Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T07:37:31ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2015-08-24T01:25:13Z2015-08-24T01:25:13Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25421This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254212015-08-24T01:25:13ZALAT BANTU BICARA BERBASIS MICROCAMERA BAGI PASIEN TUNALARYNXTo rescue patients with advanced laryngeal cancer, It was conducted a total
surgical. Removal of the larynx automatically also remove the vocal cord, so the patient
can not speak again as before.
Voice is the main tools of human communication. Without a sound,
humans can no longer communicate. The option for the patient to speech again is
electro-larynx speech and esophageal speech. However, these sound have a poor quality and
it is often not understandable.
In this paper it is proposed another way to speech. It wasbased on
Microcamera. Two microcamera (Intra oral mouth and external camera) will be used to
identify laryngectomies speech.Arifin, M. T. FatchulS.T., M.T. Sigit YatmonoSardjono, Dr., M.T. Tri Arief2015-08-24T01:22:43Z2015-08-24T01:22:43Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/25420This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/254202015-08-24T01:22:43ZALAT BANTU BICARA BERBASIS MICROCAMERA BAGI PASIEN TUNALARYNXTo rescue patients with advanced laryngeal cancer, It was conducted a total
surgical. Removal of the larynx automatically also remove the vocal cord, so the patient
can not speak again as before.
Voice is the main tools of human communication. Without a sound,
humans can no longer communicate. The option for the patient to speech again is
electro-larynx speech and esophageal speech. However, these sound have a poor quality and
it is often not understandable.
In this paper it is proposed another way to speech. It wasbased on
Microcamera. Two microcamera (Intra oral mouth and external camera) will be used to
identify laryngectomies speech.Arifin, M. T. FatchulS.T., M.T. Sigit YatmonoSardjono, Dr., M.T. Tri Arief2015-07-30T03:22:24Z2015-07-30T03:22:24Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24352This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/243522015-07-30T03:22:24ZALAT BANTU BICARA BERBASIS MICROCAMERA BAGI PASIEN
TUNALARYNXPenyembuhan kanker stadium lanjut pada daerah laring haruslah dilakukan operasi.Operasi ini
akan mengambil bagian tenggorokan yang terkena kanker sampai bersih. Dampak dari operasi ini akan
menjadikan trachea (saluran yang menghubungkan antara rongga mulut-hidung dengan paru)
terpisah dengan eshopagus dan pasien tidak dapat lagi bernapas dengan hidung, melainkan melalui
stoma (sebuah lubang di leher pasien).Pengangkatan laring, otomatis akan mengangkat perangkat suara
manusia. Sehingga pasca operasi laring, pasien tidak dapat lagi berbicara (bersuara) sebagaimana
sebelumnya.
Suara merupakan salah satu alat komunikasi utama manusia. Tanpa suara manusia tidak
dapat berbicara yang pada akhirnya, tidak akan dapat lagi menyampaikan kemauannya kepada orang
lain secara bebas. Bahasa tubuh atau tulis yang dapat dilakukan manusia, tetap akan membatasi
komunikasi. Karena kecepatan tulis atau bahasa tubuh tidak secepat dan sejelas bahasa suara. Oleh
karena itu diperlukan suatu terobosan agar para penyandang tuna laring bisa berbicara kembali secara
mudah dan murah. Pada penelitian ini dikembangkan model alat bantĂș wicara berbasis microcamera.
Microcamera akan memodelkan bentuk mulut ketika menghasilkan suara. Selanjutnya model
dari mulut ini digunakan untuk membangkitkan suara bagi para pasien tuna larynx.
Pada tahun pertama sistema telah dibangun dan hasilnya telah dikenali gambar diam
(ucapan vokal) dengan nilai validasi kebenaran 78,3 %. Pada tahun ke 2, sistema diperbaiki kualitasnya.
Hasilnya sistem telah dapat mengenali video pedek (ucapan dua suku kata) dengan nilai kebenaran
81 %. Proses pengolahan video dilakukan dengan menjadikan masing masing video menjadi beberapa
buah frame gambar diam. Selanjutnya dari masing masing gambar diam dilakukan proses pengubahan
RGB to gray, peningkatan intensitas gambar, pengubahan skala gambar, deteksi tepi, dan
penggambungan data masing masing frame. Data ini selanjutnya diolah oleh sistem pattern recognition
(jaringan syaraf tiruan).S.T., M.T. Sigit YatmonoArifin, M. T. FatchulSardjono, Dr., M.T. Tri Arief2015-07-30T03:19:55Z2015-07-30T03:19:55Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24351This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/243512015-07-30T03:19:55ZALAT BANTU BICARA BERBASIS MICROCAMERA BAGI PASIEN
TUNALARYNXPenyembuhan kanker stadium lanjut pada daerah laring haruslah dilakukan operasi.Operasi ini
akan mengambil bagian tenggorokan yang terkena kanker sampai bersih. Dampak dari operasi ini akan
menjadikan trachea (saluran yang menghubungkan antara rongga mulut-hidung dengan paru)
terpisah dengan eshopagus dan pasien tidak dapat lagi bernapas dengan hidung, melainkan melalui
stoma (sebuah lubang di leher pasien).Pengangkatan laring, otomatis akan mengangkat perangkat suara
manusia. Sehingga pasca operasi laring, pasien tidak dapat lagi berbicara (bersuara) sebagaimana
sebelumnya.
Suara merupakan salah satu alat komunikasi utama manusia. Tanpa suara manusia tidak
dapat berbicara yang pada akhirnya, tidak akan dapat lagi menyampaikan kemauannya kepada orang
lain secara bebas. Bahasa tubuh atau tulis yang dapat dilakukan manusia, tetap akan membatasi
komunikasi. Karena kecepatan tulis atau bahasa tubuh tidak secepat dan sejelas bahasa suara. Oleh
karena itu diperlukan suatu terobosan agar para penyandang tuna laring bisa berbicara kembali secara
mudah dan murah. Pada penelitian ini dikembangkan model alat bantĂș wicara berbasis microcamera.
Microcamera akan memodelkan bentuk mulut ketika menghasilkan suara. Selanjutnya model
dari mulut ini digunakan untuk membangkitkan suara bagi para pasien tuna larynx.
Pada tahun pertama sistema telah dibangun dan hasilnya telah dikenali gambar diam
(ucapan vokal) dengan nilai validasi kebenaran 78,3 %. Pada tahun ke 2, sistema diperbaiki kualitasnya.
Hasilnya sistem telah dapat mengenali video pedek (ucapan dua suku kata) dengan nilai kebenaran
81 %. Proses pengolahan video dilakukan dengan menjadikan masing masing video menjadi beberapa
buah frame gambar diam. Selanjutnya dari masing masing gambar diam dilakukan proses pengubahan
RGB to gray, peningkatan intensitas gambar, pengubahan skala gambar, deteksi tepi, dan
penggambungan data masing masing frame. Data ini selanjutnya diolah oleh sistem pattern recognition
(jaringan syaraf tiruan).S.T., M.T. Sigit YatmonoArifin, M. T. FatchulSardjono, Dr., M.T. Tri Arief