Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T14:50:01ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2018-08-28T06:46:28Z2019-01-30T16:56:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59194This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591942018-08-28T06:46:28ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK TULIS PADA ANAK
TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran keterampilan batik pada
anak tunarungu kelas X SLB Negeri Wonogiri tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
keterampilan batik tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui
triangulasi teknik. Instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran
memulainya dengan perancangan RPP sesuai kompetensi inti dan kompetensi
dasar serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa tunarungu. 2)
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan
salam, berdoa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, membangkitkan ingatan siswa pada pertemuan sebelumnya dan
memberi motivasi pada siswa). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
ceramah dengan menggunakan bahasa isyarat, demonstrasi, dan unjuk kerja.
Kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi), kegiatan penutup (umpan balik, menyimpulkan materi, penilaian,
refleksi dan ditutup dengan salam). 3) Evaluasi pembelajaran melalui karya yang
dihasilkan siswa tunarungu yang diaplikasikan pada taplak meja. Penilaian
dengan memperhatikan; a) aspek kognitif, melalui tanya jawab pada saat proses
pembelajaran batik berlangsung, b) aspek afektif, diperoleh guru dengan
mengamati sikap dan tingkah laku siswa, c) aspek psikomotorik, diperoleh guru
dengan melakukan evaluasi dengan cara menilai hasil karya siswa. Berdasarkan
hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan batik tulis
sudah memenuhi KKM yaitu 65 dengan nilai Joiya yaitu 79,5, Rafli yaitu 73,5,
Na’im yaitu 76,94.Isti Asoka Dewiasokaish@gmail.com2018-08-28T06:35:57Z2019-01-30T16:56:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59191This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591912018-08-28T06:35:57ZBUNGA ANGGREK SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK BUSANA WANITATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik tulis bahan sandang busana wanita yang terispirasi dari bunga anggrek
kemudian sudah dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Metode pembuatan karya batik tulis ini menggunakan tiga tahapan yaitu
eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Eksplorasi merupakan pengumpulan
informasi masalah, gagasan, pengalaman melalui tertulis atau studi pustaka dan
lapangan atau wawancara untuk mendapatkan pemahaman terkait penciptaan
karya seni. Perancangan merupakan proses, cara, perbuatan merancang,
sedangkan merancang adalah mengatur segala sesuatu sebelum bertindak,
mengerjakan, atau melakukan sesuatu. Perwujudan merupakan rupa atau bentuk
yang dapat dilihat, sesuatu yang nyata, pelaksanaan, barang yang terwujud.
Penciptaan motif merupakan hasil stilisasi dari bentuk bunga anggrek
menjadi sebuah motif baru. Bunga anggrek memiliki karakteristik yang indah,
kuat, dan proses menuju keindahannya memerlukan proses yang panjang. Batik
motif bunga Anggrek diterapkan pada bahan sandang untuk busana wanita
sebagai inovasi baru pakaian wanita pada saat ini. Batik tulis untuk bahan sandang
ini berjumlah delapan lembar kain, yaitu: (1) Batik Motif Anggrek Mekar, (2)
Batik MotifAnggrek Kawur (3) Batik Motif Anggrek Godongan, (4) Batik Motif
Anggrek Sulur Sambung, (5) Batik Motif Anggrek Ongkel, (6) Batik Motif
Anggrek Ceplok, (7) Batik Motif Anggrek Lereng Liris, dan (8) Batik Motif
Anggrek Tentrem. .Rahmad Agus Triyantorahmadagus14@rocketmail.com2018-08-28T06:30:58Z2019-01-30T16:56:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59190This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591902018-08-28T06:30:58ZKelelawar Sebagai Hiasan Macam-Macam Wadah
Keramik FungsionalTujuan penulisan ini yaitu mendeskirpsikan konsep, proses penciptaan dan
hasil karya dengan judul Kelelawar Sebagai Hiasan Macam-Macam Wadah
Keramik Fungsional
Metode yang digunakan yaitu eksplorasi, perancangan dan eksekusi.
Metode eksplorasi meliputi eksplorasi bentuk dan eksplorasi bahan.
Adapun hasil dari pembahasan adalah sebagai berikut:
1.) Konsep penciptaan yaitu membuat karya kriya keramik berupa wadah payung,
wadah majalah, dan vas dengan ornamen kelelawar. Bahan yang digunakan yaitu
tanah liat Malang. Teknik yang digunakan yaitu teknik slap, pijat, putar pilin dan
glatsir. 2.) Proses pembuatan keramik fungsional ini melalui beberapa tahapan
yakni pembuatan desain, pengolahan tanah, proses pembentukan, dekorasi
pembakaran biskuit, pengglasiran. 3.) Karya kriya keramik dengan ornamen
kelelawar yang dikerjakan sebanyak 12 karya yaitu:
Giant Bat (45x35x35cm), Two Bats on Rock (32x24x24cm), Bat on Leaves
(28x15x15cm), Bat in Hole (19x13x13cm), Bat and Flower (28x20x20cm), Rocky
Bat (37x30x30cm), Paper Bat (27x22x22cm), Flying Quitely (21x24x24cm),
Plank (31x16x16cm), B(e)A(s)T (33x21x21cm), Bat on the Roof (28x10x10cm).Jelang Regis Smaradanajelasreging@gmail.com2018-08-28T06:26:16Z2019-01-30T16:56:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59189This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591892018-08-28T06:26:16ZANALISIS SOUVENIR KERAMIK DI HOME INDUSTRY BURAT KRIASTA
BANTULTugas Akhir Skripsi ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan proses
produksi di Burat Kriasta; 2) mendeskripsikan nilai fungsi souvenir keramik di
Burat Kriasta; dan 3) mendeskripsikan nilai estetis souvenir di Burat Kriasta.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif. Subyek penelitian
adalah souvenir keramik di Home Industry Burat Kriasta. Penelitian ini
difokuskan pada souvenir keramik untuk acara pernikahan yang diproduksi oleh
Burat Kriasta. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif induktif. Keabsahan data
diperoleh melalui teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses produksi yang digunakan
dalam pembentukan badan souvenir adalah teknik cetak tuang, teknik ini
digunakan untuk mempermudah proses produksi souvenir yang dibuat dengan
jumlah banyak, selain itu agar menghasilkan bentuk dan ukuran yang sama.
Keunikan proses produksi di Burat Kriasta terletak pada proses pengglasiran,
karena warna yang digunakan adalah hasil racikan pihak Burat Kriasta sendiri; (2)
produk souvenir pernikahan yang diproduksi, difungsikan sebagai tempat garam
dan merica yang diletakkan di meja makan dan sebagai penghias meja makan; (3)
nilai estetis yang terdapat dalam souvenir pernikahan dilihat dari aspek bentuk
yaitu bentuk yang dihasilkan tepat dengan tujuan acara yaitu pernikahan, karena
bentuknya berpasang-pasangan.Yuvincha Rievank Bryna Issant Poerwayuvinchagomok@gmail.com2018-08-28T06:20:02Z2019-01-30T16:56:35Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59188This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591882018-08-28T06:20:02ZBUNGA MATAHARI SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS PADA KAIN SELENDANGTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk motif
yang menarik dari pengembangan bentuk bunga matahari ke dalam bentuk karya
seni selendang. Mengetahui pembuatan dengan mengembangkan bentuk bunga
matahari dalam karya seni selendang yang menarik. Mengetahui pewarnaan yang
tepat dalam menciptakan karya selendang dari pengembangan bentuk bunga
mathari.
Metode penciptaan kain batik selendang melalui tiga tahapan utama, yaitu
eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep, dan landasan penciptaan), perancangan
(rancangan desain karya) dan perwujudan (pembuatan karya). Visualisasi karya
ini diawali pemmbuat motif, pola alternatif, pola terpilih, desain, persiapan bahan
dan alat, memola, mencanting nglowong, isen-isen maupun nembok, pencelupan
warna, dan proses finishing.
Adapun hasil karya yang dihasilkan berjumlah 10 selendang dengan
ukuran 50,075 cm x 200 cm, yakni: 1). Selendang rona merah, mengandung
makna semangat penuh optimisme. 2). Selendang ceplok peni, bermakna indah
menawan. 3). Selendang tuntum kuaci, sebagai simbol cinta yang tulus tanpa
syarat. 4). Selendang galaran kembang, kembali kepada kebenaran yang tuhan
tuntunkan. 5). Selendang bronta, mengandung makna suatu keinginan rasa untuk
memiliki dengan penuh kasih sayang, misalnya terhadap kekasih. 6). Selendang
miring cawang, bermakna dalam keadaan sesulit apapun harapan itu masih ada.
7). Selendang onengan, memiliki makna tersirat kerinduan terhadap sesuatu yang
dicintai. 8). Selendang sekar rante, memilki makna filosofi kesetiaan yang kuat
pada ikatan yang telah terjalin. 9). Selendang mekarkirana, bermakna pemimpin
berdedikasi tinggi terhadap pelayanan kepada rakyat dan tanah airnya. 10).
Selendang Selansang, mengandung makna musyawarah dan mufakat.Gafar Bababgafarbaba@gmail.com2018-08-28T06:15:09Z2019-01-30T16:56:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/59186This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/591862018-08-28T06:15:09ZKEMBANG BAKUNG SEBAGAI SUMBER INSPIRASI
PENCIPTAAN ORNAMEN PADA KRIYA KULITTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
penciptaan tas dan dompet kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit yang telah
disamak dengan bahan nabati. Pembuatan dompet tersebut menggunakan teknik
carving dengan ornamen Kembang Bakung.
Penciptaan karya kriya kulit ini dilakukan sesuai dengan metode
penciptaan karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam
tahap eksplorasi kegiatan yang dilakukan adalah mencari data melalui observasi
di Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta dan studi pustaka. Tahap selanjutnya
adalah tahap perancangan, pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar kerja
dan pembuatan gambar ornamen dilakukan. Tahap yang terakhir adalah tahap
perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses berkarya sesuai dengan
rancangan. Karya dikerjakan dengan teknik carving dan handmade dalam
proses pembuatan setiap partisinya.
Hasil penciptaan karya berjumlah delapan. Karya tersebut adalah empat
buat tas selempang wanita dan empat buat dompet wanita. Semua karya berbahan
kulit nabati dengan ornamen Kembang Bakung yang dikerjakan dengan teknik
carving sebagai ciri khas. Kelebihan karya terlihat dari desain yang original dan
setiap bagian dikerjakan kehati-hatian dan ketelitian tinggi dengan tujuan
menghasilkan karya yang unik.Serapin Suciningtiasssuciningtias16@gmail.com2018-08-27T04:30:24Z2019-01-30T16:55:28Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58928This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/589282018-08-27T04:30:24ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK TULIS PADA ANAK
TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI WONOGIRIPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran keterampilan batik pada
anak tunarungu kelas X SLB Negeri Wonogiri tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
keterampilan batik tulis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui
triangulasi teknik. Instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran
memulainya dengan perancangan RPP sesuai kompetensi inti dan kompetensi
dasar serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa tunarungu. 2)
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan
salam, berdoa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, membangkitkan ingatan siswa pada pertemuan sebelumnya dan
memberi motivasi pada siswa). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
ceramah dengan menggunakan bahasa isyarat, demonstrasi, dan unjuk kerja.
Kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi), kegiatan penutup (umpan balik, menyimpulkan materi, penilaian,
refleksi dan ditutup dengan salam). 3) Evaluasi pembelajaran melalui karya yang
dihasilkan siswa tunarungu yang diaplikasikan pada taplak meja. Penilaian
dengan memperhatikan; a) aspek kognitif, melalui tanya jawab pada saat proses
pembelajaran batik berlangsung, b) aspek afektif, diperoleh guru dengan
mengamati sikap dan tingkah laku siswa, c) aspek psikomotorik, diperoleh guru
dengan melakukan evaluasi dengan cara menilai hasil karya siswa. Berdasarkan
hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan batik tulis
sudah memenuhi KKM yaitu 65 dengan nilai Joiya yaitu 79,5, Rafli yaitu 73,5,
Na’im yaitu 76,94.
