Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T20:31:05ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-09-18T02:09:00Z2017-09-18T02:09:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/52782This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/527822017-09-18T02:09:00ZREDEFINISI MAKNA HISTORIS BIMBINGAN DAN KONSELING
SEBAGAI GERAKAN PERUBAHAN SOSIALKemajuan bimbingan dan konseling yang telah terjadi sampai dengan saat ini menyisakan beberapa pertanyaan penting, yakni apakah bimbingan dan konseling telah terimplementasi dengan baik sesuai dengan gagasan historis yang melatarbelakangi kelahirannya itu sendiri? Ataukah elan vital utama dari bimbingan dan konseling telah lama menguap seiring perkembangannya dan menjadikannya tak lebih sebagai alat instrumental-komplementer dalam perkembangan pendidikan yang semakin berwatak neo-liberal?
Dalam paper ini, penulis mencoba memaparkan secara ringkas jawaban terhadap permasalahan di atas yang mencakup tentang, 1). Latar historis dan sosial kelahiran gerakan bimbingan dan kontribusi Frank Parsons sebagai Bapak Bimbingan dan Konseling terhadap arus besar perubahan sosial, dan 2). Identifikasi dinamika perubahan sosial yang telah dan sedang terjadi di Indonesia dan bagaimana dampaknya terhadap perkembangan bimbingan dan konseling.Fathur Rahman Bahrinsyahfathur@uny.ac.id2015-04-07T02:38:16Z2019-01-29T19:57:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14837This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/148372015-04-07T02:38:16ZPERBEDAAN SELF-REGULATED LEARNING ANTARA SISWA OVERACHIEVER DAN UNDERACHIEVER DI SMP NEGERI 2 AJIBARANGPenelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan self- regulated learning antara siswa underachiever dan siswa overachiever di SMP N 2 Ajibarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis komparasi. Populasi penelitian ini yaitu 256 siswa, dan sampelnya sebanyak 46 siswa, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan angket dengan modifikasi skala likert, hasil tes IQ dan hasil akumulasi rapor semester gasal dan genap siswa kelas VII. Ujicoba instrumen menggunakan uji validitas dengan hasil 65 butir angket yang dinyatakan valid, sedangkan uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,917. Teknik menguji hipotesis dengan teknik uji beda (uji-t).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada self- regulated learning antara siswa overachiever dan siswa underachiever kelas VIII SMP N 2 Ajibarang . Hasil ini ditunjukan dari uji hipotesis uji-t dengan hasil perhitungan uji-t (independent samples test) siswa overachiever dan siswa underachiever diperoleh harga t 2,056. Kemudian thitung dikonsultasikan dengan ttabel, diketahui ttabel dengan df
44 yaitu 2,000 dengan demikian thitung > ttabel. Berdasarkan kategorisasi
self-regulated learning siswa overachiever terdapat 17,4% siswa
dikategorikan tinggi, 65,2% sedang, dan 17,4% rendah. Sedangkan self-regulated learning siswa underachiever terdapat 8,7% siswa dikategorikan tinggi, 65,2% sedang, dan 26,1% rendah.
Kata kunci: self-regulated learning, overachiever, underachieverAgastia Galih Fahmigalih.fahmi20@gmail.com2015-04-06T07:29:15Z2019-01-29T19:54:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14732This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147322015-04-06T07:29:15ZPENGARUH EMPATHY TRAINING TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian empathy training terhadap kecerdasan sosial siswa kelas X SMA N 1 Depok Yogyakarta. Empathy training sebagai variabel independent merupakan metode untuk memahami, merasakan, dan menunjukkan empati yang tertanam dalam diri individu dengan menggunakna teknik psyco-education, role play, pemberian tugas, dan videotaping.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis quasi-eksperimental dengan desain nonequivalent control group design. Populasi penelitian berjumlah 183 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan ketentuan sampel penelitian memiliki skor rendah pada skala kecerdasan sosial (X<166) dan diperoleh 14 siswa yang terbagi dalam kelompok eksperimen kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berupa skala kecerdasan sosial dan pedoman observasi yang telah melalui uji validasi dari expert judgement dan dinyatakan valid. Reliabilitas skala kecerdasan sosial diuji menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh koefesien 0,876 menunjukan tingkat reliabilitas yang tinggi. Analisis hipotesis menggunakan uji MANOVA melalui program SPSS ver 16.00.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian empathy training terhadap tingkat kecerdasan sosial siswa yang dilihat dari koefesien W sebesar 0,447 dan mendekati 0. Pengaruh pemberian treatmen tersebut bersifat positif yang ditunjukkan dari peningkatan rata-rata (mean) skor pada kelompok eksperimen dari 1,807 menjadi 2,087.
Kata kunci: empathy training, kecerdasan sosialTri Tri Astuti Yuliandarituti.tri3@gmail.com2015-04-06T06:54:32Z2019-01-29T19:54:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14730This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147302015-04-06T06:54:32ZUPAYA MENURUNKAN PROKRASTINASI AKADEMIK MELALUI SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII A MTs N SLEMAN KOTAPenelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik siswa kelas VIII A MTs N Sleman kota melalui self-regulated learning.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A MTs N Sleman kota yang berjumlah 33 siswa diambil dengan menggunakan teknik purposive sample. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama terdiri dari 2 tindakan, dan pada siklus kedua juga dilakukan dalam 2 tindakan. Tindakan yang diberikan berupa evaluasi diri dan monitoring, pengaturan tujuan dan perencanaan, memonitor pelaksanaan strategi dan memonitor hasil strategi. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala prokrastinasi akademik, didukung dengan observasi, wawancara serta dokumentasi. Reliabilitas skala prokratinasi akademik sebesar 0,828 yang artinya memiliki reliabilitas tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-regulated learning dapat menurunkan tingkat prokratinasi akademik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara hasil pra siklus dengan hasil pasca siklus I dan pasca siklus II yang mengalami penurunan skor dari 98,4% menjadi 76,33% dilanjutkan dengan siklus II sehingga menurun menjadi 65,73 %. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara juga menunjukkan penurunan dari siklus I dengan siklus II, perubahan tersebut berupa perilaku serta pemahaman siswa mengenai self-regulated learning dan prokrastinasi akademik saat siklus I dan siklus II.
Keyword: prokrastinasi akademik, self-regulated learningSiti Siti Nur Aidaaii.aida91@gmail.com2015-04-06T06:52:33Z2019-01-29T19:54:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14726This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147262015-04-06T06:52:33ZAKU SENANG TAPI MALUTujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyesuaian sosial yang meliputi latar belakang dan empat kriteria penyesuaian sosial yaitu penampilan nyata, penyesuaian diri terhadap kelompok, sikap sosial dan kepuasan pribadi pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur pasca bebas narapidana.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai bulan Maret. Teknik penentuan subjek dilakukan dengan teknik purposive. Subjek dalam penelitian ini adalah BD dan SL. Setting penelitian dilakukan di Kabupaten Banjarnegara. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan dibantu pedoman wawancara dan observasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknis analisis data menggunakan interaktive model yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang subjek melakukan kejahatan persetubuhan dengan anak di bawah umur adalah karena pola asuh yang salah dari orang tua, bertambahnya usia, terpengaruh dan meniru perilaku teman, dan pada salah satu subjek mengalami konflik batin karena selalu memendam masalahnya sendiri. Penyesuaian sosial ditentukan oleh empat kriteria, yaitu (1) Penampilan nyata, dari perilaku subjek penelitian tidak semuanya sopan, cara bicara pun tidak semuanya santun dan salah satu subjek terbiasa mengeluarkan kata-kata kasar. (2) Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok. Subjek penelitian berusaha menyesuaikan diri dengan kelompok keluarga, dengan sering berada di rumah dan membantu orang tua. Penyesuain teman sebaya dengan selaturahmi ke rumah teman dan lebih sering membagikan rokok. Penyesuaian dengan masyarakat, salah satu subjek menyapa masyarakat jika bertemu dan satu subjek lagi tidak melakukan usaha penyesuaian dengan masyarakat. (3) Sikap sosial, kedua subjek cenderung menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan, baik terhadap interaksi sosialnya maupun terhadap peran sosialnya. (4) Kepuasan pribadi, kedua subjek merasa puas dengan kontak sosialnya dengan keluarga, namun kurang puas dengan teman sebaya dan tidak puas dengan masyarakat sekitar. Selain itu kedua subjek juga merasa tidak puas dengan peran sosialnya sebagai anggota biasa dan pasif.
