintesis dengan metode sederhana. Senyawa kompleks [Ni(bipy)3)SO4 dan [Co(bipy)3)S04 masing-masing disintesis dari prekursor NiS04-6H?0 clan CoS04-7H20 dengan ligan 2,2'-bipiridin. Senyawa kompleks [Ni(bipy)3](C104)2 clan [Co(bipy)3](C104)2 masing-masing disintesis dari prekursor NiCl2-6H20 clan CoC12-61420 dengan ligan 2,2'-bipiridin dan penambahan berlebih KC104. Karakterisasi sampel dilakukan dengan spektrofotometer infra merah, timbangan Gouy clan spektrofotometer UV visibel. Senyawa kompleks [Ni(bipy)3JS04, [Ni(bipy)3](C104)2, [Co(biPY)31SO4 clan [Co(bipy)3J(C104)2 berwarna violet, merah muda, kuning orange dan hijau kekuningan dan semua bersifat paramagnetik. Harga momen magnetik senyawa kompleks nikel(II) dan kobalt(II) yaitu 2,83-3,07 BM dan 4,83-4,97 BM, masing¬masing sesuai dengan 2 dan 3 elektron tak berpasangan dalam konfigurasi elektron. keempat senyawa kompleks tersebut mempunyai bentuk geometri oktahedral. Spektrum infra merah keempat senyawa kompleks tersebut memberikan serapan pada 3054,59 - 3081,79 cm-' u(C-H), 1556,91 - 1579,29 cm-' v(C-N) dan 1416,22 - 1454,10 cm-' v(C=C). Spektrum elektronik senyawa kompleks [Ni(bipy)3]SOa mempunyai pita serapan -11364 cm-1 (u,) clan -17544 cm-' (u2), untuk [Ni(bipy)3](CIOa)z mempunyai pita serapan -1 1494 cm-' (u,) dan -19231 cm-' (u2). Spektrum elektronik senyawa kompleks (Co(bipy)3]SOa rnempunyai pita serapan --22222 cm- ' (u,) dan senyawa kompleks [Co(bipy)3)(CIOa)2 mempunyai pita serpana - 22727 crn-1 (uz).
Purwaningrum Fitri
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:43:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3684
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3684
2012-08-10T05:50:51Z
STUDI TENTANG MEKANISME REAKSI PADA ADSORPSI ZAT WARNA AKRIDIN
Penelitian ini bertujuan mengetahui tipe mekanisme reaksi adsorpsi akridin oleh mineral lernpung kaolin. Subjek penelitian ini adalah proses adsorpsi dan sebagai objeknya adalah reaksi pembentukan komplek antara mineral lempung kaolin dan senywa akridin. Kaolin dipreparasi dengan dijenuhkan dalam 0,02 M larutan KN03, kemudian dikarakterisasi luas permukaannya. Proses adsorpsi dilakukan dengan dua tahap yaitu adsorpsi tepi dan isotherm adsorpsi dalam variasi konsentrasi akridin. Kaolin sebelum dan sesudah proses adsorpsi dianalisis dengan spektroskopi IR dan difraksi sinar-X. Mekanisme reaksi diperoleh dengan titrasi 0,001 M akridin, 100 m2/L kaolin, dan titrasi yang berisi 0,001 M akridin dan 100 m2/L kaolin. Hasil penelitian ini menunukan bahwa tipe mekanisme reaksi adsorpsi akridin oleh kaolin aaalah melalui reaksi pertukaran kation pada situs muka dan ikatan hidrogen antara situs tepi ( SOH ) dengan akridin.
Yuni Hastuti Fitri
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:44:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3695
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3695
2012-08-10T05:50:51Z
PENGARUH pH DALAM PROSES PEMBUATAN PROTEIN KONSENTRAT DARI CACING TANAH (Lumbricus rubellus)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pH dalam proses pembuatan protein konsentrat dari cacing tanah (Lumbricus rubellus), yaitu bagaimana pengaruh pH terhadap berat kering protein, kadar protein terlarut, massa molekul relatif dan jumlah asam amino penyusun protein konsentrat dari cacing tanah (L. rubellus). Pembuatan protein konsentrat cacing tanah (L. rubellus) dilakukan dengan cara dimortar dengan pelarut buffer fosfat dengan variasi pH 6,5; 7,0; dan 7,5. Selanjutnya dilakukan ekstraksi selama 18 jam, dan diendapkan dengan ammoniumsulfat. Endapan yang diperoleh didialisis, kemudian endapan hasil dialisis dilakukan pengeringan menggunakan freeze dryer. Untuk penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan metode Lowry dan untuk menentukan massa molekul relatif dan jumlah asam amino penyusun menggunakan Elektroforesis SDS PAGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kering protein tidak berpengaruh terhadap variasi pH yaitu diperoleh 0,16 g, dan Rendemen sebesar 0,8%. Kadar protein ;erlarut dari protein konsentrat cacing tanah pada pH 6,5; 7,0; dan 7,5 yaitu sebesar 22,481 pg/mL; 35,077 pg/mL, dan 43,082 pg/mL. Variasi pH tidak berpengaruh terhadap massa molekul relati#' protein konsenirat cacing tanah. Massa rnolekul reiatif yang diperoleh yaitu antara 135,407 hingga 4,744 kpa dan ,jumlah asam amino penyusun diperoleh 37 pita protein.
fatma Fitria
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:44:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3703
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3703
2012-08-10T05:50:51Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN SUHU LARUTAN PADA PROSES ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II) DENGAN ADITIF FORMALDEHIDA
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Laboratorium Analisis Instrumen Universitas Islam Indonesia (UII) dan Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Tujuan penelitian in] adalah untuk menentukan potensial dan suhu larutan optimal pada proses elektrodeposisi ion tembaga(II) dengan menggimakan fonnaldehida sebagai aditif. Subjek dalam penelitian ini adalah larutan tembaga 400 ppm. Objek dalam penelitian ini adalah deposit tembaga pada katoda. Proses elektrodeposisi menggunakan lanitan CuSO4 sebagai sumber ion Cu(II), larutan H2SO4 sebagai elektrolit pendukung, larutan HNO3 sebagai depolarisator, formaldehida sebagai aditif dan lempeng platina sebagai elektroda (katoda dan anoda). Proses elektrodeposisi dilakukan dengan variasi potensial 2, 3, 4, 5 dan 6 volt, variasi suhu larutan 27, 32, 37, 42 dan 47 °C dan waktu deposisi 25 menit. Analisis kuantitatif dengan Spektrofotometri Serapan Stom (SSA) unhik mengetahui konsentrasi ion Cu(II) setelah proses elektrodeposisi. Analisis kualitatif dengan difraksi sinar-X untuk mengetahui struktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu larutan optimal Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal adalah 3 volt dan suhu larutan optimal adalah 27 °C. Konsentrasi ion Cu(II) hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu lanitan optimal adalah 298,4750 ppm dengan efisiensi pengendapan sebesar 25,38 %. Stniktur kristal deposit Cu hasil elektrodeposisi pada potensial dan suhu lamtan optimal memiliki sistem kubik berpusat muka dengan parameter kisi sebesar 3,5877A dan bidang kisi (111), (200), (220) dan (311).
Rizana Fitria
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:44:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3711
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3711
2012-08-10T05:50:51Z
PENGARUH TEMPERATUR PENGABUAN PADA SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU BAGASSE
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari arang bagasse melalui pengabuan arang bagasse pada temperatur 600, 700 dan 800°C, pembentukan natrium silikat dilakukan dengan rnenambahkan natrium hidroksida dan pengasaman menggunakan asam sulfat. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur pengabuan terhadap karakter abu bagasse dan silika gel hasil sintesis. Subjek dalam penelitian ini adalah pengabuan arang bagasse dan sintesis silika gel. Temperatur pengabuan yang digunakan dalam pengabuan arang bagasse adalah 600, 700 dan 800°C. Abu bagasse hasil dikarakterisasi kristalinitasnya menggunakan difraktometer sinar X. Sintesis silika gel dilakukan dengan melarutkan 1,5 gram abu bagasse ke dalam 50 ml natrium hidroksida 1M disertai pengadukan dan pemanasan selama 1 jam. Campuran didiamkan selama 18 jam dan disaring. Filtrat natrium silikat yang terbentuk ditambahkan asam sulfat 1M bertetes-tetes disertai pengadukan hingga pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan semalam, dicuci dengan 20m1 akuades lalu dikeringkan dalam oven pada temperatur 120°C selama 2 jam. Silika gel hasil dikarakterisasi meliputi kadar air, gugus fungsi menggunakan spektrofotometer inframerah dan kristalinitas menggunakan difraktometer sinar X. Hasil karakterisasi dibandingkan dengan kiesel gel 60 G sebagai pembanding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya temperatur pengabuan arang bagasse rnenyebabkan peningkatan kristalinitas abu bagasse. Silika gel yang dihasilkan berupa padatan berwarna putih, dimana semakin meningkatnya temperatur pengabuan arang bagasse maka efisiensi produksi silika gel yang dihasilkan semakin menurun. Silika gel hasil sintesis mempunyai kadar air 46, 8099; 47,2230 dan 47, 2920%, rumus kimia Si02. 2,93501-120, Si02. 2,9841 H20 dan Si02. 2,9924H20 masing-masing untuk silika gel dari abu hasil pengabuan arang bagasse pada temperatur 600, 700 dan 800°C. Karakterisasi silika gel hasil sintesis menggunakan spektrofotometer inframerah dan difraksi sinar X menunjukkan pola yang sama dengan kiesel gel 60 G (E-Merck).
Ma'rifatus Sholihah Fitriani
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:44:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3718
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3718
2012-08-10T05:50:51Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA POLIFENOL DARI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG TUMBUHAN HOPEA ODORATA (DIPTEROCARPACEAE)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi, mengidentifikasi, clan menentukan rendemen senyawa polifenol dari ekstrak aseton fraksi relatif polar dari kulit batang tumbuhan Hopea odorata (Dipterocarpaceae). Serbuk halus kulit batang tumbuhan Hopea odorata dimaserasi dengan pelarut aseton selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan. Selanjutnya seluruh ekstrak aseton dievaporasi. Ekstrak pekat tersebut difi-aksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya. Analisis menggunakan spektrofotometer UV dengan pelarut metanol clan spektrometer 1R menggunakan pelet KBr, yang dibandingkan dengan senyawa standar hopeafenol. Hasil dari pemurnian tersebut diperoleh senyawa murni dengan rendemen sebesar 0,134% yang berupa padatan putih mengkilat. Spektrum UV memberikan serapan dengan panjang gelombang maksi,num 206, 227 clan 283 nm. Berdasarkan spektrum IR menunjukkan adanya gugus O-H pada serapan 3255,6 cm', C=C aromatik pada serapan 1612,4-1454,2 cm-', clan gugus 1,4-disubstitusibenzena pada serapan 833,2 cm-1. Berdasarkan hasil perbandingan antara spektrum UV clan IR, serta noda pada KLT, terlihat bahwa senyawa hasil isolasi ini merupakan senyawa hopeafenol.
- FITRIYANINGSIH
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:45:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3729
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3729
2012-08-10T05:50:51Z
SIFAT ADSORPTIF HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI TERHADAP ION LOGAM Ag(I) DAN Cr(III) DALAM LARUTAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat adsorptif hibrida merkapto silika dari abu sekam padi dengan pencucian (HMS-ASPC) dan tanpa pencucian (HMS-ASPC) terhadap ion logam Ag(I) dan Cr(III) dalam larutan. Sifat adsorptif hibrida merkapto silika dapat dilihat dari besarnya daya adsorptif pada variasi massa, waktu kontak, dan pH larutan. Subjek dalam penelitian ini adalah abu sekam padi. Objek dalam penelitian ini adalah'sifat adsorptif hibrida merkapto silika dari abu sekam padi. Pengujian sifat adsorptif diawali dengan variasi massa adsorben. Variasi massa adsorben yang digunakan adalah 10, 25, 50, dan 100 mg. Proses adsorpsi dilakukan dengan cara mengaduk campuran HMS dengan massa sesuai dengan. variasi yang ditentukan dan 10 ml ion logam Ag(I) dan atau ion togam Cr(III) selama 1 jam, kemudian diputar dengan sentrifuse seiama 15 menit. Massa optimum yang didapatkan pada variasi massa adsorben digunakan sebagai massa adsorben pada proses adsorpsi variasi waktu. Variasi waktu yang digunakan adalah 1, 30, 60, 90, 120, 180, dan 210 menit. Massa optimum dan waktu optimum yang didapat pada variasi massa adsorben dan waktu kontak digunakan sebagai massa adsorben dan waktu kontak pada proses adsorpsi variasi pH. Variasi pH yang digunakan adalah l; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5 dan 5. Konsentrasi larutan Ag(I) dan Cr(III) sebelum dan sesudah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Sifat adsorptif hibrida merkapto silika dipengaruhi oleh massa adsorben, waktu kontak, dan pH. Massa optimum yang diperoleh adalah 25 mg untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC baik terhadap ion logam Ag(I) maupun ion logam Cr(III). Waktu optimum yang didapatkan adalah 90 menit untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC baik terhadap ion logam Ag(I) maupun ion logam Cr(III). pH optimum yang didapatkan adalah pH 3 untuk semua jenis HMS yaitu HMS-ASP dan HMS-ASPC terhadap ion logam Ag(I) sedangkan untuk ion logam Cr(III), variasi pH tidak mempengaruhi daya adsorpsi kedua jenis HMS tersebut.
Simarmata Friski
2012-08-10T05:50:51Z
2019-01-29T15:50:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4024
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4024
2012-08-10T05:50:51Z
AKRIDIN OLEH MONN10FtILONIT
Tujuan penelilian ini adalah mengetahui pengaruh pH terhadap adsorpsi akridin oleh monmorilonit, mengetahui variasi konsentrasi akridin terhadap adsorpsi montmorilonit, mc;ngetahu pola adsorpsi mengikuti isotherm freundlich atau isotherm iangmuir.
Sarnpel monmurilonit dijenuhkan menggunakan larutan KN03 sehingga menjadi K+-monmorilonit. Adsorpsi akridin oleh monmorilonit dilakukan dalam tiga tahap yaitu kinetika adsorpsi untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam proses adsorpsi akridin, adsorpsi lepi untuk mengetahui pengaruh pH terhadap adsorpsi, dan isoterm adsorpsi untuk mengetahui iengaruh konsentrasi akridin yang ditambahkan terhadap daya adsorpsi montmorilonit.
Proses adsorpsi dilakukan pada pH 4, dan konsentrasi akridin 1 x 10-;, 1 x 10-4 , 5 x 10-4 dengan medium elektrolit KN03 5 mM. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan UV-Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi akridin sisa, sedangkan XRD digunal:an untuk mc;nl;etahui perubahan spasi d (OOl ) pada monmorilonit.
Besarnya daya adsorpsi monmorilonit terhadap akridin pada pH 4 diperoleh menggunakan perhitungan analisis kimia. Daya adsorpsi maksimum yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1.2 x 10-5 mof/m2. Pola adsorpsi pada penelitian ini tidak dapat dikategorikan mengikuti pola langmuir. Spektrum XRD menunjukkan terjadi {a penurunan spasi d, sebesar 1, 84 1~.
SOFIA SM HOTRIA ,
2012-08-10T05:50:50Z
2019-01-29T15:42:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3627
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3627
2012-08-10T05:50:50Z
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG TUMBUHAN HOPEA MENGARAWAN (DIPTEROCARPACEAE)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memisahkan, memurnikan, dan mengkarakterisasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak aseton kulit batang tumbuhan Hopea nrengarawan. Sebanyak 5 kg serbuk halus kulit batang tumbuhan hopea mengarawan dimaserasi dengan pelarut aseton selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan. Seluruh ekstrak aseton kemudian dievaporasi untuk menghilangkan pelarutnya, sehingga diperoleh ekstrak aseton pekat sebanyak 400 g. Ekstrak pekat tersebut diambil 40 gram untuk difraksinasi' menggunakan kromatografi vakum cair (KVC), kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom grafitasi (KKG) hingga diperoleh senyawa yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan tiga macam eluen yang berbeda kepolarannya. Senyawa yang telah murni menun_jukkan noda tunggal pada KLT. P.naGsvs menggunakan spektrofotometer UV dengan pelarut metanol dan spektrometer lR menggunakan pelet KBr, yang dibandingkan dengan senyawa standar balanokarpol. Setelah dilakukan pemurnian, diperoleh dua macam senyawa murni. Senyawa yang pertama yaitu fraksi C2 seberat 58 mg, sedangkan senyawa kedua yaitu fraksi Q, seberat 500 mg. Spektra UV untuk fraksi C2 memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 229: 282,5; dan 372 nm. Berdasarkan spektra IR menunjukkan adanya gugus O-H pada serapan 3421,5 cm-1; C-H alifatik pada 2923,9 dan 2854,5 cm-1 serta C=C aromatik pada 1612,4- 1454,2 cm -1. Sedangkan untuk fraksi Q2, kmaka- 219,5; clan 283,5 rim. Spektra tersebut mengindikasikan bahwa kedua senyawa memiliki gugus kromofor fenol tak terkonjugasi. Spektra IR untuk fraksi QZ menunjukkan adanya gugus O-H pada 3265,3 cm-1; C=C aromatik pada 1612,4- 1454,3 cm-1; clan serapan pada 833,2 cm'I yang menunjukkan adanya cincin 1,4-disubstitusibenzena yang sangat khas untuk senyawa oligostilbenoid. Berdasarkan hasil perbandingan antara spektra UV dan IR, serta noda pada KLT, terlihat bahwa senyawa Q2 merupakan senyawa balanokarpol. Sedangkan senyawa C2 merupakan senyawa fenolik yang belum diketahui. Kata kunci: Metabolit sekunder, Hopea mengarawun
NABILA FIA
2012-08-10T05:50:50Z
2019-01-29T15:49:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3935
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3935
2012-08-10T05:50:50Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KABUPATEN WONOSOBO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, (2) kesiapan sar,tna dan prasarana pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP, (3) hubungan antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelakanaan KTSP, (4) serta kendala-kendalv yang dihadapi guru kimia dalam menghadapi pelaksanaan K1'SP pada SMA di wilayah Kabupaten Wonosobo ditinjau dari aspek persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Penelitian ini merupakan penPlitian deskriptif. Populasi dari penevitian ini adalah SMA-SMA di Kabupaten V onosobo sebanyak 15 SMA, dan sebagai sampel diambil 13 SMA dengan teknik popmlasi sampling. Data dalam penelitian ini diambil melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah anali ;is deskriptif kuantitatif dengan rata-rata teknik persentase dan teknik korelasi product moment antara kesiapan sarana dan prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelakanaan KTSP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kimia dalarn menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Wonosobo adalah tinggi de;ngan rerata persentase 76,34 % meskipun sarana dan prasarana yang mendukung hanya memiliki kategoii rendah dengan rerata presentase 58,5 %. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi (r hitung) sebesar 0,598. Harga r hitung lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikansi 5 % (untuk N = 13) yaitu sebesar 0,553, sehingga dapat dis;v.ipulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan sarana (Ian prasarana dengan implementasi pembelajaran kimia. Ditemi:kan pula bahwa dalam implementasi pembelajaran kimia dalam menbhadapi pelaksanaan KT~sP pada SMA di wilayah Kabupaten Wonosobo terdapat beberapa kendala dalam persiapan, pelaksanaan dan penilaian.
Amungkasi Hanik Khuriana ,
2012-08-09T03:42:04Z
2019-01-29T15:41:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3589
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3589
2012-08-09T03:42:04Z
EFISIENSI BIOSORPSI ION KROM(VI) OLEH MIKROORGANISME
EUKARIOT RAGI YARROWIA LIPOLYTICA PADA VARIASI pH MEDIA DAN SUHU INKUBASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ion Cr(VI) terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica, pH media dan suhu inkubasi terhadap efisiensi biosorpsi ion Cr(VI) oleh ragi 3'. lipolytica. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Mikrobiologi.
Subjek dari penelitian ini adalah ragi Y. lipolytica dan objek dari penelitian ini adalah efisiensi biosorpsi ragi Y. lipolytica terhadap ion Cr(VI). Proses biosorpsi dilakukan secara bertahap untuk mengetahui kondisi optimum proses biosorpsi. Pengamatan lerhadap proses biosorpsi meliputi : (1) Pengukuran terhadap profil pertumbuhan ragi Y. lipolyticu pada rentang waktu 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24 dan 48 jam, (2) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi konsentrasi ion Cr(VI) 0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175 dan 200 ppm, (3) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. Irpolytica dengan variasi pH media 4, 5, 7 dan 9, (4) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi suhu inkubasi 25, 30, 35 dan 40°C. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 dan Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ion Cr(VI) berpengaruh terhadap pe -tumbuhan ragi Y. liloolytica dengan konsentrasi optimum 50 ppm. Pada pH 4 ragi Y. lipolyticu menunjukkan efisiensi biosorpsi optimum yaitu sebesar 74,481%. Pada suhu inkubasi 25°C menunjukkan efisiensi penyerapan optimum yaitu sebesar 68,1`53%. Semakin tinggi efisiensi biosorpsinya maka pertumbuhan ragi Y. lipolytica semakin meningkat.
Kata kunci: Biosorpsi, Ragi Y. lipolyticu, Cr(VI), konsentrasi, pH media dan suhu inkubasi.
Aprianti Tresia ,
2012-08-09T03:42:04Z
2019-01-29T15:41:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3594
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3594
2012-08-09T03:42:04Z
IBISI 8-HIDROKSIQUINOLIN PADA KOROSI BAJA KAROSI API SL X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 25 °C
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosiL dan efiensi isi (IE) 8-hidroksiquinolin hada korosi baja karbon API SL X65 serta untul: ;etahui konsentrasi 8-hidrolaiquinolin yang memadai (IE > 90,00 %) pada encialian korosi baja karbon API SL X65 dalarn larutan NaCI 1 % pada suhu dan waktu pemaparan 6 jam.
Sampel baja karbon API SL X65 dipoles (diamplas) dengan kertas silikon da, dicuci dengan etanol dan dikeringkan di udara. Sampel tersebut kan dalarn 100 mL larutan NaCI 1 % tanpa clan dengan $-hidroksiquinolin. trasi 8-hidroksiq iinolin yang digunakan adala.h 25, 100, 200, 300, 400, dm i000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengau meuode kehilangan Baja karbon API 51 X65 sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji dengan 8-hidrcvksiquinolin dikarakterisasi dengan menggunakan fotometer inframerah, difralaometer sinar-X clan mikroskop.
Laju korosi baja karbon API SL X65 dalarn larutan NaC), 1 % pada suhu C dan waktu pemaparan 6 jam tanpa clan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (0,401 ± 0,192); (0, 181 ±
11); (0,117 f 0,001); (0,079 -1: 0,002); (0,057 ± 0,026); (0,045 ± 0,002); (0,040 ~,001) dan (0,132 f 0,008) mm/tahun. Laju korosi tunm dc:ngzm bertamhahnya ntrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inhibisi ~IE) 8-hidroksiquinolin pada i baja karbon API SL X6.5 dengan konsentrasi 8-hidroksiquinolin 25, 100, , 300, 400, 500 clan 1000 ppm berturut-turut adalah (54,77 ± 2,93); (70,60 ± ); (80,28 f 0,42); (F 5,62 f ki,61); (88,64 ± 0,41); (90,02 1 0,20) dan (67,13 ± ) %. Efisiensi inlu)isi 8-hidroksiquinolin meningkat denga.n bertambahnya ntrasi 8-hidroksiquinolin. Konsent:rasi 8-hidroksiquinolin yang rnemhdai (IE 00 %) sebagai -inhibitor korosi baja karbon API SL X6 dalam larutan NaCI pada suhu 25 °C dan waktu pemaparan 6 jam adalah 500 ppm.
Novianingsih Tri,
2012-08-09T03:42:04Z
2019-01-29T15:41:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3600
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3600
2012-08-09T03:42:04Z
PENGARUH VARIASI KONDISI PROSES POLIMERISASI POLIURETAN DARI MINYAK KELAPA SAWIT KASAR DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi suhu polimerisasi dan lama pengadukan terhadap sintesis poliuretan, menentukan kondisi proses optimum untuk menghasilkan poliuretan dengan sifat lebih baik, mempelajari sifat termal dan mekanik, serta menentukan derajat ikatan silang (crosslink) poliuretan hasil sintesis.
Subjek penelitian ini adalah poliuretan hasil sintesis dari minyak kelapa sawit kasar dan metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI), sedangkan objek penelitiannya adalah sifat termal, sifat mekanik, dan derajat ikatan silang poliuretan hasil sintesis. Reaksi polimerisasi dilakukan dengan variasi suhu polimerisasi 15, 25, 35, dan 45°C, serta variasi lama pengadukan 15, 30, 45, dan 60 menit. Reaksi polimerisasi dengan variasi suhu polimerisasi dilakukan pada pengadukan 60 menit, sedangkan variasi lama pengadukan dilakukan pada suhu polimerisasi 45°C. Karakterisasi poliuretan hasil sintesis meliputi analisis gugus fungsi dengan teknik spektroskopi FTIR, sifat termal diukur dengan teknik Differential Thermal Analysis (DTA), sifat mekanik dengan alat Tensille Strength, dan uji derajat ikatan silang melalui penentuan derajat penggembungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu polimerisasi, semakin kental cairan poliuretan yang dihasilkan dan proses pembentukan padatan poliuretan semakin cepat dengan meningkatnya lama pengadukan. Kondisi proses optimum untuk menghasilkan poliuretan dengan bentuk lembaran yaitu pada suhu polimerisasi 45°C dengan lama pengadukan 45 dan 60 menit. Poliuretan hasil sintesis pada suhu 45°C dengan lama pengadukan 45 menit mempunyai suhu dekomposisi 495 °C dan suhu transisi gelas 140°C, sedangkan poliuretan dengan lama pengadukan 60 menit mempunyai suhu dekomposisi 500 °C dan suhu transisi gelas 120 °C. Poliuretan hasil sintesis pada kondisi proses optimum bersifat rapuh, sehingga tidak dapat dilakukan uji mekanik berupa kuat putus clan perpanjangan saat putus. Banyaknya ikatan silang menurun dengan meningkatnya lama pengadukan dan suhu polimerisasi.
Wahyuningsih Tri ,
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:40:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3564
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3564
2012-08-09T03:42:03Z
PILARISASI SPESIES KLUSTER POLIK.ATION KROMIUM(III) KE DALAM LAYER ANION TETRATITANAT DENGAN PENGUNGKIT a-HEKSILAMIN
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH lingkungan spesies Muster polikation kromium(III) terhadap karakter material terpilar menggunakan pengungkit n-heksilamin dengan metode Chimie Douce.
Subyek penelitian ini adalah material hasil pilarisasi layer anion tetratitanat dengan spesies Muster polikation kromium(III). Obyek penelitian ini adalah karakter dari material hasil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena senyawa tetratitanat tidak mengembang dalam air. Proses pilarisasi ini ini meliputi beberapa tahap : (1) Preparasi senyawa kalium tetcatitanat, (2) Pertukaran kation K+ dengan kation H+, dilakukan dengan mencampur senyawa kalium tetratitanat dengan HCI (1M) dan diaduk selama 24 jam pada suhu ruang, (3) Interkalasi heksilamin (C6H,3NH2) kedalam layer anion tetratitanat, dilakukan dengan cara menambahkan padatan hidrogen tetratitanat dalam larutan heksilamin dan diaduk selama 7 hari pada suhu ruang, (4) pertukaran ion heksilamonium (C6H,3NH3) dengan Muster polikation kromium(III) dengan berbagai variasi pH (1,8; 1,2; 2,5), yang dilakukan dengan mencampur padatan heksilamonium tetratitanat dalam larutan kromium(III) dan diaduk 72 jam pada suhu ruang, diikuti pencucian dengan akuades, penyaringan dn pengeringan pada suhu 70*C. Karakterisasi material hasil pilarisasi menggunakan defraktometer sinar-X dan material hasil pilarisasi pada pH 1,8 dianalisa dengan spektrometri pendar sinar-X (XRF) dan spektrofotometri sera.pan atom (SSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (a) pada pH 1,8 adalah 11,100 A; pH 1,2 adalah 10,394 ~4 pa3a pH 2,5 :.dalah 10,333 A. Pada pH 1,8 jumlah Ti = 1,068 mol dan ('r = 0,026 mol. Muster polikation kromium(III)
yang masuk dalam layer tetratitanat pada pH 1,8 adalah [Cr(HZO)6}3+ dengan struktur oktahedron. itumus molekul senyawa terpilar pada pH 1,8 adalah [Cr(H2O)6]3+0,097 H30+1.707(Ti409)2-].
WAHYU SETIAWAN TEGUH ,
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3576
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3576
2012-08-09T03:42:03Z
PENGARUH RELEASING AGENT EDTA UNTUK MENGELIMINASI INTERFERENSI ION KALSIUM(II) DAN ALUMINIUM (III)
PADA ANALISIS MAGNESIUM DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FIMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interferensi ion Ca 2+ dan A13+ terhadap analisis Mg dengan metode spektrofotometri serapan atom, mengetahui pengaruh penambahan larutan EDTA dengan konsentrasi bervariasi untuk mengeliminasi interferensi ion Ca2+ dan AI3+ terhadap analisis Mg dengan metode spektrofotometri serapan atom.
Subjek dalam penelitian ini adalah Mg sebagai larutan MgC12, sedangkan objeknya adalah larutan simulasi Mg 0,2 ppm dengan adanya interferensi ion Ca 2+ dan A13+ dengan konsentrasi bervariasi. Interferensi ion terhadap analisis Cd dengan metode spekirofotometri serapan atom dipelajari dengan menambahkan ion Ca 2+ dengan konsentrasi bervariasi yaitu 5, 10, 50, 200, 300 dan 400 ppm pada larutan Mg2+ 0,2 ppm, sedangkan interferensi ion A13+ terhada.p analisis Mg dengan metode spektrofotometri serapan atom dipelajari dengan menambahkan ion A13+ dengan konsentrasi bervariasi yaitu 5, 10, 50, 100, 200, 300 dan 400 ppm pada larutan Mg2+ 0,2 ppm. Untuk mengeliminasi adanya interferensi ion Ca' dan A13+ dilakukan dengan menambahkan larutan EDTA dengan konsentrasi bervariasi 0,005; 0,01; 0,015; 0,02; 0,025; 0,03; 0,035 dan 0,04 M. Pengaruh variasi penambahan ion Ca2+ dan ion A13+ terhadap analisis Mg diuji secara statistik dengan uji ANAVA A pada taraf signifikansi 1% dan dilanjutkan dengan uji DMRT.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ion Ca 2+ dan Al'+ dapat menimbulkan interferensi terhadap analisis Mg dengan metode spektrofotometri serapan atom. Interferensi ion Ca 2+ dan A13+ terhadap analisis Mg tidak dapat dieliminasi dengan penambahan larutan EDTA
Tohari Tohari
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3590
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3590
2012-08-09T03:42:03Z
SINTESIS β-METILINDOL DARI KRISTAL INDOL DAN METIL IODIDA
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesis β-metilindol dari kristal indol dan metil iodida. Pada penelitian ini digunakan bahan dasar indol dan metil iodida dalam suasana basa KOH alkoholis. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melarutkan 1,17 gram ( l Ommol) kristal indol dalam 10 mL etanol. Larutan indol kemudian ditambah 10 mL KOH alkoholis 10 % dan 2,96 gram (18 mmol) metil iodida. Campuran direfluk pada suhu 45 °C dengan penangas air selama 6 jam. Setelah 6 jam, hasil dibiarkan selama 2 jam, kemudian didinginkan dengan es dan disaring. Kristal yang terjadi dikenai perlakuan rekristalisasi dengan pelarut etanol 10 %. Identifikasi dilakukan dengan menentukan titik lelehnya dan spektroskopi GC¬-MS. Hasil dari penelitian ini adalah berupa kristal sebanyak 0,45 gram dengan titik leleh 96-98 °C. Spektra GC-MS menunjukkan bahwa 62,64 % dari kristal yang dihasilkan adalah β-metilindol. Rendemen dari penelitian ini adalah 21,52%.
Ibrahim Faiz
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3592
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3592
2012-08-09T03:42:03Z
PEMANFAATAN ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KEDELAI (Glycine max) SEBAGAI PENGHAMBAT PROSES AUTOOKSIDASI ASAM LINOLEAT
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak kedelai kuning fraksi metanol dan fraksi kloroform terhadap aktivitas antioksidan pada asam linoleat sekaligus mengetahui fraksi manakah yang mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih besar. Senyawa antioksidan diekstraksi dari kedelai kuning kering menggunakan metanol, kemudian difraksinasi menggunakan kloroform. Fraksi yang diperoleh ditentukan aktivitas antioksidannya menggunakan metode tiosianat dengan asam linoleat dalam larutan buffer pospat-etanol sebagai substrat. Aktivitas antioksidan ditunjukkan sebagai kemampuan relatif fraksi dalam menghambat pembentukan senyawa hidroperoksida dibandingkan dengan kontrol. Kontrol adalah larutan tanpa penambahan ekstrak kedelai kuning. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengaruh konsentrasi ekstrak kedelai kuning fraksi metanol dan fraksi kloroform terhadap aktivitas antioksidan pada asam linoleat, yaitu semakin besar konsentrasi ekstrak kedelai yang ditambahkan, maka aktivitas antioksidannya semakin besar. Ekstrak kedelai kuning fraksi kloroform menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding fraksi metanol pada konsentrasi yang sama. Besarnya aktivitas antioksidan kemungkinan dipengaruhi oleh substrat yang digunakan dan struktur senyawa antioksidan tersebut.
Kurniyati Fajar
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3595
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3595
2012-08-09T03:42:03Z
PEMANFAATAN ASAM OLEAT YANG BERASAL DARI MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN DASAR DALAM SINTESIS POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari asam oleat dan metilen-4,4'-difenildiisosianat serta mengetahui pengaruh variasi komposisi massa asam oleat terhadap sifat termal, ikatan silang, serta penentuan sifat mekanikny Sebanyak 200 gram minyak kclapa sawit ditransesterifikasi menggunakan metanol dalam suasana basa untuk memperoleh metil ester asam lemak. Metil oleat diisolasi dari campurannya mcnggunakan tcknik destilasi fraksinasi pengurangan tekanan. Hasil isolasi diperoleh empat fraksi dan residu. Metil oleat yang diperoleh diuji kemurniannya menggunkan alat GC-MS. Kemurnian tertinggi metil oleat terdapat dalam residu dan selanjutnya dihidrolisis dalam suasana basa untuk memperolah asam oleat. Asam oleat yang diperoleh dikarakterisasi sifat fisika-kimia dan ditentukan gugus fungsinya dengan alat FTIR. Proses polimerisasi dilakukan dengan variasi komposisi asam oleat 20%, 40%, 60%, dan 80% (m/m). Karakterisasi poliuretan meliputi penentuah gugus fungsi dan nilai indeks ikatan hidrogen (Hydrogen Bonding Index = HBI) dengan alat FTIR, sifat termal dengan DTA, sifat mekanik dengan shore A Durometer, dan ikatan silang dengan uji derajat penggembungan. Hasil karakterisasi menunjukkan dengan bertambahnya konsentrasi massa asam oleat menyebabkan nilai HBI, temperatur transisi gelas (Tg), dan ikatan silang poliuretan meningkat. Siiat mekanik poliuretan berupa kekerasan mengalami penurunan.
Mukhozim Fajar
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3598
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3598
2012-08-09T03:42:03Z
PENGEMBANGAN SOAL LATIHAN KIMIA SERBASIS KOMPUTER
SEBAGAI MEDIA BEI,AJAR YANG DAPAT MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER
Penelitian ini merupakan penelitian pengemhangan yang bertujuan untuk
rnengembangkan soal latihan kimia yang berbasis komputer, yakni dalam bentuk
CD dan mengetahui kualitas perangkat soal latihan kimia tersebut berdasarkan
penilaian 4 orang guru kimia dan 1 orang ahli media.
Model pengemba.ngan yang digunakan adalah model prosedural yang
dilakukan dalam dua tahap yaitu penyusunan dan penilaian soal latihan kimia.
Pengembangan dimulai dari pengumpulan referensi materi kimia hingga diperoleh
produk akhir CI) soal latihan kimia. Instrumen yang digunakan meliputi 5 kriteria,
yaitu kebentiran konsep, keltiasan dan I:edalaman soal, kebahasaan,
keterlaksanaan, dan tampilan.
Hasil penelitian adalah soal latihan kimia yang berbasis komputer berupa
"'T) Soal Latihan ICimia" dengan materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit,
reaksi reduksi oksidasi, kekhasan atom karbon, alkana, alkena, dan alkuna, minyak
bumi dan petrokimia, serla soal latihan sumatif. Kualitas CD Soal hatihan Kimia
tersebut baik (B) dengan skor 156,68, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber belajar mandiri.
HARIYANI TRI ,
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3602
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3602
2012-08-09T03:42:03Z
PENGARUH VARIASI WAKTU DAN SUHU DESTRUKSI
PADA PENENTUAN LOGAM TEMBAGA (Cu)
DAN KROMIUM (Cr) DALAM JAGUNG
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium kimia Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh waktu dan suhu destruksi terhadap hasil penentuan kadar Cu clan Cr dalam jagung secara SSA.
Sampel dalam penelitian ini adalah jagung manis yang diperoleh di Pasar Demangan, Sleman, Yogyakarta. Teknik sampling penelitian secara purposive. Analisis kimia balk secara kualitatif maupun kuantitatif menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Pelaksanaan penelitian diawali dengan mereaksikan sampel dengan asam nitrat pekat dan didiamkan dengan variasi waktu 0 jam, 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Selanjutnya dipanaskan selama 3 jam dengan variasi suhu 60 °C, 70 °C clan 80 °C. Pengukuran absorbansi logam Cu clan Cr menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Kadar logam Cu dan Cr yang diperoleh dari masing-masing sampel diuji secara statistik dengan ANAVA AB pada taraf signifikansi 5 % clan dilanjutkan dengan uji DMRT.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara kadar Cu dalam jagung yang didestruksi dengan waktu destruksi 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam clan suhu destruksi 60 °C, 70 °C dan 80 °C. Ada pengaruh yang signifikan antara kadar Cr dalam jagung yang didestruksi dengan waktu destruksi 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam dan suhu destruksi 60 °C, 70 °C dan 80 °C.
Yufar Laely,
2012-08-09T03:42:03Z
2019-01-29T15:41:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3603
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3603
2012-08-09T03:42:03Z
IMPREGNASI “TITANIUM OKSIDA” PADA MATERIAL SILIKAT MESOPORI-MESOSTRUKTUR MCM-41
Tujuan penelitian ini adalah uptuk mengimpregnasikan "titanium oksida" pada material silikat mesopori-mesostruktur MCM-41 clan mempelajari pengaruh konsentrasi prekursor [Ti8O,2(H'O)24]C1s.HC1. 7H,0 terhadap bentuk impregnasi "titanium oksida" dalam material silikat mesopori MCM-41. Silikat mesopori MCM-41 disintesis dengan menggunakan metode hidrotermal dengan tekanan autogenik pada temperatur 120` C selama 5, liar]. Kemudian padatan dikalsinasi 'pada temperatur 550° C selama 4 jam. Impre;~nasi material dilakukan dengan metode basah. Prekursor [TiQO,2(H~O),a]CI,.HCI_ 7H,0 (0; 25; 50; 75 clan 100 mg) dilarutkan ke dalam 30 mL larutan etanol absolut, kemudian ditambah 100 mg MCM-41. Larutan impregnan dipanaskan pada temperatur 60" C dengan pengadukan 200 rpm dibawah aliran gas nitrogen selama 4 jam. Material yang terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR_ XRD_ analisis kualitatif HNO-, pekat dan H2O2. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa metode impregnasi basah dapat digunakan untuk mempreparasi "titanium oksida" teremban material silikat tnesopori-mesostruktur MCM-41. "Titanium oksida" yang terimpregnasi pada permukaan MCM-41 melalui ikatan Ti-O-S] bertambahJ seiring dengan kenaikan konsentrasi prekursor saat impregnasi. "Titanium oksida'" yang paling banvak teremban di permukaan MCM-=11 yaitu pada rasio berat prekursor l MCM-41 - 1.
- Fariatun
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:40:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3556
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3556
2012-08-09T03:42:02Z
SINTESIS SENYAWA 4-(2',5'-DIMETOKSI FEN IL)-3-B'JTFN-2-ON DAN UJ1
POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA
Penelitiati ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 4-(2',5'-dimetoksi fenil)-3-buten-2-on dan menentukan karakter, sifat fisik dan rendetnen dari senyawa hasil sintesis se-ta konsentrasi terendah yang memberikan perlindLmgan ultra.
Penelitian irii diawali dengan mereaksikan senyawa 2,5-dimetoksi benzaldehida dengan aseton. Sintesis ini menggunakan etanol dan aquades sebagai pelarut, serta NaOH sebagai katalis basa. Reaksi sintesis ini dilakukan pengadukan selama 3 jam dalam penangas es, diikuti oleh pemurnian dengan rekristalisasi menggtmakan pelarut etanol dan aqaades. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi dengan KLT, KLT Scanner, spektroskopi IR, UV dan 'H-NMR. Se1anjutnya, senyawa hasil sintesis diuji potensinya sebagai tabir surya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis yang dihasilkan bukan senyawa 4-(2',5'-dimetoksi fenil)-3-buten-2-on, tetapi senyawa 1,5¬bis(2',5'-dimetoksi fenil)-1,4-pentadien-3-on dengan rendemen 54% dan kemurnian 97.14%. Senyawa hasil sintesis berbentuk kristal, berwarna kuning, dan mempunyai titik leleh 102-104°C. Hasil uji potensi sebagai tabir surya menunjukkan bahwa senyawa ini meniliki aktivitas senyawa tabir surya UV-B. Konsentrasi terendah dari 1,5-bis(2',5'-dimetoksifenil)-1,4-pentadien-3-on yang memberikan perlindungan ultra adalah 30 ppm dengan nilai SPF sebesar 15,346.
MAKIN TAMMIM ,
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:40:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3560
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3560
2012-08-09T03:42:02Z
STUDI PENGGUNAAN ION TARTRAT SEBAGAI MASKING AGENT BAGI ION TEMBAGA(II) PADA EKSTRAKSI SENYAWA KOMPLEKS KADMILIM(II)-DIETILDITIOKARBAMAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion Cu(II) dan KNa¬tartrat serta menentukan volume optimal KNa-tartrat dan pH optimal larutan pada ekstraksi kadmium(li)-dietilditiok-arbamat. Dalarn penelitian ini, ion tembaga(II) dipelajari sebagai interferent, sedangkan KNa-tartrat dipelajari sebagai masking agent.
Kompleks dietilditiokarbamat dibuat dengan menambahkan larutan dietilditiokarbamat (DDC) 0,2 % ke dalam larutan sampel yang mengandung Cd(II) S ppm dan Cu(II) 10 ppm. Campuran ini diekstraksi dengan kloroform selama 3 menit. Ekstraksi senyawa kompleks logam dietilditiokaibamat dipelajari pada berbagai variasi pH (6, 7, 8, 9, dan 10) dan variasi volume larutan KNa-tartrat (0, 1, 3, 5, 7, dan 9 ml). Absorbansi larutan fasa organik hasil ekstraksi diukur dengan spektrofotometer Genesysr"' 10 Series pada panjang gelombang maksimum 269 nm untuk Cd(II)-DDC dan 436 nm untttk Cu(II)-DDC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu((II) dapat menyebabkan interferensi pada ekstraksi Cd(II)-DDC. Kondisi optimal untuk ekstraksi kadmium(II)-dietilditiokarbamat tercapai pada pH S (dengan jumlah Cd(II)-DDC terekstraksi sebesar 94,88 %), sedangkan untuk kompleks Cu(II)-DIDC tercapai pada pH 8 (dengan jumlah Cu(II)-DDC terekstraksi sebesar 88,89 %). Berdasarkan penetitian juga diketahui bahwa interferevsi Cu(lt) dapat dikurangi dengan menggunakan 5 ml KNa-tartrat sebagai masking agent.
Adikrishna Tatag ,
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:40:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3562
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3562
2012-08-09T03:42:02Z
SINTESIS SENYAWA ANTIOKSIDAN 2-METOKSI-6
¬(DIETILAMINO)MET1L-4-PROPENILFENOL
DARI ISOEUGENOL MELALUI REAKSI MANNICH
Penelitian ini bertujuan (dietilamino) metil-4-propenilfenol menggunakan dietilamina, dan campuran reaksi Mannich tersebut. Reaksi Mannich tcrhadap dilakukan dengan menggunakan formaldehida 37 % dan dietilamina dalam pelarut etanol 99,99%, direiluks pada suhu _+78 °C selama 90 menit. Larutan didinginkan pada suhu kamar, diaduk dengan pengaduk magnet selama 24 jam, dievaporasi dengan evaporator berputar. Cairan pekat yang diperoleh diidentifikasi dengan uji Hinsberg dan dianalisis dengan spektrofotometer IR, H-NM1Z, dan GC-MS. Uji aktivitas antioksidan produk campuran reaksi Mannich dilakukan dengan metode TBA dibandingan dengan senyawa antioksidan lain yaitu isoeugenol, eugenol, dan BHT. Larutan smapel diukur absorbansinya menggunakan spektonik 20D pada panjahg gelombang (k) 532 rim.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 2-metoksi¬6-(dietilamino)metil-4-propenilfenol dapat disintesis dari isoeugenol dan dietilamina melalui reaksi Mannich didapat kemurnian 39,87 % dan rendemen 40,62 %. Uji aktivitas antioksidan produk campuran reaksi menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan produk campuran > BI-IT > isoeugenol > eugenol.
Sumiyati Tatik ,
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:40:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3569
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3569
2012-08-09T03:42:02Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK JELANTAH HASIL OKSIDASI DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI) TERHADAP SINTESIS POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan karakter minyak jelantah sebelum dan sesudah proses oksidasi, (2) mempelajari pengaruh variasi komposisi minyak jelantah sebelum clan sesudah proses oksidasi clan MDI terhadap ikatan silang poliuretan hasil sintesis, (3) mempelajari pengaruh variasi komposisi minyak jelantah sebelum clan sesudah proses oksidasi clan MDI terhadap sifat mekanik poliuretan hasil sintesis, (4) menentukan sifat termal dari poliuretan optimum hasil sintesis.
Minyak jelantah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah minyak jelantah berasal dari minyak kelapa sawit. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan larutan KMn04 15 %. Karakterisasi minyak jelantah sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan dengan penentuan gugus fungsi dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR), bilangan hidroksil, bilangan iodin clan massa jenis. Poliuretan disintesis dengan bahan dasar minyak jelantah/minyak jelantah teroksidasi clan MDI. Sintesis dilakukan dengan variasi komposisi massa minyak jelantah - MDI berturut-turut 1:2, 2:3, 3:2 clan 4:1 (m/m). Karakterisasi poliuretan dilakukan dengan penentuan gugus fungsi menggunakan Fourier Tranform Infra Red (FTIR), ikatan silang melalui uji derajat penggembungan, sifat mekanik melalui uji kekerasan clan sifat termal melalui teknik Differential Thermal Analysis (DTA).
Minyak jelantah dioksidasi memiliki nilai bilangan hidroksil, serapan/absorbansi gugus -OH dan massa jenis lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak jelantah tanpa oksidasi, sedangkan bilangan iodin minyak jelantah
dioksidasi lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak jelantah tanpa oksidasi. Komposisi minayk jelantah/minyak jelantah dioksidasi - MDI yang bervariasi mempengaruhi sintesis clan ikatan silang poliuretan. Poliuretan hasil sintesis dari minyak jelantah dioksidasi mempunyai ikatan silang dan kekerasan lebih tinggi daripada minyak jelantah tanpa oksidasi. Poliuretan optimum hasil sintesis mempunyai Tg sebesar 401,96°C dan Td sebesar 474,43 °C.
Rahayu Tina ,
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:41:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3581
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3581
2012-08-09T03:42:02Z
PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN PELARUT DIETIL ETER-ETANOL TERHADAP HASIL EKSTRAKSI PATCHOULI ALKOHOL DALAM MINYAK NILAM (Patchouli Oil)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan patchouli alkohol dalam minyak nilam pada variasi komposisi campuran pelarut dietil eter¬etanol dan mengetahui komposisi campuran dua pelarut yang menghasilkan kadar patchouli alkohol tertinggi. Ekstraksi patchouli alkohol dalam minyak nilam dilakukan pada kondisi basa-asam dengan menggunakan campuran pelarut dietil eter-etanol dengan komposisi $0:20 (v/v); 50:50 (v%v); dan 20:80 (v/v). Patchouli alkohol yang diperoleh dari hasil ekstraksi pelarut dianalisis secara spektrometri infra merah (IR), kromatografi gas dan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam sebelum diekstraksi (minyak nilam kasar) sebesar 36,45%. Terdapat perbedaan kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam pada variasi komposisi campuran pelarut dietil eter-etanol. Pada komposisi campuran pelarut dietil eter-etanol 50:50(v/v) yang dianalisis secara kromatografi gas-spektrometri massa menghasilkan kadar patchouli alkohol tertinggi yaitu pada filtrat A1 sebesar 80,94%.
Febriana Faida
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:41:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3586
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3586
2012-08-09T03:42:02Z
EFISIENSI BIOSORPSI ION KROM(VI) OLEH MIKROORGANISME
EUKARIOT RAGI YARROWIA LIPOLYTICA PADA VARIASI
pH MEDIA DAN SUHU INKUBASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ion Cr(VI) terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica, pH media dan suhu inkubasi terhadap efisiensi biosorpsi ion Cr(VI) oleh ragi 3'. lipolytica. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Mikrobiologi.
Subjek dari penelitian ini adalah ragi Y. lipolytica dan objek dari penelitian ini adalah efisiensi biosorpsi ragi Y. lipolytica terhadap ion Cr(VI). Proses biosorpsi dilakukan secara bertahap untuk mengetahui kondisi optimum proses biosorpsi. Pengamatan lerhadap proses biosorpsi meliputi : (1) Pengukuran terhadap profil pertumbuhan ragi Y. lipolyticu pada rentang waktu 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24 dan 48 jam, (2) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi konsentrasi ion Cr(VI) 0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175 dan 200 ppm, (3) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. Irpolytica dengan variasi pH media 4, 5, 7 dan 9, (4) Pengukuran terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica dengan variasi suhu inkubasi 25, 30, 35 dan 40°C. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 dan Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ion Cr(VI) berpengaruh terhadap pe -tumbuhan ragi Y. liloolytica dengan konsentrasi optimum 50 ppm. Pada pH 4 ragi Y. lipolyticu menunjukkan efisiensi biosorpsi optimum yaitu sebesar 74,481%. Pada suhu inkubasi 25°C menunjukkan efisiensi penyerapan optimum yaitu sebesar 68,1`53%. Semakin tinggi efisiensi biosorpsinya maka pertumbuhan ragi Y. lipolytica semakin meningkat.
Kata kunci: Biosorpsi, Ragi Y. lipolyticu, Cr(VI), konsentrasi, pH media dan suhu inkubasi.
Aprianti Tresia ,
2012-08-09T03:42:02Z
2019-01-29T15:41:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3608
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3608
2012-08-09T03:42:02Z
SINTESIS SENYAWA BENZALASETON DAN DIBENZALASETON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dan sifat fisik dari senyawa benzalaseton dan dibenzalaseton hasil sintesis serta menentukan potensi kedua senyawa tersebut sebagai senyawa tabir surya dengan spektroskopi UV. Sintesis senyawa benzalaseton dimulai dengan membuat campuran larutan 2,12 gram (0,02 mol) benzaldehida dan 1,47 mL (0.02 mol) aseton. Separuh dari campuran tersebut ditinasukkan perlahan-lahan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 7,9 mL larutan NaOH 6.M; 5,7 mL air dan 16,9 mL etanol. Setelah diaduk selama 15 menit pada suhu kamar, pada campuran ditambahkan separuh larutan sisa benzaldehida-aseton dan pengadukan diteruskan selama 30 menit. Hasil dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci 2 kaii dengan @50 mL larutan etanol-air (1:1) dingin. Rekristalisasi dilakukan dengan larutan etanol 95 %. Sintesis senyawa dibenzalaseton men • =unakan prosedur yang sama dengan sintesis senyawa benzalaseton, tapi benzaldelvida yang digunakan adalah sebanyak 4,24 gram (0,04 mol). Kedua senyawa yang dihasilkan ditimbang, ditentukan titik leburnya dan dianalisis dengan spektroskopi IR,KLT Scanner, 'H-NMR dan UV-¬Vis. Hasil penelitian pada sintesis senyawa benzalaseton menghasilkan senyawa dibenzalaseton yang memiliki bentuk serbuk dengan warna kuning tua, berat 1,80 gram, titik leleh sekitar 124-125 ° C dart 7v,1.k, = 327 nm. Sedangkan pada sintesis senyawa dibenzalaseton menghasilkan senyawa dibenzalaseton dengan bentuk serbuk dengan warna kuning pucat, berat 3,10 gram, titik leleh sekitar 128-129 ° C dan " = 328 am. Kedua senyawa tersebut, dilihat dari panjang gelombang maksimumnya, berada pada daerah UV-A, sehingga memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan tabir surya UV-A.
Arifin Fathul
2012-08-08T18:00:37Z
2019-01-29T15:37:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3341
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3341
2012-08-08T18:00:37Z
PENENTUAN KONDISI OPTIMAL PEMISAHAN KOMPLEKS
BESI (II)-ORTOFENANTROLIN DALAM AIR
MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FASA PADAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimal, waktu kestabilan, dan konsentrasi optimal pengompleks 1,10-fenantrolin yang diperlukan untuk membentuk kompleks besi(Il)-ortofenantrolin dalam air bebas ion dan bebas oksigen, untuk mengetahui pen gamh variasi jenis eluen dalam pemisahan besi(Il)¬ortofenantrolin dalam air bebas ion dan bebas oksigen menggunakan Sep-pak C-18, dan untuk mengetahui komposisi eluen yang dapat mengelusi kompleks besi(Il)-ortofenantrolin terbanyak dalam kolom Sep-pak C-18.
