Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:26:48ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-10-16T03:37:15Z2019-01-30T04:01:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27056This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270562015-10-16T03:37:15ZPERSPEKTIF GENDER DALAM PEMILIHAN JURUSAN KETERAMPILAN HIDUP MANDIRIPengembangan pendidikan di sekolah tidak hanya didasarkan pada
pendidikan akademik saja, tetapi juga perlu dalam kegiatan keterampilan. Di
MAN Godean, diberikan program jurusan keterampilan dalam program jurusan
tata busana, tata boga, perakitan dan perawatan komputer, sablon dan otomotif
dan las. Selama ini, terdapat perbedaan daIam pemilihan program jurusan dimana
kedua jurusan keterampilan yakni jurusan tata bus ana dan jurusan otomotif dan las
terdapat ketidakseimbangan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa
laki-laki lebih mendominasi jurusan otomotif dan las, sedangkan siswa perempuan
lebih mendominasi jurusan tata busana. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
bagaimana perspektif gender yang ada dalam pemilihan kedua jurusan tersebut,
alasan siswa memilih serta bias gender yang terjadi.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana sumber
data diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara di lapangan yang berupa
analisis kata-kata. Sumber data yang dipergunakan yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berupa wawancara dengan siswa dan guru keterampilan MAN Godean, observasi,
dokumentasi dan studi kepustakaan. VaIiditas data dengan triangulasi, ketekunan
pengamatan dan pemeriksaan melalui diskusi. Teknik analisis data dengan
menggunakan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dalam memilih jurusan
masih dipengaruhi budaya patriarki dan bias gender. Hal ini dibuktikan bahwa
siswa laki-laki dan siswa perempuan di MAN Godean dalam memilih jurusan
keterampilan masih berdasarkan penempatan posisi pekerjaan tertentu siswa laki
laki dan perempuan. Siswa perempuan dianggap lebih pantas di jurusan tata
busana yang dianggap laki-laki bersifat kewanitaan, dan siswa laki-laki lebih
pantas dijurusan otomotif dan las yang lebih kuat. Permasalahan tersebut secara
tersendiri telah melahirkan bias gender atau ketidakseimbangan antara siswa laki
laki dan siswa perempuan dalam jurusan tata busana juga otomotif dan las.
Hingga sekarang bias gender yang terjadi di MAN Godean masih belum disadari,
tetapi sudah tampak dalam kedua jurusan keterampilan tersebut.
Kata Kunci : Perspektif Gender, Pemilihan Jurusan Keterampilan, Bias Gender.Dimas Agung Prasetyo2015-10-16T03:35:23Z2019-01-30T04:01:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27055This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270552015-10-16T03:35:23ZBENTUK INTERAKSI ANTAR PEDAGANG AKSESORI DI EMPERAN TOKO (PERKO) MALIOBORO YOGYAKARTAInteraksi merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup masyarakat
dan kesejahteraan bersama Interaksi adalah kunci dari semua kehidupan. Tanpa
adanya interakasi kehidupan sosial itu tidak mungkin terjadi. Hal ini karena
manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial dimana tidak bisa hidup tanpa orang
lain dan sebagai makhluk sosial. Demikian pula para pedagang aksesori yang
beragam dan posisi jualan yang saling berhadap-hadapan serta berdampingan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk interaksi antar
pedagang aksesori di emperan toko (perko) Malioboro, Yogyakarta
Penelitian ini dilakukan di emperan toko (perko) Malioboro, Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif secara induktif
Informan dari penelitian ini adalah, pedagang aksesori, pedagang non aksesori,
pengurus dari paguyuban Tri Dharma dan juga dari Paguyuban Pemalni. Proses
pengumpulan data didapat melalui pengamatan observasi partisipasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan
(purposive sample). Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan
mewawancarai kembali informan, seperti menelusuri k~aguyuban dari para
pedagang aksesori, pengurus paguyuban dan para pedagang lainnya (pedagang
non aksesori). Teknik dalam melakukan analisis data menggunakan analisis data
kualitatif secara induktif, yang meliputi analisis data, reduksi data, display data
dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk interaksi antar pedagang
aksesori ada dua macam yaitu asosiatif (kerjasama, dan akomodasi) dan disosiatif
(persaingan, pertentangan dan pertikaian atau konflik) Adapun bentuk asosiatif
yang berupa kerjasama berupa tukar menukar barang clagangan clan menjagakan
barang dagangan ketika pernilik sedang istirahat atau tidak ada di tempat. Bentuk
disosiatif sendiri adalah adanya konflik antar pedagang aksesori yang disebabkan
karena salah paham dari para pedagang dalam mendapatkan pembeli.
Kata kunci : Bentuk Interaksi, Pedagang, AksesoriRetnowati2015-10-16T03:33:38Z2019-01-30T04:01:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27054This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270542015-10-16T03:33:38ZUPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SOSIOLIGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010-2011Penelitian ini berlatar belakang mengenai siswa kelas X3 mempunyai
minat belajar yang lebih rendah dibanding kelas yang lain, hal tersebut membuat
siswa tidak bersemangat dan kurang berminat mengikuti proses pembelajaran
sosiologi. Akhimya materi yang disampaikan guru kurang dapat diterima dengan
maksimal oIeh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
pembelaiaran sosiologi melalui penerapan VCD sebagai media pembe1ajaran
sosiologi di SMA Negeri I Imogiri dan mengetahui bagaimana cara meningkatkan
minat belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sosiologi dengan
penerapan VCD sebagai media pembelajaran sosiologi
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Sasaran dari penelitian ini adalah
kelas X3 dengan jumlah siswa 34, yang dianggap memiliki minat belajar kurang
disbanding kelas lain dan hasil belajar yang dimiliki belum merata. Data diperoleh
me1alui observasi yang dilakukan oleh kolaborator, wawancara terhadap kepala
sekolah, guru, siswa, angket minat belajar siswa dan hasil catatan lapangan
peneliti. Pada penelitian ini digunakan VCD sebagai media pembelajaran
sosiologi guna meningkatkan minat be1ajar siswa mengikuti kegitan pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri I Imogiri. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari
tahapan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, angket dan refleksi.
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 8 maret sampai 29 April 2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran sosiologi melalui penerapan
pembe1ajaran VCD, yang dipadukan dengan diskusi dan tanya jawab dapat
meningkatkan minat belajar sosiologi. Hal tersebut ditunjukan dari skor rata-rata
proses peningkatan minat menggunakan media VCD pembelajaran. Skor rata-rata
pada pratindakan sebesar 48,94 (43,7%). Skor rata-rata pada siklus I sebesar 55,23
(49,32%). Skor rata-rata pada siklus II sebesar 74,76 (66,75%). Sedangkan Skor
rata-rata pada siklus III sebesar 90,47 (80,78%). Jadi, skor rata-rata minat siswa
dari pratindakan ke siklus III meningkat sebesar 41,53 (37,08%). Hal itu berarti
menunjukkan adanya peningkatan minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
sosiologi dengan penerapan VCD sebagai media pembe1ajaran sosiologi di SMA
Negeri I Imogiri.
Kata kunci : minat, belajar, media pembelajarn VCDPradana Bela Nusa Bangsa2015-10-16T03:31:21Z2019-01-30T04:01:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27052This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270522015-10-16T03:31:21ZPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI RUMAH PINTAR PIJOENGAN DI DUSUN DARAMAN, SRIMARTANI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTARumah Pintar "Piioenzan" merupakan suatu wadah untuk pemberdavaan
masyarakat yang berbasis pada pemanfaatan potensi lokal dan kemajuan ilmu
pengetahuan. Hal ini menjadi unik dan menjadi alasan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian pada masyarakat sekitar Rumah Pintar "Piioengan" ini.
Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat
melalui Rumah Pintar "Pijoengan" ini di Dusun Daraman, Srimartani,
Piyungan,Bantul, Y ogyakarta , 2) untuk mengetahui dampak pemberdayaan
masyarakat melalui Rumah Pintar "Pijoengan", dan 3) untuk mengetahui hasil
yang dicapai dari program pemberdayaan masyarakat melaui Rumah Pintar
"Pij oengan".
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Pintar "Pijoengan" Dusun Daraman,
Srimartani, Piyungan, Bantul, Y ogyakarta. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pengurus Rumah Pintar
"pijoengan" dan warga sekitar Rumah Pintar "Pijoegan" (sumber data primer)
serta dari hasil observasi, dokumentasi dan data dari Rumah Pintar "Pijoengan"
(sumber data sekunder). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
dan wawancara. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Dusun Daraman.
Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample).
Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Bentuk analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang
dilakukan Rumah Pintar "Pijoengan" bersifat edukasi. Masyarakat diberikan
berbagai macam kursus serta disediakan sarana dan prasarananya yang menunjang
proses pemberdayaan. Dampak dari adanya Rumah Pintar "Pijoengan" ini
memberikan banyak respon positif bagi masyarakat. Masyarakat diberikan
berbagai macam kemudahan serta kursus dengan gratis. Hasil dari pemberdayaan
yang dilakukan Rumah Pintar "Pijoengan" adalah masyarakat menjadi tidak
bergantung dengan orang lain karena mereka mampu memenuhi kebutuhan
mereka sendiri dengan bekal keterampilan yang dimiliki (mandiri), masyarakat
menjadi tanggap akan berbagai pengaruh teknologi dan wawasan mereka menjadi
berkembang (berpengetahuan), dan menjadi masyarakat yang berdayaguna
(mampu menciptakan lapangan sendiri).
Kata kunci : Pemberdayaan, Rumah Pintar "Pijoengan"Maisaroh2015-10-16T03:29:46Z2019-01-30T04:01:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27051This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270512015-10-16T03:29:46ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PANDEAN SEBAGAI TEMPAT SARANA PENGOBATAN TRADISIONAL DI DESA SOKO, KECAMATAN BAGELAN, KABUPATEN PURWOREJOKarakteristik kehidupan masyarakat perdesaan dapat dilihat dari adanya
bentuk pemikiran yang cenderung bersifat tradisional dan adanya kepercayaan
pada hal-hal bersifat mistik. Hal itu nampak pada sebagian masyarakat di Desa
Soko, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Masyarakat masih percaya
pada hal-hal yang bersifat mistik. Salah satunya yakni percaya pada pengobatan
tradisional Pandean, yang bersifat mistik dalam pengobatannya. Hal itu membuat
peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan
Pandean. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui mengenai sejarah Pandean
dan faktor apa saja yang mendorong masyarakat memilih pengobatan di Pandean.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
sumber data primer warga masyarakat setempat, sesepuh yang bertugas mengobati
di tempat sarana pengobatan tradisional Pandean, serta warga masyarakat yang
berobat ke tempat sarana pengobatan tradisional Pandean. Selain itu, terdapat
sumber data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan
dengan bantuan media cetak dan media internet. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, observasi langsung non partisipan
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun
validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data,
sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa awalnya Pandean adalah tempat untuk
memande besi yang dilakukan oleh Ki Wono Boyo Mangir dari Kerajaan
Mataram. Dengan kesaktiannya, banyak orang yang meminta disembuhkan
penyakitnya pada beliau. Suatu ketika beliau kembali ke Mataram dan akhirnya
kesaktiannya diturunkan pada seorang sesepuh dan kemudian diwariskan pada
anaknya hingga saat ini. Masyarakat memiliki persepsi yang bersifat positif
terhadap keberadaan Pandean sebagai temp at sarana pengobatan tradisional.
Mereka menganggap Pandean memberikan manfaat bagi masyarakat setempat
dan sekitar. Faktor penyebab sebagian masyarakat memilih Pandean karena
adanya faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi adanya faktor
kepercayaan yang kuat dan adanya rasa keingintahuan dari masyarakat. Adapun
faktor ekstern yakni adanya faktor ekonomi, faktor budaya serta faktor tradisi
yang sudah ada sejak lama dalam masyarakat.
Kala Kunci: Persepsi, Pandean, Pengobatan TradisionalResti Novitasari2015-10-16T03:26:58Z2019-01-30T04:01:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27049This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270492015-10-16T03:26:58ZFENOMENA LAPAK MESUM DI KAWASAN WISATA GRONGGONG KABUPATEN CIREBON SEBAGAI TEMPAT PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJAPerilaku pergaulan bebas sekarang ini dapat dilakukan oleh siapapun, kapan
pun dan di mana pun, termasuk salah satunya di kawasan wisata. Di kawasan wisata
Gronggong kerap muncul perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1). Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab adanya lapak mesum di
kawasan wisata Gronggong bisa menjadi kawasan pergaulan bebas di kalangan
remaja, 2). Upaya penanggulangan aparat pemerintah setempat dalam mentertibkan
kawasan wisata Gronggong dari perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data
primer yang terdiri dari Para pengunjung, Para pedagang di Kawasan Wisata
Gronggong, Satpol PP Kabupaten Cirebon, Kepala Desa Patapan Kabupaten
Cirebon, Kepala Bidang Pariwisata Kabupaten Cirebon, dan Masyarakat sekitar
kawasan wisata Gronggong, sedangkan untuk sumber data sekunder diperoleh
melalui dokumentasi, studi kepustakaan dengan menggunakan buku, dan media
cetak. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini adalah para pengunjung dan para
pedagang di kawasan wisata Gronggong dengan jumlah 4 lapak pedagang. Adapun
teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber
dan metode. Dalam teknik analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan
Huberman.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah faktor-faktor penyebab adanya lapak
mesum di kawasan wisata Gronggong bisa menjadi kawasan pergaulan bebas di
kalangan remaja terdiri dari: 1). Faktor non fisik terdiri dari konstruksi bangunan
lapak. Lapak yang berada di sebelah kiri jalan memiliki bangunan yang bersekat,
letaknya ada yang berada di bawah (kategori tidak terlihat), lapak yang berada di
sebelah kanan jalan berupa bangku berpencar, dan banyak bangku yang dibangun
berdiri tegak di atas bukit. Kurangnya lighting (penerangan). Sedangkan faktor fisik
terdiri dari hubungan sosial yang dinamis antara pedagang dan pengunjung kawasan
wisata Gronggong, dan faktor pengendalian so sial dari aparat pemerintah setempat
kurang optimal. 2). Upaya penanggulangan aparat pemerintah setempat dalam
mentertibkan kawasan wisata Gronggong dari perilaku pergaulan bebas di kalangan
remaja diantaranya dengan pencatatan lapak yang bersekat, memberikan pengarahan,
sosialisasi, dan dalam pengawasannya melakukan patroli setiap satu minggu sekali,
melakukan penertiban yang dilakukan pada waktu tertentu dan tergantung dari
kebutuhan, seperti menjelang hari besar keagamaan, dan menjelang akhir tahun.
Kata Kunci : Fenomena lapak mesum, remaja, dan penertiban.Yeni Wahyuni2015-10-16T03:22:22Z2019-01-30T04:01:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27047This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270472015-10-16T03:22:22ZHIMBAUAN PEMAKAIAN JILBAB SISWI MUSLIM DALAM UPAYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTAPenelitian ini dilatarbelakangi karena adanya kebijakan berupa himbauan
pemakaian jilbab untuk siswi muslim di SMA Negeri 7 Yogyakarta, sekolah
negeri yang menggunakan seragam panjang dan memakai jilbab. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang bagaimana penyebab,
dampak dan hambatan dalam himbauan pemakaian jilbab siswi muslim dalam
upaya pendidikan budi pekerti di SMA Negeri 7 Y ogyakarta.
, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data
primer berasa1 dari siswi muslimkelas X serta guru di SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi buku-buku,
majalah , koran atau jurnal penelitian yang relevan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dengan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi,
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi, ketekunan pengamat,
pemeriksaan melalui diskusi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik
analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi penyebab munculnya
himbauan pemakaianjilbab siswi muslim dalam upaya pendidikan budi pekerti di
SMA Negeri 7 Yogyakarta yaitu: (1) Menjalankan perintah agama dalam hal
menutup aurat perempuan muslim; (2) Untuk pencapaian Misi dan Visi sekolah ;
(3) Membentuk perilaku siswi di lingkungan sekolah agar lebih beriman dan
bertaqwa. Dampak yang ditimbulkan dari adanya himbauan tersebut terhadap
perilaku siswi muslim di sekolah yaitu: keikutsertaan da1am kegiatan keagamaan
dan peribadatan, perilaku siswi yang mencerminkan budi pekerti yang baik,
adaptasi siswi muslim untuk memakai jilbab yang sesuai ketika berada di sekolah,
interaksi sosial yang baik antar siswi dan antara siswi dengan guru dalam
pendidikan budi pekerti di kelas, identitas diri siswi muslim semakin jelas,
penolakan sebagian siswi muslim untuk tidak memakai jilbab di sekolah. Dampak
yang ditimbulkan dari himbauan tersebut terhadap perilaku siswi muslim di
rumah yaitu: perbaikan sikap dengan orang tua, konsep diri semakin jelas,
dukungan orang tua dalam pelaksanaan peribadatan. Hambatan yang dialami
dalam pelaksanaan himbauan tersebut yang bersumber dari siswi muslim yaitu:
kurangnya kesadaran siswi muslim terhadap tujuan pemakaian jilbab di sekolah,
merasa gerah ketika memakai jilbab sehingga mengganggu proses belajar
mengajar, kurangnya dukungan dari orang tua. Hambatan yang bersumber dari
pihak sekolah yaitu: status sekolah negeri, kurangnya sosialisasi kepada orang tua
siswi, kurangnya sosialisasi guru kepada siswi.
Kata kunci: jilbab, siswi muslim, budi pekerti, SMA Negeri 7 YogyakartaNaning Suliasih2015-10-16T03:18:13Z2019-01-30T04:01:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27043This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270432015-10-16T03:18:13ZPROSES ENKULTURASI TRADISI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT PURWA PADA MASYARAKAT DESA BRIYAN KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJOMasyarakat Desa Briyan sampai sekarang masih melestarikan tradisi
pertunjukan wayang kulit purwa. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun
yang dilakukan oleh masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui
proses enkulturasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor
ang mempengaruhi proses enkulturasi, bagaimana proses enkulturasi tradisi
pertunjukan wayang kulit purwa, serta bagaimana perubahan dan perkembangan
tradisi pertunjukan wayang kulit purwa di Desa Briyan Kecamatan Ngombol
Kabupaten Purworejo.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari Bulan April 2011 sampai
dengan Juni 2011. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk
memahami setiap fenomena yang ditemukan dalam penelitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah sumber data primer yang meliputi aparat desa, tokoh
masyarakat, sesepuh desa, dan masyarakat Desa Briyan pada umumnya, dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data sekunder meliputi
dokumentasi dan studi kepustakaan dari buku-buku terkait. Teknik pengumpulan
data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan yaitu model analisis Milles and Huberman dan menggunakan validitas
data dengan triangulasi sumber, metode dan teori.
Hasil penelitian ini adalah tradisi pertunjukan wayang kulit purwa tetap
bertahan sampai sekarang, karena masyarakat tetap mewariskannya kepada
generasi selanjutnya melalui proses enkulturasi. Faktor-faktor yang menyebabkan
proses enkulturasi antara lain; kepercayaan masyarakat, ungkapan rasa syukur,
perekat kerukunan dan solidaritas sosial (social solidarity), sarana membangun
dan mengembangkan jatidiril identitas masyarakat, memperkenalkan sejarah dan
tradisi desa kepada masyarakat, dan melestarikan kebudayaan leluhur. Proses
enkulturasi ini terlihat dalam aktivitas seluruh elemen masyarakat yang
berpartisipasi dalam persiapan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan tradisi
pertunjukan wayang kulit purwa. Pewarisan ini merupakan bentuk awal
pengenalan tradisi kepada generasi muda yang nantinya akan mengintemalisasi
dalam diri generasi muda. Proses enkulturasi dalam perkembangannya sering
mendorong perubahan yang merupakan penyempumaan menuju kearah yang
lebih baik dari generasi dahulu yang sifatnya sederhana, ke generasi sekarang
yang lebih berkembang dan maju.
Kata Kunci: Enkulturasi, Tradisi, Pertunjukan Wayang Kulit Purwa.Nurhayati2015-10-16T03:10:22Z2019-01-30T04:00:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27037This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270372015-10-16T03:10:22ZPENYESUAIAN DIRI ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK AUTISME DI DUSUN SAMIRONO, CATUR TUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTAPenyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara
psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara
mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik. Orang
tua yang memiliki anak autisme membutuhkan penyesuaian diri terhadap perilaku
anak dan juga terhadap kondisi sosial yang berubah karena adanya anak autisme.
Perilaku anak autisme dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu, perilaku eksesif
(hiperakti£' berlebihan) dan perilaku yang defisit (pendiaml kekurangan). Perilaku
excessive (hiperaktif) yaitu suka mengamuk, merusak bahkan sampai menyakiti
dirinya sendiri. Perilaku devicient ditandai dengan gangguan bicara, perilaku
sosial kurang sesuai, emosi yang tidak tepat seperti menangis tanpa sebab. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penyesuaian diri
orang tua terhadap perilaku anak autisme; usaha apa saja yang ditempuh orang tua
untuk bias menyesuaikan diri dengan perilaku anak autisme; dan mengetahui
faktor pendukung dan faktor penghambat dari usaha orang tua dalam proses
penyesuaian diri dengan perilaku anak autisme.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif Sumber
data dalam penelitian ini adalah melalui sumber data primer yang diperoleh
melalui teknik wawancara mendalam (in-depth interview) kepada orang tua anak
autisme. Subjek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak autisme. Sumber
data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku, surat kabar, dan
foto atau gambar. Teknik pengambilan sampel menggunakanPurposive Sampling,
sedangkan untuk memvalidkanlmengabsahkan data menggunakan teknik
triangulasi. Dalam memeriksa keabsahan data ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah bahwa orang tua dalam proses
penyesuaian diri dengan perilaku anak autisme membutuhkan kesabaran yang
cukup juga membutuhkan waktu yang cukup lama, karena memiliki anak autisme
yang berperilaku hiperaktif sulit untuk ditangani, setiap hari orang tua hidup
dalam tekanan anaknya, sehingga untuk menyesuaikan diri dengan perilaku anak
orang tua memberikan penanganan dengan mengadakan terapi perilaku dan
modifikasi perilaku. Terapi perilaku ini meliputi terapi okupasi, terapi wicara,
sosialisasi dengan menghilangkan perilaku tidak wajar. Terapi modifikasi perilaku
meliputi modeling dan penguatan positif Faktor pendukung dan faktor
penghambat dari usaha orang tua dalam proses penyesuaian diri terhadap perilaku
anak autisme terdiri dari beberapa faktor, 1. Faktor ekonomi cendrung para orang
tua mempunyai ekonomi yang cukup, 2. Faktor keluarga, semua keluarga
mendukung dan menerima keadaan anaknya, 3. Faktor lingkungan masyarakat
sangat mendukung dan dapat menerima keadaan perilaku si anak. Faktor
penghambat cendrung perilakuanak yang susah diatur karena perilakunya yang
hiperaktif
Key word: Penyesuaian diri, Orang tua, Perilaku Anak AutismeSri Wahyuni2015-10-16T01:40:43Z2019-01-30T03:59:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27004This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270042015-10-16T01:40:43ZDINAMIKA KONFLIK ELITE PESANTRENKeberadaan pondok pesantren di tengah masyarakat Indonesia sudah tidak
asing, bahkan di sebagian daerah sudah menjadi bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan. Lembaga ini tumbuh, berkembang dari dan untuk masyarakat dengan
memposisikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat. Seiring perkembangan
masyarakat pesantren yang semakin kompleks, maka akan menimbulkan berbagai
bentuk masalah yang akhimya dapat mengganggu fungsi dan peran pesantren.