Kata kunci: penyesuaian sosial, pelaku persetubuhan, pasca bebas narapidanaAmalia Amalia Rizki Hatifahamelya1992@yahoo.com2015-04-06T06:51:50Z2019-01-29T19:54:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14723This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147232015-04-06T06:51:50ZPERILAKU VANDALISME PADA REMAJA DI KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk vandalisme dan faktor-faktor penyebab perilaku vandalisme remaja di Kabupaten Kulon Progo.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang remaja yang berusia 15 hingga 18 tahun. Setting penelitian mengambil tempat di Kabupaten Kulon Progo. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian terhadap 3 remaja pelaku vandalismes menunjukkan bahwa bentuk-bentuk vandalisme yang dilakukan adalah: (1) ideological; (2) vindicate; (3) play; (4) malicious. Faktor-faktor penyebab perilaku vandalisme: (1) teman sebaya: merasa nyaman dengan teman-temannya membuat subjek mengikuti tindakan vandalisme temannya; (2) keluarga: a) kurangnya kasih sayang dan perhatian menyebabkan subjek melakukan vandalisme sebagai pelarian, b) kasih sayang berlebihan menyebabkan tindakan vandalisme subjek tidak pernah dilarang; (3) media masa: subjek melakukan vandalisme karena terpengaruh film dan video game; (4) lingkungan masyarakat: sikap acuh dari lingkungan masyarakat menyebabkan tindakan vandalisme subjek susah dihentikan.
Kata kunci : vandalisme, remaja.Fajar Fajar Rizki Anggonofajaranggono@gmail.com.2015-04-06T06:51:32Z2019-01-29T19:54:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14720This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147202015-04-06T06:51:32ZPENINGKATAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MELALUI LEADERSHIP GAMES PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan siswa kelas VIIC SMP Muhammadiyah 2 Depok Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui leadership games.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VIIC SMP Muhammadiyah 2 Depok yang berjumah 24 siswa. Penelitian dilakukan dalam 1 siklus yang terdiri dari 5 tindakan yaitu: permainan trust me, misi rahasia, balik karpet, terjerat tali dan kapal livina. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala keterampilan kepemimpinan, observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Reliabilitas skala keterampilan kepemimpinan sebesar 0,823.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan kepemimpinan dapat ditingkatkan melalui leadership games. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara hasil pre test dan post test mengalami peningkatan dari 68,51 meningkat menjadi 75,11. Dari hasil tersebut, penelitian dicukupkan karena kriteria keberhasilan yang ditargetkan yaitu 75% sudah terlampaui dan 19 dari 24 siswa termasuk dalam kategori tinggi. Interpretasi hasil observasi dan wawancara menunjukkan baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor, siswa telah mampu memunculkan sifat kepemimpinan
Kata kunci: keterampilan kepemimpinan, leadership games.Muflichah Muflichah Estianamestiana25@gmail.com2015-04-06T05:01:49Z2019-01-29T19:54:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14716This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147162015-04-06T05:01:49ZPERBEDAAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA AKSELERASI DAN NON AKSELERASI (REGULER) DI SMA NEGERI 1 SRAGENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan interaksi sosial antara siswa akselerasi dan non akselerasi di SMA Negeri 1 Sragen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis komparasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII kelas akselerasi dan non akselerasi. Dari total 246 siswa kelas XII di pilih 31 siswa kelas IPA atau kelas non akselerasi dan 20 siswa kelas akselerasi untuk diambil dalam penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t, tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan yakni: terdapat perbedaan interaksi sosial antara siswa akselerasi dan non akselerasi (Reguler) di sekolah SMA N 1 Sragen. Hal ini dibuktikan dari nilai t_hitung lebih besar dari t_tabel (3,607>2,021) dan nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5% (0,003<0,05). Selain itu, siswa kelas non akselerasi memiliki interaksi sosial lebih tinggi dibandingkan siswa akselerasi di SMA N 1 Sragen. Hal ini dibuktikan dari nilai mean interaksi sosial pada kelas akselerasi sebesar 142,95, sedangkan nilai mean pada kelas non akselerasi sebesar 152,09.
Kata kunci : Interaksi sosial, akselerasi, non akselerasiRamadona Ramadona Prihatamaramadonaprihatama@rocketmail.com2015-04-06T05:01:12Z2019-01-29T19:54:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14709This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147092015-04-06T05:01:12ZHUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA TERHADAP PRODUK DISTRO PADA SISWA KELAS X DI SMA N 4 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro pada siswa kelas X di SMA N 4 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA N 4 Yogyakarta, DIY, dengan sampel yang diteliti sejumlah 140 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling. Alat pengumpulan data berupa skala konformitas dan skala perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro. Uji validitas instrumen menggunakan salah satu validitas isi yaitu validitas logis yang melibatkan expert judgment, sedangkan reliabilitas dengan menggunakan formula alpha Cronbach dengan nilai koefisien 0,873 pada skala konformitas, dan 0,926 pada skala perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro. Analisis data menggunakan teknik korelasi regresi sederhana dengan program SPSS 16.00 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro pada siswa kelas X di SMA N 4 Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,383 dan p = 0.000 (p < 0.05), artinya semakin tinggi konformitas, maka semakin tinggi perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro. Sebaliknya, semakin rendah konformitasnya, maka semakin rendah pula perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro. Sumbangan efektif konformitas pada perilaku konsumtif remaja terhadap produk distro ialah sebesar 14,7%, yang berarti masih ada sumbangan sebesar 85,3% berasal dari faktor lain.
Kata kunci: konformitas, perilaku konsumtif remaja terhadap produk distroZumita Zumita hanafiezumitahanafie@ymail.com2015-04-06T05:00:30Z2019-01-29T19:54:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14708This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147082015-04-06T05:00:30ZEFEKTIVITAS METODE KONTROL DIRI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA BROKEN HOME DI SMK PI AMBARUKMOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode kontrol diri dalam meningkatkan penerimaan diri siswa broken home di SMK PI Ambarukmo.
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan eksperimen kuasi. Desain penelitian yang digunakan yaitu pretest-postest group design. Pemilihan subyek menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pretest, ditentukan yang menjadi subjek penelitian berjumlah 5 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala dan instrumen yang digunakan adalah skala penerimaan diri yang disusun berdasarkan aspek penerimaan dari Jersild (1958) dan didukung dengan observasi dan wawancara. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Reliabilitas skala penerimaan diri sebesar 0,939 artinya memiliki reliabilitas yang tinggi. Pemberian perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 kali sesi.
