Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T15:49:44ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-12-15T01:01:39Z2019-01-30T12:20:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44697This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/446972016-12-15T01:01:39ZIMPLEMENTASI METODE HOT CHAIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 PLAYEN GUNUNG KIDULWulandari Senja Arumsari2016-12-15T01:00:00Z2019-01-30T12:20:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44695This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/446952016-12-15T01:00:00ZPENGEMBANGAN MEDIA BLOG SEJARAH UNTUK PEMBELAJARAN SISWA TEMA MASUKNYA HINDU BUDDHA DI INDONESIAPramandanu Rendra2016-12-09T00:33:13Z2019-01-30T12:11:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44467This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/444672016-12-09T00:33:13ZHUBUNGAN G30S / PKI TERHADAP PERALIHAN KEKUASAAN DARI PRESIDEN SOEKARNO KEPADA JENDERAL SOEHARTO (1965-1967)Adiane Fredita2016-12-09T00:29:37Z2019-01-30T12:11:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44465This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/444652016-12-09T00:29:37ZPerjuangan Ali Belhadj dalam Menegakkan Syariat Islam di Aljazair 1979-2010Afriyani Nurul2016-12-09T00:27:32Z2019-01-30T12:11:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44463This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/444632016-12-09T00:27:32ZEKSISTENSI ETNIS CINA DI SURAKARTA PADA MASA REFORMASI 1998AJIE CAHYADI UTORO2016-12-09T00:21:07Z2019-01-30T12:11:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44460This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/444602016-12-09T00:21:07ZMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Implementasi Metode Guide Note Taking Pada Siswa Kelas X.1 MA Sanafiah Penjalinan Magelang Tahun Ajaran 2014/2015Makhrus Muhammad Imam2016-12-09T00:18:34Z2019-01-30T12:11:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/44459This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/444592016-12-09T00:18:34ZPemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001Yudhasatria Ebma2015-07-09T00:56:52Z2019-01-30T00:55:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23000This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/230002015-07-09T00:56:52ZMENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPA 2 SMA N 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2011/2012 MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW IIPembelajaran sejarah di SMA N 1 Depok masih menggunakan metode ceramah, dan kurang menerapakan strategi pembelajaran yang lebih efektif. Hal ini memberikan pengaruh terhadap minat belajar Sejarah siswa. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peningkatan minat belajar Sejarah siswa kelas XI IPA 2 tahun ajaran 2011/2012 melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II, (2) Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi dalam pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II, (3) Untuk mengetahui kelebihan dari pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan siklus penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Peneliti bertindak sebagai perancang tindakan, sedangkan guru bertindak sebagai pelaksana tindakan. Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif.
Hasil penelitian pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II di kelas XI IPA 2 dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pada siklus I jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 siswa dan minat belajar siswa pada siklus I sebesar 61,49 %. Pada siklus II minat belajar siswa meningkat menjadi sebesar 71,21 %. Sehingga terjadi peningkatan persentase minat belajar siswa sebesar 9.72 %. Pada siklus III minat belajar siswa mengalami peningkatan menjadi sebesar 84,60 %. Sehingga pada siklus III terjadi peningkatan persentase minat belajar siswa sebesar 13,39 %. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II ini, antara lain: waktu yang terbatas, pengawasan siswa yang kurang menyeluruh, kondisi kelas yang tidak kondusif selama diskusi. Penerapan teknik Jigsaw II dalam pembelajaran sejarah di SMA N 1 Depok mempunyai kelebihan, yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Teknik Jigsaw II, Pembelajaran Sejarah, Minat Belajar.. YUGO SETIAWAN2015-07-09T00:56:20Z2019-01-30T00:55:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22988This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/229882015-07-09T00:56:20ZPENANAMAN NILAI WAWASAN KEBANGSAAN DAN PATRIOTISME MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH
DI SMA NEGERI 1 WONOSARI
KLATENTujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari; (2) untuk mengetahui usaha guru sejarah dalam menanamkan nilai wawasan kebangsaan dan patriotisme di SMA Negeri 1 Wonosari; dan (3) untuk mengetahui kendala dalam menanamkan nilai wawasan kebangsaan dan patriotisme di SMA Negeri 1 Wonosari. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada 3 guru sejarah dan 13 siswa. Validitas data mengunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis mengunakan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan (1) proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari telah menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu program tahun, program semester, dan RPP; (2) usaha guru sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari dalam menanamkan nilai wawasan kebangasaan dan patriotisme juga mengunakan strategi dalam penanamannya. Strategi yang digunakan oleh guru sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif, menggunakan media, dan metode sosiodrama untuk menanamkan nilai wawasan kebangsaan dan patriotisme; (3) kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai wawasan kebangsaan dan patriotisme adalah kurangnya alokasi waktu pelajaran dan adanya siswa yang kurang memperhatikan materi, sehingga membuat penyampaian materi dan proses penanaman wawasan kebangsaan dan patriotisme kurang maksimal.
Kata Kunci: Penanaman Nilai, Wawasan Kebangsaan, dan Patriotisme, Pembelajaran Sejarah. Thoriq Dwi Alfian2015-07-09T00:56:09Z2019-01-30T00:55:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22985This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/229852015-07-09T00:56:09ZSISTEM MILITER DALAM TENTARA ISLAM INDONESIA (TII)
DI JAWA BARAT PADA MASA KARTOSUWIRYO (1948-1962)Jumlah personel maupun persenjataan yang dimiliki oleh TII memang tidak lebih baik jika dibandingkan dengan TNI, namun dengan keuletan dan kegigihannya, TII mampu mempertahankan eksistensi Negara Islam Indonesia di wilayah Jawa Barat hingga tahun 1962. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk; (1). mengetahui sekilas riwayat kehidupan Kartosuwiryo, (2). mengetahui terbentuknya TII tahun 1948, (3). menjelaskan organisasi militer dan siasat gerilya TII, (4). menjelaskan perekrutan anggota, persenjataan dan komando perang TII, dan (5). mengetahui berakhirnya TII di Jawa Barat pada masa Kartosuwiryo tahun 1962.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Nugroho Notosusanto yang terdiri dari empat langkah, yakni: (1). Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu yang dikenal dengan sumber sejarah; (2). Kritik Sumber, kegiatan meneliti jejak atau sumber sejarah yang telah dihimpun sehingga diperoleh fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan; (3). Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh; (4). Historiografi, yaitu kegiatan menyampaikan sintesa yang telah diperoleh ke dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1). kartosuwiryo merupakan tokoh utama dibalik pemberontakan DI/TII Jawa Barat dan sekaligus sebagai panglima tertinggi TII, (2). organisasi militer TII tersusun dalam bentuk satuan-satuan militer; yang terdiri dari satuan tingkat divisi, resimen, batalyon, kompi, peleton dan regu, (3). siasat gerilya TII antara lain yaitu taktik timbul dan tenggelam, gerakan cepat, taktik menghadapi musuh, menembus blokade musuh dan gerakan bersama, (4). anggota-anggota TII diperoleh dari bekas anggota Pasukan Hizbullah dan Sabilillah serta semua organisasi Islam yang berada di Jawa Barat; bekas tentara KNIL; Polisi Belanda; Polisi Perkebunan dan dari kalangan penduduk biasa. Persenjataan TII diperoleh terutama dari hasil rampasan perang, baik melawan Tentara Jepang, Tentara Belanda maupun TNI. Komando perang TII dibagi menjadi tujuh Daerah Perang atau Sapta Palagan. Tiap-tiap daerah perang dibagi menurut luas wilayahnya dan pada tiap-tiap daerah perang tersebut dipimpin oleh seorang Komandan TII, (5). adanya operasi Pagar Betis yang kemudian dilanjutkan dengan operasi Brata Yudha pada akhirnya TII dibawah pimpinan Kartosuwiryo berhasil ditumpas oleh TNI pada tahun 1962.
Kata Kunci: Sistem Militer, Tentara Islam Indonesia.. RENO APRILIA DWIJAYANTO2015-07-07T01:24:53Z2019-01-30T00:48:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227492015-07-07T01:24:53ZKAJIAN TENTANG RUNTUHNYA KEKUASAAN BEN ALI DI TUNISIA TAHUN 2011Desember 2010 hingga Januari 2011 berhasil menjatuhkan kekuasaan Ben Ali.
Jatuhnya kekuasaan Ben Ali berdampak terhadap pergolakan politik di negaranegara
di kawasan Afrika Utara dan dunia Arab serta dunia Barat. Skripsi ini
bertujuan: (1) untuk mengetahui sosok Ben Ali sebagai presiden Tunisia, (2)
mengkaji faktor-faktor pendorong jatuhnya kekuasaan Ben Ali, (3) memaparkan
proses jatuhnya pemerintahan Ben Ali, (4) mengungkapkan dampak jatuhnya Ben
Ali.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah kritis oleh
Kuntowijoyo, yaitu: (1) pemilihan topik, langkah awal dalam sebuah penelitian
untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji, (2) heuristik, kegiatan
menghimpun jejak-jejak atau sumber-sumber sejarah, (3) kritik sumber, kegiatan
meneliti sumber-sumber sejarah sehingga diperoleh sumber-sumber yang otentik
dan terpercaya, (4) interpretasi, merupakan kegiatan analisis yang didapatkan dari
sumber yang telah dikumpulkan dan diverifikasi, (5) historiografi, merupakan
kegiatan menyampaikan sintesis dari penelitian yang ditulis secara kronologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ben Ali adalah pemuda muslim yang
dilahirkan di tengah keluarga sederhana di kota Hammam-Sousse. Ben Ali
mendapatkan pendidikan militer ke luar negeri dengan bantuan beasiswa dari
pemerintah Tunisia. Tamat dari pendidikan militer Ben Ali mulai meniti karir
dalam bidang militer. Karir Ben Ali semakin cemerlang dengan keputusannya
untuk memulai karirnya dalam bidang politik pemerintahan dan akhirnya menjadi
presiden. Jatuhnya kekuasaan Ben Ali disebabkan oleh beberapa faktor
pendorong, diantaranya adalah tingkat pengangguran yang tinggi, harga bahan
pokok yang tinggi dan permasalahan-permalasahan yang berkaitan dengan
pelanggaran HAM, sehingga menimbulkan aksi demonstrasi rakyat. Demonstrasi
disebabkan oleh aksi bakar diri Bouazizi, seorang pedagang buah, karena
perlakuan petugas polisi yang menghina pekerjaannya. Peristiwa tersebut
memancing kemarahan rakyat Tunisia hingga aksi demosntrasi menyebar ke
pelosok negeri. Aksi demonstrasi yang berkepanjangan tidak mampu diatasi oleh
Ben Ali. Ben Ali mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 14 Februari
2011. Hal tersebut menandai jatuhnya pemerintahan Ben Ali. Jatuhnya kekuasaan
Ben Ali memberikan efek domino kepada negara-negara kawasan Afrika Utara
dan dunia Arab untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah mereka yang
diktator dan otoritaritarian.
Kata kunci: Ben Ali, Revolusi Tunisia, 2011.. DwiWahyu Anggorowati2015-07-07T01:24:19Z2019-01-30T00:48:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22745This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227452015-07-07T01:24:19ZEKSISTENSI ETNIS TIONGHOA DI SURAKARTA PADA MASA ORDE LAMA 1945-1965Etnis Tionghoa memiliki peranan besar dalam perekonomian Indonesia. Stratifikasi sosial di masa kolonial menempatkan etnis Tionghoa di atas pribumi melahirkan kecemburuan sosial. Di masa kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami perubahan stratifikasi sosial, etnis Tonghoa mendapat perlakuan berbeda di bidang ekonomi akibat dominan di bidang perekonomian. Selain itu, masalah dwi kewarganegaraan antara pemerintah RI dan RRC juga menjadi latar belakang lahirnya kebijakan rasial.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, berdasarkan Kuntowijoyo. Metode sejarah adalah cara yang digunakan dalam merekonstruksi masa lampau. Metode sejarah memiliki lima tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap terakhir ialah historiografi.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: Dinamika etnis Tionghoa di Surakarta terjadi karena kebijakan ekonomi, politik, sosial dan budaya masa orde lama. Kebijakan ini dilakukan pemerintah orde lama dalam mewujudkan kesetaraan antara pribumi dan etnis Tionghoa. Cengkraman ekonomi yang dilakukan etnis Tionghoa sejak masa kolonial menimbulkan kecemburuan sosial, pribumi menjadi golongan di bawah masyarakat pendatang. Selain itu, masalah politik pemerintah Republik Indonesia dengan RRC juga menjadi penyebab kebijakan ini. Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah RRC sama-sama menganggap etnis Tionghoa di Indonesia adalah warga negaranya sehingga etnis Tionghoa di Indonesia memiliki dwi kewarganegaraan. Hal ini menimbulkan diskriminasi yang membuat kedudukan hukum etnis Tionghoa disamakan WNA. Diskriminasi politik dan ekonomi menyebabkan etnis Tionghoa kehilangan hak politik sebagai WNI dan juga mengalami hambatan dalam perekonomian. Dalam mengakhiri polemik ini, etnis Tionghoa di Surakarta mengintegrasikan diri mereka ke dalam masyarakat pribumi lewat bidang sosial dan budaya agar menghilangkan pembeda sehingga mendapatkan kepastian hukum seperti pribumi.
Kata Kunci: Etnis Tionghoa Surakarta, Orde Lama, 1945-1965. Bakti Syamsudin2015-07-07T01:24:07Z2019-01-30T00:48:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22744This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227442015-07-07T01:24:07ZPERISTIWA SENDORENG DI KECAMATAN SAMALANTAN KABUPATEN BENGKAYANG (KAJIAN HISTORIS
TENTANG KONFLIK ETNIS DAYAK-MADURA
TERBESAR PERTAMA DI PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
TAHUN 1979)Konflik antar etnis Dayak-Madura di Kalimantan Barat tercatat sudah terjadi sebelas kali pada rentang tahun 1950-1997. Salah satu dari sebelas konflik tersebut yang menjadi kajian dalam skripsi ini adalah tentang Peristiwa Sendoreng tahun 1979. Tujuannya adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya, kronologis kejadiannya, dan upaya perdamaian oleh pemerintah di daerah konflik tersebut.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo. Tahap yang pertama adalah pemilihan topik yakni tentang Peristiwa Sendoreng 1979. Tahap kedua, heuristik atau pengumpulan sumber (sumber tertulis dan tidak tertulis). Tahap ketiga, verifikasi atau kritik sumber baik ekstern maupun intern. Tahap keempat, interpretasi atau penafsiran dalam mengkorelasi data yang telah terkumpul. Tahap kelima adalah historiografi atau penulisan sejarah sebagai hasil dari penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya Peristiwa Sendoreng adalah adanya kesenjangan sosial antara Dayak dan Madura; munculnya stereotip negatif dari kedua etnis; serta akibat adanya konflik yang berulang yang melibatkan kedua etnis tersebut. Awal kejadian adalah permasalahan sepele antara Asikin bin Asmadin (Madura) yang merasa terhina oleh kata-kata Sidik (Dayak) yang menegurnya untuk berhati-hati mengarit rumput agar tak terkena padi ketika mencari rumput di pematang sawah Sidik di Desa Sendoreng. Buntutnya Asikin membacok Sidik hingga meregang nyawa dan meninggal keesokan harinya di RS Bethesda Serukam. Tewasnya Sidik menyebabkan perang berkecamuk di Samalantan dan Monterado hingga merengut puluhan korban jiwa dan harta benda yang terbakar. Konflik mereda seminggu kemudian setelah aparat keamanan diturunkan dari Batalyon 641 “Beruang Hitam”, Brimob, Polres Sambas, Kodim 1202, dan Hansip-Wanra. Upaya pemerintah memediasi perjanjian damai bagi kedua etnis berhasil dilakukan, ditandai dengan dibangunnya Tugu Perdamaian di Samalantan dan Tugu Bendera di Monterado.
