Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T11:02:35ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2018-01-02T06:07:25Z2018-01-02T06:07:25Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/54697This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/546972018-01-02T06:07:25ZKesulitan Siswa SMA dalam mengerjakan Soal yang Mengukur HOTSDewasa ini proses pendidikan tidak lagi hanya sekedar memfasilitasi peserta didik untuk
untuk memahami konsep dan pengetahuan, tetapi lebih dari itu pendidikan harus mampu
memfasilitasi peserta didik untuk mampu mengaplikasikan konsep dan pengetahuan serta
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah Indonesia
menerapkan Kurikulum 2013 yang salah satunya fokus dalam pengembangan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking, HOT). Implikasi dari kebijakan tersebut,
pembelajaran disekolah mulai menerapkan pembelajaran berorientasi pada Higher Order Thinking
Skills (HOTS). Salah satu tantangan yang dihadapi yaitu masih kesulitannya siswa dalam
mengerjakan soal-soal yang mengukur HOTS. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini
adalah siswa SMA XI. Penelitian ini menggunakan instrumen kemampuan berfikir tingkat tinggi
yang dikembangkan berdasarkan standar isi matematika SMA. Analisis kesulitan dilakukan
dengan melihat pola jawaban siswa dalam merespons soal HOTS. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kesulitan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal HOTS adalah kurang pahamnya
siswa pada konsep matematika siswa yang ditanyakan, kurang dapat menghubungkan berbagai
konsep untuk butir yang memerlukan banyak langkah penyelesaian, kesulitan memahami konteks
soal, kesulitan memanipulasi bentuk aljabar dan kesulitan dalam operasi hitung.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnawati Heririwati@yahoo.com2017-03-30T04:31:08Z2017-03-30T04:31:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/48411This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/484112017-03-30T04:31:08ZPengembangan Software Open Source untuk Penulisan
Laporan Hasil Evaluasi Pendidikan di SMK
Menggunakan Kurikulum 2013Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah memberlakukan
kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mulai dari filosofi, tujuan, isi,
pendekatan pembelajaran yang digunakan, dan penilaiannya. Dari sisi penilaian
keberhasilan pendidikan yang digunakan dalam kurikulum ini, selain isi yang relative
banyak meliputi kompetensi spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, teknik
penilaian yang digunakan juga bervariasi, dan model pelaporannya menggunakan
deskripsi. Hal ini menyulitkan guru ketika melakukan penskoran, menganalisis hasil, dan
melaporkannya, termasuk mendeskripsikan hasilnya, terlebih bagi pendidik di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang rumpun ilmu dan keahliannya lebih banyak
dibandingkan Sekolah Menengah Atas (SMK). Waktu penyusunan laporan juga sangat
lama, dan mengingat guru mengajar banyak kelas dengan banyak siswa, hal ini
menyebabkan pelaporan hasil penilaian menjadi lebih rumit lagi. Mengingat pada masa
sekarang merupakan masa teknologi informasi, dengan bantuan software hal tersebut
bukanlah suatu kendala dan dapat dapat diupayakan solusinya. Terkait dengan hal ini,
diperlukan suatu software yang dapat digunakan secara bebas (open source) yang
membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan
kurikulum 2013 dengan baik, sesuai format yang dikehendaki pemerintah, namun tidak
membebani pendidik dalam menyusunnya.
Tujuan penelitian ini yakni mengembangkan software open source untuk
membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan
kurikulum 2013, dengan tujuan khusus yakni (1) mengidentifikasi permasalahan dan
deskripsi kebutuhan (need assesment) terkait dengan software untuk membantu pelaporan
hasil pendidikan di SMK, (2) merumuskan software untuk membantu pendidik dalam
melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan kurikulum 2013 berdasarkan hasil
need assesment dan Delphi, (3) melaksanakan ujicoba, monitoring dan evaluasi, dan
revisi, sehingga memperoleh software final, dan (4) menyusun buku panduan software
untuk membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan
kurikulum 2013, (5) mengajukan HAKI, dan (6) melaksanakan sosialisasi dan
desiminasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap
dalam waktu dua tahun (2015-2016). Tahap I dan tahap II telah dilakukan pada tahun
2015. Tahap I (2015, telah dilakukan) merupakan base line study dan delphi, untuk
mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan
merumuskan model software untuk membantu pendidik dalam melaporkan hasil
penilaian pendidikan menggunakan kurikulum 2013. Tahap II (2015, telah dilakukan)
merupakan tahap pengembangan software untuk membantu pendidik dalam melaporkan
hasil penilaian pendidikan menggunakan kurikulum 2013, melakukan ujicoba skala
terbatas, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta menyusun draft panduan penggunaan
software. Tahap III (2016) merupakan tahap ujicoba skala luas, monitoring dan evaluasi,
dan revisi, serta perbaikan software. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi
iv
partisipasi, FGD dengan pendidik SMK, delphi, dokumentasi dan wawancara mendalam
(indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil tahun pertama (2015, telah dilakukan) berupa deskripsi need assesment dan
produk yang telah divalidasi dan diujicobakan skala terbatas. Hasil need assessment
menunjukkan bahwa pada implementasi penilaian menggunakan kurikulum 2013, guru
belum sepenuhnya memahami penilaian menggunakan kurikulum baru, kesulitan
mengembangkan instrumen sikap, kesulitan melaksanakan penilaian otentik, kesulitan
merumuskan indikator dan menyusun rubrik penilaian untuk keterampilan, guru kesulitan
menyatukan nilai dari berbagai teknik pengukuran yang digunakan, belum adanya
program aplikasi yang dapat secara mudah dimanfaatkan sampai dengan membuat
deskripsi hasil belajar siswa. Hasil pengembangan produk berupa program aplikasi
penilaian yang dikembangkan berdasarkan analisis, dengan user admin, tata usaha, guru,
kepala sekolah, dan siswa yang masing-masing memiliki kewenangan yang berbeda
sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam pendidikan, dan telah dievaluasi dengan
validasi dan ujicoba keterbacaan. Program aplikasi ini telah divalidasi oleh dua ahli, dan
diujicobakan keterbacaannya oleh 22 guru SMK. Berdasarkan masukan-masukan dari
ahli dan guru, program aplikasi dan panduan pemanfaatannya telah direvisi sehingga siap
digunakan untuk membantu guru SMK di Indonesia menyusun laporan hasil belajar
menggunakan kurikulum 2013.
