Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T23:55:40ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2018-08-20T01:32:52Z2018-08-20T01:32:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/583662018-08-20T01:32:52ZKebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi di IndonesiaThis paper presents the preliminary study on civic education into the national educational policy during reform era since 1998 in Indonesia. Reform movement has impact to change signification toward national educational reform too. Civic education entered the changing paradigm to build good citizens. The old paradigm of civic education nuanced strongest to serve the political regime hegemonics. Civic education has been reduced as well as value or character education an sich. The politics of education in the new era shifted the paradigm of civic education into the standarization according to democratic citizenship education norms. Reforming civic education has directed how the teachers who have competencies to transform the democratic values democratically.Samsuri Samsurisamsuri@uny.ac.id2018-08-20T01:31:01Z2018-08-20T01:31:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58361This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/583612018-08-20T01:31:01ZPendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Membangun Karakter Warga Negara DemokratisBab ini menyajikan kebijakan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia di era Orde Baru hingga memasuki era Reformasi. Pentingnya pembentukan karakter warga negara demokratis, telah menjadi sorotan utama bab ini.Samsuri Samsurisamsuri@uny.ac.id2015-07-30T00:25:37Z2019-01-30T01:31:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24171This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/241712015-07-30T00:25:37ZUPAYA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL DALAM MENGATASI PENGANGGURANPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Kabupaten Bantul dalam mengatasi pengangguran, dan faktor-faktor yang menghambat dalam mengatasi pengangguran, serta upaya yang dilakukan Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) Kabupaten Bantul dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara purposive dan didapatkan subjek penelitian yaitu Kepala Bidang Penta (Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja), Kepala Seksi Pendataan dan Perluasan Kerja, Kepala Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga kerja, Pengantar Kerja Ahli, Pengantar Kerja Terampil. Pemerikasaan keabsahan data menggunakan teknik cross check yaitu mengecek data dari hasil wawancara dengan data dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara analisis induktif yang meliputi (1) reduksi data (2) unitisasi dan kategorisasi (3) display data (4) kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Disnakertrans Kabupaten Bantul dalam mengatasi pengangguran melalui (1) penempatan tenaga kerja, di awali dengan menyelenggarakan Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja, dan Sosialisasi. Setelah itu melakukan penempatan tenaga kerja melalui program antar kerja, yang meliputi Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN). (2) perluasan kerja, kegiatan yang dilakukan yaitu padat karya, TKPMP (Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional), Penca (Penyandang cacat). Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Disnakertrans Kabupaten Bantul dalam mengatasi pengangguran adalah (1) terbatasnya dana anggaran, (2) SDM yang terbatas, (3) kurangnya kesadaran pihak pengusaha, dan (4) rendahnya jiwa berwirausaha. Upaya yang dilakukan Disnakertrans Kabupaten Bantul dalam meminimalisir hambatan-hambatan tersebut adalah (1) berusaha memperjuangkan dana anggaran baik ditingkat daerah atau pusat dan membatasi jumlah peserta dalam melaksanakan kegiatan perluasan kesempatan kerja, (2) antar tenaga yang ada masing-masing membantu tenaga yang lain tanpa meninggalkan tugasnya, (3) tenaga /SDM yang ada di Bidang Penta Disnakertrans Kabupaten Bantul turun ke lapangan (ke perusahaan), (4) melakukan wawancara face to face antara pengantar kerja dan pengangguran dengan tujuan untuk mengetahui keinginan dari pengangguran ingin bekerja di bidang formal atau informal.Hayu Dyah Prawesti2015-07-30T00:16:50Z2019-01-30T01:27:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23966This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239662015-07-30T00:16:50ZPERLINDUNGAN KERJA BAGI PEKERJA OUTSOURCING
