Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T02:07:26ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T08:03:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12354This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123542015-03-04T02:25:06ZMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA
TERINTEGRASI KEMAMPUAN GENERIK SAINSPembelajaran kimia masih banyak ditemukan sebatas mengenal konsep kimia
dan belum mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir, sehingga mahasiswa
belajar kimia dengan cara menghafal. Pada persaingan bebas saat ini, bangsa
Indonesia harus meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki
daya saing tinggi. Untuk itu menuntut perkembangan cepat pola berpikir setiap
individu; agar dapat memenangkan persaingan dan diakui keberadaannya. Bertalian
penyiapan SDM berkualitas tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran kimia (MPK) terintegrasi
kemampuan generik sains untuk meningkatkan kemampuan berpikir calon guru kimia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. (R&D). Obyek
penelitianya adalah mata kuliah Kimia Dasar I, Dasar pemisahan analitik, serta Kimia
Organik I, dimana ketiga materi subyeknya saling bersinambungan. Pada tahap awal
penelitian ini, maka dilakukan pengkajian teoritis untuk merumuskan model
pembelajaran, indikator kemampuan generik sains dan kemampuan berpikir yang akan
di-kembangkan, diikuti penetapan media dan bahan ajar yang efektif untuk
meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir mahasiswa calon guru
kimia. Pengkajian deskriptif naturalistik dan eksploratif MPK dilakukan melalui
validasi pakar, uji coba empiris, revisi, sehingga hasil akhir tersusunya MPK final
aplikatif siap diterapkan untuk pengambilan data. Hasil penelitian me-nunjukkan
penerapan MPK terintegrasi kemampuan generik saians mampu (a) meningkatkan
kemampuan berpikir calon guru kimia sampai pada tingkat capaian kategori sedang
berdasarkan harga N-gain, setelah dilacak dengan tes longeot, (b) meningkatkan
penguasaan konsep kimia mahasiswa sampai pada harga N-gain sedang untuk kimia
dasar dan kimia organik, sedangkan mata kuliah Dasar Pemisahan Analitik sampai
capain N-gain kategori rendah, (c) memperoleh tanggapan positif mahasiswa,
terutama MPK yang dikembangkang dapat mengajak mahasiswa untuk terlibat aktif
selama pembelajaran, pemberian layanan bimbingan dan pertambahan konsep.
Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, disarankan perlunya tindak lanjut penelitian
ini yaitu penerapam MPK pada pembelajaran kimia yang lebih luas.- Sudarmin2015-03-04T02:25:06Z2019-03-06T08:21:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12398This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123982015-03-04T02:25:06ZSTUDI ADSORPSI ION Au (III) DENGAN MENGGUNAKAN
ASAM HUMATProses adsoprsi ion Au (III) dengan menggunakan asam humat yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode batch. Asam humat diperoleh dari hasil
isolasi tanah gambut yang diambil dari Danau Rawapening Salatiga Jawa Tengah dan
karakterisasinya digunakan metode spektroskopi infra merah untuk menentukan
kandungan gugus fungsi yang terdapat di dalam asam humat. Hasil karakterisasi
asam humat diperoleh adanyak peregangan gugus OH pada daerah 3444,64 cm-1 dan
peregangan C=O dari COOH pada daerah 1637,32 cm-1. Jumlah ion Au (III) yang
teradsorp mencapai 84,05% dengan waktu kontak selama 1500 menit.Huda ThorikulIsmilayli NurulJuari Santosa Sri2015-03-04T02:25:05Z2019-03-06T08:03:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12356This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123562015-03-04T02:25:05ZTITANIUM DIOKSIDA TERDOPING NITROGEN : KAJIAN
TENTANG SINTESIS, KARAKTERISASI DAN APLIKASINYATelah dilakukan kajian tentang material titanium dioksida (TiO2) terdoping
nitrogen berkaitan dengan sintesis, sifat fisik dan aplikasinya. Titanium dioksida
merupakan semikonduktor yang dominan digunakan untuk berbagai aplikasi antara
lain di bidang fotokatalis, fotoelektrokimia dan fotovoltaik. Meskipun memiliki banyak
kelebihan, TiO2 memiliki keterbatasan karena dengan energi beda pita 3,0–3,4 eV TiO2
hanya aktif di daerah UV (200–410 nm). Hal tersebut menjadi problem ketika TiO2
digunakan untuk aplikasi pemanfaatan sinar matahari, dimana UV hanya 4–5% saja
dari spektrum sinar matahari yang sampai di permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sinar matahari, perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan respon TiO2 terhadap sinar tampak (~45% dari sinar matahari).
Fotoaktivitas TiO2 dapat ditingkatkan hingga ke daerah sinar tampak dengan
melakukan modifikasi permukaannya melalui doping nitrogen. Berdasarkan kajian
yang dilakukan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotoaktivitas TiO2
terdoping nitrogen antara lain konsentrasi nitrogen terdoping dan ukuran partikel.
Metode preparasi TiO2 terdoping nitrogen sangat berpengaruh terhadap kedua sifat
fisik tersebut, dimana metode pendekatan sol-gel menjadi teknik yang paling efektif
untuk mengontrol tingkat doping nitrogen dan ukuran partikel. Adanya nitrogen yang
terdoping pada TiO2 mampu memberikan pergeseran serapan hingga panjang
gelombang 700 nm dan semakin banyak konsentrasi nitrogen terdoping memberikan
pergeseran serapan yang semakin lebar ke daerah visibel. Penggunaan material TiO2
terdoping nitrogen untuk aplikasi fotokatalis dan fotovoltaik memberikan hasil yang
jauh lebih efektif dibandingkan TiO2 murni.Kusumawardani Cahyorini2015-03-04T02:25:05Z2019-03-06T08:21:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12402This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124022015-03-04T02:25:05ZSINTESIS ESTER DERIVATIF ASAM HUMAT DAN
APLIKASINYA SEBAGAI IONOFOR PADA ELEKTRODA
SELEKTIF ION Fe3+ BERBASIS MEMBRAN CAIRSintesis ester derivatif asam humat dan aplikasinya sebagai ionofor pada
elektroda selektif ion Fe3+ berbasis membran cair telah dikembangkan. Sintesis ester
derivatif asam humat dilakukan dengan mengoptimasi variasi komposisi dan
mengevaluasi kondisi optimum eksperimen. Ester derivatif asam humat
diimobilisasikan ke dalam polimer membran dengan teknik enkapsulasi. Polimer
membran terdiri dari 32% PVC, 64% plasticizer seperti ortho-nitrofeniloktileter (o-
NPOE) dan di-oktilptalat (DOP), 2% anion lipofilik seperti sodium tetrafenilborat
(NaTPB) dan asam oleat, dan 2% ionofor. Beberapa faktor yang mempengaruhi
respon ESI antara lain pH, larutan dalam dan waktu.
Karakteristik analitik dari elektroda selektif ion Fe3+ meliputi koefisien
selektifitas potensiometri, kisaran linier dari pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi,
reprodusibilitas, dan usia pemakaian membran ESI telah diamati. Koefisien selektifitas
potensiometri ditentukan dengan metode larutan terpisah (SSM) dengan konsentrasi
ion utama dan ion pengganggu dibuat sama yaitu 0,1 M. Kisaran linier dari
pengukuran, faktor Nernst, limit deteksi, dan reprodusibilitas membran ESI ditentukan
dengan pengukuran potential sel (emf) pada kisaran konsentrasi ion logam utama (ion
Fe3+) 10-1-10-7 M. Usia pemakaian membran elektroda mengindikasikan tidak adanya
perbedaan yang signifikan dari faktor Nernst.
Hasil penelitian ini menunjukkan respon membran selektif terhadap ion Fe3+
dengan waktu respon ± 50 detik. Respon potensiometri dari sensor bergantung pada
larutan pH sampel. Faktor Nernst membran ESI adalah ±19 mV per decade pada
kisaran linier 10-1 - 10-7 M dengan rata-rata koefisien variansi (Kv) lebih kecil 5%.
Usia pemakaian membran elektroda selektif ion Fe3+ adalah 5 minggu.Hermanto DhonySiswanta Dwi- Muhali2015-03-04T02:25:04Z2019-03-06T08:21:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12396This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123962015-03-04T02:25:04ZTINJAUAN MIKROSTRUKTUR KEREAKTIFAN ANATAS DAN
RUTIL SEBAGAI MATERIAL SUPERFOTOHIDROFIL
PERMUKAANTitanium dioksida (TiO2) memiliki sebelas polimorf atau alotrop. Tiga di
antaranya terdapat di alam dalam bentuk mineral stabil yaitu anatas, rutil dan brookit.
Tiga yang lain bersifat metastabil yang dihasilkan secara sintesis yaitu TiO2(B),
TiO2(H)-holandit, TiO2(R)-ramsdelit, sedangkan lima lainnya dihasilkan melalui
sintesis dengan perlakuan tekanan dan temperatur tinggi yaitu TiO2 tipe kolumbit a-
PbO2 (TiO2-II), TiO2 tipe badeleyit (TiO2-MI), TiO2-ortorombik (TiO2-OI), TiO2 tipe
fluorit CaF2 dan TiO2 tipe cotunit. Di antara ke sebelas polimorf TiO2 tersebut, anatas
dan rutil paling banyak digunakan untuk aplikasi dalam kehidupan. Nanopartikel
titanium dioksida digunakan secara luas sebagai: cat, penyaring, fotovoltaik berbasis
zat pewarna (sel Grätzel), fotokatalis, pembersih otomatis permukaan, pengembangan
hidrofil aktif atau superfotohidrofil permukaan, dan anti bakteri. Konsep dan prinsip
kinerja TiO2 berbeda satu sama lain berdasarkan fungsionalnya. Artikel ini akan
meninjau prinsip dan konsep fungsi anatas dan rutil sebagai superfotohidrofil yang
berkaitan dengan situs-situs aktif dari segi mikrostruktur atau bidang-bidang kristal.
Hasil kajian secara mikrostruktur bidang-bidang atau sisi-sisi kristal aktif yang
terdapat pada anatas menunjukkan bahwa sisi kristal (001) dan (011) yang mengikat
molekul air. Diantara kedua sisi kristal tersebut, kereaktifan sisi (001) lebih besar
daripada sisi (011) sebagai superfotohidrofil permukaan. Sisi-sisi kristal pada rutil
yang aktif mengikat air yaitu sisi (110) dan (001). Sisi (110) bersifat superfotohidrofil
lebih besar dengan adanya radiasi sinar ultra violet (UV) daripada sisi (001).Sutrisno Hari2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12393This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123932015-03-04T02:25:01ZANALISIS HUJAN ASAM DAN CO2 ATMOSFERHujan asam adalah air hujan dengan pH (keasaman) 5,6 dimana air murni
berada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi CO2 global (350 ppm) di atmosfer.
Pengaruh keasaman air hujan selain dipengaruhi oleh unsur asam seperti SO4
2-, NO3
-,
Cl- juga dipengaruhi unsur basa seperti NH3 dan CaCO3. Dampak dari transportasi
dan industri akan mempengaruhi konsentrasi CO2 di atmosfer. Tahun 2004 di
beberapa lokasi di Bandung seperti Cipedes (Bandung Barat) dan Jl. Martadinata
(Bandung Timur) mewakili daerah padat transportasi dan Dago (Bandung Utara)
sebagai daerah perumahan mempunyai konsentrasi CO2 yang bervariasi. Konsentrasi
rata-rata CO2 bervariasi 330-426 ppm untuk Cipedes dan 307-372 ppm untuk
Martadinata, sedangkan Dago bervariasi 254-290 ppm. Ternyata terdapat korelasi
antara konsentrasi CO2 dan terjadinya hujan asam di Bandung umumnya kecuali
wilayah Dago.Budiwati Tuti2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12395This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123952015-03-04T02:25:01ZPENGARUH AEROSOL DAN AWAN PADA OZON TOTAL
DI INDONESIASalah satu parameter yang berpengaruh pada ozon adalah aerosol yang dapat
dinyatakan dengan indeks aerosol dan awan yang dinyatakan dalam fraksi awan. Data
ozon total, indeks aerosol dan fraksi awan diambil dari sensor Aura-OMI (Observation
Monitoring Instrument) dari NASA selama 4 bulan dari Januari sampai April 2009
untuk area Indonesia 6,5ºLU-11,5º LS dan 94,5º BT-141,5º BT, dengan resolusi 1o´1o.