Bentuk masalah ini dapat berupa konflik internal pesantren yang memang wajar
dialami masyarakat atau institusi manapun. Kondisi demikian dapat disebabkan
karena kesaIahpahaman antara elite. Selain itu bisa karena adanya kepentingan
seperti ekonomi, perebutan pengakuan umat dan kekuasaan dalam pesantren.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber
data utama yang terdiri dari dokumen sejarah Masjid An Namirah, dokumen
Yayasan An Namirah, ketua Yayasan An Namirah, Mantan anggota Yayasan
Chusnul Chotimah, Kepala Dukuh Nandan, Pengasuh pondok pesantren, santri
dan alumni pondok pesantren. Terdapat juga sumber data sekunder yang diperoleh
melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku, jurnal, majalah
yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur, observasi aktif dan observasi pasif, sedangkan
teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun validitas
data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan
analisis datanya menggunakan analisis interaktifMiles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik yang terjadi di Pondok
Pesantren Inayatullah tidak hanya terjadi pada lingkup organisasi seperti yayasan,
tetapi sudah merambah pada tubuh internal pesantren terutama keikutsertaan
pengasuh dalam pusaran konflik yang terjadi. Hal ini tentu mengganggu peran dan
fungsi pesantren sebagai lembaga yang bergerak dibidang pendidikan Agama
Islam. Dampak yang paling jelas dari adanya konflik tersebut adalah dengan
keluarnya beberapa pengasuh. Konflik yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa faktor yaitu faktor struktur dan kekuatan elite berkuasa, perebutan
kedaulatan pondok pesantren, perbedaan visi dan misi antara elite pesantren.
DiIihat dari bentuknya konflik yang terjadi antara elite pesantren dibagi menjadi
beberapa bentuk, konflik vertikal-horizontal, konflik laten-manifes, konflik
temporal-permanen, konflik realistis-nonrealistis. Dilihat dari dampaknya maka
konflik berdampak fimgsional dan disfungsional baik terhadap pesantren, yayasan
dan masyarakat.
Kala kunci : Dinamika. konflik; elite pesantren.Haryono2015-10-16T01:38:31Z2019-01-30T03:59:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27003This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270032015-10-16T01:38:31ZHIP HOP JAWA SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS KELOMPOK JOGJA HIP HOP FOUNDATIONJogja Hip Hop Foundation merupakan komunitas yang berisi musisi-musisi
Hip Hop Jawa yang berada di Y ogyakarta. Hip Hop Jawa yang dibawakan oleh
Jogja Hip Hop Foundation adalah musik Hip Hop yang menggunakan Bahasa
Jawa sebagai liriknya. Penggunakan Bahasa Jawa ini bertujuan untuk
mengenalkan dan memahami kebudayaan jawa kepada generasi muda Indonesia
di era modernisasi. Jenis musik ini merupakan pembentuk identitas kelompok
Jogja Hip Hop Foundation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pembentukan identitas dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan identitas dalam Jogja Hip Hop Foundation.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber
data primer terdiri dari pendiri, anggota, dan penggemar Jogja Hip Hop
Foundation yang berjumlah 7 orang, sedangkan sumber data sekunder diperoleh
melalui dokumentasi, media cetak dan internet. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedangkan analisis
datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan identitas
kelompok Jogja Hip Hop Foundation terjadi secara bertahap yaitu tahap tidak
mengetahui identitas dimana anggota tidak tertarik dengan Budaya Jawa dan lebih
mengarah pada Hip Hop Amerika, tahap pencarian identitas melalui penggunaan
Bahasa Jawa dalam musik Hip Hop, tahap pencapaian identitas melalui Hip Hop
Jawa untuk mengenalkan Budaya Jawa melalui musik Hip Hop. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya identitas Hip Hop Jawa dalam Jogja Hip Hop
Foundation antara lain kreativitas dengan menggabungkan musik Hip Hop dengan
Budaya Jawa, ideologi kelompok untuk melestarikan dan mengenal Budaya Jawa,
status so sial dimana Jogja Hip Hop Foundation memandang semua orang dengan
derajat yang sama, media massa sebagai sarana untuk mempublikasikan Hip Hop
Jawa, dan kesenangan akan musik Hip Hop dan Budaya Jawa. Simbol-simbol
yang menunjukan identitas Hip Hop Jawa adalah penggunaan Bahasa Jawa,
penggunaan kemeja batik, lirik yang digunakan berasal dari kitab jawa dan puisi
jawa, serta penggunaan musik tradisional jawa seperti gamelan yang dipadukan
dengan musik Hip Hop. Hip Hop Jawa yang dibawakan oleh Jogja Hip Hop
Foundation merupakan bagian dari subkultur Hip Hop danjuga menjadi subkultur
dari musik-musik yang umum di Indonesia seperti musik populer yang biasanya
mengusung tema percintaan.
Kata kunci: Identitas, Hip Hop Jawa, dan Jogja Hip Hop FoundationLisnia Yulia Rakhmawati2015-10-16T01:35:05Z2019-01-30T03:59:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27000This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/270002015-10-16T01:35:05ZSOLIDARITAS DAN IN-GROUP FEELING KELOMPOK TRAHManusia tidak bisa hidup tanpa orang lain, karenany amereka berinteraksi.
Interaksi antara beberapa individu menjadikan terbentuknya suatu kelompok sosial.
Solidaritas dan in group feeling bisa muneul dalarn suatu kelompok sosial. Solidaritas
merupakan suatu bentuk kekompakan seorang individu dengan individu yang lain,
sedangkan in group feeling itu sendiri merupakan suatu bentuk kecintaan individu
terhadap kelompoknya. Trah merupakan salah satu bentuk kelompok sosial di
masyarakat narnun sifatnya tradisional karena merupakan suatu organisasi yang
erbentuk berdasarkan satu keturunan yang sarna. Kelompok seperti ini jarang ada di
masyarakat mengingat berbagai maearn kesibukan dari masing-masing individu. Maka,
penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui faktor yang mendorong masyarakat
membentuk kelompok trah Simbah Kertodikoro, 2) mengetahui solidaritas yang ada
dalam kelompok trah Simbah Kertodikoro,3) mengetahui in-group feeling yang ada
dalam kelompok trah Simbah Kertodikoro.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Informan
dalam penelitian ini adalah anggota trah Simbah Kertodikoro yang diarnbil dengan
menggunakan teknik purposive sampling atau sarnpeI bertujuan Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi partisipan, wawaneara, dan dokumentasi. Peneliti
merupakan instrumen utama yang kemudian dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawaneara dan dokumentasi. Adapun keabsahan data dengan menggunakan
triangulasi data. Teknik yang digunakan dalarn menganalisis data adalah pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Trah menjadi hal yang positif di
masyarakat karena bermanfaat untuk menyambung, menialin serta mempertahankan tali
persaudaraan antar keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan yang sarna; 2)
e ompok-kelompok kekeluargaan seperti ini dapat memupuk rasa solidaritas dan
ompakan diantara anggota sehingga timbul perasaan untuk saling membantu,
meringankan beban orang lain serta melengkapi kekurangan anggota lain; dan 3)
gan adanya solidaritas yang tinggi diantara anggotanya muneul rasa keeintaan yang
mandalam (In group feeling) begitupula sebaliknya, in group feeling dapat nnculkan rasa solidaritas pada diri seseorang. Wujud nyata adanya sikap tersebut dalam trah yaitu tereermin dengan keinginan mereka untuk tetap mempertahankan
kelompok ini karena dikhawatirkan putusnya tali persaudaraan keluarga.
Kata kunci: solidaritas, in group feeling, trah,Dwi Wahyuni2015-10-07T06:20:59Z2019-01-30T03:48:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26709This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/267092015-10-07T06:20:59ZUNSUR NORMA AGAMA DALAM TRADISI HANTA U'A PUA DI KELURAHAN MELAYU, KECAMATAN ASAKOTA KOTA BIMA, NUSA TENGGARA BARATBanyak penelitian yang berkaitan dengan tradisi-tradisi Hanta U'a Pua. Akan
tetapi, penelitian tersebut belum banyak rnenggali aspek Sosiologis dari tradisi Ranta
U'a Pua. Oleh karena itu penelitian ini menunjukkan aspek sosiologis dalam sebuah
tradisi budaya yang berkembang di dalam masyarakat khususnya Tradisi Ranta U'a
Pua yang menggunakan metode tersendiri, dengan tujuan menggali aktifitas-aktifitas
ritual dalam tradisi Hanta U'a Pua dan unsur norma agama dalam tradisi Hanta Ua
Pua di Kelurahan Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Birna, Nusa Tenggara Barat.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan
metode deskriptif, sehingga diharapkan dapat mengungkapkan berbagai informasi
kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna terkait dengan fokus
penelitian. Dalam upaya mencari data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara
mendalam dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling, sedangkan uji validitas data menggunakan teknik informant
Review dan Triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model
Analisis Interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas ritual dalam tradisi Ranta
U'a Pua diantaranya, yaitu : (1) Cerita-cerita tentang Nabi Muhammad SAW dalam
memperjuangkan ajaran Agama Islam pada sarasehan budaya, (2) Zikir dan Salawat
yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (3) Tari-tarian daerah yang
dipersembahkan untuk Sang Kholik, (4) Pembagian dan perebutan 99 tangkai telur
sebagai tanda Asmaul Husna (99 sifat Allah) untuk masyarakat yang hadir di acara
pelaksanaan tradisi Ranta U'a Pua, (5) Perayaan hari jadi Bima yang dipimpin oleh
Sultan Bima. Hal ini terbukti dengan kuatnya unsur norma agama dalam pelaksanaan
kegiatan tradisi Hanta U'a Pua dari norma-norma so sial yang ada. Serta terbentuknya
norma-norma masyarakat dalam penyelenggaraan tradisi ini yang diperlihatkan
dengan sistemtikalurutan tata laksana tradisi.
Kata Kunci : Norma Agama dan Ranta U'a Pua.Ernaningsih2015-10-07T04:47:12Z2019-01-30T03:48:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26706This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/267062015-10-07T04:47:12ZPARTISIPASI WARGA MUHAMMADIYAH TERHADAP FATWA HARAM ROKOK MAJELIS TARJIN DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH (Studi di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta)Pro dan kontra serta perdebatan mengenai larangan dan hukum merokok
telah terjadi sekian lama, tidak terkecuali pada lembaga keagamaan.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan yang besar di Indonesia
bahkan mengeluarkan fatwa haram rokok dengan dasar-dasar dalil dan ayat-ayat
mengenai pengaruh buruk rokok. Banyak warga Muhammadiyah yang sebenarnya
kurang sependapat dengan fatwa haram rokok tersebut. Banyak masyarakat
Muhammadiyah yang merokok dan tidak mengindahkan fatwa haram rokok
tersebut. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:
mendeskripsikan persepsi warga Muhammadiyah terhadap fatwa haram rokok
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
sumber data primer yang terdiri dari warga Muhammadiyah Kampung Kauman,
tokoh agama masyarakat muhammadiyah kampung kauman. Sedangkan sumber
data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi,
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalahpurposive sampling. Validitas
data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedangkan
analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa Sosialisasi fatwa haram rokok
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah melalui 3 cara yaitu: Media massa
dan elektronik, kepengurusan Muhammadiyah, tokoh agama berupa pengajian dan
khotbah keagamaan. Sosialisasi dan adaptasi fatwa haram rokok tidak berjalan
dengan baik dan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan, pola, dan integrasi,
hal terse but mengakibatkan tidak tercapainya sebuah konsensus mengenai
fatwa haram rokok tersebut. Persepsi yang muneul dari warga Muhammadiyah
kampung kauman menunjukkan bahwa masyarakat tidak setuju dikeluarkanya
fatwa haram rokok tersebut. Tindakan so sial masyarakat muhammadiyah
kampung kauman terhadap fatwa haram rokok tersebut cenderung didasarkan
atas tindakan rasional nilai. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi warga
muhammadiyah terhadap fatwa haram rokok adalah: tindakan rasional nil ai,
Sikap tradisional masyarakat muhammadiyah kampung kauman yang
menjadikan Ulama sebagai panutan, sosialisasi fatwa haram rokok.
Kala kunci: Persepsi.fatwa haram, muhammadiyah.Muhammad Yuris Kumala2015-10-07T04:36:19Z2019-01-30T03:48:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26705This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/267052015-10-07T04:36:19ZFENOMENA PERILAKU SEKSUAL WARIA (Kajian Kehidupan Seksual Waria di Yogyakarta)Tuhan menciptakan manusia dengan segala kesempurnaannya. Diciptakan
dengan dua jenis kelarnin, laki-laki dan perempuan, namun terdapat manusia berjenis
ke1amin laki-laki dengan tubuh wanita yang biasa disebut dengan waria. Waria juga
manusia bias a, mereka membutuhkan relasi so sial dengan masyarakat di sekitarnya,
mereka juga membutuhkan kebutuhan jasmani dan rohani layaknya manusia pada
umumnya. Salah satunya adalah kebutuhan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana eksistensi dan relasi sosial waria di masyarakat sekitarnya,
dan bagaimana perilaku seksual waria.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalarn
penelitian ini adalah waria di Y ogyakarta, ketua R T setempat dan masyarakat
setempat. Lokasi penelitian ini diambil di beberapa tempat yang terdapat komunitas
waria danbeberapa cebongan yang digunakan sebagai temp at mangkal waria. Subyek
penelitian ini diambil secara purposive sampling sejumlah dua belas orang. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pencatatan lapangan dan
dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik dalam
analisis data adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Eksistensi waria di masyarakat sekitamya
mendapatkan nilai yang positif. Waria diakui keberadaannya oleh masyarakat di
sekitamya. Waria ikut berpartisipasi dan aktif dalam setiap kegiatan yang ada di
masyarakat. Mereka hidup berdampingan satu sarna lain, dan mempunyai relasi sosial
yang sangat baik; 2) perilaku seksual waria dilakukan bersama tamu atau pelanggan
untuk mendapatkan imbalan dan dilakukan dengan pasangan untuk memenuhi hasrat
seksual mereka. Relasi seksual dilakukan dengan tamu maupun dengan pasangannya.
Relasi seksual yang dilakukan dengan tarnu atau pelanggan biasanya dilakukan di
tempat cebongan, sedangkan untuk relasi seksual bersarna pasangan biasanya
dilakukan di dalarn kamar. Teknik relasi seksual waria terbagi menjadi 5 teknik yaitu;
oral, anal. jepit, onani, gesek. Teknik oral merupakan teknik yang paling sering
digunakan oleh kaum waria dalarn relasi seksual mereka. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam relasi seksual yang dilakukan dengan tamu maupun dengan
pasangan. Perbedaannya terletak pada hati, cinta dan totalitas dalam melakukan relasi
seksual itu sendiri.
Kata kunci: perilaku seksual, wariaHanifah Kartika Pertiwi2015-10-07T04:29:24Z2019-01-30T03:48:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26701This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/267012015-10-07T04:29:24ZMODAL SOSIAL DALAM INDUSTRI KREATIF (Studi di PT. Aseli Dagadu Djogdja)Industri kreatif adalah sebuah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut. PT. Aseli Dagadu Djokdja adalah sebuah industri
kreatif yang masih tetap produktif sampai sekarang. Produktivitas industri kreatif
PT. Aseli Dagadu Djokdja memanfaatkan modal sosial yang berupa jaringan,
kepercayaan dan norma. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
peran modal sosial yang ada di PT. Aseli Dagadu Djokdja yang membuat industri
kreatif ini selalu menciptakan inovasi dan kreasi bam sehingga tetap produktif
sampai sekarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber
data primer yaitu wawancara dengan 6 informan yaitu Manajer HRM-GA,
Manajer PPIC (Production Planning and Inventory Control), Manajer Pemasaran
dan Manajer Kreatif. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi, internet
dan laporan hasil penelitian yang terkait. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi
data. Analisis data menggunakan analisis interaktif yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah bahwa modal sosial yang merupakan jaringan,
kepercayaan dan norma di PT. Aseli Dagadu Djokdja memiliki peran penting
dalam berbagai aspek diantaranya bidang ketenagakerjaan, bidang produksi dan
bidang pemasaran sehingga industri kreatif ini tetap berinovasi dan berproduksi.
Kepercayaan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja,
meningkatkan kreativitas karyawan, dan mempercepat proses produksi. Jaringan
yang luas berperan sebagai sumber informasi bagi perusahaan, membantu dalam
pencarian tenaga kerja, supplier, mitra pemasaran, dan membantu melebarkan
sayap industri kreatif perusahaan. Norma berperan membatasi perilaku karyawan,
menciptakan suasana kerja yang nyaman, mempererat hubungan kekeluargaan
antar karyawan, mengurangi resiko kerugian akibat cacat produksi, dan kaitannya
dengan produksi, norma membatasi desain sehingga tidak menimbulkan pro dan
kontra masyarakat terhadap produk-produk PT. Aseli Dagadu Djokdja.
Kata kunci : Industri kreatif, modal sosialMuhammad Dian Kurniawan2015-10-07T04:21:26Z2019-01-30T03:47:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26696This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266962015-10-07T04:21:26ZPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE (TEKE-TEKI SILANG) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA N 1 SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2010/2011Salah satu permasalahan yang terdapat di sekolah adalah rendahnya
keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran sosiologi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: 1) penerapan metode pembelajaran crossword puzzle
di kelas XI IPS 3 SMA N 1 Srandakan, 2) untuk mengetahui peningkatan
keaktifan belajar sosiologi siswa melalui metode pembelajaran crossword puzzle,
3) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sosiologi siswa melalui metode
pembelajaran crossword puzzle, dan 4) untuk mengetahui kendala-kendala dalam
penerapan metode pembelajaran crossword puzzle.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dilaksanakan dalam 3 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3
pertemuan. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini me1iputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran pene1itian yaitu kelas XI IPS 3 (24
siswa). Penelitian ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan guru mata pelajaran
sosiologi di SMA N 1 Srandakan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, tes prestasi belajar dan dokumentasi. Untuk analisis data
dalam penelitian ini yaitu dengan menganalisa persentase keaktifan rata-rata
keaktifan siswa, nilai rata-rata prestasi belajar dan daya serap pada siklus I, II dan
III.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode
pembelajaran crossword puzzle pada siswa kelas XI IPS 3 SMA N 1 Srandakan
dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa. Pe1aksanaan pembelajaran
dengan metode pembe1ajaran crossword puzzle menggunakan 3 siklus yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus pene1iti
mengkombinasikan dengan berbagai tipe diskusi dan beberapa langkah serta tata
cara yang berbeda dari siklus sebelumnya Hasil keaktifan siswa menunjukkan
keaktifan siswa pada siklus II meningkat 9.51 % dari siklus I dan pada siklus III
meningkat 12.66% dari siklus II. Hasil prestasi belajar siswa berdasarkan nilai pre
test dan post test menunjukkan peningkatan pre stasi siswa pada siklus I sebesar
19.19%, siklus II sebesar 65.68% dan pada siklus III mengalami peningkatan
signifikan menjadi sebesar 97.52%. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
penerapan metode pembelajaran crossword puzzle yaitu guru kurang memahami
dan menguasai penerapan metode pembelajaran crossword puzzle, kesulitan
dalam menentukan materi dan membuat teka-teki silang, dan pada proses
penilaian pre stasi kadang siswa bekerja sama dengan siswa lain sehingga kadang
nilainya sama.
Kata kunci: metode pembelajaran crossword puzzle, keaktifan, prestasi, be1ajar.Widyarini Wulansari2015-10-07T04:12:25Z2019-01-30T03:47:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26692This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266922015-10-07T04:12:25ZPOTRET KEMISKINAN MASYARAKAT PENAMBANG MINYAK TRADISIONAL (Studi Kasusu di Desa Wonosobo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro)Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah
satunya adalah minyak bumi yang terdapat di Desa Wonocolo. Minyak bumi yang
seharusnya mampu menopang perekonomian ternyata belum mampu memperbaiki
kesejahteraan masyarakat setempat. Masyarakat setempat juga belum merasakan
pembangunan yang berarti dari pengolahan minyak bumi tersebut. Kondisi jalan
yang rusak semakin memperparah akses penduduk dalam hal transportasi. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan potret kemiskinan dan faktor-faktor yang
menjadi penyebab kemiskinan pada masyarakat penambang minyak tradisional di
Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Metode kualitatif yang
digunakan adalah wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT yang berasal dari luar daerah
membawa keuntungan bagi para penambang minyak tradisional di Desa
Wonocolo karena memudahkan penambang untuk mengaktifkan sumur-sumur
yang sudah tidak produktif. Penambangan tradisional terse but belum memberikan
kontribusi bagi pembangunan daerah, karena penambang tidak dikenakan
pungutan resmi oleh pemerintah setempat, sehingga hasil dari kegiatan
penambangan hanya dinikmati secara pribadi. Kemiskinan di Desa Wonocolo
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain
terbatasnya akses tanah untuk lahan pertanian, kesempatan kerja yang sangat
terbatas, produktivitas yang rendah, diskriminasi seks dalam hal pekerjaan;
sedangkan faktor eksternal antara lain sumber daya manusia yang lemah, harga
minyak yang ditetapkan oleh KUD sangat rendah, tidak adanya lembaga khusus
yang mengelola keuangan desa.