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikansi p-value sebesar 0,041. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, diketahui hasil uji Wilcoxon Sig. p-value 0,041 <α (α= 0,05) yang artinya H0 ditolak, sehingga disimpulkan ada perbedaan antara hasil pretest dengan hasil posttest kelompok eksperimen. Hasil pretest dan posttest tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi yang menunjukkan ada peningkatan penerimaan diri siswa broken home sehingga disimpulkan bahwa metode kontrol diri efektif untuk meningkatkan penerimaan diri siswa broken home di SMK PI Ambarukmo.
Kata kunci: metode kontrol diri, self control therapyDani Dani Erfiandanierfian@yahoo.com2015-04-06T05:00:14Z2019-01-29T19:54:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14707This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147072015-04-06T05:00:14ZPERBEDAAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 4 KALASAN TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan interaksi sosial antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kesiswaan di SMP Negeri 4 Kalasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak 127 siswa terdiri dari 2 kelas VII dan 2 kelas VIII. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket interaksi sosial. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari validitas alat ukur adalah dengan Corrected Item-Total Corelation. Reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,929. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan interaksi sosial antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kesiswaan dengan perolehan skor signifikansi t sebesar 0,000 dengan p < 0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan interaksi sosial antara siswa yang mengikuti organisasi kesiswaan dengan siswa yang tidak mengikuti organisasi kesiswaan. Maka hipotesis dari penelitian ini teruji dengan Ha diterima dan H0 ditolak. Siswa yang mengikuti organisasi kesiswaan termasuk dalam kategori tinggi dalam kemampuan interaksi sosial, sedangkan siswa yang tidak mengikuti organisasi kesiswaan termasuk dalam kategori cukup. Hasil ini dapat diperkuat dengan melihat nilai mean pada mahasiswa yang mengikuti organisasi sebesar 114.10 dan siswa yang tidak mengikuti organisasi sebesar 51.10.
Kata kunci: organisasi kesiswaan, interaksi sosialFitri Fitri Ayu Lestaripitriiayu@gmail.com2015-04-06T05:00:01Z2019-01-29T19:54:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14704This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/147042015-04-06T05:00:01ZHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP N 15 Yogyakarta, sejumlah 177 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala kepercayaan diri dan skala kecemasan komunikasi interpersonal. Uji validitas instrumen menggunakan product moment dari Pearson, sedangkan reliabilitas menggunakan Alpha cronbach dengan nilai koefisien 0,929 pada kepercayaan diri dan 0,920 pada kecemasan komunikasi interpersonal. Analisis data untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,636 dan p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Koefisien korelasi bertanda negatif (-) memiliki arti bahwa hubungan antara kedua variabel tidak searah, tidak searah artinya jika kepercayaan diri siswa tinggi, maka semakin rendah kecemasan komunikasi interpersonalnya, sebaliknya, jika kepercayaan diri siswa rendah, maka semakin tinggi kecemasan komunikasi interpersonalnya. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta sebesar 40,4%, sedangkan sumbangan sebesar 59,6% berasal dari faktor lain.
Kata kunci : kepercayaan diri, kecemasan komunikasi interpersonalAyu Ayu Lea Lailatussa’diyahaiulealea@gmail.com2015-04-06T04:59:06Z2019-01-29T19:53:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/146992015-04-06T04:59:06ZPELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI EX. RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SMP NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN 2013Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di EX. RSBI SMP Negeri 1 Banjarnegara Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian educational ethnography dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui mengenai pelaksanaan layanan BK di RSBI SMP N 1 Banjarnegara, siswa kelas RSBI yang menerima layanan BK, guru BK yang memberikan layanan BK di kelas RSBI. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif model interaktif Milles & Hubberman. Teknik keabsahan data yang digunakan yaitu teknik triangulasi sumber dan metode.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, perencanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Banjarnegara seperti program kerja, sasaran kegiatan, metode/teknik serta media dan alat yang akan digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling telah disusun menyesuaikan dengan materi layanan yang akan diberikan. Sasaran kegiatan layanan BK difokuskan pada siswa. Metode/teknik serta media dan alat yang akan digunakan juga bervariatif dan disesuaikan dengan materi layanan BK, sehingga siswa dapat tertarik dan semangat dalam mengikuti materi layanan. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Banjarnegara hanya 10 program yang berjalan dari 15 layanan yang meliputi: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan mediasi, layanan konseling perorangan. Kemudian kegiatan pendukung yang juga telah terlaksana yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, dan tampilan kepustakaan. Sementara layanan bimbingan dan konseling yang masih jarang dilaksanakan yaitu layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Evaluasi layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Banjarnegara yang dilakukan guru BK menggunakan metode/teknik serta media dan alat yang bervariatif.
Kata kunci: layanan bimbingan dan konseling, EX. RSBIAnik Anik Wara Setyaningrumanik.woro@gmail.com2015-04-06T04:57:53Z2019-01-29T19:53:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14695This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/146952015-04-06T04:57:53ZPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAH MELALUI TEKNIK EXPRESSIVE WRITING (MENULIS EKSPRESIF) PADA SISWA KELAS XI DISMA NEGERI 2 BANTULPenelitian didasarkan pada kemampuan mengelola emosi marah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bantul yang cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bantul melalui teknik expressive writing (menulis ekspresif).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan model kemmis dan Taggart yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan dengan tiga tindakan, mengungkapkan emosi marah yang sering muncul, mengungkapkan emosi marah yang terkait dengan teman dekat, dan puisi “kemarahan”. Tindakan pada siklus kedua, mengungkapkan emosi marah yang masih terpendam, cara mengekspresikan emosi marah dan menulis surat kepada seseorang yang membuat marah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Bantul yang berjumlah 17 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala kemampuan mengelola emosi marah, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, dan diperkuat dengan analisis data kualitatif (observasi dan wawancara).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik expressive writing dapat meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bantul. Peningkatan yang signifikan dibuktikan dengan hasil skor skala kemampuan mengelola emosi marah dan rata-rata skor pre test 80,70; post test I 95,82; dan post test II 105,88. Hasil tersebut diperkuat dengan wawancara dan observasi yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengelola emosi marah. siswa mampu mengekspresikan emosi marahnya secara tepat, tidak memendam emosi marah secara terus menerus, mampu merefleksikan diri, dan mampu meredakan emosi marah apabila pikiran negatif mulai muncul agar emosi marah tersebut tidak meluap-luap. Selain itu, siswa memiliki motivasi untuk berubah dalam mengungkapkan emosi marah ke arah yang lebih baik lagi.
Kata kunci: kemampuan mengelola emosi marah, expressive writingYeni Yeni Dwi Rejekiyenidwi92@yahoo.com2015-04-06T04:57:38Z2019-01-29T19:53:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14691This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/146912015-04-06T04:57:38ZPSK BERSERAGAM PUTIH ABU-ABU(Studi Kasus tentang Gaya Hidup Hedonisme Pelajar yang Bekerja Sebagai PSK)Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengetahui pemenuhan kebutuhan gaya hidup hedonisme siswa yang bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) melalui dimensi gaya hidup dan faktor-faktor yang melatarbelakangi seorang pelajar menjadi seorang PSK.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah 4 orang pelajar, yaitu 3 orang pelajar SMA dan 1 orang pelajar SMK yang bekerja sebagai PSK. Lokasi penelitian berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data berlangsung mulai bulan Februari sampai dengan bulan April 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model, yaitu dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Faktor yang melatarbelakangi keempat subyek menjadi PSK adalah faktor ekonomi; 2) Hasil penelitian selanjutnya ialah subyek BB, AT dan SR mempunyai penilaian gaya hidup hedonis dengan pemenuhan kebutuhan gaya hidup hedonis melalui banyaknya harta yang dimiliki serta barang-barang mewah. Sedangkan subyek SC memiliki penilaian gaya hidup sederhana dan pemenuhan kebutuhan gaya hidup yaitu dengan berhenti dari dunia prostitusi dan mampu mengeluarkan kekasihnya dari penjara.
