Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:15:21ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-06-11T03:30:36Z2019-01-29T23:24:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20299This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202992015-06-11T03:30:36ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dilihat dari sasaran, mekanisme pengusulan, pengambilan dana, pemanfaatan dana, dan tugas dan tanggung jawab, serta faktor pendukung dan penghambat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu Staf Seksi SMP Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kota Yogyakarta, Kepala Sekolah dan Guru BK SMP N 15 Yogyakarta, tiga orang siswa SMP N 15 Yogyakarta penerima BSM, serta orang tua ketiga siswa penerima BSM. Objek penelitian ini mengenai implementasi kebijakan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun pelajaran 2012/2013 di SMP N 15 Yogyakarta. Instrumen penelitian yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi, penyajian data, dan verifikasi. Uji validitas data melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran BSM di SMP N 15 Yogyakarta adalah siswa yang memiliki Kartu BSM sebanyak 15 siswa. Mekanisme pengusulan dimulai dari siswa menyerahkan Kartu BSM ke Guru BK. Guru BK merekapitulasi dan memverifikasi data siswa pemilik Kartu BSM untuk dikirim ke Kemdikbud melalui Disdik Kota Yogyakarta. SK penerima BSM dikeluarkan oleh Kemdikbud kemudian ditindaklanjuti oleh sekolah untuk mengambil dana BSM di kantor pos. Dana BSM diambil secara kolektif oleh Guru BK dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani oleh siswa. Dana BSM diserahkan oleh Guru BK kepada siswa dan disaksikan oleh orang tua siswa. Dana BSM dimanfaatkan oleh siswa untuk membeli sepatu, seragam, alat tulis, tas, dan pianika. Tugas yang dilaksanakan oleh sekolah yaitu mendata siswa penerima Kartu BSM, mengirim laporan realisasi dana ke kantor pos dan Disdik Kota Yogyakarta, menerima pengaduan, dan memantau presensi siswa di sekolah. Tugas yang tidak dilaksanakan oleh sekolah yaitu menyusun skala prioritas siswa calon penerima BSM, membuat SK Kepala Sekolah, dan melakukan pembinaan dan evaluasi. Faktor pendukung implementasi: informasi yang diberikan secara rutin dari dinas ke sekolah, adanya rasa saling percaya terkait pemanfaatan dana, penggunaan Data Pokok Pendidikan dan Basis Data Terpadu mampu meningkatkan keakuratan sasaran. Faktor penghambat: pelaksana kebijakan di sekolah kurang beradaptasi dengan mekanisme baru, kurangnya pembinaan bagi siswa penerima bantuan, sulitnya mengumpulkan kuitansi pemanfaatan dana BSM dari siswa, terbatasnya dokumen atau arsip sekolah terkait BSM.
Kata kunci: implementasi, kebijakan, bantuan siswa miskinEsnawati Sri2015-06-11T03:30:34Z2019-01-29T23:24:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20296This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202962015-06-11T03:30:34ZKEBIJAKAN SEKOLAH DALAM PEMANFAATAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pemanfaatan buku sekolah elektronik (BSE) di SMP Negeri 5 Yogyakarta mengenai access atau kesempatan masuknya BSE ke sekolah, survive dan keberlangsungan BSE di SMP Negeri 5 Yogyakarta, efisiensi internal atau output serta efisiensi eksternal atau outcome, dari pemanfaatan BSE di sekolah bagi siswa, guru, serta orangtua. Serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan Buku Sekolah Elektronik di SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Sarana Prasarana, guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan teknik triangulasi subjek atau sumber data dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kesempatan masuknya BSE ke SMP Negeri 5 Yogyakarta (a) adanya kebijakan dari pemerintah pusat mengenai pemberian buku-buku pelajaran atau buku paket BSE ke sekolah, (b) mulai diajarkan pembelajaran e-learning di sekolah. (2) Cara BSE mampu bertahan dan berkelanjutan dilakukan dengan (a) peminjaman secara berkala (per tahun) kepada para siswa di sekolah, (b) dirawat buku-buku paket BSE tersebut, (c) mensosialisasikan penggunaan buku BSE kepada siswa sebagai sumber belajar. (3) Efisiensi internal dari pemanfaatan BSE adalah (a) siswa mendapatkan sumber belajar baru dari sekolah, berupa buku paket BSE, (b) mengajarkan siswa untuk berpikir terbuka dan mencari sumber belajar baru. (4) Efisiensi eksternal dari pemanfaatan BSE ini adalah (a) siswa mampu bersikap cekatan dan efisien, khususnya dalam pemanfaatan BSE digital, (b) guru mampu bersaing dengan tuntutan zaman dengan selalu mencari sumber belajar baru yang menambah kualitas mereka sebagai seorang pengajar. Faktor pendukung pemanfaatan BSE ialah adanya peminjaman buku-buku paket BSE tercetak dari sekolah (perpustakaan). Faktor penghambat dari pemanfaatan BSE ialah Buku-buku BSE hanya menjadi minimun requirement students atau kebutuhan minimal siswa di sekolah
Kata kunci : Kebijakan, Pemanfaatan, Buku Sekolah Elektronik (BSE)Ramadhan Saiful2015-06-11T03:28:21Z2019-01-29T23:24:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20293This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202932015-06-11T03:28:21ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKSTRAKURIKULER PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK-R) DI SMK NEGERI 1 PANJATANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), kendala-kendala yang muncul, dan strategi dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul pada implementasi kebijakan ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMK Negeri 1 Panjatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Panjatan. Subjek penelitian terdiri dari Kepala Sekolah, guru, konselor sebaya, pendidik sebaya, pembina, pengurus dan anggota ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), serta siswa di SMK Negeri 1 Panjatan yang tidak ikut ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kajian dokumen. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi kebijakan ekstrakuri- kuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMK Negeri 1 Panjatan masuk ke dalam tahap tegak. Empat komponen yang mendukung keberhasilan suatu implementasi kebijakan yaitu: a) komunikasi yang berlangsung dengan cukup baik. Tetapi informasi tidak merata ke semua warga sekolah; b) struktur birokrasi berjalan dengan baik; c) sumber daya manusia yang ada masih kurang terlatih. Sumber daya informasi sudah mencukupi; d) sikap dari pelaksana kebijakan sudah baik.; 2) kendala-kendala yang muncul dalam implementasi kebijakan ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMK Negeri 1 Panjatan adalah: sumber daya manusia yang masih kurang terlatih, kurangnya kedisiplinan dari pengurus dan anggota, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung yaitu belum tersedianya ruang khusus untuk ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMK Negeri 1 Panjatan; 3) Strategi untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam implementasi kebijakan ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di SMK Negeri 1 Panjatan adalah: menjalin kerja sama dengan instansi- instansi dari luar sekolah yang terkait, memberikan sanksi untuk anggota dan pengurus yang tidak tertib, dan memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dengan menggunakan ruang kelas yang ada.
Kata kunci: implementasi, kebijakan ekstrakurikuler, Pusat Informasi danKurniawati Susi2015-06-11T03:28:18Z2019-01-29T23:24:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20281This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202812015-06-11T03:28:18ZEFEKTIVITAS PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan anak jalanan di rumah singgah, serta mengetahui efektivitas pendidikan anak jalanan di rumah singgah.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan evaluatif deskriptif kualitatif, sedangkan model evaluasi yang digunakan adalah Discrepancy Model atau model kesenjangan. Subjek dalam penelitian ini meliputi, anak jalanan, pendidik, pengelola rumah singgah, serta masyarakat sekitar rumah singgah. Setting penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Rumah Singgah Anak Mandiri. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles & Huberman, yang terdiri dari empat tahapan, yakni pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan (verifikasi).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1. Pelaksanaan pendidikan anak jalanan di rumah singgah: a. Dalam mengatasi permasalahan anak jalanan, kedua rumah singgah mempunyai tahapan yang sama yakni penjangkauan, masuk rumah singgah, persiapan pendampingan, penerimaan pendampingan, dan pengakhiran pendampingan; b. Dalam pengelolaan, setiap pengelola kedua rumah singgah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; c. Kedua rumah singgah menggunakan bentuk penyelenggaraan pendidikan model layanan rumah singgah (boarding house) dan pendidikan melalui jalur formal; d. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan anak jalanan setiap rumah singgah berbeda- beda, karena kedua rumah singgah menanggani permasalahan anak dengan latar belakang dan karakteristik anak yang berbeda. 2. Efektivitas pendidikan anak jalanan di rumah singgah: a. Rumah Singgah Ahmad Dahlan; pelaksanaan pendidikan anak jalanan belum tercapai secara efektif, karena dari kelima komponen pendidikan anak jalanan rumah singgah hanya mampu mencapai dua standar, yakni standar tenaga pendidik dan kependidikan, serta sarana prasarana. Sedangkan untuk standar tujuan pendidikan, peserta didik, dan isi pendidikan belum tercapai secara efektif. b. Rumah Singgah Anak Mandiri; pelaksanaan pendidikan anak jalanan sudah tercapai secara efektif. Hal tersebut terbukti dari kelima komponen pendidikan anak jalanan, yakni tujuan pendidikan, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, isi pendidikan, serta sarana prasarana sudah mampu mencapai standar ketercapaian minimal yang ada.