Kata Kunci: Pembelajaran, Batik Tulis, Tunarungu.Isti Asoka Dewi Isti Asoka Dewiasokaish@gmail.com2018-08-07T02:59:51Z2019-01-30T16:50:23Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/58212This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/582122018-08-07T02:59:51ZPEMBELAJARAN BATIK KELAS XI
DI SMK N 3 KASIHAN (SMSR YOGYAKARTA)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran batik
kombinasi tulis, lukis dan cap (cap tembaga & cap kertas) secara bebas ekspresif
dengan menggunakan warna alam, di kelas XI SMK N 3 Kasihan (SMSR
Yogyakarta).
Penelitian ini termasuk dengan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti
mendapatkan data hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi dan pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis
data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa: 1) Perencanaan
pembelajaran batik dimulai dengan penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan masing-masing standar kompetensi dan kompetensi
dasar berdasarkan acuan kurikulum pembelajaran tahun 2013. 2) Pelaksanaan
pembelajaran batik kombinasi tulis, lukis dan cap (cap tembaga & kertas) secara
bebas ekspresif dengan menggunakan warna alam, dilaksanakan sesuai silabus
dan RPP yang telah dibuat oleh guru pembimbing, guru pembimbing
menggunakan pendekatan individual dengan menggunakan beberapa metode
pembelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi, dan penugasan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Hasil evaluasi pembelajaran batik dapat
diketahui bahwa nilai penguasaan kemampuan teori dan praktek hampir semua
peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan
indikator yang sudah ditetapkan.
Kata Kunci: Pembelajaran, Batik Kombinasi, Peserta DidikWahyu Astutiningsihwahyu25astuti@gmail.com2018-07-26T03:50:13Z2019-01-30T16:47:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57974This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579742018-07-26T03:50:13ZPENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK MOTIF BATIK
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA ASPEK SENI RUPA SMAPenelitian ini bertujuan untuk (1) menciptakan produk modul elektronik
motif batik pada mata pelajaran seni rupa SMA, serta (2) mengetahui kelayakan
modul elektronik motif batik pada mata pelajaran seni rupa sebagai pendukung
proses pembelajaran di SMA Bopkri 2 Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang
diambil dari prosedur pengembangan Sugiyono. Berikut tahapan yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu (1) melakukan observasi dan menemukan potensi
masalah, (2) pengumpulan data, (3) mendesain produk, (4) memvalidasi produk,
proses validasi dilakukan dengan memvalidasi instrumen, selanjutnya proses
validasi ahli materi dan ahli media, (5) revisi desain sesuai masukan dari
pembimbing, ahli materi dan media, (6) uji coba I, oleh 10 peserta didik di SMA
Bopkri 2 Yogyakarta, (7) revisi produk sesuai masukan dari peserta didik, (8) uji
coba II, oleh 20 peserta didik di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Teknik pengumpulan
data menggunakan diskusi, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
menggunakan cara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian pengembangan ini berupa (1) modul elektronik berjudul
Wawasan Motif Batik Nusantara yang dapat digunakan untuk peserta didik,
materi disesuaikan kelas XI SMA kurikulum 2013, dan menggunakan Software
Kvisoft Flipbook Maker yang dapat dibuka di PC (personal computer). (2) hasil
penilaian ahli materi memperoleh skor berjumlah 140, jika dikonversikan
menggunakan kriteria kualitatif memperoleh nilai baik. Hasil penilaian ahli media
memperoleh skor berjumlah 84, jika dikonversikan menggunakan kriteria
kualitatif memperoleh nilai sangat baik. Hasil dari uji coba mendapatkan skor
rata-rata 71,15 sehingga bila dikonversikan maka mendapatkan kriteria sangat
baik. Ketercapaian setiap tahapan yang dilakukan sesuai dengan pengembangan
media pembelajaran tersebut menghasilkan modul elektronik yang layak sehingga
dapat digunakan dalam proses pembelajaran seni rupa pada mata pelajaran seni
budaya kelas XI di SMA.
Kunci: Pengembangan Modul Elektronik, Motif BatikMaria Fertina Dewi Rosarifertina100@gmail.com2018-07-26T02:14:22Z2019-01-30T16:47:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57956This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579562018-07-26T02:14:22ZBATIK PADA BUSANA TARI BEDHAYA SEMANG DI KERATON
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan batik pada busana Tari
Bedhaya Semang di Keraton Yogyakarta, dengan fokus: (1) bentuk dan warna,
serta (2) makna simbolik dari bentuk dan warna.
Metode penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Data
penelitian berupa data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama
penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan triangulasi teknik, sedangkan teknik analisis datanya
secara deskriptif kualitatif dengan tahapan analisis data berupa reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) bentuk dan warna pada
busana Tari Bedhaya Semang dapat disampaikan dengan mengidentifikasi
bentuk dan warna pada kampuh agêng. Pada kampuh agêng bermotif batik
semen dan berwarna cokelat sogan biru kehitaman serta berlapis emas pada
seluruh motifnya. (2) Makna simbolik dari bentuk dan warna motif batik pada
busana Tari Bedhaya Semang yaitu pada kampuh agêng. Pada kampuh agêng
bermotif semen/tumbuhan yang bersemi dan berwarna cokelat sogan biru
kehitaman berlapis emas yang berarti pola kehidupan manusia sejak di dalam
kandungan hingga meninggal. Sejak berada di dalam kandungan, calon
manusia itu ditanamkan bibit kehidupan yang baik, sehingga saat dilahirkan
dapat tumbuh dan berkémbang menjadi orang yang baik, mendapatkan
kehidupan yang sejahtera dan kedudukan yang tinggi/mulia, serta mampu
merawat dirinya dan menghasilkan keturunan yang baik, sehingga saat
meninggal ada pengganti baginya yang baik pula.
Kata-kata kunci: Makna Simbolik, Batik, Busana Tari Bedhaya Semang.Octafiana Mayangsarimayangsarioctaf@gmail.com2018-07-25T07:22:49Z2019-01-30T16:46:41Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57937This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579372018-07-25T07:22:49ZPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO STOP MOTION
PADA PELAJARAN DASAR-DASAR DESAIN KRIYA KELAS X
SEKOLAH MENENGAH KEJURUANPenelitian ini bertujuan untuk: 1) merancang dan membuat media
pembelajaran video stop motion yang dimanfaatkan dalam pembelajaran Dasar-
Dasar Desain Kriya bagi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan dan 2)
mengetahui kelayakan media pembelajaran video stop motion yang dimanfaatkan
dalam pembelajaran Dasar-Dasar Desain Kriya kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan dan respon dari peserta didik.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini
meliputi 10 tahap, yaitu: 1) observasi dan menemukan potensi masalah, 2)
pengumpulan data, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi desain, 5) revisi
desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi, dan
10) produksi massal. Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh ahli
media dan ahli materi. Uji coba dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kalasan dengan
melibatkan 34 siswa kelas X Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit. Sedangkan
teknik analisis data menggunakan kualitatif dari data kuantitatif untuk
pengembangan produk media pembelajaran video stop motion pelajaran D3K ini
guna mengetahui kelayakan media yang dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) menghasilkan produk media
pembelajaran video stop motion pada mata pelajaran D3K bagi siswa kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan, 2) kelayakan video stop motion berdasarkan
penilaian dari ahli materi 95,2% masuk kriteria sangat layak, validasi oleh ahli
media sebesar 84% masuk dalam kriteria sangat layak, hasil uji coba kelas kecil
sangat layak, serta hasil uji coba kelas besar juga sangat layak dan sesuai
digunakan sebagai media pembelajaran bagi guru dan peserta didik kelas X di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, D3K, SMK.Sholichah Mila Wardanisholichahmilawardani@gmail.com2018-07-25T07:19:00Z2019-01-30T16:46:36Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57935This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579352018-07-25T07:19:00ZMAKNA SIMBOLIK MOTIF BATIK PRING DI DESA SIDOMUKTI
MAGETAN, JAWA TIMURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
perkembangan motif batik Sidomukti dan makna simbolik motif batik pring di
Desa Sidomukti Magetan Jawa Timur.
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif, yang
menghasilkan data bersifat deskriptif berupa kata-kata dan tindakan. Data tersebut
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrument utama dari penelitian ini adalah peneliti dengan dibantu pedoman
observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan alat bantu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perekam suara, kamera digital dan peralatan tulis.
Keabsahan data diperoleh dengan cara teknik trianggulasi data, hingga diperoleh
validasi.
Hasil penelitian meliputi perkembangan motif batik pring serta makna
simboliknya. Batik pring di Desa Sidomukti termasuk batik modern, sedangkan
motifnya mengandung nilai seni yang merupakan stilisasi dari tanaman Pring atau
bambu. Batik pring di Desa Sidomukti telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam bidang motifnya, hal ini dilakukan untuk menarik konsumen
agar tertarik untuk membeli. Batik pring dalam penelitian ini adalah 1.
Perkembangan motif batik pring di Desa Sidomukti semakin berkembang yang
dapat dilihat dari bertambahnya motif 2. Batik pring yang ada di Desa Sidomukti
tersebut ada yang tidak memiliki makna dan ada yang memiliki makna. Batik
motif pring yang mempunyai makna simbolik. Batik yang ada di sidomukti ada
yang memiliki makna dan ada yang tidak memiliki makna. Yang tidak memiliki
makna diantaranya meliputi batik motif pring kipas, pring jalak lawu, pring
kuning, pring sekar melati. Dan yang memiliki makna meliputi batik pring sulur,
pring bonggolan, pring ijen, pring kawung, pring kobar, pring magetan
kumandang, pring gunungan, pring naga, pring parang garuda, pring sedapur.
Kata Kunci : Motif, Warna, dan Makna Simbolik.Kartika Listyawardhani Sukarnokartika.sukarno@yahoo.com2018-07-25T07:15:55Z2019-01-30T16:46:33Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57934This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/579342018-07-25T07:15:55ZKERAJINAN PERAK PRODUKSI RUMAHAN DI PAMPANG, PALIYAN,
GUNUNGKIDUL: Ditinjau dari Perkembangan Motif dan TeknikPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil kerajinan perak
ditinjau dari motif, dan teknik pembuatan karya kerajinan perak produksi rumahan
yang ada di desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang didapatkan
melalui teknik pengumpulan data dengan cara: teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisa data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui trianggulasi sumber data
dan trianggulasi teori.
Hasil dalam penelitian ini menanalis kerajinan perak produksi rumahan
yang ditinjau dari perkembangan motif dan perkembangan teknik. Diantaranya: 1)
desa Pampang terdapat karya-karya kerajinan perak yang dibagi kedalam lima
dusun yaitu dusun Pampang dengan karya filigree motif etnik dengan bahan lain,
dusun Kedungdowo Wetan dengan hasil karya filigree dengan motif-motif etnik
khas Yogyakarta serta replika-replika, di Kedungdowo Kulon dengan motif dan
teknik yang hampir sama dengan di Kedungdowo Wetan yang membedakan ialah
penggabunagn motif kontemporer dengan tradisional , dusun Jetis dengan rata-
rata kerajinan perak dengan mengadopsi motif flora dan fauna, dan di dusun
Polaman dengan hasil karya kerajinan perak dengan motif tradisional unthuk. 2)
Berbagai keteknikan yang diaplikasikan memakai cara-cara tradisional dan
mengembangkan teknik mulai dari proses pengecoran hingga pematrian dengan
peralatan sederhana. Pengerajin mulai berpikir kreatif dengan menggunakan
bantuan alat yang lebih modern seperti alat tumbler untuk proses finishingIlham Nasaiilhmanasai@life.com2018-07-24T04:22:39Z2019-01-30T16:44:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57878This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578782018-07-24T04:22:39ZPENERAPAN MOTIF PARANG BARONG PADA AKSESORIS
BERBAHAN LOGAMTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
perancangan hingga terwujudnya aksesoris berbahan logam dengan motif Parang
Barong. Logam yang digunakan dalam pembuatan adalah beberapa janis logam
diantaranya kuningan, perak, dan tembaga. Pembuatan aksesoris logam sediri
menggunakan berbagai teknik antara lain filigre, wudulan, patri, scroll, dan etsa.
