Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T19:48:23ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-07-06T05:37:49Z2015-07-06T05:37:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22718This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227182015-07-06T05:37:49ZIMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING ON PROJECT-WORK
PADA MAHASISWA VOKASI BIDANG MANUFAKTURArtikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Widarto dan Noto Widodo (2013)
yang telah berhasil: (1) menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur; dan (2) menggali strategi pembelajaran yang
perlu diterapkan pada institusi pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan
pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia. Tujuan penelitian tersebut
adalah ingin menghasilkan model pembelajaran soft skills yang cocok untuk mahasiswa
vokasi bidang manufaktur dalam rangka membangun kultur akademik.
Penelitian menggunakan metode survey. Pada tahap awal, penelitian ini
dilaksanakan untuk menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur. Tahap berikutnya, penelitian bertujuan menggali
strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang
manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur akademik yang perlu dimiliki oleh
karyawan lulusan Program Diploma mencakup empat hal yaitu diskusi, membaca,
meneliti, dan menulis. Namun, kultur akademik yang penting adalah membaca dan
diskusi, sedangkan meneliti dan menulis tidak terlalu penting. Membaca dalam konteks
ini adalah membaca SOP (Standar Operasional Prosedur) berkaitan dengan pekerjaannya
secara cermat, sedangkan diskusi yang dimaksud adalah membahas efisiensi kerja,
membahas hasil kerja, diskusi langkah kerja/produk, dan membahas kasus kesalahan
kerja. Untuk mengembangkan kultur akademik tersebut strategi pembelajaran yang
diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur lebih cocok dengan
strategi Collaborative Learning dibanding Cooperative Learning.. WidartoM.Pd. Noto Widodo2012-09-20T12:46:17Z2019-10-02T02:16:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/6178This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/61782012-09-20T12:46:17ZPENGARUH SUHU DAN HOLDING TIHE TEHPERING TERHADAP KETAHANANAUS BAJA BOHLER K-IOOTujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh suhu dan holding time tempering terhadap ketahanan aus baja Bohler K-100, dan meneari titik optimum antara kedua faktor tersebut agar diperoleh bahan yang tahan aus. Populasi penelitian adalah semua baja Bohler K-100, yang memiliki komposisi unsur 2% C, 0,2% Si, 0,3% Mn, dan 11,5% Cr. Sampel diambilkan dari baja Bohler K-100 yang tersedia di Lab. Bahan FPTK IKIP Yogyakarta. Dari sampel yang diambil seeara aeak, kemudian dibuat bentuk spesimen (benda uji). Setelah dilakukan perlakuan panas, spesimen diuji ketahanan ausnya dengan eara diampelas menggunakan mesin polesh yang telah ditambah perlengkapan khusus. Ketahanan aus spesimen dihitung dari jumlah Massa yang hilang akibat terkikis, yang untuk selanjutnya dinyatakan dalam persentase (%) hilangnya Massa. Dimana semakin besar Massa yang hilang akibat terkikis maka baja tersebut dikatakan tidak tahan aus, dan sebaliknya jika hanya sedikit Massa yang hilang akibat terkikis maka baja dikatakan tahan aus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Suhu tempering berpengaruh terhadap ketahanan aus baja Bohler K-100. Pada holding time 20 menit kenaikkan suhu tempering mengakibatkan penurunan ketahanan aus baja Bohler K-100. Tetapi pada holding time 40 dan 60 menit kenaikan suhu tempering tidak menyebabkan perubahan ketahanan aus baja Bohler K-100 seeara linier. (2) Holding time tempering berpengaruh terhadap ketahanan aus baja Bohler K-IOO. Pada suhu tempering 200°C dan 300°C semakin lama holding time tempering semakin menurunkan ketahanan aus baja. Namun terjadi anomali pada suhu tempering 400°C, yakni dengan naiknya holding time justru menambah ketahanan aus baja Bohler K-100. (3) Temuan lain dari penelitian ini adalah nilai optimun ketahananaus baja Bohler K-IOO diperoleh pada suhu tempering 200°C dengan holding time tempering 20 menit. . WidartoRofiq Zainur2012-08-07T23:58:28Z2019-10-02T02:15:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3151This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31512012-08-07T23:58:28ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK SISWA SEKOLAH MENGENGAH KEJURUANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi peran soft skills disekolah Menengah Kejuruan kelompok teknologi industri, soft skills memiliki peran strategis dalam menentukan kesuksesan seseorang di dalam pekerjaannya. Oleh karenanya integrasi hard skills dan soft skills dalam penyiapan tenaga kerja dengan berbagai upayanya termasuk pendidikan formal harus dilakukan. Penelitian ini merupakan RD (reseach dan development ), dilaksanakan di SMK kelompok teknologi industri Daerah Istimewa Yogyakarta, pengambilan sampel menggunakan metode kuota sampling di 5 sekolah SMK yang ada di DiY yakni SMK Negeri 2 kota Yogyakarta, SMK N 2 Wonosari , SMK N2 Pengasih, SMK Muhammadiyah Prambanan,dan SMK Muhammadiyah Bantul. Pengumpulan data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, wawancara mendalam dengan kepala sekolah,guru kelas, guru BK,dan siswa dan pengamatan menggunakan lembar observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran integratif di kelas, perolehan data diambil dengan melakukan observasi tindakan kelas dilakukan dalam 3 siklus, tiap siklus perolehan data penelitian dicatat, selanjutnya diolah dan dilakukan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran soft skills dalam pembelajaran secara prioritas meliputi disiplin,kejujuran , komitmen, tanggung jawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreatifitas, komunikasi, kepimpinan, entrepreneurship dan berorganisasi. baik secara kurikuler maupun non kurikuler telah dilaksanakan di lingkungan SMK. model pelaksanaan pembelajaran soft skills di SMK efektif menggunakan model pembelajaran kooperatif, karena keterlibatan individu siswa meningkat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Dari perolehan data di 5 sekolah, enam aspek yang diobservasi termasuk dalam kategori sangat baik, Aspek disiplin score: 3.47 komitmen : 3,53 percaya diri : 3,73 kreatifitas: 3,20 dan aspek sopan santun: 3,33. Pihak sekolah ternyata telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap soft skill baik secara terintegrasi secara kuriluler maupun non kurikuler. Implementasi penyelenggaraan soft skills telah diterapkan selama ini, dengan model masing-masing disesuaikan kondisi kultur sekolah. Kata kunci : pengembangan model pembelajaran soft skills . Widartolemlituny@yahoo.com