Kata Kunci: Peristiwa Sendoreng, Samalantan, Bengkayang, Konflik Etnis, Madura-Dayak, Kalimantan Barat, 1979.Fitria Antonia Yunita2015-07-07T01:23:49Z2019-01-30T00:48:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22742This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227422015-07-07T01:23:49ZSTUDI KOMPETENSI SOSIAL DAN KEPRIBADIAN MAHASISWA
PROGRAM PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2010
DI KOTA MAGELANGProgram Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) wajib diikuti oleh mahasiswa jurusan kependidikan termasuk Jurusan Pendidikan Sejarah. Mahasiswa perlu menguasai kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guna menunjang keberhasilan program PPL. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui penguasaan kompetensi sosial mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah; (2) mengetahui penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah; dan (3) mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah dalam mengemban tugasnya di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan kepada enam mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah, satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL, empat guru pembimbing, dan dua belas siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) penguasaan kompetensi sosial mahasiswa prodi pendidikan sejarah yang melaksanakan program PPL di SMA Tarakanita Magelang dan MAN 1 Kota Magelang baik karena menguasai empat poin komptensi sosial, sedangkan mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang hanya menguasai tiga poin kompetensi sosial; (2) Mahasiswa prodi pendidikan sejarah yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang hanya menguasai dua kompetensi kepribadian, sedangkan mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Tarakanita dan MAN 1 Kota Magelang telah menguasai tujuh poin kompetensi kepribadian; (3) tingkat keberhasilan mahasiswa program PPL di tiga sekolah tersebut tergolong berhasil dengan baik untuk dua sekolah, yakni SMA Tarakanita Magelang dan MAN 1 Kota Magelang dilihat dari penguasaan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosialnya, sedangkan untuk mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang tingkat keberhasilannya masih kurang. Kata kunci: Kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan program PPL. Anisa Septianingrum2015-06-28T21:33:50Z2019-01-30T00:13:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21754This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217542015-06-28T21:33:50ZPERANAN NYAI DALAM TRANSFORMASI MODERNISASI
DI JAWA (1870-1942)Penulisan karya tulis ini dilatarbelakangi oleh minimnya perhatian atas
sejarah perempuan-perempuan pribumi yang telah memberikan sumbangsihnya
dalam perjalanan sejarah Indonesia. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah: (1)
Memaparkan penyebab kemunculan praktik-praktik pernyaian di Jawa; (2)
Menganalisa dan mengetahui model-model pernyaian di Jawa; (3) Menganalisa
dan mengetahui peranan nyai dalam transformasi modernisasi di Jawa tahun
1870-1942.
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah melalui studi
pustaka. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, pemilihan
topik, menentukan topik penulisan. Kedua, heuristik, menghimpun jejak-jejak
masa lampau yang dikenal dengan data sejarah. Ketiga, verifikasi, kegiatan
meneliti sumber-sumber sejarah baik secara eksternal maupun internal. Keempat,
interpretasi, yaitu langkah menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta
sejarah yang diperoleh setelah diterapkannya kritik intern dan ekstern dari datadata
yang berhasil dikumpulkan. Kelima, historiografi, penulisan karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Kedatangan pegawai-pegawai Eropa
menjadi tonggak dimulainya pernyaian di Hindia Belanda khusnya di Jawa.
Pegawai laki-laki Eropa lajang memilih hidup bersama nyai untuk membantunya
memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan biologis. (2) Pernyaian di
Jawa terjadi tidak hanya di dalam masyarakat sipil, tetapi terjadi di tangsi-tangsi
militer dan di perkebunan-perkebunan swasta. Pernyaian di setiap pusat kegiatan
pemerintah Hindia Belanda mempunyai karakteristik berbeda. Perbedaan ini
terlihat pada fungsi, peranan, pengambilan seorang nyai, serta perlakuan terhadap
seorang nyai. (3) Seorang nyai berperan sebagai mediator dua budaya, yaitu
budaya Eropa dengan budaya pribumi. Interaksi dengan tuan Eropanya
mengakibatkan seorang nyai terpenetrasi atas budaya Eropa. Interaksi tersebut
yang mendukung peranan seorang nyai dalam berbagai bidang sehingga
membentuk suatu kebudayaan baru dalam kehidupan nyai maupun masyarakat
Indo, antara lain dalam bidang kebiasaan makan, berbusana, berbahasa, dan gaya
hidup. Kebudayaan baru tersebut disebut dengan budaya Indis. Kedekatannya
dengan budaya Eropa mengakibatkan nyai menjadi seorang perempuan modern
pada zamannya.
Kata kunci : Nyai, Transformasi, Modernisasi, Jawa, 1870-1942Adhy Winda Prastyaning2015-06-28T21:33:50Z2019-01-30T00:13:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21756This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217562015-06-28T21:33:50ZKONSEP MURBA DALAM PANDANGAN TAN MALAKA
(1922-1948)Penelitian sejarah ini bertujuan untuk: 1) memberikan gambaran mengenai
pandangan Tan Malaka tentang masyarakat Indonesia, 2) pemikiran Tan Malaka
tentang Murba, dan 3) dampak dibidang sosial-politik sebagai akibat dari
berkembangnya konsep Murba di Indonesia. Tan Malaka menuangkan
pemikirannya karena melihat kenyataan pahit yang dialami oleh bangsa Indonesia
di tanah airnya sendiri.
Proses pengerjaan penelitian sejarah ini menggunakan metode sejarah kritis
dengan lima tahapan. Pemilihan topik digunakan untuk memilih topik penelitian.
Pengumpulan sumber, dalam pelaksanaan penelitian ini sumber-sumber yang
dikumpulkan berupa sumber primer dan sumber sekunder, antara lain surat kabar
lama, jurnal, artikel, dan buku-buku. Verifikasi merupakan suatu pengujian
terhadap sumber-sumber yang telah diperoleh untuk pelaksanaan penelitian
tentang kredibilitas dan keabsahannya. Interpretasi digunakan untuk menafsirkan
dan merangkai fakta-fakta yang telah diperoleh berdasarkan sumber primer dan
sekunder. Penulisan (historiografi) merupakan kegiatan akhir dalam penelitian,
berupa menyusun dan menuliskan hasil penelitian.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan tentang: 1) Kondisi masyarakat
Indonesia yang egaliter pada masyarakat pra sejarah dan kesukuan, sebelum
masuknya pengaruh asing. Masuknya hindu, islam, dan Belanda membawa
pengaruh dan perubahan terhadap masyarakat Indonesia. 2) Menurut terminologi
Tan Malaka, dia mengartikan Murba sebagai rakyat jelata atau kaum proletarnya
Indonesia. Pemikiran konsep Murba dikembangkan Tan Malaka terhadap rakyat
Indonesia dalam perjuangan memerdekakan diri dari tekanan bangsa asing.
Perjuangan Tan Malaka dalam meluaskan gagasan dan pengaruhnya tidak
berhenti ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Tujuan konsep Murba
terus dilaksanakan dan diperjuangkan untuk mendapatkan kedaulatan Indonesia
secara penuh dan terlepas dari pengaruh dari bangsa asing, baik secara pemikiran
maupun aksi massa. 3) Pemikiran tentang Murba ini memberikan pengaruh
terhadap kondisi sosial dan politik di masa revolusi Indonesia. Pengaruh
pemikiran Murba dalam bidang sosial menimbulkan peristiwa gerakan anti
swapraja yang menjatuhkan keistimewaan Surakarta. Pengaruh pemikiran Murba
dalam bidang politik menyebabkan berdirinya organisasi massa, yaitu Persatuan
Perjuangan dan berdirinya sebuah partai politik, yaitu Partai Murba.
Keywords: murba, tan malaka, tahun 1922-1948.S. YERMIA RENDY2015-06-28T21:33:49Z2019-01-30T00:13:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217492015-06-28T21:33:49ZPERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS MENUJU KEMERDEKAAN
(1991-1995)Federasi Yugoslavia terdiri dari beberapa negara bagian, yaitu Serbia, Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, dan Macedonia. Federasi ini mengalami gejolak seiring dengan tumbangnya rezim komunis Uni Soviet yang menjadi pemicu semakin menguatnya nasionalisme masing-masing etnis di Yugoslavia. Komplikasi permasalahan yang kian rumit membuat federasi ini tak dapat mempertahankan keutuhannya. Satu per satu negara bagian melakukan disintegrasi, yang diawali oleh Slovenia dan Kroasia kemudian dilanjutkan Bosnia-Herzegovina. Perang yang terjadi di Bosnia merupakan klimaks dari seluruh rentetan peristiwa disintegrasi Federasi Yugoslavia. Skripsi ini bertujuan: (1) mengetahui kondisi Bosnia pada masa disintegrasi Yugoslavia, (2) mengetahui proses terjadinya Perang Bosnia, (3) mengetahui dampak dari terjadinya Perang Bosnia.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode sejarah kritis melalui literatur. Pemilihan topik permasalahan yang akan dikaji dilakukan terlebih dahulu sebelum penerapan metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk, metode sejarah kritis memiliki empat tahapan yaitu: (1) heuristik yaitu menghimpun jejak-jejak masa lalu yang dikenal dengan data sejarah, (2) kritik sumber yaitu kegiatan meneliti sumber-sumber sejarah baik secara internal maupun eksternal, (3) interpretasi yaitu merupakan langkah menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh setelah diterapkannya kritik, dan (4) penulisan yaitu berupa penyampaian sintesis yang diperoleh dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Bosnia merupakan sebuah agresi Serbia terhadap Bosnia sebagai negara berdaulat yang telah diakui secara syah oleh dunia. Serbia menyerang Bosnia-Herzegovina setelah republik ini memproklamirkan diri pada tanggal 6 April 1992. Serbia juga melakukan pembersihan terhadap etnis Muslim dan etnis Kroasia sebagai upaya untuk membangun kembali Serbia Raya di bekas Yugoslavia. Berbagai gertakan dari PBB dan NATO sama sekali tidak dapat menghentikan kekejaman Serbia. Serbia baru bersedia mematuhi perintah PBB dan NATO setelah dilakukan serangan udara secara intensif oleh NATO. Seiring dengan serangan udara tersebut, diselenggarakan pula perundingan maraton di Jenewa, New York, dan Dayton. Perang tersebut dapat dihentikan dengan membentuk federasi dari ketiga pihak melalui Perjanjian Dayton yang disepakati pada tanggal 21 November 1995 di Dayton, Ohio.
Kata Kunci: Perang Bosnia, Konflik Etnis, dan KemerdekaanSumartini Sri2015-06-28T21:33:49Z2019-01-30T00:13:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21750This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217502015-06-28T21:33:49ZPROSES PEMILIHAN UMUM 1955 DI INDONESIAPemilihan umum 1955 merupakan pemilihan umum yang pertama kali diselenggarakan di negara Republik Indonesia. Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pada tanggal 29 September untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan pada 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar baru. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kondisi pemerintahan Indonesia sebelum pemilihan umum 1955, (2) mengetahui proses terjadinya pemilihan umum 1955 di Indonesia, (3) mengetahui hasil pemilihan umum 1955 di Indonesia.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis menurut Kuntowidjoyo. Tahap pertama adalah pemilihan topik sebagai kegiatan awal untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Tahap kedua adalah pengumpulan sumber yang didapat dari sumber tertulis yang diperoleh dari buku-buku di Perpustakaan dan juga dari Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Tahap ketiga adalah verifikasi yaitu kritik sejarah atau keabsahan sumber. Tahap keempat adalah interpretasi yang merupakan tahap penafsiran untuk mengkorelasikan data dari berbagai sumber. Tahap kelima adalah penulisan sejarah sebagai hasil dari penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi pemerintahan awal negara Indonesia menganut sistem demokrasi liberal atau parlementer gaya barat yang berakhir setelah diberlakukannya demokrasi terpimpin. Pelaksanaan pemilihan umum yang pertama tahun 1955 diselenggarakan dalam tiga tahap kabinet yang berbeda yaitu kabinet Wilopo, Ali Sastroamidjojo dan Burhanudin Harahap. Pengesahan undang-undang pemilihan umum dilaksanakan pada masa kabinet Wilopo yang mengeluarkan Undang-Undang Dasar No.7 Tahun 1953 sebagai dasar hukum pemilihan umum. Kabinet Ali Sastroamidjojo melaksanakan tahap berikutnya yaitu kampanye pemilihan umum yang berlangsung dalam dua tahap, yaitu tahap pertama ketika disahkannya undang-undang pemilihan umum pada 4 April 1953. Tahap kampanye yang kedua yaitu ketika tanda gambar partai disahkan oleh Panitia Pemilihan Indonesia pada tanggal 31 Mei 1954. Kabinet Burhanudin Harahap melaksanakan hari pencoblosan dan pemungutan suara yang dihadiri lebih dari 39 juta orang Indonesia. Sebanyak 37.875.299 atau 87,65 persen dari 43.104.464 orang yang terdaftar sebagai pemilih setahun sebelumnya, memberikan suara secara sah menempatkan PNI, Masyumi, NU dan PKI sebagai empat besar pemenang pemilihan umum 1955.
Kata kunci : Pemilihan Umum 1955, Undang-Undang Pemilihan Umum, KabinetPermadi Singgih Bambang2015-06-28T21:33:49Z2019-01-30T00:13:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21751This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217512015-06-28T21:33:49ZPERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1965)Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1965 sangatlah penting bagi Kepolisan Negara Republik Indonesia. Tujuan dari penulisan ini untuk 1) mengetahui dan mengkaji Kepolisian Negara Republik Indonesia Sebelum Masa Demokrasi Terpimpin, 2) Kepolisian Negara Republik Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin, 3) Dinamika perkembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin, 4) Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah kritis. Penelitian sejarah kritis ini terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama adalah pemilihan topik yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini. Tahap kedua adalah pencarian dan pengumpulan sumber (heuristik) yaitu mengumpulkan sumber-sumber baik mengkaji buku-buku yang relevan, arsip, koran, ataupun sumber sejarah lainnya. Tahap ketiga adalah kritik sumber (verifikasi) dimana penulis meneliti sumber yang diperoleh baik ekstern maupun intern sehingga diperoleh data yang dipertanggungjawabkan. Tahap keempat adalah penafsiran (interpretasi) dan tahap kelima adalah penulisan sejarah (historiografi) yaitu dimana penulis menyajikan hasil penafsiran tersebut secara kronologis dan deskriptif analitis dalam bentuk sejarah.
Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa
1) Kepolisian Negara Republik Indonesia Sebelum Demokrasi Terpimpin mengalami perubahan dalam organisasi maupun status Kepolisian. Selain itu Kepolisian Negara berperan dalam operasi keamanan dalam negeri seperti menumpas sisa-sisa kolonial Belanda, opersasi penumpasan APRA, PRRI Permesta, dan DI/TII di Sulawesi dan Jawa, 2) Kepolisian Negara Republik Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin merupakan lembaga negara yang mengalami perubahan dan perkembangan pada masa tersebut, 3) dinamika Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Lahirnya UU Pokok Kepolisian No.13/1961, Integrasi Kepolisian dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Organisasi Kepolisian,dan Perkembangan Pendidikan Kepolisian Negara, 4) Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam operasi-operasi Penumpasan DI/TII di Sulawesi Dan Jawa Barat, Trikora, Dwikora, penumpasan G30S, serta tugas Kepolisian dalam melindungi Presiden.
Kata Kunci : Kepolisian Negara Republik Indonesia, Demokrasi Terpimpin, 1959-1965.SANTIKA SITORESMI DYAH2015-06-28T21:33:48Z2019-01-30T00:13:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21747This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217472015-06-28T21:33:48ZPENERAPAN METODE DISKUSI DAN PERMAINAN PAPAN MEMORI
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X
DI SMA MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG
TAHUN AJARAN 2013/2014Keaktifan siswa kelas X SMA Muhamadiyah 2 Magelang rendah dan hasil belajar sejarah belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 73. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya keaktifan dan hasil belajar sejarah adalah metode pembelajaran sejarah yang bersifat konvensional dan monoton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dan permainan Papan Memori untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas X di SMA Muhamadiyah 2 Magelang tahun ajaran 2013/2014, kelebihan serta kendala metode diskusi dan permainan Papan Memori dalam pembelajaran sejarah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan tes. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan metode diskusi dan permainan Papan Memori dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X di SMA Muhamadiyah 2 Magelang dalam pembelajaran sejarah. Sebelum dilakukan tindakan rata-rata keaktifan kelas X yaitu 36,16%. Pada siklus I rata-rata persentase indikator keaktifan siswa adalah 79,46% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 9,38% menjadi 88,84%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu pretest 48,18 mengalami peningkatan pada posttest sebesar 26,32 menjadi 74,5. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu pretest 46,82 mengalami peningkatan pada posttest sebesar 33,72 menjadi 80,54. 2) Kelebihan metode diskusi dan permainan Papan Memori dalam pembelajaran sejarah yaitu siswa lebih aktif dan pembelajaran sejarah lebih menyenangkan. Kendala metode diskusi dan permainan Papan Memori dalam pembelajaran sejarah yaitu siswa belum terbiasa dengan metode diskusi dan permainan Papan Memori dan waktu diskusi kurang.
Kata Kunci: Metode diskusi, permainan Papan Memori, keaktifan, hasil belajarNormalita Esti2015-06-28T21:33:48Z2019-01-30T00:13:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21748This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217482015-06-28T21:33:48ZIMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013Pembelajaran sejarah di SMA N 1 Prambanan Klaten didominasi oleh
metode belajar ceramah, dan kurang menerapkan model pembelajaran. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus
mulai menggunakan model-model pembelajaran yang merangsang keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk
mengetahui bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1
SMA N 1 Prambanan Klaten dengan teknik tari bambu, (2) untuk mengetahui
kendala-kendala yang di hadapi dalam teknik tari bambu dalam pembelajaran
sejarah kelas XI IPS 1 SMA N 1 Prambanan Klaten, (3) untuk mengetahui
kelebihan dari teknik Tari Bambu dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas
XI IPS SMA N 1 Prambanan Klaten.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari 3 siklus. Setiap siklus mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Proses
pengambilan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, dan test hasil belajar. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif
dan kualitatif.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan teknik tari bambu yang kegiatan
pembelajaran dengan cara saling berhadap-hadapan dan saling bertukar informasi
kemudian salah satu yang di ujung bergeser sehingga terjadi pertukaran pasangan
informasi, yang di kolaborasikan dengan soal tanya jawab dan juga diadakan
presentasi antar kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I, prestasi
belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 9.36 dari 50,96 menjadi 60,32. Pada
siklus II mengalami kenaikan sebesar 14.84 dari 57,41 menjadi 72,25. Pada siklus
III mengalami kenaikan sebesar 22.58 dari 60,96 menjadi 83,54. Kendala yang
dihadapi selama penelitian ini adalah masih ada siswa yang ramai dengan
pelaksanaan permainan tari bambu. kekurangan waktu pada proses pembelajaran
siklus II dan III dilaksanakan, dengan penambahan tanya jawab yang dilakukan
guru kepada siswa maupun siswa kepada siswa yang lainnya. Hal ini terjadi
karena dalam pemberian tanya jawab ada perdebatan jawaban pendapat dari
pemberi dan penerima pertanyaan. Siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Prambanan
Klaten jarang melakukan persentasi jadi pada awal penelitian yaitu pada siklus I
diskusi dan persentasi masih kurang kondusif. Kelebihannya adalah teknik
pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa semangat, prestasi belajar
meningkat.
Kata kunci: teknik tari bambu, pembelajaran sejarah, prestasi belajar.WIDODO MOCHAMAD HIDAYAT2015-06-28T21:33:48Z2019-01-30T00:14:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21757This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217572015-06-28T21:33:48ZPERANAN K. H. AGUS SALIM DALAM KANCAH PERPOLITIKAN INDONESIA MASA REVOLUSI FISIK (1945-1950)K. H. Agus Salim dilahirkan pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Kabupaten Agam (Bukittinggi), Sumatera Barat. Ia adalah putra dari Sutan Mohamad Salim dan Siti Zainab. K. H. Agus Salim adalah salah satu anak pribumi dari Kota Gadang yang telah berhasil menamatkan pendidikan formal di ELS dan HBS. Ia merupakan seorang tokoh yang pandai dalam hal mengarang sehingga banyak sekali tulisan-tulisan yang telah dihasilkan. Setelah kemerdekaan tahun 1945-1950 Ia masuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung, kemudian duduk sebagai menteri dalam beberapa kabinet hingga kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai penasihat Menteri Luar Negeri. Berbagai usaha perjuangan diplomasi yang dilakukan K. H. Agus Salim selama revolusi fisik (1945-1950) antara lain yaitu melalui meja perundingan, menghadiri Inter Asian Conference, misi diplomasi ke negara-negara Timur Tengah, dan meminta dukungan PBB dalam penyelesaian masalah Indonesia-Belanda.
Kata Kunci: K. H. Agus Salim, Politik, Indonesia (1945-1950)Handayani Farida Dwi2015-06-28T21:33:47Z2019-01-30T00:13:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21752This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217522015-06-28T21:33:47ZMODEL PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
KELAS XI SMA N 1 TELADAN YOGYAKARTABerbagai kasus yang menunjukan degradasi moral bangsa Indonesia
menjadi sorotan pentingnya perbaikan karakter bangsa ini. Oleh karena itu,
pendidikan karakter perlu ditanamkan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat demi kebaikan karakter generasi bangsa Indonesia. SMA N 1 Teladan
Yogyakarta mengaplikasikan pendidikan karakter supaya menghasilkan output
yang tidak sekedar mahir dalam bidang keilmuan, tetapi juga memiliki bekal
karakter yang baik. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) mengetahui pendidikan
karakter di SMA N 1 Teladan Yogyakarta; (2) mengetahui model pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran kelas XI SMA N 1 Teladan Yogyakarta; (3)
mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran sejarah kelas XI di SMA N 1 Teladan Yogyakarta.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Informan
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian
kurikulum, dua orang guru sejarah dan enam orang siswa kelas XI SMA N 1
Teladan Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data kualitatif yaitu berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (a) pendidikan karakter diterapkan
di SMA N 1 Teladan Yogyakarta secara komprehensif, yaitu teraplikasi dalam
semua aktifitas kegiatan sekolah dan terintegrasi dalam semua mata pelajaran,
serta diimplementasikan melalui program mentoring yang wajib diikuti oleh siswa
kelas X yang beragama Islam; (b) pendidikan karakter yang diterapkan dalam
pembelajaran sejarah di kelas XI SMA N 1 Teladan Yogyakarta menggunakan
model refleksi, model diskusi dan pelibatan siswa, model keteladanan dan
pengalaman langsung yang pelaksanaannya dalam pembelajaran disusun dengan
berbagai metode baik dengan metode debat, diskusi kelompok, pemutaran film,
permainan, dan sosio drama yang menekankan enam karakter, yaitu disiplin,
toleransi, rasa ingin tahu, tanggung jawab, mandiri dan semangat kebangsaan; (c)
faktor pendukung penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di
kelas XI, antara lain: sarana dan prasarana yang memadai, metode pembelajaran
yang digunakan guru, input siswa dan kultur sekolah, sedangkan faktor
penghambat dalam penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di
kelas XI, yaitu waktu yang terbatas terutama untuk program IPA.
Kata kunci: model, pendidikan karakter, pembelajaran sejarah.Raeni Dwi Nur2015-06-28T21:33:47Z2019-01-30T00:13:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21755This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217552015-06-28T21:33:47ZPERKEMBANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN
DI MANGKUNEGARAN TAHUN 1908-1942Keterlibatan kaum perempuan dalam pendidikan di Indonesia pada masa pergerakan nasional dianggap masih kurang. Selama ini, perempuan hanya diberi ruang dalam sector domestik untuk mengasuh anak, melayani suami dan memasak di dapur tanpa memikirkan kualitas hidupnnya serta kiprahnya dalam masyarakat. Skripsi ini bertujuaan untuk: 1) Mengungkapkan gambaran umum perempuan Mangkunegaran pada masa Pergerakan Nasional; 2) Kesadran perempuan di Mangkunegaran akan pentingnya pendidikan; 3) perkembangan pendidikan perempuan di Mangkunegaran.
Skripsi ini menggunakan metode penulisan sejarah. Langkah-langkah metode penulisan sejarah mencangkup: 1) Pemilihan topik yaitu kegiatan memilih permasalahan yang akan ditulis. 2) Heuristik yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan melakukan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan Perkembangan Pendidikan Kaum Perempuan di Mangkunegaran Tahun 1908-1942. 3) Kritik sumber yaitu kegiatan meneliti sumber untuk menentukan validitas kredibilitas sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan. 4) Interpretasi yaitu proses untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah serta proses penyusunannya. 5) Historiografi yaitu penulisan sejarah merupakan titik puncak seluruh kegiatan penelitian sejarah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Gambaran perempuan di Mangkunegaran antara tahun 1908-1942 pada umumnya masih terbelakang. perempuan dirasa tidak berhak memperoleh pendidikan, laki-laki dianggap sebagai pemimpin dan perempuan harus tunduk dan patuh.(2) Kaum perempuan pada masa itu belum mendapatkan pendidikan karena pandangan yang diyakini masyarakat bahwa perempuan hanya bertugas di wilayah domestic sumur-kasur-dapur. (3) Kondisi semacam ini menggugah kesadaran perempuan dari kalangan ningrat untuk memperjuangkan nasib perempuan menjadi lebih baik. Dimulai dari gagasan Kartini tentang perlunya pendidikan bagi perempuan, Pada tokoh gerakan perempuan telah berhasil meletakkan fondasi bagi upaya penafsiran ulang hubungan antar jender sehingga hak-hak perempuan lebih dihargai dan peran perempuan di ruang public mulai diperhatikan.
Kata Kunci : Mangkunegaran, Pendidikan Perempuan, 1908-1942BUNAYYA DITA ROSY2015-06-28T21:33:47Z2019-01-30T00:14:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21758This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217582015-06-28T21:33:47ZPERANAN SRI PAKU ALAM VIII PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II DI YOGYAKARTA TAHUN 1948-1949Agresi Militer Belanda ke Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 mengakibatkan lumpuhnya pemerintahan RI. Pucuk pimpinan RI ditawan oleh Belanda, sehingga eksistensi RI mengalami masa-masa yang kritis. Pada saat inilah Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Pak Alam VIII tampil melawan Belanda dengan mendukung penuh para gerilyawan dalam melawan Belanda. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjuangan Sri Paku Alam VIII pada masa Agresi Militer Belanda II.
Metode dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah. Pertama adalah heuristik, yaitu menghimpun sumber-sumber baik dengan mengkaji buku-buku yang relevan serta wawancara dengan beberapa pihak. Langkah kedua adalah kritik sumber dimana penulis meneliti sumber yang diperoleh baik secara ekstern maupun intern sehingga diperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilakukan kritik sumber, tahap ketiga yaitu menafsirkan secara analisis atau sintetis dari bahan yang telah diperoleh sebagai tahap interpretasi. Tahap keempat adalah historiografi (penyajian), dimana pada bagian ini penulis menyajikan hasil penafsiran tersebut secara kronologis dan deskriptif analitis dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa Sri Paku Alam VIII yang lahir pada Minggu Pon 29 Mulud atau bersamaan dengan 10 April 1910 dengan nama sebagai BRM Haryo Sularso Kunto Suratno. Kemudian berganti nama KPH Suryodilogo. Ketika Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia melalui Amanat 5 September 1945, dimana Yogyakarta adalah daerah istimewa di bawah Republik Indonesia. Pada masa Agresi Militer Belanda Kedua, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII mendukung penuh perjuangan para gerilyawan dalam menghadapi Belanda. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga berinisiatif agar diadakan serangan umum yang kemudian dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Serangan ini ternyata mampu mendesak Belanda baik di medan pertempuran maupun dalam meja diplomasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak agar Belanda mengembalikan ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta, membebaskan pemimpin-pemimpin RI yang ditawan serta melanjutkan perundingan perdamaian yang pada akhirnya akan berujung dengan diserahkannya kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat.
Kata Kunci : Sri Paku Alam VIII Agresi Militer Belanda II, 1948-1949BAUTI DEWI2015-06-28T21:33:46Z2019-01-30T00:14:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21763This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217632015-06-28T21:33:46ZKIPRAH AMIR SYARIFFUDIN DALAM POLITIK DAN
PEMERINTAHAN SAMPAI TAHUN 1948Pemerintahan Perdana Menteri Amir Syariffudin merupakan pemerintahan terpendek yang berlangsung hanya sekitar 6 bulan saja yaitu pada 3 Juli 1947 - 23 Januari 1948. Dalam pemerintahan yang singkat peran Amir Syariffudin sangat berpengaruh terhadap perkembangan politik Indonesia waktu itu. Adapun penelitian skripsi ini mengulas: (1) Riwayat kehidupan Amir Syariffudin (2) Kiprah Amir Syariffudin pada organisasi dan partai politik, (3) Kiprah politik Amir Syariffudin pada pemerintahan Sutan Sjahrir dan pada masa menjabat perdana menteri.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima langkah. (1) Pemilihan Topik, merupakan kegiatan awal dari penelitian guna menentukan tema yang akan diangkat. (2) Heuristik, yakni usaha untuk mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang paralel dengan tema yang hendak diulas. (3) Kritik Sumber, tahap ini berkenaan dengan proses kritis guna menilai kesahihan data. (4) Interpretasi, yakni usaha untuk menemukan makna yang saling beririsan dari sumber-sumber sejarah. (5) Historiografi, merupakan proses untuk menyusun sumber-sumber sejarah yang telah dianalisis menjadi sebuah teks berupa karya sejarah.