Kata Kunci: Kemiskinan, Masyarakat Penambang Minyak; TradisionaYuniar Nurmalitasari2015-10-07T02:36:35Z2019-01-30T03:47:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26678This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266782015-10-07T02:36:35ZSIMBOL DAN MAKNA TRADISI WIWITAN PANEN PADI DALAM KEHIDUPAN SOSIOKULTURAL MASYARAKAT DESA LABAN KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJOMasyarakat Desa Laban memiliki tradisi wiwitan panen padi yang sampai
penelitian ini berlangsung masih dilaksanakan dari generasi ke generasi. Tradisi
wiwitan ini, dilaksanakan satu hari sebelum diadakannya panen padi. Berdasarkan
hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosesi tradisi
wiwitan panen padi. Selain hal tersebut, peneliti juga ingin mendeskripsikan
mengenai simbol dan makna tradisi wiwitan panen padi dalam kehidupan
sosiokultural masyarakat Desa Laban, Kecamatan Ngombol, Kabupaten
Purworeio,
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan dijabarkan secara
deskriptif dengan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari perangkat desa,
pelaku tradisi wiwitan, dan masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengamatan berperan serta, wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan analisis datanya
mcnggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi pelaksanaan tradisi wiwitan
panen padi terdiri dari persiapan, pelaksanaan tradisi wiwitan, dan peiaksanaan
panen padi. Simbol tradisi wiwitan panen padi adalah nasi tumpeng bertujuan
sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, tenong bertujuan sebagai tempat
meletakkan sesaji, ingkung ayam jantan bertujuan menghormati Nabi Muhammad
SA W, pi sang raja bertujuan menghormati Ibu Siti Fatimah, ketupat dan lepet
sebagai penanda antara laki-Iaki dan perempuan, kemenyan sebagai sesaji
makhluk halus, bunga sebagai sesaji makhluk halus, alat kecantikan bertujuan
untuk bersolek Kyai Semoro Bumi dan Nyi Semoro Bumi, rokok dan kinang
bertujuan memberikan sesaji kepada penunggu sawah yang terdiri dari laki-Iaki
dan perempuan, hasil bumi sebagai tanda bahwa sawah menghasilkan hasil bumi
selain padi,jemmg abang putih bertujuan untuk mengingat sifat manusia baik dan
buruk, kelapa muda hijau bertujuan agar padi tumbuh hijau seperti kelapa hijau,
payung kecil sebagai pelindung yang mbaureksa sawah dari terik matahari dan
hujan, tikar kecil sebagai tempat saat menikmati sesaji, dan uang logam bertujuan
jika ada sesaji yang kurang dapat membeli sendiri Makna dari tradisi wiwitan
panen padi adalah sebagai ungkapan syukur atas panen yang melimpah serta
memohon keselamatan agar saat melaksanakan panen padi tidak terjadi
kemalangan (digigit ular, sakit-sakitan, dan kesurupan).
Kata kunci : Simbol, Makna, Tradisi Wiwitan Panen Padi di Desa Laban.Feni Kesuma Nuswantari2015-10-07T02:28:47Z2019-01-30T03:47:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26677This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266772015-10-07T02:28:47ZDINAMIKA ORGANISASI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-742 SAMARIA GKI NGUPASAN YOGYAKARTAOrganisasi Pusat Pengembangan Anak (PPA) 10-742 Samaria merupakan sebuah
organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan kependidikan kepada anak-anak
asuhnya. Organisasi ini pertama kali berdiri pada tahun 1992 dan terbukti masih mampu
eksis hingga saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan menganalisis
lebih mendalam proses dinamika yang terjadi dalam organisasi ini serta faktor-faktor
ang turut mempengaruhi proses dinamika tersebut, hingga organisasi ini mampu eksis
selama hampir dua dekade.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatif,
dengan pendekatan sosiologis. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yakni, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Sumber data primer dalam
penelitian ini yakni Koordinator PPA 10-742 Samaria, para staff PPA 10-742 Samaria,
para orang tual wali anak asuh PPA 10-742 Samaria, serta anak-anak asuh PPA 10-742
amaria. Sedangkan sumber data sekunder yakni berbagai dokumen berupa gambar,
tulisan, atau benda yang dianggap memebuhi syarat sebagai data. Agar data lebih valid,
peneliti juga telah melakukan triangulasi data sebagai validitas data.
Hasil yang diperoleh diantaranya, proses dinamika dalam organisasi ini
berlangsung secara bertahap dan meliputi berbagai aspek dalam kinerja organisasi ini.
ecara garis besar, faktor-faktor penyebab dinamika dalam organisasi ini dibagi menjadi
ua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang terjadi yaitu
perubahan kebijakan dari Yayasan Compassion Indonesia, adanya perubahan dalam
masyarakat, serta adanya tuntutan dari pihak keluarga anak asuh. Faktor internal yang
erjadi yaitu, kelenturan organisasi, pertumbuhan organisasi, suksesi administrasi, dan
teknologi organisasi. Dari berbagai perubahan yang terjadi, banyak muncul hal-hal positif
perti peningkatan kinerja organisasi dalam pelayanannya, serta lebih disiplinnya para
anggota organisasi ini. Namun, ternyata banyak juga bermunculan hal-hal negatif, seperti
nyimpangan pengelolaan keuangan, serta ketidak adilan bagi sebagian anak asuh.
Kata Kunci: dinamika, organisasiAgus Supriyanto2015-10-07T02:21:24Z2019-01-30T03:47:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26675This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266752015-10-07T02:21:24ZDAMPAK KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU TERHDAP PRODUKTIFITAS GURU PADA JENJANG PENDIDIKAN MENEGAH ATAS DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH DI KECAMATAN WONOSARI-GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan
sertifikasi guru terhadap produktivitas guru pada jenjang menengah atas
dalam membuat karya tulis ilmiah di Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dengan pendekatan sosiologi . Jenis penelitian ini menggambarkan
dampak kebijakan serti:fikasi guru terhadap produktivitas guru pada jenjang
pendidikan menengah atas dalam membuat karya tulis di kecamatan
wonosari, Gunungkidul Subyek penelitian ini adalah guru pada jenjang
pendidikan menengah atas, diantaranya di SMA N 1 Wonosari, SMK. N 2
Wonosari, SMA Muhammadiyah, SMK 45 Wonosari, dan MAN Wonosari.
Subyek pendukung adalah kepala sekolah dan pegawai litbang
(pengembangan dan penelitian) di masing-masing sekolah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Pengambilan informan dilakukan secara
purposive yaitu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai . Teknik memperoleh
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sertifikasi belum
berdampak terhadap motivasi guru dalam membuat karya tulis ilmiah
sehingga belum berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas guru dalam
membuat karya tulis ilmiah. Hambatan dalam mernbuat karya tulis ilmiah
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (a)
Kurangnya kemampuan guru untuk menulis (b) Faktor usia lanjut (c)
kurangnya motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi,(a) Keterbatasan
waktu yakni 24 jam mengajar (b) Berorientasi pada program sekolahl
kebijakan khusus sekolah (c) Keterbatasan fasilitas, sarana, prasarana, dan
dana yang mendukung Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara penelitian guru (d) Minimnya penghargaan, dan apresiasi pemerintah
(e) Kurangnya sosialisasi dalam membuat karya tulis ilmiah (f) Persepsi yang
dibangun untuk membuat karya tulis ilmiah terbatas pada proses kenaikan
pangkat dari IV fa ke IV /b (g) Kurangnya pengetahuan guru terhadap korelasi
antara portofolio dengan karya tulis ilmiah (h) Kekosongan pada salah satu
komponen portofolio dapat diganti melalui PLPG.
Kata kunci : Dampak, Sertifikasi Guru, Karya Tulis Ilmiah, Hambatan.Sari Istika Rini2015-10-07T02:13:50Z2019-01-30T03:47:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26674This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266742015-10-07T02:13:50ZFENOMENA PROSTITUSI DI PANTAI SAMASFenomena prostitusi biasanya kerap muncul di kawasan-kawasan
wisata. Prostitusi juga muncul di kawasan Pantai Samas Bantul
Y ogyakarta meskipun sudah ada peraturan daerah yang melarang
prostitusi. Penelitian ini bertujuan untuk: l).Mendeskripsikan faktor-faktor
penyebab adanya prostitusi di Pantai Samas; 2).Mendeskripsikan upaya
masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengatasi prostitusi di Pantai
Samas.
Pene1itian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis.
Informan dalam penelitian ini adalah PSK (Pekerja Seks Komersial)
Pantai Samas, warga masyarakat sekitar dan Satpol PP Kabupaten Bantul.
Subyek penelitian diambil dengan teknik snowball sampling. Jumlah PSK
di Pantai Samas saat ini dibawah angka 10, sehingga yang dijadikan
sampel cukup 4 informan PSK karena data dan informasi yang diperoleh
telah memadai. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi non partisipasi, pencatatan lapangan dan dokumentasi. Peneliti
sendiri merupakan instrumen penelitian kualitatif ini, namun juga
ditambah dengan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Keabsahan
data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik dalam analisis data
adalah teknik analisis interkatifMiles dan Huberman dengan 4 tahap yaitu;
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: l).Faktor-faktor penyebab
adanya prostitusi di Pantai Samas dibedakan menjadi dua yaitu faktor
intern dan ekstern. Faktor intern penyebab adanya prostitusi di Pantai
Samas yang berasal dati dalam diri PSK Pantai Samas yaitu: tidak
memiliki keterampilan hidup lain, frustasi & trauma dan kebutuhan
seksual. Sedangkan faktor ekstern penyebab adanya prostitusi di Pantai
Samas yaitu: faktor ekonomi, ajakan ternan, sempitnya lapangan
pekerjaan, penyalahgunaan fasilitas terminal bus dan penyalahgunaan
warung & gubuk-gubuk liar; 2).Upaya masyarakat dan pemerintah daerah
dalam mengatasi prostitusi di Pantai Samas adalah: kontrol sosial berupa
ronda dan pengawasan rutin, melaksanakan peraturan daerah Kabupaten
Bantul no. 5 tahun 2007 tentang larangan prostitusi, mengadakan razia
PSK, memberikan pelatihan keterampilan, pelayanan kesehatan murah
melalui puskesmas keliling dan pengawasan rutin dari Polsek Sanden dan
Polres Bantul.
Kata kunci: fenomena prostitusi, PSK dan masyarakat sekitarVivi Ambarwati2015-10-07T02:06:00Z2019-01-30T03:47:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26673This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266732015-10-07T02:06:00ZEFEKTIVITAS METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MODEL PENGEMBENGAN PRESENTASI DALAM PEMBELEJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010-2011Kegiatan belajar mengajar Sosiologi masih didominasi oleh metode
ceramah. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai variasi metode
pembelajaran adalah metode group investigation dengan model pengembangan
presentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan,
kelebihan dan kekurangan, serta perbedaan pre stasi belajar sosiologi siswa kelas
XI IPS pada kelas yang menggunakan metode group investigation dengan model
pengembangan presentasi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan
metode group investigation dengan model pengembangan presentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan desain penelitian
pretest posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Y ogyakarta
tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 113 siswa. Sampel penelitian diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh kelas XI IPS 1 sebagai kelas
eksperimen (30 siswa) dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol (28 siswa).
Instrumen untuk pengambilan data menggunakan observasi dan tes hasil belajar.
Uji instrumen menggunakan rumus product moment (uji validitas) dan alpha
chronbach (uji reliabilitas). Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan
uji homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah uji-t komparatif dua sam pel independen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan metode group
investigation dengan model pengembangan presentasi siswa bekerja dalam enam
tahapan. Kelebihan metode group investigation dengan model pengembangan
presentasi mampu menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, siswa menjadi
kreatif dan mampu bekerjasama, sedangkan kekurangannya adalah sekolah yang
tidak mempunyai fasilitas (proyektor) tidak bisa menerapkan model
pengembangan presentasi dengan menggunakan power point dan video. Selain itu,
hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar sosiologi
yang signifikan siswa yang menggunakan metode group investigation dengan
model pengembangan presentasi dibandingkan dengan kelas yang tidak
menggunakan metode group investigation dengan model pengembangan
presentasi sebesar 5.25%. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil Uji-t dengan nilai
trunmg = 1.807 lebih besar dari ttabel =1.673 pada taraf signifikasi 5%, df = 56, dan
dari mean post test kelas eksperimen sebesar 75.07 sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 69.82.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran, Presentasi Kelompok Siswa, Pre stasi Belajar.Sri Wahyuni2015-10-07T01:57:58Z2019-01-30T03:46:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26672This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266722015-10-07T01:57:58ZFAKTOR PENYEBAB KONFLIK SLEMANIA DAN BRAJAMUSTI DALAM PERSEPAKBOLAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAKonflik dalam dunia sepak bola merupakan konflik yang sering terjadi di
Indonesia. Konflik fungsional ini tidak menjadi masalah manakala tidak terjadi
konflik destruktif, namun dalam realitas sosial di indonesia, khususnya di baerah
Istimewa Y ogyakarta konflik fungsional ini merambah ke konflik destruktif antar
suporter. Konflik antara Slemania dan Brajamusti merupakan contoh konflik yang
terjadi antar suporter. Konflik antara Slemania dan Brajamusti terjadi sejak tahun
2001 sampai sekarang masih terjadi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor penyebab konflik, bentuk-bentuk konflik serta
dampak konflik terse but terhadap suporter, baik dad Slemania maupun
Brajamusti.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data
primer, dengan cara pemilihan informan atau responden dengan teknik key
person, maka teknik snowball sampling diterapkan dalam penelitian ini. Sumber
data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan
bantuan media cetak dan media internet, serta Official record. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi moderat, wawancara semi terstruktur,
dokumentasi dan Official record. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling, Validitas data menggunakan teknik perpanjangan masa
observasi, triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan melalui diskusi
dengan rekan, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles
dan Huberman.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa konflik antara Slemania dan
Brajamusti terjadi sejak tahun 2001. Faktor penyebabnya antara lain; (1)
provokator dalam suporter, karena banyaknya anggota dari Slemania dan
Brajamusti, berdampak pada sulitnya kontrol yang dilakukan, selain itu tindakan
represif aparat keamanan juga menjadi faktor penyebab didalamnya. (2) Strata
tim, Slemania dan Brajamusti merupakan suporter resmi dad PSS dan PSIM.
Konflik diantara mereka mempunyai hubungan dengan naik dan turunya strata tim
tersebut. Hal ini mengakibatkan animal power dari suporter muncul dan jika hasil
yang diharapkan diluar harapan suporter maka frustasi dan kekecewaan
menghampiri suporter. (3) Derbi (dua atau lebih tim yang masih dalam satu
daerah), Slemania dan Brajamusti mempunyai kedudukan yang berdekatan, hal ini
menyebabkan pertemuan kedua organisasi suporter besar ini secara fisik sering
bertemu. (4) Kinerja dari perangkat pertandingan. Bentuk konfliknya antara lain;
lagu-Iagu rasis, bentrok fisik, serta ancaman-ancaman. Dampak dari pada konflik
tersebut antara lain; Iuka fisik, fobia, finansial, tumbuhnya solidaritas kelompok
(ashobiyah), dan akomodasi.
Kala kunci : Suporler, Slemania, Brajamusti, konflik;Febriana Muryanto2015-10-07T01:50:28Z2019-01-30T03:46:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26671This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266712015-10-07T01:50:28ZDAMPAK SOSIOKULTURAL RELOKASI KE RUMAH DOME BAGI MASYARAKAT NEW NGELPEN DUSUN SENGIR KELURAHAN SUMBERHARJO KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMANPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya pembangunan rumah dome di
New Nglepen yang memiliki tipologi rumah yang jauh berbeda dengan tipologi
rumah pada umumnya dan adanya tindakan relokasi bagi warga Nglepen pasca
terjadinya bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 yang melanda
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Nglepen Dusun Sengir,
Kelurahan Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Bencana
alam tersebut telah mengakibatkan amblasnya tanah pemukiman warga hingga
lima meter sehingga warga tidak memiliki tempat tinggal yang layak huni lagi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak secara sosiokultural terhadap
masyarakat New Nglepen yang direlokasi ke rumah dome.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan sumber data utama yang terdiri dari Pengelola Pusat Informasi
Rumah Dome, pengunjung dan warga masyarakat New Nglepen. Sumber data lain
yakni berupa sumber data tertulis yang berasal dari buku atau catatan yang
re1evan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi
terstruktur, observasi langsung dan dokumentasi, sedangkan teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi, sedangkan analisis datanya menggunakan
analisis interaktif Milles dan Hubbennan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan masyarakat Nglepen yang
direlokasi ke New Nglepen dengan tipologi rumah yang berbentuk dome sedikit
demi sedikit telah merubah tatanan kehidupan mereka. Keunikan tipologi rumah
ini te1ah mengundang masyarakat umum untuk datang berkunjung ke New
Nglepen sehingga tempat relokasi ini dijadikan altematif bagi masyarakat untuk
berlibur. Kondisi ini berdampak pada perubahan sosiokultur masyarakat New
Nglepen yang semula adalah sebuah desa yang tidak dikenal oleh masyarakat
umum dan kini menjadi sebuah desa wisata di daerah Pramoanan. Hal ini dapat
dijadikan sebagai modal sosial sekaJigus modal budaya bagi masyarakat New
_ glepen. Dampak sosiokultural yang terlihat antara lain adanya perubahan sistem
pengetahuan masyarakat, perubahan etos kerja, perubahan tingkat keimanan dan
cetakwaan, perubahan kebudayaan yang bersifat material, munculnya kesenian
khas New Nglepen, perubahan kebiasaan, perubahan sikap dan perubahan pola
pikir masyarakat.
Kata kunci : Dampak Sosiokultural, Sengir Sumberharjo Prambanan, Rumah
Dome, New NglepenLutfinita Nurwulandari2015-10-07T01:36:59Z2019-01-30T03:46:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26669This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266692015-10-07T01:36:59ZFENOMENA KAWIN LARI (SEBAMBANGAN) DI DESA SRIKATON KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATANFenomena Kawin Lari (Sebambangan) sering terjadi dalam masyarakat
yang tinggal di Desa Srikaton. Fenomena ini telah menjadi budaya yang dianggap
310 di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mendiskripsikan
faktor-faktor penyebab seseorang melakukan sebambangan; 2). Mendiskripsikan
proses dalam melakukan sebambangan; 3). Mendiskripsikan dampak yang
ditimbulkan dari adanya sebambangan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam
penelitian ini adalah pasangan suami istri yang melakukan sebambangan. Subyek
penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Jumlah pasangan yang
melakukan sebambangan yang dapat dijadikan sebagai informan sebanyak 8
pasangan karena data dan informasi yang diperoleh telah memadai. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi non partisipasi,
pencatatan lapangan dan dokumentasi. Peneliti sendiri merupakan instrumen
penelitian kualitatif ini, namun juga ditambah dengan pedoman wawancara dan
pedoman observasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman dengan
tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
resimpulan. _
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Faktor-faktor penyebab
seseorang melakukan sebambangan dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor
intern dan ekstem. Faktor intern penyebab terjadinya sebambangan yaitu: tidak
mendapatkan restu dari kedua orang tua dari salah satu pasangan, hamil di luar
nik:ah dan menghemat biaya. Faktor ekstern penyebab seseorang melakukan
sebambangan yaitu: masyarakat sudah menganggap sebambangan adalah hal yang
iasa serta ada banyak remaja yang putus sekolah dan faktor ekonomi. 2). Proses
dalam melakukan sebambangan dilakukan dengan dua cara yaitu: menikah di
A dan melarikan anak gadis. 3). Dampak yang ditimbulkan akibat
ebambangan adalah: hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan kedua
orang tua, kesulitan dalam ekononi dan terjadinya perceraian.
Kata Kunci: fenomena kawin lari (sebambangan), Srikaton, Buay Madang
Timnr, Sumatera Selatan.Anisa Pusparani2015-10-07T01:20:05Z2019-01-30T03:46:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26666This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266662015-10-07T01:20:05ZPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)UNTUK PENINGKATAN PREATASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 1 SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012Proses pernbelajaran sosiologi sebagian besar rnasih rnenggunakan rnetode
ceramah dan berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa. Oleh karena
itu perlu adanya upaya untuk rneningkatkan prestasi, salah satunya dengan
penerapan rnetode pernbelajaran dalarn proses pernbelajaran sosiologi. Penelitian
ini bertujuan untuk rnengetahui cara rneningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 8 Purworejo dengan rnenggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAl), untuk mengetahui kelebihan
dan kendala yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan CAR (Classroom Action Research) dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus
rnencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber
data dalam penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Proses pengambilan data
dalam penelitian ini rnelalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan test hasil
belajar. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini dengan triangulasi,
yang terdiri dari triangulasi sumber data dan metode. Dalarn analisis data yaitu
rnenggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Pelaksanaan rnetode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAl) diawali dengan pembagian kelompok secara heterogen dan
setiap anggota kelompok terdapat peran seorang siswa yang lebih rnampu secara
akademik untuk rnembantu anggota kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAl) yang dikombinasikan dengan pemberian hand out,
penjelasan dari guru dan rangkuman dari siswa dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 8 Purworejo. Pada siklus I prestasi
siswa meningkat 0.92, siklus II meningkat 1.40, dan pada siklus III meningkat
2.86. Dengan demikian menunjukkan penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAl) dapat digunakan untuk
rneningkatkan prestasi belajar khususnya pada rnata pelajaran sosiologi. Kendala
yang dihadapi pada awal penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAl
(Team Assisted Indivialization), masih terdapat beberapa siswa yang rnengalami
kesulitan dalam berdiskusi dengan teman kelompok. Kelebihannya adalah siswa
mernpunyai motivasi yang tinggi untuk belajar karena adanya bentuan dari ternan
dan rnempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif, Team Assisted IndividualizationStefani Ardiana Wijiastuti2015-10-07T00:58:37Z2019-01-30T03:46:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26663This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266632015-10-07T00:58:37ZKONFLIK SOSIAL DALAM PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KRETEK BANTULPenataan kawasan wisata Pantai Parangtritis telah berlangsung sejak
tahun 2006. Konflik sosial yang berawal dad perbedaan persepsi dan kepentingan
antara warga kawasan wisata Pantai Parangtritis dengan Pemerintah Kabupaten
Bantul mulai mewarnai penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis
Kretek Bantul; 2) Mengetahui bagaimana konflik sosial yang terjadi dalam
penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis Kretek Bantul; 3) Mengetahui upaya
penyelesaiaan konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis
Kretek Bantu!.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam
penelitian ini adalah warga kawasan wisata Pantai Parangtritis, Dinas Pariwisata
Kabupaten Bantul dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantu!. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pencatatan lapangan, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive
sampling. Istrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri yang
dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Uji validitas
menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teknik
analisis interaktif Miles dan Huberman dengan 4 tahap yaitu; pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Faktor-faktor penyebab
terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis
dibedakan menjadi faktor intern dan faktor ekstern .. Faktor intern penyebab
terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis
meliputi: adanya ketidakberdayaan masyarakat setempat secara ekonomi, politik
dan sosial, sedangkan faktor ekstem terjadinya konflik sosial dalam penataan
kawasan wisata Pantai Parangtritis meliputi: adanya pembangunan dan
modernisasi yang mempengaruhi kebijakan pemerintah. 2) Konflik sosial yang
terjadi dalam penataan kawasan wisata Pantai Prangtritis memiliki dua bentuk
yaitu, konflik vertikal dan konflik horizontal. 3) Upaya Pemerintah Desa
Parangtritis dan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengatasi konflik sosial
dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis selama ini masih terbatas pada
pemberian sosialisasi, pengarahan dan pendampingan. Sulitnya upaya
penyelesaian konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis
tersebut terletak pada kakunya aspirasi dari pihak-pihak yang berkonflik.