PT BRAVO SATRIA PERKASA DI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG KATAMSO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan kerja yang dilakukan oleh PT Bravo Satria Perkasa terhadap pekerja outsourcing di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta, yang meliputi perlindungan kerja untuk masa sebelum bekerja, masa sedang bekerja dan masa setelah bekerja serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perlindungan kerja tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan secara purposive dan snowball. Subjek penelitian adalah Kepala Bagian Personalia PT Bravo Satria Perkasa, Komandan Sektor PT Bravo Satria Perkasa, Supervisor Penunjang Operasional PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta dan pekerja outsourcing PT Bravo Satria Perkasa di Kantor Cabang Katamso sebanyak 4 (empat) orang. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cross check. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif dengan langkah-langkah reduksi data, unitisasi dan kategori data, display data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan, [1]. Perlindungan kerja bagi pekerja outsourcing PT Bravo Satria Perkasa di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta, belum dapat terpenuhi seluruhnya. Pada perlindungan kerja untuk masa sebelum bekerja, belum ada sosialisasi yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) pada saat penempatan pekerja outsourcing, sehingga ada kebingungan dari pekerja outsourcing tentang peraturan seperti apa yang harus ditaati dan standar pelayanan seperti apa yang harus dipenuhi. Perlindungan kerja untuk masa sedang bekerja, yang belum terpenuhi adalah pada perlindungan ekonomis karena upah yang diberikan dibawah Upah Minimum Propinsi (UMP) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 serta pada perlindungan teknis yaitu waktu lembur yang melebihi batas maksimal waktu lembur per hari dan belum diaturnya waktu istirahat antara jam kerja. [2]. Ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat perlindungan kerja. Faktor yang mendukung perlindungan kerja diantaranya struktur manajemen PT Bravo Satria Perkasa yang memadai, Peraturan Perusahaan dan PKWT PT Bravo Satria Perkasa telah mengakomodir sebagian besar perlindungan kerja dan para pekerja outsourcing hanya terikat kontrak kerja dengan PT Bravo Satria Perkasa. Faktor penghambatnya adalah ketidakberanian pekerja outsourcing dalam menggunakan hak suara dan adanya fasilitas yang belum dimanfaatkan oleh pekerja outsourcing.HIDAYATUL WAKHIDAH2015-07-30T00:15:44Z2019-01-30T01:26:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23958This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239582015-07-30T00:15:44ZPENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
DI SMA NEGERI 1 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: [1] penerapan pembelajaran
kontekstual yang dilakukan guru PKn, [2] sistem penilaian yang dilakukan guru
PKn dalam mengukur tingkat kemandirian belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1
Bantul, dan [3] pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual dalam mata
pelajaran PKn terhadap kemandirian belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1
Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X5 di SMA Negeri 1 Bantul
yang pembelajarannya sudah menerapkan pembelajaran kontekstual namun belum
diketahui tingkat kemandirian belajar siswa. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, angket, dan tes. Untuk menganalisis data dari hasil
observasi aktivitas belajar siswa digunakan analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa [1] Penerapan pembelajaran kontekstual
yang dilakukan guru PKn sudah terlaksana dengan baik. Terbukti pada siklus I, II,
dan III komponen konstruktivisme sudah muncul. Komponen menemukan pada
siklus I, II, dan III terlihat siswa sudah dapat menemukan sendiri materi yang
dipelajari. Komponen bertanya pada siklus I dan II belum maksimal, sedangkan
siklus III sudah maksimal. Komponen masyarakat belajar pada siklus I, II, dan III
sudah terlaksana dengan baik. Komponen pemodelan pada siklus I dan II belum
muncul, sedangkan siklus III sudah muncul. Komponen refleksi pada siklus I, II,
dan III sudah dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Komponen penilaian
yang sebenarnya pada siklus I, II, dan III telah dilakukan dengan cara mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran PKn berlangsung. [2] Sistem penilaian
pembelajaran kontekstual yang dilakukan guru PKn dalam mengukur tingkat
kemandirian belajar siswa adalah melalui pengamatan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran PKn berlangsung. Tercatat kategori cukup pada siklus I
28,1% (9 siswa), siklus II 18,7% (6 siswa),dan siklus III 6,2% (2 siswa) dari 32
siswa yang hadir. Kategori baik pada siklus I 31,2% (10 siswa), siklus II 34,3%
(11 siswa), dan siklus III 40,7% (13 siswa) dari 32 siswa yang hadir. Kategori
sangat baik pada siklus I 40,7% (13 siswa), siklus II 47% (15 siswa), dan siklus III
53,1% (17 siswa) dari 32 siswa yang hadir. [3] Pengaruh penerapan pembelajaran
kontekstual dalam mata pelajaran PKn terhadap kemandirian belajar siswa
mempunyai pengaruh positif. Terbukti kemandirian belajar siswa terus mengalami
peningkatan antar siklus. Kriteria sedang pada siklus I 28,1% (9 siswa), siklus II
18,7% (6 siswa), dan siklus III 6,2% (2 siswa) dari 32 siswa yang hadir. Kriteria
tinggi pada siklus I 31,2% (10 siswa), siklus II 34,3% (11 siswa), dan siklus III
40,7% (13 siswa) dari 32 siswa yang hadir. Kriteria sangat tinggi pada siklus I
40,7% (13 siswa), siklus II 47% (15 siswa), dan siklus III 53,1% (17 siswa) dari
