Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T09:57:44ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-08-13T08:14:24Z2019-01-30T01:49:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24809This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/248092015-08-13T08:14:24Z“Strategi Komunikasi Kerabat Kotak Jogja” dalam usaha Memperoleh
Anggota BaruManusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi
sosial, interaksi ini dapat terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi
Penelitian ini menjelaskan mengenai akibat dari komunikasi yang terjadi yaitu
bertambahnya anggota pada Kerabat Kotak Jogja, pengurus Kerabat Kotak Jogja
ini telah menerapkan suatu strategi komunikasi dalam usaha memperoleh anggota
baru di wilayah Jogja yang notabene masih sangat kental dengan budaya lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi dan penghambat
pada Kerabat Kotak Yogyakarta dalam usaha memperoleh anggota baru,
Penelitian mengenai “Strategi Komunikasi pada Kerabat Kotak Jogja”
dalam usaha Memperoleh Anggota Baru ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu
pengurus Kerabat Kotak Jogja serta anggota-anggota yang sedikit banyak
mengetahui tentang Kerabat Kotak Jogja. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan untuk menganalisis
data menggunakan empat hal utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Kerabat Kotak Jogja dalam proses
komunikasinya untuk memperoleh anggota baru sudah memiliki strategi
komunikasi hal ini dibuktikan dengan adanya pemanfaatan secara maksimal
jejaring sosial, dengan penggunaan identitas komunitas atau atribut komunitas,
dan dengan obrolan-obrolan dari satu orang ke orang lainnya. Komunikasi yang
terjadi di Kerabat Kotak Jogja adalah komunikasi antara anggota dan anggota,
pengurus dan anggota, serta komunitas dan masyarakat. Anggota Kerabat Kotak
Jogja tidak memiliki kewajiban secara tertulis untuk membantu proses promosi
akan tetapi secara tidak disadari dengan memakai atribut Kerabat Kotak Jogja
sudah sedikit banyak membantu proses usaha memperoleh anggota baru.
Humaslah yang memiliki kewajiban untuk promosi, melalui media jejaring sosial
dan melalui obrolan-obrolan dengan orang lain. Hambatan dalam penelitian ini
adalah tidak adanya basecamp tetap Kerabat Kotak Jogja sehingga menyulitkan
proses recruitment anggota baru karena tempat berkumpul sering berpindahpindah
serta hambatan yang datang dari masyarakat adalah masih adanya
tanggapan negatif tentang fansclub band yang mengusung musik rock.
Kata Kunci : strategi komunikasi, komunikasi, komunitas, memperoleh
anggotaYashinta Krisna Isdi Prawestri2015-08-12T08:07:22Z2019-01-30T01:47:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24768This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/247682015-08-12T08:07:22ZMODAL SOSIAL KOPERASI MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(STUDI KASUS KEGIATAN ORGANISASI DAN BISNIS
KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA)Kopma UNY merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang sekaligus sebagai badan usaha perkoperasian. Organisasi ini tumbuh dan berkembang dengan menerapkan modal sosial dalam kegiatan-kegiatannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui modal sosial yang dimiliki Kopma UNY dalam kegiatan-kegiatanya baik organisasi maupun bisnisnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara kepada elemen-elemen yang menjalankan organisasi, bisnis dan elemen lain yang turut berpartisipasi didalamnya serta didukung oleh data hasil studi pustaka dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Modal sosial yang ada di Kopma UNY berupa kepercayaan, norma sosial, jaringan, dan inovasi. Modal sosial tersebut secara garis besar terletak pada seluruh kegiatan operasional baik di dalam organisasi maupun bisnis yang dijalankan setiap hari. Kepercayaan yang ada di Kopma UNY diberikan oleh berbagai pihak yakni mulai dari Civitas Akademika UNY, para suplier, organisasi-organisasi lain dan masyarakat secara umum. Norma yang ada melekat dalam setiap elemen di Kopma UNY yaitu berupa aturan-aturan yang disepakati bersama baik tertulis seperti pada tata tertib maupun tidak tertulis atau aturan lisan. Jaringan yang ada meliputi berbagai bentuk seperti adanya ikatan kuat dan ikatan lemah serta jaringan internal dan eksternal Kopma UNY. Inovasi yang ada di Kopma UNY terdapat diseluruh aktifitas/kegiatan dalam pengembangan Kopma UNY baik dari segi organisasi maupun bisnisnya.
Kata kunci: Modal Sosial, Kopma UNYBudi Santosa2015-08-12T08:07:21Z2019-01-30T01:48:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24786This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/247862015-08-12T08:07:21ZREALITAS PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
DI SMA N 1 JOGONALANTujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas pembelajaran
sosiologi di SMA N I Jogonalan.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang
bersifat naturalistik. Sedangkan strategi yang digunakan mengingat penelitian
tersebut sudah direncanakan secara terperinci dalam proposal sebelum peneliti terjun
ke lapangan, maka strateginya yang cocok adalah embedded research (penelitian
terpancang). Adapun langkah-langkahnya adalah 1) pengumpulan sumber melalui
wawancara, dan teknik dokumentasi); 2) mereduksi data dengan tujuan untuk
menyederhanakan dan mengkategorisasi data; 3) menyajikan data dalam bentuk
deskripsi memorial; 4) menarik kesimpulan sebagai hasil interpretasi; 5) mengajukan
rekomendasi berupa implikasi; dan 6) menyusun laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas pembelajaran sosiologi di
SMA N 1 JOGONALAN sudah baik. Guru sosiologi melakukan evaluasi secara
berkelanjutan baik proses maupun hasil pembelajaran sosiologi. Unsur suasana
pembelajaran yang menyangkut (motivasi belajar sosiologi, sikap siswa, kedisiplinan,
aktivitas dan kreativitas dalam pembelajaran sosiologi) merupakan komponen yang
menjadi perhatian guru sosiologi di samping hasil belajar sosiologi. Berdasarkan hasil
diskusi dengan kepala sekolah dan dua guru sosiologi, maka sistem evaluasi proses
dan hasil belajar sangat cocok untuk diterapkan secara konsisten. Cocok dalam artian
evaluasi yang menjadi wewenang guru dan satuan pendidikan ini akan memberikan
informasi bagaimana perkembangan belajar peserta didik dalam mata pelajaran
sosiologi. Untuk itu, yang harus mendapat perhatian lebih adalah efektivitas dan
efesiensi serta kepraktisan sistem evaluasi yang diterapkan. Instrumen yang
dikembangkan harus praktis dan mudah digunakan. Terlalu rumitnya sebuah
instrumen akan mempersulit guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran, apalagi
menyangkut proses yang cukup rumit untuk dinilai.
Kata Kunci: Model, Evaluasi, Pembelajaran sosiologiJangkung Dwi Prasetyo2015-08-12T08:07:21Z2019-01-30T01:48:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24791This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/247912015-08-12T08:07:21ZFENOMENA PENGGUNAAN SUSUK PADA PROFESI JOGED
DALAM SENI TAYUB DI KECAMATAN JEPON KABUPATEN
BLORA JAWA TENGAHSeni tayub merupakan bentuk kesenian yang dimiliki oleh masyarakat
Blora dan masih digemari hingga sekarang. Tayub sering dipertunjukan
pada acara-acara tertentu. Dengan masih berkibarnya seni tayub membuat
para joged berfikir bagaimana cara mereka mempertahankan eksistensinya
di dalam seni tayub dan tidak sedikit joged yang melakukan tindakan
menyimpang demi mempertahankan eksistensinya. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dari penggunaan susuk
yang dilakukan oleh joged, faktor apa saja yang mendorong mereka
menggunakan susuk dan dampak apa saja yang mereka rasakan setelah
mereka menggunakan susuk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Sumber data diperoleh melalui wawancara dan sumber tertulis. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dan snawball. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi
sumbe. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang
terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa adanya joged yang melakukan
tindakan menyimpang yaitu salah satunya menggunakan susuk pengasihan
berupa susuk pengasihan. Ada beberapa pokok temuan dari penelitian
yang dilakukan, antara lain pokok yang pertama 1) terdapatnya joged yang
masih percaya dengan hal gaib yaitu berusaha memasang susuk
pengasihan demi mempertahankan eksistensinya. 2) latar belakang
ekonomi joged yang kurang. Kedua faktor yang mendorong joged
menggunakan susuk adalah 1) faktor ekonomi 2) faktor persaingan
diantara joged 3) faktor mempertahankan eksistensi 4) faktor kurangnya
rasa percaya diri. Ketiga adalah dampak adanya penggunaan susuk
tersebut adalah dari segi internal yaitu 1) joged lebih merasa percaya diri
2) banyaknya permintaan tanggapan tayub dari masyarakat 3) lebih merasa
aman dari hal gaib, dari segi ekternal yaitu 1) adanya pandangan negatif
dari masyarakat 2) cap/label negatif yang diberikan oleh masyarakat 3)
adanya konflik akibat penggunaan susuk, konflik tersebut terjadi pada
sesame joged, konflik joged dengan masyarakat dan konflik joged dengan
anggota keluarga
Kata kunci: Tari tayub, susuk, labelingDistiya Pramesti Wulandari2015-07-08T01:08:37Z2019-01-30T00:50:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22835This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228352015-07-08T01:08:37Z“HOT PANTS” SEBAGAI GAYA HIDUP PEREMPUAN MODERN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTABagi perempuan modern di DIY mengenakan Hot Pants tidak hanya
sekedar busana pelengkap atau hanya sekedar mengikuti trend dalam
berpenampilan, melainkan telah menjadi gaya hidup, yang harus dipakai pada
tempat, waktu, dan dengan gaya yang berbeda-beda. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui Hot Pants sebagai gaya hidup perempuan modern di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
kualitatif. Data diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara, yang didukung
oleh dokumentasi. Subyek penelitian adalah perempuan yang tinggal menetap
atau sementara (Kost) di DIY, memakai Hot Pants dengan tujuan sebagai
identitas, telah memakai Hot Pants minimal satu tahun, mengenakan Hot Pants di
dalam atau di luar rumah, dan berusia di atas 15 tahun. Teknik cuplikan yang
digunakan adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisa data yang digunakan adalah model analisis
interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hot Pants sebagai gaya hidup
perempuan modern adalah karakteristik perempuan modern saat ini
berpenampilan mengenakan Hot Pants dalam menggunakan ruang, waktu, dan
gaya tertentu, sehingga menggambarkan identitas. Adapun alasan perempuan
mengenakan Hot Pants, yaitu dipengaruhi oleh acara-acara televisi, internet, dan
peer group. Ada yang mengenakan Hot Pants di pagi, siang, sore, malam, dan
sepanjang hari, baik di rumah, daerah sekitar tempat tinggal, di taman kota,
tempat kuliner, atau di daerah wisata. Agar terkesan mewah dan berbeda dengan
yang lain, ada perempuan yang melekatkan merek terkenal atau model tertentu
pada Hot Pants yang dikenakan. Dampak positif penggunaan Hot Pants, yaitu
memberikan kenyamanan, terlihat menarik, dan terlihat modis. Dampak negatif
penggunaan Hot Pants, yaitu dianggap tidak sopan, dianggap sebagai perempuan
nakal, dan rentan terhadap pelecehan seksual.
Kata kunci:Hot Pants, Gaya Hidup, Perempuan Modern, Daerah Istimewa
YogyakartaMuhammad Ridwan Azis2015-07-08T01:06:47Z2019-01-30T00:49:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22778This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227782015-07-08T01:06:47ZDAMPAK SOSIAL EKONOMI BERDIRINYA PABRIK ROKOK
SAMPOERNA DI DESA GIRIPENI KECAMATAN WATES
KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Berdirinya Pabrik Rokok
Sampoerna Di Desa Giripeni Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo”.
Berdirinya Pabrik Rokok Sampoerna di desa Giripeni Kabupaten Kulon Progo ini
memberikan dampak atau perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut
banyak terjadi pada aspek sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak berdirinya Pabrik Rokok terhadap kondisi sosial dan
ekonomi pada masyarakat desa Giripeni.
Penelitian ini dilakukan didesa Giripeni Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Progo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Peneliti menggunakan purposive samplingdalam pemilihan informan.
Informan terdiri dari pemong desa dan dari masyarakat desa Giripeni itu sendiri.
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tekhnik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi. Teknik
analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman.
Teknik analisis tersebut meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perubahan sosial yang
terjadi setelah berdirinya pabrik rokok di desa Giripeni. Perubahan yang timbul
meliputi dampak positif dan negatif dari segi sosial dan ekonomi. Dampak sosial
yang bersifat positif adalah interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat
pendatang dan masyarakat asli desa Giripeni serta turunnya tindak kriminalitas di
desa Giripeni juga menjadi salah satu dampak adanya Pabrik rokok. Dampak
sosial yang bersifat negatif adalah konflik – konflik kecil yang muncul antara
masyarakat pendatang dengan masyarakat asli desa Giripeni, tidak teraturnya
ketertiban lalu lintas, dan bau limbah pabrik yang menyengat sering ada di saat
siang hari cukup mengganggu masyarakat Desa Giripeni,serta gangguan
kesehatan masyarakat seperti sesak napas dan pusing-pusing. Perubahan
Kebudayaan juga terjadi di Desa Giripeni, bergesernya pola gotong royong
sambatandan rewangmenjadi bukti perubahan kebudayaan. Dampak positif dari
segi ekonomi yang timbul menjadikan lapangan pekerjaan dan peningkatan
pendapatan bagi masyarakat. Dampak ekonomi yang bersifat negatif adalah pola
perilaku ekonomi masyarakat yang kini menjadi konsumtif.
Kata kunci : Dampak Sosial Ekonomi, InteraksiIta Riona2015-07-07T01:15:47Z2019-01-30T00:47:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22693This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226932015-07-07T01:15:47ZSTRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGAMEN JATHILAN
(Studi pada Pengamen Jathilan di Ring Road Utara,
Sleman Yogyakarta)Perkembangan zaman terkadang tidak diikuti dengan perkembangan
pengetahuan dan perekonomian yang merata di setiap negara. Kota-kota besar di
setiap negara tetap tidak pernah terlepas dari permasalahan perekonomian dan
kemiskinan. Rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan menjadikan banyak
fenomena kehidupan jalanan. Kehidupan jalanan memang sangat keras, semua
membutuhkan kemampuan untuk bertahan. Strategi bertahan hidup yang unik dan
kreatif perlu dikembangkan untuk menjalani hidup yang tidak mudah ini, seperti
halnya yang telah dirumuskan oleh para pengamen jathilan. Berdasarkan hal
tersebut, penelitian ini bertujuan: Pertama, mendeskripsikan faktor-faktor yang
mendorong seseorang menekuni profesi sebagai pengamen jathilan. Kedua,
mendeskripsikan strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh para pengamen
jathilan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Sumber data yang diperoleh melalui kata-kata dan tindakan,
sumber tertulis serta foto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah para pengamen jathilan di kawasan Ring Road Utara Sleman
Yogyakarta. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive
sampling. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik
analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada dua hal yang berkaitan dengan
strategi bertahan hidup pengamen jathilan. Pertama, pengamen jathilan
merupakan pilihan profesi yang ditekuni oleh pelakunya karena pelakunya
menyadari kurangnya pengetahuan dan keterampilan. Dorongan untuk
menghidupi keluarga dalam zaman yang serba sulit ini menjadi dorongan para
pengamen jathilan untuk menekuni profesinya. Dorongan dari keluarga tersebut
kemudian menjadi motivasi bagi para pengamen jathilan untuk berhasil. Kedua,
para pengamen jathilan memiliki strategi bertahan hidup yang sangat unik.
Mereka menggunakan kesenian jathilan lengkap mulai dari kostum, make up serta
gemelannya untuk mencari uang di jalan. Para pengamen jathilan lebih suka
berprofesi yang langsung terlihat hasilnya. Mendahulukan kebutuhan pokok,
menekan pengeluaran, dan mencari penghasilan lain seperti menjadi tukang rosok,
juru parkir, berdagang, maupun bertani juga menjadi strategi bertahan hidup yang
dimiliki oleh pengamen jathilan.
Kata Kunci: Pengamen Jathilan, Strategi Bertahan HidupHandoyo Yuworo2015-07-07T01:14:07Z2019-01-30T00:47:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22687This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226872015-07-07T01:14:07ZPERGESERAN TRADISI PASANG TUWUHAN DI KECAMATAN
NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh modernisasi
terhadap pergeseran tradisi pasang tuwuhan di Kecamatan Ngombol, mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pergeseran tradisi pasang
tuwuhan dalam masyarakat Ngombol, dan mengetahui apa saja perbedaan tradisi
pasang tuwuhan zaman dahulu dengan sekarang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penentuan subyek penelitian secara purposive sampling. Sumber data meliputi
sumber data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan sumber
data sekunder diperoleh melalui buku, dan dokumentasi. Validitas data yang
digunakan adalah teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik analisis
model interaktif (Miles dan Huberman) yaitu pengumpulan data, reduksi,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Ada beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian. Pertama, modernisasi
membawa perubahan baru dalam pengadaan pesta pernikahan. Kedua, ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran tradisi pasang tuwuhan,
yaitu dari faktor internal (rasa solidaritas masyarakat mulai berkurang, dan
mencari hal yang praktis) dan faktor eksternal (kemajuan zaman atau
perkembangan zaman, faktor ekonomi, tercampur budaya dan seni yang baru, dan
perkembangan agama). Ketiga, perbedaan tradisi pasang tuwuhan zaman dahulu
dengan sekarang, antara lain: zaman dahulu bahan-bahan yang digunakan sebagai
tuwuhan masih lengkap, sedangkan saat ini sudah tidak lengkap; zaman dahulu
masih menggunakan sesaji, sedangkan saat ini sudah jarang yang menggunakan
sesaji; pemasangan tuwuhan dahulu dilakukan mulai 35 hari sebelum pelaksanaan
pesta pernikahan, sedangkan saat ini hanya dipasang mulai sehari sebelum pesta
pernikahan, zaman dahulu harus menggunakan pakem, sedangkan sekarang sudah
tidak menggunakan pakem lagi; zaman dahulu diwajibkan untuk memasang
tuwuhan, sedangkan saat ini hanya sebatas untuk keindahan.
Kata kunci: budaya, pengantin, tuwuhan.Niken Gelorawati2015-07-07T01:13:34Z2019-01-30T00:47:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22682This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226822015-07-07T01:13:34ZHubungan Antara Tingkat Religiusitas
dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Intensitas Kenakalan Remaja
(Studi pada siswa SMA Negeri se-Kota Magelang)Penelitian ini dilatar belakangi oleh masuknya modernisasi dan industrialisasi
yang tidak disertai dengan persiapan mental yang kuat sehingga memunculkan
masalah sosial yang komplek. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada pola
asuh orang tua dan semakin menipisnya rasa beragama dalam diri remaja, yang secara
tidak langsung telah mendorong para remaja untuk melakukan kenakalan
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sumber data primer berasal
dari siswa-siswa di SMA Negeri se-Kota Magelang. Sumber data sekunder berasal
dari dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik pengumpulan data dengan angket,
dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified
random sampling terhadap siswa-siswa SMA Negeri se-Kota Magelang. Teknik
keabsahan data menggunakan teknik validitas dan reliabilitas. Sedangkan analisis
data menggunakan uji Normalitas dan linearitas data.
Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan dalam penelitian ini
menunjukkan beberapa hal berikut: 1). Terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat religiusitas dengan intensitas kenakalan remaja. Hal ini ditunjukkan dengan
harga koefisien korelasi sebesar -0.295 lebih besar dari r tabel sebesar 0.113 serta t
hitung sebesar -0.295 lebih besar dari t tabel 0.113. 2). Terdapat hubungan yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan intensitas kenakalan remaja. Hal ini
ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar -0.146 lebih besar dari r tabel
sebesar 0.113. 3). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dan
pola asuh orang tua dengan intensitas kenakalan remaja. Hal ini ditunjukkan dengan
harga koefisien korelasi ganda koefisien korelasi R y,x1,x2 sebesar 0.089 dan F
hitung lebih besar dari F tabel sebesar 15.181 dengan 3.02 dimana 15.181 > 3.02 dan
nilai probabilitas F
hitung
lebih kecil dari 0.05 (0.000<0.005).
Kata Kunci: Hubungan, Tingkat Religiusitas, Pola Asuh Orang Tua, dan
Intensitas Kenakalan RemajaArif Setiawan2015-07-03T06:35:25Z2019-01-30T00:37:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22531This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225312015-07-03T06:35:25ZIDENTIFIKASI POTENSI DAN PENGEMBANGAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
WARIADI KOTA YOGYAKARTAYupi Maya Hapsari2015-07-03T06:35:25Z2019-01-30T00:38:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22540This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225402015-07-03T06:35:25ZDAMPAK KEBERADAAN TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT DESA TLOGO KECAMATAN PRAMBANAN
KABUPATEN KLATENTaman Wisata Candi Prambanan merupakan salah satu objek wisata yang
memiliki kekhasan tersendiri dan warisan sejarah yang masih ada, walaupun
sebelumnya tidak terlepas dari proses pemugaran. Seiring waktu semakin banyak
pengunjung dan dengan berkembangnya kegiatan pariwisata di taman wisata
Candi Prambanan dapat memberikan dampak atau pengaruh yang luas baik,
dampak positif maupun negatif terhadap kondisi lingkungan fisik, kondisi
ekonomi, sosial dan budaya masyarakat sekitar di kawasan wisata tersebut,
khususnya penduduk desa Tlogo. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui
dampak sosial bagi masyarakat desa Tlogo dengan keberadaan taman rekreasi
Candi Prambanan, 2) untuk mengetahui dampak ekonomi bagi masyarakat desa
Tlogo dengan keberadaan taman rekreasi Candi Prambanan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek yang
digunakan dalam penelitian adalah warga masyarakat desa Tlogo, karena sebagian
besar masyarakatnya menggantungkan penghasilan di taman rekreasi Candi
Prambanan. Teknik purposive sampling merupakan teknik yang dipilih oleh
peneliti dalam sampel penelitian yakni masyarakat desa Tlogo yang memenuhi
kriteria-kriteria dalam penelitian, sehingga peneliti dapat menggali informasi dari
warga sekitar yang berkenaan dengan obyek kajian yang diteliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi langsung, wawancara, dan
dokumentasi. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif model interaktif. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) dampak sosial
keberadaan taman wisata candi prambanan terhadap masyarakat desa Tlogo yaitu:
a) adanya terjalinnya interaksi sosial yang baik antara pedagang dengan pedagang,
pedagang dengan pengelola taman wisata maupun pedagang dengan wisatawan
melalui dua proses kontak sosial dan komunikasi sosial dan b)perubahan sosial
baik positif maupun negatif yaitu keserasian dalam masyarakat (social
equilibrium), organisasi antar pedagang (koperasi simpan pinjam “Bon dowoso”)
dan disorganisasi (adanya hotel-hotel yang disalahgunakan dan adanya lokalisasi),
2) dampak ekonomi keberadaan taman wisata candi prambanan terhadap
masyarakat desa Tlogo yaitu: a) semakin luasnya kesempatan usaha, b) membuka
lapangan pekerjaan, c) meningkatkan pendapatan.
Kata kunci: taman wisata candi prambanan, kehidupan sosial ekonomi, desa
TlogoBetty Pusvita Wulan2015-07-03T06:35:25Z2019-01-30T00:38:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22542This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225422015-07-03T06:35:25ZPERILAKU KONSUMTIF DI KALANGAN MAHASISWA FIS UNY
PADA KLINIK KECANTIKANPenelitian ini berfokus pada perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa
FIS UNY pada klinik kecantikan. Keinginan untuk tampil cantik dengan memiliki
kulit wajah yang cerah, bersih, tidak berminyak, tidak kusam, tidak berjerawat,
serta cenderung cantik telah mendorong banyaknya mahasiswa yang melakukan
perawatan wajah dan mengkonsumsi produk-produk kecantikan dari klinik
kecantikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumtif di
mahasiswa FIS UNY pada klinik kecantikan, mengetahui faktor pendorong
perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa FIS UNY pada klinik kecantikan, serta
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif mahasiswa
FIS UNY pada klinik kecantikan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis
deskriptif. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan mahasiswa
FIS UNY yang menjadi pelanggan klinik kecantikan. Informan penelitian ini
adalah sebanyak 11 orang mahasiswi FIS UNY. Sumber data sekunder diperoleh
foto-foto, internet, dan data statistik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah
snowball sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data
menggunakan analisis interaktif Milles dan Hubberman yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Adanya kriteria kecantikan serta keinginan untuk tampil merupakan alasan
kuat para mahasiswa untuk melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan.