Subjek penelitian ini adalah besi(II) dalam air bebas ion dan bebas oksigen, sedangkan objek penelitiannya adalah pemisahan besi(II) dalam air bebas ion dan bebas oksigen dengan ekstraksi fasa padat. Panjang gelombang maksimal ditentukan dengan cara mengul:ur absorbansi larutan kompleks besi(Il)¬ortofenantrolin pada panjang gelombang 410-600 nm. pH optimal ditentukan dengan memvariasi pH sistem larutan kompleks hesi(II)-ortofenantrolin. Derajat keasaman diatur dengan penambahan larutan buffer asetat pH 3,6; 4,0; 4,6; 5,0; dan 5,9. Waktu kestabilan ditentukan dengan mengukur absorbansi larutan kompieks besi(Il)-ortofenantrolin dari 0-60 menit. Volum optimal 1,10¬fenantrolin ditentukan dengan memvariasi volum 1,10-fenantrolin : 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 mL. Larutan kompleks besi(Il)-ortofenantrolin dalam kondisi optimal dilewatkan melalui kolom Sep-pak C-18. Kompleks yang masih tertahan dalam kolem dielusi menggunak,an eluen metanol, etanol, aseton, dan HCI dengan variasi jenis dan komposisinya. Hasil ekstraksi (yang tidak terabsorbsi) dan eluat diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal dengan Spektrofotometer UV-Vis.
pH optimal larutan kompleks besi(Il)-ortofenantrolin adalah 4,0. Rentang waktu kestabilan pembentukan kompleks besi(Il)-ortofenantrolin antara 0-30 menit. Volum optimal 1,10-fenantrolin 1000 ppm adalah 8 mL atau 44,8 x 10-3 mmol. Eluen yang mampu mengelusi kompleks besi(Il)-ortofenantrolin yang. terjebak dalam kolom Sep-pak C-18 dengan baik adalah metanol : HCl (7 : 3) v%v, metanol : FIG (8 : 2) v/v, dan etanol : HCI (7 : 3) v/v dengan persen terekstraksi 100%.
Revi Kusumarini Yustina,
2012-08-08T18:00:37Z
2019-01-29T15:38:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3384
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3384
2012-08-08T18:00:37Z
PERBEDAAN PERSEN RECOVERY ANTARA ION KALSIUM(II) DAN
ION MAGNESIUM(II) DENGAN BENTONIT DIAKTIVASI DAN TIDAK DIAKTIVASI SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimum untuk pemisahan kalsium(II) dan magnesium(II) serta mengetahui perbedaan persen recovery kalsium(II) dan magnesium(II) dengan bentonit yang diaktivasi dan tidak diaktivasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatograft penukar ion, di mana bentonit digunakan sebagai fasa diam. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah persiapan sampel, pembuatan fasa diam, penentuan kapasitas penukar kation, penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion kalsium(II), dan penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion magnesium(II). Pembuatan fasa diam dilakukan dalam dua macam yaitu fasa diam yang diaktivasi dan tidak diaktivasi. Pembuatan fasa diam diaktivasi dengan cara mengaktivasi bentonit secara kimia yaitu dengan perendaman menggunakan HCl 1 M dan secara fisika yaitu dengan kalsinasi pada suhu 400 O C. Penentuan kapasitas penukar kation dilakukan dengan menginteraksikan fasa diam dengan NaCI jenuh lalu dititrasi dengan NaOH 0,05 N. Penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion kalsium(II) dilakukan dengan memvariasikan pH fasa gerak ketika proses pemisahan secara kromatografi penukar ion. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Sedangkan untuk ion magnesium(II) diukur absorbansinya pada panjang gelombang 285,2 nm.
Hasil penelitian memperlihatkan pH optimum yang menghasilkan persen recovery terbesar baik pada kedua logam dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi terjadi pada pH 3. Ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery ion kalsium(II) dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery ion magnesium(II) dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery pada kedua logam dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi.
Sulistyaningsih Eka ,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:36:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3255
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3255
2012-08-08T18:00:36Z
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL PRAKTIKUM LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MANDIRI BAGI SISWA SMA/MA
KELAS X SEMESTER 2
Peiielitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dalam bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah cnenyusun media audio visual praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit sebagai mc dia pembelajaran mandiri bagi siswa SMA/MA dan untuk mengetahui kualitas media yang telah disusun berdasarkan penilaian guru kimia SMA/MA. Penyusunan media audio visual przktikum larutan elektrolit dan non elektrolit ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. lnstrumen penelitian media audio visual praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit berupa angket yang berisi aspek dan kriteria unutk penilaian kualitas media. Penilaian dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMA/MA di kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Purworejo dan Banjarnegara. Penilaian yang, dilakukan meliputi 8 aspek penilaian dengan 36 indikator p4:nilaian. Hasil penilaian bc;rupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif, kemudian ditabulasi clan dianalisis dengan pedoman kriteria l:ategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas media audio visual praktiktun larutan elektrolit dan non elektrolit.
Procluk penelitian ini berupa media audio visual praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit untuk siswa SMA kelas X yang disimpan dalam bentuk CD. Komponen media audio visual ini terdiri dari 5 praktikum, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, kunci lembar kerja siswa, dan kunci lembar evaluasi. Berdasarkan penilaian guru kimia SIVIA/MA, media audio visual praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit yang telah disusun mempunyai kuaiitas sangat baik (SB) dengan skor rata-rata 148,64 dari skor ideal 144 dan persentase keidealan sebesar 82,58 %. Oleh karena itu, media audio visual prakiikum larutan elektrolit dan non elektrolit ini dapat digunakan sebagai sumber belujar untuk siswa-siswa SMA/MA kelas X.
Wibowo Wahyu Adi
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:36:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3262
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3262
2012-08-08T18:00:36Z
REAKSI OKSIDASI METILEUGENOL MENGGUNAKAN OKSIDATOR
KALIUM PERMANGANAT DAN KATALIS TRANSFER
FASA POLISORBAT 80
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil reaksi oksidasi metileugenol memgt;unakan kalium permanganat (panas) sebagai oksidator dan polisorbat 80 sebagai katalis transfer fasa, dan juga untuk mengetahui pengaruh waktu refluk yang digunakan terhadap produk reaksi.
Reaksi oksidasi metileugenol ini dilakukan dengan mereaksikan kalium permanganat dengan metileugenol dalam pclarut air dan diklorometana serta ditambahkan dengan katalis transfer (asa polisorbat 80. Refluk berlangsung dengan pengadukan pada suhu 45°C. Waktu refluk yang digunakan adalah l, 3, 5, 7, dan 8 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunscntrasi veratraldehida yang dihasilkan adalah 4,6069%; 6,3111%, 14,6044°/0; 11,9675%; dan 43,8820% untuk masing-masing waktu retluk l, 3, 5, 7, dan 8 jam.
Winarti Winarti
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:36:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3280
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3280
2012-08-08T18:00:36Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER I BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Penelitian :ni merupakan penefitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan paket media pembe:ajaran kesetir.tbangan kimia. SMA kelas XI semester I berdasarkan kurikulum berbasis kopetensi dan mengetahui kualitas paket media pembelajaran kesetimbangan tersebut berdasarkan penilaian guru SMA/MA.
Pengembangan paket media ini dibirobing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer review. Instrumen penilaian paket media pembelajaran kesetimbangan kimia berupa angket yang berisi aspek dan kriteria tertentu Penilaian dilayakan oleh guru kimia SMA/MA. Penilaian yang dilakukan meliputi 7 aspek penilaian dengan 25 kriteria penilaian. Hasil f nilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi clan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas paket media pembelajaran kesetimbangan kimia.
Hasit penelitian ini berupa paket media pembelajaran kesetimbangan kimia SMA kelas Xf semester I berdasarkan Kurikulum berbasis kompetensi dan penilaian kualitas paket media pembelajaran dari 5 orang reviewer (guru kimia SMA/MA). Skor rata-rata paket media pembelajaran yang diperoleh adalah sebesar 102,47 dengan persentase ideal 81,976%. Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, kategori paket media pembelajaran yang dikembangkan mempunyai kualitas anoat haik (SB) sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Lestari Wiwit Ganjar
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:36:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3282
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3282
2012-08-08T18:00:36Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER I BERDASARKAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan paket media pembelajaran kesetimbangan kimia SMA kelas XI semester I berdasarkan kurikulum berbasis kopetensi dan mengetahui kualitas paket media pembelajaran kesetimbangan kimia tersebut berdasarkan penilaian guru SMA/MA
Pengembangan paket media ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media clan peer review. Instrumen penilaian paket media pembelajaran kesetimbangan kimia berupa angket yang berisi aspek clan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan oleh guru kimia SMA/MA. Penilaian yang dilakukan meliputi 7 aspek penilaian dengan 25 kriteria penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatifi kemudian ditabulasi clan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas paket media pembelajaran kesetimbangan kimia
Hasil penelitian ini berupa paket media pembelajaran kesetimbangan kimia SMA kelas XI semester t berdasarkan Kurikulum berbasis kompetensi clan penilaian kualitas paket media pembelajaran dari 5 orang reviewer (guru kimia SMA/MA). Skor rata-rata paket media pembelajaran yang diperoleh adalah sebesar 102,47 dengan persentase ideal 81,976%. Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, kategori paket media pembelajaran yang dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Lestari Wiwit Ganjar ,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:37:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3296
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3296
2012-08-08T18:00:36Z
STUDI PENGGUNAAN OKSIN DAN DITIZON
SEBAGAI PENGOMPLEKS DALAM
EKSTRAKSI NIKEL
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi optimal pengompleks oksin dan ditizon, menentukan pH optimal larutan, dan mengetahui pengompleks yang lebih efektif digunakan pada ekstraksi nikel.
Subjek dalam penelitian ini adalah Ni(II)-oksinat dan Ni(II)-ditizonat, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah oksin dan ditizon sebagai pengompleks. Ekstraksi dilakukan dengan mengambil 10 nil, larutan Ni(II) 20 ppm sebagai fasa air dan sebagai fasa organik Pengaturan pH dilakukan dengan penambahan larutan buffer universal. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan 10 ml, HN03 0,1 M. Fasa air hasil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometri serapan atom pada 232 run. Variasi konsentrasi pada oksin sebagai pengompleks adalah 5x104, 1x10-3, 5x 10-3, 1x10"2, dan 5x10-2 M, sedang pada ditizon menggunakan variasi konsentrasi 1x10-5, 5x10"5, ix10-4, 5x10-4, dan 1x10-3 M. Hasil optimasi konsentrasi pengompleks digunakan sebagai kondisi untuk penentuan pH optimal larutan-. Variasi pH larutan pada ekstraksi dengan oksin adalah 6, 7, 8, dan 9, sedang pada ditizon menggunakan variasi 6, 7, 8, 9, dan 10. Persen Ni(II) terekstraksi merupakan perbandingan antara konsentrasi Ni(II) tanpa pemekatan dengan konsentrasi Ni(II) dalam larutan kerja dikalikan 100%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal pada ekstraksi Ni(II) dengan pengompleks oksin diperoleh pada konsentrasi oksin 1x10-Z M dan pH 8 dengan nilai % terekstraksi 79,2027%, sedang pada ekstraksi Ni(II) dengan
pengompleks ditizon diperoleh pada konsentrasi Sxifl"5 M dan pH 8 dengan niiai % terekstraksi 41,5855%. Oksin lebih efektif digunakan sebagai pengompleks daripada ditizon pada ekstraksi Ni(II)
Tri Puspanti Woro ,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:37:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3306
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3306
2012-08-08T18:00:36Z
REAKSI OKSIDASI 3,4-DIMETOKSIKALKON DENGAN
MENGGUNAKAN OKSIDATOR KALIUM PERMANGANAT
DALAM SUASANA BASA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi oksidasi senyawa 3,4¬dimetoksikalkon menggunakan kalium permanganat 2,5 % dan 5 % dalam suasana basa pada suhu rendah.
Reaksi oksidasi senyawa 3,4-dimetoksikalkon ini dilakukan dengan mereaksi¬kan kalium permanganat dengan 3,4-dimetoksikalkon dalam pelarut etanol, serta ditambahkan katalis transfer fasa dan NaOH. Pengadukan dilakukan selama 3 jam pada suhu sekitar 10- 15° C.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi oksidasi 3,4-dimetoksikalkon dengan oksidator KMn04 2,5% tidak menghasilkan senyawa baru, melainkan tetap dalam bentuk 3,4-dimetoksikalkon sebanyak 87,79% dan terdapat veratraldehida 10,09%. Untuk reaksi oksidasi 3,4-dimetoksikalkon dengan oksidator KMnO4 5% menghasilkan veratraldehida dengan kemurnian 98,24%.
Rizal U.D Yan El ,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:37:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3314
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3314
2012-08-08T18:00:36Z
AMOBILISASI DAN KARAKTERISASII ENZIM TRIPSIN
DENGAN MIETODE "IKATAN KOVALEN"
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik enzim tripsin mobil dan amobil serta stabilitas tripsin mobil dan amobil terhadap lama penyimpanan pada suhu ruangan.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik tripsin mobil ada amobil yang tneliputi penentuan pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, nilai K;,4 dan Vmaks. Instrurnen yang digunakan untuk menentukan akrtivitas enzim adalah spektronik uv-vis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dan variabel penelitian.
Hasil penelitian menuniukan bahwa tripsin mobil mempunyai pH optimum 8,0; suhu optimum 37 °C; waktu inkubasi optimum 15 menit; nilai KM 2,5749.10` mg L-'; dan nilai Vmak, 10,3950 g L-' min-'. Sedangkan untuk tripsin amobil mempunyai pH optimum 7,0; suhu optimum 45 °C; waktu inkubasi optimum 25 menit; nilai KM 6,5590.1O Z mg L-'; dan nilai Vmaks 15,8730 mg L-' min'.
Pengukuran stabilitas enzim tripsin mobil dan enzim tripsin amobil dilakukan selama 5 hari. Terjadi penurunan aktivitas enzim tripsin amobil sebesar 3,76P0 sedangkan aktivitas enzim tripsin mobil berkurang sebesar 28,347%.
Dwi Astuti Yetti,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:37:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3325
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3325
2012-08-08T18:00:36Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SiIWA IPA ASPEK KIMIA
MATERI POKOK WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA SERTA
BERBAGAI SIFAT DALAM PERUBAHAN FISIKA DAN KIMIA
UNTUK SISWA SNIP KELAS VII BERDASARKAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Aspek Kimia Materi Pokok Wujud Zat dan Perubahannya serta Berbagai Sifat dalam Perubahan Fisika dan Kimia untuk Siswa SMA Kelas VII berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memenuhi kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar penunjang dalam pembelajaran IPA secta menilai LI<S IPA Aspek Kimia yang memenuhi kriteria LKS yang berkualitas menumt penilaian guru 1P,4 SMP dan guru Kimia SMA. Kurikulum yang digunakan sebagai acuan adalah KTSP.
Prosedur pengembangan LKS terdiri atas enam tahap, yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian produk, analisis data, dan pengambilan kesimpulan. Masing-masing tahapan tersebut terdiri atas beberapa langkah penelitian. LKS diberi masukan oleh 2 orang dosen pembimbing, 2 orang ahli media, dan 3 orang teman sejawat (peer reviewer). LKS ini kemudian dinilai kualitasnya oleh 2 orang guru IPA SNIP dan 3 orang guru Kimia SMA. Penilaian LKS didasarkan pada 10 aspek penilaian, yaitu : pendekatan penulisan, l,_ebenaran konsep kimia, kedalaman konsep, keluasan konsep, kejelasan kalirnat, kebahasaan, evaluasi belajar, kegiatan/percobaan kimia, keterlaksanaan, dan penampilan fisik. Data nilai kualitas yang diperoleh masih dalam bentuk deskriptif kemudian diubah menjadi skor. Skor rata-rata LKS diubah menjadi kategori nilai sehingga kualitas LKS dapat ditentukan melalui konversi skor rata-rata data dengan kategori nilai tersebut.
Telah berhasil disusun Lembar K.erja Siswa (LKS) IPA Aspek Kimia Materi Pokok Wujud Zat dan Perubahannya serta Berbagai Sifat dalam Perubahan, Fisika dan Kimia untuk Siswa SMP Kelas VII berdasarkan Kurikulum Tingkal Satuan Pendidikan yang memenuhi kriteria kualitas. Kualitas LKS yang telah disusun berdasarkan penilaian guru diperoleh skor rata-rata 99,6 atau 81,45 %. LKS tersebut memiliki skor dengan kriteria kualitas sangat baik (SB).
Helmi Yunan ,
2012-08-08T18:00:36Z
2019-01-29T15:37:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3327
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3327
2012-08-08T18:00:36Z
SINTESIS SENYAWA 3,4-DIHIDROKSIKALKON MELALUI REAKSI
DEMETILASI 3,4-DIMETOKSIKALKON
Tujuan penclitian ini adalah mcnsintcsis senyawa 3,4-dihidroksikalkon melalui reaksi demetilasi 3,4-dimetoksikalkon.
Senyawa 3,4-dihidroksikalkon disintesis dari senyawa 3,4-dimetoksikalkon yang didemetilasi menggunakan serbuk A1 kering dan kristal Iz dalam pelarut CS2. Reaksi dilakukan dengan cara merefluk serbuk A1 kering dan kristaJ IZ dalam pelarut CS2 selama 2 jam pada suhu 46 °C, kemudian dibiarkan sampai suhu kamar dan menambahkan senyawa 3,4-dimetoksikalkon dalam CSZ tetes demi tetes. Campuran direfluk selama 4 jam pada suhu 46 °C dalam sistem tertutup untuk mencegah terjadinya oksidasi, selanjutnya ditambahkan air es. Hasil refluk berupa larutan dan endapan, kemudian cndapan disaring. Hasil saringan yang berupa endapan direkristalisasi menggunakan metanol, kemudian dilarutkan dalam dietil eter dan dicuci dengan larutan. Na2SZ0, 1 N. Produk yang dihasilkan direkristalisasi menggunakan m0tauul untuk mendapatkan kristal 3,4-dimetoksikalkon. Kristal tersebut kemudian dianalisis menggunakan KLT scanner, spektroskopi UV-Vis, IR dan 'H-NMR
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa demetilasi 3,4-dimetoksikalkon menghasilkan kristal 3,4-dihidroksikalkon yang berwarna kuning kecoklatan, titik lebur 155-160 °C, rendemen sebesar 31,5 %, dengan kemurnian 72 %
Indyastuti Yuni ,
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:35:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3225
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3225
2012-08-08T18:00:35Z
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJAItAN KIMIA
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindak4m l:elas yang rnenerapkan metode eksperimen dengan pendekatan kcterampilm proses pada pembelajaran kimia siswa kelas XI semester 1 dan semester 2. I'enelitian ini bertujuan untuk rnengetahui kontribusi penggunaan metode eksperimen dengan pendekalan keterarnpilan proses pada pembelajaran konsep laju reaksi, kesetimbangan dan larutan pada siswa kelas XI. SMA N 1 Depok Yogyakmta. Dengan demikian, diharapkan sikap dan minat belajar siswa semakin baik karena metode yang digunakan telah disesuaikan dengan materi yang akan diberikan.
Subjek penelitian adalah Was XI IPAz SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. Pemilihan subjek dilakukau mclalui ttknil: purposive sampling. Penelitian dilakukan melalui pendekntao l:cterampilan proses dengan nielaksanakan kegiatan pembelajaran kimia meng,gunakan metode eksperimen yang disertai pemberian kesempatan untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya. Pokok bahasan yang diambil adalah tingkat reaksi, faktor-faktor yang mc.mpengaruhi laju reaiksi, faktor-Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan pada siklus I semester 1, kemuc'ian larutan pada siklus II semester a?. Untuk materi larutan yang diambil adalah sifat larutan menggunakan kertas lakmus dan pH meter, reaksi netralisasi yang terdiri dari titrasi asam basa dan penentuan kadar asam ctilca. Semua pokok bahasan tersebut diberikan dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa atau LKS dan jumlah semua LICS pada siklus 1 dar. 2 ada tujuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan pembelajaran tersebui memberikan kontribusi yaq, baik yang ditandai dengan prestasi belajar rata-rata siswa pada semester satu adumh 63,46 dan semester dua 63,69. Sedangkan mriuk sikap dan minat siswa juga baik, hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setyanti Priwara ,
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:35:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3229
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3229
2012-08-08T18:00:35Z
PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA ANORGANIK
UNTUK KELAS X SEKOLAH MENENGAH FARMASI (SMF)
Penelitian ini merupakan penelitian pengenbangan sumber belajar di bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengernbangkan buku ajar Kimia Anorganik untuk kelas X Sekolah Menen.-ah Farmasi (SMF) serta untuk mengetahui kualitas buku ajar Kimia Anorganik tersebut menurut penilaian 5 guru kimia.
Penelitian dilakukan rnelalui tiga tahap kegiatan. I'ertama, hengumpulan referensi dan penyusunan rancangan buku ajar Kimia Anorgarik derigan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. Kedua, pembuatan buku ajar kimia clan mengkonsultasikan buku ajar Kimia Anorganik yang telah dibuat kepada dosen pembimbing serta mendapat masukan dari 2 orang ahli media clan 3 orang peer reviewer. Ketiga, melakukan penilaian buku ajar Kimia Anorganik tersebu.t dengan menyertakan instrumen penilaian kepada 3 guru kimia SMF dan 2 guru SMK .jumsan kimia. I'enilaian yang dilakukan meliputi 4 komponen penilaian dengan 35 butir penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi clan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas buku ajar Kimia Anorganik.
Hasil penelitian ini berupa buku ajar Kimia Anorganik untuk siswa Kelas X Sekolah Menengah Farmasi (SMF). Iiuku ajar tersebut teCdllj aMI'1 J bab, yaitu Nlateri, Struktur Atom, Sistern Periodik Unsur, Ikatan Kimia clan Larutan. IComponen buku ajar Kimia Anorganik yang dikembangkan terdiri dari pendahuluan, uraian materi, kegiatan percobaan dan demonstrasi, latihan soal, rangkuman dan latihan soal di tiap akhir bab. Buku ajar yang telltr dikernbangkan mernpunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian 5 guru kimia dengan skor 152,2 dan persen keidealan sebesar 86,975%, sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar penunjartg.
Kurniawan Puji ,
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:35:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3235
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3235
2012-08-08T18:00:35Z
PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA ANORGANIK
UNTUK KELAS X SEKOLAH MENENGAH FARMASI (SMF)
I'enelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidang Pendidikan Kimia. 'f'ujuan penelitian pengembangara ini adalah mengembangkan buku ajar Kimia Anarganik untuk kelas X Sekolah Menen;ah Farmasi (SMF) serta untuk mengetahui kualitas buku ajar Kimia Anorganik tersebut rnenurut penilaian 5 guru kinlia.
Per,:~,litian dilakukan xnelalui tiga tahap kegiatan. Pertama, pengurnpularr referensi dan penyusunan ranc;angan buku ajar Kimia Anorganik dexigan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing. Kedua, pembuatan buku ajar kimia dan niengkonsultasikan buku ajar Kimia Anorganik yang telah dibuat kepada dosen pembimbing serta mendapat masukan dari 2 orang ahli media clan 3 orang peer reviewer. Ketiga, melakukan penilaian buku ajar Kimia Anorganik tersebut dengan menyertakan instrumen penilaian kepada 3 guru kimia SMF dan 2 guru SMK jurusan kimia. Penilaian yang dilakukan meliputi 4 komponen penilaian dengan 35 butir penilaian. 1-lasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategorl penilaian ideal untuk menentukan kualitas buku ajar Kimia Anorganik.
Nasil penelitian ini berlipa buku ajar Kimia Anorganik untuk siswa Kelas X Sekolah Menengah I•armasi (SMF). Buku ajar tersebut terdiri dari S bab, yaitu Materi, Struktur Atom, Sistexn Periodik Unsur, Ikatan Kimia dan Larutan. Komponen buku ajar Kirnia Anorganik yang dikembangkan terdir7 dari pendahuluan, uraian materi, kegiatan percobaan dan demonstrasi, latihan soal, rangkuman dan latihan soal di tiap akhir bab. Buku ajar yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian 5 guru lcimia dengan skor 152,2 dan persen keidealan sebesar 86,975%, sehingga layak digunakan sebagai sumber bclajar penunjang.
Kurniawati Puji ,
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:35:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3238
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3238
2012-08-08T18:00:35Z
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBENTUKAN SOAL (PROBLEMPOSING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan prestasi belajar kimia peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur pada pembelajaran kimia kelas X semester 2 di SMAN 1 Prambanan tahun ajaran 2007/2008.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan satu faktor, dua sampel dan satu kovariabel. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester 2 SMAN 1 Prambanan tahun ajaran 2007/2008. Sampel penelitian sebanyak 77 peserta didik yang diambil secara purposive sampling. Peserta didik tersebut terbagi dalam 2 kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen (Al) yang menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dan satu kelas sebagai kelas eksperimen (A2) yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur. Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian (Anakova).
Berdasarkan hasil analisis data dengan cara Anakova diperoleh FO ~ sebesar 67,227 dan p = 0,000. Harga FO > Flabd sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur, jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik. Rerata semua variabel untuk anakova kelas eksperimen A 1 sebesar 62.')82 sedangkan untuk kelas eksperimen A2 sebasar 43,559. Jadi, pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur lebih efektif jika dibandingkan pendekatan problem posing tQrstruktur.
Purnamawati Purnamawati
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:35:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3248
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3248
2012-08-08T18:00:35Z
ASETILASI BALANOKARPOI, AASIL ISOLASI DARI HOPEA MENGARAWAN (DIPTEROCARPACEAG)
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asetilasi terhadap senyaw-a balanokarpol hasil isolasi dari Hopeu mengaruwun (Dipterocarpaceae) Jenis material yang menjadi subyek peneli an adalah senyawa balanokarpol hasil isolasi dari ekstrak aseton kulit kayu batang tumbuhan Hopcu menguruwun (Dipterocarpaceae) yang dipcrolch dari Kebun I'ercobaam Carita Pandeglang, Banten.
Pada pcnelitian ini balanokarpol hasil isolasi dari Hopea mengarawan direaksikan dengan anhidrida asam asetat dan piridin pada suhu kamar selama 24 jam. Gugus hidroksil pada balanokarpol akan digantikan dengan gugus asetil dengan reagen anhidrida asam asetat dan piridin menghasilkan senyawa asetil ester dari balanokarpol. Pemurnian senyawa hasil asetil dilakukan dengan metode kromatografi kolom garivitasi (KKG) menggunakan campuran eluen kloroform-heksana (3:2). Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan data kromatografi lapis tipis (KLT), data spektroskopi UV dan IR antara senyawa hasil asetilasi dan balanokarpol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asetilasi balanokarpol dapat dilakukan dengan menggunakan anhidrida asam asetat dan piridin dengan rendemen sebesar 14,24 %.
WAHYIIRIYADI WAHYIIRIYADI
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:36:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3252
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3252
2012-08-08T18:00:35Z
PENGEMBANGAN PAKET BELAJAR KIMIA DALAM BENTUK PERANGKAT
LUNAK KOMPUTER UNTUK SISWA SMU KELAS X SEMESTER 2 SEBAGAI
SUMBER PEMBELAJARAN MANDIRI.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian pengembangan model yang bertujuan
untuk mengembangkan model sumber belajar kimia yang berupa paket belajar kimia
berbentuk perangkat lunak komputer. Penelitian dilakukan meliputi tiga tahap utama,
yaitu tahap perencanaan, tahap penyusunan paket belajar kimia berbentuk perangkat
lunak menggunakan Macromedia Flash MX 7.0 dan dilanjutkan tahap uji kualitas
paket belajar yang telah disusun. Materi pelajaran yang disusun menjadi paket belajar
adalah materi SW kelas X semester 2 untuk bidang kompetensi Alkana, Alkena, dan
Alkuna.
Uji kualitas paket belajar yang telah disusun menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner penelitian paket belajar yang terdiri dari 23 indikator penilaian yang
terbagi dalam enam aspek yaitu aspek Kebenaran Konsep, Kebahasaan, Keluasan dan
Kedalaman Konsep, Pendekatan, Keterlaksanaan, serta Tampilan. Penilaian dilakukan
terhadap enam komponen paket belajar meliputi komponen Petunjuk Guru, Kegiatan
Siswa, Latihan Siswa, Kunci Latihan Siswa, Evaluasi Siswa, dan Kunci Evaluasi
Siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh skor Petunjuk Guru 36,2
yang termasuk dalam range skor >36 dengan nilai akhir SB (sangat baik); skor materi
Alkana, Alkena dan Alkuna masing-masing sebesar 142,4, 143,4, dan 144,0 yang
termasuk dalam range skor 123,33 s.d. 148,00 dengan nilai akhir B (baik); skor
Evaluasi Siswa sebesar 52,4 yang termasuk dalam range skor 46,67 s.d. 56,00 dengan
nilai akhir B (baik); skor Kunci Evaluasi Siswa sebesar 23,8 yang termasuk dalam
range skor 20 s.d. 24 dengan nilai akhir B (baik). Skor total paket belajar yang telah
disusun adalah 542,2, yang termasuk dalam range skor 466,67 s.d. 560,00 yang berarti
mendapatkan nilai akhir B(baik). Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa paket
belajar yang telah disusun menggunakan Macromedia Flash MX layak untuk
dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran di SMU.
Pamungkas Wahyu
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:36:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3254
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3254
2012-08-08T18:00:35Z
SOKHLETASI KOMPONEN SENYAWA TURUNAN XANTON DARI AKAR
Garcinia dulcis MENGGUNAKAN METANOL
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa turunan xanton dari akar Garcinia dulcis dengan metode sokhletasi menggunakan pelarut metanol dan mengidentifikasi gugus fungsional senyawa tersebut.
Sebanyak 350 gram akar Garcinia dulcis kering dan halus disokhletasi menggunakan pelarut metanol selama ± 8 jam dengan alat sokhlet. Ekstrak metanol difraksinasi dengan pelarut organik, lalu fasa organik dievaporasi untuk menghilangkan pelarut. Ekstrak pekat diuji derigan KLT menggtlnakan pelarut n¬heksana - etil asetat dari 1:10 - 1:1 (volum:volum). Lima gram ekstrak pekat dikromatografi kolom dan diperoleh 32 tabung. Kemudian dikelompokkan menjadi 4 fraksi berdasarkan Rf pada KLT. Fraksi pertama dan kedua hasil kromatografi kolom dianalisis dengan UV-Vis dan FTIR.
Senyawa yang diduga turunan xanton dapat diisolasi dengan ekstraksi sokhlet menggunakan pelarut metanol selama 8 jam. Gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa hasil isolasi adalah gugus aromatik tersubstitusi, karbonil (C=0), eter (C-O-C), hidroksil (O-H), dan gugus metil (CH3).
SRI WIDODO WAHYU
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:36:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3257
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3257
2012-08-08T18:00:35Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD)
PADA MATA PELAJARAN KIMIA BAGI SISWA KELAS X
SEMESTER II DI SMA NEGERI 9 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar kimia dan rninat belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelaiaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti pembel~jaran dengan menggunakan metode caramah-tanya jawab, jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalil:an secara statistik.
Penelitian ini merupakan penclitian eksperimen dengan desain satu faktor, dua sampel dsm satu kovariahcl. I'poulasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri () Purworejo tahun ajarun 2006/2007 yang berjumlah 150 siswa dan terbagi dalam 4 Was. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive cluster sampling, dengan cara diambil satu kelas sebagai kelas eksperimen (A2) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (A]). Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian I jalur (anakova).
Berdasarkan hasil Uji anakova diperoleh harga Fo = 94,513 dan p = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, jika pengetahuan awal siswa dikendalikan secara statistik. Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signiftkan pada minat belajar kimia antar siswa kel.rs eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil uji t sama subjek menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada minat belajar kimia antar siswa kelas eksperimen
ASTUTI WAHYU WIJI ,
2012-08-08T18:00:35Z
2019-01-29T15:36:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3259
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3259
2012-08-08T18:00:35Z
PILARISASI ALKILAMINA (CnH2n+3N) DENGAN n = 3, 4, 5 DAN 6 KE DALAM LAYER ANION TETRATITANAT
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sistem kristal, parameter kisi, kisi Bravais, bidang-bidang kristal, dan mengetahui hubungan jarak layer dengan n pada alkilamina (C,H2n+3N) dengan n = 3,4,5 dan 6 yang terpilar pada layer anion tetratitanat.
Subjek penelitian yaitu material hasil pilarisasi dan objek penelitian ini adalah karakter dari material hasil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena senyawa tetratitanat tidak mengembang dalam air. Proses pilarisasi ini ini meliputi beberapa tahap : (1) preparasi senyawa kalium tetratitanat, (2) pertukaran kation K+ dengan kation H+, dilakukan dengan mencampur senyawa kalium tetratitanat dengan HCl (1M) dan diaduk selama 15 jam pada suhu ruang, (3) pilarisasi alkilamina (CnH2„+3N) dengan n = 3,4,5 dan 6 kedalam layer anion tetratitanat, dilakukan dengan cara menambahkan padatan hidrogen tetratitanat dalam larutan alkilamina (CnH2„+3N) dengan n = 3,4,5 dan 6 dan diaduk selama 7 hari pada suhu ruang, diikuti pencucian dengan akuades, penyaringan dan pengeringan pada suhu 70 'C. Karakterisasi material hasil pilarisasi menggunakan defraktometer sinar-X .
Hasil penelitian menunjukkan Keempat senyawa tersebut mengkristal dalam sistem kristal monoklinik dengan kisi Bravais C. Parameter kisi kristal (C3I-17NH3)ZTiq09 a = 34,413 A, b = 3,806 A, c = 11,332 A dan (3 = 110,827 °. Kristal (CaH9NH3)ZTiq09 a = 38,307 A, b = 3,709 A, c = 11,931 A dan (3 = 115,688 °. Kristal (CSHI1NH3)2Tiq09 a = 42,395 A, b = 4,303 A, c = 12,986 A dan ~ =112,151 ° . Kristal (C6Hl3NH3)2T1qO9 kisi a = 50,212 A, b = 4,050 A, c = 13,000 A dan R = 114,886 °. Bertambah besarnya jarak layer berbanding lurus dengan n pada alkilamina (C„H2„+3N) dengan n = 3,4,5 dan 6. Hubwngan jarak layer dengan pertamballan jumlah atom C berbanding lurus dengan persamaan gatis y = 2,6134x + 6,9407.
PURWANTORO WAWAN
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:35:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3218
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3218
2012-08-08T18:00:34Z
PENGARUH PENAMBAHAN PENDADAH Ca0 PADA SINTESIS Zr02/SO42¬MELALUI PENGENDAPAN BASA BERBASIS MATRIK POLIETILEN
GLIKOL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya senyawa zirkonia tersulfat terstabilkan kalsium oksida dipreparasi dengan metode pembentukan matriks polimer dan pengaruh penambahan pendadah Ca0 terhadap karakter senyawa zirkonia tersulfat terstabilkan kalsium oksida.
Preparasi dilakukan dengan mereaksikan 3,2 gram ZrOC12.8H20, 10 ml polietilen glikol, 2 ml HN03 dengan variasi berat kalsium klorida = 0 ; 0,02 ; 0,04 ; 0,06 ; 0,08 ; 0,10 gram yang dilarutkan dalam air sebanyak 20 ml. Setelah diendapkan dengan penambahan larutan amonia 12,5 % sebanyak 23 mL kemudian dikeringkan pada suhu 1 10 °C, selanjutnya endapan direndam dalam 30 ml HZSO4 0,5 M selama 1 jam. Serbuk disaring, selanjutnya dikalsinasi dan dikarakterisasi dengan difraktometer XRD dan FT-IR.
Hasil dari penelitian ini adalah senyawa zirkonia dengan perbandingan mol Zr4+/Ca2+ dari 1:0 sampai 1:0,10 mempengaruhi terbentuknya sistem kristal. Pada perbandingan mol Zr4+/Ca2+: 1:0 (tanpa pendadah), 1:0,06, 1:0,08 dan 1:0,10 menghasilkan kristal zirkonia tetragonal murni, sedangkan pada perbandingan Zr°+/CaZ+= 1:0,02, dan 1:0,04 menghasilkan fase campuran antara monoklinik dan tetragonal, fase monoklinik dengan kelompok ruang (P21/c) lebih dominan daripada fase tetragonal dengan kelompok ruang (P42/nmc). Dari keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa zirkonia tetragonal 100% dihasilkan pada perbandingan Zr4+/CaZ+=1: 0 (tanpa pendadah); 1: 0,06; 1: 0,08 dan 1: 0,10.
Cahyono Pebri ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:35:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3222
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3222
2012-08-08T18:00:34Z
PENYUSUNAN BUKU PEDOMAN ANALOGI UNTUK KONSEP-¬KONSEP KIMIA SMA/MA KELAS XI BERDASARKAN KURIKULLIM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan di bidang pendidikan kimia yang bertujuan: (l) menyusun dan menghasilkan buku pedoman analogi untuk konsep-konsep kimia SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan (2) mengetahui kualitas buku pedoman analogi tersebut berdasarkan penilaian lima guru kimia SMA/MA.
Prosedur penyusunan penilaian buku ini terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanaan, dan penilaian produk. Masing-masing produk tersebut terdiri atas beberapa langkah penelitian. Buku di'Jeri masukan oleh dua dosen pembimbing, tiga teman sejawat (peer reviewer), dan dua ahli media. Buku ini kemudian dinilai kualitasnya oleh lima guru kimia SMA/MA dengan mengisi angket penilaian kualitas buku pedoman analogi yang berisi 19 kriteria indikator penjabaran dari enam aspek penilaian kualitas buku pedoman analogi yang ditetapkan.
Kualitas buku pedoman analogi untuk 21 konsep berturut-turut untuk kategori sangat baik (SB) yaitu Reaksi Eksoterm dan Endoterm, Laju Reaksi, Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi (Pengaruh Katalisator), Faktor¬faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi (Pengaruh Temperatur/Suhu), Tetapan Kesetimbangan Asam Basa dan Derajat Disosiasi, dan Teori Asam Basa Bronsted - Lowry. Sedangkan kategori baik (B) yaitu Teori Kuantum dari Max Planck, Teori Orbital, Empat Bilangan Kuantum, Konfigurasi Elektron (Aturan Hund), Konfigurasi Elektron (Larangan Pauli), Gaya Antarmolekul (Gaya London), Gaya Antarmolekul (Gaya Van der Walls), Persamaan Termokimia, Persamaan Laju Reaksi (Orde nol), Teori Tumbukan, Kesetimbangan Dinamis, Pereaksi Pembatas, Titrasi Asam Basa, Titrasi Asam Lemah Dengan Basa Kuat, dan Larutan Penyangga (Buffer). Skor total rata-rata adalah 76,2 atau 80,2% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan bahwa buku pedoman analogi untuk konsep-konsep kimia SMA/MA kelas XI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai pendukung bahan ajar bagi guru.
Saktivani Pravita ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:35:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3241
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3241
2012-08-08T18:00:34Z
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SECARA TERINTEGRASI TERHADAP SIKAP ILMIAH, PRESTASI BELAJAR KIMIA DAN RETENSI PENGETAHUAN KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: 1) pengaruh pclaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap sikap ilmiah; 2) prestasi belajar kimia; 3) retensi pengetahuan kimia peserta didik kelas XI SMA Negrri 8 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2007/2008.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SM~1 Negeri 8 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2007/2008. Sampel penclitian ini adalah dua kelas XI IPA, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan saw kelas sebagai kelas kontrol. Data pengetahuan awal berupa nilai ulangan Ternlokimia. Peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi angket sikap ilmiah untuk mengukur sikap ilmiah mereka, kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan praktikum kimia secara terintegrasi. Pada ak.hir perlakuan peserta didik diberi angket sikap ilmiah untuk mengukur perubahan sikap ilmiah setelah mengalami perlakuan, serta diberi tes prestasi dengan materi pokok Laju Reaksi dan Kesetimbangan Kimia. Peserta didik diberi tes retensi dengan soal yang sama dengan tes prestasi dalam jangka waktu dua setengah bulan setelah tes prestasi berupa soal yang sama dengan tes prestasi.
Hasil uji statistik data penelitian menunjukkan bahwa diperoleh nilai R` sebesar 0,159 yang menunjukkan sumbangan efektifnilai pengetahuan awal kimia kelas sampel terhadap prestasi belajar kimia dalam penelitian ini adalah 15,9%. Hasil uji t beda subjek menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap ilrniah antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (p = 0,812). Hasil uji t sama subjek menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan sikap ilmiah baik pada kelas eksperimen (p = 0,508) maupun kelas I:ontrol (p = 0,629). Hasil uji Anakova satu jalur menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar kimia antara keras kontrol dengan kelas eksperimen (Fo = 4,517; p = 0,036) namun prestasi kelas kontrol lebin tinggi daripada kelas eksperimen. Hasil uji t beda subjek menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signitikan antara rmensi pengetahuan kimia kelas eksperimen dengan kelas kontrol (p = 0,095).
NUGROHO PURWO HESTI ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:38:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3406
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3406
2012-08-08T18:00:34Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER
MATERI POKOK REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA, SEL
ELEKTROLISIS DAN KORASI BERDASARKAN KURIKULUM 2004
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA SMA/MA
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan rnedia pembelajaran kimia. Tujuan penelitian ini adalah menyusun media pcmbelajaran kimia berbantuan komputer dalam bentuk untuk materi pokok reaksi redoks dan elektrokffrria, sel elektrolisis, dan korasi untuk siswa SMA; MA kelas XII semester I berdasarkan kriteria kualitas paket belajar clan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran kimia yang telah disusun berdasarkan penilaian 5 orang guru kimia SMA/MA.
Penelitian di(akukan melalui tiga tahap kegiatan. Tahap pertama adalah penyusunan media pembelajaran dalam bentuk CD menggunakan program komputer Macrnmecliu Flush 2004. Tahap kedua adalah tinjauan dan saran terhadap (.1) pembelajaran kimia oleh dosen pembimbing, ahli media dan percobaan. Tahap ketiga adalah penilaian pembelajaran kimia oleh 5 orang guru kimia SMA/MA.
Penilaian yang dipc;roleh dari 5 orang buru kimia SMA/MA, secara berturut¬turut skor rata-rata yang diperoleh tampilan rnaleri pokok reaksi redoks dan elektrokimia, sel elektrolisis, korosi, dan pengayaan adalah 227,8 (Sangat Balk); 231,2 (Sangat Baik),- 230,4 (sangat baik),- dan 95,0 (Sangat Baik). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, menunjukkan Orhwa media pembelajaran kimia berbantuan komputcr dalam bentuk ('/) untuk materi hokol: reaksi redoks dan elektrokimia, sel elektrolisis, clan korosi untuk siswa SMA/MA kelas XII semester I dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri.
Pratiwi Emi ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3407
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3407
2012-08-08T18:00:34Z
Pengembangan Paket Pembelajaran Kimia Berbantuan Komputer tentang
Kinetika Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I sebagai
Media Pembelajaran Mandiri
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran
kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan paket pembelajaran kimia
dalam bentuk Compact Disc (CD) tentang Kinetika Kimia yang, diharapkan
dapat digunakan oleh siswa sebagai media pembelajaran mandiri. Selain itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas paket pembelyjaran kimia
tersebut berdasarkan kriteria kualitas paket pembelajaran kirma yang baik.
Penelitian dilakukan melalui tiga tahap kegiatan. Pertama, penyusunan
paket pembelajaran kimia dalam bentuk ('l) pembelajaran kirnia menggunakan
program komputer Macro,edia Flash MX Professional 2004. Kedua, review, dan
saran produk CD pembelajaran kimia oleh dosen pembimbing. ahli media dan
pcer rwvieil. Ketiga, penilaian CD pembelajaran kimia oleh 5 orang Guru
Kimia SMA.
Dari penilaian Guru Kimia tersebut Paket 1 (Laju dan orde reaksi). Paket 2
(Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ), I'aket 3 ('1'eori tumbukan), dan
Paket 4 (Penerapan laju reaksi) memperoleh skor rata-rata berturut-turut 220,2:
?27,6; ?31,8; dan 229,2. Semua skor rata-rata tersebut memenuhi kriteria
kualitas SB (Sangat Balk). Berdasarkan hasil pcnilaian tersebut, dapat
diasumsikan bahwa paket pembelajaran kimia berbantuan komputer tentang
Kinetika Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I dinyatakan valid dan
layak diounakan sebagai media pembelajaran mandiri.
Supraptiwi Endah ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3411
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3411
2012-08-08T18:00:34Z
PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN PENAMBAHAN ENZIM
BROMELIN TERHADAP KADAR PROTEIN TERLARUT PADA
SUSU KEDELAI (Glycine max L Merr) Hasil Fermentasi
Laporan penelitian ini disustln herdasarkan studi lahoratoris vang, dilakukan di Laboratorium Kimia. FMIPA Negeri Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk nlengetahui pengaruh lama ferlnentasi dan penambahan enzim bromelin terhadap kadar protein terlarut pada susu kedelai.
Subjek penelitian ini adalah susu kedelai dan objek penelitian adalah kadar protein terlarut susu kedelai. Penelitian diawali dengan penentuan suhu dan pH optimum aktivitas enziln hromclin menggunakan metode Anson. Pembuatan susu kedelai diawali clcngan proses fermentasi kcdclai seperti pada pembuatan tempe dellgan variasi lanltl lermentasi 0 jam. 24 pm dan 48jam. -hetnpc yang terbentuk diblender dengan air pada perbandingan 1:5, setelah itu dihidrolisis pada kondisi optimum yaitu pada pH 6,0 dan suhu 55°C dengan penambahan enzim bromelin dengan konscntrasi 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm dan 300 ppm selama 8 jam. Kemudian disaring untuk mendapatkan susu kedelai yang dinginkan. Penentuan kadar protein terlarut dilakukan metode I,oy menggunakan larutan standar kasein dengan icrlehih dahulu nlenentukan pan jang gelomhang maksimum dan kurva standar protein. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANAVA AB yang dilanjutkan dengan uji DMRT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama ferillentasi dan penambahan enzim bromelin berpengaruh terhadap kadar protein terlarut pada susu kedelai hasil fermentasi. Semakin lama waktu fermentasi dan semakin banyak enzim vang ditambahkan maka kadar protein terlarut susu kedelai .juga senlakin tinggi. Terdapat interaksi antara lama fermentasi dan penambahan enzim bromelin terhadap kenaikan kadar protein terlarut dalam susu kedelai hasil fermentasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada lama fermentasi 0 jam ke 48 Jam dengan penambahan enzim 300 ppm. Susu kedelai hasil fermentasi 48 jam denagn penambahan enzim bromelin 300 ppm mempunyai kadar protein terlarut paling tinggi.
Srilestari Istiningtyas Endang,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3422
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3422
2012-08-08T18:00:34Z
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
SAINS ASPEK KIMIA SMP/MTs KELAS VIII
BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang pendidikan kimia yang bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan buku petunjuk praktikum sains aspek kimia SMP/M"I's kelas VIII berclasarkan kurikulum 2004 serta untuk mengetahui kualitas buku petunjuk praktikum tersebut berdasarkan penilaian 5 orang guru sains aspek kimia SMP/MTs sesuai dengan kriteria kualitas buku petunjuk praktikum yang telah ditentukan.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian produk. Buku petunjuk praktikum yang disusun meliputi tiga materi pokok : Unsur, Senyawa dan Campuran; Pemisahan Campuran clan Perubahan Materi. Pengembangan buku petunjuk praktikum ini dibimbing oleh dosen pembimbing, ditinjau oleh peer reviewer dan ahli media serta dinilai oleh reviewer yaitu lima guru sains aspek kimia di Kodya Yogyakarta. Data yang diperoleh dari penilaian reviewer berupa data kualitatif selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif dengan teknik analisis data deskriptiC Data kuantitatif tersebut ditabulasi dan dianalisis setiap materi pokok dan setiap aspek penilaian. Skor yang diperoleh selanjutnya dikonversi menjadi tingkat kelayakan produk secara kualitatil:
Hasil penelitian ini berupa buku petunjuk praktikum sains aspek kimia SMP/M"I's kelas V111 berdasarkan kurikulum 2004 dengan skor rata-rata penilaian kualitas buku petunjuk praktikum untuk materi pokok 1, 11 clan III berturut-turut sebesar 98,2; 101,4 dan 103. Persentase keidealannya berturut-turut adalah 78,56 %; 81,12 % dan 82,40 %. Skor rata-rata buku petunjuk praktikum secara keseluruhan sebesar 100,87 dengan persen keidealan sebesar 80,696 %. Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, buku petunjuk praktikum yang dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) sehingga layak digunakan sebagai acuan dalam berpraktikum.
Elfrida Enni
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3444
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3444
2012-08-08T18:00:34Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN SAINS KIMIA KELAS VII SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN
TAHUN AJARAN 2005/2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode ceramah jika pengetahuan awal sains dikendalikan secara statistik, perbedaan minat belajar sains kimia sesudah proses pembelajaran antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol, dan perbedaan minat belajar sains kimia siswa antara sebelum` dan sesudah proses pembelajaran sains kimia baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Sampel penelitian sebanyak 76 siswa yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen (A1) dan kelas kontrol (A2), yang ditentukan secara purposWe cluster sampling dari 152 siswa Was VII SMP Negeri 2 MIA Sleman. Analisis statistik yang digunakan ialah Anakova dengan satu kovariabel, uji t, dan uji t sama subjek.
Berdasarkan hasil analisis Anakova diperoleh Fo=4,334 dan p<0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar sains kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode ceramah, jika pengetahuan awal sains dikendalikan secara statistik. Analisis uji t memberikan hasil t,,= -0,618 dan p>0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan minat belajar sains kimia sesudah pembelajaran antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Sedangkan analisis uji t sama subjek memberikan hasil untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah to=-0,136 dan p>0,05; to 0,747 dan p>0,05. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada perbedaan minat belajar sains kimia siswa antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran sains kimia baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan prestasi belajar sains kimia namun belum efektif dalam meningkatkan minat belajar sains kimia.
Chayati Erni
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3447
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3447
2012-08-08T18:00:34Z
PENINGKATAN PRESTASI DAN NIOTIVASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM MULTIMEDIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 SLEMAN KELAS X SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang positif dan signifikan terhadap prestasi dan motivasi belajar kimia siswa melalui pembelajaran menggunakan laboratorium multimedia jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tiga desain yaitu : (l) desain satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel, (2) desain satu faktOr dua sampel, (3) desain satu faktor dengan pengamatan ulang. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Sleman yang berjumlah 216 siswa dan dibagi dalam 6 kelas. Sampel penelitian sebanyak 71 siswa, dibagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen (Al) dan kelas kontrol (A2) yang diambil secara purpo.ssive sampling. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia siswa, data prestasi belajar kimia siswa, clan data motivasi belajar kimia siswa. Data dianalisis dengan analisis kovarian (anakova) Jan uj i t.
Hasil analisis kovarian (anakova) mendapatkan harga Fo = 0,682 dan p = -;.~83 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal in] berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan laboratorium multimedia dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan laboratorium multimedia, jika pengetahan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik. Analisis dengan uji t didapatkan harga to =- 1.790 dan p = 0,078 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar kimia pada siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran kimia dengan menggnrnakan laboratorium multimedia tidak dapat meningkatkan secara signifkan prestasi dan motivasi belajar kimia siswa di Negeri 1 Sleman kelas X semester 2 tahun ajaran 2007/2008.
Indriawati Erni
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:39:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3450
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3450
2012-08-08T18:00:34Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA SAINS KIMIA
UNTUK SMP DAN MTs KELAS IX
BERDASARKAN KURIKLILUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di
bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian ini adalah menf;embangkan l,embar
Kerja Siswa (LKS) mata pelajaran Sains Kimia untuk SMI' dan M"I's Kclas IX
berdasarkan Kurikulum 2004 yang memcnuhi kritcria kualitas I,KS yang balk dan
layak digunakan dan menilai apakah l,KS yang telah disusun memenuhi kriteria
scbagai LKS yang bcrkualitas l5aik bcrdasurkaa penilaian guru kimia SMA.
Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu langkah-langkah pengembangan
LKS Sains Kimia itu sendiri dan aspek-aspek penilaian kualitas LKS
Sains Kimia yang telah disusun. LKS Sains Kimia ini disusun menurut prosedur
pengembangan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan Modul dan I'aket
Belajar dengan berpedoman pada Kurikulum 2004. 1'enilaian produk dalam
penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap I oleh dosen pembimbing dan peer
reviewer, tahap 11 oleh ahli media, dan tahap III oleh guru kimia SMA
(reviewer). Kualitas LKS Sains Kimia didasarkan pada penilaian yang dilakukan
oleh 5 orang guru kimia SMA di Yogyakarta. Instrumen penilaian kualitas LKS
Sains Kimia berupa angket berisi kriteria kualitas LKS Sains Kimia yang balk
dan dijabarkan dari aspek penilaian yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini adalah tersusunnya LKS mata pelajaran Sains Kimia
untuk SMP dan MTs kelas IX berdasarkan Kurikulum 2004. Adapun skor ratarata
penilaian kualitas LKS Sains Kimia untuk matcri pokok 1, 11, 111, dan IV
berturut-turut sebesar 109 (SB); 105 (SB); 113 (SB); dan 107,4 (SB). Skor ratarata
dari keempat materi pokok adalah 108,6. LKS Sains Kimia untuk kelas IX
SMP yang telah dikembangkan memiliki skor dengan kategori kualitas sangat
balk (SB) sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran Sains Kimia di
SMP.