Kata kunci: pemenuhan kebutuhan gaya hidup hedonisme, pelajar sebagai PSKEka Eka Wahyu OctavianiIkkoul.ikkoul050@gmail.com2015-04-06T04:57:24Z2019-01-29T19:53:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14688This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/146882015-04-06T04:57:24ZHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 172 siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan skala dukungan sosial keluarga dan skala efikasi diri dalam memecahkan masalah. Uji validitas menggunakan product moment dari Pearson menghasilkan koefisien sebesar 0,300-0,744 pada dukungan sosial keluarga dan sebesar 0,326-0,657 pada efikasi diri dalam memecahkan masalah. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menghasilkan 0,964 untuk skala dukungan sosial keluarga dan sebesar 0,884 pada skala efikasi diri dalam memecahkan masalah. Analisis data guna menguji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukan dengan hasil analisis korelasi sebesar 0.563 dan p = 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan hipotesis alternatif penelitian diterima yaitu semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang diterima siswa maka semakin tinggi pula efikasi diri dalam memecahkan masalahnya, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial keluarga yang diterima siswa maka semakin rendah pula efikasi diri dalam memecahkan masalahnya. Perhitungan kategorisasi interval dukungan sosial keluarga secara umum siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta memiliki dukungan sosial keluarga yang tergolong tinggi. Hasil kategorisasi interval efikasi diri dalam memecahkan masalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta secara umum memiliki efikasi diri dalam memecahkan masalah yang tergolong tinggi. Dukungan sosial keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 31,7% mempengaruhi efikasi diri dalam memecahkan masalah.
Kata kunci: dukungan sosial keluarga, efikasi diri dalam memecahkan masalahWilujeng Wilujeng Nur Pratiwiwilujeng.pratiwi@gmail.com2015-04-06T01:36:35Z2019-01-29T19:33:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14114This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141142015-04-06T01:36:35ZDUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI STRATEGI COPING PADA PENGIDAP PENYAKIT DIABETES MELLITUS(Studi Kasus di Desa Jaban Sinduharjo Ngaglik Sleman)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan psikologis yang sering dialami oleh pengidap penyakit diabetes mellitus, mendeskripsikan strategi coping yang digunakan oleh pengidap penyakit diabetes mellitus dalam mengatasi permasalahan psikologisnya, mendeskripsikan bagaimana pengaruh dan bentuk dukungan sosial sebagai strategi coping pada pengidap penyakit diabetes mellitus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi penelitian ini di Desa Jaban Sinduharjo Ngaglik Sleman. Subjek penelitian ini adalah 4 orang pengidap penyakit diabetes mellitus namun tetap terlihat sehat dan dapat melakukan akitifitas sehari-hari seperti biasa, nampak tegar tidak seperti pengidap penyakit diabetes mellitus pada umumnya yang memiliki permasalahan psikologis, bertempat tinggal di Desa Jaban Sinduharjo Ngaglik Sleman. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data menggunakan konsep Miles & Huberman. Miles & Huberman menggunakan interactive model yang mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan permasalahan psikologis yang muncul pada pengidap penyakit diabetes mellitus berbeda-beda, strategi coping yang digunakan subjek yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping mampu mencegah dan mengurangi permasalahan psikologis yang muncul, subjek mendapatkan dukungan sosial yang baik dari orang-orang terdekat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan subjek menjadi lebih stabil dan membaik.
Kata kunci: strategi coping, dukungan sosial, penyakit diabetes mellitusAriffani Ariffani Fatmawantifandraf@ymail.com2015-04-06T01:34:46Z2019-01-29T19:31:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14071This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140712015-04-06T01:34:46ZPENINGKATAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI BUSANA BUTIK 1 SMK N 1 BAWANG BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan berpikir kreatif siswa melalui metode pembelajaran berbasis projek pada siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK N 1 Bawang Banjarnegara.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian kelas XI Busana Butik 1 SMK N 1 Bawang Banjarnegara yang berjumlah 29 siswa. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive yaitu penentuan subjek dengan pertimbangan tertentu. Penelitian dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru bimbingan dan konseling, serta guru mata pelajaran kewirausahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah skala berpikir kreatif dan pedoman observasi. Uji Validitas menggunakan expert judgment. Reliabilitas skala berpikir kreatif sebesar 0,904 artinya memiliki reliabilitas yang tinggi. Metode pembelajaran berbasis projek dilakukan dalam satu siklus yang terdiri dari satu tindakan enam kegiatan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kondisi awal berpikir kreatif siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK N 1 Bawang Banjarnegara tergolong rendah. Kondisi ini dibuktikan dari hasil pre-test dengan skor rata-rata berpikir kreatif siswa 102,79 dan dikategorisasikan dalam berpikir kreatif rendah. (2) Dalam penelitian ini diberi tindakan metode pembelajaran berbasis projek dalam satu siklus satu tindakan yang meliputi enam kegiatan melalui ceramah, studi kasus, diskusi kelompok, presentasi, simulasi, dan pengisian lembar kerja yang menyebabkan tingkat berpikir kreatif siswa kelas XI Busana Butik 1 SMK N 1 Bawang Banjarnegara meningkat. Peningkatan berpikir kreatif siswa dibuktikan dari hasil post-test skor berpikir kreatif rata-rata sebesar 168,93 dan dikategorisasikan dalam berpikir kreatif tinggi. Peningkatan rata-rata skor berpikir kreatif siswa dari pre-test ke post-test yaitu sebesar 66,14. (3) Observasi pada saat pemberian tindakan untuk peningkatan berpikir kreatif menunjukkan antusiasme tinggi dalam metode pembelajaran berbasis projek dari tindakan I, II, III, IV, V, dan VI.
Kata kunci: berpikir kreatif, metode pembelajaran berbasis projekAnggun Anggun Budiyawananggunbudiyawan@gmail.com2015-04-06T01:34:08Z2019-01-29T19:32:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14100This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/141002015-04-06T01:34:08ZTINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 3 KALASAN TAHUN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar pemenuhan kebutuhan pembelajaran siswa beserta alasan pemenuhan kebutuhan pembelajaran siswa di SMP Negeri 3 Kalasan.