Seiring berjalanannya waktu keinginan untuk tampil cantik dipahami sebagai
pemenuhan kebutuhan sehingga perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa pada
klinik kecantikan pun tanpa terasa telah ada di pola pikir mahasiswa yang
melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan. Faktor pendorong perilaku
konsumtif mahasiswa dibedakan menjadi dua yaitu : faktor pendorong internal
dan faktor pendorong eksternal. Faktor pendorong internal antara lain pengalaman
belajar, gaya hidup dan motivasi. Faktor pendorong eksternal antara lain
kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan situasi. Dampak
perilaku konsumtif dibedakan menjadi dua yaitu : dampak positif dan dampak
negatif. Dampak postif antara lain menambah rasa percaya diri, terlihat lebih
cantik, menjaga kualitas kulit wajah pada masa tua, menunjang untuk mencari
pekerjaan, serta mengobati penyakit dan merawat kesehatan wajah. Dampak
negatifnya yaitu ketergantungan, tambah boros, lebih mudah terbujuk rayuan
iklan dan tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai.
Kata kunci: Mahasiswa, Perilaku Konsumtif, Klinik Kecantikan.Trigita Ardikawati Java Tresna2015-07-02T13:50:55Z2019-01-30T00:33:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22382This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223822015-07-02T13:50:55ZEKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO
KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDULPegunungan karst adalah pegunungan berupa batuan kapur yang berupa bukit-bukit
yang berbentuk bulat. Pegunungan tersebut membentang di seluruh Kabupaten Gunungkidul
yang memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang didapat dari pegunungan karst tersebut.
Sebenarnya fungsi dari gunung karst tersebut adalah untuk daerah resapan air hujan, namun
oleh masyarakat Desa Bedoyo pegunungan tersebut ditambang kemudian menjadi sandaran
untuk bertahan hidup masyarakat di sana. Sebagian besar masyarakat yang ada di Desa
Bedoyo berprofesi menjadi penambang batu kapur karena mereka menganggap profesi
tersebut lebih menjanjikan dari pada pekerjaan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan tentang Eksistensi Penambang Batu Kapur Di Desa Bedoyo
Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data
primer terdiri dari: masyarakat sekitar, pemilik tambang, pekerja tambang, tokoh masyarakat,
dan pemerintah daerah. Penelitian ini juga menggunakan sumber data sekunder yang
diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku yang relevan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya
menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Bedoyo
berprofesi sebagai penambang batu kapur adalah karena faktor ekonomi. Adanya PP No. 26
tahun 2008 mengenai kawasan lindung memunculkan rencana pemerintah untuk menutup
semua kegiatan yang berkaitan dengan tambang batu kapur. Masyarakat yang tidak setuju
dengan rencana pemerintah tersebut akhirnya melakukan protes yang kemudian
menimbulkan suatu konflik antara pemerintah dengan masyarakat penambang batu kapur.
Usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melakukan pendataan
ulang kawasan lindung, memberikan bantuan ternak kepada masyarakat, dan segera
menyelesaikan permasalahan dengan masyarakat secara damai.
Kata Kunci : karst, kegiatan tambang batu kapur.Wusono Catur Nugroho2015-07-02T13:50:55Z2019-01-30T00:34:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22395This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223952015-07-02T13:50:55ZFENOMENA PERJUDIAN DI MASYARAKAT DESA TAMBONG
WETAN, KECAMATAN KALIKOTES, KABUPATEN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah yang
behubungan dengan fenomena perjudian, ada dua permasalahan yang peneliti
coba untuk mengidentifikasikan yaitu: 1. untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang memepengaruhi perjudian sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan
hidup dimasyarakat Desa Tambong Wetan Kecamatan Kalikotes Kabupaten
Klaten? 2. Untuk mendeskripsikan bagaimana dampak dan persepsi masyarakat
serta keluarga penjudi dari fenomena perjudian yang ada dimasyarakat Desa
Tambong Wetan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten?
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Sumber data yang diperoleh melalui kata-kata dan tindakan,
sumber tertulis serta foto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah para penjudi yang ada di Desa Tambong Wetan Kecamatan
Kalikotes Kabupaten Klaten. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah
teknik purposive sampling. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi
sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri
dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berikut ini adalah hasil dari penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, 1
faktor pendorong perjudian: faktor ekonomi, solidaritas dalam kelompok,
kurangnya kontrol sosial, dan faktor kepercayaan tentang kemenangan. 2 dampak
dan persepsi masyarakat serta keluarga penjudi dari fenomena perjudian yang ada
dimasyarakat Desa Tambong Wetan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten,
yaitu menurunnya etos kerja, timbul kriminalitas lain, kerugian materi, kesehatan
yang menurun,dan timbulnya konflik. Persepsi dari masyarakat mengenai judi di
desa ini kebanyakan tidak senang dengan adanya kegiatan judi, ada yang senang
karena merasa diuntungkan dengan adanya kegiatan ini, namun ada juga yang
tidak memperdulikan sama sekali.
Kata Kunci: fenomena perjudianFajar Bangkit Wahyudi2015-07-01T00:55:13Z2019-01-30T00:22:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22028This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220282015-07-01T00:55:13ZKULTUR SEKOLAH DAN KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI 1
JETIS BANTULKarakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu. Karakter juga diartikan sebagai perbuatan yang selalu dilakukan dan
menjadi kebiasaan. Pembentukan karakter pada tingkat institusi salah satunya
melalui kultur sekolah. Kultur sekolah merupakan keyakinan, kebiasaankebiasaan dan nilai-nilai yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk melihat bagaimana gambaran kultur
sekolah yang ada di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, (2) peran kultur sekolah tersebut
dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Jetis Bantul.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara semi
terstruktur, dokumentasi, dan kajian kepustakaan. Sumber data penelitian ini
terdiri dari dua macam, 1) sumber data primer, yang diperoleh melalui wawancara
langsung kepada warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, karyawan
dan siswa, 2) sumber data sekunder, yang diperoleh dari dokumentasi seperti foto,
tata tertib, maupun dokumen prestasi siswa. Teknik sampling yang digunakan
yaitu purposive sampling dan menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa
keabsahan data yang diperoleh. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
data model interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kultur sekolah yang ada di
SMA Negeri 1 Jetis Bantul dapat diketahui dari artifak, yang terdiri dari artifak
fisik dan perilaku, nilai, keyakinan maupun asumsi. Artifak fisik dapat diamati
dari lokasi yang strategis, bangunan sekolah yang terawat, fasilitas sekolah, slogan
atau poster di lingkungan sekolah dan kondisi lingkungan sekolah yang bersih dan
nyaman. Artifak perilaku seperti adanya sikap kekeluargaan, semangat
berprestasi, dan adanya motivasi serta apresiasi terhadap pencapaian prestasi.
Nilai-nilai positif yang ada antara lain nilai kebersihan dan cinta/peduli
lingkungan, nilai religius, toleransi, sopan santun, disiplin, dan nilai kompetisi.
Nilai tersebut tentunya didukung oleh keyakinan dan asumsi yang kuat bahwa
semua siswa mampu berprestasi, berperilaku baik, (2) Peran kultur sekolah dalam
pembentukan karakter siswa yang peduli lingkungan melalui intervensi kultur
dilakukan melalui kegiatan pembiasaan, kegiatan partisipatif yang melibatkan
siswa dan melalui PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang terintegrasi dalam
setiap mata pelajaran.
Kata Kunci: karakter, kultur sekolah, SMA Negeri 1 Jetis BantulYunia Nur'aini2015-07-01T00:54:52Z2019-01-30T00:21:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22024This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220242015-07-01T00:54:52ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN
KOPERASI KREDIT YANG BERMASALAH
(Studi pada Koperasi Kredit “Sedya Waluya”, Dusun Klangon, Desa
Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta)Salah satu pengembangan koperasi yang cukup menonjol pada masa
ini adalah pembentukan Koperasi Kredit di pedesaan. Namun perkembangan
baik tersebut tidak terjadi pada Koperasi “Sedya Waluya”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap perkembangan
keberadaan Koperasi Kredit yang bermasalah, serta untuk mendeskripsikan
faktor-faktor yang menjadi penyebab terhambatnya perkembangan Koperasi
“Sedya Waluya”.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu
menginterpretasikan sebagaimana adanya persepsi masyarakat terhadap
Koperasi “Sedya Waluya”. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan
dengan purposive sampling. Informan penelitian ini adalah masyarakat Desa
Argosari. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif
model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman, yang
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap
perkembangan Koperasi Kredit “Sedya Waluya” beraneka ragam. Tanggapan
positif berupa dukungan untuk koperasi, dan tanggapan negatif berupa
keluhan terhadap Koperasi Kredit “Sedya Waluya”. Sedangkan faktor-faktor
yang menyebabkan kurang maksimalnya perkembangan Koperasi Kredit
“Sedya Waluya” adalah kurangnya pendidikan anggota, keengganan untuk Go
Public, dan minimnya aktualisasi social capital (modal sosial). Tidak
diselenggarakannya pendidikan anggota ini sudah berlangsung sejak lama,
yakni dari tahun 1983 sampai sekarang. Keengganan untuk Go Public
menyebabkan Koperasi Kredit “Sedya Waluya” sulit dikenal di kalangan
masyarakat di luar Dusun Klangon, sehingga jaringannya sulit bertambah.
Minimnya aktualisasi social capital (modal sosial) ini dapat dilihat dari
kurangnya kerjasama antara pengurus dan anggota.
Kata Kunci: Koperasi, Persepsi, Tanggapan.Ardin Saifudin2015-07-01T00:50:32Z2019-01-30T00:19:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21899This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218992015-07-01T00:50:32ZINTERAKSI SOSIAL ANTAR PEDAGANG DI DALAM OBYEK WISATA
KETEP PASS DESA KETEP KECAMATAN SAWANGAN
KABUPATEN MAGELANGKeindahan alam yang disajikan di obyek wisata Ketep Pass menjadi daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan
asing untuk mengunjungi Ketep Pass. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke
obyek wisata Ketep mendorong bergeraknya kegiatan ekonomi informal bagi
masyarakat desa Ketep dengan menjadi pedagang makanan. Banyak pedagang
yang berasal dari daerah tersebut, akan menciptakan suatu interaksi sosial maupun
hubungan kerja antar pedagang yang memberi pengaruh dalam bersikap dan
berperilaku dalam kegiatan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk: Pertama, mendeskripsikan tentang karakteristik kelompok
pedagang di dalam kawasan obyek wisata Ketep Pass. Kedua, mendeskripsikan
bentuk-bentuk interaksi yang terjalin antar pedagang di obyek wisata Ketep Pass.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Sumber data yang diperoleh melalui kata-kata dan tindakan,
sumber tertulis serta foto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah para pedagang di dalam kawasan obyek wisata Ketep Pass.
Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis
data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial pedagang di
dalam kelompok pedagang terjadi karena dipengaruhi kedekatan fisik lapak,
kedekatan tempat tinggal, kesamaan nasib, kesamaan profesi, kesamaan
pemikiran, kontak dan komunikasi yang intensif antar pedagang. Bentuk interaksi
sosial antar pedagang meliputi : Pertama, kerjasama yang dilakukan karena
adanya tujuan dan kepentingan yang sama dalam menjalani pekerjaaan yaitu
didasari atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup. Kedua, persaingan yang terjadi
sesama pedagang terwujud dengan adanya keinginan untuk mendapatkan pembeli
atau konsumen. Ketiga, konflik yang terjadi cenderung merupakan konflik kecil
yang timbul karena adanya perbedaan kepentingan antar pedagang untuk
memperoleh keuntungan. Keempat, akomodasi konflik yang terjadi melalui
kompromi, mediasi, dan toleransi antar pedagang sehingga jarang ditemui konflik
yang muncul secara terbuka.
Kata Kunci: Interaksi, Pedagang, Obyek Wisata KetepAji Setyawan2015-06-30T04:26:09Z2019-01-30T00:19:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21897This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218972015-06-30T04:26:09ZPERAN PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN KETERAMPILAN
BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BERAN TRIDADI SLEMANRemaja yang berkualitas merupakan aset yang penting dalam suatu bangsa.
Untuk mewujudkan remaja yang berkualitas yaitu melalui sektor pendidikan.
Namun dengan kondisi saat ini kondisi masyarakat yang miskin tidak dapat
melanjutkan pendidikan disebabkan oleh biaya yang semakin mahal oleh sebab itu
banyak remaja putus sekolah. Salah satu lembaga yang peduli terhadap
permasalahan remaja putus sekolah adalah Panti Sosial Bina Remaja. Tujuan dari
penelitian ini adalah ingin mengetahui peran Panti Sosial Bina Remaja dalam
pelaksanaan program bimbingan keterampilan bagi remaja putus sekolah di Beran
Tridadi Sleman.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang
diperoleh melalui wawancara kepada pengurus dan pembina PSBR dilengkapi
juga adanya wawancara dengan instruktur dan para remaja binaan yang didukung
oleh data hasil dokumentasi. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data
dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Panti Sosial Bina Remaja memiliki
peran terhadap remaja putus sekolah dalam pelaksanaan program bimbingan
keterampilan yaitu pada program dan kegiatan yang ada di Panti Sosial Bina
Remaja. Faktor pendorong dalam pelaksanaan bimbingan keterampilan adalah
motivasi dan antusias yang tinggi dari para remaja binaan, dan PSBR memiliki
mitra kerja yang jelas dengan tempat kegiatan PBK (Praktek Belajar Kerja).
Adapun faktor penghambat dalam pelatihan bimbingan keterampilan di PSBR
yaitu pengurus panti yang masih terbatas jumlahnya, latarbelakang pendidikan
dan usia yang berbeda-beda dari remaja binaannya, begitu juga dengan anggaran
dan sarana prasarana dalam penyediaan bahan baku untuk pelatihan bimbingan
keterampilan yang masih terbatas jumlahnya, dan semangat yang menurun dari
remaja binaan karena merasa jenuh dalam mengikuti pelatihan bimbingan
keterampilan sehingga menjadi kurang fokus dalam menangkap ilmu yang
disampaikan.
Kata kunci: Peran, PSBR, Remaja putus sekolah.Bekti Nur Rohmah2015-06-29T08:17:24Z2019-01-30T00:19:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21893This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218932015-06-29T08:17:24ZPOLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA
PADA BIDANG PENDIDIKAN DI DUSUN PANDANAN DESA
PANDANAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATENPendidikan adalah hak hidup setiap manusia. Orang tua adalah pendidik
sejati, sehingga orang tua seharusnya mendidik ada terutama ketika di rumah.
Dewasa ini banyak orang tua yang bekerja sehingga mereka tidak punya cukup
waktu untuk mendidik anak. Fokus pada penelitian ini adalah pola asuh apa saja
yang diterapkan oleh orang tua yang bekerja kepada anak-anaknya terkait dengan
pendidikan anak selama di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling.
Informan penelitian ini adalah masyarakat Dukuh Pandanan. Jenis data dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data
penelitian dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan
data dilakukan dengan cara triangulasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles
dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan di
keluarga yang orang tua bekerja dalam bidang pendidikan di Dukuh Pandanan,
Desa Pandanan,Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten adalah perpaduan antara
otoriter dan demokratis. Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya peraturanperaturan mutlak dari orang tua yang tidak bisa dibantah oleh anak khususnya
dalam pemilihan sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Pola asuh demokratis
diterapkan pada anak usia 12-15 tahun ditandai dengan diberikannya kesempatan
kepada anak untuk memilih apa yang menjadi keinginannya dalam hal ini memilih
sekolah yang diinginkan. Orang tua menggunakan waktu selama di rumah untuk
memperhatikan segala kebutuhan anak mulai dari jam belajar, waktu berkumpul
dan fasilitas belajar.
Kata Kunci : Pola Asuh, Orang Tua, Keluarga, Dusun Pandanan, Kecamatan
Wonosari, KlatenEster Alfiana2015-06-29T08:05:39Z2019-01-30T00:17:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21833This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218332015-06-29T08:05:39ZSIMULASI REALITAS MELALUI APLIKASI INSTANT MESSENGER
DAN MEDIA SOSIAL DI SMARTPHONE
(Studi Komunikasi Virtual Mahasiswa Pengguna
Smartphone di Kota Magelang)Penelitian ini berfokus pada simulasi realitas yang terjadi pada mahasiswa di
kota Magelang dalam menggunakan aplikasi instant messenger (IM) dan media
sosial di perangkat smartphone. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan simulasi realitas dan mendeskripsikan dampak dari penggunaan
aplikasi IM dan media sosial di smartphone pada mahasiswa kota Magelang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh
melalui wawancara yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Subyek penelitian
adalah mahasiswa kota Magelang pengguna aplikasi IM dan media sosial di
smartphone. Teknik sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah snowball
sampling dan purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi
sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara interaktif melalui proses
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan aplikasi IM dan
media sosial di smartphone, mahasiswa kota Magelang dapat berinteraksi dengan
yang lainnya meskipun tidak dalam satu ruang yang sama. Dalam hal ini mahasiswa
berinteraksi di ruang virtual dimana simulasi realitas berlangsung. Dalam ruang
tersebut mahasiswa melakukan berbagai aktivitas seperti, berkomunikasi, mencari
informasi, membagi informasi, menjalin pertemanan,, mencurahkan perasaan,
silaturahmi, dan berbisnis online shop. Melalui aplikasi dari smartphone mahasiswa
kota Magelang dapat menjalankan aktivitas tersebut secara simultan, meskipun di
dunia nyata mereka mengerjakan hal yang lain. Portabilitas dari smartphone dan fitur
yang canggih dari aplikasi IM dan media sosial, membuat mahasiswa kota Magelang
dapat terhubung dengan dunia virtual kapan saja dan dimana saja. Dampak positif
dari penggunaan aplikasi tersebut adalah, mahasiswa memiliki banyak teman,
interaksi menjadi lancar, mudah dalam mendapatkan keuntungan dari bisnis online
shop,namun di sisi lain dampak negatifnya adalah adanya, keterasingan diri, dan
dapat memisahkan relasi sosial di dunia nyata.
Kata kunci: Komunikasi, Mahasiswa Kota Magelang, Aplikasi Smartphone,
Dunia Virtual, Simulasi Realitas, Komunikasi VirtualTegar Firman Abadi2015-06-29T08:05:25Z2019-01-30T00:16:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21824This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218242015-06-29T08:05:25ZUPAYA WANITA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA
MELALUI HOME INDUSTRY BATIK TULIS DI DESA GIRILOYO,
KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTULWening Herzuwandha2015-06-29T08:02:59Z2019-01-30T00:15:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21783This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217832015-06-29T08:02:59ZBENTUK INTERAKSI NELAYAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) MINA BAHARI EMPAT LIMA DEPOK PARANGTRITIS KRETEK
BANTUL YOGYAKARTASeperti yang kita tahu bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang
sebagian penduduknya bekerja sebagai petani dan nelayan. Pulau Jawa merupakan
salah satu pulau di Indonesia yang menjadi penghasil ikan terbesar, salah satunya
berada di Pantai Depok yang berada di Yogyakarta. Kebanyakan nelayan yang
berada di Pantai Depok bukanlah asli warga Pantai Depok tetapi merupakan
pendatang yang berasal dari daerah Cilacap. Dengan banyaknya pendatang yang
berada di Pantai Depok menyebabkan para nelayan yang berada disana harus
melakukan adaptasi dengan lingkungan baru mereka, salah satu caranya adalah
dengan berinteraksi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dilakukan penelitian ini
untuk mengetahui bentuk interaksi nelayan yang berada di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Mina Bahari Empat Lima Depok Parangtritis Kretek Bantul
Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber
data yang diperoleh melalui kata-kata dan tindakan, sumber tertulis serta foto.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber utama dalam penelitian ini
adalah para nelayan yang berada di Pantai Depok. Teknik pemilihan informan
yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik validitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi sosial nelayan
yang berada di Pantai Depok. Bentuk interaksi antar nelayan meliputi: Pertama,
kerjasama yang dilakukan para nelayan antara lain adalah hal pekerjaan, misalnya
menolong nelayan lain jika ada salah satu nelayan yang mengalami kesulitan di
tengah laut. Kedua, akomodasi yang dilakukan para nelayan apabila ada masalah
biasanya berwujud toleransi dan mediasi. Ketiga, kontravensi antar nelayan hanya
terjadi jika ada salah satu nelayan mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak dan
nelayan lain merasa iri, tetapi hal itu tidak menimbulkan masalah. Keempat,
persaingan yang terjadi antar nelayan merupakan persaingan yang sehat, dimana
persaingan tersebut dijadikan sebagai motivasi. Kelima, konflik yang terjadi
diantara nelayan biasanya dipicu karena masalah pribadi antar nelayan satu
dengan yang lainnya. Bentuk interaksi terjadi karena dipengaruhi oleh kesamaan
nasib, kesamaan tempat tinggal, kesamaan pemikiran dan kesamaan profesi.
Kata kunci : Interaksi, Nelayan, Pantai DepokRani Danik Saputri2015-06-26T01:12:17Z2019-01-30T00:05:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21506This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/215062015-06-26T01:12:17ZPERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENGATASI PENYALAHGUNAAN NAPZA MASYARAKAT YOGYAKARTATujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan peran Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA masyarakat Yogyakarta dan (2) mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sumber data meliputi sumber data primer
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara serta sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi pustaka. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles dan Huberman yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah (1) Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) dalam menjalankan perannya secara garis besar ada dua yaitu demand reduction dan supply reduction. Dua peran tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam tiga
bidang yaitu pencegahan, pemberantasan, dan pemberdayaan masyarakat. Bidang pencegahan dengan cara memberikan sosialisasi ke masyarakat akan bahaya narkoba, membentuk kader anti narkoba, dan pemberian buku saku P4GN kepada masyarakat. Bidang pemberantasan dengan memetakan jaringan narkoba, interdiksi, operasi terpadu, mewaspadai prekursor. Bidang pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pemberian keterampilan kepada pengguna dan mantan
pengguna narkoba, pelaksanaan lomba sekolah bebas narkoba, dan pemanfaatan mobil BNNP DIY. (2) Persepsi masyarakat terhadap BNNP DIY adalah lembaga yang menangani kasus narkoba. Hasil dari penelitian ini persepsi masyarakat terhadap BNNP DIY dinilai masih belum
maksimal dalam menjalankan perannya. Alasannya karena BNNP DIY belum menjadwalkan pertemuan rutin dengan mitranya, sosialisasi yang dilakukan juga belum menjangkau semua masyarakat, dan dampaknya masih kurang terasa terhadap masyarakat Yogyakarta. Alasan yang
lain karena masyarakat sendiri kesadarannya masih dinilai kurang terhadap kasus penyalahgunaan narkoba yang ada di lingkungan sekitarnya.
Kata kunci: BNNP DIY, peran, persepsi masyarakat.Pramusinta Nimas Putri2015-06-25T02:41:51Z2019-01-30T00:03:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21461This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214612015-06-25T02:41:51ZRELASI GENDER DALAM TUGAS-TUGAS KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PURI HUSADA SLEMAN YOGYAKARTAPerempuan, karena perbedaan jenis kelamin kadang mengalami perlakuan yang berbeda dengan laki-laki dalam beberapa hal hal termasuk dalam hal pekerjaan. Keperawatan merupakan salah satu pekerjaan yang dianggap sebagai “identik perempuan”. Berdasarkan persoalan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana relasi gender dalam tugas-tugas keperawatan di lingkungan kerja dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Puri Husada.
