Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T14:53:46ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2017-03-16T02:15:49Z2017-03-16T02:15:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48103This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/481032017-03-16T02:15:49ZPENGEMBANGAN SciDiPro DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DI SMK MELALUI LESSON STUDYPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran SciDiPro
melalui lesson study yang terdiri dari (1)mengembangkan modul berbasis project based
learning pada pembelajaran praktik pemesinan; (2)mengembangkan media
pembelajaran berbantuan mobile device untuk mendukung implementasi lesson study;
(3)mengembangkan job sheet project based learning kompetensi keahlian teknik
pemesinan; (4) mengembangkan macromedia flash berbasis discovery learning pada
kompetensi keahlian teknik pemesinan; (5) menerapkan job sheet project based
learning kompetensi keahlian teknik pemesinan; (6)mengembangkan e-module
berbasis discovery learning pada kompetensi keahlian teknik pemesinan; (7)menerapkan pendekatan scientific pada kompetensi keahlian teknik pemesinan; dan (8)menerapkan lesson study pada mata pelajaran KMKE berbasis pendekatan saintifik.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R & D). Penelitian ini hasil dari pengembangan pada penelitian
sebelumnya. Pada penelitian ini mengkaji tentang media pembelajaran berbasis
SciDiPro (Scientific, Discovery, dan Project Based Learning) melalui lesson study.
Upaya menghasilkan model pembelajaran yang efektif dan valid maka dilakukan
beberapa kajian yang mencakup (1)pengembangan media modul; (2) pengembangan
media mobile device; (3) pengembangan perangkat perangkat pembelajaran job sheet;
(4)pengembangan media macromedia flash; (5) pengembangan media e-module; dan
(6) penerapan perangkat pembelajaran secara lebih luas. Keenam kajian ini dilakukan
dibeberapa sekolah, seperti SMKN 2 Pengasih, SMKN 2 Depok, SMKN Sedayu, dan
SMKN 2 Wonosari. Pemilihan sekolah ini lebih mengkhususnya kepada SMK yang
memiliki program keahlian teknik pemesinan.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan beberapa teknik yaitu teknik
wawancara, observasi, angket, test, dan dokumentasi. Adapun, instrumen penelitian
yang digunakan adalah (1) lembar wawancara, (2) kuesioner, (3) soal uraian, (4) lembar
observasi, (5) catatan anekdot, (6) kumpulan dokumen. Analisis yang digunakan pada
penelitian tahun kedua adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta respon peserta
didik. Semua data yang mana menggunakan perhitungan yang berbeda-beda sesuai hasil
yang ingin dicapai. Perhitungan data kuantitatif menggunakan software Microsoft Office
iii
Excel 2007. Sedangkan, data kualitatif diperoleh dari wawancara guru, catatan anekdot
dari aktivitas belajar teori dan praktik peserta didik, dan penilaian diri pada kemajuan
kerja praktik peserta didik.
Hasil penelitian diperoleh dari validasi instrument, ahli materi dan media,
efektivitas belajar, aktivitas belajar peserta didik, dan respon peserta didik. Validasi
instrumen dinilai layak sebagai alat untuk digunakan mengambil data. Ahli meteri dan
media menilai layak media modul, mobile device, job sheet, e-module, dan macromedia
flash digunakan sebagai media pembelajaran, namun tetap ada beberapa koreksi seperti
penggunakaan warna, kejelasan materi, penggunaan gambar, dan penggunaan huruf.