Kristianingrum Erni ,
2012-08-08T18:00:34Z
2019-01-29T15:40:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3461
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3461
2012-08-08T18:00:34Z
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBENTUKAN SOAL (PROBLEMPOSING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 Dl SMA NEGERI 1 RENGASDENGKLOK TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur, j ika pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain satu faktor, dua sampel dan satu kovariabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X semester 2 SMAN 1 Rengasdengklok tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 318 peserta didik dan terbagi ke dalam 8 kelas. Sedangkan sampel penelitian ini adalah sebanyak 2 kelas yang berjumlah 78 peserta didik yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelas, 1 kelas sebagai kelas eksperimen 1 (A1) dan satu kelas lagi sebagai kelas eksprimen 2 (A2). Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis anakova. Sebelumnya dilakukan uji pendahuluan homogenitas clan normalitas sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur dengan peserta didik yang menggunakan pendekatan problem posing model terstruktur jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik (Fo =26.336 dan p= 0.000). Rerata semua variabel untuk Anakova kelas eksperimen A l sebesar 62.625 sedangkan untuk kelas eksperimen A2 sebasar 41.237. Jadi, pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model semi terstruktur lebih efektif jika dibandingkan pendekatan problem posing model terstruktur. Sumbangan efektif pengetahuan awal terhadap prestasi belajar kimia adalah 38.9%.
Suprihatin Euis ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:37:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3322
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3322
2012-08-08T18:00:33Z
PENGARUH KOMPOSISI ETILEN DIAMIN (EDA) DAN MINYAK KEDELAI TERHIDRASI (HYDRATED SOYBEAN OIL) TERHADAP SINTESIS POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan setelah proses hidrasi (2). Menentukan karakter poliuretan hasil sintesis (3). Mempelajari pengaruh penambahan etilen diamin (EDA) terhadap sintesis poliuretan dari minyak kedelai terhidrasi (HSBO) (4). Mempelajari pengaruh komposisi EDA dan HSBO terhadap ikatan silang poliuretan hasil sintesis.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama adalah isolasi minyak kedelai (SBO) dari biji kedelai dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut n-heksana teknis. Kedua adalah hidrasi minyak kedelai menggunakan hidrator air dalam asam sulfat dengan konsentrasi asam sulfat sebesar 20% (v/v). Tahap ketiga adalah menentukan karakter S130 clan HS130. Tahap berikutnya adalah sintesis poliuretan dari EDA sebagai senyawa pemanjang rantai, HSBO sebagai sumber poliol, dan toluena diisosianat (TDI) sebagai sumber isosianat dengan variasi komposisi 0/40/60, 5/35/60, 10/30/60, dan 15/25/60 semuanya dalam % (m/m). Tahap terakhir adalah karakterisasi poliuretan hasil sintesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan proses hidrasi dibuktikan dengan semakin besarnya nilai absorbansi gugus -0H, massa jenis, bilangan hidroksil, titik leleh clan titik didih HSBO dibandingkan dengan SBO, sedangkan nilai indeks bias HSBO lebih kecil dari pada SBO. Keberhasilan proses polimerisasi dibuktikan dengan munculnya serapan uretan pada spektrum FTIR poliuretan yang tidak mengalami penambahan EDA dan poliuretan yang memiliki kekerasan paling besar, yakni poliuretan dengan penambahan EDA sebesar 15% dari komposisi keseluruhan. Derajat penggembungan bernilai positif yang berarti poliuretan basil sintesis memiliki ikatan silang.
Kurnia Tunika Yotie,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:37:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3329
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3329
2012-08-08T18:00:33Z
TITRASI POTENSIOMETRI DALAM PENENTUAN KONSTANTA KESETIMBANGAN REAKSI PADA ADSORPSI ZAT WARNA AKRIDIN OLEH KAOLINIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konstanta kesetimbangan reaksi pada proses adsorpsi akridin oleh kaolinit. Reaksi-reaksi yang termasuk didalamnya adalah reaksi hidrasi akridm, reaksi protonasi dan deprotonasi gugus aktif permukaan kaolinit, dan reaksi pembentukan kompleks permukaan akridin dan kaolinit.
Subyek dalam penelitian ini adalah akridin dan kaolinit, sedangkan obyek penelitian adalah harga konstanta kesetimbangan reaksi. Konstanta kesetimbangan reaksi ditentukan dengan cara titrasi potensiometri. Data titrasi diperoleh dari 3 sistem, yaitu sistem yang hanya berisi larutan akridin 1x10-a M atau 1x10"3 M, sistem yang hanya berisi 100 M2 /L suspensi kaolinit, dan sistem yang berisi akridin clan 100 m2/L suspensi kaolinit. Larutan KN03 5x10"3 M juga ditambahkan ke dalam sistem sebagai elektrolit pendukung. pH setiap sistem diturunkan sampai sekitar 3 menggunakan HN03 0,1087 M, selanjutnya dititrasi menggunakan KUH 0,0789 M sampai pH sekitar 11. Volume penambahan KUH dm pH setimbang pada saat penambahan KOH dicatat sebagai data titrasi. Data titrasi kemudian dimodel menggunakan model kompleksasi permukaan kapasitan konstan menggunakan software komputer GRFIT.
Harga konstanta kesetimbangan reaksi hidrasi akridin adalah 10"8'xa369. Konstanta kesetimbangan reaksi protonasi dan deprotonasi situs tepi SUH tergantung pada harga pH, secara berturut-turut adalah 10-6'a2973 dan 105,58067. Konstanta kesetimban an reaksi protonasi situs muka X- dengan muatan negatif permanen adalah 105'S~°67 . Interaksi antara akridin dengan situs tepi SOH kaolinit membentuk kompleks (SOH2+.L)+, dengan konstanta kesetimbangan 102'°I°67. Sedangkan interaksi antara akridin dengan situs muka X- dalam silika tetrahedral membentuk kompleks (X-LH+)°, dengan konstanta kesetimbangan 107,82440.
Lestari Yuni ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:37:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3334
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3334
2012-08-08T18:00:33Z
OPTIMASI KONDISI PEMISAHAN TEMBAGA (II)
SECARA EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum emulsi membran cair yaitu presentase (v/v) surfaktan Span 80, waktu pengadukan emulsi, konsentrasi fase air internal HN03 dan untuk mengetahui efisiensi total pemisahan serta kemampuan emulsi membran cair dalam memisahkan ion tembaga(II) pada sampel simulasi.
Subjek penelitian ini adalah ion tembaga(II), sedangkan objek penelitiannya adalah efisiensi pemisahan ion tembaga(II). Membran dibuat dengan cara menambahkan larutan HN03 pada berbagai konsentrasi (0,5; 1,0; dan 1,5 M) sebagai fase air internal dengan trietilamin dalam kerosen 5% dan Span 80 pada berbagai variasi persentase (v/v) surfaktan dalam membran (1, 3, 5, 7, dan 9%) sebagai fase organik. Campuran tersebut diaduk dengan icecepatan 1200 rpm selama 5, 15, dan 25 menit sehingga terhentuk emulsi. Fase membran dikontakkan dengan sampel simulasi sebagai fase air eksternal pada berbagai konsentrasi (100, 300, dan 500 ppm) dengan perbandingan volume 1:1 kemudian diaduk pada kecepatan 100 rpm selama 5 menit. Fase air eksternal dan fase air internal tembaga(II) dipisahkan dari emulsi membran cair. Kandungan tembaga(II) dalam kedua fase diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 324,8 nm.
Kondisi optimum dalam pembuatan emulsi membran cair untuk pemisahan ion tembaga(II) adalah : persentase (v/v) surfaktan dalam membran sebesar 7%, waktu pengadukan emulsi 5 menit, dan konsentrasi fase air internal 1,5 M. Semakin besar konsentrasi sampel maka semakin kecil efisiensi total emulsi membran cair pada pemisahan ion tembaga(II). Efisiensi total pemisahan ion tembaga(II) dalam sampel simulasi 100, 300, dan 500 ppm bertuiut-turut adalah 26,071; 25,494; dan 20, 066%.
Pratiwi Yuniarti ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:37:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3339
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3339
2012-08-08T18:00:33Z
PENAMBAHAN KONSENTRASI GLUKOSA DAN VARIASI KONSENTRASI STATRASI STRATER (Lactabacillus Casei) DALAM PEMBUATAN YAKULT BIJI KECIPIR (Psophocarous tatragonolbus)
Yakult merupakan salah satu minuman susu asam yang dibuat melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus ca.sei. Selain susu sapi, yakult dapat juga dibuat dari bahan dasar nabati seperti kedelai, kacang hijau dan kecipir. Penelitian ini bertujuan untuk membuat yakult dari bahan dasar biji kecipir serta mengetahui penganrh penambahan variasi konsentarsi glukosa dan variasi konsentrasi starter Lactobacillus casei terhadap kadar protein dan keasaman yakult biji kecipir yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi PMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali pcngulangan, (Ian disusun dalam rancangan acak lengkap. Paktor pertama adalah var:asi konsentrasi glukosa yaitu 0, 2, 4 dan 6%. Faktor kedua adalah variasi konsentrasi starter yaitu ",99, 2,91 dan 4,76%. Terdapat 12 kombinasi perlakuan. Kadar protein yang dihasilkan, ditentukan dengan metode Lowry, sedangkan keasaman ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi glukosa dan variasi konsentrasi starter Lactobacillus casei berpengaruh secara signifikan tcrlr,idap kadar protein dan kadar keasaman yakult biji kecipir yang dihasilkan. I-iasil kombinasi terbaik untuk kadar protein diperoleh pada konsentrasi glukosa 6% dan konsentrasi starter 4,76%, yaitu dengan kadar protein 15,8% b/b dan kadar keasaman optimum diperoleh dari kombinasi konsentrasi glukosa 2% dan konsentrasi starter Lactobacillus casei 4,76% sebesar O,553%.
Rika Astari Yunita ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:37:55Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3343
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3343
2012-08-08T18:00:33Z
IDENTIFIKASI RIBOSOME-INACTIVATING PROTEINS (RIPS) DALAM
TANAMAN Euphorbia splendens Bojerex Hook DENGAN METODE
PEMOTONGAN DNA SUPERCOIL
Penelitian ini bertuuan untuk menentukan kadar protein dan mengidentifikasi aadanya RIPS dalam tanamamn Eurphobia soplendens ex Hook melalui uji aktivitas pemotongan DNA superoil.
Ekstraksi daun dan getah Euphorbia splendens Bojer-ex Hook dilakukan dengan menggunakan pelarut buffer natrium fosfat 5 MM pH 7,2. Ekstrak diendapkan dengan ammonium sulfat, endapan yang diperoleh didialis dengan kantung semipermeabel. Penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan metode Lowry. Uji aktivitas masing-masing ekstrak menggunakan DNA plasmid PUC19 hasil isolasi dengan menggunakan metode elektroforesis gel agarosa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein dari masing-masing ekstrak yaitu daun sebesar 2,025 kg/ml dan getaj tanaman Euphorbia sebesar 0,175 ug/mL. Daun dan getah tanaman Euphorbia spelendens Bojer ex Hook tidak mempunyai aktivitas RIPs. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terpotongnya DNA supercoil menjadi linier dan nick circular.
Kurniati Yuyun ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:38:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3393
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3393
2012-08-08T18:00:33Z
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA KIMIA
UNTUK SMP/MTs KELAS VII
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian pengembangan inI adalah mengembangkan buku petunjuk praktikwn IPA kimia SMP/MTs kelas VII yang dapat dipakai sebagai acuan guru dalam pembelajaran praktikum di Iaboratoriurn sekaligus dapat dipakai siswa sebagai tambahan sucnber belajar serta untuk rnengetahui kualitas buku petunjuk praktikum IPA kimia menurut penilaian guru IPA SMP/M'I's.
Pengembamgan buku petunjuk prak-tikum IPA kimia ini dibimbing oleh dosen pembirnbing serta mendapat masukan dari ahli mcdia dan peer reviewer. Instrumen penilaian buku petunjuk praktikum IPA kimia berupa angket yang, berisi aspek dan kritcria tcrtcntu. Pcnilaian dilakukan oleh guru IPA SMP/MTs baik negeri rnaupun swasta di Magelang. Penilaian yang dilakukan meliputi 0 aspek dengan 29 indikator penilaian hasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria katetrori penulaiana deal untuk menentukan kualitas buku petunjuk paktikum IPA kimia.
Produk penelitian ini berupa buku petunjuk praktikum IPA kimia untuk siswa SMP/MTs kelas VII. Buku petunjuk praktikum IPA kimia tersebut terdiri dari 4 bab, yaitu Bahan Kimia di Rumah. Wujud Zat, Bahan Kimia I)alam Makanan; dan Zat Adiktif dan Psikotropika. Komponen buku petunjuk praktikum IPA kimia yang dikembangkan terdiri dari judul, kompetensi, tata tertib laboratorium, gambar/label simbol bahaya, gambar macam-maca, alat laboratorium, serta mata praktikum yang terdiri atas judul mata praktikum, dasar teori, alar dan bahan prosedur kerja, tabel pengamatan, dan pertanyaan. Buku petunjuk praktikum yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian guru IPA Kimia SMP/MTs dengan skor 120,7 dan persen keidealan sebesar 83,24%, sehingga layak digunakan sebagai acuan dalam berpraktikum dan sebagai sumber belajar penunjang.
Rahayuningsih Eko Marwati ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:38:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3395
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3395
2012-08-08T18:00:33Z
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA SECARA
TERINTEGRASI TERHADAP SIKAP ILMIAH, PRESTASI
BELAJAR KIMIA DAN RETENSI PENGETAHUAN KIMIA
PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik SMA N 1 Bantul tahun ajaran 2007/2008 kelas X yang bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik, (2) pengaruh pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap peningkatan prestasi belajar kimia peserta didik apabila kemampuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik, dan (3) pengaruh pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap retensi pengetahuan kimia peserta didik.
Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMA N 1 Bantul tahun ajaran 2007/2008 kelas X dengan jumlah peserta didik 215 orang. Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X4 dan XS dengan jumlah 59 orang. Sebagai kelas kontrol adalah peserta didik kelas XI dan X3 dengan jumlah 62 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster purposive random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah petunjuk praktikum kimia, angket sikap ilmiah, dan soal prestasi belajar kimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh signifikan pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik dengan harga to ~ sebesar -0,479 (p = 0,639), (2) tidak ada pengaruh signifikan pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap peningkatan prestasi belajar kimia peserta didik apabila kemampuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik dengan harga Fo sebesar 0,052 (p = 0,816) dan sumbangan efektif kemampuan awal terhadap prestasi belajar kimia sebesar 23,1%, dan (3) tidak ada pengaruh signifikan pelaksanaan praktikum kimia secara terintegrasi terhadap retensi pengetahuan kimia peserCa didik dengan harga to sebesar -1,501 (p = 0,132).
Lestari Eko Puji ,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:39:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3457
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3457
2012-08-08T18:00:33Z
PENGARUH pH LINGKUNGAN PADA PROSES PILARISASI
LAYER ANION TETRATITANAT OLEH SPESIES
POLIKATION ALUMIUN (III)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyativa pilarisasi layer anion tetratitanat oleh spesies polikation Aluminiwn(III) dengan rnetode C.'hinzme Douce dan menentulcan pengaruh pH hngkungan spesies polikation Alwninium(II1) terhadap karakter material terpilar.
Subyek penelitian tint yaitu material basil pilarisasu dan obyek penelitian ini adalah karakter dari material basil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena t7dak bias dilakukan dengan rcaksi lant#sung. Metode inilah yan.g disebut metode C..'hinric,? Douce. Proses pilarisasi ini meliputi ; {1} I'reparasi senyawa kalium tetratitanat dengan metode keramik, (2) Pertukaran kation K+ dengan kation 1~, dilakukan dengan cara mencampur senyawa kalium tetratitanat dengan I-1C1 1 M dan diaduk selama 72 jam pada tempcratur ruang, (3) Interkalasi butilamina (C4H9NH2) ke dalam layer anion tetratitanat, dengan cara mena.mbahkan padatan 6idEOgen tetratitanat dalam larutan butilamina dan diadul: 7 hari pada suhu ruang dan (4) Pertukaran ion butilamonium (CaHqNH.j)-~- dengan spesies polikatian Aluminium(III) dengan berbagai variasi pH (0,7; 1,4; 4,-) ; 4,5), yang dilakukan kngan mencampurkan padatan butilamonium tetratitanat dalam (arutan Aluminium(III) dan diaduk selama 72.jam pada temperatur ruarig, diikuti pencucian dengan aquades, penyaringan dan pengeringan pada temperature ruanl;. Karak-terisasi tan material terpilar menggunakan defraktometer sinar-X.
Hasil penel.itian ini menunjukkan bahwa layer anion tetratitanat dapat ilarisasi oleh spesies polikation Aluminium(I1I). pI-1: linbkunban rnempengaruhi ggantian ligan pada spesies polikation Aluminium(Ill) yang terpifar dalam layer on tetratitanat hal ini dikarenakan bahan pembentuk pH nya. Spesies interkalat gantung dari pH lingkungan dimana pada pH 1,4 terbeniuk ligan H20, pada pH ,1 adalah C1 sedangkan pada pH 4,3 clan 4,5 yang terberrtrrk adalah OH-.
AMBARWATI ESTHI
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:40:10Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3466
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3466
2012-08-08T18:00:33Z
PILARISASI LAYER ANION TETRATITANAT OLEH SPESIES KLUSTER POLLKATION KROMIUM(III)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pilarisasi layer anion tetratitanat oleh spesies Muster polikation kromium(III) dengan metode Chimie Douce dan mengkaji pengaruh pH lingkungan spesies Muster polikation kromium(III) terhadap karakter material terpilar.
Subyek penelitian ini yaitu material basil pilarisasi dan obyek penelitian ini adalah karakter dari material basil pilarisasi. Proses pilarisasi dilakukan secara bertahap karena senyawa tetratitanat tidak mengembang dalam air . Proses pila.risasi ini meliputi : (1) Preparasi senyawa kalium tetratitanat dengan metode keramik, (2) Pertukaran kation K+ dengan kation H+, dilakukan cara mencampur senyawz kalium tetratitanat dengan HCI (1M) dan diaduk selama 3x24 jam pada suhu ruang, (3) Interkalasi butilamina (CaH9NH2) ke dalam layer union tetratiFanat, dilakukan dengan cara menambahkan padatan hidrogen tetratitanat dalam larutan butilamina dan diaduk selama 7 nari pada suhu kamar dan (4) pertukaran ion butilamonium (CaHyNH3+) dengan Muster polikation kromium(III) dengan berbagai variasi pH (1,3 ; 1,7 ; 5,3) , yang dilakukan dengan cara mencampur padatan butilammonium tetratitanat dalam larutan kromium(III) dan diaduk selama 72 jam pada suhu kamar, diikuti pencucian dengan aquades , penyaringan dan pengeringan pada suhu kamar. Karakterisasi material basil pilarisasi menggunakan defraktometer sinar-X dan material basil pilarisasi pada pH 1,7 dianalisa dengan spektrometri pendar sinar-X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak antar layer (d) pada pH 1,3 adalah 10,679A; pH 1,7 adalah 11,779 A; pada pH 5,3 adalah 10,366 A. Pada pH 1,7 jumlah Jan' Ti = 0,988 mol dan Cr = 0.0123 mol. Muster polikation kromium(III) yang masuk 3alam layer tetratitanat pada pH 1,7 adalah [Cr(HZO)6]3+ dengan struktur oktahedron. Rumus molekul senyawa terpilar pada pH 1,7 adalah (Cr(Hz0)6]3+o.os 2¬.
HERLINA KUSUMASTUTI EVI,
2012-08-08T18:00:33Z
2019-01-29T15:40:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3468
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3468
2012-08-08T18:00:33Z
PENGARUH PENAMBAHAN GALAKTOSA DAN LAMA FERMENTASI PADA PEMBUATAN YAKULT KACANG KEDELAI
Yakult merupakan mnuman susu fermentasi minuman susu fermentasi. Keunggulan yakult adalah susu fermentasi yang mengandung bakteri Lactobacillus Casei yang mampu mencapai usus dalam keadaan hidup, sehingga bermanfaat untuk mencegah gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengertahui pengaruh penambahan galaktosa dan lama fermentasi terhadap tekstur, keasaman dan kada protein yakult kacang kedelai yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanankan Di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Yogyakarta menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap. Kedua faktor perlakuan tersebut adalah penambhan konsentrasi galaktosa 0,1,2,3, dan 4 % b/v serta lama fermentasi 24,48,72,96, dan 120 jam sehingga terdapat 25 kombinasi perlakuan. Kadar protein dalam yakult kacang kedelai yang dihasilkan ditentukan dengan metode kjeldahl sedangkan keasaman ditentukan dengan titrasi menggunakan NaOH standar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan konsentrasi galaktosa dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap keasaman dan kadar protein yakult kacang kedelai. Hasil yakult kacang kedelai yang optimal diperoleh pada penambahan konsentrasi galaktosa 3% dan lama fermentasi 96 jam, dengan keasaman 0,794% b/b dan kadar protein 1,896 % b/b. Parameter standar mutu yang digunakan pada penelitian ini adalah standar yakult komersial yang beredar dipasaran. Keasaman yakult komersial sebesar 0,75% b/b (Hani 1997:20)dan kadar protein sebesar 1,885% b/b, sehingga keasaman dan kadar protein yakult kacang kedelai yang dihasilkan memenuhi standar mutu yakult komersial yang beredar dipasaran.
NOVIANTY GULTOM EVI ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3249
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3249
2012-08-08T18:00:32Z
SIN'TESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM KOBALT OKSIDA (Cal_jCoiO)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi senyawa kalsium kobalt oksida (Cal_XCoYO) dengan x adalah 0,5; 0,2 dan 0,1.
Oksida Cal_rCo,,O disintesis menggunakan CaC03 dan Co(N03)2.6H.,0. Sejumlah tertentu bahan bahan tersebut dipanaskan pada suhu 1000°C selama 4 jam. Sampel padat yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan XFlD, DTA, SSA dan Neraca gouy. ,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa Cal_XCo,,O merupakan kristal bersistem kubik dan bersifat kristalin. Momen magnetik Caa,SCoo,50 adalah 4,8 BM, Cac,,8Coo,,2O adalah 4,5 BM dan Cat,,yGoi,,14 adalah 4,4 BM. Kada.r kalsium dan kobalt dalam senyawa Cac>,SCoo,sO adalah 26,745% dan 17,641%, Cao,gCoo,20 adalah 48,741% dan 14,527%, Ca<oyCoo,1O adalah 55,758°lo dan 10,661%. Suhu transisi struktur kimia senyawa Cal _,Co,;IJ adalah 730 - 870°C.
Kurniawati Wahyu ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3251
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3251
2012-08-08T18:00:32Z
SIN'TESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM KOBALT OKSIDA (Cal_jCoiO)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi senyawa kalsium kobalt oksida (Cal_XCoYO) dengan x adalah 0,5; 0,2 dan 0,1.
Oksida Cal_rCo,,O disintesis menggunakan CaC03 dan Co(N03)2.6H.,0. Sejumlah tertentu bahan bahan tersebut dipanaskan pada suhu 1000°C selama 4 jam. Sampel padat yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan XFlD, DTA, SSA dan Neraca gouy. ,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa Cal_XCo,,O merupakan kristal bersistem kubik dan bersifat kristalin. Momen magnetik Caa,SCoo,50 adalah 4,8 BM, Cac,,8Coo,,2O adalah 4,5 BM dan Cat,,yGoi,,14 adalah 4,4 BM. Kada.r kalsium dan kobalt dalam senyawa Cac>,SCoo,sO adalah 26,745% dan 17,641%, Cao,gCoo,20 adalah 48,741% dan 14,527%, Ca<oyCoo,1O adalah 55,758°lo dan 10,661%. Suhu transisi struktur kimia senyawa Cal _,Co,;IJ adalah 730 - 870°C.
Kurniawati Wahyu ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3261
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3261
2012-08-08T18:00:32Z
SINTESIS 5-PIPERIDILMETIL-4-HIDROKSI-3-METOKSI BENZALDEHIDA MELALUI REAKSI MANN1CHI MENGGUNAKAN PIPERDINA
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 5-piperidilmetil-4¬hidroksi-3-metoksibenzaldehida dari vanilin dan piperidina melalui reaksi Mannich, dan menghitung rendemennya.
Reaksi Mannich terhadap Vanilin dilakukan dengan menggunakan fonnaldehida 37 % dan piperidina daiam pelarut etanol absolut, pada suhu refluks 18 °C selama f 30 menit. Larutan dldltlg]llkan pada SUllll kamar, diaduk dengan pengaduk magilet selama 24 jam, dan didinginkan dalam lenlari es ± 1 hari. Endapan yang diperoleh disarinb dengan penyaring Buchner dan dicuci dengan aseton dingin selanjutnya dikeringkan dan ditimbang massanya. Serbuk yang dihasilkan diuji dengan reaksi Hinsberg. Identifikasi kemurniannya menbgunakan KLT, KLT Scanner, dan titik leleh. Analisis hasil reaksi ditentukan dengan bantuan spektrofotometer IR dan 1H NMR.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 5¬piperidilmetil-4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida dapat disintesis dari vanilin dan piperidina melalui reaksi Mannich, menlpunyai kenlurnian 94,52 % dan titik leleh 125-127 °C denban rendemen sebesar 93,2 %.
Kata kunci : vanilin, piperidina, reaksi Mannich
Sri Hastuti Widya ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:34Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3263
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3263
2012-08-08T18:00:32Z
Studi Aktivitas Ribosome-Inactivating Proteins (RIPs)
dalam Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein dalam kulit buah, daging buah, dan biji mentimun, mengetahui adanya senyawa aktif RIPs dan menentukan aktivitasnya dalam memotong DNA .supercoil menjadi linier dan nick circular.
Subjek penelitian ini adalah ekstrak gubal kulit buah, daging buah, dan biji buah mentimun spesies C.'ucumis .sativus L. sedangkan objek penelitian ini adalah kadar protein dan aktivitas RIPs dari ekstrak gubal kulit buah, daging buah, dan biji buah mentimun spesies C.'ucumis sativus L. Kadar protein dalam ekstrak gubal ditentukan dengan metode Lowry. Uji aktivitas pemotongan DNA .supercoil menggunakan plasmid pUC19 dan dianalisis menggunakan elektroforesis gel agarosa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein dalam ekstrak gubal kulit buah, daging buah, dan biji buah mentimun berturut-turut adalah 1,107; 0,527; dan 2,853 mg/mL. Ekstrak gubal kulit buah mentimun memiliki aktivitas RIPs lebih tinggi daripada ekstrak gubal daging buah mentimun, sedangkan ekstrak gubal biji buah mentimun tidak menunjukkan adanya aktivitas RIPs. Aktivitas RIPs ekstrak gubal kulit buah mentimun dalam memotong DNA supercoil lebih besar daripada ekstrak gubal daging buah mentimun, sedangkan ekstrak gubal biji buah mentimun tidak menunjukkan aktivitas pemotongan DNA .supercoil.
Kata kunci: Ribosome-Inactivating Proteins, mentimun (Cucumis sativus L.)
Setyawan Windra
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3269
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3269
2012-08-08T18:00:32Z
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DAN JENIS BAHAN
PERENDAM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
LIPOKSIGENASEPADA PEMBUATAN
SUSU KACANG HIJAU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi dan jenis bahan perendam terhadap aktivitas enzim lipoksigenase pada proses pembuatan susu kacang hijau.
Penentuan aktivitas enzim lipoksigenase dilakukan dengan cara menghitung absorbansi kompleks warna rnerah jambu. Kornpleks ini terbentuk dari hidroperoksida hasil oksidasi asam linoleat oleh lipoksigenase dengan ferrous ammonium sulfat dan ammonium tiosianat. Bahan perendam yang digunakan untuk mempengaruhi aktivitas enzim lipoksigenase adalah soda kue (NaHCO3) dan air kapur (Ca(OH)2) dengan variasi konsentrasi yaitu 0; 0,5; l; 1,5 dan 2% blv. Pengaruh variasi konsentrasi dan jenis bahan perendam ini diuji secara statistik menggunakan ANAVA - AB dan dilanjutkan dengan uji DMRT untuk mengetahui adanya perbedaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim lipoksigenase mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi bahan perendam. Aktivitas enzim lipoksigenase pada penggunaan bahan perendam NaHCO3 dengan konsentrasi 0; 0,5; 1; 1,5 dan 2% b/v berturut-turut adalah 55,48; 48,47; 41,23; 37,92; dan 34,02 unit/gram, sedangkan untuk bahan perendam Ca(OH)2 adalah 40,12; 33,85; 31,87; 28,08 dan 26,23 unit/gram. Hasil perhitungan menggunakan statistik ANAVA-AB dan DMRT menunjukkan adanya perbedaan aktivitas enzim lipoksigenase kecuali pada penggunaan bahan perendam NaHCO3 dengan konsentrasi 1,5% dan Ca(OH)2 dengan konsentrasi 2%.
Djoko Septiadi Wisnu ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3272
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3272
2012-08-08T18:00:32Z
SINTESIS SENYAWA 4-(4'-HIDROKSI-3'-METOKSIFENIL,)-3-BUTEN-2-ON
DENGAN KONDENSASI ALDOL DAN UJI POTENSINYA
SEBAGAI TABIR SURYA
Penelitian ini bertujuan untuk metrsintesis senyawa 4-(4-hidroksi-3--metoksifenil)-3buten-2-on dan menentukan karakter, rendemen dari senyawa hasil sintesis serta konsentrasi terendah yang memberikan perlindungan ultra.
Penelitian ini diawali dengan mensintesis senyawa 4-(4'-hidroksi-3'-metoksifenil)-3-buten-2-on dari vanilin dan aseton dengan HCl 37% sebagai katalis. Larutan diaduk selama 3 jam dalam pemanas es, kernudian didiamkan selama 8 hari sampai terbentuk kristal Rekristalisasi rnenggunakan pelarut aquades. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi dengan TLC Scener-, spektroskopi I R, UV dan ' H-NMR.
Hasil penelitian ini rnenutjukkan bahwa senyawa 4-(4'-hidroksi-3'¬metoksi fen] l)-s-buten-2-on belum berhasil disintesis deryan katalis asam. Hasil sintesis masih merupakan bahan dasar yaitu senyawa vanilin. Hasil Up potensi sebagai tahir surya menun jukkan bahw-a senyawa hasil sintesis merniliki aktivitas senyawa tabir surya UV-B. Konsentrasi terendah yang memberikan perlindungan ultra adalah 21 ppm dengan nilai SPF sebesar 15,226.
PAMBUDI WISNU ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:36:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3275
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3275
2012-08-08T18:00:32Z
PEMANFAATAN ION LOGAM PERAK (I) DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING UNTUK PELAPISAN
LOGAM BESI SECARA ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertujuan mengetahr.ii kondisi optimal potensial, waktu, dan pH dalam proses elekh-olisis pengendapan logarn perak dan mengetahui konsentrasi perak yang melapisi basi. I'enelitian ini dilakukan di labolatorium kimia FMIPA UNY dan labolatorium kimia Analisis UII. Limbah cair elektroplating diambil dari salah satu pengrajin pe;rak di Kotagede.
Tahap pertama yang dilakukan adalah penentuan kondisi opimal potensial, waktu, dan pHI dengan menggunakan elektroda platina dan larLitan elektrolit adalah limbah cair elektroplating. Variasi potensial yang diloelajari adalah 2; 2,5¬3; 3,5; dan 4 volt, variasi waktu yang dipakai ac.lalah 1, 2, 3, 4, dan 5.aam serta variasi pH yang dipakai adalah 8, 9, dan 11. Kondisi optimal dirayatakan dengan jumlah konsentrasi perak sisa dalam sampel yang paling kecil. Tahap berikutnya adalah proses pelapisan besi dengan menggunakan kondisi optimal potensial, waktu, dan pH.
Hasil penelitiati menuTojukkan bahwa kondisi optimal potensiai, waktu, dan pH dalam proses elektrolisis pengendapan logam perak. adalah pada potensial 4 volt, waktu elektrolisis 1 jam dan pH larutan 9. Konsentrasi ion logam perak(1) yang tnelapisi besi adalah (0,4537 ± 0,0900) ppm
Kata Kunci : logam perak, elektrolisis, elektrop]nting
Hidayati Wiwin ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:37:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3292
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3292
2012-08-08T18:00:32Z
PENGARUH PENAMBAHAN POLIOKSI ETILEN GLIKOL MASSA
MOLEKUL 400 (PEG400) TERHADAP SINTESIS POLIURETAN DARI
MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CPO) DAN TOLUENA-2,4
DIISOSIANAT (TDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan PEG400 terhadap sintesis poliuretan dari CPO dan TDI, sifat mekanik poliuretan berupa kekerasan, sifat termal poliuretan berupa temperatur transisi gelas (Tg), serta menentukan keberadaan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan komposisi PEG400. Selanjutnya CPO direaksikan dengan TDI dan PEG400 membentuk poliuretan dengan variasi komposisi CPO:PEG400:TD[ berturut-turut (2 : 0 : 3); (2 : 1 : 3); dan (2 : 2 : 3) (dalam gram). Polimerisasi dilakukan pada temperatur kamar, yaitu pada temperatur 27-28 (°C), selama 3 menit, kemudian dilanjutkan proses curing pada temperatur 120°C selama 6 jam. Karakterisasi poliuretan hasil sintesis meliputi: (1) analisis gugus fungsi dengan FTIR, (2) analisis sifat mekanik melalui uji kekerasan menggunakan Shore A Durometer, (3) analisis sifat termal dengan teknik DTA, (4) penentuan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan.
Hasil karakterisasi dengan FTIR terhadap poliuretan hasil sintesis dari CPO¬TDI dan CPO-TDI-PEG400 menunjukkan adanya serapan-serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Pengaruh penambahan PEG400 terhadap poliuretan hasil sintesis menunjukkan bahwa PEG400 dapat memperbaiki kerapuhan poliuretan. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa penambahan PEG400 dapat mengurangi tingkat kekerasan pada poliuretan. Kekerasan poliuretan didukung oleh keberadaan ikatan silang, sehingga semakin kecil tingkat kekcrasan poliuretan, maka ikatan silang yang dimiliki semakin sedikit. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah ikatan silang dengan meningkatnya konsentrasi PEG400. Analisis termogram DTA menunjukkan bahwa penambahan PEG400 dapat menurunkan Tg poliuretan.
Anjasari Widayat Woro ,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:37:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3300
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3300
2012-08-08T18:00:32Z
REAKSI OKSIDASI 3,4-DIMETOKSIKALKON DENGAN MENGGUNAKAN OKSIDATOR KALIUM PERMANGANAT DALAM SUASANA BASA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi oksidasi senyawa 3,4¬dimetoksikan menggunakan kalium permanganat 2,5 % dan 5 % dalam suasana pada suhu rendah.
Reaksi oksidasi senyawa 3,4-dimetoksikalkon ini dilakukan dengan mereaksi¬kalium permanganat dengan 3,4-dimetoksikalkon dalam pelarut etanol, serta bahkan katalis transfer fasa dan NaOH. Pengadukan dilakukan selama 3 jam suhu sekitar 10-15° C.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi oksidasi 3,4-dimetoksikalkon oksidator KMn04 2,5% tidak menghasilkan senyawa baru, melainkan tetap bentuk 3,4-dimetoksikalkon sebanyak 87,79% dan terdapat veratraldehida Untuk reaksi oksidasi 3,4-dimetoksikalkon dengan oksidator KMnOa 5% ikan veratraldehida dengan kemurnian 98,24%.
El Rizal U.D Yan,
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:37:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3310
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3310
2012-08-08T18:00:32Z
PENGARUH KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TEROKSIDASI DAN POLIOKSIETILEN GLIhOL (PEG)1000 TERHADAP SIFAT TERMAL POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini dilakukan untuk: (l) mengisolasi minyak kedelai dari biji kedelai putih (Glycine max L) dengan metode maserasi menggunakan n-heksana teknis (2) menentukan karakter min_yak kedelai sebelum dan sesudah proses oksidasi (3) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis (4) menentukan keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis (5) mempelajari pengaruh variasi komposisi minyak kedelai teroksidasi dan PEG1000 terhadap sifat termal poliuretan hasil sintesis.
Penelitian ini dilakukan dalam 5 tahap_ Tahap pertama adalah isolasi minyak kedelai/soybean oil (SBO) dari biji kedelai putih dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana teknis. Tahap kedua adalah oksidasi minyak kedelai hasil maserasi menggunakan larutan KMnO4 20% (m%v). Minyak kedelai teroksidasi/oxydated soybean oil (OSBO) ini digunakan sebagai sumber poliol dalam sintesis poliuretan. Tahap ketiga adalah menentukan karakter SBO dan OSBO. Tahap keempat adalah proses sintesis poliuretan dari OSBO, zat pemlastis berupa polioksietilen glikol (PEG)1000 dan metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI). Variasi komposisi OSBO, PEG1000 dan MDI berturut-turut adalah 40/0/60, 30110i60, 20/20/60 dan 10/30/60 (% m/rn). Tahap kelima adalah menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, yang meliputi analisis gugus fungsi, analisis sifat termal dan penentuan keberadaan ikatan silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa maserasi minyak kedelai dari biji kedelai putih menghasilkan rendemen sebesar 9,5% (m/m). Absorbansi gugus OH, bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias serta titik leleh dan titik didih OSBO lebih besar daripada SBO. Adanya serapan ulur N-H sekunder, isosianat, C=O uretan, cincin arornatis, allofanat, C=N dalam trimerdikarboimida dan C-O eterluretan pada spektrum FTIR poliuretan membuktikan bahwa poliuretan telah berhasil disintesis. Derajat penggembungan semua poliuretan bernilai positif, artinya semua poliuretan hasil sintesis memiliki ikatan silang dalam strukturnya. Poliuretan dengan variasi komposisi OSBO/PEG1000/MDI: 40/0/60, 30/10/60, 20120160 dan 10/30/60 (% m/m), Tg nya berturut-turut 58,16; 55,17; 52,87 dan 50,23 (°C), dan Td-nya berturut-turut 356,90; 359,54; 372,76 dan 391,26 (°C). Semakin banyak pemlastis (PEG1000) dalam poliuretan, maka temperatur transisi gelasnya (Tg) semakin rendah dan temperatur dekomposisinya (Td) semakin tinggi.
Misbawati Yenni
2012-08-08T18:00:32Z
2019-01-29T15:37:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3317
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3317
2012-08-08T18:00:32Z
KARAKTERYSASI SWAT MAGNETIK DAN SPEKTRUM ELEKTRONIK SENYAWA KOMPLEKS KOBALT(II) DAN NIKEL(II) DENGAN LIGAN 1,10-PINANTROLIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat magnetik dan spektrum elektronik senyawa kompleks tris-fenantrolinkobalt(II) dan tris-fenamrolinnikel(II) dengan. anion nitrat dan pe:rklorat.
Senyawa kompleks [Co(phen)3]X2 dan [Ni(phen)3]X2 (X = N03 dan C104) dapat dipreparasi dengan metode sederhana yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna, dari starting material Co003)2-6H20 yang berwarna mcrah keunguan menjadi kuning tua untuk kompleks [Co(phen)3](N03)2 muupun [Co(phen)3](C104)2, sedangkan Ni(N©3)2-6H20 yang berwarna hijau menjadi merah muda untuk: kompleks [Ni(phen)3](N03)2 maupun [Ni(pheri)3](C104)Z. Karakterisasi sampel dilakukan dengan spektrum infra merah, pengukuran momen magnex,ik dan penentuan spektrum elektroniknya.
rCesimpulan dari penelitian ini adalah senyawa kompleks [Co(phen)3J XZ (X = N03 dan C104) bersifat paramagnetik: dengan harga momen magretik - 4,07 - 4,59 BM sesuai dengan Co(II) high spin dan [Ni(phen)3] XZ (X = N03 dan C104).juga bersifat pararnagnetik dengan harga momen magnetik 2,90 - 2,95 BM sesuai dengan adanya dua elektron tak berpasangan dalam Ni(II). Spektrum elektronik untuk senyawa kompleks [Co(pherz)3](N03)2 mempunyai pita serapan (v,) -12195,12 cm-1 da.u (vz) -14184,40 cm-I, ~!edangkan untuk [Co(pherl)3](Cl()4)Z mempmuyai pita serapan (vj) -12422,36 cm-' dan (v2) -14285,71 cm-1. Spektrum elektronik mtr,rk senyawa kompleks [Ni(phe)a)3](N03)2 mempunyai pita serapan (vi) -12738,85 crn-l dan (v2) -19230,77 cm-', sedangkan untuk [Ni(phen)3](C1'U.r)Z mempunyai pita serapan (vj) -12500,00 cm-1 dan (vZ) -18691,59 cm- '. Keterb,atasan alat yang cligunakan menyebabkan inforrnasi stretching CO-1'J maupun. Ni-Ni;g, tidak dapat diperoleh.
Endra Prananta Yobo ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:35:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3219
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3219
2012-08-08T18:00:31Z
PENGARUH KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TEROKSIDASUOXYDATED SOYBEAN OIL (OSBO) DAN ETILENDIAMIN (EDA) TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah proses oksidasi, (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, (3) menentukan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis, dan (4) mengetahui pengaruh komposisi minyak kedelai teroksidasi dan etilendiamin (EDA) terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis.
Minyak kedelai/soybean oil (SBO) dalam penelitian ini didapat duri biji kedelai putih yang dimaserasi menggunakan larutan n-heksana 60 %, kemudian dioksidasi menggunakan larutan KMn04 20 % dalam suasana basa pada temperatur 25 °C. Karakterisasi minyak kedelai sebelum (SBO) dan sesudah oksidasi (OSBO) meliputi analisis gugus fungsi, bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, dap titik didih. Poliuretan dibuat dengan cara p0;merisasi OSBO : EDA : TDI dengan komposisi berturut-turut sebesar 40 % :0°,0:60%;35%:5%:60%;30%:10%:60%;dan25%:1S%:60. Campuran diaduk hingga homogen pada temperatur kamur, selanjutnya dilakukan proses curing selama 10 jam pada temperatur 70 °C dan dilanjutkan selama 3 ) jam pada temperatur 100 °C. Karakterisasi poliuretan rneliputi analisis gugus fungsi, kekerasan, dan ikatan silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, dan titik didih SBO berturut-turut sebesar 118,68 mg/g, 0,9056 glmL, 1,4743 D, (-1S) sampai (-S) °C, 104,33 °C, sedangkan untuk OSBO berturut-turut sebesar 279,25 mg/g, 0,9290 g/mL, 1,4738 D, (-IS) sampai (-1,33) °C, 134 °C. (2) karakter poliuretan hasil sintesis dengan Somposisi OSBO : EDA : TDI = 40 % : 0 % : 60 °,%; 35 °fo : S % : 60 %; 30 % : 10 % : 60 %; 25 % : 15 % : 60 %, meliputi kekerasan dan derajat penggembungan berturut-turut sebesar 98,2 Shore A dan 1,087 %; 95,4 Shore A dm 24,117 %; 98 Shore A dan 5,714 %; 97,2 Shore A dan 8,139 %. (3) seluruh poGuretan memiliki ikatan silang ditunjukkan oleh derajat penggembungan bernilai positif. (a) variasi komposisi minyak kedelai terol-sidasi dan etilendiarr;in berpengaruh terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis.
Sari Prameita ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:35:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3220
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3220
2012-08-08T18:00:31Z
ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI RIMPANG KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA LINN ) FRAKSI ETIE
ASETAT
Penelitian ini betujuan mengidentifiksi senyawa metabolit sekunder dari rimpang kencur ( Kaempfenia galanga Linn ) dalam fraksi etil asetat.
Isolasi senyawa metabolit sekunder dari rimpang kencur dilakukan melalui OP tahap yaitu: maserasi, partisi dan dilanjutkan dengan kromatografi. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol teknis. Sebanyak ± 4 kg timpang kencur yang telah dihaluskan dimaserasi dengan metanol teknis selarna 3 x 24 jam. Ekstrak metanol dipekatkan dengan rotary evaporator kemudian dipartisi dengan pclarut etil asetat. Ekstrak etil asetat dipisahkan dan dmurnikan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG ) menggunakan eluen etil asetat-kloroform (2:8), klorofonn¬kksan (1:9) sebagai fasa gerak sedangkan silika gel 200-400 mesh sebagai fasa diam. Fraksi dominan dalam ekstrak etil asetat hasil kromatografi kolom gravitasi diuji temwniannya secara K[pLT. Fraksi murni kemudian diidentifikasi menggunakan spektroskopi IR, UV-Vis dan H1-NMR.
Hasil karakterisasi spektnun 1R menunjukkan bahwa senyaw'a dominan dalam ekstrak etil asetat memiliki gugus fungsi CH alifatik, C=0 karbonil, C=C aromatik, C-O-C eter dan cincin benzen substitusi para. Spzktra tIV znemmjukkan ang gelombang maksuoum 205 nm dan 295 ruo yang rnengindikasikan adanya hmofor cincin benzen terkoniugasi. Spekrtra H1-NMR memmjukkan jenis proton yaitu pada –CH=CH cincin aromatik, -CH2-OCH3 dan –CH3. Pola spektntrn IR, UV clan N1-NMR mengtndikasikan balnwa senyawa metabolit sekunder dari rimpang kencur fraksietil asztat adalah golongan fenilpropanoid (turunan asam sinamat).
Purnamasari Pratiwi,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:35:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3223
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3223
2012-08-08T18:00:31Z
STUDI PEMISAHAN Pb(II) SECARA EKSTRAKSI EMULSI MEMBRAN CAIR
Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi surfaktan (Tween-80) optimum, konsentrasi fasa internal (HN03) optimum, kecepatan pengadukan emulsi optimum, kecepatan pengadukan optimum ekstraksi, dan efisiensi pemisahan ion logam Pb(11) dengan metode emulsi membran cair.
Subjek penelitian ini adalah limbah simulasi larutan Pb(II) dan obJek penelitiannya adalah pemisahan ion Pb(II) dengan emulsi rnembran cair. Konsentrasi surfaktan optimum ditentukan dengan cara memvariasikan % (v/v) surfakatan sebesar 3, 5, 7, clan 10%. Konsentrasi fasa internal dengan cara memvariasikan konsentrasi HN03 0,10; 0,25; 0,50 clan 0,75 M. Fasa membran berupa emulsi, terdiri dari kerosen, sebagai pelarut dan Polioksietilen sorbitan monooleat (Tween-80) sebagai surfaktan, Trietilamin (TEA) sebagai zat pembawa dan HN03 sebagai fasa internal. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara ekstraksi membran emulsi, yaitu gabungan dari proses ekstraksi dan stripping. Campuran fasa membran dan fasa internal diaduk, untuk mengetahui kecepatan pengadukan optimum emulsi dengan memvariasikan kecepatannya 100, 200, 300, 400, dan 500 rpm selama 15 menit. Campuran emulsi clan larutan umpan diaduk, untuk mengetahui kecepatan pengadukan optimum ekstraksi dengan memvariasikan kecepatannya 100, 200, 300, 500, clan 700 rpm selama 5 menit. Pengukuran besarnya ion Pb(ll) yang terekstraksi dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum surfaktan adalah 5% (v/v), konsentrasi fasa internal (HN03) adalah 0,25 M, kecepatan pengadukan optimum emulsi adalah 200 rpm, kecepatan pengadukan ekstraksi adalah 200 rpm, dan efisiensi pemisahan ion logam Pb(II) adalah 99,55%.
Astuti Pressi
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:35:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3228
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3228
2012-08-08T18:00:31Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK KEDELAI
TEROKSIDASI, POLIOKSIETILEN GLIKOL (PEG) MASSA MOLEKUL
400, DAN METILEN-4,4'-DIFENILDIISOSIANAT (MDI) TERHADAP SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi, menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, mempelajari pengaruh variasi komposisi minyak kedelai teroksidasi, polioksietilen glikol 400 dan MDI terhadap sintesis dan biodegradasi poliuretan serta mempelajari pengaruh lama inkubasi terhadap kehilangan massa dan degradabilitas poliuretan sesudah biodegradasi.
Minyak kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil isolasi melalui maserasi serbuk kedelai dalam n-heksana 60%. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan larutan KMn04. Karakterisasi minyak kedelai sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan dengan penentuan gugus fungsi dengan Faurier Tranfornz Infra Red (FTIR), bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh dan titik didih. Poliuretan disintesis dengan bahan dasar minyak kedelai teroksidasi (oxidated Soybean Oi1=0SB0), PEG400 dan MDI. Sintesis dilakukan dengan variasi komposisi massa OSBO-PEG 400-MDI berturut-turut 4: 4: 6 (PU A) dan 6: 4: 6 (PU B). Biodegradasi dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dalam media malka padat pada temperatur 37°C dengan variasi lama inkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 hari. Karakterisasi poliuretan dilakukan dengan penentuan gugus fungsi menggunakan Fourier Tranform Infra Red (FTIR), ikatan silang dengan derajat penggembungan, kehilangan massa dan degradabilitas serta kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction.
Oksidasi menggunakan KMn04 meningkatkan nilai absorbansi gugus hidroksil pada spektrum FTIR OSBO, bilangan hidroksil, massa jenis, titik leleh dan titik didih, sedangkan indeks bias minyak kedelai menurun. Poliuretan hasil
sintesis memiliki serapan khas pada 1743,03 cm-1 dan 1742,68 cm-1 serta memiliki ikatan silang. Komposisi OSBO-PEG 400-MDI yang bervariasi mempengaruhi sintesis dan biodegradasi poliuretan. Dengan meningkatnya lama inkubasi maka kehilangan massa meningkat dan degradabilitas mengalami penurunan. Poliuretan dapat dibiodegradasi, meskipun dengan degradabilitas yang berbeda-beda.Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction menunjukkan bahwa biodegradasi dapat menurunkan derajat kristalinitas poliuretan. Spektrum Fourier Tranfornz Infra Red poliuretan sesudah biodegradasi menunjukkan penurunan intensitas puncak khas gugus uretan dari poliuretan.
Astuti Puji ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:38:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3368
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3368
2012-08-08T18:00:31Z
PERBEDAAN PERSEN RECOVERY ANTARA ION KALSIUM(II) DAN
ION MAGNESIUM(II) DENGAN BENTONIT DIAKTIVASI DAN
TIDAK DIAKTIVASI SECARA KROMATOGRAFI
PENUKAR ION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimum untuk pemisahan kalsium(II) dan magnesium(II) serta mengetahui perbedaan persen recovery kalsium(II) dan magnesium(II) dengan bentonit yang diaktivasi dan tidak diaktivasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatograft penukar ion, di mana bentonit digunakan sebagai fasa diam. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah persiapan sampel, pembuatan fasa diam, penentuan kapasitas penukar kation, penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion kalsium(II), dan penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion magnesium(II). Pembuatan fasa diam dilakukan dalam dua macam yaitu fasa diam yang diaktivasi dan tidak diaktivasi. Pembuatan fasa diam diaktivasi dengan cara mengaktivasi bentonit secara kimia yaitu dengan perendaman menggunakan HCl 1 M dan secara fisika yaitu dengan kalsinasi pada suhu 400 O C. Penentuan kapasitas penukar kation dilakukan dengan menginteraksikan fasa diam dengan NaCI jenuh lalu dititrasi dengan NaOH 0,05 N. Penentuan pengaruh pH fasa gerak terhadap hasil pemisahan ion kalsium(II) dilakukan dengan memvariasikan pH fasa gerak ketika proses pemisahan secara kromatografi penukar ion. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Sedangkan untuk ion magnesium(II) diukur absorbansinya pada panjang gelombang 285,2 nm.
Hasil penelitian memperlihatkan pH optimum yang menghasilkan persen recovery terbesar baik pada kedua logam dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi terjadi pada pH 3. Ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery ion kalsium(II) dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery ion magnesium(II) dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen recovery pada kedua logam dengan bentonit diaktivasi dan tidak diaktivasi.
Sulistyaningsih Eka
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:38:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3385
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3385
2012-08-08T18:00:31Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS TRIS(2,2-BIPYRIDIN)KOBALT(II) HALOGENIDA
Penelitian ini bertujuan untulc mensintesis senyawa kompleks tris(2,2-bipyridin)kobalt(II) klorida dan tris(2,2-bipyridin)Kobalt(II) iodida serta mengkarakterisasi sifat magnetik, sifat spektrum infra merah, dan spektrum elektroniknikya.
Subjek penelitian ini adalah senyawa kompleks [Co(2,2-bipyridin)3]CI2dan [Co(2,2-bipyridin)3]l2,s sedangkan objek penelitian ini adalah karakter senyawa kompleks tris(2,2-bipyridin)kobalt(II) klorida dan tris(2,2-bipyri(lin)kobalt(II) iodida dalam hal sifat magnetik, spektrum infi-a merah, dan spektrum elektroniknya. Senyawa kompleks [Co(2,2-bipyridin)3]CI2 dapat dipreparasi den-an metode sederhana yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna, dari ,starting material CoCl2 . 6H20 yang berwarna pink menjadi kuning, sedangkan scnyawa kompleks [Co(2,2-bipyridin)3]I2 dapat dipreparasi dari CoS04 .7H2O yarg berwarna pink kemerahan menjadi orange. Kartilcterisasi sampel dilal:ukan den-an spektrofotometer infra merah, timbangan Guoy dan spelctroiotometcr UV visibel.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah senrawa kompleks [Co(2,2-Bipyridin)3]CI2 hasil sintesis berupa Icristal I:uning I:ecol:latan dari prekursor kobalt([1)Iaorida heksahidrat, sedanglcan jCo(2,2-Bilyridin);JI,1 dapat disintesis sebagai kristal halus orange dari prelcursor kobalt(II) sultat heptahidrat. Senyawa kompleks [Co(2,2-bipyridin);]CI, dan [Co(2,2-bipyridin);]I, mempunyai bentuk geometri oktahedral. Senyawa Icompleks [Co(2,2-bipyridin)3jC1- dan [Co(2,2-bipyridin)3]12 bersifat paramagnetik dengan harga momen magnet 4,85 13M untuk [Co(2,2-bipyridin)3]C12 dan 4,92 BM untuk [Co(2,2-bipyridin);JI- scsuai dengan Co(1() high spin. Spektrum elclctronik untuk senvawa kompleks [Co(2,2¬bipyridin)3]CIZ mempunyai pita serapan u, = 17421,60 cm -1, u= - 19083,96 dan u3 - 21367,00 cm-1, sedanglcan II [Co(2,2-bipyridin)3IIZ mempunyai pitu scrapan or= 1730 1,04 cm- I , o,== 19047,62 cm-1 dan u; =- 21276,60 cm-~.