Penelitian berlangsung di Rumah Sakit Puri Husada. Sebanyak 8 orang perawat terpilih menjadi responden dalam penelitian ini, terdiri dari 4 orang perawat perempuan dan 4 perawat laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam dengan para informan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah para perawat laki-laki dan perawat perempuan di rumah sakit. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa keperawatan tidak hanya layak dikerjakan oleh kaum perempuan. Akar dari keperawatan adalah fungsi nurturing yang dalam wilayah domestik dibebankan kepada perempuan. Keperawatan dalam fungsi ini telah berubah menjadi suatu komoditi sehingga tidak bisa dikatakan sebagai kegiatan domestik. Perempuan telah disiapkan oleh lingkungan sosialnya untuk menjalankan fungsi tersebut sehingga ketika terlibat dalam keperawatan profesional tidak mengalami kesulitan yang berarti. Saat ini, laki-laki yang terlibat dalam keperawatan mampu melakukan lintas batas dan apa yang oleh masyarakat dibedakan sebagai feminitas dan maskulinitas. Kedudukan yang setara dan sejajar ini mendudukkan perawat laki-laki dan perempuan dalam status dan peran yang sama, meskipun hal itu bukan persoalan utama yang diperdebatkan dalam penelitian ini. Melalui berbagai penyesuaian, fungsi nurturing yang dikonstruksikan sebagai kegiatan feminin bisa dilakukan oleh perawat laki-laki dengan baik.
Kata Kunci: Relasi gender, perawat, keperawatanNike Rika Rusnawati2015-06-25T02:37:52Z2019-01-30T00:03:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21457This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214572015-06-25T02:37:52ZPARTISIPASI ANGGOTA DAN KADER DALAM MEMBANGUN MODAL SOSIAL ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDALKemajuan sebuah organisasi akan terletak bagaimana tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Tujuan organisasi GP Ansor Pageruyung sendiri diupayakan melalui berbagai bentuk kegiatan yang telah diprogramkan. Keberhasilan kegiatan-kegiatan keorganisasian akan sangat dipengaruhi oleh partisipasi warga organisasi. Partisipasi memegang peranan penting dalam sukses tidaknya sebuah organisasi. Namun demikian partsipasi dalam organisasi GP Ansor mulai melemah. Dan hal tersebut akan mempengaruhi eksistensi organisasi. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi, faktor penghambat dan pendorong partisipasi, serta peran partisipasi dalam membangun modal sosial GP Ansor Pageruyung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Subyek penelitian adalah anggota dan pengurus GP Ansor Pageruyung. Tekning sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah snowball sampling dan purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunkan adalah secara interaktif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi dalam organisasi GP Ansor Kecamatan Pageruyung adalah partisipasi fisik dan non fisik serta bentuk partisipasi berupa uang dan tenaga. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya partisipasi para kader GP Ansor dari segi motivasi adalah kesadaran para anggota dan keterpaksaan. Faktor pendorong yang laian berupa kharisma para ulama, sikap/kebiasaan sendiko dawuh pada ulama, kebijakan NU mengenai amaliah sosial, dan pengaruh sosialisasi dalam pendidikan. Faktor penghambat partisipasinya berupa faktor ekonomi, situasi politik internal NU, turunnya kepercayaan terhadap organisasi, kegiatan yang monoton, serta ciri khas GP Ansor mulai hilang. Peran partispasi dalam membangun trust akan memunculkan sikapa saling percaya diantara para anggota, Peran partisipasi dalam membangun norma adalah membentuk dan sekaligus menjadi motor penggerak berlangsungnya pelaksanaan aturan-aturan yang disepakati bersama, dan peran partsisipasi dalam membangun jaringan adalah mempertegas tipologi hubunganhubungan sosial dan memebentuk hubungan-hubungan sosial baru.
Kata kunci: Partisipasi, Modal Sosial, GP Ansor PageruyungTaqwal Fu’ad2015-06-25T01:27:56Z2019-01-30T00:02:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21431This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214312015-06-25T01:27:56ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PASCA PEMILIHAN DUKUH DI DUSUN NOGOSARI, DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009Terselenggaranya Pemilihan Dukuh di dusun Nogosari memiliki dampak bagi perubahan interaksi antar warga masyarakat, antar kelompok dengan kelompok yakni antar kelompok bakal calon dukuh satu dengan bakal calon dukuh lainnya. Bentuk Interaksi yang terjadi sebelum pemilihan dukuh yakni masyarakat saling bekerjasama tanpa ada jarak perbedaan kepentingan perubahan bentuk interaksi masyarakat didalamnya ini didasarkan karena perbedaan tujuan yakni untuk memenangkan calon dukuh yang masing-masing menginginkan calon dukuh yang didukungnya dapat menang dalam pemilihan dukuh. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: perubahan bentuk interaksi yang terjadi sebelum, pada saat serta setelah pemilihan dukuh berlangsung sehingga diketahui perubahan bentuk interaksi setelah terselenggaranya pemilihan dukuh pada masyarakat Dusun Nogosari.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Nogosari, Desa Sidokarto Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan prinsip purposive sampling (sampel bertujuan). Informan dalam penelitian ini adalah warga masyarakat yang ikut dalam pemilihan, bakal calon dukuh, dukuh yang terpilih serta ketua penyelenggara pemilihan dukuh. Cara penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara semi terstruktur dan berbagai dokumentasi lapangan. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara Triangulasi. Teknik Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan model analisis interaktif dari Miles and Huberman yang menggunakan 4 komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, bentuk interaksi pada masa-masa awal pasca Pemilihan dukuh lebih banyak diwarnai dengan konflik, meskipun tidak disertai dengan konflik secara fisik. Konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan di antara para pendukung kandidat kepala dusun. Kedua, setelah interaksi inner group dari masing-masing kandidat tertentu semakin berkurang, bentuk interaksi lebih banyak diwarnai dengan interaksi yang menunjukkan adanya kompetisi. Bentuk-bentuk kompetisi terjadi dalam setiap kali ada momentum pengambilan keputusan atau penggunaan kekuatan pengaruh di masyarakat. Ketiga, pola interaksi dalam bentuk konflik hanya bersifat sementara, tetapi interaksi dengan pola kompetisi juga tidak selalu produktif, dukuh yang terpilih terus mengupayakan adanya proses akomodasi melalui tindakan-tindakan kompromi dengan menjalin komunikasi dengan setiap warganya. Sikap kooperatif atau kerjasama dari Dukuh Nogosari sedikit banyak telah memunculkan adanya kompromi dari warga yang sebelumnya tidak mendukungnya.
Kata Kunci : Interaksi, Masyarakat,Pemilihan Dukuh.Eka Okta Suryani2015-06-25T01:18:20Z2019-01-30T00:02:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21429This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214292015-06-25T01:18:20ZPENGGUNAAN PRODUK DISTRO SEBAGAI BENTUK PENEGASAN IDENTITAS DIRI DI KALANGAN SISWA SMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maraknya gerai distro bermunculan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi pola konsumsi terhadap kebutuhan berpakaian dikalangan remaja khusunya pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tindakan konsumsi akan barang-barang distro dikalangan siswa SMA di Yogyakarta lebih bersifat gaya hidup dan juga membentuk identitas diri.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengunjung distro, owner distro, manajer distro, shopkeeper distro. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan model analisis interaktif yang menggunakan empat hal utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan distro di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini tidak hanya sebuah outlet untuk sebuah komunitas, namun distro saat ini memenuhi persoalan dan kebutuhan fashion remaja SMA. Distro menjadi sebuah life style baru bagi remaja SMA. Gaya bagi remaja adalah segala-galanya dan setiap individu ingin tampil beda dengan harapan mendapatkan identitas diri dan pengakuan akan dirinya. Dalam proses pencapaian identitas diri dan pengakuan akan dirinya, faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja SMA yaitu kreativitas, ideologi kelompok, status sosial, media massa, dan kesenangan. Selain faktor-faktor pembentuk tersebut faktor imitasi atau contoh figur juga mempengaruhi remaja SMA dalam pembentukan identitas diri mereka. Untuk memenuhi kebutuhan fashion remaja SMA menggunakan produk distro sebagai bentukan identitas diri, prestise dan membuat mereka merasa percaya diri. Produk dari distro memiliki logo, merk, dan simbol tersendiri yang membedakan distro dengan outlet lainnya. Produk dan merk sendiri ditempatkan sebagai simbol status untuk pemakainya. Produk distro juga menjadi simbol anak muda modern, simbol suatu kelompok, sarana untuk mengekspresikan perasaan. Serta sebagai alat untuk mencitrakan dan menguatkan eksistensi mereka dilingkungan mereka. Pakaian distro dikalangan remaja tidak hanya sekedar berfungsi sebagai pakaian penutup badan, melainkan juga sebagai simbol terhadap kelompok dan status dirinya sebagai manusia modern.
Kata Kunci : Distro, Identitas diri, Remaja SMA.WAHYU KUSUMA NINGRUM2015-06-24T06:46:52Z2019-01-30T00:02:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21422This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214222015-06-24T06:46:52ZSOSIALISASI KELUARGA DALAM KESETARAAN GENDER PADA MASYARAKAT DESA SIKUMPUL KECAMATAN KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sosialisasi keluarga dalam kesetaraan gender pada masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara, serta untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat pada masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara dalam melakukan sosialisasi gender.
Penelitian mengenai Sosialisasi Keluarga dalam Kesetaraan Gender pada Masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu masyarakat yang mempunyai anak perempuan dan laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan empat hal utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Desa Sikumpul dalam pola sosialisasi telah mampu menerapkan kesetaraan gender dengan cukup baik di beberapa aspek kehidupan seperti cara berkomunikasi dengan anak, pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin tertentu, harapan orang tua pada anak terkait masa depan, serta dukungan orang tua terhadap pendidikan formal anak. Masyarakat Desa Sikumpul sudah mampu menanamkan kesetaraan gender dengan baik di beberapa aspek, namun tidak dapat dipungkiri masih ada beberapa aspek kehidupan yang masih menunjukkan adanya bias gender yaitu pemberian permainan khusus pada jenis kelamin tertentu, pembagian pekerjaan rumah tangga yang lebih banyak dibebankan pada perempuan (anak peremuan dan istri), serta arahan orangtua secara kultural yaitu anak laki-laki diharapkan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, dan perempuan yang lebih diharapkan untuk dapat mendidik anak dengan baik.
Kata Kunci : Keluarga, sosialisasi, kesetaraan genderSasiana Gilar Apriantika2015-06-24T06:20:08Z2019-01-30T00:02:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21418This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214182015-06-24T06:20:08ZSIMBOL DAN MAKNA TRADISI PENANAMAN PADI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA YOSOMULYO (Kajian Sosiologis Di Desa Yosomulyo, Kabupaten Banyuwangi)Masyarakat Desa Yosomulyo memiliki tradisi penanaman padi. Disetiap prosesi tradisi penanaman padi terdapat pemberian sesaji, sesaji tersebut memuat simbol dan makna yang menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prosesi tradisi penanaman padi, simbol dan makna tradisi penanaman padi sebagai kearifan lokal masyarakat Desa Yosomulyo, serta partisipasi masyarakat Desa Yosomulyo dalam pelaksanaan tradisi penanaman padi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari pelaku tradisi penanaman padi, dukun methik, dan penjual sesaji. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara semi struktur, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan analisis datanya menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi penanaman padi memiliki empat prosesi yaitu, tiris, mbuntoni, ngrujak’i, dan methik. Simbol tradisi penanaman padi terdiri dari cok bakal sebagai persembahan untuk penunggu sawah, sego legi bertujuan agar buah padinya manis, buceng bertujuan agar permohonan cepat dikabulkan, jenang sumsum bertujuan memulihkan sumsum pengolah sawah, rujak dipersembahkan untuk Dewi Sri yang sedang mengandung buah padi, kembang sekar arum sebagai siramannya Dewi Sri, ingkung sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, tumpeng sebagai simbol memboyong padi, sambal goreng, mie, rempeyek merupakan kelengkapan kenduri, sayur kluwih dimaksudkan agar rezekinya lebih, janur sebagai benteng atau pagar, dan daun dhadhap serep simbol ketentraman. Makna tradisi penanaman padi adalah agar tanaman padi diberkahi, selamat dari hama, hasil panennya melimpah, awet untuk dikonsumsi, tidak ada gangguan dalam mengolah sawah, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, serta sebagai ketentraman dalam bertani. Dalam pelaksanaan tradisi penanaman padi yang berpartisipasi adalah tetangga, sanak saudara, dukun methik, dan penjual sesaji.
Kata kunci : Simbol, Makna, Tradisi penanaman padi, Kearifan lokalAri Widiyawati2015-06-24T06:11:01Z2019-01-30T00:02:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21416This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214162015-06-24T06:11:01ZDAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN PASAR MODERN PADA PASAR TRADISIONAL (Studi Pada Pasar Kota Boyolali)Saat ini maraknya pembangunan pasar modern, tentu saja menjadi saingan berat bagi para pedagang pasar tradisional. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak sosial ekonomi keberadaan pasar modern pada pasar tradisional khususnya Pasar Kota Boyolali serta faktor-faktor apa yang membuat pengunjung tetap loyal memilih berbelanja di Pasar Kota Boyolali.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada pedagang dan pengunjung Pasar Kota Boyolali yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak sosial ekonomi yang dialami Pasar Kota Boyolali dengan adanya pasar modern adalah (1) penurunan omset penjualan pedagang Pasar Kota Boyolali akibat turunnya jumlah pembeli (2) semakin lama jumlah pedagang di Pasar Kota Boyolali semakin berkurang akibat merebaknya pasar modern (3) persaingan pedagang Pasar Kota Boyolali dengan pasar modern yang memaksa pedagang di Pasar Kota Boyolali harus terhambat kondisinya (4) meningkatnya persaingan antar penjual di Pasar Kota Boyolali yang menimbulkan konflik dan cara berdagang yang tidak beretika antar pedagang yang satu dengan pedagang yang lain di Pasar Kota Boyolali (5) sulitnya pedagang di Pasar Kota Boyolali untuk mendapatkan pasokan dari suplier karena suplier lebih memilih memasok barang di pasar modern dibandingkan memasok kepada pedagang Pasar Kota Boyolali. Faktor-faktor yang membuat konsumen tetap loyal memilih berbelanja di Pasar Kota Boyolali adalah (1) harga yang ditawarkan Pasar Kota Boyolali lebih murah dibandingkan dengan harga yang ada di pasar modern (2) lengkapnya barang yang dijual di Pasar Kota Boyolali dibandingkan dengan pasar modern karena Pasar Kota Boyolali mempunyai bangunan yang luas (3) kedekatan yang terjalin antara pedagang dan pengunjug Pasar Kota Boyolali (4) upaya meningkatkan pelayanan kepada para pembeli yang dilakukan oleh pedagang Pasar Kota Boyolali.
Kata kunci: dampak sosial ekonomi, pasar modern, Pasar Kota BoyolaliARIF KISBIYANTO2015-06-24T04:53:33Z2019-01-30T00:01:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214032015-06-24T04:53:33ZPERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGOMasyarakat Sremo merupakan masyarakat yang kehilangan wilayahnya akibat pembangunan waduk, hal ini mengakibatkan masyarakat mengubah mata pencahariannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, faktor penyebab dan dampak dari adanya perubahan mata pencaharian pada masyarakat Dusun Sremo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat dusun Sremo dan tokoh masyarakat yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipasi, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Untuk analisis datanya menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo dikarenakan keadaan daerah yang berbeda dengan daerah yang ada dahulu (keadaan tanah) dan adanya tuntutan kebutuhan hidup. Bentuk mata pencaharian masyarakat Sremo sebelum adanya waduk mayoritas petani di sawah, selain itu juga beternak, nderes, tukang, pedagang kelapa, industri genteng dan warungan tetapi setelah adanya Waduk masyarakat mengubahnya pada bentuk baru yaitu penarik perahu wisata, tim sar, pegawai di kantor waduk dan kerja musiman, selain itu ada mata pencaharian yang berubah pada bentuk yang sudah ada sebelumnya yaitu petani kebun, nderes, warungan, dan kerja serabutan. Dampak positif perubahan mata pencaharian ini adalah masyarakat mudah dalam memperoleh kebutuhan rumah tangganya karena adanya warung dalam jumlah yang banyak, sehingga mereka tidak perlu pergi ke pasar yang letaknya jauh seperti dahulu, sedangkan dampak negatifnya yaitu (1) dari segi ekonomi tidak ada peningkatan, hanya beberapa orang yang merasakan ekonomi mereka membaik yaitu mereka yang bekerja di kantor waduk dan diangkat menjadi PNS, (2) dari segi sosial terjadi perubahan nilai dalam hubungan mereka seperti sambatan sudah mengenal sistem upah dikarenakan tuntutan ekonomi. Perubahan mata pencaharian juga membawa perubahan dalam pelapisan sosial, yaitu adanya perubahan ukuran pada sesuatu yang dihargai, dahulu berdasarkan kepemilikan modal (sawah) sekarang berdasarkan pendidikan dan pekerjaan.
Kata kunci: perubahan mata pencaharian, masyarakat Dusun Sremo, wisata Waduk SermoWahyu Fajar Trisni Pertiwi2015-06-24T04:49:22Z2019-01-30T00:01:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21400This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214002015-06-24T04:49:22ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGANUT ALIRAN TRI SILA WEDHA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI SEMBUKAN, KECAMATAN PARANGGUPITO KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAHAliran Tri Sila Wedha merupakan Aliran Penghayat yang menganut filosofi Kejawen. Setiap ritual kegiatan yang dilakukan Aliran Tri Sila mengedepankan unsur Jawa sebagai dasar-dasar ajaranya. Aliran Tri Sila Wedha dalam melaksanakan ritualnya bertempat di pantai Selatan yaitu pantai Sembukan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk interaksi dan dampak interaksi sosial antara masyarakat sekitar pantai Sembukan dengan pengikut aliran paguyuban penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME “Tri Sila Wedha” di Wonogiri Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, observasi partisipan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, dan analisis datanya menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anggota Tri Sila Wedha yang disebut Warga Kusuma Hayu berpedoman pada Manunggaling Kawula Gusti. Terjadinya interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) dengan masyarakat sekitar pantai Sembukan berawal dari komunikasi antar personal yang akhirnya berkembang menjadi komunikasi antar kelompok yang akhirnya menimbulkan kerja sama antar Warga Kusuma Hayu dengan masyarakat sekitar Pantai Sembukan. Bentuk interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) yaitu berupa kerja sama yaitu gotong royong dalam kegiatan dan akomodasi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Selain itu juga ada persaingan dalam perebutan wahyu, kontrovensi dan konflik akibat perbedaan pendapat. Dampak yang ditimbulkan ada positif dan negatif. Dampak positif yaitu kerja sama berupa gotong royong. Dampak negatif yaitu perbedaan pandangan berupa pandangan miring tentang aliran kepercayaan Tri Sila wedha yang beranggapan bahwa aliran Tri Sila Wedha tersebut membawa unsur musyrik yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Kata kunci : Tri Sila Wedha, interaksi sosial, masyarakatClaudius Hans Christian Salvatore2015-06-24T04:42:51Z2019-01-30T00:01:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21399This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213992015-06-24T04:42:51ZEKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMASKomunitas Islam Aboge di Desa Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas pada zaman dahulu terhitung banyak jumlahnya, akan tetapi saat ini jumlahnya semakin menurun. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, serta interaksi sosial komunitas Islam Aboge dengan masyarakat pada umumnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada tokoh masyarakat Islam Aboge, para anggota Islam Aboge, pemuda/pemudi Islam Aboge dan masyarakat umum yag tinggal di sekitar lingkungan komunitas Aboge yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak merupakan suatu masyarakat Islam yang masih menggunakan dan mengamalkan kalender Jawa. Penyebar agama Islam Aboge di Desa Cikakak dipercaya bernama adalah Mbah Tolih. Untuk menjaga eksistensi masyarakat Aboge agar tetap eksis ada beberapa strategi bertahan yang dilakukan masyarakat Abogedi Desa Cikakak yaitu tetap menjaga solidaritas dan kekompakan sesama warga Aboge. Taat mengikuti petuah para orang tua dan yang dituakan dari dulu sampai sekarang. Adanya dawuh pangandiko yaitu proses regenerasi pengajaran ajaran Islam Aboge yang ditularkan secara turun-temurun. Identitas sebagai orang Aboge sudah tertanam sangat kuat di dalam jiwa masing-masing orang Aboge, sehingga biasanya mereka tidak akan berpindah haluan sampai kapanpun. Proses interaksi sosial diantara orang Aboge dengan masyarakat sekitar bersifat asosiatif. Eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, diprediksi semakin lama semakin menurun, meskipun perubahan yang terjadi tidak secara signifikan
Kata kunci: Islam, Aboge, eksistensiSiska Laelatul Barokah2015-06-24T04:38:12Z2019-01-30T00:01:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21393This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213932015-06-24T04:38:12ZJUDI SEPAK BOLA DI TURNAMEN KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA CUP I KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBESKNPI CUP I adalah sebuah turnamen sepak bola yang diadakan di desa Banjarharjo yang didalamnya terdapat proses perjudian yang diselenggarakan pada setiap pertandingan yang digelar di turnamen tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I. 2) untuk mengetahui bagaimana reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap keberadaan perjudian yang muncul di turnamen KNPI CUP I.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai sikap dan fenomena yang ada. Informan dalam penelitian ini adalah para pelaku perjudian dimana didalamnya terdiri dari bandar judi dan para pemain judi lainnya yang bukan bandar, dan masyarakat desa Banjarhajo tempat perjudian tersebut muncul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah penelitian itu sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi dan wawancara. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Milles dan Huberman.
Hasil penelitian tentang Judi Sepak bola di turnamen KNPI CUP I adalah bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I secara garis besar terbagi menjadi empat faktor yaitu 1) faktor ekonomi yang didasarkan atas dua kebutuhan manusia yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kebutuhan untuk memperjuangkan status sosial. 2) Faktor situasional tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. 3) Faktor kontrol sosial, dimana tidak berjalannya kontrol sosial masyarakat desa Banjarharjo membuat para penjudi semakin leluasa dalam menjalanakan kebiasaan mereka untuk berjudi. 4) Faktor psikofisiologis anggapan bahwa ajang perjudian merupakan hal menyenangkan dan menarik bagi sejumlah orang guna mendapatkan perasaan yang lebih nyaman dan menyenangkan. Ajang perjudian dianggap sebagai hal yang sangat menantang dan apabila berhasil memenangkan ajang pertaruhan tersebut, maka ada rasa kepuasan tersendiri bagi sang pelaku. Sedangkan reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap adanya perjudian disekitar mereka cenderung acuh sambil melindungi diri dan keluarga supaya tidak terlibat perjudian dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain yang dianggap lebih bertanggung jawab untuk mengatasi masalah perjudian yang ada di turnamen KNPI CUP I.
Kata kunci: Sepak Bola, Perjudian, MasyarakatNugraha Dwi Saputra2015-06-22T05:20:09Z2019-01-29T23:50:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21090This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/210902015-06-22T05:20:09ZEKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDULPegunungan karst adalah pegunungan berupa batuan kapur yang berupa bukitbukit yang berbentuk bulat. Pegunungan tersebut membentang di seluruh Kabupaten Gunungkidul yang memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang didapat dari pegunungan karst tersebut. Sebenarnya fungsi dari gunung karst tersebut adalah untuk daerah resapan air hujan, namun oleh masyarakat Desa Bedoyo pegunungan tersebut ditambang kemudian menjadi sandaran untuk bertahan hidup masyarakat di sana. Sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Bedoyo berprofesi menjadi penambang batu kapur karena mereka menganggap profesi tersebut lebih menjanjikan dari pada pekerjaan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang Eksistensi Penambang Batu Kapur Di Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data primer terdiri dari: masyarakat sekitar, pemilik tambang, pekerja tambang, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah. Penelitian ini juga menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Bedoyo berprofesi sebagai penambang batu kapur adalah karena faktor ekonomi. Adanya PP No. 26 tahun 2008 mengenai kawasan lindung memunculkan rencana pemerintah untuk menutup semua kegiatan yang berkaitan dengan tambang batu kapur. Masyarakat yang tidak setuju dengan rencana pemerintah tersebut akhirnya melakukan protes yang kemudian menimbulkan suatu konflik antara pemerintah dengan masyarakat penambang batu kapur. Usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melakukan pendataan ulang kawasan lindung, memberikan bantuan ternak kepada masyarakat, dan segera menyelesaikan permasalahan dengan masyarakat secara damai.