Selanjutnya menggunakan software Grads data dibuat kontur atau peta. Letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan pada awal tahun 2009 di Indonesia merupakan
sumber dari aerosol dan SO2. Proses pembentukan aerosol sulfat dari oksidasi SO2
oleh ozon akan mengurangi konsentrasi ozon. Pada Januari dan Pebruari terdapat
penurunan ozon total dengan rata-rata 246,6 DU dan 241,5 dibandingkan bualn Maret
dan April yaitu 251,0 DU dan 255,2 DU, hal ini dikarenakan fraksi awan dan indeks
aerosol yang lebih tinggi pada Januari dan Pebruari dibandingkan Maret dan April
2009. Hasilnya menunjukkan bahwa terbentuknya aerosol dan awan pada Januari dan
Pebruari telah mempengaruhi konsentrasi ozon di Indonesia .Budiwati TutiSetyawati Wiwiek2015-03-04T02:25:01Z2019-03-06T08:21:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12412This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124122015-03-04T02:25:01ZSENYAWA ETIL p-METOKSISINAMAT DARI EKSTRAK
KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN
Aglaia elaeagnoidea (A.Juss.) Benth
(MELIACEAE)Aglaia elaeagnoidea (A.Juss) Benth merupakan salah satu tumbuhan dari famili
Meliaceae. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dari ekstrak kloroform
dari kulit batang tumbuhan Aglaia elaeagnoidea (A.Juss) Benth. Isolasi dimulai dari
residu ekstrak n-heksana dimaserasi dengan metanol. Kemudian, ekstrak metanol
dipartisi dengan kloroform untuk mendapatkan ekstrak kloroform. Ekstrak kloroform
difraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV), Kromatografi
Kolom Gravitasi (KKG), dan dimonitor dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Karakterisasi terhadap senyawa yang terkandung dalam fraksi dilakukan dengan
Spektroskopi Ultraviolet dan Sinar Tampak (UV-Vis), Infra Merah (IR), dan
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS). Berdasarkan data spektroskopi,
senyawa hasil isolasi merupakan jenis fenilpropanoid turunan dari asam
hidroksisinamat berupa ethyl 3-(4-methoxyphenil)acrilat.- Tukiran2015-03-04T02:25:00Z2019-03-06T08:17:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12377This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123772015-03-04T02:25:00ZANALISIS RESIDU INSEKTISIDA KARBOFURAN
DALAM SAYURAN KACANG PANJANGPemakaian insektisida berlebihan dan tidak terkendali di sektor pertanian dan
perkebunan dapat menyebabkan tertinggalnya residu insektisida pada berbagai
produk pangan maupun lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar
residu insektisida karbamat yang terakumulasi dalam sayuran kacang panjang yang
beredar di beberapa pasar di Semarang, Jawa Tengah.
Penentuan residu insektisida karbofuran mengacu pada metode pengujian
residu insektisida dalam hasil pertanian dari Komisi Insektisida Departemen
Pertanian RI. Insektisida diekstraksi dengan aseton. Pelumatan dilanjutkan setelah
penambahan diklorometana dan petroleum eter. Ekstrak dibersihkan dengan teknik
SPE pada kolom aminopropil yang terikat pada silika. N-metil karbamat dan
metabolitnya dielusi dengan diklorometana dan campuran diklorometana-metanol.
Eluat diuapkan sampai hampir kering dan residu dilarutkan kembali dalam campuran
asetonitril-air (fase gerak KCKT). Penetapan kuantitatif dilakukan secara KCKT yang
dilengkapi detektor fluoresens.
Hasil analisis menunjukkan adanya residu insektisida karbofuran pada kacang
panjang dengan kadar sebagai berikut : kacang panjang yang diambil dari Pasar
Ungaran mempunyai kadar 5,917 ppm, dari Pasar Sampangan berkadar 8,303 ppm
dan dari Pasar Johar mempunyai kadar 8,783 ppmSulistyaningsih Triastuti2015-03-04T02:24:59Z2019-03-06T08:22:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12415This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124152015-03-04T02:24:59ZKAJIAN TEKNIK ANALISIS MERKURI YANG SEDERHANA,
SELEKTIF, PREKONSENTRASI, DAN PENENTUANNYA
SECARA SPEKTROFOTOMETRIPencemaran suatu lingkungan oleh ion logam berat selalu menjadikan masalah
bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga sangat penting untuk
memonitor keberadaan ion logam berat dalam lingkungan. Salah satu ion logam berat
yang berbahaya bagi kesehatan adalah merkuri (Hg). Merkuri merupakan logam berat
yang toksik dan dapat diabsorpsi dengan mudah oleh manusia dan organisme lain.
Merkuri dalam bentuk unsur ataupun ionnya sudah merupakan racun dalam jumlah
yang kecil. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap keberadaan spesies
merkuri dengan suatu teknik analisis yang tepat, sehingga dapat mendeteksi
keberadaan spesies merkuri tersebut. Batas konsentrasi ion merkuri yang
diperbolehkan sangat kecil dalam satuan mg mL-1.
Berbagai teknik analisis yang dapat menjangkau analit dalam jumlah yang
relatif kecil telah banyak dilaporkan, antara lain adalah ICP-MS (Inductively Coupled
Plasma Mass Spectrometry), ICP-AES (Inductively Coupled PlasmaAtomic Emission
Spectrometry), GC-AAS (Gas Chromatography Coupled to Atomic Absorption
Spectrometry) , CV-AAS (Cold Vapor Atomic Absorption Spectrometry), AFS (Atomic
Fluorescence Spectrometry), dan ASV (Anodic Stripping Voltammetry). Namun
demikian dengan teknik tersebut sangat mahal biaya analisis dan cukup rumit
prosesnya, sehingga dewasa ini dikembangkan teknik analisis dengan flotasispektrofotometri
dan asosiasi ion. Teknik ini lebih sederhana, selektif, prekonsentrasi
dan penentuannya secara spektrofotometri.Kristianingrum Susila2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:03:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12363This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123632015-03-04T02:24:58Zsenyawa berkhasiat obat, analisis retrosintesis, modifikasi gugus
fungsionalTelah dilakukan penelitian terapan implementasi eko-efisiensi pada industri
printing batik yang melakukan proses scouring-bleaching dan printing, dengan
kapasitas produksi 5.000 meter produk batik per minggu. Permasalahan pada
perusahaan adalah masih banyak limbah cair hasil proses yang sesungguhnya dapat
dimanfaatkan kembali namun terbuang ke lingkungan. Tujuan dari penelitian terapan
implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan
lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di
perusahaan tersebut. Metoda yang dilakukan adalah observasi, wawancara, diskusi,
implementasi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Pada observasi lapangan
langsung dicari hotspot yaitu lokasi dimana memungkinkan diperolehnya eko-efisiensi.
Untuk industri printing batik, hotspot terjadi di lokasi scouring-bleaching dan printing.
Kemudian dilakukan wawancara dan diskusi baik dengan pimpinan maupun operator.
Selanjutnya dilakukan implementasi eko-efisiensi dan hasilnya dievaluasi. Evaluasi
hasil penelitian memperlihatkan bahwa banyak diperoleh keuntungan ekonomi dan
lingkungan bagi industri printing batik bila menerapkan eko-efisiensi secara terus
menerus. Tindakan eko-efisiensi yang dilakukan telah menghasilkan keuntungan
ekonomi dari pakai-ulang limbah scouring-bleaching sebesar Rp. 6.000.000,00,
penghematan air sebesar 610 m3, penghematan listrik sebesar 52,9 kwH per tahun.
Disamping itu diperoleh pula keuntungan lingkungan dengan adanya minimisasi
limbah yang terbuang.- SulaemanHadiyarto Agus2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:03:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12364This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123642015-03-04T02:24:58ZPENELITIAN POTENSI PENCEMARAN DARI 41 INDUSTRI
BATIK DI KLASTER BATIK SRAGENKlaster batik Sragen merupakan salah satu klaster Industri Mikro Kecil dan
Menengah batik berlokasi di desa Kliwonan dan di desa Pilang, kabupaten Sragen,
propinsi Jawa Tengah. Di klaster batik Sragen terdapat 41 IMKM batik yang aktif
berproduksi saat ini. Kapasitas produksi yang dihasilkan 1.265.950 meter batik per
tahun. Jenis produk bermacam-macam yaitu batik kombinasi cabut-tulis, batik
kombinasi cap-tulis, batik tulis, printing motif batik, printing lilin batik dan garmen.
Satu IMKM batik dapat memproduksi satu atau lebih dari satu jenis produk. Telah
dilakukan penelitian pada IMKM batik di klaster batik Sragen. Limbah industri batik
yang dibuang ke lingkungan seperti zat warna, zat kimia dan lilin batik menambah
pencemaran pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan
pada klaster industri batik dan instansi yang berwewenang serta memberikan
alternatif solusi untuk pelestarian lingkungan. Metoda yang dilakukan adalah
observasi, wawancara, diskusi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Penelitian
akan difokuskan pada tindakan-tindakan eko-efisiensi yang dapat memberikan peran
aktif pada industri batik sehingga industri batik mendapatkan keuntungan ekonomi,
lingkungan dan organisasi perusahaan.- Sulaeman2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:17:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123662015-03-04T02:24:58ZIMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK
CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDINGTelah dilakukan penelitian terapan implementasi eko-efisiensi pada industri
batik cap yang melakukan proses pencelupan padding dengan kapasitas produksi 300
meter produk batik per hari. Permasalahan pada perusahaan adalah masih banyak
limbah hasil proses baik limbah padat maupun limbah cair yang sesungguhnya dapat
dimanfaatkan kembali namun terbuang ke lingkungan. Tujuan dari penelitian terapan
implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan
lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di
perusahaan tersebut. Metoda yang dilakukan adalah observasi, wawancara, diskusi,
implementasi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Pada observasi lapangan
langsung dicari hotspot yaitu lokasi dimana memungkinkan diperolehnya eko-efisiensi.
Hotspot terjadi di lokasi pencelupan, pencucian dan proses batik sinaran. Kemudian
dilakukan wawancara dan diskusi baik dengan pimpinan maupun operator.
Selanjutnya dilakukan implementasi eko-efisiensi dan hasilnya dievaluasi. Evaluasi
hasil penelitian memperlihatkan bahwa banyak diperoleh keuntungan ekonomi dan
lingkungan bagi industri batik cap bila menerapkan eko-efisiensi secara terus
menerus. Tindakan eko-efisiensi yang dilakukan telah menghasilkan keuntungan
ekonomi dari pakai-ulang dan pungut-ulang limbah sebesar Rp. 11.520.000,-,
penghematan air sebesar 360 m3, penghematan listrik sebesar 37,5 kwH dan
keuntungan dari substitusi bahan bakar sebesar Rp. 1.500.000,- per tahun. Disamping
itu diperoleh pula keuntungan lingkungan dengan adanya minimisasi limbah yang
terbuang.- Sulaeman2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:17:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12388This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123882015-03-04T02:24:58ZPRAKTIKUM KIMIA DASAR SEBAGAI WAHANA UNTUK
MENGEMBANGKAN SIKAP WIRAUSAHA MAHASISWASikap wirausaha merupakan salah satu sikap yang harus dikembangkan untuk
mempersiapkan alumni program pendidikan Kimia untuk memasuki dunia kerja. Sikap
wirausaha bukan selalu berarti mendirikan usaha atau bisnis sendiri. Sikap wirausaha
berasosiasi dengan cara melibatkan inovasi yang benar-benar baru ke dunia yang
penuh resiko. Sikap wirausaha bukan sesuatu yang instant. Jiwa ini harus
ditumbuhkan sejak awal.
Praktikum Kimia Dasar yang mencakup banyak konsep memberikan
kesempatan inovasi yang luas untuk mengembangkan sikap wirausaha ini. Beberapa
pendekatan dapat diterapkan untuk mendukung hal tersebut, terutama yang searah
untuk memberikan tantangan sehingga membangkitkan sikap wirausaha. Salah
satunya adalah pendekatan praktikum berbasis projek
Sikap wirausaha sebagai outcome Praktikum Kimia Dasar dapat dinilai dengan
beberapa cara, baik dengan angket terbuka maupun angket tertutup. Penilaian juga
dapat dilakukan dengan memanfaatkan instrumen online atau dengan mengembangkan
sendiri instrumen berdasarkan indikator yang sudah ada.Purtadi SukismanPermana Sari Rr. Lis2015-03-04T02:24:58Z2019-03-06T08:21:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124032015-03-04T02:24:58ZPURIFIKASI DAN KARAKTERISASI KAOLIN ALAM
ASAL TATAKAN, TAPIN, KALIMANTAN SELATANMineralogi kaolin alam asal Tatakan, Kalimantan Selatan sebelum dan setelah
proses purifikasi dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR, difraktometer sinar-X
serta dianalisis harga kapasitas tukar kationnya (KTK) dengan metode pertukaran ion
amonium. Purifikasi dilakukan dengan metode sedimentasi dan dilanjutkan dengan
metode sifoning untuk memperoleh kaolin alam dengan komposisi kaolinit tinggi.
Hasil analisis terhadap sampel sebelum dan setelah proses purifikasi menggunakan
FTIR dan XRD menunjukkan proses purifikasi dengan metode sedimentasi mampu
meningkatkan komponen kaolinit mineral sampel dari 53,36% menjadi 73,03%.
Proses purifikasi juga mampu menurunkan kandungan mineral pengotor dari kaolin
alam berupa kuarsa dan klorit serta mampu meningkatkan harga kapasitas tukar
kation dari 7,93 meq/100 menjadi 10,47 meq/100g.- SunardiArryanto Yateman2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:03:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12340This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123402015-03-04T02:24:56ZPOTENSI SENYAWA ISOFLAVON DAN DERIVATNYA DARI
KEDELAI (GLYCINE MAX. L) SERTA MANFAATNYA UNTUK
KESEHATANIsoflavon tergolong kelompok senyawa flavonoid, yang banyak ditemukan
dalam buah–buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Kedelai merupakan bahan
pangan yang menempati urutan pertama mengandung senyawa isoflavon dan
derivatnya. Isoflavon dan derivatnya merupakan senyawa yang diketahui berfungsi
sebagai antioksidan, antitumor, antiosteroklerosis. Hasil penelitian menunjukkan
kedelai yang terfermentasi jamur Rhizopus oligosporus, seperti tempe menunjukkan
kandungan isoflavon dan derivatnya yang lebih tinggi dari pada dalam biji kedelai.