Kata kunci: tris (2,2-bipyridin)kobalt(11) Iaorida dan tiis(2,2-bipyridin)I;obalt(II) iodida, spektrum infra mcrah, spelctrum elektronilc, momen magnet.
Sapto Handoko Eko ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:38:32Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3388
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3388
2012-08-08T18:00:31Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS OKSALATOFERAT(III) DAN OKSALATOKOBALTAT(IIl)
Penelitian ini bertujuan untuk mempreparasi, mengetahui sifat magnetik, spektrum infra merah dan spektrum elektronik senyawa kompleks oksalatoferat(III) dan oksalatokobaltat(III).
Preparasi sampel melalui reaksi dengan ligan oksalat menghasilkan senyawa kompleks berwarna. Identifikasi momen magnet dengan timbangan Gouy. Identifikasi spektrum elektronik dcngan spektrofotometer tampak model Shimadzu 160 untuk larutannya, pada kisaran bilangan gelombang 400 nm sampai 850 nm. Identifikasi spektrum infra mcrah dcnl;an F'TIIZ Nicolet Avatar'pada bilangan gelombang 400 cm-1 sampai 4000 cm
Senyawa kompleks K3[Fe(CzOa)3]-3H2U dapat disintesis sebagai kristal kasar berwarna hijau dari prekusor fe(NI-Ia)(SOa)2.12H20. Senyawa kompleks ini bersifat para magnetik high-.spin dcnl;an momen magnetik (p~f) antara 5,74 BM sampai 5,88
BM. Spektrum elektronik mcnunjukkan pita serapan sekitar 16625 cm-1 (vi) dengan El = 1,7 L mol"1 cm-1 dan 24390 cm-1 dengan 62 = 40,833 L mol"1 cm-1. Spektrum infra merah menunjukkan adanya vibrasi Fe-0,k, pada bilangan gelombang 400 cm-1 sampai 800 cm l. Sedangkan vibrasi pada bilangan gelombang <400 cm-1 tidalC dapat terekam karena keterbatasan alat yang digunakan
Senyawa kompleks K3[Co(CZOa)3]-3Hz0 dapat disintesis sebagai kristal halus berwarna hijau dari prekusor CoC12.6I-I20. Penambahan HZOz berfungsi untuk mengoksidasi kobalt(II) menjadi kobalt(III).Senyawa kompleks ini bersifat para magnetik high-spin dengan momen magnetik (~tef) antara 4,73 BM sampai 5,13 BM. Spektrum elektronik menunjukl:an pita sc;rapan sekitar 16393 cm-1 (vl) dengan s, 48,633 L mol"1 cm"1dan 23803 cm- (v2) dengan s2 = 62,7 L mol"1 cm"'. Spektn.im infra merah menunjukkan adanya vibrasi Co-Ook, pada bilangan gelombang 400 cm -1 sampai 800 cm t. Sedangkan vibrasi pada bilangan gelombang <400 cm-1 tidak dapat terekam karena keterratasan alat yang digunakan.
Sulasmono Eko ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:38:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3402
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3402
2012-08-08T18:00:31Z
STABILITASI KROMIUM DENGAN SEMEN PORTLAND “TIGA RODA”
PRODUKSI PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk CIREBON
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan semen Portland dalam menstabilkan kromium (Cr), mengetahui karakteristik kromium dalam matriks semen terhidrat, mengetahui daya kuat tekan semen dan untuk mengetahui pengaruh pelarut buffer, air laut, dan tanah terhadap kromium yang terstabilkan dalam matriks semen.
Kemampuan semen Portland dalam rnenstabilisasi kromium dapat diketalrui dengan metode ekstraksi kirnia bertahap, Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) standar, TCLP pro&)resif, dan TCLP modifikasi. Variasi pelarut yang digunakan adalah pelarut buffer (pH 5), air laut (pH 7,2) dan air tanali (pH 6,6). Sedangkan konsentrasi kromium yang terluluh diidentifikasi menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Kekuatan matriks semen diukur dan diperlakukan sebagai variabel bebas menggunakan Tecnotest Moderma Italy.
Semen Portland "Tiga Roda" Produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Cirebon daput digunakan untuk menstabilkan kromium [Crz(SO4)3.15HZOJ dengan efisiensi penyerapan pada pelarut buffer, air laut dan air tanah masing¬masing sebesar 73,935%, 96,456%, dan 98,906%. Karakteristik kromium dalam matriks semen terhidrat berada dalam bentuk logam terlridrat, logam hidroksida, terikat pada oksida besi, dan dalam bentuk senyawa sulfat. Selain itu dimungkinkan kromium terjebak dalam rongga saat pasta semen mengeras. Kuat tekan semen 3ada matriks semen dan rnatriks semen/Cr masing-masing sebesar 795,92 kg/cm dan 734,69 kg/cm. Konsentrasi kromium yang terluluhkan oleh tiap pelarut masih dibawah nilai ambang batas yang diperbolehkan USEPA (kurang dari 5 ppm) masing-masing untuk pelarut buffer, air laut dan air tanah adalah sebesar 3,596 ppm, 0,489 ppm dan 0, 151 ppm.
Kata kunci : stabilisasi, kromium (Cr), semen.
Hanifah Elmi ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:39:17Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3434
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3434
2012-08-08T18:00:31Z
PENGARUH JENIS METODE TERHADAP HASIL
ISOLASI PATCHOULI ALCOHOL
DALAM MINYAK NILAM
(Patchouli oil)
Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar patchouli alcohol dalam minyak nilam dari hasil isolasi dengan metode distilasi uap dan ekstraksi pelarut, serta untuk mengetahui perbedaan hasil isolasi patchouli alcohol dalam minyak nilam dengan metode distilasi uap dan ekstraksi pelarut.
Isolasi patchouli alcohol dengan metode distilasi uap dilakukan dengan mendistilasi uap campuran minyak nilam dan air dengan perbandingan 1:5 (v/v) selama 5 jam. Isolasi patchouli alcohol dengan ekstraksi pelarut dilakukan pada kondisi basa-asam dengan menggunakan pelarut eter. Patchouli alcohol yang diperoleh dari hasil isolasi dengan distilasi uap dan ekstraksi pelarut dianalisis menggunakan spektrometer infra merah (1R) dan kromatograti gas-spektrometer massa (GC-MS).
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar rata-rata patchouli alcohol hasil isolasi dengan metode distilasi uap sebesar 28,67 ± 19,22 (%) dan kadar rata-rata patchouli alcohol hasil isolasi dengan metode ekstraksi pelarut sebesar 40,09 f 16,41 (%). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan hasil isoiasi patchouli alcohol dalam minyak nilam dengan metode disti(asi uap dan ekstraksi pelarut.
Dyah Ariyani Erika ,
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:39:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3453
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3453
2012-08-08T18:00:31Z
PENENTUAN LOGAM TANAH JARANG DI DALAM KONSENTRAT TORIUM DENGAN METODE SEKTROGRAFI EMISI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum waktu eksitasi, kuat arus, dall jarak elektroda pada penentuan logam tanah jarang serium (Cc), lantanum (La), itrium (Y), dan neodimium (Nd) di dalam konsentrat torium hasil olahan pasir monasit dengan metode spektrografi emisi, serta mengetahui besar konsentrasi logam tanah jarang serium (Cc), lantanum (La), itrium (Y), dan neodimiun (Nd) di dalam konsentrat torium hasil olahan pasir monasit. dengan kondisi operasi yang optimum.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah konsentrat torium hasil olahan pasir monasit. Objek penelitian ini adalah penentuan logarn tanah jarang (Y, La, Cc, dan Nd) dalam konsentrat torium. Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan standar sintetis spex industri. Analisis sampel dilakukan dalam bentuk larutan yang dipekatkan di atas elektroda grafit murni dengan menggunakan alat analisis spektrografi emisi dan spark-Arc sebagai sumber eksitasi. Penelitian ini diawali dengan menentukan kondisi optimum operasi dengan cara variasi waktu: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 detik, variasi kuat arus: 6, 7, 8, 9, 10, 1 1 amper dan jarak elektroda: l, 2, 3, 4, 5 mm.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum waktu eksitasi adalah 35 detik, kuat arus diperoleh 10 amper dan jarak elektroda adalah 5 mm. Hasil analisis unsur Y, La, Cc, dan Nd dalam sampel l, 2, dan 3 berturut-turut adalah Y = (7633,99 f 699,27) pg/mI,; (7630,06 ± 165,56) pg/mL dan (6932,03 ± 165,52) yg/mL; La = (1696,08 ± 242,31) yg/mL; (1624,32 ± 99,29) pg/mL dan (1599,22 ± 169,21) pg/mL; Cc = (11375,57 f 295,91) pghnL; (11390,87 ± 769,80) pg/mL dan (8806,39 ± 236,72) pg/mL; serta Nd = (8369,53 ± 600,86) Itg/mL; (8387,88 f 244,48) pg/ml,; dan (7000,00 ± 332,20) pg/ml.
Kata Kunci : konsentrat torium, spektrograti emisi, logam tanah jarang
Dwiwahyu Ratnasari Essye
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:39:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3459
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3459
2012-08-08T18:00:31Z
PENGARUH PENAMBAHAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PROSES BIOSINTESIS ALKOHOL DARI BEKATUL BERAS
Penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui konsentrasi nuirisi N dan P, dan lama fermentasi terbaik untuk menghasilkaua kadar alkohol yang optimun.
Sampel yang digunakan adalah bekatul beras varietas C4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi nutrisi nitrogen dan fosfor yang dinyatakan dalam persen (% b/v) dengan variasi 5% N; 10% N; 1% P;5% N + 1% P;5% N + 2% P;10% P dan variasi lama fermentasi yaitu 0,12,24,48, dan 72 jam. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar alkohol hasil fermentasi bekatul beras. Diffusion dilanjutkan dengan Spektrofotometri,pada panjang gelombang maksimum 480m.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alkohol paling tinggi yang diperoleh dengan menggunakan nutrisi N adalah pada penambahan 5% N dengan kadar 2,663% dengan lama fermentasi 72 jam; sedangkan dengan menggunakan nutrisi P diperoleh kadar paling tinggi pada kondisi penambahan 1% P dengan kadar 1,864% dengan lama fermentasi 48 jam; dan dengan menggunakan nutrisi N + P didapatkan kadar alkohol pada kondisi penambahan 5% N + 1 % P yaitu sebesar 2,796% dengan lama fermentasi 72 jam.
SETIYA RINI ESTIE
2012-08-08T18:00:31Z
2019-01-29T15:40:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3463
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3463
2012-08-08T18:00:31Z
PEMISAHAN SINAMALDEHID DARI MINYAK KULIT BATANG TUMBUHAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni)
DENGAN PEREAKSI NATRIUM BISULFIT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memisahkan sinamaldehid yang lerdapat dalam minyak kulit batang tumbuhan kayu manis melalui penambahan peraksi natrium bisulfit dan menentukan karakteristik sinamaldehid hasil pemisahan tersebut.
Sebanyak 3,5 kg kulit batang tumbuhan kayu manis yang telah dipotong¬potong di destilasi uap selama 7 jam, sehingga menghasilkan minyak kayu manis yang berwarna kuning kecoklatan sebanyak 30 mL. Pemisahan sinamaldehid dari minyak kulit batang tumbuhan kayu manis dilakukan dengan penambahan pereaksi natrium bisulfit jenuh. Endapannya setelah dicuci dan dibersihkan direfluks dengan HCl 5% dan diekstrak dua kali dengan eter sehingga diperoleh larutan yang netral. Larutan netral tersebut dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat, disaring dan dievaporasi. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh diisolasi dengan kromatografi lapis tipis dan dilanjutkan kromatografi kolom menghasilkan ekstrak sinamaldehid sebanyak 11,17 g. Uji kemurnian sinamaldehid dilakukan dengan kromatografi lapis tipis menggunakan eluen yang sesuai dengan perbandingan tertentu dan menghasilkan satu noda yang menunjukkan bahwa senyawa hasil pemisahan relatif murni. Senyawa hasil pemisahan tersebut dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan GC-MS.
Sinamaldehid dari minyak kulit batang tumbuhan kayu manis dapat dipisahkan dengan penambahan pereaksi natrium bisulfit. Sebanyak 11,17 g minyak kulit batang tumbuhan kayu manis diperoleh senyawa hasil pemisahan sebesar 0,55 g, dengan persentase sinamaldehid sebesar 28,14 % yang memiliki bentuk fisik berupa cairan jernih berwarna kuning kecoklatan, berbau minyak kayu manis dengan titik didih 246° C dan titik lebur -7°C. Karakter sinamaldehid yang terdapat dalam minyak kulit batang tumbuhan kayu manis menggunakan spektroskopi IR menunjukkan gugus OH, C-H alkil, gugus aldehid, gugus karbonil dan C=C aromatik dan GC-MS menunjukkan berat molekul isolat m/z 132 dengan base peak m/z 131.
Nailun Ni'ma Eva , Nailun Ni'ma
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:28:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3088
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3088
2012-08-07T23:58:31Z
PENGARUH AKTIVATOR ASAM KLORIDA (HCI)
TERHADAP DAYA ADSORPSI BENTONIT
PADA RHODAMIN B
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator asam klorida (HCl) dan suhu aktivasi pada daya adsorpsi bentonit terhadap zat warna rhodamin B.
Subyek penelitian ini adalah bentonit, dan sebagai objeknya adalah daya adsorpsi bentonit terhadap pewarna rhodamin B. Sebanyak 150 gram bentonit direndam dan diaduk dengan 2 L aquademineralisasta selama 24 jam kemudian dikeringkan pada suhu 110 °C dan diayak ukuran partikel 100 mesh. Bentonit ini dibagi menjadi dua bagian, sebagian diaktivasi tanpa HCI, sebagian lainnya diaktivasi dengan HCI. Sebanyak 25 gram bentonit kering ditambah 125 mL HCI dengan variasi konsentrasi 0,5; l; 1,5 dan 2M diaduk selama 2 jam dengan variasi suhu aktivasi 30, 40, 50 dan 60 °C. Selanjutnya disaring, residu bentonit dicuci dengan aquades untuk membersihkan ion CI" , kemudian dikalsinasi selama 1 jam. Pada proses adsorpsi 2 gram bentonit aktif ke dalam 50 mL larutan rhodamin B konsentrasi 1500 ppm, diaduk, didiamkan selama 1 jam. Filtrat dianalisis dengan spektroskopi W-Vis, residu bentonit dianalisis secara spektroskopi inframerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi HCl maupun suhu aktivasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada daya adsorpsi bentonit. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis ANAVA AB yang menunjukkan bahwa pada variasi suhu aktivasi diperoleh F hitung < F tabel (-233,881 < 4,488) yang berarti tidak terdapat pengaruh pada daya adsorpsi dan pada variasi konsentrasi diperoleh F hitung < F tabel (-234,542 < 4,488) yang berarti bahwa pada variasi konsentrasi juga tidak terdapat perbedaan daya adsorpsi yang signifikan.
Indrawati Vita
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:28:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3090
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3090
2012-08-07T23:58:31Z
METILASI HOPEAFENOL HASIL ISOLASI
DARI HOPEA ODORATA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen, sifat dan struktur senyawa turunan hopeafenol yang dihasilkan melalui reaksi metilasi hopeafenol.
Reaksi dimulai dengan memasukkan 50 mg hopeafenol, 500 mg K2C03 dan 5 mL aseton ke dalam labu leher tiga. Campuran diaduk dan ditambahkan 0,45 mL DMS tetes demi tetes tiap periode 2 menit. Kurang lebih 15-20 menit setelah penambahan DMS terakhir campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 55° C selama 4 jam. Campuran didinginkan, kemudian ditambahkan 0,3 mL NH3 encer sambil diaduk dan diponaskan selama 10 menit. Setelah dingin, campuran dilarutkan dalam 20 mL akuades kemudian diekstraksi menggunakan eter 2 x 10 mL. Fasa air diekstraksi dengan 10 mL eter kemudian ekstrak eter digabung dengan fasa organik. Fasa organik dicuci dengan akuades 10 mL, dikeringkan dengan MgS04 menghasilkan larutan kuning pucat. Pelarut eter diuapkan dengan cara evaporasi. Hasil yang diperoleh ditimbang beratnya, di cek menggunakan KLT, ditentukan rendemen, dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV, IR, dan 1H-NMR.
Reaksi metilasi hopeafenol menghasilkan senyawa turunan hopeaf.-enol berwarna putih kekuningan dengan rendemen 43,31%. Uji kemurnian menggunakan beberapa eluen dengan kepolaran berbeda menunjukkan noda tunggal. Analisis dengan spektroskopi UV memberikan serapan negatif (-0,001) pada ?,,m. (MeOH) : 282 nm, dengan spektroskopi IR memberikan serapan pada 2929,7 - 2837,1 cm'1 untuk CH alifatik, 1612,3 cm-' -1456,2 cm-' untuk C=C aromatik, 1249,8 cm'1-1037, 6 cm-1 untuk C-O eter, dan 831,3 cm-1 yang menunjukkan cincin aromatik tersubstitusi. Sedangkan untuk spektroskopi 1H¬NMR 60 MHz muncul sinyal pada daerah 3-4 ppm yang berasal dari proton gugus metoksi.
Maya Indriyanto Vitra,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:33:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3177
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3177
2012-08-07T23:58:31Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN KONSENTRASI ADITIF ASETON PADA ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II)
Penelitian ini dilakukan di Iaboratorium Kimia Universitas Negeri Yogyakarta, Laboratorium Analisis lnstrumen Universitas Islam Indonesia, dan Laboratorium Kimia Fisika LIPI Bandung. Tujuan penelitian ini untuk menentukan (1) potensial optimal dan konsentrasi aditif optimal pada proses elektrodeposisi tembaga(II).
Penelitian in] dilakukan den6an rnetode elektrodeposisi. Elektrodeposisi menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sebabai sumber ion tembaga(II), H2SO4 sebagai elektrolit pendukunl;, dan HNO scbagai depolarisator. Lempeng platina digunakan sebagai elektroda (katoda dan anoda) denl;an variasi potensial yang dipakai adalah 2, 3, 4, 5, clan 6 volt selama 25 menit. Kondisi potensial optimal digunakan untuk menentukan penambahan konsentrasi aditif aseton optimal dengan variasi konsentrasi aditif aseton 5, 10, 15, 20, clan 25 % v/v. Konsentrasi ion tembaga(II) sisa setelah elektrodeposisi diperoleh mengl;unakan Spektrofotometer Serapan Atom. Data struktur kristal dipe:roleh dengan menggunakan Difraksi Sinar-X.
Kesimpulan penelitian ini adalah potensial optimal diperoleh pada potensial 2 volt dan konsentrasi aditif optimal diperoleh pada penambahan aseton dengan konsentrasi 5 % v/v. llasil analisis denl;an menggunakan XRD menunjukkan bahwa struktur kristal tembaga hasil elektrodeposisi berbentuk kubik pemusatan muka dengan parameter kisi sebesar 3,608 A.
Kata kunci: elektrodeposisi, tembaba(II), aseton
Hermayantiningsih Dwi,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:33:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3180
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3180
2012-08-07T23:58:31Z
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN NaHCO3
TERHADAP KADAR PROTEIN DAN AKTIVITAS LIPOSIGENASE
PADA PEMBUATAN SUSU KEDELA
Penelitian ini bertujuan unhik mengetahui pengaruh lama perenclaman dalam larutan NaHCO3 terhadap kadar protein dan aktivitas lipoksigenase pada proses pembuatan susu kedelai.
Penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan menggiinakan metode Biuret. Standar protein yang digunakan adalah larutan kasein. Penentuan aktivitas lipoksigenase dilakukan dengan menggunakan metode Mitchell dan Malpluws. Variasi lama perendaman yang digunakan adalah 0, 6, 12, 18, dan 24 jam. Pengaruh variasi lama perendaman diuji secara statistik menggmakan ANAVA-A dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT.
Hasil penelitian menunjukkan balwa kadar protein terlarut susu kedelai pada lama perendaman 0, 6, 12, 18, dan 24 jam berturut - turut adalah 8,852; 7,464; 6,937; 6,251; dan 6,196 (b/v), sedangkan aktivitas lipoksigenasenya adalah 49,7; 25,8; 22,65; 21,15; dan 20,85 unit/gram kedelai. Hasil perhittrngan menggunakan statistik ANAVA-A dan uji lanjut DMRT mexlunjukkan adanya perbedaan kadar protein terlarut dan aktivitas lipoksigenase susu kedelai pada variasi lama perendaman dalam larutan NaHC03 3%. Semakin lama perendaman kadar protein terlarut dan aktivitas lipoksigenase semakin menururr. Kadar protein terbesar diperoleh pada perendaman 0 jam dan aktivitas lipoksigenase terkecil diperoleh pada lama perendaman 24 jam. Hasil uji organoleptis menunjukkan susu kedelai dengan ban sangat langu diperoleh pada lama perendarnan 0 jam, sedangkan bau tidak langu diperoleh pada lama perendaman selama 24 jam
Lestari Dwi,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3195
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3195
2012-08-07T23:58:31Z
PEMISAHAN LANTANUM (La) DAN NEODIMIUM (Nd) DARI HASIL
PELARUTAN DAN OKSIDASI PASIR MONASIT DENGAN
PENGENDAPAN BERTINGKA
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris di laboratorium Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yagyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode pengendapan bertingkat dan pengaruh variasi volume HN03 dan waktu pengendapan dalam pemisahan La dan Nd dari hasil pelarutan dan oksidasi pasir monasit.
Subjek penelitian ini adalah konsentrat Iogam tanah jarang hasil pelarutan dan oksidasi pasir monasit. Pembuatan kansentrat logam tanah jarang hidroksida dilakukan dengan cara pengendapan bertingkat. Variabel yang diteliti yaitu : pH pengendapan, jumlah volume HN03, dan waktu pengendapan. Objek penelitian ini adalah pemisahan lantanum (La) dan neodimium (Nd) dari pasir monasit. Proses pengendapan logam tanah jarang dari konsentrat logam tanah jarang hasil penghilangan fosfat tnenggunakan HN03 65 %, NH3(aq) 20 %, HzC20a 10 % bJv dan KBr03. Proses selanjutnya adalah pengendapan konsentrat logam tanah jarang pada pH l, 6, dan 8. Analisis produk menggunakan spektrometer pendar sinar-X.
Penelitian ini memperoleh kondisi optimum proses pengendapan pembuatan konsentrat Iogam tanah jarang hidroksida dari pasir monasit menggunakan iarutan NH3(aq) 20 °l° pada volume HN03 = 50 mL dan waktu pengendapan : 25 menit. Pada variasi volume HN03 optimum diperoleh konsentrasi La = 52,907 %, dan Nd = 19,483 °lo. Sedangkan pada variasi waktu pengendapan optimum diperoleh konsentrasi La = 43,677 °f°, dan Nd= 22,829 °f°. Pengendapan bertingkat sangat efektif dalam pemisahan La dan Nd, penambahan volume HN03 dan waktu pengendapan berpengaruh pada proses ini.
Laksono Dwi ,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3199
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3199
2012-08-07T23:58:31Z
PENGARUH LAMA FERMENTASI LIMBAH PADAT TAHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar protein terlarut limbah padat tahu, besarnya aktivitas enzim tripsin terhadap protein terlarut limbah padat tahu dengan difermentasi, mempelajari pengaruh lama fermentasi limbah padat tahu terhadap kadar protein terlarut, clan mempelajari pengaruh lama fermentasi limbah padat tahu terhadap aktivitas enzim tripsin.
Populasi penelitian in] adalah limbah padat tahu yang dihasilkan oleh produsen tahu di Plaosan Bugisan Prambanan Klaten. Sampel dalam penelitian ini adalah limbah padat tahu yang diperoleh dari bapak Suradi. Variasi lama fermentasi yang dilakukan adalah 0, l, 2, 3, 4, dan 5 hari. Penentuan kadar protein terlarut dilakukan dengan metode Lowry menggunakan larutan standar kasein, dengan terlebih dahulu menentukan waktu kestabilan, panjang gelombang maksimum, dan kurva protein standar. Penentuan aktivitas enzim tripsin dilakukan menggunakan metode Anson, dengan terlebih dahulu menentukan pH dan suhu optimumnya. Variasi pH yang dilakukan adalah 6,5; 7,0; 7,5; 8,0; clan 8,5. sedangkan variasi suhu yang dilakukan adalah 34, 35, 36, 37, dan 38°C. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan has]] penelitian dapat diketahui bahwa waktu kestabilan kasein dimulai dari menit ke-64 sampai ke-72 dengan panjang gelombang maksimum 700 nm. Persamaan garis regresi linier yang diperoleh adalah Y = 5, 6794X + 0,0517 dengan F,, = 1506,19569. Kadar protein terlarut limbah padat tahu dengan ferlnentasi 0, l, 2, 3, 4, dan 5 hari berturut-turut adalah 0,0433; 0,0516; 0,0579; 0,0648; 0,0533; 0,0335% b/b. Kondisi optimum pH clan suhu enzim tripsin berturut-turut adalah 8,0 clan 37°C. Besarnya aktivitas enzim tripsin terhadap limbah padat tahu dengan fermentasi selama 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 hari berturut-turut adalah 1,50; 1,82; 2,20; 3,30; 2,05; dan 1,37 unit. Semakin lama fermentasi maka semakin besar kadar protein terlarut limbah padat tahu dan akan mencapai maksimum pada fermentasi 3 hari kemudian mengalami penurunan pada hari berikutnya. Semakin lama fermentasi maka semakin besar aktivitas enzim tripsin terhadap protein terlarut limbah padat tahu dan akan mencapai maksimum pada fermentasi 3 hari kemudian mengalami penurunan pada hari berikutnya.
Lestari Dwi ,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3204
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3204
2012-08-07T23:58:31Z
UJI AKTIVITAS KATALIS Se/BENTONIT TERHADAP PENURUNAN
BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG REGENERASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter katalis Se/Bentonit yang dipreparasi dengan metode impregnasi basah dan untuk mengetahui lama perendamar3 Se/Bentonit dalam minyak goreng regenerasi yang paling efektif digunakan untuk menurunkan bilangan peroksida.
Selenium diembankan kedalam bentonit dengan perendaman selama 48 jam dan dilarrjutkan dengan kalsinasi dengan cara mengalirkan gas NZ pada 500°C selama 4 jam. Proses pengembanan dilanjutkan den ~an oksidasi menggunakan OZ
dan reduksi dengan gas HZ pada temperatur 4U0 C. Karakterisasi Se/bentonit dilakukan dengan mengukur keasaman padatan katalis dan penentuan luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori dengan menggunakan Gas Sorptic7ns Analyzer Quantachrome, NOVA 1000. Uji aktivitas Se/Bemonit dilakukan ciaryan mctode perendaman 0,25 g Se/Bentonit dalam 30 ml, minyak goreng bekas dengan waktu perendaman 1, 2, 3, 4 dan 5 jam. Kualitas minyak goreng bekas ditentukan dengan membandingkan bilangan peroksida terhadap minyak gorc:ng baru, minyak goreng bekas dan minyak goreng hasil perendaman Se/Bentonit.
Hasil peneiitian menunjukkan bahwa keasaman padatan katalis sebesar 7,0476 mmol/g, luas permukaan spesifik sebesar 55,147 M2/g, volume total pdri sebesar 42,463.10-3 cc/g dan rerata jejari pori sebesar 15,400 A°. Perendaman SeBentonit menurunkan bilangan peroksida minyak goreng bekas dengan hasil terbaik dicapai pada perendaman selama 5 jam diperoleh hasil sebagai berikut bilangan peroksida turun dari 20,390 mekiv/kg menjadi 6,078 mekiv/kg.
Ratna Purwandari Dwi ,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3205
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3205
2012-08-07T23:58:31Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN
KIMIA BERDASARKAN KLIRIKULUM 2004 UNTUK
SMA KELAS X SEMESTER II
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran yang bertujuan untuk menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) Kimia Kelas X Semester 2 berdasarkan kurikulum 2004 SMA dan mengetahui kualitas LKS yang telah disusun melalui penilaian 5 guru kimia.
LKS ini disusun dengan cara mengumpulkan referensi dari berbagai sumber, dengan berpedoman pada Kurikulum 2004 SMA kelas X semester 2 sedangkan kualitas LKS diukur berdasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh 5 guru kimia. Alat ukur yang digunakan yaitu angket penilaian berisi indikator penilaian LKS. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap setiap materi yang terdapat pada kelas X semester 2.
Hasil penelitian ini berupa tersusunnya LKS Kimia Kelas X Semester 2 berdasarkan kurikulum 2004 SMA. Adapun skor rata-rata kualitas LKS untuk materi I, II, III, IV, V, VI danVII berturut-turut sebesar 78,6; 78,6; 79; 79; 80; 80,2 dan 79,6. Adapun skor rata-rata dari ketujuh materi pokok adalah 79,2$. Skor maksimal ideal untuk 20 indikator adalah 100 sehingga persentase dari skor materi I sampai VII berturut-turut adalah 78,6%; 78,6%; 79%; 79%; 80%; 80,2% dan 79,6%. Berdasarkan perhitungan clan dikonversikan dengan standar yang ada maka materi I, II, III, Man VII mempunyai skor dengan kriteria kualitas B (baik), sedangkan materi V dan VI mempunyai skor dengan kriteria kualitas SB (sangat baik). Adapun LKS kimia yang disusun ini memiliki skor dengan kriteria kualitas baik (B).
Apriyani Dwi Astuti ,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3206
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3206
2012-08-07T23:58:31Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA SAINS
ASPEK KIMIA UNTUK SMP/MTs KELAS VII
BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini mcrupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidanb Pendidikarr Kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS¬Sains berdasarkan Kurikulwn 2004 clan menilai kualitas LKS-Sains yang telah dikernbaribkan berdasarkan penilaian reviewer. hKS-Sains yang telah dikembangkan diharapkan dapat dipakai sebagai sumber belajar penunjang bagi siswa dalarn proses pembelqjAran sains aspek kimia.
Subjek penilaian dalam penelitian ini adalah reviewer LKS-Sains. ()bjck penilaian dalam pcne;litian ini adalah kualitas LKS-Sains yang dikembavgkan. LK S-Sains disusun dengan mengadaptasi langkah-langkah pcngembangan belajar dan berpedoman pada Kurikulum 2004 Sains SMI'/MTs kclas VII. Penilaian produk LKS-Sains dalam penclitian ini mclihuti tiga tahap yaitu tulmp 1 olch doscn pembimbing, tahap II oleh peer reviewer, dan tahap III olch reviewer. Kualitas LKS-Sains didasarkan pada penilaian yang dilakLrkan olch 5 orang reviewer. Instrurnc;n penilaian kualitas LKS-Sains berupa mgket yang nueliputi aspek didaktik, aspek konslruksi, uspek teknis, nspck keterlaksanaan, dan aspek penilaian.
Hasil penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa Sains Aspek Kimia untuk SMP/MTs kelas VII yang, dikembunl;kan berdasarkan kurikulum 2004 denban model prosedural berdasarkan model pengembangan paket belajar. Adapun skor rata-rata penilaian kualitas LKS-Sains urrtuk mat.eri pokok I, Il, III, dan IV berturut-turut sebesar 101,8 atau 84,83% (SB); 103,8 atau 86,50% (SB); 102,4 atau 85,33°/0 (SB); dan 99,0 atau 82,50% (SB). Skor rata-rata dari keempat materi pokok aclalah 101,75 atau 84,79%. LKS-Sains yang telah dikembangkan memiliki skor dengan kategori kualitas sangat bailc. (SII) sehingga layak digunakan sebagai sumber belajar penunjang bagi siswa SMP/MTs dalam proses pembelajaran sains aspck kimia.
Dewandari Dwi Mei ,
2012-08-07T23:58:31Z
2019-01-29T15:34:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3207
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3207
2012-08-07T23:58:31Z
PENGARUH PENERAPAN METODE RESITASI-DEMONSTRASI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR K1MIA SISWA SMA KELAS X
SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 BANTUL
TAHUN AJARAN 2004/2005
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya nerbedaan
yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kimia siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode resitasi-demonstrasi dengan prestasi belajar
kimia siswa yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode resitasidemonstrasi,
jika pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester 2 SMA Negeri I
Bantul tahun ajaran 2004/2005, yang berjumlah 237 siswa. Sampel penelitian
sebanyak 2 kelas yang berjumlah 74 siswa diperoleh dengan teknik cluster
random sampling. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari rencana
pembelajaran dan soal prestasi belajar kimia siswa. Data penelitian diperoleh
dengan teknik dokumentasi (pengetahuan awal kimia siswa) dan teknik ujian
(prestasi belajar kimia siswa). Teknik analisis data dalam penelitian ini
mengQunakan analisis Anukovu dengan satu kovariabel, yang sebelumnya
dilakukan uji pendahuluan, yaitu Up homogenitas dan uji normalitas.
Berdasar uji anukova-1 jalur diperoleh harga F, sebesar 6,422 (p = 0,013)
sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang positif dan signifikan antara
prestasi belajar kimia siswa yang pembelajarannya menggunakan metode resitasidemonstrasi
dengan prestasi belajar kimia siswa yang pembelajarannya tanpa
menggunakan metode resitasi-demonstrasi, jika pengetahuan awal kimia siswa
dikendalikan secara statistik. Metode resitasi-demonstrasi lebih efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar kimia siswa, jika dilihat dari harga rerata sesuaian
(Y) antara kelas A, dan A,. YA, 41,599 lebih besar dari pada YAz 39,53
Anitasari Dyah ,
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:28:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3099
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3099
2012-08-07T23:58:30Z
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN APERSEPSI (BPA) KIMIA
SMA/MA BERBASIS KOMPETENSI UNTUK
KELAS X SEMESTER 1
Penelitian ini merupakan penelitian pengernbangan pendidikan kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengembangan Buku Pedoman Apersepsi (BPA) Kimia SMA/MA berbasis kompetensi untuk kelas x semester I dengan kriteria tertentu, kemudian menilai kualitas BPA tersebut berdasarkan penilaian 5 guru kimia sebagai reviewer.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan model prosedural yang berupa pengembangan buku pedoman apersepsi (BPA) kimia SMA/MA berbasis kompetensi untuk kelas X semester I. BPA dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan tentang buku ajar yang mengadaptasi dari prosedur pengembangan buku ajar Badan Standar Nasional 1'endidikan (BSNP). Pengembangan BPA meliputi seluruh materi pembelajaran kimia SMA/MA kelas X semester l. Kualitas BPA didasarkan kepada masukan dari 2 dosen pembimbing, 3 peer review, dan seorang dosen ahli media. Penilaian kualitas PBA dilakukan oleh 5 orang guru kimia SMA/MA Yogyakarta. [nstrumen penilaian kualitas PBA berupa angket yang berisi komponen-komponen yang berisi 30 butir kriteria yang merupakan penjabaran 13 subkomponen penilaian yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini adalah buku pedoman apersepsi kimia SMA/MA berbasis kompetensi untuk Was X semester I. Skor rata-rata penilaian keseluruhan untuk BPA Kimia yang dikembangkan adalah 124 atau 82,67 % dengan kategori kualitas sangat balk (SB), sehingga BPA Kimia diharapkan layak digunakan sebagai huku pedoman guru untuk pembelajaran kimia SMA/MA kelas X semester 1.
Febrianto Dhian Arif
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:28:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3103
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3103
2012-08-07T23:58:30Z
POLA ADSORPSI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN ION NIKEL(II)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui karakteristik kitosan, (2) mengetahui tingkat keasaman permukaan kitosan pada pH sistem optimum, dan (3) mengetahui pola adsorpsi kitosan terhadap ion nikel(II).
Kitosan dari cangkang kepiting hijau (Scylla .serrata) dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Pengukuran keasaman kitosan dilakukan dengan pH meter dan keasaman permukaan secara gravimetri. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar (± 29°C) selama 24 jam dengan massa kitosan yang digunakan masing-masing 0,5 gram untuk setiap sampel larutan. Variasi pH sistem yang digunakan untuk optimasi pH adalah 3,6; 4,2; 5,8; dan 5,6. Variasi konsentrasi larutan nikel(II) yaitu 200, 300, 500, 700, 900, dan 1200 ppm dan diterapkan pada pH sistem optimum yang diperoleh. Identifikasi gugus fungsi yang terdapat pada kitosan dianalisis secara kualitatif dengan spektrofotometer inframerah, sedangkan konsentrasi larutan nikel(II) setelah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Daya adsorpsi dinyatakan sebagai selisih konsentrasi larutan nikel(II) sebelum dan setelah adsorpsi dikalikan dengan volume larutan nikel(II) per gram kitosan. Selanjutnya, data yang diperoleh diplot menurut pola isoterm Langmuir dan Freundlich.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) karakterisasi kitosan dengan spetrofoneter inframerah menunjukan adanya gugus fungsi C-H, C-O, -CHZ-,-NH2, dan-0H pada kitosan, (2) kitosan cenderung bersifat basa dan keasaman kitosan pada pH sistem optimum 5,8 sebesar 8,8979 mmol/gram, dan (3) pola adsorpsi kitosan terhadap ion nikel(II) mengikuti pola isoterm Freundlich.
Rahmawati Diah
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:31:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3116
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3116
2012-08-07T23:58:30Z
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIIWIIA DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMA DI WILAYAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (K"1'SP), (2) kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dalam mendukung pelaksanaan KTSP, (3) hubungan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi KTSI', (4) serta kendala-kendala yang dihadapi guru kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptii; yang populasinya adalah SMA dl Kabupaten Gunungkidul, serta sampelnya sebanyak 1 1 SMA yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini diambil melalui kuesioner, observasi, dan wawancara. 'l"eknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik rata-rata persentase dan korelasi product moment antara sarana dan prasarana pendukung pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi K"fSP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten Gunungkidul terniasuk kategori sangat tinggi ($4,25 °/'O), meskipun sarana dan prasarana yang mendukung hanya memiliki kategori sedang (64,45 °/o). Dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,03. Harga r hitung yang cliperoleh lebih kecil daripada r tabel (N=l l) pada taraf signifikansi 5 % yaitu sebesar 0,602, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signitikan antara kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran kimia dengan implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi KTSP. Ditemukan pula, bahwa dalam implementasi pembelajaran kimia dalam menghadapi pelaksanaan KTSP pada SMA di wilayah Kabupaten (Junungkidul terdapat beberapa kendala-kendala dalam hal persiapan, pelaksanaan, dan penilaian.
Lestari Dian Ajeng
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:32:09Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3126
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3126
2012-08-07T23:58:30Z
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN APERSEPSI (BPA)
KIMIA BERBASIS KOMPETENSI UNTUK
SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan kimia yang bertujuan untuk mengembangkan Buku Pedoman Apersepsi (BPA) Kimia Berbasis Kompetensi Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2 dan meneliti buku pedoman tersebut berdasarkan penilaian 5 orang guru kimia SMA/MA sebagai reviewer.
Buku pedoman apersepsi berisi lima bab yaitu : (1) larutan asam-basa, (2) stoikiometri larutan dan titrasi asam-basa, (3) larutan penyangga, hidrolisis garam dan grafik titrasi asam basa, (4) kelarutan clan hasil kali kelarutan, dan (5) sistem koloid. BPA dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan tentang buku ajar yang diadaptasi dari prosedur pengembangan buku ajar Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kualitas BPA ditinjau terlebih dahulu oleh 2 dosen pembimbing, 3 peer review dan 2 ahli media. Penilaian kualitas BPA menggunakan angket yang berisi 4 komponen, 13 subkomponen dan 30 butir kriteria. Penilaian angket dilakukan oleh 5 orang guru dari SMA/MA yang berbeda di Yogyakarta.
Produk penelitian pengembangan ini adalah berupa Buku Pedoman Apersepsi (BPA) Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Buku pedoman apersepsi yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian guru kimia SMA/MA dengan skor rata-rata 123,4 dengan pedoman konversi X > 120 untuk kualitas Sangat Baik (SB), sehingga layak digunakan sebagai media/sumber acuan guru dalam proses belajar mengajar Kimia
Dianarasari Dianarasari
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:32:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3131
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3131
2012-08-07T23:58:30Z
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP STOKIOMETRI LARUTAN
PADA SISWA SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2007/2008 DENGAN MENGGUNAKAN DEMONSTRASI
CLOCK REACTION TERSTRUKTUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Profil pemahaman konsep stoikiometri larutan; 2) bentuk - bentuk miskonsepsi pada konsep stoikiometri larutan yang terjadi pada siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun . ijaran 2007/2008 yang dapat diungkap dengan menggunakan demonstrasi clock reaction terstrutur.
Penelitian ini meru-pakan'penelitian berjenis survey dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang mengungkap pemahamun konsep siswa dengan menggunakan demonstrasi clock reaction terstruktur. P.-meriksaan keabsahan data dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli dan menggunakan sumber - sumber data pendukung.
Hasil demonstrasi clock reaction terstruktur menunjukkan bahwa profil pemahaman konsep dari seluruh demonstrasi dinyatakan dalam persentase rata - rata yaitu untuk siswa yang tergolong dalam derajat tidak paham konsep sebanyak 4%, miskonsepsi 34,5%, paham sebagian dan miskonsepsi 24,75%, paham sebagian 24,50%, dan paham konsep 16,83%. Bentuk - bentuk miskonsepsi yang terjadi pada siswa yang terungkap dengan demonstrasi clock reaction terstruktur antara lain : a) miskonsepsi pada tingkat definisi konsep, yaitu : (1) A1 (s) berubah menjadi Cu berwarna coklat, dan CuClz (aq) berubah menjadi AIC1J tidak berwarna (bening); (2) reaksi asam - basa dengan pH = 7 merupakan reaksi penggaraman, b) miskonsepsi pada tingkat ciri konsep, yaitu : (1) molaritas berubah menurut koefisien reaksi yang setara; (2) perbandingan mol reaksi dalam suatu reaksi kimia selalu 1 : 1; (3) tidak dapat membedakan basa monovalen dan bivalcn, c) miskonscpsi pada tingkat aplikasi konscp, yaitu : (1) rumus menghitung volume gas, v = n x 22,4 L digunakan untuk menghitung volume Al (s) dan CuCIZ (aq); (2) kesalahan penulisan persamaan reaksi, yaitu pada reaksi antara lempeng alumunium dengan larutan CuCl3 .
Septiana Diarizki
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:32:28Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3135
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3135
2012-08-07T23:58:30Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI KLOROFORM DAUN MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa)
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun mahkota dewa dan mengidentifikasi karakteristik senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya.
Ekstraksi daun mahkota dewa (7 kg) dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan. Ekstrak -metanol selanjutnya dipartisi menggunakan pelarut kloroform. Ektrak kloroform
tersebut di evaporasi untuk menghilangkan pelarutnya dan menghasilkan ekstrak pekat berwarna hijau (36,21 g). Ekstrak kloroform dipisahkan berulang dan dimurnikan dengan kolom kromatografi gravitasi menggunakan silika gel dengan menggunakan berbagai variasi sistem pelarut. Dari metode ini kemudian diperoleh satu senyawa. Analisis senyawa dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, spektrometri IR dan spektrometri 'H-NMR.
Jenis senyawa metabolit sekunder yang dapat diisolasi pada daun mahkota dewa adalah senyawa terpenoid yang berkondensasi dengan cincin aromatik. Hasil identifikasi senyawa dengan spektroskopi UV-Vis memberikan panjang gelombang 230 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap tidak terkonjugasi dan 273 nm yang menunjukkan adanya cincin aromatik. Data spektroskopi IR menunjukkan adanya gugus OH, gugus C=O, gugus C=C, dan C-H alifatik. Spektroskopi IH-NMR menunjukkan adanya proton pada cincin aromatis, proton olifenik dan proton alifatik.
Wulandari Dini
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:33:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3159
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3159
2012-08-07T23:58:30Z
BIODEGRADASI POLIURETAN HASIL SINTESIS DARI ASAM LEMAK MINYAK SAWIT KASAR DENGAN METILEN-4,4-DIFENIL DIISOSIANAT
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemudahan biodegradasi berbagai jenis poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak sawit kasar dan metilen-4,4'-difenildiisosianal, serta mengetahui kondisi optimum waktu inkubasi dalam biodcgradasi poliuretan hasil sintesis dari asam lemak minyak sawit kasar dan metilen-4,4'-difenildiisosianat.
Pada penelitian ini poliuretan diperoleh dari sintesis antara asam lemak minyak sawit kasar dengn metilen-4,4'-difenildiisvsianat pada temperatur kamar diikuti dengan pernanasan pada suhu 120°C. Karakterisasi asam lemak dilakukan dengan penentuan bilangan hidroksil, bilangan iodin, massa jenis, indeks bias, dan penentuan gugus fungsi dengan fourier Transform Infra Red, serta analisis kristalinitas poliuretan dengan menggunakan X-Ray Diffraction, serta pengamatan permukaan dengan Scanning Electron Microscopy. Biodegradasi poliuretan dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme yang berasal dari lumpur aktif serta media malka padat pada temperatur 37°C. Variasi waktu inkubasi berturut-turut adalah 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari, dengan penggantian media setiap 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa poliuretan dapat dibiodegradasi, meskipun dengan degradabilitas yang berbeda.
Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak dan metilen-4,4'-difenildiisosianat memiliki degradabilitas paling tinggi pada waktu inkubasi 5 hari. Hasil karakterisasi dengan X-Ray Diffraction menunjukkan bahwa biodegradasi dapat meningkatkan derajat kristalinitas poliuretan. Spektrum fourier Transform Infra Red poliuretan sesudah biodegradasi menunjukkan penurunan intensitas puncak khas gugus uretan dari poliuretan. Hasil pengamatan dengan Scanning Electron Microscopy menunjukkan bahwa proses biodegradasi menimbulkan terbentuknya lubang-lubang pada permukaan poliuretan.
Vevanto Dodi
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:33:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3173
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3173
2012-08-07T23:58:30Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROYEK PADA MATA
PELAJARAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 2 DI SMA NEGERI 2
KLATEN TAHUN AJARAN 2005/2006
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang positif dan bermakna tentang prestasi belajar kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode ccramah-demonstrasi apabila pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik, mengetahui afektif dan psikoi-nolorik siswa kelas eksperimen, serta miengetahui pendapat siswa terhadap pembelaiaran metode proyek.
Populasi dalam penelitian ini adalakl 281 siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 2 Klaten tahUn ajaran 2005/2006. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas yang berjumlah 76 siswa diperoleh dengan teknik cha,sncr r°cmr7om wunnpling. Sampel penelitian untuk penelitian kausa) komparatif dan eksperimen minimal 30 subjek tiap kelornpok. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas rencana pelaksa.naan pembelajara.n, soal prcstasi hclajar kimia siswa, da.n lemba.r penilaian seluruh kegiatan pembelajaran. Data penelitian diperoleh dengan teknik dokumentasi (pengetahuan awal kimia siswa), teknik ujian (prestasi belajar kimia siswa), dan teknik observasi (penilaian proses pembelajaran). Analisis data penelitian menggunakan ancrkovcr 1-lalur dengan satu kovariabel, yang sebelumnya dilaknkan uji persyaratan analisis, yaitu uji hojnogenitas dan uji normalitas. Data penilaian proses pembelajaram dianalisis dengan menggolongkan siswa berdasarkan 4 kategori (kurang.; cukup, balk, dan sangat balk) kemudian dihitung persent.asenya.
Berdasarkan uji anakova 1-jalur diperoleh F,, sebesar 42,666 (p<O,OI) sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang positif dan sangat bennakna prestasi belajar kimia antara siswa yang menbikuti pembelajaran dengan metode proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan rnetode ceramah¬demonstrasi apabila pengetahuan awal dikendalikan secara statistik. Pencapaian hasil belajar siswa keias eksperimen pada ranah afektif secara keseluruhan telah memenuhi kriteria baik sedang pada ranah psikomotorik rata-rata telah memenuhi kriteria sangat baik.
Retnaningsih Duwi
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:33:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3183
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3183
2012-08-07T23:58:30Z
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ASETON HOPEA NIGRA
(DIPTEROCARPACEAE) TERHADAP PENGHAMBATAN
DEGRADASI 2-DEOKSIRIBOSA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dan perbedaan ekstrak butanol kulit pisang kepok kuning mentah dan matang terhadap pencegahan degradasi 2-deoksiribosa.
Sebanyak 3 kg kulit pisang kepok kuning mentah dan 2,6 matang masing-rnasing digiling. Selanjutnya masing-masing dimaserasi dalam metanol selama 24 jam sebayak 3 kali. Elatrak rnetanol dievaporasi dan difraksinasi dengan pelarut n-heksana, kloroform, etil asetat dan butanol. Pada penelitian ini hanya rnaksi butanol yang diuji aktivitasnyn. Uji aktivita: sebagai pencegah dengraadasi 2-deoksiribosa dilakukan menggunakan metod° Fenton. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dan BHT. Degradasi 2-deoksiribosa dapat dilihat dar-i senyawa komplek malomldehid-TBA yang terbentuk dan diukur dengan Spc:wrcmic 20 pada panjang gelc,mbang 532 mil.
I-lasil pengukuran menunlukkan bahwa ekstrak butanol kulit pisang kepok kunint; rnentalr dan matang berpengarulr terhadap pencegahan degradasi 2¬deoksiribosa, berturut-turut dengan °,a aktivitas pencegahan optimum 63,36 pada konsentrasi 1000 ppm dan 56,61 pada konsentrasi sampel 125 ppm. Dari hasil uji aktivitas tersebut menunjrrkkan adanva perbedaan aktivitas pencegahan terhadap degradasi 2-deoksiribosa antara kulit pisang kepok krming rnentah dan matang.
Subiyarti Dwi
2012-08-07T23:58:30Z
2019-01-29T15:33:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3188
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3188
2012-08-07T23:58:30Z
POLA ADSORPSI TIMBAL(II) DENGAN BENTONIT
TERAKTIVASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kenaikan massa bentonit terhadap daya adsorpsi, dan mengetahui pola adsorpsi bentonit pada timbal(II). Sebagai objek dalam penelitian ini adalah bentonit dari Asia Lab Yogyakarta yang masih berupa bentonit teknis dengan ukuran 100 mesh. Prinsip kerja penelitian ini adalah pencucian, aktivasi dan adsorpsi. Pencucian bentonit dilakukan dengan menggunakan akuademineralisasi selama 24 jam, sedangkan aktivasi dilakukan dengan merendam bentonit dalam larutan asam nitrat 1 M selama 1 jam dan dikalsinasi pada suhu 400 °C selama 1 jam. Bentonit yang telah diak-tivasi kemudian digunakan untuk reengadsorpsi timbal(II) dengan konsentrasi 100 ppm. Adsorpsi dilakukan dengan memvariasi massa bentonit dari 0,5 sampai 4 gram dalam 50 ml larutan timbal(II) se(ama 1 jam. Massa bentonit yang bervariasi ini digunakan untuk menentukan massa dengan daya adsorpsi optimal. Selanjutnya massa optimal ini digunakan untuk mengetahui pola adsorpsi bentonit pada tirnbal(II).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin naik massa bentonit yang digunakan menyebabkan daya adsorpsi bentonit semakin turun, sehingga massa optimal dalam adsorpsi adalah 0,5 gram dengan daya adsorpsi 2,9007 mg/g. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat disimpulkan bahwa adsorpsi yang terjadi adalah monolayer sehingga adsorpsi bentonit pada timbal(II) mengikuti pola isoterm adsorpsi Langmuir dengan persamaan garis regresi y = 31542,1305X - 4,4605 dan koefisien korelasi (r) sebesar 0,99b.
Agus Kurniawan Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:28:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3098
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3098
2012-08-07T23:58:29Z
EVALUASI LOGAM BERAT (Hg, Cd, Co, Cr DAN As) DALAM SAMPEL
PRODUK INDUSTRI MINUMAN DENGAN METODE
ANALISIS AKTIVASI NEUTRON
Penelitian in] bertujuan untuk mengetahui keberadaan logam berat (11g, Cd, Co, Cr dan As), menentukan kadarnya dan membandingkan kadarnya dengan baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907IMENKES/SKlVIII2002 dan Keputusan Direktur Jenderal 1'engawasan Obat dan Makanan Nomor 037231I3ISKlVIIll989.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu kedelai (SKS, SKT, SKG, SKA), sirup (SA, SC, ST, SM), .sof1 drink (FS, FK, FM, FT), air sumur (MiJ, MB, MS), air Rt7 (OU, OB, OS), dan air mineral (AQ).
Sampel dan Iarutan standar dimasukkan ke dalam vial masing-masing 1 ml, lalu dimasukkan ke dalam plastik klip yang telah ditulis kodenya. Plastik UP dimasukkan ke dalam kelongsong kemudian diiradiasi dalam reaktar riset Kartini fasilitas iradiasi La--v Susan selama 2 ?c 6 jarn. Sampel (Ian iarutan standar yang sudah didinginkan lalu dicacah dengan menggunakan spektrometer-y selama 2000 detik untuk sampel dan 750 detik untuk larutan standar.
Merujuk pada keputusan Menkes, hasil analisis Hg dalam sampel SICF3. SKA, SA, ST, SM, FK, FT, MS, MU, MB, OS, OU dan AQ di atas baku mutu, sedangkan dalam sampel SKT, SKG, SC, FS, FM dan OB di bawah baku mutu. Hasil analisis Cd dalam sampel SKG, SC, SA, ST, FM, MU, MB dan MS di atas baku mutu, sedangkan dalam sampel SKI3, SKT, SKA, SM, FS, FK, FT, OS, OU, C?B clan AQ di bawah baku mutu. Hasil analisis As dalam sampel SA, FM dan FK di atas baku mutu, sedangkan da!am sampel SKB, SKT, SKG, SKA, SC, ST, SM, FS, FT, MS, MU, MB, OS, OU, UB dp:n AQ di bativah baku mutu. Hasil analisis Cr dalam sampel SA di atas baku mutu, sedangkan dalam sampel SKB, SKT, SKG, SKA, SC, ST, SM, FS, FM, FK, FT, MS, MU, MB, OS, OU, UB dan AQ di bawah baku mutu Merujuk pada keputusan Ditjen POM, hasil analisis Hg dalarn sampel SKB dan SKA diatas baku mutu, sedangkan dalam sampel SKT clan SKG di bawah balcu mutu. Hasil analisis As dalam sampel SKB, SKT, SKG, SKA, SC, SA, ST, SM, FS dan FT di bawah baku mutu sedangkan dalam sampel FM dan 1: K di atas baku mutu.