Tahap selanjutnya yang dilakukan (2016, telah dilakukan) yakni melakukan
implementasi skala luas, mengajukan HAKI berupa hak cipta, dan publikasi artikel di
jurnal internasional. Implementasi skala luas dilakukan di 10 sekolah menengah kejuruan
di SMK dalam menuliskan rapor. Secara umum software ini dapat dilakukan, dan terkait
dengan peraturan menteri tentang penilaian berubah-ubah, perlu dilakukan perbaikan
software. Perbaikan software kemudian dilakukan terkait dengan skala penilaian dan
menambah wewenang pengelola, sesuai masukan pengguna. Pada tahun 2016 telah
dipublikasikan artikel jurnal di Internasional Journal of Instruction yang terindeks
Scopus, dan telah didaftarkan produknya untuk mendapat hal cipta.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi SamsulNUGRAHA ARIADIE CHANDRAariadie_candra@yahoo.com2016-10-19T01:03:06Z2016-10-19T01:03:06Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42494This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424942016-10-19T01:03:06ZPELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
PEMANFAATAN SISTEM BANK SOAL DAERAH
BAGI GURU SMP DI PROVINSI D.I.YOGYAKARTAKegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan pengabdian berupa pelatihan
sistem bank soal bagi guru-guru SMP di DI Yogyakarta dan melaksanakan
pengabdian berupa pemanfaatan sistem bank soal bagi guru-guru SMP di DI
Yogyakarta.
Sistem Bank Soal Daerah berbasis web telah dikembangkan oleh Heri
Retnowati dan Samsul Hadi (2012). Sistem ini dapat diakses melalui internet dengan
alamat http://ppkspp.lppm.uny.ac.id. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan
guru dalam menyimpan dan memanfaatkan kembali butir soal untuk dirakit menjadi
soal yang siap digunakan. Namun untuk dapat memanfaatkan sistem tersebut guru
perlu diberi pelatihan dan pendampingan. Sasaran pengabdian yaitu guru-guru SMP
di provinsi D.I. Yogyakarta sebanyak 35 orang, khususnya guru mata pelajaran yang
diujikan pada ujian nasional. Kriteria keberhasilan pelatihan ini yakni banyaknya
peserta yang mengikuti pelatihan (80% dari yang diundang), meningkatnya
pemahaman guru mengenai sistem bank soal, meningkatnya kemampuan guru
melakukan evaluasi pendidikan.
Dari 35 peserta yang diundang, 32 orang atau 91,42% hadir dalam kegiatan
ini. Peserta mengikuti kegiatan dengan materi tentang bank soal dan pemanfaatannya,
demonstrasi pemanfaatan bank soal online, dan praktik pemanfaatan bank soal online.
Para peserta memberikan tanggapan yang positif terkait dengan pemanfaatan bank
soal. Para peserta bermaksud memanfaatkan sistem secara bersama-sama melalui
MGMP di kabupaten masing-masing dan meminta bantuan kepada pengabdi untuk
selalu bekerjasama dengan MGMP.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnawati Heririwati@yahoo.com2016-10-17T08:04:29Z2016-10-17T08:04:29Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/42413This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/424132016-10-17T08:04:29ZPENGEMBANGAN PERANGKAT KOMPUTER
DAN PELATIHAN ANALISIS BUTIR BAGI GURU SMP DI KABUPATEN GUNUNGKIDULMencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan negara Indonesia, yang intinya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia. Meningkatkan berkualitas sumber daya manusia ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. Wacana mengenai pendidikan yang berkualitas merupakan kajian yang sangat menarik dan menjadi perhatian oleh berbagai institusi dan negara-negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Selain pembangunan fisik berupa pemberian sarana dan pasarana untuk pelaksanaan pendidikan, pemerintah juga mengeluarkan kualitas sumberdaya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan yang peraturan perundangan. Peraturan perundangan tersebut diantaranya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan.
Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun 2003 Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan yang dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Agar pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan dan memperoleh hasil yang standar, pemerintah mengatur Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam PP 19 Tahun 2005. Standar pelaksanaan pendidikan melingkupi Standar isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana. Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan. Standar ini merupakan ketentuan minimal yang harus dipenuhi oleh penyelenggara di satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan atau sekolah harus dapat mencapai kualitas minimal sama dengan standar tersebut atau lebih tinggi dari standar tersebut. Untuk memenuhi tujuan tersebut perlu ada penjaminan mutu yang berkelanjutan, untuk memastikan bahwa proses pendidikan akan menghasilkan output dan outcome yang bermutu, sesuai dengan standar pendidikan.
Salah satu yang menjadi indikator mutu pendidikan adalah keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran sesuai dengan standar isi. Keberhasilan ini diketahui melalui evaluasi seperti yang diatur dalam UU No 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Evaluasi ini meliputi (1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan; dan (2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik, untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Evaluasi oleh pendidik yang dilakukan pada proses pembelajaran sehari-hari disebut penilaian kelas, dan evaluasi oleh pendidik pada akhir satuan pendidikan disebut ujian sekolah. Kedua jenis penilaian tersebut disebut Evaluasi Internal. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan pemerintah dalam rangka menilai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional (salah satu standar nasional pendidikan) disebut Evaluasi Eksternal.