32 siswa yang hadir.Andry Sumarsono2015-07-30T00:15:35Z2019-01-30T01:26:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23957This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239572015-07-30T00:15:35ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE
TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP N 3
BERBAH KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament untuk meningkatkan
partisipasi aktif dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP N 3 Berbah Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP N 3 Berbah
Kabupaten Sleman yang partisipasi aktif dan prestasi belajar dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah atau kurang dari 70 sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan
dokumentasi. Untuk menganalisis data dari hasil lembar observasi partisipasi aktif
dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa mengunakan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament mampu meningkatkan partisipasi aktif
dan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil observasi peningkatan
partisipasi aktif belajar siswa pada siklus II dimana semua indikator untuk partisipasi
aktif siswa telah mengalami peningkatan dan mencapai kriteria yang ditentukan. Adapun
indikator tersebut antara lain datang tepat waktu(0%), melaksanakan instruksi guru
dengan cepat (36,89%), memperhatikan penjelasan guru (27,96%), mencatat materi
yang penting (40,95%), terlibat dalam kegiatan diskusi (32,93%), membantu anggota
kelompok (41,85%), mengajukan pertanyaan (31,09%), ikut menjawab pertanyaan
(39,81%), bekerja sama dalam kelompok (33,74%), mengemukakan pendapat (43,89%),
mendengarkan pendapat anggota kelompok (36,16%), memberikan tanggapannya
(38,21%), bekerja sama menjawab pertanyaan (45%), bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti (41,3%) dan mengerjakan soal secara mandiri (33,7%). Dari hasil tersebut
dapat dikatakan partisipasi aktif siswa meningkat karena sudah memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dari tahap Siklus I rata-rata yang diperoleh 68,89
naik menjadi rata-rata 79,72 pada tahap siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat
diketahui terjadi peningkatan rata-rata 10,83 dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan dengan adanya perolehan nilai siswa rata-rata dari siklus I (68,89)
meningkat cukup signifikan pada siklus II dengan nilai rata-rata (79,72).Ika Islinawati2015-07-30T00:15:25Z2019-01-30T01:26:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23954This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239542015-07-30T00:15:25ZPENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 KARANGNONGKOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKN dengan media gambar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Subjek penelitian ini siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Karangnongko yang partisipasi aktif dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah atau kurang dari 75 sesuai dengan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes dan dokumentasi. Untuk menganalisis data dari hasil lembar observasi partisipasi aktif dan nilai rata-rata kelas mengunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media gambar pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi aktif dan prestasi belajar siswa. Pada Siklus I hanya (1) indikator yang menunjukkan kategori sangat tinggi naik menjadi (9) indikator pada siklus II, kategori tinggi (14) indikator pada siklus I dan (4) indikator pada siklus II, sedangkan kategori sedang dan kategori rendah tidak ada pada tiap siklus. Dari hasil peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penerapan media gambar sudah dapat dikatakan meningkatkan partisipasi aktif siswa karena sudah memenuhi kategori partisipasi yang telah ditentukan. Peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari Siklus I rata-rata yang diperoleh (61,18) naik menjadi rata-rata (77,5) pada siklus II. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata (16,32) dari siklus I ke siklus II. Dari hasil peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penerapan media gambar sudah dapat dikatakan meningkatkan prestasi belajar siswa karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal siswa yg diterapkan yaitu 70.Lilis Sulistyaningtyas2015-07-30T00:15:17Z2019-01-30T01:26:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23943This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239432015-07-30T00:15:17ZKonsistensi Partai Politik di Indonesia
Dalam Menjadikan Ideologi PolitikSebagai Orientasi
(Studi Terhadap Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN)Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui apakah partai-partai politik di
Indonesia konsisten dalam menjadikan ideologi sebagai orientasi. 2) Bagaimana
pembinaan ideologi (ideologisasai) terhadap para kader. 3) Apakah orientasi partai
politik dalam memilih mitra koalisi. 4) Bagaimana konsistensi P. Golkar, PDIP,
PKS, PAN menjabarkan ideologi ke dalam proses pembuatan UU Sisdiknas Tahun
2003. 4) Bagaimana pergeseran ideologi partai politik di Indonesia. 5) Bagaimana
dampak terhadap pendidikan politik masyarakat.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan naturalistik.