Dalam tugas akhir karya seni ini terdapat beberapa aksesoris yang dibuat antara
lain anting, cincin, gelang, kalung, tusuk konde, dan pin.
Penciptaan karya ini dilakukan sesuai dengan metode penciptaan karya
seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam tahap eksplorasi
kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan pasar dan menggali referensi dari
berbagai sumber pengetahuan. Tahap selanjutnya adalah perancangan, yang
dibangun berdasarkan perolehan analisis, diteruskan dengan memvisualisasikan
gagasan berbentuk sketsa sebagai acuan gambar kerja dalam proses perwujudan
produk aksesoris.
Hasil dari penciptaan karya TAKS ini terdiri dari lima 5 set karya berupa
anting, kalung, cincin, pin, tusuk konde dan gelang. Kelima 5 set karya tersebut
berjudul (1) Sisi Parang, (2) Nurani Parang, (3) Sinergi Parang, (4) Parang
Keabadian, serta (5) Nuansa Parang. Terdapat juga karya individu yaitu dua 2
kalung dengan judul (1) Lontar, dan (2) Segitiga Parang, serta satu 1 cincin
dengan judul (1) Rusa Parang dan satu 1 pin dengan judul (1) Komplementer.Faizun Mias Muliamias.mulia@gmail.com2018-07-23T07:49:55Z2019-01-30T16:44:16Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57849This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/578492018-07-23T07:49:55ZBAHASA ISYARAT SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
PADA BATIK BAHAN SANDANG UNTUK REMAJA PUTRITugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan penciptaan
batik bahan sandang untuk remaja putri dengan ide dasar bahasa isyarat. Bahasa
isyarat adalah sebuah bahasa yang disampaikan secara visual untuk berkomunikasi.
Bahasa isyarat tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi, tetapi juga
sebagai alat transfer budaya Tuli.
Penciptaan karya batik bahasa isyarat ini menggunakan metode eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Kegiatan eksplorasi dilakukan penjelajahan atau
penyelidikan melalui pengamatan visual dan studi pustaka untuk mendapatkan ide
yang akan dijadikan dasar penciptaan. Kegiatan perancangan terdiri dari pembuatan
motif, pembuatan pola, dan perancangan warna. Kegiatan perwujudan meliputi
persiapan alat dan bahan, memola, membatik (mencanting), mewarnai, dan nglorod.
Penciptaan batik bahan sandang untuk remaja putri dengan ide dasar bahasa
isyarat merupakan hasil dari penggambaran beberapa bahasa isyarat yang
dikombinasikan atau dipadukan dengan bentuk-bentuk flora dan bentuk geometris.
Hasil karya batik bahan sandang berjumlah 10 karya, yaitu: 1) Batik Motif Bahasa
Isyarat Abjad, 2) Batik Motif Bahasa Isyarat Angka, 3) Batik Motif Bahasa Isyarat
I Love You, 4) Batik Motif Bahasa Isyarat I Love Batik Indonesia, 5) Batik Motif
Bahasa Isyarat UNY, 6) Batik Motif Bahasa Isyarat Yogyakarta, 7) Batik Motif
Bahasa Isyarat Semangat, 8) Batik Motif Bahasa Isyarat Tepuk Tangan, 9) Batik
Motif Bahasa Isyarat Jangan Menyerah, dan 10) Batik Motif Bahasa Isyarat Oke.Indhira Resky Imandariindhira.resky.imandari@gmail.com2018-07-18T02:00:07Z2019-01-30T16:42:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57784This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577842018-07-18T02:00:07ZPELATIHAN KETERAMPILAN KERAJINAN TANGAN BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PANTI ASUHAN BINA SIWI
PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelatihan
keterampilan kerajinan tangan bagi anak berkebutuhan khusus di Panti Asuhan
Bina Siwi Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan
pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi
data, penyajiaan data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa 1) Proses
pelatihan keterampilan kerajinan tangan bagi anak berkebutuhan khusus di Panti
Asuhan Bina Siwi meliputi kegiatan: a) Perencanaan pelatihan keterampilan
kerajinan tangan tidak terpaku pada RPP dan Silabus karena penerapannya di
Panti Asuhan, dan materinya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak
berkebutuhan khusus. b) Pelaksanaan pelatihan keterampilan kerajinan tangan
dilaksanakan setiap hari yang bertujuan agar materi dapat lebih cepat dipahami
oleh anak asuh. Langkah-langkah yang dilakukan pengasuh dalam pelaksanaan
pelatihan keterampilan kerajinan tangan adalah membuka kegiatan dengan
apersepsi berupa motivasi dan menjelaskan tujuan dari pelatihan keterampilan,
kegiatan inti dilakukan dengan proses pembelajaran secara bertahap dan monoton.
Kegiatan pelatihan keterampilan kerajinan tangan tidak mengharuskan anak asuh
untuk menguasai seluruh materi keterampilan dengan hasil yang sempurna,
namun hanya ditekankan pada pemahaman proses pembuatan karya kerajinan
tangannya saja. c) Kegiatan penutup pada pelatihan keterampilan kerajinan tangan
dilakukan oleh pengasuh secara langsung dengan memberi evaluasi berupa kritik
dan saran terhadap hasil karya anak asuh dengan penyampaian yang halus dan
diikuti oleh pujian. 2) Kendala yang terjadi dalam proses pelatihan keterampilan
kerajinan tangan terletak pada kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan
kesulitan dalam mengajarkan anak asuh yang sulit paham seperti anak tunagrahita
berat sehingga target pencapaian materi sering tidak tecapai.- Mufidahmuficsld@gamil.com2018-07-16T06:18:30Z2019-01-30T16:42:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57744This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577442018-07-16T06:18:30ZCANTING CAP BERBAHAN LIMBAH KERTAS KREASI NUROHMAD
DI DUSUN SAWIT, PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTULPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan canting cap berbahan
limbah kertas, kreasi Nurohmad di Dusun Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul
yang difokuskan pada: 1) proses pembuatan, 2) prosedur penggunaan, dan 3)
kelebihan serta kekurangannya dari segi proses pembuatan dan hasil produk
canting cap berbahan limbah kertas kemasan kreasi Nurohmad.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian diperoleh
dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian
ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah
triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Proses pembuatan canting
cap berbahan limbah kertas kemasan termasuk inovasi dari Teknologi Tepat
Guna, sehingga pembuatan canting cap tersebut tergolong sederhana. Berawal dari
mendesain motif diatas kertas karton, menggunting limbah kertas kemasan
menjadi bilah-bilah, mengelem bilah kertas sesuai motif, kemudian memperkuat
dasaran canting dengan kayu atau triplek, dan mengamplas permukaan canting
cap hingga rata. 2) Prosedur penggunaan canting cap berbahan limbah kertas
kemasan yaitu canting cap dipanaskan dalam loyang yang berisi malam panas,
jika dirasa sudah panas lalu canting cap diangkat dan dikibas-kibaskan sebelum
digunakan, melakukan percobaan mengecap di atas permukaan kertas atau kain
lain, sebelum mulai mengecap pastikan permukaan kain rata kemudian mulai
mengecap hingga selesai. 3) Kelebihan canting cap berbahan limbah kertas
kemasan dari segi proses pembuatan yaitu lebih cepat, sedangkan kekurangannya
yaitu dalam memotong bilah-bilah kertas limbah kemasan masih manual sehingga
hasilnya tidak stabil. Kelebihan canting cap berbahan limbah kertas kemasan dari
segi hasil produknya adalah dapat membuat motif cap yang detail, sedangkan
kekurangannya yaitu tidak seawet canting cap berbahan tembaga, karena bahan
utamanya yang dari kertas.Tri Nur Dwi Asihtrinurdwia@gamil.com2018-07-13T02:55:23Z2019-01-30T16:41:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57705This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/577052018-07-13T02:55:23ZSEGO SEGAWE SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN BATIK TULIS
SERAGAM SEKOLAH & KERJATugas akhir karya seni ini bertujuan untuk menciptakan seragam sekolah
& kerja batik tulis dengan menerapkan slogan darisego segawe yang sudah
dikembangkan menjadi bentuk motif yang bervariasi.
Hasil Tugas Akhir Karya Seni ini dapat diuraikan bahwa: (1) Terciptanya
motif batik tulis sego segawe untuk bahan seragam sekolah & kerja yang
berjumlah 9 motif. (2) Metode penciptaan karya ini dengan tahapan: a) Eksplorasi
meliputi pengamatan visual, studi pustaka, dan wawancara; b) Perancangan
meliputi penciptaan motif sego segawe dilanjutkan dengan pembuatan motif,
pembuatan pola, serta perancangan warna; c) Perwujudan meliputi:persiapan alat
dan bahan, mengolah kain, pembuatan pola, menyanting, pewarnaan, pelprodan,
penyelesaian akhir (finishing). (3) Hasil karya batik tulis sego segawe untuk
seragam sekolah & kerja meliputi: 1) Bahan Seragam Sekolah Sego Segawe
Kembang Padi, 2) Bahan Seragam Sekolah SegoSegawe Parang, 3) Bahan
Seragam Sekolah Sego Segawe Sulur, 4) Bahan Seragam Sekolah Sego Segawe
Kawung, 5) Seragam Sekolah Sego Segawe Beras Tumpah, 6) Bahan Seragam
Kerja Sego Segawe Ukel, (7) Bahan Seragam Kerja Sego Segawe Belah Ketupat,
(8) Bahan Seragam Kerja Sego Segawe Berkelok, (9) Bahan Seragam Kerja Sego
Segawe Lengkungan.
Kata kunci: Sego Segawe, Batik, SeragamDista Vitka Watidistavitkawati01@gamil.com2018-07-12T02:48:56Z2019-01-30T16:40:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57686This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576862018-07-12T02:48:56ZPEMBELAJARAN TEACHING FACTORY DI JURUSAN KRIYA KAYU
SMK N 1 KALASANPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran
teaching factory di Jurusan Kriya Kayu SMK Negeri 1 Kalasan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data hasil
penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Subjek penelitian peserta didik yang berjumah 13 peserta didik dan guru.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah peneliti sendiri
(human instrument) dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan peneliti, yaitu menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian ini dapat diuraikan bahwa: (1) Konsep pembelajaran
teaching factory yang sudah sesuai, karena dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran teaching factory sudah melalui analisis kurikulum dan analisis
usaha pembuatan produk yang di sinkronisasi dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri. (2) Perencanaan pembelajaran teaching factory dimulai dari menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kompetensi dasar
berdasarkan acuan kurikulum pada kurikulum 2013 yang diterapkan sekolah,
media pembelajaran dan instrumen penilaian. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan silabus dan RPP yang disusun oleh guru. Guru
menggunakan metode Project based learning. Hasil evaluasi pembelajaran
teaching factory dapat diketahui bahwa nilai penguasaan kemampuan teori dan
praktik semua peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. Hasil karya peserta didik berupa
desain perabot kayu serperti meja, kursi. Kendala yang dihadapi pada saat proses
pembelajaran, yaitu dari faktor peserta didik dan guru.