Ujung tombak pelaksanaan evaluasi internal adalah guru. Pada evaluasi internal, guru memiliki tanggungjawab merencanakan, melakukan evaluasi, dan menganalisis evaluasi. Berdasarkan hasil penelitan Pujiati, Djemari Mardapi, Badrun Karto Wagiran, dan Heri Retnawati (2009), dapat diperoleh bahwa sebagian guru belum melakukan analisis setelah melakukan evaluasi. Analisis yang belum dilakukan oleh pendidik adalah instrumen tes, maupun instrumen nontes. Berdasarkan pra-pengabdian yang telah dilakukan, guru belum melakukan kegiatan ini karena analisis butir terlalu rumit. Beberapa perangkat lunak yang telah ada, sebagian besar berbahasa Inggris sehingga guru mengalami kesulitan mengaplikasikannya. Hal lain yang menjadi penyebab pula yakni guru belum mempunyai pengetahuan yang cukup untuk melakukan analisis perangkat yang digunakan untuk evaluasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan pelatihan terkait dengan analisis perangkat evaluasi yang digunakan oleh guru sekaligus melaksanakan analisis, dan memanfaatkannya untuk perbaikan pendidikan. Selain itu diperlukan pula pengembangan perangkat komputer sederhana untuk membantu pelaksanaan analisis perangkat tes untuk perbaikan pendidikan.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi SamsulUtari RahmaniaMUDJILAH HANNA SRI2016-07-18T08:02:57Z2016-07-18T08:02:57Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36656This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/366562016-07-18T08:02:57ZPengembangan Software untuk Penulisan Laporan Hasil Evaluasi
Pendidikan di SMK Menggunakan Kurikulum 2013Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah memberlakukan
kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mulai dari filosofi, tujuan, isi,
pendekatan pembelajaran yang digunakan, dan penilaiannya. Dari sisi penilaian keberhasilan
pendidikan yang digunakan dalam kurikulum ini, selain isi yang relative banyak meliputi
kompetensi spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, teknik penilaian yang
digunakan juga bervariasi, dan model pelaporannya menggunakan deskripsi. Hal ini
menyulitkan guru ketika melakukan penskoran, menganalisis hasil, dan melaporkannya,
termasuk mendeskripsikan hasilnya, terlebih bagi pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang rumpun ilmu dan keahliannya lebih banyak dibandingkan Sekolah Menengah
Atas (SMK). Waktu penyusunan laporan juga sangat lama, dan mengingat guru mengajar
banyak kelas dengan banyak siswa, hal ini menyebabkan pelaporan hasil penilaian menjadi
lebih rumit lagi. Mengingat pada masa sekarang merupakan masa teknologi informasi,
dengan bantuan software hal tersebut bukanlah suatu kendala dan dapat dapat diupayakan
solusinya. Terkait dengan hal ini, diperlukan suatu software yang dapat digunakan secara
bebas (open source) yang membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan
menggunakan kurikulum 2013 dengan baik, sesuai format yang dikehendaki pemerintah,
namun tidak membebani pendidik dalam menyusunnya.
Tujuan penelitian ini yakni mengembangkan software open source untuk membantu
pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan kurikulum 2013,
dengan tujuan khusus yakni (1) mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan
(need assesment) terkait dengan software untuk membantu pelaporan hasil pendidikan di
SMK, (2) merumuskan software untuk membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian
pendidikan menggunakan kurikulum 2013 berdasarkan hasil need assesment dan Delphi, (3)
melaksanakan ujicoba, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh software
final, dan (4) menyusun buku panduan software untuk membantu pendidik dalam melaporkan
hasil penilaian pendidikan menggunakan kurikulum 2013, (5) mengajukan HAKI, dan (6)
melaksanakan sosialisasi dan desiminasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap dalam waktu tiga
tahun (2014-2016). Tahap I (2014) merupakan base line study dan delphi, untuk
mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan merumuskan
model software untuk membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan
menggunakan kurikulum 2013. Tahap II (2014) merupakan tahap pengembangan software
untuk membantu pendidik dalam melaporkan hasil penilaian pendidikan menggunakan
kurikulum 2013, melakukan ujicoba skala terbatas, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta
menyusun draft panduan penggunaan software. Tahap III merupakan tahap ujicoba skala
luas, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta perbaikan software. Data penelitian
dikumpulkan melalui observasi partisipasi, FGD dengan pendidik SMK, delphi, dokumentasi
dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Hasil tahun pertama berupa deskripsi need assesment dan produk yang telah
divalidasi dan diujicobakan skala terbatas. Hasil need assessment menunjukkan bahwa pada
implementasi penilaian menggunakan kurikulum 2013, guru belum sepenuhnya memahami
penilaian menggunakan kurikulum baru, kesulitan mengembangkan instrumen sikap,
kesulitan melaksanakan penilaian otentik, kesulitan merumuskan indikator dan menyusun
rubrik penilaian untuk keterampilan, guru kesulitan menyatukan nilai dari berbagai teknikpengukuran yang digunakan, belum adanya program aplikasi yang dapat secara mudah
dimanfaatkan sampai dengan membuat deskripsi hasil belajar siswa. Hasil pengembangan
produk berupa program aplikasi penilaian yang dikembangkan berdasarkan analisis, dengan
user admin, tata usaha, guru, kepala sekolah, dan siswa yang masing-masing memiliki
kewenangan yang berbeda sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam pendidikan, dan telah
dievaluasi dengan validasi dan ujicoba keterbacaan. Program aplikasi ini telah divalidasi oleh
dua ahli, dan diujicobakan keterbacaannya oleh 22 guru SMK. Berdasarkan masukanmasukan
dari ahli dan guru, program aplikasi dan panduan pemanfaatannya telah direvisi
sehingga siap digunakan untuk membantu guru SMK di Indonesia menyusun laporan hasil
belajar menggunakan kurikulum 2013.
Tahap selanjutnya yang perlu dilakukan pada tahun ketiga (2016) yakni melakukan
implementasi skala luas, mengajukan HKI berupa hak cipta, dan publikasi artikel di jurnal
internasional.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi SamsulNUGRAHA ARIADIE CHANDRAariadie_candra@yahoo.com2016-07-12T05:02:51Z2016-07-12T05:02:51Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/36135This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/361352016-07-12T05:02:51ZPENGEMBANGAN SISTEM TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
KOMPETENSI DASAR KEJURUAN SISWA SMKPenelitian ini bertujuan untuk: a) mengembangkan sistem tes diagnostik diagnostik
kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan, b) mengetahui kinerja sistem tes
diagnostik diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan siswa SMK, dan
mengetahui dampak sistem tes diagnostik diagnostik kesulitan belajar kompetensi
dasar kejuruan siswa SMK. Penelitian ini merupakan penelitian tahun ketiga dari
tiga tahun yang direncanakan. Penelitian ni menggunakan pendekatan penelitian
Research and Development perangkat lunak. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model modifikasi linear sequential yang
disebut juga sebagai classic life cycle atau model waterfall yang memiliki 4
