Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:40:52ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-02-14T02:26:12Z2017-02-14T02:26:12Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/47056This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/470562017-02-14T02:26:12ZMODEL RECOGNITION OF WORK EXPERIENCE AND
LEARNING OUTCOME (ReWELO) BERBASIS KKNI
PADA BIDANG TEKNIK KETENAGALISTRIKANSuatu realita yang tidak terbantahkan bahwa di era global, sebuah negara tidak dapat
menerapkan regulasi protektif terhadap pergerakan tenaga kerjanya dari luar negeri ke suatu
negara atau sebaliknya, sehingga pengakuan terhadap kompetensi seseorang menjadi isu
krusial di percaturan ketenagakerjaan. Hal ini dibuktikan dengan bersatunya tigapuluh
negara yang tergabung dalam The Organization for Economic Co-operation Development
(OECD) untuk meratifikasi Recognition of Prior Learning (RPL). Di Indonesia, RPL
merupakan kependekan dari Rekognisi Pembelajaran Lampau. Jika pengakuan tersebut
mencakup pengalaman kerja, peneliti menggunakan istilah Recognition of Work Experience
and Learning Outcome (ReWELO) atau Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar
(PPKHB). Harapan agar TKI mendapatkan pengakuan atas kompetensinya, tertumpu pada
kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) dengan asumsi bahwa KKNI mampu menyetarakan kompetensi atau
pengalaman kerja yang dimiliki seseorang ke dalam level yang ada pada KKNI. Akan tetapi
pelakasanaan RPL di Indonesia masih menghadapi ketidaksiapan dan ketidakpastian. Selain
itu, deskriptor KKNI yang akan dirujuk dalam penelitian ini masih sangat general, berlaku
untuk semua bidang (one for all) sehingga masih menimbulkan multi tafsir. Oleh sebab itu
tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengidentifikasikan deskriptor spesifik KKNI,
khususnya bidang teknik ketenagalistrikan; 2) mengembangkan Model PPKHB atau
ReWELO berbasis KKNI khususnya Bidang Teknik Ketenagalistrikan; 3) mengembangkan
perangkat pendukung pelaksanaan ReWELO, seperti panduan pengakuan (rekognisi),
panduan pelaksanaan, dan panduan penilaian.
Metode yang digunakan adalah R&D dengan cara memodifikasi Model Borg and
Gall (1983), dengan tahapan sebagai berikut: analisis kebutuhan melalui studi literatur dan
survei lapangan, desain produk, pengembangan produk awal dan validasi desain, perbaikan
produk, ujicoba produk, dan revisi produk. Deskriptor KKNI bidang teknik listrik dieksplor
melalui Teknik Delphi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket skala
gutman, observasi, wawancara, dan dokumentasi.Validasi instrumen menggunakan expert
judgment dan reliabilitas diuji dengan Alpa Cronbach dan Interrater Correlation Coefficient
(ICC), selanjutnya data dianalisis secara deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) deskriptor KKNI level 2 bidang teknik
ketenagalistrikan untuk Transmisi Tenaga Listrik berjumlah 103 deskriptor, Distribusi
Tenaga Listrik berjumlah 83 deskriptor, dan Pemanfaatan Tenaga Listrik terdiri dari 61
desriptor; 2) Model ReWELO dapat dilaksanakan dengan 2 metode yaitu uji kompetensi dan
penilaian portfolio. Model ReWELO dinilai “Sangat Layak” digunakan dengan nilai
kelayakan sebesar 3,67; 3) Buku panduan yang dihasilkan adalah Panduan Pelaksanaan
ReWELO melalui penilaian portofolio dan uji kompetensiM. Pd. Zamtinah2016-10-17T04:06:54Z2016-10-17T04:06:54Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42393This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423932016-10-17T04:06:54ZPEMBINAAN DAN BIMBINGAN TEKNIS BAGI SMK JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO YANG BERAFILIASI DENGAN PONDOK PESANTREN
DI JAWA TENGAHTujuan kegiatan PPM ini adalah: (a) Menganalisis faktor penyebab SMK
memperoleh peringkat C oleh BAN S/M, (b) Menganalisis kebutuhan
pengembangan apa yang diperlukan SMK berakreditasi C agar lebih prospektif
dalam menghadapi akreditasi BAN S/M, (c) Menentukan metode yang tepat untuk
meningkatkan nilai komponen akreditasi yang skornya masih di bawah syarat
minimum, (d) Mengatasi kelemahan-kelemahan SMK Jurusan Teknik Elektro yang
Berafiliasi dengan Pondok Pesantren di Jawa Tengah dalam menghadapi proses
akreditasi, (e) Memberikan pembinaan terhadap metode pengembangan evaluasi
diri bagi SMK Jurusan Teknik Elektro yang Berafiliasi dengan Pondok Pesantren di
Jawa Tengah, (f) Membina pemahaman SMK Jurusan Teknik Elektro yang
Berafiliasi dengan Pondok Pesantren di Jawa Tengah terhadap mekanisme
pelaksanaan akreditasi BAN S/M, (g) Membina pemahaman SMK Jurusan Teknik
Elektro yang Berafiliasi dengan Pondok Pesantren di Jawa Tengah terhadap
norma, tata krama, dan tata tertib pelaksanaan akreditasi.