Kata Kunci : karst, kegiatan tambang batu kapur.Wusono Catur Nugroho2015-05-29T07:05:54Z2019-01-29T23:00:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19682This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/196822015-05-29T07:05:54ZEKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO
KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDULPegunungan karst adalah pegunungan berupa batuan kapur yang berupa bukit-bukit yang berbentuk bulat. Pegunungan
tersebut membentang di seluruh Kabupaten Gunungkidul yang
memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang didapat dari
pegunungan karst tersebut.Sebenarnya fungsi dari gunung
karst tersebut adalah untuk daerah resapan air hujan,
namun oleh masyarakat Desa Bedoyo pegunungan tersebut
ditambang kemudian menjadi sandaran untuk bertahan hidup
masyarakat di sana.
Sebagian besar masyarakat yang ada di Desa Bedoyo berprofesi menjadi penambang batu kapur karena mereka
menganggap profesi tersebut lebih menjanjikan dari
pada pekerjaan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan tentang Eksistensi Penambang
Batu Kapur Di Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data primer terdiri dari: masyarakat sekitar, pemilik tambang, pekerja tambang, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah. Penelitian ini juga menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan okumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Bedoyo berprofesi sebagai penambang batu kapur adalah karena faktor ekonomi. Adanya PP No. 26 tahun 2008 mengenai kawasan lindung memunculkan rencana pemerintah untuk menutup semua kegiatan yang berkaitan dengan tambang batu kapur. Masyarakat yang tidak setuju dengan rencana pemerintah tersebut akhirnya melakukan protes yang kemudian menimbulkan suatu konflik antara pemerintah dengan masyarakat penambang batu kapur. Usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melakukan pendataan ulang kawasan lindung, memberikan bantuan ternak kepada masyarakat, dan segera menyelesaikan permasalahan dengan masyarakat secara damai.
Kata Kunci : karst, kegiatan tambang batu kapur.Catur Nugroho Wusono2015-05-29T07:05:53Z2019-01-29T23:00:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19678This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/196782015-05-29T07:05:53ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGANUT ALIRAN TRI SILA WEDHA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI SEMBUKAN, KECAMATAN PARANGGUPITO
KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAHAliran Tri Sila Wedha merupakan Aliran Penghayat yang menganut filosofi Kejawen. Setiap ritual kegiatan yang dilakukan Aliran Tri Sila mengedepankan unsur Jawa sebagai dasar-dasar ajaranya. Aliran Tri Sila Wedha dalam melaksanakan ritualnya bertempat di pantai Selatan yaitu pantai Sembukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk interaksi dan dampak interaksi sosial antara masyarakat sekitar pantai Sembukan dengan pengikut aliran paguyuban penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME “Tri Sila Wedha” di Wonogiri
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, observasi partisipan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, dan analisis datanya menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anggota Tri Sila Wedha yang disebut Warga Kusuma Hayu berpedoman pada Manunggaling Kawula Gusti. Terjadinya interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) dengan masyarakat sekitar pantai Sembukan berawal dari komunikasi antar personal yang akhirnya berkembang menjadi komunikasi antar kelompok yang akhirnya menimbulkan kerja sama antar Warga Kusuma Hayu dengan masyarakat sekitar Pantai Sembukan. Bentuk interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) yaitu berupa kerja sama yaitu gotong royong dalam kegiatan dan akomodasi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Selain itu juga ada persaingan dalam perebutan wahyu, kontrovensi dan konflik akibat perbedaan pendapat. Dampak yang ditimbulkan ada positif dan negatif. Dampak positif yaitu kerja sama berupa gotong royong. Dampak negatif yaitu perbedaan pandangan berupa pandangan miring tentang aliran kepercayaan Tri Sila wedha yang beranggapan bahwa aliran Tri Sila Wedha tersebut membawa unsur musyrik yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Kata kunci : Tri Sila Wedha, interaksi sosial, masyarakatChristian Salvatore Claudius Hans2015-05-29T07:05:53Z2019-01-29T23:00:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19681This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/196812015-05-29T07:05:53ZJUDI SEPAK BOLA DI TURNAMEN KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA CUP KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBESKNPI CUP I adalah sebuah turnamen sepak bola yang diadakan di desa Banjarharjo yang didalamnya terdapat proses perjudian yang diselenggarakan pada setiap pertandingan yang digelar di turnamen tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I. 2) untuk mengetahui bagaimana reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap keberadaan perjudian yang muncul di turnamen KNPI CUP I.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai sikap dan fenomena yang ada. Informan dalam penelitian ini adalah para pelaku perjudian dimana didalamnya terdiri dari bandar judi dan para pemain judi lainnya yang bukan bandar, dan masyarakat desa Banjarhajo tempat perjudian tersebut muncul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah penelitian itu sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi dan wawancara. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Milles dan Huberman.
Hasil penelitian tentang Judi Sepak bola di turnamen KNPI CUP I adalah bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I secara garis besar terbagi menjadi empat faktor yaitu 1) faktor ekonomi yang didasarkan atas dua kebutuhan manusia yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kebutuhan untuk memperjuangkan status sosial. 2) Faktor situasional tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. 3) Faktor kontrol sosial, dimana tidak berjalannya kontrol sosial masyarakat desa Banjarharjo membuat para penjudi semakin leluasa dalam menjalanakan kebiasaan mereka untuk berjudi. 4) Faktor psikofisiologis anggapan bahwa ajang perjudian merupakan hal menyenangkan dan menarik bagi sejumlah orang guna mendapatkan perasaan yang lebih nyaman dan menyenangkan. Ajang perjudian dianggap sebagai hal yang sangat menantang dan apabila berhasil memenangkan ajang pertaruhan tersebut, maka ada rasa kepuasan tersendiri bagi sang pelaku. Sedangkan reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap adanya perjudian disekitar mereka cenderung acuh sambil melindungi diri dan keluarga supaya tidak terlibat perjudian dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain yang dianggap lebih bertanggung jawab untuk mengatasi masalah perjudian yang ada di turnamen KNPI CUP I.
Kata kunci: Sepak Bola, Perjudian, MasyarakatDwi Saputra Nugraha2015-05-26T01:35:39Z2019-01-29T22:48:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19385This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193852015-05-26T01:35:39ZPERSEPSI MASYARAKAT DESA WIDODAREN KABUPATEN NGAWI TERHADAP STATUS PEREMPUAN SINGLE PARENT DARI HASIL PERKAWINAN SIRIPerkawinan siri merupakan perkawinan yang tidak sah secara hukum. Selama ini adanya perkawinan siri masih menjadi kontroversi dalam masyarakat. Ada beberapa perempuan warga Desa Widodaren Kabupaten Ngawi yang melakukan perkawinan siri dan akibat melakukan perkawinan tersebut mereka menjadi single parent hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Widodaren Kabupaten Ngawi terhadap status perempuan single parent dari hasil perkawinan siri.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Widodaren Kabupaten Ngawi mulai bulan Januari hingga Maret 2013. penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel dalam penelitian ini adalah warga Desa widodaren. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan melalui diskusi dengan rekan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya beberapa faktor yang menyebabkan seseorang perempuan di Desa Widodaren berstatus single parent. Faktor tersebut ialah di tinggal pergi oleh pasangannya, pasangan sudah mempunyai istri yang sah didaerah lain, dan pasangan meninggal dunia. Persepsi masyarakat terhadap perempuan single parent dari hasil perkawinan siri juga bermacam-macam. Persepsi tersebut ialah 1) perempuan single parent ialah sosok yang tidak baik karena dapat meresahkan warga, 2) kasihan dengan status perempuan single parent akibat perkawinan siri karena menanggung beban hidup sendiri dan 3) perempuan single paren dari hasil perkawinan siri ialah sosok yang kuat, mereka mampu bertahan ditengah kerasnya kehidupan saat ini. Adapun faktor-faktor yang melatar belakangi seseorang berpersepsi terhadap perempuan single parent dari hasil perkawinan siri adalah 1) intensitas pertemuan yang sering, 2) melihat secara langsung kehidupan para perempuan single parent dari hasil perkawinan siri dan 3) perasaan senasib sebagai perempuan.
Kata Kunci: Perkawinan Siri, Single Parent, Persepsi, desa Widodaren Ngawi.Pryma Whidiadara2015-05-26T01:29:25Z2019-01-29T22:48:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19383This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193832015-05-26T01:29:25ZPERAN JARINGAN SOSIAL DALAM PAGUYUBAN TRAH MARTODIKORO DI DUSUN BODEH KELURAHAN AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTAPaguyuban Trah Martodikoro merupakan salah satu paguyuban yang ada di Dusun Bodeh Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. Keturunan Martodikoro yang terdiri dari anak, cucu, menantu membentuk Paguyuban Trah Martodiko. Paguyuban Trah Martodikoro memiliki sejumlah pengurus dan anggota yang memiliki peran masing-masing sehingga membentuk jaringan sosial. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran jaringan sosial dalam Paguyuban Trah Martodikoro dan kendala dalam Paguyuban Trah Martodikoro.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data yang terdiri dari pengurus dan anggota Paguyuban Trah Martodikoro. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, serta analisis data menggunakan analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Paguyuban Trah Martodikoro merupakan sebuah paguyuban yang didirikan pada tahun 1998 dengan tujuan untuk mengumpulkan anggota keluarga keturunan Martodikoro. Jumlah anggota hingga saat ini berjumlah sekitar 581. Jaringan sosial total terdiri dari keturunan Martodikoro yaitu anak, cucu, dan menantu. Jaringan yang terbentuk yaitu jaringan secara internal keluarga dan jaringan eksternal keluarga. Jaringan partial Paguyuban Trah Martodikoro terdiri dari pengurus maupun anggota memiliki peran berbeda. Peran jaringan sosial total dalam Paguyuban Trah Martodikoro adalah menumbuhkan ikatan kerjasama yang kuat serta membina hubungan (komunikasi) yang baik dengan seluruh anggota agar tercipta solidaritas yang kuat demi terjaganya eksistensi Paguyuban Trah Martodikoro. Kendala dalam Paguyuban Trah adalah kegiatan yang monoton menyebabkan munculnya rasa bosan yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota, pergantian pengurus tidak dilakukan melalui proses seleksi, banyaknya jumlah anggota, tidak dilakukan regenerasi pengurus dan interaksi antar generasi kurang.
Kata Kunci : Peran, Jaringan Sosial, Paguyuban Trah Martodikoro.Ninda Kusuma Putri2015-05-26T01:20:33Z2019-01-29T22:48:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19375This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193752015-05-26T01:20:33ZPELESTARIAN UPACARA ADAT BATHOK BOLU ALAS KETONGGO PADA MASYARAKAT SAMBIROTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAUpacara adat Bathok Bolu Alas Ketonggo merupakan upacara Suran untuk memperingati cikal bakal Dusun Sambiroto serta sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada masyarakat Sambiroto, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Penelitan ini bertujuan: 1) untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi dari masyarakat Sambiroto dalam penyelenggaraan upacara adat Bathok Bolu Alas Ketonggo, 2) untuk mengetahui upaya dalam melestarikan upacara adat Bathok Bolu Alas Ketonggo, 3) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat masyarakat Sambiroto dalam melestarikan Upacara Adat Bathok Bolu Alas Ketonggo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data primer yaitu wawancara dengan 6 informan yaitu panitia, perangkat dusun, serta masyarakat. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi, internet, dan laporan hasil penelitian terkait. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, peneliti memilih informan yaitu masyarakat yang dianggap banyak mengetahui tentang Upacara Adat Bathok Bolu Alas Ketonggo, untuk menguji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat partisipasi masyarakat dalam proses pelestarian upacara adat Bathok Bolu Alas Ketonggo. Bentuk partisipasi masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi materi dan partisipasi non-materi. Upaya pelestarian diantaranya, melaksanakan upacara tersebut setiap tahunnya, penataan kawasan Bathok Bolu Alas Ketonggo, melibatkan generasi muda, meningkatkan kualitas pertunjukan kesenian, serta menjalin kerjasama dengan semua pihak. Faktor pendukung dalam upaya pelestarian ini antara lain dari segi dana, tokoh masyarakat peduli dengan adanya upacara adat Bathok Bolu Alas Ketonggo, adanya rasa memiliki upacara adat tersebut, serta dukungan dari pemerintah. Faktor penghambat dalam upaya pelestarian ini antara lain tingkat kesadaran masyarakat, serta cuaca ketika upacara adat berlangsung.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pelestarian, Upacara Adat Bathok Bolu Alas Ketonggo di Sambiroto Purwomartani KalasanRizka Nurur Rabiq2015-05-26T00:54:15Z2019-01-29T22:48:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193682015-05-26T00:54:15ZDAMPAK KESETARAAN GENDER TERHADAP KOMPLEKSITAS PERAN WANITA KARIR DALAM KELUARGA (Studi Tentang Wanita Karir Di Dusun Jayan Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta)Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kesetaraan gender terhadap kompleksitas peran wanita karir dalam keluarga di Dusun Jayan, untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kompleksitas peran yang dialami wanita karir di Dusun Jayan, dan mengetahui solusi yang dilakukan oleh para wanita karir Dusun Jayan untuk mengatasi kompleksitasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Penentuan subyek penelitian secara purposive sampling. Sumber data meliputi sumber data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi serta studi pustaka. Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi/uji silang. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif (Miles dan Hubberman) yaitu pengumpulan data, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Ada beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian. Pertama, dampak kesetaraan gender terhadap kompleksitas peran adalah keluhan fisik, keluhan psikis, dan kurang fungsi afeksi, sosialisasi, serta kontrol sosial terhadap anak dalam keluarga. Kedua, ada beberapa faktor yang menimbulkan kompleksitas peran yang dialami informan wanita yaitu banyaknya kuantitas waktu serta tugas ekstra, dan keterbatasan suami untuk membantu istri dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ketiga, solusi yang dilakukan informan wanita untuk mengatasi kompleksitas peran yang dialami antara lain menggunakan jasa pembantu rumah tangga (domestic worker) dan meminta bantuan kepada orang lain yang dipercaya untuk membantu ketika terjadi bentrokan agenda pekerjaan.
Kata kunci: kesetaraan gender, kompleksitas peran, wanita karir.Ratna Istriyani2015-05-26T00:50:16Z2019-01-29T22:48:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193662015-05-26T00:50:16ZPENGARUH REMEDIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA SMA PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013Remedial merupakan program yang bertujuan membantu peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimal. Motivasi belajar berperan penting dalam kegiatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh remedial terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013, (2) pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013, (3) pengaruh remedial dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Responden dalam penelitian ini adalah 52 orang siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta yang pernah mengikuti program remedial Sosiologi yang diselenggarakan oleh guru Sosiologi selama semester gasal Tahun Ajaran 2012/2013 berlangsung. Pengumpulan data variabel program remedial dan motivasi belajar dilakukan menggunakan angket. Sedangkan pengumpulan data prestasi belajar Sosiologi dilakukan dengan metode dokumentasi. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 30 siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta.Untuk mengetahui pengaruh remedial terhadap prestasi belajar, serta pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar, digunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh remedial dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar, digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.
Hasil penelitian: (1) terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan remedial terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Y=52,087+0,600X1dan thitung<ttabel yakni 1,873<2,000 (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Y=42,698+0,706X2 dan thitung>ttabel yakni 2,684>2,000 (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan remedial dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Sosiologi pada Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Y=20,663+0,587X1+0,698X2 dan Fhitung>Ftabel yakni 5,611>4,030. Sumbangan relatif program remidial dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar masing-masing 41% dan 59%. Sumbangan efektif kedua variabel terhadap prestasi belajar sebesar 18,60%.
Kata kunci: remedial, motivasi belajar, prestasi belajar.Alfiatu Zahroh2015-05-26T00:45:51Z2019-01-29T22:48:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19365This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193652015-05-26T00:45:51ZFAKTOR PENDORONG MASYARAKAT SAMIN DALAM MELAKUKANLEGALISASI STATUS PERNIKAHAN (Studi di Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah)Masyarakat Samin adalah masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi yang mereka miliki, termasuk tradisi pernikahan. Pada zaman dahulu, masyarakat Samin hanya melakukan pernikahan secara adat saja, tetapi seiring perkembangan zaman banyak masyarakat Samin yang melakukan legalisasi terhadap status pernikahan mereka melalui KUA. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang mendorong masyarakat Samin dalam melakukan legalisasi status pernikahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Samin serta mengetahui faktor-faktor yang mendorong masyarakat Samin dalam melakukan legasasi terhadap pernikahan.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik wawancara, dimana yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat Samin Desa Blimbing, Dukuh Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposif sampling yaitu pengambilan sampel dengan memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan untuk memvaliditas data digunakan triangulasi data dan triangulasi sumber. Untuk teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data menurut Miles dan Huberman, yang mana dilakukan melalui empat tahap, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa bentuk pernikahan masyarakat Samin melalui prosesi adat yang sangat panjang. Dimulai dari: 1) meminta persetujuan anak (jawab anak), 2) Nyuwito, 3 )meminta persetujuan orang tua (jawab wong tua), dan 4) Sintrenan. Sedangkan faktor yang mendorong masyarakat Samin dalam melakukan legalisasi terhadap status pernikahan tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang mendorong masyarakat samin dalam melakukan legalisasi terhadap status pernikahan adalah adanya kebutuhan dari diri masyarakat sendiri yaitu kebutuhan pengakuan terhadap hak-hak sipil sebagai warga negara. Sedangkan faktor ekstern yang mendorong masyarakat Samin dalam melakukan legalisasi terhadap status pernikahan adalah 1) adanya prasangka kumpul kebo, 2) takut dikatakan sebagai anggota PKI, serta 3) adanya paksaan dari pemerintah setempat.
Kata kunci: faktor pendorong, pernikahan, legalisasi, masyarakat Samin.Vidiyanti Setyo Nugroho2015-05-26T00:41:31Z2019-01-29T22:47:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19363This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193632015-05-26T00:41:31ZMODAL SOSIAL BISNIS ONLINE SHOP DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAPerkembangan internet menciptakan online shop berkembang pesat di Indonesia, namun maraknya penipuan yang terjadi di dalam bisnis online shop menyebabkan kurang percayanya masyarakat terhadap online shop. Penelitian ini melihat pentingnya modal sosial dalam bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta serta faktor pendukung dan penghambat bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang sudah menekuni bisnis online shop lebih dari satu tahun. Obyek penelitian ini adalah modal sosial bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik pengujian validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data.
Hasil penelitian ini adalah modal sosial bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yaitu kepercayaan, jaringan sosial dan norma. Kepercayaan dalam bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam transaksi online shop. Jaringan sosial dalam bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta adalah link yang membantu seller untuk mendapatkan banyak informasi. Norma dalam bisnis online shop di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan dilaksanakan oleh seller maupun customer.
Kata Kunci : Modal sosial, online shop, kepercayaan, jaringan sosial, norma.Dhiah Kurniawati2015-05-26T00:36:48Z2019-01-29T22:47:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19361This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193612015-05-26T00:36:48ZDAMPAK TREN HIJAB STYLE TERHADAP GAYA BERJILBAB MAHASISWA FIS UNYMahasiswa selalu melakukan perubahan dalam hidupnya, termasuk dalam hal penampilan. Penelitian ini fokus pada tren Hijab Style terhadap gaya berjilbab mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mulai munculnya tren Hijab Style di kalangan mahasiswa FIS UNY, faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa mengkreasikan gaya berjilbabnya, dan dampak tren Hijab Style terhadap gaya berjilbab mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan data bukan angka. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data primer yang berasal dari narasumber langsung yaitu mahasiswa FIS UNY, baik yang mengkreasikan gaya berjilbabnya maupun mahasiswa FIS UNY yang tidak mengkreasikan gaya berjilbabnya, sedangkan untuk sumber data sekunder berasal dari buku, majalah, koran, dokumentasi dan data laporan Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, peneliti memilih informan yaitu mahasiswa FIS UNY yang mengkreasikan gaya berjilbabnya dan mahasiswa yang tidak mengkreasikan gaya berjilbabnya, sedangkan untuk menguji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis Miles dan Hubberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mulai munculnya tren Hijab Style di kalangan mahasiswa FIS UNY sekitar tahun 2011 dan berkembang sekitar tahun 2012 hingga sekarang. Faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa mengkreasikan gaya berjilbabnya terdapat faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang melatarbelakangi mahasiswa FIS UNY mengkreasikan gaya berjilbabnya yaitu rasa bosan terhadap gaya berjilbab yang monoton, mencoba gaya baru, dan keinginan tampil beda. Faktor eksternal yang melatarbelakangi mahasiswa FIS UNY dalam mengkreasikan gaya berjilbabnya adalah lingkungan, teman, dan media massa. Tren Hijab Style memberi dampak positif terhadap gaya berjilbab mahasiswa yaitu gaya berjilbab yang modis dan menambah kepecayaan diri, selain itu tren Hijab Style juga memberikan dampak negatif terhadap gaya berjilbab mahasiswa yaitu mahasiswa lebih mementingkan penampilan dan perilaku konsumtif.
Kata kunci: Tren, Hijab Style, Mahasiswa FIS UNY.Eny Rahmawati2015-05-26T00:24:41Z2019-01-29T22:47:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19359This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193592015-05-26T00:24:41ZPERAN PEREMPUAN DALAM AKTIVITAS SOSIAL EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus Pada Perempuan di Pasar Pagi Kricak Yogyakarta)Perbedaan gender merupakan sebuah konstruksi sosial yang membuat perempuan memiliki peranan ganda. Hal ini membuat peran perempuan di sektor publik tidak dihargai sebagaimana mestinya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk peran pedagang perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga khususnya pedagang perempuan di pasar pagi kricak, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh para pedagang perempuan untuk meningkatkan pendapatan keluarganya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada pedagang perempuan di pasar pagi kricak yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk peran perempuan pedagang di pasar pagi kricak untuk meningkatkan pendapatan keluarga meliputi (a) menata jajanan dagangan sebagai komoditi utama (b) melayani pembeli/pelanggan selama proses jual-beli di pasar pagi kricak berlangsung (c) membersihkan tempat/lapak yang digunakan untuk berdagang oleh pedagang perempuan di pasar pagi kricak Upaya-upaya yang dilakukan oleh pedagang perempuan yang berdagang di pasar pagi kricak untuk meningkatkan pendapatan keluarga adalah (a) membuat jajanan pasar sebagai komoditi utama untuk didagangkan (b) membangun kepercayaan dengan pelanggan, yang meliputi (1) menjaga kualitas jajanan yang ditawarkan, dan (2) menawarkan harga yang lebih bersahabat bila dibandingkan dengan harga jajanan di tempat lain.