Kata kunci : efektivitas, pendidikan anak jalanan, rumah singgahSari Nur Malita2015-06-11T03:28:16Z2019-01-29T23:24:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20279This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202792015-06-11T03:28:16ZKEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Kebijakan Program Keterampilan dengan Sistem Rombongan Belajar bagi Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa(SLB) Pembina Yogyakarta meliputi proses pengambilan kebijakan, implementasi dan monitoring kebijakan, faktor pendukung dan faktor penghambat, serta evaluasi kebijakan berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di lapangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian ini adalah para pengambil kebijakan program, yaitu Kepala Seksi SLB Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY serta Kepala Sekolah SLB Pembina. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) Proses formulasi kebijakan program keterampilan dengan sistem rombongan belajar bagi anak tunagrahita dirumuskan secara top-down berdasarkan pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006. 2) Kebijakan ini diimplementasikan pada masing-masing bengkel kerja yang diampu oleh guru keterampilan dan guru pendamping. 3) Faktor pendukung pelaksanaan kebijakan program ini adalah masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pembelajaran di SLB Pembina Yogyakarta, hal ini dibuktikan dengan adanya Rumah Usaha Tunagarhita yang merupakan wadah untuk mengkaryakan anak-anak tunagrahita setelah lulus. 4) Faktor penghambatnya adalah kurangnya tenaga pendidik dan pandangan negatif masyarakat terhadap anak tunagrahita. 5) Evaluasi kebijakan program dilaksanakan oleh Dikdas dan Dikmen melalui penilaian kuantitatif dengan angket dan observasi.
Kata kunci : kebijakan, keterampilan dengan sistem rombel, tunagrahita.Kurniati Anita2015-06-11T03:28:15Z2019-01-29T23:23:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202772015-06-11T03:28:15ZPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SAMBIREJO KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 2 Sambirejo; bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 2 Sambirejo; kendala yang dialami sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 2 Sambirejo; dan cara sekolah mengatasi kendala untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 2 Sambirejo.
Metode yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang diajukan oleh Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah (1) partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo jika dikaitkan dengan teori Shery Arstein ada pada tingkatan tokenism; (2) bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo yang menonjol adalah supporting agency (pendukung); (3) upaya pihak sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo melalui sosialisasi yang dilakukan perangkat desa pada saat pertemuan rutin, serta mengoptimalkan peran guru dan komite sekolah dengan melakukan pendekatan langsung ke wali siswa (home basic); dan (4) kendala pihak sekolah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD N 2 Sambirejo adalah sebagian besar orang tua siswa adalah perantau; sebagian besar warga kurang peduli dalam hal pendidikan; sebagian besar tingkat ekonomi masyarakat adalah menengah kebawah; dan adanya opini dari masyarakat yang berpendapat bahwa anak lebih baik bekerja daripada sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi.
Kata kunci: Partisipasi, Masyarakat, Penyelenggaraan SD N 2 SambirejoTri Wibowo Adi2015-06-11T03:28:13Z2019-01-29T23:22:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20274This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202742015-06-11T03:28:13ZKEBIJAKAN SEKOLAH DAN PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN DUNIA USAHASETIAWAN ARIF2015-06-11T03:28:11Z2019-01-29T23:22:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20273This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202732015-06-11T03:28:11ZKINERJA GURU SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA DALAM PENCAPAIAN VISI DAN MISIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perumusan visi dan misi SMA Negeri 3 Yogyakarta dan untuk mengetahui kinerja guru dalam pencapaian visi dan misi sekolah di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah guru-guru di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif dengan proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perumusan kebijakan visi dan misi SMA N 3 Yogyakarta dilaksanakan secara musyawarah antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan perwakilan guru. Kepala sekolah mengkomunikasikan visi dan misi sekolah kepada guru melalui rapat yang dilakukan sekolah; (2) Implementasi visi dan misi dalam kinerja guru dapat dirumuskan sebagai berikut: (a) Implementasi visi dan misi dalam kinerja guru pada aspek kompetensi pedagogik sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja guru yang sudah menyelenggarakan pembelajaran mendidik, melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi, memberikan teladan kepada siswa, melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum, melengkapi pembelajaran dengan inovasi, mengembangkan kurikulum sesuai ketentuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan mengembangkan potensi siswa; (b) Implementasi visi dan misi dalam kinerja guru pada aspek kompetensi profesional sudah dilaksanakan guru dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja guru yang sesuai dengan bidang studinya dan melaksanakan pengayaan materi bidang studi, serta melaksanakan penelitian terkait dengan bidang studi tersebut.
Kata Kunci: Implementasi, visi, misi, kompetensi guru, kinerja guruSupriyanto Dwista Pameling2015-06-11T03:28:09Z2019-01-29T23:24:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20294This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202942015-06-11T03:28:09ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN RINTISAN MADRASAH BERTARAF INTERNASIONAL (RMBI) DI MAN YOGYAKARTA IIIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji tentang Implementasi Kebijakan Rintisan Madraasah Bertaraf Internasional (RMBI) di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta III yang dilihat dari segi pengorganisasian dan kegiatan akademik peserta didik RMBI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subyek penelitian yang meliputi Kepala Madrasah MAN Yogyakarta III, satu orang penanggung jawab kelas RMBI, empat pendidik, dan enam peserta didik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan RMBI. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan kajian dokumen. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi Kebijakan Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta III berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, (2) Faktor pendukung meliputi: dukungan dari lembaga pemerintah khususnya departemen agama yang sudah memberikan legal hukum dalam penyelenggaraan program RMBI, respon positif dari masyarakat dengan adanya kebijakan RMBI,dan kurikulum yang digunakan madrasah dalam pelaksanaan kebijakan RMBI (3) Faktor penghambat meliputi: kurangnya pemahaman peserta didik terhadap bahasa asing, kurangnya komunikasi antar orangtua dengan peserta didik RMBI. Rekomendasinya meliputi: madrasah diharapkan dapat lebih memperhatikan kelas RMBI dalam membantu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat berbahasa Inggris dengan lancar, meningkatkan komunikasi antar pendidik dan peserta didik, kegiatan program training motivasi, EQ dan SQ.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Rintisan Madrasah Bertaraf InternasionalAmalia Rosyana2015-06-11T03:27:37Z2019-01-29T23:22:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20270This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202702015-06-11T03:27:37ZDINAMIKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KESETARAAN KEJAR PAKET C DI PKBM MAJU MAKMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji lebih mendalam mengenai dinamika implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan kejar paket C di PKBM Maju Makmur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah ketua penyelenggara, wakil bidang, tutor, dan warga belajar. Hal ini dipilih karena mereka terlibat langsung dalam pelaksanaan program pendidikan kesetaraan dan tahu tentang situasi yang berkembang di lingkungan yang akan diteliti guna mempermudah peneliti dalam pengambilan data. Setting penelitian ini dilakukan di PKBM Maju Makmur. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis adaptasi model interaktif Miles & Huberman (reduksi data, display data, analisis data dan penarikan kesimpulan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan kejar paket C di PKBM Maju Makmur, untuk pelaksanaan pendidikan dan kurikulumnya belum sesuai dengan standar yang ada yakni pada Permendiknas No 3 Tahun 2008, namun untuk evaluasi/penilaiannya sudah sesuai. Hal tersebut terlihat dari: a) Pelaksanaan pendidikan hanya dilakukan satu kali dalam seminggu, kemudian penggabungan siswa yang mengakibatkan pemberian materi pembelajaran juga disamakan. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam menerima materi pembelajaran; b) Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KTSP. Untuk penerapan kurikulum program IPS kelas 2 dan kelas 3 sudah sesuai dengan kurikulum KTSP, akan tetapi untuk penerapan kurikulum kelas 1 belum sesuai karena hanya menggunakan kurikulum program IPS; c) Untuk mengukur evaluasi pembelajaran siswa adalah dengan menggunakan tes semester sebagai acuannya.; 2) faktor pendukung proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan yaitu tersedianya tempat untuk menjalankan kegiatan-kegiatan kejar paket; dan dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak luar. Faktor penghambatnya adalah : a) Masalah minimnya pendanaan, masalah pendanaan ini berimbas kepada masalah lain seperti kurangnya waktu pembelajaran; b) Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang; c) Tidak adanya evaluasi dan tindak lanjut terhadap program yang dijalankan oleh PKBM Maju Makmur.; 3) strategi yang dilakukan PKBM untuk mengatasi hambatan yaitu dengan menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan meminta bantuan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan kepada PKBM; pihak PKBM juga bekerja sama dengan Kepala Desa, Perangkat Desa lainnya, dan Masyarakat untuk mendukung dan ikut berpartisipasi terhadap program yang dijalankan oleh PKBM Maju Makmur.