Kata kunci: konflik sosial, penggusuran dan penataan kawasan wisata Pantai
Parangtritis. Nurfatimah2015-10-07T00:51:41Z2019-01-30T03:46:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26662This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266622015-10-07T00:51:41ZFAKTOR-FAKTOR PENDORONG PARTISIPASI REMAJA DALAM MELESTARIKAN KESENIAN KUDA LUMPING DI DUSUN SANGGRAHAN KELURAHAN TLOGADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor pendorong
partisipasi remaja dalam melestarikan kesenian kuda lumping di Dusun
Sanggrahan, Kelurahan Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Selain itu
juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan kesenian tradisional kuda
lumping di Dusun Sanggrahan dan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung
dalam kesenian tradisional kuda lumping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi informasi dan bahan kajian tentang kesenian tradisional sebagai salah
satu kesenian rakyat yang patut untuk dilestarikan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah remaja-remaja penari kuda lumping, pelatih tari kesenian kuda lumping,
pawang kesenian kuda lumping, dan tokoh masyarakat Dusun Sanggrahan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode
wawancara dan metode dokumentasi. Teknik validitas data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan ada tiga kesimpulan pokok yang dapat
peneliti ajukan. Pertama, bahwa aspek perkembangan dalam kesenian tradisional
kuda lumping di Dusun Sanggrahan dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain
pad a aspek gerak tarian, musik pengiring, kostum dan tata rias yang digunakan
serta manajemen kesenian tradisional kuda lumping di Dusun Sanggrahan,
keempat aspek tersebut mengalami perkembangan cukup besar namun tidak
mempengaruhi keaslian dari kesenian tradisional kuda lumping. Kedua, faktor
faktor yang mendorong remaja-remaja di Dusun Sanggrahan tergerak hatinya
untuk mau melestarikan kesenian tradisional kuda lumping terdiri dari dua faktor
antara lain, faktor intern (faktor dari dalam) dan faktor ekstern (faktor dari luar).
dapun faktor intern (faktor dari dalam) antara lain faktor dari diri sendiri dan
faktor dari keluarga. Sedangkan faktor ekstern (faktor dari luar) antara lain faktor
dari ternan sebaya dan faktor dari lingkungan sekitar. Ketiga, nilai-nilai yang
terkandung dalam kesenian tradisional kuda lumping an tara lain mengandung
nilai religius, nilai moral, nilai gotong royong, dan nilai rekreasi.
ala Kunci: Partisipasi, Remaja, Kesenian Tradisional Kuda Lumping.Ridha Amini Putri2015-10-06T08:34:34Z2019-01-30T03:46:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26660This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266602015-10-06T08:34:34ZKEHAMILAN PRA NIKAH (Studi di Desa Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten)Terdapat masyarakat di desa Tonggalan yang mengalami kehamilan pra nikah
baik pada usia remaja maupun usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kehamilan pra nikah,
dampak yang ditimbulkan akibat dari kehamilan pra nikah dan solusi yang diambil
masyarakat untuk mengurangi kehamilan pra nikah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitian
dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh melalui
sumber data primer yang berasal dari narasumber langsung yaitu masyarakat di Desa
Tonggalan, sedangkan untuk data sekunder berasal dari buku-buku, majalah, koran
dan lain sebagainya. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling, dalam hal ini peneliti memilih informan yaitu
masyarakat di desa Tonggalan yang mengalami kehamilan pra nikah, orang tua warga
yang mengalami kehamilan pra nikah, dan tokoh masyarakat, sedangkan untuk
menguji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan melalui diskusi dengan
ternan. Analisis data yang digunakan yaitu model analisis Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang melatarbelakangi
terjadinya kehamilan pra nikah di desa Tonggalan adalah kondisi keluarga, tingkat
pendidikan, keadaan lingkungan, pengaruh dari ternan sepermainan, keadaan
ekonomi yang rendah, pemahaman mengenai seks yang salah dan lemahnya
pemahaman agama. Dampak yang ditimbulkan dari kehamilan pra nikah tersebut
adalah perceraian, keadaan ekonomi yang menurun, adanya gunjingan dari
masyarakat terhadap kehamilan pra nikah dan keinginan untuk mengaborsi kehamilan
tersebut. Solusi yang diambil masyarakat desa Tonggalan untuk mengurangi
kehamilan pra nikah adalah menerapkan peraturan mengenai jam kunjung tamu,
mengadakan kegiatan positif untuk anak-anak muda, selalu mengontrol kegiatan
anak-anak muda di desa, dan melakukan penyuluhan tentang seks pra nikah.
Keyword: Kehamilan, Pra nikah.Mia Hermawati2015-10-06T07:56:16Z2019-01-30T03:46:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26659This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266592015-10-06T07:56:16ZPEMBERDAYAAN KETRAMPILAN PEREMPUAN DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA (PSKW) GODEAN SLEMANPenelitian ini bertuiuan untuk mengetahui pemberdayaan keterampilan
perempuan di Panti Sosial Karya Wanita Godean Sleman dan mengetahui
manfaatnya bagi para perempuan serta falctor pendorong maupun penghambat
program pemberdayaan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana
pemberdayaan keterampilan di panti tersebut, peneliti menggunakan teori
yang relevan dengan permasalahan, yaitu kajian tentang gender.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Panti Sosial Karya Wanita Goden
Sleman. Subyek penelitian ini adalah tiga orang pekerja sosial panti serta
tujuh orang warga binaan. Subyek penelitian tersebut diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan .: teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi
sumber digunakan sebagai teknik dalam pemeriksaan keabsahan data.
Langkah-langkah yang diambil dalam analisis data adalah reduksi data,
unitasi dan kategorisasi, display data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan keterampilan
perempuan di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Godean Sleman dilakukan
melalui 3 program keterampilan, yaitu menjahit, tata rias dan olahan pangan.
Manfaat pemberian keterampilan tersebut adalah memberi bekal warga
binaan dengan keterampilan yang disesuaikan dengan minat dan
kemampuannya agar mereka bisa mandiri dengan keterampilan yang dimiliki.
Falctor pendorong dalam pemberdayaan keterampilan perempuan di PSKW
yaitu adanya tenaga pengajar (instruktur) yang kompeten, kelengkapan
fasilitas keterampilan, serta suasana yang kondusif. Sementara itu, minirnnya
jumlah Pekerja Sosial, perbedaan kemampuan setiap warga binaan serta
terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pendukung keterampilan menjadi
falctor penghambatnya. Dengan demikian kealctifan dari pekerja sosial dan
kesadaran dari warga binaan dirasa sangat penting guna mencapai tujuan dari
pemberdayaan keterampilan.
Kata kunci : pemberdayaan, pemberian keterampilan, fakor pendorong dan penghambat pemberdayaan.- Nuriyah2015-10-06T07:47:35Z2019-01-30T03:46:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26658This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266582015-10-06T07:47:35ZTRADISI YASINAN DAN SOLIDARITAS SOSIAL DI MASYARAKAT DESA TRANSISI (Padukuhan Kanjen, Desa Maguwoharjo, Kecamaran Depok, Kabupaten Sleman)Solidaritas merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki setiap
individu dalam suatu masyarakat. Padukuhan Panjen merupakan salah satu desa
transisi dimana terdapat masyarakat asli serta masyarakat pendatang yang hidup
menjadi satu. Masyarakat desa transisi san gat rentan terjadi konflik, sebab
masyarakatnya sedang dalam proses menuju ke arah modem sehingga masyarakat
dapat dengan mudah menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
sumber data utama yang terdiri dari masyarakat Padukuhan Panjen baik
masyarakat asli maupun pendatang yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu serta
remaja. Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber data sekunder yang
diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku,
jumal, dan majalah yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawaneara semi terstruktur, serta observasi non partisipasi, sedangkan
teknik sampling yang digunakan adalahpurposive sampling. Validitas data dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya
menggunakan analisis interaktifMiles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi "yasinan" yang ada di
masyarakat Padukuhan Panjen memiliki konstribusi dalam meningkatkan
solidaritas antar warga baik masyarakat asli ataupun pendatang. Tradisi "yasinan"
yang sudah ada sejak dahulu terus dilestarikan oleh masyarakat Padukuhan
Panjen. Masyarakat Padukuhan Panjen sadar akan pentingnya solidaritas sehingga
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan meningkatkan kebersamaan selalu
dilestarikan; (2) Bentuk solidaritas sosial masyarakat Padukuhan Panjen yang
terus dilestarikan adalah gotong royong, ronda, kumpulan atau rapat; (3) Dalam
melestarikan tradisi "yasinan" terdapat faktor pendorong dan penghambat. Faktor
pendorong yaitu (1) kesadaran masyarakat Padukuhan Panjen untuk terus
melestarikan tradisi "yasinan", (2) tradisi "yasinan" bertujuan mendoakan arwah
leluhur, (3) menjadikan masyarakat Padukuhan Panjen lebih saling mengenal, (4)
membaea surat yaasin merupakan ibadah bagi umat Islam. Faktor penghambat
yaitu kesibukan warga, kesehatan warga, keadaan euaea, pengaruh televisi.
Kata kunei : Solidaritas, Masyarakat Padukuhan Panjen, Tradisi YasinanSanti Putri Kumalasari2015-10-06T07:39:18Z2019-01-30T03:46:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26657This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266572015-10-06T07:39:18ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP STATUS JANDAPria maupun wanita yang telah menikah kemudian berpisah, baik
disebabkan karena perceraian maupun kematian adalah berstatus sama. Hanya
karena frame budaya yang memberikan kekuasaan kepada pria atas wan ita dan
lebih !ebih banyak menunjuk status kaum wanita sebagai janda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kampung Iromejan terhadap
status janda yang ternyata banyak ditemukan di kampung terse but dan mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan adanya persepsi tersebut. Selain itu, penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat
mengenai status janda.
Penelitian ini merupakan penelitian kuaLitatif dengan jenis deskriptif.
Subyek penelitian adalah masyarakat Kampung Iromejan dengan teknik
purposive sampling sejumlah tujuh orang, yaitu perangkat karnpung sejumlah tiga
orang dan anggota masyarakat sejumlah empat orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Teknik
keabsahan yang digunakan adalah teknik triangulasi data dengan triangulasi
sumber. Analisis dilakukan dengan kualitatif model interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagian anggota masyarakat
Kampung Iromejan berpersepsi bahwa janda rnerupakan seseorang yang harus
lebih dipantau, diperhatikan, dan dijaga karena cenderung riskan, terutama janda
yang masih muda. Selain itu, masih ada anggapan umum rnasyarakat bahwa janda
lebih cenderung dicap-atatt-diberi label sebagai perusak hubungan suami istri
orang lain dan sebagai penggoda, akan tetapi masyarakat setempat masih
menanggapi hal tersebut dengan bijak dengan melihat latar belakangnya terlebih
dahulu. Di sisi lain, masyarakat menilai bahwa kaum janda pantas diteladani
karena ketegaran dan kekuatan mereka dalam melanjutkan hidup tanpa suami.
Faktor yang mempengaruhi adanya persepsi tersebut diantaranya: faktor usia;
faktor jenis kelamin, keadaan janda yang beraneka ragam, baik perasaan,
pengalaman, dan sikap mereka sehari-hari; faktor keadaan masarakat yang
mempersepsi; faktor pmgalaman bersama kaum janda; serta kondisi lingkungan
masyarakat dengan kultur yang guyub rukun dengan hubungan spontan seperti
saudara, saling menjaga dan berempati.
Kata kunci:persepsi, status jandaListya Karvistina2015-10-06T07:31:46Z2019-01-30T03:46:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26656This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266562015-10-06T07:31:46ZPENERAPAN KARTUN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KREATIVITAS SISWA KELAS X-A SMA PIRI 1 YOGYAKARTAPenelitian ini dilatar belakangi oleh pembelajaran sosiologi yang berlangsung
selama ini cenderung kurang menarik dan monoton. Penelitian ini bertujuan untuk:
1) mengetahui pelaksanaan penerapan kartun sebagai media pembelajaran sosiologi,
2) meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran sosiologi dengan menerapan
kartun sebagai media pembelajaran sosiologi siswa kelas X-A di SMA PIRI 1
Y ogyakarta, 3) meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran sosiologi dengan
menerapan kartun sebagai media pembelajaran sosiologi siswa kelas X-A di SMA
PIRI 1 Y ogyakarta, 4) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan
kartun sebagai media pembelajaran sosiologi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Sasaran dari penelitian ini adalah kelas
X-A, yang dianggap memiliki motivasi kurang dibanding kelas lain dan hasil belajar
yang dimiliki belum merata. Data diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh
guru kolaborator, wawancara terhadap kepala sekolah, guru, siswa, angket motivasi,
dan hasil catatan lapangan peneliti. Pada penelitian ini terdapat dua analisis data
yaitu kuantitatif dan kualitatif Data kuantitatif digunakan untuk menghitung
motivasi dari hasil angket motivasi, skor berdasarkan observasi oleh kolaborator, dan
kreativitas siswa berdasarkan skor berdasarkan observasi oleh kolaborator.
Sedangkan data kualitatif menggunakan teknik analisis Miles dan Hubberman
(reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan).
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 siklus, masing-masing 2 kali
pertemuan. Siklus I siswa memahami materi dengan kartun tanpa LCD. Siklus II
siswa memahami materi dan diskusi dengan kartun menggunakan LCD. Siklus III
siswa memahami materi dengan kartun menggunakan LCD, diskusi, dan presentasi
karya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan kartun sebagai media
pembelajaran sosiologi mampu meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa.
Motivasi siswa masing-masing siklus mengalami peningkatan persentase, yaitu
67,34% pada siklus I, menjadi 74,29% pada siklus II, dan, 79,34% pada siklus III.
Sedangkan untuk kreativitas terjadi peningkatan persentase dari siklus I yaitu
38,89%, menjadi 69,44% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 77,78% pada
siklus III. Kendala-kendala yang dihadapi selama dilaksanakannya penelitian ini
adalah komunikasi guru dan siswa, pembagian kelompok, pembimbingan siswa,
pembuatan media kartun, dan kemampuan siswa menggambar kartun.
Kata Kunci: Peningkatan Motivasi, Peningkatan Kreativitas, Penerapan Kartun sebagai Media Pembelajaran SosiologiWindani2015-10-06T07:15:40Z2019-01-30T03:46:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26655This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266552015-10-06T07:15:40ZPARTISIPASI SUAMI DALAM AKTIVITAS DOMESTIK RUMAH TANGGA DI DESA TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KEBUPATEN BANTULPenelitian ini dilatarbelakangi oleh anggapan masyarakat tentang
kesetaraan gender yang masih dipahami sebagai keterlibatan istri dalam aktivitas
publik dan tidak dikaitkan pada ranah aktivitas domestik sehingga partisipasi
suami dalam aktivitas domestik rumah tangga masih dianggap kurang pantas.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk partisipasi suami dalam
aktivitas domestik rumah tangga dan faktor yang melatarbelakanginya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data primer
pasangan suami istri yang keduanya bekerja berjumlah 6 pasang. Sumber data
sekunder berasal dari dokumentasi dan kepustakaan melalui buku, media cetak,
dan internet. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dan teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
sumber, sedangkan untuk menganalisis data yang telah terkumpul yaitu dengan
teknik analisis gender model Havard-1lHAF dengan proses kerja analisis
kualitatif interaktif oleh Miles dan Huberman.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat patisipasi
suami dalam aktivitas domestik rumah tangga di Desa Trimurti Kecamatan
Srandakan Kabupaten Bantul, adapun bentuk partisipasi yang dilakukan berupa
aktivitas terkait pengasuhan anak dan kebersihan rumah. Partisipasi yang
dilakukan tidak hanya yang bersifat fisik juga tetapi juga penyertaan emosi dan
pikiran seperti ketika ada pennasalahan terkait pola pengasuhan anak dan evaluasi
belajar anak. Faktor-faktor yang menghambat partisipasi suami dalam aktivitas
domestik rumah tangga terdiri dari faktor internal yaitu: 1. Pemahaman suami
tentang perannya yang masih memandang aktivitas domestik sebagai pekerjaan
istri 2. Merasa kurang nyaman untuk melakukannya, dan faktor eksternal yaitu: 1.
Kuatnya kultur jawa patriarkhi dalam masyarakat 2. Istri menganggap aktivitas
domestik sebagai kewajibannya 3. Kesibukan suami terhadap pekerjaannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam aktivitas domestik
yaitu: 1. Kesadaran akan beban ganda yang dialami istri 2. Pemahaman tentang
konsep mitra sejajar dalam keluarga dan faktor ekstemal yang berasal dari 1.
Keterbatasan waktu yang dimiliki istri akibat berbagai macam aktivitasnya 2.
Kesepakatan yang telah di buat antara suami-istri terkait aktivitas domestik rumah
tangga.
Kata Kunci: kesetaraan gender, partisipasi, dan aktivitas domestikHartiwi Hartiwi2015-10-06T07:08:56Z2019-01-30T03:46:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26654This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266542015-10-06T07:08:56ZPENGEMBANGAN KRATIFITAS SISWA MELALUI IMPLEMENTASI METODE PROYEK FOTOGRAFI PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI SMAN 1 SLEMANTujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses
pengembangan kreativitas siswa melalui implementasi metode proyek fotografi
pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 1 SMAN 1 Sleman. Perumusan
tujuan dilatarbelakangi oleh adanya metode konvensional yang masih sering
digunakan oleh para guru mata pelajaran sosiologi dalam menyampaikan
pembelajaran yang ada.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan populasi
siswa kelas XI IPSI SMAN 1 Slernan tahun ajaran 201012011 yang berjumlah 28
siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Kemmis dan
Taggart yang membagi tindakan penelitian dalam beberapa siklus. Kelas yang
dijadikan subjek penelitian merupakan kelas dari pilihan guru pada awal
penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan pemberian soal tes, penugasan,
observasi, wawancara, catatan lapangan serta dokumentasi kegiatan. Validitas
instrumen dilakukan oleh pihak ahli (expert opinion). Pengambilan data dilakukan
selama proses penelitian berlangsung dan dianalisis menggunakan teknik analisis
kuantitatif dan juga kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengembangkan kreativitas siswa
melalui implementasi metode proyek fotografi mampu meningkatkan kreativitas
yang dimiliki oleh para siswa. Peningkatan kreativitas diketahui dari lembar
observasi, lembar wawancara, angket kreativitas, tes soal, dan juga penugasan.
Berdasarkan lembar observasi dan penugasan yang dikerjakan setiap siklusnya,
kemampuan siswa dalam berpikir dan bersikap kreatif mengalami peningkatan.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh siswa dan guru saat dilakukan
wawancara, implementasi metode proyek mampu meningkatkan kreativitas siswa
dan membantu siswa mengembangkan bakatnya. Berdasarkan tes soal, siswa telah
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah selama implementasi metode
proyek fotografi. Hasil angket kreativitas menunjukkan peningkatan pada setiap
aspeknya, dan secara akumulatif peningkatan yang terjadi adalah siklus I sebesar
76% dengan kategori tinggi, siklus IT sebesar 78% dengan kategori tinggi, dan
meningkat pada siklus m sebesar 80% dengan kategori sangat tinggi.
Kata Kunci : Kreativitas, Metode Proyek, Fotografi- Susanti2015-10-06T07:04:17Z2019-01-30T03:46:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26653This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266532015-10-06T07:04:17ZPENGARUH KELUARG BROKEN HOME TERHADAP MENTAL DAN PRESTASI BELAJAR ANAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keluarga broken
home terhadap mental anak di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Serangan
dan pengaruh keluarga broken home terhadap prestasi serta bagiamana
keseharian anak asuh yang berlatar belakang keluarga broken home tinggal di
Panti. Untuk mengetahui bagaimana peranan panti asuhan tersebut, peneliti
menggunakan teori yang relevan dengan permasalahan, yaitu dengan
menggunakan teori sosialisasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah
Serangan. Subyek penelitian ini adalah dua orang pengelola/pengurus panti
asuhan serta tujuh orang anak asuh. Subjek penelitian tersebut diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data disini,
peneliti menggunakart teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Langkah-langkah yang diambil dalam analisis data adalah reduksi data,
unitasi dan kategorisasi, display data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh keluarga broken home
terhadap mental anak pada umumnya labil tapi setelah mereka tinggal di
Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Serangan ini menjadi sangat
terkondisikan dan jauh dari kata mental yang negatif karena didalam panti
asuhan anak-anak tersebut dibina dan dibimbing agar menjadi pribadi yang
mandiri dan berbudi pekerti islami. Pengaruh pre stasi pada keluarga broken
home bagi anak yang tinggal di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah ini
cenderung aktif dan berpacu dalam nilai akademik karena mereka tinggal
dalam satu atap yang sifatnya kekeluargaan, jadi antara anak yang satu
dengan yang lainnya saling berpacu berusaha mendapatkan prestasi baik di
sekolah ataupun di lingkungan panti. Keaktivan dari pembina dalam
mengasuh juga sangat penting demi tercapainya tujuan dari pembinaan.
Mengenai perkembangan anak setelah berada di Panti asuhan rata-rata
mengalami kemajuan perkembangan yang positif, terutama pada pengetahuan
keagamaan dan pendidikan baik formal ataupun non formal. Hal ini
ditunjukkan dengan sikap anak asuh yang positif dan memiliki pengetahuan
keagamaan serta pendidikan baik formal ataupun non formal yang lebih baik.