Kata kunci: Peran Perempuan, Upaya Perempuan, Pendapatan Keluarga, Pasar Pagi Kricak.Pram Arif Muharram2015-05-25T07:44:35Z2019-01-29T22:47:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19346This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193462015-05-25T07:44:35ZIMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMANMasalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang sangat sulit untuk dicari pemecahannya. Kemiskinan mengakibatkan kurangnya akses pendidikan dan kesehatan bagi rumah tangga miskin. untuk mengatasi masalah ini, pemerintah meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH). Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Sleman baru dimulai pada tahun 2008. Kebijakan ini bertujuan untuk membantu mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat miskin. Program ini memusatkan bantuan untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan atau implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Untuk memperoleh data yang komprehensif, informan dalam penelitian ini adalah pihak pelaksana kebijakan dan penerima kebijakan. Pihak pelaksana kebijakan diwakili oleh Pendamping Program Keluarga harapan. Sedangkan penerima kebijakan adalah RTSM penerima bantuan PKH. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi yang dibantu dengan instrumen pendukung berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling atau sampel bertujuan. Pengujian keabsahan data/validitas dilakukan dengan teknik triangulasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri dari empat komponen analisis, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Gamping sudah berjalan sesuai prosedur yang ada. Implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Gamping dapat dilihat dari beberapa variabel implementasi yaitu ketentuan bantuan, mekanisme dan prosedur, komunikasi dan hubungan antarorganisasi, karakteristik agen pelaksana dan kondisi sosial. Ada beberapa faktor yang mendukung implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Gamping, yaitu (1) komunikasi antara pendamping PKH, penerima PKH, dan fasilitas pendidikan maupun kesehatan, (2) motivasi penerima PKH untuk melaksanakan kewajibannya dan (3) kinerja pendamping PKH dalam melaksanakan pekerjaannya. PKH memberi dampak positif bagi RTSM, namun belum dapat meningkatkan kondisi sosial RTSM.Ridwan Tri Kurniawan2015-05-25T07:40:05Z2019-01-29T22:47:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19342This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193422015-05-25T07:40:05ZEKSISTENSI KOMUNITAS REGGAE DI YOGYAKARTA (Studi Pada Indonesia Reggae Community)Beranekaragam komunitas banyak dijumpai di masyarakat dan salah satunya adalah komunitas reggae (IRC). IRC adalah sebuah komunitas yang berlatar belakang sebuah musik reggae dan komunitas ini (IRC) berada di Yogyakarta. Studi yang dilakukan mengenai komunitas Reggae yaitu (IRC) untuk melihat dan mengetahui eksistensi komunitas reggae. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana eksistensi komunitas reggae di masyarakat yaitu studi yang dilakukan pada komunitas (IRC) di Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan para anggota komunitas (IRC) dan masyarakat luar dengan catatan bahwa masyarakat tahu (IRC) serta didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi komunitas reggae studi yang dilakukan pada (IRC) di masyarakat: 1) keberdaan IRC semakin jelas dengan adanya acara kampoeng reggae dan Jogja reggae festifal, 2) semakin lama jumlah anggota meningkat karena konsep IRC yang jelas, 3) konsisten pada agenda yang telah ada sehingga menjadi ajang untuk berkumpul, (4) menjadi promotor adalah salah satu upaya agar (IRC) tetap eksis, 5) Identitas komunitas yang kuat ditambah identitas diri dari penggemar reggae yang notabennya sudah identik dari pandangan masyarakat, 6) menyesuaikan diri dengan keadaan adalah alasan agar eksistensi (IRC) tetap terjaga. Terdapat faktor yang membuat (IRC) tetap eksis yaitu faktor eksternal dan faktor internal, faktor eksternal yaitu: karena komunitas terdiri dari para pelajar dan mahasiswa di yogyakarta sehingga suplai pelajar dan mahasiswa selalu terpenuhi atau dalam arti untuk bertambahnya anggota dan menunjukkan komunitasnya di mata masyarakat. Faktor internal yaitu; untuk menaungi komunitas dan membesarkan band-band reggae yang ada dalam naungan komunitas.
Kata kunci: eksistensi, komunitas reggae, Indonesia Reggae Community (IRC)MOHAMMAD SYAMSUDIN NUARI2015-05-25T06:44:09Z2019-01-29T22:46:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19325This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193252015-05-25T06:44:09ZKHITAN PADA PEREMPUAN KETURUNAN ARAB (Studi Pada Perempuan Keturunan Arab di Kampuang Arab Ampenan Mataram NTB)Khitan pada perempuan atau yang lebih dikenal dengan istilah Female Genital Multilation adalah pemotongan sebagaian klitoris pada perempuan,yang pada
awalnya dilakukan pada zaman Afrika kuno. Khitan perempuan pada zaman Afrika kuno adalah suatu tanda peralihan pada perempuan dari remaja kedewasa, hal ini dilakukan setelah perempuan itu telah mengalami masa mensturasi untuk pertama kalinya. Seiring berjalannya waktu khitan perempuan ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia wilayah asia dan sekitarnya termasuk Indonesia, apa lagi dalam
praktek khitan ini terdapat kekuatan agama yang mempengaruhinya khususnya agama Islam. Kedatangan bangsa Arab kewilayah Indonesia untuk berdagang juga turut membawa budaya-budaya atau tradisi dari tanah Arab ke Indonesia hal inilah
yang membuat khitan perempuan juga ditemukan di Indonesia. Budaya khitan perempuan di Indonesia secara luas sulit kita temukan keberadaannya, namun kita bisa menemukan budaya khitan ini pada masyarakat keturunan Arab Indonesia. Daerah Ampenan kecamatan Ampenan kota Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengkaji faktor-faktor yang melatarbelakangi khitan pada perempuan keturunan Arab; 2) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan
khitan pada perempuan keturunan Arab; 3) Mengetahui dampak khitan pada perempuan keturunan Arab di kampung Arab Ampenan Mataram NTB. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa khitan pada perempuan keturunan Arab dilatarbelakangi dua faktor yaitu (1) faktor eksternal dan (2) faktor internal, faktor eksternal meliputi (a) faktor agama, (b) faktor budaya atau tradisi dan (c) faktor mitos atau kepercayaan dan faktor internal meliputi (a) faktor kesehatan, (b) faktor kebersihan dan (c) faktor psikoseksual. Upaya-upaya yang dilakukan untuk yang dilakukan untuk melestarikan budaya khitan meliputi (a) pernikahan antara sesama keturunan Arab, (b) pembatasan pergaulan dan interaksi dengan masyarakat diluar keturunan Arab (c) Masyarakat keturunan Arab menetap ditempat yang sama dan membentuk komunitas dan (d) Pemberian sanksi atau hukuman untuk perempuan keturunan Arab yang tidak mau dikhitan.dampak khitan bagi perempuan keturunan Arab meliputi (a) khitan memberikan rasa aman secara sosial, (b) khitan memberikan rasa aman pada kesehatan alat vital perempuan keturunan Arab dan (c) khitan memberikan ketenangan secara ruhaniah.
Kata kunci: khitan, perempuan, keturunan ArabLalu Lumbit Satria Putra2015-05-25T06:15:21Z2019-01-29T22:46:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19324This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193242015-05-25T06:15:21ZPENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI PROGRAM ILMU SOSIAL SMA N 5 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1) variasi mengajar guru (X1) terhadap prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) siswa kelas XI program ilmu sosial SMA N 5 Purworejo tahun ajaran 2012/2013. 2) motivasi belajar siswa (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) siswa kelas XI program ilmu sosial SMA N 5 Purworejo tahun ajaran 2012/2013. 3) variasi mengajar guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) siswa kelas XI program ilmu sosial SMA N 5 Purworejo tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Purworejo dengan populasi sebesar 124 siswa dan sampel sebesar 92 anak yang diambil dari 23 siswa di 4 kelas program ilmu sosial. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk variabel independen dan dokumentasi (nilai raport) untuk variabel dependen. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas. Metode Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana untuk hipotesis pertama dan kedua serta analisis regresi ganda untuk hipotesis ketiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013, dengan г = 0,492; г²= 0,242; dan thitung sebesar 5,357 lebih besar dari ttabel sebesar 1,986. 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013, dengan г = 0,591; г² = 0,350; dan thitung sebesar 6,959 lebih besar dari ttabel sebesar 1,986. 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan Variasi Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013, dengan Ry (1,2) = 0,701; R²y (1,2) = 0,492; dan Fhitung sebesar 43,067 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,099. Sumbangan efektif variabel variasi mengajar guru dan motivasi belajar terhadap Prestasi Belajar Sosiologi sebesar 49,20% dengan rincian sumbangan variabel Variasi mengajar guru sebesar 18,94% dan sumbangan variabel motivasi belajar siswa sebesar 30,26%.
Kata Kunci: Variasi Mengajar, Motivasi Siswa, Prestasi BelajarPutut Anom Karang Jati2015-05-25T04:49:07Z2019-01-29T22:46:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19322This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/193222015-05-25T04:49:07ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL ORGANISASI MANUNGGAL ROSO DENGAN MASYARAKAT SEKITAR DI DESA NGIPAK KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNG KIDULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk interaksi sosial organisasi Manunggal Roso dengan masyarakat sekitar di desa Ngipak kecamatan Karangmojo kabupaten Gunungkidul, serta untuk mengetahui dampak dari interaksi yang dibangun oleh organisasi Manunggal Roso dengan masyarakat sekitar di desa Ngipak kecamatan Karangmojo kabupaten Gunungkidul. Peneliti memilih organisasi Manunggal Roso karena peneliti ingin menggali sebuah organisasi di salah satu desa yang mempunyai visi dan misi bukan hanya sebagai wadah bagi para penyandang cacat saja namun juga sebagai organisasi yang memberdayakan secara sosial maupun ekonomi pada keluarga penyandang cacat.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mencari informasi secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi aktif, wawancara, dan dokumentasi. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman yakni, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa bentuk interaksi mencakup dua proses yakni, interaksi sosial yang assosiatif dan interaksi sosial yang dissosiatif. Interaksi sosial yang assosiatif meliputi berbagai kegiatan kerja sama seperti kegiatan syawalan, pendistribusian makanan olahan, serta pemberian bantuan pada masyarakat yang membutuhkan, organisasi Manunggal Roso juga mengakomodasi kepentingan anggota untuk memperoleh hak-hak mereka. Interaksi sosial yang dissosiatif meliputi persaingan dalam memperoleh konsumen dalam pendistribusian makanan olahan, kontravensi yang terjadi dari anggota kepada pengurus mengenai dana sosial, serta konflik yang terjadi di dalam organisasi mengenai transparansi pengelolaan dana. Adanya interaksi yang terjalin antara organisasi Manunggal Roso dengan masyarakat sekitar di desa Ngipak antara lain memunculkan berbagai dampak positif dan negatif.
Kata kunci : bentuk interaksi, organisasi, masyarakat.
viiNatalia Tiwi Lusiyanti2015-05-25T00:45:41Z2019-01-29T22:44:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19287This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192872015-05-25T00:45:41ZPENOLAKAN MASYARAKAT PATI TERHADAP RENCANA PENDIRIAN PABRIK SEMEN (Studi di Kecamatan Kayen dan Tambakromo Kabupaten Pati)Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui bagaimana penolakan masyarakat Pati terhadap rencana pendirian pabrik semen; 2) Mengetahui faktorfaktor apa saja yang melatarbelakangi penolakan masyarakat Pati terhadap rencana pendirian pabrik semen; 3) Mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi penolakan masyarakat Pati terhadap rencana pendirian pabrik semen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Uji validitas menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Akar penolakan rencana pendirian pabrik semen adalah Pegunungan Kendeng kearifan lokal masyarakat, kawasan Pegunungan Kendeng kawasan pemukiman dan pertanian, serta penolakan yang disebabkan oleh lingkungan hidup. Bentuk konflik yang terjadi adalah konflik vertikal dan horizontal. Konflik vertikal yaitu antara masyarakat penolak pabrik semen dengan investor dan pemerintah, konflik horizontal yaitu antara masyarakat pendukung dan masyarakat penolak pendirian pabrik semen, 2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi penolakan masyarakat Pati terhadap rencana pendirian pabrik semen dibedakan menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi; adanya perbedaan individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sikap individu. Sedangkan faktor ekstern meliputi; adanya provokator, sikap fanatik masyarakat, kecemburuan sosial, dan masyarakat lebih percaya kepada LSM ketimbang pemerintah. 3) Upaya pemerintah dan investor dalam mengatasi penolakan yang terjadi masih sebatas pada pemberian sosialisasi, mediasi, dan pelayanan pada masyarakat.
Kata kunci : Konflik, faktor, dampak, upaya penanganan, penolakan rencana pendirian pabrik semen di Pati.Endang Melani R.2015-05-25T00:25:12Z2019-01-29T22:44:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19286This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192862015-05-25T00:25:12ZEKSISTENSI WAYANG HIP HOP DI YOGYAKARTA SEBAGAI TEROBOSAN BARU MENGENALKAN WAYANG KEPADA GENERASI MUDAWayang hip hop merupakan perpaduan kesenian tradisional (wayang) dan kesenian modern (musik hip hop) yang lirik-liriknya menggunakan bahasa Jawa. Mempertahankan eksistensi sebuah kesenian baru, tentunya terdapat upaya dan kendala dalam mempertahankan keberadaan kesenian tersebut. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya mempertahankan eksistensi wayang hip hop dan kendala yang dialami dalam mempertahankan eksistensi tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi nonpartisipan, wawancara semiterstruktur, dan data hasil dokumentasi. Subyek penelitian adalah pendiri wayang hip hop, personil wayang hip hop, dan penonton pertunjukan wayang hip hop. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara interaktif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wayang hip hop memiliki upaya dalam mempertahankan eksistensi yaitu dengan cara membuat tema yang menarik dan bervariatif, kreasi wayang yang menarik dengan menampilkan tokoh-tokoh baru dalam pewayangan, jejaring sosial facebook, twitter, blog, dan youtube untuk mengenalkan wayang hip hop, lagu yang menarik dan terkonsep, kolaborasi dengan seniman lain, interaksi dengan penonton, partisipasi penonton, sikap kompak dan semangat, dan memanfaatkan peran media massa. Kendala yang dialami dalam mempertahankan eksistensi wayang hip hop adalah kurangnya diskusi dalam menciptakan ide-ide baru pertunjukan wayang hip hop (faktor intern), adanya pro dan kontra di masyarakat yaitu berupa kritikan tentang pakem wayang hip hop dan musik hip hop yang dikolaborasikan dengan wayang (faktor ekstern), dan kurangnya promosi acara kepada masyarakat oleh panitia penyelenggara acara (faktor ekstern).
Kata kunci: Eksistensi, Wayang Hip Hop, Upaya, KendalaVatu Olifiadriani2015-05-25T00:12:09Z2019-01-29T22:44:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19285This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192852015-05-25T00:12:09ZIMPLEMENTASI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI AKADEMIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XE SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya proses pembelajaran yang masih monoton sehingga perlu adanya suatu inovasi dalam proses pembelajaran yang bisa meningkatkan kompetensi akademik siswa, salah satunya dengan cara mengimplementasikan metode pembelajaran seperti metode Inside Outside Circle.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kompetensi akademik siswa kelas XE SMA Negeri 1 Depok dalam pembelajaran Sosiologi melalui metode Inside Outside Circle. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terjadi dua siklus. Subjek penelitian ini siswa kelas XE SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan metode. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa implementasi metode Inside Outside Circle dikolaborasikan dengan artikel dan pemberian reward dapat meningkatkan kompetensi akademik siswa. Hal ini bisa dilihat pada siklus I nilai rata-rata tes awal (pre test) siswa kelas XE adalah 59.53, sedangkan nilai ratarata pada tes akhir (post test) adalah 77.72. Begitu juga dengan ketuntasan belajar siswa, pada tes awal (pre test) adalah 28.12 %, sedangkan pada tes akhir (post test) adalah 66.66 %. Pada siklus II nilai rata-rata tes awal (pre test) siswa kelas XE adalah 64.22, sedangkan nilai rata-rata pada tes akhir (post test) adalah 84.66. Begitu juga dengan ketuntasan belajar siswa, pada tes awal (pre test) adalah 35.48 %, sedangkan pada tes akhir (post test) adalah 90 %. Kendala yang sangat mendasar dalam penelitian ini adalah keterbatsan waktu. Adapun kelebihan penelitian ini siswa dapat mengaktualisasikan potensi diri.
Kata kunci: Inside Outside Circle, kompetensi akademik siswa, pembelajaran sosiologi.Roro Oktiyani2015-05-22T04:04:40Z2019-01-29T22:44:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19271This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192712015-05-22T04:04:40ZEKSISTENSI TRADISI NYADRAN DI GUNUNG BALAK DALAM ARUS GLOBALISASITradisi nyadran di Gunung Balak merupakan tradisi yang masih rutin dilakukan oleh masyarakat sekitar Gunung Balak. Hal yang melatarbelakangi dilakukan penelitian ini adalah pada era globalisasi sekarang ini tradisi nyadran di Gunung Balak masih rutin diselenggarakan meskipun nyadran di daerah lain di Kabupaten Magelang sudah semakin meredup. Selain itu, ritual-ritual yang menyertai proses nyadran di Gunung Balak juga masih dilakukan sejak jaman pendahulu mereka shingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Losari, Pakis, Magelang mulai Desember 2012 hingga Februari 2013. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel dalam penelitian ini adalah perangkat desa, juru kunci dan warga masyarakat yang mengikuti kegiatan sadranan di Gunung Balak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi nyadran di Gunung Balak masih tetap eksis dalam masyarakat. Ritual dengan cara Islam dan Kejawen masih ada dalam upacara nyadran di Gunung Balak. Kedua ritual tersebut menjadi ciri khas yang membedakan nyadran di Gunung Balak dengan nyadran di daerah lain di Kabupaten Magelang. Adanya proses globalisasi memberikan pengaruh bagi tradisi nyadran di Gunung Balak. Pengaruh tersebut ialah 1) adanya globalisasi informasi menjadikan semakin banyak warga yang mengikuti upacara nyadran di Gunung Balak setiap tahunnya, 2) terdapat perubahan dan perbedaan pola pikir masyarakat dalam memandang tradisi nyadran di Gunung Balak, 3) dari segi ritual, adanya proses globalisasi ternyata tidak mengubah ritual-ritual yang menyertai tradisi nyadran di Gunung Balak. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan tradisi nyadran di Gunung Balak ialah 1) melibatkan perangkat desa, 2) sosialisasi kepada masyarakat dan 3) melibatkan kaum muda. Dampak dari upaya pelestarian tersebut ialah 1) perangkat desa dan warga masyarakat banyak yang mengikuti upacara nyadran di Gunung Balak, 2) para pemuda banyak yang terlibat dalam persiapan maupun pelaksanaan nyadran di Gunung Balak.
Kata kunci: Eksistensi, Nyadran di Gunung Balak, Globalisasi.Evi Kusnianti2015-05-22T03:59:31Z2019-01-29T22:44:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19270This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192702015-05-22T03:59:31ZFenomena Komunitas Kaum Lesbi Di Kota KlatenPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena komunitas kaum lesbi di kota Klaten. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan alasan memilih lesbi sebagai pilihan hidup serta mengetahui bagaimana interaksi sesama kaum lesbi dan faktor penyebab menjadi lesbi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan obyek yang akan diteliti dalam hal ini adalah gaya hidup lesbian di Kabupaten Klaten dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-September 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan purposive sample. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara interaktif yang terdiri dari empat aspek yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari beberapa responden menyatakan bahwa proses awal menjadi lesbian karena factor genetic, factor psiko social pola asuh, factor psiko social tanda- tanda psikologik, factor psiko social pengalaman seks yang pertama, factor psiko social trauma kehidupan, factor psiko social posisi kaum lesbian seperti kloset berlapis. Latar belakang memilih lesbi sebagai pasangan hidup karena memiliki pengalaman seks yang kurang menyenangan, trauma percintaan dan kebutuhan seksual. Interaksi sesame kaum lesbi dikarenakan kedekatan dan adanya kesamaan antara sesame kaum lesbi.
Kata Kunci: Fenomena, Komunitas Kaum Lesbi.Sinta Arum Setya P2015-05-22T03:52:41Z2019-01-29T22:44:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192692015-05-22T03:52:41ZPERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGANPendidikan karakter (Character Building) sekarang ini sedang digalakkan di Indonesia, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti peran guru sosiologi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di SMA N 1 Seyegan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan 1) mengetahui realitas pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Seyegan 2) mengetahui peran guru sosiologi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di SMA N 1 Seyegan 3) mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat guru sosiologi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di SMA N 1 Seyegan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data pada penelitian ini meliputi kata-kata dan tindakan, sumber tertulis dan foto/dokumentasi.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive sampling. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi, memperpanjang waktu penelitian, diskusi dengan expert, dan teman. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Seyegan tidak hanya sekedar guru menyampaikan materi kepada siswa, namun juga menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi. Guru menggunakan metode, media referensi pembelajaran yang variatif. Karakter yang ditanamkan pada diri siswa melalui pembelajaran sosiologi adalah kreatif, rasa ingin tahu, demokratis, bersahabat, toleransi, peduli sosial, cinta damai dan disiplin. 2) Pendidikan karakter di SMA N 1 Seyegan tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang artinya melibatkan guru dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru sosiologi mempunyai peran dalam pelaksanaan pendidikan karakter tersebut. Ada lima hal yang dilakukan oleh guru Sosiologi yaitu menyelipkan pesan-pesan moral pada pembelajaran yang dikaitkan dengan materi pembelajaran, mengaitkan materi dengan fenomena sosial yang ada di masyarakat, menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa empati, dan tanggung jawab, mengajak siswa terjun langsung ke masyarakat dan bekerjasama dengan BK dan orang tua siswa. 3) Hal-hal yang menjadi pendukung terlaksananya pendidikan karakter dengan baik adalah lengkapnya fasilitas sekolah, adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah dan kemajuan teknologi. Hal-hal yang menjadi penghambat adalah pengaruh negatif dari teman dan perkembangan IPTEK.
Kata Kunci: Peran Guru, Pembelajaran Sosiologi, Pendidikan KarakterAhmad Yani Setiawan2015-05-22T03:41:31Z2019-01-29T22:44:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19267This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192672015-05-22T03:41:31ZPERAN DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL-MUSTAQIM TERHADAP KESALEHAN SOSIAL DI PERUMAHAN BULAK KAPAL PERMAI RW 014 KELURAHAN JATIMULYA KECAMATAN TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran DKM Al-Mustaqim terhadap kesalehan sosial masyarakat di Perumahan Bulak Kapal Permai RW 014 Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.DKM Al-Mustaqim terlihat berperan aktif dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap pengetahuan agama dan bentuk kesalehan sosial lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam program-program dan kegiatan–kegiatan keagamaan baik yang bersifat vertikal atau hubungan manusia dengan Tuhan maupun yang bersifat horizontal atau hubungan antar sesama manusia.
Subyek pada penelitian ini adalah ketua DKM Al-Mustaqim, pengurus DKM Al-Mustaqim dan masyarakat di Perumahan Bulak Kapal Permai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan prinsip purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data, yaitu dengan observasi (participant as observer), wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan teknik analisis data dalam penelitian in menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan,
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al-Mustaqim memposisikan diri pada masyarakat sebagai suatu lembaga sosial yang dapat memenuhi kebutuhan rohaniah dan menjalankan fungsi sosialnya. Dalam hal ini DKM berperan tidak hanya sebagai lembaga agama yang mengakomodir kebutuhan-kebutuhan rohaniah saja tetapi juga memiliki peran untuk memfasilitasi masyarakat menjadi manusia yang saleh secara sosial.
Kata kunci:DKM Al-Mustaqim, Kesalehan Sosial, Bulak kapal Permai, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, BekasiAhmad Farih Ibnu Hajar2015-05-22T03:37:28Z2019-01-29T22:44:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19266This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192662015-05-22T03:37:28ZIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas belajar siswa yang kurang optimal. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran aktif Index Card Match di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4 Yogyakarta.
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Untuk validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 76%. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan:1) Realitas pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 4 Yogyakarta masih menerapkan metode pembelajaran konvensional. 2) Penerapan metode pembelajaran aktif Index Card Match yang dikolaborasikan dengan handout dan reward dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4 Yogyakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase indikator aktivitas belajar siswa setiap siklusnya. Pra tindakan rata-rata persentase indikator aktivitas belajar siswa dari data observasi adalah 42,98%. Pada siklus I mencapai 60,34%.
Pada siklus II mencapai 69,98%. Pada siklus III mencapai 86,13%. Sedangkan hasil data angket siswa, pra tindakan rata-rata persentase indikator aktivitas belajar siswa adalah 44,23%. Pada siklus I mencapai 63,44%. Pada siklus II mencapai 73,17%. Pada siklus III mencapai 88,07%. Hal ini berarti bahwa ratarata persentase indikator aktivitas belajar siswa telah mencapai angka keberhasilan tindakan yang ditetapkan bahkan melampaui 76%. 3) Kendala yang dihadapi yakni siswa cenderung ramai/gaduh didalam kelas sehingga siswa sedikit kesulitan/kebingungan dalam menemukan pasangan kartu indeks. 4) Kelebihan yang ditemukan yakni meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 4 Yogyakarta. Metode pembelajaran aktif Index Card Match menciptakan suasana belajar lebih menyenangkan, menarik dan tidak membosankan. Siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi pelajaran.
