Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T12:26:50ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-03-10T01:05:02Z2019-01-30T06:48:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/30211This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/302112016-03-10T01:05:02ZRegenerasi Penari, Wayang Orang Sriwedari SurakartaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regenerasi penari Wayang
Orang Sriwedari Surakarta di Kota Surakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian adalah
grup Wayang Orang Sriwedari Surakarta sedangkan subjek penelitian ini adalah
koordinator grup Wayang Orang Sriwedari Surakarta, penari, dan masyarakat
setempat. Penelitian ini dilakukan di Sriwedari Surakarta pada bulan Juni 2015
sampai dengan Juli 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara
deskriptif kualitatif. Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi
sumber.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Regenerasi penari Wayang Orang
Sriwedari Surakarta memiliki dua proses regenerasi penari, yaitu: (1) Regenerasi
Penari Wayang Orang Sriwedari secara alamiah merupakan regenerasi secara
langsung misalnya, penari yang bergabung dalam grup Wayang Orang Sriwedari
jika dilihat dari sudut pandang keturunan atau putra putri dari penari Wayang
Orang Sriwedari Surakarta. (2) Regenerasi Penari Wayang Orang Sriwedari
Surakarta secara terencana merupakan salah satu upaya Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Surakarta sebagai bentuk upaya pelestarian Wayang Orang
Sriwedari dengan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil khusus tenaga kerja
Wayang Orang Sriwedari Surakarta.Dwi Dwi Retno SulanjariCumay_dwix@gmail.com2015-11-23T03:04:51Z2019-01-30T05:38:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/28423This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/284232015-11-23T03:04:51ZTINJAUAN KOREOGRAFI TARI TABER DARAT
SEBAGAI UPACARA ADAT DI DESA LAMPUR
KECAMATAN SUNGAI SELAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan tari Taber Darat sebagai tari
upacara adat di desa Lampur, kecamatan Sungai Selan, kabupaten Bangka Tengah
provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Objek penelitian ini adalah koreografi tari Taber Darat di desa Lampur,
kecamatan Sungai Selan, kabupaten Bangka Tengah. Subjek penelitian ini yaitu
koreografer, penata musik, penari, pendukung, tokoh masyarakat, dan seniman
tari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
pengamatan partisipatif, dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini dengan
alat bantu panduan wawancara mendalam, panduan observasi partisipatif, dan
panduan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif
dengan dua tahap yaitu, tahap saat pengumpulan data dan tahap setelah
pengumpulan data. Teknik analisi data dilakukan dengan reduksi data, pemaparan
data, dan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan triangulasi
sumber dan teknik.
Hasil penelitian koreografi Tari Taber Darat ini sebagai berikut: (1) Tari
Taber Darat dipentaskan pada tahun 1974 sampai tahun 1984; (2) Bentuk
penyajian tari Taber Darat menggambarkan suatu kegiatan di hutan; (3)
Koreografinya diawali dengan pemilihan judul dari upacara adat Taber Darat di
desa Lampur; (4) Ragam gerak Tari Taber Darat mengandung arti dan maksud
ritual yang ada di hutan diantaranya ragam gerak Ngenteg Bumi Nyiang Balak,
Betangkup, Kelik Berimbay, Nyembah, dan Sibeng Buluh Temiang; (5) Iringan tari
Taber Darat terinspirasi dari unsur alam yang dimainkan dengan beberapa
instrumen musik; (6) Tata rias pada penari menggambarkan sebuah karakter yang
diperankan oleh masing-masing penari.; (7) Tata busana yang digunakan ikat
kepala, baju kurung atau lengan panjang, ikat pinggang, dan celana panjang.
Digunakan asesoris yang menjadi ciri khas yaitu buang pinang dan bunga pinang;
(8) Pola lantai Tari Taber Darat terdiri atas lurus dan melengkung (sejajar,
setengah lingkaran dan lingkaran); (9) Membawa properti sesaji, tetapi digunakan
untuk menari; (10) Tempat pelaksanaan tari Taber Darat dilaksanakan di lapangan
terbuka.Sahnas Sahnastasiasahnatasia06@gmail.com2015-10-26T01:24:01Z2019-01-30T04:38:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27494This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274942015-10-26T01:24:01ZPERKEMBANGAN TARI DAMES DI DESA PADAMARA KECAMATAN PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA (1980 – 2014)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Perkembangan Tari Dames di Desa Padamara Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah Tari Dames Desa Padamara Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian ini adalah pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, penata tari, penari, dan pengelola sanggar tari Sari Ratri. Cara pengumpulan data dilakukan dengan : (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan display data. Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan Tari Dames adalah sebagai berikut : (1) Sejarah tari Dames tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Purbalingga. Kesenian dames lahir pada zaman sebelum kemerdekaan, yaitu sekitar tahun 1936, (2) Bentuk penyajian tari Dames di Kabupaten Purbalingga sebagai sarana syiar agama Islam dan pertunjukan, (3) Perkembangan tari Dames terdiri dari bagian awal/ pembuka, tengah/ isi, dan penutup. Tari Dames mengalami vakum untuk beberapa tahun selanjutnya yaitu dari tahun 1942 - 1945. Sekitar tahun 1946 tari Dames mulai berkembang di berbagai Kecamatan di Purbalingga. Elemen – elemen tari Dames terdiri dari gerak, iringan, tata rias dan busana. Tari Dames mulai hidup di desa Padamara sekitar tahun 1950 yang dipelopori oleh dalang Dames yaitu ki SumarejaShinta Shinta Bakti Sis Andikashinta_bsa@yahoo.co.id2015-10-23T03:29:19Z2019-01-30T04:35:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27414This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274142015-10-23T03:29:19ZTari Kembang Tanjung Sebagai Materi Gerak Dasar Jaipong Pada Sanggar Seni Citra Di Kabupaten SukabumiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari Kembang Tanjung sebagai materi gerak dasar Jaipong di Sanggar Seni Citra di Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah tari Kembang Tanjung di Sanggar Seni Citra Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Subjek penelitian ini menggunakan 6 narasumber yaitu pemilik Sanggar Seni Citra, pelatih tari Sanggar Seni Citra, peserta didik Sanggar Seni Citra, orang tua wali murid Sanggar Seni Citra, kepala sekolah SDN Cibodas, dan tokoh masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berupa reduksi data, display data, dan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi, teknik ini merupakan pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding data dengan menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Kembang Tanjung menggunakan gerak-gerak Jaipong dipilih oleh Sanggar Seni Citra sebagai gerak dasar Jaipong. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu : (1) tari Kembang Tanjung mudah dipelajari oleh semua umur, (2) teknik gerak dan irama dari tari Kembang Tanjung sudah mewakili tari Jaipong yang lain, (3) mudah diingat oleh peserta karena struktur geraknya mudah, (4) memiliki banyak pengulangan bila dibandingkan dengan tari Jaipong lainnya, sehingga memudahkan peserta didik dalam mengingat susunan gerak tari Kembang Tanjung.
Kata Kunci : Tari Kembang Tanjung, Jaipong, Sanggar Seni CitraCita Anathasia Cita Rismawanticita.citoz.cc@gmail.com2015-10-23T02:50:44Z2019-01-30T04:34:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27403This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/274032015-10-23T02:50:44ZPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI MENGGUNAKAN
MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP N 1 KALASAN
TAHUN PELAJARAN 2014-2015Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi
belajar seni tari menggunakan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi
pada peserta didik kelas VIIA SMP Negeri 1 Kalasan tahun pelajaran 2014-2015
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII
A SMP Negeri 1 Kalasan tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 32 orang
yang terdiri dari 21 putra dan 11 putri. Data penelitian meliputi data dokumen
nilai tes praktik, hasil wawancara singkat, hasil observasi, dan hasil angket. Data
yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Keberhasilan penelitian diukur dengan kriteria yang telah ditetapkan yakni
terjadinya peningkatan prestasi belajar peserta didik pada siklus sesuai target.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi mampu meningkatkan prestasi
belajar seni tari pada peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kalasan tahun
pelajaran 2014-2015. Peningkatan prestasi belajar seni tari tersebut ditunjukkan
oleh peningkatan nilai rata-rata tes pratik dan ketuntasan belajar seni tari secara
klasikal. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah 67,50 meningkat menjadi
80,08 (Siklus I) dan 85,38 (Silus II). Ketuntasan belajar secara klasikal pada
pratindakan adalah 56,25%, pada siklus I adalah 68,75%, sedangkan pada siklus II
adalah 84,38%. Berdasarkan hasi penelitian tersebut, diketahui bahwa
pengggunakan media berbasis teknologi informasi dan komuniasai dapat
meningkatkan prestasi belajar seni tari peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1
Kalasan Tahun pelajaran 2014-2015.Tini Ngatini-2015-10-23T02:20:07Z2019-01-30T04:34:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27384This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273842015-10-23T02:20:07ZProses Penciptaan Koreografi Tari Renggo manis di Kabupaten Pekalongan Jawa tengahPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses penciptaan koreografi tari Renggo Manis di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Objek penelitian adalah Tari Renggo Manis di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Subjek penelitian diperoleh dari narasumber yaitu bapak Suhadi, S.Pd, Ika Yusti Kamilia, S.Pd, Jatmika, dan Cucuk Marita S.Pd. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tahap reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penciptaan koreografi tari Renggo Manis di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah terinspirasi dari legenda Lolong. Legenda tersebut terdapat tokoh penari Ronggeng yang bernama Renggo. Ragam gerak tari Renggo Manis merupakan pengembangan dari tari Ronggeng yang ada di Kabupaten Pekalongan. Rias dan busana tari Renggo Manis terinspirasi pula dengan tata rias dan busana tari Ronggeng. Sedangkan iringan tari menggunakan gendhing Renggong Manis.
Kata Kunci : Proses Penciptaan, Koreografi, Tari Renggo ManisNovi Novia Miftahul Janahnoviakey7@gmail.com2015-10-23T02:08:07Z2019-01-30T04:33:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27373This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273732015-10-23T02:08:07ZFaktor-faktor penghambat Dalam Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Patuk Gunung KidulPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Patuk Gunungkidul. Faktor penghambat pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VIII D, E, dan F SMP Negeri 1 Patuk Gunungkidul. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggambarkan keadaan objek di lapangan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Patuk yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a) Faktor intern yaitu inteligensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran seni tari. b) Faktor ekstern yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kata Kunci: Faktor-faktor penghambat, Pembelajaran, Seni TariYuli Yuliana Kristiatikristyyuliana@gmail.com2015-10-23T01:58:45Z2019-01-30T04:33:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27365This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273652015-10-23T01:58:45ZPERKEMBANGAN TARI ERAI-ERAI DI KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan Tari Erai-erai di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah Tari Erai-erai di Kabupaten Lahat. Subjek penelitian menggunakan tiga narasumber yang dapat mewakili untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan terhadap perkembangan Tari Erai-erai di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan menunjukan bahwa: (1) Tari Erai-erai tercipta pada tahun 1926, (2) Perkembangan wilayah penyebaran dari Kecamatan Kikim, dan Kecamatan Merapi sampai seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Lahat, (3) Perkembangan bentuk penyajiannya yaitu elemen-elemen tari, (4) Perkembangan fungsi Tari Erai-erai dari tari pergaulan menjadi tari hiburan dan pengikat solidaritas masyarakat Kabupaten Lahat.
Kata Kunci: Perkembangan, Tari Erai-eraiYOSI YOSI MEILINyosimeilin@gmail.com2015-10-23T01:49:31Z2019-01-30T04:33:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27362This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/273622015-10-23T01:49:31ZMotivasi Penari Perempuan Terhadap Profesi Ebeg Wadon di Dusun Karang Jengkol Desa Wangon Kecamatan WangonPenelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan motivasi penari perempuan terhadap profesi ebeg wadon di dusun Karang Jengkol Desa Wangon Kecamatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Objek penelitiannya adalah motivasi para perempuan sebagai penari ebeg wadon di dusun Karang Jengkol Desa Wangon. Subjek penelitian adalah penari ebeg wadon yang ada di Kecamatan Wangon khususnya yang ada di dusun Karang Jengkol dan juga para pemain pendukung kesenian ebeg. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi para perempuan yang berprofesi sebagai penari ebeg wadon berasal dari dalam diri mereka masing-masing. Adanya kesadaran untuk melestarikan kesenian tradisional yang ada di daerah membuat para perempuan di Kecamatan Wangon memilih profesi sebagai penari ebeg wadon. Selain untuk melestarikan kesenian tradisional, para penari ebeg wadon juga memiliki dorongan untuk memperoleh uang sebagai hasil menjadi penari ebeg wadon.
Kata kunci : Motivasi, Profesi, Ebeg WadonRizki Rizki Umbarwatirizky.01umbar@gmail.com2015-10-20T08:44:18Z2019-01-30T04:16:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27217This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272172015-10-20T08:44:18ZPERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TARI GAYA BANYUMASPenelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap tari gaya Banyumas. Hal ini menarik karena Kota Yogyakarta yang memiliki gaya tari tersendiri tetapi tetap menerima tarian dari daerah lain yang berkembang di Yogyakarta, sehingga menimbulkan persepsi masyarakatnya terhadap gaya tari pendatang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitiannya adalah tari gaya Banyumas yang berkembang di Kota Yogyakarta. Subjek penelitian adalah seniman yang ada di Kota Yogyakarta serta masyarakat umum yang menyaksikan pementasan tari gaya Banyumas. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berupa reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik ini merupakan pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Kota Yogyakarta menerima dengan baik terbukti dengan seringnya dipentaskan tari gaya Banyumas diberbagai acara yang diadakan di kota Yogyakarta. Selain itu tari gaya Banyumas juga masih dipengaruhi kebudayaan Jawa dan berbaur dengan budaya Yogyakarta. Adanya upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti seniman dan mahasiswa Banyumas yang ada di Yogyakarta dengan mengembangakan beberapa aspek dari segi kostum, musik dan gerak yang disesuaikan dengan kebutuhan tari gaya Banyumas menjadikannya lebih menarik dan modern.