Metode kegiatan PPM ini adalah kunjungan ke SMK yang menjadi target
kegiatan, memberikan materi dalam bentuk workshop sekaligus berdiskusi yang
terkait permasalahan dalam akreditasi, kemudian nara sumber memberikan solusi
terkait masalah yang dihadapi SMK dalam akreditasi, kemudian bimbingan dalam
pengisian instrumen akreditasi.
Hasil kegiatan ini para peserta kegiatan PPM (1) mengetahui faktor penyebab
SMK memperoleh peringkat C oleh BAN S/M diantaranya adalah standar
pendidikan dan tenaga kependidikan, dan standar pengelolaan serta standar
penilaian yang masih memiliki skor rendah (kurang dari 70). Oleh sebab itu,
komponen inilah yang dititikberatkan pembinaannya agar pada saat dilakukan
akreditasi pada periode berikutnya lebih siap dan mendapatkan skor yang lebih
baik; (2) Kebutuhan pengembangan yang diperlukan SMK adalah standar
pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana serta standar
pengelolaan, serta ketertiban dalam membuat dan menyimpan dokumen
pendukung; (3) Diperoleh pemahaman yang sejalan antara pengasuh pondok
pesantren selaku pemilik pondok dan Kepala SMK selaku pelaksana kegiatan
untuk mengatasi kelemahan SMK yang berafiliasi dengan Pondok Pesantren di
Jawa Tengah dalam menghadapi proses akreditasi; (4) Diperoleh pemahaman
metode pengembangan evaluasi diri (5) Meningkatnya pemahaman mekanisme
pelaksanaan akreditasi BAN S/M; (6) Pengelola sekolah mendapatkan kejelasan
penilaian terhadap hasil akreditasi yang pernah diperoleh dari nara sumber.Soeharto SoehartoM. Pd. ZamtinahIsmara Imakimaismara@gmail.comSujadi Ahmad2016-09-22T05:41:46Z2016-09-22T05:41:46Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/41615This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/416152016-09-22T05:41:46ZENHANCING THE COMPETITIVENESS OF INDONESIAN
MANPOWER THROUGH THE IMPLEMENTATION OF
"RECOGNITION OF WORK EXPERIENCE AND LEARNING
OUTCOME (ReWELO)” THROUGH COMPETENCY TESTSThis paper aims to: 1) Find out whether the ReWELO (Recognition Of Work Experience And Learning
Outcome) model can be used as a effective tool to recognize work experience and prior learning outcomes;
2) Assess the effectiveness of the implementation of the ReWELO model through competency tests; 3)
Find out whether the ReWELO model able to improve the competitiveness of Indonesian Manpower. The
ReWELO model can be implemented via two methods, competency tests and portfolio assessment. This
paper only discuss the implementation of the ReWELO model through competency tests. The subject of
the trial implementation of the ReWELO model through competency tests is 18 students with Electrical
Engineering area of expertise from 18 Public and Private Vocational High School in Yogyakarta.