Kata Kunci: Index Card Match, Aktivitas belajar Siswa, Pembelajaran Sosiologi.Ade Wenyta Teresia2015-05-22T03:18:31Z2019-01-29T22:43:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19257This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192572015-05-22T03:18:31ZFENOMENA HAMIL DI LUAR NIKAH PADA MASYARAKAT DESA WONOKROMO KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya fenomena hamil di luar nikahi Desa Wonokromo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan dampak yang mempengaruhi fenomena hamil di luar nikah di Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, serta untuk mengetahui solusi yang diambil oleh masyarakat tentang fenomena hamil di luar nikah pada masyarakat Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui kata-kata dan tindakan yang berasal dari narasumber langsung yaitu masyarakat di Desa Wonokromo, sedangkan untuk sumber tertulis berasal dari buku-buku, internet dan lain sebagainya. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dalam hal ini peneliti memilih informan yaitu masyarakat di Desa Wonokromo yang mengalami hamil di luar nikah, orang tua warga yang mengalami hamil di luar nikah, dan warga masyarakat yang masyaraktanya mengalami hamil di luar nikah, sedangkan untuk menguji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan melalui diskusi dengan teman. Analisis data interaktif yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang melatarbelakangi terjadinya hamil di luar nikah di Desa Wonokromo adalah: Adanya warga yang mengalami hamil di luar nikah. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, seks pra nikah yang di pengaruhi faktor eksternal (teknologi yang semakin canggih, pergaulan bebas, kurangnya pendidikan seks dan kurangnya pendidikan agama). Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam proses sosialisasi di dalam keluarga. Dampak yang ditimbulkan dari hamil di luar nikah antara lain: (1) Hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua (2) Kesulitan Ekonomi yang di sebabkan sebelum menikah mereka belum bekerja (3) Kesulitan Beraktivitas Sosial (4) Pertengkaran Sepele (5) Mendapatkan sanksi dari warga (6) Masa depan yang tidak jelas (7) Usaha melakukan aborsi. Solusi yang diambil masyarakat desa Wonokromo untuk mengurangi hamil di luar nikah adalah menerapkan peraturan mengenai jam kunjung tamu, mengadakan kegiatan positif untuk anak-anak muda, selalu mengontrol kegiatan anak-anak muda di desa, dan melakukan penyuluhan tentang seks pra nikah.
Kata Kunci : Hamil di Luar Nikah, Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.ANITA INDAH SARI2015-05-22T01:23:01Z2019-01-29T22:42:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19210This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192102015-05-22T01:23:01ZPeran Modal Sosial Dalam Perdagangan Tembakau Di Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten TemanggungWahyu Septiyana2015-05-22T00:27:05Z2019-01-29T22:35:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19014This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/190142015-05-22T00:27:05ZJUDI SEPAK BOLA DI TURNAMEN KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA CUP KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBESKNPI CUP I adalah sebuah turnamen sepak bola yang diadakan di desa Banjarharjo yang didalamnya terdapat proses perjudian yang diselenggarakan pada setiap pertandingan yang digelar di turnamen tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I. 2) untuk mengetahui bagaimana reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap keberadaan perjudian yang muncul di turnamen KNPI CUP I.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai sikap dan fenomena yang ada. Informan dalam penelitian ini adalah para pelaku perjudian dimana didalamnya terdiri dari bandar judi dan para pemain judi lainnya yang bukan bandar, dan masyarakat desa Banjarhajo tempat perjudian tersebut muncul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah penelitian itu sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi dan wawancara. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Milles dan Huberman.
Hasil penelitian tentang Judi Sepak bola di turnamen KNPI CUP I adalah bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya perjudian di turnamen KNPI CUP I secara garis besar terbagi menjadi empat faktor yaitu 1) faktor ekonomi yang didasarkan atas dua kebutuhan manusia yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kebutuhan untuk memperjuangkan status sosial. 2) Faktor situasional tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. 3) Faktor kontrol sosial, dimana tidak berjalannya kontrol sosial masyarakat desa Banjarharjo membuat para penjudi semakin leluasa dalam menjalanakan kebiasaan mereka untuk berjudi. 4) Faktor psikofisiologis anggapan bahwa ajang perjudian merupakan hal menyenangkan dan menarik bagi sejumlah orang guna mendapatkan perasaan yang lebih nyaman dan menyenangkan. Ajang perjudian dianggap sebagai hal yang sangat menantang dan apabila berhasil memenangkan ajang pertaruhan tersebut, maka ada rasa kepuasan tersendiri bagi sang pelaku. Sedangkan reaksi dari masyarakat desa Banjarharjo terhadap adanya perjudian disekitar mereka cenderung acuh sambil melindungi diri dan keluarga supaya tidak terlibat perjudian dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain yang dianggap lebih bertanggung jawab untuk mengatasi masalah perjudian yang ada di turnamen KNPI CUP I.
Kata kunci: Sepak Bola, Perjudian, MasyarakatDwi Saputra Nugraha2015-05-21T03:10:05Z2019-01-29T22:34:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18972This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189722015-05-21T03:10:05ZEKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO
KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDULPegunungan karst adalah pegunungan berupa batuan kapur yang berupa bukitbukit
yang
berbentuk
bulat.
Pegunungan
tersebut
membentang
di
seluruh
Kabupaten
Gunungkidul
yang
memiliki
berbagai
fungsi
dan
manfaat
yang
didapat
dari
pegunungan
karst
tersebut.
Sebenarnya
fungsi
dari
gunung
karst
tersebut
adalah
untuk
daerah
resapan
air
hujan,
namun
oleh
masyarakat
Desa Bedoyo
pegunungan
tersebut
ditambang
kemudian
menjadi
sandaran
untuk
bertahan
hidup
masyarakat
di sana.
Sebagian
besar
masyarakat
yang
ada
di
Desa
Bedoyo
berprofesi
menjadi
penambang
batu
kapur
karena
mereka
menganggap
profesi
tersebut
lebih
menjanjikan
dari
pada
pekerjaan
yang
lainnya.
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
mendeskripsikan
tentang
Eksistensi
Penambang
Batu
Kapur Di Desa Bedoyo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data
primer terdiri dari: masyarakat sekitar, pemilik tambang, pekerja tambang, tokoh
masyarakat, dan pemerintah daerah. Penelitian ini juga menggunakan sumber data
sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan
buku yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan
Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa
Bedoyo berprofesi sebagai penambang batu kapur adalah karena faktor ekonomi. Adanya
PP No. 26 tahun 2008 mengenai kawasan lindung memunculkan rencana pemerintah
untuk menutup semua kegiatan yang berkaitan dengan tambang batu kapur. Masyarakat
yang tidak setuju dengan rencana pemerintah tersebut akhirnya melakukan protes yang
kemudian menimbulkan suatu konflik antara pemerintah dengan masyarakat penambang
batu kapur. Usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah
melakukan pendataan ulang kawasan lindung, memberikan bantuan ternak kepada
masyarakat, dan segera menyelesaikan permasalahan dengan masyarakat secara damai.
Kata Kunci : karst, kegiatan tambang batu kapur.Nugroho Wusono Catur2015-05-21T03:09:49Z2019-01-29T22:34:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18968This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189682015-05-21T03:09:49ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGANUT ALIRAN TRI
SILA WEDHA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR PANTAI SEMBUKAN, KECAMATAN PARANGGUPITO KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAHAliran Tri Sila Wedha merupakan Aliran Penghayat yang menganut filosofi Kejawen. Setiap ritual kegiatan yang dilakukan Aliran Tri Sila mengedepankan unsur Jawa sebagai dasar-dasar ajaranya. Aliran Tri Sila Wedha
dalam melaksanakan ritualnya bertempat di pantai Selatan yaitu pantai Sembukan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk interaksi dan dampak interaksi sosial antara masyarakat sekitar pantai Sembukan dengan
pengikut aliran paguyuban penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME “Tri Sila Wedha” di Wonogiri Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber
data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, observasi partisipan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, dan analisis datanya menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anggota Tri Sila Wedha yang disebut Warga Kusuma Hayu berpedoman pada Manunggaling Kawula Gusti. Terjadinya interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) dengan
masyarakat sekitar pantai Sembukan berawal dari komunikasi antar personal yang akhirnya berkembang menjadi komunikasi antar kelompok yang akhirnya
menimbulkan kerja sama antar Warga Kusuma Hayu dengan masyarakat sekitar Pantai Sembukan. Bentuk interaksi sosial antara Warga Kusuma Hayu (Tri Sila Wedha) yaitu berupa kerja sama yaitu gotong royong dalam kegiatan dan
akomodasi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Selain itu juga ada persaingan dalam perebutan wahyu, kontrovensi dan konflik akibat perbedaan pendapat. Dampak yang ditimbulkan ada positif dan negatif. Dampak positif
yaitu kerja sama berupa gotong royong. Dampak negatif yaitu perbedaan pandangan berupa pandangan miring tentang aliran kepercayaan Tri Sila wedha yang beranggapan bahwa aliran Tri Sila Wedha tersebut membawa unsur musyrik
yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Kata kunci : Tri Sila Wedha, interaksi sosial, masyarakatChristian Salvatore Claudius Hans2015-05-21T03:09:40Z2019-01-29T22:34:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18964This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189642015-05-21T03:09:40ZEKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK
KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMASKomunitas Islam Aboge di Desa Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas pada zaman dahulu terhitung banyak jumlahnya, akan tetapi saat ini jumlahnya semakin menurun. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk
mendeskripsikan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, serta interaksi sosial komunitas Islam Aboge dengan masyarakat pada umumnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada tokoh masyarakat Islam Aboge, para anggota Islam Aboge, pemuda/pemudi Islam Aboge dan masyarakat umum yag
tinggal di sekitar lingkungan komunitas Aboge yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak merupakan suatu masyarakat Islam yang masih menggunakan dan mengamalkan kalender Jawa. Penyebar agama Islam Aboge di Desa Cikakak dipercaya bernama adalah Mbah Tolih. Untuk menjaga eksistensi masyarakat Aboge agar tetap eksis ada beberapa strategi bertahan yang dilakukan masyarakat Abogedi Desa Cikakak yaitu tetap menjaga solidaritas dan kekompakan sesama
warga Aboge. Taat mengikuti petuah para orang tua dan yang dituakan dari dulu sampai sekarang. Adanya dawuh pangandiko yaitu proses regenerasi pengajaran
ajaran Islam Aboge yang ditularkan secara turun-temurun. Identitas sebagai orang Aboge sudah tertanam sangat kuat di dalam jiwa masing-masing orang Aboge, sehingga biasanya mereka tidak akan berpindah haluan sampai kapanpun. Proses interaksi sosial diantara orang Aboge dengan masyarakat sekitar bersifat asosiatif. Eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, diprediksi semakin lama semakin menurun, meskipun perubahan yang terjadi tidak secara signifikan
Kata kunci: Islam, Aboge, eksistensiBarokah Oleh: Siska Laelatul2015-05-21T02:24:35Z2019-01-29T22:34:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18959This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189592015-05-21T02:24:35ZEKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK
KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMASKomunitas Islam Aboge di Desa Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas pada zaman dahulu terhitung banyak jumlahnya, akan tetapi saat ini jumlahnya semakin menurun. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk
mendeskripsikan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, serta
interaksi sosial komunitas Islam Aboge dengan masyarakat pada umumnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada tokoh masyarakat Islam Aboge, para anggota Islam Aboge, pemuda/pemudi Islam Aboge dan masyarakat umum yag
tinggal di sekitar lingkungan komunitas Aboge yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak merupakan suatu masyarakat Islam yang masih menggunakan dan mengamalkan kalender Jawa. Penyebar agama Islam Aboge di Desa Cikakak dipercaya bernama adalah Mbah Tolih. Untuk menjaga eksistensi masyarakat Aboge agar tetap eksis ada beberapa strategi bertahan yang dilakukan masyarakat Abogedi Desa Cikakak yaitu tetap menjaga solidaritas dan kekompakan sesama
warga Aboge. Taat mengikuti petuah para orang tua dan yang dituakan dari dulu sampai sekarang. Adanya dawuh pangandiko yaitu proses regenerasi pengajaran
ajaran Islam Aboge yang ditularkan secara turun-temurun. Identitas sebagai orang Aboge sudah tertanam sangat kuat di dalam jiwa masing-masing orang Aboge, sehingga biasanya mereka tidak akan berpindah haluan sampai kapanpun. Proses interaksi sosial diantara orang Aboge dengan masyarakat sekitar bersifat asosiatif.Eksistensi komunitas Islam Aboge di Desa Cikakak, diprediksi semakin lama semakin menurun, meskipun perubahan yang terjadi tidak secara signifikan
Kata kunci: Islam, Aboge, eksistensiBarokah Siska Laelatul2015-05-21T02:24:25Z2019-01-29T22:34:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18956This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189562015-05-21T02:24:25ZPERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGOMasyarakat Sremo merupakan masyarakat yang kehilangan wilayahnya akibat pembangunan waduk, hal ini mengakibatkan masyarakat mengubah mata pencahariannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, faktor penyebab dan dampak dari adanya perubahan mata pencaharian pada masyarakat Dusun Sremo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat dusun Sremo dan tokoh masyarakat yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipasi, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu
purposive sampling. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Untuk analisis datanya menggunakan
analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo dikarenakan keadaan daerah yang berbeda dengan daerah yang ada dahulu (keadaan tanah) dan adanya tuntutan kebutuhan hidup. Bentuk mata pencaharian masyarakat Sremo sebelum adanya waduk mayoritas petani di sawah, selain itu juga beternak, nderes, tukang, pedagang kelapa, industri genteng dan warungan tetapi setelah adanya Waduk masyarakat mengubahnya pada bentuk baru yaitu penarik perahu wisata, tim sar, pegawai di kantor waduk dan kerja
musiman, selain itu ada mata pencaharian yang berubah pada bentuk yang sudah ada sebelumnya yaitu petani kebun, nderes, warungan, dan kerja serabutan. Dampak positif perubahan mata pencaharian ini adalah masyarakat mudah dalam memperoleh kebutuhan rumah tangganya karena adanya warung dalam jumlah yang banyak, sehingga mereka tidak perlu pergi ke pasar yang letaknya jauh seperti dahulu,
sedangkan dampak negatifnya yaitu (1) dari segi ekonomi tidak ada peningkatan,hanya beberapa orang yang merasakan ekonomi mereka membaik yaitu mereka yang bekerja di kantor waduk dan diangkat menjadi PNS, (2) dari segi sosial terjadi perubahan nilai dalam hubungan mereka seperti sambatan sudah mengenal sistem upah dikarenakan tuntutan ekonomi. Perubahan mata pencaharian juga membawa
perubahan dalam pelapisan sosial, yaitu adanya perubahan ukuran pada sesuatu yang dihargai, dahulu berdasarkan kepemilikan modal (sawah) sekarang berdasarkan pendidikan dan pekerjaan.
Kata kunci: perubahan mata pencaharian, masyarakat Dusun Sremo, wisata Waduk
SermoTrisni Pertiwi Wahyu Fajar2015-05-21T02:24:18Z2019-01-29T22:34:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18950This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189502015-05-21T02:24:18ZDAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN PASAR MODERN PADA PASAR TRADISIONAL (Studi Pada Pasar Kota Boyolali)vii
Saat ini maraknya pembangunan pasar modern, tentu saja menjadi saingan
berat bagi para pedagang pasar tradisional. Tujuan dilakukannya penelitian ini
untuk mendeskripsikan dampak sosial ekonomi keberadaan pasar modern pada
pasar tradisional khususnya Pasar Kota Boyolali serta faktor-faktor apa yang
membuat pengunjung tetap loyal memilih berbelanja di Pasar Kota Boyolali.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang
diperoleh melalui wawancara kepada pedagang dan pengunjung Pasar Kota
Boyolali yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman yang meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak sosial ekonomi yang
dialami Pasar Kota Boyolali dengan adanya pasar modern adalah (1) penurunan
omset penjualan pedagang Pasar Kota Boyolali akibat turunnya jumlah pembeli
(2) semakin lama jumlah pedagang di Pasar Kota Boyolali semakin berkurang
akibat merebaknya pasar modern (3) persaingan pedagang Pasar Kota Boyolali
dengan pasar modern yang memaksa pedagang di Pasar Kota Boyolali harus
terhambat kondisinya (4) meningkatnya persaingan antar penjual di Pasar Kota
Boyolali yang menimbulkan konflik dan cara berdagang yang tidak beretika antar
pedagang yang satu dengan pedagang yang lain di Pasar Kota Boyolali (5)
sulitnya pedagang di Pasar Kota Boyolali untuk mendapatkan pasokan dari suplier
karena suplier lebih memilih memasok barang di pasar modern dibandingkan
memasok kepada pedagang Pasar Kota Boyolali. Faktor-faktor yang membuat
konsumen tetap loyal memilih berbelanja di Pasar Kota Boyolali adalah (1) harga
yang ditawarkan Pasar Kota Boyolali lebih murah dibandingkan dengan harga
yang ada di pasar modern (2) lengkapnya barang yang dijual di Pasar Kota
Boyolali dibandingkan dengan pasar modern karena Pasar Kota Boyolali
mempunyai bangunan yang luas (3) kedekatan yang terjalin antara pedagang dan
pengunjug Pasar Kota Boyolali (4) upaya meningkatkan pelayanan kepada para
pembeli yang dilakukan oleh pedagang Pasar Kota Boyolali.
Kata kunci: dampak sosial ekonomi, pasar modern, Pasar Kota BoyolaliKisbiyanto Arif2015-05-21T02:22:59Z2019-01-29T22:32:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18913This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189132015-05-21T02:22:59ZSIMBOL DAN MAKNA TRADISI PENANAMAN PADI SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA YOSOMULYO (Kajian Sosiologis Di Desa Yosomulyo, Kabupaten Banyuwangi)Masyarakat Desa Yosomulyo memiliki tradisi penanaman padi. Disetiap prosesi tradisi penanaman padi terdapat pemberian sesaji, sesaji tersebut memuat simbol dan makna yang menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prosesi tradisi penanaman padi, simbol dan makna tradisi penanaman padi sebagai kearifan lokal masyarakat Desa Yosomulyo, serta partisipasi masyarakat Desa Yosomulyo dalam pelaksanaan tradisi penanaman padi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif.Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari pelaku tradisi penanaman padi, dukun
methik, dan penjual sesaji. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara semi struktur, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan analisis datanya menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi penanaman padi memiliki empat prosesi yaitu, tiris, mbuntoni, ngrujak’i, dan methik. Simbol tradisi penanaman padi terdiri dari cok bakal sebagai persembahan untuk penunggu sawah, sego legi bertujuan agar buah padinya manis, buceng bertujuan agar permohonan cepat dikabulkan, jenang sumsum bertujuan memulihkan sumsum pengolah sawah, rujak dipersembahkan untuk Dewi Sri yang sedang mengandung buah padi, kembang sekar arum sebagai siramannya Dewi Sri, ingkung sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, tumpeng sebagai simbol memboyong padi, sambal goreng, mie, rempeyek merupakan kelengkapan kenduri, sayur kluwih dimaksudkan agar rezekinya lebih, janur sebagai benteng atau pagar, dan daun dhadhap serep simbol ketentraman. Makna tradisi penanaman padi adalah agar tanaman padi diberkahi, selamat dari hama, hasil panennya melimpah, awet untuk dikonsumsi, tidak ada gangguan dalam mengolah sawah, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, serta sebagai ketentraman dalam bertani. Dalam pelaksanaan tradisi penanaman padi yang berpartisipasi adalah tetangga, sanak saudara, dukun methik, dan penjual sesaji.
Kata kunci : Simbol, Makna, Tradisi penanaman padi, Kearifan lokal
viiWidiyawati Ari Budhiarno2015-05-20T00:39:20Z2019-01-29T22:29:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18842This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188422015-05-20T00:39:20ZPENGGUNAAN PRODUK DISTRO SEBAGAI BENTUK PENEGASAN
IDENTITAS DIRI DI KALANGAN SISWA SMA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maraknya gerai distro bermunculan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi pola konsumsi terhadap kebutuhan berpakaian dikalangan remaja khusunya pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tindakan konsumsi akan barang-barang distro
dikalangan siswa SMA di Yogyakarta lebih bersifat gaya hidup dan juga membentuk identitas diri.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengunjung distro, owner distro, manajer distro, shopkeeper distro. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan model analisis interaktif yang menggunakan empat hal utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan distro di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini tidak hanya sebuah outlet untuk sebuah komunitas, namun distro saat ini memenuhi persoalan dan kebutuhan fashion remaja SMA. Distro menjadi sebuah life style baru bagi remaja SMA. Gaya bagi remaja adalah segala-galanya dan setiap individu ingin tampil beda dengan harapan mendapatkan identitas diri dan
pengakuan akan dirinya. Dalam proses pencapaian identitas diri dan pengakuan akan dirinya, faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja SMA yaitu kreativitas, ideologi kelompok, status sosial, media massa, dan kesenangan. Selain faktor-faktor pembentuk tersebut faktor imitasi atau contoh figur juga mempengaruhi remaja SMA dalam pembentukan identitas diri mereka. Untuk
memenuhi kebutuhan fashion remaja SMA menggunakan produk distro sebagai bentukan identitas diri, prestise dan membuat mereka merasa percaya diri. Produk dari distro memiliki logo, merk, dan simbol tersendiri yang membedakan distro dengan outlet lainnya. Produk dan merk sendiri ditempatkan sebagai simbol status untuk pemakainya. Produk distro juga menjadi simbol anak muda modern, simbol suatu kelompok, sarana untuk mengekspresikan perasaan. Serta sebagai alat untuk
mencitrakan dan menguatkan eksistensi mereka dilingkungan mereka. Pakaian distro dikalangan remaja tidak hanya sekedar berfungsi sebagai pakaian penutup
badan, melainkan juga sebagai simbol terhadap kelompok dan status dirinya sebagai manusia modern.
Kata Kunci : Distro, Identitas diri, Remaja SMA.Kusuma Ningrum Wahyu2015-05-20T00:39:19Z2019-01-29T22:29:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18843This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188432015-05-20T00:39:19ZSOSIALISASI KELUARGA DALAM KESETARAAN GENDER PADAMASYARAKAT DESA SIKUMPUL KECAMATAN KALIBENING
KABUPATEN BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sosialisasi keluarga dalam kesetaraan gender pada masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening
Kabupaten Banjarnegara, serta untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat pada masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara dalam melakukan sosialisasi gender. Penelitian mengenai Sosialisasi Keluarga dalam Kesetaraan Gender pada
Masyarakat Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu masyarakat yang mempunyai anak perempuan dan laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan empat hal
utama yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Desa Sikumpul dalam pola sosialisasi telah mampu menerapkan kesetaraan gender dengan cukup baik di beberapa aspek kehidupan seperti cara berkomunikasi dengan anak, pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin tertentu, harapan orang tua pada anak terkait masa depan, serta dukungan orang tua terhadap pendidikan formal anak. Masyarakat Desa Sikumpul sudah mampu menanamkan kesetaraan gender dengan baik di beberapa aspek, namun tidak dapat dipungkiri masih ada
beberapa aspek kehidupan yang masih menunjukkan adanya bias gender yaitu pemberian permainan khusus pada jenis kelamin tertentu, pembagian pekerjaan rumah tangga yang lebih banyak dibebankan pada perempuan (anak peremuan dan
istri), serta arahan orangtua secara kultural yaitu anak laki-laki diharapkan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, dan perempuan yang lebih diharapkan
untuk dapat mendidik anak dengan baik.