Kata Kunci : Persepsi, Mayarakat, Tari Gaya BanyumasRITA SAPUTRIANAritasaputrian@gmail.com2015-10-20T08:31:39Z2019-01-30T04:27:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27238This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272382015-10-20T08:31:39ZPROFIL SENI NALURI REOG BRIJO LOR
DALAM RITUAL BERSIH DESA DI DESA KALIKEBO
KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Profil Seni Naluri Reog Brijo Lor dalam ritual bersih desa di Desa Kalikebo Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data penelitian adalah pengelola paguyuban Seni Naluri Reog Brijo Lor yaitu ketua sekaligus sesepuh Seni Naluri Reog Brijo Lor. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber berupa catatan informan, data peristiwa maupun dokumen mengenai Seni Naluri Reog Brijo Lor. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Sejarah Seni Naluri Reog Brijo Lor dalam ritual bersih desa di Desa Kalikebo Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten dimulai ketika Ki Ageng Glego mengalami kesulitan berdakwah, sehingga Ki Ageng Glego menciptakan kesenian reog untuk mengumpulkan orang-orang; 2) Bentuk penyajian Seni Naluri Reog Brijo Lor dalam ritual bersih desa meluputi pra-pelaksanaan, pelaksanaan pertunjukan, dan penutup; 3) Perkembangan Seni Naluri Reog Brijo Lor pada saat ini telah mendapat pengakuan masyarakat karena masyarakat meyakini kekuatan magis dari Ki Ageng Glego yang dianggap sebagai pepundhen; 4) Manfaat adanya Seni Naluri Reog Brijo Lor bagi masyarakat Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten yaitu sebagai sumber kekuatan masyarakat dalam menjalani kehidupan karena merasa mendapat perlindungan dari Ki Ageng Glego.Dewi Dewi Ratnasaridewi.wekwek@gmail.com2015-10-20T07:33:10Z2019-01-30T04:27:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27236This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272362015-10-20T07:33:10ZMAKNA SIMBOLIS POLA LANTAI TARI BEDHAYA LULUH KARYA SITI SUTIYAH SASMINTADIPURAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis pola
lantai tari Bedhaya Luluh yang dibawakan oleh delapanbelas penari putri dengan
menggunakan rias dan busana yang sama.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis data
deskriptif, yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan
September 2015. Subjek penelitian ini adalah penata tari Bedhaya Luluh yaitu Siti
Sutiyah Sasmintadipura, beberapa seniman tari, dan dokumen tari yang berupa
video, foto, dan beberapa buku tentang tari bedhaya. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dari data yang telah
terkumpul dianalisis kemudian ditarik kesimpulan. Guna memperoleh data yang
valid dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi
sumber.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Bedhaya Luluh diciptakan pada tahun 2012
dalam rangka memperingati HUT 50th Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta
Mardawa. 2) Bedhaya Luluh ditarikan oleh delapanbelas penari putri dengan
menggunakan rias dan busana yang sama. 3) Pola lantai Bedhaya Luluh
menceritakan tentang proses bersatunya dua organisasi antara Mardawa Budaya
dengan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta. 4) Pesan moral yang terkandung di
dalam tari Bedhaya Luluh yaitu tentang tata susila, sesrawungan (berhubungan),
juga religi yang disimbolkan dengan gerak awal dan akhir yaitu menyembah
sebagai simbol meminta restu sekaligus perlindungan kepada Yang Maha Kuasa.Whita Prawhita Adi Putriwhita.putri@gmail.com2015-10-20T04:07:45Z2019-01-30T04:27:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27227This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272272015-10-20T04:07:45ZPERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TARI GAYA BANYUMASPenelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap tari gaya Banyumas. Hal ini menarik karena Kota Yogyakarta yang memiliki gaya tari tersendiri tetapi tetap menerima tarian dari daerah lain yang berkembang di Yogyakarta, sehingga menimbulkan persepsi masyarakatnya terhadap gaya tari pendatang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitiannya adalah tari gaya Banyumas yang berkembang di Kota Yogyakarta. Subjek penelitian adalah seniman yang ada di Kota Yogyakarta serta masyarakat umum yang menyaksikan pementasan tari gaya Banyumas. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berupa reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik ini merupakan pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Kota Yogyakarta menerima dengan baik terbukti dengan seringnya dipentaskan tari gaya Banyumas diberbagai acara yang diadakan di kota Yogyakarta. Selain itu tari gaya Banyumas juga masih dipengaruhi kebudayaan Jawa dan berbaur dengan budaya Yogyakarta. Adanya upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti seniman dan mahasiswa Banyumas yang ada di Yogyakarta dengan mengembangakan beberapa aspek dari segi kostum, musik dan gerak yang disesuaikan dengan kebutuhan tari gaya Banyumas menjadikannya lebih menarik dan modern.Rita Rita Rusno Saputrianaritasaputrian@gmail.com2015-10-20T02:47:29Z2019-01-30T04:16:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/27213This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/272132015-10-20T02:47:29ZPENINGKATAN KREATIVITAS ANAK DALAM PEMBELAJARAN
TARI BERBASIS IMAGE STREAMING DI TK KHALIFAH
WIROBRAJAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak dalam
pembelajaran tari berbasis image streaming di TK Khalifah Wirobrajan
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015 di TK Khalifah Wirobrajan Yogyakarta.
Subjek penelitian ini adalah kelompok anak usia 4-6 tahun untuk kelompok TK A
dan B yang berjumlah 22 anak. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara
peneliti dan pendidik. Kolaborator penelitian ini adalah Ibu Emma Istiarum, S.S.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, pengamatan
kolaborator, rekaman audio visual, foto, catatan harian, tes penampilan, dan
wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif
didukung data kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hasil pembelajaran tari di TK
Khalifah. Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditandai apabila: (1)
perbandingan sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan
kreativitasdengan menganalisis keseluruhan aspek kreativitas dan (2) persentase
minimal dari semua aspek kreativitas adalah 51%. Validitas data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas proses, validitas hasil, dan validitas
demokratik.
Dengan menganalis seluruh aspek kreativitas, hasil penelitian ini adalah
kreativitas anak meningkat dalam pembelajaran tari. Pada tahap Pra-Tindakan,
terdapat 19 anak memenuhi kriteria kurang dan cukup dengan persentase 95% dan
3 anak memenuhi kriteria baik dengan persentase 15%. Pada Siklus I, hasil
penilaian meningkat, yaitu terdapat 14 anak yang memenuhi kriteria baik dan
sangat baik dengan persentase 70%. Pada tahap ini, aspek kelancaran meningkat
dimana anak sudah mampu mengemukakan ide mengenai tema tari tanpa bantuan
peneliti. Pada Siklus II, terdapat 16 anak yang memenuhi kriteria baik dan sangat
baik dengan persentase 90%. Aspek keluwesan pada tahap ini juga meningkat
dimana anak sudah mampu memperagakan gerakan secara luwes. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa metode image streaming dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam pembelajaran tari di TK Khalifah Wirobrajan Yogyakarta.Vini Vini Vioditavini.viodita@yahoo.co.id2015-09-22T04:42:33Z2019-01-30T03:36:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26453This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/264532015-09-22T04:42:33ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TARI EBLEG SINGAMATARAM DI KELURAHAN PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah asal-usul tari Ebleg Singamataram, (2) persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram dan (3) upaya masyarakat dalam melestarikan tari Ebleg Singamataram.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Panjer, pendukung tari, penonton. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen berupa tanggapan positif dan negatif sebagai berikut: (1) Ebleg Singamataram adalah serangkaian seni tari dan musik karawitan yang rutin dipentaskan setiap hari Jumat Kliwon. Tari tersebut merupakan gambaran sejarah perang pasukan Mataram melawan Belanda. (2) Ebleg Singamataram perlu dilestarikan sebagai ciri khas Kabupaten Kebumen. (3) Pendukung tari menganggap muda-mudilah yang harus melestarikan warisan kesenian Ebleg Singamataram. (4) Warga pendatang Kelurahan Panjer menganggap tari Ebleg Singamataram musyrik dan syirik. (5) Sebagian besar masyarakat hanya mengikuti dan menyesuaikan dengan kebudayaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Usaha ketua kelompok melestarikan dengan mempromosikan tari Ebleg Singamataram melalui media audiovisual.Dete Dete Hudini Santika Asantikaprianti@gmail.com2015-09-17T07:39:30Z2019-01-30T03:31:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26315This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/263152015-09-17T07:39:30ZPERKEMBANGAN KOREOGRAFI TARI TOPENG IRENG
GRUP MAHESA JENAR. DI DUSUN BESARAN, DESA CONGKRANG,
KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan perkembangan koreografi
tari Topeng Ireng Grup Mahesa Jenar di Dusun Besaran, Desa Congkrang,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang,Propinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah Grup Mahesa Jenar di Dusun Besaran, Desa Congkrang, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Objek penelitian ini
adalah pelaku seni tari Topeng Ireng. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan
yang berkaitan dengan masalah perkembangan tari Topeng Ireng khususnya pada
grup Mahesa Jenar. Data diperoleh dengan teknik pencatatan, wawancara dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, display data, dan
kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perkembangan koreografi tari
Topeng Ireng dibagi menjadi 4 periode, yaitu (1) Periode tahun 1950-an tari
Topeng Ireng terdiri dari babak rodat berupa gerakan sederhana langkah kaki,
kostum yang sederhana berupa daun kelapa, babak kewan kewan gerakan pencak
dengan kostum topengan, babak montholan gerak gecul dengan alat musik dodog,
bende, serta jedhor (2) Periode tahun 1990-an mengalami penambahan kostum
babak rodat berupa baju, kuluk, klinthing dan penambahan alat musik seperti
balungan gamelan (saron, demung, slenthem), ketipung, kendang, simbal, rebab,
keprak, rebana, atau bahkan keyboard (3) Periode tahun 2008 tari Topeng Ireng
Mahesa Jenar menambah variasi gerakan maupun kostum, iringan musik
menggunakan alat musik kendang jaipong, terbang, keprak dan simbal. (4)
Periode tahun 2010 tari Topeng Ireng Mahesa Jenar mengalami perubahan berupa
penambahan karakter yang dimunculkan pada kostum yaitu kuluk kebo, gerakan
yang lebih energik dan syair lagu Mahesa Jenar.Nurul Nurul Hidayahhiedha.nh@gmail.com2015-08-31T05:36:00Z2019-01-30T03:10:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25684This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/256842015-08-31T05:36:00ZNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TARI RAMPAK
KARYA UNTUNG MULJONOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Tari Rampak Karya Untung Muljono.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015, dengan subjek penelitian Untung Muljono sebagai pencipta tari Rampak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah tari Rampak. Data penelitian diperoleh oleh peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggambarkan keadaan objek di lapangan. Uji keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber dengan melakukan pengecekan kembali terhadap hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan tari Rampak adalah tari yang menggambarkan anak-anak yang sedang bermain menirukan para prajurit berlatih perang dan baris-berbaris. Tari ini sesuai dengan anak usia 5-8 tahun, dimana anak senang bermain dan menirukan. Tari Rampak mengandung nilai pendidikan karakter yang meliputi nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan kebangsaaan. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan bersifat religius, pada tari Rampak nilai yang diajarkan adalah percaya, ingat, dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan diri sendiri, mengajarkan agar setiap individu memiliki keberanian, percaya diri, teguh pada pendirian, dapat membedakan baik dan buruk, disiplin, bekerja keras, bertindak hati-hati, serius, tegas, telaten, peka, sopan, rajin, giat belajar, bertanggungjawab, sungguh-sungguh, pemikir yang kuat, dan berwibawa. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan sesama pada tari Rampak mengajarkan kebersaman, kerukunan, solidaritas, toleransi, menghormati orang lain dan berbakti kepada orang tua. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan kebangsaan pada tari Rampak mengajarkan agar setiap individu memiliki rasa patriotisme dan berbakti kepada negara.Yuni Yuni Nawatri-2015-08-31T05:14:01Z2019-01-30T03:10:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25683This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/256832015-08-31T05:14:01ZKAJIAN SOSIOLOGIS TARI KONDAN MUDA MUDI
DI DESA SEBONGKUH KABUPATEN SANGGAU
PROVINSI KALIMANTAN BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kajian Sosiologis tari
Kondan Muda Mudi di desa Sebongkuh, kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan
Barat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan
di desa Sebongkuh, pada tanggal 27 Maret sampai dengan 18 Mei 2015. Subjek
penelitian adalah Camat Kembayan, ketua Dewan adat Dayak kecamatan
Kembayan, ketua Sanggar Babei Juara di desa Sebongkuh, pelatih tari Kondan
Muda Mudi, Kasi dan staf Taman Budaya Pontianak, seniman setempat, Kasi di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sanggau, penari tari Kondan Muda
Mudi, pemusik tari Kondan Muda Mudi, dan masyarakat setempat. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi pastisipan, wawancara, dan dokumentasi. Guna
memperoleh data yang valid, dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan
metode triangulasi sumber. Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian
dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa secara sosiologis sebagai
berikut: 1) Tari Kondan Muda Mudi terkait dengan pola kehidupan masyarakat
desa Sebongkuh, dilihat dari geografi, pendidikan, sistem kepercayaan, adat
istiadat, dan agama. 2) Tari Kondan Muda Mudi lahir dari kebiasaan masyarakat
yang selalu menari saat mereka bekerja di ladang, mengingat sebagian besar
masyarakat di sana matapencahariannya adalah petani. Tari Kondan Muda Mudi
diperkirakan tercipta pada masa sebelum agama Islam masuk ke Indonesia. 3)
Tari Kondan Muda Mudi mulai berkembang dan dikenal masyarakat luas saat
ditarikan pada Upacara Adat Gawai, yang diadakan sekali setiap tahunnya. 4)
Nilai yang dijunjung dalam tari Kondan ini adalah pendidikan etika dan
kesopanan. Tari Kondan termasuk ke dalam rukun adat masyarakat Dayak, yaitu
pada masa Mo’ Budjang atau remaja. Perbedaan agama tidak menjadikan tari
kondan tidak dapat berkembang di desa sebongkuh, seluruh masyarakat dengan
masing-masing keyakinannya memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap
kesenian terutama tari dan upacara-upacara adat. 5) Tari Kondan Muda Mudi
merupakan tarian yang digunakan sebagai sarana perkenalan antara laki-laki dan
perempuan. 6) Tari Kondan Muda Mudi dapat ditarikan dimana saja dan kapan
saja, terkecuali acara duka cita.Putri Putri Rahmawatiputriputri.rahmawati@gmail.com2015-07-28T07:06:38Z2019-01-30T01:26:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23951This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239512015-07-28T07:06:38ZRIAS BUSANA TOKOH ADANINGGAR
DALAM TARI ADANINGGAR KELASWARA
GAYA SURAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rias busana tokoh
Adaninggar dalam tari Adaninggar Kelaswara gaya Surakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data
deskriptif. Objek penelitian ini adalah rias busana tokoh Adaninggar dalam tari
Adaninggar Kelaswara gaya Surakarta. Sumber data peneliti terdiri dari empat
narasumber yaitu Bapak Agus Tasman selaku koreografer tari Adaninggar
Kelaswara gaya Surakarta, Ibu Rusini selaku penari dan pengajar tari
Adaninggar Kelaswara, Ibu Darmasti selaku dosen ISI Surakarta, dan Oky
Karismasari selaku mahasiswa ISI dan penari tari Adaninggar Kelaswara.
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi
sumber. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data,
verifikasi data.