Subjek penelitian dilakukan secara purposive, meliputi: Ketua Kaderisasi DPP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ketua Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Sekjen DPD Partai Demokrat Yogyakarta, Wakil
Ketua Bidang Kaderisasi Partai Demokrat, Ketua Pembinaan Kader DPD Partai
Golkar Yogyakarta, Anggota DPR RI Fraksi PKS, Anggota Majelis Suro PKS,
Ketua Kaderisasi DPW PAN Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan
studi pustaka, dokumentasi, wawancara. Pemeriksaan keabsaan data menggunakan
metode triangulasi sumber. Analisis data meliputi reduksi data, unitisasi
kategorisasi, dsiplay data kemudian diambil kesimpulan.
Hasil Penelitian ini: 1) strategi sosialisasi ideologi partai terhadap kader
dilakukan dengan pendidikan politik langsung secara tatap muka di dalam ruangan,
dan pengalaman lapangan. Metode pendidikan langsung secara tatap muka
dilakukan dengan memberikan training-training terhadap kader. Partai politik yang
menggunakan training sebagai cara sosialisasi ideologi dilakukan oleh Partai
Demokrat, Partai Golkar, PAN. Untuk PKS melakukan sosialisasi dengan cara liqo,
yaitu pertemuan rutin seminggu sekali antara mutarobbi (peserta didik) yang
berjumlah sekitar 5-12 orang dengan seorang murobbi (Pendidik). Sedangkan
metode pengalaman lapangan digunakan oleh PDIP, yaitu dengan cara memberikan
pengalaman langsung kepada kadernya melalui kerja-kerja ideologis. 2) Koalisi
yang dilakukan partai politik tidaklah berorientasi pada ideologi atau kebijakan. 3)
Dalam mengelaborasikan kebijakan publik yaitu UU Sisdiknas tahun 2003, partai
tidak sepenuhnya berorientasi ideologi. 4) Pergeseran ideologi partai politik
cenderung menuju ke posisi tengah, yaitu mulai melonggarnya ikatan-ikatan
ideologi partai. 5) Sedangkan terhadap dampak pendidikan politik, saat ini partai
politik belum memberikan dampak yang positif terhadap pendidikan politik
masyarakat.Anatoli Kasparov Putu Abdullah2015-07-14T02:25:35Z2019-01-30T01:07:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23439This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234392015-07-14T02:25:35ZPEMBINAAN NARAPIDANA MELALUI PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI UPAYA MENCEGAH MUNCULNYA RESIDIVIS
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan narapidana melalui pendidikan agama dalam upaya mencegah munculnya residivis di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Yogyakarta, kendala-kendala dalam pembinaan dan upaya Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Yogyakarta dalam mengatasi kendala-kendala tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive dengan subjek penelitian yaitu Kepala Lapas Narkotika, Kasubsi Bimkemaswat, seorang staf Kasubsi Bimkemaswat Bidang Kerohanian, seorang staf Kasubsi Bimkemaswat Bidang Konseling, dan tiga orang Pembina Keagamaan. Data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data memakai teknik triangulasi. Analisis yang digunakan yaitu analisis induktif melalui reduksi data, kategorisasi data, display data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lapas Narkotika melakukan pembinaan kerohanian bekerjasama dengan (1) Kementrian Agama Kabupaten Sleman meliputi pembinaan kepada narapidana yang beragama: (a) Islam melalui sholat berjamaah, ceramah keagamaan, pembelajaran iqra’, pembelajaran qiraah, belajar kultum, Ramadhan di lapas, dan peringatan hari besar; (b) Kristen dan Katholik melalui persekutuan, pendampingan, pemahaman Al Kitab, Natal bersama, dan kunjungan kasih; (c) Budha melalui sembahyang ke Wihara, pemahaman kitab, pembahasan perilaku baik, dan perayaan hari besar; (2) pondok pesantren melalui kegiatan pembinaan yang dikhususkan bagi narapidana yang beragama Islam dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terkait pengetahuan keislaman. Kendala-kendala yang dihadapi: (1) internal (fisik) yaitu kurangnya buku-buku keagamaan dan sarana kelas, serta kendala internal (non fisik) yang berasal dari: (a) narapidana yaitu minat narapidana untuk membaca rendah dan dalam mengikuti pembinaan bukan karena kesadaran untuk memperbaiki diri; (b) pelaksanaan pembinaan yaitu pergantian