Kandungan isoflavon yang lebih tinggi tersebut diakibatkan oleh reaksi metabolisme
secara an aerob jamur Rhizopus oligosporus yang dapat mengubah senyawa flavonoid
menjadi isoflavonoid. Dalam makalah ini akan dibahas potensi senyawa isoflavon dan
derivatnya dari kedelai, serta manfaatnya untuk kesehatan.Atun Sri2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124132015-03-04T02:24:56ZKARAKTERISTIK KIT KIMIA “UNSUR, SENYAWA, DAN
CAMPURAN” UNTUK SISWA SMALB-BTujuan penelitian mengembangkan Kit Kimia untuk siswa SMALB-B
tentang topik “unsur, senyawa, dan campuran” sebagai penunjang materi kimia yang
terdapat dalam mata pelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (4-D models: Define, Design, Develop, dan Dissemination, dibatasi
sampai tahap Develop). Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi untuk
prototipe Kit Kimia. Sumber data diperoleh dari pakar bidang studi Kimia, Pendidikan
Luar Biasa (PLB), guru dan siswa SMALB-B. Dihasilkan prototipe Kit Kimia sesuai
dengan kebutuhan dan keterbatasan siswa tunarungu. Lembar Kerja Siswa (LKS)
dilengkapi seperangkat alat dan bahan kimia yang ramah lingkungan, mudah
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sajian dalam LKS mengutamakan visualisasi
dan kalimat yang pendek dan jelas. Digunakan ukuran huruf “16-20”, foto-foto
berwarna alat laboratorium kimia disertai namanya dan teknik eksperimen dasar. Ada
enam (6) topik kegiatan, dengan foto pada alat, bahan, dan cara kerja yang harus
dilengkapi oleh siswa, selain pengisian data pengamatan dan kesimpulan.Poedjiastoeti Sri- Liliasari2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124192015-03-04T02:24:56ZMODIFIKASI SILIKA GEL DALAM KAITANNYA
DENGAN PENINGKATAN MANFAATSilika gel merupakan salah satu bahan kimia yang dimanfaatkan sebagai
penjerap air yang terkandung dalam berbagai macam bahan yang bersifat
higroskopis. Sifat sebagai penjerap disebut juga sifat adsorptif berkaitan dengan
adanya situs aktif pada permukaan. Situs aktif pada permukaan silika gel terdiri atas
dua macam gugus fungsi, yaitu silanol dan siloksan.
Modifikasi silika gel berkaitan dengan proses perubahan situs aktif pada
permukaan, yaitu dengan merubah gugus silanol menjadi gugus fungsi yang lain.
Modifikasi dapat dilakukan dengan proses fisis dan proses kimia. Modifikasi dengan
proses kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain impregnasi, silanisasi
atau reaksi dengan pereaksi silan. Proses ini dilakukan terhadap silika gel. Proses
lain, yaitu proses sol – gel dilakukan dengan menambahkan pereaksi pada saat
terjadinya gelasi. Pada proses modifikasi, gugus silanol dapat diubah menjadi
berbagai macam gugus antara lain : amino ( -NH2 ), merkapto ( -SH ), fosfonato ( -
PO3H ) , sulfonato ( -SO3H) , dll. Berdasar hasil penelitian ternyata setelah modifikasi
, pemanfaatannya menjadi lebih luas.Sulastri Siti2015-03-04T02:24:56Z2019-03-06T08:22:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12425This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124252015-03-04T02:24:56ZPEMANFAATAN ION LOGAM BERAT TEMBAGA(II),
KROMIUM(III), TIMBAL(II), DAN SENG(II) DALAM LIMBAH
CAIR INDUSTRI ELECTROPLATING UNTUK PELAPISAN
LOGAM BESIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) beda potensial yang dapat
menurunkan kadar ion logam berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah
cair electroplating secara maksimal, 2) efisiensi penurunan kadar ion logam berat
Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair electroplating pada beda
potensial optimal dan 3) beda potensial yang menghasilkan kualitas lapisan yang
paling bagus penampilan fisiknya.
Penelitian ini diawali dengan persiapan: 1) sampel limbah cair, 2) elektroda
platina, dan 3) logam besi yang akan dilapisi. Alat electroplating yang dipakai berupa
potensiometer Merk Shimadzu Tipe NES_5F. Proses electroplating dilakukan pada
variasi beda potensial yaitu 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; 4,5; dan 5,0 volt. Analisis kadar ion
logam dalam limbah cair electroplating sebelum dan sesudah proses electroplating
secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengamatan hasil pelapisan dilakukan
secara visual oleh peneliti.
Kesimpulan penelitian ini adalah 1) beda potensial yang dapat menurunkan
kadar ion logam berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair
electroplating secara maksimal adalah 4 volt, 2) efisiensi penurunan kadar ion logam
berat Cu(II), Cr(III), Pb(II), dan Zn(II) dalam limbah cair electroplating pada beda
potensial optimal berturut-turut adalah 21,30; 72,37; 51,00; dan 58,60 %. Beda
potensial yang menghasilkan kualitas lapisan yang paling bagus penampilan fisiknya
adalah 4 volt.Marwati SitiTutik Padmaningrum Regina- Marfuatun2015-03-04T02:24:55Z2019-03-06T08:22:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12422This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124222015-03-04T02:24:55ZKAJIAN TENTANG KANDUNGAN LOGAM-LOGAM
BERHARGA DALAM LIMBAH ELEKTRONIK(E-WASTE) DAN
TEKNIK RECOVERYNYA MALALUI PROSES DAUR ULANGLimbah elektronik (E-Waste) merupakan suatu barang-barang yang terdiri dari
peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dikehendaki lagi. Komposisi bahanbahan
yang terkandung dalam limbah elektronik adalah bahan plastik, bahan oksida,
logam-logam seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au. Keberadaan limbah
elektronik semakin lama akan semakin menumpuk sehingga diperlukan penanganan
dan pengolahan yang ramah lingkungan.
Tujuan penulisan artikel kajian ini adalah untuk memberikan informasi tentang
kandungan logam-logam berharga dan teknik recoverynya melalui proses daur ulang.
Manfaat yang diharapkan adalah memberikan informasi tentang kandungan logamlogam
berharga dan proses recoverynya sehingga dapat digunakan sebagai tinjauan
untuk penanganan dan pengolahan limbah elektronik yang efektif dan ramah
lingkungan.
Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa dalam limbah elektronik
mengandung logam-logam yang relatif tinggi khususnya logam Cu dan mengandung
logam berharga yaitu Au dan Ag serta komponen berbahan plastik yang dapat didaur
ulang. Kandungan logam-logam yang relatif tinggi memberikan prospek untuk
pemakaian kembali (reuse) dengan cara pengambilan kembali (recovery). Teknik
recovery logam-logam dalam limbah elektronik dapat dilakukan melalui proses daur
ulang secara pemisahan mekanik, pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrokimia.Marwati Siti2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T08:22:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12416This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124162015-03-04T02:24:54ZRAPID TEST TERHADAP INFEKSI DAN STRATEGI
MENGHADAPI WABAH VIRUS FLU BABI PADA MANUSIAPenulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara ringkas
mengenai keberadaan wabah virus flu babi beserta cara mendetekisnya secara cepat.
Virus yang sangat membahayakan ini termasuk dalam subtipe H1N1. Virus ini telah
banyak menimbulkan kematian bagi manusia. Asal usul virus ini belum jelas berasal
dari hewan atau manusia. Sementara ini diduga bahwa virus ini merupakan virus
mutan yang berasal dari virus influenza pada manusia, babi dan unggas.
Berdasarkan pembahasan memberikan gambaran bahwa asal usul maupun
mekanisme infek virus flu babi pada manusia belum diketahui secara pasti. Untuk
mencegah merebaknya virus flu babi ini dapat dilakukan dengan langkah yang positif,
melalui vaksinasi babi dan manusia, maupun pembersihan kandang babi secara
kontinu. Pembantaian babi merupakan langkah yang tidak tepat, karena dapat
menimbulkan kepunahan jenis babi lokal Indonesia serta memungkinkan virus flu babi
dapat langsung menyerang manusia. Deteksi cepat terhadap keberadaan virus flu babi
dapat dilakukan dengan metode polymerize chain reaction yang hanya memerlukan
waktu sekitar satu jam.- Senam, Ph.D.2015-03-04T02:24:54Z2019-03-06T08:22:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12418This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124182015-03-04T02:24:54ZPROSPEK BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR YANG
TERBARUKAN DAN RAMAH LINGKUNGANPenulisan makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai kelebihan
bioetanol yang dihasilkan dari aktivitas mikroorganisme untuk mengkonversi
karbohidrat menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.. Berdasarkan uraian dalam
makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa di bumi Indonesia tersedia melimpah
material hayati yang mengandung karbohidrat yang potensial menghasilkan bioetanol.
Bioetanol yang dihasilkan dapat digunakan melalui pencampuran dengan bensin.
Bioetanol mampu menaikkan angka oktan bahan bakar serta dapat menurunkan
pencemaran lingkungan.- Senam, Ph.D.2015-03-04T02:24:51Z2019-03-06T08:22:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12423This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124232015-03-04T02:24:51ZPERUBAHAN WARNA DAN KADARTelah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
larutan pemutih terhadap kadarTutik Padmaningrum Regina2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T08:03:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12357This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123572015-03-04T02:24:50ZPENGGUNAAN INHIBITOR ORGANIK
UNTUK PENGENDALIAN KOROSI LOGAM DAN PADUAN
LOGAM
(Application of Organic Inhibitors
for Corrosion Control of Metals and Alloys)Penggunaan inhibitor organik untuk pengendalian korosi logam dan paduan
logam telah didiskusikan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan
inhibitor anorganik, seperti senyawa-senyawa kromat dan zink, telah menyebabkan
peningkatan penggunaan inhibitor organik. Inhibitor organik biasanya dirancang
sebagai “pembentuk lapisan adsorpsi” yang melindungi logam/paduan logam dengan
membentuk lapisan/film hidrofobik pada permukaan logam/paduan logam. Keefektifan
inhibitor organik bergantung pada susunan kimia, struktur molekul dan afinitasnya
terhadap permukaan logam/paduan logam. Kebanyakan inhibitor organik yang efektif
yang digunakan dalam industri adalah senyawa-senyawa organik yang mengandung
heteroatom seperti oksigen (O), nitrogen (N), belerang (S) dan ikatan rangkap di
dalam molekul-molekulnya yang memfasilitasi adsorpsi pada permukaan
logam/paduan logam. Pada umumnya inhibitor organik dapat menginhibisi seluruh
permukaan logam/paduan logam yang terpapar dalam lingkungan korosif bila
konsentrasinya memadai.- P. Yatiman2015-03-04T02:24:50Z2019-03-06T08:21:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12392This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123922015-03-04T02:24:50ZADSORPSI-REDUKTIF ISOTHERM AUCL4
¯ MENGGUNAKAN
ASAM HUMAT HASIL ISOLASI TANAH GAMBUT RAWA
PENING AMBARAWATelah dilakukan adsorpsi reduktif isotherm AuCl4
¯ dengan menggunakan asam
humat. Asam humat diisolasi dari tanah gambut Rawa Pening, Ambarawa
menggunakan 0,1 M NaOH dan dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan 0,1 M
HCl/0,3 M HF. Asam humat hasil isolasi dikarakterisasi menggunakan spektroskopi
inframerah, ditentukan kadar abunya dan diaplikasikan untuk adsorpsi isotherm
larutan AuCl4
¯. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa asam humat hasil isolasi
memiliki kadar abu sebesar 1,13%. Data adsorpsi Au(III) dengan menggunakan asam
humat lebih menunjukkan kecocokan dengan persamaan Freundlich di banding
Langmuir, dengan harga R=0,92, n=1,7184 dan log KF= 4,1707. Reduksi Au(III)
menjadi Au(0) oleh asam humat ditunjukkan dengan terbentukkan partikel padatan
berwarna ungu.Ismillayli NurulJuari Santosa SriHuda Thorikul2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:03:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12352This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123522015-03-04T02:24:49ZKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TAHUN
PERTAMA TENTANG STRUKTUR ATOMStruktur atom merupakan topik yang penting sebagai dasar untuk memahami
berbagai konsep kimia yang lain, seperti sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsepsi mahasiswa pendidikan
kimia tahun pertama tentang struktur atom. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, dan pengumpulan datanya menggunakan instrumen tes respon terbatas.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia tahun pertama yang
telah mengikuti perkulliahan kimia dasar, yang berjumlah 94 orang. Sebanyak 23 item
instrumen diagnostik pilihan ganda dua tahap telah diteskan untuk mengungkap
konsepsi mahasiswa tentang struktur atom. Berdasarkan analisis terhadap jawaban
mahasiswa, teridentifikasi 447 konsepsi alternatif mahasiswa, 40 diantaranya adalah
konsepsi alternatif mayor, dan rata-rata persentase mahasiswa yang memiliki konsepsi
ilmiah hanya 16,37 %. Persentase konsepsi ilmiah paling tinggi adalah pada konsepsi
tentang hubungan antar bilangan kuantum (45,74 %), persentase konsepsi ilmiah
paling rendah adalah pada konsepsi tentang makna bilangan kuantum utama (0 %),
sedangkan persentase konsepsi alternatif paling tinggi adalah pada konsepsi tentang
jenis-jenis bilangan kuantum yang menentukan identitas/keberadaan suatu orbital
(60,64%). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pemahaman mahasiswa tentang
struktur atom sangat rendah, sehingga perlu diperbaiki agar konsepsinya menjadi
lebih ilmiah.Fadiawati Noor- Liliasari2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:17:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123682015-03-04T02:24:49ZSeminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009Antihistamin merupakan salah satu jenis obat yang pemanfaatannya dalam
bidang medis dan farmasi sangat luas. Selain dipakai untuk mengobati bermacam
gangguan alergi juga dipakai sebagai antikolinergis, antiemetis, antiphlogistis,
sedativum, antiserotonin dan memiliki aktivitas anastetik lokal. Beragamnya
penggunaan dan prevalensi penyakit yang terus meningkat mendorong perlunya
pengawasan dan kontrol kualitas obat. Deksklorfeniramin maleat adalah antihistamin
derivat propilamin dan merupakan salah satu antihistamin yang banyak
direkomendasikan. Penelitian ini bertujuan mempelajari perilaku antihistamin
deksklorfeniramin maleat di permukaan elektroda pasta karbon pada pengukuran
secara voltametri. Studi voltametri terhadap deksklorfeniramin maleat telah dilakukan
dengan menggunakan teknik voltametri siklik dan voltametri pulsa diferensial. Rentang
potensial pengukuran yang dapat dipakai untuk studi antihistamin deksklorfeniramin
maleat adalah -200 sampai dengan 600 mV terhadap potensial Ag/AgCl. Studi
voltametri dilakukan dengan menggunakan elektroda kerja pasta karbon dengan
perbandingan komposisi grafit : parafin adalah 70 % : 30 %. Berdasarkan data arus
puncak yang diperoleh dari voltamogram siklik dan kajian awal voltametri pulsa
diferensial, dapat disimpulkan bahwa penentuan deksklorfeniramin maleat dapat
dilakukan dengan menggunakan metode voltametri.Hattu Nikmans- BuchariNoviandri IndraAchmad Sadijah2015-03-04T02:24:49Z2019-03-06T08:17:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12381This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123812015-03-04T02:24:49ZPEMANFAATAN LIMBAH ABU DASAR BATUBARA SEBAGAI
BAHAN DASAR SINTESIS ZEOLIT DAN APLIKASINYA
SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Cu (II)Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah abu dasar batubara
PLTU Paiton sebagai bahan dasar sintesis zeolit untuk adsorpsi logam Cu (II) dan
hasilnya dibandingkan dengan adsorpsi oleh abu dasar. Kajian yang dilakukan
meliputi sintesis dan karakterisasi dan kajian adsorpsi Cu (II). Sintesis zeolit
dilakukan melalui peleburan abu dasar batubara dengan NaOH pada 550 oC selama 1
jam yang dilanjutkan dengan reaksi hidrotermal dalam larutan basa pada 100 oC
dengan penambahan natrium silikat. Karakterisasi zeolit hasil sintesis dilakukan
dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD) dan spektofotometer inframerah (FTIR).