Oleh karena itu, antara pengaruh keluarga broken home dengan mental dan
prestasi anak yang berada di panti sangatlah terkondisikan dengan baik serta
mempunyai mental yang kuat dalam menghadapi masa depannya.
Kata kunci : pengaruh keluarga, broken home, kegiatan anak di PantiSeptiana Atik M2015-10-06T06:59:30Z2019-01-30T03:46:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26652This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266522015-10-06T06:59:30ZTREND PEMAKAIAN KAWAT GIGI DI KALANGAN MAHASISWAMahasiswa merupakan agen perubahan sehingga mahasiswa harus mampu
mengikuti perubahan yang terjadi. Penelitian ini terfokus pada trend pemakaian
kawat gigi di kalangan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang melatarbelakangi mahasiswa memakai kawat gigi dan
bagaimana gaya hidup mempengaruhi pemakaian kawat gigi serta dampak yang
ditimbulkan dari pemakaian kawat gigi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitian
dengan pengumpulan data-data bukan angka. Data dalam penelitian diperoleh
melalui sumber data primer yang berasal dari narasumber langsung yaitu
mahasiswa FISE UNY yang memakai kawat gigi, sedangkan untuk sumber data
sekunder berasal dari buku, majalah, koran dan lain sebagainya. Teknik
pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan snowball sampling,
peneliti memilih informan yaitu mahasiswa FISE UNY yang memakai kawat gigi
sedangkan untuk menguji validitas data menggunakan triangulasi sumber.
Analisis data menggunakan model analisis Miles dan Hubberman.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang melatarbelakangi
mahasiswa rnemakai kawat gigi adalah kesehatan, keluarga, ternan, kawat gigi
sebagai penunjang penampilan, pengetahuan, prestise, trend, dan keadaan
ekonomi. Faktor yang paling dominan melatarbelakangi adalah kesehatan yaitu
ingin memperbaiki struktur gigi yang tidak rapi. Pengaruh gaya hidup terhadap
pemakaian kawat gigi di kalangan mahasiswa dapat dilihat dari kawat gigi yang
dijadikan sebagai salah satu penunjang penampilan. Gaya hidup pemakaian kawat
gigi pada kalangan mahasiswa digunakan untuk kesehatan gigi dan juga sebagai
media untuk mengikuti trend yang sedang berkembang yakni trend pemakaian
kawat gigi. Gaya hidup ini dapat menunjukkan status sosial pemakai kawat gigi
yang dapat dilihat dari jenis kawat gigi yang dipakai. Gaya hidup ini juga dapat
dilihat dari kebiasaan mahasiswa yang suka mengganti wama karet kawat gigi
sesuai dengan keinginan mahasiswa tersebut. Dampak positif yang ditimbulkan
dari pemakaian kawat gigi adalah kawat gigi dapat menambah rasa percaya diri,
dan dari segi kesehatan kawat gigi digunakan untuk merapikan struktur gigi.
Sedangkan dampak negatif dari pemakaian kawat gigi dikalangan mahasiswa
adalah sifat mahasiswa yang menjadi boros, perilaku menjadi konsumtif, dan
mahasiswa lebih mementingkan penampilan.
Keyword: Trend, Kawat Gigi, Mahasiswa FISE UNYArinna Bayurinindya2015-10-06T06:53:37Z2019-01-30T03:46:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26651This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266512015-10-06T06:53:37ZPELAKSANAAN MOVING CLASS SI SMA N 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011Penerapan sistem pembelajaran Moving Class adalah salah satu cara agar
sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Moving Class ini juga
merupakan salah satu prasyarat dari Sekolah Kategori Mandiri (SKM). Moving
Class itu sendiri merupakan pembelajaran dimana siswa berpindah ruang setiap
terjadi pergantian pelajaran dan kelas yang dituju merupakan kelas mata
pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pelaksanaan Moving Class
di SMA Negeri 7 Yogyakarta. 2) Mengatahui keIebihan dari Moving Class yang
dilaksanakan di SMA Negeri 7 Y ogyakarta. 3) Mengetahui hambatan dari
peJaksanaan Moving Class di SMA Negeri 7 Y ogyakarta
Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah para siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah SMA Negeri
7 Y ogyakarta. Cara pengambilan sampel adalah dengan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi,
dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
yang meliputi triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Moving Class di SMA Negeri 7
Y ogyakarta telah dirintis sebagai salah satu syarat dari SekoJah Kategori Mandiri
sejak tahun ajaran 2007/2008, namun baru dilaksanakan pad a tahun ajaran
2008/2009. Segenap perangkat sekolah menjalankan fungsi dan tugasnya dalam
rangka mendukung pelaksanaan Moving Class di sekolah terse but. Pada akhir
semester diadakan evaluasi bagi setiap penanggung jawab dalam pengelola
pelaksanaan Moving Class. Terdapat strategi pengelolaan Moving Class dalam
bidang perpindahan peserta didik, ruang belajar mengajar, administrasi guru dan
peserta didik, remidi dan pengayaan, serta penilaian. Pelaksanaan Moving Class
ini memiliki kelebihan yaitu: interaksi siswa dengan siswa kelas lain yang terjadi
setiap pergantian ruang, kenyamanan dan rasa tidak bosan terhadap suasana kelas,
kebebasan menentukan tempat dan ternan duduk, serta sesuainya ruang kelas
dengan mata pelajaran yang diikuti, Namun ada pula hambatan yang dialami
dalam pelaksanaan Moving Class yaitu: harnbatan pelaksanaan Moving Class
Iebih banyak pada waktu yang terpotong, dimana tidak adanya waktu siswa untuk
berpindah ruang karena waktu perpindahan antar kelas sudah terrnasuk dalam satu
jam pelajaran sehingga berdampak pada tidak efektifnya waktu penyampaian
malcr] pdajaran, disarnping pula pada kelengkapan sarana prasarana penunjang
Moving Class yang belum lengkap, belum ditata dan didesainnya ruang sesuai
karakter mata pelajaran yang diikuti, terganggunya konsentrasi dalam kelas ketika
ada siswa yang teriarnbat dan pcrgantian jam kclas lain saat kclas scdang bciaiar,
serta sitat malas yang berujung pada bolos dalam mengikuti pelajaran serta
orestasi siswa yang juga menzalami nenrunan.
Kata Kunci: Movins Class, SMA Negeri 7 rogvakarta.A. Agung Pridayani2015-10-06T06:48:22Z2019-01-30T03:45:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26650This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266502015-10-06T06:48:22ZPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN UPACARA
ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU, CIAMIS, JAWA BARATUpacara Adat Nyangku merupakan upacara pembersihan benda pusaka di
Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Upacara Adat Nyangku merupakan
kebudayaan yang perlu dilestarikan, dalam pelestarian membutuhkan partisipasi
masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetabui upaya yang dilakukan
masyarakat Panjalu dalam melestarikan Upacara Adat Nyangku dan partisipasi
masyarakat Panjalu dalam melestarikan Upacara Adat Nyangku.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data
primer yaitu wawancara dengan 5 informan yaitu ketua Yayasan Borosngora, kuncen
Bumi Alit, masyarakat dan pengunjung. Sumber data sekunder diperoleh dari
dokumentasi, internet dan laporan hasil penelitian yang terkait. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi
data. Analisis data menggunakananalisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan dalam Upacara Adat
Nyangku yaitu cara berpakaian yang mulai terdapat unsur modem, acara pembukaan
yang diawali dengan acara-acara hiburan dan pasar malam, serta kerjasama dengan
tingkat pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian upacara antara
lain partisipasi uang dalam bentuk bantuan dari pemerintah dan sedekah dari
masyarakat, partisipasi harta benda yang dilakukan masyarakat yaitu penitipan benda
pusaka di Museum Bumi Alit, partisipasi tenaga masyarakat dari pra-pelaksanaan
sampai selesai, partispasi keterampilan dengan menampilkan kesenian, kanuragan,
kesenian musik dan kesenian keagamaan. Upaya pelestarian diantaranya dengan
melaksanakan upacara setiap tahun yang dimaksudkan untuk melestarikan,
melaksanakan upacara setiap hari terakhir bulan Rabiul Awal, tidak merubah tata cara
pelaksanaan, selalu memberitahukan sejarah upacara pada setiap pel aksanaan , dan
menjalin kerjasama dengan semua pihak.
Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, pelestarian, Upacara Adat NyangkuAndri Priyanto2015-10-06T06:39:59Z2019-01-30T03:45:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26649This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266492015-10-06T06:39:59ZPELAKSANAANPROGRAM JAM BELAJARMASYARAKAT (PJBM)
DI KELURAHAN TIRTOMULYO, KRETEK, BANTUL YOGYAKARTALatar belakang penelitian ini adalah terletak pada masalah pendidikan khususnya pada masalah belajar anak. Masalah tersebut dapat berasal dari dalam individu anak dan dapat berasal dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk endiskripsikan Pelaksanaan Program Belajar Masyarakat PJBM) yang
berlangsung di Kelurahan, Tirtomulyo, Kretek, Bantul, Yogyakarta.
Subyek penelitian ini adalah para aparatur pemerintah desa (Kadus,Ketua RT, Pamong Desa, Tokoh Masyarakat), orang tua siswa dan siswa setingkat SLTP dan SLTA yang tinggal di Kelurahan Tirtomulyo, Kretek, Bantul, Y ogyakarta.
F okus penelitian ini tentang pelaksanaan P JBM yang meliputi teknis pelaksanaan,
ukungan masyarakat, orang tua dan siswa terhadap pelaksanaan P JBM dan juga
hambatan dan tantangan yang dihadapi di dalam pelaksanaan PJBM. Setting
penelitian mengambil tempat di Kelurahan, Tirtomulyo, Kretek, Bantul, Yogyakarta pada bulan Juni 2010 sampai dengan Agustus 2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan observasi langsung,
kumentasi dan daftar pertanyaan wawancara untuk menguji validitas dan Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi serta penentuan sampel dengan teknik Snow Ball Sampling. Metode yang digunakan untuk menganaliss data dengan model interaktif dalam pengurnpulan data, reduksi data, sampai pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan PJBM di Kelurahan
Irtomulyo pada dasamya sudah sesuai dengan program tersebut, haI ini
. [ukkan dari hasil penelitian dimana hampir di seluruh dusun telah
zoemberlakukan P JBM meskipun masih ada beberapa dusun yang belum
berlakukan PJBM dan beberapa masih belum maksimal dalam realisasinya di
gan. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan PJBM di Kelurahan Tirtomulyo, Kretek, Bantul Yogyakarta antara lain berasal dari: media elektronik,
gnya kesadaran masyarakat, kurangnya sosialisasi baik dari pemerintah maupun pemerintah daerah, Kurangnya relawan/orang yang mengurusi pelaksanaan PJBM, dan sifat malas dari anak.
Kata Kunci: Program, Masyarakat, Jam BelajarMusthofa Apriyanta2015-10-06T06:30:51Z2019-01-30T03:45:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26648This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266482015-10-06T06:30:51ZPELESTARIAN UPACARA PESTA GILING TEBU KELURAHAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGANUpacara pesta giling tebu merupakan salah satu upacara adat tradisional
ang selalu di selenggarakan oleh masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya
masyarakat Kelurahan Sragi setiap tahunnya. Pelestarian upacara pesta giling tebu
penting artinya bagi perubahan sosial budaya masyarakat pendukungnya.
Penelitian upacara pesta giling tebu, bertujuan: 1 )Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan perubahan sosial dan budaya masyarakat Sragi dengan adanya
upacara pesta giling tebu, 2)Untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi dari
masyarakat Sragi dalam penyelenggaraan upacara pesta giling tebu, 3)Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat masyarakat Sragi dalam
melestarikan upacara pesta giling tebu, 4)Untuk mengetahui upaya-upaya dalam
melestarikan upacara pesta giling tebu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan
knik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan empat tahap
~ -aitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1 )Perubahan so sial dan budaya
masyarakat Sragi dengan adanya upacara pesta giling tebu. Awalnya sebagai
ucapan terimakasih pemerintah belanda kepada petani tebu, kemudian sebagai
acara keselamatan bagi petani tebu dan pekerja pabrik gula dan hingga akhimya
sampai sekarang berubah lagi menjadi suatu wujud pelestarian kebudayaan dan
sebagai aset pariwisata. Jalinan komunikasi .dan kerjasama antar warga serta
interaksi sosial warga masyarakat menjadi lebih baik. 2)Bentuk-bentuk partisipasi
dari masyarakat dalam penyelenggaraan upacara pesta giling tebu, misalnya
membantu dalam bidang keamanan, dibentuk kepanitiaan pesta giling tebu,
setiap kepala lingkungan mengeluarkan keseniannya. 3)Faktor pendukung
masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya. Faktor pendukung utama
adalah dana. Faktor penghambat masalah pergeseran budaya, dinamika budaya
tersebut antara lain dengan semakin modernnya kehidupan, sebagai akibat
pendidikan yang tinggi, cepatnya pengaruh budaya intemasional serta
pengetahuan agama yang kuat, maka ada riual yang semestinya dulu
PELESTARIAN UPACARA PESTA GILING TEBU KELURAHAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGANFajar Dadari2015-10-06T06:29:49Z2019-01-30T03:45:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26643This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266432015-10-06T06:29:49ZFENOMENA TARI RAYUB DI KECAMATAN JATIROGO KEBUPATEN TUBANTayub merupakan bentuk kesenian tradisional yang digemari di
Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Tayub sering dipentaskan dalam acara
pernikahan, khitanan, dan bersih desa atau dengan tujuan untuk mendapatkan
kesuburan. Pentas tari tayub ini tidak terlepas dari fenomena penyimpangan
sosial, labeling dari masyarakat dan dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini
bertujuan untuk: mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi pentas tari tayub
dinilai menyimpang dari norma masyarakat sehingga menimbulkan labeling
terhadap profesi ledhek dan mempengaruhi eksistensi ledhek serta dampak pentas
tari tayub bagi ledhek dan masyarakat di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
sumber data utama yang terdiri dari ledhek, pengibing, dan tokoh masyarakat.
sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi
kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara,
dan dokumentasi, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
dan metode, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari tayub diselenggarakan dua sesi
yaitu siang dan malam hari. Eksistensi tari tayub dan ledhek masih terlihat yaitu
Pemerintah Kabupaten Tuban setiap tahunnya mengirlmkan ledhek menjadi
perwakilan Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti Anjungan Budaya di Jakarta,
tampil di TMII dan menjadi salah satu acara wajib untuk hari jadi Kabupaten
Tuban. Tari tayub yang dipentaskan dalam acara perkawinan, khitanan dan
upacara bersih desa dipercaya dapat mempengaruhi kesuburan. Tari tayub
mempunyai fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest dapat dilihat dari
tujuan diadak:annya pentas tari tayub yaitu sebagai ungkapan rasa syukur, menjaga
silaturahmi antara tokoh masyarakat dengan rakyatnya, sedangkan fungsi latent
yaitu adanya penyimpangan, labeling dan dampak dari tari tayub. Bentuk-bentuk
penyimpangan yang terjadi merupakan akibat dari pentas tari tayub yaitu sawer
(sejak tahun 2003 dilarang oleh Pemerintah Kabupaten Tuban), minum-minuman
keras, dan konflik serta perselingkuhan. Penyimpangan sosial tersebut,
mengakibatkan munculnya labeling masyarakat terhadap ledhek baik positif
maupun negatif. Tayub menimbulkan dampak positif dan negatif bagi ledhek dan
masyarakat. Dampak positif dapat dilihat darl segi materl yang diperoleh ledhek
cukup besar. Ledhek mempunyai pengalaman pentas di Jakarta. Dampak negatif
yang dialami ledhek, yaitu mendapat labeling negatif dari masyarakat.
Kata kunci: Tari tayub, ledhek, penyimpangan sosial, labeling, dampakArim Syahroni2015-10-06T06:17:01Z2019-01-30T03:45:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26647This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/266472015-10-06T06:17:01ZMODAL SOSIAL DALAM STRATEGI MLM (MULTY LEVEL MARKETING) TIANSHI DI YOGYAKARTAKeberadaan MLM Tianshi saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
MLM Tianshi merupakan salah satu jenis MLM yang bergerak dalam bidang
makanan kesehatan, perawatan keeantikan, dan perawatan rumah tangga. MLM
Tianshi memiliki modal sosial di dalam strategi kinerjanya. Modal sosial
merupakan elemen penting dalam suatu bidang usaha MLM karena modal sosial
mengandung sumber-sumber daya aktual atau virtual (tersirat) yang berkembang
pada seorang individu atau sekelompok individu karena kemampuan untuk
memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan
yang lebih kurang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan pengenalan
timbal balik. Ada pun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui modal
so sial yang terdapat dalam MLM Tianshi dan mengetahui modal sosial dalam
strategi MLM Tianshi di Y ogyakarta.
Penelitian ini mernpakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode observasi dan wawaneara dalam pengambilan data.
Penelitian dilakukan di stokis Tianshi di Jl. Pattimura no. 9 Kota Barn,
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling dengan alasan peneliti selama mengambilan sampel
dalam penelitian menggunakan pertimbangan tertentu dengan cara memilih orang
orang yang bergabung dalam Tianshi karena mereka paham dengan MLM Tianshi
tersebut sehingga peneliti dapat meneari data dengan mudah. Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Peneliti memilih
sumber yaitu mahasiswa sebagai distributor Tianshi dan masyarakat, peneliti juga
menggunakan metode observasi dan wawaneara sehingga diperoleh keabsahan
data.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil
penelitian bahwa 1) MLM (Multy Level Marketing) Tianshi sebagaimana suatu
lembaga memiliki modal sosial yaitu kepereayaan, jaringan dan norma. 2) Modal
so sial dalam strategi MLM (Multy Level Marketing) Tianshi adalah kepereayaan
yang dilakukan dengan eara melakukan presentasi dan memakai produk, jaringan
yang dilakukan dengan melakukan prospecting, dan norma yang hams dipatuhi
distributor meliputi norma tidak tertulis yaitu kepribadian, pengetahuan dan norma
tertulis.
Kata kunei: Modal Sosial, Strategi, MLM TianshiSri Widihastuti2015-07-08T01:08:14Z2019-01-30T00:50:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22825This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228252015-07-08T01:08:14ZFAKTOR-FAKTOR PENDORONG PARTISIPASI REMAJA
DALAM MELESTARIKAN KESENIAN KUDA LUMPING
DI DUSUN SANGGRAHAN KELURAHAN TLOGOADI
KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor pendorong
partisipasi remaja dalam melestarikan kesenian kuda lumping di Dusun
Sanggrahan, Kelurahan Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Selain itu
juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan kesenian tradisional kuda
lumping di Dusun Sanggrahan dan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung
dalam kesenian tradisional kuda lumping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi informasi dan bahan kajian tentang kesenian tradisional sebagai salah
satu kesenian rakyat yang patut untuk dilestarikan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah remaja-remaja penari kuda lumping, pelatih tari kesenian kuda lumping,
pawang kesenian kuda lumping, dan tokoh masyarakat Dusun Sanggrahan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode
wawancara dan metode dokumentasi. Teknik validitas data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan ada tiga kesimpulan pokok yang dapat
peneliti ajukan. Pertama,bahwa aspek perkembangan dalam kesenian tradisional
kuda lumping di Dusun Sanggrahan dapat dilihat daribeberapa aspek antara lain
pada aspek gerak tarian, musik pengiring, kostum dan tata rias yang digunakan
serta manajemen kesenian tradisional kuda lumping di Dusun Sanggrahan,
keempat aspek tersebut mengalami perkembangan cukup besar namun tidak
mempengaruhi keaslian dari kesenian tradisional kuda lumping. Kedua, faktorfaktor yang mendorong remaja-remaja di Dusun Sanggrahan tergerak hatinya
untuk mau melestarikan kesenian tradisional kuda lumping terdiri dari dua faktor
antara lain, faktor intern(faktor dari dalam) dan faktor ekstern (faktor dari luar).
Adapun faktor intern (faktor dari dalam) antara lain faktor dari diri sendiri dan
faktor dari keluarga. Sedangkan faktor ekstern (faktor dari luar) antara lain faktor
dari teman sebaya dan faktor dari lingkungan sekitar. Ketiga, nilai-nilai yang
terkandung dalam kesenian tradisional kuda lumping antara lain mengandung
nilai religius, nilai moral, nilai gotong royong, dan nilai rekreasi.
Kata Kunci: Partisipasi, Remaja, Kesenian Tradisional Kuda Lumping.Ridha Amini Putri2015-07-08T01:08:08Z2019-01-30T00:50:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22820This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228202015-07-08T01:08:08ZINTERAKSI GENG HUMORIEZT TARELO DI KALANGAN
REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL
(Studi Di Lodadi, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta)Tujuan penelitian adalah mengetahui latar belakang munculnya geng
humoriezt tarelo dan eksistensinya di kalangan remaja di desa Lodadi, Ngemplak,
Sleman, serta mengetahui interaksi yang ada baik itu yang ada didalam komunitas
geng maupun dalam lingkungan sosial setempat. Adapun latar belakang dari
kemunculan geng humoriezt tarelo adalah bermula dari suatu interaksi sosial
dikalangan remaja desa Lodadi yang sering berkumpul membentuk sebuah
komunitas anak muda Lodadi, dengan seringnya berkumpul menjadikan
terbentuknya geng. Interaksi sosial sendiri merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan dengan
kelompok manusia. Oleh karena itu tentu di didalam geng tarelo terdapat interaksi
yang menarik untuk dikaji, baik interaksi internal geng maupun dengan
lingkungan sosial setempat.
Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif
kualitatif, dengan pengumpulan data, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan sampel
informan penelitian usia remaja yang tergabung dalam geng humoriezt tarelo. Hal
tersebut dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat
sasaran. Data yang diperoleh dianalisis dan menggunakan uji validitas salah
satunya dengan cara ketekunan pengamatan dan trianggulasi. Dalam
menganalisis data penelitian ini dengan model analisis interaktif dari Miles dan
Huberman melalui 4 tahapan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa para remaja yang ikut
bergabung ke dalam geng humoriezt tarelo mempunyai motivasi yang menjadi
dasar mereka tertarik untuk masuk kedalam geng humoriezt tarelo, sesuai dengan
hasil penelitian bahwa menurut mereka geng ini merupakan sebuah keluarga, yang
setiap saat bisa menjadi ajang curahan hati mereka ketika banyak masalah, alasan
lain disebabkan karena pengaruh teman sebaya atau lingkungan dan hanya ikut
karena di dalam geng ini bisa menambah teman dan bisa saling membantu.