Kata kunci : implementasi, kebijakan, pendidikan kesetaraan.Agung Nugroho Andhika2015-06-11T03:27:21Z2019-01-29T23:22:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20266This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202662015-06-11T03:27:21ZPENINGKATAN BUDAYA MUTU UNTUK PENCAPAIAN AKREDITASI DI SEKOLAH DASAR WIDORO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan SD Negeri Widoro dalam peningkatan budaya mutu untuk pencapaian akreditasi serta faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan budaya mutu untuk pencapaian akreditasi di SD Negeri Widoro.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, komite, dan beberapa peserta didik di SD Negeri Widoro. Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dengan teknik yaitu hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara lalu dicek dengan observasi dan kajian dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peningkatan budaya mutu di SD Negeri Widoro telah mampu dilaksanakan dengan baik dilihat dari terpenuhinya 4 elemen yaitu usaha perbaikan, kewenangan, penguatan kinerja, dan rasa memiliki. (2) Faktor pendukung dalam peningkatan budaya mutu untuk pencapaian akreditasi di SD Negeri Widoro adalah semangat dari kepala sekolah dan guru, kedisiplinan, kelengkapan sarana dan prasarana, serta ketegasan guru terhadap peserta didik. Faktor yang menjadi penghambat adalah sikap orang tua yang tidak peduli pada pendidikan anak, minimnya biaya pendidikan, peserta didik pasif dalam proses pembelajaran, serta suasana pembelajaran tidak kondusif.
Kata kunci: Budaya Mutu, AkreditasiAdriani Gita2015-06-11T03:27:19Z2019-01-29T23:22:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20261This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202612015-06-11T03:27:19ZPERSEPSI PENGELOLA DAN ORANGTUA TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI SPS ASPARAGUS KENTUNGAN CONDONG CATUR DEPOK SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan persepsi pengelola (pengurus PKK) dan wanita yang mempunyai anak usia dini di Dusun Kentungan terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD); 2) mendeskripsikan persepsi orangtua peserta didik terhadap implementasi kebijakan PAUD di SPS Asparagus Kentungan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah: 1) wanita yang mempunyai anak usia dini dan pengurus PKK yang berjumlah 72 orang; 2) orangtua peserta didik di SPS Asparagus yang berjumlah 56 orang. Sampel diperoleh berdasarkan tabel Krejcie dengan taraf kesalahan 5% dan taraf kepercayaan 95% terhadap populasi, maka diperoleh sampel: 1) untuk wanita yang mempunyai anak usia dini dan pengurus PKK berjumlah 59 orang; 2) untuk orangtua peserta didik di SPS Asparagus berjumlah 48 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.Objek penelitian yaitu penyelenggaraan PAUD dan implementasi kebijakan PAUD. Metode untuk pengambilan data yaitu angket dan wawancara guna mendukung data kuantitatif. Uji validitas instrumen dan uji reliabilitas instrumen menggunakan Koefisien Alfa dengan SPSS 16.0. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskripstif kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persepsi pengelola (pengurus PKK) dan orangtua yang mempunyai anak usia dini di Dusun Kentungan terhadap penyelenggaraan PAUD pada kategori baik sebesar 48,90% dan kategori sangat baik sebesar 51,10%. 2) Persepsi orangtua peserta didik di SPS Asparagus Dusun Kentungan terhadap implementasi kebijakan PAUD pada kategori baik sebesar 76,19% dan kategori sangat baik sebesar 23,81%.
Kata kunci: persepsi, implementasi kebijakan, pendidikan anak usia diniDwithia Ananda2015-06-11T03:27:17Z2019-01-29T23:22:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20259This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202592015-06-11T03:27:17ZKEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendiskripsikan: kebijakan sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja, implementasi kebijakan sekolah, faktor pendukung dan penghambat implementasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru BK, karyawan, dan siswa sebagai pelaku juvenile delinquency. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data di uji menggunakan trianggulasi sumber, teknik dan waktu, kemudian dianalisis dengan menggunakan model interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah kebijakan yang telah mampu mengatasi kenakalan remaja khususnya tawuran. Hasil penelitian menemukan beberapa kebijakan sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja diantaranya 1) penghapusan tonti sebagai upaya pemutusan doktrin antar siswa; 2) tata tertib yang tegas; 3) pembatasan jam siswa berada di sekolah; 4) pengembangan pendidikan karakter dan religius 5) pengubahan budaya “okol” menjadi budaya “akal” melalui kegiatan yang positif. Faktor pendukung implementasi kebijakan yaitu peran komite sekolah yang konsisten dalam mengatasi problem sekolah sedangkan penghambatnya yaitu citra lama sebagai sekolah yang suka tawuran yang masih melekat pada sekolah.
Kata Kunci : Kebijakan Sekolah, Kenakalan RemajaWulandari Ike2015-06-11T03:27:15Z2019-01-29T23:22:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20258This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202582015-06-11T03:27:15ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH TERBUKA DI SMP 4 PANDAK BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Implementasi Kebijakan Sekolah Terbuka di SMP 4 Pandak Bantul Yogyakarta; (2) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Sekolah Terbuka di SMP 4 Pandak Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Setting penelitian, dilakukan di SMP 4 Pandak Bantul Yogyakarta. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah terbuka, wali kelas, guru, dan siswa. Teknik penentuan sampel adalah dengan metode purpossive sampling, dengan sampel berjumlah 16 orang, diantaranya adalah 1 orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepala sekolah, 3 orang wali kelas, 3 orang guru, dan 8 orang siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Sedangkan instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dengan teknik triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Implementasi Kebijakan Sekolah Terbuka di SMP 4 Pandak merupakan alternatif yang dilakukan untuk siswa yang kurang beruntung dalam mengikuti pendidikan di sekolah regular dengan memperhatikan kualitas pelayanan pendidikan. Dalam implementasinya SMP Terbuka memberikan: pelayanan pembelajaran yang setara dengan kelas reguler, membimbing siswa dalam bidang keterampilan, kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan pada jam siang, meningkatkan kepedulian kepada warga sekolah dan masyarakat disekitar sekolah dalam penyelenggaraan sekolah terbuka, menggunakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, keselektifan dalam menerima siswa baru, memberikan beasiswa bagi siswa terbuka. (2) Faktor Pendukung: tersedianya fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk kelancaran belajar siswa, pengarahan kepada siswa agar terus maju,guru-guru yang professional, daya tampung yang tidak terbatas, danpendidikan keterampilan/ lifeskill yang akan mendorong siswa untuk lebih berkembang. Faktor Penghambat: kurang pemahaman masyarakat mengenai kebijakan sekolah terbuka, banyak siswa yang bolos sekolah karena pendidikan untuk kelas terbuka dilaksanakan pada siang hari, banyak siswa yang tidak tertib, masih ada guru yang menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah.
Kata kunci: Implementasi Kebijakan, Sekolah Terbuka, SMP Terbuka 4 PandakZubaidah Siti2015-06-11T03:27:14Z2019-01-29T23:22:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20256This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202562015-06-11T03:27:14ZKEBIJAKAN MUTU DI SEKOLAH SD MUHAMMADIYAH SURONATAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pelaksanaan kebijakan mutu di sekolah, (2) faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan kebijakan mutu di sekolah, (3) solusi untuk menghadapi kendala pelaksanaan kebijakan mutu di sekolah SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan purpossive. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, koordinator bidang di sekolah, karyawan, dan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian dengan pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar observasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Analisis data yan digunakan adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Kebijakan mutu di sekolah merupa- kan upaya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang mencakup tiga segi, yaitu : input, proses, dan output. (2) Faktor penghambat meliputi masih terdapat guru yang kurang menguasai media pembelajaran, minimnya kondisi fisik lahan sekolah, adanya pihak yang kontra dengan kebijakan sekolah, menimbulkan sedikit kecemburuan dan perbedaan pandangan,dan minimnya peranan pimpinan yayasan. Faktor pendukung meliputi tersedianya guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas ,tersedianya sarana prasarana PBM, tersedianya lingkungan PBM yang kondusif, tingginya tingkat kedisiplinan, dan tersedianya faktor lain yang mendukung. (3) solusi untuk menghadapi kendala kebijakan mutu sekolah ialah sosialisasi kebijakan sekolah, optimalisasi peme-nuhan Standar Nasional Pendidikan, penguatan komitmen.
Kata kunci : Kebijakan, Mutu, SD Muhammadiyah Suronatan YogyakartaFarhanti Jensanaris Soska2015-06-11T03:27:10Z2019-01-29T23:22:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20254This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202542015-06-11T03:27:10ZKEBIJAKAN SEKOLAH UNGGULAN PASCA DIHAPUSKANNYA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan sekolah unggulan pasca dihapuskannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan komite sekolah di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara, sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini melalui empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dengan teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kebijakan sekolah unggulan sebagai alternatif dihapuskannya RSBI merupakan keputusan yang diambil kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara atas arahan dari pihak Dinas Pendidikan dengan berdasar Standar Nasional Pendidikan (SNP). (2) Pelaksanaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian, secara keseluruhan berjalan dengan baik.