peserta yang cepat menjadikan pembinaan belum optimal, pembinaan tidak berdasarkan kurikulum, belum ada pembinaan bagi narapidana perempuan yang beragama Islam, dan alokasi waktu masih kurang; (c) pelaksana pembinaan (Lapas Narkotika) yaitu kurangnya keahlian petugas dalam pembinaan kerohanian, komunikasi yang kurang baik antara Kasubsi Bimkemaswat dan Kasubsi Keamanan dan petugas kurang memberikan teladan; (2) eksternal yaitu narapidana usai bebas kembali ke lingkungan semula dan sistem pengawasan hanya pada saat narapidana berada di lembaga pemasyarakatan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala: (1) internal (fisik) yaitu pengadaan buku-buku keagamaan dan mempercepat proses administrasi pengadaan kelas, serta kendala internal (non fisik) yang berasal dari: (a) narapidana yaitu penyediaan waktu khusus berkunjung ke perpustakaan dan mengoptimalkan penyadaran memperbaiki diri dalam setiap pembinaan; (b) pelaksanaan pembinaan yaitu pendekatan khusus di luar pembinaan, perencanaan pembuatan kurikulum, pendekatan personal kepada narapidana perempuan, pendekatan konseling, media poster/gambar, penyediaan fasilitas perpustakaan; (c) pelaksana pembinaan yaitu bekerjasama dengan berbagai pihak, diskusi antar bidang, dan penegakan komitmen petugas; (2) eksternal yaitu memutus ketergantungan terhadap narkotika dan melakukan kerjasama dengan instansi terkait.Rani Yuanita2015-07-14T02:08:05Z2019-01-30T01:07:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23435This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234352015-07-14T02:08:05ZEfektifitas Koalisi Partai PAN dan Golkar Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Di Kota Yogyakarta Periode 2006-2011Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan proses interaksi dan kontribusi koalisi Partai PAN dan Golkar dengan Walikota di pemerintahan Kota Yogyakarta dalam kontek legislasi, anggaran dan pengawasan, (2) implikasi divided government terhadap efektifitas jalannya pemerintahan di Kota Yogyakarta, (3)strategi politik Walikota untuk mengatasi adanya divided government dalam pemerintahan kota Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian adalah Pemerintah Kota Yogyakarta (2006-2011), Ketua DPRD Kota Yogyakarta periode 2004-2009 dan 2009-2011, anggota Fraksi PAN dan Fraksi Golkar DPRD Kota Yogyakarta 2004-2009 dan 2009-2011, serta anggota tim pemenangan Koalisi Rakyat Jogja. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan cross check. Kemudian teknik analisis data mencakup reduksi data, unitisasi/kategorisasi data, pemaparan data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; (1) interaksi dalam konteks legislasi, Perda yang ditetapkan semuanya berasal dari usulan eksekutif, sedang Fraksi PAN dan Golkar belum mengoptimalkan penggunaan hak inisiatifnya. Konsekuensinya, sebuah Perda menjadi tidak aspiratif bagi Fraksi ataupun DPRD dan mengindikasikan tidak bekerjanya sistem penyerapan aspirasi dalam tubuh fraksi. Interaksi dalam konteks anggaran pola penganggaran yang diterapkan oleh Walikota Yogyakarta berbasis pada satuan kerja yang berada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pendekatan kinerja yang digunakan ini berarti setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan yang diharapkan. Pengisolasian peran Partai PAN dan Golkar dalam penyusunan draf RAPBD merupakan sebuah langkah kehati-hatian dari Walikota untuk mereduksi politik transaksional. Interaksi dalam konteks pengawasan, mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Partai (Fraksi) PAN dan Golkar terpola menjadi dua; pengawasan individu (non-parlemen) dan pengawasan oleh Fraksi melalui lembaga DPRD (parlemen). (2) Divided government yang terjadi dalam pemerintahan Kota Yogyakarta tidak mempengaruhi kestabilan kondisi politik. Walikota dan DPRD Kota Yogyakarta sampai saat ini terlihat sejalan dan selaras baik dalam hal pembuatan Peraturan Daerah, anggaran, hingga pengawasan. Bahkan dapat dikatakan pemerintahan Kota Yogyakarta senyap dari konflik. (3) Dalam kondisi Walikota Kota Yogyakarta mempunyai dukungan politiknya yang rendah dari DPRD (divided government), ada tiga politik akomodasi (strategi politik) yang digunakan yaitu komunikasi dan koordinasi, kegiatan Tinjauan Bersama, serta kepemimpinan.Sony Sujartono2015-07-14T02:01:59Z2019-01-30T01:06:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23432This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234322015-07-14T02:01:59ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE
TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP N 3
BERBAH KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament untuk meningkatkan
partisipasi aktif dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP N 3 Berbah Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII C. Metode pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, tes, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis
data yang diperpergunakan adalah teknik analisis data berupa reduksi data,
penyajian data, yang dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament mampu meningkatkan partisipasi aktif
dan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi aktif
dan nilai prestasi belajar siswa. Peningkatan yang terjadi telah mencapai kriteria
yang diharapkan. Untuk partisipasi aktif siswa, peningkatan yang terjadi dapat
dilihat dari meningkatnya presentase untuk masing- masing indikator. Pada siklus
I persentase sebagian besar indikatornya masih belum mencapai kriteria atau
masih berada di bawah 70 % kemudian pada siklus kedua persentasenya
meningkat sehingga semua indikator partisipasi aktif telah mencapai kriteria atau
telah lebih dari 70%. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari nilai hasil tes yang diperoleh siswa semakin meningkat. Hasil
dari siklus I nilai rata- rata tes siswa adalah 68,89 dan meningkat pada siklus II
menjadi 79,72. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata
10,83 dari siklus I ke siklus II.Ika Islinawati2015-07-14T01:57:46Z2019-01-30T01:06:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23430This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234302015-07-14T01:57:46ZPERANAN GURU DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM
SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 3 DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Guru dalam
menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah, kendalakendala
yang dihadapi Guru dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa
terhadap Tata Tertib Sekolah. Di samping itu untuk mengetahui upaya yang
dilakukan Guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menumbuhkan
kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive, dimana yang
menjadi subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Seolah, seorang
Pembina OSIS, seorang Guru BK, seorang Guru Wali Kelas, seorang Guru Mata
Pelajaran PKn dan Seorang Siswa SMP Negeri 3 Depok. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah analisis induktif dengan langkah-langkah (1)
pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan
kesimpulan (verifikasi).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan guru dalam
menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah, adapun
peranan tersebut antara lain (1) Menumbuhkan Pengetahuan siswa terhadap Tata
Tertib Sekolah melalui sosialisasi, (2) Menumbuhkan Pemahaman Siswa terhadap
Tata Tertib Sekolah dengan melakukan penjelasan akan substansi peraturan yang
diatur dalam Tata Tertib Sekolah, (3) Menumbuhkan Sikap Siswa terhadap Tata
Tertib Sekolah melalui pelaksanaan dan penegakan Tata Tertib dengan
pemberlakuan sanksi menggunakan sistem skoring yang bertujuan untuk membuat
siswa patuh dan tumbuh kesadaran hukum, selain itu juga dengan mendidik,
membimbing, dan melatih siswa untuk memiliki sikap sadar terhadap Tata Tertib
Sekolah, (4) Menumbuhkan Pola Perilaku siswa terhadap Tata Tertib Sekolah
dengan pembinaan dan pembiasan. Kendala yang dihadapi antara lain: (1) faktor
siswa (usia remaja awal, perbedaan karakteristik siswa, keluarga kurang
harmonis), (2) faktor Guru (kurang pengawasan, belum semua guru melaksanakan
peranannya, guru dalam melaksanakan perannya kurang bisaseirama), dan (3)
faktor fasilitas (fasilitas wifi disalahgunakan, kurang berfungsinya koperasi).