Jenis penelitian ini adalah desriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey. Sampel diambil menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 25% dari seluruh populasi yaitu 93 siswa. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah skala pemenuhan kebutuhan pembelajaran siswa di sekolah. Validitas instrumen dilakukan berdasar pada validitas konstruk dengan uji instrument dan menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen. Reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,960 untuk skala pemenuhan kebutuhan pembelajaran siswa. Skala ini dikatkan reliabel karena mendekati 1.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan skor mean dari seluruh siswa sebesar 106,6. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pembelajaran siswa di SMP Negeri 3 Kalasan sudah “terpenuhi” bagi siswa karena skor mean nya berada pada interval 89-131. Pemenuhan kebutuhan pembelajaran siswa baik berdasarkan kondisi internal maupun kondisi eksternal secara keseluruhan sudah terpenuhi karena memiliki skor mean masing-masing 1,84 dan 1,82. Hasil penelitian juga dilihat berdasarkan jenis kelamin dan jenjang kelas. Berdasarkan jenis kelamin, hasil skor mean laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 110,8 dan 102,1, maka keduanya masuk dalam kategori “terpenuhi”. Berdasarkan jenjang kelas, hasil skor mean kelas VII, VIII, dan IX masing-masing adalah 121,9, 94,7, dan 102,6, maka ketiganya masuk dalam kategori “terpenuhi”. Hal ini berarti kebutuhan pembelajaran siswa di SMP Negeri 3 Kalasan dapat dikatakan sudah terpenuhi.. Maka siswa di SMP Negeri 3 Kalasan cenderung mampu untuk mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
Kata kunci: pemenuhan kebutuhan dalam pembelajaranSiska Siska Taurina Fatmawatisiska.taurina@gmail.com2015-04-06T01:33:48Z2019-01-29T19:32:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14098This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140982015-04-06T01:33:48ZMENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional melalui bimbingan kelompok dengan metode role playing pada remaja panti asuhan Nurul Haq.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam satu siklus menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subyek penelitian ini adalah 24 anak panti usia remaja, dengan subyek penelitian yang berusia antara 12-21 tahun yang memiliki permasalahan sama dalam rendahnya kecerdasan emosional. Jenis tindakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah bimbingan kelompok role playing. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala kecerdasan emosional, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Analisis data kecerdasan emosi dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bimbingan kelompok dengan metode role playing dapat meningkatkan kecerdasan emosi remaja panti asuhan Nurul Haq. Setelah pelaksanaan tindakan 1 yaitu kegiatan role playing yang meliputi persiapan, pelaksanaan role playing, dimana kelompok A sebagai pemeran role playing dan kelompok B sebagai pengamat, diakhiri dengan diskusi. Kemudian dilanjutkan tindakan 2 yaitu kegiatan role playing yang meliputi persiapan, pelaksanaan role playing kedua, dimana kelompok B bergantian sebagai pemeran role playing dan kelompok A sebagai pengamat, diakhiri dengan diskusi. Setelah tindakan 2 selesai diakhiri dengan refleksi dan evaluasi serta pemberian post test. dan diperoleh peningkatan rata-rata kecerdasan emosi dari rata-rata pre-test 123,63 menjadi 167,75. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan kemampuan dalam memahami kesadaran diri sendiri, mengendalikan emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, saling berempati, dan dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan sesama penghuni panti asuhan.
Kata kunci: kecerdasan emosi, bimbingan kelompok, role playing, remaja panti.Aji Aji Khaerudinadjienomotoe28@yahoo.co.id2015-04-06T01:33:26Z2019-01-29T19:31:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14079This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140792015-04-06T01:33:26ZHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, DIY, berjumlah 127 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Random Sampling. Alat pengumpulan data berupa skala motivasi berprestasi dan skala prokrastinasi akademik. Uji validitas instrument menggunakan validitas isi dengan expert judgment, sedangkan reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien 0,84 pada motivasi beprestasi dan 0,86 prokrastinasi akademik. Analisis data menggunakan teknik regresi sederhana dengan program IBM SPSS 22.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar -0,529 dan p = 0.000 (p <0.05), artinya semakin rendah motivasi berprestasi, maka semakin tinggi prokrastinasi akademiknya. Sebaliknya jika motivasi berprestasi tinggi, maka semakin rendah prokrastinasi akademiknya. Sumbangan efektif dari motivasi berprestasi terhadap prokrastinasi akademik sebesar 28,0%, dengan demikian sumbangan sebesar 72,0% berasal dari faktor lain seperti faktor lingkungan, pola asuh, tugas yang menumpuk, dan sebagainya yang belum diikutsertakan dalam penelitian ini.
Kata kunci: motivasi berprestasi, prokrastinasi akademik.Anggraeni Citra Dewic.anggraeni81@yahoo.co.id2015-04-06T01:32:15Z2019-01-29T19:31:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14065This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140652015-04-06T01:32:15ZPENINGKATAN SIKAP EMPATI MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 BERBAH SLEMAN TAHUN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap empati siswa kelas VIID melalui metode sosiodrama di SMP Negeri 2 Berbah.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Proses penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian 32 siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Berbah. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan skala sikap empati. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini dengan validitas konstrak. Reliabilitas skala sikap empati diuji menggunakan Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan sikap empati siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Berbah yang dilihat dari skor skala sikap empati siswa yang menunjukkan pre-test nilai rata-rata sikap empati mereka adalah 75,9 atau 56%. Pada post-test I nilai rata-rata mereka meningkat menjadi 95,34 atau 70% meningkat 19,44 atau 14%. Pada post-test II peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,06 menjadi 106,4 atau sebesar 78%. Hasil uji t untuk mengetahui perbedaan skor pre-test dan post-test II menunjukkan nilai t adalah 12,498 berada pada p= 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya sosiodrama dapat meningkatkan sikap empati pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Berbah Sleman.
Kata kunci: sikap empati, sosiodramaNurul Nurul Fatmaningrumnurulfatmaningrum@yahoo.com2015-04-06T01:31:47Z2019-01-29T19:30:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14059This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140592015-04-06T01:31:47ZIDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BERTATO PADA REMAJA KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014(Studi Kasus Tentang Faktor Penyebab dan Dampak Bertato pada Remaja Kota Yogyakarta)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak bertato pada remaja kota Yogyakarta tahun 2014 yaitu studi kasus tentang faktor penyebab dan dampak bertato pada remaja Kota Yogyakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja bertato Kota Yogyakarta namun bukan seluruhnya melainkan sebanyak 6 remaja bertato. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi yang kemudian ditriangulasikan menggunakan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab remaja bertato Kota Yogyakarta beragam meliputi faktor minat, lingkungan, pekerjaan, religiusitas, imitasi tokoh idola dan bentuk ekspresi diri. Dampak yang dialami oleh remaja bertato Kota Yogyakarta meliputi empat aspek yaitu aspek pribadi, aspek sosial, aspek karir dan aspek kesehatan. Aspek pribadi, dampak yang muncul adalah perubahan rasa percaya diri seseorang akibat tato yang dimilikinya. Aspek sosial adalah tanggapan dan perlakuan yang beragam dari berbagai lingkungan masyarakat Kota Yogyakarta. Aspek karir dampak yang dialami oleh subjek adalah keterbatasan dalam mengakses pekerjaan-pekerjaan yang melarang pekerjanya memiliki tato. Dan yang terakhir yaitu aspek kesehatan belum terlihat dampak kesehatan yang serius dari keenam subjek akibat tato yang mereka miliki.
Kata kunci: remaja, tato.Anggit Anggit Praseta Dewaanggitprasetadewa@yahoo.com2015-04-06T01:30:33Z2019-01-29T19:30:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14042This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140422015-04-06T01:30:33ZPENGARUH PENGUATAN POSITIF TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DALAM LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOKPenelitian ini berdasarkan observasi yang menunjukkan ada sekitar 60% siswa yang belum berperan aktif di dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penguatan positif terhadap keaktifan siswa dalam layanan bimbingan belajar pada siswa di SMP Muhammadiyah 2 Depok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pra eksperimen dengan desain One-Group Pretest Posttest Design.Populasi dalam penelitian ini semua siswa di SMP Muhammadiyah 2 Depok, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas VII B sebagai kelas penelitian. Pengambilan sampel menggunakan sistem cluster sampling. Alat ukur utama yang digunakan adalah lembar observasi keaktifan siswa dan lembar pedoman observasi penguatan positif. Analisis data untuk penelitian ini menggunakan uji-t.