Kata kunci: Kebijakan Sekolah, Sekolah Unggulan, RSBI.Rahmawati Nur Fitri2015-06-11T03:27:02Z2019-01-29T23:22:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202692015-06-11T03:27:02ZPERSEPSI GURU TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR GUGUS ANGGREK KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik persepsi guru tentang pendidikan karakter guru sekolah dasar Gugus Anggrek Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah guru sekolah dasar Se-Gugus Anggrek yang berjumlah 80 guru, baik berstatus negeri maupun swasta. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa kuosioner berbentuk angket dan wawancara semi terstruktur. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: persepsi guru tentang pendidikan karakter sekolah dasar Gugus Anggrek Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri berada pada kategori “sedang”. Hal ini dikarenakan guru sudah memahami teori pendidikan karakter namun pada penerapannya dalam KBM di sekolah belum seluruhnya optimal. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan karakter, Faktor pendukung : (1) fasilitas; (2) lingkungan; (3) kerjasama dan komunikasi; (4) tanggung jawab. Faktor penghambat : (1) minimnya sosialiasi; (2) lemahnya kepemimpinan; (3) lemahnya kegiatan rutin; (4) lemahnya kegiatan spontan guru.
Kata kunci : Persepsi, Guru, Pendidikan KarakterAdinugroho Sumantri2015-06-11T03:26:42Z2019-01-29T23:22:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20249This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202492015-06-11T03:26:42ZMODAL SOSIAL DALAM PENDIDIKAN BERKUALITAS DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH MUTIHANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur modal sosial yang digunakan dalam pendidikan berkualitas di SD Muhammadiyah Mutihan dan interaksi antar unsur modal sosial dalam pendidikan berkualitas di SD Muhammadiyah Mutihan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Komite Sekolah dan Orangtua siswa SD Muhammadiyah Mutihan. Sampel penelitian dilakukan melalui metode snowball. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Unsur modal sosial yang digunakan dalam pendidikan berkualitas di SD Muhammadiyah Mutihan adalah (a) Kepercayaan (kejujuran, keterbukaan dan animo masyarakat); (b) Jaringan sosial (hubungan yang solid, partisipasi masyarakat, kerjasama dan media sosial sebagai penghubung); (c) Pranata (nilai keagamaan, kejujuran, kedisiplinan, kerapian, keramahan, kebersihan, tata krama sekolah, tata tertib, kontrak belajar dan kontrak kerjasama); 2) Keterkaitan unsur modal sosial dalam pendidikan berkualitas di SD Muhammadiyah Mutihan sebagai berikut: kepercayaan warga sekolah dan masyarakat menciptakan hubungan yang solid, sehingga mendorong untuk saling bekerjasama dan berpartisipasi dalam mencapai tujuan. Sementara itu pranata yang ada dapat memperkuat kepercayaan dan jaringan sosial karena digunakan sebagai pedoman dan tata sosial dalam beperilaku dan menjalin hubungan.
Kata Kunci: Modal Sosial, Pendidikan Berkualitas.Widyansari Fatmawati2015-06-11T03:26:39Z2019-01-29T23:22:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20247This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202472015-06-11T03:26:39ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN MUTU “SKILL CENTER” DI SMK NEGERI 1 MAGELANGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan mutu “SKILL CENTER” di SMK Negeri 1 Magelang, dilihat dari program- program yang dibuat, implementasi program, hasil implementasi, faktor pendukung dan penghambat, serta berbagai upaya yang dilakukan sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum, Koordinator Renbang, Komite Sekolah, Guru, dan Siswa SMK Negeri 1 Magelang. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dengan sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Program-program kebijakan mutu “SKILL CENTER” yaitu: (a) Pengembangan kurikulum; (b) Kerjasama dan partnership dengan luar negeri; (c) Pengembangan organisasi dan manajemen; (d) Pengembangan fasilitas; (e) Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan; (f) Pembinaan kesiswaan; (g) Pengembangan hubungan kerjasama dengan DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri), (h) Pengembangan lingkungan sekolah; (i) Pelaksanaan Renstra (Rencana Strategis); (j) Pengelolaan Unit Produksi dan Teaching Factory; (k) Pendidikan karakter siswa sudah berjalan dengan baik; 2) Implementasi program-program dilihat dari aspek pengorganisasian, aspek interpretasi, aspek aplikasi, sudah terstruktur dan berjalan dengan baik; 3) Hasil implementasi program-program kebijakan sudah sesuai seperti yang ada dalam isi kebijakan mutu “SKILL CENTER”; 4) Faktor pendukungnya yaitu (a) Sekolah menjadi tempat uji kompetensi berstandar nasional dan menjadi sekolah rujukan bagi SMK lain di wilayah Jawa Tengah; (b) Lingkungan sekolah kondusif;(c) Kerjasama/partnership dengan luar negeri seperti: SED-TVET dan SPHEROS Jerman; (d) Memberikan apresiasi terhadap siswa; (e) Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; (f) Sarana prasarana memadai; (g) Kerjasama dengan orangtua, Majelis Sekolah dan DU/DI baik; (h) Semangat/motivasi kerja baik. Faktor penghambatnya yaitu (a) Sosialisasi kebijakan mutu masih kurang; (b) Kemampuan Bahasa Inggris masih terbatas; (c) Kemampuan ekonomi orangtua kurang mendukung; (d) Pembaharuan buku perpustakaan masih kurang; 3) Upaya sekolah yaitu: Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; Pendidikan karakter dan kedisiplinan siswa; Terlaksananya SMM ISO 9001: 2008; Peningkatan kerjasama dengan institusi didalam dan luar negeri.
Kata kunci: Implementasi, Kebijakan Mutu “SKILL CENTER”Hidayat Elvanita2015-06-11T03:26:36Z2019-01-29T23:21:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20238This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202382015-06-11T03:26:36ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ETIKA LALU LINTAS DI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan Pendidikan Etika Lalu Lintas dan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Pendidikan Etika Lalu Lintas di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari Kepala Sekolah, guru, siswa di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kajian dokumen. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi kebijakan Pendidikan Etika Lalu Lintas di SMA Negeri 5 Yogyakarta dilaksanakan melalui kegiatan pengintegrasian kedalam mata pelajaran, budaya sekolah dan pengembangan diri. Pengintegrasian pendidikan etika lalu lintas dalam mata pelajaran dilakukan dengan cara memasukkan etika lalu lintas kedalam silabus dan RPP yang relevan dengan materi yang ada. Pendidikan etika lalu lintas kedalam budaya sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin, keteladanan dan pengkondisian. Sedangkan dalam pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah atau PKS, PMR, dan Pramuka. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Pendidikan Etika Lalu Lintas di SMA Negeri 5 Yogyakarta yaitu faktor Komunikasi yang terdiri atas transmisi dan kejelasan berjalan dengan baik. Faktor Sumber daya anggaran dan fasilitas sarana prasarana masih minim, karena sekolah masih mengandalkan bantuan dana dari dinas pendidikan serta sekolah belum menganggarkan kedalam APBS. Faktor disposisi pelaksana kebijakan cukup baik, karena sekolah telah membangun dan menekankan kedisiplinan selain itu para pelaksana kebijakan atau guru telah mengerti tentang konsep kebijakan pendidikan etika lalu lintas. Faktor Struktur birokrasi mencakup standar prosedur operasi atau SOP dan fregmentasi. SOP mengacu pada pada pedoman yang telah dibuat oleh dinas pendidikan kota Yogyakarta. Koordinasi dilakukan sekolah dengan dinas pendidikan kota Yogyakarta dan astra honda motor.
Kata kunci: implementasi, kebijakan pendidikan, etika lalu lintas, SMA Negeri 5 Yogyakarta.Romzah Furi2015-06-11T03:26:25Z2019-01-29T23:22:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20251This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/202512015-06-11T03:26:25ZBULLYING DI SD NEGERI GONDOLAYU KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bullying dan upaya penanganan yang sudah dilakukan di SD Negeri Gondolayu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian kepala sekolah (key informan), guru, siswa, orang tua siswa, penjaga sekolah dan ibu kantin. Teknik pengumpulan: observasi, wawancara, dan studi dokumen. Untuk analisis: reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan: triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan: Bullying di SD N Gondolayu disebabkan karena perbedaan usia, fisik, pengalaman, karakter dan latar belakang siswa. Bentuk bullying yaitu 1) fisik: memukul, menempeleng kepala, mendorong, menendang, menindih, menyundul kepala, nyrekal, melempar dengan bola, 2) non fisik berupa nama panggilan yang tidak layak, mengejek, memalak, dan mentheleng. Intensitas frekuensi bullying dapat terjadi 1-2 kali dalam sehari dengan orang yang relatif sama, kualitas bullying mulai dari ringan hingga sedang. Penanganan bullying meliputi penegakan tata tertib, pembinaan mental bagi pelaku dan korban, pengawasan agar tidak terulang kembali. Strategi guru kelas dalam penanganan bullying melalui kartu prestasi dan belajar jam ke 0 serta kerjasama dengan orang tua atau pihak terkait seperti psikologi Universitas Gadjah Mada, Rumah Sakit Bethesda dan Sardjito dan Kepolisian Sektor Jetis.