Analisis jumlah Cu (II) yang teradsorpsi oleh adsorben menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS).
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa zeolit dapat di sintesis dari abu dasar
batubara yang ditandai dengan adanya nilai d dari analisis difraksi sinar-X yang
spesifik untuk zeolit yang didominasi oleh zeolit Na-P. Karakterisasi dengan
spektrofotometer inframerah menunjukkan adanya gugus-gugus fungsi pembangun
kerangka zeolit. Kondisi optimum adsorpsi 10 mL Cu (II) 10 ppm oleh abu dasar dan
zeolit hasil sintesis dicapai pada waktu kontak berturut-turut pada menit ke-30 dan ke-
90. Konsentrasi optimum abu dasar dan zeolit hasil sintesis dicapai pada 100 dan 80
ppm. Parameter kinetika adsorpsi menunjukkan bahwa konstanta laju adsorpsi Cu (II)
oleh abu dasar dan zeolit hasil sintesis adalah berturut-turut 4 x 10-5 menit-1 dan 6 x
10-4 menit-1. Besarnya konstanta kesetimbangan Cu (II) abu dasar dan zeolit hasil
sintesis adalah berturut-turut 6101 mol-1L dan 6957 mol-1L. Parameter adsorpsi
isotermal menunjukkan kapasitas adsorpsi Cu (II) untuk zeolit hasil sintesis (1,0 x 10-5
mol/g) lebih besar daripada abu dasar (6,9 x 10-6 mol/g). Tetapan kesetimbangan
adsorpsi Cu (II) untuk zeolit hasil sintesis (34141 L/mol) lebih besar dari abu dasar
(4793 L/mol). Proses adsorpsi oleh Cu (II) diduga melibatkan adsorpsi kimia
(kemisorpsi) dengan energi adsorpsi untuk zeolit berturut-turut adalah 26,04 kJ/mol
dan 21,14 kJ/mol.- MurniatiHidayat Nurul- Mudasir2015-03-04T02:24:48Z2019-03-06T08:17:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12373This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123732015-03-04T02:24:48ZPENINGKATAN MINAT BELAJAR KIMIA SISWA MELALUI
MODUL KOMIK PADA KELAS X DI MAN 2 WATES
KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar kimia pada siswa
kelas X di MAN 2 Wates, Kulon Progo dengan metode penyajian materi pembelajaran
menggunakan modul belajar dalam bentuk komik.
Perumusan masalah adalah: Apakah ada peningkatan minat belajar kimia
dengan menggunakan modul komik pada siswa kelas X MAN 2 Wates Kulon Progo.
Lokasi penelitian ini di MAN 2 Wates. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas XB
di MAN 2 Wates dengan pokok bahasan yang diambil adalah Hukum-Hukum Dasar
Kimia. Waktu pelaksanaan penelitian bulan November – Desember 2008. penelitian ini
meliputi 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) penugasan pada
siswa, dan (4) pengisian angket dan evaluasi.
Hasil penelitian berupa peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari hasil
pengumpulan tugas yang diberikan dalam bentuk PR (Pekerjaan Rumah) secara
berkelompok dimana semua kelompok siswa mengumpulkan tugasnya (100 %), dan
hasil angket menyatakan 76,2 % siswa menyatakan lebih berminat mempelajari kimia,
9,5 % menyatakan biasa saja, dan 14,3 % menyatakan berminat terhadap gambar /
tokoh yang ditampilkanNirwana Rini, M.Pd Merry2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12359This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123592015-03-04T02:24:46ZInhibitor organik, pengendalian korosi, logam dan paduan logam,
pembentuk lapisan adsorpsi.Unsur-unsur logam merupakan unsur dominan dalam Kimia. Pembahasan dan
pengembangan riset unsur logam selama ini lebih banyak diarahkan pada produksi,
penggunaan dalam industri dan penanganan limbah yang menjadi bagian dari industri
pula. Studi tentang peran unsur-unsur logam dalam sistem hidup merupakan topik yang
perlu dikaji dan dikembangkan. Unsur-unsur logam yang dikenal sebagai mineral
memiliki peran yang sangat penting dalam metabolisme tubuh manusia. Meskipun
diperlukan dalam jumlah relatif kecil, kekurangan salah satu unsur dapat
menimbulkan gangguan. Unsur-unsur mineral yang diperlukan tubuh tersebar di
hampir semua posisi dalam Tabel Periodik Unsur. Unsur-unsur alkali (seperti Na dan
K), alkali tanah (Ca, Mg, hingga unsur-unsur transisi (Cr, Fe, Zn) menunjukkan peran
masing-masing.
Unsur-unsur Alkali dan Alkali tanah yang banyak berperan sebagai mineral
nutrisi adalah K, Na, Ca serta Mg. Natrium (Na) yang umumnya diperoleh dari garam
dapur (NaCl) berperan dalam membuat bahan dasar antar sel dan bersama ion K
(kalium) berperan mengatur kelancaran keluar masuknya air dan sari makanan dari
dan ke dalam sel. Ca (kalsium) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
Magnesium (Mg) berperan untuk kelancaran kerja berbagai enzim.
Molekul yang mengandung unsur transisi juga menunjukkan peran yang
signifikan dalam proses biokimia di berbagai sistem hidup. Contoh yang populer
adalah kompleks besi haemoglobin, yang bertanggungjawab dalam transport oksigen
dalam darah pada semua vertebrata dan beberapa avertebrata. Selenium memiliki
variasi karakter menurut spesiesnya. Sejumlah bukti menyatakan bahwa sejumlah dosis
sedang dari vitamin E dan selenium dapat menghambat pertumbuhan tumor. Namun
demikian, selenium dalam konsentrasi besar bersifat racun bagi tubuh. Unsur-unsur
transisi menunjukkan variasi valensi atau tingkat oksidasi pada senyawa yang
dibentuknya, antara +1 hingga +8. Seringkali perbedaan valensi ini memberikan efek
yang kontradiktif dalam sistem hidup. Sebagai contoh,kromium heksavalen merupakan
spesies yang bersifat toksik, sementara ion paralelnya yang bervalensi III berperan
dalam metabolisme glukosa.Sri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:46Z2019-03-06T08:03:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12360This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123602015-03-04T02:24:46ZKARAKTERISASI KROMIUM (III) ASKORBAT PRODUK
INDUSTRI SEBAGAI UPAYA MENDAPATKAN DATA
PEMBANDING BAGI PRODUK SINTESISKromium bervalensi tiga, Cr (III) berguna sebagai mikronutrien yang
membantu proses mengaktifkan produksi hormon insulin. Karena sifat ini, kromium
(III) dipakai dalam produk nutrisi yang dibuat khusus untuk diabetesi. Beberapa
produk memakai kromium pikolinat (Cr Pic), bentuk garam dari asam pikolinat (asam
piridin-2- karboksilat). Kromium pikolinat (CrPic) merupakan produk yang tergolong
mahal. Ada pula alternatif pemanfaatan Cr (III) yang serupa dengan CrPic, dengan
mengganti anion pikolinat dengan anion yang lebih murah, melimpah dan aman untuk
dikonsumsi manusia, misalnya askorbat.
Sintesis Kromium (III) askorbat merupakan upaya yang sangat berguna. Produk
dari sintesis perlu dikarakterisasi dan dibandingkan dengan suatu data tertentu yang
berperan sebagai data pembanding. Data pembanding dapat diperoleh dari suatu
tabel data (jika tersedia) atau dengan melakukan karakterisasi terhadap suatu produk
standar. Karakterisasi secara kualitatif dan kuantitatif telah dilakukan dengan
Spektrofotometer Inframerah (Infra Red Spectrophotometer) dan Spektrofotometer
Serapan Atom (Atomic Absorbtion Spectrophotometer, AAS).
Analisis dengan Spektrofotometer inframerah terhadap sampel memberikan
hasil berupa beberapa puncak karakteristik, antara lain puncak yang menunjukkan
pemutusan ikatan hidrogen antarmolekul dalam asam askorbat (H2A) bebas,
pergeseran puncak stretching C=C ke arah frekuensi yang lebih rendah (dari 1670
cm-1), vibrasi ikatan C-O+ , vibrasi Cr-O, vibrasi cincin, dan air yang terkoordinasi.
Munculnya serapan pada AAS berhasil menunjukkan adanya kromium dalam produk
mineral askorbat ini. Dengan memasukkan data absorbansi pada persamaan y =
0,0287x (dari kurva standar), diperoleh konsentrasi Cr sebesar 0.465 ppm.Sri Budiasih Kun2015-03-04T02:24:45Z2019-03-06T08:03:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12344This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123442015-03-04T02:24:45ZPENGARUH pH DALAM EKSTRAKSI ION LOGAM Fe3+ DAN
Ni2+ MENGGUNAKAN POLI(ETIL EUGENILOKSI ASETAT)Telah dilakukan ekstraksi ion logam Fe3+ dan Ni2+ menggunakan poli(etil
eugeniloksi asetat) sebagai ligan dalam kloroform. Ekstraksi dilakukan untuk
mempelajari pengaruh pH, menentukan Efisiensi ekstraksi (%E) poli(etil eugeniloksi
asetat) dengan kation Fe3+ dan Ni2+.
Pada setiap variasi pH 1, 3, 4 dan 5 , menggunakankan 10 mL larutan Fe3+ dan
Ni2+ dan 5 mL poli(etil eugeniloksi asetat) dengan konsentrasi 5 ´ 10-3 M. Konsentrasi
logam Fe3+ dan Ni2+ yang tersisa setelah ekstraksi di fasa air diukur menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi Fe3+ dengan poli(etil eugeniloksi asetat)
optimum pada pH 4, konsentraksi ligan 5 × 10-3 M, waktu ekstraksi 60 menit, efisiensi
ekstraksi (%E) = 94,77%. Ekstraksi Ni2+ dengan poli(etil eugeniloksi asetat) optimum
pada pH 4, konsentraksi ligan 5 × 10-3 M, waktu ekstraksi 60 menit, efisiensi ekstraksi
(%E) = 35,16%. Ligan poli(etil eugeniloksi asetat) dapat memisahkan besi dan nikel.Latupeirissa JolantjeSiswanta DwiHidayat Aprilita Nurul2015-03-04T02:24:43Z2019-03-06T08:03:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12347This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123472015-03-04T02:24:43ZVOLTAMETRI PULSA DIFERENSIAL UNTUK PENENTUAN
METAMFETAMIN MENGGUNAKAN MEMBRAN POLIANILIN
: PENGARUH pH DAN ELEKTROLIT PENDUKUNGPerkembangan metode analisis obat, khususnya yang termasuk golongan
psikotropika sangat berkembang. Hal ini perlu dilakukan karena banyaknya obat-obat
yang beredar secara ilegal di pasaran yang dapat disalahgunakan. Metode voltametri
pulsa diferensial merupakan metode yang sederhana yang dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi metamfetamin. Membran sensor yang digunakan adalah
polianilin yang dibuat secara elektropolimerisasi pada permukaan kawat emas.