Kata kunci: loga.m berat, produk industri minuman, analisis aktivasi neutron
Wijayanti Dewi
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3124
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3124
2012-08-07T23:58:29Z
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBANTUAN KOMPUTER TENTANG KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK SISWA
SMA/ MA KELAS XI SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM
2004 SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran kimia bernatuan komputer dalam bentuk CD untuk siswa SMA/MA kelas XI semester 1 dan mengetahui hasil kualitas dari media pembelajaran tersebut berdasarkan penilaian reviewer yaitu 5 orang guru SMA/MA.
Model pengembangan yang digunakan adalah model. prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menggariskan diikuti untuk menghasilkan produk. P-mengembangan dimulai dengan cara mengumpulkan referensi tentang kesetimbangan kimia, dilanjutkan dengan penyusunan naskah/rancangan media pembelajaran kimia, dan pembuatan CD media pembelaja,ran kimia. CD rnea-ia pembelajaran kimia yang teiah dibuat kemmdi,tn dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, ahli media , dan peer review. Masukan yang diberikan selanjutnya menjadi revisi CD media pembelajaran kimia bagi peneliti. Langkah berikutnya adalah menilaikan CD media pembelajaran kimia kepada reviewer (5 orang guru kimia) dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. CD media pembelajaran kimia yang telah dinilaikan diharapkan layak dijadikan siswa sebagai media pembelajaran mandiri.
Penelitian ini telah berhasil mcngembangkan CD pembelajaran kimia tentang kesetimbangan kimia dan telah diketahui kualitasnya. Hasil penilaian rerata skor total CD media pembelajaran tentang kesetimbangan kimia pada materi pokok tetapan kesetimbangan adalah 182,4; pada materi pokok faktor¬faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah 183,0; dan pada materi pokok hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi adalah 182,6, sehingga CD media pembelajaran kimia tentang kesetimbangan kimia yang dihasilkan termasuk kategori kualitas sangat baik (SB).
SUHESTI DIAN SRI
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:36Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3139
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3139
2012-08-07T23:58:29Z
EF'EKTIVITAS PENGGUNAAN CAMPiJRAN DUA PELARUT PADA PEMISAHAN ION LOGAM Cd(II) DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI SU5U DAN MAKANAN BAYI SECARA EKSTRAKSI PELARUT
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menentukan konsentrasi oksin optimal untuk ekstraksi Cd(II)-oksinat dalam 1-butanol (2) menentukan tingkat keefektivan campuran dua pelarut antara 1-butanol-kloroform yang memberikan hasil ekstraksi optimal, dan (3) menentukan kadar Cd(II) yang terekstraksi dari limbah cair industri susu dan makanan bayi pada kondisi optimal.
Subjek dalam penelitian ini adalah kompleks Cd(II)-oksinat dan objek penelitian ini ekstraksi ion logam Cd(ll) dalam limbah cair industri susu dan makanan bayi. Pemisahan ion Cd(ll) dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan larutan simulasi. Ekstraksi dilakukan dengan mencampur masing¬masing 10 mL larutan kerja Cd(II) 5 ppm, Ba(II) 47 ppm, Pb(II) 41 ppm, dan Zn(II) 69 ppm serta menambahkan 1 mL NH30HCl 10%(b/v), 5 mL natrium kalium tartrat 1 M, clan 5 mL natrium asetat 0,2 M kemudian diatur pH-nya dengan NaOH 0,2 M dan diencerkan dengan akuades sampai 100 mL. Selanjutnya mengambil 10 mL larutan tersebut dan diekstraksi dengan 10 mL oksin-l-butanol dan didiamkan selama 10 menit. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan H303 0,1 M selama 10 menit. Fasa air hasil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada X 228,8 run. Konsentrasi oksin optimal pada ekstraksi Cd(II~-oksinat ditentukan dengan memvariasi konsentrasi oksin 5x10"2 1x10-2, 0,5x10" , dan O,1x10"Z M. Hasil optimasi konsentrasi oksin digunakan sebagai kondisi untuk menentukan tingkat keefektivan campuran dua pelatut yang memberikan hasil ekstraksi optimal. Tingkat keefektivan yang dipelajari adalah perbandingan volume pelarut antara 1-butanol dan kloroform 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5. Limbah dipekatkan 100 kali kemudian diatur pada kondisi optimal dan diperlakukan sama dengan larutan simulasi.
Basil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi ion Cd(II) dapat dilakukan pada kondisi optimal yaitu pada konsentrasi oksin 1x10"2 M dengan nilai persentase ion Cd(ll) terekstraksi 67,4658% dan tingkat keefektivan campuran dua pelarut pada perbandingan volume antara 1-butanol-kloroform adalah 7:3 dengan nilai persentase ion Cd(ll) terekstraksi 95,338%. Kadar ion Cd(ll) dalam limbah cair industri susu dan makanan bayi yang terekstrak adalah (0,00148383 t 0,0019067874) ppm.
Failasufa Ditra
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3141
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3141
2012-08-07T23:58:29Z
PENGARUH TEMPERATUR KRISTALISASI TERHADAP
KARAKTER MATERIAL TITANIUM SILIKAT
MESOPORI-MESOSTRUKTUR Ti-MCM-48
Telah dipelajari pengaruh temperatur kristalisasi terhadap karakter material titanium silikat mesopori-mesostruktur Ti-MCM-48 melalui metode reaksi hidrotermal. Material padatan hasil sintesis diperoleh dari hasil hidrolisis dan kondensasi tertraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, [Tig012(H20)24]C1g.HC1.7H20 sebagai prekursor logam titanium, dan campuran cetiltrimetilamonium bromida (CTAB) - NaOH dalam pelarut air sebagai surfaktan
Kristalisasi dilakukan pada variasi temperatur kristalisasi, yaitu 80, 90, 100 dan 110 °C masing-masing selama 4 hari. Selanjutnya surfaktan dihilangl:an dengan kalsinasi dalam "muffle" pada temperatur 550 °C selama 5 jam. Struktur material yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan alat difraksi sinar-X (XRD), dan untuk mengetahui adanya ikatan atom-atom dalam material dianalisis dengan menggunakan Spektrofotometer Infra Merah (FTIR).
Hasil identifikasi struktur menunjukkan bahwa perlakuan temperatur kristalisasi optimal untuk preparasi material titanium silikat mesopori¬mesostruktur Ti-MCM-48, terjadi pada temperatur kristalisasi 100 °C selama 4 hari
ALFIANTO DITTA,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3149
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3149
2012-08-07T23:58:29Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER DARI METAKAOLIN DAN KALIUM HIDROKSIDA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi larutrutan kalium hidroksida terhadap karakteristik geopolimer dan mengetahui pengaruh perlakuan termal geopolimer terhadap karakteristik geopolimer yang terberituk.
Geopolimer disintesis dari metakaolin dan larutan kalium silikat. MetakaoI in merupakan hasii kalsinasi kaolin pada temperatur 700°C selama 1 jam. I,anitan kalium silikat dibuat dengan mencampurkan abu sekam denban larutan kulitun hidroksida. Kalium hidroksida yang digunakan mempunyai variasi konsentrasi 8, 10 dan 12 M. Metode curing dilakukan pada tempcratur 115°C dcngan t,: kanan 10 Psi selama 5 jam. Perlakuan termal geopolimer dilakukan denaan vurirzsi temperatur 250°C, 500°C dan 1000°C selama 1 jam. Karakterisasi terhadap ;eopolimer dilakukan dengan difraksi sinar-X dan spektroskopi infra merah.
Difraktogram sinar -X mengindikasikan bahwa karakter kaolin adalah kristalin dan metakaolin adalah amorf. Geopolimer yang dihasilkan mempunyai tipe K-PS dan amorf. Spektra IR mengindikasikan bahwa semakin besar konsentra i larutan kalium hidroksida maka puncak dari ikatan Al - O dan Si - O mengalami pergeseran bilangan gelombang. Perlakuan termal tidak berpengaruh terhadap Karakter geopolimer. Pola XRD tetap menunjukan karakter amorf. Speictra me menunjukan terjadinya pergeseran bilangan gelombang yang lebih rendah karena adanya perubahan jarak antar atom pada ikatan Si - O dan A1 - O dalam geopolimer.
Kata kunci : geopolimer, metakaolin, kalium silikat, curing
Hudi Utami Diyah
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3155
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3155
2012-08-07T23:58:29Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI GEOPOLIMER DARI METAKA.OLIN DAN KALIUM HIDROKSLDA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi larutan kalium hidroksida terhadap karakteristik geopolimer dan mengetahui pengaruh perlakuan termal geopolimer terhadap karakteristik geopolimer yang terbentuk.
Geopolimer disintesis dari metakaolin dan larutan kalium silikat. Metakaolin merupakan hasil kalsinasi kaolin pada temperatur 700°C selama 1 jam. La.ruta.n kalium silikat dibuat dengan mencampurkan abu sekam dengan larutan kalium hidroksida. Kalium hidroksida yang digunakan mempunyai variasi konsentrasi 8, 10 dan 12 M. Metode curing dilakukan pada temperatur 115°C dengan tekanan 10 Psi selama 5 jam. Perlakuan termal geopolimer dilakukan dengan variasi temperatur 250°C, 500°C dan 1000°C selama 1 jam. Karakterisasi terhadap geopolimer dilakukan dengan difraksi sinar-X dan spektroskopi infra merah.
Difi-aktogram sinar X mengindikasikan bahwa karakter kaolin adalah kristalin dan metakaolin adalah amorf. Geopolimer yang dihasilkan mempunyai tipe K-PS dan amorf. Spektra IR mengindikasikan bahwa semakin besar konsentrasi lanttan kalium hidroksida maka puncak dari ikatan Al - O dan Si - O mengalami pergeseran bilangan gelombang. Perlakuan termal tidak berpengaruh terhadap karakter geopolimer. Pola XRD tetap menunjukan karakter amorf. Spektra IR menunjukan terjadinya pergeseran bilangan gelombang yang lebih rendah karena adanya perubahan jarak antar atom pada ikatan Si - O dan Al - O dalam geopolimer.
Kata kunci : geopolimer, metakaolin, kalium silikat, curing
Hudi Utami Diyah
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:32:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3158
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3158
2012-08-07T23:58:29Z
PENGARUH FOTOKATALIS TITANIUM DIOKSIDA (Ti02) TIPE RUTIL DALAM REAKSI OZONISASI TERHADAP DEGRADASI FENOL
Penelitian yang dilakukan di laboratorium kimia FMIPA UNY ini beriujuan untuk menentukan pengaruh reaksi ozonisasi terhadap aktivitas degradasi fenol pada berbagai variasi waktu dan menentukan pengaruh fotokatalis titanium dioksida (Ti02) tipe rutil dalam reaksi ozonisasi terhadap aktivitas degradasi fenol pada berbagai variasi waktu.
Subjek dalam penelitian ini adalah degradasi senyawa fenol, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dari gas ozon (03) dan fotokatalis titanium dioksida (Ti02) tipe rutil. Percobaan ini dilakukan dalam 2 perlakuan, yakni degradasi fenol melalui reaksi ozonisasi dan degradasi fenol melalui reaksi ownisasi disertai penambahan fotokatalis titanium dioksida (Ti02) tipe rutil. Pada tiap perlakuan digunakan 6 sampel. Kemudian dilakukan perlakuan dengan variasi waktu 0 menit, 40 menit, 80 menit, 120 menit, 160 menit, dan 200 menit. Sampel tersebut kemudian disaring deugan corong buchner. Filtrat yang didapat diekstrak dengan kloroform. Sebelum diekstrak sampel diasamkan pada pH 2,1 dengan asam sulfat pekat. Setelah diekstrak, larutan dipisahkan dengan corong pisah kemudian dipekatkan. Hasil pemekatan dianalisis dengan alat kromatografi gas atau GC.
Hasil penelitian menunjukkan baliwa semakin lama proses degradasi baik dengan reaksi ozonisasi maupun dengan fotokatalis titanium dioksida (Ti02) tiPe tutil, konsentrasi fenol semakin berkurang. Pada saat degradasi fenol melalui penggunaan reaksi ozonisasi, senyawa fenol terdegradasi secara lambat dengan harga k sebesar (1,6x10"3)/menit dan harga tl/2 sebesar 433,125 menit. Sedangkan degradasi fenol melalui reaksi ozonisasi disertai penambahan fotokatalis titanium dioksida (Ti02) tipe rutil, senyawa fenol terdegradasi cepat dengan harga k sebesar (3,6x10"3)/menit dan harga tl/2 sebesar 192,5 menit.
Irwanto Dodi
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:33:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3160
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3160
2012-08-07T23:58:29Z
SINTESIS ANISALFENILHIDRAZON DARI p-ANISALDEHIDA DAN FENILHIDRAZINA
Penelitian ini bertujuan untuk menintesis senyawa anisalfenilhidrazon dari p-analisa dan fenilhidrazina melalui reaksi adisielimaminasi dan menentukan rendemennya.
Reaksi antara p-anisaldehida dan fenilhidrazina dilakukan dengan pelarut etanol. Sebanyak 1,6 gram (0,012 mol) anaisldehida 30 mL etanol dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Setelah larut ditambahkan 1,3 gram (0,012 mol) fenilhidrazina. Campuran direfluk pada suhu 600 C dengan variasi waktu refluk 30,60 dan 90 menit. Pelarut diuapkan dengan evaporasi kemudian dilakukan rekristalisasi. Kemurnian hasil diuji dengan kromatografi lapis tipis dan analisis struktur dengan spektroskopi FTIR, GC-MS.
Hasil sintesis dalam penelitian ini adalah senyawa anisalfenilhidrazon. Rendemen yang dihasilkan untuk reaksi 30, 60 dan 90 menit berturut-turut adalah 7,20%, 16,80%, dan 22,39%.
Catur Putranto Dody
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:33:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3190
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3190
2012-08-07T23:58:29Z
SINTESIS 5-ASETIL-3-ASETOINDOL MELALUI REAKSI ASILASI FRIEDEL – CRAFTS
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis 5-asetil-3-asetoindol melalui reaksi asilasi Friedel - Crafts. Bahan dasar yang digunakan adalah 3-asetoindol, asetil klorida dan katalisator AIC13 anhidrat.
Padatan 3-asetoindol dilarutkan ke dalam etanol 70 % lalu dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga yang dilengkapi termometer, pendingin balik, pengadtik magnet, pemanas dan perangkap gas. Kemudian ditambahkan asetil klorida dan AlCl3 anhidrat. Campuran direfluk pada suhu 45°C selama 4 jam. Campuran didinginkan hingga mengkristal, kemudian kristal disaring dengan corong Buchner dan dicuci menggunakan aki<ades. Kristal dikeringkan dalam eksikator, ditimbang, diamati warnanya dan diukur titik lelehnya. Analisis struktur dilakukan dengan metode kromatografi gas - spektroskopi massa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaklikan, dapat disimpulkan bahwa 5¬ asetil-3-asetoindol belum dapat disintesis melalui reaksi asilasi Frledel - Crafts pada kondisi reaksi dalam penelitian ini. Reaksi asilasi Friedel - Crafts antara 3¬asetoindol dengan asetil klorida dan katalisator AlCl3 anhidrat pada penelitian (suhu refluk 45°C) menghasilkan etil indol-3-asetat dengan kemurnian 100 %. Rendemen 5-asetil-3-asetoindol tidak dapat dihitung karena senyawa tersebut tidak diperoleh.
Agus P Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3192
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3192
2012-08-07T23:58:29Z
UJI AKTIVITAS KATALIS Se/4LUMINA TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG RE GENERASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter katalis Selalumina yang dipreparasi dengan metode impregnasi basah dan untuk mengetahui waktu perendaman optimum Se/alumina (AI1O3) agar didapatkan kondisi yang paling efektif dalam penurunan bilangan peroksida pada minyak goring regenerasi
Pembuatan katalis Selalumina dilakukan dengan cara merendam serbuk selenium ke dalain alumina selama 48 .jam, dikasinasi dengan N2 pada suhu 500°C, dialairJasi cletiaati 02 pada slthu '=E'_1(1°C dan direduksi dengan i-l2 pada suhu 400"C. Karsktcrisasi Sc;,iaiumina dilakuk:In dcngan mcngukur keasaman padatan katalis dan penentuan luas permukaan spesitik, volume total pori, dan rerata jejari pori menggunakan Gas Analzer Quantachrame, NOVA 1000. Uji aktivitas kaialis selamania dilakukan dengan membandingkan perendaman 0,25 t; Selalumina dalam 30 ml minyak goreng regenerasi dengan waktu perendaman
Hasil penelitian bahwa keasittnan padatan katalis sebcsar 7,3985 mmoi; gra m, iuas permukaar, spesifik sebesar 44,7605 M2 /gram, volume total pori sebesar 37,3553 .10-3cc/gram dan rerata jejari pori sebesar 15,0140 A°. Pent!runan biiangan p~~rctksida minyak a~Jrena CeaCrIeraSl denban hasil terbaik dicapai pada perenda:nan i -jam dengan diperoleh hasii penurunan biiangan peroksida dari 20,62355 mekiv/kg menjadi 7,3032 mekiv/kg atau terjadi penurunan sebesar 68%.
Hartanto Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3193
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3193
2012-08-07T23:58:29Z
OPTIMASI POTENSIAL DAN KONSENTRASI ADITIF ASETON
PADA ELEKTRODEPOSISI ION TEMBAGA(II)
Penelitian ini dilakukan di Iaboratorium Kimia Universitas Negeri Yogyakarta, Laboratorium Analisis lnstrumen Universitas Islam Indonesia, dan Laboratorium Kimia Fisika LIPI Bandung. Tujuan penelitian ini untuk menentukan (1) potensial optimal dan konsentrasi aditif optimal pada proses elektrodeposisi tembaga(II).
Penelitian in] dilakukan den6an rnetode elektrodeposisi. Elektrodeposisi menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sebabai sumber ion tembaga(II), H2SO4 sebagai elektrolit pendukunl;, dan HNO scbagai depolarisator. Lempeng platina digunakan sebagai elektroda (katoda dan anoda) denl;an variasi potensial yang dipakai adalah 2, 3, 4, 5, clan 6 volt selama 25 menit. Kondisi potensial optimal digunakan untuk menentukan penambahan konsentrasi aditif aseton optimal dengan variasi konsentrasi aditif aseton 5, 10, 15, 20, clan 25 % v/v. Konsentrasi ion tembaga(II) sisa setelah elektrodeposisi diperoleh mengl;unakan Spektrofotometer Serapan Atom. Data struktur kristal dipe:roleh dengan menggunakan Difraksi Sinar-X.
Kesimpulan penelitian ini adalah potensial optimal diperoleh pada potensial 2 volt dan konsentrasi aditif optimal diperoleh pada penambahan aseton dengan konsentrasi 5 % v/v. llasil analisis denl;an menggunakan XRD menunjukkan bahwa struktur kristal tembaga hasil elektrodeposisi berbentuk kubik pemusatan muka dengan parameter kisi sebesar 3,608 A.
Kata kunci: elektrodeposisi, tembaba(II), aseton
Hermayantiningsih Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3197
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3197
2012-08-07T23:58:29Z
PEMISAHAN LANTANUM (La) DAN NEODIMIUM (Nd) DARI HASIL PELARUTAN DAN OKSIDASI PASIR MONASIT DENGAN PENGENDAPAN BERTINGKAT
Penelitian ini disusun berdasartcan studi laboratoris di laboratorium Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta. Tujuan dart penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode pengendapan bertingkat dan pengaruh variasi volume HN03 dan waktu pengendapan dalam pemisahan La dan Nd dart hasil pelarutan dan oksidasi pasir monasit.
Subjek penelitian ini adalah konsentrat logam tanah jarang hasil pelarutan dan oksidasi pasir monasit. Pembuatan konsentrat logam tanah jarang hidroksida dilakukan dengan cara pengendapan bertingkat. Variabel yang diteliti yaitu : pH pengendapan, jumlah volume HN03, dan waktu pengendapan. Objek penelitian ini adalah pemisahan lantanum (La) dan neodimium (Nd) dart pasir monasit. Proses pengendapan logam tanah jarang dari konsentrat logam tanah jarang hasil penghilangan fosfat menggunakan HN03 65 %, NH3(aq) 20 %, HZC204 10 % b/v dan KBr03. Proses selanjutnya adalah pengendapan konsentrat logam tanah jarang pada pH l, 6, dan 8. Analisis produk menggunakan spektrometer pendar sinar-X.
Penelitian ini memperoleh kondisi optimum proses pengendapan pembuatan konsentrat logam tanah jarang hidroksida dari pasir monasit menggunakan larutan NH3(aq) 20 % pada volume HN03 = 50 mL dan waktu pengendapan : 25 menit. Pada variasi volume HN03 optimum diperoleh konsentrasi La = 52,907 %, dan Nd = 19,483 %. Sedangkan pada variasi waktu pengendapan optimum diperoleh konsentrasi La = 43,67/ %, dan Nd= 22,829 %. Pengendapan bertingkat sangat efektif dalam pemisahan La dan Nd, penambahan volume HN03 dan waktu pengendapan berpengaruh pada proses ini
Laksono Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3201
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3201
2012-08-07T23:58:29Z
PEMANFAATAN ION LOGAM TEMBAGA(II) DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING LINTUK PELAPISAN LOGAM BESI SECARA ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertuj uan untuk (1) menentukan potensial optimal, waktu optimal dan pH optimal pengendapan logam tembaga secara eAekcrotisis pada proses elektroplating besi, dan menentukan konsentrasi ion 3ogam temba~'a(u) yang melapisi besi.
Penelitian ini dilakukan dengan meode elektrolisis. Elektrolisis menggunakan sampel limbah cair industri elektroplating sebagai elektrolit dan lempeng platina sebagai elektroda f katoda dan anoda) dengan variasi patensial
yang dipakai adalah 2; 2,5; 3; 3,5 clan 4 volt selama 2 jam, variasi waktu yang dipakai adalah 1, 2, 3, 4 dan 5 jam, sedangkan variasi pH yang dipakai adalah 11, 12 dan 13. Kondisi potensial optimal, waktu opimal dan pH optimal digunakan untuk pelapisan ion logam tembaga(11) pada logam besi seeara elektroplating. Elektroda yang digunakan dalam proses elektroplating adalah besi sebagai katoda clan platina sebagai anoda. Konsentrasi ion logam tembaga(II) sisa dalam sampel setelah elektroplating diperoleh menggunakan Spektrofotomeri Serapan Atom( SSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial optimal adalah 2 volt, waktu optimal adalah -)"jam dan pH optimal adalah 11 pada pengendapan 1 ogam tembaga secara elektrolisis. Konsentrasi ion logam tembaga(II) yang melapisi besi
adalah 0,256 ppm.
Suharti Dwi ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3208
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3208
2012-08-07T23:58:29Z
STUDI PENGGUNAAN SIANIDA SEBAGAI MASKING AGENT PADA EKSTRAKSI SENYAWA KOMPLEKS KADMIUM DIETILDITIOKARBAMAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion Cu(II) dan KCN serta menentukan konsentrasi KCN optimal dan pH larutan optimal pada ekstraksi kadmium(II)-dietilditiokarbamat. Dalam penelitian ini, ion tembaga(II) dipelajari sebagai interferent, sedangkan sianida dipelajari sebagai masking agent.
Kompleks dietilditiokarbamat dibuat dengan menambahkan larutan dietiditiokarbamat (DDC 0,2% ke dalam larutan sampel yang mengandung Cd(II) 1 ppm dan Cu(II) 1.5 ppm. Campuran ini diekstraksi dengan kloroform selama 3 menit. Ekstraksi senyawa kompleks logam dietilditiokarbamat dipelajari pada berbagai variasi pH (5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11) dan variasi konsentrasi larutan KCN (0,01%; 0,03%; 0,05%; 0,07%; dan 0,09%). Absorbansi fasa organik hasil ekstraksi diukur dengan spektrofotometer Genesys'" 10 series pada panjang gelombang maksimum 263 nm untuk Cd(II)-DDC dan 436 nm untuk Cu(II)¬DDC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu(II) dapat menyebabkan interferensi pada ekstraksi Cd(II)-DDC. Kondisi optimal untuk ekstraksi kadmium(II)-dietilditiokarbamat tercapai pada pH 8 (dengan jumlah Cd(II)-DDC terekstraksi sebesar 63,351%), sedangkan untuk kompleks Cu(II)-DDC tercapai pada pH 7 (dengan jumlah Cu(II)-DDC terekstraksi sebesar 79,518%). Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa interferensi Cu(II) dapat dikurangi dengan menggunakan KCN 0,05% sebagai masking agent.
Meinar Ambarwati Dyah ,
2012-08-07T23:58:29Z
2019-01-29T15:34:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3211
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3211
2012-08-07T23:58:29Z
KINERJA BIOSORPSI MIKROORGANISME EUKARIOT
YARROWIA LIPOLTICA TERHADAP LOGAM
KROMIUM PADA SEL HIDUP DAN MATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan biosorpsi ragi Y. lipolytica terhadap ion Cr(VI) di dalam media pertumbuhannya, mengetahui efisiensi biosorpsi ion Cr(VI) oleh set ragi Y. lipolytica pada kondisi mati, dan mengetahui perbandingan kemampuan biosorpsi set ragi Y. lipolytica pada set hidup dan mati.
Subjek dari penelitian ini adalah set ragi Y. lipolytica dalam keadaan hidup dan mati dan objek dari penelitian ini adalah kemampuan biosorpsi ragi Y. lipolytica terhadap logam kromium. Prosedur penelitian ini ini meliputi : pengukuran pertumbuhan ragi Y. lipolytica yang telah diinkubasi selama 0, 2, 4, 6, 16, 24, dan 48 jam; pengamatan pengaruh variasi konsentrasi Cr(VI) terhadap efisiensi biosorpsi pada ragi Y. Lipolytica, yang berbeda kondisinya. Pertumbuhan diukur dengan menggunakan Spectronic 20 dan konsentrasi ion logam Cr(VI) sisa diukur dengan Spektroskopi Serapan Atom (SSA).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa efisiensi biosorpsi optimum oleh set ragi Y. lipolytica hidup adalah sebesar 24,502%. Kemampuan biosorpsi set ragi Y. lipolytica mati adalah 31,945%. Perbandingan kemampuan biosorpsi antara set hidup dan mati menunjukkan bahwa set mati digambarkan kemampuannya lebih tinggi daripada yang hidup, akibat pemecahan set yang terjadi pada set ragi dalam keadaan mati, sehingga dapat mengikat ion Cr(VI) lebih besar.
Kata kunci : biosorpsi, Yarrowia lipolytica, konsentrasi Cr(VI), set hidup clan set mati.
Reny Anggraini Dyna Yulia
2012-08-07T23:58:28Z
2019-01-29T15:28:26Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3092
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3092
2012-08-07T23:58:28Z
PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP AKTIVITAS
ENZIM KOLESTEROL REDUKTASE PADA YOGHURT HASIL
FERMENTASI SUSU KAMBING MENGGUNAKAN
LACTOBACTERIACEAE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter terhadap aktivitas enzim kolesterol reduktase pada yoghurt hasil fermentasi susu kambing menggunakan Lactobacteriaceae.
Penelitian ini menggunakan 3 variasi perlakuan dengan 3 ulangan. Yoghurt dibuat dengan variasi konsentrasi starter yaitu 2%(v/v), 4%(v/v) dan 6%(v/v). Penentuan aktivitas enzim kolesterol reduktase dilakukan dengan metode Lieberman-Buchard menggunakan larutan standar kolesterol, dengan terlebih dahulu menentukari kurva standar kolesterol. Pengukuran dilakukan pada kondisi optimal bekerjanya enzim koiesterol reduktase yaitu Pada suhu 37°C, pH 6,5, waktu inkubasi 75 menii; konsentrasi substrat kolesterol 1 mglmi,, dan diukur pada panjang gelombang maksima1625 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi starter yang digunakan pada pembuatan yoghurt susu kambing menggunakan Lactobacteriaceae mempengaruhi besarnya aktivitas enzim kolesterol reduktase. Aktivitas enzim kolesterol reduktase pada variasi konsentrasi yoghurt 2%(v/v), 4%(v/v) dan 6%(v/v) secara berturut-turut adalah 0,0129 ; 0,0133 dan 0,0115 Unit
Suprihartini Wahyuningsih Dewi
2012-08-07T23:58:28Z
2019-01-29T15:28:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3102
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3102
2012-08-07T23:58:28Z
PENGARUH KOMPOSISI 1,4-BUTANADIOL JAN ASAM OLEAT TERNIDRASI TERHADAP IKATAN SILANG
POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan karakter asam oleat seb;.lum dan sesudah hidrasi. (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis, ( menentukan keberadaan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis, dan (4) mempelajari pengaruh variasi komposisi 1,4-butanadiol dan asam oleat terhidrasi terhadap il:atan silan- poliuretan hasil sintesis.
Hidrasi asam oleat dilakukan dengan menggunakan larutan HZSCa 30% pada tempers.ttir 25°C. Sifat-sifat fisika asam oleat sebelum dan sesudah hidrasi, seperti gugus fungsi, bilangan hidroksil, massa jenis, indeks bias, titik leleh, dan titik didih dikarakterisasi.. Selanjutnya asam oleat terhidrasi (AOH) direaksikan dengan 1,4¬butanadiol (BD) dan metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI) membentuk politiretan dengan variasi ratio AOH: BD: MDI berturut-turut sebesar 40%: 0%: 60%; 30%: 10%: 60%; 20%: 20%: 60%; dan 10%: 30%: 60%. Campuran diaduk pada te:r.peratur 3°C hingga membentuk precure yang selanjutnya mengalami proses curing pada temperatur kainar selama 2 jam. Masing-masing poliuretan diuji kekerasan dan ikatan silangnya. Selanjutnya dilakukan karakterisasi gugus fungsi terhadap poliuretan yang memiliki nilai kekerasan paling tinggi dan poliuretan tanpa penambahan BD.
Karakter AO yang digunakan mempunyai massa jenis: 0,8982 g/mL; indeks bias: 1,4715 D; titik leleh: -3,3°C sampai 11,3'C; dan titik didih 223°C, sedangkan AOH mempunyai bilangan hidroksil: 12,017 mg/g; massa jenis: 0,9174 g/mL; indeks bias 1,4709 D; titik leleh -3°C sampai 14°C; dan titik didih 231°C. Karakter poliuretan hasil sintesia dengan variasi ratio AOH: BD: MDI = 40%: 0%: 60%; 30%: 10%: 60%; 20%: 20%: 60°,%; 10%: 30%: 60% yang meliputi kekerasan dan derajat penggembungan berturut-turut besarnva 79,6 Shore A dan 52,208%; 95,4 Shore A dm 22,019%; 9$,4 Shore A dan 3.774%; 98,0 Shore A dan 15,094%. Seluruh poliuretan memiliki ikatan siiang dengan derajat penggembungan yang positif. Ikatan silangterbanyak dieapai pada komposisi 20%AOH-20%BD-60%MDI.
Indah Rosari Dhita
2012-08-07T23:58:28Z
2019-01-29T15:28:53Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3107
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3107
2012-08-07T23:58:28Z
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DALAM FRAKSI ETIL ASETAT DAUN MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa)
Tujuan dari penelitian ini adalah mtuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi'`etil asetat daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dan mengkarakterisasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya.
Seba.nyak 7 kg daun mahkota dewa yang telah dilayukan dan dihaluskan, dimaserasi menggunakan metanol teknis selama 24 jam dcngan 3 kali pengulangan kemudian dipartisi dengan kloroform dilanjutkan dengan etil asetat. Fraksi etil asetat dievaporasi yang selanjutnya dipisahkan dan dimurnikan dengan Kromatogcafi Kolom Gravitasi (KKG). Praksi yang menunjukkan noda tunggal sebesar 0,05 g dikarakterisasi den an menggunakan KLT, spektroskopi UV-Vis, spektroskopi IR, dan spektroskopi H-NMR.
Hasil analisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan adaaiya noda tunggal dengan eluen kloroform (100%) (Rf = 0,2), n-heksana : etil asetat (6 : 4) (Rf = 0,48), kloroform : aseton (9 : 1) (Rf = 0,54) dan kloroform : metanol (9 : 1) (Rf = 0,77). Karakterisasi menggunakan spektroskopi LTV Vis memberikan - panjang gelombang maksimum 207 nm yang menunjukkan adanya ikatan rangkap tak terkonjugasi dan 299 nm menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi. Spektroskopi IR menunjukkan adanya gugus fungsi C==O, U-H, C-0, C=C dan C-H alifatik. Spektroskopi 1H-NMR menujukkan adanya proton aromatik, proton pada gugus vinilik, proton pada gugus eter dan proton pada gugus alifatik.
Kurnia Wijayanti Dian
2012-08-07T23:58:28Z
2019-01-29T15:31:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3115
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3115
2012-08-07T23:58:28Z
PENGARUH KONSENTRASI ASAM NITRAT 9HN03) PADA EFISIENSI ADSORPSI TANAH DIATOMAE TERHADAP ION LOGAM BERAT KROMIUM (III) DAN KROMIUM (VI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam nitrat (HN03) dengan berbagai konsentrasi dan untuk mengetahui efisiensi adsorpsi tanah diatomae terhadap ion Cr(Ill) dan ion Cr(VI) pada kondisi optimum setelah diberi perlakuan dengan asam nitrat 32,50; 16,25; dan 8,125 % (v/v).
Sebagai subjek penelitian adalah tanah diatomae dari Desa Sangiran, Sragen, Jawa Tengah dan objek penelitian adalah adsorpsi tanah diatomae terhadap ion logam kromium(III) dan kromium(VI). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi
konsentrasi asam, ukuran butir tanah, dan jenis ion logam yang diadsorpsi. Sebagai variabel terikatnya adalah efisiensi adsorpsi terhadap ion Cr(Ill) dan Cr(VI). Tanah diatomae terlebih dahulu diberi perlakuan asam nitrat (HN03) dengan cara merendam setiap 20 gram tanah diatomae dalam 50 mL asam nitrat (HN03) dengan berbagai konsentrasi (32,50; 16,25; dan 8,125 % v/v) dan diaduk selama 1 jam, kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dinetralkan dengan akuades yang selanjutnya dikeringkan pada suhu 110°C. Proses adsorpsi ion Cr(Ill) dan Cr(VI) dilakukan dengan mengontakan masing-masing 1 gram tanah yang telah diberi perlakuan asam dengan 20 mL larutan simulasi Cr(Ill) dan Cr(VI) 5 ppm dan diaduk selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dikeringkan pada suhu 110 C. Sebagai pembanding, dilakukan pengontakan 1 gram tanah diatomae murni dengan 20 mL larutan simulasi Cr(Ill) dan Cr(VI) dan diaduk selama 1 jam kemudian didiamkan selama 24 jam lalu dikeringkan pada suhu 110°C. Penentuan banyaknya ion Cr(Ill) dan Cr(VI) yang teradsorpsi dalam sampel tanah diatomae, dilakukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom dan penentuan karakter tanah diatomae murni maupun yang diberi perlakuan dilakukan dengan FTIR.
Hasil penelitian menunjukan harga efisiensi adsorpsi optimum untuk kromium(III) sebesar 95,31% untuk tanah yang telah diaktivasi dan 97,24% untuk tanab diatomae murni. Pada kromium(VI) harga efisiensi adsorpsi sebesar 35,72% untuk tanah yang telah diaktivasi dan 69,49% untuk tanah diatomae murni.
Tri Wahyuni Dian
2012-08-07T03:36:56Z
2019-01-29T15:27:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3071
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3071
2012-08-07T03:36:56Z
MODIFIKASI STRUKTUR ETILp-METOKSISINAMAT HASIL ISOLASI DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia gatanga Linn) MENGGUNAKAN PEREAKSI PEMECAH ETER
metoksisinamat yang dihasilkan melalui modifikasi struktur etil p-metoksisinamat menggunakan pereaksi pemecah eter.
Metode penelitian ini dimulai dengan pembuatan pereaksi pemecah eter (AlI3), y3itu sebanyak 0,76 gram serbuk A1 kering, 5,71 gram kristal 12 dan 30 mL CSZ dimasukkan ke dalam labu leher tiga kemudian direfluks selama 2 jam pada suhu 46°C. Campuran didiamkan sampai suhu kamar dan menambahkan etil p¬metoksisinamat dalam CSZ secara bertetes-tetes. Campuran direfluks selama 4 jam pada suhu 46°C dalam sistem tertutup untuk mencegaYt terjadinya oksidasi, kemudian ditambahkan air es. Endapan yang diperoleh dilarutkan dalam metanol dan dipanaskan untuk menghilangkan sisa aluminium yang tidak bereaksi. Filtrat dievaporasi dan dihasilkan campuran senyawa turunan etil p-metoksisinamat. Campuran senyawa tersebut kemudian dianalisis menggunakan TLC Scanner, Spektroskopi UV dan IR
Hasil penelitian ini menghasilkan senyawa turunan etil p-rr.etoksisinamat berwarna putih kecoklatan, dan titik leleh 200-205°C. Pola dari spektrum UV dan 1R senyawa hasil modifikasi menunjukkan adanya gugus fenol. Data tersebut mengindikasikan senyawa hasil modifikasi berbeda dengan senyawa
Nurhayati Umi
2012-08-07T03:36:56Z
2019-01-29T15:27:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3076
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3076
2012-08-07T03:36:56Z
PENGARUH KONSENTRASI HCI SEBAGAI PENGOMPLEKS DAN ELUEN PADA PEMISAHAN ION Ni (II) DAN Cd (II)
SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Telah dilakukan pemisahan ion Ni(II) dan Cd(II) dalam sampel simulasi dengan HCl sebagai pengompleks dan eluen secara komatografi penukar anion. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA - 402, konsentrasi optimum HCl dan % recovery Ni(11) dan Cd(II) hasil pemisahan.
Kapasitas resin ditentuxan dengan cara menitrasi eluat yang ;fiengandung OH-dengan HCl 0,1002 M. Kation Ni (II) terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kompleks anion dengan cara mereaksikannya dengr.n r'.Ci. Untuk mengetahui konsentrasi optimun-. I4C1 yang akan digunakan pada pemisahan, kedua larutan tersebut masing-masing dielusi secara terpisah dengan variasi konsentrasi HCl 0,05 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; dan 3 M. Eluat ditampung secara fraksional, kandungan Ni(II) uar, ditentW;in secara Spektrofetometer Serapan Atom pada panjang gelombang 232,0 nm untuk Ni(II) dan 228,6 nm untuk Cd(II).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 adalah 1,3627 milimol/gram resin kering. Konsentrasi optimum HCl sebagai pengompleks dan eluen adalah 1 M untuk elusi Ni(11) dan 0,05 M untuk elusi Cd(II). % recovery Ni(II) dan Cd(II) hasil pemisahan dalam kolom masing¬masing 42,8573 % dan 10,603 %.
Zulhijah Umi
2012-08-07T03:36:56Z
2019-01-29T15:28:01Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3079
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3079
2012-08-07T03:36:56Z
PRESPARASI SENYAWA FeCo1-xSnO3 SEBAGAI BAHAN PEWARMA
ANORGANIK MELALUI METODE KOPRESIPITASI DAN
DEKOMPOSISI TERMAL
Penelitian ini berlujuan Incmpreparasi senyawa Fe,Co,_,Sn03 melalui metodc koprcsipitasi dan dckomposisi termal, mempelajari karakternya, serta mempelajari suhu transisi struktur kimia senyawa dari hidroksida men jadi oksida.
Senyawa hidroksida Fe,Co1-x Sn(OH)6 hasil preparasi dikarakterisasi dengan f'TIIZ, XRD, DTA, AAS serta neraca Gouy. Dekomposisi Fe,Co,_,Sn(01--I)6 dilakukan pada suhu 900 - M10°C. Karakteristik senyawa FexCo1SnO3 dilakukan XRD, AAS dan neraca Gouy.
Hasil penelitian in] menyebutkan bahwa material FeXCo,_XSn(OH)6 merupakan kristal bersistem kubik dan bersifat kristalin, kecuali FeSn(OH)6 yang becsifaf amorf. Momen magnefik kobalt dalam CoSn (Ol~~r, adalah 4,-7 BM. Momen magnetik besi dalam FeSn(OH)r, adalah 5,30 I3M. Momen magnetik campuran kobalt clan besi dalam FexCo,_XSn(OH)6 adalah 5,01 - 5,90 BM dengan x = 0,25; 0,50; dan 0,75. Kadar besi dan kobalt dalam senyawa Fe,7SCo0_ZSSn(OH)r, adalah 1,19% dan 4,98`YO. Scmua scnyawa uc,r('o,_,Sn()-; yang dihasilkan hersil"at kristalin. Momcn magnetik kobalt dalam CoSn03 adalah 4,8 BM. Momen magnetik besi dalam FeSn03 adalah 6,06 BM. Momen magnetik campuran kobalt clan besi dalam FexCol_XSn03 adalah 5,49 - 6,73 BM. Kadar besi clan kobalt dalam senyawa Feo,7SCo;v25Sn03 adalah 2,17% dan 6,50%. Suhu transisi struktur kimia senyawa clan hidroksida (Fe,Co1-x,Sn(OH)6) menjadi oksida (Fe,Co1-xSn03) adalah 200 - 250°C
Haynana Unnun
2012-08-07T03:36:56Z
2019-01-29T15:28:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3084
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3084
2012-08-07T03:36:56Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW TENTANG OKSIDASI
REDUKSI DI SMA NEGERI BANYUMAS TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMA dilihat dari aspck: ( I ) 1'cningkatan prcsw-si hclajar kimia pcscrta didik jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik, dan (2) Peningkatan motivasi belajar peserta didik untuk belaj;:r kimia.
. Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini merupakan pcnelitian eksperimen dengan desain penelitian satu faktor (pembelajaran kimia), dua sampel (kelas eksperimen dan kclas kontrol), dan satu kovariabcl (pengetahuan awal peserta didik). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta (iidik kelas X semester 2 SMA Negeri Banyumas, yang berjumlah 283 peserta c.idik dan terbagi dalam tujuh kelas. Sampel penelitian sebanyak 80 peserta didik, terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen-(A 1) dan kelas kontrol (A2) yang diambil secara purposive cluster sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia peserta didik, data prestasi bela.jar kimia peserta didik, dan data motivasi belajar kimia peserta didik. Data dianalisis dengan analisis kovarian dan uji t antar kelompok.
Hasil analisis kovarian pada data pengetahuan awal kimia dan data prestasi belajar kimia peserta didik diperoleh Fo = 6,876 dan p = 0,010. Hal ini berarti ada perbedaan yang signitikan pada prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Hasil analisis uji t pada motivasi beiajar kimia peserta didik memberikan hasil to = 8,091, dan p = 0,000 Hal ini berarti ada perbedaan signifikan pada motivasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembclajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Dengan demikian metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan prestasi belajar kimia peserta didik dan motivasi belajar kimia peserta didik.
Asih Vetri
2012-08-07T03:36:56Z
2019-01-29T15:28:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3085
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3085
2012-08-07T03:36:56Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW TENTANG OKSIDASI REDUKSI DI SMA NEGERI BANYUMAS TAHUN AJARAN 2007/2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kualitas pembelajaran kimia di SMA dilihat dari aspck: ( I ) 1'cningkatan prcsw-si hclajar kimia pcscrta didik jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik, dan (2) Peningkatan motivasi belajar peserta didik untuk belaj;:r kimia.
. Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini merupakan pcnelitian eksperimen dengan desain penelitian satu faktor (pembelajaran kimia), dua sampel (kelas eksperimen dan kclas kontrol), dan satu kovariabcl (pengetahuan awal peserta didik). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta (iidik kelas X semester 2 SMA Negeri Banyumas, yang berjumlah 283 peserta c.idik dan terbagi dalam tujuh kelas. Sampel penelitian sebanyak 80 peserta didik, terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen-(A 1) dan kelas kontrol (A2) yang diambil secara purposive cluster sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia peserta didik, data prestasi bela.jar kimia peserta didik, dan data motivasi belajar kimia peserta didik. Data dianalisis dengan analisis kovarian dan uji t antar kelompok.
Hasil analisis kovarian pada data pengetahuan awal kimia dan data prestasi belajar kimia peserta didik diperoleh Fo = 6,876 dan p = 0,010. Hal ini berarti ada perbedaan yang signitikan pada prestasi belajar kimia peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Hasil analisis uji t pada motivasi beiajar kimia peserta didik memberikan hasil to = 8,091, dan p = 0,000 Hal ini berarti ada perbedaan signifikan pada motivasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembclajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi. Dengan demikian metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan prestasi belajar kimia peserta didik dan motivasi belajar kimia peserta didik.
Asih Vetri
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:26:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3022
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3022
2012-08-07T03:36:55Z
PEMISAHAN KOMPONEN SENYAWA TURUNAN XANTON DARI AKAR
Garcinia dulcis DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memisahkan komponen senyawa turunan xanton menggunakan kromatografi kolom serta mengidentifikasi gugus fungsional senyawa tersebut dari akar Garcinia dulcis.
Akar Garcinia dulcis mengandung komponen senyawa turunan xanton. Akar Garcinia dulcis kering dan halus dimaserasi menggunakan pelarut etanol selama 4 jam dengan alat shaker. Ekstrak disaring dan dilakukan evaporasi untuk menghilangkan pelarut. Ekstrak pekat diuj i dengan KLT menggunakan pelarut diklorometana-aseton dengan perbandingan volum per volum 1 : 9. 1 gram ekstrak pekat dilakukan lromatografi kolom dan diperoleh 50 tabung. Kemudian dikelompokkan menjadi 1 kelompok yaitu Kelompok A, berdasarkan Rf pada KLT. Kelampok A hasil kromatografi kolom dianalisis dengan UV-Vis dan FUR.
Senyawa turunan xanton telah diisolasi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol selama 4 jam, pemisahan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut diklorometana-aseton dengan perbandingan volume 1:9, belum dapat memisahkan campuran yang mengandung senyawa turunan xanton karena eluen yang digunakan terlalu polar. Gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa adalah alkohol (O-H), aromatik, karbonil, eter (C-0-C), dan gugus metil (CH3).
SUBEKTI JOKO
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:26:39Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3037
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3037
2012-08-07T03:36:55Z
REAKSI OKSIDASI SENYAWA 1,3-DIFPNILPROPENON DENGAN OKSIDATOR KmnO4
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoksidasi 1,3-difenilpropenon dengan kalium permangariat (KMn04). Senyawa 1,3-difenilpropenon disintesis dari senyawa benzaldehida dan aisetofienon.
Subjek penelitian ini adalah senyawa 1,3-difenilpropenon, dan objek penelitian ini adalah reaksi oksidasi senyawa 1,3-difenilpropenon dalam suasana asam menggunakan oksidator KMnO4. Sintesis senyawa l,3-difenilpropenon (kalkon), dilajCUkan berdasarkan reaksi Claisen-Schmidt pada kondisi subu 10-25 "C, dengan menggunakan pelarut etanol dan 'akuades, serta katalis basa KO}1. Reaksi oksidasi kalkon dengan KMn04 10% dalam suasana asam, dilakukan dengan cara merefluks campuran pada suhu 60°C, selama 3 jam. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi dengan KL'I', KLT Scanner, spektroskopi IR, UV-Vis dan NMR, sedangkan senyawa hasil oksidasi dikarakterisasi dengan spektroskopi IR, dan GC/MS.
Hasi1 penelitian menunjukkan bahwa hasil sintesis senyawa 1,3¬difenilpropendn memiliki kemurnian 83,92%, dengan rendemen 61,8%. Hasil oksidasi senyawa 1,3-difenilpropenon dengan 45 ml, KMnO4 10%, dalam suasana asam pada stlhu GO °C, menghasilkan senyawa asam benzoat dengan kemurnian 78,44%, dan rendemen 30,8 1 %.
Rakhman Khusna Arif
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:26:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3041
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3041
2012-08-07T03:36:55Z
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWAALKALI DAN
HIDROGEN TRITITANAT MzTi307 (M= Na, K dan H)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa alkali trititanat MZTi307 (M=Na dan K) dan mempelajari pertukaran kationiknya oleh larutan HCI 1 M menghasilkan senyawa hidrogen trititanat H2Ti307, serta untuk mengetahui karakter senyawa alkali dan hidrogen trititanat MZTi307 (M= Na, K dan H ).
Penelitian diawali dengan mensintesis senyawa alkali trititanat menggunakan metode keramik yang dilakukan dengan memanaskan campuran stokiometri Ti02 dengan MZC03 (M=Na dan K) pada suhu 997 °C selama 2 jam. Padatan putih yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dengan difraktometer XRD. Untuk membentuk senyawa hidrogen trititanat, terhadap padatan putih yang dihasilkan dilakukan pertukaran kationik dengan menggunakan metode Chimie Douce dengan cara merendam padatan dalam larutan HCI 1 M selama 3 x 24 jam. Larutan HCI 1M tersebut diganti setiap 24 jam. Padatan tersebut dicuci, disaring, dikeringkan dan dikarakterisasi dengan difraktometer XRD.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) Senyawa natrium trititanat NaZTi307 dapat disintesis dari campuran stokiometri TiOZ dan Na2C03 menggunakan metode keramik. Sedangkan senyawa kalium trititanat KZTi307 sulit disintesis dari campuran stokiometri Ti02 dan KZC03 menggunakan metode karamik. 2) Pertukaran kationik senyawa KZTi307 oleh larutan HCI 1 M menghasilkan senyawa KZ_xHXTi307.yH20. Sedangkan pertukaran kationik senyawa NaZTi307 oleh larutan HCI 1M menghasilkan senyawa HZTi307. 3) Karakter senyawa alkali trititanat MZTi307(M=Na dan K) adalah sistem kristal monoklinik tipe-P2/m, dengan parameter kisi untuk senyawa NaZTi307 adalah a = 8,556276A, b = 3,799695A, c = 9,124636A dengan sudut a = y = 90° dan (3 = 101,634449°. Senyawa KZTi307 memiliki parameter kisi a = 8,523318A, b = 3,744904A, c = 8,125434A dengan sudut a = y = 90° dan P = 102,143790°. Senyawa HZTi307 yang dihasilkan dari pertukaran kationik Na2Ti307 memiliki sistem kristal monoklinik tipe-C2/m dengan parameter kisi a = 16,138938A, b = 3,723049A, c = 9,174864A dengan sudut a = y = 90° dan /3 = 101,962321'. Senyawa KZ_XHXTi307.yH20 yang dihasilkan dari pertukaran kationik KZTi307 memiliki sistem kristal monoklinik tipe-P2/m dengan a = 8,385094A, b = 3,670026A, c = 9,060912A dengan sudut a = y = 90 0 dan P = 101,161787 0
Budi Santoso Kristyan
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:26:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3044
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3044
2012-08-07T03:36:55Z
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT TERHADAP
AKTIVTTAS ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetalmi pelarut yang efektif untuk mengekstrak rimpang kunyit dan mengetahui pengamh konsentrasi ekstrak tersebut terhadap aktivitas antioksidan pada minyak kelapa.
Subjek penelitian berupa ekstrak total rimpang kunyit, sedangkan objeknya berupa aktivitas antioksidan pada minyak kelapa. Metode yang digunakan untuk mengekstrak kunyit adalah metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol dan aseton. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan uji peroksida yang dihitung sebagai persen penghainbatan oksidasi dengan pembanding suatu kontrol, yaitu minyak kelapa tmpa penambahan antioksidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak total rimpang kunyit yang diekstraksi menggunakan pelarut aseton mempunyai kadar yang lebih besar dibandingkan menggunakan pelarut etanol, yaitu berturut-Wut sebesar 12,07% dan 9,4%. Pada uji angka peroksida diperoleh bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak rimpang total yang ditambahkan dalam minyak kelapa maka akan semakin kecil angka peroksidanya. Ekstrak total rimpang kunyit yang diekstrak menggunakan pelarut etanol mempunyai aktivitas antioksidan (t37,79%) lebih besar dibandingkan dengan yang diekstrak menggunakan pelarut aseton (+ 24.53°%)
Keywords : konsentrasi ekstrak kunyit, aktivitas antioksidan, minyak kelapa
Andy Widhiantoro Kurnia
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:26:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3046
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3046
2012-08-07T03:36:55Z
PENENTUAN UNSUR TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM
DALAM U3O8 DENGAN ELEKTRODA BESI SEBAGAI
ALTERNATIF ELEKTRODA GRAFIT PADA
SPEKTOGRAFI EMISI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi fisik elektroda besi dengan sumber elaitasi Dc-arc dan spark. (2) Koraentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U3O8 dengan sumber ekrasi spark dan elektroda grafit. (3) Konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmiurn di dalam U3O8 dengan sumber eksitasi spark dan elektroda besi.(4) Apakah penggunaan elektroda besi bisa digunakan untuk mengganti elektroda gratit pada spektrograti emisi.
Penelitian ini diawali dengan menentukan sumber eksitasi yang tepat untuk elektroda besi. Pembuatan sampel dilakukan dengan melarutkan 10 g UOz dengan asam nitrat, kemudian dipanaskan mendekati kering dan ditambah asam format sampai larut kembali. Uranil format diuapkan dan dikalsinasi pada suhu 900 °C -selama 2 jam. Hasil kalsinasi yaitu U3Os ditimbang sebanyak 5 g dan dilarutkan. kembali dengan asam nitrat 1 M. larutan ini diekstraicsi dengan TBP¬kerosin 1)0 mL sebanyak 3 kali. Fase air yang mengandung unsur takmurnian dipisahkan dan dimasukkan ke dalam elektroda grafit dan elektroda besi dengan variasi volume musin,g-masing 25 pL, 100 pL, 200 pL, 500 pL dan 1000 uL. Sampel :ni kemudian dikeringkan dan dieksitasi dengan spektrografi emisi.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Penggunaan sumber DC-arc menyebabkan elektroda besi meleleh, sedangkan penggunaan sumber spark tidak menyebabkan besi meleleh 2 konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U30a dengan mempergunakan sumber eksitasi spark dan elektroda grafit sebesar 0,041 ppm dan Cti,a;03 ppm. (3) Konsentrasi unsur takmurnian boron dari kadmium di dalam U30s dengan menggunakan sumber eksitasi spark dan elektrada besi sebesar 0,096 ppm P. dan 0,189 ppm. (4) Elektroda besi belum bisa digunakan sebagai pengganti elektroda gratit pada penentuan unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U3O8 dengan spektrografi emisi karena persen perbedaannya lebih dari 2%.