Rias busana tokoh Adaninggar dalam Tari Adaninggar Kelaswara
diciptakan oleh Hardjonagoro (Go Tik Swan). (1). Hasil penelitian Rias busana
tokoh Adaninggar ini dapat disimpulkan: (a). Penggunaan rias busana tokoh
Adaninggar merupakan penggambaran dari mimpi Adaninggar yang akan
menikah dengan pujaan hatinya yaitu Amir Ambyah. (b). Ide dari penata rias
busana yang berlatar belakang dari etnis Cina tetapi mengabdikan dirinya
sebagai abdi dalem di Keraton. (c). Adaninggar menyesuaikan diri dengan orang
yang disukainya dan menyesuaikan dengan terciptanya tarian ini yang
merupakan tari putri gaya Surakarta. (2). Kelengkapan rias busana yang
digunakan Adaninggar meliputi: (a). Busana yang terdiri dari kebaya janggan,
kain samparan, sampur dan rampek. (b). Rias cantik lengkap dengan paes Solo
putri. Tata rambut yang digunakan adalah sanggul gelung tekuk. (c). Aksesoris
yang digunakan adalah sebagai berikut: Rangkaian melati (bangun tulak, dan
tiba dada), cundhuk mentul, cundhuk jungkat, centhung, penetep, subang,
gelang dan slepe. (d). Adaninggar menggunakan properti berupa cundrik yang
merupakan senjata perang yang digunakan oleh wanita.Anas Anastasia Dwi Astutianazzanasta@gmail.com2015-07-28T07:01:16Z2019-01-30T01:26:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23950This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239502015-07-28T07:01:16ZREGENERASI KESENIAN KETHEK OGLENG DI DESA TOKAWI
KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regenerasi kesenian Kethek
Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah
kesenian Kethek Ogleng. Penelitian difokuskan pada proses regenerasi kesenian
Kethek Ogleng merupakan kesenian rakyat yang ada di Desa Tokawi. Subjek
penelitian diperoleh dari nara sumber yaitu, pencipta kesenian Kethek Ogleng,
pimpinan paguyuban, dan para pelatih baik bidang tari maupun karawitan. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pengabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Data-data dianalisis
melalui tahap-tahap: reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sejarah terciptanya kesenian
Kethek Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa
Timur (2) Regenerasi kesenian Kethek Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan
Nawangan Kabupaten Pacitan Jawa Timur, (a) proses pewarisan sistem individual
berupa pewarisan pelaku, (b) proses pewarisan sistem kolektif berupa pewarisan
pengrawit, gerak tari, iringan, rias dan busana dan cara penyajian.Riska Riska Putri Ciptantirieska_poetry@yahoo.co.id2015-07-28T06:55:27Z2019-01-30T01:26:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23947This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/239472015-07-28T06:55:27ZPERKEMBANGAN KESENIAN JATHILAN JAGO
DI DUSUN JURANG JERO, DESA GIRIPENI, KECAMATAN WATES,
KABUPATEN KULON PROGOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kesenian Jathilan Jago di dusun Jurang Jero, desa Giripeni, kecamatan Wates, kabupaten Kulon Progo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah perkembangan kesenian Jathilan Jago di dusun Jurang Jero, desa Giripeni, kecamatan Wates, kabupaten Kulon Progo. Subjek penelitian agar dalam penelitian ini mendapatkan data yang benar maka peneliti mencari sumber dengan : (a) Narasumber, (b) Penari, (c) Pengrawit (d) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (e) Masyarakat kesenian Jathilan Jago yang berada di dusun Jurang Jero, desa Giripeni, kecamatan Wates, kabupaten Kulon Progo. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Jathilan jago diciptakan pada tahun 1990 oleh bapak Tuwadi Udi Sasmito. 2) Perkembangan kesenian Jathilan Jago dilihat dari aspek gerak, rias busana, iringan, tempat petunjukan dan penyajiannya dalam setiap periode mengalami perubahan yang meningkat, tetapi tidak meninggalkan aslinya. Kesenian Jathilan Jago dari periode 1 tahun 1990-1997, periode 2 dari tahun 2003-2009 dan periode 3 dari tahun 2014-sekarang mengalami beberapa aspek yang berkembang sehinggaVetri Vetri Yanivetry93@gmail.com2015-07-27T05:27:10Z2019-01-30T01:22:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23861This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/238612015-07-27T05:27:10ZHUBUNGAN BAKAT DAN KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN
MENCIPTAKAN TARI PADA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN SENI
TARI SMK NEGERI 1 KASIHAN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi, 1) hubungan bakat
dengan kemampuan menciptakan tari pada siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari
SMK Negeri 1 Kasihan Bantul, 2) hubungan kreativitas dengan kemampuan
menciptakan tari pada siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari SMK Negeri 1
Kasihan Bantul, 3)hubungan bakat dan kreativitas dengan kemampuan
menciptakan tari secara bersama-sama pada siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari
SMK Negeri 1 Kasihan Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XII Kompetensi Keahlian Seni Tari yang telah mengikuti Mata Pelajaran
Pementasan sebanyak 81 siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XII T1
dan XII T2 dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa.Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner/angket dan dokumentasi.Teknik analisis data
menggunakan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan
pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi product moment dan korelasi
ganda dengan taraf signifikansi hasil analisis sebesar 5%.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) ada hubungan yang
positif dan signifikan antara bakat dengan kemampuan menciptakan tari pada
siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari SMK Negeri 1 Kasihan Bantul. Hal ini
dibuktikan dengan taraf signifikansi 0,006 (P ≤ 0,05), artinya ada hubungan yang
berpengaruh positif dan meyakinkan antara bakat dengan kemampuan
menciptakan tari. 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas
dengan kemampuan menciptakan tari pada siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari
SMK Negeri 1 Kasihan Bantul. hal ini dibuktikan dengan taraf signifikansi 0,007
(P ≤ 0,05), artinya ada hubungan yang berpengaruh positif dan meyakinkan antara
kreativitas dengan kemampuan menciptakan tari.3)ada hubungan yang positif dan
signifikan antara bakat dan kreativitas dengan kemampuan menciptakan tari
secara bersama-sama pada siswa Kompetensi Keahlian Seni Tari SMK Negeri 1
Kasihan Bantul. hal ini dibuktikan dengan taraf signifikansi 0,003 (P ≤ 0,05),
artinya ada hubungan yang berpengaruh positif dan meyakinkan antara bakat dan
kreativitas dengan kemampuan menciptakan tari secara bersama-sama. Dan nilai
F hitung = 7,019 ≥ F tabel dengan derajat kebebasan 38.2 pada taraf signifikansi
5% yaitu 3,250.Dini Diny Tri Prastinidini.triprastini@gmail.com2015-07-27T05:00:20Z2019-01-30T01:22:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23860This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/238602015-07-27T05:00:20ZPENGARUH PENGEMBANGAN BENTUK PROPERTI KUDA
TERHADAP VARIASI GERAK TARI JARAN PESISIRAN DI SANGGAR
KRISNA MUKTI DESA KRETEK PARANGTRITIS KECAMATAN
KRETEK KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pengembangan
bentuk properti kuda terhadap variasi gerak tari Jaran Pesisiran di Sanggar
Krisna Mukti desa Kretek Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Sanggar Krisna Mukti Desa Kretek
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Penelitian difokuskan pada
pengembangan bentuk properti kuda terhadap efek gerak tari dalam penyajian tari
Jaran Pesisiran. Subjek penelitian adalah ketua Sanggar Krisna Mukti, penari,
pemusik, pakar tari (seniman tari). Pengumpulan data dilakukan melalui metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dilakukan analisis dengan
reduksi data, penyajian data, dan penarikn kesimpulan. Uji keabsahan data dengan
menggunakan metode triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pengembangan bentuk
properti kuda terhadap variasi gerak tari Jaran Pesisiran di Sanggar Krisna Mukti
desa Kretek Parangtritis Kretek Bantul mempunyai nilai estetika dalam bentuk
pengembangan properti kuda kepang dan kuda tiga dimensi. Kuda kepang yag
terbuat dari bambu, dan kuda tiga dimensi terbuat dari sterofom, maka terlihat
bentuk kuda yang nyata. Properti tersebut mengakibatkan efek gerak yang
terdapat nilai negatif dan positif. Nilai positifnya, penggunaan properti tersebut
terlihat unik, indah dan inovatif. Nilai negatifnya, beban properti berat dan sulit
untuk mengkreasikan gerak. Karena bentuk properti yang statis dan kurang
vatiatif. Bentuk penyajiannya, meliputi: gerak, properti, tata rias busana, iringan,
tempat pementasan, dan pola lantai. Gerak terdiri dari: unsur gerak kaki(hadeg,
mendhak, jinjit, nylekenthing, dan trecet), , unsur gerak tangan (ngithing, ngruji,
nyempurit, dan ngepel), unsur gerak badan (ndegeg dan ngleyek), dan unsur gerak
kepala(tolehan). Properti menggunakan kuda kepang dan kuda tiga dimensi.Puput Novitasari Putri Jaswantinovitasari.putri24@yahoo.com2015-07-15T05:34:55Z2019-01-30T01:12:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/236202015-07-15T05:34:55ZPENCIPTAAN TARI GUGADI DALAM TRADISI SADRANAN
DI DUSUN DUREN DESA BEJI KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN GUNUNGKIDULPenelitian ini bertujuan membuat koreografi (komposisi) tari Gugadi untuk
upacara Sadranan di dusun Duren, desa Beji, kecamatan Ngawen, kabupaten
Gunungkidul. Penamaan tari Gugadi dilakukan dengan mengakomodasi pendapat
saran dan persetujuan dari warga dusun Duren, mengingat dua dusun yang
mengadakan tradisi Sadranan adalah Gunung Gambar dan Wonosadi. Nama tari
Gugadi yang akan difungsikan sebagai tari upacara tersebut berasal dari kata
“guga” yang berarti Gunung Gambar dan “di” dari kata Wonosadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R &
D). Berdasarkan „potensi masalah‟ yang berhasil disusun, dilakukan proses
„pengumpulan data‟ tentang tradisi Sadranan, dilanjutkan dengan „mendesain
produk tari Gugadi‟ (tema, judul, gerak, adegan). Konsep itu „divalidasi‟ oleh ahli
koreografi dan ahli budaya setempat. Hasil validasi digunakan untuk melakukan
„revisi‟ konsep tersebut. Selanjutnya, desain produk tari Gugadi „diuji coba‟
(disaksikan tokoh masyarakat), dilakukan revisi, dilanjutkan dengan „uji coba
pemakaian‟ (uji coba pengguna dengan perlengkapan lengkap), hasil uji
pemakaian di revisi semaksimal mungkin dan siap digunakan dalam prosesi
Sadranan.
Hasil penelitian ini sebagai berikut. Koreografi tari Gugadi terdiri atas
sembilan langkah penggarapan, yaitu tahap potensi masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi produk, revisi produk, dilakukan uji coba produk yang
disaksikan oleh tokoh masyarakat setempat, revisi, selanjutnya di uji coba
pemakaian bersama pengguna yaitu masyarakat dusun Duren, desa Beji. Hasil
validasi ahli koreografi, ahli budayawan dan pengguna menunjukkan bahwa
koreografi tari Gugadi cocok atau sesuai untuk dipergelarkan pada prosesi tradisi
Sadranan di dusun Duren, desa Beji, kecamatan Ngawen, kabupaten
Gunungkidul. Hasil uji coba produk dan uji coba pemakaian di menunjukkan
bahwa koreografi tari Gugadi cukup bisa diterima, ceritanya baik, temanya baik,
susunan geraknya baik, gerak yang disusun mudah diikuti, kerjasama antar pelaku
seni, pengamat budaya, pamong desa, dan masyarakat setempat cukup baik. Dapat
disimpulkan bahwa koreografi tari Gugadi layak dipergelarkan dalam rangkaian
prosesi acara tradisi Sadranan di dusun Duren, desa Beji, kecamatan Ngawen,
kabupaten Gunungkidul.Ita Ita Purnamasarii_purnamasari@yahoo.com2015-07-15T05:18:30Z2019-01-30T01:12:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23618This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/236182015-07-15T05:18:30ZEKSISTENSI TARI MULIE BEKIPAS
DI METRO LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Eksistensi Tari Mulie
Bekipas di Metro, Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan
di kota Metro, Lampung pada bulan Februari dan Maret 2015. Subjek penelitian
adalah penata tariMulie Bekipas, penata musik tari Mulie Bekipas, staf Bimtek
UPTD balai pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Lampung, ketua Dewan Kesenian Metro, Penari tari Mulie
Bekipas, Pemusik tari Mulie Bekipas, peraga video media pembelajaran tari Mulie
Bekipas, dan narator video media pembelajaran tari Mulie Bekipas. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari data yang
telah dikumpulkan, kemudian dianalisis dan ditarikkesimpulan. Guna memperoleh
data yang valid, dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan metode
triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Tari Mulie Bekipas diciptakan pada tahun
1996 oleh Bapak Tanjung dan Ibu Sri Mumpuni dan ditampilkan pertama kali
pada acara pentas seni di Bandar Lampung. 2) Tari Mulie bekipas adalah tari yang
menggambarkan kewaspadaan para mulie atau gadis Lampung dalam menerima
persahabatan dari kaum lelaki. 3) Tari Mulie Bekipas memiliki fungsi sebagai tari
hiburan dan memiliki fungsi dibidang pendidikan. 4)Tari Mulie Bekipasmemiliki
28 ragam gerak dan pola lantai yang dapat dikreasikan sesuai kreativitas para
penari. Tata rias pada tari ini adalah rias cantik dengan tata busana menggunakan
baju kurung kreasi dan perhiasan tari khas daerah Lampung. Properti yang
digunakan adalah dua buah kipas yang dimainkan dengan indah sebagaisimbol
untuk melindungi diri. Tempat pertunjukan tari ini dapat berupa panggung
proccenium dan dapat ditarikan dimana sajaInta Padma Cinintapadmacininta@gmail.com2015-07-07T05:56:02Z2019-01-30T00:51:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22872This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228722015-07-07T05:56:02ZKAJIAN SOSIOLOGI TARI RENTAK BULIAN
DI KECAMATAN RENGAT BARAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAUPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sosiologi aspek-aspek tari Rentak Bulian di Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini kajian sosiologi tari Rentak Bulian di Kecamatan Rengat Barat Kabupeten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Sumber data diperoleh dari Bapak Saharan selaku budayawan Kabupaten Indragiri Hulu, Bapak Kardinal selaku Kumantan dan penari tari Rentak Bulian, serta Ibu Khaira Zuita selaku pengajar tari Rentak Bulian. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Adanya teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Asal-usul tari Rentak Bulian adalah dari suku Talang Mamak, (2) Fungsi tari Rentak Bulian sebagai tari hiburan, (3) Aspek-aspek sosiologi yang terkandung didalam tari Rentak Bulian seperti nilai religius yang disampaikan dari tema dan musik, nilai kebersamaan yang tergambarkan melalui gerak, nilai moral yang tergambarkan melalui tata rias dan tata busana, (4) Tanggapan masyarakat terhadap tari Rentak Bulian yaitu menginginkan tari Rentak Bulian sebagai identitas budaya yang harus dilestarikan dan dijaga.Nisa Annisa Satriatianisa.satriati@gmail.com2015-07-07T05:20:27Z2019-01-30T00:51:37Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22870This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/228702015-07-07T05:20:27ZFUNGSI TARI KEBAGH DI DAERAH BESEMAH KOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tari Kebagh di daerah Basemah kota Pagar Alam provinsi Sumatera Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini menggunakan delapan narasumber yang dapat mewakili untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Objek penelitian ini adalah fungsi tari Kebagh di daerah Besemah Kota Pagar Alam. Metode pengumpulan data dilakukan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis menggunakan teori Miles dan Huberman yang menggunakan tiga tahapan (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) kesimpulan.
Hasil penelitian dan pembahasan terhadap fungsi tari Kebagh di daerah Besemah Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan menunjukan bahwa: (1) Fungsi tari Kebaghsebagai upacara Negak Bubungan atau dikenal dengan istilah selamatan rumah, (2) Fungsi tari Kebagh sebagi upacara pemotongan hewan kerbau dalam acara bersih desa, (3) sebagai penyambutan tamu untuk tamu agung atau orang terhormat, (4) Fungsi sebagai hiburan yang biasa ditampilkan pada acara perkawinan, khitanan, dan peresmian gedung.Serly Serly Safitrisherlysafitri08@yahoo.com2015-06-25T03:18:32Z2019-01-30T00:04:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21482This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214822015-06-25T03:18:32ZPROSES KREATIF TARI PARIJOTHO SINANGLING KARYA
EKO FERIANTOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Proses Kreatif Penciptaan
Tari Parijotho Sinangling Karya Eko Ferianto melalui tahap eksplorasi,
improvisasi, evaluasi, dan komposisi.