Hasil penerapan media ke pembelajaran yaitu efektif sebagai media pembelajaran dan
terdapat peningkatan setelah diterapkan di sekolah lain sehingga media tersebut semakin
efektif digunakan. Secara keseluruhan aktivitas belajar peserta didik sangat antusias dan
termotivasi untuk belajar. Keaktifan bertanya, diskusi, dan mengerjakan tugas
berdampak pada hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaian pengetahuan
dan keterampilan telah memenuhi standar minimal belajar peserta didik. Selain itu, hasil
respon peserta didik terhadap penggunaan media berkatagori sangat baik.Munadi Sudji- Widarto2016-10-17T06:12:40Z2016-10-17T06:12:40Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42399This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/423992016-10-17T06:12:40ZOPTIMALISASI POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
MASYARAKAT PEDESAANDusun Somasari, Desa Selomartani, Kec. Kalasan, Kab. Sleman memiliki 127 kepala
keluarga, dengan jumlah jiwa sekitar 600 orang. Lebih dari 80% penduduk bekerja sebagai
petani, buruh bangunan, dan tenaga lepas. Sarana dan prasarana pendidikan dasar yang dimiliki
dusun ini berupa PAUD, dan MI, yang keduanya adalah sekolah swasta. Tujuan kegiatan PPM
ini adalah untuk (1) Memberikan pemahaman kepada masyarakat Somasari tentang pentingnya
pendidikan bagi anak sebagai investasi masa depan; (2) Memberikan pemahaman kepada
masyarakat Somasari tentang pentingnya kesehatan diri; dan (3) Memberikan pemahaman
kepada masyarakat Somasari tentang pentingnya kesehatan lingkungan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam PPM ini adalah pertama, dengan memberikan
penyuluhan tentang arti penting pendidikan bagi anak-anak sebagai investasi masa depan.
Kedua, Tim Pengabdi memberikan penyuluhan tentang kesehatan diri. Dan ketiga, Tim Pengabdi
memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
Hasil kegiatan PPM ini, masyarakat Somasari memahami arti penting pendidikan bagi
anak sebagai investasi masa depan. Mereka berniat dan memotivasi agar anak-anaknya agar
meraih pendidikan setinggi mungkin. Selain itu, masyarakat Somasari juga memahami tentang
pentingnya kesehatan diri, kemudian mereka menerapkan pola hidup sehat dalam perilaku
sehari-hari. Akhinyra, masyarakat Somasari memahami tentang pentingnya kesehatan
lingkungan, dan mereka menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan sehat sebagai
tempat hunian.- WidartoProf. Dr. Anik GhufronM.Si. TriatmantoMuktiani Nur Rohmah2016-10-13T02:45:10Z2016-10-13T02:45:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42298This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422982016-10-13T02:45:10ZIbPE KERAJINAN KERAMIK DAERAH PUNDONG DAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTADewasa ini peningkatan jumlah peminat keramik semakin bertambah dan
tidak terbatas hanya dikalangan atas atau etnis tertentu, melainkan sudah mulai
merambah kalangan menengah bahkan kalangan bawah. Hal ini mendorong
Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang keramik, khususnya di
wilayah Bantul Yogyakarta berupaya terus menerus meningkatkan kualitas
produksinya guna meraih pangsa pasar baik lokal maupun internasional. Tujuan
jangka panjang dari program Ipteks Bagi Produk Ekspor ini (I
PE) adalah
meningkatkan produktivitas usaha kerajinan keramik “Soemarso Keramik” dan
“Burat Kriasta” yang ada di daerah Bantul untuk memacu pertumbuhan ekspor
produk keramik. Program I
PE direncanakan berjalan selama 2 (dua) tahun,
dengan target khusus yang ingin dicapai untuk : (1) meningkatkan kualitas dan
jumlah produksi guna memenuhi permintaan pasar dengan memfasilitasi peralatan
pendukung dan memberikan pelatihan; (2) meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan pendampingan manajemen berbasis ISO 9000, dan (3) memperluas
pemasaran produk melalui pendampingan strategi pemasaran berbasis web. Target
yang ingin dicapai pada tahun pertama adalah (1) adanya peningkatan nilai aset
dan omset dari UKM sebagai dampak dari penyediaan peralatan pendukung
produksi, dan (2) adanya peningkatan jumlah dan mutu produk yang dipasarkan
UKM.
b
Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode pelatihan dan
pendampingan secara intensif oleh tim pengabdi, serta penyediaan peralatan
penunjang produksi.