Kata Kunci : Teaching Factory, keterampilan.Nofarida Sekaringsihnofarida18@gmail.com2018-07-09T07:00:37Z2019-01-30T16:39:27Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57613This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/576132018-07-09T07:00:37ZMOTIF DAN PEWARNAAN TEKSTIL DI HOME INDUSTRY
KAINE ART FABRIC “ECOPRINT NATURAL DYE”Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif, teknik pewarnaan
tekstil dan nilai estetis motif pada produk di home industry Kaine Art Fabric
“Ecoprint Natural Dye” yang terletak di Jangkang, Karangtengah, Nogotirto,
Gamping, Sleman.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif, data
yang dihasilkan berupa data deskriptif. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi. Teknik
analisis datanya dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
pengambilan kesimpulan. Teknik untuk mengecek keabsahan data dilakukan
dengan teknik triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) motif yang dihasilkan
dengan teknik ecoprint menunjukkan bentuk dari alam (karena bahan print
yang digunakan adalah bahan asli dari alam, misalnya daun) dengan susunan
motifnya yang bebas dan tidak mengandung makna simbolik sehingga
termasuk kedalam motif modern, motif hasil ecoprint ini digunakan untuk
desain tekstil, sehingga termasuk dalam desain tekstil flora; 2) teknik
pewarnaan ecoprint merupakan salah satu teknik hias permukaan tekstil yang
dilakukan seperti teknik cap dengan bahan pencetak motif/bahan print dari
alam, sehingga pada prinsipnya seperti pewarnaan dengan zat warna alami,
hanya saja perlu adanya pengukusan (steam), bahan yang diperlukan dalam
teknik ecoprint adalah kain, bahan print (bahan alam tumbuhan misalnya
daun), bahan mordant dan bahan fiksasi, hasil teknik ecoprint menunjukkan
bentuk dan tekstur seperti bahan print (tumbuhan asli), akan tetapi warna yang
tercetak akan berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kandungan masing-masing
tumbuhan yang dipengaruhi bahan treatment dan bahan fiksasi; 3) motif hasil
ecoprint pada produk bahan kain memuat nilai estetik yang dapat digali dari
wujudnya yaitu unsur seni rupa (tekstur, bidang, ruang, warna) dan prinsip
penyusunan unsur seni rupa (keutuhan, penonjolan, keseimbangan, dan
proporsi).Atika Maharaniatikamaharani39@gmail.com2018-07-03T02:47:57Z2019-01-30T16:37:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57533This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/575332018-07-03T02:47:57ZBATIKTULISWASTRA TUNGGAL DUSUN TAPAN-KARANGLO, PURWOMARTANI,KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan: 1) Motif
ukel dan daun talas dengan format liris, dan 2) nilai estetis batik tulis Wastra Tunggal
Dusun Tapan-Karanglo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data
bersifat deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri dibantu dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara dan
dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan teknik ketekunan pengamatan dan
triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan cara reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Motif ukel dan daun talas dengan
format liris terdiri dari hasil inspirasi bentuk motif utama pada tumbuhan yaitu daun
talas dan ukel. Ide dasar pembuatan motif menggunakan unsur motif klasik yaitu
format liris. Ornamen pengisi bidangnya adalah ukel cantel yang membatasi semua
motif dan menjadi sebuah alur yang memiliki irama pada desain yang telah dibuat.
Ciri khas motif yang dibuat tidak penuh sehingga mempunyai spasi ruang yang
kosong dan hanya diberi warna saja. Terdapat isen-isen klasik/tradisional yaitu cecek
dan ukel, kemudian isen-isen gaya baru yaitu garis segitiga digambar secara
berulang-ulang/repetisi, kemudian hasil stilasi isen-isen daun krokot serta stilasi isen-
isen daun putri malu yang mengisi setiap bentuk motif pada daun talas. 2) nilai estetis
pada motif ukel dan daun talas dengan format liris yaitu jika dilihat dari segi
wujud/bentuk motif terdapat unsur titik pada motif ukel, garis lengkung daun talas
dan ukel, garis lurus segitiga dan memiliki bidang yang kosong. Struktur cara
penyusunan motif memiliki kesatuan bentuk berirama yang saling berjajar, dan
bentuk daun terlihat jelas. Jika dilihat dari segi penampilan warna yang dihasilkan
adalah satu warna yaitu biru muda cenderung kearah putih abu-abu, sehingga warna
yang dihasilkan memiliki intensitas rendah.Novita Saraswatinovitasaraswati1@gmail.com2018-06-26T07:38:37Z2019-01-30T16:36:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57463This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/574632018-06-26T07:38:37ZKAIN JUMPUTAN DI KAMPUNG TAHUNAN UMBULHARJO
YOGYAKARTAABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kain Jumputan di Kampung Tahunan Umbulharjo Yogyakarta ditinjau dari keberadaan atau eksistensi kain jumputan tersebut, dan proses jumputan.
Jenis penelitian adalahdeskriptif kualitatif. Data dalam penelitian berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan berupa kamera digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi..
Hasil penelitian menunjukkan (1) Keberadaan kain jumputan di kampung Tahunan pada saat LPMK Tahunan (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) mengundang 45 LPMK sekota pada tahun 2010 dalam rangka mengenalkan jumputan dan pelatihan. Respon positif dari sebagian besar ibu-ibu tersebut ternyatamendapat dukungan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Tahunan. Alhasil LPMK Kelurahan Tahunan memfasilitasi para ibu-ibu tersebut dalam bentuk dana serta pelatihan pembuatan teknik jumput pada awal tahun 2011. Setelah adanya pelatihan pada awal tahun 2011 sekarang banyak ibu-ibu memiliki ketrampilan jumputan, meningkatkan ekonomi, menjadikan kampung Tahunan menjadi kampung wisata, meningkatkan pemberdayaan wanita, dan jumputan menjadi ikon pemberdayaan masyarakat kelurahan Tahunan (2) Dalam pembuatan jumputan, proses pertama membuat disain motif, dijiplak dikain, kemudian diikat atau dijelujur, kemudian kain di rendam di air yg sudah di campur dengan TRO, dan setelah itu celup kain dalam pewarna, kemudian kain yang telah dicelup warna dijemur, proses pewarnaan di lakukan tiga kali pencelupan warna, lalu bilas kain yg sudah dicelup warna tadi dengan air biasa, setelah kain sudah kering lepas ikatannya atau didedeli, setelah itu kain distrika dan kain jumputan siap jual. Keunikan dari proses jumputan yang ada di kampung tahunan ini pada saat meracik warna dan menyalin pola di kain menggunakan sepidol.HESA KURNIA JUWITAhesa.kurniajuwita@gmail.com2018-06-05T04:41:09Z2019-01-30T16:32:19Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57182This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571822018-06-05T04:41:09ZKARAKTERISTIK RELIEF BATUDI BENGKEL ART STONE KALASAN YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakterisik relief batu karya Bengkel Art Stone Kalasan Yogyakarta meliputi ide, bentuk, jenis , bahan, proses produksinya dan finishing.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data yang diperoleh menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta alat penunjang lain yaitu peralatan tulis, dan kamera. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamat dan triangulasi sumber. Adapun tahap analisis data dengan tahapan membuat reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian karakteristik dalam penelitian ini adalah dalam hal ide didapatkan dari lingkungan sekitar dan internet, bentuk relief motif ada bentuk wayang, tumbuhan, hewan, dan manusia. Jenis relief yang diproduksi merupakan hiasan dinding untuk interior dan eksterior. Bahan pembuatan relief menggunakan batu paras putih yang memiliki karakter berwarna putih, kuat, berpori-pori kecil, tekstur halus berpasir dan batu paras krem dengan karakternya berwarna krem, pori-pori lebih besar jika dibandingan dengan paras putih, tekstur halus berpasir. Terkait dengan hal teknik pembuatan relief batu adalah carvingatau menggunakan teknik ukir menggunakan pahat. Finishing coating. Hasil yang menunjukan karakter terbagi menjadi 4 macam motif yaitu: 1. Figur wayang diantaranya ada werkudara, anoman, semar, dan gunungan. 2. Motif flora, yaitu daun pisang dan bunga tulip. 3. Motif fauna diantaranya yaitu ada motif ikan koi dan ikan louhan. 4. Motif manusia yang berjudul putra bali dan jamuan malam terakhir.Andi Setiawanandisetiawan@gmail.com2018-05-28T04:48:12Z2019-01-30T16:30:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57108This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571082018-05-28T04:48:12ZPERANG OBOR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN HIASAN DINDING
TEKNIK BATIKTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk menciptakan hiasan dinding dengan
perang obor sebagai sumber penciptaan motif.
Proses pembuatan karya batik ini divisualisasikan melalui a) eksplorasi,
pengamatan visual, studi pustaka, b) perancangan karya yang meliputi penciptaan
motif dilakukan melalui stilasi setiap tahapan perang obor, motif alternatif, desain
perancangan warna dan pembuatan pola. Kemudian dilanjutkan dengan c) proses
perwujudan karya meliputi 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Memola kain, 3) Proses
pembatikan meliputi nglowongi dan ngiseni, 4) Pewarnaan remasol dengan teknik
colet, 5) Pengeblokan, 6) Pelorodan, 8) Pembingkaian.
Hasil karya yang dibuat terdiri dari 8 karya yaitu : (1) Prosesi 1, merupakan awal
prosesi perang obor, (2) Prosesi 2, pemuka agama / modin desa membacakan doa-
doa Jawa (mantra) pada kemenyan, (3) Prosesi 3, prosesi pembakaran obor,
menandakan bahwa perang obor sudah bisa dimulai, (4) Prosesi 4, semua pemain
obor menyalakan obor masing-masing untuk bersiap-siap memulai perang obor, (5)
Prosesi 5, memberikan gambaran para pemain perang obor saling mengejar satu sama
lain, (6) Prosesi 6, memberikan gambaran dua pemain perang obor berhadapan satu
lawan satu, (7) Prosesi 7, memberikan gambaran suasana perang obor dari sudut
pandang penonton, (8) Prosesi 8, memberikan gambaran para pemain perang obor
sedang mengobati luka bakar. Nilai edukasi yang terkandung didalam tradisi perang
obor memiliki nilai perlambangan untuk menggambarkan hal-hal yang baik dan
buruk, serta bermakna untuk meminta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.Amin Nurin Nafi’ahaminnurinnafiah@gmail.com2018-05-28T04:38:02Z2019-01-30T16:30:45Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57107This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/571072018-05-28T04:38:02ZPEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK
SEBAGAI PEMBERDAYAAN NARAPIDANA PEREMPUAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II B
YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan
batik di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II B Yogyakarta, dengan
fokus: 1) proses pembelajaran dan 2) bentuk serta makna batik yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif jenis studi kasus.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi sumber, metode, dan teori. Teknik
analisis data adalah secara deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Proses
pembelajaran keterampilan batik di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II
B Yogyakarta terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan uraian
sebagai berikut: a) perencanaan pembelajaran dalam lembaga pemasyarakatan ini
ada perencanaan, tetapi tidak dilakukan secara tertulis; b) pelaksanaan terdiri dari
mengolah kain, mendesain, memola, mencanting, mewarna, melorod, dan finishing,
pada pelaksanaan ini tidak dilakukan secara utuh pada proses melorod; dan c)
evaluasi yang dilakukan relatif sama dengan pendidikan formal yakni evaluasi
proses dan hasil batik dengan penekanan mental, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan oleh pelatih batik. 2) Hasil batik narapidana dalam penelitian ini
dapat dilihat dari dua sisi, yakni a) bentuk dan b) makna. Pertama, dari sisi bentuk
terdiri dari: a) serbet dan b) syal, yang semua motifnya menggunakan ornamen
flora/tumbuhan. Kedua, dari sisi makna dapat dijabarkan sebagai berikut: a) serbet
batik milik SM mempunyai makna kehidupan manusia yang penuh warna. (b) Syal
batik milik SM mempunyai makna harapan SM untuk menjadi orang yang baik dan
bermanfaat bagi orang lain. (c) Serbet milik NH mempunyai makna rasa sayang
NH terhadap keluarga dan air mata/penyesalan. (d) Syal batik milik NH mempunyai
makna kehidupan manusia itu penuh dengan cobaan.Erna Suryanieryanijaw@gmail.com2018-05-23T02:39:36Z2019-01-30T16:29:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/57070This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/570702018-05-23T02:39:36ZKARAKTERISTIK BATIK SEKAR MULYO KARYA SIPON
BAYAT KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1)
Karakteristik motif batik Sekar Mulyo. (2) Warna batik Sekar Mulyo. (3) Filosofi
batik Sekar Mulyo karya Sipon di Kecamatan Bayat, Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menghasilkan data bersifat
deskriptif berupa kata-kata. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri dengan dibantu pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Keabsahan data dilakukan dengan teknik keajegan atau ketekunan pengamatan dan
triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Karakteristik batik Sekar Mulyo yaitu (1)
Motif batik Sekar Mulyo terdiri dari motif jagat cilik, motif jagat gedhe, motif
kunci dan motif tulisan aksara Jawa. Ukuran motif jagat cilik yaitu panjang 22 cm
dan lebar 28 cm, bentuk jagat cilik adalah ditengah motif terdapat lingkaran yang
saling berkaitan, stilisasi daun dan ukel yang diartikan sebagai isi dari raga setiap
manusia. Ukuran motif jagat gedhe yaitu panjang 28 cm dan lebar 31 cm, bentuk
dari motif jagat gedhe adalah terdapat spiral yang dikelilingi ukel, stilisasi daun dan
batang yang diartikan sebagai isi dari alam semesta. Motif kunci berukuran lebar 2
cm dan panjang 4 cm yang diibaratkan napas manusia. Motif tulisan aksara Jawa
berbunyi sekar mulya, sekar malilaku, pada bisa, sayang aku ya (2) Warna batik
Sekar Mulyo yakni dengan latar ireng dan biru. (3) Filosofi batik Sekar Mulyo yaitu
manusia harus memiliki hati yang mulia, manusia harus berperilaku yang baik
terhadap sesama dan selama manusia masih bernapas untuk selalu bersembahyang
dan menjauhi segala larangan dari Tuhan agar hidupnya selalu tentram dan damai.Noveri Titik Murtiningsihnovertitik@gmail.com2018-05-09T02:16:41Z2023-09-20T01:04:38Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56749This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567492018-05-09T02:16:41ZBULU BURUNG MERAK SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN
TAS KULIT WANITAPenulisan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskrpsikan proses
perancangan hingga terwujudnya tas kulit untuk wanita dengan penambahan ornamen
bulu burung merak yang digunakan dalam acara formal maupun nonformal.
