Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T15:32:05ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2016-07-28T08:34:37Z2019-01-30T10:03:14Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/37757This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/377572016-07-28T08:34:37ZKEEFEKTIFAN MODEL GUIDED INQUIRY DALAM
PEMBELAJARAN IPA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN GENERIK SAINS PESERTA DIDIK
DI SMP NEGERI 4 WATESPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) perbedaan keterampilan generik sains antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) keefektifan antara modelguided inquirydenganmodel cooperative learning terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik, dan (4) keefektifan antara modelguided inquirydenganmodel cooperative learning terhadap peningkatan keterampilan generik sains peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental)yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Wates. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII, sedangkan sampelnya terdiri dari dua kelas yakni kelas VII A sebagai kelas eksperimenyang menggunakan model guided inquiry dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang menggunakan model cooperative learning. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttestnonequivalent control group design. Data yang digunakan adalah data keterampilan berpikir kritis dan data keterampilan generik sains. Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari nilai pretest-posttest sedangkan data keterampilan generik sains diperoleh dari lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilihat darihasil uji t didapatkan taraf signifikansi (Sig. (2-tailed)) sebesar 0,031. (2) Terdapat perbedaan keterampilan generik sains antara peserta didik yang berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilihat dari hasil uji U Mann-Whitney didapatkan taraf signifikansi (Sig. (2-tailed)) sebesar 0,000. (3) Model guided inquiry lebih efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis dibandingkan model cooperative learning, dilihat dari nilai gain ternormalisasi (N-Gain) kelas eksperimen memiliki nilai lebih besar daripada kelas kontrol (0,3746 > 0,2419). (4) Model guided inquiry lebih efektif meningkatkan keterampilan generik sains dibandingkan model cooperative learning, dilihat dari nilaimeankelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol (62,78 > 46,55).Ratnasari Ratnasari2016-06-14T06:35:24Z2019-10-01T11:51:49Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/34559This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/345592016-06-14T06:35:24ZLAPORAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
UNY 2015
LOKASI SMP N 4 WATES
Jl. Terbahsari No. 3, Wates, Kulon ProgoPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan/menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya di
bangku perkuliahan. Pada saat PPL ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk
mengaplikasikan teori-teori tersebut sekaligus mencari ilmu secara empirik dan
bersifat faktual, tidak sekedar teoritis seperti pada saat di perkuliahan. Kegiatan PPL
dapat bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada
mahasiswa sebagai calon pendidik, sehingga mahasiswa dapat menerapkan,
mempersiapkan, dan mengembangkan kemampuannya sebagai pendidik.
Kegiatan PPL ini dilaksanakan oleh mahasiswa kependidikan di Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY) untuk melaksanakan pembelajaran PPL langsung pada
lingkungan sekolah. Sekolah yang digunakan sebagai tempat praktik ini adalah SMP
Negeri 4 Wates, yang dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Agustus 2015 hingga
tanggal 12 September 2015. Pelaksanaan PPL ini dilakukan dengan mengajar di kelas
selama kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut sesuai jadwal yang sudah
ditentukan. Pengajaran di kelas pada kegiatan PPL ini diharapkan dapat dilakukan
minimal 4 kali pertemuan, namun mahasiswa dapat melakukan kegiatan pengajaran
di kelas sebanyak 5 kali dalam satu kelas, sedangkan kelas yang diajar sebanyak 6
kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E dan VIII F. Metode yang
digunakan dalam pengajaran di kelas, antara lain observasi, demonstrasi, eksperimen,
diskusi kelompok, dan tanya jawab. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran
digunakan beberapa media, antara lain gambar, video, slide power point, LKS beserta
alat dan bahan praktikumnya. Banyak kendala dan hambatan selama waktu
dilaksanakannya PPL, diantaranya dalam pengelolaan kelas, peserta didik sulit untuk
dikendalikan karena terlalu ramai. Akan tetapi hal ini bukanlah merupakan hambatan
yang berarti, karena memang perkembangan anak usia SMP sedang dalam proses
pencarian jati diri.
Dengan adanya kegiatan PPL ini, mahasiswa mendapat bekal pangalaman dan
gambaran nyata tentang kegiatan dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah.
Kegiatan PPL ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses berkat kerjasama dan
kerja keras semua pihak. Dengan terselesaikannya kegiatan PPL ini diharapkan dapat
tercipta tenaga pendidik yang professional dan berkualitas.Ratnasari Ratnasari