langkah. Langkah terakhir yaitu evaluasi pemanfaatan sistem, dilaksanakan pada
tahun ketiga untuk melihat dampak sistem tes diagnostik diagnostik kesulitan
belajar kompetensi dasar kejuruan siswa SMK. Penelitian dilakukan di 4 SMK
Negeri di D.I. Yogyakarta pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
dengan melibatkan 98 siswa dan 77 guru. Pengumpulan data dilakukan dengan tes
dan angket. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) menurut siswa manfaat sistem tes diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar
kejuruan siswa SMK mempunyai kategori baik, sedangkan menurut guru manfaat
tersebut mempunyai kategori sangat baik. 2) Menurut siswa dampak penerapan
sistem tes diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan termasuk kategori
baik, sedangkan menurut guru dampak tersebut termasuk kategori sangat baik.Hadi SamsulIsmara, M.Pd, M.Kes K. Imaimaismara@uny.ac.idTanumihardja, SU MM Dr. Ir. Effendieeffendie_t@uny.ac.id2016-04-14T01:21:31Z2016-04-14T01:21:31Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/31020This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/310202016-04-14T01:21:31ZPENGEMBANGAN SISTEM TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
KOMPETENSI DASAR KEJURUAN SISWA SMKPenelitian ini bertujuan untuk: a) mengembangkan sistem tes diagnostik diagnostik
kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan, b) mengetahui kinerja sistem tes
diagnostik diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan siswa SMK, dan
mengetahui dampak sistem tes diagnostik diagnostik kesulitan belajar kompetensi
dasar kejuruan siswa SMK. Penelitian ini merupakan penelitian tahun ketiga dari
tiga tahun yang direncanakan. Penelitian ni menggunakan pendekatan penelitian
Research and Development perangkat lunak. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model modifikasi linear sequential yang
disebut juga sebagai classic life cycle atau model waterfall yang memiliki 4
langkah. Langkah terakhir yaitu evaluasi pemanfaatan sistem, dilaksanakan pada
tahun ketiga untuk melihat dampak sistem tes diagnostik diagnostik kesulitan
belajar kompetensi dasar kejuruan siswa SMK. Penelitian dilakukan di 4 SMK
Negeri di D.I. Yogyakarta pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
dengan melibatkan 98 siswa dan 77 guru. Pengumpulan data dilakukan dengan tes
dan angket. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) menurut siswa manfaat sistem tes diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar
kejuruan siswa SMK mempunyai kategori baik, sedangkan menurut guru manfaat
tersebut mempunyai kategori sangat baik. 2) Menurut siswa dampak penerapan
sistem tes diagnostik kesulitan belajar kompetensi dasar kejuruan termasuk kategori
baik, sedangkan menurut guru dampak tersebut termasuk kategori sangat baik.Hadi SamsulIsmara, M.Pd, M.Kes K. Imaimaismara@uny.ac.idTanumihardja, SU MM Dr. Ir. Effendieeffendie_t@uny.ac.id2015-09-15T06:30:34Z2015-09-15T06:30:34Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26247This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262472015-09-15T06:30:34ZPengembangan Model Ujian Akhir Daerah untuk Memantau Kualitas Pendidikan di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiTujuan penelitian ini yakni (1) mengembangan model ujian akhir daerah untuk menentukan kualitas hasil belajar antar sekolah/wilayah berbasis equating, (3) Melaksanakan ujicoba model dengn butir bersama, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh model final ujian akhir daerah untuk memetakan kualitas keberhasilan pendidikan di era otonomi daerah dan desentralisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Tahap penelitin yaitu tahap pengembangan model berbasis equaating, ujicoba, monitoring dan evaluasi, dan revisi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tahun I yakni (1) telah disusun model hipotetik berbasis butir bersama (equating), (3) telah dilakukan uji model ujian dengan menggunakan model dengan butir besama (equating), dan melakukan revisi terkait dengan dasar pembuatan kisi-kisi ujian dan pendekatan teori yang digunakan pada penskoran sehingga memeroleh model akhir.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi SamsulPrajitno Edi2015-09-15T06:24:22Z2015-09-15T06:24:22Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/26245This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/262452015-09-15T06:24:22ZPengembangan Model Ujian Akhir Daerah untuk Memantau Kualitas Pendidikan di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiTujuan penelitian ini yakni (1) mengembangan model ujian akhir daerah untuk menentukan kualitas hasil belajar antar sekolah/wilayah berbasis equating, (3) Melaksanakan ujicoba model dengn butir bersama, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh model final ujian akhir daerah untuk memetakan kualitas keberhasilan pendidikan di era otonomi daerah dan desentralisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Tahap penelitin yaitu tahap pengembangan model berbasis equaating, ujicoba, monitoring dan evaluasi, dan revisi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tahun I yakni (1) telah disusun model hipotetik berbasis butir bersama (equating), (3) telah dilakukan uji model ujian dengan menggunakan model dengan butir besama (equating), dan melakukan revisi terkait dengan dasar pembuatan kisi-kisi ujian dan pendekatan teori yang digunakan pada penskoran sehingga memeroleh model akhir.Dr. Heri RetnawatiHadi SamsulPrajitno Edi2015-08-10T09:29:02Z2015-08-10T09:29:02Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24611This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/246112015-08-10T09:29:02ZMengembangkan Model Bank Soal untuk Ujian Akhir Daerah
di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiDengan dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi, tiap daerah melaksanakan ujian akhir sendiri. Hal ini mengakibatkan pemerintah sulit memantau keberhasilan pendidikan tiap sekolah dan tiap daerah, karena perangkat tes yang digunakan untuk ujian akhir berbeda-beda, meskipun mengukur Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama. Selama ini, karakteristik perangkat tes yang digunakan dalam ujian akhir semester tingkat menengah pertama belum dianalisis untuk mengetahui karakteristiknya dan belum diketahui apakah tes-tes yang digunakan tersebut telah tersusun atas butir-butir yang baik. Selain itu, bank soal untuk keseluruhan mata pelajaran di tiap daerah belum ada. Idealnya bank soal ini sangat diperlukan sebagai rujukan dalam mengembangkan perangkat tes dan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik butir yang akan digunakan. Belum adanya informasi tentang butir yang digunakan dalam ujian dapat menyebabkan interpretasi yang keliru tentang kualitas keberhasilan pendidikan, terlebih lagi jika dibandingkan antar daerah. Terkait dengan hal ini, diperlukan penelitian tentang model pengembangan bank soal daerah untuk ujian akhir berbasis equating dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi di bidang pendidikan untuk memantau keberhasilan pendidikan, dengan tetap memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengatur pelaksanaan ujiannya sendiri dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki daerah.