Adapun upaya Guru untuk mengatasi kendala tersebut antara lain: (1) faktor siswa
(pembinaan kepada siswa akan pentingnya memiliki kesadaran hukum dalam
mematuhi Tata Tertib Sekolah), (2) faktor Guru (rekoordinasi anatar komponen
sekolah), dan (3) faktor fasilitas (mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah).Hanifah Husnul Khotimah2015-07-14T01:53:56Z2019-01-30T01:06:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23426This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234262015-07-14T01:53:56ZKOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN
PKN YANG BERDIMENSI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI SEKECAMATAN
PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kompetensi guru dalam
mengembangkan pembelajaran PKn yang berdimensi pendidikan karakter di SMP
Negeri se-Kecamatan Purworejo, (2) Implementasi pembelajaran PKn yang
berdimensi pendidikan karakter di SMP Negeri se-Kecamatan Purworejo, (3)
Kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran PKn yang
berdimensi pendidikan karakter di SMP Negeri se-Kecamatan Purworejo, (4) Solusi
yang dilakukan oleh guru mengatasi kendala dalam mengembangkan pembelajaran
PKn yang berdimensi pendidikan karakter di SMP Negeri se-Kecamatan Purworejo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti menggunakan
teknik populasi. Subjek penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran PKn di SMP
Negeri se-Kecamatan Purworejo. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
adalah triangulasi dengan sumber data yang meliputi wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data mencakup reduksi data, display data, dan pengambilan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri se-
Kecamatan Purworejo belum memenuhi kriteria guru profesional, dari keempat
kompetensi yang belum terpenuhi adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional namun untuk kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial sudah
terpenuhi.(2) Guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri se-Kecamatan Purworejo
belum mengimplementasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran PKn secara
tepat.(3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pengembangan pembelajaran
PKn yang berdimensi pendidikan karakter antara lain:guru mata pelajaran PKn di
SMP negeri se-Kecamatan Purworejo belum memahami pendidikan karakter, guru
mata pelajaran PKn di SMP Negeri se-Kecamatan Purworejo memiliki kendala waktu
dalam mengembangkan pembelajaran, kendala sarana dan prasarana di sekolah yang
belum menunjang untuk kegiatan belajar mengajar.(4) Solusi yang dilakukan oleh
guru untuk mengatasi kendala-kendala dalam mengembangkan pembelajaran PKn
berdimensi pendidikan karakter antara lain: bimbingan teknis (BINTEK) pendidikan
karakter mata pelajaran PKn SMP dan mencari informasi mengenai pendidikan
karakter melalui kegiatan MGMP PKn di Kabupaten Purworejo, untuk mengatasi
kendala waktu guru mengoptimalkan dan mengefisienkan waktu yang dimiliki
sehingga waktu tersebut menjadi efektif dan efisien, dalam mengatasi kendala sarana
dan prasarana di sekolah guru mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah
tersedia.Burhannudin Aziiz2015-07-01T00:40:12Z2019-01-30T00:22:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22033This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220332015-07-01T00:40:12ZPERSEPSI DAN HARAPAN SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR
GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan bertujuan mengetahui : 1) persepsi siswa SMK N se-Kota Yogyakarta terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn); 2) harapan siswa SMK N se-Kota
Yogyakarta terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran PKn; dan 3)perbedaan persepsi dan harapan siswa berdasarkan jenis kelamin terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran PKn di SMK N se-Kota Yogyakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK N se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 9915 siswa. Adapun besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan ketentuan yang dikembangkan Isaac dan Michael
dengan tingkat kesalahan 10% dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 263 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah Multistages Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode angket (kuesioner) dan dokumentasi. Uji validitas instrumen menggunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson kemudian dikorelasikan menggunakan rumus
Part Whole Correlation; sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan analisis data statistik