Kusriantini Kusriantini
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3048
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3048
2012-08-07T03:36:55Z
PENENTUAN UNSUR TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM
DALAM U3O8 DENGAN ELEKTRODA BESI SEBAGAI
ALTERNATIF ELEKTRODA GRAFIT PADA
SPEKTOGRAFI EMISI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi fisik elektroda besi dengan sumber elaitasi Dc-arc dan spark. (2) Koraentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U3O8 dengan sumber ekrasi spark dan elektroda grafit. (3) Konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmiurn di dalam U3O8 dengan sumber eksitasi spark dan elektroda besi.(4) Apakah penggunaan elektroda besi bisa digunakan untuk mengganti elektroda gratit pada spektrograti emisi.
Penelitian ini diawali dengan menentukan sumber eksitasi yang tepat untuk elektroda besi. Pembuatan sampel dilakukan dengan melarutkan 10 g UOz dengan asam nitrat, kemudian dipanaskan mendekati kering dan ditambah asam format sampai larut kembali. Uranil format diuapkan dan dikalsinasi pada suhu 900 °C -selama 2 jam. Hasil kalsinasi yaitu U3Os ditimbang sebanyak 5 g dan dilarutkan. kembali dengan asam nitrat 1 M. larutan ini diekstraicsi dengan TBP¬kerosin 1)0 mL sebanyak 3 kali. Fase air yang mengandung unsur takmurnian dipisahkan dan dimasukkan ke dalam elektroda grafit dan elektroda besi dengan variasi volume musin,g-masing 25 pL, 100 pL, 200 pL, 500 pL dan 1000 uL. Sampel :ni kemudian dikeringkan dan dieksitasi dengan spektrografi emisi.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Penggunaan sumber DC-arc menyebabkan elektroda besi meleleh, sedangkan penggunaan sumber spark tidak menyebabkan besi meleleh 2 konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U30a dengan mempergunakan sumber eksitasi spark dan elektroda grafit sebesar 0,041 ppm dan Cti,a;03 ppm. (3) Konsentrasi unsur takmurnian boron dari kadmium di dalam U30s dengan menggunakan sumber eksitasi spark dan elektrada besi sebesar 0,096 ppm P. dan 0,189 ppm. (4) Elektroda besi belum bisa digunakan sebagai pengganti elektroda gratit pada penentuan unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam U3O8 dengan spektrografi emisi karena persen perbedaannya lebih dari 2%.
Kusriantini Kusriantini
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3051
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3051
2012-08-07T03:36:55Z
PENENTUAN UNSUR TAKMURNIAN BORON DAN KADMIUM
DALAM U3O8 DENGAN ELEKTRODA BESI SEBAGAI
ALTERNATIF ELEKTRODA GRAFIT PADA
SPEKTROGRAFI EMISI
Penelitian inibertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi iisik elektroda besi dengan sumber eksilasi Dc-arc dan spark. (2) Konsentrasi unsur takmurnian boron dan kadmium di dalam l13Os dengan sumber eksitasi spark dan elektroda grafit. (3) Konsentrasi unsur takmurnian boron clan kadmium di dalam [130K dengan sumber eksitasi spark dan elektroda besi.(4) Apakah penggunaan elektroda besi bisa digunakan untuk mengganti elektroda gratit pada spektrograti en-list.
Penelitian ini diawali dengan menentukan sumber eksitasi yang tepat untuk elektroda besi. Pembuatan sampel dilakukan dengan melarutkan 10 g 1102 dengan asam nitrat, kemudian dipanaskan mendekati kerint; dan ditambah asam fonnat sampai larut kembali. Uranil (-ormat diuapkan dan dikalsinasi pada suhu 900 °C selama 2 jam. Hasil kalsinasi yaitu U3Ox ditimbang sebanyak 5 g dan dilarutkan kembali dengan asam nitrat 1 M. larutan in] diekstraksi dengan TBP¬kerosin 100 mL, sebanyak 3 kali. Fase air yang mengandung unsur takmurnian aipisahkan dan dimasukkan ke daaam elektroda gratit dan elektroda besi dengan variasi volume masinb-masing 25 yL, 100 y1,, 200 pL, 500 yL dan 1000 Pl.,. Sampel in] kemudian dikeringkan dan dieksitasi dengan spektrobrafi emisi.
Uari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Penggunaan sumber DC-arc menyebabkan elektroda besi meleleh, sedangkan penggunaan sumber spark tidak menyebabkan besi melelel. (2) Konsentrasi unsur takmurnian boron clan kadmium di dalam U30H dengan menggunakan sumber eksitasi spark dan elektroda grafit sebesar 0,041 ppm clan 0,203 ppm. (3) Konsentrasi unsur (akmurnian boron clan kadmium di dalam IIA dengan menggunakan sumber eksitasi spark dan E'ektroda besi sebesar 0,096 ppm dan 0,189 ppm. (4) Elektroda besi belum bisa sebagai pengganti elektroda grafit pada penentuan unsur takmurnian 'uoren dan kadmium di dalam i13Ox dengan spektrografi emisi karena persen perbedaannya lebih dari 2%.
Kusriantini Kusriantini
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3056
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3056
2012-08-07T03:36:55Z
PENENTUAN SENYAWA VOLATIL DARI KULIT DAN DAGING BUAH PISANG KEPOK KUNING (MUSA BALBISIANA) SECARA KROMATOGRAFI GAS - SPEKTROMETER MASSA (GC-MS)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan rendemen ekstrak dan jenis senyawa volatil yang terkandung dalam kulit dan daging buah pisang Kepok kuning (Musa balbisiana) dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut dietil eter p.a. Ekstrak dianalisis dengan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS).
Sampel kulit dan daging dibagi menjadi tiga bagian (triplo), kemudian masing-masing dimaserasi dengan pelarut dietil eter pada suhu kamar dan dilakukan remaserasi sebanyak dua kali. Selanjutnya, ekstrak disaring dan dipisahkan dengan menggunakan corong pisah. Lapisan eter diuapkan dengan menggunakan evaporator berputar. Ekstrak dikeringkan dengan NaZS04. Ekstrak yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS).
Rendemen ekstrak kulit yang diperoleh sebesar 13.305%, berupa cairan coklat tua dengan aroma pisang kurang harum dan lebih berbau getah dan rendemen ekstrak daging sebesar 0.559%, berupa cairan kuning keemasan dengan aroma pisang yang kuat dan harum lembut. Kromatogram GC menunjukkan ada 1 1 senyawa volatil pada kulit dan daging buah pisang Kepok kuning. Pada kulit buah pisang Kepok kuning ditemukan dua senyawa yang dapat teridentifikasi, yaitu asam pentadekanoat dan asam 9,12-oktadekadienoat. Pada daging buah pisang Kepok kuning ditemukan tiga senyawa yang dapat teridentifikasi, yaitu asam pentadekanoat, 4,9-tetradekadien-l-ol dan (E,E)-farnesol.
Kata kunci : maserasi, ekstraksi, evaporasi, kulit dan daging buah pisang Kepok kuning.
Noorrohmi Udthi,
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:29Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3062
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3062
2012-08-07T03:36:55Z
PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE PERMAINAN DENGAN
METODE DISKUSI INFORMASI PADA MATERI POKOK LARUTAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA
SEMESTER 2 SMA NEGERI I KUDUS TAHUN AJARAN 2005/2006
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar kimia siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran metode diskusi iniormasi apabifa pengetahuan awal dikendalikan secara statistik. Seiain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap, minat, dan motivasi beajar siswa terhadap pc;lajaran kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pennainan dengan siswa yang mengikUti penlbelajaran dengan metode diskusi infonnasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 1 Kudus tahun ajaran 2005/20\11)6, vang berjumlah 280 siswa. Sampel penelitian sebanyak 2 kelas yang berjumlah 80 siswa diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari rencar.a pelaksanaan pembelajaran. soal-soal prestasi belajar ksrnia siswa, angket sikap, minat, dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran kimia_ Data penelitian diperoleh dengan teknik dokumentasi (pengetahuan awal kimia siswa) dan teknik ujian (prestasi belajar siswa). Teknik analisis data dalam penelitian in[ menggunakan analisis anakova den-an satu kovariabel yang sebelumnya dilakukan uji T)endahuluan, yaitu uji C-Cochran dan uji norrnalitas. Angket dianalisis dengar anava 1 jalur dan up t.
Berdasar uji anakova l jalur diperoleh harga ro sebesar 7,293 (p=0,008) sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan antara prestasi belajar kimia siswa yang pembelajarannya menggunakan metode permainan dengan prestasi belajar kimia siswa yang pernbelajarannya mevggunakan metode diskusi informasi, jika pengetahuan awal kimia seswa dikendalikan secara statistik. Metode permainan deanggap kurang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar kimia jika dibandingkan dengan metode diskusi informasi, tetapi Metode permainan mempunyai kelebihan yaitu dapat meningkatkan sikap, minat dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran kimia.
Yuanita Ulyn
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3067
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3067
2012-08-07T03:36:55Z
ASETILASI HOPEAFENOL HASIL ISOLASI HOPEA ODORATA (DIPTEROCARPACEAE)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen, sifat fisik, spektra UV, IR, NMR dan KLT senyawa derivat hopeafenol hasil asetilasi.
Proses asetilasi dilakukan sebanyak dua kali dengan berat hopeafenol masing-masing 100 mg dilarutkan ke dalam 1 mL asam asetat anhidrida dan 4 mL piridin. Campuran direfluks pada suhu kamar selama 24 jam, kemudian campuran diekstrak dengan etil asetat dan dicuci dengan aquades. Air dalam ekstrak etil asetat diserap dengan MgS04 anhidrous, dan ekstark etil asetat diuapkan menggunakan evaporator Buchi, sehingga didapatkan padatan putih. Hasil asetilasi dimurnikan dengan teknik kromatografi kolom menggunakan eluen kloroform : heksana (9:1). Senyawa murni yang diperoleh dianalisis menggunakan KLT, spektroskopi UV, IR dan'H NMR.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hopeafenol dapat diasetilasi menghasilkan hopea deka asetat melalui reaksi asetilasi menggunaka anhidrida asam asetat dan piridin. Hopea deka asetat berupa serbuk putih.dengan
rendemen untuk proses asetilasi pertama sebesar 36,68 % dan yang kedua sebesar 68,76%.
Umayah Umayah
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:27:50Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3074
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3074
2012-08-07T03:36:55Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN
KIMIA UNTt1K SMA DAN MA KELAS X SEMESTER 1
BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian in] merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menyusun
LKS mata pelajaran kimia untuk SMA dan MA kelas X semester 1 berdasarkan
Kurikulum 2004 dengan kriteria tertentu dan meneliti kualitas LKS tersebut
berdasarkan penilaian 5 guru kimia SMA/MA sebagai reviewer.
Penelitian ini terdiri atas 6 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
pengorganisasian, tahap pelaksanaan, tahap penilaian produk, tahap analisis data, dan
tahap pengambilan kesimpulan. Masing-masing tahapan tersebut terdiri atas
beberapa langkah penelitian. I;KS disusun meliputi 5 materi pokok, yaitu : struktur
atom dan sistem periodik, ikatan kimia, tata nama senyawa kimia, hukum dasar
kimia, dan perhitungan kimia. LKS divalidasi logis oleh 2 orang dosen pembimbing,
2 orang ahli media, dan 3 orang peer reviewer. LKS juga dinilai kualitasnya oleh 5
orang guru kimia SMA / MA. Penilaian kualitas LKS didasarkan pada 10 aspek
meliputi aspek : pendekatan penulisan, kebenaran konsep kimia, kedalaman konsep,
keluasan konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, evaluasi belajar, kegiatan/
percobaan kimia, keterlakasanaandan penampilan fisik. Data nilai kualitas
yang diperoleh masih dalam bentuk deskriptif kemudian diubah menjadi skor.
Skor rata-rata LKS diubah menjadi kategori nilai sehingga kualitas LKS dapat
ditentukan melalui konversi skor rata-rata data dengan kategori nilai tersebut.
Hasil penelitian ini adalah telah disusunnya LKS mata pelajaran kimia untuk
SMA dan MA kelas X semester 1 dan dapat diketahui kualitasnya. Rata-rata skor
untuk materi pokok I, II, III, IV, dan IV berturut-turut adalah 90,8; 90,4; 92,0; 95,4;
dan 94,4 yang berarti memperoleh nilai balk (B). Skor rata-rata secara keseluruhan
untuk LKS yang telah disusun adalah 92,6 dengan kualitas balk (B).
SALAMAH UMI
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:28:06Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3081
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3081
2012-08-07T03:36:55Z
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI DAN ENTROPI PADA
ADSORPSI FOSFAT OLEH MONTMORLLONIT
Penelitian inibertujuan untuk menentukan perubahan entalpi dan entropi pada adsorpsi fosfat oleh montmorillonit. Reaksi-reaksi yang temasuk di dalamnya adalah reaksi disosiasi fostat, reaksi protonasi dan deprotonasi pennukau montmorillonit dan reaksi pembentukan kompleks permukaan monhnorillonit dan fosfat.
Subyek dalarn peneaitian ini adalah montrnorillonit dan fosfat, sedangkan obyek penelitian adalah perulrcjloan entalpi dan entropi reaksi adsoprsi fosfat oleh monhnorillonit. Perubahan entalpi dan entropi diketahui dari hubungannya. dengan konstanta kesetimbangan rPaksi. Konstanta hesetimbangan reaksi ditentukan dengan cara titrasi potensiometri. Data titrasi diperoleh dari 3 sistem, yaitu sistem pertama yang berisi 100 mf_ larutan KH,fO:, 0,001 M, sistern kedua yang berisi 100 mL suspensi montrnorillonit 100 rn'/L dan sistern ketiga yang berisi 100 mL suspensi montrnorillonit 100 m`;', dan larutan KHTO4 0,001 M. Pada penclitian ini -jt.iga dirambahkan KNO, 0,0005 M sebagai elektrolit pendukung. pH awal setiap sistem dicatat, kemudian diturun::an sampai sekitar 3 menggunakan HN03 0,108 M. Selanjutnya sistem dititrasi dengan menggunakan KOH 0,076 M sampai sekitar 11. Volume penambahan KOH dan pH pada saat penambahan KOH dicatat sebagai data titrasi. Data titrasi yang diperoleh berupa pH dan [H+] yang ditarnbahkan kemudian dimodel menggunak;an model kompleksasi per-mukaan kapasitan konstan dengan software GRFIT.
Perubuhan entalpi reaksi adsorpsi ion fosfat oleh rnontmorillonit adalah 124,552034 kJ dan perubahan c-ntropi reaksi adsorpsi ion fosfat oleh montmorillonit adalah 456,35546 J K-1 melalui pembentukan kompleks XH¬HZP04-. Ikatan yang terbentuk antara fosfat deogan perrnukaan montmorillonit merupakan ikatan secara kemisorpsi.
Sendy W V Aprilianto
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:28:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3086
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3086
2012-08-07T03:36:55Z
PENGARUH PENAMBAHAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PROSES BIOSINTESIS ALKOHOL DARI DEDAK BERAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrisi N-, R, N dan dan lama fermentasi terbaik untuk menghasilkan kadar etanol yang paling tinggi.
Sampel yang digunakan adalah dedak beras varietas C4. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi nitrogen dan fosfor yang dinyatakan dalam persen (°'o b/v) dengan variasi 5% N; 10% N; 1 % P; 2% P; 5% N + 1 % P; ,o N + 2°•o P; I 0° o N + 2% P clan variasi lama fermentasi yaltU 0, 24, 48. clan 72 n. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar etanol hasil fermentasi dari dak beras. Pada penelitian ini analisis kualitatif dilakukan dengan metode micro Conway diffusion dilanjutkan dengan Spektrofotometri, dengan panjang lambang 41.0 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etanol paling tinggi yang peroleh dengan menggunakan nutrisi N adalah pada penambahan 10% N kadar 0,85323% dengan lama fermentasi 24 jam; sedangkan dengan mggunakan nutrisi P diperoleh kadar paling tinggi pada kondisi penambahan o P dengan kadar 0,79032% dengan lama fermentasi 24 jam; dan dengan mggunakan nutrisi N + P didapatkan kadar etanol pada kondisi penambahan 10% N + 2% P yaitu sebesar 0,87945% dengan lama fermentasi 24 jam
NLIRROHMAH K. VIKI
2012-08-07T03:36:55Z
2019-01-29T15:28:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3087
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3087
2012-08-07T03:36:55Z
PENGENDAPAN BERTINGKAT OKSIDA LOGAM KROMIUM DAN SENG
DARI LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu kalsinasi optimum dalam proses pembentul:an kromium oksida da.n seng oksida hasil pengendal}an bertingkat serta untuk mengetahui konsentrasi kromium oksida dan seng oksida hasil pengendapan bertingkat pada suhu kalsinasi optimum.
Penelitian ini diiakukan dengan metode pengendapan bertingkat. Tahap pertama dilakukan pengendapan ion Ag}, Pb'`+, dan Ilg2. + dengan cara menambahkan HC12 M ke dalam sampel. Ion lo am Cu 2+ diendapkan dengan menambahkan KSCN O,l M, sedangkan ion logam Fe + diendapkan dengan cara menambahkan larutan K3[Fe(CN)6] 0,033 M. Ion logam N i2+ diendapkan dengan menambahkan KCN 0,1 M ke dalam sampel limbah. Langkah pengendapan yang terakhir yaitu pengendapan logam Cr dan Zn, yaitu dengan cara menambahkan larutan NaOH 20% ke dalam sampel, sehingga didapatkan endapa.n kromium hidroksida dan seng hidroksida. Endapan ini kemudian dikalsinasi pada variasi suhu 500 °C, 600 °C, dan 700 °C selama 1 jam, sehingga didapatkan endapan kromium oksida dan seng oksida. Endapan selanjutnya dilarutkan dan dianalisis den-an menggunakan Spektrofot,:)metri Serapan Atom (SSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu kalsinasi optimum dalam proses pembentukan kromium oksida dan seng oksida hasil pengendapan bertingkat adalah 500°C. Konsentrasi kromium oksida dan seng oksida hasil pengendapan bertingkat pada suhu kalsinasi optimum 500°C masing-masing adalah 0,7797 ppm dan 35,951 PPM.
Kata kunci : elektroplating, pengendapan bertingkat, oksidasi logam kromium dan seng.
Eka Dewi Vindi
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:26:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3016
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3016
2012-08-07T03:36:54Z
TITRASI POTENSIOMETRI DALAM PENENTUAN KONSTANTA KESETIMBANGAN PADA ADSORPSI ZAT WARNA
9-AMINO AKRIDIN OLEH MONTMORILLONIT
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan harga konstanta kesetimbangan pada reaksi hidrolisis zat warna 9-amino akridin, reaksi protonasi clan deprotonasi situs permukaan montmorillonit, dan harga konstanta kesetimbangan dari reaksi-reaksi pada proses adsorpsi zat warna 9-amino akridin oleh montmorillonit.
Harga konstanta kesetimbangan ditentukan dengan menggunakan metode titrasi potensiometri. Titrasi dilakukan terhadap sistem tunggal dan sistem biner dengan KN03 5 x 10-3 M sebagai elektrolit pendukung. Sistem tunggal yaitu sistem yang berisi larutan 9-amino akridin 1 x 104 M atau suspensi montmorillonit 100 M2 /L saja. Sistem biner yaitu sistem yang berisi 9-amino akridin 1 x 104 M clan montmorillonit 100 M2 /L. Titrasi dilakukan dengan menaikkan pH pada sistem menjadi sekitar 10 dengan menambahkan 0,1 M KOH. Setelah setimbang, sistem dititrasi dengan 0,1 M HN03 berturut-turut sampai pH mencapai sekitar 3. Volume pada setiap penambahan HN03 clan pH pada saat setimbang dicatat sebagai data titrasi. Data ini kemudian dimodel dengan model kompleksasi permukaan kapasitan konstan dengan bantuan software komputer GRFIT untuk menentukan harga konstanta kesetimbangan.
Harga konstanta kesetimbangan reaksi protonasi 9-amino akridin adalah 101.31 clan konstanta kesetimbangan reaksi deprotonasinya adalah clan 10-92'. Harga konstanta kesetimbangan reaksi protonasi dan deprotonasi permukaan montmorillonit masing¬-masing 108.55 clan 10-8 11. Adsorpsi 9-amino akridin oleh montmorillonit terjadi melalui pembentukan kompleks inner-sphere, yaitu kompleks [XHL-H]+ antara 9-amino akridin clan situs permanen (X), clan kompleks (SOLH-L) antara 9-amino akridin dan situs yang tergantung harga pH (SOH). Harga konstanta kesetimbangan pembentukan kompleks masing-masing 101°42 dan 101.17.
JOHARIYAH JOHARIYAH
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:26:18Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3024
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3024
2012-08-07T03:36:54Z
STUDI REAKSI MANNICH PADA ASAM SALISILAT DENGAN
MENGGUNAKAN DIETILAMINA DAN FORMALDEHIDA
Penelitian yang dilakukan di laboratorium Kimia UNY ini bertujuan untuk mempelajari reaksi Mannich dengan menggunakan bahan dasar asam salisilat, dietilamina, dan formaldehida serta menghitung rendemen dari produk yang dihasilkan.
Sintesis senyawa target dengan bahan dasar asam salisilat dilakukan dengan rnenggunakan fornraldehida 37 % dan dietilamina dalam pelarut etanol absolut, pada suhu refluks 90°C selama 3,5 jam. Hasil refluks didinginkan pada suhu kamar, diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet selama 24 jam, dan dievaporasi dengan evaporator berputar. Cairan pekat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer IR clan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa reaksi antara asam salisilat dengan dietilamina dan formaldehida 3?% tidak dapat menghasilkan senyawa target produk reaksi Mannich. Hal ini disebabkan karena terjadi reaksi dekarboksilasi pada asam salisilat. Reaksi dekarboksilasi ini terjadi karena pengaruh pelarut yang digunakan yaitu etanol absolut. Etanol absolut akan bereaksi dengan ion iminium menghasilkan ion H+ yang mampu menguraikan asam salisilat menjadi fenol dan karbon dioksida. Fenol yang dihasilkan mempunyai kemurnian 21,35% dengan rendemen sebesar 20,03%.
JUMIATI JUMIATI
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:26:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3028
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3028
2012-08-07T03:36:54Z
VALIDASI METODE PENETAPAN SENG (Zn) DAN MANGAN (Mn) DALAM PUPUK ORGANIK
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Tanah BPTP Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas metode analisis penetapan seng (Zn) dan mangan (Mn) dalam pupuk validasi metode didasarkan ketentuan persyarata peraga (teruji linilitas) sensitifitas larutan standard, batas deteksi,keterulangan dan perolehan kembali
Subjek dalam penelitian ini adalah metode penetapan Zn dan Mn dalam pupuk organik, sedangkan objek penelitian ini adalah validasi metode penetapan Zn dan Mn organik. Sample yang digunakan adalah pupuk organik produksi CV Karya Mulia bulan Juni 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah destruksi basah dengan menggunakan asam nitrat dan asam perklorat (10:1 v/v) dan pengukurannya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 213,9 nm untuk Zn dan. 279,5 nm untuk Mn. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan uji linianitas dan sensitivitas larutan standar yang terdiri dari enam taraf konsentrasi dengan 10 kali pengulangan. Berdasarkan data dari larutan standar dapat dihitung batas deteksinya. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji keterulangan dan uji perolehan kembali. Uji keterulangan dilakukan dengan cara mengukur kadar Zn dan Mn dari sampel sebanyak 10 ulanl;an. Sedangkan iji perolehan kembali dilakvt-nr aengan niengukur kadar Zn . ..dari Mn dari sampel yang telah ditambah dengan spike sebanyak 10 ulangan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari uji larutan standar diperoleh hubungan yang liniar antara konsentrasi dengan absorbasi yang ditunjukkan dengan persamaan Y = 0,0981X-0,001 dan r2= 0,9998 untuk Zn dan Y=0,0645X¬
0202 dan rz=0,9962 untuk Mn. Batas deteksi untuk Zn dan Mn sebesar 0,4521 dan 0,4785. Tingkat presisi dinyatakan dengan RSD yaitu untuk Zn 4,25% dan untuk Mn 4,17%. Hasil uji perolehan kembali untuk Zn dan Mn adalah 100,02% dan 96,18%, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang diuji memenuhi ketentuan persyaratan yang tergolong valid. Dengan demikian metode dapat digunakan untuk menganalisis Zn dan Mn dalam pupuk organik dengan hasil yang absah.
Budi Astuti Kartika
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:26:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3034
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3034
2012-08-07T03:36:54Z
REAKSI OKSIDASI SENYAWA 1,3 DIFENIL PROPENON DENGANB
OKSIDASI KMnO4
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoksidasi 1-3 difenilpropenon dengan kalium permanganate (KMnO4). Senyawa 1,3 difenilpropenon disintesis dari senyawa benzaldehida dan asetofenon.
Subjek penelitian ini adalah senyawa 1-3 difenilproponton, dan objek asam menggunakan oksidator KMnO4. Sintesis senyawa 1-3 difenilpropenon (kalkon) dilakukan berdasarkan reaksi Clasien-Schmidt pada kondisi suhu 10-250 C, dengan menggunakan pelarut etanol dan akuades, serta katalis basa KOH. Reaksi oksidasi kalkon dengan KMn04 10% dalam suasana asam, dilakukan dengan cara merefluks campuran pada suhu 600 C, selama 3 jam. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi dengan KLT, KLT Scanner, spektroskop IR, UV-Vis dan NMR, sedangkan senyawa hasil oksidasi dikarakteristik dengan spektroskop IR, dan GC/MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sintesis senyawa 1,3 difenilpropenon memiliki kemurnian 83,92% dengan rendemen 61,8%. Hasil oksidasi senyawa 1-3 difenilpropen dengan 45 mL KMn04 10%, dalam suasana asam pada suhu 600 C, menghasilkan senyawa asam benzoate dengan kemurnian 78,44% dan rendemen 30,81%.
Arif Rakhman Khusna
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:26:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3039
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3039
2012-08-07T03:36:54Z
SINTENSIS DAN KARAKTERISASI POLIURETAN DARI MINYAK
JARAK (CASTOR OIL) TERHIDRASI DENGAN METILEN-4,4’-
DIFENILDIISOSIANAT (MDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis poliuretan dari senyawa diisosianat yang berasal dari metilen-4,4'-difenildiisosianat (MDI) yang direaksikan dengan senyawa hidroksil yang berasal dari minyak jarak (Castor Oil), dan urtuk mengetahui sifat poliuretan hasil sintesis.
Sintesis poliuretan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi minyak jarak terhidrasi terhadap konsentrasi total reaktan (m/m). Variasi konsentrasi minyak jarak terhidrasi yang dipilih adalah 40% dan 60%. Reaksi polimerisasi dilakukan pac:a temperatur 60 °C selama 30 detik dengan temperatur curing 80 °C selama 6 ja,r_t. Karakrc;risasi poliiiretan didasarkan pada analisis gugus fungsi dengan spektrofotometw FTIR. Sifat termai poliuretan dikarakterisasi menggunakar alat D?' A- 50 merk Shimadzu dengan kecepatan pemanasan 20°C/menit, d.-,m sifat mekanik poliuretan dikarakterisrik, menggunakan alat uji kkerasan Shore A Duromeer. Selanjutnya dilakukan uji derajat penggembungan untuk mengetahui struktur ikatan silang poliuretan hasil sintesis
Poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak terhidrasi dan MDI bersifat rapuh (brittle). Hasil karakterisasi dengan alat FTIR menuiJukkan adanya serapan¬scrapan yang karakteriskik untuk poliuretan. Karakterisasi sifat termal poliuretan hasil sintesis dari 40% minyak jarak terhidrasi dan MDI menunjukkan bahwa temperatur transisi gelas (Tg) poliuretan hasil sintesis adalah 8 °C dan temperatur degradasi poituretan hasil sintesis adalah 434,42 °C. Hasil uji kekerasan terhadap poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak terhidrasi-PEG-MIDI adalah 85 Shore A. Poliuretan hasil sintesis menunjukkan nilai derajat penggembungan 6,14% pada konsentrasi 40% minyak jarak terhidrasi dan 41,44% pada konsentrasi 60% minyak jarak terhidrasi. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah ikatan silang poliuretan den,tian meningkatnya konsentrasi minyak jarak terhidrasi yang digunakan pacia sintesis poliuretan.
Natalina Kristiani
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:27:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3069
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3069
2012-08-07T03:36:54Z
PENGARUH WAKTU PROSES TRANSESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH DENGAN ADSORBEN ARANG AKTIF
Penelitian ini bertujuan untuk mengeuahui pengaruh waktu proses transesterifikasi pembuatan biodiesel dari minyak jelantah yang dipuc atkan dengan arang aktif, dan menentukan karakter biodiesel berdasarkan spesitikasi SNI yaitu densitas, viskositas, titik Wang, titik nyala, dan panas pemba'saran.
Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah melalui daa tahap. 7 ahap pertama adalah proses pemurnian yang bertujuan mengurangi juiiilah asam lemak dalam minyak, tahap kedua adalah proses transesterifikasi. Proses pemurnia+n terdiri dari tiga tahap, yaitu despicing atau penghilang bumbu, netralisasi dcngan larutan NaOH 16% dan bleaching atau pemucatan dengan arang aktif. Proses transesterifikasi adalah reaksi antara minyak yang telah dimurnikan dengan metanol dengan perbandingan volume minyak:volume metanol adalall 5:1 yang menggunakan katalis NaOH. Dilakukan denyan variasi waktu 30, 45, 5, 105 me lit dan kemudian b'.odiesel yang dihasilkan berturut - turut disebut biodiescl A, biodiesel B, biodiesel C, biodiesel D. Densitas, viskositas, titik tuang d;m titik nyala, serta nilai kalor pembakaran biodiesel A, B, C, D yang diperolch diuji berdasarkan SNI. Kemudian dianalisis menggunakan spektrofctometer FTIR.
Analisis spektra FTIR masing - masing biodiesel menunjukkan puncak yang khas untuk gugus C=0 ester sekitar (1750-1740 cm- I ), C-O ester (1300-1000 cm- I ) dan C-H alifatik (3006-2850 cm-1). Hasil uji biodiesel A, B, C, D menunjukkan nilai yang sesuai dengan ketetapan SNI. Waktu proses traunsesteri tikasi tidak mempengaruhi densitas, titik tuang dan titik nyala,)erta kalor pembukaran, tetapi mempengaruhi viskositas.
Kata Kunci: Minyak Jelantah, Waktu transesterifikasi, Biodiesel
ATIKA UMI
2012-08-07T03:36:54Z
2019-01-29T15:28:03Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3080
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3080
2012-08-07T03:36:54Z
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI MINYAK KEDELAI TERHIDRASI
DAN POLIETILEN GLIKOL (PEG200) TERHADAP
KEKERASAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian, ini bertujuan untuk : (1) mempelajari perubahan karakter minyak kedelai sebelum dan sesudah proses hidrasi dengan larutan HZS04, (2) mempelajari sintesis poliuretan dari minyak kedelai terhidrasi, PEG200 dan MDI, (3) mempelajari pengaruh variasi komposisi antara minyak kedelai terhidrasi dan PEG200 terhadap kekerasan poliuretan hasil sintesis, (4) menentukan derajat penggembungan dari poliuretan hasil sintesis
Minyak kedelai yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah hasil isolasi melalui maserasi serbuk kedelai dalam n-heksana 60 %. Proses hidrasi dilakukan dcngan menggunakan larutan I izS04 20 %. Karakterisasi minyak kedelai sebelum dan sesudah hidrasi di lakukan melalui : (1) analisis gugus fungsi dengan Fourier Tranform Infra Red (rTIR), (2) penentuan bilangan hidroksil, (3) penentuan massa jenis, (4) penentuan indeks bias, (5) penentuan titik leleh dan titik didih. Poliuretan disintesis dengan bahan dasar minyak kedelai terhidrasi (Hydrated Soybean Oil=11SB0), PEGJ200 dan MDI. Sintesis dilakukan dengan variasi komposisi berturut-turut HSBO 40 % - I'EG200 0 % - MDI 60 %, HSBO 30 % - PEG200 10 % - MD160 %, I ISBO 20 % - PEG200 20 % - MDI 60 %, HSBO 10 % - PEG200 30 % - MDI 60 %. Pengaruh variasi komposisi minyak kedelai terhidrasi clan PEG200 terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji kekerasan menggunakan alat Shore A Durometer clan uji penggembungan dalam larutan kanji. Selanjutnya karakterisasi gugus fungsi dengan Fourier Tranform Infra Red (FTIR) dilakukan terhadap poliuretan tanpa penambahan PEG200 dan poliuretan yang memiliki kekerasan paling tinggi.
Hidrasi menggunakan H2SOa 20 % meningkatkan nilai absorbansi gugus hidroksil pada spcktrum FTHIR HSBO, bilangan hidroksil, massa jenis, titik leleh dan titik didih, sedangkan indeks bias minyak kedelai menurun. Spektrum FTIR poliurctan hasil sintesis menunjukkan adanya serapan karakterisitk gugus uretan, gugus biuret dan gugus allofanat yang menguatkan keberadaaan ikatan silang. Meningkatnya perbandingan konsentrasi PEG200 terhadap HSBO dapat meningkatkan kekerasan dan menurunkan kerapuhan poliuretan hasil sintesis. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa poliuretan dengan kekerasan paling tinggi adalah poliurctan hasil sintcsis dari IISBO 10 % - PEG200 30 % - MDI 60 % MDI dengan kekerasan 92,8 .Shore ;9 clan dcrajat pcnggembungan sebesar 7,895%.
Junaidi Usman
2012-08-07T01:45:14Z
2019-01-29T15:25:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2979
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2979
2012-08-07T01:45:14Z
PENGEMBANGAN BUKU EKSPERIMEN SEDERHANA
SAINS ASPEK KIMIA UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII
SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN MANDIRI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran di bidang pendidikan kimia yang bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan buku eksperimen sederhana sains aspek kimia untuk siswa SMP/MTs kelas VII sebagai sumber pembelajaran "mandiri serta untuk mengetahui kualitas buku eksperimen sederhana tersebut berdasarkan penilaian 3 guru IPA SMPIMTs dan 2 guru kimia SMA sesuai dengan kriteria kualitas buku eksperimen sederhana yang telah ditentukan.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, clan penilaian buku eksperimen sederhana. Buku eksperimen sederhana yang disusun meliputi empat materi pokok : Asam, Basa, dan Garam; Unsur, Senyawa, dan Campuran; Wujud Zat dan Perubahannya; dan Perubahan Fisika dan Kimia. Buku eksperimen sederhana hasil pengembangan ditinjau oleh peer reviewer dan dosen pemberi masukan serta dinilai oleh reviewer yaitu 3 guru IPA SMP/MTs dan 2 guru kimia SMA di Yogyakarta. Data yang diperoleh dari reviewer berupa data kualitatif selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut ditabulasi dan dianalisis setiap materi pokok dan setiap aspek penilaian. Skor yang diperoleh selanjutnya dikonversi menjadi tingkat kelayakan produk secara kualitatif.
Hasil penelitian ini berupa buku eksperimen sederhana sains aspek kimia untuk siswa SMP/MTs kelas VII dengan skor rata-rata penilaian kualitas buku eksperimen sederhana untuk materi pokok l, II, Ilt, clan IV berturut-turut sebesar
1 11; 109; 110,4; dan 112,4. Persentase keidealannya berturut-turut adalah 82,22 %; 80,74 %; 81,78 %; 83,26 %. Skor rata-rata buku eksperimen sederhana secara keseluruhan sebesar 110,7 dengan persen keidealan sebesar 82%. Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, buku eksperimen sederhana yang dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) sehingga Iayak digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kegiatan eksperimen secara mandiri
Rizkillah Oki Ikhda
2012-08-07T01:45:13Z
2019-01-29T15:19:49Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2873
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2873
2012-08-07T01:45:13Z
PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENGAMOBIL ENZIM INVERTASE DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, KM dan Vmaks untuk enzim invertase mobil maupun amobil. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama penyimpananya.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim invertase mobil dan amobil yang meliputi, pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, nilai KM, VMaks serta aktivitas clan stabilitas enzim invertase mobil clan amobil. Instrumen pada penelitian ini adalah spektronik uv-vis. Hasil yang diperoleh berupa nilai absorbansi selanjutnya disubstitusikan ke dalam persamaan kurva regresi larutan standar gula invert, dari langkah ini akan diperoleh besarnya konsentrasi produk ( gula invert). Nilai konsentrasi inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan aktivitas enzim. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membuat grafik hubungan antara aktivitas enzim dengan variabel penelitian.
Berdasarkan penelitian diperoleh data - data sebagai berikut enzim invertase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 55°C; waktu inkubasi optimum 25 menit; nilai K°, 1,279 mg/mL (4,737 x 10-6 mol/L) dan nilai vmaks 23,256 mg/mL/menit. Enzim invertase amobil mempunyai pH optimum 4; suhu optimum 60°C; waktu inkubasi optimum 30 menit; nilai Km 2,255 mg/mL (8,352 x 10-6 mol/L) dan nilai Vmaks 19,608 mg/mL/menit. Pengukuran stabilitas enzim invertase mobil dan amobil dilakukan selama 7 hari pada suhu simpan 4°C clan 28°C. Terjadi penurunan aktivitas pada enzim invertase mobil yang disimpan pada suhu 4°C sebesar 39,795% clan penurunan aktivitas sebesar 71,329% yang disimpan pada suhu 28°C. Enzim invertase amobil terjadi penurunan aktivitas sebesar 18,876% apabila disimpan pada suhu 4°C dan aktivitas turun sebesar 45,056% apabila disimpan pada suhu 28°C (suhu kamar).
Rosma Indah Dahlia
2012-08-07T01:45:13Z
2019-01-29T15:23:56Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2903
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2903
2012-08-07T01:45:13Z
PENGARUH HIDROKSILASI SECARA OKSIDASI PADA ASAM LEMAK MINYAK JELANTAH TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). menentvkan karakter asam lemak minyak jelantah teradsorpsi scbelum dan sesudah hidroksilasi secara oksidasi, (2). mensintesis poliuretan dari asam lemak minyak jelantah dengan MDI, (3). mempelajari pengaruh penggunaan PEG400 pada sintesis poliuretan, (4). menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari asam lemak terhidroksilasi secara oksidasi dan MDI (5). mempelajari pengaruh hidroksilasi secara oksidasi pada asam lemak minyak jelantah teradsorpsi terhadap kekerasan poliuretan, dan (6). menentukan adanya ikatan silang pada poliuretan hasil sintesis dengan cara uji penggernbungan.
Asam Iemak yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari minyak jelantah tcradsorpsi. Proses oksidasi asam lernak dilakukan menggunakan larutan KMnOa dengan konsentrasi 15% (m/v). Karakterisasi asam lemak sebelurn dan sesudah oksidasi dilakukan antara lain: (1). pcnentuan massa jenis, (2). bilangan hidroksil, dan (3). analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer Fourier Trurrsforw Infi-n Red (FTIR). Poliuretan disintesis dari bahan dasar asam lemak¬MD(, asam lemak oksiclasi-MDI, asam lemak-PEG400-MDI, dan asam lemak oksidasi-PEG400-MDI. Pengaruh hidroksilasi secara oksidasi terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji sifat mekanik dengan mengukur kekerasan poliuretan. Poliuretan hasil sintesis juga dikarakterisasi gugus fungsinya dengan spcktrofotometer FTIR dan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan.
Karakter asam lemak setelah proses oksidasi yaitu mengalami kenaikan hilangan hidroksil dan massa jenis. Poliuretan dapat disintesis dari asam lemak minyak .jelantah dengan MDI. penggunaan PEG400 pada sintesis poliuretan dapat mempcrbaiki kcrapuhan poliuretan hasil sintesis. Derajat penggembungan poliuretan dari asam lernak teroksidasi-MDI adalah 3,12% dan memiliki kckerasan sebesar 90,80 Shore A. Penggunaan asam lemak hasil oksidasi menyebabkan penurunan kekerasan poliuretan hasil sintesis. Poliuretan hasil sintesis dari asam lemak-MDl memiliki kekerasan paling tinggi yaitu 92,80 Shore A. Poliurctan hasil sintesis menunjukkan derajat penggembungan bernilai positif yang berarti hahwa poliuretan memiliki ikatan silang.
Anggun Deshinta
2012-08-07T01:45:13Z
2019-01-29T15:24:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2943
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2943
2012-08-07T01:45:13Z
ENZIM KOLESTEROL REDUKTASE PADA YOGHURT HASIL, FERMENTASI SUSU KAMBING MENGGUNAKAN LACTOBACTERIACEAE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter terhadap aktivitas enzim kolesterol reduktase pada yoghurt hasil fermentasi susu kambing mer.gaunakan Lactobacteriaceae.
Penelitian ini menggunakan 3 variasi perlakuan dengan 3 ulangan. Yoghurt dibuat dengan variasi konsentrasi starter yaitu 2%(v/v), 4%(v/v) dan 6%(v/v). Penentuan aktivitas enzim kolesterol reduktase dilakukan dengan metode Lieberman-Buchard menggunakan larutan standar kolesterol, d:,ngan terlebih dahulu menentukan kurva standar kolesterol. Pengukuran dilakukan pada kondisi optimal bekerjanya enzim kolesterol reduktase yaitu pada suhu 37°C, pH 6,5, waktu inkubasi 75 menit, konsenirasi substrat kolesterol 1 mg/mL, clan diukur pada panjang gelombang maksimal 625 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi starter yang digunakan pada pembuatan yoghurt susu kambing menggunakan Lactobacteriaceae mempengaruhi besarnya aktivitas enzim kolesterol reduktase. Aktivitas enzim kolesterol reduktase pada variasi konsentrasi yoghurt 2%(v/v), 4%(v/v) clan 6%(v/v) secara berturut-turut adalah 0,0129 ; 0,0133 dan 0,01 15 Unit.
Suprihartini Dewi
2012-08-07T01:45:13Z
2019-01-29T15:25:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2958
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2958
2012-08-07T01:45:13Z
EFISIENSI BIOSORPSI ION KROM (VI) OLEH MIKROORGANISME EUKARIOT RAGI YARROWIA LIPOLYTICA PADA VARIASI WAKTU KONTAK DAN pH MEDIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal ion Cr(VI) terhadap pertumbuhan ragi Y lipvlytica, pengaruh waktu kontak dan pH media terhadap proses biosorpsi ion kromium (Cr) oleh Yarrowia lipolytica.
Subjek dari penelitian ini adalah ragi Yarrowia lipolytica dan objek penelitian ini adalah biosorpsi ion Cr oleh Yarrvwia lipvlytica. Proses biosorpsi dilakukan secara bertahap agar diketahui kondisi yang paling baik untuk biosorpsi. Pengamatan terhadap proscs biosorpsi ini meliputi : (1) Pengukuran terhadap Y. lipolytica pada rentang waktu 0, 2, 4, 6, 16, 22, 24, dan 48 jam, (2) Pengukuran terhadap pertumbuhan Y. lipvlytica dengan variasi konsentrasi logam Cr 0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, dan 200 ppm, (3) Pengukuran terhadap pertumbuhan Y. lipolytica dan daya biosorpsi dengan variasi waktu kontak 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 jam, (4) Pengukuran terhadap pertumbuhan Y. lipolytica dan daya biosorpsi dengan variasi pH media 3, 4, 6, clan 8. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak clan pH media berpengaruh terhadap pertumbuhan Y. lipolytica. Semakin tinggi daya biosorpsi maka pertumbuhan ragi semakin meningkat. Konsentrasi optimal ion Cr(VI) adalah 50 ppm. Pada waktu kontak 6 jam, Y. lipolytica mempunyai daya biosorpsi maksimal yaitu sebesar 26,586% dan pada pH 4 Y lipolytica mempunyai daya biosorpsi maksimal yaitu sebesar 65,688% clan semakin menurun dengan penambahan pH.
Kata kunci : Biosorpsi, Yarrowia lipolytica, Cr, konsentrasi, waktu kontak, dan pH.
Prasetyaningrum Dewi
2012-08-07T01:45:13Z
2019-01-29T15:25:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2962
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2962
2012-08-07T01:45:13Z
PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KOLESTEROL REDUKTASE PADA YOGHURT HASIL FERMENTASI SUSU KAMBING MENGGUNAKAN LACTOBACTERIACEAE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter terhadap aktivitas enzim kolesterol reduktase pada yoghurt hasil fermentasi susu kambing menggunakan Lactobacteriaceae.
Penelitian ini menggunakan 3 variasi perlakuan dengan 3 ulangan. Yoghurt dibuat dengan variasi konsentrasi starter yaitu 2%(v/v), 4%(v/v) dan 6%(v/v). Penentuan aktivitas enzim kolesterol reduktase dilakukan dengan metode Lieberman-Buchard menggunakan larutan standar kolesterol, dengan terlebih dahulu menentukari kurva standar kolesterol. Pengukuran dilakukan pada kondisi optimal bekerjanya enzim koiesterol reduktase yaitu Pada suhu 37°C, pH 6,5, waktu inkubasi 75 menii; konsentrasi substrat kolesterol 1 mglmi,, dan diukur pada panjang gelombang maksima1625 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi starter yang digunakan pada pembuatan yoghurt susu kambing menggunakan Lactobacteriaceae mempengaruhi besarnya aktivitas enzim kolesterol reduktase. Aktivitas enzim kolesterol reduktase pada variasi konsentrasi yoghurt 2%(v/v), 4%(v/v) dan 6%(v/v) secara berturut-turut adalah 0,0129 ; 0,0133 dan 0,0115 Unit.
Suprihartini Dewi
2012-08-07T01:45:12Z
2019-01-29T15:19:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2863
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2863
2012-08-07T01:45:12Z
PENGEMBANGAN PAKET MEDIA PEMBELAJARAN SENYAWA KARBONDI SMA / MA KELAS X DAN XII BERDASA.RKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan paket media pembelajaran senyawa karbon di SMA / MA kelas X dan XII berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan mengetahui kualitas paket media tersebut berdasarkan penilaian guru SMA / MA.
Penyusunan paket media pembelajaran diawali dengan mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan pembuatan media pembelajaran sebanyak 15 macam. Media pembelajaran yang telah dibuat diorganisasikan menjadi paket media pembelajaran kemudian diberi masukan oleh 2 orang dosen pembimbing, peer reviewer dan ahli media. Kualiras paket media pembelajaran dinilai oleh 5 orang guru kimia SMA / MA. Penilaian dilakukan meliputi 7 aspek penilaian dengan 18 kriteria penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasikan dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas paket media pembelajaran senyawa karbon.
Hasil penelitian ini berupa paket media pembelajaran senyawa karbon di SMA / MA kelas X dan XII berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan penilaian kualitas paket media pembelajaran dari 5 orang reviewer ( guru kimia SMA / MA ). Skor rata-rata paket media pembelajaran yang diperolah adalah sebesar 71,45 dengan persen keidealan 79,39 %. Berdasarkan kriteria kategori penilaian ideal, paket media pembelajaran yang dikembangkan mempunyai kualitas Baik (B), sehingga paket media tersebut diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajuran.
Gundari Gundari
2012-08-07T01:45:12Z
2019-01-29T15:25:43Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2998
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2998
2012-08-07T01:45:12Z
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA/MA
KELAS XI SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2004
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sumber belajar di bidang Pendidikan Kimia. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mengembahgkan buku petunjuk praktikum kimia SMA/MA kelas XI semester I berdasarkan Kurikulum 2004 yang dapat dipakai sebagai acuan guru dalarn pembelajaran pralctikum di laboratorium sekaligus dapat dipakai siswa sebagai tambahan sumber belajar serta untulc mengetahui kualit<t:; buku petunjuk praktikum kimia berdaszirkan Kurikulum 2004 menurut penilaian guru kimia SMA/MA.
Pengembangan buku petunjuk praktikum kimia ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta mendapat masukan dari ahli media dan peer reviewer. Instrumen penilaian buku petunjuk praktikum kimia berupa angket yang berisi aspek clan kriteria tertentu. Penilaian dilakukan oleh guru kimia SMA/MA baik negeri maupun swasta di Kabupaten Temanggung. Penilaian yang dilakukan meliputi 8 aspek penilaian dengan 29 indikator penilaian. Hasil penilaian berupa data kualitatif kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untul: menentukan kualitas buku petunjuk praktikum kimia.
Produk penclitian ini benipa buku petunjuk praktikum kimia untuk siswa SMA/MA kelas XI semseter 1 berdasarkan Kuril;ulum 2004. Buku petunjuk praktikum kimia tersebut terdiri dari 4 Bab, yaitu Struktur Atom, Sistem Periodik, dan Gaya antar Molekul; Termokimia; Laju Reaksi, serta Kesetimbangan Kimia. Komponen _b aku petunjuk praktikum kimia yang dikembangkan terdiri dari judul, kompetensi, petunjuk umum praktikum, gambar macam-macam alat laboratorium, dasar-dasar kese(amatan kerja di laboratorium, label/simbol bahaya, serta mata praktikum yang terdiri atas judul mata praktikum, dasar teori, alat dan bahan, prosedur kerja, t;ibe( pengamatan, dan latih diri. Buku petunjuk praktikum yang telah dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) menurut penilaian guru kimia SMA/MA dengan skor 128,325 dan persen keidealan sebesar 88,5°io, sehingga layak digunakan sebagai acuan dalam berpraktikum clan sebagai sumber belajar penunjang.
Suprihatiningrum Jamil
2012-08-07T01:45:12Z
2019-01-29T15:25:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3008
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3008
2012-08-07T01:45:12Z
REAKSI OKSIDASI VERATR.ALDEHIDA DENGAN
OKSIDATOR KALIUNI DIKROMAT
Penelitian ini bertujuan untuk , mengetahui hasil reaksi oksidasi veratraldehida menggunakan kalium dikromat sebagai oksidator.
Reaksi terdiri dari 2 tahap,yaitu metilasi vanilin menjadi veratraldehida dan oksidasi veratraldehida dengan rnenggunakan oksidator kaiium dikromat. Metilasi vanilin dikerjakan menggunakan dimetil sulfat (DMS) dan larutan natriwn hidroksida (NaOH). Campuran diref7uks pada suim 80°C selama 2,5 jam. Campuran diekstrak dengan CHZCI dicuci dengan akuades, dikeringkan dengan Na,S04 anhidrat, dan disaring. pelarut dihilangkan dengan cara evaporasi sehingga diperoleh veratraldehida. Reaksi oksidasi veratraldehida ini dilakukan dengan mereaksikan kalium dikromat dengan veratraldehida dalam pelarut air dan etanol. Reiluk berlangsung dengan pengadukan pada suhu 45°C, 50°C, 60°C, 70°C dan wavictu refluk yang digunakan 45 menit, 60 menit serta 120 menit. Larutan diasamkan dsengan asam sulfat pekat, kemudian diteruskan dengan penyaringan. Analisis produk dilakukan dengan spektrometer GC, FTIR, dan GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi oksidasi veratraldehida dengan oksidator ka.lium dikromat dalam pelarut akuades dan etanol tidak menghasilkan produk reaksi asam veratrat.
Triwiningtyas Jati
2012-08-07T01:45:12Z
2019-01-29T15:26:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3014
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3014
2012-08-07T01:45:12Z
PENYUSUNAN BUKU AJAR KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM
2004 UNTUK SMA DAN MA KELAS XII SEMESTER 2
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran
yang bertujuan untuk menyusun buku ajar mata pelajaran kimia SMA dan MA
kelas XlI semester 2 yang berkualltaS berdasarkan Kurikulum 2004 dan
mengetahui kualitas buku ajar kimia berdasarkan penilaian guru kimia.
Penelitian ini memlunyai 2 variabel, yaitu penyusunan buku ajar itu sendiri
dan pcncnluan kualitas huku ajar yang telah disusub. Buku ajar disusun dengan
cara ment;umpulkan referensi dari berbal;ai sumher denPan berpedoman pada
kurikulum tahrrn 2004 kclas XIl semester 2 mata pelajaran kimia. Kualitas buku
ajar didasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh 5 reviewer (guru kimia SMA/
MA). Sebelum dioilai olch reviewer, buku ajar diperiksa oleh dosen pembimbing
dan teman sejawat (peer review). Lembar check list penilaian buku ajar berisi 29
indikator penilaian buku ajar, yaitu kriteria buku yang baik secara umum dan
dijabarkan sesuai dengan kurikulum tahun 2004. Penilaian dilakukan oleh guru
terhadap setiap bab buku ajar kimia kelas XII semester 2.
Hasil penelitian ini berupa buku ajar kimia SMA dan MA berdasarkan
kurikulum tahun 2004 untuk kelas XII semester 2 dan penilaian kualitas buku ajar
dad S reviewer (guru kimaa SMA/ MA). Adapun skor rata-rata tiap bab berturutturut
untuk bab 1, bab 2, bab 3, dan bab 4 adalah 121,6; 121,6; 119 ; dan 115,2.
Adapun skor rata-rata dari empat bab adalah 119,k Skor maksimal ideal untuk 29
indikatnr adalah 145 sehingga prosentase dari skOr rata-rata bab 1, bab 2, bab. 3,
bab 4 dan skor rata-rata dari empat bab (skor buku ajar) tersebut berturut-turut
adalah A06"/"; 83,86%; 82,07"/,; 79,45"/,; dan Ai,J>1Menurut penghitungan skor
ideai dari pLnelitian ini maka nilai menjadi sAhgat balk (SB) jika X > 116 ; baik
(B) jika 96,67 X <_ 116 ; cukup (C) j;ka 77,33 < X <_ 96,67 ; kurang (K) jika 58
< X _< 77,33 ; dan sangat kurang (SK) jika X <_ 58, dengan X adalah skor
empiris. Berdasarkan perhitungan tersebut maka ketiga bab masing-masing yaitu
bab 1, bab 2, dan bab 3 memiliki skor dengan kriteria kualitas sangat baik (SB),
s;danglcan bab 4 memiliki skor dengan kriteria kualitas baik (B). Adapun buku
ajar kimia yang disusun ini memiliki skor dengan kriteria kualitas sangat baik
(SB).