Tujuan penelitian ini yakni menemukan model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating di era otonomi daerah dan desentralisasi, dengan tujuan khusus yakni (1) mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need
assesment) terkait dengan bank soal daerah, (2) merumuskan model bank soal daerah untuk ujian akhir berdasarkan hasil need assesment dan Delphi, (3) melaksanakan ujicoba model, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh model final ujian akhir daerah untuk menentukan kualitas keberhasilan pendidikan di era otonomi daerah dan
desentralisasi, dan (4) menyusun buku panduan pengembangan bank soal daerah untuk ujian akhir daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap
dalam waktu dua tahun (2012-2013). Tahap I merupakan base line study dan delphi, untuk mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan meramalkan urgensi bank soal untuk ujian akhir daerah. Tahap II merupakan tahap pengembangan model bank soal berbasis equating, melakukan ujicoba skala terbatas,
monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta menyusun draft panduan pengembangan bank soal daerah. Tahap III merupakan tahap ujicoba skala luas dan penambahan butir soal dalam bank, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta perbaikan panduan pengembangan bank soal daerah. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, delphi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank soal belum dimiliki daerah dan
sekumpulan butir untuk ujian mata pelajaran telah dimiliki guru dibawah binaan
MKKS/MGMP. Model bank soal yang dikembangkan meliputi pengelolaan hasil ujicoba
butir ujian untuk mengetahui karakteristiknya, identitas butir, penambahan butir, penghapusan butir, pemanfaatan butir, dan butir-butir tersebut disajikan dalam jaringan yang mudah diakses dan dicetak oleh pengguna bank soal. Bank soal ini diujicobakan pada guru matematika SMP. Berdasar hasil ini, guru berpendapat bahwa bank soal perlu dikembangkan dan dimanfaatkan lebih jauh lagi untuk penyelenggaraan ujian. Diperoleh masukan bahwa guru-guru menghendaki berpartisipasi dalam penambahan butir, memanfaatkan butir, mengupdate butir, dan perlunya penyelenggaraan pelatihan khusus bagi guru-guru tersebut. Selain itu warna tampilan perlu variasi dan perlu disajikan nuansa audio. Demikian pula layanan bahasa (Indonesia dan Inggris), terkait dengan adanya sekolah standar dan rintisan internasional.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi Samsul2015-08-10T09:27:08Z2015-08-10T09:27:08Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24608This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/246082015-08-10T09:27:08ZMengembangkan Model Bank Soal untuk Ujian Akhir Daerah
di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiDengan dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi, tiap daerah melaksanakan ujian akhir sendiri. Hal ini mengakibatkan pemerintah sulit memantau keberhasilan pendidikan tiap sekolah dan tiap daerah, karena perangkat tes yang digunakan untuk ujian akhir berbeda-beda, meskipun mengukur Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama. Selama ini, karakteristik perangkat tes yang digunakan dalam ujian akhir semester tingkat menengah pertama belum dianalisis untuk mengetahui karakteristiknya dan belum diketahui apakah tes-tes yang digunakan tersebut telah tersusun atas butir-butir yang baik. Selain itu, bank soal untuk keseluruhan mata pelajaran di tiap daerah belum ada. Idealnya bank soal ini sangat diperlukan sebagai rujukan dalam mengembangkan perangkat tes dan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik butir yang akan digunakan. Belum adanya informasi tentang butir yang digunakan dalam ujian dapat menyebabkan interpretasi yang keliru tentang kualitas keberhasilan pendidikan, terlebih lagi jika dibandingkan antar daerah. Terkait dengan hal ini, diperlukan penelitian tentang model pengembangan bank soal daerah untuk ujian akhir berbasis equating dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi di bidang pendidikan untuk memantau keberhasilan pendidikan, dengan tetap memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengatur pelaksanaan ujiannya sendiri dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki daerah.
Tujuan penelitian ini yakni menemukan model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating di era otonomi daerah dan desentralisasi, dengan tujuan khusus yakni (1) mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need
assesment) terkait dengan bank soal daerah, (2) merumuskan model bank soal daerah untuk ujian akhir berdasarkan hasil need assesment dan Delphi, (3) melaksanakan ujicoba model, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh model final ujian akhir daerah untuk menentukan kualitas keberhasilan pendidikan di era otonomi daerah dan
desentralisasi, dan (4) menyusun buku panduan pengembangan bank soal daerah untuk ujian akhir daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap
dalam waktu dua tahun (2012-2013). Tahap I merupakan base line study dan delphi, untuk mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan meramalkan urgensi bank soal untuk ujian akhir daerah. Tahap II merupakan tahap pengembangan model bank soal berbasis equating, melakukan ujicoba skala terbatas,
monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta menyusun draft panduan pengembangan bank soal daerah. Tahap III merupakan tahap ujicoba skala luas dan penambahan butir soal dalam bank, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta perbaikan panduan pengembangan bank soal daerah. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, delphi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank soal belum dimiliki daerah dan
sekumpulan butir untuk ujian mata pelajaran telah dimiliki guru dibawah binaan
MKKS/MGMP. Model bank soal yang dikembangkan meliputi pengelolaan hasil ujicoba
butir ujian untuk mengetahui karakteristiknya, identitas butir, penambahan butir, penghapusan butir, pemanfaatan butir, dan butir-butir tersebut disajikan dalam jaringan yang mudah diakses dan dicetak oleh pengguna bank soal. Bank soal ini diujicobakan pada guru matematika SMP. Berdasar hasil ini, guru berpendapat bahwa bank soal perlu dikembangkan dan dimanfaatkan lebih jauh lagi untuk penyelenggaraan ujian. Diperoleh masukan bahwa guru-guru menghendaki berpartisipasi dalam penambahan butir, memanfaatkan butir, mengupdate butir, dan perlunya penyelenggaraan pelatihan khusus bagi guru-guru tersebut. Selain itu warna tampilan perlu variasi dan perlu disajikan nuansa audio. Demikian pula layanan bahasa (Indonesia dan Inggris), terkait dengan adanya sekolah standar dan rintisan internasional.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi Samsul2015-07-29T08:21:10Z2015-07-29T08:21:10Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24206This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/242062015-07-29T08:21:10ZPENGEMBANGAN SISTEM PENGUJIAN HASIL BELAJAR
BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING)Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengujian hasil belajar berbantuan komputer. Secara rinci penelitian ini untuk mengembangkan: sistem bank soal yang dapat menampung butir soal yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan tes, algoritma yang dapat mendukung pengadministrasian tes dengan mode CBT, dan algoritma yang dapat mendukung pengadministrasian tes dengan mode CAT.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat lunak. Sistem yang dikembangkan mencakup pengujian menggunakan komputer (Computerized-based Testing, CBT) berdasarkan teori tes klasik dan pengujian adaptif menggunakan komputer (Computerized Adaptive Testing, CAT) yang menggunakan teori respons butir. CBT pada prinsipnya sama seperti ujian menggunakan kertas dan pensil biasa, hanya saja penyajiannya menggunakan komputer. Jadi semua peserta tes dalam CBT mengerjakan soal yang sama. CAT memberikan soal yang berbeda-beda kepada setiap peserta tes. Soal yang diberikan kepada peserta tes disesuaikan dengan hasil kemampuannya dan ujian selesai jika estimasi kemampuan peserta tes telah konvergen. Jadi peserta tes satu dengan lainnya dapat menyelesaikan tes dengan jumlah soal dan waktu yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan sistem bank soal yang dapat menampung butir soal yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan tes dapat dibuat dengan entitas jenjang pendidikan, kelas, mata pelajaran, SK, KD, indikator, butir, waktu pakai, tes, detail tes, peserta tes, sekolah, kabupaten, propinsi, dan user. CBT dapat dikembangkan dengan menyajikan soal secara random, menguji jawaban peserta, menghitung jawaban benar & salah, mengecek alokasi waktu yang tersedia. Jika waktu habis atau semua soal telah disajikan, maka akan dihitung kemampuan akhir peserta tes. CAT dapat dikembangkan dengan cara peserta tes diberi soal dengan tingkat kesulitan sedang dengan asumsi kemampuan awalnya (θ awal) juga sedang. Kemudian dihitung: 1) kemampuan (θ) setelah menjawab berdasarkan daya beda (a), tingkat kesulitan (b), dan tebakan semu (c) butir soal, 2) probabilitas menjawab benar berdasarkan kemampuan tersebut (P(θ)), 3) probabilitas menjawab salah (Q(θ)), 4) fungsi informasi butir (Ii (θ)), 5) kesalahan baku (SE(θ)), dan 6) harga mutlak selisih kesalahan baku antar penyajian soal. Proses diulang sampai selisih kesalahan baku antar penyajian soal sekecil mungkin atau soal atau waktu habis.Prof. Ph.D. Djemari Mardapidjemarimardapi@yahoo.co.id.Dr. M.Pd HaryantoHadi Samsul2015-07-29T08:18:58Z2015-07-29T08:18:58Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/24204This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/242042015-07-29T08:18:58ZPENGEMBANGAN SISTEM PENGUJIAN HASIL BELAJAR
BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING)Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengujian hasil belajar berbantuan komputer. Secara rinci penelitian ini untuk mengembangkan: sistem bank soal yang dapat menampung butir soal yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan tes, algoritma yang dapat mendukung pengadministrasian tes dengan mode CBT, dan algoritma yang dapat mendukung pengadministrasian tes dengan mode CAT.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat lunak. Sistem yang dikembangkan mencakup pengujian menggunakan komputer (Computerized-based Testing, CBT) berdasarkan teori tes klasik dan pengujian adaptif menggunakan komputer (Computerized Adaptive Testing, CAT) yang menggunakan teori respons butir. CBT pada prinsipnya sama seperti ujian menggunakan kertas dan pensil biasa, hanya saja penyajiannya menggunakan komputer. Jadi semua peserta tes dalam CBT mengerjakan soal yang sama. CAT memberikan soal yang berbeda-beda kepada setiap peserta tes. Soal yang diberikan kepada peserta tes disesuaikan dengan hasil kemampuannya dan ujian selesai jika estimasi kemampuan peserta tes telah konvergen. Jadi peserta tes satu dengan lainnya dapat menyelesaikan tes dengan jumlah soal dan waktu yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan sistem bank soal yang dapat menampung butir soal yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan tes dapat dibuat dengan entitas jenjang pendidikan, kelas, mata pelajaran, SK, KD, indikator, butir, waktu pakai, tes, detail tes, peserta tes, sekolah, kabupaten, propinsi, dan user. CBT dapat dikembangkan dengan menyajikan soal secara random, menguji jawaban peserta, menghitung jawaban benar & salah, mengecek alokasi waktu yang tersedia. Jika waktu habis atau semua soal telah disajikan, maka akan dihitung kemampuan akhir peserta tes. CAT dapat dikembangkan dengan cara peserta tes diberi soal dengan tingkat kesulitan sedang dengan asumsi kemampuan awalnya (θ awal) juga sedang. Kemudian dihitung: 1) kemampuan (θ) setelah menjawab berdasarkan daya beda (a), tingkat kesulitan (b), dan tebakan semu (c) butir soal, 2) probabilitas menjawab benar berdasarkan kemampuan tersebut (P(θ)), 3) probabilitas menjawab salah (Q(θ)), 4) fungsi informasi butir (Ii (θ)), 5) kesalahan baku (SE(θ)), dan 6) harga mutlak selisih kesalahan baku antar penyajian soal. Proses diulang sampai selisih kesalahan baku antar penyajian soal sekecil mungkin atau soal atau waktu habis.Prof. Ph.D. Djemari Mardapidjemarimardapi@yahoo.co.id.Dr. M.Pd HaryantoHadi Samsul2015-07-15T01:34:15Z2015-07-15T01:34:15Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23558This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/235582015-07-15T01:34:15ZModel Pengembangan Bank Soal Daerah Berbasis Equating
di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiTujuan penelitian ini yakni menemukan model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating di era otonomi daerah dan desentralisasi, dengan tujuan khusus yakni (1) Tujuan penelitian ini yakni menemukan model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating di era otonomi daerah dan desentralisasi, dengan tujuan khusus yakni (1) mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment) terkait dengan bank soal daerah, (2) merumuskan model bank soal daerah untuk ujian akhir berdasarkan hasil need assesment dan Delphi, (3) melaksanakan ujicoba model, monitoring dan evaluasi, dan revisi, sehingga memperoleh model final ujian akhir daerah untuk menentukan kualitas keberhasilan pendidikan di era otonomi daerah dan desentralisasi, dan (4) menyusun buku panduan pengembangan bank soal daerah untuk ujian akhir daerah (5) Melaksanakan ujicoba skala luas model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah dengan desain penyetaraan dengan butir bersama (equating) dan menambah soal-soal yang disimpan dalam bank, (6) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan revisi, yang hasilnya digunakan untuk merevisi model model bank soal untuk ujian akhir daerah untuk menentuan kualitas hasil belajar antar sekolah/wilayah dengan desain penyetaraan dengan butir bersama (equating)