Elektroda kerja yang digunakan adalah kawat emas dengan membran sensor
polianilin, kawat Pt sebagai elektroda bantu, dan Ag/AgCl sebagai elektroda
pembanding. Volume larutan uji sebanyak 5,0 mL dengan pH larutan 3 – 10, tanpa
elektrolit pendukung. Selanjutnya dilakukan pengukuran dalam beberapa macam
elektrolit pendukung, yaitu KCl, NaCl, dan NaClO4. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pengukuran menghasilkan arus puncak maksimum pada pH 8 dan elektrolit
pendukung KCl.Indra Noviandri Irdhawati- Buchari2015-03-04T02:24:41Z2019-03-06T08:03:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12338This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123382015-03-04T02:24:41ZKECEPATAN PENYERAPAN ZAT ORGANIK VINASE
DENGAN ECENG GONDOK KOMBINASI LUMPUR AKTIFLimbah vinase dengan konsentrasi zat organik yang tinggi merupakan hasil
samping produksi alkohol dari molase, berpotensi mencemari dan merusak lingkungan
sehingga harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Eceng gondok dimanfaatkan
untuk pengolahan limbah vinase. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
konsentrasi vinase maksimum di mana eceng gondok masih dapat tumbuh dan
kecepatan penyerapan zat organik vinase menggunakan eceng gondok (Eichhornia
Crassipes) dikombinasi lumpur aktif.
Eceng gondok kombinasi lumpur aktif ditanam pada limbah vinase dalam bak
berukuran 115 cm x 76 cm x 35 cm. Tinggi larutan vinase 31,5 cm. Massa eceng
adalah sekitar 800 g. Larutan vinase diaduk menggunakan pompa agar homogen.
Konsentrasi awal vinase antara 744 – 1880 mg/L. Setiap hari sampel diambil untuk
dianalisis COD-nya, selama 8 hari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat tumbuh pada vinase
dengan konsentrasi COD maksimum 1894 mg/L. Dengan model yang diajukan,
kecepatan penyerapan zat organik (RE ) oleh eceng gondok kombinasi lumpur aktif
adalah
S l
r l
E K C
kXC
V
Cl M
H
k
R
+
= + (mg/L)/jam, di mana nilai kr/H = 2,89x10-
6/(mg/L)jam. Cl adalah konsentrasi zat organik di larutan, H tetapan Henry, M massa
eceng gondok, V volum vinase, dan X adalah konsentrasi lumpur aktif. Kecepatan
penyerapan ini berlaku pada konsentrasi vinase berkisar antara 184 – 1880 mg/L dan
X berkisar 504 -520 mg/L. Efisiensi penyerapan kombinasi eceng gondok dengan
lumpur aktif sekitar 52,34 – 78,57%.- Hermawati- RochmadiMulyono Panut2015-03-04T02:24:41Z2019-03-06T08:03:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12349This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123492015-03-04T02:24:41ZKAJIAN PENGARUH ION Cd(II) TERHADAP EFEKTIVITAS
FOTOREDUKSI ION Cu(II) YANG TERKATALISIS OLEH TIO2Dalam penelitian ini telah dilakukan kajian pengaruh penambahan fotokatalis
TiO2 dan ion Cd(II) pada pH dan konsentrasi yang bervariasi, terhadap efektivitas
fotoreduksi ion Cu(II) yang terkatalisis oleh TiO2. Proses fotoreduksi dilakukan
dengan cara menyinari campuran yang terdiri dari larutan ion Cu(II) dan serbuk
fotokatalis TiO2 tanpa maupun dengan adanya ion Cd(II) dalam reaktor tertutup yang
dilengkapi dengan lampu UV yang disertai pengadukan. Kondisi proses fotoreduksi
adalah 50 mL larutan ion Cu(II) 10 ppm (0.157 mmol/L) ion Cd(II) dengan konsentrasi
dan pH yang bervariasi, dan TiO2 seberat 20 mg, dengan waktu reaksi selama 24 jam.
Hasil fotoreduksi ditentukan berdasarkan selisih konsentrasi ion Cu(II) awal dengan
konsentrasi ion Cu(II) sisa dalam larutan setelah proses fotoreduksi yang ditentukan
dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TiO2 dapat meningkatkan
efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) dari 12,18% menjadi 43,28%, yang diawali dengan
proses adsorpsi. Adanya ion Cd(II) dalam sistem reaksi fotoreduksi dengan
konsentrasi yang semakin besar menyebabkan penurunan fotoreduksi ion Cu(II) yang
relatif kecil karena adanya kompetisi dalam adsorpsi. Pada pH yang bervariasi
penambahan ion Cd(II) memberikan trend fotoreduksi ion Cu(II) yang sama dengan
trend fotoreduksi ion Cu(II) tanpa adanya ion Cd(II). Trend tersebut menunjukkan
bahwa kenaikan pH 1 sampai 7 dapat menurunkan fotoreduksi ion Cu(II), dan semua
ion Cu(II) hilang dari larutan pada pH lebih tinggi dari 8 karena terbentuknya
endapan Cu(OH)2. Fenomena ini berhubungan dengan spesiasi ion Cu(II), ion Cd(II),
dan permukaan fotokatalis TiO2.Hatimah HusnulTri Wahyuni EndangHidayat Aprilita Nurul2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T08:03:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12342This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123422015-03-04T02:24:40ZPILARISASI ANION TETRATITANAT STRUKTUR LAYER
OLEH SPESIES POLIKATION ZIRKONIUM (IV)Pilarisasi spesies zirkonium(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer
(Ti4O9
2-) berhasil dilakukan melalui 3 tahap: 1). pertukaran kation K+ pada kalium
tetratitanat dengan H+ dari HCl menjadi hidrogen tetrtatitanat, 2). interkalasi
butilamonium ke dalam layer anion tetratitanat dan 3). pertukaran kation
butilamonium dengan kation spesies zirkonium(IV). Prosedur tersebut lebih dikenal
sebagai metode Chimie Douce. Spesies polikation Zr(IV) diperoleh dengan cara
melarutkan kristal ZrOCl2.8H2O dalam pelarut air pada kondisi berbagai pH
lingkungan reaksi yaitu 0,1; 0,9 dan 1,8). Padatan yang dihasilkan dikarakterisasi
dengan difraktometer sinar-X (XRD). Secara khusus, analisis kadar Ti dan Zr dalam
padatan yang dihasilkan pada pH lingkungan reaksi = 0,9 dengan spektrometer
pendar sinar-X. Pilarisasi spesies Zr(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer
ditunjukkan bahwa spesies kationik Zr(IV) yang terpilar pada antar layer anion
tetratitanat (Ti4O9
2-) pada kondisi pH lingkungan reaksi: 0,1; 0,9 dan 1,8 terdiri dari
tiga jenis spesies yaitu [Zr(H2O)8]4+, [Zr(OH)(H2O)7]3+ dan [Zr(OH)2(H2O)6]2+.
Spesies [Zr(OH)(H2O)7]3+ mendominasi pada pH = 0,9 dan berkurang dominasinya
pada pH yang lebih rendah (pH = 0,1). Pada pH yang lebih tinggi (pH = 1,8)
dominasi dari kluster [Zr(OH)(H2O)7]3+ berkurang, dan muncul kluster lain yaitu
[Zr(OH)2(H2O)6]2+. Rumus molekul yang mungkin padatan yang dihasilkan pada pH
lingkungan = 0,9 dalam kondisi major didasarkan data spektrometer pendar sinar-X:
[Zr(OH)(H2O)7]0,089H1,911 Ti4O9.x H2O.Sutrisno HariDwi Siswani Endang2015-03-04T02:24:40Z2019-03-06T08:17:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12376This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123762015-03-04T02:24:40ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PESERTA
PERKULIAHAN ANALISIS INSTRUMENTASI MELALUI
PEMBUATAN PETA KONSEP SECARA
KOOPERATIF MODEL STADTujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar
mengajar ditinjau dari aspek kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian dirancang
sebagai penelitian tindakan kelas tiga siklus, dengan mengambil pokok bahasan
Hukum Dasar Absorpsi, Aplikasi Analisis Secara Spektrofotometri, dan
Spektrofotometri Infra Merah. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan
Kimia yang sedang mengambil perkuliahan Analisis Instrumentasi di semester pendek
2006–2007, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 orang. Instrumen penelitian
terdiri dari instrumen pembelajaran, yaitu bahan ajar yang diwajibkan dan suplemen
bahan ajar (hands out). Instrumen pengukuran dibedakan menjadi dua macam, yaitu
instrumen pengukuran kualitatif (lembar observasi), serta instrumen pengukuran
kuantitatif (peta konsep dan tes tertulis). Data kuantitatif dikelompokkan berdasarkan
rentangan skor tertentu, dan hasilnya disimpulkan berdasarkan patokan kemampuan
yang berlaku di Universitas Negeri Malang. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui pembuatan peta konsep secara
kooperatif model STAD pada matakuliah Praktikum Analisis Instrumentasi dapat
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ditinjau dari aspek kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif peningkatan dapat diketahui dari kemampuan kooperatif
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Indikator peningkatan tersebut
dapat dilihat dari aspek-aspek saling ketergantungan yang positif, interaksi langsung
antar mahasiswa, pertanggungjawaban individu, dan keterampilan berinteraksi antar
individu dan kelompok. Secara kuantitatif dapat diketahui dari penilaian aspek
kognitif, yaitu hasil peta konsep dan hasil ujian pada pokok bahasan Hukum Dasar
Absorpsi, Aplikasi Analisis Secara Spektrofotometri, dan Spektrofotometri Infra
Merah. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan
kemampuan mahasiswa siklus demi siklus.Retno Widarti Hayuni2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:02:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12232This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/122322015-03-04T02:24:38ZPENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCELTelah dilakukan penerapan metode integrasi Monte-Carlo pada lembarkerja Excel, yaitu penentuan nilai π, dan menentukan titik pusat massa suatu bentuk toroida terpotong. Hasil komputasi dapat langsung ditampilkan dalam lembarkerja setiap ada perubahan parameter masukan sehingga membantu dari segi pembelajaran komputasi. Pada penentuan π diperoleh π = 3,12 ± 0,04 untuk 2000 cacah bilangan acak, sesuai dengan nilai yang disepakati umum. Pada penentuan volume dan titik pusat massa suatu toroida terpotong, untuk 2000 cacah bilangan acak, diperoleh volume 21,6 ± 0,5 (satuan bebas) dan koordinat xcm = 2,43; ycm = 0,15; zcm = − 0,0001; dengan ketakpastian relatif pada semua titik sebesar 0,02. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa lembarkerja Excel dapat digunakan untuk komputasi.Sulistya Eko2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:03:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12350This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123502015-03-04T02:24:38ZPENGUASAAN MATERI AJAR GURU KIMIA DI SULAWESI
TENGAH PASCA PENDAMPINGAN OLEH LPMPTelah dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas program pendampingan
yang dilakukan oleh LPMP dalam rangka meningkatkan kompetensi penguasaan
materi ajar guru kimia SMA di Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan metode
kuasi eksperimen dengan one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di
Kota Palu dan melibatkan 16 orang guru kimia SMA Negeri yang mengajar kelas X.
Materi ajar dibatasi pada Struktur Atom, Sistem Periodik dan Ikatan Kimia. Data
tentang kemampuan guru diperoleh dari sebelum dan sesudah kegiatan
pendampingan. Sebelum pendampingan guru diobservasi ke kelas dan sebelum
pendampingan diberikan tes awal. Setelah kegiatan pendampingan usai kepada guru
diberikan tes akhir. Nilai gain ternormalisasi rata-rata dari hasil penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan kualitas penguasaan materi guru sebesar 0,55
(SD=0,29). Penyerapan tertinggi terjadi pada materi ajar Struktur Atom sebesar 0.65
(SD=0,25) dan penyerapan terendah 0,52 (SD=0,29) pada materi Sistem Periodik.Eka Putra Erisda- LiliasariSopandi Wahyu2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:17:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12385This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123852015-03-04T02:24:38ZBIODEGRADASI POLIMER HASIL SINTESIS DARI
POLIOKSIETILEN GLIKOL DAN METILEN-4,4’-
DIFENILDIISOSIANAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA
PERKULIAHAN KIMIA FISIKA POLIMERPerkuliahan Kimia Fisika Polimer umumnya dilaksanakan melalui
pembelajaran di dalam kelas tanpa disertai dan didukung dengan metode
laboratorium. Dengan demikian materi polimer khususnya penananaman konsep
biodegradasi polimer akan menjemukan, tidak menarik untuk dipelajari, serta mudah
dilupakan. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran
biodegradasi polimer. Penggunaan media laboratorium sebagai sumber belajar
diharapkan mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran biodegradasi
polimer. Sebagai upaya mengembangkan sumber belajar biodegradasi polimer dapat
memanfaatkan bahan kimia yang ada di pasaran, yaitu polioksietilen glikol massa
molekul dan metilen-4,4’-difenildiisosianat (MDI) sebagai bahan dasar untuk sintesis
poliuretan. Pada kajian ini diungkapkan pemanfaatan biodegradasi poliuretan hasil
sintesis dari PEG dan MDI sebagai alternatif sumber belajar biodegradasi polimer.