Penciptaan karya kriya kulit tas wanita dengan ornamen bulu burung merak ini
berpedoman pada pendapatnya Gustami tentang tahapan penciptaan , yakni
eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi yang dilakukan berupa
studi pustaka, observasi dan wawancara. Tahap perancangan berupa pembuatan sket
alternatif, sket terpilih, gambar kerja dan gambar ornamen. Tahap yang terakhir
adalah tahap perwujudan, dalam tahapan ini dilakukan proses pembuatan karya.
Hasil pembuatan karya berjumlah Sembilan tas dengan emapat tas berjenis
shoulder bag, tiga tas berjenis saddle bag, satu tas berjenis backpack, dan satu tas
lagi berjenis messenger bag. Hasil karya tersebut diantaranya: 1) Peacock Bud
Feather (Pebuf), 2)Feather Attack (Fetta), 3) Musing of Peacock Feathers (Mupfe),
4) The Eyes, 5) Feather Achievement (Fea), 6) The Flock, 7) Home, 8) Crowd of
Feathers, 9) Choppy.Nova Mardiatinomanovamardiati@mail.com2018-04-25T04:24:07Z2019-01-30T16:20:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56775This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567752018-04-25T04:24:07ZTUMBUHAN LONTAR SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK KEMEJA PRIA KHAS LAMONGANWriting of this artwork aims to describe the creation of batik motifs for men's shirts and technique motifs of batik shirts combination of lontar plants.
The creation of this work of batik is through several stages in the creation of art, the stages are exploration, design, and embodiment. The stages of exploration is in the form of searched for reference and related with the uniqueness and formed it as an idea, the shirt patterns and techniques for making batik motifs for shirts combination. In the design stages is in the form of sketches design patterns, make patterns, apply motifs on the pattern of shirts. The stage of embodiment is the process of making works from the preparation of tools and materials, materials processing, the process of casting, coloring, lorot process, drying, to the stage of measurement and manufacture of batik shirts.
The results of the creation of seven batik motifs applied to men's batik shirt, are namely: (1) Batik Nali, inspired by the form of palm leaves that have a philosophy that in social life we must always keep silaturrahmi among others; (2) Batik Petdong Bolong, inspired by the lontar leaves with a philosophy that we should as social beings which have to accept advice and listen to good advice from others; (3) Batik Kebut Cakar, inspired from the form of palm leaves that have a philosophy that we should as social beings leave a good impression on others; (4) Batik Kuntar, inspired from the form of palm leaves that has a philosophy that in life human should experience metamarfosis in a good direction; (5) Batik Maleh Apik, inspired by the shape of palm tree trunks that have a philosophy that do not easily give up when face life problems; (6) Batik Leyeh-leyeh, inspired from papyrus trees that have a philosophy that we should be grateful for the favors of God's creation; (7) Batik Banyu Ental, inspired from the water form of lontar fruit that has a philosophy to use our young age in good things.Feri Efendiferiefendi@yahoo.com2018-04-25T04:05:18Z2019-01-30T16:20:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56772This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/567722018-04-25T04:05:18ZPENGEMBANGAN KLISE CANTING CAP KERTAS PADA PEMBELAJARAN BATIK BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS XI SMA LUAR BIASA YKGR BAYATTujuan dari penelitian ini adalah membuat klise canting cap kertas pada pembelajaran batik untuk siswa tunarungu kelas XI SLB YKGR Bayat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini ada 4 tahapan, sebagai berikut: (1) melakukan identifikasi terhadap rancangan rencana pembelajaran (RPP) pembelajaran batik cap kelas XI tunarungu; (2) melakukan pembuatan klise canting cap kertas di kelas; (3) membuat karya batik cap dengan menerapkan dan mendemonstrasikan pengecapan pada kain mori sampai dengan pewarnaan batik, penutupan lilin/malam, dan pewarnaan kedua; (4) melakukan evaluasi dengan cara melihat hasil pembuatan klise canting cap dan karya batik cap.
Hasil penelitian dan pengembangan berupa (1) klise canting cap yang terbuat dari kertas sejumlah 5 buah dengan konsep motif alat transportasi, flora dan fauna yang berbeda-beda; (2) karya batik cap sejumlah 5 buah dengan hasil ada yang tidak menembus dengan rata lilin/malam batik, terdapat bercak-bercak tetesan lilin malam, serta pewarnaan yang masih kurang rata menembus kain. Secara umum hasil penelitian pengembangan menyatakan bahwa pembuatan klise canting cap kertas mudah dilakukan oleh peserta didik tunarungu kelas XI. Klise canting cap dapat diterapkan sebagai media pembelajaran batik cap di SLB YKGR Bayat Klaten.Dwi Fitrianingsihdwifitrianingsh@Yahoo.com2018-04-05T02:21:22Z2019-01-30T16:13:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56450This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/564502018-04-05T02:21:22ZKERAJINAN KULIT BATIK PADA HOME INDUSTRY AYU S LEATHER
DESA PRENGGAN, KOTAGEDE, YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Macam dan motif batik
leather slippers product yang terdapat pada Home Industry Ayu S Leather; 2) proses
membatik pada leather slippers product pada Home Industry Ayu S Leather; 3) nilai
estetis motif batik leather slippers product pada Home Industry Ayu S Leather.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri
yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan ketekunan
pengamatan dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) jenis produk terbagi menjadi 5
produk, yaitu batik leather flip-flops product, jamur batik leather slippers product,
jempol batik leather slippers product, front side covered slippers, dan front side open
slippers; 2) proses membatik diatas kulit terdapat 6 proses yang sangat penting yang
perlu diperhatikan, yaitu: a) proses mencanting kulit harus dalam posisi lembab; b)
pemberian malam hanya pada permukaan atas kulit saja; c) teknik mewarnanya diusap
pada bagian permukaan atasnya saja menggunakan spon, (d) pemberian air pada
pewarna batik yang lebih sedikit dan cenderung pekat; e) proses menghilangkan
malam dilakukan dengan cara di press dengan mesin press panas atau secara manual
dengan cara menggosokkan dengan malam yang lembab; f) jika fiksasi pewarna
indigosol tidak dicelup melainkan dioles menggunakan spon; 3) jika dilihat dari segi
bentuk (the how) kesatuan dari motif yang nampak pada penggabungan antara stilisasi
daun dan batu tumpuk yang dipadukan dan diletakkan berdampingan tanpa adanya
garis pembatas, serta tambahan sentuhan cecek dan bunga jeruk di atas motif daun
sehingga motif terlihat beragam dan menyatu menjadi suatu motif yang utuh dan
kekurangannya yang terletak pada motif yang digunakan belum terdapat dinamika
irama besar kecil. Harmoni yang terbentuk dari peletakan ukuran motif yang tidak
terlalu besar ataupun terlalu kecil. Jika dilihat dari segi isi (the what) produk tersebut
bermakna agar slippers yang dibuat dapat seindah bunga sepatu serta dapat menarik
minat konsumen terutama konsumen perempuan.Aida Roihana Zuhroaidaroihana@gmail.com2018-04-02T08:01:38Z2019-01-30T16:12:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56411This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/564112018-04-02T08:01:38ZTENUN LURIK ATBM DESA JAMBAKAN, KECAMATAN BAYAT,
KABUPATEN KLATENPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur pembentuk
motif tenun lurik ATBM Desa Jambakan; (2) nilai fungsi dari tenun lurik ATBM
Desa Jambakan; (3) nilai estetis dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian adalah perajin tenun lurik ATBM di Desa Jambakan
dan objek penelitian adalah tenun lurik ATBM Desa Jambakan. Data diperoleh
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data diperoleh dengan pengamatan dan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Motif tenun lurik ATBM Desa
Jambakan terdiri dari 13 jenis: motif kluwung , motif tuluh watu , motif kembang
gedang , motif telu-pat , motif kijing miring, motif bribil putih, motif bribil merah,
motif lorok, motif yuyu sekandang , motif polos, motif udan liris , dan motif
pelangi dengan unsur pembentuk motif tersusun atas benang lungsi yang terdiri
dari dua jenis, yaitu lungsi polos dan lungsi ikat. Adapun benang pakan
menggunakan benang polos. Susunan warna benang pada lungsi menghasilkan
garis polos, garis dua warna benang berselingan, dan garis benang warna-warni.