Berdasarkan pada hasil analisis melalui kajian literatur, penulis menarik kesimpulan bahwa: (1) Amir Syariffudin dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1907 di Tapanuli Selatan. Amir Syariffudin pernah bersekolah di Belanda dan Indonesia yaitu bersekolah di Europeesche Lagere School, Gymnasium, dan Rechtshoogeschool. (2) Amir Syariffudin juga aktif dalam kegiatan pemuda kebangasaan yaitu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda. Dalam partai politik Amir Syariffudin tergabung dalam Partai Indonesia, Gerakan Rakyat Indonesia, Gabungan Politik Indonesia, dan Partai Sosialis. Amir Syariffudin juga pernah tergabung dalam Liga Anti Fasis. (3) Dalam masa pemerintahannya pernah menjadi Menteri Pertahanan dan Menteri Penerangan pada kabinet Sutan Sjahrir. Amir Syariffudin juga dihadapkan dengan agresi militer Belanda dan Perundingan Renvile. Hasil perundingan Renvile inilah yang mendorong jatuhnya Amir Syariffudin dari pemerintahan. Setelah terlempar dari pemerintahan Amir Syariffudin bekerjasama dengan pendukung setianya yang tergabung dalam FDR dan berhasil menjadi pemimpin FDR. Kemudian keterlibatan Amir Syariffudin dalam peristiwa Madiun menyeretnya dalam eksekusi mati.
Kata Kunci: Amir Syariffudin, Politik, Pemerintahan.. AGIL WAHYU WASKITHA2015-06-28T21:33:46Z2019-01-30T00:14:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21765This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/217652015-06-28T21:33:46ZPERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI
(1946-1949)Penulisan skripsi ini membahas permasalahan tentang suatu proses perundingan yang dilakukan yang terjadi antara tahun 1946-1949. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui latar belakang dipilihnya diplomasi. Selain itu untuk mengetahui proses proses dan perkembangan perjuangan diplomasi dengan dampaknya bagi Indonesia setelah masa Kemerdekaan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah. Metode penelitian sejarah mencakup 4 tahap yaitu: Pengumpulan Sumber (Heuristik) yaitu kegiatan menghimpun jejak masa lalu yang digunakan sebagai sumber sejarah, Kritik Sumber (Verifikasi) yaitu kegiatan meneliti jejak masa lampau tersebut baik bentuk maupun isinya, Analisis Sumber (Interpretasi) yaitu kegiatan untuk menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh. Penulis melakukan perbandingan dari setiap isi buku yang diperoleh dan Penulisan (Historiografi) yaitu menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah. Pendekatan yang digunakan ada 2 macam yaitu pendekatan historis dan pendekatan politik. Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriprif.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulisan skripsi ini berhasil mengungkap beberapa hal seperti Diplomasi Indonesia efektif karena adanya keterlibatan pihak ketiga baik itu Amerika Serikat, PBB dan Dunia Internasional. Keterlibatan pihak ketiga ini memperkuat posisi Indonesia dengan memberikan pengakuan secara de facto dan de jure hingga kemudian sampailah ke perundingan akhir Konfrensi Meja Bundar yang diadakan di Den Haag Belanda.
Kata Kunci :Diplomasi, Indonesia, Belanda.. ALFIDATU PANJI BIMANTARA2015-06-24T21:11:41Z2019-01-29T23:59:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21331This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213312015-06-24T21:11:41ZPENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2013/2014Pembelajaran sejarah sejauh ini masih dilakukan secara konvensional, lebih banyak menggunakan metode ceramah, akibatnya prestasi belajar siswa kurang optimal.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar sejarah melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Piyungan, kendala serta kelebihan yang dihadapi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terjadi 3 siklus. Setiap siklusnya mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini dengan triangulasi sumber data dan metode.Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantatif. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition yang diawali dengan membentuk siswa menjadi 4-6 kelompok, memberikan wacana/kliping berdasarkan topik
pembelajaran, siswa bekerjasama saling menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap tanggapan terhadap wacana/kliping dan dituliskan dalam selembar kertas,
kemudian mempersentasikan/membacakan hasil kelompok, guru membuat kesimpulan, penutup, penambahan perlakuan dengan mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya sebelum pembelajaran dilaksanakan, disamping itu dikolaborasikan dengan pencarian refrensi diskusi dari buku dan internet, penggunaan media gambar, hand out,
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat dari 56,53 menjadi 75,76. Pada siklus II meningkat dari 58,51
menjadi79,2. Pada siklus III meningkat dari 68,46 menjadi 85. Kelebihan penerapan metode ini siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Kendala yang dihadapi yaitu
suasana kelas yang kurang kondusif.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Metode CIRC, Prestasi BelajarKusuma Wardhani Widowati2015-06-24T21:10:38Z2019-01-29T23:59:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21336This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213362015-06-24T21:10:38ZPROGRAM KERJA PEMERINTAHANKABINET WILOPO 1952-1953Kabinet Wilopo merupakan Kabinet ketiga pada masa demokrasi parlementer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk; Pertama, mengetahui latar Belakang kehidupan Wilopo, kedua mengetahui proses terbentuknya Kabinet Wilopo, ketiga mengetahui program kerja Kabinet Wilopo dan pelaksanaannya dan yang terakhir untuk mengetahui akhir pemerintahan Kabinet Wilopo.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian sejarah yang terdiri dari lima tahapan. Tahapan pertama adalah penentuan topik. Berikutnya adalah pengumpulan sumber (heuristic) baik berupa sumber primer maupun sumber
sekunder. Ketiga adalah verifikasi, peneliti perlu melakukan kritik ekstern maupun intern terhadap sumber-sumber yang diperoleh. Selanjutnya adalah interpretasi, yaitu proses penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang telah ditemukan. Tahapan terakhir adalah Historiografi atau penulisan sejarah, peneliti harus menyusun fakta-fakta sejarah yang diperoleh dan disajikan menjadi cerita
sejarah yang tersusun secara kronologis.
Hasil penelitian ini berisi tentang Wilopo lahir dan besar di Purworejo, Jawa Tengah. Ia dibesarkan oleh Prawirodiharjo yang ternyata bukan ayah kandungnya. Wilopo bekerja sebagai guru dan penulis juga aktif dalam beberapa organisasi pemuda, organisasi politik yang membawanya menjadi menteri dibeberapa kabinet sampai mengantarkannya ke kursi Perdana Menteri pada kabinetnya sendiri. Kabinet Wilopo terbentuk setelah jatuhnya Kabinet Soekiman yang tersandung kasus MSA. Kabinet Wilopo merupakan zaken kabinet, dimana kabinet ini tidak hanya terdiri dari anggota partai, namun juga para ahli yang tidak berpartai. Program kerja pemerintahan Kabinet Wilopo tidak jauh berbeda dengan program kerja kabinet-kabinet sebelumnya. Kabinet ini berusaha menstabilkan
keadaan sosial, politik dan ekonomi negara yang pada saat itu masih labil. Wilopo melakukan beberapa kebijakan pangan dan mendirikan BULOG, mengeluarkan RAPBN, dan membenahi perundang-undangan, Meskipun demikian keberhasilan program kerjanya masih jauh dari yang diharapkan. Kabinet ini akhirnya demisioner akibat peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa.
Kata Kunci : Program Kerja, Kabinet Wilopo, 1952-1953.Joe Dhesita Syela2015-06-24T21:09:38Z2019-01-29T23:59:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21339This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213392015-06-24T21:09:38ZPERANAN MASYARAKAT DUSUN KEMUSUK PADA MASA AGRESI
MILITER BELANDA II DI YOGYAKARTA TAHUN 1948-1949Belanda berhasil menguasai ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Belanda juga melakukan gerakan pembersihan ke desa-desa guna menghancurkan TNI dan pasukan gerilya termasuk ke Dusun Kemusuk yang merupakan tempat kelahiran Letkol Soeharto. Penulisan Skripsi ini bertujuan mendeskripsikan mengenai kondisi geografi dan sosial ekonomi Dusun Kemusuk pada tahun 1948-1949, mengetahui alasan serangan Belanda di Dusun Kemusuk
pada Agresi Militer Belanda II, dan mengetahui kontribusi masyarakat Dusun Kemusuk pada Agresi Militer Belanda II.
Metode yang digunakan ialah metode sejarah kritis. Metode sejarah kritis merupakan metode penulisan sejarah dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam penelitian untuk mencapai hasil yang diharapkan dan mengungkap sejarah
secara obyektif. Metode penelitian sejarah kritis ini pertama ialah heuristik atau pengumpulan sumber. Tahap kedua verifikasi atau kritik sumber, ketiga interpretasi atau menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji kebenaranya, dan keempat ialah historiografi atau penulisan sejarah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui mengenai kondisi geografi dan sosial ekonomi dusun Kemusuk pada tahun 1948-1949. Letak dan keadaan geografis Dusun Kemusuk sangat cocok untuk hasil pertanian. Hasil pertanian yang belum terlalu berkembang digunakan untuk bahan pangan dan logistik bagi para pejuang gerilya. Mata pencaharian penduduk Dusun Kemusuk yang sebagian besar petani memiliki peranan yang cukup penting bagi perekonomian di Dusun Kemusuk dikarenakan bidang pertanian merupakan sumber pendapatan pokok. Serangan Belanda ke Dusun Kemusuk didasarkan atas
alasan untuk menghancurkan pasukan gerilya yang dipimpin oleh Letkol Soeharto (Komandan Wehrkreise III Yogyakarta), dikarenakan Lekol Soeharto berasal dari
Dusun Kemusuk. Masyarakat Dusun Kemusuk yang memiliki rasa gotong royong dalam hal pertahanan maupun pangan juga menjadi faktor berhasilnya perjuangan gerilya melawan pasukan Belanda. Semangat tersebut terlihat dalam peranan Masyarakat Dusun Kemusuk pada masa Agresi Militer Belanda II yaitu dalam hal penyediaan dapur umum, terselenggaranya keamanan desa dengan adanya pembentukan pager desa dan pos-pos ronda untuk penjagaan, serta adanya penyediaan pasukan pejuang.
Kata Kunci : Kondisi Geografi, Kondisi Sosial Ekonomi, Dusun Kemusuk.Novitarina Waspadi Maharani2015-06-24T21:08:36Z2019-01-29T23:59:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21346This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213462015-06-24T21:08:36ZIMPLEMENTASI METODE TRADING PLACE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XC SMAN 1 SELUAS KECAMATAN SELUAS KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT TAHUN AJARAN 2012-2013Penelitian ini dilatarbelakangi oleh motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Seluas kelas XC yang perlu ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi metode Trading Place untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XC terhadap pembelajaran sejarah di SMA N 1 Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang setiap siklus mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XC SMA Negeri 1 Seluas tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki motivasi belajar paling rendah dibandingkan kelas X lainnya. Teknik pengambilan data melalui observasi dan angket motivasi siswa, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwapenerapan metode Trading Place yang dikaloborasikan dengan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa rata-rata seluruh indikator aspek motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata persentase tiap siklus, yaitu motivasi belajar pada pra tindakan sebesar 70,12 % meningkat pada siklus pertama menjadi 73,78% Pada tahap siklus pertama mengalami peningkatan motivasi sebesar 3,66%. Kemudian peningkatan signifikan terlihat pada siklus kedua menjadi 88,37% dengan kategori sangat baik, siklus kedua penerapan Trading Place dipadukan dengan media gambar. Kelebihan metode Trading Place dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan cara belajar baru bagi siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, serta siswa lebih percaya diri dalam mengeluarkan pendapat dan peserta didik menjadi lebih saling mengenal. Hambatan dalam penelitian ini kurangnya pemahaman siswa mengenai metode Trading Place di awal pelaksanaan, terbatasnya sumber belajar, kurangnya waktu pelajaran dan memahami cara belajar siswa sehingga memerlukan waktu yang cukup panjang, metode Trading Place merupakan metode yang mengarahkan siswa untuk belajar lebih mandiri tetapi peranan guru masih dirasakan untuk membimbing siswa menemukan cara belajarnya sendiri.
Kata kunci: Trading Place, Motivasi Belajar, SMA 1 Seluas, Bengkayang.Suprianto2015-06-24T21:07:05Z2019-01-29T23:59:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21351This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213512015-06-24T21:07:05ZKONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT GUNUNGKIDUL MASAREVOLUSI HIJAU (1970-1974)Tujuan penelitian ini pertama, untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Gunungkidul sebelum pelaksanaan Revolusi Hijau. Kedua, untuk mengetahui pelaksanaan Revolusi Hijau pada masyarakat Gunungkidul. Ketiga
untuk mengetahui dampak sosial ekonomi pelaksanaan Revolusi Hijau pada masyarakat Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian sejarah yang terdiri dari lima tahapan. pertama, penentuan topik, kedua pengumpulan sumber (heuristik) baik sumber primer maupun sekunder. Ketiga, kritik sumber (verifikasi), yaitu kritik ekstern maupun intern terhadap sumber yang diperoleh. keempat penafsiran (interpretasi) fakta sejarah yang ditemukan. kelima penulisan (historiografi)
penjelasan sejarah secara kronologis.
Hasil penelitian ini, kondisi sosial ekonomi masyarakat Gunungkidul dapat dilihat dari penggunaan tanah oleh petani yaitu tanah pekarangan, tanah tegalan dan tanah lereng bukit. Revolusi Hijau di satu pihak telah berhasil meningkatkan produksi beras tetapi dipihak lain telah menimbulkan pembagian keuntungan yang tidak merata dan dampak-dampak sosial ekonomi pada masyarakat pedesaan yang timbulnya gejala stratifikasi sosial. Kesejahteraan petani miskin dan buruh tani tak bertanah tetap mandek atau bisa diperbaiki pada tingkat yang sangat lambat.
Kondisi sosial ekonomi petani diperburuk oleh beberapa faktor. Pertama, tanah menjadi bagian-bagian kecil yang ditimbulkan oleh hak waris tanah jawa yang cenderung untuk meningkatkan pemusatan kepemilikan tanah di tangan tuan tanah. Kedua, faktor yang berjalan seiring dengan proses di atas adalah meningkatnya pengangguran di daerah pedesaan yang mengakibatkan tekanan ekonomi luar biasa dan kemelaratan di desa. Ketiga, proses monetisasi melalui proses-proses modernisasi teknologi yang mengakibatkan petani terjerumus kedalam pusaran hutang. Keempat, semua jenis usaha pembangunan mengakibatkan polarisasi di desa-desa yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin.
