Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T05:10:23ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2023-11-01T02:18:48Z2023-11-01T02:18:48Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/78332This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/783322023-11-01T02:18:48ZModel Pembelajaran Ecoliteracy pada Sekolah Adiwiyata Mandiri (Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Negeri II Madiun).Penelitian ini mengeksplorasi pelaksanaan model pembelajaran ecoliteracy yang ada di MIN 2 Madiun, dengan tujuan: 1) menmukan pelaksanaan model pembelajaran ecoliteracy yang terintegrasi pada mata pelajaran utama; 2) menemukan unsur dari model pembelajaran ecoliteracy yang diimplementasikan; 3) menemukan keunggulan dan kelemahan dari pelaksanaan model pembelajaran ecoliteracy yang diimplementasikan; 4) menemukan model pembelajaran ecoliteracy yang dapat diterapkan MIN 2 Madiun sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri beserta unsurnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus eksploratoris yang berupaya mengungkap model pembelajaran ecoliteracy yang diterapkan di MIN 2 Madiun. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa MIN 2 Madiun. Data penelitian meliputi data pelaksanaan model pembelajaran ecoliteracy di MIN 2 Madiun yang terintegrasikan dengan mata pelajaran lain, unsur-unsur model pembelajaran ecoliteracy yang diterapkan di MIN 2 Madiun, serta kelebihan dan kekurangannya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar studi dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah: mengolah, membaca, membuat kode, menerapkan kode, menyajikan deskripsi tema, dan melakukan interpretasi.
Temuan dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan model pembelajaran ecoliteracy di MIN 2 Madiun yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan mata pelajaran utama lain menggunakan pendekatan interdisipliner, saintifik, kontekstual, dan partisipatif dengan model pembelajaran kooperatif, pembelajaran langsung, penemuan, berbasis masalah (PBL), dan berbasis proyek (PjBL); 2) unsur-unsur model pembelajaran ecoliteracy yang diterapkan meliputi langkah- langkah (sintaks), prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung, serta dampak instruksional dan pengiring dari model sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan; 3) Keunggulan/kelebihan utama dari model pembelajaran adalah pelibatkan semua unsur lingkungan, baik lingkungan sekolah, rumah, alam, baik berupa tempat secara fisik maupun manusia yang ada di dalamnya. Kelemahan pembelajaran dominan adalah kesulitan guru dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran kontekstual karena memerlukan waktu dan pemikiran mendalam, fasilitas pendukung pembelajaran yang kurang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran kontekstual, serta kesulitan guru dalam merancang materi ecoltieracy yang terintegrasi pada mata pelajaran lain; 4) Model Pembelajaran Ecoliteracy Adiwiyata Berbasis Tempat (MPEABT) adalah model pembelajaran ecoliteracy yang mempertimbangkan prinsip dan materi dalam program adiwiyata serta menggunakan pendekatan berbasis tempat dengan memanfaatkan lingkungan kelas, sekolah, wilayah, rumah tinggal, baik tempat secara fisik maupun sosial/manusia.Esti Yuli WidayantiSujarwo Sujarwo2012-08-29T16:31:00Z2019-01-29T04:01:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4553This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/45532012-08-29T16:31:00ZKeefektifan Model Susan Loucks-Horsley untuk Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Sains di Tingkat Sekolah DasarPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Susan Loucks-Horsley (SLH) terhadap pendidikan karakter nilai kejujuran dan tanggung jawab dibandingkan model pembelajaran sains konvensional di tingkat sekolah dasar. Untuk mengetahui keefektifan ini dilakukan dengan cara: (1) mengetahui apakah model pembelajaran SLH lebih efektif dibandingkan model pembelajaran sains konvensional terhadap pembelajaran sains dilihat dari hasil pembelajarannya secara bersama-sama; (2) mengetahui apakah model SLH lebih efektif untuk pendidikan karakter nilai kejujuran dibandingkan model pembelajaran sains konvensional dengan melihat perbedaan rata-rata skor nilai kejujuran siswa dan (3) mengetahui apakah model SLH lebih efektif untuk pendidikan karakter nilai tanggung jawab dengan melihat perbedaan rata-rata skor nilai tanggung jawab siswa, antara siswa dalam kelompok pembelajaran SLH dengan kelompok pembelajaran sains konvensional.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi dengan desain pretes-postes nonequivalent control group. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas IV MIN x di Yogyakarta yang masing-masing terdiri dari dua kelas paralel yang masing-masing mempunyai 16 orang siswa. Data diperoleh dengan tes dan non tes. Metode tes digunakan untuk mengukur domain pengetahuan sains, ketrampilan proses sains dan aplikasi sains. Metode non-tes yang berupa daftar skala kejujuran, skala tanggung jawab, dan skala sikap terhadap sains digunakan untuk mengukur nilai kejujuran, tanggung jawab, serta sikap siswa terhadap sains. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis MANOVA dengan bantuan Program SPSS for Windows 15.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Model pembelajaran SLH lebih efektif terhadap pembelajaran sains dilihat dari hasil pembelajarannya secara bersama-sama, yaitu terhadap pengetahuan sains, ketrampilan proses sains, aplikasi sains, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, dan sikap terhadap sains; (2) Model pembelajaran SLH lebih efektif untuk pendidikan karakter nilai kejujuran dibandingkan model pembelajaran sains konvensional. Ini dibuktikan dengan adanya perbedaan secara signifikan rata-rata skor nilai kejujuran siswa pada α=0,005. Rata-rata skor nilai kejujuran siswa di kelas SLh lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional; (3) Model pembelajaran SLH tidak lebih efektif untuk pendidikan karakter nilai tanggung jawab dibandingkan model pembelajaran sains konvensional. Meskipun secara deskriptif rata-rata skor nilai tanggung jawab siswa di kelas SLH lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional, namun perbedaan tersebut tidak signifikan pada α=0,005. Berdasarkan hasi-hasil tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SLH lebih efektif untuk pendidikan karakter nilai kejujuran dan tidak lebih efektif untuk nilai tanggung jawab dibandingkan model pembelajaran konvensional.Esti Yuli Widayanti