(2) Nilai fungsi dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan awalnya digunakan
sebagai perlengkapan upacara adat seperti ruwatan dan labuhan , tenun lurik
ATBM Desa Jambakan sekarang ini digunakan sebagai selendang dan bahan
sandang. (3) Nilai estetis dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan terdiri dari nilai
intrinsik (bentuk) dari tenun lurik ATBM Desa Jambakan dan nilai ekstrinsik
(isi/makna) yang disampaikan dari motif-motif tenun lurik ATBM Desa
Jambakan.Ayu Wulandari Arum Melatiayumelati79@gmail.com2018-03-21T01:57:18Z2019-01-30T16:09:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56277This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562772018-03-21T01:57:18ZPEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KRIYA KERAMIK DENGAN
TEKNIK PUTAR MIRING DI SMK N 1 ROTA BAYAT, KLATEN, JAWA
TENGAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran putar miring di
SMK N 1 ROTA Bayat, Klaten, Jawa Tengah.Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kualitatif, peneliti mendapatkan data melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
(human instrument) dengan bantuan instrumen berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.Pemeriksaan keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis
data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajiaan data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa:1) Perencanaan
pembelajaran putar miring dimulai dengan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembimbingan (RPP) dengan masing-masing standar kompetensi dan
kompetensi dasar berdasarkan acuan kurikulum pembelajaran. 2) Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sesuai silabus dan RPP yang telah dibuat oleh
pembimbing. Pembimbing menggunakan pendekatan individual dengan
menggunakan berbagai metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, simulasi,
demonstrasi serta penugasan pada saat kegiatan belajar mengajar. 3) Hasil
evaluasi pembelajaran putar miring dapat diketahui bahwa nilai penguasaan
kemampuan teori dan praktik semua peserta didik telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. 4)
Hasil karya peserta didik pada berupa mangkok dengan ketepatan ukuran 10cm
dan diameter 15cmdenganteknik putar miring. 5) Kendala yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran berasal dari faktor peserta didik, faktor bahan ajar, dan faktor
sarana dan prasaranaRiska Apriliariska.aprilia33@gmail.com2018-03-20T07:16:32Z2019-01-30T16:09:42Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56269This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562692018-03-20T07:16:32ZJAMUR TIRAM SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF BATIK
TULIS UNTUK KEMEJA PRIATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskrpsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik tulis yang terinspiransi dari jamur tiram sebagai
bahan pembuatan kemeja pria.
Proses penciptaan batik motif jamur tiram sebagai ide dasar penciptaan
motif batik untuk kemeja pria mengunakan metode penciptaan seni kriya yang
terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama yaitu eksplorasi, dilakukan dengan
pengamatan secara langsung dan pengumpulan data yang relevan. Tahap kedua
adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang dilakukan adalah
pembuatan motif alternative untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun
menjadi pola. Tahap ketiga adalah tahap perwujudan, meliputi proses pembuatan
karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik adalah batik tulis.
Hasil karya yang dibuat penulis berjumlah delapan karya yaitu: (1) Batik
“Selamat Pagi Terang”, (2) Batik “Ad Astra Per Aspera”, (3) Batik “Familiya”,
(4) Batik “Lima Besar” (5) Batik “Balerina”, (6) Batik “Dwi Setyowati”, (7)
Batik “Atlantis”, (8) Batik “Bhineka jamur Ika”.Andi Suparnoandiwarholl123@gmail.com2018-03-19T02:41:18Z2019-01-30T16:09:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56253This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/562532018-03-19T02:41:18ZTOPENG PANJI SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK DRESS WANITA DEWASATugas Akhir Karya Seni bertujuan menciptakan dan mendeskripsikan
gagasan batik dengan motif yang terinspirasi dari bentuk topeng Panji untuk dress
wanita dewasa.
Proses penciptaan menggunakan metode penciptaan seni kriya yang terdiri
dari tiga tahapan, yaitu eksplorasi dilakukan dengan pengamatan dan
pengumpulan data mengenai sumber yang relevan dengan pokok bahasan. Tahap
kedua adalah perancangan yang dilakukan dengan pembuatan motif alternatif
untuk mendapatkan motif terpilih yang akan disusun menjadi pola. Tahap ketiga
adalah tahap perwujudan yang meliputi proses pembuatan karya. Teknik yang
digunakan dalam pembuatan karya batik ini adalah teknik batik tulis.
Karya 1) Batik “Lembu Amiluhur” terinspirasi dari topeng Prabu Lembu
Amiluhur yang berwibawa. 2) Batik “ Panji Wanda Kuning” terinspirasi dari
bentuk topeng Panji polos (tanpa hiasan). 3) Batik “Panji Inu Kertapati”
terinspirasi dari topeng Panji hijau. 4) Batik “Kartolo” terinspirasi dari topeng
Kartolo pendamping setia Panji. 5) Batik “Sekartaji Macak” terinspirasi dari
topeng Dewi Sekartaji yang cantik jelita. 6) Batik “Ayuning Candrakirana”
terinspirasi dari topeng Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana) tampak samping. 7)
Batik “Kilisuci” terinspirasi dari topeng Dewi Kilisuci. 8) Batik “Ragil Kuning”
terinspirasi dari topeng Dewi Ragil Kuning adik Panji.Yoshinta Mei Kusumawatiyoshintameii@gmail.com2018-03-08T03:42:58Z2019-01-30T16:04:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/56071This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/560712018-03-08T03:42:58ZSITUS SEJARAH PLERET DALAM PEMBELAJARAN BATIK DI
SMP N 2 PLERET BANTUL GUNA PENINGKATAN KARAKTER SISWAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam pembelajaran
batik terkait situs sejarah kerajaan mataram Islam Pleret di SMP Negeri 2 Pleret
Bantul guna peningkatan karakter siswa ditinjau dari persiapan, proses, dan
evaluasi hasil pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian
berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan alat bantu alat tulis, perekam dan kamera. Keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamat dan triangulasi. Analisis data dengan tahapan
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan (1) persiapan pembelajaran keterampilan
batik dimulai dengan: pertama, persiapan silabus disususn oleh tim Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) batik Kabupaten Bantul. Kedua, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan proses pembuatan RPP oleh guru mata
pelajaran muatan lokal batik di SMP Negeri 2 Pleret. Ketiga, penyiapan alat dan
bahan ajar. Guru mata pelajaran batik bersama siswa menyiapkan kompor,
memanaskan malam (lilin) dan menyiapkan kain terlebih dahulu alokasi waktu
mata pelajaran keterampilan batik dua jam mata pelajaran (2 X 40 menit). (2)
kegiatan proses pembelajaran muatan lokal batik dilakukan di SMP Negeri 2
Pleret diawali pendahuluan meliputi motivasi dan apresiasi, kegiatan inti meliputi
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kemudian penutup. Proses pembelajaran
meliputi membuat batik tulis semi klasik dengan motif terinspirasi dari cagar
budaya situs pleret untuk menanamkan nilai-nilai cinta budaya lokal khususnya
situs sejarah kerajaan mataram Islam Pleret. (3) Evaluasi diberikan ketika siswa
dalam kegiatan pembelajaran dari pembuatan karya, tugas pekerjaan rumah dan
tes tertulis yang diajukan pada saat ujian akhir semester. Kelebihan pembelajaran
batik dengan situs sejarah pleret di SMP Negeri 2 Pleret yaitu adanya situs sejarah
pleret sebagai ciri khas wilayah, pembelajaran yang komunikatif dan aktif sebagai
pengembangan karakter cinta budaya lokal.
Kata kunci : Pembelajaran, Batik, Situs PleretRiko Prasstyarikoprasstya8@gmail.com2018-02-15T07:42:42Z2019-01-30T15:58:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55634This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/556342018-02-15T07:42:42ZBENTUK DAN MAKNA PADA RAGAM HIAS MASJID JAMI’ PITI
MUHAMMAD CHENG HOO PURBALINGGAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam hias dan makna
simboliknya pada Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo Purbalingga.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah
ragam hias Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo Purbalingga. Data penelitian
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan ketekunan pengamatan. Analisis data dengan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bentuk
dan makna ragam hias yang terdapat di Masjid Cheng Hoo Purbalingga dipengaruhi
oleh perpaduan budaya khas Cina, Jawa dan Arab. Bentuk dan makna pada ragam
hias, yaitu: (1) Ornamen motif banji (swastika) pada dinding pagoda, (2) Simbol
bulan dan bintang, (3) Plafon (langit-langit) pagoda, (4) Plafon (langit-langit)
mihrab, (5) Ornamen pada dinding pembatas riwaqs, (6) Ornamen motif jalinan
berpadu bunga, (7) Ornamen pada pintu, (8) Ornamen pada jendela, (9) Ornamen
pada ventilasi, (10) lampion. Adapun bentuk ragam hias di atas memiliki makna
simbolik sebagai berikut: (1) Ornamen motif banji (swastika) pada dinding pagoda
memaknai umat muslim yang sempurna. (2) Simbol bulan bintang dimaknai simbol
cahaya ilahi. (3) Plafon (langit-langit) pagoda memaknai bahwa Allah Maha
menciptakan alam semesta. (4) Plafon mihrab memaknai empat Khalifah Rasyidin.
(5) Ornamen dinding pembatas riwaqs memaknai simbol kesucian, kekuatan dan
kebahagiaan. (6) Ornamen motif jalinan berpadu bunga memaknai persatuan umat
Islam untuk bersatu di atas landasan agama Islam. (7) Ornamen pada pintu
menggambarkan gua Tsur dan sarang laba-laba. (8) Ornamen pada jendela
memaknai hal kebaikan. (9) Ornamen pada ventilasi memaknai petunjuk arah ridho
Allah Swt. (10) Lampion memaknai makmur (banyak rezeki).Imam Ramadhan Bagus Panuntundenramdhan1433@gmail.com2018-02-13T06:25:40Z2019-01-30T15:57:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55534This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/555342018-02-13T06:25:40ZMAKANAN TRADISIONAL YOGYAKARTA SEBAGAI IDE DASAR
PENCIPTAAN MOTIF BATIK TULIS BAHAN LONG DRESSTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan menciptakan batik tulis sebagai
bahan Long Dress dengan tema motif makanan tradisional Yogyakarta. Proses
penciptaan melalui metode penciptaan seni kriya, yaitu: eksplorasi, perancangan,
perwujudan.
Karya batik berjumlah 8 karya, yaitu: 1) Batik Ampyang dengan paduan
motif Ampyang dengan motif kacang, jahe, gula merah yang disusun sejajar,
warna background gelap serta klowongan berwarna kuning menyala, 2) Batik
Brongkos dengan motif unik disusun acak serta warna yang sederhana dipadukan
dengan warna-warni dari motif kluwak, kacang kedelai, daging sapi, kulit mlinjo,
tahu, tempe, telur, dan cabai, 3) Batik Kotagede dengan motif Kipo, Banjar, Ukel,
Yangko, Kue Kembang Waru dengan warna bermacam-macam dipadukan
background gelap semakin menonjolkan motif tersebut, 4) Batik Kue Mata Kebo
terdiri dari motif Kue Mata Kebo dengan motif sekar jagad serta perpaduan warna
merah, hijau, cokelat, orange kecokelatan dan warna orange kekuningan semakin
meramaikan batik tersebut, 5) Batik Gudeg dengan ukuran motif yang bervariasi
dan warna orange, background cokelat dan hijau yang seimbang, 6) Batik
Legomoro cokelat dan hijau tosca muda sebagai warna klowong membuat warna
tersebut menyala, 7) Batik Geplak menggunakan motif Geplak serta motif parang
dengan warna biru serta warna yang bervariasi pada motif Geplak, 8) Batik
Carang Gesing dengan motif Carang Gesing dan buah pisang, warna kalem
menyerupai warna alam. Kesamaan aspek pada setiap karya yaitu aspek fungsi,
yakni sebagai bahan dalam pembuatan Long Dress dengan jenis kain yang mudah
menyerap keringat, sehingga cocok bila digunakan di negara beriklim tropis.Yulia Kusumaningrum2018-02-13T04:39:59Z2019-01-30T15:57:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55532This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/555322018-02-13T04:39:59ZPOHON KAKAO SEBAGAI IDE DASAR DALAM PENCIPTAAN
MOTIF BATIK KEMEJA PRIA DEWASAPenciptaan karya batik dan laporan ini bertujuan untuk membuat kemeja
batik pria dewasa dengan motif bersumber dari pohon kakao dan mendiskripsikan
laporan proses pembuatan.