Kata kunci : bullying, penanganan, sekolah dasarIsmiatun Rohmah2015-05-28T02:46:54Z2019-01-29T22:55:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19561This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195612015-05-28T02:46:54ZKESIAPAN SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI SERAYU YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan Kepala Sekolah, Guru serta dukungan Komite Sekolah yang dilakukan SD Serayu Yogyakarta dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri Serayu Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, komite, dan pengawas di SD Negeri Serayu. Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik berarti, hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dicek dengan observasi dan kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah dilihat dari 3 aspek: 1) Kesiapan Kepala Sekolah, yaitu: (a) memotivasi guru baik fisik maupun mental, (b) melaksanakan diklat, (c) memfasilitasi pendistribusian buku dan pendanaan melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS, (d) melaksanakan supervisi dari penyiapan perangkat, pelaksanaan proses pembelajaran & penilaian; 2) Kesiapan Guru, yaitu: (a) guru siap merancang pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan scientific melalui kerjasama atau pembagian tugas dengan guru lain untuk menyusun RPP dengan penilaian autentik, (b) melaksanakan proses pembelajaran, (c) menyiapkan sumber belajar; 3) Dukungan Komite Sekolah, yaitu: (a) memberikan masukan dan dukungan tentang implementasi Kurikulum 2013, (b) melakukan mediasi, c) mendukung dan mengontrol pendanaan. Kendala yang dihadapi, yaitu keluhan guru tentang proses penilaian dan kurangnya partisipasi Komite Sekolah dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013.
Kata Kunci: Kesiapan, Kurikulum 2013Nur Fitriana Ferisya2015-05-28T02:46:51Z2019-01-29T22:55:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19562This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195622015-05-28T02:46:51ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PENDIDIKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN PROVINSI JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pengarusutamaan gender di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang meliputi implementasi PUG pada pendidikan formal dan non formal.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah staf bidang pendidikan non formal yang bertanggung jawab terkait gender, kepala sekolah dan koordinator PKBM pada pendidikan non formal, teknik penentuan subjek ditentukan dengan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan pencermatan dokumen. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi kebijakan pengarusutamaan gender di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dilihat dari proses implementasi kebijakan bahwa dari aspek komunikasi sudah jelas, sumber daya staf yang masih kurang, anggaran dan fasilitas sudah terpenuhi, disposisi yang baik dari pelaksana, penyebaran tanggung jawab jelas serta kerjasama yang baik antar pelaksana kebijakan. (2) Pelaksanaan sosialisasi PUG dilaksanakan pada jenjang pendidikan formal dan non formal oleh Dinas pendidikan Kabupaten Klaten sebagai langkah awal implementasi PUG yakni pada 13 sekolah/lembaga di Kecamatan Prambanan. Sosialisasi diberikan kepada kepala sekolah tiap jenjang pendidikan formal dan ketua PKBM pada pendidikan non formal. Dari kegiatan sosialisasi PUG ada peningkatan wawasan gender dan pengarusutamaannya. (3) Hambatan yang terdapat dalam implementasi kebijakan pengarusutamaan gender dalam pendidikan adalah dana yang hanya bersumber dari APBD serta sumber daya staf yang kurang memadai. Pada sekolah, hambatan dalam implementasi PUG adalah alokasi waktu khusus dalam pelaksanaan kegiatan responsif gender, sehingga PUG dilaksanakan dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran.
Kata kunci: gender, pengarusutamaan gender, pendidikanMalaya Dewi Firdaus2015-05-28T02:46:48Z2019-01-29T22:55:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19564This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195642015-05-28T02:46:48ZPOTENSI SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEMITRAAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Potensi sekolah dalam mengembangkan kemitraan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta; 2) Aktualisasi dari potensi yang dimiliki sekolah dalam mengembangkan kemitraan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang humas, pendidik, peserta didik, dan mitra sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diuji menggunakan metode triangulasi sumber dan teknik dengan membandingkan data yang diperoleh dengan beberapa sumber dan teknik yang berbeda kemudian dianalisis dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Potensi SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta terbagi dalam 4 komponen yaitu: a) individu berupa kepala sekolah dan pendidik memiliki kualifikasi pendidikan yang relevan, memiliki kemampuan melakukan loby-loby, mampu membaca peluang dunia kerja, memiliki attitude dan komitmen yang baik, peserta didik memiliki kemampuan menguasai pelajaran dan disiplin, dan karyawan memiliki kemampuan dalam membuat nota kesepakatan; b) struktural berupa kejelasan visi, misi, dan tata tertib sekolah; c) budaya sekolah berupa komitmen, kedisiplinan, ketekunan, dan kesopanan; d) sarana prasarana berupa lingkungan yang ideal dan hotspot area, sarana prasarana yang sudah lengkap, dan pemanfaatan sarana prasarana yang optimal. Potensi dalam mengembangkan kemitraan berupa: potensi komunikasi, potensi sosial, potensi sarana prasarana, dan potensi akademik. 2) Aktualisasi dari potensi sekolah terwujud dalam 6 bentuk kemitraan yaitu: a) Sekolah dan TNI POLRI adalah wujud dari potensi komunikasi; b) Sekolah dan komite adalah wujud dari potensi komunikasi, potensi sarana prasarana, dan potensi sosial; c) Sekolah dan masyarakat adalah wujud dari potensi komunikasi dan potensi sosial; d) Sekolah dan lembaga adalah wujud dari potensi akademik, potensi komunikasi, dan potensi sosial; e) Sekolah dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) adalah wujud dari potensi akademik, potensi komunikasi, potensi sosial, dan potensi sarana prasarana; (f) Sekolah dan alumni adalah wujud dari potensi sosial.
Kata kunci: potensi, kemitraanNur Utami Isnaniah2015-05-28T02:46:45Z2019-01-29T22:55:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19567This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195672015-05-28T02:46:45ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK LEONARDO KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMK Leonardo Klaten yang meliputi proses perumusan kebijakan dan pelaksanaan berbagai program pendidikan karakter yang ada di SMK Leonardo Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ialah kepala sekolah, empat orang wakil kepala sekolah, dua guru, serta sebelah siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan pencermatan dokumen. Analisis data menggunakan model Interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Proses perumusan kebijakan pendidikan karakter di SMK Leonardo Klaten melalui proses akumulasi, artikulasi, dan berakhir dengan akomodasi dari pihak Yayasan Pangudi Luhur hingga muncul buku Kepangudiluhuran pada tahun 2003 sebagai wujud panduan pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter di tingkat persekolahan. Kebijakan ini disikapi aktif oleh sekolah dalam hal penentuan program pendidikan karakter. Perumusan kebijakan melibatkan dan menekankan kepentingan semua pihak terkait. Progam pendidikan karakter: pendidikan kedisiplinan, pendidikan religiositas, rekoleksi, dan Rabu Kasih. 2) Pelaksanaan program pendidikan karakter berjalan dengan baik dan berhasil karena tujuan menciptakan lulusan yang unggul secara akademik, terampil dan juga berkarakter dapat tercapai. 3) Faktor pendukung meliputi: tingginya komitmen warga sekolah, suasana sekolah, sarana dan prasarana, peran aktif Yayasan Pangudi Luhur Semarang, dukungan orangtua dan komite sekolah, dunia industri dan dunia usaha. Faktor penghambat meliput: rendahnya komitmen guru baru, proses adaptasi siswa dan kurang pemahaman siswa, kurangnya pemahaman orangtua.
Kata Kunci: implementasi kebijakan, pendidikan karakter, SMK Leonardo KlatenSundari Rini2015-05-28T02:45:55Z2019-01-29T22:55:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19560This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195602015-05-28T02:45:55ZIMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL(KEBHINNEKAAN) DI SD MODEL KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implementasi pendidikan multikultural dalam aspek pemahaman, interaksi dan strategi pembelajaran di SD Model Kabupaten Sleman.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian meliputi kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif Hubberman & Milles yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Implementasi pendidikan multikultural dilihat dari aspek; (a) Pemahaman pendidikan multikultural sudah dimiliki kepala sekolah dan guru; (b) Interaksi yang terjadi sangat komunikatif antara kepala sekolah, guru, dan siswa; (c) Nilai-nilai pendidikan multikultural ditanamkan melalui kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas; (d) Strategi pembelajaran melalui pembiasaan rutin dan pembiasaan terprogram serta pengintegrasian ke dalam mata pelajaran, 2) Faktor pendukung meliputi sikap saling menghormati dan menghargai yang timbul dari dalam siswa, komunikasi yang baik, sarana dan prasarana, latar belakang budaya siswa yang beragam, sosialisasi, serta dukungan dari lembaga pemerintah. Faktor penghambat meliputi guru kesulitan mengintegrasikan nilai multikultural pada mata pelajaran tertentu, motivasi siswa masih kurang, kurangnya dukungan orang tua; 3) Solusi dalam mengatasi faktor penghambat yaitu diskusi dengan guru lainnya, pemberian teguran dan diberi solusi serta diadakan open house.
