Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T21:26:51ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:33:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24490This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244902015-08-06T12:44:20ZKAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDULKawasan karst Kecamatan Ponjong merupakan karst berkembang, pengelolaan yang tidak tepat menyebabkan kerusakan. Ekowisata merupakan salah satu bentuk pengelolaan yang dapat memberikan kontribusi bagi
lingkungan dan masyarakat kawasan karst. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui karakteristik dan potensi kawasan karst Kecamatan Ponjong untuk pengembangan ekowisata. (2) Merencanakan pengembangan ekowisata
sebagai alternatif arahan untuk pengembangan potensi kawasan karst dan sebagai upaya pelestarian kawasan karst Kecamatan Ponjong.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini seluruh lahan karst 8.226 ha dan seluruh kepala keluarga 13.787. Sampel terbagi empat zona berdasarkan bentuklahan
karst. Obyek yang dikaji berupa potensi fisik dan non fisik pada masing-masing zona. Pengambilan sampel fisik dengan teknik gugus dan purposive, sedangkan sampel masyarakat dengan kuota random. Responden masyarakat sebanyak 100 kepala keluarga dan informan yaitu 11 Kepala Desa . Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Teknik analisis data dengan analisis
deskriptif, matching dan SWOT.
Hasil penelitian (1) Karakteristik dan Potensi Fisik. Kalas Kawasan Karst I yang meliputi Zona Utara dan Zona Timur. Zona Utara memiliki lanskap A, kenampakan morfologi eksokarst berupa telaga tipe mangkuk, bukit karst tipe menara dan kubah; terdapat tiga tipe lembah yaitu lembah kering, lembah saku, dan lembah allogenic; kenampakan endokarst berupa gua tipe phreatic dan
fracture serta pemunculan air tipe conduit. Kenampakan karst didominasi gua dan luweng. Zona Timur memiliki lanskap B; kenampakan eksokarst didominasi oleh bukit karst tipe kubah. Kelas Kawasan Karst II meliputi Zona Tengah dan Zona Selatan. Zona Tengah memiliki lanskap A, kenampakan didominasi oleh pemunculan air dan polje. Zona Selatan memiliki lanskap B; didominasi oleh bukit tipe menara dan telaga tipe mangkuk dan corong. (2) Karakteristik dan Potensi Non Fisik. Zona Utara berupa petilasan-petilasan, atraksi seni budaya dan SDM yang memadai. Zona Tengah berupa nilai sejarah. Zona Selatan
berupa hasil pertanian dan kerajianan. Zona Timur berupa gua dengan nilai budaya dan pola kehidupan masyarakat tradisional. Desain ekowisata yaitu: perencanaan infrastruktur yang alami, konservasi bekas lahan tambang,
perencanaan partisipasi masyarakat, dan perencanaan ekowisata berkelanjutan. Arahan kegiatan ekowisata di Kecamatan Ponjong mengarah pada kegiatan wisata: Zona Utara wisata alam-pengetahuan, Zona Tengah wisata sejarahbudaya, Zona Selatan wisata alam-konservasi, Zona
Timur wisata rural-budaya.
Kata kunci: Karst, Ekowisata, PelestarianNuraini Fahad2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:33:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24491This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244912015-08-06T12:44:20ZPEMANFAATAN LAHAN PERBUKITAN UNTUK USAHATANI
TANAMAN JAMBU METE (Annacardium Occidentale L ) DI DESA
KARANGTENGAH KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTAPenelitian ini dilakukan di Desa Karangtengah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kesesuaian kondisi fisik dengan syarat tumbuh tanaman jambu mete, (2) Pengelolaan usahatani jambu mete, (3) Hambatan –hambatan usahatani di daerah penelitian, (4) roduktivitas usahatani tanaman jambu mete di Desa Karangtengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh petani yang mengusahakan jambu mete di Desa Karangtengah, yang berjumlah 42 responden. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan pengumpulan data sekunder. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi satu arah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi fisik lahan di daerah penelitian sesuai untuk budidaya tanaman jambu mete, kondisi topografi, iklim dan tanah di daerah penelitian sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jambu mete. (2) Kondisi non fisik yang terkait dengan usahatani jambu mete meliputi: modal, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan sumber pengetahuan. (3) Pengolahan
usahatani jambu mete meliputi: pengelolaan lahan, penentuan jarak tanam,pembuatan lubang tanam, pengadaan bibit, penanaman, pemupukan, pengairan,pemberantasan hama dan penyakit, panen dan perlakuan pasca panen, (4)
Hambatan – hambatan usahatani jambu mete di daerah penelitian antara lain: modal yang terbatas, kurangnya jaringan pemasaran, serangan hama dan penyakit.
(5) Produktivitas jambu mete di daerah penelitian bervariasi berkisar antara 201 –400 kg/m2 /thn, dengan rata – rata 236,309 kg/m2 /thn. Rata – rata pendapatan
bersih yang diperoleh petani di Desa Karangtengah adalah Rp. 8.638.559/tahun.
Kata Kunci: Usahatani, Jambu MeteKurniawati Yusni2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:33:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24494This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244942015-08-06T12:44:20ZZONASI PERMUKIMAN AMAN PASCA ERUPSI MERAPI TAHUN 2010
DI KECAMTAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GOGRAFIS (SIG)
ZONASI PERMUKIMAN AMAN PASCA ERUPSI MERAPI TAHUN 2010
DI KECAMTAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GOGRAFIS (SIG)
ZONASI PERMUKIMAN AMAN PASCA ERUPSI MERAPI TAHUN 2010
DI KECAMTAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GOGRAFIS (SIG)Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui wilayah permukiman aman di Kecamatan Cangkringan pasca erupsi Merapi tahun 2010 berdasarkan peta kawasan rawan bencana dari BNPB tahun 2010, 2) untuk membuat peta
zonasi permukiman aman di Kecamatan Cangkringan pasca erupsi Merapi tahun 2010 berdasarkan analisis Sistem Informasi Geografis.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dianalisis menggunakan teknik SIG. Variabel yang digunakan adalah kemiringan lahan, drainase permukaan, jarak terhadap jalan utama, penggunaan lahan, kemudahan
mendapatkan air, jarak terhadap pusat perekonomian, dan tingkat keamanan dari sumber bencana. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit lahan yang ada di Kecamatan Cangkringan. Pengambilan data yang digunakan adalah teknik observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
dan teknik SIG yaitu dengan buffering dan overlay.
Hasil penelitian: 1) Zonasi permukiman aman pasca eruspsi Merapi tahun 2010 yaitu a) wilayah yang aman atau sesuai untuk permukiman yaitu seluas 355,5 Ha meliputi, bagian tengah dan sebagian kecil di bagian selatan Desa
Wukirsari, sebagian kecil di sebelah selatan Desa Argomulyo, b) wilayah yang cukup aman atau cukup sesuai untuk permukiman yaitu seluas 2470 Ha meliputi, sebagian besar Desa Argomulyo, bagian selatan Desa Umbulharjo, bagian selatan Desa Glagaharjo, sebelah barat daya Desa Kepuhharjo, sebagian Desa Wukirsari. c) wilayah yang tidak aman atau tidak sesuai untuk permukiman yaitu seluas 1542,5 Ha meliputi, bagian utara Desa Umbulharjo, sebagian besar Desa Kepuhharjo dan Glagaharjo dan sebagian kecil di Desa Argmulyo. 2) Peta zonasi permukiman aman pasca erupsi Merapi tahun 2010 di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman menggunakan sistem informasi geografis (SIG).
Kata Kunci: Zonasi Permukiman, Erupsi Merapi tahun 2010, Sistem Informasi
GeografisNur Kartika Putri Sophia2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:34:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24497This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244972015-08-06T12:44:20ZKELAS KEMAMPUAN LAHAN PERTANIAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 DI DUSUN KARANGGENENG PURWOBINANGUN PAKEM SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik kelas kemampuan lahan, (2) Agihan kelas keampuan lahan pertanian pasca erupsi Merapi tahun 2010, (3) Arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahan pertanian di Dusun Karanggeneng Purwobinangun Pakem Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif diskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di Dusun Karanggeneng Purwobinangun Pakem Sleman. Populasi penelitian ini adalah seluruh satuan unit lahan yang ada di Dusun Karanggeneng. Penentuan sampel menggunakan
Purposif Random Sampling dengan jumlah tiga sampel yang terdiri dari kebun salak, kebun campuran, dan sawah. Teknik pengumpulan data menggunakan: (1) Observasi untuk
memperoleh data primer tingkat kemiringan lereng, nilai kepekaan erosi, tingkat erosi, kelas kedalaman efektif tanah, kelas drainase tanah, kelas kerikil dan singkapan batuan, dan tingkat bahaya banjir atau genangan; (2) Dokumentasi untuk memperoleh data skunder dari instansiinstansi terkait; (3) Uji laboratorium untuk memperoleh data jenis tekstur tanah, nilai permeabilitas tanah, dan tingkat salinitas tanah. Teknik analisis data yang digunakan yaitu metode penskoran (scoring) pada setiap parameter kemampuan lahan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Wilayah Dusun Karanggeneng terdapat dua kelas kemampuan lahan, yaitu: Kelas III dengan faktor pembatas berupa kepekaan erosi yang sangat tinggi serta permeabilitas yang sangat cepat pada sampel kebun salak dan permeabilitas yang sangat lambat pada sampel sawah, kelas IV dengan faktor pembatas berupa ancaman bahaya erosi serta persebaran kerikil dan singkapan batuan pada sampel kebun campuran; (2) Agihan kelas kemampuan lahan pertanian pasca erupsi Merapi tahun
2010 yaitu: a) kemampuan lahan kelas III pada penggunaan lahan sampel kebun salak dengan luas enam hektar atau 21,43% derah penelitian dan penggunaan lahan berupa sawah dengan luas delapan hektar atau 28,57% daerah penelitian; b) Kemampuan lahan kelas IV pada penggunaan lahan sampel kebun campuran dengan luas lima hektar atau 17,86% daerah
penelitian; (3) Arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan lahan pertanian pasca erupsi Merapi tahun 2010 yaitu: a) Kemampuan lahan kelas III dapat dipergunakan untuk tanaman semusim, dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput, hutan produksi, hutan lindung, dan suaka margasatwa; b) Kemampuan lahan kelas IV dapat dipergunakan untuk tanaman semusim, tanaman pertanian, tanaman rumput, hutan produksi, padang penggembalaan, hutan lindung dan suaka alam.
Kata kunci: Kelas kemampuan lahan, Agihan kelas kemampuan lahan, Arahan penggunaan
lahanLiansari Tyas Okta Nita2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:34:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24507This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245072015-08-06T12:44:20ZUPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KAJIAN KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
PADA SISWA SMP N 2 SLEMANTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS model Kajian kelompok kelas IX B
SMP N 2 Sleman.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dengan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dua kali pertemuan dan setiap
akhir siklus dilakukan penilaian untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS dan penguasaan materi IPS. Tindakan yang diberikan
berupa model Kajian Kelompok sebagai upaya memperbaiki pembelajaran IPS dan meningkatkan partisipasi dan hasil belajar IPS.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran model kajian Kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya, berkomunikasi, menjawab pertanyaan guru, teman atau kelompok lain dan berani mempertahankan pendapat ketika berdiskusi. Meningkatnya partisipasi dan hasil belajar IPS dapat dilihat dari perolehan nilai siswa sebelum diberikan tindakan, yakni rata-rata 71,25, menjadi 74,84 pada siklus I. Pencapaian ketuntasan materi sebelum dilakukan
tindakan sebanyak 21 siswa (58,33%), meningkat menjadi 25 siswa (64,44%) pada siklus I . Pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 80,66 dan siswa yang telah
mencapai ketuntasan 31 siswa (86,11%) pada tes akhir siklus rata-rata nilai siswa menjadi 82,22 siswa yang telah mencapai ketuntasan 33 siswa (91,67%). Model
pembelajaran Kajian Kelompok mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa di kelas IX B pada SMP N 2 Sleman, karena pembelajaran dengan model Kajian Kelompok
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Kata kunci: Partisipasi, Pembelajaran IPS, Model Kajian Kelompok (Group Investigation).Budi Utami Dyah Respati2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:34:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24508This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245082015-08-06T12:44:20ZKELAYAKAN AIR SUMUR SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DESA SENDANGSARI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan air sumur warga di Desa Sendangsari sebagai sumber air bersih untuk keperluan domestik.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif laboratoris, dengan populasi seluruh air sumur di Desa Sendangsari. Sampel air diambil dari tiga sumur yang
berbeda ketinggiannya dengan menggunakan teknik pengambilan purposive random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan metode dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil analisis parameter fisika, kimia anorganik, dan mikrobiologi yang dilakukan di
Laboratorium Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Yogyakarta dengan standar kualitas baku mutu air bersih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter fisika masih berada di bawah batas standar, sedangkan parameter kimia anorganik dan mikrobiologik menunjukkan bahwa air sumur tercemar oleh bakteri E.Coli dan senyawa sulfida.
Kandungan bakteri E.Coli pada sampel sebesar >1600/100ml, 350/100ml, dan 220/100ml, sedangkan batas maksimal yang diperbolehkan adalah 50/100ml. Kandungan senyawa sulfida sebesar 0, 7450 mg/l, sedangkan batas maksimal yang
diperbolehkan adalah 0,1 mg/l. Dengan demikian dapat dilihat bahwa air sumur di Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan telah tercemar oleh bakteri E.Coli dan senyawa Sulfida sehingga kurang layak untuk dikonsumsi bagi keperluan rumah tangga.
Kata Kunci : Kelayakan Air Sumur, Sumber Air Bersih.Permana Resi Sadewa2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:34:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24519This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245192015-08-06T12:44:20ZPENGEMBANGAN BLOG SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN BIOSFER UNTUK SISWA SMA KELAS XI IPSTujuan penelitian ini untuk: menghasilkan blog sebagai sumber belajar geografi pada pokok bahasan biosfer yang layak untuk siswa SMA kelas XI IPS, berdasarkan penilaian atau validasi ahli materi, ahli media, guru mata pelajaran geografi dan Siswa SMA kelas XI IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), produk yang dihasilkan berupa blog dengan materi biosfer.Validasi terhadap media dilakukan secara bertahap yaitu tahap I oleh ahli materi
dan ahli media, sehingga menghasilkan revisi pengembangan tahap pertama. Tahap II oleh dua guru mata pelajaran geografi SMA, sehingga menghasilkan revisi pengembangan tahap kedua, dan tahap III uji coba terhadap 32 Siswa kelas XI IPS 2 di MAN 1 Yogyakarta dan 30 Siswa kelas XI IPS 1di SMA N 2 Yogyakarta yang menghasilkan revisi pengembangan tahap ketiga serta menganalisis produk yang telah dinilai dan direvisi, sehingga menghasilkan
produk akhir berupa blog dengan materi biosfer. Alat pengambilan data berupa angket penilaian yang berbeda untuk masing-masing subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengembanagan blog sebagai sumber belajar geografi pada pokok bahasan biosfer layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Terbukti ahli materi menilai baik dengan rerata skor 3,89. Ahli media menilai sangat baik dengan rerata skor 4,56. Guru mata pelajaran geografi menilai sangat baik dengan rerata skor 4,14. Siswa SMA kelas XI IPS yaitu 32
siswa SMA kelas XI IPS di MAN 1 Yogyakarta menilai sangat baik dengan rerata skor 4,21 dan 30 siswa SMA kelas XI IPS di SMA N 2 Yogayakarta menilai sangat baik dengan rerata skor 4,11. Secara umum, sumber belajar berupa blog
dengan materi biosfer yang dikembangkan dinilai layak digunakan sebagai sumber belajar dan juga dalam pembelajaran di kelas.
Kata Kunci : blog, sumber belajar geografi, biosfer.Izza Novia Ainul2015-08-06T12:44:20Z2019-01-30T01:34:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24527This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245272015-08-06T12:44:20ZEVALUASI KESESUAIAN JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH
DAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui persebaran fasilitaspendidikan di Kota Yogyakarta. (2) Mengetahui kesesuaian fasilitas pendidikandengan Permendiknas No.24 tahun 2007 di Kota Yogyakarta. (3) Menganalisiskesesuaian jumlah penduduk usia sekolah dan fasilitas pendidikan SD, SMP, dan
SMA di wilayah kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian inidilaksanakan di Kota Yogyakarta dengan waktu penelitian Mei s/d Juni 2012.Populasi dalam penelitian ini adalah semua fasilitas dasar (SD) dan menengah(SMP, SMA) serta seluruh penduduk usia sekolah (SD, SMP,SMA) yang
kesemuanya dijadikan sebagai subyek penelitian. Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah teknik dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder.Adapun teknik pengolahan dan analisis dalam penelitian ini meliputi analisisketersediaan fasilitas pendidikan dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), yangselanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis kesesuaian jumlah pendudukuksia sekolah dengan fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persebaran Sekolah Dasarcenderung merata. Persebaran Sekolah Menengah Pertama kurang merataterutama di wilayah barat dan timur, sedangkan persebaran Sekolah MenengahAtas cukup merata meskipun jarak antar sekolah jauh. (2) Kesesuaian fasilitaspendidikan dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana danPrasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) di Kota Yogyakarta untuk tingkat SD sebagianbesar termasuk klasifikasi kurang baik, untuk tingkat SMP didominasi klasifikasibaik, dan untuk tingkat SMA didominasi klasifikasi baik. (3) Jumlah pendudukusia sekolah dengan fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta untuk tidak SD tidaksesuai karena APK dan APM mencapai angka ideal yaitu 160,127% dan 134,36%namun fasilitas pendidikan yang ada didominasi oleh klasifikasi kurang baik,
untuk tingkat SMP terdapat kesesuaian karena fasilitas pendidikan yang adadidominasi oleh klasifikasi baik dengan APK mencapai 119,929% dan APMsebesar 93,17%, sedangkan untuk tingkat SMA tidak sesuai karena fasilitaspendidikan yang ada didominasi oleh klasifikasi baik sedangkan nilai APK dan
APM tidak mencapai angka ideal (100%).
Kata Kunci : Kesesuaian, Fasilitas Pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah.Himayah Shafira2015-08-06T12:44:19Z2019-01-30T01:33:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24493This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/244932015-08-06T12:44:19ZSTRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS DI DUSUN BOJONG DESA GIYANTI KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengelolaan tanaman hias. (2) Cara mengatasi hambatan dalam usaha tani tanaman hias. (3) Mengetahui strategi pemasaran tanaman hias di Dusun Bojong Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini terdiri dari 35 responden petani tanaman hias. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang di gunakan tabel frekuensi dan analisis SWOT.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Pengelolaan tanaman hias meliputi pembibitan, penanaman, pemupukan, perawatan, pengairan, penyulaman, membasmi hama dan pemanenan. (2) Cara mengatasi hambatan dalam
mengembangkan tanaman hias a) Modal: Memaksimalkan bantuan kredit yang diberikan pemerintah, b) Tenaga kerja: Mengikuti seminar atau penyuluhan-penyuluhan
baik yang dilakukan pemerintah atau pihak swasta yang berkaitan agar dapat berinovasi, c) Tehnologi: Menggunakan alat-alat pertanian yang lebih canggih, (3) Strategi pemasaran tanaman hias yang di ajukan sebagai bahan masukan dan pertimbanagan tanaman hias antara lain: a) Memanfaatkan ketenaran daerahnya sebagai ajang promosi, b) Memanfaatkan tehnologi untuk pelayanan, c)
Perluasan pangsa pasar, d) Mengembangkan saluran distribusi, e) Mempertahankan pelanggan, e) Meningkatkan promosi, f) Meningkatkan kualitas tanaman hias, g) Memperhatikan kualitas pelayanan.
Kata kunci: Usaha Tani, Tanaman Hias.Nugroho Deni Arif2015-08-06T12:44:19Z2019-01-30T01:34:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24513This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245132015-08-06T12:44:19ZTINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEMBAKAU
DI DESA GADEN GANDU WETAN KECAMATAN NGADIREJO
KABUPATEN TEMANGGUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani tembakau meliputi 1.)pendapatan petani dari tembakau, non tembakau, anggota keluarga lain dan total pendapatannya, 2.)tingkat kesejahteraan, dan 3.) faktor penyebab pasang surut pertanian tembakau.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah petani tembakau dengan populasi 108 jiwa, dilaksanakan pada bulan April-Mei 2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendapatan rumah tangga petani dari tembakau dengan kategori tinggi sebanyak 3,70 %, pendapatan non tembakau kategori tinggi sebanyak 18,92 %, pendapatan anggota rumah tangga lainnya
dengan kategori tinggi sebanyak 15,87 %, total pendapatan petani tembakau dengan kategori tinggi sebanyak 14,83 %. 2.) Petani dengan rumah tangga Sejahtera III+ sebesar 6,49 %. 3)Faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut
pertanian tembakau yaitu curah hujan yang tidak menentu.
Kata kunci: Tingkat kesejahteraan, petani tembakauKurnia Dian Rakhma2015-08-06T12:44:19Z2019-01-30T01:34:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24517This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245172015-08-06T12:44:19ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TEAMS GAMES TOURNAMENTS DI SMA NEGERI 1 PLERET, BANTULPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui bukti-bukti proses peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan 2) hasil penerapan TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar Geografi
siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Pleret.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), berlangsung dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan observasi, serta refleksi dan evaluasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 25 siswa orang yang terdiri dari 15
orang putra dan 10 orang putri. Pengumpulan data menggunakan wawancara, tes hasil belajar, dokumentasi dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) bukti-bukti penerapan teknik TGT dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Geografi yang ditunjukkan dengan perolehan hasil pada siklus II saat pre test 79, 1% meningkat menjadi 82% pada saat post test, 2) hasil belajar siswa menggunakan teknik TGT mengalami peningkatan dilihat dari hasil perolehan tes yakni pada saat pre test siklus II sebesar 78,4 meningkat menjadi 81,4 saat post test.
Kata kunci: TGT, Partisipasi aktif siswa, Hasil belajar.Kurniasari Anita2015-08-06T12:44:19Z2019-01-30T01:34:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24520This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/245202015-08-06T12:44:19ZANALISIS TINGKAT KERENTANAN LONGSOR LAHAN DI DESA
SEPANJANG JALUR JALAN NANGGULAN–KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAHartanto Anggita Dian2015-07-13T04:59:24Z2019-01-30T01:06:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23396This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233962015-07-13T04:59:24ZHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR GEOGRAFI SISWA PEMONDOK DAN SISWA
PENGLAJU MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)
WONOKROMO BANTULPendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia
dan prestasi belajar adalah hasil pendidikan yang diaktualisasikan dalam bentuk
nilai. Dalam pencapaian prestasi belajar terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa pemondok MAN
Wonokromo Bantul (2) mengetahui hubungan lingkungan belajar dengan prestasi
belajar siswa penglaju MAN Wonokromo Bantul. (3) mengetahui perbedaan
prestasi belajar geografi antara siswa pemondok dan siswa penglaju MAN
Wonokromo Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 365 siswa. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X, XI
IPS dan XII IPS yang berjumlah 126 siswa. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu proportional sampling. Pembagian sampel dalam penelitian ini
adalah siswa pemondok sejumlah 30 siswa dan siswa penglaju sejumlah 96 siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan hasil murni mid semester dan
Ujian Semester gasal Tahun Pelajaran 2011/2012.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat hubungan yang
positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa pemondok.