Kata Kunci : Keluarga, sosialisasi, kesetaraan genderApriantika Sasiana Gilar2015-05-20T00:39:17Z2019-01-29T22:29:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18840This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188402015-05-20T00:39:17ZBENTUK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PASCA PEMILIHAN DUKUH DI DUSUN NOGOSARI, DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN
YOGYAKARTA TAHUN 2009Terselenggaranya Pemilihan Dukuh di dusun Nogosari memiliki dampak bagi perubahan interaksi antar warga masyarakat, antar kelompok dengan kelompok yakni antar kelompok bakal calon dukuh satu dengan bakal calon dukuh lainnya. Bentuk Interaksi yang terjadi sebelum pemilihan dukuh yakni masyarakat saling bekerjasama tanpa ada jarak perbedaan kepentingan perubahan bentuk interaksi masyarakat didalamnya ini didasarkan karena perbedaan tujuan yakni untuk memenangkan calon dukuh yang masing-masing menginginkan calon dukuh yang didukungnya dapat menang dalam pemilihan dukuh. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: perubahan bentuk interaksi yang terjadi
sebelum, pada saat serta setelah pemilihan dukuh berlangsung sehingga diketahui perubahan bentuk interaksi setelah terselenggaranya pemilihan dukuh pada masyarakat Dusun Nogosari.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Nogosari, Desa Sidokarto Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan prinsip purposive sampling (sampel bertujuan). Informan dalam penelitian ini adalah warga masyarakat yang ikut dalam pemilihan, bakal calon dukuh, dukuh yang terpilih serta ketua penyelenggara pemilihan dukuh. Cara penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara semi terstruktur dan berbagai dokumentasi lapangan. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara Triangulasi. Teknik Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan model analisis interaktif dari Miles and
Huberman yang menggunakan 4 komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, bentuk interaksi pada masa-masa awal pasca Pemilihan dukuh lebih banyak diwarnai dengan konflik, meskipun tidak disertai dengan konflik secara fisik. Konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan di antara para pendukung kandidat kepala dusun. Kedua, setelah interaksi inner group dari masing-masing kandidat tertentu semakin berkurang, bentuk interaksi lebih banyak diwarnai dengan interaksi yang menunjukkan adanya kompetisi. Bentuk-bentuk kompetisi terjadi dalam setiap kali ada
momentum pengambilan keputusan atau penggunaan kekuatan pengaruh di masyarakat. Ketiga, pola interaksi dalam bentuk konflik hanya bersifat sementara, tetapi interaksi dengan pola kompetisi juga tidak selalu produktif, dukuh yang terpilih terus mengupayakan adanya proses akomodasi melalui tindakan-tindakan kompromi dengan menjalin komunikasi dengan setiap warganya. Sikap kooperatif atau kerjasama dari Dukuh Nogosari sedikit banyak telah
memunculkan adanya kompromi dari warga yang sebelumnya tidak mendukungnya.
Kata Kunci : Interaksi, Masyarakat,Pemilihan Dukuh.Suryani Eka Okta2015-05-20T00:39:16Z2019-01-29T22:29:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18841This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188412015-05-20T00:39:16ZKONSTRUKSI BUDAYA ATAS TREND KECANTIKAN PADA
PENGGUNAAN LENSA KONTAK DI KALANGAN MAHASISWI
DI YOGYAKARTALensa kontak awalnya diciptakan untuk menggantikan fungsi kacamata agar lebih praktis, namun seiring perkembangan zaman lensa kontak dipakai untuk fashion dan penunjang penampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: 1. konstruksi budaya penggunaan lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi. 2. faktor-faktor yang menyebabkan menjamurnya penggunaan lensa kontak oleh mahasiswi.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui sumber data dari narasumber langsung yaitu mahasiswi dari
UNY, UII, Amikom Yogyakarta, UPN “Veteran” serta mahasiswi UGM yang menggunakan lensa kontak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2012. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengujian validitas menggunakan triangulasi pengumpulan data dan
triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis Miles dan Hubberman, meliputi:reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lensa kontak sebagai konstruksi budaya di kalangan mahasiswi di Yogyakarta telah mengkonstruksi budaya masyarakat tentang kecantikan. Proses konstruksi budaya pada penggunaan lensa kontak terjadi pada saat proses dimulainya mahasiswi mengenal lensa kontak sejak masuk kuliah. Berikutnya mahasiswi mencari informasi dari melihat teman yang sudah menggunakan lensa kontak atau iklan di
TV, majalah, internet maka kemudian mereka mulai mencoba memakai. Mahasiswi juga terlebih dahulu mencari berbagai informasi terkait lensa kontak dari berbagai sumber. Kemudian mereka mulai memakai dan merasa nyaman serta
hal itu menambah kepercayaan diri mereka. Mereka dan teman-teman mengakui lebih cantik saat memakai lensa kontak. Pengakuan tersebut membuat pemakai ingin terus memakai lensa kontak, sehingga menjadi budaya baru dalam
berpenampilan. Sebagian mahasiwi tersebut juga mengungkapkan bahwa kecantikan tidak dilihat dari segi fisik saja melainkan dari dalam dirinya (innerbeauty). Faktor-faktor yang menyebabkan pengunaan lensa kontak oleh mahasiswi di Yogyakarta adalah kesehatan, adanya inovasi lensa kontak di sekitar mahasiswi dengan harga terjangkau, konsep diri tentang cantik, pengaruh dari budaya lain melalui tayangan film asing di TV dan turis mancanegara yang datang ke Yogyakarta.
Kata kunci: konstruksi budaya, lensa kontak, mahasiswiPermitasiwi Dina2015-05-13T00:25:06Z2019-01-29T22:17:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18523This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185232015-05-13T00:25:06ZPERAN SOSIALISASI NILAI DAN NORMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PERILAKU INTROVERT DAN EKSTROVERT ANAK
DI SEKOLAH (Studi pada Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta III, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta)Keluarga merupakan agen sosialisasi nilai dan norma yang utama dan pertama bagi seseorang dalam pembentukan perilaku dan kepribadiannya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan sosialisasi nilai dan norma
dalam keluarga pada siswa MAN Yogyakarta III, 2) Mendeskripsikan peran sosialisasi nilai dan norma dalam keluarga terhadap perilaku introvert dan ekstrovert anak di MAN Yogyakarta III.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran sosialisasi nilai dan norma dalam keluarga terhadap perilaku introvert dan ekstrovert anak di MAN Yogyakarta III. Sumber data terdiri dari dua macam, 1) sumber data primer, yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada siswa, wali murid dan wali kelas, 2) sumber data sekunder, yang diperoleh dari dokumentasi seperti buku dan foto. Teknik pengambilan subyek penelitian ini adalah purposive sampling, di mana
peneliti mengambil subyek penelitian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa
keabsahan data yang diperoleh. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan konsistensi data yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,yakni mengumpulkan data dengan wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) dalam proses sosialisasi nilai dan norma dalam keluarga, orang tua siswa merujuk pada pola asuh autoritatif, permisif dan otoritarian dengan metode afektif, pengamatan,
modifikasi perilaku dan kognitif. Terdapat 5 macam nilai dasar yang disosialisasikan orang tua kepada anak, yaitu nilai religious (agama), hidup rukun dengan lingkungan sosialnya, kebersamaan dan keterbukaan, pendidikan dan
pencapaian prestasi anak, dan persamaan perlakuan. Norma yang disosialisasikan dalam keluarga adalah aturan-aturan mengenai kehidupan keagamaan, jam belajar, kesopanan dan jam bermain anak. 2) Terdapat tiga peran sosialisasi nilai dan norma terhadap perilaku introvert dan ekstrovert anak di sekolah, yaitu sebagai pembentuk perilaku anak, sebagai patokan dan sebagai kontrol anak
dalam berperilaku. Kedua perilaku introvert dan ekstrovert dapat melekat pada setiap anak dengan kecenderungan yang berbeda. Perilaku ekstrovert dan introvert ini muncul sesuai dengan lingkungan dimana ia berada, misalnya anak akan berperilaku introvert saat berada di rumah dan berperilaku ekstrovert saat berada
di luar rumah ataupun sebaliknya.
Kata Kunci: Sosialisasi, Nilai, Norma, Introvert, EkstrovertTriatun Rhoma2015-05-13T00:25:05Z2019-01-29T22:17:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18521This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185212015-05-13T00:25:05ZBENTUK SOLIDARITAS PADA KELOMPOK SOSIAL PENGRAJIN GERABAH DI DESA WISATA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATENSolidaritas menunjuk pada kekompakan untuk berbagi dan saling meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Pengrajin gerabah Desa Melikamerupakan kelompok profesi sekaligus dapat dikatakan sebagai gemeinshcaft ofplace, karena tempat tinggal pengrajin yang berdekatan sehingga mereka memilikituran serta nilai dan norma yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui bentuk solidaritas, manfaat solidaritas dan juga faktor-faktor pendorondan penghambat solidaritas pada kelompok pengrajin gerabah di Desa Melikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumbedata utama terdiri dari para pengrajin gerabah yang ada di Desa Melikan dan juga
para pengurus perkumpulan pengrajin gerabah yang ada di Desa Melikan. Selain itpeneliti juga menggunakan sumber data sekunder berupa hasil dokumentasi dan jugastudi kapustakaan melalui data-data dan juga arsip yang ada di Desa Melikan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dan observasi non participant. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball samplingdan jugpurposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Milesdan Huberman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Solidaritas yang ada di Desa Melikadapat terlihat dari banyaknya perkumpulan yang ada di Desa Melikan. (2) Bentuk solidaritas yang ada di Desa Melikan adalah solidaritas mekanik dan organik. (3)Pemeliharaan solidaritas yang ada di Desa Melikan dalam pelaksanaanya, terdapafaktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorongnya yaitu (1) kesadarakan pentingnya solidaritas para pengrajin gerabah di Desa Melikan, (2) keinginan
untuk memajukan industri gerabah, (3) membina kerukunan dan silaturahmi antarwarga, (4) keinginan mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif. Faktorpenghambat solidaritas (1) kesehatan pengrajin gerabah, (2) kesibukan dalam memenuhi pesanan, (3) Ada urusan ke luar kota, (4) kondisi cuaca. Manfaasolidaritas sosial yang ada diDesa Melikan adalah (1) memudahkan pengrajin memperoleh modal, (2) memudahkan pemasaran produk, (3) memudahkan pengrajimemperoleh bantuan, (4) menjaga kerukunan dan kekompakan antar warga, (5)memajukan industri gerabah dan pariwisata Desa Melikan.
Kata kunci: Solidaritas, pengrajin gerabah, perkumpulan.Wulandari Prista Ayu2015-05-13T00:24:57Z2019-01-29T22:13:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18427This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184272015-05-13T00:24:57ZPARTISIPASI MASYARAKAT PADA PELESTARIAN TRADISI
SURAN MBAH DEMANG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI MODINAN, BANYURADEN, GAMPING, SLEMANSetiap masyarakat mempunyai kearifan lokal sendiri-sendiri. Kearifan lokal terwujud dalam berbagai adanya nilai-nilai budaya, tradisi, dan kehidupan mereka sendiri. Seperti halnya tradisi Suran Mbah Demang yang sampai saat ini masih kuat kearifan lokalnya. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui
prosesi acara tradisi Suran Mbah Demang, 2) untuk mengetahui kearifan lokal yang ada dalam tradisi Suran Mbah Demang, 3) untuk mengetahui partisipasi masyarakat pada prosesi tradisi Suran Mbah Demang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data dalam penelitian ini dari keturunan Mbah Demang, Lurah Desa, dan masyarakat. Tahapan-tahapan yang memerlukan beberapa unsur metodis, antara lain: teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik validitas data menggunakan triangulasi, ketentuan pengamatan dan diskusi dengan teman. Kemudian analisis datanya menggunakan analisis interaktif dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan penting. Pertama, prosesi tradisi Suran Mbah Demang diawali dengan tahlilan dari tanggal 1 Muharram (Sura) sampai 7 Muharram (Sura), malam harinya tanggal 7 Muharram (Sura) kirab budaya, sholawatan, yang terakhir mandi di Sumur Tobat Maring Allah. Kedua, Tradisi Suran Mbah Demang adalah kearifan lokal yang ada di Desa Banyuraden. Kearifan lokal terlihat pada 1) Trah keturunan Mbah Demang yang
masih menjadikan Kitab Bendhe sebagai pedoman hidup, 2) pelestarian Sumur Tobat Maring Allah sehingga airnya selalu asri. Ketiga, adanya partisipasi.
Partisipasi tersebut berupa uang dari Trah Mbah Demang, infak, dan anggaran dari Dinas Kebudayaan. Partisipasi harta yaitu segala sarana dan prasarana penunjang acara tradisi Suran Mbah Demang. Partisipasi tenaga dari seluruh masyarakat, trah Mbah Demang, dan masyarakat pendatang baik dari awal maupun akhir. Kemudian yang terakhir partisipasi keterampilan itu terlihat pada
Kirab Budaya yang didalamnya terdapat kesenian-kesenian yang merupakan kreatifitas dari warga masyarakat Banyuraden. Seperti adanya jathilan, wayangan,
tari-tarian, hadroh, ogoh-ogoh dan lainnya.
Kata Kunci: Partisipasi, Kearifan Lokal, Tradisi Suran Mbah Demang.Sulistyowati Listiana2015-05-13T00:24:57Z2019-01-29T22:17:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18518This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185182015-05-13T00:24:57ZINTERAKSI SOSIAL ANTAR SESAMA PENYANDANG CACAT TUNANETRA DALAM BADAN SOSIAL MARDIWUTO, YAYASAN DR. YAP
PRAWIROHUSODO, YOGYAKARTAKehidupan bermasyarakat selalu berkaitan erat dengan interaksi sosial.Demikian halnya dengan kehidupan dari penyandang cacat tunanetra yang menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak dari masyarakat
yang belum memahami bagaimana cara teman-teman penyandang cacat tunanetra menjalani kehidupannya, termasuk melakukan interaksi sosial.
Penelitian ini memfokuskan penelitian pada interaksi sosial yang dilakukan oleh teman-teman penyandang cacat tunanetra yang menjadi anggota dari Badan Sosial Mardiwuto, karena interaksi sosial yang terjadi sangat khas dan menarik sesuai dengan keadaan mereka yang kekurangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial sesama penyandang cacat tunanetra dalam Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan dr. Yap Prawirohusodo.
Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah anggota dan penggurus dari Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan Dr. Yap Prawirohusodo, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah t eknik purposive sampling, dengan informan berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk meneliti mengenai Interaksi
Sosial Antar Sesama Penyandang Cacat Tunanetra dalam Badan Sosial Mardiwuto. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis interaktif menurut Miles dan Hubberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Interaksi sosial yang terjalin antar sesama penyandang cacat di dalam badan sosial Mardiwuto baik, (2)
Syarat interaksi sosial yang terdapat dalam interaksi antar anggota yakni kontak yang khas menggunakan indra peraba dan komunikasi melalui handphone dengan cara pemakaian yang khas, yakni dengan menggunakan indra peraba dan indra pendengaran (3) Bentuk interaksi sosial asosiatif yang terdapat sebagai hasil dari interaksi sosial adalah kerjasama dan akomodasi, bentuk asosiatif tersebut terwujud ke dalam kegiatan-kegiatan selama anggota berada dalam badan sosial (4) Bentuk interaksi sosial disosiatif yang terdapat dalam interaksi antar anggota hanya bentuk dari pertentangan atau konflik.
Bentuk persaingan tidak terdapat dalam interaksi antar anggota, karena mereka hidup secara berkelompok dan juga karena perlakuan pengurus terhadap mereka semua sama.
Kata kunci:, Badan Sosial Mardiwuto, Tunanetra, Interaksi Sosial,Meriyani2015-05-13T00:24:56Z2019-01-29T22:17:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18529This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185292015-05-13T00:24:56ZBENTUK INTERAKSI DALAM KOMUNITAS MOTOR TRABAS DI KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES JAWA TENGAHPenelitian yang berjudul bentuk interaksi dalam komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Dilatarbelakangi dengankurangnya interaksi dan komunikasi serta solidaritas di dalam komunitas merupakanpermasalahan yang terjadi sekarang ini. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mengetahui latar belakang munculnya komunitas motor Trabas. 2). Mengetahui
program dan kegiatan yang ada dalam komunitas motor Trabas. 3). Mengetahui bentuk interaksi yang ada dalam komunitas motor Trabas di Kecamatan SalemKabupaten Brebes Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Informan penelitian adalah anggota dari komunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Penelitian ini diambil secara purposivesampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode obsevasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Penelitian merupakan instrumen utamadalam melakukan penelitian, dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedomanwawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dengan menggunakan model interaktif, dengan analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan. Adapun untuk keabsahan data melalui triangulasi dengan sumber.
Hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa: 1). Munculnya komunitas motorTrabas yang ada di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes yaitu berawal dari kotaBandung Jawa Barat, kemudian menyebar keberbagai kota di Indonesia. Termasuk kedaerah Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. 2). Program atau kegiatan yang adadalam komunitas motor Trabas ini banyak yang dilakukan oleh anggota-anggota komunitas motor Trabas, Salah satunya kegiatan yang paling utama adalah setiapminggunya berkumpul bersama untuk membicarakan acara touring, program ataukegiatan yang paling pentingnya adalah bakti sosial setiap satu tahun sekali, dengan mengadakan sunat masal atau khitanan. 3). Dalam bentuk interaksi kesehariannya di
dalam komunitas motor Trabas adalah kerjasama, hidup secara gotongroyong, saling tolong menolong, saling membantu dan memiliki solidaritas yang tinggi.
Kata Kunci: Bentuk Interaksi Komunitas Motor Trabas, Kerjasama, Gotongroyong dan mempunyai solidaritas yang tinggi antar anggota komunitas motor Trabas.Hendriyanto Holid2015-05-13T00:24:55Z2019-01-29T22:17:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18527This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185272015-05-13T00:24:55ZBENTUK-BENTUK DUKUNGAN SOSIAL DALAM RESILIENSI PENYINTAS LAHAR DINGIN MERAPI DI DUSUN GEMPOL DESA JUMOYO KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dan peran dukungan sosial bagi penyintas lahar dingin pasca erupsi Gunung Merapi di Dusun Gempol dalam membentuk resiliensi penyintas. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah masyarakat Dusun Gempol yang memiliki keinginan kuat untuk kembali ke Dusun Gempol, dan disertai oleh informan pendukung yaitu pihak-pihak yang berpartisipasi dalam memberikan dukungan sosial secara aktif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan pelaksanaan penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat partisipan yang turut andil dalam memberikan dukungan sosial kepada penyintas
pasca banjir lahar dingin Merapi tanggal 9 Januari 2011. Dukungan sosial yang diberikan secara berangsur-angsur telah memenuhi semua aspek kehidupan penyintas. Dukungan sosial tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan jaringan sosial.
Dari beberapa bentuk dukungan sosial tersebut dukungan intrumental berperan penting. Respon positif penyintas tidak terlepas dari adanya determinan resiliensi yang dimiliki oleh masing-masing individu, meliputi keterampilan interpersonal, kompetensi, penerimaan diri yang positif, spiritualitas, situasi kehidupan yang bemanfaat. Dukungan sosial disikapi dengan determinan
resiliensi berperan dalam mendukung tercapainya resiliensi personal sehingga terwujudnya resiliensi masyarakat Dusun Gempol pasca banjir lahar dingin. Dapat
dikatakan bahwa terbentuknya resiliensi masyarakat Dusun Gempol pasca banjir lahar dingin berasal dari resiliensi personal peran dari dukungan sosial yang telah disikapi oleh determinan resiliensi.
Kata Kunci:Resiliensi, Penyintas, Dukungan sosialRosiana Anisa2015-05-11T03:05:03Z2019-01-29T22:13:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18430This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184302015-05-11T03:05:03ZINTERAKSI SOSIAL ANTAR SESAMA PENYANDANG CACAT TUNANETRA DALAM BADAN SOSIAL MARDIWUTO, YAYASAN DR. YAP
PRAWIROHUSODO, YOGYAKARTAKehidupan bermasyarakat selalu berkaitan erat dengan interaksi sosial. Demikian halnya dengan kehidupan dari penyandang cacat tunanetra yang menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak dari masyarakat
yang belum memahami bagaimana cara teman-teman penyandang cacat tunanetra menjalani kehidupannya, termasuk melakukan interaksi sosial.
Penelitian ini memfokuskan penelitian pada interaksi sosial yang dilakukan oleh teman-teman penyandang cacat tunanetra yang menjadi anggota dari Badan Sosial Mardiwuto, karena interaksi sosial yang terjadi sangat khas dan menarik sesuai dengan keadaan mereka yang kekurangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial sesama penyandang cacat tunanetra dalam Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan dr. Yap Prawirohusodo.
Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah anggota dan penggurus dari Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan Dr. Yap Prawirohusodo, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah t eknik purposive sampling,dengan informan berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk meneliti mengenai Interaksi
Sosial Antar Sesama Penyandang Cacat Tunanetra dalam Badan Sosial Mardiwuto. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis interaktif menurut Miles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Interaksi sosial yang terjalin antar sesama penyandang cacat di dalam badan sosial Mardiwuto baik, (2) Syarat interaksi sosial yang terdapat dalam interaksi antar anggota yakni
kontak yang khas menggunakan indra peraba dan komunikasi melalui handphone dengan cara pemakaian yang khas, yakni dengan menggunakan indra peraba dan indra pendengaran (3) Bentuk interaksi sosial asosiatif yang terdapat sebagai hasil dari interaksi sosial adalah kerjasama dan akomodasi, bentuk asosiatif tersebut terwujud ke dalam kegiatan-kegiatan selama anggota berada dalam badan sosial (4) Bentuk interaksi sosial disosiatif yang terdapat dalam interaksi antar anggota hanya bentuk dari pertentangan atau konflik.
Bentuk persaingan tidak terdapat dalam interaksi antar anggota, karena mereka hidup secara berkelompok dan juga karena perlakuan pengurus terhadap mereka semua sama.
Kata kunci:, Badan Sosial Mardiwuto, Tunanetra, Interaksi SosialMeriyani2015-05-05T01:38:41Z2019-01-29T22:01:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18100This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/181002015-05-05T01:38:41ZPOLA JARINGAN SOSIAL PADA INDUSTRI KECIL RAMBUT PALSU DI DESA KARANGBANJAR KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGAEksistensi industri kerajinan rambut palsu ditengah ketatnya persaingan industri kecil didukung oleh kekuatan jaringan sosial. Hubungan sosial (lebih luasnya jaringan sosial) yang terus dipelihara dan dikembangkan oleh komponenkomponen yang terlibat secara langsung dalam industri kecil rambut palsu menunjukkan bahwa mereka berusaha mempertahankan eksistensi industri rambut palsu yang merupakan mata pencaharian utama mereka. Hubungan-hubungan sosial yang terus menerus berlangsung dalam aktivitas industri kecil rambut palsu kemudian membentuk pola jaringan sosial pada industri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola jaringan dan faktor pembentuk jaringan sosial pada industri kecil rambut palsu di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga.
Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Subyek penelitian berjumlah 8 orang yang terdiri dari 3 orang pengrajin, 1 orang pemasok rambut palsu, 1 orang pengepul, 2 orang pekerja, dan 1 orang pihak pabrik. teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling bertujuan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh diantaranya: Pola jaringan sosial pada industri kecil rambut palsu terdiri dari tiga bentuk, yaitu jaringan horisontal, jaringan diagonal, dan jaringan vertikal. Secara horisontal, jaringan sosial pada industri kecil rambut palsu menempatkan pengrajin dan pihak pabrik dalam posisi yang sama atau sejajar. Jaringan diagonal terjadi pada hubungan antara pengrajin dengan pemasok, dimana pemasok memiliki kedudukan yang sedikit lebih tinggi dibanding pengrajin. Sedangkan secara vertikal terjadi antara pengrajin dengan pengepul serta antara pengrajin dengan pekerja. Diantara ketiga jaringan tersebut justru yang paling minim konflik ialah jaringan vertikal, sebab komponen yang terlibat dalam jaringan tersebut memiliki kesadaran untuk saling menjaga kepercayaan satu sama lain. Dari pola tersebut juga dapat diketahui jika komponen yang paling banyak memiliki jaringan paling luas adalah pengrajin. Selain membentuk suatu pola yang relatif permanen, di dalam suatu jaringan sosial juga terdapat faktor pembentuk dari jaringan tersebut. Faktor pembentuk jaringan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: kepentingan, emosi, dan kekuasaan. Ketiga faktor pembentuk jaringan sosial tersebut ada dalam jaringan sosial industri kecil rambut palsu namun yang mendominasi adalah jaringan kepentingan dan jaringan emosi.