Kata kunci: implementasi, pendidikan multikulturalWidiya Astuti Desi Ristiya2015-05-28T02:45:43Z2019-01-29T22:55:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19557This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195572015-05-28T02:45:43ZPEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DI SMA TAMAN MADYA SE-KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa terhadap pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara di SMA Taman Madya se-Kota Yogyakarta yang terkait dengan profil Ki Hajar dan Taman Siswa, tri pusat pendidikan, teori trikon, sistem among, dan trilogi kepemimpinan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelas X dan XI dengan jumlah 101 responden. Objek penelitian ini mengenai pemahaman siswa terhadap pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara. Instrumen penelitian menggunakan tes. Uji coba instrumen menggunakan uji validasi dan uji reliabilitas. Analisis data menggunakan kategori skor komponen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara di SMA Taman Madya se-kota Yogyakarta berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 69,31%. Dari 101 siswa, sebanyak 70 siswa (69,31%) memliki tingkat pemahaman tinggi, 30 siswa (29,70%) memiliki tingkat pemahaman sedang dan 1 siswa (0,99%) memiliki tingkat pemahaman rendah. Ada lima pokok bahasan yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman tersebut, yaitu (1) Pemahaman siswa terhadap profil Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa berada pada kategori sedang dengan nilai sebesar 68,32% responden (69 siswa). (2) Pemahaman siswa terhadap tripusat pendidikan berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 83,17% responden (84 siswa). (3) Pemahaman siswa terhadap teori trikon berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 59,41% responden (60 siswa). (4) Pemahaman siswa terhadap sistem among berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 88,12% (89 siswa), dan (5) Pemahaman siswa terhadap trilogi pendidikan berada pada kategori tinggi dengan nilai sebesar 78,22% (79 siswa).
Kata kunci: pemahaman siswa, pendidikan, Ki Hajar Dewantara.Surya Tomy Ali2015-05-28T02:45:37Z2019-01-29T22:55:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19555This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195552015-05-28T02:45:37ZPELAKSANAAN PROGRAM MENTORING DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pelaksanaan program mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta; 2) mengetahui hasil program mentoring dalam membentuk karakter siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta melalui pendekatan nilai- nilai Islami.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian terdiri atas wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, pembina mentoring, pengurus mentoring, mentor, dan peserta mentoring. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun dalam analisis data, penelitian ini melalui tiga tahapan analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan program mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta dilaksanakan dengan dua kegiatan yakni kegiatan utama yang secara rutin setiap hari Jumat, dan kegiatan pelengkap untuk peserta mentoring, mentor, dan tim pengelola mentoring; 2) Terdapat tujuh bentuk karakter dasar yang dihasilkan setelah mengikuti kegiatan mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Pertama, Bertambah pemahaman Islam yang benar sesuai dengan Al Quran dan Sunnah. Kedua, eratnya persaudaraan antar siswa mentoring. Ketiga, siswa saling menasehati. Keempat, siswa berprestasi baik bidang keagamaan, akademik dan non akademik. Kelima, siswa beribadah berjamaah di masjid. Keenam, kemampuan siswa dalam membaca Al Quran bertambah. Ketujuh, interaksi yang baik siswa dengan guru, siswa dengan staf, siswa dengan siswa.
Kata kunci: program mentoring, karakter, SMA Negeri 5 YogyakartaPrasetyo Gurino2015-05-28T02:44:07Z2019-01-29T22:55:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19559This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195592015-05-28T02:44:07ZPERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung serta penghambat orangtua dalam melakukan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangan. Subjek penelitian ini adalah orangtua yang ditentukan dengan teknik purposive. Informan penelitian ini adalah 5 guru kelas, 5 orangtua anak berprestasi dan 5 orangtua anak kurang berprestasi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi, serta menggunakan triangulasi sumber dan metode sebagai pengabsahan data. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu data collection, data reduction, data display dan conclusion drawing/ verifying.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Keberhasilan pendidikan anak di SD Muhammadiyah Demangan yaitu dicirikan dengan prestasi, menjadi juara kelas, mengikuti lomba olimpiade dan berkarakter baik; 2) Peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak yaitu memberi contoh dan menyuruh mencontoh, membiasakan belajar, memberi penjelasan, memberi dorongan, menyuruh dan melarang, mengajak berdiskusi, memberi bimbingan dan penyuluhan, mengajak anak untuk berbuat, memberi kesempatan mencoba, menciptakan situasi yang baik, mengadakan pengawasan dan pengecekan, menerapkan pendidikan karakter, serta menerapkan model pola asuh demokratis; 3) Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan anak dapat dilihat dari keadaan jasmani dan psikologis. Anak yang berhasil cenderung tidak memiliki hambatan karena jasmani dan psikologisnya baik, sedangkan anak yang belum berhasil memiliki hambatan psikologis, yaitu masih ada rasa malas, kurang termotivasi, kurang disiplin dan kurang percaya diri; 4) Faktor pendukung dan penghambat orangtua dalam melaksanakan peran edukatif untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu: (a) Faktor pendukung: orangtua memiliki pendidikan baik, memiliki pekerjaan atau penghasilan baik, memiliki waktu untuk mendampingi dan membimbing anak belajar, serta orangtua semakin mudah mengakses informasi dan komunikasi; (b) Faktor penghambat: orangtua memiliki pendidikan rendah, adanya lingkungan dan media massa yang kurang bersahabat, kurangnya waktu luang untuk mendampingi dan membimbing anak secara langsung.
Kata kunci: peran edukatif orangtua, keberhasilan pendidikan anakTrisnawati Dwi2015-05-28T02:26:10Z2019-01-29T22:55:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19554This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/195542015-05-28T02:26:10ZEFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAM BELAJAR MASYARAKAT (JBM) DI KAMPUNG KEPUH RT 50 RW 13 KLITREN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas implementasi jam belajar masyarakat (JBM) di Kampung Kepuh Klitren Gondokusuman Kota Yogyakarta pada Tahun 2013 dan mendeskripsikan dengan merumuskan indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan JBM di Kampung Kepuh Klitren Gondokusuman Kota Yogyakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan subyek pelajar dan orang tua yang terdiri dari Ketua RT, Ketua RW dan warga yang berdomisili di lingkungan Kampung Kepuh. Metode penelitian ini mengadopsi pendapat dari Miles, dan Huberman. Tahapan pegolahan data meliputi: (1) Pengumpulan data, dengan menggunakan studi dokumentasi dan wawancara; (2) Reduksi data, menyisihkan data yang tidak relevan dan membuat ringkasan; (3) Display data, mendeskripsikan data dalam bentuk naratif; (4) Verifikasi dan penegasan kesimpulan, pengambilan kesimpulan yang didapat dari data dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, orang tua yang ada di Kampung Kepuh tidak terlalu memperhatikan belajar anak; 2) Hubungan perhatian orang tua untuk belajar di Kampung Kepuh terlihat dari sikap anak untuk bersemangat bersekolah, efektivitas pelaksanaan JBM tergantung tinggi rendahnya perhatian orang tua; 3) Kendala JBM, yaitu orang tua tidak memberikan perhatian pada pendidikan anak, di antaranya keadaan ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan orang tua lebih fokus pada kegiatan mencari nafkah. Kata kunci : Efektivitas, Implementasi Kebijakan, Jam Belajar MasyarakatPangesdiansyah Irfan2015-05-22T00:27:04Z2019-01-29T22:41:39Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19200This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192002015-05-22T00:27:04ZGAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN SEKOLAH DI SD N 1 PURBALINGGA LORPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang gaya kepemimpinan yang dipakai kepala sekolah dalam perumusan kebijakan sekolah. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dipakai dalam perumusan kebijakan sekolah berpengaruh bagi kemajuan sekolah karena dapat membantu meningkatkan kualitas sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber penelitian adalah kepala sekolah dan guru di SD N 1 Purbalingga Lor. Informan yang diambil seluruhnya ada empat orang guru dan satu kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Moleong yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah SD N 1 Purbalingga Lor dalam perumusan kebijakan sekolah lebih dominan pada gaya kepemimpinan demokratis; (2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis tersebut dapat menjadikan SD N 1 Purbalingga Lor lebih unggul dalam bidang akademik maupun non akademik; (3) Proses perumusan kebijakan sekolah dilakukan oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang demokratis dalam setiap tahapan perumusan kebijakan sekolah, tahap perumusan kebijakannya yaitu sebagai berikut: (a) Penyusunan Agenda; (b) Formulasi Kebijakan; (c) Adopsi Kebijakan; (d) Implementasi Kebijakan; (e) Evaluasi atau Penilaian Kebijakan. Evaluasi kebijakan sekolah di SD N 1 Purbalingga Lor dilakukan setiap akhir semester.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, perumusan kebijakan, kebijakan sekolahFILANDU KARTIKA PANDU2015-05-22T00:27:04Z2019-01-29T22:41:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19201This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192012015-05-22T00:27:04ZIMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN LIVING VALUES DI SD TUMBUH 1 KOTA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan multicultural dan pendidikan living values, tindakan, proses dan evaluasi serta factor pendukung dan factor penghambat.
Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa yang diambil secara purposif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kajian dokumen. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Teknik analisis data yang di peroleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau hipotesis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasilpenelitianmenunjukanbahwa (1) implementasi program pendidikan multicultural dewasa ini sangat penting karena pendidikan multicultural merupakan salah satu usaha untuk menghindari diskriminasi sosial maupun konfliksosial. Program muatan local pendidikan multikultural dan living values sekolah ini memiliki program unggulan yaitusekolah museum dan tumbuh fair dan open house. Pengetahuan mengenai pendidikan multicultural diantaranya yaitu menghargai keberagaman, memahami,dan menerima perbedaan, baik perbedaaan jenis kelamin, agama, suku, etnis, budaya, ras, kepercayaan, kemampuan ekonomi, kondisi strata sosial, selain itu bagaimana siswa bisa menerima temannya yang memiliki perbedaan kemampuan akademik baik yang memiliki kemampuan akademik tinggi maupun rendah, bagaimanasiswabisamenerimaperbedaanprestasibelajar,kondisisiswa normal maupun ABK yang memiliki keterbatasan fisik maupun mental. (2) implementasi pendidikan living values di kembangkan melalui kegiatan morning carpet dan day carpet.(3) (a) faktorpendukungyaitu: Kerjasama orang tua dan guru dan kepala sekolah sangat dibutuhkan, komunikasi,antara kedua belah pihak. Keteladanan orang tua, guru, dan kepala sekolah sangat berperan penting dalam keberhasilan menyusun kerja.Tim manajemen sekolah yang kukuh turut mempermudah proses birokrasi dan administrasi pendidikan sehingga waktu dan tenaga yang dibutuhkan bisa digunakan secara efisien; (b) factor penghambat yaitu waktu yang sempit membuat tujuan pendidikan tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Kata kunci: implementasi, pendidikan multikultural, living values.Utaminingsih Utaminingsih2015-05-22T00:27:04Z2019-01-29T22:41:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19205This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192052015-05-22T00:27:04ZMUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS 3 DI SEKOLAH DASAR BUDI MULIA DUA PANDEANSARI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mutu proses belajar mengajar berdasarkan 3 prinsip child-friendly school menurut UNICEF yaitu proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, partisipasi demokratis, dan inklusif di kelas 3 SD Budi Mulia Dua Pandeansari Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara, dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas 3. Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik yaitu hasil penelitian yang diperoleh dari observasi partisipatif dicek dengan wawancara dan kajian dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu proses belajar mengajar di kelas 3 SD Budi Mulia Dua Pandeansari sudah optimal terlihat dari dilaksanakannya 3 prinsip child-friendly school yaitu: 1) Proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa diwujudkan dengan siswa aktif dalam proses belajar mengajar, penerapan metode belajar yang efektif dan inovatif, memberikan perlindungan dan rasa aman bagi siswa; 2) Proses belajar mengajar partisipasi demokratis diwujudkan dengan melibatkan siswa dalam aktivitas yang mengembangkan kompetensi, membuat keputusan di kelas dan tidak adanya diskriminasi; 3) Proses belajar mengajar yang Inklusif diwujudkan dengan perlakuan dan fasilitas sekolah yang ramah anak, kesetaraan kesempatan, dan menghormati hak anak.
Kata kunci: Mutu, Proses belajar mengajar, SD Budi Mulia DuaCAHYANI SHINTA RATNA2015-05-22T00:27:04Z2019-01-29T22:41:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19206This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192062015-05-22T00:27:04ZPENGAMBILAN KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN MUTU SEKOLAH DI SD NEGERI SURYODININGRATAN 3Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji tentang pola pengambilan keputusan, faktor pendukung, dan penghambat dalam penentuan kebijakan mutu sekolah di SD Negeri Suryodiningratan 3.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf TU, komite sekolah, dan orang tua siswa. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diuji menggunakan triangulasi tehnik. Data dianalisis secara kualitatif dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada dua pola pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan mutu yakni top down dan bottom up yang bersifat akademik dan non akademik. Program top down akademik meliputi diklat, penerimaaan siswa baru, lomba akademik, dan IT dan top down non akademik meliputi pramuka dan sekolah berbasis budaya. Program pengambilan keputusan bottom up akademik meliputi tambahan jam belajar dan studi banding, sedangkan bottom up non akademik meliputi program apel pagi, tata tertib sekolah, kegiatan khusus sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler. (2) Faktor pendukung dalam menentukan kebijakan mutu yaitu adanya komitmen, motivasi, dukungan, komunikasi, kerja sama dari warga sekolah, alokasi dana, fasilitas IT dan partisipasi warga sekolah. (3) Faktor yang menghambat meliputi: kurangnya kekompakan guru setelah kebijakan regrouping sekolah, regulasi guru, kurangnya fasilitas, kurangnya pengetahuan IT bagi guru, keterbatasan anggaran dari pemerintah, kurangnya kerjasama antar tenaga administrasi sekolah.
Kata kunci : pengambilan keputusan, kebijakan mutuISWANDARI NOVIA2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19192This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/191922015-05-22T00:27:03ZPENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN EKSTRAKRIKULER DI SMA NEGERI 8 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman delapan belas nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 8 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru pembina kegiatan ekstrakurikuler, dan siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan model Miles & Huberman, yang terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pendidikan karakter menurut warga SMA Negeri 8 Yogyakarta yaitu pendidikan yang dapat membuat seseorang memiliki kepribadian yang lebih baik agar dapat mempersiapkan diri dalam masyarakat. Penanaman 18 nilai pembentuk karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Yogyakarta dilakukan dengan melakukan pembiasaan, nasehat, serta disisipkan dalam rangkaian kegiatan ekstrakurikuler. Nilai karakter yang diutamakan yaitu nilai kedisiplinan, bertanggung jawab, bersahabat dan komunikatif. Faktor yang mendukung dalam penerapan nilai karakter yaitu: Adanya partisipasi dari guru pembina kegiatan ekstrakurikuler, alumni dan kepala sekolah dengan membuat kegiatan terkait penanaman nilai karakter serta adanya partisipasi siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Adanya slogan dan visi serta misi yang mendukung penanaman nilai karakter di sekolah serta sarana prasarana yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Faktor penghambat dalam penerapan nilai karakter di SMA Negeri 8 Yogyakarta yaitu: banyak kegiatan yang dilaksanakan di sekolah selain kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa, sehingga siswa kesulitan mengatur waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tepat waktu, masih adanya siswa yang kurang mendengarkan nasehat guru dan kurangnya kontrol pada diri siswa sehingga masih ada siswa yang melakukan hal-hal yang kurang baik. Strategi yang dilakukan sekolah untuk menanggulangi hambatan dalam penerapan nilai karakter adalah: dengan memberi nasehat dan keteladanan pada siswa dengan cara menyambut dan memberikan salam pada siswa setiap pagi di gerbang sekolah, memberikan motivasi, sekolah sudah mulai membuat perencanaan program yang berkaitan dengan penanaman beberapa nilai karakter.
Kata kunci: nilai karakter bangsa, SMA Negeri 8 YogyakartaFitriani Lia2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19193This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/191932015-05-22T00:27:03ZKULTUR SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI DI SMP NEGERI 2 YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kultur sekolah di SMP Negeri 2 Yogyakarta, (2) Kultur sekolah berbasis teknologi di SMP Negeri 2 Yogyakarta, (3) Faktor pendukung dan penghambat dalam menciptakan kultur sekolah berbasis teknologi di SMP Negeri 2 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama adalah peneliti dengan membuat lembar observasi dan pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Ada 5 budaya yang membentuk kultur sekolah di SMP Negeri 2 Yogyakarta, yaitu budaya bersih, disiplin, berprestasi, religius dan sopan santun. (2) kultur sekolah berbasis teknologi membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, efisien dan inovatif. Budaya-budaya yang berhasil dikembangkan lebih dulu oleh sekolah dapat mencegah dan meminimalisasi dampak negatif dari penggunaan teknologi dan mendukung pengembangan budaya berteknologi di SMP Negeri 2 Yogyakarta. (3) Faktor pendukung pengembangan kultur sekolah berbasis teknologi di SMP Negeri 2 Yogyakarta yaitu visi misi sekolah, sarana prasarana yang memadai, dan dukungan dari seluruh warga sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan dana, keterbatasan kemampuan guru dan tidak adanya kebijakan khusus pendukung budaya berteknologi.