Dibuktikan dengan P-value sebesar 0,056(2) tidak terdapat hubungan yang positif
antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa penglaju. Dibuktikan
dengan P-value sebesar 0,254 (3) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang
signifikan antara prestasi belajar geografi siswa pemondok dengan prestasi belajar
geografi siswa penglaju. Dibuktikan dengan nilai komparasi dapat diketahui dari t
hitung sebesar (-2,365) dimana t hitung lebih besar dari t tabel (2,000).
Kata Kunci: Lingkungan belajar, Prestasi BelajarMaysaroh Lilis2015-07-13T04:55:41Z2019-01-30T01:06:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23395This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233952015-07-13T04:55:41ZANALISIS TINGKAT KERENTANAN LONGSOR LAHAN DI DESA
SEPANJANG JALUR JALAN NANGGULAN–KALIBAWANG
KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui tingkat kerentanan longsor lahan di desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang dan 2) mengetahui sebaran daerah rentan longsor lahan di desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang. Populasi penelitian ini seluruh satuan lahan yang berada di desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang yang penentuan sampel menggunakan area stratified random sampling sehingga menghasilkan 27 satuan unit lahan hasil overlay empat peta: peta bentuk lahan, peta geologi, peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Teknik pengumpulan data menggunakan: 1) Observasi untuk memperoleh data primer penggunaan lahan, kerapatan vegetasi dan tingkat pelapukan batuan; 2) Pengukuran memperoleh data kemiringan lereng dan kedalaman solum tanah; 3) Uji laboratorium untuk memperoleh data jenis tekstur tanah dan permeabilitas tanah; dan 4) Dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dari instansi-instansi terkait.
Hasil penelitian ini yaitu 1) Tingkat kerentanan longsor lahan di desa sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang bervariasi yang terdiri atas lima tingkatan yaitu tidak rentan, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Tingkat kerentanan tidak rentan memiliki luas 12,61 ha atau 0,27 %, tingkat kerentanan rendah memiliki luas 570,68 ha atau 12,22 %, tingkat kerentanan sedang memiliki luas 2283,54 ha atau 48,91 % dan tingkat kerentanan tinggi memiliki luas 1303,66 ha atau 27,92 % serta tingkat kerentanan sangat tinggi memiliki luas 498,71 ha atau 10,68 %. 2) sebaran daerah rentan longsor di desa di sepanjang jalur jalan Nanggulan-Kalibawang adalah sebagai berikut: (a) Tingkat kerentanan tidak rentan tersebar di Desa Banjarasri dan Banjarharjo. (b) Tingkat kerentanan rendah tersebar di Desa Banjaroyo, Banjarharjo dan Banjarasri. (c) Tingkat kerentanan sedang tersebar di Desa Kembang, Banjarharjo, Banjarasri, Banjaroyo dan Banjarum. (d) Tingkat kerentanan tinggi tersebar di Desa Banjarharjo, Banjarasri, Banjararum dan Banjaroyo. (e) Tingkat kerentanan sangat tinggi tersebar di Desa, Banjarharjo, Banjarasri, Banjararum dan Banjaroyo.
Kata kunci : Longsor lahan, jalur jalan Nanggulan-KalibawangDhian Hartanto Anggit2015-07-13T04:51:51Z2019-01-30T01:06:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23394This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233942015-07-13T04:51:51ZDAMPAK ADANYA PERUMAHAN JOHO BARU TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA JOHO KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 - 2011Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jenis dan luas perubahan penggunaan lahan di Desa Joho pada tahun 2003 – tahun 2011, (2) Perubahan kondisi sosial ekonomi rumah tangga Desa Joho sebelum dan sesudah adanya Perumahan Joho Baru, (3) Perubahan interaksi sosial penduduk Desa Joho sebelum dan sesudah adanya Perumahan Joho Baru.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini ada dua yaitu: (1) Seluruh lahan yang berada di sekitar Perumahan Joho Baru yang termasuk dalam wilayah Desa Joho, (2) Rumah tangga yang bertempat tinggal di Desa Joho terdiri dari Dusun Randusari, Dusun Mojotegalan, Dusun Ngepakan, Dusun Mranggen, Dusun Joho Kulon, Dusun Johosari, Dusun Gamping, Dusun Sanggrahan, Dusun Mlangsen, Dusun Pandawa, Dusun Pangin, dan Dusun Joho Baru. Dengan Purposive Sampling terpilih Dusun Randusari, Dusun Mojotegalan, dan Dusun Joho yang berjumlah 293 rumah tangga. Berdasarkan formula Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10% maka jumlah sampel penelitian adalah 140 kepala rumah tangga. Rumah tangga dipilih menggunakan Random Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data ada dua yaitu (1) Analisis metode overlay yang termasuk dalam analisis Sistem Informasi Geografi (SIG), (2) Anasisis deskriptif kuantitatif dengan tabel tunggal dan tabel silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis dan luas perubahan lahan di Desa Joho tahun 2003 – tahun 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Antara tahun 2003 – tahun 2011 di Desa Joho telah mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian berkurang 34,57 Ha atau 15,97% menjadi lahan nonpertanian, (2) Terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi yaitu tingkat Keluarga Sejahtera Tahap III meningkat sebesar 7,09% dan mata pencaharian telah bergeser dari sektor pertanian ke nonpertanian sebesar 15,71%, (3) Terjadi perubahan interaksi sosial antara tahun 2003 dan tahun 2011 responden yang mempunyai interaksi sangat baik mengalami penurunan sebesar 9,29%.
Kata kunci: perubahan kondisi sosial ekonomiPutri Oktafiani Arifah2015-07-13T04:48:35Z2019-01-30T01:06:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23393This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233932015-07-13T04:48:35ZPEMETAAN TINGKAT KERENTANAN DAN TINGKAT BAHAYA BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BENGAWAN SOLO BAGIAN TENGAH DI KABUPATEN BOJONEGORODaerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang alirannya melewati Kabupaten Bojonegoro sering menyebabkan bencana banjir. Berdasarkan fakta tersebut penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dan penyusunan peta besarnya kerentanan bencana banjir dalam suatu tingkatan di Kabupaten Bojonegoro. (2) Mengetahui dan penyusunan peta tingkat bahaya banjir di Kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang digunakan untuk analisis dan menggambarkan sebaran pola tingkat kerentanan banjir untuk kemudian dilihat tingkat bahaya banjirnya. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro pada bulan Juni sampai Agustus 2011. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kompleks wilayah (kewilayahan). Parameter-parameter yang digunakan yaitu kelerengan, infiltrasi tanah, ketinggian lokasi, dan penggunan lahan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bentang wilayah Kabupaten Bojonegoro. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik overlay, scoring, dan layout (software Arc View 3.3).
Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kerentanan dan bahaya banjir. (1) Kerentanan banjir diklasifikasikan dalam 4 tingkatan kerentanan banjir yang meliputi kelas sangat rentan, rentan, kurang rentan, dan tidak rentan. Kelas kerentanan yang paling dominan kelas kurang rentan dengan cakupan wilayahnya seluas 80.712,026 ha atau 37,435 % dari total luas Kabupaten Bojonegororo, sedangkan tingkat kerentanan yang lain sangat rentan seluas 49.963,671 ha atau 23,173 %, kelas rentan seluas 77.351,147 ha atau 35,876 %, dan kelas tidak rentan seluas 7.580,157 ha atau 3,516 %. (2) Bahaya banjir di klasifikasikan dalam 4 tingkatan yaitu kelas sangat bahaya, bahaya, kurang bahaya, dan tidak bahaya. Kelas bahaya paling dominan adalah kelas bahaya dengan luas 93.274,065 ha atau 43,261% dari luas total Kabupaten Bojonegoro. Kelas tingkat bahaya banjir yang lain yaitu sangat bahaya seluas 14.543,900 ha atau 6,746 %, kelas kurang bahaya seluas 23.372,478 ha atau 10,840 %, dan kelas bahaya banjir tidak bahaya seluas 84.416,559 ha atau 39,153 % dari luas total wilayah Kabupaten Bojongoro.
Kata kunci: DAS, banjir, becana, kerentanan, dan bahaya.Latiful Aziz Muhammad2015-07-13T04:45:19Z2019-01-30T01:06:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23392This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233922015-07-13T04:45:19ZUPAYA PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI BATIK
DI DESA GEMEKSEKTI KECAMATAN KEBUMEN
KABUPATEN KEBUMENTujuan penelitian ini adalah 1) faktor-faktor penyebab turunnya jumlah
perajin batik 2) hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha batik dan usaha
untuk mengatasi hambatan, 3) upaya untuk mengembangkan sentra industri batik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah pelaku usaha batik, pemimpin paguyuban perajin batik, disperindagkop
Kabupaten Kebumen. Teknik penentuan sumber data dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Interaktif
Miles dan Huberman, yaitu melalui empat proses: (1) pengumpulan data, (2)
reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan. Selain itu juga
menggunakan analisis SWOT. Teknik keabsahan data dilakukan dengan
wawancara berulang-ulang dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor penyebab
turunnya jumlah perajin batik antara lain: faktor usia, faktor generasi penerus,
faktor pemasaran batik yang tidak stabil, dari segi bahan baku dan harga batik; (2)
Hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha batik antara lain: faktor
pemasaran, keterbatasan modal, harga bahan baku, kualitas SDM, kebijakan
pemerintah yang merugikan perajin, belum ada hak cipta motif batik, sulitnya
mencari generasi penerus, dan persaingan dengan perajin daerah lain. Usaha untuk
mengatasi hambatan tersebut yaitu menjalin kerjasama dengan instansi,
mengadakan promosi melalui berbagai media, aktif mengikuti pameran, menjalin
kemitraan dan menjaga kualitas (mutu); (6) upaya untuk mengembangkan sentra
industri batik di Desa Gemeksekti yaitu terdapat 22 strategi yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan program pemerintah
daerah selanjutnya.
Kata kunci: Industri batik, hambatan usaha, upaya pengembangan.Khoirunisa Ratna2015-07-13T04:42:05Z2019-01-30T01:06:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23391This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233912015-07-13T04:42:05ZTINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEH
DI DESA PAGERHARJO KECAMATAN SAMIGALUH
KABUPATEN KULONPROGOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pendapatan rumah tangga petani
the, 2) Pengelolaan Usaha tani the, 3) Tingkat kesejahteraanrumah tangga petani teh.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian
ini adalah semua kepala rumah tangga petani teh yang ada di Desa Pagerhajo.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 kepala rumah tangga yang mempunyai
usaha tani teh, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Teknik
pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi data, kemudian dianalisis
dengan tabel frekuensindan diuraikan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendapatan petani teh sebesar 50%
responden memiliki pendapatan Rp 15.000.000–30.000.000 per tahun di ikuti 34,37%
responden memiliki pendapatan kurang dari Rp 15.000.000, per tahun 9,38%
responden memiliki pendapatan antara Rp 30.000.000–Rp 45.000.000, per tahun dan
6,25% responden memiliki pendapatan di atas Rp 45.000.000 per tahun, (2)
Pengelolaan usahatani teh telah dilakukan dengan baik oleh petani meliputi persiapan
lahan, pembibitan tanaman teh, penanaman bibit, penanaman tanaman pelindung,
pemupukan, pembentukan bidang petik, pemetikan, panen dan pengolahan pasca
panen serta pengendalian hama dan penyakit, (3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani teh 10 responden (31,25%) termasuk kategori sejahtera I, 11 responden
(34,38%) termasuk dalam kategori sejahtera tahap II, 7 responden (21,87%)
termasuk kategori sejahtera tahap III, dan 4 responden (12,50%) termasuk kategori
sejahtera tahap III Plus.Aji Sudono2015-07-13T04:38:30Z2019-01-30T01:06:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23390This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233902015-07-13T04:38:30ZPENGARUH MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI
DI WONOSOBOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh moving class
terhadap motivasi belajar geografi siswa SMA Negeri kelas XI IPS di Wonosobo;
2) Pengaruh moving class terhadap prestasi belajar geografi siswa SMA Negeri
kelas XI IPS di Wonosobo; 3) Model pembelajaran yang lebih efektif bagi
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa SMA Negeri kelas XI IPS
khususnya pada mata pelajaran geografi.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian dilaksanakan di
SMA N 1 Wonosobo dan SMA N 2 Wonosobo pada bulan Januari 2012. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Wonosobo
dan SMA N 2 Wonosobo yang memiliki karakteristik yang sama. Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan memilih
kemampuan siswa yang relatif homogen dari kedua sekolah dengan jumlah yang
setara. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh moving class
terhadap motivasi belajar adalah angket atau kuesioner, sedangkan untuk
mengukur hasil prestasi belajar geografi digunakan tes dengan materi pelajaran
geografi yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan
guru mata pelajaran. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
regresi linear sederhana dan uji-t pada α 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara moving class terhadap motivasi belajar siswa dengan koefisien
korelasi sebesar 0,599 pada taraf signigikansi 0,000 (p < 0,05); 2) terdapat
pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara moving class terhadap hasil
prestasi belajar geografi siswa dengan nilai t sebesar 4,164; 3) Hasil analisis
menunjukkan penggunaan moving class lebih baik dibandingkan dengan kelas
menetap dengan nilai mean sebesar 81,6098.
Kata Kunci : Moving Class, motivasi belajar geografi, prestasi belajar geografiNurhidayati Novia2015-07-13T04:33:19Z2019-01-30T01:06:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23389This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233892015-07-13T04:33:19ZTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan metode Mind
Mapping untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman materi IPS peserta didik di
kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) dengan model Kemmis dan McTaggart yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Dilakukan penilaian pada setiap akhir siklus untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan partisipasi dan penguasaan peserta didik terhadap materi IPS. Tindakan
yang diberikan berupa penerapan metode Mind Mapping sebagai upaya memperbaiki
pemahaman pembelajaran IPS dan meningkatkan partisipasi peserta didik serta
penguasaan materi IPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping
berhasil meningkatkan partisipasi belajar peserta didik dan penguasaan materi IPS.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas peserta didik. Peserta didik
memiliki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan bekerja
sama dengan sesama anggota kelompok untuk membuat Mind Mapping dan
mempresentasikan di depan kelas. Peningkatan penguasaan materi IPS dapat dilihat
dari perolehan nilai peserta didik sebelum diberikan tindakan, yakni rata-rata 68,1
menjadi 71,6 pada siklus I. Peserta didik yang mencapai ketuntasan sebelum
diberikan tindakan sebanyak 25 peserta didik ( 73,53%) meningkat menjadi 29
peserta didik (85,29%). Nilai rata-rata pada siklus II menjadi 77,9 dan peserta didik
yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 34 peserta didik (100%). Metode Mind
Mapping yang dikombinasikandengan metode lain mampu meningkatkan
penguasaan materi IPS di kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta, karena pembelajaran
dengan metode Mind Mapping dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
kreatif dan menyenangkan.
Kata Kunci: Metode Mind Mapping, IPS, SMP, Penelitian Tindakan KelasTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan metode Mind
Mapping untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman materi IPS peserta didik di
kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) dengan model Kemmis dan McTaggart yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Dilakukan penilaian pada setiap akhir siklus untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan partisipasi dan penguasaan peserta didik terhadap materi IPS. Tindakan
yang diberikan berupa penerapan metode Mind Mapping sebagai upaya memperbaiki
pemahaman pembelajaran IPS dan meningkatkan partisipasi peserta didik serta
penguasaan materi IPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping
berhasil meningkatkan partisipasi belajar peserta didik dan penguasaan materi IPS.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas peserta didik. Peserta didik
memiliki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan bekerja
sama dengan sesama anggota kelompok untuk membuat Mind Mapping dan
mempresentasikan di depan kelas. Peningkatan penguasaan materi IPS dapat dilihat
dari perolehan nilai peserta didik sebelum diberikan tindakan, yakni rata-rata 68,1
menjadi 71,6 pada siklus I. Peserta didik yang mencapai ketuntasan sebelum
diberikan tindakan sebanyak 25 peserta didik ( 73,53%) meningkat menjadi 29
peserta didik (85,29%). Nilai rata-rata pada siklus II menjadi 77,9 dan peserta didik
yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 34 peserta didik (100%). Metode Mind
Mapping yang dikombinasikandengan metode lain mampu meningkatkan
penguasaan materi IPS di kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta, karena pembelajaran
dengan metode Mind Mapping dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
kreatif dan menyenangkan.
Kata Kunci: Metode Mind Mapping, IPS, SMP, Penelitian Tindakan KelasYoga Sativa Deniyanto2015-07-13T04:22:42Z2019-01-30T01:05:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23384This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233842015-07-13T04:22:42ZPERANAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATERI PEMBELAJARAN IPS
PADA SISWA KELAS 7-F SMP 15 YOGYAKARTATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan metode Mind
Mapping untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman materi IPS peserta didik di
kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) dengan model Kemmis dan McTaggart yang dilaksanakan dalam dua
siklus. Dilakukan penilaian pada setiap akhir siklus untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan partisipasi dan penguasaan peserta didik terhadap materi IPS. Tindakan
yang diberikan berupa penerapan metode Mind Mapping sebagai upaya memperbaiki
pemahaman pembelajaran IPS dan meningkatkan partisipasi peserta didik serta
penguasaan materi IPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping
berhasil meningkatkan partisipasi belajar peserta didik dan penguasaan materi IPS.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas peserta didik. Peserta didik
memiliki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan bekerja
sama dengan sesama anggota kelompok untuk membuat Mind Mapping dan
mempresentasikan di depan kelas. Peningkatan penguasaan materi IPS dapat dilihat
dari perolehan nilai peserta didik sebelum diberikan tindakan, yakni rata-rata 68,1
menjadi 71,6 pada siklus I. Peserta didik yang mencapai ketuntasan sebelum
diberikan tindakan sebanyak 25 peserta didik ( 73,53%) meningkat menjadi 29
peserta didik (85,29%). Nilai rata-rata pada siklus II menjadi 77,9 dan peserta didik
yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 34 peserta didik (100%). Metode Mind
Mapping yang dikombinasikandengan metode lain mampu meningkatkan
penguasaan materi IPS di kelas 7 F SMP Negeri 15 Yogyakarta, karena pembelajaran
dengan metode Mind Mapping dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
kreatif dan menyenangkan.
Kata Kunci: Metode Mind Mapping, IPS, SMP, Penelitian Tindakan KelasPrihatiningsih Marheni2015-07-13T04:19:08Z2019-01-30T01:05:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23380This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233802015-07-13T04:19:08ZDISTRIBUSI KEBUTUHAN DAN KE
STUDI DALAM RUMPUN IPS TINGKAT SMA SE KABUPATEN SLEMAN
Guna Memperoleh Gelar
PROGRAM STUDI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KETERCUKUPAN GURU BIDANG
I TAHUN 2011Penelitian bertujuan untuk: (1) Memberikan informasi kebutuhan dan
distribusi guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman
tahun 2011. (2) Menyajikan informasi tentang distribusi ketercukupan dan
kebutuhan guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA se Kabupaten Sleman
dalam bentuk peta. (3) Mengetahui efektivitas jam mengajar guru bidang studi
dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman yaitu sekurang-kurangnya
mengajar 24 jam tiap minggu.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data
berupa data angka/tabel. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan tentang
berapa jumlah kelebihan maupun kekurangan guru bidang studi dalam rumpun IPS
tingkat SMA di Kabupaten Sleman. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai distribusi dan ketercukupan guru bidang studi dalam rumpun
IPS tingkat SMA se kabupaten Sleman. Untuk memperoleh data dalam penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data sekunder
untuk memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis dengan cara mencatat dan
menyalin berbagai dokumen yang terdapat pada instansi-instansi yang terkait. Pada
penelitian ini data yang digunakan, diperoleh dari Dinas Pendidikan Dan Olah Raga
Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: (1) Data Jumlah kelas tingkat SMA se
Kabupaten Sleman tahun 2011, (2) Data jumlah jam belajar bidang studi sesuai
kurikulum KTSP, (3) Data jumlah siswa SMA Kabupaten Sleman tahun 2011, (4)
Data Jumlah guru SMA se Kabupaten Sleman per bidang studi tahun 2011.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah guru bidang studi Geografi, Sosiologi,
dan Ekonomi di Kabupaten Sleman mengalami kelebihan guru, namun
pendistribusian guru tersebut kurang merata untuk masing-masing bidang studi di
setiap kecamatan. Jumlah guru bidang studi Sejarah di Kabupaten Sleman
mengalami kekurangan guru sejumlah 46 guru. Peta tematik ketercukupan guru
bidang studi sangat membantu dalam memberikan informasi ketercukupan guru
bidang studi. Sebagian besar guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di
Kabupaten Sleman kurang memenuhi kewajiban mengajar minimal 24 jam per
minggu.