Pada tahun pertama telah dilaksanakan kegiatan bagi UKM “Burat
Kriasta” meliputi : (1) pendampingan pembuatan desain keramik fungsional
dengan gaya natural, (2) penyediaan peralatan mixer tanah, dan (3) persiapan
pameran bulan Nopember, sedangkan di UKM “Soemarso Keramik” telah
dilakukan: (1) pelatihan dan pendampingan pembuatan keramik dengan teknik
glasir bersuhu tinggi; dan (2) penyediaan mesin pembakar keramik. Secara
keseluruhan kegiatan pada tahun pertama ini telah berjalan dengan baik dan
memberikan target berupa adanya peningkatan nilai aset peralatan dari UKM
”Burat Kriasta” sebesar 19,21%, dan peningkatan omset sebesar 5%. Pada UKM
”Soemarso Keramik” terjadi peningkatan aset sebesar 18%. Selain itu terjadi
peningkatan jumlah dan mutu produk yang dipasarkan hingga 25% di UKM
”Burat Kriasta”, sedangkan di UKM ”Soemarso Keramik” kapasitas produksi
dapat ditingkatkan lebih dari 25%. Demikian juga ada perluasan jaringan
pemasaran ekspor ke Korea di UKM “Burat Kriasta”.M.Sn. Zulfi HendriM.Si. Retno Arianingrum- Widarto2016-10-12T05:59:04Z2016-10-12T05:59:04Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42258This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/422582016-10-12T05:59:04ZIbM DESA SARIHARJO, NGAGLIK, SLEMAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI
MINUMAN SARI SALAK PONDOHSalah satu oleh-oleh khas Jogja adalah buah Salak Pondoh. Jenis salak ini banyak ditemui
di lereng Gunung Merapi, wilayah Sleman. Dua kelompok usaha sudah mulai merintis
pengolahan buah salak menjadi sari buah salak dalam kemasan. Kelompok usaha tersebut adalah
“Omah Salakka” berlokasi di desa Sariharjo, Kec. Ngaglik dan “CV Agrosindo” yang berlokasi
di desa Soka, Kec. Turi. Kedua kelompok usaha ini mengolah salak menjadi sari buah salak.
Namun, saat ini kedua kelompok itu memiliki permasalahan yang mendasar, yakni sangat
terbatasnya kemampuan produksi. Setiap kelompok hanya sanggup mengolah maksimal 300 kg
buah salak per hari, atau sekitar 600 kg.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka solusi meliputi dua hal, yaitu aspek produksi
dan aspek manajemen. Solusi pada aspek produksi adalah memberi bantuan mesin dan alat
produksi yang lebih hygienic dan aman. Solusi aspek produksi pada Omah Salakka adalah
memberik bantuan satu unit Pompa Air untuk mempermudah produksi. Solusi aspek produksi
pada CV Agrosindo adalah memberi bantuan alat produksi yang berkapasitas lebih besar.Solusi
aspek manajerial adalah memberipenyuluhan dan pelatihan manajemen produksi dan manajemen
pemasaran kepada kedua kelompok. Bantuan mesin dan alat dilakukan secara sharing dengan
mitra. Tim pengabdi memberi bantuan sebagian peralatan yang dibutuhkan dan bantuan
konsultasi teknis.
Target dari kegiatan ini adalah kedua kelompok tersebut mampu mengolah 1 ton buah
salak per hari, untuk dijadikan sari buah salak. Dengan demikian, apabila tiap 1 kg buah salak
segar dapat diolah menjadi 16 kemasan gelas plastik isi 120 ml, maka dari kedua industri ini tiap
hari akan dihasilkan 16.000 gelas isi 120, ml atau total produksinya 1.920 liter per hari. Pasca
pemberian bantuan peralatan dan pelatihan manajemen ini kedua kelompok tersebut mampu
mengolah rerata 800kg buah salak per hari, untuk dijadikan sari buah salak dan sirup salak.