Farida Jauharotul
2012-08-07T01:45:11Z
2019-01-29T15:19:07Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2853
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2853
2012-08-07T01:45:11Z
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP REDOKS DAN ELEKTROKIMIA PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI CLOCK REACTION TERSTRUKTUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: profil pemahaman konsep redoks dan elektrokimia dan bentuk-bentuk miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik SMA Negeri 6 Yogyakaria yang diungkap dengan menggunakan demonstrasi clock reaction terstrUktur.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang mengungkap pemahaman konsep redoks dan elektrokimia peserta didik dengan menggunakan metode demonstrasi clock reaction terstruktur. Demonstrasi diawali dengan pengamatan peristiwa dan dilanjutkan dengan prediksi peristiwa melalui lembar jawab. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan buku referensi, diskusi dengan teman sejawat dan konsultasi dengan ahli.
Hasil demonstrasi clock reaction terstruktur mengungkap bahwa sebagian besar peserta didik belum sampai pada tingkat paham konsep. Masih banyak yang mengalami tidak paham konsep dan miskonsepsi. Presentase rata¬rata menunjukkan bahwa peserta didik yang tidak merespon sebanyak 0%, tidak paham konsep 4,02%, miskonsepsi 67,41%, paham sebagaian dengan miskonsepsi 26,79%, paham sebagian 1,79%, paham konsep 0%. Konsep elektrolisis dan autoredoks masih belum begitu dikuasai peseria didik, sedangkan deret volta dan pengorbanan anoda cukup dipahami oleh sebagian besar peserta didik. Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik yang dapat diungkap dengan metode demonstrasi clock reaction terstruktur antara lain: (a) miskonsepsi pada tingkat definisi konsep, yang banyak terjadi karena terbaliknya istilah atau bahkan salah, (b) Miskonsepsi pada tingkat ciri konsep sebagian besar terjadi karena pemetaan konsep yang kurang balk, (c) Miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep, yaitu pada penentuan zat yang mengalami reaksi.
Agusta Gino Erman
2012-08-07T01:45:11Z
2019-01-29T15:19:15Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2856
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2856
2012-08-07T01:45:11Z
PENGARUH ASAM FLUORIDA (HF) TERHADAP DAYA SERAP ION
Cr (III) PADA PASIR MALELO
Penelitian ini bcrtujuan untuk rnengetahui pengaruh p.:e,ambahan asnm fluorida (HE) dengan berbagai konsentrasi dan untuk rnentctahui etvsiensi pcnjcrapan pasir mulelo tcrhadap ion C.'r('III) pada kondisi optirourn setelah dibcri perlakuan dengan asam fluorida 0,1; 1-, 3 dan 5%.
Pasir malelo terlebih dahulu diberi oerlakuan a~arn dengan cara mermdarn setiap 10 gram pasir dalam 50 mL asam Iluorida (III) dengan bcrhabai konsentrasi ( 0,1; I ; 3 dan 5%) clan diaduk selama I ,jam, kemudian didiamkan selama 24 jarn kernudian dinetralkan dengan akuades. proses penyerapan ion Cr((fI) dilakukan dengan mengontakkan :rnasin&-rnasin-, 1 gram pasir yang tclati dibcri pcrlakuan asarn dengan 10 ml, larutan aimula•vi ('r(III) 5 ppm dan diaduk selama I jam. Sebabai pembanding, dilakukurr pengontakan I gram pasir mulclu murni dcngan 10 mL larutan simulasi Cr(III). Penentuan banyaknya ion Cr(lII) yang terjerap dalam sampel pasir rnuleln dilakukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom pana panjang gelo•nbang 375.9 run dan untuk mengidentifikasi gugus 'ungsional yang berperan alat penjerapan digunakan alat Spcktrofotornctcr Inframcrah.
Hasil yang dipcroleh untuk efisiensi pen.jerapan ion ('r(Il) oleh pasir malelo murni mairpun yang direndam dengan asam fluoarida (11F) 0,1; 1; 3 dan 5% berturut-turut sebesar 86,20; 84,44; 58,35; 55,79 clan 17,43%.
Raharjo Gotro,
2012-08-07T01:45:11Z
2019-01-29T15:19:23Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2860
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2860
2012-08-07T01:45:11Z
SINTESIS SENYAWA 1,5-DIFENIL-2,4 PENTADIEN-1-ON DAN UJI
POTENSINYA SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dan sifat tisik senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on hasil sintesis serta rendemen yang dihasilkan dan jenis serapan sinar UV serta konsentrasi terendah yang memberikan perlindungan ultra.
Penelitian ini terdirl dari dua langkah,yaitu melakukan sintesis senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on dengan bahan dasar sintesis adalah sinamaldehida dan asetofenon. Sintesis ini menggunakan reak$i kondensasi aldol selama 30 menit pada suhu ± 20°C dengan pelarut etanol dan akuades serta katalis NaOH. Rekristalisasi dengan pelarut etanol. Karakterisasi dan analisis senyawa hasil sintesis dilakukan menggunakan KLT, KLT Scanner, spektroskopi UV-Vis, IR dan 'H-NMR. Langkah selanjutnya, senyawa hasil sintesis diuji potensinya sebagai senyawa tabir surya secara In Vitro.
Hasil penelitian ini adalah senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-an berbentuk kristal, berwarna kuning, rendemen 57,5%, titik leleh 92°C-93°C dan kemurnian 100°10. Hasil uji potensi sebagai senyawa tabir surya menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki aktivitas senyawa tabir surya UV-A. Konsentrasi terendah senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on yang memberikan perlindungan ultra adalah 10 ppm dengan nilai SPF sebesar 19,41.
Wirawan Gunantyo Decky
2012-08-07T01:45:10Z
2019-01-29T15:18:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2845
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2845
2012-08-07T01:45:10Z
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SEMESTER 2 DI SMA NEGERI 3 KLATEN
TAHUN AJARAN 2007/2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) terhadap peningkatan kualitas di SMA dilihat dari aspek: (a)peningkatan prestasi belajar kimia peserta didik jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik, (b)peningkatan motivasi peserta didik untuk belajar kimia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester 2 SMA Negeri 3 Klaten. Sampel penelitian sebanyak 80 peserta didik yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen (XE) dan kelas kontrol (XF) yang diambil secara purposive sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pengetahuan awal kimia dan data prestasi belajar kimia peserta didik yang dianalisis menggunakan analisis kovarian (anakova), data motivasi belajar kimia peserta didik yang dianalisis menggunakan uji-t.
Hasil analisis kovarian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rerata nilai kelas kantrol Iebih besar dari pada kelas eksperimen jika pengetahuan awal kimia peserta didik dikendalikan secara statistik (Fo=26.651; p=0,000). Hasil analisis dari uji-t beda subjek menunjuickan tidak ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembeiajaran menggunakan metode kooperatif tipe TUT dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi (to=0,948; p=0,346). Hasil analisis dari uji-t sama subjek menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe 7GT (to = -3,532; p = 0,001).
Yulianti Galuh Ikasari
2012-08-07T01:45:10Z
2019-01-29T15:18:54Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2846
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2846
2012-08-07T01:45:10Z
PENGARUH JENIS PEMBENTUK BASA TERHADAP
KARAKTER KRISTAL PADA SINTESIS SILIKAT
MESOPORI-MESOSTRUTKTUR MCM-48
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai jenis pembentuk basa terhadap karakter produk sintesis MCM-48. Sebagai pembentuk basa digunakan urea, natrium hidroksida, tetra metil amonium hidroksida, amonium hidroksida, dan tetra propil amonium hidroksida.
Penelitian dimulai dengan mencampur cetil trimetil amonium bromida sebagai surfaktan, akuades, basa dan tetra etil orto silika sebagai sumber silika dengan perbandingan mol 0,65 : 62 : 0.25 : I selama 2 jam. Campuran tersebut diukur pH-nya, kemudian dilakukan pemanasan datam bom hidrotermat pada suhu 100°C selama 4 hari. Serbuk dan larutan yang dihasilkan diukur pH-nya dan dicuci dengan akuades, dikeringkan pada suhu 70"C, selanjufiya dikalsinasi pada suhu 550 C selama 5 jam untuk menghilangkan surfaktan. Serbuk hasil kalsinasi kemudian dianalisis cnenggunakan difraktometer sinar-X untuk mengetahui karakter dari serbuk tersebut dan FTIR untuk mengetahui adanya vibrasi khas il:atan antar atom dalam material silika mesopori-mesostruktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis pembentuk basa yang digunakan dalam penelitian ini mampu menghasilkan MCM-48 dengan karakter yang berbeda-beda dan dengan menggunakan tetra propil amonium hidroksida sebagai basa diperolehkan material MCM-48 dengan kristalinitas paling bagus.
Andi Setiawan Ginarto
2012-08-07T01:45:10Z
2019-01-29T15:24:41Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2935
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2935
2012-08-07T01:45:10Z
SINTESIS ASAM p-ETOKSIBENZIL MALEAT SEBAGAI TURUNAN
ANTIBIOTIK C-9154 DARI p-HIDROKSIBENZALDEHIDA
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis asam p-etoksibenzil maleat sebagai turunan antibiotik C-9154dari p-hidroksibenzaldehida.
Rangkaian reaksi sintesis asam p-etoksibenzil maleat sebagai turunan antibiotik C-9154 dari p-hidroksibenzaldehida terdiri atas 3 tahap reaksi yaitu: (1) etilasi p-hidroksibenzaldehida dengan dietil sulfat dalam NaOH pada suhu refluks (93°-103°C) selama 3 jam menghasilkan p-etoksibenzaldehida (2) reduksi p¬etoksibenzil alkohol dilakukan dengan menggunakan NaBH4 dalam pelarut etanol pada suhu 78°C selama 3 jam menghasilkan p-etoksibenzil alkohol (3) reaksi p¬etoksibenzil alkohol dengan maleat anhidrida dilakukan dalam pelarut benzene pada suhu 50°- 60°C selama 4,5 jam dan dari reaksi ini menghasilkan senyawa asam p-etoksibenzil maleat. Identifikasi dari produk reaksi dilakukan dengan KLT, spektrofotometer IR dan GC-MS.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dari reaksi etilasi p¬hidroksibenzaldehida dengan dietil sulfat menghasilkan p-etoksibenzaldehida dengan rendemen 85,50%, reduksi p-etoksibenzaldehida menghasilkun p¬etoksibenzil alkohol dengan rendemen 68,02% sedang reaksi p-etoksibenzil alkohol dengan maleat anhidrida menghasilkan tiga puncak utama masing-masing dengan rendemen 51,74%, puncak kedua dengan rendemen 29,80% dan puncak ketiga dengan rendemen 14,03%.
Pristiwati Devy
2012-08-07T01:45:09Z
2019-01-29T15:19:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2875
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2875
2012-08-07T01:45:09Z
PERBANDINGAN METODE PEMISAHAN β-KAROTEN
PADA KULIT BUAH NAGA (HyCocereus Undatus) DAN
HASILNYA SECARA SPEKTROSKOPI
Penelitian ini dilakukan diLaboratorium kimia Universitas Negeri Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang dapat memberikan hasil ekstraksi rnaksimal untuk mengekstraksi β-karoten dari kulit buah naga jenis Hylocereus dan mengetahui banyaknya β-karoten yang diperoleh pada kondisi optimum serta ada tidaknya perbedaan hasil ekstraksi dengan metode ekstraksi terhadap β-karoten dari kulit buah naga jenis Hylocereus Undatus.
Populasi dalam penelitian ini adalah kulit buah naga jenis Hylocereus Undatus, sedangkan sampel yang digunakan adalah kulit buah naga jenis Hylocereus Undatus yang dibeli dari perkebunan buah naga di Kalibawang. Variabel terikat dalarn penelitian ini adalah hasil ekstraksi yang berupa mg/g β-karoten dari kulit buah naga jenis Hylocereus yang diperoleh. Variabel bebasnya adalah metode ekstraksi yang digunakan, yaitu metode ekstraksi kontinyu dengan alat soxhlet dari metode ekstraksi batch dengan alat corong pemisah, serta volume kloroform sehagai pelarut yang dinamakan untuk ekstraksi. Pemurnian β-karoten dengan kromatografi kolona , analisis kualitatif dengan spektroskopi inframerah, dan analisis kuantitatifnya dengan spektroskopi sinar tampak.
Hasil analisis atatistik dengan uji t pada taraf signitikansi 1 % menunjukkan behwa terdapat perbedaan yang signitikan antara metode ekstraksi kontinyu dan metode ekstraksi batch terhadap hasil Akaroten pada volume pelarut 100, 160, dan 180 mL. Metode ekstraksi yang dapat memberikan β-karoten rnaksimal adalah metode ekstraksi kontinyu dengan volume pelarut 160 mL, sebesar 0,683 mg/g.
Dwi Sasongko Danang
2012-08-07T01:45:09Z
2019-01-29T15:23:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2887
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2887
2012-08-07T01:45:09Z
PREPARASI TITANIUM SILIKAT MESOPORI-MESOSTRUKTUR
BERBASIS KESINERGISAN ANTARA WAKTU JELIFIKASI DAN KRISTALISASI
Tujuan penelitian izu adalah untuk mengetahui kesinergisan antara variasi waktu yang diberikan terhadap pembentukan jelifikasi dan kristalisasi material titanium silikat mesopori-mesostruktur.
Penelitian dilakukan menggunakan metode hidrotermal dengan mereaksikan ,TEOS sebagai sumber silikon, [Ti80,2(H20)24]C1g.HC1.7H20 sebagai sumber titanium, NaOH sebagai pembentuk basa, CTAB sebagai surfaktan dan H20 sebagai pelarut. Perbandingan mol bahan yang digunakan : TEOS : [Tig012(Hz0)Z4]C1g.HC1.7Hz0 : NaOH : CTAB : HZO = 1 :3,75. 10-3 : 0,45 : 0,25 : 50. Preparasi dilakukan dengan mereaksikan semua bahan dalam teflon kemudian dilakukan jelifikasi clan dimasukkan dalam bomb hidrotermal kemudian dipanaskan pada suhu 120° C untuk kristalisasi. Perbandingan waktu pada jelifikasi (dalam jam) : kristalisasi (dalam hari) berturut-turut adalah; 1:5, 2:4, 3:3, 4:2. dan 5: 1. Hasil preparasi dicuci dengan akuades dan dikalsinasi pada suhu 550° C selama 5 jam. Hasil dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) pada daerah 20 = 2° - 40°. Fourier Transform Infrared (FTIR) pada daerah 400 - 4000 cm ldan uji kualitatif dilakukan menggunakan HN03 dan H20z.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa
mesopori-mesostruktur dapat disintesis dari reaksi antara TEOS, [Tig0,2(H20)24]C1g.HC1.7H20, NaOH CTAB dan H20 dengan perbandingan waktu jelifikasi dan kristalisasi yang diberikan. Kristal yang dihasilkan untuk variasi jelifikasi:kristalisasi:l jam:5 hari membentuk fasa amorf, untuk kristal dengan variasi jelifikasi (jam}:kristalisasi (hari) : 2:4, 3:3 dan 4:2 membentuk struktur kubik (MCM-48) serta untuk variasi jelifikasi (jam):kristalisasi (hari) ; 5:1 membentuk struktur heksagonal (MCM-41).
Santosa Daru
2012-08-07T01:45:09Z
2019-01-29T15:23:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2900
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2900
2012-08-07T01:45:09Z
SINTESIS VERATRALDEHIDA DENGAN KATALIS TRANSFER FASA
N-SETIL-N,N,N-TRIMETILAMMONIUM BROMIDA
Penelitian ini bertujuan mensintesis veratraldehida menggunakan katalis transfer fasa N-setil-N,N,N-trimetilammonium bromida. Reaksi melalui dua tahap yaitu : (1) isomerisasi metileugenol menjadi metilisoeugenol, (2) oksidasi metilisoeugenol menjadi veratraldehida.
Reaksi isomerisasi dilakukan dengan basa t-BuOK dan DMSO. Campuran direfluk pada suhu 180° C selama 4 jam. Reaksi oksidasi metilisoeugenol dilakukan dengan oksidator KZCr207 dalam sistem berkatalis transfer fasa N-setil¬N,N,N-trim etilammonium bromida pada suhu 40° C selama 50 menit. Kemurnian hasil diuji dengan kromatografi gas dan analisis struktur dengan spektrometri FTIR, GC-MS, dan'H-NMR.
Oksidasi metilisoeugenol menghasilkan veratraldehida dengan rendemen 19,11 % dan kemurnian 100 %.
Purwani Deni
2012-08-07T01:45:09Z
2019-01-29T15:23:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2901
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2901
2012-08-07T01:45:09Z
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KIMIA UNTUK SMK KELOMPOK PERTANIAN KELAS XI SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menyusun Lembar Kerja Siswa Kimia untuk SMK Kelompok Pertanian Kelas XI Semester 2 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memenuhi kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran di SMK Kelompok Pertanian serta menilai LKS Kimia yang memenuhi kriteria LKS yang berkualitas menurut penilaian guru Kimia SMK Kelompok Pertanian.
Penelitian ini terdiri dari empat langkah yaitu: pereneanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian produk. LKS ini terdiri dari dua materi pokok yaitu Kesetimbangan Reaksi dan Termokimia. LKS diberi masukan oleh dua orang dosen pembimbing, dua orang ahli media, dan tiga orang teman sejawat (peer reviewers). LKS ini kemudian dinilai kualitasnya oleh lima orang guru Kimia SMK Kelompok Pertanian. Penilaian LKS didasarkan pada sepuluh aspek penilaian yaitu: pendekatan penulisan, kebenaran konsep kimia, kedalaman konsep, keluasan konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, evaluasi belajar, kegiatan/ percobaan kimia, keterlaksanaan, dan penampilan fisik. Kualitas LKS didapatkan dari skor rata-rata penilaian guru yang dikonversi menjadi kategori kualitas.
Penelitian pengembangan ini telah berhasil menyusun Lembar Kerja Siswa Kimia untuk SMK Kelompok Pertanian Kelas XI Semester 2 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memenuhi kriteria kualitas. Kualitas LKS yang telah disusun berdasarkan penilaian guru diperoleh skor rata-rata 97,7. LKS tersebut memiliki kualitas sangat baik (SB).
Sutiaputra Dery
2012-08-07T01:45:09Z
2019-01-29T15:24:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2908
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2908
2012-08-07T01:45:09Z
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KLOROFOM BUAH APEL
PADA MINYAK KELAPA
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi dan konsentrasi ekstrak apel terhadap aktivitas antioksidan.
Senyawa antioksidan diekstraksi dari apel yang dibuat bubur menggunakan klotoform. Ekstrak yang diperoleh ditentukan aktivitas antioksidannya menggunakan metode tiosianat dalam minyak kelapa. Aktivitas antioksidan ditunjukkan sebagai kemampuan relatif terhadap kontrol dalam menghambat pembentukan senyawa dtoperoksida. Kontrol adalah larutan tanpa penambahan ekstrak apel. Penelitian ini ; dianalisis dengan uji lanjutan Duncan's Multiple Range Test (DMRT).
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada pengarith waktu inkubasi dan konsentrasi ekstrak apel terhadap aktivitas antioksidan. Semakin lama waktu inkubasi, maka semakin kecil aktivitas antioksidan ekstrak apel. Dan semakin besar konsentrasi ekstrak apel, maka semakin besar pula aktivitas antioksidannya.
Triani Dessy
2012-08-07T01:45:08Z
2019-01-29T15:07:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2790
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2790
2012-08-07T01:45:08Z
SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA 4-HIDROKSI-3-METOKSI BENZALDEHID FENILHIDRAZON
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa 4-hidroksi-3-metoksi-benzaldehidfenilhidrazon dari vanilin dan fenilhidrazin dengan reaksi basa .schiff Vanilin dilarutkan dalam etanol absolut kemudian ditambah fenilhidrazin bertetes-tetes. Campuran tersebut dipanaskan hingga temperatur 60"C selama 20 menit. Campuran didiamkan selama 10 menit pada temperatur kamar. Apabila belum terbentuk kristal, ditambahkan akuades hingga terjadi kekeruhan yang tetap. Selanjutnya campuran didinginkan pada almari es untuk membentuk kristal. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan pada desikator. Kristal diidentifikasi dengan titik leleh kemudian dikarakterisasi menggunakan IR, GC-MS dan `HNMR. Untuk mengetahui persen aktivitas antioksidan senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon dilakukan uji aktivitas antioksidan. Pengujian dilakukan pada senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon yang dibandingkan dengan vanilin, fenilhidrazin dan BHT terhadap oksidasi asam oleat selama 5 (lima) hari dengan konsentrasi masing-masing 0,08%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 4¬hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon dapat disintesis dari vanilin dan fenilhidrazin melalui reaksi basa schiff' pada pH 4-5 dalam pelarut etanol absolut. Senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon mengandung gugus fungsional C=N pada bilangan gelombang 1718,5 cm- ', OH pada bilangan gelombang 3494,8 cm-1, dan N-H pada bilangan gelombang 3313,5 cm"' Kemurnian senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon adalah 100%, rendemen 82,51 % dan massa molekul relatif 243. Persen aktivitas antioksidan pada konsentrasi 0,08% untuk senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehidfenilhidrazon hari pertama sampai hari ke-5 adalah -10,1 %, 0%, -94%, 0,5%, dan 19,74%.
Sri Harjani Avita
2012-08-07T01:45:08Z
2019-01-29T15:08:02Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2810
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2810
2012-08-07T01:45:08Z
SINTESIS SENYAWA LiFeo,25Ni7502 DENGAN METODE KERAMIK DAN PENGENDAPAN BASA BERBASIS MATRIKS POLIMER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya senyawa LiFe 0,25Nio,7502 disintesis dengan metode keramik dan pengendapan basa berbasis matriks polimer serta pengaruh temperatur kalsinasi terhadap karakter senyawa hasil sintesis.
Proses sintesis metode keramik menggunakan reaksi fasa padat dan dikalsinasi pada temperatur 800 °C selama 5 jam, sedangkan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer menggunakan poliakrilamida sebagai senyawa polimer dan NH40H sebagai basa pengendap dengan temperatur preparasi 70 °C dan masing¬masing sampel dikalsinasi pada variasi temperatur 500, 600, 700 dan 800 °C selama 5 jam. Senyawa hasil sintesis kedua"metode tersebut dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X dan analisis aktivasi neutron.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah senyawa LiFeo,z;Ni0,7;02 dapat disintesis dengan metode keramik dan tidak dapat disintesis dengan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer. Hasil penelitian dengan metode keramik adalah senyawa LiFe 0,23Nio,7702 berstruktur rombohedral tipe R dan hasil penelitian dengan metode pengendapan basa berbasis matriks polimer adalah senyawa LiFeo,72Coo,2g0, berstruktur kubus tipe F. Perbedaan temperatur kalsinasi dapat menyebabkan perbedaan karakter pada senyawa hasil sintesis.
Cahya Karunia Bibit
2012-08-07T01:45:08Z
2019-01-29T15:18:35Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2836
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2836
2012-08-07T01:45:08Z
PEMISAHAN ION LOGAM KROMIUM(III)
DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI MAKANAN
SECARA EKSTRAKSI PELARUT
Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi optimal zat penopeng sianida dalam penentuan ion logam Cr(III), konsentrasi optimal HCl yang digunakan untuk mengendapkan ion logam Ag+, Hg22+, dan Pb2+, pH optimal yang diperlukan dalam pembentukan kompleks Cr(EDTA)-, kadar ion logam Cr(III) yang terekstraksi dari limbah cair industri makanan pada kondisi optimal.
Sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair industri makanan yang ada di kawasan Yogyakarta yang diambil pada tanggal 19 Juni 2006. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan penguapan sampel 1000 mL menjadi 20 mL kemudian didestruksi secara basah menggunakan HN03 pekat. Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara mengukur absorbansi larutan kompleks Cr(EDTA)- pada panjang gelombang 370-500 nm. Waktu kestabilan ditentukan dengan mengukur absorbansi larutan kompleks Cr(EDTA)- pada 0-55 menit. Pengaruh penambahan HCl dilakukan dengan cara menambahkan 0,075 M larutan HCl pada sampel. pH optimal ditentukan dengan cara memvariasi pH sistem sampel dengan buffer asetat pada pH 3, 4, 5, 6, dan 7. Fasa air diukur pada panjang gelombang maksimum. Pengaruh penggunaan masking agent dipelajari dengan menambahkan 1 mL variasi konsentrasi KCN 0,01; 0,03; 0,05; 0,07; dan 0,09 % (b/v) pada sampel dan diekstraksi dengan etanol kemudian fasa airnya diukur pada panjang gelombang maksimum
Konsentrasi zat penopeng sianida optimal adalah 1 mL KCN 0,03 % (b/v) dan konsentrasi HCl optimal adalah 0,075 M. pH optimal dari larutan sampel adalah 5,0. Kadar ion logam Cr(III) yang terekstraksi sebesar (11,8941 ± 1,3446) ppm dengan persen terekstraksi sebesar 74,40 %.
Yosita Haryanti Christina
2012-08-07T01:45:08Z
2019-01-29T15:18:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2841
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2841
2012-08-07T01:45:08Z
PENGARUH LAMA HIDROLISIS DAN JUMLAH NANAS TERHADAP JUMLAH PROTEIN TERLARUT PADA PEMBUATAN KECAP IKAN LAYANG (Decapterrrrs russellt)
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Tuiuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama hidrolisis dan jumlah nanas terhadap jumlah protein terlarut dalam bahan baku kecap ikan layang dan mengetahui perbandingan berat ikan layang dan ekstrak buah nanas yang memberikan ujin kesukaan terbaik.
Ikan layang dan buah nanas diperoleh di pasar Condong Catur Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian diawali dengan menentukan kondisi optimum enzim bromelin yang berasal dari buah nanas meliputi pH clan suhu dilanjutkan dengan pembuatan kecap ikan layang. Pengukuran kadar protein dilakukan menggunakan motode Lowry. Jumlah protein yang diperoleh diuji secara statistik dengan ANAVA dua jalur pada taraf signifikasi 5% dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Uji kesukaan terhadap rasa kecap ikan layang dilakukan kepada 15 orang panelis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan jumlah protein terlarut dalam bahan baku kecap ikan layang selama hidrolisis tiga hari, lima hari, dan tujuh hari. Ada perbedaan kadar protein terlarut 1:1, 1:2, dan 1:3 pada bahan baku kecap ikan layang. Uji kesukaan terbaik diperoleh pada kecap ikan layang dengan perbandingan ikan:nanas 1:3
Riyatin Cucu
2012-08-07T01:45:08Z
2019-01-29T15:19:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2864
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2864
2012-08-07T01:45:08Z
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI OLIGOMER RESVERATROL DARI KULIT BATANG HOPEA NIGRA (DIPTEROCARPACEAE)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi oligomer resveratrol dari kulit batang tumbuhan Hopea nigra.
Sebanyak 3,8 kg serbuk halus kulit batang Hopea nigra dimaserasi menggunakan pelarut aseton selama 1x24 jam dengan pengulangan sebanyak 2 kali. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan kemudian dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi vakum cair (KVC) dan kromatografi kolom gravitasi (KKG). Ekstrak hasil maserasi sebanyak 40 g difraksinasi dengan kroniatografi vakum cair. Ekstrak hasil Icromatografi vakum cair difraksinasi untuk kromatografi kolom gravitasi. Hasil akhir diperoleh senyawa murni sebanyak 6 mg dan berwarna coklat kekuningan.
Uji kemurnian dengan analisis kromatogral-i lapis tipis menggunakan bebe;rapa elucn dengan kepolaran berbeda mcnghasilkan noda tunggal yang menunjukkan senyawa tersebut telah murni, analisis menggunakan spektroskopi UV memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 283 nm yang menunjukkan adanya kromofor fenol tak terkonjugasi. Analisis menggunakan spektroskopi Inframerah menunjukkan adanya gugus OH pada daerah serapan 3215,1 cm, gugus C=C aromatik pada daerah serapan 1614,3-1454,2 cm-1 dan serapan pada 831,3 cm-1 menunjukkan adanya cincin 1,4-disubstitusibenzena. Pola spektrum UV dan IR senyawa hasil isolasi menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah dari golongan oligomer resveratrol.
Juana Dadang
2012-08-07T01:45:07Z
2019-01-29T15:06:13Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2753
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2753
2012-08-07T01:45:07Z
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL TENTANG PRAKTIKUM KOLOID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran untuk pendidikan kirnia. T'ujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menyusun media audio visual tentang praktikum koloid sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa SWA/1MA dz.n (2) untuk mengetahui kualitas media yang telah disusun berdasarkan penilaian guru k.irnia SMA/MA.
Penyusunan media audio,visual tentang praktikum koloid ini dibimbing oleh dosen pembimbing serta imendapat masukan d;iri ahli media dan peer reviewer. lnstrur-ien penelitiarv media audio visual tentang praktikum koloid berupa angket yang berisi aspek dan kritegia pe,nilaian kualitas media. Penilaian dilakukan oleh 5 orang guru kimia SM,A wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Instrumen penilaian meliputi 8 aspel.c dengan 36 indikator penilaian. Hasil penilaian berupa data kuantitatif yang diubah menjadi data kualitatif, kemudian ditabuaasi dan d:analisis dengan pedinroan kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas media audio visual tentang praktikum koloid.
Hasil pe;ngembangan ini berupa media audio visual tentang praktikum koloid bagi siswa SMA/MM kc;las XI yang disimpan dalam CD. Media audio ini terdiri dari 5 praktikum dan de:monstrasi, yaitu: perbedaan campuran, sifat-sifat koloid, jenis¬jenis koloid, pembuatan koloid secara dispersi, dan pembuatan koloid secara konderasasi. Komponen media audio visual ini terdiri dari Standar Kompetensi, Kompr:;tensi Dasar, materi praktikum koloid (tambahan yang didowntoad dari Pustekkom), pa;tun,juk penggunaan, 17 file video, lembar evaluasi umum (30 soal pilihan ganda), dan lembar evaluasi praktikum i',soal essay). Berdasarkan penilaian guru kimia SMA, media audio visual ini mempunyai kualitas baik (B) dengan skor rata-rata 138,84 yang lebih kecil dari pada skor ideal yang besarnya 144 dan persentase keidealan sebesar 77,13 %. Oleh karena itu, media audio visual ini dapat digunakarr sebagai sumber belajar bagi siswa SMA/MA kelas XI.
Asnrara Anjar Purba
2012-08-07T01:45:07Z
2019-01-29T15:06:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2767
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2767
2012-08-07T01:45:07Z
PEMISAHAN CAMPURAN ION LOGAM KADMIUM(II) DAN NIKEL(II) DENGAN VARIASI PANJANG KOLOM SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Pada penelitian ini telah dilakukan pemisahan campuran ion logam kadmium(11) dan nikel(II) dalam sampel simulasi dengan HC1 sebagai pengompleks dan eluen secara kromatografi penukar anion. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas resin Amberlit (RA-402, panjang kolom optimum dan % recovery ion logam Cd(II) dan Ni(II) hasil pemisahan.
Penentuan kapasitas resin dengan cara menitrasi eluat yang mengandung OH" dengan HC1 0,1279 M. Kation Cd(lI) dan Ni(II) terlebih dahulu dikomplekskan menjadi kompleks anion dengan cara mereaksikannya dengan HCI. Untuk mengetahui panjang kolom optimum pada pemisahan, campuran ion logam Cd(I[) dan Ni(II) dielusi menggunakan HCI pada variasi panjang kolom 12, 16, 20, 24, dan 28 cm. Eluat ditampung secara fraksional, kandungan Cd(II) dan Ni(II) diukur menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 228,8 nm untuk logam Cd dan 232,0 nm untuk logam Ni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 adalah 1,3243 milimol/gram resin kering. Persen recovery pemisahan campuran ion logam Cd(II) dan Ni(II) masing-masing adalah 7,0428 % dan 82,7331 %, sedangkan panjang kolom optimum untuk fraksi ion Cd(II) adalah 28 cm dan untuk ion Ni(II) adalah 24 cm.
Putranto Apriliyanto Dwi
2012-08-07T01:45:07Z
2019-01-29T15:06:42Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2770
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2770
2012-08-07T01:45:07Z
PREPARASI SENYAWA ZIRKONIA TERSULFAT MELALUI METODE PEMBENTUKAN MATRIK POLIMER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dapat tidaknya senyawa zir¬konia tersulfat dipreparasi dengan metode pembentukan matrik polimer dan (2) pengaruh suhu kalsinasi terhadap karakter senyawa zirkonia tersulfat.
Objek penelitian ini adalah karakter senyawa zirkonia tersulfat, yang meliputi (1) sistem kristal, dan (2) parameter kisi. Penelitian ini mempergunakan starting material berupa serbuk zirkonia oksiklorida oktahidrat, ZrOC12.8H20 sebanyak 1,67 gram yang dilarutkan dengan air hingga terbentuk 25 mL larutan. Setelah dipresipitasi dengan larutan amonia 12,5% sebanyak 13,7 mL kemudian disaring dan dipanaskan, selanjutnya serbuk ini digerus bersama polivinil alkohol sebanyak 0,11 gram (10% berat serbuk presipitat) hingga terjadi pencampuran homogen untuk selanjutnya direndam dalam larutan asam sulfat 0,5 M sebanyak 30 mL selama 1 jam_ Selanjutnya, serbuk ini disaring untuk kemudian dikalsinasi dan dikarakterisasi dengan FT-IR dan XRD.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah suhu kalsinasi antara 300 °C hingga 800 °C dengan interval 100 °C mempengaruhi sistem kristal, dimana pada suhu 300 °C terbentuk senyawa amorf sedangkan pada suhu 400 °C terbentuk fasa se¬mi-kristalin kubik zirkonia. Kalsinasi pada suhu 500 °C dan 600 °C menghasilkan kristal zirkonia kubik murni, sedangkan kalsinasi pada suhu 700 °C dan 800 °C menghasilkan fasa campuran antara kubik, tetragonal dan monoklin. Dari keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa zirkonia kubik dapat disintesis melalui metode pembentukan matrik polimer dengan volum terbesar dicapai oleh kalsinasi pada suhu 600 °C.
Kata kunci : zirkonia, sulfatasi, polimer.
Arie Raharjo Argohaitono
2012-08-07T01:45:07Z
2019-01-29T15:06:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2777
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2777
2012-08-07T01:45:07Z
EVALUASI LOGAM SERAT (Hg, Cd, Co, Cr, DAN As) DALAM SAMPEL PRODItKAGROINDt'STRI DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL
Penelitian ini dilakukan di laboratorium BKTPB, BATAN, Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui keberadaan lagam berat {Hb, Cd, Co, Cr dan As}, menentukan kadarnya dan membandingkan kadarnya dengan baku mutu sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (P4M) Nomor 037231B/5K/VII/l989 serta Batas ambang konsumsi harian lagam berat dalam tubuh menurut ketentuan ADI (.4ccept Dad.), Irztcrkej dalarn sampel produk agroindustri .
Subjek dalam penelitian in] adalah produk agroindustri berupa teh (T) merek dagang 1,2, dan 3; coklat bubuk (C) merek dagang 1, 2, clan 3; kopi bubuk (K) merek dagang 1, 2, dan 3; gula tebu (G) merek dagang 1, 2, dan 3, dan susu
bubuk (S) merek dagang l, 2, dan 3 yang diperoleh dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Masing-masing sampel, standar primer (SRM), dan standar sekunder sebanyak 0,1 gram dimasukkan dalarn polietilen vial dan diiradiasi bersama-sama dalam reaktor riset Kartini pada fasilitas iradiasi ha.:v Susan selama 2 x 6 jarn dan flux neutron 1,05 x IO"n.cm 2 .s-i. Sampe) dan standar yang sudah didinginkan ? sampai 20 hari lalu dicacah denl;an menggunal:an spektrometer-y dengan detektor Ge(Li) ()rtec serta software 1lcre.stro 92 selama 1000 detik.
Berdasarkan pada keputusan Dirjen POM, maka hasi( analisis Hg dalarn sampel kopi bubuk merek dagang 1 sebesar 3,719 mg/kg di atas batas ambana baku mutu yaitu 0,03 mg/kg, sedangkan unsur As dalam sampel teh merek dagang
l sebesar 0,414 mg/kg di bawah batas ambang baku mutu yaitu l mglkg. Berdasarkan batas ambang kansumsi harian lagam berat dalarn tubuh menurut ketentuan ADI, maka hasil analisis unsur Hg dalarn sampel kopi merek dagang 1 di atas ambang ADI. Hasil unsur As dalam sampel teh merek dagang 1 di atas ambang ADI. Hasil analisis unsur Cr dalam semua sampel di bawah ambang ADI. Hasil analisis unsur Cd dalarn sampel teh merk dagang 2, caklat bubuk merek dagang 2 dan 3, kopi merek dagang 2, dan gula tebu mcrek dagang 1 dan 3 di bawah ambang ADI. Hasil analisis Co dalam sampel teh merek dagang 2, dan gula tebu merek dagang 3 di bawah ambang ADI.
Kata kunci: lagam berat, produk agroindustri, instrumen analisis aktivasi neutron
Kurniawati Ari
2012-08-07T01:45:07Z
2019-01-29T15:07:05Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2782
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2782
2012-08-07T01:45:07Z
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTELEKTUAL DAN
KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS 2 SEMESTER II SMA NEGERI 3 TEGAL TAHUN AJARAN 2003/2004
Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 3 Tegal.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positifdan
bermakna antara : (1) kecerdasan inteiektual dan kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar kimia, (2) kecerdasan intelektual dengan prestasi belajar kimia, (3) kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar kimia.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 2 semester II SMA Negeri 3 Tegal tahun
ajaran 2003/2004 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 280 siswa. Sampel dalam
penelitian ini diambil 5 kelas secara cluster random sampling dengan jumlah siswa
175. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes kecerdasan intelektual
yang telah dilakukan oleh Biro Konsultasi Lembaga Psikologi PSiKOANALiSA
Yogyakarta yang bekerja.sama dengan pihak sekolah SMA Negeri 3 Tegal, angket
kecerdasan emosional dengan reliabilitas angket 0,918 dan soal prestasi belajar kimia
dalam bentuk objektif pilihan ganda dengan reliabilitas soal 0,936. Analisis data
penelitian ini menggunakan analisis regresi dua prediktor, dengan kecerdasan
intelektual (Xl) dan kecerdasan emosional (X,,) sebagai prediktor dan prestasi belajar
kimia (Y) sebagai kriterium. Berdasarkan k0maSIS diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut : Y = 0,201 Xl + 0,034 XZ -10,628, dengan harga R(l,2) 0,225 (p =
0,012). Harga rl(y_2) 0,162 (p = 0,031) dan %,_l) 0,162 (p = 0,031). Harga sumbangan
relatif dari prediktor X1= 50,130% dan prediktor XZ = 49,870%. Harga sumbangan
efektif dari prediktor Xl = 2,532 % dan prediktor XZ = 2,518.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
positif dan bermakana antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar kimia. Ada hub-angan yang positif dan bermakna zntara kecerdasan
intelektual dengan prestasi belajar kimia. Ada hubungan yang positif dan bermakna
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar kimia.
Prihatin Asri Nur
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:06:08Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2748
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2748
2012-08-07T01:45:06Z
PENGARUH KONSENTRASI HCI SEBAGAI PENGOMPLEKS DAN FASA
GERAK PADA PEMISAHAN ION LOGAM Cu (II) DAN Zn (II) SECARA
KROMATOGRAFI ANION
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA-402 (Cl-), sentrasi optimum HCI sebagai pengompleks dan fasa gerak pada pemisahan Cu(II) Zn(ll) dalam kolorn resin Amberlit IRA-402 (Cl-) dan % recoverv Cu(II) dan Zn(ll) ,1 pemisahan.
Kapasitas resin Amberlit IRA-402 (Cl-) ditentukan dengan menghitung jumlah ion yang dapat diikat oleh 1 gram resin Amberlit IRA-402 (OH-). .Iumlah ion Cl- dapat .tahui dari titrasi eluat dengan HCI 0,1148 M. konsentrasi IJCI sebagai pengompleks fasa gerak yang dipelajan adalah 0,25; 0,5; 1; 2; dan 3 M. Kondisi konsentrasi imum HC1 diketahui dart pengaruh konsentrasi HCl sebagai pengompleks dan fasa ik pada elusi Cu(II) dan Zn(ll) secara terpisah dengan laju alir HCl 1 mL/menit, disi tersebut selanjutnya digunakan pada pemisahan campuran Cu(II) dan Zn(II). at ditampung secara fraksional masing-masing 20 mL hingga diperoleh fraksi ke-l0. lsentrasi Cu(II) dan Zn(II) dalam fraksi hasil elusi ditentukan dengan ktrofotometer serapan atom masing-masing pada pan jang gelombang 324,8 rim dan 213,8 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 (Cl-) adalah )73 mmol/gram resin kering. Konsentrasi optimum HC1 sebagai pengompleks ipuran dan fasa gerak untuk elusi Cu(II) adalah 2 M sedangkan 0,25 M untuk elusi II). Persentase recovery Cu(II) dan Zn(ll) hasil pemisahan masing-masing adalah 7824 % dan 13,4347 %.
Rakhrnawati Anita
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:06:11Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2751
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2751
2012-08-07T01:45:06Z
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CAMPURAN KARBONTETRAKhOR(DA¬KLOROFORM PADA EKSTRAKSI ION LOGAM Cu(II) DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU DAN MAKANAN BAYI
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA LINY ini bertujuan untuk (1) menentukan pH optimal pembentukan kompleks Cu(II)-oksinat dalam karbontetraklorida, (2) menentukan komposisi volume karbontetraklorida¬kloroform yang paling tepat untuk mendapatkan hasil ekstraksi ion Cu(11) yang paling besar, dan (3) menentukan persen terekstraksi Cu(II) dari limbah cair industri susu dan makanan bayi pada kondisi optimal.
Pemisahan dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan mengambil 10 ml, larutan sampel limbah, kemudian diencerkan sampai 50 ml, dengan akuades, dan menambahkan 10 mL larutan oksin dalam campuran karbontetraklorida-kloroform kemudian diekstraksi dua kali masing-masing selama 5 menit. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan 10 mL larutan HN03 0,1 M. Fasa air hasil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 324,8 nm untuk menentukan konsentrasi Cu(II) terekstraksi. pH optimal larutan pada pembentukan kompleks Cu(II)-oksinat ditentukan dengan memvariasi pH larutan 2; 2,5; 3; 3,5; 4 dan 5. Hasil optimasi pH larutan digunakan sebagai kondisi untuk menentukan komposisi volume karbontetraklorida-kloroform yang paling tepat untuk mendapatkan hasil ekstraksi ion Cu(II) yang paling besar. Variasi komposisi karbontetraklorida-kloroform yang dipelajari pada penentuan komposisi optimal karbontetraklorida-kloroform adala.h 9:1;8:2;7:3;6:4dan5:5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemisahan ion logam tembaga(II) dari limbah cair industri susu dan makanan bayi dapat dilakukan pada kondisi pH optimal larutan 3,5 dengan nilai persentase tembaga(II) terekstraksi 90,7853 % dan komposisi optimal karbontetraklorida-kloroform adalah 8:2 dengan nilai persentase tembaga(II) terekstraksi 90,9059 %. Nilai persentase tembaga(II) tetekstraksi dalam limbah cair industri susu dan makanan bayi pada kondisi opfimalnya adalah 77,8826%
Setyaningsih Anjar
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:19:20Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2859
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2859
2012-08-07T01:45:06Z
SINTESIS SENYAWA 1,5-DIFENIL-2,4-PENTADIEN-I-ON DAN UM POTENSINYA SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter dan sifat fisik senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on hasil sintesis serta rendemen yang dihasilkan dan jenis serapan sinar UV serta konsentrasi terendah yang memberikan perlindungan ultra.
Penelitian ini terdiri dari dua langkah,yaitu melakukan sintesis senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on dengan bahan dasar sintesis adalah sinamaldehida. dan asetofenon. Sintesis ini menggunakan reaksi kondensasi aldol selama 30 menit pada suhu f 20°C dengan pelarut etanol dan akuades serta katalis NaOH. Rekristalisasi dengan pelarut etanol. Karakterisasi dan analisis senyawa hasil sintesis dilakukan menggunakan KLT, KLT Scanner, spektroskopi UV-Vis, IR dan IH-NMR. Langkah selanjutnya, senyawa hasil sintesis diuji potensinya sebagai senyawa tabir surya secara In Vitro.
Hasil penelitian ini adalah senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on berbentuk kristal, berwarna kuning, rendemen 57,5%, titik leleh 92°C-93°C dan kemurnian 100%. Hasil uji potensi sebagai senyawa tabir surya menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki aktivitas senyawa tabir surya UV-A. Konsentrasi terendah senyawa 1,5-difenil-2,4-pentadien-l-on yang memberikan perlindungan ultra adalah 10 ppm dengan nilai SPF sebesar 19,41.
Decky Wirawan Gunantyo
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:24:52Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2950
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2950
2012-08-07T01:45:06Z
PENGARUH IMPREGNAN ALUMINA PADA DAYA ADSORPSI KITOSAN TERHADAP ION TEMBAGA(II)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakter spektrum kitosan¬alumina, (2) pH optimum pada proses adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion tembaga(II), (3) 2iaya adsorpsi kitosan terhadap ion tembaga(II), (4) daya adsorpsi kitosan-alumina hasil impregnasi antara kitosan dengan alumina terhadap ion tembaga(II).
Subjek dalam penelitian ini adalah kitosan dan objeknya adalah daya adsorpsi kitosan-alumina hasil impregnasi antara kitosan dengan alumina. Kitosan-alumina dibuat dengan metode impregnasi basah. Proses adsorpsi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam, dengan masa kitosan-alumina yang digunakan masing-masing 0,5 gram/50 mL larutan tiap sampel. Variasi pH larutan tembaga(II) untuk optimasi pH adalah 2,0; 3,6; 4,1; 4,6 dan 5,6. Variasi konsentrasi larutan tembaga(II) yang diterapkan pada pH optimal yaitu 48,2554; 96,5108; 193,0216; 289,5324 dan 482,554 ppm. Identifikasi gugus fungsi yang terdapat pada kitosan-alumina secara kualitatif dengan Spektrofotometer Inframerah. Sedangkan konsentrasi larutan tembaga(II) sebelum dan sesudah adsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan Spektofotometer Serapan Atom. Daya adsorpsi dinyatakan sebagai selisih konsentrasi larutan tembaga(In sebelum dan sesudah adsorpsi untuk setiap gram kitosan dalam 1 L larutan. Daya adsorpsi kitosan-alumina juga dibandingkan dengan daya adsorpsi kitosan dan alumina individual.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) karakter spektrum kitosan¬alumina hasil impregnasi antara kitosan dengan alumina dinyatakan oleh adanya gugus fungsi -0H, -CH2, -C=O, N-H (amida), N-H (amina), -CO- dan Al-0 yang merupakan gugus fungsi utama dari kitosan-alumina, (2) pH optimum sistem adsorpsi kitosan-alumina terhadap ion tembaga(II) adalah 4,6, (3) semakin tinggi konsentrasi maka daya adsorpsi kitosan terhadap ion tembaga(II) semakin tinggi pada variasi konsentrasi 48,2554; 96,5108; 193,0216; 289,5324 dan 482,554 ppm, yaitu 4,8169; 9,6136; 18,6324; 28,2492 dan 46,6678 mg/g (4) semakin tinggi konsentrasi maka daya adsorpsi kitosan-alumina per gram kitosan terhadap ion tembaga(II) semakin tinggi pada variasi konsentrasi 48,2554; 96,5108; 193,0216; 289,5324 dan 482,554 ppm, yaitu 24,3169; 31,4278; 116,9075; 189,8117 dan 307,1907 mg/g kitosan.
Kusumawati Dewi
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:24:57Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2955
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2955
2012-08-07T01:45:06Z
EFISIENSI BIOSORPSI ION KROM (VI) OLEH MIKROORGANISME
EUKARIOT RAGI YARROWIA LIPOLYTICA PADA VARIASI WAKTU
KONTAK DAN pH MEDIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal ion Cr(VI) terhadap pertumbuhan ragi Y. lipolytica, pengaruh waktu kontak dan pH media terhadap proses biosorpsi ion kromium (Cr) oleh Yarrowia lipolytica.
Subjek dari penelitian ini adalah ragi Yarrowia lipolytica dan objek penelitian in: adalah biosorpsi on Cr oleh Yarrowia lipolytica. Proses biosorpsi dilakukan secara bertahap agar diketahui kondisi yang paling baik untuk biosorpsi. Pengamatan terhadap proses biosorpsi ini meliputi : (1) Pengukuran terhadap Y lipolytica pada rentang waktu 0, 2, 4, 6, 16, 22, 24, dan 48 jam, (2) Pengukuran terhadap pertumbuhan Y. lipolytica dengan variasi konsentrasi logam Cr 0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, dan 200 ppm, (3) Pengukuran terhadap pertumbuhan Y. lipolyti, a dan daya biosorpsi dengan variasi waktu kontak 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 jam, (4) Pcngukuran tcrhadap pertumbuhan Y. lipnlytica dan daya biosorpsi dengan variasi pf-l media 3, 4, 6, clan 8. Karakterisasi sampel dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 clan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak dan pH media berpengaruh terhadap pertumbuhan Y lipnlytica. Semakin tinggi daya biosorpsi maka pertumbuhan ragi semakin meningkat. Konsentrasi optimal ion Cr(VI) adalah 50 ppm. Pada waktu kontak 6 jam, Y. lipolytica mempunyai daya biosorpsi maksimal yaitu sebesar 26,586% dan pada pH 4 Y. lipolytica mempunyai daya biosorpsi maksimal yaitu sebesar 65,688% dan semakin menurun dengan penambahan pH.
Kata kunci : Biosorpsi, Yarrowia Iipolytica, Cr, konsentrasi. waktu kontak,dan pH
Prasetyaningrum Dewi
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:25:22Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2971
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2971
2012-08-07T01:45:06Z
SINTESIS HIDROKSIAPATIT KULIT TELUR DENGAN METODE PEMBAKARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis'dan mempelajari karakter kristal hasil sintesis dan mengetahui adakah perbedaan jumlah hidroksiapatit ;sis dari kulit telur bebek, kulit telur ayam kampung dan kulit telur ayam nelitian dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA LTNY, Laboratorium ylisis UGM dan LPP UGM.
Senyawa hidroksiapatit, Ca,o(POa)6(OH)2 disintesis dengan cara can larutan kulit telur X M dengan asam sitrat 1 M dan dilanjutkan -nambahan laruta.n (NH4)ZHPOa 1 M dengan laju penambahan bertetes 1 : sambil diaduk dengan cepat. Derajat keasaman larutan dikonstankan 9,5 dengan penambahan larutan NH40H 1:1 tetes demi tetes. Endapan Ian dilarutkan kembali dengan larutan HN03 pekat tetes demi tetes )eroleh pH l. Selanjutnya larutan diaduk pada suhu 70 °C selama 2 jam. dihasilkan selanjutnya dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu elama 2 jam dan dilanjutkan lagi pada suhu 900 °C selama 2 jam. hasil sintesis tersebut ditimbang dan dikarakterisasi dengan FTIR dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis terdiri atas >atit dan TCP. Hidroksiapatit hasil sintesis mengandung gugus fosfat ugus hidroksil (OH"), dan gugus karbonat (C032-) serta memiliki sistim nonoklinik primitif dengan parameter kisi sebagai berikut; {siapatit dari kulit telur bebek a = 9,427845 A, b = 18,911423 A, +29 A; 2). Hidroksiapatit dari kulit telur ayam kampung a = 9,419024 A, Z434 A, c = 6,985397 A; 3). Hidroksiapatit dari kulit telur ayam buras i29 A, b = 18,861671 A, c = 6,979531 A. Hidroksiapatit yang disintesis a jenis kulit telur tersebut memiliki perbedaan jumlah yang tidak (3,42 gram dart kulit telur bebek; 3,45 gram dari kulit telur ayam kampung; am dari kulit telur ayam buras).
Zulkifli Zulkifli
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:25:38Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2981
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2981
2012-08-07T01:45:06Z
VALIDASI METODE PENETAPAN BESI (Fe) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM PUPUK ORGANIK
Penelitian ini disusun berdasarkan studi laboratoris yang dilakukan di laboratorium Tanah BPTP Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui valitlitas metode analisis penetapan besi dan tembaga dalam pupuk organik. Evaluasi validitas metode didasarkan pada ketentuan persyaratan parameter uji linieritas dan sensitivitas larutan standar, batas deteksi dan batas kuantitasi, keterulangan dan perolehan kembali.
Subjek dalam penelitian ini adalah metode penetapan tembaga (Cu) dan besi (Fe) dalam pupuk arganik sedangkan objek penelitian ini adalah validasi metode penetapan Fe dan Cu. Sampel yang digunakan adalah pupuk organik dari Yasa Darma Pacitan yang diproduksi bulan Mei 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah destruksi basah HNO., dan HC104 (10:1 vlv) dan pengukurannya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 248,3 nm untuk Fe dan 324,7 nm untuk Cu. Pelaksanaan penelitian diawali dengan uji linieritas dan sensitivitas larutan standar yang terdiri atas 6 taraf konsentrasi dengan 10 kali pengulangan. Berdasarkan data dari larutan standar dapat dihitung datas deteksi dan batas kuantitasinya. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji keterulangan dan uji perolehan kernbali, yang masing-masing untuk mengetahui tingkat presisi dan akurasi. Uji keterulangan dilakukan dengan cara mengukur kadar Fe dan Cu dart' sampel sebanyak 10 ulangan. Sedangkan uji perolehan kembali dilakukan dengan mengukur kadar Fe dan Cu dari sampel yang telah ditambah dengan analit (spike) sebanyak 10 uiangan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari uji larutan standar diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dan absorbansi yang ditunjukkan dengan persamaan Y = 0,02935X - 0,00272 dan r2 sebesar 0,99914 untuk Fe dan
Y=0,04962X - 0,00 1467 dan rz sebesar 0,99876 untuk Cu. Batas deteksi untuk Fe dan Cu sebesar 0,36654 dan 0,22019 sedangkan batas kuantitasi uniuk Fe dan Cu sebesar 1,22181 dan 0,73398. Tingkat presisi dinyatakan dengan RSD yaitu untuk Fe 5,58002°lo dan untuk Cu 5,48540%. Hasil uji perolehan kembali untuk Fe dan Cu adalah 105,6% dan 103,2%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang diuji memenuhi ketentuan persyaratan yang tergolong valid. Dengan demikian metode tersebut dapat digunakan untuk menganalisis Fe dan Cu dalam pupuk organik dengan hasil yang absah.