Kata Kunci : Guru Bidang Studi, Kebutuhan, Ketercukupan, DistribusiPuspasari Novita2015-07-13T04:11:33Z2019-01-30T01:05:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23377This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233772015-07-13T04:11:33ZTINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA
PENGRAJIN BATU BATA DI DESA PANGGISARI
KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sumbangan pendapatan dari usaha batu
bata terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin batu bata Dusun Panggisari dan
Dusun Dasih Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara; (2) Tingkat kesejahteraan
rumah tangga pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih Kecamatan
Mandiraja Kabupaten Banjarnegara; (3) Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat
kesejahteraan rumah tangga pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih
Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
aktivitas manusia. Jumlah Dusun yang ada di Desa Panggisari sebanyak 5 dusun, kemudian
dipilih 2 dusun sebagai sampel wilayah. Dipilih secara Purposive Sampling dengan alasan
kedua dusun tersebut memiliki perbedaan fisik jika dilihat dari aksesibilitasnya sehingga
mempengaruhi hasil pemasaran batu bata, dan jumlah pengrajin paling banyak terdapat di
kedua dusun ini. Populasi penelitian di 2 dusun yang tersebar di Dusun Panggisari sebanyak
32 responden Dusun Dasih sebanyak 27 responden. Teknik pengambilan sampel secara
Proportional Random Sampling menggunakan rumus dari Taro Yamane. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara lain yaitu data primer yang meliputi observasi dan
wawancara, serta data sekunder yang meliputi data fisik daerah penelitian, peta administrasi,
data monografi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu pemeriksaan data, pemberian
kode, tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sumbangan pendapatan usaha batu bata
terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin batu bata Dusun Panggisari sebesar
67,80%, Dusun Dasih sebesar 65,72%; (2) Tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin
batu bata di Dusun Panggisari sebagian besar tergolong kategori Rumah Tangga Sejahtera
Tahap III yaitu sebanyak 27 responden, sedangkan Rumah Tangga Sejahtera Tahap II
sebanyak 5 responden, sedangkan Dusun Dasih sebanyak 25 responden masuk ke dalam
Rumah Tangga Sejahtera tahap III dan 2 responden masuk ke dalam Rumah Tangga
Sejahtera tahap II; (3) Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan
pengrajin batu bata di Dusun Panggisari dan Dusun Dasih Kecamatan Mandiraja adalah
sebagai berikut: (a) Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan responden
cenderung negatif (b) Jumlah tanggungan rumah tangga di Dusun Panggisari terdapat 29
responden pada kategori Rumah Tangga Sejahtera tahap III dengan tanggungan rumah tangga
1-5, Dusun Dasih terdapat 23 responden pada kategori Rumah Tangga Sejahtera tahap III
dengan tanggungan rumah tangga 1-4.
Kata kunci: Batu Bata, Tingkat KesejahteraanNurhayati Nurhayati2015-07-13T04:07:17Z2019-01-30T01:05:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23374This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233742015-07-13T04:07:17ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X
SMA NEGERI 2 BANTULTujuan penelitian ini (1) Meningkatkan keaktifan siswa, (2) Meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus ditempuh dengan 3 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran geografi dan siswa kelas X7 SMA Negeri 2 Bantul. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data mempergunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data, verifikasi dan pengambilan keputusan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan siswa pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 11,25% masuk dalam kategori baik. (2) Hasil belajar geografi siswa pada siklus I sebesar 22 siswa atau 62,86% memperoleh nilai >75, dan pada siklus II meningkat sebanyak 27 siswa atau 77,14% yang memperoleh nilai >75. (3) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif GI terdapat hambatan kurang kesiapan siswa dalam belajar, cara mengatasinya dengan memberikan pedoman langkah pembelajaran sehari sebelum pelaksanaan, sehingga tidak menghalangi terlaksananya pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Keterbatasan buku penunjang KBM yaitu buku panduan atau buku paket, cara mengatasinya guru memberikan soal-soal geografi dan guru menganjurkan siswa untuk membeli buku panduan sendiri yang pembeliannya dikelola sekolah dan harga buku tersebut diturunkan serta pemanfaatan fasilitas internet di sekolah lebih dioptimalkan. Keterbatasan waktu, cara mengatasi penyampaian materi dengan singkat, padat dan jelas. Keterbatasan ruang kelas yang sempit menyulitkan posisi tempat duduk antar kelompok yang terlalu dekat, mengatasinya guru mengatur posisi duduk yang urut sesuai nomor kelompok dari bangku paling depan sebelah kanan untuk kelompok I dan seterusnya kelompok VI dibangku paling belakang dengan model zig zag.Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)Widayati Tri2015-07-13T04:00:37Z2019-01-30T01:05:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23370This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233702015-07-13T04:00:37ZPERSEPSI RISIKO MASYARAKAT
TERHADAP BENCANA GEMPA DI SEKITAR KALI OPAK
KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat persepsi risiko
masyarakat terhadap gempa di sekitar Kali Opak Kabupaten Bantul; (2) Peranan
faktor-faktor pembentuk persepsi risiko masyarakat dalam membentuk persepsi
risiko masyarakat terhadap gempa di sekitar Kali Opak Kabupaten Bantul; serta
(3) Perbedaan tingkat persepsi risiko masyarakat terhadap gempa di sekitar Kali
Opak Kabupaten Bantul berdasarkan zona jarak dari bibir Kali Opak ke rumah
responden.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel dalam
penelitian ini adalah persepsi risiko masyarakat terhadap bencana gempa dan jarak
dari bibir sungai ke rumah responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala
Keluarga di 4 kecamatan di sekitar Kali Opak (Kecamatan Kretek, Kecamatan
Pundong, Kecamatan Jetis dan Kecamatan Imogiri) yang berjumlah 50.953
Kepala Keluarga. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah cluster sampling
dan purposive sampling, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang
Kepala Keluarga. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan, yaitu (1) Analisis
deskriptif frekuensi persepsi risiko masyarakat terhadap gempa dengan kategori
persepsi tinggi, sedang dan rendah melalui persentase frekuensi; (2) Korelasi
spearman untuk mengetahui peran faktor-faktor pembentuk persepsi risiko
masyarakat dalam membentuk persepsi risiko masyarakat terhadap gempa di
sekitar Kali Opak Kabupaten Bantul; (3) Uji Chi square dalam tabulasi silang
untuk mengetahui tingkat perbedaan persepsi risiko masyarakat terhadap gempa
pada tiga zona jarak di sekitar Kali Opak Kabupaten Bantul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat persepsi risiko
masyarakat terhadap gempa di sekitar Kali Opak Kabupaten Bantul termasuk
kategori tinggi; (2) peran pengaruh 10 faktor terhadap persepsi risiko masyarakat
diperingkat dari peringkat I sampai dengan X. Tingkat peran pengaruh
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Peringkat I dengan nilai 0,842, yaitu
faktor kognitif responden terhadap bencana Gempa. Peringkat II dengan nilai
0,568, yaitu faktor pengaruh opsi kebijakan pemerintah. Peringkat III dengan nilai
0,556, yaitu faktor kesadaran bencana; (3) Uji Chi square menunjukkan bahwa
nilai Chi square 0,764 . Nilai Chi square 0,764 lebih besar dari 0,05 ; maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan persepsi risiko
masyarakat terhadap gempa pada tiga zona jarak di sekitar Kali Opak Kabupaten
Bantul.
Kata Kunci: Persepsi risiko masyarakat, bencana gempa, Kali OpakWiyarti Euis2015-07-13T03:53:23Z2019-01-30T01:05:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233692015-07-13T03:53:23ZUPAYA PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI PENGGILINGAN BATU DI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAHTujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor produksi pada pengembangan industri penggilingan batu,mengetahui hambatan dalam industri penggilingan batu dan upaya pengembangan industri penggilingan batu di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah faktor-faktor industri, Hambatan usaha penggilingan batu dan upaya pengembangan industri penggilingan batu. Populasi penelitian ini adalah 31 pengelola industri penggilingan batu berada di Desa Bumiharjo, Dompol, Kemalang, Keputran, Kendalsari di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten. Teknik pengambilan data : teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data menggunakan pemeriksaan data, pemberian kode dan Tabulasi. teknik analisis data adalah tabel frekuensi dan analisis SWOT.
Hasil penelitian : 1) faktor-faktor industri penggilingan batu : (a) sebesar 3,2 persen pengelola industri penggilingan batu memerlukan bahan bakui sebesar 82m³ -90 m³ perhari, dan sebesar 58,1 persen memerlukan bahan baku sebesar 18 m³–29 m³ perhari.; (b) Besar modal industri penggilingan batu berpengaruh terhadap keuntungan, sebanyak 15 industri dengan modal Rp 54.000.000,00 ≤ 77.200.000,00 memperoleh keuntungan bersih Rp 50.000,00 ≤ 370.000,00 perhari. Sedangkan sebanyak Tiga industri atau 9,7 persen menghabiskan modal awal sebesar Rp 146.800.000,00 - Rp 170.000.000,00 paling besar memperoleh keuntungan bersih Rp 690.000,00 - Rp 1.100.000,00 perhari. ; (c) Tenaga Kerja sebanyak 706 pekerja terdiri dari laki-laki 60,9 persen dan perempuan 39,1 persen; (d) Pemasaran hasil industri penggilingan batu sebesar 77,4 persen menunggu pembeli datang dan sebesar 22,6 persen melakukan kerja sama dengan CV.; (e) Teknologi dan Sumber energi penggilingan batu menggunakan mesin truk fe 120 PS menghabiskan solar 20-24 liter perhari sebesar 29 persen, mampu menggiling maksimal 50 m3dan Genset menghabiskan solar 35-39 liter perhari sebesar 6,4 persen, mampu menggiling batu maksimal 90 m3.2) Hambatan industri penggilingan batu : (a)Adanya Banjir Lahar Hujan; (b) Kesulitan pemasaran; (c) Kerusakan mesin; (d) Adanya persaingan harga antar pengelola industri; (e) Kekurangan modal.3) Upaya pengembangan ; (a) Perlu Pengembangan pemasaran pada daerah yang lebih luas dan membentuk jaringan distribusi agar lebih lancar ; (b) Mengadakan kesepakatan harga antara sesama pengusaha industri penggilingan batu ; (c) Membentuk organisasi industri penggilingan batu ; (d) Mencari bahan baku di daerah lain apabila terjadi banjir lahar hujan; (e) Perlu promosi hasil produksi melaui media elektronik dan cetak ; (f) Menjaga kwalitas hasil produksi agar pembeli tidak beralih ke tempat lain.
Kata Kunci : Industri Penggilingan Batu, Upaya Pengembangan. Triyono2015-07-13T03:22:38Z2019-01-30T01:05:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23365This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233652015-07-13T03:22:38ZPERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PETANI PENGUSAHA BATU BATA DI DESA SITIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Dampak negatif aktivitas industri batu bata terhadap keadaan lingkungan, (2) Usaha konservasi tanah bekas galian bahan baku batu bata yang dilakukan oleh petani pengusaha batu bata, (3) Perbedaan produktivitas batu bata pada musim kemarau dan musim penghujan, (4) Distribusi pemasaran batu bata, (5) Sumbangan pendapatan industri batu bata terhadap total pendapatan rumah tangga petani pengusaha batu bata dan (6) Peranan pendapatan industri batu bata terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga petani pengusaha batu bata.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan aktivitas manusia. Responden penelitian adalah kepala rumah tangga petani yang mengusahakan industri batu bata. Populasi penelitian berjumlah 186 petani pengusaha batu bata. Sampel yang diambil sejumlah 52 petani pengusaha batu bata. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding dan tabulasi. Analisis data menggunakan analisis tabel frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dampak negatif aktivitas industri batu bata yang paling banyak dirasakan oleh petani pengusaha batu bata di daerah penelitian adalah menurunnya kuantitas tanah sebanyak 32,69 %. (2) Usaha konservasi lahan telah dilakukan sebanyak 42,31 % petani pengusaha batu bata, yang meliputi kegiatan menguruk lahan (1,92 %), memberi pupuk kompos (3,85 %), memberi pupuk kandang (34,62 %) dan memberi pupuk kimia (1,92 %). (3) Perbedaan produktivitas batu bata saat musim kemarau dan musim penghujan adalah menurunnya produktivitas rata-rata batu bata sebanyak 27,65 % pada musim penghujan. (4) Distribusi daerah pemasaran batu bata paling banyak adalah ke luar Kabupaten Bantul, sebanyak 70,97 % yang terdiri dari Kabupaten Gunung Kidul (30,11 %), Kabupaten Sleman (19,35 %), Kota Yogyakarta (11,83 %) dan Kabupaten Kulon Progo (9,68 %). (5) Sumbangan pendapatan industri batu bata terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 76,89%. (6) Industri batu bata memiliki peranan meningkatkan total pendapatan rumah tangga yang berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah rumah tangga petani yang berada di atas garis kemiskinan setelah mengusahakan industri batu bata, yaitu menjadi sebanyak 86,54 % rumah tangga petani.
Kata Kunci : Peranan, Industri, Tingkat KemiskinanRiandaru Indah Safitri2015-07-13T01:28:32Z2019-01-30T01:05:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23332This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233322015-07-13T01:28:32ZKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DAYAK KANAYATN DALAM PENGELOLAAN HUTAN ADAT (MARANG) DI KAMPUNG SIDAS DAYA KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Kearifan lokal masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya dalam perlindungan Hutan Marang; 2) Peran dan fungsi lembaga adat di Kampung Sidas Daya dalam kaitannya dengan perlindungan Hutan Marang; 3) Peran masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya dalam perlindunganHhutan Marang.
Subyek penelitian ini adalah masyarakat adat Dayak Kanayatn yang tinggal di Kampung Sidas Daya, pengurus lembaga adat di Kampung Sidas Daya dan Hutan Marang. Obyek penelitian ini berupa kearifan lokal masyarakat adat Dayak Kanayatn, peran dan fungsi lembaga adat, dan peranan masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya, dan pengelolaan Hutan Marang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Adapun metode yang digunakan untuk menanalisis data adalah model interaktif yang ditawarkan Huberman dan Miles, yaitu melalui tiga proses: (1) reduksi data (data reduction), (2) pemaparan data (data display), dan (3) simpulan melalui pelukisan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kearifan lokal masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya dalam pengelolaan Hutan Marang terwujud dalam bentuk aturan-aturan yang berupa larangan-larangan, kepercayaan dan hukum adat; (2) Lembaga adat di Kampung Sidas Daya terdiri dari beberapa pengurus adat dimulai dari tingkat tertinggi ke tingkat terendah, yaitu: Temenggung, Pasirah, Pangaraga 1 dan, Pangaraga 2. Lembaga adat berperan penting dalam memproses hukum adat sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku; (3) Masyarakat adat Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya berperan penting dalam usaha menjaga Hutan Marang dan melanjutkan tradisi kepada generasi muda untuk melindungi Hutan Marang. Usaha yang telah dilakukan adalah mendirikan pembatas berupa pagar di sekeliling Hutan Marang dan menanami pohon karet dan pohon tengkawang, dan pepohonan lainnya dibagian luar sekitar Hutan Marang.
Kata kunci: Masyarakat Adat, Dayak Kanayatn, Hutan MarangClara Pratiwi Soni2015-07-13T01:17:29Z2019-01-30T01:05:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23330This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/233302015-07-13T01:17:29ZPENGGUNAAN MEDIA GEOLOGIC EXPLORATIONS ON DISK (GEODe) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KONSEP LITOSFER DI SMA NEGERI 1 PETANAHAN KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media GEODe untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan dengan menggunaan media GEODe.
Media yang digunakan adalah Media Geologic Explorations On Disk (GEODe). Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan selama II siklus. Siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan menjadi subjek dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan angket. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media GEODe dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan. Hal ini terlihat dari peningkatan motivasi dan hasil belajar yang dilakukan pada tiap siklus. Motivasi siswa dibuktikan dengan adanya kenaikan motivasi dari siklus I sampai dengan siklus II sebesar 26,21% pada partisipasi belajar siswa dan 10,64% pada hasil respon siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata siklus I sebesar 69,35 dan meningkat pada siklus II sebesar 81.13. Jadi hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,78.
Kata Kunci : Media GEODe, Motivasi, dan Hasil BelajarKhabib Ade Saputro2015-07-10T01:45:26Z2019-01-30T01:01:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23220This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/232202015-07-10T01:45:26ZPENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN ILMU-ILMU SOSIAL DI SMA N 1 TEMPELPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan, penggunaan dan kendala dalam penggunaan Buku sekolah Elektronik (BSE) sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan kesiapan guru ilmu-ilmu sosial, penggunaan dan kendala dalam penggunaan Buku sekolah Elektronik (BSE) sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel. Informan utama dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dan informan pendukung adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk validitas data penulis juga menggunakan trianggulasi sumber. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif meliputi tahap reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kesiapan guru ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel dalam penggunaan BSE mata pelajaran ilmu-ilmu sosial kurang baik hal ini dapat dilihat dari pemahaman guru yang masih kurang terhadap BSE dan tingkat penguasaan IT yang belum baik 2) Penggunaan BSE mata pelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel belum terlaksana dengan baik, para guru dan siswa menggunakan LKS atau buku paket selain BSE dalam proses pembelajaran 3) Kendala yang dialami dalam penggunaan BSE mata pelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel adalah kesiapan sekolah yang belum maksimal, sosialisasi dari pihak dinas setempat belum maksimal, penguasaan IT bagi guru masih tergolong rendah, sarana prasarana sudah memadai tetapi belum dimanfaatkan dengan maksimal, siswa tidak aktif.
Kata kunci: Buku Sekolah Elektronik (BSE), sumber belajar, ilmu-ilmu sosial, SMAA Anis Fitriyyah2015-07-08T04:00:38Z2019-01-30T00:54:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22946This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/229462015-07-08T04:00:38ZPENERAPAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DENGAN STRATEGI PENINJAUAN KEMBALI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NURUL UMMAH KOTAGEDE YOGYAKARTATujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Geografi kelas XB MA Nurul Ummah Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di MA Nurul Ummah Yogyakarta pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XB MA Nurul Ummah Yogyakarta yang berjumlah 21 orang. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran Geografi dengan menggunakan model pembelajaran AIR dengan Strategi Peninjauan Kembali. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, angket dan tes, sedangkan teknik analisis datanya adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian Tindakan Kelas ini terlaksana dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model AIR dengan Strategi Peninjauan Kembali dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Kreativitas siswa yang dilihat dari semua indikator kreativitas mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 58,66%, pada siklus II sebesar 72,96%. Kreativitas dapat dilihat dari kemampuan menghasikan banyak gagasan, kemampuan mengemukakan barmacam-macam pemecahan terhadap masalah, kemampuan menemukan jawaban, cenderung memberi jawaban yang lebih banyak, menanggapi pertanyaan yang diajukan, mempunyai banyak pertanyaan, dan mampu menguraikan sesuatu secara terperinci. Hasil belajar Geografi siswa mengalami peningkatan yang dilihat dari rata-rata skor tes siklus pada kelas XB MA Nurul Ummah. Pada Pre Test siklus I nilai tertinggi yaitu 60 naik menjadi 85 dalam siklus I dan pada Pre Test siklus II yaitu 65 menjadi 95 dalam siklus II. Hasil belajar siswa dapat tercapai dari adanya perubahan tindakan yang dilakukan dengan mengubah model pembelajaran sebelumnya. Siswa dapat menyimak, berfikir, berbagi dalam kelompok, serta mengulas materi dengan senang sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuannya sendiri, bertanggung jawab, dan adanya kepercayaan terhadap diri sendiri.
Kata Kunci : Model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), Strategi Peninjauan Kembali, Kreativitas dan Hasil belajar siswa.. MUHTAROM2015-07-07T04:45:57Z2019-01-30T00:51:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22869This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228692015-07-07T04:45:57ZARAHAN KONSERVASI LAHAN PERTANIAN TEMBAKAU DI KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNGLahan pertanian tembakau di Kecamatan Ngadirejo termasuk dalam daerah rentan erosi akan tetapi besar erosi belum diketahui secara pasti. Petani juga belum sepenuhnya mengetahui tata cara pengolahan lahan pertanian yang sesuai dengan kaidah konservasi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) besar erosi tanah yang terjadi, 2) besar erosi yang diperbolehkan serta 3) arahan konservasi tanah yang sesuai dengan kondisi lahan pertanian tembakau di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah lahan pertanian tembakau di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak tiga sampel yang dipilih berdasarkan kesamaan ciri karakter fisik dan mampu mewakili satuan unit lahan. Sampel unit lahan diperoleh dengan overlay tiga jenis peta, yaitu peta penggunaan lahan, kemiringan lereng dan jenis tanah. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, studi dokumentasi dan uji laboratorium. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar dokumentasi dan lembar hasil analisis tanah. Teknik analisis data menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) erosi yang terjadi pada lahan pertanian tembakau bervariasi antara ringan sampai dengan berat. Pada lahan pertanian tembakau di unit lahan 1, erosi tergolong berat yaitu sebesar 293,35 ton/ha/thn, sedangkan pada unit lahan 2 tergolong ringan yaitu sebesar 40,51 ton/ha/thn dan pada unit lahan 3 tergolong sedang yaitu sebesar 60,60 ton/ha/thn; 2) erosi diperbolehkan pada lahan pertanian tembakau di unit lahan 1 sebesar 21 ton/ha/thn, sedangkan pada unit lahan 2 sebesar 21,75 ton/ha/thn dan pada unit lahan 3 sebesar 16,64 ton/ha/thn. Penanganan pada lahan pertanian tembakau tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi besar erosi yang terjadi; 3) arahan konservasi lahan yang sesuai dengan kondisi lahan pertanian tembakau cenderung sama, yaitu dengan memperbaiki teras bangku sederhana menjadi teras bangku baik yang memiliki konstanta 0,04. Kombinasi antara teknik konservasi teras guludan dengan teras bangku baik akan menghasilkan nilai konstanta 0,006. Teknik konservasi tersebut layak diterapkan karena hasil kali antara kedua teknik konservasi tersebut lebih kecil dari hasil bagi antara erosi diperbolehkan dengan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah serta panjang dan kemiringan lereng pada masing-masing lahan pertanian tembakau.
Kata kunci : erosi, erosi diperbolehkan, arahan konservasi lahanTaufika Hidayati Putri2015-07-07T04:34:20Z2019-01-30T00:51:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22866This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228662015-07-07T04:34:20ZIMPLEMENTASI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (Studi Kasus Kecamatan Godean Kabupaten Sleman)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi IPPT dan mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran pemanfaatan lahan di Kecamatan Godean.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menganalisis beberapa indikator penilaian diantaranya, sumber daya pelaksana, daya dukung peraturan, pelaksanaan pengendalian pemanfaatan lahan, koordinasi, sosialisasi, pengawasan, dan respon masyarakat. Teknik pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara, sedangkan pengumpulan data sekunder melalui dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dengan reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Sementara itu, untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi IPPT secara umum belum efektif, sehingga belum sepenuhnya mampu mengendalikan alih fungsi lahan. Hal ini dapat dilihat dari kesimpulan akhir analisis indikator-indikator kinerja implementasi IPPT, yang menunjukkan kriteria belum efektif. Tiap tahun alih fungsi lahan pertanian menjadi sarana fisik, masih terus terjadi. Pelanggaranpelangaran pemanfaatan lahan yang terjadi di masyarakat, makin mempertegas belum efektifnya kebijakan ini.
Kata kunci: Alih Fungsi Lahan, Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT), Pengendalian Pemanfaatan Lahan.ALFI ZAHRIAL FIRDAUS2015-07-07T04:19:35Z2019-01-30T00:51:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22859This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228592015-07-07T04:19:35ZPERANAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN ENCENG GONDOK TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA DEPOK KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pengolahan industri kerajinan enceng gondok sehingga menjadi kerajinan. (2) Hambatan yang dialami pengrajin kerajinan enceng gondok. (3) Upaya pengrajin mengatasi hambatan industri kerajinan enceng gondok. (4) Sumbangan pendapatan dari industri kerajinan enceng gondok. (5) Upaya pengembangan diri pengrajin industri kerajinan enceng gondok.
Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dimana subyek penelitian ini adalah rumah tangga pengrajin yang ada di desa Depok Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 50 responden dan merupakan penelitian populasi. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu deskripif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengolahan industri kerajinan enceng gondok yang ada di desa Depok Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo masih dalam bentuk barang ½ jadi, harga bahan baku Rp 4.500/kg. Hasil kerajinan enceng gondok antara lain: tas, bantal, prismet, tikar, dan lain – lain. Harga hasil kerajinan enceng gondok berkisar Rp 8.000 – Rp 30.000 tergantung besar kecilnya barang kerajinan. (2) Hambatan yang dialami pengrajin yaitu bahan baku mahal, pengrajin tidak diberi kesempatan mengolah kerajinan enceng gondok sampai tahap finishing. (3) Upaya mengatasi hambatan yaitu pengrajin belajar mengolah kerajinan enceng gondok sampai tahap finishing untuk meningkatkan harga kerajinan enceng gondok dengan membentuk kelompok. (4) Sumbangan pendapatan dari kerajinan enceng gondok terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin sebesar 27,5 %. (5) Upaya pengembangan diri pengrajin industri kerajinan enceng gondok yaitu pengrajin mengikuti kursus atau pelatihan, melakukan promosi atau pameran untuk memperkenalkan kerajinan enceng gondok.
Kata Kunci : Enceng Gondok, Sumbangan, Rumah TanggaAryani Susilowati2015-07-07T03:52:04Z2019-01-30T00:51:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22849This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228492015-07-07T03:52:04ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MATERI HIDROSFER UNTUK SISWA SMA KELAS XPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran geografi berbantuan komputer yang yang layak digunakan pada mata pelajaran geografi SMA Kelas X pokok bahasan hidrosfer sub tema perairan darat.
Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and Development, R & D). Penelitian ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pembuatan produk media pembelajaran, validasi ahli, praktisi pembelajaran dan uji coba terhadap siswa. Tempat penelitian ini adalah SMA N 1 Kebumen, Jawa Tengah. Uji coba dilaksanakan kepada 3 orang siswa dalam kelompok kecil dan 24 siswa dalam uji coba lapangan. Media ini dibuat menggunakan Adobe Flash CS 3. Data diperoleh dengan lembar kuesioner dan analisis data dilakukan dengan mengkonversikan skala 5 ke dalam tabel konversi skala 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran geografi dengan materi hidrosfer sub tema perairan darat pada siswa SMA kelas X layak digunakan dalam pembelajaran. Ahli materi geografi menilai baik untuk aspek pembelajaran dan isi dengan rerata skor sebesar 3,79 dan 3,56. Ahli media pembelajaran geografi menilai baik untuk aspek tampilan, pembelajaran, dan pemrograman dengan rerata skor 3,83, 4,2 dan 3,83. Praktisi pembelajaran geografi menilai baik untuk aspek keterlaksanaan dan sangat baik untuk aspek isi dan kebahasaan dengan rerata skor sebesar 4,25, 4,33 dan 4,17. Penilaian siswa pada uji coba kelompok kecil menilai baik pada aspek pembelajaran, tampilan, isi, dan pemrograman dengan rerata skor 3,9, 4,12, 3,87, dan 3,78. Rata-rata hasil pre test uji coba lapangan menunjukkan skor 52,5 dan post tes 85,42. Secara umum media pembelajaran yang dikembangkan dinilai layak dikembangkan.
Kata kunci : media pembelajaran berbantuan komputer, hidrosferEko Rizqa Sari2015-07-06T05:01:37Z2019-01-30T00:47:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22713This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227132015-07-06T05:01:37ZPENGELOLAAN BANTARAN SUNGAI OPAK DI KECAMATAN PUNDONG DAN KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFISPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dampak banjir yang terjadi di bantaran Sungai Opak Kecamatan Pundong dan Kecamatan retek, (2) bentuk pengelolaan yang benar agar mampu mencegah dan menanggulangi banjir di bantaran Sungai Opak Kecamatan Pundong dan Kecamatan Kretek.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mengungkapkan suatu fenomena keadaan alam, dalam hal ini adalah dampak bencana banjir, bentuk pengelolaan dan pembangunan yang benar di bantaran Sungai Opak Kecamatan Pundong dan Kecamatan Kretek. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari April 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan unit lahan bantaran Sungai Opak bagian hilir yang berada di Kecamatan Pundong dan Kecamatan Kretek, meliputi Desa Panjangrejo dan Seloharjo, serta Desa Donotirto, Parangtritis, dan Tirtohargo. Pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik SIG dengan menumpangsusunkan (overlay) peta-peta tematik.
Hasil penelitian menunjukkan (1) dampak banjir yang terjadi adalah lebih dari setengah wilayah pemukiman di Kecamatan Pundong dan Kretek terkena dampak banjir karena berada di sekitar bantaran Sungai Opak, (2) bentuk pengelolaan yang benar yang diusulkan adalah pengerukan sedimentasi yang menumpuk di hilir sungai, sebagai alternatif pengelolaan yaitu dengan membuat saluran pintu air untuk mengatur debit aliran sungai.
Kata kunci : bantaran, Sungai Opak, banjir, SIGHERI DIAN OKTAVIANTO2015-07-06T00:55:20Z2019-01-30T00:36:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22484This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224842015-07-06T00:55:20Z“PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT
KERENTANAN BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA TIENG
KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO”Tujuan penelitian ini adalah untuk :1) Mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang bencana tanah longsor, 2) Mengetahui tingkat pemahaman
masyarakat tentang mitigasi bencana, 3) Mengetahui usaha yang telah dilakukan
masyarakat dan solusi mengenai penanggulangan atau pengurangan apabila terjadi
bencana tanah longsor di Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang lebih
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Tieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah
kepala keluarga masyarakat di Desa Tieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo, yaitu 1250 KK.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Proposional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
menentukan sampel menggunakan teknik acak sederhana. Pengambilan sampel yaitu
dari seluruh populasi yang diambil 100 responden. Pengambilan Sampel ditentukan
berdasarkan tingkat kerentanan tanah longsor, dengan rincian sebagai berikut: Dusun
Krajan 65 KK, Dusun Rowojali 10 KK, dan Dusun Sidorejo 25 KK. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) kuesioner,
dan 4) dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Tingkat pengetahuan masyarakat Desa
Tieng tentang bencana tanah longsor cenderung sama yaitu berada pada kategori
sedang, baik dilihat dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dantingkat
pekerjaan, 2) Tingkat pemahaman masyarakat mengenai kondisi daerah Tieng tentang
rawan longsor dan cara menanggulangi & mitigasi yaitu berada pada kategori rendah,
karena rendahnya pemahaman tentang mitigasi bencana menyebabkan masyarakat di
Desa Tieng mengalami banyak kerugian dan kerusakan yang diakibatkan oleh
bencana tanah longsor pada wilayah tersebut, 3) Usaha yang telah dilakukan
masyarakat Desa Tieng dikategorikan tinggi, hal ini disebabkan karena sebagian
masyarakat telah mengalami banyak kerugian akibat terjadinya bencana tanah
longsor, baik kerugian materiil maupun banyaknya korban jiwa sehingga masyarakat
berusaha menanggulangi dan memperbaiki lahan pertaniannya dengan cara
melakukan penanaman silang, melakukan penghijauan, serta pembuatan terasering
dengan tujuan agar dapat meminimalisir terjadinya bencana tanah longsor, dan solusi
bila terjadi longsor di Desa Tieng masih dikategorikan rendah, hal ini disebabkan
karena tingkat kerentanan bencana tanah longsor yang tinggi di Desa Tieng tetapi
pengetahuan masyarakat tentang bencana tanah longsor dan pemahaman masyarakat
tentang mitigasi bencana kurang maksimal sehingga masyarakat kurang menyadari
potensi kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor.
Kata Kunci: Tanah longsor, pemahaman masyarakatIka Febriana2015-07-03T06:33:07Z2019-01-30T00:36:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22485This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224852015-07-03T06:33:07Z“PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT
KERENTANAN BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA TIENG
KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO”Tujuan penelitian ini adalah untuk :1) Mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang bencana tanah longsor, 2) Mengetahui tingkat pemahaman
masyarakat tentang mitigasi bencana, 3) Mengetahui usaha yang telah dilakukan
masyarakat dan solusi mengenai penanggulangan atau pengurangan apabila terjadi
bencana tanah longsor di Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang lebih
mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Tieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah
kepala keluarga masyarakat di Desa Tieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo, yaitu 1250 KK.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Proposional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
menentukan sampel menggunakan teknik acak sederhana. Pengambilan sampel yaitu
dari seluruh populasi yang diambil 100 responden. Pengambilan Sampel ditentukan
berdasarkan tingkat kerentanan tanah longsor, dengan rincian sebagai berikut: Dusun
Krajan 65 KK, Dusun Rowojali 10 KK, dan Dusun Sidorejo 25 KK. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) kuesioner,
dan 4) dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Tingkat pengetahuan masyarakat Desa
Tieng tentang bencana tanah longsor cenderung sama yaitu berada pada kategori
sedang, baik dilihat dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dantingkat
pekerjaan, 2) Tingkat pemahaman masyarakat mengenai kondisi daerah Tieng tentang
rawan longsor dan cara menanggulangi & mitigasi yaitu berada pada kategori rendah,
karena rendahnya pemahaman tentang mitigasi bencana menyebabkan masyarakat di
Desa Tieng mengalami banyak kerugian dan kerusakan yang diakibatkan oleh
bencana tanah longsor pada wilayah tersebut, 3) Usaha yang telah dilakukan
masyarakat Desa Tieng dikategorikan tinggi, hal ini disebabkan karena sebagian
masyarakat telah mengalami banyak kerugian akibat terjadinya bencana tanah
longsor, baik kerugian materiil maupun banyaknya korban jiwa sehingga masyarakat
berusaha menanggulangi dan memperbaiki lahan pertaniannya dengan cara
melakukan penanaman silang, melakukan penghijauan, serta pembuatan terasering
dengan tujuan agar dapat meminimalisir terjadinya bencana tanah longsor, dan solusi
bila terjadi longsor di Desa Tieng masih dikategorikan rendah, hal ini disebabkan
karena tingkat kerentanan bencana tanah longsor yang tinggi di Desa Tieng tetapi
pengetahuan masyarakat tentang bencana tanah longsor dan pemahaman masyarakat
tentang mitigasi bencana kurang maksimal sehingga masyarakat kurang menyadari
potensi kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tanah longsor.
Kata Kunci: Tanah longsor, pemahaman masyarakatIka Febriana2015-07-03T01:01:20Z2019-01-30T00:36:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22488This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224882015-07-03T01:01:20ZAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LOKASI MINIMARKET DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMANKeberadaan minimarket semakin menjamur dan menggeser peranan pasar tradisional disamping itu lokasi minimarket terkesan tidak tertata. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kesesuaian pendirian minimarket dengan RTRW. (2) Mengetahui kesesuian pendirian minimarket minimal berdiri di jalan kabupaten. (3) Mengetahui kesesuian pendirian minimarket dengan jarak terhadap pasar dan toko tradisional. (4) Mengetahui jumlah minimarket yang sesuai dengan cakupan rasio penduduk.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap minimarket-minimarket dilihat berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) No. 13 Tahun 2010 terhadap populasi minimarket di Kecamatan Depok yang berjumlah 67 minimarket yang dianalisis dengan teknik SIG. Variabel dalam penelitian ini adalah kesesuaian RTRW, kesesuaian dengan jalan kabupaten, jarak antara minimarket dengan pasar tradisional dan rasio cakupan penduduk per kecamatan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Parameter yang digunakan untuk penentuan lokasi minimarket mempunyai dua kelas yang menunjukan tingkat kesesuaian, kelas yang sesuai untuk pembangunan minimarket diberi angka 3 dan untuk kelas yang tidak sesuai diberi angka 1. Semakin sedikit skor yang diperoleh maka minimarket semakin tidak sesuai.
Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) Pendirian minimarket di Kecamatan Depok belum diperhatikan mengenai letak pendirian minimarket tersebut dari 67 jumlah minimarket yang berdiri ada 31 minimarket yang berdiri pada kawasan permukiman dan kawasan pendidikan. (2) Minimarket yang berdiri di Kecamatan Depok rata-rata berdiri di jalan desa karena di jalan tersebut dekat dengan permukiman. Era sekarang masyarakat pada umumnya mengutamakan kebersihan, kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja. 27 minimarket di Kec. Depok yang berdiri dekat dengan pasar tradisional kurang dari 1000 m. Jumlah penduduk adalah 125.239 jiwa dan jumlah mahasiswa yang bermukim di Kec. Depok sebesar 249.579 jiwa sehingga masuk dalam hierarki IV, rasio cakupan pelayanan penduduk 1:7000 minimarket yang berdiri maksimal 36 minimarket sesuai dengan Perbup Sleman No. 13 Tahun 2010.
Kata Kunci: SIG, Evaluasi, Kesesuaian, Lokasi, Minimarket.Gunandar Eko Saputro2015-07-03T00:54:07Z2019-01-30T00:36:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22486This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224862015-07-03T00:54:07ZPERTANIAN PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pelaksanaan Sistem Pertanian Padi Organik, dan 2) hambatan-hambatan yang dihadapi petani dalam melaksanakan Sistem Pertanian Padi Organik.
Populasi dalam penelitian ini adalah petani organik yang aktif dalam menerapkan Sistem Pertanian Padi Organik yang berjumlah 175 orang petani. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan sebesar 30% dari jumlah populasi, sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 55 orang petani organik. Teknik sampling yang digunakan yaitu systematic sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel dimana hanya unsur pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis dengan interval tiga. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisa dengan teknik statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Sistem Pertanian Padi Organik, meliputi : pengolahan lahan (mendaur ulang bahan organik dan unsur hara), pola tanam (rotasi tanaman dan tumpangsari), dan pengendalian hama penyakit (pengendalian hayati dan mekanik) serta penggunaan faktor produksi (bibit lokal, pupuk organik, pestisida hayati, tenaga kerja, dan ternak). Hambatan yang dihadapi sebagian besar petani padi organik yaitu jumlah persediaan atau produksi padi organik yang tidak mencukupi (60,00 persen) dari Desa Tirtosari, persediaan jumlah pupuk organik harus banyak (46,67%) dari Desa Mangunsari, jam kerja tinggi (26,67%) dari Desa Tirtosari, belum adanya dukungan dari pemerintah (30,00%) dari Desa Gondowangi, sistem pemasaran yang belum baik (30,00%) dari Desa Gondowangi, dan belum ada standar baku tentang sistem pertanian organik (20,00%) dari Desa Mangunsari dan Gondowangi.
Kata kunci: Pertanian Padi Organik.ELITA NURHAYATI2015-07-02T04:24:31Z2019-01-30T00:34:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22405This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/224052015-07-02T04:24:31ZIDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN LAHAN AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 MENGGUNAKAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DI KECAMATAN CANGKRINGANPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 (2) Menghitung jumlah luasan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 (3) Memetakan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi yaitu menggambarkan, menganalisa dan memberi informasi tentang keadaan lahan di daerah penelitian untuk mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Merapi tahun 2010 di Kecamatan Cangkringan, serta mengetahui jumlah luasan (%) kerusakan lahan. Analasis data berupa interpretasi persebaran awan panas menggunakan citra Digital Globe WorldView2 Tahun 2010, serta interpretasi penggunaan lahan menggunakan data citra Ikonos Tahun 2006 dan citra Globe Worldview 2 Tahun 2010. Hasil interpretasi di overlay sehingga menghasilkan Peta Tingkat Kerusakan Lahan, yang ditentukan dari persebaran awan panas berupa pyroclastic flow dan pyroclastic surge Hasil penelitian yang diperoleh : pada Desa Glagahharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 36,37% ; kerusakan sedang 45,96% ; kerusakan rendah 0%. Desa Kepuhharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 24,85% ; kerusakan sedang 33,5% ; kerusakan rendah 0%. Desa Wukirsari tingkat kerusakan lahan tinggi 16,46% ; kerusakan sedang 21,88% ; kerusakan rendah 0,66%. Desa Umbulharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 16,37% ; kerusakan sedang 22,07% ; kerusakan rendah 0%. Dan Desa Argomulyo tingkat kerusakan lahan tinggi 10,03% ; kerusakan sedang 13,75% ; kerusakan rendah 0,87%. Kerusakan terbanyak terdapat di Desa Glagahharjo dengan total persentase lahan rusak sekitar 82,33%. Desa Kepuhharjo dengan persentase 58,35%, Desa Wukirsari 38,99%, Desa Umbulharjo 38,45%, dan Desa Argomulyo dengan persentase 24,66 %. Dengan jumlah total tingkat kerusakan lahan di Kecamatan Cangkringan untuk kerusakan tinggi 23,35% ; kerusakan sedang 31% ; dan kerusakan rendah 0,42%.
Kata Kunci : Kerusakan Lahan, Awan Panas, Pyroclastic Flow, Pyroclastic Surge. Ikonos, Digital Globe WorldView 2.Gita Indirasari2015-07-02T03:33:24Z2019-01-30T00:33:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22372This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223722015-07-02T03:33:24ZEFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM GEOGRAFI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemanfaatan laboratorium gografi, dan (2) efektivitas pemanfaatan laboratorium dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif analisis. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 288 siswa. Populasi diambil kelas X sebab peneliti berasumsi bahwa kelas X lebih banyak memanfaatkan laboratorium. Sampel pada penelitian ini sebanyak 157 siswa yang terdiri dari 9 kelas yang diambil secara proportional sampling dan stratified sampling. Variabelnya terdiri dari variabel bebas yaitu pemanfaatan laboratorium geografi dan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas X. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu (1) teknik observasi, (2) dokumentasi, dan (3) angket. Teknik analisis data variabel pertama dideskripsikan secara mendalam dan variabel kedua menggunakan Pearson Correlation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) laboratorium di SMA Negeri 7 Purworejo belum dimanfaatkan secara optimal yang dilihat dari frekuensi kunjungan siswa yang masih tergantung oleh guru mata pelajaran walaupun kondisi laboratorium sudah sangat memadahi, (2) terdapat hubungan yang positif antara pemanfaatan laboratorium geografi di SMA Negeri 7 Purworejo dengan perolehan koefisien korelasi pada praktikum 1 sebesar 0,137; praktikum 2 sebesar 0,190; praktikum 3 sebesar 0.265 dengan N = 157 dan rtabel sebesar 0,159. Selain itu diperoleh pula harga koefisien determinasi R2 sebesar 10,80% yang mempunyai makna bahwa pemanfaatan laboratorium memiliki sumbangan efektif sebesar 10,80% terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 7 Purworejo.
Kata kunci: pemanfaatan laboratorium, hasil belajar.LOLITA WULANDARI2015-07-02T03:27:48Z2019-01-30T00:33:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223682015-07-02T03:27:48ZTINGKAT KERENTANAN LONGSOR LAHAN DI DESA GENENGHARJO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRIDesa Genengharjo merupakan daerah yang memiliki potensi bencana longsor lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan longsor lahan dan sebaran daerah rentan longsor lahan di Desa Genengharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratoris yang dilaksanakan di Desa Genengharjo. Populasi penelitian ini yaitu seluruh unit lahan di Desa Genengharjo. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive random sampling. Satuan unit lahan ( SUL) diperoleh melalui tumpang susun (overlay) peta meliputi peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Metode pengambilan data yaitu observasi, uji laboratorium dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara deskripsi kualitatif dan kuantitatif melalui analisa overlay, pengharkatan faktor yang berpengaruh terhadap longsor lahan dan pembuatan tabel klasifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) tingkat kerentanan longsor lahan di Desa Genengharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri terdiri dari tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi. 2) (a) Daerah yang rentan terhadap longsor lahan kelas rendah ditunjukkan oleh K1L (2 SUL) seluas 15,82 ha atau 4,85% dari seluruh wilayah daerah penelitian. Tingkat kerentanan longsor lahan rendah terdapat di Dusun Geneng (1,9%), Dusun Godang (0,1%), dan Dusun Sapen (2,85%). (b) Daerah yang rentan terhadap longsor lahan kelas rendah ditunjukkan oleh K1G (2 SUL) dan K2G (2SUL) dengan luas 105,4 ha dan 32,35% dari seluruh daerah penelitian. Tingkat kerentanan longsor lahan sedang terdapat di Dusun Geneng (5,5%), Godang (5,35%), Nglebeng (11,8%), Sapen (3,5%), dan sebagian kecil di Dusun Tenggar (3,4%) dan Mujing (2,8%). (c) Tingkat potensi kerentanan longsor lahan tinggi ditunjukkan oleh satuan unit lahan K2L (2 SUL) dan K3L (3 SUL) dengan luas mencapai 204,68 ha atau 62,8% dari seluruh daerah penelitian. Tingkat kerentanan longsor lahan kelas tinggi terdapat di Dusun Nglorog (6,8%), Ngepring (9,5%), Sapen (4,4%), Tenggar (14,7%), Mujing (4,7%), Sanan (5,6%), Nglebeng (3%), dan Godang (14,1%).