Dengan memanfaatkan sumber belajar tersebut diharapkan mahasiswa akan
memahami secara nyata pengertian biodegradasi polimer, teknik karakterisasi dalam
biodegradasi polimer, serta karakter polimer akibat biodegradasi.Rohaeti Eli2015-03-04T02:24:38Z2019-03-06T08:17:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12387This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123872015-03-04T02:24:38ZKARAKTERISASI BIODEGRADASI POLIMERBiodegradasi polimer dapat terjadi akibat serangan secara mikrobiologis
terhadap material tersebut. Mikroorganisme mempunyai kemampuan memproduksi
bermacam-macam enzim yang dapat bereaksi dengan polimer. Fenomena
biodegradasi polimer terlihat dari fakta bahwa dalam siklus makanan di alam, secara
langsung atau tidak, cepat atau berangsur-angsur, material yang ada akan berkurang
jumlahnya, artinya material tersebut sebagian atau seluruhnya digunakan sebagai
sumber nutrisi oleh mikroorganisme. Pada kajian ini diungkapkan berbagai teknik
karakterisasi dalam biodegradasi polimer. Teknik karakterisasi yang akan dibahas
meliputi analisis kuantitatif melalui teknik penimbangan, analisis gugus fungsi dengan
Fourier Transform Infra Red, sifat termal melalui teknik Differential Thermal Analysis
(DTA), kristalinitas melalui teknik X-Ray Diffraction (XRD), serta pengamatan
permukaan dengan teknik Scanning Electron Microscopy (SEM). Berdasarkan hasil
analisis kuantitatif selama biodegradasi dapat ditentukan kehilangan massa dan laju
kehilangan massa (biodegradabilitas) polimer sehingga dapat diketahui kemudahan
biodegradasi dari polimer. Analisis gugus fungsi dengan teknik Fourier Transform
Infra Red dapat menunjukkan perubahan gugus fungsi akibat biodegradasi. Analisis
sifat termal dapat menunjukkan perubahan sifat termal meliputi perubahan transisi
gelas atau temperatur leleh serta temperatur degradasi akibat biodegradasi. Analisis
kristalinitas dapat menunjukkan perubahan keteraturan struktur polimer akibat
biodegradasi. Pengamatan permukaan dengan alat SEM dapat menunjukkan
kerusakan permukaan akibat biodegradasi.Rohaeti Eli2015-03-04T02:24:36Z2019-03-06T08:17:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12390This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123902015-03-04T02:24:36ZADSORPSI MULTI LOGAM Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) DAN
Ni(II) PADA HIBRIDA ETILENDIAMINO-SILIKA DARI ABU
SEKAM PADIDalam penelitian ini telah dipelajari adsorpsi multi logam Ag(I), Pb(II), Cr(III),
Cu(II) dan Ni(II) pada silica gel (SG) dan hibrida etilendiamino-silika (HDS) yang
dihasilkan dari penelitian sebelumnya (Purwaningsih, 2007). Adsorpsi Ag(I), Pb(II),
Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) dilakukan dengan sistem batch selama 60 menit dengan
variasi konsentrasi ion logam. Ion logam yang teradsorpsi dihitung dari selisih
konsentrasi sebelum dan sesudah adsorpsi yang dianalisis dengan AAS. Data yang
dihasilkan, digunakan untuk menentukan parameter termodinamika dengan model
isotherm adsorpsi Langmuir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dibandingkan SG, kapasitas adsorpsi
pada HDS untuk Ag(I), Cr(III) dan Ni(II) mengalami peningkatan, sedangkan untuk
Cu(II) dan Pb(II) mengalami penurunan. Data energi adsorpsi ion logam secara
umum relatif rendah untuk Ag(I), Pb(II), Cr(III), Cu(II) dan Ni(II) adalah 22,36;
22,70; 13,36; 23,45; dan 13,90 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa interaksi antara
HDS dengan ion logam terjadi melalui fisisorpsi untuk Cr(III) dan Ni(II) dan
kemisorpsi untuk Ag(I), Pb(II) dan Cu(II).Purwaningsih Dyah2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T08:02:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12334This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123342015-03-04T02:24:35ZPENGARUH KONSENTRASI ZAT WARNA BASA TERHADAP
KETUAAN DAN KETAHANAN WARNA PADA PENCELUPAN
SERAT SABUT KELAPASerat sabut kelapa adalah serat (coir fibre) yang diperoleh dari buah kelapa
yang termasuk golongan serat selulosa, dan diperoleh dari hasil samping dari industri
kelapa dan diperkirakan 4-5 juta ton pertahun dapat dihasilkan. Pemanfaatannya
sebagai bahan baku industri jok, tekstil kerajinan, seperti untuk matras, karpet, produk
kerajinan, dan serat berkaret. Umumnya perhatian orang masih tertumpu kepada
pemanfaatan daging kelapa sementara hasil samping (coconut by product) berupa
serat sabut kelapa belum dimanfaat secara maksimal dan masih merupakan sumber
daya potensial yang terbuang (waste potensial resource). Pemanfaatan hasil ikutan ini
akan dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan bagi negara berupa
perolehan devisa, baik itu dikelola secara industri manufaktur maupun kerajinan
rakyat.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kualitas bahan baku serat sabut
kelapa melalui proses pencelupan (pewarnaan) sebagai bahan baku siap untuk
industri. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat sabut kelapa yang
telah diputihkan dengan H2O2 cara perendaman dingin selama 20 jam. Pencelupan
menggunakan zat warna basa dengan variasi konsentrasi 2, 3, dan 4 g/l, waktu
pencelupan, 60 menit, dengan suhu 85 oC.
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa penurunan kekuatan tarik serat
sabut kelapa setelah proses pemutihan cara dingin sebesar 5,60 %, dan setelah proses
pencelupan dengan zat warna basa sebesar 7,14 %, setelah proses pencelupan dengan
zat warna basa dari bahan yang telah diputihkan sebesar 1,63%, persentase
penurunan kekuatan relatip kecil dibanding penurunan kekuatan tarik setelah proses
pemutihan. Ketuaan warna pencelupan dengan konsentrasi 2 g/l menunjukan nilai 5
yang artinya lebih tua. Sedang untuk ketahanan luntur warna terhadap gosokan,
untuk tahan gosok basah nilai 1-2, dan kering 3-4, terhadap sinar menunjukan nilai 3-
4; dan terhadap pencucian nilai 2.Suheryanto DwiHaryanto Tri2015-03-04T02:24:35Z2019-03-06T08:02:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123362015-03-04T02:24:35ZTEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN
DENGAN BAHAN BAKAR GASKeberhasilan suatu proses peleburan perak campuran pada industri kerajinan perak
tergantung pada cara peleburannya. Banyak ragam cara peleburan perak campuran
yang biasa dilakukan oleh perajin perak, yaitu cara hembusan( dengan alat gembosan)
dengan memakai bahan bakar arang kayu atau minyak tanah serta cara konvensional
lainnya. Peleburan perak campuran yang menggunakan alat blow-torch dengan
menggunakan bahan bakar gas memberikan hasil yang relatif lebih baik dilihat dari
segi tekno ekonominya bila dibandingkan dengan cara-cara konvensional, meliputi
temperatur yang dapat dicapai, kecepatan peleburan serta pemakaian bahan bakar
yang lebih ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap l kg perak
campuran diperlukan bahan bakar gas sebanyak 81,789 gr yang relatif pemakaiannya
lebih hemat bila dibandingkan dengan cara konvensional yang menggunakan 1,5 kg
arang kayu dan waktunya lebih cepat yaitu 4 menit dengan bahan baku gas dari 60- 75
menit untuk arang kayu.Suheryanto DwiHaryanto Tri2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:03:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12362This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123622015-03-04T02:24:32ZPENYEDIAAN SENYAWA BERKHASIAT OBAT SECARA
SINTESIS DENGAN ANALISIS RETROSINTESISSenyawa-senyawa berkhasiat obat dapat diperoleh baik dengan cara sintesis
maupun secara isolasi. Banyak obat modern yang berasal dari tanaman tertentu, obat
tersebut diketemukan berdasarkan kebiasaan nenek moyang kita menggunakan
tanaman tersebut. Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat obat sudah dimiliki
oleh nenek moyang kita, khasiatnyapun sudah banyak dibuktikan secara ilmiah.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengisolasi senyawa-senyawa
berkhasiat obat, serta melakukan uji farmakologis pada produk-produknya.
Penyediaan senyawa-senyawa berkhasiat obat secara isolasi dari tanaman
tertentu memerlukan ketelitian dan kecermatan tersendiri. Apalagi kandungan
senyawa-senyawa tersebut dalam tanaman sangat kecil. Di samping itu proses isolasi
memerlukan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama, sehingga penyediaan
senyawa secara isolasi dirasa kurang efektif dan efisien. Maka dilakukan upaya untuk
penyediaan senyawa berkhasiat obat tersebut secara sintesis dari senyawa-senyawa
lain.
Dengan ditemukannya teknik analisis retrosintesis atau pendekatan diskoneksi
(disconnection approach) semakin memudahkan para kimiawan organik sintesis dalam
sintesis senyawa organik. Senyawa-senyawa aktif yang telah berhasil diisolasi dari
tanaman berkhasiat obat dapat disintesis dengan pendekatan ini. Sintesis dengan teknik
analisis retrosintesis bersifat analitik, dimulai dari molekul yang akan disintesis
(molekul target) dan memecahnya/ memotongnya/ membelahnya dengan seri diskoneksi
ke bahan-bahan awal yang mungkin, kemudian merekayasa satu seri reaksi, langkahlangkah
reaksi dan rute yang dilalui, serta reagen-reagen yang diperlukan. Berbagai
modifikasi dapat dilakukan, misalnya dengan memodifikasi gugus-gugus fungsional
pada bahan awal untuk mendapatkan senyawa analog dengan berbagai aktivitasnya.- C. Budimarwanti2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:21:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12405This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124052015-03-04T02:24:32ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DENGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET SEBAGAI PENERAPAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA KULIAH
KIMIA DASAR 2Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan kualitas
pembelajaran mahasiswa dengan pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan
problem based learning (PBL) pada mata kuliah kimia dasar 2 ditinjau dari motivasi,
kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi, 2) tanggapan mahasiswa
pada pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan problem based learning
(PBL) pada mata kuliah kimia dasar 2.
Sejalan dengan tujuan di atas, penelitian ini didesain sebagai penelitian
tindakan kelas yang dikenakan pada mahasiswa peserta perkuliahan Kimia Dasar 2.
Data berupa nilai pemahaman konsep kimia, kemampuan berfikir kompleks dan
pemrosesan informasi serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Data motivasi
dan kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi dikumpulkan melalui
observasi objek, dan pemberian angket. Data sikap mahasiswa diambil dengan
menggunakan angket. Semua data dianalisis secara deskriptip
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kualitas pembelajaran Kimia dengan
menggunakan pembelajaran berbasis internet sebagai penerapan PBL dapat dilihat
dari dua hal. Kemampuan berfikir kompleks dan pemrosesan informasi mahasiswa
dengan mengguakan metode ini termasuk dalam criteria baik. Motivasi belajar Kimia
secara umum dapat ditingkatkan, 2) ada 23 (46,94%) mahasiswa yang dengan tegas
menyatakan menyukai metode ini dan 2 (4,08%)mahasiswa menyatakan tidak
menyukai model ini, meskipun tidak memberi pernyataan tegas, ada 16 (32,65%)
orang yang memberi pernyataan positip dan 8 (16,33%) orang memberi pernyataan
negatif.Fajar Partana Crys2015-03-04T02:24:32Z2019-03-06T08:21:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/124072015-03-04T02:24:32ZEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN KIMIA
DI SMASalah satu metode pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan di negaranegara
maju adalah metode pembelajaran kooperatif, yaitu suatu metode yang
mendesain peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajarnya. Ada lima tipe metode pembelajaran kooperatif
yaitu: 1) Student Teams Achievement Division (STAD), 2) Teams Game Tournament
(TGT), 3) Jigsaw, 4) Team Accelerated Instruction (TA), dan 5). Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Salah satu tipe metode ini, yaitu tipe
STAD akan dilihat efektivitasnya pada pembelajaran kimia di SMA
Efektivitas metode kooperatif diuji coba dengan menerapkan metode kooperatif
tipe STAD pada mata pelajaranKimia di SMA untuk Kelas X dan Kelas XI. Metode
Kooperatif tersebt diterapkan pada dua Sekolah yag berbeda. Kelas X di SMAN Sewon
Bantul, sedangkan Kelas XI di SMAN 9 Yogyakarta. Masing-masing sekolah diambil
dua kelas, satu sebagai kelas eksperimen yang satu sebagai kelas kontrol.
Hasil uji coba setelah dibandingkan dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa
metode Kooperatitif tipe STAD memberikan hasil cukup efektif jika diterapkan pada
mata pelajaran Kimia baik untuk peserta didik kelas X maupun kelas XI SMA.Fajar Partana CrysPermana Sari LisPurtadi Sukisman2015-03-04T02:24:30Z2019-03-06T08:17:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12380This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123802015-03-04T02:24:30ZPENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS MELALUI
PENYUSUNAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA SMA
KELAS XI IPA DI DIYPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan penilaian
penugasan melalui penyusunan peta konsep ditinjau dari pemahaman konsep kimia
siswa SMA kelas XI IPA di DIY, efektivitas penerapan penilaian penugasan melalui
penyusunan peta konsep ditinjau dari motivasi belajar siswa SMA kelas XI IPA di DIY,
kualitas peta konsep yang disusun oleh siswa SMA kelas XI IPA di DIY, dan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas peta konsep dengan pemahaman
konsep kimia siswa SMA kelas XI IPA di DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan beberapa desain
penelitian. Subjek penelitian adalah siswa-siswa SMA Negeri kelas XI IPA di Propinsi
DIY di 3 lokasi sekolah, yaitu SMA N 1 Ngaglik, SMA N 2 Bantul, dan SMA N 5
Yogyakarta. Objek penelitian meliputi; pemahaman siswa, motivasi belajar siswa dan
kualitas peta konsep yang disusun siswa. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji
anakova dan regresi, analisis deskriptif persentase serta analisis korelasi product
moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penilaian penugasan melalui
penyusunan peta konsep efektif ditinjau dari motivasi belajar kimia siswa kelas XI IPA
di SMA N 2 Bantul serta tidak efektif untuk siswa kelas XI IPA SMA N 1 Ngaglik dan
SMA N 5 Yogyakarta. Penerapan penilaian penugasan melalui penyusunan peta
konsep efektif ditinjau dari pemahaman konsep kimia materi kesetimbangan kimia
untuk siswa kelas XI IPA SMA N 5 Yogyakarta. Penerapan penilaian penugasan
melalui penyusunan peta konsep tidak efektif ditinjau dari pemahaman konsep kimia
materi laju reaksi untuk siswa kelas XI IPA di SMA N 2 Bantul dan SMA N 1 Ngaglik.