deskriptif melalui perhitungan Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) siswa SMK N se-Kota Yogyakarta, mempunyai persepsi sedang terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), hal ini berdasarkan persentase kategori tinggi sebesar 12 %, sedang 80 %, dan rendah 8%; 2) siswa SMK N se-Kota Yogyakarta, mempunyai harapan tinggi terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran PKn, hal ini berdasasarkan persentase kategori tinggi sebesar 60 %, sedang 38 %, dan rendah 2 %; 3) Tidak ada perbedaan persepsi dan harapan antara siswa laki-laki dan perempuan terhadap kemampuan mengajar guru mata pelajaran PKn, karena sama-sama memiliki persepsi kategori sedang dan harapan kategori tinggi.Megawati Shiska2015-04-13T00:47:03Z2019-01-29T20:41:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15940This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159402015-04-13T00:47:03ZPERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK (STUDI DI PENGADILAN NEGERI SLEMAN)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan hakim masih menggunakan KUHP dalam menjatuhkan putusan putusan bagi pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak dan dasar pertimbangan putusan hakim bagi pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak dengan KUHP.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Subjek penelitian dengan kriteria atau pertimbangannya adalah hakim di Pengadilan Negeri Sleman yang telah memiliki pengalaman memutus perkara tindak pidana kekerasan yang dilakukan terhadap anak. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan cross check dari hasil wawancara antar subyek penelitian dengan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data mencakup reduksi data, unitisasi/kategorisasi data, display data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah : 1) Penjatuhan putuan Hakim bagi pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak masih menggunakan KUHP dengan alasan yang meliputi : a) peraturan perundang-undangan dalam hal ini Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak membatasi hakim dalam menjatuhkan putusan karena terdapat istilah paling singkat dalam ketentuan ancaman pidana, b) keyakinan hakim bertentangan dengan ancaman ketentuan pidana, c) hakim menjatuhkan putusan seringan-ringannya bagi terdakwa. 2) Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan bagi pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak di Pengadilan Negeri Sleman terdiri dari :a) pertimbangan yuridis meliputi dakwaan Penuntut Umum, alat-alat bukti dan
barang buktidalam, terdakwa terbukti melakukan kesalahan sesuai yang didakwakan (dua alat bukti dan keyakinan hakim dan pasal-pasal yang didakwakan), b) pertimbangan non yuridis meliputi latar belakang terdakwa, cara terdakwa melakukan perbuatan, sikap terdakwa setelah melakukan perbuatan, subjektifitas hakim dan pengetahuan hakim.Prastuti Rahayu2012-07-24T06:59:17Z2019-01-29T15:04:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2662This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26622012-07-24T06:59:17ZKEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis(1) Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tahun 2008 (2) Program-program kebijakan yang di laksanakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (3) Kendala-kendala yang di temui dalam pelaksanaan Kebijakan Kabupaten Gunungkidul (4) Hasil dan Dampak yang terjadi setelah di laksanakanya kebijakan pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif. Data di kumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data adalah aparat pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang berdinas di Kecamatan Tepus beserta beberapa masyarakat di Kecamatan Tepus yang menerima bantuan dan menjadi anggota poktan. Penelitian ini mengambil tempat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Data-data yang di peroleh di analisis secara kualitatif yang meliputi tiga alur kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi data, display atau penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : (1) kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (2) Bentuk kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus (3) Program-program yang di laksanakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (4) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan atau faktor penghambat dan permasalahan yang muncul dari kondisi lingkungan, dari masyarakat itu sendiri dan secara teknis (5) Hasil dan dampak dari perubahan yang terjadi pada masyarakat di Kecamatan Tepus setelah pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan Kesejahteraan masyarakat tahun 2008.skm Sukasmi2012-07-24T03:31:51Z2012-07-24T03:31:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2629This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26292012-07-24T03:31:51ZKrisis Legitimasi SBYHujatan yang banyak diarahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesungguhnya mencerminkan tingkat legitimasi Presiden. Ada sebab eksternal dan internal yang memicu akumulasi kekecewaan sekaligus menurunnya legitimasi SBY.Halili Hasanhalili.ysu@gmail.com2012-06-20T07:40:58Z2019-10-09T00:36:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/358This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3582012-06-20T07:40:58ZKebijakan Pendidikan Kewarganegaraan Era Reformasi di IndonesiaThis paper presents the preliminary study on civic education into the national educational policy during reform era since 1998 in Indonesia. Reform movement has impact to change signification toward national educational reform too. Civic education entered the changing paradigm to build good citizens. The old paradigm of civic education nuanced strongest to serve the political regime hegemonics. Civic education has been reduced as well as value or character education an sich. The politics of education in the new era shifted the paradigm of civic education into the standarization according to democratic citizenship education norms. Reforming civic education has directed how the teachers who have competencies to transform the democratic values democratically.Samsuri Samsurisamsuri@uny.ac.id