Tahap penciptaan karya seni batik kemeja pria dewasa eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Penciptaan karya seni batik kemeja pria dewasa
terinspirasi dari pohon kakao. Tahap eksplorasi dengan mengamati karakteristik
pohon kakao untuk mendapatkan ide desain tentang pohon kakao yang diterapkan
sebagai ide dasar dalam penciptaan desain batik. Tahap perancangan bermula dari
membuat stilisasi motif yang berasal dari pohon kakao lalu di terapkan ke
kedalam desain kemeja. Melakukan perancangan desain dan membuat desain
alternative untuk mendapatkan desain yang diterapakan sesuai kemeja pria
dewasa, dengan cara menstilisasasi pohon kakao supaya terlihat lebih indah dan
menarik. Tahap perwujudan membahas tentang alat, bahan dan proses perwujudan
karya batik tersebut.
Hasil penciptaan ini adalah (1) Kemeja Batik Werkudoro, warna batik ini
biru sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari bentuk pohon kakao yang berbuah
(2) Kemeja batik Umashankar, warna batik ini ungu sebagai warna dasarnya,
terinspirasi dari bunga kakao mekar (3) Kemeja Batik Aryaduta, warna batik ini
hitam sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari buah dan bunga kakao yang
sedang mekar (4) Kemeja Batik Radeva, warna batik ini yaitu hijau sebagai warna
dasarnya, terinspirasi dari buah kakao. (5) Kemeja Batik Arshad, warna batik ini
biru sebagai warna dasarnya, terinspirasi dari potongan buah kakao (6) Kemeja
Batik Arifiansyah, warna batik ini yaitu ungu sebagai warna dasarnya. terinspirasi
dari potongan buah kakao (7) Kemeja Batik Virendra, warna batik ini biru sebagai
warna dasarnya, terinspirasi dari bunga kakao mekar.
Kata kunci: Kemeja, Batik, Motif Pohon Kakao- Arifinarifinnabawi1522gamil.com2018-02-07T08:30:26Z2019-01-30T15:56:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55441This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/554412018-02-07T08:30:26ZPENCIPTAAN TAS KAMERA KULIT DENGAN MOTIF BURUNG
PHOENIXTugas Akhir Karya Seni ini bertujuan mendeskripsikan proses
perancangan hingga terwujudnya tas kamera kulit. Kulit yang digunakan adalah
kulit yang telah disamak dengan bahan nabati. Pembuatan tas kamera ini
menggunakan tekhnik carving dengan ornamen Burung Phoenix.
Penciptaan karya kriya kulit ini dilakukan sesuai dengan metode
penciptaan karya seni yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Dalam
tahap eksplorasi kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan pasar dan
menggali referensi dari berbagai sumber pengetahuan. Tahap selanjutanya
adalah perancangan, yang dibangun berdasarkan perolehan analisis, diteruskan
dengan memvisualisasikan gagasan berbentuk sketsa sebagai acuan gambar
kerja dalam proses perwujudan produk tas kamera.
Hasil dari penciptaan TAKS ini terdiri dari 9 tas kamera kulit dengan
nama khusus sesuai dengan jenis kameranya yakni: (1) Leather Instax Bag, tas
ini digunakan untuk kamera instax, (2) Leather Travel Case Mirrorless Bag
digunakan untuk tempat kamera mirrorless, (3) Leather Strap Mirrorless Case
yaitu tas kamera mirrorless yang memiliki tali yang panjang dan berukuran
lebar, (4) Leather Analog Backpack yaitu tas kamera yang digunakna untuk
kamera Analog, (5) Leather DSLR Bag merupakan tas kamera difungsingkan
untuk kamera DSLR, (6) Leather Camera Backpack merupakan tas multifungsi,
bagian atas untuk menaruh barang-barang dan bagian bawah untuk manaruh
kamera, (7) Leather Waist Pocket Bag yaitu tas kamera yang difungsikan untuk
tempat kamera pocket, (8) Leather Action Cam Slingbag merupakan tas
kamera yang difungsikan untuk menyimpan action cam dengan bentuk yang
ada pada umumnya, (9) Leather Mirrorless Handbag yaitu tas untuk menaruh
kamera mirrorless dengan bentuk yang unik.Nur’aini Susilowatinuraini.susolowati@yahoo.com2018-02-06T02:23:21Z2019-01-30T15:56:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55378This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553782018-02-06T02:23:21ZANALISIS WAYANG KEKAYON KHALIFAH YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis nilai estetis dan
fungsi Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai, data-data dikumpulkan dengan cara dicatat, direkam ataupun difoto.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data dilakukan melalui
proses observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Validasi/keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi,
menggunakan bahan referensi, dan perpanjangan pengamatan. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Wayang Kekayon Khalifah
memiliki dua bagian yang dapat dianalisis yaitu ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah sudah bisa dikatakan dinamis, sedangkan keseluruhan karakter center
ornamen Wayang Kekayon Khalifah memiliki perbedaan dalam penentuan konsep
penggunaan ruang (wide space). Ornamen Wayang Kekayon Khalifah tidak rumit
atau ngrawit sebagaimana ornamen wayang tradisional. Hampir secara keseluruhan
background center tokoh Wayang Kekayon Khalifah menggunakan value warna
biru, namun beberapa menggunakan warna kuning dan hijau. Kesembilan tokoh
Wayang Kekayon Khalifah cukup sulit untuk dianalisis secara keseluruhan, karena
idak mudah untuk menemukan unity antara ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Hampir seluruh tokoh seimbang
dan memiliki prinsip kesederhanaan. (2) Fungsi Wayang Kekayon Khalifah yaitu
pertama merupakan ekspresi keislaman pribadi mempelajari Islam melalui budaya
Jawa. Kedua, media untuk mengajarkan Islam pada masyarakat, meliputi Sirah
Nabawiyah dan edukasi syariah khilafah atau sistem pemerintahan Islam. Ketiga,
yaitu hiburan.Monika Devi Kurniatidevikurniati@gmail.com2018-02-06T02:17:20Z2019-01-30T15:56:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55377This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553772018-02-06T02:17:20ZTOPENG SUTHANG WALANG SEBAGAI IDE DALAM PEMBUATAN
KAP LAMPU LOGAMTujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya kriya logam dengan judul “Topeng Suthang Walang Sebagai Ide
Dalam Pembuatan Kap Lampu Logam”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang tari lengger dan Suthang Walang, jenis logam yang akan digunakan, dan
keteknikan dalam pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan
pembuatan beberapa sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih
dikembangkan dalam bentuk gambar kerja. Tahapan perwujudan dimulai dari
persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembentukan karya dengan
menggunakan teknik filigree/ trap-trapan, etsa, cor/ casting, hand scroling, yang
dilanjutkan pada tahap finishing.
Hasil penciptaan ada 6 karya, yaitu: 1) Kap lampu duduk berbentuk kubus
dengan dekorasi topeng suthang walang yang disederhanakan . 2) Kap lampu
kuning dengan bentuk dasar prisma segi enam dan dekorasi etsa topeng suthang
walang. 3) Sepasang kap lampu alumunium cor dengan bentuk topeng suthang
walang. 4) kap Lampu dengan dekorasi topeng alumunium cor dan dekorasi
dudukan berupa etsa kuningan. 5) Lampu gantung dengan dekorasi topeng
suthang walang cor berbahan alumunium pada empat sisinya. 6) Kap lampu
dinding dengan bentuk setengah tabung dan dekorasi bentuk topeng suthang
walang dari filigree.Adhitya Prayudiadhityaparyudi@gmail.com2018-02-06T02:08:11Z2019-01-30T15:56:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55376This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553762018-02-06T02:08:11ZMAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK
DESA SUKARARA LOMBOKPenelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak.Bayu Indra Pratamabayuindrapratama@yahoo.co.id2018-02-06T02:02:30Z2019-01-30T15:56:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55375This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553752018-02-06T02:02:30ZBAWANG MERAH SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF
BATIK UNTUK BUSANA SANTAI WANITA DEWASATugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan
mengenai penciptaan motif batik yang terinspirasi dari bawang merah sebagai
bahan pembuatan busana santai wanita dewasa.
Proses penciptaan batik motif bawang merah sebagai ide dasar penciptaan
motif batik untuk bahan busana santai wanita dewasa menggunakan metode
penciptaan seni kriya yang terdiri tiga tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi,
dilakukkan dengan pengamatan dan pengumpulan data mengenai sumber yang
relevan dengan pokok bahasan, batik, busana santai, dan tanaman bawang merah.
Tahap ke dua adalah perancangan, pada tahap perancangan langkah yang
dilakukkan adalah pembuatan motif alternatif untuk mendapatkan motif terpilih
yang akan disusun menjadi pola. Tahap ke tiga adalah tahap perwujudan, meliputi
proses pembuatan karya. Teknik yang digunakan dalam pembuatan batik teknik
batik tullis.
Karya yang dibuat penulis mengkombinasikan beberapa warna dan penulis
juga menvisualisasikan motif batik dengan ukuran yang besar. Selain itu kain
batik yang diciptakan ditujukan sebagai bahan sandang dalam pembuatan busana
santai wanita dewasa. Hasil karya yang dibuat berjumlah delapan karya yaitu: 1)
Batik “Brambang Pancapat”, 2) Batik “Allium”, 3) Batik “Carpel Bawang
Merah”, 4) Batik “Bunga Bawang Merah”, 5) Batik “Panen Bawang Merah”, 6)
Batik “Brambang Abang”, 7) Batik “Brambang Goreng”, 8) Batik “Brambang
Sumbering Boga”.Isti Khoiriyahistikhiiryah@yahoo.com2018-02-06T01:47:53Z2019-01-30T15:55:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55370This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553702018-02-06T01:47:53ZJUMPUTAN DEA MODIS KAMPUNG WISATA TAHUNAN
UMBULHARJO YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Jumputan Dea Modis
Kampung Wisata Tahunan Umbulharjo Yogyakarta ditinjau dari proses dan motifnya.
Jenis penelitian adalah kualitatif. Data dalam penelitian berupa kata-kata dan
tindakan yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen
utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Alat bantu penelitian yang digunakan berupa kamera
digital, dan peralatan tulis. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi.
Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan (1).Proses pembuatan kain jumputan motif
kelokan soga diawali dari pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, menjelujur,
menjumput, dan pewarnaan menggunakan teknik celup dengan pewarna sintetis
napthol. Sedangkan proses pembuatan kain jumputan motif badai matahari diawali
dari membuat desain, pembuatan pola, memindahkan pola ke kain, dan menjumput.
Untuk membentuk tekstur motifnya yaitu menggunakan material manik-manik dan
kancing yang di bungkus dengan kain lalu diikat dan celup menggunakan pewarna
sintetis indigosol. (2).Motif jumputan Dea Modis ide dasar penciptaannya dari
lingkungan sekitar. Bentuk motif yang dihasilkan Dea Modis diantaranya kelokan
soga, badai matahari, gordo, melati, cempaka dan bunga sepatu, menggunakan sistem
jelujur dan teknik jumput. (3).Warna yang diterapkan pada kain jumputan Dea Modis
menggunakan pewarna sintetis yaitu napthol dan indigosol.Dea Eriene Amaliadeaerieneamalia@gmail.com2018-02-06T01:43:31Z2019-01-30T15:55:52Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55368This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553682018-02-06T01:43:31ZPAGUPON SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN MOTIF PADA BAHAN
SERAGAM BATIK TULIS BERPEWARNA ALAM UNTUK
PAGUYUBAN PECINTA MERPATI KOLONG YOGYAKARTALaporan Tugas Akhir Karya Seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penciptaan batik tulis berpewarna alam yang diterapkan pada kain untuk dijadikan
seragam organisasi Paguyuban Pecinta Merpati Kolong Yogyakarta dengan
pagupon dan burung merpati sebagai sumber penciptaan motifnya.