Kata kunci: hubungan sosial, jaringan sosial, industri rambut palsu.Ajif Pradita2015-05-05T01:31:08Z2019-01-29T22:01:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18098This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180982015-05-05T01:31:08ZDAMPAK INDUSTRI KERAJINAN KAYU BATIK TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN DONGKELAN DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian dilatarbelakangi oleh keberadaan industri kayu motif batik dan banyaknya warga di Dusun Dongkelan yang bekerja di industri kayu motif batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak industri kerajinan kayu motif batik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Dusun Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mendasarkan pada fenomena alamiah atau natural. Subjek penelitian terdiri dari pemilik usaha, pengrajin dan tokoh masyarakat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) industri kerajinan kayu motif batik telah membawa dampak sosial dan ekonomi masyarakat Dongkelan. Dampak perubahan sosial ditandai dengan banyaknya warga yang bekerja di industri tersebut, mampu meningkatkan status sosial masyarakat, sedangkan warga yang bermata pencaharian di kegiatan pertanian semakin kurang. Kondisi ekonomi yang semakin baik telah berdampak pada meningkatnya akses pendidikan, informasi dan teknologi. 2) dampak yang ditimbulkan bersifat positif yaitu mampu menghasilkan perubahan sosial yang lebih baik seperti peningkatan status
sosial sebagai akibat peningkatan ekonomi dan tingkat pendidikan anggota keluarga pengrajin. 3) dampak yang bersifat negatif yaitu adanya persaingan di antara warga. Para pengusaha industri kerajinan bersaing untuk mendapatkan pekerja, dan pemasaran. Kecurangan para pemilik usaha pada sistem mempromosikan barang dagangannya kepada konsumen
Kata kunci: Industri Kerajinan, Dampak, Sosial dan EkonomiYeni Arini2015-05-05T01:25:02Z2019-01-29T22:01:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18096This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180962015-05-05T01:25:02ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MEMAJUKAN DESA WISATA PENTINGSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAKemajuan Desa Wisata Pentingsari tidak lepas dari partisipasi masyarakatnya dalam pemberdayaan yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, 2) untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Wisata Pentingsari, 3) untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari pemberdayaan yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pengelola, masyarakat Desa Wisata Pentingsari, Kepala Dukuh, Kepala Desa Umbulharjo, Pihak dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, dan pengunjung Desa Wisata Pentingsari (sumber data primer) serta dari hasil observasi, dokumentasi, dan data dari Desa Wisata Pentingsari (sumber data sekunder). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Bentuk analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat akan terlihat lebih maksimal apabila ada wisatawan yang datang karena masyarakat akan dibagi dalam beberapa kelompok (kelompok pemandu, kelompok homestay,kelompok atraksi, kelompok konsumsi). Faktor pendukung adanya pemberdayaan di Desa Wisata Pentingsari adalah potensi alam, partisipasi masyarakat, Sumber Daya Manusia yang memadai, kepemimpinan yang baik dari ketua pengelola (faktor internal) dan dukungan dari pemerintah seperti dukungan dana, pengadaan pelatihan yang meningkatkan Sumber Daya Manusia serta dari pihak di luar pemerintah seperti KKN mahasiswa, Himpunan Pariwisata Indonesia dan tim yang sudah berpengalaman dalam bidang pariwisata (faktor eksternal). Faktor penghambat pemberdayaan adalah kesibukan dan kesadaran masyarakat berbeda-beda (faktor internal) dan dana dari Pemerintah yang datang tidak tepat pada waktunya (faktor eksternal). Dampak pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Pentingsari berdampak positif terutama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dan peningkatan ekonomi masyarakat serta membuat Desa Wisata Pentingsari semakin maju. Dampak negatifnya adalah Desa Wisata lain merasa tersaingi dan adanya kecemburuan sosial.
Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Desa Wisata PentingsariRifani Dian Hidayah2015-05-05T01:15:25Z2019-01-29T22:01:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18095This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180952015-05-05T01:15:25ZPERAN SISTEM SAUDARA ASUH (SODA) UNTUK MEMINIMALISIR KONFLIK ANTARA SENIOR DAN JUNIOR DI SMA NEGERI TITIAN TERAS H. ABDURRAHMAN SAYOETI JAMBISMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti Jambi merupakan sekolah umum unggulan yang dimiliki provinsi Jambi dengan basis asrama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem saudara asuh di sekolah yang berasrama dengan tujuan untuk meredam adanya konflik antar angkatan, untuk menjelaskan peran sistem saudara asuh untuk meminimalisir konflik yang terjadi di SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti Jambi dan untuk mengetahui hubungan antara senior dan junior baik dalam suatu kegiatan atau ketika berada di asrama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitafif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data yaitu triangulasi. Sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif model interaktif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, soda merupakan sistem pola pengasuhan atau pembimbingan serta memimpin siswa antara senior dan junior yang sistem penentuannya dipilih secara acak oleh Wakil kesiswaan dan Osis serta MPK menjadi beberapa kelompok keluarga asuh secara bertingkat dari kelas X-XII dan pembagian berdasarkan jenis kelamin serta sistem penentuan ini dilakukan setiap tahun ajaran baru. Pelaksanaan sistem saudara asuh (soda) dilakukan setiap tahun ajaran baru dimana ada siswa yang lulus dan siswa yang baru masuk sehingga akan ada perubahan yang junior. Pembagian dari soda itu tergantung banyaknya siswa yang diterima di SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti sebagai siswa lalu pembagian soda itu dilaksanakan setelah adanya pergantian kepengurusan baru Osis dan MPK (Majelis Perwakilan Kelas), dengan tujuan agar kelas XII tidak lagi memegang jabatan sebagai pengurus baik Osis maupun MPK sehingga kelas XII bisa fokus kepada kegiatan belajarnya seperti persiapan UN, tes masuk perguruan tinggi maupun akademi. Sistem soda telah membudaya jadi wajib setiap siswa mempunyai keluarga asuh. Jika suatu saat nanti ada keluarga asuh yang di DO (drop out) maka keluarga asuh akan tetap berjalan. Peran kerja untuk tugas dan tanggungjawab keluarga asuh itu sendiri yaitu: (a) kakak asuh membimbing keluarga asuhnya, (b) mengakrabkan antara senior dan junior dan (c) membantu dalam akademik jika terdapat kesulitan belajar.
Kata Kunci : Soda, Konflik ,KerukunanRizki Mega Saputra2015-05-05T01:10:19Z2019-01-29T22:01:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18093This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180932015-05-05T01:10:19ZPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERAYAAN UPACARA TRADISI SAPARAN KI AGENG WONOLELO DI DESA PONDOK WONOLELO WIDODOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTAUpacara tradisional sangat erat kaitannya dengan kebudayaan suatu daerah atau suatu suku bangsa. Salah satu upacara yang ada yaitu upacara tradisi saparan Wonolelo, yang diadakan Di desa Pondok, Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman. Nama upacara ini diambil dari nama tokoh leluhur Dusun Pondok Wonolelo yaitu Ki Ageng Wonolelo yang oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai cikal bakal pembuka Pondok Wonolelo dan yang telah menurunkan penduduk asli Pondok Wonolelo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perayaan upacara tradisi saparan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat ikut berpartisipasi dan untuk mengetahui bentukbentuk partisipasi masyarakat dalam perayaan upacara tradisi Saparan yang ada di Desa Pondok Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan sumber data utama berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik pengambilan sampel sumber data menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi sumber, untuk mengetahui keabsahan data tersebut. Teknik analisis data menggunakan analisis dari Milles&huberman, yakni melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan yang terakhir menarik kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi saparan Wonolelo dilaksanakan pada bulan Safar Jum’at pertama, dengan melaksanakan tahap-tahap upacara tradisi, yakni diawali dengan tahlilan, penyerahan pusaka Ki Ageng Wonolelo, tahap pembacaan riwayat Ki Ageng, tabur bunga, pengembalian pusaka Ki Ageng, penyebaran apem dan diakhiri dengan wugon. Faktor-faktor yang mendorong masyarakat berpartisipasi dalam tradisi ini yakni karena masih ada ikatan saudara, peduli dengan lingkungan dan tradisi, ingin mendapatkan berkah dari tradisi saparan, wisata religi dan sebagai hiburan. Bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat yakni di antaranya dengan menyumbang uang, materi, tenaga, ide/gagasan, ikut meramaikan perayaan tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo dan juga masyarakat ikut melestarikan tradisi tesebut.
Kata kunci: partisipasi, upacara tradisi saparan Ki Ageng Wonolelo, Pondok Wonolelo Widodomartani.Woro Sukesthi2015-05-05T01:03:23Z2019-01-29T22:01:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18092This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180922015-05-05T01:03:23ZMODAL SOSIAL BANK PLECIT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAMasyarakat Gunungkidul dalam melakukan pinjaman uang kepada bank formal mengalami kesulitan, sehingga mereka melakukan alternatif pinjaman kepada bank plecit. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana modal sosial yang dimiliki bank plecit di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada pelaku bank plecit dan masyarakat yang meminjam uang pada bank plecit yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa modal sosial dalam bank plecit di Kabupaten Gunungkidul berupa kepercayaan, jaringan, dan norma. Hal tersebut secara garis besar terletak pada pembagian tugas (struktur dan jabatan), rekrutmen, daerah operasi, strategi pemasaran uang, aturan peminjaman, target, sanksi,dan cara menjaga hubungan dengan nasabah. Bank plecit memiliki strategi dalam bisnis hutang piutang agar usahanya tetap eksis. Hal tersebut meliputi lebih mudah meminjamkan uang, sering turun ke lapangan untuk mencari nasabah, tidak menggunakan agunan dalam meminjamkan uang kepada nasabah, dan cara pencairan pinjaman lebih mudah serta tidak memakai syarat yang rumit. Peran modal sosial bank plecit lebih ditekankan dalam membangun hubungan personal antara pelaku dan nasabah. Kelangsungan dari praktek bank plecit diperkuat oleh hubungan-hubungan ekonomi yang lebih personal dan tidak kaku. Para pelaku bank plecit di Kabupaten Gunungkidul selalu melayani nasabahnya dengan cara yang memuaskan nasabah. Pada konteks di atas, pendekatan sosial budaya yang berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan digunakan sebagai alat untuk melegitimasi praktek bank plecit di Gunungkidul. Hal ini bisa dilihat sebagai upaya yang dilakukan oleh bank plecit untuk membangun citra baru dari profesi mereka di masyarakat, yaitu citra yang menggambarkan bank plecit sebagai penolong ketika dibutuhkan dan bukan sebagai rentenir.
Kata kunci: Modal Sosial, Bank Plecit, GunungkidulKuncoro Fajar Prasetyo2015-05-05T00:58:20Z2019-01-29T22:00:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18091This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180912015-05-05T00:58:20ZAPLIKASI KESETARAAN GENDER DALAM KEPENGURUSAN ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PERIODE 2012HIMA Mesin merupakan organisasi yang dibentuk secara formal oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. Sebagai organisasi kemahasiswaan, HIMA Mesin menjadi wadah untuk menampung kepentingan dan aspirasi mahasiswa, serta sebagai forum silaturahmi antar-mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan gambaran aplikasi kesetaraan gender dalam kepengurusan HIMA Mesin, 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat aplikasi kesetaraan gender.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aplikasi kesetaraan gender dalam kepengurusan Organisasi HIMA Mesin. Sumber data terdiri dari dua macam, 1) sumber data primer, yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada pengurus HIMA Mesin, 2) sumber data sekunder, yang diperoleh dari dokumentasi seperti foto dan AD/ART HIMA Mesin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, di mana peneliti mengambil sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan konsistensi data yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yakni mengumpulkan data dengan wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesetaraan dan ketidaksetaraan gender dalam kepengurusan HIMA Mesin FT UNY. Kesetaraan gender tercermin dari pemberian akses dan kesempatan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan untuk memilih dan dipilih, serta memberikan pendapatnya saat pembuatan kebijakan. Tidak ada peraturan maupun syarat-syarat tertentu yang diberikan kepada laki-laki maupun perempuan untuk mencalonkan diri menjadi ketua HIMA Mesin. Kesetaraan gender juga terlihat dari kebijakan ketua umum untuk melibatkan perempuan di kepengurusan HIMA MESIN, keterlibatan perempuan dalam politik memberi kesempatan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan, sehingga perempuan tidak hanya pasif menerima kebijakan yang dibuat laki-laki. Ketidaksetaraannya dapat dilihat dari pola pembagian tugas yang bias gender. Dalam pembagian tugas di HIMA Mesin, perempuan sering ditempatkan di sektor domestik, seperti menjadi bendahara, staf dewan kerja, dan sekretaris, sedangkan posisi penting seperti sebagai ketua, wakil ketua, kepala departemen, dan lainnya diberikan kepada laki-laki.
Kata Kunci:kesetaraan gender, Organisasi HIMA Mesin.Risma Dewi Amanah2015-05-05T00:47:31Z2019-01-29T22:00:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18090This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180902015-05-05T00:47:31ZPERAN KESETARAAN GENDER DALAM ORGANISASI ISLAM: STUDI PADA PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KOTA YOGYAKARTAAisyiyah merupakan salah satu organisasi otonom khusus Muhammadiyah yang diberikan hak secara utuh untuk mengurusi rumah tangga organisasinya. Aisyiyah dan Muhammadiyah telah membangun relasi gender. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah, faktor pendukung dan penghambat peran kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah anggota dan pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta. Tekning sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Validitas data mnggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah secara interaktif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah yaitu sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno pengambilan keputusan. Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam kepengurusan di Muhammadiyah. Program-program yang berkesetaraan gender yaitu pemberian pendidikan HAM, pendidikan kesetaraan gender, pendidikan politik kepada para anggota serta kader Aisyiyah untuk memberikan pemahaman tentang gender agar mereka terakomodir dalam kepengurusan Muhammadiyah. Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dapat dilihat dengan adanya kader Aisyiyah yang duduk sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran kesetaraan gender yaitu kemampuan manjerial organisasi yang baik dan wawasan yang luas. Faktor penghambat peran kesetaraan gender yaitu kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, serta adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki. Solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan peluang kepada Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya di Muhammadiyah.
Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Relasi Gender Aisyiyah dan Muhammadiyah, Peran Gender Aisyiyah.Wahyu Yogi Aprianto2015-05-05T00:39:24Z2019-01-29T22:00:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18089This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180892015-05-05T00:39:24ZPERAN MANDIRI CRAFT DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PENYANDANG CACAT DI KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTAPertumbuhan penyandang cacat di Yogyakarta mengalami kenaikan yang signifikan, terutama setelah terjadi gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang lalu. Berbagai masalah yang dialami penyandang cacat tersebut tentu membuat kehidupan mereka menjadi sulit. Salah satu yayasan yang peduli akan permasalahan para penyandang cacat adalah Yayasan Penyandang Cacat Mandiri. Bentuk usaha dari yayasan tersebut adalah Mandiri Craft. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peran Mandiri Craft dalam memberdayakan penyandang cacat di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti berusaha mendapatkan sampel yang representatif melalui teknik pusposive sampling. Sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam tujuan penelitian. Sampel yang diambil yakni pengurus ketua Mandiri Craft yang merupakan pendiri sekaligus manajer, sekretaris Mandiri Craft , karyawan serta masyarakat sekitar yang bermukim di belakang workshop Mandiri Craft. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, data, peneliti dan metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Mandiri Craft memiliki peran terhadap masyarakat penyandang cacat dalam pemberdayaan. Peran tersebut meliputi peran fasilitatif, peran kependidikan, peran teknis dan peran perwakilan. Bentuk pemberdayaannya yakni dengan pelatihan dan lapangan kerja. Keberhasilannya tersebut dapat dilihat dari aspek ekonomi dan sosial, serta terdapat hambatan dalam pemberdayaannya dan solusi yang digunakan.
Kata kunci: Peran, Mandiri Craft, pemberdayaan, penyandang cacatAlfinsa Zuhri Manfaluti2015-04-13T07:00:39Z2019-01-29T20:50:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16168This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/161682015-04-13T07:00:39ZPERAN MODAL SOSIAL DALAM STRATEGI INDUSTRI KERIPIK SINGKONG DI KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANGModal sosial dalam strategi industri keripik singkong merupakan strategi non ekonomi yang berdampak secara tidak langsung pada sisi ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui modal sosial, strategi industri dan peran modal sosial dalam strategi industri keripik singkong di Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, observasi partisipan dan non partisipan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode, analisis datanya menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial memiliki peran cukup penting dalam perjalanan industri keripik singkong di Kecamatan Mungkid khususnya di desa Rambeanak dan Kalangan. Modal sosial dalam industri keripik singkong terdapat pada aktivitas industri baik dalam hal perekrutan tenaga kerja, proses produksi, distribusi maupun promosi serta penentuan harga. Strategi pada masing-masing industri berbeda-beda, namun pada intinya mereka menerapkan strategi yang ada (strategi produk, harga, distribusi dan promosi). Pada industri keripik singkong yang berskala kecil, strategi belum dibuat secara tertulis dan terkonsep dengan jelas. Pada industri berskala menengah, strategi industri sudah tertulis dan dijalankan namun belum maksimal karena struktur organisasi yang masih tumpang tindih. Industri yang sudah menerapkan dengan baik adalah pada industri bersakala besar. Modal sosial memiliki peran cukup penting dalam industri keripik singkong di Kecamatan Mungkid. Kepercayaan, jaringan sosial dan norma sosial yang terjalin dalam proses interaksi antar komponen industri seperti hubungan antara pemilik industri dengan karyawan, pemilik dengan para pemasok singkong, dengan para konsumen. Menjadi sebuah hubungan yang saling menguntungkan dan timbal balik. Didasari rasa kepercayaan, sehingga membentuk sebuah jaringan sosial yang kuat. Jaringan sosial memberikan kemudahan dalam memperoleh pasar dan berbagai kemudahan lain. Interakasi sosial yang terus menerus akhirnya membentuk sebuah norma sosial, yang dapat mempermudah kerjasama yang ada.
Kata kunci : modal sosial, strategi, industriMaulida Masyitoh2015-04-13T01:16:52Z2019-01-29T20:42:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15965This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159652015-04-13T01:16:52ZPeran Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Dalam Pembentukan Nilai Sosial Pada Anak (Studi di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Salman Al-Farisi 2, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)Lailatul Khoiriah2015-04-13T01:08:44Z2019-01-29T20:42:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15958This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/159582015-04-13T01:08:44ZKONSTRUKSI BUDAYA ATAS TREND KECANTIKAN PADA PENGGUNAAN LENSA KONTAK DI KALANGAN MAHASISWI DI YOGYAKARTALensa kontak awalnya diciptakan untuk menggantikan fungsi kacamata agar lebih praktis, namun seiring perkembangan zaman lensa kontak dipakai untuk fashion dan penunjang penampilan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: 1. konstruksi budaya penggunaan lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi. 2. faktor-faktor yang menyebabkan menjamurnya penggunaan lensa kontak oleh mahasiswi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui sumber data dari narasumber langsung yaitu mahasiswi dari UNY, UII, Amikom Yogyakarta, UPN “Veteran” serta mahasiswi UGM yang menggunakan lensa kontak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2012. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengujian validitas menggunakan triangulasi pengumpulan data dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model analisis Miles dan Hubberman, meliputi:reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lensa kontak sebagai konstruksi budaya di kalangan mahasiswi di Yogyakarta telah mengkonstruksi budaya masyarakat tentang kecantikan. Proses konstruksi budaya pada penggunaan lensa kontak terjadi pada saat proses dimulainya mahasiswi mengenal lensa kontak sejak masuk kuliah. Berikutnya mahasiswi mencari informasi dari melihat teman yang sudah menggunakan lensa kontak atau iklan di TV, majalah, internet maka kemudian mereka mulai mencoba memakai. Mahsiswi juga terlebih dahulu mencari berbagai informasi terkait lensa kontak dari berbagai sumber. Kemudian mereka mulai memakai dan merasa nyaman serta hal itu menambah kepercayaan diri mereka. Mereka dan teman-teman mengakui lebih cantik saat memakai lensa kontak. Pengakuan tersebut membuat pemakai ingin terus memakai lensa kontak, sehingga menjadi budaya baru dalam berpenampilan. Sebagian mahasiwi tersebut juga mengungkapkan bahwa kecantikan tidak dilihat dari segi fisik saja melainkan dari dalam dirinya (inner beuty). Faktor-faktor yang menyebabkan pengunaan lensa kontak oleh mahasiswi di Yogyakarta adalah kesehatan, adanya inovasi lensa kontak di sekitar mahasiswi dengan harga terjangkau, konsep diri tentang cantik, pengaruh dari budaya lain melalui tayangan film asing di TV dan turis mancanegara yang datang ke Yogyakarta. Kata kunci: konstruksi budaya, lensa kontak, mahasiswiDina Permitasiwi2015-03-26T00:48:56Z2019-01-29T19:29:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14011This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140112015-03-26T00:48:56ZPARTISIPASI ANGGOTA DAN KADER DALAM MEMBANGUN MODAL SOSIAL ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDALKemajuan sebuah organisasi akan terletak bagaimana tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Tujuan organisasi GP Ansor Pageruyung sendiri diupayakan melalui berbagai bentuk kegiatan yang telah diprogramkan.Keberhasilan kegiatan-kegiatan keorganisasian akan sangat dipengaruhi oleh
partisipasi warga organisasi. Partisipasi memegang peranan penting dalam sukses tidaknya sebuah organisasi. Namun demikian partsipasi dalam organisasi GP Ansor mulai melemah. Dan hal tersebut akan mempengaruhi eksistensi organisasi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk partisipasi, faktor penghambat dan pendorong partisipasi, serta peran partisipasi dalam membangun modal sosial GP Ansor Pageruyung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Subyek penelitian adalah anggota dan pengurus GP Ansor Pageruyung. Tekning sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah snowball sampling dan purposive sampling.
Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik nalisis data yang digunkan adalah secara interaktif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi dalam organisasi GP Ansor Kecamatan Pageruyung adalah partisipasi fisik dan non fisik serta bentuk partisipasi berupa uang dan tenaga. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya partisipasi para kader GP Ansor dari segi motivasi adalah kesadaran
para anggota dan keterpaksaan. Faktor pendorong yang laian berupa kharisma para ulama, sikap/kebiasaan sendiko dawuh pada ulama, kebijakan NU mengenai amaliah sosial, dan pengaruh sosialisasi dalam pendidikan. Faktor penghambat
partisipasinya berupa faktor ekonomi, situasi politik internal NU, turunnya kepercayaan terhadap organisasi, kegiatan yang monoton, serta ciri khas GP Ansor mulai hilang. Peran partispasi dalam membangun trust akan memunculkan sikapa saling percaya diantara para anggota, Peran partisipasi dalam membangun norma adalah membentuk dan sekaligus menjadi motor penggerak berlangsungnya pelaksanaan aturan-aturan yang disepakati bersama, dan peran partsisipasi dalam membangun jaringan adalah mempertegas tipologi hubungan-hubungan sosial dan membentuk hubungan-hubungan sosial baru.
Kata kunci: Partisipasi, Modal Sosial,GP Ansor, PageruyungFu’ad Taqwal2015-03-26T00:48:38Z2019-01-29T19:28:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14005This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140052015-03-26T00:48:38ZEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA BLOG KELAS XI IPS SMA KOLOMBO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013Proses pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA), umumnya masih menggunakan media konvensional (tradisional). Penggunaan media sebagai variasi dalam pembelajaran perlu dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan jaringan internet yakni media blog. Dengan memanfaatkan media blog, proses pembelajaran tidak lagi satu arah (dari guru ke siswa) tetapi dapat diperluas oleh
siswa melalui situs (website) ya ng berisikan informasi tentang materi sosiologi yang telah disediakan di blog. Dengan demikian siswa antusias dalam mengikuti pelajaran, serta memungkinkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran sosiologi dengan memanfaatkan media blog dilihat dari peningkatan hasil belajar pada siswa kelas
XI IPS SMA Kolombo. Penelitian ini adalah penelitian Eksperimen dengan pendekatan Kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPS yang berjumlah 47 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dikarenakan subjek penelitiannya kurang dari 100. Terdapat dua kelas untuk dijadikan kelompok penelitian yaitu kelas XI IPS 1 sebagai kelompok kontrol (KK) dan kelas XI IPS 2 sebagai kelompok eksperimen (KE). Pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen menggunakan media blog, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media blog. Adapun
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah control group pre-test post-test design. Untuk menguji validitas data menggunakan korelasi Product Moment, hasilnya 23 butir soal valid dan 7 butir soal gugur. Kemudian uji
reliabilitas dengan program SPSS 16.0 menggunakan Kuder Richardson 20 dengan nilai 0,808, artinya mempunyai bobot keterandalannya sangat tinggi. Teknik analisis data menggunakan uji-t berupa independent t-test.
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rerata kelompok eksperimen sebesar (75,71) sedangkan nilai rerata kelompok kontrol (68,30). Hal ini menunjukkan ada perbedaan nilai rerata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Hasil analisis data menunjukkanSari Novita