Kata kunci: kerentanan, longsor lahanTyas Hapsari2015-07-02T03:21:27Z2019-01-30T00:33:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22364This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223642015-07-02T03:21:27ZHUBUNGAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA SMA KELAS XI DI KABUPATEN KARANGANYARPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan lingkungan terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan pada siswa SMA kelas XI di Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data yang berupa angkaangka. Daerah penelitian ini mengambil tempat di Kabupaten Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas Sembilan SMA Negeri dan Empat SMA Swasta. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik stratified random sampling berdasarkan nilai angka akreditasi sekolah, sehingga diperoleh empat sampel sekolah Negeri dan dua sampel sekolah Swasta. Dari enam SMA tersebut diambil satu kelas secara acak, dan pada kelas-kelas tersebut terdapat tiga puluh siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes objektif untuk pengetahuan lingkungan dan sekala sikap untuk sikap peduli lingkungan siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan teknik korelasi product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan lingkungan dengan sikap peduli lingkungan. Penghitungan analisis korelasi produk moment menunjukkan rhitung sebesar 0,245 dan rtabel sebesar 0,146. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari pada rtabel sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Kata kunci: Pengetahuan Lingkungan, Sikap Peduli Lingkungan, Siswa SMAM. ICHWAN FAUZI2015-07-02T01:18:21Z2019-01-30T00:32:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22314This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223142015-07-02T01:18:21ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 2 BANTULProses pembelajaran geografi di SMA Negeri 2 Bantul mengalami permasalahan dalam menentukan metode dan model pembelajaran, nilai rata-rata UTS semester 1 dibawah KKM yaitu 75. Tujuan penelitian ini (1) Meningkatkan keaktifan siswa, (2) Meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus ditempuh dengan 3 kali pertemuan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran geografi dan siswa kelas X7 SMA Negeri 2 Bantul. Jenis data yang diperoleh adalah adalah data kuantitatif melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan hasil tes. Teknik analisis data meliputi reduksi data, pemaparan data, verifikasi dan pengumpulan keputusan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan siswa pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 11,25% masuk dalam kategori baik. (2) Hasil belajar geografi siswa pada siklus I sebesar 22 siswa atau 62,86% memperoleh nilai >75, dan pada siklus II meningkat sebanyak 27 siswa atau 77,14% yang memperoleh nilai >75. (3) Pelaksanaan pembelajaran tersebut terdapat hambatan kurang kesiapan siswa dalam belajar, cara mengatasinya dengan memberikan pedoman langkah pembelajaran sehari sebelum pelaksanaan, sehingga tidak menghalangi terlaksananya pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran tersebut. Keterbatasan buku penunjang KBM yaitu buku panduan atau buku paket, cara mengatasinya guru memberikan soalsoal geografi dan guru menganjurkan siswa untuk membeli buku panduan sendiri yang pembeliannya dikelola sekolah dan harga buku tersebut diturunkan serta pemanfaatan fasilitas internet di sekolah lebih dioptimalkan. Keterbatasan waktu, cara mengatasi penyampaian materi dengan singkat, padat dan jelas. Keterbatasan ruang kelas yang sempit menyulitkan posisi tempat duduk antar kelompok yang terlalu dekat, mengatasinya guru mengatur posisi duduk yang urut sesuai nomor kelompok dari bangku paling depan sebelah kanan untuk kelompok I dan seterusnya kelompok VI dibangku paling belakang dengan model zig zag.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) , Keaktifan dan Hasil Belajar.Tri Widayati2015-07-02T01:13:46Z2019-01-30T00:32:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22312This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223122015-07-02T01:13:46ZDAMPAK ADANYA PERUMAHAN JOHO BARU TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA JOHO KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 - 2011Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jenis dan luas perubahan penggunaan lahan di Desa Joho pada tahun 2003 – tahun 2011, (2) Perubahan kondisi sosial ekonomi rumah tangga Desa Joho sebelum dan sesudah adanya Perumahan Joho Baru, (3) Perubahan interaksi sosial penduduk Desa Joho sebelum dan sesudah adanya Perumahan Joho Baru.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini ada dua yaitu: (1) Seluruh lahan yang berada di sekitar Perumahan Joho Baru yang termasuk dalam wilayah Desa Joho, (2) Rumah tangga yang bertempat tinggal di Desa Joho terdiri dari Dusun Randusari, Dusun Mojotegalan, Dusun Ngepakan, Dusun Mranggen, Dusun Joho Kulon, Dusun Johosari, Dusun Gamping, Dusun Sanggrahan, Dusun Mlangsen, Dusun Pandawa, Dusun Pangin, dan Dusun Joho Baru. Dengan Purposive Sampling terpilih Dusun Randusari, Dusun Mojotegalan, dan Dusun Joho yang berjumlah 293 rumah tangga. Berdasarkan formula Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10% maka jumlah sampel penelitian adalah 140 kepala rumah tangga. Rumah tangga dipilih menggunakan Random Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data ada dua yaitu (1) Analisis metode overlay yang termasuk dalam analisis Sistem Informasi Geografi (SIG), (2) Anasisis deskriptif kuantitatif dengan tabel tunggal dan tabel silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis dan luas perubahan lahan di Desa Joho tahun 2003 – tahun 2011 mengalami perubahan yang cukup besar. Antara tahun 2003 – tahun 2011 di Desa Joho telah mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian berkurang 34,57 Ha atau 15,97% menjadi lahan nonpertanian, (2) Terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi yaitu tingkat Keluarga Sejahtera Tahap III meningkat sebesar 7,09% dan mata pencaharian telah bergeser dari sektor pertanian ke nonpertanian sebesar 15,71%, (3) Terjadi perubahan interaksi sosial antara tahun 2003 dan tahun 2011 responden yang mempunyai interaksi sangat baik mengalami penurunan sebesar 9,29%.
Kata kunci: perubahan kondisi sosial ekonomiARIFAH PUTRI OKTAFIANI2015-07-02T01:09:38Z2019-01-30T00:32:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22311This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/223112015-07-02T01:09:38ZPERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTIK KULIAH LAPANGAN GEOGRAFI TERPADU SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Kasus PKL Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Angkatan 2008 di Suku Baduy)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pelaksanaan PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL, 2) hambatan dalam pelaksanaan PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL, 3) Hubungan antara PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL dengan hasil belajar PKL Geografi Terpadu.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL dengan hasil belajar PKL Geografi Terpadu. Populasinya adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY angkatan 2008, yang mengikuti kegiatan PKL Geografi Terpadu yakni berjumlah 85 mahasiswa, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan crosstab (tabel silang).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) PKL Geografi Terpadu yang dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Geografi angkatan 2008 FIS UNY sebagai model pembelajaran CTL pelaksanaannya sudah baik, 2) Hambatan umum pelaksanaan PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL di Jurusan Pendidikan Geografi UNY diantaranya adalah rendahnya penerapan komponen pemodelan, rendahnya penerapan komponen penilaian nyata, rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa dalam komponen pemodelan dan rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa dalam komponen penilaian nyata, 3) Terdapat hubungan antara PKL Geografi Terpadu sebagai model pembelajaran CTL dengan hasil belajar PKL Geografi Terpadu di Jurusan Pendidikan Geografi angkatan 2008 FIS UNY. Hal ini dibuktikan dengan mahasiswa yang mengatakan PKL Geografi Terpadu baik sebagai model pembelajaran CTl, nilai hasil belajar PKL Geografi Terpadunya juga tinggi (61,18 persen).
Kata kunci: PKL Geografi Terpadu, model pembelajaran CTL. RIYANTININGSIH2015-07-01T02:23:09Z2019-01-30T00:28:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22189This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/221892015-07-01T02:23:09ZFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA KELAS XII SMA DI
KECAMATAN WONOSOBO TERHADAP PROFESI GURUPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMA di Kecamatan Wonosobo yang berjumlah 207 siswa. Uji coba instrumen dilaksanakan pada 30 responden pada populasi penelitian di
luar sampel. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, sedangkan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan teknik analisis korelasi Product Moment dan analisis regresi ganda dua prediktor dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : hitung > F yaitu 161.680 > 3,04, serta koefisien determinasi 2 tabel 1 2 1
Kata kunci :Minat, Faktor Intern, Faktor Ekstern 2 2Setyaningsih Nur Adita2015-07-01T01:15:24Z2019-01-30T00:27:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22169This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/221692015-07-01T01:15:24ZDISTRIBUSI KEBUTUHAN DAN KETERCUKUPAN GURU BIDANG STUDI DALAM RUMPUN IPS TINGKAT SMA SE KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011Penelitian bertujuan untuk: (1) Memberikan informasi kebutuhan dan distribusi guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman tahun 2011. (2) Menyajikan informasi tentang distribusi ketercukupan dan kebutuhan guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA se Kabupaten Sleman dalam bentuk peta. (3) Mengetahui efektivitas jam mengajar guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman yaitu sekurang-kurangnya mengajar 24 jam tiap minggu.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data berupa data angka/tabel. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan tentang berapa jumlah kelebihan maupun kekurangan guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai distribusi dan ketercukupan guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA se kabupaten Sleman. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data sekunder untuk memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis dengan cara mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang terdapat pada instansi-instansi yang terkait. Pada penelitian ini data yang digunakan, diperoleh dari Dinas Pendidikan Dan Olah Raga Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut: (1) Data Jumlah kelas tingkat SMA se Kabupaten Sleman tahun 2011, (2) Data jumlah jam belajar bidang studi sesuai kurikulum KTSP, (3) Data jumlah siswa SMA Kabupaten Sleman tahun 2011, (4) Data Jumlah guru SMA se Kabupaten Sleman per bidang studi tahun 2011.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah guru bidang studi Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi di Kabupaten Sleman mengalami kelebihan guru, namun pendistribusian guru tersebut kurang merata untuk masing-masing bidang studi di setiap kecamatan. Jumlah guru bidang studi Sejarah di Kabupaten Sleman mengalami kekurangan guru sejumlah 46 guru. Peta tematik ketercukupan guru bidang studi sangat membantu dalam memberikan informasi ketercukupan guru bidang studi. Sebagian besar guru bidang studi dalam rumpun IPS tingkat SMA di Kabupaten Sleman kurang memenuhi kewajiban mengajar minimal 24 jam per minggu.
Kata Kunci : Guru Bidang Studi, Kebutuhan, Ketercukupan, DistribusiNovita Puspasari2015-06-30T01:39:02Z2019-01-30T00:21:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22008This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/220082015-06-30T01:39:02ZEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DI DESA GIRIKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Faktor pembatas kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman nilam, (2) Tingkat kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman nilam, (3) Upaya perbaikan lahan agar sesuai untuk budidaya tanaman nilam.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Pengambilan sampel dilakukan di lima tempat pada satuan lahan yang telah ditentukan melalui overlay peta kemiringan lereng dan ketinggian tempat. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu mencari tempat dengan mempertimbangkan ciri khusus seperti kondisi lahan yang terbuka, tidak sering terinjak, dan tidak diberi pupuk. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, uji laboratorium, dan dokumentasi. Metode analisa data dilakukan melalui matching antara karakteristik dan kualitas lahan di daerah penelitian dengan kriteria syarat tumbuh tanaman nilam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Faktor pembatas kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman nilam pada antara lain: lereng, ketinggian tempat temperatur, curah hujan, tekstur tanah, pH tanah, KTK, K2O, P2O5 terdapat pada satuan lahan 1, 2, 3, 4, 5. Drainase, kedalaman efektif tanah terdapat pada satuan 3, 4. C Organik terdapat pada satuan lahan 1, 3, 4, 5. (2) Satuan lahan 1 dan 2 memiliki tingkat kesesuian lahan S2 (cukup sesuai). Satuan lahan 3, 4, dan 5 memiliki tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal). (3) Upaya perbaikan lahan dapat dilakukan pembuatan teras pada lereng untuk mempermudah pengolahan lahan dan mencegah bahaya erosi, irigasi untuk memenuhi kebutuhan air, pengapuran untuk memperbaiki pH tanah yang asam, drainase pemupukan dengan pupuk kandang, kompos untuk menambah kandungan C Organik dan memperbaiki KTK, pemupukan dengan pupuk yang mengandung unsur P dan K untuk memperbaiki ketersedian hara P2O5 dan K2O dapat dilakukan pada satuan lahan 1, 2, 3, 4, 5. Pembuatan saluran untuk memperbaiki drainase, pembongkaran tanah pada saat pengolahan lahan untuk menghilangkan lapisan padas tipis dapat dilakukan pada satuan lahan 3 dan 4.
Kata Kunci: evaluasi kesesuaian lahan, tanaman nilamAmatullah Kurniasari2015-06-25T04:12:05Z2019-01-30T00:05:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21509This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/215092015-06-25T04:12:05ZStudi Kerawanan Banjir Bantaran Sungai Opak Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten BantulPenelitian ini memiliki tujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat kerawanan banjir di
Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, (2) Mengetahuai sebaran daerah
yang rawan banjir di daerah penelitian.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
menggambarkan tentang masalah dan fakta yang ada di daerah penelitian. Populasi
penelitian meliputi 16 unit satuan lahan berdasarkan pedukuhan di sekitar Bantaran
Sungai Opak Desa Seloharjo Kecamatan Pundong. Kondisi topografi bervariasi dari datar
sampai curam dan difokuskan pada wilayah yang rawan terhadap banjir yang terletak di
Bantaran Sungai Opak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu stratified
random sampling. Sampel yang diperoleh dengan cara tumpang susun peta (overlay)
yang terdiri dari 10 titik sampel unit satuan lahan, setiap titik mewakili satuan lahan
berdasarkan wilayah pedukuhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, dokumentasi, Uji laboratorium, dan wawancara dengan warga masyarakat di
sekitar Bantaran Sungai Opak Desa Seloharjo. Teknik analisis data menggunakan analisis
teknik tumpang susun peta (overlay), pemberian skor, dan pembuatan table klasifikasi
serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi banjir.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:(1) tingkat kerawanan banjir di
Bantaran Sungai Opak Desa Seloharjo mempunyai tiga tingkat kerawanan banjir, yaitu
tingkat kerawanan banjir normal, agak rawan, dan rawan; (2) sebaran daerah rawan
banjir di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong adalah sebagai berikut: 1) Sebaran daerah
rawan banjir normal terdapat pada satuan lahan DjLtI3C dan GeLiIII2B yang meliputi:
pedukuhan Dermojurang dan Geger memiliki persentase 10,77 % dengan luas wilayah
115,609 Ha. 2) Sebaran daerah rawan banjir agak rawan terdapat pada satuan lahan
NgAvIII4D dan BiAvIII4D meliputi: pedukuhan Ngentak dan Biro dengan persentase
9,86 % dengan luas wilayah105,89 Ha. 3) Sebaran daerah rawan banjir rawan terdapat
pada satuan lahan NbAvII4D, KiAvII4D, SkLtI3C, BlLtI3C, PyRegI3C, dan JpRegI3C
yang meliputi: pedukuhan Nambangan, Kalinampu, Soka, Blali, Poyahan, dan Jelapan
memiliki persentase 38,63 % dengan luas wilayah 414,645 Ha. Usaha untuk mengatasi
banjir di Bantaran Sungai Opak Desa Seloharjo adalah pembuatan tanggul secara
mekanik dan permanen. Penataan ruang dan tata guna lahan sangat penting bagi
penduduk yang mendiami di sekitar Bantaran Sungai Opak secara efektif dan efisien.
Kata Kunci: Kerawanan Banjir, Bantaran Sungai, Sungai Opak.Gunaidi Anang2015-06-19T06:27:16Z2019-01-29T23:47:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21001This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/210012015-06-19T06:27:16ZSTUDI USAHA KERAJINAN ANYAMAN TUDUNG SAJI DI DUSUN RAIY
DESA RAJA KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK PROVINSI
KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Penyebab kesulitanan modal yang dimiliki pengrajin anyaman tudung saji, (2) Penyebab kesulitan dalam memperoleh bahan baku utama, (3) Faktor yang menyebabkan pemasaran produk
anyaman tudung saji kurang berkembang, (4) Upaya yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin kerajinan anyaman tudung saji, terdiri dari 25 pengrajin. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Modal yang dimiliki para pengrajin 100% berasal dari modal pribadi, besar modal yang dikeluarkan setiap pengrajin adalah Rp.200.000;. Pengrajin sering mengalami kesulitan modal ketika banyak mendapat pesanan dari konsumen. Modal Rp.200.000; merupakan jumlah yang minim, agar dapat menutupi kekurangan modal, pengrajin berusaha hemat dan
semaksimal mungkin dalam menggunakan modal, pengrajin juga selalu menyisihkan sebagian hasil keuntungan setiap kali penjualan produk. (2) Bahan baku utama seperti
daun pandan berduri/sakai semakin hari semakin sulit dicari, pengrajin berinisiatif untuk menanam daun pandan berduri/sakai di dekat rumah masing-masing agar tidak
kehabisan bahan baku. (3) Faktor yang menyebabkan pemasaran produk anyaman tudung saji tidak berkembang karena tidak ada pengusaha atau badan usaha yang
yang menampung serta memasarkan produk anyaman tudung saji tersebut. (4) Upaya yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ialah : Tiap
anggota kelompok usaha kerajinan anyaman tudung saji menanam daun pandan berduri/sakai di dekat rumah masing-masing, Mengikuti even pameran oleh pemerintah dan media cetak.
Kata Kunci: Usaha Kerajinan, Anyaman Tudung Saji.Heliodorus Lukas2015-06-05T06:02:28Z2019-01-29T23:14:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20051This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/200512015-06-05T06:02:28ZKAJIAN TINGKAT KERENTANAN LONGSOR LAHAN SUB DAS KAYANGAN KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kerentanan dan (2) Sebaran daerah rentan longsor lahan di Sub DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan segala sesuatu yang terdapat di lapangan yang berhubungan dengan longsor lahan. Penelitian dilakukan di Sub DAS Kayangan, Kabupaten Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang terdapat di Sub DAS Kayangan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah area stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi berdasarkan strata dan sudah direncanakan. Pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk satuan lahan yang diperoleh dengan cara tumpangsusun (overlay) empat tema peta yaitu peta bentuk lahan, peta geologi, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah daerah penelitian. Penelitian ini mengambil 15 titik sebagai sampel. Setiap titik sampel mewakili ciri-ciri yang sama. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 1) observasi, 2) dokumentasi, 3) pengukuran, dan 4) uji laboratorium.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Tingkat kerentanan longsor lahan di Sub DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo terdiri dari tiga kelas, yaitu: tingkat kerentanan longsor lahan rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat rendah memiliki luas 985 ha atau 40,23%, tingkat sedang memiliki luas 249 ha atau 10,17%, dan tingkat tinggi memiliki luas 1214 ha atau 49,59%. 2) Sebaran daerah rentan longsor lahan di Sub DAS Kayangan sebagai berikut : (a) Sebaran daerah rentan rendah tersebar di Desa Pendoworejo (Dusun Gunturan, Kepek, dan Ngrancah), Jatisarano (Dusun Jati Lor), Tanjungharjo (Dusun Klanjuran), Donomulyo (Dusun Lengkong), dan Wijimulyo (Dusun Temanggal, Tegalsari, Kemiri, Rejoso dan Setan). (b) Sebaran daerah rentan sedang tersebar di Desa Pendoworejo (Dusun Gunturan bagian barat, Kepek bagian barat, dan Ngrancah bagian barat), Purwosari (Dusun Karangrejo bagian tenggara), dan Kebonharjo (Dusun Gowok bagian timur). (c) Sebaran daerah rentan tinggi tersebar di Desa Purwosari (Dusun Karangrejo bagian utara sampai ke selatan, dan Kedungtawang bagian utara sampai ke selatan), Kebonharjo (Dusun Gowok, Gebang, Jarakan, Jeringan, dan Kleben), dan Pendoworejo (Dusun Gunturan bagian utara).
Kata kunci : longsor lahan, Sub DAS Kayangan. IGNASIUS2015-05-20T00:39:22Z2019-01-29T22:24:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18710This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187102015-05-20T00:39:22ZDAMPAK KEBERADAAN DESA WISATA PENTINGSARI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN PENTINGSARI DESA UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji dampak ekonomi penduduk Dusun Pentingsari sebelum dan sesudah dicanangkan sebagai Desa Wisata. (2) Mengkaji dampak
sosial penduduk Dusun Pentingsari sebelum dan sesudah dicanangkan sebagai Desa Wisata.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan yang dilaksanakan di Desa Wisata Pentingsari Desa Umbulharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 KK Dusun Pentingsari yang ada di dua RW empat RT. Sampel yang diambil sebanyak 89 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain yaitu data primer yang meliputi observasi dan wawancara, serta data sekunder yang meliputi data fisik daerah penelitian, peta administrasi, data monografi. Instrumen penelitian ini
terdiri dari pedoman observasi, kuisioner, pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu pemeriksaan data, pemberian kode, tabulasi. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) Kondisi ekonomi sebelum dan sesudah dicanangkan Desa Wisata, diantaranya yaitu responden yang sudah bekerja sebelum (89,89 persen) sesudah ada desa wisata ada peningkatan menjadi (96,63 persen), pendapatan mencukupi kebutuhan sehari - hari sebelum (91,01 persen) ada peningkatan menjadi (95,51 persen), kelayakan sarana dan prasarana sebelum ada desa wisata (95,51 persen) kemudian ada peningkatan menjadi (96,63 persen), monitoring dari PEMDA sebelum ada desa wisata (95,51 persen) sesudah ada desa wisata ada peningkatan menjadi (97, 75 persen). (2) Kondisi sosial sebelum dan sesudah dicanangkan desa wisata, diantaranya yaitu kriminalitas sebelum ada desa wisata (1,12 persen) ada peningkatan menjadi (2,25 persen), adanya puskesmas keliling sebelum (93, 26 persen) sesudah ada desa wisata ada peningkatan menjadi (95,51 persen), kepercayaan terhadap mitos sebelum (91,01 persen) dan sesudah ada desa wisata ada peningkatan (92,13 persen), pengaruh kebudayaan luar sebelum ada desa wista (3, 37 persen) ada peningkatan menjadi (7,87 persen).
Kata Kunci : Desa Wisata, Kondisi sosial ekonomiChalilatul Zaroh Elfira2015-05-20T00:39:22Z2019-01-29T22:27:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18779This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/187792015-05-20T00:39:22ZDAMPAK AGROWISATA SONDOKORO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PENJUAL DI DESA NGIJO KECAMATAN TASIKMADU
KABUPATEN KARANGANYARPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Peluang kerja masyarakat di sekitar area Agrowisata Sondokoro, 2. Besar perubahan pendapatan penjual jasa di sekitar area Agrowisata Sondokoro, 3. Perubahan pola konsumsi penjual jasa di sekitar area Agrowisata Sondokoro, 4. Perubahan sosial yang terjadi akibat dari sikap menanggapi wisatawan, 5. Interaksi hubungan penjual jasa akibat kesibukan di obyek wisata terhadap anggota keluarga inti dan penjual jasa lain.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini termasuk penelitian populasi yang berjumlah 87 responden. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah penjual jasa di sekitar obyek wisata Sondokoro dalam radius 150 m yang diambil dari segala penjuru lokasi obyek wisata. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan persentase.
Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut 1. Peluang kerja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan Agrowisata Sondokoro adalah membuka usaha baru di sekitar kawasan luar obyek wisata, antara lain: a) jasa
mini market, b) jasa boga atau warung makan, c) jasa warung klontong, d) jasa
aksesoris atau cinderamata, e) jasa lain-lain yang meliputi jasa salon, reparasi gigi,
tukang jahit, reparasi kunci, bengkel dan tukang parkir. 2. Besarnya perubahan
pendapatan dalam sektor pariwisata ditunjukkan pada, sebelum masuk sektor
pariwisata rata-rata pendapatan responden Rp,579.310 perbulan setelah masuk
dalam sektor pariwisata rata-rata pendapatan responden sebesar Rp, 1.054.023
perbulan. Dari pendapatan sebelum dan sesudah masuk dalam sektor pariwisata
diketahui selisih kenaikan rata-rata pendapatan sebesar RP, 487.356 perbulan. 3. Pola konsumsi penjual jasa mengalami perubahan pada penggunaan galon air isi
ulang, dan pada makanan sebelumnya mengkonsumsi makanan tradisional seperti olahan pisang dan singkong, setelah pengembangan beralih pada makanan pabrikan seperti mie instan, roti dan biskuit. 4. Perubahan sosial yang terjadi pada responden ditandai dengan adanya pola ikut-ikutan dalam hal model pakaian,minum-minuman keras, dan sikap pergaulan 5. Interaksi hubungan penjual jasa dengan keluarga akibat dari bertambahnya kesibukan di pekerjaan,
dapat dilihat dari jarangnya acara keluarga yang diadakan oleh responden. Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang melakukan acara keluarga, acara keluarga tersebut adalah arisan keluarga, dan interaksi responden dengan penjual jasa lain ditunjukan adanya responden yang hanya bertegur sapa saja.
Kata Kunci: Dampak, Agrowisata, Penjual JasaSaraswati Sarah2015-05-20T00:39:21Z2019-01-29T22:28:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18824This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/188242015-05-20T00:39:21ZKONTRIBUSI PENDAPATAN WANITA PENYADAP KARET TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA SEBADU KECAMATAN
MANDOR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan wanita penyadap karet terhadap pendapatan rumah tangga, tingkat kesejahteraan rumah tangga wanita penyadap karet dan faktor-faktor yang mendorong wanita bekerja sebagai penyadap karet di Desa Sebadu.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, populasi penelitian ini adalah seluruh wanita penyadap karet yang ada di Desa Sebadu yang berjumlah 278 jiwa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Quota Proporsional Random Sampling, sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang wanita yang bekerja sebagai penyadap karet. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan tabel frekuensi, besarnya kontribusi pendapatan wanita penyadap karet terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Sebadu dengan menggunakan analisis statistik sederhana. Sedangkan untuk mengklasifikasikan tingkat kesejahteraan rumah tangga wanita penyadap karet, peneliti mengacu pada indikator kesejahteraan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar kontribusi dari wanita penyadap karet terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Sebadu Kecamatan Mandor adalah sebesar 29%, tingkat kesejahteraan rumah tangga responden sebagian besar tergolong dalam sejahtera tahap III, yaitu berjumlah 41 rumah tangga dengan persentase 59,42% dan faktor-faktor yang mendorong wanita bekerja sebagai penyadap karet adalah kurangnya lapangan pekerjaan, desakan ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Kata Kunci: Kontribusi, Pendapatan, Faktor PendorongDamianus2015-04-30T06:15:45Z2019-01-29T21:54:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17927This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/179272015-04-30T06:15:45ZPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS DI SMPN 2 PLERET BANTULTujuan penelitian ini untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa SMP Negeri 2 Pleret Bantul dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Division (STAD) dan mendapatkan bukti peningkatan proses dan hasil belajar IPS dengan model STAD. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Pleret Bantul tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 28 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 alur kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui tes, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif yang mencakup data proses dan analisis data prestasi.
Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 2 Pleret, Bantul. Peningkatan proses ditunjukkan dengan siswa menjadi aktif dan saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok, siswa mengikuti pelajaran dengan baik, pembelajaran berlangsung dengan menarik dan menyenangkan. Hasil proses didapat mendengarkan/memperhatikan 43,75% menjadi 68,75% pada siklus II, kerjasama 43,75% menjadi 68,75% pada siklus II, mengerjakan soal tes secara individu 6,25% menjadi 12,5% pada siklus II. Hasil belajar ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari hasil sebelum implementasi dan setelah implementasi tindakan. Skor rata-rata seluruh aspek pada saat sebelum implementasi tindakan sebesar 57,23, skor siklus I sebesar 68,92, dan skor siklus II sebesar 85,6.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, teknik STAD, hasil belajar siswaGayuh Budi Laksono2015-04-16T01:13:10Z2019-01-29T21:09:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16672This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/166722015-04-16T01:13:10ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI TENTANG PENGGUNAAN PETA INTERAKTIF MENGGUNAKAN SOFTWARE CARRYMAPTujuan penelitian ini untuk: 1) Menghasilkan CD pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap, 2) Mengetahui kelayakan media pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif, berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru bidang studi geografi SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menurut model pengembangan Borg & Gall (1983). Model penelitian ini meliputi sepuluh tahap, yaitu: 1) studi pendahuluan, 2) perencanaan penelitian, 3) pengembangan produk awal, 4) uji lapangan terbatas, 5) revisi uji lapangan terbatas, 6) uji lapangan lebih luas, 7) revisi uji lapangan, 8) uji kelayakan, 9) revisi hasil uji kelayakan, 10) diseminasi dan sosialisasi produk akhir. Subjek penelitian ini adalah 18 orang guru geografi SMA di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Jenis data yang diperoleh dalam pengumpulan data adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, sedangkan data kuantitatif diperoleh berdasarkan tinjauan dan masukan dari ahli materi, ahli media, dan guru bidang studi geografi SMA. Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya dicari skor rerata dan dikonversikan ke dalam data kualitatif dengan skala lima. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah: 1) CD pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap, 2) media pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Terbukti ahli materi menilai Baik dengan rerata skor 3,8. Ahli media menilai sangat baik dengan rerata skor 4,5. Tiga orang guru geografi SMA menilai sangat baik dengan rerata skor 4,06 dalam uji coba perorangan. Uji coba kelompok kecil oleh lima orang guru geografi SMA menilai baik dengan rerata skor 3,84. Uji coba lapangan oleh sepuluh orang guru geografi SMA menilai sangat baik dengan rerata skor 4,42. Secara umum, media pembelajaran yang dikembangkan dinilai layak digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci : media pembelajaran, peta interaktif, dan software CarryMap.AM. Dwi Septiningsih2015-04-16T01:08:34Z2019-01-29T21:09:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16671This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/166712015-04-16T01:08:34ZPEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN SEMPADAN SUNGAI-SUNGAI UTAMA DI KOTA YOGYAKARTATerdapat kecenderungan pemanfaatan lahan di area kawasan sungai, khususnya di wilayah perkotaan yang kemudian menimbulkan permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi Citra Quickbird untuk evaluasi pemanfaatan lahan di sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta, (2) mengetahui tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan di sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta dan untuk (3) mengetahui perbedaan tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan di tiga sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan teknik penginderaan jauh dan komparasi. Penelitian evaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan dilakukan dengan mengukur kesesuaian pemanfaatan lahan dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011. Penginderaan jauh digunakan untuk melakukan ekstraksi data pemanfaatan lahan, sedangkan analisis komparasi untuk membandingkan kesesuaian pemanfaatan lahan sungai - sungai utama di Kota Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh unit pemanfaatan lahan sempadan sungai-sungai utama di wilayah Kota Yogyakarta (Sungai Winongo, Sungai Code dan Sungai Gadjahwong). Jumlah populasi hasil interpretasi Citra Quickbird berjumlah 2.218 unit poligon pemanfaatan lahan. Pada sampel uji ketelitian, berjumlah 51 sampel dengan tingkat ketelitian 85% menggunakan formula Anderson. Untuk sampel uji analisis statistik digunakan 243 sampel menurut rumus Isaac dan Michael. Teknik sampling dalam penelitian adalah Proporsional Random Sampling. Teknik analisis data SIG yang digunakan yaitu overlay, buffer dan analisis data statistiknya menggunakan uji anova
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Hasil interpretasi citra Quickbird untuk evaluasi pemanfaatan lahan di sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta memiliki tingkat ketelitian 92,15%. (2) Tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan di sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa Sungai Code memiliki tingkat ketidaksesuaian tertinggi dilihat dari jumlah pemanfaatan lahannya yang berupa bangunan permanen, menyusul Sungai Winongo dan Sungai Gadjahwong dan (3) Perbedaan tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan di tiga sempadan sungai-sungai utama di Kota Yogyakarta dengan uji anova nilai F = 8.448 dan signifikansi 0.000 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kesesuaian pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Code dengan Sungai Winongo dan Sungai Gadjahwong. Uji homogenitas menunjukkan bahwa sungai yang berbeda pemanfaatan lahannya adalah SungaiCode dengan Sungai Winongo dan Sungai Gadjahwong.
Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Pemanfaatan Lahan, Sempadan SungaiDwi Erawati Susanto2015-04-16T00:59:18Z2019-01-29T21:09:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16666This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/166662015-04-16T00:59:18ZDAMPAK LIMBAH CAIR PABRIK GULA DAN PABRIK SPRITUS (PGPS) MADUKISMO TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI DESA TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan kualitas air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan kualitas air irigasi yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo. (2) Perbedaan produktivitas padi di lahan pertanian desa Tirtonirmolo yang teraliri limbah cair dan lahan pertanian yang tidak teraliri limbah cair PGPS Madukismo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kelingkungan (ecological approach). Populasi dalam penelitian ini adalah air irigasi dan petani pada lahan pertanian di Desa Tirtonirmolo. Sampel dalam penelitian ini ada dua yaitu air irigasi dan petani. Sampel air irigasi terdiri dari sampel air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan air irigasi yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo, sedangkan untuk sampel petani yaitu sampel petani pada lahan pertanian yang tidak teraliri limbah cair dan yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo. Teknik pengambilan sampel air irigasi yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk teknik pengambilan sampel petani menggunakan teknik purposive random sampling yaitu pada lahan pertanian yang teraliri limbah cair dan yang tidak teraliri limbah cair PGPS Madukismo, dan penentuan petani sebagai responden dilakukan secara acak (random). Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan uji laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis laboratorium, statistik deskriptif dan analisis uji T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil analisis uji laboratorium pada kualitas air irigasi pada lahan yang tidak teraliri limbah cair PGPS Madukismo kualitasnya baik untuk irigasi, pada lahan yang teraliri limbah cair spritus mengalami penurunan kualitas yaitu DHL, Klorida dan Sulfat, pada lahan yang telah teraliri limbah cair gula memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas air irigasi yaitu pada parameter Persentase Natrium, Klorida dan Sulfat. (2) Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa nilai t hitung 20,006 dengan taraf signifikansi 5% hasil perhitungan 2,00. Dengan demikian taraf signifikansi 2,00 lebih kecil dari 20,006 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas padi yang berasal dari lahan pertanian yang teraliri limbah cair dengan produktivitas padi yang berasal dari lahan pertanian yang tidak teraliri limbah cair PGPS Maduksimo. Perbedaan mean 601,88 lebih besar dari 537,98 menunjukkan bahwa produktivitas padi pada lahan yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo sebesar 602 Kg lebih baik dibandingkan dengan produktivitas padi pada lahan yang tidak teraliri limbah cair yaitu sebesar 540 Kg.
Kata kunci: limbah cair, kualitas air irigasi, produktivitas padiAmin Fitriyah2015-03-25T08:16:32Z2019-01-29T19:23:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13877This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138772015-03-25T08:16:32ZAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK EVALUASI
KESESUAIAN LOKASI MINIMARKET DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMANKeberadaan minimarket semakin menjamur dan menggeser peranan pasar tradisional disamping itu lokasi minimarket terkesan tidak tertata. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kesesuaian pendirian minimarket dengan RTRW. (2)
Mengetahui kesesuian pendirian minimarket minimal berdiri di jalan kabupaten. (3)Mengetahui kesesuian pendirian minimarket dengan jarak terhadap pasar dan toko tradisional. (4) Mengetahui jumlah minimarket yang sesuai dengan cakupan rasio penduduk.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap minimarket-minimarket dilihat berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) No. 13 Tahun 2010 terhadap populasi minimarket di Kecamatan Depok yang berjumlah 67
minimarket yang dianalisis dengan teknik SIG. Variabel dalam penelitian ini adalah kesesuaian RTRW, kesesuaian dengan jalan kabupaten, jarak antara minimarket dengan pasar tradisional dan rasio cakupan penduduk per kecamatan. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Parameter yang digunakan untuk penentuan lokasi minimarket mempunyai dua kelas yang menunjukan tingkat kesesuaian, kelas yang
sesuai untuk pembangunan minimarket diberi angka 3 dan untuk kelas yang tidak sesuai diberi angka 1. Semakin sedikit skor yang diperoleh maka minimarket semakin tidak sesuai.
Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) Pendirian minimarket di Kecamatan Depok belum diperhatikan mengenai letak pendirian minimarket tersebut dari 67 jumlah minimarket yang berdiri ada 31 minimarket yang berdiri pada
kawasan permukiman dan kawasan pendidikan. (2) Minimarket yang berdiri di Kecamatan Depok rata-rata berdiri di jalan desa karena di jalan tersebut dekat dengan permukiman. Era sekarang masyarakat pada umumnya mengutamakan kebersihan,
kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja. 27 minimarket di Kec. Depok yang berdiri dekat dengan pasar tradisional kurang dari 1000 m. Jumlah penduduk adalah 125.239 jiwa dan jumlah mahasiswa yang bermukim di Kec. Depok sebesar 249.579
jiwa sehingga masuk dalam hierarki IV, rasio cakupan pelayanan penduduk 1:7000 minimarket yang berdiri maksimal 36 minimarket sesuai dengan Perbup Sleman No. 13 Tahun 2010.
Kata Kunci: SIG, Evaluasi, Kesesuaian, Lokasi, Minimarket.Eko Saputro Gunandar2015-03-25T08:16:11Z2019-01-29T19:23:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13873This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138732015-03-25T08:16:11ZSTUDI KASUS KEHIDUPAN PENGEMIS DI DUSUN SUCEN
DESA MANTRIANOM KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARANur Susanti Wahyu Baeti2015-03-25T08:15:51Z2019-01-29T19:23:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13871This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138712015-03-25T08:15:51ZHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) hubungan antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa, 2) hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa, dan 3) hubungan antara tingkat pendidikan formal dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman.
Penelitian ini termasuk jenis deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman sebanyak 104 siswa dan semua anggota populasi menjadi responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, R 2 dan sumbangan relatif dan efektif.
Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi:Y= 0,425X +44,328. Persamaan menunjukkan bahwa prestasi Geografi dipengaruhi oleh pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua dan perhatian orang tua. Hasil penelitian pada
siswa SMA Negeri 2 Sleman menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar dari nilai t (2,947 >1,659) dengan sumbangan efektif sebesar 6,55%. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t tabel lebih besar
dari nilai t (4,913 >1,659) dengan sumbangan efektif sebesar 27,45%. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan formal dan perhatian
orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F tabel lebih
besar dari nilai F tabel hitung (22,691 > 3,09), dan dengan hasil uji koefisien determinasi (R)sebesar 0,340. Artinya adalah prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012 ditentukan oleh 34,0% variabel tingkat pendidikan formal dan perhatian orang tua, sedangkan 66,0% ditentukan variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua, Perhatian Orang Tua, dan Prestasi Belajar Geografi.Jambormias Nyong Leo2015-03-25T08:15:32Z2019-01-29T19:23:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13869This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138692015-03-25T08:15:32ZUPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP NEGERI 3 GODEAN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learning teknik Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 3 Godean.Penelitian ini dilaksanakan di kelasVIII B karena kelas tersebut merupakan kelas yang aktifitas belajar siswanya sangat kurang dan dengan nilai mata pelajaran IPS paling rendah dibandingkan kelas yang lain.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilakukan untuk meningkatkan praktik dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode Cooperative Learning teknik Jigsaw dan berkolaborasi dengan seorang guru yang bertugas sebagai observer. Guna untuk mencapai target indikator keberhasilan, penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang terdiri atas 5 kali pertemuan. Tiap pertemuan dilakukan observasi tentang semua kejadian yang berlangsung selama pembelajaran.
Penelitian dengan penerapan metode Cooperative Learning Teknik Jigsaw berpengaruh terhadap meningkatnya aktivitas belajar siswa.Terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPS sebagai berikut: partisipasi belajar siswa sebelum tindakan sebanyak (12,50%), setelah tindakan siklus I menjadi (45,32%), pada siklus II meningkat menjadi (49,99%), dan tindakan siklus III meningkat menjadi (54,82). Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengalami peningkatan sebagai berikut : sebelum tindakan yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 22 siswa (68,75%), setelah tindakan siklus I menjadi 23 siswa (71,88%), siklus II naik menjadi 25 siswa (78,12%), dan siklus III naik menjadi 28 siswa (87,50). Guru dan siswa memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan pembelajaran setelah penelitian dilaksanakan.
Kata kunci = Cooperative Learning Teknik Jigsaw, partisipasi belajar siswa, hasil belajar siswa.Hidayati Nurul2015-03-25T08:15:00Z2019-01-29T02:58:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13865This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138652015-03-25T08:15:00ZPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BENTUK MACROMEDIA FLASH
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN MATERI
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PLERETPenelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan media pembelajaran bentuk macromedia flash untuk meningkatan motivasi belajar dan pemahaman materi serta mendapatkan bukti-bukti bahwa penggunaan media pembelajaran bentuk macromedia flash dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman materi siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Pleret.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dengan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Pelaksanaan tindakan adalah kolaborasi yaitu guru geografi SMA Negeri 1 Pleret dan peneliti sebagai observer serta sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Pleret yang berjumlah 26 siswa. Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran bentuk
macromedia flash dalam pembembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Pleret. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi untuk mendapatkan data aktivitas siswa dan aktivitas guru, serta tes untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini
adalah lembar observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran bentuk macromedia flash yang dikombinasikan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan pemahaman materi. Bukti peningkatan motivasi belajar dapat diketahui melalui meningkatnya aktivitas siswa dari setiap siklus. Persentase peningkatan motivasi siswa siklus I pertemuan 1 sebesar 60,42% dan pertemuan 2 sebesar 43,75%, siklus II
pertemuan 1 sebesar 60,42% dan pertemuan 2 sebesar 89,58% serta siklus III sebesar 91,67%.
Kemudian bukti peningkatan pemahaman materi dapat ditunjukan dengan hasil belajar siswa dan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada mata pelajaran geografi setelah menggunakan media pembelajaran bentuk macromedia flash. Peningkatan diawali dari siklus I, nilai rata-rata siklus I sebesar 67,12 dan jumlah siswa yang mencapai batas nilai tuntas sebanyak 11 siswa (42,31%). Pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 67,88 dan jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas sebanyak 16 siswa (61,54%), serta siklus III nilai rata-rata juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 81,35 dan jumlah siswa yang mencapai batas nilai tuntas sebanyak 24 siswa (92,31%).
Kata kunci: macromedia flash, motivasi belajar dan pemahaman materi.Hertawan Deni2015-03-25T08:14:44Z2019-01-29T19:23:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13862This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138622015-03-25T08:14:44ZTINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PEREMPUAN BURUH PABRIK TEH DI DESA TEMBOK BANJARAN KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGALTujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Pendapatan total rumah tangga perempuan buruh pabrik teh; (2) Cara pengurusan anak sewaktu ditinggal bekerja; (3) Tingkat kemiskinan rumah tangga perempuan buruh pabrik teh.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif/kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini sebanyak 680 rumah tangga perempuan buruh pabrik teh.Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (random sampling) menggunakan rumus Taro Yamane.Dari perhitungan dengan rumus tersebut terdapat 87 responden perempuan buruh pabrik teh yang sudah menikah.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, keusioner dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan tabel frekuensi dan kriteria pengukuran tingkat kemiskinan dengan menggunakan kriteria menurut Sajogyo mengenai suatu batasan (klasifikasi) kemiskinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendapatan perempuan buruh pabrik teh sebagian besar antara Rp4.800.000-Rp6.800.000 per tahun adalah 75 responden atau 86,20 persen, non pabrik teh pendapatannya sebagian besar antara Rp5.600.001-Rp8.200.000 per tahun adalah 43 responden atau 49,40 persen dan total pendapatan rumah tangga perempuan buruh pabrik sebagian besar antara Rp9.000.000-Rp11.960.000 per tahun adalah 44 responden atau 50,57 persen. (2) sewaktu ditinggal bekerja, anak buruh tersebut sebagian besar dititipkan kepada saudara/tetangga 67 responden atau 20 persen, diasuh oleh orangtua sebanyak 17 responden atau 78,82 persen, 2 responden tidak memiliki anak dan 1 anak sudah bekerja. (3) tingkat kemiskinan rumah tangga perempuan buruh pabrik teh Desa Tembok Banjaran masih tergolong miskin sekali 6,90 persen, miskin sebanyak 57,47 persen dan tidak miskin sebanyak 35,63 persen.
Kata kunci: Tingkat Kemiskinan, Rumah Tangga Perempuan, Buruh Pabrik TehHeriasti Renita2015-03-25T08:14:13Z2019-01-29T19:23:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13858This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138582015-03-25T08:14:13ZIMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SITUWANGI KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses pelaksanaan PNPMMP,(2) hasil PNPM-MP, (3) peran PNPM-MP dalam pengentasan kemiskinan rumah tangga miskin, (4) kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PNPM-MP di Desa Situwangi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang akan menggambarkan tentang pelaksanaan PNPM-MP di Desa Situwangi. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dan sampel. Penelitian populasi digunakan untuk pengambilan data dari pengurus sebanyak 36 orang, sedangkan penelitian
sampel digunakan untuk pengambilan data dari responden Kepala Rumah Tangga Miskin sebanyak 85 orang. Teknik penarikan sampel Kepala Keluarga RTM menggunakan sampel secara acak (Random sampling) menggunakan rumus Taro
Yamane atau Slovin, kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel masingmasing dusun secara proportionate random sampling.
Teknik Pengumpulan data menggunakan angket,wawancara,dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan PNPM-MP di Desa Situwangi dalam kategori baik, menurut pengurus (42 persen) dan Kepala RTM (40 persen), (2) hasil PNPM-MP di Desa Situwangi dalam kategori cukup menurut pengurus (50 persen) dan Kepala RTM (55 persen), (3) peran PNPM-MP di Desa Situwangi dalam kategori baik menurut pengurus sebesar 45 persen (4)kendala-kendala dalam pelaksanaan PNPM-MP terjadi pada tahap perencanaan terdapat sembilan kendala, tahap pelaksanaan program terdapat 10 kendala, dan pada tahap pelestarian terdapat enam kendala.
Kata Kunci : Implementasi, PNPM-MPKusumawati Febriana2015-03-25T08:13:13Z2019-01-29T02:58:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13852This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138522015-03-25T08:13:13ZDAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DUSUN NGERAHKAH DESA UMBULHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI D. I. YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1.penurunan pendapatan peternak sapi perah sebelum dan setelah erupsi Gunung Merapi, 2. Usaha-usaha yang dilakukan oleh peternak sapi perah untuk memperbaiki pendapatan setelah erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Dusun Ngerahkah.