Kata Kunci: kondisi sosial ekonomi, Gunungkidul, revolusi hijau, 1970-1974Kandar Ii Rubi2015-06-24T21:06:08Z2019-01-30T00:00:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21357This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213572015-06-24T21:06:08ZKEBIJAKAN PEMERINTAHAN JOHN F. KENNEDY DI AMERIKA SERIKAT PADA TAHUN 1961-1963Penelit ian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan latar belakang John F. Kennedy; (2) Menganalisis kebijakan pemerintahan John F. Kennedy di Amerika
Serikat pada tahun 1961-1963; (3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintahan John F. Kennedy pada tahun 1961-1963 dan (4) Mendeskripsikan mengenai akhir perjalanan John F. Kennedy. Metode penelit ian menggunakan metode sejarah krit is menurut Kuntowijoyo, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan
historiografi. Hasil penelit ian menunjukkan: (1) Kennedy berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang polit ik kuat dan menjadi simbol bagi liberalisme Amerika; (2) Sebagian besar kebijakan Kennedy merupakan kebijakan yang fokus pada urusan luar negeri. Hal ini dilandasi oleh fakta bahwa periode tahun 19611963 menjadi bagian penting dari rangkaian perang dingin Amerika Serikat-Uni Soviet. Bagi Kennedy, membendung penyebaran komunis merupakan tugas penting yang harus dilaksanakan dengan segala upaya; (3) Kebijakan yang dilaksanakan Kennedy membawa dampak t idak saja bagi Amerika Serikat tetapi bagi negara lain seperti Kuba dan Indonesia. Dampak terbesar dari kebijakan Kennedy yakni membawa dunia diambang perang nuklir. Namun berkat kecerdasan Kennedy, kemungkinan akan hilangnya jutaan nyawa t idak terjadi.
Periode 1961-1963 juga menjadi salah satu periode terbaik bagi hubungan Amerika Serikat-Indonesia karena sebelumnya pendahulu Kennedy cenderung menganggap Indonesia sebagai musuh potensial; (4) Perjalanan Kennedy ke Texas bertujuan untuk mengumpulkan suara para calon pemilih di Texas. Sayangnya perjalanan tersebut harus menjadi perjalanan Kennedy yang terakhir.
Kata Kunci: John F. Kennedy, Amerika Serikat, Tahun 1961-1963.Fajar Pradana M. Gamma2015-06-24T21:05:06Z2019-01-30T00:00:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21360This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213602015-06-24T21:05:06ZUPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN “FUTSAL VERBAL” PADA SISWA KELAS XI BAHASA MAN YOGYAKARTA II TAHUN AJARAN 2012/2013Tujuan pembelajaran dikatakan berhasil apabila dapat membawa perubahan tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa melalui penerapan Futsal Verbal, mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan metode Futsal Verbal di kelas XI Bahasa MAN Yogyakarta II. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau (Classroom Action Research) yang dilakukan dalam dua siklus dimana masing-masing siklusnya dilaksanakan dalam dua pertemuan. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan angket. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini dengan triangulasi yang terdiri dari triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Futsal Verbal menjadikan minat belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket minat siswa sebelum dan sesudah tindakan. Peningkatan minat belajar siswa terlihat dari siklus I sebelum tindakan sebesar 57,89% dan sesudah tindakan sebesar 63,15% mengalami peningkatan sebesar 5,28%. Pada siklus II sebelum tindakan sebesar 73,68% dan sesudah tindakan sebesar 78,94% mengalami peningkatan sebesar 6,26%. Penelitian melalui penerapan metode Futsal Verbal
memiliki kelebihan yaitu siswa menjadi aktif dan berfikir kritis dalam menghadapi permasalahanya. Kelemahanya terdapat pada siswa yang lemah mengantungkan pada yang pandai sehingga diperlukan bimbingan dari guru.
Kata Kunci : Metode Futsal Verbal,Minat Belajar Sejarah Siswa,Rizardo Nico2015-06-24T21:04:06Z2019-01-30T00:00:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21365This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213652015-06-24T21:04:06ZSTUDI KOMPETENSI SOSIAL DAN KEPRIBADIAN MAHASISWA PROGRAM PPL PRODI PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2010 DI KOTA MAGELANGTujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui penguasaan kompetensi sosial mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah; (2) mengetahui penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah; dan (3) mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah dalam mengemban tugasnya di sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan kepada enam mahasiswa program PPL prodi pendidikan sejarah, satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL, empat guru pembimbing, dan dua belas siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) penguasaan kompetensi sosial mahasiswa prodi pendidikan sejarah yang melaksanakan program PPL di SMA Tarakanita Magelang dan MAN 1 Kota Magelang baik karena menguasai empat
poin komptensi sosial, sedangkan mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang hanya menguasai tiga poin kompetensi sosial; (2) Mahasiswa prodi pendidikan sejarah yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang hanya menguasai dua kompetensi kepribadian, sedangkan mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Tarakanita dan MAN 1 Kota Magelang telah menguasai tujuh poin kompetensi
kepribadian; (3) tingkat keberhasilan mahasiswa program PPL di tiga sekolah tersebut tergolong berhasil dengan baik untuk dua sekolh, yakni SMA Tarakanita Magelang dan MAN 1 Kota Magelang dilihat dari penguasaan kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosialnya, sedangkan untuk mahasiswa yang melaksanakan program PPL di SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang tingkat keberhasilannya masih kurang.
Kata kunci: Kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan program PPLSeptianingrum Anisamonsieur_niest@yahoo.com2015-06-24T21:02:50Z2019-01-30T00:00:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213692015-06-24T21:02:50ZKONTROVERSI ANGKATAN UMAT ISLAM (AUI) KEBUMEN BAGIAN DARI DI/TII JAWA BARAT (1945-1950)Angkatan Umat Islam (AUI) lahir sebagai organisasi sosial kelaskaran dengan dasar utama Islam. Tokoh sentral AUI adalah Kiai Haji Mahfud Abdurrahman alias Kiai Somalangu dan lebih dikenal masyarakat sebagai “Rama Pusat”. Terbentuknya RIS sebagai hasil persetujuan KMB dijadikan alasan mutlak AUI menentang pemerintahan. Latar belakang “pemberontakan” terjadi karena AUI menolak pembubaran pasukan AUI untuk digabung ke dalam APRIS. Gerakan AUI merupakan pergerakan sosial yang abortif karena gagal mencapai tujuan pergerakan sehingga menimbulkan kontroversi mengenai gerakan ini yaitu antara AUI digolongkan sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat dan AUI bukan merupakan bagian dari DI/TII Jawa Barat.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni: (1). Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu yang dikenal dengan sumber sejarah; (2). Kritik Sumber, kegiatan meneliti jejak atau sumber sejarah yang telah dihimpun sehingga diperoleh fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan; (3). Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh; (4). Historiografi, yaitu kegiatan menyampaikan sintesa yang telah diperoleh ke dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontroversi tentang gerakan ini yang pertama AUI digolongkan sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat karena dianggap gerakan ini sejalan dan senafas dengan gerakan DI/TII Jawa Barat serta sisa-sisa pasukan AUI bergabung dengan DI/TII Jawa Tengah setelah Kiai Mahfud tewas. Pendapat lain menganggap AUI bukan bagian dari DI/TII Jawa Barat karena gerakan AUI timbul karena rasa sakit hati sebab AUI akan dilebur ke dalam APRIS dan Kiai Mahfud selaku pemimpin utama AUI dan para pemimpin lainnya tidak mendapatkan jabatan apa-apa dalam APRIS sehingga pemberontakan itu hanya konflik AUI dengan pemerintah dan pada saat masih dipimpin Kiai Mahfud, AUI tidak pernah bekerja sama atau melakukan pertemuan dengan Kartosuwiryo maupun Amir Fatah. Selain itu terjadi konflik sosial di Kebumen yaitu antara elit birokrasi dengan elit agama, lurah dengan kiai, budaya abangan dengan budaya santri. Faktor yang menyebabkan kegagalan gerakan sosial ini adalah faktor sumber daya manusia, faktor sarana dan prasarana, serta faktor psikologis. Kematian tokoh utamanya yang kharismatik menjadi faktor dominan penyebab gagalnya gerakan sosial di Kebumen itu.
Kata Kunci: Angkatan Umat Islam, Kebumen, Kontroversi.Wibowo Henri2015-06-24T21:01:38Z2019-01-30T00:00:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21374This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213742015-06-24T21:01:38ZPERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI RUSIA MASA PEMERINTAHAN BORIS YELTSIN (1991-2000)Dalam penulisan skripsi ini ada tiga tujuan yang akan dibahas yaitu: (1)Mengetahui kondisi Rusia sebelum pemerintahan Boris Yeltsin, (2) Mengetahui dan memahami perkembangan politik Boris Yeltsin, (3) Mengetahui dan
memahami perkembangan ekonomi Boris Yeltsin.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis yang terdiri dari empat langkah, menurut Nugroho Notosusanto, yaitu: (1) Heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau yang dikenal dengan data sejarah.(2) Kritik sumber, kegiatan meneliti jejak-jejak atau sumber-sumber sejarah baik eksternal maupun internal (3) Interpretasi yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari faktor-faktor sejarah yang diperoleh, serta diterapkan kritik intern dan ekstern dari data-data yang berhasil dikumpulkan, (4) Penyajian yaitu menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa Boris Yeltsin,demokratisasi yang merupakan pilar perestroika dilanjutkan pada masa pascakomunis.Yeltsin melanjutkan
cita-cita dan harapan Gorbachev dengan upaya menciptakan
Rusia yang lebih demokratis. Yeltsin mempunyai hak mutlak
sebagai penguasa dan presiden. Namun dibawah kepemimpinanya, demokrasi pun tidak berjalan seperti apa yang diteorikannya, seperti demokratisasi yang pernah
dijalankan oleh pemimpin Uni Soviet Gorbachev, namun
mereka sama-sama mengalami hambatan.Pemerintahan Yeltsin
sangat dekat dengan kaum oligarkhi sangat terlihat adanya pemisahan antara kaum elit para orang kaya baru dengan
masyarakat biasa, Yeltsin lebih mengutamakan yang menguntungkan posisi dirinya seperti membubarkan parlemen yang banyak diprotes oleh kelompok konserfatif garis keras yang menentang perubahan radikal dalam politik dan
ekonomi. Yeltsin mengakhiri masa jabatannya sebelum masa
tugasnya yang kedua berakhir. Pada saat ia mengumumkan
pengunduran dirinya pada tanggal 31 Desember 1999.
Kata Kunci: Politik dan Ekonomi, Rusia, Boris Yeltsin, 1991-2000Putri Muna Lestyani2015-06-24T21:00:24Z2019-01-30T00:01:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21395This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213952015-06-24T21:00:24ZEKSISTENSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA PADA PEMILU DAN PARLEMEN (2004-2008)Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui proses berdirinya PDS 2) mengetahui strategi PDS pada Pemilu 2004 3) mengetahui eksistensi Partai Damai Sejahtera di parlemen.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis, dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, pemilihan topik, menentukan topik penulisan dari beberapa permasalahan yang diperoleh. Kedua, heuristik, menghimpun jejak-jejak masa lampau yang dikenal dengan data sejarah. Ketiga, verifikasi, yaitu kegiatan meneliti sumber-sumber sejarah baik secara internal maupun eksternal. Keempat, interprestasi, yaitu langkah menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh setelah diterapkannya kritik intern dan ekstern dari data-data yang berhasil dikumpulkan. Kelima, historiografi, yaitu penyampaian sintesis yang diperoleh dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Partai Damai Sejahtera berdiri pada 1 Oktober 2001. Maraknya tindakan diskriminatif seperti pembakaran dan penutupan gereja menjadi sebab berdirinya partai ini. Perjuangan Partai Damai Sejahtera membentuk pengurus ditingkat pusat hingga daerah berhasil meloloskan Partai Damai Sejahtera menjadi peserta Pemilu 2004. 2) Strategi yang digunakan adalah Program Yusuf 2004, pendekatan kepada tokoh masyarakat, dan sosialisasi muatan politik partai. Partai ini berhasil meraih 2,13% suara dan memperoleh 13 kursi di DPR-RI, serta berhasil membentuk Fraksi di parlemen. 3) Perjuangan Fraksi PDS di parlemen dimulai dengan melakukan penolakan beberapa RUU, antara lain RUU Perbankan Syariah, RUU Surat Berharga Syariah Negara, dan RUU Pornografi. Perjuangan ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab F-PDS kepada konstituennya.
Kata kunci: Partai Damai Sejahtera, Pemilu 2004, RUUKessek Frangki Fransisko2015-06-24T20:59:02Z2019-01-30T00:02:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214132015-06-24T20:59:02ZPERANAN ORGANISASI DHARMA WANITA DI KOTA BANJAR PATROMAN PADA MASA AKHIR ORDE BARU SAMPAI MASA REFORMASIOrganisasi Dharma Wanita merupakan wadah bagi kaum wanita yang berkerja sebagai PNS dan istri yang suaminya bekerja sebagai pegawai negeri Republik Indonesia. Organisasi Dharma Wanita dibentuk pada masa pemerintahan Orde Baru. Organisasi Dharma Wanita mempunyai peran dalam pembangunan Kota Banjar yang pada saat itu baru berdiri menjadi sebuah kota pemerintah sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisi Dinamika Organisasi Dharma Wanita; (2) menganalisis peranan organisasi Dharma Wanita pada masa pemerintahan Kota Banjar; (3)menganalisis pengaruh pembentukan organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian menurut Kuntowijoyo.
Tahap pertama adalah pemilihan topik yang merupakan kegiatan awal untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Tahap kedua yaitu heuristik yang merupakan tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah yang
relevan. Tahap ketiga adalah kritik sumber yaitu menguji keabsahan sumber untuk memastikan bahwa sumber yang diperoleh sudah valid. Tahap keempat adalah interpretasi yang merupakan tahap penafsiran untuk mengkorelasikan data dari berbagai sumber. Tahap kelima adalah penulisan sejarah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Masa Orde Baru organisasi wanita lebih banyak ditandai dengan berdirinya organisasi istri namun pergerakan kaum wanita mengalami kemunduran. Pada tanggal 5 Agustus 1974 pemerintah Orde
Baru mendirikan organisasi Dharma Wanita. Pemerintah Orde Baru membentuk organisasi Dharma Wanita mengingat bahwa pentingnya organisasi para istri dalam mendukung perjuangan dan mensukseskan pegawai Republik Indonesia
dalam mengemban tugasnya sebagai Aparatur Negara dan Abdi Masyarakat. (2)Peranan organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar tidak hanya sebagai pendamping suami dalam mengemban tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Organisasi Dharma Wanita berperan dalam proses pembentukan pemerintahan Kota Banjar. Peranan yang dilakukan organisasi Dharma Wanita dalam proses
pembentukan pemerintahan Kota Banjar yaitu dengan mengaktifkan kembali organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar yang sempat vakum. (3)Pengaruh dari pembentukan kembali organisasi Dharma Wanita di Kota Banjar yaitu;
meningkatkan tingkat pendidikan, meningkatkan hidup yang sehat dan lingkungan yang bersih, meningkatkan perekonomian, menghapus tindakan kekerasan dalam
rumah tangga yang sering dialami oleh kaum wanita.