Artinya, dari target kenaikan kapasitas produksi pasca IbM: (1000-600) : 600 x 100% = 67%,
hanya tercapai kenaikan produksi pasca IbM: (800-600) : 600 x 100% = 33%.- WidartoJarwo Puspito JarwoM.Pd Lia Yuliana2016-08-18T02:52:34Z2016-08-18T02:52:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/40060This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/400602016-08-18T02:52:34ZREFORMASI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN FUNGSIONALISASI KINERJA GURU BERSERTIFIKAT
PADA TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANTujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menemukan bagaimana langkah-langkah
mengembangkan model reformasi peran kepala sekolah sebagai upaya
meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat pendidikan SMK, (2)
mendapatkan perangkat-perangkat panduan implementasi model reformasi peran
kepala sekolah yang layak sebagai upaya meningkatkan fungsionalisasi guru
bersertifikat pada tingkat pendidikan SMK. Penelitian ini menggunakan metode
Research and Development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur
mengembangkan model reformasi peran kepala sekolah sebagai upaya
meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat pendi dikan SMK
dengan menerapkan penelitian pengembangan secara prosedural, (2) perangkat perangkat
panduan implementasi model peran kepala sekolah sebagai upaya
meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat pendidikan SMK
dinyatakan penting oleh ahli dengan tingkat kepentingan sebesar 83,9 atau
penting, sedangkan instrumen penilaian peran kepala sekolah dengan model
PPKS yang layak oleh 8 ahli dimana kelayakan instrumen dibuktikan dengan rerata
skor 4.29 atau sangat baik, sedangkan untuk panduan evaluasi juga dinilai sangat
baik dengan rerata skor 4.34. Sedangkan untuk keterbacaan instrumen yang di
nilai oleh 5 kepala sekolah dan 5 guru SMK memperoleh rerata skor 4,26 kategori
sangat baik, sedangkan panduan evaluasinya 4,26 juga kategori baik, sementara
tingkat kinerja yang dinilaikan oleh 5 kepala sekolah sebesar 1.90 untuk komponen
pengajaran, 1.90 untuk komponen organisasi sekolah, dan 1,80 untuk komponen
manajerial atau kategori sangat baik. Sedangkan tingkat kinerja yang dinilaikan
oleh 10 guru SMK sebesar 1.90 untuk komponen pengajaran, 1.85 untuk
komponen organisasi sekolah, dan 1,85 untuk komponen manajerial atau kategori
sangat baik. Sedangkan secara total rerata skor hasil penilaian kepala sekolah dan
guru sebesar 1,87 atau 93.3 kriteria sangat tinggi.M. Hum Terry Irenewaty- WidartoSetiawan, M. S. Ngadirin2016-07-19T03:44:50Z2016-07-19T03:44:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36718This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/367182016-07-19T03:44:50ZREFORMASI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN FUNGSIONALISASI KINERJA GURU
BERSERTIFIKAT PADA TINGKAT PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUANTujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menemukan bagaimana langkah-langkah
mengembangkan model reformasi peran kepala sekolah sebagai upaya meningkatkan
fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat pendidikan SMK, (2) mendapatkan
perangkat-perangkat panduan implementasi model reformasi peran kepala sekolah yang
layak sebagai upaya meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat
pendidikan SMK, dan (3) mengetahui efektivitas model model reformasi peran kepala
sekolah sebagai upaya meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada tingkat
pendidikan SMK.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang terdiri dari
empat tahapan, yaitu: (1) tahap pendahuluan, (2) tahap perencanaan model evaluasi, (3)
tahap uji coba, evaluasi dan revisi, dan (4) tahap implementasi. Subjek coba dalam
penelitian ini dilakukan tiga tahap yakni uji coba pendahuluan melibatkan 5 orang pakar
dan praktisi pendidikan, uji coba keterbacaan instrumen dan panduan diterapkan pada 5
subjek coba terhadap kepala SMK dan 10 guru SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta
yakni SMK I Yogyakarta, SMK 2 Depok Sleman, SMK I Sewon Bantul, SMK 2 Sewon
Bantul, SMK Muhammadiyah Karangmojo. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik angket, dokumen, observasi, dan wawancara. Validitas dan reliabilitas instrumen
angket menggunakan validasi ahli. sedangkan keabsahan data kualitatif divalidasi
dengan model informant review, dan triangulasi data. Analisis data kuantitatif dengan