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah warga Dusun Ngerahkah Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta yang berprofesi sebagai peternak sapi perah yang berjumlah 190 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan menetapkan kriteria yaitu peternak sapi perah di Dusun Ngerahkah. Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Isaac dan Michael sehinggadiperolehsampel berjumlah 127 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi rata-rata pendapatan peternak sapi perah dari hasil penjualan susu adalah sebesar Rp 2.461.698,84 dan setelah terjadi erupsi Merapi pendapatan peternak sapi perah adalah sebesar Rp 1.396.444,19 sehingga terjadi penurunan 43,27%. 2. Usaha-usaha yang di lakukan peternak di Dusun Ngerahkah Desa Umbulharjo Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta pasca erupsi Gunung Merapi yaitu: (a) perbaikan prasarana produksi peternakan berupa kandang dan perlengkapannya (b) pengadaan bibit dan pemberian bantuan modal kerja dari Pemerintah Daerah Sleman, (c)pengadaan pakan dan pelayanan kesehatan hewan dari Pemerintah Daerah Sleman. Program rehabilitasi dan rekonstruksi usaha peternakan rakyat pasca erupsi Gunung Merapi sudah dilaksanakan, akan tetapi proses pemulihannya memerlukan waktu relatif cukup lama.
Kata Kunci : Erupsi Gunung Merapi, Peternak, Pendapatan Peternak.Isnani Khairudin2015-03-25T08:12:51Z2019-01-29T19:22:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13847This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138472015-03-25T08:12:51ZKESESUAIAN LAHAN BEKAS GALIAN BATU BATA UNTUK TANAMAN PANGAN
DI DUSUN NGAMPON, DESA SITIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN,
KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kesesuaian lahan bekas galian batu bata untuk tanaman pangan, (2) faktor – faktor yang mendorong dan membatasi kesesuaian lahan untuk tanaman pangan di daerah penelitian, (3) upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lahan di daerah penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang mengungkapkan suatu fenomena keadaan alam, dalam hal ini adalah dampak aktivitas industri batu bata terhadap
tingkat kualitas lahan daerah penelitian yang berpengaruh pada kelas kesesuaian lahan yang
sesuai untuk tanaman pangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Agustus 2012. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh satuan unit lahan bekas galian batu bata yang ada di Dusun Ngampon, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Pengumpulan data melalui observasi, uji laboratorium, pengukuran di lapangan, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode matching dengan
pendekatan “ the law of minimum “ yaitu membandingkan hasil uji laboratorium dan pengukuran di lapangan dengan syarat tumbuh tanaman pangan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) daerah penelitian memiliki variasi kelas kesesuaian lahan yakni S2 pada sampel I dan II untuk tanaman padi dan jagung, kelas S3 pada sampel I dan II
untuk tanaman ubi kayu, (2) faktor pembatas permanen dan nonpermanen meliputi curah hujan,KTK, kejenuhan basa, C – Organik, tekstur, bahan kasar, drainase, alkalinitas dan bahaya erosi, (3) upaya pegelolaan dalam memperbaiki faktor pembatas dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi : pengapuran dan penambahan bahan organik, penghancuran bongkahan lapisan padas,penggunaan metode mekanik dan vegetatif untuk penanggulangan erosi.
Kata kunci : kesesuaian lahan, galian batu bata, tanaman pangan.Pratiwiningtyas Reni2015-03-25T08:12:26Z2019-01-29T19:25:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13921This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/139212015-03-25T08:12:26ZDAMPAK BENCANA BANJIR LAHAR DINGIN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DI DESA JUMOYO KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010-2011Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) dampak bencana banjir lahar dingin terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Jumoyo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah kepala rumah tangga (KRT) korban bencana banjir lahar dingin di Desa Jumoyo yang berjumlah 426 KRT. Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan Metode Slovin dengan taraf kesalahan sebesar 10% sehingga didapat 81 sampel yang tersebar di Dusun Gempol dan Dusun Seloiring. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dampak bencana banjir lahar dingin terhadap kondisi sosial ekonomi responden terlihat dari a) kondisi demografis tidak mengalami perubahan, tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir lahar dingin, b) kondisi kesehatan responden baik, c) kondisi pendidikan anggota rumah tangga (ART) responden mengalami hambatan belajar sebesar 77,11% dan 33,73% ART terpaksa libur sekolah selama 1-3 hari, d) kondisi perumahan responden mengalami perubahan, yaitu sebesar 30,86% responden mengalami kerusakan rumah tingkat berat, 4,94% rumah rusak sedang dan 12,35% rumah rusak ringan, e) kondisi mata pencaharian responden mengalami perubahan, jumlah petani berkurang 13,58%, jumlah buruh tani berkurang 14,81%, sedangkan jumlah buruh penambang pasir meningkat 28,39%, f) kondisi pendapatan responden juga mengalami perubahan, jumlah responden dengan total pendapatan berkategori rendah berkurang sebesar 17,28% dan responden dengan total pendapatan berkategori sedang bertambah 17,28%, g) kepemilikan barang berharga responden dilihat dari jumlah responden yang memiliki sepeda motor berkurang 3,71%, televisi atau radio atau tape berkurang 19,75% dan handphone bertambah 2,47%, sebesar 59,38% responden yang memiliki lahan sawah berstatus milik sendiri mengalami kerusakan, sedangkan jumlah responden yang mengusahakan ternak unggas bertambah 4,83%.
Kata kunci: Dampak, Banjir lahar dingin, Kondisi sosial ekonomiKurnia Imas2015-03-25T08:12:02Z2019-01-29T19:24:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13894This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138942015-03-25T08:12:02ZIDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN LAHAN AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 MENGGUNAKAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DI KECAMATAN CANGKRINGANPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 (2) Menghitung jumlah luasan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi GunungMerapi Tahun 2010 (3) Memetakan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun2010
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi yaitu menggambarkan, menganalisa dan memberi informasi tentang keadaan lahan di daerah penelitian untuk mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Merapi tahun 2010 di Kecamatan Cangkringan, serta mengetahui jumlah luasan (%) kerusakan lahan. Analasis data berupa interpretasi persebaran awan panas menggunakan citra Digital Globe WorldView2 Tahun 2010, serta interpretasi penggunaan lahan menggunakan data citra Ikonos Tahun 2006 dan citra Globe Worldview2 Tahun 2010. Hasil interpretasi di overlay sehingga menghasilkan Peta Tingkat Kerusakan Lahan, yang ditentukan dari persebaran awan panas berupa pyroclastic flow dan pyroclastic surge.
Hasil penelitian yang diperoleh : pada Desa Glagahharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 36,37% ; kerusakan sedang 45,96% ; kerusakan rendah 0%. Desa Kepuhharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 24,85% ; kerusakan sedang 33,5% ; kerusakan rendah 0%. Desa Wukirsari tingkat kerusakan lahan tinggi 16,46% ; kerusakan sedang 21,88% ; kerusakan rendah 0,66%. Desa Umbulharjo tingkat kerusakan lahan tinggi 16,37% ; kerusakan sedang 22,07% ; kerusakan rendah 0%. Dan Desa Argomulyo tingkat kerusakan lahan tinggi 10,03% ; kerusakan sedang 13,75% ; kerusakan rendah 0,87%. Kerusakan terbanyak terdapat di Desa Glagahharjo dengan total persentase lahan rusak sekitar 82,33%. Desa Kepuhharjo dengan persentase 58,35%, Desa Wukirsari 38,99%, Desa Umbulharjo 38,45%, dan Desa Argomulyo dengan persentase 24,66%. Dengan jumlah total tingkat kerusakan lahan di Kecamatan Cangkringan untuk kerusakan tinggi 23,35% ; kerusakan sedang 31% ; dan kerusakan rendah 0,42%.
Kata Kunci :Kerusakan Lahan, Awan Panas, Pyroclastic Flow, PyroclasticSurge. Ikonos, Digital Globe WorldView 2.Indirasari Gita2015-03-25T08:11:43Z2019-01-29T19:24:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13888This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138882015-03-25T08:11:43ZSTUDI USAHA KERAJINAN ANYAMAN TUDUNG SAJI DI DUSUN RAIY DESA RAJA KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Penyebab kesulitanan modal yang dimiliki pengrajin anyaman tudung saji, (2) Penyebab kesulitan dalam memperoleh bahan baku utama, (3) Faktor yang menyebabkan pemasaran produk anyaman tudung saji kurang berkembang, (4) Upaya yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin kerajinan anyaman tudung saji, terdiri dari 25 pengrajin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Modal yang dimiliki para pengrajin 100% berasal dari modal pribadi, besar modal yang dikeluarkan setiap pengrajin adalah Rp.200.000;. Pengrajin sering mengalami kesulitan modal ketika banyak mendapat pesanan dari konsumen. Modal Rp.200.000; merupakan jumlah yang minim, agar dapat menutupi kekurangan modal, pengrajin berusaha hemat dan semaksimal mungkin dalam menggunakan modal, pengrajin juga selalu menyisihkan sebagian hasil keuntungan setiap kali penjualan produk. (2) Bahan baku utama seperti daun pandan berduri/sakai semakin hari semakin sulit dicari, pengrajin berinisiatif untuk menanam daun pandan berduri/sakai di dekat rumah masing-masing agar tidak kehabisan bahan baku. (3) Faktor yang menyebabkan pemasaran produk anyaman tudung saji tidak berkembang karena tidak ada pengusaha atau badan usaha yang yang menampung serta memasarkan produk anyaman tudung saji tersebut. (4) Upaya yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ialah : Tiap anggota kelompok usaha kerajinan anyaman tudung saji menanam daun pandan berduri/sakai di dekat rumah masing-masing, Mengikuti even pameran oleh pemerintah dan media cetak.
Kata Kunci: Usaha Kerajinan, Anyaman Tudung Saji.Heliodorus Lukas2015-03-25T08:11:28Z2019-01-29T19:24:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13886This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138862015-03-25T08:11:28ZKAJIAN TINGKAT KERENTANAN LONGSOR LAHAN SUB DAS KAYANGAN KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kerentanan dan (2)Sebaran daerah rentan longsor lahan di Sub DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan segala sesuatu yang terdapat di lapangan yang berhubungan dengan longsor lahan. Penelitian dilakukan di Sub DAS Kayangan, Kabupaten Kulon Progo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang terdapat di Sub DAS Kayangan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah area stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi berdasarkan
strata dan sudah direncanakan. Pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk satuan lahan yang diperoleh dengan cara tumpangsusun (overlay) empat tema peta yaitu peta bentuk lahan, peta geologi, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah daerah penelitian. Penelitian ini mengambil 15 titik sebagai sampel. Setiap titik sampel mewakili ciri-ciri yang sama. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 1) observasi, 2) dokumentasi, 3) pengukuran, dan 4) uji laboratorium.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Tingkat kerentanan longsor lahan di Sub DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo terdiri dari tiga kelas, yaitu: tingkat kerentanan longsor lahan rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat rendah
memiliki luas 985 ha atau 40,23%, tingkat sedang memiliki luas 249 ha atau 10,17%, dan tingkat tinggi memiliki luas 1214 ha atau 49,59%. 2) Sebaran daerah rentan longsor lahan di Sub DAS Kayangan sebagai berikut : (a) Sebaran daerah
rentan rendah tersebar di Desa Pendoworejo (Dusun Gunturan, Kepek, dan Ngrancah), Jatisarano (Dusun Jati Lor), Tanjungharjo (Dusun Klanjuran), Donomulyo (Dusun Lengkong), dan Wijimulyo (Dusun Temanggal, Tegalsari, Kemiri, Rejoso dan Setan). (b) Sebaran daerah rentan sedang tersebar di Desa Pendoworejo (Dusun Gunturan bagian barat, Kepek bagian barat, dan Ngrancah bagian barat), Purwosari (Dusun Karangrejo bagian tenggara), dan Kebonharjo (Dusun Gowok bagian timur). (c) Sebaran daerah rentan tinggi tersebar di Desa Purwosari (Dusun Karangrejo bagian utara sampai ke selatan, dan Kedungtawang bagian utara sampai ke selatan), Kebonharjo (Dusun Gowok, Gebang, Jarakan, Jeringan, dan Kleben), dan Pendoworejo (Dusun Gunturan bagian utara).
Kata kunci : longsor lahan, Sub DAS KayanganIgnasius2015-03-25T08:10:56Z2019-01-29T19:24:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13882This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/138822015-03-25T08:10:56ZPENGGUNAAN MEDIA GEOLOGIC EXPLORATIONS ON DISK (GEODe)
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KONSEP LITOSFER DI SMA NEGERI 1 PETANAHAN KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media GEODe untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan dengan menggunaan
media GEODe. Media yang digunakan adalah Media Geologic Explorations On Disk (GEODe). Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan selama II siklus. Siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan menjadi subjek dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan angket. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media GEODe dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Petanahan. Hal ini terlihat dari peningkatan motivasi dan hasil belajar yang dilakukan pada tiap siklus. Motivasi siswa dibuktikan dengan adanya kenaikan motivasi dari siklus I sampai dengan siklus II sebesar 26,21% pada partisipasi belajar siswa dan 10,64% pada hasil respon siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata siklus I sebesar 69,35 dan meningkat pada siklus II sebesar 81.13. Jadi hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,78.
Kata Kunci : Media GEODe, Motivasi, dan Hasil Belajar.Ade Saputro Khabib2015-03-25T08:10:29Z2019-01-29T19:25:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13927This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/139272015-03-25T08:10:29ZPERSEPSI DAN HARAPAN WISATAWAN TERHADAP PELAYANAN, PRASARANA, DAN SARANA WISATA DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.) Prasarana dan sarana pariwisata di Taman Pintar Yogyakarta. 2.) Pelayanan di Taman Pintar Yogyakarta. 3.) Persepsi wisatawan terhadap pelayanan, prasarana, dan sarana di Taman Pintar Yogyakarta. 4.)
Harapan wisatawan terhadap kualitas pelayanan, prasarana, dan sarana di Taman Pintar Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan teknik survey. Populasi dalam penelitian ini merupakan wisatawan Taman Pintar pada waktu rata-rata 1 bulan dengan usia minimal 13 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Responden ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan observasi di lapangan. Data selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1.) Prasarana dan sarana yang diberikan oleh Taman Pintar kepada wisatawan: a. Prasarana; a.) Bangunan dengan luas lahan 1,2 hektar, b.) Dua tempat parkir. c.) Pembangkit listrik dari PLN dan
genset sebagai cadangannya. d.) Sumber air bersih dengan berlangganan pada Perusahaan Air Minum. c.) Jalur transportasi yang terjangkau dari dan menuju Taman
Pintar relatif mudah. b. Sarana; a.) Alat peraga. b.) Pos keamanan beserta petugas, c.)Kesehatan, d.) Pengaduan. e.) Tempat ibadah. f.) Toilet. 2.) Pelayanan wisata berupa;
a.) Kebersihan, b.) Kenyaman di area wisata. c.) Karyawan yang siap melayani sesuai dengan bidang masing-masing. 3.) Persepsi wisatawan: a.) Prasarana; Semua aspek dinilai baik namun pada aspek tempat parkir masih dinilai negatif baik dari segi lokasi (65 persen) ataupun luasnya (67 persen). b.) Sarana; semua aspek dinilai baik,aspek yang dinilai negatif hanya sarana pengaduan yang dianggap tidak terlihat (63persen). c.) Pelayanan: dari beberapa aspek pelayanan yang menjadi penilaian wisatawan semua dinilai baik. 3.) Harapan wisatawan: a. Prasarana pada aspek area parkir berupa perluasan area (62 persen). b. Sarana: a.) Perbaikan kondisi alat peraga (57 persen) dan jumlah alat peraga (44 persen). b.) Peningkatan layanan Informasi untuk berbagai acara (55 persen), c.) dan penambahan jumlah toilet (53 persen). c. Pelayanan; a.) Peningkatan keterampilan melayani khususnya petugas pemandu (48 persen). b.) Penambahan waktu kunjungan (44 persen).
Kata Kunci : Persepsi, Harapan, Wisatawan, Pelayanan, Prasarana, Sarana.Anwar Syaiful2013-02-01T06:28:15Z2019-01-29T18:16:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/96992013-02-01T06:28:15ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
TENTANG PENGGUNAAN PETA INTERAKTIF
MENGGUNAKAN SOFTWARE CARRYMAP
Tujuan penelitian ini untuk: 1) Menghasilkan CD pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap, 2) Mengetahui kelayakan media pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif, berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru bidang studi geografi SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menurut model pengembangan Borg & Gall (1983). Model penelitian ini meliputi sepuluh tahap, yaitu: 1) studi pendahuluan, 2) perencanaan penelitian, 3) pengembangan produk awal, 4) uji lapangan terbatas, 5) revisi uji lapangan terbatas, 6) uji lapangan lebih luas, 7) revisi uji lapangan, 8) uji kelayakan, 9) revisi hasil uji kelayakan, 10) diseminasi dan sosialisasi produk akhir. Subjek penelitian ini adalah 18 orang guru geografi SMA di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Jenis data yang diperoleh dalam pengumpulan data adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, sedangkan data kuantitatif diperoleh berdasarkan tinjauan dan masukan dari ahli materi, ahli media, dan guru bidang studi geografi SMA. Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya dicari skor rerata dan dikonversikan ke dalam data kualitatif dengan skala lima. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah: 1) CD pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap, 2) media pembelajaran geografi tentang penggunaan peta interaktif menggunakan software CarryMap ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Terbukti ahli materi menilai Baik dengan rerata skor 3,8. Ahli media menilai sangat baik dengan rerata skor 4,5. Tiga orang guru geografi SMA menilai sangat baik dengan rerata skor 4,06 dalam uji coba perorangan. Uji coba kelompok kecil oleh lima orang guru geografi SMA menilai baik dengan rerata skor 3,84. Uji coba lapangan oleh sepuluh orang guru geografi SMA menilai sangat baik dengan rerata skor 4,42. Secara umum, media pembelajaran yang dikembangkan dinilai layak digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci : media pembelajaran, peta interaktif, dan software CarryMap.
Septiningsih AM. Dwi 2012-12-13T02:17:42Z2019-01-29T17:47:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8785This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/87852012-12-13T02:17:42ZEVALUASI KESESUAIAN JUMLAH PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui persebaran fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta. (2) Mengetahui kesesuaian fasilitas pendidikan dengan Permendiknas No.24 tahun 2007 di Kota Yogyakarta. (3) Menganalisis kesesuaian jumlah penduduk usia sekolah dan fasilitas pendidikan SD, SMP, dan SMA di wilayah kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Yogyakarta dengan waktu penelitian Mei s/d Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah semua fasilitas dasar (SD) dan menengah (SMP, SMA) serta seluruh penduduk usia sekolah (SD, SMP,SMA) yang kesemuanya dijadikan sebagai subyek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder. Adapun teknik pengolahan dan analisis dalam penelitian ini meliputi analisis ketersediaan fasilitas pendidikan dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), yang selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis kesesuaian jumlah penduduk uksia sekolah dengan fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Persebaran Sekolah Dasar cenderung merata. Persebaran Sekolah Menengah Pertama kurang merata terutama di wilayah barat dan timur, sedangkan persebaran Sekolah Menengah Atas cukup merata meskipun jarak antar sekolah jauh. (2) Kesesuaian fasilitas pendidikan dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) di Kota Yogyakarta untuk tingkat SD sebagian besar termasuk klasifikasi kurang baik, untuk tingkat SMP didominasi klasifikasi baik, dan untuk tingkat SMA didominasi klasifikasi baik. (3) Jumlah penduduk usia sekolah dengan fasilitas pendidikan di Kota Yogyakarta untuk tidak SD tidak sesuai karena APK dan APM mencapai angka ideal yaitu 160,127% dan 134,36% namun fasilitas pendidikan yang ada didominasi oleh klasifikasi kurang baik, untuk tingkat SMP terdapat kesesuaian karena fasilitas pendidikan yang ada didominasi oleh klasifikasi baik dengan APK mencapai 119,929% dan APM sebesar 93,17%, sedangkan untuk tingkat SMA tidak sesuai karena fasilitas pendidikan yang ada didominasi oleh klasifikasi baik sedangkan nilai APK dan APM tidak mencapai angka ideal (100%).
Kata Kunci : Kesesuaian, Fasilitas Pendidikan, Angka Partisipasi Sekolah.Himayah Shafira 2012-12-13T02:13:11Z2019-01-29T17:46:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8778This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/87782012-12-13T02:13:11ZKAJIAN ARUS BARANG DI PASAR INDUK BUAH DAN SAYUR GIWANGAN KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui arus buah dan sayuran di Pasar
Induk Giwanagn yang meliputi:(1)Besar volume buah dan sayuran berdasarkan
jenisnya.(2)Arus masuk dan keluar barang.(3)Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya volume buah dan sayuran yang masuk.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan keruangan.Populasi dalam penelitian ini yaitu 60
pedagang grosir sayuran, 73 pedagang grosir buah, dan 57 sopir pengangkut
barang.Sampel yang diambil sejumlah 31 pedagang buah, 28 pedagang sayuran,
dan 36 sopir. Teknik pengambilan sampel yang dipilih yaitu teknik proportional
random sampling. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi.Teknik analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan tabel
silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Besar volume buah berdasarkan
jenisnya yang dipasok ke Pasar Induk Giwangan sebesar 12-210,5 ton yaitu jambu
biji, jeruk peres, jeruk pecel, manggis, pisang, belimbing, melon, pear, salak,
nanas, pepaya, dan bengkoang. Volume 211,5-410 ton adalah buah apel dan jeruk
santang.Volume 411-609,5 ton adalah buah duku dan semangka sehingga
diprediksi volume total buah yang masuk sebesar dua kali lipat yaitu sebesar
4.877 ton dalam setiap bulan. Untuk sayuran dengan volume 9-116 ton yaitu
tomat, jagung, bunga kol, labu siam, kacang panjang, sawi, daun bawang,
ketimun, cabai hijau, cabai rawit, buncis, terong, bayam, kangkung, dan pare.
Volume 225-332 ton yaitu kubis, wortel, dan kentang sehingga diprediksi volume
total buah yang masuk sebesar dua kali lipat yaitu 3.438 ton dalam setiap bulan.