Singkatnya interaksi sosial yang terbentuk berjalan harmonis baik sesama anggota
geng maupun dengan lingkungan sosial di desa Lodadi. Hal tersebut terlihat
dengan ikut berbaurnya geng humoriezt tarelo ketika ada kegiatan
kemasyarakatan ataupun kepemudaan di lingkungan Lodadi. Masyarakat
menganggap geng humoriezt tarelo masih dalam batas wajar dalam setiap
aktivitas yang dilakukan, jadi masyarakat tidak terlalu terganggu dengan
keberadaan geng tersebut.
Kata Kunci: Interaksi Geng Humoriezt Tarelo Di kalangan RemajaNugroho Prihantoro2015-07-07T01:13:14Z2019-01-30T00:47:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22678This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226782015-07-07T01:13:14ZPERSEPSI REMAJA TERHADAP ASPEK PORNOGRAFI PADA FILM
BERTEMA KOMEDI SEKS
(Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Remaja di Desa Blambangan,
Kecamatan Bawang, Banjarnegara)Perkembangan teknologi yang cepat membangkitkan dunia perfilman
Indonesia. Ironisnya dengan teknologi yang semakin maju, tidak dapat
dimanfaatkan oleh perindustrian film Indonesia untuk membuat film yang
bermanfaat bagi khalayak khususnya remaja. Saat ini salah satu film yang menjadi
trend adalah film bertema komedi seks. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan aspek-aspek pornografi dan persepsi siswa terhadap aspek
tersebut pada film bertema komedi seks serta tanggapan dan upaya masyarakat
dalam melindungi dan mencegah pengaruh negatif dari film bertema komedi seks
di wilayah Desa Blambangan Kecamatan Bawang, Banjarnegara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu
mengintepretasikan sebagaimana adanya persepsi remaja terhadap aspek
pornografi. Pemilihan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive
sampling. Responden penelitian ini adalah remaja dan masyarakat Desa
Blambangan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model interaktif
sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan, (1a) Aspek pornografi yang terdapat
dalam film bertema komedi seks merupakan sejumlah aspek pornografi yang
penyajianya disamarkan dalam bentuk komedi yang lucu. Aspek pornografi yang
ditemukan dalam film ini meliputi pornoaksi, pornosuara dan pornografi. Dalam
film ini tidak terdapat pornoteks. (1b)Persepsi remaja terhadap aspek pornografi
yang terdapat dalam film bertema komedi seks beraneka ragam. Mereka
mempunyai persepsi bahwa aspek pornografi yang terdapat dalam film bertema
komedi seks sebagai sesuatu yang biasa dalam sebuah film, dan masih dalam
batas yang normal dan wajar-wajar saja. Pornografi hanya bersifat sebagai bumbu
penyedap yang berfungsi agar cerita film menjadi lebih menarik. (2)Dampak film
komedi seks bersifat relatif, artinya dapat memberikan dua efek yaitu efek positif
dan negatif. Masyarakat menganggap fenomena film komedi seks sebagai efek
dari perkembangan teknologi dan komunikasi. Masyarakat mempunyai cara
tersendiri untuk melindungi remaja dari dampak negatif film tersebut.
Kata kunci: Aspek Pornografi, Persepsi Remaja, Tanggapan MasyarakatEko Nugroho Windhiarto2015-07-03T06:35:27Z2019-01-30T00:38:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22538This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225382015-07-03T06:35:27ZPRAGMATISME PEMILIH DALAM PEMILU
(Studi kasus pada pemilu legislatif 2009 di Desa Karangrejo, Kecamatan
Karanggayam, Kabupaten Kebumen)Pemilu merupakan sarana guna memberikan jaminan terhadap individu
memilih sosok yang menurut mereka paling pantas sebagai pengemban amanat
dan kedaulatan mereka. Pemilu merupakan suatu bentuk partisipasi politik yang
bersifat periodik. Namun dalam pelaksanaanya pemilu hanya diambil manfaat
secara langsung saja. Pelaksanaan pemilu legislatif 2009 di Desa Karangrejo tidak
terlepas dari pragmatisme pemilih dalam pemilu. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk pragmatisme pemilih dalam pemilu dan faktor
pendorong pragmatisme pemilih dalam pemilu legislatif 2009 di Desa
Karangrejo, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
sumber data utama yang terdiri dari pemilih, calon anggota legislatif yang berhasil
maupun yang gagal duduk di DPRD Kebumen periode 2009-2014, dan panwaslu
Desa Karangrejo, kemudian sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi
dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi
sumber dan metode, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Karangrejo merupakan salah satu
desa di Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen. Berdasarkan pembagian
luas wilayah sebagian besar luas wilayah Desa Karangrejo adalah tegal/ladang.
Menurut data potensi Desa Karangrejo menunjukkan bahwa Desa Karangrejo
terbagi menjadi 5 Rw dan 13 RT. Desa Karangrejo termasuk dalam tipologi desa
sekitar hutan. Desa Karangrejo berjarak 25 Km dari pusat pemerintahan
Kecamatan Karanggayam dan 19 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten
Kebumen.Bentuk pragmatisme pemilih dalam pemilu legislatif 2009 di Desa
Karangrejo terdapat empat bentuk, yaitu: bentuk permintaan kompensasi uang
secara kolektif, bentuk permintaan kompensasi uang secara individu, bentuk
permintaan kompensasi barang secara kolektif, dan bentuk pertukaran
kepentingan. Pragmatisme pemilih tersebut didorong oleh empat faktor yaitu:
hilangnya kepercayaan pemilih terhadap calon anggota legislatif, eksistensi
pemilih dalam lingkungannya, desakan ekonomi pemilih dan permainan kotor
calon anggota legislatif.
Kata kunci: pemilu, pemilih, pragmatismeJoko Fitra2015-07-03T06:35:27Z2019-01-30T00:38:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22539This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225392015-07-03T06:35:27ZMODAL SOSIAL DALAM STRATEGI MLM
(MULTY LEVEL MARKETING) TIANSHI DI YOGYAKARTA
(Studi pada Stokis Jl. Pattimura No. 9 Kota Baru, Yogyakarta)Keberadaan MLM Tianshi saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
MLM Tianshi merupakan salah satu jenis MLM yang bergerak dalam bidang
makanan kesehatan, perawatan kecantikan, dan perawatan rumah tangga. MLM
Tianshi memiliki modal sosial di dalam strategi kinerjanya. Modal sosial
merupakan elemen penting dalam suatu bidang usaha MLM karena modal sosial
mengandung sumber-sumber daya aktual atau virtual (tersirat) yang berkembang
pada seorang individu atau sekelompok individu karena kemampuan untuk
memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubungan-hubungan
yang lebih kurang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan pengenalan
timbal balik. Ada pun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui modal
sosial yang terdapat dalam MLM Tianshi dan mengetahui modal sosial dalam
strategi MLM Tianshi di Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode observasi dan wawancara dalam pengambilan data.
Penelitian dilakukan di stokis Tianshi di Jl. Pattimura no. 9 Kota Baru,
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling dengan alasan peneliti selama mengambilan sampel
dalam penelitian menggunakan pertimbangan tertentu dengan cara memilih orangorang yang bergabung dalam Tianshi karena mereka paham dengan MLM Tianshi
tersebut sehingga peneliti dapat mencari data dengan mudah. Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Peneliti memilih
sumber yaitu mahasiswa sebagai distributor Tianshi dan masyarakat, peneliti juga
menggunakan metode observasi dan wawancara sehingga diperoleh keabsahan
data.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil
penelitian bahwa 1) MLM (Multy Level Marketing) Tianshi sebagaimana suatu
lembaga memiliki modal sosial yaitu kepercayaan, jaringan dan norma. 2) Modal
sosial dalam strategi MLM (Multy Level Marketing) Tianshi adalah kepercayaan
yang dilakukan dengan cara melakukan presentasi danmemakai produk, jaringan
yang dilakukan dengan melakukan prospecting, dan norma yang harus dipatuhi
distributor meliputi norma tidak tertulis yaitu kepribadian, pengetahuan dan norma
tertulis.
Kata kunci: Modal Sosial, Strategi, MLM TianshiSri Widihastuti2015-07-03T06:34:13Z2019-01-30T00:37:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22523This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/225232015-07-03T06:34:13ZPERUBAHAN ASPIRASI MASYARAKAT DESA TERHADAP JENJANG PENDIDIKAN TINGGI
(Studi Kasus di Desa Baleraksa, Kecamatan Karang Moncol,
Kabupaten Purbalingga)Pendidikan di semua jenjang, berhak dinikmati oleh setiap warga negara
Indonesia. Begitu pula warga masyarakat di desa yang saat ini sudah mampu
menjangkau jenjang pendidikan tinggi untuk semua kalangan tanpa batas pemisah satu
sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adanya perubahan aspirasi
masyarakat Desa Baleraksa terhadap jenjang pendidikan tinggi dengan tidak
mengabaikan faktor dan dampak yang mengiringi proses perubahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data
utama yang terdiri dari anak-anak di Desa Baleraksa yang mengenyam jenjang
pendidikan tinggi beserta orang tua, orang tua dan anak yang tidak kuliah, dan
perangkat desa. Selain itu, peneliti juga menggunakan sumber data sekunder yang
diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan buku, jurnal, dan
majalah yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
semi terstruktur, serta observasi pasif, sedangkan teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles
dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan aspirasi masyarakat Desa
Baleraksa terhadap jenjang pendidikan tinggi merupakan kondisi meningkatnya cara
pandang dan harapan yang digantungkan oleh sebagian besar masyarakat di desa
tersebut terhadap jenjang pendidikan tinggi. Faktor penyebab perubahan, yakni faktor
9
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari keluarga dan lingkungan masyarakat
di Desa Baleraksa, sedangkan faktor eksternal berasal globalisasi dan kemudahan akses
untuk melakukan hubungan dengan luar wilayah Desa Baleraksa. Adapun faktor
pendorongnya yakni kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat Desa Baleraksa
yang terbuka, dan orientasi maju di masa depan. Adapun faktor penghambatnya yakni
keterbatasan biaya dan minimnya fasilitas pendidikan. Dampak yang ditimbulkan oleh
perubahan aspirasi masyarakat Desa Baleraksa terhadap jenjang pendidikan tinggi. yakni
dampak positif bagi Desa Baleraksa itu sendiri dan masyarakatnya,serta dampak negatif
berupa kurangnya tenaga muda yang mampu memajukan desa.
Kata kunci : Aspirasi, Masyarakat Desa, Pendidikan Tinggi.Ratih Maulina Mahardhika2015-07-03T06:33:13Z2019-01-30T00:36:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22490This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224902015-07-03T06:33:13ZPenyesuaian Diri Orang Tua Terhadap Perilaku Anak Autisme Di Dusun
Samirono, Catur Tunggal, Depok, Sleman, YogyakartaPenyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara
psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara
mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik. Orang
tua yang memiliki anak autisme membutuhkan penyesuaian diri terhadap perilaku
anak dan juga terhadap kondisi sosial yang berubah karena adanya anak autisme.
Perilaku anak autisme dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu, perilaku eksesif
(hiperaktif/ berlebihan) dan perilaku yang defisit (pendiam/ kekurangan). Perilaku
excessive(hiperaktif) yaitu suka mengamuk, merusak bahkan sampai menyakiti
dirinya sendiri. Perilaku devicientditandai dengan gangguan bicara, perilaku
sosial kurang sesuai, emosi yang tidak tepat seperti menangis tanpa sebab. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penyesuaian diri
orang tua terhadap perilaku anak autisme; usaha apa saja yang ditempuh orang tua
untuk bias menyesuaikan diri dengan perilaku anak autisme; dan mengetahui
faktor pendukung dan faktor penghambatdari usaha orang tua dalam proses
penyesuaian diri dengan perilaku anak autisme.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah melalui sumber data primer yang diperoleh
melalui teknik wawancara mendalam (in-depth interview) kepada orang tua anak
autisme. Subjek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak autisme. Sumber
data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku, surat kabar, dan
foto atau gambar. Teknik pengambilan sampel menggunakanPurposive Sampling,
sedangkan untuk memvalidkan/mengabsahkan data menggunakan teknik
triangulasi. Dalam memeriksa keabsahan data ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah bahwa orang tua dalam proses
penyesuaian diri dengan perilaku anak autisme membutuhkan kesabaran yang
cukup juga membutuhkan waktu yang cukup lama, karena memiliki anak autisme
yang berperilaku hiperaktif sulit untuk ditangani, setiap hari orang tua hidup
dalam tekanan anaknya, sehingga untuk menyesuaikan diri dengan perilaku anak
orang tua memberikan penanganan dengan mengadakan terapi perilaku dan
modifikasi perilaku. Terapi perilaku ini meliputi terapi okupasi, terapi wicara,
sosialisasi dengan menghilangkan perilaku tidak wajar. Terapi modifikasi perilaku
meliputi modeling dan penguatan positif. Faktor pendukung dan faktor
penghambat dari usaha orang tua dalam proses penyesuaian diri terhadap perilaku
anak autisme terdiri dari beberapa faktor, 1. Faktor ekonomi cendrung para orang
tua mempunyai ekonomi yang cukup, 2. Faktor keluarga, semua keluarga
mendukung dan menerima keadaan anaknya, 3. Faktor lingkungan masyarakat
sangat mendukung dan dapat menerima keadaan perilaku si anak. Faktor
penghambat cendrung perilaku anak yang susah diatur karena perilakunya yang
hiperaktif.
Key word: Penyesuaian diri, Orang tua, Perilaku Anak AutismeSri Wahyuni2015-07-02T13:50:57Z2019-01-30T00:34:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22409This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224092015-07-02T13:50:57ZHIP HOP JAWA SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS
KELOMPOK JOGJA HIP HOP FOUNDATIONJogja Hip Hop Foundation merupakan komunitas bagi musisi-musisi hip
hop Jawa berada di Yogyakarta. Jogja Hip Hop Foundation berbeda dengan
kelompok Hip Hop lainnya, hal ini dapat dilihat dari jenis musik yang mereka
gunakan. Jenis musi k mereka merupakan perpaduan antara musik Hip Hop
dengan budaya jawa yang disebut Hip Hop Jawa. Jenis musik tersebut merupakan
pembentuk identitas bagi Jogja Hip Hop Foundation. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui proses pembentukan identitas dan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan identitas dalam Jogja Hip Hop
Foundation.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber
data primer terdiri dari pendiri, anggota, dan penggemar Jogja Hip Hop
Foundation yang berjumlah 7 orang, sedangkan sumber data sekunder diperoleh
melalui dokumentasi, media cetak dan internet. Teknik pengumpulan data yang
digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedangkan analisis datanya
menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan identitas
kelompok Jogja Hip Hop Foundation terjadi secara bertahap yaitu dari tahap tidak
mengetahui identitas dimana anggota tidak tertarik dengan Budaya Jawa dan lebih
mengarah pada Hip Hop Amerika, tahap pencarian identitas melalui penggunaan
Bahasa Jawa dalam musik Hip Hop, tahap pencapaian identitas melalui Hip Hop
Jawa untuk mengenalkan budaya jawa melalui media musik Hip Hop. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya identitas Hip Hop jawa dalam Jogja Hip Hop
Foundation antara lain kreativitas dengan menggabungkan musik Hip Hop dengan
Budaya Jawa, ideologi kelompok untuk melestarikan dan mengenal Budaya Jawa,
status sosial dimana Jogja Hip Hop Foundation tidak membeda-bedakan,
memandang semua orang dengan derajat yang sama, media massa sebagai sarana
untuk mempublikasikan Hip Hop Jawa, dan kesenangan akan musik Hip Hop dan
Budaya Jawa. Simbol-simbol yang menunjukan identitas Hip Hop Jawa adalah
penggunaan Bahasa Jawa, pakaian batik, lirik yang berasal dari ki tab jawa dan
puisi jawa, serta musik tradisional jawa seperti gamelan yang dipadukan dengan
musik Hip Hop. Hip Hop Jawa yang dibawakan oleh Jogja Hip Hop Foundation
merupakan bagian dari subkultur Hip Hop dan juga menjadi subkultur dari musikmusik yang umum di Indonesia seperti musik pop yang biasanya mengusung
tema percintaan.
Kata kunci: Identitas, Hip Hop Jawa, dan Jogja Hip Hop FoundationLisnia Yulia Rakhmawati2015-07-02T13:50:57Z2019-01-30T00:34:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22419This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224192015-07-02T13:50:57ZADAPTASI SOSIAL PENGUNGSI ERUPSI GUNUNG MERAPI
DI HUNIAN SEMENTARA (HUNTARA) JENGGALA DUSUN
PLOSOKEREP DESA UMBULHARJO KEC. CANGKRINGAN
KAB. SLEMANBencana erupsi gunung Merapi merusak rumah para warga yang berada di
sekitar lereng Merapi. Korban yang kehilangan rumah direlokasikan ke Huntara
yang berada di masing-masing desa asal. Huntara terdiri dari beberapa dusun,
sehingga para pengungsi harus menyesuaikan diri dengan para pengungsi yang
lain, lingkungan Huntara, dan masyarakat yang berada disekitar Huntara.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses adaptasi sosial dan dampak sosial terhadap para pengungsi di
Huntara Jenggala Dusun Plosokerep, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Plosokerep, Desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Informan penelitian adalah pengungsi di Hunian
Sementara Jenggala Dusun Plosokerep. Teknik pengumpulan data, yaitu dengan
observasi non partisipasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi dan
referensi yang cukup. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya bentuk adaptasi sosial pada
pengungsi di Huntara Jenggala terjadi pada interaksi sosial dalam prosesnya yang
terbentuk melalui solidaritas sosial. Adaptasi para pengungsi merupakan proses
penyesuaian diri dengan lingkungan baik secara sosial dan fisik setelah bencana
erupsi Merapi. Melalui proses sosial, maka disadari maupun tidak disadari telah
membentuk solidaritas sosial. Interaksi yang semakin solid membawa mereka
pada solidaritas organis yang terwujud dalam kelompok sosial. Proses adaptasi
selain mengandung faktor pendorong dan penghambat juga mempengaruhi
pranata sosial walaupun tidak secara menyeluruh. Perubahan yang sederhana ini
juga membawa dampak baik dalam proses sosial itu sendiri maupun dalam
interaksi sosialnya. Pendataan ulang secara administrasi, koordinasi kepentingan
antar kelompok dusun, dan berbagai kelompok kerjasama lainnya juga ikut
berubah. Dampak bagi para pengungsi akibat bencana erupsi merapi selain
kerugian material dan non-material secara manifest juga terdapat pada interaksi
sosial yang semakin baik dalam kerjasama dan organisasi.
Kata kunci : Adaptasi, Pengsungsi, HuntaraDani Hendramawan Suprianto2015-07-02T13:50:56Z2019-01-30T00:34:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224042015-07-02T13:50:56ZPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN
UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU, CIAMIS,
JAWA BARATUpacara Adat Nyangku merupakan upacara pembersihan benda pusaka di
Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Upacara Adat Nyangku merupakan
kebudayaan yang perlu dilestarikan, dalam pelestarian membutuhkan partisipasi
masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui upaya yang dilakukan
masyarakat Panjalu dalam melestarikan Upacara Adat Nyangku dan partisipasi
masyarakat Panjalu dalam melestarikan Upacara Adat Nyangku.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber
data primer yaitu wawancara dengan 5 informan yaitu ketua Yayasan Borosngora,
kuncen Bumi Alit, masyarakat dan pengunjung. Sumber data sekunder diperoleh
dari dokumentasi, internet dan laporan hasil penelitian yang terkait. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data
menggunakan triangulasi data. Analisis data menggunakan analisis interaktif yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan dalam Upacara
Adat Nyangku yaitu cara berpakaian yang mulai terdapat unsur modern, acara
pembukaan yang diawali dengan acara-acara hiburan dan pasar malam, serta
kerjasama dengan tingkat pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam upaya
pelestarian upacara antara lain partisipasi uang dalam bentuk bantuan dari
pemerintah dan sedekah dari masyarakat, partisipasi harta benda yang dilakukan
masyarakat yaitu penitipan benda pusaka di Museum Bumi Alit, partisipasi tenaga
masyarakat dari pra-pelaksanaan sampai selesai, partispasi keterampilan dengan
menampilkan kesenian, kanuragan, kesenian musik dan kesenian keagamaan.
Upaya pelestarian diantaranya dengan melaksanakan upacara setiap tahun yang
dimaksudkan untuk melestarikan, melaksanakan upacara setiap hari terakhir bulan
Rabiul Awal, tidak merubah tata cara pelaksanaan, selalu memberitahukan sejarah
upacara pada setiap pelaksanaan, dan menjalin kerjasama dengan semua pihak.
Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, pelestarian, Upacara Adat NyangkuAndri Priyanto2015-07-02T13:50:56Z2019-01-30T00:34:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224132015-07-02T13:50:56ZPELAKSANAAN MOVING CLASSDI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011Penerapan sistem pembelajaran Moving Classadalah salah satu cara agar
sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Moving Class ini juga
merupakan salah satu prasyarat dari Sekolah Kategori Mandiri (SKM). Moving
Classitu sendiri merupakan pembelajaran dimana siswa berpindah ruang setiap
terjadi pergantian pelajaran dan kelas yang dituju merupakan kelas mata pelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pelaksanaan Moving Classdi SMA
Negeri 7 Yogyakarta. 2) Mengatahui kelebihan dari Moving Classyang
dilaksanakan di SMA Negeri 7 Yogyakarta. 3) Mengetahui hambatan dari
pelaksanaan Moving Classdi SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah para siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah SMA Negeri
7 Yogyakarta. Cara pengambilan sampel adalah dengan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi,
dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
yang meliputi triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Moving Classdi SMA Negeri 7
Yogyakarta telah dirintis sebagai salah satu syarat dari Sekolah Kategori Mandiri
sejak tahun ajaran 2007/2008, namun baru dilaksanakan pada tahun ajaran
2008/2009. Segenap perangkat sekolah menjalankan fungsi dan tugasnya dalam
rangka mendukung pelaksanaan Moving Classdi sekolah tersebut. Pada akhir
semester diadakan evaluasi bagi setiap penanggung jawab dalam pengelola
pelaksanaan Moving Class. Terdapat strategi pengelolaan Moving Class dalam
bidang perpindahan peserta didik, ruang belajar mengajar, administrasi guru dan
peserta didik, remidi dan pengayaan, serta penilaian. Pelaksanaan Moving Class
ini memiliki kelebihan yaitu: interaksi siswa dengan siswa kelas lain yang terjadi
setiap pergantian ruang, kenyamanan dan rasa tidak bosan terhadap suasana kelas,
kebebasan menentukan tempat dan teman duduk, serta sesuainya ruang kelas
dengan mata pelajaran yang diikuti. Namun ada pula hambatan yang dialami
dalam pelaksanaan Moving Classyaitu: hambatan pelaksanaan Moving Class
lebih banyak pada waktu yang terpotong, dimana tidak adanya waktu siswa untuk
berpindah ruang karena waktu perpindahan antar kelas sudah termasuk dalam satu
jam pelajaran sehingga berdampak pada tidak efektifnya waktu penyampaian
materi pelajaran, disamping pula pada kelengkapan sarana prasarana penunjang
Moving Class yang belum lengkap, belum ditata dan didesainnya ruang sesuai
karakter mata pelajaran yang diikuti, terganggunya konsentrasi dalam kelas ketika
ada siswa yang terlambat dan pergantian jam kelas lain saat kelas sedang belajar,
serta sifat malas yang berujung pada bolos dalam mengikuti pelajaran serta
prestasi siswa yang juga mengalami penrunanA. Agung Pridayani2015-07-02T00:33:03Z2019-01-30T00:31:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22297This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/222972015-07-02T00:33:03ZFENOMENA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI JALAN
KESATRIAN KIDUL KOTA MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Faktor-faktor
pengendara motor di bawah umur serta dampak adanya pengendara motor di
bawah umur dan solusi meminimalisir pengendara motor di bawah umur agar
remaja tidak melakukan perbuatan yang melanggar peraturan lalu lintas di Jalan
Kesatrian Kidul Kota.
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Kesatrian Kidul Kelurahan Gelangan
Kota Magelang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan prinsip purposive
samplingyang dipadukan dengan teknik snowball sampling. Informan penelitian
adalah pelaku pengendara motor di bawah umur, orang tua pengendara motor,
masyarakat sekitar Kota Magelang dan anggota kepolisian lalu lintas Kota
Magelang. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data, yaitu
dengan observasi (participant as observer), wawancara semi terstruktur dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi,
konfirmabilitas dan referensi yang cukup. Teknik analisis datadalam penelitian
ini menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengendara motor di bawah
umur merupakan perilaku yang menyimpang yang melanggar peraturan UndangUndang lalu lintas kepolisian. Pengendara motor di bawah umur menggunakan
motor disebabkan faktor dari diri sendiri, teman dan lingkungan sekitar. Peran
orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak merupakan hal yang penting,
adanya pembentukan kepribadian yang dilakukan oleh orang tua dan komunikasi
tentang bahaya mengendarai motor merupakan upaya meminimalisir anak
mengendarai motor. Meskipun banyak masyarakat yang belum menyadari
pentingnya peraturan berlalu lintas, namun dengan adanya pengenalan dan
pendidikan rambu-rambu lalu lintas di kalangan remaja, serta pihak sekolah yang
bekerjasama dengan kepolisian memberikan solusi yang tepat.
Kata Kunci:Fenomena Pengendara Motor Di Bawah Umur, remaja, orang
tua, kepolisian dan masyarakat sekitar.Atika Novy Primulyati2015-07-01T00:59:40Z2019-01-30T00:24:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22089This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220892015-07-01T00:59:40ZUPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI
I IMOGIRI BANTUL PELAJARAN 2010/2011Penelitian ini berlatar belakang mengenai siswa kelas X3 mempunyai
minat belajar yang lebih rendah dibanding kelas yang lain, hal tersebut membuat
siswa tidak bersemangat dan kurang berminat mengikuti proses pembelajaran
sosiologi. Akhirnya materi yang disampaikan guru kurang dapat diterima dengan
maksimal oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran sosiologi melalui penerapan VCD sebagai media pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri I Imogiri dan mengetahui bagaimana cara meningkatkan
minat belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sosiologi dengan
penerapan VCD sebagai media pembelajaran sosiologi
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Sasaran dari penelitian ini adalah
kelas X3 dengan jumlah siswa 34, yang dianggap memiliki minat belajar kurang
disbanding kelas lain dan hasil belajar yang dimiliki belum merata. Data diperoleh
melalui observasi yang dilakukan oleh kolaborator, wawancara terhadap kepala
sekolah, guru, siswa, angket minat belajar siswa dan hasil catatan lapangan
peneliti. Pada penelitian ini digunakan VCD sebagai media pembelajaran
sosiologi guna meningkatkan minat belajar siswa mengikuti kegitan pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri I Imogiri. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari
tahapan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, angket dan refleksi.
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 8 maret sampai 29 April 2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran sosiologi melalui penerapan
pembelajaran VCD, yang dipadukan dengan diskusi dan tanya jawab dapat
meningkatkan minat belajar sosiologi. Hal tersebut ditunjukan dari skor rata-rata
proses peningkatan minat menggunakan media VCD pembelajaran. Skor rata-rata
pada pratindakan sebesar 48,94 (43,7%). Skor rata-rata pada siklus I sebesar 55,23
(49,32%). Skor rata-rata pada siklus II sebesar 74,76 (66,75%). Sedangkan Skor
rata-rata pada siklus III sebesar 90,47 (80,78%). Jadi, skor rata-rata minat siswa
dari pratindakan ke siklus III meningkat sebesar 41,53 (37,08%). Hal itu berarti
menunjukkan adanya peningkatan minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
sosiologi dengan penerapan VCD sebagai media pembelajaran sosiologi di SMA
Negeri I Imogiri.
Kata kunci : minat, belajar, media pembelajarn VCDPradana Bela Nusa Bangsa2015-07-01T00:59:11Z2019-01-30T00:24:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22086This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220862015-07-01T00:59:11ZBENTUK INTERAKSI ANTAR PEDAGANG AKSESORI DI EMPERAN
TOKO (PERKO) MALIOBORO
YOGYAKARTAInteraksi merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup masyarakat
dan kesejahteraan bersama. Interaksi adalah kunci dari semua kehidupan. Tanpa
adanya interakasi kehidupan sosial itu tidak mungkin terjadi. Hal ini karena
manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial dimana tidak bisa hidup tanpa orang
lain dan sebagai makhluk sosial. Demikian pula para pedagang aksesori yang
beragam dan posisi jualan yang saling berhadap-hadapan serta berdampingan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk interaksi antar
pedagang aksesori di emperan toko (perko) Malioboro, Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan di emperan toko (perko) Malioboro, Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif secara induktif.
Informan dari penelitian ini adalah, pedagang aksesori, pedagang non aksesori,
pengurus dari paguyuban Tri Dharma dan juga dari Paguyuban Pemalni. Proses
pengumpulan data didapat melalui pengamatan observasi partisipasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan
(purposive sample). Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan
mewawancarai kembali informan, seperti menelusuri ke paguyuban dari para
pedagang aksesori, pengurus paguyuban dan para pedagang lainnya (pedagang
non aksesori). Teknik dalam melakukan analisis data menggunakan analisis data
kualitatif secara induktif, yang meliputi analisis data, reduksi data, display data
dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk interaksi antar pedagang
aksesori ada dua macam yaitu asosiatif (kerjasama, dan akomodasi) dan disosiatif
(persaingan, pertentangan dan pertikaian atau konflik). Adapun bentuk asosiatif
yang berupa kerjasama berupa tukar menukar barang dagangan dan menjagakan
barang dagangan ketika pemilik sedang istirahat atau tidak ada di tempat. Bentuk
disosiatif sendiri adalah adanya konflik antar pedagang aksesori yang disebabkan
karena salah paham dari para pedagang dalam mendapatkan pembeli.
Kata kunci : Bentuk Interaksi, Pedagang, AksesoriRetnowati2015-07-01T00:58:36Z2019-01-30T00:24:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22084This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220842015-07-01T00:58:36ZPOTRET KEMISKINAN MASYARAKAT
PENAMBANG MINYAK TRADISIONAL
(Studi Kasus di Desa Wonocolo,
Kecamatan Kedewan,
Kabupaten Bojonegoro)Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah
satunya adalah minyak bumi yang terdapat di Desa Wonocolo. Minyak bumi yang
seharusnya mampu menopang perekonomian ternyata belum mampu memperbaiki
kesejahteraan masyarakat setempat. Masyarakat setempat juga belum merasakan
pembangunan yang berarti dari pengolahan minyak bumi tersebut. Kondisi jalan
yang rusak semakin memperparah akses penduduk dalam hal transportasi. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan potret kemiskinan dan faktor-faktor yang
menjadi penyebab kemiskinan pada masyarakat penambang minyak tradisional di
Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Metode kualitatif yang
digunakan adalah wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT yang berasal dari luar daerah
membawa keuntungan bagi para penambang minyak tradisional di Desa
Wonocolo karena memudahkan penambang untuk mengaktifkan sumur-sumur
yang sudah tidak produktif. Penambangan tradisional tersebut belum memberikan
kontribusi bagi pembangunan daerah, karena penambang tidak dikenakan
pungutan resmi oleh pemerintah setempat, sehingga hasil dari kegiatan
penambangan hanya dinikmati secara pribadi. Kemiskinan di Desa Wonocolo
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain
terbatasnya akses tanah untuk lahan pertanian, kesempatan kerja yang sangat
terbatas, produktivitas yang rendah, diskriminasi seks dalam hal pekerjaan;
sedangkan faktor eksternal antara lain sumber daya manusia yang lemah, harga
minyak yang ditetapkan oleh KUD sangat rendah, tidak adanya lembaga khusus
yang mengelola keuangan desa.
Kata Kunci: Kemiskinan, Masyarakat Penambang Minyak, TradisionaYuniar Nurmalitasari2015-07-01T00:53:15Z2019-01-30T00:21:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22017This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220172015-07-01T00:53:15ZPERSEPSI KELAYENSUBSIDI SILANG TERHADAP PERGESERAN
FUNGSI KELUARGA AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
(Studi Kasus di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta
Unit Abiyoso Pakem)Seiring perkembangan zaman, perubahan sosial budaya dan modernisasi
telah membawa perubahan yang mengakibatkan pergeseran fungsi keluarga dan
memberikan dampak pada para lanjut usia yang masih memiliki keluarga namun
tinggal di panti werdha. Keadaan ini menimbulkan persepsi bagi kelayensubsidi
silang dalam memberikan penilaian terhadap pergeseran fungsi keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan
kelayen subsidi silang tinggal di PSTW Abiyoso dan untuk mendeskripsikan
persepsi kelayen subsidi silang terhadap pergeseran fungsi keluarga akibat
perubahan sosial budaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Sumber data utama terdiri dari kelayen subsidi silang,
keluarga kelayen, dan pengurus panti. Sumber data sekunder diperoleh melalui
arsip atau dokumen PSTW. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik sampling yang
digunakan untuk menentukan subjek penelitian adalah dengan teknik purposive
sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber,
metode, dan teori serta pemeriksaan sejawat melaluidiskusi. Tahap analisis data
menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab kelayensubsidi silang
tinggal di PSTW Abiyoso adalah karena ketidaksediaan keluarga untuk merawat
lanjut usia. Modernisasi menjadi salah satu jalan berubahnya sikap dan sifat dalam
diri individu, seperti yang terjadi pada masyarakat di Indonesia dewasa ini.
Disorganisasi yang terjadi pada keluarga kelayen subsidi silang mengakibatkan
bergesernya fungsi-fungsi keluarga. Aktivitas yang terjadi sepenuhnya tidak lagi
dijalankan oleh keluarga karena sekarang ini negara telah ikut andil dalam
pemenuhan fungsi keluarga. Perubahan yang terjadi dalam aturan-aturan keluarga
atau disorganisasi keluarga memunculkan suatu persepsi dari kelayen dalam
memandang pergeseran fungsi keluarganya. Kelayen menyatakan bahwa
keluargalah yang seharusnya merawat mereka di masa-masa tuanya. Namun
karena keadaan yang ada tidak seperti yang mereka harapkan, akhirnya mereka
harus menerimanya untuk tinggal jauh dari keluarga.Ada juga beberapa informan
yang menyatakan untuk tidak ingin kembali bersama keluarga karena kecewa
dengan sikap mereka yang mengacuhkannya. Perubahan yang terjadi dapat
dikatakan buruk karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang telah ada.
Kata kunci: Persepsi, fungsi keluarga, dan kelayen.Nena Widyawati2015-07-01T00:52:52Z2019-01-30T00:21:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22007This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220072015-07-01T00:52:52ZPENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
KELAS XI IPS 1 MADRASAH ALIYAH NEGERI
YOGYAKARTA III TAHUN AJARAN
2011/2012Proses pembelajaran sosiologi ini adalah bersifat monoton dan rendahnya
partisipasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
meningkatkan partisipasi siswa, salah satunya dengan penerapan metode
pembelajaran dalam proses pembelajaran sosiologi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana metode sosio drama dapat meningkatkan partisipasi siswa
dan untuk mengetahui juga kendala-kendala yang sering dihadapi dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran sosiologi.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Model Spiral dari Kemmis dan Taggert yang dilaksanakan dalam 3
siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas XI IPS 1 MAN Yogyakarta
III yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan meliputi : (a) analisis
Kualitatif yang menonjolkan hal-hal pokok berkaitan dengan masalah penelitian,
(b) analisis Kuantitatif untuk menghitung partisipasi siswa yaitu memberikan,
menjumlahkan, mempresentasekan skor pada setiap aspek-aspek yang diamati
melalui observasi/pengamatan langsung.
Pelaksanaan metode sosio drama dilakukan dengan cara sebagai berikut, (1)
siklus I menggunakan penjelasan guru mengenai metode sosio drama dengan
materi konflik sosial, (2) siklus II m enggunakan Diskusi kelompok untuk
membuat naskah drama, dan (3) siklus III menggunakan diskusi kelompok
disertai penjelasan guru dan rangkuman para siswa serta membuat naskah drama
dari hasil rangkuman tersebut dan menjabarkannya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam penerapan metode sosio drama dapat meningkatkan
partisipasi siswa kelas XI IPS 1 MAN Yogyakarta III. Hasil siklus I adalah
55,55% (56%), siklus II meningkat menjadi 88,88% (89%), dan siklus III
meningkat menjadi 100%. Kendala yang dihadapi pada awal penerapan metode
sosio drama adalah masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam
menentukan alokasi waktu untuk menampilkan sebuah drama.
Kata Kunci : Metode Sosiodrama, Partisipasi siswa, Pembelajaran Sosiologi,
MAN Yogyakarta III.Reni Utami2015-07-01T00:52:13Z2019-01-30T00:20:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21969This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219692015-07-01T00:52:13ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP STATUS JANDA
(Studi Kasus di Kampung Iromejan, Kelurahan Klitren, Kecamatan
Gondokusuman, Kota Yogyakarta)Pria maupun wanita yang telah menikah kemudian berpisah, baik
disebabkan karena perceraian maupun kematian adalah berstatus sama. Hanya
karena frame budaya yang memberikan kekuasaan kepada pria atas wanita dan
lebih lebih banyak menunjuk status kaum wanita sebagai janda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kampung Iromejan terhadap
status janda yang ternyata banyak ditemukan di kampung tersebut dan mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan adanya persepsi tersebut. Selain itu, penelitian
ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat
mengenai status janda.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif.
Subyek penelitian adalah masyarakat Kampung Iromejan dengan teknik
purposive samplingsejumlah tujuh orang, yaitu perangkat kampung sejumlah tiga
orang dan anggota masyarakat sejumlah empat orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Teknik
keabsahan yang digunakan adalah teknik triangulasi data dengan triangulasi
sumber. Analisis dilakukan dengan kualitatif model interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagian anggota masyarakat
Kampung Iromejan berpersepsi bahwa janda merupakan seseorang yang harus
lebih dipantau, diperhatikan, dan dijaga karena cenderung riskan, terutama janda
yang masih muda. Selain itu, masih ada anggapan umum masyarakat bahwa janda
lebih cenderung dicap atau diberi label sebagai perusak hubungan suami istri
orang lain dan sebagai penggoda, akan tetapi masyarakat setempat masih
menanggapi hal tersebut dengan bijak dengan melihatlatar belakangnya terlebih
dahulu. Di sisi lain, masyarakat menilai bahwa kaum janda pantas diteladani
karena ketegaran dan kekuatan mereka dalam melanjutkan hidup tanpa suami.
Faktor yang mempengaruhi adanya persepsi tersebut diantaranya: faktor usia;
faktor jenis kelamin, keadaan janda yang beraneka ragam, baik perasaan,
pengalaman, dan sikap mereka sehari-hari; faktor keadaan masarakat yang
mempersepsi; faktor prngalaman bersama kaum janda; serta kondisi lingkungan
masyarakat dengan kultur yang guyub rukun dengan hubungan spontan seperti
saudara, saling menjaga dan berempati.
Kata kunci: persepsi, status jandaListya Karvistina2015-07-01T00:51:50Z2019-01-30T00:20:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21966This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219662015-07-01T00:51:50ZSOSIALISASI DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
REMAJA
(Studi tentang Remaja yang Berasal dari Keluarga Pernikahan Dini di Desa
Tapen, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara)Keluarga memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi dan
perkembangan kepribadian anak. Orang tua mengajarkan anaknya untuk dapat
bersosialisasi agar mereka dapat hidup secara wajar dalam kelompok atau
masyarakatnya. Pernikahan biasanya dilaksanakan ketika usia telah matang,
namun banyak pula beberapa orang yang menikah pada usia dini. Tujuan
penelitian adalah: 1) menjelaskan proses sosialisasi dan perkembangan
kepribadian remaja dari keluarga pernikahan dini, 2) menjelaskan dampak
pernikahan dini yang dilakukan orang tua terhadap anak usia remaja, 3)
menjelaskan masalah apa yang dihadapi orang tua yang menikah pada usia dini
dalam proses mendidik dan mengasuh remaja.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tapen, Kecamatan Wanadadi,
Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, terdiri dari para orang
tua yang menikah dini serta anak usia remaja mereka, sedangkan untuk sumber
data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara serta dokumentasi.
Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Teknik validitas
data menggunakan triangulasi dan ketekunan pengamatan, sedangkan teknik
analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Milles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Sosialisasi anak usia remaja dari
kelurga pernikahan dini belum sepenuhnya berjalan maksimal seperti kesulitan
bersosialisasi dengan masyarakat dan teman, sifat tertutup dengan orang tua serta
kesulitan dalam belajar. Perkembangan kepribadian remaja juga masih cenderung
labil, emosional, banyak tuntutan, belum mampu bertanggung jawab atas dirinya.
2) Dampak pernikahan dini yang dilakukan orang tua bagi anak usia remaja yaitu
kurang terpenuhinya beberapa kebutuhan ekonomi anak usia remaja, kurang dapat
mengajari kesulitan anak usia remaja dalam hal pendidikan, kesulitan dalam
berinteraksi, kenakalan remaja. 3) Masalah orang tua dalam mengasuh serta
mendidik anak usia remaja mereka adalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi anak, kesulitan mengajari anak mereka dalam belajar, kurangnya
perhatian dan waktu orang tua untuk anak.
Kata kunci: sosialisasi, perkembangan kepribadian, remajaAfria Lusi Yani2015-07-01T00:51:41Z2019-01-30T00:20:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21964This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219642015-07-01T00:51:41ZFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
PERUBAHAN PEMBAGIAN PENDAPATAN
DALAM SISTEM BAWON
PADA PETANI
(Dusun Selorejo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan)Masyarakat Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat tradisional.
Meskipun sudah mengalami proses kemajuan teknologi, tetapi nilai-nilai dan
corak kehidupan masyarakat masih tetap tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini petani Dusun Selorejo menggunakan sistem bawon dengan pola 6:1,
namun dengan kemajuan teknologi, perkembangan zaman dan sumber daya
manusia saat ini yang berkurang menyebabkan sistem bawon mengalami
perubahan dalam pembagian pendapatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan pembagian pendapatan dalam sistem
bawon, untuk mengetahui dampak terhadap petani pemilik sawah dan petani
penggarap setelah adanya perubahan pembagian pendapatan dalam sistem bawon.
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Selorejo, Desa Wukirsari, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling yang dipadukan dengan teknik snowball sampling. Informan
penelitian adalah petani pemilik sawah dan petani penggarap sawah warga Dusun
Selorejo. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data, yaitu dengan
observasi non partisipasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi dan
referensi yang cukup. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menyatakan dengan adanya perkembangan zaman,
sistem bawon mengalami perubahan dari aspek teknologi dan sistem pengupahan.
Perkembangan teknologi dengan menciptakan mesin-mesin pertanian modern
menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan pembagian pendapatan sistem
bawon, juga mengakibatkan perubahan perbandingan sistem bawon yang dahulu
7:1 dan sekarang secara umum menjadi 8:1 yaitu 8 bagian untuk petani pemilik
sawah dan 1 bagian untuk petani penggarap sawah, tetapi bagi pemanen padi
mendapat bagian 9:1. Dampak yang timbul dari adanya perubahan tersebut yaitu
petani pemilik sawah mengalami kerugian karena harus memberikan bagian
bawon yang lumayan banyak, namun untuk petani penggarap sendiri mendapat
keuntungan karena hasilnya banyak. Harapan untuk sistem bawon sendiri agar
tetap dilestarikan dan jangan dihilangkan.
Kata kunci: Sistem Bawon, Petani, Desa Wukirsari Cangkringan.Dyah Ayu Andaninggar2015-07-01T00:51:30Z2019-01-30T00:20:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21959This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219592015-07-01T00:51:30ZSOLIDARITAS DAN IN-GROUP FEELING KELOMPOK TRAH
(Studi Trah Simbah Kertodikoro, Kemiren, Srumbung)Manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain, karenanya mereka berinteraksi.
Interaksi antara beberapa individu menjadikan terbentuknya suatu kelompok sosial.