Kualitas peta konsep yang disusun siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Bantul sebagian
besar termasuk dalam kategori baik, sedangkan untuk siswa kelas XI IPA di SMA N 1
Ngaglik dan SMA N 5 Yogyakarta sebagian besar termasuk dalam kategori cukup baik.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas peta konsep dengan
pemahaman kimia siswa SMA kelas XI IPA .Wiyarsi Antuni- Sutiman2015-03-04T02:24:28Z2019-03-06T08:17:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12371This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/123712015-03-04T02:24:28ZMENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN
DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA
MELALUI KEGIATAN LESSON STUDYGuna meningkatkan kualitas perkuliahan di Jurusan Kimia FMIPA Unesa
telah dilakukan kegiatan lesson study berbasis jurusan pada dua matakuliah yaitu
Kimia Dasar dan Matakuliah Proses Belajar Mengajar II (MKPBM II) dengan
melibatkan seluruh tim dosen kedua matakuliah tersebut. Kegiatan lesson study
dilaksanakan mulai bulan 9 Pebruari hingga 30 April 2009 dengan tahapan plan, do
dan see.Setiap matakuliah dilakukan 4 kali open lesson dan setelah open lesson
diberikan angket kepada mahasiswa dan dosen yang terlibat serta dilakukan
wawancana kepada sebagian mahasiswa yang mengikuti lesson study.
Berdasar data dari angket mahasiswa memperlihatkan bahwa mahasiswa
berpendapat cara dosen mengajar berbeda dari biasanya ( 77 %) dan sebanayak 94%
menyatakan kegiatan perkuliahan lebih menyenangkan dari sebelumya, serta sebesar
82 % menyatakan setuju perkuliahan yang baru dilakukan diulang pada perkulihan
berikutnya. Demikian juga hasil angket terhadap dosen yang terlibat sebagai obsever
dan sebagai dosen model menunjukkan bahwa keseluruhan dosen (100%) menyatakan
lesson study yang dilaksanakan tidak sama (berbeda) dengan pelatihan yang lain,
sebesar 75 % dosen menyatakan mengikuti lesson study dengan antusias dan
berkeinginan mengikuti lagi/terus kegiatan tersebut serta 75 % dosen setuju ingin
menjadi dosen model dan 25 % menyatakan sangat setuju ingin menjadi dosen model.
Hasil wawancara terhadap 5-6 mahasiswa memperlihatkan bahwa sebagian besar
mahasiswa merasa tidak terganggu adanya kehadiran dosen sebagai observer selama
kegiatan do (perkuliahan), namun mahasiswa menambahkan, agak terganggu bila
observer mondar-madir di depan ruang kuliah. Juga sebagian mahasiswa menjawab
justru kehadiran dosen sebagai observer dapat memotivasi belajar dan tidak
mengantuk terutama pada posisi di belakang.
Atas dasar data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan lesson study
berbasis jurusan di Jurusan Kimia FMIPA Unesa dapat meningkatkan kualitas
perkuliahan.Lutfi Achmad2012-08-06T00:38:26Z2019-01-29T15:05:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2708This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27082012-08-06T00:38:26ZPREPARASI TiO2 TIPE ANATASE TERDADAH NITROGEN MELALUI PROSES HIDROTERMAL UNTUK APLIKASI FOTODEGRADASI METHYL ORANGE Penelitian ini hertujuan untul: mempcla.jari preparasi TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen melalui proses hidrotermal, yang kemudian digunakan untuk aplikasi fotodegradasi methyl orange. TiO2 terdadah nitrogen dipreparasi dari Titanium Tetra Isopropoksida (TTIP) sebagai precursor Ti, dan urea sebagai sumber Nitrogen. Kondisi optimum preparasi ditentukan berdasarkan kristalinitas TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen yang MAW dengan memvariasi perbandingan mol TTIP/ urea. suhu hidrotermal dan suhu kalsinasi. Penelitian diawali dengan optimasi suhu kalsinasi pada perhandingan mol TTIP/ urea 1:1 dan suhu hidrotermal 130"C dengan variasi 2000C. 300°C. 400oC dan MY Selanjutnya dilakukan optimasi suhu hillrotermal pada perhandingan mol TTIP/ urea l:l, dengan variasi 1100C', 1200C. 130°C, 1400C dan 150°C. dan di kalsinasi pada suhu optimum. Optimasi yang terakhir dilakukan adalah perbandingan mol TTIP/ urea dengan variasi 1:0. 1:1. l:2. 1:4 dan 1:8, pada suhu hidrotermal optimum serta suhu kalsinasi optimum. Kondisi optimum preparasi TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen ditentukan berdasarkan spektra XRD, diperoleh pada suhu kalsinasi 400°C, suhu hidrotermal 1500' dan perhandingan mol TTIP/ urea 1: I . Hasil penelitian enunjukan hahwa aktivitas sinar tampak TiO2 terdadah nitrogen meningkat dibandingkan dengan TiO murni,Terlihat adanya pergeseran serapan spetrum kepanjang gelombang yang lebih tinggi,dibuktikan dengan Eg TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen sebesar 2,952 eV lebih kecil dari pada Eg TiO2 tipe anatase murni sebesar 3,425 eV. Terjadi penigkatan aktivitas TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen sebesar 131,2966% dalam mendegradasi methyl orange dari pada menggunakan fotokatalis TiO2 tipe anatase murni. HERMAN SAPUTRA AJI2012-08-06T00:38:26Z2019-01-29T15:05:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2714This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27142012-08-06T00:38:26ZPENGGUNAAN SENYAWA S-HIDROKSIQUINOLIN SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 45 °C Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju korosi dan efisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 serta untuk mengetahui konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (IE > 90,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon API Sh X65 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 °C dan waktu pemaparan 6 jam. Sampel baja karbon API SL X 65 diamplas dengan menggunakan kertas silikon karbida, dicuci dengan etanol dan dikeringkan. Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 mL larutan NaCI 1 % tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang digunakan adalah 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon ditentukan dengan metode kehilangan berat. Baja karbon sebelum dan sesudah dipaparkan dalam larutan uji tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer inframerah, difraktometer sinar-X (XRD) dan mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Laju korosi baja karbon API SL X65 dalam larutan NaCI 1 °,% pada suhu 45 "C dan waktu pemaparan 6 jam tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut - turut adalah (0,459 ~ 0,031); (0,289 t 0,014); (0,252 ~ 0,005); (0,204 f O,Ol4); (0,174 ::t O,Ol3); (0,138 ~ 0,007); (0,089 f 0,002) dan (0,044 t 0,002) mmlth. Laju korosi turun dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inhibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API SL X65 dengan konsentrasi 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (36,92 f 3,06); (45,12 ± 1,08); (55,67 ± 3,08); (62,04 ± 2,83); (69,86 f 1,48); (80,52 t 0,55) dan (90,38 ± 0,35) %. Efisiensi inhibisi 8-hidroksiquinolin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (IE > 90,00 °,%) sebagai inhibitor korosi baja karbon API SL Xb5 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 "C fin waktu pemaparan 6 jam adalah 1000 ppm. Rahmi Muntaha Amalia2012-08-06T00:38:26Z2019-01-29T15:05:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2715This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27152012-08-06T00:38:26ZPENGGUNAAN SENYAWA 8-HIDROKSIQUINOLIN SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA kARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 45 °C Tujuan penelitian in] adalah untuk menentukan laju korosi dan etisiensi inhibisi (E) 8oksiquinolin pada korosi baja karbon API 5L X65 serta untuk rnengetahui konsentrasi oksiquinolin yang memadai(1E ≥ 9,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon API 5L X6S dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 0C dan waktu pemaparan 6 jam. Sampel baja karbon API 5L X 65 diamplas dengan menggunakan kertas silikon ida, dicuci dengan etanol dan dikermgkan Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 ml. NaCI 1 % tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang an adalah 25, 100. 200, 300. 400, 500 dan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon tukan dengan metode kehilangan herat. Baja karbon sebelum dan sesudah dipaparkan larutan uji tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi dengan menggunakan ofotometer inframerah, dif'raktcxneter sinar-X (XRD) dan mikroskop dengan saran 400 kali. Laju korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 0C dan pemaparan 6 jam tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan ppm berturut - turut adalah (0,459 ± 0.031); (0,289 ± 0.014); (0,252 ± 0,005); 0,204 ± 0,014 ); (0, 174 ± 0,013 ): (0, I 38 ± 0,007 ); (0,089 ± 0.002 ) mm/th. Laju korosi turun dengan hertambahnva konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API 5L X65 dengan konsentrasi droksiquinolin 25, 100. 200, 30, 400. 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (36,92 ± 3,06); (45,12 ± 1,08); (55,67 ± 3.08); (62,04 ± 2.83),-(69,86 ± 1,48); (80,52 ± 0,55) dan (90,38 ± 0,35). Etisiensi inhihisi 8-hidroksiduinolin meningkat dengan bertambahnva ntrasi 8-hidroksiquinolin_ Kousc,ntrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (IE % 90,00 °%) al inhibitor korosi baja karbcm API 5L X65 dalam larutan NaCI I % pada suhu 45 "C vaktu pemaparan 6 jam adalah 1000 ppm. Rahmi Muntaha Amalia2012-08-06T00:38:26Z2019-01-29T15:05:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2716This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27162012-08-06T00:38:26ZPENGGUNAAN SENYAWA 8-HIDROKSIQUINOLIN SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA kARBON API 5L X65 DALAM LARUTAN NATRIUM KLORIDA PADA SUHU 45 °C Tujuan penelitian in] adalah untuk menentukan laju korosi dan etisiensi inhibisi (E) 8oksiquinolin pada korosi baja karbon API 5L X65 serta untuk rnengetahui konsentrasi oksiquinolin yang memadai(1E ≥ 9,00 %) pada pengendalian korosi baja karbon API 5L X6S dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 0C dan waktu pemaparan 6 jam. Sampel baja karbon API 5L X 65 diamplas dengan menggunakan kertas silikon ida, dicuci dengan etanol dan dikermgkan Sampel tersebut dipaparkan dalam 100 ml. NaCI 1 % tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin. Konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang an adalah 25, 100. 200, 300. 400, 500 dan 1000 ppm. Laju korosi baja karbon tukan dengan metode kehilangan herat. Baja karbon sebelum dan sesudah dipaparkan larutan uji tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin dikarakterisasi dengan menggunakan ofotometer inframerah, dif'raktcxneter sinar-X (XRD) dan mikroskop dengan saran 400 kali. Laju korosi baja karbon API 5L X65 dalam larutan NaCI 1 % pada suhu 45 0C dan pemaparan 6 jam tanpa dan dengan 8-hidroksiquinolin 25, 100, 200, 300, 400, 500 dan ppm berturut - turut adalah (0,459 ± 0.031); (0,289 ± 0.014); (0,252 ± 0,005); 0,204 ± 0,014 ); (0, 174 ± 0,013 ): (0, I 38 ± 0,007 ); (0,089 ± 0.002 ) mm/th. Laju korosi turun dengan hertambahnva konsentrasi 8-hidroksiquinolin. Efisiensi inibisi (IE) 8-hidroksiquinolin pada korosi baja karbon API 5L X65 dengan konsentrasi droksiquinolin 25, 100. 200, 30, 400. 