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap dalam waktu dua tahun (2012-2013). Tahap I merupakan base line study dan delphi, untuk mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan meramalkan urgensi bank soal untuk ujian akhir daerah. Tahap II merupakan tahap pengembangan model bank soal berbasis equating, melakukan ujicoba skala terbatas, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta menyusun draft panduan pengembangan bank soal daerah. Tahap III merupakan tahap ujicoba skala luas dan penambahan butir soal dalam bank, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta perbaikan panduan pengembangan bank soal daerah. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, delphi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian tahap III (tahun kedua) menunjukkan berdasarkan hasil ujicoba skala luas yang melibatkan guru-guru MGMP matematika SMP di DI Yogyakarta, diperoleh bahwa guru sangat terbantu dengan pemanfaatan bank soal online, dan telah adanya jaminan butir soal baik secara teoretis dan empiris, guru memohon akses untuk bisa berpartisipasi dalam pengelolaan butir ujian dalam sistem bank soal online, baik mengetahui karakteristiknya, identitas butir, penambahan butir, penghapusan butir, dan pemanfaatan butir, dan perlunya pembahasan tiap butir soal, karena belum semua guru dapat menyelesaikan soal. Bank soal ini kemudian diperkaya dengan penambahan butir baru, mulai dari kelas VII sampai kelas XII, baik SMP, SMA dan SMK, denan menambah butir 233 butir untuk matematika dan 250 butir soal bahasa Inggris. Bank diperkaya pula tidak hanya berisi mapel matematika namun juga mapel bahasa Inggris. Selanjutnya sistem bank soal ini disajikan (dalam proses perijinan) pada laman uny.ac.id dibawah pusdi pusbijadikbangsisjian LPPM UNY. Model bank soal sebagai produk final ini selajutnya dituangkan dalam buku panduan model sistem bank soal.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi Samsul2015-07-15T01:32:14Z2015-07-15T01:32:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23556This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/235562015-07-15T01:32:14ZModel Pengembangan Bank Soal Daerah Berbasis Equating
di Era Otonomi Daerah dan DesentralisasiTujuan penelitian ini yakni menemukan model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating di era otonomi daerah dan desentralisasi, dengan tujuan khusus yakni (1) Melaksanakan ujicoba skala luas model pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah dengan desain penyetaraan dengan butir bersama (equating) dan menambah soal-soal yang disimpan dalam bank, (2) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan revisi, yang hasilnya digunakan untuk merevisi model model bank soal untuk ujian akhir daerah untuk menentuan kualitas hasil belajar antar sekolah/wilayah dengan desain penyetaraan dengan butir bersama (equating), (3) merevisi buku panduan pengembangan bank soal untuk ujian akhir daerah berbasis equating.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development), yang terdiri dari tiga tahap dalam waktu dua tahun (2012-2013). Tahap I merupakan base line study dan delphi, untuk mengidentifikasi permasalahan dan deskripsi kebutuhan (need assesment), dan meramalkan urgensi bank soal untuk ujian akhir daerah. Tahap II merupakan tahap pengembangan model bank soal berbasis equating, melakukan ujicoba skala terbatas, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta menyusun draft panduan pengembangan bank soal daerah. Tahap III merupakan tahap ujicoba skala luas dan penambahan butir soal dalam bank, monitoring dan evaluasi, dan revisi, serta perbaikan panduan pengembangan bank soal daerah. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi partisipasi, delphi, dokumentasi dan wawancara mendalam (indept interview). Analisis data dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil penelitian tahap III (tahun kedua) menunjukkan berdasarkan hasil ujicoba skala luas yang melibatkan guru-guru MGMP matematika SMP di DI Yogyakarta, diperoleh bahwa guru sangat terbantu dengan pemanfaatan bank soal online, dan telah adanya jaminan butir soal baik secara teoretis dan empiris, guru memohon akses untuk bisa berpartisipasi dalam pengelolaan butir ujian dalam sistem bank soal online, baik mengetahui karakteristiknya, identitas butir, penambahan butir, penghapusan butir, dan pemanfaatan butir, dan perlunya pembahasan tiap butir soal, karena belum semua guru dapat menyelesaikan soal. Bank soal ini kemudian diperkaya dengan penambahan butir baru, mulai dari kelas VII sampai kelas XII, baik SMP, SMA dan SMK, denan menambah butir 233 butir untuk matematika dan 250 butir soal bahasa Inggris. Bank diperkaya pula tidak hanya berisi mapel matematika namun juga mapel bahasa Inggris. Selanjutnya sistem bank soal ini disajikan (dalam proses perijinan) pada laman uny.ac.id dibawah pusdi pusbijadikbangsisjian LPPM UNY. Model bank soal sebagai produk final ini selajutnya dituangkan dalam buku panduan model sistem bank soal.Retnawati Heririwati@yahoo.comHadi Samsul2015-07-14T06:55:21Z2015-07-14T06:55:21Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23516This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/235162015-07-14T06:55:21ZPOLA KEHIDUPAN AKADEMIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JALUR BIDIKMISIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi: 1) perbedaan pola kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang berprestasi tinggi dan 2) perbedaan pola kehidupan akademik seperti apa yang dimiliki mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dan yang berprestasi tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNY jalur Bidikmisi. Semua mahasiswa UNY jalur Bidikmisi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini, tetapi tidak semua dari mereka dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan secara quota random sampling. Jumlah sampel setiap fakultas ditetapkan sebanyak 90 orang, masing-masing 30 orang untuk semester 3, 5, dan 7. Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang memenuhi validitas dan reliabilitas. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji bedal.
Hasil penelitian yang diiperoleh sebagai berikut: 1) Berdasarkan analisis deskriptif dan grafik, skor rata-rata indikator dan kecenderungan pola kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang tinggi berbeda. Namun berdasarkan statistik inferensial perbedaan tersebut tidak signifikan. 2). Mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah ternyata tanggungjawabnya lebih rendah dibanding dengan mereka berprestasi tinggi, namun dalam bergabung dengan organisasi yang sesuai bidang studi ternyata lebih tinggi. Jumlah mahasiswa jalur Bidikmisi berprestasi tinggi yang ikut organisasi, baik di dalam maupun di luar kapus, jumlahnya lebih banyak. Pada indikator pola kehidupan akademik yang lain, ternyata mahasiswa jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah mempuyai skor yang lebih rendah dibanding dengan mereka yang berprestasi tinggi.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-07-14T06:52:00Z2015-07-14T06:52:00Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23514This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/235142015-07-14T06:52:00ZPOLA KEHIDUPAN AKADEMIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JALUR BIDIKMISIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi: 1) perbedaan pola kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang berprestasi tinggi dan 2) perbedaan pola kehidupan akademik seperti apa yang dimiliki mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dan yang berprestasi tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNY jalur Bidikmisi. Semua mahasiswa UNY jalur Bidikmisi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini, tetapi tidak semua dari mereka dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan secara quota random sampling. Jumlah sampel setiap fakultas ditetapkan sebanyak 90 orang, masing-masing 30 orang untuk semester 3, 5, dan 7. Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang memenuhi validitas dan reliabilitas. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji bedal.