Perhitungan uji-t menggunakan skor mentah pretest dan posttest hasil observasi keaktifan siswa saat layanan bimbingan belajar. Dari hasil uji-t diketahui nilai t =-3,312 dengan p=0,003 (p<0,05). Dengan demikian ada pengaruh penguatan positif terhadap keaktifan siswa dalam layanan bimbingan belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh guru BK dapat memberikan bimbingan belajar dengan menggunakan penguatan positif seperti memberikan pujian, tepuk tangan, hadiah, acungan jempol, dan senyuman untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Kata kunci: penguatan positif, keaktifan siswa, siswa kelas VII.Bunga Bunga Mahayu Sukmabungamahayusukma@gmail.com2015-04-06T01:29:56Z2019-01-29T19:30:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14039This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140392015-04-06T01:29:56ZPENINGKATAN KESIAPAN MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 NGAGLIKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui bimbingan kelompok pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Ngaglik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (Class Action Reseach). Model penelitian ini mengacu pada Kemmis dan McTaggart. Subyek penelitian ini berjumlah 31 siswa dalam satu kelas. Obyek penelitian ini adalah kesiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala, observasi dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah skala kesiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan tabulasi data secara kuantitatif berdasar hasil tindakan dan dideskripsikan berupa kalimat dan data konkrit. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus dengan lima tahapan tindakan, yaitu pemberian tugas referensi program studi dan perguruan tinggi, diskusi kelompok kecil, expository diikuti diskusi kelas, teknik pemecahan masalah dan diskusi kelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Ngaglik. Peningkatan kesiapan siswa dapat dilihat dari perbandingan hasil pre test yang menunjukkan kategori kesiapan sedang dengan skor rata-rata 30,41 dan hasil post test berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 37,90, naik 15,6% dari kondisi sebelum tindakan dilakukan. Selain itu, peningkatan dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara terhadap siswa yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan alasan pemilihan prodi dan perguruan tinggi, peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun jadwal kegiatan, peningkatan kemampuan siswa dalam mengenali dan merumuskan pilihan-pilihan cara penyelesaian permasalahan belajar dan peningkatan aspek-aspek kesiapan yang lain.
Kata kunci: kesiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, bimbingan kelompok.David David Wahyullahdaveedurack@ymail.com2015-04-06T01:29:34Z2019-01-29T19:30:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14050This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140502015-04-06T01:29:34ZDINAMIKA PSIKOLOGIS KORBAN BULLYING DI SMP NEGERI 1 SEYEGANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis yang dialami oleh korban tindakan bullying yang berada di SMP Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek diambil menggunakan teknik purposive (subjek bertujuan) sebanyak 3 subjek serta 3 key informan siswa terdiri dari 2 kelas VIII. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menguji keabsahan data yang didapat, peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi data yang digunakan adalah sumber dan metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan verifikasi.
Hasil penelitian ini adalah (1) Tindakan bullying yang sering terjadi adalah bullying fisik serta bullying verbal. (2) Dalam bentuknya, tindakan bullying yang sering terjadi adalah fisik dan non fisik. Fisik seperti ditampar, mendorong kepala, mengoles-oleskan minyak fresh care, menyembunyikan barang korban bahkan merusaknya sedangkan non fisik yaitu verbal yang berupa diancam, diberi nama atau labeling, intimidasi serta berkata menekan. (3) Penyebab terjadinya tindakan bullying karena pelaku merupakan siswa yang mendominasi kelas. (4) Dalam proses tindakan bullying, pelaku melancarkan aksinya pada korban yang pendiam serta para korban yang takut kepada pelaku. (5) Akibat yang ditimbulkan dari tindakan bullying adalah korban menjadi pemarah, sebal, takut, menjadi pendiam serta menjadi pelaku tindakan bullying. (6) Coping dari tindakan bullying ini, guru belum bertindak secara tegas untuk meyelesaikan permasalahan yang terjadi sedangkan pada siswa yang menjadi korban tindakan bullying masih takut untuk berani melawan pelaku.
Kata Kunci: (dinamika psikologis korban bullying)Dyah Dyah Ayu Ambarwatiayuudiya@gmail.com2015-04-06T01:20:53Z2019-01-29T19:29:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14034This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140342015-04-06T01:20:53ZPENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN AGAMA PADA MASA DEWASA DINI YANG MEMILIKI ORANG TUA BERBEDA AGAMA DI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pemilihan agama pada masa dewasa dini yang memiliki orang tua berbeda agama dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan agamanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang dewasa dini yang memiliki orang tua berbeda agama. Setting penelitian berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model, yaitu dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek GP dan MN mengambil keputusan pemilihan agama dengan menggunakan alternatif kebebasan memilih agama yaitu memutuskan sendiri agama pilihannya. Selanjutnya subjek SA mengambil keputusan pemilihan agama memilih alternatif kesepakatan dari orang tua, karena orang tuanya telah sepakat agama anak mengikuti agama Ibu yang dipilih SA hingga dewasa. Hasil penelitian berikutnya adalah faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan agama. Faktor internal ketiga subjek adalah motivasi karena ketiga subjek memiliki motivasi kuat sebagai pendorong memilih agamanya. Faktor eksternal GP adalah lingkungan institusional karena selama 11 tahun bersekolah di sekolah berbasis agama sedangkan SA dan MN adalah lingkungan keluarga karena agama mayoritas di keluarga yang paling dominan mempengaruhi pengambilan keputusan agama subjek.
Kata kunci: pengambilan keputusan, pemilihan agama, dewasa dini.Yana Yana Fitriayanafitria12@gmail.com2015-04-06T01:20:16Z2019-01-29T19:29:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14031This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140312015-04-06T01:20:16ZUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 BANTULPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Bantul. Metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang meliputi unsur saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok,
Penelitian ini menggunakan CAR (Classroom Action Research) dengan subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Bantul yang berjumlah 19 siswa diambil dengan menggunakan teknik purposive. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tindakan. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan skala motivasi belajar, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Analisis data menggunakan analisis data kuantitatif. Reliabilitas skala motivasi belajar sebesar 0,892 artinya memiliki reliabilitas yang tinggi. Materi yang digunakan sebagai pendukung pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik adalah mata pelajaran geografi. Jenis kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan teknik jigsaw yaitu membaca, diskusi kelas pakar, laporan kelompok, tes dan penghargaan kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test siklus I dan post-test siklus II yang mengalami peningkatan dari 49,8% meningkat menjadi 71,2% dilanjutkan dengan siklus kedua sehingga mencapai rata-rata menjadi 78%. Dari hasil tersebut, penelitian dicukupkan karena kriteria keberhasilan yang ditargetkan sebesar 76% sudah terlampaui. Selain itu siswa yang mendapatkan skor kategori tinggi sebanyak 14 siswa dari 19 siswa.
Kata kunci : motivasi belajar, pembelajaran kooperatif teknik jigsawRastri Rastri Medhianarhe_ra@yahoo.co.id2015-04-06T01:16:43Z2019-01-29T19:29:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14027This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140272015-04-06T01:16:43ZKEPEKAAN BUDAYA KONSELOR DALAM KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN GESTALT DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI (SMK YPE) SAWUNGGALIH, KUTOARJO, PUWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan budaya konselor dalam konseling individual dengan Pendekatan Gestalt di SMK YPE Sawunggalih Kutoarjo, Purworejo. Berfokus pada aspek pemahaman konseling multikultural, kepekaan budaya, dan pesan verbal & non verbal/gestures.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik purposive, pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber, yaitu membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu 2 subyek (guru bimbingan dan konseling) dan 6 siswa sebagai key informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ke tiga aspek yaitu: (1) aspek kesadaran konselor terhadap budayanya sendiri, kedua subjek faham dan mengerti budayanya sendiri. (2)aspek pemahaman konseling multikultural, kedua subjek belum memahami konseling multikultural secara teori dan teknik yang relevan digunakan, karena sebelumnya subjek belum pernah mempelajari konseling multikultural. Problematika dalam aspek kepekaan budaya konselor berupa respon konselor akan pemahaman ragam budaya dan sikap penerimaan subjek yang kurang baik dengan wujud prasangka subjek terhadap konseli yang berbeda secara kultur. (3) aspek bahasa verbal kedua subjek dapat dilihat dari komunikasi yang terjalin antara konselor dengan konseli dalam hal ini subjek mengalami kesulitan dalam memahami bahasa daerah konseli. Dalam aspek bahasa non verbal/gestures secara umum subjek mengerti dan memahami bahasa non verbal/gestures.