teknik analisis deskriptif dan data kualitatif dengan model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur mengembangkan model
reformasi peran kepala sekolah sebagai upaya meningkatkan fungsionalisasi guru
bersertifikat pada tingkat pendidikan SMK dengan menerapkan penelitian
pengembangan secara prosedural, (2) perangkat-perangkat panduan implementasi model
peran kepala sekolah sebagai upaya meningkatkan fungsionalisasi guru bersertifikat pada
tingkat pendidikan SMK dinyatakan penting oleh ahli dengan tingkat kepentingan
sebesar 83,9 atau penting, sedangkan instrumen penilaian peran kepala sekolah dengan
model PPKS yang layak oleh 8 ahli dimana kelayakan instrumen dibuktikan dengan
rerata skor 4.29 atau sangat baik, sedangkan untuk panduan evaluasi juga dinilai sangat
baik dengan rerata skor 4.34. Sedangkan untuk keterbacaan instrumen yang di nilai oleh
5 kepala sekolah dan 5 guru SMK memperoleh rerata skor 4,26 kategori sangat baik,
sedangkan panduan evaluasinya 4,26 juga kategori baik, sementara tingkat kinerja yang
dinilaikan oleh 5 kepala sekolah sebesar 1.90 untuk komponen pengajaran, 1.90 untuk
komponen organisasi sekolah, dan 1,80 untuk komponen manajerial atau kategori sangat
baik. Sedangkan tingkat kinerja yang dinilaikan oleh 10 guru SMK sebesar 1.90 untuk
komponen pengajaran, 1.85 untuk komponen organisasi sekolah, dan 1,85 untuk
komponen manajerial atau kategori sangat baik. Sedangkan secara total rerata skor hasil
penilaian kepala sekolah dan guru sebesar 1,87 atau 93.3 kriteria sangat tinggi.M. Hum Terry Irenewaty- WidartoSetiawan, M. S. NgadirinM.Pd Lia Yuliana2016-07-14T03:59:53Z2016-07-14T03:59:53Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36391This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/363912016-07-14T03:59:53ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SCIDIPRO DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK
MELALUI LESSON STUDYTujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan model pembelajaran SciDiPro
berbasis lesson study dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMK Teknik
Pemesinan.Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan model berdasarkan
Richey & Klein (2010).Pengembangan model melibatkan 10 guru program keahlian teknik
pemesinan se-DIY sebagai subyek penelitian untuk memvalidasi model pembelajaran
SciDiPro (Scientific, Discovery dan Problem Based Learning) berbasis lesson study. Validasi
dilakukan melalui Focus Group Disscussion (FGD).Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara dan angket, sedangkan instrumen yang dilakukan adalah pedoman wawancara
dan kuisioner.Analisis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian diperoleh model pembelajaran SciDiPro melalui lesson study yang terdiri dari plan
(komponen pembelajaran), do (isi pembelajaran), see (hasil pembelajaran) dan sasaran layak
untuk dijadikan model pembelajaran. Kelayakan diperoleh melalui FGD pada perangkat buku
pedoman praktis lesson study dengan nilai 3,683 kategori sangat baik, lesson plan pada
perangkat silabus dan RPP dengan nilai 3,33 kategori sangat baik, dan perangkat evaluasi
pembelajaran lesson study dengan nilai 3,32 kategori sangat baik.Munadi Sudji- WidartoWijanarko Bambangbambangwijanarko164@yahoo.co.id2015-09-08T07:32:10Z2015-09-08T07:32:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26001This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/260012015-09-08T07:32:10ZPentingnya Pendidikan Soft Skills bagi Siswa SMK dalam
Menyiapkan Tenaga Kerja yang Diperlukan
Dunia Usaha dan IndustriEra global di abad ke 21 saat ini nampak sekali adanya perkembangan dan perubahan yang begitu pesat dalam berbagai hal di masyarakat, mulai dari kebutuhan infrastruktur, sosial budaya, teknologi, dan lain-lain yang semuanya itu akan berdampak pada tuntutan Sumber Daya Manusia (SDM). Kebutuhan SDM saat ini menuntut mereka yang memiliki semangat daya saing, adaptif dan antisipatif, terbuka terhadap perubahan, mampu belajar, terampil, mudah beradaptasi dengan teknologi baru, serta memiliki dasar kemampuan luas, kuat, dan mendasar untuk berkembang. Makalah ini ingin membahas bagaimanakah menyiapkan siswa SMK Kelompok Teknologi & Industri yang memiliki ciri-ciri seperti telah di atas melalui pembelaaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa profil tenaga kerja yang dibutuhkan pasar saat ini adalah yang kuat pada aspek soft skills (disiplin, kejujuran, komitmen, tanggungjawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, entrepeneurship, dan berorganisasi), tanpa meninggalkan aspek hard