Kata kunci: validasi metode, pupuk organik, besi, tembaga dan destruksi basah
Roosmayasari Titis Ayu Widiyanti Okky
2012-08-07T01:45:06Z
2019-01-29T15:25:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3011
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3011
2012-08-07T01:45:06Z
REAKSI OKSIDASI VERATRALDEHIDA DENGAN OKSIDATOR KALIUM DIKROMAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil reaksi oksidas veratraldehida menggunakan menggunakan kalium dikromat sebagai oksidator .
Reaksi terdiri dari 2 tahap,yaitu metilasi vanilin menjadi veratraldehida dan oksidasi veratraldehida dengan menggunakan oksidator kalium dikromat. Metilasi vanilin dikerjakan menggunakan dimetil sulfat (DMS) dan larutan natrium hidroksida (NaOH). Campuran direfluks pada suhu 80% selama 2,5 jam. Campuran diekstrak dengan CH2 CI2, dicuci dengan akuades,dikeringkan dengan Na2SO4 anhirat, dan disaring. Pelarut dihilangkan dengan cara evaporasi sehingga diperoleh verattraldehida.Reaksi oksidasi veratarldehida dalam pelarut air dan etanol. Refluk berlangsung dengan pengadukan pada suhu 450 C, 500 C, 600 C, 700 C dan waktu refluk yang digunakan 45 menit, 60 menit serta 120 menit. Larutan diasamkan dengan asam sulfat pekat, kemudian diteruskan dengan penyaringan. Analisis produk dilakukan dengan spektrometer GC, FTIR, dan GC-MS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa reaksi oksidasi veratraldehida dengan oksidator kalium dikromat dalam pelarut akuades dan etanol tidak menghasilkan produk reaksi asam veratrat.
Triwiningtyas Jati
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:18:40Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2838
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2838
2012-08-07T01:45:05Z
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN DAN KONSENTRASI TIOSULFAT SEBAGAI MASKING AGENT DALAM EKSTRAKSI SENYAWA
KOMPLEKS SENG-DITIZONAT DARI LIMBAH CAIR
PENYAMAKAN KULIT
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Yogryakarta. Tujuan dari penelitian in] adalah untuk (1) menentukan pH optimal untuk ekstraksi seng-ditizonat, (2) menentukan konsentrasi optimal zat penopeng tiosulfat untuk ekstraksi seng-ditizonat, clan (3) menentukan kadar seng(II) yang terekstraksi dari limbah cair penyamakan kulit pada kondisi optimal.
Subjek penelitian ini adalah kompleks seng-ditizonat. Objek penelitian in] adalah ekstraksi ion logam seng(II) dalam limbah cair penyamakan kulit di Yogyakarta. Pemisahan ion logam seng(II) dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan larutan simulasi. Ekstraksi dilakukan dengan mencampur masing-masing 10 mL larutan kerja Zn(II) 176 ppm, Cd(II) 9 ppm, clan Pb(H) 1,9 ppm serta menambahkan 1 mL NH30HC1 10%(b/v) , 5 mL natrium tiosulfat 0,5 M dan 10 mL natrium hidrogen karbonat O,IM kemudian diatur pH nya dengan NaOH 0,1 M dan diencerkan dengan akuades sampai tepat 100 mL. Selanjutnya diambil 10 mL larutan tersebut kemudian diekstraksi dengan 10 mL ditizon dalam karbontetraklorida selama 10 menit dan didiamkan selama 10 menit. Fasa organik hasil ekstraksi dilucuti dengan HN03 0,1 M. Fasa air hasil pelucutan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 213,86 nm. pH optimal larutan pada ekstraksi seng dengan ditizon dalam karbontetraklorida ditentukan dengan memvariasi pH larutan 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Hasil optimasi pH larutan digunakan sebagai kondisi untuk menentukan konsentrasi optimal natrium tiosulfat sebagai zat penopeng. Variasi konsentrasi yang dipelajari adalah 0, 1, 3, 5, 7, clan 9 mL. Limbah dipekatkan 100 kali kemudian diatur pada kondisi optimal clan diperlakukan sama dengan larutan simulasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah ekstraksi ion logam seng(II) dapat dilakukan pada kondisi optimal, yaitu pada pH larutan 6 (persentase seng(II) terekstraksi 98,32 %) clan konsentrasi natrium tiosulfat 0,0035 M (persentase seng(II) terekstraksi 86,21 %). Kadar ion logam seng(II) dalam limbah cair penyamakan Wit yang terekstraksi adalah (O,12325 ± 0,134676) ppm.
Aginta Chrisanti Clara
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:19:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2871
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2871
2012-08-07T01:45:05Z
PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENGAMOBIL ENZIM INVERTASE DAN KARAKTERISASINYA
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum, suhu optimum, waktu inkubasi optimum, KM dan Vmaks untuk enzim invertase mobil maupun amobil. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari stabilitas enzim invertase mobil dan amobil terhadap lama penyimpananya.
Variabel penelitian ini adalah karakteristik enzim invertase mobil dan amohil yang meliputi, pH optimum, suhu Optimum, waktu inkubasi optimum, nilai KM, Vmaks serta aktivitas dan stabilitas enzim invertase mobil dan amobil. Instrumen pada penelitian ini adalah spektronik uv-vis. Hasil yang diperoleh berupa nilai absorbansi selanjutnya substitusikan ke dalam persamaan kurva regresi larutan setandar gula invert,dari langkah ini akan diperoleh besarnya konsentrasi produk (gula invert). Nilai konsentrasi inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan aktivitas enzimData yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan membuat gratik hubungan antara aktivitas enzim dengan variabel penelitian.
Berdasarkan penelitian diperoleh data-data sebagai berikut enzim invertase mobil mempunyai pH optimum 4,5; suhu optimum 55°C; waktu inkubasi optimum 25 menit; nilai Km 1,279 mg/mL (4,737 x 10-6 mol/L) dan nilai suhu optimum 23,256 mg/ml/menit. Enzim invertase amobil mempunyai pH optimum 4; suhu optimum..60°C; waktu inkubasi optimum 30 menit; nilai Km 2,255 mg/mL (8,352 x 10-6 mol/mL) dan nilai Vmaks, 19,608 mg/mL/menit. Pengukuran stabilitas enzim invertase mobil dan amobil dilakukan melakukan 7 hari pada suhu Simpan 40 dan 28°C. Terjadi penurunan aktivitas pada enzim invertase mobil yang disimpan pada suhu 4°C sebesar 39,795% dan penurunan aktivitas sebesar 71,329% yang disimpan pada suhu 28oC.Enzim inVertase amobil terjadi penurunan aktivitas sebesar 18,876% apabila disimpan pada suhu 4oC dan aktivitas turun sebesar 45,056% apabila disimpan pada suhu 280C (suhu kamar).
Rosma Indah Dahlia
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:23:16Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2878
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2878
2012-08-07T01:45:05Z
DAYA ADSORPSI KOPOLIMER KITOSAN AKRILAMIDA
SEBAGAI ADSORBEN ION NIKEL (II) PADA BERBAGAI DERAJAT
KEASAMAN (pH)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui karakteristik kopolinier kitosan akrilamida, (?) mengetalmi pengaruh konsentrasi ion nikel(11) tcrlradyo tilaya adsorpsl kopolimer kitosan akrilamidn, (3) menentukan pH optimum pada adsorpsi kopvlimer kitosan akrilamida terhadap ion nikel(II), (4) membandingkan daya adsorpsi kopolirner kitosan akrilamida. Poliakrilamida dan kitosan terhadap ion nikel (lI) pada berbagai konsentrasi.
Subyek penilitian ini adalah kopolimer kitosan akrilamida dan sebagai objek adalah daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion nikel (II). Kopolimer kitosan akrilamida menggunakan PPS sebagai inisiator dan N, N-MBA sebagai cross lingking agent. Proses adsorpsi dilakukan selama 24 jam pada suhu kamar dan pada pH larutan optimum dengan perbandingan massa odsorben dan volume larutan nikel (II) sebesar 1 : 100, pada variasi konsentrasi larutan nikel (II) 50, 100, 200, 300 dan 500 ppm. Adsorpsi dilakukan baik untuk adsorben kitosan, poliakrilamida dan kopolimer kitosan akrilamida. Identifikasi gugus fungsi pada kopolimer kitosan akrilamida dianalisis dengan Spektrofotometri FTIR, sedangkan konsentrasi ion nikel (II) setelah adsopsi dikukr dengan SSA. Uji derajat penggembungan dilakukan dengan merendam kopolimer kitosan akrilamida sebanyak 0,3 gram dalam pelarut akuades selama 48 jam pada suhu kamar.
Dari hasil penelitian didapat kesimpulan: (1) Karaktr,risasi kapolirner kitvsan aknlamida menunjukkan adanya gugus fungsi -OH, amida primer, -N-41, C-Il, N. C-O, -CHZ-, dan-NH2, sedangkan derajat penggembungan kvpvlitner kitosan akril.rrnida adalah 186,7%, (?) Variasi konsentrasi berpe;ngaruh pada daya adsvrpsi kcyvlimer kitosau akrilamida terhadap ion n:ikel(II), semakin tinggi konsentrasi larutarr nikcf(II) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya sampai pada hatas konserrtrasi tertentu, (3) pH wempengamhi daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terltadap ion nikel(II), dan adsorpsi optimum dicapai pada pH awat lanrfian 3,8 dan pH akhir 4,85 (4) Daya adsorpsl kopoliiner kitosan akri{.amida terhadap ion ni.kel.(II1 mcnunjukkan harga yang, lebih besar daripada da_ya adsorpsl kitosan dan poliakrlainida.
Dwi Wicaksana Danang
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:23:21Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2880
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2880
2012-08-07T01:45:05Z
DAYA ADSORPSI KOPOLIMER KITOSAN AKRILAMIDA SEBAGAI ADSrJRBEN ION NIKEL(II) PADA BERBAGAI DERAJAT KEASAIVIAN (pH)
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui k.arakteristik kopolimer kitosan akrilamida, (2) mengetahui pengaruh konsentrasi ion nikel(II) terhadap daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida, (3) menentukan pH optimum pada adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion nikel(II), (4) membandingkan daya adsorpsi kapolimer kitosan akrilamida, paliakrilamida dan kitosan terhadap ion nikel(II) pada berbagai konsentrasi.
Subjek penelitian ini adalah kopolimer kitosan akrilamida dan sebagai ohjek adala.h adalah daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion nikei(II). Kopolimer kitosan akrilaniida disintesis dari kitosan hasil isolasi dengan derajat deasetilasi 89,1F 1°io dan akrilamida menggunakan PPS sebagai inisiator dan N,N-MBA sebagai cross hnkjn, agent. Proses adsorpsi dilakukan selama 24 jam pada suhu kamar dan pada pH larutan optimum dengan perhandingan massa adsorben dan volume larutan nikel(II) sebesar 1: 100, pada variasi konseutrasi larutan nikel(II) 50, 100, 200, 3 GO dan 500 ppm. Adsorpsi dilakukan balk untuk adsorben kitosan, poliakrilamida dan kopolimer kitosan akrilamida. Identifikasi gugus fungsi pada kopolimer kitosan akrilamida dianalisi: dengan Spektrofotometri FUR, sedangkan konsentrasi ion nikel(II) seteiah adsorpsi diukur dengan SSA. Uji derajat penggembungan dilakukan dengan merendam kopolimer kitQSan akrilamida seban_yak 0;3 ) gram dal'am pelarut akuades selama 48 jam pada suhu kamar.
Dari hasil penelitian didapat kesirnpulan: (1) Karakterisasi kopolimer kitosan aknlamida menunjukkan adanya gugus fungsi -OH, amida primer, -N-H, C-H, C-N, C-O, -CHZ-, dan -NH2, sedangkan derajat penggembungan kopolimer kitosan akrilamida adalah 186,7%, (2) Variasi konsentrasi berpengaruh pada daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion- nikel(II), semakin tinggi konsentrasi larutan nikel(II) yang diadsorpsi semakin tinggi pula daya adsorpsinya sampai pada batas konsentrasi tertentu, (3) pH mempengamhi daya adsorpsi kopolimer kitosan akrilamida terhadap ion nikel(II), dan adsorpsi optimum dicapai pada pH awal larutan 3,8 dan pH akhir 4,85 , (4) fJaya adsorpsi kopolimer ki_tosan akrilam-ida terhadap ion nikel,(II) menunjubkan harp vang lebih hesar daripada daya adsorpsi kitosan dan poliakrilamida.
Dwi Wicaksono Danang
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:23:46Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2897
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2897
2012-08-07T01:45:05Z
PENGARUII VARIASI KOMPOSISI MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CPO) TEROKSIDASI - TOLUEN-2,4-DIISOSIANAT (TDI) TERHADAP KEKERASAN POLIURETAN HASIL SINTESIS
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). menentukan karakter minyak kelapa sawit kasar (CPO) setelah proses oksidasi, (2). menentukan pengaruh variasi komposisi CPO teroksidasi-TDI terhadap kekerasan poliuretan, (3). menentukan komposisi CPO teroksidasi-TDI paling baik yang dapat menghasilkan poliuretan dengan kekerasan paling tinggi, dan (4). mempelajari pengaruh komposisi CPO teroksidasi-TDI terhadap sambung silang poliuretan.
Minyak kelapa sawit yang digunakan dalam penelitian ini berupa minyak kelapa sawit yang masih kasar, berwarna kuning keruh dan kental. Proses oksidasi minyak kelapa sawit kasar dilakukan menggunakan larutan KMrO4 dengankonseutrasi 15 % (m/v). Karakterisasi minyak kelapa sawit kasar sebelum dan sesudah oksidasi dilakukan rnelalui: (1). penentuan titik didih dan titik leleh, (2). penentuan bilangan hidroksil, (3). penentuan bilangan iodin, dan (4). analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer hourier Transform Infra Red (FTIR). Poliuretan fintesis dari bahan dasar minyak kelapa sawit kasar (CPO) teroksidasi dengan TDI. Siatesis dilakukan pada variasi komposisi 20 % CPO teroksidasi - 80 % TDI, 40 % CPO teroksidasi - 60 % TDI, dan 60 % CPO teroksidasi - 40 % TDI. Pengaruh variasi komposisi CPO teroksidasi-TDl terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji sifat mekanik dengan mengukur kekerasan poliuretan. Karakterisasi terhadap poliuretan yang memiliki kekerasan paling tinggi berupa analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT1R dan penentuan sambung silang melalui uji derajat penggembungan.
Karakter CPO setelah proses oksidasi yaitu mengalami kenaikan titik didih dan titik leleh, kenaikan bilangan hidroksil, dan penurunan bilangan iodin. Poliuretan dsn 20 % CPO teroksidasi - 80 % TDI memiliki kekerasan 93 Shore A, poliuretan dari 40 % CPO teroksidasi - 60 % TDI memiliki kekerasan 91 Shore A, dan poliuretan dari 60 % CPO teroksidasi - 40 % TDI memiliki kekerasan 81 Shore A. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa poliuretan yang memiliki kekerasan paling tinggi adalah poliuretan hasil sintesis dari 20 % CPO teraksidasi - 80 % TDI. Derajat penggernbungan poliuretan dari 20 % CPO teroksidasi - 80% TDI sebesar 10,505 %, poliuretan dari 40 % CPO teroksidasi - 60 % TDI sebesar 12,279 %, clan poliuretan dari 60 % CPO teroksidasi - 40 % TDI sebesar 27,552 %
Suharyanto Demang
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:23:59Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2905
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2905
2012-08-07T01:45:05Z
PENENTUAN KONSTANTA KESTABILAN KOMPLEKS ION LOGAM SERIUM (III) DENGAN LIGAN N,N'-DIKARBOKSIMETILDIAZA¬18-CROWN-6 SECARA TITRASI POTENSIOMETRI
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konstanta kestabilan kompleks ion logam Ce (III) denganN,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan konsentrasi KN03 yang berbeda
Konstanta kestabilan . kompleks ditentukan dengan cara titrasi potensiometri. Konsentrasi elektrolit pendukung (KN03) yang dipelajari adalah 0,0005 M, 0,001 M, clan 0,005 M. Titrasi terdiri dua tahap. Titrasi pertama berisi seratus mililiter larutan 0,0001 M N,N'-dikarboksimetildiaza-18-crown-6 clan elektrolit pendukung kemudian ditannbah HN03 0,00813 M untuk menurunkan pH sampai 3. Selanjutnya sistem dititrasi menggunakan KOH 0,00794 M sampai pH 8. Titrasi kedua berisi seratus mililiter larutan 0,0001 M N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6; 0,0001 M ion logam serium (III) dan elektrolit pendukung ditamb:ah HN03 0,00813 M untuk menurunkan pH sampai 3. Selanjutnya sistem dititrasi menggunakan KOH 0,00794 M sampai pH 8. Setiap penambahan volum (mL) KOH pada saat setimbang dicatat. Data titrasi dibuat menjadi grafik hubungan pH dengzn nilai [H+] dimodel menggunakan GRFIT sehingga diperoleh garis fit yang terbaik dan nilai K yang tepat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai konstanta kestabilan kompleks pada penambahan KN03 0,0005 M; 0,001 M, dan 0,005 M untuk kompleks Ce (III) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 untuk log K berturut-turut sebesar 12,23; 12,23 dan 12,24.
Andayani Desi
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:24:14Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2912
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2912
2012-08-07T01:45:05Z
STUDI KARAKTERISASI ENZIM AMILASE URIN
MANUSIA TERHADAP PATI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengident] tikasi adanya aktivitas enzim amilase dalam urin manusia dan menentukan besar aktivitasnya dengan enzim a-amilase murni sebagai pembanding. Mengetahui ada tidaknya perbedaan ektivitas antara enzim amilase urin enzim a-amilase mzrrnl.
Subjek dalam penelitian ini ada(ah pati kentang dan objeknya adalah aktivitas enzim amilase urin manusia dan enzim cz-amilwSe munii yang digambarkan sebagai kadar glukosa hasil hidrolisis dari pati kentang. Penentuan
"zkterisasi aktivitas ellzim afnilase dilakukwi nlelalul dua 1aj)gkab . Langkah petrtama yaita uji kuah tak enzim atmlase dengart metode Wohlgemccth darr cry kualitatif glukosa dengan ujj Mo1ish dan uji Benedict. Langkab kedua yaitu
penentuan kondisi optimum aktivitas enzim amilase urine dan enzim a-amilase murnt; yang meliputi penentuan waktu inkubasi, ptt, dan suhu optimum dan meaentuan aktivr'tasnya pada variasi konsentrasl substrat 0,25; 0,50, D, 7_5; 1; 1,50; 2 % b/v.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada aktivitas enzim amilase urin manusia terhadap pati kentang dengan enzim a-amilase murni sebagai pembanding, besarnya aktivitas enzim a-amilase mw-ni pada variasi konsentrasi substrat 0,25; 0,50; 0,75; 1; 1,50; 2 % b/v adalah sebesar 1,823x107; 1,883x10~; 1,928x10~; 1,98x10l-l 2,25x10l; 2,233x10'l mg.mh"imenit ', dan untuk enzim amilase urin ada(ah l, 853; 2,148; 2,2i; 2,493; 2,57; 2,788 m.m1,"Imenit"I. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa ada perbedaan aktivitas enzim amilase urin manusia dan enzim a-amilase mutni
Budiati Desti
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:24:30Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2920
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2920
2012-08-07T01:45:05Z
PENGGUNAAN ALUMINA SEBAGAI PENSTABIL STRUKTUR NANOKRISTALIN SENYAWA ZIRKONIA
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan hasil studi laboratorium mengenai penggunaan alumina sebagai penstabil struktur nanokristalin senyawa zirkonia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek penambahan zat penstabil alumina clan pengaruh suhu kalsinasi terhadap karakter zirkonia.
Preparasi dilakukan dengan mereaksikan ZrOCl2_8H20, larutan poliakrilamida, dan basa NH40H sehingga akan terbentuk endapan Zr(OH)4 yang kemudian dikeringkan pada suhu 120°C untuk selanjutnya dikalsinasi pada suhu
500°C, 600°C, 700°C, 800°C, dan 900°C masing-masing selama 4 jam. Identifikasi senyawa kristal zirkonia dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-X
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa struktur kristal zirkonia lebih kristalin dengan ditambahkannya penstabil alumina kedalam campuran. Struktur senyawa yang terbentuk merupakan campuran antara sistem kubik (mayoritas), tetragonal (mayoritas), dan monoklin (minoritas). Pengaruh suhu kalsinasi pada prekursor adalah semakin tinggi suhu kalsinasi maka struktur kristal akan semakin kristalin dan pada parameter kisi kristal kubik semakin mengecil sedangkan volum kristal tetragonal semakin besar
Kisi kristal kubik (a = b = c) pada suhu kalsinasi 500°C sebesar 5,10463 A, pada suhu 600°C sebesar 5,102679 A, pada suhu 700°C sebesar 5,103 800 A, pada suhu 800°C sebesar 5,115830 A, pada suhu 900°C sebesar 5,099408 A clan tanpa
penstabil suhu 800°C sebesar 5,119000 A, sedangkan kisi kristal tetragonal nilai a dan c pada suhu kalsinasi 500°C sebesar 3,59105 A dan 5,12' )28, pada suhu 600°C sebesar 3,605506 A clan 5,108475 A, pada suhu 700°C sebesar 3,583475 A clan 5,089404 A, pada suhu 800°C sebesar 3,613699 A dan 5,113361 A, suhu 900°C sebesar 3,586446 clan 5, 175873 A clan tanpa penstabil suhu 800°C sebesar 3,592714 A clan 5,166289 A.
Wie Kusumayanto Deva
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:24:33Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2922
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2922
2012-08-07T01:45:05Z
PREPARASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS TITANIUM SILIKAT-1 (TS-1) PADA REAKSI OKSIDASI FENOL DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI HIDROGEN PEROKSIDA (H202)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalitik TS-1 pada reaksi oksidasi fenol dengan penambahan senyawa H202, serta memperoleh konsentrasi optimal H20? yang mampu memberikan aktivitas katalitik TS-1 yang maksimal pada reaksi oksidasi fenol.
Subyek penelitian ini adalah reaksi oksidasi fenol, dan sebagai obyek penelitian ini adalah aktivitas katalitik TS-1 pada reaksi oksidasi fenol. Penelitian ini dilakukan 2 (dua) tahap, yakni tahap mensintesis katalis TS-1 dan tahap reaksi oksidasi fenol. Katalis TS-1 disintesis dengan perbandingan mol bahan yang digunakan adalah TEOS : TiCl4 : TPABr : NaOH : H20 = 0,95 : 0,03 : 0,25 : 0,25 : 37 menggunakan metode hidrotermal pada suhu 150°C selama 4 jam, dan dikalsinasi pada suhu 550°C selama 5 jam. Karakterisasi katalis dilakukan dengan menggunakan difraktometer sinar-X serbuk. Katalis TS-1 yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai katalis dalam reaksi oksidasi fenol. Banyaknya katalis yang digunakan sebanyak 0,25 gram yang dibagi menjadi S (lima) bagian, kemudian dicampurkan dengan larutan fenol sebanyak 100 mL untuk tiap sampelnya. Masing-masing campuran tadi ditambahkan larutan H202 10 mL dengan konsentrasi masing-masing sampel 10, 15, 20, 25, dan 30%. Hasil campuran tersebut dioksidasi dan diaduk selama 3 jem pada suhu 90°C. Campuran yang diperoleh selanjutnya disaring untuk memisahkan filtrat dan katalisnya. Filtrat yang dihasilkan kemudian diekstrak dengan kloroform dan dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penambahan konsentrasi H202 15% akan memberikan aktivitas katalis TS-1 yang maksimal sebesar 100%
Aprilia Devi
2012-08-07T01:45:05Z
2019-01-29T15:24:44Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2940
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2940
2012-08-07T01:45:05Z
SINTESIS ASAM p-ETOKSIBENZIL MALEAT SEBAGAI TURUNAN ANTIBIOTIK C-9154 DARI p-HIDROKSIBENZALDEHIDA
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis asam p-etoksibenzil maleat sebagai turunan antibiotik C-9154 dari p-hidroksibenzaldehida.
Rangkaian reaksi sintesis asam p-etoksibenzil maleat sebagai turunan antibiotik C-9154 dari p-hidroksibenzaldehida terdiri atas 3 tahap reaksi yaitu: (1) etilasi p-hidroksibenzaldehida dengan dietil sulfat dalam NaOH pada suhu refluks (93°-103°C) selama 3 jam menghasilkan p-etoksibenzaldehida (2) reduksi p¬etoksibenzil alkohol dilakukan dengan menggunakan NaBH4 dalam pelarut etanol pada suhu 78°C selama 3 jam menghasilkan p-etoksibenzil alkohol (3) reaksi p¬etoksibenzil alkohol dengan maleat anhidrida dilakukan dalam pelarut benzene pada suhu 50°- 60°C selama 4,5 jam dan dari reaksi ini menghasilkan senyawa asam p-etoksibenzil maleat. Identifikasi dari produk reaksi dilakukan dengan KLT, spektrofotometer IR dan GC-MS.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dari rekasi etilasi p-hdroksibenzaldehida dengan detail sulfat menghasilkan p-etoksibenzaldehida dengan rendemen 85.50%. Redusi p-etoksibenzalhida menghasilkan p-etoksibenzil alkohol dengan rendem 68.02% sedang reaksi p-etoksibenzil alkohol dengan maleat anhidrida menghasilkan tiga puncak utama masing-masing dengan rendem 51.74%, puncak kedua dengan rendem 29.80% dan puncak ketiga dengan rendem 14.03%.
Pristiwati Devy
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:06:58Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2779
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2779
2012-08-07T01:45:04Z
PENENTUAN KONSTANTA KESTABILAN KOMPLEKS ION LOGAM
La(III) DENGAN LIGAN NN'-DIKARBOKSIMETILDIAZA-I8-CROWN-6
SECARA TITRASI POTENSIOMETRI
Penelitian ini berlujuan untuk menentukan konstanta kestabilan kompleks ion logam La(III) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan konsentrasi KNO3 yang berbeda.
Konstanta kestabilan kompleks ion logam La(III) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 ditentukan dengan cara titrasi potensiometri. Konsentrasi elektrolit pendukung (KNO3) yang digunakan adalah 0,0005 M, 0,001 M, dan 0,005 M. Pada titrasi sistem singular, seratus mililiter larutan yang berisi 0,0001 M N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 ditambah dengan HNO3 0,00813 M untuk menurunkan pH menjadi 3. Selanjutnya titrasi menggunakan KOH 0,00794 M hingga pH 7. Kemudian pada titrasi sistem biner seratus mililiter yang berisi logam La(III) 0,0001 M dengan NN'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 0,0001 M ditambah dengan HNO3 0,00813 M untuk menunznkan pH menjadi 3. Selanjutnya titrasi menggunakan KOH 0,00794 M hingga pH 7. Setiap penambahan volume (mL) KOH pada saat pH setimbang dicatat. Data titrasi berupa pH dan volume KOH dibuat grafik hubungan antara pH dengan [H+] hasil penelitian dan antara p H dengan [H+] fit yang dimodel menggunakan GRFIT sehingga diperoleh garis yang terbaik dan nilai K yang tepat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konstanta hidrolisis (Kh) ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan KN03 0,005 M, 0,001 M, dan 0,005 M berturut turut adalah 10-1'61, 10-I'Sg, dan 10"i'S8 dan untuk nilai konstanta kestabilan kompleks (K) ion logam La(III) dengan ligan N,N'-dikarboksimetildiaza-l8-crown-6 pada penambahan KN03 0,005 M, 0,001 M, dan 0,005 M berturut-turut adalah 101,'22 , 101,12, dan 101'12.
Rahmatningsih Ari
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:07:19Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2787
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2787
2012-08-07T01:45:04Z
PENGARUH PENAMBAHAN 1-4, BUTANADIOL (BD)TERHADAP SINTESIS POLIURETAN DARI MINYAK SAWIT KASAR (CPO) DAN TOLUENA-2,4- DIISOSIANAT (TDI)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keberhasilan sintesis poliuretan dari l,4-butanadiol (BD), rninyak sav.rit kasar (CPO), dan toluena¬2,4-diisosianat (TDI); mempelajari pengaruh penambahan 1,4-butanadiol terhadap : pembentukan padatan poliuretan, sifat mekanik poliuretan hasii sintesis dari minyak sawit dan TLI, dan ikatan silang dalam poliuretan hasil sintesis da:i minyak sawit dan TDI.
lvr.rakterisasi minyak sawit kasar dilakul:an melalui : (l). penentuan titdc didih dan titik leleh, (2). penentuan bilangan hidroksil, (3). penentuan massa jenis, (4). penentuar. indeks bias, (5). analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FM). I'oliuretan disintesis dari bahan dasar minyak savnt kasar (i.PO) dengan toluena-2,4-diisosianat (TDI), s;,rta I,4-butanadiol (BD). Sintesis dilakukan pada variasi komposisi BD - CPO -TDI ( 0 : 4 : 6), BD - CPO -TDI (2: 4 : 5), dan BD - CPO - TDI (4 : 4 : 6). Penganih BD yang ditambahkan terhadap kekerasan poliuretan dipelajari melalui uji sifat mekanik berupa kekerasan poliuretan. Poliuretan disintesis dari CPO, TDI, dan BD. Karakterisasi terhadap poliuretan be-, ~::. analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR dan penentuan ikatan silang melalui uji derajat penggembungan.
Hasil karakterisasi poliuretan dengan FTIR menunjukkan adanya serapan - serapan yang karakteristik untuk poliuretan. Selanjutnya hasil karakterisasi sifat mekanik memmjukkan bahwa poliuretan hasii sintesis dari BDI - CPO - TDI (2 : 4 : 6) memiliki kekerasan rata - rata 91 Shore A, poliuretan hasil sintesis dari 1,4-butanadiol - CPO - TDI (4 : 4 -.6) memiliki keker&Qan 75 Shore A. Dernjat penggembungan poliuretan dari 1,4-butanadiol - CPO - TDI (2 : 4 : 6) sebesar 91,4:4 % dan poliuretan dari 1,4-butanadiol - CPC - TDI (4 : 4 : 6) sebesa; 92,i40 %. Poliuretan hasil sintesis dari 1,4¬butanadiol - CPO - TDI (0 : 4 : 6) tidak dapat dianalisis kekerasan karena sangat rapuh, dan uji derajat nenggembungannya tidak dilakukan.
Atikah Atikah
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:07:27Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2792
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2792
2012-08-07T01:45:04Z
PENGARUH OKSIDASI TERHADAP SINTESIS DAN BIODEGRADASI POLIURETAN AASIL SINTESIS DARI NIINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CPO) - METILEN-4,4DIFENILDIISOSIANAT (*DI) - POLIOKSIETILEN GLIKOL 400
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : (1) menentukan karakter minyak kelapa sawit (CPO) sebelum dan sesudah oksidasi, (2) menentukan karakter poliuretan hasil sintesis dari minyak sawit kasar (CPO), MDI dan PEG 400, (3)
mempelajari pengaruh oksidasi terhadap sintesis poliuretan, (4) mempelajari pengaruh oksidasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan, (5) mempelajari , pengaruh waktu inkubasi terhadap kemudahan biodegradasi poliuretan hasil ` sintesis.
Pada penelitian ini poliuretan diperoleh dari hasil reaksi antara minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak kelapa sawit teroksidasi (CPOO) dengan 11DI dan PEG400 pada temperatur kamar, diikuti proses curing selama 2 jam pada temperatur 100 °C. Sintesis dilakukan dengan komposisi CPO/CPOO, PEG400, dan MDI adalah 2, 4, dan 6 gram. Karakterisasi poliuretan dilakukan melalui penentuan gugus fungsi dengan FTIIt, ikatan silang dengan derajat penggembungan, kehilangan massa, dan degradabilitas, serta derajat kristalinitas dengan menggunakan X-Ray Diffraction. Biodegradasi poliuretan dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dalam media malka padat pada temperatur 37°C. Variasi waktu inkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 hari, dengan penggantian media setiap 5 hari.
Karakter CPO setelah proses oksidasi yaitu mengalami peningkatan densitas, titik leleh dan titik didih, sedangkan indeks bias mengalami penunman. Poliuretan hasil sintesis memiliki serapan khas pada 1744,56 cm" dan 1740,57 cm'1 serta memiliki ikatan silang. Penggunaan CPO teroksidasi dapat menurunkan kemudahan biodegradasi poliuretan. Poliuretan dapat dibiodegradasi meskipun dengan degradabilitas yang berbeda-beda. Dengan meningkatnya lama inkubasi maka kehilangan massa meningkat dan degtadabilitas mengalami penurunan. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction menunjukkan bahwa biodegradasi dapat menurunkan derajat kristalinitas poliuretan.
Wisuda Mahardiyanto Bayu
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:07:37Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2796
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2796
2012-08-07T01:45:04Z
DAYA ADSORPSI ZEOLIT TERAKTIVASI HC) TERHADAP KADAR NITROGEN DALAM URINE MANUSIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya adsorpsi zeolit terhadap kadar nitrogen dalam urine manusia sebehun dan setelah diberi zeolit tak teraktivasi dan zeolit teraktivasi, pengaruh variasi massa zeolit, dan penga.ruh penambahan Mg0 terhadap kadar nitrogen dalam urine manusia.
Penentuan daya adsorpsi zeolit terhadap kadar nitrogen dalam urine manusia melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah aktivasi zeolit alam, tahap kedua adalah adsorpsi. nitrogen dalam urine manusia dan tahap ketiga adalah penentuan nitrogen total dengan uji Kjeldahl. Proses aktivasi zeolit adalah perendaman zeolit ke dalam HCl 0,1 M selama 1 jam dan kalsinasi selama 4 jam pada suhu 400°C. Proses adsorpsi nitrogen adalah menambahkan zeolit tak teraktivasi dan zeolit teraktivasi dengan variasi massa 0; 0,75; 1,5; dan 3 gram dengan penambahan maupun tanpa penambahan MgO. Pada penelitian ini subjek: urine manusia, objek: daya adsorpsi zeolit terhadap kadar nitrogen dalam urine manusia, variable bebas: massa zeolit 0; 0,75; 1,5; dan 3 gram, variable terikat: daya adsorpsi zeolit terhadap kadar nitrogen dalam urine manusia.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh massa zeolit optimal adalah 0,75 gram untuk zeolit tak teraktivasi dan 1,5 gram untuk zeolit teraktivasi. Daya adsorpsi zeolit pada massa optimal adalah 0,1112% untuk zeolit tak teraktivasi tanpa penambahan MgO, 0,0292% untuk zeolit tak teraktivasi dengan penambahan MgO, 0,01304% untuk zeolit teraktivasi HCI tanpa penambahan MgO, dan 0,0322% untuk zeolit teraktivasi HCl dengan penambahan MgO.
Kata Kunci: Nitrogen, Zeolit, Urine, Daya Adsorpsi
YULIANINGSIH BEKTI
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:07:48Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2802
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2802
2012-08-07T01:45:04Z
PENGAI2UH FOTOKATALIS TITANIUM DIOKSIDA TIPE ANATAS DALAM REAKSI OZONISASI TERHADAP DEGRADASI FENOL
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) menentukan aktivitas fotokatalis T102-tipe anatas dan ozon untuk mendegradasi fenol, (2) mengetahui pengaruh lamanya waktu proses degradasi pada senyawa sampel.
Subjek dalam penelitian ini adalah degradasi senyawa fenol, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dari gas ozon (O,) dan fotokatalis titanium dioksida (TiOz) tipe anatas. Percobaan ini dilakukan dalam 2 perlakuan, yakni degradasi fenol melalui reaksi ozonisasi dengan sinar UV dan degradasi fenol melalui reaksi ozonisasi disertai penambahan fotokatalis titanium dioksida (1i0z) tipe anatas. Pada tiap perlakuan digunakan 6 sampel. Kemudian dilakukan perlakuan dengan variasi waktu 0 menit, 40 menit, 80 menit, 120 menit, 160 menit, dan 200 menit. Sampel tersebut kemudian disaring dengan corong buchner. Filtrat yang didapat diekstrak dengan kloroform. Sebelum diekstrak sampel diasamkan pada pH 2,1 dengan asam sulfat pekat. Setelah diekstrak, larutan dipisahkan dengan corong pisah kemudian dipekatkan. Hasil pemekatan dianalisis dengan alat kromatografi gas atau GC. .
FIasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama proses degradasi balk dengan reaksi ozonisasi maupun dengan fotokatali, titanium dioksida (Ti02) tipe anatas, konsentrasi fenol semakin berkurang. Pada saat degradasi fenol melalui penggunaan reaksi ozonisasi, senyawa fenol terdegradasi secara lambat dengan harga k sebesar (1,6x 10-')/menit dan harga t„2 sebesar 433.125 menit. Sedangkan degradasi fenol melalui rPaksi ozonisasi diset-tai penambahan fotokatalis titanium dioksida (TiOZ) tipe anatas, senyawa fenol terdegradasi cepat dengan harga k sebesar (3,4x10-3)%menit dan harga tl,2 sebesar 203,8235 menit
Agung Priyatno Betha
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:07:51Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2804
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2804
2012-08-07T01:45:04Z
PREPARASI GLASIS MENTAH JENIS GLOSSY
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakter feldspar clan kaolin, mempreparasi glasir mentah bebas timbal jenis glossy untuk pembakaran suhu rendah serta mempela - jari tingkat pcluluhan kumulatif clan efisiensi penstabilan logam Co. Fe dan Mn dalam pelarut buffer natrium/asam asetat pH 5.
Feldspar dan kaolin dipanaskan pada suhu l20°C selam 4jam kemudian dikarakterisasi dengan XRD, IR dsan AAS. Glasir berwarna hasil pembakaran diuji dengan uji standar yaitu scbanyak 4,2 gram glasir dilarutkan dalam 84 ml buffer natrium/asam asetat pH 5 kemudian diaduk dengan magnetic stirrer berkecepatan 100 rpm selama 18 jam. Kemudian dilanjutkan dengan uji TCI P progresif yaitu penbulangan prosedur TCLP standar sebanyak 5 kali.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa hasil karakterisasi feldspar dan kaolin dengan XRD cocok den an standar yang diperoleh.Hasil [R menunujukkan bahwa pada feldspar gugus fungsional --OH pada bilangan gelornbang 3433,1 cm'
Dan gugus fungsional Si-O-AI pada 945,2cm -1. Gugus-OH kaolin ditunjukkan pada 3695,4cm-1 dan 3622,1 cm-1 serta gugus Si-O pada 1010,6cm-1 dan 914,2cm-' untuk AI-OH. Pada AAS menunjukkan bahwa pada feldspar terkandung 0,3129514% Na; 0,0568818% K; 1,53188% A1; 7,7042289% Si dan 0,0356515% Fe.Sedangkan pada kaolin terkandung 4,0706169% A1; 4,1107223% Si dan 0,0820151% Fe. Glasir mentah bebas timbal jenis glossy pada pembakaran suhu lUOU°C - lOSU°C meghasi[kan warna yang mengkilap dan transparan. Tingkat peluluhan kumulatif untuk logam Co, Fe dan Mn adalah 0,003%;,_ 0,0 15% dan 0,125%. Efisiensi penstabilan logam Co, Fe dan Mn adalah 99,997%; 99,985% dan 99,875%.
Vita Hari Wijaya Bety
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:18:04Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2814
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2814
2012-08-07T01:45:04Z
ION FOSFAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai luas permukaan terhadap adsorpsi ion fosfat pada adsorben goethit dan alumina, mengetahui pengaruh pH sistem terhadap adsorpsi ion fosfat oleh berbagai luas permukaan pada adsorben goethit dan alumina dan mengetahui perbandingan daya adsorpsi ion fosfat antara adsorben goethit dan alumina.
Adsorben goethit dan alumina sebelum digunakan dalam penelitian dilakukan beberapa analisis antara lain: analisis luas permukaan surface areameter untuk mengetahui luas permukaan spesifik, analisis XRD dan IR digunakan untuk menentukan kemurnian adsorben. Dalam menentukan adsorpsi ion fosfat dilakukan tiga eksperimen yaitu proses adsorpsi tepi dilakukan dengan konsentrasi adsorben 25, 50 dan 100 m2iL pada rentang pH antara 3-10 dengan konsentrasi fosfat 0,001 M yang dilakukan pada suhu 30°C, proses kinetika adsorpsi dilakukan pada luas permukaan 25 m2/L dengan menggunakan pH maksimum pada waktu dari menit ke 5 s/d 2910 dan suhu 30°C dan proses kinetika desorpsi dilakukan pada luas permukaan 25 mz/L dengan cara pH dinaikkan menjadi pH maksimum kemudian pH diturunkan menjadi pH minimum pada waktu dari menit ke 5 s/d 2910 dan suhu 30°C, cara menentukan % adsorpsi ion fosfat dilakukan menggunakan spektrometer UV-VIS dan Identifikasi fosfat yang terjerap menggunakan spektrometer IR. Perbandingan % adsorpsi ion fosfat adsorben goethit dan alumina dianalisis dengan cara kuntitatif menggunakan uji-t.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variasi luas permukaan terhadap adsorpsi ion fosfat oleh sorben goethit dan alumina yaitu prosentase maksirnum fosfat teradsorpsi sebanding pada luas permukaan dalam penelitian, pH sistem berpengaruh terhadap adsorpsi ion fosfat oleh sorben goethit dan alumina dan Perbandingan % adsorpsi ion fosfat antara sorben goethit dan alumina pada eksnerimen adsorpsi tepi, kinetika adsorpsi dan kinetika desorpsi menunjukan adanya perbedaan signifikan yang berarti adanya perbedaan % adsorpsi ion fosfat antara sorben goethit dan alumina.
Setiawan Budi
2012-08-07T01:45:04Z
2019-01-29T15:18:24Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2832
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2832
2012-08-07T01:45:04Z
OPTIMASI KONDISI PEMBENTUKAN KOMPLEKS TEMBAGA(II)-OKSINAT DALAM AIR UNTUK PEMISAHAN ION TEMBAGA(II) SECARA EIZSTRAKSI FASA PADAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimal, volum optimal dari pengompleks 8-hidroksikuiriolin, dart waktu kestabilan yang diperlukan mernbentuk senyawa kornpleks ternbaga(ll)-oksinat dalam air bebas ion, untuk mengetahui pengaruh variasi campuran eluen dalam pemisahan ternbaga (ll)-oksinat dalarn air bebas ion menggunakan Sep-pak C-18, dan untuk mengetahui komposisi eluen yang paling banyak rrtengelrrsi kompleks tembaga(II)-oksinat dalam kolom Sep-pak C-18.
Subjek penelitian ini adalah kornpleks tembaga(II)-oksinat dalam air. Objek penclitian ini adalah pcmisahan komplcks tembaba(II)-oksinat dalam air. Derajat keasaman (pH) optimal dutentukan dcngan cara memvariasi pl-I si•acm larutan kompleks tembaga(Il)¬oksinat. Volum optinwl 8-hidroksikuinolin ditcnlul::tn dcngan cara memvariasi volutn 8¬hidroksikuirtolin: I, 5, 10, 15, dan 20 ml. Waktu kcstabilan ditentukan dengan cara mcngukur ahsorhanai larutan kompleks lembaga(II)-oksinat pada waktu I - 60 menit. Larutan kompIcks tembaga(II)-oksinat dalam kondisi optimal dilewatkan melalui kolom Sep-pak ('-18. Kompleks yang masih tertahan dalam kolom dielusi menggunakan campuran clucn metanol-HCL, campuran etanol-HCL,dan aseton-HCL dengan variasi jenis dan komposisinya. Hasil clusi diukur absorbansinya pada panjang gelombang, optimal 460 nm menggunakan spektrofotometer sinar tampak.
Derajat keasaman (pH) optimal larutan komplcks tembaga(11)-oksinat adalah 7,0. Volurn Optimal 8-hidroksikuinolin 2000 ppm adalah 10 mL. Rentang waktu kestabilan pembentukan kompleks ternbaga(ll)-oksinat antara 10 - 60 menit. Eluen paling baik yang mampu mengelusi kornpleks ternbaga(ll)-oksinat yang tertahan dalam kolorn Sep-pak C¬18 adalah Camprll'an aseton-HCI 4:1 (v/v) dengan perscn terekstraksi scbesar 63,43 %.
Cahyanto Chandra
2012-08-07T01:45:03Z
2019-01-29T15:06:31Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2764
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2764
2012-08-07T01:45:03Z
PEMISAHAN CAMPURAN ION LOGAM KADMIUM(II) DAN NIKEL(II) DENGAN VARIASI PANJANG KOLOM SECARA KROMATOGRAFI PENUKAR ANION
Pada penelitian ini telah dilakukan pemisahan campuran ion logam kadmium(II) dan nikel(II) dalam sampel simulasi dengan HCI sebagai pengompleks dan eluen secara kromatografi penukar anion. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas resin Amberlit IRA-402, panjang kolom optimum dan % recovery ion logam Cd(II) dan Ni(II) hasil pemisahan.
Penentuan kapasitas resin dengan cara menitrasi eluat yang mengandung OH- dengan HCI 0,1279 M. Kation Cd(II) dan Ni(II) terlebih dahulu dikomplekskan menjadi kompleks anion dengan cara mereaksikannya dengan HCI. Untuk mengetahui panjang kolom optimum pada pemisahan, campuran ion logam Cd(II) dan Ni(II) dielusi menggunakan HCl pada variasi panjang kolom 12, 16, 20, 24, dan 28 cm. Eluat ditampung secara fraksional, kandungan Cd(II) dan Ni(II) diukur menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 228,8 nm untuk logam Cd dan 232,0 nm untuk logam Ni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas resin Amberlit IRA-402 adalah 1,3243 milimol/gram resin kering. Persen recovery pemisahan campuran ion logam Cd(II) dan Ni(II) masing-masing adalah 7,0428 % dan 82,7331 %, sedangkan panjang kolom optimum untuk fraksi ion Cd(II) adalah 28 cm dan untuk ion Ni(II) adalah 24 cm.
Dwi Putranto Apriliyanto
2012-08-07T01:45:03Z
2019-01-29T15:06:45Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2772
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2772
2012-08-07T01:45:03Z
PREPARASI DAN KARAKTERISASI MANGAN KOBAL TIMAH OKSIDA SEBAGAI PEWARNA ANORGANIK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya mangan kobal timah oksida dipreparasi melalui metode kopresipitasi yang dilanjutkan dengan dekomposisi termal clan karakterisasinya serta pengaruh variasi perbandingan mot ion Mn'+dan Co2+ dal am Mn,Co1 _,Sn03.
Kompleks Na2Sn(OH)6 dipreparasi dengan menambahakan NaOH (1 mol/L) ke dalam larutan SnCl4 (0,1 mol/L) secara perlahan-lahan melalui pengendapan Sn(OH)4. Larutan MCIZ (0,1 mollL) ditambahkan ke dalam Na2Sn(OH)6 di bawah pengadukan kuat untuk menghasilkan endapan MSn(OH)6. Larutan padatan yang mengandung dua macam M'`+ dipreparasi dari larutan campuran dua macam MZ+ (IVIn2+ dan Co`') dengan perbandingan mot yang bervariasi. Variasi mot ion Mn'`+ dibatasi pada nilai x = 0; 0,25; 0,50; 0,75; clan 1. Untuk mendapatkan serbuk MSnO-3, endapan dikalsinasi pada temperatur 1000°C selam 4 jam. Endapan yang dihasilkan dianalisis dengan spektroskopi FTIR dan difraksi sinar-X, kemudian serbuk hasil kalsinasi dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X.
Proses kopresipitasi menghasilkan material mangan kobal heksahidroksostanat (IV) MnSn (OH) 6, Mn°,7SCo°, ZSSn (OH) 6, Mno;SOCoo,;°Sn (OH)6, Mno,2; Coo,7;Sn (OH)6, dan CoSn (OH)6. Hasil karakterisasi dengan difraksi sinar-X menunjukkan bahwa semua material mangan kobal heksahidroksostanat(IV) memiliki kristalinitas tinggi tapi tidak murni. Melalui proses kalsinasi dihasilkan material mangan kobal-timah oksida MnSnO;, Mn°,7;Coo,z;Sn03 M11o,so0oo,soSn03, Mno,zsCoo,7sSn03, clan CoSn03. Adapun material Mno,2;Co°,7;Sn03, dan CoSn03 yang diharapkan tidak berhasil terbentuk, akibat terbentuknya CoZSn04 dan Sn02. Pengaruh variasi nilai x menyebabkan perubahan parameter kisi dan volume set, yaitu bahwa sernakin besar nilai x, maka parameter kisi semakin besar dengan demikian volume set juga semakin besar.
Haryanti Ari
2012-08-07T01:45:03Z
2019-01-29T15:06:47Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2774
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2774
2012-08-07T01:45:03Z
EVALUASI LOGAM BERAT (Hg, Cd, Co, Cr, DAN As) DALAM SAINIPEL
PRODUK AGROINDLTSTRI DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL
Penelitian ini dilakukan di laborat,orium BKTPB, BATAN, Yogyakarta ujuan untuk mengetahui keberadaan logam berat (Hg, Cd, Co, Cr dan As), ientukan kadarnya dan membandingkan kadarnya dengan baku rnutu sesuai ;an Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) nor 037238/SK/VII11989 serta Batas ambang konsumsi harian logam berat m tubuh menurut ketentuan ADI (Accept Daily Intake) dalam sampel produk lndustri.
Subjek dalam penelitian ini adalah produk agreindustri berupa teh (T) ek dagang 1,2, dan 3; coklat bubuk (C) merek dagang l, 2, dan 3; kopi bubuk merek dagang 1, 2, dan 3; gula tebu (G) merek dagang l, 2, dan 3, dan susu uk (S) merek dagang 1, 2, dan 3 yang diperoleh dari Jawa Barat, Jawa Tengah, a Timur. Masing-masing sampel, standar primer (SRM), dan standar sekunder myak 0,1 gram dimasukkan dala.m polietilen vial dan diiradiasi bersama-sama ,m reaktor riset Kartini pada fasilitas iradiasi La--v Susan selama 2 x 6 jam dan neutron 1,05 x lOlln.em-2.s 1. Sampel dan standar yang sudah didinginkan 2 pal 20 hari lalu dicacah dengan menggunakan spektrometer-y dengan detektor Li) Ortec serta software Maestro 92 selama 1000 detik.
Berdasarkan pada keputusan Dirjen POM, maka hasil analisis Hg dalam pel kopi bubuk merek dagang 1 sebesar 3,719 mg/kg di atas batas ainbang i mutu yaitu 0,03 mglkg, sedangkan unsur As dalam sampel teh merek dagang -besar 0,414 mg/kg di bawah batas ambang baku mutu yaitu 1 mg/kg. iasarkan batas ambang konsumsi harian lagam berat dalam tubuh menurut ntuan ADI, maka hasil analisis unsur Hg dalam sampel kopi merek dagang 1 tas ambang ADI. Hasil unsur As dalam sampel teh merek dagang 1 di atas vang ADI. Hasil analisis unsur Cr dalam semua sampel di bawah ambang ADI, il analisis unsur Cd dalam sampel teh merk dagang 2, coklat bubuk merek ing 2 dan 3, kopi merek dagang 2, dan gula tebu merek dagang 1 dan 3 di ah ambang ADI. Hasil analisis Co dalam sampel teh merek dagang 2, dan , tebu merek dagang 3 di bawah ambang ADI.
kunci: logam berat, praduk agroindustri, instrumen analisis aktivasi neutron
Kurniawati Ari
2012-08-06T03:56:11Z
2019-01-29T15:06:00Z
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2743
This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2743
2012-08-06T03:56:11Z
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI Ca(OH)2 TERHADAP KADAR PROTEIN DAN AKTIVITAS
LIPOKSIGENASE DALAM PEMBUATAN SUSU KEDELAI
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas lipoksigenase dalam susu kedelai melalui proses perendaman dengan menggunakan variasi lama perendaman yaitu 6, 12, 18, dan 24 jam dan variasi konsentrasi Ca(OH)2 yaitu 0; 0,5; dan 1 % (b/v). Dengan proses ini diharapkan senyawa-senyawa volatil penyebab flavor langu dapat berkurang. Dalam penelitian ini akan dicari lama perendaman dan konsentrasi Ca(OH)2 yang optimal untuk mengurangi flavor langu dengan kadar protein yang terbesar.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kimia FMIPA UNY. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor den-an tiga ulan(yan. Faktor pertama adalah lama perendaman sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi Ca(OH)2. Penentuan kadar protein terlarut susu kedelai menggunakan metode Lowry, sedangkan penentuan aktivitas lipoksigenase diperoleh dengan menggunakan metode Mitchell dan Malphrush. Data yang diperoleh diolah dengan ANAVA AB untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar kelompok setiap perlakuan kemudian dilanjutkan dengan uji DMRT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman 24 jam dengan konsentrasi CaOH)z 0% merupakan perlakuan yang optimum untuk memaksimalkan penurunan aktivitas lipoksigenase yaitu sebesar 20,400 unit A 480 nm/g kedelai. Kadar protein terbesar diperoleh pada perendaman selama 6 jam dengan konsentrasi Ca(OH)2 0,5 % sebesar 1 .053 % (b/v).
Luthfiana Anis