Objek penelitian ini adalah tari Parijotho Sinangling yang dikaji dari
proses kreatif yang meliputi elemen-elemen komposisi tari seperti tema, gerak,
tata rias, tata busana, iringan, pola lantai, properti dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Eko Ferianto, selaku
koreografer atau pencipta tari Parijotho Sinangling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data,
dan menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Tari Parijotho
Sinangling diciptakan oleh Eko Ferianto pada tahun 2014 guna untuk
mempromosikan icon baru batik Sleman yaitu batik Parijotho salak. 2) Proses
kreatif yang dilakukan oleh Eko Ferianto dalam menggarap tari Parijotho
Sinangling yaitu meliputi tahap eksplorasi yaitu penjajagan, pemahaman,
perenungan tentang proses membatik, tahap improvisasi dengan cara mencari
gerak-gerak secara spontan, tahap evaluasi dengan cara memilih dan menyeleksi
gerak-gerak yang sesuai dengan tema, dan tahap komposisi yaitu menyusun
berbagai macam gerak yang sudah didapatkan. 3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses kreatif tari Parijotho Sinangling terdiri dari lingkungan,
sarana, keterampilan, identitas, orisinalitas, dan apresiasi.Uli Uliviaviauli@roketmail.com2015-06-25T02:58:01Z2019-01-30T00:04:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21470This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214702015-06-25T02:58:01ZMAKNA SIMBOLIK KESENIAN ANGKLUNG LENGGER BADUT
DI DESA PANDANSARI KECAMATAN SRUWENG
KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Simbolik Kesenian Angklung Lengger Badut di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian Kesenian Angklung Lengger Badut. Penelitian difokuskan pada makna kesenian Angklung Lengger Badut di Desa Pandansari. Subjek dalam penelitian ini adalah ketua paguyuban Kenongosari, penari Angklung Lengger Badut, pelaku seni yang ada di daerah setempat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen, serta beberapa warga Desa Pandansari. Data penelitian diperoleh melalui observasi langsung, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Cara analisis data dengan tahap-tahap: reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa unsur-unsur seni tari yang terdapat di dalam Kesenian Angklung Lengger Badut mengandung makna pesan yang disampaikan, adapun makna yang terkandung dalam kesenian tersebut yaitu: (1) gerak penari mengandung makna: sebagai manusia yang mempunyai akal dan perasaan hendaknya selalu hidup sesuai budaya dan norma-norma yang berlaku di dalam lingkungan hidupnya. (2) cerita mengandung makna: kebahagiaan dan ilmu yang dimiliki hendaknya selalu diperoleh dengan ketekunan dan jalan yang benar. (3) dialog bermakna: sebagai manusia diciptakan untuk selalu hidup berpasang-pasangan baik laki-laki maupun perempuan, ketika mendapatkan keluarga baru hendaknya dalam menempuh kebahagiaan selalu di dasari dengan hati yang tulus dan selalu mentaati akan ajaran yang baik sesuai agama dan budaya. (4) Kesenian Angklung Lengger Badut sebagai simbol budayaFijar Fijar Sabri Ganiganifisabri02@gmail.com2015-06-24T05:21:14Z2019-01-30T00:02:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21407This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214072015-06-24T05:21:14ZNILAI-NILAI SOSIAL TARI JODHANGAN PADA UPACARA ADAT
MERTI DUSUN, DI DUSUN JOLOSUTRO, KELURAHAN SRIMULYO,
KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial dalam
Tari Jodhangan pada upacara adat Merti Dusun, di Dusun Jolosutro, Srimulyo,
Piyungan, Bantul.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah di Dusun Jolosutro, Kelurahan
Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Penelitian difokuskan pada
nilai-nilai sosial dalam Tari Jodhangan pada upacara adat Merti Dusun, di Dusun
Jolosutro. Subjek penelitian adalah sesepuh di Dusun Jolosutro, penari, pemusik,
pakar tari (seniman tari). Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Kemudian dilakukan analisis dengan reduksi data,
pemaparan data, dan pengambilan keputusan. Uji keabsahan data dengan
menggunakan metode triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Jodhangan pada upacara adat
Merti Dusun, di Dusun Jolosutro, Srimulyo, Piyungan, Bantul mempunyai nilainilai
sosial yang erat kaitannya dengan fungsi dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial
tersebut adalah: (a) nilai pendidikan pada dasarnya berhubungan dengan tujuan
untuk mencerdaskan masyarakat yaitu dapat meningkatkan ketrampilan, (b) nilai
moral terdapat pesan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat untuk
menjadi lebih baik, (c) nilai kegotongroyongan dapat dilihat pada penari yang
membawa Jodhang saling mengangkat, mempunyai rasa kesatuan dan persatuan,
(d) nilai kerukunan atau nilai kebersamaan tercermin sangat jelas dalam
kegembiraan masyarakat Jolosutro saat mereka bersama-sama mengumpulkan
semua hasil bumi yang kemudian dibawa ke makam Sunan Geseng, (e) nilai religi
dalam Tari Jodhangan dengan aksi teatrikal dengan lakon Sunan Geseng
menggambarkan sejarah penyebaran Agama Islam, (f) Tari Jodhangan sebagai
tari hiburan, karena tariannya bervariasi dengan aksi teatrikal yang dipentaskan
satu tahun sekali, sehingga tidak menjenuhkan, (g) nilai ekonomi Tari Jodhangan,
masyarakat Jolosutro mendapatkan keuntungan ekonomi dengan mendapatkan
hasil bumi yang melimpah, (h) nilai estetika Tari Jodhangan tidak hanya sebagai
tarian persembahan dalam upacara adat, akan tetapi menjadi sebuah drama tari
pertunjukan dalam Festival yang menceritakan sejarah Sunan Geseng.Wiwi Dwi Maryatidwimaryati421@yahoo.com2015-06-24T04:58:31Z2019-01-30T00:01:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21404This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/214042015-06-24T04:58:31ZMANAJEMEN SANGGAR TARI KEMBANG SAKURA
DI DUSUN MESAN BARU KECAMATAN MLATI KABUPATEN
SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang manajemen
Sanggar Tari Kembang Sakura di Dusun Mesan Baru, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman pada fungsi manajemenya yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian di bidang personalia,
administrasi, pembelajaran, dan fasilitas/perlengkapan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini di
Dusun Mesan Baru, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Objek penelitian
adalah Sanggar Tari Kembang Sakura. Subjek penelitian meliputi pemimpin
sanggar, bendahara, sekretaris, pelatih, dan siswa. Penelitian memfokuskan pada
manajemen Sanggar Tari Kembang Sakura. Data diperoleh dengan teknik
pengumpulan data yaitu observasi langsung, wawancara mendalam, studi
dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Tahap analisis
data menggunakan deskripsi data, reduksi data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Sanggar Tari Kembang Sakura
beralamat di Dusun Mesan Baru 6A RT 14/RW 31, Sinduadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta. Manajemen sanggar tari Kembang Sakura bersifat kekeluargaan,
karena pengurus tetap adalah keluarganya sendiri dan menerapkan organisasi
terbuka, yaitu segala kesepakatan disepakati bersama sesuai keadaan sanggar.
Keputusan dalam kegiatan sanggar bergantung pada pemimpin sanggar.
Manajemen sanggar tari Kembang Sakura berdasarkan fungsi-fungsi manajemen:
(1) Perencanaan (planning) pada awal semester penerimaan siswa baru,
pembagian kelas dan materi, SPP, daftar ulang, tabungan, ujian, dan pentas akhir
tahun. (2) Pengorganisasian (organizing) struktur organisasinya telah terbentuk,
akan tetapi dalam melaksanakan tugas sering kali ada penggandaan tugas. (3)
pengarahan (directing) Pengarahan dalam pelaksanaan di sanggar berjalan secara
bersamaan, pengarahan dalam pelaksanaan yaitu administrasi, pembelajaran, dan
fasilitas. Setiap pelaksanaan, pimpinan selalu memberikan arahan dan motivasi
kepada pengurusnya maupun siswa. (4) Pengendalian (Controlling) diadakan
rapat tiga bulan sekali setelah kegiatan sanggar dilaksanakan, untuk mengetahui
seberapa besar keberhasilan dalam mencapai tujuan, kemudian dilakukan
perbaikan agar rencana dapat terselenggara sesuai dengan rencana.Efi Efi Septianaefi_septiana95@yahoo.com2015-06-23T05:09:40Z2019-01-29T23:55:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/21226This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/212262015-06-23T05:09:40ZEKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SAKURA DALAM PENGEMBANGAN SENI TARI DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan eksistensi Sanggar Tari Kembang Sakura dalam pengembangan seni tari di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Tari Kembang Sakura yang terletak di Dusun Mesan Baru, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta pada April sampai Juli 2014. Data yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data (observasi langsung, objek, wawancara, dan dokumentasi). Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Keberadaan tari di Sanggar Tari Kembang Sakura dimaksudkan sebagai salah satu wadah pelestarian kesenian di Daerah Istimewa Yogyakarta yang harus tetap dilestarikan (2) Eksistensi dalam Sanggar Tari Kembang Sakura yaitu keikutsertaan dalam setiap event di berbagai kegiatan di dalam maupun di luar Kabupaten Sleman. Dengan kata lain sanggar ini menampilkan berupa tari kreasi baru dan tari garapan yang telah diciptakan oleh Sanggar Tari Kembang Sakura.Tiara Tiara Wulandaritiarawulan18@gmail.com2015-06-18T04:04:49Z2019-01-29T23:45:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20925This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/209252015-06-18T04:04:49ZKEBERADAAN TARI DAGUNG DALAM SUKU ASLI LIONG DI DESA
BANTAN TENGAH, KECAMATAN BANTAN, KABUPATEN BENGKALIS,
PROVINSI RIAUPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan tari Dagung dalam
Suku Asli Liong di Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis,
Provinsi Riau.
Objek penelitian ini adalah Tari Dagung yang berasal dari Suku Asli Liong di
Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Setting Penelitian dilakukan di
Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Objek penelitian
adalah kesenian Tari Dagung. Subjek penelitian adalah Pembina Adat Seni Suku
Asli, penari Dagung, pemusik, masyarakat, serta Dinas Kebudayaan Kabupaten
Bengkalis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi. Uji keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber data dan
penggunaan metode. Tahap analisis data diperoleh melalui tahap reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tari Dagung dalam suku Asli
Liong di Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis saat ini
masih berkembang baik, terbukti dengan adanya: (1) Sejarah Tari Dagung dalam
Suku Asli liong, yaitu tari ini muncul dan berkembang dari tahun 1838 sampai
sekarang, dan masih tetap dilestarikan, (2) Fungsi Tari Dagung adalah untuk hiburan,
upacara perkawinan dan pengobatan tari Dagung merupakan tari pergaulan dan (3)
Bentuk Penyajian Tari Dagung yang meliputi: gerak, pola lantai, iringan, tata rias,
tata busana, dan tempat pertunjukan. gerak terdiri dari: (a) sembah Pembuka, (b)
lenggang maju, (c) lenggang mundur, (d) berputar, (e) jengkel jolok, (f) mereneh, (g)
sembah penutup. Pola lantai Tari Dagung merupakan pola lantai sederhana yaitu
sejajar. Iringan yang digunakan biola, kompang (bebana), dan gong. Tata rias penariEny Eny Susantienysusanti603@yahoo.com2015-06-08T07:57:31Z2019-01-29T23:18:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/20157This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/201572015-06-08T07:57:31ZEKSISTENSI TARI OREK – OREK DI KECAMATAN NGAWI,
KABUPATEN NGAWI, JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi tari Orek-orek
yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Ngawi, JawaTimur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Setting penelitian
dilakukan di sanggar Sri Boedoyo dan Soeryo Budoyo Kecamatan Ngawi,
Kabupaten Ngawi, JawaTimur. Waktu penelitian dimulai dari Februari sampai
Maret 2015. Objek penelitian ini adalah eksistensi tari Orek-orek di Kabupaten
Ngawi. Subjek penelitian ini adalah penari, pemusik, narasumber, dan sebagian
masyarakat Kabupaten Ngawi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
menggunakan pedoman observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi.
Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi untuk menguji kebenaran data
tentang eksistensi tari Orek-orek di Kabupaten Ngawi, JawaTimur. Adapun teknik
analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi tari Orek-orek di
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur adalah sebagai berikut: (1) tari Orek-orek muncul
sekitar tahun 1946 melalui mbarang atau mengamen dari satu rumah ke rumah
lain, pada tahun 1980 tari Orek-orek diresmikan menjadi tarian khas Kabupaten
Ngawi dan berhasil memecahkan Rekor MURI dengan belasan ribu penari pada
tahun 2014, (2) bentuk penyajian tari Orek-orek adalah tari berpasangan yang
terdiri dari 18 ragam gerak dengan durasi waktu sekitar 7-8 menit, iringan tari
Orek-orek menggunakan gamelan slendro, busana tari Orek-orek putri yaitu
kemben, kebaya, kain jarik, stagen, dan sabuk, sedangkan penari putra
menggunakan atasan rompi, celana panji, kain jarik, stagen cinde, sabuk, epek,
dan iket, untuk properti yang digunakan dalam tari Orek-orek adalah sampur, dan
(3) fungsi tari Orek-orek adalah sebagai tari hiburan, (4) eksistensi tari Orek-orek
dapat dilihat dari perkembangan dari awal kemunculan hingga sekarang, upaya
pelestarian juga mempengaruhi eksistensi tari Orek-orek agar keberadaannya tetap
terlihat dan terjaga kelestariannya.
Kata kunci:Okta Oktaria Kusuma Wardanireea.nice@gmail.com2015-05-27T01:06:22Z2019-01-29T22:52:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19481This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/194812015-05-27T01:06:22ZANALISIS SEMIOTIKA GERAK DASAR DAN PROPERTI PADA
KESENIAN INCLING KRUMPYUNG
“ LANGEN BEKSO WIROMO” DI GUNUNG REGO, HARGOREJO,
KOKAP, KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTAPenelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisa semiotika terhadap kesenian
Incling Krumpyung “Langen Bekso Wiromo” di Gunung Rego, Hargorejo, Kokap, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah seniman
kesenian Incling Krumpyung, perangkat desa, dan tokoh masyarakat di desa Hargorejo, yang
bertindak selaku pengurus kesenian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah analisis data meliputi untuk deskripsi data,
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Kebasahan data diperoleh dengan triangulasi.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bentuk penyajian kesenian Incling
Krumpyung meliputi unsur-unsur yang mengandung makna semiotika di dalamnya yaitu gerak,
iringan, tata rias, tata busana, dan tempat pertunjukan.2) Kesenian Incling Krumpyung
merupakan hasil cipta manusia yang mempunyai kreativitas dalam menjalani kehidupan, dalam
kehidupan manusia tidak jauh dari makna dan kesenian adalah bagian dari kehidupan manusia.
3) Sejarah terbentuknya grup Kesenian Incling Krumpyung di desa Hargorejo sebagai alat
pemersatu masyarakat dari berbagai lapisan.Anggun Anggun Herliyanianggun_ldp4@yahoo.com2015-05-26T07:28:57Z2019-01-29T22:52:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19472This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/194722015-05-26T07:28:57ZNILAI-NILAI RELIGIUS DALAM KESENIAN CEPETAN DI DUSUN
KARANGJOHO, DESA KARANGGAYAM, KECAMATAN
KARANGGAYAM, KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah terciptanya
kesenian Cepetan, nilai-nilai religius yang terkandung dalam kesenian Cepetan,
dan tanggapan masyarakat mengenai keberadaan kesenian Cepetan di Dusun
Karangjoho, Desa Karanggayam, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Setting penelitian
dilakukan di Dusun Karangjoho, Desa Karanggayam, Kecamatan Karanggayam,
Kabupaten Kebumen. Objek penelitian adalah kesenian Cepetan. Subjek
penelitian yaitu ketua kesenian Cepetan, penari Cepetan, pemusik, masyarakat,
serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dari triangulasi sumber dan metode.
Teknik analisis data diperoleh melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Sejarah terciptanya kesenian Cepetan
di Dusun Karangjoho, Desa Karanggayam, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen pada tahun 1943 yang diciptakan oleh Almarhum Bapak Lamijan (2)
Nilai-nilai religius yang terdapat dalam kesenian Cepetan yaitu nilai moral, nilai
silaturahmi, dan nilai keimanan (3) Tanggapan masyarakat mengenai keberadaan
kesenian Cepetan yaitu kesenian Cepetan telah mendapat tempat di hati
masyarakat karena masyarakat merasa bangga memiliki asset kesenian yang telah
di wariskan oleh nenek moyang dan diakui oleh pemerintah Kabupaten sebagai
kesenian khas daerah Kebumen.Donna Donna Edy Kumaladhena_23@rocketmail.com2015-05-26T07:21:09Z2019-01-29T22:52:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19471This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/194712015-05-26T07:21:09ZBENTUK PENYAJIAN TARI SILAMPARI KAHYANGAN TINGGI PADA
KOTA LUBUKLINGGAU SUMATERA SELATANPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan Bentuk Penyajian tari Silampari
Kahyangan Tinggi pada Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan, yang dikenal
hanya oleh orang-orang yang berkecibung dalam kesenian saja.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah
Tari Silampari Kahyangan Tinggi yang berasal dari Kota Lubuklinggau, Sumatera
Selatan. Penelitian difokuskan pada bentuk penyajian tari Silampari Kahyangan
Tinggi yang dikemas menjadi identitas dari Kota Lubuklinggau. Subjek dalam
penelitian ini ialah sesepuh Tari Silampari Kahyangan Tinggi, seniman, penari,
dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lubuklinggau. Data penelitian
diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data
dianalisis dengan reduksi data, pemaparan data, dan pengambilan keputusan.