skills (kompetensi teknis). Untuk itu terdapat tiga alternatif Model Pendidikan yang memadukan hard skills dan soft skills, yakni : (1) Pendidikan aspek soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan aspek hard skills di DUDI; (2) Pendidikan aspek soft skills saja yang dilaksanakan di sekolah, pendidikan aspek hard skills sambil praktek kerja di DUDI; atau (3) Pendidikan aspek soft skills saja di sekolah, pendidikan aspek hard skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan sambil praktek kerja di teaching factory yang dikembangkan SMK. Untuk melaksanakan model pendidikan tersebut struktur kurikulum SMK tetap mengacu Kurikulum Nasional yang sekarang sedang digunakan, sedangkan aspek soft skills dapat diintegrasikan di dalam RPP dan silabus. Model pembelajaran yang relevan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching & Learning, pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran aktif, serta perlu adanya buku saku pedoman pendidikan soft skills bagi siswa dengan pendekatan reward and punishment. Untuk mewujudkan kompetensi lulusan sebagaimana dituliskan di bagian sebelumnya, karakteristik guru/instruktur yang diperlukan adalah : (1) The Adaptor, (2) The Visionary, (3) The Collaborator, (4) The Risk Taker, (5) The Leaner, (6) The Communicator, (7) The Model, dan (8) The Leader. Dan terakhir agar pendidikan soft skills ini berjalan efektif tidak lepas dari dukungan segenap stake holders di lingkungan sekolah, masyarakat dan DUDI sewaktu siswa melaksanakan kegiatan Paktek Kerja Lapangan .- WidartoProf., Ph.D. PardjonoM.Pd. Noto Widodo2015-09-08T07:29:44Z2015-09-08T07:29:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25999This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/259992015-09-08T07:29:44ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUANPenelitian ini menindaklanjuti hasil penelitian sebelumnya, yakni tahun
2009 dan 2010. Hasil penelitian tahun 2009 telah menghasilkan rumusan soft skills lulusan SMK yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, berdasarkan
urutan prioritas adalah sebagai berikut: disiplin, kejujuran, komitmen, tanggung jawab, rasa percaya diri, komunikasi, kreatifitas, kepemimpinan, kerjasama,
entrepreneurship dan berorganisasi. Sedangkan penelitian tahun 2010 telah menghasilkan model pembelajarannya, yakni model pembelajaran soft skills
terintegrasi dalam mata pelajaran. Tujuan penelitian tahun 2011 adalah diseminasi hasil penelitian dan publikasi hasil penelitian melalui jurnal terakreditasi.
Diseminasi hasil dilakukan pada SMK se-Provinsi DI Yogyakarta, meliputi kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta. Sedangkan publikasi ilmiah dilakukan melalui Cakrawala Pendidikan (CP) terbitan LPPM UNY.
Hasil penelitian tahun 2011 adalah telah selesai dilakukan diseminasi hasil penelitian kepada Kepala Sekolah, Guru Produktif, dan Guru Bimbingan Konseling serta perwakilan dunia usaha/dunia industri (DUDI). Peserta diseminasi sejumlah 21 orang yang berasal dari 9 SMK perwakilan kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta serta 2 orang perwakilan DUDI. Tindak lanjut diseminasi adalah implementasi hasil penelitian pada 8 SMK, yakni SMK Muhammadiyah I Bantul, SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 2
Wonosari, SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo, SMK Muhammadiyah Prambanan, SMKN 1 Seyegan, Sleman, SMKN 2 Klaten, dan SMK Nasional Berbah, Sleman. Sedangkan untuk publikasi ilmiah saat ini artikel hasil penelitian telah masuk redaksi Cakrawala Pendidikan (CP) UNY pada tanggal 26 Agustus 2011, dan saat ini sedang menunggu proses penerbitan.- WidartoProf., Ph.D. PardjonoM.Pd. Noto Widodo2015-07-06T05:35:44Z2015-07-06T05:35:44Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22717This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/227172015-07-06T05:35:44ZIMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING ON PROJECT-WORK
PADA MAHASISWA VOKASI BIDANG MANUFAKTURArtikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Widarto dan Noto Widodo (2013)
yang telah berhasil: (1) menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur; dan (2) menggali strategi pembelajaran yang
perlu diterapkan pada institusi pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan
pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia. Tujuan penelitian tersebut
adalah ingin menghasilkan model pembelajaran soft skills yang cocok untuk mahasiswa
vokasi bidang manufaktur dalam rangka membangun kultur akademik.