Kata kunci: Kultur Sekolah, Teknologi, SMP N 2 YogyakartaFebricaria Hamiida Ayu2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19196This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/191962015-05-22T00:27:03ZANALISIS KINERJA GURU DI WILAYAH DESA TERTINGGAL: SDN WONOLAGI, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja guru di SDN Wonolagi, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kinerja guru di SDN Wonolagi, Playen, Gunungkidul.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar di SDN Wonolagi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik dan sumber berdasarkan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dari segi kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial guru di SDN Wonolagi sudah mampu mencapai beberapa aspek dengan baik, dilihat dari kemampuan mereka melaksanakan proses pembelajaran sesuai kompetensi dan dapat diterima masyarakat. Komunikasi harmonis yang terjalin antara guru dengan masyarakat Desa Wonolagi berpengaruh baik pada kinerja guru. Namun juga ada beberapa aspek yang masih kurang maksimal dalam melaksanakannya seperti dalam mengolah metode, materi, dan wawasan pembelajaran yang variatif, pengembangan potensi siswa, atau wawasan guru yang masih kurang. (2) Faktor pendukung kinerja guru di SDN Wonolagi adalah dukungan dan harapan masyarakat Desa Wonolagi terhadap pendidikan anak mereka dan etos kerja baik yang dimiliki guru 3) penghambat dari kinerja guru di SDN Wonolagi adalah faktor kelengkapan sarana dan prasarana baik media mengajar dan teknologi, informasi dan komunikasi.
Kata kunci: Kinerja guru, desa tertinggal ,etos kerja, kompetensi guruNugroho Chrisna Wiskhak2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19199This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/191992015-05-22T00:27:03ZPERSEPSI KEPALA SEKOLAH DAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KECAMATAN JATINOMPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi kepala sekolah dan guru tentang kebijakan pengarusutamaan gender di SD se-Kecamatan Jatinom.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah kepala sekolah dan guru sekolah dasar se-Kecamatan Jatinom. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 90 orang kepala sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan presentase dan uji beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) 48% kepala sekolah dan guru mempunyai persepsi netral gender. Kepala sekolah dan guru menginterpretasikan bahwa kebijakan di bidang pendidikan pada umumnya tidak membedakan jenis kelamin. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara kepala sekolah dan guru dengan nilai p:0,574 pada taraf signifikansi 5%; 2) Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan persepsi antara kepala sekolah dan guru pada taraf signifikansi 5% nilai p:0,04. Kepala sekolah dan guru laki-laki mempunyai persepsi netral gender cenderung bias gender, sedangkan kepala sekolah dan guru perempuan mempunyai persepsi netral gender cenderung sensitif gender; 3) 43% kepala sekolah dan guru pada usia <30 tahun mempunyai persepsi netral gender. 57% kepala sekolah dan guru pada usia 31-40 tahun mempunyai persepsi netral gender. 50% kepala sekolah dan guru pada usia 41-50 tahun mempunyai persepsi netral gender. 43% kepala sekolah dan guru pada usia 51-60 tahun mempunyai persepsi netral gender. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara kepala sekolah dan guru berdasarkan usia pada taraf signifikansi 5% nilai p: 0,113.
Kata Kunci: persepsi, kebijakan pengarusutamaan gender, kepala sekolah dan guru, jatinom.LESTARI KUSNANIK PUJI2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19202This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192022015-05-22T00:27:03ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pengarusutamaan gender di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta, serta faktor pendukung dan penghambatnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Dinas dan pegawai. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi, penyajian, penarikan kesimpulan, dan verifikasi data. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pengarusutamaan gender di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga masih terdapat pemahaman yang bias mengenai gender dan pengarusutamaanya di kalangan para pegawai Dinas, belum seluruh sub bagian dan seksi yang ada di DIKPORA mengintegrasikan pengarusutamaan gender ke dalam setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh DIKPORA. Tim vocal point yang ada belum mempunyai komitmen bersama dan fokus program kegiatan yang yang jelas. Faktor pendukung terlaksananya PUG di DIKPORA adalah kesadaran seluruh pegawai bahwa kesetaraan gender perlu dan dikedepankan, motivasi kerja di kantor, hubungan antar pegawai yang solid dalam melaksankan tugas di kantor, sikap kekeluargaan di kantor ditunjukkan dengan keakraban antar pegawai laki- laki dan perempuan. Faktor penghambat yaitu kapasitas SDM atau faktor personil yang belum sepenuhnya memahami pengarusutamaan gender, dan cara untuk menganalisis setiap bagian kegiatan yang ada sehingga perlu diadakan pelatihan dan workshop mengenai analisis program yang berwawasan gender, kurangnya data yang memperlihatkan disparitas dan kesenjangan gender di lingkungan DIKPORA dikarenakan kurangnya wawasan PUG di kalangan pegawai. Faktor rumusan dari para stakeholder yang kurang berpartisipasi dalam pelaksanaan PUG, faktor sistem juga ikut andil serta dalam implementasi kebijakan karena anggaran setiap sub bagian lebih diutamakan untuk pelaksanaan program dan kegiatan terkait TUPOKSI.
Kata kunci : implementasi kebijakan, pengarusutamaan gender, program pendidikanPURNAMASARI DINA INTAN LUSITA2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19203This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192032015-05-22T00:27:03ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP AL- HIKMAH KARANGMOJO GUNUNGKIDULPenelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah serta faktor pendukung dan penghambat kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa. Analisis data penelitian yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dengan triangulasi teknik yaitu hasil penelitian wawancara dicek dengan observasi dan kajian dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kebijakan pendidikan karakter dicetuskan untuk membentuk perilaku siswa yang memiliki karakter yang baik; 2) Program pendidikan karakter yaitu program intrakurikuler dan ektrakurikuler. Pendidik dalam pendidikan karakter adalah diri sendiri, orang tua, guru, kepala sekolah, karyawan, teman, lingkungan masyarakat, dan media massa. Strategi pendidikan karakter melalui integrasi pembelajaran di sekolah dan pelajaran pesantren. Metode pendidikan karakter yaitu inkulkasi (penanaman) nilai, keteladanan, fasilitasi, dan pengembangan ketrampilan. Evaluasi dilakukan pada rapat-rapat sekolah; 3) Faktor pendukung kebijakan adalah kemauan siswa, integrasi pendidikan di sekolah dan pesantren. Faktor penghambat yaitu input siswa yang berasal dari berbagai daerah, sarana dan prasarana, dana, konsistensi guru dalam mengajar, pengaruh lingkungan, serta tidak adanya inovasi kurikulum di pesantren.
Kata Kunci: Kebijakan, Pendidikan KarakterWULANDARI DESY DWI2015-05-22T00:27:03Z2019-01-29T22:41:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19204This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/192042015-05-22T00:27:03ZKEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENGATASI TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMA NEGERI 2 NGAGLIKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan sekolah yang diterapkan di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dalam mengatasi dan mengantisipasi tindakan tawuran pelajar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, guru bimbingan konseling, siswa, penjaga sekolah, satpam, dan masyarakat sekitar sekolah. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan kebijakan sekolah dalam mengatasi dan mengantisipasi masalah tawuran antar pelajar bersumber pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1984, dan Peraturan Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Sleman No. 01 Tahun 2012 Bab XI Pasal 24 Ayat 3, dan implementasi tindak lanjutnya adalah sebagai berikut: a) pembuatan tata tertib sekolah guna mengatur kedisiplinan siswa saat melakukan proses belajar mengajar; b) layanan Bimbingan Konseling yang siap melayani siswa yang mengalami kendala dalam pembelajaran di sekolah maupun dalam kehidupan siswa; c) pengembangan nilai dan kegiatan religius dengan melakukan kegiatan pengajian di rumah siswa secara bergilir bagi umat muslim, dan bagi umat non muslim setiap awal bulan sering mengadakan doa bersama sesuai dengan ketentuan masing-masing; d) pengembangan bakat siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti sepak bola, voli, maupun basket yang menjadi bakat dan minat siswa. Faktor pendorong implementasi kebijakan sekolah diantaranya: terjalinnya kerjasama yang baik antar sekolah, masyarakat dan kepolisian dalam mengatasi tawuran antar pelajar. Faktor penghambatnya antara lain: siswa yang kurang disiplin dan kurang taat dengan peraturan sekolah serta keterbatasan biaya untuk penanganan lebih lanjut.
Kata kunci: kebijakan sekolah, mengatasi, tawuran pelajarSETYAWAN HERU