Kata kunci: kepekaan budaya konselor, konseling individual dengan pendekatan gestaltKiki Kiki Dyan Lestarikikidyan_lestari@yahoo.com2015-04-06T01:16:08Z2019-01-29T19:29:32Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14025This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140252015-04-06T01:16:08ZPENINGKATAN KECERDASAN EMOSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK (BUZZ GROUP) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BERBAHPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa kelas VIII-C melalui metode diskusi kelompok (buzz-group) SMP N 2 Berbah. Diskusi kelompok buzz-group adalah salah satu bentuk diskusi kelompok dengan membagi siswa kelompok besar/ kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan anggota 3-8 siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus secara kolaborasi antara peneliti dan guru BK yang dimulai pada tangggal 26 April sampai dengan 3 Juni 2104. Metode diskusi kelompok dilakukan dalam 2 siklus 6 tindakan dalam 6 pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala, observasi, dan wawancara. Validitas skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment. Reliabilitas skala kecerdasan emosi diuji menggunakan Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskusi kelompok (buzz group) dapat meningkatkan kecerdasan emosi, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya skor rata-rata kecerdasan emosi siswa pada tiap siklusnya, yaitu skor pre-test adalah 96, post-test I adalah 114, dan post-test II adalah 136. Siswa yang memiliki kategori tinggi sebelum tindakan ada 2 (6%), setelah siklus I meningkat sebanyak 11 (34%) siswa, dan meningkat kembali pada siklus II dengan jumlah 29 (91%) siswa. Pelaksanaan diskusi kelompok (buzz group) dilakukan dengan pembagian siswa kelompok kelas menjadi 6 kelompok dengan anggota tiap kelompok 5-6 siswa. Siswa diberikan waktu untuk mendiskusikan materi, lalu diakhir diskusi tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok kelas untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain.
Kata kunci: kecerdasan emosi, diskusi kelompok (buzz-group)Devi Devi Rohmawatideviro22@gmail.com2015-04-06T01:07:57Z2019-01-29T19:29:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14019This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140192015-04-06T01:07:57ZHUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA – ANAK DENGAN PEMAHAMAN BAHAYA SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID TAHUN AJARAN 2013/2014Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi orang tua-anak dengan pemahaman bahaya seks bebas pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Mungkid.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kota Mungkid, khususnya pada siswa kelas XI, dengan subjek penelitian sebanyak 247 siswa. Teknik pengumpulan data pada variabel efektivitas komunikasi orang tua-anak dengan metode angket skala likert, variabel pemahaman bahaya seks bebas menggunakan tes. Penelitian dimulai dengan melakukan uji coba instrumen serta melakukan uji validitas dan reliabilitas. Dari uji validitas dan reliabilitas diperoleh 33 item valid untuk instrumen efektivitas komunikasi orang tua-anak dengan rentang item valid dari 0,287 sampai 0,638, nilai koefisien 0,888 dan 26 item valid untuk instrumen pemahaman bahaya seks bebas dengan rentang dari 0,278 sampai 0,747, cronbach’s alpha 0,871. Analisis hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dengan uji prasyarat uji normalitas dan linieritas.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara efektivitas komunikasi orang tua-anak dengan pemahaman bahaya seks bebas pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Mungkid tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,481 yang berarah positif dalam tingkatan sedang dengan signifikansi 0,000. Artinya semakin efektif komunikasi orang tua dan anak, maka semakin tinggi tingkat pemahaman bahaya seks bebas anak. Komunikasi antara orang tua dengan anak pada kategori baik sebanyak 32 siswa (13,0%), cukup 181 siswa (73,3%), kurang baik 34 siswa (13,8%) dan pemahaman bahaya seks bebas pada kategori baik sebanyak 35 siswa (14,2%), cukup 180 siswa (72,9%), kurang baik 32 siswa (13,0%).
Kata kunci: komunikasi orang tua-anak, bahaya seks bebasFrengky Frengky Riskapondafrengky.riskaponda@yahoo.com2015-04-06T01:05:23Z2019-01-29T19:29:09Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14013This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/140132015-04-06T01:05:23ZPERILAKU COMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWAPerilaku compulsive buying kerap terjadi pada mahasiswa di Yogyakarta. Mahasiswa yang masih tergolong remaja ini berperilaku konsumtif dan kompulsif untuk menunjukkan status dan identitas sosialnya, agar mendapat tempat dalam pergaulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami latar belakang mahasiswa berperilaku compulsive buying, bentuk-bentuk perilaku compulsive buying itu sendiri, dan dampak yang dapat dirasakan akibat perilaku compulsive buying tersebut. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai perilaku compulsive buying dapat diberikan penanganan yang tepat bagi pelaku compulsive buying.
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian adalah tiga mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terdiri dari satu mahasiswa laki-laki berusia 23 tahun, satu mahasiswi berusia 21 tahun, dan satu mahasiswi berusia 22 tahun. Subjek penelitian dipilih menggunakan kriteria yaitu mempunyai kecenderungan belanja berlebihan, dengan merk dan jenis barang yang sama lebih dari satu, baik produk dari luar maupun dalam negeri. Penelitian dilakukan di tempat tinggal subjek yaitu di rumah kos atau kontrakan di kota Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Latar belakang perilaku compulsive buying berupa faktor internal yaitu kepercayaan diri, pengendalian diri, dan ketidak stabilan emosi, sedangkan faktor eksternal berupa keluarga, teman, media masa, dan lingkungan sekitar. 2) Perilaku compulsive buying pada ketiga subjek beragam. Subjek I ADP menyukai hem flannel dan kaos distro, dengan frekuensi berbelanja 2 atau 3 kali dalam sebulan, durasi 2 jam setiap pembelian, dan tergolong intensitasnya masih ringan atau tergolong low (borderline) level dengan skor CBS sebesar 2,15. Subjek II, IML menyukai sepatu dan tas, dengan frekuensi berbelanja hampir setiap minggu, durasi berbelanja 2-6 jam, sehingga intensitasnya tergolong cukup kuat atau disebut juga dengan medium (compulsive) level dengan skor CBS sebesar 2,85. Subjek III, DNP menyukai krim perawatan wajah, dengan frekuensi setiap awal bulan berbelanja lebih dari sekali, durasi berbelanja 2-3 jam, tergolong intensitas sedang atau dapat dikatakan low (borderline) level dengan skor CBS sebesar 2,23. 3) Dampak perilaku compulsive buying yaitu: menambah kepercayaan diri, kepuasan diri, penyesalan, boros, berhutang, dan mendapat teguran.