Hasil penelitian yang diiperoleh sebagai berikut: 1) Berdasarkan analisis deskriptif dan grafik, skor rata-rata indikator dan kecenderungan pola kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang tinggi berbeda. Namun berdasarkan statistik inferensial perbedaan tersebut tidak signifikan. 2). Mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah ternyata tanggungjawabnya lebih rendah dibanding dengan mereka berprestasi tinggi, namun dalam bergabung dengan organisasi yang sesuai bidang studi ternyata lebih tinggi. Jumlah mahasiswa jalur Bidikmisi berprestasi tinggi yang ikut organisasi, baik di dalam maupun di luar kapus, jumlahnya lebih banyak. Pada indikator pola kehidupan akademik yang lain, ternyata mahasiswa jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah mempuyai skor yang lebih rendah dibanding dengan mereka yang berprestasi tinggi.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-07-13T07:00:11Z2015-07-13T07:00:11Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23409This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234092015-07-13T07:00:11ZMenentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Berbasis Peserta Didik Matapelajaran Matematika SMP di Kota YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) berbasis peserta tes sekaligus menentukan KKM berbasis peserta didik untuk matapelajaran matematika SMP di kota Yogyakarta antarwaktu. Penelitian ini studi longitudinal selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Metode pengumpulan data yakni dokumentasi untuk memperoleh data statistik ujian akhir yang akan ditentukan KKM-nya dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode grup kontras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KKM matapelajaran matematika tahun 2010 sebesar 7,5, namun mengalami penurunan sebesar 0,5 pada tahun 2011 menjadi 7,0 dan naik kembali pada tahun 2012 menjadi sebesar 7,6 (untuk skala 0-10).Prof. Ph.D. Djemari Mardapidjemarimardapi@yahoo.co.id.Hadi SamsulRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-07-13T06:55:56Z2015-07-13T06:55:56Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/23408This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/234082015-07-13T06:55:56ZMenentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Berbasis Peserta Didik Matapelajaran Matematika SMP di Kota YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) berbasis peserta tes sekaligus menentukan KKM berbasis peserta didik untuk matapelajaran matematika SMP di kota Yogyakarta antarwaktu. Penelitian ini studi longitudinal selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Metode pengumpulan data yakni dokumentasi untuk memperoleh data statistik ujian akhir yang akan ditentukan KKM-nya dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode grup kontras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KKM matapelajaran matematika tahun 2010 sebesar 7,5, namun mengalami penurunan sebesar 0,5 pada tahun 2011 menjadi 7,0 dan naik kembali pada tahun 2012 menjadi sebesar 7,6 (untuk skala 0-10).Prof. Ph.D. Djemari Mardapidjemarimardapi@yahoo.co.id.Hadi SamsulRetnawati Heririwati@yahoo.com2015-07-06T01:40:18Z2015-07-06T01:40:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22618This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226182015-07-06T01:40:18ZPOLA KEHIDUPAN AKADEMIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA JALUR BIDIKMISIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi: 1) perbedaan pola
kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah
dengan yang berprestasi tinggi dan 2) perbedaan pola kehidupan akademik seperti
apa yang dimiliki mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dan
yang berprestasi tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa UNY jalur Bidikmisi. Semua mahasiswa UNY jalur Bidikmisi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini, tetapi
tidak semua dari mereka dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan
secara quota random sampling. Jumlah sampel setiap fakultas ditetapkan
sebanyak 90 orang, masing-masing 30 orang untuk semester 3, 5, dan 7.
Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang memenuhi validitas dan
reliabilitas. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji bedal.
Hasil penelitian yang diiperoleh sebagai berikut: 1) Berdasarkan analisis
deskriptif dan grafik, skor rata-rata indikator dan kecenderungan pola kehidupan
akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang
tinggi berbeda. Namun berdasarkan statistik inferensial perbedaan tersebut tidak
signifikan. 2). Mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah ternyata
tanggungjawabnya lebih rendah dibanding dengan mereka berprestasi tinggi,
namun dalam bergabung dengan organisasi yang sesuai bidang studi ternyata
lebih tinggi. Jumlah mahasiswa jalur Bidikmisi berprestasi tinggi yang ikut
organisasi, baik di dalam maupun di luar kapus, jumlahnya lebih banyak. Pada
indikator pola kehidupan akademik yang lain, ternyata mahasiswa jalur Bidikmisi
yang berprestasi rendah mempuyai skor yang lebih rendah dibanding dengan
mereka yang berprestasi tinggi.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnowati Heri2015-07-06T01:37:30Z2015-07-06T01:37:30Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/22615This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/226152015-07-06T01:37:30ZPOLA KEHIDUPAN AKADEMIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA JALUR BIDIKMISIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi: 1) perbedaan pola
kehidupan akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah
dengan yang berprestasi tinggi dan 2) perbedaan pola kehidupan akademik seperti
apa yang dimiliki mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dan
yang berprestasi tinggi.
Penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa UNY jalur Bidikmisi. Semua mahasiswa UNY jalur Bidikmisi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini, tetapi
tidak semua dari mereka dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan
secara quota random sampling. Jumlah sampel setiap fakultas ditetapkan
sebanyak 90 orang, masing-masing 30 orang untuk semester 3, 5, dan 7.
Pengumpulan data dilakukan dengan angket yang memenuhi validitas dan
reliabilitas. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji bedal.
Hasil penelitian yang diiperoleh sebagai berikut: 1) Berdasarkan analisis
deskriptif dan grafik, skor rata-rata indikator dan kecenderungan pola kehidupan
akademik mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah dengan yang
tinggi berbeda. Namun berdasarkan statistik inferensial perbedaan tersebut tidak
signifikan. 2). Mahasiswa UNY jalur Bidikmisi yang berprestasi rendah ternyata
tanggungjawabnya lebih rendah dibanding dengan mereka berprestasi tinggi,
namun dalam bergabung dengan organisasi yang sesuai bidang studi ternyata
lebih tinggi. Jumlah mahasiswa jalur Bidikmisi berprestasi tinggi yang ikut
organisasi, baik di dalam maupun di luar kapus, jumlahnya lebih banyak. Pada
indikator pola kehidupan akademik yang lain, ternyata mahasiswa jalur Bidikmisi
yang berprestasi rendah mempuyai skor yang lebih rendah dibanding dengan
mereka yang berprestasi tinggi.Hadi SamsulMunadi SudjiRetnowati Heri