Kata Kunci : Organisasi Dharma Wanita, Banjar Patroman.Damayu Annisa Kurnia2015-06-24T20:57:52Z2019-01-30T00:02:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21414This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214142015-06-24T20:57:52ZACEH SEBAGAI DAERAH OPERASI MILITER (1989-1998)Aceh merupakan salah satu pelopor kelahiran Republik Indonesia, namun pada kenyataannya wilayah ini justru selalu diwarnai oleh perjuangan dan pergolakan serta munculnya gerakan separatisme yang berujung diberlakukannya Daerah Operasi Militer. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui situasi dan kondisi Aceh sebelum dijadikan Daerah Operasi Militer pada tahun 1989-1998; (2) mengetahui proses terjadinya Daerah Operasi Militer di Aceh tahun 1989-1998; (3) mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat diberlakukannya Daerah Operasi Militer di Aceh tahun 1989-1998.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis menurut Kuntowijoyo. Tahap pertama adalah pemilihan topik untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji. Tahap kedua adalah pengumpulan sumber yang berkaitan tentang permasalahan yang akan di kaji. Tahap ketiga adalah verifikasi yang disebut juga kritik sejarah atau keabsahan sumber. Tahap keempat adalah interpretasi yang merupakan tahap penafsiran. Tahap kelima adalah penulisan sejarah atau historiografi sebagai hasil dari penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Faktor ekonomi, politik, sosial dan budaya secara keseluruhan memberikan kontribusi yang kompleks dalam konflik di Aceh. Timbulnya gerakan pemberontakan mulai dari Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) hingga munculnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1976 merupakan wujud kekecewaan rakyat Aceh kepada pemerintah pusat; (2) Pada tahun 1989 gangguan keamanan di Aceh semakin mengkhawatirkan dengan semakin meningkatnya kekuatan GAM. Pemerintah pusat kemudian memberlakukan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM). Kekerasan yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia semakin memperumit permasalahan yang menimbulkan berbagai pelanggaran HAM; (3) Pemberlakuan DOM untuk mengatasi GAM telah menimbulkan banyak korban. Setelah pemerintahan Soeharto tumbang, berakhir pula status Daerah Operasi Militer di Aceh.
Kata Kunci: Aceh, Daerah Operasi Militer, Tahun 1989-1998.Herbani Asteria2015-06-24T20:52:30Z2019-01-29T23:58:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21319This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/213192015-06-24T20:52:30ZPERANAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI PADA KETERLIBATAN
TURKI UTSMANI DALAM PERANG DUNIA I (1914-1918)Bediuzzaman Said Nursi ialah seorang tokoh intelektual dan juga tokoh politik di Turki Utsmani yang mempunyai peranan penting dalam Perang Dunia I, yang di dalamnya melibatkan Turki Utsmani. Negara ini terlibat aktif dalam
perang melawan Rusia membutuhkan tentara yang sangat banyak demi mengimbangi kekuatan tentara Rusia. Di sinilah Said Nursi berperan aktif di dalam Dinas Ketentaraan sebagai Mufti (Petugas Keagamaan) dalam resimen sukarela bersama. Said Nursi memimpin ribuan pasukan dengan gagah berani selama terjadinya perang. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan Peranan Bediuzzaman Said Nursi pada Keterlibatan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I (1914-1918). Penelitian ini membahas riwayat hidup Bediuzzaman Said Nursi, keterlibatan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I, serta peranan Bediuzzaman Said Nursi pada Perang Dunia I.
Metode penelitian sejarah dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode historis. Langkah-langkah dalam metode sejarah adalah pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penggunaan metode ini diharapkan akan menghasilkan penulisan yang objektif. Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian pustaka, yaitu melakukan
pencarian buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Hasil penelitian dari pustaka adalah bahwa Said Nursi sejak kecil adalah anak yang cerdas dan mempunyai pemikiran yang besar untuk Turki Utsmani, diantaranya dalam bidang pendidikan dan politik. Said Nursi tidak ingin bangsanya dijajah oleh bangsa lain,Turki Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I setelah bergabung di dalam Triple Aliansi, sebab utama yang menjadi alasan
bergabungnya Turki Utsmani dalam Triple Aliansi adalah kedekatannya dengan Jerman. Setelah mendeklarasikan perang (jihad) Turki Utsmani melawan tentara Rusia di beberapa wilayah di Turki Utsmani, sedangkan perang yang melibatkan Said Nursi secara langsung ialah perang di Kaukasus. Said Nursi berperan sebagai panglima pasukan milisi yang turut aktif dalam melawan pasukan Rusia di
Kaukasus Meskipun sempat menjadi tawanan perang namun jasa-jasa dan peranan Said Nursi sangat diapresiasi oleh Anwar Pasya selaku Menteri Perang Turki Utsmani.
Kata kunci: Peran Said Nursi, Perang Dunia I, Turki UtsmaniHastuti Fitri2015-05-20T05:41:00Z2019-01-29T22:36:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19070This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/190702015-05-20T05:41:00ZKONDISI SOSIAL POLITIK INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN KABINET BURHANUDDIN HARAHAP 1955-1956Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan Kabinet kelima pada masa demokrasi parlementer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan; 1) Mengetahui proses terbentuknya Kabinet Burhanuddin Harahap; 2) Mengetahui program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap dan pelaksanaannya; 3) Mengetahui kondisi sosial politik Indonesia masa Kabinet Burhanuddin Harahap dan 4) Mengetahui akhir pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian sejarah yang terdiri dari lima tahapan. Tahapan pertama adalah penentuan topik. Berikutnya adalah pengumpulan sumber (heuristic) baik berupa sumber primer maupun sumber sekunder. Ketiga adalah verifikasi, yang berupa kritik ekstern maupun intern terhadap sumber-sumber yang diperoleh. Selanjutnya adalah interpretasi, yaitu proses penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang telah ditemukan. Tahapan terakhir adalah Historiografi atau penulisan sejarah, peneliti harus menyusun fakta-fakta sejarah yang diperoleh dan disajikan menjadi cerita sejarah yang tersusun secara kronologis.
Hasil penelitian ini berisi tentang kondisi sosial politik Indonesia masa pemerintahan kabinet Burhanuddin Harahap, diantaranya; 1) Kabinet Burhanuddin terbentuk setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjoyo I yang tersandung peristiwa Angkatan Darat 27 Juni 1955. Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari beberapa partai; 2) Program kerja pemerintahan Kabinet Burhanuddin berusaha menstabilkan keadaan sosial, politik dan ekonomi negara yang pada saat itu masih labil; 3) Burhanuddin Harahap berhasil mengembalikan wibawa pemerintah terhadap Angkatan Darat dan masyarakat, berhasil mengatasi korupsi, mengadakan perbaikan ekonomi, serta berhasil menyelenggarakan pemilu. Keberhasilan program kabinet Burhanuddin Harahap masih jauh dari yang diharapkan. Dalam hubungan Indonesia Belanda, telah menyebabkan terjadinya perpecahan dalam tubuh Masyumi serta partai-partai Islam lainnya; 4) Akhirnya Kabinet demisioner setelah gagal menyelesaikan pembatalan perjanjian KMB dan hasil pemungutan suara itu diumumkan.
Kata Kunci : Kondisi Sosial Politik, Kabinet Burhanuddin Harahap, 1955-1956.Yuli Ernawati2015-05-20T05:32:48Z2019-01-29T22:36:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19068This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/190682015-05-20T05:32:48ZImplementasi Pembelajaran Permainan Petak Umpet Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Imogiri Tahun Ajaran 2013/2014Upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal di sekolah salah satunya melalui pengembangan pembelajaran di kelas yang menarik. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui 1) bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa dengan implementasi permainan pembelajaran petak umpet, (2) untuk mengetahui kendala sekaligus kelebihan yang dihadapi pada saat implementasi pembelajaran permainan petak umpet.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknikpengumpulan data yang digunakan yaitu non test yang meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, selain non test juga melalui tes. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini dengan triangulasi, yang terdiri dari triangulasi sumber data dan metode. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Indikator keberhasilan yang dicapai yaitu peningkatan prestasi belajar dengan peningkatan nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dapat melampaui batas criteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 72.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran permainan petak umpet dan pembuatan soal dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Hal ini dibuktikan dari peningkatan prestasi belajar siswa yang terjadi pada setiap siklusnya. Siklus I dari 51.54 meningkat menjadi 74.35 atau meningkat 22.81%. Siklus II 61.15 menjadi 77.04 atau meningkat 15.89 %. Peningkatan prestasi belajar siswa tertinggi terjadi pada siklus kedua karena pada siklus ini siswa sudah paham dengan langkah pembelajaran permainan petak umpet. Kendala selama implementasi permainan pembelajaran petak umpet yaitu komunikasi yang jelas antara guru dan siswa dan mengkondisikan suasana kelas yang kondusif. Kelebihannya adalah suasana pembelajaran di kelas yang lebih menyenangkan.
Kata Kunci: Permainan pembelajaran petak umpet, prestasi belajarRirin Sunarsih2015-05-20T05:26:30Z2019-01-29T22:36:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19065This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/190652015-05-20T05:26:30ZPERANAN SARWO EDHIE WIBOWO DALAM PENUMPASAN GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965 DI JAKARTA DAN JAWA TENGAHSkripsi ini bertujuan; (1) mengetahui sosok Sarwo Edhie Wibowo; (2) mengkaji peranan Sarwo Edhie Wibowo dalam penumpasan G30S di Jakarta; (3) memaparkan peranan Sarwo Edhie Wibowo dalam penumpasan G30S di beberapa wilayah di Jawa Tengah; (4) menerangkan kehidupan Sarwo Edhie Wibowo pasca penumpasan G30S.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah kritis oleh Kuntowijoyo, yaitu: (1) pemilihan topik, langkah awal dalam sebuah penelitian untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji; (2) heuristik, kegiatan menghimpun jejak-jejak atau sumber-sumber sejarah; (3) kritik sumber, kegiatan meneliti sumber-sumber sejarah sehingga diperoleh sumber-sumber yang otentik dan terpercaya; (4) interpretasi, merupakan kegiatan analisis yang didapatkan dari sumber yang telah dikumpulkan dan diverifikasi; (5) historiografi, merupakan kegiatan menyampaikan sintesis dari penelitian yang ditulis secara kronologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sarwo Edhie Wibowo adalah pemuda keturunan bangsawan pribumi yang lahir di Purworejo. Menempuh pendidikan di HIS, MULO, melanjutkan ke sekolah militer. Lulus dari sekolah militer Angkatan Darat, Sarwo Ehie Wibowo memiliki peranan yang besar mulai dari perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Jepang. Berperan besar dalam bidang militer membuat karir Sarwo Edhie Wibowo semakin meningkat hingga ia diangkat menjadi Kepala Staf RPKAD dan Komandan RPKAD. Jabatan tersebut dibarengi dengan adanya aksi massa PKI yang bernama Gerakan 30 September. Tidak lebih dari satu bulan aksi tersebut berhasil ditumpas oleh pasukan Sarwo Edhie Wibowo. Jawa Tengah yang menjadi basis kekuatan PKI mulai mendapat tekanan setelah Sarwo Edhie Wibowo tiba di Semarang, Kota Surakarta, dan Boyolali. Massa PKI dapat dengan mudah ditangkap karena Sarwo Edhie bekerja sama dengan ABRI dan masyarakat Nasionalis Agama. Sarwo Edhie Wibowo tidak memimpin RPKAD lagi setelah penumpasan G30S dan ia kemudian mengabdikan diri di bidang militer, politik, dan organisasi masyarakat. Hal tersebut bisa dikatakan jauh hubungannya dari peranannya yang berhasil menumpas G30S, hingga ia meninggal dunia pada 10 November 1989.
Kata kunci: Sarwo Edhie Wibowo, G30S, 1965.Gandhi Ramadhan2015-05-20T03:54:56Z2019-01-29T22:35:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19002This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/190022015-05-20T03:54:56ZPERAN MARIA ULLFAH DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN TAHUN 1935-1988Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan latar belakang kehidupan Maria Ullfah; (2) menganalisis peranan Maria Ullfah pada masa kolonial tahun 1935-1945; (3) menganalisis peranan Maria Ullfah setelah masa kemerdekaan tahun 1946-1988.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap. Tahap pertama adalah pemilihan topik sebagai kegiatan awal untuk menentukan permasalahan yang akan dikaji. Tahap kedua heuristik atau pengumpulan sumber berupa sumber buku, arsip, surat kabar, dan majalah sezaman. Tahap ketiga verifikasi atau kritik sumber. Tahap keempat intepretasi atau penafsiran data-data yang diperoleh, dan tahap kelima historiografi atau penulisan sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Maria Ullfah lahir di kota Serang, Banten pada tanggal 18 Agustus 1911, merupakan anak dari keluarga golongan priyayi. Berkat pemikiran ayahnya yang progresif, Maria Ullfah dapat mengenyam pendidikan tinggi dan menjadi perempuan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr) dari Universitas Leiden, Belanda; (2) Peran Maria Ullfah pada masa kolonial, dimulai ketika bergabung dalam pergerakan nasional dengan menjadi guru di sekolah menengah Muhammadiyah dan sekolah Perguruan Rakyat. Setelah tahun 1935 Maria Ullfah aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dalam hukum perkawinan dan keluarga. Maria Ullfah adalah peletak dasar kesadaran masyarakat tentang pentingnya Undang-Undang Perkawinan bagi kedudukan perempuan. Pada masa pendudukan Jepang, Maria Ullfah bekerja di Departemen Kehakiman (shikooku), menjelang kemerdekaan menjadi anggota BPUPKI dan setelah kemerdekaan ditugasi oleh Sutan Sjahrir untuk menjadi liaison officer antara pemerintah Republik dan sekutu; (3) Sejak tahun 1946-1947 Maria Ullfah mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama Indonesia yang menduduki jabatan menteri, yaitu Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir II dan III. Tahun 1947-1962 Maria Ullfah menjadi Derektur Kabinet RI. Tahun 1950-1961 Maria Ullfah menjabat sebagai ketua Sekretariat Kongres Wanita Indonesia dan Ketua Sensor Film. Sejak tahun 1968-1973 Maria Ullfah aktif menjadi anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung). Selain itu, Maria Ullfah aktif dalam kegiatan sosial seperti Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Ketua III Dewan Koperasi Indonesia, dan Ketua Yayasan Rukun Isteri. Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 adalah wujud pencapaian Maria Ullfah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya dalam hukum keluarga dan perkawinan.