Instruments used in this trial are questionnaires, observation sheets, and documentation. The validity of the
instrument was tested through expert judgment and reliability was tested through Cronbach's Alpha. The
collected data were analyzed descriptively. Results from the trial are: 1) Implementation of the "ReWELO"
model through competency tests can be used effectively to provide recognition of work experience and
prior learning outcomes; 2) Of the 18 participants, participants of trial implementation who passed and
received a certificate of competency were 12 participants (67%); 3) The ReWELO model can be used to
improve the competitiveness of Indonesian Manpower.M. Pd. ZamtinahNUGRAHA ARIADIE CHANDRAariadie_candra@yahoo.com2012-06-26T04:25:07Z2019-10-02T02:15:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/962This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9622012-06-26T04:25:07ZPROFIL KOMPETENSI CALON GURU LULUSAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAPenelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil kompetensi calon guru lulusan FT UNY, ditinjau dari kemampuannya menyusun RPP, melaksanakan PBM, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kemampuannya dalam menyusun laporan ilmiah. Instrumen yang digunakan adalah merujuk pada instrument penilaian PPL yang dikembangkan oleh UPPL UNY. Selain instrument tersebut dalam penelitian ini juga menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FT UNY yang sedang melaksanakan PPL di SMK seluruh kabupaten dan kota yang ada di DIY padaTahun 2010. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster sampling, purposive sampling dan proporstional random sampling. Selanjutnya data yang diperoleh selajutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profil calon guru dari FT UNY ditil1iau dari kemampuannya menyusun RPP diperoleh rerata skor sebesar 86. Prodi Diknik Otomotif menempati peringkat pertama diikuti Prodi Diknik Elektro di peringkat kedua dan Prodik Diknik Mekatronika, PTI, Siper sena Busana masing-masing mendapat skor 87 dan menduduki peringkat ketiga. Peringkat terrendah adalah Prodi Diknik Mesin.Ditinjau dari kemampuannya melaksanakan proses pembelajaran di kelas diperoleh rerata skor sebesar 85. Skor 85 jika dikonversikan secara kualitatifmasuk kategori Sangat Baik atau nilai A-. Ditinjau dari kompetensi kepribadiannya "diperoleh rerata skor sebesar 86. Rerata skor tersebutjika dikuantitaiifkan setara dengan nilai A yang berrarti sangat baik. Ditinjau dari kompetensi sosial diperoleh data bahwa Prodi Diknik Elektro menempati peringkat pertama diikuti Prodi Diknik Otomotif di peringkat kedua dan Prodik Siper menduduki peringkat ketiga. Rerata skor kompetensi sosial adalah 87 yang masuk kategori Sangat Baik atau setara dengan nilai A. Selanjutnya Profil calon guru dari FT UNY ditinjau dari kemampuannya menyusun laporan ilmiah tampak bahwa Prodi Diknik Elektro, Mekatronika Elektronika, Mesin, Otomotif dan Siper menempati peringkat pertama diikuti Prodi Diknik Elektro di peringkat kedua dan Prodik Diknik Informatika, Boda dan Busana. Prodi yang skomya di bawah rerata adalah Prodi Diknik Busana. M. Pd. Zamtinah2012-06-26T04:08:23Z2019-10-02T02:16:20Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/957This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/9572012-06-26T04:08:23ZMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMengajarkan mata kuliah elektronika dasar kepada mahasiswa memerlukan metode pengajaran yang sesuai agar tercapai hasil belajar yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan awal dan kemampuan penalaran yang dimiliki mahasiswa Jurusan Pendidikan teknik Elektro FT UNY, juga untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah yang sama jika PBMnya menggunakan metode kooperatif. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1 sedangkan sampelnya adalah mahasiswa yang pada tahun ajaran 2005/2006 mengambil mata kuliah elektronika dasar berjumlah 44 mahasiswa. Rancangan penelitian menggunakan Metode penelitian tindakan kelas model Kemmis & Taggart, dengan tiga siklus penelitian. Siklus pertama digunakan metode non kooperatif, siklus kedua dan ketiga menggunakan metode kooperatif. Data kemampuan awal dan prestasi belajar elektronika dasar diperoleh dengan menggunakan instrumen tes kemampuan elektronika dasar. Data kemampuan penalaran diperoleh dengan menggunakan instrumen kemampuan penalaran. Indeks reliabilitas untuk ketiga instrumen adalah 0,846; 0,631; dan 0,816. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat kemampuan awal elektronika dasar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1 termasuk dalam kategori rendah dengan rentang perolehan sekor antara 10 sampai 75 dan rerata sekor 39. Sementara itu apabila ditinjau dari kemampuan penalarannya termasuk dalam kategori sedang ditunjukkan dengan 52% mahasiswa mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban benar di atas sekor rerata. Sementara itu prestasi belajar mahasiswa berdasar data yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan metode kooperatif memberikan hasil rerata yang lebih tinggi (60,75) dibandingkan dengan penggunaan non kooperatif (42,08) Kata kunci: prestasi belajar, metode kooperatif. FT, 2006 (PEND. TEK. ELEKTRO)M. Pd. Zamtinah