Keabsahan data di peroleh melalui triangulasi yang dilakukan dengan mengecek
data yang telah di peroleh melalui beberapa sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Lubuklinggau dikemas untuk
sajian para tamu agung, sehingga beberapa bagian dalam Tari Silampari
Kahyangan Tinggi telah diubah, yaitu (1) iringan yang awal tarian ini hanya
menggunakan kendang dan gong, sekarang menggunakan accordion, robana,
kendang besar dan kecil, dan djembe; (2) lirik dari notasi lagu ada penambahan
dengan kata-kata Lubuklinggau (3) kostum dari tari ini yang awalnya
menggunakan kemben atau dodotan, sekarang menggunakan baju kurung (4)
properti, pada zamannya dulu tidak menggunakan properti, sekarang
menggunakan tepak sebagai tanda kehormatan kepada para tamu agung.Desti Desti Kurniawatidestikurniawati@gmail.com2015-05-26T02:43:05Z2019-01-29T22:49:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/19400This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/194002015-05-26T02:43:05ZMAKNA SIMBOLIK PROSESI RITUAL TARI TAYUB
PADA HARI JADI KOTA TUBANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik prosesi
ritual tari tayub pada hari jadi kota Tuban dan mendeskripsikan prosesi dan isi
ritual siraman penari tayub dalam acara hari jadi kota Tuban.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah
ritual siraman penari tayub. Penelitian difokuskan pada makna simbolik prosesi
ritual siraman penari tayub yang menjadi agenda rutin setiap tahun dalam
memperingati hari jadi kota Tuban. Subjek penelitian diperoleh dari nara sumber
yaitu, Juru Kunci Sendang Bektiharjo sebagai pawang, Penari Tayub, dan
Pramugari tayub. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data-data dianalisis melalui tahap-tahap: reduksi
data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Pengabsahan data
dilakukan dengan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) makna simbolik ritual siraman
penari tayub pada hari jadi kota Tuban. (a) makna simbolik kirab yaitu untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) makna simbolik
kenduri yaitu agar diberi keselamatan dan kelancaran , (c) makna simbolik ritual
siraman yaitu sebagai pembersihan diri dari segala kotoran, (d) makna simbolik
berjalan mengelilingi sendang dengan membawa kendil dan menabur bunga yaitu
untuk memperbanyak sumber air dan menjadikan sumber air menjadi jernih, (e)
makna simbolik meminum dan mencuci muka menggunakan air dari sumur tirto
wening yaitu bisa menambah awet muda dan menambah aura kecantikan, (f)
makna simbolik pendanyangan yaitu untuk mengingat Tuhan Yang Maha Esa dan
untuk menghormati penunggu sendang, (g) makna simbolik pementasan tayub
semalam suntuk yaitu sebagai rasa syukur atas kelancaran acara ritual siraman. (2)
jalannya prosesi ritual siraman penari tayub. (a) kirab, (b) kenduri, (c) ritual
siraman, (d) berjalan mengelilingi sendang dengan membawa kendil dan menabur
bunga, (e) meminum dan mencuci muka menggunakan air dari sumur tirto
wening, (f) pendanyangan, (g) pementasan tayub semalam suntuk.Emi Dwi Yuli Isminingsihdwiyuliisminingsih@gmail.com2015-05-15T01:10:20Z2019-01-29T22:20:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18620This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/186202015-05-15T01:10:20ZPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PEMBELAJARAN TARI BADUI UNTUK SISWA SMP
DI KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk multimedia interaktif pembelajaran tari Badui yang tervalidasi oleh ahli materi dan ahli media serta layak dipergunakan untuk pembelajaran tari pada tingkat SMP di Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development(R&D) suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifannya. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan ini yaitu: (1) Pengumpulan Data dan Informasi, (2) Perencanaan Pengembangan Produk, (3) Pengumpulan Bahan, (4) Pengembangan Produk, (5) Uji Coba Produk, (6) Revisi Produk, (7) Uji Coba Lapangan, dan (8) Produk Jadi. Subjek penelitian ini adalah 1 orang ahli materi, 1 orang ahli media, 5 orang untuk uji coba terbatas, dan 25 siswa untuk uji coba lapangan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner untuk ahli materi, ahli media, dan siswa calon pengguna. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik statistik deskriptif. Skor hasil penelitian dikonversikan ke dalam skala 100, media dianggap layak apabila skor rata-rata yang diperoleh dari ahli materi, ahli media dan siswa pengguna ≥ 75.
Hasil penelitian menunjukkan dihasilkannya produk multimedia interaktif pembelajaran tari Badui untuk siswa di tingkat SMP yang dikemas dalam bentuk DVD dengan menggunakan software utama, yaitu Autoplay Media Studio 8. Hasil uji coba produk pada ahli materi, ahli media, uji coba pada kelompok terbatas, dan uji coba lapangan menghasilkan skor sebagai berikut. Dari ahli materi diperoleh skor 95,15, ahli media diperoleh skor 91,25, uji coba kelompok terbatas diperoleh skor rata-rata 80,09, dan pada uji coba lapangan diperoleh skor rata-rata 82,22, pada skor standar seratus. Berdasarkan kriteria kelayakan yang sudah ditentukan, yaitu skor ≥75, dapat disimpulkan bahwa produk multimedia interaktif berbasis komputer pembelajaran tari Badui ini layak dipergunakan untuk pembelajaran tari Badui bagi siswa SMP di Kabupaten Sleman.Pipit Puspita Melatipietha_jusmyne@yahoo.com2015-05-05T04:10:41Z2019-01-29T22:03:17Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18155This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/181552015-05-05T04:10:41ZEKSISTENSI KESENIAN LENGGER LANANG TUNJUNG BERGOYANG
DI DESA GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN BANJARNEGARAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi pada
kesenian Lengger Lanang Tunjung Bergoyang di Desa Gumelem Kulon
Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara, khususnya faktor
pendukung dan faktor yang kurangmendukung, serta ada beberapa fungsi
dari kesenian itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian
ini adalaheksistensi pada kesenian Lengger Lanang Tunjung Bergoyang di
Desa Gumelem Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara
mendalam, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengurus
paguyuban kesenian Lengger Lanang Tunjung Bergoyang, penari,
pemusik, masyarakat, dan sumber-sumber yang mengetahui tentang
kesenian Lengger Lanang. Teknik analisi data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paguyuban kesenian Lengger
Lanang Tunjung Bergoyang di Desa Gumelem Kulon memiliki beberapa
fungsi yaitu sebagai hiburan, sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan
sosial, sebagai tambahan penghasilan ekonomi pelaku seni dan sebagai
pelestari budaya. Beberapa kesenian tradisional kerakyatan dapat dan
tidaknya bertahan karena beberapa faktor baik yang mendukung ataupun
tidak mendukung, faktor yang mendukung antara lain (1) kesenian ini
menggunakan sistem kekeluargaan, (2) pembinaan dilakukan sendiri oleh
Suryanto, (3) mendapat perhatian dari masyaraka,t (4) kreatifitas pembina
dalam menciptakan variasi. Sedangkan faktor yang kurang mendukung
eksistensi kesenian tradisional yaitu (1) kurangnya promosi, (2) kurangnya
perhatian dari pemerintah, (3) kurangnya keingin tahuan tentang kesenian
tradisional. Pada intinya, kesenian Lengger Lanang Tunjung Bergoyang ini
kurang eksis terutama di Kabupaten Banjarnegara, dapat dikatakan kurang
eksis itu terlihat dari beberapa faktor yang sudah disampaikan di atas.Puput Puput Agustin Nur'Ainipuputagustin21@gmail.com2015-05-05T03:48:38Z2019-01-29T22:03:01Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18147This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/181472015-05-05T03:48:38ZBENTUK PENYAJIAN KESENIAN TARI JARANAN THIK
DI DESA COPER, KECAMATAN JETIS
KABUPATEN PONOROGO JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bentuk
penyajian kesenian Jaranan Thik yang berkembang di desa Coper, Kecamatan
Jetis, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek dari penelitian ini
adalah bentuk penyajian kesenian Jaranan Thik. Subjek penelitian ini adalah
penari, pemusik serta tokoh – tokoh yang mengetahui kesenian Jaranan Thik.
Tehnik penelitian ini menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Pedoman dokumentasi ini menggunakan alat bantu : alat perkaman,
catatan wawancara, dan kamera. Ada pun analisis data yang digunakan adalah
deskripsi data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Teknik pemeriksaan
keabsahan data yang dilakukan adalah trianggulasi.
Hasil penelitian ini yaitu bentuk penyajian kesenian tari Jaranan Thik.
Kesenian Jaranan Thik Turonggo Wengker berdiri sejak tahun 2009 dan
diresmikan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga pada tahun
2012. Kesenian ini diprakarsai oleh 3 orang yaitu Bapak Muhtarom, Bapak
Supriyono, dan Bapak Sabar. Bentuk penyajian ini terdiri dari elemen – elemen
yang mendukung bentuk penyajian, yaitu : 1) gerak yang digunakan dalam
kesenian Jaranan Thik yaitu sederhana tetapi menarik. 2) Pola lantai yaitu : pola
garis lurus, pola garis lengkung, selain itu lingkaran, zig zag, dan pola lantai
menyebar. 3) Iringan yang digunakan adalah gong, kendang, saron, demung, jidor,
kenong, slompret. 4) Tata rias menggunakan bahan – bahan kosmetik untuk
mewujudkan peranan wajah. 5) Tata busana pada penari Jaran yaitu : udeng,
sumping, rompi lengan panjang (warna ungu), kace, stagen, sabuk, dan sembong
batik parang, serta celana panji berwarna ungu, menggunakan slendang berwarna
kuning, dan gongseng. Sedangkan untuk penari celeng : udeng, sumping, kace,
stagen, sabuk, dan sembong batik parang, serta celana panji berwarna ungu,
menggunakan slendang berwarna kuning, dan gongseng. 6) Properti yang di
gunakan kuda kepang, celeng, dan Naga. 7) Tempat pertunjukan yang digunakan
yaitu : Lapangan, halaman rumah yang lebar.Whinda Whinda Kartika Nugraheni-2015-05-04T06:44:30Z2019-01-29T21:59:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18049This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180492015-05-04T06:44:30ZKONTRIBUSI SANGGAR TARI BULAN TEMANGGAL DALAM
MENGEMBANGKAN SENI TARI TRADISI LAMPUNG DI KABUPATEN
PRINGSEWU LAMPUNGPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kontribusi Sanggar Tari Bulan
Temanggal dalam Mengembangkan Seni Tari Tradisi Lampung di Kabupaten
Pringsewu Lampung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek material
penelitian ini adalah Sanggar Tari Bulan Temanggal dan objek formal penelitian
ini adalah kontribusi dalam Mengembangkan Seni Tari Tradisi Lampung di
Kabupaten Pringsewu, data diperoleh dengan metode observasi, wawancara
mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif yaitu mereduksi, menyajikan data, dan kesimpulan. Keabsahan data
diperoleh dengan menggunakan triangulasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kontribusi Sanggar Tari Bulan
Temanggal dalam Mengembangkan Seni Tari Tradisi Lampung di Kabupaten
Pringsewu sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari tari-tari kreasi yang
dikembangkan Sanggar Bulan Temanggal dari berbagai ragam gerak tari tradisi
Lampung sudah digunakan oleh beberapa sekolah salah satunya SMA N 1
Pringsewu, Perguruan Tinggi STIKES Muhammmadiyah Pringsewu dan Dinas
Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Pringsewu. (2) tanggapan masyarakat
terhadap kegiatan Sanggar Tari Bulan Temanggal mendapat respon positif dalam
mengembangkan seni tari tradisi Lampung di Kabupaten Pringsewu. Banyak
pihak yang sangat terbantu dengan adanya Sanggar Tari Bulan Temanggal dengan
kreativitasnya membuat sebuah tarian yang dikembangkan dari berbagai ragam
gerak tari tradisi Lampung menjadi sebuah tarian yang indah dan memiliki ciri
khas Kabupaten Pringsewu, tanpa menghilangkan ciri khas tarian tradisi terebutLela Risnaini Nurrohmatullailarisnaini992@yahoo.com2015-05-04T06:11:47Z2019-01-29T21:59:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18045This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/180452015-05-04T06:11:47ZKORELASI ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKILAKI
DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI SMP N 1 JOGONALAN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) korelasi antara minat belajar siswa
laki-laki dalam pembelajaran seni tari terhadap hasil belajar siswa, (2) korelasi antara
motivasi belajar siswa laki-laki dalam pembelajaran seni tari terhadap hasil belajar siswa,
dan (3) korelasi antara minat belajar dan motivasi belajar siswa laki-laki dalam
pembelajaran seni tari terhadap hasil belajar siswa di SMP N 1 Jogonalan Klaten. Jenis
penelitian merupakan penelitian korelasional. Subjek penelitian adalah siswa laki-laki
kelas VIII SMP N 1 Jogonalan Klaten sebanyak 91 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner, dan performance test.
Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan uji reliabilitas
menggunakan rumus cronbach alpha.
Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat korelasi signifikan antara minat belajar siswa
laki-laki dalam pembelajaran seni tari terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dari nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,491>0,207) dan nilai signifikasi 0,000<0,05;
(2) terdapat korelasi signifikan antara motivasi belajar siswa laki-laki dalam pembelajaran
seni tari terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai rhitung lebih besar
dari r tabel (0,546>0,207) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan (3) terdapat
korelasi signifikan antara minat belajar dan motivasi belajar siswa laki-laki secara
bersama-sama dalam pembelajaran seni tari terhadap hasil belajar siswa di SMP N 1
Jogonalan Klaten. Hal ini ditunjukkan dari koefisien korelasi atau R sebesar 0,611>0,207,
dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05.Fajar Fajar Ratiningrumfajar.rati@gmail.com2015-04-27T03:15:10Z2019-01-29T21:42:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17565This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/175652015-04-27T03:15:10ZFUNGSI TARI TOPENG CIREBON DALAM UPACARA ADAT MAPAG SRI DI DESA PANGKALAN KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON
JAWA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tari topeng Cirebon dalam upacara adat Mapag Sri di desa Pangkalan, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon Jawa Barat, yang sampai dengan saat ini masih dilestarikan dan sudah menjadi ikon desa Pangkalan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah tari topeng Cirebon dalam upacara adat Mapag Sri di desa Pangkalan, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon Jawa Barat. Subjek penelitian ini adalah seniman tari topeng Cirebon dalam Upacara adat Mapag Sri, kepala desa, bapak Sarita selaku juru kunci, tokoh masyarakat, dan warga desa Pangkalan melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, penarikan kesimpulan, keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa upacara adat Mapag Sri merupakan pesta panen padi yang dilaksanakan satu tahun sekali dan keberadaannya tidak lepas dari tari topeng Cirebon. Tari topeng Cirebon disajikan mulai dari tari topeng Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung dan Klana. Tari topeng Cirebon dalam upacara adat Mapag sri memiliki dua fungsi yaitu primer dan sekunder. Fungsi primer sebagai tari ritual, fungsi sekunder sebagai media hiburan dan sebagai media pendidikanDanis Danisidanisi_seta@yahoo.co.id2015-04-24T03:49:29Z2019-01-29T21:40:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17493This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/174932015-04-24T03:49:29ZEKSISTENSI TARI LAWET DI KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Tari Lawet di
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek
penelitian adalah Tari Lawet Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian adalah pihak
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen, penata tari, penari, dan
salah satu tokoh GALATRI. Cara pengumpulan data dilakukan dengan : (1)
observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan display data. Uji keabsahan data menggunakan
metode triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Eksistensi Tari Lawet adalah sebagai
berikut : (1) sejarah tari lawet tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Kebumen
yang diambil dari cerita Joko Sangkrip, (2) fungsi tari lawet di Kabupaten
Kebumen sebagai sarana pendidikan, sarana hiburan dan pertunjukkan, (3) bentuk
penyajian tari lawet terdiri dari gerak, iringan, tatarias dan busana, pementasan.Erma Erma Lutfyana-2015-04-21T02:54:48Z2019-01-29T21:27:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17150This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/171502015-04-21T02:54:48ZANTAWECANA DALAM WAYANG WONG LAKON GATUTKACA WISUDHA DI PAGUYUBAN PARIKESIT KLATEN
JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk antawecana dalam wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten Jawa Tengah. Penelitian ini selain mendeskripsikan bentuk antawecana wayang wong pada lakon Gatutkaca Wisudha juga ingin mendeskripsikan gerak tari dalam antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah Agus Sunarta, B. Subono, Wahyu Santosa Prabowo, dan pemain wayang wong. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan berperanserta, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha terdapat lima bagian : (1) introduksi, yaitu adanya percakapan antara Kala Pracona, Patih Sekipu, Bathara Narada dan Tetuka (2) Madeg negari Tunggarana, yaitu adanya percakapan antara Kala Pustaka dengan Dhendhapati dan Sumber Katong (3) Madeg negari Ngamarta, yaitu percakapan antara Kresna dengan Pandawa (4) Gara-gara, yaitu percakapan Janaka dengan Punakawan (5) Madeg Kraton Pringgodani, yaitu percakapan antara Arimbi dengan Brajamusthi, Brajadenta, Kala Bendana, Kresna, Narada, Gatutkaca, Kala Pustaka. Gerak tari dalam antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha adalah gerak sebagai pengantar menuju dialog dan penghabisan dialog. Pada tengah-tengah dialog terdapat peralihan suasana atau singget. PengantaReni Reni Rasmawatireni_rasmawati@yahoo.com2015-04-20T07:21:00Z2019-01-29T21:25:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17088This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170882015-04-20T07:21:00ZEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR UNSUR-UNSUR DASAR TARI
SISWA KELAS X SMK N 2 WONOSARIPenelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan metode Problem Based Learning dan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran unsurunsur
dasar tari, dan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode Problem
Based Learning dalam pembelajaran unsur-unsur dasar tari siswa kelas X SMK N
2 Wonosari.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen.Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan variabel bebas dalam penelitian
ini adalah metode Problem Based Learning. Metode Problem Based Learning ini
dijadikan sebagai perlakuan untuk kelas eksperimen, sementara pada kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Sedangkan untuk analisis data dalam penelitian
ini menggunakan uji-t perbedaan rata-rata skor. Hal itu dilakukan setelah data
diuji prasyarat analisi menggunakan Shapiro Wilk untuk uji normalitas data dan
menggunakan uji One Way Anova untuk uji homogenitas data.
Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan SPSS ini menunjukkan
bahwa, a) terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
diberi pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning dan yang
diberi pembelajaran tanpa metode Problem Based Learning, yang dalam hal ini
adalah pembelajaran dengan metode ceramah (konvensional). Dari perhitungan
diperoleh thsebesar 2.849 dengan df 62 dan nilai p sebesar 0,006. Dengan
demikian, hipotesis alternatif pertama diterima. b) dari hasil perhitungan skor
pretes dan postes kelas kontrol diperoleh th sebesar 9.036 dengan db 62 dan p
sebesar 0,000, sedangkan pada kelompok eksperimen th sebesar 10.442 dengan df
62 dan p 0,000. Kelompok kontrol pada pretes memiliki rata-rata skor sebesar
16.21 dan pada saat Postes sebesar 21.93 sehingga gain yang diperoleh adalah
sebesar 5.7 (21.93-16.21). Sedangkan kelompok eksperimen memiliki rata-rata
skor saat pretes sebesar 16.37dan postes sebesar 23.78 sehingga gain score yang
didapat sebesar 7.4 (23.78-16.37). Berdasarkan perhitungan tersebut maka
hipotesis alternatif kedua diterima, dan metode Problem Based Learning yang
dilakukan pada kelas eksperimen efektif digunakan dalam pembelajaran Unsurunsur
dasar tari pada siswa kelas X SMK N 2 Wonosari.Iis Iis Tatoatun-2015-04-20T06:54:48Z2019-01-29T21:25:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17081This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170812015-04-20T06:54:48ZHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERAPRESIASI DAN
TINGKAT KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR
TATA BUSANA MAHASISWA PENDIDIKAN SENI TARI
ANGKATAN 2012 FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara kemampuan berapresiasi dan tingkat kreativitas terhadap hasil belajar tata busana mahasiswa Pendidikan Seni Tari angkatan 2012 FBS UNY.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari kelas M dan N angkatan 2012 FBS UNY. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis regresi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi berganda. Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa: (H1) Kemampuan Berapresiasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Belajar. Hal ini dibuktikan dengan Kemampuan Berapresiasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0,289. Selanjutnya hasil analisis uji t pada tabel menunjukkan nilai thitung sebesar 3,707 dengan probabilitas 0,002. Nilai probabilitas 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan pengaruh antara X1 terhadap Y sebesar 0,462 atau 46,2%. (H2) Tingkat Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Belajar. Hal ini dibuktikan dengan Tingkat Kreativitas mempunyai koefisien regresi sebesar 0,253. Selanjutnya hasil analisis uji t pada tabel menunjukkan nilai thitung sebesar 3,341 dengan probabilitas 0,003. Nilai probabilitas 0,003 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan pengaruh antara X2 terhadap Y sebesar 0,424 atau 42,4%. (H3) Kemampuan Berapresiasi dan Tingkat Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap Hasil Belajar. Hal ini dibuktikan bahwa hasil rxy sebesar 0,841, R2 sebesar 0,707 atau 70,7% dan tingkat regresi Y = 42,525 0,233 X1 0,199 X2. Nilai probabilitas 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,089 > 2,1098 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan pengaruh antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y sebesar 0,707 atau 70,7%.Ika Ika Kusumandari-2015-04-20T02:02:48Z2019-01-29T21:22:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/17022This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/170222015-04-20T02:02:48ZKORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT APRESIASI SENI TARI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI TARI
SISWA KELAS VIII SMP N 3 GODEANPenelitian ini bertujuan menguji adanya korelasi antara motivasi belajar dan tingkat apresiasi seni tari dengan prestasi belajar seni tari siswa kelas VIII SMP N 3 Godean.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP N 3 Godean. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 siswa. Teknik pengumpulan data kuesioner dan dokumentasi. Variabel bebas yaitu motivasi belajar siswa dan apresiasi seni, sedangkan variabel terikat yaitu prestasi siswa. Uji validitas instrument dilakukan dengan teknik korelasi item menggunakan Product Moment dari Person dan uji realibilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Crounbach. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari pearson dan korelasi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai : (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar seni tari siswa kelas VIII A dan B di SMP N 3 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung 0,99 lebih besar dari harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 64 adalah 0,242, (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara apresiasi seni terhadap prestasi belajar seni tari siswa kelas VIII A dan B di SMP N 3 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung 0,10 lebih besar dari harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 64 adalah 0,242, (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan apresiasi seni secara bersama-sama terhadap prestasi belajar seni tari siswa kelas VIII A dan B di SMP N 3 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil dari motivasi belajar dan apresiasi seni siswa terhadap prestasi belajar berpengaruh positif secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi ganda yang dalam penghitunganya menggunakan program SPSS versi 17 For Windows dengan menggunakan analisis regresi ganda diperoleh koefisien determinasi (R²) sebesar 0,014 dan nilai F sebesar 0,430.
Kata Kunci: korelasi, motivasi belajar, tingkat apresiasi seni tari, prestasi belajar seniDika Andika Kusumaningrumdicakusuma@gmail.com2015-04-16T02:31:50Z2019-01-29T21:11:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16716This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/167162015-04-16T02:31:50ZKONTRIBUSI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI TARI)
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
SMA NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakter yang disumbangkan oleh mata pelajaran seni budaya (seni tari) Kurikulum 2013 pada siswa kelas XI MIA 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta. (2) mendeskripsikan proses pembelajaran seni budaya (seni tari) Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2014/2015 dalam membentuk karakter siswa kelas XI MIA I semester 2 SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah pembelajaran seni budaya (seni tari) Kurikulum 2013 dalam membentuk karakter siswa kelas XI MIA 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu seorang guru pengampu mata pelajaran seni budaya (seni tari) kelas XI MIA 1, 32 siswa kelas XI MIA 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, dan seorang wakil kepala sekolah bidang humas. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi nonpartisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1)mata pelajaran seni budaya (seni tari) Kurikulum 2013 memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter siswa kelas XI MIA 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta berupa nilai spiritual, nilai santun, nilai jujur, nilaicintadamai, nilai kerjasama, nilai tanggungjawab, nilai toleransi, nilai disiplin, nilaikreatif,dannilai kepekaan. (2) mata pelajaran seni budaya (seni tari) Kurikulum 2013 dalam membentuk karakter siswakelas XI MIA 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 melalui materi eksplorasi gerak yang mengintegrasikan pendidikan karakter, secara implisit pada materinya maupun pembiasaan-pembiasaan kegiatan positif.
Kata Kunci: kontribusi, mata pelajaran seni budaya (seni tari), pembentukan karakter siswa, SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.Rini Rini Puryantirinipuryanti@yahoo.co.id2015-04-15T07:31:57Z2019-01-29T21:08:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16637This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/166372015-04-15T07:31:57ZNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM TARI TOPENG LENGGER KINAYAKAN DI DESA RECO, KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBOPenelitian ini bertujuan mengungkapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tari Topeng Lengger Kinayakan di Desa Reco Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten (content analysis). Subjek penelitian ini adalah pelaku seni tari Topeng Lengger Kinayakan di Desa Reco, Ketua kelompok kesenian Topeng Lengger di Desa Reco, seniman kesenian Topeng Lengger di Kabupaten Wonosobo, dan Kasi Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: penentuan unit dan pencatatan atau perekaman. Inferensi didasarkan pada empat kategori nilai pendidikan karakter. Validitas semantik dan wawancara terhadap ekspert digunakan untuk memvalidasi hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tari Topeng Lengger Kinayakan meliputi nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan kebangsaan. Tari Topeng Lengger Kinayakan mengajarkan agar manusia selalu berhubungan dengan Tuhan, yang meliputi menyembah Tuhan, taqwa kepada Tuhan, memohon kepada Tuhan, dan bersyukur kepada Tuhan. Mengajarkan agar setiap individu menanamkan kebiasaan yang baik, merasakan dan berperilaku yang baik, meliputi bertindak hati-hati, disiplin, teliti, tegas, jujur, tanggung jawab, sabar, bijaksana, tangkas, berani, cerdas, penuh semangat, rendah hati, pikiran yang kuat, berwibawa, kerapian, dan kerja keras. Mengajarkan agar membiasakan bersikap baik terhadap sesame. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan sesama meliputi cinta damai, ramah tamah, kebersamaan, dan kerjasama. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan kebangsaan meliputi semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Mengajarkan sikap nasionalis pada generasi penerus bangsa.Tatik Tatik Susantitsusanti70@yaho.com2015-04-15T04:27:05Z2019-01-29T21:06:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16593This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/165932015-04-15T04:27:05ZEKSISTENSI TARI SIPEN DAMBUS DALAM RITUAL UPACARA ADAT
SEDEKAH KAMPUNG DI DESA KUNDI KABUPATEN
BANGKA BARATPenelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan eksistensi tari Sipen Dambus dalam Upacara Ritual Adat Sedekah Kampung di Desa Kundi Kabupaten Bangka Barat yang meliputi sejarahnya, fungsi dan perkembangan, dan bentuk penyajian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek material penelitian ini adalah tari Sipen Dambus. Objek Formal penelitian ini adalah eksistensi tari Sipen Dambus dalam Ritual Upacara Adat Sedekah Kampung. Subjek penelitian ini adalah Ketua Dewan Kesenian Bangka Barat, Kepala Desa Kundi, Pemangku Adat, Sesepuh, dan tokoh masyarakat, Pimpinan Kesenian Tari Sipen Dambus, wakil Penari, dan wakil Pemusik tari Sipen Dambus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non-partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data-data dikumpulkan melalui tahap-tahap reduksi data, displai data dan penarikan kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan adalah : Verstehen (pemahaman), Interprestasi, Analitika Bahasa, Historis, dan Induktif. Untuk mencapai Kredibilitas menggunakan Triangulasi Sumber dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sejarah tari Sipen Dambus merupakan tari yang berkembang di masyarakat agraris, (2) tari Sipen Dambus merupakan tari yang hidup karna musik trasisional Dambus. (3) fungsi dan perkembangan tari Sipen Dambus menunjukan tari Sipan Dambus sebagai tari hiburan masyarakat Desa Kundi, (4) sebagai alat komunikasi terhadap roh nenek moyang, (5) sebagai salah satu Ritual Upacara Adat Sedekah Kampung (6) bentuk penyajian tari Sipen Dambus merupakan tari hiburan yang di tarikan secara berpasangan, (7) tari sipen dambus merupakan tari tradisional yang ada di Kabupaten Bangka Barat.Martha Gustirani2015-04-15T03:36:33Z2019-01-29T21:06:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16591This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/165912015-04-15T03:36:33ZKONTRIBUSI SENI CALUNG WISANGGENI TERHADAP PERKEMBANGAN
SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN PURBALINGGATujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi seni Calung Wisanggeni terhadap perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Remaja Seni Calung Wisanggeni yang terletak di Perumahan Abdi Kencana Jalan Sekar Cempaka no.6. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data yang dilakukan meliputi beberapa tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah grup Calung Wisanggeni yang sudah berperan penting dalam perkembangan pariwisata di Purbalingga sebagai media promosi, yaitu dalam setiap kesempatan pentas di luar kota Calung Wisanggeni selalu menyebut nama Purbalingga dan memaparkan tentang kepariwisataan yang ada. Selain itu untuk lebih jelasnya mereka selalu membawa buklet yang berisi tentang segala jenis pariwisata yang ada di Purbalingga. Perlu kita ketahui bahwa promosi menjadi salah satu hal terpenting yang harus dilakukan oleh management sebuah pariwisata, tanpa adanya promosi pariwisata itu akan lemah dan tidak ada yang mengetahui bahwa disuatu daerah ada objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Inilah yang dilakukan oleh grup Calung Wisanggeni, dalam setiap kali berkesempatan pentas diluar kota mereka tidak pernah lupa menyebutkan Purbalingga dan segala aset pariwisata yang ada. Mungkin dari pihak pemerintah mempunyai cara tersendiri untuk memperkenalkan pariwisata yang ada, namun sedikit banyak yang dilakukan oleh grup Calung Wisanggeni juga berguna untuk perkembangan pariwisata di kota Purbalingga.Yeni Fitriani2015-04-15T01:21:00Z2019-01-29T21:03:07Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16507This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/165072015-04-15T01:21:00ZSTUDI KOMPARASI DALAM MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SENI
TARI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN
PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI PUSAT REHABILITASI
YAKKUM SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan minat dan prestasi belajar seni tari antara siswa laki-laki dan perempuan penyandang Cerebral Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa penyandang Cerebral Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 siswa. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dengan persyaratan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 10 responden yaitu siswa penyandang Cerebral Palsy yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, kuesioner, dan tes penampilan yang kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji Independent Sample T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai probabilitas yang terletak pada kolom signifikansi 0,011 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat juga dibuktikan bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,272 > 2,306 dengan df = 8 dan signifikansi 5% maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis pertama yang berbunyi “ada perbedaan yang positif dan signifikan pada minat belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan penyandang Cerebral Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta” teruji kebenarannya. (2) nilai probabilitas yang terletak pada kolom signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat juga dibuktikan bahwa thitung > ttabel, yaitu 12,075 > 2,306 dengan df = 8 dan signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis kedua yang berbunyi “ada perbedaan yang positif dan signifikan pada prestasi belajar seni tari antara siswa laki-laki dan siswa perempuan penyandang Cerebral Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta” teruji kebenarannya. (3) nilai rata-rata (mean) minat belajar dan prestasi belajar seni tari siswa laki-laki terdapat perbedaan, sehingga dari nilai mean tersebut dapat diketahui komparasinya yaitu minat belajar siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan, begitu juga pada hasil prestasi belajar yaitu prestasi belajar siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis ketiga yang berbunyi “terdapat komparasi minat dan prestasi belajar seni tari antara siswa laki-laki dengan perempuan penyandang CerebralArina arina Tunjung Daryanti-2015-04-14T08:17:49Z2019-01-29T21:01:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16474This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164742015-04-14T08:17:49ZTRADISI RITUAL DALAM KESENIAN INCLING KRUMPYUNG
“LANGEN BEKSO WIROMO” DI GUNUNG REGO, HARGOREJO,
KOKAP, KABUPATEN KULON PROGO, DIY
OlehPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi ritual dalam pertunjukan Incling Krumpyung di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah seniman kesenian Incling Krumpyung, perangkat desa, dan tokoh masyarakat di desa Hargorejo, yang bertindak selaku pengurus kesenian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah analisis data meliputi untuk deskripsi data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh dengan triangulasi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) Kesenian Incling mempunyai peranan yang cukup penting bagi masyarakat Desa Hargorejo sebagai alat pemersatu masyarakat dari berbagai lapisan. 2) Dalam pementasannya mempunyai tahapan-tahapan yang harus dilakukan supaya selama pertunjukan berlangsung tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Tahapan-tahapan tersebut merupakan perlengkapan yang dibutuhkan (ubarampe) dan sesaji yang mempunyai makna simbolik dan mitos di dalamnya. 3) Perlengkapan (ubarampe) dan sesaji yang disiapkan merupakan suatu tradisi yang harus dilakukan sebelum pertunjukan berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan untuk meminta keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Hargorejo serta ucap syukur kita terhadap Yang Maha Kuasa.Nurma Saktiyas2015-04-14T07:51:42Z2019-01-29T21:01:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16455This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164552015-04-14T07:51:42ZMAKNA SIMBOLIK UPACARA RITUAL DALAM KESENIAN REOG
PONOROGO DI DESA KAUMAN, KECAMATAN KAUMAN,
KABUPATEN PONOROGOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung di dalam upacara ritual pada kesenian Reog Ponorogo di desa Kauman, kecamatan Kauman, kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini adalah makna simbolik upacara ritual dalam kesenian Reog Ponorogo di desa Kauman, kecamatan Kauman, kabupaten Ponorogo. Subjek penelitian adalah tokoh masyarakat, penari dan sesepuh desa Kauman. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Makna simbolik upacara ritual dalam kesenian Reog Ponorogo adalah sebagai doa kepada Tuhan agar selalu diberi perlindungan, keselamatan dan kelancaran agar tidak terjadi halangan-halangan dalam suatu pementasan Reog Ponorogo. (2) Upacara ritual ini dipimpin oleh sesepuh desa yang mampu dan bisa, pemimpin upacara selain sebagai sesepuh desa biasanya sudah memiliki jiwa yang kuat sehingga hal-hal yang bersifat duniawi sudah ditinggalkan. Sesepuh yang melakukan ritual ini memiliki pantangan yang tidak boleh dilakukan yaitu tidak boleh sombong (menyepelekan cikal bakal pendiri desa) karena apabila dilanggar akan ada gangguan dalam pertunjukan kesenian Reog itu sendiri. (3) Sarana upacara ritual dalam kesenian Reog Ponorogo ini terdiri dari menyan, wedang kopi pahitan, wedang gulo asem, parem, sego kokoh,rokok grendho, kembang kanthil,arang, wedang kembang telon dan Dhadak Merak.Dwi Surya Oktyawan2015-04-14T07:20:44Z2019-01-29T21:00:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16448This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164482015-04-14T07:20:44ZKEBERADAAN KESENIAN REOG DALAM UPACARA ADAT RASULLAN
DI DESA WILADEG KECAMATAN KARANGMOJO
KABUPATEN GUNUNGKIDULPenelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan kesenian Reog dalam upacara adat Rasullan di Desa Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian adalah kesenian Reog dalam upacara adat Rasullan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber yang dijadikan sumber informasi adalah Bapak Slamet Hariyadi, S.Pd, selaku pelatih dan pemerhati kesenian Desa Wiladeg, Mbah Sarpan selaku pemain musik dalam kesenian Reog, Ibu Rudatiningsih selaku carik Desa Wiladeg dan Bapak Gayus Maryono selaku salah satu warga DesaWiladeg. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kesenian Reog merupakan kesenian yang tumbuh dan berkembang di lingkungan penduduk Desa Wiladeg. Kesenian Reog merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang ceritanya berasal dari cerita Panji yang masih terus dijaga kelestariannya dan selalu ada dalam setiap upacara adat Rasullan. Bentuk penyajian kesenian Reog: 1) Gerak: masih sederhana dan dominan dengan gerak berjalan, 2) Desain Lantai: lingkaran, berbanjar berhadapan, dan garis lurus, 3) Iringan: bernada slendro menggunakan tiga buah bendhe, kecrek, angklung, dan dhodhog/kendhang 4) Tata Rias dan Busana: rias hanya sederhana/ tidak berrias dan busana yang digunakan celana panji, kain jarik, stagen, timang, baju lengan panjang/sorjan, sampur, syal/slempang, iket/blangkon, songkok, sumping, dan kacamata, 5) Properti: pedang, song-song/payung, rontek/tombak, dan kuda kepang, 6) Tempat Pertunjukan: tempat yang luas dan di bawah pohon beringin depan sebelah barat Balai Desa Wiladeg. Fungsi kesenian Reog dalam upacara adat Rasullan 1) Sebagai pelestari tradisi warisan budaya 2) Sebagai kesenian warisan yang bertugas menjemput gunungan/ancak 3) Sebagai hiburan tradisional secara turun temurun, 4) Sebagai kesenian yang membawa berkah.Mareta Hevi Kurniawati2015-04-14T07:08:59Z2019-01-29T21:00:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16439This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164392015-04-14T07:08:59ZKEBERADAAN TARI DOLALAK DALAM ACARA SURO DI DESA BLENDUNG KABUPATEN PURWOREJOPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Keberadaan Tari Dolalak dalam
acara Suro di Desa Blendung Kabupaten Purworejo
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian Tari
Dolalak dalam upacara adat Suro. Penelitian difokuskan pada Keberadaan Tari
Dolalak dalam acara Suro di Desa Blendung. Subjek dalam penelitian ini adalah
pimpinan Tari Dolalak, pelatih Tari Dolalak, Lurah sekaligus pelindung di Desa
Blendung, Kaur Pemerintahan Desa Blendung, wiraswara dan pemusik dalam Tari
Dolalak, pembuat sesaji dalam upacara adat Suro, serta beberapa warga Desa
Blendung. Data penelitian diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara, dan
dokumentasi. Cara analisis data dengan tahap-tahap: reduksi data, display data, dan
pengambilan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Keberadaan Tari Dolalak dalam acara
Suro di Desa Blendung: sebagai tari upacara adat suro dan sebagai tari teatrikal
(tontonan). (2) Bentuk penyajian Tari Dolalak dalam acara Suro di Desa Blendung:
Gerak, masih sederhana dan dominan dengan gerak, berjalan; Desain Lantai,
lingkaran, berbanjar berhadapan, dan garis lurus; Iringan, bedhug, kendhang, 4
rebana, kecrekan, ketipung, keyboard, dan bass yang ditambah syair yang selalu
dinyanyikan; Tata Rias dan Busana, tidak berias dan busana yang digunakan baju
lengan panjang krah koko warna hitam, celana selutut warna hitam, ikat pinggang,
selempang, topi, sampur, kaos kaki, dan menggunakan tempat yang luas dan lapang
yaitu berada di halaman rumah yang cukup luas. (3) Tanggapan masyarakat terhadap
Tari Dolalak dalam acara Suro di Desa Blendung: Sebagai pelestarian warisan budaya
dan tari rakyat yang membawa berkah.
Kata Kunci : Keberadaan, Tari DolaFitri Fitri Nurjanahnurjanahfitri18@yaho.com2015-04-14T06:50:01Z2019-01-29T20:59:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16424This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164242015-04-14T06:50:01ZMAKNA SIMBOLIS TARI JARAN PEJANGGIK DALAM UPACARA KHITANAN SUKU SASAK DI DESA PEJANGGIK KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARATPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna simbolis tari Jaran Pejanggik dalam upacara Khitanan adat suku Sasak, desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data meliputi kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yaitu peneliti merencanakan, melaksanakan penelitian, serta melakukan pengumpulan data, menganalisis, menyajikan data, serta menarik kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yang dilakukan untuk menguji validitas data tentang makna simbolis tari Jaran Pejanggik. Dengan demikian dapat dilakukan analisis data dengan beberapa tahap yaitu 1).Mereduksi data, 2) Displai Data, 3).Penarikan Kesimpulan.
Berdasarkan data yang dikaji, secara umum di dalam tari Jaran Pejanggik memiliki makna simbolis dalam ragam geraknya yang sederhana dalam upacara Khitanan suku Sasak di desa Pejanggik, adalah sebagai berikut: 1). Seorang manusia dalam menjalani kehidupan dunianya tidak pernah ada yang langsung maju atau sukses, pasti pernah mengalami kemunduran baik ekonomi, budaya dan berbagai macam segi kehidupan, 2).Dalam menjalani kehidupan di dunia ini banyak sekali cobaan dan rintangan yang akan dihadapi manusia bahkan kadang-kadang ajakan menyesatkan dari sisi kiri dan sisi kanan, perjalanan hidup tidak selalu mulus pernah ke arah positif dan ke arah negatif, 3). Manusia dalam menjalani kehidupannya pasti pernah ditimpa musibah, cobaan serta ujian dalam hidupnya, diibaratkan seperti gelombang air laut yang tidak pernah berhenti bergelombang, tetapi jika gelombang kehidupan itu dijalani dengan tabah, sabar dan mau mendengar petunjuk atau nasihat, maka semua cobaan dan rintangan pasti bisa teratasi, 4). Mengitari sekenam searah dengan jarum jam adalah merupakan simbolis bahwa agama Islam memiliki rukun iman sebanyak enam yang harus selalu dijaga oleh umat islam dalam keadaan apapun. Hasil penelitian “Makna Simbolis Tari Jaran Pejanggik dalam Upacara Khitanan suku Sasak di desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah NTB” ini dimaknai tari Jaran Pejanggik mengandung tentang perjalanan hidup serta harapan di kemudian hari, yang berpegang teguh kepada Agama Islam.
Kata Kunci :Makna Simbolis, Tari Jaran Pejanggik, Upacara Khitanan Suku Sasak.Sovi Sovia Dinariyati Nuarisoviadinaryati.nuari@ymail.com2015-04-14T06:32:43Z2019-01-29T20:59:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16408This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/164082015-04-14T06:32:43ZKEMASAN TARI NINI THOWONG DI DESA WISATA CANDRAN, KEBUNAGUNG, IMOGIRI, BANTUL, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemasan Tari Nini Thowong
di Desa Wisata Candran, Kebonagung, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, yang kini mulai
dikenal oleh masyarakat luas sebagai tarian khas Kabupaten Bantul, dan memiliki
daya tarik bagi wisatawan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini
adalah Tari Nini Thowong yang berasal dari Desa Wisata Candran, Kebonagung,
Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Penelitian difokuskan pada bentuk kemasan Tari Nini
Thowong yang dikemas menjadi kemasan wisata di Desa Wisata Candran. Subjek
dalam penelitian ini ialah sesepuh Tari Nini Thowong, seniman, penari, dan Dinas
Kebudayaan Kabupaten Bantul. Data penelitian diperoleh melalui observasi
langsung, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan reduksi data,
pemaparan data, dan pengambilan keputusan. Keabsahan data diperoleh melalui
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Dusun Candran Tari Nini Thowong
dikemas untuk sajian para wisatawan, sehingga beberapa bagian dalam Tari Nini
Thowong telah diubah ke dalam kemasan wisata, antara lain (1) waktu pertunjukan,
Tari Nini Thowong pada awalnya memiliki durasi waktu selama 2 jam, kini hanya
disajikan dalam durasi waktu 25 menit, (2) gerak tari yang terdapat dalam Tari Nini
Thowong lebih sedikit karena durasi yang singkat, (3) iringan yang digunakan
menyesuaikan waktu yang dibutuhkan, dahulu menggunakan 20 hingga 25 lagu,
sekarang hanya 10 lagu, (4) properti, salah satu properti yang mengalami peringkasan
ialah sesaji, dahulu sesaji yang digunakan sangat sakral namun sekarang mudah
didapat.Ninik Ninik Setyaningsihninikmeilitasari@gmail.com2015-04-14T05:07:35Z2019-01-29T20:58:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16398This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/163982015-04-14T05:07:35ZLURIK ASRI SEBAGAI TARI UNGGULAN DAERAH KABUPATEN
KLATEN PROVINSI JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Lurik Asri sebagai tari unggulan daerah Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian adalah Lurik Asri sebagai tari unggulan daerah Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data secara deskriptif kualitatif meliputi tahap deskripsi data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Tari Lurik Asri tercipta atas gagasan bapak Sumarsana untuk mempromosikan potensi Kabupaten Klaten yaitu lurik. (2) Lurik Asri menjadi tari unggulan daerah Kabupaten Klaten karena keluar sebagai pemenang pada saat lomba tari unggulan daerah yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kabupaten Klaten. (3) Makna yang terkandung pada gerak yaitu menggambarkan kegiatan menenun, keanggunan memakai busana lurik, dan keberhasilan produksi lurik. Hal ini terungkap dalam syair iringan tari tersebut. (4) Tanggapan masyarakat dengan adanya Lurik Asri sebagai tari unggulan daerah Kabupaten Klaten sangat mendukung dan bangga karena merupakan hal yang positif dan kreatif mengenalkan kain lurik melalui sebuah karya seni tari.Lintang Yulanda Oktavia2015-04-14T03:40:32Z2019-01-29T20:57:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16369This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/163692015-04-14T03:40:32ZEKSISTENSI TARI LAWET DI KABUPATEN KEBUMENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Tari Lawet di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah Tari Lawet Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian adalah pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen, penata tari, penari, dan salah satu tokoh GALATRI. Cara pengumpulan data dilakukan dengan : (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan display data. Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Eksistensi Tari Lawet adalah sebagai berikut : (1) sejarah tari lawet tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Kebumen yang diambil dari cerita Joko Sangkrip, (2) fungsi tari lawet di Kabupaten Kebumen sebagai sarana pendidikan, sarana hiburan dan pertunjukkan, (3) bentuk
penyajian tari lawet terdiri dari gerak, iringan, tatarias dan busana, pementasan.Erma Lutfyana2015-04-14T03:25:40Z2019-01-29T20:57:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16363This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/163632015-04-14T03:25:40ZKAJIAN KOREOGRAFI TARI BEDHAYA SRIGATI KABUPATEN
NGAWI JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kajian koreografi tari Bedhaya Srigati yang ada di Kabupaten Ngawi. Tari Bedhaya Srigati merupakan tari pembuka dalam upacara ritual ganti langse yang diadakan di Hutan Ketonggo Srigati setiap satu Suro (15 Muharam). Tari Bedhaya Srigati merupakan satu-satunya tari yang berfungsi sebagai tari upacara ritual. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Tari Bedhaya Srigati. Penelitian ini difokuskan kepada koreografi tariBedhaya Srigati dan unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah koreografi. Data diperoleh dengan teknik observasi langsung, wawancara mendalam, dan pedomandokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui reduksi data, penyajian data, dan penyusunan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Tari Bedhaya Srigati semula tidak ada, tetapi wayang yang digerakkan oleh dalang wayang golek sebagai tari pembuka dalam acara ganti langse pada tahun 2009-2011; 2). Pada tahun 2012 atas ide Kanang (Bupati Ngawi), mulai tari Bedhaya Srigati ditarikan sebagai tari pembuka dalam upacara ritual ganti langse di Hutan Ketonggo Srigati dan ditarikan di pasenggrahan Srigati; 3). Pada tahun 2013 tari Bedhaya Srigati atas kehendak Bupati Ngawi mulai ditarikan sebagai tari penyambutan tamu yang berkunjung ke Kabupaten Ngawi; 4). Pada tahun 2014 sampai sekarang tari Bedhaya Srigati bisa ditarikan dalam upacara ritual ganti langse dan sebagai tari penyambutan tamu di Kabupaten Ngawi; 5). Gerak tari Bedhaya Srigati menggunakan gaya Surakarta; 6). Kostum yang digunakan ialah menggunakan dodot ageng gaya Surakarta, rias yang digunakan ialah paes ageng gaya Yogyakrta; 7). Gendhing yang dipakai ialah ketawang pelog 6.Irene Firmanila Puspita Sariirenfirmanila1992@gmail.com2015-04-14T02:22:03Z2019-01-29T20:55:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16323This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/163232015-04-14T02:22:03ZIDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
TARI SRIKANDHI SURADEWATI MAHASISWA SEMESTER III
PENDIDIKAN SENI TARI FBS UNYPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar dalam pembelajaran tari Srikandhi Suradewati mahasiswa semester III Pendidikan Seni Tari FBS UNY. Identifikasi kesulitan belajar dilakukan dengan melihat latar belakang mahasiswa, yang kemudian dikelompokan menjadi dua bagian yaitu kesulitan belajar berdasarkan faktor intern dan kesulitan belajar berdasarkan faktor ekstern. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif didukung data kuantitatif. Objek penelitian ini adalah kesulitan belajar dalam pembelajaran tari Srikandhi Suradewati di Jurusan Pendidikan Seni Tari FBS UNY. Subjek penelitian 40 mahasiswa semester III yang mengambil materi tari Srikandhi Suradewati. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Mahasiswa semester III Pendidikan Seni Tari FBS UNY berasal dari beberapa provinsi seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Jambi, Riau, Bangka Belitung, Jakarta, Kalimantan, dan NTB. Mahasiswa tersebut lulusan dari SMA, SMK dan SMKI. Mahasiswa terdiri dari wanita dan pria, (2) Kesulitan belajar mahasiswa dalam faktor intern adalah intelegensi, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah bahan ajar dan menggali hasil belajar, kebiasaan belajar, kesiapan menerima respon, (3) Kesulitan belajar mahasiswa dalam faktor ekstern adalah metode mengajar, kurikulum, relasi