Metode penciptaan karya ini mengacu pada pendapat SP. Gustami, dimana
dimulai dari: a) Eksplorasi meliputi pengamatan visual, studi pustaka, dan
wawancara; b) Perancangan meliputi penciptaan motif pagupon dilanjutkan
dengan mendesain, perancangan pola, serta perancangan warna; c) Perwujudan
meliputi: 1) Persiapan alat dan bahan, 2) Pemordanan Kain, 3) Pemolaan, 4)
Pembatikan pertama, 5) Pengekstrakan zat warna alam, 6) Pewarnaan jolawe
fiksasi tawas, 7) Pembatikan ke-II, 8) Pewarnaan soga fiksasi tunjung, 9)
Pelorodan pertama, 10) Pembatikan ke-III, 11) Pewarnaan mahoni+tingi fiksasi
kapur, 12) Pelorodan kedua, 13) Penyelesaian akhir (Finishing).
Adapun hasil karya yang dibuat berjumlah 12 karya, yaitu: 1) Taman
Pagupon, 2) Taman Pagupon II, 3) Gupon Edi Peni, 4) Pagupon dan Lung-lungan
Sido Luhur, 5) Aksara Pagupon, 6) Dikelilingi Wadah Pakan, 7) Parang Gupon I,
8) Batuan Gupon, 9) Parang Gupon II, 10) Dibaca “Pagupon”, 11) Aku Tampak,
12) Kolong Lomba.Mei Mardanimeimardani@gmail.com2018-02-06T01:37:17Z2019-01-30T15:55:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55367This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553672018-02-06T01:37:17ZPENCIPTAAN HIASAN DINDING KAYU DENGAN MOTIF IKAN KOITujuan dari pembuatan tugas akhir karya seni ini adalah mendeskripsikan
proses dan hasil karya kriya kayu dengan judul “Penciptaan Hiasan Dinding kayu
Dengan Motif Ikan Koi”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu tahap
eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi berupa menganalisis
karakter ikan koi yang ditinjau dari warna serta sikapnya, jenis kayu yang akan
digunakan, dan keteknikan yang akan digunakan dalam pembuatan karya. Tahapan
perencanaan dimulai dengan pembuatan sketsa alternatif kemudian sketsa yang
terpilih selanjutnya dikembangkan kedalam gambar kerja. Tahapan perwujudan
dimulai dengan persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembuatan
karya, dan finishing karya.
Hasil penciptaan karya ini menampilkanhiasan dinding berbahan kayu jenis
kayu mahoni, nangka, dan sonokeling yang karakter warnanya dapat menyesuaikan
karakter warna ikan koi dengan mengacu kepada unsur keharmonisan, irama, dan
kesatuan.Penerapan hiasan ikan koi sebagai elemen estetis dengan menerapkan
gaya dari desain koi tatto serta menjadi gaya baru membuat lampu hias dinding
untuk memberikan kesegaran disetiap ruangan. Setiap hiasan ikan koi memiliki
pesan positif yang ingin disampaikan melalui karya ini. Karya yang diciptakan
berjumlah dua belas dengan judul : Karasugoi, Sanke, Ki Utsuri, Ki Utsuri 2,
Perjalanan, Bersembunyi, Hitam dan Putih, Yin dan Yang, Bhineka, Proses,
Kedamaian, Interaksi.Nonza Rizqi Ramadhannonzarizqir@gmail.com2018-02-06T01:31:20Z2019-01-30T15:55:47Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55366This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/553662018-02-06T01:31:20ZLIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN DASAR PENCIPTAAN TAS
KOSMETIKPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni yang berjudul Limbah Kayu Sebagai
Bahan Dasar Penciptaan Tas Kosmetik ini bertujuan untuk menciptakan berbagai
desain tas kosmetik berbahan dasar limbah kayu, mengetahui teknik yang cocok
dalam proses pengerjaannya, mengurangi limbah kayu dan memanfaatkannya
menjadi produk yang mempunyai nilai jual.
Proses penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Tahap perwujudan dilalui dengan beberapa proses
pembuatan yakni persiapan bahan dan alat dilanjutkan dengan pembahanan,
penyusunan dan penggabungan limbah kayu, meratakan permukaan limbah kayu,
pembuatan komponen, perakitan, prafinishing dan proses terakhir yaitu finishing.
Hasil karya yang dibuat berjumlah 8, diantaranya adalah: Natural stalk,
Unique Triangel, Beauty Branch, Sweet forest, star light, cute room, The Beauty
of Vintage, Amazing Gradation, yang berbeda-beda kapasitas dan fasilitasnya
disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Bentuk pola dekorasi tas kosmetik
merupakan hasil adaptasi dari wujud limbah yang digunakan meliputi limbah
ranting, limbah batang, limbah potong (kepelan) dan limbah pembelahan
(sedetan).Hazid Muslichinhazidmuslichin@gmail.com2018-01-24T03:17:05Z2019-01-30T15:52:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55059This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550592018-01-24T03:17:05ZLIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN DASAR PENCIPTAAN TAS
KOSMETIKPenyusunan Tugas Akhir Karya Seni yang berjudul Limbah Kayu Sebagai
Bahan Dasar Penciptaan Tas Kosmetik ini bertujuan untuk menciptakan berbagai
desain tas kosmetik berbahan dasar limbah kayu, mengetahui teknik yang cocok
dalam proses pengerjaannya, mengurangi limbah kayu dan memanfaatkannya
menjadi produk yang mempunyai nilai jual.
Proses penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi,
perancangan dan perwujudan. Tahap perwujudan dilalui dengan beberapa proses
pembuatan yakni persiapan bahan dan alat dilanjutkan dengan pembahanan,
penyusunan dan penggabungan limbah kayu, meratakan permukaan limbah kayu,
pembuatan komponen, perakitan, prafinishing dan proses terakhir yaitu finishing.
Hasil karya yang dibuat berjumlah 8, diantaranya adalah: Natural stalk,
Unique Triangel, Beauty Branch, Sweet forest, star light, cute room, The Beauty
of Vintage, Amazing Gradation, yang berbeda-beda kapasitas dan fasilitasnya
disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Bentuk pola dekorasi tas kosmetik
merupakan hasil adaptasi dari wujud limbah yang digunakan meliputi limbah
anting, limbah batang, limbah potong (kepelan) dan limbah pembelahan
sedetan).Hazid Muslichinhazid_much@yahoo.com2018-01-24T02:39:00Z2019-01-30T15:52:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55058This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550582018-01-24T02:39:00ZMAKNA SIMBOLIK KAIN SONGKET SUBAHNALE SUKU SASAK
DESA SUKARARA LOMBOKABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bentuk motif kain tenun
songket Sasak di Desa Sukarara Lombok Tengah, Lombok., 2). Mendeskripsikan
proses pembuatan kain tenun songket Sasak., 3). Mendeskripsikan makna simbolik
kain tenun songket Sasak
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan
pengambilan data dan mengorganisasi data menjadi karya skripsi. Metode yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dengan sumber-sumber yang
berasal dari pengrajin, tokoh adat, kepala desa dan masyarakat Desa Sukarara.
Subyek dari penelitian ini adalah kain tenun songket suku Sasak yang berada di
Desa Sukarara, Lombok. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Proses pembuatan kain tenun
songket suku Sasak di Desa Sukarara terdiri dari mempersiapkan alat dan bahan
yang terdiri dari mempersiapkan alat pembuat tenun, menyusun benang, memintal
benang, memasukan benang ke dalam sisir, proses terakhir yaitu finishing dengan
cara merapikan benang-benang yang terurai keluar dari kain. (2). Makna yang
terkandung dalam sepuluh kain songket pada umumnya bermakna rasa syukur
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang telah diberikan kepada
manusia (3). Masyarakat suku Sasak menggunakan alam sekitar dan cerita rakyat
sebagai refrensi membuat tenun songket. Motif tersebut yaitu: 1). Motif Serat
Penginang, 2). Motif Panah, 3). Motif Keker, 4). Motif Tokek, 5). Motif Nanas, 6).
Motif Bulan Berkurung, 7). Motif Wayang, 8) Motif Bintang Empat, 9). Kain Ragi
Genep, 10). Kain Lempot Umbak.Bayu Indra Pratamapratamabayu349@gmail.com2018-01-24T02:35:08Z2019-01-30T15:51:59Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/55057This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/550572018-01-24T02:35:08ZTOPENG SUTHANG WALANG SEBAGAI IDE DALAM PEMBUATAN
KAP LAMPU LOGAMTujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan proses penciptaan dan
hasil karya kriya logam dengan judul “Topeng Suthang Walang Sebagai Ide
Dalam Pembuatan Kap Lampu Logam”.
Metode penciptaan karya ini melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan. Tahapan eskplorasi berupa pencarian referensi
tentang tari lengger dan Suthang Walang, jenis logam yang akan digunakan, dan
keteknikan dalam pembuatan karya. Tahapan perancangan dimulai dengan
pembuatan beberapa sketsa alternatif, kemudian sketsa yang terpilih
dikembangkan dalam bentuk gambar kerja. Tahapan perwujudan dimulai dari
persiapan alat dan bahan, pengolahan bahan, proses pembentukan karya dengan
menggunakan teknik filigree/ trap-trapan, etsa, cor/ casting, hand scroling, yang
dilanjutkan pada tahap finishing.
Hasil penciptaan ada 6 karya, yaitu: 1) Kap lampu duduk berbentuk kubus
dengan dekorasi topeng suthang walang yang disederhanakan . 2) Kap lampu
kuning dengan bentuk dasar prisma segi enam dan dekorasi etsa topeng suthang
walang. 3) Sepasang kap lampu alumunium cor dengan bentuk topeng suthang
walang. 4) kap Lampu dengan dekorasi topeng alumunium cor dan dekorasi
dudukan berupa etsa kuningan. 5) Lampu gantung dengan dekorasi topeng
suthang walang cor berbahan alumunium pada empat sisinya. 6) Kap lampu
dinding dengan bentuk setengah tabung dan dekorasi bentuk topeng suthang
walang dari filigree.Adhitya Prayudiadhityaprayudi34@gmail.com2018-01-17T08:19:43Z2019-01-30T15:50:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54984This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/549842018-01-17T08:19:43ZANALISIS WAYANG KEKAYON KHALIFAH YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis nilai estetis dan
fungsi Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai, data-data dikumpulkan dengan cara dicatat, direkam ataupun difoto.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data dilakukan melalui
proses observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Validasi/keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi,
menggunakan bahan referensi, dan perpanjangan pengamatan. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Wayang Kekayon Khalifah
memiliki dua bagian yang dapat dianalisis yaitu ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah sudah bisa dikatakan dinamis, sedangkan keseluruhan karakter center
ornamen Wayang Kekayon Khalifah memiliki perbedaan dalam penentuan konsep
penggunaan ruang (wide space). Ornamen Wayang Kekayon Khalifah tidak rumit
atau ngrawit sebagaimana ornamen wayang tradisional. Hampir secara keseluruhan
background center tokoh Wayang Kekayon Khalifah menggunakan value warna
biru, namun beberapa menggunakan warna kuning dan hijau. Kesembilan tokoh
Wayang Kekayon Khalifah cukup sulit untuk dianalisis secara keseluruhan, karena
tidak mudah untuk menemukan unity antara ornamen tepi Wayang Kekayon
Khalifah dan center Wayang Kekayon Khalifah. Hampir seluruh tokoh seimbang
dan memiliki prinsip kesederhanaan. (2) Fungsi Wayang Kekayon Khalifah yaitu
pertama merupakan ekspresi keislaman pribadi mempelajari Islam melalui budaya
Jawa. Kedua, media untuk mengajarkan Islam pada masyarakat, meliputi Sirah
Nabawiyah dan edukasi syariah khilafah atau sistem pemerintahan Islam. Ketiga,
yaitu hiburan.Monika Devi Kurniatimonikadevi.md76@gmail.com