Kata kunci: Maria Ullfah, Hak-hak Perempuan, Tahun 1935-1988.Itama Citra Dewi Kurnia Wahyu2015-05-20T03:50:28Z2019-01-29T22:35:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18996This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189962015-05-20T03:50:28ZPENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO SLIDESHOW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1KALASAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan media pembelajaran video slideshow untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS 2 semester II SMA N 1 Kalasan tahun 2013/2014. (2) Kelebihan dan kendala penerapan media pembelajaran video slideshow untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS 2 semester II SMA N 1 Kalasan tahun 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kalasan yang berjumlah 21 siswa. Instrumen yang digunakan adalah obeservasi dan tes pembelajaran.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dan statistik deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika rata-rata prestasi belajar siswa mencapai nilai di atas ketuntasan minimal yaitu sebesar 74.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Media pembelajaran video slideshow dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS 2 semester II SMA N 1 Kalasan 2013/2014. Pembelajaran dilaksanakan pada dua siklus dengan dua kali pertemuan pada setiap siklusnya. Pengajar menjelaskan ulang materi dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada saat video pause, dan dilanjutkan video play jika sudah tidak ada siswa yang bertanya. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang hingga materi pembelajaran tersampaikan sesuai RPP; Prestasi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kalasan tuntas indikator berdasarkan hasil tes pada siklus I sebesar 80,258. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 11,465% dari siklus I yaitu sebesar 89,49 dan dinyatakan tuntas indikator. (2) Kelebihan media pembelajaran video slideshow dalam pembelajaran sejarah adalah, (a) memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi. (b) memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. (c) lebih mudah digunakan saat pembelajaran. (d) mampu menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran. Kendala penggunaan media video slideshow dalam pembelajaran sejarah adalah, (a) Alat bantu berupa kabel projector yang kurang baik sehingga pencitraan video pada screen tidak optimal. (b) Tidak bersifat fleksibel karena membutuhkan energi listrik apabila listrik padam maka media tidak dapat digunakan. (c) Pengajar terlalu cepat dalam menyampaikan materi sehingga dikhawatirkan siswa sulit memahami materi yang diajarkan. (d) Siswa laki-laki pasif pada saat evaluasi.
Kata Kunci: Video Slideshow, Prestasi BelajarArwindira Wandanu Putra2015-05-20T03:43:48Z2019-01-29T22:34:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18986This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/189862015-05-20T03:43:48ZPERKEMBANGAN PENOLONG KESENGSARAAN OEMOEM (PKO) MUHAMMADIYAH PADA MASA KOLONIAL BELANDA 1923-1942Muhammadiyah sebagai organisasi yang lahir pada masa pergerakan nasional juga memiliki sejarah dalam upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada masa kolonial. Sejarah tersebut diukir oleh PKO sebagai anak bagian Muhammadiyah yang bergerak dibidang sosial. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang lahirnya PKO, (2) mengetahui proses berdiri serta pengelolaan struktur organisasi dalam PKO, (3) dan mengkaji bagaimana PKO mengelola pelayanannya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis yang mencakup lima langkah. Langkah pertama, pemilihan topik yaitu kegiatan awal untuk menetukan penelitian yang akan dikaji. Langkah kedua, pengumpulan sumber yaitu pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi baik primer maupun sekunder. Langkah ketiga, kritik sumber yaitu penentuan otentisitas dan kredibilitas sumber. Langkah keempat, interpretasi ialah menjabarkan seluruh sumber yang telah melalui proses sebelumnya. Kemudian yang terakhir langkah kelima, historiografi yaitu menyampaikan sintesis dalam bentuk penulisan sejarah kedalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar belakang lahirnya PKO dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya ialah adanya kesenjangan dalam pelaksanaan politik etis, reaksi terhadap gerakan zending dan misionaris, dan realisasi ajaran surat Al-Ma’un, (2) PKO resmi berdiri pada tanggal 20 Juni 1920, sebagai organisasi yang merupakan anak bagian Muhammadiyah PKO memiliki landasan dasar yang digunakan sebagai acuan kerja, landasan dasar yang digunakan sebagai acuan PKO bernama Qa’idah Moehammadijah Bahagian Penolong Kesengsaraan Omoem (P.K.O), (3) Perkembangan PKO semenjak tahun 1923 sangat pesat, pada tahun 1923 PKO remi mendirikan rumah yatim dan rumah sakit, kemudian pada tahun 1937 PKO juga meresmikan rumah yatim, dan perekembangan tersebut juga diikuti oleh seluruh cabang Muhammadiyah di wilayah Hindia Belanda.
Kata Kunci: Perkembangan PKO, PKO Muhammadiyah. Iskandar2015-05-13T04:02:13Z2019-01-29T22:20:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18597This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185972015-05-13T04:02:13ZDAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN 1479-1568Dakwah Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon membawa banyak dampak positif bagi kehidupan masyarakat Cirebon bahkan hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran mengenai kondisi geografis dan sosio-kultur Cirebon sebelum masuknya Islam, kemunculan Sunan Gunung Jati di Cirebon, wilayah, metode, dan sarana dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati, pengaruh dakwah Sunan Gunung Jati dalam bidang politik, agama, ekonomi dan sosiologi di Kesultanan Cirebon, serta kehidupan masyarakat Cirebon setelah proses Islamisasi di Cirebon.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis menurut Kuntowijoyo, dengan 5 tahap, yaitu pemilihan topik dimana sebelum memulai menulis karya sejarah harus ditentukan dulu topik bahasannya, pengumpulan sumber yaitu mengumpulkan atau menemukan sumber yang berkaitan dengan Sunan Gunung Jati, kritik sumber yaitu merupakan telaah terhadap sumber yang telah diperoleh, interpretasi yaitu penguraian fakta-fakta yang diperoleh dari sumber untuk membentuk suatu rangka penulisan, dan tahap yang terakhir ialah historiografi yaitu penulisan karya sejarah berdasarkan bukti yang telah dirangkai sebelumnya.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) Cirebon awalnya adalah sebuah pedukuhan bernama Pesambangan yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang bercorak Hindu. (2) Syarif Hidayatullah merupakan sosok berbeda dari Faletehan/Ki Bagus Paseh yang dikemukakan de Graff. Syarif Hidayatullah merupakan putra Sultan Mesir Syarif Abdullah dan Syarifah Muda’im/Lara Santang yang kemudian menjadi Raja Pandita di Jawa dengan sebutan Sunan Gunung Jati. (3) Metode Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati menurut tradisi Cirebon terkadang mengandung hal-hal mistis dan a-historis, tetapi menurut berbagai sumber, cara berdakwah dengan metode kultural sangat efektif untuk menarik perhatian masyarakat Cirebon saat itu, oleh karenanya digunakan berbagai instrumen yang salah satunya dengan upacara Maulid Nabi. (4) Pengaruh Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati yang merubah kepercayaan lama masyarakat yang Hindu dengan agama Islam dengan penuh toleransi. (5) Kehidupan masyarakat Cirebon pasca Islamisasi yang lekat dengan ciri khas Islam yang unik, yaitu adanya akulturasi budaya Islam dengan budaya Hindu baik dalam upacara keagamaan maupun bangunan yang hingga saat ini masih bisa kita saksikan.
Kata Kunci: Islamisasi, Sunan Gunung Jati, Cirebon, 1479-1568 M.Titan Rohkmutiana Hardhi2015-05-13T01:36:19Z2019-01-29T22:18:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18563This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/185632015-05-13T01:36:19ZGERAKAN NELAYAN, STUDI TENTANG KEBIJAKAN KEMARITIMAN DI CILACAP (1970-1998)Peristiwa gerakan nelayan menjadi peristiwa yang sangat bersejarah bagi masyarakat Cilacap. Melalui penelitian ini penulis bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana kondisi dan taraf hidup nelayan; (2) mengetahui faktor yang menyebabkan nelayan melakukan gerakan protes; dan (3) mengetahui dampak dari gerakan nelayan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah kritis. Dalam penerapan metode sejarah kritis meliputi proses mengumpulkan data dan sumber, menguji data dan sumber tersebut, menganalisis data dan sumber dengan disertai kritik, baik kritik intern maupun kritik ekstern yang kemudian disajikan dalam tulisan karya sejarah.
Melalui Penelitian tentang gerakan nelayan di Cilacap diperoleh hasil sebagai berikut; (1) Ketidakberdayaan dan kemiskinan sangat terkait dengan karakteristik lingkungan sumberdaya yang melingkupi, dan realisasi sosial ekonomi sebagai bentuk respon menghadapi kondisi ketidakpastian, keterbelakangan, atau kemiskinan; (2) beberapa faktor yang menjadi penyebab bagi perlawanan nelayan diantaranya yang pertama kurangnya akses terhadap teknologi, tahun 1978 terdapat penggunaan teknologi trawl yang dilakukan pemilik modal dan menimbulkan kecemburuan dan aksi protes dari nelayan lokal, kedua gagalnya organisasi nelayan dalam memperjuangkan kepentingan nelayan, dan sikap juragan kapal yang tidak transparan terhadap ABK yang menimbulkan sikap protes dan tidak percaya, ketiga dilanggarnya aturan main. Beberapa tradisi yang sudah turun temurun dilanggar oleh nelayan pendatang dan para juragan dari bagan siapiapi; (3) Pasca aksi protes nelayan tahun 1998 pemerintah melalui HNSI lebih meningkatkan pengawasan dan penertiban, namun tidak ada kebijakan yang signifikan mengalami perubahan. Juragan atau pemilik modal lebih berhatihati dan memperhatikan nelayan lokal, karena muncul ketakutan dari para bagan dengan sikap kemarahan yang telah terjadi pada nelayan lokal yang merasa dirugikan.
Kata Kunci: Gerakan Nelayan, Kebijakan Kemaritiman, Cilacap, Tahun 1970-1998.Ikhwanul Imam Mukhlis Safei2015-05-11T00:35:25Z2019-01-29T22:12:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/184072015-05-11T00:35:25ZPERPINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BANYUMAS KE KOTA PURWOKERTO TAHUN 1930-1937Peristiwa perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto menjadi peristiwa yang sangat bersejarah bagi masyarakat Banyumas. Melalui penelitian ini penulis bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana kondisi wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 1930-an; (2) mengetahui bagaimana proses perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto; dan (3) mengetahui kondisi Kota Banyumas pasca perpindahan pusat pemerintahan ke Kota Purwokerto.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah kritis. Dalam penerapan metode sejarah kritis meliputi proses mengumpulkan data dan sumber, menguji data dan sumber tersebut, menganalisis data dan sumber dengan disertai kritik, baik kritik intern maupun kritik ekstern yang kemudian disajikan dalam tulisan karya sejarah.
Melalui Penelitian tentang perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto diperoleh hasil sebagai berikut; (1) modrenisasi transportasi yang terjadi pada awal abad XX menjadi faktor pendorong utama pemerintah kolonial Belanda menetapkan kebijakan pemindahan pusat pemerintahan kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto; (2) Proses perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto pada dasarnya merupakan proses yang panjang. Usulan pertama tentang pemindahan pusat pemerintahan disampaikan oleh Mullemeister pada tahun 1896. Pro dan kontra tentang usulan tersebut semakin ramai di bahas oleh Dewan Pemerintahan di Kabupaten Banyumas pada tahun 1930-an. Hal tersebut terjadi karena kondisi perekonomian di Kota Banyumas yang semakin terpuruk karena krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 1930-an. Akhirnya setelah melalui pertimbangan dan proses yang panjang pada 6 Januari 1937 secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas di pindah ke Kota Purwokerto; (3) Pasca perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto pada tahun 1937, Kota Banyumas menjadi semakin sepi. Kota Banyumas tidak lagi menjadi kota pusat pemerintahan yang besar akan tetapi hanya menjadi sebuah pusat pemerintahan Kecamatan Banyumas. Perekonomian di Kota Banyumas pun tidak lagi ramai seperti saat Kota Banyumas menjadi sebuah kota pusat pemerintahan kabupaten dan karesidenan.
Kata Kunci: Pusat Pemerintahan, Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto, Tahun 1930-1937.Aris Wahyudi2015-05-04T03:49:07Z2019-01-29T21:58:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18026This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180262015-05-04T03:49:07ZIMPLEMENTASI METODE HOT CHAIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 PLAYEN GUNUNG KIDULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi metode Hot Chair untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Playen.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif, dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart yang dilaksanakan dengan tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan serta refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Playen dengan subyek penelitian adalah 31 siswa pada kelas XI IPS 1 SMA N 2 Playen. Penelitian berlangsung dalam dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, angket, catatan lapangan, serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode Hot Chair pada kelas XI IPS 1 SMA N 2 Playen dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dari hasil observasi keaktifan belajar pada siklus siklus I diperoleh rata-rata sebesar 62,04%, pada siklus II rata-rata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 87,31%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Hot Chair dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.
Kata Kunci : keaktifan belajar siswa, mata pelajaran sejarah, hot chairSenja Arumsari Wulandari2015-05-04T03:45:55Z2019-01-29T21:58:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18025This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180252015-05-04T03:45:55ZPENGEMBANGAN MEDIA BLOG SEJARAH UNTUK PEMBELAJARAN SISWA TEMA MASUKNYA HINDU BUDDHA DI INDONESIAMedia dan bahan ajar memegang peran penting dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Media dan Bahan ajar Blog Sejarah pada materi masuknya Hindu Buddha di Indonesia untuk pembelajaran SMA N 2 Ngalik dan mengetahui kelayakan Blog sejarah tersebut berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, guru dan siswa.
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian pengembangan (Research and Development (R&D)) melalui 10 langkah pengembangan, yaitu 1) potensi masalah, 2) mengumpulkan informasi/ data 3) design produk 4) validasi design 5) perbaikan design 6) ujicoba produk 7) revisi produk 8) uji coba pemakaian 9) revisi produk 10) pembuatan produk. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar penilaian. Analisi data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah Blog sejarah materi hindu buddha untuk peserta didik SMA/MA kelas XI semester I SMA N 2 Ngaglik. Berdasarkan penilaian ahli materi produk ahir Blog sejarah ini memperoleh skor rerata 81,2%, penilaian dari ahli media produk ahir Blog sejarah memperoleh skor rerata 80,8% kemudian produk tahap ahir dari guru memperoleh 84,4% dan dari siswa 82,9%. Keseluruan rata rata adalah 82,2% dengan kategori sangat baik.