mahasiswa dengan mahasiswa, relasi mahasiswa dengan dosen, sarana prasarana, (4) Kesulitan belajar berdasarkan data kuesioner menunjukan 55 % mahasiswa kesulitan pada agian perangan, 62,5% mahasiswa kesulitan pada irama gendhing, 52,5 % mahasiswa kesulitan dalam memunculkan pasemon, 52,5 % mahasiswa kesulitan materi yang diberikan terlalu cepat karena kurikulum yang hanya 2 SKS, 50% mahasiswa tidak mencatat materi yang telah diberikan, 50 % mahasiswa menyatakan ruang kuliah kurang efektif, 57,5 % mahasiswa kesulitan mencari tempat latihan.Galuh Intan Cendani2015-04-14T01:56:17Z2019-01-29T20:54:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16292This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162922015-04-14T01:56:17ZSANI RIA DI DUSUN PRAPAK KULON DESA SENDANGMULYO
KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah kesenian Badui dan bentuk penyajiannya, serta nilai-nilai pendidikan yang ada dalam kesenian Badui Al Kasani Ria di dusun Prapak Kulon desa Sendangmulyo kecamatan Minggir kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik. Subjek penelitian adalah ketua paguyuban, seniman kesenian Badui, tokoh masyarakat dusun Prapak Kulon, perangkat desa, masyarakat setempat. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan: a) reduksi data, b) display data, c) pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan model triangulasi sumber dengan membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dari pendokumentasian, observasi, dan wawancara tentang kesenian Badui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. kesenian Badui merupakan kesenian rakyat yang menggambarkan sekelompok prajurit yang sedang berlatih perang dengan diiringi syair-syair lagu yang bernafaskan Islami. 2. Bentuk penyajian kesenian Badui Al Kasani Ria mengandung delapan unsur, yaitu: pola sajian, gerak, iringan, tata rias dan busana, properti, pemain, tempat pertunjukan, dan pola lantai. 3. di dalam kesenian Badui mengandung nilai-nilai pendidikan yang berguna bagi masyarakat. Nilai-nilai pendidikan tersebut terdiri dari: a) nilai religius, b) nilai kebersamaan, c) nilai persatuan dan kesatuan, d) nilai kedisiplinan, e) nilai estetika, f) nilai tata krama.Eka Septiyanti2015-04-14T01:44:20Z2019-01-29T20:53:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16256This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162562015-04-14T01:44:20ZEKSISTENSI KESENIAN "CEPETAN ALAS CINTA KARYA BUDAYA" DI DUSUN KARANG JODHO DESA KARANGGAYAMKECAMATAN KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi kesenian
Cepetan Alas di Dusun Karangjoho, Desa Karanggayam, Kecamatan
Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Pelaksanaan penelitian dilakukan di
Dusun Karangjoho, Desa Karanggayam, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten
Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi, dan pengamatan terhadap masyarakat Dusun Karangjoho. Instrumen
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yaitu peneliti merencanakan,
melaksanakan penelitian, serta melakukan pengumpulan data, menganalisis,
menyajikan data, serta menarik kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi sumber yang dilakukan untuk menguji validitas data tentang eksistensi
kesenian Cepetan Alas. Dengan demikian dapat dilakukan analisis data dengan
beberapa tahap yaitu: 1. Mereduksi data, 2. Menyajikan data, 3. Penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa eksistensi kesenian Cepetan Alas
di Dusun Karangjoho merupakan kesenian rakyat yang berfungsi sebagai hiburan
bagi masyarakat setempat. Sejarah lahirnya kesenian Cepetan Alas yaitu sekitr
tahun 1943 diciptakan oleh (Alm) bapak Lamijan. Bentuk penyajian dari kesenian
Cepetan Alas dilihat dari gerak, desain lantai, tata rias, tata busana, properti,
iringan, dan tempat pertunjukan. Bentuk sajian kesenian Cepetan Alas ada lima
bagian yaitu 1. bagian Pambuka, 2. bagian Babadan, 3. bagian Jejer, 4. bagian
Kiprah, dan 5. bagian Ndem-ndeman. Usaha agar kesenian Cepetan Alas tetap
eksis antara lain dari kostum yang dikenakan oleh para penari dahulu sederhana
sekarang sudah sesuai dengan karakter yang dibawakan dan musiknya dari
menggunakan bedug dan kenthongan saja sekarang ini sudah menggunakan
gamelan. Ada juga faktor yang mempengaruhi masyarakat desa yaitu adanya
faktor internal dan faktor eksternal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semua
kalangan baik dari pemuda desa dan dusun setempat, pelaku seni, perangkat desa
serta masyarakat dapat melestarikan kesenian Cepetan Alas agar makin eksis tidak
tergerus oleh jaman modern sekarang iniEko Eko Budi Rahayu-2015-04-14T01:38:21Z2019-01-29T20:53:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/162692015-04-14T01:38:21ZKEEFEKTIFAN METODE RASA BOXES DAN GROUP INVESTIGATION
TERHADAP KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PENCIPTAAN
KARYA TARI SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KALASAN SLEMAN
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kreativitas siswa dengan menggunakan metode Rasa Boxes dan kreativitas siswa dengan menggunakan metode Group Investigation, serta menguji atau mengetahui keefektifan penggunaan metode Rasa Boxes dalam proses penciptaan karya tari siswa di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode eksperimental sungguhan. Variabel terikatdalam penelitian ini adalah kreativitas siswa dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Rasa Boxes. Metode Rasa Boxes ini dijadikan sebagai
perlakuan untuk kelompok eksperimen, sementara pada kelompok kontrol menggunakan metode Group Investigation. Hasil penelitian menunjukan berbagai bentuk. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kreativitas siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode Rasa Boxes dan yang diberi pembelajaran tanpa metode Rasa Boxes, yang dalam hal ini adalah pembelajaran dengan metode Group Investigation. Dari perhitungan diperoleh th sebesar 4,694 dengan db 38 dan nilai p sebesar 0,000. Dengan demikian, hipotesis alternatif pertama diterima. Kedua, dari hasil perhitungan skor pretest dan posttest kelompok kontrol diperoleh th sebesar 10,485 dengan db 19 dan p sebesar 0,000, sedangkan pada kelompok eksperimen th sebesar 18,856 dengan db 19 dan p 0,000. Kelompok kontrol pada pretest memiliki rerata skor sebesar 20,25 dan pada saat posttest sebesar 23,85 sehingga gain score yang diperoleh sebesar 3,60 (23,85-20,25). Sedangkan kelompok eksperimen memiliki rerata skor saat pretest sebesar 21,15 dan posttest sebesar 27,40 sehinggga gain score yang didapat sebesar 6,25 (27,40-21,15). Hal itu menunjukkan bahwa metode Rasa Boxes yang dilakukan pada kelas eksperimen efektif digunakan dalam pembelajaran proses penciptaan karya tari siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kalasan, Sleman.Laila Putri Wartawati2015-04-13T06:46:24Z2019-01-29T20:48:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16133This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/161332015-04-13T06:46:24ZTARI LOBONG ILANG SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN
KOREOGRAFI DI SMK NEGERI 3 BANYUMASPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tari Lobong Ilang sebagaiInspirasi dalam Penciptaan Koreografi di SMK Negeri 3 Banyumas.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian iniadalah tari Lobong Ilang dan penciptaan koreografi di SMK Negeri 3 Banyumas.Subjek penelitian adalah pencipta tari Lobong ilang, guru-guru dan siswa SMKNegeri 3 Banyumas yang terlibat dalam proses penciptaan karya-karya koreografi.Sumber penelitian berupa sumber lisan, sumber tertulis, dan sumber dokumentasi.Metode pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan cara: (1) studikepustakaan, (2) wawancara, (3) pengamatan langsung. Analisis data yangdilakukan meliputi: reduksi, penyajian data, verifikasi. Teknik pemeriksaankeabsahan data yang dilakukan dengan teknik triangulasi sumber.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Lobong Ilang sebagai inspirasidalam penciptaan koreografi di SMK Negeri 3 Banyumas mencakup beberapaelemen, antara lain: (1) tema sajian mengungkapkan persoalan nilai kemanusiaan,(2) plot sajian dibagi menjadi tiga karakter yaitu: tenang, kenes dan gagah, (3)gerak tarian menggunakan singget, siakan, keweran, dan sekaran, (4) iringanperpaduan beberapa aransemen gendhing yang disatukan dengan tujuan untukmampu mengungkapkan berbagai suasana atau karakter yang dibutuhkan dalamsajian. (5) mencoba mengkreasikan atau mengembangkan rias dan busana yang sudah ada.Dwi Cahya Wulandari2015-04-13T05:05:29Z2019-01-29T20:48:03Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/16107This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/161072015-04-13T05:05:29ZPENGEMBANGAN BUKU AJAR TARI PERSEMBAHAN
SEDULANG SETUDUNG BERBASIS AKTIVITAS
SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MERANGKAI GERAK
TARI DAERAH SETEMPAT UNTUK SISWA
SMP KELAS VIII SEMESTER 1 DI KABUPATEN BANYUASINPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk Buku Ajar Tari Persembahan Sedulang Setudung Berbasis Aktivitas sebagai Materi Pembelajaran Merangkai Gerak Tari Daerah Setempat untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 di Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini merupakan penelitian Research & Development. Delapan tahapan yang dilalui, yaitu: (1) Potensi dan Identifikasi masalah pembelajaran, (2) Analisis Kurikulum, (3) Menyusun draf buku ajar, (4) Revisi draft buku ajar berdasarkan berdasarkan validasi ahli, (5) Uji coba lapangan, (6) Analisis hasil dari uji coba, (7) Revisi produk, (8) Produk jadi. Subjek penelitian ini adalah 1 orang ahli materi, 1 orang ahli media, 1 orang ahli bahasa, dan 66 orang siswa pada uji coba lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar evaluasi materi untuk ahli materi, lembar evaluasi media untuk ahli media, lembar evaluasi bahasa untuk ahli bahasa dan lembar uji coba untuk siswa. Kriteria Penilaian baik buruknya buku ajar ini, menggunakan nilai satu, dua, tiga, dan empat, jika pada masing-masing butir soal terdapat nilai ≤ 3 maka akan dilakukan revisi produk sesuai dengan keterangan yang diberikan. Apabila nilai rata-rata ≥ 3 maka produk dinyatakan layak untuk dipergunakan. Hasil penelitian ini adalah Buku Ajar Tari Persembahan Sedulang Setudung Berbasis Aktivitas sebagai Materi Pembelajaran Merangkai Gerak Tari Daerah Setempat untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 di Kabupaten Banyuasin. Dalam pembuatannya digunakan beberapa software, yaitu: Mikrosoft Word, Corel Draw X4, PDF, Power Point 2010. Hasil evaluasi ahli materi nilai rata-rata 4, hasil evaluasi ahli media memperoleh nilai rata-rata 3,15, hasil evaluasi ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata 4, hasil evaluasi uji coba lapangan di SMPN 1 Talpa memperoleh nilai rata-rata 3,73, dan hasil uji coba lapangan di SMPN 1 BA III memperoleh nilai rata-rata 3,65. Karena semua nilai rata-rata tersebut memiliki nilai ≥ 3, maka Buku Ajar Tari Persembahan Sedulang Setudung Berbasis Aktivitas sebagai Materi Pembelajaran Merangkai Gerak Tari Daerah Setempat untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 di Kabupaten Banyuasin dapat dinyatakan baik dan layak untuk dipergunakan.Farinza Tutik Agustina2015-04-10T02:30:32Z2019-01-29T20:38:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15860This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/158602015-04-10T02:30:32ZMASKOT PRAJURIT NYUTRO
SEBAGAI BRANDING PAKET WISATA KERAJINAN
PT. MITRA PERSADA TRAVELINDO YOGYAKARTAMASKOT PRAJURIT NYUTRO
SEBAGAI BRANDING PAKET WISATA KERAJINAN
PT. MITRA PERSADA TRAVELINDO YOGYAKARTA
Ika Dyah Afriani
NIM 10206241039
ABSTRAK
Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan visualisasi maskot sebagai
branding yang efektif, kreatif dan komunikatif untuk mempromosikan paket
wisata baru yang dimiliki oleh PT. Mitra Persada Travelindo.
Proses perancangan melalui tahapan pengumpulan data, baik data verbal
dengan teknik observasi dan wawancara sedangkan data visual dengan mengambil
dokumentasi dari Prajurit Nyutro dan PT. Mitra Persada Travelindo. Data
dianalisis menggunakan analisis data 9Ps yaitu Product, People, Price,
Programming, Promotion, Positioning, Place, Partnership dan Packaging.
Metode penciptaan media promosi dengan proses tahapan rough layout,
comprehensive layout, dan final design. Instrumen yang digunakan berupa
perangkat manual yaitu pensil, kertas gambar, dan drawing pen. Perangkat
komputer yaitu kamera, printer, dan scanner. Software komputer yang digunakan
Adobe Photoshop CS3 dan Corel Draw X4.
Hasil perancangan media promosi berupa media utama (prime media) dan
media pendukung (supporting media). Media utama yang dihasilkan yaitu maskot
si Kerto merupakan sebagai branding Paket Wisata Kerjinan Yogyakarta. Maskot
merupakan deformasi dari Prajurit Nyutro yang digambarkan kartun laki-laki
dengan wajah yang bahagia. Konsep maskot dilihat dari dresscode dan atribut dari
Prajurit Nyutro yang berbeda dari prajurit lainnya, selain itu filosofi Prajurit
Nyutro yang merupakan pengawal pribadi Sri Sultan. Sedangkan media
pendukung, anatara lain brosur, kartu pos, poster, standing figure (figur berdiri),
mobil branding, boneka maskot ,mug, kaos, pin, tote bag, gantungan kunci,
notebook dan stiker.- Ika Dyah Afriani2015-04-10T02:29:10Z2019-01-29T20:38:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15852This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/158522015-04-10T02:29:10ZSTUDI KOMPARASI DALAM MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI PUSAT REHABILATASI YAKKUM SLEMAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan minat dan prestasi
belajar seni tari antara siswa laki-laki dan perempuan penyandang Cerebral Palsy
di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh siswa penyandang Cerebral Palsy di Pusat Rehabilitasi
YAKKUM Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 siswa.
Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling
dengan persyaratan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Sampel yang
digunakan dalam penelitian terdiri dari 10 responden yaitu siswa penyandang
Cerebral Palsy yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Data
yang diperoleh dari hasil pengamatan, kuesioner, dan tes penampilan yang
kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji Independent Sample T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai probabilitas yang terletak
pada kolom signifikansi 0,011 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat juga
dibuktikan bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,272 > 2,306 dengan df = 8 dan signifikansi
5% maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis
pertama yang berbunyi “ada perbedaan yang positif dan signifikan pada minat
belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan penyandang Cerebral Palsy di
Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta” teruji kebenarannya. (2) nilai
probabilitas yang terletak pada kolom signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Dapat juga dibuktikan bahwa thitung > ttabel, yaitu 12,075 > 2,306
dengan df = 8 dan signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis
kedua yang berbunyi “ada perbedaan yang positif dan signifikan pada prestasi
belajar seni tari antara siswa laki-laki dan siswa perempuan penyandang Cerebral
Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta” teruji kebenarannya.
(3) nilai rata-rata (mean) minat belajar dan prestasi belajar seni tari siswa laki-laki
terdapat perbedaan, sehingga dari nilai mean tersebut dapat diketahui
komparasinya yaitu minat belajar siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan siswa
perempuan, begitu juga pada hasil prestasi belajar yaitu prestasi belajar siswa laki-
laki lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Berdasarkan hasil penelitian
maka hipotesis ketiga yang berbunyi “terdapat komparasi minat dan prestasi
belajar seni tari antara siswa laki-laki dengan perempuan penyandang Cerebral
Palsy di Pusat Rehabilitasi YAKKUM Sleman Yogyakarta” teruji kebenarannya.Arin Tunjung Daryanti-2015-04-10T02:30:16Z2019-01-29T20:38:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/15854This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/158542015-04-10T02:30:16ZPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SENI TARI MENGGUNAKAN
METODE TEAM-GAMES-TOURNAMENT (TGT) BAGI SISWA KELAS IV
DI SD N KOWANG BINANGUN, KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar seni tari siswa
kelas IV di SD N KowangBinangun, Kalasan, Sleman, Yogyakarta dengan
menggunakan metode Team-Games-Tournament (TGT) dalam pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini
terdapat dua siklus. Setiap siklus terdapat empat pertemuan. Pertemuan pertama
sampai ketiga untuk pemberian materi, sedangkan pertemuan keempat untuk
melakukan turnamen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Kowang
Binangun, Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang berjumlah 23 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Team-Games-
Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar seni tari siswa kelas IV
SD N Kowang Binangun, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan
subjek penelitian yang terlihat aktif, antusias, dan tertarik untuk mengikuti
pembelajaran. Motivasi belajar yang dimiliki semakin meningkat. Selain itu
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang memiliki nilai di
atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu pada pratindakan 47,82% dengan
jumlah 11 siswa, pada siklus I 60,87% dengan jumlah 14 siswa, dan pada siklus II
82,60% dengan jumlah 19 siswa.
Kata kunci : motivasi belajar, pembelajaran seni tari, Team-Games-Tournament
(TGT)Dyah Ayu Pratiwiningrum