500 dan 1000 ppm berturut-turut adalah (36,92 ± 3,06); (45,12 ± 1,08); (55,67 ± 3.08); (62,04 ± 2.83),-(69,86 ± 1,48); (80,52 ± 0,55) dan (90,38 ± 0,35). Etisiensi inhihisi 8-hidroksiduinolin meningkat dengan bertambahnva ntrasi 8-hidroksiquinolin_ Kousc,ntrasi 8-hidroksiquinolin yang memadai (IE % 90,00 °%) al inhibitor korosi baja karbcm API 5L Rahmi Muntaha Amalia2012-08-06T00:38:26Z2019-01-29T15:05:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2732This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27322012-08-06T00:38:26ZIsolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon Dari Ekstrak Metanol Tempe Busuk Kedelai Hitam (Glycine soja)Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi senyawa isoflavon ekstrak metanol pada tempe busuk kedelai hitam (Glycine soja) menggunakan metode ekstraksi secara maserasi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) serta mengidentifikasi karakteristik senyawa isoflavon dari ekstrak metanol tempe busuk kedelai hitam menggunakan spektrofotometer W-Vis dan inframerah. Sebanyak 1133,10 gram tempe busuk kedelai hitam dengan lama fermentasi delapan hari dimaserasi menggunakan 1,5 liter metanol selama 24 jam, kemudian diremaserasi. Semua ekstrak metanol dievaporasi. Ekstrak metanol kental sebanyak 249,02 gram dipartisi menggunakan n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat dipisahkan menggunakan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG) sambil dilakukan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) sehingga menunjukkan satu noda. Uji kemurnian menggunakan KLT dengan tiga eluen, yaitu n-heksana : etil asetat = 6:4, n-heksana : aseton = 6:4 dan kloroform : metanol = 6:4. Hasil pemurnian dengan teknik kromatografi diperoleh senyawa murni hasil isolasi berupa kristal berwarna kuning muda sebanyak 30 mg. Harga Rf untuk setiap uji kemurnian adalah 0,238 (n-heksana : etil asetat = 6:4); 0,262 (n¬heksana : aseton = 6:4) dan 0,571 (kloroform : metanol = 6:4). Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis memberikan serapan dengan panjang gelombang maksimum 240 dan 363 nm yang mengindikasikan senyawa golongan flavonoid. Spektroskopi inframerah dengan menggunakan pellet KBr menunjukkan adanya gugus fungsi C=O, C=C aromatik, gugus alkil dan hidroksil, C-O alkohol dan C-O-C eter.Risanti Aninta2012-08-06T00:38:25Z2019-01-29T15:05:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2707This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27072012-08-06T00:38:25ZPREPARASI TiO2 TIPE ANATASE TERDADAH NITROGEN MELALUI PROSES HIDROTERMAL UNTUK APLIKASI FOTODEGRADASI METHYL ORANGE Penelitian ini hertujuan untul: mempcla.jari preparasi TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen melalui proses hidrotermal, yang kemudian digunakan untuk aplikasi fotodegradasi methyl orange. TiO2 terdadah nitrogen dipreparasi dari Titanium Tetra Isopropoksida (TTIP) sebagai precursor Ti, dan urea sebagai sumber Nitrogen. Kondisi optimum preparasi ditentukan berdasarkan kristalinitas TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen yang MAW dengan memvariasi perbandingan mol TTIP/ urea. suhu hidrotermal dan suhu kalsinasi. Penelitian diawali dengan optimasi suhu kalsinasi pada perhandingan mol TTIP/ urea 1:1 dan suhu hidrotermal 130"C dengan variasi 2000C. 300°C. 400oC dan MY Selanjutnya dilakukan optimasi suhu hillrotermal pada perhandingan mol TTIP/ urea l:l, dengan variasi 1100C', 1200C. 130°C, 1400C dan 150°C. dan di kalsinasi pada suhu optimum. Optimasi yang terakhir dilakukan adalah perbandingan mol TTIP/ urea dengan variasi 1:0. 1:1. l:2. 1:4 dan 1:8, pada suhu hidrotermal optimum serta suhu kalsinasi optimum. Kondisi optimum preparasi TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen ditentukan berdasarkan spektra XRD, diperoleh pada suhu kalsinasi 400°C, suhu hidrotermal 1500' dan perhandingan mol TTIP/ urea 1: I . Hasil penelitian enunjukan hahwa aktivitas sinar tampak TiO2 terdadah nitrogen meningkat dibandingkan dengan TiO murni,Terlihat adanya pergeseran serapan spetrum kepanjang gelombang yang lebih tinggi,dibuktikan dengan Eg TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen sebesar 2,952 eV lebih kecil dari pada Eg TiO2 tipe anatase murni sebesar 3,425 eV. Terjadi penigkatan aktivitas TiO2 tipe anatase terdadah nitrogen sebesar 131,2966% dalam mendegradasi methyl orange dari pada menggunakan fotokatalis TiO2 tipe anatase murni HERMAN SAPUTRA AJI2012-08-01T00:43:54Z2019-01-29T15:05:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26992012-08-01T00:43:54ZPENENTUAN PARAMETER TERMODINAMIKA PADA PROSES SORPSI ION FOSFAT OLEH GOETHITPenelitian ini bcrtujuan untuk menentukan perubahan entalpi dan entropi pada adsorpsi fosfat olch gocthit. Reaksi-reaksi yang termasuk di dalamnya adalah reaksi disosiasi fosfat, reaksi protonasi dan deprotonasi permukaan goethit dan reaksi pembentukan kompleks permukaan goethit dan fosfat. Subyek dalam penelitian ini adalah goethit dan fosfat, sedangkan obyek penelitian adalah perubahan entalpi dan entropi reaksi adsoprsi fosfat oleh goethit. Perubahan entalpi dan entropi diketahui dari hubungannya dengan konstanta kesetimbangan reaksi. Konstanta kesetimbangan rea_ksi ditentukan dengan cara pemodelan terhadap data eksperimen titrasi potensiometri. Data titrasi diperoleh dari 3 sistem, yaitu sistem pertama yang berisi 100 mL larutan K1-12P04 0,001 M, sistem kedua yang berisi 100 mL suspensi goethit 50 m2/L dan sistem ketiga yang berisi 100 mL suspensi goethit 50 mZ/L dan larutan KHZP04 0,001 M. Pada penelitian ini juga ditambahkan KN03 0,0005 M sebagai elektrolit pendukiuig. pH awal setiap sistem dicatat, kemudian diturunkan sampai sekitar 3 menggunakan HN03 0,089 M. Selanjutnya sistem dititrasi dengan menggunakan KOH 0,1 M sampai sekitar 11. Volume penambahan KOH dan pH pada saat penambahan KOH dicatat sebagai data titrasi. Data titrasi yang diperoleh berupa pII dan [H+] yang ditambahkan kemudian dimodel menggunakan model kompleksasi permukaan kapasitan konstan dengan software GRFIT. Perubahan entalpi dan entropi reaksi adsorpsi ion fosfat oleh goethit tidak dapat ditentukan karena reaksi pembentukan kompleks yang terjadi tidak dipengaruhi oleh suhu, sehingga reaki tersebut tidak melibatkan energi dalam jumlah yang signifikan. Martanto Agung2012-08-01T00:43:46Z2019-01-29T15:05:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2698This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26982012-08-01T00:43:46ZSINTESIS NANOPARTIKEL Ti02 TERDOPING NITROGEN DENGAN METODE SOL-GEL SEBAGAI FOTOKATALIS PENDEGRADASI METILEN BIRU Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu kalsinasi, pengaruh rasio molar akuades: Ti[OCH(CH3)2]4 (Titanium tetra isopropoksida = TTIP), pengaruh rasio molar C12H27N.(dodesilamin -= DDA): TT1P pada sintesis nanopartikel Ti02 terdoping nitrogen dan mengetahui laju degradasi Ti02 terdoping nitrogen hasil sintesis terhadap metilen biru. Sintesis dilakukan dengan memvariasi suhu kalsinasi, perbandingan moaritas akuades: TTIP dan perbandingan molaritas DDA: TTIP. Variasi suhu kalsinasi dilakukan pada suhu 200°C; 300°C; 400°C dan 500°C, variasi perbandingan molar akuades: TTIP adalah 4:1; 8:1; 20:1; 150:1 dan variasi perbandingan molar DDA: TTIP yaitu 0,25: 1; 0,5:1; 0,75:1 clan 1:1. Tujuan dilakukan variasi suhu kalsinasi, perbandingan molar akuades: TTIP dan perbandingan molar DDA: TTIP untuk mengetahui kondisi optimum yang ditandai dengan besarnya persentase fasa anatase. Ti02 terdoping nitrogen basil sintesis dilakukan uji ativitas terhadap metilen biru untuk mengetahi laju degradasi clan perbandingan dengan laju degradasi Ti02 P-25. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi optimum tereapai pada suhu kasinasi 500°C, perbandingan molar akuades: TTIP = 20:1 clan perbandingan molar DDA: TTIP = 0,25:1 yang memiliki adsorbansi lebih besar dibandingkan Ti02 P-25. Laju degradasi nanopartikel Ti02 terdoping nitrogen terhadap metilen biru yang disinari menggunakan lampu visible yaitu 1,13 x 10-2 menif1 dan lebih besar dibanding Ti02 P-25 yaitu 1,6 x 10"4 menit1. Dwi Waluyo Agung2012-07-25T03:22:57Z2019-01-29T15:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2680This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26802012-07-25T03:22:57ZDAYA ADSORPSI ZEOLIT TERAKTIVASI HN03 TERHADAP KADAR NITROGEN DALAM URINE :VIANUSIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh massa zeolit pada daya adsorpsi zeolit terhadap nitrogen dalam urine, mengetahui persentase daya adsorpsi per gram zeolit terhadap nitrogen dalam urine manusia pada massa zeolit optimum setelah urine diberi zeolit baik teraktivasi maupun ta'.c teraktivasi, dan mengetahui pengaruh penambahan Mg0 pada daya adsorpsi zeolit terhadap nitrogen dalam urine.
Subyek penelitian ini adalah urine manusia dan obyeknya adalah daya adsorpsi zeolit terhadap nitrogen dalam urine. Sebelum dianalisis sampel urine diencerkan dua kali dengan air kemudian urine disimpan dalam wadah tertutup dalam lemari pendingin bersuhu 8°C selama 3 hari. Larutan dibagi 100 ml untuk masing-masing sampel dan dimasukkan dalam botol tertutup. Zeolit alam diaktivasi dengan cara merendam dalam larutan HN03 0,1 N: selama 1 jam dan dikalsinasi pada suhu 400°C selama 4 jam. Zeolit digunakan sebagai adsorben untuk. mengadsorpsi nitrogen dalam urine manusia dengan variasi massa yaitu 0; 0,75; 1,5; dan 3 gram. Proses adsorpsi dilakukan dengan merendam zeolit tak teraktivasi maupun zeolit teraktivasi pada masing-masing urine manusia dengan penambahan Mg0 0,1 gram maupun tidak dalam botol tertutup selama 72 jam pada suhu ruang dengan diaduk sesekali tiap harinya. Kemudian sampel dianalisis menggunakan uji kjeldahl.
Analisis yang dilakukan menghasilkan massa zeolit optimal sebesar 0,75 gram. Semakin tinggi massa zeolit maka semakin sedil:it nitrogen yang teradsotpsi dalam tiap gram zeolit. Persentase daya adsorps: per gram zeolit terhadap nitrogen dalam urine manusia pada massa zeolit optimal adalah 0,1018 % per gram untuk zeolit tak teraktivasi tanpa penambahan MgO, 0,0292 % per gram untuk zeolit tak teraktivasi dengan penambahan MgO, 0,0259 % per gram untuk zeolit teraktivasi HN03 tanpa penambahan Mg0 dan 0,0166 % per gram untuk zeolit teraktivasi HN03 dengan penambahan MgO. Pada zeolit teraktivasi HN03 dengan penambahan MgO, daya adsorpsinya menjadi lebih stabil. Daya adsorpsi terbesar ditunjukkan pada zeolit tak teraktivasi.
Kata Kunci: Urine, Nitrogen, Daya Adsorpsi
LINTANG A. S. PUTRI2012-07-24T08:11:39Z2019-01-29T15:04:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2676This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26762012-07-24T08:11:39ZSIFAT ADSORPTIF HIBRIDA SULFONATO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI TERHADAP ION LOGAM Ag(I) DAN Cr(III) DALAM LARUTAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuls mengetahui sifat adsorptif hibrida sulfonato silika (HSS) dari abu sekam padi dengan per.cucian clan tanpa pencucian terhadap ion logam Ag(l) clan Cr(IIl) dalom larutan. Sifat adsorptif hibrida sulfonato silika dapat dilihat dari besarnya daya adsorpsi pada berbagai variasi massa, waktu kontak, dan pH. Subjek dalam penelitian ini adalah abu sckam padi. Objek dalam penclitian ini adalah silat adsorptif Itihrida sulionoto silika dari abu sekam padi.Pengujian sifat adsorptif diawali dcngan variasi masa adsorben. Variasi masa adsorbcn yang digunakan adalah 10, 25, 50, dan 100 mg. Masa etektif yang didapatkan pada variasi masa adsorbcn digunakan sebagai massa adsorben pada variasi waktu. Variasi waktu yang digunakan adalah 1, 30, 60, 90, 120, 150, 180 menit, dan 21 jam. Masa ctektif clan waktu kontak yang didapatkan pada variasi masa adsorben clan waktu kontak digunakan sebagai masa adsorben clan waktu kontak pada variasi pH. Variasi pH yang digunakan adalah rentang 1-5 urttuk ion logam Ag(l) clan Cr(III). Sifat adsorptif hihrida sulfonato silika dipengaruhi oleh masa adsorben dan pH, scdangkan waktu kontak tidak mcmpcngaruhi sitat adsorptif HSS terhadap ion logam Ag(l) dan Cr(III). Masa adssorbcn yang digunakan adalah 25 mg untuk sentua jenis HSS yaitu HSS-Nitrat (HSS dari abu sekam padi tanpa pencucian yang dioksidasi dcngan nilrat), HSS (.'-Nitrat (HSS d<:r) abu sekarn pad) dengan pencucian yang dioksidasi dengan nitrat), HSS-1eroksida (f ISS dari abu sekam padi tanpa Itcncucian yam, , dioksidasi dengan peroksida), dan HSS C¬peroksida (HSS dari abu sekam padi dengan pencucian yang dioksidasi dengan peroksida) baik terhadap ion logam Ag(l) maupun ion logam Cr(III). pH yang memberikan persentase ion logam yang teradsorpsi terbesar terhadap ion logam Cr(III) adalah pH 4 untuk HSS-Nitrat clan pH 5 untuk HSSC-Nitrat, HSS¬Peroksida, dan HSSC-Peroksida. Tcrhadap ion logam Ag(I), variasi pH hanya rr.emberikan pengaruh pada siliit adsorptif I-ISS-Nitrat, dart memberikan persentase ion logam teradsorpsi paling tinggi pada pH 4. Sulhan M. Hadi