Kata kunci : Media Blog, Blog sejarah, Hindu buddhaRendra Pramandanu2015-04-14T01:04:43Z2019-01-29T20:53:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16249This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162492015-04-14T01:04:43ZPartai Rakyat Demokratik (PRD) dan Peranannya pada masa pemerintahan Orde Baru di Yogyakarta 1994-1998Peranan mahasiswa sebagai badan diluar pemerintahan sangatlah besar. Mahasiswa dapat menjadi alat untuk mengontrol kebijakan pemerintah melalui pemikiran kritis mereka. Penelitian ini memiliki tujuan yang dapat menelaah gerakan aksi yang dilakukan oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) di Yogyakarta. Sejarah berdirinya partai, mulai dari embrio hingga menjadi sebuah partai politik secara nasional. Gerakan aksi serta strategi yang PRD gunakan untuk memobilisasi massa sangatlah penting untuk dipelajari. Efek reformasi tahun 1998 sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi PRD.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah, berdasarkan metodenya Luis Gottschalk. Metode sejarah adalah cara yang digunakan dalam merekonstruksi masa lampau. Metode sejarah memiliki 5 tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap yang terakhir ialah historiografi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan telah menunjukan bahwa: Lahirnya Partai Rakyat Demokratik karena adanya kebutuhan mahasiswa untuk bergerak dan mengkritik kebijakan pemerintah yang banyak merugikan hak mahasiswa dan rakyat; Partai Rakyat Demokratik bersama Rakyat, Buruh, Petani, dan Seniman bersama-sama melakukan perlawanan dalam bentuk mimbar bebas; PRD bukan dalang peristiwa 27 Juli 1996, tetapi PRD adalah korban pergulatan politik nasional, dan PRD juga bukan komunis. PRD adalah organisasi berasaskan Sosial Demokrasi Kerakyatan. Semua organisasi pada masa orde baru harus berasaskan satu, yaitu pancasila. Hal ini menjadikan PRD dilarang menjadi sebuah organisasi. Ini merupakan strategi politik orde baru untuk menyingkirkan dengan halus embrio-embrio lawan politik pemerintah orde baru; PRD bergerak di bawah tanah dengan mendirikan komite-komite aksi untuk tetap menjaga iklim perjuangan. Cara ini berhasil untuk memobilisasi massa untuk mengadakan aksi dan demonstrasi dengan tuntutan “hapuskan paket 5 UU Politik dan cabut Dwifungsi ABRI.”; komite aksi yang didirikan akhirnya mampu merangsang mahasiswa di Yogyakarta untuk kembali melakukan aksi. Aksi yang awalnya hanya 20 orang diadakan oleh Komite Anti Penindasan Pers (KAPP), semakin hari berubah menjadi ribuan massa dengan berbagai macam komite aksi yang menaungi mereka; Soeharto turun, PRD berhasil dan selanjutnya mengikuti pemilu 1999. PRD adalah partai intervensi, mereka bukan partai politik komersil seperti partai lain, sehingga kekalahan adalah hasil bagi pemilu 1999.
Kata Kunci: Partai Rakyat Demokratik, Gerakan Mahasiswa YogyakartaHandika Sasmito Aji2015-04-14T00:44:23Z2019-01-29T20:52:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16233This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162332015-04-14T00:44:23ZPERKEMBANGAN TRANSPORTASI KERETA API DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDUSTRI PERKEBUNAN DI SURAKARTA TAHUN 1864-1930Pengaruh transportasi kereta api sangatlah besar terhadap perkembangan industri perkebunan di Surakarta. Transportasi kereta api berperan sebagai angkutan yang digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang masuknya kereta api di Surakarta, dari sistem perekonomian Hindia-Belanda, transportasi sebelum adanya kereta api sampai asuknya kereta api di Surakarta. Perkembangan transportasi kereta api dan perkembangan industri perkebunan sangatlah penting untuk diteliti. Pengaruh transportasi kereta terhadap industri perkebunan juga sangat besar dari tahun 1900-1930.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah adalah cara yang digunakan dalam merekonstruksi masa lampau. Metode sejarah memiliki 5 tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap yang terakhir ialah historiografi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa, (1) Sistem perekonomian Hindia-Belanda telah mempengaruhi industri perkebunan sebelum tahun 1864. Industri perkebunan yang berkembang pesat telah menimbulkan masalah tentang pengangkutan hasil perkebunan dan hal itu membuat diperlukanya alat transportasi yang memadai yaitu kereta api. (2) Pada awalnya industri perkebunan yang menyebabkan munculnya transportasi kereta api, setelah berkembangya transportasi kereta juga menyebabkan berkembangya industri perkebunan. Tahun 1864-1900 perkembangan transportasi kereta api telah mempengaruhi industri perkebunan yaitu meningkatkan hasil perkebunan kopi, tembakau, tebu dan indigo. (3) Pengaruh transportasi kereta api berlanjut sampai tahun 1900-1929, industri perkebunan terutama gula terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun, tetapi tahun 1930 peningkatan ini terhenti karena pengaruh krisis ekonomi dunia.
Kata Kunci: Transportasi kereta api dan industri perkebunan.Wisnu Happy Eko Saputro2015-04-14T00:04:18Z2019-01-29T20:51:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16216This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162162015-04-14T00:04:18ZHUBUNGAN G30S / PKI TERHADAP PERALIHAN KEKUASAAN DARI PRESIDEN SOEKARNO KEPADA JENDERAL SOEHARTO (1965-1967)Gerakan 30 September (G30S/PKI) 1965 yang telah berlangsung 49 tahun lalu sampai saat ini masih merupakan tragedi misteri. Mencari dalang di balik peristiwa penjemputan paksa sejumlah jenderal Angkatan Darat pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September (G30S/PKI), Hingga lahirnya SUPERSEMAR dan hubungannya dengan peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk; 1). Mendiskripsikan terjadinya peristiwa G30S/PKI di Indonesia. 2). Mengetahui asal-usul dan lahirnya Supersemar. 3). Menguraikan proses peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Nugroho Notosusanto yang terdiri dari empat langkah, yakni: 1). Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu yang dikenal dengan sumber sejarah; 2). Kritik Sumber, kegiatan meneliti jejak atau sumber sejarah yang telah dihimpun sehingga diperoleh fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan; 3). Interpretasi, yaitu menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang telah diperoleh; 4). Historiografi, yaitu kegiatan menyampaikan sintesa yang telah diperoleh ke dalam bentuk karya sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; 1). peristiwa G30S/PKI merupakan bentuk dari perlawanan dari adanya Dewan Jenderal. PKI kemudian membentuk Dewan Revolusi untuk menandingi Dewan Jenderal. Peristiwa G30S/PKI merupakan penculikan terhadap perwira TNI yang dianggap sebagai anggota Dewan Jenderal. 2). Supersemar merupakan surat perintah untuk menertibkan dan mengamankan setelah terjadinya tragedi G30S/PKI. 3). Supersemar merupakan delegation of autority bukan transfer of autority. Pada kenyataanya, supersemar kemudian diarahkan menjadi transfer of autority. Digunakan sebagai alat atau media untuk melancarkan peralihan kekuasaan dari presiden Soekarno kepada presiden Soeharto.
Kata Kunci: G30S/PKI, Supersemar, Peralihan Kekuasaan, Soekarno, Soeharto.Fredita Adiane2015-03-26T00:41:06Z2019-01-29T19:34:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14165This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141652015-03-26T00:41:06ZPerjuangan Ali Belhadj dalam Menegakkan Syariat Islam di Aljazair 1979-2010Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui latar belakang kehidupan Ali Belhadj; (2) menganalisis alasan yang mendorong Ali Belhadj harus berjuang menegakkan Syariat Islam di Aljazair; (3) mengetahui perjuangan Ali Belhadj menegakkan Syariat Islam di Aljazair antara tahun 1979-2010; (4) mengetahui pengaruh perjuangan Ali Belhadj dalam kehidupan rakyat Aljazair.
Metode penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo. Tahap penelitian yang pertama adalah pemilihan topik, tahap kedua heuristik atau pengumpulan sumber, tahap ketiga verifikasi atau kritik sumber, tahap keempat intepretasi dan tahap kelima historiografi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ali Belhadj dilahirkan di Tunisia pada 16 Desember 1956. Belhadj mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangankan tegaknya Syariat Islam di Aljazair. Perjuangannya terinspirasi dari Syeikh Hachemi Sahnouni, Mustofa Buya’la, dan Hasan al Banna; (2) Perjuangannya menegakkan Syariat Islam di Aljazair dipengaruhi oleh beberapa alasan, antara lain: Islam adalah ideologi, keterpurukan Aljazair dibawah Rezim militer, dan Rezim militer yang mengkhianati demokrasi; (3) Perjuangan Ali Belhadj dimulai sejak kembali ke Aljazair dari tahun 1979. Dimulai dari masjid hingga lembaga dakwah, Front Islamisque du Salut (FIS), dan pasca FIS; (4) Pengaruh perjuangan Ali Belhadj secara politik, sosial, dan budaya. Rakyat kembali dihadapkan pada keditaktoran Rezim militer dan menjadikan rakyat kembali apatis terhadap politik dan pemerintahan. Tumbuh suburnya organisasi jihad, seperti GIA, AIS, MIA, dan AQIM. Selain itu, rakyat hidup dalam traumatik demokrasi namun tetap berani menampakkan simbol-simbol Islam, jilbab dan berjenggot.
Kata kunci: Perjuangan Ali Belhadj, Syariat Islam, Aljazair.Nurul Afriyani2015-03-26T00:36:29Z2019-01-29T19:34:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14163This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141632015-03-26T00:36:29ZEKSISTENSI ETNIS CINA DI SURAKARTA PADA MASA REFORMASI 1998Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengetahui dan mengkaji terjadinya reformasi di Surakarta tahun 1998; (2) Mengetahui peranan masyarakat etnis Cina dalam reformasi di Surakarta, (3) Mengetahui bagaimana keadaan sosial dan ekonomi di Surakarta pasca reformasi 1998.
Metode penelitian skripsi ini menggunakan lima tahap penelitian menurut Kuntowijoyo untuk merekonstruksi sejarah dan menggunakan pendekatan multidimensional untuk mengetahui keadaan sosialnya. Tahapan tersebut adalah (1) pemilihan topik, (2) heuristic atau pengumpulan sumber, (3) verifikasi atau kritik sumber, (4) interpretasi, dan (5) historiografi. Sumber data yang digunakan terdiri dari buku, arsip, dan dokumen pendukung.
Penelitian tentang eksistensi etnis Cina di Surakarta pada masa reformasi 1998, diperoleh sebagai berikut: (1) Peristiwa reformasi tahun 1998 di Surakarta berlangsung pada tanggal 14-15 Mei 1998. Peristiwa ini diawali dengan aksi oleh mahasiswa UMS yang melakukan aksi solidaritas atas meninggalnya 4 mahasiswa Usakti pada tanggal 12 Mei 1998. Aksi oleh mahasiswa UMS berakhir ricuh dan dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk melakukan aksi kerusuhan ke beberapa wilayah lainnya. Peristiwa kerusuhan pada tanggal 14-15 Mei 1998 di Surakarta terdapat kecenderungan memusuhi etnis Cina karena mayoritas sasaran kerusuhan merupakan aset milih masyarakat etnis Cina. (2) Peristiwa reformasi di Surakarta menjadikan etnis Cina sasaran dari aksi kerusuhan pada tanggal 14-15 Mei 1998. Hal ini dikarenakan pola kehidupan etnis Cina yang dianggap eksklusif dan menimbulkan kecemburuan sosial. Masyarakat etnis Cina di Surakarta dari zaman pemerintahan kolonial Belanda hingga terjadinya reformasi 1998 selalu mendapatkan perhatian dan posisi khusus yang lebih baik dengan masyarakat pribumi. Keeksklusifan masyarakat etnis Cina yang menganggap diri mereka tidak setara dengan masyarakat pribumi kemudian membentuk kesenjangan sosial. Hal ini yang kemudian menjadi kecemburuan masyarakat pribumi terhadap etnis Cina di Surakarta. Kecemburuan sosial inilah yang menjadi salah satu sebab aksi kerusuhan Mei 1998 di Surakarta menjadikan etnis Cina sebagai korban. (3) Kerusuhan tersebut membuat ketakutan terhadap masyarakat etnis Cina yang menjadi korban. Peranan dari seluruh unsur masyarakat sangat penting untuk membuat keadaan sosial di Surakarta kembali menjadi normal. Selain berpengaruh dalam keadaan sosial, kerusuhan di Surakarta mengakibatkan perekonomian di Surakarta menjadi lumpuh karena kerusakan di berbagai infrastruktur, dan kerugian yang diakibatkan oleh kerusuhan sangat besar.
Kata kunci :Etnis Cina, Kerusuhan, Reformasi, Surakarta, 14-15 Mei 1998CAHYADI UTORO AJIE2015-03-24T05:00:09Z2019-01-29T19:23:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13866This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138662015-03-24T05:00:09ZMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Implementasi Metode Guide Note Taking Pada Siswa Kelas X.1 MA Sanafiah Penjalinan Magelang Tahun Ajaran 2014/2015Muhammad Imam Makhrus2015-03-24T01:04:21Z2019-01-29T19:17:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13703This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/137032015-03-24T01:04:21ZPemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001Salah satu tarekat yang berkembang di Indonesia yang menggunakan pendekatan tasawuf modern dalam membina murid-muridnya adalah tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya. Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan untuk; (1) mengetahui latar belakang keluarga, pendidikan, dan silsilah mursyid Kadirun Yahya; (2) memahami pokok-pokok ajaran tasawuf Kadirun Yahya; (3) memahami peran metafisika dalam ajaran tasawuf Kadirun Yahya; (4) mengetahui perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia.
Metode penelitian yang peneliti terapkan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah kritis dari Kuntowijoyo. Tahapan tersebut adalah; (1) pemilihan topik; (2) heuristik atau pengumpulan data sejarah; (3) verifikasi, menguji data dan sumber tersebut melalui berbagai buku kemudian menganalisis data dan sumber dengan disertai kritik intern dan ekstern; (4) interprestasi, menetapkan data yang saling berkaitan dengan fakta-fakta sejarah; (5) historiografi atau menyajikan tulisan karya sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kadirun Yahya adalah seorang sufi yang dilahirkan tanggal 20 Juni 1917 di Sumatera Utara di lingkungan keluarga tarekat yang islamis. Ia memiliki berbagai keahlian diantaranya ilmu agama Islam bagian tasawuf dan tarekat, serta ilmu filsafat kerohanian-metafisika. Kadirun Yahya mendapatkan ijazah Syekh tahun 1952 dari Muhammad Hasyim sebagai silsilah ke-35 tarekat Naqsyabandiyah; (2) Kadirun Yahya mengajarkan dan memberikan pemahaman muridnya dengan pendekatan rasional dan ilmiah. Ajaran Islam yang syarat akan tasawuf itu tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits; (3) Dakwah yang digunakan Kadirun Yahya adalah dengan meletakkan dasar filsafat dan metafisika dengan berbagai istilah seperti; frekuensi tak terhingga, teknologi metafisika Al-Quran, dan metafisika tasawuf Islam; (4) Kadirun Yahya dapat dikatakan sebagai tokoh dalam sejarah penyebar agama Islam di era modern yang memberi pengaruh intelektual terhadap perkembangan tasawuf yang bersifat ilmiah. Atas jasa pemikiranya, tarekat Naqsyabandiyah kemudian semakin berkembang secara keilmuan dengan adanya surau-surau dan instansi pendidikan yang mempelajari ilmu kerohanian tasawuf dengan metafisika.
Kata Kunci: Kadirun Yahya, Tasawuf, Metafisika.Ebma Yudhasatria