(2) Arus masuk buah dari Palembang, Banjarnegara, Purbalingga, Lampung,
Kendal, Banyuwangi, Jember, Malang, Nganjuk, Blora, Lumajang, Purworejo,
Tuban, Ngawi, Kulonprogo, Klaten, Kediri, Sleman, Magelang, Kebumen, dan
Surabaya sedangkan arus masuk sayuran dari Wonosobo, Boyolali, Temanggung,
Magelang, Karanganyar, Sleman, Bandung, Purbalingga, Klaten, Bantul,
Kulonprogo dan Sragen. Arus keluar buah dan sayuran meliputi dalam Provinsi
DIY, luar Provinsi DIY, dan luar Jawa.(3) Jarak tidak terlalu berpengaruh pada
besar kecilnya volume barang. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
volume barang yang masuk yaitu harga yang lebih murah, kualitas lebih bagus,
barang yang selalu tersedia, barang yang hanya tersedia di daerah pemasok, serta
barang yang merupakan hasil pertanian milik sendiri.
Kata kunci : volume, jenis, arus masuk, arus keluar, jarak, faktor yang mempengaruhi besar kecilnya barangSASMITA SASI 2012-12-13T01:33:06Z2019-01-29T17:45:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8723This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/87232012-12-13T01:33:06ZPERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PETANI PENGUSAHA BATU BATA DI DESA SITIMULYO KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Dampak negatif aktivitas
industri batu bata terhadap keadaan lingkungan, (2) Usaha konservasi tanah bekas
galian bahan baku batu bata yang dilakukan oleh petani pengusaha batu bata, (3)
Perbedaan produktivitas batu bata pada musim kemarau dan musim penghujan,
(4) Distribusi pemasaran batu bata, (5) Sumbangan pendapatan industri batu bata
terhadap total pendapatan rumah tangga petani pengusaha batu bata dan (6)
Peranan pendapatan industri batu bata terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga
petani pengusaha batu bata.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan aktivitas manusia. Responden penelitian adalah kepala rumah tangga
petani yang mengusahakan industri batu bata. Populasi penelitian berjumlah 186
petani pengusaha batu bata. Sampel yang diambil sejumlah 52 petani pengusaha
batu bata. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proportional random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
wawancara dan observasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding dan
tabulasi. Analisis data menggunakan analisis tabel frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dampak negatif aktivitas
industri batu bata yang paling banyak dirasakan oleh petani pengusaha batu bata
di daerah penelitian adalah menurunnya kuantitas tanah sebanyak 32,69 %. (2)
Usaha konservasi lahan telah dilakukan sebanyak 42,31 % petani pengusaha batu
bata, yang meliputi kegiatan menguruk lahan (1,92 %), memberi pupuk kompos
(3,85 %), memberi pupuk kandang (34,62 %) dan memberi pupuk kimia (1,92 %).
(3) Perbedaan produktivitas batu bata saat musim kemarau dan musim penghujan
adalah menurunnya produktivitas rata-rata batu bata sebanyak 27,65 % pada
musim penghujan. (4) Distribusi daerah pemasaran batu bata paling banyak adalah
ke luar Kabupaten Bantul, sebanyak 70,97 % yang terdiri dari Kabupaten Gunung
Kidul (30,11 %), Kabupaten Sleman (19,35 %), Kota Yogyakarta (11,83 %) dan
Kabupaten Kulon Progo (9,68 %). (5) Sumbangan pendapatan industri batu bata
terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 76,89%. (6) Industri batu
bata memiliki peranan meningkatkan total pendapatan rumah tangga yang
berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah rumah tangga petani yang berada di
atas garis kemiskinan setelah mengusahakan industri batu bata, yaitu menjadi
sebanyak 86,54 % rumah tangga petani.
Kata Kunci : Peranan, Industri, Tingkat KemiskinanSafitri Riandaru Indah 2012-12-13T01:29:01Z2019-01-29T17:45:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8718This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/87182012-12-13T01:29:01ZUPAYA PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI BATIK DI DESA GEMEKSEKTI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMENTujuan penelitian ini adalah 1) faktor-faktor penyebab turunnya jumlah
perajin batik 2) hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha batik dan usaha
untuk mengatasi hambatan, 3) upaya untuk mengembangkan sentra industri batik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah pelaku usaha batik, pemimpin paguyuban perajin batik, disperindagkop
Kabupaten Kebumen. Teknik penentuan sumber data dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Interaktif
Miles dan Huberman, yaitu melalui empat proses: (1) pengumpulan data, (2)
reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan. Selain itu juga
menggunakan analisis SWOT. Teknik keabsahan data dilakukan dengan
wawancara berulang-ulang dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor penyebab
turunnya jumlah perajin batik antara lain: faktor usia, faktor generasi penerus,
faktor pemasaran batik yang tidak stabil, dari segi bahan baku dan harga batik; (2)
Hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha batik antara lain: faktor
pemasaran, keterbatasan modal, harga bahan baku, kualitas SDM, kebijakan
pemerintah yang merugikan perajin, belum ada hak cipta motif batik, sulitnya
mencari generasi penerus, dan persaingan dengan perajin daerah lain. Usaha untuk
mengatasi hambatan tersebut yaitu menjalin kerjasama dengan instansi,
mengadakan promosi melalui berbagai media, aktif mengikuti pameran, menjalin
kemitraan dan menjaga kualitas (mutu); (6) upaya untuk mengembangkan sentra
industri batik di Desa Gemeksekti yaitu terdapat 22 strategi yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan program pemerintah
daerah selanjutnya.
Kata kunci: Industri batik, hambatan usaha, upaya pengembangan.KHOIRUNNISA RATNA 2012-12-13T01:03:17Z2019-01-29T17:45:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8691This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/86912012-12-13T01:03:17ZTINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG BIJIH TIMAH DI KECAMATAN MERAWANG KABUPATEN BANGKAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Karakteristik penambang
bijih timah. 2) Kegiatan penambangan bijih timah. 3) Total pendapatan rumah
tangga penambang. 4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang bijih
timah di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah kepala rumah tangga penambang di Kecamatan Merawang,
berjumlah 365 orang dan diambil sebanyak 92 orang sebagai sampel. Metode
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Porpotional Area Sampling. Metode
pengambilan data meliputi dokumetnasi, observasi dan wawancara. Teknik
pengolahan data dengan editing, koding, dan tabulasi yang selanjutnya dianalisis
dengan tabel ferkuensi dan tabel silang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Karakteristik penambang bijih
timah yaitu: a) Jenis kelamin penambang sebagian besar laki-laki (89,13%). b)
umur penambang sebagian besar kelompok umur 31-40 tahun (42,39%). c)
Tingkat pendidikan sebagaian besar tamat SD (39,13%). d) Tanggunagn rumah
tangga sebagian besar 3-4 orang (18,48%).e) pekerjaan sampingan sebagian besar
petani (33,70%). 2) Kegiatan penambang bijih timah yaitu: a) Tahap pemeriksaan
bijih timah dan lokasi penambangan, kelompok penambang melakukan pencarian
sendiri dalam satu kali pencarian dan selanjutnya dapat dilakukan ; b) Lama jam
kerja dalam sehari yang dilakukan kelompok penambang yaitu 10-12 jam; c)
Kepemilikan alat penambangan merupakan milik kelompok sendiri. 3) Total
pendapatan rumah tangga masuk kategori rendah (<Rp 4.066.667) sebanyak
53,26%. 4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang bijih timah : a)
Tingkat sejahtera II sebanyak 41,30%; b) Tingkat sejahtera III sebanyak 32,61%;
dan c) Tingkat sejahtera III Plus sebanyak 26,09%.
Kata kunci : Tambang bijih timah, tingkat kesejahteraan rumah tangga.Novita Pipit Elva2012-12-13T00:54:20Z2019-01-29T17:44:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8675This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/86752012-12-13T00:54:20ZPENGEMBANGAN BLOG SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN BIOSFER UNTUK SISWA SMA KELAS XI IPSTujuan penelitian ini untuk: menghasilkan blog sebagai sumber belajar
geografi pada pokok bahasan biosfer yang layak untuk siswa SMA kelas XI IPS,
berdasarkan penilaian atau validasi ahli materi, ahli media, guru mata pelajaran
geografi dan Siswa SMA kelas XI IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
development/R&D), produk yang dihasilkan berupa blog dengan materi biosfer.
Validasi terhadap media dilakukan secara bertahap yaitu tahap I oleh ahli materi
dan ahli media, sehingga menghasilkan revisi pengembangan tahap pertama.
Tahap II oleh dua guru mata pelajaran geografi SMA, sehingga menghasilkan
revisi pengembangan tahap kedua, dan tahap III uji coba terhadap 32 Siswa kelas
XI IPS 2 di MAN 1 Yogyakarta dan 30 Siswa kelas XI IPS 1di SMA N 2
Yogyakarta yang menghasilkan revisi pengembangan tahap ketiga serta
menganalisis produk yang telah dinilai dan direvisi, sehingga menghasilkan
produk akhir berupa blog dengan materi biosfer. Alat pengambilan data berupa
angket penilaian yang berbeda untuk masing-masing subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengembanagan blog sebagai
sumber belajar geografi pada pokok bahasan biosfer layak untuk digunakan dalam
pembelajaran. Terbukti ahli materi menilai baik dengan rerata skor 3,89. Ahli
media menilai sangat baik dengan rerata skor 4,56. Guru mata pelajaran geografi
menilai sangat baik dengan rerata skor 4,14. Siswa SMA kelas XI IPS yaitu 32
siswa SMA kelas XI IPS di MAN 1 Yogyakarta menilai sangat baik dengan rerata
skor 4,21 dan 30 siswa SMA kelas XI IPS di SMA N 2 Yogayakarta menilai
sangat baik dengan rerata skor 4,11. Secara umum, sumber belajar berupa blog
dengan materi biosfer yang dikembangkan dinilai layak digunakan sebagai
sumber belajar dan juga dalam pembelajaran di kelas.
Kata Kunci : blog, sumber belajar geografi, biosfer.Izza Novia Ainul2012-12-11T02:33:56Z2019-01-29T17:39:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8564This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85642012-12-11T02:33:56ZSTUDI KASUS PENANGANAN ANAK JALANAN OLEH PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA MELALUI RUMAH SINGGAH ANAK MANDIRI KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini: (1) Untuk
mengetahui pelaksanaan penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh Pemerintah kota
Yogyakarta; (2) mengetahui kondisi anak jalanan di kota Yogyakarta yang pernah
mendapatkan penanganan dari pemerintah kota Yogyakarta; (3) mengetahui kendala yang
dihadapi oleh pemerintah kota Yogyakarta dalam menangani anak jalanan di kota
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Untuk sampel dalam penelitian
berjumlah 25 responden anak jalanan dari jumlah populasi sebanyak 91 responden di RSAM.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, coding dan
tabulasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa (1). Pelaksanaan penanganan anak
jalanan di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa penanganan anak jalanan yang dilakukan
oleh pemerintah Kota Yogyakarta belum efektif dengan persentase 48% (dari 25 responden).
Terbukti dari 25 responden tersebut, yaitu sebanyak 15 responden (60%) pernah
mendapatkan penanganan dari pemerintah Kota Yogyakarta dan 10 responden (40%) belum
pernah mendapatkan penanganan. Dari 15 responden (60%) yang pernah mendapatkan
penanganan, mereka mengaku penanganan yang paling efektif bagi mereka yaitu melalui
rumah singgah sebanyak 52%. (2). Kondisi anak jalanan setelah mendapatkan penanganan
dari pemerintah daerah atau RSAM (64%) mempunyai kehidupan yang lebih mandiri setelah
mendapatkan penanganan atau pembinanan. Hal ini karena pembinaan yang diberi bagi anak
jalanan berupa keterampilan, kewirausahaan dan permodalan. Salah satu program
permodalan dan kewirausahaan yang dicanangkan oleh RSAM yaitu program kewirausahaan
angkringan. (3) Kendala dalam penanganan anak jalanan: a) Tidak mudah untuk mendekati
anak jalanan dalam penanganannya; b) Rendahnya pendidikan orang tua anak jalanan; c)
Faktor MigrasiNilasari Diana2012-12-11T02:33:08Z2019-01-29T17:39:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8562This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85622012-12-11T02:33:08ZTINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEMBAKAU DI DESA GADEN GANDU WETAN KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat
kesejahteraan rumah tangga petani tembakau meliputi 1.) pendapatan petani dari
tembakau, non tembakau, anggota keluarga lain dan total pendapatannya, 2.)
tingkat kesejahteraan, dan 3.) faktor penyebab pasang surut pertanian tembakau.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah petani tembakau dengan populasi 108 jiwa, dilaksanakan
pada bulan April-Mei 2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendapatan rumah tangga petani dari
tembakau dengan kategori tinggi sebanyak 3,70 %, pendapatan non tembakau
kategori tinggi sebanyak 18,92 %, pendapatan anggota rumah tangga lainnya
dengan kategori tinggi sebanyak 15,87 %, total pendapatan petani tembakau
dengan kategori tinggi sebanyak 14,83 %. 2.) Petani dengan rumah tangga
Sejahtera III+ sebesar 6,49 %. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut
pertanian tembakau yaitu curah hujan yang tidak menentu.
Kata kunci: Tingkat kesejahteraan, petani tembakauKurnia Dian Rakhma2012-12-11T02:17:14Z2019-01-29T17:39:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8541This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85412012-12-11T02:17:14ZPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TEAMS GAMES TOURNAMENTS DI SMA NEGERI 1 PLERET, BANTULPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui bukti-bukti proses
peningkatan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan 2) hasil penerapan
TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar Geografi
siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Pleret.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research), berlangsung dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 kali
pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan observasi, serta refleksi dan evaluasi. Subjek penelitian
adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 25 siswa orang yang terdiri dari 15
orang putra dan 10 orang putri. Pengumpulan data menggunakan wawancara, tes
hasil belajar, dokumentasi dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) bukti-bukti penerapan teknik TGT
dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Geografi yang
ditunjukkan dengan perolehan hasil pada siklus II saat pre test 79, 1% meningkat
menjadi 82% pada saat post test, 2) hasil belajar siswa menggunakan teknik TGT
mengalami peningkatan dilihat dari hasil perolehan tes yakni pada saat pre test
siklus II sebesar 78,4 meningkat menjadi 81,4 saat post test.
Kata kunci: TGT, Partisipasi aktif siswa, Hasil belajarKurniasari Anita2012-12-11T02:13:55Z2019-01-29T17:38:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8536This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85362012-12-11T02:13:55ZPROSPEK DAN UPAYA PENGEMBANGAN PARIWISATA CAVETUBING GUA PINDUL DI DESA BEJIHARJO KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Jumlah dan pola kunjungan
serta tanggapan wisatawan mengenai objek wisata cavetubing Gua Pindul (2)
Faktor pendukung dan penghambat pengembangan objek wisata cavetubing Gua
Pindul (3) Prospek pengembangan pariwisata cavetubing Gua Pindul untuk masa
yang akan datang dan (4) Upaya pengembangan pariwisata cavetubing Gua Pindul
untuk masa yang akan datang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di
Gua Pindul Desa Bejiharjo. Populasi penelitian ini yaitu faktor fisik lahan di
sekitar Gua dan non fisik meliputi wisatawan dan pengelola. Seluruh faktor fisik
lahan dijadikan sebagai subjek penelitian sedangkan sampel wisatawan ditentukan
dengan metode insidental purposive sampling dan sampel pengelola dengan
metode purposive random sampling. Jumlah sampel wisatawan sebanyak 100
orang dan sampel pengelola sebanyak 10 orang. Metode pengambilan data yaitu
observasi, dokumentasi, angket (kuesioner) dan wawancara. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu mengelompokan data dalam
tabel frekuensi setelah itu dipersentasekan. Berdasarkan data tabel kemudian
dianalisis ke dalam SWOT yaitu teknik analisis terhadap faktor-faktor internal
(Strengths/Kekuatan dan Weaknesses/Kelemahan) dan eksternal
(Opportunities/Peluang dan Threats/Ancaman).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) Jumlah kunjungan wisatawan
selalu meningkat sejak tahun 2011 hingga tahun 2012, dengan pola kunjungan
terbanyak pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari libur, wisatawan yang
berkunjung pada hari tersebut hingga mencapai 200 – 400 orang, sebagian besar
tanggapan wisatawan 64 % merasa puas dengan objek wisata karena panorama
gua dan atraksi cavetubingnya dan 36 % berpendapat masih banyak kekurangan
untuk sarana dan prasarana di Gua Pindul. (2)Faktor pendukung Objek wisata Gua
Pindul adalah keindahan Gua Pindul yang alami, atraksi cavetubingnya yang
menantang, dan promosi yang gencar, sedangkan faktor penghambatnya yaitu
kecemburuan sosial antar warga, munculnya dua pengelola, dan terbatasnya
sarana dan prasarana (3) Prospek terbaik Gua Pindul untuk masa yang akan
datang adalah dapat menarik lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara
dengan skor SWOT 5,63 (4) Upaya pengembangan terbaik Gua Pindul untuk
masa yang akan datang adalah meningkatkan pertunjukan seni dan budaya
masyarakat untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Gua Pindul dengan
skor SWOT 3,04.
Kata kunci: Gua Pindul, prospek, upaya, pengembangan, pariwisata, cavetubingPRAMESTI ANESTIYA2012-12-11T00:58:52Z2019-01-29T17:38:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8533This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85332012-12-11T00:58:52ZDAMPAK LIMBAH CAIR PABRIK GULA DAN PABRIK SPRITUS (PGPS) MADUKISMO TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI DESA TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan kualitas air
irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan kualitas air irigasi yang teraliri limbah
cair PGPS Madukismo. (2) Perbedaan produktivitas padi di lahan pertanian desa
Tirtonirmolo yang teraliri limbah cair dan lahan pertanian yang tidak teraliri
limbah cair PGPS Madukismo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan kelingkungan (ecological approach). Populasi dalam
penelitian ini adalah air irigasi dan petani pada lahan pertanian di Desa
Tirtonirmolo. Sampel dalam penelitian ini ada dua yaitu air irigasi dan petani.
Sampel air irigasi terdiri dari sampel air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan
air irigasi yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo, sedangkan untuk sampel
petani yaitu sampel petani pada lahan pertanian yang tidak teraliri limbah cair dan
yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo. Teknik pengambilan sampel air
irigasi yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk teknik
pengambilan sampel petani menggunakan teknik purposive random sampling
yaitu pada lahan pertanian yang teraliri limbah cair dan yang tidak teraliri limbah
cair PGPS Madukismo, dan penentuan petani sebagai responden dilakukan secara
acak (random). Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan uji laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis laboratorium, statistik deskriptif dan analisis uji T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil analisis uji laboratorium
pada kualitas air irigasi pada lahan yang tidak teraliri limbah cair PGPS
Madukismo kualitasnya baik untuk irigasi, pada lahan yang teraliri limbah cair
spritus mengalami penurunan kualitas yaitu DHL, Klorida dan Sulfat, pada lahan
yang telah teraliri limbah cair gula memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kualitas air irigasi yaitu pada parameter Persentase Natrium, Klorida dan Sulfat.
(2) Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa nilai t hitung 20,006 dengan taraf
signifikansi 5% hasil perhitungan 2,00. Dengan demikian taraf signifikansi 2,00
lebih kecil dari 20,006 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara produktivitas padi yang berasal dari lahan
pertanian yang teraliri limbah cair dengan produktivitas padi yang berasal dari
lahan pertanian yang tidak teraliri limbah cair PGPS Maduksimo. Perbedaan mean
601,88 lebih besar dari 537,98 menunjukkan bahwa produktivitas padi pada lahan
yang teraliri limbah cair PGPS Madukismo sebesar 602 Kg lebih baik
dibandingkan dengan produktivitas padi pada lahan yang tidak teraliri limbah cair
yaitu sebesar 540 Kg.
Kata kunci: limbah cair, kualitas air irigasi, produktivitas padiFITRIYAH AMIN2012-12-11T00:58:11Z2019-01-29T17:38:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8531This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85312012-12-11T00:58:11ZPEMANFAATAN ANDONG SEBAGAI PENDUKUNG PARIWISATA DI KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan andong sebagai
pendukung pariwisata di Kota Yogyakarta, dalam hal: (1) karakteristik andong,
(2) motivasi wisatawan untuk menggunakan andong, dan (3) pendapat wisatawan
mengenai andong.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian
ini adalah kusir andong, wisatawan, staf Persatuan Olah Raga Berkuda Seluruh
Indonesia (PORDASI), dan staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Yogyakarta. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya: (1) karakteristik andong,
yaitu (a) tarif yang dikenakan kepada wisatawan adalah Rp. 50.000,00 untuk
berkeliling Malioboro, (b) rata-rata jumlah perjalanan mengangkut penumpang
pada hari biasa adalah satu kali. Rata-rata jumlah perjalanan mengangkut
penumpang pada hari libur adalah paling sedikit dua kali dan dapat mencapai
lebih dari empat kali, (c) rata-rata pendapatan kusir andong per hari adalah antara
Rp 50.000,00 sampai Rp. 100.000,00; (2) motivasi wisatawan untuk
menggunakan andong adalah ingin mendapatkan pengalaman baru; dan (3)
pendapat wisatawan mengenai andong adalah (a) sejuk, sangat tradisional, unik,
dan (b) kualitas layanan andong dinilai memuaskan.
Kata kunci: Andong, PariwisataSUSANTI AGUSTINA2012-12-11T00:53:46Z2019-01-29T17:38:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8526This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/85262012-12-11T00:53:46ZPENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN ILMU-ILMU SOSIAL DI SMA N 1 TEMPELPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan, penggunaan dan
kendala dalam penggunaan Buku sekolah Elektronik (BSE) sebagai sumber
belajar dalam proses pembelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk
menggambarkan kesiapan guru ilmu-ilmu sosial, penggunaan dan kendala dalam
penggunaan Buku sekolah Elektronik (BSE) sebagai sumber belajar dalam proses
pembelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel. Informan utama dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dan informan
pendukung adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk
validitas data penulis juga menggunakan trianggulasi sumber. Data yang
terkumpul dianalisis secara deskriptif meliputi tahap reduksi, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kesiapan guru ilmu-ilmu
sosial di SMA N 1 Tempel dalam penggunaan BSE mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial kurang baik hal ini dapat dilihat dari pemahaman guru yang masih kurang
terhadap BSE dan tingkat penguasaan IT yang belum baik 2) Penggunaan BSE
mata pelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel belum terlaksana dengan
baik, para guru dan siswa menggunakan LKS atau buku paket selain BSE dalam
proses pembelajaran 3) Kendala yang dialami dalam penggunaan BSE mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial di SMA N 1 Tempel adalah kesiapan sekolah yang
belum maksimal, sosialisasi dari pihak dinas setempat belum maksimal,
penguasaan IT bagi guru masih tergolong rendah, sarana prasarana sudah
memadai tetapi belum dimanfaatkan dengan maksimal, siswa tidak aktif.
Kata kunci: Buku Sekolah Elektronik (BSE), sumber belajar, ilmu-ilmu sosial, SMAFitriyyah A Anis