Lumbung Pustaka UNY: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T08:01:35ZEPrintshttp://eprints.uny.ac.id/apw_template/images/sitelogo.pnghttps://eprints.uny.ac.id/2021-10-22T06:39:50Z2021-10-22T06:39:50Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/68840This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/688402021-10-22T06:39:50ZKESIAPAN GURU SMP NEGERI 2 WEDI KLATEN DALAM PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ONLINE DI KABUPATEN KLATEN PADA TAHUN AJARAN 2020/2021Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru SMP Negeri 2 Wedi Klaten dalam proses pelaksanaan pembelajaran online di Kabupaten Klaten pada tahun pelajaran 2020/2021.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 2 Wedi yang berjumlah 43 guru semua mata pelajaran yang melaksanakan pembelajaran online di masa pendemi COVID-19, instrumen yang digunakan berupa angket. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah 0,955. Hasil uji validitas dengan r tabel 0,444 dinyatakan dari 35 butir pernyataan gugur 4 butir sehingga untuk pengumpulan data penelitian sebanyak 31 butir. Teknik analisis data adalah deskriptif dengan persentase.
Hasil penelitian mengenai kesiapan guru SMP Negeri 2 Wedi Klaten dalam proses pelaksanaan pembelajaran online di Kabupaten Klaten pada tahuni ajaran 2020/2021 bahwa yang berkategori sangat siap sebanyak 3 orang (6,98%), kategori siap 12 orang (27,91%), kategori cukup siap 16 orang (37,21%), kategori kurang siap 9 orang (20,93%), dan yang berkategori sangat kurang siap 3 orang (6,98%).Syahrul Ramadhan2021-03-22T02:52:18Z2021-03-22T02:52:18Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/70237This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/702372021-03-22T02:52:18ZPengembangan Model Pelatihan Penyusunan Soal Level HOTS bagi Guru Fisika.Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk: (1) menggali kualitas soal buatan guru fisika di Kabupaten Bima, (2) membuat desain model pelatihan penyusunan soal level Higher Order Thinking Skill (HOTS) Fisika, (3) menngungkapkan hasil evaluasi terhadap model pelatihan penyusunan soal level HOTS Fisika yang dikembangkan.
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model ADDIE. Pengujiannya meliputi empat tahap uji, yaitu telaah pakar (validitas isi), uji keterbacaan, uji coba, dan uji coba diperluas. Pada uji coba terbatas terdapat 16 guru fisika yang terlibat dan untuk uji diperluas terdapat 37 orang guru fisika sebagai responden. Pengumpulan data terkait kualitas dan keefektifan model pelatihan menggunakan lembar observasi dan angket. Teknik dan instrumen disesuaikan dengan tahap uji yang dilakukan. Telaah pakar menggunakan formula Aiken, uji keterbacaan menggunakan statistik deskriptif, dan uji coba terbatas serta uji coba diperluas menggunakan analisis deskriptif, exploratory factor analysis, analisis model Rasch, dan uji beda.
Kesimpulan dari studi ini adalah sebagai berikut. (1) Kemampuan guru dalam menyusun soal ujian akhir semester masih terbatas. Hasil penilaian expert menunjukkan bahwa terdapat 20 item yang tidak valid dari total 135 item. Aspek level berpikir menunjukkan hanya 65% soal yang memenuhi kriteria. Rendahnya aspek level berpikir menunjukkan guru belum terlalu terampil membuat soal dengan kategori level berpikir tinggi yang baik. (2). Model pelatihan yang dikembangkan memiliki tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Model pelatihan tersebut juga terdiri dari empat komponen, yaitu model pelatihan konseptual (Buku 1), program pelatihan (Buku 2), modul pelatihan (Buku 3), dan instrumen evaluasi. (3) Berdasarkan hasil telaah pakar dengan menggunakan formula Aiken, uji keterbacaan menggunakan statistik deskriptif, uji coba terbatas, dan uji coba diperluas menggunakan analisis deskriptif, EFA, dan analisis model Rasch, semua komponen model pelatihan yang dikembangkan terbukti valid dan masuk dalam kategori baik. Disamping itu, hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest dalam pelatihan yang dilakukan. Hasil tersebut tidak hanya pada uji terbatas, tetapi juga pada uji diperluas. Hal ini menandakan bahwa, kualitas soal HOTS buatan guru meningkat setelah mengikuti pelatihan penyusunan soal HOTS. Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa pelatihan yang dikembangkan efektif meningkatkan kompetensi guru fisika dalam membuat soal HOTSSyahrul RamadhanSudji Munadi2015-05-08T06:18:43Z2022-06-23T07:38:05Zhttp://eprints.uny.ac.id/id/eprint/18361This item is in the repository with the URL: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/183612015-05-08T06:18:43ZEstimasi Kesalahan baku Pengukuran Soal-Soal UAS Mata Pelajaran Fisika Kelas XII SMA di Kabupaten Bima, Provinsi NTBPenelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui karakteristik soal-soal UAS mata pelajaran Fisika kelas XII SMA tahun ajaran 2014/2015; (2) Mengestimasi kesalahan pengukuran soal-soal UAS Mata Pelajaran Fisika SMA yang dirancang oleh guru SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, MAN, SMA PGRI, SMA Muhammadiah; dan (3) Menentukan metode yang akurat dalam mengestimasi kesalahan baku pengukuran.
Analisis data didasarkan pada respon peserta didik terhadap perangkat tes UAS Mata Pelajaran Fisika kelas XII tahun ajaran 2014/2015. Sumber data berupa lembar jawaban dari 215 siswa SMAN 1Sape, 101 dari SMAN 2 Sape, 65 dari SMAN 3 Sape, 80 dari MAN Sape, 119 dari SMA Muhammadiah Sape dan 57 dari SMA PGRI Sape. Analisis butir soal enam perangkat tes tersebut dilakukan dengan Metode Feldt, Metode Compound Binomial, Metode Analisis Varians, dan Metode Teori Respons Butir.
Analisis karakteristik dengan menggunakan program Iteman diketahui bahwa indeks reliabilitas perangkat tes SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 3 kurang dari 0,7. Sedangkan indeks reliabilitas perangkat tes MAN, SMA Muhamadiah dan SMA PGRI lebih besar dari 0,7. Hasil analisis estimasi kesalahan baku pengukuran berdasarkan Metode Feldt terkecil terdapat pada perangkat tes SMAN 2 Sape, sedangkan nilai terbesar terdapat pada perangkat tes SMA PGRI Sape. Berdasarkan Metode Compound Binomial, nilai estimasi kesalahan baku pengukuran terkecil terdapat pada perangkat tes SMAN 1 Sape, sedangkan nilai terbesar terdapat pada perangkat tes MAN Sape. Berdasarkan Metode Analisis Varians, nilai estimasi kesalahan baku pengukuran terkecil terdapat pada perangkat tes SMAN 2 Sape, sedangkan nilai terbesar terdapat pada perangkat tes SMAN 1 Sape. Berdasarkan Metode Teori Respons Butir, nilai estimasi kesalahan baku pegukuran terkecil terdapat pada Model Logistik 2-Parameter pada perangkat tes SMAN 3 Sape, yaitu pada θ=0,6 dengan nilai sebesar 0,396, sedangkan nilai estimasi terbesar terdapat pada Model Logistik 1-Parameter pada perangkat tes MAN Sape, yaitu pada θ=-3 dengan nilai sebesar 5,10.Syahrul Ramadhan