S olidaritas dan in group feeling bisa muncul dalam suatu kelompok sos ial. Solidaritas
merupakan suatu bentuk kekompakan seorang individu dengan individu yang lain,
sedangkan in group feeling itu sendiri merupakan suatu bentuk kecintaan individu
terhadap kelompoknya. Trah merupakan salah satu bentuk kelompok sosial di
masyarakat namun sifatnya tradisional karena merupakan suatu organisasi yang
terbentuk berdasarkan satu keturunan yang sama. Kelompok seperti ini jarang ada di
masyarakat mengingat berbagai macam kesibukan dari masing-masing individu. Maka,
penelitian ini bertuj uan untuk: 1) mengetahui faktor yang mendorong masyarakat
membentuk kelompok trah Simbah Kertodikoro, 2) mengetahui solidaritas yang ada
dalam kelompok trah Simbah Kertodikoro,3) mengetahui in -group feeling yang ada
dalam kelompok trah Simbah Kertodikoro.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Informan
dalam penelitian ini adalah anggota trah Simbah Kert odikoro yang diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan . Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti
merupakan instrumen utama yang kemudian dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara dan dokumentasi. Adapun keabsahan data dengan menggunakan
triangulasi data. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Trah menjadi hal yang positif di
masyarakat karena bermanfaat untuk menyambung, menjalin serta mempertahankan tali
persaudaraan antar keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan yang sama; 2)
Kelompok-kelompok kekeluargaan seperti ini dapat memupuk rasa solidaritas dan
kekompakan diantara anggota sehingga timbul perasaan untuk saling membantu,
meringankan beban orang lain serta melengkapi ke kurangan anggota lain ; dan 3)
Dengan adanya solidaritas yang tinggi diantara anggotanya muncul rasa kecintaan yang
mendalam (In group feeling) begitupula sebaliknya, in group feeling dapat
memunculkan rasa solidaritas pada diri seseorang. Wujud nyata adanya sikap tersebut
dalam trah yaitu tercermin dengan keinginan mereka untuk tetap mempertahankan
kelompok ini karena dikhawatirkan putusnya tali persaudaraan keluarga.
Kata kunci: solidaritas, in Group Feeling, trah.Dwi Wahyuni2015-07-01T00:51:16Z2019-01-30T00:20:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21957This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219572015-07-01T00:51:16ZHIMBAUAN PEMAKAIAN JILBAB SISWI MUSLIM
DALAM UPAYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTAPenelitian ini dilatarbelakangi karena adanya kebijakan berupa himbauan
pemakaian jilbab untuk siswi muslim di SMA Negeri 7 Yogyakarta, sekolah
negeri yang menggunakan seragam panjang dan memakai jilbab. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang bagaimana penyebab,
dampak dan hambatan dalam himbauan pemakaian jilbab siswi muslim dalam
upaya pendidikan budi pekerti di SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data
primer berasal dari siswi muslim kelas X serta guru di SMA Negeri 7 Yogyakarta.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi buku-buku,
majalah , koran atau jurnal penelitian yang relevan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dengan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi,
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi, ketekunan pengamat,
pemeriksaan melalui diskusi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik
analisis interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi penyebab munculnya
himbauan pemakaian jilbab siswi muslim dalam upaya pendidikan budi pekerti di
SMA Negeri 7 Yogyakarta yaitu: (1) Menjalankan perintah agama dalam hal
menutup aurat perempuan muslim ; (2) Untuk pencapaian Misi dan Visi sekolah ;
(3) Membentuk perilaku siswi di lingkungan sekolah agar lebih beriman dan
bertaqwa. Dampak yang ditimbulkan dari adanya himbauan tersebut terhadap
perilaku siswi muslim di sekolah yaitu: keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan
dan peribadatan, perilaku siswi yang mencerminkan budi pekerti yang baik,
adaptasi siswi muslim untuk memakai jilbab yang sesuai ketika berada di sekolah,
interaksi sosial yang baik antar siswi dan antara siswi dengan guru dalam
pendidikan budi pekerti di kelas, identitas diri siswi muslim semakin jelas,
penolakan sebagian siswi muslim untuk tidak memakai jilbab di sekolah. Dampak
yang ditimbulkan dari himbauan tersebut terhadap perilaku siswi muslim di
rumah yaitu: perbaikan sikap dengan orang tua, konsep diri semakin jelas,
dukungan orang tua dalam pelaksanaan peribadatan. Hambatan yang dialami
dalam pelaksanaan himbauan tersebut yang bersumber dari siswi muslim yaitu:
kurangnya kesadaran siswi muslim terhadap tujuan pemakaian jilbab di sekolah,
merasa gerah ketika memakai jilbab sehingga mengganggu proses belajar
mengajar, kurangnya dukungan dari orang tua. Hambatan yang bersumber dari
pihak sekolah yaitu: status sekolah negeri, kurangnya sosialisasi kepada orang tua
siswi, kurangnya sosialisasi guru kepada siswi.
vii
Kata kunci: jilbab, siswi muslim, budi pekerti, SMA Negeri 7 YogyakartaNaning Suliasih2015-07-01T00:51:00Z2019-01-30T00:20:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21950This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/219502015-07-01T00:51:00ZFENOMENA KAWIN LARI (SEBAMBANGAN) DI DESA SRIKATON
KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR
SUMATERA SELATANFenomena Kawin Lari (Sebambangan) sering terjadi dalam masyarakat
yang tinggal di Desa Srikaton. Fenomena ini telah menjadi budaya yang dianggap
aib di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mendiskripsikan
faktor-faktor penyebab seseorang melakukan sebambangan; 2). Mendiskripsikan
proses dalam melakukan sebambangan; 3). Mendiskripsikan dampak yang
ditimbulkan dari adanya sebambangan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam
penelitian ini adalah pasangan suami istri yang melakukan sebambangan. Subyek
penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Jumlah pasangan yang
melakukan sebambangan yang dapat dijadikan sebagai informan sebanyak 8
pasangan karena data dan informasi yang diperoleh telah memadai. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi non partisipasi,
pencatatan lapangan dan dokumentasi. Peneliti sendiri merupakan instrumen
penelitian kualitatif ini, namun juga ditambah dengan pedoman wawancara dan
pedoman observasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman dengan
4 tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Faktor-faktor penyebab
seseorang melakukan sebambangan dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor
intern dan ekstern. Faktor intern penyebab terjadinya sebambangan yaitu: tidak
mendapatkan restu dari kedua orang tua dari salah satu pasangan, hamil di luar
nikah dan menghemat biaya. Faktor ekstern penyebab seseorang melakukan
sebambangan yaitu: masyarakat sudah menganggap sebambangan adalah hal yang
biasa serta ada banyak remaja yang putus sekolah dan faktor ekonomi. 2). Proses
dalam melakukan sebambangan dilakukan dengan dua cara yaitu: menikah di
KUA dan melarikan anak gadis. 3). Dampak yang ditimbulkan akibat
sebambangan adalah: hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan kedua
orang tua, kesulitan dalam ekononi dan terjadinya perceraian.
Kata Kunci: fenomena kawin lari (sebambangan), Srikaton, Buay Madang
Timur, Sumatera Selatan.Anisa Pusparani2015-06-29T08:11:19Z2019-01-30T00:17:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21852This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/218522015-06-29T08:11:19ZFAKTOR PENYEBAB KONFLIK SLEMANIA DAN BRAJAMUSTI
DALAM PERSEPAKBOLAAN
DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTAKonflik dalam dunia sepak bola merupakan konflik yang sering terjadi di
Indonesia. Konflik fungsional ini tidak menjadi masalah manakala tidak terjadi
konflik destruktif, namun dalam realitas sosial di Indonesia, khususnya di Daerah
Istimewa Yogyakarta konflik fungsional ini merambah ke konflik destruktif antar
suporter. Konflik antara Slemania dan Brajamusti merupakan contoh konflik yang
terjadi antar suporter. Konflik antara Slemania dan Brajamusti terjadi sejak tahun
2001 sampai sekarang masih terjadi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor penyebab konflik, bentuk-bentuk konflik serta
dampak konflik tersebut terhadap suporter, baik dari Slemania maupun
Brajamusti.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data
primer, dengan cara pemilihan informan atau responden dengan teknik key
person, maka teknik snowball sampling diterapkan dalam penelitian ini. Sumber
data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan
bantuan media cetak dan media internet, serta Official record. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi moderat, wawancara semi terstruktur,
dokumentasi dan Official record. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik perpanjangan masa
observasi, triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan melalui diskusi
dengan rekan, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles
dan Huberman.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa konflik antara Slemania dan
Brajamusti terjadi sejak tahun 2001. Faktor penyebabnya antara lain; (1)
provokator dalam suporter, karena banyaknya anggota dari Slemania dan
Brajamusti, berdampak pada sulitnya kontrol yang dilakukan, selain itu tindakan
represif aparat keamanan juga menjadi faktor penyebab didalamnya. (2) Strata
tim, Slemania dan Brajamusti merupakan suporter resmi dari PSS dan PSIM.
Konflik diantara mereka mempunyai hubungan dengan naik dan turunya strata tim
tersebut. Hal ini mengakibatkan animal powerdari suporter muncul dan jika hasil
yang diharapkan diluar harapan suporter maka frustasi dan kekecewaan
menghampiri suporter. (3) Derbi (dua atau lebih tim yang masih dalam satu
daerah), Slemania dan Brajamusti mempunyai kedudukan yang berdekatan, hal ini
menyebabkan pertemuan kedua organisasi suporter besar ini secara fisik sering
bertemu. (4) Kinerja dari perangkat pertandingan. Bentuk konfliknya antara lain;
lagu-lagu rasis, bentrok fisik, serta ancaman-ancaman. Dampak dari pada konflik
tersebut antara lain; luka fisik, fobia, finansial, tumbuhnya solidaritas kelompok
(ashobiyah), dan akomodasi.
Kata kunci : Suporter, Slemania, Brajamusti, konflik,Febriana Muryanto2015-05-22T02:55:44Z2019-01-29T22:43:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19247This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192472015-05-22T02:55:44ZPERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KABUPATEN PURWOREJO SEBAGAI SALAH SATU WADAH PENCEGAHAN KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMABangsa Indonesia yang multiagama rawan timbul konflik agama. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merupakan suatu lembaga yang dibentuk masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah ini diharapkan mampu untuk menjadi wadah pencegahan serta mampu menagani konflik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Purworejo dalam usahanya untuk menjaga kerukunan di dalam masyarakat yang multiagama dan peran atau partisipasi pemuka agama dan masyarakat dalam usahanya memelihara kerukunan.
Subyek pada penelitian ini adalah anggota FKUB, pemuka agama dan masyarakat di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, Tempat penelitian dilakukan di Kantor Kesbangpolimas Kabupaten Purworejo yang merupakan kantor FKUB dan di beberapa daerah di wilayah Kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif, dengan melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara langsung pada informan. Sumber data penelitian ini menggunakan sumber data primer yang terdiri dari anggota FKUB, pemuka agama serta masyarakat, dan sumber data sekunder. Teknik sampling dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pemeriksaan validitas data menggunakan tiga cara yaitu triangulasi, ketekunan pengamatan, dan pemeriksaan melalui diskusi, sedangkan analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran FKUB sudah berjalan seperti seharusnya seperti menangani konflik yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Purworejo, mengeluarkan surat rekomendasi tempat ibadat, dan mengadakan sosialisasi guna menjaga kerukunan. FKUB juga telah melakukan mediasi terhadap konflik-konflik yang terjadi di Purworejo. Terciptanya kerukunan juga tidak lepas dari peran pemuka agama yang selalu memberikan pemahaman kepada umatnya serta kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap perbedaan yang ada.
Kata kunci: peran, kerukunan, konflikAgitha Gaun Cakrapramesta Nasarani2015-05-04T04:47:32Z2019-01-29T21:58:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18033This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180332015-05-04T04:47:32ZEFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan maksud untuk mencapai tujuan belajar yang disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui perbedaan antara prestasi belajar sosiologi dengan metode learning starts with a question dibandingkan dengan prestasi belajar sosiologi dengan metode ceramah bervariasi serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Yogyakarta pada semester I tahun ajaran 2010/2011. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 288 siswa yang terdiri dari 9 kelas. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas atau 64 siswa yang berada pada kelas X5 dan X7. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test-post test control group. Untuk mengukur validitas digunakan rumus Product Moment. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan dengan chi kuadrat dan menggunakan uji-F. Sedangkan untuk uji hipotesis menggunakan uji-t.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar sosiologi yang menggunakan metode learning starts with a question dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi. Prestasi siswa yang menggunakan metode learning starts with a question memiliki rata-rata 76.50 sedangkan kelas yang menggunakan metode ceramah bervariasi memiliki rata-rata 57.50. Dari penelitian yang dilakukan memperoleh hasil nilai thitung = 12.256 sedangkan ttabel dengan df = 62 signifikansi 5% adalah 2.00. Dengan membandingkan besarnya nilai ttabel, maka dapat diketahui thitung > ttabel yaitu 12.256 > 2.00. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikasi 5%, hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis akhir (Ha) diterima. Dengan demikian menunjukkan penggunaan metode learning starts with a question dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran sosiologi bila dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi.
Kata Kunci : Efektivitas, metode learning starts with a question, prestasi belajar.AJENG PUJINURASIH2015-05-04T01:18:59Z2019-01-29T21:56:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17986This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179862015-05-04T01:18:59ZPERAN JARINGAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN TRADISI JOLENAN PADA MASYARAKAT DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING, KABUPATEN PURWOREJOMasyarakat Desa Somongari memiliki tradisi Saparan yang sampai saat ini masih dilaksanakan secara turun temurun dari generasi kegenerasi. Tradisi Saparan yang ada pada masyarakat Desa Somongari dikenal dengan nama jolenan. Tradisi jolenan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan yaitu termasuk hasil bumi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosesi ataupun tatacara pelaksanaan tradisi saparan jolenan serta ingin mendeskripisikan peran jaringan sosial dalam pelaksanaan tradisi jolenan yang ada pada masyarakat Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data dalam penelitian ini yang terdiri dari perangkat desa, pelaku tradisi jolenan dan masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode, serta analisis datanya menggunakan analisis interaktif Milles dan Hubberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisi saparan jolenan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo dilaksanakan setiap dua tahun sekali yaitu pada bulan sapar, hari selasa wage/pahing. Tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepadaTuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan, termasuk hasil bumi. Pelaksanaan tradisi jolenan dilaksanakan dengan mengarak ancak/jolen, menyusuri desa dan dalam pelaksanaan tradisi ini juga menampilkan berbagai kesenian tradisional. Jaringan sosial yang terbentuk dalam tradisi ini terdiri dari beberapa aktor dan juga simpul yang saling menghubungkan. Aktor tersebut diantaranya yaitu dari Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten serta dari paguyuban masyarakat Somongari yang berada di luar kota. Mereka terbentuk dalam sebuah jaringan yang tercipta dan di hubungkan dengan tujuan yang sama dengan peran masing-masing namun masih saling terkait. Pelaksanaan tradisi ini juga memiliki karakteristik tersendiri yaitu dengan keberadaan kesenian tayub yang harus ada dalam pelaksanaan tradisi jolenan dan didatangkan langsung dari luar daerah. Jaringan sosial yang terbentuk disini memiliki ikatan yang kuat dan bersifat menjembatani.
Kata Kunci: Jaringan Sosial, Tradisi Jolenan, Masyarakat Desa.Chatma Fauyiyan Rohma2015-05-04T01:13:00Z2019-01-29T21:56:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179842015-05-04T01:13:00ZKONFLIK SOSIAL DALAM PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KRETEK BANTULPenataan kawasan wisata Pantai Parangtritis telah berlangsung sejak tahun 2006. Konflik sosial yang berawal dari perbedaan persepsi dan kepentingan antara warga kawasan wisata Pantai Parangtritis dengan Pemerintah Kabupaten Bantul mulai mewarnai penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis Kretek Bantul; 2) Mengetahui bagaimana konflik sosial yang terjadi dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis Kretek Bantul; 3) Mengetahui upaya penyelesaiaan konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis Kretek Bantul.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah warga kawasan wisata Pantai Parangtritis, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pencatatan lapangan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive sampling. Istrumen dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Uji validitas menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman dengan 4 tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis dibedakan menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern penyebab terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis meliputi: adanya ketidakberdayaan masyarakat setempat secara ekonomi, politik dan sosial, sedangkan faktor ekstern terjadinya konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis meliputi: adanya pembangunan dan modernisasi yang mempengaruhi kebijakan pemerintah. 2) Konflik sosial yang terjadi dalam penataan kawasan wisata Pantai Prangtritis memiliki dua bentuk yaitu, konflik vertikal dan konflik horizontal. 3) Upaya Pemerintah Desa Parangtritis dan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengatasi konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis selama ini masih terbatas pada pemberian sosialisasi, pengarahan dan pendampingan. Sulitnya upaya penyelesaian konflik sosial dalam penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis tersebut terletak pada kakunya aspirasi dari pihak-pihak yang berkonflik.
Kata kunci: konflik sosial, penggusuran dan penataan kawasan wisata Pantai Parangtritis. Nurfatimah2015-05-04T01:08:15Z2019-01-29T21:56:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17983This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179832015-05-04T01:08:15ZDINAMIKA ORGANISASI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-742 SAMARIA GKI NGUPASAN YOGYAKARTAOrganisasi Pusat Pengembangan Anak (PPA) IO-742 Samaria merupakan sebuah organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan kependidikan kepada anak-anak asuhnya. Organisasi ini pertama kali berdiri pada tahun 1992 dan terbukti masih mampu eksis hingga saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan menganalisis lebih mendalam proses dinamika yang terjadi dalam organisasi ini serta faktor-faktor yang turut mempengaruhi proses dinamika tersebut, hingga organisasi ini mampu eksis selama hampir dua dekade.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan sosiologis. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini yakni Koordinator PPA IO-742 Samaria, para staff PPA IO-742 Samaria, para orang tua/ wali anak asuh PPA IO-742 Samaria, serta anak-anak asuh PPA IO-742 Samaria. Sedangkan sumber data sekunder yakni berbagai dokumen berupa gambar, tulisan, atau benda yang dianggap memebuhi syarat sebagai data. Agar data lebih valid, peneliti juga telah melakukan triangulasi data sebagai validitas data.
Hasil yang diperoleh diantaranya, proses dinamika dalam organisasi ini berlangsung secara bertahap dan meliputi berbagai aspek dalam kinerja organisasi ini. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dinamika dalam organisasi ini dibagi menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang terjadi yaitu perubahan kebijakan dari Yayasan Compassion Indonesia, adanya perubahan dalam masyarakat, serta adanya tuntutan dari pihak keluarga anak asuh. Faktor internal yang terjadi yaitu, kelenturan organisasi, pertumbuhan
organisasi, suksesi administrasi, dan teknologi organisasi. Dari berbagai perubahan yang terjadi, banyak muncul hal-hal positif seperti peningkatan kinerja organisasi dalam pelayanannya, serta lebih disiplinnya para anggota organisasi ini. Namun, ternyata banyak juga bermunculan hal-hal negatif, seperti penyimpangan pengelolaan keuangan, serta ketidak adilan bagi sebagian anak asuh.
Kata Kunci: dinamika, organisasiAgus Supriyanto2015-04-30T06:36:44Z2019-01-29T21:54:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17933This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179332015-04-30T06:36:44ZKEGAGALAN SOSIALISASI PADA KELUARGA REMAJA PUTUS SEKOLAH (Studi Pada Keluarga Remaja Putus Sekolah di Dusun Kaliwaru, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta )Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki tanggung jawab besar dalam proses pendidikan anak. Kegagalan keluarga dalam menjalankan fungsi sosialisasi keluarga dapat menjadi salah satu penyebab remaja putus sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan gambaran kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah di Dusun Kaliwaru, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta; 2) mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah di Dusun Kaliwaru, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta; 3) mendeskripsikan dampak kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah dalam kehidupan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ini adalah remaja putus sekolah di Dusun Kaliwaru, orang tua remaja putus sekolah, tokoh masyarakat. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipasi dan wawancara, pencatatan lapangan, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Teknik dalam analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Milles dan Huberman dengan 4 tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah dapat ditelusuri dari adanya kegagalan dalam fungsi: penanaman nilai dan norma, keagamaan, pendidikan, melindungi, cinta kasih, pembinaan lingkungan; 2) faktor yang menyebabkan kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah yaitu: Orang tua merupakan single parent, orang tua kurang memberikan Pendidikan Agama, orang tua memanjakan anak, dan pengaruh kesibukan orang tua; 3) dampak kegagalan sosialisasi pada keluarga remaja putus sekolah pada masyarakat adalah munculnya kenakalan remaja dan pengangguran.
Kata kunci: Kegagalan, sosialisasi, remaja putus sekolah.Norita Ika Dewi2015-04-30T06:32:02Z2019-01-29T21:54:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17931This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179312015-04-30T06:32:02ZDAMPAK KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS GURU PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH ATAS DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH DI KECAMATAN WONOSARI-GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan sertifikasi guru terhadap produktivitas guru pada jenjang menengah atas dalam membuat karya tulis ilmiah di Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi . Jenis penelitian ini menggambarkan dampak kebijakan sertifikasi guru terhadap produktivitas guru pada jenjang pendidikan menengah atas dalam membuat karya tulis di kecamatan wonosari, Gunungkidul. Subyek penelitian ini adalah guru pada jenjang pendidikan menengah atas, diantaranya di SMA N 1 Wonosari, SMK N 2 Wonosari, SMA Muhammadiyah, SMK 45 Wonosari, dan MAN Wonosari Subyek pendukung adalah kepala sekolah dan pegawai litbang (pengembangan dan penelitian) di masing-masing sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengambilan informan dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan tujuan yang ingin dicapai . Teknik memperoleh keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sertifikasi belum berdampak terhadap motivasi guru dalam membuat karya tulis ilmiah sehingga belum berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas guru dalam membuat karya tulis ilmiah. Hambatan dalam membuat karya tulis ilmiah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (a) Kurangnya kemampuan guru untuk menulis (b) Faktor usia lanjut (c) kurangnya motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi,(a) Keterbatasan waktu yakni 24 jam mengajar (b) Berorientasi pada program sekolah/ kebijakan khusus sekolah (c) Keterbatasan fasilitas, sarana, prasarana, dan dana yang mendukung Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara penelitian guru (d) Minimnya penghargaan, dan apresiasi pemerintah (e) Kurangnya sosialisasi dalam membuat karya tulis ilmiah (f) Persepsi yang dibangun untuk membuat karya tulis ilmiah terbatas pada proses kenaikan pangkat dari IV/a ke IV/b (g) Kurangnya pengetahuan guru terhadap korelasi antara portofolio dengan karya tulis ilmiah (h) Kekosongan pada salah satu komponen portofolio dapat diganti melalui PLPG.
Kata kunci : Dampak, Sertifikasi Guru, Karya Tulis Ilmiah, Hambatan.Sari Istika Rini