Penelitian menggunakan metode survey. Pada tahap awal, penelitian ini
dilaksanakan untuk menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi
mahasiswa vokasi bidang manufaktur. Tahap berikutnya, penelitian bertujuan menggali
strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang
manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur akademik yang perlu dimiliki oleh
karyawan lulusan Program Diploma mencakup empat hal yaitu diskusi, membaca,
meneliti, dan menulis. Namun, kultur akademik yang penting adalah membaca dan
diskusi, sedangkan meneliti dan menulis tidak terlalu penting. Membaca dalam konteks
ini adalah membaca SOP (Standar Operasional Prosedur) berkaitan dengan pekerjaannya
secara cermat, sedangkan diskusi yang dimaksud adalah membahas efisiensi kerja,
membahas hasil kerja, diskusi langkah kerja/produk, dan membahas kasus kesalahan
kerja. Untuk mengembangkan kultur akademik tersebut strategi pembelajaran yang
diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur lebih cocok dengan
strategi Collaborative Learning dibanding Cooperative Learning.- WidartoM.Pd. Noto Widodo2012-09-04T16:26:31Z2012-09-04T16:26:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4930This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/49302012-09-04T16:26:31ZPEMBUA TAN MESIN POLES UNTUK PENGRAJIN PERAK DI KOTA
GEDE, YOGYAKART A GUNA MENINGKA TKAN KAPASIT AS EKSPORTThe general purpose of this program is to produce Polishing Machines for
silver planning and refining work as art craftsmanship commodities. The special
purpose or' the program are (1) to increase the producing capacity of silver
craftsmanship workers' group; and (2) to improve the quality and quantity of
production to meet exporters' demand and requirements.
Methods constructed to accomplish the mentioned above purpose are (I) to plan
Polishing Machines model, (2) to design working drawing, (3) to make
working schedule, (4) to plan cost, (5) to implement modeling, (6) to test and verify
the n1achines, (7) correcting insufficiencies, (8) to conduct training for industrial
operators, (9) to prepare final report.
The output of Vucer Program is a Polishing Machines with following
technical specifications: (1) Machine dimension = L x W x H : 2200 x 800 x 10QO
mm; (2) Chassis = Profile iron L 32 mm; (3) Generating power = Electric motor I
phase. 220V, Y2HP, 1400 rpm; (4) Transmission sysJem = Using pulley without
coupling; (5) Polishing disk revolution =800 rpm; ,(6) Working hour per day = 6
hours; (7) Production capacity per day = 88 piece~; and (8) Empirical age prediction
of machine = :i: 8 years. The comparison before and after using the Polishing
Machine: (1) Production capacity per day. post-vucer 50 pieces, post-vucer 88 pieces;
(2) Gross profit per day. pre-vucer Rp 50,000, Rp 88,000; (3) Operating cost per day.
pre-vucer Rp 15.000. post-vucer Rp 21,000; (4) Net profit per day. pre-vucer Rp
35.000. post-vucer Rp 67,000; (5) Net profit per month, pre-vucer Rp 875,000. post-
vucer Rp 1.675.000; (6) Profit difference per month = Rp800,000; (7) Machine price
= Rp. 5.000,000; and (8) BEP = 6.25 month. The conclusion of Vucer Program is that
: (I) The silver polishing machine is able to improve quality and quantity of product.
(2) All machine compone,nts function as planned, and even allow for further
development, (3) Machine operation is simple, (4) the performance is good from
technical point of view, (5) from economic point of view, it is very feasible for the
silver craftsmanship workers. The vacuum cleaner installation is recommended for
optimal use of this machine. It can be installed by the partner. Furthermore. the
machine technology can be distributed to similar industries.- Widarto