Kata kunci: perilaku compulsive buying, mahasiswaHanis Hanis Rahajengeldezt_gramarye@yahoo.com2015-04-02T00:21:52Z2019-01-29T19:18:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13716This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/137162015-04-02T00:21:52ZPERBEDAAN PERILAKU AGRESIF SISWA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS XI SMK N 3 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku agresif siswa ditinjau dari pola asuh orang tua pada kelas XI SMK N 3 Yogyakarta.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini diambil dari siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Yogyakarta secara random sampling sebanyak 102 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Penelitian dimulai dengan melakukan uji coba instrumen serta melakukan uji validitas dan reliabilitas. Dari uji validitas diperoleh koefisien validitas item valid bergerak dari 0,351 sampai 0,75 untuk perilaku agresif, sementara koefisien validitas item valid pola asuh bergerak dari 0,271 sampai 0,718. Kemudian uji reabilitas diperoleh koefisien sebesar 0,887 untuk perilaku agresif dan 0,939 untuk pola asuh. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah uji ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara perilaku agesif yang ditinjau dari pola asuh orang tua di SMK N 3 Yogyakarta dengan nilai sig = 0,001 < taraf kesalahan 5% (0,05). Secara umum perilaku agresif siswa di SMK N 3 Yogyakarta termasuk pada kategori perilaku agresif yang tinggi, dimana 66,7 % siswanya mempunyai tingkat perilaku agresif yang tinggi. Pola asuh yang diterapkan masing – masing orang tua siswa berbeda, permisif sebanyak 41,2% siswa, demokratis sebanyak 30,4% dan otoriter 28,4% siswa.
Kata kunci : perilaku agresif, pola asuhMargarani Margarani Retno Saputrimargaranisaputri@gmail.com2015-04-02T00:21:08Z2019-01-29T19:17:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13711This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/137112015-04-02T00:21:08ZPENINGKATAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK BUZZ GROUP PADA SISWA VIII C DI SMP N 1 SENTOLO KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi dengan menggunakan diskusi kelompok buzz group pada siswa VIII C di SMP N 1 Sentolo Kulon Progo.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Proses penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP N 1 Sentolo Kulon Progo yang berjumlah 32 siswa diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala pemahaman kesehatan reproduksi, observasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis data kuantitatif. Reliabilitas skala pemahaman kesehatan reproduksi menggunakan Alpha Cronbach.
Hasil penelitian menunjukan bahwa diskusi kelompok buzz group dapat meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 1 Sentolo Kulon Progo. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor rata-rata pre-test sebesar 74,5 yaitu 51,7%, kemudian meningkat pada post-test I sebesar 98,8 yaitu 68,6% dan pada post-test II meningkat menjadi 116,4 yaitu 80,8%. Hasil uji t untuk mengetahui perbedaan skor pre-test dan post-test II menunjukan nila t adalah 33,102 berada pada 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya diskusi kelompok buzz group dapat meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi pada siswa VIII C di SMP N 1 Sentolo Kulon Progo.
Kata kunci : pemahaman kesehatan reproduksi, diskusi kelompok buzz groupMohamad Mohamad Yogi Prasetyoprastyogie25@gmail.com2015-04-02T00:20:21Z2019-01-29T19:17:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13706This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/137062015-04-02T00:20:21ZEFEKTIVITAS TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini berdasarkan observasi terhadap siswa SMP yang menunjukkan perilaku saling mengejek antar siswa, perkelahian, dan tidak memperhatikan guru ketika pelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menguji keefektivan teknik bermain peran untuk meningkatkan empati siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pretest-postest. Subjek penelitian adalah 40 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kalasan yang diambil menggunakan purposive sampling. Dari 40 siswa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 siswa kelompok kontrol dan 20 siswa kelompok eksperimen. Alat ukur yang digunakan adalah skala empati. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon.
Berdasarkan uji wilcoxon antara hasil pengukuran awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diketahui nilai signifikansi 0,717<0,05, hasil pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diketahui nilai signifikansi 0,001<0,05, hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok eksperimen diketahui nilai signifikansi 0,000<0,05 dan hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok kontrol diketahui nilai signifikansi 0,004<0,05. Dengan demikian teknik bermain peran efektif dalam meningkatkan empati siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh teknik bermain peran dapat dijadikan pertimbangan guru BK maupun guru mata pelajaran dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Kata kunci: bermain peran, empati, siswa kelas VIIIVisit Visit Intan Pertiwivisit.intan.vi@gmail.com2015-04-02T00:19:28Z2019-01-29T19:17:26Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13701This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/137012015-04-02T00:19:28ZPROBLEM-PROBLEM, STRATEGI COPING DAN RESILIENSI MAHASISWA BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problem-problem, strategi coping dan resiliensi mahasiswa Bidikmisi FIP UNY.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif menggunakan jenis penelitian survei. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bidikmisi FIP UNY dengan ukuran populasi 607 mahasiswa. Teknik penentuan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh ukuran sampel 241 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket masalah, skala strategi coping dan skala resiliensi. Validitas instrumen menggunakan validitas konstruk dengan menitikberatkan pada expert judgement. Reliabilitas skala menggunakan analisis uji reliabilitas alpha cronbach. Hasil reliabilitas skala strategi coping sebesar 0,853 dan skala resiliensi sebesar 0,720. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Bidikmisi FIP UNY memiliki masalah pada aspek pengisian waktu luang yaitu sering menunda-nunda pekerjaan saat waktu luang, masalah pada aspek kesehatan dan pertumbuhan fisik yaitu mudah lelah/capek, dan masalah pada aspek sosial yaitu merasa memiliki pengetahuan sempit dalam pergaulan. Sebanyak 71% mahasiswa Bidikmisi FIP UNY menggunakan strategi coping cenderung adaptif dan 91% memiliki resiliensi pada kategori sedang. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa Bidikmisi FIP UNY memiliki strategi coping cenderung adaptif dan memiliki resiliensi sedang.
Kata kunci : problem-problem, strategi coping, resiliensi, mahasiswa Bidikmisi FIP UNYUmi Umi Maslakhatunmaslakhatunumi@yahoo.com2015-04-02T00:19:02Z2019-01-29T19:17:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13699This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/136992015-04-02T00:19:02ZEVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DI SMK KRISTEN 2 KLATENPenelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perencanaan program bimbingan pribadi sosial di SMK Kristen 2 Klaten. 2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial di SMK Kristen 2 Klaten. 3) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hambatan hambatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial di SMK Kristen 2 Klaten.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kristen 2 Klaten. Subyek penelitian ini adalah guru BK dan siswa kelas X dan XI. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model kesenjangan. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan angket. Pengumpulan data dengan guru BK menggunakan wawancara dan dengan siswa menggunakan angket. Analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan pelaksanaan bimbingan pribadi sosial di SMK Kristen 2 Klaten berjalan sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan bimbingan pribadi sosial dilaksanakan secara klasikal dan diluar kelas dengan media papan bimbingan dan mading. Media yang digunakan masih terbatas pada papan bimbingan dan madding saja, kurang variatif dan modern seperti internet. Tujuan dari pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial telah tercapai dengan baik, hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa ke arah positif. Guna pencapaian tujuan yang maksimal antara lain melakukan bimbingan sesuai jadwal dan mengundang siswa maupun siswa datang sendiri ke ruang BK guna melakukan konferensi kasus dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua siswa. Namun tidak semua pelaksanaan layanan berjalan dengan maksimal. Karena beberapa hambatan yang belum terpecahkan. Seperti jenis media yang materinya kurang bervariasi dan terkesan monoton serta siswa kurang terbuka kepada guru mengenai masalahnya.
Kata Kunci: evaluasi, bimbingan pribadi sosialIsmail Ismail Alfatonicamlun11@gmail.com